05.01.2015 Views

Stres akibat kerja dan penatalaksanaannya - Universa Medicina

Stres akibat kerja dan penatalaksanaannya - Universa Medicina

Stres akibat kerja dan penatalaksanaannya - Universa Medicina

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Universa</strong> <strong>Medicina</strong><br />

Vol.24 No.3<br />

1. perubahan jenis pe<strong>kerja</strong>an<br />

2. perubahan besar-besaran pada jadwal <strong>kerja</strong><br />

3. perubahan dalam derajat tanggung jawab<br />

4. ketidak sesuaian dengan atasan<br />

5. ketidak sesuaian dengan teman-teman<br />

se<strong>kerja</strong><br />

Pe<strong>kerja</strong>an itu sendiri tidak selalu sebagai<br />

sumber penyebab satu-satunya gangguangangguan<br />

psikologis, tetapi dapat merupakan<br />

status dari kerentanan terhadap kegagalankegagalan<br />

tertentu di lingkungan pe<strong>kerja</strong>an<br />

yang penuh dengan stresor-stresor fisik,<br />

emosional <strong>dan</strong> mental.<br />

<strong>Stres</strong>or fisik di tempat <strong>kerja</strong> misalnya<br />

bising, penerangan yang kurang memadai,<br />

temperatur ruangan yang terlalu tinggi serta<br />

bahaya-bahaya <strong>kerja</strong> fisik lainnya, atau<br />

bahaya-bahaya <strong>kerja</strong> kimiawi, misalnya debu<br />

<strong>kerja</strong> yang berlebihan, bahaya <strong>kerja</strong> ergonomis,<br />

misalnya meja <strong>kerja</strong> yang terlalu tinggi/terlalu<br />

rendah, jangkauan yang jauh, be<strong>kerja</strong> dengan<br />

posisi sulit <strong>dan</strong> lain-lain. <strong>Stres</strong>or emosional<br />

atau mental, bisa merupakan kondisi yang tidak<br />

menyenangkan atau bahkan kondisi yang<br />

menyenangkan misalnya suatu promosi dapat<br />

meng<strong>akibat</strong>kan timbulnya stres <strong>akibat</strong><br />

kehilangan posisi.<br />

Masalah-masalah dalam pe<strong>kerja</strong>an lainnya<br />

seperti dipindahkan bagian, menganggur <strong>dan</strong><br />

pensiun seringkali juga menimbulkan<br />

kerentanan untuk timbulnya gangguan<br />

psikologis. Kondisi-kondisi lainnya seperti<br />

terlalu banyak tugas, atau sebaliknya tidak<br />

diberi tugas, tidak punya kekuasaan untuk<br />

melaksanakan tugas atau atasan yang tidak<br />

mendukung dalam melaksanakan tugas juga<br />

menjadi subjek konflik di tempat <strong>kerja</strong>.<br />

Sifat stresor adalah bertambah terus <strong>dan</strong><br />

bertumbuh. Respon individu dalam menghadapi<br />

stresor tergantung pada nilai-nilai, pengalaman<br />

<strong>dan</strong> daya penyesuaian dirinya. Suatu stresor<br />

tunggal dapat menjadi majemuk jika terjadi<br />

kegagalan elemen-elemen dari sistem pendukung<br />

emosi misalnya jika mobil mogok di jalan pada<br />

saat akan menghadiri rapat yang penting.<br />

Manusia dalam menghadapai stresor akan<br />

menampilkan tiga tahap reaksi tubuh: (5-7)<br />

(i) Reaksi alarm (tanda bahaya)<br />

Respon yang datangnya dengan cepat untuk<br />

menghadapai suatu tantangan atau ancaman.<br />

Pada tahap ini tubuh belum dapat beradaptasi<br />

terhadap paparan ancaman bahaya. Terjadi<br />

mobilisasi dari sistim saraf otonom yang<br />

mencetuskan respon stres dalam bentuk respon<br />

perlawanan (fight) atau respon menghindar<br />

(flight). Bermacam-macam sistem tubuh ikut<br />

mengkoordinasi kesiap-siagaan untuk bereaksi,<br />

mempengaruhi kejiwaan (sistem limbik),<br />

pengaturan sistem kardiovaskuler, pernafasan,<br />

ketegangan otot serta aktivitas-aktivitas motorik<br />

yang halus.<br />

(ii) Tahap kebal (resisten)<br />

Reaksi alarm tidak dapat dipelihara untuk<br />

jangka waktu yang tidak terbatas. Pemaparan<br />

yang berkepanjangan terhadap stresor-stresor<br />

menyebabkan individu menjadi kebal. Pada<br />

tahap ini sesungguhnya tubuh sudah dapat<br />

beradaptasi, di mana individu mengembangkan<br />

suatu strategi perjuangan untuk bertahan hidup<br />

<strong>dan</strong> membina daya perlawanan justru untuk<br />

meredam respon dari stresor yang telah dimulai<br />

pada tahap sebelumnya.<br />

Mekanisme penanggulangan ini bisa<br />

menguntungkan atau tidak menguntungkan bagi<br />

perkembangan mental individu. Ternyata<br />

individu cenderung untuk lebih baik<br />

melaksanakan penanggulangan dengan cara<br />

yang cepat dari pada cara yang lebih lama<br />

dalam menangani masalah tersebut <strong>dan</strong><br />

mencoba melarikan diri dari kondisi yang<br />

kurang menyenangkan. Sayangnya cara<br />

penanggulangan yang cepat walaupun paling<br />

mudah biasanya tidak memadai, karena dengan<br />

cara ini biasanya pada jangka panjang akan<br />

timbul masalah-masalah sekunder dalam bentuk<br />

147

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!