09.04.2013 Views

321 Ade Candra Kusuma EKONOMI ISLAM ... - UIN Suska Riau

321 Ade Candra Kusuma EKONOMI ISLAM ... - UIN Suska Riau

321 Ade Candra Kusuma EKONOMI ISLAM ... - UIN Suska Riau

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>321</strong><br />

<strong>Ade</strong> <strong>Candra</strong> <strong>Kusuma</strong><br />

<strong>Ade</strong> <strong>Candra</strong> <strong>Kusuma</strong><br />

<strong>EKONOMI</strong> <strong>ISLAM</strong>: APLIKASI DAN PENGEMBANGAN<br />

KEILMUAN DI PERGURUAN TINGGI AGAMA <strong>ISLAM</strong><br />

Abstract :<br />

The development of Islamic economy in Indonesia<br />

conceptually and theoretically (the implementation of Islamic<br />

economy in various forms, particularly in bank and non-bank finance<br />

institution) in several last years has rapidly increased. In its<br />

implementation, however, it still faces many obstacles and challenges<br />

that must be immediately solved. In response those problems, this<br />

paper aims to explain how to overcome the problems mentioned above<br />

by conducting integrative study toward Islamic economy and by<br />

researching as well as by developing appropriate curriculum of<br />

Islamic economy in Institute of Islamic Studies. The paper is expected<br />

to contribute a valuable idea toward the development of Islamic<br />

economy comprehensively for the recent time as well as the future.<br />

A. PENDAHULUAN<br />

Islam merupakan agama yang kaaffah, yang mengatur segala<br />

perilaku kehidupan manusia. Bukan hanya menyangkut urusan<br />

peribadatan saja, urusan sosial dan ekonomi juga diatur dalam Islam.<br />

Oleh karenanya setiap orang muslim, Islam merupakan sistem hidup<br />

(way of life) yang harus diimplementasikan secara menyeluruh dalam<br />

seluruh aspek kehidupannya tanpa kecuali. 1<br />

Sudah cukup lama umat manusia mencari sistem untuk<br />

meningkatkan kesejahteraan khususnya di bidang ekonomi. Selama ini<br />

memang sudah ada beberapa sistem, diantaranya dua aliran besar<br />

sistem perekonomian yang dikenal di dunia, yaitu sistem ekonomi<br />

kapitalisme, dan sistem ekonomi sosialisme. Tetapi sistem-sistem itu<br />

tidak ada yang berhasil penuh dalam menawarkan solusi optimal.<br />

Konsekuensinya orang-orang mulai berpikir mencari alternatif. Dan<br />

Hukum Islam. Vol. V No. 3. Juli 2006


322<br />

<strong>Ade</strong> <strong>Candra</strong> <strong>Kusuma</strong><br />

alternatif yang oleh banyak kalangan diyakini lebih menjanjikan<br />

adalah sistem ekonomi Islam. Karena sistem ini berpijak pada asas<br />

keadilan dan kemanusiaan. Oleh karenanya, sistem ini bersifat<br />

universal, tanpa melihat batas-batas etnis, ras, geografis, bahkan<br />

agama.<br />

Perkembangan ekonomi Islam di Indonesia dalam beberapa<br />

tahun terkahir ini, baik pada tataran teoritis-konseptual (sebagai<br />

wacana akademik) maupun pada tataran praktis (khususnya di<br />

lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan non-bank), sangat<br />

pesat. Perkembangan ini tentu saja sangat menggembirakan, karena ini<br />

merupakan cerminan dari semakin meningkatnya kesadaran umat<br />

Islam dalam menjalankan syariat Islam. Hal ini konsekuensi dari<br />

pemahaman bahwa ekonomi Islam bukan hanya sekedar konsepsi. Ia<br />

merupakan hasil suatu proses transformasi nilai-nilai Islam yang<br />

membentuk kerangka serta perangkat kelembagaan dan pranata<br />

ekonomi yang hidup dan berproses dalam kehidupan masyarakat.<br />

Adanya konsep pemikiran dan organisasi-organisasi yang dibentuk<br />

atas nama sistem ini sudah tentu bisa dinilai sebagai model dan awal<br />

pertumbuhannya. Tapi ia masih membutuhkan model-model banyak<br />

lagi, agar membentuk kesatuan yang lebih terpadu serta memiliki daya<br />

kemampuan untuk menghasilkan atau darinya dapat ditarik<br />

kesimpulan-kesimpulan yang dapat diuji dalam penelitian dan<br />

praktek. 2<br />

Kendati perkembangan ekonomi Islam saat ini sangat prospek<br />

namun dalam pelaksanaannya masih menemukan berbagai kendala<br />

sekaligus tantangan, baik pada tataran teoritis maupun pada tataran<br />

praktis, baik yang bersifat internal maupun yang bersifat eksternal.<br />

Pada tataran teoritis misalnya belum terumusnya secara utuh berbagai<br />

konsep ekonomi dalam ekonomi Islam. Sedangkan pada tataran<br />

praktis belum tersedianya sejumlah institusi dan kelembagaan yang<br />

lebih luas dalam pelaksanaan Ekonomi Islam. Adapun dari aspek<br />

internal adalah sikap umat Islam sendiri yang belum maksimal dalam<br />

menerapkan ekonomi Islam. Sedangkan dari aspek eksternal adalah<br />

Hukum Islam. Vol. V No. 3. Juli 2006


323<br />

<strong>Ade</strong> <strong>Candra</strong> <strong>Kusuma</strong><br />

praktik-praktik kehidupan ekonomi yang sudah terbiasa dengan<br />

konsep-konsep ekonomi konvensional. 3<br />

Kini, ekonomi Islam - dalam berbagai model dan bentuknya -<br />

memasuki tahap dimana suatu pendekatan yang lebih kritis dan<br />

integratif terhadap keseluruhan teori dan praktiknya sangat penting<br />

dilakukan. Sudah waktunya untuk mencari perbaikan yang lebih besar<br />

dan mutakhir. Berbagai pihak yang terlibat dengan disiplin ini,<br />

dihadapkan pada tugas-tugas yang menantang, yaitu meninjau ulang<br />

seluruh situasi, paling tidak pada tiga persoalan berikut. Pertama;<br />

membawa bersama usaha yang dilakukan oleh berbagai pihak dalam<br />

suatu pandangan sistem ekonomi Islam yang menyeluruh, tidak<br />

terkonsentrasi pada elemen khusus dari persoalan ekonomi Islam saja.<br />

Kedua; meninjau ulang secara kritis berbagai model implementasi<br />

ekonomi Islam. Yang bertujuan untuk menguji teori-teori dan<br />

mengevaluasi lembaga-lembaga yang tumbuh terhadap kemungkinan<br />

kendala-kendala dan hambatan yang muncul. Ketiga; perlu<br />

meletakkan keseluruhan teori dan praktek perekonomian Islam dalam<br />

perspektif ekonomi dan moral Islam serta tata sosial. Unsur apapun<br />

dari sistem Islam, betapun pentingnya, tidak dapat melahirkan hasil<br />

yang diinginkan jika operasi dalam kesendirian. Hal ini harus<br />

mengarah pada perubahan-perubahan komplementer untuk<br />

melengkapi proses. Misalnya penghapusan riba, itu hanyalah salah<br />

satu aspek dari program ekonomi Islam. Ia harus diikuti dengan, dan<br />

diperkuat melalui perubahan-perubahan struktural dan motivasional<br />

lainnya. 4<br />

Sehingga dari upaya-upaya diatas diharapkan sampai pada<br />

pengembangan suatu sistem ekonomi Islam yang komprehensif.<br />

Dalam konteks inilah, penulis dalam tulisan ini mencoba memaparkan<br />

ekonomi Islam: Prospek dan Tantangannya khususnya pengalaman di<br />

Indonesia, antara lain; berhubungan dengan lembaga keuangan<br />

Syariah dan Pengembangan Kurikulum Ekonomi Islam di Perguruan<br />

Tinggi Agama Islam.<br />

Hukum Islam. Vol. V No. 3. Juli 2006


324<br />

<strong>Ade</strong> <strong>Candra</strong> <strong>Kusuma</strong><br />

B. RUANG LINGKUP DAN DEFENISI <strong>EKONOMI</strong> <strong>ISLAM</strong><br />

1. Ruang Lingkup Ekonomi Islam<br />

Para ulama berbeda dalam pengelompokan ajaran Islam.<br />

Secara umum ulama mengklasifikasikan ajaran Islam menjadi tiga<br />

bagian, yakni: (1) akidah, (2) syari‟ah, (3) akhlak-tasawuf.<br />

Pengelompokan lain adalah (1) ilmu kalam, (2) Ilmu akhlak, (3) ilmu<br />

fikih. Sementara syari‟ah jika diidentikan dengan fikih (hukum Islam),<br />

maka klasifikasi hukum Islam (fikih) juga berbeda para ulama dalam<br />

mengelompokkannya. Antara lain misalnya, fikih meliputi; (1) ibadah,<br />

(2) mu‟amalat, (3) „uqubah. Sementara Muhammad Ahmad al Zarqa<br />

ulama kontemporer, membagi fikih menjadi dua bagian: (1) ibadah,<br />

yaitu aturan Tuhan dengan hambaNya; dan (2) mu‟amalat, yakni<br />

hukum yang mengatur hubungan sosial, baik secara perseorangan<br />

maupun kolektif. 5<br />

Sementara sistematika hukum Islam secara luas dapat dilihat<br />

pada bagan berikut.<br />

Ahwal Syakhsiyyah<br />

(Hukum Keluarga)<br />

Ahkam al Amwal<br />

(Hukum Benda)<br />

Ibadat<br />

Ahkam Madaniyyah<br />

(Hukum Perdata)<br />

Ahkam al Iltizam<br />

(Hukum Perikatan)<br />

Sumber : Syamsul Anwar. 2002<br />

Sistematika<br />

Hukum Islam<br />

Muamalat Akhlak<br />

Ahkam Jinaiyyah<br />

(Hukum Pidana)<br />

Ahkam at Tijarah<br />

(Hukum Dagang)<br />

Ahkam Murafaat<br />

(Hukum Acara)<br />

Ahkam Maaliyah<br />

(Hk. Keu. Negara)<br />

Qanun Dauli „Amm<br />

(Hukum Publik<br />

Internasional)<br />

Ahkam Dusturiyyah<br />

(Hk Tata Negara)<br />

Qanun Dauli<br />

(Hk Internasional)<br />

Qanun Dauli Khas<br />

(Hukum Perdata<br />

Internasional)<br />

Hukum Islam. Vol. V No. 3. Juli 2006


325<br />

<strong>Ade</strong> <strong>Candra</strong> <strong>Kusuma</strong><br />

Dari keterangan di atas, maka wilayah kajian ekonomi Islam<br />

terdapat dalam fikih Mu‟amalat, yaitu hukum yang mengatur<br />

hubungan manusia dengan manusia lain yang berkenaan dengan harta<br />

(al-amwal), hak, dan pengelolaan harta (al-tasharruf) dengan cara<br />

transaksi (akad) dan lainnya. Secara ringkas ekonomi Islam meliputi:<br />

(1) benda dan kepemilikan, (2) persoalan hak dan hal-hal yang<br />

berhubungan dengannya, (3) perikatan atau akad yang berhubungan<br />

dengan kedua hal tersebut.<br />

2. Defenisi Ekonomi Islam<br />

Ada beberapa defenisi ekonomi Islam, antara lain; 6<br />

Ekonomi Islam adalah pengetahuan dan penerapan hukum<br />

syari‟ah untuk mencegah terjadinya ketidakadilan atas pemanfaatan<br />

dan pembuangan sumber-sumber material dengan tujuan untuk<br />

memberikan kepuasan manusia dan melakukannya sebagai kewajiban<br />

kepada Allah dan masyarakat.<br />

Menurut M. Nejatullah Siddiqi, Ekonomi Islam adalah pemikir<br />

muslim yang merespon terhadap tantangan ekonomi pada masanya.<br />

Dalam hal ini mereka dibimbing dengan al Qur‟an dan Sunnah beserta<br />

akal dan pengalaman.<br />

Rumusan menurut Syed Nawab Heider Naqvi, Ekonomi Islam<br />

merupakan representasi perilaku Muslim dalam suatu masyarakat<br />

Muslim tertentu.<br />

Sedangkan menurut M.A. Manan, Ekonomi Islam merupakan<br />

suatu studi sosial yang mempelajari masalah ekonomi manusia<br />

berdasarkan nilai-nilai Islam.<br />

Adapun defenisi lain yang lebih lengkap bahwa Ekonomi<br />

Islam adalah ilmu, teori, model, kebijakan serta praktik ekonomi yang<br />

bersendi dan berlandaskan ajaran Islam, dengan Al Qur‟an dan Al<br />

Hadits sebagai rujukan utama serta ijtihad sebagai rujukan tambahan.<br />

Dari penjelasan ruang lingkup dan beberapa defenisi ekonomi<br />

Islam di atas, dapat dipahami bahwa ekonomi Islam sesungguhnya<br />

adalah bagian dari suatu tata kehidupan lengkap, berdasarkan ajaran<br />

Islam (sistem). 7 Dan juga paling tidak dapat menjawab persoalan<br />

seputar apakah ada sistem ekonomi Islam yang selama ini menjadi<br />

Hukum Islam. Vol. V No. 3. Juli 2006


326<br />

<strong>Ade</strong> <strong>Candra</strong> <strong>Kusuma</strong><br />

perdebatan. Hal ini misalnya bisa dilihat dari perspektif keilmuan<br />

bahwa sistem ekonomi Islam dapat memenuhi semua unsur yang ada<br />

pada sistem Kapitalisme dan sistem Sosialisme yang bisa dimasukkan<br />

dalam sebuah “sistem”. Misalnya unsur-unsur yang berkaitan dengan;<br />

paradigma, dasar pondasi mikro, dan landasan filosofis. 8<br />

Perbandingan sistem Kapitalis, Islam dan Sosialis dapat dilihat pada<br />

gambar berikut.<br />

Sistem Ekonomi<br />

Sosialisme Islam Kapitalisme<br />

Paradigma Marxian Paradigma Islam Paradigma Ekonomi<br />

Basis Dasar Mikro:<br />

tidak ada hak milik<br />

pribadi<br />

Dasar Filosofis:<br />

Materialisme Dialektikal<br />

Basis Dasar Mikro:<br />

manusia muslim<br />

Dasar Filosofis:<br />

Individualisme berperan<br />

sebagai khalifah fi al ard<br />

dengan tujuan mencapai<br />

falah di dunia dan akhirat,<br />

bertanggungjawab atas<br />

semua tindakan<br />

Pasar<br />

Basis Dasar Mikro:<br />

manusia ekonomi<br />

Dasar Filosofis:<br />

Individualisme berdasar<br />

pada Filosofis Laissez Fire<br />

Hukum Islam. Vol. V No. 3. Juli 2006


327<br />

<strong>Ade</strong> <strong>Candra</strong> <strong>Kusuma</strong><br />

Sedangkan landasan filosofis ekonomi Islam menurut<br />

Adiwarman Karim, terbagi atas empat hal, yaitu: Pertama, prinsip<br />

tauhid, yaitu dimana kita meyakini akan kemahaesaan dan<br />

kemahakuasaan Allah SWT didalam mengatur segala sesuatunya,<br />

termasuk mekanisme perolehan rezeki. Sehingga seluruh aktivitas,<br />

termasuk ekonomi, harus dilaksanakan sebagai bentuk penghambaan<br />

kita kepada Allah SWT secara total. Yang kedua, prinsip keadilan dan<br />

keseimbangan, yang menjadi dasar kesejahteraan manusia. Karena itu,<br />

setiap kegiatan ekonomi haruslah senantiasa berada dalam koridor<br />

keadilan dan keseimbangan. Kemudian yang ketiga adalah kebebasan.<br />

Hal ini berarti bahwa setiap manusia memiliki kebebasan untuk<br />

melaksanakan berbagai aktivitas ekonomi sepanjang tidak ada<br />

ketentuan Allah SWT yang melarangnya. Selanjutnya yang keempat<br />

adalah pertanggungjawaban. Artinya bahwa manusia harus memikul<br />

seluruh tanggungjawab atas segala keputusan yang telah diambilnya. 9<br />

Berbagai karakteristik dan landasan filosofis di atas<br />

memberikan panduan kepada kita didalam proses implementasi<br />

ekonomi Islam. Hal ini memberikan keyakinan kepada kita bahwa<br />

sistem ekonomi Islam ini merupakan solusi di masa yang akan datang,<br />

karena mengandung nilai dan filsafat yang sejalan dengan fitrah dan<br />

kebutuhan hidup manusia, tanpa membedakan suku, agama, ras,<br />

maupun atribut-atribut keduniaan lainnya. Perlu disadari bahwa sistem<br />

ekonomi Islam ini tidak hanya diperuntukkan bagi kaum muslimin<br />

saja, tetapi juga memberikan dampak positif kepada kalangan non<br />

muslim lainnya.<br />

C. LEMBGA KEUANGAN SYARIAH (PERBANKAN) DI<br />

INDONESIA<br />

Bidang dimana mengalami perhatian yang cukup besar baik<br />

pada tataran teoritis maupun empiris saat ini adalah uang, perbankan,<br />

dan kebijakan moneter. Bagian ini pula menarik perhatian ulama yang<br />

berkaitan dengan makna dan signifikansi riba, mengapa dilarang,<br />

bagaimana dapat dihapus dari ekonomi, apa upaya untuk<br />

penghapusannya, dan bagaimana uang akan dikelola dalam sebuah<br />

Hukum Islam. Vol. V No. 3. Juli 2006


328<br />

<strong>Ade</strong> <strong>Candra</strong> <strong>Kusuma</strong><br />

perekonomian Islam setelah penghapusan riba tersebut. Persoalanpersoalan<br />

ini sudah coba dijawab dan dilahirkan beberapa solusi<br />

alternatifnya, misalnya dengan kemunculan lembaga keuangan<br />

syari‟ah khususnya dunia perbankan. 10<br />

Eksperimen pendirian bank Syariah pertama kali di era modern<br />

ini yaitu dengan berdirinya Mit Ghamr Local Saving Bank pada tahun<br />

1963 di Mesir. Kemunculan bank syariah ini tergolong inovatif dan<br />

sukses. Dan kesuksesan ini juga memberikan inspirasi bagi umat<br />

Islam di seluruh dunia, sehingga timbullah kesadaran bahwa prinsipprinsip<br />

Islam dapat diaplikasikan dalam kehidupan bisnis modern. 11<br />

Dan ini terbukti pada tahun 1975 terbentuklah Islamic Development<br />

Bank (IDB) yang berpusat di Jeddah-Arab Saudi. Dan era ini juga<br />

yaitu tahun 70-an, usaha-usaha untuk mendirikan bank Islam meluas<br />

ke banyak negara. Kini perbankan syariah telah mengalami<br />

perkembangan yang sangat pesat, tidak hanya di Asia bahkan sudah<br />

meluas ke negara-negara Barat. 12<br />

Untuk pengalaman di Indonesia, beberapa tahun belakangan<br />

ini, lembaga-lembaga ekonomi yang berbasiskan syariah semakin<br />

marak di panggung perekonomian nasional. Mereka lahir menyusul<br />

krisis berkepanjangan sebagai buah kegagalan sistem moneter<br />

kapitalis di Indonesia. Sejak berdirinya Bank Muamalat sebagai<br />

pelopor bank yang menggunakan sistem syariah pada tahun 1992, kini<br />

banyak bermunculan bank-bank syariah, baik yang murni<br />

menggunakan sistem tersebut maupun baru pada tahap membuka unit<br />

usaha syariah (UUS) atau divisi usaha syariah.<br />

Sejarah perkembangan perbankan syariah di Indonesia secara<br />

formal dimulai dengan Lokakarya MUI mengenai perbankan pada<br />

tahun 1990, yang selanjutnya diikuti dengan dikeluarkannya UU No 7/<br />

1992 tentang perbankan yang mengakomodasi kegiatan bank dengan<br />

prinsip bagi hasil. Pendirian Bank Muamalat Indonesia yang<br />

menggunakan pola bagi hasil pada tahun 1992 menandakan<br />

dimulainya era sistem perbankan ganda (dual banking system) di<br />

Indonesia. Selama periode 1992-1998 hanya terdapat satu bank umum<br />

Hukum Islam. Vol. V No. 3. Juli 2006


329<br />

<strong>Ade</strong> <strong>Candra</strong> <strong>Kusuma</strong><br />

syariah dan beberapa bank perkreditan rakyat syariah (BPRS) sebagai<br />

pelaku industri perbankan syariah.<br />

Pada tahun 1998, dikeluarkan UU No 10/1998 sebagai<br />

amandemen dari UU No. 7/1992 tentang Perbankan yang memberikan<br />

landasan hukum yang lebih kuat bagi keberadaan sistem perbankan<br />

syariah. Selanjutnya, pada tahun 1999 dikeluarkan UU No 23/1999<br />

tentang Bank Indonesia yang memberikan kewenangan bagi Bank<br />

Indonesia untuk dapat pula mengakomodasi prinsip-prinsip syariah<br />

dalam pelaksanaan tugas pokoknya. Kedua UU ini mengawali era<br />

baru dalam perkembangan perbankan syariah di Indonesia yang<br />

ditandai dengan pertumbuhan industri yang cepat.<br />

Perkembangan Perbankan Syariah Indonesia secara umum<br />

dapat dilihat gambar di bawah ini.<br />

1990 1992 1998 1999 2000 2001 2002-2005<br />

Lokarya<br />

MUI<br />

Peserta sepakat<br />

untuk segera<br />

mendirikan<br />

bank Syariah<br />

Berdirinya<br />

Bank<br />

Syariah<br />

Pertama<br />

- Bank Muamalat Indonesia<br />

berdiri sebagai bank Syariah<br />

pertama<br />

- Lahirnya UU No. 7/1992<br />

tentang Perbankan<br />

Diperbolehkannya<br />

Dual Banking<br />

System<br />

- UU No. 10/1998 : Bank<br />

Indonesia mengakui<br />

keberadaan bank Syariah<br />

dan Bank Konvensional<br />

- Bank Konvensional<br />

diperkenankan membuka<br />

Unit Usaha Syariah<br />

Kebijakan<br />

Moneter<br />

Berdasarkan<br />

Prinsip Syaiah<br />

Keluarnya<br />

peraturan<br />

operasional<br />

dan<br />

kelembagaan<br />

- UU No.10/1999 :<br />

BI bertanggung jawab<br />

terhadap pengembangan dan<br />

pengawasan terhadap bank<br />

Syariah<br />

BI dapat menetapkan<br />

kebijakan moneter dengan<br />

prinsip syariah<br />

- BI memiliki Tim Penelitian dan<br />

Pengaturan Bank Syariah<br />

- BI membuat dan<br />

menetapkan peraturan<br />

kelembagaan<br />

perbankan Syariah<br />

- Pengembangan PUAS<br />

& SWBI<br />

Pendirian<br />

BPS di<br />

BI<br />

Perkembangan<br />

dan<br />

pembukaan<br />

UUS<br />

- Masa perkembangan<br />

bank Syariah di<br />

Indonesia khususnya<br />

pembukaan Unit Usaha<br />

Syariah oleh bank<br />

Konvensional baik milik<br />

swasta maupun<br />

pemerintah<br />

- Semakin beragam &<br />

Inovasinya produk<br />

perbankan syariah<br />

Hukum Islam. Vol. V No. 3. Juli 2006


330<br />

<strong>Ade</strong> <strong>Candra</strong> <strong>Kusuma</strong><br />

Kondisi Perbankan Syariah tahun 2005 tumbuh cukup tinggi,<br />

dengan total asset Rp.18,73 triliun, meningkat dibanding total asset<br />

tahun 2004 sebesar Rp.15,31 triliun. Hal ini didukung oleh<br />

bertambahnya jumlah kantor operasi Syariah yaitu sebanyak 7 kantor,<br />

dan jumlah jaringan kantor sebanyak 514. Jumlah dana pihak ketiga<br />

tahun 2005 Rp.13,59 triliun meningkat dibanding tahun 2004<br />

Rp.11,67 triliun. Sementara angka pembiayaan mencapai Rp.15,12<br />

triliun meningkat dibanding tahun 2004 Rp.11,48 triliun. Sehingga<br />

rasio pembiayaan dibanding dana pihak ketiga atau financing to<br />

deposit ratio (FDR) mencapai 111,3 % meningkat dibanding tahun<br />

2004 sebesar 9,6 %. Ini menunjukkan bahwa semakin meningkatnya<br />

peran perbankan Syariah dalam pembiayaan ekonomi masyarakat. 13<br />

Upaya pengembangan perbankan syariah di Indonesia tidak<br />

hanya konsekuensi dari UU No. 10/1998 dan UU No. 23/1999, tetapi<br />

juga merupakan bagian tak terpisahkan dari upaya penyehatan sistem<br />

perbankan yang bertujuan meningkatkan daya tahan perekonomian<br />

nasional. Krisis ekonomi yang terjadi sejak akhir tahun 1997<br />

menunjukkan bahwa bank yang beroperasi dengan prinsip syariah<br />

relatif dapat bertahan di tengah gejolak nilai tukar dan tingkat suku<br />

bunga yang tinggi. Kenyataan tersebut ditopang oleh karakteristik<br />

operasi bank syariah yang melarang: bunga (riba), transaksi yang<br />

bersifat tidak transparan (gharar), dan spekulatif (maysir).<br />

Dari keterangan di atas, cukup menggembirakan dari aspek<br />

pertumbuhan dan perkembangan perbankan syariah di Indonesia saat<br />

ini, baik dari segi volume usaha atau asset, peningkatan dana pihak<br />

ketiga dan penyaluran dana ke masyarakat dalam bentuk pembiayaan<br />

dari tahun ke tahun, maupun semakin banyaknya bermunculan bankbank<br />

konvensional yang membuka unit usaha syariah. Namun<br />

sebagaimana yang telah penulis paparkan pada bagian awal tulisan ini,<br />

bahwa perlu melakukan evaluasi dan strategi pengembangan<br />

perbankan syariah di Indonesia ke depan.<br />

Pada tahap awal, landasan hukum bagi perbankan syariah<br />

adalah UU No.7 tahun 1992 tentang perbankan yang menggunakan<br />

Hukum Islam. Vol. V No. 3. Juli 2006


331<br />

<strong>Ade</strong> <strong>Candra</strong> <strong>Kusuma</strong><br />

prinsip bagi hasil. Sejak tahun 1992-1998 tidak banyak kemajuan<br />

dalam pertumbuhan perbankan syariah di Indonesia, karena :<br />

- rendahnya pengetahuan dan kesalahpahaman masyarakat<br />

mengenai bank syariah<br />

- belum tersedianya ketentuan pelaksana terhadap operasional bank<br />

syariah<br />

- tebatasnya jaringan kantor perbankan syariah<br />

- kurangnya sumber daya manusia (SDM) khususnya keahlian<br />

dalam bidang perbankan syariah (ekonomi Islam).<br />

Keberadaan bank syariah secara jelas dan memberikan<br />

landasan hukum yang lebih kuat terhdadap pengembangan bank<br />

syariah adalah dengan lahirnya UU No. 10 tahun 1998 amandemen<br />

UU No. 7 tahun 1992 tentang perbankan dan UU No. 23 tahun 1999<br />

tentang Bank Indonesia.<br />

Namun disadari bahwa Undang-undang tersebut di atas yang<br />

mengatur tentang perbankan syariah hanya dalam beberapa pasal,<br />

belumlah cukup untuk pengembangan syariah lebih kuat dan luas di<br />

masa-masa yang akan datang, karena masih terdapat problematika<br />

perbankan syariah baik dari aspek kelembagaan maupun dari segi<br />

operasional.<br />

Oleh karena itu, ke depan harus dilakukan langkah-langkah<br />

atau strategi pengembangan perbankan syariah, antara lain: 14<br />

- Penyusunan ketentuan-ketentuan perbankan Syariah 15<br />

- Mendorong terbentuknya Forum Komuniasi Syariah<br />

- Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)<br />

- Penelitian preferensi dan perilaku konsumer terhadap bank<br />

Syariah<br />

- Mempersiapkan teknologi informasi yang handal<br />

- Mempersiapkan lembaga penjamin pembiayaan Syariah<br />

- Mendorong terbentuknya Islamic Trade Center<br />

- Memberdayakan pengawasan aspek Syariah<br />

Hukum Islam. Vol. V No. 3. Juli 2006


332<br />

<strong>Ade</strong> <strong>Candra</strong> <strong>Kusuma</strong><br />

D. PENGEMBANGAN KURIKULUM <strong>EKONOMI</strong> <strong>ISLAM</strong> DI<br />

PERGURUAN TINGGI AGAMA <strong>ISLAM</strong><br />

Salah satu problematika mendasar yang dihadapi oleh para<br />

pakar maupun praktisi ekonomi syariah adalah masih minimnya<br />

kualitas dan kuantitas sumber daya manusia (SDM) yang memiliki<br />

penguasaan ilmu ekonomi yang berbasis pada syariah. Permasalahan<br />

ini mendorong berbagai kalangan syariah untuk mencari solusinya.<br />

Dan diantara langkah-langkah tersebut adalah membangun institusi<br />

pendidikan ekonomi syariah yang berkualitas. Untuk mewujudkan ini<br />

dibutuhkan adanya kerja keras dan perencanaan yang matang, agar<br />

output yang dihasilkan benar-benar mampu menjawab berbagai<br />

permasalahan yang ada. Menurut data Bank Indonesia, diperkirakan<br />

bahwa dalam jangka waktu beberapa tahun ke depan, dibutuhkan tidak<br />

kurang dari 10 ribu SDM yang memiliki basis skill ekonomi syariah<br />

yang memadai. Ini merupakan peluang yang sangat prospek, sekaligus<br />

merupakan tantangan bagi kalangan akademisi dan dunia pendidikan<br />

kita. Tingginya kebutuhan SDM ini menunjukkan bahwa sistem<br />

ekonomi syariah semakin dapat diterima oleh masyarakat.<br />

Untuk memenuhi kebutuhan SDM yang memiliki kualifikasi<br />

yang memadai, maka peran institusi pendidikan, termasuk perguruan<br />

tinggi khususnya Perguruan Tinggi Agama Islam, beserta<br />

kurikulumnya menjadi sangat signifikan. Ada beberapa langkah yang<br />

dapat dilakukan oleh perguruan tinggi, yaitu: 16<br />

Pertama, memperbaiki dan menyempurnakan kurikulum pendidikan<br />

ekonomi/Syariah, dimana sudah saatnya ada ruang bagi pengkajian<br />

dan penelaahan ekonomi syariah secara lebih mendalam dan aplikatif.<br />

Kedua adalah dengan memperbanyak riset, studi, dan penelitian<br />

tentang ekonomi syariah, baik yang berskala mikro maupun makro.<br />

Ini akan memperkaya khazanah keilmuan dan literatur ekonomi<br />

syariah, sekaligus sebagai alat ukur keberhasilan penerapan sistem<br />

ekonomi syariah di Indonesia.<br />

Dan ketiga adalah dengan mengembangkan networking yang lebih<br />

luas dengan berbagai institusi pendidikan ekonomi syariah lainnya,<br />

baik skala nasional maupun internasional.<br />

Hukum Islam. Vol. V No. 3. Juli 2006


333<br />

<strong>Ade</strong> <strong>Candra</strong> <strong>Kusuma</strong><br />

Perkembangan saat ini, yaitu sejak berdirinya Perbankan Islam<br />

dengan berdirinya bank umum Islam pertama yang beroperasi di<br />

Indonesia yaitu Bank Muamalat Indonesia (BMI) pada tahun 1992,<br />

dan Lembaga Keuangan Syari‟ah lainnya, Perguruan Tinggi Agama<br />

Islam Negeri/Swasta maupun Perguruan Tinggi Umum lainnya telah<br />

merespon dengan membuka jurusan dan program studi Ekonomi<br />

Islam, Perbankan Islam, Manajemen Islam, maupun Akuntansi<br />

Syari‟ah. 17<br />

Kondisi di atas menunjukkan bahwa perkembangan lembaga<br />

keuangan syari‟ah khususnya perbankan Islam cukup membanggakan,<br />

dan pada saat yang bersamaan Perguruan Tinggi Agama Islam pun<br />

berpacu mengembangan jurusan/program studi ekonomi Islam.<br />

Karena hal itu merupakan peluang sekaligus tantangan untuk<br />

menyesuaikan diri dengan perkembangan dan perluasan bidang kajian<br />

syariah secara drastis dalam kehidupan ekonomi dan bisnis. Perluasan<br />

itu juga terkait dalam bidang: 18<br />

1. Perbankan<br />

2. Asuransi<br />

3. Koperasi (BMT)<br />

4. Pasar Modal Syariah (Syariah index)<br />

5. Pasar uang<br />

6. Multi Level Marketing<br />

7. dan lembaga keuangan syariah lainnya.<br />

Untuk itu, maka beberapa hal yang harus diperhatikan oleh<br />

PTAI adalah: 19<br />

1. Tujuan pengajaran Ekonomi Islam di Perguruan Tinggi<br />

Tujuan pengajaran Ekonomi Islam di Perguruan Tinggi<br />

diarahkan untuk membekali mahasiswa:<br />

a. Menguasai bahasa Arab secara baik<br />

b. Memiliki pengetahuan syariah pada umumnya dan ekonomi<br />

Islam pada khususnya.<br />

c. Mengetahui wacana ekonomi konvensional<br />

d. Mengetahui alat-alat analisis kuantitatif dan kualitatif<br />

Hukum Islam. Vol. V No. 3. Juli 2006


334<br />

<strong>Ade</strong> <strong>Candra</strong> <strong>Kusuma</strong><br />

e. Cakap mengevaluasi secara kritis terhadap teori ekonomi<br />

konvensional<br />

f. Memiliki kesadaran profesional akan pendekatan-pendekatan<br />

baru dalam membangun ilmu pengetahuan ekonomi dan<br />

lembaga keuangan syari‟ah.<br />

g. Memotivasi mahasiswa untuk berpartisipasi dalam proses<br />

Islamisasi ilmu pengetahuan, dan<br />

h. Menyiapkan mahasiswa masuk dunia kerja dengan tujuan<br />

untuk mendukung usaha Islamisasi pada khususnya, dan<br />

menjalani kehidupan pada umumnya.<br />

Disamping itu proses seleksi mahasiswa harus memenuhi<br />

standar kemampuan dibidang; kemampuan potensi akademik,<br />

kemampuan bahasa Inggris, kemampuan bahasa Arab, dan<br />

kemampuan matematika. 20<br />

2. Srategi Pengembangan Kurikulum Ekonomi Islam di Perguruan<br />

Tinggi<br />

Ada dua alternatif strategi pengembangan kurikulum ekonomi<br />

Islam, yaitu;<br />

1. Ekonomi Islam sebagai mata kuliah yang berdiri sendiri dan<br />

terdiri dari beberapa mata kuliah.<br />

2. Materi Ekonomi Islam tidak berdiri sendiri, akan tetapi<br />

dimasukkan dalam berbagai mata kuliah ekonomi yang telah<br />

ada.<br />

Namun bagi perguruan tinggi yang belum bisa menerapkan<br />

kurikulum ekonomi Islam secara luas, paling tidak dapat<br />

memasukkan norma, etika Islam dalam topik-topik mata kuliah<br />

tertentu, seperti; Pengantar Ekonomi Mikro, Pengantar Ekonomi<br />

Makro, Sistem Ekonomi, Ekonomi Moneter dan Fiskal, Pengantar<br />

Manajemen, Pengantar Kewirausahaan, dan lain sebagainya. 21<br />

3. Tenaga Pengajar Ekonomi Islam sebaiknya ditugasbelajarkan ke<br />

jenjang pendidikan yang lebih tinggi, sehingga yang bersangkutan<br />

memiliki kualifikasi yang memadai dalam upaya melakukan<br />

kolaborasi materi pengajarannya. Dan tenaga pengajar ekonomi<br />

Hukum Islam. Vol. V No. 3. Juli 2006


335<br />

<strong>Ade</strong> <strong>Candra</strong> <strong>Kusuma</strong><br />

Islam harus memiliki beberapa kriteria berikut; latar belakang<br />

keilmuan, pengalaman mengajar, dan pelatihan-pelatihan<br />

penunjang.<br />

E. KESIMPULAN<br />

Dari deskripsi tulisan di atas, dapat ditarik kesimpulan:<br />

1. Bahwa minat dan ghirah masyarakat untuk mempelajari dan<br />

menjalankan ekonomi Islam di dalam kehidupan kesehariannya<br />

saat ini sangat luar biasa. Antara lain misalnya melalui berbagai<br />

seminar, diskusi, sarasehan, dan forum-forum ilmiah baik secara<br />

regional, nasional maupun internasional telah dilakukan. Dan<br />

perguruan tinggi baik negeri maupun swasta, khususnya<br />

Perguruan Tinggi Agama Islam telah juga menyelenggarakan<br />

pengajaran ekonomi Islam. Hal ini memperlihatkan bahwa upaya<br />

pencarian teori dan sistem ekonomi Islam terus dilakukan secara<br />

konsisten. Di samping itu juga merupakan konsekuensi dari<br />

semakin pesatnya tumbuh dan berkembangnya lembaga-lembaga<br />

ekonomi Islam/Syariah, yang menandai bahwa konsep ekonomi<br />

Islam sudah luas dan dapat diterima dalam masyarakat.<br />

2. Dari keterangan yang pertama menunjukkan bahwa ekonomi<br />

Islam sangat prospek tidak hanya untuk saat ini tetapi untuk<br />

jangka panjang, namun ini sekaligus merupakan tantangan bagi<br />

umat Islam untuk terus-menerus melakukan kajian, evaluasi dan<br />

mencari solusi terhadap teori, konsep dan implementasi ekonomi<br />

Islam dalam berbagai model dan bentuknya. Antara lain upaya<br />

yang bisa dilakukan saat ini adalah:<br />

a. Upaya perbaikan dan pengembangan lembaga keuangan<br />

Syariah khususnya perbankan syari‟ah harus diarahkan kepada<br />

optimalisasi mutu, (1) perbaikan kelengkapan perundangundangan<br />

yang menjadi landasan hukum utama dan kuat<br />

dalam membantu mendukung pengembangan perbankan<br />

syari‟ah. (2) perbaikan pada body of science ilmu ekonomi<br />

Islam yang mencakup lembaga keuangan Islam, manajemen<br />

Hukum Islam. Vol. V No. 3. Juli 2006


336<br />

<strong>Ade</strong> <strong>Candra</strong> <strong>Kusuma</strong><br />

Islam, maupun Akuntansi Islam dan perbaikan mutu<br />

manajemen institusi.<br />

b. Upaya perbaikan sumber daya manusia (Quality of human<br />

resources). Dalam hal ini peran lembaga-lembaga terkait,<br />

khususnya perguruan tinggi agama Islam, misalnya <strong>UIN</strong>,<br />

IAIN, STEI, UII, STAIN, STIS, perguruan tinggi Islam<br />

lainnya, baik negeri maupun swasta untuk mengembangkan<br />

ekonomi Islam beserta kurikulumnya tidak bisa ditawar lagi.<br />

Hukum Islam. Vol. V No. 3. Juli 2006


337<br />

Lampiran<br />

<strong>Ade</strong> <strong>Candra</strong> <strong>Kusuma</strong><br />

Daftar Mata Kuliah Ekonomi Islam Dalam Buku Pedoman<br />

Pembukaan dan Penyelenggaraan Program Studi Ekonomi Islam<br />

Pada Perguruan Tinggi Agama Islam Oleh Depag RI,<br />

Dirjen Kelembagaan Agama Islam, Jakarta: 2005.<br />

Program Diploma D3 (110 SKS)<br />

- Aqidah Akhlaq<br />

- Tsaqofah Islamiyyah (sirah Nabi<br />

kaitannya ekonomi)<br />

- Fiqh Ibadah<br />

- Membangun Fondasi Ekonomi<br />

Umat<br />

- Etika Bisnis Islam<br />

- Bahasa Arab<br />

- Bahasa Inggris<br />

- Bahasa Indonesia<br />

- Kewarganegaraan<br />

- Pengantar Aplikasi Komputer<br />

- Statistika Ekonomi<br />

- Matematika Ekonomi<br />

- Pengantar Bisnis<br />

- Pengantar Akuntansi<br />

- Pengantar Ekonomi Mikro<br />

- Pengantar Ekonomi Makro<br />

- Pengantar Manajemen<br />

- Ushul Fiqh<br />

- Pengantar Fiqh Muamalah<br />

- Fiqh Muamalah<br />

- Ekonomi Islam<br />

- Manajemen Keuangan<br />

- Akuntansi Keuangan<br />

- Akuntansi Manajemen<br />

- Manajemen Keuangan Islam<br />

- Akuntansi Lembaga Keuangan<br />

Islam<br />

- Pengantar Perbankan Islam<br />

- Manajemen Perbankan Islam<br />

- Pengantar Asuransi Islam<br />

- Manajemen Asuransi Islam<br />

- Lembaga Keuangan Islam Lainnya<br />

- Manajemen Pemasaran Lembaga<br />

Keuangan Islam<br />

- Kewirausahaan<br />

- Aspek Hukum Dalam Ekonomi<br />

- Magang<br />

- Tugas Akhir<br />

Hukum Islam. Vol. V No. 3. Juli 2006


338<br />

Program S1 ( 144-160 SKS)<br />

- Pancasila dan Kewarganegaraan<br />

- Dirasah Islamiyah<br />

- Ulumul Qur‟an<br />

- Ulumul Hadits<br />

- Sirah Nabi (kaitannya dengan<br />

aktivitas ekonomi)<br />

- Membangun Fondasi Ekonomi<br />

Umat<br />

- Bahasa Arab<br />

- Bahasa Inggris<br />

- Bahasa Indonesia<br />

- Matematika Ekonomi<br />

- Statistika<br />

- Fiqh Muamalah<br />

- Pengantar Bisnis dan Manajemen<br />

- Akuntansi<br />

- Pengantar Teori Ilmu Ekonomi<br />

- Aplikasi Komputer<br />

- Metodologi Penelitian/Penulisan<br />

Ilmiah<br />

- Metode Kuantitatif<br />

- Ushul Fiqh<br />

- Fiqh Mawaris<br />

- Fiqh Zakat<br />

- Bank dan Lembaga Keuangan<br />

Lainnya<br />

- Fundamental Ekonomi Islam<br />

- Teori Ekonomi Mikro<br />

- Teori Ekonomi Makro<br />

- Akuntansi Biaya<br />

- Akuntansi Manajemen<br />

- Akuntansi Lembaga Keuangan<br />

Islam<br />

- Penganggaran Perusahaan<br />

- Manajemen Keuangan<br />

- Manajemen Investasi<br />

- Manajemen Investasi dan<br />

Reksadana Syari‟ah<br />

- Manajemen Perbankan Islam<br />

<strong>Ade</strong> <strong>Candra</strong> <strong>Kusuma</strong><br />

- Manajemen Asuransi Syari‟ah<br />

- Manajemen Risiko<br />

- Keuangan Internasional<br />

- Manajemen Pemasaran<br />

- Manajemen SDI<br />

- Manajemen Strategik<br />

- Bisnis Internasional<br />

- Studi Kelayakan Bisnis<br />

- Sistim Informasi Manajemen<br />

- Ekonomi Manajerial<br />

- Operational Research<br />

- Teori Pengambilan Keputusan &<br />

Operation Research<br />

- Ayat dan Hadits Ekonomi<br />

- Perilaku Organisasi<br />

- Aspek Hukum Dalam Ekonomi<br />

- Magang/Skripsi<br />

- Fiqh Muamalah<br />

- Riset Pemasaran<br />

- Pemasaran Srategik<br />

- Manajemen Operasi<br />

- Manajemen Internasional<br />

- Pemasaran Internasional<br />

- Kewirausahaan<br />

- Komunikasi Pemasaran<br />

- Manajemen Inovasi dan Kreatifitas<br />

- Perilaku Konsumen<br />

- Pengantar Akuntansi<br />

- Pengantar Ilmu Ekonomi<br />

- Pengantar Aplikasi Komputer<br />

- Akuntansi Sektor Publik<br />

- Teori Akuntansi<br />

- Akuntansi Zakat<br />

- Sistim Pengendalian Manajemen<br />

- Pemeriksaan Akuntansi<br />

- Perpajakan<br />

- Sistim Informasi Akuntansi<br />

- Laboratorium Akuntansi<br />

- Laboratorium Editing<br />

Hukum Islam. Vol. V No. 3. Juli 2006


339<br />

- Pengantar Akuntansi<br />

- Pengantar Ilmu Ekonomi<br />

- Pengantar Aplikasi Komputer<br />

- Metode Kuantitatif<br />

- Ekonometrika<br />

- Ekonomi Mikro Lanjutan<br />

- Ekonomi Makro Lanjutan<br />

- Ekonomi Pembangunan<br />

- Ekonomi Moneter<br />

- Ekonomi Internasional<br />

- Sejarah Pemikiran Ekonomi<br />

Program S2<br />

<strong>Ade</strong> <strong>Candra</strong> <strong>Kusuma</strong><br />

- Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam<br />

- Perbandingan Sistim Ekonomi<br />

- Readings in Islamic Economics<br />

- Perekonomian Indonesia<br />

- Ekonomi Perencanaan<br />

- Ekonomi Koperasi<br />

- Keuangan Publik<br />

- Evaluasi Proyek<br />

- Ekonomi Lingkungan<br />

- Perdagangan Internasional<br />

SKS antara 40-45 SKS<br />

Tesis 6-8 SKS<br />

Kurikulum Wajib<br />

o Ushul Fiqh<br />

o Fiqh Muamalah<br />

o Ayat dan Hadits Ekonomi<br />

o Teori Ekonomi Mikro Islam<br />

o Teori Ekonomi Makro Islam<br />

o Manajemen Bisnis Islam<br />

o Akuntansi Islam<br />

o Metodologi Penenlitian dan Penulisan Skripsi<br />

o Sejarah Pemikiran Islam dan Perbandingan Sistim Ekonomi Islam<br />

o Tesis<br />

Matakuliah Penunjang Tesis 6 SKS<br />

Matakuliah Konsentrasi 9 SKS<br />

Konsentrasi :<br />

Ekonomi Pembangunan Islam<br />

Perbankan Islami<br />

Zakat dan Wakaf<br />

Perusahaan Islami<br />

Asuransi Islami<br />

Manajemen Risiko Islami<br />

Ekonomi Lingkungan<br />

Ekonomi Kesehatan<br />

Manajemen SDI<br />

Ekonomi Politik Islam<br />

Hukum Islam. Vol. V No. 3. Juli 2006


340<br />

Manajemen Produksi Islami<br />

Manajemen Pemasaran Islami<br />

Manajemen SDA<br />

Hubungan Ekonomi Internasional antar Negara Islam<br />

Manajemen Pengawasan Lembaga Keuangan Syari‟ah<br />

Program Doktor (S3)<br />

<strong>Ade</strong> <strong>Candra</strong> <strong>Kusuma</strong><br />

o SKS yang ditempuh 52-54 SKS<br />

o Disertasi 12-20 SKS, meliputi :<br />

Materi Kualifikasi 4 SKS<br />

Proposal 4 SKS<br />

Ujian Tertutup 4 SKS<br />

Ujian Terbuka 4 SKS<br />

o Internasional visiting Professor (masing-masing @ 0.5 SKS sebanyak 6<br />

orang)<br />

o Dosen tamu dalam negeri (masing-masing @ 0.35 SKS sebanyak 4 orang)<br />

o Matakuliah Wajib<br />

1) Prinsip Ilmu Ekonomi Islam<br />

2) Teori Ekonomi<br />

3) Ushul Fiqh dan Hukum Ekonomi Islam<br />

4) Fiqh al Muamalat al Maliyah<br />

5) Metode Analisis Kuantitatif dan Kualitatif<br />

6) Bahasa Arab<br />

7) Filsafat Ilmu Ekonomi Islam<br />

8) Logika dan Metode Sains<br />

9) Pemikiran dan Perbandingan Sistim Ekonomi Islam<br />

10) Manajemen Umum<br />

11) Ekonomi Internasional<br />

12) Teori Ekonomi Mikro Islam<br />

13) Teori Ekonomi Makro Islam<br />

14) Sistim dan Moneter Bank Islam<br />

15) Kelembagaan dan Ekonomi Islam<br />

Hukum Islam. Vol. V No. 3. Juli 2006


341<br />

Endnotes :<br />

<strong>Ade</strong> <strong>Candra</strong> <strong>Kusuma</strong><br />

1<br />

Dalam Q.S. Al Baqarah: 208, hendaklah masuk ke dalam Islam secara kaaffah<br />

(keseluruhan).<br />

2<br />

M. Dawam Rahardjo, Perspektif Deklarasi Makkah Menuju Ekonomi Islam,<br />

(Bandung: Mizan, 1989), Cet. 1, p. 86.<br />

3<br />

Dumairy, Urgensi Jaringan Ekonomi Islam Sebagai Langkah Strategis Dalam<br />

Meningkatkan Peran Umat Islam Dalam Perekonimian Indonesia, dalam<br />

Makalah Simposium Nasional I Sistem Ekonomi Islami, Yogyakarta, 13-14<br />

Maret 2002.<br />

4<br />

Lihat dalam M. Umer Chapra, Sistem Moneter Islam, Penterjemah Ikhwan<br />

Abidin Basri, (Gema Insani Press: Jakarta. 2001).<br />

5<br />

Khoiruddin Nasution, Wilayah Kajian dan Filsafat Ekonomi Islam, dalam<br />

Millah, Jurnal Studi Islam. Vol. II, No.2, Januari 2002.<br />

6<br />

Muhammad, Metodologi Penelitian Pemikiran Ekonomi Islam, (Ekonosia,<br />

Yogyakarta, 2003), hlm. 35-36.<br />

7<br />

M. A. Mannan, Teori dan Praktek Ekonomi Islam, Penterjemah, M. Nastangin<br />

(PT. Dana Bhakti Wakaf: Yogyakarta, 1997), hlm. 15.<br />

8<br />

Ibid, hlm. 43.<br />

9<br />

Lihat Adiwarman Karim, Ekonomi Mikro Islami, (IIIT Indonesia: Jakarta,2002).<br />

10<br />

M. Umer Chapra, Masa Depa Ilmu Ekonomi Sebuah Tinjauan Islam,<br />

Penterjemah. Ikhwan Abidin Basri, (Gema Insani Press: Jakarta, 2001), hlm.<br />

221.<br />

11<br />

Lihat Adiwarman Karim, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan, (PT. Raja<br />

Grafindo Persada: Jakarta, 2004), Ed. 2. Cet. 2. hlm. 22-23.<br />

12<br />

Ibid, hlm. 23.<br />

13<br />

lihat pada ruang Keuangan dan Perbankan, <strong>Riau</strong> Pos, Senin 6 Pebruari 2006.<br />

14<br />

Mulya Siregar, Agenda Pengembangan Perbankan Syariah dalam Mendukung<br />

Sistem Perekonomian yang Tangguh di Indonesia: Evaluasi, Prospek dan Arah<br />

Kebijakan, dalam Simposium Nasional I Ekonomi Islam.<br />

15<br />

Saat ini RUU Perbankan Syariah sudah berada di tangan anggota DPR RI,<br />

direncanakan bulan April 2006 akan disahkan menjadi UU. Kehadiran UU<br />

Perbankan Syari'ah bertujuan: a. sebagai landasan hukum, b. memperkuat<br />

industri perbankan syari'ah dalam mengembangkan market share (pangsa pasar)<br />

di Indonesia, c. menumbuhkan semangat (ghirah) masyarakat d, sebagai bentuk<br />

dukungan penuh pemerintah sehingga bank syariah tidak hanya sebagai<br />

komplementer/pelengkap melainkan menjadi mainstream, e. memperluas ruang<br />

lingkup bank syariah.<br />

16<br />

Irfan Shauqi Baiq, Urgensi Kurikulum Ekonomi Syariah, dalam<br />

http://www.google.com\ kategori Ekonomi Islam.<br />

Hukum Islam. Vol. V No. 3. Juli 2006


342<br />

<strong>Ade</strong> <strong>Candra</strong> <strong>Kusuma</strong><br />

17<br />

Perguruan Tinggi Agama Islam tersebut antara lain dari tahun 1997 s/d 2000<br />

Sekolah Tinggi Ilmu Syari’ah (STIS) Yogyakarta, IAIN Jakarta, Institut Studi<br />

Islam Darussalam (ISID) Gontor, dan STAIN Surakarta. Saat ini hampir<br />

sebagian besar Perguruan Tinggi Agama Islam telah membuka<br />

18<br />

jurusan/program studi Ekonomi Islam dan Perbankan Islam.<br />

Sudirman Teba, Menakar Kesiapan SDM Syariah, dalam Jurnal UNISIA, No.<br />

48/XXVI/II/2003.<br />

19<br />

Materi Kurikulum Ekonomi Islam sebagaimana yang telah ditulis dan sudah<br />

dipublikasikan dalam berbagai kesempatan oleh M. Akhyar Adnan &<br />

Muhammad yang berjudul Pengembangan Kurikulum Ekonomi Islam di<br />

Perguruan Tinggi Agama Islam.<br />

20<br />

Depag RI, Dirjen Kelembagaan Agama Islam, Buku Pedoman Pembukaan dan<br />

Penyelenggaraan Program Studi Ekonomi Islam Pada Perguruan Tinggi<br />

Agama Islam, Jakarta: 2005.<br />

21<br />

Daftar Mata Kuliah Ekonomi Islam yang dapat dijadikan acuan bisa dilihat<br />

dalam Depag RI, Dirjen Kelembagaan Agama Islam, Buku Pedoman<br />

Pembukaan dan Penyelenggaraan Program Studi Ekonomi Islam Pada<br />

Perguruan Tinggi Agama Islam, Jakarta: 2005.<br />

<strong>Ade</strong> <strong>Candra</strong> <strong>Kusuma</strong>, Dosen Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum <strong>UIN</strong> Sultan<br />

Syarif Kasim <strong>Riau</strong>. Alumnus Program S2 IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (2003)<br />

Hukum Islam. Vol. V No. 3. Juli 2006


343<br />

<strong>Ade</strong> <strong>Candra</strong> <strong>Kusuma</strong><br />

Hukum Islam. Vol. V No. 3. Juli 2006

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!