PEMANFAATAN CENDAWAN UNTUK MENINGKATKAN ...
PEMANFAATAN CENDAWAN UNTUK MENINGKATKAN ...
PEMANFAATAN CENDAWAN UNTUK MENINGKATKAN ...
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
protease, lipolitik, amilase, clan kitinase.<br />
Enzim-enzim tersebut mampu menghidrolisis<br />
kompleks protein di dalam integumen<br />
(Brady 1979). Hal yang sama dapat terjadi<br />
pada tungau clan caplak.<br />
Kapang Entomofagus<br />
Metarhizium anisopliae<br />
Kapang ini banyak ditemukan di dalam<br />
tanah, bersifat saprofit, dan umumnya<br />
dijumpai pada berbagai stadia serangga<br />
yang terinfeksi, tumbuh pada suhu 65-<br />
85°F dan kelembapan 30-90%. Kapang ini<br />
mempunyai koloni berwarna hijau zaitun,<br />
konidiofor dapat mencapai panjang 75 µm,<br />
bertumpuk-tumpuk diselubungi oleh<br />
konidia yang berbentuk apikal berukuran<br />
6-9,50 jim x 1,50-3,90 rim, bercabangcabang,<br />
berkelompok membentuk massa<br />
yang padat dan longgar (Gambar 3).<br />
Kapang ini dapat membunuh serangga,<br />
tungau, dan caplak seperti halnya B.<br />
bassiana (Barnet 1969; Wikardi 2000;<br />
Cloyd 2003; Geuther et al. 2004; Holder<br />
dan Keyhani 2005; Maranga et al. 2005).<br />
Dalam menginfeksi serangga dan<br />
akarida, konidia berkecambah pada<br />
kutikula inang dan melakukan penetrasi<br />
dengan enzim hidrolisis (peptidase dan<br />
kitinase), lalu dengan bantuan tekanan<br />
mekanis enzim tersebut menghancurkan<br />
kulit dengan cara lisis. Setelah kapang<br />
masuk, koniclianya dengan cepat memperbanyak<br />
diri sehingga blastospora segera<br />
menyelaputi tubuh inang. Ketnatian inang<br />
disebabkan oleh kolonisasi miselia yang<br />
ekstensif sehingga menyebabkan starvasi,<br />
atau melalui racun yang dilepaskan pada<br />
saat penyerangan. Desikasi kadaver digunakan<br />
sebagai nutrisi dan air oleh hifa. Hifa<br />
memecah kutikula setelah serangga coati.<br />
Konidia bebas berkembang secara pasif<br />
atau aktif untak meneruskan siklus infeksi<br />
(Wikardi 2000; Onofre et al. 2001). Mekanisme<br />
serupajuga ditemui pada caplak dan<br />
tungau yang terserang kapang ini.<br />
<strong>CENDAWAN</strong> SEBAGAI<br />
PROBIOTIK DAN<br />
IMUNOSTIMULAN<br />
Salah satu cendawan yang berpotensi<br />
sebagai probiotik dan imunostimulan<br />
adalah S. cerevisiae. cendawan ini termasuk<br />
dalam kelompok khamir. Pada saat<br />
berkembang biak, khamir akan membelah<br />
diri dan menghasilkan tunas yang berkecambah<br />
multipolar. Spora berdiameter 5-<br />
10 µ. S. cerevisiae merupakan khamir bersel<br />
tunggal, yang berkembang biak dengan<br />
cepat secara seksual dan aseksual. Perkembangbiakan<br />
melalui tunas kecambah<br />
multipolar dan tunas dapat terjadi pada<br />
seluruh permukaan Binding sel (Gambar<br />
4).<br />
Reproduksi seksual membentuk<br />
askospora di dalam askus. Dalam satu<br />
askus umumnya terdapat empat askospora<br />
dalam berbagai bentuk. Khamir ini<br />
mempunyai cin morfologi mikroskopis,<br />
membentuk blastospora (spora) bulat<br />
lonjong, silindris, oval atau bulat telur<br />
pendek dan panjangnya dipengaruhi oleh<br />
strain (Elliot 1994; Dube 1996).<br />
Menurut besarnya sel, khamir dikelompokkan<br />
menjadi tiga, yaitu yang<br />
selnya berukuran 3,50-10µx 5-19 [t,yang<br />
selnya benikuran 3-8µx 4-18 Vt, dan yang<br />
berukuran 2,50-7µx 4,50-18 p. Selain itu,<br />
terdapat sel berfilamen pada spora yang<br />
berukuran lebih dari 30 µ dan berpseudomiselium.<br />
Morfologi makroskopik menunjukkan<br />
koloni berbentuk bulat,<br />
berwarna putih, krem, abu-abu hingga<br />
kecoklatan, permukaan koloni berkilau<br />
sampai kusam, licin, dengan tekstur lunak<br />
(Lodder 1970; Barnet et al. 2000).<br />
Peran S. cerevisiae sebagai<br />
Probiotik<br />
Probiotik adalah makanan pelengkap<br />
berupa mikroba hidup yang memberikan<br />
keuntungan pada saluran pencernaan<br />
inang. Probiotik adalah bahan makanan<br />
yang tidak tercerna clan memberikan<br />
keuntungan pada inang melalui stimulasi<br />
selektif terhadap aktivitas satu atau<br />
sejumlah bakteri yang terdapat di dalam<br />
kolon (Roberfoid 2000). Lebih lanjut Fuller<br />
(1992) clan Karpinska et al. (2001)<br />
menjelaskan bahwa probiotik adalah<br />
imbuhan pakan berbentuk mikroba hidup<br />
Gambar 3. Kapang Metarhizium anisopliae pada media potato dextrose agar (A);<br />
pengamatan mikroskopik perbesaran 400 x dan pewarnaan laktofenol<br />
biri (B); konidia (BI); dan hifa (B2).<br />
Gambar 4. Kapang Saccharomyces cerevisiae pada media CAM (A); pengamatan<br />
mikroskopik perbesaran 400 x dan pewarnaan laktofenol biru (B); dan<br />
spora (BI).