Banjarmasin Post Senin, 10 November 2014

More documents

Recommendations

Info

Banjarmasin Post 6 ribun Banua SENIN 10 NOVEMBER 2014 Mobil Terpaksa Lewat Bergiliran ■ Perbaikan Jembatan Masuk APBD-P “ Waktu itu antara akhir musim hujan dan awal musim kemarau terjadinya longsor di ” oprit jembatan tersebut, BARDI Kades Ribang Kecamatan TANJUNG, BPOST- Sudah hampir tiga bulan ini pengendara yang akan melintasi jembatan di Desa Ribang RT. 3, Muara Uya, Kabupaten Tabalong harus dibuat ekstra hatihati. Soalnya, oprit di salah satu ujung jembatan mengalami longsor. Diduga, akibat tergerus air Sungai Tabalong yang melintas di bawah jembatan besi tersebut. Pengendara, terutama untuk roda empat, tidak bisa sembarangan melintasinya. Terpaksa harus bergiliran satu arah karena longsornya oprit hampir separuh badan jalan. Kondisi ini juga mendapat respon dari Bupati Tabalong, Anang Syakhfiani, yang langsung ke lokasi untuk melakukan peninjauan bersama instansi terkait. Setelah melihat langsung kondisi di lapangan, saat itu BANJARMASIN POST GROUP/DONY USMAN MESIN penambang pasir yang berada tak jauh dari lokasi oprit jembatan Ribang yang tergerus, Minggu (9/11). Ancam Tutup Penambangan Pasir SAAT Bupati Tabalong, Anang Syakhfiani, melakukan peninjauan ke Jembatan Desa Ribang, selain memperhatikan kondisi fisik jembatan dan kerusakan oprit, perhatiannya juga terfokus pada mesin penambang pasir yang ada di tepi sungai. Mesin yang tak jauh dari lokasi oprit longsor, menjadi perhatiannya. Bahkan langsung mendekati lokasi penampungan pasir yang terhubung dengan mesin di atas sungai. Ini dikarenakan, muncul dugaan salah satu yang menyebabkan tergerusnya tanah di oprit jembatan tersebut akibat aktivitas penambang pasir yang terlalu dekat dengan jembatan. Saat itu juga, dia meminta penjelasan Kades Ribang, Bardi, yang berada di lokasi terkait keberadaan dan siapa pemilik mesin penambang pasir tersebut. “Bila benar (penambang pasir) yang sebabkan longsor, ada atau tidak izin, maka akan kami tutup,” tegas Anang. Sementara itu, menurut Kades Ribang, Bardi, aktivitas penambang pasir di sekitar jembatan memang sudah ada sejak lama. Teguran pun sudah beberapa kali dilakukan aparat kantor kecamatan dan desa. “Paling dua tiga bulan setelah disuruh pindah, mereka balik lagi ke lokasi awal,” katanya. (dny) juga dia meminta supaya ada penanganan cepat untuk oprit dan lantai yang rusak. Termasuk, memasang rambu-rambu di sekitar jembatan supaya tidak membahayakan bagi pengendara yang melintas. Pantauan di lokasi, di bagia Selain oprit yang tergerus, lantai jembatan nampak juga sudah tidak normal lagi. Beberapa lubang terlihat dan rel untuk roda empat juga ada rusak. Saat truk melintas jembatan sangat terasa bergetar, terutama bagian lantai yang aspalnya terkelupas hampir di semua permukaan. Kepala Desa (Kades) Ribang Kecamatan Muara Uya, Bardi, yang dimintai komentarnya, mengatakan, longsor terjadi sudah sekitar tiga bulanan. “Waktu itu antara akhir musim hujan dan awal musim kemarau terjadinya longsor di oprit jembatan tersebut,” paparnya. Sedangkan untuk lantainya, baru rusak sekitar dua bulan terakhir karena urukan sirtu yang ada banyak jatuh ke sungai akibat jembatan sering dilalui mobil. Terkait kondisi yang menimpa jembatan ini, dirinya mewakili masyarakat setempat meminta agar segera dilakukan penanganan dari pihak terkait. Terlebih jembatan ini cukup vital, karena penghubung di jalan yang menjadi jalur alternatif untuk bisa ke kecamatan Haruai dan Kecamatan Bintang Ara. “Yang utama, mungkin kami minta supaya opritnya diprioritaskan karena cukup parah. Kalau lantai jembatan, masih aman,” ujarnya. Tapi kalau ingin memperbaiki lantai, maka diharapkannya lantai yang ada bisa dicor atau diaspal supaya tidak merembes lagi dan tak muncul lagi lubang-lubang. Terpisah, Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Tabalong, M Noor Rifani, mengaku, sudah mulai melakukan penanganan darurat sebagaimana yang diinstruksikan Bupati. “Rambu-rambu kami pasang agar pengendara bisa waspada kalau mau melintas di jembatan,” kata Fani. Sedangkan untuk lantai juga akan dilakukan penambalan terhadap lubang-lubang yang ada. Supaya, bisa lebih nyaman saat dilintasi. Perbaikan nantinya akan dilakukan secara permanen dan perencaanaannya sudah dianggarkan di APBD Perubahan 2014. Untuk sementara, berdasarkan kondisi di lokasi, maka untuk penanganan oprit ini idealnya dilakukan dengan menggunakan dinding penahan dari beton atau baja. (dny) BANJARMASIN POST GROUP/DONY USMAN PELAN - Pengemudi truk harus memelankan kendaraannya saat akan melintasi oprit jembatan di Desa Ribang RT. 3, Muara Uya, Tabalong, yang longsor hingga memakan hampir separuh badan jalan, Minggu (9/11). Pipa Penyedot Sentuh Dasar Sungai ■ Intake Dekat Bendungan Amandit Disiapkan KANDANGAN, BPOST - Debit air Sungai Amandit yang menurun berdampak pada suplai air bersih kepada pelanggan PDAM HSS. Meskipun tak sampai macet, namun akibatnya aliran air ledeng di beberapa wilayah di Kandangan tidak begitu deras seperti biasa. Dituturkan Marliana, pelanggan PDAM yang tinggal di kawasan Baluti. Aliran air ledeng yang sampai ke rumahnya sangat kecil. Lantaran kondisi yang demikian, dirinya terpaksa tetap membuka keran, meskipun tidak sedang berada di rumah. “Kalau bak penampungan ADVERTORIAL PDAM Balangan Jadi Inspirasi Nasional MENINGKATKAN kinerja Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) di seluruh Indonesia, Badan Pendukung Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (BPPSPAM) Kementerian Pekerjaan Umum (PU) dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia terus melakukan inovasi. Salah satunya adalah membuat buku dengan judul “Kecil Bisa Sehat”. Berisi kisah inspiratif dari tujuh PDAM Kecil yang melakukan perbaikan-perbaikan, sehingga mampu mengubah statusnya dari PDAM Sakit dan Kurang Sehat menjadi PDAM Sehat. Ketujuh PDAM Kecil tersebut, yakni PDAM Balangan (Provinsi Kalimantan Selatan), PDAM Bulungan (Provinsi Kalimantan Utara), PDAM Mamuju (Provinsi Sulawesi Barat), PDAM Bantaeng (Provinsi Sulawesi Selatan), PDAM Maluku Tengah (Provinsi Maluku), PDAM Halmahera Selatan (Provinsi Maluku Utara) dan PDAM Pulau Buru (Provinsi Maluku). Buku Best Practice Pengelolaan SPAM di Indonesia ini, diluncurkan di Area Water and Wastewater Forum pada pelaksanaan Indonesia International Infrastructure Conference and Exhibition (IIICE) di Jakarta Convention Centre, Rabu (5/11). Penyerahan buku perdana dilakukan oleh Direktur Jendral (Dirjen) Cipta Karya Kementerian PU dan Perumahan tidak terisi penuh, keran air tetap saya buka, meskipun saya tinggal pergi untuk bekerja. Kalau tidak begitu, saya tidak bakal punya air persedian,” bebernya. Direktur PDAM HSS, Sarbaini, menuturkan, akibat kondisi Sungai Amandit membuat produksi Intake PDAMJ di Muara Banta mengalami penurunan. Saat ini, hanya mampu memproduksi 60 liter per detik. Padahal apabila air Sungai Amandit dalam kondisi normal, Intake Muara Banta bisa memproduksi 80 sampai 100 liter per detik. Penurunan debit air Sungai BANJARMASIN POST GROUP/M ELHAMI BUPATI Balangan, H. Sefek Effendie, menerima buku dari Direktur Jendral (Dirjen) Cipta Karya Kementerian PU dan Perumahan Rakyat RI Imam S. Ernawi, MCM, M.Sc, di acara Indonesia International Infrastructure Conference and Exhibition (IIICE) di Jakarta Convention Centre, Rabu (5/11). Pemkab Balangan , dengan PDAM-nya, terpilih sebagai PDAM inspiratif bagi perkembangan pengelolaan air minum di Tanah Air. BANJARMASIN POST GROUP/M ELHAMI BUPATI Balangan, H. Sefek Effendie (empat dari kiri) bersama enam kepala daerah lain penerima buku dari Direktur Jendral (Dirjen) Cipta Karya Kementerian PU dan Perumahan Rakyat RI Imam S. Ernawi, MCM, M.Sc, di acara Indonesia International Infrastructure Conference and Exhibition (IIICE) di Jakarta Convention Centre, Rabu (5/ 11). Pemkab Balangan , dengan PDAM-nya, terpilih sebagai PDAM inspiratif bagi perkembangan pengelolaan air minum di Tanah Air. Amandit juga membuat mereka harus putar otak untuk menyiasati pengambilan air baku. Sebab, pipa dari pompa penyedot yang berada di sungai, sudah menyentuh bagian dasar sungai. “Kami saja terpaksa menggali bagian sungai (membuat seperti sumur pada bagian lokasi pompa) agar bagian pompa bisa terendam air sehingga lumpur tak sampai ikut tersedot,” ujarnya. Ia mengakui, di beberapa daerah, suplai memang tidak begitu deras. Akan tetapi, tetap mengalir sampai ke rumah pelanngan. “Selain produksi kami menurun, saat kemarau seperti ini penggunaan air oleh pelanggan menjadi meningkat. Sedikit banyak, berpengaruh pada distribusi, seperti alirannya menjadi tidak deras,” ujarnya. Apabila pemerintah daerah sudah merealisasikan pembangunan intake baru di hulu kawasan bendungan Amandit, maka keluhan pelanghgan bisa teratasi. “Mudahan intake di hulu bendungan Amandit bisa segera terelialisasi, sehingga keperluan air PDAM di HSS makin terpenuhi, meskipun saat kemarau seperti saat ini,” tutupnya. (wnd) Rakyat RI Imam S. Ernawi, MCM, M.Sc, yang didampingi oleh Ketua BPPSPAM Ir. Tamim M. Zakaria Amin, M.Sc, MB, kepada Bupati Balangan H. Sefek Effendie dan 6 Kepala Daerah lainnya. Dalam sambutan, Dirjen Cipta Karya Imam S. Ernawi, MCM, M.Sc, memberikan apresiasi dan penghargaan kepada PDAM Kabupaten Balangan dan enam PDAM terbaik lainnya yang terpilih sebagai PDAM inspiratif bagi perkembangan pengelolaan air minum di Tanah Air. Dirjen Cipta Karya juga mengharapkan, buku “Kecil Bisa Sehat” ini dapat menjadi sumber inspirasi dan acuan bagi PDAM, Pemda, serta pemangku kepentingan lainnya untuk mewujudkan pengelolaan penyelenggaraan SPAM yang baik dan berkualitas. Sementara itu, Bupati Balangan, H Sefek Effendie, yang pada acara ini juga didampingi Plt. Direktur PDAM Kabupaten Balangan, H Edy Harianto, ST, MT, mengungkapkan, dukungan pendanaan dari Pemkab Balangan kepada PDAM Kabupaten Balangan diberikan secara berkala dan konsisten sejak 2005. Dan hasilnya, PDAM Kecil ini dari tahun 2009 hingga 2013 mampu menjadi PDAM yang sehat hingga sekarang. Adanya dukungan yang diberikan oleh Pemkab Balangan tersebut, juga ditegaskan oleh Plt. Direktur PDAM Kabupaten Balangan, H Edy Harianto, ST, MT. Ini membuat jajarannya lebih bersemangat untuk meningkatkan kualitas kinerjanya, yang dapat dilihat dengan terealisasinya perencanaan-perencanaan yang telah ditetapkan dan disepakati bersama untuk memberikan pelayanan air minum bagi masyarakat secara maksimal. Hasil audit dengan Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) terhadap PDAM Kabupaten Balangan, dan pemanfaatan tekonologi informatika, ditambahkan oleh Direktur PDAM, juga memberi dampak positif besar. Hal itu turut mengantar PDAM Kabupaten Balangan meraih PERPAMSI Award 2013 sebagai PDAM Terbaik untuk kelompok pelanggan hingga 10 ribu sambungan. Plt. Direktur PDAM Kabupaten Balangan, H. Edy Harianto, ST, MT, pada kesempatan ini juga menyampaikan terima kasihnya atas dukungan Pemkab dan seluruh masyarakat Balangan beserta stakeholder lainnya atas dukungan dan perhatian yang sangat besar pada jajarannya, untuk terus meningkatkan kualitas dan memberikan pelayanan prima kepada masyarakat dalam rangka mewujudkan PDAM yang sehat, handal dan mandiri. (*) 1011/B06
Banjarmasin Post SENIN 10 NOVEMBER 2014 Bumi Antasari 7 Padi Tanahlaut Turun 50 Persen BANJARMASIN POST GROUP/HELRIANSYAH SPESIALIS NGEBOR - Beberapa orang pekerja spesialis pembuat sumur bor sibuk mengebor di area PT Misaja Mitra. Pesanan pembuatan sumur bor meningkat semenjak Kabupaten Kotabaru dilanda krisis air bersih. Terpaksa Bikin Sumur Bor ■ Krisis Air Bersih di Kotabaru Makin Parah ■ Pipa Induk PDAM Tiba-tiba Bocor KOTABARU, BPOST - Krisis air bersih yang melanda Kabupaten Kotabaru dalam seminggu terakhir, kian parah. Dari sekitar 100 titik pipa leding dialiri air instalasi PDAM, sebagian besar sudah tidak mengalir. Kondisi itu, menyusul terus mengeringnya sumber mata air untuk distribusi melalui instalasi PDAM lewat pipa. Di antaranya instalasi Gunung Mandin, tersisa dua sentimeter dari batas normal 35 sentimeter. “Benar, kondisi debit air di instalasi kami makin memprihatinkan. Memang ada beberapa daerah masih mengalir melalui pipa. Namun karena air yang tersisa dua sentimeter, jadi tidak bisa lagi mengalir. Kecuali pelanggan di sekitar instalasi,” kata Kepala Bagian Teknik PDAM Kotabaru, Masdiansyah, kemarin. Untuk mengatasi kesulitan air bersih, warga Bumi Saijaan selain memesan dari mobil tangki dan penjaja air keliling, juga terpaksa membuat sumur bor. Seperti dilakukan seorang warga Jalan H Hasan Basri, Teluk Gedang, Kecamatan Pulaulaut Utara, Ponco. Dengan membuat sumur bor, saat ini dia tidak lagi kesulitan air bersih. Bahkan, air dari sumur bor tersebut bisa membantu warga sekitar tempat tinggalnya. Meski diakuinya, pembuatan sumur bor perlu merogoh kocek dalam-dalam yaitu Rp 10 juta. “Namun, sumur bor bisa digunakan dalam kurun waktu lama sekaligus bisa menghemat penggunaan air PDAM,” kata Ponco. Pengelola Serongga Group Melati Putih, kelompok pembuat sumur bor, Sudaryanto mengakui, dalam kurun waktu hampir sebulan ini, pihaknya kebanjiran pesanan pembuatan sumur bor. Mereka sudah membuat sumur bor di 26 titik. “Sekarang ini kami membuat sumur bor untuk Misaja Mitra. Di sini membuat tiga titik,” kata Sudaryanto diamini rekannya Ngateman, saat ditemui di lokasi pengeboran, Jumat (7/11). Menurutnya, dari 26 titik sumur bor yang berhasil dibuat, sebagian besar adalah di dataran tinggi. Kendati demikian, bukan berarti pembuatan sumur bor tidak bisa di daerah rawa. Pembuatan sumur bor, diperlukan waktu bervariasi. Paling lama dua hari, atau tergantung pada struktur tanah. Rata-rata kedalaman pembuatan sumur bor 21 hingga 35 meter. Di tengah krisis air bersih melanda warga Kabupaten Kotabaru, tiba-tiba ditemukan pipa induk milik PDAM untuk distribusi air ke pipa pelanggan yang diduga sengaja dibocori. Robi, seorang pelanggan PDAM mengaku sempat bingung karena air mengalir di pipanya tiba-tiba mati. Padahal waktu itu air yang disedotnya menggunakan mesin penyedot mengalir deras. “Aku bingung, kenapa tiba-tiba air tidak mengalir. Listrik juga tidak padam, tapi kok airnya tiba-tiba mati,” ungkap Robi, Minggu (8/11). Robi yang dibuat bingung, langsung mencari tahu. Ditemani salah satu keluarganya, dia mengecek aliran pipa dari rumahnya dan ternyata tidak ada yang bocor Ketidakpercayaan Robi, membawanya mengecek ke pipa induk yang berada di persimpangan Jalan Singabana dengan Fatmaraga, Kotabaru. Robi mengaku terkejut begitu melihat salah satu pipa induk berada dekat jembatan di Jalan Fatmaraga, itu bocor. “Aku menduga ada yang dengan sengaja membocori. Dugaan itu, karena berlubang seperti bekas dipukul menggunakan paku,” ujarnya yang kemudian berinisiatif menutup kebocoran tersebut menggunakan karet dan setelah itu air mengalir kembali dengan lancar. Pelanggan lainnya, Ari, yang pipa leding miliknya dialiri air dari pipa induk tersebut menduga ada oknum tidak bertanggung jawab. Karet pembalut pipa tersebut hilang, dan berganti dengan tas plastik atau kresek warna putih. “Bingung juga aku. Kalau memang ada yang tidak senang, mengapa harus merusak. Sedangkan itu fasilitas orang banyak,” ujar Ari. Kepala Bagian Teknik PD- AM Kotabaru Masdiansyah, ketika dihubungi melalui telepon selulernya, mengaku tidak mengetahui soal kebocoran itu. “Pipa di tikungan Jalan Fatmaraga di dekat jembatan itu kan. Nanti kami akan cek ke sana,” pungkasnya. (sah) ■ Petani Masih Andalkan Air Pasang Surut untuk Pengairan PELAIHARI, BPOST - Kemarau panjang yang melanda Kalimantan Selatan, termasuk Kabupaten Tanahlaut, berdampak terhadap produksi pertanian warga Kabupaten Tanahlaut (Tala). Hasil pertanian, terutama padi turun sampai 50 persen. Petani di Kecamatan Pelaihari, Rahmani menuturkan, cuaca panas berkepanjangan pada musim kemarau tahun ini menyebabkan panen padinya anjlok. Tanaman padinya tidak bisa berbulir atau berbuah secara memadai, lantaran kekurangan air. Jika pada tahuntahun sebelumnya satu borong, dengan penghitungan satu hektare sama dengan 35 borong, bisa panen delapan hingga 10 blek (satu blek sama dengan 15 kilogram) gabah. “Tapi tahun ini cuma dapat tiga sampai empat blek,” kata Rahmani. Kondisi yang sama juga dialami petani di Kecamatan Kurau dan Bumimakmur yang selama ini dikenal sebagai lumbung padi. Apalagi persawahan setempat mengandalkan pasang surut air sungai. Jika biasanya satu borong bisa menghasilkan 10 sampai 15 blek, tahun ini cuma sekitar tujuh blek gabah. Penurunan produksi tersebut disebabkan pada saat pertumbuhan, sawah mulai mengering sehingga rumpun padi tidak bisa tumbuh secara memadai. Kondisi berlanjut hingga saat pembuahan. Lantaran kekurangan zat hara, bulir padi yang muncul pun sebagian menjadi hampa (puso). Tidak cuma petani padi yang menelan pil pahit, tapi HASIL pertanian, terutama padi yang menurun di Kabupaten Tanahlaut (Tala), memaksa petaninya melakukan ekstensifikasi atau perluasan tanam. Upaya ini lah yang akan dilakukan para petani di Kecamatan Batibati, khususnya di Desa Benuaraya. Di tempat itu, petani setempat akan membuka 100 hektare untuk persawahan. “Total luasan pencetakan sawah di Benuaraya itu 130 hektare. Sebanyak 20 hektare sudah dibuka tahun ini dan sudah ditanami. Hasilnya lumayan. Tahun depan membuka 100 hektare lagi,” kata Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Perkebunan Tala, Nor Hidayat. Pihaknya mendukung penuh pencetakan sawah tersebut. Tahun ini, bahkan telah dibuatkan tanggul di sekitar lokasi sawah baru tersebut untuk menata air. Dulu, di lokasi tersebut lebak dalam yang selalu berubah laksana danau saat puncak penghujan. Hidayat mengatakan kondisi lebak dalam itu sekarang tidak terjadi lagi, karena sungai setempat telah dinormalisasi. Bupati Tanahlaut, Bambang Alamsyah, mengakui keterbatasan potensi pertanian di wilayahnya. Untuk itu, dia berjanji mengandeng Pemerintah Kabupaten Barito Kuala (Bajuga petani lainnya. Baik, yang membudidayakan palawija, maupun buah-buahan seperti semangka juga kesulitan mencukupi keperluan air tanamannya. Kalangan petani berharap uluran tangan dari pemerintah kabupaten Tala. “Kalau ada bantuan semisal berupa benih, kami sangat senang. Atau bikinkan kami sumber air di area perladangan atau persawahan, supaya saat kemarau panjang masih bisa mengairi tanaman,” ujar Dani, petani di Kecamatan Kurau. Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Perkebunan Tala, Nor Hidayat, tak menampik produksi petani ” Bikinkan kami sumber air di area perladangan atau persawahan, supaya saat kemarau panjang masih bisa mengairi tanaman DANI Petani di Kecamatan Kurau ” Tala tahun ini menurun. “Khususnya padi, memang terjadi penurunan sekitar 50 persen,” kata Nor Hidayat. Namun, ditegaskannya, meskipun produksi turun hingga 50 persen dibandingkan tahun sebelumnya, angka itu belum sampai pada tahap puso. “Jika dirata-rata, penurunan produksi tahun ini tidak seberapa. Kalau berdasar angka, produksi tahun ini ratarata masih 3,8 ton per hektare dari tahun sebelumnya 3,9 ton,” ujarnya. Mengenai bantuan kepada petani, Hidayat mengaku belum bisa memastikan karena anggaran Pemkab Tala juga terbatas. Menurutnya, lebih utama melakukan pendampingan teknis dan nonteknis. “Insya Allah kalau semua petani berpikir positif dan optimistis, tidak mengeluh, maka pasti ada jalan untukmencapai hasil berlimpah,” katanya. (tar) Cetak Sawah 100 Hektare ILUSTRASI/ANTARA tola) untuk bertukar komoditas. Menurut Bambang, wilayah pertanian di Kabupaten Batola bisa memenuhi kebutuhan pakan ternak sapi potong dan unggas yang akan dikembangkan pihaknya menjadi sentra penyuplai hewan sapi potong dan program sejuta unggas. “Ada semacam simbiosis mutualisme antara potensi Kabupaten Tanahlaut dengan Kabupaten Batola. Hal ini segera akan kita tindaklanjuti,” ujarnya. (tar) BUPATI Tanahlaut, Bambang Alamsyah (dua dari kiri) ikut Gowes Baimbai Tuntung Pandang 2014, Minggu (9/11). BANJARMASIN POST GROUP/MUKHTAR WAHID Bupati Cuek Tak Pakai Helm PELAIHARI, BPOST- Jalan tanah liat, tanjakan yang terjal di beberapa desa di Kabupaten Tanahlaut, menjadi pemandangan dan medan yang harus dilalui sekitar 700 peserta Gowes Baimbai Tuntung Pandang 2014, Minggu (9/11). Dalam kegiatan memeriahkan HUT ke-49 Kabupaten Tanahlaut (Tala) tersebut dengan start dan finish di RTH Kijang Mas Permai Jalan Kolonel Soepirman, Desa Atuatu, Kecamatan Pelaihari, alhasil tak semua peserta yang mampu mencapai garis finis. Bahkan, di antaranya sejumlah peserta sepeda gunung ini telah dievakuasi karena mengalami luka lecet akibat terjatuh. Ada juga yang karena putus rantai melintasi medan. Tidak terkecuali Bupati Tala, Bambang Alamsyah dan istri Ari Suryandini dievakusi setelah melepas peserta gowes. Bambang dan istri dievakusi karena tidak safety, yakni tidak mengenakan helm sepeda dan pakaian layaknya peserta gowes sepeda gunung. Pasalnya, Bupati Bambang dan istrinya, Ari Suryandini tidak mengenakan helm sepeda dan pakaian safety layaknya peserta gowes sepeda gunung. Sebelumnya, Bambang menyempatkan mendekati dan berdialog dengan warga Desa Bumijaya yang sedang bergotong-royong membuat selokan di sisi jalan desa. Ketua panitia pelaksana, Surya Arifani mengatakan, medan yang dilalui melintas Desa Bumijaya, Desa Tirtajaya dan Desa Galam hingga finis di Desa Atu-Atu. Medan yang dilintasi 70 persen merupakan tanah, tanjakan yang terjal, dan sisanya 30 persen jalan beraspal. Peserta event kerja sama dengan Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora) Kabupaten Tala ini, juga melintas di jembatan berbahan kayu ulin yang kondisinya hampir runtuh dimakan usia dan tidak tersentuh pembangunan. “Peserta sesuai target yaitu 700 orang dari berbagai komunitas sepeda gunung di Kalselteng,” kata Surya. Ardiansyah, sekretaris panitia pelaksana menambahkan ada sekitar 50 peserta gowes Baimbai Tuntung Pandang yang dievakuasi dari medan. “Dandim 1009 Pelaihari sekitar 10 kilometer sebelum finis dievakuasi. Kalau Wakil Bupati, Sukamta, beliau mencapai finis,” imbuh Ardiansyah. Kepala Disparbudpora Tala, Kamal Hasuna mengiyakan event tersebut selain bertujuan sebagai ajang silaturahmi antarklub sepeda gunung se-Kalselteng dan mendukung gerakan berolahraga dengan bersepeda, juga untuk mengenalkan kepada peserta gowes objek pariwisata di Tala. (tar) 1011/B07
Page 1 and 2: 32 RP 3.000 HALAMAN Pahlawan Sejati
Page 3 and 4: Banjarmasin Post SENIN 10 NOVEMBER
Page 5: Banjarmasin Post SENIN 10 NOVEMBER
Page 13 and 14: Dijl Over kredit Dijl Over kredit D

Banjarmasin Post Senin, 10 November 2014

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

Delete template?

Save as template?