10.07.2015 Views

Babad Manik Angkeran

Babad Manik Angkeran

Babad Manik Angkeran

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Audatex Industry ForumNotes of the meeting of the Audatex Advisory Board and UK RepairIndustry Trade Bodies held at Audatex, Theale on Tuesday 29 April 2008Present:Audatex Advisory BoardPhilip Brailey (Allianz Insurance), ChairmanAlan Cottrill (Audatex)Robert Hadfield (Hadfield Associates), SecretaryNeil Kirk (Howard Basford)Alan Morgan (RSA)Ian Pugh (Audatex)Dave Shepherd (Deejay)Mike Williams (Audatex)Trade BodiesGerry Braddock (VBRA)David Cresswell (ABP Club)Jason Moseley (Thatcham)Jon Parker (EAST)1] Apologies for absenceApologies were received from: John Matthews (Fix Auto), Tony Lowe (RMIF)2] Technical Committee reportTechnical Committee Chairman Alan Morgan presented a summary of actionsince the last Audatex Industry Forum covering:• Planning & Review meetings agreed a number of actions• Team meetings/actions• TC team restructure improved balance• Defined team accountabilities• Pro-active promotion & support framework for repairer communities• Pro-active promotion & support for Insurer/other corporate customercommunities• Team membership & Succession proposals• Mission statementwww.audatex.co.uk


membuang sampah sembarangan di Bancingah Pangumpian, kemudian dihentikandengan senjata. Sesudah itu kemudian I Gusti Ngurah Pangumpian mengumpat merekasampai kepada Gusti mereka, karena itu segera didengar olah rakyat Bija, sehingga kacaudi Pasar Pangumpian apalagi diimbuhi dengan tantangan terhadap Gustinya.Itu sebabnya menjadi marah I Gusti Ngurah Made kemudian memerintahkan putranyauntuk melaksanakan perbuatan sebagai seorang Ksatria.Saat itu I Gusti Putu Bija sebagai putranya mengikuti ayahnya bersama rakyat semuanya,membawa senjata bersorak sorai semua. Dipimpin oleh sang ayah, kemudian masuk kePuri Pangumpian. Sangat ramailah perang disana, saling tusuk, saling penggal, itusebabnya banyak yang mati, sungguh riuh sekali perang antara Bija lawan Pangumpian.Banyak yang mati dan banyak yang luka. Saat itulah kemudian bertemu berperangtanding I Gusti Ngurah Made lawan I Gusti Ngurah Pangumpian, kemudian kalah I GustiNgurah Pangumpian dan kemudian meninggal. Sejak itu orang - orang di Pangumpiankalah kemudian ada yang pergi berpencar mencari tempat, ada yang mengungsi kepegunungan. Ada yang ke arah selatan ke Desa Kesiman, ada di Suwung, di Wimba sertaBlumbungan, Kapal. Demikian kesaktian Kyai Anglurah Made, itulah sebabnyakemudian beliau diberi gelar I Gusti Anglurah Sakti Bija. Hentikan dahulu ceritera diBun Pangumpian.Diceritakan sekarang yang memegang kekuasaan di wilayah Mengwi yang bernama IGusti Made Agung Alangkajeng serta bergelar Cokorda Agung Made Bana, besertaadiknya I Gusti Agung Nyoman Alangkajeng serta I Dewa Karang di Mambal,menanyakan prihal peperangan itu. Kyai Anglurah Bun kemudian mengatakan prihalmendapatkan anugerah dari Hyang Maha Kuasa. Berkata Cokorda : “Nah kalau begitu,Dinda Ngurah Bun yang memang benar. Serta Ngurah beserta rakyat patut beralih tempatdari Jenggala Bija berkumpul di Desa Bun. Agar sesuai dengan nama wilayah”.Diceritakan sekarang yang menjadi pendeta bernama Ida Peranda Wayan Abianmempunyai putra bernama Ida Wayan Abian. Adiknya bernama Ida Ktut Abian, dipakaiipar serta menantu oleh Kyai Ngurah Bun. Itu sebabnya beliau berdiam di wilayah Bun,serta juga berganti nama menjadi warga Bun. Beliau kemudian dijadikan Cudamani olehKi Arya Bun serta juga Ki Arya Bija, demikian kesimpulan pertemuan di Geria Sanur.Kemudian juga I Gusti Ngurah Made Bija dapat berdiam di Desa Beranjingan,mendapatkan rakyat 300 orang disampingi oleh menantunya yang bernama Ida KtutNgurah.Diceritakan I Gusti Putu Bija di Beranjingan diiringi oleh para putranya semua membuatsenjata 40. Senjata itu kemudian diberi nama Dolo dan Beranjingan, semua senjata itubertatahkan mas, kemudian dipergunakan sebagai alat upacara di pura - pura serta dipakaiperingatan di kelak kemudian hari. Ada juga terlahir dari warga Beranjingan, bernama IGusti Ngurah Gde Bija, adiknya bernama I Gusti Ngurah Made Bija Beranjingan, I GustiNgurah Anom Lengar, serta terakhir bernama I Gusti Ketut Bija Tangkeng itu semualahir dari Puri Beranjingan, diamping ada yang wanita.Dikisahkan I Gusti Putu Bija yang bertempat tinggal di Beranjingan, disusupi oleh loba -tamak, moha hatinya, itu sebabnya berani kepada ayahandanya Kyai Ngurah Made Bija


Bun, sehingga tidak ingat lagi bersaudara maupun berayah. Itu sebabnya bertentanganBeranjingan dengan warga Bun. Muncul kesal hati Ida Kyai Ngurah Bun untuk berbicaradengan putranya yang ada Puri Beranjingan, karena anaknya itu merasa diri pintar, tidaklagi peduli pada kelebihan orang lain. Karena itu, menjadi marah Kyai Ngurah MadeBun, kemudian melakukan perbincangan dengan putranya yang lain seperti I GustiNgurah Made Bija Bun, I Gusti Anom Bija, I Gusti Ngurah Teja, I Gusti Ngurah AlitPadang, agar merebut saudaranya yang ada di Beranjingan. Itu sebabnya menjadi galakrakyat Bun, kemudian didatangi Desa Beranjingan itu oleh pasukan Bun serta dikejar,diburu, karenanya menjadi kacau di daerah Beranjingan, semua keluar membawa alatsenjata, semuanya berani menunjukkan keperwiraannya. Disanalah kemudian terjadiperang yang dahsyat, saling tusuk, saling bunuh, dan banyak mati rakyat Beranjinganoleh rakyat Bun. Menyaksikan demikian halnya, sangat marah I Gusti Ngurah Putu BijaBeranjingan, akan bersedia mati dalam pertempuran bersama para putra serta isterisemuanya bermaksud untuk menghilangkan jiwanya, dan semuanya mengenakan busanaserba putih, sedia akan mati di medan laga. Karena sudah demikian tekad I Gusti NgurahBeranjingan, menjadi gentar juga rakyat Bun, serta para putra semuanya, kemudiansegera ayahandanya mempergunakan Aji Pregolan, berdiri di depan pinti Puri. Karenakesaktian Kyai Ngurah Made Bun, menjadilah I Gusti Ngurah Beranjingan gentar melihatprabawa ayahnya, takut, tidak berani lagi menentang, sampai dengan rakyat Beranjingansemua, lalu semuanya lari tunggang langgang besar kecil mengungsi serentakmenyembunyikan diri menuju desa Srijati di Sibang, kemudian berdiam di DesaDarmasaba, serta menghamba kepada I Gusti Agung Kamasan beserta seluruh rakyatnya,penuh sesak disana di Darmasaba. Dengan demikian I Gusti Ngurah Putu BijaBeranjingan batal meninggal di medan perang tempat itu kemudian dinamai Jagapati.Sesudah lama berdiam disana, kemudian semua para putra I Gusti Ngurah Putu BijaBeranjingan berpencar. Putra I Gusti Ngurah Putu Bija Beranjingan masing - masingadalah I Gusti Ngurah Beranjingan membangun Puri di Banjar Bantas, adiknya I GustiNgurah Made Bija Beranjingan mengungsi ke Desa Tingas disertai rakyat 60 KK. I GustiNgurah Ketut Bija Tangkeng serta I Gusti Ngurah Anom Lengar, mencari tempat diMoncos diiringi rakyat 60 KK, I Gusti Ketut Rangkeng mencari tempat di Desa Kekeran.Belakangan I Gusti Anom Lengar mengambil isteri dari Dalung, itu sebabnya bolak -balik tempat tinggalnya, kemudian ada putra 3 orang, yang sulung bernama I Gusti PutuBija, adiknya I Gusti Bija Lekong, yang paling kecil I Gusti Bija Leking, I Gusti AnomLengar berdiam kemudian di Dalung, akhirnya kemudian di Taman Padangkasa, bersamaanaknya I Gusti Leking. Dikisahkan I Gusti Bija Lekong mengungsi ke wilayah Kuta.Sesudah lama di Kuta banyak sekali puteranya, ada yang mengungsi ke Jembrana I GustiPutu menuju wilayah Kaba - Kaba kemudian ke Lodsawah. Kembali diceritakan KyaiNgurah Made Bija Bun sudah lega hatinya memperoleh kewibawaan di Desa Bun, tidakada yang membantah perintah beliau, karena sudah juga bermitra dengan Cokorda yangmenguasai wilayah Mengwi Ida Cokorda Made Agung Bana. Lama kemudian meninggalpenguasa Mengwi Ida Cokorda Made Agung Bana, digantikan oleh adiknya I GustiNyoman Langkajeng yang bergelar Cokorda Munggu. Cokorda Munggu mempunyaiputra I Gusti Agung Mayun serta I Gusti Agung Made Munggu. I Gusti Agung Mayunmenggantikan ayahnya bergelar Cokorda Mayun.Demikian dahulu keadaan di Mengwi.


dari I Gusti Ngurah Made Bun agar membangun Puri yang baik dan indah, sebab keadaansudah membaik, terus dinamai wilayah Negara. I? Gusti Ngurah Made Bun membangunpuri dinamai Puri Negari. I Dewa Karang mempunyai janji dengan I Gusti Ngurah MadeBun agar bersuka duka berdua, dan semoga terus sampai ke keturunannya nantinya.Demikian inti perbincangan I Dewa Karang serta I Gusti Ngurah Made Bun, semuanyamerasa suka cita. Diceritakan Ida Peranda Nyoman Padangrata yang pernah menjadipendeta atau Bagawantah Ida Ngurah Bun sudah berpindah dari wilayah Bun, diikuti olehputra serta isteri menuju desa Kutri, sewilayah dengan Negara. Banyak rakyat I DewaKarang ada di Kutris diberikan kepada Ida Peranda. Demikian halnya di masa lalu,dicantumkan dalam pariagem. Dilanjutkan sekarang purtra I Gusti Ngurah Made Bun diNegari semua sudah diandalkan oleh I Dewa Karang yang berkuasa di Negara. Putra IGusti Ngurah Made Bun yang paling sulung bernama I Gusti Ngurah Gde Bun atau IGusti Ngurah Mawang berpuri di Negari, I Gusti Anom Angkrah di Banjar Tunon, IGusti Ketut Alit Bija bertempat tinggal di Kutri, I Gusti Ngurah Tangeb mmasih diMawang, serta wanita I Gusti Ayu Oka juga di Negari. Semuanya memiliki jiwakeperwiraan masing - masing. Demikian keadaannya. Diceritakan sekarang yang menjadipenguasa wilayah Gianyar bernama Ida I Dewa Manggis, memberi perintah kepada IDewa Karang agar para putra Anglurah Bun Pinatih menjadi pengokoh wilayah Gianyar,paling utama mengawasi Tegal Pangrebongan. Kesimpulan perbincangan itu agar putraNgurah Bun yang bernama I Gusti Ngurah Tangeb, yang memamng keturunan Pinatih,itu yang mengawasi di Pangrebongan, diberikan rakyat 200 orang. Demikian dicatat diPariagem. Juga diceritakan Ida Bang Pinatih memiliki keturunan yang bernamamangurah Guwa dan Mangurah campida. Keduanya, ketika masa kerajaan Gelgel atauSweca Linggarsa Pura, ada di lingkunga Ida Dalem. Namun ketika masa pemberontakan IGusti Agung Maruti, terjadi huru - hara, maka sanak keturunan beliau berduameninggalkan Gelgel, ke arah timur perjalanannya, serta kemudaian berdiam di desaGunaksa. Disana membangun kahyangan dinamai Pura Guwa. Tujuannya agar diketahuioleh keturunannya sebagai keturunan Mangurah Guwa. Demikian tercatat dalam prasasti,tentang keadaan Sira Mangurah Guwa. Diceritakan pula di kemudian hari mendapatkanpanjang umur keturunan Mangurah Guwa, ada yang pindah ke desa Timhun, sanaksaudara yang lain menuju desa Aan. Ada juga yang meninggalkan desa Gunaksa yangmenuju desa Akah, Pagubungan Manduang serta Nusa Penida. Demikian kisahnyaMangurah Guwa dan Mangurah Campida. Dan demikian pula kisah tentang keberadaansanak keturunan Ida wang Bang Banyak wide yang kemudian menjadi warga Arya WangBang Pinatih di seluruh pelosok Pula Bali.

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!