17.11.2014 Views

WG_Indonesian_Palm_Oil_Benefits_Bahasa_Report-2_11

WG_Indonesian_Palm_Oil_Benefits_Bahasa_Report-2_11

WG_Indonesian_Palm_Oil_Benefits_Bahasa_Report-2_11

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

tersebut. 40 Penyebab utama penggundulan hutan<br />

adalah pertumbuhan kota, pertanian subsisten,<br />

perumahan, dan pengumpulan kayu bakar. 41<br />

Ada perdebatan sengit tentang seberapa parah<br />

penggundulan hutan di Indonesia, terutama akibat<br />

beragamnya tafsiran tentang istilah itu dan informasi<br />

yang tidak memadai. Dalam waktu sepuluh tahun<br />

hingga 2010, FAO memperkirakan bahwa areal hutan<br />

di Indonesia menyusut 5 persen, dari 99,4 juta hektare<br />

menjadi 94,4 juta hektare. 42 Laju penyusutan ini<br />

berkurang dari dasawarsa sebelumnya, ketika areal<br />

hutan menyusut 1,75 persen per tahun dari <strong>11</strong>8,5 juta<br />

hektare menjadi 99,4 juta hektare. Pada dasawarsa<br />

yang lalu, meskipun perubahan persentase tahun per<br />

tahun (yoy) dalam kawasan hutan meningkat (karena<br />

basis hutan yang relatif semakin kecil setiap tahun),<br />

penyusutan kawasan hutan lebih kecil dalam angka<br />

absolut. Gambar 4.3 memperlihatkan total kawasan<br />

hutan dan laju perubahan kawasan hutan dari tahun<br />

ke tahun di Indonesia sejak 1990.<br />

Data spesifik tentang peranan kelapa sawit dalam<br />

penggundulan hutan memang terbatas, dan perkiraan<br />

juga sangat beragam. Statistik tentang peranan kelapa<br />

sawit dalam penggundulan hutan mengasumsikan<br />

bahwa semua pertumbuhan areal kelapa sawit<br />

diakibatkan oleh konversi lahan hutan menjadi kebun<br />

kelapa sawit, menghitung peranan industri ini dalam<br />

penggundulan hutan dengan menganggap bahwa<br />

perubahan areal kelapa sawit sama dengan tingkat<br />

penggundulan hutan, dalam kurun waktu tertentu.<br />

Hal ini memberikan citra menyesatkan tentang<br />

peranan kelapa sawit dalam penggundulan hutan,<br />

mengingat sebagian perluasan dilakukan pada lahan<br />

kritis. 43<br />

Gambar 4.3<br />

Kawasan Hutan Indonesia, 1990-2010<br />

140<br />

120<br />

hectares (millions)<br />

100<br />

80<br />

60<br />

40<br />

20<br />

0<br />

1990 1992 1994 1996 1998 2000 2002 2004 2006 2008 2010<br />

Forest Area Annual Change (level) Annual Change (precentage)<br />

Catatan: Angka 2009 didasarkan pada titik setengah jalan antara angka 2008 dan 2010.<br />

Sumber: FAO (2010)<br />

40 World Growth (2010) menyatakan bahwa banyak di antara klaim ini memiliki sedikit atau tanpa bukti kuat, dan hanya mengandalkan<br />

pernyataan absolut dan seruan tanpa dasar yang dirancang mengundang simpati konsumen di negara maju. Hanya terdapat data terbatas<br />

tentang luas hutan dan areal kebun kelapa sawit di Indonesia. Tidak ada definisi baku tentang apa yang disebut lahan hutan gundul di<br />

Indonesia dan perkiraan laju penggundulan hutan sering didasarkan pada ilmu yang sangat lemah, sehingga tentu saja statistik yang tersedia<br />

pun sangat berbeda-beda. Perhitungan terkini tentang penyerapan karbon dan penggundulan hutan pada umumnya didasarkan pada<br />

pencitraan satelit yang hanya memperhitungkan sampel kawasan yang luas dan perkiraannya sering berlebihan dan sudah usang.<br />

41 FAO (2010)<br />

42 FAO (2010)c<br />

43 Sejumlah perusahaan besar di Indonesia, termasuk APP dan APRIL, telah berupaya meningkatkan keberlanjutan kegiatan mereka<br />

dengan menyetujui untuk melakukan beberapa kegiatan berkelanjutan, seperti komitmen untuk melindungi Hutan dengan Nilai<br />

Konservasi Tinggi, dll.

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!