29.11.2012 Views

676 Zulfahmi Bustami IMPLIKASI POSITIFIKASI HUKUM ZAKAT ...

676 Zulfahmi Bustami IMPLIKASI POSITIFIKASI HUKUM ZAKAT ...

676 Zulfahmi Bustami IMPLIKASI POSITIFIKASI HUKUM ZAKAT ...

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

694<br />

<strong>Zulfahmi</strong> <strong>Bustami</strong><br />

33<br />

yang ajeg (Steady State Equilibrium). M.Dawam Raharjo. Perspektif... Op,cit,<br />

hlm. 142.<br />

Mahmud Afif al-Banna, Nizam al-Zakah Wa al-Haraib Fi Mamlakah al-<br />

Arabiyah, al-Sauadiyah, (Saudia Arabia: Dar ai -Ulum, 1983), him. 13.<br />

34<br />

Yusuf Qardhawy, Musykilah al-Farq Wa kaifa „Alajaha al-Islam, (Mesir:<br />

Maktabah Wahbah, 1975), hlm. 85.<br />

35<br />

Lihat Ibid., hIm. 77-78. Dalam praktek pemerintahan Islam era Abu Bakar,<br />

para pembakang zakat diperangi oleh pemerintah, dan perang tersebut dikenal<br />

dengan perang riddah.<br />

36<br />

Sebab zakat meskipun perintah dan Allah dengan didasari iman, namun tujuan<br />

akhirnya adalah terwujudnya kesejahteraan sosial bagi ummat manusia.<br />

37<br />

Kesalahan kebijakan yang pernah dilakukan oleh penguasa, baik Penguas Orde<br />

Lama, Orde Baru, dan Orde Reformasi, tidak terulang kembali. Di mana<br />

pengembangan ekonomi dan pembangunan hanya ditujukan dan dinikmati oleh<br />

kalangan menengah-atas (para hirokrat sipil-inifiter dan pengusaha). Dalam hal<br />

ini, tidak hanya dilakukan oleh negara miskin dan berkembang, seperti<br />

Indonesia, negara-negara Eropa dan Amerika yang pendapatan perkapitanya<br />

telah mencapai nominal 8-11 ribu Dollar Amerika pertahun, tetapi tidak sedikit<br />

warganya yang tuna wisma (homeless), dan tuna karya (pengangguran) adalah<br />

bukti bahwa perhatian pembangunan tidak diperuntukkan bagi kesejahteraan<br />

rakyat secara umum. Bahkan dalam memberi bantuan kepada negara miskin,<br />

termasuk Indonesia, baik berupa hibah maupun pinjaman, yang seolah-olah<br />

menampakkan kemakmuran rakyatnya, padahal sesungguhnya demi<br />

38<br />

kepentingan penguasa dan cut tertentu bukan kepentingan rakyat, bangsa dan<br />

negara miskin yang mendapat bantuan. Lihat lebih lanjut Masdar Farid Mas‟udi<br />

Ibid., hlm.426-428.<br />

M. Dawam Rahardjo, Op.cit., hlm. 201. Idenya ini sebenarnya ditujukan untuk<br />

pengelolaan dana zakat fitrah.<br />

39<br />

Kuntowijoyo menyatakan sisi objektif tujuan zakat adalah tercapainya<br />

kesejahtraan sosial. Jadi, segala ide kreatif-inopatif diperlukan untuk<br />

mewujudkan hal tersebut. Kuntowijoyo, Pradiqma Islarn, Op.cit.,, hlm. 284.<br />

40<br />

Hazairin, Tujuh Serangkai Tentang Hukum, (Jakarta: Bina Aksara, 1981), hlm.<br />

144. ia termasuk cendikiawan yang gigih melontarkan gagasan bahwa<br />

pemerintah wajib mendukung secara aktif pelaksanaan syari‟at Islam di<br />

Indonesia, seperti diamanatkan oleh pancasila dan UUD 1945.<br />

41<br />

Sritua Arief, “Pelaksanaan Sistem Ekonomi Kerakytan”, dalam, Republika,<br />

edisi September 1999, hlm. 6.<br />

<strong>Zulfahmi</strong> <strong>Bustami</strong>, Dosen Fakultas Syari’ah dan Ilmu Hukum UIN Sultan<br />

Syarif Kasim Riau Pekanbaru. Alumni Program Pascasarjana (S2) IAIN Susqa<br />

Pekanbaru (2001).<br />

Hukum Islam. Vol. VIII No. 6. Desember 2007

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!