Brahmavihara - Empat Keadaan Batin Luhur - DhammaCitta
Brahmavihara - Empat Keadaan Batin Luhur - DhammaCitta
Brahmavihara - Empat Keadaan Batin Luhur - DhammaCitta
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
Pengenalan<br />
dan tanpa inti. <strong>Batin</strong> yang telah mencapai pencerapan meditatif yang dipengaruhi<br />
oleh empat keadaan luhur ini akan menjadi murni, damai, teguh, terpusat<br />
dan bebas dari egoisme yang kasar. Dengan demikian, batin akan siap untuk<br />
pembebasan akhir yang hanya dapat dilengkapi melalui pencerahan.<br />
Pembahasan sebelumnya menunjukkan ada dua cara mengembangkan<br />
keadaan batin yang luhur: pertama, melalui tingkah laku dan pengarahan<br />
pikiran yang tepat; dan kedua, melalui metode meditasi yang menuju pada<br />
pencerapan-pencerapan. Kedua cara ini akan membantu satu sama lain. Latihan<br />
meditasi secara bertahap akan membantu menimbulkan cinta, welas asih,<br />
kebahagiaan dan keseimbangan batin menjadi spontan. Latihan ini juga akan<br />
membuat batin lebih teguh dan tenang dalam menghadapi berbagai masalah<br />
hidup yang menyakitkan yang menantang kita untuk mempertahankan empat<br />
kualitas luhur ini dalam pikiran, ucapan maupun perbuatan.<br />
Di sisi lain, jika tingkah laku seseorang semakin banyak diarahkan oleh<br />
empat keadaan luhur ini, batin akan memendam semakin sedikit sakit hati,<br />
tekanan dan ketersinggungan; gema-gema yang seringkali secara halus menyusup<br />
masuk pada saat meditasi, membentuk yang disebut “belenggu kegelisahan”.<br />
Kehidupan dan pikiran kita sehari-hari memiliki pengaruh yang kuat terhadap<br />
batin saat meditasi; hanya apabila celah diantara keduanya disempitkan<br />
secara terus menerus barulah ada kesempatan untuk kemajuan meditasi yang<br />
mantap dan pencapaian tujuan tertinggi dari latihan kita.<br />
Pengembangan meditatif dari keadaan batin yang luhur ini dapat dibantu<br />
dengan refleksi yang berulang-ulang terhadap kualitas-kualitas keadaan luhur<br />
tersebut, manfaat yang ditawarkan oleh keadaan luhur dan bahaya yang dapat<br />
ditimbulkan oleh sifat-sifat yang bertentangan dengan keadaan luhur tersebut.<br />
Seperti yang dikatakan oleh Buddha, “Apa yang seseorang pikirkan dan<br />
refleksikan selama jangka waktu yang panjang, ke sanalah batinnya akan condong<br />
dan mengarah.”<br />
5