10.02.2015 Views

10 Penghargaan yang diterima Pemerintah Kota Bandung, SWARA ...

10 Penghargaan yang diterima Pemerintah Kota Bandung, SWARA ...

10 Penghargaan yang diterima Pemerintah Kota Bandung, SWARA ...

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

B A N D U N G B E R M A R T A B A T<br />

EDISI 4 / 2009<br />

<strong>10</strong> PENGHARGAAN<br />

PEMKOT BANDUNG<br />

<strong>Kota</strong> Langit Biru<br />

Adipura 2009 Best Effort<br />

Terbaik II Metropolitan Besar<br />

Mapicab Terbaik Pramuka<br />

Pena Mas Laskar Pelangi<br />

<strong>Penghargaan</strong> Peduli Lansia<br />

<strong>Bandung</strong> Ke-II Pemungutan PBB<br />

Juara I Website <strong>Pemerintah</strong><br />

<strong>Penghargaan</strong> Peduli Anjal<br />

Piagam Riset dan Iptek


EDISI 4 / 2009<br />

DAFTAR ISI<br />

25<br />

30<br />

DARI REDAKSI 3<br />

BAH ADUNG 4<br />

ALBUM KOTA 28<br />

<strong>SWARA</strong> WARGA 50<br />

LAPORAN UTAMA<br />

<strong>Kota</strong> Langit Biru 5<br />

Adipura 2009 Best Effort 6<br />

Terbaik II Metropolitan Besar 7<br />

Mapicab Terbaik Pramuka 8<br />

Pena Mas Laskar Pelangi 9<br />

<strong>Penghargaan</strong> Peduli Lansia <strong>10</strong><br />

<strong>Bandung</strong> Ke-II Pemungutan PBB 11<br />

Juara I Website <strong>Pemerintah</strong> 12<br />

<strong>Penghargaan</strong> Peduli Anjal 13<br />

Piagam Riset dan Iptek 12<br />

28<br />

LINTAS KOTA<br />

<strong>Bandung</strong> Berawal dari Surat Usul Daendels 15<br />

Percontohan Penanganan Penyandang Cacat 23<br />

Bulan Dana PMI <strong>Kota</strong> <strong>Bandung</strong> 26<br />

TP PKK Elemen Pemberdayaan Keluarga 28<br />

<strong>Kota</strong> <strong>Bandung</strong> Masih Butuh 200.000 Rumah 30<br />

Kerajinan Khas <strong>Bandung</strong> 32<br />

Kampung Pengrajin Boneka Kain 34<br />

Wali <strong>Kota</strong> Buka Rakerda MUI <strong>Kota</strong> <strong>Bandung</strong> 36<br />

PARLEMENTARIA<br />

Data Anggota DPRD <strong>Kota</strong> <strong>Bandung</strong> 22


EDISI 4 / 2009<br />

DARI REDAKSI<br />

<strong>SWARA</strong><br />

BINA KOTA<br />

PELINDUNG :<br />

Walikota <strong>Bandung</strong><br />

Wakil Walikota <strong>Bandung</strong><br />

Ketua DPRD <strong>Kota</strong> <strong>Bandung</strong><br />

Sekda <strong>Kota</strong> <strong>Bandung</strong><br />

PEMIMPIN REDAKSI/<br />

PENANGGUNG JAWAB:<br />

Drg. Bulgan Alamin<br />

REDAKTUR UTAMA :<br />

Drs. H. Dicky Kuswara<br />

WAKIL REDAKTUR UTAMA :<br />

Subardi<br />

REDAKTUR SENIOR :<br />

Drs. Yuyus Suhaya R., M.M.<br />

Aos Wijaya Bintang, S.E., M.Si.<br />

Adriani Heriati, SH.<br />

Hj. Eulis Karmani, SE<br />

REDAKTUR :<br />

Drs. Yuyun Yunizir<br />

Drs. Maman Suparman<br />

Ariesta Ds.<br />

REDAKTUR BAHASA:<br />

Dra. Peni Setiati<br />

STAF REDAKSI :<br />

Drs. Edi Ubaidillah<br />

Endjang Tajiri<br />

Yuyun Yuhaemi, S.T.<br />

FOTOGRAFER :<br />

Meiwan Kartiwa, S.Sos.<br />

Koestara Koeswara<br />

TATA LETAK :<br />

Hana Ganrina SS.<br />

NurRizky Gunawan<br />

DOKUMENTASI & RISET :<br />

Karto .<br />

Furqon Hanafi, S.Si.<br />

DESAIN VISUAL :<br />

Tohir Latief<br />

Wein Sepridjal<br />

Okta Porforiko<br />

SIRKULASI :<br />

Abdul Malik<br />

Hidayat Syarif<br />

Dedi<br />

PENERBIT :<br />

Badan Komunikasi dan Informatika<br />

(Bakominfo) <strong>Kota</strong> <strong>Bandung</strong><br />

AlAMAT REDAKSI :<br />

Jalan Wastukancana No. 2<br />

Telp. (022) 4234892<br />

E-MAIL :<br />

disinkom@bandung.go.id.<br />

4 Bulan <strong>10</strong> <strong>Penghargaan</strong><br />

DALAM empat bulan terakhir, Mei, Juni, Juli hingga Agustus 2009,<br />

Pemkot <strong>Bandung</strong> berhasil meraih <strong>10</strong> piagam penghargaan secara<br />

berturut-turut dari berbagai pihak. <strong>Penghargaan</strong> diberikan karena<br />

prestasi Pemkot <strong>Bandung</strong> di berbagai bidang ini sungguh mendapat<br />

pujian dan apresiasi dari pihak luar <strong>yang</strong> menilai kota ini layak untuk<br />

diberikan penghargaan atas prestasinya.<br />

Kesepuluh penghargaan tersebut masing-masing untuk lingkungan<br />

hidup meraih Adipura (Best Effort) <strong>Kota</strong> Metropolitan, bidang sosial<br />

penghargaan Peduli Lansia, ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek)<br />

mendapat penghargaan “Pengelola Website <strong>Pemerintah</strong>an” terbaik,<br />

penghargaan riset ilmu pengetahuan dan teknologi dari Menristek,<br />

penghargaan “<strong>Kota</strong> Langit Biru”, penghargaan Adiupaya Puritama dari<br />

Menteri Perumahan Rakyat, di bidang pendidikan <strong>Penghargaan</strong> Pena<br />

Mas Laskar Pelangi, penghargaan pengumpul pajak bumi dan bangunan<br />

(PBB) terbaik ke-2, pembina dan pemerhati anak-anak jalanan<br />

(anjal), dan ke-<strong>10</strong> penghargaan dari Gerakan Pramuka <strong>yang</strong> menilai<br />

Wali <strong>Kota</strong> <strong>Bandung</strong> sebagai Majelis Pembina Cabang Gerakan Pramuka<br />

terbaik.<br />

Tentu saja penghargaan ini selain harus disyukuri, juga harus direnungi.<br />

Disyukuri, karena penghargaan ini adalah sebuah prestasi <strong>yang</strong><br />

membanggakan. Prestasi hasil kompetisi <strong>yang</strong> tentu saja tidak semua<br />

orang atau lembaga bisa meraihnya. Maka ketika <strong>Kota</strong> <strong>Bandung</strong> meraihnya,<br />

ini adalah sesuatu <strong>yang</strong> membanggakan.<br />

Namun seperti <strong>yang</strong> sering dikatakan Wali <strong>Kota</strong> <strong>Bandung</strong> Dada Rosada,<br />

kemenangan ini bukan karena buah karyanya sendiri melainkan<br />

juga dukungan berbagai pihak, termasuk seluruh lapisan warga <strong>Bandung</strong><br />

dan stakeholder. Untuk itu, wali kota kerap meminta warga <strong>Kota</strong><br />

<strong>Bandung</strong> untuk terus mendukung berbagai programnya karena semua<br />

untuk kepentingan masyarakat.<br />

Benar apa <strong>yang</strong> dikatakan Wali <strong>Kota</strong> <strong>Bandung</strong>, tanpa dukungan warga<br />

mustahil kiranya apa <strong>yang</strong> dilakukan Pemkot <strong>Bandung</strong> akan berjalan<br />

baik. Namun tentu saja harus diakui, di kota besar ini masih<br />

banyak oknum-oknum warga <strong>yang</strong> tidak peduli atau bahkan tidak<br />

bertanggung jawab. Tidak peduli dengan kenyamanan, tak peduli dengan<br />

keamanan, tak peduli dengan kebersihan.<br />

Buktinya, dalam Peraturan Daerah (Perda) tentang K-3, trotoar atau<br />

kaki lima dilarang dijadikan tempat berdagang, kenyataannya hingga<br />

kini mereka para pedagang kali lima (PKL) masih membandel. Juga<br />

soal lingkungan hidup, buang sampah seenaknya, menebang pohon<br />

seenaknya, masih kerap dilakukan segelintir orang.<br />

Oleh karenanya, dengan beruntunnya mendapat piagam penghargaan,<br />

lantas tidak harus membuat kita semua lengah. Pemkot <strong>Bandung</strong><br />

dan jajarannya harus lebih terus melakukan berbagai upaya untuk<br />

menyelesaikan semua program-program pembangunannya. Ingat,<br />

bukan untuk meraih penghargaan melainkan semata-mata untuk kepentingan<br />

umum. Nantinya ada atau tidak ada piagam penghargaan<br />

tentu soal lain, biarlah mereka <strong>yang</strong> menilai.**<br />

3


EDISI 4 / 2009<br />

BAH ADUNG<br />

4


EDISI 4 / 2009<br />

LAPORAN UTAMA<br />

KOTA LANGIT BIRU<br />

KOTA <strong>Bandung</strong>, <strong>Kota</strong> Jakarta Barat, <strong>Kota</strong><br />

Jakarta Utara, <strong>Kota</strong> Tanggerang dan <strong>Kota</strong> Yogyakarta,<br />

menerima penghargaan “<strong>Kota</strong> Langit<br />

Biru” dari Meneg Lingkungan Hidup RI, Rachmat<br />

Witoelar. <strong>Penghargaan</strong> dalam bentuk piagam disertai<br />

hadiah kendaraan ramah lingkungan (sepeda<br />

tenaga listrik), diserahkan pelaksana tugas<br />

(Plt) Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian,<br />

Menteri Keuangan Srimulyani Indrawati mewakili<br />

Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono, di Ruang<br />

Semeru Jakarta Internasional Expo-Kemayoran,<br />

Jumat (24/7).<br />

<strong>Penghargaan</strong> ini diberikan karena upaya peningkatan<br />

kualitas udara <strong>yang</strong> dilakukan Pmekot<br />

<strong>Bandung</strong> telah berhasil. Bahkan kata Wali <strong>Kota</strong><br />

<strong>Bandung</strong> H. Dada Rosada, di antara program untuk<br />

membersihkan udara <strong>Bandung</strong> yakni dengan<br />

melakukan rintisan uji emisi gas buang<br />

kendaraan bermotor, melakukan penghijauan<br />

dengan penanaman pohon.<br />

Untuk penguatan upaya program ”Udara Bersih<br />

Langit Biru”, Dada menuturkan keinginannya,<br />

wajib uji emisi gas buang kendaraan bermotor<br />

menjadi persyaratan penpanjangan STNK sece -<br />

pat nya diwujudkan. Namun untuk payung hu -<br />

kumnya dibutuhkan bantuan <strong>Pemerintah</strong> Pusat<br />

menerbitkan peraturan pemerintah (PP) untuk<br />

dasar pembuatan peraturan daerah (Perda).<br />

Aksi nyata lain <strong>yang</strong> juga pernah dilakukan,<br />

Pemkot <strong>Bandung</strong> kerja sama dengan asosiasi<br />

bengkel kendaraan bermotor Indonesia (Asbekindo)<br />

telah menetapkan 33 bengkel sebagai pelaksana<br />

uji emisi gas buang kendaraan. “Bengkel<br />

pelaksana uji emisi ini akan kita tambah terus<br />

tapi juga terbatas, dihitung disesuaikan dengan<br />

ratio jumlah kendaraan <strong>yang</strong> ada. Kita hitung berapa<br />

banyak <strong>yang</strong> kita butuhkan,” kata wali kota.**<br />

5


EDISI 4 / 2009<br />

LAPORAN UTAMA<br />

ADIPURA 2009 BEST EFFORT<br />

PEMERINTAH <strong>Kota</strong> (Pemkot) <strong>Bandung</strong> meraih<br />

piagam penghargaan Adipura 2009 Best Effort<br />

untuk kategori metropolitan dan SMP Negeri 7<br />

<strong>Bandung</strong> meraih anugerah Adiwiyata sebagai<br />

sekolah peduli dan berbudaya lingkungan hidup<br />

3 tahun berturut-turut. Penghargaaan Adipura<br />

<strong>diterima</strong> Wali <strong>Kota</strong> <strong>Bandung</strong>, H Dada Rosada dan<br />

Adiwiyata <strong>diterima</strong> Kepala SMP Negeri 7 <strong>Bandung</strong>,<br />

Nandi Supriyadi. Diserahkan Menteri Lingkungan<br />

Hidup RI, Rachmat Witoelar pada puncak acara<br />

peringatan hari lingkungan hidup 2009 tingkat<br />

nasional, di Hotel Borobudur Jakarta, Jumat<br />

(5/6).<br />

<strong>Penghargaan</strong> diberikan karena <strong>Kota</strong> <strong>Bandung</strong><br />

memenuhi skala nilai Adipura ini disyukuri Wali<br />

<strong>Kota</strong> <strong>Bandung</strong> H.dada Rosada. Wali <strong>Kota</strong> menilai<br />

penghargaan ini adalah bentuk apresiasi atas upaya<br />

keras <strong>yang</strong> kita lakukan selama ini. “Mudahmudahan<br />

menjadi dorongan lebih baik lagi bagi<br />

kita, berupaya lebih keras lagi. Kalau bisa kita<br />

harus meningkatkan pencapaiannya sehingga<br />

tahun depan bisa meraih Piala Adipura," harap<br />

Dada.<br />

Dada juga menyatakan, kondisi lingkungan<br />

<strong>yang</strong> tertib, bersih, dan indah merupakan kebutuhan<br />

<strong>yang</strong> harus dipenuhi. <strong>Penghargaan</strong> <strong>yang</strong><br />

<strong>diterima</strong>, merupakan hasil dari upaya bersama<br />

pemerintah dan masyarakat dalam. "Ada ataupun<br />

tidak ada penilaian, <strong>Kota</strong> <strong>Bandung</strong> harus tertib,<br />

bersih dan indah. Kita sudah sangat butuh kota<br />

<strong>yang</strong> tertib, bersih dan nyaman," tandas Dada.<br />

Dada bertekad, selain lebih memantapkan 5<br />

gerakan lingkungan hidup, yaitu gerakan penghijauan<br />

sejuta pohon, Cikapundung bersih, sejuta<br />

bunga untuk <strong>Bandung</strong>, udara bersih dan gerakan<br />

pembibitan, penanaman, pemeliharaan dan pengawasan<br />

Pohon (GP4LH), akan menuntaskan persoalan<br />

sampah secara bertahap dengan mewujudkan<br />

PLTSa <strong>yang</strong> dipadukan dengan pola 3R<br />

(reduce, reuse, recycle).**<br />

6


EDISI 4 / 2009<br />

LAPORAN UTAMA<br />

TERBAIK II METROPOLITAN BESAR<br />

KOTA <strong>Bandung</strong> terpilih sebagai kota terbaik kedua<br />

setelah <strong>Kota</strong> Batam Kepulauan Riau sehingga<br />

berhak atas penghargaan Adiupaya Puritama kategori<br />

<strong>Kota</strong> Metropolitan Besar. <strong>Penghargaan</strong> <strong>diterima</strong><br />

Wali <strong>Kota</strong> <strong>Bandung</strong>, H Dada Rosada langsung<br />

dari Menteri Negara Perumahan Rakyat<br />

(Menpera) RI, Mohammad Yusuf Ashary dalam<br />

acara peringatan hari perumahan nasional<br />

(Hapernas) 2009 di Ballroom Birawa Hotel<br />

Bidakara, Jakarta, Kamis (20/8) malam lalu.<br />

Dada bersyukur dan menyampaikan terima<br />

kasih, penghargaan <strong>yang</strong> <strong>diterima</strong>nya hakekatnya<br />

merupakan hasil kerja keras seluruh pemangku<br />

kepentingan dan warga kota <strong>Bandung</strong>. “<strong>Penghargaan</strong><br />

Adiupaya Puritama ini merupakan apresiasi<br />

Kemenpera terhadap upaya pemerintah daerah<br />

<strong>yang</strong> telah melaksanakan program pengembangan,<br />

pembangunan perumahan dan pemukiman<br />

bagi masyarakat,”.<br />

<strong>Penghargaan</strong> hanya terbaik kedua ini diberikan<br />

karena <strong>Kota</strong> <strong>Bandung</strong> berbeda dengan <strong>Kota</strong><br />

Batam. <strong>Bandung</strong> belum memiliki regulasi setingkat<br />

peraturan daerah (Perda) <strong>yang</strong> mengatur<br />

tentang rumah susun hak milik (rusunami)<br />

maupun rumah susun sewa (rusunawa), sedangkan<br />

Batam sudah memilikinya sehingga meraih<br />

penghargaan terbaik kesatu.<br />

Meski pengaturannya dalam bentuk Perda<br />

belum ada, kata Dada, dalam rencana pembangunan<br />

jangka menengah daerah (RPJMD), terutama<br />

dalam aspek pembiayaan untuk kebutuhan<br />

masyarakat kecil khususnya pengadaan lahannya,<br />

pihaknya bisa mengajukan ke DPRD untuk<br />

bisa dianggarkan.<br />

“Beberapa rencana proyek pembangunan<br />

rusunami atau rusunawa ini bakal terus kita dilanjutkan.<br />

Satu di antaranya, pembangunan<br />

rusunawa bagi pegawai Pemkot <strong>Bandung</strong> dan pegawai<br />

swasta lainnya <strong>yang</strong> belum memiliki rumah<br />

tinggal. Untuk lokasinya telah kita rencanakan di<br />

kawasan Rancacili Gedebage <strong>Bandung</strong> Timur,”<br />

katanya.**<br />

7


EDISI 4 / 2009<br />

LAPORAN UTAMA<br />

MAPICAB TERBAIK PRAMUKA<br />

SEJAK Mei hingga Agustus 2009, tercatat 7<br />

penghargaan sudah <strong>diterima</strong> <strong>Kota</strong> <strong>Bandung</strong>, yaitu<br />

penghargaan Pena Emas Keluarga Mahasiswa<br />

<strong>Bandung</strong> (KMB) atas penganggaran dana pendidikan<br />

lebih dari 50 % di APBD, penghargaan<br />

Adipura (Best Effort) dari Menteri Negara<br />

Lingkungan Hidup RI, penghargaan peduli Lansia<br />

dari Menteri Sosial dan Pemprov Jabar, penghargaan<br />

pengelolaan website pemerintahan terbaik<br />

tingkat nasional dari Universitas Guna Dharma,<br />

<strong>Penghargaan</strong> <strong>Kota</strong> Langit Biru dari Meneg LH.<br />

<strong>Penghargaan</strong> ketujuh dari Gerakan Pramuka,<br />

Wali <strong>Kota</strong> <strong>Bandung</strong> dinilai sebagai Majelis Pembina<br />

Cabang atau Mabicab terbaik Gerakan Pramuka.<br />

<strong>Penghargaan</strong> diberikan Presiden RI Susilo<br />

Bambang Yudhoyono pada upacara puncak<br />

peringatan Hari Gerakan Pramuka Tingkat Nasional,<br />

di Lapang Gajah Mada Taman Rekreasi<br />

Wiladatika, Cibubur Jakarta Timur baru-baru ini.<br />

Dada dinilai cukup berhasil membangun dan<br />

memajukan Gerakan Pramuka di <strong>Kota</strong> <strong>Bandung</strong>.<br />

Ke depan Dada berharap, pembinaan Gerakan<br />

Pramuka dalam menjalankan fungsi pendidikannya,<br />

harus lebih meningkat dan lebih baik dari sebelumnya.<br />

“Kita dorong dengan bantuan fasilitasi<br />

dan penganggaran di APBD <strong>yang</strong> terus<br />

meningkat. Di APBD 2009 ini, anggaran pembinaan<br />

pramuka sudah mencapai Rp 2,5 milyar<br />

dari tahun-tahun sebelumnya <strong>yang</strong> awalnya Rp<br />

500 ribu,” ujarnya.<br />

Anggaran tersebut, ujar Dada, dipergunakan<br />

untuk berbagai kegiatan Gerakan Pramuka. Mulai<br />

dari bakti sosial, kegiatan pelatihan, kursus<br />

kepemimpinan dan berbagai kegiatan lingkungan.<br />

“Kontribusi Gerakan Pramuka di <strong>Kota</strong> <strong>Bandung</strong><br />

selama ini, telah menunjukan kontribusi<br />

besar dalam menunjang 7 agenda prioritas,<br />

khusunya di bidang pendidikan dalam membentuk<br />

karakter bangsa <strong>yang</strong> unggul dan mandiri,<br />

cinta sesama dan cinta lingkungan hidup.”**<br />

8


EDISI 4 / 2009<br />

LAPORAN UTAMA<br />

PENA MAS LASKAR PELANGI<br />

PENGURUS Pusat Keluarga Mahasiswa <strong>Bandung</strong><br />

(KMB) menilai <strong>Kota</strong> <strong>Bandung</strong> di bawah<br />

kepemimpinan Dada Rosada, telah sangat<br />

bersungguh-sungguh memajukan pendidikan,<br />

dibuktikan dengan signifikansi dana pendidikan<br />

Rp 1,1 triliun atau 52 % dari total APBD 2009. Hal<br />

lainnya, kontinuitas kenaikan anggaran pendidikan<br />

juga terus meningkat secara gradual sejak<br />

2003, jumlah siswa <strong>yang</strong> dibebaskan dari biaya<br />

sekolah sejak 2005 - 2009 meningkat, serta<br />

inovasi pemberian insentif atau tunjangan kepada<br />

guru honorer dan guru-guru lain, juga<br />

meningkat.<br />

“Ini hal-hal <strong>yang</strong> patut kami apresiasi. Dada<br />

Rosada telah membawa perubahan <strong>Kota</strong> <strong>Bandung</strong><br />

menuju pendidikan <strong>yang</strong> lebih baik. Perubahan<br />

Indonesia juga akan berawal dari <strong>Kota</strong> <strong>Bandung</strong>,”<br />

kata Ketua Umum KMB, Andri Gunawan,<br />

dalam acara penganugerahan Pena Emas kepada<br />

Wali <strong>Kota</strong> <strong>Bandung</strong>, di lapang RT 03 RW 04 Sukahaji<br />

Kecamatan Babakan Ciparay <strong>Bandung</strong>, Selasa<br />

malam (19/5).<br />

Menurut Andri, KMB memberikan penghargaan<br />

bukan karena pupujieun atau ingin mendapat<br />

pujian. ‘Ketika pemerintah kota atau lembaga legislatif<br />

melakukan sesuatu kekeliruan, seringkali<br />

kami kelompok mahasiswa berdemionstrasi di<br />

jalan. Kita demonstrasi, kita macetkan jalan, kita<br />

kritik habis-habisan. Hari ini, ketika pemerintah<br />

kota melakukan sesuatu <strong>yang</strong> positif, adalah sebuah<br />

tanggung jawab akademik ketika kita memberikan<br />

penghargaan itu. Artinya memberikan<br />

sesuatu <strong>yang</strong> proporsional,” katanya.<br />

Di tengah-tengah nuansa dekorasi merah putih,<br />

panggung dan tenda sederhana tapi khidmat,<br />

penghargaan diserahkan Sayib Cep Purnama<br />

siswa MTs Babussalam dan Putri Mawar Gustiani<br />

siswa SD Pasundan 3, mewakili rekan-rekannya<br />

pelajar se-<strong>Bandung</strong>. Penyerahan disaksikan sejumlah<br />

anggota DPRD <strong>Kota</strong> <strong>Bandung</strong>, jajaran<br />

Muspida, tokoh masyarakat, komunitas pendidikan<br />

dan masyarakat umum.**<br />

9


EDISI 4 / 2009<br />

LAPORAN UTAMA<br />

PENGHARGAAN PEDULI LANSIA<br />

PEMERINTAH <strong>Kota</strong> (Pemkot) <strong>Bandung</strong>, H Dada<br />

Rosada menerima penghargaan “Peduli Lansia”<br />

dari Menteri Sosial RI Bahtiar Chamsyah, S.E.<br />

<strong>Penghargaan</strong> diberikan dalam peringatan Hari<br />

Lanjut Usia Nasional (HLUN) 2009 tingkat Nasional,,<br />

di Puspitek, Serpong-Tanggerang, Minggu<br />

(31/5). <strong>Penghargaan</strong> diberikan karena Wali <strong>Kota</strong><br />

<strong>Bandung</strong> dinilai memiliki perhatian, rasa hormat,<br />

penghargaan dan upayanya, serta telah memberikan<br />

kepedulian dan pengabdiannya <strong>yang</strong> besar<br />

dalam penanganan sosial lansia di <strong>Kota</strong> <strong>Bandung</strong>.<br />

<strong>Penghargaan</strong> ini dikatakan Dada, adalah hasil<br />

upaya bersama <strong>yang</strong> dilakukan semua unsur di<br />

pemerintah kota <strong>Bandung</strong> dan masyarakat dalam<br />

pelayanan social lansia, termasuk pelayanan<br />

penyandang cacat dengan program rehabilitasi<br />

penyandang cacat bersumber daya masyarakat<br />

(RBM) di <strong>Kota</strong> <strong>Bandung</strong>. “Bagaimanapun kita<br />

tidak akan ada tanpa keberadaan orang tua. Kita<br />

<strong>yang</strong> muda sudah sewajarnya menghormati dan<br />

memberikan perhatian khusus kepada orang tua,<br />

keberadaan Lansia harus dihargai dan diakui.<br />

Suatu saat, semua orang pun akan menjadi Lansia,”<br />

ujarnya.<br />

Dalam penanganan social Lansia, Dada menyebutkan,<br />

di <strong>Kota</strong> <strong>Bandung</strong> terdapat Pos Bindu<br />

Lansia sebanyak 706 tersebar di 151 kelurahan,<br />

Bina Keluarga Lansia (BKL) sebanyak 240 kelompok<br />

dan 1 Taman Lansia untuk kegiatan rekreatif.<br />

Sementara dari 360.000 Lansia, sebanyak 1.870<br />

di antaranya tergolong telantar. Pemkot mengupayakan<br />

bantuan <strong>yang</strong> disebut program bantuan<br />

wali kota khusus (Bawaku), yaitu bantuan bina<br />

usaha berupa modal usaha gratis, rehab rumah<br />

tidak layak huni atau rumah kumuh keluarga<br />

lansia miskin (benah imah) dan bina lingkungan<br />

tertib sehat.<br />

“Untuk benah imah Lansia ini, sementara kita<br />

laksanakan baru di 2 Kecamatan yaitu Cibiru dan<br />

Mandalajati. Bagi lansia terlantar dan tidak mau<br />

di tampung pada panti sosial, bantuan diberikan<br />

dalam bentuk bantuan permakanan melalui<br />

tetangga terdekatnya. Sedangkan untuk pantipanti<br />

social <strong>yang</strong> di <strong>Bandung</strong> jumlahnya ada 51<br />

yayasan, sudah dua tahun ini kita berikan bantuan<br />

15 juta rupiah perpanti pertahun, <strong>yang</strong> sebelumnya<br />

tidak ada, ” tuturnya. **<br />

<strong>10</strong>


EDISI 4 / 2009<br />

LAPORAN UTAMA<br />

BANDUNG KE-II PEMUNGUTAN PBB<br />

PEMERINTAH <strong>Kota</strong> <strong>Bandung</strong> raih peringkat II<br />

pada kelompok V (target pajak di atas Rp 75 miliar)<br />

atas keberhasilannya dalam pemungutan dan<br />

pengelolaan administrasi pajak bumi dan bangunan<br />

(PBB)sektor perdesaan dan perkotaan tahun<br />

anggaran 2008.<br />

<strong>Penghargaan</strong> di terima Wakil Wali <strong>Kota</strong> <strong>Bandung</strong><br />

Ayi Vivananda, S.H. dari Gubernur Jawa<br />

Barat, Ahmad Heryawan, pada acara penyerahan<br />

penghargaan dan bantuan keuangan kepada<br />

pemerintah kabupaten/kota dan kantor<br />

pelayanan pajak (KPP) pratama <strong>yang</strong> berhasil<br />

dalam pemungutan dan pengelolaan administrasi<br />

pajak bumi dan bangunan (PBB) sektor<br />

perdesaan dan perkotaan, di halaman Gedung<br />

Sate, Jumat (17/4).<br />

Menurut Ayi penghargaan serupa pernah di raih<br />

<strong>Bandung</strong> pada tahun 2007 sebagai peringkat ke-<br />

II dan tahun 2006 peringkat pertama. "Tentu saja<br />

kita merasa bersyukur atas di terimanya penghargaan<br />

ini, dan mengucapkan terima kasih kepada<br />

seluruh warga <strong>yang</strong> telah mendukung <strong>Pemerintah</strong><br />

<strong>Kota</strong> <strong>Bandung</strong>," ungkap Ayi.<br />

Ayi mengungkapkan target penerimaan PBB<br />

<strong>Kota</strong> <strong>Bandung</strong> tahun 2008, sebesar Rp<br />

214.635.486.000,00 dan realisasinya sebesar Rp<br />

180.096.051.735,00 (83,91 %). "Untuk tahun depan<br />

targetnya Rp 238.028.025.000,00 kita<br />

berharap dapat mencapai target tersebut dan<br />

mendapat peringkat <strong>yang</strong> lebih baik lagi, tetapi<br />

tentu saja kita butuh kerja keras untuk dapat<br />

meraihnya, " ucapnya.**<br />

11


EDISI 4 / 2009<br />

LAPORAN UTAMA<br />

JUARA I WEBSITE PEMERINTAH<br />

PEMERINTAH <strong>Kota</strong> (Pemkot) <strong>Bandung</strong> raih<br />

juara pertama untuk kategori website <strong>Pemerintah</strong><br />

Daerah Tk. II pada ajang UG ICT (Universitas<br />

Gunadarma Information Communication<br />

Technology) Award 2009, <strong>yang</strong> diselenggarakan<br />

oleh Universitas Gunadarma. Selain penghargaan<br />

Pemkot <strong>Bandung</strong> juga menerima hadiah<br />

uang sebesar Rp <strong>10</strong>.000.000,00.<br />

Website Pemkot <strong>Bandung</strong> dinilai lebih baik<br />

dari 242 web <strong>Pemerintah</strong> Daerah Tingkat II lainnya<br />

<strong>yang</strong> mengikuti perlombaan. Hal ini bisa<br />

dilihat dari isi, tampilan, jumlah file bentuk pdf,<br />

dan banyaknya <strong>yang</strong> mengunjungi web tersebut.<br />

<strong>Penghargaan</strong> <strong>diterima</strong> oleh Sekretaris Daerah<br />

<strong>Kota</strong> <strong>Bandung</strong>, Dr. Edi Siswadi M.Si., <strong>yang</strong> diserahkan<br />

oleh Rektor Universitas Gunadarma,<br />

Prof. Dr. E.S. Margianti, S.E., M.M., pada saat<br />

lokakarya penciptaan hubungan Link & Match<br />

dengan Industri dan Pemda., di auditorium<br />

Kampus D, Universitas Gunadarma, Jl. Margonda<br />

Raya, No <strong>10</strong>0, Depok, Kamis (23/7).**<br />

12


EDISI 4 / 2009<br />

LAPORAN UTAMA<br />

PENGHARGAAN PEDULI ANJAL<br />

KETUA K3S (Koordinator Kegiatan Kesejahteraan<br />

Sosial) <strong>Kota</strong> <strong>Bandung</strong>, Ny. Nani Dada Rosada<br />

mendapatkan piagam penghargaan dari Gubernur<br />

Jawa Barat, Ahmad Heryawan. <strong>Penghargaan</strong><br />

diberikan karena Ny. Nani dinilai sebagai<br />

tokoh <strong>yang</strong> peduli, pemerhati, penyantun dan<br />

pemberi bantuan kepada anak-anak jalanan<br />

(anjal), penghuni panti serta anak keluarga <strong>yang</strong><br />

belum beruntung.<br />

<strong>Penghargaan</strong> diserahkan Gubernur Jawa<br />

Barat, pada peringatan Hari Anak Nasional<br />

Tingkat Provinsi Jawa Barat tahun 2009, di halaman<br />

parkir Gedung Sate, Jln. Diponegoro,<br />

Kamis (30/7). Selain Ny. Nani, penghargaan<br />

serupa juga <strong>diterima</strong> Drs. H. Dedem Ruchlia,<br />

M.Si., Dra. Yusi Riska Yustiana M.Pd., H. Yanto<br />

Mulya Pibiwanto, Hj. Sri Hartini Soetjipto S.Sos.<br />

Sedangkan untuk lembaga penghargaan serupa<br />

di antaranya <strong>diterima</strong> oleh PT. Bio Farma, PT<br />

Abbot, PT Frisian Flag.<br />

Menanggapi penghargaan <strong>yang</strong> diperolehnya,<br />

Ny. Nani merasa bersyukur mendapatkan piagam<br />

tersebut, meskipun dirinya tidak<br />

men<strong>yang</strong>ka akan mendapatkannya. "Yang pasti<br />

pertama-tama tentu saja saya mengucapkan<br />

syukur alhamdulillah atas diraihnya penghargaan<br />

ini, meskipun tadinya saya sama sekali<br />

tidak men<strong>yang</strong>ka," ujar Ny. Nani.**<br />

13


EDISI 4 / 2009<br />

LAPORAN UTAMA<br />

PIAGAM RISET DAN IPTEK<br />

PEMERINTAH <strong>Kota</strong> (Pemkot) <strong>Bandung</strong> kembali<br />

bangga, setelah website Pemkot <strong>Bandung</strong> <strong>yang</strong><br />

dikelola Badan Komunikasi dan Informatika mendapat<br />

penghargaan dari Universitas Gunadarma,<br />

kini Kementerian Negara Riset dan Teknologi pun<br />

memberikan penghargaan kepada Pemkot <strong>Bandung</strong><br />

atas perhatian pada bidang riset ilmu<br />

pengetahuan dan teknologi kategori pada lembaga<br />

pendidikan dan pelatihan ilmu pengetahuan<br />

dan teknologi (iptek). <strong>Penghargaan</strong> berupa piagam<br />

dan piala diserahkan Menteri Negara Komunikasi<br />

dan informatika M. Nuh <strong>yang</strong> <strong>diterima</strong> Wakil Wali<br />

<strong>Kota</strong> <strong>Bandung</strong>, Ayi Vivananda, S.H., pada acara<br />

puncak peringatan Hari Kebangkitan Teknologi<br />

Nasional ke-14 tahun 2009, di Auditorium Badan<br />

Pengkajian dan Penerapan (BPP) Teknologi, Jalan<br />

MT. Tamrin No. 8, Jakarta, Senin (<strong>10</strong>/8).<br />

Atas penghargaan <strong>yang</strong> <strong>diterima</strong>nya tersebut,<br />

Ayi merasa bersyukur dan mengucapkan terima<br />

kasih kepada masyarakat <strong>Kota</strong> <strong>Bandung</strong> beserta<br />

jajaran Pemkot <strong>Bandung</strong> atas dukungannya selama<br />

ini.**<br />

14


EDISI 4 / 2009<br />

LINTAS KOTA<br />

BANDUNG BERAWAL DARI<br />

SURAT USUL DAENDELS<br />

LAHIRNYA suatu kota<br />

biasanya berhubungan erat<br />

dengan asal-usul dan atau arti<br />

nama daerah <strong>yang</strong> bersangkutan.<br />

Demikian pula halnya dengan<br />

lahirnya <strong>Kota</strong> <strong>Bandung</strong>, jauh<br />

sebelum berdirinya Kabupaten<br />

dan <strong>Kota</strong> <strong>Bandung</strong>, kata<br />

"<strong>Bandung</strong>" itu sendiri banyak<br />

versi dan arti lain. Salah satunya<br />

adalah asal kata dari "bendung"<br />

atau danau besar pada zaman<br />

prasejarah <strong>yang</strong> terdapat<br />

di daerah bagian tengah<br />

Priangan.<br />

Pendapat mengatakan bahwa nama <strong>Bandung</strong> berasal<br />

dari kata "bendung" hal ini dikaitkan dengan peristiwa<br />

terbendungnya aliran Sungai Citarum akibat<br />

meletusnya Gunung Tangkuban Parahu pada zaman prasejarah<br />

kurang lebih 6.000 tahun <strong>yang</strong> lalu. Sebagian lahar<br />

dari gunung itu menyumbat aliran sungai di tempat <strong>yang</strong><br />

disebut Sangh<strong>yang</strong> Tikoro. Akibatnya daerah di sebelah<br />

barat dan daerah di sebelah timur sungai Citarum, yaitu<br />

daerah Batujajar sampai Padalarang dan dataran <strong>Bandung</strong><br />

sampai Cicalengka sekarang, permukaannya tergenang air<br />

sehingga menjadi sebuah danau besar (Bemmelen, 1949 :<br />

643 cf.Kusumadinata, 1959) <strong>yang</strong> kemudian dijuluki<br />

"Danau <strong>Bandung</strong>".<br />

Kapan nama <strong>Bandung</strong> mulai digunakan sebagai nama<br />

daerah bekas " Danau <strong>Bandung</strong> " Sejak kapan daerah itu<br />

menjadi pemukiman Kedua hal tersebut belum diketahui<br />

secara pasti. Boleh jadi kata <strong>Bandung</strong> menjadi nama<br />

15


EDISI 4 / 2009<br />

LINTAS KOTA<br />

wilayah <strong>yang</strong> terbentang antara Gunung<br />

Tangkuban Perahu hingga Soreang (50 KM.) ,<br />

dan antara Padalarang hingga Cicalengka (30<br />

km.) , karena wilayah ini bekas "Danau <strong>Bandung</strong>"<br />

dan arealnya sangat luas atau besar.<br />

Menurut naskah Sejarah <strong>Bandung</strong>, semula<br />

daerah <strong>Bandung</strong> (setelah dibeberapa tempat<br />

terdapat pemukiman/kehidupan manusia)<br />

merupakan daerah kerajaan Timbanganten, sebuah<br />

kerajaan kecil <strong>yang</strong> berada dibawah Hegemoni<br />

kerajaan Pajajaran sekitar tahun 1.450 M.<br />

Kerajaan Timbanganten dengan pusat pemerintahan<br />

(Ibu <strong>Kota</strong>) Tegal Luar (Tegal Mantri) diperintah<br />

oleh Ujang Euken alias Ujang Talaga <strong>yang</strong><br />

kemudian dikenal dengan gelar Prabu Pandan<br />

Ukur. Nama daerahnya pun kemudian disebut<br />

Bumi Ukur atau Tatar Ukur.<br />

Prabu Pandan Ukur kemudian diganti oleh<br />

putranya bernama Dipati Agung dan Ibu kota<br />

kerajaan dipindahkan ke Bayabang, sebuah<br />

tempat ditepi Sungai Citarum. Kedudukan Dipati<br />

Agung sebagai raja selanjutnya digantikan<br />

oleh menantunya, Raden Wangsanata <strong>yang</strong><br />

lebih dikenal dengan nama Dipati Ukur.<br />

Di bawah pemerintahan Dipati Ukur, wilayah<br />

Tata Ukur sangat luas karena mencakup daerah<br />

Karawang, Pamanukan dan Ciasem (de la<br />

faille, l895 : 18-20ff, cf. De Haan, lll, 1912 : 53 ).<br />

Sementara itu, Kerajaan Pajajaran runtuh<br />

(1579/1580) dan tak lama kemudian muncul<br />

kerajaan Sumedang Larang di daerah <strong>Kota</strong><br />

Sumedang sekarang dengan raja pertama Prabu<br />

Geusan Ulun (l580 s/d 1608). Kerajaan dengan<br />

Ibu <strong>Kota</strong> Kutamaya ini wilayahnya mencakup<br />

sebagian besar Tatar Ukur. Ketika pemerintahan<br />

dipegang oleh Rd. Aria Suryadiwangsa<br />

(l608 s/d l620), anak tiri Geusan Ulun, kerajaan<br />

dan wilayah Sumedang larang , termasuk Tatar<br />

Ukur, jatuh ke bawah kekuasaan Sultan Agung<br />

Raja Mataram (1613 s/d 1645) sejak tahun<br />

1620. Sejak itu daerah itu dinamai Priangan<br />

dan status Sumedang Larang berubah dari kerajaan<br />

menjadi kabupaten (Kabupaten Vassal<br />

Mataram), diperintah oleh Raden Aria Suriadiwangsa<br />

sebagai Bupati, merangkap Bupati<br />

Wedana (Bupati Kepala) daerah priangan (1620<br />

-1624), dengan gelar Pangeran Rangga Gempol<br />

Kusumadinata <strong>yang</strong> dikenal sebutan Rangga<br />

Gempol I (Widjadjakusuma, 1961 :23 dan Kem,<br />

1898 :12).<br />

16


EDISI 4 / 2009<br />

LINTAS KOTA<br />

Ketika jabatan Bupati Wedana dipegang oleh<br />

Pengeran Dipati Rangga Cede, adik Rangga<br />

Gempol I, Sumedang diserang oleh pasukan<br />

Banten. Pangeran Dipati Rangga Cede tidak<br />

mampu mengatasi serangan tersebut, oleh<br />

karena itu, ia mendapat hukuman dari Sultan<br />

Agung berupa penahanan atas dirinya di<br />

Mataram.Sementara itu, jabatan Bupati<br />

Wedana Priangan diserahkan oleh Sultan<br />

Agung kepada Dipati Ukur (1624 1631), dengan<br />

syarat ia bersedia membantu usaha Mataram<br />

mengusir kompeni dari Batavia. Pada tahun<br />

1628 Sultan Agung menugasi Dipati Ukur membantu<br />

pasukan Mataram menyerang Kompeni<br />

di Batavia. Namun ternyata Dipati Ukur gagal<br />

melaksanakan tugasnya. Rupanya Dipati Ukur<br />

berpikir dari pada ia mendapat hukuman berat<br />

dari Sultan Agung, lebih baik memberontak terhadap<br />

Mataram. <strong>Pemerintah</strong> Dipati Ukur beserta<br />

pengikutnya berlangsung kurang lebih 3<br />

tahun (1628-1631).<br />

Pihak Mataram berusaha keras menumpas<br />

pemberontak Dipati Ukur, dengan bantuan beberapa<br />

kepala daerah di Priangan, antara lain Ki<br />

Astamanggala, Umbul Cihaurbeuti, akhirnya<br />

pemberontak itu dapat dipadamkan. Menurut<br />

versi Mataram, Dipati Ukur ditangkap dan dihukum<br />

mati, sebaliknya versi Priangan menyatakan<br />

bahwa orang <strong>yang</strong> tertangkap dan dihukum<br />

mati itu bukan Dipati Ukur, melainkan<br />

orang <strong>yang</strong> dikira oleh pihak Mataram adalah<br />

Dipati Ukur. Sultan Agung kemudian memecah<br />

daerah Priangan (di luar Sumedang dan Galuh)<br />

menjadi 3 Kabupaten, yakni <strong>Bandung</strong>, Sukapura<br />

(sekarang Tasikmalaya) dan Parakan<br />

Muncang (sekarang desa di daerah Cicalengka).<br />

Pembentukan ketiga kabupaten itu ditandai<br />

dengan pengangkatan Ki Astamandala sebagai<br />

Bupati <strong>Bandung</strong> dengan gelar Tumenggung<br />

Wiraangunangun, Tumenggung Wiradaha sebagai<br />

sebagai Bupati Sukapura dan Tumenggung<br />

Tanubaya sebagai Bupati Parakan Muncang.<br />

Pelantikan ketiga orang bupati itu berlangsung<br />

di ibu kota Mataram dan dinyatakan dalam "Piagem<br />

Sultan Agung" tertanggal 9 Muharam<br />

tahun Alif. Piagam tersebut merupakan sejarah<br />

<strong>yang</strong> kuat dan sumber primer <strong>yang</strong> menyatakan<br />

adanya nama daerah bernama <strong>Bandung</strong> dan di<br />

daerah itu dibentuk pemerintah Kabupaten.<br />

Dengan kata lain tanggal 9 Muharam tahun Alif<br />

17


EDISI 4 / 2009<br />

LINTAS KOTA<br />

itulah Hari Jadi Kabupaten <strong>Bandung</strong>.<br />

Menurut penafsiran F.De Haan seorang ilmu -<br />

wan Belanda berjudul Priangan; De Preanger Re -<br />

gentschappen Onderhet Hederlandsch Bostuur-<br />

Tot 1811, jilid 111 (1912), tanggal 9 Muharam<br />

tahunAlif bertepatan dengan tanggal 16 Juli<br />

1633 (Widjadja Kusumah 1961.227 dan Brandes<br />

TBG, XXXII, 1888 : 353 356) setelah ketiga orang<br />

bupati tersebut diatas dilantik oleh Sultan Agung<br />

di Ibu <strong>Kota</strong> Mataram, Mereka kem ba li ke daerah<br />

masing-masing dan mencari tempat untuk ibu<br />

kota kabupaten. Tumenggung Wiraangunangun<br />

menjadikan daerah Karapyak/Bojong Asih<br />

(Dayeuh Kolot sekarang) sebagai ibu kota Kabupaten<br />

<strong>Bandung</strong>. Di tempat itu <strong>Pemerintah</strong> Kabupaten<br />

<strong>Bandung</strong> berlangsung hingga abad ke-19.<br />

Bupati <strong>yang</strong> memerintah Kabupaten <strong>Bandung</strong><br />

dengan ibu kota Karapyak berjumlah 6 orang secara<br />

turun menurun yaitu Tumenggung Wiraangunangun<br />

(hingga tahun 1681), Tumenggung Ardi<br />

Kusumah (1681-1704), Tumenggung Anggadireja<br />

I (1704-1747), Demang Natapradja bergelar<br />

Tumenggung Anggadiredja II (1714-1763), Tumenggung<br />

Anggadiredja III alias<br />

R.A.Wiranatakusumah I (1763 1794), dan R.A.<br />

Wiranatakusumah II (1794-1829), (Volks Almanak<br />

Soenda 1922 dan Encyclopedie Van Nederlandsch<br />

Indie 1927 : 355 358).<br />

Sementara itu, pada akhir tahun 1799<br />

kekuasaan Kompeni di Nusantara berakhir sebagai<br />

akibat VOC bangkrut. Kekuasaan di Nusantara<br />

diambil alih oleh <strong>Pemerintah</strong> Kerajaan<br />

Belanda <strong>yang</strong> waktu itu dikuasai oleh Perancis.<br />

<strong>Pemerintah</strong>an di Nusantara dilaksanakan oleh<br />

perwakilan kerajaan Belanda dengan nama <strong>Pemerintah</strong><br />

Hindia Belanda, dipimpin oleh seorang<br />

Gubernur Jenderal.<br />

Gubernur Jenderal Hindia Belanda pertama<br />

adalah H.W. Daendels (1808-1811). Tugas utama<br />

Daendels adalah mempertahankan Pulau<br />

Jawa dari kemungkinan serangan pasukan Inggris<br />

<strong>yang</strong> waktu itu telah menduduki India. Untuk<br />

kepentingan tugasnya itu Daendels membangun<br />

Jalan Raya Pos (De Grote Postweg) dari<br />

Anyer ke Panarukan. Di daerah Kabupaten<br />

<strong>Bandung</strong> dan Parakan Muncang ternyata jalan<br />

itu berjauhan dengan Kabupaten. Oleh karena<br />

itu Daendels dengan surat tanggal 25 Mei 18<strong>10</strong>,<br />

meminta kepada kedua bupati <strong>yang</strong> bersangkutan<br />

agar memindahkan ibu kota kabupaten<br />

18


EDISI 4 / 2009<br />

LINTAS KOTA<br />

masing-masing ke dekat jalan raya, yakni Ibu<br />

kota Kabupaten <strong>Bandung</strong> dipindahkan ke tepi<br />

Sungai Cikapundung (pusat <strong>Kota</strong> <strong>Bandung</strong><br />

sekarang) dan Ibu kota Kabupaten Parakan<br />

Muncang ke Andawadak (daerah Tanjungsari<br />

sekarang).<br />

Kapan Ibu <strong>Kota</strong> Kabupaten <strong>Bandung</strong> <strong>yang</strong><br />

baru dibangun<br />

Menurut naskah Sadjarah <strong>Bandung</strong>, pada<br />

tahun 1809 Bupati <strong>Bandung</strong> R.A<br />

Wiranatakusumah II beserta sejumlah rakyatnya<br />

pindah dari Karapyak ke daerah <strong>Bandung</strong><br />

bagian utara, dalam rangka mencari kemudian<br />

membuka lahan untuk membangun kota baru.<br />

Lahan dimaksud adalah daerah tepi barat Sungai<br />

Cikapundung (Pusat <strong>Kota</strong> <strong>Bandung</strong><br />

sekarang) <strong>yang</strong> masih berupa hutan-hutan.<br />

Dalam rangka membangun tempat tersebut sebagi<br />

Ibukota Kabupaten <strong>Bandung</strong>, Bupati tinggal<br />

di daerah sebelah utara Jalan Raya Pos <strong>yang</strong><br />

sedang dibangun, tetapi tidak tinggal di suatu<br />

tempat, melainkan pindah-pindah tempat. Mula-mula<br />

ia tinggal di Cikalintu (daerah Cipaganti<br />

sekarang), kemudian Bupati pindah ke Balubur<br />

Hilir, agar lebih dekat ke tempat pekerjaan untuk<br />

memimpin sejumlah idenya membangun<br />

"<strong>Kota</strong>". Namun Balubur Hilir pun dirasakan<br />

masih cukup jauh dari Sungai Cikapundung,<br />

maka bupati pindah lagi ke kampung Bogor<br />

(sekarang Kebon Kawung).<br />

Menurut naskah sejarah <strong>Bandung</strong>, di tiga<br />

tempat tersebut, Bupati R.A.Wiranatakusumah<br />

II tinggal selama kurang lebih dua setengah<br />

tahun. Selanjutnya ia pindah ke "<strong>Kota</strong>" baru<br />

(<strong>Kota</strong> <strong>Bandung</strong>) <strong>yang</strong> sudah dapat berfungsi sebagai<br />

ibu kota kabupaten dan pemukiman,<br />

sekalipun situasi dan kondisinya masih sederhana.<br />

Kapan pindahnya bupati itu, belum diketahui<br />

secara jelas.<br />

Tulisan Raden Natanegara berjudul "Sadjarah<br />

Soemedang ti Djaman Kompeni Toeg nepi ka Kiwari".<br />

Dimuat dalam Volks Almanak Soenda<br />

tahun 1938 dan 1939 (Tulisan berseri) antara<br />

lain berisi informasi berdirinya <strong>Kota</strong> <strong>Bandung</strong><br />

diresmikan melalui besluit (Surat Keputusan)<br />

tanggal 25 September 18<strong>10</strong>. Hal ini tersurat dan<br />

tersirat dalam tulisan tersebut <strong>yang</strong> dimuat<br />

dalam Volks Almanak Soenda 1938 (Hal.96), sebagai<br />

berikut (ejaannya diubah menjadi EYD) :<br />

Koelantaran aya jalan besar anyer beunang<br />

19


EDISI 4 / 2009<br />

LINTAS KOTA<br />

ngahadean jeung ngagedean tea, dayeuh <strong>Bandung</strong><br />

dipindahkeun ti Dayeuh Kolot kasisi jalan<br />

gede sisi Cikapundung, ari Dayeuh Parakan<br />

Muncang dipindahkeun ka kampung Anawedak<br />

bareng jeung dipindahkeun eta dua dayeuh dina<br />

sabisluit keneh tanggal 25 September 18<strong>10</strong> diangkat<br />

kana patih Parakan Muncang, Raden<br />

Surya, Patinggi Cipacing, ngaganti Raden<br />

Wirakusumah nu dilirenkeun lantaran kurang<br />

cakep jeung kedul (Garis bawah dari peneliti).<br />

Dengan adanya jalan besar baru hasil perbaikan<br />

dan pelebaran, ibu kota (kabupaten) <strong>Bandung</strong><br />

dipindahkan dari Dayeuh Kolot ke dekat<br />

jalan-jalan besar di tepi Cikapundung, sedangkan<br />

ibu kota (Kabupaten Parakan Muncang di pindahkan<br />

ke kampung Anawedak). Bersamaan dengan<br />

dipindahkannya ke dua ibukota itu dalam<br />

bisluit <strong>yang</strong> sama tanggal 25 September 18<strong>10</strong>.<br />

Raden Suria petinggi Cipacing, diangkat menjadi<br />

Patih Parakan Muncang menggantikan Raden<br />

Wirakusumah <strong>yang</strong> diberhentikan karena kurang<br />

cakap dan malas.<br />

Uraian di atas menunjukan adanya tiga alternatif<br />

momen atau tanggal <strong>yang</strong> dapat dipilih sebagai<br />

"tonggak" berdirinya <strong>Kota</strong> <strong>Bandung</strong>. Pertama<br />

tanggal 25 Mei 18<strong>10</strong> : Kedua Momen pindahnya<br />

Bupati RA.Wiranatakusumah II ke "<strong>Kota</strong>" baru<br />

<strong>yang</strong> kemudian bernama <strong>Kota</strong> <strong>Bandung</strong> : Ketiga,<br />

tanggal 25 September 18<strong>10</strong>. Tentu salah satu di<br />

antaranya harus dipilih dan ditetapkan sebagai<br />

hari jadi <strong>Kota</strong> <strong>Bandung</strong>.<br />

Pertimbangan Hari Jadi <strong>Kota</strong> <strong>Bandung</strong><br />

Pencarian dan pemilihan tanggal <strong>yang</strong> tepat sebagai<br />

hari jadi <strong>Kota</strong> <strong>Bandung</strong> telah dilakukan<br />

melalui kegiatan seminar (<strong>10</strong> Maret 1997), sarasehan<br />

(22 Januari 1998), ditidak lanjuti oleh beberapa<br />

kali diskusi. Kegiatan tersebut melibatkan<br />

pakar dari berbagai bidang atau profesi yaitu sejarah,<br />

pemerintahan, budaya dan lain-lain, serta<br />

diikuti pula oleh sejumlah tokoh masyarakat dari<br />

berbagai kalangan.<br />

Diskusi difokuskan pada pembahasan tiga<br />

buah sumber tertulis, yaitu surat Daendels<br />

bertanggal 15 Mei 18<strong>10</strong>, naskah Sadjarah <strong>Bandung</strong><br />

dan tulisan Raden Asik Natanegara dalam<br />

Volks Almanak Soenda 1938. Telah disebutkan,<br />

bahwa ketiga sumber itu masing-masing memuat<br />

alternatif tanggal <strong>yang</strong> dapat dipilih sebagai hari<br />

jadi <strong>Kota</strong> <strong>Bandung</strong>. Berdasarkan metode sejarah<br />

(kritik ekstrem dan kritik intern terhadap sumber)<br />

ketiga sumber itu merupakan sumber sejarah<br />

lahirnya <strong>Kota</strong> <strong>Bandung</strong> <strong>yang</strong> akurat. Hasil pembahasannya<br />

sebagai berikut :<br />

Alternatif Pertama : Tanggal 25 Mei 18<strong>10</strong><br />

Surat Daendels 25 Mei 18<strong>10</strong> kepada bupati<br />

<strong>Bandung</strong> dan Bupati Parakan Muncang merupakan<br />

sumber <strong>yang</strong> sifatnya akurat dan primer,<br />

memuat informasi tentang permohonan usul pihak<br />

<strong>Pemerintah</strong> Hindia Belanda untuk memindahkan<br />

Ibu kota Kabupaten <strong>Bandung</strong> ke<br />

dekat Jalan Raya Pos. Akan tetapi bila tanggal<br />

surat itu dianggap sebagai titik tolak hari jadi <strong>Kota</strong><br />

<strong>Bandung</strong>, apalagi dianggap sebagai hari jadi<br />

<strong>Kota</strong> tersebut, nilai kesejarahannya lemah. Pertama,<br />

isi surat tersebut adalah permohonan/usul<br />

Gubernur Jenderal Daendels agar kedua Bupati<br />

<strong>yang</strong> disebut dalam surat itu memindahkan Ibu<br />

kota kabupaten masing-masing ke dekat jalan<br />

Raya Pos. Walaupun kata permohonan/usul<br />

dalam surat tersebut diartikan sebagai bahasa<br />

halus dari konstruksi, namun hal itu berarti bahwa<br />

pada tanggal 25 Mei 18<strong>10</strong> "<strong>Kota</strong> <strong>Bandung</strong>"<br />

belum berdiri. Kedua, isi surat Daendels nilai kesaksiannya<br />

lemah bila dibandingkan dengan data/informasi<br />

dalam sumber kedua dan ketiga.<br />

Alternatif Kedua : Momen Pindahnya Bupati<br />

<strong>Bandung</strong> RA.Wiranatakusumah II ke Ibukota<br />

Kabupaten Yang Baru.<br />

Naskah Sadjarah <strong>Bandung</strong> merupakan sumber<br />

kuat/akurat, bahkan termasuk primer, karena<br />

ditulis pada zamannya. Sumber ini menyatakan<br />

bahwa pada tahun 1809, Bupati <strong>Bandung</strong><br />

R.A.Wiranatakusumah II pindah dari Karapyak ke<br />

daerah sebelah utara Jalan Raya Pos mendekati<br />

lahan <strong>yang</strong> akan dibangun menjadi <strong>Kota</strong> baru.<br />

Bila informasi ini dihubungkan dengan isi<br />

suarat-surat Daendels, hal itu berarti surat daendels<br />

dibuat beberapa waktu lamanya setelah Bupati<br />

<strong>Bandung</strong> meninggalkan Karapyak. Dengan<br />

kata lain, jauh sebelum Daendels mengeluarkan<br />

surat tanggal 25 Mei 18<strong>10</strong>, Bupati <strong>Bandung</strong> telah<br />

pindah ke Krapyak. Informasi tentang pindahnya<br />

Bupati <strong>Bandung</strong> dari Krapyak tahun 1809 mengandung<br />

arti/makna pertama, tanggal 25 Mei<br />

18<strong>10</strong> tidak dipilih sebagai hari jadi <strong>Kota</strong> <strong>Bandung</strong>,<br />

kedua bahwa gagasan memindahkan ibukota<br />

Kabupaten <strong>Bandung</strong> itu boleh jadi berasal dari<br />

Bupati <strong>Bandung</strong> sendiri. Daendels melalui surat<br />

tanggal 25 Mei 18<strong>10</strong> hanya mengharapkan dengan<br />

sangat atau menegaskan agar pemindahan<br />

20


EDISI 4 / 2009<br />

LINTAS KOTA<br />

ibukota Kabupaten <strong>Bandung</strong> ke dekat Jalan Raya<br />

Pos <strong>yang</strong> sedang dibangun benar-benar dilaksanakan.<br />

Akan tetapi sangat disa<strong>yang</strong>kan, nilai intrinsik<br />

dan informasi tentang waktu pindahnya Bupati<br />

<strong>Bandung</strong> R.A.Wiranatakusumah II ke ibukota kebupaten<br />

<strong>yang</strong> baru adalah lemah, karena tidak<br />

menyebutkan tanggal, bulan dan tahunnya secara<br />

jelas. Tahun pindahnya Bupati <strong>Bandung</strong> ke<br />

<strong>Kota</strong> baru, hanya disebutkan secara samar, yaitu<br />

setelah Bupati tinggal di tempat sementara selama<br />

dua setengah tahun. Dengan demikian dalam<br />

menentukan hari jadi <strong>Kota</strong> <strong>Bandung</strong>, alternatif<br />

kedua pun tidak dipilih.<br />

Alternatif Ketiga : Tanggal 25 September 18<strong>10</strong><br />

Oleh karena alternatif pertama dan kedua tidak<br />

dapat dipilih, maka pilihan jatuh ke alternatif<br />

ketiga seperti <strong>yang</strong> dinyatakan dalam kutipan dan<br />

sumbernya <strong>yang</strong> cukup kuat sebagai sumber sejarah,<br />

yaitu sumber berupa besluit (surat keputusan)<br />

<strong>yang</strong> dinyatakan dalam Volks Almanak Soenda<br />

(1938), tanggal 2 September 18<strong>10</strong> adalah tanggal<br />

besluit (Surat Keputusan tentang pengang -<br />

katan pejabat pribumi di daerah administratif tertentu).<br />

Namun demikian di dalamnya dinyatakan<br />

pula bahwa tanggal 25 September 18<strong>10</strong> adalah<br />

tanggal pindahnya Ibukota Kabupaten <strong>Bandung</strong><br />

"<strong>Kota</strong>" <strong>yang</strong> baru yaitu <strong>Kota</strong> <strong>Bandung</strong>.<br />

Hal ini ditunjukkan oleh kalimat (pernyataan<br />

penulis artikel) : "Bareng jeung dipindahkeun eta<br />

dua dayeuh, dina sabisluit keneh tanggal 2 September<br />

18<strong>10</strong> diangkat kana Patih Parakan<br />

Muncang Raden Suria, Patinggi, Cipacing, ngagantikeun<br />

Raden Wirakusumah.....". Dua dayeuh<br />

<strong>yang</strong> dimaksud adalah Ibu <strong>Kota</strong> Kabupaten <strong>Bandung</strong><br />

dan Ibu <strong>Kota</strong> Kabupaten Parakan Muncang.<br />

Perlu dikemukakan, bahwa sangat disa<strong>yang</strong>kan,<br />

arsip <strong>yang</strong> diduga arsip besluit dimaksud<br />

(terdapat di arsip nasional Jakarta) tidak dapat<br />

dibaca dan difotokopi karena kondisinya sudah<br />

sangat parah (hancur dimakan usia). Namun<br />

demikian, hal ini kiranya tidak mengurangi kekuatan<br />

data/informasi tentang adanya besluit tersebut.<br />

Dasar pertimbangannya adalah pertama, informasi<br />

tentang adanya besluit itu berasal dari<br />

tulisan Raden Asik Natanegara berjudul Sadjarah<br />

Soemedang 7 Djaman Kompeni Toeg Nepi Ka Kiwari.<br />

Dilihat dari gelarnya, Asik Natanegara<br />

adalah orang terpelajar dan dari tulisannya menunjukkan<br />

bahwa ia menguasai permasalahan<br />

<strong>yang</strong> ditulisnya, serta memiliki pengetahuan tentang<br />

teknis menulis karya ilmiah. Ia tidak<br />

mungkin menyebutkan adanya besluit tanggal 25<br />

September 18<strong>10</strong> bila ia tidak mengetahui tentang<br />

hal itu, atau bahkan melihat dan membacanya.<br />

Dari segi metode sejarah tepatnya kritik sumber<br />

yakni kritik intern <strong>yang</strong> menyoroti/menilai pengarang<br />

dan sumber <strong>yang</strong> bersangkutan hal itu dapat<br />

dipertanggungjawabkan. Kedua tulisan tersebut<br />

dimuat dalam Volks Almanak Soenda 1938<br />

dan 1939. Dan segi metode sejarah (kritik sumber/kritik<br />

ekstrem), sumber ini cukup akurat,<br />

karena sumber itu asli, memuat informasi <strong>yang</strong><br />

dimaksudkan secara jelas dan tegas dan uraiannya<br />

utuh (belum diubah-ubah).<br />

Berdasarkan hasil analisis terhadap lintasan<br />

lahirnya <strong>Kota</strong> <strong>Bandung</strong> <strong>yang</strong> bertumpuh pada<br />

sumber-sumber tersebut diatas, dapat ditarik beberapa<br />

kesimpulan.<br />

Pertama, <strong>Kota</strong> <strong>Bandung</strong> berdiri (dibangun)<br />

melalui kronologi peristiwa sebagai berikut :<br />

* Tahun 1809 (), Bupati <strong>Bandung</strong><br />

RA.Wiranatakusumah II (1794-1829) pindah dari<br />

Karapyak, ibu kota Kabupaten <strong>Bandung</strong>, ke daerah<br />

<strong>Bandung</strong> bagian utara, dalam rangka usaha<br />

dan persiapan membangun ibu kota baru ditepi<br />

Sungai Cikapundung, dekat jalan Raya Pos <strong>yang</strong><br />

sedang dibangun.<br />

* Di tempat tinggal sementara (daerah Cikalintu,<br />

Balubur Hilir dan Kampung Bogor), Bupati <strong>Bandung</strong><br />

menetap selama dua setengah tahun () sementara<br />

itu, pembangunan <strong>Kota</strong> <strong>Bandung</strong> diba -<br />

wah pimpinan Bupati RA.Wiranatakusumah II.<br />

* Tanggal 25 September 18<strong>10</strong>, <strong>Kota</strong> <strong>Bandung</strong><br />

diresmikan sebagai Ibu kota Kabupaten <strong>Bandung</strong>.<br />

Boleh jadi peresmian <strong>Kota</strong> itu dilakukan<br />

setelah di "<strong>Kota</strong>" baru itu berdiri Pendopo Kabupaten<br />

sebagai kantor Bupati.<br />

Kedua, Data/informasi dalam naskah Sadjarah<br />

<strong>Bandung</strong> mengenai pindahnya Bupati<br />

RA.Wiranatakusumah II dari Karapyak, mengandung<br />

arti/makna bahwa boleh jadi gagasan pencarian<br />

tempat untuk membangun Ibu kota kabupaten<br />

<strong>yang</strong> baru, berasal dari Bupati <strong>Bandung</strong><br />

sendiri, dengan alasan lokasi Karapyak tidak<br />

strategis sebagi Ibu kota kabupaten, karena tempat<br />

itu berada di bagian sisi wilayah kabupaten<br />

<strong>Bandung</strong> bagian selatan. Sementara itu daerah<br />

Karapyak sering terancam banjir, karena daerah<br />

itu berada di tepi sungai Citarum. **<br />

21


EDISI 4 / 2009<br />

PARLEMENTARIA<br />

DATA ANGGOTA DPRD KOTA BANDUNG<br />

HASIL PEMILU LEGISLATIF TAHUN 2009<br />

MASA JABATAN TAHUN 2009-2014<br />

NO. NAMA PARTAI<br />

1. GUGUM GUMBIRA PARTAI GERINDA<br />

2. H.C. HENDARWAN, SH.,MM PARTAI GERINDA<br />

3. EKO YULIANT PARTAI GERINDA<br />

4. ODED MUHAMAD DANIAL PKS<br />

5. AHMAD KUNCARANINGRAT,ST PKS<br />

6. ASEP RODI PKS<br />

7. Ir. NURANI ESTI LESTARI PKS<br />

8. DENI NURSANI PKS<br />

9. TEDDY SETIADI, S.Sos PKS<br />

<strong>10</strong>. HARU SUANDHARU,S.Si.,M.Si PKS<br />

11. BUDI HARYANA,S.Si PKS<br />

12. TEDY RUSMAWAN AT PKS<br />

13. Drs. H. NANANG SUGIRI, MH PAN<br />

14. AAT SAPAAT KHODIJAT PARTAI GOLKAR<br />

15. H. ADJAT SUDRADJAT PARTAI GOLKAR<br />

16. Drs. ASEP DEDY RUYADI, SH.,Msi PARTAI GOLKAR<br />

17. JHONNY HIDAYAT PARTAI GOLKAR<br />

18. Drs. TATANG SURATIS PARTAI GOLKAR<br />

19. H. EDWIN SANJAYA, SE PARTAI GOLKAR<br />

20. EGA MEGANTARI, SH PPP<br />

21. YOSEP SAEPUL AKBAR M, S.Ag PPP<br />

22. LIA NOER HAMBALI PPP<br />

23. CHRISTIAN DICKY S PDS<br />

24. RIEKE SURYANINGSIH, SH PDI PERJUANGAN<br />

25. RIANTONO, ST.,M.Si PDI PERJUANGAN<br />

26. H. ISA SUBAGJA PDI PERJUANGAN<br />

27. TROYADI G. LUKAS PDI PERJUANGAN<br />

28. ACHMAD NUGRAHA DH, SH PDI PERJUANGAN<br />

29. YESSA D. SIDDIQ PDI PERJUANGAN<br />

30. H. KUSMANA PDI PERJUANGAN<br />

31. TETEN GUMILAR RAMAYANA PARTAI DEMOKRAT<br />

32. UNTUNG MULYANTO PARTAI DEMOKRAT<br />

33. Dra. ANI SUMARNI PARTAI DEMOKRAT<br />

34. DEDE HERMAWANSYAH PARTAI DEMOKRAT<br />

35. Drs. KATMADJA PARTAI DEMOKRAT<br />

36. WIEKE WIWIK PURWATI PARTAI DEMOKRAT<br />

37. ANTARIA PULWAN PARTAI DEMOKRAT<br />

38. Ir. H. AGUS GUNAWAN PARTAI DEMOKRAT<br />

39. DENI RUDIANA PARTAI DEMOKRAT<br />

40. Hj. WIEN BASTIAH PARTAI DEMOKRAT<br />

41. DONNY KUSMEDI GN, SH.,MBA PARTAI DEMOKRAT<br />

42. ERWAN SETIAWAN PARTAI DEMOKRAT<br />

43. SRI SUCI KARYANI, S. Ag PARTAI DEMOKRAT<br />

44. HERI HERYAWAN PARTAI DEMOKRAT<br />

45. Drs. KADAR SLAMET PARTAI DEMOKRAT<br />

46. ENTANG SURYAMAN, SH PARTAI DEMOKRAT<br />

47. YUNI NABILA PARTAI DEMOKRAT<br />

48. H. TOMTOM DABBUL QOMAR, SH., MH PARTAI DEMOKRAT<br />

49. Hj. HENNY SRI BURHAENIE PARTAI DEMOKRAT<br />

50. RB. EKO SESOTYO, SE PARTAI DEMOKRAT<br />

Catatan : Apabila ada perubahan nomor HP mohon segera diinformasikan ke Bagian Umum (Tlp.4221484)<br />

Keterangan : Jumlah anggota laki-laki = 41 orang, anggota perempuan = 9 orang<br />

22


EDISI 4 / 2009<br />

LINTAS KOTA<br />

<strong>Bandung</strong> Jadi Percontohan<br />

Penanganan Penyandang Cacat<br />

UNTUK bisa berperan secara lebih produktif<br />

dan mandiri, penyandang cacat sebagai<br />

warga negara dengan segala kekurangannya,<br />

mempunyai hak dan perlakuan <strong>yang</strong><br />

sama dengan warga lainnya termasuk keikut<br />

sertaannya berkiprah dalam pembangunan.<br />

Terlebih sebagai objek dan subjek pembangunan,<br />

terutama dalam rehabilitasi dan pemberdayaannya.<br />

Keberhasilan <strong>Kota</strong> <strong>Bandung</strong> dalam upaya<br />

penyetaraan hak para penyandang cacat, menjadi<br />

salah satu kota terbaik di Indonesia <strong>yang</strong><br />

mempunyai pusat Rehabilitasi Bersumber Daya<br />

Masyarakat (RBM) bagi penyandang cacat (penca)<br />

<strong>yang</strong> sangat aktif melakukan dukungan<br />

sosialisasi, pendampingan maupun pendataan.<br />

23


EDISI 4 / 2009<br />

LINTAS KOTA<br />

Ketua Umum tim RBM <strong>Kota</strong> <strong>Bandung</strong>, Hj.<br />

Nani Dada Rosada mengatakan hal tersebut.<br />

”Guna meningkatkan kualitas hidup, <strong>Kota</strong> <strong>Bandung</strong><br />

menggunakan pola rehabilitasi bersumber<br />

daya masyarakat, dan pentingnya pemahaman<br />

masyarakat terhadap penyandang cacat menjadi<br />

kunci sukses program rehabilitasi ini,” ujar<br />

Nani saat menyambut kunjungan peserta program<br />

pelatihan rehabilitasi ”Third Country<br />

Trainning Program on Vocational Rehabilitation<br />

Person with Disabelites”. Acara berlangsung di<br />

ruang tengah Balai <strong>Kota</strong> <strong>Bandung</strong>, Jln.<br />

Wastukancana 2, Rabu (22/7) lalu.<br />

Dikatakan, agar perlakuan terhadap penca<br />

tidak mengalami diskriminatif dan tidak malu<br />

apabila ada keluarganya <strong>yang</strong> cacat, diperlukan<br />

pola komunikasi dan interaksi secara intensif<br />

kepada masyarakat agar mau melaporkan<br />

adanya penca dilingkungannya.<br />

Tim RBM mencatat penca di <strong>Kota</strong> <strong>Bandung</strong><br />

ada <strong>10</strong>.200 orang, sedangkan binaan RBM saat<br />

ini 2.314 orang <strong>yang</strong> terbagi di RW binaan, diikuti<br />

30 peserta kader RBM dari 30 kecamatan<br />

di <strong>Kota</strong> <strong>Bandung</strong>, agar mampu memonitoring.<br />

Dukungan <strong>Pemerintah</strong> <strong>Kota</strong> <strong>Bandung</strong> terhadap<br />

penca, menurut Nani sangat besar. “Capaian<br />

penanganan penca dari tahun ke tahun selalui<br />

meningkat baik kuantitas maupun kualitasnya.<br />

24


EDISI 4 / 2009<br />

LINTAS KOTA<br />

Di antaranya pada tahun 2008, sebanyak 296<br />

penca berat telah mendapatkan bantuan jaminan<br />

sosial sebesar Rp 300.000,00/bulan dari<br />

Departemen Sosial. Tahun ini sebanyak 284<br />

penca akan memperoleh hak <strong>yang</strong> sama,”<br />

katanya.<br />

Wali <strong>Kota</strong> <strong>Bandung</strong>, H. Dada Rosada, S.H, MSi<br />

dalam amanat tertulis <strong>yang</strong> dibacakan Sekretaris<br />

Daerah (Sekda) <strong>Kota</strong> <strong>Bandung</strong>, Dr. H. Edi<br />

Siswadi, M.Si mengucapkan selamat datang,<br />

terima kasih atas keperdulian dan perhatian pada<br />

peserta program pelatihan, serta menjelaskan<br />

<strong>Pemerintah</strong> <strong>Kota</strong> <strong>Bandung</strong> melindungi<br />

hak-hak dasar masyarakat <strong>Bandung</strong> termasuk<br />

<strong>10</strong>.200 orang penca dengan memberikan fasilitas<br />

kepada mereka sesuai dengan kemampuan<br />

pemerintah kota.<br />

<strong>Kota</strong> <strong>Bandung</strong> menjadi percontohan peserta<br />

program pelatihan <strong>yang</strong> diikuti negara-negara<br />

berkembang dari 8 negara, di antaranya Pakistan,<br />

Palestina, Vietnam, Fhilipina, Nepal, Timor<br />

Leste, Thailand dan Zimbabwe. Program<br />

pelatihan rehabilitasi penyandang cacat ini dilaksanakan<br />

selama 42 hari dengan melakukan<br />

kunjungan kerja ke kota Solo, Yogyakarta, <strong>Bandung</strong><br />

dan Bali dalam rangka melihat upaya pemerintah<br />

dalam penanggulangan rehabilitasi<br />

penca di Indonesia.**<br />

25


EDISI 4 / 2009<br />

LINTAS KOTA<br />

Bulan Dana PMI <strong>Kota</strong> <strong>Bandung</strong><br />

Targetkan Perolehan Rp 900 Juta<br />

KEBERADAAN Palang<br />

Merah Indonesia (PMI)<br />

sebagai organisasi sosial<br />

kemanusiaan, merupakan mitra<br />

pemerintah <strong>yang</strong> sangat strategis.<br />

Kinerjanya selama ini mampu<br />

menunjukan kontribusi besar<br />

dalam membantu pelayanan<br />

sosial, kesehatan, bencana<br />

alam, pengelolaan transfusi<br />

darah, dan tugas-tugas kemanusiaan<br />

lainnya. Kelancaran<br />

operasional pelayanannya, sangat<br />

bergantung pada sumber<br />

daya dan pendanaan.<br />

Pernyataan tersebut dikemukakan<br />

Wali <strong>Kota</strong> <strong>Bandung</strong><br />

H.Dada Rosada,S.H.,M.Si., pada<br />

amanatnya dalam pencanangan<br />

Bulan Dana PMI <strong>Kota</strong> <strong>Bandung</strong><br />

di Plaza Balai <strong>Kota</strong> Jln.<br />

Wastukancana 2 <strong>Bandung</strong><br />

Senin (6/7) lalu. Ia pun menegaskan,<br />

“Sesuai kesempatan<br />

dan kemampuan masing-masing,<br />

Saya percaya nilai-nilai solidaritas<br />

dan sikap kesetiakawanan<br />

sosial <strong>yang</strong> selama ini<br />

kita miliki, akan menjadi sumber<br />

daya PMI lebih berkiprah”.<br />

Pencanangan ditandai penyerahan<br />

kartu derma dan kupon<br />

Tanda Terima Sumbangan (TTS)<br />

kepada Samsat <strong>Bandung</strong> Timur<br />

dan Dinas Pendapatan Daerah<br />

(Dispenda). Pengukuhan Keluarga<br />

Donor Darah (KDD) Pemkot<br />

<strong>Bandung</strong>.<br />

Menurut Dada, kegiatan Bulan<br />

Dana PMI bukan sematamata<br />

untuk menghimpun dana<br />

masyarakat, melainkan lebih<br />

26


EDISI 4 / 2009<br />

LINTAS KOTA<br />

pada upaya memupuk jiwa dan<br />

semangat kegotong royongan<br />

membantu meringankan penderitaan<br />

sesama. “Bulan dana<br />

PMI adalah sarana memelihara<br />

nilai-nilai solidaritas sosial dan<br />

kesetia kawanan sosial. Kebersamaan<br />

ini harus selalu dijaga.<br />

Saya minta seluruh jajaran<br />

Pemkot <strong>Bandung</strong> menjadi pelopor<br />

dalam kegiatan sosial kemanusiaan<br />

ini,” tandasnya.<br />

Diungkapkan Walikota, pero -<br />

lehan dana di tahun sebelumnya<br />

(2008), PMI Cabang <strong>Kota</strong> Ban -<br />

dung berhasil menghimpun Rp<br />

970 juta atau 114 % dari target<br />

Rp 850 juta. Prestasi ini memantapkan<br />

posisi <strong>Kota</strong> <strong>Bandung</strong> sebagai<br />

daerah <strong>yang</strong> selalu mencapai<br />

hasil terbesar di Jawa Barat.<br />

Dada juga mengungkapkan<br />

rasa prihatinnya, pasalnya warga<br />

<strong>Kota</strong> <strong>Bandung</strong> <strong>yang</strong> tinggal di<br />

daerah rawan bencana pada<br />

2008 meningkat menjadi 4.386<br />

dibanding tahun sebelumnya<br />

(2007) <strong>yang</strong> hanya 2.302 orang.<br />

Kondisi ini menurutnya merupakan<br />

isyarat, potensi bencana<br />

masih mengancam sebagian<br />

warga <strong>Bandung</strong>. Karenanya peran<br />

PMI ke depan akan lebih berat<br />

dalam menentukan langkah<br />

preventif, antara lain melalui<br />

pembinaan Korps Sukarela<br />

(KSR) dan Palang Merah Remaja<br />

(PMR), pembentukan KDD<br />

dalam peningkatan pelayanan<br />

transfusi darah.<br />

Ketua Umum Bulan Dana PMI<br />

<strong>Kota</strong> <strong>Bandung</strong> 2009, Hj. Nani<br />

Dada Rosada mengemukakan,<br />

selama 3 bulan mulai 1 Juli<br />

hingga 30 September 2009 panitia<br />

menetapkan target perolehan<br />

bersih Rp. 900 juta. Sebagai alat<br />

operasioal bulan dana PMI, selain<br />

menyediakan kartu derma<br />

bagi para pengusaha dan donatur,<br />

panitia pun menyiapkan<br />

kupon TTS nominal Rp 500,00,<br />

Rp. 1.000,00, Rp 5.000,00, dan<br />

Rp <strong>10</strong>.000,00. Sedangkan penjaringan<br />

dana dibagi dalam 8<br />

bidang sasaran.<br />

Bidang 1 (sumber pendapatan)<br />

melalui sektor hiburan,<br />

perhotelan dan rumah makan,<br />

pajak reklame. Bidang 2<br />

(BUMN/BUMD) melalui pelanggan<br />

PDAM, listrik, telepon,<br />

penumpang kereta api berkelas.<br />

Bidang 3 (perpasaran,<br />

pelayanan akte kelahiran) pedagang<br />

pasar, pelayanan pembuatan<br />

akte kelahiran, rekanan<br />

pemkot, gabungan pengusaha,<br />

pengusaha pompa bensin,<br />

pelayanan mamsyarakat di kecamatan,<br />

toko umum, pengusaha<br />

menengah dan PKL resmi,<br />

factory outlet dan mall.<br />

Untuk bidang IV (perizinan)<br />

melalui pemohon SIM, pajak<br />

kendaraan bermotor dan bea<br />

balik nama, kir mobil dan<br />

bongkar muat, pemohon paspor,<br />

pelayanan sertifikat tanah<br />

dan pelayanan satu atap.<br />

Bidang V. (PNS) melalui kolektor<br />

DPC Korpri, unit ranting dan<br />

sub unit Korpri. Bidang VI<br />

(siswa sekolah negeri dan<br />

swasta) melalai TK. SD, SMP,<br />

SMA, SMK. Bidang VII (bidang<br />

kesehatan) melalui apotek, laboratorium,<br />

balai pengobatan<br />

swasta, rumah sakit negeri dan<br />

swasta, klinik bersalin. Bidang<br />

VIII yaitu TNI dan PNS nya.**<br />

27


EDISI 4 / 2009<br />

LINTAS KOTA<br />

TP PKK Harus Menjadi Elemen<br />

Pemberdayaan Keluarga<br />

TATANAN keluarga <strong>yang</strong><br />

utuh, mandiri, tangguh,<br />

berkualitas dan terpenuhinya<br />

kebutuhan dasar,<br />

merupakan tugas pokok sekaligus<br />

tantangan berat dan cukup<br />

pelik bagi pembinaan kesejahteraan<br />

keluarga. Karena faktanya,<br />

di <strong>Kota</strong> <strong>Bandung</strong> masih<br />

terdapat sekira 82.000 keluarga<br />

miskin <strong>yang</strong> dikategorikan<br />

kemiskinan terstruktur.<br />

“Keberadaan tim penggerak<br />

pemberdayaan dan kesejahteraan<br />

keluarga harus menjadi elemen<br />

pemberdayaan keluarga<br />

<strong>yang</strong> benar-benar nyata, sekaligus<br />

memiliki kekayaan nilai-nilai<br />

dan motivasi sebagai sumber<br />

keteladanan bagi keluarga dan<br />

masyarakat,” kata Wali <strong>Kota</strong><br />

<strong>Bandung</strong> H. Dada Rosada dalam<br />

amanatnya usai melantik jajaran<br />

pengurus TP. PKK. <strong>Kota</strong><br />

<strong>Bandung</strong> masa bakti 2008-<br />

2013, di Ruang Serbaguna<br />

Bermartabat Balai <strong>Kota</strong>, Jln.<br />

Wastukancana 2 <strong>Bandung</strong>,<br />

Senin (22/6).<br />

Hadir dalam pelantikan, Wakil<br />

Wali <strong>Kota</strong> <strong>Bandung</strong> Ayi Vivananda,<br />

Sekretaris Daerah (Sekda)<br />

<strong>Kota</strong> <strong>Bandung</strong> H. Edi Siswadi,<br />

sejumlah pejabat publik dan<br />

para camat se <strong>Kota</strong> <strong>Bandung</strong>.<br />

Acara ditandai pemberian pi-<br />

28


EDISI 4 / 2009<br />

LINTAS KOTA<br />

agam penghargaan, cincin dan<br />

bros emas kepada pengurus<br />

lama <strong>yang</strong> telah mengabdi dan<br />

menyatakan istirahat tidak lagi<br />

jadi pengurus.<br />

Dada menandaskan, peran<br />

TP. PKK .dalam pemberdayaan<br />

kesejahteraan keluarga merupakan<br />

strategi paling mendasar<br />

dan penting dalam<br />

meningkatkan ketahanan keluarga.<br />

“Keluarga <strong>yang</strong> rapuh<br />

berpotensi memunculkan problema<br />

sosial dan daya juang keluarga.<br />

Yang kita takutkan adalah<br />

jika rasa hormat, sikap saling<br />

menghargai dan rasa bangga diantara<br />

sesama anggota keluarga<br />

sudah tidak ada,”.<br />

Sebagai mitra pemerintah kota<br />

dalam memperjuangkan kese -<br />

jah teraan masyarakat, kata Dada,<br />

TP PKK memiliki segmen<br />

garapan pasti <strong>yang</strong> terkait langsung<br />

dengan 7 agenda prioritas<br />

pembangunan <strong>Kota</strong> <strong>Bandung</strong>.<br />

“Insya Allah, melalui pemenuh -<br />

an norma <strong>10</strong> program pokok<br />

PKK <strong>yang</strong> konsisten, secara ber -<br />

tahap seluruh keluarga di <strong>Kota</strong><br />

<strong>Bandung</strong> akan meraih status<br />

keluarga sejahtera <strong>yang</strong> tingkat<br />

kemandirian dan kesejahteraannya<br />

dapat diandalkan,”.<br />

Dada berharap pengurus TP<br />

PKK <strong>yang</strong> baru dilantik, mampu<br />

membangun sinergitas <strong>yang</strong><br />

harmonis dengan berbagai pihak,<br />

baik Pemkot dengan SKPD<br />

nya, maupun dengan lembaga<br />

swasta dan masyarakat.<br />

Ketua Umum TP PKK <strong>Kota</strong><br />

<strong>Bandung</strong>, Hj Nani Dada Rosada<br />

menuturkan, TP PKK dalam<br />

meraih optimalisasi perannya ke<br />

depan, akan lebih mempertajam<br />

pada ketahanan kesehatan,<br />

ekonomi, lingkungan hidup dan<br />

agama. “Sebagai fasilitator dan<br />

motivator pemberdayaaan keluarga,<br />

kader-kader PKK <strong>Kota</strong><br />

<strong>Bandung</strong> disemua tingkatan<br />

mutlak dibekali wawasan<br />

pengetahuan. Lebih dari itu,<br />

mereka juga harus memahami<br />

karakteristik sosial binaannya.<br />

Karena tanpa pengenalan dan<br />

pendalaman karakter, pemberdayaan<br />

akan sulit dilakukan,”<br />

tuturnya.<br />

Jajaran pengurus <strong>yang</strong> dilantik,<br />

Hj Wiwi Priana (Wakil ketua<br />

I), Erika Ayi Vivananda (Wk Ketua<br />

II), Hj Gita Edi Siswadi (Wk<br />

Ketua III), Hj Yetna Maman Suparman<br />

(Wk Ketua IV), Aisyah<br />

Tjutju Nurdin (Sekretaris), Hj<br />

Eulis Kiki Akhmad Zakiah (Wk<br />

Sekretaris I), Tubagus Agus<br />

Mulyadi (Wk Sekretaris II), Popin<br />

Martawijaya (Bendahara), Hj Jaja<br />

Sutardja (Wk Bendahara I),<br />

Cecep Karsidi (Wk Bendahara<br />

II), Hj Oim Sulaeman (Ketua<br />

Pokja I), Hj Yetti N Sujana (Ketua<br />

Pokja II), Hj Kusnadi Ardi (Ketua<br />

Pokja III), Hj Ida Gunadi S<br />

Bhinekas (Ketua Pokja IV).**<br />

29


EDISI 4 / 2009<br />

LINTAS KOTA<br />

<strong>Kota</strong> <strong>Bandung</strong> Masih<br />

Butuh 200.000 Rumah<br />

JUMLAH penduduk <strong>yang</strong> besar dengan<br />

tingkat kepadatan <strong>yang</strong> tinggi dan lahan<br />

terbatas, selain akan menekan berat upaya<br />

penyediaan Ruang Terbuka Hijau (RTH), juga<br />

rawannya perkembangan kawasan pemukiman<br />

kumuh <strong>yang</strong> tidak layak huni.<br />

“Dari lebih kurang dua setengah juta penduduk<br />

(<strong>Kota</strong> <strong>Bandung</strong>), hunian <strong>yang</strong> ada baru<br />

350 ribu rumah. Padahal idealnya dengan jumlah<br />

penduduk sebesar ini, dibutuhkan sedikitnya<br />

500 ribu hunian. Jadi <strong>Kota</strong> <strong>Bandung</strong> kekurangan<br />

150 sampai 200 ribu hunian,” kata Wali<br />

<strong>Kota</strong> <strong>Bandung</strong> H.Dada Rosada disela peresmian<br />

topping off apartement bersubsidi di Buah Batu<br />

Park, Jln. Adhiyaksa – Terusan Buah Batu Kecamatan<br />

<strong>Bandung</strong> Kidul. Peresmiannya sendiri<br />

dilakukan Menteri Perumahan Rakyat (Menpera)<br />

Mohamad Yusuf Ashari, Jumat (3/7) lalu.<br />

Untuk memenuhi kebutuhan rumah hunian<br />

sekaligus mengupayakan keberadaan RTH, Pe-<br />

30


EDISI 4 / 2009<br />

LINTAS KOTA<br />

merintah <strong>Kota</strong> <strong>Bandung</strong> berencana mengembangkan<br />

rumah hunian vertikal, baik rumah<br />

susun sederhana sewa (rusunawa) maupun<br />

rumah susun sederhana milik (rusunami). “Bagi<br />

<strong>Kota</strong> <strong>Bandung</strong> tampaknya lebih cenderung<br />

pada pengembangan rusunawa dan rusunami,<br />

tidak bentuk apartemen,” kata wali kota.<br />

“<strong>Kota</strong> <strong>Bandung</strong> sudah memiliki model rumah<br />

tinggal vertikal rusunawa di Cingised Arcamanik<br />

dan di Jln. Industri Dalam Kecamatan<br />

Cicendo. Kita juga sudah merencanakan pembangunan<br />

rumah susun ini namun dilakukan<br />

secara bertahap, antara lain di Jamika,<br />

Tamansari dan Sekeloa,” tambah wali kota.<br />

Di tempat <strong>yang</strong> sama, Gubernur Jawa Barat<br />

H. Akhmad Heryawan mengatakan, pembangunan<br />

kawasan hunian baru sangat tidak diharapkan<br />

berkembang menjadi atau merupakan<br />

perpindahan kawasan hunian kumuh lama ke<br />

tempat <strong>yang</strong> lain. Rusunawa ataupun rusunami<br />

harus benar-benar dikelola dengan baik,”<br />

katanya.<br />

Pembangunan perumahan atau hunian di<br />

Jawa Barat <strong>yang</strong> penduduknya seperlima penduduk<br />

Indonesia atau lebih dari 42 juta jiwa,<br />

perlu harmonisasai. Gubernur menyarankan<br />

harus diupayakan nuansa pedesaan <strong>yang</strong> baik<br />

dan tidak kumuh. Dibuat model pembangunan<br />

desa <strong>yang</strong> baik sehingga warga desa tidak urban<br />

ke kota. “Pada 20<strong>10</strong> kita merencanakan kehadiran<br />

rusunawa dan rusunami dibangun di Jawa<br />

Barat,” katanya.<br />

Terkait program 1.000 tower <strong>yang</strong> digelindingkan<br />

kementerian perumahan rakyat, Menpera<br />

Yusuf Ashari menuturkan, <strong>Pemerintah</strong><br />

telah meningkatkan subsidi menjadi Rp 2,5 triliun<br />

dari sebelumnya Rp 22 miliar, sebesar Rp<br />

800 miliar di antaranya diperuntukan bagi<br />

rusunami.<br />

Menpera berharap, pembangunan 5 tower<br />

apartemen Buah Batu Park seluas 1,2 hektare<br />

dengan 1.500 unit hunian tipe 21 dan 36, direalisasikan<br />

tidak terlalu lama. “Rusunawa dan<br />

rusunami ini juga perlu dibentuk kelembagaan,<br />

seperti persatuan penghuni rumah susun untuk<br />

pengelolaan keberadaan hunian sesuai<br />

kewenangannya dalam bentuk Peraturan Daerah,”<br />

kata Menpera.<br />

Yusuf mengingatkan para Gubernur agar benar-benar<br />

memperhatikan daerah-daerah perbatasan<br />

di antaranya perbatasan dengan<br />

Provinsi DKI Jakarta dan Banten, jangan sampai<br />

<strong>yang</strong> semula merupakan kota pen<strong>yang</strong>ga<br />

berubah menjadi kota mandiri.<br />

Terkait kependudukan di rusunami,Yusuf juga<br />

meminta para kepala daerah memikirkan<br />

pembangunan rusunami tahap kedua. Rusunami<br />

ini penting terutama bagi penghuni <strong>yang</strong><br />

setelah 5 tahun <strong>yang</strong> menyebabkan anggota<br />

keluarganya bertambah. ”Kehadiran anak-anak<br />

<strong>yang</strong> terus tumbuh dan bertambah usia perlu<br />

pengaturan agar mereka bisa pindah dari unit<br />

<strong>yang</strong> semula kecil ke unit <strong>yang</strong> lebih luas. Ini<br />

perlu dirumuskan pengaturannya,” pinta Menpera.**<br />

31


EDISI 4 / 2009<br />

LINTAS KOTA<br />

Kerajinan Khas <strong>Bandung</strong><br />

Belum Banyak Dikenal<br />

DEWAN Kerajinan Nasional<br />

Daerah (Dekranasda) <strong>Kota</strong><br />

<strong>Bandung</strong> menyelenggarakan<br />

pameran Kriya Pesona <strong>Bandung</strong><br />

(KPB) bertema “Pameran<br />

Kerajinan Cantik Urang <strong>Bandung</strong>”.<br />

Pameran berlangsung<br />

selama 4 hari dari tanggal 9<br />

hingga 12 Juli 2009, di Graha<br />

Manggala Siliwangi Jalan Aceh<br />

<strong>Bandung</strong>.<br />

Ketua Dekrasnasda <strong>Kota</strong><br />

<strong>Bandung</strong>, Ny. Nani Dada<br />

Rosada menyatakan, pameran<br />

KPB ini sudah pernah dilakukan<br />

tahun-tahun sebelumnya,<br />

<strong>yang</strong> bertujuan untuk<br />

lebih memperkenalkan<br />

hasil kerajinan kepada khalayak<br />

ramai. “Kriya pesona<br />

tahun ini merupakan pameran<br />

<strong>yang</strong> ke-4 kali diselenggarakan<br />

oleh Dekranasda <strong>Kota</strong> <strong>Bandung</strong>,”<br />

ujar Ny. Nani saat pembukaan<br />

Pameran Kriya Pesona<br />

<strong>Bandung</strong> IV, Kamis (9/7).<br />

Menurut Ny. Nani pameran<br />

kali ini diikuti 70 pengrajin, 44<br />

pengrajin merupakan binaan<br />

lama Dekranasda sedang<br />

sisanya merupakan pengrajin<br />

binaan baru. “Para peserta<br />

pameran ini merupakan hasil<br />

seleksi dari berbagai pengrajin<br />

<strong>yang</strong> ada di <strong>Kota</strong> <strong>Bandung</strong> dan<br />

sekitarnya,” kata Ny. Nani.<br />

Sementara itu Wali <strong>Kota</strong> <strong>Bandung</strong>,<br />

H. Dada Rosada, S.H.<br />

M.Si., mengharapkan pameran<br />

ini menumbuhkan motivasi pada<br />

kreator dan inovator untuk<br />

menghasilkan produk-produk<br />

kriya <strong>yang</strong> bernilai ekonomi<br />

tinggi, serta berjalan<br />

berkesinambungan.<br />

“Sampai saat ini <strong>Bandung</strong><br />

lebih dikenal karena produk<br />

kuliner dan tekstil, sedangkan<br />

produk kerajinan khas <strong>Kota</strong><br />

<strong>Bandung</strong> belum banyak dikenal,<br />

oleh karena itu dibutuhkan<br />

terobosan <strong>yang</strong> cerdas,”<br />

ujar Dada.<br />

Wali kota juga meminta<br />

kepada Dinas Koperasi, UKM,<br />

Perindustian dan Perdagangan<br />

dan Bagian Perekonomian agar<br />

melakukan evaluasi kegiatan<br />

pameran. “Setelah pameran ini<br />

kita jadwalkan waktu untuk<br />

32


EDISI 4 / 2009<br />

LINTAS KOTA<br />

membahas perkembangan industri<br />

kreatif di <strong>Kota</strong> <strong>Bandung</strong><br />

dengan melibatkan peserta<br />

pameran, pedagang di<br />

kawasan Cigondewah,<br />

Cibaduyut, Cihampelas, Suci,<br />

Binong Jati, Cibuntu, Sukajadi<br />

dan Braga,” katanya.<br />

Dada juga berharap, para<br />

pengrajin untuk mengisi 7<br />

kawasan <strong>yang</strong> telah disediakan<br />

<strong>Pemerintah</strong> <strong>Kota</strong> <strong>Bandung</strong> untuk<br />

dikembangkan. “Silakan<br />

mengisi tempat-tempat <strong>yang</strong><br />

akan kita kembangkan, kita<br />

sudah membeli tanah untuk<br />

kegiatan para pedagang pengrajin<br />

di Cigondewah, kita sudah<br />

menyediakan tanah di Binong<br />

Jati, dan kita pun akan<br />

membeli tanah untuk kegiatan<br />

promosi lainnya di suci,”<br />

katanya.<br />

Wali kota mengungkapkan,<br />

<strong>Pemerintah</strong> <strong>Kota</strong> <strong>Bandung</strong><br />

telah menyusun beberapa program<br />

dan kebijakan <strong>yang</strong> dirumuskan<br />

oleh SKPD terkait, Dewan<br />

Pengembangan Ekonomi<br />

<strong>Kota</strong> <strong>Bandung</strong> dan Forum Pemasaran<br />

<strong>Kota</strong> <strong>Bandung</strong>, mengenai<br />

agenda pengembangan<br />

kerajinan <strong>yang</strong> implementasinya<br />

segera digulirkan.<br />

“Dalam bingkai kebijakannya,<br />

<strong>Pemerintah</strong> <strong>Kota</strong> <strong>Bandung</strong><br />

mendudukan kerajinan sebagai<br />

salah satu primadona<br />

ekonomi kreatif, karena secara<br />

konkret <strong>Kota</strong> <strong>Bandung</strong> memiliki<br />

potensi kreativitas <strong>yang</strong> sangat<br />

tinggi, terutama dengan semakin<br />

kuatnya dukungan perguruan<br />

tinggi dan perbankan,”<br />

ujar Dada.**<br />

33


EDISI 4 / 2009<br />

LINTAS KOTA<br />

Sukajadi Jadi Kampung<br />

Pengrajin Boneka Kain<br />

UNTUK mendorong pertumbuhan ekonomi<br />

kota berbasis produk unggulan daerah,<br />

Wali <strong>Kota</strong> <strong>Bandung</strong> H. Dada Rosada<br />

meresmikan sentra industri dan perdagangan<br />

kampung boneka kain Sukajadi, di Babakan<br />

Caringin Kelurahan Sukagalih Kecamatan Sukajadi<br />

<strong>Bandung</strong>, Rabu (1/7) lalu.<br />

“Kehadiran sentra ini akan memberi identitas<br />

positif <strong>yang</strong> diharapkan memicu para pengrajin<br />

memajukan kegiatan usahanya sehingga mampu<br />

bangkit meraih kejayaan usahanya. <strong>Pemerintah</strong><br />

kota sangat apresiatif. Sesuai fungsi fasilitasi, kita<br />

sengaja mengundang beberapa pengusaha retail<br />

dan perbankan untuk membantu baik permodalan,<br />

pemasaran maupun bimbingan teknis,”<br />

tutur Dada.<br />

Walikota berharap, kehadiran sentra industri<br />

kampung boneka kain Sukajadi, menjadi motivasi<br />

bagi warga <strong>Bandung</strong> mengembangkan kreativitas<br />

lain <strong>yang</strong> bernilai sosial ekonomi tinggi. Bahkan<br />

Dada menyatakan, salah satu produk kampung<br />

boneka Sukajadi, yaitu boneka badak putih<br />

berkostum pakaian tradisional Sunda akan dijadikan<br />

ikon <strong>Kota</strong> <strong>Bandung</strong>.<br />

“Boneka ini akan kita jadikan cinderamata bagi<br />

tamu-tamu <strong>yang</strong> berkunjung ke <strong>Pemerintah</strong> <strong>Kota</strong><br />

34


EDISI 4 / 2009<br />

LINTAS KOTA<br />

maupun even-even penting di <strong>Kota</strong> <strong>Bandung</strong>,” kata<br />

Dada. Ia juga memerintahkan Kepala Bagian<br />

Umum, Sekpri dan Sub Bag Protokol merealisasikan<br />

rencananya ini.<br />

Tokoh masyarakat setempat <strong>yang</strong> juga pengrajin,<br />

H. Atang menuturkan, kegiatan usaha kerajinan<br />

boneka kain Sukajadi kini berada pada kondisi<br />

tidak stabil. Jumlah pengrajin mengalami pe nu -<br />

runan tajam akibat terkendala permodalan, pe -<br />

masaran dan infrastruktur lainnya termasuk jalan.<br />

“Yang masih mampu bertahan kini tinggal 17<br />

dari sebelumnya 68 pengrajin ketika masa<br />

jayanya di tahun 1997. Di masa jaya, seorang<br />

pengrajin teman kami H. Dede dalam tiga bulan<br />

mampu membeli mobil. Para pengrajin juga saat<br />

itu mampu membangun masjid,” tutur Atang<br />

mengisahkan.<br />

Ketua koperasi pengrajin boneka kain Sukajadi,<br />

Yanto Rukmana menambahkan, apresiasi Wali<br />

<strong>Kota</strong> <strong>Bandung</strong> Dada Rosada menjadikan boneka<br />

kain badak putih sebagai cinderamata khas <strong>Kota</strong><br />

<strong>Bandung</strong>, merupakan angin segar dan akan menjadikan<br />

para pengrajin lebih bergairah. Terlebih<br />

fasilitasi menghadirkan mitra usaha kalangan<br />

pengusaha dan perbankan <strong>yang</strong> dapat memberikan<br />

bantuan kredit usaha bunga ringan<br />

maupun promosi.<br />

Agar nantinya booming dan benar-benar menjadi<br />

ikon <strong>Kota</strong> <strong>Bandung</strong>, Yanto berharap, setiap<br />

kegiatan atau kunjungan tamu <strong>Kota</strong> <strong>Bandung</strong>,<br />

boneka badak putih benar-benar menjadi welcome-nya<br />

<strong>Kota</strong> <strong>Bandung</strong>. “Pak wali bisa pesan<br />

dengan jumlah <strong>yang</strong> banyak, dan kami-kami <strong>yang</strong><br />

memproduksi. Bahkan tidak menutup kemungkinan<br />

dijual dipasaran dengan berbagai macam<br />

kostum khas Jawa Barat. Ini cinderamata khas<br />

<strong>Bandung</strong> lho! Bentuknya bisa hiasan gantungan<br />

kunci, hiasan di mobil ataupun bantal,” katanya.<br />

“Bagi kami para pengrajin sangat sependapat,<br />

untuk kemajuan sebaiknya pengrajin tidak jalan<br />

sendiri-sendiri, baik dalam mengusahakan permodalan,<br />

kegiatan promosi, standarisasi mutu<br />

maupun jenis produksi. Kita juga bersyukur ada<br />

bank <strong>yang</strong> bisa menyediakan kredit bunga rendah,<br />

kita bisa manfaatkan koperasi <strong>yang</strong> sudah<br />

kita miliki,” tambah Yanto.**<br />

35


EDISI 4 / 2009<br />

LINTAS KOTA<br />

Wali <strong>Kota</strong> Buka Rakerda MUI <strong>Kota</strong> <strong>Bandung</strong>,<br />

“Jangan Sisakan Ruang<br />

Gerak Kemaksiatan”<br />

WALI <strong>Kota</strong> <strong>Bandung</strong><br />

H.Dada Rosada mengatakan<br />

degradasi<br />

akhlaq pada sebagian<br />

masyarakat, merupakan problema<br />

besar dan pelik. Tidak jarang<br />

muncul konsepsi menyebutkan<br />

nilai dan norma agama dianggap<br />

usang manakala menghalangi<br />

kebebasan dalam pemenuhan<br />

kepuasan. Penyimpangan<br />

tata nilai agama dan etika<br />

sosialpun terjadi, diindikasikan<br />

dengan munculnya<br />

sejumlah penyakit masyarakat,<br />

seperti perjudian, porno aksi,<br />

prostitusi, penyalah gunaan<br />

minuman keras dan narkoba.<br />

“Persoalan penyakit<br />

masyarakat ini harus diseriusi<br />

karena menjadikan muramnya<br />

wajah kota. Untuk itu konsepsi<br />

7 agenda prioritas pembangunan<br />

<strong>Kota</strong> <strong>Bandung</strong> dan implementasinya,<br />

diupayakan pada<br />

pencapaian mantapnya iklim<br />

keagamaan <strong>yang</strong> kondusif,” kata<br />

Walikota dalam arahannya<br />

saat membuka Rapat Kerja<br />

Daerah Majelis Ulama Indonesia<br />

( Rakerda MUI) <strong>Kota</strong> <strong>Bandung</strong>,<br />

di gedung sekretariatnya Jln.<br />

Sadangserang 13 <strong>Bandung</strong>,<br />

Sabtu (25/7) lalu.<br />

Rakerda juga diisi dengan<br />

diskusi panel. Hadir selaku<br />

pembicara Wakil Kepala Kepolisian<br />

Wilayah <strong>Kota</strong> Besar<br />

(Kapolwiltabes) <strong>Bandung</strong> AKBP<br />

Akhmad Dofiri <strong>yang</strong> mengetengahkan<br />

prasaran “Strategi<br />

Pengamanan Pelaksanaan UU<br />

Pornografi”, Kepala Bappeda<br />

<strong>Kota</strong> <strong>Bandung</strong>, H.Taufik Rahman<br />

dengan prasaran “Langkah<br />

Strategis Implementasi <strong>Bandung</strong><br />

Agamis, dan Kepala Subdin<br />

Pemberantasan Penyakit Dinas<br />

Kesehatan <strong>Kota</strong> <strong>Bandung</strong>,<br />

dr. Ferita berjudul “<strong>Bandung</strong><br />

Bebas Flu Influenza A Baru<br />

H1N1 dan Vaksin Maningitis.<br />

Menurut Dada, mengiringi<br />

pembinaan dan bimbingan<br />

keagamaan, Pemkot <strong>Bandung</strong><br />

akan senantiasa mempercepat<br />

pembangunan infrastruktur<br />

keagamaan di <strong>Kota</strong> <strong>Bandung</strong><br />

36


EDISI 4 / 2009<br />

LINTAS KOTA<br />

termasuk aktivitas dalam<br />

mengembangkan dakwah dan<br />

syiar Islam. “Kita telah membebaskan<br />

15 rumah atau lebih kurang<br />

4 ribu meter persegi di<br />

kawasan Saritem. Kawasan ini<br />

nantinya kita jadikan pusat<br />

kegiatan agama. Kita dirikan<br />

bangunan untuk ormas-ormas<br />

Islam <strong>yang</strong> belum punya sekretariat.<br />

Ini sebagai penguatan<br />

sekaligus aktualisasi <strong>Bandung</strong><br />

Agamis,” ujarnya.<br />

Dalam kondisi aktual, <strong>Bandung</strong><br />

<strong>yang</strong> saat ini telah menjadi<br />

kota internasional, tambah Dada,<br />

pihaknya memerlukan konstruksi<br />

pikir dan kebijakan <strong>yang</strong><br />

lebih konkret lagi, sehingga<br />

<strong>Bandung</strong> sebagai kota jasa <strong>yang</strong><br />

agamis, tidak menyisakan ruang<br />

bagi tumbuh suburnya kemaksiatan.<br />

“Pengaturan minuman beralkohol<br />

perlu tegas tapi tidak<br />

menimbulkan dampak <strong>yang</strong><br />

melemahkan aktivitas ekonomi<br />

kota. Dari rakerda ini, rekomendasi<br />

MUI seperti apa setelah<br />

rekomendasi tidak boleh adanya<br />

Saritem karena kita sepakat<br />

menyelamatkan bangsa ini dari<br />

perbuatan maksiat termasuk<br />

minuman keras <strong>yang</strong> dapat<br />

memicu perbuatan kriminal,”<br />

ujarnya.<br />

Di sela-sela kegiatan rakerda,<br />

penggunaan vaksin Maningitis<br />

pencegahan radang otak menjadi<br />

pembicaraan cukup hangat.<br />

Ketua MUI Jabar K.H. Hafidz<br />

Usman menuturkan, MUI Pusat<br />

memutuskan vaksin maningistis<br />

boleh dipakai untuk kepentingan<br />

orang beribadah.<br />

Diakuinya, berdasar keterangan<br />

pabriknya di Belgia, vaksin<br />

meningitis memang mengandung<br />

enzim babi. Karena<br />

barangnya najis maka hukumnya<br />

haram jika dikonsumsi. Namun<br />

MUI bukan menolak, tapi<br />

membolehkan untuk dipakai<br />

sepanjang tidak ada vaksin lain<br />

selain jenis itu. Termasuk untuk<br />

keselamatan orang beribadah,<br />

jamaah haji boleh<br />

memakainya. “Halnya mengobati<br />

penyakit, sepanjang tidak<br />

ada obat lain, <strong>yang</strong> ada boleh dipakai.<br />

Tapi boleh dipakai tidak<br />

berarti barangnya menjadi suci.<br />

Tidak, itu barangnya tetap najis.<br />

Boleh dipakai dan tidak<br />

berdosa,” jelasnya.<br />

”Bagi jamaah haji <strong>yang</strong> berangkat<br />

melaksanakan kewajiban<br />

ibadah haji, itu boleh..<br />

Tapi bagi jamaah <strong>yang</strong> tiap<br />

tahun berangkat, jelas tidak<br />

boleh. Haji wajibnya ’kan sekali.<br />

Tapi pemerintah coba<br />

mengumpulkan para akhli<br />

analis untuk membiayai pencarian<br />

vaksin alternatif lain,” imbuhnya.**<br />

37

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!