Pedoman Pelaksanaan Penilaian Nilai Konservasi Tinggi
Pedoman Pelaksanaan Penilaian Nilai Konservasi Tinggi
Pedoman Pelaksanaan Penilaian Nilai Konservasi Tinggi
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
50 <strong>Pedoman</strong> <strong>Pelaksanaan</strong> <strong>Penilaian</strong> <strong>Nilai</strong> <strong>Konservasi</strong> <strong>Tinggi</strong><br />
<strong>Pedoman</strong> <strong>Pelaksanaan</strong> <strong>Penilaian</strong> <strong>Nilai</strong> <strong>Konservasi</strong> <strong>Tinggi</strong><br />
Sebuah petunjuk praktis bagi para praktisi dan penilai lapangan<br />
Sebuah petunjuk praktis bagi para praktisi dan penilai lapangan<br />
51<br />
LAMPIRAN 1<br />
KERANGKA ACUAN UNTUK TIM<br />
PENILAIAN NKT<br />
Semua anggota tim harus memenuhi Persyaratan<br />
Umum dan, kalau diminta, perlu memenuhi<br />
persyaratan khusus sebagai berikut:<br />
Persyaratan Umum:<br />
• Berpengalaman dalam kegiatan konservasi/sosial dan<br />
mempunyai pengalaman lapangan<br />
• Memiliki latar belakang yang sesuai dalam salah satu<br />
bidang yang diperlukan untuk penilaian NKT<br />
• Direkomendasikan memiliki pengalaman lokal di<br />
negara atau paling tidak di wilayah tempat penilaian<br />
• Memahami keenam kategori NKT, bagaimana NKT-<br />
NKT itu berkaitan satu sama lain, dan bagaimana<br />
kaitan antara keenam katagori NKT tersebut standar<br />
yang diikuti (misalnya, standar FSC, RSPO).<br />
• Mempunyai kemampuan menghubungkan temuan<br />
identifikasi NKT dengan keputusan pengelolaan/<br />
pemantauan.<br />
Pimpinan Tim (bisa juga memiliki peran sebagai<br />
spesialis dalam tim)<br />
• Memiliki pemahaman dan pengalaman dengan<br />
NKT<br />
• Mempunyai latar belakang yang berkaitan erat<br />
dengan konservasi terapan (pengalaman ekologi atau<br />
sosial)<br />
• Memiliki kemampuan untuk melakukan sintesis<br />
berbagai data yang berasal dari studi meja dan<br />
penilaian lapangan.<br />
• Mempunyai kemampuan untuk menfasilitasi proses<br />
pencapaian konsensus yang realistis mengenai<br />
keputusan pengelolaan (dalam hal penilaian<br />
untuk verifikasi, mempunyai kemampuan untuk<br />
memahami dampak keputusan atas pengelolaan<br />
NKT dan bagi berbagai pemangku kepentingan).<br />
• Lebih dikehendaki memiliki pengalaman di Negara<br />
tempat penialaian dilaksanakan, tapi tidak menjadi<br />
persyaratan mutlak.<br />
Pakar Sosial<br />
• Wajib memiliki pengetahuan dan pengalaman<br />
lapangan praktis dalam konteks lokal<br />
• Mampu berbahasa bahasa lokal yang relevan dengan<br />
lancar<br />
• Jika diperlukan, mampu melakukan penilaian<br />
lapangan secara independen dari tim penilaian NKT<br />
• Memiliki pengetahuan dan pengalaman praktis<br />
dalam penggunaan dan penerapan metode<br />
partisipatif atau teknik Participatory Rural Assessment<br />
(PRA)<br />
Pakar keanekaragaman hayati/ekologi<br />
• Mempunyai pengalaman praktis dalam biologi<br />
konservasi<br />
• Memahami pendekatan konservasi lanskap<br />
• Memiliki spesialisasi tentang ekologi kelompok<br />
spesies sangat berguna bagi penilaian aspek ekologi<br />
• Idealnya juga memahami GIS<br />
Pakar GIS<br />
• Mempunyai kemampuan menerapkan teknik GIS<br />
bagi kegiatan konservasi biologi dan tataguna lahan<br />
masyarakat.<br />
• Memiliki kemampuan untuk memadukan hasil<br />
sesuai dengan waktu sesungguhnya dan memberi<br />
saran kepada tim mengenai metodologi GIS.<br />
LAMPIRAN 2<br />
PROSES KONSULTASI<br />
Tahap persiapan dan perencanaan:<br />
Konsultasi pada tahap ini pada dasarnya melibatkan<br />
diskusi dengan pengelola lahan, pakar-pakar kunci<br />
dan pemangku kepentingan lokal yang diketahui.<br />
Tujuan dari konsultasi ini adalah untuk menemukan<br />
informasi yang relevan mengenai status NKT terkini,<br />
mengidentifikasi kesenjangan (gap) dalam data yang<br />
tersedia, memverifikasi informasi yang diperoleh dari<br />
pencarian laporan dan literatur, dan mengidentifikasi<br />
kemungkinan ancaman terhadap NKT di wilayah<br />
penilaian. Tahapan ini juga membantu mengidentifikasi<br />
pemangku kepentingan lokal yang tidak mudah<br />
dihubungi kecuali dengan kunjungan lapangan<br />
(misalnya beberapa masyarakat lokal).<br />
Daftar pemangku kepentingan harus disiapkan, dengan<br />
tingkat keterlibatan yang memenuhi syarat, yang<br />
tergantung pada kebutuhan pemangku kepentingan<br />
dan informasi yang relevan yang dapat mereka berikan<br />
kepada penilai.<br />
1 – Beritahu/informasikan: Para pemangku<br />
kepentingan perlu memperoleh informasi secara<br />
memadai bahwa penilaian NKT sedang berlangsung,<br />
dengan penjelasan secara sederhana tentang proses<br />
penilaian itu, hasil-hasil yang ingin dicapai, serta<br />
tujuan-tujuannya jika memungkinkan (misalnya,<br />
perusahaan yang sedang menjalani penilaian sertifikasi<br />
tentang pengelolaan keberlanjutan). Tahap ini juga<br />
berfungsi sebagai sarana pengumuman dan ajakan<br />
bagi para pemangku kepentingan untuk memberikan<br />
kontribusinya dalam proses penilaian NKT. Undangan<br />
untuk berpartisipasi dapat bersifat aktif (mengundang<br />
pemangku kepentingan untuk menghadiri lokakarya<br />
NKT) ataupun pasif (misalnya melalui pengumuman di<br />
koran lokal). Beberapa pemangku kepentingan sangat<br />
mungkin memerlukan fasilitasi yang sesuai dengan<br />
budaya yang berlaku di komunitasnya.<br />
2 – Konsultasi: Tujuan konsultasi adalah untuk<br />
mengumpulkan informasi dari pemangku kepentingan<br />
dan meningkatkan pemahaman para penilai terhadap<br />
situasi tersebut. Konsultasi dapat berbentuk wawancara<br />
melalui telepon, pertukaran email, pertemuan,<br />
pertanyaan informal ataupun wawancara terstruktur<br />
dengan berbagai pemangku kepentingan yang dapat<br />
diakses sebelum kunjungan lapangan dilakukan.<br />
3 - Libatkan: Pada tahap persiapan dan perencanaan,<br />
pemangku kepentingan lokal dapat membantu<br />
mengidentifikasi kesenjangan informasi dan rencana<br />
bagaimana kesenjangan informasi ini dapat diatasi<br />
selama kunjungan lapangan.<br />
Tahap identifikasi NKT di lapangan<br />
Konsultasi pada tahap ini pada dasarnya melibatkan<br />
pemangku kepentingan seperti perwakilan masyarakat,<br />
pejabat daerah, dan pihak-pihak yang terkena<br />
dampak langsung. Spesialis yang memiliki kualifikasi,<br />
pengurus perusahaan dan staf operasional juga harus<br />
berpartisipasi. Tujuan konsultasi ini adalah untuk<br />
memverifikasi informasi yang dikumpulkan dalam<br />
tahap persiapan dan perencanaan, mengumpulkan<br />
informasi baru, menilai keabsahan atau kredibilitas<br />
berbagai klaim, dan mencari peluang untuk<br />
mengurangi konflik dari pembuatan keputusan<br />
pengelolaan. Tahapan ini memberikan peluang yang<br />
sangat penting dalam meningkatkan hasil dari penilaian<br />
NKT.<br />
1 – Informasikan dan konsultasikan dengan para<br />
pemangku kepentingan yang teridentifikasi, sesuai<br />
dengan kondisi yang dijumpai di lapangan. Sangat<br />
penting untuk menjelaskan secara jelas mengenai<br />
tujuan konsultasi dan apa yang diharapkan dari hasil<br />
konsultasi itu. Jika konsultasi dengan masyarakat lokal<br />
- yang hampir tidak pernah memiliki pengalaman<br />
dalam proses seperti ini - diperlukan , maka perlu<br />
menggunakan spesialis yang berkompeten yang<br />
memahami budaya dan bahasa lokal, yang dapat<br />
bersifat netral dan dapat menjelaskan proses konsultasi<br />
dan hasilnya secara jelas. Perencanaan yang kurang<br />
matang dan proses konsultasi yang tidak bermutu dapat<br />
merugikan kedua pihak, baik pengelola lahan maupun<br />
masyarakat yang berada di sekitar areal pengelolaan.<br />
2- Libatkan: Untuk NKT tertentu, keterlibatan para<br />
pemangku kepentingan lokal sangat penting untuk<br />
mengidentifikasi dan memetakan NKT, misalnya<br />
masyarakat lokal yang terlibat dalam pemetaan wilayah