04.01.2015 Views

panduan penyusunan proposal, protokol dan ... - Badan Litbangkes

panduan penyusunan proposal, protokol dan ... - Badan Litbangkes

panduan penyusunan proposal, protokol dan ... - Badan Litbangkes

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

PANDUAN PENYUSUNAN PROPOSAL, PROTOKOL DAN<br />

LAPORAN AKHIR PENELITIAN<br />

Tahun 2012<br />

KEMENTERIAN KESEHATAN RI<br />

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN<br />

Jl. Percetakan Negara No.29, Jakarta 10560


KATA PENGANTAR<br />

Puji <strong>dan</strong> syukur ke hadirat Allah SAW karena berkat kasih <strong>dan</strong> karuniaNya, Panduan Penyusunan<br />

Proposal, Protokol <strong>dan</strong> Laporan Akhir Penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik. Panduan ini<br />

merupakan penyempurnaan dari Edisi I <strong>dan</strong> Edisi II yang dilakukan oleh Komisi Ilmiah Ba<strong>dan</strong> Litbang<br />

Kesehatan dengan komitmen untuk mewujudkan visi <strong>dan</strong> misi Ba<strong>dan</strong> <strong>Litbangkes</strong>. Buku ini terdiri dari 3<br />

(tiga) bagian yaitu <strong>panduan</strong> <strong>penyusunan</strong> <strong>proposal</strong> penelitian, <strong>panduan</strong> <strong>penyusunan</strong> <strong>protokol</strong> penelitian<br />

<strong>dan</strong> <strong>panduan</strong> <strong>penyusunan</strong> laporan akhir penelitian. Diharapkan dengan <strong>panduan</strong> ini penelitian yang<br />

diusulkan lebih berkualitas <strong>dan</strong> menghasilkan output, outcome, benefit <strong>dan</strong> impact yang sesuai dengan<br />

kebutuhan stakeholders serta mendukung program pembangunan kesehatan.<br />

Mengingat IPTEK bi<strong>dan</strong>g kesehatan memiliki sifat yang dinamis <strong>dan</strong> berkembang sesuai dengan<br />

peradaban manusia, maka senantiasa diperlukan pemikiran <strong>dan</strong> upaya pengembangan <strong>panduan</strong> ini.<br />

Panduan yang disempurnakan ini menjadi wujud dari sifat dinamis.<br />

Kepada seluruh anggota Komisi Ilmiah yang telah bekerja bersungguh-sungguh menyempurnakan<br />

<strong>panduan</strong> ini kami ucapkan terima kasih <strong>dan</strong> penghargaan yang sebesar-besarnya. Semoga Allah SAW<br />

senantiasa melimpahkan rahmat <strong>dan</strong> memberi petunjuk serta kekuatan kepada kita semua dalam<br />

melaksanakan penelitian <strong>dan</strong> pengembangan kesehatan.<br />

Jakarta, Desember 2011<br />

Kepala Ba<strong>dan</strong> Penelitian <strong>dan</strong><br />

Pengembangan Kesehatan<br />

Dr. dr.Trihono, MSc<br />

NIP.19540214198012100<br />

i


DAFTAR ISI<br />

Hal<br />

Kata Pengantar<br />

Daftar Isi<br />

i<br />

ii-iv<br />

Bagian I Panduan Penyusunan Proposal Penelitian<br />

Pendahuluan 1<br />

Elemen Proposal Penelitian 1<br />

1. Judul Penelitian 1<br />

2. Indentitas Pengusul Penelitian 1<br />

3. Ringkasan Penelitian 1<br />

4. Pendahuluan 2<br />

Latar Belakang 2<br />

Perumusan Masalah Penelitian 2<br />

5. Tujuan Penelitian 3<br />

6. Manfaat Penelitian 3<br />

7. Hipotesis 4<br />

8. Metode Penelitian 4<br />

8.1. Kerangka Teori 4<br />

8.2. Kerangka Konsep 4<br />

8.3. Disain Penelitian 5<br />

8.4. Tempat <strong>dan</strong> Waktu 5<br />

8.5. Populasi <strong>dan</strong> Sampling 5<br />

8.6. Kriteria Inklusi <strong>dan</strong> Eksklusi 6<br />

8.7. Variabel 7<br />

8.8. Instrumen <strong>dan</strong> Cara Pengumpulan Data 8<br />

8.9. Pengawasan Kualitas Data 8<br />

8.10. Manajemen Data 8<br />

8.11. Analisis Data 8<br />

8.12. Langkah-langkah Penelitian 9<br />

9. Pertimbangan Etik Penelitian 9<br />

10. Daftar Kepustakaan 9<br />

11. Susunan Tim Peneliti 10<br />

12. Jadwal Kegiatan Penelitian 10<br />

13. Rincian Rencana Anggaran 10<br />

14. Biodata Ketua Pelaksana <strong>dan</strong> Peneliti 10<br />

15. Persetujuan Atasan yang Berwenang 11<br />

16. Lampiran 11<br />

PENILAIAN PROPOSAL PENELITIAN 12<br />

1. Relevansi 12<br />

2. Metoda 12<br />

3. Kelayakan 12<br />

4. Cara Penulisan 13<br />

Bagian II Panduan Penyusunan Protokol Penelitian 14<br />

Pendahuluan 15<br />

Elemen Protokol Penelitian 15<br />

1. Judul Penelitian 15<br />

2. Indentitas Pengusul Penelitian 15<br />

ii


3. Daftar Isi 15<br />

4. Ringkasan Penelitian 15<br />

5. Pendahuluan 16<br />

5.1. Latar Belakang 16<br />

5.2. Perumusan Masalah Penelitian 17<br />

6. Tujuan Penelitian 18<br />

6.1. Tujuan Umum 18<br />

6.2. Tujuan Khusus 18<br />

7. Manfaat Penelitian 18<br />

8. Hipotesis 19<br />

9. Metode Penelitian 19<br />

9.1. Kerangka Teori 19<br />

9.2. Kerangka Konsep 19<br />

9.3. Tempat <strong>dan</strong> Waktu 20<br />

9.4. Disain Penelitian 20<br />

9.5. Populasi <strong>dan</strong> Sampel 21<br />

9.6. Besar Sampel, Cara Pemilihan atau Penarikan<br />

21<br />

Sampel<br />

9.7. Kriteria Inklusi <strong>dan</strong> Eksklusi 21<br />

9.8. Variabel 22<br />

9.9. Definisi Operasional 22<br />

9.10. Instrumen <strong>dan</strong> Cara Pengumpulan Data 22<br />

9.11. Bahan <strong>dan</strong> Prosedur Kerja 23<br />

9.12. Managemen <strong>dan</strong> Analisis Data 23<br />

10. Pertimbangan Ijin Penelitian 24<br />

11. Pertimbangan Etik Penelitian 24<br />

12. Daftar Kepustakaan 24<br />

13. Susunan Tim Peneliti 25<br />

14. Jadwal Penelitian 25<br />

15. Rincian Rencana Anggaran 25<br />

16. Biodata Ketua Pelaksana <strong>dan</strong> Peneliti 25<br />

17. Persetujuan Atasan yang Berwenang 26<br />

18. Lampiran 26<br />

Lampiran 1 27<br />

Bagian III Panduan Penyusunan Laporan Akhir Penelitian 29<br />

Pendahuluan 30<br />

Elemen Laporan Akhir Penelitian 30<br />

1. Judul Penelitian 30<br />

2. Susunan Tim Peneliti 31<br />

3. Surat Keputusan Penelitian 31<br />

4. Kata Pengantar 31<br />

5. Ringkasan Eksekutif 31<br />

6. Abstrak 31<br />

7. Daftar Isi 32<br />

8. Daftar Tabel/Gambar/Grafik/Peta 32<br />

9. Daftar Lampiran 32<br />

Isi Laporan Penelitian 32<br />

1. Pendahuluan 32<br />

2. Tinjauan Pustaka 32<br />

3. Tujuan <strong>dan</strong> Manfaat 32<br />

iii


4. Hipotesis 33<br />

5. Metode 33<br />

6. Hasil 33<br />

7. Pembahasan 33<br />

8. Kesimpulan <strong>dan</strong> Saran 34<br />

9. Ucapan Terima Kasih 34<br />

10. Daftar Kepustakaan 34<br />

11. Lampiran 35<br />

Aspek Lain yang Perlu Diperhatikan 35<br />

Menghindari Plagiat 35<br />

Daftar Kepustakaan 37<br />

iv


Pendahuluan<br />

Proposal merupakan suatu rencana kerja tertulis yang disusun secara sistematis, <strong>dan</strong> diajukan untuk<br />

memperoleh <strong>dan</strong>a. Proposal adalah garis besar (outline) yang menjelaskan tentang siapa (who), apa<br />

(what), mengapa (why), bagaimana (how), di mana (where), kapan (when), <strong>dan</strong> untuk siapa (for<br />

whom) penelitian itu akan dilaksanakan. Kajian <strong>proposal</strong> dilakukan terhadap relevansi, perumusan<br />

masalah, metodologi, kelayakan <strong>dan</strong> kompetensi peneliti. Proposal merupakan dasar untuk<br />

<strong>penyusunan</strong> <strong>protokol</strong>.<br />

Garis besar penulisan <strong>proposal</strong> penelitian terdiri dari (1) indentitas pengusul penelitian, (2) judul<br />

penelitian, (3) ringkasan penelitian, (4) pendahuluan, (5) tujuan penelitian, (6) manfaat penelitan, (7)<br />

hipotesis (bila diperlukan), (8) metode penelitian, (9) pertimbangan etik penelitian, (10) pertimbangan<br />

ijin penelitian, (11) daftar pustaka, (12) susunan tim peneliti <strong>dan</strong> kompetensinya, (13) jadual kegiatan<br />

penelitian, (14) rincian rencana anggaran penelitian, (15) biodata ketua pelaksana <strong>dan</strong> anggota<br />

peneliti, (16) persetujuan atasan yang berwenang, (17) lampiran-lampiran<br />

Elemen Proposal Penelitian<br />

1. Judul Penelitian<br />

Judul mencerminkan topik <strong>dan</strong> tujuan penelitian, yang menggambarkan secara cepat kepada<br />

pembaca ide kunci dari penelitian yang akan dilaksanakan. Judul harus singkat, jelas, <strong>dan</strong> maksimal<br />

terdiri dari 20 kata. Bila diperlukan menggunakan anak judul (sub judul)<br />

2. Identitas Pengusul Penelitian<br />

Pengusul penelitian adalah Ketua pelaksana penelitian. Identitas terdiri dari: nama pengusul, gelar<br />

akademik, jabatan fungsional (khusus untuk peneliti dari Balitbangkes), instansi, alamat,<br />

telepon/faksimili instansi <strong>dan</strong> e-mail. Bagi pengusul <strong>proposal</strong> DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan<br />

Anggaran) Ba<strong>dan</strong> <strong>Litbangkes</strong>, disyaratkan Ketua Pelaksana telah menduduki jabatan fungsional<br />

peneliti aktif. Bagi usulan <strong>proposal</strong> untuk sumber <strong>dan</strong>a lain harus mengikuti <strong>panduan</strong> masing-masing<br />

penyan<strong>dan</strong>g <strong>dan</strong>a.<br />

3. Ringkasan Penelitian<br />

Ringkasan penelitian adalah uraian singkat dari latar belakang, masalah yang akan diteliti, tujuan,<br />

metode, tempat <strong>dan</strong> waktu penelitian serta data/informasi/ pengetahuan teknologi yang akan<br />

dihasilkan. Penulisan ringkasan harus padat, singkat <strong>dan</strong> jelas, kurang lebih 250-300 kata.<br />

1


4. Pendahuluan<br />

4.1. Latar Belakang<br />

Latar belakang penelitian mencakup komponen-komponen masalah yang perlu diteliti berdasarkan<br />

pengamatan peneliti, kajian pustaka <strong>dan</strong> hasil-hasil penelitian terdahulu, yang merupakan bahan<br />

pertimbangan (justification) penetapan fokus penelitian <strong>dan</strong> hipotesis bila diperlukan. Suatu penelitian<br />

penting untuk dilakukan apabila (a) mengacu pada agenda riset Ba<strong>dan</strong> <strong>Litbangkes</strong>, (b) permasalahan<br />

yang belum pernah/sangat jarang diteliti, (c) penelitian tetapi hasilnya belum lengkap atau kurang<br />

tajam, (d) hasil penelitian masih kontradiktif <strong>dan</strong> belum konsisten, (e) isu yang berkaitan dengan<br />

validitas eksternal <strong>dan</strong> (f) isu-isu penting lainnya<br />

4.2. Perumusan Masalah Penelitian<br />

Masalah penelitian adalah kesenjangan antara yang terjadi (fakta) dengan yang seharusnya terjadi,<br />

jelas, relevan, nalar, terdokumentasi. Masalah penelitian dapat common sense atau intuitif tetapi<br />

harus berdasarkan data, yang identifikasi/pemecahannya hanya dapat dicari melalui penelitian.<br />

Tidak semua masalah kesehatan memerlukan penelitian, misalnya ada masalah kesehatan yang<br />

dapat diselesaikan melalui perbaikan manajemen, peningkatan koordinasi, pelatihan, <strong>dan</strong> pemenuhan<br />

ketersediaan sumber daya.<br />

Setelah masalah teridentifikasi, langkah selanjutnya adalah membatasi/ memfokuskan/mendefinisikan<br />

masalah dengan formulasi yang memuat antara lain:<br />

- Kelayakan masalah<br />

- Besar <strong>dan</strong> luas masalah<br />

- Urgensi dari masalah<br />

- Wilayah geografis yang terpengaruh,<br />

- Karakteristik populasi/ sampel penelitian,<br />

- Faktor-faktor yang mempengaruhi masalah,<br />

- Upaya yang pernah dilakukan untuk mengatasi masalah, keberhasilan <strong>dan</strong> kekurangan upaya<br />

tersebut.<br />

- Prediksi terhadap keberhasilan penelitian,<br />

- Masalah penelitian tidak merupakan item-item tetapi suatu deskripsi<br />

Pertanyaan Penelitian<br />

Pertanyan penelitian diharapkan dapat terjawab dari hasil penelitian. Telaah pustaka dapat membantu<br />

untuk merumuskan pertanyaan penting, terutama bila telah menguasai topik <strong>dan</strong> masalahnya.<br />

Pertanyaan penelitian digunakan untuk merancang penelitian<br />

Contoh 1. Sejumlah besar penderita TB tidak menyelesaikan secara tuntas pengobatannya.<br />

2


Pertanyaan penelitiannya:<br />

a. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi seorang penderita TB tidak kembali lagi ke Puskesmas<br />

untuk mengambil obatnya <br />

b. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi seorang penderita TB tidak minum obatnya <br />

c. Faktor-faktor apa yang dapat mendorong seorang penderita TB menyelesaikan<br />

pengobatannya secara tuntas <br />

Contoh 2. Banyak anak gizi buruk ditemukan pada keluarga-keluarga mampu<br />

Pertanyaan penelitian :<br />

a. Determinan apa yang terkait dengan gizi buruk pada keluarga-keluarga mampu<br />

b. Apakah faktor pola asuh merupakan faktor utama penyebab gizi buruk pada keluargakeluarga<br />

mampu <br />

c. Apakah gaya hidup (life style) merupakan faktor utama penyebab gizi buruk pada keluargakeluarga<br />

mampu<br />

Contoh 3. Terjadinya disparitas pada pemanfaatan pelayanan kesehatan<br />

Pertanyaan penelitian :<br />

a. Determinan apa yang terkait dengan disparitas pada pemanfaatan pelayanan kesehatan <br />

b. Apakah tingkat pendapatan masyarakat merupakan faktor utama penyebab disparitas pada<br />

pemanfaatan pelayanan kesehatan <br />

c. Apakah ketersediaan <strong>dan</strong> penyebaran fasilitas pelayanan kesehatan mempengaruhi<br />

pemanfaatan pelayanan kesehatan <br />

5. Tujuan Penelitian<br />

Tujuan terdiri dari dua bagian yaitu tujuan umum <strong>dan</strong> tujuan khusus. Tujuan umum adalah<br />

pernyataan spesifik yang menggambarkan luaran yang akan dihasilkan dari penelitian yang diusulkan.<br />

Tujuan khusus : (a) merupakan tujuan antara untuk mencapai tujuan umum, (b) harus spesifik <strong>dan</strong><br />

dapat dicapai dalam waktu yang telah ditentukan, (c) dinyatakan dengan tindakan yang menggunakan<br />

kata kerja aktif (to), misalnya mengukur (to assess, to measure), mengidentifikasi (to identify),<br />

menentukan (to determine), membandingkan (to compare).<br />

6. Manfaat Penelitian<br />

Hasil penelitian dapat dimanfaatkan oleh pemangku kebijakan (stakeholders), masyarakat ilmiah <strong>dan</strong><br />

pelaksana program<br />

- Program, sebagai masukan untuk <strong>penyusunan</strong> kebijakan <strong>dan</strong> program pembangunan<br />

kesehatan (redesign program) atau merumuskan program baru<br />

- Iptek, sebagai masukan untuk pengembangan ilmu pengetahuan <strong>dan</strong> teknologi<br />

3


- Masyarakat umum, misalnya dapat diterapkan dalam keluarga, atau untuk bahan penyuluhan<br />

kesehatan kepada masyarakat,<br />

- Industri, dalam proses, produk <strong>dan</strong> teknologi baru<br />

- Peneliti <strong>dan</strong> institusi penelitian, untuk memperoleh HAKI<br />

7. Hipotesis<br />

Tidak semua penelitian membutuhkan hipotesis. Hipotesis merupakan suatu pernyataan sementara<br />

yang harus dibuktikan kebenarannya dengan menggunakan uji statistik yang sesuai. Hipotesis<br />

diperlukan untuk penelitian eksperimen <strong>dan</strong> analitik. Hipotesis dalam penelitian ini harus operasional<br />

dalam bentuk narasi (bukan hipotesis nol). Hipotesis juga memberi petunjuk tentang tipe data yang<br />

harus dikumpulkan <strong>dan</strong> tipe analisis yang harus dilakukan. Hipotesis perlu memikirkan masalah pokok<br />

yang menjadi sasaran penelitian (variabel terikat), <strong>dan</strong> faktor-faktor yang mungkin menyebabkan,<br />

menentukan, atau mempengaruhi situasi masalah (variabel bebas).<br />

Contoh hipotesis :<br />

1. Status gizi anak pada ibu dengan pola asuh baik, lebih baik dari status gizi anak pada pola<br />

asuh tidak baik<br />

2. Pemanfaatan pelayanan kesehatan pada keluarga dengan tingkat pendapatan lebih baik,<br />

akan lebih tinggi dibandingkan dengan berpendapatan rendah<br />

8. Metode Penelitian<br />

8.1. Kerangka Teori<br />

Kerangka teori merupakan kerangka yang dibangun dari berbagai teori yang ada <strong>dan</strong> saling<br />

berhubungan sebagai dasar untuk membangun kerangka konsep. Kerangka teori perlu diungkapkan,<br />

<strong>dan</strong> merupakan kerangka acuan komprehensif mengenai konsep, prinsip, atau teori yang digunakan<br />

sebagai landasan dalam memecahkan masalah yang dihadapi. Kerangka teori dipaparkan dengan<br />

maksud untuk memberikan gambaran tentang kaitan upaya pengembangan dengan upaya-upaya lain<br />

yang mungkin sudah pernah dilakukan para ahli untuk mendekati permasalahan yang sama atau<br />

relatif sama, sehingga pengembangan yang dilakukan memiliki landasan empiris yang kuat. Kerangka<br />

teori dapat dituliskan dalam bentuk narasi <strong>dan</strong> atau gambar.<br />

8.2. Kerangka Konsep<br />

Kerangka konsep atau kerangka pikir merupakan bagian dari kerangka teori yang akan diteliti, untuk<br />

mendeskripsikan secara jelas variabel yang dipelajari (variabel dependent) <strong>dan</strong> variabel faktornya<br />

(variabel independent). Kerangka konsep dikembangkan dari suatu kerangka teori, permasalahan<br />

yang akan diteliti dalam hubungannya dengan masalah, pertanyaan, tujuan, hipotesis, variabel, disain<br />

dari suatu penelitian. Kerangka konsep harus dinyatakan dalam bentuk diagram dengan disertai<br />

4


penjelasannya (narasi) yang mencakup identifikasi variabel, jenis serta hubungan antar variabel.<br />

Kerangka konsep bukan alur rencana kerja/kegiatan.<br />

Contoh :<br />

8.3. Disain Penelitian<br />

Disain penelitian yang dipilih, harus dapat menjawab tujuan penelitian, meminimalkan kesalahan<br />

dengan memaksimalkan reliabilitas (kepercayaan) <strong>dan</strong> validitas (kesahihan) hasil penelitian. Jenis<br />

disain penelitian ada dua, observasional <strong>dan</strong> eksperimen. Disain observasional seperti cross<br />

sectional, cohort, case control, time series, repeated survey, se<strong>dan</strong>gkan disain eksperimen terdiri dari<br />

eksperimen murni, <strong>dan</strong> kuasi eksperimen.<br />

Disain penelitian yang tepat akan menghasilkan kesimpulan penelitian yang dapat dipercaya (reliable)<br />

<strong>dan</strong> sahih (valid)<br />

Ada disain lain yaitu uji klinik, yaitu suatu disain yang digunakan untuk uji obat, vaksin baru <strong>dan</strong> lainlain.<br />

Disain uji klinik harus mengikuti pedoman GCP (Good Clinical Practice) atau CUKP (Cara Uji<br />

Klinik yang Benar).<br />

8.4. Tempat <strong>dan</strong> Waktu<br />

Tempat penelitian daerah atau lokasi di mana penelitian akan dilakukan, se<strong>dan</strong>gkan waktu penelitian<br />

adalah bulan, tahun <strong>dan</strong> periode lamanya penelitian berlangsung sejak awal penelitian yaitu sejak<br />

<strong>penyusunan</strong> <strong>protokol</strong> sampai laporan akhir (laporan ilmiah) selesai.<br />

8.5. Populasi <strong>dan</strong> Sampel<br />

a. Pengertian<br />

Populasi penelitian adalah keseluruhan atau himpunan obyek dengan ciri sama (manusia, hewan,<br />

senyawa, sistem, fasilitas, bahan biologi tersimpan/BBT, organisasi dll). Target population adalah<br />

5


kepada siapa (about which) kesimpulan akan diberlakukan atau digeneralisasikan. Cara menentukan<br />

populasi penelitian, tergantung pada masalah yang di teliti.<br />

Sampel penelitian adalah himpunan bagian atau sebagian dari populasi, se<strong>dan</strong>gkan sample<br />

population adalah dari mana (from which) sampel akan diambil<br />

b. Besar sampel<br />

Besar sampel dihitung dengan menggunakan rumus yang sesuai dengan tujuan penelitian, dapat<br />

melalui perhitungan sendiri, tabel, atau bantuan piranti lunak komputer. Bila tujuannya untuk<br />

menghitung perbedaan proporsi maka gunakan rumus perhitungan sampel untuk beda proporsi. Bila<br />

tujuannya untuk menghitung perbedaan rata-rata, gunakan rumus perhitungan sampel untuk beda<br />

rata-rata. Besar sampel hasil perhitungan biasanya di tambah 5-10% untuk antisipasi kemungkinan<br />

gagal (drop out)<br />

c. Cara Penarikan Sampel (sampling)<br />

1) Untuk mendapatkan sampel yang sesuai, maka populasi harus memenuhi kriteria inklusi <strong>dan</strong><br />

eksklusi.<br />

2) Cara penarikan sampel tergantung dari metode penelitian yang dipakai (kualitatif, kuantitatif<br />

<strong>dan</strong> kombinasi) <strong>dan</strong> kelayakan (SDM, kondisi lapangan). Untuk metode kuantitatif dasar<br />

penarikan sampel adalah probability samping, se<strong>dan</strong>gkan metode kualitatif didasarkan pada<br />

non probability samping. Probability sampling meliputi (a) simple random sampling, (b)<br />

sistematik random sampling, (c) stratified random sampling, (d) cluster random sampling <strong>dan</strong><br />

(e) multistage random sampling. Non probability sampling terdiri dari (a) convenience atau<br />

accidental sampling, (b) purposive sampling, (c) judgment sampling, (d) expert sampling <strong>dan</strong><br />

(e) quota sampling<br />

8.6. Kriteria Inklusi <strong>dan</strong> Eksklusi<br />

Kriteria inklusi <strong>dan</strong> eksklusi dari populasi harus dinyatakan dengan jelas <strong>dan</strong> logis. Kriteria inklusi<br />

merupakan persyaratan umum yang harus dipenuhi oleh subyek penelitian/populasi agar dapat<br />

diikutsertakan dalam penelitian. Kriteria eksklusi, disebut juga kriteria penolakan, adalah keadaan<br />

yang menyebabkan subyek penelitian yang memenuhi kriteria inklusi tetapi tidak dapat diikutsertakan<br />

dalam penelitian. Kriteria eksklusi bukan kebalikan dari kriteria inklusi.<br />

Contoh :<br />

a. Pasien dengan diagnosis malaria, kriteria inklusinya : umur 15-50 tahun, tidak hamil/menyusui,<br />

tidak alergi pada obat yang se<strong>dan</strong>g diuji <strong>dan</strong> bersedia berpartisipasi, se<strong>dan</strong>gkan kriteria<br />

eksklusinya : menderita penyakit lain<br />

b. Pasien penderita DBD, kriteri inklusinya : umur 7-16 tahun, se<strong>dan</strong>gkan kriteria eksklusinya :<br />

penderita DBD dengan shock syndrome<br />

6


c. Pasien peserta Jamkesmas, kriteria inklusinya : anggota keluarga miskin, umur remaja (12-20 th),<br />

se<strong>dan</strong>gkan kriteria eksklusinya : remaja tidak tinggal dengan ibunya<br />

8.7. Variabel<br />

a. Pengertian<br />

Variabel adalah karakteristik dari subyek penelitian, atau fenomena yang dapat memiliki beberapa<br />

nilai (variasi nilai). Variabel yang dikumpulkan harus mengacu pada tujuan, <strong>dan</strong> kerangka konsep.<br />

Variabel yang diteliti harus jelas mana variabel bebas (independent) <strong>dan</strong> mana variabel terikatnya<br />

(dependent). Variabel bebas adalah faktor yang tidak terpengaruh oleh perlakuan atau faktor yang<br />

dapat mempengaruhi. Variabel terikat adalah faktor yang dapat berubah karena perlakuan atau<br />

variabel outcome<br />

Contoh variabel bebas lebih dari satu :<br />

1) Diet untuk penderita DM: diet (kalori), umur, olah raga adalah variable bebas, kadar gula darah<br />

adalah variabel terikat<br />

2) Status terinfeksi HIV atau tidak terinfeksi HIV adalah variabel terikat, se<strong>dan</strong>gkan variabel bebasnya<br />

adalah pemakaian kondom, perilaku seksual bebas, penggunaan jarum suntik<br />

3) Pertumbuhan balita adalah variabel terikat, <strong>dan</strong> variabel bebasnya adalah intake gizi, <strong>dan</strong> tingkat<br />

keparahan penyakit infeksi yang diderita<br />

4) Kinerja Jamkesmas adalah variabel terikat, <strong>dan</strong> variabel bebasnya adalah status kepesertaan<br />

jamkesmas, kualitas pelayanan kesehatan, klaim biaya kesehatan, kelas rumah sakit <strong>dan</strong><br />

kepemilikan rumah sakit<br />

b. Definisi Operasional Variabel<br />

Definisi operasional (DO) variabel disusun dalam bentuk matrik, yang berisi : nama <strong>dan</strong> deskripsi<br />

variabel, indikator, skala yang digunakan (nominal, ordinal, interval <strong>dan</strong> rasio), rujukan <strong>dan</strong> cara<br />

mengukurnya. Definisi operasional dibuat untuk memudahkan <strong>dan</strong> menjaga konsistensi pengumpulan<br />

data, menghindarkan perbedaan interpretasi serta membatasi ruang lingkup variabel. Variabel yang<br />

dimasukkan dalam definisi operasional adalah semua variabel yang dikumpulkan, dapat diukur secara<br />

operasional <strong>dan</strong> dapat dipertanggung jawabkan, sedapat mungkin menggunakan referensi yang<br />

sudah baku.<br />

Contoh:<br />

Variabel status obesitas, DOnya adalah status gizi yang diukur dengan indeks massa tubuh (IMT)<br />

yang merupakan berat ba<strong>dan</strong> (kg) dibagi tinggi ba<strong>dan</strong> (cm) kaudrat. Batasannya adalah IMT> 30<br />

termasuk obesitas se<strong>dan</strong>gkan IMT < 30 tidak obesitas (WHO 2007)<br />

7


8.8. Instrumen <strong>dan</strong> Cara Pengumpulan Data<br />

Cara pengumpulan data <strong>dan</strong> instrumen yang digunakan harus dijelaskan secara rinci. Untuk<br />

penelitian kuantitatif dapat dilakukan dengan menggunakan instrumen terstruktur, pengukuran, <strong>dan</strong><br />

pemeriksaan. Pengumpulan data pada penelitian kualitatif dapat dilakukan melalui wawancara<br />

mendalam (indepth interview), diskusi kelompok terarah (focus group discussion), observasi<br />

partisipatif <strong>dan</strong> penelusuran dokumen.<br />

Instrumen untuk penelitian kuantitatif harus divalidasi/kalibrasi terlebih dahulu sebelum digunakan<br />

untuk pengumpulan data. Instrumen untuk penelitian kualitatif harus terstandarisasi<br />

Instrumen berbentuk kuesioner dapat dikembangkan sendiri atau menggunakan kuesioner dari<br />

sumber lain yang sudah merupakan milik publik (public domain), namun demikian tetap harus melalui<br />

proses ujicoba yang sesuai dengan target subyek penelitian. Dalam penelitian etnografis, instrumen<br />

penelitian adalah peneliti itu sendiri.<br />

8.9. Pengawasan Kualitas Data<br />

Pengawasan kualitas data dilakukan dengan berbagai cara antara lain :<br />

a. Standarisasi petugas pengumpul data (melalui pelatihan)<br />

b. Validasi, standarisasi <strong>dan</strong> kalibrasi instrumen<br />

c. Uji reliabilitas antar pengukur/pengamat (Inter observer reliability check, khususnya untuk<br />

pengumpulan data dalam waktu cukup lama atau pengukuran berulang<br />

d. Supervisi <strong>dan</strong> monitoring<br />

e. Logbook dari ketua pelaksana penelitian <strong>dan</strong> anggota penelitinya<br />

f. Verifikasi data, edit data <strong>dan</strong> pembersihan data (data cleaning)<br />

8.10. Manajemen Data<br />

Rencana manajemen data harus dipersiapkan sebelum data dikumpulkan. Rencana yang perlu<br />

dipersiapkan mencakup penggunaan perangkat lunak <strong>dan</strong> perangkat keras, <strong>dan</strong> analisis data,<br />

misalnya secara manual atau menggunakan komputer. Manajemen data dilakukan sejak di<br />

lapangan/laboratorium/klinik untuk memeriksa kelengkapan <strong>dan</strong> ketepatan pengumpulan data,<br />

termasuk pengkodean (coding). Proses manajemen data dimulai dari verifikasi <strong>dan</strong> editing data<br />

(untuk mengecek kelengkapan <strong>dan</strong> konsistensi data yang dikumpulkan), entri data, pembersihan data<br />

(data cleaning) sampai data siap untuk diolah <strong>dan</strong> dianalisis. Untuk penelitian kualitatif dilakukan<br />

verifikasi <strong>dan</strong> transkrip data yang dikumpulkan<br />

8.11. Analisis Data<br />

Dalam analisis data, tidak dibenarkan hanya ditulis “data akan diolah menggunakan komputer dengan<br />

perangkat lunak SPSS/Stata/Epi Info dll”<br />

8


Analisis data dilakukan untuk menjawab tujuan penelitian, dimulai dengan deskripsi karakteristik data<br />

(frekuensi distribusi). Dalam analisis data, perlu menyebutkan jenis uji (parametrik <strong>dan</strong> atau nonparametrik),<br />

teknik analisis seperti chi square, t-test, anova, <strong>dan</strong> regresi yang di sesuaikan dengan<br />

jenis data (kategori, kontinyu, dll) <strong>dan</strong> tujuan penelitian. Analisis data kualitatif dilakukan dengan cara<br />

kategorisasi <strong>dan</strong> konseptualisasi, naratif, content, taxonomy, dll.<br />

Contoh:<br />

a. Analisis hubungan antara TB ibu <strong>dan</strong> TB anak umur 5 thn dilakukan dengan korelasi koefisien<br />

Pearson;<br />

b. Analisis hubungan antara kepadatan populasi nyamuk <strong>dan</strong> curah hujan dilakukan dengan regresi<br />

linier<br />

Pengertian analisis data kuantitatif meliputi (1) univariat untuk menilai sebaran <strong>dan</strong> normalitas data<br />

dari variabel yang dikumpulkan, (2) uji perbedaan rata-rata atau proporsi, (3) bivariat untuk menilai<br />

hubungan antar dua variabel, (4) multivariat untuk tujuan menilai efek intervensi digunakan analisis of<br />

covariance (anakova), se<strong>dan</strong>gkan untuk mengembangkan model digunakan regression analysis<br />

(misalnya linear descriptive discriminant). (5) canonical atau factor analysis untuk mendapatkan<br />

hubungan antar beberapa kelompok variabel dapat digunakan canonical atau factor analysis<br />

8.12. Langkah-langkah Penelitian<br />

Langkah-langkah Penelitian, meliputi (a) persiapan : <strong>penyusunan</strong> <strong>protokol</strong>, ijin etik, ijin lokasi,<br />

rekrutmen enumerator, pelatihan enumerator, pengadaan bahan, alat <strong>dan</strong> instrumen, uji coba<br />

instrumen, <strong>dan</strong> ethical clearance (b) pelaksanaan pengumpulan data <strong>dan</strong> supervisi, (c) manajemen<br />

data, (d) analisis data, (e) penulisan laporan, (f) diseminasi, <strong>dan</strong> (g) penulisan artikel, bila perlu<br />

sampai memperoleh HAKI<br />

9. Pertimbangan Etik Penelitian<br />

Semua penelitian yang mengikutsertakan manusia sebagai subyek penelitian <strong>dan</strong>/atau menggunakan<br />

hewan coba, harus mendapatkan persetujuan etik penelitian dari Komisi Etik. Persetujuan Etik harus<br />

diperoleh sebelum pelaksanaan penelitian. Informed Consent diperoleh dari subyek setelah<br />

mendapatkan penjelasan penelitian. Format Naskah Penjelasan <strong>dan</strong> Persetujuan setelah Penjelasan<br />

dapat dibaca dalam Buku Pedoman Operasional Komisi Etik Penelitian Kesehatan, Ba<strong>dan</strong> <strong>Litbangkes</strong><br />

atau etik penelitian setempat. Permohonan persetujuan etik diajukan dengan melampirkan <strong>protokol</strong><br />

penelitian <strong>dan</strong> kelengkapannya (instrumen <strong>dan</strong> lain-lain)<br />

10. Pertimbangan Ijin Penelitian<br />

Ijin penelitian diperoleh dari instansi pemerintah terkait (Kemendagri, Pemerintah Provinsi, Pemerintah<br />

Kab/Kota) <strong>dan</strong> lokasi tempat penelitian dilakukan (Rumah Sakit, Dinas Kesehatan, Puskesmas),<br />

sesuai dengan peraturan yang berlaku.<br />

9


11. Daftar Kepustakaan<br />

Semua publikasi yang digunakan sebagai rujukan tersebut harus dituliskan sesuai dengan kaidah<br />

ilmiah. Rujukan pustaka yang dituliskan di dalam Daftar Kepustakaan hanya yang terkait langsung<br />

dengan isi <strong>proposal</strong>. Penulisan rujukan dilakukan dengan metode Vancouver (penomeran menurut<br />

urutan rujukan yang digunakan).<br />

Text book<br />

Lorrie, James H., and Harry V.Roberts. Basic Methods of Marketing Research. New York:<br />

McGraw-Hill, 1951.<br />

Artikel dari jurnal<br />

Clements JD, Stanton BF, Chakraborty J, Chowdury S, Rao MR, Ali M, et al. Measles vaccination<br />

and childhood mortality in rural Bangladesh. American Journal of Epidemiology 1998; 128:<br />

13309., 1951.<br />

Referensi publikasi elektronik<br />

MYERS, Michael P.; YANG, Jay; and STAMPE, Per. Visualization and functional analysis of a<br />

maxi-K channel (mSlo) fused to green fluorescent protein (GFP). EJB Electronic Journal of<br />

Biotechnology (online). 15 December 1999, vol.2, no.3 (cited 21 March 2000). Available from:<br />

http://www.ejb.org/content/vol2/issue3/full/3/index. html. ISSN 07173458<br />

12. Susunan Tim Peneliti<br />

Susunan tim peneliti disajikan dalam bentuk tabel yang menguraikan tentang nama anggota tim,<br />

kedudukan di dalam tim penelitian, keahlian <strong>dan</strong> uraian tugasnya. Tim peneliti terdiri dari seorang<br />

Ketua Pelaksana/Peneliti Utama, sejumlah Peneliti <strong>dan</strong> Pembantu Peneliti menurut kebutuhan serta<br />

Konsultan apabila diperlukan. Ketua Pelaksana/ Peneliti Utama bertanggung jawab atas semua<br />

aspek penelitian. Para Peneliti bertanggung jawab terhadap salah satu aspek sesuai dengan bi<strong>dan</strong>g<br />

keahliannya. Setiap anggota tim peneliti inti perlu memberikan tanda tangan persetujuan bersedia<br />

berpartisipasi dalam penelitian. Hal ini merupakan dokumen pelengkap dalam menerbitkan Surat<br />

Keputusan Susunan Anggota Tim Penelitian. Untuk anggota Peneliti Daerah (NN) persetujuan<br />

diberikan pada waktu pengumpulan data.<br />

13. Jadwal Kegiatan Penelitian<br />

Jadwal kegiatan biasanya disajikan dalam bentuk tabel yang berisi uraian kegiatan yang akan<br />

dilaksanakan, tolok ukur beserta masing-masing satuannya, <strong>dan</strong> target kegiatan per triwulan dalam<br />

jumlah <strong>dan</strong> persennya. Uraian kegiatan perlu dituliskan secara berurutan mulai dari persiapan<br />

(pengurusan ijin, pengadaan bahan <strong>dan</strong> alat, persiapan lapangan, <strong>penyusunan</strong> kuesioner, <strong>dan</strong> lainlain),<br />

pelaksanaan penelitian, pengolahan <strong>dan</strong> analisis data, <strong>dan</strong> pembuatan laporan.<br />

14. Rincian Rencana Anggaran<br />

Rincian rencana anggaran disusun berdasarkan jenis pengeluaran yaitu gaji/upah, bahan (habis<br />

pakai), alat-alat, perjalanan, <strong>dan</strong> lain-lain pengeluaran yang layak sesuai dengan peraturan yang<br />

berlaku. Untuk setiap pembelian, harus disebutkan macam/jenis (spesifikasi), jumlah yang diperlukan,<br />

10


harga satuan <strong>dan</strong> harga keseluruhan. Dalam rencana biaya untuk perjalanan, harus menyebutkan<br />

jumlah orang yang akan bepergian, tempat tujuan, frekuensi, lama <strong>dan</strong> kategori transportasi yang<br />

akan digunakan.<br />

Rencana pembiayaan yang belum disebutkan diatas, dapat dituliskan dalam biaya lain-lain, seperti<br />

lembur, pengolahan data, bantuan bensin, <strong>dan</strong> komunikasi (dalam pelaksanaannya disesuaikan<br />

dengen ketentuan yang berlaku). Rencana anggaran harus mencakup semua tahapan kerja seperti<br />

yang diuraikan dalam rincian prosedur kerja, yang terdiri dari (a) belanja honor output kegiatan, (b)<br />

belanja non operasional, (c) belanja bahan, (d) belanja perjalanan, (e) belanja jasa profesi (untuk nara<br />

sumber paket meeting lintas sektor).<br />

15. Biodata Ketua Pelaksana <strong>dan</strong> Peneliti<br />

Biodata Ketua Pelaksana/Peneliti Utama penelitian ditulis secara berurutan: nama dilengkapi dengan<br />

gelar kesarjanaan, alamat yang mudah dihubungi melalui pos surat, telepon, faksimili <strong>dan</strong> e-mail,<br />

riwayat pendidikan profesional, riwayat pekerjaan, riwayat penelitian <strong>dan</strong> publikasi dalam majalah<br />

ilmiah (nama majalah, judul artikel, volume, nomor, halaman <strong>dan</strong> tahun). Penelitian <strong>dan</strong> publikasi<br />

dalam majalah ilmiah 5 (lima) tahun terakhir, diutamakan yang berhubungan atau terkait dengan<br />

materi permasalahan penelitian yang diusulkan agar dapat dilihat sebagai track record.<br />

16. Persetujuan Atasan Yang Berwenang<br />

Proposal penelitian harus ditandatangani oleh Ketua Pelaksana/Peneliti Utama <strong>dan</strong> disetujui oleh<br />

Ketua Panitia Pembina Ilmiah (PPI) dari Satuan Kerja <strong>dan</strong> atasan yang bersangkutan, serendahrendahnya<br />

eselon II. Kepala Balai, Loka, UPF sebagai atasan langsung Ketua Pelaksana/Peneliti<br />

Utama, memberikan paraf pada tanda tangan Pejabat eselon II sebagai atasannya.<br />

17. Lampiran<br />

Berkas yang dilampirkan dalam <strong>proposal</strong> antara lain:<br />

- Persetujuan penyan<strong>dan</strong>g <strong>dan</strong>a<br />

- Rekomendasi dari stakeholder,<br />

- Kuesioner<br />

- Porsedur pemeriksaan/penentuan analisis laboratorium<br />

- Prosedur penanganan efek samping untuk uji klinik<br />

- Naskah penjelasan kepada responden<br />

- Inform consent<br />

11


PENILAIAN PROPOSAL PENELITIAN<br />

Pembinaan termasuk penilaian <strong>dan</strong> seleksi <strong>proposal</strong> dilakukan supaya <strong>proposal</strong> tersebut lebih<br />

bekualitas <strong>dan</strong> terarah, sehingga hasil penelitian dapat dimanfaatkan untuk pembangunan kesehatan.<br />

Setiap <strong>proposal</strong> yang diusulkan oleh peneliti di lingkungan Balitbangkes harus sudah dinilai, diseleksi<br />

<strong>dan</strong> dibina oleh Panitia Pembina Ilmiah (PPI) di tingkat Pusat (eselon II). Komisi Ilmiah (KI) di tingkat<br />

Balitbangkes bertugas mendampingi pembinaan <strong>proposal</strong> <strong>dan</strong> <strong>protokol</strong> yang dilakukan oleh PPI<br />

Pusat. Penilaian <strong>proposal</strong> meliputi aspek relevansi, metode, kelayakan <strong>dan</strong> cara penulisan.<br />

1. Relevansi<br />

Penilaian dari aspek relevansi yang merupakan kebaruan masalah penelitian, harus mengacu pada<br />

Rencana Pembangunan Bi<strong>dan</strong>g Kesehatan, Renstra Bi<strong>dan</strong>g Kesehatan, Prioritas <strong>dan</strong> Agenda Riset<br />

Kesehatan Nasional <strong>dan</strong> masalah bi<strong>dan</strong>g kesehatan yang mendesak.<br />

Aspek relevansi meliputi urgensi kebutuhan data, kebutuhan program, masukan bagi Iptek, orisinalitas<br />

penelitian, <strong>dan</strong>/atau merupakan dasar untuk melakukan penelitian lebih lanjut. Penting untuk<br />

mengetahui apakah topik penelitian yang diusulkan tersebut sebelumnya sudah pernah diteliti, baik di<br />

lokasi seperti yang diusulkan maupun di lokasi lain dengan kondisi yang sama. Apakah telah ada<br />

ulasan tentang kemungkinan pemecahan yang belum tuntas, sehingga masih memerlukan penelitian<br />

lebih lanjut. Apabila telah ada pemecahannya, maka topik ini tidak perlu diteliti lagi <strong>dan</strong> penilaian tidak<br />

perlu dilanjutkan.<br />

2. Metode<br />

Aspek metoda meliputi tempat <strong>dan</strong> waktu penelitian, jenis <strong>dan</strong> disain, populasi <strong>dan</strong> sampel, estimasi<br />

besar sampel, cara pemilihan <strong>dan</strong> penarikan sampel, variabel, instrumen <strong>dan</strong> cara pengumpulan data,<br />

bahan <strong>dan</strong> prosedur kerja, manajemen <strong>dan</strong> analisis data, serta perlu tidaknya pertimbangan etik.<br />

3. Kelayakan<br />

Aspek kelayakan meliputi kompleksitas sumber daya yang dibutuhkan seperti susunan tim peneliti,<br />

waktu, peralatan yang tepat, bantuan teknis <strong>dan</strong> sumber <strong>dan</strong>a (pembiayaan) serta <strong>dan</strong>a lokal yg<br />

tersedia. Kelayakan dikaji dari segi kecukupan, efisiensi, <strong>dan</strong> kepatutan.<br />

Penilaian aspek kelayakan dalam sumber daya manusia, maka penilaiannya adalah:<br />

(a) Ketua Pelaksana penelitian harus sudah mempunyai jabatan fungsional peneliti <strong>dan</strong> masih<br />

berlaku.<br />

(b) Topik penelitian harus sesuai dengan bi<strong>dan</strong>g keahlian Ketua Pelaksana/ Peneliti Utama.<br />

(c) Anggota Tim Peneliti harus mempunyai latar belakang keilmuan yang berkaitan dengan topik<br />

penelitian <strong>dan</strong> mempunyai peranan yang jelas serta nyata dalam pelaksanaan penelitian.<br />

(d) Keahlian konsultan harus sesuai dengan topik penelitian <strong>dan</strong> mempunyai peranan yang jelas<br />

<strong>dan</strong> nyata dalam pelaksanaan penelitian<br />

12


4. Cara Penulisan<br />

Cara penulisan <strong>proposal</strong> juga menjadi pertimbangan dalam penilaian, termasuk kejelasan <strong>dan</strong><br />

kerapihan penulisan, contohnya: susunan bahasa harus baik, benar <strong>dan</strong> sistematis. Selain itu, cara<br />

perujukan <strong>dan</strong> penulisan kepustakaan juga harus konsisten <strong>dan</strong> sistematis.<br />

13


Bagian II<br />

PANDUAN PENYUSUNAN PROTOKOL<br />

PENELITIAN<br />

14


Pendahuluan<br />

Pada dasarnya sistematika <strong>penyusunan</strong> <strong>protokol</strong> peneltian sama dengan <strong>penyusunan</strong> <strong>proposal</strong>. Yang<br />

membedakan adalah <strong>penyusunan</strong> <strong>protokol</strong> harus merinci prosedur dari setiap kegiatan pokok<br />

penelitian. Protokol menjelaskan tentang siapa atau apa, mengapa, bagaimana, di mana, kapan, <strong>dan</strong><br />

untuk siapa penelitian itu akan dilaksanakan.<br />

Protokol disusun dengan menggunakan format yang terdiri dari elemen-elemen sebagai berikut: 1)<br />

judul penelitian, 2) indentitas pengusul penelitian, 3) daftar isi, 4) ringkasan penelitian, 5) latar<br />

belakang (yang terdiri dari: masalah, topik, pertanyaan penelitian, <strong>dan</strong> pertimbangan/justification)<br />

penelitian), 6) tujuan penelitian, 7) manfaat penelitian, 8) metoda penelitian (yang terdiri dari: kerangka<br />

konsep, tempat <strong>dan</strong> waktu penelitian, disain penelitian, populasi <strong>dan</strong> sampling, estimasi besar<br />

sampel, cara pemilihan <strong>dan</strong> penarikan sampel, variabel, instrumen <strong>dan</strong> cara pengumpulan data,<br />

bahan <strong>dan</strong> prosedur kerja, manajemen <strong>dan</strong> analisis data, definisi operasional), 9) pertimbangan izin<br />

penelitian, 10) pertimbangan etik penelitian, 11) daftar kepustakaan, 12) susunan tim peneliti, 13)<br />

jadwal penelitian, 14) rekapitulasi biaya, 15) biodata ketua pelaksana <strong>dan</strong> peneliti, 16) persetujuan<br />

atasan yang berwenang <strong>dan</strong> 17) lampiran.<br />

Elemen Protokol Penelitian<br />

1. Judul Penelitian<br />

Judul mencerminkan tujuan penelitian, <strong>dan</strong> menggambarkan secara cepat kepada pembaca ide kunci<br />

dari penelitian yang akan dilaksanakan. Judul harus singkat, jelas, mencerminkan tujuan penelitian<br />

<strong>dan</strong> maksimal terdiri dari 20 kata.<br />

2. Identitas Pengusul Penelitian<br />

Pengusul penelitian adalah Ketua Pelaksana Penelitian. Identitas terdiri dari: Nama Pengusul, Gelar<br />

Akademik, Jabatan Fungsional (khusus untuk peneliti dari Balitbangkes), Instansi/Kantor, Alamat,<br />

Telepon/Faksimili Kantor <strong>dan</strong> e-mail. Bagi pengusul <strong>protokol</strong> DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan<br />

Anggaran) Ba<strong>dan</strong> <strong>Litbangkes</strong>, disyaratkan Ketua Pelaksana telah menduduki jabatan fungsional. Bagi<br />

usulan <strong>protokol</strong> untuk sumber <strong>dan</strong>a lain dapat melihat <strong>panduan</strong> masing-masing penyan<strong>dan</strong>g <strong>dan</strong>a.<br />

3. Daftar Isi<br />

Untuk memudahkan pembaca menemukan berbagai BAB, bila diperlukan gunakan Sub-bab<br />

4. Ringkasan Penelitian<br />

Ringkasan penelitian adalah uraian singkat dari latar belakang, masalah yang akan diteliti, metoda<br />

pengumpulan data yang akan dilakukan, tempat <strong>dan</strong> waktu penelitian serta<br />

data/informasi/pengetahuan teknologi yang akan dihasilkan. Penulisan ringkasan harus padat,<br />

singkat <strong>dan</strong> jelas, maksimal 250-300 kata, tanpa sub-judul.<br />

15


5. Pendahuluan<br />

5.1. Latar Belakang<br />

Penjabaran latar belakang penelitian mencakup komponen-komponen masalah teridentifikasi yang<br />

perlu diteliti berdasarkan kajian pustaka <strong>dan</strong> hasil penelitian, topik penelitian, pertanyaan penelitian,<br />

pertimbangan (justification) fokus penelitian <strong>dan</strong> kajian pustaka. Suatu penelitian penting untuk<br />

dilakukan apabila ada masalah yang belum pernah diteliti atau sangat jarang diteliti, ada penelitian<br />

tetapi hasilnya belum lengkap atau kurang tajam analisisnya, atau hasil penelitian masih kontradiktif<br />

<strong>dan</strong> belum konsisten, atau isu-isu penting lainnya yang belum teridentifikasi permasalahannya.<br />

a. Topik Penelitian<br />

Di dalam pendahuluan juga harus disebutkan alasan pemilihan topik penelitian, <strong>dan</strong> topik penelitian<br />

harus:<br />

- Relevan dengan masalah yang dihadapi, sesuai dengan urgensi <strong>dan</strong> aktualitas malasah<br />

kesehatan,<br />

- Tidak merupakan duplikasi dengan penelitian lain dalam kondisi atau nlokasi yang serupa,<br />

- Layak untuk diteliti/ditinjau dari ketersediaan sumber aya manusia, peralatan, <strong>dan</strong>a, <strong>dan</strong><br />

kemungkinan menemukan responden,<br />

- Memberikan hasil yang dapat dimanfatkan oleh stakeholders, mempertimbangkan aspek etik<br />

penelitian,<br />

- Memperhatikan kebijakan pemerintah dalam bi<strong>dan</strong>g tersebut<br />

Pemilihan topik seharusnya tidak terlalu sempit yang dapat menyebabkan tidak ditemukan informasi<br />

apapun mengenai topik tersebut.<br />

b. Pertimbangan/Justifikasi Fokus Penelitian<br />

Merupakan alasan/argumentasi mengapa pengusul memilih fokus penelitian tersbut yang disusun<br />

berdasarkan urgensi masalah, hasil-hasil penelitian terdahulu, prioritas program ataupun pen<strong>dan</strong>a,<br />

ketersediaan <strong>dan</strong>a <strong>dan</strong> sarana, atau untuk melengkapi khasanah ilmu pengetahuan.<br />

c. Kajian Pustaka<br />

Kajian pustaka merupakan analisis peneliti terhadap hasil-hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti<br />

sebelumnya, <strong>dan</strong> dapat dipakai untuk menunjukkan apakah penelitian sebelumnya sudah mampu<br />

menjawab masalah, atau menjawab sebagian sehingga memerlukan penelitian. Bisa juga dipakai<br />

untuk menunjukkan apakah hasil-hasil penelitian sebelumnya saling mendukung atau justru<br />

kontradiktif satu dengan lainnya.<br />

16


5.2. Perumusan Masalah Penelitian<br />

a. Definisi Masalah Penelitian<br />

Tidak semua masalah kesehatan memerlukan penelitian, misalnya ada masalah kesehatan yang<br />

dapat diselesaikan melalui perbaikan manajemen, peningkatan koordinasi, pelatihan, <strong>dan</strong> pemenuhan<br />

ketersediaan sumberdaya<br />

Setelah masalah teridentifikasi, langkah selanjutnya adalah membatasi/ memfokuskan/mendefinisikan<br />

masalah dengan formulasi yang memuat antara lain:<br />

- Kelayakan masalah<br />

- Besar <strong>dan</strong> luas masalah<br />

- Urgensi dari masalah<br />

- Wilayah geografis yang terpengaruh,<br />

- Karakteristik populasi/ sampel penelitian,<br />

- Faktor-faktor yang mempengaruhi masalah,<br />

- Upaya yang pernah dilakukan untuk mengatasi masalah, keberhasilan <strong>dan</strong> kekurangan upaya<br />

tersebut.<br />

b. Pertanyaan Penelitian<br />

Pertanyan penelitian adalah pertanyaan yang diharapkan dapat terjawab dari hasil penelitian.<br />

Telaahan pustaka dapat membantu untuk melihat pertanyaan mana yang penting, terutama bila telah<br />

menguasai topik <strong>dan</strong> masalahnya. Sebagai contoh sejumlah besar penderita TB tidak menyelesaikan<br />

secara tuntas pengobatannya.<br />

Pertanyaan penelitiannya:<br />

1) Faktor-faktor apa yang mempengaruhi seorang penderita TB tidak kembali lagi ke Puskesmas<br />

untuk mengambil obatnya <br />

2) Faktor-faktor apa yang mempengaruhi seorang penderita Tb tidak meminum obatnya <br />

3) Faktor-faktor apa yang dapat mendorong seorang pendeita TB menyelesaikan<br />

pengobantannya secara tuntas <br />

4) Bagaimana cara menaikkan cakupan pengobatan <br />

Pertanyaan penelitian dapat dijadikan pedoman untuk merancang penelitian. Pertanyaan penelitian<br />

dapat merupakan pertanyaan ulangan dari penelitian yang sudah ada, apabila masih berlaku untuk<br />

masa kini, tempat atau populasi.<br />

17


6. Tujuan Penelitian<br />

Tujuan terdiri dari tujuan umum <strong>dan</strong> tujuan khusus. Tujuan harus logis <strong>dan</strong> sistematis sesuai dengan<br />

identifikasi <strong>dan</strong> batasan masalah, serta pertimbangan penting masalah penelitian tersebut.<br />

6.1. Tujuan Umum<br />

Tujuan umum merupakan pernyataan spesifik yang menggambarkan luaran yang akan dihasilkan dari<br />

penelitian yang diusulkan.<br />

6.2. Tujuan Khusus<br />

Tujuan khusus merupakan cerminan komponen atau unsur yang harus dipenuhi untuk mencapai<br />

tujuan umum. Tujuan khusus tergambar dalam kerangka konsep <strong>dan</strong> searah dengan variabel yang<br />

digunakan. Tujuan ini langsung berkaitan dengan masalah penelitian <strong>dan</strong> menunjukkan variabelvariabel<br />

yang akan diperiksa/diukur, merupakan penjelasan dari apa yang akan dilakukan dalam<br />

penelitian, dimana, <strong>dan</strong> untuk keperluan apa. Tujuan khusus harus diukur, nyata, spesifik <strong>dan</strong> dapat<br />

dicapai dalam waktu yang telah ditentukan.<br />

Tujuan khusus dinyatakan dengan tindakan yang menggunakan kata kerja (to), yang tentu saja sesuai<br />

dengan permasalahannya, misalnya mengukur (to assess, to measure), mengidentifikasi (to identify),<br />

menentukan (to determine), membandingkan (to compare).<br />

7. Manfaat Penelitian<br />

Hasil penelitian dapat dimanfaatkan oleh berbagai pemangku kebijakan (stakeholders), masyarakat<br />

ilmiah <strong>dan</strong> pelaksana program:<br />

- Penentu kebijakan sebagai masukan untuk <strong>penyusunan</strong> kebijakan <strong>dan</strong> program pembangunan<br />

kesehatan (evidenced base policy)<br />

- Iptek, sebagai masukan untuk penelitian lebih lanjut untuk pengembangan ilmu pengetahuan<br />

<strong>dan</strong> teknologi<br />

- Masyarakat umum, misalnya dapat diterapkan dalam keluarga, atau untuk bahan penyuluhan<br />

kesehatan kepada masyarakat,<br />

- Masyarakat industri, dalam nemtuk paten atau merek, termasuk proses <strong>dan</strong> produk, serta<br />

penemuan baru di bi<strong>dan</strong>g ilmu pengetahuan,<br />

- Masyarakat ilmiah<br />

- Peneliti, institusi penelitian untuk memperoleh HAKI<br />

Hasil-hasil yang akan diperoleh dari penelitian ini perlu disebutkan secara spesifik, <strong>dan</strong> dengan cara<br />

bagaimana hasil penelitian dapat dimanfaatkan oleh berbagai stakeholders diatas.<br />

18


8. Hipotesis<br />

Hipotesis tidak selalu ada dalam suatu <strong>protokol</strong> penelitian, kecuali dalam suatu penelitian untuk<br />

mencari pembuktian. Hipotesis merupakan suatu pernyataan tentang hubungan antara variabel<br />

bebas (independent) <strong>dan</strong> vriabel terikat (dependent) yang menjadi pusat perhatian. Hipotesis juga<br />

memberi petunjuk tentang tipe data yang harus dikumpulkan <strong>dan</strong> tipe analisis yang harus dilakukan<br />

untuk mengukur hubungan yang ada. Dalam menuliskan hipotesis pertama-tama perlu dipikirkan<br />

tentang masalah pokok yang menjadi sasaran penelitian (variabel terikat), kemudian perlu<br />

dipertimbangkan faktor-faktor yang mungkin menyebabkan, menentukan, atau mempengaruhi situasi<br />

masalah (variabel bebas).<br />

9. Metode Penelitian<br />

9.1. Kerangka Teori<br />

Penelitian apa pun tidak akan terlepas dari kerangka teori. Penelitian tidaklah berarti tanpa teori sama<br />

sekali. Paling tidak sebagai pegangan atau pedoman untuk memberikan asumsi atau postulat, prinsip,<br />

teori, konsep, preposisi <strong>dan</strong> definisi operasional. Kerangka teori merupakan kerangka yang dibangun<br />

dari berbagai teori yang ada <strong>dan</strong> saling berhubungan sebagai dasar untuk membangun kerangka<br />

konsep. Kerangka teori perlu diungkapkan kerangka acuan komprehensif mengenai konsep, prinsip,<br />

atau teori yang digunakan sebagai landasan dalam memecahkan masalah yang dihadapi. Kerangka<br />

teori dipaparkan dengan maksud untuk memberikan gambaran tentang kaitan upaya pengembangan<br />

dengan upaya-upaya lain yang mungkin sudah pernah dilakukan para ahli untuk mendekati<br />

permasalahan yang sama atau relatif sama. Dengan demikian pengembangan yang dilakukan<br />

memiliki landasan empiris yang kuat.<br />

9.2. Kerangka Konsep<br />

Konsep merupakan abstraksi yang terbentuk oleh generalisasi dari hal-hal khusus, sehingga konsep<br />

tidak dapat langsung diamati atau diukur. Konsep hanya dapat diamati atau diukur melalui konstruk<br />

atau yang lebih dikenal dengan nama variabel. Melalui pengembangan kerangka kerja konseptual,<br />

memungkinkan kita untuk menguji beberapa hubungan antar variabel, sehingga kita dapat<br />

mempunyai pemahaman yang komprehensif atas masalah yang se<strong>dan</strong>g kita teliti.<br />

Kerangka konsep penelitian merupakan uraian tentang hubungan antara variabel yang terkait dalam<br />

masalah terutama yang akan diteliti, sesuai dengan rumusan masalah <strong>dan</strong> kajian pustaka. Kerangka<br />

konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep yang ingin<br />

diamati atau diukur melalui penelitian-penelitian yang akan dilakukan. Kerangka konsep penelitian<br />

harus dinyatakan dalam bentuk skema atau diagram. Penjelasan kerangka konsep penelitian<br />

diperlukan dalam bentuk narasi mencakup identifikasi variabel, jenis serta hubungan antar variabel.<br />

Kerangka konsep bukan alur rencana kerja/kegiatan.<br />

19


Contoh :<br />

Kerangka konsep penelitian di atas dapat dilihat bahwa di sana ada 4 konsep yaitu konsep tentang<br />

faktor predisposisi, faktor pendukung, faktor pendorong terhadap terjadinya perilaku, <strong>dan</strong> konsep<br />

faktor perilaku pemberian ASI itu sendiri. Tiap konsep, masing-masing mempunyai variabel-variabel<br />

sebagai indikasi pengukuran masing-masing konsep tersebut. Misalnya untuk mengukur faktor<br />

predisposisi maka dapat melalui variabel pengetahuan, pendidikan, sikap, <strong>dan</strong> persepsi. Perilaku<br />

pemberian ASI sebagai variabel dependen (variabel tergantung) di sini dapat diukur melalui variabel<br />

“praktek menyusui”. Artinya perilaku pemberian ASI oleh ibu-ibu dapat diobservasi atau diukur dari<br />

praktek ibu-ibu dalam memberikan ASI kepada anak atau bayi mereka. Mereka memberikan ASI<br />

kepada bayi-bayi mereka atau tidak, bila memberikan bagaimana frekuensinya, caranya <strong>dan</strong><br />

sebagainya.<br />

9.3. Tempat <strong>dan</strong> Waktu<br />

Tempat penelitian adalah lokasi <strong>dan</strong> institusi dimana data akan diperoleh (subyek penelitian,<br />

bahan/sampel diambil/diperiksa). Waktu penelitian dimulai sejak awal penelitian sampai laporan akhir<br />

penelitian selesai.<br />

9.4. Disain Penelitian<br />

Disain penelitian yang dipilih, harus dapat menjawab tujuan penelitian, meminimalkan kesalahan<br />

dengan memaksimalkan reliabilitas <strong>dan</strong> validitas. Disain penelitian sangat tergantung pada masalah<br />

penelitian, sejauh mana telah diketahui masalah tersebut, <strong>dan</strong> sejauh mana kemungkinan sumber<br />

data bisa didapatkan.<br />

Disain penelitian untuk jenis intervensi adalah eksperimen <strong>dan</strong> kuasi eksperimen dimana peneliti<br />

dapat menciptakan kondisi <strong>dan</strong> mengukur pengaruh dari setiap kondisi. Disain penelitian untuk jenis<br />

non-intervensi adalah eksploratif, deskriptif, <strong>dan</strong> analitik/komparatif. Penelitian eksploratif dapat<br />

dilakukan dengan rancangan studi kualitatif atau etnografis. Penelitian deskriptif dapat dilakukan<br />

dengan rancangan survei (potong lintang), laporan kasus atau survei cepat. Penelitian<br />

20


analitik/komparatif dapat dilakukan dengan rancangan potong lintang komparatif (cross sectional<br />

comparative), kohort (cohort), kasus kontrol (case control).<br />

Disain penelitian yang tepat akan menghasilkan kesimpulan penelitian yang benar (sahih), dapat<br />

diandalkan (reliable), karena metode yang digunakan dalam situasi permasalahan yang sama dapat<br />

diulang oleh orang lain.<br />

9.5. Populasi <strong>dan</strong> Sampel<br />

Populasi penelitian adalah kumpulan individu subyek penelitian (manusia, hewan, senyawa atau<br />

sistem). Cara menentukan populasi penelitian, tergantung pada masalah yang di teliti.<br />

Sampel penelitian adalah unit yang mewakili populasi penelitian, dapat berupa individu, keluarga,<br />

hewan coba, tumbuhan dll.dapat berupa individu, keluarga, hewan coba, tumbuhan, dll.<br />

9.6. Besar Sampel, Cara Pemilihan atau Penarikan Sampel<br />

a. Besar Sampel<br />

Besar sampel dihitung dengan menggunakan rumus yang sesuai dengan tujuan penelitian, dapat<br />

melalui perhitungan sendiri, tabel, atau bantuan piranti lunak komputer. Bila tujuannya untuk<br />

menghitung perbedaan proporsi maka gunakan rumus perhitungan sampel untuk beda proporsi. Bila<br />

tujuannya untuk menghitung perbedaan rata-rata, gunakan rumus perhitungan sampel untuk beda<br />

rata-rata. Besar sampel hasil perhitungan biasanya di tambah 5-10% untuk antisipasi kemungkinan<br />

gagal (drop out). Dalam memilih rumus perhitungan besar sampel harus diperhatikan jenis data yang<br />

akan diuji apakah memiliki skala ratio, interval, ordinal atau nominal.<br />

b. Cara Pemilihan atau Penarikan Sampel<br />

Untuk mendapatkan sampel yang sesuai harus memenuhi kriteria inklusi <strong>dan</strong> eksklusi. Kriteria inklusi<br />

maupun eksklusi harus dinyatakan dengan jelas <strong>dan</strong> logis. Cara penarikan sampel tergantung dari<br />

metode penelitian yang dipakai (kualitatif, kuantitatif <strong>dan</strong> kombinasi) <strong>dan</strong> kelayakan (SDM, kondisi<br />

lapangan). Untuk metode kuantitatif dasar penarikan sampel adalah probability samping, se<strong>dan</strong>gkan<br />

metode kualitatif didasarkan pada non probability samping. Probability sampling meliputi (a) simple<br />

random sampling, (b) sistematik random sampling, (c) stratified random sampling, (d) cluster random<br />

sampling <strong>dan</strong> (e) multistage random sampling. Non probability sampling terdiri dari (a) convenience<br />

atau accidental sampling, (b) purposive sampling, (c) judgment sampling, (d) expert sampling <strong>dan</strong> (e)<br />

quota sampling<br />

9.7. Kriteria Inklusi <strong>dan</strong> Eksklusi<br />

Kriteria inklusi <strong>dan</strong> eksklusi dari populasi harus dinyatakan dengan jelas <strong>dan</strong> logis. Kriteria inklusi<br />

merupakan persyaratan umum yang harus dipenuhi oleh subyek agar dapat diikutsertakan dalam<br />

penelitian. Persyaratan ini biasanya mencakup karakteristik subyek, termasuk demografis <strong>dan</strong><br />

21


geografis, serta periode waktu yang ditentukan. Kriteria eksklusi, disebut juga kriteria penolakan,<br />

adalah keadaan yang menyebabkan subyek yang memenuhi kriteria inklusi tidak dapat diikutsertakan<br />

dalam penelitian. Kriteria eksklusi bukan kebalikan dari kriteria inklusi.<br />

Contoh untuk penelitian klinis uji coba malaria, kriteria inklusi dapat terdiri dari: pasien dengan<br />

diagnosis malaria tanpa komplikasi, berumur 15-50 tahun, tidak se<strong>dan</strong>g hamil/menyusui, tidak alergi<br />

pada obat yang se<strong>dan</strong>g diuji <strong>dan</strong> bersedia berpartisipasi dalam penelitian. Kriteria eksklusi dapat<br />

mencakup a<strong>dan</strong>ya penyakit lain yang menyertai.<br />

9.8. Variabel<br />

Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan<br />

oleh satuan penelitian tentang sesuatu konsep pengertian tertentu. Variabel adalah karakteristik dari<br />

subyek penelitian, atau fenomena yang dapat memiliki beberapa nilai. Variabel penelitian yang<br />

dikumpulkan harus jelas antara variabel bebas (independent) <strong>dan</strong> variabel terikat (dependent).<br />

Variabel bebas adalah variabel yang dianggap mempengaruhi variabel terikat. Variabel bebas dapat<br />

berupa jenis perlakuan, faktor risiko, prediktor, <strong>dan</strong> kausa. Variabel terikat adalah variabel yang<br />

dipengaruhi. Contohnya status terinfeksi HIV atau tidak terinfeksi HIV, merupakan variabel terikat.<br />

Pengukuran variabel dikelompokkan menjadi 4 skala pengukuran, yakni: a) skala nominal, b) skala<br />

ordinal, c) skala interval <strong>dan</strong> d) skala ratio<br />

9.9. Definisi Operasional<br />

Definisi operasional merupakan batasan atau pengertian tentang variabel yang akan diukur, <strong>dan</strong><br />

ditetapkan oleh peneliti (bukan definisi dari kamus bahasa). Definisi operasional dibuat untuk<br />

memudahkan <strong>dan</strong> menjaga konsistensi pengumpulan data, menghindarkan perbedaan interpretasi<br />

serta membatasi ruang lingkup variabel. Variabel yang dimasukkan dalam definisi operasional adalah<br />

semua variabel yang dikumpulkan <strong>dan</strong> dianalisis, dapat diukur secara operasional <strong>dan</strong> dapat<br />

dipertanggung jawabkan (sedapat mungkin menggunakan referensi yang sudah baku).<br />

Untuk memudahkan sebaiknya dibuat matriks, mencakup nama variabel, penjelasan tentang variabel<br />

tersebut, metoda pengukuran, skala ukur <strong>dan</strong> pengkategorian.<br />

9.10. Instrumen <strong>dan</strong> Cara Pengumpulan Data<br />

Instrumen <strong>dan</strong> cara pengumpulan data harus dijelaskan secara rinci. Instrumen pengumpulan data<br />

penelitian dapat berupa alat (harus memenuhi syarat untuk peralatan penelitian), kuesioner atau<br />

formulir untuk observasi. Alat untuk kegiatan pengumpulan data harus divalidasi/kalibrasi terlebih<br />

dahulu sebelum digunakan untuk pengumpulan data.<br />

Kuesioner dapat dikembangkan sendiri atau menggunakan kuesioner dari sumber lain yang sudah<br />

merupakan milik publik (public domain), namun demikian tetap harus melalui proses ujicoba yang<br />

sesuai dengan target subyek penelitian. Dalam penelitian etnografis, instrumen penelitian adalah<br />

peneliti itu sendiri.<br />

22


Cara pengumpulan data:<br />

1) Data primer dikumpulkan dengan cara :<br />

- Pengamatan/pemeriksaan/pengukuran dengan menggunakan alat. Misalnya jam, skala,<br />

mikroskop, spektrofotometer, <strong>dan</strong> timbangan berat ba<strong>dan</strong><br />

- Wawancara mendalam menggunakan pedoman wawancara, tape recorder, voice recorder .<br />

- Cara pengambilan spesimen (darah, sisa biologis lainnya), peralatan yang digunakan, SDM,<br />

cara pengambilan, jumlah spesimen yang diambil (dalam cc) <strong>dan</strong> proses selanjutnya<br />

- Diskusi Kelompok Terfokus (Focus Group Discussion) menggunakan pedoman diskusi <strong>dan</strong><br />

tape recorder.<br />

- Teknik pengumpulan data lain yang relevan (misalnya delphi technique, life history, mapping,<br />

nominal group technique).<br />

2) Data sekunder dikumpulkan antara lain dengan cara menggunakan daftar isian, formulir<br />

kompilasi data, rekam medik dll.<br />

Pelatihan tenaga pengumpul data diperlukan untuk memaksimalkan kualitas data yang<br />

dikumpulkan <strong>dan</strong> mengurangi a<strong>dan</strong>ya bias pengumpul data. Tenaga pengumpul data harus<br />

memenuhi kelayakan <strong>dan</strong> uji profesi atau ketrampilan khusus lainnya,<br />

9.11. Bahan <strong>dan</strong> Prosedur Kerja<br />

Bahan penelitian adalah zat, obat, alat <strong>dan</strong> suplai yang dibutuhkan dalam penelitian. Prosedur kerja<br />

harus menggunakan metoda yang baku atau modifikasi, <strong>dan</strong> kemungkinan untuk dapat dikerjakan<br />

(feasible). Tahapan kerja diuraikan dengan jelas <strong>dan</strong> rinci, serta dianjurkan untuk menyertakan bagian<br />

alur kerja. Misalnya penelitian yang menggunakan spesimen manusia atau hewan perlu diuraikan:<br />

cara pengambilan spesimen antara lain peralatan yang digunakan, tempat pengambilan pada bagian<br />

tubuh, tenaga yang melakukan, frekuensi pengambilan, perlakuan terhadap spesimen (pengawetan,<br />

pengemasan, penyimpanan, pengiriman) <strong>dan</strong> prosedur pemeriksaan/penentuan laboratorium yan<br />

digunakan <strong>dan</strong> tenaga yang melaksanakan.<br />

9.12. Manajemen <strong>dan</strong> Analisis Data<br />

Rencana manajemen <strong>dan</strong> analisis data harus dipersiapkan sebelum data dikumpulkan. Rencana<br />

yang perlu dipersiapkan mencakup penggunaan perangkat proses <strong>dan</strong> analisis data, misalnya secara<br />

manual atau menggunakan komputer. Manajemen data dilakukan sejak di<br />

lapangan/laboratorium/klinik dengan memeriksa kelengkapan <strong>dan</strong> ketepatan pengumpulan data,<br />

termasuk penyandian (coding). Proses manajemen data selanjutnya meliputi entri, verifikasi<br />

kategorisasi <strong>dan</strong> ringkasan data (untuk kualitatif).<br />

Analisis data dilakukan untuk menjawab tujuan penelitian dimulai dengan deskripsi karakteristik data<br />

(frekuensi distribusi). Perlu disebutkan jenis uji (parametrik <strong>dan</strong> atau non-parametrik), teknik analisis<br />

seperti chi square, t-test, anova, regresi, korelasi <strong>dan</strong> sebagainya di sesuaikan dengan jenis data<br />

(kategori, kontinyu, dll) <strong>dan</strong> tujuan penelitian. Piranti lunak (software) pengolah atau penganalisis data<br />

23


<strong>dan</strong> versi yang digunakan perlu disebutkan misalnya Fox-Base, SPSS, Epi Info, <strong>dan</strong> program lain<br />

yang relevan.<br />

Analisis data kualitatif dilakukan dengan cara kategorisasi <strong>dan</strong> konseptualisasi, naratif, content, <strong>dan</strong><br />

taxonomy atau dengan pendekatan kualitatif lainnya.<br />

10. Pertimbangan Ijin Penelitian<br />

Ijin penelitian diperoleh dari instansi pemerintah terkait (Kemendagri, Pemerintah Provinsi, Pemerintah<br />

Kab/Kota) <strong>dan</strong> lokasi tempat penelitian dilakukan (Rumah Sakit, Dinas Kesehatan, Puskesmas),<br />

sesuai dengan peraturan yang berlaku. Ijin penelitian diajukan ke Pemerintah Provinsi cq Bakesbang<br />

Linmas <strong>dan</strong> diteruskan ke Pemerintah Kab/Kota lokasi penelitian<br />

11. Pertimbangan Etik Penelitian<br />

Semua penelitian yang menggunakan manusia atau hewan sebagai subyek penelitian harus<br />

mendapatkan persetujuan etik penelitian dari Komisi Etik. Perlakuan pada subyek yang<br />

menggunakan manusia <strong>dan</strong> hewan, dampak <strong>dan</strong> cara mengatasi dampak juga menjadi pertimbangan<br />

Komisi Etik. Selain itu, sebelum penelitian dimulai juga harus mendapatkan persetujuan dari subyek<br />

penelitian setelah yang bersangkutan mendapatkan penjelasan dari peneliti (persetujuan setelah<br />

penjelasan atau informed consent). Format Naskah Penjelasan <strong>dan</strong> Persetujuan setelah Penjelasan<br />

dapat dibaca dalam Buku Pedoman Operasional Komisi Etik Penelitian Kesehatan, Ba<strong>dan</strong> <strong>Litbangkes</strong><br />

atau etik penelitian setempat). Permohonan persetujuan etik diajukan dalam bentuk <strong>protokol</strong> oleh<br />

pimpinan Satuan Kerja.<br />

12. Daftar Kepustakaan<br />

Semua publikasi yang digunakan sebagai rujukan tersebut harus dituliskan sesuai dengan kaidah<br />

ilmiah. Rujukan pustaka yang dituliskan di dalam Daftar Kepustakaan hanya yang terkait langsung<br />

dengan isi <strong>proposal</strong>. Penulisan rujukan dilakukan dengan metode Vancouver (penomeran menurut<br />

urutan rujukan yang digunakan).<br />

Text book<br />

Lorrie, James H., and Harry V.Roberts. Basic Methods of Marketing Research. New York:<br />

McGraw-Hill, 1951.<br />

Artikel dari jurnal<br />

Clements JD, Stanton BF, Chakraborty J, Chowdury S, Rao MR, Ali M, et al. Measles vaccination<br />

and childhood mortality in rural Bangladesh. American Journal of Epidemiology 1998; 128:<br />

13309., 1951.<br />

Referensi publikasi elektronik<br />

MYERS, Michael P.; YANG, Jay; and STAMPE, Per. Visualization and functional analysis of a<br />

maxi-K channel (mSlo) fused to green fluorescent protein (GFP). EJB Electronic Journal of<br />

Biotechnology (online). 15 December 1999, vol.2, no.3 (cited 21 March 2000). Available from:<br />

http://www.ejb.org/content/vol2/issue3/ full/3/index. html.ISSN 07173458<br />

24


13. Susunan Tim Peneliti<br />

Susunan tim peneliti disajikan dalam bentuk tabel yang menguraikan tentang nama anggota tim,<br />

kedudukan di dalam tim penelitian, keahlian yang relevan <strong>dan</strong> uraian tugasnya. Tim peneliti terdiri<br />

dari seorang Ketua Pelaksana, Peneliti Utama, sejumlah Peneliti <strong>dan</strong> Pembantu Peneliti menurut<br />

kebutuhan serta Konsultan apabila diperlukan. Ketua Pelaksana bertanggung jawab atas semua<br />

aspek penelitian. Peneliti Utama membantu Ketua Pelaksana dalam semua aspek penelitian. Para<br />

Peneliti bertanggung jawab terhadap salah satu aspek sesuai dengan bi<strong>dan</strong>g keahliannya. Setiap<br />

anggota tim peneliti inti perlu memberikan tanda tangan persetujuan berpartisipasi. Hal ini merupakan<br />

dokumen pelengkap dalam menerbitkan Surat Keputusan Susunan Anggota Tim Pelaksana<br />

Penelitian. Untuk anggota Peneliti Daerah (NN) persetujuan diberikan pada waktu pengumpulan data.<br />

14. Jadwal Penelitian<br />

Jadwal kegiatan disajikan dalam bentuk tabel berisi uraian kegiatan yang akan dilaksanakan, tolok<br />

ukur beserta masing-masing satuannya, <strong>dan</strong> target kegiatan per triwulan dalam jumlah <strong>dan</strong><br />

persennya. Uraian kegiatan perlu dituliskan secara berurutan mulai dari persiapan (pengurusan ijin,<br />

pengadaan bahan <strong>dan</strong> alat, persiapan lapangan, <strong>penyusunan</strong> kuesioner, <strong>dan</strong> lain-lain), pelaksanaan<br />

penelitian, pengelohan <strong>dan</strong> analisis data, <strong>dan</strong> pembuatan laporan.<br />

15. Rincian Rencana Anggaran<br />

Rincian rencana anggaran disusun berdasarkan jenis pengeluaran yaitu (a) belanja honor output<br />

kegiatan, (b) belanja non operasional, (c) belanja bahan, (d) belanja perjalanan, (e) belanja jasa<br />

profesi (untuk nara sumber paket meeting lintas sektor) yang sesuai dengan peraturan yang berlaku.<br />

Untuk setiap pembelian, harus disebutkan macam/jenis (spesifikasi), jumlah yang diperlukan, harga<br />

satuan <strong>dan</strong> harga keseluruhan. Dalam rencana biaya untuk perjalanan, harus menyebutkan jumlah<br />

orang yang akan bepergian, tempat tujuan, frekuensi, lama <strong>dan</strong> kategori transportasi yang akan<br />

digunakan. Rencana anggaran harus mencakup semua tahapan kerja seperti yang diuraikan dalam<br />

rincian prosedur kerja.<br />

16. Biodata Ketua Pelaksana <strong>dan</strong> Peneliti<br />

Biodata Ketua Pelaksana <strong>dan</strong> Peneliti Utama penelitian ditulis secara berurutan: nama dilengkapi<br />

dengan gelar kesarjanaan, alamat yang mudah dihubungi melalui pos surat, telepon, faksimili <strong>dan</strong> e-<br />

mail, riwayat pendidikan profesional, riwayat pekerjaan, riwayat penelitian <strong>dan</strong> publikasi dalam<br />

majalah ilmiah (nama majalah, judul artikel, volume, nomor, halaman <strong>dan</strong> tahun). Penelitian <strong>dan</strong><br />

publikasi dalam majalah ilmiah 5 (lima) tahun terakhir, diutamakan yang berhubungan atau terkait<br />

dengan materi permasalahan penelitian yang diusulkan agar dapat dilihat sebagai track record.<br />

25


17. Persetujuan Atasan Yang Berwenang<br />

Protokol penelitian harus ditandatangani oleh Ketua Pelaksana <strong>dan</strong> disetujui oleh atasan yang<br />

bersangkutan, serendah-rendahnya eselon II. Ketua Panitia Pembina Ilmiah (PPI) untuk Pusat <strong>dan</strong><br />

Balai Besar, Kepala Balai, Kepala Loka atasan langsung memberikan paraf mengetahui/menyetujui<br />

pada tanda tangan Ketua Pelaksana. Hal tersebut dimaksudkan agar <strong>protokol</strong> yang dibuat oleh Tim<br />

peneliti dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah <strong>dan</strong> administratif.<br />

18. Lampiran<br />

Berkas yang dilampirkan dalam <strong>protokol</strong> penelitian antara lain:<br />

- Persetujuan penyan<strong>dan</strong>g <strong>dan</strong>a<br />

- Rekomendasi dari stakeholder,<br />

- Laporan kemajuan penelitian (untuk penelitian lanjutan)<br />

- Kuesioner<br />

- Naskah penjelasan<br />

- Formulir persetujuan setelah penjelasan<br />

- Porsedur pemeriksaan/penentuan analisis laboratorium<br />

- Prosedur penanganan efek samping untuk uji klinik<br />

26


Lampiran 1<br />

PLAGIAT<br />

Plagiarisme atau plagiat adalah penjiplakan atau pengambilan karangan, pendapat, <strong>dan</strong> sebagainya<br />

dari orang lain <strong>dan</strong> menjadikannya seolah karangan <strong>dan</strong> pendapat sendiri. Plagiat dapat dianggap<br />

sebagai tindak pi<strong>dan</strong>a karena mencuri hak cipta orang lain. Di dunia pendidikan, pelaku plagiat dapat<br />

mendapat hukuman berat seperti dikeluarkan dari sekolah/universitas. Pelaku plagiat disebut sebagai<br />

plagiator.<br />

Hal-hal berikut sebagai tindakan plagiat:<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

Mengakui tulisan orang lain sebagai tulisan sendiri,<br />

Mengakui gagasan orang lain sebagai pemikiran sendiri<br />

Mengakui temuan orang lain sebagai kepunyaan sendiri<br />

Mengakui karya kelompok sebagai kepunyaan atau hasil sendiri,<br />

Menyajikan tulisan yang sama dalam kesempatan yang berbeda tanpa menyebutkan asalusulnya<br />

Meringkas <strong>dan</strong> memparafrasekan (mengutip tak langsung) tanpa menyebutkan sumbernya,<br />

<strong>dan</strong><br />

Meringkas <strong>dan</strong> memparafrasekan dengan menyebut sumbernya, tetapi rangkaian kalimat <strong>dan</strong><br />

pilihan katanya masih terlalu sama dengan sumbernya.<br />

Yang digolongkan sebagai plagiat:<br />

<br />

<br />

menggunakan tulisan orang lain secara mentah, tanpa memberikan tanda jelas (misalnya<br />

dengan menggunakan tanda kutip atau blok alinea yang berbeda) bahwa teks tersebut diambil<br />

persis dari tulisan lain<br />

mengambil gagasan orang lain tanpa memberikan anotasi yang cukup tentang sumbernya<br />

Yang tidak tergolong plagiat:<br />

<br />

<br />

<br />

menggunakan informasi yang berupa fakta umum.<br />

menuliskan kembali (dengan mengubah kalimat atau parafrase) opini orang lain dengan<br />

memberikan sumber jelas.<br />

mengutip secukupnya tulisan orang lain dengan memberikan tanda batas<br />

27


Plagiat terka<strong>dan</strong>g disebabkan oleh buruknya membuat/melakukan pencatatan atau „paraphrasing‟<br />

tanpa menyebut rujukannya dengan layak. Plagiat dapat dihindari dengan:<br />

- Menyebut rujukannya<br />

- Merujuk dengan benar<br />

- Mencatat langsung kutipan <strong>dan</strong> „paraphrasing‟ dengan benar ketika melakukan pencatatan.<br />

Kutipan:<br />

Kutipan adalah menggunakan kata-kata yang persis sama, ide atau pan<strong>dan</strong>gan orang lain, berarti<br />

mengutip. Jika tidak menggunakan tanda kutip („ ...‟) diantara kata asli <strong>dan</strong> mengutipnya maka<br />

disebut juga plagiat.<br />

Paraphrasing:<br />

Paraphrasing adalah mengambil konsep orang lain ke dalam tulisan tanpa meribah artinya. Bahkan<br />

tidak perlu menggunakan kata-kata yang sama tetap saja harus menyebut dari mana konsep itu<br />

berasal.<br />

Pencatatan:<br />

Pencatatan yang buruk dapat mengarah kepada plagiat. Selalu berhati-hati:<br />

- Catat semua informasi rujukan secara benar<br />

- Gunakan tanda kutip („...‟) jika menggunakan kata aslinya<br />

- Paraphrase dengan benar<br />

- Bedakan dengan jelas antara ide sendiri dari ide orang lain <strong>dan</strong> peneliti<br />

28


Bagian III<br />

PANDUAN PENYUSUNAN LAPORAN AKHIR<br />

PENELITIAN<br />

29


Pendahuluan<br />

Laporan akhir penelitian adalah laporan ilmiah lengkap dari suatu penelitian setelah kegiatan<br />

penelitian berakhir, sebagai pertanggungjawaban ilmiah <strong>dan</strong> sebagai dokumen tertulis lengkap dari<br />

kegiatan penelitian. Laporan akhir penelitian merupakan bagian penting dari proses penelitian yang<br />

meliputi : perencanaan, pelaksanaan, pengelolaan, penulisan laporan, pemanfaatan <strong>dan</strong> publikasi<br />

hasil penelitian, serta evaluasi penelitian.<br />

Menyusun laporan penelitian merupakan suatu keharusan bagi peneliti yang melaksanakan<br />

penelitian, dengan berprinsip pada kejujuran, etikat, kaidah ilmiah, berdasar pada data <strong>dan</strong> hasil, serta<br />

menggunakan bahasa Indonesia yang baik <strong>dan</strong> benar.<br />

Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum membuat laporan penelitian :<br />

- Pemahaman terhadap kerangka teori <strong>dan</strong> kerangka konsep penelitian<br />

- Kecukupan bahan pustaka sebagai acuan <strong>dan</strong> bahan pembahasan<br />

- Kelengkapan data<br />

- Analisis data sudah dilakukan sesuai dengan tujuan penelitian<br />

Elemen Laporan Akhir Penelitian<br />

Secara garis besar, elemen laporan akhir penelitian disusun menurut urutan sebagai berikut: 1) Judul<br />

Penelitian, 2) Susunan Tim Peneliti, 3) Surat Keputusan Penelitian, 4) Kata Pengantar, 5) Ringkasan<br />

Eksekutif, dibuat apabila hasil penelitian bisa memberikan masukan untuk kebijakan <strong>dan</strong> program, 6)<br />

Abstrak, 7) Daftar Isi, 8) Daftar Tabel/Gambar/Grafik/Peta, 9) Daftar Lampiran.<br />

Isi laporan penelitian terdiri dari : 1) Pendahuluan, 2) Tujuan <strong>dan</strong> Manfaat, 3) Tinjauan Pustaka, 4)<br />

Hipotesis (bila ada), 5) Metode, 6) Hasil, 7) Pembahasan, <strong>dan</strong> 8) Kesimpulan <strong>dan</strong> Saran, 9) Ucapan<br />

Terima Kasih, 10) Daftar Pustaka, <strong>dan</strong> 11) Lampiran.<br />

Laporan hasil penelitian harus diketik 1,5 spasi di kertas putih ukuran A4 (212 x 297 mm) dengan<br />

bagian tepi (margin) kiri <strong>dan</strong> bawah minimal 3,0 cm, tepi kanan <strong>dan</strong> atas 2,5 cm, dengan jenis huruf<br />

Times New Roman (font 12), <strong>dan</strong> dibuat hanya pada satu halaman, tidak bolak balik. Setiap halaman<br />

diberi nomor halaman secara berurutan, dimulai dari kata pengantar dengan menggunakan angka<br />

Romawi kecil (contoh i, ii, iii <strong>dan</strong> seterusnya), se<strong>dan</strong>gkan mulai pendahuluan menggunakan angka<br />

Arabik (contohnya 1, 2, 3 <strong>dan</strong> seterusnya). Penulisan nomor halaman pada bagian tengah bawah<br />

sampai pada Daftar Pustaka.<br />

1. Judul Penelitian<br />

Halaman judul berisi:<br />

- Bagian atas: laporan akhir penelitian <strong>dan</strong> judul penelitian<br />

- Bagian tengah: nama penyusun laporan (hanya peneliti yang terlibat dalam penulisan laporan)<br />

- Bagian bawah: nama <strong>dan</strong> alamat instansi, serta tahun penulisan laporan<br />

30


Judul laporan penelitian harus sesuai dengan judul di dalam dokumen <strong>protokol</strong>. Walaupun demikian,<br />

judul laporan penelitian bisa berubah karena suatu hal yang tidak dapat dielakkan, <strong>dan</strong> harus<br />

dijelaskan dalam kata pengantar <strong>dan</strong> pendahuluan. Tuliskan nama penyusun yang bertanggung<br />

jawab dalam penulisan laporan penelitian. Sebagai penulis utama umumnya adalah Ketua Pelaksana<br />

penelitian. Tata letak (lay out) halaman muka perlu diperhatikan.<br />

Laporan penelitian yang bersifat rahasia (untuk pengajuan hak paten, masalah yang menimbulkan<br />

keresahan sosial, masalah yang menyangkut rahasia negara <strong>dan</strong> sebagainya) diberi tulisan „rahasia<br />

untuk kalangan terbatas‟.<br />

2. Susunan Tim Peneliti<br />

Susunan Tim Peneliti sesuai dengan yang tercantum dalam Surat Keputusan (SK) Kepala Pusat<br />

tentang pembentukan tim pelaksana penelitian. Hal ini berlaku bagi tim peneliti yang terlibat dalam<br />

penelitian di Balitbangkes<br />

3. Surat Keputusan Penelitian<br />

Adalah Surat Keputusan (SK) Kepala Pusat atau Kepala Balitbangkes tentang Pelaksanaan<br />

Penelitian.<br />

4. Kata Pengantar<br />

Kata pengantar berfungsi untuk menjelaskan secara singkat maksud laporan penelitian, topik<br />

penelitian, manfaat hasil penelitian <strong>dan</strong> ucapan terima kasih kepada pihak yang telah mendukung<br />

penelitian <strong>dan</strong> sumber pembiayaan. Jika ada perubahan judul, maka harus dijelaskan di dalam kata<br />

pengantar.<br />

5. Ringkasan Eksekutif<br />

Ringkasan eksekutif merupakan bagian dari laporan penelitian yang ditujukan untuk para pengambil<br />

keputusan serta diletakkan di halaman paling depan sesudah halaman muka. Ringkasan eksekutif<br />

adalah laporan singkat hasil penelitian teknis/ilmiah yang disajikan dalam “bahsa eksekutif”. Di dalam<br />

ringkasan eksekutif tidak ada tabel, grafik, <strong>dan</strong> kepustakaan. Jumlah halaman sekitar 2-3 halaman,<br />

dengan isi sebagai berikut:<br />

- Judul <strong>dan</strong> nama penyusun<br />

- Latar belakang <strong>dan</strong> tujuan<br />

- Hasil utama <strong>dan</strong> relevansi<br />

- Kesimpulan <strong>dan</strong> saran yang mempunyai implikasi bagi pengelola program.<br />

Ringkasan eksekutif hanya ditulis untuk penelitian yang hasilnya dapat dimanfaatkan oleh pengelola<br />

program.<br />

31


6. Abstrak<br />

Abstrak merupakan ringkasan isi laporan penelitian. Abstrak laporan penelitian harus singkat, padat<br />

<strong>dan</strong> jelas, dengan jumlah kata antara 200-250. Abstrak umumnya mencakup latar belakang, masalah<br />

yang diteliti, metode penelitian, tempat <strong>dan</strong> waktu penelitian, data/pengetahuan/teknologi yang<br />

dihasilkan serta kesimpulan. Di dalam abstrak tidak ada tabel, grafik, <strong>dan</strong> kepustakaan. Untuk<br />

memudahkan penelusuran perlu ditambahkan kata kunci, antara 3 - 5 kata, <strong>dan</strong> diletakkan di bagian<br />

bawah.<br />

7. Daftar Isi<br />

Untuk memudahkan pembaca menemukan berbagai Bab, bila diperlukan gunakan Sub-bab.<br />

8. Daftar Tabel/Gambar/Grafik/Peta<br />

Berisi judul-judul dari Tabel/Grafik/Peta/Gambar sesuai dengan urutan nomornya.<br />

9. Daftar Lampiran<br />

Berisi judul-judul dari lampiran yang ada beserta halaman sesuai dengan urutan nomornya.<br />

Isi Laporan Penelitian:<br />

1. Pendahuluan<br />

Pendahuluan harus mengacu pada <strong>protokol</strong> penelitian, antara lain latar belakang masalah <strong>dan</strong><br />

tinjauan pustaka yang mendukung penelitian dilakukan. Tuliskan kepustakaan yang terkait saja.<br />

Tambahan informasi dalam bagian ini diperlukan apabila pelaksanaan kegiatan tidak sesuai dengan<br />

dokumen <strong>protokol</strong> penelitian atau ada suatu perubahan/penyesuaian yang tidak dapat dielakkan.<br />

Alasan mengapa tidak sesuai perencanaan perlu dikemukakan dalam bagian ini.<br />

2. Tinjauan Pustaka<br />

Tinjauan atau kajian pustaka merupakan analisis peneliti terhadap hasil-hasil penelitian yang<br />

dilakukan oleh peneliti sebelumnya, <strong>dan</strong> dapat dipakai untuk menunjukkan apakah penelitian<br />

sebelumnya sudah mampu menjawab masalah, atau menjawab sebagian sehingga memerlukan<br />

penelitian. Tinjauan pustaka dalam laporan penelitian bisa sama atau lebih lengkap dari yang tertulis<br />

dalam <strong>protokol</strong> penelitian.<br />

3. Tujuan <strong>dan</strong> Manfaat<br />

Tujuan umum <strong>dan</strong> tujuan khusus harus sesuai dengan yang ada dalam <strong>protokol</strong> penelitian. Manfaat<br />

penelitian dapat dirinci yaitu manfaat bagi penentu kebijakan, iptek, masyarakat umum, masyarakat<br />

industri <strong>dan</strong> masyarakat ilmiah,<br />

32


4. Hipotesis<br />

Hipotesis tidak selalu ada dalam suatu penelitian, kecuali dalam suatu penelitian untuk mencari<br />

pembuktian. Jika dalam penelitian terdapat hipotesis dituliskan sesuai dengan yang ada dalam<br />

<strong>protokol</strong> penelitian.<br />

5. Metode<br />

Metoda penelitian diuraikan secara jelas <strong>dan</strong> sistematis sesuai dengan <strong>protokol</strong> penelitian. Apabila<br />

ada perubahan yang dilakukan atau penyimpangan dari <strong>protokol</strong> atau disain penelitian semula, perlu<br />

dijelaskan alasan yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah maupun administrasi. Penelitian<br />

menggunakan subyek manusia <strong>dan</strong>/atau hewan coba harus melampirkan fotokopi persetujuan komisi<br />

etik penelitian (ethical clearence).<br />

6. Hasil<br />

Hasil penelitian harus disajikan secara sistematis untuk mencapai tujuan <strong>dan</strong> diberi keterangan jelas<br />

mengapa hipotesis penelitian (bila ada) ditolak atau diterima. Penyajian hasil penelitian dapat<br />

dilengkapi dengan tabel, grafik <strong>dan</strong> gambar, atau narasi verbatim (penuturan dari responden) untuk<br />

mendukung <strong>dan</strong> saling melengkapi, diuraikan secara naratif. Narasi untuk tabel hanya memberi<br />

penekanan hasil pengamatan yang penting, tidak merupakan pengulangan tabel. Tabel dibuat<br />

dengan spasi ganda. Penomoran tabel sesuai dengan urutan penampilan dalam laporan. Judul tabel<br />

singkat <strong>dan</strong> informatif. Penjelasan lebih lanjut ditempatkan pada catatan kaki di bawah tabel, bukan<br />

pada judul. Singkatan dalam tabel dijelaskan pada catatan kaki dengan menggunakan simbol secara<br />

berurutan sebagai berikut: *, , §, **, †, ††, ǂ, ǂǂ. Judul tabel diletakkan di atas tabel <strong>dan</strong> judul atau<br />

keterangan gambar diletakkan dibawah gambar.<br />

Hasil penelitian yang bersifat rahasia (untuk pengajuan hak paten, masalah yang menimbulkan<br />

keresahan sosial, masalah yang menyangkut rahasia negara, <strong>dan</strong> sebagainya) diperlakukan secara<br />

khusus untuk kalangan terbatas.<br />

7. Pembahasan<br />

Pembahasan hasil dimaksudkan untuk mengemukakan analisis terhadap hasil/temuan yang<br />

diarahkan untuk mendapatkan kesimpulan guna memenuhi tujuan penelitian. Dalam bagian ini perlu<br />

dilakukan interpretasi terhadap hasil/temuan yang diperoleh.<br />

Pembahasan dapat dilakukan dengan cara:<br />

- Melakukan analisis mendalam terhadap hasil penelitian yang diperoleh untuk menjawab<br />

pertanyaan penelitian atau hipotesis yang dirumuskan.<br />

33


- Melakukan pembandingan antara hasil yang diperoleh dengan masalah yang akan<br />

dipecahkan.<br />

- Melakukan pembandingan dengan hasil penelitian sebelumnya <strong>dan</strong> referensi yang dibaca<br />

- Keterbatasan hasil penelitian dalam menjawab pertanyaan penelitian.<br />

8. Kesimpulan <strong>dan</strong> Saran<br />

Kesimpulan diambil atas dasar hasil <strong>dan</strong> pembahasan yang terkait dengan masalah <strong>dan</strong> tujuan<br />

penelitian. Saran dalam suatu laporan penelitian hendaknya terkait dengan kesimpulan <strong>dan</strong><br />

implikasinya. Perlu dijelaskan apakah saran tersebut ditujukan kepada masyarakat umum, pengelola<br />

program <strong>dan</strong> ilmiah. Juga harus dituliskan implikasinya, apakah pada implikasi kebijakan, implikasi<br />

peningkatan kualitas permodelan/program, formula, paten <strong>dan</strong> sebagainya<br />

Kesimpulan <strong>dan</strong> saran sebaiknya ditulis sesuai urutan tujuan khusus <strong>dan</strong> umum.<br />

9. Ucapan Terima Kasih<br />

Ucapan terima kasih adalah penghargaan yang diberikan kepada penyan<strong>dan</strong>g <strong>dan</strong>a, perorangan <strong>dan</strong><br />

institusi yang telah membantu penelitian <strong>dan</strong> mereka yang memungkinkan terlaksananya penelitian<br />

anggota tim peneliti.<br />

Ucapan terima kasih sedapat mungkin dituliskan dengan jelas (nama <strong>dan</strong> institusi). Tidak perlu<br />

menyebutkan semua nama yang telah memberi kontribusi atas terlaksananya penelitian tersebut,<br />

cukup yang penting saja.<br />

10. Daftar Kepustakaan<br />

Daftar kepustakaan harus dituliskan dalam setiap laporan penelitian. Rujukan yang dicantumkan<br />

hanya yang terkait langsung dengan isi laporan. Penulisan rujukan dilakukan dengan cara<br />

Vancouver. Contoh cara Vancouver:<br />

a) Text book<br />

Lorrie, James H., and Harry V.Roberts. Basic Methods of Marketing Research. New York: McGraw-<br />

Hill, 1951.<br />

McCall, George J., and J.L.Simmons (eds.). Issues in Participant Observation. Reading, Mass.:<br />

Addison-Wesley, 1969.<br />

b) Artikel dari jurnal<br />

Clements JD, Stanton BF, Chakraborty J, Chowdury S, Rao MR, Ali M, et al. Measles vaccination and<br />

childhood mortality in rural Bangladesh. American Journal of Epidemiology 1998; 128: 13309., 1951.<br />

c) Referensi publikasi elektronik<br />

34


MYERS, Michael P.; YANG, Jay; and STAMPE, Per. Visualization and functional analysis of a maxi-K<br />

channel (mSlo) fused to green fluorescent protein (GFP). EJB Electronic Journal of Biotechnology<br />

(online). 15 December 1999, vol.2, no.3 (cited 21 March 2000). Available from:<br />

http://www.ejb.org/content/vol2/issue3/ full/3/index.html.ISSN 07173458.<br />

11. Lampiran<br />

Laporan akhir penelitian, dapat dilengkapi dengan data atau berbagai tabel <strong>dan</strong> gambar penting yang<br />

dapat dimanfaatkan untuk menelusuri kembali hasil penelitian tersebut, apabila diperlukan.<br />

Kelengkapan berbagai data <strong>dan</strong>/atau tabel penting tersebut dapat disertakan sebagai lampiran dalam<br />

dokumen laporan akhir. Selain itu, apabila perlu untuk melengkapi laporan penelitian dapat juga<br />

dilampirkan berbagai teknik, perhitungan, atau rumus yang digunakan, <strong>dan</strong> berbagai keterangan lain<br />

yang dianggap perlu sebagai informasi. Lampiran diberi nomr urut lampiran <strong>dan</strong> apabila ada lampiran<br />

yang terdiri lebih dari satu halaman harus diberi nomor halaman sendiri.<br />

Aspek Lain yang Perlu Diperhatikan<br />

Setelah konsep laporan dibuat, perlu dilakukan evaluasi secara keseluruhan dengan memperhatikan<br />

beberapa hal berikut (sebaiknya dibuat checklist) :<br />

- Apakah semua hasil/temuan penelitian yang penting telah dimasukkan <br />

- Apakah sudah menjawab tujuan penelitian <br />

- Apakah ada hasil yang kontradiktif dari temuan-temuan tersebut <br />

- Apakah data dalam teks/narasi sesuai dengan data dalam tabel <br />

- Apakah gambar <strong>dan</strong> tabel yang dirujuk telah benar <br />

- Apakah kesimpulan telah dibuat secara logis menurut hasil penelitian <strong>dan</strong> tersusun menurut<br />

urutan kepentingannya <br />

- Apakah kelemahan dari penelitian telah diungkapkan <strong>dan</strong> dijelaskan <br />

- Apakah masih mungkin untuk membuat laporan penelitian ini menjadi lebih padat, tanpa<br />

menurunkan kualitas <strong>dan</strong> menghilangkan temuan-temuan yang penting <br />

- Apabila merasa harus ada penghargaan, perlu disampaikan penghargaan/penghormatan<br />

kepada siapa saja yang membantu, <strong>dan</strong> dituliskan dalam bagian ucapan terima kasih.<br />

- Data mengenai subyek penelitian harus dirahasiakan.<br />

Menghindari Plagiat<br />

Plagiat terka<strong>dan</strong>g disebabkan oleh buruknya membuat/melakukan pencatatan atau „paraphrasing‟<br />

tanpa menyebut rujukannya dengan layak. Plagiat dapat dihindari dengan:<br />

- Menyebut rujukannya<br />

- Merujuk dengan benar<br />

- Mencatat langsung kutipan <strong>dan</strong> „paraphrasing‟ dengan benar ketika melakukan pencatatan.<br />

35


Kutipan:<br />

Ketika menggunakan kata-kata yang persis sama, ide atau pan<strong>dan</strong>gan orang lain, berarti mengutip.<br />

Jika tidak menggunakan tanda kutip („ ...‟) diantara kata asli <strong>dan</strong> mengutipnya maka disebut juga<br />

plagiat.<br />

Paraphrasing:<br />

Paraphrasing ketika mengambil konsep orang lain ke dalam tulisan tanpa meribah artinya. Bahkan<br />

tidak perlu menggunakan kata-kata yang sama tetap saja harus menyebut dari mana konsep itu<br />

berasal.<br />

Pencatatan:<br />

Pencatatan yang buruk dapat mengarah kepada plagiat. Selalu berhati-hati:<br />

- Catat semua informasi rujukan secara benar<br />

- Gunakan tanda kutip („...‟) jika menggunakan kata aslinya<br />

- Paraphrase dengan benar<br />

- Bedakan dengan jelas antara ide sendiri dari ide orang lain <strong>dan</strong> peneliti<br />

36


DAFTAR PUSTAKA<br />

1. Varkevisser CM., Pathmananthan I., Brownlee A. Designing and conducting health system<br />

research projects. HSR Series Volume 2 Part 1. Ottawa, Canada, International<br />

Development Research Center, 1995.<br />

2. Niehof A. Household, family, and nutrition research: writing a <strong>proposal</strong> agriculture university,<br />

household and consumer studies, Wageningen, Netherland, H & C Publications, 1999.<br />

3. Attig GA., Winichagoon P. Effective Proposal Writing. Mahidol University, Thailand, Institute<br />

of Nutrition, 1993.<br />

4. Kleinbum DG., Kupper LL., Morgenstren H. Epidemiologic research: principles and qualitative<br />

methods. New York. Van Nostrand Reinhold. 1982.<br />

5. Kamus Besar Bahasa Indonesia. 1997:775<br />

6. Utorodewo, Felicia, dkk. Bahasa Indonesia: Sebuah Pengantar Penulisan Ilmiah. Jakarta.<br />

Lembaga Penerbit FEUI. 2007.<br />

37

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!