WG_Indonesian_Palm_Oil_Benefits_Bahasa_Report-2_11
WG_Indonesian_Palm_Oil_Benefits_Bahasa_Report-2_11
WG_Indonesian_Palm_Oil_Benefits_Bahasa_Report-2_11
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
Menghilangkan Kesenjangan Produktivitas<br />
Tantangan berat yang dihadapi industri kelapa sawit<br />
adalah besarnya kesenjangan produktivitas antara<br />
hasil sebenarnya dan hasil yang dapat dicapai oleh<br />
perkebunan kelapa sawit. Di Indonesia, hasil kelapa<br />
sawit rata-rata 3-4 ton/ha, namun sejumlah pihak<br />
memperkirakan bahwa potensi hasilnya bisa mencapai<br />
8,6 ton/ha. 57 Sinar matahari yang hampir selalu ada<br />
sepanjang tahun, curah hujan yang tinggi, lahan yang<br />
kaya zat vulkanik, serta pemahaman yang baik tentang<br />
pengelolaan kelapa sawit menguntungkan Indonesia<br />
dalam menghasilkan produk pertanian dan kelapa<br />
sawit. 58 Goenadi (2008) mengemukakan bahwa<br />
paduan semua sumber daya di atas dengan bibit<br />
kelapa sawit baru jenis unggul serta bibit yang tersedia<br />
sekarang, potensi produksi tahunan dari segi genetik<br />
bisa mencapai sekitar 6-7 ton kelapa sawit per hektare.<br />
Namun, pada kenyataannya rata-rata hasil yang<br />
diperoleh hanya mencapai setengahnya saja. Pada<br />
2008, Komisi Sawit Indonesia mengukur bahwa hasil<br />
kelapa sawit rata-rata 3-4 ton per hektare. Perlu ada<br />
upaya sungguh-sungguh untuk mengurangi<br />
kesenjangan ini, dan Goenadi mengusulkan agar<br />
upaya tersebut mencakup persiapan lahan secara<br />
bertahap, pengelolaan kebun secara rutin, dan<br />
penggunaan teknologi baru. Peningkatan produktivitas,<br />
terutama pada petani kecil, merupakan<br />
tantangan terbesar. Hasil perkebunan petani kecil juga<br />
amat beragam, mungkin karena perbedaan cara<br />
bertani dan usaha, bukan potensi tanaman dari segi<br />
genetik. 59 Peningkatan produktivitas petani sawit<br />
dapat meningkatkan keuntungan sektor ini tanpa<br />
perlu banyak menambah perluasan lahan atau biaya<br />
produksi. Peningkatan produksi 20 persen dapat<br />
menghasilkan tambahan 3,7 juta ton sawit di<br />
Indonesia, setara dengan hasil panen 1,07 juta hektare<br />
saat ini. 60 Tantangan utama lainnya untuk produktivitas<br />
sektor kelapa sawit Indonesia, terutama di<br />
Kalimantan, adalah lahan yang kurang subur, musim<br />
kemarau tahunan, dan potensi pertikaian soal lahan. 61<br />
Industri Biodiesel Indonesia<br />
Meskipun minyak sawit saat ini tidak sampai 5 persen<br />
dari produksi biodiesel dunia, permintaan cenderung<br />
meningkat mengingat banyak negara mengadopsi<br />
kebijakan yang mendorong penggunaan bahan bakar<br />
hayati. 62 Meskipun pangsa pasarnya masih kecil,<br />
minyak sawit sering digunakan sebagai bahan baku<br />
dalam produksi biodiesel, dan karena bahan baku<br />
merupakan unsur biaya yang besar dalam produksi,<br />
industri biodiesel merupakan pilihan bagus bagi<br />
Indonesia. Banyak negara menetapkan target untuk<br />
mengubah ketergantungan pada bahan bakar fosil<br />
dengan menggunakan lebih banyak energi terbarukan,<br />
termasuk bahan bakar hayati, untuk mengurangi emisi<br />
gas rumah kaca, dan ini meningkatkan permintaan<br />
bahan bakar alternatif secara global. Permintaan yang<br />
meningkat dan berlimpahnya tenaga kerja di<br />
Indonesia serta status sebagai penghasil minyak dan<br />
minyak bumi dunia, menempatkan Indonesia pada<br />
posisi yang relatif bagus untuk memproduksi biodiesel.<br />
Pemerintah Indonesia sudah bertekad bulat untuk<br />
mengembangkan bahan bakar hayati, termasuk<br />
menyusun strategi terpadu untuk melaksanakan<br />
program bahan bakar hayati. 63 Sementara itu, negara<br />
seperti Uni Eropa, Cina, A.S. dan lain-lain menetapkan<br />
target pencampuran bahan bakar untuk biodiesel<br />
berkisar dari 2 persen di Filipina hingga 10 persen di<br />
Uni Eropa sebelum 2020.<br />
Meskipun minyak sawit saat ini tidak sampai 5<br />
persen dari produksi biodiesel dunia, permintaan<br />
cenderung meningkat mengingat banyak negara<br />
mengadopsi kebijakan yang mendorong<br />
penggunaan bahan bakar hayati.<br />
57 Henson (1990)<br />
58 Goenadi (2008), hlm. 2<br />
59 Hai Teoh (2010)<br />
60 dihitung dari data Komisi Sawit Indonesia<br />
61 Perba et al (2006)<br />
62 Sheil et al (2009)<br />
63 Bio-fuel Indonesia (2010)<br />
Manfaat Minyak Sawit bagi Perekonomian Indonesia • 21