2 <strong>Banjarmasin</strong> <strong>Post</strong> SENIN <strong>10</strong> NOVEMBER <strong>2014</strong> <strong>10</strong>11/B02
<strong>Banjarmasin</strong> <strong>Post</strong> SENIN <strong>10</strong> NOVEMBER <strong>2014</strong> ribun Kota 3 BANJARMASIN, BPOST - Tak ada rasa takut di wajah Rahmat saat jarum menusuk tangan kanannya. Dia malah tersenyum ketika jarum itu mulai bekerja mengisap darahnya. Warga Jalan Pramuka <strong>Banjarmasin</strong> tersebut adalah salah seorang dari 2<strong>10</strong> peserta donor darah yang digelar Remaja Masjid Imam Syafii, Jalan AMD Raya, <strong>Banjarmasin</strong> Donor Darah Dapat Kulkas Selatan, Minggu (9/11). Rahmat datang bersama istri dan anaknya di acara yang digelar di depan Mesjid Imam Syafii tersebut. Istrinya, Dewi Rahayu juga mendonorkan darahnya. ‘Saya rutin donor darah, setahun minimal dua kali. Setelah donor darah biasanya badan terasa lebih ringan. Jadi saat ada kegiatan donor darah, saya berusaha ikut,’ ujarnya. Menariknya di donor darah itu, peserta berkesempatan mendapatkan doorprize berupa kulkas, jilbab hingga pakaian muslim lakilaki. ‘Tapi saya tidak mengincar doorprize. Saya ikhlas karena donor darah juga baik bagi kesehatan saya,’ kata Rahmat. Penasihat Masjid Imam Syafii, Abu Yusuf mengatakan, pihaknya sengaja menyiapkan doorprize yang diundi sebagai rasa terima kasih atas partisipasi pendonor. Doorprize merupakan sumbangan dari donatur. Kegiatan ii sendiri digelar sebagai rasa syukur terbentuknya kepengurusan masjid dan remaja masjid tersebut. Apalagi, dia kerap mendengar kabar stok darah di <strong>Banjarmasin</strong> tak mencukupi. (ire) BANJARMASIN POST GROUP/MURHAN DONOR - Seorang warga mengikuti donor darah yang digelar pengurus Masjid Imam Syafii, Jalan AMD Raya, <strong>Banjarmasin</strong>. Dewan Baru Akan Membahas BANJARMASIN POST GROUP/MURHAN HATI-HATI - Sejumlah pengendara memperlambat laju sepeda motornya dan berhati-hati saat melewati antrean truk di dekat SPBU Basirih, <strong>Banjarmasin</strong>, Minggu (9/11). Biaya Lomba Angkut Lumpur Rp 2 Miliar ❑ Anggota Dewan Nilai Tak Masuk Akal BANJARMASIN, BPOST - Sejumlah usulan anggaran dari satuan kerja perangkat daerah (SKPD) di Pemko <strong>Banjarmasin</strong> dianggap anggota dewan tidak rasional. Anggaran kegiatan yang mencapai miliaran rupiah itu dipertanyakan dalam rapat anggaran. Dua di antaranya adalah anggaran kegiatan di Dinas Sumber Daya Air dan Drainase (DSDAD). Dinas ini mengusulkan kegiatan lomba angkat lumpur sungai dan saluran air dengan anggaran Rp 2 miliar. Untuk diketahui, lomba angkat lumpur ini memang rutin digelar rutin DSDAD. Biasanya digelar bekerja sama dengan berbagai pihak. Hadiah hanya mencapai jutaan rupiah. Hal ini yang kemudian dipertanyakan Ketua Komisi III, dr Aulia Ramadhan Supit. “Berapa memang hadiah bagi BANJARMASIN POST GROUP/APUNK LOMBA - Ratusan orang mengikuti perlombaan membersihkan saluran air di Jalan A Yani Km3, <strong>Banjarmasin</strong>, beberapa waktu lalu. pemenang dikalikan dengan kegiatan setiap bulan atau bahkan beberapa bulan sekali,” katanya. Meskipun kegiatan itu baik yakni memotivasi warga untuk membersihkan sungai, Ramadhan menilai anggarannya tidak masuk akal. Oleh karena itu dia menyatakan tak setuju dengan anggaran tersebut. Apalagi masih banyak kegiatan lain yang memerlukan anggaran. Rencana kegiatan lain di DSDAD yang dinilainya beranggaran terlalu besar adalah pembuangan enceng gondok. Anggarannya mencapai Rp 600 juta. Kegiatan tersebut diserahkan kepada pihak ketiga, yakni pemilik kapal pengangguk ilung. Kegiatan dengan anggaran tersebut, ujarnya, sudah bertahun-tahun dilaksanakan. Padahal kapal pengangkut ilung itu tidak digunakan rutin. Hanya pada saat air pasang dan ilung menumpuk. Maksimal satu bulan sekali. Itupun tak menjangkau semua lokasi. Kapal hanya bekerja di tengah sungai. Untuk di tepian hanya bisa dilakukan dengan cara manual. Penyewaan kapal pengangkut ilung tersebut, dinilai Ramadhan menghambur-hamburkan anggaran. Pemko seharusnya bisa menghemat dengan cara membuat kapal. “Kenapa tidak bikin saja alat atau kapal sendiri di Kuin,” ujarnya. Kepala DSDAD, Muryanta, yang dihubungi via telepon tidak aktif. Sementara Sekretaris DSAD, Norbiansyah ketika dikonfirmasi mengaku tak bisa berkomentar mengenai usulan anggaran tersebut. Sebab ia tak bisa berkoodinasi dengan kepala d- inas. “Maaf belum bisa berkoordinasi dengan kadis, belum bisa berkomentar,” ujarnya.(dia) ■ Antrean Truk Masih Berlangsung di Basirih BANJARMASIN, BPOST - Ratusan angkutan barang mulai dari truk, tronton hingga trailer berjejer antre mendapatkan solar di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Basirih, <strong>Banjarmasin</strong>, Minggu (9/11). Hal yang sama terlihat di SPBU Lianganggang, Banjarbaru. Ini menunjukkan keinginan Organisasi Angkutan Darat (Organda) Pelabuhan Trisakti agar DPRD <strong>Banjarmasin</strong> meminta Pertamina menambah SPBU khusus bagi mereka belum terwujud. Sebelumnya, sejumlah perwakilan Organda Pelabuhan Trisakti serta Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) <strong>Banjarmasin</strong> mendatangi dewan untuk menyampaikan aspirasi tersebut. Selama ini, titik pengisian BBM anggota Organda ada di SPBU Basirih dan SPBU Lianganggang. Itu pun dijatah 50 ribu liter solar per hari. Hal ini membuat anggota Organda kesulitan mendapatkan solar. Antrean sangat pan- Kapok ke Kebun Binatang BANJARMASIN, BPOST - Perasaan kapok menghinggapi Maria usai berkunjung ke Taman <strong>Banjarmasin</strong> Bungas (Kebun Binatang Mini) di Jalan Jahri Saleh, <strong>Banjarmasin</strong>. Dia bercerita, dua pekan lalu, bersama suami dan tiga anaknya liburan ke Taman <strong>Banjarmasin</strong> Bungas. Harapannya, bukan hanya melihat para binatang untuk pembelajaran bagi anak-anaknya, tapi juga refreshing. Sayangnya, harapannya tak seindah yang dibayangkan. Bahkan, saat hendak masuk, pemandangan kumuh menyapa, terutama di bagian pagar dan parkiran. ‘Pas masuk ke dalam juga, tamantamannya kurang tertata. Selain itu, binatang yang ada hanya yang hidup di darat, kecuali buaya,’ ujar warga Jalan Pramuka ini. Rupanya, keluhan Maria itu senada dengan Wakil Ketua Komisi II DPRD <strong>Banjarmasin</strong>, Rudiani. Menurutnya, Taman <strong>Banjarmasin</strong> Bungas merupakan tempat wisata edukasi bagi warga kota seribu sungai. “ Secara informal kami setuju ada penambahan titik. Namun kita harus menjalani prosedur untuk memberikan rekomendasi ” ZAINAL HAKIM Sekretaris Komisi III DPRD <strong>Banjarmasin</strong> jang dan lama sehingga mengganggu pekerjaaan sopir truk mengangkut barang dari pelabuhan ke daerah. Sekretaris Komisi III DPRD <strong>Banjarmasin</strong>, Zainal Hakim mengatakan, hasil pertemuan kemarin sudah disampaikan kepada pimpinan dewan. Selanjutnya akan dibahas di tingkat komisi III. Jadi, kata politikus PKB ini, surat rekomendasi permintaan tambahan SPBU bagi anggota Organda dari dewan belum dibuat. “Nanti kami bahas dulu di komisi III. Mungkin Selasa ini BANJARMASIN, BPOST - Kondisi rawa di Kalsel membuat prihatin sejumlah pakar internasional yang menjadi pembicara dalam simposium pengelolaan lahan basah di <strong>Banjarmasin</strong>. Prof Katai Jonas dari Universitas Debrecen Hongaria dan Prof Dr Weiguo Cheng dari China bersama sejumlah pakar dari Unlam menyempatkan diri melihat lahan basah gambut di Lianganggang, Banjarbaru, yang kekeringan dan terbakar. Mereka juga diajak ke lahan basah di Lokbaintan Kabuapten Banjar. Sabtu lalu, mereka mengikuti simposium yang digelar Unlam. Dalam acara yang didukung BNI dan B<strong>Post</strong> Group tersebut, para pakar internasional tersebut berharap agar lahan basah di daerah ini dipelihara. Jonas, yang sedang melakukan penelitian, mengatakan lahan basah di negaranya mendapat pengairan dari negaranegara tetangga. Pengairan diatur agar tidak menimbulkan kelebihan pasokan. Lahan basah di Hongaria dimanfaatkan untuk produksi ikan, tempat memancing dan pertanian. Sedang lahan basah di Kalsel, menurutnya, bisa dimanfaatkan untuk pertanian, dijadikan hutan lebat dan tempat rekreasi. “Lahan di sini sangat cocok untuk tempat memproduksi beras dan direboisasi,” sudah ada keputusan beserta rekomendasinya,” ujarnya. Sebenarnya, secara informal, anggota dewan terutama komisi III setuju dengan penambahan SPBU untuk anggota Organda. Namun, pihaknya harus menjalani prosedur hingga bisa memberikan surat rekomendasi. Di saat kouta untuk Organda tak bisa diganggu gugat, pemecahan titik pengisian menjadi alternatif. Setidaknya, ini mempercepat layanan pengisian BBM bagi anggota Organda. “Secara informal kami setuju ada penambahan titik. Apalagi ini juga terkait dengan distribusi barang. Namun kita harus menjalani prosedur untuk memberikan rekomendasi,” katanya. Sebelumnya, Executive Sales Manager Pertamina <strong>Banjarmasin</strong>, Damda mengatakan, penambahan titik SPBU khusus Organda bisa saja dilakukan. Namun demikian Pertamina meminta remomendasi dari pemerintah daerah baik eksekutif maupun legislatif. (ire) BANJARMASIN POST GROUP/MILNA SARI DISKUSIKAN RAWA - Prof Katai Jonas dari Hongaria (kanan), Prof Dr Weiguo Cheng dari Tiongkok (kiri) dan Prof Abdul Hadi dari Unlam berdiskusi di kawasan rawa Lianganggang, Banjarbaru, yang terbakar. Sayangnya, tujuan keberadaan taman itu tak sejalan dengan keadaannya. ‘Binatangnya tak seberapa. Kondisinya juga masih memprihatinkan,’ katanya. Oleh karenanya, kata politisi Partai Golkar ini, Pemko <strong>Banjarmasin</strong> harus membenahinya. Menanggapi ini, Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan <strong>Banjarmasin</strong>, Doyo Pudjadi mengatakan, tahun depan Taman <strong>Banjarmasin</strong> Bungas dibenahi.Pembenahan itu mulai dari parkir, pagar sampai penambahan satwa. Nah, khusus penambahan satwa, tahun depan difokuskan pada hewan air . Karena program ini pula, anggaran untuk Dinas Pertanian dan Perikanan akan ditambah dari tahun sebelumnya. Penambahan itu jumlahnya sekitar Rp 3 sampai 5 miliar. ‘Tahun ini, anggaran untuk dinas pertanian sekitar Rp 9 miliar,’ ujarnya. Kedepanya, tempat wisata edukasi berbasis lingkungan, seperti Green House di Benua Anyar juga dibenahi. (ire) <strong>10</strong>11/B03 Prihatin Lihat Rawa Kalsel ❑ Peneliti Dunia Kunjungi Rawa Lokbaintan ujarnya sambil menunjuk lahan gambut yang terbakar. Walau ini masalah yang kompleks, menurutnya, harus tetap diatasi. “ Kalau pemerintah tidak bisa mengelola, diserahkan saja ke pihak lain yang bisa ” PROF DR WEIGUO CHENG Pendapat serupa disampaikan Prof Dr Weiguo Cheng yang kini mengajar di Jepang. Layaknya di Hokaido, lahan basah lebih dimanfaatkan sebagi lahan pertanian seperti penanaman padi dan sayur. “Kalau pemerintah tidak bisa mengelola, diserahkan saja ke pihak lain yang bisa,” ujarnya. Hadirnya pakar dari empat negara Asia, Eropa, dan Australia dalam simposium ini, menurut ketua panitia Prof Abdul Hadi, juga sebagai kunjungan balasan. Hadi sebelumnya mengunjungi universitas para pakar tersebut. “Kebetulan saya beberapa kali diundang ke kampus mereka. Yang terakhir Universitas Yamagata Jepang,” ujarnya. Unlam memang tengah gencar menjalin kerja sama internasional. “Kerja sama ini juga dimaksudkan untuk menaikkan akreditas universitas,” ujarnya. (mm)