laporan akhir kampanye penyelamatan hutan rawa tripa - RarePlanet

More documents

Recommendations

Info

orangutan masa akan datang. Untuk itu konservasi rawa tripa harus mampu memberikan perhatian lebih kepada habitat orangutan tersebut agar jenis binatang ini tidak terancam punah suatu hari. Status Kepemilikan Lahan dan Pengelolaan Rawa Tripa Mengingat status hutan Rawa Tripa sebagai hutan produksi terbatas yang dapat diperuntukan bagi Areal Penggunaan lain (APL), mengakibatkan Rawa Tripa telah dimiliki dalam tempo waktu tertentu oleh 5 (lima) buah perusahaan sawit yaitu PT. Cemerlang Abadi, PT. Gelora Sawita Makmur, PT. Kalista Alam, PT. Agra Para Citra sekarang asetnya telah beralih ke PT. Astra Agro Lestari dan PT. Patriot Guna Sakti sekarang asetnya telah beralih ke PT. Babahrot Agro Lestari disamping juga pemilik modal lokal seperti PT. Watu Gede Utama dan masyarakat lokal yang ada disekitar kawasan tersebut. Ironisnya kelima perusahaan sawit tersebut secara serta merta telah memperoleh izin Hak Guna Usaha (HGU) oleh Pemerintah pusat sejak kurun waktu 1980-an sampai 1990-an. PT. Cemerlang Abadi misalnya, telah mengantongi izin HGU sejak 1986 sesuai SK. Menhut No.427/VII-4/1986, PT. Gelora Sawita Makmur memperoleh izin sesuai SK. Menhut No.230/Menhut-II/1989, PT. Kalista Alam memperoleh izin SK. Menhut No.458/Menhut-II/1990, PT. Agra Para Citra sekarang asetnya telah beralih ke PT. Astra Agro Lestari memperoleh izin SK. Menhut No.941/Menhut-II/1994 dan PT. Patriot Guna Sakti sekarang asetnya telah beralih ke PT. Babahrot Agro Lestari memperoleh izin SK. Menhut No.609/Menhut-II/1996. Belum lagi izin HGU yang juga diberikan kepada pemodal lokal seperti PT. Watu Gede Utama dengan memperoleh izin SK. Menhut No.456/Menhut-II/1992 yang kesemua izin perusahaan sawit tersebut telah mengakibatkan telah terjadi kerusakan Rawa Tripa yang sangat parah seperti yang terlihat sekarang ini. Walaupun kepemilikan izin tersebut bersifat sementara oleh perusahaan sawit maupun pemodal lokal tapi kondisi hutan tersebut telah berubah fungsi menjadi areal perkebunan sawit sehingga menyebabkan terjadi kerusakan ekosistem rawa tersebut sangat parah akibat masih belum terhentinya izin pembukaan lahan sampai saat ini. Hal ini belum lagi kepemilikan liar oleh masyarakat yang hanya menggunakan sertifikat kepala desa setempat atau sering disebut SKT (Surat Keterangan Tanah) yang kemudian lahan itu diperjualbelikan kepada pihak perusahaan dan pemodal lokal sehingga semakin hari areal tersebut dialihfungsikan secara terus menerus menjadi perkebunan sawit. Rawa Tripa sebagai hutan negara dengan status kawasan yaitu Areal Penggunaan Lain (APL) yang kini wilayah hak kelola hutan rawa tersebut ada di tingkat Pemerintah Pusat dengan status APL-nya dan juga ada di tingkat pemerintah propinsi Aceh dengan status Kawasan Ekosistem Leuser (KEL). Jadi mengingat kawasan Rawa Tripa sekarang termasuk kawasan konservasi diluar kawasan hutan yang perlu dilestarikan maka dengan itu Pemerintah Propinsi Aceh saat itu dengan serta merta membentuk sebuah badan ototita sendiri yang dikenal Badan Pengelola Kawasan Ekosistem Leuser (BPKEL) sesuai dengan payung hukum Undang-Undang Pemerintah Aceh (UU PA) dan dibantu sepenuhnya oleh Dinas Kehutanan dan Perkebunan Propinsi maupun Kabupaten setempat untuk dapat menyelamatkan kawasan Rawa Tripa tersebut dari ancaman pembukaan lahan. Maka untuk itu YEL selaku pelaksana program penyelamatan rawa tripa tersebut selama tiga tahun terakhir akan selalu berkoordinasi dengan pihak BPKEL dan Dishutbun Propinsi Aceh maupun Kabupaten Nagan Raya dan Aceh Barat Daya guna melakuakan upaya secara bersama – sama agar proses percepatan rawa tripa tersebut dapat terlaksana dengan baik. Program Pengembangan Kepemimpinan Rare Pride Laporan Akhir Kampanye Penyelamatan Rawa Tripa 7
BAB II B. MODEL KONSEPTUAL Semua kampanye Pride dimulai dengan membangun suatu model konseptual yang merupakan alat untuk menggambarkan secara visual situasi di lokasi proyek. Pada bagian intinya, suatu model konseptual yang baik menggambarkan seperangkat hubungan kausal secara grafis antar faktor yang dipercaya memberikan dampak kepada satu atau lebih sasaran keanekaragaman hayati. Suatu model yang baik harus secara jelas menghubungkan sasaran keanekaragaman hayati dengan ancaman langsung yang memberikan dampak padanya dan faktor yang berkontribusi (termasuk ancaman tidak langsung dan kesempatan) mempengaruhi ancaman langsung. Model itu juga harus menyediakan dasar untuk menentukan dimana kita dapat melakukan intervensi dengan strategi kita dan dimana kita perlu mengembangkan indikator untuk mengawasi keefektifan strategi tersebut. Program Pengembangan Kepemimpinan Rare Pride Laporan Akhir Kampanye Penyelamatan Rawa Tripa 8
Page 1 and 2: LAPORAN AKHIR KAMPANYE PENYELAMATAN
Page 3 and 4: DAFTAR ISI Pendahuluan ............
Page 5 and 6: FORMULA TEORI PERUBAHAN K + A + IC
Page 7: Deskripsi Lokasi Rawa Tripa Rawa Tr
Page 11 and 12: Analisa Peringkat Ancaman Berdasark
Page 13 and 14: Tidak adanya sinergisitas satuan ke
Page 15 and 16: RINGKASAN KREATIF MASYARAKAT RAWA T
Page 17 and 18: BAB IV D. KEGIATAN KAMPANYE I : Men
Page 19 and 20: Setelah proses ini selesai maka tim
Page 21 and 22: gambar demi gambar untuk kemudian m
Page 23 and 24: jangkauan kepada siswa/i lain di ti
Page 25 and 26: Deskripsi Kegiatan : Pertemuan masy
Page 27 and 28: Kegiatan 7 : Mengadakan Kegiatan Ta
Page 29 and 30: Kegiatan 9 : Menggagas dan Mendirik
Page 31 and 32: Kegiatan 10 : Penandatanganan Petis
Page 33 and 34: Kegiatan Penandatanganan petisi ini
Page 35 and 36: BAB V E. HASIL KAMPANYE Metode Surv
Page 37 and 38: 36 to 40 = 9.2% 41 to 45 = 7.2% 46
Page 39 and 40: Pengaruh Kampanye Pride pada Sasara
Page 41 and 42: selama 3 bulan terakhir ini, saya s
Page 43 and 44: Berdasarkan hasil dari data pasca s
Page 45 and 46: Pihak pemerintah setempat 7.7%; 14
Page 47 and 48: masyarakat tidak sepenuhnya percaya
Page 49 and 50: 6. Mohon Tinggalkan Hutan yang dipi
Page 51 and 52: meyakinkan mereka untuk dapat mengi
Page 53 and 54: sesuai dengan hasil yang didapat da
Page 55 and 56: B. Konstituen (Constituent) Perjala
Page 57 and 58: Hasil Teori Perubahan Kampanye Bang
Page 59 and 60:
Pendahuluan Apabila kita ingin meli
Page 61 and 62:
Strategi 1 : Mengupayakan secara be
Page 63 and 64:
4. Kegiatan Jurnalist Trip ke kawas
Page 65 and 66:
2. Kegiatan Festival lingkungan yan
Page 67 and 68:
dapat merumuskan draf Qanun yang da
Page 69 and 70:
BAB VIII LAMPIRAN Lampiran A Pandua
Page 71 and 72:
Lampiran B KAMPANYE BANGGA PENYELAM
Page 73 and 74:
[ ] sekitar rumah [ ] dalam kawasan
Page 75 and 76:
(M) Saudara [ ] Sangat dipercaya [
Page 77 and 78:
(E) Jika Bapak/Ibu/Syedara/i suka m
Page 79 and 80:
(19) Menurut pengamatan Bapak/Ibu/S
Page 81 and 82:
(D) Turut berpartisipasi dalam kegi
Page 83 and 84:
(38) Jika "Ya", apa yang menjadi da
Page 85 and 86:
(J) dialog interaktif di radio meng
Page 87 and 88:
(1) Nama Enumerator : [ ] Tanzilurr
Page 89 and 90:
membuka lahan [ ] Selama sebulan te
Page 91 and 92:
Bagian 5 Pertanyaan Mengenai Sikap
Page 93 and 94:
(26) Dalam sebulan terakhir ini, ke
Page 95 and 96:
Bagian 9 Pertanyaan mengenai Papara
Page 97 and 98:
usak [ ] Rawa Tripa, Kemampuan meny
Page 99 and 100:
(A) Hal - Hal apa sajakah yang Bapa
Page 101 and 102:
(A) Pesan - Pesan apa sajakah yang
Page 103 and 104:
penyelamatan Rawa Tripa Menyelamatk
Page 105 and 106:
"Kebersamaan kita membuat penyelama
Page 107 and 108:
ChiSq Significance Yes at 99.0%* Ye
Page 109 and 110:
Pihak kecamatan 4.6%; 6 3.4%; 7 -;
Page 111 and 112:
tidak tahu 1.5%; 3 0.5%; 1 -; 0 -;
Page 113 and 114:
(37) Menurut Bapak/Ibu/Syedara/i, a
Page 115 and 116:
Tidak ada konflik lahan 4.4%; 8 4.9
Page 117:
selama 3 bulan terakhir ini, saya s
show all

laporan akhir kampanye penyelamatan hutan rawa tripa - RarePlanet

Create successful ePaper yourself

Delete template?

Save as template?