06.02.2015 Views

iklim organisasi, stres kerja, dan kepuasan kerja pada - Universitas ...

iklim organisasi, stres kerja, dan kepuasan kerja pada - Universitas ...

iklim organisasi, stres kerja, dan kepuasan kerja pada - Universitas ...

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

yang berasal dari etnis Batak lebih tinggi<br />

dibandingkan perawat yang berasal dari<br />

etnis Non-Batak, (3) <strong>kepuasan</strong> <strong>kerja</strong><br />

perawat yang sudah menikah lebih rendah<br />

jika dibandingkan dengan perawat yang<br />

masih melajang, (4) <strong>kepuasan</strong> <strong>kerja</strong> perawat<br />

yang memiliki latar belakang<br />

pendidikan S1 ternyata lebih tinggi jika<br />

dibandingkan dengan perawat yang hanya<br />

memiliki pendidikan D3, <strong>dan</strong> (5) <strong>kepuasan</strong><br />

<strong>kerja</strong> perawat yang memiliki masa<br />

<strong>kerja</strong> 1-5 tahun lebih rendah bila dibandingkan<br />

dengan perawat yang telah memiliki<br />

masa <strong>kerja</strong> 21-25 tahun. Di sisi lain<br />

perbandingan antara rerata hipotetik <strong>dan</strong><br />

rerata empirik, diperoleh hasil bahwa<br />

secara keseluruhan <strong>kepuasan</strong> <strong>kerja</strong><br />

perawat tergolong rendah (33.48 < 87.5).<br />

Hasil penelitian ini menunjukkan<br />

bahwa terdapat kontribusi yang signifikan<br />

variabel <strong>iklim</strong> <strong>organisasi</strong> terhadap <strong>kepuasan</strong><br />

<strong>kerja</strong>. Hal ini sesuai dengan pendapat<br />

Robbins (1998) yang mengatakan<br />

bahwa salah satu faktor yang menentukan<br />

<strong>kepuasan</strong> <strong>kerja</strong> adalah kondisi <strong>kerja</strong> yang<br />

mendukung. Penelitian yang dilakukan<br />

oleh Moody (1996) <strong>dan</strong> Graito (1991)<br />

menguatkan hasil penelitian ini yang<br />

mengatakan bahwa ada hubungan yang<br />

positif antara <strong>kepuasan</strong> <strong>kerja</strong> dengan<br />

<strong>iklim</strong> <strong>organisasi</strong>, dimana baik individu<br />

mempersepsikan kondisi <strong>iklim</strong> <strong>organisasi</strong><br />

tempatnya be<strong>kerja</strong> maka akan semakin<br />

tinggi <strong>kepuasan</strong> <strong>kerja</strong> yang dirasakan oleh<br />

individu yang bersangkutan.<br />

Berdasarkan perhitungan yang lain,<br />

diketahui pula bahwa terdapat kontribusi<br />

yang signifikan variabel <strong>stres</strong> <strong>kerja</strong><br />

terhadap <strong>kepuasan</strong> <strong>kerja</strong>. Hal ini senada<br />

dengan pendapat Robbins (1998) yang<br />

mengemukakan bahwa <strong>stres</strong> <strong>kerja</strong> yang<br />

berkaitan dengan pe<strong>kerja</strong>an dapat menimbulkan<br />

ketidakpuasan. Hasil penelitian<br />

Wong dkk, (2001) meneguhkan hal di<br />

atas yang menyatakan bahwa ada hubungan<br />

negatif antara <strong>stres</strong> <strong>dan</strong> <strong>kepuasan</strong><br />

<strong>kerja</strong>, yaitu semakin tinggi tingkat <strong>stres</strong><br />

<strong>kerja</strong> karyawan maka semakin rendah<br />

tingkat <strong>kepuasan</strong> <strong>kerja</strong>nya.<br />

Sementara berdasarkan hasil perhitungan<br />

lainnya, diketahui bahwa terdapat<br />

kontribusi yang signifikan dari variabel<br />

<strong>iklim</strong> <strong>organisasi</strong> <strong>dan</strong> <strong>stres</strong> <strong>kerja</strong> secara<br />

bersama-sama terhadap <strong>kepuasan</strong> <strong>kerja</strong>.<br />

Hal ini dapat terjadi karena kondisi <strong>iklim</strong><br />

<strong>organisasi</strong> yang dipersepsikan oleh para<br />

perawat cukup baik sehingga tidak membuat<br />

para perawat mengalami masalah<br />

besar akibat dampak yang ditimbulkan<br />

dari <strong>stres</strong> <strong>kerja</strong> itu sendiri.<br />

Hasil penelitian ini juga menemukan<br />

bahwa terdapat perbedaan <strong>kepuasan</strong><br />

<strong>kerja</strong> perawat dilihat dari bangsal tempatnya<br />

be<strong>kerja</strong>. Perawat yang be<strong>kerja</strong> di<br />

bangsal VIP <strong>kepuasan</strong> <strong>kerja</strong>nya lebih<br />

tinggi dibandingkan perawat yang be<strong>kerja</strong><br />

di bangsal ICU. Hal tersebut disebabkan<br />

karena di bangsal VIP, biasanya perawat<br />

merawat pasien dengan kondisi yang<br />

sudah lebih baik. Namun, tidak demikian<br />

halnya yang dialami oleh para perawat<br />

yang menghuni bangsal ICU. Para pasien<br />

dalam bangsal ini, biasanya berada dalam<br />

kondisi yang kritis, dengan segala<br />

kemungkinan buruk yang dapat terjadi<br />

sewaktu-waktu.<br />

Hasil lainnya diperoleh data bahwa<br />

terdapat perbedaan <strong>kepuasan</strong> <strong>kerja</strong> perawat<br />

berdasarkan etnis atau suku bangsa.<br />

Perawat yang berasal dari etnis Batak<br />

<strong>kepuasan</strong> <strong>kerja</strong>nya lebih tinggi dibandingkan<br />

perawat yang berasal dari etnis non-<br />

Batak. Hal ini dapat disebabkan karena<br />

begitu dominannya budaya Batak di<br />

tempat tersebut sehingga bagi etnis non-<br />

Batak hal ini seperti “mengancam” eksistensi<br />

mereka.<br />

Berdasarkan status perkawinan diperoleh<br />

keterangan bahwa perawat yang<br />

sudah menikah <strong>kepuasan</strong> <strong>kerja</strong>nya lebih<br />

rendah dari<strong>pada</strong> perawat yang masih<br />

lajang. Hal ini sangat dimungkinkan<br />

karena individu yang sudah menikah<br />

bahkan yang sudah memiliki anak mempunyai<br />

kebutuhan hidup yang lebih<br />

banyak dibandingkan individu yang<br />

masih melajang. Pada penelitian juga<br />

diketahui bahwa terdapat perbedaan ke-<br />

110<br />

Jurnal Psikologi Volume 2, No. 2, Juni 2009

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!