PENDIDIKAN KARAKTER oleh RA. Mustika - Kemenag Sumsel
PENDIDIKAN KARAKTER oleh RA. Mustika - Kemenag Sumsel
PENDIDIKAN KARAKTER oleh RA. Mustika - Kemenag Sumsel
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
“<strong>PENDIDIKAN</strong> BER<strong>KA<strong>RA</strong>KTER</strong> DAN CERDAS ADA DI MAD<strong>RA</strong>SAH”<br />
Oleh: R.A.<strong>Mustika</strong>.H (Guru MIN 2 Palembang)<br />
A. Pendahuluan<br />
Sistem pembelajaran di sekolah-sekolah saat ini beralih pada pembelajaran<br />
“berkarakter”, karena dianggap mampu menanggulangi masalah kemerosotan<br />
moral dan jati diri manusia dan juga berdampak padak merosotnya moral dan jati<br />
diri bangsa. Hampir semua sekolah-sekolah telah mulai menerapkan pendidikan<br />
berkarakter malah ada sekolah-sekolah yang telah mengakui sekolah merekalah<br />
yang paling berkarakter dalam memberikan proses pembelajaran, walaupun<br />
sesungguhnya mereka tidak ada rancangan atau program khusus yang<br />
menunjukkan bahwa proses pembelajaran mereka memiliki karakter tersendiri.<br />
“Karakter” sangat dibutuhkan <strong>oleh</strong> setiap peserta didik karena dengan<br />
memiliki karakter seorang peserta didik akan memiliki jati diri dan ini akan<br />
menjadi kebanggaan untuk guru dan orang tua mereka, dan apakah untuk<br />
membentuk karakter yang baik dan sesuai yang dikehendaki hanya didukung <strong>oleh</strong><br />
proses pembelajaran saja? Apakah unsur-unsur yang ada pada suatu lembaga<br />
pendidikan semuanya harus berperan? Dan melalui artikel sederhana ini penulis<br />
akan mencoba sedikit menguraikan apa itu karakter hingga seorang peserta didik<br />
akan muncul kecerdasannya serta mengapa “madrasah disebut berkarakter dan<br />
cerdas”.<br />
B. Pembahasan<br />
1. Pembelajaran berkarakter di madrasah<br />
“Karakter” adalah ciri atau identitas, dalam hal ini madrasah sangat<br />
mengutamakan karakter akhlak dan budi pekerti yang harus dimiliki <strong>oleh</strong> peserta<br />
didik, pembelajaran berkarakter sangat menonjol di madrasah karena setiap<br />
peserta didik tidak hanya belajar diruang kelas tetapi semua aktivitas di madrasah<br />
dapat mengandung pembelajaran yang akan membentuk karakter mereka, dari<br />
awak kedatangan mereka, ketika mereka memasuki pintu gerbang, pendidikan<br />
berkarakter dimulai, sebelum mereka masuk ke gerbang mereka telah disambut<br />
dengan tulisan “Vail Area” atau “Kawasan Berjilbab” ini merupakan karakter<br />
utama bagi seorang anak islam terutama anak-anak perempuan bahwa sedini<br />
mungkin mereka harus menunjukkan karakter mereka dengan menutup aurat,
mereka disambut dengan ramah dan tersenyum manis <strong>oleh</strong> para guru, ini<br />
mangajarkan kepada peserta didik untuk terbiasa senang hati menyambut tamu<br />
ditambah lagi cium tangan dan salam yang yang akan terbawa kebiasaan ini di<br />
rumah mereka, terhadap orang tua mereka (ini menjadi tradisi <strong>oleh</strong> MIN 2). Saat di<br />
dalam kelas inilah pokok pembelajaran formal berlangsung, peserta didik akan<br />
diajak beraktivitas yang menyenangkan dengan sangat kental karakteristik<br />
keagamaannya, mereka dibiasakan untuk berdoa dengan serangkaian doa yang<br />
diajarkan <strong>oleh</strong> mereka akan sangat berdampak baik pada pembentukan akhlak<br />
mulia mereka, peserta didik dibiasakan untuk menunjuk dengan tangan kanan dan<br />
keluar masuk ruang kelas dengan meminta izin dan mengucap salam dan banyak<br />
prilaku lainnya yang membuat madrasah sesungguhnya telak melaksanakan<br />
pembelajaran yang berkarakter, misalnya saat waktu istirahatpun peserta didik<br />
tetap dipantau prilakunya <strong>oleh</strong> seluruh komponen madrasah, saat mereka makan<br />
dengan tangan kiri, memberi dan mengambil sesuatu dengan tangan kiri,<br />
mengeluarkan pakaian yang seharusnya rapi, anak yang membuka jilbabnya atau<br />
yang lari saat lewat didepan guru atau orang tua lainnya, serta selalu menegur<br />
peserta didik yang ketahuan mengucapkan kata-kata kotor.<br />
2. Guru berkarakter untuk kelas yang berkarakter demi menciptakan<br />
peserta didik yang berkarakter.<br />
Wewenang untuk mengelolah kelas, mengelola pembelajaran yang sedang<br />
berlangsung adalah guru, semua yang ada pada guru menjadi sorotan peserta didik,<br />
mulai dari pakaian guru yang menutup aurat dan bersih serta rapi, berjalan dan<br />
berkata dengan santun, guru yang murah senyum dan senang menyapa apalagi<br />
guru selalu memanggil dengan nama mereka itu membuat suatu hal yang sangat<br />
menyenangkan dan awal dari meresapnya pembelajaran, guru mengajak peserta<br />
didik berdoa sebelum belajar dan malah ketika ada peserta didik yang menguap<br />
dan bersinpun sang guru berkarakterpun mengajarkan cara berprilakunya. Guru<br />
yang berkarakter sangat tahu kapan ia harus mengeraskan suara saat pembelajaran,<br />
kapan tapat waktunya untuk marah, kapan waktunya untuk memberi hukuman dan<br />
ini semua membuat pesrta didik untuk tetap sayang, segan dan santun dengan<br />
guru. Kelas berkarakter hanya dapat dibuat <strong>oleh</strong> guru yang berkarakter juga,<br />
karakter kreatif dan inovatif tentunya, suasana pembelajaran yang hidup yang<br />
semangat, terciptanya rasa saling hormat dan menghargai, berani dalam berdiskusi,
semua hasil karya peserta didik dihargai <strong>oleh</strong> guru, baik atau buruk tetap diberi<br />
semangat agar peserta didik tetap berkreasi, ide siswa diterima, siswa diajak<br />
mengatur kelas, mengatur tempat duduk, tiap peserta didik diberi tugas bergiliran<br />
untuk menjadi pejabat kelas, seperti ketua kelas, wakil ketua kelas, sekretaris,<br />
bendahara dan polisi kelas, dan paling menonjol dari kelas yang berkarakter<br />
adalah kelas yang penuh dihiasi dengan pajangan hasil karya peserta didik,<br />
bintang-bintang kelas, adanya dusut baca yang dapat meminimalisir kegaduhan<br />
kelas dan kebosanan saat dikelas. Dari guru<br />
berkarakter dapat mengalir banyak inspirasi bagi peserta didik, mereka<br />
menjadikan guru mereka sebagai idola dan mencontohnya, dan dikelas yang yang<br />
berkarakter mereka akhirnya menemukan jati diri mereka yang dapat mereka<br />
kembangkan dilingkuangan luar madrasah.<br />
3. Cerdas bersama madrasah<br />
Madrasah sering disebut sekolah umum yang bercirikan agama, karena di<br />
madrasah berbagai ilmu pengetahuan umum diajarkan sesuai panduan kurukulum<br />
tetapi juga diimbangi pelajaran ilmu agama untuk pembentukan karakter mereka,<br />
dimana ilmu agama ini telah dibagi-bagi agar mudah dipahami sesuai<br />
spesifikasinya. Dibalik sembilan macam kecerdasan yang telah populer saat ini,<br />
yang semua sekolah dapat mengembangkannya, tetapi di madrasah ditambah juga<br />
pengembangan IQ, melalui pembelajaran yang berbakna dan terintegrasi, semua<br />
siswa diupayakan dalam pengembangan IQ mereka, pengembangan EQ, melalui<br />
pembelajaran ekstrakulikuler yang ada di madrasah, peserta didik lebih<br />
dikembangkan EQnya, karena bakat positif mereka dapat menutupi hal-hal yang<br />
negatif yang ada pada mereka, ekstrakulikulwe dapat menjadi penyalur emosi<br />
mereka hingga menjadi karya yang dapat dijadikan kelebihan untuk bekal masa<br />
depan mereka, pengembangan SQ, spiritual mereka dikembangkan melalui nilainilai<br />
keagamaan yang diajarkan dan budi pekerti yang dikembangkan, berbagai<br />
kegiatan spiritual dilaksanakan di madrasah, mulai dari pelajaran pemahaman Al-<br />
Quran, manghafal surat-surat pendek, menghafal hadist-hadist, doa-doa yang dapat<br />
diterapkan langsung dalam kehidupan mereka, kegiatan yasinan, belajar<br />
berceramah serta adanya muhasabah anak yang paling menyentuh, hingga mereka<br />
menitikkan air mata, dan peserta sering diberi refleksi diri, apa hakikat mereka
ersekolah dan mereka akhirnya dapat lebih berbakti pada orang tua.<br />
C. Kesimpulan<br />
Dari uraian diatas ternyata untuk membentuk sekolah atau madrasah yang<br />
berkarakter haruslah diperlukan <strong>oleh</strong> semua komponen yang ada disekolah<br />
tersebut, dibutuhkannya guru yang berkarakter, untuk membuat kelas yang<br />
bekarakter, pembelajaran yang berkarakter serta pada akhirnya menghasilkan<br />
lingkungan berkarakter dan peserta didik yang berkarakter pula, semua ada timbal<br />
baliknya termasuk pengaruhnya terhadap lingkunan sekitar dan stake holder, dan<br />
itu ada di madrasah, madrasah dengan kelebiahan dibidang keagamaannya dapat<br />
lebih mudah menciptakan karakter siswa dan pengembangan IQ, EQ dan SQ,<br />
itulah modal para peserta didik untuk lebih siap menghadapi tantangan masa depan<br />
yang lebih rumit dan sangat membutuhkan karakter agar tidak kehilangan jati diri,<br />
mereka akan tumbuh menjadi anak yang tetap berpegang teguh dengan akhlak<br />
mulia dan budi pekerti yang baik.(120183)