09.07.2015 Views

Versi PDF - Badan POM

Versi PDF - Badan POM

Versi PDF - Badan POM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

WHOLAPORAN LOKAKARYASURVEILAN KLB KERACUNAN PANGAN[REPORT OF THE WORKSHOP ON FOODBORNE DISEASE OUTBREAKSURVEILLANCE]EXECUTIVE SUMMARYWorkshop on Foodborne Disease Outbreak Surveillance was held in Jakarta,October 22 nd , 2003. It was organized by the National Agency for Drug andFood Control (NADFC), Republic of Indonesia and supported by the WHO(World Health Organization), Jakarta. A total of 32 participants includingsecretariat, participated in the workshop. The aim of this workshop was todiscuss the finding result and the follow up of the Pilot Project on Food BorneDisease Outbreak Surveillance.The workshop was officially opened by Dr. Ir. Winiati Pudji Rahayu, MS,Director of Food Safety Surveillance and Extension, NADFC on behalf ofDeputy Chairman for Food Safety and Hazardous Substance Control. In herwelcoming address, she stressed that food borne disease outbreak is aproblem that need a solution. Because of several institutions involved in theinvestigation and response of foodborne disease outbreak, it needs a clearmechanism. She expected that the recommended mechanism andinvestigation guideline will be of importance to the field implementation.Important information concerning food borne disease outbreak wasprovided by the participants and presented in this report. The participantsagreed with the mechanisms and the forms of the investigation. ProvincialHealth Authority of Jakarta will pretest the mechanism and use the forms ofFBD investigation. The police are interested in the program, especially on thesample management.1


LATAR BELAKANGLaporan KLB Keracunan Pangan di Indonesia dipercaya masih di bawahjumlah yang diperkirakan terjadi. Pentingnya persoalan ini sebagai masalahkesehatan belum sepenuhnya disadari oleh pihak-pihak terkait, sehinggadampak kesehatan dan ekonomi yang diperkirakan sangat luas tidak dapatdiketahui. Banyak kasus KLB keracunan pangan di Indonesia yang tidakdilaporkan atau beberapa telah dilaporkan tanpa diketahui penyebabnya.Karena itu banyak penyebab KLB yang sebenarnya belum diketahui.Untuk itu telah dilaksanakan pilot project Surveilan KLB KeracunanPangan di DKI Jakarta atas dukungan WHO yang tujuan utamanya adalahuntuk memperkuat koordinasi lembaga terkait, memperjelas mekanismeinvestigasi, mengidentifikasi masalah serta solusi dalam Surveilan KLBKeracunan Pangan.TUJUAN LOKAKARYATujuan lokakarya ini adalah untuk mendiskusikan hasil dan tindak lanjut pilotproject Surveilan KLB Keracunan Pangan.HASIL YANG DIHARAPKAN DARI LOKAKARYA INI1. Disosialisasikannya dan disepakatinya mekanisme investigasi KLBKeracunan Pangan2. Disosialisasikannya dan disepakatinya format yang digunakan untukkeperluan investigasi KLB Keracunan Pangan.3. Disepakatinya untuk uji coba mekanisme dan format investigasi KLBKeracunan Pangan.PELAKSANAAN KEGIATANWaktuWaktu : Rabu, 22 Oktober 2003Tempat: Ruang rapat Kepala Biro Umum, <strong>Badan</strong> <strong>POM</strong>Jl. Percetakan Negara No. 23 Jakarta Pusat2


KepanitianPenasehat: - Deputi Bidang Pengawasan KeamananPangan dan Bahan Berbahaya- Direktur Surveilan dan Penyuluhan KeamananPanganKoodinator Pelaksana : Roy A. Sparringa, PhD.Kesekretariatan: - drh. A.A. Nyoman Merta Negara- Ir. Dedi DarusmanLogistik dan Konsumsi : Yanti Ratnasari, SPJadwal acara08.30 – 09.00 Pendaftaran peserta09.00 – 09.30 Laporan Ketua Panitia Pelaksana Lokakarya SurveilanKLB Keracunan Pangan, Roy A. Sparringa, PhDSambutan dan Pembukaan LokakaryaDr. Ir. Winiati Pudji Rahayu, Direktur Surveilan danPenyuluhan Keamanan Pangan09.30 - 10.15 Sosialisasi dan Implementasi Mekanisme Investigasi danPenanggulangan KLB Keracunan Pangan, dr. Erfandi,FETP10.15 - 11.00 Sosialisasi Penggunaan Format Investigasi danPenanggulangan KLB Keracunan Pangan, DR. RatihDewanti – Hariyadi11.00 – 11.45 Hasil Pilot Project Surveilan KLB Keracunan Pangan,Roy A. Sparringa, PhD11.45 - 12.30 Diskusi Tindak Lanjut Program Surveilan KLB KeracunanPangan12.30 – 12.45 Penutupan, DR. Winiati P. Rahayu12.45 – 13.30 Makan siang dan ramah tamahPESERTA LOKAKARYAJumlah peserta lokakarya yang hadir termasuk sekretariat adalah 32 orang(Lampiran 1).3


Laporan Ketua Panitia Lokakarya Surveilan KLB Keracunan PanganRoy A. Sparringa, PhD, Kepala Subdit Surveilan dan PenanggulanganKeamanan Pangan, Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan,<strong>Badan</strong> <strong>POM</strong>, Republik IndonesiaYang terhormat Direktur Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan, Prof.Dr. Ir. Winiati P. Rahayu, MSYang terhormat para konsultan dan para anggota Pilot Project Surveilan KLBKeracunan Pangan.Bapak-bapak, Ibu-ibu dan para peserta lokakarya yang kami hormati, SalamSejahtera buat kita semua.Hari ini adalah kesempatan yang berharga untuk mendiskusikan hasil PilotProject Surveilan KLB Keracunan Pangan. Tujuan dari lokakarya ini adalahuntuk mendiskusikan hasil dan tindak lanjut pilot project ini. Ada dua keluaranpenting dari program ini yaitu mekanisme investigasi KLB Keracunan Panganserta format yang digunakan untuk keperluan investigasi KLB KeracunanPangan. Kedua keluaran ini merupakan penyempurnaan yang telahmempertimbangkan masukan Bapak dan Ibu pada saat pertemuan sosialisasipada bulan September 2003.Pilot project ini memang akan berakhir pada 31 Oktober 2003 ini, tetapipekerjaan kita belum selesai masih banyak agenda yang harus diselesaikan.Untuk itu pertemuan saat ini juga akan membahas rencana tindak lanjutnya.Kami mengharapkan mekanisme dan format investigasi KLB KeracunanPangan ini bisa diujicobakan dan nantinya kami membutuhkan feed backsebelum pedoman ini diterapkan pada tingkat nasional.Kami atas nama panitia mengucapkan terima kasih atas kerjasama paraanggota dalam pilot project ini dan tidak melupakan jasa konsultan yangmembantu program ini. Para konsultan, dr Erfandi dan DR Ir. Ratih Dewanti-Hariyadi akan mensosialisasikan kedua keluaran pada lokakarya hari ini.Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh anggota panitia yangmembantu penyelenggaraan lokakarya ini. Selamat berdiskusi, Sekian danterima kasihKetua PanitiaRoy Sparringa, PhD4


SAMBUTAN DAN PRESENTASI LOKAKARYA SURVEILAN KLBKERACUNAN PANGANSambutan dan Peresmian Lokakarya Surveilan KLB Keracunan PanganDR. Ir. Winiati Pudji Rahayu, MS, Direktur Surveilan dan PenyuluhanKeamanan Pangan, <strong>Badan</strong> <strong>POM</strong> RIYang saya hormati para undangan sekalian.Salam sejahtera bagi kita semua.Assalamu’alaikum Wr. Wb.Pertama-tama saya ucapkan terima kasih atas kesediaan saudara-saudarasekalian untuk datang memenuhi undangan kami ini. Lokakarya Pilot ProjectSurveilan KLB Keracunan Pangan merupakan lanjutan dari pertemuan kitabeberapa kali yang lalu untuk mematangkan konsep penanganan KLBKeracunan Pangan. <strong>Badan</strong> <strong>POM</strong> selalu menaruh perhatian yang besarterhadap masalah keamanan pangan dan selalu berusaha untuk dapatmengatasinya, baik dengan kegiatan di tingkat pusat maupun di tingkatdaerah.Masalah KLB Keracunan Pangan merupakan salah satu masalah yang harussegera dicarikan jalan keluarnya. Berdasarkan pengamatan kami terdahulu,maka masalah koordinasi dan kejelasan tugas dari setiap instansi dalampenanggulangan KLB ini perlu segera mendapat kejelasan.Oleh karena itu dengan bantuan WHO kami mengadakan kegiatan pilotproject guna merumuskan suatu konsep penanggulangan KLB KeracunanPangan yang merupakan pekerjaan lintas sektor. Saya sangat menghargaikontribusi saudara-saudara sekalian dalam pelaksanaan pilot project ini danberharap pada pagi hari ini kita dapat menyempurnakan konsep yangterdahulu dan yang lebih penting lagi kami mengharap kesediaan saudarasaudarasekalian untuk dapat mengaplikasikan konsep ini di lapangan,khususnya untuk daerah DKI Jakarta.Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada Dinas Kesehatan Propinsi DKIJakarta dan Suku Dinas Kesehatan di DKI Jakarta yang berperan aktif dalampelaksanaan pilot project ini. Tidak lupa kepada tim konsultan kami dr.Erfandi dan Dr. Ratih Dewanti-Hariyadi serta Dr. Roy A. Sparringa sebagaifasilitator. Saya sampaikan penghargaan saya . Semoga kita semua dapatmemperoleh manfaat yang sebesar-besarnya dari pertemuan pada pagi hariini.Dengan mengucapkan Bismillahirrohmanirrohim, maka lokakarya ini secararesmi saya nyatakan dibuka. Terima kasih atas perhatian saudara-saudara.Wassalamu’alaikum Wr. Wb.5


Sosialisasi dan Implementasi Mekanisme Investigasi danPenanggulangan KLB Keracunan Pangan,dr. Erfandi, FETPMekanisme investigasi dan penanggulangan KLB keracunan pangandiuraikan berdasarkan tiga tingkatan administrasi pemerintahan yaitu mulaitingkat Pemerintahan Kabupaten/Kota, tingkat Pemerintahan Provinsi dantingkat Pemerintahan Pusat.Di ketiga tingkatan pemerintahan tersebutsangat memerlukan informasi yang akurat dalam menetapkan dan mengambilkeputusan/kebijakan yang berkaitan dengan investigasi dan penanggulanganmasalah keracunan pangan.Untuk memperjelas mekanisme tersebut, diperlukan mekanisme bakuyang harus dipahami agar dapat dilaksanakan secara konsisten oleh semuajajaran sehingga diharapkan akan memberikan hasil yang memadai.Ada tiga skenario investigasi dan penanggulangan KLB KeracunanPangan, yaitu skenario pertama jika investigasi dan penanggulangan KLBKeracunan Pangan dapat dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bersangkutan. Skenario kedua, tim Investigasi tingkat Provinsiturun ke lapangan jika diminta oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota atauKLB mencakup daerah yang cukup luas, lintas batas atau kepentingan teknislain yang diperlukan. Skenario tiga, jika tim investigasi tingkat pusat turun kelapangan atas permintaan Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota atau Provinsi,KLB yang mencakup masalah nasional atau kepentingan teknis lain yangdiperlukan.Mekanisme Investigasi dan Penanggulangan KLB Keracunan Pangandapat dilihat pada Lampiran 2 dan penjelasan mekanisme tersebut dapatdilihat pada Lampiran 3.Sosialisasi Penggunaan Format Investigasi dan Penanggulangan KLBKeracunan Pangan,DR. Ratih Dewanti – Hariyadi, IPBPenggunaan Format 1-6 atau 7 didasarkan pada gejala dominan yang munculpertama kali. Format 1 jika gejala yang dominan adalah mual dan muntah.Format 2 jika gangguan pernafasan atau nyeri tenggorokan merupakan gejalayang dominant. Format 3 jika gejala utama yang dominan adalah kram6


(kejang) perut dan diare. Format 4 jika gejala utama adalah gejala gangguansyaraf (gangguan penglihatan, gatal atau kelumpuhan). Format 5 jika gejalayang dominan adalah gejala infeksi umum (demam, menggigil, lemah, nyeri).Format 6 jika gejala yang dominan adalah gejala alergi (merah atau gatalpada wajah). Format 7 digunakan jika gejala atau kelompok gejaladigolongkan ke dalam 5 kelompok sekaligus yaitu Intoksikasi, Infeksi Enterik,Infeksi Umum, Infeksi Lokal dan Gangguan syaraf.Format 8 digunakan untuk menyusun sejarah kasus dari masing-masingkasus. Analisis data berupa variable waktu, orang dan tempat menggunakanFormat 9. Format 10 dan 11 masing-masing digunakan untuk permintaan ujispesimen manusia dan makanan ke laboratorium. Format 12 digunakan untukanalisis bahaya di fasilitas pengolahan apabila tempat pengolahan makanayang dicurigai sebagi penyebab keracunan.Semua format dan informasi pendukungnya dapat dilihat padaLampiran 4.Hasil Pilot Project Surveilan KLB Keracunan PanganRoy A. Sparringa, PhD, <strong>Badan</strong> <strong>POM</strong>Tujuan presentasi ini adalah untuk melaporkan hasil kegiatan pilot projectKLB Keracunan Pangan, antara lain catatan penting selama kegiatan sertasaran tindak lanjut program ini. Ada dua keluaran penting yaitu mekanismeinvestigasi dan penanggulangan KLB serta petunjuk dalam melaksanakaninvestigasi dan penanggulangannya. Manfaat dari kegiatan ini diharapkandapat memperbaiki manajemen penanganan KLB Keracunan Pangan,memberikan mekanisme baku dalam penanganan serta pelaporan surveilanKLB Keracunan Pangan yang lebih baik.Hal yang perlu difahami oleh petugas bahwa tujuan investigasi KLBKeracunan Pangan adalah memberikan dukungan upaya penanggulangankeracunan serta mendapatkan informasi epidemiologi. Untuk itu perlumengetahui penyebabnya dan faktor yang berkontribusi. Untuk setiap KLBperlu dilakukan tahapan investigasi yang berturut-turut untuk mengetahuigambaran klinis individu, distribusi gejala, gambaran epedemiologis, ujilaboratorium, serta diagnosis etiologis.7


Polisi memegang peranan yang penting dalam kecepatan memperolehinformasi terjadinya keracunan pangan dan kecepatan mendapatkan sampelyang diduga penyebab keracunan. Untuk itu Polri harus masuk dalammekanisme investigasi.Solusi untuk memperbaiki manajemen antara lain memperkuatkoordinasi antar lembaga, menyusun Program Nasional mengenai surveilanKLB Keracunan Pangan dengan pendekatan OOPP (Objective OrientedProject Planning), memperjelas mekanisme investigasi, membuat protap(SOP) dengan instruksi spesifik untuk lembaga terkait, mengembangkankapasitas laboratorium rujukan untuk penyakit akibat pangan penting diIndonesia, serta melaksanakan pilot project yang lebih luas sebelumkebijakan baru dikeluarkan pada tingkat nasional.Tindak lanjut yang disarankan adalah uji coba rekomendasi mekanismedan pedoman investigasi di DKI Jakarta, feed back untuk penyempurnaanprogram sebelum dilaksanakan di tingkat nasional, dan pilot project surveilanKLB Keracunan Pangan ini perlu diperluas di daerah yang sering terjadikeracunan seperti di daerah JABOTABEK.Materi presentasi selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 5.HASIL DISKUSIBerikut ini rangkuman dari diskusi dalam lokakarya. Moderator dalam diskusiini adalah Dr. Ir. Roy A. Sparringa, M.App.Sc (<strong>Badan</strong> <strong>POM</strong>). Peserta yangmemberikan komentar, informasi, dukungan dan pertanyaan dalam diskusi iniadalah drg. Paripurna H.S, MKes (Dinas Kesehatan DKI Jakarta), LiastaSembiring (Biddokkes-Polda Metro Jaya), Dra. Sumaria Sudian (P<strong>POM</strong>N-<strong>Badan</strong> <strong>POM</strong>) dan Drs. Didi Nia, Apt (Dinas Kesehatan DKI Jakarta).Dukungan terhadap Mekanisme Surveilan KLB Keracunan Pangan &Format InvestigasinyaPeserta lokakarya menyambut baik adanya Mekanisme Surveilan KLBKeracunan Pangan dan Format Investigasinya. Diharapkan mekanisme inidapat diujicobakan di beberapa daerah, sehingga dapat dilihat apakahmekanisme ini dapat diterapkan secara Nasional nantinya.8


Dinkes propinsi DKI Jakarta bersedia untuk bekerjasamamengujicobakan Mekanisme dan format tersebut. P<strong>POM</strong>N-<strong>Badan</strong> <strong>POM</strong> jugabersedia untuk menerima sampel KLB Keracunan pangan tidak hanya untukuji mikrobiologis tetapi juga uji kimiawi. Pihak kepolisian juga bersedia untukturut bekerjasama dalam menangani KLB Keracunan Pangan.Selain itupolisi berharap adanya sosialisasi mengenai penanganan sampel KLBKeracunan Pangan.Informasi kegiatan yang berhubungan dengan mekanisme surveilanKLB Keracunan Pangana. <strong>Badan</strong> <strong>POM</strong> sangat memerlukan data mengenai KLB Keracunan Pangan,sehingga diharapkan setiap ada KLB, <strong>Badan</strong> <strong>POM</strong> selalu mendapatlaporannya, seperti halnya Ditjen PPM & PL. Ditjen PPM & PL dapatberkoordinasi dengan <strong>Badan</strong> <strong>POM</strong> bila ada KLB Keracunan Pangan.b. Dinas Kesehatan DKI Jakarta telah membuat mekanisme KLB KeracunanPangan yang hampir sama dengan mekanisme ini, hanya dalam lingkupsampai level Kabupaten/Kota :- Pada mekanisme yang dimiliki Dinkes DKI, yang memback-up kejadiantingkat kecamatan adalah Suku Dinas Kesehatan, sedangkan untukleading sector tetap bidang Surveilan – Dinkes DKI Jakarta.- Leading sector ini ditetapkan agar tidak ada duplikasi tanggung jawabdalam KLB Keracunan Pangan.- Dinkes DKI sudah mempunyai kontak person yang dapat dihubungibila ada KLB Keracunan Pangan- Selama ini laporan disampaikan hingga ke Ditjen PPM&PL dan tidak ke<strong>Badan</strong> <strong>POM</strong>c. Dinas Kesehatan DKI mengharapkan dapat memanfaatkan MekanismeSurveilan KLB Keracunan Pangan hasil Pilot Project ini untuk dipadukandengan mekanisme yang sudah ada sampai ke level Propinsi.d. DKI Jakarta sedang mengembangkan Labkesda menjadi Labkesmase. Kepolisian selama ini juga sering menangani sampel-sampel yangberhubungan dengan KLB Keracunan Pangan.Namun dititikberatkanhanya pada pengujian kimia, sedangkan pengujian mikrobiologis sangatterbatas.9


f. Kepolisian pernah mengirimkan sampel ke Balai <strong>POM</strong>, namun Balai <strong>POM</strong>tidak sanggup untuk melakukan pengujianSaran-sarana. Pelaksanaan mekanisme KLB Keracunan Pangan ini agar dapatdisesuaikan dengan kondisi daerah masing-masingb. Perlu adanya protap untuk Polri mengenai penanganan sampelc. Perlu dilakukan sosialisasi mengenai pengambilan dan penanganansampel terutama untuk uji mikrobiologis ke Polsek/Polresd. Perlu dipikirkan kesiapan dari Balai-Balai <strong>POM</strong> atau Labkesda dalam halmelakukan pengujian sampele. Perlu dipertimbangkan program TOT Surveilan KLB Keracunan Panganhingga tingkat puskesmas termasuk kepolisian dalam penanganan sampelf. Sebaiknya ada sosialisasi kepada masyarakat bagaimana menanganisampel KLB, sehingga sampel dapat diselamatkan dan dapat ditanganisesuai prosedur; atau ada penyuluhan yang menerangkan apa yang harusdilakukan masyarakat bila terjadi KLB Keracunan Pangang. Modul-modul yang berkaitan dengan penanganan sampel agar dicetakkembali, untuk diberikan kepada pihak kepolisian.h. Perlu dibuat job description yang jelas untuk pihak-pihak yang terlibatdalam mekanisme surveilan KLB Keracunan Pangani. <strong>Badan</strong> <strong>POM</strong> diharapkan dapat mempresentasikan Mekanisme SurveilanKLB Keracunan Pangan ini, sehingga diharapkan mekanisme ini dapatdimasukkan ke dalam anggaran Subdit Surveilan Dinkes DKI TahunAnggaran 2004.j. Pilot Project KLB Keracunan Pangan mendatang perlu melibatkanSudinkes Jakarta Utara dan Jakarta Pusat serta rumah sakit agar lebihberhasil guna.k. Pada saat sosialisasi hasil kegiatan ini, sebaiknya tidak hanyamengundang kontak person yang terlibat dalam pilot project saja tetapijuga mengundang Kepala-Kepala Sudin, termasuk juga Kepala-KepalaBalai dari institusi terkait.l. Format investigasi yang menggunakan bahasa kedokteran yang rumitagar disederhanakan atau dibuat glosary istilahnya.10


Kesepakatan yang diambil dalam Lokakaryaa. Dinkes DKI sepakat untuk melakukan uji coba mekanisme surveilan KLBinib. Polri siap terlibat dalam sosialisasi mengenai penanganan sampel KLBKeracunan Panganc. P<strong>POM</strong>N siap menjadi rujukan laboratorium11


LAMPIRAN12


Lampiran 1.PESERTA LOKAKARYA SURVEILAN KLBKERACUNAN PANGAN13


Peserta Lokakarya Surveilan KLB Keracunan PanganNo Nama Instansi1. A.A. Nyoman MN, drh. Dit. Surveilan & PenyuluhanKeamanan Pangan, <strong>Badan</strong> <strong>POM</strong>2. Ahmad Gozali, Drs. Balai Besar <strong>POM</strong> di Jakarta3. Asep Suryakusumah Ditjen PPM&PL4. Beben Syaiful Bahri, SKM Dinas Kesehatan Propinsi DKIJakarta5. C. C. Nurwitri, Ir, DAA Fak. Teknologi Pertanian, IPB6. Dedi Darusman, Ir. Dit. Surveilan & PenyuluhanKeamanan Pangan, <strong>Badan</strong> <strong>POM</strong>7. Diah Lestari, Dra. BTKL Jakarta8. Didi Nia, Drs. Apt Dinas Kesehatan Propinsi DKIJakarta9. Endang Susigandhawati, Dra. MM Dit. Surveilan & PenyuluhanKeamanan Pangan, <strong>Badan</strong> <strong>POM</strong>10 Endra Muryanto, Dra. Labkesda DKI Jakarta11. Fauzi Suherman, SKM, M.Epid Ditjen PPM & PL12. Hafnizar, Dra, Apt. Balai Besar <strong>POM</strong> di Jakarta13. Liasta Sembiring Biddokkes Polda Metro Jaya14 M. Erfandi, dr ASEAN Surveillance Dissease15. Niza Nemara, Dra. Apt P<strong>POM</strong>N, <strong>Badan</strong> <strong>POM</strong>16. Nugroho I, STP Dit. Surveilan & PenyuluhanKeamanan Pangan, <strong>Badan</strong> <strong>POM</strong>17. Paripurna HS, drg, M.Kes Dinas Kesehatan Propinsi DKI18 Ratih Dewanti-Hariyadi, Dr. Fak. Teknologi Pangan, IPB19. Ridwan Slamet, STP Dit. Surveilan & PenyuluhanKeamanan Pangan, <strong>Badan</strong> <strong>POM</strong>14


No Nama Instansi20. Roy A. Sparringa, Ph.D Dit. Surveilan & PenyuluhanKeamanan Pangan, <strong>Badan</strong> <strong>POM</strong>21. Ruki Fanaike, STP Dit. Surveilan & PenyuluhanKeamanan Pangan, <strong>Badan</strong> <strong>POM</strong>22. Setia Murni Sitanggang, Dra. Apt Dit. Surveilan & PenyuluhanKeamanan Pangan, <strong>Badan</strong> <strong>POM</strong>23. Sri Sudewi, S.Sos Dit. Surveilan & PenyuluhanKeamanan Pangan, <strong>Badan</strong> <strong>POM</strong>24. Sumaria Sudian, Dra. P<strong>POM</strong>N, <strong>Badan</strong> <strong>POM</strong>25. Susiati Sudin Yankes Jakarta Timur26. Susilastuti Rahayu, Dra. Apt Dit. Penilaian KeamananPangan, <strong>Badan</strong> <strong>POM</strong>27. Swispen Masda, Drs, Apt BLK Jakarta28. Syamsul Manurung Dit. Surveilan & PenyuluhanKeamanan Pangan, <strong>Badan</strong> <strong>POM</strong>29. Tri Kuswantoro Dit. Surveilan & PenyuluhanKeamanan Pangan, <strong>Badan</strong> <strong>POM</strong>30 Winiati P. Rahayu, Dr. Dit. Surveilan & PenyuluhanKeamanan Pangan, <strong>Badan</strong> <strong>POM</strong>31 Wirda Dit. Surveilan & PenyuluhanKeamanan Pangan, <strong>Badan</strong> <strong>POM</strong>32. Yanti Ratnasari, SP Dit. Surveilan & PenyuluhanKeamanan Pangan, <strong>Badan</strong> <strong>POM</strong>33. Yustina Muliani, S.Si., Apt Dit. Surveilan & PenyuluhanKeamanan Pangan, <strong>Badan</strong> <strong>POM</strong>15

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!