MD130
MD130
MD130
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
ditutupnya pabrik hm sampoerna<br />
tragedi<br />
mahasiswi<br />
asal<br />
malaysia<br />
PRAHARA<br />
SURYA<br />
DHARMA<br />
EDISI 130 | 26 MEI - 1 JUNI 2014
DAFTAR ISI<br />
Edisi 130 26 mei - 1 juni 2014<br />
Fokus<br />
Pak menteri BATAl<br />
husnulkhatimah<br />
Dua minggu sebelum<br />
menjadi tersangka,<br />
Suryadharma Ali sudah<br />
diperingatkan agar<br />
siap-siap mental.<br />
nASIonal<br />
kriminal<br />
n adu dukungan kubu lawan<br />
n opsi terpaksa netral<br />
internasional<br />
n malam mengerikan gadis jiran<br />
hukum<br />
n masalah pascaputusan mahkamah<br />
ekonomi<br />
n Kudeta Jenderal Jelang Pensiun<br />
n mau ke mana dinasti gandhi<br />
n sori, bukan untuk india<br />
interview<br />
n Mendikbud m. nuh<br />
kolom<br />
n Strategi Netral ala Demokrat<br />
sisi lain capres<br />
n Ontel Jokowi, Reog Prabowo<br />
n menciptakan jalur puncak jilid dua<br />
n bupati ditangkap, proyek terkatung<br />
n lebih elite daripada jalur puncak<br />
n membuka wilayah terpencil<br />
bisnis<br />
n menunggu executive lounge di halim<br />
n Senja kala kretek tanpa filter<br />
lensa<br />
sport<br />
n bos perempuan<br />
di kandang macan<br />
n menuju presiden baru<br />
Seni hiburan<br />
people<br />
n rempak gamolan<br />
n cinta laura | johnny depp | fan bingbing<br />
gaya hidup<br />
n sebuah prekuel mutan retro<br />
n film pekan ini<br />
n agenda<br />
Cover:<br />
Ilustrasi: Kiagus Auliansyah<br />
@majalah_detik<br />
majalah detik<br />
n cara aman bleaching gigi<br />
n pesona ombak pulau merah<br />
n mafianya nasi goreng<br />
Pemimpin Redaksi: Arifin Asydhad Wakil Pemimpin Redaksi: Iin Yumiyanti Redaksi: Dimas Adityo, Irwan<br />
Nugroho, Nur Khoiri, Sapto Pradityo, Sudrajat, Oktamandjaya Wiguna, Arif Arianto, Aryo<br />
Bhawono, Deden Gunawan, Hans Henricus, Silvia Galikano, Nurul Ken Yunita, Kustiah, M Rizal,<br />
Budi Alimuddin, Pasti Liberti Mappapa, Monique Shintami, Isfari Hikmat, Bahtiar Rifai Bahasa:<br />
Habib Rifa’i, Rahmayoga Wedar Tim Foto: Dikhy Sasra, Ari Saputra, Haris Suyono, Agus Purnomo<br />
Product Management: Sena Achari, Sofyan Hakim Creative Designer: Mahmud Yunus, Kiagus Aulianshah,<br />
Galih Gerryaldy, Desy Purwaningrum, Suteja, Mindra Purnomo, Zaki Al Farabi, Edi Wahyono,<br />
Fuad Hasim, Luthfy Syahban.<br />
Kontak Iklan: Arnie Yuliartiningsih, Email: sales@detik.com Telp: 021-79177000, Fax: 021-79187769<br />
Direktur Utama: Budiono Darsono Direktur: Nur Wahyuni Sulistiowati, Heru Tjatur, Warnedy Kritik dan Saran:<br />
appsupport@detik.com Alamat Redaksi: Gedung Aldevco Octagon Lantai 2, Jl. Warung Jati Barat Raya<br />
No.75 Jakarta Selatan, 12740 Telp: 021-7941177 Fax: 021-7944472 Email: redaksi@majalahdetik.com<br />
Majalah detik dipublikasikan oleh PT Agranet Multicitra Siberkom, Grup Trans Corp.
lensa<br />
Menuju Presiden Baru<br />
Tap untuk melihat foto UKURAN BESAR<br />
Tahapan pemilihan presiden mulai digelar saat para calon mendaftarkan diri ke KPU, Jakarta, Senin (19/5) dan Selasa (20/5). Dua<br />
pasangan capres, yakni Joko Widodo-Jusuf Kalla dan Prabowo-Hatta Rajasa, menyatakan siap menggantikan Presiden Susilo Bambang<br />
Yudhoyono.<br />
Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014
lensa<br />
Jokowi-Jusuf Kalla menyerahkan berkas pendaftaran (atas), Prabowo-Hatta setelah mendaftar di KPU, Jakarta. (Rachman Haryanto/detikcom)
lensa<br />
Pendukung Jokowi-JK saat deklarasi pasangan tersebut di Gedung Joang, Jakarta, Senin (19/5). (Hasan Alhabsy/detikcom)
Pendukung Prabowo-Hatta mengantar jagoan mereka ke kantor KPU, Selasa (20/5). (Rengga Sencaya/detikcom)
lensa<br />
Sejumlah relawan asal Papua menggelar aksi damai di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Minggu (11/5). Mereka mendukung calon presiden<br />
dari PDI Perjuangan, Joko Widodo, karena dianggap merakyat dan mampu menciptakan kesejahteraan bagi rakyat Papua. (Agung Pambudhy/<br />
Detikcom).<br />
Prabowo berziarah ke Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta, sebelum menuju kantor KPU, Selasa (20/5). (Hasan Alhabsy/detikcom)
lensa<br />
Prabowo-Hatta di tengah-tengah pendukung mereka saat mendaftar ke KPU, Selasa (20/5). (Rengga Sencaya/detikcom)
lensa<br />
Deretan mobil mengular terjebak kemacetan akibat pendukung Prabowo-Hatta memadati gedung KPU di Jalan Imam Bonjol, Jakarta, Selasa (20/5).<br />
(Rengga Sencaya/detikcom)
nasional<br />
Hasan/detikcom<br />
Adu Dukungan<br />
Kubu Lawan<br />
Sejumlah kader partai pengusung Jokowi-Jusuf Kalla berbalik mendukung Prabowo<br />
Subianto-Hatta Rajasa, begitupun sebaliknya. Bahkan dimasukkan ke tim sukses.<br />
Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014
nasional<br />
Salam komando capres<br />
Prabowo saat bertemu<br />
dengan Raja Dangdut<br />
Rhoma Irama di Jakarta,<br />
Selasa (20/5).<br />
Lamhot/detikcom<br />
Calon presiden Prabowo<br />
Subianto ingin<br />
segera merampungkan<br />
pidatonya saat deklarasi<br />
pencalonannya bersama calon<br />
wakil presiden Hatta Rajasa digelar<br />
di Rumah Polonia, Jakarta<br />
Timur, Senin, 19 Mei lalu. Ketua<br />
Dewan Pembina Partai Gerindra<br />
itu seperti dikejar acara lain.<br />
“Habis (deklarasi) ini, saya akan<br />
ketemu Rhoma Irama,” katanya.<br />
Sorak-sorai ratusan pendukung<br />
pasangan itu membahana begitu<br />
mendengar Prabowo hendak<br />
menemui Rhoma. Mendapat<br />
sambutan, Prabowo melanjutkan<br />
pernyataannya. Bukan hanya<br />
dengan sang Raja Dangdut, mantan<br />
Komandan Jenderal Komando<br />
Pasukan Khusus TNI Angkatan Darat itu juga<br />
mengaku sudah bertemu dengan Mahfud Md.<br />
“Kemudian, Pak Hatta baru ketemu Ahmad<br />
Dhani. Perlu lanjut enggak nih daftarnya” ujar<br />
Prabowo. Rumah Polonia, yang pernah dihuni<br />
presiden pertama RI, Sukarno, lalu kembali riuh<br />
oleh teriakan para pendukung.<br />
Deklarasi dua pasangan capres-cawapres<br />
yang akan berlaga pada pemilihan presiden<br />
2014, yakni Joko Widodo-Jusuf Kalla dan Prabowo-Hatta,<br />
yang sama-sama digelar hari itu,<br />
seakan menjadi ajang unjuk kekuatan pendukung.<br />
Jokowi dan JK―sapaan Jusuf Kalla―diusung<br />
oleh empat partai politik, yakni Partai Demokrasi<br />
Indonesia Perjuangan, Partai Nasional Demokrat,<br />
Partai Kebangkitan Bangsa, dan Partai<br />
Hati Nurani Rakyat. Pasangan ini dideklarasikan<br />
di Gedung Joang, Menteng, Jakarta Pusat,<br />
pada Senin pagi, sebelum mendaftar ke Komisi<br />
Pemilihan Umum siang harinya.<br />
Sedangkan Prabowo-Hatta didukung enam<br />
partai, yakni Gerindra, Partai Amanat Nasional,<br />
Partai Persatuan Pembangunan, Partai Keadilan<br />
Sejahtera, Partai Golkar, serta satu partai<br />
nonparlemen, Partai Bulan Bintang. Pasangan<br />
ini mendaftar ke KPU pada Selasa, 20 Mei, diantar<br />
ribuan kader pendukung dan simpatisan.<br />
Tidak hanya unjuk kekuatan, acara deklarasi<br />
juga menjadi ajang “pamer” pendukung yang<br />
Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014
nasional<br />
Deklarasi Gerakan<br />
Muda Indonesia siap<br />
memenangkan pasangan<br />
Prabowo-Hatta.<br />
Rachman/detikcom<br />
Mahfud Md. berfoto<br />
bersama cawapres Hatta<br />
Rajasa. Mahfud menjadi<br />
ketua tim pemenangan<br />
Prabowo-Hatta.<br />
Hasan Alhabshy/detikcom<br />
menyeberang dari kubu lawan.<br />
Rhoma Irama, Mahfud, dan Ahmad Dhani—<br />
tiga nama yang disebut Prabowo—selama ini<br />
dikenal sebagai kader PKB, partai yang kini<br />
mendukung Jokowi-JK. Ketiganya menjadi juru<br />
kampanye partai itu pada pemilu legislatif 2014.<br />
Bahkan Mahfud dan Rhoma sempat dicalonkan<br />
sebagai capres—selain Jusuf Kalla—oleh PKB.<br />
Namun kini ketiganya berbalik mendukung<br />
Prabowo-Hatta.<br />
Rhoma meyakini Prabowo bisa membawa<br />
perubahan untuk mengatasi permasalahan<br />
bangsa, seperti terorisme, narkoba, dan korupsi.<br />
“Yang tepat orangnya adalah Prabowo,”<br />
tutur pentolan grup Soneta itu. Rhoma, setelah<br />
menerima Prabowo di rumahnya, kawasan<br />
Mampang, Jakarta Selatan, lalu didaulat masuk<br />
ke tim pemenangan Prabowo-Hatta.<br />
Malah Mahfud didapuk menjadi ketua tim<br />
sukses pasangan tersebut. Mantan Ketua Mahkamah<br />
Konstitusi itu, Kamis sore, 22 Mei, mulai<br />
memimpin rapat di markas tim pemenangan<br />
Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014
nasional<br />
Tumpengan pendukung Joko<br />
Widodo, SekBer Jokowi,<br />
di Bundaran HI, Jakarta,<br />
Minggu (16/3).<br />
Agung Pambudhy/Detikcom.<br />
Prabowo-Hatta, Rumah Polonia.<br />
Sebelumnya, Mahfud menggelar konferensi<br />
pers di kantor MMD Initiative, kawasan Matraman.<br />
Ia menegaskan kesediaannya menjadi<br />
ketua tim pemenangan Prabowo-Hatta. “Saya<br />
memutuskan untuk berjuang menegakkan<br />
kebenaran dan akhlak dengan mendukung<br />
pasangan Prabowo-Hatta,” ucapnya.<br />
Bukan hanya kader partai pengusung Jokowi<br />
yang menyeberang ke kubu Prabowo. Sebaliknya,<br />
sejumlah kader muda Golkar “lompat<br />
pagar” mendukung Jokowi-JK, meskipun Ketua<br />
Umum Golkar Aburizal Bakrie menginstruksikan<br />
seluruh kadernya mendukung Prabowo-<br />
Hatta.<br />
Menurut juru bicara kader muda Golkar<br />
pendukung Jokowi-JK, Indra J. Piliang, partainya<br />
mengerdilkan diri dengan mengarahkan<br />
dukungan pada kubu Prabowo. Apalagi muncul<br />
pembicaraan bahwa Prabowo menjanjikan<br />
jabatan menteri utama kepada Aburizal jika<br />
terpilih sebagai presiden.<br />
“Pada titik terakhir tidak ada penjelasan yang<br />
runtut, tiba-tiba kita dihadapkan ke Prabowo<br />
Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014
nasional<br />
Menurut saya,<br />
Jokowi adalah<br />
calon presiden<br />
terbaik untuk<br />
pilpres 2014 ini.<br />
Luhut Panjaitan<br />
dengan ada omongan kursi menteri. Kita malu<br />
dihargai seperti itu,” kata anggota Badan Penelitian<br />
dan Pengembangan Partai Golkar itu di<br />
Rumah Makan Sari Kuring, Jakarta, Selasa, 20<br />
Mei.<br />
Kader muda Golkar lainnya yang merapat ke<br />
kubu Jokowi-JK antara lain Ketua Dewan Pimpinan<br />
Pusat Golkar Agus Gumiwang Kartasasmita<br />
dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat<br />
Meutya Hafid. Menurut Indra, partainya<br />
lebih punya alasan untuk mendukung<br />
JK, yang merupakan kader Golkar,<br />
ketimbang Prabowo-Hatta.<br />
“Kenapa JK, mantan Ketua Umum<br />
Golkar, tidak diberi mandat oleh DPP<br />
Yang diberi mandat justru orang lain.<br />
Kalau tidak ada kesempatan lagi bagi<br />
Ketua Umum untuk mencalonkan diri,<br />
lalu ada opsi selanjutnya, mendukung kader<br />
Golkar atau di posisi netral saja,” ujarnya.<br />
Indra mengaku tak gentar menghadapi ancaman<br />
sanksi dari partainya.<br />
Sebelumnya, politikus Golkar, Poempida<br />
Hidayatulloh, dan Wakil Ketua Dewan Pertimbangan<br />
Golkar Luhut Panjaitan memilih mendukung<br />
Jokowi-JK. Poempida bahkan ditunjuk<br />
menjadi juru bicara cawapres Jusuf Kalla. Adapun<br />
Luhut mengaku sudah berpamitan kepada<br />
Aburizal atau Ical untuk mendukung pencalonan<br />
Gubernur DKI Jakarta itu sebagai capres.<br />
“Menurut saya, Jokowi adalah calon presiden<br />
terbaik untuk pilpres 2014 ini,” tutur Luhut.<br />
Wakil Ketua Umum Golkar Agung Laksono<br />
mengatakan sudah memperkirakan dukungan<br />
di kalangan internal partainya bakal terbelah<br />
dalam pemilihan presiden. Hal ini karena, di<br />
satu sisi, Golkar secara resmi mendukung<br />
Prabowo-Hatta, sedangkan di sisi lain Jokowi<br />
menggandeng cawapres Jusuf Kalla, yang merupakan<br />
kader Golkar.<br />
“Pembelotan” ini menjadi bahasan utama<br />
dalam pertemuan para tokoh senior dan<br />
pimpinan organisasi sayap Golkar di Hotel<br />
JW Marriott, Rabu malam, 21 Mei lalu. Para<br />
tokoh itu, kata Agung, memberi masukan<br />
kepada Ical. “Beliau, yang semula dengan suara<br />
keras akan memberhentikan kader yang<br />
tidak setia pada keputusan partai, akhirnya<br />
bisa memahami dan memutuskan tidak ada<br />
pemberhentian,” ucap Menteri Koordinator<br />
Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014
nasional<br />
Tokoh senior Partai Golkar<br />
berkumpul di Jakarta, Rabu<br />
(21/5).<br />
Hasan/detikcom<br />
Tap/klik untuk berkomentar<br />
Kesejahteraan Rakyat itu.<br />
Sementara itu, Ketua Umum PKB Muhaimin<br />
Iskandar menyebut dukungan sejumlah kadernya<br />
kepada Prabowo-Hatta merupakan hak<br />
pribadi. Menurut Cak Imin, sapaan Muhaimin,<br />
partainya solid mendukung Jokowi-JK. Namun,<br />
berbeda dengan Muhaimin, Ketua Muslimat<br />
Nahdlatul Ulama, yang juga kader PKB, Khofifah<br />
Indar Parawansa, mengakui sikap politik<br />
Mahfud yang mendukung Prabowo-Hatta<br />
pasti berpengaruh di partainya. “Karena beliau<br />
(Mahfud) punya follower,” kata juru bicara Jokowi<br />
ini.<br />
Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan<br />
Indonesia, Siti Zuhro, menilai perbedaan<br />
pandangan dalam sebuah partai merupakan<br />
hal biasa. Apalagi jika berkaitan dengan sosok<br />
yang didukung. Namun kader semestinya tidak<br />
perlu “menyeberang” jika partai bisa membangun<br />
komunikasi dengan baik. “Tidak jadi salah<br />
paham begini,” ujar Siti. ■<br />
Kustiah, Jaffry Prakoso, Elvan D., Ramdhan M. | Dimas<br />
Majalah detik detik 26 7 mei - 13 - 1 april juni 2014
nasional<br />
Opsi Terpaksa Netral<br />
Partai Demokrat bersikap nonblok, tidak mendukung kubu Jokowi maupun Prabowo.<br />
Risiko politik dari sikap netral itu ialah pilihan kader menjadi terbelah.<br />
Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014
nasional<br />
Ketua Umum Partai Demokrat<br />
Susilo Bambang Yudhoyono<br />
berbincang dengan peserta<br />
rapimnas partai di Jakarta,<br />
Minggu (18/5).<br />
Abror Rizki/rumnggapres<br />
Keputusan itu akhirnya datang<br />
juga. Partai Demokrat memilih tidak<br />
bergabung secara formal dengan<br />
koalisi partai pengusung pasangan<br />
Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla maupun Prabowo<br />
Subianto-Hatta Rajasa, dua kubu yang<br />
akan bertarung dalam pemilihan presiden 9 Juli<br />
2014.<br />
Meskipun menyatakan akan netral dan<br />
tidak bergabung dengan salah satu kubu,<br />
Ketua Harian Partai Demokrat Sya rief Hasan<br />
mengatakan kader partainya tidak akan golput.<br />
Mereka tetap akan memberikan pilihan<br />
saat pemilihan presiden. “Suara Demokrat<br />
akan diberikan kepada partai yang platform<br />
solusinya segaris dengan Partai Demokrat,”<br />
kata Syarief di kantor Dewan Pimpinan Pusat<br />
Partai Demokrat, Jalan Kramat Raya, Jakarta<br />
Pusat, Selasa, 20 Mei lalu.<br />
Pernyataan Syarief itu sejatinya bukan hal<br />
baru. Sinyal bahwa Demokrat akan mengambil<br />
sikap nonblok alias tidak memihak dilontarkan<br />
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, yang<br />
juga Ketua Umum Demokrat, saat menutup<br />
Rapat Pimpinan Nasional pada Ahad, 18 Mei<br />
lalu.<br />
Langkah tersebut diambil berdasarkan hasil<br />
voting terhadap peserta rapat. Tercatat 56 persen<br />
menginginkan Demokrat tidak mengemis<br />
kekuasaan. Sedangkan 44 persen memilih opsi<br />
berbeda. Sebanyak 22 persen lebih menginginkan<br />
bergabung dengan koalisi pengusung Prabowo-Hatta.<br />
Sisanya ingin membentuk poros<br />
koalisi baru di luar dua kubu tersebut.<br />
Namun sikap netral berdasarkan keputusan<br />
Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014
nasional<br />
Anggota Dewan Kehormatan<br />
Partai Demokrat, Suaidi<br />
Marasabessy<br />
Lamhot/detikcom<br />
Rapimnas yang tidak bulat itu membuat para<br />
elite Demokrat tidak tinggal diam. Beberapa<br />
petinggi partai bentukan Presiden SBY itu<br />
mulai melirik ke salah satu pasangan calon presiden-calon<br />
wakil presiden. Anggota De wan<br />
Kehormatan Demokrat, Suaidi Marasabessy,<br />
misalnya, memilih merapat ke kubu Jokowi-<br />
Jusuf Kalla (JK). Bahkan ia terang-terangan<br />
menyatakan akan masuk ke tim pemenangan<br />
mantan Wali Kota Solo itu. “Saya mendukung<br />
Jokowi-JK. Seperti yang disampaikan Pak Syarief<br />
Hasan bahwa partai netral, tapi tidak golput,”<br />
ujar Suaidi.<br />
Bekas Kepala Staf Umum TNI<br />
itu mengaku mendukung Jokowi<br />
karena mengikuti hati nurani.<br />
Apalagi Suaidi adalah anggota<br />
kelompok purnawirawan<br />
jenderal pimpinan Luhut<br />
Panjaitan, yang sejak awal<br />
mendeklarasikan dukungan<br />
kepada Jokowi. Luhut,<br />
yang juga Wakil Ketua<br />
Dewan Pertimbangan<br />
Golkar, berseberangan<br />
dengan sikap partainya, yang mendukung<br />
pasangan Prabowo-Hatta.<br />
Namun, untuk masuk ke tim pemenangan<br />
Jokowi, Suaidi akan meminta izin terlebih dulu<br />
kepada SBY. Sebab, selain anggota Dewan<br />
Kehormatan, Suaidi adalah Sekretaris Komite<br />
Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat. Dia<br />
juga menjabat ketua tim seleksi calon anggota<br />
legislatif dari partai itu pada pemilu legislatif<br />
lalu. “Ada proses yang harus saya laku kan, minta<br />
izin partai dan Pak SBY,” tutur purnawira wan<br />
jenderal bintang tiga ini.<br />
Petinggi Demokrat yang merapat ke salah<br />
satu kubu rupanya bukan hanya Suaidi. Wakil<br />
Ketua Umum Demokrat yang juga Gubernur<br />
Jawa Timur, Soekarwo, dikabarkan menjadi<br />
bagian tim sukses Prabowo-Hatta, berdasarkan<br />
klaim Zulkifli Ha san, ketua harian tim<br />
pemenangan pasangan itu. Zulkifli, Menteri<br />
Kehutanan yang juga kader Partai Amanat Nasional,<br />
menyebut nama Wakil Gubernur Jawa<br />
Timur Saifullah Yusuf sebagai tim pemenangan<br />
Prabowo-Hatta.<br />
Namun belakangan Soekarwo dan Saifullah<br />
membantahnya. Pakde Karwo—sapaan akrab<br />
Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014
nasional<br />
Ketua Komisi Pengawas<br />
Partai Demokrat T.B.<br />
Silalahi mengatakan<br />
partainya bisa saja<br />
mengusung capres sendiri<br />
dari pemenang konvensi<br />
yang digelar partainya.<br />
Ari saputra/detikcom<br />
Soekarwo―bilang tidak ada penunjukan dirinya<br />
sebagai tim sukses Prabowo. Ia memilih<br />
bersikap mengikuti arahan partainya. “Saya<br />
tetap netral,” ucapnya di Surabaya, Kamis, 22<br />
Mei lalu. Sedangkan Saifullah mengaku belum<br />
diminta untuk membantu tim sukses Prabowo-<br />
Hatta.<br />
Sikap beberapa elite Demokrat yang mendukung<br />
capres dari partai lain, oleh Ketua<br />
Komisi Pengawas Demokrat, T.B. Silalahi,<br />
dianggap merupakan sebuah risiko politik<br />
yang diambil SBY dengan sikap netralnya.<br />
“Seharusnya SBY secara cepat membuat<br />
keputusan maju mengusung capres sendiri,<br />
atau merapat ke kelompok lain. Jadi kondisinya<br />
tidak gamang seperti sekarang,” kata<br />
Silalahi kepada majalah detik.<br />
Menurut mantan Menteri Negara Pendayagunaan<br />
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi<br />
itu, sebenarnya dalam pemilihan presiden<br />
kali ini Demokrat bisa saja mengusung capres<br />
sendiri yang berasal dari pemenang konvensi<br />
capres. Namun, melihat hasil polling Lembaga<br />
Survei Indonesia, Populi Center, dan Mark Plus<br />
Insight―tiga lembaga yang menggelar survei<br />
elektabilitas peserta konvensi—hasilnya kurang<br />
menggembirakan.<br />
Dari hasil survei tiga lembaga itu, elektabilitas<br />
Dahlan Iskan unggul jika dibanding 10 peserta<br />
konvensi lainnya, dengan kisaran 15-23 persen.<br />
Namun Menteri Badan Usaha Milik Negara itu<br />
dianggap belum layak maju dalam pemilihan<br />
presiden. Sebab, jika disurvei bersama tokoh<br />
lain, elektabilitas Dahlan cuma 4 persen, jauh<br />
di bawah Jokowi dan Prabowo.<br />
“Hasil lembaga survei itulah yang membuat<br />
Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014
nasional<br />
Gubernur DKI Jakarta Joko<br />
Widodo menyerahkan<br />
izin cuti kepada Presiden<br />
Yudhoyono karena akan<br />
maju dalam pilpres, di<br />
Istana Merdeka, Selasa<br />
(13/5/2014). (kiri)<br />
Abror Rizki/Rumnggapres<br />
Prabowo Subianto menemui<br />
Presiden Yudhoyono di<br />
Istana Merdeka, Jakarta,<br />
Selasa (13/5).<br />
Abror Rizki/Rumnggapres<br />
SBY dan Demokrat tidak pede (percaya diri)<br />
mengusung capres sendiri. Akhirnya memilih<br />
netral,” ujar salah satu pendukung Dahlan Iskan<br />
ini.<br />
Secara terpisah, peneliti Lembaga Survei<br />
Indonesia Kuskrido Ambardi menilai sikap<br />
netral SBY bisa diartikan terpaksa karena memang<br />
tidak ada pilihan lain. Sebab, sebelumnya<br />
Yudhoyono berharap Megawati Soekarnoputri,<br />
Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia<br />
Perjuangan—partai pengusung Jokowi—mau<br />
membuka pintu koalisi dengan Demokrat.<br />
“Tapi nyatanya, setelah diketuk berulangulang,<br />
Megawati tidak kunjung membukakan<br />
pintu buat SBY untuk berkoalisi. Sedangkan<br />
untuk bergabung dengan Prabowo, SBY sepertinya<br />
kurang sreg,” tutur pria yang disapa Dodi<br />
ini.<br />
Langkah SBY pada pemilihan presiden kali ini<br />
dinilai Dodi memang sangat dilematis. Di satu<br />
sisi, perolehan suara partainya kurang bagus, hanya<br />
sekitar 10 persen. Di sisi lain, hasil konvensi<br />
capres yang digelar selama 8 bulan itu kurang<br />
bergaung. Sementara itu, upaya membangun<br />
poros baru bersama Golkar mentok lantaran<br />
ketiadaan calon yang mumpuni untuk diusung.<br />
Jadi, Dodi menganggap sikap netral yang diambil<br />
SBY karena tidak ada opsi lain. “Akhirnya,<br />
SBY pun memilih netral,” ucapnya. n<br />
DEDen GUNAWAN, KUSTIAH, ROIS JAJeli | DIMAS<br />
Majalah detik detik 26 7 mei - 13 - 1 april juni 2014
Kolom<br />
Strategi<br />
Netral ala<br />
Demokrat<br />
Oleh: Djayadi Hanan<br />
Biodata<br />
Nama: Djayadi Hanan<br />
Tempat/Tanggal Lahir:<br />
Palembang, 29 Januari 1972<br />
Istri: Dr Isabella<br />
Demokrat bisa menghemat biaya sosial maupun<br />
finansial dengan tidak berpihak pada kubu Jokowi<br />
ataupun Prabowo.<br />
Teka-teki tentang sikap Partai Demokrat dalam pemilihan presiden<br />
9 Juli nanti ternyata tak seperti yang diduga banyak orang.<br />
Hasil rapat pimpinan nasional yang digelar Ahad, 18 Mei lalu, partai<br />
ini menyatakan akan bersikap netral. Tidak berkoalisi dengan kubu<br />
Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014
Kolom<br />
aNak:<br />
n Hanin<br />
n Malia<br />
n Syami<br />
Pendidikan:<br />
n FISIP Universitas Sriwijaya, Palembang,<br />
1990-1995<br />
n Pascasarjana Universitas Gadjah<br />
Mada, Yogyakarta, 1996-1999<br />
n Pascasarjana Jurusan Hubungan<br />
Internasional, Ohio University,<br />
Amerika Serikat, 2001-2003<br />
n Program Doktor Ilmu Politik, Ohio<br />
University, Amerika Serikat, 2007-<br />
2012<br />
Pekerjaan:<br />
n Dosen Universitas Paramadina,<br />
Jakarta, 1996-sekarang<br />
n Peneliti pada Pusat Studi Otonomi<br />
Daerah di Kementerian Otonomi<br />
Daerah, 1999-2000<br />
n Graduate research assistant di Ohio<br />
University, Center for International<br />
Studies, Amerika Serikat, 2001-<br />
2003<br />
Prabowo ataupun Jokowi, juga tidak membuat poros baru dengan Partai<br />
Golkar seperti banyak diduga sebelumnya.<br />
Ada beberapa faktor partai berlambang bintang Mercy itu memilih sikap<br />
netral. Pertama, lambannya menentukan sikap. Partai—dalam hal ini diwakili<br />
ketua umumnya, Susilo Bambang Yudhoyono—bergerak lamban dengan<br />
tidak segera menentukan sikap pascapemilihan legislatif. Padahal, dengan<br />
perolehan suara sekitar 10 persen, seperti yang dirilis oleh beberapa lembaga,<br />
sejatinya partai ini bisa berperan banyak.<br />
Misalnya menggalang koalisi dengan partai lain, seperti Partai Keadilan<br />
Sejahtera, Partai Amanat Nasional, atau Partai Persatuan Pembangunan,<br />
Partai Demokrat bisa membentuk poros keempat. Terlebih, sebelum pemilu<br />
legislatif, partai ini menggelar konvensi untuk menjaring calon presiden yang<br />
bakal diusungnya. Peta politik pascapemilihan pun sangat terang. Sejak 10<br />
April atau sehari setelah pencoblosan hingga 15 Mei, sebenarnya sangat<br />
cukup waktu bagi Demokrat untuk mempertimbangkan beberapa pilihan.<br />
Tapi itu tak terjadi.<br />
Meski keputusan netral itu banyak yang mencemooh, bolehlah kita<br />
memberi sudut pandang positif dengan menyebut ini sebagai kalkulasi yang<br />
“cermat” dari Demokrat, khususnya Yudhoyono. Mengapa begitu Dengan<br />
mengambil sikap netral, ada beberapa keuntungan yang bakal diperoleh<br />
partai ini. Pertama, ia akan dengan mudah masuk dalam pemerintahan, siapa<br />
pun presiden yang terpilih, bila dia mau.<br />
Karena sikap netral itu pula, Demokrat tak perlu mengerahkan jaringan<br />
lembaga ataupun kadernya untuk mendukung calon yang disokongnya.<br />
Artinya, biaya, baik sosial maupun finansial, pun bisa dihemat.<br />
Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014
Kolom<br />
Kedua, krisis figur yang kuat dan banyaknya kasus yang membelit partai.<br />
Ketiadaan figur kuat yang bisa disodorkan partai untuk bertarung dengan<br />
figur yang diusung partai lain bisa menjadikan partai ini rontok sebelum bertarung.<br />
Terlebih, sederet kasus yang menyeret kadernya telah menggerogoti<br />
kepercayaan publik terhadap partai. Hal ini terbukti pada merosotnya perolehan<br />
suara partai pada pemilihan anggota legislatif. Karena itu, bersikap<br />
netral dalam pemilihan presiden adalah pilihan yang paling rasional, agar<br />
tetap aman, siapa pun presidennya.<br />
Ketiga, bisa bersikap luwes, baik jika di dalam maupun di luar pemerintahan.<br />
Satu hal yang perlu dicatat, para petinggi dan kader Demokrat menegaskan,<br />
sikap netral itu hanya akan berlaku selama prosesi pemilihan presiden dan<br />
tidak serta-merta berlaku setelah pemerintahan di bawah presiden terpilih<br />
berjalan. Di sinilah partai ini bisa secara fleksibel memainkan peran.<br />
Setelah pemilihan presiden usai dilaksanakan, Demokrat tentu akan lebih<br />
leluasa memainkan posisi tawarnya dengan modal suara 10 persen di parn<br />
Peneliti senior The National Democratic<br />
Institute for International<br />
Affairs (NDI)-Indonesia, 2004-<br />
2006<br />
n Direktur Riset Universitas Paramadina,<br />
2006-2007<br />
n Direktur Riset Saiful Mujani<br />
Research and Consulting, 2013-sekarang<br />
Buku dan Karya Ilmiah:<br />
n Menakar Presidensialisme Multipartai:<br />
Upaya Mencari Format<br />
Hubungan Eksekutif-Legislatif yang<br />
Stabil dan Dinamis di Indonesia,<br />
Mizan, Maret 2014<br />
n Nurcholish Madjid and Democratic<br />
Consolidation in Indonesia, Jurnal<br />
Titik Temu, Juli 2013<br />
n Menulis artikel di sejumlah surat<br />
kabar nasional, seperti Kompas,<br />
Koran Tempo, dan Republika<br />
Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014
Kolom<br />
Pengalaman Organisasi:<br />
n Ketua Umum Pengurus Pusat<br />
Pelajar Islam Indonesia, 1998-2000<br />
n Aktivis Himpunan Mahasiswa Islam,<br />
1989-2000<br />
n Sekretaris Jenderal Alumni Pelajar<br />
Islam Indonesia, 2011-2015<br />
lemen. Yudhoyono sangat paham soal ini karena pengalamannya 10 tahun<br />
sebagai penguasa.<br />
Keempat, sikap netral dan tidak menyatakan bersikap sebagai oposisi<br />
terhadap pemerintah akan menyelamatkan muka Yudhoyono bila ternyata<br />
yang memenangi pemilihan presiden nantinya pasangan Prabowo-Hatta<br />
Rajasa. Sebab, dia tidak harus menjilat ludahnya karena tidak jadi bersikap<br />
oposan terhadap pemerintahan pasangan itu, hanya karena Hatta Rajasa<br />
adalah besannya.<br />
Kelima, sebagai mantan presiden kelak betapapun Yudhoyono berharap<br />
bisa menjalin hubungan yang baik dan harmonis dengan presiden baru<br />
penggantinya. Hubungan yang baik itu diperlukan agar legacy atau berbagai<br />
kebijakan yang dia buat selama berkuasa tetap terjaga. Begitupun dengan<br />
pengamanan rekam jejaknya selama memegang tampuk kekuasaan negeri<br />
ini. Jadi sikap netral Demokrat bukanlah sikap yang kebetulan terjadi. Netralitas<br />
ala partai ini penuh dengan kalkulasi pragmatis, bukan semata-mata<br />
karena faktor ideologis.<br />
*Disarikan dari wawancara oleh Arif Arianto<br />
Majalah Majalah detik 26 detik mei 26 - 1 mei juni - 2014 1 juni 2014
hukum<br />
Masalah Pascaputusan<br />
Mahkamah<br />
Putusan Mahkamah Konstitusi menghapus kewenangan lembaga itu dalam<br />
menangani sengketa pilkada menuai kritik, termasuk dari kalangan internal MK.<br />
Dinilai akan memunculkan masalah baru.<br />
Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014
hukum<br />
Ketua MK Hamdan Zoelva<br />
(tengah) saat memimpin sidang<br />
di Mahkamah Konstitusi, Selasa<br />
(6/5).<br />
Hasan Alhabshy/detikcom<br />
Politikus Partai Amanat Nasional,<br />
Abdul Hakam Naja, mengaku lega.<br />
Bukan karena ketua umumnya, Hatta<br />
Rajasa, kini resmi menjadi calon wakil<br />
presiden mendampingi Prabowo Subianto, melainkan<br />
lantaran putusan Mahkamah Konstitusi<br />
yang menghapus kewenangan lembaga itu<br />
menangani sengketa pemilihan umum kepala<br />
daerah. Putusan itu seperti menggenapi pembahasan<br />
Rancangan Undang-Undang Pemilu<br />
Kepala Daerah, yang tengah digodok Panitia<br />
Khusus Pilkada di Komisi II Dewan Perwakilan<br />
Rakyat.<br />
Salah satu poin yang dibahas dalam rancangan<br />
itu adalah lembaga mana yang berwenang<br />
mengadili sengketa pilkada. Klausul tersebut<br />
menjadi salah satu opsi pembahasan setelah<br />
mencuatnya kasus suap Ketua MK Akil Mochtar<br />
yang berkaitan dengan penanganan sengketa<br />
pilkada. “Kami merasa perlu mencarikan<br />
solusi supaya kewenangan mengadili tak lagi<br />
dilakukan MK,” kata Wakil Ketua Komisi II DPR<br />
itu di Jakarta, Rabu, 21 Mei lalu.<br />
Putusan MK gayung bersambut. Sebab, menurut<br />
Hakam, sebagian besar anggota Pansus<br />
menginginkan kewenangan mengadili sengketa<br />
pilkada diambil alih Mahkamah Agung<br />
seperti sebelumnya. Pertimbangannya, MA<br />
punya sumber daya manusia yang lebih banyak,<br />
sekitar 60 hakim, ketimbang hakim MK,<br />
yang hanya 9 orang. “Jadi seharusnya MA lebih<br />
Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014
hukum<br />
Gubernur Jawa Timur Soekarwo<br />
(tengah) dan wakilnya, Saifullah<br />
Yusuf, saat menghadiri sidang<br />
sengketa pilkada Jawa Timur,<br />
Oktober tahun lalu.<br />
Hasan Alhabshy/detikcom<br />
baik daripada MK,” ujarnya.<br />
Senin, 19 Mei lalu, MK mengabulkan permohonan<br />
uji materi Pasal 236 huruf c Undang-<br />
Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pemerintahan<br />
Daerah dan Pasal 29 ayat (1) huruf<br />
e UU Nomor 48/2009 tentang Kekuasaan<br />
Kehakiman, yang menjadi dasar kewenangan<br />
MK mengadili sengketa pilkada. Dengan pembatalan<br />
kedua pasal itu, MK tak lagi berwenang<br />
mengadili sengketa pilkada.<br />
Sementara Hakam menganggap putusan<br />
MK sebagai solusi atas rentannya praktek suap<br />
dalam penanganan sengketa pilkada di MK,<br />
Ketua MK Hamdan Zoelva menyebut putusan<br />
lembaganya itu lebih didorong oleh faktor<br />
kons titusi. Hamdan menganggap kedua pasal<br />
yang mengatur kewenangan sengketa pilkada<br />
inkonstitusional alias bertentangan dengan<br />
UUD 1945.<br />
“Sebab, pemilu menurut Pasal 22E UUD 1945<br />
harus dimaknai secara limitatif untuk memilih<br />
anggota DPR, DPD, DPRD, presiden, dan wakil<br />
presiden yang dilaksanakan lima tahun sekali.<br />
Dengan begitu, jika memasukkan pemilihan<br />
kepala daerah menjadi bagian dari pemilu dan<br />
menjadi kewenangan MK, maka tidak sesuai<br />
dengan makna original intent dari pemilu,” tutur<br />
Hamdan saat ditemui majalah detik di kantornya,<br />
Jakarta, Selasa, 20 Mei lalu.<br />
Victor Santoso, Ketua Umum Forum Kajian<br />
Hukum dan Konstitusi—salah satu lembaga<br />
pemohon uji materi―menilai pembatalan<br />
kewenangan mengadili sengketa pilkada tak<br />
semata didasari kasus Akil Mochtar. Selama ini,<br />
Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014
hukum<br />
Seharusnya MK<br />
memperbaiki mekanisme<br />
penanganan sengketa<br />
pemilu, bukan malah<br />
balik badan melempar ke<br />
instansi lain.”<br />
menurut dia, MK sudah kelebihan beban dalam<br />
mengadili perkara pilkada mengingat sekitar<br />
160 perkara diajukan setiap bulannya.<br />
Meski demikian, Victor menyayangkan<br />
putusan poin kedua yang menyebutkan MK<br />
tetap menyelesaikan perselisihan hasil pilkada<br />
sampai ada undang-undang anyar. Sebab, hal<br />
ini bisa menimbulkan masalah baru, yakni<br />
kons titusionalitas putusan. “Seharusnya<br />
ditegaskan kembali ke (kewenangan)<br />
MA. Karena dalam UU<br />
Pemerintahan Daerah Pasal<br />
106 dinyatakan MA masih<br />
berwenang menangani<br />
sengketa pilkada,” ucap<br />
Victor.<br />
Sidang uji materi sempat<br />
berlangsung “panas” karena<br />
tak semua hakim MK setuju<br />
kewenangan lembaga itu mengadili<br />
sengketa pilkada diserahkan<br />
ke institusi lain. Tiga hakim menyatakan<br />
dissenting opinion atau pendapat<br />
berbeda. Mereka adalah Anwar Usman, Arief<br />
Hidayat, dan Ahmad Fadlil Sumadi. Ketiganya<br />
berpendapat seharusnya MK menolak permohonan<br />
uji materi yang diajukan oleh sejumlah<br />
lembaga serta perseorangan tersebut.<br />
Anwar Usman menilai tuntutan pemohon<br />
yang menyatakan sengketa pilkada bukanlah<br />
kewenangan MK berdasarkan UUD 1945 tidak<br />
tepat. Sebab, kedua norma itu bukan yang utama.<br />
Pasal 236 huruf c UU Nomor 12/2008, menurut<br />
Anwar, hanya memuat norma administratif,<br />
yakni pengalihan penanganan sengketa<br />
pilkada dari MA ke MK. Hal ini sesuai dengan<br />
putusan MK sebelumnya yang menyebutkan<br />
pemilihan kepala daerah termasuk dalam rezim<br />
hukum pemilu. Konsekuensinya, perselisihan<br />
hasil pilkada pun secara hukum menjadi kewenangan<br />
MK.<br />
Apalagi MK sudah ratusan kali menyatakan<br />
berwenang mengadili sengketa pilkada. Jadi,<br />
kalau kewenangan tersebut hendak dihapus<br />
karena dianggap tidak sesuai dengan konstitusi,<br />
semestinya dinyatakan sejak MK pertama kali<br />
menerima permohonan sengketa pilkada pada<br />
2008. “Sebab, ini menyangkut kewenangan<br />
mutlak yang membawa akibat hukum tersendiri,”<br />
katanya secara terpisah.<br />
Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014
hukum<br />
Bagir Manan<br />
ari saputra/detikcom<br />
Kasus Akil, yang tertangkap tangan karena<br />
menerima suap terkait sengketa pilkada, juga<br />
tidak bisa dijadikan rujukan untuk mengamputasi<br />
kewenangan mengadili sengketa pilkada.<br />
“Kalau ada suatu instansi yang korupsi, apakah<br />
instansi itu akan dibubarkan Kan tidak,” ujar<br />
Anwar.<br />
Tidak hanya menuai kritik dari lingkup internal<br />
MK, putusan itu juga disesalkan sejumlah<br />
kalangan. Pengamat hukum dan tata negara<br />
Refly Harun menilai putusan MK sebagai<br />
bentuk melempar tanggung jawab dan “bola<br />
panas” kepada lembaga lain. “Seharusnya MK<br />
memperbaiki mekanisme penanganan sengketa<br />
pemilu, bukan malah balik badan melempar<br />
ke instansi lain,” tuturnya.<br />
MK juga seharusnya tak perlu menyebut<br />
bahwa kewenangan mengadili sengketa pilkada<br />
merupakan tindakan melanggar UUD 1945.<br />
Karena, sejak 2008 lembaga itu telah mengadili<br />
sengketa pilkada. “Meski putusan MK final dan<br />
mengikat, berarti putusan (sengketa pilkada)<br />
penuh keragu-raguan. MK gagal menjadi penjaga<br />
konstitusi,” ucapnya.<br />
Dampak dari putusan ini, menurut Refly, akan<br />
menambah kekacauan pilkada di masa akan datang.<br />
Karena siapa pun yang bersengketa akan<br />
mencari kemenangan di pengadilan. Apalagi<br />
banyak pengadilan yang akan menangani sengketa<br />
pilkada, di samping kasusnya juga ratusan.<br />
Sementara itu, Ketua Dewan Pers, yang juga<br />
mantan Ketua Mahkamah Agung, Bagir Manan,<br />
menilai masalah penanganan sengketa pilkada<br />
harus diselesaikan dengan undang-undang,<br />
bukan diputuskan oleh MK. Menurut Bagir, MK<br />
tidak boleh memutus perkara yang berkaitan<br />
dengan lembaganya sendiri. “Ini conflict of<br />
interest,” ujarnya seusai mengikuti diskusi di<br />
gedung Dewan Pers, Jakarta, Rabu, 21 Mei.<br />
Kepala Biro Hukum dan Humas MA Ridwan<br />
Mansyur menyatakan lembaganya siap jika<br />
diserahi kembali kewenangan menangani sengketa<br />
pilkada. Kendati begitu, pihaknya memilih<br />
menunggu regulasi baru yang mengatur hal<br />
tersebut. “Sebenarnya yang meminta kewenangan<br />
mengadili sengketa pilkada adalah MK.<br />
Jika mengacu ke pengalaman dulu, MA siap,”<br />
tutur Ridwan. ■ Kustiah, Jaffry Prakosa, Rina Atriana | Dimas<br />
Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014
kriminal<br />
Malam<br />
Mengerikan<br />
Gadis Jiran<br />
Mahasiswi asal Malaysia diduga<br />
diperkosa oleh sekawanan pria.<br />
Korban dibekap saat akan menuju<br />
ATM. Polisi masih kesulitan<br />
melacak pelaku.<br />
ilustrasi: edi wahyono<br />
Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014
kriminal<br />
Gerai ATM di dekat kampus<br />
Unpad Jatinangor.<br />
Tya Eka Yulianti/detikbandung<br />
Jumat malam, 16 Mei 2014, menjadi<br />
malam mengerikan bagi Jidi―bukan<br />
nama sebenarnya—mahasiswi asal<br />
Malaysia yang berkuliah di Universitas<br />
Pa djadjaran (Unpad), Bandung, Jawa Barat. Dia<br />
diduga diculik lalu diperkosa sekawanan pria<br />
saat hendak menuju ke anjungan tunai mandiri<br />
(ATM) di dekat kampusnya, Unpad Jatinangor,<br />
Kabupaten Sumedang.<br />
Sekitar pukul 20.00 WIB, gadis berusia 20 tahun<br />
itu keluar dari rumah indekosnya di kawasan<br />
Sukawening, Kecamatan Jatinangor, menuju<br />
ATM yang berjarak sekitar 400 meter. Saat berjalan<br />
di lorong yang sedikit gelap menuju ATM,<br />
korban mendengar seseorang memanggilnya.<br />
Namun, begitu menoleh, tangannya dipegangi<br />
dan mulutnya dibekap pelaku. Selanjutnya, ia<br />
dipaksa masuk ke dalam mobil berjenis minibus.<br />
Berdasarkan keterangannya kepada polisi, ia<br />
tidak ingat persis jenis mobil yang digunakan<br />
pelaku. Begitu juga arah tujuan mobil tersebut.<br />
Yang ia tahu, di dalam mobil saat itu ada<br />
empat pria. Dalam perjalanan, korban dipaksa<br />
menenggak minuman keras oleh kawanan<br />
tersebut hingga gadis itu mabuk.<br />
Ketika tak sadarkan diri, gadis asal negeri jiran<br />
itu pun digagahi secara bergiliran oleh tiga dari<br />
empat pria di mobil itu. Korban sendiri tidak<br />
tahu pasti berapa lama ia mengalami kejahatan<br />
seksual itu. Sebab, ia baru tersadar sekitar tujuh<br />
jam kemudian, yakni sekitar pukul 03.00 WIB.<br />
Ia ditinggalkan begitu saja oleh para pelaku<br />
di depan Rumah Makan Grafika, Jalan Raya<br />
Tangkuban Parahu, Desa Cikole, Kecamatan<br />
Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Saat itu<br />
ia merasakan sakit di tubuhnya, terutama di<br />
perut bagian bawah.<br />
Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014
kriminal<br />
Kapolres Cimahi,<br />
AKBP Erwin Kurniawan.<br />
erna mardiana/detikbandung<br />
Saat ditemukan warga, korban<br />
sedang menangis di depan<br />
Rumah Makan Grafika.<br />
Selain melakukan aksi bejat itu, para pelaku<br />
menjarah seluruh uang, perhiasan, berikut dua<br />
telepon genggam milik korban. Sadar telah<br />
menjadi korban kejahatan, Jidi pun hanya bisa<br />
menangis dan berteriak hingga mengundang<br />
perhatian warga.<br />
“Saat ditemukan warga, korban sedang menangis<br />
di depan Rumah Makan Grafika,” kata<br />
Kepala Kepolisian Resor Cimahi, Ajun Komisaris<br />
Besar Erwin Kurniawan, kepada<br />
majalah detik.<br />
Warga yang pertama kali menemukan<br />
korban adalah Tata Sumitra bersama<br />
istrinya, yang berdagang tak<br />
jauh dari RM Grafika. Keduanya kaget ketika<br />
mendengar suara tangisan seorang perempuan<br />
di depan rumah makan itu. Begitu dihampiri,<br />
korban langsung menceritakan petaka yang dialaminya.<br />
Mendengar cerita itu, Tata dan warga<br />
lain langsung membawanya ke polisi. Usai melapor,<br />
korban langsung divisum dan dirawat di<br />
Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung.<br />
Menurut Erwin, hingga kini polisi masih<br />
memburu para pelaku meski petunjuk sangat<br />
minim. Pasalnya, polisi tidak mendapat banyak<br />
keterangan dari korban. Selain korban masih<br />
shock, pihak keluarga sudah membawa korban<br />
pulang ke Malaysia pada Selasa, 20 Mei lalu.<br />
“Ini menyulitkan kami. Tapi kami akan terus<br />
menyelidiki dan memburu para pelaku,” ujarnya.<br />
Informasi yang diperoleh majalah detik,<br />
kamera CCTV di ATM yang terletak di sekitar<br />
kampus Unpad tak merekam kehadiran korban<br />
saat melakukan transaksi di sana. Area di luar<br />
bangunan yang berisi 14 ATM dari berbagai<br />
bank itu tidak bisa terpantau lantaran tidak ada<br />
kamera CCTV.<br />
Sementara itu, di RM Grafika, Jalan Tangkuban<br />
Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014
kriminal<br />
Gerai ATM di kompleks<br />
Universitas Padjadjaran<br />
Jatinangor.<br />
Tya Eka Yulianti/detikbandung<br />
Parahu, polisi mengaku mendapatkan secercah<br />
titik terang. Rekaman kamera CCTV di rumah makan<br />
itu mendeteksi sebuah mobil berhenti pada<br />
Sabtu dini hari, 17 Mei lalu, sekitar pukul 03.00<br />
WIB. Namun jenis kendaraannya belum diketahui<br />
lantaran terhalang bus yang parkir di sana. “Ini<br />
masih kita buka lagi, mungkin bisa ketahuan. Tim<br />
juga masih bergerak memburu pelaku. Kita akan<br />
mintai saksi lebih banyak,” Erwin menuturkan.<br />
Selain minim petunjuk, polisi mengaku<br />
kesulitan menggali keterangan dari teman kuliah<br />
atau teman indekos korban. Sebab, gadis<br />
berkulit sawo matang itu terbilang kurang bergaul.<br />
Hal senada dikatakan E, pemilik kos, saat<br />
ditemui secara terpisah. Menurut E, korban<br />
dikenal sebagai anak baik dan ramah. “Kalau<br />
bicara lemah lembut. Dan korban secara fisik<br />
agak lemah dan sering sakit. Di kosan pernah<br />
pingsan satu kali, juga di kampusnya,” ucapnya.<br />
Korban juga jarang keluar dari kamar indekosnya<br />
jika tidak ada jadwal kuliah. Makan pun lebih<br />
sering di indekos. Sang ibu kos mengaku dekat<br />
dengan korban karena ia dititipi oleh orang<br />
tuanya. Saking dekatnya, korban selalu pamit<br />
apabila akan keluar kamar. Apabila sedang berada<br />
di luar rumah, korban selalu memberi tahu<br />
lewat pesan singkat.<br />
Dijelaskan E, jika berangkat kuliah, korban<br />
biasanya naik angkot ke kampus Unpad yang<br />
berjarak sekitar 400 meter. “Malam itu memang<br />
saya tidak ada di kosan, dan tumben<br />
korban juga tidak SMS,” tuturnya.<br />
Terkait kejadian yang menimpa anak didiknya,<br />
Rektor Unpad Ganjar Kurnia berjanji akan lebih<br />
Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014
kriminal<br />
Gerbang kampus Unpad<br />
Jatinangor.<br />
Dok unpad.ac.id<br />
meningkatkan keamanan di sekitar kampus. Salah<br />
satunya dengan memperbanyak kamera CCTV.<br />
“Kami sendiri belum mendapat keterangan detail<br />
soal kejadian itu, apakah terjadi di dalam atau di<br />
luar kampus,” kata Ganjar saat dimintai konfirmasi.<br />
Diakui Ganjar, kasus pemerkosaan yang menimpa<br />
mahasiswi asal Malaysia itu mendorong<br />
perguruan tinggi yang dipimpinnya itu melakukan<br />
pembenahan sistem keamanan. Apalagi<br />
korbannya adalah warga negara asing yang<br />
sedang belajar di kampus itu. Terlebih, kasus<br />
penyekapan dan pemerkosaan itu kini menjadi<br />
perhatian serius Pemerintahan Diraja Malaysia.<br />
Duta Besar Malaysia untuk Indonesia, Datuk<br />
Seri Zahrain Mohamed Hashim, juga akan menemui<br />
pihak rektorat Unpad untuk membahas<br />
keselamatan para mahasiswa asal negaranya.<br />
Setidaknya ada 700 mahasiswa Malaysia yang<br />
berkuliah di kampus tersebut. ■<br />
M. RIZal, TYA EKA YULIANTI, ERNA Mardiana<br />
Majalah detik 20 26 - mei 26 januari - 1 juni 2014
sisi lain capres<br />
Ontel<br />
Jokowi,<br />
Reog<br />
Prabowo<br />
Pendaftaran pasangan Jokowi-JK dan<br />
Prabowo-Hatta ke KPU seakan menjadi<br />
ajang unjuk kekuatan pendukung.<br />
Masa pendaftaran pasangan<br />
calon presiden dan calon<br />
wakil presiden ke Komisi Pemilihan<br />
Umum pada 18 Mei<br />
hingga 20 Mei lalu menjadi tontonan tersendiri<br />
di tengah hiruk-pikuk pemilihan<br />
presiden 2014. Saat mendaftar ke KPU,<br />
Senin, 19 Mei lalu, pasangan Joko Widodo<br />
(Jokowi) dan Jusuf Kalla diantar ratusan<br />
kader partai pendukung dan simpatisan<br />
pasangan ini, yang terus meneriakkan<br />
yel-yel “Jokowi presidenku”.<br />
Jokowi dan JK―sapaan Jusuf Kalla―<br />
diusung sebagai capres dan cawapres<br />
oleh empat partai politik, yakni Partai<br />
Demokrasi Indonesia Perjuangan, Partai<br />
Nasional Demokrat, Partai Kebangkitan<br />
Bangsa, dan Partai Hati Nurani Rakyat.<br />
Pasangan ini mendaftar ke KPU setelah<br />
mendeklarasikan diri di Gedung Joang,<br />
Menteng, Jakarta Pusat, di hari yang<br />
sama.<br />
Pasangan ini, yang sama-sama berkemeja<br />
putih dan bercelana hitam, datang<br />
ke kantor KPU di Jalan Imam Bonjol,<br />
Jakarta Pusat, menaiki sepeda ontel dari<br />
rumah Ketua Umum PDI Perjuangan<br />
Majalah detik 26 Mei - 1 juni 2014
sisi lain capres<br />
Megawati Soekarnoputri di Jalan Teuku<br />
Umar. Keduanya terlihat semringah, meski<br />
peluh membasahi wajah.<br />
Sebenarnya Jokowi dan JK tak benarbenar<br />
mengayuh sepeda jengki, lambang<br />
kendaraan “wong cilik” itu. Karena keduanya<br />
dipagari para pendukung yang saling<br />
me ngaitkan tangan membentuk lingkaran<br />
sepanjang 20 meter, membentengi<br />
Gubernur DKI Jakarta dan Ketua Umum<br />
Palang Merah Indonesia itu. Kondisi tersebut<br />
menyulitkan Jokowi dan JK bergerak<br />
leluasa. Maklum, di sepanjang jalan,<br />
ribuan warga ingin menyalami pasangan<br />
ini, sementara para awak media berebut<br />
mengambil gambar.<br />
Setiba di KPU, sekelompok simpatisan<br />
yang berjumlah 15 orang menyambut<br />
pasangan idola mereka itu dengan tarian<br />
Yosim Pancar atau Yospan dari Papua.<br />
Tari ini diperagakan sebagai ritual menyambut<br />
pemimpin. Entakan tifa―alat<br />
musik khas Papua—membuat suasana<br />
kompleks KPU yang ramai semakin riuh.<br />
Kelompok itu juga menyiapkan topi<br />
khas Papua berhias bulu cenderawasih.<br />
“Semua kami persembahkan untuk calon<br />
pemimpin kami,” ujar Danny, pemimpin<br />
kelompok ini. Namun acara penyematan<br />
topi untuk Jokowi akhirnya batal. Ratusan<br />
simpatisan yang memagari Jokowi dan JK<br />
terus merangsek hingga depan pintu gerbang<br />
gedung KPU, sehingga kelompok<br />
penari ini memilih bubar.<br />
Adapun pasangan lawan Jokowi-JK,<br />
Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa,<br />
mendaftarkan diri ke KPU pada Selasa<br />
siang, 20 Mei, sehari setelah deklarasi<br />
mereka di Rumah Polonia, Jakarta Timur.<br />
Sementara Jokowi-JK naik sepeda ontel,<br />
Prabowo-Hatta memilih berjalan kaki.<br />
Sebelum ke KPU, pasangan ini berziarah<br />
ke Taman Makam Pahlawan Kalibata,<br />
Jakarta Selatan.<br />
Seperti halnya Jokowi-JK, Prabowo-<br />
Hatta juga diiringi ribuan pendukung<br />
yang kebanyakan berbaju putih. Prabowo-Hatta<br />
diusung lima partai: Gerindra,<br />
Partai Amanat Nasional, Partai Persatuan<br />
Pembangunan, Partai Keadilan Sejahtera,<br />
dan Partai Golkar, serta satu partai nonparlemen,<br />
Partai Bulan Bintang.<br />
Sebelum ke KPU, pukul 13.00 WIB<br />
Prabowo dan Hatta salat di Masjid Sunda<br />
Kelapa, kawasan Menteng, Jakarta Pusat.<br />
Nah, setelah salat, keduanya baru menuju<br />
ke KPU dengan berjalan kaki. Rombongan<br />
Prabowo-Hatta datang seperti arakarakan<br />
atau pawai karena diiringi barisan<br />
kader partai pendukung, marching band,<br />
hingga atraksi seni budaya Jawa Timur,<br />
Reog Ponorogo.<br />
Pendaftaran pasangan capres-cawapres<br />
ke KPU seakan menjadi kesempatan<br />
untuk unjuk kekuatan pendukung. Momen<br />
itu juga menjadi ajang kedua kubu<br />
menampilkan sesuatu yang unik dan khas<br />
untuk menarik simpati masyarakat. Tapi<br />
simpati dan dukungan yang sebenarnya<br />
dari rakyat sejatinya baru akan dibuktikan<br />
pada 9 Juli mendatang. Di bilik suara<br />
tentunya. n Kustiah<br />
Majalah detik 26 Mei - 1 juni 2014
Pak Menteri<br />
batal<br />
husnulkhatimah<br />
Dua minggu sebelum menjadi tersangka,<br />
Suryadharma Ali sudah diperingatkan agar<br />
siap-siap mental.<br />
Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014
Kami sudah<br />
seperti saudara.<br />
Adhyaksa Dault<br />
lamhot aritonang/detikfoto<br />
Tidak seperti biasanya, Suryadharma<br />
Ali kehilangan selera humor. Menteri<br />
Agama Kabinet Indonesia Bersatu Jilid<br />
II itu dikenal sebagai lelaki yang humoris.<br />
Tidak hanya kepada kolega dan anggota<br />
keluarganya Ketua Umum Partai Persatuan<br />
Pembangunan itu melontarkan candaan lucu,<br />
tetapi juga kepada para staf di Kementerian<br />
Agama, bahkan siapa saja yang tengah bertemu<br />
dengannya.<br />
Namun Jumat, 23 Mei 2014, pria yang biasa<br />
dipanggil de ngan kependekan SDA itu lebih<br />
banyak diam. Dari pagi hari tidak ada guyon<br />
yang dilontarkan Pak Menteri. Tidak hanya<br />
canda yang hilang, selera makan Suryadharma<br />
pun terbang. Nasi uduk, semur ayam, serta<br />
bubur ayam kesukaannya tidak banyak disentuh.<br />
“Cuma minum kopi dan makan roti,” cerita<br />
orang dekat Suryadharma kepada majalah<br />
detik.<br />
Agak siang, pria kelahiran Jakarta, 57 tahun<br />
lalu, itu lantas salat duha dan banyak berdoa.<br />
Tangannya menggenggam tasbih, mulutnya<br />
terus-menerus melafalkan wirid.<br />
Ia baru terlihat sedikit gembira saat melihat<br />
Adhyaksa Dault datang. Suryadharma, kata<br />
Adhyaksa, shock begitu mengetahui Komisi<br />
Pemberantasan Korupsi menetapkannya<br />
sebagai tersangka kasus dugaan korupsi penyelenggaraan<br />
haji di Kementerian Agama<br />
2012/2013, sore, sehari sebelumnya. “Dia terlihat<br />
sedih, tetapi tetap tabah,” kata Adhyaksa<br />
kepada majalah detik.<br />
Adhyaksa merupakan sohib Suryadharma<br />
sejak menempuh bangku kuliah di Pascasarjana<br />
UI Jurusan Sosiologi pada 1997. Keduanya lantas<br />
sama-sama duduk sebagai menteri dalam Kabinet<br />
Indonesia Bersatu Jilid I (2004-2009). Adhyaksa<br />
duduk sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga,<br />
sedangkan Suryadharma sebagai Menteri Koperasi<br />
dan Usaha Kecil Menengah. “Kami sudah<br />
seperti saudara,” ucap Adhyaksa, yang mengaku<br />
buru-buru datang menemui Suryadharma begitu<br />
tahu sang sohib jadi tersangka.<br />
Begitu mengetahui Adhyaksa masuk rumah,<br />
Suryadharma langsung memeluknya. Ia pun<br />
mencurahkan segala isi hatinya. “Saya benarbenar<br />
tidak paham di bagian mana saya salah.<br />
Itu kan kebijakan,” tutur Adhyaksa menirukan<br />
ucapan Suryadharma.<br />
Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014
Tap untuk melihat<br />
Video<br />
●●●<br />
Suryadharma benar-benar sulit percaya kasus<br />
dugaan korupsi penyelenggaraan haji akhirnya<br />
merembet sampai dirinya. Mantan direktur<br />
Hero Group ini merasa tidak ada masalah dalam<br />
mengelola penyelenggaraan haji. Menurutnya,<br />
penyelenggaraan haji di bawah kepemimpinannya<br />
justru semakin baik.<br />
Biaya penyelenggaraan ibadah haji (BPIH)<br />
tahun 2013, misalnya, mengalami penurunan<br />
dari tahun sebelumnya. BPIH tahun 2013 mencapai<br />
US$ 3.527. Angka ini lebih rendah US$<br />
90 dari BPIH tahun 2012, yang mencapai US$<br />
3.617. Jarak pemondokan juga semakin dekat<br />
dengan Masjidil Haram. Subsidi untuk jemaah<br />
pun semakin banyak. Pada 2014 ini akan ada<br />
mukena, kain ihram, dan baju batik gratis.<br />
Bahkan pembayaran dam (denda yang harus<br />
dibayar jemaah haji bila melakukan pelanggaran)<br />
digratiskan.<br />
“(Penyelenggaraan haji) baik, banyak kemajuan,”<br />
kata Suryadharma, kepada majalah detik,<br />
pada Februari, saat KPK mengumumkan<br />
tengah melakukan penyelidikan kasus dugaan<br />
korupsi penyelenggaraan haji 2012/2013.<br />
Suryadharma menegaskan penyelenggaraan<br />
haji sudah dilakukan secara transparan. Pelaksanaannya<br />
diawasi banyak pihak, yaitu oleh<br />
DPR RI, DPD RI, BPK, KPK, BPKP, Ombuds man,<br />
LSM, amirul hajj, dan media. “Saya juga heran,<br />
kurang transparan apa lagi” ujar Suryadharma.<br />
Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014
Jemaah haji<br />
Hasan/detikfoto<br />
Namun KPK rupanya tidak puas dengan<br />
laporan bagus Kementerian Agama. Justru, di<br />
meja KPK, setiap tahun ada saja pengaduan<br />
sebaliknya bahwa ada penyelewengan penyelenggaraan<br />
haji.<br />
Maka, KPK pun tidak hanya mengirim tim<br />
pemantau haji. Pada akhir 2013, KPK mengirim<br />
penyelidik ke Arab Saudi untuk menelisik dugaan<br />
penyelewengan dana haji. Para penyelidik<br />
yang dikirim pun merupakan orang yang fasih<br />
berbahasa Arab, sehingga mampu berkomunikasi<br />
dengan rekanan Kementerian Agama<br />
dalam penyelenggaraan haji. “Yang diperik sa<br />
kayak misalnya pemilik penginapan gitu, buat<br />
tahu harga sebenarnya berapa,” ungkap sumber<br />
majalah detik di KPK.<br />
Dari perolehan data, penyelidik menduga<br />
telah terjadi permainan harga untuk pengadaan<br />
penginapan, katering, dan transportasi<br />
haji. Sesampai di dalam negeri, KPK memeriksa<br />
anggota Komisi VIII DPR, yang menjadi mitra<br />
Kementerian Agama. DPR memiliki peranan<br />
Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014
Suryadharma Ali setelah<br />
menjalani pemeriksaan<br />
di KPK, Jakarta.<br />
lamhot aritonang/detikfoto<br />
penting karena merekalah yang memberikan<br />
persetujuan nilai BPIH.<br />
Pada 6 Februari 2014, misalnya, KPK memeriksa<br />
Jazuli Juwaini dan Hasrul Azwar. Jazuli adalah<br />
anggota DPR dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera,<br />
sedangkan Hasrul dari Partai Persatuan Pembangunan.<br />
Keduanya duduk di Panitia Kerja Haji.<br />
Pastinya, setelah memeriksa Panja Haji, KPK<br />
menemukan jalan terang. Lima hari setelah pemeriksaan<br />
ini, status penyelidikan diumumkan.<br />
Bulan berikutnya, KPK meminta keterangan<br />
Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji di Kementerian<br />
Agama, Anggito Abimanyu. Lantas<br />
pada 6 Mei Suryadharma pun diperiksa. Pemeriksaan<br />
berlangsung selama 10 jam.<br />
Dari gelar perkara yang dilakukan pimpinan<br />
KPK, ditemukan bukti-bukti yang mengarah<br />
kepada Suryadharma. Ketua KPK Abraham Samad<br />
lalu mengumumkan adanya keterlibatan<br />
pejabat tinggi di Kementerian Agama. Namun,<br />
pada 15 Mei 2014 itu, Abraham masih merahasiakan<br />
nama.<br />
Sumber majalah detik di KPK menyebutkan,<br />
pascagelar perkara pertama, bukti keterlibatan<br />
Pak Menteri semakin kuat. Pimpinan KPK sudah<br />
sepakat memutuskan status tersangka untuk<br />
Suryadharma pada pekan ketiga Mei 2014.<br />
Namun saat itu suhu politik sedang hangat-hangatnya<br />
menjelang penentuan deklarasi koalisi<br />
dan pendaftaran calon presiden dan wakil presiden.<br />
KPK pun menunggu kondisi politik mereda,<br />
mengingat Suryadharma adalah seorang<br />
ketua umum parpol. “Mungkin pekan depan,<br />
sekarang lagi panas,” bisik sumber di KPK sepekan<br />
sebelum Suryadharma jadi tersangka.<br />
Juru bicara KPK Johan Budi S.P.. menyatakan,<br />
Suryadharma dijerat dengan Pasal 2 dan 3 UU<br />
Nomor 31 Tahun 1999 juncto UU Nomor 20<br />
Tahun 2011 tentang Pemberantasan Tindak<br />
Pidana Korupsi. Kedua pasal ini mengatur tentang<br />
penyalahgunaan kewenangan dan upaya<br />
memperkaya diri sendiri atau orang lain.<br />
KPK masih mendalami adanya keterlibatan<br />
pihak lain, yaitu warga negara asing yang memiliki<br />
usaha penginapan dan katering, pejabat<br />
lainnya di Kementerian Agama, serta anggota<br />
DPR. Kongkalikong pejabat Kementerian, pengusaha,<br />
dan anggota DPR diperkirakan membuat<br />
negara rugi sekitar Rp 1 triliun. Namun jumlah<br />
ini bakal mengalami perkembangan karena<br />
Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014
Juru bicara KPK, Johan Budi S.P.<br />
lamhot aritonang/detikfoto<br />
penyidikan masih terus berkembang. “Ini tuh<br />
gede, lo, triliunan. Dana abadi umat itu bisa<br />
sampai Rp 60-80 triliun. Bunganya setahun<br />
itu bisa Rp 1,8 triliun, bunganya doang,” kata<br />
sumber majalah detik.<br />
Wakil Ketua KPK Zulkarnain menyebutkan<br />
keterlibatan Pak Menteri dalam kasus korupsi<br />
penyelenggaraan haji 2012/2013 meliputi semua<br />
aspek besar penyelenggaraan haji, yakni pengadaan<br />
pemondokan, katering, dan transportasi.<br />
Selain itu, dugaan korupsi meliputi penggunaan<br />
dana haji untuk pejabat Kementerian Agama.<br />
Makanya, uang mark-up ini bakal merembet ke<br />
mana-mana. “Ada dana-dana yang dibayarkan<br />
tidak sesuai, terlalu mahal,” jelasnya.<br />
Dua anggota DPR yang sudah diperiksa KPK,<br />
Hasrul dan Jazuli, kompak tidak mau bicara<br />
banyak. “Kita sedang berduka ini,” kata Hasrul<br />
Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014
Irjen Kemenag M. Jasin<br />
Agung Pambudhy/DETIKFOTO<br />
saat dihubungi majalah detik setelah Suryadharma<br />
jadi tersangka. Wakil Ketua Umum PPP<br />
itu lantas membantah terlibat kasus korupsi<br />
haji tersebut. “Fitnah itu.”<br />
Selama ini, data penyelewengan penyelenggaraan<br />
haji sebenarnya sudah ada di tangan Inspektur<br />
Jenderal Kementerian Agama M. Jasin.<br />
Salah satu penyelewengan penyelenggaraan<br />
haji tercatat dalam Laporan Hasil Pemantauan<br />
Operasional Haji Tahun 2012. Laporan tersebut<br />
juga sudah mengindikasikan praktek korupsi<br />
dari proses embarkasi, penyediaan pemandu,<br />
pemondokan, katering, transportasi, hingga<br />
pelayanan kesehatan.<br />
Pengelolaan urusan pemondokan, misalnya,<br />
tidak mengalami penyelesaian cepat karena<br />
dimonopoli oleh muasasah (konsorsium). Ia<br />
menduga monopoli ini menyebabkan pejabat<br />
atau anggota DPR membangun jaringan dengan<br />
pengusaha tertentu. Namun Jasin sendiri<br />
belum mampu menyebutkan nama pelakunya.<br />
Sayangnya, selama ini laporan inspektorat<br />
yang dipimpin Jasin tidak cukup kuat. Temuan<br />
indikasi korupsi tidak ditindaklanjuti ke institusi<br />
hukum, hanya 10 PNS Kemenag dipecat.<br />
Maka, Jasin tidak kaget dengan penetapan<br />
Suryadharma sebagai tersangka. Ia mengakui<br />
sudah membaca pesan KPK saat Abraham Samad<br />
menyebutkan keterlibatan pejabat tinggi di<br />
Kementerian Agama. Dua minggu sebelum SDA<br />
diumumkan sebagai tersangka, Jasin sudah mengingatkan<br />
Suryadharma. “Sudah saya sampaikan<br />
ke Menteri, saya bilang untuk mempersiapkan<br />
mental,” ujarnya kepada majalah detik.<br />
Jasin mendukung langkah KPK melakukan<br />
penggeledahan di ruangan Suryadharma, Anggito,<br />
dan Sekjen Kementerian Agama Nur Syam.<br />
Selama 27 jam menggeledah, KPK menyita 297<br />
dokumen dari ruangan ketiga orang itu. “Data<br />
menarik itu mungkin saja di meja sekretaris menteri,<br />
misalkan. Di meja dirjen,” ungkapnya.<br />
Namun Jasin menyarankan KPK juga menggeledah<br />
ruangan Sekjen Kementerian Agama<br />
sebelum Nur Syam, yakni Bahrul Hayat. Pasalnya,<br />
serah-terima jabatan sekjen baru dilakukan pada<br />
April lalu. Saat Bahrul hengkang, semua data di<br />
kantor sekjen turut dibawa pergi. “Jadi ruangan<br />
sekjen itu benar-benar tak ada dokumen selembar<br />
pun,” tuturnya.<br />
Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014
Penggeledahan KPK di<br />
Kementerian Agama.<br />
AGUNG PAMBUDHY/DETIKFOTO<br />
Tap/klik untuk berkomentar<br />
●●●<br />
Suryadharma mengaku tidak tahu-menahu<br />
dengan sangkaan KPK. Ia berharap penetapannya<br />
sebagai tersangka hanya salah paham.<br />
“Saya berharap, dengan penjelasan-penjelasan<br />
itu, persoalan menjadi gamblang, jelas. Kesalahpahaman<br />
itu bisa diatasi,” ucapnya.<br />
Kepada sohibnya, Suryadharma menyatakan<br />
ingin mengakhiri masa jabatannya dengan<br />
nama baik. Ia ingin menjalankan tugas sebaikbaiknya<br />
secara tulus. “Pak SDA berkali-kali mengatakan<br />
‘Saya itu ingin husnulkhatimah, saya<br />
ingin husnulkhatimah (ingin mengakhiri masa<br />
jabatan dengan kesan baik),” cerita Adhyaksa.<br />
Sang istri, Wardatul Asriah, yang menemani<br />
Suryadharma saat bertemu de ngan Adhyaksa,<br />
juga bersedih. Raut mukanya terlihat murung.<br />
Sesekali dia membenarkan ucapan sang suami.<br />
“Bapak selalu mengatakan ingin 'husnulkhatimah'<br />
saat mengemban amanah jabatan ini.”<br />
Namun KPK menegaskan lembaganya<br />
tidak mengalami salah paham dalam menetapkan<br />
status tersangka Suryadharma. “Yang<br />
jelas, kami punya dua alat bukti yang cukup,<br />
dan kami paham benar dua alat bukti itu cukup<br />
sehingga kami tetapkan (Suryadharma)<br />
sebagai tersangka. Insya Allah tidak salah<br />
paham, dan paham sekali atas alat bukti itu,”<br />
kata Busyro. ■<br />
ARIF ARIANTO, BAHTIAR RIFAI, MOniQue SHINTAMI, PASTI LIBERTI<br />
mapappa | ARYO BHAWONO<br />
Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014
Kisah<br />
Menteri Agama<br />
Jadi Tersangka<br />
Sejak 2010<br />
Laporan penyelewengan BPIH rutin masuk ke Komisi VIII dan KPK.<br />
Saat pelaksanaan haji 2013, KPK mengirimkan tim pemantau ke Arab<br />
Saudi.<br />
2014<br />
6 Februari<br />
Anggota Komisi VIII DPR dari Fraksi Partai Keadilan<br />
Sejahtera, Jazuli Juwaini, dipanggil KPK untuk dimintai<br />
keterangan mengenai kasus haji. Panggilan dilakukan<br />
kepada seluruh anggota Panitia Kerja Haji di Komisi VIII<br />
DPR.<br />
11 Februari<br />
KPK mengumumkan tengah menyelidiki kasus dugaan<br />
korupsi haji 2012-2013.<br />
20 Februari<br />
Menteri Agama Suryadharma Ali mendatangi KPK<br />
untuk berkoordinasi perihal penyelidikan kasus haji.<br />
27 Februari<br />
KPK menemukan bukti dugaan penyelewengan dana<br />
setoran haji oleh pejabat Kementerian Agama.<br />
4 Maret<br />
Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Anggito<br />
Abimanyu membantah adanya permainan kurs atau<br />
bunga bank dalam penyelenggaraan haji 2012-2013.<br />
19 Maret<br />
Anggito Abimanyu diperiksa KPK.<br />
20 Maret<br />
KPK menemukan indikasi dana setoran awal masyarakat digunakan<br />
untuk membayari pejabat Kementerian Agama.<br />
6 Mei<br />
KPK memeriksa Menteri Agama Suryadharma Ali.<br />
22 Mei<br />
KPK menetapkan Suryadharma Ali sebagai tersangka kasus dugaan korupsi<br />
penyelenggaraan haji 2012-2013. KPK langsung menggeledah kantor Suryadharma,<br />
kantor Dirjen Penyelenggaraan Haji Anggito Abimanyu, dan kantor<br />
Sekjen Kementerian Agama Nur Syam.<br />
Aryo Bhawono<br />
Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014
Penumpang<br />
Gelap<br />
di Pesawat<br />
Amirul Hajj<br />
Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014
Suryadharma Ali diduga menghajikan keluarga dan kerabatnya memakai<br />
uang setoran awal haji pada musim haji 2012. Inspektorat menemukan<br />
adanya penambahan kuota ONH plus secara tidak transparan.<br />
Tahun 2012 adalah tahun ketiga<br />
Menteri Suryadharma Ali menjadi<br />
amirul hajj atau pemimpin perjalanan<br />
ibadah haji Indonesia. Seperti musim<br />
haji sebelumnya, menjelang puncak ibadah<br />
haji, sang amirul hajj pun bersiap berangkat ke<br />
Tanah Suci Mekah, Arab Saudi.<br />
Suryadharma didampingi dua wakil atau naib<br />
hajj, yakni mantan Ketua Pengurus Besar Nahdlatul<br />
Ulama Hasyim Muzadi dan Ketua Pimpinan<br />
Pusat Muhammadiyah Ahmad Dahlan Rais.<br />
Sekretaris/Kepala Kantor Wilayah Kementerian<br />
Agama Jawa Barat M. Saeroji serta delapan<br />
anggota juga turut serta. Kedelapan anggota itu<br />
adalah Habib Luthfie, Abdullah Syam, Slamet<br />
Jutaan manusia dari berbagai<br />
belahan bumi memenuhi<br />
Masjidil Haram, Mekah.<br />
Amr Abdallah Dalsh/REUTERS<br />
Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014
Jemaah haji kloter I DKI<br />
Jakarta di Bandara Halim<br />
Perdanakusuma, tahun lalu.<br />
Hasan/detikcom<br />
Effendi Yusuf, Maman Abdurrahman, Raharja<br />
Sasradiningrat, Agus Sartono, Mas Subadar,<br />
dan K.H. Arwani Faisoli.<br />
Sebelum lepas landas dari Bandara Internasional<br />
Soekarno-Hatta, Cengkareng, Rabu, 17<br />
Oktober 2012, Suryadharma menyampaikan<br />
perkembangan pelaksanaan ibadah haji. Sampai<br />
hari itu, jemaah haji yang sudah diberangkatkan<br />
ke Arab Saudi sebanyak 179.542. Jemaah itu diangkut<br />
dalam 442 kelompok penerbangan.<br />
Adapun kuota jemaah haji tahun 2012 totalnya<br />
211 ribu orang, yang terdiri atas 194 ribu<br />
haji reguler dan 17 ribu haji khusus. Dari 17 ribu<br />
jemaah ONH plus itu, 9.663 di antaranya sudah<br />
diberangkatkan.<br />
Suryadharma juga sempat mengungkapkan<br />
kekesalannya atas masih banyaknya jemaah<br />
haji nonkuota dari Indonesia. Padahal jemaah<br />
haji yang tidak terdaftar di Kementerian Agama<br />
itu risikonya besar. Salah satunya tidak punya<br />
buku kesehatan. “Apabila meninggal, mengurus<br />
kematiannya juga repot,” ujar Suryadharma<br />
seperti dikutip situs kemenag.go.id.<br />
Namun Suryadharma mengaku belum mengetahui<br />
berapa jumlah pasti jemaah haji nonkuota<br />
yang kerap menimbulkan masalah bagi<br />
pemerintah selaku penyelenggara ibadah haji<br />
itu. “Nanti di Arafah-Mina bisa dipantau berapa<br />
‘penumpang gelap’-nya,” ujar Ketua Umum<br />
Partai Persatuan Pembangunan ini.<br />
Jemaah nonkuota atau yang biasa disebut<br />
Suryadharma sebagai jemaah penumpang<br />
gelap itu memang sangat mendapat perhatian<br />
Pak Menteri Agama. Sering kali, pria yang biasa<br />
Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014
SDA memenuhi panggilan<br />
pemeriksaan oleh KPK di<br />
Jakarta, Selasa (6/5).<br />
Lamhot/detikcom<br />
dipanggil SDA itu mengingatkan<br />
agar dilakukan<br />
penertiban terhadap mereka.<br />
Suryadharma tentu tidak<br />
bakal mengira bila 1,5 tahun<br />
kemudian Komisi Pemberantasan<br />
Korupsi justru<br />
menyeretnya jadi tersangka,<br />
salah satunya garagara<br />
masalah “penumpang<br />
gelap”. Pak Menteri diduga<br />
melakukan permainan<br />
dalam penggunaan kuota<br />
sisa jemaah haji pada tahun<br />
2012/2013. Kuota itu<br />
digunakan oleh pihak-pihak<br />
yang tidak semestinya.<br />
Komisi menemukan, Suryadharma<br />
membawa satu<br />
rombongan haji khusus yang berisi keluarga,<br />
sahabat, rekan separtai, dan sejumlah pejabat<br />
Kemenag. “Ada indikasi kuota calon jemaah haji<br />
yang diduga digunakan sejumlah nama yang<br />
ikut dalam rombongan Pak Menteri Agama,”<br />
ujar Wakil Ketua KPK, Busyro Muqoddas.<br />
Rombongan ini diduga pergi haji tidak dengan<br />
biaya sendiri, melainkan dibiayai Kemenag<br />
dari dana haji. Dana haji adalah dana jemaah<br />
haji yang “dititipkan” di Kemenag. Jumlahnya<br />
amat besar. Hingga 2014, dana abadi umat itu<br />
jumlahnya mencapai Rp 60 triliun.<br />
Sekadar diketahui, tahun 2012, Kemenag menetapkan<br />
besaran minimal biaya penyelenggaraan<br />
ibadah haji khusus sebesar US$ 7.000<br />
atau Rp 70 juta (dengan kurs Rp 10 ribu). Angka<br />
itu naik US$ 1.000 menjadi US$ 8.000 setahun<br />
kemudian. Sedangkan tarif haji reguler sebesar<br />
Rp 30 juta.<br />
Kuota rombongan yang dibawa Suryadharma<br />
tersebut di bawah 100. Berdasarkan bukti<br />
yang didapatkan KPK, rombongan tersebut<br />
tidak bisa dikategorikan sebagai Panitia Penyelenggara<br />
Ibadah Haji (PPIH) sehingga tidak<br />
berhak mendapatkan kuota. “Itu tidak bisa<br />
masuk kualifikasi petugas haji. Persoalannya di<br />
situ,” ujar Busyro.<br />
Sedangkan dari daftar nama yang beredar di<br />
media, Suryadharma mengajak 35 orang. Ada<br />
nama istri Suryadharma, Wardatul Asriah, me-<br />
Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014
SDA didampingi pejabat<br />
Kemenag memberi keterangan<br />
pers terkait status tersangka<br />
Menteri Agama, Jumat malam<br />
(23/5).<br />
DOk detiknews<br />
nantu, serta empat adiknya dalam daftar itu.<br />
Ajudannya dan ajudan istrinya dibawa serta.<br />
Pejabat Kemenag yang ikut antara lain Sekretaris<br />
Kemenag, Wakil Sekretaris Kemenag,<br />
dan staf khusus Menteri Agama. Sedangkan<br />
politikus PPP yang ikut dalam rombongan<br />
adalah Irgan Chairul Mahfiz, Reni Marlinawati,<br />
dan Nur M. Iskandar. Masing-masing bersama<br />
suami atau istrinya.<br />
Inspektorat Jenderal Kemenag dalam laporannya<br />
pada 2012 menyebut adanya penambahan<br />
kuota haji khusus yang tidak transparan<br />
dan akuntabel. Sampai batas akhir pelunasan,<br />
terdapat 485 anggota jemaah haji khusus yang<br />
tidak melunasi ongkos haji. Kuota yang tidak<br />
dipenuhi itu ternyata tidak diisi Kemenag berdasarkan<br />
nomor urut jemaah berikutnya.<br />
Bahkan Kemenag masih menambah lagi kuota<br />
haji khusus sebanyak 285 orang, sehingga<br />
jumlah kuota tambahan haji khusus itu menjadi<br />
Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014
Mobil yang membawa SDA<br />
meninggalkan rumahnya, Jumat<br />
(23/5).<br />
dok detiknews<br />
743 orang. Total, kuota haji khusus tahun 2012<br />
adalah 17.258 orang. Inspektorat menyatakan<br />
Kemenag melanggar aturan tentang prosedur<br />
dan pendaftaran haji.<br />
Namun apakah lonjakan kuota itu terkait<br />
rombongan Suryadharma, belum pasti benar.<br />
Inspektur Jenderal Kemenag M. Jasin enggan<br />
berkomentar mengenai penyalahgunaan kuota<br />
haji khusus tersebut. “Itu kan sudah ditangani<br />
KPK. Silakan KPK saja. Jangan dobel, biar efektif,”<br />
kata Wakil Ketua KPK periode 2007-2011 ini.<br />
Berbicara di depan wartawan sehari setelah<br />
ditetapkan sebagai tersangka, Suryadharma<br />
mengaku tidak ada kuota haji yang dia selewengkan<br />
untuk keluarga. Namun pada 2012,<br />
Sekjen Kemenag saat itu, Bahrul Hayat, menyatakan,<br />
yang dibiayai negara adalah Suryadharma<br />
dan istri, pejabat Kemenag, dan para<br />
staf khusus. Juga para anggota amirul hajj.<br />
Sayang, saat akan dimintai konfirmasi, telepon<br />
genggam Bahrul Hayat tidak aktif.<br />
Salah satu politikus PPP, Reni, membenarkan<br />
ikut dalam rombongan Menteri Agama saat<br />
menunaikan ibadah haji plus dua tahun lalu itu.<br />
Namun ia menyangkal jika dikatakan berhaji<br />
dengan biaya dari Kemenag. “Bisa dicek ke<br />
Al Amin (penyelenggara ibadah haji khusus),”<br />
ujarnya kepada majalah detik.<br />
Hingga pekan lalu, KPK masih terus mengumpulkan<br />
bukti korupsi haji oleh Suryadharma. ■<br />
MONIQue Shintami, ARIF ARIYANTO, BAHTIAR RIFAI | IRWAN NUGROHO<br />
Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014
Tamu<br />
Tuhan<br />
Kurang<br />
Dimuliakan<br />
Komisi Pemberantasan Korupsi<br />
menetapkan Menteri Agama Suryadharma<br />
Ali sebagai tersangka<br />
dugaan korupsi penyelenggaraan<br />
haji 2012/2013. KPK<br />
menduga ada penggelembungan<br />
harga terkait dengan<br />
pengadaan barang dan jasa<br />
untuk penyelenggaraan haji,<br />
terutama terkait kate ring,<br />
pemondokan, dan transportasi<br />
jemaah.<br />
“Item di dalam penyelenggaraan haji<br />
itu kan banyak, di antaranya pemondokan,<br />
kate ring, transportasi,” kata juru bicara KPK,<br />
Johan Budi.<br />
Seperti apa mark-up tersebut Johan belum<br />
mau membukanya secara detail. Berdasarkan<br />
data yang didapat majalah detik dari Laporan<br />
Hasil Pemantauan Operasional Haji 2012<br />
oleh Itjen Kementerian Agama memang ditemukan<br />
banyak kejanggalan dalam pengadaan<br />
pemondokan dan transportasi.<br />
Terkait pemondokan, misalnya, ditemukan<br />
realisasi penempatan jemaah haji yang tidak<br />
sesuai dengan rencana. Pada daerah kerja<br />
Mekah, data rencana sewa pemondokan/<br />
rumah 342 pemondokan yang terbagi atas<br />
Jemaah haji bersiap menaiki<br />
pesawat.<br />
hasan/detikfoto<br />
Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014
Kamar penginapan memiliki<br />
empat tempat tidur. Semua<br />
pemondokan di Madinah<br />
berkelas hotel, terletak di<br />
kawasan Markaziah, yang<br />
sangat dekat dengan Masjid<br />
Nabawi.<br />
Nurul HidayATi/detikfoto<br />
11 sektor digunakan untuk 198.310 orang.<br />
Namun realisasi penempatan hanya 194.311<br />
orang. Terjadi selisih 3.999 orang. Sementara<br />
itu, jumlah kapasitas yang dikontrak untuk<br />
200.222 jemaah dengan realisasi penempatan<br />
hanya 194.311, selisih 5.811 jemaah.<br />
Selain terjadi penggelembungan, jarak pemondokan<br />
jemaah dari Masjidil Haram juga<br />
kejauhan alias tidak sesuai kontrak. Berdasarkan<br />
data kontrak perumahan/pemondokan<br />
di setiap sektor, pemondokan berjarak 2.000<br />
meter dari Masjidil Haram. Namun realisasinya,<br />
jemaah haji Indonesia 1433 H/2012<br />
umumnya ditempatkan pada pemondokan<br />
berjarak 2.500 meter. Dan jarak lebih dari<br />
2.000 meter terdekat dari Masjidil Haram<br />
yaitu di Mahbaz Jin dan Bakhutmah.<br />
Kemudian penempatan jemaah dalam satu<br />
kloter lebih dari 3 rumah, sehingga menyulitkan<br />
dalam melakukan koordinasi pembinaan<br />
ibadah, pelaksanaan visitasi tim kesehatan,<br />
dan juga evakuasi pasien yang berisiko tinggi<br />
ke Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI).<br />
Lalu ditemukan juga pemondokan yang<br />
tidak memenuhi standar. Misalnya ada satu<br />
rumah yang kondisinya sangat mengenaskan,<br />
seprainya tidak pernah diganti, air<br />
minum mengambil dari keran, sirkulasi udara<br />
tidak ada. Ada juga rumah yang sampahnya<br />
menumpuk dan tidak pernah dibuang. Bah-<br />
Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014
Bus-bus yang mengangkut<br />
jemaah haji dari Madinah<br />
menuju Mekah.<br />
Iin Yumiyanti/detikfoto<br />
kan untuk mandi hanya tersedia satu kamar<br />
mandi yang harus antre hingga 11 orang. Juga<br />
ditemukan penempatan kamar jemaah yang<br />
bercampur laki-laki dengan perempuan.<br />
Sedangkan dalam pelayanan transportasi<br />
di Mekah, jumlah bus tidak sesuai kontrak.<br />
Untuk menuju Masjidil Haram,<br />
jemaah yang ditempatkan<br />
lebih dari 2.000 meter dari<br />
Masjidil Haram akan disiapkan<br />
transportasi Shalawat yang<br />
disediakan perusahaan Saptco.<br />
Jemaah yang dilayani transportasi<br />
Shalawat berjumlah 67.789, dan berada di<br />
Mahbaz Jin dan Bakhutmah.<br />
Dalam kontrak bernomor 0448/H/<br />
VII/2012 tanggal 29 Juli 2012, pengangkutan<br />
oleh perusahaan Saptco sebanyak 73.064<br />
orang dan diangkut oleh 77 bus. Kenyataannya,<br />
jemaah yang terangkut 64.844<br />
orang dan diangkut oleh 56 bus. Ada selisih<br />
kekurangan 21 bus. Selain jumlah yang tidak<br />
sesuai kontrak, bus dimanfaatkan oleh<br />
jemaah yang tidak berhak. Bus juga sering<br />
padat, terjadi kerusakan teknis, dan sopir<br />
yang tidak tahu peta wilayah. ■ M. RIZal<br />
Majalah detik 26 mei -- 1 juni 2014
Diam-diam diawasi<br />
amerika<br />
Sempat menjadi bos supermarket, karier<br />
sda lebih bersinar di politik. hartanya kian<br />
melimpah. Amerika diam-diam mengawasinya.<br />
Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014
Sepanjang<br />
kariernya,<br />
Suryadharma<br />
memang berkalikali<br />
lolos dari<br />
penjegalan.<br />
Sebulan terakhir ini Menteri Agama<br />
Suryadharma Ali jarang berkantor di<br />
Kementerian Agama. Kalaupun datang,<br />
paling dia hanya rapat sebentar<br />
lalu pergi lagi.<br />
Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan<br />
ini memang tengah disibukkan dengan pekan-pekan<br />
paling penuh prahara dalam karier<br />
politiknya. Puncaknya adalah penetapan SDA,<br />
begitu dia biasa disapa, sebagai tersangka<br />
kasus penyelenggaraan haji oleh Komisi Pemberantasan<br />
Korupsi pada Kamis, 22 Mei 2014.<br />
Suryadharma menyatakan tidak akan mundur<br />
dari jabatannya. “Belum ada pemikiran<br />
ke arah situ. Saya tetap akan bekerja seperti<br />
biasa,” ujarnya ketika ditemui majalah detik<br />
di kediamannya di kawasan Menteng, Jakarta,<br />
sebelum berangkat ke kantor, Jumat, 23 Mei<br />
2014.<br />
Belum lama ini, Suryadharma baru saja<br />
berhasil mempertahankan jabatannya di partai<br />
setelah sempat dinonaktifkan oleh kader Partai<br />
Ka’bah yang menentangnya. Semua bermula<br />
dari kemunculan ketua umum partai berlambang<br />
Ka’bah ini dalam kampanye Partai Gerindra<br />
di Stadion Gelora Bung Karno, 23 Maret<br />
2014.<br />
Saat datang bersama kader PPP yang juga<br />
Menteri Perumahan Rakyat Djan Faridz itu, semestinya<br />
dia berkampanye pemilihan legislatif<br />
di Nusa Tenggara Barat. Wakil Ketua Umum<br />
PPP Suharso Monoarfa mengkritik kehadirannya<br />
itu dan juga dukungan terbuka kepada<br />
Prabowo Subianto.<br />
Drama perpecahan di tubuh partai yang<br />
dipimpin Suryadharma pun dimulai dengan pemecatan<br />
Suharso. Kubu Suharso dan Sekretaris<br />
Jenderal Romahurmuziy balik menonaktifkan<br />
sang ketua umum.<br />
Namun Suryadharma akhirnya islah dengan<br />
kader Partai Ka’bah penentangnya. Kemudian,<br />
pada 12 Mei 2014 PPP akhirnya resmi berkoalisi<br />
dengan Gerindra menyokong Prabowo sebagai<br />
calon presiden.<br />
Sepanjang kariernya, Suryadharma memang<br />
berkali-kali lolos dari penjegalan. Petualangan<br />
suami anggota DPR Wardatul Asriah di dunia<br />
politik ini sebenarnya sudah dimulai dengan<br />
aktif di Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia<br />
(PMII) saat dia berkuliah di Institut Agama Is-<br />
Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014
Rapat Pimpinan Nasional I<br />
Partai Persatuan Pembangunan<br />
hasan/detikfoto<br />
lam Negeri Syarif Hidayatullah.<br />
Suryadharma pernah menjadi Ketua Umum<br />
PMII pada 1985. Ketika itu ia sudah bekerja di<br />
PT Hero Supermarket. Ia meninggalkan Hero<br />
pada 1999, ketika posisinya sudah deputi direktur.<br />
Namun bekerja di Hero itu membuat dia<br />
aktif di berbagai organisasi retail yang memberi<br />
berkah tersendiri ketika akhirnya ia masuk ke<br />
DPR pada 2001.<br />
Dengan pengalaman di perdagangan retail,<br />
Suryadharma menjadi Ketua Komisi V, yang<br />
ketika itu membidangi industri dan perdagangan.<br />
Ia bertahan hingga 2004 dan terpilih lagi<br />
dalam pemilihan anggota legislatif 2004-2009.<br />
Pada Pemilihan Presiden 2004, PPP mengusung<br />
calon presiden Hamzah Haz yang<br />
berpasangan dengan Agum Gumelar. Namun,<br />
karena jagonya kalah pada putaran pertama,<br />
PPP mengalihkan dukungan ke pasangan Susilo<br />
Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla pada<br />
Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014
Dalam jangka<br />
waktu kuranglebih<br />
enam bulan<br />
itu, Pak Menteri<br />
menambah harta<br />
lebih dari Rp 3<br />
miliar.<br />
putaran kedua.<br />
Yudhoyono, yang menang pemilihan presiden,<br />
mengganjar dukungan PPP itu dengan<br />
memberi dua kursi menteri. Suryadharma, yang<br />
merupakan bendahara fraksi PPP, dijadikan<br />
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah,<br />
sedangkan koleganya di Partai Ka’bah, Bachtiar<br />
Chamsyah, jadi Menteri Sosial.<br />
Diharuskan Presiden Yudhoyono melaporkan<br />
kekayaan ke KPK, Suryadharma, pada 29<br />
Desember 2004, menyatakan hartanya sebanyak<br />
sekitar Rp 5,9 miliar. Yang mengejutkan,<br />
ketika melapor usai jabatan di DPR pada 30<br />
Mei 2004, kekayaannya baru Rp 2,7 miliar.<br />
Dalam jangka waktu kurang-lebih enam bulan<br />
itu, Pak Menteri menambah harta lebih dari<br />
Rp 3 miliar. Menurut Laporan Harta Kekayaan<br />
Penyelenggara Negara yang diserahkan Suryadharma,<br />
lonjakan itu berasal dari penambahan<br />
nilai tanah sebesar Rp 2 miliar dan giro sekitar<br />
Rp 1,2 miliar.<br />
Pada 2005 dan 2006, aset Suryadharma<br />
terus meningkat. Dia memborong tanah di<br />
Bekasi dan Purwakarta, Jawa Barat.<br />
Memasuki 2007, isu perombakan Kabinet<br />
Indonesia Bersatu mulai berembus. Kebetulan,<br />
pada Februari 2007 ada pemilihan Ketua<br />
Umum PPP yang ditinggal oleh Hamzah Haz,<br />
yang berakhir masa jabatannya.<br />
Suryadharma memutuskan maju dalam bursa<br />
ketua umum meski harus berhadapan dengan<br />
kader senior, yakni Arief Mudatsir Mandan,<br />
Endin A.J. Soefihara, Yunus Yosfiah, Alimarwan<br />
Hanan, dan Dimyati Natakusumah.<br />
Suryadharma akhirnya jadi ketua umum<br />
karena mendapat 365 dari total 1.181 suara. Pemilihan<br />
tersebut diam-diam diamati Kedutaan<br />
Besar Amerika Serikat karena mempengaruhi<br />
komposisi partai koalisi pemerintahan Yudhoyono.<br />
“Naiknya Suryadharma jadi ketua umum<br />
memastikan PPP tetap jadi koalisi Presiden<br />
Yudhoyono,” kata kawat diplomatik yang dibocorkan<br />
WikiLeaks tersebut. “Suryadharma<br />
tidak terkena reshuffle.”<br />
Kawat diplomatik yang sama juga menyebut<br />
bahwa kemenangan Suryadharma, selain dari<br />
dana besar yang dibawanya, juga berawal dari<br />
pertemuan kubu muda PPP di Semarang pada<br />
2005. DPP melarang rapat itu, tetapi sekitar<br />
Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014
Prabowo Subianto bersama<br />
Ketua Umum Partai Persatuan<br />
Pembangunan Suryadharma Ali<br />
saat kampanye di Gelora Bung<br />
Karno, Jakarta.<br />
Agung Pambudhy/Detikcom<br />
80 persen pengurus daerah hadir dalam pertemuan<br />
yang diprakarsai Irgan Chairul Mahfiz.<br />
Suryadharma pun memberi posisi sekretaris<br />
jenderal kepada Irgan.<br />
Benar saja, pada 7 Mei 2007 Yudhoyono<br />
merombak kabinetnya. Kader PPP Saifullah<br />
Yusuf kehilangan kursi Menteri Pembangunan<br />
Daerah Tertinggal, yang diganti rekan separtainya,<br />
Muhammad Lukman Edy. Suryadharma<br />
dan Bachtiar bertahan.<br />
Memasuki Pemilihan Presiden 2009, Suryadharma<br />
sempat membawa PPP berpisah jalan<br />
dengan Yudhoyono. Ketika itu PPP memilih<br />
berkoalisi dengan Prabowo Subianto.<br />
Namun perolehan suara Partai Gerindra, yang<br />
menjadi kendaraan Prabowo, jeblok. Sekretaris<br />
Jenderal PPP Romahurmuziy menceritakan,<br />
ketika itu partainya akhirnya meninggalkan<br />
Prabowo karena dia tidak berhasil menggalang<br />
koalisi dari partai-partai nonparlemen.<br />
Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014
Kementerian<br />
Keuangan<br />
mencatat gaji<br />
menteri pada<br />
2004-2011<br />
hanya Rp 5 juta<br />
per bulan.<br />
Partai-partai nonparlemen memilih mendukung<br />
SBY. Suryadharma juga membawa PPP<br />
berkoalisi dengan Partai Demokrat. Setelah<br />
Yudhoyono menang lagi, Suryadharma dijadikan<br />
Menteri Agama.<br />
Saat pindah dari kantor Kementerian Koperasi<br />
di Kuningan ke kawasan Pejambon, ia<br />
melaporkan hartanya ke KPK sebesar Rp 17<br />
miliar. Lalu, dalam laporan kekayaan pada 4<br />
September 2012, hartanya melonjak Rp 7 miliar<br />
menjadi Rp 24 miliar.<br />
Kali ini Suryadharma yang menyebut hanya<br />
punya satu mobil Honda Jazz menyatakan punya<br />
tanah dan bangunan yang tersebar di 37<br />
lokasi di Jakarta, Bekasi, Bogor, dan Purwakarta.<br />
Semua aset itu bernilai Rp 19,8 miliar.<br />
Ia juga mengaku punya perkebunan buah<br />
dan pohon jati senilai Rp 170 juta. Harta lainnya<br />
adalah Rp 205 juta berupa logam mulia,<br />
batu mulia, dan barang koleksi berharga. Juga<br />
giro sebesar Rp 3,677 miliar.<br />
Kementerian Keuangan mencatat gaji menteri<br />
pada 2004-2011 hanya Rp 5 juta per bulan.<br />
Ditambah tunjangan jabatan sekitar Rp 13 juta.<br />
Meski hartanya dan penyelenggaraan haji di<br />
Kementerian Agama menjadi sorotan, posisi<br />
Suryadharma tidak terganggu. Berbeda dengan<br />
koleganya, Bachtiar Chamsyah, yang pada<br />
Januari 2010 tersandung kasus pengadaan<br />
mesin jahit, sapi impor, dan kain sarung, yang<br />
merugikan negara Rp 33,7 miliar dan divonis<br />
penjara satu tahun delapan bulan.<br />
Beberapa bulan setelah penetapan tersangka<br />
itu, PPP balela dari koalisi partai pendukung<br />
Yudhoyono. Mereka termasuk yang mendukung<br />
Hak Angket Bank Century, meski berpotensi<br />
mengganggu pemerintahan Yudhoyono<br />
karena Wakil Presiden Boediono dan Menteri<br />
Keuangan Sri Mulyani dianggap terlibat dalam<br />
kasus bailout yang, menurut DPR, merugikan<br />
negara Rp 6,7 triliun itu.<br />
Meski begitu, tidak ada hukuman buat “pengkhianatan”<br />
Suryadharma dari Yudhoyono. Dia<br />
tetap ada di kabinet, dan koalisi dengan PPP<br />
berjalan seperti biasa.<br />
Namun ganjalan karier politik Suryadharma<br />
akhirnya datang menjelang tahun politik 2014-<br />
2019. Dia dijadikan tersangka kasus penyelenggaraan<br />
haji. KPK pun mulai mengecek asetnya.<br />
Wakil Ketua KPK Busyro Muqoddas mengata-<br />
Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014
Rumah Suryadharma Ali di<br />
Jalan Jaya Mandala VII Nomor<br />
2, Tebet, Jakarta.<br />
pasti liberty/majalahdetik<br />
kan pihaknya menelusuri kemungkinan adanya<br />
tindak pidana pencucian uang.<br />
Menanggapi penyelidikan oleh KPK itu, DPP<br />
PPP menyatakan akan merapatkan posisi Suryadharma<br />
di partai setelah jadi tersangka. Sekjen<br />
Romi mengatakan, PPP akan memberikan<br />
bantuan hukum buat ketua umumnya itu.<br />
Akan halnya koalisi Gerindra yang diprakarsai<br />
Suryadharma, PPP tidak akan menarik dukungannya<br />
terhadap pasangan Prabowo Subianto-<br />
Hatta Rajasa. “Proses pengambilan keputusannya<br />
telah dilakukan secara institusional,” kata<br />
Romi.<br />
Suryadharma yakin penetapannya sebagai<br />
tersangka tidak akan berpengaruh pada kesolidan<br />
koalisi dan elektabilitas Prabowo. “Insya<br />
Allah ini tidak ada pengaruhnya pada pilpres,”<br />
ujarnya. “Kalau soal politisasi, orang bebas menilai,<br />
he-he-he.”<br />
Baik Prabowo maupun Hatta mengaku<br />
belum berkomunikasi soal status tersangka<br />
Suryadharma, yang juga anggota Dewan Penasihat<br />
tim sukses mereka. Prabowo menyatakan<br />
masih sibuk dan nanti akan menelepon Suryadharma.<br />
Juru bicara KPK Johan Budi menolak penyelidikan<br />
atas Suryadharma dikaitkan dengan<br />
politik. “Ketika KPK menangani perkara dengan<br />
tersangkanya punya posisi di sebuah parpol,<br />
selalu ditarik-tarik oleh pihak luar ke arah politik,<br />
padahal enggak ada hubungannya.” n PASTI<br />
liberti, MONIQue Shintami, Fajar PRATAMA | OKTA WIGUNA<br />
Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014
Naik Rp 7 Miliar<br />
Harta SDA<br />
Harta Suryadharma Ali terus meningkat<br />
semenjak berkarier di pemerintahan. Ketika<br />
menjadi Menteri Koperasi dan Usaha Kecil<br />
Menengah pada 2004, kekayaannya Rp 2,7<br />
miliar.<br />
Saat pindah jadi Menteri Agama pada<br />
2009, harta Surya sudah Rp 17 miliar. Pada 4<br />
September 2012, Suryadharma melaporkan<br />
bahwa selama tiga tahun menjadi Menteri<br />
Agama, hartanya melonjak sekitar Rp 7 miliar.<br />
Semasa menjadi menteri itu Surya menambah<br />
banyak aset berupa tanah dan perkebunan.<br />
Berikut ini rincian kekayaan dalam<br />
Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara<br />
Negara (LHKPN) tersebut.<br />
4 September 2012: Rp 24.052.965.686<br />
Harta per 4 September 2012<br />
Tanah & Bangunan: Rp 19.809.628.941<br />
Luas bangunan 2.760 m 2 dan tanah 93.380 m 2 tersebar di 37 titik di Jakarta Selatan, Bekasi,<br />
Bogor, dan Purwakarta.<br />
Mobil: Rp 190.000.000<br />
Honda Jazz buatan 2011<br />
Perkebunan buah dan jati: Rp 170.000.000<br />
Logam mulia, batu mulia, dan barang koleksi: Rp 205.500.000<br />
Giro setara kas: Rp 3.677.836.745<br />
17 Desember 2009 (Menteri Agama):<br />
Rp 17.021.105.198<br />
Rp 9.079.440.739 – utang<br />
Rp 3.000.000.000<br />
6 September<br />
2007:<br />
29 Desember 2004:<br />
Rp 5.978.234.471 + US$ 3.500<br />
30 Mei 2004<br />
(Menteri Koperasi):<br />
Rp 2.732.501.939 + US$ 3.500<br />
OKTA WIGUNA<br />
Sumber: LHKPN SuryadHArma ALI<br />
Majalah detik 26 Mei - 1 juni 2014
Suryadharma Ali:<br />
Semoga Ini Hanya<br />
Kesalahpahaman<br />
“Setiap pengeluaran dana atau<br />
harta serupiah pun harus<br />
melalui DPR. Kita bahas dalam<br />
waktu lama dan detail sekali,<br />
item per item dibahas.”<br />
Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014
Saya berdoa,<br />
semoga penetapan<br />
saya sebagai<br />
tersangka ini<br />
hanya sebuah<br />
kesalahpahaman.<br />
Menteri Agama Suryadharma<br />
Ali tidak paham mengapa Komisi<br />
Pemberantasan Korupsi menetapkan<br />
dirinya sebagai tersangka<br />
kasus korupsi penyelenggaraan haji 2012/2013.<br />
Ia tak akan mundur dari jabatan menteri dan<br />
siap melakukan pembelaan.<br />
“Saya berdoa, semoga penetapan saya sebagai<br />
tersangka ini hanya sebuah kesalahpahaman,”<br />
kata Suryadharma saat ditemui di kediamannya,<br />
Jalan Mandala, Menteng Dalam, Tebet,<br />
Jakarta Selatan, Jumat, 23 Mei 2014.<br />
Majalah detik dua kali melakukan wawancara.<br />
Selain menemui di kediaman Suryadharma<br />
setelah berstatus tersangka, sebelumnya<br />
majalah detik mewawancarai pria yang biasa<br />
dipanggil SDA ini pada Februari lalu saat KPK<br />
menyatakan tengah menyelidiki kasus korupsi<br />
haji.<br />
Dia menegaskan tidak melakukan pelanggaran<br />
dalam penyelenggaraan haji. Selama Suryadharma<br />
menjabat Menteri Agama, pelayanan<br />
haji terus ditingkatkan.<br />
Berikut ini wawancara di kediaman SDA pada<br />
Jumat, 23 Februari.<br />
Bagaimana Anda menanggapi penetapan<br />
sebagai tersangka<br />
Saya belum paham keseluruhan dasar penetapan<br />
saya sebagai tersangka. Karena itu, kita<br />
ikuti saja. Mudah-mudahan, saya berharap, ini<br />
semacam kekeliruan saja.<br />
Apakah Anda akan mundur dari posisi<br />
Menteri Agama<br />
Belum… belum…. Belum ada pemikiran ke<br />
arah situ. Saya tetap akan bekerja seperti biasa.<br />
Artinya Anda yakin ini hanya kekeliruan<br />
Bukan yakin. Saya berdoa, semoga penetapan<br />
saya sebagai tersangka ini hanya sebuah<br />
kesalahpahaman. Itu saja. Tentu, sebagai orang<br />
yang disangka, saya mempersiapkan penjelasan,<br />
pembelaan, agar semua persoalannya gamblang.<br />
Dua minggu lalu KPK menyebut akan<br />
menetapkan tersangka dari Kemenag.<br />
Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014
Pelepasan calon jemaah haji<br />
kloter I DKI Jakarta di Bandara<br />
Halim Perdanakusuma tahun<br />
lalu.<br />
Hasan/detikcom<br />
Apakah Anda mengira itu adalah Anda<br />
Saya tidak mengira. Saya tidak menduga.<br />
Karena, pada waktu dipanggil itu, posisi saya<br />
sebagai orang yang dimintai keterangan. Begitulah,<br />
kadang-kadang ada proses yang tidak<br />
bisa kita duga.<br />
Anda menduga ada politisasi kasus ini<br />
Orang bebas menilai, he-he-he….<br />
Berikut ini wawancara di kantor Kementerian<br />
Agama, kawasan Lapangan Banteng, Jakarta,<br />
Rabu, 19 Februari 2014.<br />
Bagaimana penyelenggaraan haji selama<br />
ini menurut Anda<br />
Kalau dari sisi penyelenggaraan ibadah haji<br />
dan pengelolaan dana haji, menurut hemat<br />
saya, mudah-mudahan ini tidak subyektif, itu<br />
baik.<br />
Baik misalnya begini. Dari segi jarak (pemondokan<br />
jemaah), semula pada 2009 jarak<br />
terjauh itu 9 kilometer. Pada zaman saya, kita<br />
pres menjadi 4 kilometer. Pada 2011 menjadi 2,5<br />
kilometer.<br />
Pada 2013 terjadi perubahan karena Masjidil<br />
Haram dibongkar. Tahun 2014 juga terjadi<br />
perubahan karena gedung-gedung di dekat<br />
Masjidil Haram juga dibongkar, sehingga jarak<br />
(pemondokan jemaah) menjadi lebih jauh. Aki-<br />
Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014
Sejumlah calon jemaah haji<br />
menunggu pemberangkatan di<br />
Bandara Halim Perdanakusuma<br />
tahun lalu.<br />
Hasan/detikcom<br />
batnya, perumahan yang sebelumnya disewa<br />
jemaah (untuk pemondokan) yang berjarak<br />
1.500-2.500 meter sekarang posisinya di depan,<br />
sehingga harga sewanya pun naik.<br />
Soal pengelolaan dananya<br />
Menurut hemat saya juga baik. Banyak kemajuan.<br />
Banyak sekali komponen biaya (ibadah<br />
haji) yang sebelumnya dibayar oleh jemaah sudah<br />
tidak dibayar lagi. Misalnya biaya asuransi<br />
Rp 100 ribu, pembuatan paspor Rp 255 ribu.<br />
Biaya untuk makan di asrama haji, di Jeddah,<br />
Arafah, Mina, Madinah, dan kembali ke Jeddah<br />
lagi gratis.<br />
Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014
Pada waktu<br />
pelaksanaannya<br />
juga diawasi<br />
banyak pihak. Oleh<br />
DPR RI, DPD RI,<br />
BPK, KPK, BPKP,<br />
Ombudsman, LSM,<br />
amirul hajj, dan<br />
media.<br />
Begitu juga dengan ongkos transportasi lokal.<br />
Kemudian, general services yang harus dibayarkan<br />
kepada pemerintah Arab Saudi sebesar<br />
US$ 277 juga gratis. Tinggal dua komponen,<br />
yakni tiket dan perumahan, tetapi komponen<br />
biaya perumahan (pemondokan) pun disubsidi.<br />
Pada 2012, besarnya subsidi (perumahan)<br />
mencapai 650 riyal, pada 2013 subsidinya 1.850<br />
riyal. Kalau saya sebut subsidi, ini bukan berasal<br />
dari APBN, tetapi dari uang jemaah sendiri.<br />
Uang kita simpan di bank selama bertahuntahun.<br />
Kalau di bank syariah kita sebut dengan<br />
bagi hasil atau di bank konvensional disebut<br />
bunga.<br />
Dikemanakan bunga atau bagi hasil uang<br />
yang disimpan itu<br />
Iya, uang yang disimpan itu tidak kita utakatik<br />
pokok ataupun bunga atau bagi hasilnya.<br />
Kita optimalkan dana haji, kita optimalkan<br />
manfaatnya tanpa mengutak-atik pokok ataupun<br />
bunganya (artinya diambil untuk keperluan<br />
lain). Dari bagi hasil itu, alhamdulillah, insya<br />
Allah pada 2014 ini akan ada mukena gratis,<br />
kain ihram gratis, baju batik gratis, bahkan<br />
pembayaran dam gratis. Dam itu denda yang<br />
harus dibayar oleh jemaah haji yang melakukan<br />
pelanggaran.<br />
Ini artinya (pelayanan haji) meningkat terus<br />
(komponen biaya yang semestinya dikeluarkan<br />
jemaah dibayar dari dana haji). Kenapa meningkat<br />
Karena pengelolaan dana haji semakin<br />
baik. Semakin baiknya pengelolaan itu diukur<br />
dari semakin meningkatnya kualitas layanan<br />
ibadah haji. Contoh, pada 2009 (jemaah haji<br />
Indonesia) yang ada di ring satu itu hanya sekitar<br />
27 persen atau 25-26 ribu orang.<br />
Yang di ring ini biaya sewa pemondokannya<br />
disubsidi karena biaya sewanya lebih tinggi.<br />
Pada 2010 mencapai 63 persen atau sekitar 125<br />
ribu orang. Pada 2011, yang disubsidi sudah 100<br />
persen atau sekitar 194 ribu orang. Dan bukan<br />
hanya jumlah orangnya, tetapi juga nilainya.<br />
Bagaimana dengan payung hukum pemberian<br />
subsidi tersebut<br />
Payung hukumnya ada, yakni Undang-Undang<br />
Nomor 13 Tahun 2008. Dan setiap pengeluaran<br />
dana atau harta serupiah pun harus<br />
melalui DPR. Kita bahas dalam waktu lama dan<br />
Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014
Petugas KPK-Polri menggeledah<br />
kantor Kementerian Agama<br />
terkait kasus dugaan korupsi<br />
dana haji di Jakarta, Kamis<br />
(22/5).<br />
agung pambudhy/detikcom<br />
detail sekali, item per item dibahas. Mengapa<br />
jumlahnya sekian, mengapa tidak sekian, kok<br />
menjadi mahal. Kadang-kadang dua bulan baru<br />
rampung. DPR kritis sekali.<br />
Dan pada waktu pelaksanaan, saya heran,<br />
kurang transparan apa lagi. Kan di sini sudah<br />
dibahas bareng-bareng. Pada waktu pelaksanaannya<br />
juga diawasi banyak pihak. Oleh DPR<br />
RI, DPD RI, BPK, KPK, BPKP, Ombudsman, LSM,<br />
amirul hajj, dan media.<br />
Soal temuan PPATK yang menyebut ada<br />
indikasi penyimpangan pada 2004-2012<br />
sebesar Rp 230 miliar, sudah minta klarifikasi<br />
Belum… belum…. Saya belum minta klarifikasi.<br />
Tetapi saya minta Dirjen Penyelenggaraan<br />
Haji dan Umrah (Anggito Abimanyu) meminta<br />
klarifikasi (ke PPATK). Tetapi, duh, saya sih melihatnya<br />
hal itu biasa saja. Karena PPATK kan<br />
juga sering kali mengatakan akan mencermati<br />
transaksi para politikus, mencermati rekening<br />
partai politik menjelang pemilu.<br />
(PPATK) juga sering mengatakan sesuatu<br />
yang bisa bernuansa negatif. Yaa, mau bilang<br />
apa.<br />
Ada pemberitaan yang mengutip salah<br />
seorang pejabat PPATK dan Kementerian<br />
Agama bahwa duit haji itu digunakan pejabat<br />
Kementerian untuk membeli mobil.<br />
Bagaimana soal ini<br />
Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014
Percayalah, saya<br />
telah berusaha<br />
sekuat tenaga<br />
untuk mengelola<br />
dana haji itu<br />
sebaik-baiknya.<br />
Iya, saya sudah membacanya. Tetapi saya<br />
tidak tahu apakah benar begitu kejadiannya.<br />
Untuk menjernihkan hal itu, silakan KPK<br />
melakukan penyelidikan, pengusutan, agar<br />
terang-benderang. Kalau salah, katakanlah<br />
salah, kalau benar, katakan benar. Jika tidak<br />
ditemukan bukti-bukti, lakukanlah rehabilitasi.<br />
Sebab, pemberitaan soal dana haji itu<br />
meresahkan pegawai kami, khususnya mereka<br />
yang terlibat dalam pengurusan dana dan<br />
pengelolaan dana haji.<br />
Karena itu, saya berharap kasus ini ditanggapi<br />
secara proporsional, tidak berlebihan. Percayalah,<br />
saya telah berusaha sekuat tenaga untuk<br />
mengelola dana haji itu sebaik-baiknya.<br />
Kembali ke soal subsidi dana penyelenggaraan<br />
ibadah haji, termasuk subsidi perumahan<br />
atau pemondokan. Kan disebutkan<br />
berasal dari bunga atau bagi hasil dana haji<br />
yang ditempatkan di bank. Berapa bunga<br />
dana tersebut saban tahunnya<br />
Setiap tahun berubah, meningkat. Saya lupa<br />
persisnya. Tetapi, kira-kira begini, pernah Rp 1,7<br />
triliun, kemudian naik jadi Rp 2,3 triliun. Sekarang<br />
kalau enggak salah Rp 2,7 triliun.<br />
Itu ada di rekening Kementerian Agama<br />
Itu di rekening atas nama Menteri Agama.<br />
Bukan atas nama Menteri Agama pribadi,<br />
Suryadharma Ali. Tapi itu rekening atas nama<br />
jabatan, dan rekening atas nama jabatan itu<br />
adalah perintah Undang-Undang Nomor 13<br />
Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Haji.<br />
Jadi tidak ada yang dilanggar<br />
Tidak ada. Dan saya tidak menggunakan<br />
kewenangan saya untuk mencairkan. Jadi menerima<br />
saja, yang mencairkan bukan saya. Ya,<br />
mudah-mudahan ini nanti terang-benderang,<br />
dan diselesaikan. Kami berusaha terus-menerus<br />
membenahi penyelenggaraan ibadah haji<br />
dan manajemen keuangan haji supaya, setelah<br />
saya tidak di sini, sistemnya sudah tertata dan<br />
kontrol jadi lebih enak. ■<br />
PASti LIBERTI, MOniQue Shintami, ARIF ARIANTO | DIMAS ADITYO<br />
Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014
gaya hidup<br />
C ara<br />
Aman<br />
Bleaching<br />
Gigi<br />
foto-foto: thinkstock<br />
Tak cuma kulit, kini orang juga keranjingan<br />
memutihkan gigi. Berbagai cara mereka<br />
tempuh supaya gigi menjadi putih bersih.<br />
Tapi awas, ada yang berbahaya, lo.<br />
Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014
gaya hidup<br />
Pada dasarnya, gigi berwarna putih<br />
itu bersih. Tapi, karena pengaruh<br />
berbagai hal, gigi yang tadinya putih<br />
berubah menjadi kekuningan. Buat<br />
beberapa orang, hal ini sangat mengganggu<br />
penampilan.<br />
Berbagai upaya dilakukan agar gigi<br />
kembali putih bersinar. Salah satu<br />
yang sedang ngetren di kalangan<br />
kaum menengah ke atas adalah<br />
bleaching gigi.<br />
Tapi, sebelum memutuskan<br />
memutihkan gigi, ada baiknya<br />
Anda melakukan pemeriksaan<br />
terlebih dulu.<br />
Hal itu karena ada<br />
dua macam gigi<br />
kuning yang<br />
tentu saja<br />
berbeda penanganannya.<br />
Guru besar<br />
Fakultas Kedokteran<br />
Gigi dari Universitas Gadjah<br />
Mada, Profesor drg. Heriandi<br />
Sutadi, Sp.KGA (K), Ph.D, mengatakan ada dua<br />
jenis kasus gigi kuning: ekstrinsik dan intrinsik.<br />
Perbedaan inilah yang menentukan mudahtidaknya<br />
gigi kuning diputihkan. Menurut Heriandi,<br />
kasus gigi kuning yang bersifat ekstrinsik<br />
lebih gampang dibersihkan.<br />
Cara pertama adalah dengan memberi pasta<br />
gigi khusus yang mampu menghilangkan warna<br />
kekuningan pada enamel gigi pasien. Cara ini<br />
paling gampang dilakukan, tapi hasilnya tidak<br />
terlalu signifikan.<br />
Alternatif kedua adalah dengan metode ultrasonik,<br />
yaitu mengangkat jaringan terluar<br />
yang menempel pada gigi dengan cara menempelkan<br />
zat tertentu ke gigi. Meski hasilnya<br />
bagus, cara ini jarang disukai orang.<br />
“Banyak orang kurang nyaman dengan metode<br />
ultrasonik, tapi sebenarnya cara ini aman<br />
asal zat yang digunakan bukan zat asam,” kata<br />
Heriandi.<br />
Menurutnya, zat asam memang lebih cepat<br />
membersihkan gigi kuning. Namun, ujar dia,<br />
zat itu dapat membuat gigi iritasi, yang akhirnya<br />
malah membuat pasien menjadi sangat<br />
tidak nyaman.<br />
Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014
gaya hidup<br />
Lalu, bagaimana jika gigi kuning karena intrinsik Menurut<br />
Heriandi, kasus ini lebih sulit diatasi. Bahkan dia menyebut<br />
gigi kuning intrinsik nyaris mustahil dibersihkan.<br />
“Ini mustahil dibersihkan karena warna kuning itu berasal<br />
dari dalam, bukan dari luar gigi,” katanya.<br />
Namun beberapa pasien kadang memaksa tetap melakukan<br />
bleaching dengan berbagai risiko. Dokter biasanya akan<br />
memberi obat-obatan tertentu, zat asam, atau uap panas.<br />
Namun cara ini sebenarnya tidak direkomendasikan<br />
karena metodenya adalah memaksa gigi menjadi putih,<br />
sehingga bisa menimbulkan rasa ngilu dan rasa sakit yang<br />
berlebihan.<br />
“Lagi pula pemutihan gigi kuning intrinsik tidak akan<br />
bertahan lama karena terjadi kerusakan pada giginya,” kata<br />
dokter yang berpraktek di Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta,<br />
itu.<br />
Bleaching dengan laser<br />
Amankah<br />
Jika dilakukan dengan metode dan dosis yang tepat, pemutihan<br />
gigi aman dilakukan. Karena itu, disarankan agar<br />
bleaching dilakukan oleh dokter yang berpengalaman.<br />
Pasien juga harus ekstrahati-hati jika ada yang memberi<br />
tawaran memutihkan gigi secara instan atau dalam waktu<br />
sangat cepat. Menurut Heriandi, pemutihan gigi biasanya<br />
Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014
gaya hidup<br />
Sebelum dan sesudah<br />
proses bleaching (kiri)<br />
Gigi dengan tray pemutih<br />
membutuhkan waktu selama empat hari hingga<br />
dua minggu.<br />
Jika hasilnya dapat terlihat lebih cepat dari<br />
itu, Heriandi menduga bahan yang digunakan<br />
tidak aman atau dosis yang digunakan berlebihan.<br />
Bukannya putih, gigi malah bisa rusak.<br />
Selama proses bleaching, dia juga menyarankan<br />
pasien melakukan pemeriksaan rutin empat<br />
hari sekali dengan dokter gigi. Hal ini agar<br />
dokter dapat menentukan apakah warna putih<br />
gigi pasien sudah cukup atau belum.<br />
“Kalau gigi sudah putih maksimal, tidak bisa<br />
dibikin putih lagi. Nanti kalau dipaksa malah iritasi,<br />
jadi harus dihentikan. Ini fungsinya periksa<br />
empat hari sekali,” katanya.<br />
Sementara itu, Prof. Dr. drg Melanie S. Djamil,<br />
M.Biomed, dari Fakultas Kedokteran Gigi<br />
Universitas Trisakti, mengatakan bleaching gigi<br />
sebaiknya tidak dilakukan sering-sering.<br />
Menurutnya, bleaching dapat menyebabkan<br />
melemahnya email gigi karena proses pengeluaran<br />
warna kuning dapat menarik kristal email<br />
gigi. Hal ini dapat menyebabkan gigi rapuh.<br />
“Kalau giginya sangat kuning harus dilakukan<br />
berkali-kali, dan itu harus bertahap dengan jeda<br />
waktu beberapa bulan karena efek samping<br />
bleaching adalah mengikis email gigi,” katanya.<br />
n AN Uyung | Ken Yunita<br />
Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014
gaya hidup<br />
Bleaching Alami<br />
Ingin punya gigi putih tapi takut bleaching Anda<br />
mungkin bisa mencoba cara-cara berikut ini. Tapi,<br />
harap maklum, ya, perlu waktu lebih lama dibanding<br />
bleaching dengan zat-zat kimia. Berminat<br />
Makanan<br />
Renyah<br />
Lemon<br />
Minum<br />
dengan<br />
Sedotan<br />
Minyak<br />
Mustard<br />
dan Garam<br />
Baking<br />
Soda dan<br />
Cuka<br />
Minyak Mustard dan Garam<br />
Menyikat gigi dengan minyak mustard dan garam<br />
sebulan sekali akan membantu membersihkan<br />
akumulasi warna makanan dan plak pada gigi.<br />
Baking Soda dan Cuka<br />
Baking soda dan cuka merupakan salah satu campuran<br />
pemutih gigi terbaik di dunia. Butiran scrub baking<br />
soda bisa menghilangkan plak. Sementara itu, cuka<br />
jeruk efektif menghilangkan warna kuning pada gigi.<br />
Minum dengan Sedotan<br />
Minum dengan menggunakan sedotan dapat meminimalkan<br />
kontak gigi dengan minuman yang bisa<br />
menyebabkan gigi kuning. Ini bisa menjadi langkah<br />
penting dalam menghentikan penguningan gigi.<br />
Lemon<br />
Lemon memiliki banyak asam sitrat, yang mempunyai<br />
sifat memutihkan gigi secara alami. Caranya, ambil<br />
sepotong lemon dan sikat gigi Anda dengan buah itu.<br />
Makanan Renyah<br />
Beberapa makanan renyah dapat membantu memutihkan<br />
gigi dengan cara membersihkannya. Misalnya<br />
apel, pir, selada, dan lainnya. Makanan berserat ini<br />
membantu untuk membersihkan gigi secara efektif.<br />
Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014
wisata<br />
Pesona<br />
Ombak<br />
Pulau<br />
Merah<br />
foto-foto: indonesia.travel<br />
Orang bilang pantai ini mirip Kuta di Bali.<br />
Tapi di sini gulungan ombaknya lebih<br />
besar. Asyik untuk berselancar.<br />
Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014
wisata<br />
antai di Banyuwangi,<br />
Jawa Timur, ini<br />
dulu bernama Pantai<br />
Ringin Pitu. Namun<br />
kini para wisatawan<br />
lebih mengenalnya<br />
dengan sebutan Pantai<br />
Pulau Merah.<br />
Nama Pulau Merah<br />
diambil karena pasirnya berwarna kemerahan.<br />
Namun ada pula yang menyebutkan, konon,<br />
daratan di hadapan pantai memancarkan cahaya<br />
merah.<br />
Yang mana yang benar, entahlah. Tak perlu<br />
pusing-pusing memikirkannya. Yang paling<br />
penting, pantai ini seindah Pantai Kuta di Bali.<br />
Pantai ini punya kelebihan, yakni gulungan<br />
ombaknya lebih besar dengan ketinggian ratarata<br />
2 meter dan panjang 300 meter. Asyik<br />
buat berselancar, dong<br />
Benar sekali! Pantai Pulau Merah memang<br />
menjadi salah satu pantai selancar andalan<br />
di Banyuwangi setelah G-Land (Pantai Plengkung)<br />
yang legendaris.<br />
Namun, tak seperti G-Land, yang hanya<br />
cocok bagi peselancar profesional, Pantai Pulau<br />
Merah bisa dijadikan tempat belajar buat<br />
pemula.<br />
Selain ombaknya tak terlalu tinggi, di Pantai<br />
Pulau Merah tidak terdapat batu karang seperti<br />
di Pantai Plengkung. Jadi tentu lebih aman bagi<br />
peselancar pemula.<br />
Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014
wisata<br />
Tak perlu repot-repot membawa papan selancar ke pantai<br />
ini. Peselancar pemula bisa menyewanya seharian penuh hanya<br />
dengan membayar Rp 25-50 ribu.<br />
Meski banyak peselancar pemula, pantai ini tetap asyik<br />
untuk peselancar yang mahir. Buktinya, banyak peselancar<br />
profesional asing yang datang untuk menunggangi ombaknya.<br />
Mei hingga Desember adalah waktu terbaik untuk menikmati<br />
keindahan Pantai Pulau Merah. Pada bulan-bulan itu,<br />
cuaca terbilang ideal untuk berselancar, sehingga banyak peselancar<br />
yang datang. Nah, aksi para surfer ini dapat menjadi<br />
tontonan yang sangat menarik bagi mereka yang tidak bisa<br />
berselancar. Dijamin menghibur.<br />
Ciri khas lain pantai ini adalah bukit setinggi 200 meter di<br />
depan pantainya. Mirip pantai di Brasil. Wow, tak perlu jauhjauh<br />
ya untuk melihat pemandangan ini.<br />
Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014
wisata<br />
Rekreasi Keluarga<br />
Aktivitas utama di pantai ini memang berselancar.<br />
Namun banyak juga wisatawan lokal<br />
yang menjadikan pantai ini sebagai tujuan rekreasi<br />
keluarga.<br />
Banyak wisatawan yang datang ke pantai ini<br />
hanya untuk sekadar jalan-jalan di pantai. Beberapa<br />
anak muda terlihat bermain bola sepak<br />
atau bola voli di sini.<br />
Jika ingin bermelankolis ria, sewalah kursi<br />
empuk untuk merebahkan diri. Nikmati angin<br />
sepoi-sepoi pantai bersama koleksi musik dan<br />
buku favorit.<br />
Anda juga dapat menikmati aksi peminat<br />
olahraga paralayang. Biasanya mereka memanfaatkan<br />
bukit-bukit di dekat pantai untuk<br />
bermain paralayang.<br />
Hmm, jika menginginkan suasana lain, silakan<br />
mendatangi Desa Pancer. Lokasi desa nelayan<br />
ini tak terlalu jauh. Bisa menginap di rumah nelayan,<br />
lo. Masyarakat setempat ramah-ramah<br />
dan sangat sederhana.<br />
Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014
wisata<br />
Pantai<br />
Pulau<br />
Merah<br />
Banyuwangi<br />
Bandar Udara<br />
Blimbingsari<br />
Wisatawan peminat sejarah<br />
biasanya mampir ke<br />
Pura Tawang Alun, tempat<br />
ibadah umat Hindu di<br />
tepi Pantai Pulau Merah.<br />
Menurut sejarah, pura ini<br />
didirikan pada 1980.<br />
Konon, pura ini menjadi<br />
saksi bisu bangkitnya<br />
Hindu di Pulau<br />
Jawa. Pada 1994,<br />
pura ini dihantam<br />
tsunami setinggi 13<br />
meter. Tembok luar<br />
pura ini hancur, tapi<br />
bagian dalam bisa dikatakan<br />
utuh.<br />
Jangan lupa pula menikmati<br />
kuliner yang dijajakan<br />
warga sekitar. Salah satu yang<br />
paling khas dan terkenal adalah rujak soto.<br />
Makanan ini unik karena merupakan campuran<br />
rujak dengan soto.<br />
Hmm, seperti apa, ya Sebagai gambaran,<br />
rujak yang digunakan adalah campuran sayuran<br />
dengan bumbu kacang dan petis. Bumbu itu<br />
terdiri atas kacang, garam, gula merah, asam,<br />
dan pisang klutuk (pisang batu).<br />
Sedangkan sotonya berkuah bening dengan<br />
isi babat atau daging sapi. Segar! Masih banyak<br />
pilihan kuliner khas Banyuwangi, di antaranya<br />
pecel rawon, pecel kare, dan rujak bakso. Nikmat!<br />
How to Get There<br />
Pantai Pulau Merah berjarak sekitar 60 kilometer<br />
dari Kota Banyuwangi. Wisatawan dapat<br />
menjangkau tempat ini dengan mengendarai<br />
mobil atau sepeda motor kurang-lebih tiga jam<br />
perjalanan.<br />
Lokasinya lumayan dekat dengan permukiman<br />
penduduk di Desa Sumberagung, Kecamatan<br />
Pesanggaran. Jalan menuju pantai juga<br />
terbilang mulus.<br />
Sayang, tidak banyak kendaraan umum<br />
dengan rute ke pantai ini. Cara paling mudah<br />
adalah menyewa kendaraan dari Bandar Udara<br />
Blimbingsari. n Indonesia.Travel | Ken Yunita<br />
Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014
kuliner<br />
Mafianya<br />
Nasi<br />
Goreng<br />
Foto-foto: rachman hariyanto | detikfoto<br />
Brandal,<br />
Preman,<br />
Yakuza.<br />
Terdengar<br />
seram Iya sih,<br />
tapi tak usah<br />
khawatir, itu<br />
cuma namanama<br />
nasi<br />
goreng.<br />
Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014
kuliner<br />
iapa yang tak suka nasi goreng<br />
Rasanya semua orang menyukai<br />
makanan yang kerap tersedia<br />
saat sarapan ini. Nah, jika Anda<br />
termasuk nasi goreng mania,<br />
Anda wajib menjajal yang satu<br />
ini.<br />
Di Jakarta, Nasi Goreng Mafia baru dibuka<br />
sekitar tiga minggu di kawasan Tebet, Jakarta<br />
Selatan. Sejak dibuka, kehadiran outlet cabang<br />
Bandung ini langsung menyedot pengunjung.<br />
Setiap hari Nasi Goreng Mafia tak pernah<br />
sepi. Terutama di malam hari pada jam makan<br />
malam. Bisa jadi, Anda tak kebagian tempat<br />
duduk saking penuhnya.<br />
Nasi Goreng Mafia menempati satu ruko<br />
Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014
kuliner<br />
berlantai dua. Bagian paling depan digunakan<br />
untuk dapur. Di sinilah para penggoreng nasi<br />
bekerja menghasilkan nasi goreng pesanan<br />
para tamu.<br />
Di Bandung, Jawa Barat, Nasi Goreng Mafia<br />
sudah sangat terkenal. Ada beberapa cabang<br />
di sana. Yang terkenal dari Nasi Goreng Mafia<br />
adalah rasa pedasnya yang gila.<br />
Ada lima level pedas yang bisa dipilih. Mulai<br />
dari menenangkan, menggoda, menyesakkan,<br />
merisaukan, menyesal, dan mematikan. Kalau<br />
tak suka pedas-pedas amat, silakan memilih<br />
“menenangkan”.<br />
Selain pedasnya yang menggigit, nama-nama<br />
nasi goreng di sini juga lucu-lucu. Namanya<br />
berkaitan dengan dunia yang dekat dengan<br />
kriminalitas dan mafia.<br />
Ada Bandit (Rp 15 ribu), Gangster (Rp 18 ribu),<br />
Preman (Rp 18 ribu), Triad (Rp 18 ribu), Yakuza<br />
(Rp 19,5 ribu), dan Brandal (19,5 ribu). Mau yang<br />
tak pedas, silakan memesan God Father (Rp<br />
12,5 ribu).<br />
Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014
kuliner<br />
Selain pedasnya yang<br />
menggigit, nama-nama<br />
nasi goreng di sini juga<br />
lucu-lucu.<br />
Tapi tenang, itu hanyalah nama. Sejatinya,<br />
nasi goreng ini tak ada hubungannya dengan<br />
mafia maupun geng mana pun. “Di sini nasi<br />
gorengnya pakai bumbu rempah,” kata masmas<br />
yang melayani saya.<br />
Saya pun kepincut dengan Preman dan<br />
Brandal. Preman adalah nasi goreng dengan<br />
racikan rempah kencur, sedangkan Brandal<br />
merupakan nasi goreng dengan campuran<br />
kemangi dan rempah rahasia.<br />
Untuk level pedas, saya sempat agak<br />
kebingungan. Pingin rasanya saya memesan<br />
level mematikan karena penasaran. “Sebaiknya<br />
jangan, Mbak, pedes banget,” kata salah satu<br />
pelayan di sini.<br />
Dan setelah berdiskusi dengan teman, saya<br />
akhirnya memilih level menggoda untuk kedua<br />
nasi goreng pesanan saya. Saya berharap rasa<br />
pedasnya tak terlalu menggigit.<br />
Saya juga meminta tambahan topping telur<br />
Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014
kuliner<br />
ceplok (Rp 3 ribu) untuk masing-masing nasi<br />
goreng. Ada juga topping lain yang bisa dipilih,<br />
yaitu kikil (Rp 5 ribu) atau kombinasi telur dan<br />
kikil (Rp 7 ribu).<br />
Saya menunggu nasi goreng pesanan<br />
saya sambil mengobrol dengan teman yang<br />
malam itu datang bersama. Lima belas menit<br />
kemudian nasi goreng saya belum juga tiba<br />
di meja.<br />
Saya lalu menoleh ke meja tamu di belakang<br />
saya. Ternyata nasibnya sama, mejanya masih<br />
kosong. Pesanan mereka juga belum datang.<br />
Begitu juga dengan meja di samping saya.<br />
Hmm, mungkin karena terlalu ramai dan<br />
masih baru buka, pelayanan di sini masih<br />
kurang oke. Tapi, tak apalah, saya masih sabar<br />
menunggu untuk merasakan nasi goreng<br />
yang fenomenal ini.<br />
Dan akhirnya, setelah hampir 30 menit,<br />
nasi goreng pesanan saya datang juga. Tapi<br />
baru satu, yaitu Preman. Saya kira, tak lama<br />
kemudian nasi goreng Brandal segera datang.<br />
Ternyata tidak. Ha-ha....<br />
Kami pun makan Preman beramai-ramai.<br />
Di detik pertama suapan Preman masuk<br />
Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014
kuliner<br />
ke mulut, tidak ada rasa pedas yang terasa.<br />
Namun, dua detik berikutnya, saya menyesal.<br />
Pedas banget.<br />
Rasa kencurnya memang terasa, tapi<br />
pedasnya benar-benar luar biasa.<br />
Level dua saja sudah sepedas ini, bagaimana<br />
level lima Saya tak berani membayangkan.<br />
Saya bahkan tak berani menduga-duga<br />
bagaimana rasa pedas nasi goreng Brandal<br />
yang belum muncul. Si Brandal baru datang<br />
kira-kira 15 menit setelah Preman terhidang.<br />
Aroma wangi kemangi langsung tercium.<br />
Dengan perasaan waswas, saya pun<br />
menyendok Brandal dan menyuapkan ke<br />
mulut. Hmm, rasa kemanginya membuat nasi<br />
goreng ini enak.<br />
Dan anehnya, rasa pedasnya tak terlalu<br />
menyengat seperti Preman. “Nah, yang ini saya<br />
bisa makan,” ujar saya sambil menyuapkan<br />
sendokan kedua ke mulut. Nyam! n KEN YUNITA<br />
Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014
Fan Bingbing<br />
Bangga<br />
Jadi Blink<br />
Cinta Laura<br />
Lulus<br />
Cum Laude<br />
Johnny Depp<br />
Bos Mafia<br />
Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014
people<br />
Cinta Laura<br />
Lulus Cum Laude<br />
Tak cuma cantik, Cinta Laura juga dikenal sebagai<br />
gadis yang pintar. Baru-baru ini, aktris yang terkenal<br />
dengan logat bulenya ini lulus dari Columbia University<br />
dengan predikat cum laude. Wah!<br />
Kabar gembira itu disebar pemilik nama lengkap Cinta<br />
Laura Kiehl ini lewat akun Twitter pribadinya. “This is an<br />
important milestone in my life. Grateful for all the support,”<br />
cuitnya pada 17 Mei lalu.<br />
Lulus S-1 tak membuat Cinta berhenti sekolah. Dengan<br />
bekal nilai cum laude-nya, Cinta mengaku ingin melanjutkan<br />
kuliah S-2 di Harvard University.<br />
Namun saat ini putri Herdiana dan Michael Kiehl ini ingin<br />
fokus lebih dulu di dunia hiburan. Apalagi, mulai Juni 2014,<br />
Cinta telah mengantongi visa pekerja seni.<br />
“Jadi aku bakal fokus ke casting dan mencoba akting di<br />
Hollywood. Kalau sukses, aku akan lanjut, kalau tidak, kembali<br />
ke bangku kuliah,” ujar gadis kelahiran Quakenbruck,<br />
Jerman, 17 Agustus 1993, ini, santai. n Ken Yunita<br />
noel/detikfoto<br />
Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014
people<br />
Johnny Depp<br />
Bos Mafia<br />
ReuTERS/Lucas Jackson<br />
Semua orang tahu. Rambut klimis bukan gaya<br />
Johnny Depp. Namun, demi menjadi bos mafia,<br />
aktor pemenang Golden Globe ini rela mengubah<br />
penampilannya.<br />
Transformasi Depp cukup dramatis. Dia nyaris tak<br />
bisa dikenali saat tertangkap kamera dalam syuting film<br />
terbarunya, Black Mass. Tapi semua itu tentu juga berkat<br />
kedigdayaan make-up.<br />
Penampakan Depp yang sangat tak biasa itu banyak<br />
mendapat komentar. Ada yang menganggap keren, ada<br />
pula yang melihat make-up artist yang menjadikan Depp<br />
nyaris botak adalah tindakan kriminal.<br />
“Apa yang mereka lakukan pada Depp adalah kriminal,”<br />
begitu tulis people.com.<br />
Dalam film besutan sutradara Scott Cooper itu, Depp<br />
berperan sebagai Whitey Bulger. Black Mass diadaptasi<br />
dari kisah hidup informan FBI yang menjatuhkan keluarga<br />
mafia pesaingnya.<br />
Bulger akhirnya menjadi incaran dan buron selama<br />
beberapa tahun sebelum akhirnya tertangkap pada 2011.<br />
Joel Edgerton akan memerankan tokoh agen FBI John<br />
Connolly, yang juga teman masa kecil Bulger. n Ken Yunita<br />
Tap untuk kembali<br />
ke Indeks People<br />
Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014
people<br />
Fan Bingbing<br />
Bangga Jadi Blink<br />
ReuTERS/Lucas Jackson<br />
Memerankan karakter yang disukai banyak orang ternyata<br />
menjadi tantangan tersendiri bagi Fan Bingbing.<br />
Aktris Cina ini berpe ran sebagai Blink, gadis mutan dengan<br />
keahlian teleporter.<br />
“Saya dulu sempat tertekan de ngan peran ini karena dia begitu<br />
dicintai banyak orang,” ujar Bingbing saat diwawancarai Xinhua<br />
beberapa waktu lalu.<br />
Namun dia tak akan menyia-nyiakan kesempatan itu. Menurutnya,<br />
saat ini masih sangat sulit bagi aktris Asia untuk bermain di<br />
film-film Hollywood, apalagi film mainstream seperti X-Men.<br />
Dalam film-film X-Men sebelumnya, karakter Blink tidak pernah<br />
muncul. Padahal Blink termasuk karakter populer dalam komik buatan<br />
Marvel itu.<br />
Bingbing tidak terlalu memusingkan berapa lama adegannya<br />
muncul dalam film. Dia tetap bangga melihat poster filmnya ada di<br />
Amerika Serikat, Meksiko, dan Australia.<br />
Bingbing bukanlah aktris Cina pertama yang berperan dalam film<br />
Hollywood. Sebelumnya, Li Bingbing berperan dalam Resident Evil:<br />
Retribution sebagai Ada Wong. Dia juga bermain dalam Transformers:<br />
Age of Extinction. n Ken Yunita<br />
Tap untuk kembali<br />
ke Indeks People<br />
Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014
interview<br />
Mendikbud M. Nuh:<br />
Sebelum<br />
Merdeka<br />
Sudah<br />
Ada UN<br />
Majalah detik 26 Mei - 1 juni 2014
interview<br />
"Kalau ujian nasional tidak ada konsekuensi, itu tak ada beda dengan<br />
kuesioner, semua bisa menjawab seenaknya."<br />
elain masalah ujian nasional (UN)<br />
yang masih menjadi polemik, merebaknya<br />
aksi kekerasan di sekolah membuat<br />
Menteri Pendidikan M. Nuh disorot masyarakat.<br />
Ia dipersalahkan dan dianggap<br />
tak becus menangani masalah pendidikan<br />
nasional. Tapi Nuh tak gentar.<br />
Mantan Rektor Institut Teknologi Sepuluh<br />
Nopember, Surabaya, itu justru menyatakan<br />
polemik soal UN sebetulnya sudah basi.<br />
Sebab, UN sudah dilaksanakan bertahun-tahun<br />
sebelumnya, bahkan sebelum Indonesia<br />
merdeka.<br />
Terkait penggunaan beberapa soal berstandar<br />
internasional yang sengaja diambil dari Programme<br />
for International Student Assessment<br />
(PISA), diperlukan untuk mengukur kemampuan<br />
analisis dan logika anak-anak kita. “Kalau<br />
tidak, saat bertanding (dengan siswa negara<br />
lain), mereka bisa jablas (kalah telak),” tuturnya<br />
kepada majalah detik, yang menemuinya<br />
di ruang kerjanya di kompleks Kementerian<br />
Pendidikan dan Kebudayaan, Jalan Jenderal<br />
Sudirman, Sena yan, Jakarta, 20 Mei lalu. Berikut<br />
ini petikan perbincangan selengkapnya.<br />
Kenapa ujian nasional tetap dijalankan,<br />
padahal banyak yang mengkritik<br />
Pemikiran seperti itu (menolak ujian nasional)<br />
dan isu itu sebenarnya sudah usang. Ka-<br />
Majalah detik 26 Mei - 1 juni 2014
interview<br />
segi apa pun, baik akademis maupun yuridis,<br />
ujian nasional itu tetap diperlukan sampai saat<br />
ini. Alasannya apa Karena evaluasi itu ada<br />
tahapan-tahapan.<br />
Ada evaluasi yang dilakukan satuan kerja,<br />
yaitu sekolah untuk mengetahui capaian proses<br />
belajar-mengajar di sekolah, dan evaluasi<br />
yang dilakukan secara nasional. Tujuannya<br />
untuk mengetahui apakah anak-anak (murid<br />
sekolah) sudah mencapai standar.<br />
Lantas, apa yang diujikan Ya, tentu saja apaapa<br />
yang sudah diajarkan. Tetapi, apakah (yang<br />
dijadikan soal) itu yang diujikan Belum tentu.<br />
Namun, jika guru yang mengajar tidak mengajarkan<br />
apa yang diujikan, tentu saja (murid)<br />
tidak bisa. Itulah ujian nasional.<br />
video / mytrans<br />
rena ini sudah lama diembuskan, dan, selama<br />
kami laksanakan, banyak yang meminta agar<br />
terus dilakukan. Faktanya, banyak sekali manfaatnya.<br />
Karena dengan dasar apa pun, ditinjau dari<br />
Jadi, evaluasi dari sekolah saja, seperti<br />
yang diminta masyarakat, tidak cukup<br />
Ya, belum cukup. Sebab, ujian sekolah merupakan<br />
evaluasi internal dan menjadi pintu<br />
masuk bagi penilaian yang meng evaluasi sikap/perilaku,<br />
keterampilan, dan pengetahuan.<br />
Adapun ujian nasional merupakan evaluasi<br />
Majalah detik 26 Mei - 1 juni 2014
interview<br />
eksternal dan bisa menjadi pintu masuk untuk<br />
memasuki tingkat pendidikan yang lebih tinggi.<br />
Memang, ujian nasional saat ini belum sepenuhnya<br />
bisa seperti itu. Sebab, selama ini, antara<br />
ujian sekolah dan ujian nasional terdapat<br />
disparitas yang menunjukkan kualitas masih<br />
rendah.<br />
Sejak 2011, sebenarnya kami menggabungkan<br />
nilai ujian sekolah dengan UN. Peran<br />
dari nilai ujian sekolah mencapai 40 persen,<br />
sedangkan UN 60 persen. Karena itu, kalau<br />
banyak siswa yang lulus UN, karena memang<br />
ada faktor nilai ujian sekolah itu. Ke depan,<br />
kami akan memberikan kisi-kisi ujian sekolah<br />
agar kualitasnya semakin baik.<br />
Pada ujian sekolah, hampir semua siswa<br />
mendapatkan nilai 8. Tapi, begitu UN,<br />
resnu dwi andhika / mytrans<br />
nilainya 3, 4, 5.<br />
Banyak yang menilai ujian itu mubazir,<br />
toh sebenarnya sama dengan ujian sekolah…<br />
Kalau ada orang yang memperdebatkan ini,<br />
tentu tidak berdasar. Dasar yang terbaru ada<br />
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013<br />
tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah<br />
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasio-<br />
Majalah detik 26 Mei - 1 juni 2014
yang lebih tinggi, serta sebagai syarat kelulusan.<br />
Banyak kok yang menyatakan, “Saya setuju,<br />
Pak, kalau ujian nasional itu untuk pemetaan",<br />
"Saya setuju, Pak, ujian nasional untuk (syarat)<br />
melanjutkan ke jenjang lebih tinggi", "Saya<br />
setuju untuk pemetaan", dan sebagainya. Be-<br />
interview<br />
Suasana ujian nasional di<br />
Jakarta, Senin (14/4).<br />
Grandy/detikcom<br />
nal Pendidikan. Dalam peraturan itu disebut,<br />
untuk ujian nasional bagi sekolah dasar diserahkan<br />
ke provinsi. Kemudian, di dasar hukum<br />
baru itu juga disebutkan bahwa ujian nasional,<br />
selain sebagai pemetaan (kualitas sekolah dan<br />
lulusannya), juga untuk perbaikan mutu, untuk<br />
(sebagai syarat) melanjutkan ke pendidikan<br />
Majalah detik 26 Mei - 1 juni 2014
Kalau ada yang mempertanyakan payung<br />
hukumnya<br />
Sekarang begini saja, kalau mempermasalahkan<br />
soal itu, mbok ya mengajukan judicial<br />
review. Tapi, kenapa tidak dimintakan judicial<br />
review Artinya, ya memang ada cantolannya,<br />
payung hukumnya. Ada dua ayat di undang-<br />
interview<br />
gitulah bentuk dukungan. La, terus untuk apa<br />
kita pertentangkan<br />
Kalau ujian nasional tidak ada konsekuensi,<br />
itu tidak ada bedanya dengan kuesioner. Orang<br />
akan mengerjakan itu seperti menjawab pertanyaan<br />
biasa yang tidak memiliki konsekuensi<br />
apa pun, seenaknya.<br />
Tetapi, karena ini ada konsekuensi lulus atau<br />
tidak lulus, ada upaya serius. Ada effort sekuat<br />
tenaga, ikhtiarnya, karena mereka ingin yang<br />
terbaik, sehingga mengerjakan sebaik-baiknya.<br />
Survei 2012 menunjukkan, Indonesia di<br />
peringkat terbawah dalam kemampuan<br />
matematika, membaca, serta sains.<br />
Tapi nilai ujian sekolah juga menunjukkan<br />
prestasi siswa…<br />
(Sebelum menjawab, M. Nuh menunjukkan<br />
beberapa lembaran berisi data). Coba<br />
Anda bayangkan, di sini ada data yang menunjukkan<br />
hasil ujian sekolah. Hasilnya hampir<br />
semua siswa mendapatkan nilai 8, 9, dan<br />
9 lebih. Sehingga rata-ratanya 8,9. Lantas,<br />
bagaimana membedakan siapa sebenarnya<br />
yang terbaik, yang mendapat nilai tinggi<br />
yang sebenarnya<br />
Kemudian, setelah kami lakukan ujian nasional<br />
terbukti, ada siswa yang mendapatkan nilai<br />
3, 4, 5, dan lebih tinggi. Sehingga rata-ratanya<br />
6,12. Nah, yang kurang-kurang itu bisa kami<br />
lakukan pembinaan dan perbaikan. Inilah pemetaan,<br />
sekaligus pembinaan atau perbaikan,<br />
serta sebagai syarat untuk kelulusan. Jadi beda<br />
antara ujian sekolah dan UN.<br />
Majalah detik 26 Mei - 1 juni 2014
interview<br />
M. Nuh saat mengecek<br />
persiapan ujian nasional di<br />
Jakarta, Rabu (16/4).<br />
Agung Pambudhy/detikcom<br />
undang, yaitu “ujian itu dilakukan oleh sekolah”<br />
dan satu lagi (ayat) yang menyebut bahwa “itu<br />
dilakukan oleh lembaga independen”. Nah,<br />
itulah ujian nasional.<br />
Jadi, keberatan terhadap ujian nasional<br />
itu tidak berdasar<br />
Ya, tentu saja. Sekarang saya tanya, ujian<br />
nasional itu ka pan mulai dilakukan Kalau<br />
membaca sejarah, ujian nasional itu sudah ada<br />
dari dulu. Hanya namanya yang berbeda-beda,<br />
ada ujian nasional, ada evaluasi belajar tahap<br />
akhir, ada ujian akhir. Jadi, sejak dulu, sebelum<br />
kita merdeka, yang namanya ujian nasional itu<br />
sudah ada. Hakikatnya sama, untuk menguji<br />
apakah anak-anak sekolah itu sudah memenuhi<br />
standar secara nasional.<br />
Kabarnya, persentase peserta yang lulus<br />
menurun dibanding tahun lalu<br />
Memang, tapi itu kan hanya 0,01 persen.<br />
Kalau sebesar itu masih wajarlah, sesuatu yang<br />
masih masuk akal. Kecuali kalau sebelumnya<br />
99,5 persen kemudian menjadi 90 persen, itu<br />
yang menjadi geger.<br />
Melayani orang hampir tiga juta: siswa SMA<br />
1,6 juta orang, siswa SMK 1,1 juta orang. Hampir<br />
tiga juta, sesuatu kalau naik-turun sedikit ya<br />
masih wajar.<br />
Tentang soal ujian, kenapa ada yang<br />
Majalah detik 26 Mei - 1 juni 2014
interview<br />
Pengawasan memang perlu, tapi tak mungkin<br />
guru-guru mengawasi para murid dari detik<br />
ke detik.<br />
mengkopi soal dari Programme for International<br />
Student Assessment (PISA)<br />
Orang selalu berdebat, mengkritik kenapa<br />
TIMSS (Trends in International Mathematics<br />
and Science Study) dan PISA. PISA, yang dikoordinasikan<br />
oleh Organization Economic Cooperation<br />
and Development (OECD), pada 2012<br />
merilis survei bahwa Indonesia menduduki<br />
peringkat paling bawah dari 65 negara dalam<br />
hal kemampuan matematika, membaca, serta<br />
sains. Karena itulah saat ini kita coba. Metode<br />
ini adalah metode untuk mengukur kemampuan<br />
pengetahuan dengan standar internasional.<br />
Kalau dari PISA, matematika dan ilmu pengetahuan<br />
alam 41 persen.<br />
Apa urgensi penggunaan soal dari PISA<br />
ini<br />
Tentu saja untuk mengukur kemampuan<br />
analisis dan logika para siswa. Dengan menggunakan<br />
soal itu, kita ingin tahu sebenarnya<br />
kemampuan anak-anak kita dibanding anakanak<br />
di luar negeri. La, kalau tidak kita ukur, kita<br />
khawatir nanti kalau pas bertanding (mereka<br />
bisa) jablas (tumbang), lewat.<br />
Tidak mempersulit siswa<br />
Ya, buktinya tingkat kelulusan yang ada saat<br />
ini 95 persen lebih. Ini karena kisi-kisi ujian itu<br />
diberikan sejak dua-tiga tahun lalu. Dan soal<br />
yang diujikan pun tidak menyimpang jauh dari<br />
pelajaran yang sebelumnya diajarkan di sekolah.<br />
Tapi banyak anak yang protes ke Anda<br />
lewat media sosial<br />
Ya, enggak apa-apa. Anak-anak memang<br />
kritis. Dan itu bisa dimaklumi, sejauh dalam<br />
batas-batas yang wajar. Tetapi, saya katakan,<br />
bahwa soal-soal itu akan bisa dikerjakan oleh<br />
anak-anak yang telah tekun belajar.<br />
Majalah detik 26 Mei - 1 juni 2014
interview<br />
M. Nuh meninjau pameran<br />
mobil listrik di Jakarta,<br />
Selasa (29/4).<br />
Rengga Sencaya/detikcom<br />
Kenapa soalnya harus menyalin persis<br />
Oh, enggak apa-apa. Kan ini dalam kerangka<br />
kerja sama negara-negara di dunia yang dikoordinasikan<br />
oleh OECD.<br />
Masak anggaran sampai Rp 660 miliar<br />
tapi bikin soal masih mengkopi<br />
Lo, jangan melihat anggaran itu secara gelondongan,<br />
bulat sebesar itu. Kalau seperti itu,<br />
ya tentu saja akan terlihat besar. Tetapi, coba<br />
lihat, berapa jumlah orang (murid peserta ujian<br />
yang dilayani). Hampir empat juta orang. Lalu<br />
bagi besar anggaran itu dengan jumlah orang<br />
yang dilayani, apakah masih besar<br />
Yang pasti, anak-anak kita mampu mengerjakan<br />
soal itu. Ya, kalau ada satu-dua orang yang<br />
kesulitan ya masih wajar. Kita bertujuan baik.<br />
Majalah detik 26 Mei - 1 juni 2014
interview<br />
Dua siswi tunanetra SMP<br />
226 mengikuti ujian nasional<br />
di Jakarta, Senin (5/5).<br />
Grandy/detikcom<br />
Terkait soal kekerasan di sekolah, banyak<br />
yang menilai sekolah telah lalai....<br />
Jangan mudah memberikan penilaian seperti<br />
itu. Jangan karena ada kejadian kemudian<br />
dengan mudah menuding sekolah lalai, guru<br />
lalai. Sebab, pola perilaku anak juga dibentuk<br />
oleh lingkungan, baik di masyarakat maupun<br />
keluarga.<br />
Memang, ekspresi perilaku bisa saja di<br />
sekolah. Pengawasan memang diperlukan,<br />
tetapi kan tidak mungkin dari detik ke detik<br />
guru-guru harus melakukan pengawasan<br />
kepada mereka.<br />
Di sekolah kedinasan, kekerasan dianggap<br />
bagian pendidikan agar disiplin....<br />
Kedisiplinan bukan berarti kekerasan.<br />
Kedisiplinan bisa ditegakkan melalui aturan<br />
main yang benar-benar dijalankan. Jadi, unsur<br />
akademis tetap harus menjadi acuan dalam<br />
pembinaan. Semuanya akan terukur.<br />
Ada rencana mengambil alih pengelolaan<br />
Kami ingin agar lembaga seperti ini juga<br />
menonjolkan aspek akademis, bukan teknis<br />
semata-mata. Inginnya, kewenangan kementerian<br />
juga diperbesar, sehingga pembinaan<br />
lebih besar. n ARIF ARIANTO<br />
Majalah detik 26 Mei - 1 juni 2014
interview<br />
BIODATA<br />
Nama: Prof. Dr. Ir. Muhammad Nuh,<br />
DEA<br />
Tempat/tanggal lahir:<br />
Surabaya, Jawa Timur, 17 Juni 1959<br />
Istri: Drg. Laily Rachmawati<br />
Anak: Rachma Rizqina Mardhotillah<br />
Pendidikan:<br />
• 1990, Doktor Jurusan Signaux et<br />
System, Universite Science et<br />
Technique du Languedoc<br />
Montpellier Prancis.<br />
• 1987, Pascasarjana Jurusan Signaux<br />
et System, Universite Science<br />
et Technique du Languedoc<br />
Montpellier Prancis.<br />
• 1983, Fakultas Teknik Elektro ITS.<br />
Karier:<br />
• Menteri Pendidikan dan<br />
Kebudayaan, 2009-2014.<br />
• Menteri Komunikasi dan Informasi<br />
• Rektor ITS, 2003-2006.<br />
• Guru Besar ITS, 2004.<br />
• Direktur Politeknik Negeri Surabaya<br />
ITS, 1997-2003.<br />
• Ketua Jurusan Teknik Elektronika,<br />
Politeknik Negeri Surabaya ITS, 1992-<br />
1993.<br />
Karya:<br />
• Buku Strategi dan Arah Kebijakan<br />
Pemanfaatan Teknologi Informasi<br />
dan Komunikasi (disingkat<br />
Indonesia-SAKTI)<br />
Majalah detik 26 Mei - 1 juni 2014
jalur puncak dua<br />
- - - - - - - - - - - - - - jalur - - - - - - puncak - - - - - - - dua<br />
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -<br />
- - - - - - - - -<br />
- - - - - - -<br />
Menciptakan Jalur Puncak<br />
Jilid Dua<br />
Jalur Puncak Dua sedang dibangun. Sebagian investor mulai melirik.<br />
Bisa lebih besar dari jalur Puncak yang sekarang ada.<br />
agung phambudhy/detikfoto<br />
Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014
jalur puncak dua<br />
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -<br />
Saya yakin jalur itu<br />
akan berkembang<br />
dengan cepat.<br />
PAPAN persegi panjang berdiri<br />
tegak di atas lahan bukit seluas dua<br />
kali lapangan sepak bola. Pada papan<br />
itu terdapat tulisan yang berbunyi<br />
“Tanah Milik PT Bogor Raya Ecopark”. Papan<br />
itu tidak sendirian. Sekitar 100 meter sebelum<br />
lokasi tersebut terdapat papan pengumuman<br />
dengan tulisan “Tanah Milik PT Wana Estate”.<br />
Papan-papan klaim kepemilikan<br />
itu bertengger<br />
di pinggir ruas sepanjang<br />
sekitar 3 kilometer di<br />
sekitar Sentul. Itu adalah<br />
ruas proyek jalan Puncak<br />
Dua. Proyek jalan yang<br />
tidak hanya menjadi jalur<br />
alternatif dari Jakarta ke<br />
arah Cipanas atau Cianjur,<br />
tapi juga diharapkan bisa<br />
menjadi seperti jalur Puncak<br />
lama, yang menjadi<br />
kawasan wisata top.<br />
Papan-papan nama<br />
itu sudah mengisyaratkan bahwa proyek itu<br />
bakal menciptakan wilayah baru yang akan<br />
dipe rebutkan para investor. Wakil Ketua Persatuan<br />
Hotel dan Restoran Indonesia, Haryadi<br />
Sukamdani, misalnya, sudah mengungkapkan<br />
optimisme itu. Ia mengatakan, “Saya yakin jalur<br />
itu akan berkembang dengan cepat.”<br />
Jalan Puncak Dua dibangun sebagai jalur<br />
alternatif menuju kawasan wisata Puncak. Jalan<br />
ini dikenal juga dengan jalan Poros Tengah Timur,<br />
yang menghubungkan Kecamatan Sentul<br />
hingga ujungnya di Kecamatan Sukamakmur.<br />
Dari Sukamakmur, jalan baru itu akan bertemu<br />
jalan pedesaan lama yang tersambung ke<br />
Puncak di kawasan sekitar Cipanas. Dengan<br />
jalur baru ini, wisatawan yang hendak ke Cipanas,<br />
misalnya, tidak perlu lagi ikut macet di jalur<br />
Puncak.<br />
Pihak Kabupaten Bogor malah sudah membayangkan<br />
jalur Puncak Dua ini lebih besar dari<br />
Puncak lama. Alasannya Puncak yang lama<br />
dibatasi Taman Nasional Gede Pangrango,<br />
sehingga perubahan peruntukan menjadi sulit.<br />
Sedangkan Puncak Dua, menurut Kepala<br />
Bidang Sarana dan Prasarana, Tata Ruang dan<br />
Lingkungan, dan Lingkungan Hidup Badan Perencanaan<br />
Pembangunan Daerah Kabupaten<br />
Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014
jalur puncak dua<br />
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -<br />
Jalan tol Jagorawi pun ikut<br />
terkena dampak macet<br />
saat jalur Puncak dipadati<br />
kendaraan di akhir pekan<br />
atau hari libur.<br />
agung phambudhy/detikfoto<br />
Bogor, Suryanto Putra, merupakan perbukitan<br />
dan hutan produksi. Hal ini membuat perubahan<br />
peruntukan untuk wisata alam menjadi lebih<br />
mudah. “Sehingga pengembangan di kawasan<br />
sepanjang jalan Puncak Dua lebih leluasa<br />
dibandingkan kawasan di jalan Puncak Satu,”<br />
ujar Suryanto.<br />
Sampai saat ini, para investor memang masih<br />
belum banyak yang benar-benar menaruh<br />
uangnya di jalur yang sedang dibangun itu. Tapi<br />
yang berinvestasi di Puncak lama pun sudah<br />
berharap mendapat berkah dari jalur paralel<br />
baru itu.<br />
Sahid Group, misalnya, sudah memiliki proyek<br />
di jalur Puncak lama, yakni di Ciloto, dekat<br />
Cipanas, yakni Sahid Eminence. Meski proyeknya<br />
di Puncak lama, Haryadi Sukamdani, bos<br />
Sahid, mengatakan ia akan diuntungkan. Jika<br />
jalur Puncak Dua kelar, tamu bakal memiliki<br />
alternatif jalan jika berangkat dari Jakarta.<br />
“Nantinya orang-orang dari Jakarta yang akan<br />
berwisata ke Puncak dan Cipanas akan memilih<br />
jalur yang lebih longgar dan tidak macet, seperti<br />
jalur Puncak lama yang sudah sangat sempit,”<br />
katanya.<br />
Jumlah wisatawan di jalur baru itu pun diperkirakan<br />
bakal menyamai Puncak yang sekarang<br />
ada. Ini seperti yang diungkap salah satu pucuk<br />
pimpinan Archipelago International—yang<br />
Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014
jalur puncak dua<br />
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -<br />
Pembangunan jalur Puncak<br />
Dua baru dimulai, tapi<br />
sudah terhenti karena<br />
lahan belum diserahkan ke<br />
pemerintah pusat.<br />
agung phambudhy/detikfoto<br />
mengelola jaringan Hotel Aston. Vice President<br />
Sales and Marketing Archipelago, Norbert Vas,<br />
mengatakan jalur Puncak Dua bisa menyamai<br />
jumlah wisatawan di jalur Puncak. Syaratnya<br />
“Jika pemerintah mampu merealisasikan dalam<br />
waktu dekat dengan konsep yang jelas,” katanya.<br />
Jalur ini bakal banyak menguntungkan pemerintah<br />
daerah setempat. “Nantinya mirip dengan<br />
jalan tol ke Bandung,” katanya. “Jalan tol itu telah<br />
melakukan keajaiban bagi pariwisata Bandung.”<br />
Setelah Bandung tersambung jalan tol ke Jakarta,<br />
wisata di Kota Kembang memang melaju<br />
cepat. Warga Jakarta, yang semula membutuhkan<br />
4-5 jam untuk ke Bandung, kini cukup<br />
menghabiskan 2-3 jam di perjalanan.<br />
Akibatnya, setiap akhir pekan Bandung dibanjiri<br />
wisatawan Jakarta. Meski kadang mengakibatkan<br />
kemacetan, wisata wan ini menggerakkan<br />
sebagian perekonomian Bandung.<br />
Sejumlah tempat wisata populer pun dibuka<br />
di sana, mulai dari taman bermain Trans Studio<br />
sampai wisata agro di kebun stroberi.<br />
Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014
jalur puncak dua<br />
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -<br />
Jalur Puncak Dua melewati<br />
wilayah perbukitan yang<br />
sekarang masih belum<br />
berpenghuni.<br />
agung phambudhy/detikfoto<br />
Keajaiban wisata ini diharapkan tidak hanya<br />
di sekitar jalan Puncak Dua yang sedang dibangun,<br />
tapi juga wilayah Cipanas atau Cianjur.<br />
“Kalau dari jalur Puncak I memerlukan tiga jam<br />
(sampai Cianjur), dari jalur baru itu diperkirakan<br />
hanya memerlukan waktu satu setengah jam<br />
saja,” kata Rudi Ferdian, Ketua Kamar Dagang<br />
dan Industri Kabupaten Bogor.<br />
Norbert Vas, misalnya, mengatakan saat ini<br />
perusahaannya sedang membuat hotel 300<br />
kamar di sekitar Puncak. Meski posisinya di<br />
Puncak lama, menurut Vas, hotel yang dikelola<br />
Aston itu bakal cukup diuntungkan oleh jalur<br />
baru itu. “Jika jalur itu jadi, kami tersambung,”<br />
ucapnya.<br />
Yang jelas, jika proyek sudah berjalan, apalagi<br />
selesai, harga tanah bakal berlipat. “Harga jual<br />
tanah di kawasan Sentul bisa dua atau tiga kali<br />
lipat,” kata Ali Tranghanda, Direktur Indonesia<br />
Property Watch. n<br />
HANS HENRICUS B.S. ARON, BUDI ALIMUDDin<br />
Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014
jalur puncak dua<br />
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - ------------<br />
Bupati Ditangkap,<br />
Proyek<br />
Terkatung<br />
Karena Bupati Bogor ditangkap, pengalihan lahan<br />
jalan Puncak Dua terkatung. Pemerintah pusat pun<br />
tidak bisa mulai mengerjakannya.<br />
Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014
jalur puncak dua<br />
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -<br />
Salah satu bagian jalur<br />
Puncak Dua, Bogor, Jawa<br />
Barat, yang sudah selesai.<br />
Agung Pambudhy/detikcom<br />
SEBAGAI warga Desa Babakan Madang<br />
dekat Sentul, Ubay Subarna<br />
sudah lama mendengar kabar akan<br />
ada pelebaran jalan di kampungnya.<br />
Pelebaran jalan ini untuk membuat jalur menuju<br />
jalan Puncak Dua, yang akan menghubungkan<br />
jalan tol Jagorawi dengan Cipanas di kawasan<br />
Puncak.<br />
Awalnya, kabar yang didengar Ubay, jalan<br />
di Desa Babakan Madang akan dilebarkan 3<br />
meter pada sisi kiri dan kanan. Sebulan kemudian,<br />
Ubay mendengar jalan yang dilebarkan<br />
bertambah menjadi 6 meter.<br />
Namun pelebaran jalan itu tidak pernah<br />
terjadi. Ubay justru mendapat kabar bahwa<br />
Pemerintah Kabupaten Bogor akan mengalihkan<br />
jalur Puncak Dua itu lewat sekitar Palm Hill<br />
Golf, Sentul. “Karena jaraknya hanya 200 meter<br />
dari pintu tol Sirkuit Sentul,” ujar Ubay.<br />
Kabar simpang-siur proyek Puncak Dua ini<br />
memperlihatkan satu hal: proyek ini belum matang.<br />
Revisi perencanaan masih terus terjadi.<br />
Pemerintah Kabupaten Bogor memang<br />
mengajukan sejumlah revisi terhadap jalur itu<br />
di sekitar Sentul. Namun, hingga kini, revisi itu<br />
juga belum mendapat kepastian dari pemerintah<br />
pusat. “Kami masih menunggu keputusan<br />
dari Kementerian Pekerjaan Umum,” ujar Kepala<br />
Seksi Perencanaan Teknik Dinas Bina Marga<br />
dan Pengairan Pemerintah Kabupaten Bogor<br />
Asep Priana Afriadi.<br />
Masalahnya, pemerintah pusat tidak bisa<br />
memberikan keputusan karena belum ada titik<br />
temu antara apakah jalan Puncak Dua masuk<br />
Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014
jalur puncak dua<br />
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -<br />
Gubernur Jawa Barat Ahmad<br />
Heryawan, yang mengusulkan<br />
ide jalur Puncak Dua.<br />
dok detikbandung<br />
jalan nasional atau jalan provinsi.<br />
Bambang Hartadi, Kepala Balai Besar<br />
Pelaksanaan Jalan Nasional IV, yang<br />
mengurus jalan nasional di wilayah<br />
Banten, DKI Jakarta, dan Jawa Barat,<br />
menjelaskan inisiator jalan Puncak Dua<br />
adalah Pemerintah Provinsi Jawa Barat.<br />
Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan<br />
menyampaikan ide tersebut<br />
kepada Presiden Susilo Bambang<br />
Yudhoyono saat berkunjung ke Istana<br />
Cipanas sekitar tiga tahun lalu.<br />
Presiden setuju dengan pembangunan<br />
jalan alternatif menuju kawasan Puncak hingga<br />
kawasan Cipanas.<br />
Apalagi rombongan Presiden kerap tersendat<br />
akibat macet dari Cipanas hingga keluar dari<br />
kawasan Puncak. “Akhirnya diinstruksikan untuk<br />
membangun jalan itu (jalan Puncak Dua),”<br />
kata Bambang.<br />
Pembangunan melibatkan kerja sama pemerintah<br />
provinsi dengan pemerintah pusat. Provinsi<br />
meminta Kabupaten Bogor membebaskan<br />
lahan, sedangkan pusat bertugas membangun<br />
jalan dengan biaya Anggaran Pendapatan dan<br />
Belanja Negara.<br />
“Pemerintah meminta jalur Puncak Dua tidak<br />
hanya untuk kepentingan provinsi atau pemkab<br />
Bogor saja, tapi juga untuk kepentingan nasional,<br />
sehingga jalur ini dibuat menghubungkan<br />
Sentul hingga Istana Cipanas,” ujar Kepala Bidang<br />
Sarana Prasarana dan Tata Ruang Badan<br />
Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten<br />
Bogor, Suryanto Putra.<br />
Direncanakan jalan Puncak Dua mencapai<br />
47,8 kilometer dan lebar 30 meter dengan dua<br />
lajur menuju Jakarta serta dua lajur menuju<br />
Cipanas. Pembangunan jalan ini diperkirakan<br />
menelan dana hingga Rp 800 miliar.<br />
Pemerintah pusat pun mulai membangun<br />
jalan di sekitar Sentul. Sepanjang 3,5 kilometer<br />
sudah mulai diaspal sementara—agar badan<br />
jalan tidak hancur—dan sepanjang 13 kilometer<br />
lainnya sudah mulai dibuka lahannya.<br />
Pusat kemudian mengetahui bahwa mayoritas<br />
lahan merupakan hibah dari beberapa pengusaha,<br />
di antaranya Tommy Soeharto, Prabowo<br />
Subianto, dan Probosutedjo. Sampai sekarang<br />
tanah hibah itu masih berada dalam kekuasaan<br />
Pemerintah Kabupaten Bogor<br />
Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014
jalur puncak dua<br />
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -<br />
Kemacetan di jalur Puncak<br />
yang lama nyaris terjadi<br />
setiap akhir pekan dan hari<br />
libur. Kemacetan inilah yang<br />
memunculkan ide jalan<br />
alternatif Puncak Dua.<br />
Jafkhairi/ANTARA FOTO<br />
Pemerintah pusat mensyaratkan, jika ingin<br />
status jalur itu sebagai jalan nasional, yang seluruh<br />
pembangunannya memakai dana APBN,<br />
Pemkab Bogor harus mengalihkan tanah-tanah<br />
itu kepada pemerintah pusat. “Kita mau all out<br />
ngerjain di situ setelah ada serah-terima kepada<br />
Kementerian Pekerjaan Umum,” kata Bambang.<br />
Adapun pemerintah pusat mendesak pemerintah<br />
provinsi segera menyerahkan tanah<br />
hibah itu kepada mereka. Bogor bukannya<br />
menolak mengalihkan lahan yang dihibahkan<br />
itu kepada pusat. Sayangnya, Bupati Bogor<br />
Rachmat Yasin keburu ditangkap Komisi Pemberantasan<br />
Korupsi sebelum pengalihan tanah<br />
hibah itu terwujud.<br />
Kasus yang membelit Bupati Rachmat Yasin<br />
ini membuat proses pengambilan keputusan<br />
di Pemkab Bogor terganggu. Pengalihan<br />
kewenangan dari Bupati kepada Wakil Bupati<br />
atau Sekretaris Daerah untuk memutuskan hal<br />
strategis, seperti pembangunan jalan Puncak<br />
Dua, tidak bisa dilakukan.<br />
Posisi Rachmat Yasin yang belum menjadi<br />
terdakwa—baru tersangka—membuat Menteri<br />
Dalam Negeri belum bisa menghentikan<br />
sementara. “Kita masih menunggu kepastian<br />
status hukum Bupati sampai ada keputusan<br />
dari Menteri Dalam Negeri,” kata Suryanto.<br />
■ Hans Henricus B.S. Aron<br />
Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014
jalur puncak dua<br />
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - ------------<br />
Lebih Elite<br />
daripada<br />
Jalur Puncak<br />
Jalur Puncak Dua tidak akan dipadati<br />
warung di kiri-kanan jalan. Wisata kelas<br />
menengah bakal dominan.<br />
nurkhoiri/majalah detik<br />
Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014
jalur puncak dua<br />
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -<br />
Suasana di sepanjang jalan<br />
Puncak Dua nanti tidak akan<br />
padat dengan rumah makan<br />
atau warung kaki lima<br />
seperti yang ada di kawasan<br />
jalan Puncak.<br />
PEMANDANGAN sejauh beberapa<br />
kilometer di jalur Puncak sangat<br />
khas. Warung dan kaki lima memadati<br />
kiri dan kanan jalan. Sesekali<br />
tempat menginap, mulai hotel sampai vila, menyelingi<br />
deretan tempat usaha itu.<br />
Tapi jalur Puncak Dua, yang mulai dibangun,<br />
sangat berbeda. Pemerintah Kabupaten Bogor<br />
merencanakan wilayah<br />
itu menjadi daerah wisata<br />
seperti Puncak lama tapi<br />
dengan konsep berbeda.<br />
Tidak akan banyak warung<br />
di kiri-kanan jalan wilayah<br />
itu.<br />
Pemerintah Bogor,<br />
misalnya, akan membuat<br />
jalur hijau selebar 100<br />
meter di kiri dan kanan<br />
jalan. “Sehingga suasana<br />
di sepanjang jalan Puncak<br />
Dua nanti tidak akan<br />
padat dengan rumah<br />
makan atau warung kaki lima seperti yang ada<br />
di kawasan jalan Puncak (lama),” kata Kepala<br />
Bidang Sarana dan Prasarana, Tata Ruang dan<br />
Lingkungan, dan Lingkungan Hidup Badan Perencanaan<br />
Pembangunan Daerah Kabupaten<br />
Bogor, Suryanto Putra.<br />
Bukan berarti tidak ada tempat wisata di<br />
wilayah itu. Malah sebaliknya. Wilayah itu bakal<br />
menjadi daerah wisata. “Kami ingin mengalihkan<br />
orang-orang yang selama ini memilih kawasan<br />
Puncak untuk berwisata ke obyek-obyek<br />
wisata yang nantinya akan dibangun sepanjang<br />
jalan Puncak Dua,” ujar Suryanto<br />
Bogor sudah mulai menghitung-hitung wilayah<br />
mana saja yang bakal menjadi tempat wisata<br />
di jalur itu. Yang jelas, kata Suryanto, “Sepanjang<br />
jalan Puncak Dua nanti untuk pengembangan<br />
wisata, baik itu wisata agro, eco-park, maupun<br />
pembangunan sarana pendukung, seperti hotel<br />
dan restoran.”<br />
Rencananya, di sepanjang jalan Puncak Dua<br />
akan dibangun obyek wisata, mulai wisata<br />
alam, otomotif, panjat tebing, sampai lapangan<br />
golf. Sejumlah hotel, restoran, sampai rest area<br />
kendaraan akan dibangun di sana.<br />
Pembagian zona ini tidak bisa sembarangan<br />
dilakukan. Direktur Pengembangan Daya Tarik<br />
Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014
jalur puncak dua<br />
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -<br />
Taman wisata bertema cowboy<br />
di Bandung. Jumlah wisatawan<br />
di Bandung melonjak setelah<br />
jalan tol Cipularang beroperasi.<br />
Diharapkan jalur Puncak<br />
Dua juga bisa mendorong<br />
peningkatan jumlah wisatawan<br />
di wilayah sekitarnya.<br />
nurkhoiri/majalah detik<br />
Obyek Wisata Kementerian Pariwisata dan<br />
Ekonomi Kreatif Azwir Malaon berharap rencana<br />
tata ruang juga mendorong munculnya<br />
arsitektur lokal.<br />
Rencana ini memang bagus, tapi yang tidak<br />
kalah penting adalah tegas pelaksanaannya.<br />
Wakil Ketua Persatuan Hotel dan Restoran<br />
Indonesia, yang sekaligus pengusaha dari Grup<br />
Sahid, Haryadi Sukamdani, mencemaskan, jika<br />
pelaksanaannya tidak tegas, rencana tersebut<br />
bakal amburadul. Nasibnya bisa jadi seperti<br />
Sunset Boulevard di Bali, yang menurutnya<br />
berantakan.<br />
“Jangan sembarangan kasih izin, harus menjaga<br />
iklim investasi,” katanya. “Kalau semua diobral,<br />
kondisinya akan memperburuk wilayah<br />
Puncak dan sekitarnya.”<br />
Jika benar ditata bagus, jalur Puncak Dua bisa<br />
membidik kelas wisatawan menengah ke atas.<br />
Itu, katanya, jika ditata dengan benar. Tentu saja<br />
pengusaha kecil dan warung juga diizinkan beroperasi<br />
di sekitar jalan Puncak Dua, tapi dengan<br />
pengawasan ketat. “Usaha skala menengah<br />
boleh ikutan, tapi diatur dengan baik,” tuturnya.<br />
Jika rencana ini dilaksanakan semua dengan<br />
baik, agaknya Puncak Dua bakal berbeda sepenuhnya<br />
dengan jalur wisata Puncak yang kita<br />
kenal sekarang. n Hans Henricus B.S. Aron, Budi Alimuddin<br />
Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014
jalur puncak dua<br />
jalur puncak dua<br />
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -<br />
Membuka<br />
Wilayah Terpencil<br />
Nasib jalur Puncak Dua ikut terkatung-katung setelah Bupati Bogor Rachmat<br />
Yasin ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi. Proyek jalan ini tidak hanya<br />
memberi akses bagi warga Jakarta yang hendak menuju kawasan wisata<br />
populer di sekitar Puncak Pass, seperti Cisarua dan Cipanas. Jalan ini juga<br />
bakal menghidupkan wilayah yang sekarang relatif terisolasi meski sebenarnya jaraknya<br />
tidak terlalu jauh dari Ibu Kota.<br />
Bogor<br />
Jalan Raya Bogor<br />
Arah Bekasi<br />
Trans Yogi<br />
Jagorawi<br />
1<br />
2<br />
Sirkuit Sentul<br />
3<br />
Sentul City<br />
Ciawi<br />
Taman Safari<br />
Cisarua<br />
4<br />
keterangan<br />
1. Sirkuit Sentul, satu-satunya sirkuit<br />
kelas dunia di Indonesia.<br />
2. Lapangan Golf Palm Hill.<br />
3. Wisata petualangan, seperti gua,<br />
panjang tebing, jalur off-road, dan<br />
sepeda gunung.<br />
4.Hutan wisata dan air panas Gunung<br />
Pancar. Sudah dibuka, tapi akan<br />
dikembangkan lebih luas.<br />
5. Selain dibuka tempat istirahat<br />
kendaraan, dikembangkan taman<br />
wisata atau tempat outbound.<br />
6. Dikembangkan agrowisata.<br />
7. Akan dikembangkan pengembangan<br />
sapi potong.<br />
6<br />
5<br />
7<br />
Puncak Pass<br />
Kota Bunga<br />
Arah Sukabumi<br />
Cipanas<br />
Sumber: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lingkungan Hidup Kabupaten Bogor<br />
Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014
isnis<br />
Menunggu<br />
Executive<br />
Lounge di Halim<br />
Majalah detik 26 Mei - 1 Juni 2014
isnis<br />
Terlalu sedikitnya jadwal dan tidak adanya fasilitas untuk penumpang<br />
premium menjadi alasan sejumlah maskapai penerbangan batal<br />
terbang dari Halim.<br />
Sejumlah calon penumpang<br />
berjalan menuju terminal<br />
keberangkatan Bandara<br />
Halim Perdanakusuma,<br />
Jakarta.<br />
Widodo S. Jusuf/ANTARA FOTO<br />
ISMADI Amrin awalnya senang karena ada<br />
penerbangan Lion Air dari Bandara Halim<br />
Perdanakusuma. Selama ini warga Depok,<br />
Jawa Barat, itu mesti menempuh tiga jam<br />
dari rumahnya ke Bandara Soekarno-Hatta di<br />
Cengkareng, Tangerang, jika hendak pulang<br />
kampung ke Mataram, Nusa Tenggara Barat.<br />
Ia membayangkan perjalanan ke Halim cukup<br />
ditempuh sekitar satu setengah jam via Cimanggis,<br />
Depok. Namun Ismadi kecewa karena<br />
maskapai Lion Air batal melayani penerbangan<br />
dari Halim. ”Saya ingin Lion Air bisa membuka<br />
penerbangan dari Halim Perdanakusuma,” Ismadi<br />
berharap.<br />
Majalah detik 26 Mei - 1 Juni 2014
isnis<br />
Petugas sedang<br />
mengarahkan pesawat yang<br />
hendak parkir di Bandara<br />
Halim Perdanakusuma.<br />
Grandyos Zafna/detikcom<br />
Lion Air bukan satu-satunya yang membatalkan<br />
terbang dari Halim. Garuda Indonesia<br />
dan AirAsia juga batal menggunakan pangkalan<br />
militer itu untuk sebagian penerbangan.<br />
Hanya Citilink yang akhirnya melayani rute<br />
penerbangan dari Halim. Padahal tiga maskapai<br />
itu, menurut Direktur Angkutan Udara<br />
Kementerian Perhubungan Djoko Murjatmodjo,<br />
sudah mengurus izin terbang. Namun, saat<br />
izin diproses, mereka membatalkannya.<br />
Dari awal di zaman Belanda, Halim memang<br />
merupakan pangkalan udara militer. Sebagai<br />
lapangan terbang sipil, Belanda menggunakan<br />
Kemayoran. Tapi, karena Kemayoran terlalu<br />
sesak, pemerintah Indonesia menggunakan<br />
Halim untuk penerbangan internasional pada<br />
1970.<br />
Setelah Bandara Soekarno-Hatta berfungsi<br />
pada 1985, Halim kembali menjadi pangkalan<br />
udara militer.<br />
Pemerintah tahun lalu memutuskan menggunakan<br />
kembali Halim untuk penerbangan<br />
sipil karena Bandara Soekarno-Hatta sudah<br />
terlalu sibuk.<br />
Tapi rupanya rencana itu tidak berjalan<br />
mulus dan sekarang sebagian besar maskapai<br />
penerbangan mengurungkan niat terbang dari<br />
Halim. Menurut Djoko, Garuda batal terbang<br />
dari Halim karena maskapai pelat merah itu<br />
ingin berkonsentrasi di Bandara Soekarno-<br />
Hatta. Sedangkan alasan AirAsia adalah tidak<br />
ingin menambah biaya menambah staf di<br />
Majalah detik 26 Mei - 1 Juni 2014
isnis<br />
Halim. ”Lion air juga. Terakhir kami mendapat<br />
konfirmasi, mereka tidak jadi,” ujar Djoko.<br />
Garuda menyatakan akan berkurang efisiensinya<br />
jika memindahkan sebagian jadwal<br />
ke Halim. Juru bicara Garuda, Pujobroto,<br />
mengatakan sebagian penumpang Garuda<br />
dari daerah memiliki penerbangan lanjutan,<br />
termasuk ke luar negeri. Padahal penerbangan<br />
internasional hanya dari Soekarno-Hatta.<br />
“Sehingga, kalau ada penumpang Garuda yang<br />
mempunyai penerbangan lanjutan mendarat<br />
di Halim, penerbangan lanjutannya akan sulit<br />
Dengan keterbatasan sarana yang ada di<br />
Bandara Halim, hal tersebut agak sulit<br />
dilaksanakan.<br />
Pujobroto<br />
Iin Yumiyanti/Detikcom<br />
dilaksanakan,” tutur Pujobroto.<br />
Selain itu, Garuda adalah maskapai full<br />
service, bukan penerbangan murah. Layanan<br />
penumpang mesti sama dengan di Soekarno-<br />
Hatta, lengkap dengan premium check-in dan<br />
executive lounge. “Dengan keterbatasan sarana<br />
yang ada di Bandara Halim, hal tersebut agak<br />
sulit dilaksanakan,” tutur Pujobroto. Dengan<br />
alasan ini, Garuda menyatakan akan menghibahkan<br />
jatah jadwal di Halim ke anak usahanya,<br />
Citilink.<br />
Sementara Garuda sudah mantap batal,<br />
Lion Air menyatakan masih mengkaji kelayakan<br />
ekonomi terbang dari Jakarta Timur itu.<br />
Direktur Urusan Umum Lion, Edward Sirait,<br />
mengatakan perusahaannya masih mengkaji<br />
penggunaan ruang udara di kawasan Halim<br />
yang saat ini juga dipakai pesawat militer,<br />
sekolah penerbangan, dan pesawat sewaan.<br />
Lion hanya mendapat jatah 7 kali dari 37 jatah<br />
penerbangan yang tersedia untuk penerbangan<br />
berjadwal ini.<br />
“Rute kami banyak. Tapi, begitu kita ramu,<br />
ternyata riilnya enggak cukup sehingga harus<br />
dipikirkan matang bagaimana mendesain<br />
produknya karena penumpang kami kan tidak<br />
semua bertujuan Jakarta,” ujar pria yang biasa<br />
dipanggil Edo itu. ■<br />
Hans Henricus B.S. Aron<br />
Majalah detik 26 Mei - 1 Juni 2014
isnis<br />
Senja Kala<br />
Kretek Tanpa Filter<br />
Rokok<br />
kretek tanpa<br />
filter terus<br />
menurun<br />
pasarnya.<br />
Sampoerna<br />
akhirnya<br />
menutup dua<br />
pabriknya.<br />
Majalah detik 26 Mei - 1 Juni 2014
isnis<br />
Buruh linting di salah satu<br />
pabrik di Malang. Pasar<br />
rokok kretek tanpa filter<br />
turun.<br />
AMAN ROCHMAN/AFP/Getty Images<br />
PARA buruh linting rokok sudah mulai<br />
datang ke pabrik milik PT HM Sampoerna<br />
di Desa Kunir Kidul, Lumajang,<br />
Jawa Timur, pada Jumat pagi, 16 Mei<br />
lalu. Semua seperti tampak normal. Tapi, di pabrik<br />
itu, para pekerja malah diminta masuk ke<br />
salah satu ruangan produksi. Di sana mereka<br />
berkumpul dengan rekan mereka yang mendapat<br />
giliran kerja malam, yang rupanya belum<br />
pada pulang.<br />
Manajemen pemilik merek rokok kretek<br />
terkenal Dji Sam Soe itu kemudian mengumumkan<br />
kabar buruk itu. Pabrik linting rokok<br />
tempat mereka bekerja akan ditutup. “Saya<br />
sendiri baru tahu kalau pabrik ini akan ditutup,”<br />
kata salah satu buruh yang hanya menyebut<br />
nama pendeknya, Ayu. “Padahal pekerjaan ini<br />
menjadi tulang punggung kami untuk menopang<br />
kehidupan keluarga.”<br />
Di hari itu Sampoerna mengumumkan akan<br />
menghentikan produksi pabrik linting rokok<br />
di Lumajang dan Jember untuk mengurangi<br />
Majalah detik 26 Mei - 1 Juni 2014
isnis<br />
Tumpukan batang rokok<br />
yang selesai dilinting para<br />
buruh di Malang. Rokok<br />
tanpa filter seperti ini<br />
semakin tersisih.<br />
AMAN ROCHMAN/AFP/Getty Images<br />
produsi kretek nonfilter. Ayu dan sekitar 4.900<br />
buruh lain bakal kehilangan pekerjaan. Dengan<br />
berkurangnya pabrik linting di Lumajang dan<br />
Jember, Sampoerna tinggal mengoperasikan<br />
lima pabrik lainnya, yakni tiga di Surabaya serta<br />
masing-masing satu di Malang dan Probolinggo.<br />
Alasan penutupan sangat sederhana: rokok<br />
tanpa filter terus berkurang peminatnya. Para<br />
pencandu rokok ini mengganti rokok tanpa<br />
filter—yang dilinting secara manual menggunakan<br />
tangan—dengan rokok yang memakai filter,<br />
yang produksinya dengan mesin. “Ini akibat<br />
perubahan selera konsumen,” kata Sekretaris<br />
Perusahaan Sampoerna, Maharani Subandhi.<br />
Lesunya pasar kretek tanpa filter ini tidak<br />
hanya dialami Sampoerna. Direktur Jenderal<br />
Industri Agro Kementerian Perindustrian,<br />
Panggah Susanto, mengatakan tren ini dialami<br />
industri rokok yang lain. “Cuma,” katanya, “memang<br />
hanya Sampoerna yang telah melaporkan<br />
secara resmi ke pemerintah.”<br />
Sampai sekitar 50 tahun silam, kretek—rekayasa<br />
asli Indonesia, yang memasukkan bumbu<br />
seperti cengkeh dalam batang rokok—identik<br />
dengan rokok tanpa filter. Rokok filter saat itu<br />
hanya tersedia untuk tipe rokok putih alias rokok<br />
tanpa cengkeh. Rokok putih, yang berfilter<br />
itu, dikuasai merek-merek asing.<br />
Di akhir 1960-an, untuk pertama kali muncul<br />
rokok kretek dengan menggunakan filter. Pabrik<br />
yang pertama memasang mesin rokok<br />
filter adalah Bentoel. Rokok ini juga tampil<br />
Majalah detik 26 Mei - 1 Juni 2014
isnis<br />
Pengasong rokok di Jakarta.<br />
Sebagian besar rokok yang<br />
dijual menggunakan filter.<br />
ROMEO GACAD/AFP/Getty Images<br />
dengan kemasan modern, tidak kalah dengan<br />
rokok putih. Langkah Bentoel ini kemudian diikuti<br />
pabrik-pabrik rokok lain.<br />
“Produk rokok kretek filter saat ini tidak hanya<br />
mengandung tembakau, tapi juga dicampur<br />
dengan rempah-rempah, misalnya cengkeh,”<br />
kata Sekretaris Jenderal Gabungan Perserikatan<br />
Pabrik Rokok Indonesia (Gappri), Hasan<br />
Aoni Aziz.<br />
Citra rokok kretek tanpa filter sebagai produk<br />
untuk kalangan tua pun mulai bermunculan.<br />
Para perokok yang masih muda, menurut Hasan,<br />
memilih kretek dengan filter. Produk ini dipandang<br />
mencerminkan konsumen perkotaan<br />
dan kalangan menengah.<br />
Sedangkan Sampoerna, kepada Kementerian<br />
Perindustrian, mengutip alasan lain lagi mengapa<br />
rokok kretek tanpa filter mulai berkurang<br />
peminatnya. Menurut mereka, rokok tanpa filter<br />
lebih lama saat dikonsumsi. Selain itu, ungkap<br />
Sampoerna seperti dikutip Panggah Susanto,<br />
“Sering kali ada tembakau yang menempel di<br />
bibir (saat merokok kretek nonfilter).”<br />
Pergeseran selera ini membuat pangsa pasar<br />
kretek nonfilter di seluruh Indonesia terus anjlok.<br />
Data Gappri menunjukkan, lima tahun<br />
Majalah detik 26 Mei - 1 Juni 2014
isnis<br />
Pangsa Pasar (%)<br />
80<br />
60<br />
40<br />
20<br />
0<br />
Pergeseran Selera Rokok<br />
2009 2010 2011 2012 2013<br />
Kretek Filter<br />
Kretek<br />
Nonfilter<br />
Rokok Putih<br />
Lain-lain<br />
silam pasar kretek tanpa filter masih lebih dari<br />
30 persen, tapi sekarang tinggal 23 persen.<br />
Sedangkan di Sampoerna, selama setahun<br />
saja penjualan rokok kretek tanpa filter turun<br />
sampai 13 persen pada tahun lalu. Tahun ini<br />
ancaman bagi buruh linting rokok lain bertambah<br />
buruk. Total penjualan rokok kretek tanpa<br />
filter di seluruh Indonesia turun drastis pada<br />
tiga bulan pertama. “Hingga kuartal pertama<br />
2014, (penurunan) mencapai 16,1 persen,” tutur<br />
Maharani.<br />
Penurunan ini membuat Sampoerna mengurangi<br />
produksi dengan menutup dua dari tujuh<br />
pabriknya. Tahun ini Sam poerna hanya akan<br />
memproduksi kretek tanpa filter sebanyak<br />
60 miliar batang. “Padahal sebelumnya bisa<br />
memproduksi 74 miliar batang,” kata Panggah<br />
Susanto, yang mendapat laporan itu.<br />
Keputusan ini membuat Ayu dan para buruh<br />
linting kehilangan pekerjaan. Sampoerna sudah<br />
menjanjikan operasi pabrik akan berlangsung<br />
sampai akhir Mei dan proses pembayaran pesangon<br />
beserta tunjangan hari raya dilakukan<br />
sampai 1 Juni.<br />
Berkurangnya para buruh linting ini menggelisahkan<br />
pemerintah. Panggah sudah meminta<br />
Sampoerna mencari cara dalam mengurangi<br />
tren melemahnya pasar kretek nonfilter itu. Dia<br />
juga menyarankan kepada Sampoerna untuk<br />
memangkas ukuran rokok kretek nonfilternya.<br />
“Saya minta mereka menjajaki solusi untuk<br />
mengatasi masalah tersebut sehingga, nantinya,<br />
tidak ada lagi penutupan pabrik dan PHK,”<br />
katanya. ■ HANS HENRICus B.S. ARon, santi Rahayu (lumaJANG)<br />
Majalah detik 26 Mei - 1 Juni 2014
internasional<br />
Kudeta<br />
Jenderal<br />
Jelang<br />
Pensiun<br />
“Aku tak mau juniorku mewarisi masalah ini.... Aku tak<br />
ingin Thailand menjadi seperti Mesir dan Ukraina.”<br />
Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014
internasional<br />
Panglima Militer<br />
Thailand, Jenderal<br />
Prayuth Chan-ocha,<br />
mengumumkan<br />
pengambilalihan<br />
kekuasaan lewat siaran<br />
televisi Kamis sore<br />
pekan lalu.<br />
Reuters/Athit Perawongmetha<br />
Silang selisih politik yang berlaratlarat<br />
di negerinya dan memakan<br />
puluhan korban jiwa membuat kesabaran<br />
Panglima Militer Thailand, Jenderal<br />
Prayuth Chan-ocha, semakin tipis. “Stop.<br />
Cukup. Dalam soal penangkapan, perlunak…<br />
perlunak. Oke Jika tidak, urusan ini tak akan<br />
ada akhirnya,” kata Jenderal Prayuth, kepada<br />
sejumlah pejabat tinggi Negeri Gajah Putih,<br />
pekan lalu.<br />
Lagak Jenderal Prayuth seperti seorang<br />
kepala sekolah yang tengah memberi pengarahan<br />
di depan murid-muridnya. Dia meminta<br />
pemerintah menghentikan semua penangkapan<br />
terhadap tokoh-tokoh oposisi.<br />
Setelah berbicara dengan para petinggi<br />
pemerintahan, Jenderal Prayuth memutuskan<br />
menerapkan darurat militer di Thailand mulai<br />
pukul 03.00 waktu Bangkok, Selasa pekan lalu.<br />
Selewat subuh, ribuan tentara lengkap dengan<br />
panser dan tank diterjunkan ke pelbagai penjuru<br />
Kota Bangkok.<br />
“Ini bukan kudeta. Rakyat tak perlu panik dan<br />
tetap bisa menjalankan kehidupan normal,” kata<br />
Jenderal Prayuth lewat siaran televisi. Untuk<br />
menjaga situasi tetap terkendali, seluruh stasiun<br />
televisi di Thailand hanya diperkenankan<br />
menyiarkan materi acara yang telah disetujui<br />
Komando Pemulihan Keamanan dan Ketertiban<br />
yang dipimpin Jenderal Prayuth.<br />
Sejak November tahun lalu, suhu politik<br />
Bangkok terus naik. Kelompok antipemerintah<br />
yang dikomandoi Komite Reformasi terus menuntut<br />
Perdana Menteri Yingluck Shinawatra<br />
dan kabinetnya mundur. Namun, sekalipun<br />
Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014
internasional<br />
Aku tak mau<br />
juniorku mewarisi<br />
masalah ini.... Aku<br />
tak ingin Thailand<br />
menjadi seperti<br />
Mesir dan Ukraina.”<br />
Yingluck sudah diturunkan oleh Mahkamah<br />
Konstitusi beberapa pekan lalu, temperatur<br />
politik di Bangkok tak kunjung turun, malah<br />
semakin panas.<br />
Sehari setelah memberlakukan darurat militer,<br />
Jenderal Prayuth meminta<br />
semua faksi—Front<br />
Bersatu untuk Demokrasi<br />
Melawan Kediktatoran<br />
alias Kaus Merah, Partai<br />
Pheu Thai, partai oposisi,<br />
Partai Demokrat, kelompok<br />
antipemerintah<br />
Komite Reformasi Rakyat<br />
Demokratik (PDRC),<br />
komisi pemilihan umum,<br />
dan pemerintah sementara—bertemu<br />
untuk merumuskan<br />
solusi sengkarut politik di Thailand.<br />
“Masalah ini harus dipecahkan sebelum aku<br />
pensiun. Jika tidak, aku tak akan pensiun,” kata<br />
Jenderal Prayuth, kepada semua perwakilan<br />
faksi-faksi politik itu, Rabu lalu. Prayuth, kini<br />
60 tahun, akan memasuki masa pensiun September<br />
nanti. “Aku tak mau juniorku mewarisi<br />
masalah ini.... Aku tak ingin Thailand menjadi<br />
seperti Mesir dan Ukraina.”<br />
Sekutu lama Negeri Gajah Putih, Amerika<br />
Serikat, tak percaya militer bakal melangkah<br />
lebih jauh dari darurat militer dengan melakukan<br />
kudeta. “Militer Thailand sudah menyatakan<br />
kepada publik bahwa kebijakan ini hanya<br />
temporer. Kami harap mereka berkomitmen<br />
terhadap pernyataannya,” kata Jan Psaki, juru<br />
bicara Kementerian Luar Negeri Amerika.<br />
Songwut In-em, pengusaha di Bangkok,<br />
yakin Jenderal Prayuth dan prajuritnya bakal<br />
mengulang apa yang dilakukan seniornya, Jenderal<br />
Sonthi Boonyaratglin, pada 19 September<br />
2006. Jenderal Sonthi-lah yang menggusur<br />
Thaksin Shinawatra dari kursi Perdana Menteri.<br />
“Aku pikir situasinya tak akan lebih buruk ketimbang<br />
hari ini,” kata Songwut beberapa saat<br />
setelah penetapan darurat militer. “Aku percaya<br />
militer tak akan mengkudeta.” Sakonwan Khunthipmak,<br />
seorang mahasiswa, tak risau dengan<br />
kondisi Bangkok dan daerah lain. “Tak ada yang<br />
berbahaya, tapi hanya sedikit tak nyaman.”<br />
Namun angin politik di Bangkok cepat sekali<br />
berbalik arah. Tak ada kesepakatan apa pun<br />
Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014
internasional<br />
Massa<br />
antipemerintah<br />
meninggalkan Royal<br />
Plaza dan pulang<br />
ke rumah mereka<br />
setelah militer<br />
Thailand mengambil<br />
alih kekuasaan, 22<br />
Mei lalu.<br />
Damir Sagolj/Reuters<br />
dalam persamuhan pertama antarfaksi politik<br />
pada Rabu 21 Mei. “Saat ditanya apakah masingmasing<br />
kubu mau menghentikan pengerahan<br />
massa, tak ada yang mau berkomitmen,” kata<br />
Thida Thawornseth, salah satu pemimpin Kaus<br />
Merah. Jenderal Prayuth meminta semua faksi<br />
mempersiapkan proposal kesepakatan pada<br />
pertemuan kedua di Army Club keesokan harinya.<br />
Seorang sumber Bangkok Post menuturkan,<br />
ada lima hal yang menjadi “pekerjaan rumah”<br />
mereka, di antaranya, apakah bakal diselenggarakan<br />
pemilihan umum terlebih dulu sebelum<br />
reformasi. Atau, seandainya reformasi yang<br />
diutamakan, apakah perlu menunjuk perdana<br />
menteri interim. Usulan penunjukan perdana<br />
Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014
internasional<br />
Ini bukan kudeta.<br />
Rakyat tak perlu<br />
panik dan tetap<br />
bisa menjalankan<br />
kehidupan normal.”<br />
menteri sementara ditolak partai pemerintah,<br />
Partai Pheu Thai.<br />
Kubu pemerintah menghendaki pemilu terlebih<br />
dahulu, sementara barisan Kaus Merah<br />
menghendaki referendum sebelum pemilihan<br />
umum. Pihak seberang, Komite Reformasi,<br />
yang dipimpin Suthep Thaugsuban, menginginkan<br />
supaya Senat Thailand menunjuk perdana<br />
menteri interim untuk memimpin reformasi<br />
sebelum digelar pemilihan<br />
umum.<br />
Jurang di antara kedua<br />
kubu kelewat lebar untuk<br />
direkatkan dalam dua kali<br />
pertemuan. Gampang<br />
diduga, pertemuan kedua<br />
pada Kamis siang pekan<br />
lalu kembali membentur<br />
tembok. Setelah satu jam<br />
berdebat tanpa ada tanda<br />
kompromi, kesabaran Jenderal Prayuth habis<br />
sudah.<br />
“Karena kita tak juga menemukan jalan untuk<br />
membawa negeri ini ke perdamaian, aku akan<br />
mengumumkan pengambilalihan kekuasaan,”<br />
kata Jenderal Prayuth kalem. “Semua orang<br />
harap tetap duduk di tempatnya.”<br />
Tak berapa lama, puluhan tentara masuk ke<br />
ruangan, mencegah semua peserta persamuhan<br />
keluar. Mereka, kecuali anggota Senat dan<br />
Komisi Pemilu, kemudian diangkut dan ditahan<br />
di Markas Divisi Pengawal Raja. Jenderal Prayuth<br />
beserta seluruh Kepala Staf Angkatan dan<br />
Kepala Kepolisian Thailand bergegas ke stasiun<br />
televisi pemerintah untuk mengumumkan<br />
pengambilalihan kekuasaan.<br />
Sejak Kamis sore itu, pukul 16.30, kurang dari<br />
tiga hari setelah kudeta, seluruh kuasa pemerintahan<br />
Thailand beralih ke Dewan Nasional<br />
Pemeliharaan Keamanan dan Ketertiban yang<br />
dipimpin Jenderal Prayuth. “Demi kelancaran<br />
operasi pemerintahan, konstitusi tahun 2007<br />
dibekukan, kecuali pasal-pasal yang terkait<br />
dengan kerajaan,” Jenderal Prayuth membacakan<br />
pernyataan. Dewan Nasional juga melarang<br />
aktivitas politik yang melibatkan lebih dari lima<br />
orang. Ada 155 pemimpin politik dari pelbagai<br />
kelompok yang dilarang pergi ke luar negeri,<br />
termasuk Yingluck dan beberapa anggota keluarganya.<br />
Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014
internasional<br />
Barisan Kaus Merah,<br />
pendukung mantan<br />
Perdana Menteri<br />
Yingluck Shinawatra,<br />
menggelar protes di<br />
Nakhon Pathom, dua<br />
pekan lalu.<br />
Chaiwat Subprasom/Reuters<br />
Menteri Luar Negeri Amerika John Kerry mengecam<br />
kudeta militer yang dipimpin Jenderal<br />
Prayuth. “Tak ada pembenaran untuk kudeta<br />
militer,” kata Kerry. Michael Connors, peneliti<br />
Asia di Universitas Nottingham, Inggris,<br />
menduga penerapan darurat militer hanyalah<br />
“pemanasan” untuk kudeta. “Militer Thailand<br />
terang tak sungguh-sungguh untuk menjembatani<br />
dialog,” kata Connors.<br />
Barisan Kaus Merah, kelompok pendukung<br />
keluarga Shinawatra, bersumpah bakal terus<br />
melanjutkan protes di kawasan pinggiran Kota<br />
Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014
internasional<br />
Apakah kalian akan<br />
melawan atau tak<br />
melawan, Kita tak akan<br />
beringsut ke mana<br />
pun.”<br />
Tap/klik untuk berkomentar<br />
Bangkok. Jatuporn Prompan, pemimpin Kaus<br />
Merah, mengatakan sama sekali tak terkejut<br />
dengan manuver militer. Dua kali kekuasaan<br />
anggota Dinasti Shinawatra digusur oleh militer.<br />
“Apakah kalian akan melawan<br />
atau tak melawan,<br />
kita tak akan beringsut ke<br />
mana pun. Jangan panik,<br />
sebab kita sudah memperkirakan<br />
kejadian ini,”<br />
Jatuporn berorasi di depan<br />
massa Kaus Merah di Kota<br />
Bangkok. Hanya berselang<br />
beberapa menit setelah<br />
Jenderal Prayuth mengumumkan<br />
pengambil alihan kekuasaan, ratusan<br />
tentara menggeruduk massa Kaus Merah yang<br />
masih bertahan di beberapa tempat di Kota<br />
Bangkok. Sembari menembakkan senapan ke<br />
udara, mereka meminta massa Kaus Merah<br />
membubarkan diri.<br />
“Tentara datang, pemimpin pergi. Tapi kami<br />
tak takut,” ujar Eungkan, seorang nenek dari<br />
Provinsi Udon Thani. Dia datang ke Kota Bangkok<br />
untuk mendukung mantan perdana menteri<br />
Yingluck Shinawatra. “Kudeta ini tak akan<br />
membantu siapa pun. Tak akan ada manfaatnya<br />
bagi negara ini.”<br />
Phuttiphong Khamhaengphon, pemimpin<br />
massa Kaus Merah dari Kota Khon Kaen, belum<br />
tahu apa yang harus dilakukannya untuk<br />
menanggapi perubahan drastis angin politik di<br />
Bangkok. “Sementara ini, kami ada di kegelapan.<br />
Kami belum menerima koordinasi atau<br />
perintah apa pun,” kata Phuttiphong. Untuk<br />
sementara, mereka tiarap sembari melihat arah<br />
angin politik di bawah rezim militer.<br />
Jumat siang, Yingluck ditemani beberapa<br />
anggota keluarga dan menteri dalam kabinet<br />
sementara yang masih bertahan, datang<br />
melapor ke Dewan Nasional. Entah apa yang<br />
dibicarakan Jenderal Prayuth dengan Yingluck.<br />
Masih gelap pula akan ke mana Jenderal Prayuth<br />
mengemudikan Thailand. n SAPTO PRADITYO |<br />
BANGKOK POST | REUTERS | CNN | GUARDIAN<br />
Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014
internasional<br />
Mau ke Mana<br />
Dinasti<br />
Gandhi<br />
Apakah hanya Priyanka Gandhi<br />
yang bisa menyelamatkan wajah<br />
Partai Kongres yang tengah<br />
babak-belur<br />
belur<br />
Majalah detik 26 MEI - 1 JUNI 2014
internasional<br />
Rahul Gandhi dan adik<br />
perempuannya, Priyanka<br />
Gandhi, disiram bunga saat<br />
berkampanye di Amethi, Uttar<br />
Pradesh, pada 12 April lalu.<br />
PAWAN KUMAR/ REUTERS<br />
Ketika Rahul Gandhi mengumumkan<br />
masuk ke arena politik India<br />
pada Maret 2004, keturunan generasi<br />
kelima Dinasti Nehru-Gandhi itu<br />
hanyalah pemuda pemalu dengan tutur bahasa<br />
yang halus. Rahul, kala itu baru 34 tahun, nyaris<br />
tak dikenal di gelanggang politik India. Dia lebih<br />
dikenal karena kelihaiannya dalam menembak<br />
dan bermain kriket.<br />
Nyaris sepanjang hidupnya, Rahul hidup dikelilingi<br />
pengawal. Kakek buyutnya, Jawaharlal<br />
Nehru, juga neneknya, Indira Gandhi, dan ayahnya,<br />
Rajiv Gandhi, semuanya pernah menjabat<br />
Perdana Menteri India. Karena Indira dan Rajiv<br />
tewas dibunuh, pengawalan terhadap Rahul,<br />
juga adiknya, Priyanka Gandhi, sangat ketat.<br />
Saat Rajiv tewas akibat bom bunuh diri pada<br />
1991, Rahul baru berumur 21 tahun.<br />
Rahul dan adiknya berulang kali harus berpindah<br />
sekolah demi alasan keamanan. Kadang,<br />
mereka juga terpaksa bersekolah dengan nama<br />
samaran. Tak mengherankan jika saat keluarga<br />
Gandhi memutuskan bahwa sudah tiba saatnya<br />
Rahul turun gelanggang, tak banyak yang tahu<br />
apa yang dikerjakan Rahul sepanjang hidupnya.<br />
Majalah detik 26 MEI - 1 JUNI 2014
internasional<br />
Paling tidak, kami<br />
akan berada di<br />
luar pemerintahan<br />
selama sepuluh<br />
tahun.”<br />
“Apakah kami menduganya Jawabannya, ya<br />
dan tidak. Tapi ini sebuah kejutan menyenangkan,”<br />
kata juru bicara Partai Kongres Nasional<br />
India, Tom Vadakkan. Keputusan Rahul dan<br />
keluarga Gandhi memang tak disangka-sangka.<br />
Makanya, kala itu pun<br />
Partai Kongres juga tak<br />
memiliki daftar riwayat<br />
hidup Rahul yang detail<br />
dan akurat. Hingga<br />
Sonia Gandhi, sang<br />
ibu dan Presiden Partai<br />
Kongres, menyerahkan<br />
daftar riwayat hidup<br />
sang putra mahkota.<br />
Sebelumnya, sekalipun<br />
lahir dari dinasti<br />
politik paling berpengaruh<br />
di India, Rahul tak menunjukkan minat<br />
kepada politik. “Meskipun aku tak menolak<br />
politik, bukan berarti aku akan terjun ke arena<br />
politik,” kata Rahul suatu kali. Kalangan politik di<br />
India justru menduga, adiknya, Priyanka, yang<br />
karismatik dan mirip dengan neneknya, Indira,<br />
yang akan turun ke lapangan politik lebih dulu.<br />
Tapi darah Nehru-Gandhi dan politik memang<br />
tak bisa dipisahkan. “Sosok Rahul mengingatkan<br />
warga India kepada sosok ayahnya,”<br />
kata Ashwani Kumar, anggota parlemen India<br />
dari Partai Kongres. Pratap Bhanu Mehta, dosen<br />
di Universitas Harvard, menduga keputusan<br />
Rahul ini didorong keyakinan di antara petinggi<br />
Partai Kongres bahwa kejayaan partai tak akan<br />
bisa lepas dari Dinasti Gandhi.<br />
Sentuhan Midas keluarga Nehru-Gandhi<br />
dalam politik di India memang sulit dibantah.<br />
Pada pemilihan umum India 1998, Partai<br />
Kongres dilibas partai oposisi Bharatiya Janata<br />
dan hanya mendapatkan 141 kursi di parlemen<br />
rendah atau Lok Sabha. Saat itu, Partai Kongres<br />
dipimpin oleh politikus sepuh Sitaram Keshi.<br />
Gara-gara kekalahan itu, sejumlah petinggi<br />
Partai Kongres bergerilya menggusur Sitaram<br />
dan menggantikannya dengan Sonia Gandhi,<br />
janda Rajiv Gandhi. Pada pemilihan umum<br />
pertama sebagai Presiden Partai Kongres,<br />
Sonia gagal memenangkan partainya. Baru<br />
pada pemilihan umum 2004 dan 2009, Partai<br />
Majalah detik 26 MEI - 1 JUNI 2014
internasional<br />
Narendra Modi akan dilantik<br />
sebagai Perdana Menteri<br />
India pekan ini.<br />
REUTERS<br />
Kongres kembali ke tampuk<br />
kekuasaan.<br />
Sebagai pemula, Rahul<br />
memilih bertarung di “wilayah<br />
aman”, yakni daerah pemilihan<br />
Amethi. Ayahnya, Rajiv, juga pamannya, Sanjay<br />
Gandhi, dan ibunya, Sonia, pernah mewakili<br />
daerah pemilihan itu. “Kami berharap Rahul<br />
bertarung mewakili daerah ini,” kata Rajendra<br />
Prasad, warga Amethi. Warga Amethi lain, Hosla<br />
Prasad, menimpali, “Hanya keluarga Gandhi<br />
yang mendorong orang terus naik melampaui<br />
kasta dan agamanya.”<br />
Dengan sokongan sepenuh hati dari mesin<br />
partai, Rahul berhasil memenangi kursi parlemen<br />
mewakili daerah Amethi pada pemilihan<br />
Majalah detik 26 MEI - 1 JUNI 2014
internasional<br />
Melepaskan diri dari<br />
keluarga Gandhi dalam<br />
situasi seperti ini akan<br />
menjadi kesalahan<br />
terbesar Partai<br />
Kongres.”<br />
umum 2004. “Jika aku tak kompeten, tak berguna,<br />
rakyat India akan bisa menyaksikannya,”<br />
kata Rahul kala itu. Dia sudah mulai menapak<br />
di tangga pertama karier politiknya.<br />
●●●<br />
Gedung Parlemen India<br />
menjadi panggung bagi<br />
Narendra Modi pekan lalu.<br />
Mantan Kepala Menteri Gujarat—jabatan<br />
setingkat gubernur<br />
negara bagian—itu<br />
langsung bersujud mencium<br />
karpet hijau begitu masuk<br />
ke gedung parlemen. “Ini<br />
merupakan kuil demokrasi,”<br />
kata Modi. Pada Senin ini,<br />
Modi akan disumpah menjadi<br />
Perdana Menteri India.<br />
Seperti hasil ramalan sejumlah analis politik<br />
dan hasil jajak pendapat, jalan Modi menuju<br />
kursi nomor satu dalam pemerintahan India tak<br />
terbendung. Yang tak disangka adalah kekalahan<br />
memalukan Partai Kongres. Partai Bharatiya<br />
Janata, partai penyokong Modi, menyapu 282<br />
kursi dari total 545 kursi atau lebih dari separuh<br />
kursi di Lok Sabha.<br />
Sementara itu, posisi yang berhasil direbut<br />
Partai Kongres hanya 44 kursi, terjun bebas dari<br />
perolehan kursi pada pemilihan umum 2009,<br />
yakni 206 kursi. Inilah hasil terburuk Partai<br />
Kongres dalam pemilihan umum India. Sentuhan<br />
Midas Dinasti Nehru-Gandhi seolah-olah<br />
menguap begitu saja pada pemilihan umum<br />
kali ini. “Paling tidak, kami akan berada di luar<br />
pemerintahan selama sepuluh tahun,” ujar seorang<br />
perancang strategi Partai Kongres.<br />
Telunjuk langsung mengarah kepada Rahul<br />
Gandhi, pemimpin kampanye pemenangan<br />
Partai Kongres yang dipilih ibunya, Sonia.<br />
Rahul, yang sering dianggap sebagai anak<br />
orang kaya yang minim pengalaman, tak pernah<br />
berkeringat dan bersentuhan langsung<br />
dengan masalah, dianggap sebagai biang kekalahan<br />
Partai Kongres. Pidato-pidato Rahul<br />
juga tampak kurang meyakinkan bagi rakyat<br />
India, yang tengah sangsi terhadap reputasi<br />
Majalah detik 26 MEI - 1 JUNI 2014
internasional<br />
Rahul Gandhi berpidato<br />
dalam pertemuan Komite All<br />
India Partai Kongres, Januari<br />
2014 lalu.<br />
Adnan Abidi/Reuters<br />
Partai Kongres yang berulang kali dibelit<br />
kasus korupsi.<br />
“Mana kisah sukses dia” Rasheed Kidwai,<br />
penulis biografi Sonia Gandhi, mempertanyakan<br />
penunjukan Rahul sebagai ikon kampanye.<br />
Di depan Modi, yang dianggap sukses besar<br />
menggenjot ekonomi Gujarat, Rahul seperti<br />
“anak kemarin sore”. Dibandingkan adiknya,<br />
Priyanka, yang selalu disambut meriah pendukung<br />
keluarga Gandhi, Rahul dinilai kaku<br />
dan berjarak. “Secara alamiah, Rahul memang<br />
tertutup,” kata Dilip Cherian, ahli komunikasi<br />
media.<br />
“Hasil yang diperoleh Partai Kongres sangat<br />
buruk.... Sebagai wakil presiden partai, aku<br />
bertanggung jawab,” kata Rahul dua pekan<br />
lalu. Sonia, yang berada di sampingnya, juga<br />
menyatakan bertanggung jawab atas hasil sangat<br />
buruk tersebut. Kepada pengurus partai,<br />
Rahul dan Sonia menawarkan diri untuk turun<br />
dari posisinya.<br />
“Tapi Komite Pelaksana Kongres sepakat<br />
Majalah detik 26 MEI - 1 JUNI 2014
internasional<br />
Seorang pekerja<br />
memegang poster<br />
Rahul Gandhi<br />
usai kampanye di<br />
Kolkata, 8 Mei lalu.<br />
Rupak de Chowdhuri/<br />
Reuters<br />
menolaknya,” kata Amrinder Singh, petinggi<br />
partai dari Punjab. Rupanya, Partai Kongres tetap<br />
sulit untuk lepas dari keluarga Nehru-Gandhi.<br />
Seperti harian The Hindu menulis, Dinasti<br />
Nehru-Gandhi merupakan oksigen bagi hidup<br />
Partai Kongres.<br />
“Melepaskan diri dari keluarga Gandhi dalam<br />
situasi seperti ini akan menjadi kesalahan<br />
terbesar Partai Kongres,” Mani Shankar Aiyar,<br />
loyalis keluarga Gandhi, menyokong kebijakan<br />
partai. Rahul, menurut Jairam Ramesh,<br />
loyalis Gandhi lainnya, bakal terus bertahan<br />
dalam kepengurusan partai. “Sekarang<br />
saatnya berjuang... saatnya untuk merebut<br />
Majalah detik 26 MEI - 1 JUNI 2014
internasional<br />
Presiden Partai Kongres<br />
Nasional India, Sonia<br />
Gandhi, berbicara dalam<br />
konferensi pers di New<br />
Delhi, dua pekan lalu.<br />
Anindito Mukherjee/REUTERS<br />
kembali,” kata Rahul kepada pengurus partai<br />
di Gauriganj.<br />
Sekalipun tak tampak gerilya untuk mendongkel<br />
Rahul, sejumlah pengurus Partai Kongres<br />
mulai melirik adiknya, Priyanka, 42 tahun,<br />
sebagai penyelamat partai. Selama ini, Priyanka<br />
lebih banyak berperan di balik punggung ibu<br />
dan kakaknya. Priyanka-lah juru kampanye yang<br />
memenangi kursi parlemen di Amethi untuk<br />
Rahul dan sekaligus menyelamatkan muka partai<br />
yang sedang babak-belur. “Jika dia hendak<br />
bergabung, seluruh anggota partai akan menyambutnya<br />
dengan dua tangan terbuka,” kata<br />
Mani Shankar Aiyar. ■<br />
SAPTO PRADITYO | REUTERS | HINDUSTAN TIMes |<br />
ECONOMICtiMes | BBC | Guardian<br />
Majalah detik 26 MEI - 1 JUNI 2014
internasional<br />
Sori,<br />
Bukan untuk India<br />
“Jangan sampai kita memberi kesan bahwa<br />
Singapura adalah negeri Cina.”<br />
Majalah detik detik 26 mei 19 - - 25 1 juni mei 2014
internasional<br />
Pekerja India di<br />
Singapura<br />
dnaindia<br />
Ada hampir satu juta unit apartemen<br />
di Singapura, tapi Sunil tetap saja<br />
kesulitan mencari tempat tinggal<br />
yang bisa dia sewa. Warga Sri Lanka<br />
itu sudah empat kali menghubungi pemasang<br />
iklan apartemen sewaan, tapi jawabannya selalu<br />
sama.<br />
“Pada mulanya semuanya tampak lancar,<br />
mungkin karena mereka mendengar aksen<br />
bahasa Inggrisku,” kata Sunil beberapa pekan<br />
lalu. Dia sudah delapan tahun tinggal di Inggris.<br />
“Tapi, setelah mendengar namaku, mereka<br />
terdiam. Ada yang mengatakan, ‘Kami tak menyewakan<br />
kepada kalian’, atau, ‘Maaf, tak ada<br />
ruang apartemen untuk orang India.’”<br />
Sebagai insinyur sipil, uang bukan masalah<br />
bagi Sunil. Tapi Sunil berulang kali ditolak<br />
pemilik apartemen sewaan. “Aku sudah me-<br />
Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014
internasional<br />
Tak ada hukum<br />
antidiskriminasi<br />
yang bisa dipakai<br />
untuk melindungi<br />
pendatang.”<br />
ngatakan kepada mereka bahwa aku orang<br />
Sri Lanka, bukan orang India. Aku juga sudah<br />
menegaskan tak akan makan atau memasak<br />
dalam apartemen,” kata Sunil.<br />
Sepanjang hari dia juga bekerja di kantor atau<br />
lapangan. “Tapi tetap saja<br />
mereka tak mau menyewakan<br />
apartemennya,”<br />
kata Sunil tak habis pikir.<br />
Sunil akhirnya angkat tangan.<br />
Dia memilih mencari<br />
apartemen sewaan<br />
milik keturunan India di<br />
Singapura. Tak butuh<br />
waktu lama, dia sudah<br />
mendapatkan apartemen.<br />
Keturunan India,<br />
termasuk mereka yang<br />
punya nama “berbau” India seperti Sunil, juga<br />
keturunan Tiongkok daratan, memang bukan<br />
calon penghuni favorit para pemilik apartemen<br />
sewaan di Negeri Singa. Di situs-situs properti,<br />
seperti PropertyGuru.com, tak sedikit pemilik<br />
apartemen sewaan yang memasang syarat “No<br />
Indians, no PRC (People's Republic of China)”.<br />
Satu pemilik apartemen di Hougang Avenue<br />
5, misalnya, terang-terang mencantumkan “no<br />
Indian, 5 minutes to MRT, allow light cooking”.<br />
Dua apartemen lain di Jalan Bukit Merah dan<br />
Melville Park juga pasang prasyarat kuranglebih<br />
serupa, “sorry to PRC and Indians”.<br />
Syarat-syarat diskriminatif seperti itu biasanya<br />
dipasang oleh pemilik apartemen menengah<br />
ke bawah. Apa yang salah dengan keturunan<br />
India dan Tiongkok daratan<br />
Padahal Pasal 12 dalam Undang-Undang Dasar<br />
Singapura tegas menyatakan bahwa semua<br />
orang setara di muka hukum. Ayat berikutnya<br />
di pasal itu melarang diskriminasi warga Singapura<br />
berdasarkan agama, ras, keturunan,<br />
atau tempat kelahiran dalam pekerjaan dan<br />
kepemilikan properti maupun bisnis.<br />
Masalahnya, Sunil, juga ribuan ekspatriat di<br />
negeri itu, bukanlah warga Singapura, sehingga<br />
tak terlindungi ayat tersebut. “Tak ada hukum<br />
antidiskriminasi yang bisa dipakai untuk melindungi<br />
pendatang,” kata Eugene Tan, dosen ilmu<br />
hukum di Universitas Manajemen Singapura.<br />
Namun pada akhirnya, menurut Profesor Tan,<br />
praktek diskriminatif itu akan tergerus sendiri<br />
Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014
internasional<br />
Kawasan Little<br />
India<br />
straittimes<br />
oleh hukum pasar. Ketika<br />
pasokan apartemen semakin<br />
banyak, pemilik apartemen<br />
tak bisa lagi pilih-pilih penyewanya.<br />
Dari agen properti, seorang ekspatriat keturunan<br />
India mengatakan, dia paham mengapa<br />
pemilik apartemen di Singapura menolak menyewakan<br />
apartemennya. “Orang India selalu<br />
memasak makanan berbau menyengat,” agen<br />
properti itu menuturkan.<br />
Charlene, agen properti lain, mengatakan<br />
wajar jika pemilik enggan menyewakan apartemennya<br />
kepada sekelompok orang yang dianggap<br />
bisa menurunkan nilainya. “Banyak penyewa<br />
yang malas membersihkan apartemen<br />
atau memasak “berat” dan meninggalkan nodanoda<br />
minyak di dinding.... Kadang mereka juga<br />
masak dengan bumbu-bumbu berbau tajam<br />
yang tak disukai tetangga-tetangganya,” kata<br />
Charlene. Stempel “jorok” itu menempel pada<br />
warga maupun ekspatriat keturunan India dan<br />
Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014
internasional<br />
Banyak penyewa yang<br />
malas membersihkan<br />
apartemen.”<br />
Cina daratan.<br />
Pengelola PropertyGuru.com mengatakan<br />
mereka tak memperkenankan iklan diskriminatif.<br />
Mereka mengklaim punya tim khusus untuk<br />
menyaring iklan-iklan yang berbau rasialis tersebut.<br />
Jika sampai ada iklan diskriminatif yang<br />
lolos, mereka meminta hal itu dilaporkan. Iklan<br />
itu bakal segera disetip dari laman PropertyGuru.com.<br />
Praktek-praktek diskriminatif<br />
seperti ini<br />
sebenarnya bukan cuma<br />
monopoli warga Negeri Singa.<br />
Menurut survei BBC,<br />
sejumlah agen properti di<br />
London juga menolak menyewakan<br />
properti kepada<br />
orang-orang keturunan Afrika-Karibia.<br />
Mereka berdalih,<br />
hal itu atas permintaan<br />
pemilik properti. Padahal undang-undang di<br />
Inggris melarang praktek diskriminatif seperti<br />
itu.<br />
●●●<br />
Singapura selalu mendengung-dengungkan<br />
diri sebagai negeri multirasial. “Mayoritas<br />
warga Singapura memang keturunan Cina,<br />
tapi kami tak melihat Singapura sebagai masyarakat<br />
Cina.... Kami ingin semua kelompok<br />
hidup harmonis di Singapura,” kata Perdana<br />
Menteri Lee Hsien Loong, kepada Caixin, tiga<br />
bulan lalu.<br />
Pemerintah Singapura, menurut Lee, bekerja<br />
keras untuk menjamin semua orang mendapat<br />
perlakuan yang sama. “Kami tak akan pernah<br />
menyerupai Jepang, di mana hampir semua<br />
orang berasal dari ras yang sama dan hampir<br />
semua orang berbicara bahasa Jepang.”<br />
S. Jayakumar, mantan diplomat senior Singapura,<br />
masih ingat betul ketika suatu hari Lee<br />
Kuan Yew, yang sering disebut sebagai pendiri<br />
Singapura modern, baru pulang dari melawat<br />
ke luar negeri. Tak berapa lama setelah mendarat,<br />
dia menyampaikan pesan kepada Menteri<br />
Transportasi. “Sampaikan kepada Singapore<br />
Airlines, begitu lama aku terbang, tapi aku tak<br />
melihat awak kabin keturunan Melayu, Eurasia,<br />
dan India. Jangan sampai kita memberi kesan<br />
Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014
internasional<br />
Amuk massa di kawasan<br />
Little India, Singapura,<br />
pada Desember 2013.<br />
Reuters<br />
bahwa Singapura adalah negeri Cina,” Jayakumar<br />
mengutip Lee Kuan Yew.<br />
Tapi sikap rasialis ini memang tak gampang<br />
“dibunuh”. Survei Institute of Policy Studies<br />
(IPS)-Universitas Nasional Singapura pada<br />
Oktober 2013 mengungkap sejumlah fakta di<br />
balik gemerlap Negeri Singa. Bukan cuma keturunan<br />
India yang menghadapi diskriminasi di<br />
Singapura, tapi juga keturunan Melayu.<br />
Menurut hasil survei IPS, hanya 33 persen<br />
keturunan Melayu di Singapura yang tak<br />
pernah mengalami diskriminasi saat melamar<br />
pekerjaan. Bagi keturunan India, 60 persennya<br />
pernah mengalami diskriminasi saat mencari<br />
pekerjaan. Angka itu tak jauh beda saat mereka<br />
hendak mendapatkan promosi jabatan dalam<br />
Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014
internasional<br />
Amuk massa di<br />
kawasan Little India,<br />
Singapura, pada<br />
Desember 2013.<br />
asiaone<br />
pekerjaan.<br />
Walaupun diperlakukan kurang pantas di Singapura,<br />
Sunil dan perantau India di negeri itu<br />
tak patah arang. Sunil percaya, stempel berbau<br />
rasialis itu perlahan akan luntur. “Pemilik properti<br />
yang menolakku itu berasal dari generasi<br />
lama. Tapi, dalam pekerjaan, di mana orangorangnya<br />
lebih muda, aku tak diperlakukan<br />
berbeda,” kata Sunil. ■<br />
SAPTO PRADITYO | BBC | PMO | WSJ | PROpertYguru<br />
Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014
sport<br />
eeveelife<br />
Bos Perempuan<br />
di Kandang<br />
Macan<br />
“Ini hari bersejarah.”<br />
Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014
sport<br />
Itu sesuatu yang<br />
lahir bersamaku.<br />
Aku tak tahu<br />
bagaimana<br />
penjelasannya.<br />
Carolina Morace<br />
CORRIEREITALIANO<br />
Helena Margarida dos Santos e<br />
Costa lahir di Alhandra, Portugal, di<br />
keluarga bukan penggemar sepak<br />
bola. Bahkan ayahnya sama sekali tak<br />
suka sepak bola. Tapi entah dari mana darah itu<br />
mengalir, Helena kecil malah tergila-gila pada<br />
adu sepak bola. Supaya bisa menonton pertandingan<br />
sepak bola di layar televisi, Helena rela<br />
“mengungsi” ke rumah tetangga.<br />
“Itu sesuatu yang lahir bersamaku. Aku tak<br />
tahu bagaimana penjelasannya. Bahkan bonekaku<br />
aku bongkar kepalanya dan aku jadikan<br />
bola,” kata Helena. Tapi bukan di lapangan masa<br />
depan Helena. Jalan hidup Helena rupanya<br />
lebih bersinar di pinggir lapangan, sebagai<br />
pelatih. Usianya belum 20 tahun saat dia<br />
melatih tim muda Benfica dan membawanya<br />
menjadi juara nasional.<br />
Sekarang Helena mencatat sejarah baru.<br />
Mulai musim depan, dia akan mengambil<br />
alih posisi Manajer Clermont Foot Auvergne<br />
63. Walaupun Clermont “hanya” bermain di Ligue<br />
2, divisi kedua Prancis, posisi Helena tetap<br />
istimewa karena dia melatih tim laki-laki.<br />
“Ini hari bersejarah,” kata Helena, 36 tahun,<br />
awal Mei lalu. “Aku pikir lebih dari Helena Costa<br />
sebagai pelatih sepak bola. Peristiwa ini akan<br />
berdampak bagus untuk semua perempuan.<br />
Aku telah membuka pintu hari ini dan banyak<br />
perempuan akan melewati pintu itu kemudian<br />
hari.”<br />
Tak kurang Najat Vallaud-Belkacem, Menteri<br />
Urusan Hak Perempuan dan Olahraga Prancis,<br />
memberikan selamat. “Bravo untuk Clermont<br />
Foot, yang telah memberikan tempat kepada<br />
perempuan di masa depan sepak bola profesional,”<br />
Najat menulis di akun Twitter miliknya.<br />
Perempuan seperti Helena memang hal<br />
langka di lapangan hijau, yang didominasi priapria<br />
berotot. Dia menjadi manajer perempuan<br />
pertama di liga tertinggi di lima liga terbesar<br />
Eropa: Inggris, Spanyol, Italia, Jerman, dan Prancis.<br />
Pada musim 1999, manajemen Viterbese,<br />
salah satu klub C1, divisi ketiga Italia, menunjuk<br />
Carolina Morace memimpin klub laki-laki itu.<br />
Sebagai pemain, Morace merupakan salah<br />
satu pemain sepak bola perempuan terbaik<br />
di negeri spaghetti Italia. Sepanjang kariernya,<br />
Morace mencetak lebih dari 500 gol dan merebut<br />
12 kali juara liga Serie A serta empat trofi<br />
Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014
sport<br />
time<br />
Piala Liga Italia bersama delapan klub berbeda.<br />
Namun umur jabatan manajer Carolina Morace<br />
di Viterbese tak sampai sebulan. Seusai<br />
pertandingan kedua—Viterbese dilipat Crotone<br />
5-2—Morace memilih melepas jabatannya.<br />
“Aku tak ingin berada pada situasi tak nyaman<br />
dan tanpa kepercayaan seperti ini,” kata Morace,<br />
kesal.<br />
Bukan kekalahan itu yang membuat Morace<br />
ngambek. Dia marah besar saat pemilik Viterbese,<br />
Luciano Gaucci, mencoba menggusur<br />
asisten manajer dan salah satu pelatihnya. “Jika<br />
seperti ini iklimnya, maaf, aku tak bisa terima.”<br />
Dia memilih mengundurkan diri.<br />
Bahkan pemain Clermont sendiri tak menyangka<br />
manajemen klub menunjuk seorang<br />
manajer perempuan sebagai bos barunya.<br />
“Terang reaksi kami luar biasa.... Setelah kami<br />
Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014
sport<br />
Dia akan<br />
menanggung<br />
tekanan sangat<br />
berat di pundaknya<br />
karena seluruh dunia<br />
mengamatinya.<br />
berdiskusi, ada sebagian yang tertawa. Tapi sejujurnya<br />
ini benar-benar keren,” kata Emmanuel<br />
Imorou, 25 tahun, bek kiri Clermont. “Tak ada<br />
yang ragu. Kami bercanda bagaimana dia akan<br />
menangani sekelompok laki-laki untuk meneguhkan<br />
otoritasnya.”<br />
Di Ligue 2, Clermont bukan favorit juara.<br />
Musim ini, klub dari Kota Clermont-Ferrand<br />
ini berakhir di posisi ke-14 dari 20 klub.<br />
Namun, sebagai manajer perempuan<br />
satu-satunya, menurut Fabien Farnolle,<br />
mantan kiper Clermont, Helena<br />
bakal memikul tekanan dan sorotan.<br />
“Dia akan menanggung tekanan<br />
sangat berat di pundaknya karena<br />
seluruh dunia mengamatinya.”<br />
Pengalaman Helena mengelola tim<br />
sepak bola laki-laki sebenarnya memang<br />
masih sangat singkat. Setelah melatih tim<br />
junior Benfica, Helena menjadi Manajer Cheleirense,<br />
klub lokal di Kota Lisabon. Helena berhasil<br />
mengangkat prestasi Cheleirense hingga<br />
menjadi jawara di Lisabon. Dari Cheleirense, dia<br />
melompat ke klub perempuan: S.U. 1º Dezembro<br />
dan Odivelas. Di kedua klub perempuan<br />
ini, prestasinya lumayan kinclong. Dia berhasil<br />
membawa dua klub ini menjadi juara.<br />
Sempat menjadi pencari bakat untuk klub<br />
asal Glasgow, Skotlandia, yakni Celtic FC, Helena<br />
dipercaya menjadi pelatih tim nasional perempuan<br />
Qatar dan Iran. “Pekerjaannya sangat<br />
bagus,” kata seorang pengurus Celtic. Tapi, di<br />
kedua tim perempuan ini, prestasi Helena agak<br />
suram. Dia gagal mengantarkan tim ini ke putaran<br />
final Piala Dunia 2015.<br />
Walaupun berjudi dengan penunjukan Helena<br />
yang masih miskin pengalaman, keputusan<br />
nekat Presiden Clermont, Claude Michy, dipuji<br />
anak buahnya. “Ini publikasi yang bagus bagi<br />
klub. Semua orang membicarakan Clermont.<br />
Keputusan Presiden sangat pintar,” Farnolle<br />
memuji.<br />
Bagi Remy Dugimont, striker Clermont, punya<br />
bos perempuan menjadi pengalaman unik.<br />
“Kami diberi tahu bahwa bos baru kami seorang<br />
perempuan. Ini satu kejutan, kejutan besar,”<br />
kata Dugimont. Tapi bos laki-laki atau perempuan<br />
tak jadi persoalan bagi dia dan teman-<br />
Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014
sport<br />
sport bild<br />
temannya. “Aku bukan seorang yang macho.<br />
Pada mulanya, pasti terasa agak janggal. Tapi<br />
perasaan itu hanya akan bertahan beberapa<br />
hari.”<br />
Helena Costa pun sudah siap menjadi bos<br />
bagi para laki-laki berotot di Stade Gabriel Montpied,<br />
kandang Clermont Foot. “Aku siap. Aku<br />
tetap bisa tidur nyenyak sekalipun di bawah<br />
tekanan,” katanya ringan. ■<br />
SAPTO PraDITYO | NYTImes | TELEGraPH | ESPN | GuarDIan<br />
Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014
uku<br />
komponis Jenius<br />
dari Kampung Bali<br />
dituding melakukan plagiarisme,<br />
Ismail Marzuki mencipta lagu secara<br />
otodidaktik, dengan tema amat beragam.<br />
Judul:<br />
Ismail Marzuki, Senandung<br />
Melintas Zaman<br />
Penulis:<br />
Ninok Leksono<br />
Penerbit:<br />
Penerbit Buku Kompas<br />
Tebal:<br />
XV+200 halaman<br />
Terbitan<br />
Mei 2014<br />
Ismail Marzuki tak tergolong tampan, tapi amat necis dalam penampilan.<br />
Selain gemar mengenakan kemeja dan pantalon ala orang-orang<br />
Belanda, rambutnya senantiasa tersisir rapi, klimis. Kelebihan lainnya, Ismail<br />
pandai menyanyi, memainkan alat musik, sekaligus mencipta lagu.<br />
Tapi semua itu belum memikat Eulis Zuraida. Hatinya baru luluh ketika<br />
Ismail dengan cekatan menampung muntahan isi perut si gadis saat mabuk<br />
laut. Pada 1930-an, biduanita keroncong asal Bandung itu mengikuti misi<br />
muhibah bersama kelompok musik Ismail ke Singapura.<br />
Tak cuma itu, Ismail pun memijit-mijit kepala dan tengkuk Eulis hingga kondisinya<br />
jadi lebih baik. Peristiwa di dek kapal itu benar-benar meruntuhkan<br />
hatinya untuk menerima kehadiran Ismail. Mereka berpacaran, lalu menikah<br />
dan menetap di Kampung Bali, Tanah Abang, Jakarta.
Pose terkenal Ismail<br />
dengan Eulis Zuraida<br />
Repro: agung/detikfoto<br />
Demikian sekelumit kisah hidup<br />
komponis besar Ismail Marzuki dalam<br />
buku Ismail Marzuki, Senandung<br />
Melintas Zaman karya wartawan<br />
senior Ninok Leksono. Komponis<br />
kelahiran Kwitang, 11 Mei 1914, itu<br />
tidak mengenyam pendidikan khusus<br />
musik. Sekolahnya cuma sampai<br />
setingkat SMP.<br />
Kemampuannya menyanyi serta<br />
memainkan gitar, piano, akordion,<br />
hingga saksofon diperolehnya secara<br />
otodidaktik. Begitu juga dalam<br />
hal mencipta lagu, baik dalam irama<br />
musik keroncong, pop, melayu, waltz,<br />
maupun jazz. Tema-tema lagunya<br />
pun amat beragam, mulai tanah air,<br />
asmara, kesatuan Indonesia, hiburan,<br />
hingga kritik sosial.<br />
Dari sekitar 200 lagu ciptaannya, separuh lebih tetap populer hingga kini.<br />
Dikenal dan dinikmati banyak orang, dari pelajar hingga para petinggi negeri.<br />
Mantan presiden B.J. Habibie amat menyukai lagu Sepasang Mata Bola sejak<br />
masih kuliah di Jerman, sedangkan Bung Hatta menyukai Indonesia Pusaka<br />
karena syairnya dinilai senapas dengan kecintaan si Bung pada Tanah Air.<br />
Tak aneh bila Presiden Sukarno kemudian memberinya penghargaan Wijaya<br />
Kusumah. Pada 2004, pemerintah juga menetapkan Ismail sebagai Pahlawan<br />
Nasional.<br />
Lewat buku ini, Ninok, yang banyak menulis masalah ilmu pengetahuan<br />
dan teknologi di Kompas, juga memperlihatkan pengetahuan yang cukup luas<br />
dalam bidang musik, khususnya jenis musik klasik. Hal ini bisa terlihat pada<br />
bab tentang Melodi dan Warna-Warni. Pada bagian ini, sarjana astronomi
lulusan Institut Teknologi Bandung itu mengupas judul-judul serta syair<br />
lagu karya Ismail dan menggolongkan irama musik yang mengiringinya.<br />
Pada bab terakhir buku ini, disajikan beberapa pandangan penyanyi,<br />
komposer, dan budayawan, seperti Titiek Puspa, Grace Simon, Addie M.S.,<br />
Jaya Suprana, Koes Hendratmo, Ch. Abimanyu, Rusdi Saleh, dan Aisha<br />
Sudiarso-Pletscher. Ninok juga melengkapi karyanya ini dengan foto-foto<br />
tentang Ismail Marzuki, daftar lagu ciptaannya, dan berbagai penghargaan<br />
yang diterima komponis jenius itu.<br />
Tak lupa, ia pun memberi ruang terhadap berbagai kritik yang dilontarkan<br />
terhadap Ismail Marzuki sejak era 1950. Sebut saja musikolog J.A. Dungga,<br />
Firdaus Burhan, Amir Pasaribu, L. Manik, hingga novelis Remy Sylado. Mereka<br />
antara lain menilai beberapa karya Ismail berkualitas rendah, cengeng,<br />
hingga dugaan plagiat.<br />
Dugaan terakhir antara lain ditujukan untuk lagu Panon Hideung, Halohalo<br />
Bandung, dan Bila Anggrek Mulai Berbunga. Menurut Ninok, sang<br />
komponis sebetulnya tak berniat mengklaim lagu-lagu itu sebagai karya<br />
ciptanya. Tapi orang lainlah yang kemudian, tanpa menelusuri lebih lanjut,<br />
menyebut lagu tersebut sebagai ciptaan Ismail Marzuki.<br />
Lagu Panon Hideung merupakan adaptasi dari lagu Rusia berjudul Ochi<br />
Cherniye, yang amat populer kala itu. “Ismail merasa lagu itu amat pas<br />
untuk melukiskan sosok Eulis,” tulis Ninok di halaman 43. Ia mengutipkan<br />
percakapan antara Ismail dan Eulis saat menerjemahkan lagu itu ke dalam<br />
bahasa Sunda.<br />
Lagu-lagu Ismail Marzuki boleh jadi merupakan jawaban langsung kepada<br />
para pengkritiknya. Alih-alih meredup, tulis Ninok, Ismail dan lagu-lagunya<br />
hingga seabad kelahirannya justru semakin populer dan dari waktu ke waktu<br />
mendapat pengayaan baru. n Sudrajat<br />
Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014
seni hiburan<br />
festival<br />
Rempak Gamolan<br />
Negeri Seribu Bambu<br />
Ada cita-cita besar menyuburkan kembali bambu di Pringsewu.<br />
Festival musik bambu salah satu cara yang ampuh.<br />
Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014
seni hiburan<br />
festival<br />
G<br />
amolan serempak<br />
dimainkan di bawah<br />
satu aba-aba konduktor.<br />
Dalam irama menderap,<br />
lagu Alau-alau dan Sermendung<br />
dalam durasi<br />
total 5 menit menghangatkan<br />
malam Pringsewu yang sejak sore<br />
diguyur hujan.<br />
Dengan selesai dimainkannya dua lagu tradisional<br />
Lampung itu, resmi juga Museum Rekor<br />
Indonesia mencatat rekor dunia kategori penabuhan<br />
429 gamolan. Peristiwa itu berlangsung<br />
saat pembukaan Festival Musik Bambu Nusantara<br />
Ke-8 di lapangan Pemerintah Kabupaten<br />
Pringsewu, Pekonklaten, Kecamatan Gadingrejo,<br />
Kabupaten Pringsewu, Lampung, 15 Mei<br />
2014.<br />
Pada kesempatan yang sama, diresmikan pula<br />
gedung baru Kabupaten Pringsewu oleh Wakil<br />
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sapta<br />
Nirwandar. Seribu meriam bambu diletuskan<br />
bergantian dan puluhan lampion diterbangkan,<br />
sehingga menambah kemeriahan.<br />
Gamolan, yang dikenal juga dengan nama<br />
cetik atau gamolan peghing atau kulintang<br />
peghing, adalah alat musik xylophone khas<br />
Lampung berbahan utama bambu. Asalnya<br />
dari Liwa, Lampung Barat, pada masa Kerajaan<br />
Sekala Brak (abad ke-3 M). Ada teori menyebut<br />
gamelan di Jawa berasal dari gamolan Lampung,<br />
yang dibawa saat Sriwijaya menguasai<br />
Nusantara. Gamolan juga terpahat pada relief<br />
Candi Borobudur (abad ke-8).<br />
Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014
seni hiburan<br />
festival<br />
Selama dua hari, 15 dan 16 Mei 2014, Pringsewu<br />
jadi tuan rumah Festival Musik Bambu<br />
Nusantara Ke-8. Ini merupakan pertama<br />
kalinya Pringsewu jadi tuan rumah setelah<br />
Jakarta dan Bandung bergantian menggelar<br />
festival ini. Acara yang digagas Sapta Nirwandar<br />
tersebut pertama kali diadakan pada<br />
2007 di Jakarta.<br />
Festival Musik Bambu Nusantara merupakan<br />
tempat berkumpulnya macam-macam seniman<br />
bambu, diadakannya kolaborasi musik tradisional<br />
dengan musik kontemporer, pameran<br />
berbagai kreasi bambu, serta ditampilkannya<br />
permainan anak berbahan utama bambu. Banyak<br />
permainan langka yang kini kalah dengan<br />
permainan online.<br />
Rorodaan misalnya, yang mengundang minat<br />
banyak anak. Permainan ini sejenis gerobak<br />
dorong berukuran kecil—hanya memuat satu<br />
anak yang ditopang dua roda terbuat dari kayu.<br />
Di bagian depan gerobak dipasang kayu beroda<br />
yang berfungsi sebagai kemudi (dikemudikan<br />
dengan tangan dan kaki).<br />
Cara memainkannya, satu anak duduk di atas<br />
gerobak, satu anak lagi mendorong punggung<br />
anak yang duduk. Semakin kuat dia mendorong,<br />
semakin cepat rorodaan melaju. Tapi<br />
hati-hati, rorodaan tidak punya rem. Jadi, kalau<br />
ingin berhenti, tinggal si pendorong berhenti<br />
mendorong, lalu si pengemudi menjatuhkan<br />
tubuhnya.<br />
Tak kalah seru dengan rorodaan adalah<br />
Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014
seni hiburan<br />
festival<br />
bedil bambu. Cara kerjanya mirip senapan<br />
sederhana dengan pelontar bilah bambu yang<br />
dilengkungkan. Buah tekokak digunakan sebagai<br />
peluru. Lontaran pelurunya bisa mencapai<br />
10 meter dan lumayan sakit kalau kena badan.<br />
Bedil bambu dulu digunakan anak-anak untuk<br />
main perang-perangan.<br />
Bupati Pringsewu Sujadi mengharapkan Festival<br />
Bambu Nusantara yang akan datang diadakan<br />
di kabupatennya lagi. “Dengan begitu,<br />
Pringsewu sebagai perkampungan bambu dan<br />
tujuan wisata bambu Indonesia dapat segera<br />
terwujud,” ujarnya.<br />
Pringsewu berjarak 38 kilometer dari ibu<br />
kota Provinsi Lampung, Bandar Lampung.<br />
Luas wilayahnya 625 kilometer persegi dengan<br />
jumlah penduduk lebih dari 470 ribu jiwa, yang<br />
tersebar di 131 pekon (desa) dan kelurahan serta<br />
sembilan kecamatan. Pringsewu, yang ditetapkan<br />
sebagai kabupaten pada 2008, adalah<br />
pemekaran dari Kabupaten Tanggamus.<br />
Pringsewu dulunya adalah sebuah tiuh (perkampungan)<br />
bernama Margakaya di tepi aliran<br />
Way Tebu, 5 kilometer arah selatan dari pusat<br />
kota Pringsewu sekarang, pada 1738. Penduduknya<br />
adalah masyarakat Lampung-Pubian.<br />
Dari abad ke-17 hingga ke-19, Tiuh Margakaya<br />
merupakan wilayah ramai dan makmur.<br />
Pada 9 September 1925, sekelompok masya-<br />
Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014
seni hiburan<br />
festival<br />
rakat dari Pulau Jawa membuka permukiman<br />
baru di sini dengan membuka hutan melalui<br />
program kolonisasi pemerintah Hindia Belanda.<br />
Ribuan batang pohon bambu di sekitar Tiuh<br />
Margakaya ditebang. Karena banyaknya pohon<br />
bambu yang ditebang, masyarakat pembuka<br />
hutan menamakan kawasan baru itu Pringsewu,<br />
yang dalam bahasa Jawa berarti “bambu<br />
seribu”.<br />
Sekarang, Pringsewu adalah daerah heterogen<br />
dengan masyarakat Jawa sebagai kelompok<br />
dominan. Menyusul kemudian masyarakat<br />
asli Lampung, yang terdiri atas dua masyarakat<br />
adat, yakni masyarakat Pubian yang beradat<br />
Pepadun serta masyarakat Pesisir yang beradat<br />
Saibatin.<br />
Menjadi Perkampungan Seribu Bambu<br />
masih jadi cita-cita besar Pringsewu. Namun<br />
langkah kecil sudah dibuat, tinggal seterusnya<br />
membesarkan dan menjaga keberlangsungannya.<br />
■<br />
Silvia Galikano<br />
Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014
seni hiburan<br />
FILM<br />
Sebuah Prekuel<br />
Mutan Retro<br />
Logan ditugaskan kembali<br />
ke masa lalu untuk menghentikan<br />
proyek pembuatan robot Sentinel.<br />
Nasib manusia dan mutan bergantung<br />
pada misinya kali ini.<br />
Majalah detik 26 mei - 1 JUNI 2014
seni hiburan<br />
FILM<br />
Tap untuk melihat Video<br />
Judul:<br />
X-Men: Days of Future Past<br />
Genre:<br />
Action | Adventure | Fantasy<br />
Sutradara:<br />
Bryan Singer, Matthew<br />
Vaughn<br />
Skenario: Simon Kinberg, Jane<br />
Goldman<br />
Produksi: 20th Century Fox<br />
Pemain: Patrick Stewart, Ian<br />
McKellen, Hugh Jackman<br />
Durasi: 2 jam 11 menit<br />
Layar dibuka dengan gambaran<br />
suram bumi di masa depan seusai<br />
sebuah bencana besar. Langit gelap<br />
memayungi reruntuhan kota. Genosida<br />
mutan oleh robot Sentinel berlangsung<br />
tanpa dapat dilawan.<br />
Sentinel diciptakan ilmuwan Dr Bolivar Trask<br />
(Peter Dinklage), didukung Gedung Putih,<br />
dengan tujuan memusnahkan seluruh mutan.<br />
Trask mengambil sampel DNA darah Raven/<br />
Mystique (Jennifer Lawrence), mutan yang<br />
punya kemampuan beralih rupa, hingga robot<br />
ciptaannya dapat mengidentifikasi mana manusia<br />
dan mana mutan berujud manusia.<br />
Majalah detik 26 mei - 1 JUNI 2014
seni hiburan<br />
FILM<br />
Manusia dan mutan tak dapat melawan<br />
Sentinel, yang berukuran raksasa dan<br />
punya kekuatan dahsyat. Mutan yang<br />
dapat berubah ujud jadi api untuk<br />
“membakar” Sentinel, misalnya,<br />
terpaksa menerima kekalahan—dan<br />
kematian—ketika Sentinel mengubah<br />
dirinya jadi es.<br />
Satu-satunya cara menghentikan Sentinel<br />
adalah membatalkan pembuatannya dan menyelamatkan<br />
Raven. Artinya, harus ada yang<br />
kembali ke masa lalu, mencegah Dr Trask meneruskan<br />
proyeknya.<br />
Adalah Kitty Pryde (Ellen Page), mutan yang<br />
punya kemampuan “mengirim” kesadaran seseorang<br />
ke masa lalu. Namun selama ini yang<br />
dia lakukan hanya mengembalikan seseorang<br />
ke beberapa hari sebelumnya, bukan ke masa<br />
puluhan tahun. Pasalnya, tidak semua orang<br />
kuat melakukan perjalanan waktu (time travel),<br />
apalagi sampai puluhan tahun ke belakang. Logan/Wolverine<br />
(Hugh Jackman) menawarkan diri<br />
karena dialah mutan yang punya kemampuan<br />
bertahan hidup melebihi manusia dan mutan<br />
lainnya.<br />
Bersiap diberangkatkan ke masa lalu, Logan<br />
berbaring di altar. Kitty berdiri di dekat kepalanya,<br />
mengarahkan dua telapak tangannya ke<br />
pelipis Logan, nyaris menempel. Cahaya makin<br />
Majalah detik 26 mei - 1 JUNI 2014
seni hiburan<br />
FILM<br />
Serunya film ini adalah<br />
ketika mengetahui betapa<br />
berbedanya sifat Xavier<br />
muda dan Xavier tua.<br />
lama makin terang keluar<br />
dari telapaknya.<br />
Logan terbangun<br />
pada pagi tahun 1973,<br />
di atas kasur air, bersama<br />
perempuan tidur<br />
di sampingnya, sementara<br />
radio memperdengarkan<br />
suara Roberta<br />
Flack, The First Time<br />
Ever I Saw Your Face.<br />
Petualangannya dimulai<br />
pagi ini.<br />
X-Men: Days of Future Past penuh adegan<br />
seru yang memaksimalkan efek khusus, yang<br />
digunakan segaris dengan cerita, bukan semata-mata<br />
demi mendapat efek. Masa lalu, masa<br />
kini, dan masa depan bertumbukan melalui<br />
perjalanan waktu yang jadi kunci franchise kali<br />
ini. Semua yang menyedihkan dalam seri sebelumnya<br />
“dikoreksi” di sini.<br />
Di tangan sutradara Bryan Singer, kisah petualangan<br />
Marvel ini menyuguhkan loncatan<br />
kreativitas dan imajinasi yang merdeka. Plotnya<br />
kadang menentang logika. Idenya cerdas dan<br />
eksekusinya keren. Lokasinya di banyak kota<br />
besar dunia, yakni New York, Moskow, Cina,<br />
Vietnam, Paris, dan Washington, yang jadi latar<br />
belakang adegan klimaks spektakuler di depan<br />
White House.<br />
Masuknya James McAvoy dan Michael Fassbender<br />
sebagai versi muda Charles/Profesor X<br />
(Patrick Stewart) dan Erik/Magneto (Ian Mckellen)<br />
melalui dialog mereka adalah sisi paling<br />
inspiratif X-Men. Entah bagaimana Profesor<br />
Charles Xavier hidup lagi setelah mati terbunuh<br />
dalam X-Men: The Last Stand (2006). Mungkin<br />
saja kematian Xavier terhapus dalam perjalanan<br />
waktu, tapi tak perlu dibahas di sini dan tidak<br />
penting.<br />
Serunya film ini adalah ketika mengetahui<br />
betapa berbedanya sifat Xavier muda dan<br />
Xavier tua, berikut kekagetan-kekagetan Logan<br />
menghadapi gurunya yang versi muda. Xavier<br />
Majalah detik 26 mei - 1 JUNI 2014
seni hiburan<br />
FILM<br />
pada tahun 1970-an tak ubahnya pemuda<br />
hippies lain yang gondrong, nge-drugs, dan…<br />
patah hati setelah kehilangan Raven. Keduanya<br />
harus mengeluarkan Erik dari penjara paling<br />
ketat di dunia agar dapat membantu mereka.<br />
Hugh Jackman tampak sama saja walau<br />
melompat ke masa 50 tahun sebelumnya, hanya<br />
beda di uban. Jennifer Lawrence tampil<br />
menonjol dan dekoratif dalam balutan kostum<br />
biru melekat di tubuh. Perhatikan juga Mark<br />
Camacho sebagai Richard Nixon. Cameo-nya<br />
keren.<br />
Jangan dilupakan Evan Peters, yang mencuri<br />
perhatian sebagai Quicksilver berambut perak<br />
yang punya kemampuan bergerak supercepat.<br />
Ada adegan Quicksilver yang<br />
melesat secepat cahaya itu ditangkap<br />
dalam gerak lambat<br />
yang indah dan anggun, membuat<br />
orang-orang sekitarnya<br />
tampak berhenti (freeze). Lagu<br />
Time in a Bottle-nya Jim Croce<br />
jadi latar belakang, 70-an<br />
banget.<br />
Plot X-Men: Days<br />
of Future Past<br />
rumit berkelindan,<br />
tiap subplot jadi<br />
prekuel franchisefranchise<br />
sebelum-<br />
Majalah detik 26 mei - 1 JUNI 2014
seni hiburan<br />
FILM<br />
nya. Kali ini ide sintingnya adalah menyebut<br />
JFK mutan yang ditembak secara tidak sengaja<br />
oleh Erik. “Pelurunya berbelok,” Erik beralasan.<br />
Selain Erik yang nyentrik, banyak lagi<br />
hal konyol, tidak masuk akal, tapi tetap saja<br />
bisa kita maklumi dan selalu nikmati dari lima<br />
mutan hebat ini. ■<br />
Silvia Galikano<br />
Majalah detik 26 mei - 1 JUNI 2014
seni hiburan<br />
Film Pekan Ini<br />
MARMUT MERAH JAMBU<br />
S uatu hari Dika (Raditya<br />
Dika) datang ke rumah Ina<br />
(Anjani Dina), cinta pertamanya<br />
sewaktu SMA, membawa seribu origami<br />
burung bangau di tangan kanannya dan<br />
undangan pernikahan Ina di tangan kirinya.<br />
Besok Ina akan menikah. Kedatangan Dika<br />
diterima oleh Bapak Ina (Tio Pakusadewo),<br />
yang curiga kedatangan Dika untuk<br />
kasus cinta lama yang belum selesai dan<br />
berpikir bahwa Dika ingin menggagalkan<br />
pernikahan anaknya. Dika menceritakan<br />
maksud sebenarnya, yang jauh dari<br />
tuduhan Bapak Ina.<br />
Jenis Film: Komedi | Produser:<br />
Chand Parwez Servia, Fiaz Servia<br />
| Produksi: Starvision | Sutradara:<br />
Raditya Dika | Durasi: 91 menit<br />
Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014
seni hiburan<br />
Film Pekan Ini<br />
B agas sangat ingin<br />
menjadi musikus. Setelah<br />
menginjak usia 17 tahun,<br />
Bagas memutuskan fokus mengejar<br />
impian dan mencari jalan agar bisa<br />
menjadi musikus sukses. Namun<br />
Bunda tidak menyetujui keputusan<br />
Bagas. Bunda juga tidak menyetujui<br />
hubungan Bagas dengan Mentari.<br />
Lima tahun kemudian, hidup<br />
Bagas berantakan. Jalan menjadi<br />
musikus sukses sangat berliku dan<br />
hubungannya dengan Mentari tidak<br />
berjalan mulus. Hidup Bagas terasa<br />
semakin berat karena Bunda memberi<br />
sebutan “musisi gagal” untuknya.<br />
Bunda menilai Bagas gagal menjadi<br />
contoh yang baik untuk Bagus,<br />
adiknya. Di sisi lain, Bagus memiliki<br />
masalahnya sendiri. Bagus dibuang<br />
oleh pacarnya, yang lebih memilih<br />
jadian dengan Kevin.<br />
17 TAHUN<br />
KE ATAS<br />
Jenis Film: Drama<br />
Produser: Hm Firman Bintang | Produksi:<br />
Mitra Pictures, BIC Production |<br />
Sutradara: Nayato Fio Nuala | Durasi: 75<br />
menit<br />
Majalah Majalah detik detik 4 - 26 10 mei november - 1 juni 2013 2014
seni hiburan<br />
Film Pekan Ini<br />
Broken<br />
Sang-Hyun, yang telah kehilangan istri,<br />
kini tinggal bersama putrinya, Soo-Jin. Suatu hari Soo<br />
Jin dianiaya dan kehilangan nyawanya. Sang-Hyun<br />
kemudian mencari sendiri identitas pembunuh anaknya, yang<br />
akhirnya justru membuat Sang-Hyun menjadi buronan.<br />
Genre: Thriller | Sutradara: Lee Jung-Ho | Bahasa: Korea<br />
| Subtitle: Bahasa Indonesia | Pemain: Kim Hong-Fa, Kim<br />
Dae-Myung, Kim Soo-Jin, Jung Suk-Yong, Park Myeong-<br />
Sin | Durasi: 123 menit<br />
Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014
seni hiburan<br />
agenda<br />
agenda MEI - juni<br />
Klenengan Selasa Legen<br />
Karawitan Perempuan Bengawan Solo,<br />
Manahan, Solo<br />
Balai Soedjatmoko, Solo<br />
26<br />
MEI<br />
19.00 WIB<br />
27 Mei 2014, pukul 20.00 WIB<br />
Afgan & 3 Composer<br />
Afgan’s Birthday Celebration Musical Event<br />
Graha Bhakti Budaya, TIM<br />
Tiket Rp 325.000<br />
29 Mei 2014, pukul 23.00 WIB<br />
Stage Empire feat. GEISHA<br />
Colosseum Club Jl. Kunir No. 7 Kota Tua<br />
Jakarta Barat<br />
Promotor: Colosseum Club<br />
Yogyakarta, 30 Mei - 1 Juni 2014<br />
PenCAk Malioboro Festival III<br />
30 Mei-1 Juni 2014: Bazar di Ngasem<br />
1 Juni: Pawai Silat di Malioboro, Panggung Inti di<br />
Benteng Vredeburg<br />
Lomba Fotografi Pencak: O’ong Maryono Pencak Silat<br />
Award.<br />
Festival Komposisi Gerak: 30-31 Mei 2014, Ngasem.<br />
Workshop Silat: 31 Mei 2014, Balai Kota Yogyakarta<br />
31 Mei 2014, pukul 19.00 WIB<br />
IWAN FAls Exclusive Concert<br />
Sahid International Convention Centre<br />
Dupan Square Pekalongan<br />
Promotor: Sampangan Dupan Estate<br />
30 Mei 2014, pukul 2.00 WIB<br />
MiCHAel Woods<br />
Colosseum Club Jl. Kunir No. 7 Kota Tua<br />
Jakarta Barat<br />
Promotor: Colosseum Club<br />
31 Mei 2014, pukul 19.00 WIB<br />
Secondhand Serenade Live in<br />
Concert<br />
Supermall Karawaci Tangerang<br />
Promotor: Lian Mipro<br />
Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014
Alamat Redaksi : Aldevco Octagon Building Lt. 4<br />
Jl. Warung Jati Barat Raya No. 75, Jakarta 12740 , Telp: 021-7941177 Fax: 021-7944472<br />
Email: redaksi@majalahdetik.com<br />
Majalah detik dipublikasikan oleh PT Agranet Multicitra Siberkom, Grup Trans Corp.<br />
@majalah_detik<br />
majalah detik