Banjarmasin Post Senin, 10 November 2014
NO. 151626 TH XLIII/ ISSN 0215-2987
NO. 151626 TH XLIII/ ISSN 0215-2987
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
ibun<br />
Politika<br />
20 SENIN <strong>10</strong> NOVEMBER <strong>2014</strong><br />
ISTIMEWA<br />
HABIB Abdurrahman saat menghadap Gubernur Kalsel Rudy Ariffin<br />
(kanan), Minggu (9/11)<br />
www.banjarmasinpost.co.id<br />
Minta Restu Rudy Ariffin<br />
Habib Abdurahman Mencalon Wali Kota <strong>Banjarmasin</strong><br />
BANJARMASIN, BPOST - Meski baru<br />
seumur jagung melaksanakan tugas<br />
sebagai Anggota DPD RI, namun<br />
Habib Abdurahman Bahasyim memberanikan<br />
diri untuk mencalon kepala<br />
daerah di Kalsel.<br />
Ulama sekaligus senator yang<br />
akrab disapa Habib Banua itu memang<br />
sudah lama menunjukkan ketertarikan<br />
untuk ikut membangun Kalsel.<br />
Selain menjadi wakil Kalsel di Senayan,<br />
dia juga berminat untuk terjun langsung<br />
mengabdi.<br />
Belum lama tadi, niatnya itu disampaikan<br />
langsung ke Ketua DPW<br />
PPP Kalsel H Rudy Ariffin. Ketika itu,<br />
Habib Banua sedang reses di Kalsel<br />
sekaligus sowan ke kediaman Gubernur<br />
Kalsel.<br />
“Betul. Saya minta ijin ke beliau<br />
(Rudy Ariffin) untuk maju sebagai<br />
calon wali kota <strong>Banjarmasin</strong>,” ungkapnya<br />
kepada B<strong>Post</strong>, Minggu (9/11).<br />
Dia menerangkan, banyak wejangan<br />
yang didapat dari Rudy Ariffin<br />
saat sowan sekaligus meminta ijin<br />
tersebut. “Beliau bilang, kalau mau<br />
mengabdi untuk daerah jangan rambang<br />
(ragu). Alhamdulillah, itu yang<br />
akan saya laksanakan.<br />
Disinggung mengenai pencalonannya<br />
di <strong>Banjarmasin</strong>, Habib Abdurahman<br />
mengaku lantaran kota berjuluk<br />
Seribu Sungai ini adalah tempat<br />
kelahirannya.<br />
“Ada banyak konsep dan ide untuk<br />
daerah tercinta, tapi itu nanti. Selain<br />
itu, menjadi wali kota merupakan<br />
keinginan kalangan akar rumput dan<br />
konstituen di Kalsel,” ucapnya.<br />
Apakah dalam pencalonan akan<br />
melalui jalur independen? Habib<br />
Abdurahman belum memastikan.<br />
Namun dirinya berharap PPP bisa<br />
menjadi ‘perahu’ utamanya.“Kita<br />
berharap melalui PPP. Tapi tak menutup<br />
kemungkinan merangkul partai lain. Ya,<br />
kita lihat saja ke depan,” katanya.<br />
Selain Habib Abdurahman Bahasyim,<br />
kandidat lain dari calon independen<br />
untuk Pilwakot <strong>Banjarmasin</strong><br />
2015 mendatang ada Anang Rosadi<br />
Adenansi dan Rahmat Norpliardi.<br />
Dalam beberapa kesempatan, keduanya<br />
mengaku sudah jalan di kalangan<br />
bawah untuk mensosialisasikan<br />
sekaligus mencari dukungan. “Sudah<br />
ribuan KTP dukungan warga yang<br />
kami dapat,” kata Rahmat.<br />
Selain dari jalur independen, Pilwakot<br />
<strong>Banjarmasin</strong> juga diramaikan<br />
dengan keinginan mencalon dari sejumlah<br />
birokrat aktif atau mantan.<br />
Dari jajaran petahana ada Wakil Wali<br />
Kota <strong>Banjarmasin</strong> Irwan Anshari dan<br />
Sekdakot Zulfadli Gazali. Selain itu<br />
dari kalangan mantan birokrat menguat<br />
nama Hesly Junianto. (nic)<br />
Masuk IGD<br />
hingga Tembus<br />
Hutan<br />
Dinamika Reses DPRD Kalsel<br />
BANJARMASIN, BPOST -<br />
Berbagai kegiatan terjadi saat<br />
beberapa anggota DPRD Kalsel<br />
melakukan reses di daerah<br />
pemilihan (dapil) masingmasing.<br />
Ada yang ambruk<br />
setelah reses dan masuk rumah<br />
sakit, ada pula yang harus<br />
melintasi hutan.<br />
Adalah Rosehan NB. Anggota<br />
Komisi I DPRD Kalsel ini<br />
harus menjalani perawatan di<br />
Instalasi Gawat Darurat (IGD)<br />
Sari Mulia karena mengalami<br />
sesak nafas sesuai melakukan<br />
reses.<br />
“Setelah reses dengan warga<br />
Banjar Utara dan Barat,<br />
Jumat (7/11) malam, saya<br />
langsung dilarikan ke IGD Sari<br />
Mulia. Tiba-tiba sesak nafas,”<br />
ucapnya, Minggu (9/11).<br />
Kala itu, Rosehan harus<br />
BANJARMASIN, BPOST -<br />
Anggaran pemeliharaan rutin<br />
atau berkala gedung<br />
kantor beberapa Satuan Kerja<br />
Perangkat Daerah (SKPD) di<br />
Kalsel pada <strong>2014</strong> tidak wajar<br />
dan patut diduga terindikasi<br />
ada mark up.<br />
Ketidakwajaran ini disebabkan<br />
karena beberapa<br />
SKPD ada yang menganggarkan<br />
sangat besar, bahkan<br />
sampai berjumlah miliaran rupiah.<br />
Sedangkan SKPD yang<br />
lain menganggarkan cukup<br />
dengan jumlah yang kecil,<br />
yaitu Rp 66 juta saja.<br />
Koordinator LKOMDEK<br />
Muhith Afif menilai angka fantastis<br />
pemeliharaan gedung<br />
SKPD tersebut terkesan diskriminasi.<br />
Padahal, luas bangunan<br />
antara SKPD yang<br />
menganggarkan miliaran dengan<br />
SKPD yang yang menganggarkan<br />
puluhan juta tidak<br />
jauh berbeda.<br />
“Contoh SKPD yang<br />
menganggarkan pemeliharaan<br />
rutin/berkala gedung kantor<br />
dengan jumlah anggaran<br />
fantastis adalah sekretariat<br />
daerah dengan jumlah anggaran<br />
Rp 4.908.000.000,” ucap-<br />
<strong>10</strong>11/B20<br />
dibantu alat pernafasan yang<br />
menghubungkan ke tabung<br />
oksigen. “Kelelahan fisik dan<br />
udara yang tidak enak. Banyak<br />
asap,” ceplosnya.<br />
Karena kondisinya itu, legislator<br />
PDIP itu kemudian<br />
membatalkan agenda reses<br />
keduanya di Kelayan, Sabtu<br />
(8/11) sore.<br />
“Warga sudah diundang,<br />
tapi saya tidak hadir. Terpaksa<br />
pakai uang pribadi untuk konsumsi<br />
warga <strong>Banjarmasin</strong><br />
Selatan. Tidak banyak, paling<br />
Rp 1,5 juta,” kata dia.<br />
Kegiatan reses lain juga<br />
dilakukan oleh Wakil Ketua<br />
Komisi IV DPRD Kalsel Yazidie<br />
Fauzie. Dia mengaku melakukan<br />
reses di Kabupaten<br />
HSS dan sekitarnya.<br />
“Ya, menyerap aspirasi<br />
masyarakat. Ada yang minta<br />
bantuan dan banyak lainnya,”<br />
ceplos Anggota Fraksi PKB<br />
DPRD Kalsel itu.<br />
Reses juga dilakukan Masrur<br />
Auf Ja’far. Anggota Fraksi<br />
PAN itu melakukan reses di Desa<br />
Lokbaintan dalam dan Pematangpanjang,<br />
sungai lakum<br />
dan takisung di Tanahlaut.<br />
Pun juga dengan Ibnu Sina.<br />
Legislator asal PKS ini<br />
bahkan harus menembus hutan<br />
di Kecamatan Sungaipinang,<br />
Kabupaten Banjar. Tepatnya<br />
Ketua DPW PKS Kalsel<br />
itu melakukan reses di Desa<br />
Sungai Pinang Lama.<br />
“Ya, menjemput aspirasi<br />
dan keluhan warga. Ada yang<br />
lapor jembatan rusak, tanaman<br />
kering dan kabut asap,”<br />
ceplosnya. (nic)<br />
Anggaran Pemeliharaan<br />
Dinilai Tak Wajar<br />
“Contoh SKPD yang<br />
menganggarkan pemeliharaan<br />
rutin/berkala<br />
gedung kantor dengan<br />
jumlah anggaran fantastis<br />
adalah sekretariat<br />
daerah dengan jumlah<br />
anggaran<br />
Rp 4.908.000.000,”<br />
MUHITH AFIF<br />
Koordinator LKOMDEK<br />
nya, Minggu (9/11).<br />
Posisi kedua terbanyak ditempati<br />
dinas pendapatan<br />
daerah. Dinas yang terletak di<br />
Jalan Ahmad Yani KM 5,5 ini<br />
menganggarkan pemeliharaan<br />
rutin/berkala gedung<br />
kantor untuk tahun <strong>2014</strong> sejumlah<br />
Rp 3.398.150.000. Sedangkan<br />
posisi ketiga diduduki<br />
sekretariat dewan dengan<br />
jumlah anggaran Rp 1.134.-<br />
200.000.<br />
Muhith menerangkan, apabila<br />
dibuat perbandingan anggaran<br />
pemeliharaan rutin a-<br />
tau berkala gedung kantor antara<br />
sekretariat daerah, dinas<br />
pendapatan daerah dan sekretariat<br />
dewan, justru jauh<br />
berbeda dengan Rumah Sakit<br />
Umum Daerah (RSUD) Ulin.<br />
Jika dibanding rumah sakit<br />
daerah yang memiliki kelas A<br />
dengan luas lahan 63.920 meter<br />
persegi dan memiliki 506<br />
tempat tidur inap itu, maka<br />
anggaran yang dimiliki<br />
sekretariat daerah, dinas pendapatan<br />
daerah dan sekretariat<br />
dewan semakin tidak<br />
wajar.<br />
Kabag Tata Usaha Sekretariat<br />
DPRD Kalsel Fitri Zulfikar<br />
mengatakan untuk pemeliharaan<br />
gedung DPRD<br />
Kalsel cuma mengeluarkan<br />
anggaran sedikit.<br />
“Setahu saya sekitar Rp 80<br />
juta saja,” ucapnya.<br />
Dia menjelaskan, anggaran<br />
pemeliharaan itu digunakan<br />
untuk melakukan pengecatan<br />
dan perbaikan apabila ada<br />
kerusakan pada gedung dewan.<br />
“Tidak banyak kok,”<br />
ceplosnya.<br />
Untuk 2015 mendatang,<br />
Sekretariat DPRD mengajukan<br />
berapa untuk pemeliharaan?<br />
“Sekitar Rp <strong>10</strong>0 juta lah<br />
per tahun,” kata dia. (nic)<br />
Rosehan NB<br />
BANJARMASIN, BPOST -<br />
Wali Kota <strong>Banjarmasin</strong> H Muhidin<br />
curhat perihal keinginannya<br />
untuk maju dalam<br />
kontestasi Pemilukada Gubernur<br />
Kalsel 2015 mendatang.<br />
Curhat itu sekaligus menjawab<br />
sejumlah pertanyaan<br />
dari kalangan mahasiswa IA-<br />
IN Antasari yang mempertanyakan<br />
alasannya tidak<br />
mencalon kembali sebagai<br />
Wali Kota <strong>Banjarmasin</strong> periode<br />
2015-2020.<br />
“Kenapa hanya satu periode?<br />
Sebelum jadi wali kota<br />
saya belum mengerti pemerintahan,<br />
tapi setelah menjabat<br />
jadi tahu. Ternyata seperti ini,”<br />
ceplosnya saat menjadi narasumber<br />
Diskusi Publik yang<br />
digelar KAMMI <strong>Banjarmasin</strong><br />
di PSB IAIN Antasari, Sabtu (8/<br />
11).<br />
Pada intinya, dirinya masih<br />
punya keinginan untuk membantu<br />
dan membangun Kota<br />
<strong>Banjarmasin</strong>. Namun, dinamika<br />
yang terjadi selama ini<br />
justru keingannya itu terkendala<br />
dana.<br />
“Ternyata sharing provinsi<br />
juga hanya sedikit untuk<br />
membangun <strong>Banjarmasin</strong>,”<br />
terang dia.<br />
Dia mencontohkan, seperti<br />
pembangunan siring Piere<br />
Tendean. Saat itu, Pemko<br />
BANJARMASIN, BPOST - Wajah Kota<br />
<strong>Banjarmasin</strong> ditentukan oleh pemimpinnya.<br />
Masing-masing pimpinan tentu<br />
punya kebijakan sendiri untuk membangun<br />
Kota <strong>Banjarmasin</strong>.<br />
Hal itulah yang dikupas dalam Diskusi<br />
Publik “Merumuskan Format Kepemimpinan<br />
Kota <strong>Banjarmasin</strong> 2015-<br />
2020” yang digelar KAMMI <strong>Banjarmasin</strong><br />
di PSB IAIN Antasari, Sabtu (8/11).<br />
Dalam diskusi itu hadir Wali Kota<br />
<strong>Banjarmasin</strong> H Muhidin, Wakil Wali<br />
Kota <strong>Banjarmasin</strong> Irwan Anshari, Ketua<br />
DPRD Kota <strong>Banjarmasin</strong> Iwan Rusmali,<br />
Ketua Komisi III Aulia Ramadhan Supit,<br />
Koordinator LKOMDEK Muhith Afif<br />
dan Ketua KAMMI Kalsel Laifvan Shuffy<br />
Irwani.<br />
Wali Kota <strong>Banjarmasin</strong> H Muhidin<br />
mengaku punya keinginan untuk membangun<br />
rusun di pinggir sungai.<br />
“Ini solusi terus bertambahnya jum-<br />
Penggunaan Anggaran Biaya Reses<br />
Biaya Kegiatan<br />
ATK 3 tempat penyelenggaraan yang berbeda<br />
Sewa tempat penyelenggaraan 3 tempat yang berbeda. 3 x Rp<br />
1,5 juta : Rp 4,5 juta (pajak 11,5 persen)<br />
Konsumsi Makan : 3 x 125 x Rp 30 ribu (max) : Rp 11.250.000<br />
(pajak 11,5 persen) Snack : 3 x 125 x Rp <strong>10</strong> ribu (max) : Rp<br />
3,750 juta (pajak 11,5 persen)<br />
Total keseluruhan Rp 17.726.361 juta (sudah pajak 11,5 persen)<br />
Rincian Biaya Perjalanan Dinas Reses Anggota DPRD Kalsel<br />
Uang Harian 3 hari x Rp 500 ribu : Rp 1,5 juta<br />
Biaya Penginapan 2 x Rp 700 ribu : Rp 1,4 juta<br />
Uang representasi 3 titik x Rp 250 ribu : Rp 750 ribu<br />
Biaya Transpor 1 x Rp 400 ribu (disesuaikan daerah) : Rp 400<br />
ribu<br />
Total Rp 4.050.000<br />
Harus Ada Pendamping<br />
DALAM melaksanakan<br />
reses, anggota DPRD Kalsel<br />
tak sendiri. Sesuai Surat<br />
Edaran Menteri Dalam<br />
Negeri No 188.31/066/<br />
BAKD, mereka harus<br />
didampingi oleh salah satu<br />
staf Sekretariat atau<br />
Bendahara DPRD Kalsel.<br />
Para pendamping ini<br />
nantinya bertugas menyalurkan<br />
dan memastikan<br />
penyaluran dana reses<br />
benar-benar sampai ke<br />
pihak ketiga.<br />
“Ada 20 pengawas dari<br />
sekretariat dewan. Satu<br />
dapil ada 1-2 pengawas,”<br />
ucap Pejabat Pelaksana<br />
Teknis Kegiatan Rosaida.<br />
Dia mengatakan, semua<br />
biaya yang timbul akibat<br />
pelaksanaan reses dibayar-<br />
Harus Dekat dengan Rakyat<br />
kan oleh pendamping.<br />
Sementara itu, Pengawas<br />
Dapil IV, Risma Ferliani<br />
mengatakan bahwa tugas<br />
pengawas nantinya sampai<br />
menanyakan di desa, bayar<br />
makan di sini mana tempat<br />
pelaksanaan reses.<br />
“Di dapil yang saya<br />
pegang ada pak Riswandi<br />
dan Yazidie Fauzi yang<br />
berangkat,” ucapnya.<br />
Pengawas Dapil V Yurida<br />
Risna mengatakan yang<br />
menyatakan berangkat<br />
reses adalah Supian HK,<br />
Hermansyah dan Hormansyah.<br />
Sedangkan untuk<br />
Ahmad Bisung, Murhan<br />
Effendie, Syahdillah,<br />
Suwardi Sarlan, Habib Said<br />
Hasan dan Riduansyah,<br />
tidak berangkat. (nic)<br />
BPOST/DOK<br />
Bangun <strong>Banjarmasin</strong> Lewat Provinsi<br />
<strong>Banjarmasin</strong> meminta bantuan<br />
ke provinsi, namun dalam<br />
perjalanannya ternyata<br />
tidak dianggarkan.<br />
“Karena tak juga dianggarkan,<br />
saya coba mengajukan<br />
ke DPRD <strong>Banjarmasin</strong>.<br />
Setelah dibahas di DPRD, ternyata<br />
disetujui,” kata dia.<br />
Contoh lainnya adalah<br />
keinginan H Muhidin untuk<br />
membangun rumah sakit.<br />
Untuk mewujudkannya<br />
setidaknya diperlukan dana<br />
Rp 40 miliar.<br />
“Tak bisa juga. Makanya<br />
saya mundur saat ini. Karena<br />
saya pikir, jika mencalon lima<br />
tahun ke depan tak bisa juga<br />
berbuat banyak dalam hal<br />
pembangunan dan tak banyak<br />
perubahan. Itu karena<br />
terkendala provinsi,” kata<br />
pria yang juga tamatan Sekolah<br />
Guru Olahraga (SGO) ini.<br />
Sebagai kota tertua dan<br />
menjadi pintu gerbang, seharusnya<br />
Kota <strong>Banjarmasin</strong><br />
harus menjadi prioritas ketimbang<br />
daerah lain. Pasalnya,<br />
wajah Kalsel ada di <strong>Banjarmasin</strong>.<br />
Lebih lanjut H Muhidin mengungkapkan,<br />
Silpa yang ada<br />
di Pemprov Kalsel sebesar Rp<br />
1,6 triliun. Sebenarnya dana<br />
itu bisa dibagi-bagi ke daerahdaerah.<br />
“Di daerah lain baik,<br />
di daerah sendiri kada,” ucapnya.<br />
Karena dinamika pemerintahan<br />
itulah dirinya<br />
bertekad untuk mencalon<br />
menjadi Gubernur<br />
Kalsel. “Saya ingin membangun<br />
<strong>Banjarmasin</strong> dan<br />
Kalsel, makanya mencalon<br />
gubernur. Kalau kada<br />
terpilih gubernur tak masalah,”<br />
kata dia sembari<br />
menambahkan masih menunggu<br />
kepastian pembahasan<br />
Perppu Nomor 1<br />
Tahun <strong>2014</strong> di DPR RI.<br />
Selain Muhidin, acara<br />
tersebut juga dihadiri Ketua<br />
DPRD Kota <strong>Banjarmasin</strong><br />
Iwan Rusmali. I-<br />
wan disebut-sebut juga<br />
akan menjadi bakal calon<br />
kandidat yang diusung<br />
Partai Golkar untuk Pilwakot<br />
<strong>Banjarmasin</strong>.<br />
Dalam beberapa kali<br />
kesempatan, dia tak memermasalahkan<br />
apakah<br />
mencalon melalui pemilihan<br />
langsung atau DPRD.<br />
Namun saat ditanya perihal<br />
pencalonan, Iwan<br />
justru mengatakan untuk<br />
saat ini belum berminat<br />
maju Pilwakot. “Belum berminat.<br />
Tapi jika partai memberi<br />
amanah, saya siap.<br />
Sebagai kader Partai Golkar,<br />
saya taat apapun arahan<br />
partai,” ucapnya. (nic)<br />
lah penduduk di sini. Rencananya di<br />
Kampung Melayu. Sudah dicek dan<br />
konsul ke pusat. Jadi sebenarnya tak<br />
masalah, asal berada di 3-5 meter setelah<br />
siring,” ungkapnya.<br />
Dirinya menerangkan, seorang pemimpin<br />
harus bisa bekerja sama dengan<br />
masyarakat, kompromi dengan masyarakat<br />
dan merangkul DPRD untuk<br />
satu jalan<br />
“Saya bersyukur di penghujung kepemimpinan<br />
ini tidak tersandung hukum.<br />
Begitu juga dengan pejabat lain di<br />
pemko. Mohon doa mudahan kami bisa<br />
menyelesaikan tugas,” ucapnya.<br />
Ketua DPRD Kota <strong>Banjarmasin</strong> Iwan<br />
Rusmali mengatakan antara legislatif dan<br />
eksekutif harus ada kolaborasi. Keduanya<br />
harus menghasilkan produk nyata<br />
bagi masyarakat.<br />
“Sebelum jadi ketua, saya sempat<br />
jadi wakil ketua DPRD. Alhamdulillah,<br />
H Muhidin<br />
DOK/BPOST<br />
selama ini kerjasama apik terkalin<br />
dengan pemko,” kata dia.<br />
Ketua Komisi III DPRD <strong>Banjarmasin</strong><br />
Aulia Ramadhan Supit mengatakan banyak<br />
para pakar yang memberikan solusi<br />
untuk menjadi pemimpin di daerah.<br />
“Banyak cara. Yang pasti bisa dekat<br />
dengan masyarakat dan dirasakan<br />
hasilnya secara langsung,” katanya.<br />
Sementara itu, Koordinator LK-<br />
OMDEK Muhith Afif mengatakan format<br />
kepemimpinan 2015-2020 saat ini<br />
masih berdasarkan penentuan Perppu<br />
Nomor 1 tahun <strong>2014</strong>.<br />
“Yang bagus dari Perppu ini adalah<br />
adanya uji publik kepada calon kepala<br />
daerah. Dengan begitu jadi masyarakat<br />
diberi akses ke calon yang dipilihnya.<br />
Selain itu produk SBY ini mengakomodir<br />
calon perseorangan, tapi minimal<br />
mengantongi 5 persen dari 2,4 juta<br />
masyarakat Kalsel,” ucapnya. (nic)