11.07.2015 Views

CASE 1 - Web Blog Agus Dwi Sasono

CASE 1 - Web Blog Agus Dwi Sasono

CASE 1 - Web Blog Agus Dwi Sasono

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

terhadap tingkat pendidikan, umur dan pengalaman terdahulu pemilik –manajer7. Tipe perusahaan; terdapat sedikit kegagalan dalam usaha waralaba8. Lokasi – tingkat kegagalan agak rendah di daerah pedesaan.Brigham dan Gapenski (1997) mengatakan bahwa semakin besar pembiayaandari hutang, dan semakin besar beban bunga tetap, semakin besar probabilitasbahwa penurunan earning akan mengarah kepada kesulitan keuangan, karena itusemakin tinggi probabilitas biaya kesulitan keuangan akan dikenakan. Jadi hutangdapat pula menyebabkan kesulitan keuangan.Tata kelola perusahaan yang buruk pada obligor-obligor besar BadanPenyehatan Perbankan Nasional (BPPN) dapat pula menimbulkan kesulitankeuangan. Misalnya penggunaan dana kredit bukan untuk operasionalperusahaan (PT. Bentoel Prima dari Grup Rajawali), penyelewengan danapinjaman untuk kepentingan pemegang saham dan direktur utama (salah satuperusahaan dalam Group Tirtamas yaitu PT. Tirtamas Comexindo, akhirnyadipailitkan oleh BPPN tanggal 30 Desember 1999), penyelewengan danapinjaman bank untuk kepentingan anak-anak perusahaan (Grup Barito),penyelewengan untuk anak perusahaan dan proyek lain - bahkan ada indikasidana pinjaman digunakannya untuk membeli saham anak perusahaan saat rightissue-nya tak direspon pasar (Grup Dharmala), dan penyelewengan denganmembuat perusahaan fiktif atau paper company (Grup Ongko) (Faktor, 2000).Kesulitan juga terjadi karena kelalaian manajemen. Contohnya ketika manajemenlama PT. Indofarma Tbk membeli alat-alat kesehatan yang ketinggalan zamansehingga tidak dapat dijual sehingga akhirnya dihapusbukukan.Aksi menaikkan nilai atau mark-up atas jaminan hutang juga menimbulkanmasalah pada kesulitan. Terutama pada proses asset settlement dan cashsettlement oleh bank. Nilai jaminan lebih kecil dari nilai hutangnya. Hal ini terjadipada Grup Humpuss. Bahkan ada yang sama sekali tidak memiliki jaminan atashutang-hutangnya, seperti Grup Bakri yang kesulitan membayar kewajibannyayang berjumlah Rp 4,926 triliun kepada BPPN.Kesulitan keuangan yang diderita beberapa perusahaan manufaktur yangterdaftar di Bursa Efek Indonesia (dahulu Bursa Efek Jakarta) sejak 1997disebabkan oleh krisis ekonomi 1997. Pada saat itu kurs meningkat sangat pesat.Peningkatan dari 31 Desember 1996 sampai 31 Desember 1997 sebesar 1,95Dr. <strong>Agus</strong> <strong>Dwi</strong> <strong>Sasono</strong>.,SE.,MSi.,Ak Page 14

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!