03.11.2014 Views

Persepsi Dosen Unud terhadap penggunaan Teknologi Informasi ...

Persepsi Dosen Unud terhadap penggunaan Teknologi Informasi ...

Persepsi Dosen Unud terhadap penggunaan Teknologi Informasi ...

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

SIKAP DAN PERSEPSI DOSEN DI UNIVERSITAS UDAYANA<br />

TERHADAP PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI<br />

DALAM PROSES PEMBELAJARAN<br />

Ramaswati Purnawan 1 , Linawati 2<br />

1<br />

Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik<br />

2<br />

Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Udayana<br />

ABSTRACT<br />

Education is a fundamental human right. It is the<br />

key to sustainable development and peace and stability<br />

within and among countries, and thus an indispensable<br />

means for effective participation in the societies and<br />

economies of the twenty-first century, which are<br />

affected by rapid globalization (Education For All.<br />

2000). At the meeting in Dakkar, Senegal in April<br />

2000, governments, organizations, agencies, groups and<br />

associations represent at the World Education Forum,<br />

had commit themselves to achieve six goals of Education<br />

for All. “Harness new information and communication<br />

technologies to help achieve EFA goals”, is one of the<br />

strategies to be implemented.<br />

Even though new technologies are making their way<br />

into classroom, teachers continue to feel ill-prepared<br />

to teach using technology (Ivers & Pierson, 2009). It<br />

is believed that a successful innovation should achieve<br />

human attitude change before human behavior change.<br />

Therefore, this research was set up to investigate<br />

teacher’s attitude toward the use of ICT and to sustain<br />

their use of ICT in teaching at Udayana University.<br />

Purpose of this research was to use the attitude and<br />

perceptions identified to inform Udayana University,<br />

and specifically lecturers within the university, enable<br />

them to use ICT appropriately in their teaching.<br />

Findings showed that teachers at Udayana<br />

University have positive attitude toward the use of<br />

technology in teaching. They found that technology<br />

can help to make lessons more interesting, fun, improve<br />

presentation of material and enable to motivate<br />

students. However, majority of teachers experience<br />

difficulties dealing with hardware and software that<br />

sometime disrupt lessons.<br />

Keywords: education for all, harness new information<br />

and communication technologies, lecturer’s attitude,<br />

technology in teaching.<br />

PENDAHULUAN<br />

<strong>Teknologi</strong> informasi dan komunikasi, dalam waktu<br />

singkat, telah menjadi salah satu fondasi masyarakat<br />

modern. Perkembangan ilmu pengetahuan dan<br />

teknologi yang pesat telah menimbulkan tuntutan baru<br />

dalam segala aspek kehidupan, termasuk dalam sistem<br />

pendidikan.<br />

Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi<br />

merupakan salah satu strategi yang diterapkan untuk<br />

mencapai enam tujuan Education for All (Harness new<br />

information and communication technologies to help achieve<br />

EFA goals). Hal ini karena teknologi informasi dan<br />

komunikasi dianggap mampu memberikan nilai tambah<br />

dalam proses pembelajaran, termasuk didalamnya<br />

dalam pengelolaan lembaga pendidikan.<br />

Melihat fenomena yang terjadi saat ini, para pendidik,<br />

dalam hal ini guru/dosen, memiliki peran yang sangat<br />

penting dalam mengadopsi dan mengimplementasikan<br />

<strong>penggunaan</strong> teknologi dan informasi karena mereka<br />

adalah kunci agar pembelajaran dapat berjalan dengan<br />

baik. Selain itu, perubahan paradigma pendidikan juga<br />

menuntut guru/dosen untuk lebih kreatif dan inovatif<br />

menemukan metode, materi dan cara penyajiannya<br />

sehingga proses pembelajaran menjadi lebih menarik<br />

dan meyenangkan.<br />

Perubahan tersebut disebabkan oleh karakteristik<br />

pelajar saat ini. Jika dimasa lalu, pendidikan terpusat<br />

pada peran guru sebagai tutor (teacher – controlled),<br />

namun kini lebih menekankan pada student-directed,<br />

dimana peserta didik diharapkan lebih aktif dan<br />

turut bertanggungjawab dalam menyiapkan proses<br />

pembelajaran. Menurut Pelgrum dan Law (2003),<br />

hanya melalui metode student-directed, peserta didik<br />

dapat memperoleh ...’productive’ skills, problem solving skills,<br />

independent learning skills and/or skills for lifelong learning’.<br />

Organization Overview<br />

Sekilas tentang Universitas Udayana<br />

Universitas Udayana telah berdiri secara resmi sejak<br />

tahun 1962. Sebelumnya sejak tahun 1958<br />

Universitas Udayana merupakan bagian dari<br />

Universitas Airlangga Surabaya. Hingga tahun 2010,<br />

Universitas Udayana memiliki 12 fakultas dan satu<br />

program pasca sarjana. Dan dengan total 114 program<br />

studi yang ditawarkan, menjadikan Universitas<br />

Udayana sebagai universitas terbesar di Bali.<br />

Universitas Udayana berkomitmen untuk menjadi<br />

lembaga pendidikan tinggi yang mampu menghasilkan<br />

lulusan yang unggul, mandiri, dan berbudaya, dan<br />

The Excellence Research UNIVERSITAS UDAYANA 2011 141


Universitas Udayana telah mencanangkan menjadi<br />

world-class university pada tahun 2021. Berbagai upaya<br />

untuk mencapai visi tersebut telah dilakukan, salah<br />

satu diantaranya adalah peningkatan kualitas dosen<br />

yang sesuai tuntutan kurikulum dan perkembangan<br />

ilmu pengetahuan. Selain memacu para dosen<br />

untuk meningkatkan pendidikan mereka hingga<br />

tingkat lanjut (Master/Doktor), juga telah dilakukan<br />

pelatihan peningkatan penguasaan TIK (<strong>Teknologi</strong><br />

<strong>Informasi</strong> dan Komunikasi) dikalangan para dosen di<br />

Universitas Udayana.<br />

Di Universitas Udayana sendiri, <strong>penggunaan</strong><br />

TIK (<strong>Teknologi</strong> <strong>Informasi</strong> dan Komunikasi) dalam<br />

proses pembelajaran telah mulai diperkenalkan sejak<br />

tahun 2006, dengan dibentuknya Divisi <strong>Teknologi</strong><br />

<strong>Informasi</strong> dan Komunikasi (Divinkom), yang<br />

bertanggungjawab pada pengembangan, pengelolaan<br />

dan pemeliharaan infrastruktur teknologi informasi<br />

dan komunikasi (Pidato Rektor Universitas<br />

Udayana, 2010).<br />

Melalui lembaga ini, Universitas Udayana<br />

berupaya untuk meningkatkan sarana pembelajaran,<br />

peningkatan kualitas proses pembelajaran, serta<br />

peningkatan mutu pengelolaan perguruan tinggi<br />

Universitas Udayana, dengan cara memberikan akses<br />

internet yang luas kepada para dosen dan mahasiswa<br />

(hingga 2010, telah mencapai 25Mbps), hotspot, dan<br />

VoIP (Voice over IP). Selain itu, Universitas Udayana<br />

juga dilengkapi dengan fasilitas video conference,<br />

yang dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran dan<br />

berkomunikasi dengan pengajar/lembaga pendidikan<br />

diluar Universitas Udayana, baik secara nasional<br />

maupun internasional.<br />

Permasalahan<br />

Melihat demikian besar manfaat yang dapat<br />

diperoleh jika memanfaatkan teknologi informasi dan<br />

komunikasi dalam pembelajaran, seyogyanya lembaga<br />

pendidikan dan guru/dosen turut beradaptasi<br />

<strong>terhadap</strong> perubahan dalam hal mengintegrasikan<br />

teknologi dalam proses pembelajaran. Namun<br />

demikian, menurut Ivers & Pierson (2009), masih<br />

banyak guru/dosen yang tetap merasa belum siap<br />

untuk mengajar menggunakan teknologi.<br />

Dalam wawancara dengan Ketua Divisi<br />

<strong>Teknologi</strong> <strong>Informasi</strong> dan Komunikasi Universitas<br />

Udayana, Linawati, dinyatakan bahwa Universitas<br />

Udayana telah berupaya untuk menyediakan<br />

fasilitas teknologi informasi yang memadai. Namun<br />

demikian, jumlah dosen di Universitas Udayana yang<br />

memanfaatkan fasilitas informasi dan komunikasi<br />

masih jauh dari harapan, kurang lebih 30% dosen<br />

yang menggunakan. Hal ini dilihat dari jumlah dosen<br />

yang telah memiliki blog, email staf <strong>Unud</strong>, keaktifan<br />

dalam video conference serta jumlah dosen yang<br />

mendaftarkan komputer mereka untuk mengakses<br />

jaringan hotspot dikampus.<br />

Berdasarkan hal diatas, maka penelitian ini<br />

disusun untuk mengetahui secara umum :<br />

• Bagaimana sikap dan persepsi dosen di<br />

Universitas Udayana <strong>terhadap</strong> <strong>penggunaan</strong><br />

<strong>Teknologi</strong> <strong>Informasi</strong> dan Komunikasi dalam<br />

proses pembelajaran ?<br />

Termasuk didalamnya, secara khusus, mengetahui :<br />

• Bagaimana persepsi dosen tentang <strong>penggunaan</strong><br />

teknologi informasi dan komunikasi untuk<br />

dapat meningkatkan kinerja (perceived ease of<br />

usefulness) ?<br />

• Bagaimana persepsi dosen tentang <strong>penggunaan</strong><br />

teknologi informasi dan komunikasi untuk<br />

memudahkan mereka dalam bekerja (perceived<br />

ease of use) ?<br />

Theoretical Framework<br />

Untuk bisa memprediksi tingkat penerimaan<br />

seseorang <strong>terhadap</strong> sistem informasi, The Technology<br />

Accepatance Model, yang dikembangkan oleh Davis<br />

(1986) dapat digunakan. Model ini menyatakan<br />

bahwa tingkat penerimaan seseorang <strong>terhadap</strong><br />

sistem informasi dipengaruhi oleh dua faktor penting<br />

yakni dirasakan kegunaannya (perceived usefulness) dan<br />

dirasakan mudah <strong>penggunaan</strong>nya (perceived ease of<br />

use), seperti pada model dibawah ini :<br />

142<br />

The Excellence Research UNIVERSITAS UDAYANA 2011


Figure 1. Technology Acceptance Model from Davis, Bagozzi et Warshaw (1989)<br />

Source : EduTech Wiki<br />

Perceived usefulness dapat diartikan sebagai tingkat<br />

kepercayaan seseorang bahwa <strong>penggunaan</strong> teknologi<br />

ini akan dapat meningkatkan performance seseorang.<br />

Sementara perceived ease of use berarti tingkat dimana<br />

seseorang percaya bahwa <strong>penggunaan</strong> teknologi ini<br />

mudah untuk digunakan.<br />

Model ini menunjukkan bahwa seseorang akan<br />

menggunakan sistem teknologi baru ditentukan<br />

oleh niat seseorang untuk menggunakannya, dan<br />

niat ini dipengaruhi oleh sikap dan persepsi dalam<br />

<strong>penggunaan</strong> sistem ini.<br />

Dinyatakan pula bahwa perceived usefulness<br />

mempunyai pengaruh yang lebih besar dibandingkan<br />

perceived ease of use. Sebagai ilustrasi, apabila<br />

seseorang tidak menyambut baik kehadiran sistem<br />

informasi baru, tingkat kemungkinan seseorang<br />

menggunakannya akan tinggi apabila sistem<br />

ini dianggap dapat meningkatkan performance<br />

seseorang dalam bekerja.<br />

Model ini juga menyatakan bahwa semakin<br />

positif respon seseorang <strong>terhadap</strong> <strong>penggunaan</strong> sistem<br />

teknologi, maka akan semakin positif sikap dan<br />

persepsi guru/dosen untuk menggunakan teknologi,<br />

dan akan semakin besar pula kemungkinan seseorang<br />

untuk menggunakan teknologi dalam proses<br />

pembelajaran.<br />

Sementara, persepsi dapat diartikan sebagai<br />

‘our sensory experience of the world around us and<br />

involves both the recognition of environmental<br />

stimuli and action in response to these stimuli’<br />

(Cherry, 2010). Di dalam proses persepsi individu<br />

dituntut untuk memberikan penilaian <strong>terhadap</strong> suatu<br />

obyek - berdasarkan panca indera yang tergantung<br />

pada stimulus fisik dan stimulus sosial yang ada di<br />

lingkungannya - yang dapat bersifat positif/negatif,<br />

senang atau tidak senang dan sebagainya. Dengan<br />

adanya persepsi maka akan terbentuk sikap, yaitu<br />

suatu kecenderungan yang stabil untuk berlaku<br />

atau bertindak secara tertentu di dalam situasi yang<br />

tertentu pula.<br />

Karena, persepsi mengacu pada interpretasi halhal<br />

yang kita indera (Solso et al, 2008), maka sering kali<br />

terjadi perbedaan persepsi antara satu orang dengan<br />

orang lain atau dengan kelompok lain. Beberapa<br />

hal yang menyebabkan diantaranya : perhatian,<br />

set, kebutuhan, sistem nilai, tipe kepribadian, dan<br />

gangguan kejiwaan (Sarwono, 2009).<br />

METODOLOGI<br />

Penelitian ini merupakan survey, dan kuesioner<br />

merupakan instrumen dalam pengumpulan data<br />

yang dilakukan pada Mei – September 2010. Selain<br />

dalam bentuk cetak, kuesioner juga tersedia dalam<br />

media online, yang dapat diakses melalui http://www.<br />

thesistools.com/web/?id=150987. Sample dipilih secara<br />

acak berdasarkan database dosen dari 12 fakultas<br />

yang ada di Universitas Udayana. Dari total 500<br />

kuesioner yang disebar, diperoleh 413 respon.<br />

Skala sikap Likert (Likert scales) digunakan untuk<br />

mengetahui sikap dosen <strong>terhadap</strong> <strong>penggunaan</strong><br />

teknologi informasi dan komunikasi dalam<br />

The Excellence Research UNIVERSITAS UDAYANA 2011 143


pembelajaran. Pertanyaan disusun dalam bentuk<br />

daftar dan responden diminta pendapatnya tentang<br />

pertanyaan yang diajukan dari sangat setuju (strongly<br />

agree) hingga sangat tidak setuju (strongly disagree).<br />

Kuesioner yang disebarkan terdiri dari 22<br />

pertanyaan, yang dikelompokkan menjadi tiga<br />

bagian. Pertanyaan pada bagian pertama merupakan<br />

personal information yang berisi jenis kelamin, umur,<br />

jenjang pendidikan, fakultas asal serta status<br />

kepegawaian. Selanjutnya pada bagian kedua,<br />

pertanyaan bertujuan untuk mengetahui apakah<br />

mereka terbiasa menggunakan internet/teknologi<br />

informasi lain yang tersedia di Universitas Udayana?<br />

Apakah mereka telah menggunakan teknologi<br />

tersebut dan jenis teknologi apa yang digunakan<br />

dalam proses pembelajaran?. Selanjutnya, pertanyaan<br />

yang diberikan bertujuan untuk mengetahui persepsi<br />

dosen <strong>terhadap</strong> <strong>penggunaan</strong> teknologi: apakah<br />

mereka merasakan kegunaan dan manfaatnya dalam<br />

proses pembelajaran maupun bagi peningkatan karir<br />

mereka? Bagaimana pandangan mereka <strong>terhadap</strong><br />

<strong>penggunaan</strong> teknologi dalam meningkatkan kualitas<br />

pembelajaran ? dll.<br />

Selain penyebaran kuesioner, in-depth interview<br />

dengan Ketua Divisi <strong>Teknologi</strong> <strong>Informasi</strong> dan<br />

Komunikasi Universitas Udayana juga dilakukan<br />

untuk mengetahui langkah-langkah apa yang telah<br />

dilakukan serta kendala yang dihadapi terkait<br />

<strong>penggunaan</strong> teknologi informasi dan komunikasi<br />

dalam proses pembelajaran di kalangan dosen.<br />

Pembahasan<br />

Berikut disampaikan hasil survey yang diperoleh<br />

dari 413 responden tentang sikap dan persepsi<br />

dosen di Universitas Udayana <strong>terhadap</strong> <strong>penggunaan</strong><br />

teknologi informasi dan komunikasi dalam<br />

pembelajaran.<br />

6.1. Terkait <strong>penggunaan</strong> teknologi informasi dan<br />

komunikasi dalam pembelajaran, ditemukan<br />

beberapa hal berikut :<br />

• Sebagian besar dosen (67%) merasakan<br />

bahwa menggunakan teknologi tidak<br />

berpengaruh <strong>terhadap</strong> peran mereka<br />

untuk mengontrol kelas. <strong>Teknologi</strong> tidak<br />

menyulitkan mereka dalam mengontrol<br />

proses belajar mengajar.<br />

• Selain itu, mayoritas dosen (85%) juga<br />

merasakan bahwa menggunakan teknologi<br />

informasi tidak menyulitkan mereka dalam<br />

mempersiapkan materi pelajaran.<br />

• Walaupun dosen merasakan teknologi<br />

memudahkan mereka dalam mempersiapkan<br />

materi pelajaran dan tidak berpengaruh<br />

pada fungsi kontrol mereka di kelas, namun<br />

mayoritas dosen (64%) mengakui bahwa<br />

seringkali masalah hardware dan software<br />

mengganggu aktivitas pembelajaran didalam<br />

kelas.<br />

6.2. Dalam kaitannya dengan manfaat <strong>penggunaan</strong><br />

teknologi informasi dan teknologi dalam<br />

pembelajaran diperoleh data sebagai berikut :<br />

• moyoritas dosen (75%) tidak setuju bahwa<br />

<strong>penggunaan</strong> teknologi dikatakan dapat<br />

mempersulit pengajaran. Yang dirasakan<br />

malah sebaliknya. Hampir sebagian besar<br />

dosen, 64% bahwa teknologi informasi<br />

dan komunikasi dapat membuat pelajaran<br />

menjadi lebih menarik dan menyenangkan<br />

• para dosen juga menilai positif <strong>penggunaan</strong><br />

teknologi informasi dan komunikasi karena<br />

dirasakan dapat meningkatkan kualitas<br />

presentasi dan variasi pembelajaran (70%).<br />

Hal ini disebabkan karena ada berbagai<br />

macam metode penyampaian diantaranya<br />

dalam bentuk print, audio video bahkan<br />

melalui internet dan networking (video<br />

conference).<br />

144<br />

The Excellence Research UNIVERSITAS UDAYANA 2011


6.3. Mayoritas dosen menyatakan bahwa teknologi<br />

dapat meningkatkan karir mereka (76%).<br />

Hal ini disebabkan karena ketrampilan dan<br />

kecakapan dalam mengoperasikan teknologi<br />

dapat meningkatkan prestise pribadi dosen<br />

dan memberikan rasa percaya diri yang lebih<br />

bagi para dosen (69%)<br />

6.4. Sebagian besar dosen (64%) menyatakan setuju<br />

bahwa teknologi sangat potensial untuk<br />

meningkatkan kualiatas pendidikan. Lebih dari<br />

50% menyatakan setuju untuk menggunakan<br />

materi multimedia menggantikan peran buku<br />

cetak yang digunakan selama ini.<br />

Melihat kenyataan bahwa 98% dosen terbiasa<br />

menggunakan internet dapat dikatakan sebagai titik<br />

awal yang baik untuk pengintegrasian teknologi<br />

informasi dan komunikasi dalam pembelajaran.<br />

Namun demikian, sebagian besar dosen (64%) sering<br />

terkendala dengan masalah hardware dan software<br />

sehingga dapat mengganggu kegiatan perkuliahan.<br />

Hal diatas mengindikasikan bahwa perlu adanya<br />

pelatihan maupun penting adanya dedicated staff<br />

yang dapat membantu para dosen bila menemui<br />

masalah di dalam kelas, maupun berkenaan dengan<br />

mempersiapkan materi pembelajaran berbasis<br />

teknologi.<br />

Berdasarkan wawancara dengan Ketua Divisi<br />

<strong>Teknologi</strong> <strong>Informasi</strong> dan Komunikasi Universitas<br />

Udayana, pelatihan yang dilakukan memang belum<br />

menyentuh seluruh fakultas yang ada di Universitas<br />

Udayana. Beberapa pelatihan yang pernah dilakukan<br />

diantaraya adalah pelatihan blog, bekerjasama<br />

dengan Divisi Sumber Daya Manusia. Hingga saat<br />

ini tercatat 630 orang yang pernah mengikuti/dan<br />

sudah memiliki account blog, namun belum semua<br />

aktif. Pelatihan lain yang pernah dilakukan adalah<br />

e-learning module. Untuk pelatihan e-learning modul<br />

merupakan permintaan dari beberapa fakultas yakni<br />

Fakultas Kedokteran, Kedokteran Hewan, Teknik<br />

Elektro dan Ilmu Komputer.<br />

60% dosen setuju bahwa teknologi mampu<br />

meningkatkan komunikasi di dalam Universitas. Hal<br />

ini memungkinkan karena telah tersedianya akses<br />

internet hingga 25 Mbps, jaringan yang terintegrasi<br />

antara tiga kampus serta fasilitas VoIP. Selain itu 62%<br />

orang menyatakan bahwa pelayanan yang diberikan<br />

sangat membantu dalam kegiatan akademis dosen.<br />

Namun demikian, terdapat kontradiksi antara<br />

besarnya jumlah dosen yang menyatakan bahwa<br />

teknologi membantu kegiatan akademis dosen<br />

dengan jenis teknologi yang digunakan dalam proses<br />

pembelajaran. Survey menunjukkan bahwa lebih dari<br />

50% dosen masih menggunakan media print, sekitar<br />

40% menggunakan audio video, dan sisanya sekitar<br />

35% menggunakan fasilitas internet dan networking<br />

dalam membantu proses pembelajaran.<br />

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI<br />

Kesimpulan<br />

Information seeking behaviour para dosen di<br />

Universitas Udayana melalui internet cukup baik.<br />

<strong>Dosen</strong> telah terbiasa menggunakan internet, baik<br />

untuk kepentingan akademis maupun untuk<br />

mendapatkan informasi lainnya.<br />

<strong>Dosen</strong> memiliki sikap dan persepsi yang positif<br />

<strong>terhadap</strong> <strong>penggunaan</strong> teknologi dalam proses<br />

pembelajaran, terutama untuk meningkatkan kinerja<br />

(perceived ease of usefulness). Hal ini terlihat dari tingginya<br />

tingkat apresiasi dosen <strong>terhadap</strong> keuntungan<br />

yang diperoleh dengan menggunakan teknologi.<br />

Para dosen merasakan bahwa, teknologi dapat<br />

meningkatkan performance mereka dalam bekerja.<br />

Selain memudahkan mereka dalam menyiapkan<br />

materi pembelajaran, teknologi juga dipercaya<br />

membantu meningkatkan kualitas presentasi materi<br />

yang ditampilkan - menjadi lebih beragam sehingga<br />

dapat meningkatkan motivasi belajar peserta<br />

The Excellence Research UNIVERSITAS UDAYANA 2011 145


didik, mampu membantu proses pembelajaran<br />

menjadi lebih menarik dan menyenangkan tanpa<br />

mengurangi fungsi kontrol mereka di dalam kelas.<br />

<strong>Teknologi</strong> dirasakan pula dapat meningkatkan<br />

pengembangan diri dan karir dosen karena mereka<br />

yang menggunakan teknologi akan jauh lebih unggul<br />

dibandingkan mereka yang tidak menggunakan<br />

teknologi, karena dapat mengakses informasi terkini<br />

lebih cepat dan dapat memperluas jaringan secara<br />

internasional.<br />

The Technology Acceptance Model menyatakan<br />

bahwa semakin positif respon seseorang <strong>terhadap</strong><br />

<strong>penggunaan</strong> sistem teknologi, maka akan semakin<br />

positif sikap dan persepsi, dan akan semakin besar<br />

pula kemungkinan seseorang untuk menggunakan<br />

teknologi dalam proses pembelajaran. Hal ini<br />

ditentukan pula dengan faktor kepercayaan seseorang<br />

bahwa teknologi dapat meningkatkan performance<br />

seseorang dalam bekerja (perceived usefulness)<br />

Jika dikaitkan dengan model diatas, dapat<br />

disimpulkan bahwa dengan sikap dan persepsi<br />

dosen di Universitas Udayana yang positif serta<br />

keyakinan dosen bahwa teknologi membantu<br />

meningkatkan performance mereka dalam mengajar,<br />

maka kemungkinan para dosen untuk menggunakan<br />

teknologi informasi dan komunikasi dalam<br />

proses pembelajaran akan semakin tinggi. Hal<br />

ini ditunjukkan pula dengan tingginya persepsi<br />

dosen bahwa teknologi sangat potensial untuk<br />

meningkatkan kualitas pendidikan dan menyatakan<br />

setuju apabila suatu saat nanti materi multimedia<br />

dapat menggantikan peran buku cetak yang<br />

digunakan selama ini.<br />

Rekomendasi<br />

“In the changing world, the only constant is change”.<br />

Pernyataan diatas disampaikan oleh Buchanan<br />

& McCalman (1988) dalam bukunya yang berjudul<br />

High Performance Work Systems – The Digital Experience.<br />

Lebih lanjut dinyatakan bahwa dalam kaitannya<br />

dengan melakukan perubahan, ada dua faktor<br />

penting yang sangat mempengaruhi apakah suatu<br />

perubahan dapat berhasil atau tidak. Yang pertama,<br />

adalah urgensi perubahan tersebut dalam konteks<br />

kehidupan suatu organisasi, apakah perubahan<br />

tersebut memang benar dibutuhkan dan sesuai<br />

diterapkan dalam organisasi tersebut. Faktor kedua<br />

adalah adanya motivasi dari setiap individual yang<br />

ada dalam organisasi untuk percaya, dapat menerima<br />

dan, pada akhirnya, memiliki komitmen untuk<br />

melakukan perubahan secara bersama-sama.<br />

Senada dengan pernyataan di atas, Carnall (1990)<br />

menekankan bahwa untuk mencapai perubahan<br />

tersebut, yang pertama harus diperhatikan adalah<br />

apakah perubahan tersebut memang dibutuhkan<br />

dan dapat dirasakan oleh secara nyata nantinya.<br />

Lebih lanjut dinyatakan bahwa ada empat kategori<br />

tahapan kebutuhan selama proses perubahan terjadi,<br />

yang perlu diperhatikan. Diantaranya adalah :<br />

1. Seseorang perlu memahami perubahan tersebut<br />

2. Seseorang perlu memperoleh informasi<br />

3. Selama proses perubahan, anggota kemungkinan<br />

perlu mengembangkan ketrampilan baru<br />

4. Anggota perlu support untuk membantu mereka<br />

mengatasi masalah, dan memotivasi mereka<br />

bahwa mencoba system baru tersebut merupakan<br />

hal penting.<br />

Berdasarkan hal diatas, maka beberapa rekomendasi<br />

diberikan berikut ini :<br />

1. Bagi Universitas Udayana/Divisi Komunikasi dan<br />

<strong>Informasi</strong><br />

• Perlu ada sosialisasi/public relations activities<br />

dalam <strong>penggunaan</strong> teknologi. Beberapa<br />

hal yang dapat dilakukan diantaranya<br />

mengadakandiscussion session, membuat<br />

146<br />

The Excellence Research UNIVERSITAS UDAYANA 2011


informative website khusus bagi dosen sehingga<br />

mereka bisa mempelajarinya sendiri, bila<br />

tidak tergabung dalam komunitas teknologi<br />

yang ada<br />

• Selain pelatihan dan workshop, perlu<br />

dibangun komunitas teknologi dikalangan<br />

dosen, sehingga para dosen dapat saling<br />

berbagi pengetahuan dan informasi dan<br />

terus dapat meningkatkan pengetahuan dan<br />

ketrampilan menggunakan teknologi.<br />

• Karena dosen seringkali terkendala dengan<br />

masalah hardware dan software yang sering<br />

mengganggu aktivitas dikelas, perlu dibentuk<br />

adanya dedicated technology coordinator dan<br />

technical support staff, yang dapat memberikan<br />

bantuan teknis maupun bantuan pedagogi<br />

bagaimana mengintegrasikan teknologi dalam<br />

materi pembelajaran.<br />

• Selain itu, peran GDLN Universitas Udayana<br />

dapat lebih dioptimalkan untuk membantu<br />

mengembangkan materi pembelajaran<br />

berbasis teknologi. Sementara ini, GDLN<br />

hanya terkesan memfasilitasi kegiatan/<br />

pembelajaran melalui video conference saja.<br />

Sesungguhnya, GDLN memiliki empat bidang<br />

layanan utama, antara lain: 1) designing of<br />

learning programs and events, 2) management and<br />

coordination of learning events, 3) development of<br />

learning and support materials, 4) event promotion<br />

and marketing services (sumber : GDLN, 2010)<br />

2. Bagi <strong>Dosen</strong><br />

• Dibutuhkan kemauan kuat dan kesadaran<br />

dari para guru/dosen bahwa mempelajari satu<br />

ketrampilan baru menuntut mereka untuk<br />

belajar tidak saja dari rekan guru/dosen,<br />

profesional instruktur, tetapi dapat juga<br />

belajar dari peserta didik.<br />

• Bersikaplah kritis, sesuaikan teknologi<br />

dengan kurikulum dan gunakan teknologi<br />

untuk membantu dalam perubahan paradigma<br />

pendidikan menuju proses pembelajaran yang<br />

interaktif, konstruktif dan berorientasi pada<br />

peserta didik (student-centered)<br />

• Mintalah kesempatan untuk memperoleh<br />

pelatihan dalam <strong>penggunaan</strong> teknologi,<br />

termasuk permintaan technical support, yang<br />

dapat membantu mengatasi masalah hardware<br />

dan software dan, jika memungkinkan, turut<br />

membantu dalam mengintegrasikan teknologi<br />

dan aspek pedagogi.<br />

• Bergabunglah dalam komunitas dosen yang<br />

memiliki interest dalam bidang teknologi<br />

informasi sehingga guru/dosen memiliki<br />

wadah untuk saling berbagi pengalaman,<br />

berbagi kesulitan/masalah dan dapat saling<br />

mendukung dengan memberi solusi atas<br />

permasalahan terkait <strong>penggunaan</strong> teknologi<br />

untuk membantu proses pembelajaran.<br />

DAFTAR PUSTAKA<br />

Bashir, S. 2007. Trends in International Trade in Higher<br />

Education : Implications and Options for Developing<br />

Countries, Washington D.C., The World Bank –<br />

Education Working Paper Series No.6<br />

Buchanan, D.A and McCalman, J. 1989. High Performance<br />

Work Systems – The Digital Experience, Routledge,<br />

London<br />

Carnall, C.A. 1990. Managing Change in Organization,<br />

Prentice Hall, London<br />

Dakkar Framework of Action (2000) Education For All<br />

: Meeting Our Collective Commitments, UNESCO, Paris<br />

Division of Higher Education UNESCO. 2002a.<br />

Information and Communication Technology in Education<br />

: A Curriculum for Schools and Program of Teacher<br />

Development, UNESCO, Paris<br />

__________ 2002b. Open and Distance Learning : Trend, Policy<br />

and Strategy Considerations, UNESCO, Paris<br />

The Excellence Research UNIVERSITAS UDAYANA 2011 147


Ivers, K.S. and Pierson, M. 2009. A Teacher’s Guide To<br />

Using Technology in the Classroom, Libraries Unlimited<br />

Pelgrum, W.J. and Law, N. 2003. ICT in Education<br />

Around the World : Trends, Problems and Prospects, Paris,<br />

UNESCO : International Institute for Educational<br />

Planning.<br />

US Department of Education. 1993. Using Technology to<br />

Support Education Reform [online] {cited on May 2010}<br />

Available from <br />

Sarwono, S.W. 2009. Pengantar Psikologi Umum, Rajawali<br />

Press, Jakarta<br />

Solso, R.L., Maclin, O.H., Maclin, K. 2008. Psikologi<br />

Kognitif, Penerbit Erlangga, Jakarta.<br />

Articles<br />

Cherry, K. 2010. Perception and the Perceptual Process<br />

[online] {cited on May 2010) Available from <br />

Coggins, D. 2008. How to Introduce New Technology to Staff<br />

[online] {cited on May 2010} Available from <br />

Dhanarajan, G. 2002. ‘Objectives and Strategies<br />

for Effective Use of ICTs’, in Haddad, W.D. and<br />

Draxler, A (Eds), Technologies For Education : Potentials,<br />

Barometers & Prospects, UNESCO, Paris, page 58-75<br />

Edutopia. 2008. Why Integrate Technology into Curriculum?<br />

: The Reasons are Many, [online] {cited May 2010}<br />

Available from <br />

Fontaine, M. 2002. ‘Teacher Training with Technology<br />

: Notes from the field’, in Haddad, W.D. and<br />

Draxler, A (Eds), Technologies For Education : Potentials,<br />

Barometers & Prospects, UNESCO, Paris, page 176-179<br />

W.D. and Draxler, A (Eds), Technologies For Education<br />

: Potentials, Barometers & Prospects, UNESCO, Paris,<br />

page 20-27<br />

Haddad, W.D. and Jurich, S. 2002. ‘ICT for Education<br />

: Potentials and Potency’ in Haddad, W.D. and<br />

Draxler, A (Eds), Technologies For Education : Potentials,<br />

Barometers & Prospects, UNESCO, Paris, page 42-57<br />

Hoise, P., Jacobs, S., and Mazzarol, T. 1998. ‘IT as a<br />

Source of Competitive Advantage in International<br />

Education’, Technology, Pedagogy and Education Journal<br />

1747-5139 7:1, page 113-130 [online] {cited on may 2009}<br />

Available from <br />

Learning Points Student Skills and ICT Literacy:<br />

Meeting the 21st Century Challenge [online] diakses<br />

2010 melalui http://www.learningpt.org/<br />

Linawati and Sudiarta, P.K. 2010. “Sharing and Learning<br />

Using Technology : Case of Distance Learning in<br />

Udayana University” paper presented in “International<br />

Joint Conference APCHI – ERGOFUTURE, August 2-6,<br />

2010, Denpasar<br />

Nunes, C.A.A. and Gaible, E. 2002. ‘Development<br />

of Multimedia Materials’, in Haddad, W.D. and<br />

Draxler, A (Eds), Technologies For Education : Potentials,<br />

Barometers & Prospects, UNESCO, Paris, page 94-117<br />

Reports<br />

Divisi <strong>Informasi</strong> dan Komunikasi Universitas Udayana,<br />

Laporan Kegiatan Divinkom <strong>Unud</strong> Tahun 2009, 22<br />

Februari 2010, Denpasar<br />

Universitas Udayana, Pidato Rektor Pada Upacara Dies<br />

Natalis ke-48 Universitas Udayana, 29 September<br />

2010<br />

Haddad W.D. and Draxler, A. 2002. ‘The Dynamics of<br />

Technology for Education’ in Haddad, W.D. and<br />

Draxler, A (Eds), Technologies For Education : Potentials,<br />

Barometers & Prospects, UNESCO, Paris, page 2-19<br />

Hernes, G. 2002. ‘Emerging Trends in ICT and<br />

Challenges to Educational Planning’ in Haddad,<br />

148<br />

The Excellence Research UNIVERSITAS UDAYANA 2011

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!