27.01.2015 Views

MEMBANGUN TEORI DALAM PENELITIAN .pdf - LPMP Sulsel

MEMBANGUN TEORI DALAM PENELITIAN .pdf - LPMP Sulsel

MEMBANGUN TEORI DALAM PENELITIAN .pdf - LPMP Sulsel

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>MEMBANGUN</strong> <strong>TEORI</strong> <strong>DALAM</strong> <strong>PENELITIAN</strong><br />

Dr. A.Muliati AM,MM<br />

Terdapat hubungan timbal balik antara penelitian dan pembuatan teori. Seorang pembuat teori harus<br />

melaksanakan penelitian dan hasil penelitian memberikan kontribusi kepada pengembangan teori.<br />

Khusus dalam tahap awal pengembangan. Sebuah teori terdiri atas pernyataan-pernyataan yang bersifat<br />

asumsitif dan tentatif sebagai bagian dari penjelasan seperangkat peristiwa. Teori juga terdiri atas<br />

pernyataan-pernyataan yang meliputi peristiwa-peristiwa atau kondisi-kondisi yang berada dalam<br />

kategori yang tidak diketahui. Informasi.lengkap mengenai hal tersebut silahkan membaca berikut ini.<br />

PENGERTIAN <strong>TEORI</strong><br />

Tujuan tulisan ini adalah untuk mengidentifikasi isu-isu dan prosedur-prosedur<br />

dasar dalam membangun teori. Selanjutnya akan direview makna-makna yang<br />

dihubungkan dengan kata "teori" dan mengidentifikasi beberapa fungsi, struktur, dan<br />

proses utama yang dihubungkan dengan membangun teori. Aturan-aturan umum<br />

berteori tersebut kemudian akan diterapkan pada perkembangan yang lampau dan<br />

akan datang dalam terori pendidikan<br />

Terdapat kesepakatan umum bahwa sebuah teori adalah seperangkat<br />

pernyataan yang berhubungan menjelaskan sejumlah peristiwa, tetapi hanya seperti<br />

yang diharapkan. Seperti yang dikatakan oleh Logan dan Olmstead:<br />

Setiap orang setuju bahwa suatu teori merupakan; seperangkat pernyataan,<br />

terdapat ketidaksepakatan tentang karakteristik apa saja dari serangkaian<br />

pernyataan yang harus ada agar dapat dikatakan sebagai "teori"<br />

Tampaknya, definisi-definisi teori memiliki satu atau lebih dari tiga dimensi<br />

karakteristik berikut pernyataan yang menyatu, proposisi universal, dan atau<br />

pernyataan yang bersifat pridiktif.<br />

Pada umumnya definisi teori menyatakan keutuhan fenomena dalam<br />

serangkaian peristiwa yang diliputi oleh teori. Kaplan menyatakannya sebagai<br />

berikut;<br />

Suatu teori adalah suatu cara membuat makna dari situasi yang<br />

terganggu sehingga memungkinkan kita secara efektif menghasilkan sejumlah<br />

kebiasaan, dan lebih penting lagi, untuk memodifikasi kebiasaan atau<br />

membuang kebiasaan-kebiasaan tersebut, menggantikannya dengan yang baru<br />

Membangun teori dalam penelitian, A. Muliati A.M 1


sebagai kehendak situasi. Namun, dalam logika yang direkonstruksi teori<br />

akan muncul sebagai alat untuk menginterpretasi, mengkritik dan menyatukan<br />

hukum-hukum yang mapan, memodifikasinya untuk mencocokkan data yang<br />

tidak terantisipasi dalam bentuknya, dan mengarahkan kegiatan menemukan<br />

generalisasi yang baru dan lebih kuat.<br />

Hall dan Lindzey menyatakan bahwa suatu teori merupakan<br />

serangkaian konvensi yang seharusnya mengandung sekelompok asumsi yang<br />

relevan yang berhubungan secara sistematis satu sama lain dan seperangkat<br />

definisi empiris. "O"Connor menyatakan bahwa dalam membangun teori<br />

dari praktek kita … mengacu kepada serangkaian atau sistem aturan-aturan<br />

atau sekumpulan aturan yang mengarahkan atau mengontrol berbagai jenis<br />

perrbuatan.<br />

Snow menyimpulkan konsepnya tentang suatu teori ketika dia mengatakan<br />

bahwa:<br />

Dalam bentuk yang sangat sederhana, suatu teori merupakan suatu bangunan<br />

simbolik yang dirancang untuk membawa fakta-fakta (hukum-hukum) yang<br />

dapat digeneralisasi ke dalam hubungan yang sistematis. Teori meliputi: a)<br />

seperangkat unit (fakta-faktua, konsep-konsep, variabel-variabel) dan b) suatu<br />

sistem hubungan antara unit-unit tersebut.<br />

Berbagai definisi teori tersebut mengarahkan ke kesimpulan sementara bahwa pasti<br />

terdapat perbedaan jenis teori yang diperoleh oleh proses-proses yang<br />

berbeda,. Kita akan menjelaskannya pada bagian berikut tentang strukturstruktur,<br />

fungsi-fungsi dan proses-proses dalam membangun teori.<br />

FAKTOR-FAKTOR STURUKTURAL <strong>TEORI</strong><br />

Kita dapat memperluas pegangan dan pemahaman kita tentang membangun<br />

teori dengan menguji secara singkat sturuktur-struktur penting dan fungsi-fungsi teori.<br />

Gambar 1 suatu gambaran dari sejumlah kejadian yang umum yang secara<br />

normal menampilkan suatu teori;<br />

Membangun teori dalam penelitian, A. Muliati A.M 2


A<br />

B<br />

C<br />

Penjelasan:<br />

A Kejadian dari dimensi yang diketahui<br />

B Kejadian dari dimensi yang diassumsikan<br />

C Kejadian dari dimensi yang tidak diketahui<br />

A menunjukkan semua kejadian yang diketahui yang mungkin diekspresikan sebagai<br />

pernyataan fakta, atau pronsip<br />

B menunjukkan dimensi asumsi yaitu mungkin asumsi atau dalil, rencana atau<br />

C<br />

beberapa cara lain untuk merepleksikan informasi yang bersifat tentatif yang<br />

tidak dapat dicapai puncak dari ketidak pastian yang ditunjukan oleh<br />

fakta/hukum.<br />

menunjukkan kejadian-kejadian yang merupakan bagian dari universal atau<br />

merupakan keseluruhan kejadian yang belum diperoleh penjelasannya secara<br />

penuh.<br />

Jadi tugas/fungsi teori adalah memformulasikan terminologi-terminologi dan<br />

kejadian-kejadian yang akan menerangkan isi dari berbagai muatan teori dan<br />

untuk menunjukkan saling keterkaitannya.<br />

FUNGSI-FUNGSI <strong>TEORI</strong><br />

Terdapat kesepakatan umum antara ilmuan dan filosof ilmu pendidikan bahwa<br />

teori mengandung tiga fungsi yaitu;<br />

1. Fungsi deskripsi<br />

Membangun teori dalam penelitian, A. Muliati A.M 3


2. Fungsi prdiksi<br />

3. Fungsi penjelasan<br />

Fungsi-fungsi tersebut berhubungan dengan teori di mana ilmuan mencoba<br />

memahami, dan memiliki implikasi bagi orang-orang yang menggunakan teori-teori.<br />

Growin memperkenalkan dengan mengatakan:<br />

Tetapi putarlah teori dan jelaskan kepada orang yang menggunakan teori<br />

tersebut. Seperangkat fungsi yang berbeda menjadi penting ketika kita<br />

melihat teoritisi pada pekerjaannya dalam penelitian. Di sini teori membantu<br />

peneliti menganalisis data, membuat kesimpulan ringkas atau sinopsis data,<br />

dan hubungan-hubungan dan menyarankan hal-hal baru untuk dicobakan.<br />

Teori berfungsi di dalam analisis, dalam sinopsis, dalam kekuatan saran atau<br />

spekulasi. Teori berfungsi sebagai sesuatu untuk dipikirkan, membantu<br />

pekerjaan seseorang.<br />

Mungkin fungsi yang paling sederhana dari teori adalah untuk memberikan<br />

sistem untuk mengklasifikasi pengetahuan bidang teoritis. Homans telah menyatakan<br />

fungsi tersebut seperti berikut ini;<br />

Bahkan teori yang paling mudah dipecahkan memiliki penggunaanpenggunaannya<br />

sendiri. Dalam bentuknya yang paling rendah, sebagai suatu<br />

klasifikasi, teori memberikan seperangkat kotak pada meja tulis, lemari arsip, dimana<br />

suatu kenyataan dapat terakumulasi pada saat itu akumulasi membuat sistem yang<br />

lebih ekonomis dengan referensi yang tercampur, dan kemudian lahirlah sebuah teori.<br />

Penyusunan fakta-fakta dan pengamatan-pengamatan ke dalam skema sangat<br />

penting bagi deskripsi bidang apa saja di mana dilakukan kegiatan berteori.<br />

Brodbeck mengatakan bahwa; suatu teori tidak hanya menjelaskan dan<br />

memprediksi, tetapi juga menyatukan fenomena"<br />

Pada tingkat yang lebih tinggi, fungsi-fungsi tersebut ditambahkan yang<br />

memungkinkan bergerak ke arah klasifikasi atau kumpulan fakta-fakta ke aksi ruang<br />

lingkup yang lebih luas seperti yang dipergunakan dalam induksi dan prediksi.<br />

Pengurutan informasi secara sistematis merupakan tugas kegiatan berteori. Dengan<br />

deskripsi, prdiksi dan penjelasan. Membangun teori mencapai tingkatnya yang paling<br />

sistematis ketika teori yang dihasilkan menjadi sistem logico-dedukktif yang penuh,<br />

atau sistem logico-matematik. Tujuan-tujuan tingkat tinggi ini dicapai dengan sangat<br />

Membangun teori dalam penelitian, A. Muliati A.M 4


mudah dalam ilmu-ilmu pengetahuan alam, akan tetapi dalam ilmu-ilmu sosial<br />

komplikasi seperangkat peristiwa yang harus dijelaskan oleh teori-teori dapat<br />

mendorong para teoritisi untuk sementara mengurangi tingkat pencapaian. Sangat<br />

sedikit sistem teoritis yang menggunakan simbol-simbol dan sruktur-struktur<br />

matematika yang telah diciptakan dalam ilmu-ilmu sosial. Akan tetapi model-model<br />

verbal dipergunakan secara luas sebagai cara penyajian fenomena tertentu. Namun,<br />

teori-teori dalam ilmu-ilmu sosial harus memenuhi kriteria dasar untuk berteori dan<br />

ini termasuk pengorganisasian hubungan-hubungan sehingga teori-teori tersebut dapat<br />

dijelaskan dengan baik dan prediksi dapat dibuat untuk peristiwa-peristiwa yang<br />

belum diamati dari hubungan-hubungan yang diketahui.<br />

Kembali ke definisi Kerlinger yang menggambarkan tiga fungsi teori yaitu,<br />

dekripsi, prediksi dan penjelasan. Pertama, definisi memerlukan deskripsi melalui<br />

karakter proposisi yang ditawarkan dan hubungan-hubungan yang digambarkan antara<br />

proposisi dan konstruk-konstruk. Dengan mempelajari dengan apa variabel-variabel<br />

berhubungan dan bagaimana variabel-variabel tersebut berhubungan, peneliti mampu<br />

mengembangkan hubungan-hubungan dapat diprediksi antara variabel-variabel<br />

tertentu. Semua ini menjelaskan seperangkat peristiwa.<br />

Dapat dikatakan bahwa dalam keinginannya untuk menggambarkan,<br />

menjelaskan dan memprediksi, para teoritisi berusaha bekerja di luar urusannya,<br />

karena dia secara konstan mencari hukum-hukum baru dan mencari hubunganhubungan<br />

baru antara hukum yang dinyatakan oleh teori. Biasanya para teoritisi tidak<br />

puas dengan hal tersebut. Kemudian dia mencari hubungan-hubungan baru dan<br />

hukum-hukum baru dalam suatu teori baru. Kaplan menyatakan fungsi heuristik teori<br />

ini ketika dia mengatakan bahwa "apa yang penting adalah bahwa hukum menyebar<br />

ketika hukum-hukum tersebut disatukan dalam sebuah teori' kemajuan yang paling<br />

besar dalam ilmu pengetahuan dibuat oleh membangun teori dari sekedar empirisme<br />

karena fungsi generatif dari teori tersebut.<br />

PROSES <strong>DALAM</strong> <strong>MEMBANGUN</strong> <strong>TEORI</strong><br />

Lebih banyak pengetahuan tentang teori dan proses-prosesnya akan mungkin<br />

dengan menguji tugas-tugas pilihan yang dilakukan oleh para teoritis. Dua hal yang<br />

paling menonjol, pertama adalah urutan kegiatannya amat luas, kedua adalah aturan-<br />

Membangun teori dalam penelitian, A. Muliati A.M 5


aturan bekerja cenderung lebih diperintahkan dengan pilihan kegiatan dari pada<br />

dengan seperangkat aturan yang arbitrer untuk membangun teori.<br />

Homans membuat aturan-aturan berikut bagi pembuat teori, kebanyakan di<br />

antaranya harus berkaitan dengan masalah-masalah komunikasi:<br />

Lihatlah pertama-tama pada yang jelas, serupa dan umum. Dalam suatu ilmu<br />

pengetahuan yang belum terbangun dasarnya, ini merupakan hal-hal yang baik untuk<br />

melakukan studi<br />

Nyatakan sesuatu yang jelas itu dalam keadaaan yang umum, sepenuhnya ilmu<br />

pengetahuan merupakan suatu pemikiran hanya jika hipotesisnya diringkas dalam<br />

bentuk sejumlah fakta yang sederhana.<br />

Katakan tentang hanya satu hal dalam satu waktu yaitu, dalam memilih katakata<br />

atau yang lebih menonjol, konsep-konsep. Lihatlah bahwa hal tersebut tidak<br />

berhubungan dengan beberapa jenis atau tingkatan fakta pada waktu yang sama tetapi<br />

berhubungan dengan satu dan hanya satu hal; sekali anda telah memilih kata-kata<br />

anda, gunakanlah selalu kata-kata yang sama ketika mengacu kepada yang hal yang<br />

sama.<br />

Sederhanakan sedapat mungkin sejumlah hal-hal yang anda sedang bicarakan<br />

"Sesedikit mungkin yang anda dapat; sebanyak yang anda harus lakukan" merupakan<br />

aturan untuk mengatur sejumlah tingkatan fakta yang mana anda terlihat di dalamnya.<br />

Satu kali anda mulai berbicara, jangan berhenti hingga anda selesai. Yaitu,<br />

gambarkan secara sistematis hubungan-hubungan antara fakta-fakta yang ditunjuk<br />

oleh kata-kata anda.<br />

Kenalilah bahwa analisis anda harus bersifat abstarak, karena hanya berkaitan<br />

dengan sejumlah unsur situasi konkret. Mouly mengidentifikasi empat karakteristik<br />

teori yang baik berikut yang memiliki implikasi terhadap kegiatan membangun teori:<br />

1. Suatu sistem teoritis harus memungkinkan deduksi yang dapat diuji secara<br />

empiris yaitu harus memberikan cara untuk interpretasi dan verifikasi<br />

sendiri<br />

2. Teori harus kompatibel/cocok baik dengan pengamatan maupun dengan<br />

teori-teori yang divalidasi sebelumnya<br />

Membangun teori dalam penelitian, A. Muliati A.M 6


3. Teori harus dinyakan dalam istilah yang sederhana; yaitu teori tersebut<br />

dikatakan baik jika menjelaskan pada umumnya dalam bentuk yang sangat<br />

sederhana<br />

4. Teori-teori ilmiah harus berdasarkan pada fakta-fakta dan hubunganhubungan<br />

empiris.<br />

Para teoritisi perlu berpikir dalam bentuk kegiatan yang tepat mereka lakukan<br />

ketika melakukan kegiatan berteori.<br />

1. Kegiatan tersebut adalah merumuskan definisi,<br />

2. Klasifikasi informasi yang berhubungan ke dalam kategori-kategori yang<br />

homogen<br />

3. Pemanfaatan proses induktif dan deduktif<br />

4. Membuat kesimpulan dan prdiksi dan menguji dalan penelitian percobaan<br />

5. Pengembangan model-model<br />

6. Pembentukan sub teori<br />

Definisi Istilah<br />

Deskripsi teori, aturan-aturan yang diletakkan oleh Homans, dan karakteristik<br />

yang digunanakan oleh Mouly, semuanya memberikan pesan yang empatik bahwa<br />

definisi istilah yang cermat merupakan unsur yang sangat penting dalam pekerjaan<br />

para teroritisi. Dua aturan yang tampaknya mengatur kegiatan definisi. Pertama<br />

adalah kejelasan kosa kata untuk menjamin makna yan tepat; yang kedua adalah<br />

konsitensi dalam penggunaan istilah begitu istilah-istilah tersebut telah didefinisikan.<br />

Istilah atau konstruk dari bidang kegiatan ilmiah apa saja merupakan bidang studi dari<br />

bidang tersebut. Istilah-istilah tersebut merupakan alat berpikir dan berkomunikasi.<br />

Istilah-istilah yang sering pergunakan oleh para teoritis adalah istilah-istilah<br />

umum, konsep-konsep dasar, dan istilah-istilah teoritis. Untuk kepentingan<br />

membangun definisi, para teoritisi terutama harus berhubungan dengan istilah-istilah<br />

dasar dan teroritis, Istilah dasar dibatasi secara aksiomatis sementara istilah teoritis<br />

harus dibatasi secara operasional<br />

Brodbeck membedakan antara definisi nominal dan operasional. Definisi<br />

nominal memberikan atribut yang dihubungkan dengan istilah atau konsep. Dalam<br />

hal ini sebuah istilah dijelaskan dengan mendaftarkan batas-batas interpretasi.<br />

Membangun teori dalam penelitian, A. Muliati A.M 7


Sebaliknya definisi opersional lebih sulit dalam hal kondisi di mana suatu konsep<br />

dipergunakan mrupakan bagian dari definisi. Definisi operasional mengasumsikan<br />

kondisi "jika maka", yang berarti bahwa jika kondisi tertentu muncul atau ada, maka<br />

pernyataan di mana istilah tersebut dipergunakan benar adanya. Atau sebuah istilah<br />

diperkenalkan jika kondisi yang dideskripsikan muncul atau ada, Jika sebuah istilah<br />

merupakan istilah teoritis, maka konsep biasanya dinamakan konstruk operasional.<br />

Tampaknya terdapat semacam kesepakatan umum bahwa definisi istilah teknis<br />

merupakan kegiatan yang sangat penting bagi para teoritisi. Terhadap persoalan<br />

tersebut ada dua alasan utama. Pemilihan dan definisi istilah-istilah atau konsepkonsep<br />

membantu dalam mendefinisikan batasan-batasan bidang studi bagi pekerjaan<br />

para teoritisi, dan penggunaan yang konsisten terhadap istilah-istilah dibatasi<br />

memudahkan penjelasan dan prediksi.<br />

Klasifikasi<br />

Klasifikasi merupakan kegiatan lain dari membangun teori. Homans<br />

mengajukan klasifikasi sebagai bentuk teori yang paling rendah, akan tetapi dia<br />

menjelakskan kemungkinan sistem klasifikasi menjadi atau menghasilkan sebuah<br />

teori baru. Namun klasifikasi tidak harus selalu dipikirkan sebagai kegiatan kotak<br />

dalam meja yang sederhana. Hall dan Lindzey menyarankan bahwa salah satu<br />

fungsi teori adalah untuk memasukkan temuan-temuan yang tidak diketahui ke dalam<br />

kerangka yang konsisten dan masuk akal.. Dalam pandangan seperti ini, klasifikasi<br />

sebagai suatu kegiatan membangun teori menjadi alat untuk mengorganisis dan<br />

mengintegrasikan apa yang diketahui tentang bidang tersebut di mana kegiatan<br />

berteori sedang dilaksanakan. Melalui klasifikasi, memungkinkan seorang yang<br />

melakukan klasifikasi menjadi sadar akan kehampaan dalam pengetahuan yang perlu<br />

untuk memberikan makna terhadap serangkaian kegiatan atau peristiwa. Merupakan<br />

fungsi penelitian untuk mengisi kesenjangan tersebut. Pengamatan terhadap<br />

hubungan-hubungan antara unsur-unsur yang diklasifikasi dapat dimasukkan sebagai<br />

bagian dari kegiatan klasifikasi.<br />

Kadang-kadang skema klasifikasi yang dikembangkan, atau taksonomi,<br />

sebenarnya dinamakan teori. Penunjukkan seperti itu sering membingungkan karena<br />

skema klasifikasi tidak memenuhi semua peryaratan sebuah teori. Klasifikasi sebagai<br />

Membangun teori dalam penelitian, A. Muliati A.M 8


kegiatan berteori membantu mengelompokkan fakta-fakta dan generalisasigeneralisasi<br />

ke dalam kelompok yang homogen, tetapi tidak menjelaskan hubungan<br />

antara kelompok atau hubungan antara fakta-fakta dan generalisasi-generalisasi dalam<br />

setiap kelompok tunggal. Dalam suatu sudut pandang, pengembangan skema<br />

klasifikasi merupakan kegiatan terminal, Sebaliknya, sebuah teori memaksa<br />

hubungan-hubungan dan kondisi baru untuk pemahaman. Namun, pengembangan<br />

skema klasifikasi merupakan kegiatan berteori, walaupun mungkin dilakukan pada<br />

tahap-tahap awal pengembangan teori.<br />

Induksi dan Deduksi<br />

Induksi dan deduksi merupakan dua proses dasar untuk menyimpulkan<br />

pernyataan teori di bawah definisi istilah-istilah dan susunan skema klasifikasi.<br />

Induksi merupakan proses di mana suatu generalisasi yang lebih luas berasal dari<br />

seperangkat fakta dari ruang lingkup yang lebih terbatas. Argumen induktif<br />

memungkinkan para pembuat teori untuk memperluas urutan pengetahuannya.<br />

Deduksi merupakan proses di mana sebuah kesimpulan diperoleh yaitu secara<br />

keseluruhan bersifat konklusif atau tidak konklusif. Kesimpulan diperketat oleh<br />

premis. Argumen deduktif membuat eksplisit konten premis argumen.<br />

Dari definisi teori yang diberikan pada awal bab ini, dapat dilihat bahwa<br />

perbedaan jenis teori dihasilkan oleh proses induktif dan deduktif. Proses induktif<br />

cenderung menghasilkan jenis-jenis teori yang normatif dan prespektif, sementara,<br />

proses deduktif cederung menghasilkan jenis teori logico-deduktif. Kedua proses<br />

tersebut (deduktif dan induktif) diperlukan secara implisit dan langsung oleh definisi<br />

teori dan proses pembangunan teori yang dibahas sejauh ini, akan tetapi induksi dan<br />

deduksi menjadi kritis ketika seseorang berpikir tentang kesimpulan, prdiksi dan<br />

penelitian sebagai proses teori.<br />

Kesimpulan, Prediksi, Penelitian<br />

Suatu kegiatan membangun teori yang kompleks dapat dimasukkan di bawah<br />

proses kesimpulan. Pada umumnya, kegiatan menyimpulkan memiliki makna<br />

terhadap yang diketahui dan yang diamati. Lebih khusus, kegitan-kegiatan tersebut<br />

Membangun teori dalam penelitian, A. Muliati A.M 9


termasuk membuat asumsi, merumuskan hipotesis, mencapai generalisasi dari<br />

pengamtan-pengamatan dan mendeduksi dari pengamatan dan generalisasi.<br />

Seorang teoritisi dipaksa untuk membuat asumsi karena dengan definisi teori,<br />

dia diperhadapkan dengan masalah untuk menjelaskan karakter dan hubungan antara<br />

peritiwa-peristiwa baik yang diketahui maupun yang tidak diketahui.<br />

Penggunaan hipotesis dalam membangun terori harus sejelas seperti dalam<br />

penelitian. Hipotesis merupakan anggapan yang dapat diuji tentang hubungan antara<br />

fenomena yang didefinisikan, hipotesisi merupakan alat yang sederhana untuk<br />

menverifikasi asumsi yang dinyatakan sehingga mencapai kesimpulan. Dari<br />

penggunaan hipotesis yang berulang-ulang, pembuat teori dapat menformulasikan<br />

postulat, teorema, atau hukum-hukum yang mengatur hubungan unsur-unsur teori.<br />

Induksi dan deduksi merupakan proses utama dalam membangun teori.<br />

Seorang beoritisi mengamati peristiwa-peristiwa dan kemudian menggeneralisasikan<br />

dari hasil-hail yang berhubungan dan sama. Beberapa generalisasi dicapai dengan<br />

menyimpulkan keterterimaan premis-premis yang dianggap benar. Namun,<br />

generalisasi ilmiah diinduksi dari pembuktian yang mendukung. Deduksi<br />

menghasilkan generalisasi, atau kesimpulan yang sempurna benar sepanjang<br />

pembuktian mengarahkan kepada suatu kesimpulan yang valid. Seorang teoritisi<br />

menyimpulkan serangkaian generalisasi hukum atau teorema di mana dia sangat yakin<br />

benar.<br />

Terdapat hubungan timbal balik antara penelitian dan pembuatan teori.<br />

Seorang pembuat teori harus melaksanakan penelitian dan hasil penelitian<br />

memberikan kontribusi kepada pengembangan teori. Khusus dalam tahap awal<br />

pengembangan. Sebuah teori terdiri atas pernyataan-pernyataan yang bersifat<br />

asumsitif dan tentatif sebagai bagian dari penjelasan seperangkat peristiwa. Teori<br />

juga terdiri atas pernyataan-pernyataan yang meliputi peristiwa-peristiwa atau<br />

kondisi-kondisi yang berada dalam kategori yang tidak diketahui. Prosedur penelitian<br />

dipergunakan untuk merubah generalisasi yang lebih tentatif menjadi status hukum.<br />

Interaksi fenomena antara teori dan penelitian adalah apa yang menghasilkan program<br />

penelitian yang paling sistematis dimana kemudian menghasilkan teori-teori yang<br />

lebih valid.<br />

Membangun teori dalam penelitian, A. Muliati A.M 10


Kesimpulan, prediksi, dan penelitian merupakan kegiatan yang benar-benar<br />

membedakan pekerjaan para teoritisi. Kegiatan-kegiatan tersebut menghasilkan<br />

hukum-hukm dan mengidentifikasi hubungan antara hukum-hukum. Yang<br />

terkandung dalam proses ini adalah perubahan dari dugaan, atau asumsi, ke<br />

generalisasi berdasarkan beberapa pembuktian (postulat), ke deduksi dari postulat<br />

yang menyatakan hukum-hukum yang memperbaiki penjelasan seperangkat peristiwa.<br />

Bangunan Model<br />

Bangunan model merupakan proses yang sering dipergunakan dalam<br />

berteori. Model merupakan analogi. Bangunan suatu model merupakan suatu cara<br />

menyajikan fenomena yang diberikan dan hubungan-hubungannya, tetapi itu<br />

bukanlah fenomena. Secara fungsional model dipergunakan untuk menyajikan<br />

peristiwa-peristiwa dan interaksi peristiwa dalam cara yang tersusun rapi dan<br />

ilustratif. Jika dipergunakan sperti itu, maka model membantu menjelaskan faktafakta<br />

atau peristiwa-peristiwa yang menimbulkan tanda tanya. Oleh karena itu, model<br />

merupakan alat di dalam membangun teori.<br />

Tujuan dasar untuk mengembangkan model dinyatakan oleh Rivett ketika dia<br />

mendefinisikan model sebagai ….seperangkat hubungan logika, apakah kualitatif<br />

maupun kuantitatif, yang akan menghubungkan secara bersama-sama karakteristik<br />

realitas yang relevan dengan yang kita perhatikan. Model merupakan alat untuk<br />

membantu para teoritisi mengidentifikasi peristiwa-peristiwa dan menunjukkan<br />

hubungan-hubungan antara mereka. Kaplan lebih spesifik ketika dia membedakan<br />

pandangan-pandangan yang berbeda berikut di mana istilah "model" dipergunakan:<br />

1. Teori apa saja yang diformulasikan secara lebih ketat daripada karakteristik<br />

kesusasteraan, akademik, atau gaya kognitif, satu disajikan dengan tingkat<br />

ketepatan matematika dan kekakuan logis<br />

2. Model semantik, yang menyajikan analog konseptual kepada sejumlah bidang<br />

studi<br />

3. Model fisik, analog sistem non linguistik dengan sesuatu yang sedang dipelajari<br />

4. Model formal, suatu model teori yang menyajikan struktur murni simbol-simbol<br />

yang tidak diinterpretasi<br />

5. Model interpretif, yang memberikan interpretasi untukteori formal<br />

Membangun teori dalam penelitian, A. Muliati A.M 11


Brodbeck menjelaskan dua penggunaan istilah yang utama. Sebaliknya, dia<br />

mengatkan bahwa model dipergunakan untuk teori yang spekulatif dan dapat<br />

dihitung. Sebaliknya, seperangkat hukum untuk satu teori dapat dipergunakan<br />

sebagai model untuk yang lain ketika dua buah hukum memiliki bnetuk yang<br />

sama. Penjelasan yang baik diberikan oleh O'Connor ketika dia menulis.<br />

Model dalam ilmu pengetahuan bertindak sebagai metafor dalam bahasa,<br />

model-model tersebut menerangi kita dengan menyarankan argumentasiargumentasi<br />

dengan analogi dari sesuatu yang mirip diketahui sejauh tidak<br />

diperhatikan. Model-model dapat bertindak sebagai alat bagi jenis-jenis<br />

penjelasan yang dibahas di bawah<br />

Pembentukan Sub-Teori<br />

Salah satu hal yang menandai teori yang matang dan komprehensif adalah<br />

pengembangan sub-sub teori. Sub-sub teori cendrung memperluas cakupan sebuah<br />

teori juga meningkatkan penjelasan seluruh peristiwa-peristiwa yang dilibatkan.<br />

RINGKASAN<br />

Secara umum teori diartikan sebagai suatu kumpulan pernyataan yang<br />

menerangkan berbagai kejadian. Adanya perbedaan dalam mendefinisikan teori<br />

tergantung pada sifat pernyataan tersebut dan jenis kejadian yang berkaitan dengan<br />

teori tersebut.<br />

Fungsi utama dari teori adalah deskripsi dan prediksi dan<br />

menerangkan/keterangan. Suatu teori merupakan sekumpulan dari sekolompok<br />

pernyataan. Pentingnya pernyataan ini, adalah terminologi yang mendefinisikan<br />

tentang isi dari teori. Selain terminologi yang umum digunakan yang memiliki, arti<br />

yang dapat diterima, terdapt terminologi-terminologi yang merupakan dasar dari<br />

kumpulan kejadian yang diterapkan dan teori-teori yang penting secara teoritis.<br />

Pernyataan dari suatu teori di mana terminologi yang digunakan didalamnya mungkin<br />

diekspresikan dalam bentuk pernyataan dari fakta, defenisi, usulan, dalil, hipotesa,<br />

deduksi, asumsi, generalisasi, hukum, aksioma atau rumusan/dalil.<br />

Membangun teori dalam penelitian, A. Muliati A.M 12


Proses mentiorikan dapat ditujukan lebih lanjut dengan mengidentifikasi<br />

beberapa tugas bagi orang berkaitan dalam menyusun teori. Dalam semua pekerjaanpekerjaan<br />

dan bersifat ilmiah definisi secara hati-hati dari terminolog dan konstruksi<br />

secara teknik adalah salah satu tugas penting, selain itu klassifikasi dari informasi<br />

yang telah diketahui atau yang diasumsikan, mungkin tugas yang paling krusial dan<br />

unik dalam menteorikan adalah membuat dan menguji kesimpulan dan prediksi. Dua<br />

kegiatan selebihnya adalah mengembangkan masalah dan sub teori.<br />

Tugas dari para ahli teori adalah menyebarkan ruang lingkup dan<br />

intensitasnya, sedikitnya orang akan melakukan pada semua tingkatan yang<br />

memungkinkan yang tidak punya inisiatif, boleh memulai dengan beberapa tugas<br />

yang terbatas, tetapi dapat diprediksi bahwa pekerjaannya akan berkembang pada<br />

setiap kesempatan berikutnya.<br />

Akhirnya terdapat 3 (tiga) aturan utama dimana setiap orang yang<br />

menginginkan menggunakan teori bulding;<br />

1. Penggunaan bidang terminologi teknik, dalam hal ini terdapat 2 demensi yaitu;<br />

- Menjelaskan pemakaian kata untuk mendapatkan pengertian yang tepat<br />

- Menggunakan terminologi tersebut secara konsisten terhadap seluruh kerja<br />

teori<br />

Teori apa saja diharuskan untuk secara hati-hati mendefinisikan untuk secara hatihati<br />

mendefinisikan dasar-dasarnya dan terminologi teoritisnya dan konsisten<br />

menggunakannya dan dalan hal ini mekanisme utama memberi jalan dia langsung<br />

memakai prosedur dan disiplin dalam mengkomunikasikan pekerjaannya terhadap<br />

orang lain.<br />

2. Aturan kedua adalah mengidentifikasi unsur yang prinsipil, misalnya;<br />

subjek/materi dan proses yang penting terhadap teori. Untuk itu perlu mengatur<br />

beberapa aturan logika dari ilmu pengetahuan konsep kunci, asumsi dan dalil-dalil<br />

yang berhubungan dengan kejadian-kejadian yang sedang dipelajari. Ketika<br />

seorang ahli teori mengikuti aturan ini dia bekerja dibawah batasan-batasan<br />

definisi didalam keseluruhan bidang yang dikuasainya.<br />

3. Aturan ketiga menguraikan dan menerangkan keterkaitan diantara bagian-bagian<br />

yang bervariasi dari pernyataan tersebut, kebanyakan teori bersifat kompleks.<br />

Bagian-bagian teori yang bervariasi tersebut boleh saja memiliki arti sendiri-<br />

Membangun teori dalam penelitian, A. Muliati A.M 13


sendiri atau nyata tetapi arti dari kenyataan tersebut dikembangkan sebagai bagian<br />

yang berkaitan secara keseluruhan. Logika dan penelitian adalah mekanisme<br />

utama untuk mengimplementasikan aturan tersebut.<br />

Artikel ini di Unduh dari Website <strong>LPMP</strong> SUL-SEL<br />

Membangun teori dalam penelitian, A. Muliati A.M 14

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!