NOVEMBER 2010 - Universitas Gadjah Mada
NOVEMBER 2010 - Universitas Gadjah Mada
NOVEMBER 2010 - Universitas Gadjah Mada
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
IImu Sastra<br />
LAPORAN AKHIR KEGIATAN PENELITIAN<br />
HIBAH DISERTASI DOKTOR<br />
CITRAAN PERLAWANAN SIMBOLJS TERHADAP HEGEMONI<br />
PATRIARKJ DALAM BIDANG PENOIOIKAN DAN PERAN<br />
PEREMPUAN 01 RANAH PUBLIK DALAM NOVEL- NOVEL<br />
INDQNESIA: KAJIAN KRITIK SASTRA FEMINIS<br />
Peneliti:<br />
Wiyatmi, M.Hum.<br />
DILAKSANAKAN ATAS BIAYA:<br />
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pend:dikan Nasional,<br />
sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penelitian Hibah Disertasi Doktor<br />
Nomor: 481/SP2H/PP/DP2MNII<strong>2010</strong>, tang gal 11 Juni <strong>2010</strong><br />
LEMBAGA PENEUTIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT<br />
UNIVERSITAS GADJAH MADA<br />
<strong>NOVEMBER</strong><br />
<strong>2010</strong>
RINGKASAN<br />
CITRAAN PERLAWANAN SIMBOLIS TERHADAP HEGEMONI<br />
PATRIARKI DALAM BIDANG PENDIDIKAN DAN PERAN<br />
PEREMPUAN<br />
DI RANAH PUBLIK DALAM NOVEL- NOVEL INDONESIA:<br />
KAJIAN KRITIK SASTRA FEMINIS<br />
Wiyatmi<br />
Penelitian ini bertujuan mengungkapkan adanya gambaran<br />
perlawanan simbolis, -melalui ideologi yang diangkat dalam sejumlah<br />
novellndonesia,- terhadaphegemonipatriarkidalam bidang pendidikan<br />
dan peran perempuandi sektor publik.Tujuan ini dilatarbelakangioleh<br />
survei awal yang menunjukkan adanya diskriminasi terhadap tokohtokoh<br />
perempuan yang diceritakan dalam novel Indonesia dalam<br />
mengenyampendidikandan berperandi sektor publik, serta bagaimana<br />
novel-novel tersebut mengusung ideologi feminisme untuk melawan<br />
diskriminasitersebut.<br />
Untuk mencapai tujuan tersebut, secara purposive dipilih<br />
sejumlahnovel yang secaraintensmengangkatisu ketidakadilangender<br />
di bidangpendidikandan pembagianke~adi sektor publik. Novel-novel<br />
tersebut adalah Azab dan Sengsara (Merari Siregar, 1920), Sitti<br />
Nurbaya (Marah Rusli, 1922), Kehilangan Mestika (Hamidah, 1935),<br />
Layar Terkembang(Sutan Takdir Alisyahbana, 1936), Manusia Bebas<br />
(SoewarsihDjojopuspito,1944),Widyawati(Arti Purbani, 1948), Burungburung<br />
Manyar (Y.B. Mangunwijaya,1981),Ja/anBandungan(JB) karya<br />
Nh. Dini (1989), Burung-burung Rantau (BBR) karya Y.B. Mangunwijaya<br />
(1992), Saman (SM) dan Larung (L) karya Ayu Utami (1999;<br />
2003), Namaku Teweraut (NT) karya Ani Sekarningsih (2000),<br />
PerempuanBerkalung Sorban (PBS) dan Geni Jora (GJ) karya Abidah<br />
EI-Khalieqy (2001, 2003). Data berupa kata, frase, kalimat yang<br />
mengandung informasi yang berkaitan ketidakadilangender di bidang<br />
pendidikan dan pembagian ke~a di sektor publik dan perlawanan<br />
simbolis terhadap ketidakadilantersebut yang terdapat dalam novel<br />
yang menjadi objek penelitian. Setelah dicatat, diidentifikasi, dan<br />
diklasifikasikan,data dianalisis dengan teknik deskriptif kualitatif untuk<br />
menemukan adanya perlawanan simbolis, melalui ideologi yang<br />
diangkat dalam sejumlah novel Indonesia,terhadap hegemoni patriarki<br />
yang menimbulkanketidakadilangender dalam bidang pendidikandan<br />
peran perempuandi sektor publik. Inferensihasil penelitiandidasarkan<br />
pada kerangka teori kritik sastra feminis membacasebagai perempuan<br />
(womanas reader).<br />
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlawanan terhadap<br />
hegemoni patriarkidilakukan melaluipe~uanganpara perempuanuntuk
mendapatkan kesempatan menempuh pedidikan dan berperan di ranah<br />
publik yang tergambar dalam novel-novel Indonesia, yang dapat<br />
dikategorikan dalam empat macam fase, yaitu: (1) pada beberapa novel<br />
awal pendidikan perempuan masih bertujuan untuk mempersiapkan tugas-tugas<br />
domestiknya sebagai ibu rumah tangga (Azab dan Sengsara,<br />
Sifti Nurbaya). (2) Pada novel berikutnya, pendidikan bagi perempuan<br />
telah bertujuan untuk mempersiapkan dirinya ke dalam peke~aan di<br />
sektor publik, terutama sebagai guru (Layar Terkembang, Kehilangan<br />
Mestika,. Widyawati, dan Manusia Bebas). (3) Pada fase berikutnya,<br />
setelah para perempuan masuk kelapangan ke~a, sebagian dari mereka<br />
juga aktif dalam organisasi perempuan dan Lembaga Swadaya<br />
Masyarakat yang mempe~uangan emansipasi perempuan dan<br />
perjuangan menuju kemerdekaan Indonesia dan marginalisasi<br />
perempuan (Layar Terkembang, Manusia Bebas, Burung-burung<br />
Manyar, dan Burung-burung Rantau). (4) Pada fase berikiutnya,<br />
terdapat sejumlah novel yang menunjukkan adanya perlawanan<br />
terhadap kuasa patriarki yang membatasi akses pendidikan perempuan<br />
dan kiprah perempuan di arena publik dengan mendasarkan pada<br />
interpretasi ajaran agama dan nilai-nilai budaya tradisi yang bias gender<br />
(novel Jalan Bandungan, Perempuan Berkalung Sorban, Geni Jora, dan<br />
Namaku Teweraut, Saman dan Larung). Temuan tersebut menunjukkan<br />
bahwa novel-novel Indonesia telah ikut berperan dalam melakukan kritik<br />
(perlawanan simbolis) terhadap hegemoni patriarki yang berlaku dalam<br />
masyarakat, sejak masa kolonial sampai sekarang yang penuh dengan<br />
ketidakadilan gender. Perlawanan tersebut diwujudkan dengan<br />
memberikan kesempatan kepada para perempuan untuk menempuh<br />
pendidikan di sekolah dan di luar sekolah, serta memberikan<br />
kesempatan kepada para perempuan untuk ikut berperan di arena<br />
publik, baik sebagai peke~a maupun aktivis organisasi perempuan,<br />
maupun lembaga swadaya masyarakat.<br />
Kata kunci: perlawanan simbolis, hegemoni, patriarki, pendidikan,<br />
peran perempuan
SUMMARY<br />
IMAGES OF SIMBOLIC RESISTACE TO THE PATRIARCHAL<br />
HEGEMONY IN FIELD OF EDUCATION AND THE ROLE OF<br />
THE WOMEN IN THE PUBLIC ARENA IN THE INDONESIA<br />
NOVELS: ANALYSIS OF FEMINIST LITERARY CRITICISM<br />
Wiyatmi<br />
This study aims at identifyingthe existenceof imagesof symbolic<br />
resistance, through the ideology expressed in a number of Indonesia<br />
novels- against the hegemonyof the patriarchatein education and the<br />
role of women in the public arena.This is justified by an earlier survey,<br />
which showedthe existenceof discriminationagainstwomen characters<br />
in the novel told of Indonesiain the field of educationand played a major<br />
role in the public sector and how these novels carry the ideology of<br />
feminismto combatsuch discrimination.<br />
To achieve these objectives, a number of novels, purposefully<br />
chose which greatly raised the issue of gender inequality in education<br />
and division of labour in the public sector. The novels is Azab dan<br />
Sengsara (Merari Siregar, 1920), Sitti Nurbaya (Marah Rusli, 1922),<br />
KehilanganMestika (Hamidah,1935),Layar Terkembang(Sutan Takdir<br />
Alisyahbana, 1936), Manusia Bebas (Soewarsih Djojopuspito, 1944),<br />
Widyawati (Arti Purbani, 1948), Burung-burungManyar (Y.B. Mangunwijaya,<br />
1981),Jalan Bandungan(JB) by Nh. Dini (1989),Burung-burung<br />
Rantau (BBR) by Y.B. Mangunwijaya(1992), Saman (SM) dan Larung<br />
(L) by Ayu Utami (1999; 2003), Namaku Teweraut (NT) by Ani<br />
Sekarningsih (2000), Perempuan Berkalung Sorban (PBS) and Jora<br />
(GJ) by Abidah EI-Khalieqy(2001,2003).The data in the form of words,<br />
phrases,sentencesthat contain informationrelated to gender inequality<br />
in education and the division of labor in the public sector and symbolic<br />
resistance against the injustices inherent in the novel that became the<br />
object of research. Once recorded, identified, and classified, the data<br />
were analyzed using qualitative descriptive technique to find images<br />
symbolic resistance, through the ideology of the novel raised in<br />
Indonesia, against the hegemony of patriarchy that cause gender<br />
inequality in education and the role of women in the public sector.<br />
Inference results are based on the theoretical framework of feminist<br />
literarycriticismto be read as a woman(womenas readers).<br />
The results showed that the resistance against patriarchal<br />
hegemony through the struggle of women to opportunities to enjoy<br />
education and participatein the public domain as well as women's work<br />
and women activists women's organizations. In women's education<br />
novels yet aims prepare chores such as housewives (target and the
passion Sitti Nurbaya, Para Priyayi, Namaku Teweraut). In other novels,<br />
education for women have been addressed to prepare at work in the<br />
public sector, mainly as teachers (Kehilangan Mestika, Widyawati, and<br />
Manusia Bebas), which continued with the entry of women educated in<br />
organizations of women for the emancipation of women and the struggle<br />
towards independence struggle for Indonesian independence. (Layar<br />
Terkembang, Manusia Bebas, and Burung-burung Manyar). These<br />
results indicate Indonesia novels have played a role in decision-making<br />
(symboliq resistance) criticism against prevailing patriarchal hegemony<br />
in society, from colonial times until now. Resistance is manifested by<br />
providing the opportunity for women to continue their education in school<br />
and out of school, and to give chance to opportunity women participate<br />
in the public sphere, both as workers and organizations of women<br />
activists, and nongovernmental organizations.<br />
Keyword: symbolic resistance, patriarchal, hegemony, educational, role<br />
of women.