Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
DIARYOFEMKA<br />
Ambroz@rgbstock<br />
Lima detik berikutnya, Victoria berdiri<br />
persis di depan saya. “Bapak memerlukan<br />
bantuan apa lagi?<br />
bertemakan “Boss-Office”,<br />
“Klinik Dokter”, “Kost-kostan”,<br />
“Sekolahan”, “MRI<br />
(Magnetic Resonance<br />
Imaging)<br />
sejenis<br />
Scan Otak,<br />
“Suite<br />
Room”, “Aroma<br />
Theraphy” dan terakhir ke kamar<br />
“Gerbong Kereta Api”.<br />
Konsep kamar-kamar tematik<br />
itu membuat saya geleng-geleng<br />
kepala karena kagum. Idenya sungguh<br />
kreatif dan inovatif. Beberapa teman<br />
saya yang pernah ber-tualang di<br />
Jepang, tepatnya di Tokyo, pernah<br />
mengungkapkan hal yang sama.<br />
“Jangan-jangan, ide kamar-kamar<br />
tematik itu memang diadopsi dari<br />
Jepang,” pikir saya dalam hati.<br />
***<br />
Pintu kamar Gerbong Kereta Api<br />
itu dalam keadaan tertutup. Sejenak<br />
saya menghela napas panjang lalu<br />
mengetuk pintu kamar. “Silahkan<br />
masuk!” terdengar suara cewek dari<br />
dalam kamar. Begitu pintu terbuka,<br />
saya disambut seorang gadis cantik<br />
yang berdandan ala pramugari<br />
kereta. Dengan senyum ramahnya,<br />
dia menyilakan saya duduk di bangku<br />
kereta berwarna hijau tua.<br />
“Selamat datang di kereta saya.<br />
Kenalkan, nama saya Victoria!” sapa<br />
gadis itu mengenalkan namanya.<br />
Saya terdiam beberapa saat lamanya.<br />
Terlanjur deg-degan melihat isi paket<br />
yang ada di dalam kamar Gerbong<br />
Kereta. Rupanya, kejutan lain yang<br />
dimaksud Joy tadi adalah cewek<br />
cantik yang berdandan menyesuaikan<br />
dengan kamar tematik-nya. Tidak<br />
disangka bakal ketemu Victoria dengan<br />
dandanan ala pramugari kereta. Ehm..<br />
surprise!<br />
“Bisa saya lihat nomor lokernya?”<br />
tanya Victoria. Saya mengambail kunci<br />
loker yang berada di kantong celana<br />
dan menyerahkannya pada Victoria.<br />
Gadis berambut lurus di bawah bahu<br />
itu tersenyum lalu mengangkat gagang<br />
telepon yang menempel di dinding<br />
kamar. Ternyata, dia sedang berbicara<br />
dengan petugas resepsion. “Kereta siap<br />
meluncur!” teriaknya.<br />
Lima detik berikutnya, Victoria<br />
berdiri persis di depan saya. “Bapak<br />
memerlukan bantuan apa lagi?<br />
Barangkali Bapak ingin minum atau<br />
makan? Atau Bapak menginginkan<br />
pijatan untuk melepaskan otot-otot<br />
yang tegang?” tawar Victoria dengan<br />
suara manja nyaris mendesah. ”Atau<br />
Bapak ingin melihat saya buka baju<br />
sambil menari-nari juga boleh kok,”<br />
sambungnya. Saya bingung harus<br />
menjawab apa. Tawaran Victoria cukup<br />
menarik dan menggoda. Dengan gestur<br />
tubuh dan tutur kata yang mendesahbasah,<br />
Victoria menjadi “pelengkap”<br />
yang sempurna sebagai paket di dalam<br />
kamar Gerbong Kereta.<br />
MALE No. 001 • 4 - 10 NOVEMBER 2012