23.06.2015 Views

Buletin Desember - KKIHS

Buletin Desember - KKIHS

Buletin Desember - KKIHS

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

DESEMBER 2010<br />

• Misa Bahasa Indonesia, Minggu tanggal 5 <strong>Desember</strong> 2010, pukul 15.30, di<br />

Chapel, lantai 2, Gereja Holy Spirit.<br />

• PD Siang setiap hari Kamis pukul 14.30, di ruang 03-02, Gereja Holy Spirit<br />

• Sel Group PD Siang:<br />

- Sel Sharon (City) setiap hari Rabu pertama tiap bulan, pukul 10.30, contact<br />

person Rini (9389-3403).<br />

- Sel Sinai (North) setiap hari Selasa, pukul 14.00, contact person Dede (9178-<br />

1544)<br />

- Sel Beatitude (East) setiap hari Selasa, pukul 10.00, contact person Lina<br />

(9787-5216)<br />

• PD Malam diadakan pada hari Jumat, tgl 10 <strong>Desember</strong> 2010, pukul 19.45<br />

malam, ruang Attic, Lt 4, Gereja Holy Spirit.<br />

• Misa Bahasa Indonesia bulan Januari, Minggu tanggal 2 Januari 2010, pukul<br />

15.30, di Chapel, lantai 2, Gereja Holy Spirit.<br />

Mari kita mendoakan setiap rencana yang telah dibuat. Terima Kasih.<br />

Selamat Hari Natal 2010<br />

Keluarga Besar PD <strong>KKIHS</strong><br />

Terang Dunia<br />

Shalom saudara saudari dalam Kristus Tuhan,<br />

Kelahiran seorang anak ke dunia biasanya membawa cahaya<br />

pengharapan kepada kedua orang tua dan juga keluarga<br />

yang menantikannya. Begitu juga akan kelahiran Yesus ke<br />

dunia di kandang Betlehem yang membawa cahaya<br />

pengharapan kepada Maria dan Yusuf, kepada para gembala,<br />

dan juga kepada orang-orang majus dari Timur. Akan tetapi,<br />

bukan hanya kepada mereka saja, kelahiran Yesus ke dunia<br />

juga membawa terang pengharapan kepada kita dan semua<br />

orang di dunia.<br />

Santo Yohanes berkata, “Allah adalah terang dan di dalam Dia sama sekali tidak<br />

ada kegelapan” (1 Yoh 1:5). Ketika Yesus lahir, Sang Terang datang ke dunia,<br />

dalam diri Yesus. Sang Pencipta menjadi manusia untuk membawa damai sejahtera<br />

di bumi, karena itulah pada malam Natal , para malaikat memuji Allah: “Kemuliaan<br />

bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia<br />

yang berkenan kepada-Nya” (Luk 2:14). Tentu saja hanya terang Kristus yang dapat<br />

membawa damai sejati kepada setiap orang, oleh karena itu kita dipanggil untuk<br />

menyambut dan menerima Yesus yang menjadi bagian dari kita ketika Ia lahir di<br />

Betlehem.<br />

Akan tetapi, bagaimana kita dapat mengenali dan menerima terang Kristus ini?<br />

Untuk mengenali dan menerima terang Kristus ini, kita memerlukan iman dan<br />

kerendahan hati. Kerendahan hati Maria, yang percaya akan firman Allah dan<br />

merendahkan diri melahirkan di kandang, kerendahan hati dan iman Yusuf, yang<br />

taat akan kehendak Allah daripada menjaga reputasi dirinya, dan juga kerendahan<br />

hati para gembala, yang menerima kabar gembira dan pergi ke kandang Betlehem<br />

dimana mereka menemukan bayi Yesus lalu memuji dan memuliakan Allah.<br />

Pada hari Natal ini, ketika kabar gembira akan kelahiran Sang Juru Selamat<br />

diwartakan, siapakah yang siap untuk membuka pintu hatinya untuk menerima-Nya?<br />

Salam damai dalam Kristus,<br />

Tim redaksi <strong>KKIHS</strong>


Ada “Farisi” Di Dalam Diri Saya<br />

Ada dua orang masuk ke gereja untuk berdoa; yang seorang adalah aktivis di<br />

parokinya dan yang lain pekerja di salah satu tempat karaoke. Orang aktivis di<br />

gereja berdiri di dekat altar dan berdoa dalam hatinya begini: Ya Allah, aku<br />

mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain,<br />

bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga seperti pelacur<br />

itu; aku berpuasa dua kali seminggu dan aku memberikan buanyak sumbangan ke<br />

gereja, panti asuhan dan panti jompo. Tetapi pelayan karaoke itu berdiri jauh-jauh,<br />

bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan<br />

berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini.<br />

Yesus menceritakan perumpamaan tentang seorang Farisi dan seorang pemungut<br />

cukai. Orang pemungut cukai pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan<br />

Allah dan orang Farisi itu tidak. Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan<br />

direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan. Setiap saat kita<br />

membaca perumpamaan-perumpamaan Yesus, biasanya kita suka menyamakan<br />

diri dengan salah satu tokoh di dalam perumpamaan itu. Jika aku menanyakan<br />

kamu dengan siapa dari perumpamaan ini kamu merasa paling cocok untuk<br />

menyamakan diri, kemungkinan besar kamu akan memilih si pemungut cukai. Itu<br />

berarti bahwa kita senang dengan tingkah lakunya. Tetapi juga itu berarti bahwa kita<br />

menganggap diri lebih seperti dia daripada yang orang Farisi itu! Dan itulah<br />

masalahnya. Jika memang kebanyakan dari kita adalah seperti si pemungut cukai,<br />

tidak ada arti untuk Yesus menceritakan perumpamaan ini. Dia mau menyindir,<br />

seperti biasa di dalam setiap perumpamaan-Nya, bahwa barangkali kita ini kadangkadang<br />

sama seperti orang Farisi itu!<br />

Yesus meminta kita untuk memikirkan “tingkah-laku-Farisi” kita di dalam hidup<br />

sehari-hari... saat-saat kita menganggap diri lebih baik daripada yang lain, saat-saat<br />

kita merasa tidak perlu lagi membantu orang di sekitar yang dalam kesulitan karena<br />

kita sudah memberikan cukup banyak sumbangan, saat-saat kita malas bertobat<br />

karena tidak ada dosa! Ternyata kedosaan kita tidak jauh beda dari kesombongan<br />

orang Farisi. Kita sadari itu dan kita sungguh sesali sambil bertobat pada awal<br />

perayaan Ekaristi: “Saya mengaku kepada Allah yang Mahakuasa bahwa saya telah<br />

berdosa... saya mohon kepada para malaikat dan orang kudus dan kepada saudara<br />

sekalian, supaya mendoakan saya pada Allah Tuhan kita.” (P.Noel, SDB)<br />

Sumber: http://www.st-yohanesbosco.org/<br />

Epifani & Orang-Orang Majus<br />

Apa itu epifani? Di masa silam para raja mempunyai kebiasaan untuk setiap tahun<br />

sekali mengunjungi berbagai desa dan kota di wilayah kerajaannya. Dalam bahasa<br />

Yunani kunjungan seperti itu disebut epiphaneia, yang artinya "untuk menampakkan<br />

diri" atau unjuk kekuasaan. Tuhan menampakkan diri atau Epifani kepada dunia<br />

ketika Ia datang di Betlehem. Sarjana dari Timur, atau disebut juga orang-orang<br />

Majus, adalah seperti utusan-utusan untuk menyambut kedatangan-Nya. Hari Raya<br />

Epifani dulu disebut sebagai Pesta Tiga Raja, sekarang disebut sebagai Hari Raya<br />

Penampakan Tuhan.<br />

Siapakah Para Majus? Injil Matius menyebut tentang para majus yang datang dari<br />

Timur untuk menyembah bayi Kristus yang baru dilahirkan (Mat 2:1-12). Tetapi,<br />

tepatnya siapakah para majus tersebut tetap merupakan suatu misteri. Seringkali<br />

para majus disebut juga sebagai para imam Persia ahli perbintangan.<br />

Sejak abad ketujuh di Gereja Barat, para majus diidentifikasikan sebagai Kaspar,<br />

Melkior dan Baltasar. Dalam suatu karya tulis berjudul Excerpta et Collectanea yang<br />

ditulis St. Beda (wafat 735) tercatat demikian, “Para majus adalah mereka yang<br />

membawa persembahan bagi Tuhan. Yang pertama dikatakan bernama Melkior,<br />

seorang tua berambut putih dan berjenggot panjang… yang mempersembahkan<br />

emas kepada Kristus bagai kepada seorang raja. Yang kedua bernama Kaspar,<br />

seorang muda tanpa jenggot dan kulitnya kemerah-merahan… menyembah-Nya<br />

sebagai Tuhan dengan persembahan kemenyan, suatu persembahan yang layak<br />

bagi yang Ilahi. Yang ketiga, berkulit hitam dan berjenggot lebat, namanya<br />

Baltasar… dengan persembahan murnya memberikan kesaksian pada Putra<br />

Manusia bahwa Ia akan wafat.”<br />

Yang terpenting, kunjungan para majus menggenapi nubuat Perjanjian Lama:<br />

Bileam menubuatkan kedatangan Mesias yang akan ditandai dengan sebuah<br />

bintang: “Aku melihat dia, tetapi bukan sekarang; aku memandang dia, tetapi bukan<br />

dari dekat; bintang terbit dari Yakub, tongkat kerajaan timbul dari Israel…” (Bil<br />

24:17). Mazmur 72 berbicara mengenai bagaimana bangsa kafir akan datang untuk<br />

menyembah Mesias: “kiranya raja-raja dari Tarsis dan pulau-pulau membawa<br />

persembahan-persembahan, kiranya raja-raja dari Syeba dan Seba menyampaikan<br />

upeti! Kiranya semua raja sujud menyembah kepadanya, dan segala bangsa<br />

menjadi hambanya!” (Mzm 72:10-11). Yesaya juga menubuatkan persembahanpersembahan:<br />

“Sejumlah besar unta akan menutupi daerahmu, unta-unta muda dari<br />

Midian dan Efa. Mereka semua akan datang dari Syeba, akan membawa emas dan<br />

kemenyan, serta memberitakan perbuatan masyhur TUHAN” (Yes 60:6).<br />

diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin The Arlington Catholic Herald.

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!