17.01.2015 Views

MD130

MD130

MD130

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

ditutupnya pabrik hm sampoerna<br />

tragedi<br />

mahasiswi<br />

asal<br />

malaysia<br />

PRAHARA<br />

SURYA<br />

DHARMA<br />

EDISI 130 | 26 MEI - 1 JUNI 2014


DAFTAR ISI<br />

Edisi 130 26 mei - 1 juni 2014<br />

Fokus<br />

Pak menteri BATAl<br />

husnulkhatimah<br />

Dua minggu sebelum<br />

menjadi tersangka,<br />

Suryadharma Ali sudah<br />

diperingatkan agar<br />

siap-siap mental.<br />

nASIonal<br />

kriminal<br />

n adu dukungan kubu lawan<br />

n opsi terpaksa netral<br />

internasional<br />

n malam mengerikan gadis jiran<br />

hukum<br />

n masalah pascaputusan mahkamah<br />

ekonomi<br />

n Kudeta Jenderal Jelang Pensiun<br />

n mau ke mana dinasti gandhi<br />

n sori, bukan untuk india<br />

interview<br />

n Mendikbud m. nuh<br />

kolom<br />

n Strategi Netral ala Demokrat<br />

sisi lain capres<br />

n Ontel Jokowi, Reog Prabowo<br />

n menciptakan jalur puncak jilid dua<br />

n bupati ditangkap, proyek terkatung<br />

n lebih elite daripada jalur puncak<br />

n membuka wilayah terpencil<br />

bisnis<br />

n menunggu executive lounge di halim<br />

n Senja kala kretek tanpa filter<br />

lensa<br />

sport<br />

n bos perempuan<br />

di kandang macan<br />

n menuju presiden baru<br />

Seni hiburan<br />

people<br />

n rempak gamolan<br />

n cinta laura | johnny depp | fan bingbing<br />

gaya hidup<br />

n sebuah prekuel mutan retro<br />

n film pekan ini<br />

n agenda<br />

Cover:<br />

Ilustrasi: Kiagus Auliansyah<br />

@majalah_detik<br />

majalah detik<br />

n cara aman bleaching gigi<br />

n pesona ombak pulau merah<br />

n mafianya nasi goreng<br />

Pemimpin Redaksi: Arifin Asydhad Wakil Pemimpin Redaksi: Iin Yumiyanti Redaksi: Dimas Adityo, Irwan<br />

Nugroho, Nur Khoiri, Sapto Pradityo, Sudrajat, Oktamandjaya Wiguna, Arif Arianto, Aryo<br />

Bhawono, Deden Gunawan, Hans Henricus, Silvia Galikano, Nurul Ken Yunita, Kustiah, M Rizal,<br />

Budi Alimuddin, Pasti Liberti Mappapa, Monique Shintami, Isfari Hikmat, Bahtiar Rifai Bahasa:<br />

Habib Rifa’i, Rahmayoga Wedar Tim Foto: Dikhy Sasra, Ari Saputra, Haris Suyono, Agus Purnomo<br />

Product Management: Sena Achari, Sofyan Hakim Creative Designer: Mahmud Yunus, Kiagus Aulianshah,<br />

Galih Gerryaldy, Desy Purwaningrum, Suteja, Mindra Purnomo, Zaki Al Farabi, Edi Wahyono,<br />

Fuad Hasim, Luthfy Syahban.<br />

Kontak Iklan: Arnie Yuliartiningsih, Email: sales@detik.com Telp: 021-79177000, Fax: 021-79187769<br />

Direktur Utama: Budiono Darsono Direktur: Nur Wahyuni Sulistiowati, Heru Tjatur, Warnedy Kritik dan Saran:<br />

appsupport@detik.com Alamat Redaksi: Gedung Aldevco Octagon Lantai 2, Jl. Warung Jati Barat Raya<br />

No.75 Jakarta Selatan, 12740 Telp: 021-7941177 Fax: 021-7944472 Email: redaksi@majalahdetik.com<br />

Majalah detik dipublikasikan oleh PT Agranet Multicitra Siberkom, Grup Trans Corp.


lensa<br />

Menuju Presiden Baru<br />

Tap untuk melihat foto UKURAN BESAR<br />

Tahapan pemilihan presiden mulai digelar saat para calon mendaftarkan diri ke KPU, Jakarta, Senin (19/5) dan Selasa (20/5). Dua<br />

pasangan capres, yakni Joko Widodo-Jusuf Kalla dan Prabowo-Hatta Rajasa, menyatakan siap menggantikan Presiden Susilo Bambang<br />

Yudhoyono.<br />

Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014


lensa<br />

Jokowi-Jusuf Kalla menyerahkan berkas pendaftaran (atas), Prabowo-Hatta setelah mendaftar di KPU, Jakarta. (Rachman Haryanto/detikcom)


lensa<br />

Pendukung Jokowi-JK saat deklarasi pasangan tersebut di Gedung Joang, Jakarta, Senin (19/5). (Hasan Alhabsy/detikcom)


Pendukung Prabowo-Hatta mengantar jagoan mereka ke kantor KPU, Selasa (20/5). (Rengga Sencaya/detikcom)


lensa<br />

Sejumlah relawan asal Papua menggelar aksi damai di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Minggu (11/5). Mereka mendukung calon presiden<br />

dari PDI Perjuangan, Joko Widodo, karena dianggap merakyat dan mampu menciptakan kesejahteraan bagi rakyat Papua. (Agung Pambudhy/<br />

Detikcom).<br />

Prabowo berziarah ke Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta, sebelum menuju kantor KPU, Selasa (20/5). (Hasan Alhabsy/detikcom)


lensa<br />

Prabowo-Hatta di tengah-tengah pendukung mereka saat mendaftar ke KPU, Selasa (20/5). (Rengga Sencaya/detikcom)


lensa<br />

Deretan mobil mengular terjebak kemacetan akibat pendukung Prabowo-Hatta memadati gedung KPU di Jalan Imam Bonjol, Jakarta, Selasa (20/5).<br />

(Rengga Sencaya/detikcom)


nasional<br />

Hasan/detikcom<br />

Adu Dukungan<br />

Kubu Lawan<br />

Sejumlah kader partai pengusung Jokowi-Jusuf Kalla berbalik mendukung Prabowo<br />

Subianto-Hatta Rajasa, begitupun sebaliknya. Bahkan dimasukkan ke tim sukses.<br />

Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014


nasional<br />

Salam komando capres<br />

Prabowo saat bertemu<br />

dengan Raja Dangdut<br />

Rhoma Irama di Jakarta,<br />

Selasa (20/5).<br />

Lamhot/detikcom<br />

Calon presiden Prabowo<br />

Subianto ingin<br />

segera merampungkan<br />

pidatonya saat deklarasi<br />

pencalonannya bersama calon<br />

wakil presiden Hatta Rajasa digelar<br />

di Rumah Polonia, Jakarta<br />

Timur, Senin, 19 Mei lalu. Ketua<br />

Dewan Pembina Partai Gerindra<br />

itu seperti dikejar acara lain.<br />

“Habis (deklarasi) ini, saya akan<br />

ketemu Rhoma Irama,” katanya.<br />

Sorak-sorai ratusan pendukung<br />

pasangan itu membahana begitu<br />

mendengar Prabowo hendak<br />

menemui Rhoma. Mendapat<br />

sambutan, Prabowo melanjutkan<br />

pernyataannya. Bukan hanya<br />

dengan sang Raja Dangdut, mantan<br />

Komandan Jenderal Komando<br />

Pasukan Khusus TNI Angkatan Darat itu juga<br />

mengaku sudah bertemu dengan Mahfud Md.<br />

“Kemudian, Pak Hatta baru ketemu Ahmad<br />

Dhani. Perlu lanjut enggak nih daftarnya” ujar<br />

Prabowo. Rumah Polonia, yang pernah dihuni<br />

presiden pertama RI, Sukarno, lalu kembali riuh<br />

oleh teriakan para pendukung.<br />

Deklarasi dua pasangan capres-cawapres<br />

yang akan berlaga pada pemilihan presiden<br />

2014, yakni Joko Widodo-Jusuf Kalla dan Prabowo-Hatta,<br />

yang sama-sama digelar hari itu,<br />

seakan menjadi ajang unjuk kekuatan pendukung.<br />

Jokowi dan JK―sapaan Jusuf Kalla―diusung<br />

oleh empat partai politik, yakni Partai Demokrasi<br />

Indonesia Perjuangan, Partai Nasional Demokrat,<br />

Partai Kebangkitan Bangsa, dan Partai<br />

Hati Nurani Rakyat. Pasangan ini dideklarasikan<br />

di Gedung Joang, Menteng, Jakarta Pusat,<br />

pada Senin pagi, sebelum mendaftar ke Komisi<br />

Pemilihan Umum siang harinya.<br />

Sedangkan Prabowo-Hatta didukung enam<br />

partai, yakni Gerindra, Partai Amanat Nasional,<br />

Partai Persatuan Pembangunan, Partai Keadilan<br />

Sejahtera, Partai Golkar, serta satu partai<br />

nonparlemen, Partai Bulan Bintang. Pasangan<br />

ini mendaftar ke KPU pada Selasa, 20 Mei, diantar<br />

ribuan kader pendukung dan simpatisan.<br />

Tidak hanya unjuk kekuatan, acara deklarasi<br />

juga menjadi ajang “pamer” pendukung yang<br />

Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014


nasional<br />

Deklarasi Gerakan<br />

Muda Indonesia siap<br />

memenangkan pasangan<br />

Prabowo-Hatta.<br />

Rachman/detikcom<br />

Mahfud Md. berfoto<br />

bersama cawapres Hatta<br />

Rajasa. Mahfud menjadi<br />

ketua tim pemenangan<br />

Prabowo-Hatta.<br />

Hasan Alhabshy/detikcom<br />

menyeberang dari kubu lawan.<br />

Rhoma Irama, Mahfud, dan Ahmad Dhani—<br />

tiga nama yang disebut Prabowo—selama ini<br />

dikenal sebagai kader PKB, partai yang kini<br />

mendukung Jokowi-JK. Ketiganya menjadi juru<br />

kampanye partai itu pada pemilu legislatif 2014.<br />

Bahkan Mahfud dan Rhoma sempat dicalonkan<br />

sebagai capres—selain Jusuf Kalla—oleh PKB.<br />

Namun kini ketiganya berbalik mendukung<br />

Prabowo-Hatta.<br />

Rhoma meyakini Prabowo bisa membawa<br />

perubahan untuk mengatasi permasalahan<br />

bangsa, seperti terorisme, narkoba, dan korupsi.<br />

“Yang tepat orangnya adalah Prabowo,”<br />

tutur pentolan grup Soneta itu. Rhoma, setelah<br />

menerima Prabowo di rumahnya, kawasan<br />

Mampang, Jakarta Selatan, lalu didaulat masuk<br />

ke tim pemenangan Prabowo-Hatta.<br />

Malah Mahfud didapuk menjadi ketua tim<br />

sukses pasangan tersebut. Mantan Ketua Mahkamah<br />

Konstitusi itu, Kamis sore, 22 Mei, mulai<br />

memimpin rapat di markas tim pemenangan<br />

Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014


nasional<br />

Tumpengan pendukung Joko<br />

Widodo, SekBer Jokowi,<br />

di Bundaran HI, Jakarta,<br />

Minggu (16/3).<br />

Agung Pambudhy/Detikcom.<br />

Prabowo-Hatta, Rumah Polonia.<br />

Sebelumnya, Mahfud menggelar konferensi<br />

pers di kantor MMD Initiative, kawasan Matraman.<br />

Ia menegaskan kesediaannya menjadi<br />

ketua tim pemenangan Prabowo-Hatta. “Saya<br />

memutuskan untuk berjuang menegakkan<br />

kebenaran dan akhlak dengan mendukung<br />

pasangan Prabowo-Hatta,” ucapnya.<br />

Bukan hanya kader partai pengusung Jokowi<br />

yang menyeberang ke kubu Prabowo. Sebaliknya,<br />

sejumlah kader muda Golkar “lompat<br />

pagar” mendukung Jokowi-JK, meskipun Ketua<br />

Umum Golkar Aburizal Bakrie menginstruksikan<br />

seluruh kadernya mendukung Prabowo-<br />

Hatta.<br />

Menurut juru bicara kader muda Golkar<br />

pendukung Jokowi-JK, Indra J. Piliang, partainya<br />

mengerdilkan diri dengan mengarahkan<br />

dukungan pada kubu Prabowo. Apalagi muncul<br />

pembicaraan bahwa Prabowo menjanjikan<br />

jabatan menteri utama kepada Aburizal jika<br />

terpilih sebagai presiden.<br />

“Pada titik terakhir tidak ada penjelasan yang<br />

runtut, tiba-tiba kita dihadapkan ke Prabowo<br />

Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014


nasional<br />

Menurut saya,<br />

Jokowi adalah<br />

calon presiden<br />

terbaik untuk<br />

pilpres 2014 ini.<br />

Luhut Panjaitan<br />

dengan ada omongan kursi menteri. Kita malu<br />

dihargai seperti itu,” kata anggota Badan Penelitian<br />

dan Pengembangan Partai Golkar itu di<br />

Rumah Makan Sari Kuring, Jakarta, Selasa, 20<br />

Mei.<br />

Kader muda Golkar lainnya yang merapat ke<br />

kubu Jokowi-JK antara lain Ketua Dewan Pimpinan<br />

Pusat Golkar Agus Gumiwang Kartasasmita<br />

dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat<br />

Meutya Hafid. Menurut Indra, partainya<br />

lebih punya alasan untuk mendukung<br />

JK, yang merupakan kader Golkar,<br />

ketimbang Prabowo-Hatta.<br />

“Kenapa JK, mantan Ketua Umum<br />

Golkar, tidak diberi mandat oleh DPP<br />

Yang diberi mandat justru orang lain.<br />

Kalau tidak ada kesempatan lagi bagi<br />

Ketua Umum untuk mencalonkan diri,<br />

lalu ada opsi selanjutnya, mendukung kader<br />

Golkar atau di posisi netral saja,” ujarnya.<br />

Indra mengaku tak gentar menghadapi ancaman<br />

sanksi dari partainya.<br />

Sebelumnya, politikus Golkar, Poempida<br />

Hidayatulloh, dan Wakil Ketua Dewan Pertimbangan<br />

Golkar Luhut Panjaitan memilih mendukung<br />

Jokowi-JK. Poempida bahkan ditunjuk<br />

menjadi juru bicara cawapres Jusuf Kalla. Adapun<br />

Luhut mengaku sudah berpamitan kepada<br />

Aburizal atau Ical untuk mendukung pencalonan<br />

Gubernur DKI Jakarta itu sebagai capres.<br />

“Menurut saya, Jokowi adalah calon presiden<br />

terbaik untuk pilpres 2014 ini,” tutur Luhut.<br />

Wakil Ketua Umum Golkar Agung Laksono<br />

mengatakan sudah memperkirakan dukungan<br />

di kalangan internal partainya bakal terbelah<br />

dalam pemilihan presiden. Hal ini karena, di<br />

satu sisi, Golkar secara resmi mendukung<br />

Prabowo-Hatta, sedangkan di sisi lain Jokowi<br />

menggandeng cawapres Jusuf Kalla, yang merupakan<br />

kader Golkar.<br />

“Pembelotan” ini menjadi bahasan utama<br />

dalam pertemuan para tokoh senior dan<br />

pimpinan organisasi sayap Golkar di Hotel<br />

JW Marriott, Rabu malam, 21 Mei lalu. Para<br />

tokoh itu, kata Agung, memberi masukan<br />

kepada Ical. “Beliau, yang semula dengan suara<br />

keras akan memberhentikan kader yang<br />

tidak setia pada keputusan partai, akhirnya<br />

bisa memahami dan memutuskan tidak ada<br />

pemberhentian,” ucap Menteri Koordinator<br />

Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014


nasional<br />

Tokoh senior Partai Golkar<br />

berkumpul di Jakarta, Rabu<br />

(21/5).<br />

Hasan/detikcom<br />

Tap/klik untuk berkomentar<br />

Kesejahteraan Rakyat itu.<br />

Sementara itu, Ketua Umum PKB Muhaimin<br />

Iskandar menyebut dukungan sejumlah kadernya<br />

kepada Prabowo-Hatta merupakan hak<br />

pribadi. Menurut Cak Imin, sapaan Muhaimin,<br />

partainya solid mendukung Jokowi-JK. Namun,<br />

berbeda dengan Muhaimin, Ketua Muslimat<br />

Nahdlatul Ulama, yang juga kader PKB, Khofifah<br />

Indar Parawansa, mengakui sikap politik<br />

Mahfud yang mendukung Prabowo-Hatta<br />

pasti berpengaruh di partainya. “Karena beliau<br />

(Mahfud) punya follower,” kata juru bicara Jokowi<br />

ini.<br />

Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan<br />

Indonesia, Siti Zuhro, menilai perbedaan<br />

pandangan dalam sebuah partai merupakan<br />

hal biasa. Apalagi jika berkaitan dengan sosok<br />

yang didukung. Namun kader semestinya tidak<br />

perlu “menyeberang” jika partai bisa membangun<br />

komunikasi dengan baik. “Tidak jadi salah<br />

paham begini,” ujar Siti. ■<br />

Kustiah, Jaffry Prakoso, Elvan D., Ramdhan M. | Dimas<br />

Majalah detik detik 26 7 mei - 13 - 1 april juni 2014


nasional<br />

Opsi Terpaksa Netral<br />

Partai Demokrat bersikap nonblok, tidak mendukung kubu Jokowi maupun Prabowo.<br />

Risiko politik dari sikap netral itu ialah pilihan kader menjadi terbelah.<br />

Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014


nasional<br />

Ketua Umum Partai Demokrat<br />

Susilo Bambang Yudhoyono<br />

berbincang dengan peserta<br />

rapimnas partai di Jakarta,<br />

Minggu (18/5).<br />

Abror Rizki/rumnggapres<br />

Keputusan itu akhirnya datang<br />

juga. Partai Demokrat memilih tidak<br />

bergabung secara formal dengan<br />

koalisi partai pengusung pasangan<br />

Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla maupun Prabowo<br />

Subianto-Hatta Rajasa, dua kubu yang<br />

akan bertarung dalam pemilihan presiden 9 Juli<br />

2014.<br />

Meskipun menyatakan akan netral dan<br />

tidak bergabung dengan salah satu kubu,<br />

Ketua Harian Partai Demokrat Sya rief Hasan<br />

mengatakan kader partainya tidak akan golput.<br />

Mereka tetap akan memberikan pilihan<br />

saat pemilihan presiden. “Suara Demokrat<br />

akan diberikan kepada partai yang platform<br />

solusinya segaris dengan Partai Demokrat,”<br />

kata Syarief di kantor Dewan Pimpinan Pusat<br />

Partai Demokrat, Jalan Kramat Raya, Jakarta<br />

Pusat, Selasa, 20 Mei lalu.<br />

Pernyataan Syarief itu sejatinya bukan hal<br />

baru. Sinyal bahwa Demokrat akan mengambil<br />

sikap nonblok alias tidak memihak dilontarkan<br />

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, yang<br />

juga Ketua Umum Demokrat, saat menutup<br />

Rapat Pimpinan Nasional pada Ahad, 18 Mei<br />

lalu.<br />

Langkah tersebut diambil berdasarkan hasil<br />

voting terhadap peserta rapat. Tercatat 56 persen<br />

menginginkan Demokrat tidak mengemis<br />

kekuasaan. Sedangkan 44 persen memilih opsi<br />

berbeda. Sebanyak 22 persen lebih menginginkan<br />

bergabung dengan koalisi pengusung Prabowo-Hatta.<br />

Sisanya ingin membentuk poros<br />

koalisi baru di luar dua kubu tersebut.<br />

Namun sikap netral berdasarkan keputusan<br />

Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014


nasional<br />

Anggota Dewan Kehormatan<br />

Partai Demokrat, Suaidi<br />

Marasabessy<br />

Lamhot/detikcom<br />

Rapimnas yang tidak bulat itu membuat para<br />

elite Demokrat tidak tinggal diam. Beberapa<br />

petinggi partai bentukan Presiden SBY itu<br />

mulai melirik ke salah satu pasangan calon presiden-calon<br />

wakil presiden. Anggota De wan<br />

Kehormatan Demokrat, Suaidi Marasabessy,<br />

misalnya, memilih merapat ke kubu Jokowi-<br />

Jusuf Kalla (JK). Bahkan ia terang-terangan<br />

menyatakan akan masuk ke tim pemenangan<br />

mantan Wali Kota Solo itu. “Saya mendukung<br />

Jokowi-JK. Seperti yang disampaikan Pak Syarief<br />

Hasan bahwa partai netral, tapi tidak golput,”<br />

ujar Suaidi.<br />

Bekas Kepala Staf Umum TNI<br />

itu mengaku mendukung Jokowi<br />

karena mengikuti hati nurani.<br />

Apalagi Suaidi adalah anggota<br />

kelompok purnawirawan<br />

jenderal pimpinan Luhut<br />

Panjaitan, yang sejak awal<br />

mendeklarasikan dukungan<br />

kepada Jokowi. Luhut,<br />

yang juga Wakil Ketua<br />

Dewan Pertimbangan<br />

Golkar, berseberangan<br />

dengan sikap partainya, yang mendukung<br />

pasangan Prabowo-Hatta.<br />

Namun, untuk masuk ke tim pemenangan<br />

Jokowi, Suaidi akan meminta izin terlebih dulu<br />

kepada SBY. Sebab, selain anggota Dewan<br />

Kehormatan, Suaidi adalah Sekretaris Komite<br />

Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat. Dia<br />

juga menjabat ketua tim seleksi calon anggota<br />

legislatif dari partai itu pada pemilu legislatif<br />

lalu. “Ada proses yang harus saya laku kan, minta<br />

izin partai dan Pak SBY,” tutur purnawira wan<br />

jenderal bintang tiga ini.<br />

Petinggi Demokrat yang merapat ke salah<br />

satu kubu rupanya bukan hanya Suaidi. Wakil<br />

Ketua Umum Demokrat yang juga Gubernur<br />

Jawa Timur, Soekarwo, dikabarkan menjadi<br />

bagian tim sukses Prabowo-Hatta, berdasarkan<br />

klaim Zulkifli Ha san, ketua harian tim<br />

pemenangan pasangan itu. Zulkifli, Menteri<br />

Kehutanan yang juga kader Partai Amanat Nasional,<br />

menyebut nama Wakil Gubernur Jawa<br />

Timur Saifullah Yusuf sebagai tim pemenangan<br />

Prabowo-Hatta.<br />

Namun belakangan Soekarwo dan Saifullah<br />

membantahnya. Pakde Karwo—sapaan akrab<br />

Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014


nasional<br />

Ketua Komisi Pengawas<br />

Partai Demokrat T.B.<br />

Silalahi mengatakan<br />

partainya bisa saja<br />

mengusung capres sendiri<br />

dari pemenang konvensi<br />

yang digelar partainya.<br />

Ari saputra/detikcom<br />

Soekarwo―bilang tidak ada penunjukan dirinya<br />

sebagai tim sukses Prabowo. Ia memilih<br />

bersikap mengikuti arahan partainya. “Saya<br />

tetap netral,” ucapnya di Surabaya, Kamis, 22<br />

Mei lalu. Sedangkan Saifullah mengaku belum<br />

diminta untuk membantu tim sukses Prabowo-<br />

Hatta.<br />

Sikap beberapa elite Demokrat yang mendukung<br />

capres dari partai lain, oleh Ketua<br />

Komisi Pengawas Demokrat, T.B. Silalahi,<br />

dianggap merupakan sebuah risiko politik<br />

yang diambil SBY dengan sikap netralnya.<br />

“Seharusnya SBY secara cepat membuat<br />

keputusan maju mengusung capres sendiri,<br />

atau merapat ke kelompok lain. Jadi kondisinya<br />

tidak gamang seperti sekarang,” kata<br />

Silalahi kepada majalah detik.<br />

Menurut mantan Menteri Negara Pendayagunaan<br />

Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi<br />

itu, sebenarnya dalam pemilihan presiden<br />

kali ini Demokrat bisa saja mengusung capres<br />

sendiri yang berasal dari pemenang konvensi<br />

capres. Namun, melihat hasil polling Lembaga<br />

Survei Indonesia, Populi Center, dan Mark Plus<br />

Insight―tiga lembaga yang menggelar survei<br />

elektabilitas peserta konvensi—hasilnya kurang<br />

menggembirakan.<br />

Dari hasil survei tiga lembaga itu, elektabilitas<br />

Dahlan Iskan unggul jika dibanding 10 peserta<br />

konvensi lainnya, dengan kisaran 15-23 persen.<br />

Namun Menteri Badan Usaha Milik Negara itu<br />

dianggap belum layak maju dalam pemilihan<br />

presiden. Sebab, jika disurvei bersama tokoh<br />

lain, elektabilitas Dahlan cuma 4 persen, jauh<br />

di bawah Jokowi dan Prabowo.<br />

“Hasil lembaga survei itulah yang membuat<br />

Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014


nasional<br />

Gubernur DKI Jakarta Joko<br />

Widodo menyerahkan<br />

izin cuti kepada Presiden<br />

Yudhoyono karena akan<br />

maju dalam pilpres, di<br />

Istana Merdeka, Selasa<br />

(13/5/2014). (kiri)<br />

Abror Rizki/Rumnggapres<br />

Prabowo Subianto menemui<br />

Presiden Yudhoyono di<br />

Istana Merdeka, Jakarta,<br />

Selasa (13/5).<br />

Abror Rizki/Rumnggapres<br />

SBY dan Demokrat tidak pede (percaya diri)<br />

mengusung capres sendiri. Akhirnya memilih<br />

netral,” ujar salah satu pendukung Dahlan Iskan<br />

ini.<br />

Secara terpisah, peneliti Lembaga Survei<br />

Indonesia Kuskrido Ambardi menilai sikap<br />

netral SBY bisa diartikan terpaksa karena memang<br />

tidak ada pilihan lain. Sebab, sebelumnya<br />

Yudhoyono berharap Megawati Soekarnoputri,<br />

Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia<br />

Perjuangan—partai pengusung Jokowi—mau<br />

membuka pintu koalisi dengan Demokrat.<br />

“Tapi nyatanya, setelah diketuk berulangulang,<br />

Megawati tidak kunjung membukakan<br />

pintu buat SBY untuk berkoalisi. Sedangkan<br />

untuk bergabung dengan Prabowo, SBY sepertinya<br />

kurang sreg,” tutur pria yang disapa Dodi<br />

ini.<br />

Langkah SBY pada pemilihan presiden kali ini<br />

dinilai Dodi memang sangat dilematis. Di satu<br />

sisi, perolehan suara partainya kurang bagus, hanya<br />

sekitar 10 persen. Di sisi lain, hasil konvensi<br />

capres yang digelar selama 8 bulan itu kurang<br />

bergaung. Sementara itu, upaya membangun<br />

poros baru bersama Golkar mentok lantaran<br />

ketiadaan calon yang mumpuni untuk diusung.<br />

Jadi, Dodi menganggap sikap netral yang diambil<br />

SBY karena tidak ada opsi lain. “Akhirnya,<br />

SBY pun memilih netral,” ucapnya. n<br />

DEDen GUNAWAN, KUSTIAH, ROIS JAJeli | DIMAS<br />

Majalah detik detik 26 7 mei - 13 - 1 april juni 2014


Kolom<br />

Strategi<br />

Netral ala<br />

Demokrat<br />

Oleh: Djayadi Hanan<br />

Biodata<br />

Nama: Djayadi Hanan<br />

Tempat/Tanggal Lahir:<br />

Palembang, 29 Januari 1972<br />

Istri: Dr Isabella<br />

Demokrat bisa menghemat biaya sosial maupun<br />

finansial dengan tidak berpihak pada kubu Jokowi<br />

ataupun Prabowo.<br />

Teka-teki tentang sikap Partai Demokrat dalam pemilihan presiden<br />

9 Juli nanti ternyata tak seperti yang diduga banyak orang.<br />

Hasil rapat pimpinan nasional yang digelar Ahad, 18 Mei lalu, partai<br />

ini menyatakan akan bersikap netral. Tidak berkoalisi dengan kubu<br />

Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014


Kolom<br />

aNak:<br />

n Hanin<br />

n Malia<br />

n Syami<br />

Pendidikan:<br />

n FISIP Universitas Sriwijaya, Palembang,<br />

1990-1995<br />

n Pascasarjana Universitas Gadjah<br />

Mada, Yogyakarta, 1996-1999<br />

n Pascasarjana Jurusan Hubungan<br />

Internasional, Ohio University,<br />

Amerika Serikat, 2001-2003<br />

n Program Doktor Ilmu Politik, Ohio<br />

University, Amerika Serikat, 2007-<br />

2012<br />

Pekerjaan:<br />

n Dosen Universitas Paramadina,<br />

Jakarta, 1996-sekarang<br />

n Peneliti pada Pusat Studi Otonomi<br />

Daerah di Kementerian Otonomi<br />

Daerah, 1999-2000<br />

n Graduate research assistant di Ohio<br />

University, Center for International<br />

Studies, Amerika Serikat, 2001-<br />

2003<br />

Prabowo ataupun Jokowi, juga tidak membuat poros baru dengan Partai<br />

Golkar seperti banyak diduga sebelumnya.<br />

Ada beberapa faktor partai berlambang bintang Mercy itu memilih sikap<br />

netral. Pertama, lambannya menentukan sikap. Partai—dalam hal ini diwakili<br />

ketua umumnya, Susilo Bambang Yudhoyono—bergerak lamban dengan<br />

tidak segera menentukan sikap pascapemilihan legislatif. Padahal, dengan<br />

perolehan suara sekitar 10 persen, seperti yang dirilis oleh beberapa lembaga,<br />

sejatinya partai ini bisa berperan banyak.<br />

Misalnya menggalang koalisi dengan partai lain, seperti Partai Keadilan<br />

Sejahtera, Partai Amanat Nasional, atau Partai Persatuan Pembangunan,<br />

Partai Demokrat bisa membentuk poros keempat. Terlebih, sebelum pemilu<br />

legislatif, partai ini menggelar konvensi untuk menjaring calon presiden yang<br />

bakal diusungnya. Peta politik pascapemilihan pun sangat terang. Sejak 10<br />

April atau sehari setelah pencoblosan hingga 15 Mei, sebenarnya sangat<br />

cukup waktu bagi Demokrat untuk mempertimbangkan beberapa pilihan.<br />

Tapi itu tak terjadi.<br />

Meski keputusan netral itu banyak yang mencemooh, bolehlah kita<br />

memberi sudut pandang positif dengan menyebut ini sebagai kalkulasi yang<br />

“cermat” dari Demokrat, khususnya Yudhoyono. Mengapa begitu Dengan<br />

mengambil sikap netral, ada beberapa keuntungan yang bakal diperoleh<br />

partai ini. Pertama, ia akan dengan mudah masuk dalam pemerintahan, siapa<br />

pun presiden yang terpilih, bila dia mau.<br />

Karena sikap netral itu pula, Demokrat tak perlu mengerahkan jaringan<br />

lembaga ataupun kadernya untuk mendukung calon yang disokongnya.<br />

Artinya, biaya, baik sosial maupun finansial, pun bisa dihemat.<br />

Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014


Kolom<br />

Kedua, krisis figur yang kuat dan banyaknya kasus yang membelit partai.<br />

Ketiadaan figur kuat yang bisa disodorkan partai untuk bertarung dengan<br />

figur yang diusung partai lain bisa menjadikan partai ini rontok sebelum bertarung.<br />

Terlebih, sederet kasus yang menyeret kadernya telah menggerogoti<br />

kepercayaan publik terhadap partai. Hal ini terbukti pada merosotnya perolehan<br />

suara partai pada pemilihan anggota legislatif. Karena itu, bersikap<br />

netral dalam pemilihan presiden adalah pilihan yang paling rasional, agar<br />

tetap aman, siapa pun presidennya.<br />

Ketiga, bisa bersikap luwes, baik jika di dalam maupun di luar pemerintahan.<br />

Satu hal yang perlu dicatat, para petinggi dan kader Demokrat menegaskan,<br />

sikap netral itu hanya akan berlaku selama prosesi pemilihan presiden dan<br />

tidak serta-merta berlaku setelah pemerintahan di bawah presiden terpilih<br />

berjalan. Di sinilah partai ini bisa secara fleksibel memainkan peran.<br />

Setelah pemilihan presiden usai dilaksanakan, Demokrat tentu akan lebih<br />

leluasa memainkan posisi tawarnya dengan modal suara 10 persen di parn<br />

Peneliti senior The National Democratic<br />

Institute for International<br />

Affairs (NDI)-Indonesia, 2004-<br />

2006<br />

n Direktur Riset Universitas Paramadina,<br />

2006-2007<br />

n Direktur Riset Saiful Mujani<br />

Research and Consulting, 2013-sekarang<br />

Buku dan Karya Ilmiah:<br />

n Menakar Presidensialisme Multipartai:<br />

Upaya Mencari Format<br />

Hubungan Eksekutif-Legislatif yang<br />

Stabil dan Dinamis di Indonesia,<br />

Mizan, Maret 2014<br />

n Nurcholish Madjid and Democratic<br />

Consolidation in Indonesia, Jurnal<br />

Titik Temu, Juli 2013<br />

n Menulis artikel di sejumlah surat<br />

kabar nasional, seperti Kompas,<br />

Koran Tempo, dan Republika<br />

Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014


Kolom<br />

Pengalaman Organisasi:<br />

n Ketua Umum Pengurus Pusat<br />

Pelajar Islam Indonesia, 1998-2000<br />

n Aktivis Himpunan Mahasiswa Islam,<br />

1989-2000<br />

n Sekretaris Jenderal Alumni Pelajar<br />

Islam Indonesia, 2011-2015<br />

lemen. Yudhoyono sangat paham soal ini karena pengalamannya 10 tahun<br />

sebagai penguasa.<br />

Keempat, sikap netral dan tidak menyatakan bersikap sebagai oposisi<br />

terhadap pemerintah akan menyelamatkan muka Yudhoyono bila ternyata<br />

yang memenangi pemilihan presiden nantinya pasangan Prabowo-Hatta<br />

Rajasa. Sebab, dia tidak harus menjilat ludahnya karena tidak jadi bersikap<br />

oposan terhadap pemerintahan pasangan itu, hanya karena Hatta Rajasa<br />

adalah besannya.<br />

Kelima, sebagai mantan presiden kelak betapapun Yudhoyono berharap<br />

bisa menjalin hubungan yang baik dan harmonis dengan presiden baru<br />

penggantinya. Hubungan yang baik itu diperlukan agar legacy atau berbagai<br />

kebijakan yang dia buat selama berkuasa tetap terjaga. Begitupun dengan<br />

pengamanan rekam jejaknya selama memegang tampuk kekuasaan negeri<br />

ini. Jadi sikap netral Demokrat bukanlah sikap yang kebetulan terjadi. Netralitas<br />

ala partai ini penuh dengan kalkulasi pragmatis, bukan semata-mata<br />

karena faktor ideologis.<br />

*Disarikan dari wawancara oleh Arif Arianto<br />

Majalah Majalah detik 26 detik mei 26 - 1 mei juni - 2014 1 juni 2014


hukum<br />

Masalah Pascaputusan<br />

Mahkamah<br />

Putusan Mahkamah Konstitusi menghapus kewenangan lembaga itu dalam<br />

menangani sengketa pilkada menuai kritik, termasuk dari kalangan internal MK.<br />

Dinilai akan memunculkan masalah baru.<br />

Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014


hukum<br />

Ketua MK Hamdan Zoelva<br />

(tengah) saat memimpin sidang<br />

di Mahkamah Konstitusi, Selasa<br />

(6/5).<br />

Hasan Alhabshy/detikcom<br />

Politikus Partai Amanat Nasional,<br />

Abdul Hakam Naja, mengaku lega.<br />

Bukan karena ketua umumnya, Hatta<br />

Rajasa, kini resmi menjadi calon wakil<br />

presiden mendampingi Prabowo Subianto, melainkan<br />

lantaran putusan Mahkamah Konstitusi<br />

yang menghapus kewenangan lembaga itu<br />

menangani sengketa pemilihan umum kepala<br />

daerah. Putusan itu seperti menggenapi pembahasan<br />

Rancangan Undang-Undang Pemilu<br />

Kepala Daerah, yang tengah digodok Panitia<br />

Khusus Pilkada di Komisi II Dewan Perwakilan<br />

Rakyat.<br />

Salah satu poin yang dibahas dalam rancangan<br />

itu adalah lembaga mana yang berwenang<br />

mengadili sengketa pilkada. Klausul tersebut<br />

menjadi salah satu opsi pembahasan setelah<br />

mencuatnya kasus suap Ketua MK Akil Mochtar<br />

yang berkaitan dengan penanganan sengketa<br />

pilkada. “Kami merasa perlu mencarikan<br />

solusi supaya kewenangan mengadili tak lagi<br />

dilakukan MK,” kata Wakil Ketua Komisi II DPR<br />

itu di Jakarta, Rabu, 21 Mei lalu.<br />

Putusan MK gayung bersambut. Sebab, menurut<br />

Hakam, sebagian besar anggota Pansus<br />

menginginkan kewenangan mengadili sengketa<br />

pilkada diambil alih Mahkamah Agung<br />

seperti sebelumnya. Pertimbangannya, MA<br />

punya sumber daya manusia yang lebih banyak,<br />

sekitar 60 hakim, ketimbang hakim MK,<br />

yang hanya 9 orang. “Jadi seharusnya MA lebih<br />

Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014


hukum<br />

Gubernur Jawa Timur Soekarwo<br />

(tengah) dan wakilnya, Saifullah<br />

Yusuf, saat menghadiri sidang<br />

sengketa pilkada Jawa Timur,<br />

Oktober tahun lalu.<br />

Hasan Alhabshy/detikcom<br />

baik daripada MK,” ujarnya.<br />

Senin, 19 Mei lalu, MK mengabulkan permohonan<br />

uji materi Pasal 236 huruf c Undang-<br />

Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pemerintahan<br />

Daerah dan Pasal 29 ayat (1) huruf<br />

e UU Nomor 48/2009 tentang Kekuasaan<br />

Kehakiman, yang menjadi dasar kewenangan<br />

MK mengadili sengketa pilkada. Dengan pembatalan<br />

kedua pasal itu, MK tak lagi berwenang<br />

mengadili sengketa pilkada.<br />

Sementara Hakam menganggap putusan<br />

MK sebagai solusi atas rentannya praktek suap<br />

dalam penanganan sengketa pilkada di MK,<br />

Ketua MK Hamdan Zoelva menyebut putusan<br />

lembaganya itu lebih didorong oleh faktor<br />

kons titusi. Hamdan menganggap kedua pasal<br />

yang mengatur kewenangan sengketa pilkada<br />

inkonstitusional alias bertentangan dengan<br />

UUD 1945.<br />

“Sebab, pemilu menurut Pasal 22E UUD 1945<br />

harus dimaknai secara limitatif untuk memilih<br />

anggota DPR, DPD, DPRD, presiden, dan wakil<br />

presiden yang dilaksanakan lima tahun sekali.<br />

Dengan begitu, jika memasukkan pemilihan<br />

kepala daerah menjadi bagian dari pemilu dan<br />

menjadi kewenangan MK, maka tidak sesuai<br />

dengan makna original intent dari pemilu,” tutur<br />

Hamdan saat ditemui majalah detik di kantornya,<br />

Jakarta, Selasa, 20 Mei lalu.<br />

Victor Santoso, Ketua Umum Forum Kajian<br />

Hukum dan Konstitusi—salah satu lembaga<br />

pemohon uji materi―menilai pembatalan<br />

kewenangan mengadili sengketa pilkada tak<br />

semata didasari kasus Akil Mochtar. Selama ini,<br />

Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014


hukum<br />

Seharusnya MK<br />

memperbaiki mekanisme<br />

penanganan sengketa<br />

pemilu, bukan malah<br />

balik badan melempar ke<br />

instansi lain.”<br />

menurut dia, MK sudah kelebihan beban dalam<br />

mengadili perkara pilkada mengingat sekitar<br />

160 perkara diajukan setiap bulannya.<br />

Meski demikian, Victor menyayangkan<br />

putusan poin kedua yang menyebutkan MK<br />

tetap menyelesaikan perselisihan hasil pilkada<br />

sampai ada undang-undang anyar. Sebab, hal<br />

ini bisa menimbulkan masalah baru, yakni<br />

kons titusionalitas putusan. “Seharusnya<br />

ditegaskan kembali ke (kewenangan)<br />

MA. Karena dalam UU<br />

Pemerintahan Daerah Pasal<br />

106 dinyatakan MA masih<br />

berwenang menangani<br />

sengketa pilkada,” ucap<br />

Victor.<br />

Sidang uji materi sempat<br />

berlangsung “panas” karena<br />

tak semua hakim MK setuju<br />

kewenangan lembaga itu mengadili<br />

sengketa pilkada diserahkan<br />

ke institusi lain. Tiga hakim menyatakan<br />

dissenting opinion atau pendapat<br />

berbeda. Mereka adalah Anwar Usman, Arief<br />

Hidayat, dan Ahmad Fadlil Sumadi. Ketiganya<br />

berpendapat seharusnya MK menolak permohonan<br />

uji materi yang diajukan oleh sejumlah<br />

lembaga serta perseorangan tersebut.<br />

Anwar Usman menilai tuntutan pemohon<br />

yang menyatakan sengketa pilkada bukanlah<br />

kewenangan MK berdasarkan UUD 1945 tidak<br />

tepat. Sebab, kedua norma itu bukan yang utama.<br />

Pasal 236 huruf c UU Nomor 12/2008, menurut<br />

Anwar, hanya memuat norma administratif,<br />

yakni pengalihan penanganan sengketa<br />

pilkada dari MA ke MK. Hal ini sesuai dengan<br />

putusan MK sebelumnya yang menyebutkan<br />

pemilihan kepala daerah termasuk dalam rezim<br />

hukum pemilu. Konsekuensinya, perselisihan<br />

hasil pilkada pun secara hukum menjadi kewenangan<br />

MK.<br />

Apalagi MK sudah ratusan kali menyatakan<br />

berwenang mengadili sengketa pilkada. Jadi,<br />

kalau kewenangan tersebut hendak dihapus<br />

karena dianggap tidak sesuai dengan konstitusi,<br />

semestinya dinyatakan sejak MK pertama kali<br />

menerima permohonan sengketa pilkada pada<br />

2008. “Sebab, ini menyangkut kewenangan<br />

mutlak yang membawa akibat hukum tersendiri,”<br />

katanya secara terpisah.<br />

Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014


hukum<br />

Bagir Manan<br />

ari saputra/detikcom<br />

Kasus Akil, yang tertangkap tangan karena<br />

menerima suap terkait sengketa pilkada, juga<br />

tidak bisa dijadikan rujukan untuk mengamputasi<br />

kewenangan mengadili sengketa pilkada.<br />

“Kalau ada suatu instansi yang korupsi, apakah<br />

instansi itu akan dibubarkan Kan tidak,” ujar<br />

Anwar.<br />

Tidak hanya menuai kritik dari lingkup internal<br />

MK, putusan itu juga disesalkan sejumlah<br />

kalangan. Pengamat hukum dan tata negara<br />

Refly Harun menilai putusan MK sebagai<br />

bentuk melempar tanggung jawab dan “bola<br />

panas” kepada lembaga lain. “Seharusnya MK<br />

memperbaiki mekanisme penanganan sengketa<br />

pemilu, bukan malah balik badan melempar<br />

ke instansi lain,” tuturnya.<br />

MK juga seharusnya tak perlu menyebut<br />

bahwa kewenangan mengadili sengketa pilkada<br />

merupakan tindakan melanggar UUD 1945.<br />

Karena, sejak 2008 lembaga itu telah mengadili<br />

sengketa pilkada. “Meski putusan MK final dan<br />

mengikat, berarti putusan (sengketa pilkada)<br />

penuh keragu-raguan. MK gagal menjadi penjaga<br />

konstitusi,” ucapnya.<br />

Dampak dari putusan ini, menurut Refly, akan<br />

menambah kekacauan pilkada di masa akan datang.<br />

Karena siapa pun yang bersengketa akan<br />

mencari kemenangan di pengadilan. Apalagi<br />

banyak pengadilan yang akan menangani sengketa<br />

pilkada, di samping kasusnya juga ratusan.<br />

Sementara itu, Ketua Dewan Pers, yang juga<br />

mantan Ketua Mahkamah Agung, Bagir Manan,<br />

menilai masalah penanganan sengketa pilkada<br />

harus diselesaikan dengan undang-undang,<br />

bukan diputuskan oleh MK. Menurut Bagir, MK<br />

tidak boleh memutus perkara yang berkaitan<br />

dengan lembaganya sendiri. “Ini conflict of<br />

interest,” ujarnya seusai mengikuti diskusi di<br />

gedung Dewan Pers, Jakarta, Rabu, 21 Mei.<br />

Kepala Biro Hukum dan Humas MA Ridwan<br />

Mansyur menyatakan lembaganya siap jika<br />

diserahi kembali kewenangan menangani sengketa<br />

pilkada. Kendati begitu, pihaknya memilih<br />

menunggu regulasi baru yang mengatur hal<br />

tersebut. “Sebenarnya yang meminta kewenangan<br />

mengadili sengketa pilkada adalah MK.<br />

Jika mengacu ke pengalaman dulu, MA siap,”<br />

tutur Ridwan. ■ Kustiah, Jaffry Prakosa, Rina Atriana | Dimas<br />

Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014


kriminal<br />

Malam<br />

Mengerikan<br />

Gadis Jiran<br />

Mahasiswi asal Malaysia diduga<br />

diperkosa oleh sekawanan pria.<br />

Korban dibekap saat akan menuju<br />

ATM. Polisi masih kesulitan<br />

melacak pelaku.<br />

ilustrasi: edi wahyono<br />

Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014


kriminal<br />

Gerai ATM di dekat kampus<br />

Unpad Jatinangor.<br />

Tya Eka Yulianti/detikbandung<br />

Jumat malam, 16 Mei 2014, menjadi<br />

malam mengerikan bagi Jidi―bukan<br />

nama sebenarnya—mahasiswi asal<br />

Malaysia yang berkuliah di Universitas<br />

Pa djadjaran (Unpad), Bandung, Jawa Barat. Dia<br />

diduga diculik lalu diperkosa sekawanan pria<br />

saat hendak menuju ke anjungan tunai mandiri<br />

(ATM) di dekat kampusnya, Unpad Jatinangor,<br />

Kabupaten Sumedang.<br />

Sekitar pukul 20.00 WIB, gadis berusia 20 tahun<br />

itu keluar dari rumah indekosnya di kawasan<br />

Sukawening, Kecamatan Jatinangor, menuju<br />

ATM yang berjarak sekitar 400 meter. Saat berjalan<br />

di lorong yang sedikit gelap menuju ATM,<br />

korban mendengar seseorang memanggilnya.<br />

Namun, begitu menoleh, tangannya dipegangi<br />

dan mulutnya dibekap pelaku. Selanjutnya, ia<br />

dipaksa masuk ke dalam mobil berjenis minibus.<br />

Berdasarkan keterangannya kepada polisi, ia<br />

tidak ingat persis jenis mobil yang digunakan<br />

pelaku. Begitu juga arah tujuan mobil tersebut.<br />

Yang ia tahu, di dalam mobil saat itu ada<br />

empat pria. Dalam perjalanan, korban dipaksa<br />

menenggak minuman keras oleh kawanan<br />

tersebut hingga gadis itu mabuk.<br />

Ketika tak sadarkan diri, gadis asal negeri jiran<br />

itu pun digagahi secara bergiliran oleh tiga dari<br />

empat pria di mobil itu. Korban sendiri tidak<br />

tahu pasti berapa lama ia mengalami kejahatan<br />

seksual itu. Sebab, ia baru tersadar sekitar tujuh<br />

jam kemudian, yakni sekitar pukul 03.00 WIB.<br />

Ia ditinggalkan begitu saja oleh para pelaku<br />

di depan Rumah Makan Grafika, Jalan Raya<br />

Tangkuban Parahu, Desa Cikole, Kecamatan<br />

Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Saat itu<br />

ia merasakan sakit di tubuhnya, terutama di<br />

perut bagian bawah.<br />

Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014


kriminal<br />

Kapolres Cimahi,<br />

AKBP Erwin Kurniawan.<br />

erna mardiana/detikbandung<br />

Saat ditemukan warga, korban<br />

sedang menangis di depan<br />

Rumah Makan Grafika.<br />

Selain melakukan aksi bejat itu, para pelaku<br />

menjarah seluruh uang, perhiasan, berikut dua<br />

telepon genggam milik korban. Sadar telah<br />

menjadi korban kejahatan, Jidi pun hanya bisa<br />

menangis dan berteriak hingga mengundang<br />

perhatian warga.<br />

“Saat ditemukan warga, korban sedang menangis<br />

di depan Rumah Makan Grafika,” kata<br />

Kepala Kepolisian Resor Cimahi, Ajun Komisaris<br />

Besar Erwin Kurniawan, kepada<br />

majalah detik.<br />

Warga yang pertama kali menemukan<br />

korban adalah Tata Sumitra bersama<br />

istrinya, yang berdagang tak<br />

jauh dari RM Grafika. Keduanya kaget ketika<br />

mendengar suara tangisan seorang perempuan<br />

di depan rumah makan itu. Begitu dihampiri,<br />

korban langsung menceritakan petaka yang dialaminya.<br />

Mendengar cerita itu, Tata dan warga<br />

lain langsung membawanya ke polisi. Usai melapor,<br />

korban langsung divisum dan dirawat di<br />

Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung.<br />

Menurut Erwin, hingga kini polisi masih<br />

memburu para pelaku meski petunjuk sangat<br />

minim. Pasalnya, polisi tidak mendapat banyak<br />

keterangan dari korban. Selain korban masih<br />

shock, pihak keluarga sudah membawa korban<br />

pulang ke Malaysia pada Selasa, 20 Mei lalu.<br />

“Ini menyulitkan kami. Tapi kami akan terus<br />

menyelidiki dan memburu para pelaku,” ujarnya.<br />

Informasi yang diperoleh majalah detik,<br />

kamera CCTV di ATM yang terletak di sekitar<br />

kampus Unpad tak merekam kehadiran korban<br />

saat melakukan transaksi di sana. Area di luar<br />

bangunan yang berisi 14 ATM dari berbagai<br />

bank itu tidak bisa terpantau lantaran tidak ada<br />

kamera CCTV.<br />

Sementara itu, di RM Grafika, Jalan Tangkuban<br />

Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014


kriminal<br />

Gerai ATM di kompleks<br />

Universitas Padjadjaran<br />

Jatinangor.<br />

Tya Eka Yulianti/detikbandung<br />

Parahu, polisi mengaku mendapatkan secercah<br />

titik terang. Rekaman kamera CCTV di rumah makan<br />

itu mendeteksi sebuah mobil berhenti pada<br />

Sabtu dini hari, 17 Mei lalu, sekitar pukul 03.00<br />

WIB. Namun jenis kendaraannya belum diketahui<br />

lantaran terhalang bus yang parkir di sana. “Ini<br />

masih kita buka lagi, mungkin bisa ketahuan. Tim<br />

juga masih bergerak memburu pelaku. Kita akan<br />

mintai saksi lebih banyak,” Erwin menuturkan.<br />

Selain minim petunjuk, polisi mengaku<br />

kesulitan menggali keterangan dari teman kuliah<br />

atau teman indekos korban. Sebab, gadis<br />

berkulit sawo matang itu terbilang kurang bergaul.<br />

Hal senada dikatakan E, pemilik kos, saat<br />

ditemui secara terpisah. Menurut E, korban<br />

dikenal sebagai anak baik dan ramah. “Kalau<br />

bicara lemah lembut. Dan korban secara fisik<br />

agak lemah dan sering sakit. Di kosan pernah<br />

pingsan satu kali, juga di kampusnya,” ucapnya.<br />

Korban juga jarang keluar dari kamar indekosnya<br />

jika tidak ada jadwal kuliah. Makan pun lebih<br />

sering di indekos. Sang ibu kos mengaku dekat<br />

dengan korban karena ia dititipi oleh orang<br />

tuanya. Saking dekatnya, korban selalu pamit<br />

apabila akan keluar kamar. Apabila sedang berada<br />

di luar rumah, korban selalu memberi tahu<br />

lewat pesan singkat.<br />

Dijelaskan E, jika berangkat kuliah, korban<br />

biasanya naik angkot ke kampus Unpad yang<br />

berjarak sekitar 400 meter. “Malam itu memang<br />

saya tidak ada di kosan, dan tumben<br />

korban juga tidak SMS,” tuturnya.<br />

Terkait kejadian yang menimpa anak didiknya,<br />

Rektor Unpad Ganjar Kurnia berjanji akan lebih<br />

Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014


kriminal<br />

Gerbang kampus Unpad<br />

Jatinangor.<br />

Dok unpad.ac.id<br />

meningkatkan keamanan di sekitar kampus. Salah<br />

satunya dengan memperbanyak kamera CCTV.<br />

“Kami sendiri belum mendapat keterangan detail<br />

soal kejadian itu, apakah terjadi di dalam atau di<br />

luar kampus,” kata Ganjar saat dimintai konfirmasi.<br />

Diakui Ganjar, kasus pemerkosaan yang menimpa<br />

mahasiswi asal Malaysia itu mendorong<br />

perguruan tinggi yang dipimpinnya itu melakukan<br />

pembenahan sistem keamanan. Apalagi<br />

korbannya adalah warga negara asing yang<br />

sedang belajar di kampus itu. Terlebih, kasus<br />

penyekapan dan pemerkosaan itu kini menjadi<br />

perhatian serius Pemerintahan Diraja Malaysia.<br />

Duta Besar Malaysia untuk Indonesia, Datuk<br />

Seri Zahrain Mohamed Hashim, juga akan menemui<br />

pihak rektorat Unpad untuk membahas<br />

keselamatan para mahasiswa asal negaranya.<br />

Setidaknya ada 700 mahasiswa Malaysia yang<br />

berkuliah di kampus tersebut. ■<br />

M. RIZal, TYA EKA YULIANTI, ERNA Mardiana<br />

Majalah detik 20 26 - mei 26 januari - 1 juni 2014


sisi lain capres<br />

Ontel<br />

Jokowi,<br />

Reog<br />

Prabowo<br />

Pendaftaran pasangan Jokowi-JK dan<br />

Prabowo-Hatta ke KPU seakan menjadi<br />

ajang unjuk kekuatan pendukung.<br />

Masa pendaftaran pasangan<br />

calon presiden dan calon<br />

wakil presiden ke Komisi Pemilihan<br />

Umum pada 18 Mei<br />

hingga 20 Mei lalu menjadi tontonan tersendiri<br />

di tengah hiruk-pikuk pemilihan<br />

presiden 2014. Saat mendaftar ke KPU,<br />

Senin, 19 Mei lalu, pasangan Joko Widodo<br />

(Jokowi) dan Jusuf Kalla diantar ratusan<br />

kader partai pendukung dan simpatisan<br />

pasangan ini, yang terus meneriakkan<br />

yel-yel “Jokowi presidenku”.<br />

Jokowi dan JK―sapaan Jusuf Kalla―<br />

diusung sebagai capres dan cawapres<br />

oleh empat partai politik, yakni Partai<br />

Demokrasi Indonesia Perjuangan, Partai<br />

Nasional Demokrat, Partai Kebangkitan<br />

Bangsa, dan Partai Hati Nurani Rakyat.<br />

Pasangan ini mendaftar ke KPU setelah<br />

mendeklarasikan diri di Gedung Joang,<br />

Menteng, Jakarta Pusat, di hari yang<br />

sama.<br />

Pasangan ini, yang sama-sama berkemeja<br />

putih dan bercelana hitam, datang<br />

ke kantor KPU di Jalan Imam Bonjol,<br />

Jakarta Pusat, menaiki sepeda ontel dari<br />

rumah Ketua Umum PDI Perjuangan<br />

Majalah detik 26 Mei - 1 juni 2014


sisi lain capres<br />

Megawati Soekarnoputri di Jalan Teuku<br />

Umar. Keduanya terlihat semringah, meski<br />

peluh membasahi wajah.<br />

Sebenarnya Jokowi dan JK tak benarbenar<br />

mengayuh sepeda jengki, lambang<br />

kendaraan “wong cilik” itu. Karena keduanya<br />

dipagari para pendukung yang saling<br />

me ngaitkan tangan membentuk lingkaran<br />

sepanjang 20 meter, membentengi<br />

Gubernur DKI Jakarta dan Ketua Umum<br />

Palang Merah Indonesia itu. Kondisi tersebut<br />

menyulitkan Jokowi dan JK bergerak<br />

leluasa. Maklum, di sepanjang jalan,<br />

ribuan warga ingin menyalami pasangan<br />

ini, sementara para awak media berebut<br />

mengambil gambar.<br />

Setiba di KPU, sekelompok simpatisan<br />

yang berjumlah 15 orang menyambut<br />

pasangan idola mereka itu dengan tarian<br />

Yosim Pancar atau Yospan dari Papua.<br />

Tari ini diperagakan sebagai ritual menyambut<br />

pemimpin. Entakan tifa―alat<br />

musik khas Papua—membuat suasana<br />

kompleks KPU yang ramai semakin riuh.<br />

Kelompok itu juga menyiapkan topi<br />

khas Papua berhias bulu cenderawasih.<br />

“Semua kami persembahkan untuk calon<br />

pemimpin kami,” ujar Danny, pemimpin<br />

kelompok ini. Namun acara penyematan<br />

topi untuk Jokowi akhirnya batal. Ratusan<br />

simpatisan yang memagari Jokowi dan JK<br />

terus merangsek hingga depan pintu gerbang<br />

gedung KPU, sehingga kelompok<br />

penari ini memilih bubar.<br />

Adapun pasangan lawan Jokowi-JK,<br />

Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa,<br />

mendaftarkan diri ke KPU pada Selasa<br />

siang, 20 Mei, sehari setelah deklarasi<br />

mereka di Rumah Polonia, Jakarta Timur.<br />

Sementara Jokowi-JK naik sepeda ontel,<br />

Prabowo-Hatta memilih berjalan kaki.<br />

Sebelum ke KPU, pasangan ini berziarah<br />

ke Taman Makam Pahlawan Kalibata,<br />

Jakarta Selatan.<br />

Seperti halnya Jokowi-JK, Prabowo-<br />

Hatta juga diiringi ribuan pendukung<br />

yang kebanyakan berbaju putih. Prabowo-Hatta<br />

diusung lima partai: Gerindra,<br />

Partai Amanat Nasional, Partai Persatuan<br />

Pembangunan, Partai Keadilan Sejahtera,<br />

dan Partai Golkar, serta satu partai nonparlemen,<br />

Partai Bulan Bintang.<br />

Sebelum ke KPU, pukul 13.00 WIB<br />

Prabowo dan Hatta salat di Masjid Sunda<br />

Kelapa, kawasan Menteng, Jakarta Pusat.<br />

Nah, setelah salat, keduanya baru menuju<br />

ke KPU dengan berjalan kaki. Rombongan<br />

Prabowo-Hatta datang seperti arakarakan<br />

atau pawai karena diiringi barisan<br />

kader partai pendukung, marching band,<br />

hingga atraksi seni budaya Jawa Timur,<br />

Reog Ponorogo.<br />

Pendaftaran pasangan capres-cawapres<br />

ke KPU seakan menjadi kesempatan<br />

untuk unjuk kekuatan pendukung. Momen<br />

itu juga menjadi ajang kedua kubu<br />

menampilkan sesuatu yang unik dan khas<br />

untuk menarik simpati masyarakat. Tapi<br />

simpati dan dukungan yang sebenarnya<br />

dari rakyat sejatinya baru akan dibuktikan<br />

pada 9 Juli mendatang. Di bilik suara<br />

tentunya. n Kustiah<br />

Majalah detik 26 Mei - 1 juni 2014


Pak Menteri<br />

batal<br />

husnulkhatimah<br />

Dua minggu sebelum menjadi tersangka,<br />

Suryadharma Ali sudah diperingatkan agar<br />

siap-siap mental.<br />

Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014


Kami sudah<br />

seperti saudara.<br />

Adhyaksa Dault<br />

lamhot aritonang/detikfoto<br />

Tidak seperti biasanya, Suryadharma<br />

Ali kehilangan selera humor. Menteri<br />

Agama Kabinet Indonesia Bersatu Jilid<br />

II itu dikenal sebagai lelaki yang humoris.<br />

Tidak hanya kepada kolega dan anggota<br />

keluarganya Ketua Umum Partai Persatuan<br />

Pembangunan itu melontarkan candaan lucu,<br />

tetapi juga kepada para staf di Kementerian<br />

Agama, bahkan siapa saja yang tengah bertemu<br />

dengannya.<br />

Namun Jumat, 23 Mei 2014, pria yang biasa<br />

dipanggil de ngan kependekan SDA itu lebih<br />

banyak diam. Dari pagi hari tidak ada guyon<br />

yang dilontarkan Pak Menteri. Tidak hanya<br />

canda yang hilang, selera makan Suryadharma<br />

pun terbang. Nasi uduk, semur ayam, serta<br />

bubur ayam kesukaannya tidak banyak disentuh.<br />

“Cuma minum kopi dan makan roti,” cerita<br />

orang dekat Suryadharma kepada majalah<br />

detik.<br />

Agak siang, pria kelahiran Jakarta, 57 tahun<br />

lalu, itu lantas salat duha dan banyak berdoa.<br />

Tangannya menggenggam tasbih, mulutnya<br />

terus-menerus melafalkan wirid.<br />

Ia baru terlihat sedikit gembira saat melihat<br />

Adhyaksa Dault datang. Suryadharma, kata<br />

Adhyaksa, shock begitu mengetahui Komisi<br />

Pemberantasan Korupsi menetapkannya<br />

sebagai tersangka kasus dugaan korupsi penyelenggaraan<br />

haji di Kementerian Agama<br />

2012/2013, sore, sehari sebelumnya. “Dia terlihat<br />

sedih, tetapi tetap tabah,” kata Adhyaksa<br />

kepada majalah detik.<br />

Adhyaksa merupakan sohib Suryadharma<br />

sejak menempuh bangku kuliah di Pascasarjana<br />

UI Jurusan Sosiologi pada 1997. Keduanya lantas<br />

sama-sama duduk sebagai menteri dalam Kabinet<br />

Indonesia Bersatu Jilid I (2004-2009). Adhyaksa<br />

duduk sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga,<br />

sedangkan Suryadharma sebagai Menteri Koperasi<br />

dan Usaha Kecil Menengah. “Kami sudah<br />

seperti saudara,” ucap Adhyaksa, yang mengaku<br />

buru-buru datang menemui Suryadharma begitu<br />

tahu sang sohib jadi tersangka.<br />

Begitu mengetahui Adhyaksa masuk rumah,<br />

Suryadharma langsung memeluknya. Ia pun<br />

mencurahkan segala isi hatinya. “Saya benarbenar<br />

tidak paham di bagian mana saya salah.<br />

Itu kan kebijakan,” tutur Adhyaksa menirukan<br />

ucapan Suryadharma.<br />

Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014


Tap untuk melihat<br />

Video<br />

●●●<br />

Suryadharma benar-benar sulit percaya kasus<br />

dugaan korupsi penyelenggaraan haji akhirnya<br />

merembet sampai dirinya. Mantan direktur<br />

Hero Group ini merasa tidak ada masalah dalam<br />

mengelola penyelenggaraan haji. Menurutnya,<br />

penyelenggaraan haji di bawah kepemimpinannya<br />

justru semakin baik.<br />

Biaya penyelenggaraan ibadah haji (BPIH)<br />

tahun 2013, misalnya, mengalami penurunan<br />

dari tahun sebelumnya. BPIH tahun 2013 mencapai<br />

US$ 3.527. Angka ini lebih rendah US$<br />

90 dari BPIH tahun 2012, yang mencapai US$<br />

3.617. Jarak pemondokan juga semakin dekat<br />

dengan Masjidil Haram. Subsidi untuk jemaah<br />

pun semakin banyak. Pada 2014 ini akan ada<br />

mukena, kain ihram, dan baju batik gratis.<br />

Bahkan pembayaran dam (denda yang harus<br />

dibayar jemaah haji bila melakukan pelanggaran)<br />

digratiskan.<br />

“(Penyelenggaraan haji) baik, banyak kemajuan,”<br />

kata Suryadharma, kepada majalah detik,<br />

pada Februari, saat KPK mengumumkan<br />

tengah melakukan penyelidikan kasus dugaan<br />

korupsi penyelenggaraan haji 2012/2013.<br />

Suryadharma menegaskan penyelenggaraan<br />

haji sudah dilakukan secara transparan. Pelaksanaannya<br />

diawasi banyak pihak, yaitu oleh<br />

DPR RI, DPD RI, BPK, KPK, BPKP, Ombuds man,<br />

LSM, amirul hajj, dan media. “Saya juga heran,<br />

kurang transparan apa lagi” ujar Suryadharma.<br />

Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014


Jemaah haji<br />

Hasan/detikfoto<br />

Namun KPK rupanya tidak puas dengan<br />

laporan bagus Kementerian Agama. Justru, di<br />

meja KPK, setiap tahun ada saja pengaduan<br />

sebaliknya bahwa ada penyelewengan penyelenggaraan<br />

haji.<br />

Maka, KPK pun tidak hanya mengirim tim<br />

pemantau haji. Pada akhir 2013, KPK mengirim<br />

penyelidik ke Arab Saudi untuk menelisik dugaan<br />

penyelewengan dana haji. Para penyelidik<br />

yang dikirim pun merupakan orang yang fasih<br />

berbahasa Arab, sehingga mampu berkomunikasi<br />

dengan rekanan Kementerian Agama<br />

dalam penyelenggaraan haji. “Yang diperik sa<br />

kayak misalnya pemilik penginapan gitu, buat<br />

tahu harga sebenarnya berapa,” ungkap sumber<br />

majalah detik di KPK.<br />

Dari perolehan data, penyelidik menduga<br />

telah terjadi permainan harga untuk pengadaan<br />

penginapan, katering, dan transportasi<br />

haji. Sesampai di dalam negeri, KPK memeriksa<br />

anggota Komisi VIII DPR, yang menjadi mitra<br />

Kementerian Agama. DPR memiliki peranan<br />

Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014


Suryadharma Ali setelah<br />

menjalani pemeriksaan<br />

di KPK, Jakarta.<br />

lamhot aritonang/detikfoto<br />

penting karena merekalah yang memberikan<br />

persetujuan nilai BPIH.<br />

Pada 6 Februari 2014, misalnya, KPK memeriksa<br />

Jazuli Juwaini dan Hasrul Azwar. Jazuli adalah<br />

anggota DPR dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera,<br />

sedangkan Hasrul dari Partai Persatuan Pembangunan.<br />

Keduanya duduk di Panitia Kerja Haji.<br />

Pastinya, setelah memeriksa Panja Haji, KPK<br />

menemukan jalan terang. Lima hari setelah pemeriksaan<br />

ini, status penyelidikan diumumkan.<br />

Bulan berikutnya, KPK meminta keterangan<br />

Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji di Kementerian<br />

Agama, Anggito Abimanyu. Lantas<br />

pada 6 Mei Suryadharma pun diperiksa. Pemeriksaan<br />

berlangsung selama 10 jam.<br />

Dari gelar perkara yang dilakukan pimpinan<br />

KPK, ditemukan bukti-bukti yang mengarah<br />

kepada Suryadharma. Ketua KPK Abraham Samad<br />

lalu mengumumkan adanya keterlibatan<br />

pejabat tinggi di Kementerian Agama. Namun,<br />

pada 15 Mei 2014 itu, Abraham masih merahasiakan<br />

nama.<br />

Sumber majalah detik di KPK menyebutkan,<br />

pascagelar perkara pertama, bukti keterlibatan<br />

Pak Menteri semakin kuat. Pimpinan KPK sudah<br />

sepakat memutuskan status tersangka untuk<br />

Suryadharma pada pekan ketiga Mei 2014.<br />

Namun saat itu suhu politik sedang hangat-hangatnya<br />

menjelang penentuan deklarasi koalisi<br />

dan pendaftaran calon presiden dan wakil presiden.<br />

KPK pun menunggu kondisi politik mereda,<br />

mengingat Suryadharma adalah seorang<br />

ketua umum parpol. “Mungkin pekan depan,<br />

sekarang lagi panas,” bisik sumber di KPK sepekan<br />

sebelum Suryadharma jadi tersangka.<br />

Juru bicara KPK Johan Budi S.P.. menyatakan,<br />

Suryadharma dijerat dengan Pasal 2 dan 3 UU<br />

Nomor 31 Tahun 1999 juncto UU Nomor 20<br />

Tahun 2011 tentang Pemberantasan Tindak<br />

Pidana Korupsi. Kedua pasal ini mengatur tentang<br />

penyalahgunaan kewenangan dan upaya<br />

memperkaya diri sendiri atau orang lain.<br />

KPK masih mendalami adanya keterlibatan<br />

pihak lain, yaitu warga negara asing yang memiliki<br />

usaha penginapan dan katering, pejabat<br />

lainnya di Kementerian Agama, serta anggota<br />

DPR. Kongkalikong pejabat Kementerian, pengusaha,<br />

dan anggota DPR diperkirakan membuat<br />

negara rugi sekitar Rp 1 triliun. Namun jumlah<br />

ini bakal mengalami perkembangan karena<br />

Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014


Juru bicara KPK, Johan Budi S.P.<br />

lamhot aritonang/detikfoto<br />

penyidikan masih terus berkembang. “Ini tuh<br />

gede, lo, triliunan. Dana abadi umat itu bisa<br />

sampai Rp 60-80 triliun. Bunganya setahun<br />

itu bisa Rp 1,8 triliun, bunganya doang,” kata<br />

sumber majalah detik.<br />

Wakil Ketua KPK Zulkarnain menyebutkan<br />

keterlibatan Pak Menteri dalam kasus korupsi<br />

penyelenggaraan haji 2012/2013 meliputi semua<br />

aspek besar penyelenggaraan haji, yakni pengadaan<br />

pemondokan, katering, dan transportasi.<br />

Selain itu, dugaan korupsi meliputi penggunaan<br />

dana haji untuk pejabat Kementerian Agama.<br />

Makanya, uang mark-up ini bakal merembet ke<br />

mana-mana. “Ada dana-dana yang dibayarkan<br />

tidak sesuai, terlalu mahal,” jelasnya.<br />

Dua anggota DPR yang sudah diperiksa KPK,<br />

Hasrul dan Jazuli, kompak tidak mau bicara<br />

banyak. “Kita sedang berduka ini,” kata Hasrul<br />

Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014


Irjen Kemenag M. Jasin<br />

Agung Pambudhy/DETIKFOTO<br />

saat dihubungi majalah detik setelah Suryadharma<br />

jadi tersangka. Wakil Ketua Umum PPP<br />

itu lantas membantah terlibat kasus korupsi<br />

haji tersebut. “Fitnah itu.”<br />

Selama ini, data penyelewengan penyelenggaraan<br />

haji sebenarnya sudah ada di tangan Inspektur<br />

Jenderal Kementerian Agama M. Jasin.<br />

Salah satu penyelewengan penyelenggaraan<br />

haji tercatat dalam Laporan Hasil Pemantauan<br />

Operasional Haji Tahun 2012. Laporan tersebut<br />

juga sudah mengindikasikan praktek korupsi<br />

dari proses embarkasi, penyediaan pemandu,<br />

pemondokan, katering, transportasi, hingga<br />

pelayanan kesehatan.<br />

Pengelolaan urusan pemondokan, misalnya,<br />

tidak mengalami penyelesaian cepat karena<br />

dimonopoli oleh muasasah (konsorsium). Ia<br />

menduga monopoli ini menyebabkan pejabat<br />

atau anggota DPR membangun jaringan dengan<br />

pengusaha tertentu. Namun Jasin sendiri<br />

belum mampu menyebutkan nama pelakunya.<br />

Sayangnya, selama ini laporan inspektorat<br />

yang dipimpin Jasin tidak cukup kuat. Temuan<br />

indikasi korupsi tidak ditindaklanjuti ke institusi<br />

hukum, hanya 10 PNS Kemenag dipecat.<br />

Maka, Jasin tidak kaget dengan penetapan<br />

Suryadharma sebagai tersangka. Ia mengakui<br />

sudah membaca pesan KPK saat Abraham Samad<br />

menyebutkan keterlibatan pejabat tinggi di<br />

Kementerian Agama. Dua minggu sebelum SDA<br />

diumumkan sebagai tersangka, Jasin sudah mengingatkan<br />

Suryadharma. “Sudah saya sampaikan<br />

ke Menteri, saya bilang untuk mempersiapkan<br />

mental,” ujarnya kepada majalah detik.<br />

Jasin mendukung langkah KPK melakukan<br />

penggeledahan di ruangan Suryadharma, Anggito,<br />

dan Sekjen Kementerian Agama Nur Syam.<br />

Selama 27 jam menggeledah, KPK menyita 297<br />

dokumen dari ruangan ketiga orang itu. “Data<br />

menarik itu mungkin saja di meja sekretaris menteri,<br />

misalkan. Di meja dirjen,” ungkapnya.<br />

Namun Jasin menyarankan KPK juga menggeledah<br />

ruangan Sekjen Kementerian Agama<br />

sebelum Nur Syam, yakni Bahrul Hayat. Pasalnya,<br />

serah-terima jabatan sekjen baru dilakukan pada<br />

April lalu. Saat Bahrul hengkang, semua data di<br />

kantor sekjen turut dibawa pergi. “Jadi ruangan<br />

sekjen itu benar-benar tak ada dokumen selembar<br />

pun,” tuturnya.<br />

Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014


Penggeledahan KPK di<br />

Kementerian Agama.<br />

AGUNG PAMBUDHY/DETIKFOTO<br />

Tap/klik untuk berkomentar<br />

●●●<br />

Suryadharma mengaku tidak tahu-menahu<br />

dengan sangkaan KPK. Ia berharap penetapannya<br />

sebagai tersangka hanya salah paham.<br />

“Saya berharap, dengan penjelasan-penjelasan<br />

itu, persoalan menjadi gamblang, jelas. Kesalahpahaman<br />

itu bisa diatasi,” ucapnya.<br />

Kepada sohibnya, Suryadharma menyatakan<br />

ingin mengakhiri masa jabatannya dengan<br />

nama baik. Ia ingin menjalankan tugas sebaikbaiknya<br />

secara tulus. “Pak SDA berkali-kali mengatakan<br />

‘Saya itu ingin husnulkhatimah, saya<br />

ingin husnulkhatimah (ingin mengakhiri masa<br />

jabatan dengan kesan baik),” cerita Adhyaksa.<br />

Sang istri, Wardatul Asriah, yang menemani<br />

Suryadharma saat bertemu de ngan Adhyaksa,<br />

juga bersedih. Raut mukanya terlihat murung.<br />

Sesekali dia membenarkan ucapan sang suami.<br />

“Bapak selalu mengatakan ingin 'husnulkhatimah'<br />

saat mengemban amanah jabatan ini.”<br />

Namun KPK menegaskan lembaganya<br />

tidak mengalami salah paham dalam menetapkan<br />

status tersangka Suryadharma. “Yang<br />

jelas, kami punya dua alat bukti yang cukup,<br />

dan kami paham benar dua alat bukti itu cukup<br />

sehingga kami tetapkan (Suryadharma)<br />

sebagai tersangka. Insya Allah tidak salah<br />

paham, dan paham sekali atas alat bukti itu,”<br />

kata Busyro. ■<br />

ARIF ARIANTO, BAHTIAR RIFAI, MOniQue SHINTAMI, PASTI LIBERTI<br />

mapappa | ARYO BHAWONO<br />

Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014


Kisah<br />

Menteri Agama<br />

Jadi Tersangka<br />

Sejak 2010<br />

Laporan penyelewengan BPIH rutin masuk ke Komisi VIII dan KPK.<br />

Saat pelaksanaan haji 2013, KPK mengirimkan tim pemantau ke Arab<br />

Saudi.<br />

2014<br />

6 Februari<br />

Anggota Komisi VIII DPR dari Fraksi Partai Keadilan<br />

Sejahtera, Jazuli Juwaini, dipanggil KPK untuk dimintai<br />

keterangan mengenai kasus haji. Panggilan dilakukan<br />

kepada seluruh anggota Panitia Kerja Haji di Komisi VIII<br />

DPR.<br />

11 Februari<br />

KPK mengumumkan tengah menyelidiki kasus dugaan<br />

korupsi haji 2012-2013.<br />

20 Februari<br />

Menteri Agama Suryadharma Ali mendatangi KPK<br />

untuk berkoordinasi perihal penyelidikan kasus haji.<br />

27 Februari<br />

KPK menemukan bukti dugaan penyelewengan dana<br />

setoran haji oleh pejabat Kementerian Agama.<br />

4 Maret<br />

Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Anggito<br />

Abimanyu membantah adanya permainan kurs atau<br />

bunga bank dalam penyelenggaraan haji 2012-2013.<br />

19 Maret<br />

Anggito Abimanyu diperiksa KPK.<br />

20 Maret<br />

KPK menemukan indikasi dana setoran awal masyarakat digunakan<br />

untuk membayari pejabat Kementerian Agama.<br />

6 Mei<br />

KPK memeriksa Menteri Agama Suryadharma Ali.<br />

22 Mei<br />

KPK menetapkan Suryadharma Ali sebagai tersangka kasus dugaan korupsi<br />

penyelenggaraan haji 2012-2013. KPK langsung menggeledah kantor Suryadharma,<br />

kantor Dirjen Penyelenggaraan Haji Anggito Abimanyu, dan kantor<br />

Sekjen Kementerian Agama Nur Syam.<br />

Aryo Bhawono<br />

Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014


Penumpang<br />

Gelap<br />

di Pesawat<br />

Amirul Hajj<br />

Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014


Suryadharma Ali diduga menghajikan keluarga dan kerabatnya memakai<br />

uang setoran awal haji pada musim haji 2012. Inspektorat menemukan<br />

adanya penambahan kuota ONH plus secara tidak transparan.<br />

Tahun 2012 adalah tahun ketiga<br />

Menteri Suryadharma Ali menjadi<br />

amirul hajj atau pemimpin perjalanan<br />

ibadah haji Indonesia. Seperti musim<br />

haji sebelumnya, menjelang puncak ibadah<br />

haji, sang amirul hajj pun bersiap berangkat ke<br />

Tanah Suci Mekah, Arab Saudi.<br />

Suryadharma didampingi dua wakil atau naib<br />

hajj, yakni mantan Ketua Pengurus Besar Nahdlatul<br />

Ulama Hasyim Muzadi dan Ketua Pimpinan<br />

Pusat Muhammadiyah Ahmad Dahlan Rais.<br />

Sekretaris/Kepala Kantor Wilayah Kementerian<br />

Agama Jawa Barat M. Saeroji serta delapan<br />

anggota juga turut serta. Kedelapan anggota itu<br />

adalah Habib Luthfie, Abdullah Syam, Slamet<br />

Jutaan manusia dari berbagai<br />

belahan bumi memenuhi<br />

Masjidil Haram, Mekah.<br />

Amr Abdallah Dalsh/REUTERS<br />

Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014


Jemaah haji kloter I DKI<br />

Jakarta di Bandara Halim<br />

Perdanakusuma, tahun lalu.<br />

Hasan/detikcom<br />

Effendi Yusuf, Maman Abdurrahman, Raharja<br />

Sasradiningrat, Agus Sartono, Mas Subadar,<br />

dan K.H. Arwani Faisoli.<br />

Sebelum lepas landas dari Bandara Internasional<br />

Soekarno-Hatta, Cengkareng, Rabu, 17<br />

Oktober 2012, Suryadharma menyampaikan<br />

perkembangan pelaksanaan ibadah haji. Sampai<br />

hari itu, jemaah haji yang sudah diberangkatkan<br />

ke Arab Saudi sebanyak 179.542. Jemaah itu diangkut<br />

dalam 442 kelompok penerbangan.<br />

Adapun kuota jemaah haji tahun 2012 totalnya<br />

211 ribu orang, yang terdiri atas 194 ribu<br />

haji reguler dan 17 ribu haji khusus. Dari 17 ribu<br />

jemaah ONH plus itu, 9.663 di antaranya sudah<br />

diberangkatkan.<br />

Suryadharma juga sempat mengungkapkan<br />

kekesalannya atas masih banyaknya jemaah<br />

haji nonkuota dari Indonesia. Padahal jemaah<br />

haji yang tidak terdaftar di Kementerian Agama<br />

itu risikonya besar. Salah satunya tidak punya<br />

buku kesehatan. “Apabila meninggal, mengurus<br />

kematiannya juga repot,” ujar Suryadharma<br />

seperti dikutip situs kemenag.go.id.<br />

Namun Suryadharma mengaku belum mengetahui<br />

berapa jumlah pasti jemaah haji nonkuota<br />

yang kerap menimbulkan masalah bagi<br />

pemerintah selaku penyelenggara ibadah haji<br />

itu. “Nanti di Arafah-Mina bisa dipantau berapa<br />

‘penumpang gelap’-nya,” ujar Ketua Umum<br />

Partai Persatuan Pembangunan ini.<br />

Jemaah nonkuota atau yang biasa disebut<br />

Suryadharma sebagai jemaah penumpang<br />

gelap itu memang sangat mendapat perhatian<br />

Pak Menteri Agama. Sering kali, pria yang biasa<br />

Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014


SDA memenuhi panggilan<br />

pemeriksaan oleh KPK di<br />

Jakarta, Selasa (6/5).<br />

Lamhot/detikcom<br />

dipanggil SDA itu mengingatkan<br />

agar dilakukan<br />

penertiban terhadap mereka.<br />

Suryadharma tentu tidak<br />

bakal mengira bila 1,5 tahun<br />

kemudian Komisi Pemberantasan<br />

Korupsi justru<br />

menyeretnya jadi tersangka,<br />

salah satunya garagara<br />

masalah “penumpang<br />

gelap”. Pak Menteri diduga<br />

melakukan permainan<br />

dalam penggunaan kuota<br />

sisa jemaah haji pada tahun<br />

2012/2013. Kuota itu<br />

digunakan oleh pihak-pihak<br />

yang tidak semestinya.<br />

Komisi menemukan, Suryadharma<br />

membawa satu<br />

rombongan haji khusus yang berisi keluarga,<br />

sahabat, rekan separtai, dan sejumlah pejabat<br />

Kemenag. “Ada indikasi kuota calon jemaah haji<br />

yang diduga digunakan sejumlah nama yang<br />

ikut dalam rombongan Pak Menteri Agama,”<br />

ujar Wakil Ketua KPK, Busyro Muqoddas.<br />

Rombongan ini diduga pergi haji tidak dengan<br />

biaya sendiri, melainkan dibiayai Kemenag<br />

dari dana haji. Dana haji adalah dana jemaah<br />

haji yang “dititipkan” di Kemenag. Jumlahnya<br />

amat besar. Hingga 2014, dana abadi umat itu<br />

jumlahnya mencapai Rp 60 triliun.<br />

Sekadar diketahui, tahun 2012, Kemenag menetapkan<br />

besaran minimal biaya penyelenggaraan<br />

ibadah haji khusus sebesar US$ 7.000<br />

atau Rp 70 juta (dengan kurs Rp 10 ribu). Angka<br />

itu naik US$ 1.000 menjadi US$ 8.000 setahun<br />

kemudian. Sedangkan tarif haji reguler sebesar<br />

Rp 30 juta.<br />

Kuota rombongan yang dibawa Suryadharma<br />

tersebut di bawah 100. Berdasarkan bukti<br />

yang didapatkan KPK, rombongan tersebut<br />

tidak bisa dikategorikan sebagai Panitia Penyelenggara<br />

Ibadah Haji (PPIH) sehingga tidak<br />

berhak mendapatkan kuota. “Itu tidak bisa<br />

masuk kualifikasi petugas haji. Persoalannya di<br />

situ,” ujar Busyro.<br />

Sedangkan dari daftar nama yang beredar di<br />

media, Suryadharma mengajak 35 orang. Ada<br />

nama istri Suryadharma, Wardatul Asriah, me-<br />

Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014


SDA didampingi pejabat<br />

Kemenag memberi keterangan<br />

pers terkait status tersangka<br />

Menteri Agama, Jumat malam<br />

(23/5).<br />

DOk detiknews<br />

nantu, serta empat adiknya dalam daftar itu.<br />

Ajudannya dan ajudan istrinya dibawa serta.<br />

Pejabat Kemenag yang ikut antara lain Sekretaris<br />

Kemenag, Wakil Sekretaris Kemenag,<br />

dan staf khusus Menteri Agama. Sedangkan<br />

politikus PPP yang ikut dalam rombongan<br />

adalah Irgan Chairul Mahfiz, Reni Marlinawati,<br />

dan Nur M. Iskandar. Masing-masing bersama<br />

suami atau istrinya.<br />

Inspektorat Jenderal Kemenag dalam laporannya<br />

pada 2012 menyebut adanya penambahan<br />

kuota haji khusus yang tidak transparan<br />

dan akuntabel. Sampai batas akhir pelunasan,<br />

terdapat 485 anggota jemaah haji khusus yang<br />

tidak melunasi ongkos haji. Kuota yang tidak<br />

dipenuhi itu ternyata tidak diisi Kemenag berdasarkan<br />

nomor urut jemaah berikutnya.<br />

Bahkan Kemenag masih menambah lagi kuota<br />

haji khusus sebanyak 285 orang, sehingga<br />

jumlah kuota tambahan haji khusus itu menjadi<br />

Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014


Mobil yang membawa SDA<br />

meninggalkan rumahnya, Jumat<br />

(23/5).<br />

dok detiknews<br />

743 orang. Total, kuota haji khusus tahun 2012<br />

adalah 17.258 orang. Inspektorat menyatakan<br />

Kemenag melanggar aturan tentang prosedur<br />

dan pendaftaran haji.<br />

Namun apakah lonjakan kuota itu terkait<br />

rombongan Suryadharma, belum pasti benar.<br />

Inspektur Jenderal Kemenag M. Jasin enggan<br />

berkomentar mengenai penyalahgunaan kuota<br />

haji khusus tersebut. “Itu kan sudah ditangani<br />

KPK. Silakan KPK saja. Jangan dobel, biar efektif,”<br />

kata Wakil Ketua KPK periode 2007-2011 ini.<br />

Berbicara di depan wartawan sehari setelah<br />

ditetapkan sebagai tersangka, Suryadharma<br />

mengaku tidak ada kuota haji yang dia selewengkan<br />

untuk keluarga. Namun pada 2012,<br />

Sekjen Kemenag saat itu, Bahrul Hayat, menyatakan,<br />

yang dibiayai negara adalah Suryadharma<br />

dan istri, pejabat Kemenag, dan para<br />

staf khusus. Juga para anggota amirul hajj.<br />

Sayang, saat akan dimintai konfirmasi, telepon<br />

genggam Bahrul Hayat tidak aktif.<br />

Salah satu politikus PPP, Reni, membenarkan<br />

ikut dalam rombongan Menteri Agama saat<br />

menunaikan ibadah haji plus dua tahun lalu itu.<br />

Namun ia menyangkal jika dikatakan berhaji<br />

dengan biaya dari Kemenag. “Bisa dicek ke<br />

Al Amin (penyelenggara ibadah haji khusus),”<br />

ujarnya kepada majalah detik.<br />

Hingga pekan lalu, KPK masih terus mengumpulkan<br />

bukti korupsi haji oleh Suryadharma. ■<br />

MONIQue Shintami, ARIF ARIYANTO, BAHTIAR RIFAI | IRWAN NUGROHO<br />

Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014


Tamu<br />

Tuhan<br />

Kurang<br />

Dimuliakan<br />

Komisi Pemberantasan Korupsi<br />

menetapkan Menteri Agama Suryadharma<br />

Ali sebagai tersangka<br />

dugaan korupsi penyelenggaraan<br />

haji 2012/2013. KPK<br />

menduga ada penggelembungan<br />

harga terkait dengan<br />

pengadaan barang dan jasa<br />

untuk penyelenggaraan haji,<br />

terutama terkait kate ring,<br />

pemondokan, dan transportasi<br />

jemaah.<br />

“Item di dalam penyelenggaraan haji<br />

itu kan banyak, di antaranya pemondokan,<br />

kate ring, transportasi,” kata juru bicara KPK,<br />

Johan Budi.<br />

Seperti apa mark-up tersebut Johan belum<br />

mau membukanya secara detail. Berdasarkan<br />

data yang didapat majalah detik dari Laporan<br />

Hasil Pemantauan Operasional Haji 2012<br />

oleh Itjen Kementerian Agama memang ditemukan<br />

banyak kejanggalan dalam pengadaan<br />

pemondokan dan transportasi.<br />

Terkait pemondokan, misalnya, ditemukan<br />

realisasi penempatan jemaah haji yang tidak<br />

sesuai dengan rencana. Pada daerah kerja<br />

Mekah, data rencana sewa pemondokan/<br />

rumah 342 pemondokan yang terbagi atas<br />

Jemaah haji bersiap menaiki<br />

pesawat.<br />

hasan/detikfoto<br />

Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014


Kamar penginapan memiliki<br />

empat tempat tidur. Semua<br />

pemondokan di Madinah<br />

berkelas hotel, terletak di<br />

kawasan Markaziah, yang<br />

sangat dekat dengan Masjid<br />

Nabawi.<br />

Nurul HidayATi/detikfoto<br />

11 sektor digunakan untuk 198.310 orang.<br />

Namun realisasi penempatan hanya 194.311<br />

orang. Terjadi selisih 3.999 orang. Sementara<br />

itu, jumlah kapasitas yang dikontrak untuk<br />

200.222 jemaah dengan realisasi penempatan<br />

hanya 194.311, selisih 5.811 jemaah.<br />

Selain terjadi penggelembungan, jarak pemondokan<br />

jemaah dari Masjidil Haram juga<br />

kejauhan alias tidak sesuai kontrak. Berdasarkan<br />

data kontrak perumahan/pemondokan<br />

di setiap sektor, pemondokan berjarak 2.000<br />

meter dari Masjidil Haram. Namun realisasinya,<br />

jemaah haji Indonesia 1433 H/2012<br />

umumnya ditempatkan pada pemondokan<br />

berjarak 2.500 meter. Dan jarak lebih dari<br />

2.000 meter terdekat dari Masjidil Haram<br />

yaitu di Mahbaz Jin dan Bakhutmah.<br />

Kemudian penempatan jemaah dalam satu<br />

kloter lebih dari 3 rumah, sehingga menyulitkan<br />

dalam melakukan koordinasi pembinaan<br />

ibadah, pelaksanaan visitasi tim kesehatan,<br />

dan juga evakuasi pasien yang berisiko tinggi<br />

ke Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI).<br />

Lalu ditemukan juga pemondokan yang<br />

tidak memenuhi standar. Misalnya ada satu<br />

rumah yang kondisinya sangat mengenaskan,<br />

seprainya tidak pernah diganti, air<br />

minum mengambil dari keran, sirkulasi udara<br />

tidak ada. Ada juga rumah yang sampahnya<br />

menumpuk dan tidak pernah dibuang. Bah-<br />

Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014


Bus-bus yang mengangkut<br />

jemaah haji dari Madinah<br />

menuju Mekah.<br />

Iin Yumiyanti/detikfoto<br />

kan untuk mandi hanya tersedia satu kamar<br />

mandi yang harus antre hingga 11 orang. Juga<br />

ditemukan penempatan kamar jemaah yang<br />

bercampur laki-laki dengan perempuan.<br />

Sedangkan dalam pelayanan transportasi<br />

di Mekah, jumlah bus tidak sesuai kontrak.<br />

Untuk menuju Masjidil Haram,<br />

jemaah yang ditempatkan<br />

lebih dari 2.000 meter dari<br />

Masjidil Haram akan disiapkan<br />

transportasi Shalawat yang<br />

disediakan perusahaan Saptco.<br />

Jemaah yang dilayani transportasi<br />

Shalawat berjumlah 67.789, dan berada di<br />

Mahbaz Jin dan Bakhutmah.<br />

Dalam kontrak bernomor 0448/H/<br />

VII/2012 tanggal 29 Juli 2012, pengangkutan<br />

oleh perusahaan Saptco sebanyak 73.064<br />

orang dan diangkut oleh 77 bus. Kenyataannya,<br />

jemaah yang terangkut 64.844<br />

orang dan diangkut oleh 56 bus. Ada selisih<br />

kekurangan 21 bus. Selain jumlah yang tidak<br />

sesuai kontrak, bus dimanfaatkan oleh<br />

jemaah yang tidak berhak. Bus juga sering<br />

padat, terjadi kerusakan teknis, dan sopir<br />

yang tidak tahu peta wilayah. ■ M. RIZal<br />

Majalah detik 26 mei -- 1 juni 2014


Diam-diam diawasi<br />

amerika<br />

Sempat menjadi bos supermarket, karier<br />

sda lebih bersinar di politik. hartanya kian<br />

melimpah. Amerika diam-diam mengawasinya.<br />

Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014


Sepanjang<br />

kariernya,<br />

Suryadharma<br />

memang berkalikali<br />

lolos dari<br />

penjegalan.<br />

Sebulan terakhir ini Menteri Agama<br />

Suryadharma Ali jarang berkantor di<br />

Kementerian Agama. Kalaupun datang,<br />

paling dia hanya rapat sebentar<br />

lalu pergi lagi.<br />

Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan<br />

ini memang tengah disibukkan dengan pekan-pekan<br />

paling penuh prahara dalam karier<br />

politiknya. Puncaknya adalah penetapan SDA,<br />

begitu dia biasa disapa, sebagai tersangka<br />

kasus penyelenggaraan haji oleh Komisi Pemberantasan<br />

Korupsi pada Kamis, 22 Mei 2014.<br />

Suryadharma menyatakan tidak akan mundur<br />

dari jabatannya. “Belum ada pemikiran<br />

ke arah situ. Saya tetap akan bekerja seperti<br />

biasa,” ujarnya ketika ditemui majalah detik<br />

di kediamannya di kawasan Menteng, Jakarta,<br />

sebelum berangkat ke kantor, Jumat, 23 Mei<br />

2014.<br />

Belum lama ini, Suryadharma baru saja<br />

berhasil mempertahankan jabatannya di partai<br />

setelah sempat dinonaktifkan oleh kader Partai<br />

Ka’bah yang menentangnya. Semua bermula<br />

dari kemunculan ketua umum partai berlambang<br />

Ka’bah ini dalam kampanye Partai Gerindra<br />

di Stadion Gelora Bung Karno, 23 Maret<br />

2014.<br />

Saat datang bersama kader PPP yang juga<br />

Menteri Perumahan Rakyat Djan Faridz itu, semestinya<br />

dia berkampanye pemilihan legislatif<br />

di Nusa Tenggara Barat. Wakil Ketua Umum<br />

PPP Suharso Monoarfa mengkritik kehadirannya<br />

itu dan juga dukungan terbuka kepada<br />

Prabowo Subianto.<br />

Drama perpecahan di tubuh partai yang<br />

dipimpin Suryadharma pun dimulai dengan pemecatan<br />

Suharso. Kubu Suharso dan Sekretaris<br />

Jenderal Romahurmuziy balik menonaktifkan<br />

sang ketua umum.<br />

Namun Suryadharma akhirnya islah dengan<br />

kader Partai Ka’bah penentangnya. Kemudian,<br />

pada 12 Mei 2014 PPP akhirnya resmi berkoalisi<br />

dengan Gerindra menyokong Prabowo sebagai<br />

calon presiden.<br />

Sepanjang kariernya, Suryadharma memang<br />

berkali-kali lolos dari penjegalan. Petualangan<br />

suami anggota DPR Wardatul Asriah di dunia<br />

politik ini sebenarnya sudah dimulai dengan<br />

aktif di Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia<br />

(PMII) saat dia berkuliah di Institut Agama Is-<br />

Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014


Rapat Pimpinan Nasional I<br />

Partai Persatuan Pembangunan<br />

hasan/detikfoto<br />

lam Negeri Syarif Hidayatullah.<br />

Suryadharma pernah menjadi Ketua Umum<br />

PMII pada 1985. Ketika itu ia sudah bekerja di<br />

PT Hero Supermarket. Ia meninggalkan Hero<br />

pada 1999, ketika posisinya sudah deputi direktur.<br />

Namun bekerja di Hero itu membuat dia<br />

aktif di berbagai organisasi retail yang memberi<br />

berkah tersendiri ketika akhirnya ia masuk ke<br />

DPR pada 2001.<br />

Dengan pengalaman di perdagangan retail,<br />

Suryadharma menjadi Ketua Komisi V, yang<br />

ketika itu membidangi industri dan perdagangan.<br />

Ia bertahan hingga 2004 dan terpilih lagi<br />

dalam pemilihan anggota legislatif 2004-2009.<br />

Pada Pemilihan Presiden 2004, PPP mengusung<br />

calon presiden Hamzah Haz yang<br />

berpasangan dengan Agum Gumelar. Namun,<br />

karena jagonya kalah pada putaran pertama,<br />

PPP mengalihkan dukungan ke pasangan Susilo<br />

Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla pada<br />

Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014


Dalam jangka<br />

waktu kuranglebih<br />

enam bulan<br />

itu, Pak Menteri<br />

menambah harta<br />

lebih dari Rp 3<br />

miliar.<br />

putaran kedua.<br />

Yudhoyono, yang menang pemilihan presiden,<br />

mengganjar dukungan PPP itu dengan<br />

memberi dua kursi menteri. Suryadharma, yang<br />

merupakan bendahara fraksi PPP, dijadikan<br />

Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah,<br />

sedangkan koleganya di Partai Ka’bah, Bachtiar<br />

Chamsyah, jadi Menteri Sosial.<br />

Diharuskan Presiden Yudhoyono melaporkan<br />

kekayaan ke KPK, Suryadharma, pada 29<br />

Desember 2004, menyatakan hartanya sebanyak<br />

sekitar Rp 5,9 miliar. Yang mengejutkan,<br />

ketika melapor usai jabatan di DPR pada 30<br />

Mei 2004, kekayaannya baru Rp 2,7 miliar.<br />

Dalam jangka waktu kurang-lebih enam bulan<br />

itu, Pak Menteri menambah harta lebih dari<br />

Rp 3 miliar. Menurut Laporan Harta Kekayaan<br />

Penyelenggara Negara yang diserahkan Suryadharma,<br />

lonjakan itu berasal dari penambahan<br />

nilai tanah sebesar Rp 2 miliar dan giro sekitar<br />

Rp 1,2 miliar.<br />

Pada 2005 dan 2006, aset Suryadharma<br />

terus meningkat. Dia memborong tanah di<br />

Bekasi dan Purwakarta, Jawa Barat.<br />

Memasuki 2007, isu perombakan Kabinet<br />

Indonesia Bersatu mulai berembus. Kebetulan,<br />

pada Februari 2007 ada pemilihan Ketua<br />

Umum PPP yang ditinggal oleh Hamzah Haz,<br />

yang berakhir masa jabatannya.<br />

Suryadharma memutuskan maju dalam bursa<br />

ketua umum meski harus berhadapan dengan<br />

kader senior, yakni Arief Mudatsir Mandan,<br />

Endin A.J. Soefihara, Yunus Yosfiah, Alimarwan<br />

Hanan, dan Dimyati Natakusumah.<br />

Suryadharma akhirnya jadi ketua umum<br />

karena mendapat 365 dari total 1.181 suara. Pemilihan<br />

tersebut diam-diam diamati Kedutaan<br />

Besar Amerika Serikat karena mempengaruhi<br />

komposisi partai koalisi pemerintahan Yudhoyono.<br />

“Naiknya Suryadharma jadi ketua umum<br />

memastikan PPP tetap jadi koalisi Presiden<br />

Yudhoyono,” kata kawat diplomatik yang dibocorkan<br />

WikiLeaks tersebut. “Suryadharma<br />

tidak terkena reshuffle.”<br />

Kawat diplomatik yang sama juga menyebut<br />

bahwa kemenangan Suryadharma, selain dari<br />

dana besar yang dibawanya, juga berawal dari<br />

pertemuan kubu muda PPP di Semarang pada<br />

2005. DPP melarang rapat itu, tetapi sekitar<br />

Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014


Prabowo Subianto bersama<br />

Ketua Umum Partai Persatuan<br />

Pembangunan Suryadharma Ali<br />

saat kampanye di Gelora Bung<br />

Karno, Jakarta.<br />

Agung Pambudhy/Detikcom<br />

80 persen pengurus daerah hadir dalam pertemuan<br />

yang diprakarsai Irgan Chairul Mahfiz.<br />

Suryadharma pun memberi posisi sekretaris<br />

jenderal kepada Irgan.<br />

Benar saja, pada 7 Mei 2007 Yudhoyono<br />

merombak kabinetnya. Kader PPP Saifullah<br />

Yusuf kehilangan kursi Menteri Pembangunan<br />

Daerah Tertinggal, yang diganti rekan separtainya,<br />

Muhammad Lukman Edy. Suryadharma<br />

dan Bachtiar bertahan.<br />

Memasuki Pemilihan Presiden 2009, Suryadharma<br />

sempat membawa PPP berpisah jalan<br />

dengan Yudhoyono. Ketika itu PPP memilih<br />

berkoalisi dengan Prabowo Subianto.<br />

Namun perolehan suara Partai Gerindra, yang<br />

menjadi kendaraan Prabowo, jeblok. Sekretaris<br />

Jenderal PPP Romahurmuziy menceritakan,<br />

ketika itu partainya akhirnya meninggalkan<br />

Prabowo karena dia tidak berhasil menggalang<br />

koalisi dari partai-partai nonparlemen.<br />

Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014


Kementerian<br />

Keuangan<br />

mencatat gaji<br />

menteri pada<br />

2004-2011<br />

hanya Rp 5 juta<br />

per bulan.<br />

Partai-partai nonparlemen memilih mendukung<br />

SBY. Suryadharma juga membawa PPP<br />

berkoalisi dengan Partai Demokrat. Setelah<br />

Yudhoyono menang lagi, Suryadharma dijadikan<br />

Menteri Agama.<br />

Saat pindah dari kantor Kementerian Koperasi<br />

di Kuningan ke kawasan Pejambon, ia<br />

melaporkan hartanya ke KPK sebesar Rp 17<br />

miliar. Lalu, dalam laporan kekayaan pada 4<br />

September 2012, hartanya melonjak Rp 7 miliar<br />

menjadi Rp 24 miliar.<br />

Kali ini Suryadharma yang menyebut hanya<br />

punya satu mobil Honda Jazz menyatakan punya<br />

tanah dan bangunan yang tersebar di 37<br />

lokasi di Jakarta, Bekasi, Bogor, dan Purwakarta.<br />

Semua aset itu bernilai Rp 19,8 miliar.<br />

Ia juga mengaku punya perkebunan buah<br />

dan pohon jati senilai Rp 170 juta. Harta lainnya<br />

adalah Rp 205 juta berupa logam mulia,<br />

batu mulia, dan barang koleksi berharga. Juga<br />

giro sebesar Rp 3,677 miliar.<br />

Kementerian Keuangan mencatat gaji menteri<br />

pada 2004-2011 hanya Rp 5 juta per bulan.<br />

Ditambah tunjangan jabatan sekitar Rp 13 juta.<br />

Meski hartanya dan penyelenggaraan haji di<br />

Kementerian Agama menjadi sorotan, posisi<br />

Suryadharma tidak terganggu. Berbeda dengan<br />

koleganya, Bachtiar Chamsyah, yang pada<br />

Januari 2010 tersandung kasus pengadaan<br />

mesin jahit, sapi impor, dan kain sarung, yang<br />

merugikan negara Rp 33,7 miliar dan divonis<br />

penjara satu tahun delapan bulan.<br />

Beberapa bulan setelah penetapan tersangka<br />

itu, PPP balela dari koalisi partai pendukung<br />

Yudhoyono. Mereka termasuk yang mendukung<br />

Hak Angket Bank Century, meski berpotensi<br />

mengganggu pemerintahan Yudhoyono<br />

karena Wakil Presiden Boediono dan Menteri<br />

Keuangan Sri Mulyani dianggap terlibat dalam<br />

kasus bailout yang, menurut DPR, merugikan<br />

negara Rp 6,7 triliun itu.<br />

Meski begitu, tidak ada hukuman buat “pengkhianatan”<br />

Suryadharma dari Yudhoyono. Dia<br />

tetap ada di kabinet, dan koalisi dengan PPP<br />

berjalan seperti biasa.<br />

Namun ganjalan karier politik Suryadharma<br />

akhirnya datang menjelang tahun politik 2014-<br />

2019. Dia dijadikan tersangka kasus penyelenggaraan<br />

haji. KPK pun mulai mengecek asetnya.<br />

Wakil Ketua KPK Busyro Muqoddas mengata-<br />

Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014


Rumah Suryadharma Ali di<br />

Jalan Jaya Mandala VII Nomor<br />

2, Tebet, Jakarta.<br />

pasti liberty/majalahdetik<br />

kan pihaknya menelusuri kemungkinan adanya<br />

tindak pidana pencucian uang.<br />

Menanggapi penyelidikan oleh KPK itu, DPP<br />

PPP menyatakan akan merapatkan posisi Suryadharma<br />

di partai setelah jadi tersangka. Sekjen<br />

Romi mengatakan, PPP akan memberikan<br />

bantuan hukum buat ketua umumnya itu.<br />

Akan halnya koalisi Gerindra yang diprakarsai<br />

Suryadharma, PPP tidak akan menarik dukungannya<br />

terhadap pasangan Prabowo Subianto-<br />

Hatta Rajasa. “Proses pengambilan keputusannya<br />

telah dilakukan secara institusional,” kata<br />

Romi.<br />

Suryadharma yakin penetapannya sebagai<br />

tersangka tidak akan berpengaruh pada kesolidan<br />

koalisi dan elektabilitas Prabowo. “Insya<br />

Allah ini tidak ada pengaruhnya pada pilpres,”<br />

ujarnya. “Kalau soal politisasi, orang bebas menilai,<br />

he-he-he.”<br />

Baik Prabowo maupun Hatta mengaku<br />

belum berkomunikasi soal status tersangka<br />

Suryadharma, yang juga anggota Dewan Penasihat<br />

tim sukses mereka. Prabowo menyatakan<br />

masih sibuk dan nanti akan menelepon Suryadharma.<br />

Juru bicara KPK Johan Budi menolak penyelidikan<br />

atas Suryadharma dikaitkan dengan<br />

politik. “Ketika KPK menangani perkara dengan<br />

tersangkanya punya posisi di sebuah parpol,<br />

selalu ditarik-tarik oleh pihak luar ke arah politik,<br />

padahal enggak ada hubungannya.” n PASTI<br />

liberti, MONIQue Shintami, Fajar PRATAMA | OKTA WIGUNA<br />

Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014


Naik Rp 7 Miliar<br />

Harta SDA<br />

Harta Suryadharma Ali terus meningkat<br />

semenjak berkarier di pemerintahan. Ketika<br />

menjadi Menteri Koperasi dan Usaha Kecil<br />

Menengah pada 2004, kekayaannya Rp 2,7<br />

miliar.<br />

Saat pindah jadi Menteri Agama pada<br />

2009, harta Surya sudah Rp 17 miliar. Pada 4<br />

September 2012, Suryadharma melaporkan<br />

bahwa selama tiga tahun menjadi Menteri<br />

Agama, hartanya melonjak sekitar Rp 7 miliar.<br />

Semasa menjadi menteri itu Surya menambah<br />

banyak aset berupa tanah dan perkebunan.<br />

Berikut ini rincian kekayaan dalam<br />

Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara<br />

Negara (LHKPN) tersebut.<br />

4 September 2012: Rp 24.052.965.686<br />

Harta per 4 September 2012<br />

Tanah & Bangunan: Rp 19.809.628.941<br />

Luas bangunan 2.760 m 2 dan tanah 93.380 m 2 tersebar di 37 titik di Jakarta Selatan, Bekasi,<br />

Bogor, dan Purwakarta.<br />

Mobil: Rp 190.000.000<br />

Honda Jazz buatan 2011<br />

Perkebunan buah dan jati: Rp 170.000.000<br />

Logam mulia, batu mulia, dan barang koleksi: Rp 205.500.000<br />

Giro setara kas: Rp 3.677.836.745<br />

17 Desember 2009 (Menteri Agama):<br />

Rp 17.021.105.198<br />

Rp 9.079.440.739 – utang<br />

Rp 3.000.000.000<br />

6 September<br />

2007:<br />

29 Desember 2004:<br />

Rp 5.978.234.471 + US$ 3.500<br />

30 Mei 2004<br />

(Menteri Koperasi):<br />

Rp 2.732.501.939 + US$ 3.500<br />

OKTA WIGUNA<br />

Sumber: LHKPN SuryadHArma ALI<br />

Majalah detik 26 Mei - 1 juni 2014


Suryadharma Ali:<br />

Semoga Ini Hanya<br />

Kesalahpahaman<br />

“Setiap pengeluaran dana atau<br />

harta serupiah pun harus<br />

melalui DPR. Kita bahas dalam<br />

waktu lama dan detail sekali,<br />

item per item dibahas.”<br />

Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014


Saya berdoa,<br />

semoga penetapan<br />

saya sebagai<br />

tersangka ini<br />

hanya sebuah<br />

kesalahpahaman.<br />

Menteri Agama Suryadharma<br />

Ali tidak paham mengapa Komisi<br />

Pemberantasan Korupsi menetapkan<br />

dirinya sebagai tersangka<br />

kasus korupsi penyelenggaraan haji 2012/2013.<br />

Ia tak akan mundur dari jabatan menteri dan<br />

siap melakukan pembelaan.<br />

“Saya berdoa, semoga penetapan saya sebagai<br />

tersangka ini hanya sebuah kesalahpahaman,”<br />

kata Suryadharma saat ditemui di kediamannya,<br />

Jalan Mandala, Menteng Dalam, Tebet,<br />

Jakarta Selatan, Jumat, 23 Mei 2014.<br />

Majalah detik dua kali melakukan wawancara.<br />

Selain menemui di kediaman Suryadharma<br />

setelah berstatus tersangka, sebelumnya<br />

majalah detik mewawancarai pria yang biasa<br />

dipanggil SDA ini pada Februari lalu saat KPK<br />

menyatakan tengah menyelidiki kasus korupsi<br />

haji.<br />

Dia menegaskan tidak melakukan pelanggaran<br />

dalam penyelenggaraan haji. Selama Suryadharma<br />

menjabat Menteri Agama, pelayanan<br />

haji terus ditingkatkan.<br />

Berikut ini wawancara di kediaman SDA pada<br />

Jumat, 23 Februari.<br />

Bagaimana Anda menanggapi penetapan<br />

sebagai tersangka<br />

Saya belum paham keseluruhan dasar penetapan<br />

saya sebagai tersangka. Karena itu, kita<br />

ikuti saja. Mudah-mudahan, saya berharap, ini<br />

semacam kekeliruan saja.<br />

Apakah Anda akan mundur dari posisi<br />

Menteri Agama<br />

Belum… belum…. Belum ada pemikiran ke<br />

arah situ. Saya tetap akan bekerja seperti biasa.<br />

Artinya Anda yakin ini hanya kekeliruan<br />

Bukan yakin. Saya berdoa, semoga penetapan<br />

saya sebagai tersangka ini hanya sebuah<br />

kesalahpahaman. Itu saja. Tentu, sebagai orang<br />

yang disangka, saya mempersiapkan penjelasan,<br />

pembelaan, agar semua persoalannya gamblang.<br />

Dua minggu lalu KPK menyebut akan<br />

menetapkan tersangka dari Kemenag.<br />

Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014


Pelepasan calon jemaah haji<br />

kloter I DKI Jakarta di Bandara<br />

Halim Perdanakusuma tahun<br />

lalu.<br />

Hasan/detikcom<br />

Apakah Anda mengira itu adalah Anda<br />

Saya tidak mengira. Saya tidak menduga.<br />

Karena, pada waktu dipanggil itu, posisi saya<br />

sebagai orang yang dimintai keterangan. Begitulah,<br />

kadang-kadang ada proses yang tidak<br />

bisa kita duga.<br />

Anda menduga ada politisasi kasus ini<br />

Orang bebas menilai, he-he-he….<br />

Berikut ini wawancara di kantor Kementerian<br />

Agama, kawasan Lapangan Banteng, Jakarta,<br />

Rabu, 19 Februari 2014.<br />

Bagaimana penyelenggaraan haji selama<br />

ini menurut Anda<br />

Kalau dari sisi penyelenggaraan ibadah haji<br />

dan pengelolaan dana haji, menurut hemat<br />

saya, mudah-mudahan ini tidak subyektif, itu<br />

baik.<br />

Baik misalnya begini. Dari segi jarak (pemondokan<br />

jemaah), semula pada 2009 jarak<br />

terjauh itu 9 kilometer. Pada zaman saya, kita<br />

pres menjadi 4 kilometer. Pada 2011 menjadi 2,5<br />

kilometer.<br />

Pada 2013 terjadi perubahan karena Masjidil<br />

Haram dibongkar. Tahun 2014 juga terjadi<br />

perubahan karena gedung-gedung di dekat<br />

Masjidil Haram juga dibongkar, sehingga jarak<br />

(pemondokan jemaah) menjadi lebih jauh. Aki-<br />

Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014


Sejumlah calon jemaah haji<br />

menunggu pemberangkatan di<br />

Bandara Halim Perdanakusuma<br />

tahun lalu.<br />

Hasan/detikcom<br />

batnya, perumahan yang sebelumnya disewa<br />

jemaah (untuk pemondokan) yang berjarak<br />

1.500-2.500 meter sekarang posisinya di depan,<br />

sehingga harga sewanya pun naik.<br />

Soal pengelolaan dananya<br />

Menurut hemat saya juga baik. Banyak kemajuan.<br />

Banyak sekali komponen biaya (ibadah<br />

haji) yang sebelumnya dibayar oleh jemaah sudah<br />

tidak dibayar lagi. Misalnya biaya asuransi<br />

Rp 100 ribu, pembuatan paspor Rp 255 ribu.<br />

Biaya untuk makan di asrama haji, di Jeddah,<br />

Arafah, Mina, Madinah, dan kembali ke Jeddah<br />

lagi gratis.<br />

Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014


Pada waktu<br />

pelaksanaannya<br />

juga diawasi<br />

banyak pihak. Oleh<br />

DPR RI, DPD RI,<br />

BPK, KPK, BPKP,<br />

Ombudsman, LSM,<br />

amirul hajj, dan<br />

media.<br />

Begitu juga dengan ongkos transportasi lokal.<br />

Kemudian, general services yang harus dibayarkan<br />

kepada pemerintah Arab Saudi sebesar<br />

US$ 277 juga gratis. Tinggal dua komponen,<br />

yakni tiket dan perumahan, tetapi komponen<br />

biaya perumahan (pemondokan) pun disubsidi.<br />

Pada 2012, besarnya subsidi (perumahan)<br />

mencapai 650 riyal, pada 2013 subsidinya 1.850<br />

riyal. Kalau saya sebut subsidi, ini bukan berasal<br />

dari APBN, tetapi dari uang jemaah sendiri.<br />

Uang kita simpan di bank selama bertahuntahun.<br />

Kalau di bank syariah kita sebut dengan<br />

bagi hasil atau di bank konvensional disebut<br />

bunga.<br />

Dikemanakan bunga atau bagi hasil uang<br />

yang disimpan itu<br />

Iya, uang yang disimpan itu tidak kita utakatik<br />

pokok ataupun bunga atau bagi hasilnya.<br />

Kita optimalkan dana haji, kita optimalkan<br />

manfaatnya tanpa mengutak-atik pokok ataupun<br />

bunganya (artinya diambil untuk keperluan<br />

lain). Dari bagi hasil itu, alhamdulillah, insya<br />

Allah pada 2014 ini akan ada mukena gratis,<br />

kain ihram gratis, baju batik gratis, bahkan<br />

pembayaran dam gratis. Dam itu denda yang<br />

harus dibayar oleh jemaah haji yang melakukan<br />

pelanggaran.<br />

Ini artinya (pelayanan haji) meningkat terus<br />

(komponen biaya yang semestinya dikeluarkan<br />

jemaah dibayar dari dana haji). Kenapa meningkat<br />

Karena pengelolaan dana haji semakin<br />

baik. Semakin baiknya pengelolaan itu diukur<br />

dari semakin meningkatnya kualitas layanan<br />

ibadah haji. Contoh, pada 2009 (jemaah haji<br />

Indonesia) yang ada di ring satu itu hanya sekitar<br />

27 persen atau 25-26 ribu orang.<br />

Yang di ring ini biaya sewa pemondokannya<br />

disubsidi karena biaya sewanya lebih tinggi.<br />

Pada 2010 mencapai 63 persen atau sekitar 125<br />

ribu orang. Pada 2011, yang disubsidi sudah 100<br />

persen atau sekitar 194 ribu orang. Dan bukan<br />

hanya jumlah orangnya, tetapi juga nilainya.<br />

Bagaimana dengan payung hukum pemberian<br />

subsidi tersebut<br />

Payung hukumnya ada, yakni Undang-Undang<br />

Nomor 13 Tahun 2008. Dan setiap pengeluaran<br />

dana atau harta serupiah pun harus<br />

melalui DPR. Kita bahas dalam waktu lama dan<br />

Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014


Petugas KPK-Polri menggeledah<br />

kantor Kementerian Agama<br />

terkait kasus dugaan korupsi<br />

dana haji di Jakarta, Kamis<br />

(22/5).<br />

agung pambudhy/detikcom<br />

detail sekali, item per item dibahas. Mengapa<br />

jumlahnya sekian, mengapa tidak sekian, kok<br />

menjadi mahal. Kadang-kadang dua bulan baru<br />

rampung. DPR kritis sekali.<br />

Dan pada waktu pelaksanaan, saya heran,<br />

kurang transparan apa lagi. Kan di sini sudah<br />

dibahas bareng-bareng. Pada waktu pelaksanaannya<br />

juga diawasi banyak pihak. Oleh DPR<br />

RI, DPD RI, BPK, KPK, BPKP, Ombudsman, LSM,<br />

amirul hajj, dan media.<br />

Soal temuan PPATK yang menyebut ada<br />

indikasi penyimpangan pada 2004-2012<br />

sebesar Rp 230 miliar, sudah minta klarifikasi<br />

Belum… belum…. Saya belum minta klarifikasi.<br />

Tetapi saya minta Dirjen Penyelenggaraan<br />

Haji dan Umrah (Anggito Abimanyu) meminta<br />

klarifikasi (ke PPATK). Tetapi, duh, saya sih melihatnya<br />

hal itu biasa saja. Karena PPATK kan<br />

juga sering kali mengatakan akan mencermati<br />

transaksi para politikus, mencermati rekening<br />

partai politik menjelang pemilu.<br />

(PPATK) juga sering mengatakan sesuatu<br />

yang bisa bernuansa negatif. Yaa, mau bilang<br />

apa.<br />

Ada pemberitaan yang mengutip salah<br />

seorang pejabat PPATK dan Kementerian<br />

Agama bahwa duit haji itu digunakan pejabat<br />

Kementerian untuk membeli mobil.<br />

Bagaimana soal ini<br />

Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014


Percayalah, saya<br />

telah berusaha<br />

sekuat tenaga<br />

untuk mengelola<br />

dana haji itu<br />

sebaik-baiknya.<br />

Iya, saya sudah membacanya. Tetapi saya<br />

tidak tahu apakah benar begitu kejadiannya.<br />

Untuk menjernihkan hal itu, silakan KPK<br />

melakukan penyelidikan, pengusutan, agar<br />

terang-benderang. Kalau salah, katakanlah<br />

salah, kalau benar, katakan benar. Jika tidak<br />

ditemukan bukti-bukti, lakukanlah rehabilitasi.<br />

Sebab, pemberitaan soal dana haji itu<br />

meresahkan pegawai kami, khususnya mereka<br />

yang terlibat dalam pengurusan dana dan<br />

pengelolaan dana haji.<br />

Karena itu, saya berharap kasus ini ditanggapi<br />

secara proporsional, tidak berlebihan. Percayalah,<br />

saya telah berusaha sekuat tenaga untuk<br />

mengelola dana haji itu sebaik-baiknya.<br />

Kembali ke soal subsidi dana penyelenggaraan<br />

ibadah haji, termasuk subsidi perumahan<br />

atau pemondokan. Kan disebutkan<br />

berasal dari bunga atau bagi hasil dana haji<br />

yang ditempatkan di bank. Berapa bunga<br />

dana tersebut saban tahunnya<br />

Setiap tahun berubah, meningkat. Saya lupa<br />

persisnya. Tetapi, kira-kira begini, pernah Rp 1,7<br />

triliun, kemudian naik jadi Rp 2,3 triliun. Sekarang<br />

kalau enggak salah Rp 2,7 triliun.<br />

Itu ada di rekening Kementerian Agama<br />

Itu di rekening atas nama Menteri Agama.<br />

Bukan atas nama Menteri Agama pribadi,<br />

Suryadharma Ali. Tapi itu rekening atas nama<br />

jabatan, dan rekening atas nama jabatan itu<br />

adalah perintah Undang-Undang Nomor 13<br />

Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Haji.<br />

Jadi tidak ada yang dilanggar<br />

Tidak ada. Dan saya tidak menggunakan<br />

kewenangan saya untuk mencairkan. Jadi menerima<br />

saja, yang mencairkan bukan saya. Ya,<br />

mudah-mudahan ini nanti terang-benderang,<br />

dan diselesaikan. Kami berusaha terus-menerus<br />

membenahi penyelenggaraan ibadah haji<br />

dan manajemen keuangan haji supaya, setelah<br />

saya tidak di sini, sistemnya sudah tertata dan<br />

kontrol jadi lebih enak. ■<br />

PASti LIBERTI, MOniQue Shintami, ARIF ARIANTO | DIMAS ADITYO<br />

Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014


gaya hidup<br />

C ara<br />

Aman<br />

Bleaching<br />

Gigi<br />

foto-foto: thinkstock<br />

Tak cuma kulit, kini orang juga keranjingan<br />

memutihkan gigi. Berbagai cara mereka<br />

tempuh supaya gigi menjadi putih bersih.<br />

Tapi awas, ada yang berbahaya, lo.<br />

Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014


gaya hidup<br />

Pada dasarnya, gigi berwarna putih<br />

itu bersih. Tapi, karena pengaruh<br />

berbagai hal, gigi yang tadinya putih<br />

berubah menjadi kekuningan. Buat<br />

beberapa orang, hal ini sangat mengganggu<br />

penampilan.<br />

Berbagai upaya dilakukan agar gigi<br />

kembali putih bersinar. Salah satu<br />

yang sedang ngetren di kalangan<br />

kaum menengah ke atas adalah<br />

bleaching gigi.<br />

Tapi, sebelum memutuskan<br />

memutihkan gigi, ada baiknya<br />

Anda melakukan pemeriksaan<br />

terlebih dulu.<br />

Hal itu karena ada<br />

dua macam gigi<br />

kuning yang<br />

tentu saja<br />

berbeda penanganannya.<br />

Guru besar<br />

Fakultas Kedokteran<br />

Gigi dari Universitas Gadjah<br />

Mada, Profesor drg. Heriandi<br />

Sutadi, Sp.KGA (K), Ph.D, mengatakan ada dua<br />

jenis kasus gigi kuning: ekstrinsik dan intrinsik.<br />

Perbedaan inilah yang menentukan mudahtidaknya<br />

gigi kuning diputihkan. Menurut Heriandi,<br />

kasus gigi kuning yang bersifat ekstrinsik<br />

lebih gampang dibersihkan.<br />

Cara pertama adalah dengan memberi pasta<br />

gigi khusus yang mampu menghilangkan warna<br />

kekuningan pada enamel gigi pasien. Cara ini<br />

paling gampang dilakukan, tapi hasilnya tidak<br />

terlalu signifikan.<br />

Alternatif kedua adalah dengan metode ultrasonik,<br />

yaitu mengangkat jaringan terluar<br />

yang menempel pada gigi dengan cara menempelkan<br />

zat tertentu ke gigi. Meski hasilnya<br />

bagus, cara ini jarang disukai orang.<br />

“Banyak orang kurang nyaman dengan metode<br />

ultrasonik, tapi sebenarnya cara ini aman<br />

asal zat yang digunakan bukan zat asam,” kata<br />

Heriandi.<br />

Menurutnya, zat asam memang lebih cepat<br />

membersihkan gigi kuning. Namun, ujar dia,<br />

zat itu dapat membuat gigi iritasi, yang akhirnya<br />

malah membuat pasien menjadi sangat<br />

tidak nyaman.<br />

Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014


gaya hidup<br />

Lalu, bagaimana jika gigi kuning karena intrinsik Menurut<br />

Heriandi, kasus ini lebih sulit diatasi. Bahkan dia menyebut<br />

gigi kuning intrinsik nyaris mustahil dibersihkan.<br />

“Ini mustahil dibersihkan karena warna kuning itu berasal<br />

dari dalam, bukan dari luar gigi,” katanya.<br />

Namun beberapa pasien kadang memaksa tetap melakukan<br />

bleaching dengan berbagai risiko. Dokter biasanya akan<br />

memberi obat-obatan tertentu, zat asam, atau uap panas.<br />

Namun cara ini sebenarnya tidak direkomendasikan<br />

karena metodenya adalah memaksa gigi menjadi putih,<br />

sehingga bisa menimbulkan rasa ngilu dan rasa sakit yang<br />

berlebihan.<br />

“Lagi pula pemutihan gigi kuning intrinsik tidak akan<br />

bertahan lama karena terjadi kerusakan pada giginya,” kata<br />

dokter yang berpraktek di Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta,<br />

itu.<br />

Bleaching dengan laser<br />

Amankah<br />

Jika dilakukan dengan metode dan dosis yang tepat, pemutihan<br />

gigi aman dilakukan. Karena itu, disarankan agar<br />

bleaching dilakukan oleh dokter yang berpengalaman.<br />

Pasien juga harus ekstrahati-hati jika ada yang memberi<br />

tawaran memutihkan gigi secara instan atau dalam waktu<br />

sangat cepat. Menurut Heriandi, pemutihan gigi biasanya<br />

Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014


gaya hidup<br />

Sebelum dan sesudah<br />

proses bleaching (kiri)<br />

Gigi dengan tray pemutih<br />

membutuhkan waktu selama empat hari hingga<br />

dua minggu.<br />

Jika hasilnya dapat terlihat lebih cepat dari<br />

itu, Heriandi menduga bahan yang digunakan<br />

tidak aman atau dosis yang digunakan berlebihan.<br />

Bukannya putih, gigi malah bisa rusak.<br />

Selama proses bleaching, dia juga menyarankan<br />

pasien melakukan pemeriksaan rutin empat<br />

hari sekali dengan dokter gigi. Hal ini agar<br />

dokter dapat menentukan apakah warna putih<br />

gigi pasien sudah cukup atau belum.<br />

“Kalau gigi sudah putih maksimal, tidak bisa<br />

dibikin putih lagi. Nanti kalau dipaksa malah iritasi,<br />

jadi harus dihentikan. Ini fungsinya periksa<br />

empat hari sekali,” katanya.<br />

Sementara itu, Prof. Dr. drg Melanie S. Djamil,<br />

M.Biomed, dari Fakultas Kedokteran Gigi<br />

Universitas Trisakti, mengatakan bleaching gigi<br />

sebaiknya tidak dilakukan sering-sering.<br />

Menurutnya, bleaching dapat menyebabkan<br />

melemahnya email gigi karena proses pengeluaran<br />

warna kuning dapat menarik kristal email<br />

gigi. Hal ini dapat menyebabkan gigi rapuh.<br />

“Kalau giginya sangat kuning harus dilakukan<br />

berkali-kali, dan itu harus bertahap dengan jeda<br />

waktu beberapa bulan karena efek samping<br />

bleaching adalah mengikis email gigi,” katanya.<br />

n AN Uyung | Ken Yunita<br />

Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014


gaya hidup<br />

Bleaching Alami<br />

Ingin punya gigi putih tapi takut bleaching Anda<br />

mungkin bisa mencoba cara-cara berikut ini. Tapi,<br />

harap maklum, ya, perlu waktu lebih lama dibanding<br />

bleaching dengan zat-zat kimia. Berminat<br />

Makanan<br />

Renyah<br />

Lemon<br />

Minum<br />

dengan<br />

Sedotan<br />

Minyak<br />

Mustard<br />

dan Garam<br />

Baking<br />

Soda dan<br />

Cuka<br />

Minyak Mustard dan Garam<br />

Menyikat gigi dengan minyak mustard dan garam<br />

sebulan sekali akan membantu membersihkan<br />

akumulasi warna makanan dan plak pada gigi.<br />

Baking Soda dan Cuka<br />

Baking soda dan cuka merupakan salah satu campuran<br />

pemutih gigi terbaik di dunia. Butiran scrub baking<br />

soda bisa menghilangkan plak. Sementara itu, cuka<br />

jeruk efektif menghilangkan warna kuning pada gigi.<br />

Minum dengan Sedotan<br />

Minum dengan menggunakan sedotan dapat meminimalkan<br />

kontak gigi dengan minuman yang bisa<br />

menyebabkan gigi kuning. Ini bisa menjadi langkah<br />

penting dalam menghentikan penguningan gigi.<br />

Lemon<br />

Lemon memiliki banyak asam sitrat, yang mempunyai<br />

sifat memutihkan gigi secara alami. Caranya, ambil<br />

sepotong lemon dan sikat gigi Anda dengan buah itu.<br />

Makanan Renyah<br />

Beberapa makanan renyah dapat membantu memutihkan<br />

gigi dengan cara membersihkannya. Misalnya<br />

apel, pir, selada, dan lainnya. Makanan berserat ini<br />

membantu untuk membersihkan gigi secara efektif.<br />

Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014


wisata<br />

Pesona<br />

Ombak<br />

Pulau<br />

Merah<br />

foto-foto: indonesia.travel<br />

Orang bilang pantai ini mirip Kuta di Bali.<br />

Tapi di sini gulungan ombaknya lebih<br />

besar. Asyik untuk berselancar.<br />

Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014


wisata<br />

antai di Banyuwangi,<br />

Jawa Timur, ini<br />

dulu bernama Pantai<br />

Ringin Pitu. Namun<br />

kini para wisatawan<br />

lebih mengenalnya<br />

dengan sebutan Pantai<br />

Pulau Merah.<br />

Nama Pulau Merah<br />

diambil karena pasirnya berwarna kemerahan.<br />

Namun ada pula yang menyebutkan, konon,<br />

daratan di hadapan pantai memancarkan cahaya<br />

merah.<br />

Yang mana yang benar, entahlah. Tak perlu<br />

pusing-pusing memikirkannya. Yang paling<br />

penting, pantai ini seindah Pantai Kuta di Bali.<br />

Pantai ini punya kelebihan, yakni gulungan<br />

ombaknya lebih besar dengan ketinggian ratarata<br />

2 meter dan panjang 300 meter. Asyik<br />

buat berselancar, dong<br />

Benar sekali! Pantai Pulau Merah memang<br />

menjadi salah satu pantai selancar andalan<br />

di Banyuwangi setelah G-Land (Pantai Plengkung)<br />

yang legendaris.<br />

Namun, tak seperti G-Land, yang hanya<br />

cocok bagi peselancar profesional, Pantai Pulau<br />

Merah bisa dijadikan tempat belajar buat<br />

pemula.<br />

Selain ombaknya tak terlalu tinggi, di Pantai<br />

Pulau Merah tidak terdapat batu karang seperti<br />

di Pantai Plengkung. Jadi tentu lebih aman bagi<br />

peselancar pemula.<br />

Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014


wisata<br />

Tak perlu repot-repot membawa papan selancar ke pantai<br />

ini. Peselancar pemula bisa menyewanya seharian penuh hanya<br />

dengan membayar Rp 25-50 ribu.<br />

Meski banyak peselancar pemula, pantai ini tetap asyik<br />

untuk peselancar yang mahir. Buktinya, banyak peselancar<br />

profesional asing yang datang untuk menunggangi ombaknya.<br />

Mei hingga Desember adalah waktu terbaik untuk menikmati<br />

keindahan Pantai Pulau Merah. Pada bulan-bulan itu,<br />

cuaca terbilang ideal untuk berselancar, sehingga banyak peselancar<br />

yang datang. Nah, aksi para surfer ini dapat menjadi<br />

tontonan yang sangat menarik bagi mereka yang tidak bisa<br />

berselancar. Dijamin menghibur.<br />

Ciri khas lain pantai ini adalah bukit setinggi 200 meter di<br />

depan pantainya. Mirip pantai di Brasil. Wow, tak perlu jauhjauh<br />

ya untuk melihat pemandangan ini.<br />

Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014


wisata<br />

Rekreasi Keluarga<br />

Aktivitas utama di pantai ini memang berselancar.<br />

Namun banyak juga wisatawan lokal<br />

yang menjadikan pantai ini sebagai tujuan rekreasi<br />

keluarga.<br />

Banyak wisatawan yang datang ke pantai ini<br />

hanya untuk sekadar jalan-jalan di pantai. Beberapa<br />

anak muda terlihat bermain bola sepak<br />

atau bola voli di sini.<br />

Jika ingin bermelankolis ria, sewalah kursi<br />

empuk untuk merebahkan diri. Nikmati angin<br />

sepoi-sepoi pantai bersama koleksi musik dan<br />

buku favorit.<br />

Anda juga dapat menikmati aksi peminat<br />

olahraga paralayang. Biasanya mereka memanfaatkan<br />

bukit-bukit di dekat pantai untuk<br />

bermain paralayang.<br />

Hmm, jika menginginkan suasana lain, silakan<br />

mendatangi Desa Pancer. Lokasi desa nelayan<br />

ini tak terlalu jauh. Bisa menginap di rumah nelayan,<br />

lo. Masyarakat setempat ramah-ramah<br />

dan sangat sederhana.<br />

Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014


wisata<br />

Pantai<br />

Pulau<br />

Merah<br />

Banyuwangi<br />

Bandar Udara<br />

Blimbingsari<br />

Wisatawan peminat sejarah<br />

biasanya mampir ke<br />

Pura Tawang Alun, tempat<br />

ibadah umat Hindu di<br />

tepi Pantai Pulau Merah.<br />

Menurut sejarah, pura ini<br />

didirikan pada 1980.<br />

Konon, pura ini menjadi<br />

saksi bisu bangkitnya<br />

Hindu di Pulau<br />

Jawa. Pada 1994,<br />

pura ini dihantam<br />

tsunami setinggi 13<br />

meter. Tembok luar<br />

pura ini hancur, tapi<br />

bagian dalam bisa dikatakan<br />

utuh.<br />

Jangan lupa pula menikmati<br />

kuliner yang dijajakan<br />

warga sekitar. Salah satu yang<br />

paling khas dan terkenal adalah rujak soto.<br />

Makanan ini unik karena merupakan campuran<br />

rujak dengan soto.<br />

Hmm, seperti apa, ya Sebagai gambaran,<br />

rujak yang digunakan adalah campuran sayuran<br />

dengan bumbu kacang dan petis. Bumbu itu<br />

terdiri atas kacang, garam, gula merah, asam,<br />

dan pisang klutuk (pisang batu).<br />

Sedangkan sotonya berkuah bening dengan<br />

isi babat atau daging sapi. Segar! Masih banyak<br />

pilihan kuliner khas Banyuwangi, di antaranya<br />

pecel rawon, pecel kare, dan rujak bakso. Nikmat!<br />

How to Get There<br />

Pantai Pulau Merah berjarak sekitar 60 kilometer<br />

dari Kota Banyuwangi. Wisatawan dapat<br />

menjangkau tempat ini dengan mengendarai<br />

mobil atau sepeda motor kurang-lebih tiga jam<br />

perjalanan.<br />

Lokasinya lumayan dekat dengan permukiman<br />

penduduk di Desa Sumberagung, Kecamatan<br />

Pesanggaran. Jalan menuju pantai juga<br />

terbilang mulus.<br />

Sayang, tidak banyak kendaraan umum<br />

dengan rute ke pantai ini. Cara paling mudah<br />

adalah menyewa kendaraan dari Bandar Udara<br />

Blimbingsari. n Indonesia.Travel | Ken Yunita<br />

Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014


kuliner<br />

Mafianya<br />

Nasi<br />

Goreng<br />

Foto-foto: rachman hariyanto | detikfoto<br />

Brandal,<br />

Preman,<br />

Yakuza.<br />

Terdengar<br />

seram Iya sih,<br />

tapi tak usah<br />

khawatir, itu<br />

cuma namanama<br />

nasi<br />

goreng.<br />

Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014


kuliner<br />

iapa yang tak suka nasi goreng<br />

Rasanya semua orang menyukai<br />

makanan yang kerap tersedia<br />

saat sarapan ini. Nah, jika Anda<br />

termasuk nasi goreng mania,<br />

Anda wajib menjajal yang satu<br />

ini.<br />

Di Jakarta, Nasi Goreng Mafia baru dibuka<br />

sekitar tiga minggu di kawasan Tebet, Jakarta<br />

Selatan. Sejak dibuka, kehadiran outlet cabang<br />

Bandung ini langsung menyedot pengunjung.<br />

Setiap hari Nasi Goreng Mafia tak pernah<br />

sepi. Terutama di malam hari pada jam makan<br />

malam. Bisa jadi, Anda tak kebagian tempat<br />

duduk saking penuhnya.<br />

Nasi Goreng Mafia menempati satu ruko<br />

Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014


kuliner<br />

berlantai dua. Bagian paling depan digunakan<br />

untuk dapur. Di sinilah para penggoreng nasi<br />

bekerja menghasilkan nasi goreng pesanan<br />

para tamu.<br />

Di Bandung, Jawa Barat, Nasi Goreng Mafia<br />

sudah sangat terkenal. Ada beberapa cabang<br />

di sana. Yang terkenal dari Nasi Goreng Mafia<br />

adalah rasa pedasnya yang gila.<br />

Ada lima level pedas yang bisa dipilih. Mulai<br />

dari menenangkan, menggoda, menyesakkan,<br />

merisaukan, menyesal, dan mematikan. Kalau<br />

tak suka pedas-pedas amat, silakan memilih<br />

“menenangkan”.<br />

Selain pedasnya yang menggigit, nama-nama<br />

nasi goreng di sini juga lucu-lucu. Namanya<br />

berkaitan dengan dunia yang dekat dengan<br />

kriminalitas dan mafia.<br />

Ada Bandit (Rp 15 ribu), Gangster (Rp 18 ribu),<br />

Preman (Rp 18 ribu), Triad (Rp 18 ribu), Yakuza<br />

(Rp 19,5 ribu), dan Brandal (19,5 ribu). Mau yang<br />

tak pedas, silakan memesan God Father (Rp<br />

12,5 ribu).<br />

Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014


kuliner<br />

Selain pedasnya yang<br />

menggigit, nama-nama<br />

nasi goreng di sini juga<br />

lucu-lucu.<br />

Tapi tenang, itu hanyalah nama. Sejatinya,<br />

nasi goreng ini tak ada hubungannya dengan<br />

mafia maupun geng mana pun. “Di sini nasi<br />

gorengnya pakai bumbu rempah,” kata masmas<br />

yang melayani saya.<br />

Saya pun kepincut dengan Preman dan<br />

Brandal. Preman adalah nasi goreng dengan<br />

racikan rempah kencur, sedangkan Brandal<br />

merupakan nasi goreng dengan campuran<br />

kemangi dan rempah rahasia.<br />

Untuk level pedas, saya sempat agak<br />

kebingungan. Pingin rasanya saya memesan<br />

level mematikan karena penasaran. “Sebaiknya<br />

jangan, Mbak, pedes banget,” kata salah satu<br />

pelayan di sini.<br />

Dan setelah berdiskusi dengan teman, saya<br />

akhirnya memilih level menggoda untuk kedua<br />

nasi goreng pesanan saya. Saya berharap rasa<br />

pedasnya tak terlalu menggigit.<br />

Saya juga meminta tambahan topping telur<br />

Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014


kuliner<br />

ceplok (Rp 3 ribu) untuk masing-masing nasi<br />

goreng. Ada juga topping lain yang bisa dipilih,<br />

yaitu kikil (Rp 5 ribu) atau kombinasi telur dan<br />

kikil (Rp 7 ribu).<br />

Saya menunggu nasi goreng pesanan<br />

saya sambil mengobrol dengan teman yang<br />

malam itu datang bersama. Lima belas menit<br />

kemudian nasi goreng saya belum juga tiba<br />

di meja.<br />

Saya lalu menoleh ke meja tamu di belakang<br />

saya. Ternyata nasibnya sama, mejanya masih<br />

kosong. Pesanan mereka juga belum datang.<br />

Begitu juga dengan meja di samping saya.<br />

Hmm, mungkin karena terlalu ramai dan<br />

masih baru buka, pelayanan di sini masih<br />

kurang oke. Tapi, tak apalah, saya masih sabar<br />

menunggu untuk merasakan nasi goreng<br />

yang fenomenal ini.<br />

Dan akhirnya, setelah hampir 30 menit,<br />

nasi goreng pesanan saya datang juga. Tapi<br />

baru satu, yaitu Preman. Saya kira, tak lama<br />

kemudian nasi goreng Brandal segera datang.<br />

Ternyata tidak. Ha-ha....<br />

Kami pun makan Preman beramai-ramai.<br />

Di detik pertama suapan Preman masuk<br />

Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014


kuliner<br />

ke mulut, tidak ada rasa pedas yang terasa.<br />

Namun, dua detik berikutnya, saya menyesal.<br />

Pedas banget.<br />

Rasa kencurnya memang terasa, tapi<br />

pedasnya benar-benar luar biasa.<br />

Level dua saja sudah sepedas ini, bagaimana<br />

level lima Saya tak berani membayangkan.<br />

Saya bahkan tak berani menduga-duga<br />

bagaimana rasa pedas nasi goreng Brandal<br />

yang belum muncul. Si Brandal baru datang<br />

kira-kira 15 menit setelah Preman terhidang.<br />

Aroma wangi kemangi langsung tercium.<br />

Dengan perasaan waswas, saya pun<br />

menyendok Brandal dan menyuapkan ke<br />

mulut. Hmm, rasa kemanginya membuat nasi<br />

goreng ini enak.<br />

Dan anehnya, rasa pedasnya tak terlalu<br />

menyengat seperti Preman. “Nah, yang ini saya<br />

bisa makan,” ujar saya sambil menyuapkan<br />

sendokan kedua ke mulut. Nyam! n KEN YUNITA<br />

Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014


Fan Bingbing<br />

Bangga<br />

Jadi Blink<br />

Cinta Laura<br />

Lulus<br />

Cum Laude<br />

Johnny Depp<br />

Bos Mafia<br />

Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014


people<br />

Cinta Laura<br />

Lulus Cum Laude<br />

Tak cuma cantik, Cinta Laura juga dikenal sebagai<br />

gadis yang pintar. Baru-baru ini, aktris yang terkenal<br />

dengan logat bulenya ini lulus dari Columbia University<br />

dengan predikat cum laude. Wah!<br />

Kabar gembira itu disebar pemilik nama lengkap Cinta<br />

Laura Kiehl ini lewat akun Twitter pribadinya. “This is an<br />

important milestone in my life. Grateful for all the support,”<br />

cuitnya pada 17 Mei lalu.<br />

Lulus S-1 tak membuat Cinta berhenti sekolah. Dengan<br />

bekal nilai cum laude-nya, Cinta mengaku ingin melanjutkan<br />

kuliah S-2 di Harvard University.<br />

Namun saat ini putri Herdiana dan Michael Kiehl ini ingin<br />

fokus lebih dulu di dunia hiburan. Apalagi, mulai Juni 2014,<br />

Cinta telah mengantongi visa pekerja seni.<br />

“Jadi aku bakal fokus ke casting dan mencoba akting di<br />

Hollywood. Kalau sukses, aku akan lanjut, kalau tidak, kembali<br />

ke bangku kuliah,” ujar gadis kelahiran Quakenbruck,<br />

Jerman, 17 Agustus 1993, ini, santai. n Ken Yunita<br />

noel/detikfoto<br />

Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014


people<br />

Johnny Depp<br />

Bos Mafia<br />

ReuTERS/Lucas Jackson<br />

Semua orang tahu. Rambut klimis bukan gaya<br />

Johnny Depp. Namun, demi menjadi bos mafia,<br />

aktor pemenang Golden Globe ini rela mengubah<br />

penampilannya.<br />

Transformasi Depp cukup dramatis. Dia nyaris tak<br />

bisa dikenali saat tertangkap kamera dalam syuting film<br />

terbarunya, Black Mass. Tapi semua itu tentu juga berkat<br />

kedigdayaan make-up.<br />

Penampakan Depp yang sangat tak biasa itu banyak<br />

mendapat komentar. Ada yang menganggap keren, ada<br />

pula yang melihat make-up artist yang menjadikan Depp<br />

nyaris botak adalah tindakan kriminal.<br />

“Apa yang mereka lakukan pada Depp adalah kriminal,”<br />

begitu tulis people.com.<br />

Dalam film besutan sutradara Scott Cooper itu, Depp<br />

berperan sebagai Whitey Bulger. Black Mass diadaptasi<br />

dari kisah hidup informan FBI yang menjatuhkan keluarga<br />

mafia pesaingnya.<br />

Bulger akhirnya menjadi incaran dan buron selama<br />

beberapa tahun sebelum akhirnya tertangkap pada 2011.<br />

Joel Edgerton akan memerankan tokoh agen FBI John<br />

Connolly, yang juga teman masa kecil Bulger. n Ken Yunita<br />

Tap untuk kembali<br />

ke Indeks People<br />

Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014


people<br />

Fan Bingbing<br />

Bangga Jadi Blink<br />

ReuTERS/Lucas Jackson<br />

Memerankan karakter yang disukai banyak orang ternyata<br />

menjadi tantangan tersendiri bagi Fan Bingbing.<br />

Aktris Cina ini berpe ran sebagai Blink, gadis mutan dengan<br />

keahlian teleporter.<br />

“Saya dulu sempat tertekan de ngan peran ini karena dia begitu<br />

dicintai banyak orang,” ujar Bingbing saat diwawancarai Xinhua<br />

beberapa waktu lalu.<br />

Namun dia tak akan menyia-nyiakan kesempatan itu. Menurutnya,<br />

saat ini masih sangat sulit bagi aktris Asia untuk bermain di<br />

film-film Hollywood, apalagi film mainstream seperti X-Men.<br />

Dalam film-film X-Men sebelumnya, karakter Blink tidak pernah<br />

muncul. Padahal Blink termasuk karakter populer dalam komik buatan<br />

Marvel itu.<br />

Bingbing tidak terlalu memusingkan berapa lama adegannya<br />

muncul dalam film. Dia tetap bangga melihat poster filmnya ada di<br />

Amerika Serikat, Meksiko, dan Australia.<br />

Bingbing bukanlah aktris Cina pertama yang berperan dalam film<br />

Hollywood. Sebelumnya, Li Bingbing berperan dalam Resident Evil:<br />

Retribution sebagai Ada Wong. Dia juga bermain dalam Transformers:<br />

Age of Extinction. n Ken Yunita<br />

Tap untuk kembali<br />

ke Indeks People<br />

Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014


interview<br />

Mendikbud M. Nuh:<br />

Sebelum<br />

Merdeka<br />

Sudah<br />

Ada UN<br />

Majalah detik 26 Mei - 1 juni 2014


interview<br />

"Kalau ujian nasional tidak ada konsekuensi, itu tak ada beda dengan<br />

kuesioner, semua bisa menjawab seenaknya."<br />

elain masalah ujian nasional (UN)<br />

yang masih menjadi polemik, merebaknya<br />

aksi kekerasan di sekolah membuat<br />

Menteri Pendidikan M. Nuh disorot masyarakat.<br />

Ia dipersalahkan dan dianggap<br />

tak becus menangani masalah pendidikan<br />

nasional. Tapi Nuh tak gentar.<br />

Mantan Rektor Institut Teknologi Sepuluh<br />

Nopember, Surabaya, itu justru menyatakan<br />

polemik soal UN sebetulnya sudah basi.<br />

Sebab, UN sudah dilaksanakan bertahun-tahun<br />

sebelumnya, bahkan sebelum Indonesia<br />

merdeka.<br />

Terkait penggunaan beberapa soal berstandar<br />

internasional yang sengaja diambil dari Programme<br />

for International Student Assessment<br />

(PISA), diperlukan untuk mengukur kemampuan<br />

analisis dan logika anak-anak kita. “Kalau<br />

tidak, saat bertanding (dengan siswa negara<br />

lain), mereka bisa jablas (kalah telak),” tuturnya<br />

kepada majalah detik, yang menemuinya<br />

di ruang kerjanya di kompleks Kementerian<br />

Pendidikan dan Kebudayaan, Jalan Jenderal<br />

Sudirman, Sena yan, Jakarta, 20 Mei lalu. Berikut<br />

ini petikan perbincangan selengkapnya.<br />

Kenapa ujian nasional tetap dijalankan,<br />

padahal banyak yang mengkritik<br />

Pemikiran seperti itu (menolak ujian nasional)<br />

dan isu itu sebenarnya sudah usang. Ka-<br />

Majalah detik 26 Mei - 1 juni 2014


interview<br />

segi apa pun, baik akademis maupun yuridis,<br />

ujian nasional itu tetap diperlukan sampai saat<br />

ini. Alasannya apa Karena evaluasi itu ada<br />

tahapan-tahapan.<br />

Ada evaluasi yang dilakukan satuan kerja,<br />

yaitu sekolah untuk mengetahui capaian proses<br />

belajar-mengajar di sekolah, dan evaluasi<br />

yang dilakukan secara nasional. Tujuannya<br />

untuk mengetahui apakah anak-anak (murid<br />

sekolah) sudah mencapai standar.<br />

Lantas, apa yang diujikan Ya, tentu saja apaapa<br />

yang sudah diajarkan. Tetapi, apakah (yang<br />

dijadikan soal) itu yang diujikan Belum tentu.<br />

Namun, jika guru yang mengajar tidak mengajarkan<br />

apa yang diujikan, tentu saja (murid)<br />

tidak bisa. Itulah ujian nasional.<br />

video / mytrans<br />

rena ini sudah lama diembuskan, dan, selama<br />

kami laksanakan, banyak yang meminta agar<br />

terus dilakukan. Faktanya, banyak sekali manfaatnya.<br />

Karena dengan dasar apa pun, ditinjau dari<br />

Jadi, evaluasi dari sekolah saja, seperti<br />

yang diminta masyarakat, tidak cukup<br />

Ya, belum cukup. Sebab, ujian sekolah merupakan<br />

evaluasi internal dan menjadi pintu<br />

masuk bagi penilaian yang meng evaluasi sikap/perilaku,<br />

keterampilan, dan pengetahuan.<br />

Adapun ujian nasional merupakan evaluasi<br />

Majalah detik 26 Mei - 1 juni 2014


interview<br />

eksternal dan bisa menjadi pintu masuk untuk<br />

memasuki tingkat pendidikan yang lebih tinggi.<br />

Memang, ujian nasional saat ini belum sepenuhnya<br />

bisa seperti itu. Sebab, selama ini, antara<br />

ujian sekolah dan ujian nasional terdapat<br />

disparitas yang menunjukkan kualitas masih<br />

rendah.<br />

Sejak 2011, sebenarnya kami menggabungkan<br />

nilai ujian sekolah dengan UN. Peran<br />

dari nilai ujian sekolah mencapai 40 persen,<br />

sedangkan UN 60 persen. Karena itu, kalau<br />

banyak siswa yang lulus UN, karena memang<br />

ada faktor nilai ujian sekolah itu. Ke depan,<br />

kami akan memberikan kisi-kisi ujian sekolah<br />

agar kualitasnya semakin baik.<br />

Pada ujian sekolah, hampir semua siswa<br />

mendapatkan nilai 8. Tapi, begitu UN,<br />

resnu dwi andhika / mytrans<br />

nilainya 3, 4, 5.<br />

Banyak yang menilai ujian itu mubazir,<br />

toh sebenarnya sama dengan ujian sekolah…<br />

Kalau ada orang yang memperdebatkan ini,<br />

tentu tidak berdasar. Dasar yang terbaru ada<br />

Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013<br />

tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah<br />

Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasio-<br />

Majalah detik 26 Mei - 1 juni 2014


yang lebih tinggi, serta sebagai syarat kelulusan.<br />

Banyak kok yang menyatakan, “Saya setuju,<br />

Pak, kalau ujian nasional itu untuk pemetaan",<br />

"Saya setuju, Pak, ujian nasional untuk (syarat)<br />

melanjutkan ke jenjang lebih tinggi", "Saya<br />

setuju untuk pemetaan", dan sebagainya. Be-<br />

interview<br />

Suasana ujian nasional di<br />

Jakarta, Senin (14/4).<br />

Grandy/detikcom<br />

nal Pendidikan. Dalam peraturan itu disebut,<br />

untuk ujian nasional bagi sekolah dasar diserahkan<br />

ke provinsi. Kemudian, di dasar hukum<br />

baru itu juga disebutkan bahwa ujian nasional,<br />

selain sebagai pemetaan (kualitas sekolah dan<br />

lulusannya), juga untuk perbaikan mutu, untuk<br />

(sebagai syarat) melanjutkan ke pendidikan<br />

Majalah detik 26 Mei - 1 juni 2014


Kalau ada yang mempertanyakan payung<br />

hukumnya<br />

Sekarang begini saja, kalau mempermasalahkan<br />

soal itu, mbok ya mengajukan judicial<br />

review. Tapi, kenapa tidak dimintakan judicial<br />

review Artinya, ya memang ada cantolannya,<br />

payung hukumnya. Ada dua ayat di undang-<br />

interview<br />

gitulah bentuk dukungan. La, terus untuk apa<br />

kita pertentangkan<br />

Kalau ujian nasional tidak ada konsekuensi,<br />

itu tidak ada bedanya dengan kuesioner. Orang<br />

akan mengerjakan itu seperti menjawab pertanyaan<br />

biasa yang tidak memiliki konsekuensi<br />

apa pun, seenaknya.<br />

Tetapi, karena ini ada konsekuensi lulus atau<br />

tidak lulus, ada upaya serius. Ada effort sekuat<br />

tenaga, ikhtiarnya, karena mereka ingin yang<br />

terbaik, sehingga mengerjakan sebaik-baiknya.<br />

Survei 2012 menunjukkan, Indonesia di<br />

peringkat terbawah dalam kemampuan<br />

matematika, membaca, serta sains.<br />

Tapi nilai ujian sekolah juga menunjukkan<br />

prestasi siswa…<br />

(Sebelum menjawab, M. Nuh menunjukkan<br />

beberapa lembaran berisi data). Coba<br />

Anda bayangkan, di sini ada data yang menunjukkan<br />

hasil ujian sekolah. Hasilnya hampir<br />

semua siswa mendapatkan nilai 8, 9, dan<br />

9 lebih. Sehingga rata-ratanya 8,9. Lantas,<br />

bagaimana membedakan siapa sebenarnya<br />

yang terbaik, yang mendapat nilai tinggi<br />

yang sebenarnya<br />

Kemudian, setelah kami lakukan ujian nasional<br />

terbukti, ada siswa yang mendapatkan nilai<br />

3, 4, 5, dan lebih tinggi. Sehingga rata-ratanya<br />

6,12. Nah, yang kurang-kurang itu bisa kami<br />

lakukan pembinaan dan perbaikan. Inilah pemetaan,<br />

sekaligus pembinaan atau perbaikan,<br />

serta sebagai syarat untuk kelulusan. Jadi beda<br />

antara ujian sekolah dan UN.<br />

Majalah detik 26 Mei - 1 juni 2014


interview<br />

M. Nuh saat mengecek<br />

persiapan ujian nasional di<br />

Jakarta, Rabu (16/4).<br />

Agung Pambudhy/detikcom<br />

undang, yaitu “ujian itu dilakukan oleh sekolah”<br />

dan satu lagi (ayat) yang menyebut bahwa “itu<br />

dilakukan oleh lembaga independen”. Nah,<br />

itulah ujian nasional.<br />

Jadi, keberatan terhadap ujian nasional<br />

itu tidak berdasar<br />

Ya, tentu saja. Sekarang saya tanya, ujian<br />

nasional itu ka pan mulai dilakukan Kalau<br />

membaca sejarah, ujian nasional itu sudah ada<br />

dari dulu. Hanya namanya yang berbeda-beda,<br />

ada ujian nasional, ada evaluasi belajar tahap<br />

akhir, ada ujian akhir. Jadi, sejak dulu, sebelum<br />

kita merdeka, yang namanya ujian nasional itu<br />

sudah ada. Hakikatnya sama, untuk menguji<br />

apakah anak-anak sekolah itu sudah memenuhi<br />

standar secara nasional.<br />

Kabarnya, persentase peserta yang lulus<br />

menurun dibanding tahun lalu<br />

Memang, tapi itu kan hanya 0,01 persen.<br />

Kalau sebesar itu masih wajarlah, sesuatu yang<br />

masih masuk akal. Kecuali kalau sebelumnya<br />

99,5 persen kemudian menjadi 90 persen, itu<br />

yang menjadi geger.<br />

Melayani orang hampir tiga juta: siswa SMA<br />

1,6 juta orang, siswa SMK 1,1 juta orang. Hampir<br />

tiga juta, sesuatu kalau naik-turun sedikit ya<br />

masih wajar.<br />

Tentang soal ujian, kenapa ada yang<br />

Majalah detik 26 Mei - 1 juni 2014


interview<br />

Pengawasan memang perlu, tapi tak mungkin<br />

guru-guru mengawasi para murid dari detik<br />

ke detik.<br />

mengkopi soal dari Programme for International<br />

Student Assessment (PISA)<br />

Orang selalu berdebat, mengkritik kenapa<br />

TIMSS (Trends in International Mathematics<br />

and Science Study) dan PISA. PISA, yang dikoordinasikan<br />

oleh Organization Economic Cooperation<br />

and Development (OECD), pada 2012<br />

merilis survei bahwa Indonesia menduduki<br />

peringkat paling bawah dari 65 negara dalam<br />

hal kemampuan matematika, membaca, serta<br />

sains. Karena itulah saat ini kita coba. Metode<br />

ini adalah metode untuk mengukur kemampuan<br />

pengetahuan dengan standar internasional.<br />

Kalau dari PISA, matematika dan ilmu pengetahuan<br />

alam 41 persen.<br />

Apa urgensi penggunaan soal dari PISA<br />

ini<br />

Tentu saja untuk mengukur kemampuan<br />

analisis dan logika para siswa. Dengan menggunakan<br />

soal itu, kita ingin tahu sebenarnya<br />

kemampuan anak-anak kita dibanding anakanak<br />

di luar negeri. La, kalau tidak kita ukur, kita<br />

khawatir nanti kalau pas bertanding (mereka<br />

bisa) jablas (tumbang), lewat.<br />

Tidak mempersulit siswa<br />

Ya, buktinya tingkat kelulusan yang ada saat<br />

ini 95 persen lebih. Ini karena kisi-kisi ujian itu<br />

diberikan sejak dua-tiga tahun lalu. Dan soal<br />

yang diujikan pun tidak menyimpang jauh dari<br />

pelajaran yang sebelumnya diajarkan di sekolah.<br />

Tapi banyak anak yang protes ke Anda<br />

lewat media sosial<br />

Ya, enggak apa-apa. Anak-anak memang<br />

kritis. Dan itu bisa dimaklumi, sejauh dalam<br />

batas-batas yang wajar. Tetapi, saya katakan,<br />

bahwa soal-soal itu akan bisa dikerjakan oleh<br />

anak-anak yang telah tekun belajar.<br />

Majalah detik 26 Mei - 1 juni 2014


interview<br />

M. Nuh meninjau pameran<br />

mobil listrik di Jakarta,<br />

Selasa (29/4).<br />

Rengga Sencaya/detikcom<br />

Kenapa soalnya harus menyalin persis<br />

Oh, enggak apa-apa. Kan ini dalam kerangka<br />

kerja sama negara-negara di dunia yang dikoordinasikan<br />

oleh OECD.<br />

Masak anggaran sampai Rp 660 miliar<br />

tapi bikin soal masih mengkopi<br />

Lo, jangan melihat anggaran itu secara gelondongan,<br />

bulat sebesar itu. Kalau seperti itu,<br />

ya tentu saja akan terlihat besar. Tetapi, coba<br />

lihat, berapa jumlah orang (murid peserta ujian<br />

yang dilayani). Hampir empat juta orang. Lalu<br />

bagi besar anggaran itu dengan jumlah orang<br />

yang dilayani, apakah masih besar<br />

Yang pasti, anak-anak kita mampu mengerjakan<br />

soal itu. Ya, kalau ada satu-dua orang yang<br />

kesulitan ya masih wajar. Kita bertujuan baik.<br />

Majalah detik 26 Mei - 1 juni 2014


interview<br />

Dua siswi tunanetra SMP<br />

226 mengikuti ujian nasional<br />

di Jakarta, Senin (5/5).<br />

Grandy/detikcom<br />

Terkait soal kekerasan di sekolah, banyak<br />

yang menilai sekolah telah lalai....<br />

Jangan mudah memberikan penilaian seperti<br />

itu. Jangan karena ada kejadian kemudian<br />

dengan mudah menuding sekolah lalai, guru<br />

lalai. Sebab, pola perilaku anak juga dibentuk<br />

oleh lingkungan, baik di masyarakat maupun<br />

keluarga.<br />

Memang, ekspresi perilaku bisa saja di<br />

sekolah. Pengawasan memang diperlukan,<br />

tetapi kan tidak mungkin dari detik ke detik<br />

guru-guru harus melakukan pengawasan<br />

kepada mereka.<br />

Di sekolah kedinasan, kekerasan dianggap<br />

bagian pendidikan agar disiplin....<br />

Kedisiplinan bukan berarti kekerasan.<br />

Kedisiplinan bisa ditegakkan melalui aturan<br />

main yang benar-benar dijalankan. Jadi, unsur<br />

akademis tetap harus menjadi acuan dalam<br />

pembinaan. Semuanya akan terukur.<br />

Ada rencana mengambil alih pengelolaan<br />

Kami ingin agar lembaga seperti ini juga<br />

menonjolkan aspek akademis, bukan teknis<br />

semata-mata. Inginnya, kewenangan kementerian<br />

juga diperbesar, sehingga pembinaan<br />

lebih besar. n ARIF ARIANTO<br />

Majalah detik 26 Mei - 1 juni 2014


interview<br />

BIODATA<br />

Nama: Prof. Dr. Ir. Muhammad Nuh,<br />

DEA<br />

Tempat/tanggal lahir:<br />

Surabaya, Jawa Timur, 17 Juni 1959<br />

Istri: Drg. Laily Rachmawati<br />

Anak: Rachma Rizqina Mardhotillah<br />

Pendidikan:<br />

• 1990, Doktor Jurusan Signaux et<br />

System, Universite Science et<br />

Technique du Languedoc<br />

Montpellier Prancis.<br />

• 1987, Pascasarjana Jurusan Signaux<br />

et System, Universite Science<br />

et Technique du Languedoc<br />

Montpellier Prancis.<br />

• 1983, Fakultas Teknik Elektro ITS.<br />

Karier:<br />

• Menteri Pendidikan dan<br />

Kebudayaan, 2009-2014.<br />

• Menteri Komunikasi dan Informasi<br />

• Rektor ITS, 2003-2006.<br />

• Guru Besar ITS, 2004.<br />

• Direktur Politeknik Negeri Surabaya<br />

ITS, 1997-2003.<br />

• Ketua Jurusan Teknik Elektronika,<br />

Politeknik Negeri Surabaya ITS, 1992-<br />

1993.<br />

Karya:<br />

• Buku Strategi dan Arah Kebijakan<br />

Pemanfaatan Teknologi Informasi<br />

dan Komunikasi (disingkat<br />

Indonesia-SAKTI)<br />

Majalah detik 26 Mei - 1 juni 2014


jalur puncak dua<br />

- - - - - - - - - - - - - - jalur - - - - - - puncak - - - - - - - dua<br />

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -<br />

- - - - - - - - -<br />

- - - - - - -<br />

Menciptakan Jalur Puncak<br />

Jilid Dua<br />

Jalur Puncak Dua sedang dibangun. Sebagian investor mulai melirik.<br />

Bisa lebih besar dari jalur Puncak yang sekarang ada.<br />

agung phambudhy/detikfoto<br />

Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014


jalur puncak dua<br />

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -<br />

Saya yakin jalur itu<br />

akan berkembang<br />

dengan cepat.<br />

PAPAN persegi panjang berdiri<br />

tegak di atas lahan bukit seluas dua<br />

kali lapangan sepak bola. Pada papan<br />

itu terdapat tulisan yang berbunyi<br />

“Tanah Milik PT Bogor Raya Ecopark”. Papan<br />

itu tidak sendirian. Sekitar 100 meter sebelum<br />

lokasi tersebut terdapat papan pengumuman<br />

dengan tulisan “Tanah Milik PT Wana Estate”.<br />

Papan-papan klaim kepemilikan<br />

itu bertengger<br />

di pinggir ruas sepanjang<br />

sekitar 3 kilometer di<br />

sekitar Sentul. Itu adalah<br />

ruas proyek jalan Puncak<br />

Dua. Proyek jalan yang<br />

tidak hanya menjadi jalur<br />

alternatif dari Jakarta ke<br />

arah Cipanas atau Cianjur,<br />

tapi juga diharapkan bisa<br />

menjadi seperti jalur Puncak<br />

lama, yang menjadi<br />

kawasan wisata top.<br />

Papan-papan nama<br />

itu sudah mengisyaratkan bahwa proyek itu<br />

bakal menciptakan wilayah baru yang akan<br />

dipe rebutkan para investor. Wakil Ketua Persatuan<br />

Hotel dan Restoran Indonesia, Haryadi<br />

Sukamdani, misalnya, sudah mengungkapkan<br />

optimisme itu. Ia mengatakan, “Saya yakin jalur<br />

itu akan berkembang dengan cepat.”<br />

Jalan Puncak Dua dibangun sebagai jalur<br />

alternatif menuju kawasan wisata Puncak. Jalan<br />

ini dikenal juga dengan jalan Poros Tengah Timur,<br />

yang menghubungkan Kecamatan Sentul<br />

hingga ujungnya di Kecamatan Sukamakmur.<br />

Dari Sukamakmur, jalan baru itu akan bertemu<br />

jalan pedesaan lama yang tersambung ke<br />

Puncak di kawasan sekitar Cipanas. Dengan<br />

jalur baru ini, wisatawan yang hendak ke Cipanas,<br />

misalnya, tidak perlu lagi ikut macet di jalur<br />

Puncak.<br />

Pihak Kabupaten Bogor malah sudah membayangkan<br />

jalur Puncak Dua ini lebih besar dari<br />

Puncak lama. Alasannya Puncak yang lama<br />

dibatasi Taman Nasional Gede Pangrango,<br />

sehingga perubahan peruntukan menjadi sulit.<br />

Sedangkan Puncak Dua, menurut Kepala<br />

Bidang Sarana dan Prasarana, Tata Ruang dan<br />

Lingkungan, dan Lingkungan Hidup Badan Perencanaan<br />

Pembangunan Daerah Kabupaten<br />

Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014


jalur puncak dua<br />

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -<br />

Jalan tol Jagorawi pun ikut<br />

terkena dampak macet<br />

saat jalur Puncak dipadati<br />

kendaraan di akhir pekan<br />

atau hari libur.<br />

agung phambudhy/detikfoto<br />

Bogor, Suryanto Putra, merupakan perbukitan<br />

dan hutan produksi. Hal ini membuat perubahan<br />

peruntukan untuk wisata alam menjadi lebih<br />

mudah. “Sehingga pengembangan di kawasan<br />

sepanjang jalan Puncak Dua lebih leluasa<br />

dibandingkan kawasan di jalan Puncak Satu,”<br />

ujar Suryanto.<br />

Sampai saat ini, para investor memang masih<br />

belum banyak yang benar-benar menaruh<br />

uangnya di jalur yang sedang dibangun itu. Tapi<br />

yang berinvestasi di Puncak lama pun sudah<br />

berharap mendapat berkah dari jalur paralel<br />

baru itu.<br />

Sahid Group, misalnya, sudah memiliki proyek<br />

di jalur Puncak lama, yakni di Ciloto, dekat<br />

Cipanas, yakni Sahid Eminence. Meski proyeknya<br />

di Puncak lama, Haryadi Sukamdani, bos<br />

Sahid, mengatakan ia akan diuntungkan. Jika<br />

jalur Puncak Dua kelar, tamu bakal memiliki<br />

alternatif jalan jika berangkat dari Jakarta.<br />

“Nantinya orang-orang dari Jakarta yang akan<br />

berwisata ke Puncak dan Cipanas akan memilih<br />

jalur yang lebih longgar dan tidak macet, seperti<br />

jalur Puncak lama yang sudah sangat sempit,”<br />

katanya.<br />

Jumlah wisatawan di jalur baru itu pun diperkirakan<br />

bakal menyamai Puncak yang sekarang<br />

ada. Ini seperti yang diungkap salah satu pucuk<br />

pimpinan Archipelago International—yang<br />

Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014


jalur puncak dua<br />

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -<br />

Pembangunan jalur Puncak<br />

Dua baru dimulai, tapi<br />

sudah terhenti karena<br />

lahan belum diserahkan ke<br />

pemerintah pusat.<br />

agung phambudhy/detikfoto<br />

mengelola jaringan Hotel Aston. Vice President<br />

Sales and Marketing Archipelago, Norbert Vas,<br />

mengatakan jalur Puncak Dua bisa menyamai<br />

jumlah wisatawan di jalur Puncak. Syaratnya<br />

“Jika pemerintah mampu merealisasikan dalam<br />

waktu dekat dengan konsep yang jelas,” katanya.<br />

Jalur ini bakal banyak menguntungkan pemerintah<br />

daerah setempat. “Nantinya mirip dengan<br />

jalan tol ke Bandung,” katanya. “Jalan tol itu telah<br />

melakukan keajaiban bagi pariwisata Bandung.”<br />

Setelah Bandung tersambung jalan tol ke Jakarta,<br />

wisata di Kota Kembang memang melaju<br />

cepat. Warga Jakarta, yang semula membutuhkan<br />

4-5 jam untuk ke Bandung, kini cukup<br />

menghabiskan 2-3 jam di perjalanan.<br />

Akibatnya, setiap akhir pekan Bandung dibanjiri<br />

wisatawan Jakarta. Meski kadang mengakibatkan<br />

kemacetan, wisata wan ini menggerakkan<br />

sebagian perekonomian Bandung.<br />

Sejumlah tempat wisata populer pun dibuka<br />

di sana, mulai dari taman bermain Trans Studio<br />

sampai wisata agro di kebun stroberi.<br />

Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014


jalur puncak dua<br />

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -<br />

Jalur Puncak Dua melewati<br />

wilayah perbukitan yang<br />

sekarang masih belum<br />

berpenghuni.<br />

agung phambudhy/detikfoto<br />

Keajaiban wisata ini diharapkan tidak hanya<br />

di sekitar jalan Puncak Dua yang sedang dibangun,<br />

tapi juga wilayah Cipanas atau Cianjur.<br />

“Kalau dari jalur Puncak I memerlukan tiga jam<br />

(sampai Cianjur), dari jalur baru itu diperkirakan<br />

hanya memerlukan waktu satu setengah jam<br />

saja,” kata Rudi Ferdian, Ketua Kamar Dagang<br />

dan Industri Kabupaten Bogor.<br />

Norbert Vas, misalnya, mengatakan saat ini<br />

perusahaannya sedang membuat hotel 300<br />

kamar di sekitar Puncak. Meski posisinya di<br />

Puncak lama, menurut Vas, hotel yang dikelola<br />

Aston itu bakal cukup diuntungkan oleh jalur<br />

baru itu. “Jika jalur itu jadi, kami tersambung,”<br />

ucapnya.<br />

Yang jelas, jika proyek sudah berjalan, apalagi<br />

selesai, harga tanah bakal berlipat. “Harga jual<br />

tanah di kawasan Sentul bisa dua atau tiga kali<br />

lipat,” kata Ali Tranghanda, Direktur Indonesia<br />

Property Watch. n<br />

HANS HENRICUS B.S. ARON, BUDI ALIMUDDin<br />

Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014


jalur puncak dua<br />

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - ------------<br />

Bupati Ditangkap,<br />

Proyek<br />

Terkatung<br />

Karena Bupati Bogor ditangkap, pengalihan lahan<br />

jalan Puncak Dua terkatung. Pemerintah pusat pun<br />

tidak bisa mulai mengerjakannya.<br />

Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014


jalur puncak dua<br />

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -<br />

Salah satu bagian jalur<br />

Puncak Dua, Bogor, Jawa<br />

Barat, yang sudah selesai.<br />

Agung Pambudhy/detikcom<br />

SEBAGAI warga Desa Babakan Madang<br />

dekat Sentul, Ubay Subarna<br />

sudah lama mendengar kabar akan<br />

ada pelebaran jalan di kampungnya.<br />

Pelebaran jalan ini untuk membuat jalur menuju<br />

jalan Puncak Dua, yang akan menghubungkan<br />

jalan tol Jagorawi dengan Cipanas di kawasan<br />

Puncak.<br />

Awalnya, kabar yang didengar Ubay, jalan<br />

di Desa Babakan Madang akan dilebarkan 3<br />

meter pada sisi kiri dan kanan. Sebulan kemudian,<br />

Ubay mendengar jalan yang dilebarkan<br />

bertambah menjadi 6 meter.<br />

Namun pelebaran jalan itu tidak pernah<br />

terjadi. Ubay justru mendapat kabar bahwa<br />

Pemerintah Kabupaten Bogor akan mengalihkan<br />

jalur Puncak Dua itu lewat sekitar Palm Hill<br />

Golf, Sentul. “Karena jaraknya hanya 200 meter<br />

dari pintu tol Sirkuit Sentul,” ujar Ubay.<br />

Kabar simpang-siur proyek Puncak Dua ini<br />

memperlihatkan satu hal: proyek ini belum matang.<br />

Revisi perencanaan masih terus terjadi.<br />

Pemerintah Kabupaten Bogor memang<br />

mengajukan sejumlah revisi terhadap jalur itu<br />

di sekitar Sentul. Namun, hingga kini, revisi itu<br />

juga belum mendapat kepastian dari pemerintah<br />

pusat. “Kami masih menunggu keputusan<br />

dari Kementerian Pekerjaan Umum,” ujar Kepala<br />

Seksi Perencanaan Teknik Dinas Bina Marga<br />

dan Pengairan Pemerintah Kabupaten Bogor<br />

Asep Priana Afriadi.<br />

Masalahnya, pemerintah pusat tidak bisa<br />

memberikan keputusan karena belum ada titik<br />

temu antara apakah jalan Puncak Dua masuk<br />

Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014


jalur puncak dua<br />

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -<br />

Gubernur Jawa Barat Ahmad<br />

Heryawan, yang mengusulkan<br />

ide jalur Puncak Dua.<br />

dok detikbandung<br />

jalan nasional atau jalan provinsi.<br />

Bambang Hartadi, Kepala Balai Besar<br />

Pelaksanaan Jalan Nasional IV, yang<br />

mengurus jalan nasional di wilayah<br />

Banten, DKI Jakarta, dan Jawa Barat,<br />

menjelaskan inisiator jalan Puncak Dua<br />

adalah Pemerintah Provinsi Jawa Barat.<br />

Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan<br />

menyampaikan ide tersebut<br />

kepada Presiden Susilo Bambang<br />

Yudhoyono saat berkunjung ke Istana<br />

Cipanas sekitar tiga tahun lalu.<br />

Presiden setuju dengan pembangunan<br />

jalan alternatif menuju kawasan Puncak hingga<br />

kawasan Cipanas.<br />

Apalagi rombongan Presiden kerap tersendat<br />

akibat macet dari Cipanas hingga keluar dari<br />

kawasan Puncak. “Akhirnya diinstruksikan untuk<br />

membangun jalan itu (jalan Puncak Dua),”<br />

kata Bambang.<br />

Pembangunan melibatkan kerja sama pemerintah<br />

provinsi dengan pemerintah pusat. Provinsi<br />

meminta Kabupaten Bogor membebaskan<br />

lahan, sedangkan pusat bertugas membangun<br />

jalan dengan biaya Anggaran Pendapatan dan<br />

Belanja Negara.<br />

“Pemerintah meminta jalur Puncak Dua tidak<br />

hanya untuk kepentingan provinsi atau pemkab<br />

Bogor saja, tapi juga untuk kepentingan nasional,<br />

sehingga jalur ini dibuat menghubungkan<br />

Sentul hingga Istana Cipanas,” ujar Kepala Bidang<br />

Sarana Prasarana dan Tata Ruang Badan<br />

Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten<br />

Bogor, Suryanto Putra.<br />

Direncanakan jalan Puncak Dua mencapai<br />

47,8 kilometer dan lebar 30 meter dengan dua<br />

lajur menuju Jakarta serta dua lajur menuju<br />

Cipanas. Pembangunan jalan ini diperkirakan<br />

menelan dana hingga Rp 800 miliar.<br />

Pemerintah pusat pun mulai membangun<br />

jalan di sekitar Sentul. Sepanjang 3,5 kilometer<br />

sudah mulai diaspal sementara—agar badan<br />

jalan tidak hancur—dan sepanjang 13 kilometer<br />

lainnya sudah mulai dibuka lahannya.<br />

Pusat kemudian mengetahui bahwa mayoritas<br />

lahan merupakan hibah dari beberapa pengusaha,<br />

di antaranya Tommy Soeharto, Prabowo<br />

Subianto, dan Probosutedjo. Sampai sekarang<br />

tanah hibah itu masih berada dalam kekuasaan<br />

Pemerintah Kabupaten Bogor<br />

Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014


jalur puncak dua<br />

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -<br />

Kemacetan di jalur Puncak<br />

yang lama nyaris terjadi<br />

setiap akhir pekan dan hari<br />

libur. Kemacetan inilah yang<br />

memunculkan ide jalan<br />

alternatif Puncak Dua.<br />

Jafkhairi/ANTARA FOTO<br />

Pemerintah pusat mensyaratkan, jika ingin<br />

status jalur itu sebagai jalan nasional, yang seluruh<br />

pembangunannya memakai dana APBN,<br />

Pemkab Bogor harus mengalihkan tanah-tanah<br />

itu kepada pemerintah pusat. “Kita mau all out<br />

ngerjain di situ setelah ada serah-terima kepada<br />

Kementerian Pekerjaan Umum,” kata Bambang.<br />

Adapun pemerintah pusat mendesak pemerintah<br />

provinsi segera menyerahkan tanah<br />

hibah itu kepada mereka. Bogor bukannya<br />

menolak mengalihkan lahan yang dihibahkan<br />

itu kepada pusat. Sayangnya, Bupati Bogor<br />

Rachmat Yasin keburu ditangkap Komisi Pemberantasan<br />

Korupsi sebelum pengalihan tanah<br />

hibah itu terwujud.<br />

Kasus yang membelit Bupati Rachmat Yasin<br />

ini membuat proses pengambilan keputusan<br />

di Pemkab Bogor terganggu. Pengalihan<br />

kewenangan dari Bupati kepada Wakil Bupati<br />

atau Sekretaris Daerah untuk memutuskan hal<br />

strategis, seperti pembangunan jalan Puncak<br />

Dua, tidak bisa dilakukan.<br />

Posisi Rachmat Yasin yang belum menjadi<br />

terdakwa—baru tersangka—membuat Menteri<br />

Dalam Negeri belum bisa menghentikan<br />

sementara. “Kita masih menunggu kepastian<br />

status hukum Bupati sampai ada keputusan<br />

dari Menteri Dalam Negeri,” kata Suryanto.<br />

■ Hans Henricus B.S. Aron<br />

Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014


jalur puncak dua<br />

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - ------------<br />

Lebih Elite<br />

daripada<br />

Jalur Puncak<br />

Jalur Puncak Dua tidak akan dipadati<br />

warung di kiri-kanan jalan. Wisata kelas<br />

menengah bakal dominan.<br />

nurkhoiri/majalah detik<br />

Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014


jalur puncak dua<br />

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -<br />

Suasana di sepanjang jalan<br />

Puncak Dua nanti tidak akan<br />

padat dengan rumah makan<br />

atau warung kaki lima<br />

seperti yang ada di kawasan<br />

jalan Puncak.<br />

PEMANDANGAN sejauh beberapa<br />

kilometer di jalur Puncak sangat<br />

khas. Warung dan kaki lima memadati<br />

kiri dan kanan jalan. Sesekali<br />

tempat menginap, mulai hotel sampai vila, menyelingi<br />

deretan tempat usaha itu.<br />

Tapi jalur Puncak Dua, yang mulai dibangun,<br />

sangat berbeda. Pemerintah Kabupaten Bogor<br />

merencanakan wilayah<br />

itu menjadi daerah wisata<br />

seperti Puncak lama tapi<br />

dengan konsep berbeda.<br />

Tidak akan banyak warung<br />

di kiri-kanan jalan wilayah<br />

itu.<br />

Pemerintah Bogor,<br />

misalnya, akan membuat<br />

jalur hijau selebar 100<br />

meter di kiri dan kanan<br />

jalan. “Sehingga suasana<br />

di sepanjang jalan Puncak<br />

Dua nanti tidak akan<br />

padat dengan rumah<br />

makan atau warung kaki lima seperti yang ada<br />

di kawasan jalan Puncak (lama),” kata Kepala<br />

Bidang Sarana dan Prasarana, Tata Ruang dan<br />

Lingkungan, dan Lingkungan Hidup Badan Perencanaan<br />

Pembangunan Daerah Kabupaten<br />

Bogor, Suryanto Putra.<br />

Bukan berarti tidak ada tempat wisata di<br />

wilayah itu. Malah sebaliknya. Wilayah itu bakal<br />

menjadi daerah wisata. “Kami ingin mengalihkan<br />

orang-orang yang selama ini memilih kawasan<br />

Puncak untuk berwisata ke obyek-obyek<br />

wisata yang nantinya akan dibangun sepanjang<br />

jalan Puncak Dua,” ujar Suryanto<br />

Bogor sudah mulai menghitung-hitung wilayah<br />

mana saja yang bakal menjadi tempat wisata<br />

di jalur itu. Yang jelas, kata Suryanto, “Sepanjang<br />

jalan Puncak Dua nanti untuk pengembangan<br />

wisata, baik itu wisata agro, eco-park, maupun<br />

pembangunan sarana pendukung, seperti hotel<br />

dan restoran.”<br />

Rencananya, di sepanjang jalan Puncak Dua<br />

akan dibangun obyek wisata, mulai wisata<br />

alam, otomotif, panjat tebing, sampai lapangan<br />

golf. Sejumlah hotel, restoran, sampai rest area<br />

kendaraan akan dibangun di sana.<br />

Pembagian zona ini tidak bisa sembarangan<br />

dilakukan. Direktur Pengembangan Daya Tarik<br />

Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014


jalur puncak dua<br />

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -<br />

Taman wisata bertema cowboy<br />

di Bandung. Jumlah wisatawan<br />

di Bandung melonjak setelah<br />

jalan tol Cipularang beroperasi.<br />

Diharapkan jalur Puncak<br />

Dua juga bisa mendorong<br />

peningkatan jumlah wisatawan<br />

di wilayah sekitarnya.<br />

nurkhoiri/majalah detik<br />

Obyek Wisata Kementerian Pariwisata dan<br />

Ekonomi Kreatif Azwir Malaon berharap rencana<br />

tata ruang juga mendorong munculnya<br />

arsitektur lokal.<br />

Rencana ini memang bagus, tapi yang tidak<br />

kalah penting adalah tegas pelaksanaannya.<br />

Wakil Ketua Persatuan Hotel dan Restoran<br />

Indonesia, yang sekaligus pengusaha dari Grup<br />

Sahid, Haryadi Sukamdani, mencemaskan, jika<br />

pelaksanaannya tidak tegas, rencana tersebut<br />

bakal amburadul. Nasibnya bisa jadi seperti<br />

Sunset Boulevard di Bali, yang menurutnya<br />

berantakan.<br />

“Jangan sembarangan kasih izin, harus menjaga<br />

iklim investasi,” katanya. “Kalau semua diobral,<br />

kondisinya akan memperburuk wilayah<br />

Puncak dan sekitarnya.”<br />

Jika benar ditata bagus, jalur Puncak Dua bisa<br />

membidik kelas wisatawan menengah ke atas.<br />

Itu, katanya, jika ditata dengan benar. Tentu saja<br />

pengusaha kecil dan warung juga diizinkan beroperasi<br />

di sekitar jalan Puncak Dua, tapi dengan<br />

pengawasan ketat. “Usaha skala menengah<br />

boleh ikutan, tapi diatur dengan baik,” tuturnya.<br />

Jika rencana ini dilaksanakan semua dengan<br />

baik, agaknya Puncak Dua bakal berbeda sepenuhnya<br />

dengan jalur wisata Puncak yang kita<br />

kenal sekarang. n Hans Henricus B.S. Aron, Budi Alimuddin<br />

Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014


jalur puncak dua<br />

jalur puncak dua<br />

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -<br />

Membuka<br />

Wilayah Terpencil<br />

Nasib jalur Puncak Dua ikut terkatung-katung setelah Bupati Bogor Rachmat<br />

Yasin ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi. Proyek jalan ini tidak hanya<br />

memberi akses bagi warga Jakarta yang hendak menuju kawasan wisata<br />

populer di sekitar Puncak Pass, seperti Cisarua dan Cipanas. Jalan ini juga<br />

bakal menghidupkan wilayah yang sekarang relatif terisolasi meski sebenarnya jaraknya<br />

tidak terlalu jauh dari Ibu Kota.<br />

Bogor<br />

Jalan Raya Bogor<br />

Arah Bekasi<br />

Trans Yogi<br />

Jagorawi<br />

1<br />

2<br />

Sirkuit Sentul<br />

3<br />

Sentul City<br />

Ciawi<br />

Taman Safari<br />

Cisarua<br />

4<br />

keterangan<br />

1. Sirkuit Sentul, satu-satunya sirkuit<br />

kelas dunia di Indonesia.<br />

2. Lapangan Golf Palm Hill.<br />

3. Wisata petualangan, seperti gua,<br />

panjang tebing, jalur off-road, dan<br />

sepeda gunung.<br />

4.Hutan wisata dan air panas Gunung<br />

Pancar. Sudah dibuka, tapi akan<br />

dikembangkan lebih luas.<br />

5. Selain dibuka tempat istirahat<br />

kendaraan, dikembangkan taman<br />

wisata atau tempat outbound.<br />

6. Dikembangkan agrowisata.<br />

7. Akan dikembangkan pengembangan<br />

sapi potong.<br />

6<br />

5<br />

7<br />

Puncak Pass<br />

Kota Bunga<br />

Arah Sukabumi<br />

Cipanas<br />

Sumber: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lingkungan Hidup Kabupaten Bogor<br />

Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014


isnis<br />

Menunggu<br />

Executive<br />

Lounge di Halim<br />

Majalah detik 26 Mei - 1 Juni 2014


isnis<br />

Terlalu sedikitnya jadwal dan tidak adanya fasilitas untuk penumpang<br />

premium menjadi alasan sejumlah maskapai penerbangan batal<br />

terbang dari Halim.<br />

Sejumlah calon penumpang<br />

berjalan menuju terminal<br />

keberangkatan Bandara<br />

Halim Perdanakusuma,<br />

Jakarta.<br />

Widodo S. Jusuf/ANTARA FOTO<br />

ISMADI Amrin awalnya senang karena ada<br />

penerbangan Lion Air dari Bandara Halim<br />

Perdanakusuma. Selama ini warga Depok,<br />

Jawa Barat, itu mesti menempuh tiga jam<br />

dari rumahnya ke Bandara Soekarno-Hatta di<br />

Cengkareng, Tangerang, jika hendak pulang<br />

kampung ke Mataram, Nusa Tenggara Barat.<br />

Ia membayangkan perjalanan ke Halim cukup<br />

ditempuh sekitar satu setengah jam via Cimanggis,<br />

Depok. Namun Ismadi kecewa karena<br />

maskapai Lion Air batal melayani penerbangan<br />

dari Halim. ”Saya ingin Lion Air bisa membuka<br />

penerbangan dari Halim Perdanakusuma,” Ismadi<br />

berharap.<br />

Majalah detik 26 Mei - 1 Juni 2014


isnis<br />

Petugas sedang<br />

mengarahkan pesawat yang<br />

hendak parkir di Bandara<br />

Halim Perdanakusuma.<br />

Grandyos Zafna/detikcom<br />

Lion Air bukan satu-satunya yang membatalkan<br />

terbang dari Halim. Garuda Indonesia<br />

dan AirAsia juga batal menggunakan pangkalan<br />

militer itu untuk sebagian penerbangan.<br />

Hanya Citilink yang akhirnya melayani rute<br />

penerbangan dari Halim. Padahal tiga maskapai<br />

itu, menurut Direktur Angkutan Udara<br />

Kementerian Perhubungan Djoko Murjatmodjo,<br />

sudah mengurus izin terbang. Namun, saat<br />

izin diproses, mereka membatalkannya.<br />

Dari awal di zaman Belanda, Halim memang<br />

merupakan pangkalan udara militer. Sebagai<br />

lapangan terbang sipil, Belanda menggunakan<br />

Kemayoran. Tapi, karena Kemayoran terlalu<br />

sesak, pemerintah Indonesia menggunakan<br />

Halim untuk penerbangan internasional pada<br />

1970.<br />

Setelah Bandara Soekarno-Hatta berfungsi<br />

pada 1985, Halim kembali menjadi pangkalan<br />

udara militer.<br />

Pemerintah tahun lalu memutuskan menggunakan<br />

kembali Halim untuk penerbangan<br />

sipil karena Bandara Soekarno-Hatta sudah<br />

terlalu sibuk.<br />

Tapi rupanya rencana itu tidak berjalan<br />

mulus dan sekarang sebagian besar maskapai<br />

penerbangan mengurungkan niat terbang dari<br />

Halim. Menurut Djoko, Garuda batal terbang<br />

dari Halim karena maskapai pelat merah itu<br />

ingin berkonsentrasi di Bandara Soekarno-<br />

Hatta. Sedangkan alasan AirAsia adalah tidak<br />

ingin menambah biaya menambah staf di<br />

Majalah detik 26 Mei - 1 Juni 2014


isnis<br />

Halim. ”Lion air juga. Terakhir kami mendapat<br />

konfirmasi, mereka tidak jadi,” ujar Djoko.<br />

Garuda menyatakan akan berkurang efisiensinya<br />

jika memindahkan sebagian jadwal<br />

ke Halim. Juru bicara Garuda, Pujobroto,<br />

mengatakan sebagian penumpang Garuda<br />

dari daerah memiliki penerbangan lanjutan,<br />

termasuk ke luar negeri. Padahal penerbangan<br />

internasional hanya dari Soekarno-Hatta.<br />

“Sehingga, kalau ada penumpang Garuda yang<br />

mempunyai penerbangan lanjutan mendarat<br />

di Halim, penerbangan lanjutannya akan sulit<br />

Dengan keterbatasan sarana yang ada di<br />

Bandara Halim, hal tersebut agak sulit<br />

dilaksanakan.<br />

Pujobroto<br />

Iin Yumiyanti/Detikcom<br />

dilaksanakan,” tutur Pujobroto.<br />

Selain itu, Garuda adalah maskapai full<br />

service, bukan penerbangan murah. Layanan<br />

penumpang mesti sama dengan di Soekarno-<br />

Hatta, lengkap dengan premium check-in dan<br />

executive lounge. “Dengan keterbatasan sarana<br />

yang ada di Bandara Halim, hal tersebut agak<br />

sulit dilaksanakan,” tutur Pujobroto. Dengan<br />

alasan ini, Garuda menyatakan akan menghibahkan<br />

jatah jadwal di Halim ke anak usahanya,<br />

Citilink.<br />

Sementara Garuda sudah mantap batal,<br />

Lion Air menyatakan masih mengkaji kelayakan<br />

ekonomi terbang dari Jakarta Timur itu.<br />

Direktur Urusan Umum Lion, Edward Sirait,<br />

mengatakan perusahaannya masih mengkaji<br />

penggunaan ruang udara di kawasan Halim<br />

yang saat ini juga dipakai pesawat militer,<br />

sekolah penerbangan, dan pesawat sewaan.<br />

Lion hanya mendapat jatah 7 kali dari 37 jatah<br />

penerbangan yang tersedia untuk penerbangan<br />

berjadwal ini.<br />

“Rute kami banyak. Tapi, begitu kita ramu,<br />

ternyata riilnya enggak cukup sehingga harus<br />

dipikirkan matang bagaimana mendesain<br />

produknya karena penumpang kami kan tidak<br />

semua bertujuan Jakarta,” ujar pria yang biasa<br />

dipanggil Edo itu. ■<br />

Hans Henricus B.S. Aron<br />

Majalah detik 26 Mei - 1 Juni 2014


isnis<br />

Senja Kala<br />

Kretek Tanpa Filter<br />

Rokok<br />

kretek tanpa<br />

filter terus<br />

menurun<br />

pasarnya.<br />

Sampoerna<br />

akhirnya<br />

menutup dua<br />

pabriknya.<br />

Majalah detik 26 Mei - 1 Juni 2014


isnis<br />

Buruh linting di salah satu<br />

pabrik di Malang. Pasar<br />

rokok kretek tanpa filter<br />

turun.<br />

AMAN ROCHMAN/AFP/Getty Images<br />

PARA buruh linting rokok sudah mulai<br />

datang ke pabrik milik PT HM Sampoerna<br />

di Desa Kunir Kidul, Lumajang,<br />

Jawa Timur, pada Jumat pagi, 16 Mei<br />

lalu. Semua seperti tampak normal. Tapi, di pabrik<br />

itu, para pekerja malah diminta masuk ke<br />

salah satu ruangan produksi. Di sana mereka<br />

berkumpul dengan rekan mereka yang mendapat<br />

giliran kerja malam, yang rupanya belum<br />

pada pulang.<br />

Manajemen pemilik merek rokok kretek<br />

terkenal Dji Sam Soe itu kemudian mengumumkan<br />

kabar buruk itu. Pabrik linting rokok<br />

tempat mereka bekerja akan ditutup. “Saya<br />

sendiri baru tahu kalau pabrik ini akan ditutup,”<br />

kata salah satu buruh yang hanya menyebut<br />

nama pendeknya, Ayu. “Padahal pekerjaan ini<br />

menjadi tulang punggung kami untuk menopang<br />

kehidupan keluarga.”<br />

Di hari itu Sampoerna mengumumkan akan<br />

menghentikan produksi pabrik linting rokok<br />

di Lumajang dan Jember untuk mengurangi<br />

Majalah detik 26 Mei - 1 Juni 2014


isnis<br />

Tumpukan batang rokok<br />

yang selesai dilinting para<br />

buruh di Malang. Rokok<br />

tanpa filter seperti ini<br />

semakin tersisih.<br />

AMAN ROCHMAN/AFP/Getty Images<br />

produsi kretek nonfilter. Ayu dan sekitar 4.900<br />

buruh lain bakal kehilangan pekerjaan. Dengan<br />

berkurangnya pabrik linting di Lumajang dan<br />

Jember, Sampoerna tinggal mengoperasikan<br />

lima pabrik lainnya, yakni tiga di Surabaya serta<br />

masing-masing satu di Malang dan Probolinggo.<br />

Alasan penutupan sangat sederhana: rokok<br />

tanpa filter terus berkurang peminatnya. Para<br />

pencandu rokok ini mengganti rokok tanpa<br />

filter—yang dilinting secara manual menggunakan<br />

tangan—dengan rokok yang memakai filter,<br />

yang produksinya dengan mesin. “Ini akibat<br />

perubahan selera konsumen,” kata Sekretaris<br />

Perusahaan Sampoerna, Maharani Subandhi.<br />

Lesunya pasar kretek tanpa filter ini tidak<br />

hanya dialami Sampoerna. Direktur Jenderal<br />

Industri Agro Kementerian Perindustrian,<br />

Panggah Susanto, mengatakan tren ini dialami<br />

industri rokok yang lain. “Cuma,” katanya, “memang<br />

hanya Sampoerna yang telah melaporkan<br />

secara resmi ke pemerintah.”<br />

Sampai sekitar 50 tahun silam, kretek—rekayasa<br />

asli Indonesia, yang memasukkan bumbu<br />

seperti cengkeh dalam batang rokok—identik<br />

dengan rokok tanpa filter. Rokok filter saat itu<br />

hanya tersedia untuk tipe rokok putih alias rokok<br />

tanpa cengkeh. Rokok putih, yang berfilter<br />

itu, dikuasai merek-merek asing.<br />

Di akhir 1960-an, untuk pertama kali muncul<br />

rokok kretek dengan menggunakan filter. Pabrik<br />

yang pertama memasang mesin rokok<br />

filter adalah Bentoel. Rokok ini juga tampil<br />

Majalah detik 26 Mei - 1 Juni 2014


isnis<br />

Pengasong rokok di Jakarta.<br />

Sebagian besar rokok yang<br />

dijual menggunakan filter.<br />

ROMEO GACAD/AFP/Getty Images<br />

dengan kemasan modern, tidak kalah dengan<br />

rokok putih. Langkah Bentoel ini kemudian diikuti<br />

pabrik-pabrik rokok lain.<br />

“Produk rokok kretek filter saat ini tidak hanya<br />

mengandung tembakau, tapi juga dicampur<br />

dengan rempah-rempah, misalnya cengkeh,”<br />

kata Sekretaris Jenderal Gabungan Perserikatan<br />

Pabrik Rokok Indonesia (Gappri), Hasan<br />

Aoni Aziz.<br />

Citra rokok kretek tanpa filter sebagai produk<br />

untuk kalangan tua pun mulai bermunculan.<br />

Para perokok yang masih muda, menurut Hasan,<br />

memilih kretek dengan filter. Produk ini dipandang<br />

mencerminkan konsumen perkotaan<br />

dan kalangan menengah.<br />

Sedangkan Sampoerna, kepada Kementerian<br />

Perindustrian, mengutip alasan lain lagi mengapa<br />

rokok kretek tanpa filter mulai berkurang<br />

peminatnya. Menurut mereka, rokok tanpa filter<br />

lebih lama saat dikonsumsi. Selain itu, ungkap<br />

Sampoerna seperti dikutip Panggah Susanto,<br />

“Sering kali ada tembakau yang menempel di<br />

bibir (saat merokok kretek nonfilter).”<br />

Pergeseran selera ini membuat pangsa pasar<br />

kretek nonfilter di seluruh Indonesia terus anjlok.<br />

Data Gappri menunjukkan, lima tahun<br />

Majalah detik 26 Mei - 1 Juni 2014


isnis<br />

Pangsa Pasar (%)<br />

80<br />

60<br />

40<br />

20<br />

0<br />

Pergeseran Selera Rokok<br />

2009 2010 2011 2012 2013<br />

Kretek Filter<br />

Kretek<br />

Nonfilter<br />

Rokok Putih<br />

Lain-lain<br />

silam pasar kretek tanpa filter masih lebih dari<br />

30 persen, tapi sekarang tinggal 23 persen.<br />

Sedangkan di Sampoerna, selama setahun<br />

saja penjualan rokok kretek tanpa filter turun<br />

sampai 13 persen pada tahun lalu. Tahun ini<br />

ancaman bagi buruh linting rokok lain bertambah<br />

buruk. Total penjualan rokok kretek tanpa<br />

filter di seluruh Indonesia turun drastis pada<br />

tiga bulan pertama. “Hingga kuartal pertama<br />

2014, (penurunan) mencapai 16,1 persen,” tutur<br />

Maharani.<br />

Penurunan ini membuat Sampoerna mengurangi<br />

produksi dengan menutup dua dari tujuh<br />

pabriknya. Tahun ini Sam poerna hanya akan<br />

memproduksi kretek tanpa filter sebanyak<br />

60 miliar batang. “Padahal sebelumnya bisa<br />

memproduksi 74 miliar batang,” kata Panggah<br />

Susanto, yang mendapat laporan itu.<br />

Keputusan ini membuat Ayu dan para buruh<br />

linting kehilangan pekerjaan. Sampoerna sudah<br />

menjanjikan operasi pabrik akan berlangsung<br />

sampai akhir Mei dan proses pembayaran pesangon<br />

beserta tunjangan hari raya dilakukan<br />

sampai 1 Juni.<br />

Berkurangnya para buruh linting ini menggelisahkan<br />

pemerintah. Panggah sudah meminta<br />

Sampoerna mencari cara dalam mengurangi<br />

tren melemahnya pasar kretek nonfilter itu. Dia<br />

juga menyarankan kepada Sampoerna untuk<br />

memangkas ukuran rokok kretek nonfilternya.<br />

“Saya minta mereka menjajaki solusi untuk<br />

mengatasi masalah tersebut sehingga, nantinya,<br />

tidak ada lagi penutupan pabrik dan PHK,”<br />

katanya. ■ HANS HENRICus B.S. ARon, santi Rahayu (lumaJANG)<br />

Majalah detik 26 Mei - 1 Juni 2014


internasional<br />

Kudeta<br />

Jenderal<br />

Jelang<br />

Pensiun<br />

“Aku tak mau juniorku mewarisi masalah ini.... Aku tak<br />

ingin Thailand menjadi seperti Mesir dan Ukraina.”<br />

Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014


internasional<br />

Panglima Militer<br />

Thailand, Jenderal<br />

Prayuth Chan-ocha,<br />

mengumumkan<br />

pengambilalihan<br />

kekuasaan lewat siaran<br />

televisi Kamis sore<br />

pekan lalu.<br />

Reuters/Athit Perawongmetha<br />

Silang selisih politik yang berlaratlarat<br />

di negerinya dan memakan<br />

puluhan korban jiwa membuat kesabaran<br />

Panglima Militer Thailand, Jenderal<br />

Prayuth Chan-ocha, semakin tipis. “Stop.<br />

Cukup. Dalam soal penangkapan, perlunak…<br />

perlunak. Oke Jika tidak, urusan ini tak akan<br />

ada akhirnya,” kata Jenderal Prayuth, kepada<br />

sejumlah pejabat tinggi Negeri Gajah Putih,<br />

pekan lalu.<br />

Lagak Jenderal Prayuth seperti seorang<br />

kepala sekolah yang tengah memberi pengarahan<br />

di depan murid-muridnya. Dia meminta<br />

pemerintah menghentikan semua penangkapan<br />

terhadap tokoh-tokoh oposisi.<br />

Setelah berbicara dengan para petinggi<br />

pemerintahan, Jenderal Prayuth memutuskan<br />

menerapkan darurat militer di Thailand mulai<br />

pukul 03.00 waktu Bangkok, Selasa pekan lalu.<br />

Selewat subuh, ribuan tentara lengkap dengan<br />

panser dan tank diterjunkan ke pelbagai penjuru<br />

Kota Bangkok.<br />

“Ini bukan kudeta. Rakyat tak perlu panik dan<br />

tetap bisa menjalankan kehidupan normal,” kata<br />

Jenderal Prayuth lewat siaran televisi. Untuk<br />

menjaga situasi tetap terkendali, seluruh stasiun<br />

televisi di Thailand hanya diperkenankan<br />

menyiarkan materi acara yang telah disetujui<br />

Komando Pemulihan Keamanan dan Ketertiban<br />

yang dipimpin Jenderal Prayuth.<br />

Sejak November tahun lalu, suhu politik<br />

Bangkok terus naik. Kelompok antipemerintah<br />

yang dikomandoi Komite Reformasi terus menuntut<br />

Perdana Menteri Yingluck Shinawatra<br />

dan kabinetnya mundur. Namun, sekalipun<br />

Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014


internasional<br />

Aku tak mau<br />

juniorku mewarisi<br />

masalah ini.... Aku<br />

tak ingin Thailand<br />

menjadi seperti<br />

Mesir dan Ukraina.”<br />

Yingluck sudah diturunkan oleh Mahkamah<br />

Konstitusi beberapa pekan lalu, temperatur<br />

politik di Bangkok tak kunjung turun, malah<br />

semakin panas.<br />

Sehari setelah memberlakukan darurat militer,<br />

Jenderal Prayuth meminta<br />

semua faksi—Front<br />

Bersatu untuk Demokrasi<br />

Melawan Kediktatoran<br />

alias Kaus Merah, Partai<br />

Pheu Thai, partai oposisi,<br />

Partai Demokrat, kelompok<br />

antipemerintah<br />

Komite Reformasi Rakyat<br />

Demokratik (PDRC),<br />

komisi pemilihan umum,<br />

dan pemerintah sementara—bertemu<br />

untuk merumuskan<br />

solusi sengkarut politik di Thailand.<br />

“Masalah ini harus dipecahkan sebelum aku<br />

pensiun. Jika tidak, aku tak akan pensiun,” kata<br />

Jenderal Prayuth, kepada semua perwakilan<br />

faksi-faksi politik itu, Rabu lalu. Prayuth, kini<br />

60 tahun, akan memasuki masa pensiun September<br />

nanti. “Aku tak mau juniorku mewarisi<br />

masalah ini.... Aku tak ingin Thailand menjadi<br />

seperti Mesir dan Ukraina.”<br />

Sekutu lama Negeri Gajah Putih, Amerika<br />

Serikat, tak percaya militer bakal melangkah<br />

lebih jauh dari darurat militer dengan melakukan<br />

kudeta. “Militer Thailand sudah menyatakan<br />

kepada publik bahwa kebijakan ini hanya<br />

temporer. Kami harap mereka berkomitmen<br />

terhadap pernyataannya,” kata Jan Psaki, juru<br />

bicara Kementerian Luar Negeri Amerika.<br />

Songwut In-em, pengusaha di Bangkok,<br />

yakin Jenderal Prayuth dan prajuritnya bakal<br />

mengulang apa yang dilakukan seniornya, Jenderal<br />

Sonthi Boonyaratglin, pada 19 September<br />

2006. Jenderal Sonthi-lah yang menggusur<br />

Thaksin Shinawatra dari kursi Perdana Menteri.<br />

“Aku pikir situasinya tak akan lebih buruk ketimbang<br />

hari ini,” kata Songwut beberapa saat<br />

setelah penetapan darurat militer. “Aku percaya<br />

militer tak akan mengkudeta.” Sakonwan Khunthipmak,<br />

seorang mahasiswa, tak risau dengan<br />

kondisi Bangkok dan daerah lain. “Tak ada yang<br />

berbahaya, tapi hanya sedikit tak nyaman.”<br />

Namun angin politik di Bangkok cepat sekali<br />

berbalik arah. Tak ada kesepakatan apa pun<br />

Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014


internasional<br />

Massa<br />

antipemerintah<br />

meninggalkan Royal<br />

Plaza dan pulang<br />

ke rumah mereka<br />

setelah militer<br />

Thailand mengambil<br />

alih kekuasaan, 22<br />

Mei lalu.<br />

Damir Sagolj/Reuters<br />

dalam persamuhan pertama antarfaksi politik<br />

pada Rabu 21 Mei. “Saat ditanya apakah masingmasing<br />

kubu mau menghentikan pengerahan<br />

massa, tak ada yang mau berkomitmen,” kata<br />

Thida Thawornseth, salah satu pemimpin Kaus<br />

Merah. Jenderal Prayuth meminta semua faksi<br />

mempersiapkan proposal kesepakatan pada<br />

pertemuan kedua di Army Club keesokan harinya.<br />

Seorang sumber Bangkok Post menuturkan,<br />

ada lima hal yang menjadi “pekerjaan rumah”<br />

mereka, di antaranya, apakah bakal diselenggarakan<br />

pemilihan umum terlebih dulu sebelum<br />

reformasi. Atau, seandainya reformasi yang<br />

diutamakan, apakah perlu menunjuk perdana<br />

menteri interim. Usulan penunjukan perdana<br />

Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014


internasional<br />

Ini bukan kudeta.<br />

Rakyat tak perlu<br />

panik dan tetap<br />

bisa menjalankan<br />

kehidupan normal.”<br />

menteri sementara ditolak partai pemerintah,<br />

Partai Pheu Thai.<br />

Kubu pemerintah menghendaki pemilu terlebih<br />

dahulu, sementara barisan Kaus Merah<br />

menghendaki referendum sebelum pemilihan<br />

umum. Pihak seberang, Komite Reformasi,<br />

yang dipimpin Suthep Thaugsuban, menginginkan<br />

supaya Senat Thailand menunjuk perdana<br />

menteri interim untuk memimpin reformasi<br />

sebelum digelar pemilihan<br />

umum.<br />

Jurang di antara kedua<br />

kubu kelewat lebar untuk<br />

direkatkan dalam dua kali<br />

pertemuan. Gampang<br />

diduga, pertemuan kedua<br />

pada Kamis siang pekan<br />

lalu kembali membentur<br />

tembok. Setelah satu jam<br />

berdebat tanpa ada tanda<br />

kompromi, kesabaran Jenderal Prayuth habis<br />

sudah.<br />

“Karena kita tak juga menemukan jalan untuk<br />

membawa negeri ini ke perdamaian, aku akan<br />

mengumumkan pengambilalihan kekuasaan,”<br />

kata Jenderal Prayuth kalem. “Semua orang<br />

harap tetap duduk di tempatnya.”<br />

Tak berapa lama, puluhan tentara masuk ke<br />

ruangan, mencegah semua peserta persamuhan<br />

keluar. Mereka, kecuali anggota Senat dan<br />

Komisi Pemilu, kemudian diangkut dan ditahan<br />

di Markas Divisi Pengawal Raja. Jenderal Prayuth<br />

beserta seluruh Kepala Staf Angkatan dan<br />

Kepala Kepolisian Thailand bergegas ke stasiun<br />

televisi pemerintah untuk mengumumkan<br />

pengambilalihan kekuasaan.<br />

Sejak Kamis sore itu, pukul 16.30, kurang dari<br />

tiga hari setelah kudeta, seluruh kuasa pemerintahan<br />

Thailand beralih ke Dewan Nasional<br />

Pemeliharaan Keamanan dan Ketertiban yang<br />

dipimpin Jenderal Prayuth. “Demi kelancaran<br />

operasi pemerintahan, konstitusi tahun 2007<br />

dibekukan, kecuali pasal-pasal yang terkait<br />

dengan kerajaan,” Jenderal Prayuth membacakan<br />

pernyataan. Dewan Nasional juga melarang<br />

aktivitas politik yang melibatkan lebih dari lima<br />

orang. Ada 155 pemimpin politik dari pelbagai<br />

kelompok yang dilarang pergi ke luar negeri,<br />

termasuk Yingluck dan beberapa anggota keluarganya.<br />

Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014


internasional<br />

Barisan Kaus Merah,<br />

pendukung mantan<br />

Perdana Menteri<br />

Yingluck Shinawatra,<br />

menggelar protes di<br />

Nakhon Pathom, dua<br />

pekan lalu.<br />

Chaiwat Subprasom/Reuters<br />

Menteri Luar Negeri Amerika John Kerry mengecam<br />

kudeta militer yang dipimpin Jenderal<br />

Prayuth. “Tak ada pembenaran untuk kudeta<br />

militer,” kata Kerry. Michael Connors, peneliti<br />

Asia di Universitas Nottingham, Inggris,<br />

menduga penerapan darurat militer hanyalah<br />

“pemanasan” untuk kudeta. “Militer Thailand<br />

terang tak sungguh-sungguh untuk menjembatani<br />

dialog,” kata Connors.<br />

Barisan Kaus Merah, kelompok pendukung<br />

keluarga Shinawatra, bersumpah bakal terus<br />

melanjutkan protes di kawasan pinggiran Kota<br />

Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014


internasional<br />

Apakah kalian akan<br />

melawan atau tak<br />

melawan, Kita tak akan<br />

beringsut ke mana<br />

pun.”<br />

Tap/klik untuk berkomentar<br />

Bangkok. Jatuporn Prompan, pemimpin Kaus<br />

Merah, mengatakan sama sekali tak terkejut<br />

dengan manuver militer. Dua kali kekuasaan<br />

anggota Dinasti Shinawatra digusur oleh militer.<br />

“Apakah kalian akan melawan<br />

atau tak melawan,<br />

kita tak akan beringsut ke<br />

mana pun. Jangan panik,<br />

sebab kita sudah memperkirakan<br />

kejadian ini,”<br />

Jatuporn berorasi di depan<br />

massa Kaus Merah di Kota<br />

Bangkok. Hanya berselang<br />

beberapa menit setelah<br />

Jenderal Prayuth mengumumkan<br />

pengambil alihan kekuasaan, ratusan<br />

tentara menggeruduk massa Kaus Merah yang<br />

masih bertahan di beberapa tempat di Kota<br />

Bangkok. Sembari menembakkan senapan ke<br />

udara, mereka meminta massa Kaus Merah<br />

membubarkan diri.<br />

“Tentara datang, pemimpin pergi. Tapi kami<br />

tak takut,” ujar Eungkan, seorang nenek dari<br />

Provinsi Udon Thani. Dia datang ke Kota Bangkok<br />

untuk mendukung mantan perdana menteri<br />

Yingluck Shinawatra. “Kudeta ini tak akan<br />

membantu siapa pun. Tak akan ada manfaatnya<br />

bagi negara ini.”<br />

Phuttiphong Khamhaengphon, pemimpin<br />

massa Kaus Merah dari Kota Khon Kaen, belum<br />

tahu apa yang harus dilakukannya untuk<br />

menanggapi perubahan drastis angin politik di<br />

Bangkok. “Sementara ini, kami ada di kegelapan.<br />

Kami belum menerima koordinasi atau<br />

perintah apa pun,” kata Phuttiphong. Untuk<br />

sementara, mereka tiarap sembari melihat arah<br />

angin politik di bawah rezim militer.<br />

Jumat siang, Yingluck ditemani beberapa<br />

anggota keluarga dan menteri dalam kabinet<br />

sementara yang masih bertahan, datang<br />

melapor ke Dewan Nasional. Entah apa yang<br />

dibicarakan Jenderal Prayuth dengan Yingluck.<br />

Masih gelap pula akan ke mana Jenderal Prayuth<br />

mengemudikan Thailand. n SAPTO PRADITYO |<br />

BANGKOK POST | REUTERS | CNN | GUARDIAN<br />

Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014


internasional<br />

Mau ke Mana<br />

Dinasti<br />

Gandhi<br />

Apakah hanya Priyanka Gandhi<br />

yang bisa menyelamatkan wajah<br />

Partai Kongres yang tengah<br />

babak-belur<br />

belur<br />

Majalah detik 26 MEI - 1 JUNI 2014


internasional<br />

Rahul Gandhi dan adik<br />

perempuannya, Priyanka<br />

Gandhi, disiram bunga saat<br />

berkampanye di Amethi, Uttar<br />

Pradesh, pada 12 April lalu.<br />

PAWAN KUMAR/ REUTERS<br />

Ketika Rahul Gandhi mengumumkan<br />

masuk ke arena politik India<br />

pada Maret 2004, keturunan generasi<br />

kelima Dinasti Nehru-Gandhi itu<br />

hanyalah pemuda pemalu dengan tutur bahasa<br />

yang halus. Rahul, kala itu baru 34 tahun, nyaris<br />

tak dikenal di gelanggang politik India. Dia lebih<br />

dikenal karena kelihaiannya dalam menembak<br />

dan bermain kriket.<br />

Nyaris sepanjang hidupnya, Rahul hidup dikelilingi<br />

pengawal. Kakek buyutnya, Jawaharlal<br />

Nehru, juga neneknya, Indira Gandhi, dan ayahnya,<br />

Rajiv Gandhi, semuanya pernah menjabat<br />

Perdana Menteri India. Karena Indira dan Rajiv<br />

tewas dibunuh, pengawalan terhadap Rahul,<br />

juga adiknya, Priyanka Gandhi, sangat ketat.<br />

Saat Rajiv tewas akibat bom bunuh diri pada<br />

1991, Rahul baru berumur 21 tahun.<br />

Rahul dan adiknya berulang kali harus berpindah<br />

sekolah demi alasan keamanan. Kadang,<br />

mereka juga terpaksa bersekolah dengan nama<br />

samaran. Tak mengherankan jika saat keluarga<br />

Gandhi memutuskan bahwa sudah tiba saatnya<br />

Rahul turun gelanggang, tak banyak yang tahu<br />

apa yang dikerjakan Rahul sepanjang hidupnya.<br />

Majalah detik 26 MEI - 1 JUNI 2014


internasional<br />

Paling tidak, kami<br />

akan berada di<br />

luar pemerintahan<br />

selama sepuluh<br />

tahun.”<br />

“Apakah kami menduganya Jawabannya, ya<br />

dan tidak. Tapi ini sebuah kejutan menyenangkan,”<br />

kata juru bicara Partai Kongres Nasional<br />

India, Tom Vadakkan. Keputusan Rahul dan<br />

keluarga Gandhi memang tak disangka-sangka.<br />

Makanya, kala itu pun<br />

Partai Kongres juga tak<br />

memiliki daftar riwayat<br />

hidup Rahul yang detail<br />

dan akurat. Hingga<br />

Sonia Gandhi, sang<br />

ibu dan Presiden Partai<br />

Kongres, menyerahkan<br />

daftar riwayat hidup<br />

sang putra mahkota.<br />

Sebelumnya, sekalipun<br />

lahir dari dinasti<br />

politik paling berpengaruh<br />

di India, Rahul tak menunjukkan minat<br />

kepada politik. “Meskipun aku tak menolak<br />

politik, bukan berarti aku akan terjun ke arena<br />

politik,” kata Rahul suatu kali. Kalangan politik di<br />

India justru menduga, adiknya, Priyanka, yang<br />

karismatik dan mirip dengan neneknya, Indira,<br />

yang akan turun ke lapangan politik lebih dulu.<br />

Tapi darah Nehru-Gandhi dan politik memang<br />

tak bisa dipisahkan. “Sosok Rahul mengingatkan<br />

warga India kepada sosok ayahnya,”<br />

kata Ashwani Kumar, anggota parlemen India<br />

dari Partai Kongres. Pratap Bhanu Mehta, dosen<br />

di Universitas Harvard, menduga keputusan<br />

Rahul ini didorong keyakinan di antara petinggi<br />

Partai Kongres bahwa kejayaan partai tak akan<br />

bisa lepas dari Dinasti Gandhi.<br />

Sentuhan Midas keluarga Nehru-Gandhi<br />

dalam politik di India memang sulit dibantah.<br />

Pada pemilihan umum India 1998, Partai<br />

Kongres dilibas partai oposisi Bharatiya Janata<br />

dan hanya mendapatkan 141 kursi di parlemen<br />

rendah atau Lok Sabha. Saat itu, Partai Kongres<br />

dipimpin oleh politikus sepuh Sitaram Keshi.<br />

Gara-gara kekalahan itu, sejumlah petinggi<br />

Partai Kongres bergerilya menggusur Sitaram<br />

dan menggantikannya dengan Sonia Gandhi,<br />

janda Rajiv Gandhi. Pada pemilihan umum<br />

pertama sebagai Presiden Partai Kongres,<br />

Sonia gagal memenangkan partainya. Baru<br />

pada pemilihan umum 2004 dan 2009, Partai<br />

Majalah detik 26 MEI - 1 JUNI 2014


internasional<br />

Narendra Modi akan dilantik<br />

sebagai Perdana Menteri<br />

India pekan ini.<br />

REUTERS<br />

Kongres kembali ke tampuk<br />

kekuasaan.<br />

Sebagai pemula, Rahul<br />

memilih bertarung di “wilayah<br />

aman”, yakni daerah pemilihan<br />

Amethi. Ayahnya, Rajiv, juga pamannya, Sanjay<br />

Gandhi, dan ibunya, Sonia, pernah mewakili<br />

daerah pemilihan itu. “Kami berharap Rahul<br />

bertarung mewakili daerah ini,” kata Rajendra<br />

Prasad, warga Amethi. Warga Amethi lain, Hosla<br />

Prasad, menimpali, “Hanya keluarga Gandhi<br />

yang mendorong orang terus naik melampaui<br />

kasta dan agamanya.”<br />

Dengan sokongan sepenuh hati dari mesin<br />

partai, Rahul berhasil memenangi kursi parlemen<br />

mewakili daerah Amethi pada pemilihan<br />

Majalah detik 26 MEI - 1 JUNI 2014


internasional<br />

Melepaskan diri dari<br />

keluarga Gandhi dalam<br />

situasi seperti ini akan<br />

menjadi kesalahan<br />

terbesar Partai<br />

Kongres.”<br />

umum 2004. “Jika aku tak kompeten, tak berguna,<br />

rakyat India akan bisa menyaksikannya,”<br />

kata Rahul kala itu. Dia sudah mulai menapak<br />

di tangga pertama karier politiknya.<br />

●●●<br />

Gedung Parlemen India<br />

menjadi panggung bagi<br />

Narendra Modi pekan lalu.<br />

Mantan Kepala Menteri Gujarat—jabatan<br />

setingkat gubernur<br />

negara bagian—itu<br />

langsung bersujud mencium<br />

karpet hijau begitu masuk<br />

ke gedung parlemen. “Ini<br />

merupakan kuil demokrasi,”<br />

kata Modi. Pada Senin ini,<br />

Modi akan disumpah menjadi<br />

Perdana Menteri India.<br />

Seperti hasil ramalan sejumlah analis politik<br />

dan hasil jajak pendapat, jalan Modi menuju<br />

kursi nomor satu dalam pemerintahan India tak<br />

terbendung. Yang tak disangka adalah kekalahan<br />

memalukan Partai Kongres. Partai Bharatiya<br />

Janata, partai penyokong Modi, menyapu 282<br />

kursi dari total 545 kursi atau lebih dari separuh<br />

kursi di Lok Sabha.<br />

Sementara itu, posisi yang berhasil direbut<br />

Partai Kongres hanya 44 kursi, terjun bebas dari<br />

perolehan kursi pada pemilihan umum 2009,<br />

yakni 206 kursi. Inilah hasil terburuk Partai<br />

Kongres dalam pemilihan umum India. Sentuhan<br />

Midas Dinasti Nehru-Gandhi seolah-olah<br />

menguap begitu saja pada pemilihan umum<br />

kali ini. “Paling tidak, kami akan berada di luar<br />

pemerintahan selama sepuluh tahun,” ujar seorang<br />

perancang strategi Partai Kongres.<br />

Telunjuk langsung mengarah kepada Rahul<br />

Gandhi, pemimpin kampanye pemenangan<br />

Partai Kongres yang dipilih ibunya, Sonia.<br />

Rahul, yang sering dianggap sebagai anak<br />

orang kaya yang minim pengalaman, tak pernah<br />

berkeringat dan bersentuhan langsung<br />

dengan masalah, dianggap sebagai biang kekalahan<br />

Partai Kongres. Pidato-pidato Rahul<br />

juga tampak kurang meyakinkan bagi rakyat<br />

India, yang tengah sangsi terhadap reputasi<br />

Majalah detik 26 MEI - 1 JUNI 2014


internasional<br />

Rahul Gandhi berpidato<br />

dalam pertemuan Komite All<br />

India Partai Kongres, Januari<br />

2014 lalu.<br />

Adnan Abidi/Reuters<br />

Partai Kongres yang berulang kali dibelit<br />

kasus korupsi.<br />

“Mana kisah sukses dia” Rasheed Kidwai,<br />

penulis biografi Sonia Gandhi, mempertanyakan<br />

penunjukan Rahul sebagai ikon kampanye.<br />

Di depan Modi, yang dianggap sukses besar<br />

menggenjot ekonomi Gujarat, Rahul seperti<br />

“anak kemarin sore”. Dibandingkan adiknya,<br />

Priyanka, yang selalu disambut meriah pendukung<br />

keluarga Gandhi, Rahul dinilai kaku<br />

dan berjarak. “Secara alamiah, Rahul memang<br />

tertutup,” kata Dilip Cherian, ahli komunikasi<br />

media.<br />

“Hasil yang diperoleh Partai Kongres sangat<br />

buruk.... Sebagai wakil presiden partai, aku<br />

bertanggung jawab,” kata Rahul dua pekan<br />

lalu. Sonia, yang berada di sampingnya, juga<br />

menyatakan bertanggung jawab atas hasil sangat<br />

buruk tersebut. Kepada pengurus partai,<br />

Rahul dan Sonia menawarkan diri untuk turun<br />

dari posisinya.<br />

“Tapi Komite Pelaksana Kongres sepakat<br />

Majalah detik 26 MEI - 1 JUNI 2014


internasional<br />

Seorang pekerja<br />

memegang poster<br />

Rahul Gandhi<br />

usai kampanye di<br />

Kolkata, 8 Mei lalu.<br />

Rupak de Chowdhuri/<br />

Reuters<br />

menolaknya,” kata Amrinder Singh, petinggi<br />

partai dari Punjab. Rupanya, Partai Kongres tetap<br />

sulit untuk lepas dari keluarga Nehru-Gandhi.<br />

Seperti harian The Hindu menulis, Dinasti<br />

Nehru-Gandhi merupakan oksigen bagi hidup<br />

Partai Kongres.<br />

“Melepaskan diri dari keluarga Gandhi dalam<br />

situasi seperti ini akan menjadi kesalahan<br />

terbesar Partai Kongres,” Mani Shankar Aiyar,<br />

loyalis keluarga Gandhi, menyokong kebijakan<br />

partai. Rahul, menurut Jairam Ramesh,<br />

loyalis Gandhi lainnya, bakal terus bertahan<br />

dalam kepengurusan partai. “Sekarang<br />

saatnya berjuang... saatnya untuk merebut<br />

Majalah detik 26 MEI - 1 JUNI 2014


internasional<br />

Presiden Partai Kongres<br />

Nasional India, Sonia<br />

Gandhi, berbicara dalam<br />

konferensi pers di New<br />

Delhi, dua pekan lalu.<br />

Anindito Mukherjee/REUTERS<br />

kembali,” kata Rahul kepada pengurus partai<br />

di Gauriganj.<br />

Sekalipun tak tampak gerilya untuk mendongkel<br />

Rahul, sejumlah pengurus Partai Kongres<br />

mulai melirik adiknya, Priyanka, 42 tahun,<br />

sebagai penyelamat partai. Selama ini, Priyanka<br />

lebih banyak berperan di balik punggung ibu<br />

dan kakaknya. Priyanka-lah juru kampanye yang<br />

memenangi kursi parlemen di Amethi untuk<br />

Rahul dan sekaligus menyelamatkan muka partai<br />

yang sedang babak-belur. “Jika dia hendak<br />

bergabung, seluruh anggota partai akan menyambutnya<br />

dengan dua tangan terbuka,” kata<br />

Mani Shankar Aiyar. ■<br />

SAPTO PRADITYO | REUTERS | HINDUSTAN TIMes |<br />

ECONOMICtiMes | BBC | Guardian<br />

Majalah detik 26 MEI - 1 JUNI 2014


internasional<br />

Sori,<br />

Bukan untuk India<br />

“Jangan sampai kita memberi kesan bahwa<br />

Singapura adalah negeri Cina.”<br />

Majalah detik detik 26 mei 19 - - 25 1 juni mei 2014


internasional<br />

Pekerja India di<br />

Singapura<br />

dnaindia<br />

Ada hampir satu juta unit apartemen<br />

di Singapura, tapi Sunil tetap saja<br />

kesulitan mencari tempat tinggal<br />

yang bisa dia sewa. Warga Sri Lanka<br />

itu sudah empat kali menghubungi pemasang<br />

iklan apartemen sewaan, tapi jawabannya selalu<br />

sama.<br />

“Pada mulanya semuanya tampak lancar,<br />

mungkin karena mereka mendengar aksen<br />

bahasa Inggrisku,” kata Sunil beberapa pekan<br />

lalu. Dia sudah delapan tahun tinggal di Inggris.<br />

“Tapi, setelah mendengar namaku, mereka<br />

terdiam. Ada yang mengatakan, ‘Kami tak menyewakan<br />

kepada kalian’, atau, ‘Maaf, tak ada<br />

ruang apartemen untuk orang India.’”<br />

Sebagai insinyur sipil, uang bukan masalah<br />

bagi Sunil. Tapi Sunil berulang kali ditolak<br />

pemilik apartemen sewaan. “Aku sudah me-<br />

Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014


internasional<br />

Tak ada hukum<br />

antidiskriminasi<br />

yang bisa dipakai<br />

untuk melindungi<br />

pendatang.”<br />

ngatakan kepada mereka bahwa aku orang<br />

Sri Lanka, bukan orang India. Aku juga sudah<br />

menegaskan tak akan makan atau memasak<br />

dalam apartemen,” kata Sunil.<br />

Sepanjang hari dia juga bekerja di kantor atau<br />

lapangan. “Tapi tetap saja<br />

mereka tak mau menyewakan<br />

apartemennya,”<br />

kata Sunil tak habis pikir.<br />

Sunil akhirnya angkat tangan.<br />

Dia memilih mencari<br />

apartemen sewaan<br />

milik keturunan India di<br />

Singapura. Tak butuh<br />

waktu lama, dia sudah<br />

mendapatkan apartemen.<br />

Keturunan India,<br />

termasuk mereka yang<br />

punya nama “berbau” India seperti Sunil, juga<br />

keturunan Tiongkok daratan, memang bukan<br />

calon penghuni favorit para pemilik apartemen<br />

sewaan di Negeri Singa. Di situs-situs properti,<br />

seperti PropertyGuru.com, tak sedikit pemilik<br />

apartemen sewaan yang memasang syarat “No<br />

Indians, no PRC (People's Republic of China)”.<br />

Satu pemilik apartemen di Hougang Avenue<br />

5, misalnya, terang-terang mencantumkan “no<br />

Indian, 5 minutes to MRT, allow light cooking”.<br />

Dua apartemen lain di Jalan Bukit Merah dan<br />

Melville Park juga pasang prasyarat kuranglebih<br />

serupa, “sorry to PRC and Indians”.<br />

Syarat-syarat diskriminatif seperti itu biasanya<br />

dipasang oleh pemilik apartemen menengah<br />

ke bawah. Apa yang salah dengan keturunan<br />

India dan Tiongkok daratan<br />

Padahal Pasal 12 dalam Undang-Undang Dasar<br />

Singapura tegas menyatakan bahwa semua<br />

orang setara di muka hukum. Ayat berikutnya<br />

di pasal itu melarang diskriminasi warga Singapura<br />

berdasarkan agama, ras, keturunan,<br />

atau tempat kelahiran dalam pekerjaan dan<br />

kepemilikan properti maupun bisnis.<br />

Masalahnya, Sunil, juga ribuan ekspatriat di<br />

negeri itu, bukanlah warga Singapura, sehingga<br />

tak terlindungi ayat tersebut. “Tak ada hukum<br />

antidiskriminasi yang bisa dipakai untuk melindungi<br />

pendatang,” kata Eugene Tan, dosen ilmu<br />

hukum di Universitas Manajemen Singapura.<br />

Namun pada akhirnya, menurut Profesor Tan,<br />

praktek diskriminatif itu akan tergerus sendiri<br />

Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014


internasional<br />

Kawasan Little<br />

India<br />

straittimes<br />

oleh hukum pasar. Ketika<br />

pasokan apartemen semakin<br />

banyak, pemilik apartemen<br />

tak bisa lagi pilih-pilih penyewanya.<br />

Dari agen properti, seorang ekspatriat keturunan<br />

India mengatakan, dia paham mengapa<br />

pemilik apartemen di Singapura menolak menyewakan<br />

apartemennya. “Orang India selalu<br />

memasak makanan berbau menyengat,” agen<br />

properti itu menuturkan.<br />

Charlene, agen properti lain, mengatakan<br />

wajar jika pemilik enggan menyewakan apartemennya<br />

kepada sekelompok orang yang dianggap<br />

bisa menurunkan nilainya. “Banyak penyewa<br />

yang malas membersihkan apartemen<br />

atau memasak “berat” dan meninggalkan nodanoda<br />

minyak di dinding.... Kadang mereka juga<br />

masak dengan bumbu-bumbu berbau tajam<br />

yang tak disukai tetangga-tetangganya,” kata<br />

Charlene. Stempel “jorok” itu menempel pada<br />

warga maupun ekspatriat keturunan India dan<br />

Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014


internasional<br />

Banyak penyewa yang<br />

malas membersihkan<br />

apartemen.”<br />

Cina daratan.<br />

Pengelola PropertyGuru.com mengatakan<br />

mereka tak memperkenankan iklan diskriminatif.<br />

Mereka mengklaim punya tim khusus untuk<br />

menyaring iklan-iklan yang berbau rasialis tersebut.<br />

Jika sampai ada iklan diskriminatif yang<br />

lolos, mereka meminta hal itu dilaporkan. Iklan<br />

itu bakal segera disetip dari laman PropertyGuru.com.<br />

Praktek-praktek diskriminatif<br />

seperti ini<br />

sebenarnya bukan cuma<br />

monopoli warga Negeri Singa.<br />

Menurut survei BBC,<br />

sejumlah agen properti di<br />

London juga menolak menyewakan<br />

properti kepada<br />

orang-orang keturunan Afrika-Karibia.<br />

Mereka berdalih,<br />

hal itu atas permintaan<br />

pemilik properti. Padahal undang-undang di<br />

Inggris melarang praktek diskriminatif seperti<br />

itu.<br />

●●●<br />

Singapura selalu mendengung-dengungkan<br />

diri sebagai negeri multirasial. “Mayoritas<br />

warga Singapura memang keturunan Cina,<br />

tapi kami tak melihat Singapura sebagai masyarakat<br />

Cina.... Kami ingin semua kelompok<br />

hidup harmonis di Singapura,” kata Perdana<br />

Menteri Lee Hsien Loong, kepada Caixin, tiga<br />

bulan lalu.<br />

Pemerintah Singapura, menurut Lee, bekerja<br />

keras untuk menjamin semua orang mendapat<br />

perlakuan yang sama. “Kami tak akan pernah<br />

menyerupai Jepang, di mana hampir semua<br />

orang berasal dari ras yang sama dan hampir<br />

semua orang berbicara bahasa Jepang.”<br />

S. Jayakumar, mantan diplomat senior Singapura,<br />

masih ingat betul ketika suatu hari Lee<br />

Kuan Yew, yang sering disebut sebagai pendiri<br />

Singapura modern, baru pulang dari melawat<br />

ke luar negeri. Tak berapa lama setelah mendarat,<br />

dia menyampaikan pesan kepada Menteri<br />

Transportasi. “Sampaikan kepada Singapore<br />

Airlines, begitu lama aku terbang, tapi aku tak<br />

melihat awak kabin keturunan Melayu, Eurasia,<br />

dan India. Jangan sampai kita memberi kesan<br />

Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014


internasional<br />

Amuk massa di kawasan<br />

Little India, Singapura,<br />

pada Desember 2013.<br />

Reuters<br />

bahwa Singapura adalah negeri Cina,” Jayakumar<br />

mengutip Lee Kuan Yew.<br />

Tapi sikap rasialis ini memang tak gampang<br />

“dibunuh”. Survei Institute of Policy Studies<br />

(IPS)-Universitas Nasional Singapura pada<br />

Oktober 2013 mengungkap sejumlah fakta di<br />

balik gemerlap Negeri Singa. Bukan cuma keturunan<br />

India yang menghadapi diskriminasi di<br />

Singapura, tapi juga keturunan Melayu.<br />

Menurut hasil survei IPS, hanya 33 persen<br />

keturunan Melayu di Singapura yang tak<br />

pernah mengalami diskriminasi saat melamar<br />

pekerjaan. Bagi keturunan India, 60 persennya<br />

pernah mengalami diskriminasi saat mencari<br />

pekerjaan. Angka itu tak jauh beda saat mereka<br />

hendak mendapatkan promosi jabatan dalam<br />

Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014


internasional<br />

Amuk massa di<br />

kawasan Little India,<br />

Singapura, pada<br />

Desember 2013.<br />

asiaone<br />

pekerjaan.<br />

Walaupun diperlakukan kurang pantas di Singapura,<br />

Sunil dan perantau India di negeri itu<br />

tak patah arang. Sunil percaya, stempel berbau<br />

rasialis itu perlahan akan luntur. “Pemilik properti<br />

yang menolakku itu berasal dari generasi<br />

lama. Tapi, dalam pekerjaan, di mana orangorangnya<br />

lebih muda, aku tak diperlakukan<br />

berbeda,” kata Sunil. ■<br />

SAPTO PRADITYO | BBC | PMO | WSJ | PROpertYguru<br />

Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014


sport<br />

eeveelife<br />

Bos Perempuan<br />

di Kandang<br />

Macan<br />

“Ini hari bersejarah.”<br />

Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014


sport<br />

Itu sesuatu yang<br />

lahir bersamaku.<br />

Aku tak tahu<br />

bagaimana<br />

penjelasannya.<br />

Carolina Morace<br />

CORRIEREITALIANO<br />

Helena Margarida dos Santos e<br />

Costa lahir di Alhandra, Portugal, di<br />

keluarga bukan penggemar sepak<br />

bola. Bahkan ayahnya sama sekali tak<br />

suka sepak bola. Tapi entah dari mana darah itu<br />

mengalir, Helena kecil malah tergila-gila pada<br />

adu sepak bola. Supaya bisa menonton pertandingan<br />

sepak bola di layar televisi, Helena rela<br />

“mengungsi” ke rumah tetangga.<br />

“Itu sesuatu yang lahir bersamaku. Aku tak<br />

tahu bagaimana penjelasannya. Bahkan bonekaku<br />

aku bongkar kepalanya dan aku jadikan<br />

bola,” kata Helena. Tapi bukan di lapangan masa<br />

depan Helena. Jalan hidup Helena rupanya<br />

lebih bersinar di pinggir lapangan, sebagai<br />

pelatih. Usianya belum 20 tahun saat dia<br />

melatih tim muda Benfica dan membawanya<br />

menjadi juara nasional.<br />

Sekarang Helena mencatat sejarah baru.<br />

Mulai musim depan, dia akan mengambil<br />

alih posisi Manajer Clermont Foot Auvergne<br />

63. Walaupun Clermont “hanya” bermain di Ligue<br />

2, divisi kedua Prancis, posisi Helena tetap<br />

istimewa karena dia melatih tim laki-laki.<br />

“Ini hari bersejarah,” kata Helena, 36 tahun,<br />

awal Mei lalu. “Aku pikir lebih dari Helena Costa<br />

sebagai pelatih sepak bola. Peristiwa ini akan<br />

berdampak bagus untuk semua perempuan.<br />

Aku telah membuka pintu hari ini dan banyak<br />

perempuan akan melewati pintu itu kemudian<br />

hari.”<br />

Tak kurang Najat Vallaud-Belkacem, Menteri<br />

Urusan Hak Perempuan dan Olahraga Prancis,<br />

memberikan selamat. “Bravo untuk Clermont<br />

Foot, yang telah memberikan tempat kepada<br />

perempuan di masa depan sepak bola profesional,”<br />

Najat menulis di akun Twitter miliknya.<br />

Perempuan seperti Helena memang hal<br />

langka di lapangan hijau, yang didominasi priapria<br />

berotot. Dia menjadi manajer perempuan<br />

pertama di liga tertinggi di lima liga terbesar<br />

Eropa: Inggris, Spanyol, Italia, Jerman, dan Prancis.<br />

Pada musim 1999, manajemen Viterbese,<br />

salah satu klub C1, divisi ketiga Italia, menunjuk<br />

Carolina Morace memimpin klub laki-laki itu.<br />

Sebagai pemain, Morace merupakan salah<br />

satu pemain sepak bola perempuan terbaik<br />

di negeri spaghetti Italia. Sepanjang kariernya,<br />

Morace mencetak lebih dari 500 gol dan merebut<br />

12 kali juara liga Serie A serta empat trofi<br />

Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014


sport<br />

time<br />

Piala Liga Italia bersama delapan klub berbeda.<br />

Namun umur jabatan manajer Carolina Morace<br />

di Viterbese tak sampai sebulan. Seusai<br />

pertandingan kedua—Viterbese dilipat Crotone<br />

5-2—Morace memilih melepas jabatannya.<br />

“Aku tak ingin berada pada situasi tak nyaman<br />

dan tanpa kepercayaan seperti ini,” kata Morace,<br />

kesal.<br />

Bukan kekalahan itu yang membuat Morace<br />

ngambek. Dia marah besar saat pemilik Viterbese,<br />

Luciano Gaucci, mencoba menggusur<br />

asisten manajer dan salah satu pelatihnya. “Jika<br />

seperti ini iklimnya, maaf, aku tak bisa terima.”<br />

Dia memilih mengundurkan diri.<br />

Bahkan pemain Clermont sendiri tak menyangka<br />

manajemen klub menunjuk seorang<br />

manajer perempuan sebagai bos barunya.<br />

“Terang reaksi kami luar biasa.... Setelah kami<br />

Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014


sport<br />

Dia akan<br />

menanggung<br />

tekanan sangat<br />

berat di pundaknya<br />

karena seluruh dunia<br />

mengamatinya.<br />

berdiskusi, ada sebagian yang tertawa. Tapi sejujurnya<br />

ini benar-benar keren,” kata Emmanuel<br />

Imorou, 25 tahun, bek kiri Clermont. “Tak ada<br />

yang ragu. Kami bercanda bagaimana dia akan<br />

menangani sekelompok laki-laki untuk meneguhkan<br />

otoritasnya.”<br />

Di Ligue 2, Clermont bukan favorit juara.<br />

Musim ini, klub dari Kota Clermont-Ferrand<br />

ini berakhir di posisi ke-14 dari 20 klub.<br />

Namun, sebagai manajer perempuan<br />

satu-satunya, menurut Fabien Farnolle,<br />

mantan kiper Clermont, Helena<br />

bakal memikul tekanan dan sorotan.<br />

“Dia akan menanggung tekanan<br />

sangat berat di pundaknya karena<br />

seluruh dunia mengamatinya.”<br />

Pengalaman Helena mengelola tim<br />

sepak bola laki-laki sebenarnya memang<br />

masih sangat singkat. Setelah melatih tim<br />

junior Benfica, Helena menjadi Manajer Cheleirense,<br />

klub lokal di Kota Lisabon. Helena berhasil<br />

mengangkat prestasi Cheleirense hingga<br />

menjadi jawara di Lisabon. Dari Cheleirense, dia<br />

melompat ke klub perempuan: S.U. 1º Dezembro<br />

dan Odivelas. Di kedua klub perempuan<br />

ini, prestasinya lumayan kinclong. Dia berhasil<br />

membawa dua klub ini menjadi juara.<br />

Sempat menjadi pencari bakat untuk klub<br />

asal Glasgow, Skotlandia, yakni Celtic FC, Helena<br />

dipercaya menjadi pelatih tim nasional perempuan<br />

Qatar dan Iran. “Pekerjaannya sangat<br />

bagus,” kata seorang pengurus Celtic. Tapi, di<br />

kedua tim perempuan ini, prestasi Helena agak<br />

suram. Dia gagal mengantarkan tim ini ke putaran<br />

final Piala Dunia 2015.<br />

Walaupun berjudi dengan penunjukan Helena<br />

yang masih miskin pengalaman, keputusan<br />

nekat Presiden Clermont, Claude Michy, dipuji<br />

anak buahnya. “Ini publikasi yang bagus bagi<br />

klub. Semua orang membicarakan Clermont.<br />

Keputusan Presiden sangat pintar,” Farnolle<br />

memuji.<br />

Bagi Remy Dugimont, striker Clermont, punya<br />

bos perempuan menjadi pengalaman unik.<br />

“Kami diberi tahu bahwa bos baru kami seorang<br />

perempuan. Ini satu kejutan, kejutan besar,”<br />

kata Dugimont. Tapi bos laki-laki atau perempuan<br />

tak jadi persoalan bagi dia dan teman-<br />

Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014


sport<br />

sport bild<br />

temannya. “Aku bukan seorang yang macho.<br />

Pada mulanya, pasti terasa agak janggal. Tapi<br />

perasaan itu hanya akan bertahan beberapa<br />

hari.”<br />

Helena Costa pun sudah siap menjadi bos<br />

bagi para laki-laki berotot di Stade Gabriel Montpied,<br />

kandang Clermont Foot. “Aku siap. Aku<br />

tetap bisa tidur nyenyak sekalipun di bawah<br />

tekanan,” katanya ringan. ■<br />

SAPTO PraDITYO | NYTImes | TELEGraPH | ESPN | GuarDIan<br />

Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014


uku<br />

komponis Jenius<br />

dari Kampung Bali<br />

dituding melakukan plagiarisme,<br />

Ismail Marzuki mencipta lagu secara<br />

otodidaktik, dengan tema amat beragam.<br />

Judul:<br />

Ismail Marzuki, Senandung<br />

Melintas Zaman<br />

Penulis:<br />

Ninok Leksono<br />

Penerbit:<br />

Penerbit Buku Kompas<br />

Tebal:<br />

XV+200 halaman<br />

Terbitan<br />

Mei 2014<br />

Ismail Marzuki tak tergolong tampan, tapi amat necis dalam penampilan.<br />

Selain gemar mengenakan kemeja dan pantalon ala orang-orang<br />

Belanda, rambutnya senantiasa tersisir rapi, klimis. Kelebihan lainnya, Ismail<br />

pandai menyanyi, memainkan alat musik, sekaligus mencipta lagu.<br />

Tapi semua itu belum memikat Eulis Zuraida. Hatinya baru luluh ketika<br />

Ismail dengan cekatan menampung muntahan isi perut si gadis saat mabuk<br />

laut. Pada 1930-an, biduanita keroncong asal Bandung itu mengikuti misi<br />

muhibah bersama kelompok musik Ismail ke Singapura.<br />

Tak cuma itu, Ismail pun memijit-mijit kepala dan tengkuk Eulis hingga kondisinya<br />

jadi lebih baik. Peristiwa di dek kapal itu benar-benar meruntuhkan<br />

hatinya untuk menerima kehadiran Ismail. Mereka berpacaran, lalu menikah<br />

dan menetap di Kampung Bali, Tanah Abang, Jakarta.


Pose terkenal Ismail<br />

dengan Eulis Zuraida<br />

Repro: agung/detikfoto<br />

Demikian sekelumit kisah hidup<br />

komponis besar Ismail Marzuki dalam<br />

buku Ismail Marzuki, Senandung<br />

Melintas Zaman karya wartawan<br />

senior Ninok Leksono. Komponis<br />

kelahiran Kwitang, 11 Mei 1914, itu<br />

tidak mengenyam pendidikan khusus<br />

musik. Sekolahnya cuma sampai<br />

setingkat SMP.<br />

Kemampuannya menyanyi serta<br />

memainkan gitar, piano, akordion,<br />

hingga saksofon diperolehnya secara<br />

otodidaktik. Begitu juga dalam<br />

hal mencipta lagu, baik dalam irama<br />

musik keroncong, pop, melayu, waltz,<br />

maupun jazz. Tema-tema lagunya<br />

pun amat beragam, mulai tanah air,<br />

asmara, kesatuan Indonesia, hiburan,<br />

hingga kritik sosial.<br />

Dari sekitar 200 lagu ciptaannya, separuh lebih tetap populer hingga kini.<br />

Dikenal dan dinikmati banyak orang, dari pelajar hingga para petinggi negeri.<br />

Mantan presiden B.J. Habibie amat menyukai lagu Sepasang Mata Bola sejak<br />

masih kuliah di Jerman, sedangkan Bung Hatta menyukai Indonesia Pusaka<br />

karena syairnya dinilai senapas dengan kecintaan si Bung pada Tanah Air.<br />

Tak aneh bila Presiden Sukarno kemudian memberinya penghargaan Wijaya<br />

Kusumah. Pada 2004, pemerintah juga menetapkan Ismail sebagai Pahlawan<br />

Nasional.<br />

Lewat buku ini, Ninok, yang banyak menulis masalah ilmu pengetahuan<br />

dan teknologi di Kompas, juga memperlihatkan pengetahuan yang cukup luas<br />

dalam bidang musik, khususnya jenis musik klasik. Hal ini bisa terlihat pada<br />

bab tentang Melodi dan Warna-Warni. Pada bagian ini, sarjana astronomi


lulusan Institut Teknologi Bandung itu mengupas judul-judul serta syair<br />

lagu karya Ismail dan menggolongkan irama musik yang mengiringinya.<br />

Pada bab terakhir buku ini, disajikan beberapa pandangan penyanyi,<br />

komposer, dan budayawan, seperti Titiek Puspa, Grace Simon, Addie M.S.,<br />

Jaya Suprana, Koes Hendratmo, Ch. Abimanyu, Rusdi Saleh, dan Aisha<br />

Sudiarso-Pletscher. Ninok juga melengkapi karyanya ini dengan foto-foto<br />

tentang Ismail Marzuki, daftar lagu ciptaannya, dan berbagai penghargaan<br />

yang diterima komponis jenius itu.<br />

Tak lupa, ia pun memberi ruang terhadap berbagai kritik yang dilontarkan<br />

terhadap Ismail Marzuki sejak era 1950. Sebut saja musikolog J.A. Dungga,<br />

Firdaus Burhan, Amir Pasaribu, L. Manik, hingga novelis Remy Sylado. Mereka<br />

antara lain menilai beberapa karya Ismail berkualitas rendah, cengeng,<br />

hingga dugaan plagiat.<br />

Dugaan terakhir antara lain ditujukan untuk lagu Panon Hideung, Halohalo<br />

Bandung, dan Bila Anggrek Mulai Berbunga. Menurut Ninok, sang<br />

komponis sebetulnya tak berniat mengklaim lagu-lagu itu sebagai karya<br />

ciptanya. Tapi orang lainlah yang kemudian, tanpa menelusuri lebih lanjut,<br />

menyebut lagu tersebut sebagai ciptaan Ismail Marzuki.<br />

Lagu Panon Hideung merupakan adaptasi dari lagu Rusia berjudul Ochi<br />

Cherniye, yang amat populer kala itu. “Ismail merasa lagu itu amat pas<br />

untuk melukiskan sosok Eulis,” tulis Ninok di halaman 43. Ia mengutipkan<br />

percakapan antara Ismail dan Eulis saat menerjemahkan lagu itu ke dalam<br />

bahasa Sunda.<br />

Lagu-lagu Ismail Marzuki boleh jadi merupakan jawaban langsung kepada<br />

para pengkritiknya. Alih-alih meredup, tulis Ninok, Ismail dan lagu-lagunya<br />

hingga seabad kelahirannya justru semakin populer dan dari waktu ke waktu<br />

mendapat pengayaan baru. n Sudrajat<br />

Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014


seni hiburan<br />

festival<br />

Rempak Gamolan<br />

Negeri Seribu Bambu<br />

Ada cita-cita besar menyuburkan kembali bambu di Pringsewu.<br />

Festival musik bambu salah satu cara yang ampuh.<br />

Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014


seni hiburan<br />

festival<br />

G<br />

amolan serempak<br />

dimainkan di bawah<br />

satu aba-aba konduktor.<br />

Dalam irama menderap,<br />

lagu Alau-alau dan Sermendung<br />

dalam durasi<br />

total 5 menit menghangatkan<br />

malam Pringsewu yang sejak sore<br />

diguyur hujan.<br />

Dengan selesai dimainkannya dua lagu tradisional<br />

Lampung itu, resmi juga Museum Rekor<br />

Indonesia mencatat rekor dunia kategori penabuhan<br />

429 gamolan. Peristiwa itu berlangsung<br />

saat pembukaan Festival Musik Bambu Nusantara<br />

Ke-8 di lapangan Pemerintah Kabupaten<br />

Pringsewu, Pekonklaten, Kecamatan Gadingrejo,<br />

Kabupaten Pringsewu, Lampung, 15 Mei<br />

2014.<br />

Pada kesempatan yang sama, diresmikan pula<br />

gedung baru Kabupaten Pringsewu oleh Wakil<br />

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sapta<br />

Nirwandar. Seribu meriam bambu diletuskan<br />

bergantian dan puluhan lampion diterbangkan,<br />

sehingga menambah kemeriahan.<br />

Gamolan, yang dikenal juga dengan nama<br />

cetik atau gamolan peghing atau kulintang<br />

peghing, adalah alat musik xylophone khas<br />

Lampung berbahan utama bambu. Asalnya<br />

dari Liwa, Lampung Barat, pada masa Kerajaan<br />

Sekala Brak (abad ke-3 M). Ada teori menyebut<br />

gamelan di Jawa berasal dari gamolan Lampung,<br />

yang dibawa saat Sriwijaya menguasai<br />

Nusantara. Gamolan juga terpahat pada relief<br />

Candi Borobudur (abad ke-8).<br />

Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014


seni hiburan<br />

festival<br />

Selama dua hari, 15 dan 16 Mei 2014, Pringsewu<br />

jadi tuan rumah Festival Musik Bambu<br />

Nusantara Ke-8. Ini merupakan pertama<br />

kalinya Pringsewu jadi tuan rumah setelah<br />

Jakarta dan Bandung bergantian menggelar<br />

festival ini. Acara yang digagas Sapta Nirwandar<br />

tersebut pertama kali diadakan pada<br />

2007 di Jakarta.<br />

Festival Musik Bambu Nusantara merupakan<br />

tempat berkumpulnya macam-macam seniman<br />

bambu, diadakannya kolaborasi musik tradisional<br />

dengan musik kontemporer, pameran<br />

berbagai kreasi bambu, serta ditampilkannya<br />

permainan anak berbahan utama bambu. Banyak<br />

permainan langka yang kini kalah dengan<br />

permainan online.<br />

Rorodaan misalnya, yang mengundang minat<br />

banyak anak. Permainan ini sejenis gerobak<br />

dorong berukuran kecil—hanya memuat satu<br />

anak yang ditopang dua roda terbuat dari kayu.<br />

Di bagian depan gerobak dipasang kayu beroda<br />

yang berfungsi sebagai kemudi (dikemudikan<br />

dengan tangan dan kaki).<br />

Cara memainkannya, satu anak duduk di atas<br />

gerobak, satu anak lagi mendorong punggung<br />

anak yang duduk. Semakin kuat dia mendorong,<br />

semakin cepat rorodaan melaju. Tapi<br />

hati-hati, rorodaan tidak punya rem. Jadi, kalau<br />

ingin berhenti, tinggal si pendorong berhenti<br />

mendorong, lalu si pengemudi menjatuhkan<br />

tubuhnya.<br />

Tak kalah seru dengan rorodaan adalah<br />

Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014


seni hiburan<br />

festival<br />

bedil bambu. Cara kerjanya mirip senapan<br />

sederhana dengan pelontar bilah bambu yang<br />

dilengkungkan. Buah tekokak digunakan sebagai<br />

peluru. Lontaran pelurunya bisa mencapai<br />

10 meter dan lumayan sakit kalau kena badan.<br />

Bedil bambu dulu digunakan anak-anak untuk<br />

main perang-perangan.<br />

Bupati Pringsewu Sujadi mengharapkan Festival<br />

Bambu Nusantara yang akan datang diadakan<br />

di kabupatennya lagi. “Dengan begitu,<br />

Pringsewu sebagai perkampungan bambu dan<br />

tujuan wisata bambu Indonesia dapat segera<br />

terwujud,” ujarnya.<br />

Pringsewu berjarak 38 kilometer dari ibu<br />

kota Provinsi Lampung, Bandar Lampung.<br />

Luas wilayahnya 625 kilometer persegi dengan<br />

jumlah penduduk lebih dari 470 ribu jiwa, yang<br />

tersebar di 131 pekon (desa) dan kelurahan serta<br />

sembilan kecamatan. Pringsewu, yang ditetapkan<br />

sebagai kabupaten pada 2008, adalah<br />

pemekaran dari Kabupaten Tanggamus.<br />

Pringsewu dulunya adalah sebuah tiuh (perkampungan)<br />

bernama Margakaya di tepi aliran<br />

Way Tebu, 5 kilometer arah selatan dari pusat<br />

kota Pringsewu sekarang, pada 1738. Penduduknya<br />

adalah masyarakat Lampung-Pubian.<br />

Dari abad ke-17 hingga ke-19, Tiuh Margakaya<br />

merupakan wilayah ramai dan makmur.<br />

Pada 9 September 1925, sekelompok masya-<br />

Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014


seni hiburan<br />

festival<br />

rakat dari Pulau Jawa membuka permukiman<br />

baru di sini dengan membuka hutan melalui<br />

program kolonisasi pemerintah Hindia Belanda.<br />

Ribuan batang pohon bambu di sekitar Tiuh<br />

Margakaya ditebang. Karena banyaknya pohon<br />

bambu yang ditebang, masyarakat pembuka<br />

hutan menamakan kawasan baru itu Pringsewu,<br />

yang dalam bahasa Jawa berarti “bambu<br />

seribu”.<br />

Sekarang, Pringsewu adalah daerah heterogen<br />

dengan masyarakat Jawa sebagai kelompok<br />

dominan. Menyusul kemudian masyarakat<br />

asli Lampung, yang terdiri atas dua masyarakat<br />

adat, yakni masyarakat Pubian yang beradat<br />

Pepadun serta masyarakat Pesisir yang beradat<br />

Saibatin.<br />

Menjadi Perkampungan Seribu Bambu<br />

masih jadi cita-cita besar Pringsewu. Namun<br />

langkah kecil sudah dibuat, tinggal seterusnya<br />

membesarkan dan menjaga keberlangsungannya.<br />

■<br />

Silvia Galikano<br />

Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014


seni hiburan<br />

FILM<br />

Sebuah Prekuel<br />

Mutan Retro<br />

Logan ditugaskan kembali<br />

ke masa lalu untuk menghentikan<br />

proyek pembuatan robot Sentinel.<br />

Nasib manusia dan mutan bergantung<br />

pada misinya kali ini.<br />

Majalah detik 26 mei - 1 JUNI 2014


seni hiburan<br />

FILM<br />

Tap untuk melihat Video<br />

Judul:<br />

X-Men: Days of Future Past<br />

Genre:<br />

Action | Adventure | Fantasy<br />

Sutradara:<br />

Bryan Singer, Matthew<br />

Vaughn<br />

Skenario: Simon Kinberg, Jane<br />

Goldman<br />

Produksi: 20th Century Fox<br />

Pemain: Patrick Stewart, Ian<br />

McKellen, Hugh Jackman<br />

Durasi: 2 jam 11 menit<br />

Layar dibuka dengan gambaran<br />

suram bumi di masa depan seusai<br />

sebuah bencana besar. Langit gelap<br />

memayungi reruntuhan kota. Genosida<br />

mutan oleh robot Sentinel berlangsung<br />

tanpa dapat dilawan.<br />

Sentinel diciptakan ilmuwan Dr Bolivar Trask<br />

(Peter Dinklage), didukung Gedung Putih,<br />

dengan tujuan memusnahkan seluruh mutan.<br />

Trask mengambil sampel DNA darah Raven/<br />

Mystique (Jennifer Lawrence), mutan yang<br />

punya kemampuan beralih rupa, hingga robot<br />

ciptaannya dapat mengidentifikasi mana manusia<br />

dan mana mutan berujud manusia.<br />

Majalah detik 26 mei - 1 JUNI 2014


seni hiburan<br />

FILM<br />

Manusia dan mutan tak dapat melawan<br />

Sentinel, yang berukuran raksasa dan<br />

punya kekuatan dahsyat. Mutan yang<br />

dapat berubah ujud jadi api untuk<br />

“membakar” Sentinel, misalnya,<br />

terpaksa menerima kekalahan—dan<br />

kematian—ketika Sentinel mengubah<br />

dirinya jadi es.<br />

Satu-satunya cara menghentikan Sentinel<br />

adalah membatalkan pembuatannya dan menyelamatkan<br />

Raven. Artinya, harus ada yang<br />

kembali ke masa lalu, mencegah Dr Trask meneruskan<br />

proyeknya.<br />

Adalah Kitty Pryde (Ellen Page), mutan yang<br />

punya kemampuan “mengirim” kesadaran seseorang<br />

ke masa lalu. Namun selama ini yang<br />

dia lakukan hanya mengembalikan seseorang<br />

ke beberapa hari sebelumnya, bukan ke masa<br />

puluhan tahun. Pasalnya, tidak semua orang<br />

kuat melakukan perjalanan waktu (time travel),<br />

apalagi sampai puluhan tahun ke belakang. Logan/Wolverine<br />

(Hugh Jackman) menawarkan diri<br />

karena dialah mutan yang punya kemampuan<br />

bertahan hidup melebihi manusia dan mutan<br />

lainnya.<br />

Bersiap diberangkatkan ke masa lalu, Logan<br />

berbaring di altar. Kitty berdiri di dekat kepalanya,<br />

mengarahkan dua telapak tangannya ke<br />

pelipis Logan, nyaris menempel. Cahaya makin<br />

Majalah detik 26 mei - 1 JUNI 2014


seni hiburan<br />

FILM<br />

Serunya film ini adalah<br />

ketika mengetahui betapa<br />

berbedanya sifat Xavier<br />

muda dan Xavier tua.<br />

lama makin terang keluar<br />

dari telapaknya.<br />

Logan terbangun<br />

pada pagi tahun 1973,<br />

di atas kasur air, bersama<br />

perempuan tidur<br />

di sampingnya, sementara<br />

radio memperdengarkan<br />

suara Roberta<br />

Flack, The First Time<br />

Ever I Saw Your Face.<br />

Petualangannya dimulai<br />

pagi ini.<br />

X-Men: Days of Future Past penuh adegan<br />

seru yang memaksimalkan efek khusus, yang<br />

digunakan segaris dengan cerita, bukan semata-mata<br />

demi mendapat efek. Masa lalu, masa<br />

kini, dan masa depan bertumbukan melalui<br />

perjalanan waktu yang jadi kunci franchise kali<br />

ini. Semua yang menyedihkan dalam seri sebelumnya<br />

“dikoreksi” di sini.<br />

Di tangan sutradara Bryan Singer, kisah petualangan<br />

Marvel ini menyuguhkan loncatan<br />

kreativitas dan imajinasi yang merdeka. Plotnya<br />

kadang menentang logika. Idenya cerdas dan<br />

eksekusinya keren. Lokasinya di banyak kota<br />

besar dunia, yakni New York, Moskow, Cina,<br />

Vietnam, Paris, dan Washington, yang jadi latar<br />

belakang adegan klimaks spektakuler di depan<br />

White House.<br />

Masuknya James McAvoy dan Michael Fassbender<br />

sebagai versi muda Charles/Profesor X<br />

(Patrick Stewart) dan Erik/Magneto (Ian Mckellen)<br />

melalui dialog mereka adalah sisi paling<br />

inspiratif X-Men. Entah bagaimana Profesor<br />

Charles Xavier hidup lagi setelah mati terbunuh<br />

dalam X-Men: The Last Stand (2006). Mungkin<br />

saja kematian Xavier terhapus dalam perjalanan<br />

waktu, tapi tak perlu dibahas di sini dan tidak<br />

penting.<br />

Serunya film ini adalah ketika mengetahui<br />

betapa berbedanya sifat Xavier muda dan<br />

Xavier tua, berikut kekagetan-kekagetan Logan<br />

menghadapi gurunya yang versi muda. Xavier<br />

Majalah detik 26 mei - 1 JUNI 2014


seni hiburan<br />

FILM<br />

pada tahun 1970-an tak ubahnya pemuda<br />

hippies lain yang gondrong, nge-drugs, dan…<br />

patah hati setelah kehilangan Raven. Keduanya<br />

harus mengeluarkan Erik dari penjara paling<br />

ketat di dunia agar dapat membantu mereka.<br />

Hugh Jackman tampak sama saja walau<br />

melompat ke masa 50 tahun sebelumnya, hanya<br />

beda di uban. Jennifer Lawrence tampil<br />

menonjol dan dekoratif dalam balutan kostum<br />

biru melekat di tubuh. Perhatikan juga Mark<br />

Camacho sebagai Richard Nixon. Cameo-nya<br />

keren.<br />

Jangan dilupakan Evan Peters, yang mencuri<br />

perhatian sebagai Quicksilver berambut perak<br />

yang punya kemampuan bergerak supercepat.<br />

Ada adegan Quicksilver yang<br />

melesat secepat cahaya itu ditangkap<br />

dalam gerak lambat<br />

yang indah dan anggun, membuat<br />

orang-orang sekitarnya<br />

tampak berhenti (freeze). Lagu<br />

Time in a Bottle-nya Jim Croce<br />

jadi latar belakang, 70-an<br />

banget.<br />

Plot X-Men: Days<br />

of Future Past<br />

rumit berkelindan,<br />

tiap subplot jadi<br />

prekuel franchisefranchise<br />

sebelum-<br />

Majalah detik 26 mei - 1 JUNI 2014


seni hiburan<br />

FILM<br />

nya. Kali ini ide sintingnya adalah menyebut<br />

JFK mutan yang ditembak secara tidak sengaja<br />

oleh Erik. “Pelurunya berbelok,” Erik beralasan.<br />

Selain Erik yang nyentrik, banyak lagi<br />

hal konyol, tidak masuk akal, tapi tetap saja<br />

bisa kita maklumi dan selalu nikmati dari lima<br />

mutan hebat ini. ■<br />

Silvia Galikano<br />

Majalah detik 26 mei - 1 JUNI 2014


seni hiburan<br />

Film Pekan Ini<br />

MARMUT MERAH JAMBU<br />

S uatu hari Dika (Raditya<br />

Dika) datang ke rumah Ina<br />

(Anjani Dina), cinta pertamanya<br />

sewaktu SMA, membawa seribu origami<br />

burung bangau di tangan kanannya dan<br />

undangan pernikahan Ina di tangan kirinya.<br />

Besok Ina akan menikah. Kedatangan Dika<br />

diterima oleh Bapak Ina (Tio Pakusadewo),<br />

yang curiga kedatangan Dika untuk<br />

kasus cinta lama yang belum selesai dan<br />

berpikir bahwa Dika ingin menggagalkan<br />

pernikahan anaknya. Dika menceritakan<br />

maksud sebenarnya, yang jauh dari<br />

tuduhan Bapak Ina.<br />

Jenis Film: Komedi | Produser:<br />

Chand Parwez Servia, Fiaz Servia<br />

| Produksi: Starvision | Sutradara:<br />

Raditya Dika | Durasi: 91 menit<br />

Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014


seni hiburan<br />

Film Pekan Ini<br />

B agas sangat ingin<br />

menjadi musikus. Setelah<br />

menginjak usia 17 tahun,<br />

Bagas memutuskan fokus mengejar<br />

impian dan mencari jalan agar bisa<br />

menjadi musikus sukses. Namun<br />

Bunda tidak menyetujui keputusan<br />

Bagas. Bunda juga tidak menyetujui<br />

hubungan Bagas dengan Mentari.<br />

Lima tahun kemudian, hidup<br />

Bagas berantakan. Jalan menjadi<br />

musikus sukses sangat berliku dan<br />

hubungannya dengan Mentari tidak<br />

berjalan mulus. Hidup Bagas terasa<br />

semakin berat karena Bunda memberi<br />

sebutan “musisi gagal” untuknya.<br />

Bunda menilai Bagas gagal menjadi<br />

contoh yang baik untuk Bagus,<br />

adiknya. Di sisi lain, Bagus memiliki<br />

masalahnya sendiri. Bagus dibuang<br />

oleh pacarnya, yang lebih memilih<br />

jadian dengan Kevin.<br />

17 TAHUN<br />

KE ATAS<br />

Jenis Film: Drama<br />

Produser: Hm Firman Bintang | Produksi:<br />

Mitra Pictures, BIC Production |<br />

Sutradara: Nayato Fio Nuala | Durasi: 75<br />

menit<br />

Majalah Majalah detik detik 4 - 26 10 mei november - 1 juni 2013 2014


seni hiburan<br />

Film Pekan Ini<br />

Broken<br />

Sang-Hyun, yang telah kehilangan istri,<br />

kini tinggal bersama putrinya, Soo-Jin. Suatu hari Soo<br />

Jin dianiaya dan kehilangan nyawanya. Sang-Hyun<br />

kemudian mencari sendiri identitas pembunuh anaknya, yang<br />

akhirnya justru membuat Sang-Hyun menjadi buronan.<br />

Genre: Thriller | Sutradara: Lee Jung-Ho | Bahasa: Korea<br />

| Subtitle: Bahasa Indonesia | Pemain: Kim Hong-Fa, Kim<br />

Dae-Myung, Kim Soo-Jin, Jung Suk-Yong, Park Myeong-<br />

Sin | Durasi: 123 menit<br />

Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014


seni hiburan<br />

agenda<br />

agenda MEI - juni<br />

Klenengan Selasa Legen<br />

Karawitan Perempuan Bengawan Solo,<br />

Manahan, Solo<br />

Balai Soedjatmoko, Solo<br />

26<br />

MEI<br />

19.00 WIB<br />

27 Mei 2014, pukul 20.00
WIB<br />

Afgan & 3 Composer<br />

Afgan’s Birthday Celebration Musical Event<br />

Graha Bhakti Budaya, TIM<br />

Tiket Rp 325.000<br />

29 Mei 2014, pukul 23.00 WIB<br />

Stage Empire feat. GEISHA<br />

Colosseum Club Jl. Kunir No. 7 Kota Tua<br />

Jakarta Barat<br />

Promotor: Colosseum Club<br />

Yogyakarta, 30 Mei - 1 Juni 2014<br />

PenCAk Malioboro Festival III<br />

30 Mei-1 Juni 2014: Bazar di Ngasem<br />

1 Juni: Pawai Silat di Malioboro, Panggung Inti di<br />

Benteng Vredeburg<br />

Lomba Fotografi Pencak: O’ong Maryono Pencak Silat<br />

Award.<br />

Festival Komposisi Gerak: 30-31 Mei 2014, Ngasem.<br />

Workshop Silat: 31 Mei 2014, Balai Kota Yogyakarta<br />

31 Mei 2014, pukul 19.00 WIB<br />

IWAN FAls Exclusive Concert<br />

Sahid International Convention Centre<br />

Dupan Square Pekalongan<br />

Promotor: Sampangan Dupan Estate<br />

30 Mei 2014, pukul 2.00 WIB<br />

MiCHAel Woods<br />

Colosseum Club Jl. Kunir No. 7 Kota Tua<br />

Jakarta Barat<br />

Promotor: Colosseum Club<br />

31 Mei 2014, pukul 19.00 WIB<br />

Secondhand Serenade Live in<br />

Concert<br />

Supermall Karawaci Tangerang<br />

Promotor: Lian Mipro<br />

Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014


Alamat Redaksi : Aldevco Octagon Building Lt. 4<br />

Jl. Warung Jati Barat Raya No. 75, Jakarta 12740 , Telp: 021-7941177 Fax: 021-7944472<br />

Email: redaksi@majalahdetik.com<br />

Majalah detik dipublikasikan oleh PT Agranet Multicitra Siberkom, Grup Trans Corp.<br />

@majalah_detik<br />

majalah detik

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!