12.07.2015 Views

Ketika Media Bicara - PT. Jasa Raharja

Ketika Media Bicara - PT. Jasa Raharja

Ketika Media Bicara - PT. Jasa Raharja

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

“<strong>Ketika</strong> <strong>Media</strong> <strong>Bicara</strong> <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>”(Sebuah Apresiasi dan Dokumentasi Lomba Karya Jurnalistik dan FotografiUlang Tahun Emas <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>)PELINDUNGDireksi <strong>PT</strong> <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> (Persero)PENGARAHSekretaris PerusahaanPENANGGUNG JAWABKepala Urusan HumasDITERBITKAN OLEH:Urusan Hubungan Masyarakat<strong>PT</strong> <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> (Persero)Jl. H.R. Rasuna Said Kav. C-2Kuningan, Jakarta 12920Tlp. (021) 5203454Faks. (021) 5220284www.jasaraharja.co.id


Kerendahan HatiKalau engkau tak mampu menjadi beringinyang tegak di puncak bukitJadilah belukar, tetapi belukar yang baik,yang tumbuh di tepi danauKalau kamu tak sanggup menjadi belukar,Jadilah saja rumput, tetapi rumput yangmemperkuat tanggul pinggiran jalanKalau engkau tak mampu menjadi jalan rayaJadilah saja jalan kecil,Tetapi jalan setapak yangMembawa orang ke mata airTidaklah semua menjadi kaptententu harus ada awak kapalnya….Bukan besar kecilnya tugas yang menjadikan tinggirendahnya nilai dirimuJadilah saja dirimu….Sebaik-baiknya dari dirimu sendiriTaufiq Ismailiii


DEKAT DENGAN MEDIA: Relasi harmonis dengan media massa selalu menjadi prioritas bagi <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>. Peran itumisalnya tampak ketika Dirut <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Diding S. Anwar menjadi model cover majalah BUMN Track.iv


<strong>Ketika</strong><strong>Media</strong> <strong>Bicara</strong><strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>Sebuah Apresiasi dan Dokumentasi Lomba KaryaJurnalistik dan Fotografi Ulang Tahun Emas <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>v


Kata PengantarJangan pernah kehilangan momentum. Siapa pun rasanya sepakat dengan pesanbijak tersebut. Pun demikian <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> yang telah berkiprah dan mewarnaidunia asuransi Indonesia memasuki usia 50 tahun. Dalam konteks itu, sebagaibagian rangkaian kegiatan peringatan Ulang Tahun Emas, 1 Januari 2011 lalu, <strong>Jasa</strong><strong>Raharja</strong> menggelar Lomba Karya Jurnalistik dan Fotografi.Lomba Karya Jurnalistik dan Fotografi ini, sebagaimana ditegaskan DirekturUtama <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Diding S. Anwar, merupakan salah satu bentuk penghargaankepada para jurnalis dan masyarakat yang turut serta membantu menyosialisasikanvisi dan misi <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> kepada masyarakat luas lainnya. Di samping itu, diharapkandengan adanya Lomba Karya Jurnalistik dan Fotografi ini dapat meningkatkanpemahaman masyarakat bahwa <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> selain menjalankan UU No. 33 dan UUNo. 34 Tahun 1964 juga mendukung secara penuh upaya meningkatkan kesadaranbersama mengedepankan keselamatan dalam berlalu lintas.Lomba Karya Jurnalistik dan Fotografi yang digelar hanya dalam rentang satubulan tersebut memperlombakan lima kategori. Yakni, Kategori <strong>Media</strong> Cetak &Online, Kategori Televisi, Kategori Radio, Kategori Fotografi Umum, dan KategoriFotografi Jurnalis. Meski digelar dalam waktu yang tak lama, respons dari pekerjamedia dan masyarakat cukup luar biasa. Tercatat, hingga hari terakhir bataspengumpulan materi lomba, ada 312 peserta yang mengikuti lomba. Luar biasa,apalagi jumlah tersebut di luar perkiraan.Setelah melewati masa penjurian yang dilakukan pada tanggal 3-4 Januari 2011,tim juri yang terdiri dari Masmimar Mangiang (pakar komunikasi UI), UsmanKansong (Deputi Dir. Pemberitaan <strong>Media</strong> Indonesia), Danang Parikesit (KetuaUmum Masyarakat Transportasi Indonesia), Subono (Korps Lantas Polri), danTaufik Arifin (Kadiv. Asuransi <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>) untuk Kategori <strong>Media</strong> Cetak danOnline; Oscar Matuloh (Kepala Museum dan Galeri Jurnalistik Antara), Hariyanto(Askadiv Foto <strong>Media</strong> Indonesia), Julian Sihombing (fotografer senior Kompas), danAmos Sampetoding ( Kadiv. Litbang <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>) untuk Kategori Fotografi; danjuri Kategori <strong>Media</strong> Elektronik (televisi dan radio) adalah Ashadi Siregar (pakarkomunikasi), Ade Armando (pakar komunikasi UI), dan Muhammad Farhan (penyiarradio) akhirnya memutuskan empat peserta per kategori sebagai pemenang.Secara resmi nama-nama pemenang Lomba Karya Jurnalistik dan Fotografiuntuk semua kategori diumumkan pada Jumat, 7 Januari 2011, di Grand Capitolvi


Ballroom, Hotel Manhattan Jakarta. Acara ini mengundang secara khusus parapeserta lomba yang dihadiri sekitar 87 orang, di antaranya terdapat 50 nominatordari lima kategori.Yang menggembirakan, tentu bukan hanya karena suksesnya penyelenggaraanlomba. Akan tetapi, karya peserta lomba dengan tema “Peran Serta <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>dalam Membangun Kesadaran Publik terhadap Keselamatan Bertransportasi diIndonesia” secara umum sudah sesuai dan peserta tampaknya memang memahamiperan dan fungsi <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>. Dan, bagi <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>, tentu karya-karya luar biasaini menjadi “asset” yang berharga.Maka, sebagai bentuk penghormatan yang tulus terhadap jurnalis yang turut sertadalam usaha memberikan informasi kepada publik dan pemberi kebijakan dalamupaya membangun kesadaran publik terhadap keselamatan bertransportasi, karyadari seluruh peserta lomba tersebut dibukukan. Dengan judul “<strong>Ketika</strong> <strong>Media</strong> <strong>Bicara</strong><strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>”, jelas buku ini menggambarkan bagaimana persepsi dan pandanganmedia, juga masyarakat, terhadap keberadaan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>. Apalagi konten buku jugatak hanya memuat Kategori <strong>Media</strong> Cetak & Online, tetapi juga Kategori Televisi,Kategori Radio, Kategori Fotografi Umum, dan Kategori Fotografi Jurnalis. Hanyabedanya, untuk Kategori Televisi dan Kategori Radio, materi lomba ditampilkandalam bentuk compact disk (CD) yang akan disisipkan dalam buku.Untuk keperluan penerbitan, dengan tidak bermaksud mengurangi substansikarya lomba, penyusun juga melakukan pengeditan di sana-sini. Harapannya, tentubuku ini tak sekadar menjadi kumpulan dokumentasi semata, tetapi bisa menjadisemacam referensi bagi masyarakat luas.Dirgahayu <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>, Asuransinya Masyarakat Indonesia!Jakarta, Maret 2011<strong>PT</strong> <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> (Persero)Toetik ArmiatiSekretaris Perusahaanvii


Sekapur SirihTak pernah main-main. Inilah prinsip saya dalam membangun relasi denganmedia. Prinsip ini telah saya pegang teguh sejak lama, tak seketika tatkalasaya diamanahi jabatan sebagai Direktur Utama <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>. Bukan jugakarena adanya Undang-Undang No. 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan InformasiPublik. Tidak begitu. Tapi memang, menjaga relasi harmonis dengan kawan-kawanwartawan—biasanya inilah istilah yang kerap saya gunakan bagi insan pers—menjadigaris komando yang jelas dan harus dijalankan oleh seluruh insan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>. Takada pengecualian, dan tak ada pengkhususan hanya bagi mereka yang mendudukiposisi Humas.Maka, bagi <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>, kawan-kawan wartawan memiliki posisi strategis.Tentu bagi seluruh media, baik cetak, on-line, radio, maupun televisi. Semua mediaditempatkan sebagai mitra yang equal, mitra yang memiliki relasi kausalitas dansaling menguntungkan. Bukan mengambil keuntungan sepihak, apalagi salingmengeksploitasi.Lantas, seberapa lama relasi antara media dan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> terbangun? Rasanyasama usianya dengan perusahaan asuransi sosial ini berdiri. Ya, sejak lima puluhtahun silam, media telah banyak beperan dalam perjalanan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>. Sebut sajapemberitaan kecelakaan kereta api di Trowek pada tahun 1961 yang menelan ratusankorban jiwa. Belum lagi tentang kecelakaan pesawat udara Burangrang yang terjadipada 1962, media pun turut mengabarkannya.Syahdan kedua kecelakaan yang cukup menyita perhatian itu pun, pada akhirnyamembuat pemerintah menganggap perlu untuk membentuk dana-dana yang akandipergunakan untuk menyantuni korban kecelakaan pada transportasi penumpangumum dalam perjalanan. Peran ini pun tertuang dalam UU No. 33 tahun 1964tentang Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang yang menjadi tugaspokok <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> di samping menjalankan UU No. v34 tahun 1964 tentang DanaPertanggungan Wajib Kecelakaan Lalu Lintas Jalan.Seiring sejalan, relasi yang intens antara <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> dan kawan-kawan wartawanpun terus terbangun. Peran media massa pun makin terasa dan tak dimungkirimemiliki peran besar dalam mengedukasi masyarakat. Melihat peran strategistersebut, berbagai kerja sama pun terus dijalin.Berbagai kemudahan diberikan kepada media untuk melihat langsung berbagaipelayanan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> di seluruh Indonesia yang kemudian diinformasikan kepadapublik.Selain mengeksplor pelayanan dan kinerja <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> di tingkat pusat/cabang,kawan-kawan wartawan juga diajak berkunjung sekaligus melakukan reportasedan penggalian informasi ke mitra-mitra kerja <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>, mulai dari Kepolisian(Korps Lalu Lintas), rumah sakit, operator angkutan umum, hingga Kantor Samsat.viii


Tak kalah penting, para jurnalis juga diberi kesempatan mengesksplorasi potensi danperekonomian daerah tujuan dengan berkunjung ke mitra binaan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>.Dan, tatkala <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> memasuki moment penting, memasuki tahun emas,kami pun ingin berbagi kebahagiaan bersama kawan-kawan wartawan. Mengenangsetengah abad <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> bersama. Caranya, tentu bentuk apresiasi dan penghargaanpada kawan-kawan wartawan harus sesuai dengan dunianya. Maka, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> dalamrangka peringatan ulang tahun emas 1 Januari 2011 lalu menggelar Lomba KaryaJurnalistik dan Fotografi.Sebagai ungkapan rasa syukur pula, selain sebagai penghargaan kepada para jurnalis,lomba juga dibuka bagi masyarakat umum. Saya pun bangga ketika respons pesertasangat luar biasa. Dalam rentang waktu yang singkat, peserta Lomba Jurnalistik danFotografi pun membludak. Dan yang makin membuat saya bangga, kontens karyapeserta secara umum sudah menunjukkan pemahaman yang baik terhadap <strong>Jasa</strong><strong>Raharja</strong>.Alhasil, seperti sejak awal saya tegaskan ketika lomba digelar, terlalu berharga untuktidak mendokumentaskan karya-karya terbaik kawan-kawan wartawan dan masyarakatini dalam sebuah buku. Jangan sampai, karya-karya yang dihasilkan dengan dedikasitinggi ini hanya menjadi bagian dari seremoni yang hadir sesaat untuk kemudianterlupakan. Maka, buku “<strong>Ketika</strong> <strong>Media</strong> <strong>Bicara</strong> <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>” ini pun hadir menjadi ruangapresiasi lain dari kami, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> sebagai “Asuransinya Masyarakat Indonesia”.Sebagai keseriusan menjaga relasi dengan media, rasanya kami sepakat denganNapoleon Bonaparte. Jenderal dan Kaisar Perancis itu mengaku, ia lebih sukamenghadapi tiga musuhnya sekaligus daripada menghadapi satu media massa yangmemusuhinya. Semoga jalinan kerja, dalam konteks profesional tentu saja, antaramedia dan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> makin harmonis.Apresiasi dan penghargaan tulus juga saya sampaikan kepada KementerianPerhubungan, Kementerian BUMN, Kementerian Keuangan, dan KementerianKesehatan. Terima kasih juga saya sampaikan atas bimbingan Pemegang Saham danKomisaris, serta dukungan seluruh jajaran <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> se-Indonesia.Jakarta, Maret 2011<strong>PT</strong> <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> (Persero)Dr. Diding S. AnwarDirektur Utamaix


Daftar IsiKATA PENGANTARSEKAPUR SIRIHDAFTAR ISIPEMENANG LOMBAKETIKA MEDIA BICARA JASA RAHARJA1. Saatnya Bertransportasi dengan Aman 1Acep Mulyana, Jurnal Bogor2. Keselamatan Transportasi Publik Dorong Kelancaran Kegiatan Ekonomi 4M. Eri Irawan, www.kabarbisnis.com3. <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> dan Keselamatan Bertransportasi 7Wilam Chon, Harian Terbit4. Menggagas Hari Keselamatan Bertransportasi 10Asri Supatmiati, Radar Bogor5. <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>, Asuransinya Masyarakat Indonesia 14Achmad Basori, Harian Pelita6. Keselamatan Transportasi, JR Memperkuat Jari Diri di Tahun Emas 17Dadan M. Ramdan, Okezone.com7. Setelah 50 Tahun Berkarya, Saatnya Korban Kecelakaan Tunggal Dapat Santunan 20Sandy Romualdus, Majalah Neraca8. Peran <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> dalam Membangun Kesadaran Publik 23Laode Maniala, <strong>Media</strong> Sultra9. Membangun Kesadaran Publik Bertransportasi Aman 26Singgih B. Setiawan, Suara Karya10. Peran <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Membangun Kesadaran Publik Menjaga Keselamatan 29BertransportasiNourkinan, Poskota Online11. Meminimalkan Korban Kecelakaan di Jalan Raya 32Subroto, Republika12. <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>, Solusi Keselamatan Bertransportasi 35Ahmad M. Siddik, Berita Kota Makassar13. 50 Tahun Pengabdian & Darma Bakti JR terhadap Korban Kecelakaan 38Firdaus Sjahruddn, Tabloid Kontras14. <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> dan Efek Domino Laka Lantas 40Paulus C. Nitbani, Suara Pembaruan15. Gencarkan Sosialisasi Keselamatan Bertransportasi 42IGN Budi Paramartha, www.balipost.comx


16. <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Ajak Warga Tertib Berkendara 45Prihati Puji Utami, Harian Semarang17. Totalitas <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> terhadap Keselamatan Bertransportasi 47Hendrinova, HU Singgalang18. Mendekati Usia Setengah Abda, Belum Semua Tahu Manfaat <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> 51Asri Isnaini, Pontianak Pos19. Lima Puluh Tahun <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Membangun Negeri 53Gustina Asmara, Tribun Lampung20. Kampanye Keselamatan Bertransportasi ala <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> 58Effendi, HU Singgalang21. Antara Asuransi, Jaja Miharja dan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> 60M. Taher Saleh, www.bisnis.com22. Gebrakan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Membangun Kesadaran Bertransportasi Publik 63Lismar Sumirat, Riau Pos23. <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> dan Perannya dalam Keselamatan Bertransportasi di Indonesia 68Aminudin Aziz, www.seputarnusantara.com24. Peran <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Bangun Keselamatan Berkendara 71Margaret Sarita, Tribun Kaltim25. <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Bangun Kesadaran terhadap Keselamatan Bertransportasi 73Buskemal Zarol, Parlementaria Bengkulu26. Pelajar Dapat Ratusan Helm SNI Gratis dari <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>, Dukung Safety Riding 78Didiet Rahma Aditya, Radar Sukabumi27. Kesiapan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> di Mudik Lebaran 2010 80Sri Sumarni, Radar Sukabumi28. <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> di Tengah Minimnya Santunan 82Sylviana Prawira, Bisnis Indonesia29. Asuransi sebagai Perisai Diri Atasi Kerugian dalam Bertransportasi 84Murban R., www.surabayawebs.com30. Membangun Kesadaran Publik untuk Keselamatan Transportasi di Indonesia 88Yatti Chahyati, Radar Bandung31. <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Banjarmasin Kampanyekan Keselamatan Berkendara 90Gunawan Wibisono, Antara Banjarmasin32. Keselamatan Bertransportasi: Kesadaran adalah Kata Kuncinya 92James P. Pardede, www.swat-onine.com33. Modal Sosial <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Untuk Membangun Kesadaran Publik terhadap 97Keselamatan Bertransportasi di IndonesiaDian Irawan, Medan Pos34. Peran Serta <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> dalam Membangun Kesadaran Publik terhadap 102Keselamatan BertransportasiMurtalib, Palu Sulteng35. <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> bukan Sekadar Mencetak Laba 105Diapari Sibatangkayu, Koran Jakarta36. Ayo Ganyang Monster Ganas di Jalanan! 109H. Agus Wahyudin, Pos Kotaxi


37. Ada, Bukan untuk Sensasi Namun untuk Berbagi Rasa Simpati Inilah 111Asuransinya IndonesiaA. Rachman Pelu, Suara Ekspresi Ambon38. Siaga Pantau Angkutan Mudik 113Achmad Churi, Tabloid Transindo39. Jangan Gunakan Ponsel Saat Berkendara 116Ahmad Riyadi, Radar Jogja40. <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> dan Perannya dalam Keselamatan Bertransportasi di Indonesia 118Aminudin Aziz, www.seputarnusantara.com41. Mudik Aman dan Nyaman Bersama <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> 121Ardi Winangun, Majalah Parlemen42. <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Gelar Kampanye Keselamatan Lalu Lintas 124Cecep Abdul Kholiq, Koran Tadjuk43. 50 Tahun Pengabdian & Darma Bakti <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> terhadap Korban Kecelakaan 126Firdaus Sjahrudin, Tabloid Kontras44. Dari Pengobatan Gratis sampai Pemberian 100 Helm 128FX Puniman, Pakuan Raya45. Integrasi Pengurangan Risiko Kecelakaan Transportasi Darat 130Harjoni Desky, Liputan Indonesia.com46. Kejam, Pengendara Itu Merenggut Nyawa Istriku 133Rudiansyah, Sumut Pos47. Menyelesaikan Problematika Transportasi Indonesia 136Harrys Pratama Teguh, www.korandigital.com48. <strong>Ketika</strong> Pengguna Jalan Diproteksi Negara: Tak Kenal, Maka Tak Dapat 139Helfizon Assyafei, Riau Pos49. 50 Tahun <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>, Berbakti Saat Suka, Berbagi Saat Duka 144J.P.H Sitompul, Sinar Indonesia Baru50. Asuransi sebagai Perisai Diri Atasi Kerugian dalam Bertransportasi 148Murhan R., www.surabayaweb.com51. Menyantuni Korban Sepanjang Jalan 152Nanang S. Sukarya, Tabloid Maritim52. Sosialisasi Tidak Sekadar Bagi-bagi Helm Gratis 156Nuke Fatmasari, Riau Pos53. <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> yang Convicing dan Touching 160Asnelly Ridha Daulay, www.infojambi.com54. <strong>Ketika</strong> “Polisi Tidur” Bunuh Polisi 162Riski Murtado, LKBN Antara Sulawesi Tengah55. <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Selamatkan Aset Bangsa 165Sanny Ardhy, Padang Ekspres56. <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Melekat di Hati Masyarakat 168Sigit Suhardi, Business Review Onlinexii


57. Selamat Bersama <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> 174Soesilo Abadi Piliang, Harian Singgalang58. Sayangi Nyawa, Cintai Keluargamu 177Fahrin Malau, HU Analisa Medan59. Peranan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Membangun Kesadaran Publik Menjaga Keselamatan 181BertransportasiSyamsir Bastian, Pos Kota Online60. <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> dan Meningkatnya Lakalantas 184Taryono, Tribun Lampung61. Lalai di Jalan, Kecelakaan Mengintai 187Uup Ghufron, Sertifikasi Profesi62. Suami Meninggal, Istri Baca Berita Duka dari Facebook 190Abdul Karim Choiri, Detak Jakarta63. Prospektif Hipnosis <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> 192Drs. Achmad Setiyaji, Pikiran Rakyat64. <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Menjaga Keselamatan 194Arizal, Singgalang Pos65. <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Sosialisasi UU. Santunan di RS TNI/Polri 197Deasy Evita Arishanti, Warta Budaya66. Kecelakaan Didahului Pelanggaran Lalin 199Didik Ery Sukianto, Koran Kaltim67. Ingat Transportasi, Ingat <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> 201Efendi Akil, HU Pekanbaru MX68. Momentum Para Duta Kesadaran dan Keselamatan Bertransportasi 205Ingot Simangunsong, Jarak Pantau Medan69. Setengah Abad Berkiprah di Asuransi Sosial 208Kormensius Barus, Business Review70. <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Siapkan Kegiatan Untuk Rayakan HUT Emas ke 50 211Munawar Hasan Sasana.D, Mingguan BIDIK Kaltim71. <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>: Melihat Peluang, Mengurangi Tingkat Kecelakaan 213Naomy Chandra Sari, Koran Kota78. <strong>Media</strong> Massa Diandalkan Jadi Pilar Terdepan Sosialisasikan Sadar Berkendara 216Partono Budy, Medan Ekspose79. Dalam Proses Penyerahan Klaim <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> 220(Contoh Kasus untuk Solok, Sumbar)Ir. Romeyzar, Bakin News80. JR Menuju Zero Accident 223Rommi Delfiano, Padang Ekspres81. Peran Aktif JR Menekan Angka Kecelakaan Lalu Lintas 226Syarif Wibowo, Seputar Indonesiaxiii


Pemenang Lomba Fotografi Jurnalis• Mushaful Imam (Seputar Indonesia) 230• Prasetyo Utomo (Antara Foto) 231• Irsan Mulyadi (Antara Sumut.Com) 232• Andika Wahyu Widyantoro (Antara Foto) 233Pemenang Lomba Fotografi Umum• Rafi Tanjung 236• Aldi Nasution 237• Sugede S. Suharto 238• Ratna Hafni 239Lampiran CD• Kategori Televisi• Windy Indriani (RCTI)• Tri Jauhari (TVRI)• Pani Latehiit (Moluca TV)• Budi Hermansyah (TVOne Biro Medan)• Kategori Radio• Hendra Fahrizal (Oz Radio Banda Aceh)• Yessi Safitri (Radio Idola FM Semarang)• Dede Riani (KBR68h)• Fitriawati Zein (Radio Dangdut Indonesia)xiv


ASURANSINYA MASYARAKAT INDONESIA: Sosialisasi dalam berbagai media gencar dilakukan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>. Diantaranya di halte Transjakarta di depan Gedung Kantor Pusat <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>, Jl. HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta.xv


Pemenang LombaJurnalistik dan FotografiUlang Tahun Emas <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>Kategori RadioNo Nama Peringkat <strong>Media</strong> Judul Karya1 Hendra Fahrizal 1 Oz Radio Tertib Berlalu Lintas Satu-satunya Cara Menang-Banda Aceh gulangi Risiko Fatal Berkendaraan.2 Yessi Safitri 2 Radio Idola FM Peran <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Laksana Angin SurgaSemarang bagi Pengguna.3 Dede Riani 3 KBR68h Masinisku Malang4 Fitriawati Zein Favorit Radio Dangdut Ponsel Vs KendaraanIndonesiaKategori <strong>Media</strong> Cetak dan OnlineNo Nama Peringkat <strong>Media</strong> Judul Karya1 Acep Mulyana 1 Jurnal Bogor Saatnya Bertransportasi dengan Aman.2 Eri Irawan 2 Kabarbisnis.com Keselamatan Transportasi Publik DorongKelancaran Kegiatan Ekonomi.3 Wilam Chon 3 Harian Terbit <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> dan Keselamatan Bertransportasi.4 Asri Supatmiati Favorit Radar Bogor Menggagas Hari Keselamatan Bertransportasi.Fotografi Kategori UmumNo Nama Peringkat Judul Karya1. Rafi Tanjung 1 Menerima Santunan: Seorang ibu yang masih menggunakan alatbantu berdiri akan menyelesaikan administrasi untuk pencairansantunan kecelakaan di Kantor <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Padang.2. Aldi Nasution 2 Demi Tugas3. Sugede S. Suharto 3 Penuh risiko, Nampak seorang cewek sedang mengendaraisepeda motor sambil ber-HP ria, tanpa sadar hal ini sangatmembahayakan bagi dirinya maupun pengendara yang lain.4. Ratna Hafni Favorit Rame-rame Melanggarxvi


Fotografi Kategori JurnalisNo Nama Peringkat <strong>Media</strong> Judul Karya1. Mushaful Imam 1 Seputar Indonesia Kampanye: Petugas <strong>PT</strong> <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Sumselmembagikan pin dan brosur imbauan kampanyekeamanan, keselamatan, ketertiban lalu lintas(Kamseltibcarlantas bekerja sama dengan satuanlalu lintas Poltabes Palembang, Selasa (25/5)di perempatan Jl. Kapten A. Rivai POM IXPalembang.2. Prasetyo Utomo 2 Antara Foto Mudik bersama <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>, Sejumlah Pemudikmelambaikan tangan saat pelepasan mudik gratisbersama <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> di Parkir Timur Senayan,Senin (6/9). <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> menyediakan 200 busuntuk para pemudik dengan tujuan berbagai kotadi Jawa dan Sumatera, antara lain Lampung, Solo,Yogyakarta, dan Semarang.3. Irsan MulyadiWidyantoro3 Antara Sumut.com ABAIKAN KESELAMATAN, Serdang BedagaiSumut 4/10, sejumlah siswa duduk di atap mobilangkutan umum usai pulang sekolah, di DesaMartebing, Kabupaten Serdag Bedagai Sumut.Selain membahayakan diri sendiri, tindakan yangdilakukan para siswa itu juga dapat merugikanpengguna jalan lainnya.4. Andika Wahyu Favorit Antara Foto Keselamatan Naik KRL, Depok 14/12, parapenumpang berebut naik kea tap KRL EkonomiJurusan Bogor-Jakarta meski riskan keselamatandi Stasiun Citayam, Depok, Bogor. Hal tersebutkarena dampak pembatalan pemberangkatan 43KRL karena dalam perbaikan.Kategori TelevisiNo Nama Peringkat <strong>Media</strong> Judul Karya1. Windy Indriani 1 RCTI Lalai Celaka, Tertib Selamat.2. Tri Jauhari 2 TVRI Risiko di Jalan Raya.3. Pani Latehiit 3 Moluca TV Masihkah Laut Maluku akan Memakan KorbanJIwa Apabila Kesadaran dan Keselamatan LautTerabaikan.4. Budi Hermansyah Favorit TVOne Biro Medan Kernet Bus Penantang maut.xvii


KUNJUNGAN WAPRES: Wakil Presiden RI Boediono menyempatkan mengunjungi stand mitra binaan <strong>Jasa</strong><strong>Raharja</strong> pada ajang Inacraf.BERDIALOG: Menneg BUMN Mustafa Abubakar berdialog dengan salah satu mitra binaan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> yangmenjadi peserta pameran mitra binaan BUMN di JCC.xviii


Saatnya Bertransportasidengan AmanAcep MulyanaJurnal Bogor(Peringkat I Kategori <strong>Media</strong> Cetak & Online)Jumlah korban meninggal akibat kecelakaan lalu lintas yang terjadisepanjang tahun 2010 di Indonesia sebanyak 10.349 jiwa. Mayoritaskecelakaan lalu lintas angkutan jalan melibatkan sepeda motor. Sehinggakecelakaan di Jalan Raya bisa jadi penyebab kematian nomor tiga diIndonesia setelah penyakit jantung dan stroke.Angka yang tak sedikit memang. Bahkan jika dirata-rata, setiap hari ada 28,3orang Indonesia yang meninggal karena kecelakaan lalu lintas. Angka tersebut,sebagaimana dikemukakan Kapolri Jenderal Timur Pradopo di Mabes Polri,Rabu (29/12), sejatinya sudah turun cukup besar dibanding tahun 2009. Setahunyang lalu, jumlah korban meninggal akibat kecelakaan lalu lintas mencapai 18.205jiwa atau sekitar 50 orang meninggal sia-sia di jalan raya tiap hari.Menurut data Polri, tren kecelakaan lalu lintas cenderung meningkat setiap tahun.Kecelakaan lalu lintas tahun ini meningkat sebesar 6,72 persen atau terjadi 61.606kasus. Sedangkan pada 2009 terjadi 57.726 kasus atau jika dirata-rata terjadi 168kecelakaan lalu lintas per hari.Lantas bagaimana di tingkat dunia? Setali tiga uang. Sebagaimana data teranyaryang dirilis World Health Organization (WHO) lewat Global Status Report on RoadSafety, tahun ini tercatat tak kurang 1,3 juta jiwa melayang di jalan. Sebanyak 20-50juta mengalami luka-luka. Bahkan WHO memprediksikan angka tersebut masih akanmeningkat 65 persen dalam 20 tahun ke depan seiring pertambahan jumlah kendaraan,baik roda dua maupun roda empat.Meningkatnya angka kecelakaan lalu lintas ini berbanding lurus denganmeningkatnya jumlah sepeda motor dari tahun ke tahun. Di wilayah Jakarta sajamisalnya, pada tahun 2005 jumlah sepeda motor baru mencapai 4.467.435 unit,namun sampai Oktober 2009 jumlah sepeda motor telah mencapai 7.340.129 unit.Tidakkah fakta-fakta tadi membuat kita khawatir? Dengan tidak bermaksudmenggeneralisasi, alih-alih tertib dan menghargai pengguna jalan yang lain, keselamatan1


sendiri kadang kerap diabaikan. Dan itu dilakukan oleh hampir semua penggunakendaraan. Rendahnya kesadaran masyarakat akan bertransportasi dengan amanini terjadi setiap hari. Contohnya, masih banyak orangtua yang mengantar-jemputanaknya menggunakan sepeda motor tanpa menggunakan helm ber-Standar NasionalIndonesia (SNI), dengan alasan jarak rumah ke sekolah cukup dekat.Mendorong Kesadaran PublikKesadaran dan kepedulian mengedepankan keselamatan dalam berkendara mestiterus digugah. Hal ini tentu bukan hanya kewajiban aparat yang berwenang, tapi jugaseluruh lapisan masyarakat. Bertransportasi dengan aman bisa dimulai dari hal-halterkecil dan dari diri sendiri. Bukankah sederhana?Berbagai upaya untuk memantik kesadaran publik agar bertransportasi denganaman, dan tentunya mengedepankan keselamatan, ini pula yang selama ini diperankan<strong>PT</strong> <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>. Meski pada dasarnya, tugas pokok Badan Usaha Milik Negara(BUMN) pengemban amanah UU No. 33 dan 34 Tahun 1964 ini adalah memberikansantunan pada korban kecelakaan lalu lintas jalan dan penumpang umum. Sebagaipelaksana asuransi sosial, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> akan memberikan santunan pada siapa pun, jikamengalami kecelakaan lalu lintas.Bahkan, yang mendapat santunan asuransi kecelakaan bukan saja mereka yangmembayar premi, yakni para pemilik kendaraan melalui Sumbangan Wajib DanaKecelakaan Lalu Lintas Jalan (SWDKLLJ) dan para penumpang umum yangmembayar Iuran Wajib saat menumpang angkutan umum. Melainkan juga masyarakatyang tengah berjalan kaki atau menyeberang jalan dan terkena musibah kecelakaantertabrak kendaraan bermotor.Termasuk dalam klausul tersebut, sebagaimana dijelaskan Dirut <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>Diding S. Anwar, adalah warga negara asing yang tengah berada di Indonesia danmengalami kecelakaan lalu lintas. Dengan sifat perlindungannya yang luas tersebut,tentu sejatinya <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> adalah asuransinya masyarakat Indonesia. “Jadi, siapanasabah <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>? Ya, seluruh penduduk Indonesia,” ujar Diding.Asuransinya Masyarakat Indonesia, inilah yang tengah diusung <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>. Alhasil,fokus pelayanan perusahaan yang memasuki usia 50 tahun alias tahun emas ini, taksekadar soal bagaimana memaksimalkan pemberian santunan tapi juga bagaimanaberperan dalam upaya pencegahan kecelakaan saat bertransportasi sejak dini.Menyebut beberapa program pelayanan yang dilakukan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> misalnya,kecepatan santunan sejak tanggal kecelakaan yang ditargetkan selesai 7 hari, kinimampu berhasil direalisasikan menjadi 6,73 hari. Sementara realisasi pembayarandengan berkas lengkap, dari target 5 jam mampu direalisasikan menjadi 1,32 jam.Sedangkan beberapa program pencegahan kecelakaan lalu lintas yang tak kalahgencar dilakukan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> misalnya, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> secara massif dan nasionalmelakukan berbagai event dialog publik tentang keselamatan dan perlindungan dasarasuransi bagi pengguna transportasi. Bersama Polri, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> juga menggelarkampanye keselamatan lalu lintas yang di dalamnya antara lain membagi-bagikanhelm ber-SNI. Tak tanggung-tanggung, acara serupa digelar di seluruh kota besar diIndonesia.Contoh terbaru, untuk mengatasi kemacetan krodit menjelang pergantian malam2


tahun baru di kawasan Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada Rabu (29/12), <strong>Jasa</strong><strong>Raharja</strong> memberikan bantuan 50 barikade atau pembatasan jalan di sepuluh Pospamlalu lintas. “Lima puluh barikade ini disebar di sepuluh Pospam, mulai Pospam Gadog-Ciawi hingga Pospam Nagreg, Bandung,” kata staf Humas <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>, Pahlevi BS.Tiap Pospam diberikan lima unit barikade.Adapun sarana pencegahan kecelakaan lalu lintas yang sudah dihibahkan <strong>Jasa</strong><strong>Raharja</strong> kepada berbagai instansi terkait selama 5 tahun terakhir antara lain 3.997 unitrambu-rambu lalu lintas, 12.675 unit traffic cone, 1.600 unit billboard, 58.300 unithelm SNI, 31.250 unit rompi, dan 2.500 unit senter serta 2.500 unit jas hujan. <strong>Jasa</strong><strong>Raharja</strong> juga menyumbangkan 42 unit mobil ambulans dan 350 unit motor trail.Bersama dengan aparat kepolisian, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> juga membentuk Gerakan BersamaPencinta Tertib Lalu Lintas. Ini merupakan salah satu bagian dari sosialisasi pencegahankecelakaan lalu lintas untuk menekan jumlah korban kecelakaan lalu lintas. Dalammelakukan sosialisasi ini, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> juga masuk ke taman kanak-kanak, sekolahsekolah,dan kampus-kampus perguruan tinggi negeri maupun swasta.Yang fenomenal, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> sudah tiga tahun berturut-turut menggelar mudikbareng gratis khusus bagi pengguna sepeda motor. Untuk tahun 2010, penyelenggaraanmudik gratis <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> bahkan mendapat penghargaan dari Museum Rekor Dunia-Indonesia sebagai penyelenggara mudik gratis dengan kota tujuan terbanyak.Pada mudik 2010 lalu, sebanyak 175 bus diberangkatkan dari Jakarta dan 25 busdari Surabaya. Dengan total 200 bus, sekitar 11.000 pemudik yang biasa menggunakansepeda motor pun bisa diantar sampai kampung halaman. Kenapa para penggunamotor? Seperti diungkap sebelumnya, dari total kecelakaan lalu lintas, 70 persen diantaranya melibatkan kendaraan roda dua, termasuk pada saat tradisi mudik.Langkah menyelenggarakan mudik gratis khusus bagi pengguna sepeda motor inipun mendapat apresiasi dari Menteri Negara BUMN Mustafa Abubakar. MenurutMustafa, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> sangat kreatif menyediakan fasilitas bus mewah untuk pemudikyang biasa menggunakan sepeda motor.“Kreativitas ini sangat mulia dan bisa membantu meringankan risiko kecelakaandi jalan. Lebih bagus kita melakukan upaya preventif seperti ini. Masyarakat bisapergi mudik dengan nyaman dan risiko kecelakaan di jalan pun bisa dihindari,” ujarMustafa.Namun, hal yang lebih substantif tentu kesadaran masyarakat untukmengutamakan keselamatan di jalanlah yang harus dicapai. Mengalihkan pemudikyang biasa menggunakan sepeda motor kepada angkutan bus hanya sebagai sarana.Selebihnya, kembali ke semua pihak, termasuk kita, sejauh mana kita peduli dan maumenomorsatukan keselamatan berlalu lintas. Bukan begitu?3


Keselamatan Transportasi PublikDorong Kelancaran KegiatanEkonomiM. Eri Irawanwww.kabarbisnis.com(Peringkat II Kategori <strong>Media</strong> Cetak & Online)Dalam konteks kegiatan ekonomi, keselamatan transporasi sangatmemengaruhi kinerja. Apalagi, data menunjukkan, penduduk berprofesisebagai pebisnis paling rentan mengalami kecelakaan di jalanan.Fendy Armanto masih tergeletak lemas di kamar rumahnya di pusat KotaSurabaya. Pria 25 tahun itu baru saja mengalami kecelakaan saat berkendaradi Senin pagi (29/11/2010). Motor bebek yang dikendarainya disenggolangkutan kota yang tiba-tiba melintas cepat di perempatan Jalan Ngagel Rejo-Bratang Gede, Surabaya. Padahal, Fendy mengaku sudah sangat berhati-hati.Meski tak cukup parah, staf pemasaran kredit di sebuah bank pelat merah ituharus mendapatkan perawatan serius di kaki dan tangannya. ”Sakitnya lumayan.Kemarin sempat berdarah-darah. Setidaknya saya harus istirahat satu minggu. Praktistak bisa masuk kerja. Cuma seharian di rumah, ” ujar Fendy, lirih.Kecelakaan yang menimpa Fendy memang bukan kecelakaan besar yang sampaimenelan puluhan korban jiwa. Angkutan kota, yang merupakan angkutan penumpangumum, yang menyenggol kendaraan Fendy juga tak sampai membahayakanpenumpangnya. Hanya Fendy yang jatuh dan terluka saat kecelakaan itu.Namun, tetap saja kecelakaan itu sangat mengganggu. <strong>Ketika</strong> itu, kemacetansempat terjadi, meski tak parah. Yang paling jelas adalah terhentinya produktivitasFendy sebagai karyawan di sebuah bank. ”Otomatis beberapa aplikasi kredit yang sayatangani juga sedikit tersendat. Saya juga harus bekerja lebih ekstra untuk mengejartarget. Apalagi, saat ini sudah menjelang akhir tahun, ” ujarnya.Kecelakaan memang tak memilih korban. Tragedi itu bisa menimpa siapa sajadan kapan saja. Karena itu, keselamatan bertransportasi menjadi faktor pentinguntuk menopang berbagai aktivitas warga masyarakat. ”Jika tak ada kecelakaan,warga akan terhindar dari kemungkinan sakit, cacat, atau meninggal, sehingga tetapbisa produktif dalam melakukan berbagai aktivitasnya,” ujar Kepala Cabang <strong>Jasa</strong>4


<strong>Raharja</strong> Jatim Usman Siahaan.Dia menjelaskan, pemahaman keselamatan bertransportasi sangat penting karenaberhubungan erat dengan aktivitas masyarakat dari berbagai sisi, mulai aktivitasekonomi, sosial, budaya, keagamaan, politik, hingga olahraga. ”Jika kesadarankeselamatan bertransportasi kian meningkat, angka kecelakaan bisa ditekan. Jumlahkorban minim. Aktivitas masyarakat akan berjalan dengan lancar dan bisa semakinproduktif, ” tutur Usman.Untuk kegiatan ekonomi, misalnya, keselamatan bertransportasi akan menjaminkelancaran gerak dunia usaha. Usman menuturkan, keselamatan transportasi adalahsalah satu elemen dasar untuk menggerakkan perekonomian. Pasalnya, mobilitasbarang dan jasa yang lancar akan semakin mendinamisasi perekonomian. Jikamobilitas barang dan jasa tersendat, misalnya karena kecelakaan, bisa dipastikanaktivitas dunia usaha akan terhambat.”Bila ada kecelakaan di jalan raya yang padat di kawasan industri, misalnya, pastiakan macet. Mobilitas barang terhambat. Belum lagi jika pelaku usaha terluka. Pastidampak ekonominya akan berantai ke produktivitas, baik secara pribadi maupunperusahaan tempat korban bekerja,” jelasnya.Usman menambahkan, dalam konteks kegiatan ekonomi, keselamatantransportasi akan sangat memengaruhi kinerja. Apalagi, data menunjukkan,penduduk yang berprofesi sebagai pebisnis paling rentan mengalami kecelakaan dijalanan. Mobilitas mereka yang tinggi karena menggerakkan perekonomian membuatpotensi kecelakaan cukup tinggi.”Tentu ini harus menjadi catatan tersendiri. Risiko kecelakaan karena mobilitasyang tinggi harus diimbangi dengan kehati-hatian agar kegiatan ekonomi tetap bisaberjalan lancar, ” ujarnya.Data <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Jatim 2009 menunjukkan, secara persentase, 1,28% korbankecelakaan adalah warga usai 0-4 tahun, 2,67% warga usia 5-9 tahun, 18,89% warga10-19 tahun, 54,5% warga 20-49 tahun, dan di atas 50 tahun 11,47%. Sebanyak69% korban adalah pria dan sisanya perempuan.Dari latar belakang profesi, wirausahawan atau pebisnis menjadi penyumbangjumlah korban terbanyak mencapai 57%, mahasiswa/pelajar 21,12%, TNI 2%,dokter 2%, dan guru/dosen 2%, dan sisanya dari profesi yang beragam.”Korban datang dari berbagai kalangan. Kalau keselamatan transportasi kianmendapat perhatian dari masyarakat, tentu dampak positifnya bagi kehidupanbersama akan sangat besar. Wirausahawan akan tetap bisa berbisnis, berinvestasi,membuka lapangan pekerjaan. Mahasiswa dan pelajar bisa tetap mengikuti kegiatanbelajar-mengajar. Dokter bisa terus bertugas menunaikan aktivitas mulianya.Demikian juga profesi-profesi lainnya. Sebagian besar korban yang meninggal rataratamasih di usia produktif mulai dari umur 14 hingga 40 tahun. Hal ini sangatmerugikan masyarakat dari berbagai sisi kehidupan,” jelas Usman.Karena itulah, kata Usman, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> terus berusaha menggencarkan sosialisasipemahaman mengenai keselamatan bertransportasi. Misalnya dengan menggandenguniversitas dan berbagai kelompok masyarakat lain. Berbagai media sosialisasi jugadigunakan, mulai dari seminar, iklan luar ruang, hingga acara-acara yang bersifatmassal seperti mudik gratis di mana <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> menyelipkan pesan-pesan tentang5


6pentingnya kesadaran kesalamatan bertransportasi.Dalam momen mudik gratis, misalnya, sasaran masyarakat yang dibidik sangatjelas dan langsung berhubungan dengan para pengguna jalan. Para pemudik yangbiasanya menggunakaan kendaraan roda dua, oleh <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> disediakan fasilitas busgratis. Di Jatim, pada Lebaran lalu, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> menyiapkan 25 bus. Dia menjelaskan,dengan menjaring pemudik yang memiliki kendaraan roda dua, diharapkan mampumengurangi jumlah pengguna kendaraan roda dua di jalan. Dengan berkurangnyajumlah pengguna kendaraan tersebut maka semakin memperkecil atau mengurangikejadian kecelakaan di jalan.”Di sela-sela itu kita sisipkan pemahaman tentang pentingnya keselamatan dalammenggunakan berbagai moda transportasi. Kita tanamkan ke masyarakat tentangpentingnya menaati aturan, memahami prosedur, hingga mengerti apa itu asuransikecelakaan khususnya yang menimpa angkutan penumpang umum yang merupakanwilayah kerja <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>,” tutur Usman.Selain berbagai cara tersebut, untuk semakin meningkatkan kesadaran pentingnyakeselamatan transportasi, termasuk pemahaman mengenai asuransi kecelakaan yangditangani <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>, perusahaan asuransi pelat merah itu juga rajin berekspansiuntuk memperluas layanan.<strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> memiliki tujuh kantor perwakilan dan tujuh kantor pelayanan diJatim. Setiap kantor perwakilan menangani pembayaran santunan untuk tiga hinggaempat daerah. Sedangkan kantor pelayanan menjangkau dua hingga tiga daerah.”Keberadaan kantor-kantor yang beroperasi saat ini diharapkan mampu melayanikebutuhan masyarakat di dalam proses pembayaran santunan. Namun, yang tidakkalah penting, keberadaan kantor perwakilan dan kantor pelayanan tersebut bisadigunakan sebagai sarana untuk terus meningkatkan pemahaman masyarakat tentangkeselamatan bertransportasi,” katanya.Kantor pelayanan baru juga dibuka di Kabupaten Ngawi. Sehingga, jaringanlayanan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> kian luas. Ke depan, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> juga akan terus mengembangkandan memperluas layanan. Di Jatim, kini sedang dikaji rencana untuk membukakantor perwakilan baru lagi yang akan ditempatkan di Probolinggo. Pembangunandirencanakan pada 2011. Terkait proses penerimaan premi asuransi, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>memiliki 48 tempat yang berada di kantor Samsat yang tersebar di 38 kabupaten/kota di Jatim.


<strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> & KeselamatanBertransportasiWilam ChonHarian Terbit(Peringkat III Kategori <strong>Media</strong> Cetak & Online)Sunaryo, lelaki setengah baya itu hampir tiga bulan tergolek di rumahkontrakannya di Jl. Rorotan, Rt 04, Rw 07, Cilincing, Jakarta Utara. Karenalima jari kakinya sebelah kiri hancur terlindas truk kontainer 18 Oktober2010 dalam suatu kecelakaan lalu lintas di Jl. Raya Pelumpang, Semper,Koja, Jakarta Utara.Dampak dari peristiwa ini sangat memilukan bagi ayah dari dua anak tersebut.Dia praktis tak bisa lagi mencari nafkah yang selama ini digelutinnya sebagaipenjual jasa serabutan dan merangkap sebagai tukang ojek.Padahal, anak sulungnya yang masih duduk di Kelas II SMK masih sangatmembutuhkan biaya untuk menyelesaikan sekolahnya. Belum lagi untuk makansehari-hari keluarga ini hanya mengandalkan gaji isterinya, karyawan sebuahperusahaan garmen yang besarnya di bawah Upah Minimum Provinsi (UMP).“Sekarang ini pikiran saya ingin segera sembuh agar bisa mencari nafkah kembaliuntuk membiayai sekolah kedua anak saya,” tutur Sunaryo pekan lalu dengan suaralirih.Dia menuturkan untuk biaya berobat termasuk dua kali operasi sementara inisudah dapat ditanggulangi dengan biaya santunan dari <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> meliputi biayapengobatan Rp10 juta dan santunan cacat tetap Rp12,5 juta. “Tapi kelanjutan biayahidup selanjutnya masih sangat menggangu pikiran saya,” tuturnya.Kasus Sunaryo hanya contoh kecil dari sebuah penderitaan yang sesungguhnyadialami oleh ribuan bahkan mungkin puluhan ribu korban kecelakaan lalu lintas dankeluarganya tiap tahun di negeri ini.Menurut data dari Institute Study Transportasi (INSTRAN) tren kecelakaan lalulintas secara nasional tiap tahun meningkat. Pada tahun 2009 lembaga ini mencatatsekitar 140 ribu terjadi kecelakaan lalu lintas yang menyebabkan korban meninggal20-an ribu, luka berat 40-an ribu dan luka ringan 80-an ribu. Angka ini naikdibanding tahun sebelumnya baik kasus kecelakaan maupun jumlah korban.7


8Apalagi kalau mengacu pada hasil riset Asian Development Bank (ADB) tahun2004, lembaga ini mencatat korban tewas akibat kecelakaan lalu lintas di Indonesiasekitar 30 ribu dengan kerugian Rp41 triliun tiap tahun. Kecelakaan lalu lintasjuga berdampak pada kemiskinan terhadap 62,5 % keluarga yang ditinggal korbanmeninggal dan 20 % bagi korban luka berat. Sangat dahsyat!!!Tren jumlah kecelakaan terus meningkat dapat pula dilihat dari dana santunanyang dibayarkan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> tiap tahun terus meningkat. Tahun 2006 Rp 500,5miliar, naik jadi Rp 530,4 miliar tahun 2007, naik lagi menjadi Rp 1,031 triliun2008, Rp 1,3 triliun 2009 dan tahun 2010 sampai Oktober sudah Rp 1,1 triliun.Kasus kecelakaan lalu lintas paling banyak melibatkan sepeda motor dengankorban terbesar generasi muda. Data INSTRAN mencatat korban terbesar berusiaantara 17-25 tahun dan 26-35 tahun atau usia masih produktif.Sesuai dengan tema besar tulisan ini: ‘Peran serta <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> dalam membangunkesadaran publik terhadap keselamatan bertransportasi’, penulis mencatat peranBUMN ini sudah cukup signifikan.Sebagai contoh, pada tahun 2009-2010 <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> telah memberikan bantuan30 unit ambulans ke polda-polda dan rumah sakit serta perguruan tinggi. Ini tentudimaksudkan agar penangan korban dilakukan dengan peralatan yang representatifuntuk mencegah fatalitas sebelum sampai ke rumah sakit.Selain itu, pada tahun yang sama memberikan bantuan 4.000 unit traffic cone,600 unit barikade jalan, 250 unit sepeda motor trail ke beberapa polda untukkegiatan patroli jalan raya, 20 unit riding simulator untuk Polri, 6.500 rompi dan2.500 senter serta jas hujan. Ini semua dimaksudkan dengan lengkapnya sarana kerjapetugas polisi, diharapkan kecelakaan dapat dicegah atau setidaknya dapat ditekanjumlahnya.<strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> juga sering menggelar dialog publik atau kampanye keselamatan lalulintas sejak 2008 dengan target audiens dimulai dari masyarakat umum, operatorangkutan umum darat, laut maupun udara, LSM serta tokoh masyarakat.Kemudian dilanjutkan dengan kampanye keselamatan lalu lintas denganmenggelar dialog di berbagai Universitas (JR goes to Campus) bersama kalanganakademisi, mahasiswa dan kaum intelektual untuk menyerap pandangan merekatentang upaya menekan angka kecelakaan lalu lintas.<strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> juga berupaya menekan angka kecelakaan dengan menggelar mudikgratis setiap menjelang Lebaran sejak tahun 2008 bagi para pemudik yang biasamenggunakan sepedah motor termasuk beberapa kali memberikan bantuan helmsecara gratis kepada masyarakat.Dalam upaya menekan angka kecelakaan lalu lintas ini kita berharap tidak hanyadilakukan oleh <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>, polisi dan jajaran Kemenhub saja, tapi juga peran sertaindustri otomotif. Karena merekalah tiap tahun memproduksi kendaraan yangtelah menjadi mesin pembunuh tanpa pernah peduli dengan akibat yang merekalakukan.Selamat Hari Ulang Tahun Emas (HUT ke-50) bagi <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>. Semoga tetappeduli kepada upaya mencegah kecelakaan lalu lintas, selain mengembangkan tugaspokoknya membayar santunan.


INTEGRASI PELAYANAN: Kapolri Jenderal Polisi Drs. Bambang Hendarso Danuri, MM. beserta Dirut <strong>Jasa</strong><strong>Raharja</strong> Diding S. Anwar menandatangani MoU tentang Integrated System Pelayanan Lalu Lintas.9


MenggagasHari KeselamatanBertransportasiAsri SupatmiatiRadar Bogor(Peringkat Favorit Kategori <strong>Media</strong> Cetak & Online)Wajah Ny. Ferawati tampak sedih mengenang suaminya, M Yunus, yangtewas karena kecelakaan lalu lintas di Citeureup, Kabupaten Bogor, Selasa(30/11/10). Bagaimana tidak, darah pascapersalinannya sendiri belumkering, kini ia terpaksa menjanda. Demikian pula anak semata wayangnyayang baru berusia empat hari, kini menjadi yatim.Rasa haru pun menyeruak saat <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Perwakilan Bogor menyerahkansantunan Rp25 juta, Senin (6/12). Ibu muda ini tak menyangka perhatian<strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> begitu besar dan cepat. Kepala Perwakilan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> BogorSubekti SE didampingi PJ KPJR Cibinong Otong Sugrihno mengatakan, santunanitu bukan sebagai pengganti nyawa korban, namun merupakan kewajiban pemerintahsesuai peraturan.Ya, bagi Ny Ferawati, uang tentu tak bisa menebus rasa kehilangan suami tercinta.Namun setidaknya, santunan itu menjadi pelipur lara guna membantu masa depandiri dan anaknya. Dan itulah salah satu misi <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> yang paling menonjolyang diketahui publik. Menjadi tumpuan harapan korban atau keluarga korbankecelakaan.Terlebih, saat ini, hampir tiada hari tanpa kecelakaan lalu lintas (KLL). Dan,kecelakaan umumnya selalu menimbulkan korban, baik berupa harta benda, jiwadan bahkan nyawa. Bila direnungkan, sejak jalanan membentang, sudah berapa jutanyawa melayang sia-sia.Bahkan menurut data, kecelakaan di jalan sudah menjadi pembunuh nomor duasetelah penyakit TBC. Hal itu diungkapkan Dirjen Perhubungan Darat, SuroyoAlimoeso dalam workshop Keselamatan Jalan Raya di Bogor 27-29 April 2010 lalu.Bayangkan, setiap tahun sekitar 40.000 korban tewas dan lebih dari 1.000.000 orangterluka akibat KLL di Indonesia. Tak ayal bila Indonesia berada di urutan pertamajumlah KLL di kawasan ASEAN (vivanews, 29/04/10). “Prestasi” yang sama sekalitidak membanggakan.10


Penyebab dan SolusiKecelakaan terjadi, setidaknya karena lima faktor. Pertama, kondisi infrastrukturyang buruk. Sejatinya, banyak kecelakaan yang bisa dihindari jika jalan layak,mulus, rambu lalu lintas memadai dan pelengkap jalan lainnya tersedia. Sepertipagar pengaman, lampu penerangan jalan umum, atau median jalan. Karena itu,pemerintah, khususnya dinas terkait, harus sigap mengontrol kondisi jalan danperlengkapannya. Lubang sekecil apapun, jangan dianggap remeh. Itu adalah lubangmaut bagi pengendara.Kedua, meningkatnya volume kendaraan. Sedikit sekali kendaraan yang pensiun,sementara mobil dan motor baru terus menggelinding di jalan. Ironisnya, hal itutidak dibarengi dengan peningkatan infrastruktur, termasuk volume jalan. Akibatnyapeluang kecelakaan makin besar.Ketiga, human error. Banyak kasus kecelakaan terjadi karena pengemudi ngebut,mabuk, ngantuk atau melanggar rambu lalu lintas. Bahkan tak sedikit yang tidakmengantongi Surat Izin Mengemudi (SIM), yang berarti memang tak layakmengendarai kendaraan. Untuk itu perlu sosialisasi terus-menerus akan pentingnyakeselamatan bertransportasi, dan penegakan hukum atas pelaku pelanggaran lalulintas. Pengemudi tanpa SIM harus ditindak tegas.Keempat, kendaraan yang tidak layak. Rem blong, ban pecah, atau kendaraansudah terlalu tua kerap menjadi penyebab KLL. Maka, harus ada pembatasanterhadap kendaraan laik jalan, termasuk transparansi dalam uji KIR. Bila perlu,wajibkan pemilik kendaraan melampirkan bukti perawatan berkala kendaraannyasaat uji KIR.Kelima, lemahnya regulasi soal transportasi. Harus ada aturan tegas soalkeselamatan bertransportasi. Pihak yang lalai hingga menimbulkan kecelakaan,jika memang sengaja, layak dihukum. Di banyak negara maju, pengemudi ngebutlangsung ditangkap. Termasuk menyopir sambil menelepon, mabuk atau di bawahpengaruh narkoba. Di sini, banyak pengendara motor sambil SMS-an, sopir angkutanumum sambil berteleponan, tidak diapa-apakan.Peduli KeselamatanBanyak pihak yang bertanggung jawab atas keselamatan bertransportasi. Selainpara pengendara sendiri, juga Dinas Perhubungan, Dinas Pekerjaan Umum, DinasLalu Lintas dan Jalan Raya, serta kepolisian. Di mana peran <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>?<strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> memiliki tugas utama memberikan perlindungan bagi penggunajalan dan angkutan umum, sesuai UU Nomor 33 dan 34 Tahun 1964. Setiap terjadikecelakaan lalu lintas jalan dan angkutan umum, BUMN ini wajib memberikansantunan sesuai ketentuan.Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan RI No 36/PMK.010/2008 dan 37/PMK.010/2008 tanggal 26 Februari 2008, besarnya santunan yakni Rp25 juta bagiyang meninggal karena kecelakaan darat dan laut, cacat tetap (maksimal) Rp25juta, biaya rawatan (maksimal) Rp10 juta, dan biaya penguburan Rp2 juta. Adapunsantunan bagi yang meninggal akibat kecelakaan transportasi udara Rp50 juta,cacat tetap (maksimal) Rp50 juta, biaya rawatan (maksimal) Rp25 juta, serta biayapenguburan Rp2 juta.11


Hingga 2010 ini, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> sudah membayar santunan Rp1,5 triliun. Jumlahtersebut meningkat sekitar 10 persen dari jumlah pembayaran santunan tahunlalu sebesar Rp1,363 triliun. Peningkatan ini menunjukkan bertambahnya kasuskecelakaan lalu lintas.Padahal semua sepakat, jiwa tak bisa dihargai dengan rupiah. Kalau bisa memilih,tentu korban lebih senang sehat walafiat, daripada celaka meski dapat santunan.Karena itu, mengampanyekan keselamatan bertransportasi jauh lebih penting,dibanding “membanggakan” besarnya angka santunan yang sudah disalurkan kepadapara korban atau keluarga korban kecelakaan.Kampanye itu pun sudah dilakukan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>. Persero ini tak hanya bertindaksebagai “sinterklas” yang bagi-bagi uang pasca-tragedi jalanan, juga mengedepankanprogram edukasi dalam penanggulangan dan pencegahan kecelakaan. Seperti melaluikegiatan sosialisasi tentang standar safety riding serta tata tertib berlalu lintas.Sasarannya, mulai pelajar, mahasiswa hingga masyarakat umum. Juga aksi nyataberupa pembagian helm Standar Nasional Indonesia (SNI) gratis, terutama kepadatukang ojek. Di samping itu sosialisasi penggunaan helm SNI dengan benar.Ke depan, peran ini harus lebih dipopulerkan di kalangan publik. Bahkanmenyentuh lapisan masyarakat akar rumput, seperti tukang ojek yang kerapdikeluhkan pengguna jasa karena kurang mengindahkan keselamatan lalu lintas.Bentuk sosialisasi pun bisa ditampilkan lebih variatif dan semenarik mungkin,seperti penayangan film tentang tata tertib lalu lintas di jalan raya, dokumentasitentang kasus-kasus kecelakaan besar, testimoni mantan korban kecelakaan yangcacat, atau korban kecelakaan yang mengalami “keajaiban” hingga selamat darimaut, dan sebagainya.Intinya, menginspirasi publik, khususnya generasi muda agar menjaga keselamatandi jalan raya. Pasalnya, kelalaian sedikit saja, bisa mengancam masa depan mereka.Hal itu dilakukan sebagai upaya shock therapy, dengan harapan mereka patuhmengikuti tata tertib lalu lintas dan menjadikan keselamatan bertransportasi sebagaigaya hidup modern.Moment PengingatKampanye keselamatan bertransportasi akan efektif jika ada sinergi antara <strong>Jasa</strong><strong>Raharja</strong>, Polri, Kementerian Perhubungan, Kementerian Pendidikan Nasional dansemua pihak terkait. Bila perlu, sinergi itu diwujudkan dengan menggagas satuperingatan khusus, semisal Hari Anti Kecelakaan Lalu Lintas atau Hari KeselamatanBertransportasi. Inti peringatan pada hari itu, untuk mendorong setiap individu agarekstra hati-hati bertransportasi. Momen ini mengingatkan masyarakat akan bahayakecelakaan lalu lintas.Banyak cara bisa dilakukan. Misal dengan memajang data-data plus foto-fotokasus kecelakaan terbesar selama setahun, baik di media massa atau di lokasi-lokasistrategis. Mengadakan lomba safety riding, lomba mendesain sistem transportasiyang aman, lomba cerdas cermat soal rambu lalu lintas, dll.Bisa juga dengan memberikan penghargaan kepada operator penyelenggarasarana transportasi yang selama setahun paling minim mengalami kecelakaan. Atau,perusahaan yang memiliki armada transportasi paling aman. Tentunya ini berdasar12


penilaian dinas terkait dengan parameter-parameter tertentu.Tapi, jangan terjebak pada peringatan seremonial belaka. Yang lebih pentingkarya nyata. Misal pada hari itu, secara serentak berbagai dinas terkait mengadakanprogram untuk mendukung keselamatan transportasi. Misal Dinas PU serentakmenambal lubang jalan, Dinas PJU memperbaiki lampu padam, Dinas Pertamananmemangkas pohon pengganggu, Dinas Perhubungan merekayasa trayek baru,Kepolisian memperbaiki rambu lalu lintas, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> sosialisasi keselamatanbertransportasi, dst.Semoga dengan cara seperti itu, masyarakat Indonesia semakin sadar pentingnyakeselamatan di jalan raya. Yang terpenting, jangan sampai ada pandangan bahwapublik meremehkan keselamatan berlalu lintas, karena toh sudah ada <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>sebagai “juru selamat” dengan santunannya. Mari, budayakan keselamatanbertransportasi dan selamat ulang tahun ke-50 untuk <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>.APEL SIAGA: Menhub Fredy Numberi mengalungkan tanda peserta pada pegawai <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> pada apel siagapengamanan arus mudik 2010.13


<strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>, Asuransinya Masyarakat IndonesiaKorban Laka Lantas TerusBertambah, Pengguna JalanJanganlah GegabahAchmad BasoriHarian PelitaSebagai asuransi sosial, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> tidak hanya membayarkan danasantunan bagi korban kecelakaan lalu lintas atau ahli warisnya, tapijuga berusaha melakukan upaya agar angka kecelakaan lalu lintas dankorbannya di Indonesia dari tahun ke tahun dapat dikurangi.Dari tahun ke tahun, jumlah korban kecelakaan lalu lintas di Indonesia,terutama di jalan terus bertambah. Mereka yang menjadi korban kecelakaantersebut, baik yang meninggal dunia maupun cedera dan cacat tetap adalahdari kalangan usia produktif. Kondisi ini sangat menyedihkan. Di satu sisi bangsadan negara kita mengharapkan muncul dan tumbuh para calon pemimpin bangsadan negara, di sisi lain banyak di antara mereka yang meninggal dunia sia-sia.Semakin lunturnya disiplin masyarakat dan mudahnya masyarakat “mendapatkan”sepeda motor, membuat angka kecelakaan lalu lintas jalan di Indonesia meningkatsetiap tahun. Dari jumlah kecelakaan lalu lintas jalan di Indonesia, antara 70 hingga80 persen dialami oleh pengendara sepeda motor. Banyak pihak mengibaratkanbahwa pengendara mobil seperti “daging (manusia-Red) yang dibungkus besi(kendaraannya-Red)”, sementara pengendara sepeda motor ibarat “daging yangmembungkus besi”. Akibatnya kalau terjadi kecelakaan, hanya kefatalan yangterjadi.Lebih ironis lagi, di negara kita banyak pengendara sepeda motor tidak layakmengendarai sepeda motor secara baik dan benar. Mereka tidak tahu fungsiperlengkapan, seperti lampu sign, kaca spion, dan lampu besar. Seolah perlengkapanitu hanya asesoris. Apalagi sepeda motor produksi-produksi terakhir sangat kencang“larinya”, sehingga ketika satu pengendara dilewati pengendara sepeda motor14


lainnya, seakan-akan ditantang untuk berpacu. Maka tak ayal, jalan raya pun jadiarena balapan.Demikian pula dengan banyaknya masyarakat memiliki telepon genggam, banyakpengendara sepeda motor yang mengemudikan kendaraannya sembari bertelepon.Bahkan mereka ber-SMS sambil mengendarai sepeda motornya. Padahal itu sangatberbahaya.Selain pengendara sepeda motor, kecelakaan lalu lintas jalan di Indonesia jugasering dialami oleh kendaraan angkutan umum. Penyebabnya sebagian besar karenafaktor manusia.Sama seperti pengendara sepeda motor, pengemudi kendaraan angkutan umumterkadang juga tidak disiplin dan tidak menyadari arti penting keselamatan dankeamanan penumpang. Pengemudi menjalankan kendaraannya asal menginjak pedalgas agar bisa melaju kencang. Yang lebih mengerikan lagi, jika para pengemudikendaraan angkutan umum itu memacu kendaraannya karena mengejar setoran,maka mereka lebih tidak memiliki kesadaran lagi akan arti pentingnya keselamatanpenumpang. Jangankan memikirkan keselamatan penumpang, keselamatan dirisendiri terkadang mereka abaikan.Meski kecelakaan mengerikan terjadi di banyak tempat di Indonesia dan jumlahkorbannya terus bertambah, tapi tidak membuat pengendara lain merasa jera. Merekatetap saja mengemudikan kendaraan bermotornya tanpa disiplin dan gegabah.Peranan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong><strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> adalah Badan Usaha Milik Negara yang diberi amanah melaksanakanprogram asuransi sosial sesuai Undang-Undang Nomor 33 Tahun 1964 tentang DanaPertanggungjawaban Wajib Kecelakaan Penumpang dan Undang Undang Nomor 34Tahun 1964 tentang Dana Kecelakaan Lalu lintas Jalan. Dalam mengemban amanahitu <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> senantiasa berkomitmen untuk memberikan perlindungan bagi parapengguna jasa transportasi umum, baik di darat, laut, dan udara di Indonesia. Setiaptahun, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> yang saat ini dipimpin oleh Dr Diding S. Anwar sebagai direkturutama, harus membayarkan asuransi bagi ahli waris korban meninggal dunia maupunkorban yang dirawat di rumah sakit akibat kecelakaan lalu lintas jalan.Besarnya dana santunan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> berdasarkan Permenkeu No 36 dan 37/2008,untuk korban meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas di darat dan air adalahRp25 juta/orang, maksimal Rp10 juta/orang untuk korban cedera yang dirawat dirumah sakit, dan maksimal Rp25 juta/orang untuk korban yang mengalami cacattetap. Sedangkan untuk kecelakaan pesawat terbang, korban meninggal dunia Rp50juta/orang, biaya perawatan di rumah sakit maksimal Rp25 juta/orang, dan cacattetap maksimal Rp50 juta/orang. <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> juga memberikan biaya pemakamanuntuk korban yang tidak memiliki ahli waris sebesar Rp2 juta/orang.Selama tahun 2009, secara nasional <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> membayarkan danasantunan untuk korban kecelakaan lalu lintas, sekitar Rp1,3 triliun. Tahun 2010yakni antara 1 Januari hingga November 2010, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> telah membayarkansantunan Rp1,3 triliun. Sehingga tahun ini santunan yang dibayarkan bisamencapai Rp1,5 triliun. Alangkah lebih bermanfaatnya jika dana tersebut bisadigunakan untuk kepentingan masyarakat.15


Sebagai asuransi sosial, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> tidak hanya membayarkan dana santunanbagi korban kecelakaan lalu lintas atau ahli warisnya, tapi juga berusaha melakukanupaya agar angka kecelakaan lalu lintas dan korbannya di Indonesia dari tahun ketahun dapat dikurangi.Bertahun-tahun <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> memasyarakatkan dan memberikan penyuluhanmengenai pentingnya keselamatan dan berdisiplin lalu lintas, baik melalui pemutaranfilm di kampung-kampung dengan menggelar “layar tancap”, memasang rambudan papan peringatan pada daerah rawan kecelakaan lalu lintas, melaksanakan talkshow di perguruan tinggi, sekolah, dan radio; melaksanakan kampanye keselamatanlalu lintas di berbagai institusi, membagikan helm standar yang memenuhi syaratkeselamatan dan keamanan bagi pengendara sepeda motor, menyelenggarakanmudik bareng bagi pengendara sepeda motor dengan menyiapkan bus-bus lukssecara gratis, dan menyelenggarakan pos pelayanan kesehatan bagi awak kendaraanangkutan maupun penumpang, baik di terminal-terminal bus, stasiun kereta api,dan pelabuhan penyeberangan pada seputar Lebaran.Kepada mitra terkait, seperti pihak Polri, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> memberikan seragamrompi, lampu isyarat, memberikan sepeda motor jenis trail untuk petugas pengaturlalu lintas, memberikan traffic cone untuk aparat Polri, dan memberikan ambulans.Dengan demikian jika terjadi suatu kecelakaan lalu lintas, maka korbannya segeramemperoleh pertolongan sebelum dikirim ke rumah sakit yang juga telah melakukankerja sama dengan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>.Saran dan harapanMemberikan kesadaran yang diharapkan bisa menjadi budaya bagi setiapmasyarakat Indonesia tentang keselamatan dan disiplin berlalu lintas jalan tidakbisa dilakukan seperti orang mengedipkan kelopak mata. Itu harus dilakukan sejakdini kepada setiap anak Indonesia. Caranya dengan menggandeng KementerianPendidikan Nasional agar masalah keselamataan lalu lintas bisa diajarkan di sekolahsekolahsejak dini kepada anak-anak Indonesia. Dengan demikian budaya tertib lalulintas itu akan tertanam pada seluruh rakyat Indonesia sejak kecil hingga dewasa.Dengan cara dan ikhtiar yang dipelopori oleh <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> niscaya akan membawamasyarakat Indonesia berubah dari yang selama ini gegabah menjadi masyarakatyang bangga akan disiplin dalam berlalu lintas. Apalagi <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>, disadari atautidak sudah merupakan asuransinya seluruh rakyat Indonesia.Yang juga tidak kalah penting adalah meningkatkan nilai santunan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>,baik untuk korban meninggal dunia maupun yang luka-luka. Sebab, berbagai pihakdan masyarakat mengharapkan adanya kenaikan santunan tersebut, karena biayaperawatan dan obat-obatan di rumah sakit untuk korban kecelakaan lalu lintas terusmengalami kenaikan.Untuk semua itu, maka katakan “yes” untuk <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> dan katakan “no” untukkecelakaan.16


Keselamatan Transportasi<strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> MemperkuatJati Diri di Tahun EmasDadan M. RamdhanOkezone.comCoba sesekali Anda perhatikan! Setiap hari berita di televisi, radio, maupunkoran selalu menyajikan peristiwa kecelakaan dari berbagai penjuru diTanah Air. Ada tabrakan kendaraan di jalan raya, pesawat jatuh, kapaltenggelam, atau kereta api yang bertubrukan. Dari tayangan media massatersebut, kita dapat menyaksikan bagaimana peristiwa tragis menimpapara korban kecelakaan, dari yang luka ringan, luka berat, hingga tewasseketika di lokasi kejadian.Tangisan pun pecah dari anggota keluarga korban meninggal karena haruskehilangan suami, istri, anak, atau saudara tercinta. Sementara korbanluka berat yang selamat dari insiden maut, boleh jadi menanggung bebanpsikologis berkepanjangan sebab harus menerima takdir sebagai orang cacat.Ya, memang angka kecelakaan transportasi di Indonesia masih terbilang tinggimeski dari tahun ke tahun kecenderungannya menurun. Kendati demikian, jumlahkecelakaan transportasi yang menjadi pembunuh nomor tiga setelah penyakit jantungdan stroke seyogianya terus ditekan serendah mungkin. Data Polri menunjukkanjumlah korban tewas akibat kecelakaan lalu lintas di seluruh Indonesia selama tahun2009 mencapai 18.205 orang dari 57.726 kasus kecelakaan.Sementara angka kecelakaan lalu lintas di Jabodetabek meningkat sepanjang2010. Pada tahun sebelumnya, angka kecelakaan mencapai 7.329. Sedangkan tahun2010, jumlahnya meningkat 158 kasus, yaitu 7.487. Data akhir tahun Polda MetroJaya menunjukkan kenaikan tersebut mencapai 2,11 persen.Namun dari sisi jumlah korban meninggal dunia karena kecelakaan mengalamipenurunan. Pada tahun 2010 berjumlah 938 orang, sementara tahun sebelumnya1.071 orang tewas akibat kecelakaan. Penurunan korban tewas mencapai 133 orangatau dalam prosentase -14,17 persen. Dalam hal ini, faktor manusia tetap menjadipenyebab utama masih tingginya angka kecelakaan, selain kondisi moda transportasi,infrastruktur jalan, dan situasi alam.Sistem transportasi dirancang untuk memfasilitasi pergerakan manusia dan17


18barang. Pelayanan transportasi ini berkaitan erat dengan aspek keselamatan (safety)baik orang maupun barang. Orang yang melakukan perjalanan wajib mendapatkanjaminan keselamatan, bahkan jika mungkin kenyamanan, barang yang diangkutharus utuh dan tidak berkurang kualitasnya ketika sampai di tujuan.Layanan transportasi dengan jaminan keselamatan akan memberikan rasakepastian dan ketenangan bagi pelaku perjalanan atau bagi pemilik barang, sehinggakegiatan sosial ekonomi masyarakat dapat terlindungi. Jika aspek keselamatantransportasi terjamin, dan hak masyarakat pengguna terlindungi. <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> sebagaiBadan Usaha Milik Negara diamanahkan mengelola program asuransi sosial sesuaidengan Undang Undang Nomor 33 Tahun 1964 jo Peraturan Pemerintah Nomor17 Tahun 1965 tentang Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang danUndang Undang Nomor 34 Tahun 1964 jo Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun1965 tentang Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan.Tentunya, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> senantiasa berupaya meningkatkan kualitas pelayanannyakepada masyarakat agar manfaat santunan yang diberikan kepada korban kecelakaanalat angkutan umum dan kecelakaan lalu lintas jalan dirasakan meningkat.Direktur Utama <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Diding S. Anwar mengemukakan tekadnyabagaimana mewujudkan eksistensi perusahaan di mata masyarakat. Harapannya agarkeberadaan perusahaan semakin dirasakan, khususnya bagi mereka yang mengalamimusibah kecelakaan akibat penggunaan alat transportasi baik di darat, laut, udara,sungai, dan penyeberangan.Bagaimana agar <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> terus eksis dan menjadi asuransi kecelakaan terkemukadi Indonesia? Menurut Diding, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> terus memaksimalkan nilai korporasi,meningkatkan profesionalisme SDM, mengoptimalkan penerimaan perusahaan,meningkatkan implementasi teknologi IT, mengimplementasikan prinsip-prinsipgood corporate governance dengan baik, efesiensi pada controllable cost, meningkatkanoptimalisasi dana investasi, menyempurnakan manajemen data korporasi berbasisteknologi informasi.Kerja keras dalam meningkatkan kapasitas perusahaan mulai membuahkan hasil.<strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> kembali meraih penghargaan dari Majalah Investor sebagai “BUMNTerbaik 2010 Bidang Keuangan Sektor Asuransi” dan “BUMN Kategori IndustriKeuangan yang Berpredikat Sangat Bagus Atas Kinerja Keuangan 2009” dari MajalahInfobank.Selain memacu pelayanan prima, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> pun berupaya memperluasperannya di masyarakat dalam membangun kesadaran publik terhadap keselamatanbertransportasi di Indonesia. Hal ini sejalan dengan Kepala Bidang Publikasi danPelayanan Informasi, Pusat Komunikasi Publik Kementerian Perhubungan IndonesiaHanggoro B. Wiryawan yang memandang perlunya pembinaan perilaku sosialtransportasi guna menekan angka kecelakaan.Pendekatan ini penting untuk penyadaran pola pikir, sikap dan perilaku penyedialayanan maupun masyarakat pengguna jasa transportasi agar memperhatikan aspekaspekketertiban dan keselamatan dalam penyelenggaraan maupun penggunaansarana transportasi di Indonesia.Apa yang dilakukan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>? Sesuai undang-undang, tugas pokok <strong>Jasa</strong><strong>Raharja</strong> adalah menyantuni para korban kecelakaan lalu lintas. Namun <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>


juga mengemban tugas lain yakni mengimplementasikan peraturan Menteri NegaraBUMN Nomor PER-05/MBU/2007 tentang Program Kemitraan Badan UsahaMilik Negara dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan.Melalui program ini, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> menggandeng sejumlah pihak untukmendorong terwujudnya zero accident, di samping menggenjot peningkatankesejahteraan masyarakat, dan mengembangkan kualitas SDM. Caranya, melaluikegiatan seminar, penyuluhan, bazar, dan lainnya. Seperti yang telah dilaksanakanbaru-baru ini yakni, kegiatan PKBL Expo di Kantor Pusat <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>, Jalan HRRasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan.Menurut Sekretaris Perusahaan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Toetik Armiati, menyongsong HUTEmas <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> 2010 dilaksanakan beberapa acara misalnya, Program KemitraanBina Lingkungan yang diisi, bazar, seminar, bantuan kepada Posyandu, penanaman1.000 pohon, pengobatan gratis, dan sunatan massal.Selain itu ada kegiatan donor darah, kunjungan ke purnabhakti, pertandinganolahraga, hingga sepeda santai. Tak hanya itu, kata Toetik, pihaknya juga mengadakankampanye keselamatan lalu lintas dengan membagikan souvenir pesan-pesankeselamatan yang dipusatkan di Bundaran Hotel Indonesia. Wah, variatif juga nihacaranya. Ya, semoga di hari jadi ke-50 tahun, prestasi <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> kian kinclongseperti emas.MAKIN PEDULI: Di usianya yang memasuki 50 tahun, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> terus memperkuat jati diri. Di antaranyadengan gencar mengampanyekan pentingnya tertib berlalu lintas.19


Setelah 50 Tahun BerkaryaSaatnya Korban KecelakaanTunggal Dapat SantunanSandy RomualdusHarian NeracaDi tengah tingginya angka korban kecelakaan lalu lintas di Indonesiabelakangan ini, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> dipastikan menanggung beban asuransi sosialyang cenderung semakin meningkat setiap tahun.Apalagi pemerintah Australia turut prihatin atas banyak korban jiwa akibatrendahnya tingkat keselamatan jalan di Indonesia. Bila masalah keselamatanjalan itu tidak segera diperbaiki, jumlah korban akan terus bertambah. Initentu terkait dengan rendahnya disiplin pengguna jalan raya terutama kendaraanroda dua (motor), yang sekitar 70% masih mendominasi kecelakaan lalu lintas dinegeri ini.“Apabila tidak ada tindakan maka diduga korban kecelakaan lalu lintas akanmeningkat hingga 50.000 jiwa setiap tahun,” ujar Menteri Infrastruktur danTransportasi Australia, Anthony Albanese saat hadir acara pada peluncuran suatubuku, yang juga dihadiri Menteri Perhubungan Freddy Numberi, dan Menteri PUDjoko Kirmanto di Jakarta pertengahan Desember lalu.Sebelumnya pemerintah Negeri Kanguru itu mempelajari bahwa terdapat sekitar40.000 korban tewas dan lebih dari satu juta orang terluka akibat kecelakaan lalulintas di Indonesia terjadi setiap tahun. Kecelakaan lalu lintas itu terkait erat dengankeselamatan di jalan. Hal itu merupakan angka yang luar biasa dan mengakibatkankerugian ekonomi dan sumber daya manusia yang sangat besar.Penyebab kecelakaan di jalan raya selain faktor disiplin pengendara, jugadisebabkan oleh minimnya rambu atau petunjuk jalan, kondisi jalan yang berlubangserta kurangnya kesadaran pengendara atas keselamatan di jalan raya.Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya peran asuransisosial ini, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> juga sering menyelenggarakan kegiatan safety riding danseminar keselamatan lalu lintas di berbagai cabangnya, serta memberikan bantuansejumlah sarana keselamatan kepada mitra kerja terkait dan kalangan stakeholderlainnya.Bukan itu saja. <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> juga menjalin kerja sama dengan mitra terkait dalam20


entuk Memorandum of Understanding (MoU) antara lain dengan KementerianKesehatan dan Kepolisian RI (Polri), sebagai upaya untuk mempercepat prosespelayanan santunan kepada masyarakat. JR menjamin penyelesaian proses klaimkorban kecelakaan rata-rata tidak lebih dari 5 hari kerja, asalkan semua persyaratandokumen lengkap semua.Terkait kecelakaan baik di darat, laut, maupun udara, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> sebagai satusatunyaBadan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mengurus santunan korbankecelakaan, patut mendapatkan apresiasi masyarakat luas jelang HUT Emas 50Tahun <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>.Sesuai UU No. 33 Tahun 1964 jo PP No. 17/1965 disebutkan korban yangberhak atas santunan yaitu setiap penumpang sah dari alat angkutan penumpangumum yang mengalami kecelakaan diri, yang diakibatkan oleh penggunaan alatangkutan umum, selama penumpang yang bersangkutan berada dalam angkutantersebut, yaitu saat naik dari tempat pemberangkatan sampai turun di tempattujuan.Kemudian berdasarkan UU No 34 Tahun 1964 jo PP No.18/1965 disebutkankorban yang berhak atas santunan, adalah pihak ketiga yaitu setiap orang yang beradadi luar angkutan lalu lintas jalan yang menimbulkan kecelakaan yang menjadi korbanakibat kecelakaan dari penggunaan alat angkutan lalu lintas jalan tersebut, contoh:pejalan kaki ditabrak kendaraan bermotor.Besarnya santunan yang diberikan ahliwaris korban yang meninggal dunia akibatkecelakaan angkutan umum di darat atau laut mendapat Rp25 juta, sedangkanuntuk korban angkutan umum di udara mendapat Rp 50 juta per orang.Lain halnya jika terjadi kecelakaan yang bersifat tunggal, maka korban tidakberhak mendapatkan santunan dari JR. Yang dimaksud kecelakaan tunggal, adalahseseorang pengendara motor/mobil pribadi yang tiba-tiba di jalan mengalamimusibah kecelakaan tunggal hingga meninggal dunia, pemerintah cq <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>tidak dapat memberikan santunan seperti layaknya di kendaraan/angkutan umum.Karena itu, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> sejatinya perlu berupaya melakukan pendekatan (lobi)dengan Kementerian Keuangan, Kementerian Negara BUMN dan DPR, untukmeninjau kembali eksistensi UU No. 33 dan 34 Tahun 1964, bahkan bila perlumengamandemen beberapa pasalnya untuk menyesuaikan dengan kondisi saat ini.Paling tidak dapat meng-cover santunan bagi korban akibat kecelakaan tunggal baikdi darat, laut, maupun udara.Tidak Ada DiskriminasiBagi korban kecelakaan, pelayanan JR terhadap mereka tak pernah melihat daridaerah mana mereka berasal. Pengurusan proses pembayaran santunan dilakukan<strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> yang membawahi tempat kejadian peristiwa (TKP). Baru pada tahappembayaran, si korban ataupun ahli waris dalam pencairan santunan menganut azasdomisili (sesuai KTP).Dalam memberikan santunan, bagi <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> tak ada kamus kekurangan.Artinya, di beberapa daerah yang secara keuangan defisit karena potensi kutipannyaminim ataupun karena tingkat kecelakaannya tinggi, ketersediaan dana untukpembayaran santunan tetap terjamin cukup.21


Misalnya untuk pelayanan di Kantor Cabang Papua yang merupakan satukesatuan dengan kantor cabang di kota lainnya, masih dalam wilayah NegaraKesatuan Republik Indonesia (NKRI). Perspektif pelayanan yang dilakukan JRrasanya tidak berbeda dengan provinsi lainnya. Ini patut kita banggakan, karenadalam memberikan pelayanan terhadap masyarakat, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> memang tak pernahhenti melakukan terobosan.Walau demikian, patut disadari para stakeholder bahwa mereka tidak dapatmenuntut <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> meraih keuntungan usaha yang tinggi dan memberikandividen yang besar kepada pemerintah selaku pemegang saham mayoritas.Adalah melalui sistem subsidi silang penerimaan premi dari seluruh cabang sebagaibentuk upaya memberikan pelayanan yang terbaik pada masyarakat, merupakanindikator pelayanan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> dari Sabang hingga Merauke dalam hal menjaminproses pembayaran santunan tetap lancar, cepat dan dapat dipertanggungjawabkan.TABEL: SANTUNAN YANG DISALURKAN JASA RAHARJA 2006-2009 (Rp juta)Jenis Santunan 2006 2007 2008 2009Meninggal 301.020.000.000 321.690.000.000 701.670.000.000 906.084.452.589Luka-Luka 192.196.196.167 201.622.800.313 317.759.773.00 436.461.490.412Cacat 6.834.231.382 6.458.306.246 10.738.844.000 19.179.848.718Penguburan 534.000.000 540.000.000 1.005.000.000 1.486.596.600JUMLAH 500.584.427.549 530.320.106.559 1.031.173.617.000 1.363.212.188.319Sumber : <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> 2010MENEBAR KEPEDULIAN KESELAMATAN: Wamenhub Bambang Susantono memasangkan helm padapeserta Kampanye Keselamatan yang digelar di Makassar, Sulawesi Selatan.22


Peran Serta <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>dalam Membangun KesadaranPublik terhadap KeselamatanBertransportasi di IndonesiaLaode Maniala<strong>Media</strong> SultraKecelakaan transportasi di Indonesia selain disebabkan faktor saranatransportasi yang tidak laik, rendahnya sumber daya manusia (SDM)operator, dan pengguna transportasi, maupun kondisi alam yang tidakmendukung seperti, faktor cuaca, juga disebabkan faktor perilakumanusia yang tidak mengindahkan aspek-aspek ketertiban dan keamanantransportasi.Oleh karena itu, selain perbaikan pada aspek teknis, diperlukan pula pembinaanpenyadaran pola pikir, pola sikap, dan pola perilaku operator (penyedia jasalayanan transportasi), maupun masyarakat pengguna jasa transportasi untukmemperhatikan aspek-aspek ketertiban dan keselamatan dalam penyelenggaraan maupunpenggunaan sarana transportasi.Berdasarkan data laporan akhir tahun Kementrian Perhubungan RI tahun 2008, angkakecelakaan transportasi di Indonesia Pada 2004 terjadi 17.732 kecelakaan, kemudianmeningkat di tahun 2005 91.623 kecelakaan. Lalu mengalami penurunan pada 2006yaitu 87.020 pada tahun 2006 dan menurun drastis pada 2007 menjadi 48.508.Dari jumlah tersebut terdapat 63,19 persen korban meninggal akibat kecelakaan.Kecelakaan lalu lintas pada 2004, sebanyak 17,59 persen, tahun 2005, terjadi 17,30persen pada 2006 berjumlah 34,32 persen. Jumlah kecelakaan kereta api, pada 2008mengalami penurunan sebesar 16,4 persen dibanding 2007, yaitu dari 140 kejadianmenjadi 117 kejadian.Akan tetapi kecelakaan transportasi laut juga masih cukup besar. Pada tahun 2004terjadi 79 kecelakaan laut, pada tahun berikutnya berturut-turut pada tahun 2005sebanyak 125 kejadian, tahun 2006 tercatat 143 kejadian, tahun 2007 145 Kejadiandan pada tahun 2008 (posisi sampai dengan Oktober 2008) sebanyak 103 kejadian.Sedangkan transportasi udara kondisinya sudah mulai membaik, salah satunya semakin23


24rendahnya kecelakaan udara dan dicabutnya larangan terbang dari Uni Eropa.Cikal bakal terbentuknya <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> dimulai dari nasionalisasi perusahaan milikBelanda oleh Pemerintah RI. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) No.3 tahun1960, jo Pengumuman Menteri Urusan Pendapatan, Pembiayaan dan Pengawasan RINo.12631/BUM II tanggal 9 Februari 1960 terdapat 8 (delapan) perusahaan asuransiyang ditetapkan sebagai Perusahaan Asuransi Kerugian Negara (PAKN).Pada 31 Desember 1960 melalui pengumuman Menteri Urusan Pendapatan,Pembiayaan dan Pengawasan RI No. 294293/BUM II tanggal 31 Desember 1960,keempat perusahaan tersebut di atas digabung dalam satu Perusahaan Asuransi KerugianNegara (PAKN) “Ika Karya.” Selanjutnya PAKN Ika Karya berubah nama menjadiPerusahaan Negara Asuransi Kerugian (PNAK) Eka KaryaKemudian terbitnya UU No.2 tahun 1992 Tentang Perasuransian maka pada1 Januari 1994 <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> melepas asuransi aneka dan surety bond dan fokus padaUU No.33 dan UU No.34 tahun 1964 tentang Tentang Dana Pertanggungan WajibKecelakaan Penumpang dan Dana Kecelakaan Lalu Lintas sebagai suatu sistem JaminanSosial (Social Security).Didukung 28 kantor cabang, 61 kantor perwakilan, 68 kantor sub perwakilan,dan 408 Kantor Bersama Samsat yang tersebar diseluruh Indonesia, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> telahmengambil peran membangun kesadaran publik terhadap keselamatan bertransportasi,seperti kampanye tertib berlalu lintas di tingkat pelajar, dan mahasiswa serta masyarakatumum.Menggelar sosialisasi alat transportasi yang laik pakai baik kepada pemilik alattransportasi, organisasi angkutan maupun kepada sopir, termasuk melakukan pelatihanbagi pengemudi angkutan umum. menggelar diskusi tentang prilaku berlalu lintas yangtertib, patuh dan taat pada aturan lalu lintas.Untuk pertama kalinya di Indonesia <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> menggelar mudik lebaran gratisbagi pemudik sepeda motor dengan tujuan mengurangi kemacetan, meredam jumlahkecelakaan lalu lintas akibat pengguna sepeda motor. Pembagian 1000 buah helm StandarNasional Indonesia (SNI) gratis tiap-tiap Cabang <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> se-Indonesia.Tahun 2010 misalnya, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> melepas sekitar 11.000 pemudik dan memberangkatkan200 bus, seperti mudik 2009, ditahun 2010 pemberangkatan tidak saja dari Jakartatapi juga dari Surabaya. Jumlah armada bus yang digunakan mencapai 200 bus tujuankota-kota besar di Jawa dan Lampung, sebanyak 175 bus diberangkatkan dari Jakartadan 25 bus berangkat dari Surabaya. Selain itu, pembagian traffic cone, 1000 barikadejalan 1000 benner pelayanan 25 ribu rompi dan senter SOS bagi penjaga lintasan keretaapi.Dari sisi klaim <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> terus meningkatkan pelayanan dan besaran santunansebagai wujud tanggun jawab. Jumlah santunan kecelakaan yang dibayarkan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>secara nasional tahun 2009 mencapai Rp1,3 triliun naik dibanding tahun 2008 yanghanya Rp1 triliun.Sedangkan target santunan yang dibayarkan 2010 mencapai Rp1,5 triliun. SampaiOktober 2010 santunan yang sudah diberikan berjumlah Rp 1,3 triliun, dari jumlahtersebut sekitar 70 persen santunan yang dibayarkan adalah pengendara sepeda motor.Angka tersebut lebih tinggi dengan jumlah santunan kecelakaan yang diberikan selama2009 yakni Rp1,3 triliun dan 2008 sebesar Rp1 triliun.


Kenaikkan tersebut, kata Dirut <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Diding S. Anwar, akibat kenaikkanjumlah santunan per orang. Sebagaimana Peraturan Menteri Keuangan RI No.36/KMK/010/2008 dan No. 37/KMK/0102008 tanggal 26 Februaru dan mulai berlaku27 Maret 2008.Rincian kenaikkan untuk korban kecelakaan meninggal dunia dari Rp10 jutamenjadi Rp 25 juta, korban luka-luka dari Rp5juta naik Rp10 juta, korban cacat tetapdari semula maksimal Rp10juta menjadi Rp25juta dan biaya penguburan dari Rp1jutamenjadi Rp2juta.Diding S. Anwar (Suara Karya) 20 Desember 2010 mengatakan, tahun 2011 <strong>Jasa</strong><strong>Raharja</strong> berencana menaikkan lagi santunan yang dibayarkan per orang. Ide bagus ini,harus disikapi DPR-RI dan pemerintah.Selain itu, perlu dipikirkan bersama antara DPR-RI dan pemerintah agar ruanglingkup jaminan makin diperluas mengingat kecelakaan transportasi makin beragamseperti kecelakaan transportasi akibat bencana alam seperti angin puting beliung, gempabumi dan tanah longsor.Selama ini, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> juga ikut membantu tersosialisasinya amanah empat UUtransportasi yakni UU No. 14 tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, UUNo. 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian, UU No.17 tahun 2008 tentang Pelayaran,dan UU No.1 tahun 2009 tentang Penerbangan.Dari sisi tanggung jawab sosial <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> juga meluncurkan dana ProgramKemitraan Bina Lingkungan (PKBL),tahun 2004 pinjaman dan hibah sebesar Rp22,41miliar lebih, tahun 2005 Rp23,04 miliar lebih, tahun 2006 Rp26,35 miliar lebih, tahun2007 Rp26,93 miliar lebih, dan 2008 Rp25,94 miliar lebih.Pada lima tahun itu juga, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> menyalurkan bantuan untuk korban bencanaalam sebesar Rp1,67 miliar lebih, pendidikan Rp3,95 miliar lebih, kesehatan Rp787 jutalebih, prasarana umum Rp1,5 miliar lebih, dan sarana ibadah Rp1,6 miliar lebih.Melalui BUMN Peduli pada tahun 2007 dan 2008 disalurkan bantuan sebesarRp1,58 miliar lebih, kepada mitra binaan bidang industri, perdagangan, pertanian,peternakan, perkebunan, perikanan, jasa, dan lain-lain jumlahnya sebanyak 52.335 unitmitra binaan. Jumlah pinjaman yang disalurkan pada tahun 1990 hingga 2008 secaranasional sebesar Rp286 miliar lebih.Sebagai asuransi masyarakat, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> juga aktif membantu masyarakat yangterkena musiba gempa bumi di Aceh, tanah longsor di Papua, gempa bumi di Yogyakarta,bencana Merapi, gempa bumi di Padang, gempa bumi di Pulau Mentawai.Di usia yang ke-50 tahun yang jatuh 1 Januari 2011 merupakan momentum yangtepat untuk merefleksi perjalanan setengah abad <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> sekaligus merapatkanbarisan menghadapi tugas yang makin kompleks.25


“Membangun Kesadaran PublikBertransportasi Aman”Singgih B. SetiawanSuara KaryaAngka kecelakaan lalu lintas di kota-kota besar di Indonesia terusmeningkat dari tahun ke tahun. Di wilayah Polda Metro Jaya (Jakarta,Depok, Tangerang, dan Bekasi-Jadetabek) saja dalam lima tahun terakhirterjadi peningkatan kasus kecelakaan lalu lintas yang cukup signifikan.Korban tewas dan luka mencapai ribuan orang setiap tahunnya. Adapunjumlah total angka kecelakaan lalu lintas pada 2005-2009 mencapai23.752 orang. Sepeda motor merupakan jenis kendaraan yang palingbanyak terlibat dalam kecelakaan.Mayoritas kecelakaan tersebut diawali dari pelanggaran lalu lintas. Akibatnya,pelanggaran lalu lintas selalu menjadi awal dari terjadinya suatu kecelakaan. Jadi,faktor pengendaranya sendiri sejauh ini menjadi pemicu tertinggi terjadinyakecelakaan lalu lintas.Tahun 2005, kecelakaan lalu lintas sepeda motor baru mencapai 3.499 kasus.Tahun 2006 naik menjadi 3.814 kasus. Tahun 2007, 4.933 kasus. Tahun 2008,5.898 kasus. Dan sampai Oktober 2009, kasus kecelakaan lalu lintas mencapai6.608 kasus.Sementara itu, data nasional dari Kementerian Perhubungan menyebutkan,setiap tahun di Indonesia, korban meninggal akibat kecelakaan lalu lintas dijalan mencapai 30 ribu orang dan sebagian besar dari angka itu melibatkan ataudisebabkan oleh sepeda motor. Sepeda motor telah menjadi penyebab kematiannomor satu di Indonesia setelah penyakit jantung dan stroke.Meningkatnya angka kecelakaan lalu lintas di wilayah Polda Metro Jaya ini,tidak terlepas dari meningkatnya jumlah sepeda motor dari tahun ke tahun. Tahun2005, jumlah sepeda motor baru mencapai 4.467.435 unit. Tahun 2006 naikmenjadi 5.310.065 unit. Tahun 2007 5.974.173 unit. Tahun 2008 6.765.723unit dan sampai Oktober 2009, jumlah sepeda motor di wilayah Pola Metro Jayamencapai 7.340.129 unit.Kasus kecelakaan lalu lintas yang terus meningkat pesat di berbagai kotabesar di Indonesia ini mendapat tanggapan serius dari Direktur Utama <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>26


Diding S. Anwar. Ia bahkan meminta pihak terkait mengendalikan pertumbuhansepeda motor karena tren kecelakaan yang melibatkan jenis transportasi itumeningkat dan menjadi pembunuh nomor satu di jalan.Memang harus diakui, sepeda motor saat ini sudah menjadi mesin pembunuhnomor satu di jalan raya karena sebagian besar kecelakaan di lalu lintas angkutanjalan, melibatkan sepeda motor.<strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> sendiri selama kurun waktu 5 tahun terakhir (sejak 2006 sampaidengan November 2010) telah membayarkan dana santunan untuk korbankecelakaan lalu lintas sebesar Rp4,73 triliun. Sementara sampai November2010, dana santunan yang telah dibayarkan untuk korban kecelakaan lalu lintasmencapai Rp 1,3 miliar.Hampir 70 persen dari total santunan itu untuk korban yang disebabkan ataumelibatkan sepeda motor. Jadi, sudah sangat mengerikan dan memprihatinkankasus kecelakaan lalu lintas yang melibatkan sepeda motor ini.Berbagai kalangan masyarakat juga telah mendesak berbagai pihak terkaitagar mulai memikirkan membatasi pertumbuhan sepeda motor di Indonesiaserta menyiapkan regulasi yang memadai agar tren peningkatkan korban akibatsepeda motor ini bisa dikurangi. Pemerintah bisa melakukan banyak hal mulaidari pembatasan usia sepeda motor di jalan, pengetatan pemberian SIM C,pembuatan jalur-jalur sepeda motor, pembatasan sepeda motor untuk kelompokusia tertentu dan sebagainya.<strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> selaku Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ditetapkan sebagaipelaksana dari program asuransi sosial sesuai UU No. 33 dan 34 tahun 1964 tentangDana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang Umum dan Kecelakaan LaluLintas Jalan.Korban kecelakaan yang berhak mendapat santunan yaitu penumpang kendaraanbermotor angkutan penumpang umum yang sah seperti bus, kereta api, kapallaut, pesawat udara, kapal angkutan sungai, danau dan ferry. Selain itu, korbanditabrak kendaraan bermotor seperti pejalan kaki, penumpang kendaraan ditabrakkendaraan lain, ditabrak kereta api.Berkat bantuan semua pihak di hari yang keempat <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> mampumemberikan santunan kepada ahli waris korban kecelakaan. Kecepatan pemberiansantunan ini juga karena <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> menempatkan petugasnya di setiap Polresguna memonitor dan mencatat data-data korban kecelakaan sebagai langkah awaldari proses pengajuan santunan ke <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>.Menyikapi tingginya angka kecelakaan lalu lintas , <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> dalam kaitannyadengan pelaksanaan corporate social responsibility (CSR) bersama mitra kerja terkaitmelakukan berbagai upaya kampanye keselamatan lalu lintas dalam mengantisipasidan menekan jumlah korban termasuk fasilitas korban kecelakaan lalu lintas jalan.Dalam kampanye keselamatan lalu lintas yang dilaksanakan serentak, baik ditingkat pusat maupun 28 kantor cabang <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> di seluruh Indonesia itu,Selasa lalu, Dirut <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> beserta jajarannya membagikan 50 ribu tangkaibunga mawar, 50 ribu buah gantungan kunci dan 5 ribu buah dompet gantungankunci kepada pengendara sepeda motor dan mobil di sekitar Bundaran HI.Adapun sarana pencegahan kecelakaan lalu lintas yang sudah dihibahkan <strong>Jasa</strong>27


<strong>Raharja</strong> kepada berbagai instansi terkait selama 5 tahun terakhir antara lain3.997 unit rambu-rambu lalu lintas, 12.675 unit traffic cone, 1.600 unit billboard,58.300 unit helm SNI, 31.250 unit rompi, dan 2.500 unit senter serta 2.500 unitjas hujan. <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> juga menyumbangkan 42 unit mobil ambulans dan 350unit motor trail.Bersama dengan aparat kepolisian, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> juga membentuk GerakanBersama Pencinta Tertib Lalu Lintas. Ini merupakan salah satu bagian dari sosialisasipencegahan kecelakaan lalu lintas untuk menekan jumlah korban kecelakaan lalulintas. Dalam melakukan sosialisasi ini, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> juga masuk ke taman kanakkanak,sekolah-sekolah, dan kampus-kampus perguruan tinggi negeri maupunswasta.Sosialisasi di usia dini inilah di alam pikirannya akan tertanam tertib lalulintas. Kalau dari kecil sudah tertib lalu lintas, maka ke depannya, angka kecelakaanlalu lintas diharapkan dapat ditekan. Semoga!PELAYANAN PRIMA: Direktur Operasional <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Budi Setyarso bersama Menneg BUMN MustafaAbubakar dan Dirut <strong>PT</strong> KAI Ignasius Jonan meninjau lokasi kecelakaan KA di Petarukan Jawa Tengah. <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>senantiasa bergerak cepat dalam melayani masyarakat, termasuk korban kecelakaan KA di Petarukan.28


Peranan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>Membangun KesadaranPublik Menjaga KeselamatanBertransportasiDrs. Nourkinan, MMPoskota OnlinePerusahaan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> yang berdiri 1 Januari 1961, tentulah memilikiperjalanan sejarah panjang dalam pembangunan bangsa dan negaraIndonesia. Perusahaan yang bergerak di bidang asuransi ini telahmeletakkan andil yang besar dalam membangun kesadaran masyarakat,khususnya di bidang keselamatan bertransportasi di Indonesia.Di antara maksud dan tujuan perseroan terbatas ini adalah turut melaksanakandan menunjang kebijakan dan program pemerintah di bidang ekonomi,jaminan sosial dan pembangunan nasional pada umumnya, khususnya dibidang asuransi kerugian dengan menyelenggarakan program asuransi sosial, dan optimalisasipemanfaatan sumber daya perseroan untuk menghasilkan jasa yang bermututinggi dan berdaya saing kuat guna meningkatkan nilai perseroan dengan menerapkanprinsip-prinsip Perseroan Terbatas.Untuk mencapai hal tersebut, perseroan ini telah melaksanakan kegiatan usahautama, antara lain melaksanakan amanat UU No 33/1964 yakni asuransi kecelakaanpenumpang alat angkutan umum sesuai dan asuransi tanggung jawab menurut hukumterhadap pihak ketiga sesuai dengan UU No 34/1964 berikut peraturan pelaksanaannya.Jelaslah bahwa kegiatan dan usaha yang dilakukan oleh <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> merupakanbagian dari peran perusahaan membangun kesadaran publik terhadap keselamatanbertransportasi di Indonesia. Hal ini ditunjang dengan pertumbuhan dan perkembangankendaraan bermotor yang tinggi setiap tahun di Indonesia, apalagi muncul asumsibahwa Indonesia merupakan pangsa pasar yang menggiurkan bagi kalangan produsenkendaraan bermotor.WJS Poerwadarminta, Dalam Kamus Bahasa Indonesia, halaman 735. Peranan:2 sesuatu yang jadi bagian atau yang memegang pimpinan yang terutama. Karena29


itu, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> tentunya dapat menempatkan diri terdepan dalam memberikan pelayananasuransi tersebut, dengan memperhatikan asas-asas pelayanan publik, yakniklaimer, ahli waris/keluarga korban kecelakaan.Dengan demikian sektor layanan harus menjadi titik perhatian utama oleh <strong>Jasa</strong><strong>Raharja</strong>, dengan memperhatikan prinsip 5 tepat pelayanan santunan, meliputi 1. Tepatinformasi 2. Tepat jaminan 3. Tepat subjek penerima 4. Tepat waktu 5. Tepat tempat.Penyerahan santunan merupakan hal yang sangat penting guna mendukung bidangpelayanan.Santunan cepat yang dikembangkan oleh perseroan ini hendaknya terus dikembangkandan harus mencapai titik puncak pelayanan prima. Memutus birokrasi untukseefisien mungkin, sehingga keluarga korban mendapat pelayanan yang maksimal.Misalnya, penyelesaian target waktu santunan selama 7 hari, ke depan hendaknya <strong>Jasa</strong><strong>Raharja</strong> dapat mempercepat pelayanan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi keluargakorban, memberikan biaya pemakaman/perawatan lebih awal, karena seluruh datadan persyaratan administrasi hendaknya sudah terakomodir secara lengkap dan akuratdi tingkat Polsek maupun tingkat kelurahan.Keluarga atau ahlli waris korban tidak perlu lagi ke tingkat Polres atau kabupaten/kota hanya untuk mendapatkan surat keterangan kecelakaan atau kematian. Ke depan,seiring dengan pertambahan usia <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>, pelayanan hendaknya semakin di depan,seiring dengan otonomi daerah yang digaungkan sejak beberapa tahun lalu.Kesadaran PublikSelanjutnya, pihak <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> harus tampil dan memberikan dorongan gunamenumbuhkan kesadaran masyarakat pengguna angkutan umum bahwasanya kecelakaansenantiasa mengintai pengguna kendaraan. Meskipun kecelakaan tidak diinginkanoleh siapa pun, namun hal ini merupakan bagian dari rahasia Yang MahaKuasa. Untuk itu, pihak <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> sebagai lembaga yang menyediakan payung sebelumhujan memberi peran strategis dalam menumbuhkan kesadaran publik terhadapkeselamatan berkendaraan.Hampir di tiap wilayah Polda di Indonesia, memiliki peta lokasi rawan kecelakaanlalu lintas. Misalnya di wilayah hukum Polda Metro Jaya, memiliki 85 lokasi rawan kecelakaan,antara lain di wilayah Jakarta Barat 10 lokasi, di antaranya Jalan Daan Mogot,Jakarta Selatan 11 lokasi, antara lain Jalan Ciputat Raya, Jaktim 14 lokasi; JalanRaya Kalimalang (Jalan KH Noer Ali), Jakut 11 lokasi (Jalan Raya Cakung-Cilincing),Jalan Raya Plumpang), Jakarta Pusat 15 lokasi, Jalan Letjen Suprapto, Jalan KramatRaya, Depok 4 lokasi, Jalan Margonda Raya, Kota Tangerang 4 lokasi, Jalan JenderalSudirman, Kabupaten Tangerang 3 lokasi, di antaranya Jalan Gatot Subroto.Guna mewujudkan kesadaran publik tersebut, menurut penulis, diperlukan sosialisasiyang berkesinambungan dan komprehensif yang melibatkan semua pihak. Karenapenyebab kecelakaan itu meliputi beberapa faktor: kondisi prasarana dan sarana angkutan/kendaraan,cuaca, kelalaian pengendara dan pengguna jalan, rambu lalu lintasyang kurang dan yang utama kepatuhan terhadap hukum khususnya UU No 22/2009tentang LLAJ.Faktor yang demikian harus menjadi fokus perhatian <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>, yakni memberikanpenyuluhan yang lengkap kepada penggunaan kendaraan, sehingga angka kecela-30


kaan dapat ditekan sekecil mungkin, antara lain dengan melebarkan kerjasama, selainpihak kepolisian, Dinas Perhubungan, Dinas Pekerjaan Umum serta diarahkan kepadapihak sekolah, elemen masyarakat, pengurus RT/RW, lurah, produsen kendaraanbermotor, dealer, sehingga tumbuh kesadaran pengendara dan produsen kendaraanbermotor untuk memenuhi kewajibannya, antara lain pengendara wajib memiliki SuratIzin Mengemudi (SIM) dan dokumen angkutan umum serta produsen memilikikepedulian atas keselamatan konsumennya.Keselamatan BertransportasiTujuan utama berkendaraan adalah keselamatan. Namun bagaimana pelaksanaannya,terkait dengan tingginya angka kecelakaan lalu lintas sekarang ini. Selama inisebagian pengguna kendaraan beranggapan memiliki SIM karena didasari unsur ketakutankepada polisi, yakni terkena razia tilang. Bukan karena unsur kesadaran terhadapkeselamatan, misalnya pada pengguna kendaraan bermotor roda dua, penggunaanhelm meskipun sudah berstandar SNI tetapi tali pengikat tidak dikaitkan. Haltersebut telah memenuhi UULJ, tetapi kurang memperhatikan faktor keselamatan,sehingga jika pengendara terjatuh risiko kecelakaan akan fatal.Sebagai perbandingan, pihak <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> pada tahun 2009 telah membayar santunansebesar Rp1.363.365 juta, dengan jumlah korban 112.907. Dengan rincian UUNo.33/1964, jumlah korban 4.730 jiwa atau dengan santunan Rp40.686 juta. UUNo.34/1964, jumlah korban 108.177 jiwa dengan jumlah santunan Rp1.322.679juta.Dari data tersebut dapat ditarik kesimpulan, angka kecelakaan itu masih tinggi,ditambahkan dengan angka pertumbuhan kendaraan bermotor pun cukup fantastik.Kecelakaan tentu sama sekali tidak diinginkan semua pihak, tapi <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> harusmenjawab ini dengan program berupa santunan dan lainnya.Sangat tepatlah bila dikatakan, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> sarat dengan nilai-nilai kemanusian,karena di tengah kesedihan dan kedukaan keluarga korban, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> menyalurkansantunan, yang sebenarnya santunan ini terwujud dari kepatuhan korban memenuhikewajibannya membayar asuransi kecelakaan.Penulis menegaskan kembali bahwa kerja sama sosialisasi dengan Polri, KementerianPerhubungan, Kementeri Pekerjaan Umum dan komunitas pengguna kendaraanbermotor, dealer, produsen kendaraan bermotor, Kementerian Pendidikan Nasional,meliputi SLTP, SLTA, pesantren, perguruan tinggi sangatlah penting dan berkesinambungan.Targetnya adalah tumbuh kesadaran publik terhadap keselamatan bertransportasisebagai realisasi gerakan antisipasi kecelakaan yang dibangun secara bersama komponenmasyarakat, termasuk <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>.31


Meminimalkan KorbanKecelakaan di Jalan RayaSubrotoRepublikaPenyebab terbesar kecelakaan transportasi karena faktor manusia.Penyakit apa yang menjadi pembunuh nomor satu di Indonesia? Tuberculosis(TBC). Pembunuh nomor dua? ‘Penyakit’ kecelakaan lalu lintas! DataDepartemen Perhubungan menyebutkan, kecelakaan lalu lintas sudahmenjelma menjadi ‘penyakit’ yang menakutkan, melebihi penyakit-penyakitberbahaya lainnya. Bahkan, Indonesia menduduki urutan pertama jumlah kecelakaanlalu lintas di Asia Tenggara. Menurut data Road Safety Association (RSA) pada 2009,setiap hari terdapat 50 orang yang tewas akibat kecelakaan.Setiap tahun tak kurang dari 28 ribu nyawa melayang di jalan-jalan Tanah Air.Angka ini baru yang dilaporkan saja. Jumlahnya kemungkinan masih bisa lebihbesar karena banyak juga kecelakaan terjadi di daerah pinggiran kota, yang luputdari pantauan pihak berwenang.Kerugian material pun tidaklah kecil, mencapai Rp73 miliar. Tak hanya jiwa danharta, kerugian juga menyangkut produktivitas, kesehatan, waktu, dan biaya sosiallainnya.Data Ditlantas Polda Metro Jaya menyebutkan, dari sisi profesi korban kecelakaan,sebanyak 4.267 orang atau 80,13 persen adalah karyawan swasta, kemudian pelajaratau mahasiswa 748 orang (14,04 persen), pengemudi 124 (2,32 persen), PNS 106orang (1,99 persen), dan TNI atau Polri 80 orang (1,50 persen). Itu artinya, merekayang tewas di jalan kebanyakan dalam usia produktif. Penyebab terbesar kecelakaankarena faktor manusia (90,6 persen). Selebihnya, faktor kendaraan (8,23 persen) danjalan (1,11 persen).Wakil Kakorlantas Mabes Polri Kombes Didik Purnomo mengatakan, penyebabkecelakaan yang dikarenakan faktor manusia, antara lain, kelalaian. Kelalaian itubisa mulai dari hal-hal yang kecil seperti lupa menghidupkan lampu sign, sampaimelebihi batas kecapatan, atapun menyalip kendaraan lainnya. “Kecelakaan lalulintas umumnya didahului oleh pelanggaran,” ungkapnya kepada Republika, Sabtu(25/12).Upaya meninimalkan risiko kecelakaan akibat ulah manusia, menurut Didik,32


sudah dilakukan melalui tindakan pencegahan sampai penegakan hukum. “Tapi,kecelakaan akibat faktor manusia ini tetap paling tinggi,” akunya.Pengamat transportasi Yayat Supriyatna mengatakan, perilaku pengendara masihmenjadi masalah besar, yang mengakibatkan besarnya kecekaan di jalan. Hal inimasih ditambah lagi dengan lemahnya pengawasan oleh aparat yang berwenang.“Kesadaran untuk disiplin berlalu lintas masih sangat rendah,” kata Yayat kepadaRepublika.Untuk meminimalkan risiko akibat perilaku pengendara yang belummengindahkan faktor keamanan ini, menurut Yayat, perlu adanya pendidikancara berlalu lintas di sekolah. Pendidikan berlalu lintas ini, menurutnya, menjadikurikulum wajib atau bagian dari ekstakurikuler di SMP atau SMA.Disiplin berlalu lintas harus ditumbuhkan sejak dini. Peran ini, kata Yayat, bisadilakukan oleh kepolisian dan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> sebagai BUMN yang bergerak di bidangperasuransian kendaraan umum. “Polisi jangan kerjanya nangkep pelanggar lalulintas saja. Mereka juga harus mengajarkan bagaimana berlalu lintas dengan baik,”kata Yayat.Sebenarnya, aku Didik, kepolisian sudah menyadari perlunya pendidikan berlalulintas kepada pelajar. Sosialisasi keselamatan berlalu lintas, menurutnya, memangharus dilakukan sejak awal.Pertengahan tahun ini, ungkap Didik, Mabes Polri sudah menandatanganiMemorandum of Understanding (MoU) dengan Kementerian Pendidikan Nasional(Kemendiknas) untuk memasukkan pendidikan tertib lalu lintas ke dalam kurikulumsekolah. “Kita sudah mulai melakukan, namun operasionalnya dilakukan secarabertahap,” tutur Didik Purwanto.Pendidikan tertib berlalu lintas nantinya akan terintegrasi ke dalam mata pelajaranPendidikan Kewarganegaraan Negara (PKN). Para pengajarnya adalah guru-gurusekolah yang bersangkutan.Diharapkan melalui program itu kesadaran disiplin berlalu lintas akan meningkat.Tujuan akhirnya adalah menekan jumlah pelanggaran yang berarti juga menekankemungkinan terjadinya kecelakaan di jalan raya.Kegiatan lainnya, kata Didik, dilakukan melalui penyuluhan. Juga koordinasidengan stakeholders lain seperti <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>, Departeman Perhubungan, danDepartemen Pekerjaan Umum.Direktur Utama <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Diding S. Anwar mengatakan, tugas pokok <strong>Jasa</strong><strong>Raharja</strong> sesuai UU 33 dan 34 Tahun 1964, adalah memberikan santunan bagi korbankecelakaan. Kendati begitu, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>, menurut Diding, juga melakukan upayapencegahan untuk menekan jumlah kecelakaan di jalan raya. Upaya itu, menurutnya,dilakukan melalui kampanye tertib lalu lintas maupun bantuan peralatan.“Tugas pokok kita memang pascakecelakaan dalam bentuk memberikansantunan. Tapi, kami juga menjalankan program penanggulangan kecekakaan,” kataDiding kepada Republika.Kegiatan yang dilakukan, kata Diding, dalam bentuk memasang rambu-rambuperingatan keselamatan lalu lintas, billboard, traffic cone, dan barikade. Selain itu,pihaknya juga melakukan penyuluhan dan edukasi kepada masyarakat khususnyagenerasi muda tentang pentingnya ketertiban dan keselamatan lalu lintas. Penyuluhan33


34bahkan dilakukan mulai dari murid TK dan SD.Untuk murid SD, papar Diding, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> menerbitkan komik yang berisibagaimana bersopan santun di jalan raya.” Kami membentuk penyuluh pelajar untuktertib lalu lintas. Diharapkan anak itu bisa menularkan pengetahuannya kepadateman-temannya dan lingkungannya,” tuturnya.Untuk pengendara kendaran bermotor, pihaknya, kata Diding, banyakmelakukan kampanye safety riding (keselamatan berkendara). “Kami juga membagihelm ber-SNI (Standar Nasional Indonesia--Red), karena faktanya hampir 70 persenkecelakaan terjadi pada kendaraan motor roda dua.”Diding berharap, dengan kampanye keselamatan lalu lintas, kecelakaan di jalanraya dapat menurun. “Bersama kepolisian dan Departemen Perhubungan kita terusmelakukan kampanye tertib lalu lintas,” ujarnya.Yayat Supriatna mengatakan, selama ini negara telah gagal dalam dua hal, yangmenyebabkan banyaknya kecelakaan di jalan raya. Kegagalan itu adalah menyediakansistem transportasi umum dan pendidikan kesadaran berlalu lintas. “Pendidikankedisiplinan ini harus mendapat perhatian jika kita ingin mengurangi jumlahkorban akibat kecelakaan di jalan raya,” tegasnya.


<strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>,Solusi KeselamatanBertransportasiAhmad M. SiddikBerita Kota MakassarLaju penggunaan kendaraan roda dua dan roda empat begitu akseleratifdi seluruh wilayah Indonesia. Akibatnya, hampir seluruh rumah tanggadi Indonesia, khususnya di Provinsi Sulawesi Selatan nangkring kendaraanbermotor di teras rumahnya.Hanya saja, kesadaran masyarakat pengguna kendaraan masih berbandingterbalik dengan semangatnya menggunakan kendaraan mobil maupunmotor. Penggunaan helm standar yang masih berprinsip “menggugurkankewajiban” (asal pake tanpa “klik”), penggunaan safety belt bagi pengendara mobilhanya jika di depan jalan ada polisi lalu lintas berdiri, pelanggaran-pelanggaranrambu lalu lintas dan lain sebagainya.Fenomena ini tentu berdampak pada semakin banyaknya kecelakaan lalu lintasdi jalan-jalan. Prinsip ingin cepat sampai di tujuan bagi para pengendara mobildan motor dengan mengabaikan hal-hal penentu keselamatan menjadi penyebabutama kecelakaan berkendara di jalan. Korban tewas dan luka berat pun tak dapatdihindarkan. Istri dan anak di rumah harus rela kehilangan suami dan ayah hanyakarena hal sepele dan sikap egois di jalan raya.Jumlah kecelakaan dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Kondisiini tentu menjadi perhatian serius pemerintah dan stakeholder lainnya. Umumnyakecelakaan berkendara, baik di darat, udara maupun laut disebabkan kelalaianmanusia (human error). Untuk menghindari human error ini, dibutuhkan sikap dankomitmen yang kuat bagi para pengendara, dan komitmen serta kesadaran tumbuhtidak semudah membalikkan telapak tangan. Butuh waktu dan kebiasaan sejak diniuntuk menerapkannya.Langkah tepat sudah ditunjukkan pihak <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> untuk mengantisipasisemakin tingginya kecelakaan lalu lintas, khususnya di jalan raya dengan intensmelakukan sosialisasi keselamatan berkendara bagi masyarakat sejak dini, di sekolah-35


36sekolah tingkat SMA, SMP, Sekolah Dasar (SD), dan kepada para mahasiswa disejumlah universitas di Indonesia.Prinsip perusahaan asuransi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini sederhana;Jika sejak dini generasi muda Indonesia sudah tahu dan paham prinsip-prinsipkeselamatan berkendara, maka yakin kesadaran di jalan raya akan muncul yangujungnya akan mengurangi atau meminimalisir kecelakaan lalu lintas. Kebiasaankebiasaanberkendara yang ugal-ugalan, tidak taat aturan berlalu lintas, adalahdampak dari tidak pahamnya generasi muda kita akan pentingnya keselamatanjiwa.Sosialisasi keselamatan berkendara oleh <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> di sekolah-sekolah selalubekerja sama dengan pihak kepolisian setempat sehingga sosialisasi ini terintegrasidengan baik. Perhatian dan sosialisasi <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> di sekolah-sekolah di seluruhwilayah Indonesia ini telah menjadi solusi kesemalatan berkendara bagi masyarakatdi Indonesia, tak terkecuali di Sulawesi Selatan. Ini menandakan bahwa <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>telah memberikan peran dalam membangun kesadaran publik terhadap keselamatanbertransportasi.Hati saya tergugah ketika suatu ketika saya menumpang di mobil saudarasaya yang ingin berkunjung ke Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap), ProvinsiSulawesi Selatan. Kami start dari Kota Makassar. Saat itu, matahari masih belummemancarkan sinarnya di pagi hari, namun seluruh keluarga sudah bersiap-siapberangkat dan sudah naik mobil.Tawa dan canda kami sekeluarga sesaat setelah mobil Toyota Kijang Rangga yangmembawa kami bergerak meninggalkan rumah tiba-tiba terhenti saat ponakan sayabernama Hijaz (13) kelas II SMP bicara dan menegur ayah yang menyetir mobil danibunya yang duduk di sebelahnya; ”Ayah, ibu pakai sabuk pengaman, bahaya. Itupelanggaran lalu lintas,” ujarnya singkat.Dengan wajah tersipuh, ayah dan ibu Hijaz ini pun memakai sabuk pengaman.Saya saat itu yang duduk di belakang pun ikut menggunakan sabuk pengaman. Sabukpengaman memang sudah hal mutlak dipakai bagi pengemudi dan penumpang mobiluntuk menghindari hal fatal jika terjadi pengereman mendadak dan kecelakaan lalulintas.Di tengah perjalanan yang cukup melelahkan, saya kemudian penasaran denganponakan saya yang masih duduk di SMP sudah banyak tahu aturan berkendara.Setelah saya korek informasi, ternyata pengakuannya di SMPN 6 Makassar tempatnyasekolah rutin dilakukan sosialisasi keselamatan berkendara oleh <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> danpihak polisi lalu lintas.Dari cerita ini saya bisa menyimpulkan bahwa jika sejak dini anak-anak tahuaturan berlalu lintas, maka itu akan berdampak sistemik pada keselamatan berkendarasekeluarga. Dan sangatlah tepat langkah dan program yang dilakukan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>yang terus memberikan sosialisasi keselamatan berkendara bagi anak-anak sekolah.Karena kesadaran akan keselamatan berkendara itu lebih baik dimunculkan sejakdini dibandingkan sudah beranjak dewasa.Bukan hanya itu, pihak <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> juga tidak pernah berhenti memberikansosialisasi dan pelatihan berkendara atau bertransportasi dengan baik bagi para sopirangkutan umum, sopir taksi dan lain sebagainya. Kepatuhan terhadap rambu lalu


lintas, laju kendaraan tidak boleh melewati batas yang telah ditentukan. Ini pentingkarena pengemudi kendaraan umum setiap saat mengantar dan membawa penumpangyang begitu banyak, dan tidak kepalang jika terjadi kecelakaan bertransportasi bagikendaraan angkutan umum. Sudah dipastikan banyak korban yang berjatuhan.Dengan semangat ini, semakin membuktikan prinsip atau tagline dari <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>“Utama dalam perlindungan, prima dalam pelayanan” terimplementasi dengan baik.Pentingnya masyarakat mengasuransikan keselamatan raga dan jiwanya, namun jauhlebih penting menjaga keselamatan raga dan jiwa dalam berkendara. <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>benar-benar telah menjadi solusi keselamatan bertransportasi bagi masyarakat diseluruh pelosok Indonesia.PENGHARGAAN: Atas kinerja yang memuaskan, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> mendapat penghargaan sebagai BUMN <strong>Jasa</strong>Keuangan Terbaik 2010. Penghargaan diterima langsung oleh Dirut <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Diding S. Anwar.37


50 Tahun Pengabdian& Darma Bakti <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>terhadap Korban KecelakaanFirdaus SjachruddinTabloid Kontras, Jakarta.Keselamatan berlalu lintas di jalan raya pada hakekatnya merupakantanggung jawab semua pihak yang menggunakan kendaraan bermotor.Apabila pengguna kendaraan bermotor sudah tidak lagi memperhatikanrambu lalu lintas, disiplin berlalu lintas, dan saling menghormati sesamapengguna kendaraan bermotor, maka sudah bisa dipastikan yang jadikorbannya adalah penumpang kendaraan bermotor itu sendiri dan lainnyaadalah pejalan kaki.<strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang concernmemberikan pelayanan klaim asuransi untuk korban kecelakaan. Sebenarnyabukanlah target utama bisa membayarkan klaim tapi juga berupaya menekanvolume angka kecelakaan seminimal mungkin melalui berbagai upaya antara lainmelakukan sosialisasi-sosialisasi, dialog interaktif, talk show di radio dan televisi,media massa, kerja sama dengan Korlantas Polda Metro Jaya.Upaya mengurangi angka kecelakaan tersebut tidak terbatas sampai di situ. Demikeselamatan para pengendara kendaraan bermotor, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> telah membagikanhelm Standar Nasional Indonesia (SNI) gratis kepada sejumlah pengendara sepedamotor dan yang memboncengnya. Pembagian helm gratis ini harus diakui memangmasih terbatas, kendati demikian bisa menimbulkan motivasi untuk pengendarasepeda motor lainnya untuk ikut terdorong memiliki dan menggunakan helm SNI.Selama tiga tahun terakhir <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> juga mengadakan angkutan mudikLebaran dengan menyediakan ratusan bus gratis untuk pengendara sepeda motoryang mudik Lebaran tidak menggunakan sepeda motor. Bisa mendapatkan tiket busmudik Lebaran gratis. Dengan catatan tidak mudik Lebaran dengan sepeda motorbersama keluarga. Untuk pemilik sepeda motor bisa dapat dua tiket bus gratis.Demikian kepada awak angkutan bus dan calon penumpang bus di setiapmenghadapi Lebaran H - dan H + diberikan pengobatan gratis, disediakan timmedis. Pengobatan gratis ini tidak terbatas di terminal bus atau pool bus transit.Tapi38


juga diadakan di stasiun kereta api dan pusat-pusat kantong penumpang angkutanLebaran. <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> untuk menekan angka kecelakaan yang fatal juga telahmemberikan sumbangsihnya, menyumbangkan sejumlah mobil ambulans kepadaKepolisian Daerah.Bantuan mobil ambulans ini dilakukan agar korban akibat kecelakaan lalu lintasdi jalan raya bisa cepat tertolong dibawa ke rumah sakit dan nyawanya bisa tertolong.Mengadakan kerja sama dengan pimpinan rumah-rumah sakit sebagai upayamemberikan kemudahan kepada korban untuk mendapat perawatan tanpa alasankeluarganya belum ada yang menjamin bayar uang muka. <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> sebagaipemegang amanah dari UU No. 33 dan 34 Thn 1964, serta Peraturan Menteri No.17 dan 18 Thn 1965 tidak saja konsisten dalam pelayanannya kepada masyarakatkorban kecelakaan lalu lintas di jalan raya. Tapi juga utama dalam perlindungan danprima dalam pelayanan. Ini terbukti terus disesuaikannya nilai klaim santunan dariyang luka ringan, berat, dan sampai yang meninggal kini benar-benar telah sesuaidengan biaya kebutuhan pengobatan maupun harga-harga obat-obatan.Semua ini memang diikuti oleh adanya penyesuaian tarif SWDKLLJ maupunIuran Wajib penumpang angkutan umum antarprovinsi. Penyesuaian tarif SWDKLLJmaupun nilai santunan yang naik sampai mencapai 150 persen, ini sebagai buktiadanya kerja keras <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> yang didukung oleh Peraturan Menteri Keuangan R.INo36/PMK.010/2008 tentang besaran santunan serta Peraturan Menteri KeuanganR.I No. 37/PMK.010/2008 tentang Iuran Wajib (IW) Sumbangan Wajib DanaKecelakaan Lalu Lintas Jalan (SWDKLLJ).PENYERAHAN HADIAH: Direktur Utama <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Diding S. Anwar menyerahkan piala dan hadiah kepadapara pemenang kategori televisi. Lomba karya jurnalistik dan fotografi ini merupakan apresiasi <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> atasperan media dalam mengampanyekan keselamatan lalu lintas.39


<strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> &Efek Domino Laka LantasPaulus C. NitbaniSuara PembaruanUpaya pencegahan kecelakaan jauh lebih penting dibanding denganpembayaran santunan itu sendiri.Menurut data WHO; 2004, ada tiga faktor utama yang menyebabkanterjadinya kecelakaan. Pertama, faktor manusia, kedua, faktor kendaraan,dan, ketiga, faktor jalan. Kombinasi dari ketiga faktor itu bisa saja terjadi.Misalnya, manusia dengan kendaraan yang berjalan melebihi batas kecepatan yangditetapkan kemudian ban pecah. Akibatnya, kendaraan mengalami kecelakaan.Selain itu, masih ada faktor lainnya yakni, lingkungan, cuaca, dan peraturan. Namun,faktor kesalahan manusia (human error) merupakan penyebab utama terjadinyakecelakaan.Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Royke Lumowadalam suatu kesempatan mengatakan, kecelakaan lalu lintas terjadi bukan sematamatakarena kelalaian manusia saja, tetapi kombinasi dari faktor-faktor tersebut diatas. Setidaknya, tutur dia, ada empat penyebab kecelakaan yakni, faktor manusia,kendaraan, jalan atau sarana/prasarana, dan cuaca/lingkungan.PencegahanKendati tak ada seorang pun menghendaki kecelakaan, tetapi jika hal itu terjadimaka tak ada seorang pun juga yang kuasa menolaknya. Karena itulah perlindungantetap dibutuhkan. Dalam hal ini, sesuai UU No. 33 Tahun 1964 tentang DanaPertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang dan UU No. 34 Tahun 1964 tentangDana Kecelakaan Lalu lintas Jalan, negara menjamin setiap warga negaranya untukmendapat perlindungan dasar dari risiko kecelakaan yang diwakili oleh <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>.Sejak diambil-alih dari perusahaan asuransi milik Belanda melalui proses nasionalisasi,banyak hal telah dibuat oleh <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>. Kecepatan pembayaran klaim, pemberianinformasi, dan sosialisasi hak-hak pengguna jalan terus ditingkatkan dari waktu kewaktu. Kerjasama dengan berbagai pihak terkait, seperti rumah sakit, apotik, danpihak lalu lintas juga terus ditingkatkan. Semua ini lakukan agar pelayanan kepada40


masyarakat bisa lebih optimal.Sekalipun demikian, Dirut <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Diding S. Anwar menyadari, upayapencegahan kecelakaan jauh lebih penting dibanding dengan pembayaran santunanitu sendiri. Hal ini pulalah yang mendorong <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> terus meningkatkankampanye penanggulangan dan pencegahan kecelakaan, termasuk dengan mahasiswa,akademisi, masyarakat umum, operator angkutan umum darat, laut dan udara, sertaLSM. Di antaranya, membuat dan memasang rambu-rambu peringatan, billboard,traffic cone, barikade, spanduk, dan lain-lain. Tak hanya itu, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> juga terlibataktif dalam kampanye keselamatan berkendara (safety riding) di seluruh Indonesia.<strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> juga berupaya menjalin kerjasama dengan Dinas Pendidikan danDirektorat Lalu Lintas Polda di berbagai daerah untuk membuat modul kurikulumPendidikan Ketertiban dan Keselamatan Lalu Lintas dari tingkat TK hingga SMA.Dengan upaya jemput bola tersebut, Diding berharap, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> yang pada 31Desember 2010 ini akan memasuki usia emas (50 tahun) bisa berkontribusi positifdalam menekan angka kecelakaan lalu lintas. Apalagi, berdasarkan data yang ada,sekitar 60 sampai 70 persen korban kecelakaan lalu lintas ini adalah generasi mudausia produktif.RAKOR SISPADU: Untuk menekan angka kecelakaan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> bahu-membahu bersama mitra terkait,di antaranya dengan Korps Lalu Lintas.41


Gencarkan Sosialisasi Keselamatan Bertransportasi<strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Siap “Jemput Bola”IGN Budi Paramarthawww.balipost.comBiar lambat asal selamat. Itu kerap dilontarkan para stakeholders yangmemiliki tanggung jawab di bidang transportasi. Alasannya, angkakecelakaan lalu lintas sangat fluktuatif. Beragam upaya pun dilakukanuntuk meminimalkan terjadinya kecelakaan. Salah satu institusi yangpunya peran penting dalam upaya meminimalkan angka kecelakaan danmembangun kesadaran publik terhadap keselamatan bertransportasiadalah <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>.Menjelang Lebaran, jalan Denpasar-Gilimanuk dipadati kendaraan. Mulaidari kendaraan roda dua, roda empat, hingga truk beroda 16 menyusurijalur ini. Jalan Denpasar-Gilimanuk merupakan urat nadi transportasidari Bali ke Jawa dan sebaliknya. Pengamat transportasi I Made Rai Ridharta, ATD,Dipl. UG, MEng. Sc., mengatakan beberapa tahun belakangan ini sarana transportasipara pemudik sudah beralih pada sepeda motor.“Secara teori, fenomena ini menguntungkan pemerintah, karena kekhawatiranakan kekurangan sarana transportasi bisa dikesampingkan. Para pemudik sudahmampu menyiapkan dan menyediakan transportasinya sendiri. Namun, situasimenguntungkan ini sekaligus menjadi hal yang sangat membahayakan. Banyakkeluhan yang muncul di kalangan pengatur lalu lintas dalam menghadapi fenomenaini,” tandasnya.Ia berharap para pelaku mudik juga dapat mengatur dan mengamankan dirinya,terutama yang terkait disiplin berlalu lintas. Misalnya, hindari menaiki sepeda motorlebih dari dua orang dan tidak membawa barang yang dapat mengganggu dalammengemudikan sepeda motor. “Motto “biar lambat asal selamat” perlu dikedepankanuntuk meminimalkan angka kecelakaan lalu lintas,” tegas pria yang juga anggotaMasyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Bali ini.Polda Bali pun terus berusaha menekan angka kecelakaan lalu lintas. DirlantasPolda Bali Komisaris Besar Polisi Syauqi Ahmad mengatakan pihaknya segeramembangun sejumlah pos pelayanan kecelakaan terpadu atau “traffic accidentcenter” (TAC). Tahun 2011 nanti kantor TAC sudah berdiri dan siap beroperasi.42


Kantor itu akan dilengkapi dengan ambulans dan alat-alat pendukung lainnya.Selain TAC, Polda Bali juga mempersiapkan program “Regional TrafficManagement Centre” (RTMC). “Program itu berbasis teknologi yang didukungdengan teknologi seperti CCTV, GIS, GPS, internet, database online, SMS,faksimile, telepon, HT, layar monitor termasuk akses melalui twitter dan facebook,”ujar Ahmad.Tujuan RTMC ini untuk mempermudah masyarakat mengakses informasi sepertikemacetan, kecelakaan, kawasan rawan kriminalitas serta informasi lainnya. Denganadanya TAC dan RTMC ini, polisi dapat merespons tiap laporan atau pengaduandari masyarakat secara cepat datang ke tempat kejadian perkara untuk melakukanpenanganan sesegera mungkin.Mengenai angka kecelakaan, hingga November 2010, Polda Bali mencatat2.210 kasus di seluruh Bali. Dari kasus ini, 542 meninggal dunia, 1254 luka berat,dan 2.225 luka ringan. Rinciannya Polresta Denpasar (653 kasus, 110 meninggaldunia), Polres Buleleng (298 kasus, 85 meninggal dunia), Polres Tabanan (234kasus, 68 meninggal dunia), Polres Gianyar (460 kasus, 91 meninggal dunia), PolresKlungkung (111 kasus, 12 meninggal dunia), Polres Bangli (42 kasus, 16 meninggaldunia), Polres Karangasem (134 kasus, 48 meninggal dunia), Polres Jembrana (152kasus, 65 meninggal dunia), dan Polres Badung (126 kasus, 47 meninggal dunia).Jemput BolaPemanfaatan teknologi informasi juga dilakukan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> dalam tugasnyamelayani korban kecelakaan di jalan raya. Mereka menyediakan layanan SMS Center<strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> di nomor 081210500500. “Masyarakat akan lebih mudah mendapatkaninformasi tentang layanan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> terutama bagi masyarakat korban kecelakaanlalu lintas jalan raya dan penumpang umum dalam pengurusan santunan. Programlayanan SMS Centre ini merupakan tambahan selain website, telepon bebas pulsasebagai layanan “jemput bola” petugas lapangan,” ujar Kepala Cabang <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>Bali Djoko Sutomo, B.Ac.Untuk SMS ini, masyarakat tidak dikenakan biaya alias bebas pulsa. Programnasional ini mulai September 2009. SMS ini hanya mempermudah informasi,sedangkan layanan tetap konvensional. Pertanyaan yang dikirim masyarakat melaluiSMS ini akan dijawab petugas di Jakarta dan jawabannya langsung diberikan kepengirim serta ditembuskan ke kantor cabang. Nantinya semua cabang akan punyaSMS Center sendiri.<strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> selama ini melayani masyarakat korban atas asuransi kecelakaanpenumpang umum dan kecelakaan lalu lintas. Asuransi ini merupakan asuransi wajib.Dasar hukumnya, UU Nomor 33 Tahun 1964 tentang Dana Pertanggungan WajibKecelakaan Penumpang dan UU Nomor 34 Tahun 1964 tentang Dana KecelakaanLalu Lintas Jalan.Hingga November 2010, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Cabang Bali sudah membayarkan santunanRp25, 2 miliar lebih. Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor36 Tahun 2008 tentang Besar Santunan dan Sumbangan Wajib Dana KecelakaanLalu Lintas Jalan dan PMK Nomor 37 Tahun 2008 tentang Besar Santunan danIuran Wajib Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang Alat Angkutan43


Penumpang Umum di darat, sungai/danau, ferry/penyeberangan, laut, dan udara,korban meninggal dunia mendapat santunan Rp25 juta, cacat tetap maksimal Rp25juta dan rawat inap maksimal Rp10 juta.Berkaitan dengan upaya membangun kesadaran publik terhadap keselamatanbertransportasi di Bali khususnya, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> sudah melakukan beberapa aksinyata, seperti pembagian helm SNI secara cuma-cuma, melakukan sosialisasi kepadamasyarakat, ke sekolah-sekolah, dan perguruan tinggi baik secara langsung maupunmelalui seminar, memasang rambu-rambu lalu lintas di ruas-ruas jalan yang rawankecelakaan serta memasang billboard di daerah-daerah tertentu.“Kami juga melakukan sosialisasi melalui media cetak dan elektronik denganpemutaran iklan spot <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> maupun dialog interaktif di radio dan televisi.Untuk menekan angka kecelakaan akibat human error, kami mengadakan pemeriksaankesehatan dan pengobatan gratis untuk para pengemudi dan kru angkutan umum diterminal-terminal di seluruh Bali,” papar Djoko yang didampingi Kasubag Humasdan Hukum <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Bali, Bahrudin, S.H. Pendidikan dan pelatihan bagi parapengemudi pun sudah dilakukan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> bekerja sama dengan instansi terkaitseperti kepolisian dan Dinas Perhubungan.TERJUN LANGSUNG: Dalam melayani masyarakat, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> terjun langsung ke lapangan seperti dalampengobatan gratis bagi awak angkutan dan penumpang umum yang digelar Cabang DKI Jakarta.44


<strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>,Ajak Warga Tertib BerkendaraPrihati Puji UtamiHarian SemarangTak sebatas berkutat dengan asuransi kecelakaan lalu lintas jalan danpenumpang umum, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> ternyata juga peduli terhadap keselamatanberkendara yang terus dikampanyekan dalam berbagai kegiatan.Kampanye atau ajakan kepada masyarakat untuk selalu tertib berkendara initerus digencarkan secara berkala dengan mengajak sejumlah stakeholderseperti pihak kepolisian.Salah satu wujud kepedulian tersebut terlihat dalam kampanye keselamatan lalulintas menjelang HUT ke-50 <strong>PT</strong> <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> (Persero) tahun 2011 oleh <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>Cabang Jawa Tengah di kawasan Bundaran Tugu Muda Semarang Senin (27/12).Kampanye keselamatan lalu lintas ini melibatkan sejumlah karyawan denganmembagikan bunga serta gantungan kunci pada pengendara yang melewati kawasantersebut.Kepala <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Cabang Jawa Tengah Nana Suyatna mengatakan, kampanyeini merupakan bentuk jalinan kasih yang dilakukan untuk memberikan pemahamanyang baik seputar keselamatan berkendara bagi pengguna kendaraan bermotor.“Terutama bagi pengendara sepeda motor, karena hampir 90 % korban kecelakaanyang meninggal merupakan pengendara sepeda motor,” ujarnya.Nana mengatakan, sebagian besar kecelakaan umumnya disebabkan karenapengendara yang kurang berhati-hati. Selain itu juga penggunaan helm yang seadanyaatau bukan standar, sehingga menjadikan benturan kepala yang cukup fatal dalamkecelakaan yang berakibat pada hilangnya nyawa.“Kami selalu mengimbau pada para pengendara untuk memakai helm denganbaik, ber-SNI (Standar Nasional Indonesia) serta diikatkan agar tidak mudah lepas,bukan seperti bapak itu yang memakai helm seadanya,” katanya sambil menunjukseorang bapak yang mengenakan helm tidak sesuai standar.Menurutnya, para pengendara saat ini banyak yang mengenakan helm hanyasekadar untuk memenuhi kewajiban, bukan sebagai sebuah kebutuhan bagikeselamatan diri sendiri. Kesadaran inilah yang perlu diubah agar setiap pengendara45


46selalu memperhatikan standar keselamatan pribadi masing-masing untuk menekanangka kecelakaan yang terus meningkat setiap tahunnya.Nana mengingatkan, mematuhi keselamatan berkendara tuturnya merupakanupaya untuk menjaga dan mencintai diri sendiri agar terhindar dari bahaya.Selain itu, pihaknya juga terus melakukan imbauan agar para pengendara, baikroda dua maupun roda empat mematuhi peraturan lalu lintas. Kepedulian untukmeningkatkan kecerdasan masyarakat terkait keselamatan berkendara ungkapnyaterus dilakukan secara berkala di sejumlah kelompok masyarakat. Seperti halnyaanak-anak sekolah, komunitas motor serta komunitas pemuda yang ada di wilayahJawa Tengah.“Setiap ada kesempatan di mana pun selalu kita sampaikan tentang keselamatanberlalu lintas, untuk kegiatan rutin tentang kampanye keselamatan berkendara inidilakukan dalam kurun waktu dua bulan sekali,” jelasnya.Berdasarkan data <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Cabang Jawa Tengah, angka kecelakaan selama2010 cukup tinggi dengan 4.851 orang meninggal dunia dan 15.682 mengalamiluka-luka. Jawa Tengah tuturnya menjadi daerah yang cukup rawan terhadapkecelakaan lalu lintas, hal ini dikarenakan daerah Jateng yang merupakan titik jenuhperjalanan baik dari barat maupun timur.“Meningkatnya angka kecelakaan bisa jadi karena meningkatnya jumlahkendaraan di jalan, tapi untuk sejumlah daerah di Jateng memang menjadi titikjenuh perjalanan bagi sejumlah pengendara sehingga angka kecelakaan memangcukup tinggi,” jelasnya.Kegiatan kampanye keselamatan berkendara ini disambut baik oleh parapengguna jalan. Salah satunya Adi Nugroho (29) warga Semarang Barat yangmengatakan kesadaran akan keselamatan berkendara memang perlu ditingkatkandan terus disosialisasikan pada masyarakat.“Setahu saya <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> hanya mengurusi asuransi kecelakaan, ternyatamelakukan kampanye keselamatan berkendara juga, kegiatan ini bagus sekali untukselalu menyadarkan masyarakat tertib berkendara, karena berkendara yang tidaksesuai juga bisa merugikan orang lain,” ujarnya yang mengaku berharap kegiatansemacam ini dilakukan secara rutin.


Totalitas <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>terhadap KeselamatanBertransportasiHendrinovaHU SinggalangDunia transportasi yang mencakup darat, laut dan udara, tak selaluaman dan nyaman bagi keselamatan. Tak hanya faktor human erroryang menyebabkan terjadinya kecelakaan, tapi juga karena faktor cuaca,kriminalisme dan lain sebagainya.Kecelakaan tak hanya bersumber dari diri pribadi, tapi juga karena ulah ugalugalandan tak perhitungan orang lain. Karena ketidakpastian keselamatandi dunia transportasi, maka dibutuhkan jaminan keselamatan berupasantunan, jika suatu saat ditimpa musibah kecelakaan.Itulah gunanya kehadiran <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> di dunia transportasi Indonesia. Tugasnyatak melulu membayar klaim terhadap kecelakaan yang terjadi, tapi juga yang lebihmulia, membangun kesadaran publik terhadap keselamatan bertransportasi diIndonesia.Jika dikaji-kaji lebih dalam, tak ada seorang pun manusianya yang ingin berakhirhidupnya di jalan raya. Tak hanya keluarga yang dibuat susah, tapi juga semua orangyang terlibat dengan kecelakaan itu.Oleh karena itu, totalitas <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> melakukan pencegahan sebelum terjadinyakecelakaan, dipandang sangat berguna bagi para pengendara dan keluarganya.Peran serta <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> dalam membangun kesadaran publik terhadapkeselamatan bertransportasi di Indonesia, dibuktikannya dengan banyaknya programsafety riding. Sebagaimana dirilis www.jasaraharja.co.id, lembaga ini giat melakukanberbagai sosialisasi, dan pembagian sarana keselamatan transportasi.Program sosialisasi yang dilakukan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> mencakup semua media massa.Tidak hanya media televisi, tapi juga radio, media online dan surat kabar. Tidak hanyasampai disitu, tim <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> juga giat mendatangi sekolah-sekolah, memberikanhelm gratis di jalan raya, pemberian rompi, latihan safety riding dan masih banyaklagi.47


48Totalitas <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> dalam mencegah kecelakaan agar tidak terjadi, jugadilengkapi dengan cepatnya pelayanan klaim korban kecelakaan. Sesuai motto <strong>Jasa</strong>Rajarja ‘Utama dalam Perlindungan, Prima dalam Pelayanan’, dibuktikan denganpembayaran segera bagi ahli waris.Sebagaimana dirilis bataviase.co.id terbitan 14 Desember 2009, dinyatakanperusahaan asuransi kecelakaan milik pemerintah berupaya memperpendek waktudan mempersingkat prosedur pembayaran klaim nasabah. <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> menetapkanstandar pembayaran klaim secara nasional rata-rata selama tujuh hari sejakkecelakaan.Menurut Direktur Utama <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Diding S. Anwar, pembayaran klaim atausantunan dapat dilakukan lebih cepat, setelah perusahaan menganut sistem pelayananjemput bola yang dilakukan secara proaktif oleh petugas di lapangan.Untuk mencapai standar pelayanan dan memastikan nasabah yang berhakmemperoleh klaim, perusahaan menggandeng instansi terkait seperti kepolisian,rumah sakit, puskesmas, dan apotek. <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> memberi santunan sebesar masingmasingRp25 juta untuk korban meninggal dunia, maksimal Rp25 juta bagi korbancacat tetap, dan maksimal Rp10 juta untuk biaya perawatan. Selain itu, asuransi pelatmerah ini memberikan Rp2 juta untuk biaya pemakaman bagi korban meninggalyang tidak memiliki ahli waris.Sepanjang Januari hingga Oktober tahun 2009, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> secara nasionaltelah membayarkan santunan sekitar Rp1,18 triliun bagi korban kecelakaan. Jumlahtersebut meliputi biaya perawatan Rp361,37 miliar, meninggal dunia Rp758,59miliar, korban cacat Rp15,58 miliar, dan biaya penguburan Rp1,25 miliar. Totaljumlah tersebut sedikit lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya dengan totalRp1,03 triliun.Sementara dalam laporan bertanggal 3 November 2010, Asuransi <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>telah menyalurkan santunan kecelakaan sebesar Rp1,04 triliun pada periode Januari-September 2010. Dari jumlah tersebut, korban pengguna sepeda motor masihmendominasi santunan kecelakaan lalu lintas di Indonesia.Menurut Diding, santunan kepada korban kecelakaan sepeda motor mencapai70% dari total santunan kecelakaaan. Diding memprediksi, hingga akhir tahun 2010,klaim santunan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> mencapai Rp1,5 triliun, meningkat 15% dibandingtahun lalu sebesar Rp1,3 triliun.Sedangkan selama kurun waktu lima tahun terakhir hingga September 2010,tambah Diding, total santunan kecelakaan yang telah disalurkan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>mencapai Rp 4,6 triliun. Untuk korban meninggal, telah disalurkan santunan sebesarRp2,9 triliun dan untuk korban luka-luka mencapai Rp1,5 triliun. Untuk korbancacat tetap, santunan mencapai Rp64,8 miliar, dan santunan biaya penguburansebesar Rp4,6 miliar.Sementara itu, pada periode Januari-September 2010, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> telahmenyalurkan santunan kepada korban penumpang kendaraan umum sebesar Rp249juta, dengan rincian santunan bagi korban meninggal dunia sebesar Rp110 juta, dankorban luka-luka sebesar Rp139 juta.Untuk korban meninggal, sepanjang tahun lalu <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> menyalurkan totalsantunan sebesar Rp820 juta. Sementara untuk korban luka-luka, total santunan


tahun lalu mencapai Rp24 juta.Namun, <strong>Jasa</strong> raharja sudah menyiapkan cadangan sekitar 100% untuk pembayaranklaim hingga akhir tahun ini. Sedangkan jumlah pembayaran santunan pada akhirtahun lalu mencapai Rp1,3 triliun atau meningkat dibandingkan pada 2008 sebesarRp1,03 triliun.Sementara untuk menekan angka kecelakaan, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> terus mengampanyekankeselamatan berkendaraan. Hal itu sudah dilakukan dengan bekerja sama denganpihak kepolisian RI dan instansi terkait.Keseriusan dalam menjalin kerja sama tersebut, dibuktikan dengan memberikanbanyak bantuan. Khusus 3 November 2010 lalu, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> memberikansumbangan 50 unit sepeda motor trail untuk operasional Korp Lalu Lintas Polri.Bantuan diterima Wakil Kepala Korps Lalu Lintas Polri Kombes Didik Purnomo.Menurut Diding, pemberian bantuan sepeda motor operasional tersebutmerupakan bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan bersama mitra kerja,khususnya Polri. Semua juga dalam upaya menekan jumlah korban kecelakaan lalulintas jalan raya. Sebelumnya <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> sudah memberikan bantuan operasionalberupa 250 ribu unit sepeda motor dan 30 unit helm.Walau mengkhususkan diri pada asuransi di transportasi, bukan berarti <strong>Jasa</strong><strong>Raharja</strong> tidak peduli pada lingkungan. Hal itu dibuktikan dengan kerja sama programCorporate Sosial Responcibility (CSR) <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> dengan Polri, dalam masa tanggapdarurat bencana nasional yang menerpa akhir-akhir ini.<strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>, telah menyerahkan bantuan kepada korban gempa di Wasior,Gunung Merapi, dan Kepulauan Mentawai, dalam program BUMN Peduli. DiMentawai, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> menyerahkan sumbangan berupa sembako, biskuit, selimut,pakaian, dan sabun sesuai kebutuhan pengungsi.Sekilas <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>Agar peran <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> lebih maksimal lagi dalam menekan korban kecelakaandi jalan raya, khususnya kendaraan bermotor, maka program safety riding harus terusdilanjutkan. Bagi-bagi helm standar SNI, juga layak untuk dipertahankan hinggatahun-tahun berikutnya.Kedepannya, tantangan yang akan dihadapi <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> tentu semakinmeningkat. Hal itu seiring dengan pertambahan kendaraan bermotor yang terus sajameningkat di sepanjang tahun.Sebagaimana dirilis situs finedu.wordpress.com terbitan 2 Desember 2010,berdasarkan data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), sepanjangJanuari – September 2010 angka penjualan sepeda motor telah mencapai 5,5 jutaunit. Tumbuh 34,14% dibanding periode yang sama tahun lalu yang sebesar 4,1juta unit (Kontan, 03 November 2010). Hal ini membuat AISI optimis jika volumepenjualan sepeda motor hingga akhir tahun 2010 dapat menembus angka 7,2 jutaunit.Yang menarik, porsi penjualan untuk wilayah Jabodetabek diperkirakan mencapai20% – 30% dari total penjualan secara nasional. Pantas jika pertumbuhan sepedamotor di Ibukota dan sekitarnya terasa sangat fantastis.Berdasarkan data kepolisian daerah khusus DKI Jakarta, di ibukota saja setiap hari49


ada 890 unit sepeda motor baru. Menurut sumber yang sama diketahui jika jumlahsepeda motor yang beredar di Ibukota per Mei 2010 telah melampaui angka 8 jutaunit. Hampir menyamai jumlah penduduk ibukota yang sebesar 8,5 juta jiwa.Sementara menurut data yang dirilis us.oto.detik.com terbitan 16 Desember 2010,Indonesia dikatakan sebagai pasar motor terbesar ketiga di dunia setelah China danIndia. Populasi motor di negara ini termasuk yang terbesar. Total ada 60 juta unitmotor yang sudah beredar di Indonesia.Semakin banyak motor yang beredar dengan tingkat kesadaran safety ridingyang rendah, tentu akan meningkatkan volume kecelakaan. Itu juga berarti akanmeningkatkan jumlah klaim yang harus dibayarkan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>.Bukan masalah klaimnya yang membuat <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> getol mengkampanyekantindakan keselamatan transportasi. Namun hati nuranilah yang berbicara, denganmemandang ahli waris yang ditinggal dalam keadaan tidak berdaya.Tentu sangat menggembirakan, jika safety yang diterapkan ketika naik pesawatdan kapal penumpang juga dipraktekkan ketika naik motor, mobil, dan keretaapi. Warga tentu akan makin sadar, bahwa diri mereka berhak mendapat petunjukkeselamatan.Tidak berlebihan kiranya pembagian alat-alat safety riding gratis dilanjutkan.Semakin sedikit korban kecelakaan, tentu juga akan mengurangi pembayaran klaimdan air mata ahli waris tak banyak tertumpah.Totalitas kinerja <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> sangat diharapkan, agar tingkat kecelakaan semakinbisa diperkecil. Tentu tidak ada salahnya juga, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> memberikan penghargaankecil-kecilan pada pengendara yang tidak pernah kecelakaan hingga hari tuanya.Penghargaan ini tentu akan memicu warga, untuk berbuat yang sama. Siapa yangtidak senang, jika di hari tua dapat penghargaan sebagai pengendara terbaik.BERBAUR: Dalam melakukan sosialisasi sekaligus pembayaran santunan tak jarang pegawai <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> harusberbaur dengan masyarakat seperti yang dilakukan di pedalaman Papua.50


Mendekati Usia Setengah Abad,Belum Semua Tahu Manfaat<strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>Asri IsnainiPontianak PosPerusahaan asuransi <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> akan berumur setengah abad pada 1Januari 2011, sebuah usia yang cukup matang bagi sebuah perusahaanBUMN. Meski begitu, tak semua orang mengenal apa itu <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>.Simak saja penuturan Bagus, 33 tahun, yang sehari-hari bekerja sebagai sopirangkot di Pontianak ini. “Sekadar nama sih saya sering baca di papan iklan dipinggir jalan, tapi kalau fungsinya saya belum begitu paham,” ujar Bagus saatditanya apakah dia tahu manfaat <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>, Selasa (28/12).Meski sudah menjadi sopir selama 20 tahun tak pernah sekalipun iamengasuransikan dirinya. Padahal pekerjaannya sebagai sopir berisiko mengalamikecelakaan di jalan raya. Bagus mengaku malas mengurus administrasi yangmenurutnya mahal. “Setahu saya kalau mau mengurus harus bayar banyak uang ya?Duh, penghasilan saya kecil, tidak mampu bayarnya,” ujarnya saat sedang menunggupenumpang di jalan Juanda.Bila terjadi kecelakaan, Bagus menggunakan uang pribadi. “beberapa tahun lalusaya pernah kecelakaan. Waktu itu saya pakai uang sendiri untuk berobat,” ceritaBagus. Tidak hanya Bagus yang mengaku tak begitu mengenal <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>. Iqbal,40 tahun, juga demikian. “Yang saya tahu <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> itu hanya asuransi, mungkinkita bisa menggunakannya saat kita telah menjadi angotanya,” kata PNS di instansipemerintah Kota Pontianak ini.Iqbal mengaku kurang memahami peran dan fungsi <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> sebagai salah satuasuransi kecelakaan bagi masyarakat, hal ini disebabkan karena ia kurang mengikutiperkembangan informasi baik melalui berbagai media massa yang ada. Selain itu iajuga mengaku tidak tertarik mengikuti berbagai program asuransi.Kepala Cabang <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Kalbar, Roby Katuuk mengaku memahami jika masihada masyarakat yang belum memahami peran dan fungsi <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>. MenurutRoby, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat baik melalui mediacetak, media elektronik dan berbagai media lain agar masyarakat lebih memahami51


manfaat <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>.Pada tahun mendatang <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> berencana meningkatkan sosialisasi padamasyarakat di pelosok atau daerah terpencil. “Supaya semua lapisan masyarakat bisamerasakan manfaat dari asuransi,” ujar Roby.Disinggung soal berapa besarnya biaya dalam pengurusan santunan, kata RobyKatuuk, dalam pengurusan santunan tidak dipungut biaya satu peserpun. “Selamakendaraan yang digunakan resmi dan surat-suratnya lengkap maka akan kami layani,kalau tidak resmi tidak akan kami layani,” katanya.Adapun jumlah klaim yang telah dibayarkan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Cabang Kalbarsejak Januari hingga November 2010 menurutnya masing-masing untuk danameninggal dunia dan penguburan dana santunan yang telah dibayarkan sebesarRp15.086.000.000, dana santunan luka-luka dan cacat tetap sebesar Rp7.829.647.007dengan jumlah Rp22.915.647.007.Besarnya manfaat yang dirasakan masyarakat akan hadirnya <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>dirasakan Astie Wulandari. Warga jalan Danau Senatarum ini mengaku sangat puasakan pelayanan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>. Menurutnya dia hanya memerlukan waktu kurangdari satu minggu untuk mengurus klaim asuransi kecelakaan yang dialami anaknyapada Oktober lalu. “Syaratnya mudah kok, kita hanya menyediakan fotokopi kartukeluarga dan KTP, surat keterangan polisi dan berbagai kuitansi berobat di rumahsakit,” ujarnya.<strong>Ketika</strong> itu Astie hanya mengklaim sebesar Rp3,8 juta, namun karena anaknyamasih memerlukan pengobatan ia kembali mengajukan klaim dan kembali mandapatsantunan sekitar Rp6 juta. “Intinya saya cukup senang dan puas dengan pelayanan<strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>, karena selain cepat proses untuk mendapatkan klaim juga sangatmudah,” tegasnya.Ke pedalaman: Dengan menggunakan kapal klotok pegawai <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Kalimantan Selatan mengunjungipedalaman Kalimantan untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat.52


Lima Puluh Tahun <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>Membangun NegeriGustina AsmaraTribune LampungPersoalan keselamatan transportasi di Indonesia ibarat membangunrumah tanpa besi slop di daerah rawan gempa.Saat pertama membangun rumah, si pemilik tidak berpikir bahwa gempa bakaldatang begitu cepat dan meluluhlantahkan rumahnya tanpa sisa. Saat itu,baginya memasang besi slop adalah suatu pemborosan, suatu yang mahal,sesuatu yang belum langsung dapat dirasakan manfaatnya. Manfaat itu baru terasakala gempa benar-benar terjadi. Namun, entah kapan itu. Pilihan memasang besislop ini seperti berinvestasi untuk jangka panjang, yang manfaatnya baru terasadalam waktu yang lama, bahkan terkadang tidak diketahui waktunya.Setelah berpuluh tahun, usia manusia semakin tua, ketika usia bumi juga semakintua, sumber daya alam semakin menipis, beragam bencana muncul. Termasukbencana gempa bumi. Saat bencana itu datang, si pemilik rumah tidak siap, karenamemang dari awal tidak disiapkan. Rumahnya yang dibangun tanpa besi pun robohberkeping.Beginilah kondisi program safety riding di Indonesia. Dari pertama, programtersebut bukanlah suatu yang menjadi prioritas dan perhatian semua pihak. Dulu,safety riding masih menjadi sesuatu yang “mahal”, dan belum penting saat itu. Yakarena memang dulu, jumlah kendaraan tidak sepadat sekarang, jumlah penduduktidak sebanyak sekarang, pun jalan tidak sesempit saat ini.Karena itu, program tersebut tidak aplikatif saat itu. Program seperti itu memangbaru terasa pada masa mendatang, mungkin pada generasi berikutnya. Investasi itubaru dipetik pada jangka panjang. Dan, saat persoalan transportasi semakin rumit,ternyata kesadaran pengendara merupakan faktor utama untuk menekan angkakecelakaan dan pelanggaran lalu lintas.Sayang, kita tidak menyiapkannya dari dulu. Namun, tentu semua pihak tidakberdiam diri. Ada pihak kepolisian, Kementerian Perhubungan, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>, hinggaagen tunggal pemegang merek (ATPM), yang bersinergi mengampanyekan programsafety riding.Sudah sepatutnya semua pihak bersinergi. Jika tidak ingin kondisi transportasi53


54dan keselamatan berkendara di jalan semakin parah. Sepantasnya, kita semuamengambil bagian dari program safety riding ini.Wacana untuk memasukkan program safety riding dalam kurikulum matapelajaran di sekolah tampaknya juga menjadi sesuatu yang mendesak. Langkah itudinilai cara yang cukup efektif membangun kesadaran generasi muda. Internalisasidalam institusi formal dan terstruktur diharapkan dapat membuat program safetyriding ini terserap cepat dan baik oleh generasi muda.Karena, ternyata, kecelakaan lalu lintas terbanyak dialami oleh anak muda.Kecelakaan itu diawali dengan pelanggaran lalu lintas, yang akhirnya berujung padakecelakaan.Kasubdit Dikmas Mabes Polri Kartono W. pernah mengatakan, selama tidak adapolitical will dari pengendara sendiri, jumlah kecelakaan tidak akan turun.Bayangkan, 90,65 persen kecelakaan yang terjadi karena faktor manusia, selebihnyafaktor kendaraan 8,23 persen, dan jalan 1,11 persen. Di Indonesia, kecelakaan lalulintas merupakan pembunuh nomor dua setelah penyakit TBC. Setiap tahun, ratarata28 ribu nyawa melayang di jalan raya.Menurut Dirjen Perhubungan Darat Suroyo Alimoeso baru-baru ini di Bogor,persentase kecelakaan untuk roda dua saja mencapai 67 persen. Itu baru jumlahyang dilaporkan, belum termasuk kecelakaan yang terjadi di pinggiran kota dan yangtidak terpantau oleh pihak berwenang.Akibat dari sejumlah kecelakaan lalu lintas tersebut timbul banyak kerugian.Di negara dengan pendapatan rendah dan menengah, kerugian akibat kecelakaanlaul lintas bisa mencapai 1-1,5 persen dari Gross National Product (GNP). Belumlagi, kerugian produktivitas, waktu, kesehatan, dan biaya sosial lainnya. Jadi, sinergisemua pihak menjadi satu keharusan yang tidak dapat ditunda lagi.Jika kita kaitkan dengan peran <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> di Indonesia, tentu sinergi <strong>Jasa</strong><strong>Raharja</strong> akan semakin memperkokoh dan mempercepat suksesnya program safetyriding. Tentu jika kita melihat, dalam usia yang ke-50 tahun, bukanlah waktu yangsebentar <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> berperan membangun kesadaran publik terhadap keselamatanbertransportasi di Indonesia.Pasti sudah banyak hal dilakukan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> bersama pihak kepolisian, dinaspendapatan, pihak rumah sakit, dan pihak lain untuk itu. Partisipasi <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>untuk pengguna kendaraan cukup nyata.Tanpa disadari, setiap pengguna kendaraan ternyata dijamin oleh <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>.Melalui Sumbangan Wajib (premi asuransi) yang ditarik saat pendaftaran atauperpanjangan STNK setahun sekali. Setiap jiwa mendapatkan jaminan asuransi dari<strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>.Nilai Sumbangan Wajib itu sesuai UU No. 34 Tahun 1964 tentang DanaKecelakaan Lalu Lintas. Jika kita melihat besarannya santunan sesuai PeraturanMenteri Keuangan No 36/PMK.010/2008 untuk korban kecelakaan yang meninggaldunia sebesar Rp25 juta, cacat tetap Rp25 juta (maksimal). Lalu, biaya perawatanRp10 juta (maksimal), dan biaya penguburan Rp2 juta.<strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> juga memberikan asuransi bagi setiap penumpang alat angkutanumum baik darat, laut, udara, sungan, dan penyeberangan besar lainnya yangdisatukan dengan ongkos atau tiket. Tentu tidak ada bandingannya nilai santunan


itu dibandingkan nyawa seseorang. Tidak ada yang mampu mengganti nyawamanusia. Namun, asuransi itu merupakan peran nyata yang bisa dilakukan <strong>Jasa</strong><strong>Raharja</strong> sebagai perusahaan asuransi di Indonesia. Apalagi, efek yang ditimbulkandari kecelakaan lalu lintas tidaklah kecil. Bukan saja dari sisi psikologi, tapi jugamateri bagi keluarga.Santunan asuransi ini setidaknya dapat mengurangi beban yang ditanggungkeluarga. Kepala <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Cabang Lampung saat itu, H. Nana Suyatna pernahmengatakan, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> tidak hanya menyantuni korban kecelakaan lalu lintas,tapi juga fokus pada program penanggulangan kecelakaan.Ada banyak cara yang dilakukan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>, baik di Lampung maupun diprovinsi lain di Indonesia. Mulai dari memasang rambu-rambu peringatan, trafficcone, barikade, billboard. Secara berkesinambungan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> bersama pihakpihakterkait juga melakukan penyuluhan dan edukasi kepada masyarakat tentangsafety riding.Di setiap provinsi, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> terus bergandengan dengan kepolisian setempatuntuk mengkampanyekan keselamatan berkendaraan di jalan raya. Sumbangan yangtak kalah nyata juga diberikan dari program CSR <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> untuk sejumlah pihakyang bertujuan untuk mengkampanyekan safety riding.Meski begitu, peran serta semua pihak ini tentu tidak bisa berhenti sampai di sini.PR besar masih menanti dan menghantui negeri ini. Angka kecelakaan masih belumturun, program safety riding belum benar-benar masuk dalam kurikulum sekolah,generasi muda masih banyak yang belum mentaati peraturan lalu lintas.Langkah antisipasi juga harus dibuat, dengan menanamkan kesadaran pentingnyaberkendaraan yang aman dan mematuhi peraturan lalu lintas pada anak-anak sejakusia dini.Pernah kita melihat, anak-anak TK mengadakan karnaval dengan seragam polisi,mereka melakukan simulasi pengaturan lalu lintas. Ini merupakan langkah awalmengenalkan peraturan berlalu lintas kepada mereka.Menanamkan nilai-nilai tertib aturan lalu lintas dan pentingnya safety ridingmemang mau tak mau harus dilakukan sejak anak usia dini, berkesinambungan hinggamereka dewasa. Sehingga, efeknya pun melekat dalam diri mereka. Manfaatnya, samaseperti membangun rumah dengan besi slop tadi, sebuah investasi jangka panjang.Manfaat berinvestasi pada program safety riding sejak dini tersebut baru akanterasa, kala sang anak memasuki usia boleh memakai kendaraan. Saat itulah, kitamelihat, apakah nilai-nilai yang telah ditanamkan itu berhasil atau sebaliknya.Pada akhirnya, gerakan bersama semua pihak dan pengenalan pentingnya safetyriding sejak dini, menjadi tugas dan tanggung jawab kita semua, untuk generasi yanglebih baik.55


Kampanye KeselamatanBertransportasi ala<strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>EffendiHarian Singgalang‘’Jika mengemudi, jangan menelpon’’ kata Den Harja. Sangat berbahaya!Begitu kalimat yang terpampang di sebuah baliho berukuran 6 meter x 12meter. Di dalamnya terlihat seorang pengendara sepeda motor dan sopirmengemudikan mobil. Mereka menelpon melalui HP-nya. Den Harjasendiri, tokoh yang berpakaian seragam <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> memakai topi.Baliho itu terletak di jalan dua jalur Padang-Bukittinggi, sekitar 18 km daripusat Kota Padang. Disponsori oleh <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>. Imbauan yang dilakukan ini,memperlihatkan bahwa <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> berperan dalam membangun kesadaranpublik terhadap keselamatan bertransportasi di darat. Menelpon saat mengendaraikendaraan, berkontribusi besar dalam menimbulkan kecelakaan lalu lintas.Kampanye <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> lewat baliho tersebut juga ada pada beberapa titikstrategis lain di Kota Padang. Diyakini, sejumlah kota besar di Republik ini, jugamenggunakan media baliho. Tokoh yang dikedepankan tetap Den Harja yangberpakaian dinas <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>.Yang dikampanyekan itu, semua mengarah kepada keselamatan bertransportasi.Ada juga baliho ukuran dan bentuk lainnya yang dipajang. Bersama mitra kerja,dengan kalimat berbeda pula. Tujuannya tetap keselamatan bertransportasi.Dalam dekade terakhir, peran <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> mengkampanyekan keselamatanbertransportasi, diakui cukup gencar. Sebagai perusahaan plat merah yang bergerakdi bidang asuransi kecelakaan, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> idealnya fokus dan berupaya memberikanpelayanan terbaik kepada masyarakat. Terutama mereka yang menjadi korbankecelakaan lalu lintas jalan dan angkutan umum.Ini sesuai dengan Undang-Undang Nomor 33 tahun 1964 tentang kecelakaanangkutan penumpang umum, baik di darat, laut maupun udara, UU Nomor 34tahun 1964 tentang kecelakaan lalu lintas jalan, Peraturan Pemerintah (PP) Nomor17 tahun 1965 dan PP nomor 18/1965, tugas pokok <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> berada pada posisi56


pasca-kecelakaan, yakni memberi santunan bagi korban kecelakaan lalu lintas jalandan penumpang umum.Tidak heran, dalam menjalankan tugas pokok ini, berbagai inovasi di ranahpenanganan korban pasca-kecelakaan terus dilakukan. Mulai aksi jemput bola yangtelah menjadi tradisi <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> hingga membangun sinergi dengan mitra darikepolisian dan rumah sakit untuk penanganan korban kecelakaan lalu lintas.Inovasi dan kreativitas dalam menunaikan tugas pokok itu oleh jajaran <strong>Jasa</strong><strong>Raharja</strong>, sesungguhnya adalah hal yang biasa, karena memang dituntut demikian.Menjadi hal yang luar biasa kalau <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> ikut berkampanye menjaga keselamatanbertransportasi, karena ini bukan tugas pokoknya. Terbantu tugas instansi lain, danini memang terjadi.“Sebagai bentuk kepedulian <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>, maka dalam beberapa tahun ini kamiturut berperan dalam upaya kampanye keselamatan lalu lintas. Apalagi arahanMenneg BUMN yang menyatakan, kontribusi <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> dalam menurunkanangka kecelakaan merupakan prestasi di luar tugas pokok,” ujar Direktur Utama <strong>Jasa</strong><strong>Raharja</strong>, Diding S. Anwar (<strong>Media</strong> <strong>Raharja</strong>, edisi 26/Mei 2009).Benar kata Diding, selama ini <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> dikenal publik hanya sebuah perusahaanasuransi. Setiap penumpang atau pengendara “diwajibkan” masuk asuransi. Setiappengendara, wajib memiliki STNK (Surat Tanda Nomor Kendaraan) yang sekalisetahun harus dibayar pajaknya. Inklud di dalamnya, biaya asuransi. Begitu jugapenumpang, baik angkutan umum, pesawat, kereta api, kapal dan lainnya dikenakanasuransi yang tergabung dalam karcis atau tiket.Tapi paradigma itu sudah berubah. Pemerintah melalui Kementerian NegaraBUMN menginginkan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> ikut berperan dalam menurunkan angkakecelakaan. Masyarakat pun juga mendambakan demikian, bagaimana <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>tidak saja bergelut di bidang asuransi kecelakaan, melainkan juga berperan dalammengkampanyekan keselamatan bertransportasi.Terkait dengan tugas tambahan tapi mulia ini, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> dalam beberapakurun waktu terakhir, aktif melakukan kampanye keselamatan lalu lintas dan edukasimasyarakat khususnya kalangan usia produktif akan pentingnya keselamatan danketertiban berlalu lintas. Ya, program safety riding (keselamatan berkendara) diluncurkan.Boleh dikata seluruh kota di negeri ini, kampanye dan edukasi itu diprogramkan.Sosialisasi mulai dari media televisi, radio, media cetak, media online, baliho hinggadialog publik, dilakukan. Sasarannya masyarakat umum, kalangan perguruan tinggi,pelajar dan lingkungan pesantren.<strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> tak hanya jemput bola dalam mengurus tugas pokoknya, tapidalam hal sosialisasi ini, juga jemput bola. Sekolah-sekolah didatangi. Kelompokkelompokmasyarakat maupun berbagai institusi diberi pula penyuluhan serupa.Tim <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> yang datang ke sana. Khusus bagi siswa TK dan SD, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>menerbitkan komik seri keselamatan lalu lintas.Tak hanya sampai di sini, berbagai kegiatan lain yang berujung kepada keselamatanbertransportasi dilakoni juga. Tak sekadar razia gabungan bersama aparat kepolisiandi jalan raya saja, tapi memberikan helm standar SNI gratis, pelatihan safery ridingdan banyak lagi. Semua yang dilakoni itu berperan dalam kampanye tertib berlalu57


58lintas di berbagai daerah.Misalnya, baru-baru ini di Ambon, Maluku. Seperti dikutip dari www. jasaraharja.co.id, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> ikut kampanye ketertiban berlalu lintas yang digelar di LapanganMerdeka Ambon, 2 Desember 2010, bersama Ditlantas Polda Maluku, dinas terkait,hingga mahasiswa dan pelajar SLTA. Kampanye dengan melakukan mengelilingiKota Ambon. Sebelumnya perwakilan peserta mendapatkan helm standar SNI secaragratis sumbangan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Maluku.Program safety riding ini bertujuan agar para pengguna angkutan di jalan raya samasamamemahami betapa pentingnya keselamatan transportasi selama berkendara.Dampaknya memang tidak akan terasa langsung dalam jangka pendek, tetapi palingtidak kampanye ini dapat menyentuh dan menggugah hati setiap pengguna jalanagar selalu berhati-hati selama dalam perjalanan di jalan raya.Tidak heran pula, gencarnya kampanye keselamatan yang dilakoni <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>itu, menurut kajian pakar dan akademis, dalam diskusi panel di Hotel Bidakara,Jakarta, akhir Februari 2009, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> layak dan bisa menjadi pelopor (pilotproject).”Salah satu bentuk riilnya, misalnya menjadikan titik rawan kecelakaanmenjadi daerah zero accident (tanpa kecelakaan),” papar Prof. Ofyar Z. Tamin (ITB).(<strong>Media</strong> <strong>Raharja</strong>, edisi 26/Mei 2009).Itu penilaian setahun lalu. Kini bisa pula dibuktikan dan dilihat bagaimanakiprah <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> untuk mengkampanyekan keselamatan bertransportasi. Bermaindi segala sektor. Kampanye di berbagai media. Sosialisasi ke berbagai tempat.Memberikan helm SNI gratis, pelatihan juga tidak luput dari bidikan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>.Ingat saat mudik Lebaran, yang boleh dikatakan angka kecelakaan lalu lintastinggi ketimbang hari-hari biasanya? <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> menangkap momen ini. Agar angkakecelakaan bisa ditekan, ditempuhnya dengan menggelar mudik gratis. Sudah tigatahun terakhir <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> menyelenggarakannya. Mudik Lebaran lalu, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>menyelenggarakan mudik gratis dengan bus bagi 11 ribu pemudik yang sedianyaakan menggunakan sepeda motor.Kepedulian <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> “menyelamatkan” nyawa para pemudik yang hendakberlebaran itu, tak disangka-sangka mendapat penghargaan MURI. Penghargaanditerima Dirut <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Diding S. Anwar di Parkir Timur Senayan, Jakarta,Senin (6/9/2010).“<strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> sebagai pemrakarsa dan penyelenggara mudik gratis dari pemudiksepeda motor ke naik bus dengan lokasi kota tujuan terbanyak yakni 33 kota,” kataNadri, perwakilan dari MURI.Kampanye keselamatan bertransportasi yang dilakoni <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>, tidakmengurangi tugas pokoknya sebagai perusahaan asuransi kecelakaan yang lebihbanyak punya kapling pada posisi pasca-kecelakaan. Soal ini, sekali lagi, pelayananyang diberikan tepat prima kepada masyarakat. Terutama mereka yang menjadikorban kecelakaan lalu lintas jalan dan angkutan umum.


RAPAT DENGAR PENDAPAT: Anggota DPR RI beberapa waktu lalu melakukan hearing dengan perusahaanasuransi termasuk <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> di Semarang (atas). Dirut <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Diding S. Anwar tengah melakukanpresentasi.59


Antara Asuransi, Jaja Miharja,dan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>M. Taher Salehwww.bisnis.comDi suatu siang yang terik, Jaja Miharja tiba-tiba terkaget setengah mati.Sedan putih bernomor B 234 yang ditumpanginya ujug-ujug terhentilantaran di tengah jalan terjadi kecelakaan sepeda motor, persis di depanmoncong mobilnya.Belum habis kekagetannya, tiba-tiba seorang perempuan muda berambutpanjang membuat aktor dan penyanyi dangdut senior itu kembali bingung.“Tolong, tolong,…eh ada Jaja Miharja, tolong Bang ada kecelakaan, cumaJaja Miharja yang bisa nolong,” kata ibu muda itu sembari menarik tangan si aktorberlogat khas Betawi itu.Jaja Miharja, yang ditarik-tarik tangannya kelimpungan. “Salah Bu salah Bu,”tapi dia tak bisa melawan. Dia bingung dan menurut saja. Ternyata si wanitamuda menyangka Jaja Miharja itu adalah <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>, perusahaan asuransi milikpemerintah.“Salah Bu, bujug dah, kalau kecelakaan hubungi <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>, inget tuh <strong>Jasa</strong> R-ah-a-r-j-a,”begitu timpalnya dengan logat Betawi seperti terekam dalam sebuah iklanpromosi di salah satu televisi swasta nasional belum lama ini.Iklan berdurasi 1 menit 2 detik itu begitu lucu, sederhana, dan amat mengenabagi masyarakat. Cerdik sekali <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> memakai komedian berusia 66 tahunitu sebagai ikon perseroan dalam mensosialisasikan perusahaan. Selain nama yangmirip, citra pelawak terkadang lebih ampu memudahkan masyarakat mencerappesan ketimbang memakai artis pop.<strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> memang saat ini getol bersosialisasi, mulai dari promosi di mediaelektronik, cetak, media luar ruang seperti billboard, spanduk, banner, dan lainnyahingga sosialiasi pintu ke pintu dari instansi ke instansi lain. Tak hanya itu, kampus,sekolahan, juga digarap baik di tingkat pusat maupun cabang.Sosialisasi termasuk di dalamnya bagaimana menjaga keselamatan dalambertransportasi dengan baik di darat, laut, dan udara sehingga dapat menekan angkakecelakaan transportasi yang masih tinggi saat ini.60


Bahkan semangat spartan Timnas ketika melawan Malaysia pada ajang Piala AFF2010 pada 29 Desember 2010 pun dimanfaatkan oleh <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Cabang DKIJakarta dengan menggelar Nonton Bola Bareng. Yah, sambil menyelam minum air,sambil menyemangati Timnas sambil mensosialisasikan visi misi dan tugas pokok<strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> toh.Dirut <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Diding S. Anwar ketika bercengkrama dengan wartawanmenegaskan pihaknya tak akan berhenti dan terus berupaya mengadakan programprogramyang dapat memberi pemahaman kepada pengendara atas pentingnyakeselamatan diri.Selayaknya memang demikian karena sosialisasi saja tidak akan cukup mengingattingkat kecelakaan terus meningkat. Data Polda Metro Jaya mengungkapkan diJabodetabek saja, angka kecelakaan lalu lintas 2010 meningkat 2,1% menjadi 7.487kasus dari 2009 sebanyak 7.329 kasus. Belum lagi dihitung dengan wilayah lain, danbelum termasuk di laut dan udara.Tingginya angka kecelakaan juga menjadi salah satu sebab jumlah pembayaransantunan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> terkerek menjadi Rp1,31 triliun per November 2010. Pada2007, total santunan perseroan baru Rp530,4 miliar, lalu naik 94,3% menjadiRp1,031 triliun pada 2008.Pada 2009, santunan kembali terkatrol naik menjadi sebesar Rp1,363 triliunsehingga dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, jumlah santunan mencapai Rp4,73triliun dengan didominasi oleh santunan meninggal dunia.<strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> memang melindungi itu, karena sebagai BUMN, perusahaan hasildari nasionalisasi sejumlah perusahaan milik Belanda pada 1960 ini diamanahkanmengelola program asuransi sosial sesuai dengan UU No.33/1964 junto PPNo.171965 tentang Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang dan juntoPP No.18/1965 tentang Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan.Beleid ini mengamanahkan perseroan yang berulang tahun ke-50 pada Januari2010 itu menghimpun dana dari masyarakat untuk membayar santunan melalui duasumber. Pertama iuran wajib (premi) dari setiap penumpang alat angkutan umum.Kedua, pengutipan premi dari para pemilik kendaraan bermotor yang dibayarkanoleh pemilik kendaraan pada saat pendaftaran atau perpanjangan STNK setiaptahunnya.Santunan NaikBerpegang pada misi melindungi masyarakat itulah manajemen <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>pada Agustus 2010 juga sempat berjanji mengkaji kemungkinan menaikkan besaransantunan dan sumbangan wajib dana kecelakaan lalu lintas minimal sebesar 100%.Rencananya, kenaikan itu dapat terealisasi pada 2012 guna menyesuaikaninflasi dan kebutuhan hidup masyarakat. Santunan sebelumnya memang sudahdinaikkan karena sejak terbit Permenkeu No.36/2008 tentang Besaran Santunandan Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan dan Permenkeu No.37/2008 tentang Besaran Santunan dan Iuran Wajib, santunan dari <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>naik hingga 150%.Maka saat ini nilai santunan meninggal untuk moda transportasi darat dan lautsebesar Rp25 juta, cacat tetap maksimal Rp25 juta, biaya rawatan maksimal Rp1061


62juta, dan biaya penguburan Rp2 juta. Adapun santunan meninggal untuk modatransportasi udara sebesar Rp50 juta, cacat tetap maksimal Rp50 juta, biaya rawatanmaksimal Rp25 juta, dan biaya penguburan Rp2 juta.Nilai santunan selayaknya dinaikkan mengingat perlu ada upaya menyesuaikandengan kebutuhan hidup masyarakat yang terus meningkat, ditambah dengantingkat inflasi setiap tahun yang berbeda.Oleh sebab itu, perseroan pada 2011 diharapkan mampu menggenjot lagisosialiasi guna meningkatkan peran serta <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> dalam membangun kesadaranpublik terhadap keselamatan bertransportasi di Indonesia.Begitu berjebah media bersosialisasi selain yang sudah dilakukan perseroan sepertimenyediakan 200 bus untuk mudik khusus ketika Lebaran lalu dan mendirikan 140pos pelayanan kesehatan gratis dan program lainnya. Itu tak cukup.<strong>Media</strong> seperti facebook dan twitter semestinya dapat dimanfaatkan dengan baikapalagi jika perseroan berkenan mengincar usia produktif yang terkadang masihsenang ugal-ugalan di jalan raya. Sayangnya, informasi mengenai <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> tidakkomprehensif pada dua jejaring sosial yang ngetren ini.<strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> juga semestinya menjaring mitra dengan perusahaan swasta yangpunya andil besar terhadap pertumbuhan otomotif nasional di antaranya perusahaanpembiayaan. Seiring dengan upaya meningkatkan sosialisasi, pembinaan, pendidikanmembangun kesadaran bertransportasi, satu misi pokok perseroan dalam mewujudkanpemberian jaminan sosial bagi masyarakat yang menjadi korban dari kecelakaan lalulintas bisa diwujudkan dengan baik.Di sisi lain, kinerja <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> juga diharapkan positif sehingga produktivitastercapai secara optimal demi kesinambungan perusahaan yang kini disokong oleh 28kantor cabang dan 61 kantor perwakilan ini.Diharapkan upaya tersebut dapat meningkatkan kesadaran masyarakat dengangencarnya sosialisasi keselamatan dalam bertransportasi. Setidaknya masyarakat bisasegera mengingat slogan dari Jaja Miharja dalam iklan tersebut. “Inget <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>,bukan Jaja Mihaaarjaaa!”Tak hanya mengingat, tapi terpatri di hati bahwa kita bersama perlu menjagakeselamatan diri dan orang lain demi kebersamaan.


Gebrakan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Membangun Kesadaran Bertransportasi PublikDahsyat Bak ”Monster’’ Pembunuh,Tak Seheboh Flu BurungLismar SumiratRiau Pos, PekanbaruBerapakah harga sebuah nyawa manusia? Satu juta, sepuluh juta atau satumiliar sekalipun. Tidak akan ada yang bisa menjawabnya. Harga sebuahnyawa memang tidak ternilai harganya. Namun ironisnya, setiap hari,nyawa melayang sia-sia akibat kecelakaan lalu lintas di jalan raya. Kondisiini menunjukkan masih lemahnya kesadaran publik akan pentingnyakeselamatan bertransportasi.Arah jarum jam mulai menunjukkan pukul 13.30 WIB. Matahari siang ituperlahan mulai menunjukkan keperkasaannya. Suhu udara semula cukupbersahabat berubah menjadi garang. Pancaran sinar yang terik seakan siapmembakar kulit ari. Di antara panasnya sinar terik matahari siang itu, sepeda motorroda dua yang dikemudikan Pardi (23) melesat melaju, perlahan meninggalkankampung halamannya, Desa Muara Kelantan, Kecamatan Sungai Mandau,Kabupaten Siak menuju Kota Pekanbaru. Kala itu Pardi tidak sendiri, melainkanditemani Hamira Juliah (22), teman sekampungnya.Brakkk... Tiba-tiba laju kendaraan terhenti. Di tengah perjalanan, tepat dikilometer 22 Jalan Lintas Perawang-Minas, kendaraan yang dikemudikan Parditanpa sengaja bertabrakan dengan kendaraan roda empat yang melaju dari arahPekanbaru menuju Perawang. Kendaraan yang dikemudikan Pardi lepas kendali.Pardi terperanjat. Stang kemudi sepeda motor yang dikendalikan Pardi terlepas darigengaman dua tangannya. Secara bergantian tubuh Pardi dan Hamira terpental kepinggir jalan aspal. Pardi merintih perlahan, Hamira pun meringis kesakitan. Akibatkejadian itu, Pardi mengalami luka ringan di beberapa bagian seperti kaki dantangan. Sedangkan kondisi Hamira lebih hebat. Kaki kanannya mengalami patahyang cukup serius.Kini peristiwa naas itu sudah berlalu hampir satu tahun. Namun terutama bagiHamira, kejadian naas itu tak bisa dilupakannya. Bayang-bayang ketakutan akankondisi kakinya yang tidak normal kembali semakin membuyarkan impiannyamenjadi seorang guru seni tari. Bahkan saking takutnya, mahasiswi Sentra TasikUniversitas Islam Riau (UIR) ini rela menjalani operasi untuk kesembuhan kaki63


kanannya dengan harapan pasca operasi, kondisi kaki kanannya bisa kembali normalseperti biasanya.Kecelakaan lalu lintas masih menjadi momok menakutkan bak monster pembunuhdi jalan raya. Tak kurang belasan hingga puluhan kecelakaan terjadi setiap harinya.Sebagian kecelakaan justru disebabkan oleh kelalaian manusia (human error).Berdasarkan data Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polda Riau, dari kurun waktu tahun2006-2009 jumlah kecelakaan lalu lintas di wilayah hukum Polda Riau menunjukkanterjadinya peningkatan. Data tahun 2006 menyebutkan jumlah laka lantas sebanyak306 kasus dengan jumlah korban meninggal dunia mencapai 349 jiwa. Tahun 2009lebih meningkat mencapai 1.520 kasus kecelakaan lalu lintas dengan jumlah korbanmeninggal dunia mencapai 730 jiwa. Tahun 2010 hingga November lebih parahdengan angka kecelakaan lalu lintas 1.602 kasus dan korban meninggal dunia 698jiwa. Jumlah kecelakaan lalu lintas (Lakalantas) di jalan raya di Riau cukup tinggi.Artinya dirata-ratakan setiap harinya tiga nyawa melayang sia-sia di jalan raya.Gebrakan ‘’Jemput Bola’’<strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> sebagai perusahaan pelaksana program asuransi sosial sebagaimanadiamanahkan Undang-Undang (UU) Nomor 33 tahun 1964 dan UU Nomor 34tahun 1964 terus melakukan upaya meningkatkan pelayanan prima pada masyarakat.Terutama bagi korban kecelakaan lalu lintas jalan dan angkutan umum. Berbagaigebrakan terus dilakukan. Mulai dari ‘’jemput bola’’ hingga membangun sinergidengan mitra dari kepolisian dan pihak rumah sakit untuk kemudahan penanganankorban kecelakaan lalu lintas.Kepala Cabang <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Riau, H. Wan Anwar didampingi Kepala Sub Bagian(Kasubbag) Humas, Eko Supriyatno menekankan perlunya semangat membangunparadigma baru. Di mana sebelumnya <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> lebih banyak menunggupengajuan klaim santunan dari korban atau ahli waris korban. Namun kini turunlangsung membantu mengatasi persoalan dalam melengkapi persyaratan administrasidalam pengurusan santunan. <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> berupaya memberikan pelayanan terpaduagar mampu memberikan kecepatan dalam penanganan korban. ‘’Istilah semacamjemput bola. Tidak zamannya lagi <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> hanya menunggu di kantor, namunjuga bisa turun langsung membantu korban dan ahli waris dalam kemudahanpersyaratan pengajuan klaim,’’ jelasnya.Jadi masyarakat akan semakin mudah, begitu persyaratan semuanya sudahterpenuhi pembayaran klaim bisa dilakukan saat itu juga. Begitu juga bila korbankecelakaan lalu lintas mendesak untuk dilakukan perawatan, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> sudahbekerja sama dengan enam rumah sakit (RS) yakni RS Eka Hospital, RS Awal Bros,RS Pekanbaru Medical Center, RS Ibnu Sina Bhayangkara dan RS Santa Maria.Kerja sama ini diperluas dengan menjalin kemitraan dengan Rumah Sakit Syafira.Korban yang dirawat di rumah sakit tersebut langsung dijamin oleh <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>.Menurut Wan Anwar, pihaknya juga melakukan langkah nyata dalam menekanlajunya angka Lakalantas. Di antaranya sosialisasi tentang keselamatan berlalu lintasdan perlindungan dasar bagi pengguna jalan dan moda transportasi lainnya dalamberbagai format. Sosialisasi keselamatan berlalu lintas di jalan raya melibatkanstakeholders seperti Korlantas Polda Riau, Dinas Perhubungan, Organisasi Angkutan64


Darat (Organda). Kemudian Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) serta pihakswasta. Formatnya dikemas dalam dialog interaktif dengan melibatkan mediaelektronik televisi dan radio. Dialog interaktif menghadirkan sejumlah narasumberyang berkompeten di bidangnya seperti Kepala Cabang <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>, Korrlantas,Dishub, Diskes, Organda, pengamat transportasi dan perkotaan serta narasumberlainnya. Adapun pokok bahasan dialog lebih banyak memaparkan seputar pentingnyakesadaran tertib berlalu lintas. Terutama penggunaan helm standar, pemasangansabuk pengaman, hingga tata cara pengurusan pengajuan klaim bagi masyarakatyang mengalami kecelakaan.‘’Semua upaya akan kami lakukan untuk menekan angka fatalitas korbanLakalantas. Nah sosialisasi melalui dialog interaktif di televisi dan radio lokalmenjadi salah satu pilihan yang tepat. Tak perlu susah-susah, tujuan bisa tercapai.Masyarakat selaku pengguna jalan sudah mengerti apa yang menjadi hak dankewajibannya, tinggal kami melaksanakan kewajiban kami,’’ imbuhnya. Langkahselanjutnya, melakukan sosialisasi ke sejumlah lembaga pendidikan seperti sekolahdan perguruan tinggi di Riau dengan menggandeng Xpresi Riau Pos. Melalui kegiatanXpresi Roadshow at School 2010 dan Safari Jurnalistik, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> turun langsung kepuluhan sekolah.Kesempatan langka ini dimanfaatkan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> dengan memberikan gambarandan pemahaman akan tugas dan fungsi <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> sesuai UU Nomor 33 dan34 Tahun 1964. Sedangkan sisi pencegahan, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> mensosialisasikan akanpentingnya kesadaran siswa selaku pengguna lalu lintas jalan raya dalam berlalu lintasyang aman seperti pengunaan helm SNI (Standar Nasional Indonesia), pengaturankecepatan, hingga sikap berkendara di jalan raya.Sosialisasi juga dilaksanakan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> dalam bentuk pemasangan baliho dijalan-jalan strategis, pembuatan pamflet dan lainnya yang juga bekerja sama dengandinas dan instansi terkait. Bila ada program <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Kantor Pusat, maka balihodan pamfletnya juga dibagi-bagikan di daerah. <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Cabang Riau jugamengandeng klub motor dan pecinta otomotif di Negeri Lancang Kuning, dalamupaya mensosialisasikan pentingnya kesadaran dalam bertransportasi. Pendekatanini bukan saja ditujukan untuk menekan angka Lakalantas, namun juga sebagaiupaya pembinaan terhadap klub dan pecinta motor.Bukan hanya itu, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Cabang Riau juga membangun kemitraan denganaparat desa. Kemitraan dititikberatkan pada tindakan pencegahan melalui sosialisasihak-hak masyarakat bila terjadi kecelakaan lalu lintas hingga penjelasan mengenaikeberadaan dan fungsi <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>. Kemitraan ini akan mempermudah dalam prosespenggurusan administrasi pembayaran klaim di mana aparat desa bisa membantumasyarakatnya dalam melengkapi berbagai persyaratan seperti pembuatan KTPatau surat keterangan penganti KTP dan kemudahan lainnya. Tidak tertutup jugakemungkinan aparat desa akan lebih proaktif melaporkan warganya yang mengalamikecelakaan lalu lintas sehingga bisa cepat dilakukan proses pembayaran klaim.Korban MD Turun DrastisGencarnya sosialisasi <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> terutama tiga tahun terakhir mulai berdampaknyata bagi pengurangan angka kematian akibat Lakalantas. Dari data rekapitulasi65


66pembayaran klaim <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>, menurut jaminan dan sifat cidera periode 1 Januari-30 November 2009 tercatat 895 jiwa meninggal dunia. Sedangkan pada periodesama tahun 2010, angka korban yang meninggal dunia akibat Lakalantas berkurang223 jiwa menjadi 662 jiwa. Bila dipresentasikan terjadi penurunan korban meninggaldunia akibat Lakalantas 15 persen. Penurunan juga terjadi pada pembayaran klaimkeseluruhan dari Rp34,796 miliar pada tahun 2009 lalu, sedangkan pada periodeyang sama tahun 2010 berjumlah Rp32,039 miliar. Penurunan ini bukan sajamengurangi beban klaim yang cenderung mengalami peningkatan setiap tahunnya,namun juga bukti upaya nyata <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> dalam menekan fatalitas penyebabkorban meninggal dunia.Wan Anwar menegaskan, tidak semua kecelakaan lalu lintas yang terjadi didarat, laut dan udara akan mendapatkan santunan. Kecalakaan lalu lintas yang coverasuransi <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> mengacu kepada UU Nomor 33 Tahun 1964 tentang DanaPertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang dan UU Nomor 34 Tahun 1964tentang Dana Lakalantas Jalan. UU Nomor 33 Tahun 1964 menjelaskan korbanyang berhak menerima santunan adalah setiap penumpang sah dari alat angkutanpenumpang umum yang mengalami kecelakaan diri diakibatkan oleh penggunaanalat angkutan umum. Selama penumpang yang bersangkutan berada dalamangkutan tersebut maka akan mendapat santunan dari <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>. Penumpangkendaraan bermotor umum (bus) berada dalam kapal ferry yang mengalamikecelakaan di atas ferry akan mendapatkan jaminan ganda. Penumpang mobil plathitam yang mendapat izin resmi sebagai angkutan penumpang umum juga terjaminoleh UU Nomor 33 Tahun 1964. Sedangkan dalam UU Nomor 34 Tahun 1964menjelaskan korban yang berhak menerima santunan adalah pihak ketiga yaknipejalan kaki yang ditabrak kendaraan bermotor, pengendara atau penumpangkendaraan bermotor yang ditabrak. Dimana pengemudi kendaraan bermotor yangditumpangi dinyatakan bukan sebagai penyebab kecelakaan termasuk dalam hal inipara penumpang kendaraan bermotor dan sepeda motor pribadi. Korban tabraklari juga akan mendapat santunan namun terlebih dahulu dilakukan penelitian ataskebenaran kasus kejadian.‘’Berapa besar santunan yang akan diberikan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>? Untuk korbanmeninggal dunia akibat kecelakaan darat dan laut akan diberikan santunan sebesarRp25 juta. Khusus kecelakaan yang menggunakan transportasi udara akan diberikansantunan sebesar Rp50 juta. untuk cacat tetap bagi angkutan darat dan laut maksimalsantunan Rp25 juta. Dan maksimal Rp50 juta bagi pengguna angkutan udara. <strong>Jasa</strong><strong>Raharja</strong> juga menanggung biaya perawatan korban kecelakaan pada angkutan daratdan laut dengan jumlah biaya perawatan yang bisa diklaim maksimal Rp10 juta danmaksimal Rp25 juta untuk angkutan udara. Serta masing-masing Rp2 juta untukbiaya pemakaman bagi yang tidak ada ahli waris dan nominal ini berlaku untukjenis angkutan darat, laut dan udara. Untuk perawatan bagi korban kecelakaan lalulintas bisa langsung mendatangi rumah sakit yang sudah bekerja sama dengan <strong>Jasa</strong><strong>Raharja</strong>. Keluarga korban tidak perlu susah lagi cukup menghubungi petugas rumahsakit pasti akan langsung dilayani,’’ tambah Kasubbag Humas <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> CabangRiau, Eko Supriyatno.


Kemudahan yang diberikan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Cabang Riau dalam pelayananpenggurusan dan pembayaran klaim dirasakan langsung oleh masyarakat Riauterutama keluarga korban yang pernah menggurus pembayaran klaim di Kantor <strong>Jasa</strong><strong>Raharja</strong>. Seperti diungkapkan Ilham (33) warga Pekanbaru, yang mengaku mendapatkemudahan dalam penggurusan pembayaran klaim <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>. Belum lama ini,pria yang berprofesi sebagai karyawan swasta ini mendatangi Kantor <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>Cabang Riau yang berlokasi di Jalan Jenderal Sudirman Nomor 285 Pekanbaruuntuk menggurus klaim biaya perawatan keluarga yang mengalami kecelakaan lalulintas.Dalam pada itu, pengamat transportasi Riau, Ir. Adji S. Panatagama memaparkankegiatan sosialisasi keselamatan lalu lintas merupakan salah satu upaya pencegahanterjadinya kecelakaan lalu lintas. Walau tidak bisa diketahui seberapa besar tingkatkeberhasilan dari sebuah sosialisasi untuk menggugah kesadaran pengguna jalan akanpentingnya tertib berlalu lintas, namun setidaknya sudah dilakukan upaya nyata.Agar upaya tersebut tujuannya tepat sasaran perlu dilakukan pengabungan sosialisasidengan praktik lapangan.Sosialisasi ini berhasil tak lepas dari peran Humas. Bagian ini sebagai ujungtombak sekaligus corong perusahaan dalam menciptakan tugas dan fungsi <strong>Jasa</strong><strong>Raharja</strong> di mata masyarakat sehingga menjadi terbaik. Ini juga didasari kenyataanmiris, pemahaman masyarakat akan fungsi dan keberadaan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> masih dibawah 50 persen. Walau perusahaan terus gencar melakukan beberapa langkahsebagai wujud service excellent.‘’Kecelakaan lalu lintas itu bisa diibaratkan bak mesin monster pembunuh di jalanraya. Tapi sayang walau Vangka kecelakaan lalu lintas cukup tinggi terutama korbanmeninggal dunia beritanya tidak seheboh kasus flu burung,’’ tegasnya.DAERAH TERPENCIL: Dengan menunggangi kuda pegawai <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> mendatangi rumah korban kecelakaanlalu lintas yang jauh dan sulit dijangkau untuk membayarkan santunan.67


<strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> dan Perannyadalam KeselamatanBertransportasi di IndonesiaAminudin Azizwww.seputarnusantara.comKeselamatan bertransportasi di Indonesia merupakan salah satu tujuandan program yang dilaksanakan oleh <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>. <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> selaluberupaya untuk ”menciptakan rasa aman, tertib, lancar, nyaman danselamat dalam berkendaraan.”Dengan semakin padatnya arus lalu lintas jalan raya di Indonesia, membawakonsekuensi logis terhadap tingginya angka kecelakaan lalu lintas.Kecelakaan lalu lintas jalan raya sangat berdampak sistemik terhadapperekonomian keluarga dan akan menciptakan kemiskinan secara sistematis.Pemerintah Australia-pun turut prihatin atas banyaknya korban jiwa akibatrendahnya tingkat keselamatan jalan di Indonesia. Bila masalah keselamatan jalanitu tidak segera diperbaiki, jumlah korban akan terus bertambah.Menurut Menteri Infrastruktur dan Transportasi Australia, Anthony Albanese,Pemerintah Australia mempelajari bahwa terdapat sekitar 40.000 korban tewas danlebih dari satu juta orang terluka akibat kecelakaan lalu lintas di Indonesia terjadisetiap tahun. Kecelakaan lalu lintas itu terkait erat dengan keselamatan di jalan.Apabila tidak ada tindakan yang nyata, maka diduga korban kecelakaan lalulintas akan meningkat hingga 50.000 jiwa setiap tahunnya. Itu merupakan angkayang sangat luar biasa dan mengakibatkan kerugian ekonomi dan SDM (SumberDaya Manusia) yang sangat besar. Dia juga mengatakan bahwa keselamatan jalanmerupakan isu penting bagi kedua negara ( Indonesia dan Australia ).Keselamatan jalan memiliki dampak ekonomi yang sangat signifikan diIndonesia. Studi yang telah dilakukan oleh Bank Pembangunan Asia pada tahun2004 mengungkapkan bahwa biaya dari seluruh kecelakaan yang terjadi di Indonesiamencapai 2.9 persen dari total pendapatan per kapita. Indonesia pun masihkekurangan tenaga ahli yang memiliki kemampuan khusus untuk mengidentifikasidan memperbaiki masalah keselamatan jalan.Oleh karena itu, untuk menekan jumlah kecelakaan bertransportasi di Indonesia,68


<strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> selalu mensosialisasikan kepada orang terdekat, keluarga, lingkungandan seluruh masyarakat Indonesia tentang bagaimana cara berlalu lintas yang baikdan benar serta betapa pentingnya keselamatan berlalu lintas.Di samping itu, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> juga sangat intensif menginformasikan kepadamasyarakat bahwa korban yang ditabrak oleh kendaraan bermotor seperti pejalankaki, pengendara kendaraan tidak bermotor dan tabrakan dua kendaraan bermotormendapat santunan dari <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> jika korban mengalami luka-luka, cacat atausampai meninggal dunia.Seluruh pengguna moda transportasi baik darat, laut maupun udara berada dalamjaminan Undang-Undang No. 33 dan 34 Tahun 1964, dimana penumpangnyatelah membayar Iuran Wajib bersamaan ongkos / tiket angkutan. Sehingga seluruhpenumpang dalam jaminan dan berhak atas dana santunan sesuai ketentuan yangberlaku. Jumlah santunan meninggal dunia yang dibayarkan sebesar Rp25 Juta.Sedangkan bagi korban yang luka-luka <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> akan mengganti biaya perawatankorban maksimal Rp10 Juta untuk masing-masing korban.Besarnya santunan sesuai dengan UU No. 33 & 34 tahun 1964, ditetapkanberdasarkan Peraturan Menteri Keuangan RI No. 36/PMK.010/2008 dan 37/PMK.010/2008 tanggal 26 Februari 2008 :Jenis SantunanAngkutan UmumDarat/LautUdaraMeninggal Dunia Rp 25.000.000,- Rp 50.000.000,-Catat Tetap (maksimal) Rp 25.000.000,- Rp 50.000.000,-Biaya Rawatan (maksimal) Rp 10.000.000,- Rp 25.000.000,-Biaya Penguburan Rp 2.000.000,- Rp 2.000.000,-<strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pemegang amanahpengelola program asuransi sosial berdasar pada UU No.33 Tahun 1964 Jo PP No.17Tahun 1965 tentang Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang. Dan UUNo.34 Tahun 1964 Jo PP No.18 Tahun 1965 tentang Dana Kecelakaan Lalu LintasJalan.Kini, di usianya yang ke-50 tahun, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> masih terus meningkatkankerja sama dengan berbagai rumah sakit dan pihak kepolisian, untuk mencegah/mengurangi risiko kecelakaan yang mungkin terjadi dan berdampak fatal padakorban.Meraih pelayanan yang berkualitas merupakan impian setiap lembaga/institusiyang melaksanakan program pelayanan kepada masyarakat. Demikian pula denganapa yang dilakukan oleh <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>. Dalam HUT Emasnya (50 Tahun) <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>selalu memberikan pelayanan yang maksimal kepada masyarakat, khususnya kepadapara korban kecelakaan lalu lintas jalan.Untuk mewujudkan impian tersebut, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> terus berupaya melakukanperbaikan dan penyempurnaan layanan, yang salah satunya adalah dengan terusmensosialisasikan peran dan fungsi <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> sebagai perusahaan asuransikecelakaan lalu lintas jalan.Disadari betul bahwa ketersediaan SDM (Sumber Daya Manusia) yang berkualitas69


merupakan hal yang paling utama dalam melakukan pelayanan yang prima kepadamasyarakat, serta ketersediaan kantor pelayanan juga turut mendukung mewujudkanimpian tersebut.Sebagai contoh Peranan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Dalam Keselamatan Bertransportasi diIndonesia, pada 2 Maret 2010 <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Ternate menyerahkan bantuan operasionalkepada Direktur Lalu Lintas Polda Maluku Utara bertempat di halaman Polda Malutdisaksikan langsung Kapolda Maluku Utara Brigjen Polisi Drs.Fajar Prihantoro danDirektur Lalu Lintas Polda Maluku Utara AKBP Edi Yudianto.Bantuan yang diserahkan berupa 2 motor kawasaki trail, 30 trafic cone, 11 setjas hujan, 35 senter dan 65 rompi. Pada kesempatan tersebut Kapolda MalukuUtara menyampaikan terima kasih atas peran sertanya dalam pencegahan danpenanggulangan kecelakaan lalu lintas di Maluku Utara.Contoh lain <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> dalam upaya pencegahan terjadinya kecelakaan lalu lintasdi Wilayah Hukum Polres Banyumas. Kepala <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Perwakilan Purwokerto,Rudi Julianto, SE, QIA didampingi PJ. Pelayanan, Susilo, A.Md secara simbolismenyerahkan bantuan sarana penanggulangan kecelakaan kepada Satlantas PolresBanyumas, yang diterima oleh Kaur Bin Ops Lantas Polres Banyumas, Iptu. Pol.Muhayat dan disaksikan Kanit Laka Iptu. Pol. Sukarwan, Rabu (10/02/10).Bantuan sarana penanggulangan kecelakaan yang diserahkan oleh <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>kepada Polres Banyumas antara lain: traffic cone, senter, rompi, serta jas hujan, yangdiharapkan dapat menunjang dan mendukung tugas anggota satuan lalu lintas PolresBanyumas dalam menangani permasalahan lalu lintas di Wilayah Hukum PolresBanyumas. Dan masih banyak lagi kegiatan atau bantuan yang diberikan oleh <strong>Jasa</strong><strong>Raharja</strong> dalam rangka keselamatan bertransportasi di Indonesia.BERPERAN NYATA: Dirut <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Diding S. Anwar, didampingi Direktur Operasional Budi Setyarso,menyerahkan secara simbolis 50 unit sepeda motor kepada Korlantas Babinkam Polri.70


Peran <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Bangun Keselamatan BerkendaraBagi-bagi Helm, Marka Jalan,hingga AmbulansMargaret SaritaTribune KaltimAngka kecelakaan lalu lintas di jalan raya terus meningkat dari tahunke tahun. Pembayaran klaim asuransi pada korban laka lantas pun ikutbergerak naik. Tahun ini saja, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Cabang Kalimantan Timur telahmembayarkan klaim hampir Rp21 miliar (data November 2010). Naiksekitar Rp400 jutaan dibanding tahun 2009 yang hanya Rp20,6 miliar. Dandari jumlah pembayaran klaim tersebut, sekitar 74 persennya diserap olehkorban pengendara roda dua.Melihat peningkatan angka yang terus-menerus itu, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> CabangKaltim melakukan beragam kegiatan sosialisasi juga pemberian bantuan.Untuk membangun kesadaran masyarakat, terutama pengguna kendaraan,terhadap keselamatan saat berkendara. Hal ini diharapkan mampu menekan angkalaka lantas.Kegiatan yang dilakukan dalam kurun tahun 2010 ini, menurut Kepala Cabang<strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Kaltim, Sulaiman adalah dengan sosialisasi ke sekolah-sekolah maupuninstansi hingga perguruan tinggi. “Kami bekerja sama dengan pihak kepolisianuntuk menggelar sosialisasi di segala sektor, baik pada para pekerja, pelajar hinggamahasiswa tentang pentingnya memperhatikan keselamatan saat berkendara.Sosialisasi tak hanya diisi dengan pengarahan, tetapi juga diskusi berhadiah. Agarsuasana lebih hidup. Harapannya, agar para pengendara terutama pengguna rodadua yang mengikuti sosialisasi, mengerti akan risiko saat berkendara, bila tidakmemperhatikan keselamatan berkendara,” ungkap Sulaiman.Dalam kegiatan sosialisasi, tidak hanya mengingatkan soal pentingnya penggunaanhelm berstandar SNI saat berkendara, tetapi juga melengkapi kendaraan dengan duaunit kaca spion, lampu dan surat-surat kendaraan.Bahkan soal helm, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Kaltim juga sempat membagi-bagikan tak kurangdari 1.000 helm standar kualitas SNI bagi para pengendara motor, sebanyak duakali kegiatan. Pada bulan Juli lalu dan Desember ini. Bagi-bagi helm dirangkaikan71


72dengan kegiatan safety riding yang bekerja sama pula dengan aparat Satlantas PolresBalikpapan. “Penggunaan helm SNI sangat penting untuk keselamatan pengendara.Helm yang baik dapat melindungi kepala dengan baik pula. Dari situ, paling tidakkita bisa meminimalisir angka kecelakaan yang berakibat kematian. Karena, angkakematian dari laka lantas, rata-rata diakibatkan luka di kepala,” ujar Sulaiman.Dari sosialisasi dan bagi-bagi helm, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> juga membantu aparat kepolisiandi Kaltim, dengan menyumbangkan marka jalan dan ambulan. Awal Desember lalu,Dirut <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Diding S. Anwar langsung menyerahkan bantuan berupa 45 unitpapan barikade, 90 unit traffic cone dan satu unit mobil ambulans pada KapoldaKaltim Irjen Pol. Mathius Salempang.Ambulans bantuan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> dilengkapi fasilitas pertolongan pertama padakecelakaan. Seperti alat medis, tabung oksigen, air panas, tandu juga alat pemadamtangan. “Bantuan ambulan sengaja diberikan, agar aparat yang mendapat laporanadanya peristiwa laka lantas bisa langsung melakukan pertolongan pertama danmembawa korban ke rumah sakit terdekat. Tentunya berbeda bila aparat harusmenunggu ambulan dari rumah sakit, dibanding datang dan membawa ambulanssendiri ke tempat kejadian peristiwa. Korban laka lantas bisa lebih cepat tertangani,”ujar Sulaiman.Selain itu, bagi aparat Satlantas yang berjaga di malam hari, juga mendapatbantuan berupa rompi lalu lintas. Jumlahnya tak tanggung-tanggung, mencapai1.045 lembar rompi. “Selain masyarakat, kita juga membantu fasilitas aparat lalulintas kita yang bertugas di jalan. Rompi lalu lintas yang bisa terlihat di kegelapan,menandakan ada petugas yang sedang berjaga. Masyarakat pun menjadi lebih awasdengan adanya petugas jaga,” kata Sulaiman.Bagi para korban laka lantas, Sulaiman pun memastikan pembayaran klaimasuransi tidak lebih dari H+7 peristiwa laka lantas meninggal. Yang penting, pihakahli waris melengkapi prosedur pencairan dana asuransi. Mulai dari KTP almarhum,keterangan dan laporan aparat kepolisian serta keterangan dari lurah dan RT setempat.“Kita berkomitmen pembayaran klaim dapat dilakukan maksimal H+7 peristiwakecelakaan. Maunya lebih cepat dari itu. Sejauh ini, kami bisa melakukannya hinggaH+6. Yang penting, berkas yang dilampirkan ahli waris lengkap. Berkas bukanuntuk menyulitkan, tetapi agar tidak ada klaim atau gugatan dari pihak lain,” ujarSulaiman.


<strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Bangun Kesadaranterhadap KeselamatanBertransportasiBuskemal ZarolParlementaria BengkuluSetengah abad merupakan usia yang cukup panjang dan telah melaluiberbagai ujian rintangan dan tantangan yang membuat <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>mengalami kematangan berkat tempaan pengalaman.Kematangan itu terlihat dari peran yang diberikan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> dalampembangunan nasional, tidak lagi sekadar memberikan santunan kepadapara korban kecelakaan dalam bertransportasi, tetapi lebih dari itu yaitu ikutmembangun kesadaran publik terhadap keselamatan bertransportasi.Pihak <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> sebagai pihak yang berhubungan erat dengan penanganankecelakaan lalu lintas khususnya dalam hal pemberian santunan, ikut prihatin atasbanyaknya korban kecelakaan dalam bertrasportasi disebabkan rendahnya kesadaranmasyarakat terhadap keselamatan bertransportasi. Setiap hari, setiap jam, setiap menitbahkan setiap detik korban meninggal dunia dengan sia-sia di jalan raya, di angkutansungai, di laut dan di udara. Mayoritas penyebabnya adalah lantaran kurangnyakesadaran atas keselamatan bertransportasi, terutama transportasi di jalan raya.Pembangunan kesadaran masyarakat terhadap keselamatan bertransportasidiwujudkan dalam bentuk upaya sosialisasi aktif guna membudayakan tertib berlalulintas di jalan raya. Upaya membangun kesadaran berlalu lintas ini dilakukan denganmenggugah kesadaran komunitas dalam event apel akbar, pembagian helm SNI secaragratis kepada masyarakat yang cinta terhadap tertib berlalu lintas, road show kendaraandengan tajuk sadar tertib berlalu lintas, talk show kesadaran berlalu lintas di televisi,dialog interaktif di radio tentang kesadaran bertransportasi, penyuluhan-penyuluhan,pemasangan billboard dan pemasangan spanduk termasuk dalam bahasa daerah (lokal)yang materinya tentang sosialisasi tertib berlalu lintas, info media tentang pentingnyatertib berlalu lintas dan sebagainya.Di samping itu ada lagi upaya lain untuk menumbuhkan kesadaran masyarakatdalam berlalu lintas seperti Pos Pelayanan Lebaran dan pelayanan simpatik lainnyaseperti memberikan pelayanan kesehatan kepada penumpang bus antarkota dalam73


provinsi atau antarprovinsi yang tujuannya memberikan waktu beristirahat bagisopir selama pelayanan kesehatan cuma-cuma kepada penumpang sehingga ketikamelanjutkan perjalanan pihak sopir merasa segar kembali untuk membawa kendaraanumum yang disopirinya.Memang tidak mudah membangun kesadaran masyarakat dalam bertransportasikhususnya berlalu lintas di jalan raya, namun tidak perlu berkecil hati karena dengankesungguhan tekad untuk ikut menciptakan tertib berlalu lintas, maka masyarakatakhirnya akan merasa malu jika melakukan pelanggaran di jalan sekecil apapun.Pengendara juga akan merasa bersalah kalau tidak memasang seat belt atau menguncihelm sehingga berbunyi klik.Kebiasaan Tidak DisiplinSebelum membicarakan pentingnya upaya membangun kesadaran bertransportasikhususnya berlalu lintas di jalan raya perlu melihat tradisi masyarakat kita yang sukakurang disiplin dalam berlalu lintas. Mereka biasa mengabaikan keselamatan merekadisebabkan kurangnya kesadaran terhadap manfaat keselamatan berlalu lintas.Setidaknya ada tiga kebiasaan buruk (tidak disiplin) masyarakat dalam memakaijalan raya. Pertama, kebiasaan tidak memenuhi kelengkapan kendaraan seperti lampudepan (sorot/tembak), lampu sen kiri-kanan, kaca spion, rem dan lain-lain. Kedua,kebiasaan tidak melengkapi surat menyurat dalam mengemudi, seperti BPKB, STNKdan SIM. Ketiga, kebiasaan tidak mematuhi tata-tertib berlalu lintas seperti tidakmemakai helm standar, menerobos rambu-rambu lalu lintas, mendahului kendaraanlain tidak pada jalurnya, suka melakukan kebut-kebutan di jalan umum, tidakmemanfaatkan kelengkapan kendaraan sebagaimana mestinya dan lain sebagainya.Kebiasaan tidak disiplin tersebut sebagai latar belakang penyebab seseorang menjadicelaka di jalan raya dapat digambarkan secara gamblang sebagai berikut:Kebiasaan pertama tidak memenuhi kelengkapan kendaraan seperti tidakmelengkapi kendaraan dengan lampu depan (sorot/tembak), lampu sen, kaca spion,rem dan lain-lain menyebabkan lawan (di malam hari) tidak melihat kehadirankendaraan tanpa lampu sehingga sering terjadi kecelakaan adu kambing. Tanpa lampusen tiba-tiba pengemudi berbelok sehingga lawan kelabakan dan terjadilah tabrakan,apalagi tanpa kaca spion sehingga lawan di belakang tidak terlihat. Diperparah lagi remkurang bagus menyebabkan kendaraan sulit dihentikan sehinga bertabrakan.Kebiasaan kedua tidak melengkapi kendaraan dengan surat-menyurat membuatsuasana batin berkendara tidak nyaman, takut kalau-kalau terkena razia. Biasanya laridari hadapan petugas dan petugas melakukan pengejaran. Atau meskipun petugastidak mengejar tetapi kebetulan searah disangka mengejar dan lari. Akibat kencangnyamelarikan kendaraan terjadilah kecelakaan lalu lintas.Kebiasaan ketiga tidak mematuhi tata tertib berlalu lintas seperti tidak memakaihelm atau memakai helm tapi tidak standar, begitu terjadi kecelakaan dan kepalaterbentur, lukanya menjadi parah dengan darah berceceran dan sangat membahayakandibanding pakai helm standar SNI seat belt atau mengunci helm sehingga berbunyiklik. Kebiasaan menerobos rambu-rambu lalu lintas misalnya lampu rambu-rambusudah merah tetapi masih diterobos, sehingga lawan yang juga tidak sabar membuatterjadinya kecelakaan. Kemudian kebut-kebutan dan mendahului kendaraan lain74


tanpa perhitungan atau salah jalur maka besar sekali risikonya terhadap keselamatanbertransportasi. Lebih parahnya lagi, kebiasaan tidak memanfaatkan kelengkapankendaraan seperti lampu depan sebenarnya ada dan nyala tapi dimatikan untukmode atau gengsi-gengsian (biasanya ABG-anak baru gede) ini membuat lawan ataukendaraan lain gugup atau kelabakan sehinga terjadi kecelakaan.Mengapa semua itu terjadi? Mengapa orang tidak memenuhi kelengkapankendaraan, tidak melengkapi surat menyurat dalam mengemudi, tidak mematuhitata tertib berlalu lintas atau tidak menggunakan kelengkapan kendaraan yang sudahdimiliki?Semua itu terjadi karena kesadaran masyarakat terhadap keselamatan dirinyaketika berada di jalan raya belum terbangun. Kesadaran itu terbangun tentu ketikamasyarakat memiliki pengetahuan tentang tata tertib berlalu lintas berikut akibatyang ditimbulkan ketika ketertiban itu dilanggar. Bahwa kecelakaan di jalan raya yangmenimbulkan banyak korban luka-luka dan korban jiwa (meninggal dunia) adalahlantaran masyarakat melanggar ketertiban lalu lintas.Untuk menumbuhkan dan membangun kesadaran masyarakat terhadapkeselamatan dirinya di jalan raya itu masyarakat perlu mendapatkan pengetahuanpraktis bagaimana cara menjaga keselamatan diri di jalan raya. Tetapi siapakah yangakan mengambil peran tersebut agar masyarakat mengerti?Gelar Apel dan Road ShowPeran serta inilah yang selama ini dilakoni oleh <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>, biasanya bekerja samadengan pihak Kepolisian dan Perhubungan untuk membuat kegiatan sosialisasi kepadamasyarakat dalam bentuk apel besar dan road show.Sosialisasi UU No.22 Tahun 2009, khususnya tentang pemakaian helm SNIdan klik byar terus digalakkan jajaran kepolisian. Berdasarkan data dari Kepolisianmenunjukan bahwa korban kecelakaan lalu lintas dengan luka di bagian kepala akibatterbentur ke badan jalan cukup menonjol didominasi pelajar dan mahasiswa.Dari sisi kultur belum terlihat pola berlalu lintas yang aman, dan kurang salingmenghargai sesama pengguna jalan. Oleh karena itu Kepolisian dan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>merasa perlu untuk mensosialisasikan budaya tertib berlalu lintas di jalan raya denganpenggunaan helm SNI dan klik byar kepada masyarakat.Langkah sosialisasi ini biasanya dilakukan dengan menggelar apel besar dan roadshow di tempat strategis melibatkan masyarakat Pecinta Tertib Berlalu lintas dariseluruh unsur seperti pemerintahan sipil dan militer, PNS, pemuda, pelajar, mahasiswa,tukang ojek, klub motor dan unsur masyarakat luas. Dalam event seperti tersebut diatas diharapkan menjadi momentum untuk menanamkan kesadaran, kedisiplinan dankecintaan berlalu lintas masyarakat.Pada kegiatan tersebut, pejabat yang berkompeten hadir seperti dari kepolisianmemberikan pencerahan bahwa keberhasilan membangun keselamatan bertransportasi,bukan saja tugas pemerintah dan instansi terkait sebagaimana diatur UU No. 22 tahun2009, tapi juga tugas kita bersama, kesadaran pribadi kita masing-masing memberikankontribusi berarti.Pimpinan Kepolisian mengharapkan semua lapisan masyarakat sama-samamembenahi diri mulai dari pengendara dan yang dibonceng menggunakan helm SNI75


dengan benar dan menyalakan lampu di siang hari, hingga aparat penegak hukum,serta instansi terkait lainnya. Semua harus sadar bahwa tingkat kecelakaan lalu lintassudah sangat memprihatinkan. Kelalaian sekecil apapun bisa berakibat fatal.Dalam kesempatan seperti itulah <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> bekerjasama dengan Kepolisianmembagikan helm SNI kepada yang disebut sebagai masyarakat pecinta tertib berlalulintas. Hal itu dilakukan mengingat kematian akibat kecelakaan lalu lintas sudah sangatmemprihatinkan dan guna mengurangi fatalitas kematian akibat kecelakaan.Rutin Melakukan Sosialisasi<strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>, sebagai satu-satunya pelaksana asuransi sosial kecelakaan lalu lintasdan penumpang umum, memang terus mengembangkan fungsi dan peranannyadi masyarakat dengan melakukan sosialisasi yang tak pernah henti dan telah diakuibanyak pihak.<strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> sudah bertahun-tahun bekerja sama membantu tugas-tugas kepolisiandan perhubungan seperti memberikan rompi, traffic cone dan lain-lain serta pemasanganspanduk imbauan. Sasaran akhir adalah sekecil mungkin risiko kecelakaan. Ujungtombak dalam penanganan kecelakaan itu adalah Kepolisian.Bekerja sama dengan kepolisian dan Perhubungan, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> melaksanakanrutinitas sosialisasi dalam membangun kesadaran masyarakat terhadap keselamatanberlalu lintas. Yang menjadi sasaran utama adalah kalangan kawula muda yang palingbanyak menjadi korban kecelakaan lalu lintas di jalan raya.Bahkan sosialisasi dilakukan secara dini kepada anak-anak TK sampai pelajar,mahasiswa serta masyarakat luas dan umumnya mendapat respons luar biasa. Masyarakatyang pada awalnya tidak perduli, menjadi tergugah untuk turut mengedepankankeselamatan.Di samping melakukan sosialisasi kepada anak-anak TK, pelajar dan mahasiswaserta berbagai lapisan masyarakat secara langsung (tatap muka), <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> juga tidakhenti-hentinya melakukan cara imbau tidak langsung melalui talk show di televisi danacara interaktif di radio.Begitu juga kegiatan pemasangan spanduk-spanduk dan sebagian di antaranyadisampaikan dengan bahasa daerah setempat (lokal) agar timbul kesan dan pengertianyang lebih mendalam tentang pentingnya keselamatan berlalu lintas di jalan raya.Juga pemasangan billboard di tempat-tempat strategis dan pemasangan rambu-rambuperingatan lalu lintas di tempat-tempat rawan kecelakaan di sepanjang jalur kendaraanumum.Di samping itu <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> juga memberikan peranan dalam membangunkesadaran masyarakat terhadap keselamatan bertransportasi melalui informasiinformasidi berbagai media cetak dan media online.<strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> yang berdiri pada 1 Januari 1961 dan bertugas mengemban pelaksanaanUU Nomor 33 dan 34 tahun 1964 memang satu-satunya pelaksana asuransi sosialkecelakaan lalu lintas dan penumpang umum, merupakan satu-satunya asuransi sosialdalam hal memberikan perlindungan dasar.Diakui, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> memang terus mengembangkan fungsi dan peranannyadi masyarakat dengan gigih dan berkesinambungan terus membangun kesadaranmasyarakat terhadap keselamatan bertransportasi. Secara tak langsung <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>76


sebetulnya telah berperan sebagai salah satu ‘guru bangsa’ dalam bertransportasi, yangmengajarkan pentingnya keselamatan di jalan raya.Oleh sebab itu, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> yang akan berulang tahun ke-50 pada 1 Januari 2011semakin dewasa dalam kematangan pengalamannya memberikan yang terbaik untukmasyarakat. Semoga <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> semakin dekat di hati masyarakat Indonesia. <strong>Jasa</strong><strong>Raharja</strong>ku… Dirgahayu!PANTAU ARUS MUDIK: Sudah menjadi rutinitas <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> untuk melakukan pemantauan arus mudik Lebaran.Tampak Dirut <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Diding S. Anwar tengah memeriksa data pasien yang berkunjung ke Posko KesehatanGratis <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> di Pelabuhan Merak Banten.77


Pelajar Dapat Ratusan Helm SNIGratis dari <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>,Dukung Safety RidingDidiet Rahma AdityaRadar SukabumiTidak hanya berjasa dalam skala nasional, kearifan lokal juga diperlihatkan<strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> yang ada di daerah-daerah. Salah satunya Kantor Perwakilan<strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Sukabumi. Rupanya berbagai program dalam rangkameningkatkan kepeduliaan dan membangun kesadaran publik khususnyadi bidang keselamatan berlalu lintas banyak dilakukan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>Sukabumi.Apa saja program yang dimaksud? Kepala Perwakilan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Sukabumi,Puryanto menyebutkan salah satunya pernah melakukan sosialisasi kepadapelajar. “Dari April 2010 sampai sekarang kami kerap melakukan road showto school ke sekolah-sekolah) dalam rangka mengajak pelajar untuk meningkatkankualitas safety riding atau keselamatan berkendara di jalan raya,” sebutnya kepadaRadar Sukabumi.Sosialisasi ini, sambung Puryanto, bentuknya pemberian helm standar yangmengingatkan pelajar untuk selalu mengenakannya jika berkendara. “Sesuai Undang-Undang 22 Tahun 2009 bahwa keselamatan berlalu lintas demi mengantisipasikecelakaan perlu diperhatikan. Salah satu bentuk perhatian tersebut kami mengajakpelajar untuk melengkapi dirinya dengan helm Standar Nasional Indonesia (SNI)jika berkendara,” katanya. Sosialisasi ini sudah menyentuh ke sejumlah SMA, diantaranya SMAN 1, SMAN 3, dan SMAN 4.Pelajar dan pihak sekolah pun menyambut antusias pemberian helm SNI ini.“Helm SNI yang kami berikan cuma-cuma kepada pelajar jumlahnya mencapai120,”sebutnya yang juga didampingi Penanggung Jawab Pelayanan Klaim <strong>Jasa</strong><strong>Raharja</strong> Perwakilan Sukabumi, Toif Riyanto. Banyak sambutan positif yangdisampaikan pihak sekolah terhadap sosialisasi kesadaran berlalu lintas bagi pelajar.Salah satunya datang dari Kepala SMAN 4 Kota Sukabumi, Pipid Hudaya yangmengatakan bahwa pelajar penting dibekali pengetahuan tentang safety riding ataukeselamatan dalam berkendara sejak dini. “Tidak banyak generasi muda yang ugal-78


ugalan di jalan. Mereka sering ngetrek liar ketika berkendara. Pada diri mereka sendiritidak memperhatikan kaidah kesadaran berlalu lintas. Dengan adanya sosialisasisadar lalu lintas memberikan nilai plus bagi pelajar untuk ingat selalu keselamatanketika berkendara,” bijaknya.Sama halnya dikatakan oleh Puryanto, niat <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> memberikan helm SNIsecara gratis semata-mata punya tanggung jawab terhadap keselamatan generasimuda, khususnya di jalan raya. “Kalau sekarang generasi muda dalam hal ini pelajarsudah dibekali pentingnya penggunaan helm SNI maka ketika dewasa nanti menjadikebiasaan positif dalam berlalu lintas,” terangnya kembali. Diharapkan Puryantountuk ke depannya sosialisasi kesadaran berlalu lintas bagi pelajar tidak hanyaterlepas di 2010. “Di tahun-tahun berikutnya juga harus digalakkan. Bahkan, kitasiap bantu kepolisian mensosialisasikan keselamatan berlalu lintas hingga tingkatanak-anak sekalipun,” harapnya optimis. Sosialisasi meningkatkan kesadaran publikdalam rangka keselamatan berlalu lintas tidak hanya bagi pelajar. Beberapa waktulalu, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> juga turut mendukung acara yang diselenggarakan Polres SukabumiKota dan Pemerintah Kota Sukabumi yang dihadiri langsung Wali Kota Sukabumi,Muslikh Abdussyukur, Ketua DPRD Kota Sukabumi, Aep Saepurrahman, KapolresSukabumi Kota, AKBP Anwar, juga dihadiri langsung Kepala Perwakilan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>Sukabumi, Puryanto. Kerja sama yang ditunjukkan unsur Muspida Kota Sukabumiini adalah dengan membagi-bagikan helm Standar Nasional Indonesia kepadapengguna kendaraan yang melintas Jalan Perintis Kemerdekaan Kota Sukabumisecara cuma-cuma.“Kerja sama yang dipupuk unsur Muspida dengan Pemerintah Kota Sukabumidirasakan besar manfaatnya. Ini merupakan kegiatan positif yang juga kamidukung,”katanya. Sementara itu, sosialisasi safety riding atau keselamatan berkendaradi jalan raya merupakan tujuan yang bukan tidak ada maksud. Berdasarkaninformasi yang didapat dari Kantor Perwakilan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Sukabumi bahwakorban kecelakaan yang telah mendapat santunan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Sukabumi terusbertambah. Puryanto menyebutkan pada 2009 untuk kecelakaan yang dijelaskandalam Undang-Undang Nomor 33 Tahun 1964 jumlah klaimnya Rp168.667.935.Di 2010, klaim korban kecelakaan berdasarkan UU tersebut ternyata naik menjadiRp367.538.844. Sedangkan klaim korban berdasarkan UU 34 Tahun 1964 di 2009jumlahnya Rp13.136.447.062. Pada 2010 sampai data terakhir klaim korban naikmenjadi Rp13.774.611.304. “Ini berarti korban kecelakaan lalu lintas jalan raya di2010 meningkat dibanding 2009. Sehingga, kita perlu meningkatkan kewaspadaandalam berkendara,”bijaknya.79


Kesiapan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> di Mudik Lebaran 2010Intensifkan Kerja Sama Polisi danRS dalam Mendata KecelakaanSri SumarniRadar SukabumiMenjelang Idul Fitri 1431 H (2010), <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Perwakilan Sukabumisejalan dengan program kegiatan yang dilaksanakan Kantor Pusat <strong>Jasa</strong><strong>Raharja</strong>, melakukan beberapa kegiatan sosial kemasyarakatan. Jugamelaksanakan PAM Lebaran untuk memonitor data korban kecelakaanlalu lintas selama H-7 sampai H+7 dan proses pembayaran santunankepada korban dan ahli warisnya.Selain bekerja sama dengan terminal (Dinas Perhubungan, Red.), rumah sakityang ada di Sukabumi dan pihak kepolisian tentunya. Pembayaran dana santunankepada korban kecelakaan lalu lintas jalan dan penumpang umum yang terjadipada H-7 dan H+7 akan direalisir sesegera mungkin melalui mekanisme jemput bola,pada prinsipnya <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Perwakilan Sukabumi selalu siaga memberikan pelayananterbaiknya kepada masyarakat.Penanggung Jawab Pelayanan Klaim <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Perwakilan Sukabumi, ToifRiyanto menandaskan, pihaknya berupaya semaksimal mungkin untuk menekan angkakecelakaan lalu lintas, pada mudik Lebaran 2010, diharapkan tingkat kecelakaan semakinmenurun.Sebagai upaya pencegahan kecelakaan, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> memasang spanduk imbauan/papan pringatan lalu lintas yang dipasang di jalan-jalan umum dan tempat lainnya yangada di wilayah Sukabumi. Upaya pencegahan kecelakaan lalu lintas terus diupayakan <strong>Jasa</strong><strong>Raharja</strong> bersama kepolisian.Seperti tahun-tahun sebelumnya, sebagai antisipasi arus mudik dan balik. Perwakilan<strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Sukabumi, mempersiapkan pos dan petugasnya untuk melakukan pendataanterkait jumlah kecelakaan dan korbannya sejak H-7 hingga H+7. “Petugas kami akanbergerak secara mobile ke Polres dan seluruh rumah sakit untuk mendata,” kata ToifRiyanto kepada Radar Sukabumi saat ditemui di ruang kerjanya, kemarin.Menurutnya, persiapan yang dilakukan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Sukabumi sudah merupakanagenda rutin setiap tahunnya. Dimana nantinya untuk posko pelayanan dibuka di80


Kantor Perwakilan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Sukabumi, dengan jumlah petugas seluruhnya sekitar15 orang. “Nantinya setiap hari ada 3 orang petugas yang piket, dan melayani selama 24jam,” ujarnya.Lebih lanjut Toif menjelaskan, pada saat arus mudik dan balik menjelang hari rayaIdul Fitri. Biasanya jumlah kecelakaan semakin meningkat dibandingkan hari-hari biasa.Untuk itu pihaknya, bekerja sama dengan aparat Polres Sukabumi Kota terus melakukankoordinasi untuk memantau arus mudik dan balik.Bahkan sebagai bentuk pelayanan terhadap masyarakat yang ingin mengurus klaimasuransi kecelakaan. Pihak <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Perwakilan Sukabumi, tetap buka di saat IdulFitri. Sedangkan untuk pembayaran klaim, akan dilakukan mengikuti jadwal bankberoperasional kembali.Berdasarkan data yang diperoleh dari <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Perwakilan Sukabumi, jumlahsantunan kecelakaan yang telah dibayarkan terhitung sejak Januari hingga Juli 2010,mencapai Rp9.115.600.416.00. “Di antaranya, santunan untuk korban meninggalsekitar Rp6.932.500.000, luka berat Rp1.982.439.467, luka ringan Rp78.160.949,cacat tetap Rp116.500.000 dan penguburan Rp6.000.000,” pungkasnya.MENGUNJUNGI KORBAN: Untuk memaksimalkan peran, setiap hari petugas <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> mendatangi rumahsakit dan juga unit laka untuk mendata korban kecelakaan lalu lintas.81


<strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> di TengahMinimnya SantunanSylviana Prawira, RKNBisnis IndonesiaKapal kayu Trawang Jaya bernomor 13 yang saya tumpangi bersamadengan rombongan 13 orang wartawan dan Humas <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> terusdiguncang ombak besar di perairan Nusa Tenggara Barat.Saat ombak mengempas, ada teman yang berteriak: Tenaaaang, seluruh penumpangkapal ini sudah dilindungi <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>! Entah kenapa, ombak perlahan reda dankami menepi. Kami pun tiba di Gili Trawangan. Turis mancanegara dan lokalterlihat tampak memadati pulau nan elok itu. Mereka semua sama seperti kami…Menerjang ombak dengan kapal kayu! Yihaaaa…Trawang Jaya merupakan satu dari 53 kapal kayu yang bersandar di PelabuhanBangsal, Lombok. Meski hanya kapal kayu, kapal-kapal itu sudah bekerja sama dengan<strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>. Mereka membayar iuran wajib kecelakaan laut dan berhak menerimasantunan apabila terjadi kecelakaan terhadap penumpang kapal itu.Tak hanya di laut, tetapi juga perjalanan darat dan udara dilindungi oleh asuransisosial itu. Kepala Cabang <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Nusa Tenggara Barat (NTB) I Ketut Sudiasa yangdikenal suka ‘menjemput bola’ ini bekerja sama dengan Rumah Sakit Umum ProvinsiNTB, Rumah Sakit Bhayangkara dan rumah sakit lainnya.“<strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> NTB terus memantau apabila terjadi kecelakaan darat, laut dan udaradi NTB. Apabila ada kecelakaan, kami segera ke lokasi tersebut dan mengurus hinggatuntas,” ujar Ketut.Provinsi NTB terdiri dari dua pulau, yaitu Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa. DiLombok, ada empat kabupaten dan satu kota, yakni Lombok Barat, Lombok Tengah,Lombok Utara, Lombok Timur, dan Mataram. Di Pulau Sumbawa, ada empat kabupatendan satu kota, yaitu Sumbawa Barat, Sumbawa Besar, Dompu, Bima, dan Kota Bima.Guna optimalisasi pendapatan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> melalui iuran wajib dan sumbanganwajib, Ketut mengatakan pihaknya bergandengan dengan Dinas Pendapatan DaerahNTB, Samsat dan Ditlantas Polda NTB serta Dinas Perhubungan NTB.Iuran wajib merupakan iuran yang dipungut dari pelaku perjalanan, sedangkansumbangan wajib dana kecelakaan lalu lintas jalan merupakan sumbangan yang diperoleh82


dari rangkaian pengurusan pajak kendaraan bermotor di Samsat.Kantor <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Cabang NTB terletak di Kota Mataram, tetapi memiliki hubunganerat dengan seluruh kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (Samsat), yaituSamsat Mataram, Samsat Gerung di Lombok Barat, dan Samsat Praya di LombokTengah. Selain itu, Samsat Selong di Lombok Timur, Samsat Tanjung di Lombok Utara,Samsat Bima, Samsat Dompu, dan Samsat Sumbawa Barat di Taliwang.Pagi hari sebelum berangkat ke Gili Trawangan, kami bertemu dengan Kepala DinasPendapatan Daerah NTB Lalu Suparman yang mengelola Samsat. Dia mengatakanmasyarakat mengeluh soal tidak sinkronnya antara peraturan pemutihan bagi kendaraanyang tidak membayar pajak selama 5 tahun dengan kewajiban membayar sumbangankecelakaan lalu lintas. “Mereka tetap harus membayar sumbangan wajib, padahalpajaknya diputihkan,” kata Lalu.Kenaikan ManfaatLain hari, kami bertemu dengan Direktur Rumah Sakit Umum Provinsi NTBMawardi Hamri, Direktur Rumah Sakit Bhayangkara Maringan S. dan Kanit LakaMataram M. Astina. Mereka kompak menilai perlunya peningkatan santunan <strong>Jasa</strong><strong>Raharja</strong>. Tantangan itu tampaknya perlu dikaji lebih dalam oleh <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>.Saat ini, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> memberi santunan senilai Rp25 juta bagi korban meninggaldunia dan Rp10 juta bagi korban kecelakaan. Meski <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> NTB gencar melakukansosialisasi tertib lalu lintas, tetapi kecelakaan tak bisa dihindari. Jumlah kendaraanbermotor di NTB pada 3 tahun terakhir meningkat sangat signifikan, yaitu 65.000-75.000 unit setiap tahun.Sebelum 2007, pertumbuhan kendaraan bermotor atau jumlah kendaraan bermotorbaru yang beroperasi di NTB mencapai 30.000 unit per tahun. Pertumbuhan kendaraanbermotor tertinggi terjadi di wilayah Mataram, yaitu mencapai 1.500 unit per bulan atau18.000 unit setiap tahun. Daerah otonom lainnya berkisar 800 unit hingga 1.400 unitper bulan atau semakin ke daerah pelosok pertumbuhan kendaraan baru semakin kecil.Laju pertumbuhan kendaraan bermotor di wilayah NTB didominasi oleh kendaraanroda dua yang diperkirakan mencapai 85% dari total kendaraan.Pada kesempatan terpisah, Dirut <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Diding S. Anwar di Jakarta mengatakanketentuan tarif iuran wajib yang berlaku saat ini cenderung tidak sesuai denganperkembangan santunan dan pelayanan yang diberikan.Menurut dia, hal tersebut menyebabkan minimnya perolehan dana kelolaan yangdihimpun <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> dan mengakibatkan defisit saat harus melakukan pembayaranklaim, khususnya di daerah. “Secara nasional, total iuran wajib dari pengguna kendaraandan penumpang angkutan massa memang masih surplus, tetapi kalau di daerah banyakyang defisit,” ujar Diding.Ya, tujuan harus ditetapkan dan ombak tantangan itu dihadapi… Seperti saya yangmelalui tantangan ombak dalam laju motor kapal itu… Akhirnya, sampai juga ketujuan.83


Asuransi sebagai PerisaiDiri Atasi Kerugian dalamBertransportasiMurhan R.www.surabayawebs.comAjakan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> mengutamakan keselamatan lalu lintas yang dikemasdalam bentuk mengingatkan merupakan nilai plus. Meskipun BUMNini berada pada sektor pelayanan pada korban Laka, tetapi mampumemikirkan upaya pencegahan agar angka kecelakaan bisa ditekan.Alat angkutan barang dan penumpang bermula dari keinginan masyarakat untukmengurangi beban dalam berkarya, maka pelan-pelan peradaban masyarakatmengeksploitasi diri untuk mencipta alat sebagai sarana untuk mengangkutbarang dari dan ke, atau tempat lain. Upaya itu adalah untuk mengefektifkan danefisiensi kondisi pada saat itu.Dari berputarnya waktu dan kehidupan bagi umat manusia seiring dengantuntutan antara waktu dan harapan bagi manusia untuk meningkatkan potensiarmada angkutan itu, kemudian sarana lainnya bermunculan satu sama lainnya,demi untuk melancarkan aktivitas masyarakat sebagai makhluk yang tidak terlepasdari suatu pergerakan menuju harapan yang dinantikan.Memaknai arti angkutan armada sebenarnya merupakan alat yang vital bagi sendisendikebutuhan ekonomi, sejak manusia masih berperadaban natural. Angkutanbarang dan penumpang termasuk hewan dan hasil pertanian dan perkebunandalam skala jenis usaha baik pribadi maupun pada sektor swasta dan pemerintahberkembang sebagaimana manusia berevolusi sesuai dengan tuntutan zaman. Haldemikian karena memang kehidupan itu selalu berjalan seiring dengan peradabanumat manusia itu.Mengapa demikian? Karena adanya tuntutan, manusia selalu ingin melakukanpembaruan. Terkhusus bagi negara RI yang masuk kategori Benua Maritim , makasarana armada yang saling menunjang dari hulu hingga ke hilir merupakan matarantai aktivitas yang menghasilkan sumber income dari masyarakat kecil hinggamenengah ke atas. Tidak hanya itu melalui sektor angkutan mulai dari darat, udara,84


dan laut akan menstimulasi berbagai sumber ekonomi lainnya sebagai penggerakdari sektor angkutan itu.Secara administratif melibatkan berbagai instansi pemerintah dan swasta yangbersinergi untuk menjalankan fungsi aktivitasnya sehingga bermuara langsung kepadapencapaian sumber-sumber ekonomi. Ditinjau dari fakta yang sedang berjalan,bahwa sektor angkutan itu berperanan multifungsi pada sektor pembangunan diwilayah RI.Angkutan di darat, sungai, dan di laut kemudian armada udara memberi peluangkepada manusia untuk berkarya sebagai dampak dari peranan dan fungsi pada sektorangkutan itu. Dari berbagai aktivitas terkait dengan kemajuan umat manusia dalamberusaha untuk menggapai berbagai harapan seperti mengurangi beban, jika terjadihambatan dan kerugian yang tidak bisa dipastikan, maka terjadi keinginan untukmengurangi risiko bagaimana membagi kerugian dan hambatan apabila terjadi halyang tidak diinginkan. Dalam hal ini perlu ada tindakan preventif sebelum konsumendan operator angkutan menanggung beban secara keseluruhan.Oleh karena itu, dalam upaya menghindar dari berbagai kejadian yang membuatseseorang bisa mengalami derita dan kerugian maka perlu ada tindakan yang higienisagar penyakit tidak menjadi kronik dan menyebabkan biaya tinggi. Keterkaitanantara peran pemilik sarana angkutan dan pemakai/konsumen dalam hal ini,apakah dari segi komoditas barang atau penumpang/orang menjadi objek angkutanatau keuntungan yang diharapkan, bisa saja pengelola armada atau penumpangmembentengi diri dalam upaya mengurangi beban bagi komsumen.Dari berbagai rangkaian kemungkinan yang akan terjadi pada saat manusiamemfungsikan armada angkutan itu, apakah di darat, laut, dan udara termasuk disungai, maka konsumen merupakan raja yang perlu pelayanan dan perlindungandari berbagai kerugian.Sebagai tema sentral pada Lomba Karya Jurnalistik & Fotografi <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>mengangkat subjek permasalahan “Peran Serta <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> dalam MembangunKesadaran Publik terhadap Keselamatan Bertransportasi Di Indonesia”. Memaknaitema tersebut alangkah baiknya apabila pada sektor itu tidak hanya dilihat dari sektorkeselamatan jiwa yang difokus pada tema yang diperlombakan itu, karena menurutpenulis tentu diharap untuk bisa mengembangkan pemaknaan tema tersebut.Penulis dan masyarakat umum pada saat sekarang ini, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> dikenalsebagai perusahaan yang mengurusi ganti kerugian dan perawatan terhadapkorban kecelakaan yang menimpa pengguna alat transportasi, dengan cakupanangkutan darat, laut, dan udara. Bahkan merambah kepada angkutan sungai danpenyeberangan/ASDP.Oleh karena itu, perlu dibagi dalam beberapa point terhadap faktor yang bisamenimbulkan kerugian, di antaranya kecelakaan jiwa, kehilangan memperolehwaktu dan keuntungan terhadap barang yang diperdangangkan. Baik dari pemilikmaupun operator armada dalam hal ini owner.Peran dan fungsi JR mendampingi konsumen dan pemilik wahana transportasisebagai usaha yang diharap untuk memberi perlindungan dalam meringankan danmendampingi konsumen pengguna armada transportrasi yang merupakan lahansebagai sumber JR dalam melindungi konsumen.Pada permasalahan yang terjadi pada saat ini, ramainya akses pengiriman barang85


dan penumpang, maka otomatis akan memicu naiknya aktivitas bagi kalanganpengusaha yang memayungi pengguna jasa angkutan diikuti dengan upaya untukmelindungi hal-hal yang terkait dengan kerugian dan kecelakaan.Antara peluang, menarik kesempatan untuk memenej perolehan incomeperusahaan perlu perisai kerugian terhadap barang dan penumpang. Karena padasaat ini, tidak terjadi penurunan volume, apalagi pada era perdagangan global antarnegarasudah berlangsung. Dan perputaran transportasi semakin meningkat.Angkutan barang misalnya, di sarana moda angkutan laut menukik grafiknyademikian juga dengan sarana armada lainnya. Dalam membaca fakta-fakta itu, makaJR yang diolah oleh BUMN pemerintah akan melebarkan sayapnya dalam memberipelayanan dan pendekatan kepada publik mengenai manfaat perlindungan terhadapbahaya kecelakaan yang mengakibatkan kerugian.Sebenarnya, apabila kita memaknai antara keinginan pengelola jasa armadadalam hal ini, angkutan, maka yang perlu disiapkan adalah mempersiapkan tatakelola menajemen dalam menata armada yang akan difungsikan sebagai saranauntuk mengangkut penumpang dan barang dalam rangka memberi pelayanankepada konsumen.Karena, apa yang terjadi selama ini, pada sistem transportasi di pemerintahan,adanya moda angkutan yang tergolong sarana angkutan yang dipoles tanpa melihatkondisi armada tersebut, yang penting bisa diakali dan diperbaiki untuk dioperasikansehingga di sini hanya dibutuhkan bergeraknya moda angkutan itu.Karena hal itu, adalah sektor bisnis, manusia terkadang tidak memperhatikan faktorkeselamatan bagi konsumen, begitupun konsumen terbiasa untuk mendahulukansoal pelayanan yang menjanjikan mengantar barang atau penumpang hingga sampaike tujuan.Hal itu memang terjadi pada saat sekarang. Penulis pada saat aktif menjadipekerja, di bidang sektor armada dan logistik melihat soal angkutan barang yangmelibatkan rangkaian angkutan dari gudang dengan diangkut armada yang serbaapa adanya, yang penting bagaimana barang itu bisa sampai di area transhipment,apakah di pelabuhan laut maupun di bandara merupakan aktivitas yang rutinitassebagai sirkulasi aktivitas di jajaran pengusaha dan juga terkait mengejar profittanpa merasa bahwa faktor bahaya berlalu lintas bisa saja terjadi.Dan menimbulkan bahaya baik bagi manusia maupun barang dan kendaraan itu,sebagai sarana angkutannya. Pemerintah dalam hal ini Perhubungan Laut (Hubla),LLAJR dan Polri merupakan SDM yang berwenang pada keselamatan penumpang,barang bahkan kepada masyarakat pada umumnya yang sering terkena bahayaapabila terjadi kecelakaan,Melihat kondisi yang terjadi pada permasalahan sistem transportasi di RI, padabeberapa kejadian yang memakan korban jiwa dan barang, publik menilai, ada apadengan permasalahan tersebut? Kemenhub sebagai instansi yang melegalkan saranaangkutan untuk menjembatani manusia berpindah tempat dalam hal ini untukbepergian, tentu pihak instansi terkait yang harus merespon apabila terjadi kerugian.Dari pihak kepolisian dan LLAJR, Hubla yang terjun langsung mengamati kondisisarana angkutan adalah mitra bagi publik dan JR sebagai pelindung masyarakatapabila terjadi permasalahan yang diakibatkan oleh berbagai faktor.86


Sebagaimana sarana pendukung menghindari bahaya, yang menjadi fokus padapermasalahan di sektor ini adalah infrastruktur yang diolah pihak swasta danpemerintah menjadi pelindung yang kuat sebagai sarana yang mendukung, agarterhindar dari permasalahan seperti kecelakaan yang diakibatkan oleh beberapafaktor.Masyarakat pada umumnya dalam mempergunakan alat kendaraan semua takutterkena kecelakaan. Dan hal tersebut adalah fakta. Kalau pada saat sekarang ini adanamanya mass transportation; kereta api, busway, bus umum hingga angkutan dilaut dan udara tidak bisa dihindarkan oleh apa yang diinginkan oleh konsumenuntuk sampai ke tempat tujuan dengan selamat efektif dan efisien. Hal demikianmenjadi wewenang bagi penggerak sarana transportasi itu, baik di swasta maupunpemerintah <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> (JR). Dan kesiapannya membantu pemerintah mengurangirisiko berkendaraan.Penulis memaknai, apa yang dijalankan oleh jajaran di JR dalam bermitradengan publik sebagai pengguna jasa transportasi adalah program yang masukkategori promosi dalam mengembangkan kinerjanya untuk memberi pelayanandan pengetahuan bagi masyarakat , agar tidak menjadi korban dari operator armadatransportasi di semua lini, apakah yang beroperasi di domestik maupun angkutanantarnegara.Ajakan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> yang dikemas dalam bentuk mengingatkan merupakan nilaiplus bagi instansi terkait. Meskipun BUMN ini berada pada sektor “AsuransinyaMasyarakat Indonesia“ tetapi mampu memikirkan upaya pencegahan agar tidakterkena bahaya kecelakaan atas penggunaan armada transportasi.Sebagai perusahaan yang aktif memberi pelayanan apabila terjadi kerugian, justrumanajemen perusahaan ini selalu memadukan antara mengingatkan kepada semuaoperator pelaksana usaha jasa angkutan dan pengguna/konsumen untuk hati-hatidalam bertransportasi.Tidak hanya mempromosikan jasa asuransinya kepada operator angkutandan konsumen tetapi upaya menghindari bahaya sebagai hal yang mutlak untukdiminimumkan di luar bahaya yang terjadi karena faktor “Force Majeure“.Memaknai tema yang mengingatkan peduli kepada semua yang terkait dalamrangka menghindar bahaya nampak JR mengedepankan “Menyelematkan JiwaManusia“, di luar daripada bagaimana meningkatkan income sebagai perusahaanasuransi. Kendati demikian profit menjadi target manajemen. Itulah usaha pada sektorasuransi yang berciri khas sebagai perisai dalam melindungi berbagai kepentingan.Di sisi lain, memberi penyuluhan adalah tindakan prefentif dalam menghindaribahaya , tapi siap membantu publik dalam menyelesaikan masalah yang terjadidari berbagai faktor dalam mempergunakan jasa armada angkutan di wilayahnusantara yang bernama Benua Maritim RI. Armada angkutan sebagai jembatan,memungkinkan terjadinya bahaya. Asuransi Menjadi Perisai.87


Membangun Kesadaran Publikuntuk Keselamatan Transportasidi IndonesiaYatti ChahyatiRadar BandungKemajuan teknologi di bidang transportasi terus berkembang belum bisamenjamin keselamatan bagi pengguna transportasi, ini terbukti masihhanyaknya korban jiwa, mengingatkan kita akan pentingnya keselamatan.Sedemikian pentingnya masalah keselamatan transportasi, membuat badan duniaPBB membicarakan perhatian penuh dengan memberikan mandat kepada BadanKesehatan Dunia dengan didukung penuh Bank Dunia menyelenggarakan GlobalRoad Safety Program, yang diarahkan untuk menggalang suatu upaya kolaborasi yangterkoordinasi di seluruh dunia untuk menyelesaikan apa yang dinamakan Road SafetyCrisis atau krisis keselamatan jalan. Tujuan utama dari Global Safety Road Program adalahpengurangan secara signifikan dari tingkat kematian, kecelakaan transportasi di jalan.Data statistik kecelakaan transportasi di Indonesia sepanjang tahun 2009 versiKementerian Perhubungan menyebutkan, jumlah kendaraan yang terlibat kecelakaan lalulintas mengalami peningkatan 1.57,76 persen sehingga menimbulkan kerugian materialRp136 miliar lebih atau mengalami peningkatan 28,96 persen dari tahun 2008. Kecelakaanyang dialami oleh maskapai penerbangan adalah peristiwa yang tidak dihadapkan bagiperusahaan ataupun konsumen.Dinas Perhubungan mencatat terjadi kenaikan kecelakaan di transportasi penerbangansebesar 18,40 persen dan rata-rata jumlah kejadian kecelakaan yang terjadi pada pelayananlalu lintas penerbangan terjadi peningkatan 7.22 persen. Pada angkutan kereta api, jumlahkorban kecelakaan KA terjadi peningkatan 12,52 persen dan jumlah kejadian terjadipeningkatan 1,12 persen.Tidak bisa dimungkiri, meningkatnya kecelakaan transportasi disebabkan oleh faktorinfrastruktur yang kurang baik, kelaikan kendaraan, dan faktor pengemudi. Untukmengatasi berbagai keceIakaan transportasi tersebut. perlunya peran serta berbagai pihakbaik pemerintah maupun swasta yang dimanifestasikan melalui kesadaran publik akankeselamatan transportasi di Indonesia.88


Membangun Kesadaran PublikMasyarakat membutuhkan banyak informasi mengenai keselamatan transportasi,diakibatkan semakin banyaknya kecelakaan di sektor transportasi, yang mendorong kitauntuk menemukan apa yang menjadi penyebab utama terjadinya kecelakaan ini danbagaimana solusinya untuk mengatasi masalah ini, baik ditinjau dari aspek kebijakanmaupun aspek kehidupan sosial, ekonomi, budaya masyarakat yang lebih luas.Kini kondisi sosial transportasi Indonesia dihadapkan pada fakta yang tidak sehat.Di antaranya, maraknya sikap individualistis para pengguna transportasi jalan raya yangditandai rendahnya respek terhadap orang Lain, dan faktor yang tak kalah penting adalahdisiplin yang rendah dari stakeholder jalan pada umumnya, sehingga menyebabkanterjadinya kecelakaan. Untuk itu harus ada kesadaran masyarakat agar mau disiplindan menyadari arti pentingnya rambu-rambu, perangkat kendaraan, dan aturan berlalulintas.Dalam meningkatkan kesadaran publik akan keselamatan transportasi, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>telah melakukan beberapa aksi nyata, di samping membagikan helm ber-SNI, jugamelakukan pendekatan edukasi keselamatan transportasi di akar rumput denganmengadakan penyuluhan dan seminar-seminar baik itu ke sekolah maupun ke perguruantinggi. Diharapkan dengan metode penyuluhan dapat memberikan dampak positif bagimasyarakat yang membutuhkan keselamatan bertransportasi. Asalkan penyuluhan itutidak hanya sebatas pengenalan keamanan transportasi pada level regulator dan sumberdaya manusia operator transportasi, tetapi juga harus didukung dengan penyuluhankesadaran masyarakat dalam hal tertib berkendaraan.Masyarakat Transportasi Indonesia menilai, sesungguhnya, sudah banyak regulasi yangmengatur tentang transportasi, karena transportasi ini adalah bentuk pelayanan publik,yang melibatkan banyak pihak baik pemerintah, swasta profesional dan masyarakat.Kecelakaan adalah masalah bersama yang harus selalu dicatat dan direkam, dan dirincidalam bentuk data, sehingga dapat diteliti dengan seksama, untuk dicarikan solusinyaguna mengurangi atau mencegah agar tidak tersandung pada batu yang sama. Kecelakaanyang terjadi saat ini telah mengakibatkan kerugian ekonomi yang luar biasa. Mulai daribiaya perawatan luka korban, rusaknya kendaraan (kapal, pesawat, mobil, kereta api), danprasarananya (pelabuhan, bandara, jalan, rel atau stasiun dan terminal), sampai rusaknyaproperti (rumah, bangunan) milik orang lain. Jelas semua ini tidak bisa dijadikan argumen“urusan pribadi” lagi, karena tidak seorang pun yang akan sanggup menanggung seluruhbiaya akibat dari kecelakaan ini.Justru di sinilah letak pentingnya peranan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> sebagai perusahaan pemerintahyang menjalankan UU No.33 dan 34/1964 dengan memberikan pelayanan danperlindungan terhadap masyarakat yang mengalami musibah. Sejatinya, di ulangtahunnya yang ke-50 <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> mampu memberikan kompetensi dan meningkatkankewaspadaan dan pangetahuan tentang isu keselamatan transportasi yang merupakan isuglobal dengan turut serta menghentikan kecenderungan peningkatan kematian lalu lintasjalan dan cedera di seluruh dunia dalam aksi keselamatan 2011-2020 yang dicanangkanoleh badan dunia PBB.89


<strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> BanjarmasinKampanyekan KeselamatanBerkendaraGunawan WibisonoAntara Banjarmasin<strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Banjarmasin dalam HUT ke-50, melakukan kempanyekeselamatan terhadap para pengguna jalan yang menggunakan kendaraanbermotor roda dua maupun roda empat.Kepala Cabang <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Banjarmasin Achmad Badwi di Banjarmasin,Kamis mengatakan, kampanye keselamatan berlalu lintas itu dilakukansebagai salah satu wujud untuk membangun kesadaraan publik terhadapkeselamatan bertransportasi di jalan raya.Dalam kempanye keselamatan berlalu lintas itu, pihak <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> CabangBanjarmasin melakukan beberapa kegiatan di antaranya kampanye keselamatanberkeliling Kota Banjarmasin, safety riding, touring dan membagi helm sebanyak 600buah.Lanjutnya, kampanye keselamatan tersebut dilakukan dan bertempat di halamanPolresta Banjarmasin yang dihadiri oleh Wakapolda, Kapolresta Banjarmasin, WakilDirektur Lalu Lintas Polda Kalsel, beberapa klub motor Banjarmasin dan para SiswaSMA/SMK.“HUT ke-50 <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>, kami melaksanakan kampanye keselamatan berlalulintas dengan mengadakan beberapa kegiatan seperti membagi helm sebanyak 600buah, touring serta lainnya,” terangnya.Achmad juga menjelaskan, tema dengan kempanye keselamatan berlalu lintasyang dipilih dalam HUT ke-50 <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> itu untuk menekan angka kecelakaanyang diperkirakan sering terjadi di wilayah Kota Banjarmasin.Selanjutnya, diterangkan dalam pembayaran klaim kecelakaan lalu lintas sampaibulan November 2010, pihak <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Banjarmasin mengeluarkan hingga sekitarRp17,3 miliar, meningkat dari tahun 2009 yang hanya sebesar Rp16,087 miliar.Apabila dilihat kenaikan pembayaran premi kecelakaan lalu lintas kepada korbankecelakaan, yang dikeluarkan oleh pihak <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> itu diperkirakan mengalamipeningkatan sebesar lebih kurang 8,12 persen bila dibandingkan antara 2009 dan90


2010 hingga bulan November.Terang Achmad, selanjutnya, hampir sekitar 54 persen korban kecelakaan lalulintas yang terjadi di wilayah Kota Banjarmasin korbannya usia produktif dari usia 10tahun hingga usia 39 tahun, dan kecelakaan terjadi 74 persen melibatkan kendaraanbermotor jenis roda dua.“Sekitar Rp17,3 miliar pembayaran premi kecelakaan lalu lintas yang dikeluarkanoleh pihak <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> hingga bulan November 2010 dan meningkat apabiladibandingkan pada 2009 lalu,” ucap Achmad.Untuk mengatasi dan menekan peningkatan kecelakaan lalu lintas dalam hal inipembayaran premi kecelakaan maka pihak <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Cabang Banjarmasin takhenti-hentinya melakukan sosialisasi keselamatan berlalu lintas di jalan raya.Sosialisasi keselamatan berlalu lintas yang dilakukan di antaranya denganmemasang papan imbauan kepada masyarakat di jalan raya, melakukan talkshow keselamatan berkendara, melalui media cetak, kampanye keselamatan danmembagikan helm kepada masyarakat para pengguna jalan yang menggunakankendaraan bermotor jenis roda dua, demikian Achmad Badwi.SOSIALISASI: <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> di seluruh Indonesia selalu gencar melakukan sosialisasi dan kampanye keselamatanlalu lintas.91


Keselamatan Bertransportasi:Kesadaran adalah Kata KuncinyaJames P. Pardedewww.swat-online.comSebuah pesan yang sangat berharga jika diabaikan begitu saja olehpenerima pesan akan memberi dampak negatif di kemudian hari. Bisasaja dampaknya beberapa jam kemudian atau beberapa hari kemudian.Seperti pesan yang disampaikan Ny. Tarigan kepada anak laki-laki satusatunyaAlm. Dedy Permana Tarigan yang meninggal dunia akibatkecelakaan lalu lintas di Medan.Sebelum berangkat dari rumahnya di kawasan Namorambe Deli Serdang, Ny.Tarigan berpesan tak usah naik sepeda motor. Tapi, Dedy waktu itu berkerasuntuk naik sepeda motor saja biar cepat. Lantas dengan berat hati Ny. Tariganberpesan agar hati-hati di jalan dan jangan lupa menggunakan penutup kepala(helm). Tak berselang lama, berita kecelakaan yang diterima Ny. Tarigan membuatperasaannya tak tenang sampai akhirnya Tuhan berkehendak lain dan memanggilDedy ke rumah-Nya.Sampai hari ini, Ny. Tarigan tidak mau mengurus santunan asuransi kecelakaananaknya ke <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>. Menurutnya, uang bukan menjadi tujuan utama setelahkecelakaan anaknya. Karena uang tidak lantas mengembalikan nyawa anaknyahidup kembali. Hanya saja, proses pengurusan klaim asuransinya membutuhkanproses yang tidak singkat. Ini menjadi kendala yang sangat menyita waktu bagi Ny.Tarigan.Pengalaman berbeda diungkapkan oleh Pramana, anak pertamanya meninggaldua tahun silam akibat peristiwa kecelakaan lalu lintas. Pram enggan mengurussantunan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> anaknya. Karena, menurutnya, proses mengurus persyaratansantunan terlalu sulit. Sebetulnya, sudah sempat dia mengurus surat keterangankematian anaknya dari pihak polisi dan kelurahan. Pram tak sabar, dia merasadipersulit, akhirnya menghentikan proses (Analisa, 26/12).Yang paling penting bagi Pram waktu itu adalah anaknya dikuburkan, didoakanoleh keluarga dan tetangga. Secara pribadi, Pram sadar, alasan proses pengurusansurat kematian, sengaja dipersulit karena adanya santunan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> sebesar92


Rp25.000.000. Dengan kata lain, oknum-oknum tertentu berharap mendapatkanimbalan dari santunan itu. Satu sisi, pihak ahli waris (keluarga korban) yangmengurus santunan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> mendapat kesan tak enak dari masyarakat, minimaloleh para tetangga.“Bayangkan, begitu tetangga tahu, kalau saya mengurus persyaratan pengajuanke pihak <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>, para tetangga langsung berbisik-bisik. Anaknya baru sajameninggal bukannya berdoa malah sibuk untuk mendapatkan uang santunan. Sakitrasanya mendengar itu,” tandas Pram.Dari pengamatan di lapangan, ada dua opsi yang akhirnya membuat masyarakatenggan mengurus klaim asuransi <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>, pertama takut dengan anggapannegatif dari para tetangga dan kedua sulitnya pengurusan klaim asuransi <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>.Kesulitan pertama yang dialami adalah ketika berhadapan dengan pihak kepolisiandalam mengurus surat-surat pendukung. Kalau tak ada relasi dan uang pelicin, bisajadi pengurusannya melewati batas waktu klaim yang telah ditentukan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>(kedaluarsa).Padahal, seperti diamanatkan undang-undang, setiap terjadi kecelakaan lalu lintasnegara berkewajiban memberikan santunan, sebagaimana diamanatkan Undang-Undang No. 33 Tahun 1964 tentang Dana Pertanggungan Wajib KecelakaanPenumpang dan Undang-undang No. 34 Tahun 1964 tentang Dana KecelakaanLalu Lintas Jalan.Berdasar pada data <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Cabang Sumatera Utara, dana santunan untukkorban kecelakaan lalu lintas dari tahun ke tahun cenderung meningkat. Tahun2005 sampai 2009 pembayaran santunan mencapai 286, 6 miliar lebih. Tahun2010 mulai bulan Januari sampai November pembayaran santunan yang mencapaiRp98.221.917.754 dengan rincian meninggal dunia Rp66.529.908.000, luka-lukaRp28.978.214.754, cacat tetap Rp2.629.007.000, dan biaya penguburan korbankecelakaan lalu lintas yang tidak mempunyai ahli waris Rp84.788.000.Besarnya santunan yang diberikan seperti tertuang dalam UU No. 33 & 34tahun 1964 dan ditetapkan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan RI No. 36/PMK.010/2008 dan 37/PMK.010/2008 tanggal 26 Februari 2008 adalah, untukmeninggal dunia sebesar Rp25.000.000 (angkutan darat/laut) dan Rp50.000.000(angkutan udara), cacat tetap (maksimal) Rp25.000.000 (darat/laut), danRp50.000.000 (udara), biaya rawatan (maksimal) Rp10.000.000 (darat/laut) danRp25.000.000 (udara), biaya penguburan sebesar Rp2.000.000 (darat/laut/udara).Humas <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Cabang Sumatera Utara Cornelius Saptono menekankanbahwa pemberian biaya santunan itu berlaku untuk semua warga negara Indonesiayang mengalami kecelakaan di darat, laut dan udara. Bila korban kecelakaan lalulintas meninggal dunia, ahli waris dalam hal ini suami, isteri, ayah dan anak yangakan menerima. Untuk pengurusan klaim asuransi kecelakaan, masyarakat janganlangsung percaya dengan penawaran oknum yang bisa mengurus segalanya denganmudah. “Masyarakat bisa langsung ke kantor <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> terdekat dan menanyakanprosedur klaimnya,” tandasnya.Sosialisasi tentang asuransi <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> dan besarnya santunan yang diperolehmasyarakat memang harus terus dilakukan oleh <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>. Karena, kenyataan yangada sampai hari ini adalah ketika masyarakat ingin mengurus klaim malah mendapat93


perlakuan kurang enak, kalau tak diurus salah juga karena sudah merupakan haksetiap warga negara seperti diamanatkan UU.Terkait proses pengurusan santunan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>, Ny. Tarigan menaruh harapanbesar agar <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> membentuk sebuah tim khusus (pelayanan terpadu dengansatu atap) yang mengurusi administrasi seperti surat keterangan kematian dari pihakrumah sakit, kepolisian dan kelurahan. Dalam proses pengurusan santunan, ahliwaris korban kecelakaan tak perlu repot membuang-buang waktu dan tenaga denganpercuma.Dimana, pihak kepolisian, rumah sakit dan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> membangun koneksiyang kuat yang saling mendukung. Seiring dengan kemajuan teknologi saat ini,sistem koneksi online akan memudahkan pengurusan klaim. Ada harapan denganketerbukaan dan transparansi dalam pelayanan akan menekan angka terjadinyapraktik-praktik penipuan.Salah satu upaya yang dilakukan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> untuk lebih mengakrabkan diridengan masyarakat adalah lewat website http://jasaraharja.co.id dan SMS Center0812 10 500 500. Di dalam website ini, masyarakat bisa mengetahui banyak haltentang <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> termasuk prosedur santunan dan form pengajuan santunan.Menurunkan Angka KematianDari paparan di atas, masyarakat jangan langsung tergiur dengan besarnya uangjaminan kecelakaan yang diberikan oleh <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> ketika masyarakat mengalamikecelakaan lalu lintas di darat, laut dan udara. Yang terpenting dari semuanya ituadalah bagaimana upaya kita membangun kesadaran publik agar lebih taat dalammematuhi aturan.Mantan Kasatlantas Poltabes Medan yang kini menjabat Wakapolres Tebing TinggiKompol Drs. Syafwan Khayat, M.Hum., menegaskan bahwa kecelakaan lalu lintasselalu diawali dengan adanya pelanggaran rambu lalu lintas. Kemudian, tingginyaangka kecelakaan lalu lintas dipicu oleh rendahnya kesadaran masyarakat penggunajalan raya. Kendati telah dilakukan berbagai upaya untuk mengurangi tingkatkecelakaan berkendaraan, namun hal tersebut hingga kini belum menunjukkanpenurunan secara nyata.Angka kecelakaan dan kematian yang diakibatkannya, dari tahun ke tahun tidakkunjung menurun. Bahkan kecelakaan tidak hanya terjadi di jalan raya yang dianggaprawan, bahkan juga terjadi di jalan yang dikenal aman, sering memakan korban.Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebenarnya sudah cukup lama menaruhperhatian pada kecelakaan lalu lintas ini. Diperkirakan setiap tahun 1,2 juta orangdi dunia meninggal akibat kecelakaan lalu lintas, sedangkan korban yang luka dapatmencapai 50 juta orang.Angka ini amat mengerikan, tetapi kurang mendapat perhatian kita; termasukluputnya pemberitaan di media massa. Untuk mengampanyekan keselamatan dijalan raya, WHO pada tahun 2004 telah menjadikan tema ”Keamanan di JalanRaya” untuk hari kesehatan sedunia. Jadi, jelaslah kalangan kesehatan peduli padamasalah ini, tetapi untuk menurunkan korban kecelakaan kalangan kesehatan perlubekerja sama dengan berbagai pihak. Peran masyarakat untuk menjaga keselamatandiri mereka juga amat penting.94


Pada tahun 2020 diperkirakan kecelakaan lalu lintas akan merupakan penyakitperingkat ketiga setelah penyakit jantung dan stroke. Cukup banyak negara yangmempunyai visi untuk menurunkan angka kematian karena kecelakaan lalu lintas.Sebagai contoh Australia pada tahun 1997 menetapkan penurunan angka kematiankecelakaan lalu lintas 10 persen tahun 2005, Malaysia pada tahun 2001 menetapkanpenurunan angka kematian pada tahun 2010 kurang dari tiga kematian per 10.000kendaraan. Sementara Arab Saudi menetapkan penurunan angka kematian 30 persenpada tahun 2015 dibandingkan dengan tahun 2000. Di Swedia ada visi Nol, yaitusuatu kebijakan keselamatan lalu lintas yang didasarkan kepada empat elemen, yaituetik, tanggung jawab, filosofi keselamatan, dan keinginan untuk berubah.Kita tak boleh pasrah terhadap tingginya angka kecelakaan lalu lintas di negeri ini.Kita juga harus punya visi untuk menurunkan angka kematian dan kemacetan akibatkecelakaan lalu lintas. Apa yang dapat kita lakukan? Faktor yang mempengaruhirisiko kecelakaan adalah faktor manusia, kendaraan, dan lingkungan; termasukinfrastruktur jalan. Upaya yang dapat dilakukan adalah mengurangi paparan terhadaprisiko, mencegah kecelakaan, mengurangi beratnya kecelakaan, dan memperbaikipenatalaksanaan trauma pasca-kecelakaan.Di luar negeri, ujian untuk memperoleh SIM terkenal sangat sulit. Jarang sekaliseorang calon dapat lulus hanya dengan sekali ujian. Kalau kita memperoleh suratizin mengemudi dengan cara yang tidak benar, sebenarnya kita telah meningkatkanrisiko kecelakaan untuk diri kita dan orang lain. Begitu pula petugas kepolisianharus menjaga agar mereka yang akan memperoleh surat izin mengemudi benarbenarterampil untuk mengemudi dan dapat menjaga keselamatan diri mereka danpengguna jalan lainnya.Kepatuhan terhadap peraturan lalu lintas harus menjadi budaya kita. Kita harustetap patuh jika ada polisi maupun tak ada polisi karena dengan mematuhi peraturanlalu lintas kita mengurangi risiko kecelakaan.Mulai dari Diri SendiriKepala Dinas Perhubungan Kota Medan Dearmando Purba, SH menegaskanbahwa selama ini, adanya larangan-larangan serta rambu-rambu lalu lintas yangdibuat di Kota Medan sering diabaikan oleh pengguna jalan. Jalan satu arah tetapditerobos menjadi dua arah, rambu larangan becak dilarang masuk tetap saja becakbermotor banyak yang melanggarnya.“Masyarakat kita kadang-kadang bangga kalau melanggar atau menerobos lampumerah. Keselamatan dalam berkendara sering dilupakan. Helm penutup kepalasering dicantol saja di sepeda motor sementara kepala dibiarkan tanpa pelindung.Kesadaran dari masyarakat harus terus ditumbuhkan,” paparnya.Memang, banyak faktor yang menjadi penyebab kecelakaan lalu lintas, selainkondisi infrastruktur jalan raya, atau padamnya arus listrik yang menyebabkan rambutidak berfungsi hal lain yang paling utama dan kerap menjadi pendorong terjadinyakecelakaan adalah minimnya kesadaran masyarakat terhadap aturan-aturan berlalulintas.Sejumlah kalangan berharap pendidikan berlalu lintas harus diterapkan sejak dini.Dan upaya ini pun terus dilakukan oleh pihak kepolisian dan Dinas Perhubungan.95


Antara lain lewat sosialisasi aman berkendara ke sekolah TK, SD, SMP dan SLTA.Kemudian, kesepakatan untuk menekan angka kecelakaan lalu lintas bukan hanyatanggung jawab Polantas dan Dinas Perhubungan. Semua elemen harus ikut ambilbagian termasuk <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>.Data yang diperoleh dari website <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>, sosialisasi terus dilakukan kesekolah dan kampus. Upaya ini dilakukan untuk memberi pemahaman kepadamahasiswa dan siswa tentang tugas pokok <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> sebagai pelaksana UU 33 dan34 tahun 1964, jo P.P No 17 dan 18 tahun 1965 terhadap hak dan kewajiban. DanUU No 22 tahun 2009 tentang LLAJ.Tujuan utama yang ingin dicapai lewat sosialisasi ini adalah agar mahasiswa dansiswa dapat memahami tugas pokok <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> dan menyampaikan upaya <strong>Jasa</strong><strong>Raharja</strong> dalam menekan angka kecelakaan lalu lintas (pralaka) bersama-sama denganPolri dan Dinas Perhubungan. Berbagai program untuk meningkatkan kesadaranmasyarakat dalam berlalu lintas harus dilakukan secara berkesinambungan. Upayaini akan menumbuhkan kesadaran masyarakat dalam mematuhi aturan lalu lintas.Kesadaran menjadi kata kunci dalam mengurangi angka kecelakaan lalu lintas.Upaya penyadaran harus dimulai dari diri sendiri, setelah itu tularkan kepada oranglain. Kalau kesadaran berlalu lintas masyarakat kita masih rendah, tak perlu bermimpiuntuk mengurangi angka kecelakaan lalu lintas.HELM GRATIS: Direktur Operasional Budi Setyarso memasangkan helm SNI yang dibagikan secara gratis oleh<strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> dalam setiap aksi kampanye keselamatan berlalu lintas.96


Modal Sosial <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>untuk Membangun KesadaranPublik terhadap KeselamatanBertransportasi di IndonesiaDian IrawanHarian Medan PosDidorong oleh kepedulian dan tanggung jawab sosialnya, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>bukannya tinggal diam begitu saja. Sejumlah kantor perwakilanmengadakan pembagian helm SNI secara cuma-cuma.Seorang ibu tergopoh-gopoh menyeret aktor dan penyanyi dangdut, Jaja Miharja,ketika melihat sebuah kecelakaan antar-kendaraan bermotor. Padahal, yangseharusnya ia hubungi adalah <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>. Penggalan adegan menggelikantadi sejak beberapa waktu lalu ditayangkan oleh hampir semua stasiun televisisebagai bagian dari iklan layanan masyarakat <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>. Sepintas tak ada yangsalah dari iklan itu, menghibur serta cukup mengena. Namun, bila jeli mencermatikecenderungan masyarakat awam yang seringkali hanya mampu mencerna apayang tampak di permukaan dan luput menangkap esensi, jangan-jangan iklan yangpastinya membutuhkan biaya besar mulai dari pembuatan hingga penayangannyatersebut hanya berbuah pemahaman dangkal semisal, “<strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> yang iklannyaJaja Miharja ‘kan ?” atau “Pernah dengar tentang <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>. Kalau tidak salah yangtemannya Jaja Miharja ‘kan !”Bila demikian adanya, bukan saja dapat dianggap sebagai suatu pemborosan,iklan tersebut justru semakin menjauhkan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> dari tujuan sejatinya untukmembentuk citra yang kokoh sebagai perusahaan terkemuka di bidang asuransi denganmengutamakan penyelenggaraan program Asuransi Sosial dan Asuransi Wajib sejalandengan kebutuhan masyarakat. Citra yang seharusnya mampu mengusung sertamewujudnyatakan Catur Bakti Ekakarsa <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> menjadi sebentuk pengabdianyang memperoleh dukungan karena telah dirasakan manfaatnya oleh seluruh lapisanmasyarakat, malah dikorbankan demi pengenalan yang kurang bermakna.Sebagai suatu entitas usaha, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> didirikan pertama kali dengan nama97


98Perusahaan Negara Asuransi Kerugian <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> yang mengemban tugas khususmengelola pelaksanaan UU No.33 Tahun 1964 tentang Dana Pertanggungan WajibKecelakaan Penumpang dan UU No.34 Tahun 1964 tentang Dana KecelakaanLalu Lintas Jalan. Adapun penunjukannya untuk melaksanakan amanat kedua UUdimaksud ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Urusan Pendapatan,Pembiayaan dan Pengawasan RI No. BAPN 1-3-3 tanggal 30 Maret 1965.Dalam perkembangan selanjutnya, terhitung mulai tanggal 1 Januari 1994,dilakukan penyesuaian bidang usaha berdasarkan UU No. 2 tahun 1992 tentangUsaha Perasuransian, dimana perusahaan asuransi yang telah menyelenggarakanprogram asuransi sosial dilarang menjalankan asuransi lain selain program asuransisosial, sehingga <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> pun memilih melepaskan produk asuransi lain yangpernah dikelolanya dan sepenuhnya memposisikan diri kembali sebagai penyelenggaraprogram Asuransi Sosial dan Asuransi Wajib.Tidak seperti perusahaan asuransi lain yang semata mementingkan perolehankeuntungan, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> sebagai pengelola Asuransi Sosial dan Asuransi Wajibmemiliki tanggung jawab lebih, salah satunya, membangun kesadaran publik untukmeningkatkan keselamatan bertransportasi. Dalam hal ini, yang hendak disorotiadalah keselamatan transportasi darat dengan sepeda motor. Mengapa sepedamotor? Tak lain karena, mengutip pernyataan Direktur Utama <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>, korbankecelakaan sepeda motor mendominasi 70% santunan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>. Ini berarti, sekitarRp700 miliar dari total santunan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> sepanjang Januari hingga September2010 yang sebesar Rp1,04 triliun digelontorkan kepada korban kecelakaan lalu lintasjalan raya pengendara sepeda motor. Sungguh suatu jumlah yang mencengangkandan menimbulkan keprihatinan sebab besar kemungkinannya akan terus meningkatmengingat bahwa untuk memiliki sepeda motor kini sangat mudah. Dengan uangtak lebih dari Rp500.000 dan salinan beberapa dokumen, siapa pun kini sudah bisamembawa pulang satu unit sepeda motor.Keprihatinan semakin bertambah manakala melihat bahwa bocah-bocahbelasan tahun yang belum memiliki SIM (Surat Izin Mengemudi) dengan bebasnyaberkeliaran mengendarai sepeda motor bahkan hingga ke jalan-jalan besar. Ironisnya,semua itu atas sepengetahuan orangtua mereka. Di sini tampak betapa kesadaranpublik terhadap pentingnya keselamatan bertransportasi masih jauh panggang dariapi.Didorong oleh kepedulian dan tanggung jawab sosialnya, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> bukannyatinggal diam begitu saja. Sejumlah kantor perwakilan mengadakan pembagian helmSNI (Standar Nasional Indonesia) secara cuma-cuma. Sementara itu, sosialisasikeselamatan dan pencegahan kecelakaan lalu lintas juga digencarkan bekerja samadengan Kepolisian setempat dengan sasaran seluruh lapisan masyarakat, mulaidari pelajar SMA. Mengapa pelajar SMA? Tak lain karena secara kasat mata, kerapditemui pelajar SMA yang belum mengindahkan keselamatan saat mengendaraisepeda motor, misalnya tidak mengenakan helm, berboncengan hingga beberapaorang, melanggar rambu dan lampu pengatur lalu lintas, atau memacu sepedamotor dengan kecepatan tinggi dan menyalip kendaraan lainnya secara sembrono.Sayangnya, kebaikan-kebaikan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> tadi tampaknya belum terlalu memberidampak positif meningkatkan kesadaran mengenai pentingnya keselamatan


ertransportasi. Untuk itu, pendayagunaan modal sosial (social capital) sungguhlayak dipertimbangkan.Sebagai sebuah konsep, modal sosial memiliki begitu banyak definisi. Salahsatu definisi yang dianggap cukup mewakili dikemukakan oleh Fukuyama (1995)bahwa modal sosial merupakan serangkaian nilai-nilai atau norma-norma informalyang dimiliki bersama di antara para anggota suatu kelompok masyarakat yangmemungkinkan terjalinnya kerja sama di antara mereka. Modal sosial diyakinisebagai salah satu komponen utama dalam menggerakkan kebersamaan, mobilitaside, saling percaya, dan saling menguntungkan untuk mencapai kemajuan bersama.Dalam hal ini, kemajuan bersama yang tentunya diinginkan, baik oleh <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>maupun segenap lapisan masyarakat, ialah meningkatnya kesadaran publik terhadappentingnya keselamatan bertransportasi demi terciptanya keteraturan dalammasyarakat.Modal sosial senantiasa diwarnai oleh kecenderungan saling tukar kebaikandalam suatu hubungan atau antar-hubungan itu sendiri. Pola pertukaran inibukanlah sesuatu yang terjadi secara resiprosikal seketika seperti dalam proses jualbeli, melainkan suatu kombinasi jangka pendek dan jangka panjang dalam nuansaaltruism (semangat untuk membantu dan mementingkan kepentingan orang lain).Jika <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>, dalam seluruh keberadaannya selalu mementingkan masyarakatserta menunjukkan komitmen keberpihakan pada kepentingan umum, maka dapatdipastikan masyarakat pun akan membalasnya dengan memberikan dukunganpenuh terhadap kegiatan-kegiatan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>. Bahkan lebih jauh lagi, masyarakatdipastikan turut serta mengawal serta mengamankannya.Secara lebih konkret, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> sesungguhnya harus memulai denganmelakukan kebaikan terkait pelaksanaan kewajibannya, yakni pemberian santunankepada korban kecelakaan. Jangan sampai keluarga dan kerabat yang telah cukupmenderita karena nasib naas orang yang mereka sayangi harus lagi merasa dipersulituntuk memperoleh santunan sesuai haknya. Bagaimana pun, santunan bagi korbanmeninggal dunia (Rp25.000.000 untuk angkutan darat/laut dan Rp50.000.000untuk angkutan udara), korban yang mengalami cacat tetap (Rp25.000.000 untukangkutan darat/laut dan Rp50.000.000 untuk angkutan udara), korban yangmembutuhkan perawatan medis (Rp10.000.000 untuk angkutan darat/laut danRp25.000.000 untuk angkutan udara), serta biaya penguburan (Rp2.000.000 untuksemua jenis angkutan) takkan pernah sebanding dengan kepedihan yang harusditanggung oleh orang-orang terdekat. Bila ini dapat dipahami oleh <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> dandiwujudnyatakan menjadi kebaikan, tentunya akan mudah bagi masyarakat untukmenerima juga menghargai kebaikan-kebaikan lainnya sebagai sesuatu yang didasariketulusan. Ini juga akan jauh lebih ampuh untuk menumbuhkan pengenalan danmembentuk citra positif <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> ketimbang tayangan iklan segencar apa pun.Beralih kembali ke upaya peningkatan kesadaran publik tadi, kebaikan-kebaikansemacam pembagian helm gratis atau sosialisasi keselamatan dan pencegahankecelakaan lalu lintas hendaknya ditindaklanjuti dengan perumusan program yanglebih konsisten serta berkesinambungan. Misalnya saja, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> berinisiatifmemfasilitasi pembentukan Komunitas Peduli Keselamatan Transportasi, dimulaidari kota-kota besar sesuai prioritas berdasarkan tingginya tingkat kecelakaan. Harus99


100diingat agar <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> senantiasa memposisikan diri hanya sebagai fasilitator.Adapun bentuk kegiatan dan berbagai hal terkait pelaksanaannya semestinya didasariatas hasil rembug anggota masyarakat sebagai bagian dari komunitas tersebut. Initak berarti <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> harus lepas tangan. Pendampingan maupun dukunganpembiayaan kegiatan tetap diberikan sebagai wujud tanggung jawab sosial, tapimemberi ruang seluas-luasnya bagi masyarakat untuk berperan aktif, mengerahkankapasitasnya, dan menjadi aktor sosial ketimbang objek yang pasif.Nilai (value) merupakan elemen modal sosial lain yang dapat dimanfaatkan demimeningkatkan kesadaran publik terhadap pentingnya keselamatan bertransportasi.Nilai adalah sesuatu ide yang telah turun-temurun dianggap benar dan penting olehanggota kelompok masyarakat (Soekanto, 1999:78). Nilai apa saja yang berpotensiuntuk didayagunakan? Nilai agama adalah salah satunya.Berkaitan dengan nilai agama tersebut, sosialisasi keselamatan dan pencegahankecelakaan lalu lintas dapat mengangkat kenyataan bahwa nyawa merupakanpemberian yang teramat berharga dari Tuhan Yang Maha Esa. Oleh sebab itu,adalah kewajiban semua umat beragama untuk berupaya sedapat mungkin menjagakeselamatan dan mencegah terjadinya hal-hal yang bisa mengancam kelangsunganhidup. Mengingat karakteristik sebagian besar anggota masyarakat yang masihmenjunjung tinggi nilai agama, pendekatan semacam ini diharapkan cukup mengenadan efektif.Pada akhirnya, norma sosial, yang juga merupakan unsur pokok modal sosial, takboleh diabaikan. Norma-norma sosial akan sangat berperan dalam mengendalikanberbagai bentuk perilaku menyimpang. Dalam hal ini, UU No.33 Tahun 1964tentang Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang dan UU No.34 Tahun1964 tentang Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan harus disinergikan dengan UU No.22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Tak berlebihan pula biladirumuskan UU Keselamatan Transportasi agar ada kesamaan persepsi mengenaiupaya peningkatan keselamatan bertransportasi. Selain itu, juga agar benar-benarjelas siapa yang harus bertanggung jawab bila terjadi kecelakaan, terutama padamoda transportasi umum. Tak hanya bersumber dari aturan hukum formal, normasosial bisa juga mengakomodir adat istiadat, budaya, kearifan tradisional, serta tatanilai yang dimiliki masyarakat setempat.Peningkatan kesadaran publik mengenai pentingnya keselamatan bertransportasiadalah suatu hal yang mutlak dilaksanakan. Namun, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> tentu takmungkin melakukan semuanya tanpa dukungan dari seluruh anggota masyarakat.Pada akhirnya, diharapkan takkan lagi terlalu banyak nyawa yang melayang sia-siaakibat kecelakaan lalu lintas yang seharusnya dapat dihindari bila saja semua pihakmemiliki kesadaran untuk melakukan pencegahan secara maksimal. Nyawa takkandapat tergantikan dengan materi, seberapa banyak pun itu. Maka, upayakan selalukeselamatan bertransportasi mulai dari sekarang, dari diri sendiri, demi diri dankeluarga tercinta. Bersama <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>, kita pasti bisa.


DIALOG PUBLIK: Sebagai upaya membangun kesadaran masyarakat untuk mengutamakan keselamatantransportasi, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> menggelar dialog publik yang bekerja sama dengan berbagai perguruan tinggi se-Indonesia.101


Peran Serta <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>dalam Membangun KesadaranPublik terhadap KeselamatanBertransportasiMurtalibRadar SultengAngka kecelakaan lalu lintas di wilayah hukum Polda Sulteng cukupmemprihatinkan. Sesuai data dari Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) PoldaSulteng menjelang akhir tahun 2010, jumlah korban meninggal dunia dijalan raya setiap bulannya mencapai 30 orang. Bila dibagi per harinya, adasatu orang korban meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas di Sultengyang memiliki 10 kabupaten dan satu kota ini.Data dari kepolisian pernah diungkapkan Wakapolda Sulteng, Kombes Pol.Dewa Parsana, Minggu (19/12) sebelum pelepasan Sepeda Santai yangdilaksanakan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Sulteng dalam rangka menyongsong HUTEmas <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> yang diperingati seretak pada 1 Januari 2011. Di hadapan seribulebih peserta sepeda santai, Dewa Parsana mengatakan, peran <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> dalammembangun kesadaran publik terkait keselamatan berlalu lintas dinilai sangat getol.Mulai dari menggelar sosialisasi, dialog publik juga turun langsung ke lapangandengan sistem door to door membagi-bagikan helm standar kepada pengendarasepeda motor.“Kegiatan sepeda santai ini juga merupakan bagian dari kepedulian <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>dalam membangun kemitraan dengan masyarakat Sulteng secara umum. Kegiatanini sangat positif dan diharapkan masyarakat semakin patuh dan disiplin dalamberlalu lintas. Sambil berolahraga, peserta juga disuguhkan berbagai hadiah hiburandan grand prize sepeda motor,” jelas Parsana.Hal senada dijelaskan Kepala Cabang <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Sulteng, Markus Horo SH,bahwa kegiatan sepeda santai bersama <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> diharapkan lebih memperkenalkankeberadaan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> di tengah-tengah masyarakat Sulteng. Sebagai BUMNyang dipercaya pemerintah kata Markus, pihaknya selalu berbuat yang terbaik dan102


transparan terkait tugas dan tanggung jawab <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> dalam mengemban amanatUndang-Undang No.33-34 tahun 1964.Pada kesempatan itu, Markus juga mengatakan, bahwa para peserta yang saat inimengendarai sepeda santai diyakini sebagian besar di rumah memiliki kendaraanbermotor, baik kendaraan roda empat maupun roda dua (sepeda motor). Markus jugameminta para peserta sepeda santai untuk selalu disiplin dalam berlalu lintas. Yangmengendarai sepeda motor, gunakan helm standar. Pun demikian yang mengendaraimobil untuk selalu menggunakan sabuk pengaman. Dia juga meminta kepada parapeserta untuk menjadi agen informasi setiap melihat adanya kasus kecelakaan lalulintas di lapangan. “Laporkan kepada kantor <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> terdekat atau langsung keKantor Cabang di Palu,” pintanya.Masih banyak lagi upaya <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Sulteng membangun kesadaran publikterhadap keselamatan berlalu lintas. Hasil pantauan langsung Radar Sulteng, kegiatanteranyar yang digelar <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> adalah dialog publik. Kegiatan yang dipusatkandi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Palu, diikuti ratusan peserta, darikalangan pelajar, mahasiswa dan para kepala desa dan lurah. Menurut Humas <strong>Jasa</strong><strong>Raharja</strong> Sulteng Salim Cadullah, dipilihnya sebuah perguruan tinggi di Palu karenahasil survei dan data yang ada di <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Sulteng ditinjau dari usia korbanmeninggal diketahui usia produktif, yakni kisaran 15 tahun hingga 29 tahun.Dengan sasaran para pelajar dan mahasiswa, kata Salim, ada sebuah pesan moralkepada pelajar dan mahasiswa yang merupakan generasi muda harapan bangsa,untuk lebih waspada saat di jalan raya dan harus patuh terhadap disiplin berlalulintas. Para pelajar dan mahasiswa, lanjut Salim juga diharapkan dapat menjadicontoh teladan orang lain. Misalnya, saat berlalu lintas untuk saling menghargaisesama pengguna jalan. Beri kesempatan pengguna jalan dan jangan kebut-kebutandi jalan raya. Bahkan Kapolda Sulteng Brigjen Pol. M. Amin Saleh saat berdialogdengan Kepala <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Sulteng menitipkan pesan kepada masyarakat bahwa,“Jangan mengemudi di saat mabuk dan jangan mabuk di saat mengemudi.”Di Sulteng, keselamatan bertransportasi diagendakan tahun 2011 bakal masukkurikulum pendidikan. Hal ini dapat ditilik dari peran serta <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Sultengbersama Ditlantas dalam memfasilitasi seminar sehari yang dilaksanakan di MarryGlow, Juni 2010 lalu.Seminar dengan topik, “Peran Pendidikan dalam Membangun Etika dan TertibBerlalu Lintas”, tersebut diikuti ratusan peserta dari berbagai elemen masyarakatseperti, para pelajar, guru-guru, komite sekolah dan lembaga terkait yang diharapkandapat memberikan masukan atau muatan terkait rencana tertib lalu lintas masukkurikulum pendidikan di Sulteng. Empat pemateri dihadirkan masing-masingKombes Pol. Hariadi SH (Dirlantas), H. Abubakar Almahdali SE MSi (KadisDikjar), DR. Muh. Nur Ali M.Si (psikolog pendidikan) dan Kacab <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>Sulteng.Direktur Lalu Lintas Polda Sulteng, Kombes Pol. Hariadi SH mengatakan, upayauntuk membudayakan tertib berlalu lintas di Sulteng terus dilakukan kepolisianbersama <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> mulai dari sosialisasi langsung alias door to door ke sekolahsekolah,kampaye simpatik lalu lintas dengan membagikan brosur-brosur tentangimbauan tertib berlalu lintas termasuk pembagian helm secara gratis. Dampaknya103


104terjadi penurunan jumlah angka kecelakaan lalu lintas, namun katanya pemahamanbudaya tertib lalu lintas sejak dini perlu ditanamkan agar ke depan benar-benarmembudaya dan terbiasa di masyarakat.Orang pertama di jajaran Lalu Lintas Polda Sulteng menegaskan, keselamatanlalu lintas harus dimulai kedisiplinan sejak usia dini, karena masih rendahnyakesadaran masyarakat akan pentingnya keselamatan berlalu lintas. Kepolisian kataHariadi, tidak henti-hentinya melakukan program-programnya yaitu, polisi sebagaisahabat anak, patroli keamanan sekolah, safety riding, kampanye keselamatan lalulintas, Traffic Management Centre, dan kawasan tertib lalu lantas, operasi kepolisiandan penegakan hukum.Hal lain katanya, keluarga adalah sebagai lembaga pendidikan pertama bagianak untuk memperoleh pendidikan, sedangkan sekolah adalah lembaga pendidikankedua yang mengajarkan ( moral, ahlak, dan etika berlalu lintas ) dan lingkunganmasyarakat adalah lembaga pendidikan terakhir yang ikut mempengaruhi watak dankarakter seseorang.Dengan masuknya tertib lalu lintas dalam kurikulum nasional kepada pelajarmelalui pendidikan formal maka secara tidak langsung dapat mengurangi angkakecelakaan lalu lintas di Kota Palu khususnya dan Sulteng pada umumnya, karenapara pelajar sudah memahami betapa pentingnya disiplin berlalu lintas.Perwira tiga melati di pundaknya ini menambahkan, peran kepolisian dan<strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> membangun kesadaran publik terhadap keselamatan berlalu lintasdiharapkan menjadi kenyataan. Artinya, dengan masuknya keselamatan dan tertiblalu lintas pada kurikulum sekolah dapat memberi ilmu dan etika dalam berlalulintas sehingga dapat mengurangi angka kecelakaan lalu lintas di Provinsi SulawesiTengah khususnya pada tingkat pelajar, serta terus-menerus melakukan sosialisasikepada pelajar dalam hal ini TK, SD, SMP, SMA, perguruan tinggi dan masyarakatluas akan pentingnya keselamatan lalu lintas.


<strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> bukanSekadar Mencetak LabaDiapari S.Koran JakartaMencetak laba bersih 2009 sebesar Rp923,67 miliar dengan kenaikan320,20% dibanding 2008 tentu sebuah prestasi. Apalagi di tahun yangsama, manajemen <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> membukukan hasil investasi yang dalamsejarah perusahaan untuk pertama kali mampu menutup biaya usahadengan rasio 119,95%. Apakah ini cukup menjadi indikator keberhasilan?Tentu saja tidak.Sebagai perusahaan asuransi sosial, tugas <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> (JR) bukan hanyamenyetak laba namun mengemban tugas yang lebih besar. Selain memberijaminan asuransi kecelakaan lalu lintas, JR wajib turut serta menekan tingkatkecelakaan itu sendiri. Dengan kata lain, JR dituntut memanfaatkan laba bersihseoptimal mungkin demi mengurangi angka kecelakaan yang terus meningkat.Mengacu pada UU No 33 Tahun 1964, JR diamanatkan mengemban tugasmenyantuni korban kecelakaan lalu lintas bagi penumpang kendaraan angkutanumum seperti bus, kereta api, pesawat udara, kapal laut, serta moda angkutansungai, danau dan penyeberangan. Sedangkan berdasarkan UU No 34 Tahun 1964,JR wajib menyantuni korban kecelakaan lalu lintas bagi pengendara/penumpangkendaraan bermotor dan pengendara/penumpang kendaraan tidak bermotor(pejalan kaki, sepeda dayung, becak, dll) yang tertabrak kendaraan bermotor/moda angkutan lalu lintas jalan.Kecelakaan TinggiDari sudut pandang UU, JR sesungguhnya sudah menjalankan amanat danmenorehkan performa yang terus membaik baik dari tahun ke tahun, baik darisisi keuntungan maupun pelayanan. Namun menengok statistik angka kecelakaanlalu lintas, kinerja JR patut dipertanyakan.Sepanjang 5 tahun terakhir, angka kecelakaan tercatat 90.276 korban pada2006, 90.492 korban (2007), 99.176 korban (2008), 110.391 korban (2009) dan107.075 korban sampai dengan November 2010. Sementara nilai santunan yangdibayarkan pada periode yang sama masing-masing Rp500,581 miliar, Rp530,441105


miliar, Rp1,031 triliun, Rp1,363 triliun dan Rp1,039 triliun.Angka ini tentu lebih kecil dari yang sesungguhnya karena sejumlah korbankecelakaan tidak melapor. Bisa jadi karena sudah berdamai, di-cover asuransi lain,atau masih ada warga yang tidak tahu akan haknya.Tingginya angka kecelakaan tentu tidak adil jika menumpahkan semuakesalahan kepada JR. Sebab kecelakaan juga tak lepas dari andil lembaga keuanganyang memberi kemudahan mendapatkan kendaraan dengan sistem kredit. Di sisilain, kesadaran masyarakat akan keselamatan berkendara masih sangat rendah.Berdasakan data kepolisian, 72% dari kecelakaan lalu lintas berkaitan dengansepeda motor. Artinya, produsen sepeda motor harus ikut bertangung jawab gunamenekan angka kecelakaan tersebut.Dalam hal pencegahan, JR sudah melaksanakan berbagai program, termasukmelakukan sosialisasi yang gencar melalui media massa. Program yang dilakukanantara lain menggelar dialog publik, JR goes to campus, sosialisasi bagi siswa SMA,program safety riding yang antara lain memberi helm gratis melalui komunitasseperti ojek, mahasiswa, pelajar, polisi, dll.Tak cuma itu, JR juga menyediakan sarana ketertiban berlalu lintas sepertimembuat papan dan spanduk peringatan, billboard/gapura, banner, sticker spotlight,traffic cone, barikade, pemberian ambulans untuk polisi dan rumah sakit, sertasepeda motor untuk polisi lalu lintas yang pada tahun 2009 menghabiskan danaRp53,027 miliar.Dari sisi pelayanan, JR tak perlu diragukan karena sudah mengantungi sertifikatmanajemen mutu ISO 9001-2000. Ini berkat layanan dengan sistem jemputbola yang sudah diterapkan sejak lama. JR merupakan perusahaan yang mampumembayar santunan hanya 7 hari sejak kecelakaan dan 4 jam sejak diajukan. Faktaini sekaligus menepis stigma tentang buruknya pelayanan BUMN.DesentralisasiGuna mendekatkan diri pada masyarakat sekaligus mengurangi konsentrasipelayanan di satu tempat, JR juga menggagas pendirian Kantor Pelayanan <strong>Jasa</strong><strong>Raharja</strong> (KPJR). Sejak 2009 JR telah mengoperasikan 30 KPJR di 13 provinsi,dan pada 2010 berkembang menjadi 35.Cabang DKI Jakarta merupakan contoh sukses pelaksanaan KPJR. Setelahmendirikan Kantor Perwakilan di wilayah Jakarta Barat, Jakarta Selatan danJakarta Timur, Cabang DKI menambah KPJR sebagai gerai pelayanan, dengantujuan yang sama yakni mendekatkan diri kepada masyarakat.Keberadaan Kantor Perwakilan dan KPJR terbukti meningkatkan mutupelayanan. Sebelumnya, seluruh pelayanan terkonsentrasi di Kantor Cabang diJl. Kali Besar Timur No 10, Jakbar. Sekarang warga Jakarta Timur, Jakarta Barat,Jakarta Selatan dan Jakarta Utara tidak perlu repot–repot ke kantor cabang. Selainjauh, akses ke Kantor Cabang DKI yang terletak di daerah Kota terkenal macet.Desentralisasi pelayanan ini membuat klaimen tidak perlu antre dan menungguberjam-jam. Sebelum ada kantor perwakian dan KPJR, rata–rata 15 orang setiaphari yang mengurus santunan di kantor cabang. Jika satu orang ditemani satukerabat saja sudah ada 30 orang yang berjubel di ruang tunggu. Dengan adanya106


KPJR, antrean menjadi hanya 4-5 orang setiap hari.Untuk mempercepat proses pembayaran santunan, setiap kantor perwakilandan KPJR dilengkapi pula dengan keberadaan Ajun Surveyor. Ajun surveyor inibertugas di Unit Kecelakaan Polres dan rumah sakit setempat guna memantaukecelakaan lalu lintas. Jika ada kasus kecelakaan, ajun surveyor ini segeramemastikan apakah korban terjamin atau tidak.Jika terjamin, para ajun surveyor segera menyampaikan kepada korban maupunkeluarganya bahwa yang bersangkutan berhak mendapat santunan kematian bagiyang meninggal dunia atau biaya perawatan bagi korban luka–luka.Terpenting, ajun surveyor bisa memberi garansi kepada rumah sakit agar korbankecelakaan segera ditangani karena memang mendapat santunan dari JR. Sebab,tak jarang rumah sakit enggan menangani pasien karena tidak ada keluarga yangbertanggung jawab.Sejauh ini, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> sudah bekerja sama dengan Rumah Sakit UKI, Cawangdan Rumah Sakit Islam, Cempaka Putih dalam hal perawatan korban kecelakaan.Selain sering menerima pasien korban kecelakaan, kedua rumah sakit ini sudahmenerapkan manajemen keuangan satu pintu.KesimpulanMencermati amanat UU, sesungguhnya JR sudah berada pada jalur yang benar.Namun seperti disebutkan pada awal tulisan ini, keberhasilan JR tidak hanyadilihat dari sisi kemampuan mencetak laba, mendongkrak hasil investasi, danmenyuguhkan layanan prima. Lebih penting adalah bagaimana agar ke depan JRmampu berperan aktif meminimalisasi angka kecelakaan.Guna mencapai harapan itu, ada beberapa hal penting yang perlu digarisbawahi.Pertama, pemegang saham harus rela mengoptimalkan pemanfaatan dividen untukketertiban dan keselamatan berkendara. Sebab, tingkat kecelakaan yang rendahakan mengurangi pembayaran santunan yang pada gilirannya berdampak positifterhadap laba bersih.Kedua, desentralisasi pelayanan tak bisa dihindari. Penambahan KPJR bersifatwajib dan berbanding lurus dengan peningkatan SDM secara kuantitatif maupunkualitatif. Dengan 28 cabang, 61 kantor perwakilan, dan 35 KPJR yang ada, taklagi memadai mengingat luasnya wilayah Indonesia.Ketiga, saat ini nilai santunan kecelakaan di darat dan laut adalah Rp25 juta(meninggal dunia), maksimal Rp10 juta (biaya perawatan) dan maksimal Rp25juta (cacat tetap). Sedangkan santunan kecelakaan udara Rp50 juta (meninggaldunia) dan maksimal Rp25 juta (biaya perawatan). Nilai santunan itu dinilaisudah tidak memadai mengingat inflasi dan kenaikan biaya perawatan.Keempat, program pencegahan dan penyediaan sarana ketertiban lalu lintas sertakampanye dan sosialisasi melalui media massa harus lebih gencar dilakukan.Kelima, mengamandemen UU No. 33 dan 34 Tahun 1964, sehingga seluruhkorban kecelakaan wajib mendapat santunan tanpa melihat jenis kecelakaannya,seperti kecelakaan tunggal yang belum ter-cover. Begitu juga dengan pengobatanalternatif di luar medis seperti dukun patah yang selama ini belum diakui.Melalui berbagai program pencegahan serta kampanye ketertiban dan keamanan107


erkendara, tingkat kecelakaan niscaya dapat diminimalisasi. Namun, memperluascakupan gerai pelayanan serta memberikan perlindungan bagi seluruh korbankecelakaan tanpa kecuali, masih menjadi impian. Jika mimpi itu terwujud, makaslogan “Asuransinya Masyarakat Indonesia”, benar-benar pantas melekat pada <strong>Jasa</strong><strong>Raharja</strong>.LEBIH DEKAT: Untuk memberikan pelayanan maksimal dan menjaring lebih banyak korban kecelakaan lalulintas yang berhak mendapat santunan, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> mengembangkan konsep kantor pelayanan.108


Ayo Ganyang “Monster”Ganas di Jalanan!H. Agus WahyudinPos KotaKecelakaam transportasi jalan diam-diam menjadi monster ganas yangmerenggut nyawa manusia setiap 20 menit. <strong>Ketika</strong> membuka PekanKeselamatan Transportasi Jalan IV tahun 2010 di Makassar, SulawesiSelatan, Sabtu (15/5), Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantonomengemukakan sebanyak 28.000 orang meregang nyawa di lokasikecelakaan setahun.Dia mengemukakan jumlah itu akan jauh lebih besar karena kemungkinantak semua kasus kecelakaan tercatat, serta kemungkinan korban luka beratjuga meninggal dunia setelah tiba di rumah sakit atau setelah mendapatkanperawatan.Kecelakaan tersebut menimbulkan multi-efek luar biasa, terutama dalamperhitungan secara ekonomis. Jika dihitung dari pendapatan domestik bruto (PDB)Indonesia, kerugian ekonominya mencapai Rp81 triliun lebih.Jumlah tersebut meliputi perhitungan potensi kehilangan pendapatan korbankecelakaan, perbaikan fasilitas infrastruktur rusak akibat kecelakaan, rusaknya saranatransportasi dalam kecelakaan, serta komponen lainnya.Besarnya uang yang harus dikeluarkan akibat kecelakaan, secara nominaldiperlihatkan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>. Periode Januari hingga November 2010, dana santunansudah mencapai Rp1,3 triliun. Angka ini sama dengan jumlah uang santunan yangdibayar selama tahun 2009.Sedangkan untuk potensi kehilangan pendapatan korban kecelakaan, dataDitlantas Polda Metro Jaya memperlihatkan sebagian besar korban tewas dalamkecelakaan adalah berusia produktif.Tahun 2010, korban tewas kecelakaan di wilayah hukum Polda Metro Jayatercatat 80,13 persen pegawai swasta atau 4.267 orang, 14,04 persen pelajar ataumahasiswa atau sebanyak 748 orang, 1,99 persen PNS atau 106 orang, serta 1,5persen TNI dan Polri atau 80 orang.Penyebab kecelakaan itu, Dirjen Perhubungan Darat Suroyo Alimoesomenegaskan setiap tahun masih didominasi oleh faktor manusia (human error).109


“Tinggal bagaimana kita bisa membangun kesadaran secara individu dan kolektifuntuk tertib dan disiplin di jalan. Ini karena infrastruktur jalan sudah bagus, fasilitasdi jalan sudah baik, begitu juga kendaraan sudah cenderung semuanya laik jalan,”cetusnya kepada Pos Kota, Selasa (28/12).EdukasiMembangun kesadaran soal tertib dan disiplin berlalu lintas memang menjadipekerjaan besar buat bangsa ini. Kesadaran bahwa keselamatan di jalan menjadifaktor sekaligus orientasi tunggal dalam berkendara.Kampanye dan edukasi soal keselamatan di jalan sering dilancarkan baik olehPolri dan Kementerian Perhubungan, maupun oleh korporasi, termasuk <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>.Kampanye dan edukasi tersebut tampak belum begitu efektif bila melihat masihterus tingginya tingkat kecelakaan di jalan dan korbannya. Artinya, kecelakaanmasih menjadi monster ganas yang berkeliaran di jalanan.Dirjen Perhubungan Darat Suroyo Alimoeso mengakui fakta belum efektifnyakampanye dan edukasi tersebut. Karena itu, dia menyatakan perlu ada strategi ataucara lain yang lebih jitu.Pos Kota menilai bisa jadi ada persoalan materi, strategi komunikasi ataupunregulasi dari kampanye serta edukasi keselamatan di jalan. Kampanye dan edukasikemungkinan lebih mengedepankan seremonialitas ketimbang substansi danorientasi pada hasil (output).Perubahan StrategiDalam konteks ini, lebih baik setiap kampanye dan edukasi secara jujur dievaluasiserta diuji level keberhasilannya dalam memengaruhi ruang psikologis obyek sehinggaterbangun kesadaran untuk mengedepankan keselamatan dalam menggunakanjalan.Sebagai BUMN, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> bisa memelopori pengujian tersebut denganmenggunakan banyak parameter sehingga lebih objektif dan dapat melahirkanrekomendasi perlunya perubahan besar dalam strategi komunikasi dan edukasi tadi.Berdasarkan rekomendasi tersebut maka dapat dirumuskan dan dibangun strategibesar melalui penelitian melibatkan psikolog, psikiater, sosiolog, pakar transportasi,serta pengguna jalan.Efektivitas dari perubahan yang dibangun <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> tersebut bisa menjadimodel yang dapat digunakan secara nasional dalam membangun keselamatantransportasi jalan. Model ini diharapkan ampuh untuk menciutkan “monster”pembunuh massal di jalan.110


Ada, Bukan untuk Sensasi namun untuk Berbagi Rasa SimpatiInilah Asuransinya IndonesiaA. Rachman Pelu,Harian Suara Ekspresi AmbonSecara umum angka kecelakaan di Maluku terjadi karena kurangnya rasakesadaran yang tinggi masyarakat pengguna jalan.Memang kecelakaan itu adalah rahasia misteri ilahi, namun sebab musababkecelakaan itu sendiri adalah faktor ikhtiar diri yang penting bagi setiapmanusia yang merasa punya nyawa. Kecelakaan sering kali berkaitdengan kelalaian. Konsekuensi dari sebuah kelalain biasanya berujung pada hal-halyang tidak diinginkan. Bukan daftar yang pendek jika kita menyimak, mengamatiataupun mendengar dari setiap kabar akan deretan peristiwa kematian yang terjadiakibat kecelakan. Bila ditelusuri sesaat sebelum terjadi kecelakaan, toh! semuanya ituhampir karena lalai.Bersyukurlah! Di negeri yang kita pijak ini, ada lembaga BUMN yang melakukanperhatian ekstra dari setiap kecelakaan transportasi baik itu di darat, laut bahkanudara. <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>, itu nama lembaganya. Lembaga yang satu ini sering didatangi,dibikin “repot” oleh korban ataupun keluarga korban. Urusannya adalah Asuransi.Meskipun demikian oleh <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>, tanggung jawab tetap terus jalan, terusdilayani, terus diperhatikan, terus diurus sampai terus disantuni dengan tuntas.Terus dan terus. Inilah yang dilakukan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>, mengingat dinamika persoalankecelakan yang terjadi di masyarakat selalu saja ada. Maka tak heran <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>terus dan terus melakukan pelayanan terbaiknya di mana pun di negeri ini. Perannyaitu bukan mencari sensasi, namun memberikan nilai simpati akan arti kemanusiaandari sebuah peristiwa kecelakaan. Untuk itu <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> ada, sebagai AsuransinyaMasyarakat Indonesia.Secara umum angka kecelakaan di Maluku terjadi karena kurangnya rasa kesadaranyang tinggi oleh masyarakat pengguna jalan. Bagi masyarakat Maluku khususnyaKota Ambon agar dapat memahami aturan berkendaraan. Menaati aturan lalu lintaskarena dengan begitu maka kita dapat mencegah jatuhnya korban kecelakaanUpaya pelayanan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Maluku meminimalkan tingkat kecelakan tetapmenjadi agenda penting. Berbagai kegiatan sudah digalakkan, dicanangkan, dandigelar. Dengan tujuan tak lain untuk menyadarkan, mengingatkan, mengimbau111


112dan mengajak setiap pengguna transportasi untuk merenungkan akibat fatal darikelalaian penggunaan dan pemanfaatan transportasi.Dialog publik dengan instansi pemerintah, jajaran Kepolisian Daerah juga denganperguruan tinggi di Kota Ambon, mendatangi sekolah-sekolah dan sederet kegiatanlainnya yang dilakukan di Ambon oleh <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> adalah wujud kepedulian yangtinggi kepada masyarakat Maluku guna memberikan pemahaman soal penyaluransantutan korban kecelakaan. Pemahaman soal santunan menjadi bagian penting bagi<strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Maluku, namun sosiliasasi untuk mengkampanyekan tentang tertibdalam sadar hukum berlalu lintas menjadi keutamaan dari setiap rangkaian kegiatan<strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Maluku.Terlepas dari melaksanakan tugas dan tanggung jawab lembaga. Secara harfiahdapat dinilai sungguh perbuatan dan tindakan yang mulia lembaga asuransi ini. <strong>Jasa</strong><strong>Raharja</strong> selalu di depan untuk mengingatkan kita, mengimbau yang masih hidupdan sehat agar lebih sadar dan mawas diri untuk berhati-hati di jalan. Dia juga selaluhadir menawarkan pelayanan dan menyibukkan diri di saat kita telah menyandangpredikat sebagai korban dari sebuah kecelakaan. <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> selalu saja ada di setiapduka dari peristiwa kecelakan. Di lain waktu dan kesempatan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> kadangberada di tengah masyarakat untuk berbagi mengulurkan bantuan sosial gunamewujudkan sebuah peningkatan hidup bagi masyarakat agar lebih berkualitas. Itusudah dilakukan oleh <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> sejak 49 tahun lalu sampai saat ini.Andaikan saja klimaks dari pencapaian sosialisasi <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Maluku di tahun2011 mendatang dapat terwujud dengan baik, begitupun <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> di wilayahlainnya di nusantara ini, sehingga angka kematian itu dapat ditekan sebesar-besarnya,maka tidak menutup kemungkinan bahwa persoalan santunan oleh <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>dapat mengarah kepada persoalan kemanusiaan dalam arti hidup dan kehidupan.Bukan dalam arti yang lain.Semoga dapat direnungkan, selamat berlalu lintas! Masih banyak yang menantidan menginginkan Anda dengan selamat sampai di tujuan.


Siaga Pantau Angkutan MudikAchmad ChuriTabloid TransindoDi samping menyiapkan 200 bus untuk mudik gratis, <strong>PT</strong> <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>(Persero) melalui kantor cabang di seluruh Indonesia juga ikut terlibat aktifdi Posko Angkutan Lebaran Terpadu 2010. Terutama untuk memantau jikaterjadi kecelakaan, sehingga proses santunan asuransi bagi korban atauahli waris, bisa cepat diselesaikan.Tentu semua pemudik berharap bisa selamat hingga kampung halaman untukmerayakan Lebaran bersama sanak famili. Mudik, seolah telah menjadi bagianyang tak terpisahkan bagi sebagian masyarakat urban perkotaan. Tak pelak,setiap menjelang Idul Fitri, jutaan kaum urban, rela bersusah payah, menyemut dijalan raya menuju kampung halaman. Bahkan seiring dengan meningkatnya kaumurban, jumlah pemudik setiap tahun juga terus meningkat. Dari Ibu Kota Jakartasaja, tahun ini diperkirakan sebanyak 2 juta orang lebih, akan pulang kampung.Mobilitas orang dengan berbagai jenis angkutan dalam waktu yang bersamaan,terutama angkutan jalan raya yang selalu menjadi tumpuan utama para pemudik,tak pelak memicu terjadinya kemacetan. Dalam kondisi seperti ini, acapkali jugarawan menimbulkan terjadinya kecelakaan. Apalagi pada saat peak season seperti ini,banyak dijumpai angkutan umum maupun pribadi membawa penumpang hinggaover capacity (melebihi kapasitas). Sehingga kerap memicu terjadinya kecelakaantransportasi di jalan.”Dalam kondisi seperti ini, ancaman kecelakaan juga kerap terjadi, meskitak seorang pun menghendakinya. Karena itu, dalam rangka ikut menyukseskanangkutan mudik lebaran, kami juga ikut siaga. Di antaranya dengan menurunkanpetugas untuk pro aktif memonitor jika terjadi kasus kecelakaan. Sehingga, bilaterjadi kecelakaan, petugas bisa membantu memproses administrasi santunanasuransi kecelakaan,” ungkap Diding S. Anwar, Direktur Utama <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>, padaacara buka puasa bersama dengan jajaran wartawan di Jakarta, belum lama ini.Di samping itu, dalam rangka membantu aparat dalam menyukseskan angkutanmudik, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> juga memberikan bantuan 2.000 traffic cone dan 1.000 unitbarikade kepada pihak kepolisian yang dibagikan di beberapa Polres yang dilaluijalur mudik. Juga mendirikan 140 Pos Pelayanan Kesehatan Gratis (Poskotis) di 28113


Cabang di seluruh Indonesia dengan menyiagakan 150 dokter dan 500 paramedis.Mengoperasikan 29 mobil unit keselamatan lalu lintas (MUKL) bersama BidokkesPolda di seluruh Indonesia, khususnya di jalur mudik.Di wilayah DKI Jakarta, bantuan telah disampaikan ke jajaran Kepolisian,khususnya jajaran Direktorat Lalu Lintas PMJ, yang meliputi; rompi 1.300 unit,traffic cone 115 unit, barikade 55 unit, senter & baterai 145 set dan jas hujan140 buah. Kombes. Pol. Drs. Condro Kirono, menyambut baik adanya bantuanyang diberikan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>. Diharapkan, hal ini akan menambah spirit, motivasi,semangat jajaran kepolisian dalam bertugas.Alihkan Pengendara MotorGuna menekan terjadinya kasus kecelakaan, terutama yang melibatkanpengendara roda dua, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> kembali menyelenggarakan mudik bareng gratis.Tahun ini merupakan tahun ketiga, BUMN ini mengadakan mudik bareng gratis.Sasaran utamanya yakni pemilik motor agar beralih ke bus yang disediakan <strong>Jasa</strong><strong>Raharja</strong> tanpa dikenakan biaya (gratis). ”Tahun ini jumlah bus yang kita sediakansebanyak 200 unit, naik dari tahun lalu yang hanya 150 bus. Mudik Gratis yang akandilepas 6 September dari parkir timur Senayan, sasarannya mengalihkan pengendarasepeda motor agar mudik menggunakan bus gratis, kita harapkan ada sekitar 10.000penumpang yang bisa diangkut,” ungkap Diding S. Anwar.Menurutnya, selain untuk membantu masyarakat yang akan mudik ke kampunghalaman, program mudik gratis juga merupakan upaya preventif (pencegahan)terhadap kecelakaan lalu lintas. Terutama untuk kendaraan roda dua, mengingatmotor bukanlah alat transportasi yang nyaman untuk menempuh perjalanan jarakjauh. Selain melelahkan, di saat terjadi kemacetan arus lalu lintas, motor juga rawanterjadi kecelakaan.Dalam kaitan pengamanan Operasi Ketupat Jaya 2010, jajaran Ditlantas PMJ jugatelah melakukan langkah-langkah strategis, melalui imbauan ”Mudik dengan SepedaMotor Penuh Risiko dan Bahaya”. Untuk mengatasinya, telah dilakukan sosialisasidi kantong-kantong masyarakat, mendekati perusahaan agar menyelenggarakanmudik bersama bagi karyawannya tidak dengan sepeda motor. Himbauan dilakukanmelalui media televisi, radio, spanduk, leaflet, mendekati perusahaan.”Berdasarkan data kepolisian dan juga catatan santunan yang kami keluarkan,sekitar 70% kecelakaan lalu lintas jalan, melibatkan pengendara roda dua. Sebagianbesar korbannya juga berasal dari kalangan usia produktif yang seharusnya menjaditumpuan harapan masa depan bangsa. Karena itu, ini perlu menjadi perhatian kitabersama,” tegasnya.Karena itu, pihaknya menyambut baik respons besar dari masyarakat terhadapprogram ini. Hal ini terlihat dari tingginya animo masyarakat untuk mengikutiprogram ini. Adapun syarat bisa ikut Program Mudik Bareng Bersama <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>,di antaranya harus memiliki sepeda motor dengan melampirkan foto kopi STNK,SIM, dan KTP yang masih berlaku.Program mudik bareng gratis ini akan diberangkatkan 6 September dari dua kotautama, yakni Jakarta dan Surabaya. Dari Jakarta disiapkan 175 bus untuk 21 kotatujuan. Di antaranya Bandar Lampung, Cirebon, Kuningan, Tasikmalaya, Ciamis,114


Semarang, Solo, Tegal, Pati, Yogyakarta, Purwokerto, Pekalongan, Kebumen,Wonogiri, Wonosari, Wonosobo, Malang, Madiun, Gresik, Surabaya, dan Pasuruan.Sedangkan dari Surabaya sebanyak 25 bus menuju 12 kota, meliputi Madiun,Ponorogo, Cepu, Solo, Semarang, Banyuwangi, Jember, Blitar, Kediri, Tulungagung,Trenggalek, dan Yogyakarta.Selain itu, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> juga ikut terlibat dalam Tim Posko Terpadu AngkutanMudik 2010. Hal ini sejalan dengan Instruksi Presiden RI Nomor 3 Tahun 2004Tentang Koordinasi Penyelenggaraan Angkutan Lebaran Terpadu di mana kantorKementerian Perhubungan sebagai koordinatornya.TANGGUNG JAWAB BERSAMA: Menangani persoalan transportasi harus dilakukan bersama-sama. Dalamkonteks ini <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> pun selalu berkoordinasi dengan mitra terkait, di antaranya dengan <strong>PT</strong> Indonesia Ferryyang menangani penyeberangan Merak-Bakauheni.115


Jangan Gunakan Ponselsaat BerkendaraAhmad RiyadiRadar JogjaBagi Anda yang gemar menggunakan ponsel saat berkendara, sebaiknyakebiasan itu segera diakhiri. Bila tetap mengunakan menelepon ataumengirim pesan singkat saat berkendara, bisa diancam pidana ataudidenda maksimal Rp 750 ribu.Tuntutan pidana kurungan atau denda itu bisa dijatuhkan kepada pengendarayang menggunakan ponsel saat berkendara. Ini lantaran perilaku tersebutdapat membahayakan keselamatan dirinya sendiri dan orang lain.”Mengoperasikan handphone saat mengemudi mobil atau seped motor, baik itumenerima panggilan, menelepon, membaca SMS atau pun mengirim SMS, sangatmembahayakan bagi pengemudi dan orang lain. Sebab, kegiatan memainkan ponselsaat mengemudi dapat mengganggu konsentrasi berlalu lintas,” kata KasatlantasPoltabes Jogja Kompol Ruminio Ardano kepada Radar Jogja beberapa waktu lalu.Meski kepolisian dan instansi terkait sudah gencar melakukan sosialisasi. Namun,perilaku memainkam handphone saat berkendara masih sering dijumpai di lapangan.Karena itu, undang-undang yang mengatur soal ini akan terus disosialisikan ditengahmasyarakat sebagai shock therapy para pengemudi yang terbiasa memainkan ponselsaat berkendara.”Bisa dibilang ini sebagai culture shock. Ponsel dianggap sesuatu yang sangaturgent bagi sebagian masyarakat, sehingga terkadang saat berkendara mereka punsering memainkan ponsel tersebut. Padahal, kegiatan itu dapat merusak konsentrasiberkendara dan dapat membahayakan keselamatan pelaku dan orang lain. Untukmenghindari kecelakaan lalu lintas, sebaiknya handphone jangan diangkat ketikasedang berdering,” tegas Ruminio.Dalam UU No 22 tahun 2009 pasal 283 disebutkan mengemudikan kendaraansecara tidak wajar dan melakukan kegiatan lain atau dipengaruhi suatu keadaan yangmengakibatkan gangguan konsentrasi mengemudi di jalan diancam pidana kurungan3 bulan atau denda Rp750 ribu. Berpijak pasal itu, dapat disimpulkan menggunakanponsel sambil berkendara dapat menggangu kosentrasi.116


”Mengoperasikan handphone ketika sedang menyetir, baik itu di atas mobil atausepeda motor, jelas kegiatan itu dapat mengganggu konsentrasi. Petugas pun dapatmenilang pengedara sesuai pasal 283, apabila di lapangan dijumpai mengoperasikanponsel sesuai dengan,” terang Ruminio.Menurut Ruminio, aktivitas berponsel saat berkendara tidak hanya membahayakanbagi pelaku. Tapi, aktivitas tersebut juga dapat membahayakan bagi pengendara lain,pengguna jalan yang berada didekatnya atau pun masyarakat di sekitarnya.”Jangan sampai orang lain yang sudah berperilaku tertib saat berlalu lintas, tibatibamenjadi korban pengendara lain yang lengah karena asyik mengoperasikanponsel. Supaya masyarakat berhati-hati dan menghentikan kebiasaan itu, makadalam pasal di UU No 22 tahun 2009 dijelaskan ada ancama yang relative tinggi,”tegasnya.Perempuan Lebih Tertib Berlalu LintasDari pantauan Radar Jogja, ternyata perempuan lebih tertib lalu lintasdibandingkan kalangan laki-laki. Pantauan itu diperkuat data pelanggaran yangdirangkum Dirlantas Polda DIJ tentang pelanggaran Lalu lintas.Setidaknya, selama Januari hingga Mei 2010 terdapat 12 ribu lebih jenispelanggaran lalu lintas. Dari angka pelanggaran tersebut, hampir sepuluh ribupelanggaran dilakukan pengendara laki-laki.”Dibandingkan laki-laki, pelanggar perempuan dalam berlalu lintas kira-kirahanya 20 persen saja atau di bawah 3 ribu pelanggaran. Dari data ini menunjukkanbahwa perempuan cenderung lebih tertib berlalu lintas ketimbang pria,” kataKasubdit Bin Gakum Dirlantas Polda DIJ Kompol Teddy Suhendyawan.Namun demikian, perbandingan angka pelanggaran tidak merata di semuawilayah Dirlantas Polda DIJ. Misalnya, di Sleman persentase perempuan yangmelanggar lalu lintas cukup tinggi dibandingkan daerah lain. Pengemudi perempuandi Sleman yang melakukan pelanggaran jumlahnya sama dengan angka pelanggaranyang dilakukan laki-laki. Berikutnya disusul angka pelanggaran di wilayah PolresBantul yang komposisi pelanggarannya juga nyaris seimbang.Dari data Polres Sleman, total angka pelanggaran ada sebanyak 3.322 pelanggaran.Dari jumlah itu, 2.213 dilakukan oleh pria sedangkan pelanggar perempuan angkanyamencapai 1.109 pelanggar. Sementara data dari Polres Bantul, angka pelanggarantembus sebanyak 2.378 pelanggaran dan hampir seribu pelanggaran dilakukan olehperempuan.117


<strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> dan Perannyadalam KeselamatanBertransportasi di IndonesiaAminudin Azizwww.seputarnusantara.comKeselamatan bertransportasi di Indonesia merupakan salah satu tujuandan program yang dilaksanakan oleh <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>. <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> selaluberupaya untuk ”menciptakan rasa aman, tertib, lancar, nyaman danselamat dalam berkendaraan.”Dengan semakin padatnya arus lalu lintas jalan raya di Indonesia, membawakonsekuensi logis terhadap tingginya angka kecelakaan lalu lintas.Kecelakaan lalu lintas jalan raya sangat berdampak sistemik terhadapperekonomian keluarga dan akan menciptakan kemiskinan secara sistematis.Pemerintah Australia pun turut prihatin atas banyaknya korban jiwa akibatrendahnya tingkat keselamatan jalan di Indonesia. Bila masalah keselamatan jalanitu tidak segera diperbaiki, jumlah korban akan terus bertambah.Menurut Menteri Infrastruktur dan Transportasi Australia, Anthony Albanese,Pemerintah Australia mempelajari bahwa terdapat sekitar 40.000 korban tewas danlebih dari satu juta orang terluka akibat kecelakaan lalu lintas di Indonesia terjadisetiap tahun. Kecelakaan lalu lintas itu terkait erat dengan keselamatan di jalan.Apabila tidak ada tindakan yang nyata, maka diduga korban kecelakaan lalulintas akan meningkat hingga 50.000 jiwa setiap tahunnya. Itu merupakan angkayang sangat luar biasa dan mengakibatkan kerugian ekonomi dan SDM (SumberDaya Manusia) yang sangat besar. Dia juga mengatakan bahwa keselamatan jalanmerupakan isu penting bagi kedua negara (Indonesia dan Australia ).Keselamatan jalan memiliki dampak ekonomi yang sangat signifikan diIndonesia. Studi yang telah dilakukan oleh Bank Pembangunan Asia pada tahun2004 mengungkapkan bahwa biaya dari seluruh kecelakaan yang terjadi di Indonesiamencapai 2.9 persen dari total pendapatan per kapita. Indonesia pun masihkekurangan tenaga ahli yang memiliki kemampuan khusus untuk mengidentifikasidan memperbaiki masalah keselamatan jalan.Oleh karena itu, untuk menekan jumlah kecelakaan bertransportasi di Indonesia,118


<strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> selalu mensosialisasikan kepada orang terdekat, keluarga, lingkungandan seluruh masyarakat Indonesia tentang bagaimana cara berlalu lintas yang baikdan benar serta betapa pentingnya keselamatan berlalu lintas.Di samping itu, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> juga sangat intensif menginformasikan kepadamasyarakat bahwa korban yang ditabrak oleh kendaraan bermotor seperti pejalankaki, pengendara kendaraan tidak bermotor dan tabrakan dua kendaraan bermotormendapat santunan dari <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> jika korban mengalami luka-luka, cacat atausampai meninggal dunia.Seluruh pengguna moda transportasi baik darat, laut maupun udara berada dalamjaminan Undang-Undang No. 33 dan 34 Tahun 1964, dimana penumpangnyatelah membayar Iuran Wajib bersamaan ongkos / tiket angkutan. Sehingga seluruhpenumpang dalam jaminan dan berhak atas dana santunan sesuai ketentuan yangberlaku. Jumlah santunan meninggal dunia yang dibayarkan sebesar Rp25 Juta.Sedangkan bagi korban yang luka-luka <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> akan mengganti biaya perawatankorban maksimal Rp10 Juta untuk masing-masing korban.<strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> (Persero) sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pemegangamanah pengelola program asuransi sosial berdasar pada UU No.33 Tahun 1964 JoPP No.17 Tahun 1965 tentang dana pertanggungan wajib kecelakaan penumpang.Dan UU No.34 Tahun 1964 Jo PP No.18 Tahun 1965 tentang dana kecelakaan lalulintas jalan.Kini, di usianya yang ke-50 Tahun <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> masih terus meningkatkankerja sama dengan berbagai rumah sakit dan pihak kepolisian, untuk mencegah/mengurangi risiko kecelakaan yang mungkin terjadi dan berdampak fatal padakorban.Meraih pelayanan yang berkualitas merupakan impian setiap lembaga/institusiyang melaksanakan program pelayanan kepada masyarakat. Demikian pula denganapa yang dilakukan oleh <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>. Dalam HUT Emasnya (50 Tahun) <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>selalu memberikan pelayanan yang maksimal kepada masyarakat, khususnya kepadapara korban kecelakaan lalu lintas jalan.Untuk mewujudkan impian tersebut, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> terus berupaya melakukanperbaikan dan penyempurnaan layanan, yang salah satunya adalah dengan terusmensosialisasikan peran dan fungsi <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> sebagai perusahaan asuransikecelakaan lalu lintas jalan.Disadari betul bahwa ketersediaan SDM (Sumber Daya Manusia) yang berkualitasmerupakan hal yang paling utama dalam melakukan pelayanan yang prima kepadamasyarakat, serta ketersediaan kantor pelayanan juga turut mendukung mewujudkanimpian tersebut.Sebagai contoh peranan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> dalam keselamatan bertransportasi diIndonesia, pada 2 Maret 2010 <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Ternate menyerahkan bantuan operasionalkepada Direktur Lalu Lintas Polda Maluku Utara bertempat di halaman Polda Malutdisaksikan langsung Kapolda Maluku Utara Brigjen Polisi Drs.Fajar Prihantoro danDirektur Lalu Lintas Polda Maluku Utara AKBP Edi Yudianto.Bantuan yang diserahkan berupa 2 motor Kawasaki trail, 30 traffic cone, 11 setjas hujan, 35 senter dan 65 rompi. Pada kesempatan tersebut Kapolda Maluku Utaramenyampaikan rasa terima kasih dan pujian kepada <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Maluku Utara atas119


peran sertanya dalam pencegahan dan penanggulangan kecelakaan lalu lintas diMaluku Utara.Contoh lain, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> dalam upaya pencegahan terjadinya kecelakaanlalu lintas di Wilayah Hukum Polres Banyumas. Kepala <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> PerwakilanPurwokerto, Rudi Julianto, SE, QIA didampingi PJ. Pelayanan, Susilo, Amd secarasimbolis menyerahkan bantuan sarana penanggulangan kecelakaan kepada SatlantasPolres Banyumas, yang diterima oleh Kaur Bin Ops. Lantas Polres Banyumas, Iptu.Pol. Muhayat dan disaksikan Kanit Laka Iptu. Pol. Sukarwan, Rabu (10/02/10).Bantuan sarana penanggulangan kecelakaan yang diserahkan oleh <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>kepada Polres Banyumas antara lain: traffic cone, senter, rompi, serta jas hujan, yangdiharapkan dapat menunjang dan mendukung tugas anggota satuan lalu lintas PolresBanyumas dalam menangani permasalahan lalu lintas di Wilayah Hukum PolresBanyumas. Dan masih banyak lagi kegiatan atau bantuan yang diberikan oleh <strong>Jasa</strong><strong>Raharja</strong> dalam rangka keselamatan bertransportasi di Indonesia.SALING DUKUNG: Direktur Keuangan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Robino Suharsono memberikan bunga kepada seorangPolwan sebagai bentuk dukungan dan kepedulian <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> pada upaya menekan angka kecelakaan lalu lintas.120


Mudik Aman dan NyamanBersama <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>Ardi WinangunMajalah ParlemenDari Lebaran ke Lebaran, mudik dengan sepeda motor makin ngetren dansudah menjadi pilihan utama pemudik untuk pulang kampung. Tentunyaini menjadi sebuah fenomena yang menarik, kenapa pemudik rela dudukberjam-jam di atas sepeda motor padahal beresiko cukup besar.Dari tahun ke tahun jumlah pemudik yang menggunakan sepeda motor semakinmeningkat. Pada tahun 2010 Data Dirjen Perhubungan Darat memperkirakan jumlahpemudik sepeda motor sebanyak 3.617.666 unit. Kemudian dari catatan DirektoratBadan Pembinaan Keamanan Markas Besar Kepolisian Republik, pada tahun 2009jumlah pemudik yang menggunakan sepeda motor berjumlah 2.688.000 unit, naik465.000 unit bila dibandingkan tahun 2008 hanya 2.203.000 unit kendaraan.Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) memperkirakan jumlah pemudik yangmenggunakan sepeda motor pada 2010 mencapai 6,3 juta orang atau 35% daritotal pemudik tahun ini sebanyak 18 juta orang. Jumlah pemudik sepeda motormeningkat 1,92 juta orang dari 2009, yakni 4,38 juta orang.Mudik dengan sepeda motor ini ternyata menarik perhatian dan menjadi berkahbukan hanya dari pabrikan sepeda motor, namun juga berbagai perusahaan sepertipabrik jamu bahkan media massa untuk menghimpun pemudik sepeda motor untukmudik bareng dengan berkonvoi, mulai dari Jakarta-Semarang, Jakarta-Jogjakarta,Surabaya-Jogjakarta, Surabaya-Banyuwangi, serta antarkota lainnya. Untuk menarikpara pemudik, panitia memfasilitasi dengan berbagai bonus dan hadiah, misalnyadengan dengan pedaftaran yang cukup terjangkau, pemudik mendapat helm, sparepart, jaket, makanan dan minum, bensin, serta pengawalan dari petugas kepolisian.Mudik dengan bersepeda motor tidak hanya mendapat perhatian dari pelakuusaha terkait, sebab sudah menjadi fenomena sosial maka pemerintah pun mulaimemperhatikan mereka. Berbagai bentuk jaminan dan himbauan diberikan danditujukan kepada para pemudik yang menggunakan sepeda motor. Misalnya sajapemerintah menghimbau agar pemudik melakukan konvoi. Konvoi perlu dilakukan121


karena untuk menghindari tindak kejahatan yang dilakukan para penjahat. Jikamasyarakat mudik secara konvoi maka pemerintah akan mengawal. Misalnya, padasuatu kesempatan mudik Polres Pekalongan pernah menyiapkan 25 patwal motoryang siap mengawal konvoi selama melintasi Kota Batik itu. Langkah yang dilakukanpemerintah itu tentu saja sesuatu yang menggembirakan bagi para pemudik sebabdengan pengawalan, resiko-resiko yang dihadapi selama mudik akan semakin kecil.Mengapa Mudik Bersepeda Motor?Sekarang yang menjadi pertanyaan kenapa mudik dengan mengendarai sepedamotor semakin marak. Kenapa ada orang yang rela naik sepeda motor dari Jakartasampai Wonogiri atau dari Surabaya ke Banyuwangi? Bukankah mereka bukananggota kub-klub motor besar yang biasanya touring dengan rute ribuan kilometer.Apakah mereka juga tidak memikirkan bahwa mereka nanti baliknya jugamelakukan langkah yang sama, yakni mengendarai sepeda motor dari kampungnyamenuju kota di mana mereka mengadu nasib? Bukankah resiko baliknya lebih rawanlagi? Selain capek setelah melakukan berbagai acara lebaran di kampung, mereka bisajadi juga kehabisan bekal.Dari catatan Direktorat Badan Pembinaan Keamanan Markas Besar KepolisianRepublik, disebut pada tahun 2007 jumlah sepeda motor yang mengalami kecelakaanmencapai 2.123 kejadian, tahun 2008 sebanyak 1.649 kejadian. Sedangkan tahun2009 sebanyak 1.169 kejadian. Dan pada tahun 2010, mencapai 1.397 kejadian.Keadaan demikian tentu sudah dipikirkan oleh mereka, namun mereka tetapngotot atau memilih mudik dengan sepeda motor karena kegagalan pemerintahdalam menyediakan transportasi mudik yang aman, nyaman, dan murah. Kegagalanpemerintah itulah yang menyebabkan masyarakat berbondong-bondong beralih kesepeda motor.Menghadapi meningkatnya jumlah pemudik sepeda motor dan masih tingginyakecelakaan pada para pemudik sepeda motor, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> pada September 2010,dalam menyambut Lebaran, mengadakan kegiatan yang sifatnya untuk menekanmaraknya mudik dengan sepeda motor. Langkah yang dilakukan itu adalah denganmenyediakan 200 bus gratis untuk pemudik. Jumlah armada bus ini meningkatdibanding dengan tahun sebelumnya sebanyak 150 bus. Dua ratus bus itu, 175diberangkatkan dari Jakarta dengan 21 kota tujuan. Sisanya berangkat dari Surabayadengan 12 kota tujuan. Bus yang disediakan pun sangat nyaman sebab denganstandar bus AC pariwisata.Masih banyaknya pemudik dengan sepeda motor pun juga ‘dilayani’ oleh <strong>Jasa</strong><strong>Raharja</strong> dengan cara menempatkan petugas pelayanan keliling untuk memudahkanmasyarakat yang tertimpa musibah kecelakaan. Disebut para petugas pelayanankeliling itu akan proaktif mendata korban di TKP dan rumah sakit, serta memprosesadministrasi sampai pemberian santunan.Selain itu <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> tak lupa memasang 2.600 spanduk imbauan tertib lalulintas di lokasi rawan kecelakaan di jalur mudik dan memberikan bantuan 2.000traffic cone serta 1.000 unit barikade kepada Polri yang akan dibagikan ke Poldadan Polres yang menjadi jalur utama mudik. <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> juga mendirikan 140Pos Pelayanan Kesehatan Gratis (Poskotis) yang tersebar di 28 cabang <strong>Jasa</strong> raharja122


di seluruh Indonesia. Poskotis ini didirikan di terminal, stasiun KA, pelabuhanpenyebrangan dan lokasi-lokasi strategis jalur mudik. Dalam Poskotis sebanyak ituterdapat 150 orang dokter dan 500 paramedis.MELEPAS MUDIK GRATIS: Menneg BUMN, Gubernur DKI Jakarta, Wakil Menhub, Dirut <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> besertatamu undangan lainnya saat pelepasan peserta mudik gratis <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> 2010 lalu.123


<strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Gelar KampanyeKeselamatan Lalu LintasCecep Abdul Kholiq, SEKoran TadjukKasus kecelakaan alau lintas di wilayah Jawa Barat kian memprihatinkan,karena tiap hari terjadi dan merenggut korban jiwa serta luka-luka danmengakibatkan kerugian material cukup besar. Hal ini disebabkan parapengendara dalam berlalu lintas di jalan raya masih relatif rendah sehinggaterjadi banyak pelanggaran lalu lintas.Dalam upaya menekan angka kecelakaan lalu lintas dan tingkat fatalitasberbagai upaya telah dilakukan antara lain dengan menggelar kampanyekeselamatan lalu lintas safety riding (aman berkendara).“Kegiatan kampanye safety riding tersebut dimaksudkan untuk meningkatkandisiplin masyarakat , terutama para pengendara sepeda motor dalam berlalu lintas dijalan raya sekaligus dalam rangka menekan angka laka lantas di wilayah Cabang Jabar<strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> yang memang cukup tinggi,” ujar Kepala Bagian Pelayanan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>Jawa Barat Erry Sudradjat yang mewakili Kepala Cabang Jabar Hj. Rusmilawaty,dalam pembukaan Kampanye Keselamatan Lalu Lintas yang digelar atas kerja samaPolresta Bandung dan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>, Sabtu (20/11) di Mapolrestabes Bandung, Jl.Merdeka Bandung.Selanjutnya Erry mengatakan, sebanyak 500 buah helm ber-SNI dibagikan <strong>Jasa</strong><strong>Raharja</strong> Cabang Jabar untuk ambil bagian dalam Kampanye Keselamatan LaluLintas. Pada kegiatan safety riding tersebut, masyarakat yang melintasi di depanMapolrestabes Bandung diberhentikan dan kendaraanya ditempeli stiker pesankeselamatan lalu lintas dan diarahkan masuk halaman Mapolrestabes untuk dibagikanhelm SNI secara cuma-cuma. Secara simbolis tiga orang pengendara dipasangi helmlangsung oleh Wakasat Lantas Poltabes Bandung AKP Robbi dan Kacab <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>Jawa Barat yang diwakili oleh Erry Sudradjat.“<strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Jabar terus berupaya membantu meningkatkan disiplin masyarakatdalam berlalu lintas di jalan raya sehingga bisa menekan angka kecelakaan lalu lintasdan tingkat fatalitas korban,” ujar Erry.Sementara itu, Wakasatlantas Poltabes Bandung Kompol Erick Ferdinand124


mengatakan, dari bulan Januari hingga bulan Oktober 2010, kasus kecelakaan yangterjadi di wilayah Polrestabes Bandung sebanyak 314 kasus. Dari jumlah tersebut,sebesar 80% melibatkan pengendara sepeda motor.“Kondisi lalu lintas di Kota Bandung makin berkembang pesat. Permasalahan punsemakin kompleks. Kendaraan saat ini didominasi oleh motor. Mayoritas kecelakaanpun melibatkan motor dan mengakibatkan luka fatal di bagian kepala atau cacattetap karena tidak menggunakan helm,” tutur Erick.Untuk itu, Erick mengatakan, melalui kegiatan tersebut diharapkan kesadaranmasyarakat untuk menggunakan helm ber-SNI akan semakin meningkat. Haltersebut, kata Erick, sangat penting untuk membantu mengurangi kasus kecelakaanlalu lintas yang berakibat fatal.125


50 Tahun Pengabdian &Darma Bakti <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>terhadap Korban KecelakaanFirdaus SjahrudinTabloid KontrasKeselamatan berlalu lintas di jalan raya pada hakekatnya ini merupakantanggung jawab semua pihak yang menggunakan kendaraan bermotor.<strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang concernmemberikan pelayanan klaim asuransi untuk korban kecelakaan. Sebenarnyabukanlah target utama bisa membayarkan klaim Tapi juga berupaya menekanvolume angka kecelakaan seminimal mungkin melalui berbagai upaya antara lainmelakukan sosialisasi sosialisasi, dialog interaktif, talk show di radio dan televisi,media massa, kerja sama dengan Ditlantas Polda Metro Jaya.Upaya mengurangi angka kecelakaan tersebut tidak terbatas sampai disitu.Demikeselamatan para pengendara kendaraan bermotor <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> telah membagikanHelm Standar Nasional Indonesia (SNI) gratis kepada sejumlah pengendara sepedamotor dan yang memboncengnya. Pembagian Helm gratis ini harus diakui memangmasih terbatas,kendati demikian bisa menimbulkan motivasi untuk Pengendarasepeda motor lainnya untuk ikut terdorong memiliki dan menggunakan helmSNI.Selama dua tahun terakhir <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> juga mengadakan angkutan mudiklebaran dengan menyediakan ratusan Bus gratis untuk pengendara sepeda motoryang mudik lebaran tidak menggunakan sepeda motor. Bisa mendapatkan tiket busmudik lebaran gratis. Dengan catatan tidak mudik lebaran dengan sepeda motorbersama keluarga. Untuk pemilik sepeda motor bisa dapat dua tiket bus gratis.Demikian kepada awak angkutan bus dan calon penumpang bus di setiapmenghadapi Lebaran H -7 dan H +7 diberikan pengobatan gratis, disediakan timmedis. Pengobatan gratis ini tidak terbatas di terminal bus atau pool bus transit.Tapi juga diadakan di Stasiun Kereta Api dan pusat-pusat kantong penumpangangkutan lebaran. <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> untuk menekan angka kecelakaan yang fatal jugatelah memberikan sumbangsihnya,menyumbangkan sejumlah mobil ambulanskepada Kepolisian Daerah.126


Bantuan mobil ambulans ini dilakukan agar korban akibat kecelakaan lalu lintasdi jalan raya bisa cepat tertolong dibawa ke rumah sakit dan nyawanya bisa tertolong.Mengadakan kerja sama dengan beberapa rumah-sakit sebagai upaya memberikankemudahan kepada korban untuk mendapat perawatan tanpa alasan keluarganyabelum ada yang menjamin bayar uang muka. <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> sebagai pemegangamanah dari UU No. 33 dan 34 tahun 1964 serta Peraturan Menteri No. 17 dan18 tahun 1965 tida saja konsisten dalam pelayanannya kepada masyarakat korbankecelakaan lalu lintas di jalan raya.Tapi juga utama dalam perlindungan dan primadalam pelayanan. Ini terbukti terus disesuaikannya nilai klaim santunan dari yangluka ringan, berat, dan sampai yang meninggal kini benar benar telah sesuai denganbiaya kebutuhan pengobatan maupun harga-harga obat-obatan.Semua ini memang diikuti oleh adanya penyesuaian tarif SWDKLLJ maupunIuran Wajib penumpang angkutan umum antarprovinsi. Penyesuaian tarif SWDKLLJmaupun nilai santunan yang naik sampai mencapai 150 persen, ini sebagai buktiadanya kerja keras <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> yang didukung oleh Peraturan Menteri KeuanganRI No. 36/PMK.010/2008 tentang besaran santunan serta Peraturan MenteriKeuangan R.I No. 37/PMK.010/2008 tentang Iuran Wajib (IW) dan SumbanganWajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan (SWDKLLJ).127


Dari Pengobatan Gratissampai Pemberian 100 HelmFX PunimanPakuan RayaMelalui Mobil Unit Keselamatan Lalu Lintas, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> PerwakilanBogor memiliki agenda rutin menyelenggarakan pengobatan gratis bagimasyarakat, terutama awak angkutan dan penumpang umum.Sebulan dua kali <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Perwakilan Bogor menyelenggarakan pengobatangratis dengan menggunakan Mobil Unit Keselamatan Lalu Lintas bekeliling keterminal-terminal bus di Kota/Kabupaten Bogor. Kegiatan ini didukung olehdokter dari Polresta Bogor/Polres Bogor serta Dinas Perhubungan setempat.Tujuan dari kegiatan tersebut adalah memberikan pelayanan kepada sopir dan krubus, termasuk masyarakat umum dalam hal ini penumpang angkutan umum. Bagipara sopir dan awak angkutan umum, pemeriksaan dimaksudkan untuk memeriksakesehatan pengemudi maupun kru bus dalam keadaan sehat atau tidak.Bila dalam pemeriksaan tersebut kondisi pengemudi tidak dalam kondisi sehat,maka dokter menyarankan pengemudi untuk tidak jalan, kemudian diberikanobat secara cuma-cuma. Pengobatan gratis ini dilaksanakan di Terminal Bubulak,Terminal Merdeka, Terminal Baranangsiang Kota Bogor dan Terminal Cileungsiuntuk Kabupaten Bogor.Selain ke terminal, menurut Joyo Mulyono, bagian umum <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> PerwakilanBogor, kegiatan pengobatan juga dilakukan ke tempat perusahaan otobus. “Pelayanankesehatan ini terbuka bagi penumpang bus yang memerlukan pemeriksaan. Sasaranutama kami ditujukan kepda pegemudi bus dan kru, namun bagi penumpang yangmemerlukan pemeriksaan juga kami layani,” kata Joyo, Senin (20/12).Joyo Mulyono menyebutkan, kegiatan pemeriksaan cuma-cuma bagi pengemudibus dan kru itu dimaksudkan untuk mengurangi angka kecelakaan. Dengan kondisiyang sehat, pengemudi diharapkan menjalankan tugasnya dengan baik mengantarpenumpang sampai tujuan.Selain pemeriksaan kesehatan, kegiatan lainnya dengan tujuan yang sama adalahsosialisasi kecelakaan lalu lintas dan menghindari kecelakaan di lingkungan pelajardi berbagai sekolah di Kota dan Kabupaten Bogor. Kegiatan ini dilakukan bersama128


petugas Polantas dan Dishub setempat. Di akhir acara, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> PerwakilanBogor memberikan sumbangan helm sebanyak 100 buah kepada pelajar. “Helm inidiberikan kepada pelajar yang memenuhi syarat, yakni mereka yang sudah memilikiSIM C,” kata Joyo.Upaya tersebut, menurut Joyo, dimaksudkan untuk menekan angka kecelakaanlalu lintas di kalangan remaja atau mereka yang berusia produktif. Saat ini, jumlahkecelakaan di kalangan usia produktif terutama sepeda motor cukup tinggi sejalandengan meningkatnya jumlah kendaraan roda dua.Pimpinan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Perwakilan Bogor, menurut Joyo, acapkali menjadinarasumber pada acara pembinaan Awak Angkutan Umum Teladan (AKUT) diberbagai tempat. Akhir November 2010, Kepala <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Perwakilan Bogor,Subekti SE, menjadi narasumber pembinaan AKUT di Kota Depok.Subekti mensosialisasikan UU 33 dan 34 tahun 1964 sekitar satu jam yang dihadirisebanyak 30 peserta AKUT. Subekti juga menjelaskan mengenai prosedur sertapersyaratan dalam pengurusan santunan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>, dan mekanisme penanganankorban kecelakaan angkutan umum dan kecelakaan lalu lintas jalan.Penyuluhan serupa juga dilaksanakan kepada masyarakat di kantor kelurahan diKota/Kabupaten Bogor dan Kota Depok yang menjadi wilayah kerja <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>Perwakilan Bogor. Di hadapan peserta penyuluhan ini, Subekti dan stafnya,memaparkan tentang visi dan misi <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>. Sasaran utamanya, dimaksudkanmenyadarkan publik terhadap keselamatan bertransportasi. Juga dijelaskan tentangpenyerahan tata cara mengurus santunan.“Pembayaran santunan pada korban/ahli waris kecelakaan lalu lintas, kamiberikan secepat mungkin. Misalkan hari ini kejadian kecelakaan yang menimbulkankorban tewas, besok santunan sudah bisa dibayarkan pada ahli waris korban asalkanpersyaratan sudah terpenuhi,” tegas Subekti.<strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Perwakilan Bogor, lanjut Subekti, memiliki program jemput bola.Artinya, segera mendatangi keluarga korban yang meninggal dunia agar dapat segeramemproses pembayaran santunan kepada ahli waris. Dan juga bagi mereka yangperlu perawatan agar dapat dirawat di RS.Joyo Mulyono menyebutkan, jumlah santunan untuk korban yang meninggaldunia, luka berat dan cacat yang dibayarkan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Perwakilan Bogortahun 2010 sampai November sebesar Rp24.104.441.734, tahun 2009 sebesarRp28.351.075.586, dan tahun 2008 Rp21.124.010.147.129


Integrasi Pengurangan RisikoKecelakaan Transportasi DaratHarjoni Desky,S.SosI., M.SiLiputan Indonesia.comUntuk menekan angka kecelakaan lalu lintas di Kota Medan, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>Wilayah I Sumut menggelar berbagai kegiatan seperti pembagian 250helm standard SNI pada pelajar dan mahasiswa.Sangat memprihatinkan jika melihat kenyataan akan kesadaran masyarakatterhadap keselamatan bertransportasi di Indonesia. Problem ini telahmengantarkan Indonesia secara kekinian, berada pada rangking pertama dalamtingkat terbanyak mengalami kasus kecelakaan lalu lintasnya di ASEAN. Bahkansetiap tahunnya lebih kurang 28.000 jiwa melayang sia-sia diakibatkan kecelakaandi jalan raya tersebut. Apalagi keberadaan kecelakaan lalu lintas telah menjadipembunuh nomor dua setelah penyakit TBC di Indonesia.Pertambahan jumlah kendaraaan bermotor roda dua di Indonesia kinimencapai 24-30% dalam satu tahun dan tidak dibarenginya dengan pembangunaninfrastruktur yang memadai, mengakibat potensi kecelakaan semakin besar. Bahkanuntuk roda dua saja, persentase kecelakaan lebih dari 67%, data tersebut belumtermasuk kecelakaan lain yang terjadi, misalnya di daerah pinggiran kota, yang luputdari pantauan pihak berwenang.Akibat dari sejumlah kecelakaan lalu lintas, timbul banyak kerugian. Kerugianakibat kecelakaan lalu lintas bisa mencapai 1-1,5 persen dari Gross National Product(GNP). Selain itu, kerugian yang ditimbulkan tidak hanya dari segi materi tapi jugamenyangkut produktivitas, waktu, kesehatan, dan biaya sosial lainnya. Tingginyajumlah korban menunjukkan tingkat keselamatan jalan yang rendah. Hal ituhendaknya mendorong pemerintah untuk sesegera mungkin melakukan perbaikanterhadap tingkat keselamatan jalan di Indonesia.Terkait dari seringnya terjadi kecelakaan lalu lintas di Indonesia, menurut hasilbeberapa penelitian yang ada, menunjukkan bahwa ada empat faktor penyebab utamaterjadinya kecelakaan lalu lintas, kondisi kendaraan, kondisi jalan, lingkungan sertapengendara (manusia). Dari data yang ada memperlihatkan bahwa faktor pengendarayaitu, kesalahan atau kelalaian pengendara sebagai peringkat pertama, disusul oleh130


faktor kendaraan, faktor jalan dan faktor lingkungan.Pengurangan resiko kecelakaan perlu lebih lanjut dikembangkan oleh pemerintah,masyarakat dan unsur terkait. Keselamatan dalam bertransportasi tentu menjadiimpian semua orang. Namun, terkadang kita sendiri sering mengabaikannya.Karena itu perlunya gerakan bersama yang mampu memberikan penyadaranbetapa pentingnya mengutamakan keamanan dan keselamatan saat bertransportasi,terlebih pada angkutan massal. Namun, tetap tidak melupakan, sejatinya pribadikita masing-masinglah yang sangat menentukan. Jadi, dalam menggunakan segalatransportasi yang ada baik massal dan pribadi, mulailah mengutamakan keselamatandiri sendiri.Kita tentu sepakat bahwa usaha untuk mengurangi angka kecelakaan lalu lintasdi Indonesia memerlukan usaha yang bersenergi dan bersama-sama. Kita sangatapresiasi atas usaha yang dilakukan oleh pemerintah daerah untuk melakukanlangkah-langkah guna mengurangi kecelakaan lalu lintas di jalan raya, seperti yangtelah dilakukan oleh Provinsi Jawa Timur yaitu lima instansi di provinsi tersebutmelakukan terobosan dengan membuka pos-pos pelayanan kecelakaan lalu lintasterpadu.Peran <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> dan Integrasi Pengurangan Risiko Kecelakaan<strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidangperasuransian, pembinaanya di bawah Departemen Keuangan. Badan usaha inilahyang mengelola iuran dan sumbangan wajib, untuk selanjutnya disalurkan kepadakorban/ahli waris korban yang mengalami kecelakaan di jalan raya sebagai santunanasuransi <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>. Tidak hanya pada tataran mengelola iuran dan sumbanganwajib dan menyalurkan kepada korban/ahli waris saja yang menjadi pekerjaan pokok<strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>. Tetapi dalam rangka optimalisasi peran dan eksistensi <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>sebagai pelaksana UU No. 33 dan 34 Tahun 1964 dan sosialisasi tentang standarsafety riding serta tata tertib berlalu lintas <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> terus melakukan banyak hal,mulai sosialisasi kepada masyarakat umum, mahasiswa, pelajar sampai tingkat anakanakTK dan SD.<strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> juga melakukan usaha yang merupakan wujud sinergi antarinstansi. Misalnya saja, langkah Polri dan Kementerian Pendidikan Nasional yangtelah melakukan kesepakatan memasukkan materi pendidikan berlalu lintas dalamkurikulum sekolah merupakan wujud sinergi antar instansi. Demikian juga denganrencana Kementerian Perhubungan yang akan menerbitkan etika bertransportasi.Atau usaha-usaha seperti yang telah dilakukan oleh Provinsi Jawa Timur danprovinsi lainnya yang mendukung terwujudnya kenyamanan dalam bertransportasidi Indonesia harus selalu dikedepankan.Melihat kenyataan tersebut, penulis memiliki 3 konsep, yang dapat digunakansebagai langkah-langkah yang harus dimainkan baik secara bersama-sama oleh <strong>Jasa</strong><strong>Raharja</strong> dengan instansi terkait maupun yang diperankan sendiri oleh <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>dalam rangka mewujudkan kenyamanan dalam bertransportasi di Indonesia.Pertama, segala usaha yang dilakukan berkaitan dengan sebelum terjadinyakecelakaan. Program yang dilakukan ini bisa jadi bersifat; lokakarya, seminar,sosialisasi, maupun gerakan bersama masyarakat dan perlombaan-perlombaan yang131


132mampu menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya berlalu lintas secaratertib dan baik. Atau usaha-usaha dalam memberikan layanan kesehatan gratis/cuma-cuma pada pengendara kendaraan roda dua, pribadi dan umum di terminalterminalatau daerah-daerah yang rawan kecelakaan secara berkala tidak hanya fokusuntuk membangun pos-pos kesehatan pada momen lebaran atau hari besar saja.Kedua, segala usaha yang dilakukan pada saat terjadinya kecelakaan. Hal ini dapatdilakukan berupa langkah-langkah seperti apa yang telah dilakukan oleh PemerintahProvinsi Jawa Timur yaitu, lima instansi yang ada di provinsi tersebut membuka pospospelayanan kecelakaan lalu lintas terpadu. Hal ini penting dilakukan mengingatpos-pos pelayanan kecelakaan tersebut bisa memberikan pertolongan dengan cepatpada korban.Pertolongan yang cepat ini tentu bisa membantu korban kecelakaan agar tidakmengalami kondisi yang lebih fatal. Dengan bersiaga di pos pelayanan terpadu, pihak<strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> juga bisa mendapatkan data korban laka secara cepat pula. Dengandemikian, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> bisa bergerak cepat, seandainya korban dibawa ke rumahsakit dan lebih mudah berkoordinasi dan menanggung biaya perawatan. Jika korbanmeninggal, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> pun segera bisa menghubungi ahli waris. Yang terpenting,sinergi ini dapat mendekatkan pelayanan bagi masyarakat.Ketiga, segala usaha yang dilakukan setelah kecelakaan lalu lintas terjadi. Halini berkaitan dengan pendataan korban kecelakaan, mengidentifikasikan penyebabterjadinya kecelakaan, dan pemberian santunan kepada korban/ahli waris. Berkaitandengan poin ketiga ini ada beberapa hal yang perlu mendapat pendalaman dantelaah kita bersama. Diantaranya, bahwa sistem pemberian santunan asuransi yangdilakukan oleh <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> selama ini masih berpedoman pada pradigma benar dansalahnya korban dalam memberikan santunan.Diharapkan kedepan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> dalam memberikan santunan, tanpa adapengecualian benar dan salahnya korban melainkan setiap korban kecelakaanlalu lintas harus mendapatkan hak atas santunan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>, yang perludipertimbangkan adalah besar dan kecilnya jumlah santunan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> saja.Kemudian hendaknya diperhatikan juga proses mendapatkan SIM, sesuai denganfakta dan kenyataan yang ada bahwa penyebab terjadinya kecelakaan di jalanraya mayoritas disebabkan kesalahan/kelalaian pengendara (manusia). Akhirnya,dengan selalu mengedepankan tiga konsep tersebut, sebelum, sedang dan sesudahkecelakaan, hendaknya mampu meningkatkan peran maksimal <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> bagiterwujudnya kesadaran publik terhadap keselamatan bertransportasi di Indonesia.Semoga! Wallahu’alam Bisshawab.


Kejam, Pengendara ItuMerenggut Nyawa IstrikuRudiansyahSumut PosPagi itu, seperti biasa Nek Sofiah (61), beranjak dari gubuk kontrakannyaguna menjalankan aktivitas sehari-hari sebagai pencuci pakaian.Perempuan paruh baya ini, terpaksa banting tulang menguras tenaga diusianya yang telah senja untuk membantu perekonomian keluarganya.Pekerjaan sebagai pencuci pakaian ini dilakoninya sudah 10 tahun lamanya.Maklum, penghasilan sang suami (Kek Bukit) sebagai penarik becak dayung,tidaklah cukup untuk menutupi kebutuhan hidup mereka yang kian harimencekik leher.Di usai yang sudah uzur itu, Kek Bukit hanya dapat memberi penghasilan Rp15ribu hingga Rp20 ribu per hari, bahkan terkadang tidak sampai. Uang dari penghasilanmenarik becak dayung itu, dihabiskan dalam sekejap mata untuk biaya makanpada hari itu juga.Dari penghasilan itu, jangankan untuk menabung, untuk biaya makan sehariharisaja tak mencukupi. Bahkan, terkadang pasangan lansia ini terpaksa harus mengutangpada tetangga, untuk membeli sebungkus nasi.Belum lagi mereka dihadapkan dengan beban membayar kontrakan rumah yangtak layak huni, di pinggiran rel Jalan Pulau Sinabang, Lingkungan VIII, BelawanBahari. Setiap bulannya mereka harus mengeluarkan uang sebesar Rp220 ribu.Tak mau melihat sang suami memikul beban hidup sendiri, untuk itulah NekSofiah memaksakan sisa tenaganya membanting tulang sebagai kuli cuci pakaian.Di usia yang seperti itu, pasangan lansia ini seharusnya sudah menikmati sisa akhirhidupnya dengan berdiam diri di rumah dan bercengkerama bersama kelima cucunya.Namun rupanya takdir berkata lain. Sepertinya, Allah SWT tidak mau melihatperempuan renta ini, hidup terlalu lama dalam penderitaan dan kemiskinan. WalaupunNek Sofiah berusaha untuk tetap tabah dan tulus dalam menjalani hidup dalampenderitaan.133


134Pada Minggu pagi, 19 September 2010, sekira pukul 17.30 di Jalan KolonelYos Sudarso dekat Klinik Delima Simpang Sicanang Belawan, yang berjarak lebihkurang 80 km dari Kota Medan ke arah barat laut atau sekitar 1 jam perjalanan,perempuan renta berusia 61 tahun ini mengalami kecelakaan yang cukup tragis.Saat Nek Sofiah hendak menyeberang menuju rumah majikannya, tiba-tibaseorang laki-laki mengendari sepada motor jenis bebek, datang dari arah Medanmenuju Kota Belawan dengan kecepatan tinggi.Karena tidak sanggup menahan laju kendaraan, pria itu akhirnya menabrakperempuan uzur ini yang sudah berada di pinggir badan jalan. Tak ayal, perempuantua ini pun tersungkur ke aspal, akibat stang sepeda motor menghantam kepalanya.Untungnya, Minggu pagi itu kendaraan tidak terlalu ramai, sehingga luput dariincaran truk yang tiap hari lalu-lalang keluar masuk menuju Pelabuhan Belawan.Warga yang melihat kejadian itu langsung mengamankan dan membopong tubuhtua Nek Sofiah. Sedangkan si pengemudi sepeda motor itu langsung kabur dantak seorang pun warga mengetahui indentitas maupun nomor polisi kendaraan sipelaku.Akibat luka di kepala yang cukup serius, Nek Sofiah tidak sadarkan diri. Wargapun langsung melarikan perempuan tua ini ke Klinik Delima guna mendapatkanpertolongan medis.Karena tidak sanggup menangani luka di kepala, lantas pihak klinik langsungmerujuk Nek Sofiah ke rumah Sakit Imelda di Medan. Di rumah sakit swasta iniNek Sofiah sempat mendapatkan perawatan medis selama tiga hari, akibat tidaksadarkan diri.Berdasarkan rekam medis tim medis yang menanganinya, Nek Sofiah mengalamigeger otak yang cukup parah dan tidak dapat ditolong lagi. Tiga hari mendapatkanperawatan, akhirnya ibu tiga orang putra ini menghembuskan nafas terakhir, pergimenghadap sang khalik.Nek Sofiah tewas akibat kurangnya kesadaran publik terhadap keselamatan bertransportasi.Ironisnya, Polres K3 Belawan tidak dapat berbuat banyak untuk mengusutpelaku tabrak lari, hingga saat ini belum juga dapat idenfikasi.Peristiwa yang menimpa Nek Sofiah, menggugah tetangga almarhum dan menganjurkanpada ahli waris, untuk mengurus asuransi kecelakaan pada <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>Sumut.Seminggu tewasnya Nek Sofiah, lantas Kek Bukit bersama tiga putranya mencaritahu, bagaimana mengurus pada <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>, agar santunan atau premi kecelakaanyang menjadi hak mereka bisa didapatkan, sesuai Undang-undang Nomor 33 Tahun1964 tentang Dana Pertanggungjawaban Wajib Kecelakaan Penumpang dan Undang-undangNomor 34 Tahun 1964 tentang Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan.Untuk mengetahui bagaimana cara ahli waris almarhum Nek Sofiah mengurussantunan pada <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Sumut, penulis mendatangi rumah Kek Bukit. Di rumahpanggung berdinding papan, beratapkan seng yang telah berkarat, Kek Bukitduduk termenung di lantai papan di ruang tamu berukuran 3x4 meter tanpa kursidan lemari itu.Sepeninggal almarhum Nek Sofiah, Bukit Chaniago tidak lagi tinggal digubukreyot kontrakannya, mengingat selain dirinya sudah hidup sendiri, anak-anaknya


juga mengkhawatirkan kondisi Kek Bukit Chaniago yang mulai sakit-sakitan termakanusia.Kepada penulis, Bukit Chaniago tidak akan pernah lupa dengan peristiwa yangmemilukan tersebut. Bahkan, yang lebih sangat disesalkan pria tua ini, kenapapelaku yang menabrak istrinya tidak mau tanggung jawab dan tidak mengindahkanrambu-rambu lalu lintas yang sudah terpasang di sepanjang jalanan menuju rumahnyatersebut.“Kejam, pengendara itu menabrak dan merenggut nyawa istriku. Untung sajalahada tetangga yang menganjurkan kami mengurus asuransi kecelakaan pada <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>.Kalau tidak, bagaimana kami akan membayar biaya perobatan rumah sakit.Sedangkan dirawat selama tiga hari saja, kami sudah kena biaya mencapai Rp3,2juta, dari mulai obat sampai penginapan. Dari mana kami mampu, sementara sayahanya penarik becak dayung,” ucap Bukit Chaniago, sembari menahan pilu penderitaanyang dialami.Pria tua dengan kulit yang sudah keriput ini bersyukur dengan adanya pembayaransantunan dari <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> sebesar Rp28,08 juta kontan pada dirinya. “Memanguang yang kami terima dari <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>, dapat menutupi segala biaya perobatandi rumah sakit. Dan sisanya saya tabungkan. Namun uang segitu tidak dapatmenggantikan nyawa istri saya yang melayang,” ketus Bukit.Bukit Chaniago juga mengatakan, pengurusan asuransi kecelakaan istrinya, memangsangat rumit. Hal ini bukan karena dari pihak <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>, namun birokrasidi Pemerintahan Daerah, sampai dengan urusan laporan ke Polisi yang dinilai berbelit-belit.“Untuk mengurus surat-surat ini, saja baik dari kelurahan sampai di kepolisian,kami harus mengeluarkan uang. Uang tersebut kami sediakan berkat pinjaman daritetangga. Sementara itu untuk di <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>, dana asuransi itu keluar seminggusetelah segala bentuk persyaratan kami siapakan,” ujar Bukit sembari mengusap matanyayang sudah rabun.Pria tua ini juga mengaku, uang santunan yang dibayarkan petugas <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>langsung pada dirinya sebesar Rp28 juta lebih, sekarang hanya tinggal tersisa Rp10juta. “Dengan uang yang tersisa itu, saya berniat membeli boat (kapal ikan). Boat iturencananya akan diberikan kepada anak untuk melaut. Agar kemiskinan yang sayaalami ini tidak dirasakannya. Namun uang itu belum cukup, makanya saya tabungkan.Uang tidak perlu buat saya, karena saya sudah terlalu tua untuk memegangnya,sebentar lagi saya akan meninggal,” ketus Bukit tersenyum getir.Sekelumit kisah pilu ini, hanya sebagian kecil dari peristiwa kecelakaan lalu lintasyang ada Kota Belawan Sumatera Utara. Hal ini disebabkan kurangnya kesadaranpengendara kendaraan bermotor yang tidak menghargai pelaku pejalan kaki dantidak mematuhi rambu-rambu lalu lintas, yang telah terpajang di setiap sudut penggiranjalanan Kota Belawan.135


Menyelesaikan ProblematikaTransportasi IndonesiaHarrys Pratama Teguhwww.korandigital.comPernahkah Anda diturunkan dan dipaksa untuk berganti angkutan olehawak bus yang Anda naiki, karena bus tersebut tidak bersedia melanjutkanperjalanan? Hal-hal seperti itu sering dialami oleh mereka yang harusmenggunakan transportasi umum di Jakarta untuk melakukan kegiatannyasehari-hari…Ketidaknyamanan ini terjadi karena tidak adanya pengawasan dan sanksi bagiawak bus yang “menelantarkan” dan “mengorbankan ” penumpangnya. Jikapenumpang mengeluh, ia harus menerima makian yang kasar dari awakbus, terutama jika penumpangnya perempuan, seperti yang dialami Ani beberapahari lalu di sebuah halte di jalan Pangeran Antasari. Kopaja yang ditumpangi Anisedang berkejaran dengan Kopaja dengan trayek yang sama. Di sebuah halte, Anibermaksud turun, dan ia sudah mengatakannya kepada kondektur. Lalu bus sedangitu memperlambat kecepatannya, namun tidak berhenti sempurna. Sang kondekturmenyuruh Ani untuk segera turun dengan kaki kiri terlebih dahulu, namun bus tetapberjalan dengan kecepatan rendah. Mungkin karena gugup, ia turun dengan kakikanan terlebih dahulu. Terpeleset dan terjatuhlah Ani di depan halte bus. Bukannyamenolong, kondektur itu malah mengeluarkan kata-kata yang kasar sambil tetapberdiri di pintu Kopaja yang kembali melaju kencang. Ke mana Ani harus mengadu?Tidak ada.Keselamatan penumpang bukan hal yang penting bagi awak angkutan umum diJakarta. Yang penting adalah bagaimana mereka bisa mengumpulkan uang sebanyakbanyaknyayang akan digunakan untuk membayar setoran, pungli di terminal danjalan, dan sebagian kecil untuk dibawa pulang. Sedangkan kenyamanan adalah baranglangka jika Anda bepergian menggunakan kendaraan umum di Jakarta. Walaupunsudah ada larangan merokok di angkutan umum, asap rokok masih mengepul didalam kendaraan umum, terutama di dalam bus sedang (Metromini dan Kopaja).Uniknya lagi, kegiatan terlarang ini dilakukan, seringnya, oleh awak bus. Belum lagiorang membuang sampah dan ludah sebarangan, serta tambahan suara sumbangpengamen yang memaksa meminta uang. Lengkap sudah penderitaan penumpang.136


Selain membahayakan penumpang, ulah pengemudi bus ini juga membahayakanpengguna jalan lainnya, seperti mengemudi dengan kecepatan di luar batas, berhentisembarangan, saling mendahului dengan cara ugal-ugalan, dan melaju bukan dijalurnya. Menurut Kepolisian Polda Metro Jaya dan Yayasan Lembaga KonsumenIndonesia (YLKI), bersama motor, angkutan umum (mikrolet, bus sedang, danbus besar) adalah pelanggar rambu lalu lintas terbanyak, perebut hak pejalan kaki,pemicu kecelakaan lalu lintas, dan biang kemacetan. Pada jam sibuk, karena sudahpenuh sesak di dalam bus, sering kita lihat penumpang yang bergelantung di bagianpintu. Apalagi setelah kemacetan bertambah parah di Jakarta yang membuat jadwalkedatangan dan keberangkatan bus menjadi sangat kacau. Saat ini bus besar yangberoperasi di Jakarta mencapai 3.723 unit, bus sedang 3.486 unit, mikrolet 12.984unit, dan taksi 14.352 unit. Akibat kemacetan ini, menurut Herry Rotty (KetuaOrganda DKI Jakarta), pendapatan harian turun sekitar Rp1,7 miliar.Faktor keselamatan dan kenyamanan yang buruk dari angkutan umum telahmemicu orang untuk tetap menggunakan kendaraan pribadi bagi keperluanmobilitasnya, walaupun kini sudah beroperasi 7 dari 10 koridor busway yangdirencanakan oleh pemerintah DKI Jakarta yang menjanjikan keselamatan dankenyamanan yang lebih baik. Mulanya memang nyaman, tapi makin hari, makinterus berkurang kenyamanannya. Penumpang sangat padat, jadwal kedatanganmakin tidak tentu, dan sistem feeder makin kacau. Belum lagi, jalur khususnya seringdigunakan oleh kendaraan lain, sehingga tidak ada bedanya dengan menggunakantransportasi umum lain. Terjebak kemacetan. Padahal salah satu alasan orangmenggunakan busway adalah faktor kelancarannya, karena melaju di jalur khusus.Bus umum lain, baik besar maupun sedang, sering melakukan atraksi yang sangatberbahaya ketika mereka menerobos jalur khusus busway, yaitu menurunkanpenumpang di jalur busway, sehingga penumpang harus menghadapi risiko ditabrakkendaraan karena menyeberang tidak di tempatnya.Jika Pemerintah DKI Jakarta tidak membenahi angkutan umum ini, bisadipastikan terjadi hal-hal yang makin membuat kacau perlalu lintasan di ibukotanegara ini. Data dari Polda Metro Jaya menunjukkan bahwa penambahan mobilbaru di Jakarta, rata-rata, sebesar 250 unit per hari dan sepeda motor sebesar 1.250unit per hari (diperkirakan peningkatan jumlah kendaraan adalah sebesar 5 persenper tahun). Tahun 2007, kurang lebih, terdapat 4 juta unit kendaraan yang melaju dijalan-jalan di Jakarta yang panjangnya hanya 7.576,512 kilometer. Jumlah ini hanyasekitar 6,5 persen dari luas DKI Jakarta. Idealnya panjang jalan adalah 15 persendari luas total wilayah. Sedangkan penambahan jalan per tahun hanya 0,1 persen.Bayangkan kemacetan yang akan terjadi beberapa tahun ke depan.Komposisi kendaraan berdasarkan data hingga Oktober 2007, terdiri dari 43persen kendaraan roda empat, 57 persen kendaraan roda dua. Kemudian 98,5persennya adalah kendaraan pribadi. Sisanya adalah angkutan umum. Fakta yangmembuat Jakarta tambah macet adalah kendaraan pribadi, 98,5%, yang hanyamengangkut 44% pengguna jalan, sedangkan angkutan umum, 1,5%, mengangkut53% pengguna jalan. Selain kemacetan yang semakin parah, akan terjadi pemborosanpenggunaan energi. Menurut Menteri Negara Perencanaan Pembangunan, PaskahSuzetta, kemacetan di DKI Jakarta mengakibatkan terbuangnya energi senilai137


7 triliun rupiah! Sedangkan menurut Kompas (5/11/2007), kemacetan ini telahmenimbulkan kerugian material sebesarRp42 triliun.Salah satu prinsip dasar dari pengelolaan angkutan adalah meminimalkanpenggunaan waktu, energi, dan biaya dari pemakai jasa angkutan penumpangumum; serta mewujudkan angkutan umum sebagai sarana yang menarik untukmelakukan perjalanan sehari-hari. Jika prinsip ini dapat dijalankan, maka diharapkanpemerintah mampu menyediakan sistem transportasi umum yang memadai,sehingga masyarakat mau beralih dari kendaraan pribadi ke angkutan umum yangakan menekan tingkat berbagai kerugian yang sudah maupun yang akan terjadi.Salah satu pilihan yang sudah dilakukan beberapa orang adalah mengunakan sepedasebagai alat transportasinya. Tapi apakah perkantoran sudah menyediakan tempatparkir yang layak? Apakah tersedia kamar mandi untuk membersihkan badanyang sudah berkeringat? Apakah pemerintah sudah memikirkan keselamatan parapesepeda ini di jalan raya?PESERTA MUDIK GRATIS: Sebagai langkah nyata menekan angka kecelakaan lalu lintas yang didominasikendaraan roda dua, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> menggelar mudik gratis khusus bagi pengendara sepeda motor.138


<strong>Ketika</strong> Pengguna Jalan Diproteksi NegaraTak Kenal, Maka Tak DapatHelfizon AssyafeiRiau PosBanyak yang tak memperhatikan bahwa saat kita melakukan perpanjanganpajak STNK, kita sekaligus telah membayar SWDKLLJ. Begitu juga setiappenumpang transportasi umum tanpa disadarinya telah membayar IuranWajib asuransi kecelakaan dari harga tiket yang telah dibeli. Sehinggaapabila terjadi kecelakaan maka masyarakat berhak mendapatkansantunan. Intinya pengguna jalan raya secara otomatis ter-cover oleh <strong>Jasa</strong><strong>Raharja</strong>.<strong>Ketika</strong> itu pertengahan Juni 2010. Awan mendung menggantung selepasMagrib. Angin bertitup kencang menerbangkan debu dan dedaunan dipinggir Jalan Cipta Karya, Kelurahan Tuah Karya, Kecamatan Tampan, KotaPekanbaru, Riau. Orang-orang terlihat bergegas berjalan dan berkendaraan berpacudengan waktu menuju rumah agar tidak kehujanan. Angin makin kencang pertandahujan lebat sebentar lagi akan turun.Di antara desau angin yang makin kencang itu, Imah (27), sedang berjalan kakihendak membeli sesuatu di kedai seberang jalan. Rambutnya yang panjang bergerakgerakdidera angin. Merasa aman ia segera menyeberang jalan menuju kedai kecil.Namun ia tidak menyadari dari arah Utara jalan sebuah sepeda motor melaju dengankencang. Tepat saat ia berada di tengah jalan tiba-tiba brakkkk..., kecelakaan itutak bisa terelakkan. Imah terpental ke pinggir jalan dihantam oleh sepeda motoryang dikendarai anak muda. Anak mudanya pun terpelanting hingga ke parit jalan.Orang-orang menjerit.Tepat pada saat itu hujan turun dengan derasnya. Beberapa saat orang-orang terpanamenyaksikan hal itu kaget dan diam tak bergerak. Sementara di pinggir jalan Imahmenggelepar-gelepar seperti ayam habis dipotong. Sejurus kemudian tukang becakyang melintas segera berhenti dan mencoba memberikan pertolongan. Orang-orangsegera berkerumun. Namun semua panik tak tahu bagaimana memberi pertolongankarena tubuh Imah masih menggeletar hebat. Darah mulai membasahi aspal yangmengucur dari kepalanya. Hujan makin deras. Kesempatan itu digunakan oleh anakmuda itu melarikan diri dengan memacu motornya saat orang-orang lengah.139


Anton dan keluarganya yang baru pulang berbelanja malam itu juga menyaksikankejadian nahas tersebut. Sang istri yang memiliki latar belakang para medis segeramenuju kerumunan dan meminta semua orang segera mengangkat Imah danmenepikannya ke kedai yang semula ditujunya. Ia kemudian melonggarkan pakaianImah agar mudah bernafas dan meminta ibu-ibu yang ada mengipasi korban.Tak berapa lama Imah membuka matanya. Tatapannya masih nanar. Seorang ibudikerumunan mengenali Imah yang tinggal tak jauh dari rumahnya. Akhirnya Imahdilarikan ke klinik terdekat untuk mendapat pertolongan ditemani ibu tadi. Orangorangpun bubar.Keesokan harinya rumah Anton diketuk seorang pria muda (35). NamanyaBadrun. Ternyata lelaki itu suami Imah. Ia kemudian menjelaskan bahwa iamendapat informasi bahwa saat istrinya kecelakaan Anton berada di lokasi. Antonmembenarkan. Kemudian ia meminta kesediaan Anton untuk menjadi saksi ataskejadian itu karena ia akan melaporkan ke Satlantas Poltabes Pekanbaru. Antonkaget dan keberatan. ”Jangan sayalah Pak, saya banyak kerjaan nanti dipanggilpanggilpolisi pula. Saya tak bisa,” tegas Anton. Sejurus kemudian mata Badrunberkaca-kaca. ”Ini sudah orang kelima yang menolak jadi saksi Pak, saya mohontolonglah saya tak punya uang untuk merawat istri saya. Kata kakak saya ini mestisaya urus agar dapat asuransi biaya berobat dari <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Pak,” ujarnya. Antonpun akhirnya luluh. Ia bersedia. Hanya dia dan pemilik kedai kecil depan lokasitabrakan yang akhirnya bersedia.Badrun pun kemudian mengurus surat keterangan dari kepolisian. Beberapahari kemudian polisi pun turun ke TKP dan memanggil Anton serta pemilik kedai.Wawancara langsung dilakukan oleh petugas. Kemudian petugas lalu membuatsketsa peristiwa kecelakaan dan melakukan pengukuran dari keterangan para saksi.Setelah itu petugas Satlantas pun kembali ke kantornya. Badrun menyalami Antondan pemilik kedai dan mengungkapkan rasa terima kasihnya. ”Saya tak melupakankebaikan bapak yang bersedia meluangkan waktunya sebagai saksi atas kebenarankejadian ini,” ujarnya lagi. Ia pun berlalu. ”Saya senang bisa menolong,” ujar Antonmenjawab Riau Pos pekan ini.Wakasat Lantas Polresta Pekanbaru, AKP Fauzan Domo, ketika dihubungi RiauPos mengatakan bahwa apa yang dilakukan Badrun adalah contoh warga yang sadarakan haknya. ”Banyak yang tidak tahu dan tidak mau mencari tahu sehingga akhirnyarugi sendiri,” ujar Fauzan. Menurutnya sejumlah kecelakaan yang terjadi korbantidak melaporkan kejadian pada polisi sehingga hak-hak yang mesti diterimanyatidak bisa diberikan. ”Tak kenal maka tak dapat,” ujarnya lagi.Fauzan juga mengimbau agar saksi mata kejadian tersebut untuk tidak takutmemberikan kesaksian karena memudahkan polisi dalam membuat keteranganyang diperlukan. ”Selain itu juga membantu keluarga korban kecelakaan kan suatukebaikan. Asal jangan bersaksi palsu maka itu adalah perbuatan melanggar hukum,”ujarnya mengingatkan.Wakasat Lantas ini menyebutkan bahwa dibanding tahun 2007 total kejadianlaka lantas meningkat pada tahun 2008 dan tahun 2009. Berdasarkan data pada unitLaka Lantas Polresta Pekanbaru, jumlah kejadian tahun 2007 sebanyak 50 kasus140


laka lantas. Di tahun berikutnya 2008 tercatat 66 kejadian. Sedangkan pada 2009kasus laka lantas meningkat hingga 384 kejadian.Santunan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>Lalu siapa saja yang berhak menerima santunan itu? Kepala Cabang <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>Riau H. Wan Anwar, S.Sos mengatakan, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> berkewajiban memberikanperlindungan kepada para pengguna jalan, pemilik kendaraan dan penumpangumum moda transportasi dalam bentuk santunan kecelakaan.Bahkan, lanjutnya, setiap pejalan kaki yang ditabrak kendaraan bermotor dankorban tabrakan dua kendaraan atau lebih dengan korban tabrakan berada didalam keadaan yang tidak dipersalahkan berhak mendapat santunan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>.Berikutnya adalah setiap penumpang sah moda transportasi darat, laut dan udaraberhak mendapatkan santunan apabila terjadi kecelakaan. Begitu pula denganpemilik kendaraan bermotor. ”Mereka telah membayar premi asuransi kecelakaanpada saat pembuatan atau perpanjangan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) dikantor Samsat,” ujarnya.Intinya, lanjut Wan Anwar, orang yang berhak menerima santunan ataudibayarkan santunannya oleh <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> adalah korban, baik pengendara yangditabrak, tabrakan adu kambing, atau pengendara yang akibat kelalaiannya lalumenabrak pengendara lain, tidak terkecuali korban tabrak lari dengan melakukanpenelitian terlebih dahulu. Yang tidak mendapat santunan adalah pengendara yangmenabrakan dirinya sendiri atau laka lantas tunggal.Secara lebih detail Wan Anwar menjelaskan lingkup jaminan UU No 33 Tahun1964 Jo PP No 17 Tahun 1965. Pertama, korban yang berhak atas santunan yaitusetiap penumpang sah dari alat angkutan penumpang umum yang mengalamikecelakaan diri, yang diakibatkan oleh penggunaan alat angkutan umum, selamapenumpang yang bersangkutan berada dalam angkutan tersebut, yaitu saat naik daritempat pemberangkatan sampai turun di tempat tujuan.Kedua, jaminan ganda. Kendaraan bermotor umum (bus) berada dalam kapalferry, apabila kapal ferry dimaksud mengalami kecelakaan, kepada penumpang busyang menjadi korban diberikan jaminan ganda. Ketiga, penumpang mobil plathitam. Bagi penumpang mobil plat hitam yang mendapat izin resmi sebagai alatangkutan penumpang umum, seperti antara lain mobil pariwisata, mobil sewa danlain-lain, terjamin oleh UU No. 33/1964 jo PP no 17/1965Keempat, korban yang mayatnya tidak diketemukan. Penyelesaian santunanbagi korban yang mayatnya tidak diketemukan dan atau hilang didasarkan kepadaPutusan Pengadilan Negeri. Lebih lanjut ia menambahkan bahwa <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> sejakJanuari-Mei 2010, telah membayarkan klaim sebesar Rp14.509.085.907 untuksantunan jaminan kecelakaan kepada korban atau ahli waris korban.Menurutnya dibanding periode yang sama tahun sebelumnya angka inimenunjukkan penurunan. “Pada periode yang sama tahun lalu, santuan yangkita bayarkan terhadap korban kecelakaan sebesar Rp16 miliar lebih,” katanya.Menurutnya lagi penurunan total jumlah santunan itu bisa dipandang dari duasisi. Sisi pertama, meningkatnya kesadaran masyarakat dalam berlalu lintas dengan141


142baik dan benar. ”Ini sisi positif yang sangat kita harapkan,” ujarnya.Sedangkan sisi kedua, boleh jadi masih ada yang belum mengetahui fungsi daneksistensi <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> sebagai pengelola asuransi sosial bidang kecelakaan lalu lintasdan penumpang umum yang memberikan perlindungan dasar kepada masyarakatterkena musibah kecelakaan lalu lintas. Selama ini, lanjutnya lagi, sisi kedua initerasa ketika persoalan pembayaran klaim muncul karena korban atau pihak ahliwaris tidak mengentahui persyaratan administrasi yang harus dipenuhi.”Persyaratannya sebenarnya tidak terlalu sulit yakni melampirkan suratketerangan dari kepolisian, rumah sakit dan ahli waris yang diperoleh dari lurah ataucamat setempat,” katanya. Adapun prosedur klaim santunan, lanjutnya lagi, adalahpertama, menghubungi kantor <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> terdekat. Kedua, mengisi formulirpengajuan dengan melampirkan antara lain, keterangan kecelakaan lalu lintasdari kepolisian dan atau dari instansi berwenang lainnya. Keterangan kesehatandari dokter/RS yang merawat. KTP/identitas korban/ahli waris korban. Formulirpengajuan diberikan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> secara cuma-cumaKetiga, bukti lain yang diperlukan. Ketentuannya dalam hal korban luka-lukakeluarga harus menyertakan kuitansi biaya rawatan dan pengobatan yang asli dansah. Sedangkan bila korban meninggal dunia korban harus tertera dalam suratkartu keluarga /surat nikah (bagi yang sudah menikah). Adapun ketentuan lainyang perlu diperhatikan adalah jenis-jenis santunan. Ada yang berupa penggantianbiaya rawatan dan pengobatan. Ada santunan kematian, cacat tepat. Adapun ahliwaris yang berhak menerima adalah janda atau duda yang sah. Anak-anak yang sah.Orangtua yang sah.Meski demikian ia menambahkan bahwa hak santunan bisa kedaluarsa. Haksantunan menjadi gugur / kadaluwarsa jika pertama, permintaan diajukan dalamwaktu lebih dari 6 bulan setelah terjadinya kecelakaan. Kedua, tidak dilakukanpenagihan dalam waktu 3 bulan setelah hak dimaksud disetujui oleh <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>.Pembayaran klaim santunan kecelakaan darat maupun laut, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Riaumenilai berdasarkan sifat cidera yakni, meninggal dunia sebesar Rp25 juta, cacattetap maksimal Rp25 juta, kemudian luka-luka maksimal sebesar Rp10 juta. “Kriteriakorban cacat itu ditentukan oleh pihak dokter dan kita juga memiliki dokter untukmenilai kriteria itu,” ungkapnya.


SUMBANG AMBULANS: Dalam rangka pengamanan arus mudik 2010, Dirut <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Diding S. Anwarsecara simbolis menyerahkan ambulans kepada <strong>PT</strong> KAI yang diterima oleh Dirut <strong>PT</strong> KAI Ignasius Jonan.143


50 Tahun <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>Berbakti Saat Suka,Berbagi Saat DukaJ.P.H SitompulSinar Indonesia Baru<strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>, sapaan akrab BUMN pelaksana asuransi sosial <strong>PT</strong> <strong>Jasa</strong><strong>Raharja</strong> (Persero) genap berusia 50 tahun pada 1 Januari 2011. Sapaan inikian merakyat setelah tayangan iklan layanan masyarakat atau denganslogan “<strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>, bukan Jaja Miharja” pertengahan September 2010hingga Oktober 2010. Ucapan santai Jaja Miharja, sang komedianBetawi, ternyata menjadi kekuatan ampuh mendongkrak brand image<strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>.Sejarah berdirinya <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> tidak terlepas dengan kebijakan nasionalisasiyang dilakukan Bung Karno terhadap sejumlah perusahaan milik Belanda.Sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) No.3 Tahun 1960, jo PengumumanMenteri Utusan Pendapatan, Pembiayaan dan Pengawasan RI No.12631/BUM IItanggal 9 Februari 1960, delapan perusahaan asuransi ditetapkan sebagai PerusahaanAsuransi Kerugian Negara (PAKN); sekaligus dikelompokkan dengan empat yaitu:PAKN Ika Bhakti, PAKN Ika Dharma; PAKN Ika Mulya dan PRKN Ika Sakti.Dalam perkembangan selanjutnya, dengan pengumuman Menteri UrusanPendapatan, Pembiayaan dan Pengawasan RI No.294293/BUM II tanggal 31Desember 1960, keempat perusahaan tersebut digabung menjadi satu PerusahaanAsuransi Kerugian Negara (PAKN) dengan nama “Ika Karya”. Selanjutnya PAKNIka Karya berubah nama menjadi Perusahaan Negara Asuransi Kerugian (PNAK)Eka Karya dan menjadi cikal bakalnya <strong>PT</strong> <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>.Berdasarkan PP No. 8 Tahun 1965, PNAK Eka Karya mulai 1 Januari 1965berubah nama menjadi “Perusahaan Negara Asuransi Kerugian <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>” dengantugas khusus mengelola amanah Undang-Undang (UU) No. 33 dan Undang-Undang (UU) No. 34 tahun 1964. Momentum inilah yang kemudian menjadi144


dasar hitungan hari jadinya <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>, sehingga 1 Januari 2011 menjadi ulangtahun emasnya <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>, sekaligus mewartakan kepada masyarakat, bahwa 50tahun sudah <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> berbakti saat suka dan berbagi kepada yang duka.Berbakti Saat SukaSesuai dengan visinya “menjadi perusahaan terkemuka di bidang asuransi denganmengutamakan penyelenggaraan program dan asuransi sosial dan asuransi wajibsejalan dengan kebutuhan masyarakat.” <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> memiliki misi yang dikemasmenjadi Catur Bakti Ekakarsa <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>. Baktinya mencakup pada empat (catur)pilar; masyarakat, negara, perusahaan, dan lingkungan. Tetapi sasaran dari baktitersebut mengarah pada satu keinginan (eka karsa), yaitu : Utama dalam perlindungan,prima dalam pelayanan. Inilah komitmennya, komitmen <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>.Bakti kepada masyarakat diwujudkan dengan mengutamakan perlindungandasar dan pelayanan prima sejalan dengan kebutuhan masyarakat. Sederhana,tetapi implementasinya sangat kompleks, terutama menyangkut dengan prosesipemasyarakatan (sosialisasi) eksistensi <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>, produk pelayanan jasa asuransiyang disediakan, serta pesan dan harapan untuk tertib sebagai pengguna alat angkutandan tertib sebagai pengguna jalan, dalam rangka meminimalkan kecelakaan dankorban akibat pengangkutan.Tidak mengherankan kalau saat suka, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> memerankan berbagaibaktinya kepada masyarakat. Antara lain tiap jelang ulang tahun <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>,berbagai bentuk bakti kepada masyarakat diperankan. Bahkan tidak hanya saatulang tahun <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>, ketika sejumlah BUMN mitra strategis berulang tahun,<strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> juga turut serta menyampaikan kemasan pesan dan harapan agar utamadalam perlindungan, prima dalam pelayanan dapat diwujudkan.Mengingat BUMN mitra strategis <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> sangat banyak, maka saat suka–event ulang tahun–setiap BUMN mitra strategis menjadi kesempatan berharga bagi<strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> untuk memerankan baktinya. Tentunya baktinya yang memberikanmanfaat, antara lain mendidik masyarakat untuk disiplin baik sebagai penggunaalat angkutan, maupun sebagai pemakai jalan. Karena, hal ini akan berpengaruhterhadap jumlah kecelakaan dan jumlah korban kecelakaan.Misalnya, ketika <strong>PT</strong> Kereta Api menggelar iven ulang tahun tiap tanggal 28September, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> berbakti menyampaikan pesan dan harapan agar masyarakattidak naik ke atap kereta api jangan berada di tempat yang tidak diperuntukkan bagipenumpang. Pesan lain yang juga dapat disampaikan, agar pengemudi kendaraantidak menyerobot palang pintu KA di perlintasan sebidang. Juga dapat ditambahdengan pesan, bahwa penumpang KA dilindungi asuransi oleh <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>.Demikian seterusnya, setiap kali BUMN mitra strategis yang lain menggelariven ulang tahun, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> hadir dan berbakti menyampaikan sejumlah pesanyang relevan dengan karateristik perilaku masyarakat konsumennya. Ini nyata adalahsebagai bakti <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> di saat suka.Jadi, saat suka <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> tidak sekedar “berhura-hura”, apalagi, “menghamburkandana” dengan dalih mensponsori. Tetapi berbakti saat suka yang memberikanmanfaat baik kepada <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> secara korporat, maupun kepada masyarakat danpemerintah selaku stakeholder dan shareholder.145


Berbagi pada yang DukaMusibah, kecelakaan transportasi, apalagi timbul korban–luka ringan, luka berat,atau bahkan meninggal dunia–adalah biaya (cost) bagi <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>. Karenanya, sesuaidengan prinsip ekonomi perusahaan, hal-hal itu harus diminimalkan. Caranya antaralain lewat berbagi kegiatan berbakti saat suka sebagaimana telah diuraikan di atas.Walaupun cara itu tidak dapat menjamin sepenuhnya bahwa musibahkecelakaan transportasi dapat diminimalkan, namun harus diakui bahwa tidakmenutup kemungkinan jumlah kecelakaan akan lebih besar bila bakti saat sukatidak dilakukan oleh <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>. Sebab, jumlah mobilitas orang dan kendaraancenderung meningkat, fasilitas infrastruktur angkutan cenderung tetap bahkanstagnan, sementara perilaku sosial baik pengguna alat angkutan maupun penggunajalan cenderung tidak disiplin.Oleh karena itu, walaupun sudah berbakti saat suka, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> tetap harusberbagi pada yang duka. Saat terjadi musibah, kecelakaan transportasi, yang diikutidengan sejumlah korban–luka ringan, luka berat dan meninggal dunia–<strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>tetap harus mengutamakan perlindungan dengan jaminan pelayanan prima sertamembayar santunan kepada yang berhak secara cepat dan tepat.Tepat dalam konteks ini terkait dengan lima hal. Pertama, tepat informasi, bahwa<strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> memperoleh informasi yang akurat tentang kecelakaan alat angkutanumum dan lalu lintas jalan sedini mungkin, serta memberitahukan kepada korbanatau ahli waris korban tentang haknya dengan tepat dan jelas.Kedua, tepat jaminan, bahwa pemberian santunan kepada korban atau ahli wariskorban dipastikan sesuai dengan ketentuan dan ruang lingkup serta nilai jaminansesuai ketentuan yang ada pada <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> merujuk pada peraturan perundangundanganyang berlaku.Ketiga, tepat subjek, bahwa penerima santunan adalah korban/ahli waris korbanyang benar-benar berhak dan didukung dengan dokumen yang lengkap. Keempat,tepat waktu, bahwa pelayanan penyelesaian santunan mulai dari proses pengajuansampai dengan penyerahan santunan dilakukan dalam batas waktu yang tepat sertamenepati waktu yang dijanjikan. Kelima, tepat tempat, bahwa penyerahan santunandiupayakan sedekat mungkin dengan domisili resmi korban dan/atau ahli wariskorban.Diharapkan dari MasyarakatBagaimana pun visi dan misi <strong>Jasa</strong> Raharga, namun harus disadari bahwa sukses<strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> dalam mewujudkan utama dalam perlindungan, prima dalam pelayanansebagai komitmennya juga ditentukan oleh peran serta dan partisipasi masyarakat.Setidaknya, ada empat hal yang diharapkan dari masyarakat agar komitmen <strong>Jasa</strong><strong>Raharja</strong> “gayung bersambut” dapat diwujudkan.Pertama, pahami dan kenali eksistensi <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> dengan cara membaca profilperusahaannya, atau sejumlah brosur atau leaflet yang disebarkan melalui kegiatanyang digelar dalam rangka bakti <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>. Bagi masyarakat yang familiar denganteknologi informasi (internet), profil dan berbagai informasi lainnya saat ini dapatdiakses melalui www.jasaraharja.co.id.Kedua, ikuti sejumlah informasi aktual menyangkut dengan kebijakan pelayanan146


<strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> yang diberitakan media massa–koran, televisi dan radio–khususnyamenyangkut dengan prosedur dan cara memperoleh santunan, termasuk persyaratandokumen yang diperlukan, serta besaran uang santunan yang telah ditetapkan dalamUU No. 33 Tahun 1964 junto PP No. 17 Tahun 1965, serta UU No. 34 Tahun1964 junto PP No. 18 Tahun 1965.Ketiga, berusaha menjadi informan secara relawan menyangkut dengan eksistensidan pelayanan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>, sehingga dapat memberikan penjelasan, petunjuk dansaran kepada masyarakat yang membutuhkan informasinya. Tentunya dengan tidakmemerankan diri sebagai calo atau broker karena hal ini sangat dilarang oleh <strong>Jasa</strong><strong>Raharja</strong>.Keempat, berperilaku disiplin baik sebagai pengguna alat angkutan maupunsebagai pengendara kendaraan di jalan, sehingga dapat menekan jumlah kecelakanserta korban akibat kecelakaan angkutan atau lalu lintas.Kang Jaja Miharja melalui iklan layanan masyarakat atau Public Service Advertising(PSA) hanya mengucapkan: “<strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>, bukan Jaja Miharja” telah mendongkrakbrand image <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>. Lalu, siapa masyarakat yang dapat ikut berkreasi alaKang Jaja Miharja, sehingga aspek lain dari eksistensi <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> semakin dikenalmasyarakat?Terlepas dari itu, kita patut mengapresiasi <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> setelah berbakti selama50 tahun di negeri ini. Semoga di tahun-tahun mendatang, dengan visi, misi sertakomitmenmu semakin bermanfaat bagi kehidupan masyarakat, bangsa dan negaraIndonesia. Dirgahayu <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>, Selamat Ulang Tahun Emas. Kami berharapbaktimu semakin meneguhkan komitmenmu: Utama dalam perlindungan primadalam pelayanan.Semoga!147


Asuransi sebagai PerisaiDiri Atasi Kerugian dalamBertransportasiMurhan R., SESurabayaweb.comAjakan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> mengutamakan keselamatan lalu lintas yang dikemasdalam bentuk mengingatkan merupakan nilai plus. Meskipun BUMN iniberada pada sektor pelayanan pada korban laka, tetapi mampu memikirkanupaya pencegahan agar angka kecelakaan bisa ditekan.Alat angkutan barang dan penumpang bermula dari keinginan masyarakat untukmengurangi beban dalam berkarya, maka pelan-pelan peradaban masyarakatmengeksploitasi diri untuk mencipta alat sebagai sarana untuk mengangkutbarang dari dan ke tempat lain. Upaya itu adalah untuk mengefektifkan dan efisiensikondisi pada saat itu.Dari berputarnya waktu dan kehidupan bagi umat manusia, seiring dengantuntutan antara waktu dan harapan bagi manusia untuk meningkatkan potensi armadaangkutan itu, kemudian sarana lainnya bermunculan satu sama lainnya, demi untukmelancarkan aktivitas masyarakat sebagai makhluk yang tidak terlepas dari suatupergerakan menuju harapan yang dinantikan.Memaknai arti angkutan armada sebenarnya merupakan alat yang vital bagi sendisendikebutuhan ekonomi, sejak manusia masih berperadaban natural. Ditinjau darifakta yang sedang berjalan, bahwa sektor angkutan itu berperanan multifungsi padasektor pembangunan di wilayah RI.Angkutan didarat, sungai, dan dilaut kemudian armada udara memberi peluangkepada manusia untuk berkarya sebagai dampak dari pada peranan dan fungsi padasektor angkutan itu. Dari berbagai aktivitas terkait dengan kemajuan umat manusiadalam berusaha untuk menggapai berbagai harapan seperti mengurangi beban, jikaterjadi hambatan dan kerugian yang tidak bisa dipastikan. Maka terjadi keinginanuntuk mengurangi (risk) risiko bagaimana membagi kerugian dan hambatan apabilaterjadi hal yang tidak diinginkan. Dalam hal ini perlu ada tindakan preventif sebelumkonsumen dan operator angkutan menanggung beban secara keseluruhan.148


Oleh karena itu, dalam upaya menghindar dari berbagai kejadian yang membuatseseorang bisa mengalami derita dan kerugian maka perlu ada tindakan yang higienisagar penyakit tidak menjadi kronik dan menyebabkan biaya tinggi. Keterkaitan antaraperan pemilik sarana angkutan dan pemakai/konsumen, apakah dari segi komoditasbarang atau penumpang/orang menjadi objek angkutan atau keuntungan yangdiharapkan, bisa saja pengelola armada atau penumpang membentengi diri dalamupaya mengurangi beban bagi komsumen.Sebagai tema sentral pada lomba karya Jurnalistik & foto <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> mengangkatsubjek permasalahan “Peran Serta <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Dalam Membangun Kesadaran PublikTerhdap Keselamatan Bertransportasi di Indonesia“. Memaknai tema tersebut alangkahbaiknya apabila pada sektor itu tidak hanya dilihat dari sektor keselematan jiwa yangdifokus pada tema yang diperlombakan itu, karena menurut penulis tentu diharapuntuk bisa mengembangkan pemaknaan tema tersebut.Menurut penulis, saat sekarang, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> dikenal sebagai perusahaan yangmengurusi ganti kerugian dan perawatan terhadap korban kecelakaan yang menimpapengguna alat transportasi, dengan cakupan angkutan darat, laut dan udara. Bahkanmerambah kepada angkutan sungai dan penyeberangan dan ASDP.Oleh karena itu, perlu dibagi dalam beberapa point terhadap faktor yang bisamenimbulkan kerugian, di antaranya kecelakaan jiwa, kehilangan memperoleh waktudan keuntungan terhadap barang yang diperdagangkan. Baik dari pemilik maupunoperator armada dalam hal ini pemilik.Pada permasalahan yang terjadi pada saat ini, ramainya akses pengiriman barang danpenumpang, maka otomatis akan memicu naiknya aktivitas bagi kalangan pengusahayang memayungi pengguna jasa angkutan diikuti dengan upaya untuk melindungihal-hal yang terkait dengan kerugian dan kecelakaan.Antara peluang, menarik kesempatan untuk memenej perolehan income perusahaanperlu perisai kerugian terhadap barang dan penumpang. Karena pada saat ini, tidakterjadi penurunan volume, apalagi pada era perdagangan gelobal antar negara sudahberlangsung. Dan perputaran transportasi semakin meningkat.Dalam membaca fakta-fakta itu, maka JR yang diolah oleh BUMN pemerintahakan melebarkan sayapnya dalam memberi pelayanan dan pendekatan kepada publikmengenai mamfaat perlindungan terhadap bahaya kecelakaan yang mengakibatkankerugian.Sebenarnya, apabila kita memaknai antara keinginan pengelola jasa armadadalam hal ini angkutan, maka yang perlu disiapkan adalah mempersiapkan tata kelolamanajemen dalam menata armada yang akan difungsikan sebagai sarana untukmengangkut penumpang dan barang dalam rangka memberi pelayanan kepadakonsumen.Karena apa yang terjadi selama ini, adanya moda angkutan yang tergolong saranaangkutan yang dipoles tanpa melihat kondisi armada tersebut, yang penting bisa diakalidan diperbaiki untuk dioperasikan sehingga di sini hanya dibutuhkan bergeraknyamoda angkutan itu.Karena hal itu, adalah sektor bisnis, manusia terkadang tidak memperhatikan faktorkeselamatan bagi konsumen, begitupun konsumen terbiasa untuk mendahulukan soalpelayanan yang menjanjikan mengantar barang atau penumpang hingga sampai ke tujuan.149


Melihat kondisi yang terjadi pada permasalahan sistem transportasi di RI, padabeberapa kejadian yang memakan korban jiwa dan barang, publik menilai, adaapa dengan permasalahan tersebut. Dephub sebagai instansi yang melegalkan saranaangkutan untuk menjembatani manusia berpindah tempat dalam hal ini untukbepergian, tentu pihak instansi terkait yang harus merespon apabila terjadi kerugian.Dari pihak kepolisian dan LLAJR , Perhubungan Luat yang terjun langsungmengamati kondisi sarana angkutan adalah mitra bagi publik dan JR sebagai pelindungmasyarakat apabila terjadi permasalahan yang diakibatkan oleh berbagai faktor.Peran <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>Masyarakat pada umumnya dalam mempergunakan alat kendaraan semua takutterkena kecelakaan. Dan hal tersebut adalah fakta kalau pada saat sekarang ini adanamanya mass transportation; kereta api, busway, bus umum hingga angkutan di lautdan udara tidak bisa dihindarkan oleh, apa yang diinginkan oleh konsumen untuksampai ke tempat tujuan dengan selamat efektif dan efisien. Hal demikian menjadiwewenang bagi penggerak sarana transportasi itu, baik di swasta maupun pemerintah,<strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>.Penulis memaknai, apa yang dijalankan oleh Jajaran di JR dalam bermitra denganpublik sebagai pengguna jasa transportasi adalah merupakan program yang masukkategori promosi dalam mengembangkan kinerjanya untuk memberi pelayanandan pengetahuan bagi masyarakat, agar tidak menjadi korban dari operator armadatransportasion di semua lini, apakah yang beroperasi di domestik maupun angkutanantarnegara.Ajakan JR yang dikemas dalam bentuk mengingatkan merupakan nilai plus bagiinstansi terkait. Meskipun BUMN ini berada pada sektor “Asuransinya MasyarakatIndonesia“ tetapi mampu memikirkan upaya pencegahan agar tidak terkena bahayakecelekaan atas penggunaan armada transportasi.Sebagai perusahaan yang aktif memberi pelayanan apabila terjadi kerugian, justrumanajemen perusahaan ini selalu memadukan antara mengingatkan kepada semuaoperator pelaksana usaha jasa angkutan dan pengguna/konsumen untuk hati-hatidalam bertransportasi.Tidak hanya mempromosikan jasa asuransinya kepada operator angkutandan konsumen tetapi upaya menghindari bahaya sebagai hal yang mutlak untukdiminimumkan di luar bahaya yang terjadi karena faktor “Force Majeure“.Memaknai tema yang mengingatkan peduli kepada semua yang terkait dalam rangkamenghindari bahaya, nampak JR mengedepankan “Menyelematkan Jiwa Manusia“, diluar daripada bagaimana meningkatkan income sebagai perusahaan asuransi. Kendatidemikian profit menjadi target manajemen. Itulah usaha pada sektor asuransi yangberciri khas sebagai perisai dalam melindungi berbagai kepentingan.Di sisi lain, memberi penyuluhan adalah tindakan preventif dalam menghindaribahaya, tapi siap membantu publik dalam menyelesaikan masalah yang terjadi dariberbagai faktor dalam mempergunakan jasa armada angkutan di wilayah nusantara yangbernama Benua Maritim, RI. Armada angkutan sebagai jembatan, memungkinkanterjadinya bahaya, asuransi menjadi perisai.150


MODEL IKLAN: Dirut <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Diding S. Anwar didampingi aktor Jaja Miharja yang menjadi bintang iklan<strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>, saat memberikan sambutan pada pelepasan mudik gratis bersama <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>.151


Menyantuni KorbanSepanjang JalanNanang S. SukaryaTabloid MaritimKorban kecelakaan transportasi darat lebih dari separuhnya adalah usiaproduktif, yang sangat berdampak pada terhambatnya alih generasimaupun potensi ekonomi.Jika saja Abdul Hamid tak peduli anjuran Martono, rekan bisnisnya, mungkinnasib akan berkata lain. Mungkin saja ia mati muda, dan anak isterinya menjadiyatim dan janda. Syukur alhamdulillah, ia tidak turut berboncengan denganSarwadi, keponakannya, pada mudik Lebaran tahun 2009 lalu ke kampungnya diPurwokerto. Ia pun memilih mudik gratis bareng <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>.Namun motor bebeknya, hasil banting tulang bertahun-tahun kerja di Jakarta,ruksak berat. Tidak masalah, ia masih juga bersyukur, Sarwadi selamat, hanya lecetlecetkecil di tangan dan lutut. Ya, Martono memang menganjurkannya untuk tidaknaik motor, tapi untuk operasional di kampung selama liburan lebaran, ia punmenyuruh Sarwadi untuk membawanya ke kampung.Kecelakaan di jalan memang bukan sekedar nasib, tapi harus ada upayamencegahnya. Misal, penyediaan infrastruktur jalan yang layak dan baik ataupemahaman tentang pentingnya keselamatan bagi pengguna jalan saat berkendara.Apalagi korban kecelakaan, khususnya pada transportasi darat, lebih dari separuhnyaadalah mereka yang usia produktif. Tentu, selain akan berdampak pada terhambatnyaalih generasi, juga terhadap potensi ekonomi.Faktanya, hampir sebagian besar kecelakaan di jalan raya diakibatkan humaneror pengguna jalan. Tapi ya itu, karena kecelakaan lalu lintas terkait erat dengankeselamatan di jalan, maka semua sarana prasarana, dan pemahaman kesadaranakan keselamatan berlalu lintas harus menjadi tanggung jawab bersama, khususnyapemerintah.Wajar bila Menteri Infrastruktur dan Transportasi Australia Anthony Albanesemengungkapkan soal rendahnya keselamatan di jalan raya di Indonesia. Mengutipdata Asian Development Bank (ADB), Anthony menyatakan bahwa sekitar 40.000korban tewas dan lebih dari satu juta orang terluka akibat kecelakaan lalu lintas152


di Indonesia yang terjadi setiap tahunnya. Bahkan jumlah korban diprediksi akanmencapai angka 65.000 di tahun 2020. Sungguh mengerikan!Yang perlu diperhatikan, keselamatan berlalu lintas di jalan akan berdampaksignifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Studi oleh ADB pada 2004, misal,mengungkapkan bahwa biaya dari keseluruhan kecelakaan yang terjadi di Indonesiamencapai 2,9 persen dari total pendapatan perkapita. Sementara di sisi lain, Indonesiamasih kekurangan tenaga ahli yang memiliki kemampuan mengidentifikasi danmemperbaiki masalah keselamatan jalan.Di Jakarta saja, sedikitnya tiga sampai empat nyawa melayang setiap harinyaakibat kecelakaan lalu lintas. Menurut data Ditlantas Polda Metro Jaya, sepanjangJanuari-Juni 2010 saja, tercatat 4.129 kecelakaan di jalan raya. Dari jumlah itu,sepeda motor menyumbang jumlah terbanyak, yaitu 3.995 kali atau 59 persen daritotal kecelakaan. Untuk korban jiwa meninggal dalam periode yang sama tahun initercatat 501 jiwa. Terbanyak dari pengguna sepeda motor hingga 60 persen atau 301jiwa.EdukasiTingginya jumlah kecelakaan dari tahun ke tahun, tentu seiring denganpertumbuhan ekonomi dan bertambahnya moda sarana transportasi angkutanumum. Tingginya angka kecelakaan dibenarkan Direktur Utama <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> DidingS. Anwar. Paling tidak, fakta ini terlihat dari jumlah santunan yang dibayarkan <strong>Jasa</strong><strong>Raharja</strong> kepada korban kecelakaan lalu lintas jalan raya.Jumlah santunan yang telah diberikan kepada masyarakat selama tiga tahunberturut-turut, kata Diding, masing-masing Rp1,03 triliun pada tahun 2008,Rp1,3 triliun pada tahun 2009, dan diprediksikan mencapai Rp1,5 triliun hinggaDesember 2010.“Jumlah yang cukup besar. Namun jumlah kerugian berupa dana santunanyang sudah dikeluarkan oleh <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>, belumlah berarti dibandingkan dengankerugian akibat kehilangan jiwa manusia,” kata Diding.Seperti diketahui, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> adalah salah satu BUMN di bawah naunganKementerian Keuangan RI dan Kementerian Negara BUMN yang bergerak dalambidang jasa asuransi dan diberi kepercayaan oleh Pemerintah untuk melaksanakanprogram asuransi sosial UU No. 33 dan UU No. 34 tahun 1964.”Dengan amanah tersebut kami harus meningkatkan dan memberikan pelayananyang terbaik kepada masyarakat yang mendapat musibah kecelakaan di jalan raya,”katanya. Ditambahkan Diding, kecelakaan dimaksud adalah akibat ditabrakkendaraan bermotor atau masyarakat yang mendapat kecelakaan pada saat menjadipenumpang kendaraan bermotor umum di darat, laut maupun di udara.Budaya tertib berlalu lintas memang perlu ditanamkan sejak usia dini untukmenekan angka korban kecelakaan. Apalagi pemerintah telah mencanangkanprogram pencegahaan kecelakaan lalu lintas. Selain kepada pengguna jalan umum,kampanye tersebut bisa dilakukan di sekolah-sekolah, mulai dari tingkat kanakkanaksampai perguruan tinggi.Ya, pemerintah memiliki peranan penting dalam upaya pencegahan terhadapkecelakaan transportasi. Danang Parikesit, Ketua Umum Masyarakat Transportasi153


Indonesia (MTI) menyatakan, selain upaya edukasi terhadap para pengguna jalan,penegakan hukum (law enforcement) terhadap pengguna jalan yang melanggar harusditegakan secara benar dan konsekuen. “Pernyataan Anthony Albenese tentangtingginya angka kecelakaan lalu lintas di Indonesia, seharusnya menjadi perhatiansemua pihak, terutama pemerintah,” kata Danang Parikesit saat dihubungi viatelepon.Danang meminta semua pihak termasuk DPR ikut mendukung programkeselamatan di jalan. Terang saja, imbuhnya, program ini sangat membutuhkananggaran yang sangat besar sehingga perlu dukungan politik dari DPR. “Harus adakomitmen dari DPR untuk melakukan edukasi dan penegakan hukum karena akanterkait dengan anggaran,” katanya.Anggota Komisi V DPR RI Anton Sihombing tentu sepakat dan pihaknyamendukung upaya peningkatan keselamatan transportasi nasional. “Revitalisasitransportasi memang harus segera diwujudkan, kami dari DPR siap mendukungupaya keselamatan pengguna sarana transportasi nasional baik di darat, udara,maupun di laut,” tandas Anton.Untuk pencegahan kecelakaan, Diding menimpali, sebenarnya <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> telahmemiliki program tersebut baik berupa kegiatan maupun bantuan kepada mitrakerja. Sebut saja program kampanye dan keselamatan lalu lintas yang bertujuanagar pengguna angkutan di jalan raya sama-sama memahami betapa pentingnyakeselamatan transportasi selama berkendara. Kampanye tersebut telah dilakukan <strong>Jasa</strong><strong>Raharja</strong>, baik terhadap sopir angkutan umum, pelajar dan pengguna jalan lainnya.“Dampaknya memang tidak akan terasa langsung dalam jangka pendek, tetapipaling tidak kampanye ini dapat menyentuh dan menggugah hati setiap penggunajalan agar selalu berhati-hati selama dalam perjalanan di jalan raya,” tandas Diding.Selain itu, Diding melanjutkan, ada program Mudik Bersama bagi pengendararoda dua yang telah dilakukan sejak tahun 2008. Program ini juga satu upayameminimalisir angka kecelakaan di jalan raya. Untuk tahun 2010 saja, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>telah memberangkatkan 200 bus AC dengan jumlah lebih kurang 11.000 pemudikdengan tujuan 33 kota di Jawa dan Lampung.Sementara bantuan sarana penanggulangan kecelakaan seperti traffic cone,barikade, banner, rompi scoutlight, posko kesehatan, imbauan tertib berlalu lintas,mobil keselamatan lalu lintas, peta mudik, Poskotis, helm SNI, mobil ambulans,motor trail, dan lainnya yang bertujuan menekan angka kecelakaan.Langkah-langkah pencegahan lainnya, pada 2009 <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> telah memberikanbantuan 10 unit ambulan yang didistribusikan kepada Polda-Polda seluruh Indonesia,memberikan bantuan 4.000 unit traffic cone juga diserahkan kepada Polda melaluicabang-cabang <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>.Jam Emas<strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> juga memberikan bantuan 600 unit barikade jalan yang telahdiserahkan melalui Pos Polisi di jalur Pantura, Banten dan Lampung, dan bantuanlainnya sebagai wujud pencegahan baik pra maupun pasca laka. Untuk pasca laka,<strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> telah melakukan MoU dengan sejumlah rumah sakit di setiap daerahdalam upaya penanganan setiap korban kecelakaan.154


“Pada pascalaka tentu kami komitmen dengan santunan yang harus dibayarkankepada korban dengan proses cepat dan mudah. Untuk pascalaka kami melakukan‘jemput bola’ langsung mendatangi korban,” tutur Diding.Diding juga menambahkan, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> bekerja sama dengan Ditlantas Poldaseluruh Indonesia, telah menyelenggarakan Rakor Sistem Terpadu PenangananKorban Kecelakaan Lalu Lintas yang telah diselenggarakaan pada Agustus 2010dengan tujuan percepatan pembuatan Laporan Polisi (LP) menjadi 1 x 24 jam yangmerupakan salah satu persyaratan pembayaran santunan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>.Danang Parikesit tentu sepakat dengan upaya tersebut. Terkait dengan pascalaka,ia berharap upaya pertolongan terhadap korban harus dilakukan pada “jam emas” ataujam pertama, yakni tidak boleh melewati waktu satu jam sejak terjadi kecelakaan.“Harus ada ambulans yang stand by yang cukup di setiap rumah sakit untukmemprioritaskan ‘jam emas’ ini, agar nyawa korban dapat diselamatkan. Artinya,semua pihak harus sigap menolong dan menyantuni korban sepanjang jalan danzaman,” tambah Danang.Ya, hak masyarakat sebagai korban pengguna jalan memang dijamin dandilindungi pemerintah berdasarkan UU yang berlaku. “Makanya, ingat <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>!Bukan Jaja Miharja!” kata pedangdut sekaligus aktor senior Jaja Miharja dalam iklanlayanan masyarakat <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>.GERAK CEPAT: Dirut <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Diding S. Anwar didampingi Kacab Jawa Tengah Nana Suyatna saatmenjenguk korban kecelakaan tabrakan kereta api di Petarukan. Kunjungan dilakukan beberapa jam setelahperistiwa nahas itu terjadi.155


Sosialisasi Tidak SekadarBagi-bagi Helm GratisNuke FatmasariRiau PosDalam dua atau tiga tahun terakhir, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Riau gencarmenyosialisasikan kepada publik, khususnya anak muda dan kalanganpelajar, perihal pentingnya memperhatikan keselamatan berkendara dijalan raya.Apalagi pada tahun 2008 dan tahun 2009 lalu, total angka kejadian laka lantasmeningkat drastis bila dibandingkan tahun 2007. Berdasarkan data padaunit Laka Lantas Poltabes Pekanbaru, bila jumlah kejadian tahun 2007 hanya50 kejadian, maka di tahun 2008 tercatat 66 kejadian dan di tahun 2009 naik lagimenjadi 384 kejadian.Setiap tahun, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> selalu melakukan sosialisasi tentang keselamatan berlalulintas di jalan raya dengan melibatkan instansi terkait, yakni Ditlantas Polda Riau,Dinas Perhubungan, Organisasi Angkutan Darat (Organda), Dinas PendapatanDaerah (Dispenda) serta pihak swasta, dalam hal ini perusahaan angkutan. Sejak <strong>Jasa</strong><strong>Raharja</strong> hadir pada 1 Januari 1961 lalu, sosialisasi perihal keselamatan bertransportasiini sudah disosialisasikan. Hanya saja, aplikasi secara besar-besaran baru terlihatdalam dua atau tiga tahun terakhir karena berkaitan dengan program dari <strong>Jasa</strong><strong>Raharja</strong> kantor pusat.“Termasuk aplikasi berupa bagi-bagi helm SNI gratis yang kami lakukan di setiapkesempatan. Namun perlu diingat, sosialisasi tentang pentingnya memperhatikankeselamatan dalam bertansportasi bukan hanya sekadar bagi-bagi helm SNI gratissaja,” ucap Kepala Sub Bagian (Kasubag) Hubungan Masyarakat (Humas) danHukum <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Riau, Eko Supriyatno, Selasa (14/12).Menjawab Riau Pos di ruang kerjanya, Eko menuturkan, sosialisasi pada publikperihal pentingnya memperhatikan keselamatan bertransportasi ini dilakukan <strong>Jasa</strong><strong>Raharja</strong> dalam beberapa kegiatan. Pertama, secara periodik, pihak <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>bekerja sama dengan media elektronik televisi dan radio, dalam hal ini RRI (RadioRepublik Indonesia) Pekanbaru dan Riau Televisi (Rtv), guna menggelar dialoginteraktif perihal pentingnya mengenakan sabuk pengaman bagi pengendara dan156


penumpang angkutan kendaraan roda empat (mobil) atau pentingnya mengenakanhelm SNI serta memasangnya dengan benar bagi pengendara roda dua (motor),selain juga sosialisasi perihal tata cara atau prosedur pengajuan klaim apabila terjadikecelakaan lalu lintas.“Melalui media radio dan televisi, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> mengimbau masyarakat untuksenantiasa paham dan sadar memperhatikan keselamatan saat mengendarai angkutandi jalan raya, khususnya bagi pengendara sepeda motor. Sebab, angka kecelakaantertinggi di jalan raya umumnya didominasi oleh pengendara sepeda motor. Imbauanperihal pentingnya menghargai nyawa sendiri ini terus kami lakukan setiap pekan diRRI dan Rtv,” ucap Eko.Kedua, sosialisasi perihal pentingnya memperhatikan keselamatan bertransportasiserta prosedur dan tata cara pengajuan klaim ke <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> apabila terjadi kecelakaanlalu lintas yang tidak diinginkan tersebut, juga dilakukan melalui mediacetak lewat iklan layanan publik. Ketiga, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> juga gencar menyosialisasikanke kalangan pelajar dan kalangan mahasiswa, dalam hal ini pelajar SMA sederajatdan Perguruan Tinggi. Sosialisasi ke kalangan pelajar ini diselenggarakan bersamatim Xpresi Riau Pos. Hampir semua sekolah di Pekanbaru dan beberapa sekolah diProvinsi Riau, telah dikunjungi <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> bersama tim Xpresi Riau Pos. Sementaradi kalangan mahasiswa, sosialisasi telah dilakukan di Universitas Riau (Unri) danUniversitas Islam Negeri (UIN) Riau.Keempat, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> juga melakukan sosialisasi ke desa-desa dan kelurahanyang ada di kabupaten/kota di Provinsi Riau. Sosialisasi di desa atau kelurahan inidigelar di balai pertemuan dengan melibatkan RT/RW setempat serta para ibu-ibuanggota PKK. Kedepannya, sosialisasi ke desa atau kelurahan ini akan mengikutsertakanpihak kecamatan sehingga wilayah cakupan sosialisasi menjadi lebih luas.Kelima, sosialisasi dengan melibatkan klub motor yang legal atau diakui, sepertiPurec atau Pekanbaru Revolution Club agar anggota klub motor yang ada di KotaBertuah juga paham dan sadar tentang pentingnya memperhatikan keselamatan saatberkendara di jalan raya. Keenam, sosialisasi juga dilaksanakan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> dalambentuk pemasangan baliho di jalan-jalan strategis, pembuatan pamflet dan lainnyayang juga bekerja sama dengan dinas dan instansi terkait. Bila ada program dari <strong>Jasa</strong><strong>Raharja</strong> kantor pusat, maka baliho dan pamfletnya juga dibagi-bagikan di daerah.“Ingat, mencegah itu lebih baik dan ajaklah semua pihak untuk pedulipentingnya memperhatikan keselamatan dalam berkendara. Semua pihak yang kamimaksudkan di sini adalah semua komponen masyarakat yang sadar dan paham, sertajuga pengusaha angkutan dan pihak swasta. Kedepannya, perusahaan otomotif ataudealer resmi pun harus ikut untuk menyadarkan pengendara tentang safety ridingini,” imbuh Eko.Kesadaran Meningkat, Pembayaran Klaim MenurunSeiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat untuk memperhatikankeselamatan berkendara, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> (Persero) Riau selaku perusahaan terkemukadi bidang asuransi yang akan merayakan ulang tahun emasnya, 50 tahun, pada 1Januari 2011 mendatang, juga mengalami penurunan anggaran biaya pembayaranklaim asuransi kecelakaan lalu lintas kepada pengendara dan penumpang, khususnya157


158penumpang angkutan plat kuning atau angkutan umum.Berdasarkan rekapitulasi pembayaran klaim <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> cabang Riau, menurutjenis jaminan dan sifat cidera periode 1 Januari 2009 hingga 30 November 2009,tercatat sejumlah Rp23.227.500.000 santunan meninggal dunia untuk 895 orangkorban, Rp10.488.357.515 santunan luka berat untuk 1.286 orang korban,Rp554.693.863 santunan luka ringan untuk 327 orang korban, Rp489.875.000santunan cacat tetap untuk 4 orang korban dan Rp36.000.000 santunan penguburanuntuk 11 orang korban. Adapun total santunan untuk periode tahun 2009 adalahRp34.796.426.378 untuk 2.523 korban.Sementara pada periode yang sama tahun ini, atau peiode 1 Januari 2010hingga 30 November 2010, rekapitulasi pembayaran klaim menurut jenis jaminandan sifat cidera adalah Rp20.187.765.500 santunan meninggal dunia untuk 662orang korban, Rp10.270.137.878 santunan luka berat untuk 1.329 orang korban,Rp1.028.922.415 santunan luka ringan untuk 491 orang korban, Rp530.625.000santunan cacat tetap untuk 4 orang korban, dan Rp22.000.000 santunan penguburanuntuk 9 orang korban. Adapun total santunan untuk periode tahun 2010 ini adalahRp32.039.450.793 untuk 2.495 orang korban.“Terjadi penurunan jumlah klaim yang dibayarkan sekitar Rp2,7 miliar dan jugapenurunan jumlah korban sebanyak 28 orang,” papar Eko. Untuk proses pengajuanklaim ini, tambahnya, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> telah bekerja sama dengan enam rumah sakit,yakni Pekanbaru Medical Centre, Rumah Sakit Ibnu Sina, Rumah Sakit AwalBross, Rumah Sakit Bhayangkara, Rumah Sakit Santa Maria dan Rumah Sakit EkaHospital. Pada Selasa (14/12) kemarin, pihak <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Riau juga menjalin kerjasama dengan Rumah Sakit Syafira.Eko menambahkan lagi, yang berhak menerima santunan atau dibayarkansantunannya oleh <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> adalah korban, baik pengendara yang ditabrak,tabrakan adu kambing, atau pengendara yang akibat kelalaiannya lalu menabrakpengendara lain, tidak terkecuali korban tabrak lari dengan melakukan penelitianterlebih dahulu.Yang tidak mendapat santunan adalah pengendara yang menabrakan dirinyasendiri atau laka lantas tunggal. Berdasarkan UU No.33 Tahun 1964, lingkupjaminan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> adalah penumpang sah angkutan umum baik darat, laut danudara, penumpang kendaraan umum yang memiliki izin, penumpang kendaraanangkutan umum yang berada dalam kapal penyebrangan, atau penumpang yangakibat kecelakaan mayatnya tidak diketemukan.Adapun besar santunan yang pihak <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> berikan adalah Rp25 juta untukkorban meninggal dunia saat mengendarai angkutan darat dan angkutan laut, atauRp50 juta bila mengendarai angkutan udara. Selanjutnya Rp25 juta maksimal untukcacat tetap bagi angkutan darat dan laut, atau Rp50 juta maksimal bagi angkutanudara.Kemudian Rp10 juta maksimal untuk korban yang mendapat perawatan bilaterjadi kecelakaan pada angkutan darat dan laut, atau Rp25 juta untuk angkutanudara, serta masing-masing Rp2 juta untuk biaya pemakaman bagi yang tidak adaahli waris dan nominal ini berlaku untuk jenis angkutan darat, laut dan udara.Sekarang, proses pengajuan bantuan pengobatan dari <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> sangat mudah.


Tidak perlu harus klaim lagi. Sebaliknya, begitu terjadi kecelakaan lalu lintas, pihakyang menjadi korban bisa langsung datang ke rumah sakit yang sudah bekerja samadengan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>.“Ingatlah selalu <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> bila terjadi kecelakaan yang tidak diinginkan.Namun alangkah lebih baik cegah dulu kecelakaan itu sebelum terjadi dan kesadarandari dalam diri untuk selalu peduli dan menjaga keselamatan bertransportasi adalahkunci sukses untuk meminimalisir angka kecelakaan lalu lintas,” pungkas Eko.PEDULI ANGKUTAN UMUM: Untuk menghindari kecelakaan kondisi angkutan umum harus laik jalan.Dalam kesempatan peninjauan arus mudik, Dirut <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> bersama Kepala Terminal Kampung RambutanSilvana Silalahi meninjau pemeriksaan gas emisi bus AKAP.159


<strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> yangConvincing dan TouchingIr. Asnelly Ridha Daulaywww.infojambi.comNyaris semua kota di Indonesia menghadapi fenomena meningkatnyajumlah aksi kebut-kebutan di jalan raya. Pelakunya adalah pengendaramuda usia. Perlahan namun pasti komunitas pengendara bau kencurini bertambah jumlahnya. Perilaku masyarakat luas terhadap merekacenderung permisif dan toleran, membiarkan mereka membawakendaraan walaupun menurut hukum hal tersebut tidak dibenarkan.Para remaja ini dengan cukup bebas mengendarai motor/mobil mereka menujusekolah dan berhura-hura dengan aksi balapan liar di sudut-sudut kota. Inimerupakan dampak samping dari membaiknya perekonomian Indonesia,lemahnya kontrol keluarga serta masyarakat dan menjamurnya bisnis leasing kendaraanroda dua dan roda empat sehingga hampir semua kalangan di Indonesia dapatmemanfaatkan fasilitas kredit untuk memiliki kendaraan pribadi.Di sisi lain, upaya pihak Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau Sekolah MenengahAtas (SMA) untuk melarang siswanya berkendaraan ke sekolah dianggap angin lalu.Bila tidak diizinkan parkir di halaman sekolah, mereka ‘menitipkan’ kendaraan merekadi warung atau rumah penduduk di sekitar sekolah.Pihak polisi jalan raya nampaknya tidak berdaya menghadapi derasnya aruspengendara belia ini. Selain karena keterbatasan petugas, peringatan dan “kemarahan”dari polisi pun telah kehilangan daya tekannya. Bagi anak baru gede (Abege) ini, kucingkucingandengan polisi terkadang menjadi sebuah petualangan yang mengasyikkandan tergoda untuk memenangkannya. Kondisi di jalanan menjadi lebih buruk lagikarena sebagian besar remaja ini ‘cuek’ terhadap keselamatan mereka sendiri. Selaintidak memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM) karena terganjal usia sesuai UU Nomor22 tahun 2009, mereka juga tidak peduli pada kelengkapan kendaraan mereka sepertikaca spion dan lampu serta aturan lalu lintas lainnya.Akibatnya angka kecelakaan lalu lintas pun tinggi. Berdasarkan laporan Kepolisian RI(Polri) kasus kecelakaan lantas tahun 2009 sebanyak 57.726 kasus dan mengakibatkan18.205 meninggal dunia. Diperkirakan sekitar 60% korban tersebut tergolong usia160


produktif atau masih sekolah.Peran <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> dalam memberikan penyuluhan tentang pentingnya menjagakeselamatan di jalan raya telah diakui dan dirasakan masyarakat. Saya ingat ketika masihkecil dulu, di banyak tikungan jalan di luar kota terlihat tugu peringatan kecelakaanlalu lintas. Di puncak tugu tersebut biasanya dipajang mobil atau motor yang ringsekakibat tumburan hebat. Etalase tersebut memberikan shock terapi yang efektif bagigenerasi saya pada waktu itu.Namun bagi anak muda sekarang, sekadar tugu peringatan atau baliho yangmengingatkan akan sebuah kecelakaan tragis mungkin belum cukup. Mereka sudahterbiasa melihat tayangan atau film aksi yang lebih sadis/mengerikan daripada itu.Masyarakat sangat bersyukur dengan terobosan yang dilakukan oleh <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>dengan menyempurnakan tugu peringatan tersebut. Sekarang tugu tersebut tidak hanyamemampangkan motor dan mobil ringsek, namun juga terdapat pos pelayanan bagipengendara yang membutuhkan bantuan dan fasilitas alat komunikasi, komputer, TVdan AC seperti yang akan dibangun di Belopa Kabupaten Luwu Sulawesi Selatan.Penyuluhan yang dilakukan ke sekolah-sekolah juga memperkuat eksistensi BadanUsaha Milik Negara (BUMN) dengan komitmennya; utama dalam perlindungan,prima dalam pelayanan ini. Materi yang diberikan seperti UU No. 33 tahun 1964tentang Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang, UU nomor 34 tahun1964 tentang Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan dan UU lalu lintas yang baru yaituUU No 22 tahun 2009 memang sangat dibutuhkan masyarakat terutama untukmengetahui hak dan kewajiban mereka ketika mengalami laka lantas dan peraturanyang harus mereka patuhi.Baru-baru ini saya mendengar tentang program pelayanan masyarakat terbaru dari<strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> berupa layanan SMS Center yang menginformasikan tentang kecelakaandan santunan. Baik sekali bila SMS tersebut juga berisi kampanye yang mengajakpengguna jalan raya untuk lebih bertanggung jawab terhadap dirinya dan sesama.Bekerjasama dengan operator selular, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> memiliki peluang besar untukmerubah opini anak muda ini, membujuk mereka untuk “menahan diri” bermotorria hingga usia 17 tahun. Tentu saja butuh argumen yang convincing and touching(meyakinkan dan menyentuh) seperti kampanye NO DRUG yang banyak kita lihat dimedia atau tempat umum.Kita berharap kampanye lewat SMS tersebut akan mengurangi jumlah pengemuditak berlisensi dan ugal-ugalan ini, atau setidaknya menjadi lebih bertanggung jawabterhadap keselamatan diri mereka dan pengguna jalan lainnya. Peran <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>sebagai pembangun kesadaran publik di bidang keselamatan berkendaraan tentu akansemakin dirasakan oleh masyarakat dengan inovasi pelayanan yang dilakukannyabelakangan ini. <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> berperan tidak hanya ketika terjadi kecelakaan, namunsedari dini telah aktif meningkatkan kenyamanan berlalu lintas.161


<strong>Ketika</strong> “Polisi Tidur”Bunuh PolisiRiski MurtadoLKBN Antara Sulawesi TengahBanyaknya kasus laka lantas disebabkan kurangnya kesadaran masyarakatdalam mematuhi rambu-rambu lalu lintas.Pada awal September 2010, seorang perwira pertama Kepolisian DaerahSulawesi Tengah, AKP Truly Perdi, tewas dalam kecalakaan lalu lintas diJalan Soekarno-Hatta Palu. Kecelakaan tunggal itu, berdasarkan keterangansaksi mata, disebabkan oleh polisi tidur yang berada di jalan di depan KampusUniversitas Tadulako, Palu.Tiga buah polisi tidur yang dipasang di depan kampus itu membuat sepedamotor yang dikendarai korban oleng dan akhirnya jatuh. Korban meninggal duniaakibat perdarahan hebat di bagian kepalanya meski sebelumnya sempat dibawa kerumah sakit.Kecelakaan ini jelas membuat pihak kepolisian setempat kebakaran jenggot, danselanjutnya menyelidiki apakah memang benar polisi tidur penyebab kecelakaanitu.“Jangan sampai polisi tidur membunuh polisi karena letaknya yang tidaktepat,” kata Kepala Satuan Patroli Jalan Raya Polda Sulawesi Tengah, AKBP HariSuprapto, dalam acara dialog publik tentang “Perlindungan Dasar bagi PenggunaModa Transportasi dan Pengguna Jalan Lainnya” di Palu, awal Desember 2010lalu.Beberapa waktu kemudian, Hari Suprapto menyatakan akan meninjau ulangkeberadaan sejumlah polisi tidur di wilayahnya. “Kalau memang tidak perlu, kamiakan menghilangkan polisi tidur itu,” katanya.Senada dengan Hari Suprapto, Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi danInformatika Sulawesi Tengah, Bambang Sunaryo, mengatakan akan memetakanlokasi di Kota Palu atau di daerah lainnya untuk dipasang rambu-rambu lalulintas atau mengurangi polisi tidur. “Fungsinya untuk memberi petunjuk kepadapengguna jalan supaya selamat saat berkendara,” katanya.Kondisi demikian tentu saja membuat perusahaan asuransi <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Cabang162


Sulawesi Tengah miris. Menurut Kepala <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Cabang Sulawesi TengahMarkus Horo, polisi tidur seharusnya bertujuan untuk mengurangi kecelakaanbukan sebaliknya. “Ini harus diperhatikan baik-baik agar kejadian serupa tidakterulang,” kata Markus.Markus sendiri berjanji akan membantu pihak kepolisian dan DinasPerhubungan setempat dalam pengadaan rambu-rambu lalu lintas. “Rambu itubisa saja ditempatkan beberapa meter sebelum polisi tidur supaya pengendara jalanmengetahuinya,” katanya.<strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Cabang Sulawesi Tengah mengemukakan bahwa pengendarasepeda motor mendominasi kecelakaan lalu lintas di wilayah kerjanya selamaJanuari hingga Oktober 2010, jumlahnya mencapai 80,65 persen dari 628 kasuslaka lantas yang terjadi dalam kurun waktu tersebut.Dia melanjutkan, laka lantas terbesar kedua melibatkan kendaraan pribadiberoda empat, yakni sebanyak 10,26 persen. Kemudian, sebanyak 2,20 persenlaka lantas melibatkan kendaraan umum beroda empat.Sementara itu, korban laka lantas berdasarkan profesi didominasi oleh pelajardan mahasiswa dengan persentase sebanyak 29,30 persen. Selanjutnya, wiraswastamenduduki peringkat kedua sebagai korban laka lantas, yakni 23,52 persen.Sementara itu, selama Januari hingga Oktober 2010, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> CabangSulawesi Tengah telah membayarkan santunan laka lantas sebesar Rp11,7 miliar,atau lebih rendah dibanding total pembayaran selama 2009 yang sebesar Rp12,6miliar. “Kami berharap masyarakat agar segera melaporkan ke kantor <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>setelah menjadi korban laka lantas untuk mendapat santunan,” kata Markus.Dia menyatakan prosedur untuk memperoleh santunan sangat mudah dancepat. “Yang penting identitas diri lengkap dan korban laka lantas adalah yangberhak mendapat santunan,” katanya.Korban laka lantas yang tidak berhak mendapat santunan adalah kecelakaandilakukan secara sengaja, dalam keadaan mabuk, peserta balapan liar, perang, danmenjadi korban bencana alam.Lebih lanjut, Markus Horo mengatakan pihaknya sering melakukan sosialisasiguna memberikan pemahaman dan pengertian kepada masyarakat tentang UUNo. 33 Tahun 1964 tentang Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Umum sertaUU No. 34 Tahun 1964 tentang Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan.Markus Horo juga mengemukakan, banyak korban kecelakaan lalu lintas diwilayah kerjanya tidak memiliki kartu tanda identitas diri sehingga menyulitkanproses pembayaran santunan. “Kami terpaksa menggali informasi dari kepala desaatau tokoh masyarakat untuk mengetahui identitas korban,” kata Markus.Menurut dia, tidak adanya identitas diri akan menimbulkan risiko permasalahanhukum, terutama yang berhubungan dengan ahli waris. “Kami tidak ingin initerjadi sehingga kecermatan dalam memberikan santunan mutlak diperlukan,”katanya.Dia menyebutkan identitas yang biasanya tidak dimiliki korban kecelakaan lalulintas adalah KTP, kartu keluarga, atau akta kelahiran.<strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> tidak akan menyulitkan korban kecelakaan lalu lintas sepanjangsegala persyaratan pengajuan klaim dipenuhi, salah satunya memiliki identitas163


diri. “Kami akan terus memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang hakdan kewajiban <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> terhadap korban kecelakaan karena <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> adalahasuransi milik masyarakat Indonesia,” katanya.Kurangnya KesadaranKepala Satuan Patroli Jalan Raya Polda Sulawesi Tengah AKBP Hari Supraptomengatakan, banyaknya kasus laka lantas juga disebabkan kurangnya kesadarandalam mematuhi rambu-rambu lalu lintas.Selain itu, katanya, kurang pahamnya terhadap penggunaan kelengkapankendaraan juga membuat korban kecelakaan yang meninggal dunia juga semakinbanyak. “Untungnya semua pengguna jalan sudah diasuransikan sehingga bisamerasa diringankan biayanya saat mengalami perawatan akibat laka lantas,” kataHari.Hal yang paling utama, kata Hari, meski korban laka lantas diasuransikan yangjelas keberadaan polisi tidur jangan sampai lagi membunuh polisi.Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Sulawesi Tengah,Bambang Sunaryo, juga meminta kepada masyarakat agar merawat rambu-rambulalu lintas. “Rambu-rambu jangan dicuri karena akan merugikan semua pihak,terutama pengguna jalan,” ujarnya.164


<strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> SelamatkanAset BangsaSanny ArdhyPadang EkspresSebagian masyarakat Indonesia, masih banyak yang menyepelekankeselamatan berkendara dan disiplin berlalu lintas. Indikatornya,masyarakat lebih takut dengan penyakit mematikan (jantung, kanker)daripada kehilangan nyawa karena kecelakaan lalu lintas (laka lantas).Padahal, laka lantas jauh lebih berbahaya. Rata-rata di setiap daerah, tiga sampaiempat nyawa melayang setiap harinya akibat laka lantas. Parahnya, dari seluruhkecelakaan di jalan raya, 90 persen disebabkan faktor manusia. Selebihnyakarena kendaraan atau kondisi jalan. Kondisi ini cukup mengkhawatirkan. Pendekkata, pendidikan tertib lalu lintas menjadi peran vital yang harus dilaksanakan sejakdini. Pendidikan tertib lalu lintas ini harus menjadi tanggung jawab bersama.Tak hanya tanggung jawab pemerintah dan kepolisian. Tapi juga tanggungjawab bersama yang melibatkan stakeholders (termasuk di dalamnya <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>dan masyarakat). Secara nasional, jumlah korban meninggal dunia akibat kasus lakalantas mencapai 18.000 jiwa (data Ditlantas Mabes Polri per November 2010). ”Inilebih banyak dari korban perang di Timur Tengah,” kata Kasubdit Dikyasa DirlantasPolda Metro Jaya, AKBP Kanton Pinem (detik.com, 16/12/2010).Di Sumbar sendiri, per November 2010, 595 nyawa melayang di jalan raya.Sebanyak 1.498 orang luka-luka, dan 8 orang cacat tetap. Dari jumlah itu, sepedamotor menyumbang jumlah terbanyak (70 persen) dari total kecelakaan. Parahnya,korban laka tersebut berasal dari usia produktif (20-44 tahun) sebanyak 43 persen(data <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Sumbar). Terhadap hal itu, per November 2010, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>Sumbar telah membayarkan santunan Rp25.047.359.665.Kesimpulannya, laka lantas ini banyak disebabkan disiplin para pengendaradalam berlalu lintas di jalan raya masih relatif rendah. Oleh karenanya, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>tidak henti-hentinya menggandeng Dirlantas Polda di seluruh provinsi melakukansosialisasi dan kampanye tertib lalu lintas.Seperti sosialisasi Safety Riding dan pembagian helm ber-SNI secara gratis kepadapara pengguna sepeda motor. Tak hanya itu, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> juga telah menandatangani165


166Memorandum of Undersatnding (MoU) dengan Dirlantas Polda dan Dinas Pendidikandi seluruh provinsi dalam membuat modul ”Kurikulum Pendidikan Ketertiban danKeselamatan Lalu Lintas tingkat TK hingga SMA”.Tak cukup sampai di sana. <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> (Persero) di sejumlah cabang punmenggelar lomba Safety Riding (aman berkendara). Lomba ini dimaksudkan untukmeningkatkan disiplin masyarakat terutama para pelajar dalam berlalu lintas sekaligusuntuk menekan angka laka lantas yang cukup tinggi di setiap daerah.Seperti diketahui, laka lantas banyak menimbulkan efek domino. Anak yangkehilangan orangtua atau orangtua kehilangan anak, istri menjadi janda karenakehilangan suami dan sebaliknya, suami kehilangan istri. Ini tentu saja berdampakburuk terhadap kehidupan anak, karena dengan meninggalnya orangtua sebagaitulang punggung keluarga menyebabkan mereka tidak bisa melanjutkan sekolah.Selain menjalankan tugas pokok menyantuni korban kecelakaan lalu lintas, <strong>Jasa</strong><strong>Raharja</strong> juga fokus pada program penanggulangan (preventif) kecelakaan.Di antaranya, membuat dan memasang rambu-rambu peringatan, billboard,traffic cone, barikade dan lain-lain. Selain itu, secara berkesinambungan, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>juga melakukan penyuluhan dan edukasi kepada masyarakat khususnya generasimuda (anak sekolah) tentang pentingnya ketertiban dan keselamatan lalu lintas.Yang tak kalah pentingnya, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> di sejumlah cabang juga telahberpartisipasi mendirikan bangunan ”Tugu Peringatan” bersama pemda, kepolisiandan masyarakat. Yakni bangunan segi empat yang di atasnya diletakkan “bangkai”mobil bekas tabrakan. Di bawahnya, pada bangunan penyangga segi empat, ditempelfoto korban kecelakaan dan foto kendaraan yang rusak berat akibat laka lantas.Seperti diketahui, hingga kini, pemerintah sendiri belum mampu menekan tingkatkecelakaan transportasi yang masih cukup tinggi. Ini dipengaruhi meningkatnyajumlah kendaraan dan populasi penduduk.Pekan Nasional Keselamatan Transportasi Jalan yang dicanangkan SBY tahunlalu dinilai efektif memberikan edukasi kepada masyarakat tentang etika di jalansupaya selamat dan tidak mengganggu orang lain.Oleh karenanya, perlu ada sinergitas <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>, Polri, Kementerian PendidikanNasional, Kementerian Perhubungan, dan semua pihak terkait melakukan programedukasi secara berkelanjutan. Ini bertujuan menyadarkan publik terhadap keselamatanbertransportasi.Baiknya dalam hal ini, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> juga menayangkan film tentang tata tertiblalu lintas di jalan raya. Lebih baiknya, menghadirkan mantan korban kecelakaanyang mengalami cacat permanen sebagai narasumber, menceritakan tentang kisahpilunya. Pesan ini diyakini lebih ”mengena”, untuk memberikan shock therapykepada masyarakat, khususnya generasi muda.Last but not least, banyak kejadian korban kecelakaan meninggal dunia, akibatterlambatnya penanganan pertama pada kecelakaan. Oleh karenanya, pemda perlumengintensifkan lagi Forum Lalu Lintas yang telah dibentuk di setiap provinsi.Forum yang dipimpin kepolisian, yang memiliki anggota dari Dinas Perhubungan,Dinas Kesehatan dan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> ini memberikan jaminan agar korban kecelakaandapat segera ditangani.Yang pasti, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> harus tetap intens melakukan program bakti kepada


lingkungan (Catur Bakti Ekakarsa). Yakni dengan memberdayakan potensi sumberdaya bagi keseimbangan dan kelestarian lingkungan. Bakti kepada lingkungan ini,terbukti efektif mendekatkan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> dengan masyarakat.Salah satunya, pengobatan gratis dengan menggunakan mobil keliling, mudikgratis dan Kampung <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>. Di sana, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> juga menyertakan sosialisasidisiplin berlalu lintas. Seperti tidak kebut-kebutan, menerobos lampu merah, selalumemperhatikan kelengkapan kendaraan bermotor dan sosialisasi menggunakanhelm ber-SNI (Standar Nasional Indonesia).Intinya, saat ini masyarakat harus lebih mengetahui eksistensi <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> sebagaipengelola asuransi sosial bidang kecelakaan lalu lintas dan penumpang umum yangmemberikan perlindungan dasar kepada masyarakat.UU Nomor 33 tahun 1964 tentang Dana Pertanggungan Wajib KecelakaanPenumpang dan UU Nomor 34 tahun 1964 tentang Dana Kecelakaan Lalu lintasJalan, menjelaskan negara menjamin setiap warga negaranya untuk mendapatperlindungan dasar dari risiko kecelakaan.Akhir kata, menyambut HUT Emas ke-50 ini, kita berharap <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> mampumeningkatkan baktinya kepada masyarakat, dengan mengutamakan perlindungandasar dan pelayanan prima kepada masyarakat.SAMSAT KELILING: Untuk meningkatkan pelayanan pada masyarakat yang hendak memenuhi kewajibanmembayar pajak kendaraan, bersama mitra kerja, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> mengembangkan layanan Samsat Keliling.167


<strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Melekatdi Hati MasyarakatSigit SuhardiBusiness Review OnlineAgar bisa memberi layanan prima, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> melakukan berbagaiperubahan di tubuh perseroan. BUMN ini tidak tinggal diam menunggulaporan masyarakat, tetapi menjemput bola.Sugeng Mulyadi (34) warga Pondok Bambu, Jakata Timur, korban kecelakaanbus di Tol Jenderal Gatot Subroto, Jakarta. Sekujur tubuhnya berlumurandarah, kakinya tak kuasa untuk berjalan. Dalam hatinya berdoa dan berharapadanya pertolongan.Beruntung dalam peristiwa itu ada seorang karyawan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> yang melihatkejadian tersebut. Dengan sigap dan tanggap langsung turun dari mobil danmenolong korban. Dengan inisiatifnya menghubungi polisi lalu lintas. Tidak hanyaitu, dia juga mengantar korban ke rumah sakit terdekat. Sugeng amat terkesan dantidak akan melupakan karyawan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> yang tanggap membantu korbankecelakaan.“Saya kagum akan sikap karyawan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> itu. Tidak sangka petugas <strong>Jasa</strong><strong>Raharja</strong> begitu cekatan membantu kita,” ujar Sugeng mengenangnya.Peristiwa itu membuat Sugeng begitu terkesan akan petugas <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>, dankini dia merasa <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> sudah melekat di hati. Sebenarnya kehadiran petugas<strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>, tidak semata kebetulan, pasalnya <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> memiliki petugas mobile.Tugasnya, mencari kecelakaan dengan berkeliling kantor polisi dan rumah sakit.Bahkan, ketika ada kecelakaan massal, petugas <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> selalu bersama aparatberwajib. Mereka mencari nama korban agar memudahkan proses klaimnya.Sebagai gambaran, jika seseorang dibawa ke rumah sakit, dengan kondisi tubuhyang berdarah-darah, patah kakinya, maka perlu perawatan segera. Disitulah petugas<strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> memberi jasa. Mereka datang sebagai penjamin. Masalahnya, jika tidakada petugas asuransi atau polisi, belum tentu semua rumah sakit menerima.Kecelakaan bagaimana yang mendapat klaim? Semua kecelakaan yangberhubungan dengan angkutan umum dan lalu lintas. Terkecuali, kecelakaanakibat mabuk-mabukan dan balapan liar. Klaim diajukan dengan membawa surat168


keterangan kepolisian, identitas diri, visum dokter, dan keterangan ahli waris.Pengalaman Sugeng merupakan potret jutaan warga yang menjadi korbankecelakaan lalu lintas yang merasakan kehadiran asuransi <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> meringankanbeban korban. Sugeng mengakui bukti keseriusan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> dalam memberipelayanan prima pada masyarakat. Sesuai tagline BUMN asuransi ini, yaitu Utamadalam perlindungan, prima dalam pelayanan.Layanan PrimaAgar bisa memberi layanan prima, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> melakukan berbagai perubahandi tubuh perseroan. BUMN ini tidak tinggal diam menunggu laporan masyarakat,tetapi menjemput bola.Bagi korban kecelakaan yang tidak terpantau media, korban bisa langsungmenghubungi telepon bebas pulsa ke 0.800.1.33.34.64 agar proses pencairansantunan dapat dilakukan dengan segera. Atau membuat laporan melalui pesansingkat ke nomor 0812 10 500 500 . Untuk kelancaran kerjanya, sistem jaringanantar-bagian di <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> sudah terintegrasi dengan Sistem Pelayanan SantunanTerintegrasi.Dengan begitu akan memudahkan bagi Sugeng dan masyarakat lainnyamenggunaan website, SMS, dan telepon bebas pulsa untuk melaporkan peristiwakecelakaan lalu lintas yang mereka alami. <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> tinggal menindaklanjutilaporan tersebut dengan datang ke rumah korban.Sugeng tanpa bersusah payah memperoleh berbagai kemudahan untukmendapatkan santunan kecelakaan. Karena ada sejumlah uang yang berhak diterimakorban kecelakaan lalu lintas dari <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>. Besarnya santunan tersebut variatif,mulai dari Rp10 juta hingga Rp50 juta. Jumlah uang yang diberikan tergantungdari kondisi korban—cacat atau meninggal dunia– serta jenis angkutan umum yangdigunakan semisal darat, laut, atau udara.Tercatat pada tahun 2009 <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> telah membayarkan santunan untukkorban kecelakaan jalan sebesar Rp1,3 triliun. Sementara untuk tahun 2010 yaituantara Januari hingga November 2010, dana santunan yang dibayarkan juga beradapada angka Rp1,3 triliun. Diperkirakan dengan kecenderungan terus meningkatnyajumlah korban kecelakaan lalu lintas di Indonesia, tahun 2010 ini <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> akanmembayarkan dana santunan sekitar Rp1,5 triliun.Bagaimana <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> memberikan santunan kepada ahli waris korbansecepatnya. Kecepatan sangat dibutuhkan mengingat mobilitas kendaraan semakintinggi, kondisi lalu lintas jalan semakin semrawut, dan kemacetan seolah merupakanpemandangan umum sehari-hari.Aspek pelayanan yang diberikan oleh <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> tak sebatas melayani pengurusanklaim dan santunan. Tetapi, turut melekat aspek sosial seperti memberi informasiselengkapnya kepada pengguna jalan raya, pemasangan rambu-rambu peringatan,seperti yang bisa dilihat di sepajang jalan pantai utara pulau Jawa. Berbagai tulisanbesar dan menyolok terpampang untuk mengingatkan, misalnya hati-hati jalanmenurun, menanjak, tikungan tajam, jalan bergelombang, atau hati-hati seringterjadi kecelakaan.Memang di Jakarta tingkat kecelakaan lalu lintas sangat tinggi. Sedikitnya tiga169


170sampai empat nyawa melayang setiap harinya akibat kecelakaan lalu lintas. DariSeluruh kecelakaan di jalan raya, 90 persen disebabkan faktor manusia, selebihnyakarena kendaraan atau kondisi jalan. Kondisi ini cukup mengkhawatirkan membuatpendidikan tertib lalu lintas menjadi vital dilakukan sejak dini.Menurut data Ditlantas Polda Metro Jaya, sepanjang Januari-Juni 2010 tercatat4.129 kecelakaan di jalan raya. Dari jumlah itu, sepeda motor menyumbang jumlahterbanyak 3.995 kali atau 59 persen dari total kecelakaan. Untuk korban jiwameninggal, dalam periode yang sama tahun ini tercatat 501 jiwa. Terbanyak daripengguna sepeda motor hingga 60 persen atau 301 jiwa.Direktur Utama <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Diding S. Anwar mengatakan dalam setiapkecelakaan yang paling utama yang dibutuhkan dokumentasi dasar yaitu keteranganKeterangan kecelakaan lalu lintas dari kepolisian atau instansi berwenang lainnya.Setelah itu laporan kecelakaan dapat langsung diserahkan ke petugas <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>.<strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>, lanjut Diding, sudah bekerja sama dengan pihak kepolisian setiapsaat petugas <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> melakukan koordinasi dengan pihak kepolisian lalu lintassetempat. “Apabila ada masyarakat mengalami kecelakaan segera melapor ke kantorpolisi. Setelah itu datang ke kantor <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> terdekat,” imbau Diding.Tentang adanya harapan masyarakat dan pihak rumah sakit agar dana santunan<strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> untuk korban kecelakaan lalu lintas bisa ditingkatkan, Diding mengakuibahwa besaran santunan itu sedang dievaluasi. Diharapkan kenaikan dana santunan<strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> untuk korban kecelakaan lalu lintas di Indonesia bisa direalisasikantahun 2012. Sebab tahun 2011 masih akan dilakukan pembahasan lebih lanjut. “Yangmenentukan kenaikan dana santunan itu adalah pihak Kementerian Keuangan,” ujarDiding.Seperti telah ditetapkan dengan Peraturan Kementerian Keuangan No. 36 dan37 tahun 2008, besarnya dana santunan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> untuk korban kecelakaan lalulintas di darat dan laut adalah Rp25 juta untuk korban meninggal dunia, maksimalRp10 juta untuk biaya perawatan di rumah sakit, dan maksimal Rp25 juta untukkorban cacat tetap. Sedangkan untuk angkutan udara adalah Rp50 juta untuk korbanmeninggal dunia, biaya perawatan maksimal Rp25 juta, dan cacat tetap maksimalRp50 juta.Sebagai perusahaan yang memperoleh hak monopoli dari negara untukmenyelenggarakan asuransi sosial dan asuransi wajib berdasarkan Undang-Undang(UU), sebenarnya <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> tidak perlu repot-repot memperkenalkan produk danprogramnya kepada masyarakat. Karena tanpa promosi jor-joran seperti perusahaanasuransi lainnya, premi akan masuk dengan sendirinya.<strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> bisa meraih premi dari dua sumber pendapatan yang diatur UU.Sumber pertama yakni, pengutipan iuran wajib dari setiap penumpang angkutanumum baik di darat, air, dan di udara yang besarannya sudah disatukan denganongkos atau tiket angkutan umum. Kedua, pengutipan SWDKLLJ (SumbanganWajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan) dari para pemilik kendaraan bermotoryang dibayarkan oleh pemilik kendaraan pada saat pendaftaran atau perpanjanganSTNK setiap tahun di Kantor Samsat.Kendati begitu bukan berarti <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> hanya berdiam diri, mengingatdi era keterbukaan seperti sekarang ini, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> dituntut harus transparan


dalam pengelolaan dananya, sekaligus meningkatkan kinerja perusahaan. Denganmemprioritaskan aspek pelayanan pemberian santunan yang makin cepat, tepat danbaik.Seluruh pegawai <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> dari level paling atas sampai ke pelaksana lapangan,berkomitmen kuat untuk memberikan pelayanan yang terbaik. Semua berada dalamsatu kesatuan langkah untuk mengimplementasikan amanat Undang-Undang No.33 dan No. 34 Tahun 1964.Misalnya bagaimana <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> memberikan santunan kepada ahli wariskorban secepatnya. Kecepatan sangat dibutuhkan mengingat mobilitas kendaraansemakin tinggi, kondisi lalu lintas jalan semakin semrawut, dan kemacetan seolahmerupakan pemandangan umum sehari-hari. Semua mengakibatkan akumulasiangka kecelakaan yang semakin tinggi.Edukasi dan SosialisasiTerkait dari seringnya terjadi kecelakaan lalu lintas di Indonesia, menurut hasilbeberapa penelitian, menunjukkan ada empat faktor penyebab utama. Yaitu kondisikendaraan, kondisi jalan, lingkungan serta pengendara (manusia). Dari data yangada memperlihatkan bahwa faktor pengendara yaitu, kesalahan atau kelalaianpengendara sebagai peringkat pertama, disusul oleh faktor kendaraan, faktor jalandan faktor lingkungan.Pengurangan risiko kecelakaan perlu lebih lanjut dikembangkan oleh pemerintah,masyarakat dan unsur terkait. Keselamatan dalam bertransportasi tentu menjadiimpian semua orang. Namun, terkadang sering mengabaikannya. Karena ituperlunya gerakan bersama yang mampu memberikan penyadaran betapa pentingnyamengutamakan keamanan dan keselamatan saat bertransportasi, terlebih padaangkutan massal.Tentunya untuk mengurangi angka kecelakaan lalu lintas di Indonesiamemerlukan usaha yang bersinergi dan bersama-sama. Berdasarkan data dari <strong>Jasa</strong><strong>Raharja</strong> mencatat, 70 persen angka kecelakaan itu melibatkan sepeda motor. Angkakecelakaan yang melibatkan semua angkutan tercatat 1071 kasus pada 2009. Januari-September 2010, angka kecelakaan mencapai 528 kasus.Melihat angka kecelakaan yang semakin meningkat itu, maka Direktorat LaluLintas Polda Metro Jaya bekerjasama dengan Dinas Pendidikan DKI Jakarta dan<strong>PT</strong> <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> memasukkan pengetahuan tentang berlalu lintas dalam kurikulumsekolah. Ini dilakukan agar pemahaman tertib berlalu lintas bisa diterapkan sejakdini.Kurikulum berlalu lintas ini dimasukkan dalam kurikulum sekolah mulaidari tingkat TK-SMA. Ada 10 ribu modul yang dipersiapkan akan disebar ke 6ribu sekolah di seluruh wilayah DKI Jakarta. Pengetahuan tentang lalu lintas ituakan diberikan secara berbeda di masing-masing tingkat sekolah. Di tingkat TK,pengetahuan tersebut akan diterapkan dari hal yang paling dasar.Seperti yang diutarakan Direktur Utama <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Diding S. Anwar, bersamainstansi terkait, perseroan terus berupaya menekan jumlah korban kecelakaan lalulintas. Seluruh Kantor <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> di Indonesia bersama mitra terkait, melaksanakankampanye kepada masyarakat agar dibudayakan tertib lalu lintas. “Tujuannya agar171


angka kecelakaan lalu lintas dan jumlah korbannya bisa diminimalisasi,” jelasnya.Menurut Diding, meski <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> mengemban tugas pokok untukmembayarkan santunan korban kecelakaan lalu lintas di Indonesia, tapi pihaknyajuga melakukan berbagai upaya, baik pra maupun pasca terjadinya kecelakaan lalulintas. Pra-nya berupa penyuluhan tertib lalu lintas, memasang papan peringatanpada daerah rawan kecelakaan lalu lintas, melakukan talk show agar seluruh rakyatIndonesia tertib berlalu lintas, memberikan bantuan untuk Polri, seperti rompi,lampu isyarat, sepeda motor trail, dan ambulans.Tidak hanya pada tataran mengelola iuaran dan sumbangan wajib dan menyalurkankepada korban/ahli waris saja yang menjadi pekerjaan pokok <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>. Tetapidalam rangka optimalisasi peran dan aksistensi <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> sebagai pelaksana UU 33dan 34 tahun 1964 dan sosialisasi tentang standar safety riding serta tata tertib berlalulintas, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> terus melakukan banyak hal, mulai sosialisasi kepada masyarakatumum, mahasiswa, pelajar sampai tingkat anak-anak TK dan SD.<strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> juga melakukan usaha yang merupakan wujud sinergi antar-instansi.Bekerja sama dengan Polri dan Kementerian Pendidikan Nasional, telah melakukankesepakatan memasukkan materi pendidikan berlalu lintas dalam kurikulum sekolahmerupakan wujud sinergi antar-instansi.Demikian juga dengan rencana Kementerian Perhubungan menerbitkan etikabertransportasi. Atau usaha-usaha seperti yang telah dilakukan oleh Provinsi JawaTimur dan provinsi lainnya yang mendukung terwujudnya kenyamanan dalambertransportasi di Indonesia harus selalu dikedepankan.Bukan Jaja Miharja tapi...Untuk memperkuat peran <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> dalam edukasi dan sosialiasi kesadaranmasyarakat tertib berlalu lintas, melalui iklan televisi menggunakan model iklan JajaMiharja, komedian sekaligus penyanyi dangdut kawakan.Iklan tersebut muncul untuk mengingatkan masyarakat bahwa ketika terjadikecelakaan lalu lintas mereka harus menghubungi <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>. Diakui atau tidak,perlunya ikon pada suatu perusahaan guna memperoleh simpati dari masyarakatharus terpenuhi. Sosok Jaja Miharja sebagai ikon perusahaan asuransi yang genapberusia 50 tahun di tanggal 01 Januari 2011 dan hasil membuktikan bahwa tanggapanmasyarakat yang sudah menonton iklan di layar kaca merespon positif.Ini terbukti di setiap kegiatan selalu ada yang melontarkan kata yang ada di iklantersebut, yakni “Bukan Jaja Miharja tapi <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>”.Masih ingat kalimat itu? Di pertengahan bulan September hingga Oktober 2010masyarakat mungkin banyak yang hafal kalimat itu dengan gaya khasnya. Lantaranitu pula, brand image <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> mudah diingat oleh masyarakat.Langkah sosialisasi jitu yang diambil <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> menggaet Jaja Miharja ternyatamembuahkan hasil yang sangat positif dari masyarakat. Dengan melakukan sosialisasitentang keselamatan berlalu lintas dan perlindungan dasar bagi pengguna jalan danmoda transportasi lainnya dalam berbagai format. Mulai dari sosialisasi di mediahingga dialog publik. segmen audiens pun disasar, mulai dari masyarakat umum,kalangan perguruan tinggi, pelajar, serta lingkungan pesantren.Maka pihak <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> pun sangat mengapresiasi dan mendukung penuh172


langkah Polri dan Kementerian Pendidikan Nasional yang telah melakukankesepakatan memasukan materi pendidikan berlalu lintas dalam kurikulum sekolah.Ini merupakan wujud sinergi antar-instansi, pun demikian dengan rencanaKementerian Perhubungan yang akan menerbitkan etika bertransportasi.Memang etika berlalu lintas belum memuaskan. Keselamatan dalambertransportasi menjadi impian semua, namun terkadang banyak yangmengabaikannya. Berbagai pelanggaran, main serobot masih terlihat, bahkan banyakditemui berbagai perilaku yang mengabaikan keselamatan. Semacam menerima ataumenelepon saat mengemudi, tentu saja berbahaya. Karena itu penting digarisbawahi,upaya menjaga keselamatan bukan tugas siapa- siapa, tapi menjadi tanggung jawabbersama.TINJAU BUS MUDIK JR: Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo didampingi Dirut <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Diding S. Anwar,saat meninjau bus yang digunakan mudik gratis bersama <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>.173


Selamat Bersama<strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>Soesilo Abadi PiliangHarian SinggalangSetiap hari ada saja kasus kecelakaaan di Tanah Air, terutama kecelakaanlalu lintas. Kasus itu bisa kita lihat melalui pemberitaan di media massa.Kecelakaan juga bisa terjadi di hadapan kita sendiri, dan bukan tindakmungkin kita bisa pula menjadi korban dari suatu kecelakaan!Sehubungan dengan hal itu, siapa saja harus hati-hati saat mengendaraikendaraan, atau menyeberang jalan. Jika tidak, maka nasib buruktentu akan menimpa kita dan orang lain! Kalau hal itu terjadirisikonya tidak hanya akan terluka, tapi nyawa juga bisa melayang, tentunya.Setiap tahunnya sekitar 40.000 korban tewas dan lebih dari 1.000.000 orang terlukaakibat kecelakaan lalu lintas di Indonesia (vivanews, 16 Desember 2010).Mengingat tingginya kasus kecelakaan di negara berpenduduk lebih dari 230juta itu, tidak mengherankan apabila Indonesia berada di urutan pertama jumlahkecelakaan di kawasan ASEAN. Bahkan, dalam workshop Keselamatan di Bogor 27-29 April 2010, terungkap bahwa, kecelakaan lalu lintas di Indonesia tercatat sebagaipembunuh nomor dua setelah penyakit TBC.Dalam workshop itu juga terungkap sebagian besar kecelakaan terjadi dalamkecelakaan lalu lintas. Dirjen Perhubungan Darat, Suroyo Alimoeso yang menjadipembicara dalam kegiatan itu menyebutkan, pertambahan jumlah kendaraanbermotor roda dua di Indonesia kini mencapai 24-30 persen dalam satu tahun.Begitu juga halnya dengan kendaraan bermotor roda empat. Namun peningkatanjumlah kendaraan tersebut tidak dibarengi dengan pembangunan infrastrukturyang memadai. Akibatnya potensi kecelakaan semakin besar. Untuk roda dua saja,katanya, persentase kecelakaan mencapai lebih dari 67 persen.Melihat tingginya angka kecelakaan di negara ini, tentu perlu dicari faktorpenyebab terjadinya kecelakaan dan solusi untuk mengatasinya. Secara umum, sepertiterungkap dalam berbagai penelitian, ada tiga faktor utama yang menyebabkanterjadinya kecelakaan, pertama adalah faktor manusia, kedua adalah faktor kendaraandan yang terakhir adalah faktor jalan. Di samping itu juga faktor cuaca yang juga174


isa berkontribusi terhadap kecelakaan.Faktor manusia (baca; human error) merupakan faktor yang paling dominandalam kecelakaan. Hampir semua kejadian kecelakaan didahului dengan pelanggaranrambu-rambu lalu lintas. Pelanggaran dapat terjadi karena sengaja melanggar,ketidaktahuan terhadap arti aturan yang berlaku ataupun tidak melihat ketentuanyang diberlakukan atau pula pura-pura tidak tahu. Berkenaan dengan hal itu, perluadanya sosilalisasi atas keselamatan bertransportasi, serta penegakan hukum atasberbagai pelanggaran lalu lintas.Faktor kendaraan yang paling sering terjadi adalah ban pecah, rem tidak berfungsisebagaimana seharusnya, kelelahan logam yang mengakibatkan bagian kendaraanpatah, peralatan yang sudah aus tidak diganti dan berbagai penyebab lainnya.Keseluruhan faktor kendaraan sangat terkait dengan teknologi yang digunakan,perawatan yang dilakukan terhadap kendaraan.Untuk mengurangi faktor kendaraan perawatan dan perbaikan kendaraandiperlukan, disamping itu adanya kewajiban untuk melakukan pengujian kendaraanbermotor secara reguler.Faktor jalan terkait dengan kecepatan rencana jalan, geometrik jalan, pagarpengaman di daerah pegunungan, ada tidaknya median jalan, jarak pandang dankondisi permukaan jalan. Jalan yang rusak dan berlobang sangat membahayakanpemakai jalan terutama bagi pemakai sepeda motor.Oleh karena itu, pihak PU Bina Marga perlu melakukan evaluasi terhadapkelayakan jalan, dan upaya untuk memperkecil risiko terjadinya kecelakaan yangdiakibatkan masalah jalan. Misalnya, membuat prasarana jalan yang lebih teratur,baik bagi kendaraan roda empat, roda dua, pengayuh sepeda, dan juga bagi pejalankaki.Peran <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>Terkait keselamatan masyarakat dalam bertransportasi, itu tidak hanyamerupakan tanggung jawab pemerintah, dan pihak Polri, <strong>PT</strong> <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> (Persero)juga punya peran dan tanggung jawab terhadap upaya penyadaran kepada publikatas keselamatan bertransportasi, mengingat posisi <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> sebagai BUMNpenyelenggara asuransi kecelakaan lalu lintas dan penumpang angkutan umum.Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> punya kewajiban pulamemberikan pelayanan dan santunan. Bagaimana cara mendapatkan santunandari BUMN tersebut? <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> dalam lamannya, www.jasaraharja.co.idmenyebutkan, ada prosedurnya. Pertama, menghubungi kantor <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> terdekat.Kemudian, mengisi formulir pengajuan dengan melampirkan laporan polisi tentangkecelakaan lalu lintas dari Unit Laka Satlantas Polres setempat dan atau dari instansiberwenang lainnya. Selanjutnya, melampirkan keterangan kesehatan dari dokteratau RS yang merawat, KTP atau identitas korban atau ahli waris korban.Kedua; bukti lain yang diperlukan jika korban mengalami luka, harus ada kuitansibiaya rawatan dan pengobatan yang asli dan sah. Dalam hal korban meninggal dunia,dilampirkan surat kartu keluarga atau surat nikah (bagi yang sudah menikah).Saat ini, besarnya santunan disesuaikan dengan UU No 33 dan 34 tahun 1964,ditetapkan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan RI No 36/PMK.010/2008 dan 37/175


176PMK.010/2008 tanggal 26 Februari 2008. Jumlah santunan bagi yang meninggal akibatkecelakaan dengan angkutan di darat atau laut sebesar Rp25 juta, cacat tetap (maksimal)Rp25 juta, biaya rawatan (maksimal) Rp10 juta, dan biaya penguburan Rp2 juta. Adapunsantunan bagi mereka yang meninggal akibat kecelakaan transportasi udara sebesar Rp50juta, cacat tetap (maksimal) Rp50 juta, biaya rawatan(maksimal) Rp25 juta, serta biayapenguburan Rp2 juta.Dalam hal pembayaran, Dirut <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>, Diding S. Anwar mengatakan, pembayaransantunan mencapai Rp1,5 triliun sampai akhir tahun 2010. Jumlah tersebut meningkatsekitar 10 persen dari jumlah pembayaran santunan tahun lalu yang besarnya mencapaiRp1,363 triliun.Ke depan, kita berharap jumlah santunan, baik bagi ahli waris maupun korban yangmengalami cacat tetap dan rawatan hendaknya dapat ditingkatkan. Kembali ke soalkeselamatan bertransportasi, sesungguhnya <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> sebagai pelaksana UU No. 33dan 34 tahun 1964 telah memainkan peranannya ke masyarakat luas melalui programedukasi dalam hal penanggulangan dan pencegahan kecelakaan.Program itu, antara lain berupa kegiatan sosialisasi tentang standar safety riding sertatata tertib berlalu lintas, mulai kepada masyarakat umum, mahasiswa, pelajar. Khusussosialisasi kepada pelajar dan mahasiswa sangat penting karena mereka sebagian besaradalah pengendara motor.Dalam sosialisasi kepada mereka sebaiknya tidak hanya arahan, dan penayangan filmtentang tata tertib lalu lintas di jalan raya. Tapi, kalau dapat juga dihadirkan mantan korbankecelakaan yang mengalami cacat tubuh menjadi pembicara, agar yang bersangkutan dapatmenceritakan tentang kisah pahitnya dan memberikan pesan, bahwa masa depan generasimuda bisa terancam gara-gara hanya lalai berkendaraan, atau tidak mengindahkan tatatertib lalu lintas.Hal itu dilakukan sebagai upaya shock therapy, dengan harapan mereka patuhmengikuti tata tertib lalu lintas dan melaksanakan keselamatan bertransportasi. Selainprogram edukasi, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> dalam aksinya juga telah mewujudkan kegiatan CorporateSocial Responsibility (CSR), secara nasional telah menggelar bagi-bagi helm StandarNasional Indonesia (SNI) gratis, terutama kepada tukang ojek. Di samping itu sosialisasipenggunaan helm SNI dengan benar. Kemudian, juga sosialisasi tentang prosedur dantata cara pengajuan klaim ke <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> apabila terjadi kecelakaan lalu lintas.Untuk kampanye keselamatan bertransportasi secara total, perlu ada sinergitas antara<strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>, Polri, Kementerian Perhubungan, Kementerian Pendidikan Nasional dansemua pihak terkait melakukan program edukasi secara berkelanjutan, guna menyadarkanpublik terhadap keselamatan bertransportasi.Jika hal itu dilakukan bersama-sama, dan masyarakat menyadari akan pentingnyakeselamatan, maka bukan mungkin ke depan tingkat kecelakaan di Indonesia akan terusmenurun dan peringkatnya sebagai negara paling tertinggi dalam kasus kecelakaan dikawasan ASEAN akan menurun pula. Dengan demikian, banyak generasi harapan bangsaakan terhindar dari ancaman kecelakaan, di samping akan menyelamatkan kerugianmateril yang tidak sedikit, tentunya.


Sayangi Nyawa,Cintai KeluargamuFahrin MalauHU Analisa Medan.Kecelakaan lalu lintas, merupakan pembunuh nomor tiga di Indonesia,setelah jantung dan stroke. Dari jumlah kecelakaan yang terjadi setiaptahun, Indonesia menduduki urutan ketiga negara di ASEAN, soalkecelakaan lalu lintas.Diperkirakan, penyumbang terbanyak kecelakaan lalu lintas di Indonesiaterjadi di kota-kota besar, seperti Jakarta, Surabaya, Medan, Bandung.Jakarta misalnya, sedikitnya empat nyawa melayang di jalan raya perhari. Begitu juga di kota-kota besar lain di Indonesia diperkirakan tidak jauhberbeda dengan jumlah kecelakaan yang terjadi di Jakarta. Ironisnya, setiaptahun jumlah korban kecelakaan lalu lintas yang terjadi di Indonesia terusberanjak naik.Terus meningkatnya jumlah kecelakaan lalu lintas, dipicu semakinbertambahnya jumlah kendaraan di jalan raya setiap tahun. Peningkatan jumlahkendaraan setiap tahun, tidak sebanding dengan penambahan ruas jalan.Pemicu lain penyebab terjadinya kecelakaan lalu lintas, disebabkan kondisi jalanrusak. Ditambah minimnya kesadaran pengemudi berlalu lintas yang menjadipenyumbang terbesar terjadi kecelakaan.Peningkatan jumlah korban kecelakaan lalu lintas menambah beban negara.Setiap terjadi kecelakaan lalu lintas, negara berkewajiban memberikan santunan,sebagaimana diamanatkan Undang-Undang No.33 Tahun 1964 tentang DanaPertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang dan Undang-undang No. 34tahun 1964 tentang Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan. Bila melihat angkakecelakaan lalu lintas yang terjadi di Indonesia, diperkirakan setiap tahunnegara menanggung beban triliunan rupiah membayar santunan kecelakaan.Misalnya kecelakaan lalu lintas di Sumatera Utara. Berdasarkan data yangdikeluarkan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Cabang Sumatera Utara, santunan untuk korbankecelakaan lalu lintas dari tahun ke tahun, cenderung mengalami peningkatan.Tahun 2005 sampai 2009 pembayaran santunan mencapai Rp286,6 miliar. Tahun177


2010 mulai bulan Januari sampai November, pembayaran santunan mencapaiRp98.221.917.754 dengan rincian meninggal dunia Rp66.529.908.000, lukalukaRp28.978.214.754, cacat tetap Rp2.629.007.000, dan biaya penguburankorban kecelakaan lalu lintas yang tidak mempunyai ahli waris Rp84.788.000.Kepedulian Bukan Berarti MendukungTingginya angka kecelakaan lalu lintas di Indonesia, mendapat perhatianpemerintah. Sejak 27 Maret 2008 pemerintah menaikkan satunan bagi korbankecelakaan lalu lintas di Indonesia untuk angkutan darat dan laut. Sebelumnyakorban yang meninggal santunan Rp10 juta naik Rp25 juta, cacat tetap maksimalsebelumnya Rp10 juta naik menjadi Rp25 juta, perawatan maksimal Rp5 jutanaik Rp10 juta. Biaya pemakaman yang tidak memiliki ahli waris sebelumnyaRp1 juta menjadi Rp2 juta.Kepedulian pemerintah menaikkan dana santunan yang diberikan kepadakorban kecelakaan lalu lintas berupa uang santunan dan pengobatan melalui<strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>, bukan berarti pemerintah mendukung terjadinya kecelakaan.Penambahan dana santunan yang diberikan kepada korban kecelakaan lalulintas, semata-mata biaya pengobatan yang ditanggung korban kecelakaan lalulintas mengalami kenaikkan. Diperkirakan santunan kecelakaan lalu lintas Rp5juta, tidak mencukupi untuk melakukan pengobatan.<strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>, asuransi sosial yang lebih menekankan pada sosial. Filosofinya,pemerataan dengan memberikan perlindungan dasar, dengan tujuan membantumasyarakat. Karena perlindungan dasar, pengobatan yang diberikan kepadakorban kecelakaan lalu lintas bersifat dasar.“Pemberian biaya itu berlaku untuk semua warga negara Indonesia yangmengalami kecelakaan di darat dan laut, kecuali kecelakaan di udara biaya yangdiberikan lebih banyak. Bila korban kecelakaan lalu lintas meninggal dunia,ahli waris dalam hal ini suami, istri, ayah dan anak yang menerima,” ungkapHumas <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Cabang Sumatera Utara, Cornelius Saptono.Maksud ahli waris suami, istri, ayah, anak, jelasnya, apabila yang meninggaldunia adalah suami, yang berhak menerima santunan adalah istri, begitu jugase-baliknya. Bila yang meninggal dunia anak, yang menerima santunan ayah,begitu sebaliknya. Sedangkan di luar ahli waris, tidak berhak memperolehsantunan, namun hanya menerima biaya penguburan.Untuk biaya pengobatan, korban kecelakaan lalu lintas tidak perlu harusmenunggu sampai sembuh untuk mengklaim biaya pengobatan. <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>tetap menerima klaim pembayaran korban kecelakaan lalu lintas, sampai beberapakali. Selama biaya klaim yang diajukan masih pengobatan akibat kecelakaanlalu lintas bukan pengobatan penyakit lain dan total biaya pengobatan yangdiberikan tidak lebih dari Rp10 juta.Bila pada akhirnya korban meninggal dunia karena akibat kecelakaan lalulintas, bukan karena penyakit lain di luar kecelakaan lalu lintas dan korbantelah melakukan klaim pengobatan, maka ahli waris masih mempunyai hakmenerima uang santunan meninggal dunia.Pembayaran pengobatan kecelakaan lalu lintas, berpedoman pada laporan178


polisi mengenai kecelakaan lalu lintas. Laporan polisi menjadi bukti untukmengetahui sebab kecelakaan, apa ada unsur lain seperti mabuk atau melakukanbalapan atau di arena yang dijadikan ajang balapan. Bila itu terjadi, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>tidak melakukan pembayaran. Begitu juga bila kecelakaan sendiri juga tidakdibayar.Rincian biaya pengobatan dimana korban kecelakaan lalu lintas mendapatpengobatan, yaitu dari rumah sakit dan klinik. Tempat pengobatan dari dukun,sinse dan tempat pengobatan tradisional, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> tidak dapat membayarbiaya peng-obatan. Pembayaran klaim pengobatan dilakukan berdasarkandaerah tempat tinggal korban. Bila tempat tinggal korban tidak ada kantorperwakilan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>, pembayaran dapat dilakukan di Samsat. Samsat jugadapat melakukan pembayaran, apabila di daerah belum ada Kantor Perwakilan<strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>.Tanggung Jawab BersamaSadar untuk menekan angka kecelakaan lalu lintas bukan menjadi tanggungjawab Polisi Satuan Lalu lintas dan Dinas Perhubungan semata. <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>ikut ambil bagian dalam menekan angka kecelakaan lalu lintas. Upaya yangselama ini dilakukan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> dengan menginformasikan tertib lalu lintasmelalui siaran radio. Melakukan kerja sama dengan pihak kepolisian dalamberbagai kegiatan seperti safety riding, pemberian helm SNI secara cuma-cumakepada pengemudi sepeda motor. Memberikan bantuan sarana penanggulangankecelakaan lalu lintas kepada Ditlantas seperti trafic cone, banner <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>,rompi dan barrier. Melakukan pengobatan dan tes kesehatan kepada pengemudisecara gratis menjelang Lebaran, Natal dan tahun baru. Pemberian ini diharapkandapat membantu dan menunjang kinerja jajaran kepolisian, khususnya KorpsLalu Lintas.Upaya selama ini dilakukan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> sudah mengarah pada peningkatankesadaran berlalu lintas. Upaya yang sudah dilakukan harus terus ditingkatkandengan membuat berbagai program untuk meningkatkan kesadaran masyarakatberlalu lintas, misalnya dengan memberikan kesadaran berlalu lintas kepadakorban dan ahli waris yang menerima santunan kecelakaan lalu lintas. Begitujuga dengan bekerja sama dengan pihak pemerintah setempat dengan melakukansosialisasi santunan kecelakaan dan tertib lalu lintas.Turut serta <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> dalam menekan angka kecelakaan lalu lintas,juga harus didukung berbagai pihak khususnya pengguna jalan raya denganmeningkatkan kesadaran berlalu lintas. Kesadaran berlalu lintas memiliki peranyang sangat penting. Berbagai kasus kecelakaan lalu lintas penyebab utama darikelalaian pengemudi mencapai 99 persen. Selama kesadaran berlalu lintas masihrendah, angka kecelakaan lalu lintas sulit ditekan. Sadar berlalu lintas berartisayangi nyawamu, cintai keluarga, kurangi beban negara.179


180KAMPANYE BERSAMA: Direktur Operasional <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Budi Setyarso saat mengikuti Gerakan BersamaTertib Lalu Lintas di Polda Metro Jaya.


Peranan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>Membangun KesadaranPublik Menjaga KeselamatanBertransportasiSyamsir BastianPos Kota OnlinePerusahaan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> yang berdiri 1 Januari 1961, tentulah memilikiperjalanan sejarah panjang dalam pembangunan bangsa dan negaraIndonesia. Perusahaan yang bergerak di bidang asuransi ini telahmeletakkan andil yang besar dalam membangun kesadaran masyarakat,khususnya di bidang keselamatan bertransportasi di Indonesia.Di antara maksud dan tujuan perseroan terbatas ini adalah turut melaksanakandan menunjang kebijakan dan program pemerintah di bidang ekonomi,jaminan sosial dan pembangunan nasional pada umumnya, khususnya dibidang asuransi kerugian dengan menyelenggarakan program asuransi sosial, danoptimalisasi pemanfaatan sumber daya perseroan untuk menghasilkan jasa yangbermutu tinggi dan berdaya saing kuat guna meningkatkan nilai perseroan denganmenerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas.Untuk mencapai hal tersebut, perseroan ini telah melaksanakan kegiatan usahautama, antara lain melaksanakan amanat UU No 33/1964 yakni asuransi kecelakaanpenumpang alat angkutan umum sesuai dan asuransi tanggung jawab menuruthukum terhadap pihak ketiga sesuai dengan UU No 34/1964 berikut peraturanpelaksanaannya.Jelaslah bahwa kegiatan dan usaha yang dilakukan oleh <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> merupakanbagian dari peran perusahaan membangun kesadaran publik terhadap keselamatanbertransportasi di Indonesia. Hal ini ditunjang dengan pertumbuhan danperkembangan kendaraan bermotor yang tinggi setiap tahun di Indonesia, apalagimuncul asumsi bahwa Indonesia merupakan pangsa pasar yang menggiurkan bagikalangan produsen kendaraan bermotor.WJS Poerwadarminta, dalam Kamus Bahasa Indonesia, halaman 735. Peranan:2sesuatu yang jadi bagian atau yang memegang pimpinan yang terutama. Olah karena181


itu, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> tentunya dapat menempatkan diri terdepan dalam memberikanpelayanan asuransi tersebut, dengan memperhatikan asas-asas pelayanan publik,yakni klaimer, ahli waris/keluarga korban kecelakaan.Dengan demikian sektor layanan harus menjadi titik perhatian utama oleh <strong>Jasa</strong><strong>Raharja</strong>, dengan memperhatikan prinsip 5 tepat pelayanan santunan, meliputi 1.Tepat informasi 2. Tepat jaminan 3. Tepat subjek penerima 4. Tepat waktu 5. Tepattempat. Penyerahan santunan merupakan hal yang sangat penting guna mendukungbidang pelayanan.Santunan cepat yang dikembangkan oleh perseroan ini hendaknya terusdikembangkan dan harus mencapai titik puncak pelayanan prima. Memutusbirokrasi untuk seefesien mungkin, sehingga keluarga korban mendapat pelayananyang maksimal.Misalnya, penyelesaian target waktu santunan selama 7 hari, ke depanhendaknya <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> dapat mempercepat pelayanan sesuai dengan kebutuhandan kondisi keluarga korban, memberikan biaya pemakaman/perawatan lebih awal,karena seluruh data dan persyaratan administrasi hendaknya sudah terakomodirsecara lengkap dan akurat di tingkat polsek maupun tingkat kelurahan.Keluarga atau ahlli waris korban tidak perlu lagi ke tingkat polres atau kabupaten/walikota hanya untuk mendapatkan surat keterangan kecelakaan atau kematian.Ke depan, seiring dengan pertambahan usia <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>, pelayanan hendaknyasemakin di depan, seiring dengan otonomi daerah yang digaungkan sejak beberapatahun lalu.Kesadaran PublikSelanjutnya, pihak <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> harus tampil dan memberikan dorongan gunamenumbuhkan kesadaran masyarakat pengguna angkutan umum bahwasanyakecelakaan senantiasa mengintai pengguna kendaraan. Meskipun kecelakaan tidakdiinginkan oleh siapa pun, namun hal ini merupakan bagian dari rahasia Yang MahaKuasa. Untuk itu, pihak <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> sebagai lembaga yang menyediakan payungsebelum hujan memberi peran strategis dalam menumbuhkan kesadaran publikterhadap keselamatan berkendaraan.Hampir di tiap wilayah polda di Indonesia, memiliki peta lokasi rawan kecelakaanlalu lintas. Misalnya di wilayah hukum Polda Metro Jaya, memiliki 85 lokasi rawankecelakaan, antara lain di wilayah Jakarta Barat 10 lokasi, di antaranya Jalan DaanMogot, Jakarta Selatan 11 lokasi, antara lain Jalan Ciputat Raya, Jaktim 14 lokasi;Jalan Raya Kalimalang (Jalan KH Noer Ali), Jakut 11 lokasi (Jalan Raya Cakung-Cilincing), Jalan Raya Plumpang), Jakarta Pusat 15 lokasi, Jalan Letjen Suprapto,Jalan Kramat Raya, Depok 4 lokasi, Jalan Margonda Raya, Kota Tangerang 4 lokasi,Jalan Jenderal Sudirman, Kabupaten Tangerang 3 lokasi, di antaranya Jalan GatotSubroto.Guna mewujudkan kesadaran publik tersebut, menurut penulis, diperlukansosialisasi yang berkesinambungan dan komprehensif yang melibatkan semua pihak.Karena penyebab kecelakaan itu meliputi beberapa faktor: kondisi prasarana dansarana angkutan/kendaraan, cuaca, kelalaian pengendara dan pengguna jalan, rambulalu lintas yang kurang dan yang utama kepatuhan terhadap hukum khususnya UUNo 22/2009 tentang LLAJ.182


Faktor yang demikian harus menjadi fokus perhatian <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>, yaknimemberikan penyuluhan yang lengkap kepada penggunaan kendaraan, sehinggaangka kecelakaan dapat ditekan sekecil mungkin, antara lain dengan melebarkankerjasama, selain pihak kepolisian, Dinas Perhubungan, Dinas Pekerjaan Umumserta diarahkan kepada pihak sekolah, elemen masyarakat, pengurus RT/RW, lurah,produsen kendaraan bermotor, dealer, sehingga tumbuh kesadaran pengendaradan produsen kendaraan bermotor untuk memenuhi kewajibannya, antara lainpengendara wajib memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM) dan dokumen angkutanumum serta produsen memiliki kepedulian atas keselamatan konsumennya.Keselamatan BertransportasiTujuan utama berkendaraan adalah keselamatan. namun bagai manapelaksanaannya, terkait dengan tingginya angka kecelakaan lalu lintas sekarang ini.Selama ini sebagian pengguna kendaraan beranggapan memiliki SIM karenadidasari unsur ketakutan kepada polisi, yakni terkena razia tilang. Bukan karena unsurkesadaran terhadap keselamatan, misalnya pada pengguna kendaraan bermotor rodadua, penggunaan helm meskipun sudah berstandar SNI tetapi tali pengikat tidakdikaitkan. Hal tersebut telah memenuhi UULJ, tetapi kurang memperhatikan faktorkeselamatan, sehingga jika pengendara terjatuh resiko kecelakaan akan fatal.Sebagai perbandingan, pihak <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> pada tahun 2009 telah membayarsantunan sebesar Rp1.363.365 juta, dengan jumlah korban 112.907. Denganrincian UU No.33/1964, jumlah korban 4.730 jiwa atau dengan santunan Rp40.686juta. UU No.34/1964, jumlah korban 108.177 jiwa dengan jumlah santunanRp1.322.679 juta.Dari data tersebut dapatlah ditarik kesimpulan, angka kecelakaan itu masihtinggi, ditambahkan dengan angka pertumbuhan kendaraan bermotor pun cukupfantastik. Kecelakaan adalah hal yang sama sekali tidak diinginkan semua pihak, tapi<strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> harus menjawab ini dengan program berupa santunan dan lainnya.Sangat tepatlah bila dikatakan, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> sarat dengan nilai-nilai kemanusiaan,karena di tengah kesedihan dan kedukaan keluarga korban, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> menyalurkansantunan, yang sebenarnya santunan ini terwujud dari kepatuhan korban memenuhikewajibannya membayar asuransi kecelakaan.Penulis menegaskan kembali bahwa kerjasama sosialisasi dengan Polri,Kementerian Perhubungan, Kementeri Pekerjaan Umum dan komunitas penggunakendaraan bermotor, dealer, produsen kendaraan bermotor, Kementerian PendidikanNasional, meliputi SLTP, SLTA, pesantren, perguruan tinggi sangatlah penting danberkesinambungan.Targetnya adalah tumbuh kesadaran publik terhadap keselamatan bertransportasisebagai realisasi gerakan antisipasi kecelakaan yang dibangun secara bersamakomponen masyarakat, termasuk <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>.183


<strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> danMeningkatnya LakalantasTaryonoTribun Lampung“Tadi saya liat iklan <strong>Jasa</strong> Miharja di televisi, eh <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> maksudnya,walah lucu banget iklannya”.Begitulah status seorang teman di dinding facebook-nya. Ya, teman saya yangsatu ini memang penggemar aktor komedian asal Betawi, Jaja Miharja. Wajarsaja kalau kemudian hari ia sering menirukan kalimat yang diucapkan JajaMiharja, yakni “Bukan Jaja Miharja tapi <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>.Ya, Jaja Miharja memang sedang tidak melawak, tapi ia sedang menjadi bintangiklan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>, sebuah perusahaan asuransi kerugian negara, yang pada Januarimendatang bakal berusia 50 tahun.Langkah sosialisasi jitu yang diambil <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> dengan menggaet Jaja Miharjaternyata membuahkan hasil yang sangat positif dari masyarakat. Alhasil, Jaja Miharjamenjadi icon baru <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>.Sebagai perusahaan yang hampir berusia setengah abad. <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> janganlahberpuas diri dengan capaian yang ada. Ada baiknya <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> melakukan inovasiinovasiuntuk mendekatkan diri pada masyarakat.Apalagi saat ini tingkat kecelakaan lalu lintas kian meningkat saja. Tanpa langkahini, tentu kehadiran <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> di tengah-tengah masyarakat tidak ada artinya.Untuk konteks Bandar Lampung, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> juga giat melakukan sosialisasi kepadamasyarakat. Beberapa bulan yang lalu kita mendengar <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> bersama PoldaLampung dan Dinas Perhubungan Provinsi Lampung menggelar dialog publik yangdigelar di Universitas Lampung.Tentu saja dialog publik tersebut membawa isu strategis tentang kecelakaan lalulintas (lakalantas). Mengingat saat ini mobilitas angkutan saat ini cukup tinggi danitu sangat beresiko menyebabkan lakalantas.Terkait meningkatnya korban lakalantas adalah usia produktif, maka patutdiapresiasi jika <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> menggandeng Polda, Dishub dan untuk bersama-samamengurangi resiko lakalantas.Selain menggelar dialog publik, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Lampung juga membagi-bagikan184


helm dan sarung tangan kepada para pengendara sepeda motor di beberapa jalanutama Kota Bandar Lampung. Dalam kegiatan ini mereka mengandeng PolrestaBandar Lampung dan Unila. Langkah ini lagi-lagi adalah dalam rangka sosialisasiuntuk menekan angka kecelakaan lalu lintas di wilayah Provinsi Lampung.Tentu dalam setiap sosialisasinya, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> selalu mengimbau agar parapengendara kendaraan bermotor senantiasa berhati-hati dan mematuhi rambulalu lintas. Selain itu, juga meminta kepada para korban lakalantas maupun ahliwarisnya agar dapat mengurus santunan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> melalui prosedur yang telahditetapkan.Sekadar mengingatkan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>, berdasarkan data lakalantas di wilayah KotaBandar Lampung, pada kurun waktu 2008-2010 pelajar SLTA paling mendominasijumlah pelaku kecelakaan lalu lintas.Dari tahun 2008-2009 sampai 2010 (Jan-Nov), berdasarkan kriteria pendidikan,jumlah pelaku lakalantas dari pelajar SLTA mencapai angka 954 orang. Disusulpelajar SMP dengan jumlah pelaku 329 orang, di bawahnya mahasiswa denganjumlah pelaku sebanyak 210 orang. Urutan terakhir, dari pelajar SD jumlahpelakunya sebanyak 63 orang. Sedangkan untuk jenis kendaraan, sepeda motormenempati urutan pertama dengan jumlah 1.972 motor dari empat jenis kendaraanyang digunakan pelaku lakalantas.Di bawah kendaraan motor, mobil pribadi mencampai 421 kendaraan, disusulkendaraan jenis pickup dan truk sebanyak 245 kendaraan, dan terakhir kendaraanjenis bus sebanyak 39 kendaraan.Untuk mobil pribadi terdiri dari jenis, minibus, sedan dan jeep. Selain itu ada78 kendaraan yang mengalami laka tunggal dari berbagai jenis kendaraan. Dengandata-data ini, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> tentu ditantang untuk lebih giat lagi melakukan sosialisasidan hal ini tidak hanya cukup dilakukan di jalan-jalan atau di kampus-kampus.Maka ada baiknya <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> bisa terus menerus melakukan sosialisasi di sekolahsekolah,baik itu SD, SLTP hingga SLTA.<strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> juga mesti melibatkan dealer-dealer sepeda motor untuk melakukansosialisasi. Mengapa mesti dealer? Pasalnya merekalah yang menjual kuda besitersebut kepada masyarakat untuk mengisi jalan-jalan yang ada di kota ini.Sekadar catatan saja, hingga bulan ke-11, total pasar kendaraan roda dua sudahmencapai 6.881.893 unit. Berarti, jumlah tersebut tercatat sebagai rekor baru setelahmelewati angka tertinggi 6.215.831 unit yang diukir pada 2008.Padahal, tahun pemasaran 2010 masih sisa satu bulan lagi. Dengan tambahan620.000 unit dari penjualan rata-rata bulanan, maka prediksi total tahun ini bisamenembus 7,4 juta unit, atau naik 27,5 persen dari tahun lalu 5,8 juta unit.Data Asosiasi Industri Sepedamotor Indonesia (AISI) menyabutkan, Hondamasih memimpin penjualan dengan 3.202.979 unit atau menguasai 46,54 persenpangsa pasar. Sementara Yamaha membayang di belakang dengan 3.095.072 unit(44,97 persen), diikuti Suzuki menorehkan 484.276 unit (7,04 persen), Kawasaki79.566 unit (1,16 persen), TVS 18.185 unit (0,26 persen), dan Kanzen 1.815 unit(0,03 persen).Hasil ini tentu membawa kabar yang baik bagi perkembangan industri otomotifkita. Namun juga bisa jadi kabar buruk bagi kita semua, sebab dengan demikian,185


maka peluang untuk terjadi lakalantas akan semakin besar.Oleh karena itu, ada baiknya dealer-dealer motor juga menjalin sinergi yanglebih baik lagi dengan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>. Kalau perlu <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> “jemput bola”, sehinggasosialisasi untuk menekan angka kecelakaan lalu lintas di wilayah Provinsi Lampungakan berjalan lebih maksimal.Pengingat: <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> terus melebarkan sayap pelayanan, di antaranya melalui media sosialisasi berupa balihoyang terdapat di Jl. Mampang Prapatan, Jakarta Selatan. Dengan demikian, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> akan makin dekat danmudah dijangkau masyarakat luas.186


Lalai di Jalan,Kecelakaan MengintaiUup GhufronSertifikasi ProfesiDirektorat Keselamatan Transportasi Darat Kementerian PerhubunganRI menilai, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> ikut berperan menciptakan kenyamanan dankeselamatan pengguna transportasi.Alat transportasi darat merupakan angkutan paling dominan dipilih masyarakat.Jenis transportasi ini, di samping praktis, juga dinilai ekonomis. Namun, jangansampai karena faktor ekonomis kemudian faktor keselamatan terabaikan. Sebab,keselamatan merupakan faktor utama. Kenyamanan dan keselamatan adalah hal palingpenting dalam bertransportasi.Data di Kepolisian RI (Polri) menyebutkan bahwa korban tewas akibat kecelakaan lalulintas di seluruh Indonesia selama tahun 2009 mencapai 18.205 orang dari 57.726 kasusyang terjadi. Data ini diperkuat oleh Road Safety Association (RSA), yang menyebutkanbahwa selama tahun 2009, setiap hari terdapat 50 orang yang tewas akibat kecelakaan.Umumnya, kecelakaan itu disebabkan karena kelalaian dan tidak patuh hukum.Ini menunjukkan bahwa kecelakaan di jalan raya bukan lagi hal langka. Karenaitu, keselamatan bertransportasi harus menjadi perhatian serius. Ada banyak elemenyang berperan penting dalam upaya untuk meminimalisir terjadinya kecelakaan.Pihak pemerintah dan swasta harus berbahu dalam menanggulangi potensi terjadinyakecelakaan.Dulu, UU No.14 Tahun 1992 tentang LLAJ menyebutkan bahwa tanggung jawabtransportasi adalah Menteri Perhubungan, yang mencakup keselamatan dan pelayanan.Namun, semenjak disahkannya UU No.22 Tahun 2009, LLAJ secara yuridis formalmerupakan tanggung jawab bersama antar-instansi pemerintah, pengusaha armada danmasyarakat pengguna.Untuk mengantisipasi terjadinya kecelakaan terkait arus mudik Lebaran tahunini, Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Keselamatan Transportasi Daratjuga melakukan pemantauan di setiap kota. Untuk layanan kesehatan, KementerianPerhubungan menggandeng <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> dalam menyiapkan pos-pos kesehatan di setiapterminal dan stasiun.187


Direktorat Keselamatan Transportasi memiliki wewenang dari segi kebijakankeselamatan secara umum, yang meliputi regulasi LLAJ, menyiapkan programkeselamatan transportasi darat, persyaratan teknis bagi kendaraan umum, perizinan, dansebagainya.Kementerian Perhubungan mengedarkan instruksi kepada semua perusahaan busagar melengkapi persyaratan keselamatan transportasi, semisal pemecah kaca bus, alatpemadam kebakaran, dan sebagainya. Hal ini berlaku pula untuk angkutan di daerah.Sehubungan dengan musim arus mudik Lebaran, Direktur Keselamatan TransportasiDarat Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, Drs. Suripno, MSTr,menyarankan agar masyarakat menggunakan jasa angkutan umum daripada roda dua.Sebab, menurut data, kecelakaan di jalan raya lebih banyak menimpa pengendara motordaripada mobil. Ini menunjukkan bahwa sepeda motor tingkat keselamatannya palingrendah.Salah satu penyebabnya karena pengendara motor sering melakukan pelanggaran dijalan raya. Pemerintah, dalam hal ini, cukup dilematis untuk menindak mereka. “Semisalmotor berpenumpang lebih dari dua orang. Dari segi keselamatan, hal itu tentu sangatberbahaya. Namun, bila ditindak dengan menurunkan mereka di tengah jalan, merekatentu protes. Sebab, yang mereka bawa adalah anak mereka sendiri,” jelasnya.Pelanggaran ternyata tidak hanya dilakukan pengendara motor. Armada angkutanumum juga sering kedapatan melanggar aturan. Semisal menelantarkan penumpang dijalan. Ini biasanya terjadi pada musim mudik dan arus balik. Penumpang tujuan kotakotakecil sering mengalami hal tersebut. Di samping itu, sopir angkutan umum jugakadang lalai dalam memperhatikan keselamatan penumpang.Karena itu, saran dia, sopir harus memiliki istirahat yang cukup. UU menyebutkanbahwa setiap delapan jam sekali sopir harus diganti dan setiap empat jam sekali merekaharus istirahat. Sebelum mengoperasikan kendaraan, sopir dilarang mengkonsumsiminuman keras atau obat-obatan yang dapat menghilangkan konsentrasi.Di sinilah, jelas Suripno, peran <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> sangat dibutuhkan. Dengan adanyabantuan obat-obatan gratis dan berdirinya pos pelayanan kesehatan di titik-titik krusialyang didirikan. <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> sangat dibutuhkan. “<strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> tidak hanya memberiasuransi kecelakaan, tapi juga ikut serta dalam membantu mencegah kecelakaantransportasi di Indonesia,” jelasnya, mengungkapkan.Peran <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>Salah satu faktor kecelakaan pada angkutan umum diantaranya karena sopir tidakkompeten. Karena itu, sopir angkutan umum harus dibekali keahlian yang baik. Tidakhanya sekedar mampu menyetir, tapi ia juga mampu memahami dan mematuhi aturanlalu lintas.Satu armada harus ada sopir pengganti yang bila sewaktu-waktu sopir utama lelah, iadapat penggantinya. Sopir juga harus memastikan bahwa kondisi kendaraan sudah layakjalan. Jika terjadi kelalaian semisal kecelakaan di jalan raya, armada bersangkutan akandicabut izin operasionalnya.Kepada masyarakat yang menggunakan jasa angkutan umum, disarankan agarterlebih dulu mengenali operator armada sebelum berangkat. Kenali dan catat nomorkendaraannya. Sehingga, jika ada komplain, pemerintah dapat menindak tegas operator188


yang tidak patuh pada aturan tersebut.Selama ini, pihak Kementerian Perhubungan sering mendapat keluhan darimasyarakat namun tidak bisa bertindak karena tidak ada informasi yang lengkap seputararmada dan operator yang tidak bertanggung jawab tersebut. Jika kapasitas armadasudah penuh penumpang, masyarakat sebaiknya tidak memaksakan diri, sebab itu akanmembahayakan keselamatan mereka.Namun demikian, bila mengacu pada musim mudik tahun lalu, angkutan umumjustru lebih banyak kosong penumpang. Ini menunjukkan bahwa masyarakat tidakperlu khawatir kekurangan angkutan umum pada musim mudik dan arus balik Lebarantahun ini. Yang terpenting, semua elemen harus patuh aturan hukum. Dengan begitu,kenyamanan dan keselamatan dapat diperoleh.Terkait dengan kecelakaan di jalan raya, peran dan tugas <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> juga tak dapatdianggap sederhana. Sesuai dengan amanat UU No. 33 Tahun 1964 dan UU. No. 34Tahun 1964, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> memiliki tugas pokok untuk memberikan santunan bagi korbankecelakaan. <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> memberi santunan sesuai ketentuan yang berlaku. Untuk tahun2010 ini saja, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> mengalokasikan dana sebesar Rp1,5 triliun untuk menyantunikorban kecelakaan.Lebih dari itu, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> juga ikut melakukan upaya pencegahan potensi kecelakaan.Hal ini dilakukan dengan melakukan kampanye untuk tertib berlalu lintas, memberibantuan obat-obatan gratis, termasuk mendirikan pos-pos kesehatan selama musimmudik Lebaran. Menurut catatan, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> mendirikan pos pelayanan kesehatan disejumlah terminal dan stasiun di sejumlah titik penting.Pada Lebaran tahun ini, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> juga mengadakan acara mudik gratis sebanyak200 bus dengan kapasitas 11.000 penumpang. Bus yang diberangkatkan dari Parkir TimurSenayan, Jakarta itu, sengaja disediakan khusus untuk pengendara sepeda motor. Acaratersebut merupakan upaya keikutsertaan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> untuk mengurangi kemacetan dankecelakaan di jalan raya. Mengingat, kecelakaan setiap musim Lebaran banyak menimpakendaraan roda dua.Ahmad Gazali (32 tahun), salah seorang peserta Mudik Gratis <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>, mengakusangat senang. Dengan adanya acara tersebut, ia dan keluarganya bisa merayakan Lebarandi kampung halamannya dengan aman di Sleman, Yogyakarta. Biasanya, setiap Lebaran iamengendarai sepeda motor. “Saya sudah empat kali Lebaran mudik dengan naik motor,”tuturnya. Namun, untuk tahun ini, ia ikut dalam acara Mudik Bersama <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>.Tentu saja, acara tersebut dapat mempermudah dirinya dan puluhan ribu warga Jakartalainnya. Sebab, risiko kecelakaan di jalan raya dapat dihindari. Mudik dengan armadabus lebih aman daripada naik sepeda motor. <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>, tuturnya, tidak hanya memberikepastian santunan berupa asuransi kecelakaan, tapi juga ikut andil dalam mencegahkecelakaan lalu lintas.189


Suami Meninggal, IstriTerbaring di Rumah SakitBaca Berita Duka dariFacebookAbdul Karim ChoiriMajalah DETAKTak dikira, keberangkatan berdua menuju tempat kerjanya pagi itumerupakan saat terakhir mereka berboncengan sepeda motor. Itulahterakhir kali kemesraan mereka berdua terabadikan dalam kenanganduka Fitriah.Fitriah masih terbaring di tempat tidurnya, ketika tersadar dari pingsannya, akibatbenturan kecelakaan sepeda motor yang dikemudikan suaminya, AnggarKusumah, dengan minibus dalam posisi berlawanan arah. Fitriah yang sukaberkomunikasi via facebook dengan teman dan kerabatnya, tiba-tiba terasa melayang.Seakan tubuhnya begitu ringan hingga bisa terbang ke alam lain.Perasaan itu setelah membaca ucapan belasungkawa dari teman-temannyayang menyampaikan rasa simpatinya lewat layar kaca laptop yang dipangku di ataspahanya. Sudah beberapa hari Fitriah koma akibat kecelakaan di Jalan Peta Barat,depan rumah No. 99, Kalideres, Jakarta Barat, 24 April 2010 lalu.Ia tergolek tak berdaya, di atas tempat tidurnya di RS Hermina, Daan Mogot,Cengkareng, dalam kondisi kritis. Sedangkan suaminya telah meninggal duniabeberapa saat setelah peristiwa tabrakan maut dengan minibus yang berlawananarah, yang melaju kencang mendahului mikrolet, bergerak sejajar dengan minibus.Fitriah dan suaminya terlempar dari sepeda motor yang dikendarainya hinggamengakibatkan keduanya mengalami luka serius, membuat Anggar Kusumahmeninggal dunia dalam perjalanan menuju rumah sakit. Sementara Fitriah taksadarkan diri hingga koma selama beberapa hari.Selama beberapa hari terbaring di RS, Fitriah terlihat syok. Makanya, keluargadekatnya tidak mau memberitahu padanya, bila Anggar Kusumah suaminya sudahmeninggal dunia dalam perjalanan menuju rumah sakit. Di luar dugaan keluarganya,Fitriah akhirnya memperoleh informasi meninggalnya Anggar Kusumah dari ucapan190


elasungkawa teman-temannya lewat jejaring komunikasi facebook yang tengahdibukanya dalam kondisi kritis di atas pembaringannya itu.Pasangan suami-istri yang baru menikah sekitar 4 bulan lalu itu, harus menerimakenyataan pahit. Mereka terpisahkan untuk selama-lamanya, akibat tragedi tabrakanmaut, yang merenggut nyawa Anggar Kusumah.Selang beberapa lama, tak kunjung sembuh. Fitriah dan keluarga dekatnya sepakatuntuk beralih cara pengobatannya lewat pengobatan cara alternatif. Mengingatbesarnya biaya yang harus dikeluarkannya saat berbaring di rumah sakit, ketikadalam perawatan usai kecelakaan itu.Pihak <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> akhirnya mengambil inisiatif untuk menyampaikan santunanjaminan asuransi atas nama suaminya, Anggar Kusumah dan klaim asuransi biayapengobatan untuk Fitriah.Suara lirih Fitriah menyampaikan rasa terima kasih kepada petugas <strong>Jasa</strong><strong>Raharja</strong>, Heru Widianto, Kepala Perwakilan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Jakarta Barat. Benarbenarmenyentuh sanubari, duka mendalam bagi petugas <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>. Demikianpula orang tua Fitriah dan keluarganya yang ikut menyaksikan penyerahan uangsantunan, larut dalam kesedihan.Keluarga korban akhirnya ikut menyampaikan rasa terima kasih sebesar-besarnyaatas perhatian <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> yang begitu tulus dan ikhlas menyampaikan langsunguang jaminan asuransi hak korban, sebagaimana ketentuan yang diatur dalam UU 33dan 34 tahun 1964 tentang Asuransi Kecelakaan Lalu Lintas Jalan dan PenumpangUmum.191


Perspektif Hipnosis<strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>Achmad SetiyajiPikiran RakyatPertengahan Desember 2010 ini, pers mencatat <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> berhasilmerebut peringkat teratas penerima Infobank BUMN Awards 2010untuk kategori Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Terbaik di IndustriKeuangan.Dalam konteks ini, ada hal yang menarik tentang bagaimana sebenarnya persepsipublik terhadap eksistensi jasa asuransi di Indonesia. Pasalnya, publikcenderung terpaksa akrab dengan asuransi tatkala dirinya memperolehmusibah.Artinya, ketika dalam keadaan senang, acap kali publik bersikap cuek terhadapnilai manfaat berasuransi. Publik baru merasa perlu dan menyikapi secara kritisketika berurusan dengan pengajuan klaim asuransi. Karena itu, bila kita berada diloket pembayaran di rumah-rumah sakit kerap kali terdengar istilah asuransi <strong>Jasa</strong><strong>Raharja</strong>, Askes, Asabri, dan lainnya.Dalam perspektif historis sebenarnya eksistensi asuransi sudah cukup lama. Bilamerujuk ke teori Huebner, SS yang termaktub dalam Property and Liability Insurance(Prentice Hall, Inc, En-Glewood Cliffs, NJ, 1982), usia asuransi itu identik denganusia peradaban manusia. Lalu, mengapa manusia berasuransi? Karena manusia inginmeraih ketenangan dan mengantisipasi risiko musibah yang dialaminya, seperti dirumah atau di luar rumah.Nah, seiring dengan perkembangan ekonomi global yang ditandai kian pesatnyakemajuan teknologi dan sarana transportasi, maka posisi asuransi menjadi urgendan signifikan bagi masyarakat pada umumnya. Suatu hal yang luar biasa ketikakita mengetahui besarnya penerimaan dana asuransi <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>. Bila fenomena inidicermati dalam perspektif ilmu hipnosis, tentu akan mengemuka wacana seperti“Asuransi <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Sukses Menghipnosis Masyarakat”. Betapa tidak, masyarakatpengguna jasa transportasi cenderung tidak banyak protes ketika dalam tikettransportasinya -baik di darat, udara, maupun laut, terselip komponen pembayaranasuransi <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>.Tolok ukur wacana tersebut tampak jelas, yakni besarnya dana yang terkumpul192


dari masyarakat dan realitas perbandingannya dengan lembaga-lembaga asuransisejenis lainnya. Lembaga asuransi lainnya harus kerja keras menerjunkan tenagasales-nya dan menciptakan berbagai upaya terobosan untuk “menarik” nasabahnya.Dari segi pembiayaan marketing dan promosi, jelas sangat besar karena pasang iklantidak cukup hanya di media cetak dan elektronik. Akan tetapi, juga mesti berpromosidi ruang terbuka dan tempat-tempat umum.<strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> cenderung mudah mengumpulkan dana melalui iuran dansumbangan wajib, karena memperoleh payung hukum yakni Undang-Undang No.33 dan 34 Tahun 1964. Dalam hal ini secara spesifik, Undang-Undang No. 34Tahun 1964 tentang Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan menjadi dasar penyalurankembali dana yang terkumpul kepada masyarakat berwujud santunan kecelakaan<strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>. Dari sisi ini, ada dinamika problem pelayanan yang harus diupayakansolusinya secara kualitatif, seperti adanya kesulitan kerabat atau ahli waris ketikamengurus haknya memperoleh santunan kecelakaan. Solusi yang cerdas tersebutsangat menentukan,mengingat ada korelasinya dengan kualitas kesadaran publikterhadap pentingnya dan ikhlasnya berasuransi.Menghipnosis keselamatan potensi akbar yang dimiliki <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> selainkemudahannya mengumpulkan dana sehingga terkesan sukses menghipnosis publik,juga adanya peluang menenangkan masyarakat yang bertransportasi. Ya, walaupunsebenarnya dari segi nilai uang santunannya tidaklah besar dibandingkan denganlembaga asuransi lainnya, tetapi citra positif <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> tak tertandingi. Potensi iniharus benar-benar diberdayakan secara optimal untuk mengondisikan publik sadarbetapa pentingnya keselamatan bertransportasi. Salah satu cara efektif—menurutpenulis—adalah dengan mendayagunakan ilmu hipnosis.Pasalnya, faktor kesadaran berkaitan erat dengan level alam pikiran manusia.Upaya menumbuhkembangkan secara kualitatif kesadaran manusia adalah suatuikhtiar merealisasikan sejumlah “turunan” ilmu Hipnosis, seperti selfhypnosis, hyp-nomotivation,hypno-therapy, dan lainnya. Oleh karena itu, perlu ada sosialisasi wacanamanfaat optimal ilmu hipnosis bagi keselamatan bertransportasi di Indonesia, baikkepada masyarakat luas maupun internal <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>.Berkaitan dengan gerakan memberantas korupsi, tentunya “turunan” ilmuhipnosis juga sangat bermanfaat diterapkan dalam pendampingan tim audit <strong>Jasa</strong><strong>Raharja</strong> sehingga seluruh sumber daya manusia (SDM) <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> akan “ngeri”berbuat curang. Selanjutnya, ya, besarnya dan mudahnya pengumpulan dana di <strong>Jasa</strong><strong>Raharja</strong> harus diiringi dengan peningkatan misi (bakti ke masyarakat, bakti ke negara,bakti ke perusahaan, dan bakti ke lingkungan). Sungguh, dengan ilmu hipnosis kitaberikhtiar mengondisikan “keselamatan” diri, keluarga, masyarakat, bangsa, dannegara. Mudah-mudahan peristiwa kecelakaan transportasi kian menyusut, dan <strong>Jasa</strong><strong>Raharja</strong> makin disukseskan-Nya.193


<strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> MenjagaKeselamatanArizalSinggalang Pos“Ngebut berakibat maut! Kurangi kecepatan demi keselamatan.”Demikian pesan pada sebuah papan reklame besar di sudut persimpanganjalan besar. Seorang lelaki dengan seragam lengkap ala pembalap menjadiilustrasi. Sebuah logo berwana biru mencolok tertera di bagian bawahpapan reklame yang dikelilingi warna dasar putih. Inilah cara <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>menyapa setiap pengendara di jalan raya.Anda mengenal <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> ketika berada di ruang bedah atau IGD rumah sakit,itu tidak salah. Setiap terjadi kecelakaan angkutan umum, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> selalu tampildi depan. Tentu saja, bagi korban kecelakaan, kedatangan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> sangatlahdiharapkan. Dengan membayar sedikit premi asuransi dari tiket angkutan, <strong>Jasa</strong><strong>Raharja</strong> kemudian siap memberikan santunan. Duka korban kecelakaan pun pelahanberalih senyum kegembiraan. Memang demikian peran sentral <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> pertamakali didirikan limapuluh tahun lalu.Sesuai dengan Undang-undang No. 33 dan 34 tahun 1964, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> sebagaiperusahaan asuransi negara bertugas menyantuni korban kecelakaan angkutanumum dan korban kecelakaan lalu lintas yang sah. <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> memberikan berbagaibentuk santunan, mulai dari santunan penggantian biaya rawatan dan pengobatan,santunan cacat tetap, hingga santunan kematian yang secara besaran diatur dalamPeraturan Menteri Keuangan RI No 36/PMK.010/2008 dan 37/PMK.010/2008tanggal 26 Februari 2008.Berdasarkan Permenkeu ini, rincian santunan kecelakaan angkutan darat dan lautadalah untuk meninggal dunia mencapai Rp25 juta, catat tetap maksimal Rp25 juta,biaya rawatan maksimal Rp10 juta dan biaya penguburan Rp2 juta. Untuk angkutanudara, besaran santunan adalah meninggal dunia mencapai Rp50 juta, catat tetapmaksimal Rp50 juta, biaya rawatan maksimal Rp25 juta dan biaya penguburan Rp2juta. Tak rumit mengurus santunan ini. Asal prosedur dan persyaratannya dipenuhi,korban dan keluarganya akan bisa kembali merekahkan senyuman.<strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> hadir sebagai oase di tengah duka kecelakaan. Ia membangkitkanbanyak harapan, menghilangkan lara agar tidak berkepanjangan. Namun, <strong>Jasa</strong>194


<strong>Raharja</strong> tidak hanya ada di saat gundah-gulana yang diakibatkan bencana kecelakaan.Undang-Undang No.22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas mengamanatkan semuaelemen untuk mewujudkan kualitas keselamatan dalam menekan angka kecelakaan.Kecelakaan angkutan umum menjadi mesin pembunuh yang menakutkan. Haltersebut banyak dipicu ketiadaan budaya tertib. Undang-Undang No. 22 tahun 2009ini salah satu faktor yang mendorong <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> melakukan peran yang lebih luaskepada masyarakat. <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> tidak hanya ada ketika kecelakaan terjadi, namun iaada jauh sebelum kecelakaan itu bisa terjadi.Menurut Direktur Utama <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Diding S. Anwar, di luar tugas pokokmenyantuni korban kecelakaan angkutan penumpang umum dan kecelakaan lalulintas, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> juga sebagai supporting system yang secara aktif melakukankegiatan dalam menekan dan menanggulangi kecelakaan lalu lintas. “Tugas pokokkita memang pascakecelakaan dalam bentuk memberikan santunan bagi korban.Tapi, kami juga menjalankan program penanggulangan kecelakaan,” ujar Diding saattampil sebagai pembicara dalam Dialog Publik “Perlindungan Dasar bagi PenggunaModa Transportasi dan Pengguna Jalan Lainnya’ di Fakultas Ekonomi UniversitasIndonesia.Kampanye dengan menebar papan reklame di berbagai sudut jalan adalahsalah satu upaya yang dilakukan untuk menekan tingginya angka kecelakaan. <strong>Jasa</strong><strong>Raharja</strong> juga memanfaatkan bentuk kampanye lainnya, seperti melalui media massadan media publik lainnya. Dengan menggandeng stakeholder lainnya, terutamaKepolisian RI dan Kementerian Perhubungan, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> melakukan upayapencegahan kecelakaan dengan memasang rambu-rambu peringatan keselamatanlalu lintas, billboard, traffic cone, dan barikade. Bantuan ambulans, jaket, rompi danalat keselamatan di jalan raya juga menjadi program rutin <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>. Tidak hanyaitu, peran penting yang dilakukan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> dalam menumbuhkan budaya tertibmasyarakat adalah dengan gencar melakukan edukasi. Melakukan sosialisasi ke institusipendidikan, mulai dari perguruan tinggi hingga sekolah-sekolah, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> jugaproaktif melakukan sosialisasi kepada komunitas-komunitas masyarakat yang ada.Di SMP 1 Cirebon, ratusan siswa antusias menyambut tim dari <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Cirebon.Mereka tak hendak mendengarkan materi pelajaran. Tak ada yang berdiri di depankelas, tak ada tugas latihan, tak ada PR. Mereka bisa duduk santai, mendengar ceritadari komik yang dibuat begitu jenaka. Beginilah cara mengurus SIM, hingga caramemakai motor yang aman, semua diterangkan.Jauh di tempat lain di Kampus Universitas Andalas Padang, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>Sumatera Barat mengunjungi ratusan mahasiswa se-Sumbar yang berkumpul dalamsuatu kegiatan. Pada kesempatan itu, mahasiswa disuguhi data-data kecelakaan yangmembuat bulu kuduk merinding. Berdasarkan data korban pembayaran santunanakibat kecelakaan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Cabang Sumbar, tahun 2008 sebanyak 2.839 orang,meninggal dunia 726 orang dan data tahun 2009 sebanyak 2.849 orang, meninggaldunia 789 orang dan tahun 2010 sampai bulan Nopember 2.445 orang meninggaldunia 702 orang. Berarti, orang meninggal dunia akibat kecelakaan setiap hari ratarataada 2 hingga 3 orang akibat kecelakaan di Sumbar. Dan lebih dari 30 persenkorban kecelakaan itu adalah berusia remaja.Di Papua, Kepala Cabang <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Papua Wahyu Purwanto tampil dalam195


196dialog interaktif menyambut Natal dan tahun baru 2011 di Top TV Papua. <strong>Jasa</strong><strong>Raharja</strong> bersama Kepolisian dan Dinas Perhubungan menggandeng media lokaluntuk mengkampanyekan keselamatan berlalu lintas. Hari besar Natal dan tahunbaru adalah saat mobilitas masyarakat yang sangat tinggi untuk memanfaatkanmasa liburan melakukan perjalanan. Tingkat kecelakaan yang tingga pada masamasaitu kemudian menuntut peran yang lebih proaktif dari <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> untukmensosialisasikan keamanan berkendaraan.Tidak hanya Natal dan tahun baru, pada momen Hari Raya Idul Fitri, <strong>Jasa</strong><strong>Raharja</strong> tidak hanya melakukan kampanye dan sosialisasi saja. Di Bengkulu misalnya,pada musim mudik lebaran 2010, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Cabang Bengkulu menyediakan poslayanan kesehatan gratis untuk para pemudik.Di Stasiun KA Pasar Senen Jakarta, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> membagikan kipas angin gratisuntuk kenyamanan pemudik. Pemudik di Jakarta juga mendapatkan bus gratis dari<strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> yang mengantar mereka ke kampung halaman dengan aman. Dalamkegiatan yang berbeda di Pekanbaru, Riau, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> mendekati komunitassepeda motor untuk melakukan kampanye safety riding, keamanan berkendaraan.Inilah beragam bentuk kegiatan yang dilakukan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> di seluruh Indonesiadalam peran penanggulangan kecelakaan.Mencegah kecelakaan menjadi lebih penting ketimbang sekadar mengatasidampak kecelakaan itu sendiri. Pentingnya hal ini karena angka kecelakaan sudahberada pada tingkatan yang memprihatinkan. Data dari badan kesehatan dunia(WHO) menyebutkan, 1,2 juta orang di seluruh dunia meninggal setiap tahunkarena kecelakaan lalu lintas. Kecelakaan lalu lintas menjadi pembunuh nomor tigasetelah penyakit jantung koroner dan penyakit mewabah, seperti flu burung, TBCdan HIV/AIDS.Indonesia sendiri termasuk yang angka kecelakaan lalu lintasnya sangat tinggi.Kepala Polri Jenderal Polisi Timur Pradopo dalam pemaparannya saat jumpa persakhir 2010 di Mabes Polri, menyebutkan, tahun 2010, angka kecelakaan di Indonesiamengalami peningkatan. Peningkatan tahun ini mencapai 3.880 kasus atau sebesar6,72 persen. Tahun 2009, angka kecelakaan 57.726 perkara, sementara tahun 2010sebanyak 61.606 perkara.Ribuan orang mati sia-siap setiap tahunnya di Indonesia. Kematian itu lebih banyakdisebabkan karena faktor manusia, yaitu kelalaian dalam berlalu lintas. Karena itulah,upaya pencegahan kecelakaan lalu lintas sangat penting. <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> mengambilperan strategis dalam hal ini sesuai dengan misi Catur Bakti Ekakarsa, yaitu baktikepada masyarakat dengan mengutamakan perlindungan dasar dan pelayanan primasejalan dengan kebutuhan masyarakat, bakti kepada negara dengan mewujudkankinerja terbaik sebagai penyelenggara Program Asuransi Sosial dan Asuransi Wajib,serta Badan Usaha Milik Negara, bakti kepada perusahaan dengan mewujudkankeseimbangan kepentingan agar produktivitas dapat tercapai secara optimal demikesinambungan perusahaan dan bakti kepada Lingkungan, dengan memberdayakanpotensi sumber daya bagi keseimbangan dan kelestarian lingkungan.Tidak penting berhitung berapa nyawa yang bisa diselamatkan, karena setiapnyawa itu teramat penting nilainya.


<strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Sosialisasi UUSantunan di RS TNI/PolriDeasy Evita ArishantiWarta BudayaSemua elemen masyarakat menjadi target sosialisasi <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> CabangJawa Timur, termasuk RS Angkatan Laut dr. Ramelan Surabaya dan RSBhayangkara Surabaya.<strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Cabang Jawa Timur kian gencar menyosialisasikan UU No. 33 dan34 tahun 1964 tentang Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang danKecelakaan Lalu Lintas Jalan kepada masyarakat dan sejumlah sekolah. Tidakhanya itu, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Jatim juga menyosialisasikan UU tersebut juga di rumah sakitmilik TNI dan Polri di Surabaya.Humas <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Cabang Jawa Timur Purwono SH, di Surabaya Senin (8/12)mengatakan, dalam upaya mensosialisasikan tugas <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> sebagai pelaksanaUU 33 dan 34 tahun 1964, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Cabang Jatim mengadakan sosialisasi diRS Angkatan Laut dr. Ramelan Surabaya dan RS Bhayangkara Surabaya. Sosialisasidilaksanakan untuk menjajaki kemungkinan akan dilaksanakannya MoU antara <strong>Jasa</strong><strong>Raharja</strong> Cabang Jawa Timur dengan kedua rumah sakit tersebut tentang penanganankorban kecelakaan lalu lintas.Narasumber dalam sosialisasi tersebut adalah Kabag Pelayanan Klaim <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>Cabang Jawa Timur Pudji Hartono, Kepala Perwakilan Khusus <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> SurabayaBudi Hernowo, dan Kasubag Administrasi Pelayanan Santunan Fauziah Hanum,SH. Menurut Purwono, sosialisasi UU 33 dan 34/1964 di RS Angkatan Laut dr.Ramelan Surabaya mendapat sambutan yang antusias dari para peserta. Tidak itusaja, para dokter yang telah terbiasa menangani korban kecelakaan lalu lintas inibanyak menanyakan kasus kecelakaan bagaimana yang disantuni <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>.Pelaksanaan MoU antara <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Cabang Jawa Timur, Polrestabes Surabaya,dan RS Bhayangkara Surabaya tentang penanganan korban kecelakaan lalu lintasdan angkutan jalan secara terpadu sudah dilaksanakan penandatanganan. SosialisasiMoU penanganan korban kecelakaan lalu lintas dan angkutan jalan secara terpadudipimpin oleh Kabid Dokkes Polda Jawa Timur dr. Tb Rianto, dihadiri dokterspesialis bedah ortopedi, dokter spesialis anatesis, para kepala ruangan, dan tenagamedis lainnya.197


198PENYERAHAN SANTUNAN: Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak didampingi Dirut <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Diding S.Anwar dan Direktur Operasional <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Budi Setyarso saat menyerahkan santunan bagi ahli waris korban KMTeratai Prima yang tenggelam di perairan Majene, Sulawesi Selatan.


Kecelakaan DidahuluiPelanggaran LalinDidik Eri SukiantoKoran KaltimHingga Oktober 2010, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Cabang Kaltim mencairkan santunanRp8,4 miliar.Melanggar aturan lalu lintas saat berkendara, mendominasi penyebab utamakasus-kasus kecelakaan lalu lintas di wilayah Kalimantan Timur. Selainmengendarai kendaraan dengan kecepatan yang melebihi batas, pengendarakerap melanggar jalur yang benar.“Dari hasil olah tempat kejadian perkara dan keterangan saksi dari kasus-kasuskecelakaan, penyebab tertinggi adalah pengendara mengendarai motornya melebihikecepatan sehingga saat berada di tikungan, memakan jalur lawan. Sehingga terjadikecelakaan. Berkendara di jalur lawan adalah bentuk pelanggaran,” jelas Kepala SubditBin Gakkum Korlantas Polda Kaltim AKBP Andi Azis Nizar, Selasa (12/12).Hingga November 2010, kasus kecelakaan di wilayah Kaltim tercatat sebanyak1.231 kasus dengan jumlah korban meninggal dunia sebanyak 499 orang, luka beratsebanyak 362, luka ringan 798, dan kerugian materiil mencapai Rp5.034.400.000.Rata-rata korban meninggal dunia adalah pengendara roda dua.Sedangkan ditinjau dari lokasi kejadian, wilayah yang paling sering terjadi kecelakaanadalah Balikpapan sebanyak 296 kasus, Tarakan 182 kasus, Samarinda 179 kasus, danKukar 120 kasus, sisanya daerah lain dengan angka di bawah 100 kasus.Kasus-kasus yang menonjol dengan korban meninggal dunia, sering terjadi dijalur antarkota. Sementara tofografi jalanan di Kaltim dikenal banyak tikungan dantanjakan. Para pengendara diimbau untuk benar-benar memperhatikan aturan, yakniberkendara tetap pada jalurnya. Jika hendak mendahului, pastikan jalur digunakandalam kondisi aman, begitu juga dengan jalur lawan, pastikan tidak ada kendaraan,serta tidak menyalip saat di tikungan.Andi mengungkapkan, mengendarai kendaraan bermotor tak hanya diperlukankecakapan fisik, namun juga kecakapan emosional. “Artinya, pengendara bukan hanyaasal bisa memacu kendaraannya, tapi juga harus bisa mengontrol diri dengan menaatiaturan berlaku. Sehingga bisa mengantisipasi agar tidak terjadi kecelakaan,” jelasnya.Sementara itu, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Cabang Kaltim hingga Oktober 2010, telah mencairkan199


200santunan kepada korban kecelakaan di Kaltim sebesar Rp8,4 miliar. “Dari jumlahtersebut, 74 persennya merupakan korban laka lantas kendaraan roda dua,” ungkapDirut <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Diding S. Anwar di Balikpapan, Jumat (3/12) lalu.Selain memberikan santunan kepada korban kecelakaan, upaya lain untuk mencegahterjadinya kecelakaan juga dilakukan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>. “Bersama instansi terkait (polisi lalulintas), kami laukan sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya menaati aturanlalu lintas,” tambah Kepala Cabang <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Kaltim Sulaiman.Sementara untuk mendukung upaya kepolisian, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> juga memberikanbantuan kepada jajaran Polda Kaltim berupa satu unit mobil ambulans lengkap denganperalatan pertolongan pertama, papan barikade sebanyak 45 unit, traffic cone 90 unit,dan 1.045 rompi lalu lintas.“Bantuan ambulans dan rambu jalan, merupakan fasilitas penunjang bagi aparatlalu lintas untuk menangani korban kecelakaan agar secepatnya sampai ke rumah sakit.Karena pelayanan santunan korban kecelakaan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> bergantung dari aparatkepolisian,” jelas Diding usai menyerahkan bantuan secara simbolis kepada KapoldaKaltim Irjen Pol. Mathius Salempang.


Ingat Transportasi,Ingat <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>Efendi AkilHu Pekanbaru MxSiapa yang tak terharu, pada saat terjadi kemalangan tiba-tiba datangorang yang memberikan bantuan. Meski masih menangis, setidaknyatangisan itu bukan sepenuhnya berisi kepedihan, sebab telah bercampurdengan sedikit harapan untuk masa depan.Masnah, wanita berusia 37 tahun ini pernah merasakan hal tersebut. Meskikejadiannya sudah lama, janda beranak dua itu mengaku, hingga kinikenangan itu masih melekat diingatannya. Kini Masnah yang tinggaldi Desa Pulau Kijang, Kecamatan Reteh, Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil,), Riau,hidup berbahagia berkat santunan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>.Masnah, adalah potret kecil bagaimana <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> memberikan pelayananpada klaimnya. Saya bertemu Ibu Masnah kembali, ketika menghadiri pesta salahseorang kerabat di desa tempat tinggalnya beberapa waktu lalu. Masih ingat ketikaperistiwa itu terjadi enam tahun silam. Saat saya baru terjun di dunia jurnalistik, danmendapat posko liputan di <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>.Bekerja di koran kriminal bernama Pekanbaru Pos (Grup Jawa Pos), hubungansaya dengan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> cukup dekat. Sebagai mitra, saya sering bertukar informasiberbagai kejadian di lapangan yang saya liput, terutama yang berhubungan dengankecelakaan transportasi.Tahun 2004, ketika Humas <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Cabang Riau adalah Bapak M. NasirHakam, sekarang saya tidak tahu sudah bertugas dimana yang jelas ketika itu beliaupamit, terakhir akan ditugaskan di <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Pusat, sejak saat itu kami tidakpernah berjumpa lagi.Tapi yang ingin saya kisahkan di sini, bukanlah soal Masnah atau Humas <strong>Jasa</strong><strong>Raharja</strong> yang dekat dengan saya, namun soal kinerja <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> yang membuat sayaamat terkesan. Bahkan dibilang inilah satu-satunya perusahaan yang akan menjadibintang di masa depan.Malam itu saya mendapat telepon dari Pak Nasir Hakam. Beliau mengajak sayauntuk ikut meliput penyerahan bantuan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> pada korban speed boat yangtenggelam di Desa Pulau Kijang. Lama saya terbayang, apakah <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> seriusakan menyerahkan langsung bantuan itu kepada ahli waris korban.Soalnya, Desa Pulau Kijang itu merupakan desa terpencil yang berada di pesisir201


202selatan Provinsi Riau. Jaraknya dari Pekanbaru, ibu kota provinsi sekitar 460 km,harus ditempuh dengan kondisi jalan yang cukup melelahkan.Memang ada dua alternatif jika hendak ke Desa Pulau Kijang, pertama menempuhjalur darat hingga ke Kota Tembilahan sebagai ibu kota Kabupaten Inhil. Untuksampai di Kota Tembilahan, mobil harus menyeberang pakai rakit di Desa RumbaiJaya. Menyeberang ini juga memakan waktu dua hingga tiga jam, karena memangharus antre.Jika sampai ke Tembilahan, perjalanan dilanjutkan melalui jalur laut menaikispeed boat. Untuk ikut transportasi andalan di wilayah kepulauan ini, penumpangharus pandai menghitung waktu yang tepat. Sebab speed boat di wilayah itu hanyaberoperasi setengah hari saja. Jadi kalau tiba di Tembilahan siang atau menjelangsore, alamat penumpang harus menginap terlebih dahulu di Kota Tembilahan.Alternatif kedua, mobil bisa langsung sampai ke Desa Pulau Kijang melalui JalanLintas Timur (Jalintim) menuju Kota Jambi. Hanya saja setelah keluar dari Jalintim,medan yang ditempuh juga tidak kalah beratnya.Sebab jalan yang dilalui harus melalui perkebunan warga. Dimana kondisi jalantidak beraspal dan hanya proses pengerasan seadanya tanpa pasir dan batu. Bolehjadi, jika jalan alternatif kedua ini yang diambil, bisa-bisa rombongan tidur di jalankalau mobil yang dibawa masuk ke lumpur.Setelah saya tanya, ternyata Pak Nasir Hakam menyebutkan rombongan akanberangkat dengan mobil melalui Jalintim. Keputusan itu kata Pak Nasir Hakamsetelah diambil berbagai pertimbangan, dimana jika melalui jalan laut, khawatirkarena gelombang cukup besar sebab sedang musim angin utara.Jika dipaksakan lewat jalur laut, bisa-bisa rencana kedatangan ke Desa PulauKijang untuk menyerahkan santunan, berubah menjadi penerima santunan. Tapijika lewat Jalintim, ini jelas mengurangi risiko bagi rombongan.Sebagai wartawan kriminal (sebutan untuk wartawan yang meliput kriminal)bagi saya tak ada persoalan, sebab di lapangan berbagai tantangan sering saya hadapi.Jadi saya pun memutuskan untuk ikut setelah kantor memberikan izin.Hari yang ditentukan tiba, saya tidak sendiri masih ada rekan-rekan wartawanlain yang ternyata juga ikut dalam rombongan. <strong>Ketika</strong> itu ada kru RRI, TVRI danjuga Harian Riau Pos (Grup Jawa Pos) yang juga diajak melakukan peliputan.Kami berangkat dari Kantor <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Riau, Jalan Jenderal Sudirman,Pekanbaru, sekitar pukul 13.30 WIB. Dua mobil, satu mobil berisi rombongandari <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>, termasuk Kepala Cabang, dan satu mobil lagi saya dan rekanrekanwartawan, serta Pak Nasir Hakam yang setia mengajak kami bertukar pikiransepanjang perjalanan.Sekitar pukul 18.30 WIB kami tiba di Kota Rengat, ibu kota Kabupaten IndragiriHulu (Inhu). Karena hari sudah menjelang malam, rombongan memutuskan untukmenginap di hotel yang ada di Kota Rengat.Paginya sekitar pukul 10.00 WIB, setelah sarapan, perjalanan kami lanjutkandengan menuju jalan Lintas Timur ke arah Provinsi Jambi. Sekitar tiga jamperjalanan, rombongan sampai di persimpangan Desa Kemuning, jalan menujuDesa Pulau Kijang. Jarak dari Jalintim ke Desa Pulau Kijang itu masih ada sekitar110 kilometer lagi.Dari sinilah kami mulai merasakan medan yang berat itu. Jalan tanah berdebumenghadang; sopir memperlambat laju kendaraan. Sebab kondisi jalan yang labil danbergelombang membuat kendaraan yang kami tumpangi mulai tidak seimbang.


50 Tahun <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>Momentum para DutaKesadaran dan KeselamatanBertransportasiIngot SimangunsongSurat Kabar JarakpantauTahun 2010 polpulasi kendaraan bermotor di Indonesia mencapai 20 juta,dengan jumlah terbanyak ada di Jakarta, yaitu empat juta kendaraan.Jumlah itu akan terus naik dengan tingkat pertambahan kendaraanbermotor 13% per tahun.Kemudian, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo)mengklaim, optimis penjualan mobil pada tahun 2011 akan menembus angka800.000 unit. Hal tersebut mengalami peningkatan dibanding tahun 2010, dimanahasil penjualan mobil nasional menembus angka 750.000 unit.Kenyataannya, populasi kendaraan di Indonesia yang setiap tahunnya mengalamipeningkatan, justru tidak diimbangi dengan peningkatan kamampuan jalan maupunvolume kendaraan sehingga jalan menjadi macet. Kondisi itu yang menjadi salah satufaktor penyebeb tingkat kecelakaan lalu lintas (Laka lantas) di Indonesia menempatiurutan pertama di ASEAN.Penyebab utama kecelakaan jalan raya ini adalah:1. Ketidakdisiplinan atau ketidakpatuhan terhadap rambu-rambu/marka jalan danperaturan keselamatan berkendara (dialarang stop, tetap saja stop, tidak memakaihelm saat mengendarai motor, tidak pakai safety belt saat mengendarai mobil,menggunakan handphone saat mengendarai mobil/motor, dsb.2. Lemahnya pemeliharaan kendaraa bermotor )ban motor/mobil yang sudah gundultetap dipakai, rem yang tidak pakem dan belum diservis tetap saja dipakai).3. Kesehatan jiwa dan raga pengendara yang tidak baik. Habis minum obat yang bisamenyebabkan ngantuk, tetapi tetap saja mengendarai kendaraan. Lagi dirundungmasalah, pikiran kacau, lagi marah-marah, lagi sedih dsb, tetap saja mengendaraikendaraan.205


Salah satu penyebeb kecelakaan, menurut penelitian, 46% dari keluarga korbankecelakaan, hidupnya jatuh miskin karena hilangnya tulang punggung atau penopanghidup keluarga (bapak/suami).Membangkitkan Kepedulian<strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> sebagai BUMN yang diamanahi untuk mengelola program asuransisosial sesuai dengan UU 33 dan 34 tahun 1964, senantiasa berupaya meningkatankualitas pelayanan kepada masyarakat agar manfaat santunan yang diberikan kepadakorban kecelakaan alat angkutan umum dan kecelakaan lalu lintas jalan dirasakanmeningkat.Kedua UU itu pula yang mengamanahkan kepada <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> untukmenghimpun dana dari masyarakat untuk membayar santunan melalui dua sumber.Pertama, pengutipan Iuran Wajib (premi) dari para penumpang alat angkutanumum, baik di darat, laut, udara, sungai, danau, dan penyeberangan yang besarannyasudah disatukan dengan ongkos atau tiket. Kedua, pengutipan SWDKLLJ (premi)dari para pemilik kendaraan bermotor yang dibayarkan oleh pemilik kendaraansaat pendaftaran atau perpanjangan STNK setiap tahun di Kantor Samsat seluruhIndonesia.Bahkan untuk memberikan manfaat lebih besar kepada masyarakat dan setelahmelakukan kajian yang mendalam terhadap terjadinya peningkatan kebutuhanhidup masyarakat dan inflasi yang terjadi selama kurun waktu tahun 2001 s.d.2007 yang mengakibatkan naiknya harga barang dan jasa, Pemerintah meresponskeinginan dan kondisi yang ada di masyarakat untuk menyesuaikan nilai manfaatsantunan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> dengan menerbitkan Peraturan Menteri Keuangan RI No.36/PMK.010/2008 tanggal 26 Februari 2008 tentang Besaran Santunan dan SumbanganWajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan (SWDKLLJ) dan No. 37/PMK.010/2008tanggal 26 Februari 2008 tentang Besaran Santunan dan Iuran Wajib (IW).Kedua Peraturan Menteri Keuangan tersebut mengatur besaran santunan untukkorban meninggal dunia, luka-luka dan cacat tetap yang diakibatkan kecelakaan alatangkutan penumpang umum di darat, laut, dan udara dan kecelakaan lalu lintasjalan akibat tertabrak kendaraan bermotor. Di samping penyesuaian nilai santunanjuga ada penyesuaian beberapa sektor IW dan SWDKLLJ yang nilainya relatif lebihrendah dibandingkan dengan penyesuaian santunan.Perjalanan dan peran <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> tersebut, patut diberi apresiasi tinggi danmenjadi pengharapan besar dalam menyelesaikan hak-hak para korban kecelakaan dikemudian hari. Namun, dalam konteks kehidupan tidak seorang pun para penggunajasa transportasi (darat, laut, udara) menginginkan kecelakaan. Untuk itulah, kitaberharap di usianya yang sudah 50 tahun, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> dapat lebih memfokuskanperannya dalam upaya meningkatkan kepedulian terhadap kesadaran para penggunajasa transportasi sehingga tercapai upaya meminimalisasi tingkat kecelakaan.Kampanye KeselamatanUpaya yang dapat dilakukan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> adalah dengan menggalakkan kampanyekesadaran dan keselamatan bertransportasi secara berkesinambungan. Usia 50tahun, dapat dijadikan sebagai momentum pembentukan duta-duta kesadaran dan206


keselamatan bertransportasi di negeri ini, sebagai upaya untuk menggeser posisitingkat kecelakaan lalu lintas urutan pertama di ASEAN.Duta-duta itu dapat dibentuk di lingkungan pelajar, mahasiswa, para sopir (baikangkutan umum maupun pribadi), lembaga-lembaga yang berkonsentrasi terhadapkeselamatan transportasi, lembaga yang berkonsentrasi pada manajemen transportasidan organisasi kemasyarakatan.Para duta tersebut setelah melalui seleksi penguasaan materi berkaitan denganmasalah perundang-undangan, transportasi, dan perlalu lintasan di negeri ini. Kelakdiharapkan menjadi penyambung lidah <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> dalam menggaungkan pentingnyakesadaran dan keselamatan bertransportasi dalam konteks menekan terjadinyakecelakaan lalu lintas. Para duta kesadaran dan keselamatan bertransportasi itulah,kelak diharapkan sebagai motor kampanye keselamatan lalu lintas di negeri ini.Kita berharap <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> mampu berperan dalam mengubah imej bahwakecelakaan lalu lintas merupakan pembunuh nomor tiga di Indonesia setelah penyakitjantung dan stroke. Momentum pembentukan duta-duta tersebut, diharapkan dapatmenekan tingginya angka kecelakaan di Indonesia serta menggeser imej pembunuhnomor tiga menjadi urutan terbelakang penyebab kematian.Pencapaian momentum tersebut merupakan bagian dari misi <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> yangtermaktub dalam Catur Bakti Ekakarsa <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>, yakni bakti kepada masyarakatdengan mengutamakan perlindungan dasar dan pelayanan prima sejalan dengankebutuhan masyarakat, serta bakti kepada lingkungan dengan memberdayakanpotensi sumber daya bagi kesinambungan dan kelestarian lingkungan. Semoga!LANGSUNG KE LOKASI: Sebagai bentuk pelayanan, proses penyerahan santunan kerap dilakukan di rumahkorban, seperti yang dilakukan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Perwakilan Tabanan, Bali.207


Setengah Abad Berkiprahdi Asuransi SosialKormensius BarusBusiness review<strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> bisa disebut “Asuransinya Masyarakat Indonesia”. Di usiaemasnya, perusahaan ini terus dituntut meningkatkan pelayanan primayang berorientasi pada pelanggan. Meningkatnya kecelakaan lalu lintasmendorong perseroan untuk terus menjalin sinergi dengan berbagaiinstansi, seperti kepolisian, rumah sakit, dan sebagainya.Yohana, begitu bangga saat menyebut “<strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>”. Di mata ibu tiga anakini, perusahaan yang banyak mengurusi klaim kecelakaan itu, begitu berjasadalam mengobati luka hatinya atas kepergian sang suami akibat kecelakaankendaraan bermotor roda dua beberapa tahun silam. Ibu rumah tangga yang berusia30 tahun itu mengatakan, dukungan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> dalam membantu keuangan saatsaatsuram setelah suaminya meninggal, benar-benar dirasakan manfaatnya.Wanita yang berdomisili di kawasan Cipayung Jakarta Timur ini mengisahkan,suaminya yang berprofesi sebagai tenaga Satuan Pengaman (Satpam) gedung,waktu itu mengalami kecelakaan kendaraan bermotor roda dua di sekitar Jalan MTHaryono Jakarta Timur. Suaminya kala itu sedang dalam perjalanan menuju kantordi kawasan Slipi Jakarta. Singkat kata, orang-orang sekitar kawasan itu menemukansuaminya tergeletak bersimbah darah dan satu jam setelah itu, dirinya mendapatkabar dari rumah sakit terdekat, bahwa suaminya mengalami kecelakaan lalu lintasdan sudah tidak sadarkan diri.Tak ada saksi mata yang melihat kejadian tersebut. Yohana akhirnya menerimakeadaan pahit, karena nyawa suaminya kemudian tak tertolong dan meninggalkanYohana dan anak-anaknya. Mendengar kabar itu, perasaan Yohana begitu hancur.Air mata terus mengalir deras membasahi pipinya. Yang membuat beban Yohanaterasa berat ialah, kedua anaknya masih kecil. Sementara Yohana waktu itu masihmengandung anak ketiga. Hari terus dilewati, tapi tak ada perhatian dari tempatperusahaan suaminya bekerja. Namun bersyukur, di tengah kebingungan, diamendapat khabar ada perhatian dari <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>.<strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> menurut dia begitu cepat merespon dalam mendapatkan klaim ataskematian suaminya. Pelayanan cepat, tidak mempersulit, tidak ada potongan. Bahkanpelayanan mereka yang mengurus, kata Yohana, sangat ramah dan seperti orang208


ank. “Ya untung waktu itu ada <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>. Kalau tidak, saya harus bagaimanauntuk membayar berbagai kebutuhan hidup,” kenang wanita yang kini menjadipembantu rumah tangga itu, kepada Business Review.Yohana sebenarnya adalah hanya salah satu dari sekian ratus juta pendudukdi negeri ini yang merasa terbantu oleh keberadaan Asuransi <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>. Dapatdibayangkan dalam perjalanan waktu yang melebihi lima puluh tahun berkiprah diasuransi sosial, tak terhitung lagi berapa klaim yang telah diberikan perusahaan yangberkantor pusat di Kawasan Kuningan, Jakarta, ini.Ini menunjukkan, peran dan tugas <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> dalam meringankan bebankorban kecelakaan kendaraan lalu lintas, kereta api, kapal laut, dan pesawat udara,begitu besar. Apalagi pengalaman Yohana atas pelayanan prima <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>–mampumemberikan bukti akan keseriusan perusahaan itu–yang sejalan dengan tagline-nya:Utama dalam perlindungan, prima dalam pelayanan, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> semakin dikenalmasyarakat.Peran ini sebagai bentuk bakti <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> kepada Masyarakat, yangmengutamakan perlindungan dasar dan pelayan prima yang sejalan dengan kebutuhanmasyarakat. Setidaknya, di usia angka emas ini, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> pun kian matang dankomit akan visinya, yaitu menjadi perusahaan terkemuka di bidang asuransi denganmengutamakan penyelenggaraan program asuransi social dan asuransi wajib sejalandengan kebutuhan masyarakat.Anggaran persiapan klaim pun terus digelontorkan. Direktur Keuangan <strong>Jasa</strong><strong>Raharja</strong> Robino Suharsono mengatakan, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> untuk tahun 2010 saja, telahmenyiapkan dana sebanyak Rp1,6 triliun khusus untuk dana klaim. Angkanyalebih tinggi dari dana klaim tahun lalu sebanyak Rp1,3 triliun. Menurutnya,hingga Agustus 2010 ini perseroan telah memberikan santunan korban kecelakaantransportasi umum dan lalu lintas jalan sebesar Rp924 miliar. Roda dua tercatatlebih tinggi.Mengenai geliat <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> di asuransi sosial sebenarnya tidak terlepas daritugasnya penyelenggara Undang-Undang Nomor 33 Tahun 1964 tentang DanaPertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang dan Undang-Undang Nomor 34 Tahun1964 tentang Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan. Di sana <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> berkewajibanmemberikan perlindungan dasar berupa santunan asuransi kepada setiap penumpangangkutan umum yang sah di darat, laut, sungai, danau penyeberangan dan udarabila mengalami musibah kecelakaan.Sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN), sumber dana yang diperoleh <strong>Jasa</strong><strong>Raharja</strong> ini di antaranya dari Iuran Wajib (IW) <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> pada saat penumpangmembeli tiket alat angkutan umum yang di dalamnya sudah termasuk premi/IW<strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>. Kemudian Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan(SWDKLJ) pada saat pemilik kendaraan bermotor membuat/memperpanjangSTNK setiap tahunnya di kantor Samsat seluruh Indonesia.Kian Matang di Usia EmasMenjelang akhir tahun 2009, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> menoreh prestasi yang luar biasa, yaitu<strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> masuk instansi dengan skor integritas tertinggi. Hasil ini merupakansurvei integritas sektor publik tahun 2009 yang dilakukan oleh KPK (Komisi209


210Pemberantasan Korupsi) pada periode April-September 2009.Hal ini mengindikasikan bahwa <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> selalu melaksanakan continousimprovement dalam penerapan prinsip-prinsip GCG yang meliputi unsur transparansi,akuntabilitas, pertanggungjawaban, kemandirian serta kewajaran.Selain nilai itu komitmen para pengelola dalam memperhatikan, pelayanan punsangat luar biasa. Ini tidak terlepas dari konsep sinergi antara <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>, Polri,rumah sakit, dan instansi terkait, yang terus digalang oleh jajaran pengelola <strong>Jasa</strong><strong>Raharja</strong>.Sebagai bukti ialah bagaimana cepat tanggap terhadap korban kecelakaan keretaapi, yang dipelopori oleh Direksi. Kita saksikan, bagaimana <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> mampumemberikan santunan cepat Rp1,5 miliar bagi seluruh korban kecelakaan kereta apidi Petarukan Pemalang serta kecelakaan KA di Purwosari.Yang tidak kalah hebatnya ialah, saat ini juga <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> terus mengintensifkanlayanan jemput bola guna memudahkan pengurusan santunan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> bagikorban kecelakaan. Layanan jemput bola ini dengan menyediakan mobile serviceyang akan mendatangi setiap korban kecelakaan yang lokasinya agak jauh atau bagimereka yang belum mengerti bagaimana tentang mengurus <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>.Dengan layanan jemput bola ini, petugas akan turun langsung ke lapangan danmemberikan petunjuk-petunjuk teknis sehingga masyarakat akan lebih mudahmengurusnya. Selain itu, dalam rangka meminimalisir keluhan masyarakat bahwakepengurusan santunan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> itu sulit, pihak <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> telah mendirikansejumlah kantor pelayanan.Sedikitnya sudah ada 30 kantor pelayanan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> di 30 kota di Indonesia,di samping Kantor Cabang dan Perwakilan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> yang selama ini sudahberdiri. Langkah itu untuk mendekatkan diri kepada masyarakat yang mengalamikecelakaan, sehingga keluhan tentang kesulitan atau jauh dapat diminimalisir.<strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> juga terus menekan angka kecelakaan beberapa tahun terakhir. Apalagibelakangan angka kecelakaan kendaraan bermotor menempati posisi tertinggi. Upayayang dilakukan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> adalah terus melakukan upaya pengurangan kecelakaan,seperti memperbanyak papan pengumuman, mudik gratis, helm gratis, dan berbagaiupaya lainya.Kemudian dibuat papan reklame. Penayangan ini dimaksudkan agar masyarakatlebih mengetahui keberadaan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>, mengetahui hak-haknya sebagai ahliwaris/korban kecelakaan lalu lintas dan mengetahui kewajibannya sebagai pemilikkendaraan bermotor.


Munawar HasanMingguan BIDIK Kaltim<strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> SiapkanKegiatan untuk RayakanHUT EmasSesuai dengan amanah UU No. 33 dan 34 tahun 1964, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> bertugasmemberi jaminan perlindungan kepada para pengguna transportasi, baikitu di darat, laut, maupun udara. Tidak hanya itu para pejalan kaki yangtertabrak kendaraan pun dilindungi.Bila tidak ada aral melintang <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Cabang Kaltim akan merayakanhari jadi <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> yang ke-50 pada Januari 2011. Sebagai pelaksanaUU No. 33 Jo. Peraturan Pemerintah No. 17 tahun 1965 tentang DanaPertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang dan UU No 34 tahun 1964 JunctoPeraturan Pemerintah No 18 tahun 1965 tentang Dana Kecelakan Lalu Lintas Jalanraya, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> menyambut moment yang paling bersejarah dengan tema UlangTahun Emas. Sengaja diberi simbol Ulang Tahun Emas karena bertepatan denganusianya yang genap 50 Tahun.Berbagai kegiatan telah dipersiapkan pada puncak perayaan, dikatakan Leo P.Sihombing, Kabag Hukum dan Humas, akan ada banyak kegiatan yang akan dilaksanakan.Salah satunya akan mengunjungi yayasan panti asuhan dan juga adaperlombaan olahraga. ”Untuk perayaan nanti kita sifatnya pendekatan kepada masyarakatdan juga memberi hiburan kepada pegawai di jajaran <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> itu sendiri,”ungkap Leo.Selain itu nantinya akan ada sosialisasi tentang safety riding di jalan dan juga sistemklaim bila terjadi kecelakaan, baik pengguna jalan maupun moda transportasidi jalan raya untuk menekan angkah kecelakaan yang terjadi di jalan raya maupunpengguna jalan umum. ”Sebelum berkendara semua harus diperiksa terlebih dahulu,terutama kelengkapan kendaraan itu sendiri dan juga jangan lupa menggunakanpengaman,” terang Leo.Terkait dengan itulah maka <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> mengajak semua pengguna jalan, tidakterkecuali para pelajar untuk lebih mengutamakan keselamatan berkendaraan. Caranyadengan selalu mentaati peraturan lalu lintas, mempergunakan helm standarnasional, tidak berboncengan tiga orang, dan saling menyayangi di jalan raya.211


Sesuai dengan amanah UU No. 33 dan 34 tahun 1964, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> memangbertugas memberi jaminan perlindungan kepada para pengguna transportasi, baikitu di darat, laut, maupun udara. Tidak hanya itu, pejalan kaki yang tertabrak kendaraanpun dilindungi. Santunan yang diberikan kepada korban kecelakaan lalu lintasjalan, berupa pengganti biaya perawatan dan pengobatan, santunan kematian, santunancacat tetap, dan bagi korban meninggal yang tidak memiliki ahli waris, akandiberikan biaya penguburan bagi pihak yang membantu penguburan.Lalu, dari mana <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> memperoleh dana untuk menyantuni masyarakat?Sesuai amanat UU No 33 tahun 1964 <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> melakukan penghimpunan premiberupa Iuran Wajib yang berasal dari seluruh penumpang angkutan umum baik didarat, laut, maupun udara. Sementara amanat UU No 34 tahun 1964, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>menghimpun premi dalam bentuk Sumbangan Wajib, yang biasa disebut SWDKL-LJ (Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan). Jadi, cukup meriah perayaanHUT ke-50 nantinya.KEPEDULIAN: Direktur SDM dan Umum <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Suntoro menyerahkan bunga dan cenderamata kepadapengguna jalan sebagai wujud kepedulian <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> dalam mengampanyekan keselamatan lalu lintas.212


<strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>:Melihat Peluang,Mengurangi TingkatKecelakaanNaomy Chandra SariKoran KOTAKeselamatan berkendaraan di jalan raya sangat rentan. Penggunakendaraan di jalan masih banyak yang kurang memperhatikanaspek keselamatan dalam berkendaraan. Misalnya saja saat pulangkampung.Pulang kampung menjadi agenda rutin bagi masyarakat yang memiliki sanaksaudara saat menjelang Lebaran. Mereka tidak ingin melewati momen pentingdan rela melakukan apa saja agar bisa pulang dengan tepat waktu.Namun sayangnya masih banyak mengabaikan aspek keselamatan dan keamanansaat akan meninggalkan Ibukota dan kembali ke kampung halamannya. Mereka lebihmengandalkan kecepatan waktu dalam berkendara saat akan menempuh perjalananjauh.Tren pulang kampung mengendarai sepeda motor mencuat sejak beberapa tahunterakhir ini. Pengawas jalan dipusingkan oleh polah sebagian penggunanya yang tanpatedeng aling-aling melanggar sejak awal keberangkatan. Betapa tidak, kebanyakandari mereka membawa penumpang lebih dari satu yakni istri dan anak-anak. Belumlagi jumlah bawaan yang tidak sedikit, bahkan ada juga yang menyambung denganbahan seadanya di belakang jok agar barang-barangnya tetap terbawa hingga sampaidi tempat tujuan.Tentu saja risiko yang harus dihadapi sangat besar selama dalam perjalanan,apalagi jarak tempuhnya tidaklah pendek tetapi hingga ratusan kilometer yang harusdilampaui untuk sampai ke kampung halaman. Belum lagi tingkat kelelahan yangsangat, akan membuat pengendara beserta penumpangnya berhenti di sembarangtempat lokasi dan membuat pemandangan tidak sedap di pinggir-pinggir sepanjangjalan pantai utara dan selatan.213


214Kecelakaan Semakin TinggiSecara global, dari tahun ke tahun jumlah kecelakaan semakin tinggi dan hinggasaat ini hampir 70 persen dari seluruh jumlah kecelakaan yang terjadi di Tanah Airkontribusi para pengguna sepeda motor, baik yang terjadi pada hari-hari regularmaupun musim mudik Lebaran.Tentu saja ini sangat memprihatinkan dan membutuhkan perhatian banyakpihak, karena kerugian yang terjadi tidak hanya saja dirasakan oleh korban kecelakaantetapi juga oleh keluarga korban akibat musibah yang tidak diinginkan.Yang membuat masyarakat banyak memilih menggunakan sepeda motor untukpulang ke kampung halamannya sebenarnya sederhana, yakni enggan mengalamikepadatan lalu lintas selama dalam perjalanan dan berhemat baik dari biayatransportasi maupun waktu.<strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> menangkap kondisi yang terjadi sebagai peluang untuk bisa membantumengurangi tingkat kecelakaan khususnya bagi pengendara dan penumpang sepedamotor. Untuk itulah sejak tiga tahun lalu, perusahaan yang melaksanakan amanahmelalui program asuransi sosial sesuai Undang-Undang Nomor 34/1964 tentangDana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan dengan menyelenggarakan mudik gratis bagipengendara sepeda motor.Cara yang dilakukan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> cukup unik, karena mengutamakan dan hanyapengguna sepeda motor saja yang dirangkul. Hal tersebut menurut Direktur UtamaDiding S. Anwar untuk menekan angka kecelakaan sekaligus angka kepadatan lalulintas jalan.Para pengguna sepeda motor dapat memanfaatkan mudik gratis tersebut denganmemenuhi persyaratan yang ringan yaitu mendaftarkan diri dengan melampirkanfoto kopi Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK), Surat Izin Mengemudi (SIM) C,dan Kartu Keluaraga (KK).<strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> berusaha menjaring banyak pengendara sepeda motor untukmengikuti kegiatan mudik gratis tersebut yang merupakan bagian dari corporate socialresponsibility (CSR). Setiap pengguna sepeda motor bisa membawa serta keluarganyahingga berjumlah empat orang. Tentu saja hal ini sangat menguntungkan, karenarisiko yang akan ditanggung pemudik jauh lebih kecil dibandingkan tetapmemaksakan diri mudik dengan sepeda motor.Pada 2008 sebagai awal tahun penyelenggaraan mudik gratis bersama <strong>Jasa</strong><strong>Raharja</strong>, sebanyak 60 bus berpendingin disiapkan dengan total pemudik 3.000orang. Disambung tahun berikutnya dengan jumlah bus yang lebih baik lagi danrute tujuan akhir yang lebih beragam.Pemudik disiapkan 150 bus di mana 130 di antaranya diberangkatkan dariJakarta dan sisanya sebanyak 20 bus bus diberangkatkan dari Surabaya, Jawa Timuruntuk 17 kota tujuan di sekitar wilayah Jawa Timur. Begitu juga pada 2010, seiringjumlah peminat yang semakin tinggi, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> menyiapkan 200 bus di mana 175berangkat dari Jakarta dan sisanya dari Surabaya yakni sebanyak 25 bus dengan total11.000-an penumpang.Awalnya, penyelenggara mudik gratis ini mendapat masukan dari segenapmasyarakat untuk melayani banyak rute kota tujuan sehingga pemudik tidakperlu lagi menyambung dengan bus untuk mencapai tujuannya kotanya hingga di


penyelenggaraan-penyelenggaraan berikutnya dibuatkan jumlah rute kota tujuanyang lebih beragam.Kepedulian <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>Dengan adanya mudik gratis membuktikan kepedulian <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> akanpentingnya keselamatan dan keamanan dalam berkendaraan. Tak hanya itu, haltersebut juga merupakan peran serta <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> dalam membangun kesadaranmasyarakat luas terhadap keselamatan dalam bertransportasi.<strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> berupaya di tahun mendatang jumlah bus untuk mengangkut parapemudik bisa terus ditingkatkan sehingga semakin banyak pengguna sepeda motoryang dapat beralih menggunakan bus untuk pulang ke kampung halamannya.Selain melaksanakan mudik gratis, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> juga turut berpartisipasi dalammengurangi jumlah kecelakaan dengan menyelenggarakan sosialisasi lewat seminardan diskusi terbuka. Bekerja sama dengan mitra kepolisian dan membantunyadengan memberikan berbagai perlengkapan tugas yang dapat memudahkan pihakkepolisian.<strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> banyak membantu perlengkapan seperti traffic cone, rompi, sepedamotor, hingga mobil ambulans untuk mempercepat pertolongan bagi korbankecelakaan lalu lintas. <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> juga ikut berpartisipasi dalam berbagai operasimenjelang Lebaran, Natal, dan tahun baru.Karena itu, mari kita sama-sama mendukung <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> dalam mensosialisasikanpentingnya keselamatan dan keamanan selama berkendara sehingga bisa sampai ditempat tujuan dengan selamat.215


<strong>Media</strong> Massa Diandalkan Jadi Pilar TardepanSosialisasikan SadarBerkendaraPartono BudyMedan EksposePeran media massa kini tidak diragukan lagi. Dalam banyak hal, mediapenyampai informasi itu memberi kontribusi cukup signifikan. Karenakehadirannya pula, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> kini merasa perlu bergandengan tangansecara lebih erat lagi dalam menyebarluaskan berbagai hal positif, termasuksosialisasi dalam membangun kesadaran publik terhadap keselamatanbertransportasi di Indonesia.Hal ini disampaikan Kepala Cabang <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Sumut H. Budi Hartoto kepadapers usai menggelar dialog publik di Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara(UMSU) di Medan, Sumatera Utara, belum lama ini.Penegasan Budi Hartato menunjuk media yang meliputi media cetak dan elektronikdan online sebagai mitra bukan hal baru. Tetapi kata bergandengan tangan secara erat lagitampaknya didasarkan pada keprihatinan atas tingginya kasus kecelakaan lalu lintas diTanah Air.Berdasarkan catatan, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> sudah menyiapkan dana sebanyak Rp1,6 triliunkhusus untuk dana klaim tahun 2010. Angkanya lebih tinggi dari dana klaim tahun lalusebanyak Rp1,3 triliun. Sampai pertengahan tahun 2010, dana klaim tersebut sudahterserap hingga 80 persen atau Rp1,3 trilun hingga Oktober 2010. Diperkirakan jumlahini akan meningkat hingga Rp 1,5 triliun.Data terbaru menyebutkan, tingkat kecelakaan di jalan raya di Indonesia mencapai 95ribu kejadian per tahun dan 80 persen di antaranya dialami pengendara kendaraan roda duaatau sepeda motor. Salah satu faktor penyebab terjadinya kecelakaan di jalan raya adalahketeledoran para pengendara, seperti tidak menggunakan kaca spion, tidak menyalakanlampu saat berbelok, kebut-kebutan, menggunakan handphone saat mengendara atautidak mengenakan helm.Kecelakaan selalu diawali dengan pelanggaran peraturan lalu lintas. Yang harusdibangun adalah manusia yang taat hukum, bukan taat polisi. Selama tidak ada politicalwill, jumlah kecelakaan tidak akan turun. Demikian pernah diungkapkan Komisaris Besar216


(Pol) Kartono W, Kasubdit Dikmas Mabes Polri, dalam workshop di Jakarta, belum lamaini.Memahami kondisi mutahir ini tidak ayal lagi harus membuat semua pihak sigap, danresponsif, guna mencegah makin tingginya angka kecelakaan di tanah air. <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>,yang mendapat amanah dari pemerintah untuk melaksanakan program asuransi sosial,yaitu mengelola pelaksanaan UU No. 33 dan 34 Tahun 1964, diakui terus-menerusmelakukan upaya dengan melakukan kerja sama dengan berbagai pihak.Berbagai usaha terus dilakukan dengan pendekatan pihak dalam menyebarluaskaninformasi tentang Wajib Pajak (WP) yang wajib membayar Pajak Kendaraan Bermotor(PKB) dan Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan (SWDKLLJ).Begitu juga upaya <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>, yang tahun 1960-an pernah bernama PerusahaanAsuransi Kerugian Negara (PAKN) Ika Karya, dalam memasyarakatkan sosialisasikesadaran publik di sejumlah kampus-kampus di seluruh Tanah Air. Juga bekerja samadengan pihak kepolisian memberikan sadar berlalu lintas dengan memberikan helmberstandar. Masih banyak langkah positif lainnya yang bertujuan mencegah terjadinyakecelakaan lalu lintas.Namun upaya ini sesungguhnya belumlah maksimal, jika masih ada potensi dankekuatan lain yang dapat membantu mensinergiskan upaya sosialisasi dalam membangunkesadaran publik terhadap keselamatan bertransportasi di Indonesia.Potensi dan kekuatan itu seperti disampaikan Kepala Cabang <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Sumut,Budi Hartoto adalah kehadiran media massa. Dalam satu dasawarsa terakhir, media massatumbuh sangat pesat.Yang termasuk kelompok media massa adalah media cetak (surat kabar, majalah,tabloid), media elektronik (radio, televisi, video, film) dan satu lagi media online. Ketigamedia ini sungguh melesat bak anak panah. Ya, tentu saja dalam hal kuantitas dankualitas.Data yang penulis himpun, media massa yang dijuluki pilar keempat dalam demokrasiini, kini seakan menjadi perekat kuat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara denganperan spesifik mereka. Disebut perekat karena mereka punya daya pikat kuat di tengahmasyarakat.Jumlah televisi menurut data sementara hingga tahun 2009 sudah mencapai 11 buah,di samping juga sudah beroperasi 7 televisi berlangganan satelit, 6 televisi berlanggananterrestrial, dan 17 televisi berlangganan kabel.Lalu, di dunia penyiaran radio pun mengalami kemajuan. Hingga akhir tahun 2010,terdapat 1.392 stasiun siaran radio di Indonesia. Jumlah itu terdiri atas 56 stasiun RRIdan 1.146 buah stasiun radio swasta. Sedangkan media penerbitan cetak, khususnyasurat kabar dan majalah, pun melesat dalam hal kuantitas. Pada tahun 2010, menurutlaporan MASINDO, terdapat 521 media penerbitan, yang terdiri atas 204 surat kabar,155 tabloid, dan 162 majalah. Jumlah ini belum termasuk media yang beroperasi tanpaaturan yang sudah ditetapkan pemerintah. Terahir, kehadiran media online atau website,yang beroperasi dalam bentuk portal berita, hiburan dan lain-lain di internet, lebih gilalagi. Tahun 2010, diperkirakan jumlahnya mendekat 500 ribu buah. Dibanding 2002,jumlah portal berita hanya satu buah yang berlaku nasional, yakni Kantor Berita NasionalAntara.217


218Peluang EmasKehadiran media massa yang tumbuh pesat dapat diibaratkan menjadi peluang emasbagi <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>, asal perusahaan yang pada tahun 1970-an berstatus Perusahaan Umum(Perum) ini dapat mencermati peluang tersebut.Kata orang, media massa dianggap sebagai indra-indra pasar dan cara-cara komunikasikita, karena dengan kekuatan teknologinya dalam menyampaikan pesan terbukti lebih jitudibanding media konvensional, seperti pemberitahuan melalui surat dan lain sebagainya.Selain itu, “konsumen” media massa juga mencakup masyarakat dengan tingkatekonomi rendah yang memiliki ketergantungan terhadap media tersebut, sehinggamenjadi semacam kebutuhan yang tidak bisa terlepaskan.<strong>Media</strong> massa menjadi perantara dan mengirim informasinya melalui saluran tertentu,sehingga penerima pesan tidak pasif dan terjadi interaksi antara sumber berita dampenerima berita.Masing-masing media punya kekuatan yang sama baik dan perlunya tergantungkebutuhan dan keinginan kita untuk menyampaikan sosialisasi kepada masyarakat.Kita melihat misalnya, televisi yang masuk dalam ketegori media elektronik, memilikiperan signifikan. Dampak televisi pada dasarnya lebih dominan karena aspek programnyaketimbang teknologinya. Fenomena ini menjadi peluang yang baik untuk dicermati.Dengan kalimat lain, masyarakat lebih kagum dengan program ketimbang bentuktelevisi sebagai hardware atau perangkat keras. Jika media sosialisasi dalam membangunkesadaran publik terhadap keselamatan bertransportasi di Indonesia dibuat dengan carayang menarik, tentu daya pikatnya menjadi lebih kuat.Contohnya, tampilkan secara berkala kewajiban, dan kepatuhan yang harusdilaksanakan masyarakat dalam berlalu lintas lewat simbol-simbol yang mudah dimengerti.Ingat aspek program yang menarik justru pada penekanan simbol-simbol, seperti ramburambulalu lintas yang membentuk lambang merah (dapat diartikan berbahaya) dan hijau(aman) yang harus dipatuhi dan tidak boleh dilanggar. Semakin menarik program, tentukita harapkan ada kesadaran bahkan kepatuhan.Kemudian, kampanye tentang hal-hal yang selama ini disalahartikan bahwa pengendarasepeda motor lebih takut Polisi. Padahal mereka seharusnya takut pada rambu-rambulalu lintas. Simbol-simbol yang dimunculkan boleh saja bergambarkan Pak Polisi yangtersenyum (bukan menakuti), tetapi yang perlu dipatuhi adalah peraturan di jalan agartidak terjadi kecelakaan.<strong>Media</strong> televisi menjadi penyampai yang lebih menyentuh karena masyarakat dapatmendengarkan gambar sekaligus pesan yang disampaikan.Selain televisi, kehadiran radio pun tak boleh dianggap enteng. Meski tidak disertaitampilan gambar media ini punya daya pikat tersendiri. Radio dengan karakteristiknyadapat menampilkan bayangan imajiner di benak khalayak pendengar. Dengan demikiantercipta hubungan personal, langsung, cepat serta tidak menyita ruangan. Sosialisasimembangun kesadaran publik terhadap keselamatan bertransportasi bisa diambil sisikhususnya, yakni membangun kedekatan secara personal. Sasaran sosialisasi ini haruspunya tujuan khusus, yakni memperbaiki kualitas mental masyarakat, agar lebih tertibberkendara.Di media cetak, dan terakhir media online dengan akses internet. Dua media terakhirini sekarang menjadi media paling laris dan dikagumi berdasarkan satu survei media


nasional tahun 2010. <strong>Media</strong> cetak termasuk surat kabar adalah media paling banyakmenyedot perhatian masyarakat karena hampir setiap hari, masyarakat dapat mengetahuiperkembangan terkini atas apa yang terjadi. Dengan konsistensi seperti itu, ada interaksiyang tidak dipisahkan antara masyarakat dengan surat kabar.Terakhir, media online sama hebatnya. <strong>Media</strong> ini sungguh luar biasa memikat publik.<strong>Media</strong> online menjadi peranti yang jauh lebih cepat menyampaikan pesan dan tidakmengenal ruang, batas, sehingga menjadi wahana menarik bagi siapa saja, termasuk <strong>Jasa</strong><strong>Raharja</strong> dalam mempromosikan sosialisasi kesadaran bertransportasi. Karena ini butuhkecepatan, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> dapat mencantumkan banner atau pengumuman korban yangmengalami kecelakaan setiap hari. Atau cara aman berkendara dengan menampilkananimasi yang menarik.Kehadiran semua media massa itu diharapkan menjadi garda terdepan bagi <strong>Jasa</strong><strong>Raharja</strong> untuk mendekatkan diri dengan masyarakatnya. Disebut garda terdepan karenamedia berada di posisi terdepan untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat.Dengan keandalan, dan kelebihannya masing-masing media, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> tentu saja harusmemilah sesuai dengan kebutuhan dan urgensinya.Misalkan untuk radio. Berdasarkan satu survei, jumlah pendengar paling banyakmendengar adalah hari besar keagamaan. Itu berarti, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> harus menyiapkanpaket sosialisasi, baik dalam bentuk kritik, seruan, imbauan, dll, yang benar-benarmenyentuh hati, dengan tujuan membangun hubungan personal antara perusahaan itudan masyarakatnya.Ingat juga dampak cepat dari pesan melalui pendekatan sosialisasi di televisi dapatmenggugah kesadaran publik terhadap ancaman keamanan bertransportasi dan diharapkandapat menciptakan masyarakat yang siaga.<strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> dapat menempuh jalan singkat dan praktis dengan membangun edukasimasyarakat di televisi melalui pesan sosialisasi membangun kesadaran publik terhadapkeselamatan bertransportasi. Karena, rendahnya kesadaran publik dapat dikatakan terkaitdengan tingkat pendidikan masyarakat.Saat ini berbagai upaya membangun kesadaran publik telah dilakukan oleh pemerintah,dan organisasi masyarakat, baik secara formal seperti melalui pendidikan, namunsecara umum upaya-upaya tersebut masih terasa bersifat “eksklusif” dan tidak mampumenyentuh seluruh lapisan masyarakat. Alasannya bisa bermacam-macam, termasuk bisasaja kurangnya kerja sama, belum adanya gebrakan yang menyentuh jantung persoalan.Tetapi yang jelas, harus ada sinergitas antara pemangku kepentingan (stakeholders),termasuk jajaran <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> dan pihak-pihak lain, bahwa saat ini kita perlu bergandengantangan dalam membangun kesadaran publik terhadap keselamatan bertransportasidi Indonesia. Jika ada sinergitas dan kemauan yang kuat, bukan tidak mungkin angkakecelakan bisa ditekan sekecil mungkin. Semoga!219


Proses Penyerahan Klaim<strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>(Contoh Kasus untuk Solok, Sumbar)Ir. RomeyzarBakin NewsKasus kecelakaan lalu lintas (laka lantas) kendaraan bermotor danangkutan umum dipastikan terjadi setiap harinya di Indonesia. Bahkan,hitungannya belakangan ini sudah per menit. Artinya, setiap menit pastiterjadi laka lantas. Akibat laka lantas, korban tewas, cacat, luka-luka berat/ringan dan lainnya.Terkait penggunaan jasa angkutan umum, sesuai UU No. 33/1964 dan UUNo. 34/1964, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> mengambil peran dalam hal pengasuransianpenumpang dan pengguna lalu lintas jalan. Untuk ini, masyarakat memilikikewajiban atas dana pertanggungan wajib kecelakaan penumpang (UU No. 33/1964),dengan wajib membeli karcis yang sah setiap melakukan perjalanan menggunakanangkutan umum.Kewajiban lainnya adalah, sesuai UU No. 34/1964, atas Dana KecelakaanLalu Lintas Jalan. Dalam hal ini, masyarakat diwajibkan membayar SumbanganWajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan (SWDKLLJ) yang disertakan pada pajakkendaraan bermotor yang dibayarkan setiap tahun di kantor Samsat.Dengan pemenuhan kewajiban-kewajiban tersebut, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> diwajibkan pulamemberikan klaim/santunan ketika terjadi laka lantas kepada korban/ahli waris.Korban yang berhak atas santunan (UU No. 33/1964) adalah setiap penumpangyang sah dari alat angkutan penumpang umum yang mengalami kecelakaan diri,yang diakibatkan oleh penggunaan alat angkutan umum, selama penumpangyang bersangkutan berada dalam angkutan tersebut, yaitu saat naik dari tempatpemberangkatan sampai turun di tempat tujuan.Dalam kasus lainnya, masih sesuai UU No. 33/1964, seperti kendaraan bermotorumum (bus) yang berada dalam kapal ferry yang mengalami kecelakaan makakepada penumpang bus yang menjadi korban diberikan jaminan ganda. Lalu untukkasus penumpang mobil plat hitam, jika plat hitam ini mendapat izin resmi sebagaialat penumpang umum seperti mobil pariwisata, mobil sewa dan lainnya maka220


penumpang terjamin dalam UU No. 33/1964 jo PP 17/1965.Kemudian (masih sesuai UU No. 34/1964) setiap orang atau mereka yang beradadi dalam suatu kendaraan bermotor dan ditabrak, dimana pengemudi kendaraanbermotor yang ditumpangi dinyatakan bukan sebagai penyebab kecelakaan, termasukdalam hal ini para penumpang kendaraan bermotor dan sepeda motor pribadi.Khusus untuk tabrakan dua atau lebih kendaraan bermotor, UU No. 34/1964 joPP No. 18/1965 tidak menjamin pengemudi dan penumpang kendaraannya sekaligusbilamana dalam laporan hasil pemeriksaan kepolisian dinyatakan bahwa pengemudiyang mengalami kecelakaan merupakan penyebab terjadinya kecelakaan.Namun apabila dalam kesimpulan hasil pemeriksaan pihak kepolisian belumdiketahui pihak-pihak pengemudi yang menjadi penyebab kecelakaan dan atau dapatdisamakan kedua pengemudinya sama-sama sebagai penyebab terjadinya kecelakaan,maka sesuai UU No. 34/1964 jo PP No. 18/1965 santunan belum dapat diserahkan.Melainkan ditangguhkan sambil menunggu putusan Hakim/Pengadilan.Kebijakan serupa, juga untuk kasus tabrak lari. Terlebih dahulu dilakukanpenelitian atas kebenaran kasus kejadiannya. Santunan yang akan diberikan kepadakorban/ahli waris terlebih dahulu diurus oleh <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>. Untuk pengurusan. ini,<strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>, sebagaimana disampaikan Direktur Keuangan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> RobinoSuharsono, telah menerapkan pelayanan prima atau service excellent dengan 5 Tepatnyayaitu tepat informasi, tepat jaminan, tepat subyek, tepat waktu, dan tepattempat.Bahkan untuk tepat waktu, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> mengembangkan pula konsep pelayananterintegrasi. Konsep ini diimplementasikan dengan mewujudkan sistem pelayananterpadu korban kecelakaan lalu lintas. Yakni <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> bersama Polri cq Ditlantasdan rumah sakit bekerja sama memberikan pelayanan terpadu pada korban lalulintas. Sistem pelayanan terpadu ini tidak hanya bekerja pada proses pembayaransantunan, melainkan mulai dari peristiwa kecelakaan terjadi, bagaimana korbanditangani dan bagaimana dokumen dilengkapi.<strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> tidak memungut biaya apapun dari korban/ahli waris dalampengurusan santunan. Artinya, perusahaan yang bergerak dalam asuransi laka lantasini telah melakukan reformasi birokrasi internal di dalam tubuhnya. Bahkan untuktepat waktu, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> melakukan “jemput/kejar bola” dengan mendatangilangsung korban/ahli waris ke tempat domisilinya.Tak jarang, sebagaimana langkah simpatik yang dilakukan Kepala <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>Solok, Ismaidy, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> ikut terlibat membantu urusan korban/ahli waris terkaitbirokrasi eksternal (jajaran) pemerintahan setempat.Hambatan Birokrasi EksternalDi satu pihak, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> telah menerapkan pelayanan prima dengan sistempelayanan terintegrasinya. Namun hambatan justru berasal dari pihak lain. Untukkasus Solok, hambatan muncul dari birokrasi eksternal, pemerintahan setempat.Kasus terungkap ketika penulis mendampingi Kepala Perwakilan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> SolokIsmaidy menyerahkan santunan/klaim kepada korban/ahli waris di dua tempat yaituKampung Jawa, Kota Solok dan Sumani, Kabupaten Solok.Saat bincang-bincang di sela penyerahan santunan, Ismaidy mengungkapkan221


ada ahli waris yang terpaksa tertunda penyerahan santunannya. Persoalannya, yangbersangkutan mengalami kesulitan dalam pengurusan Kartu Tanda Penduduk(KTP). Pemerintahan Nagari di tempat domisili ahli waris, disebut-sebut tidak bisamengeluarkan begitu saja KTP tersebut. Namun disayangkan, tidak ada solusi laindari sang Kepala Pemerintahan Nagari atau Walinagari bersangkutan. Padahal, suratketerangan domisili pun bisa digunakan.Yang membikin hati/perasaan miris ahli waris adalah termasuk keluarga miskin(gakin), atau keluarga tak mampu. Tentunya banyak hal yang menyebabkan kasusdemikian bisa terjadi. Mungkin, ahli waris pendatang baru di nagari bersangkutan,sehingga tidak mampu secara berjenjang melengkapi persyaratan hingga ke KantorWalinagari.Dalam kasus lainnya, Ismaidy justru harus merogoh koceknya. Padahal, diasengaja ”kejar/jemput bola” mendatangi untuk memberitahukan kebutuhanpersyaratan kepada ahli waris agar urusan penyerahan santunan bisa cepat. Ternyataketika ahli waris berurusan lebih lanjut untuk melengkapi persyaratan yang dimintakepada Pemerintahan Nagari, Ismaidy ikut “terseret” mengeluarkan uang.SolusiSolusi atas kasus-kasus yang timbul dari birokrasi eksternal (jajaran)pemerintahan adalah koordinasi yang meluas. Kalau sebelum ini <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> telahmelakukan koordinasi dengan Polri dan pihak rumah sakit dalam sistem pelayananterintegrasinya, maka koordinasinya kedepan harus diperluas menembus birokrasieksternal pemerintahan. Perlu dilakukan penyuluhan tentang <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> dilingkup pemerintahan (Pemda-DPRD) yang didukung oleh kepala daerah danunsur Muspida.Mungkin formatnya, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> menggelar pertemuan akbar untuk berbicarabanyak hal tentang program/kegiatannya dan dukungan yang ingin diharapkankepada seluruh camat, walinagari, dan kepala jorong dalam suatu ruangan yangrepresentatif. Untuk bisa terwujudnya pertemuan ini, tentunya harus difasilitasilangsung oleh kepala-wakil kepala daerah. Akhir dari sosialisasi, harus dilanjutkandengan penandatanganan MoU atau kesepahaman kedua belah pihak (<strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>-Kepala Daerah).Yang tidak kalah efektifnya, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> juga harus senantiasa bisa memanfaatkanmedia massa dengan sebaik-baiknya. <strong>Media</strong> massa tidak hanya ikut berkontribusimensosialisasikan program/kegiatan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>, melainkan juga bisa memainkankontrol atas pelaksanaan program/kegiatan di lapangan. Sekaligus, media massa bisamengawasi implementasi dari MoU yang ditandatangani.222


<strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> MenujuZero AccidentRommi DelfianoPadang EkspresAda kesan menggelitik sekaligus mengena dari pariwara <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>di televisi beberapa waktu belakangan. Iklan berdurasi 30 detik itumenampilkan aktor senior Jaja Miharja, tiba-tiba terkejut mendengarkeributan saat berkendara di jalan. Tak lama berselang, muncullah wanitaparuh baya. Kesan kocak pun langsung terlihat.“Heh, ada Jaja Miharja. Tolong Bang, ada kecelakaan. Cuma Jaja Miharjayang bisa nolong,” ujar sang wanita sambil menarik tangan Jaja Miharja kelokasi kecelakaan. Kendati sudah berupaya menjelaskan, namun sang wanitabergeming. Lalu muncullah pria berpakaian <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> menjelaskan bagaimanasebenarnya.“Ingat! Jika terjadi kecelakaan transportasi darat, laut, udara hubungi <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>.<strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>, asuransi kecelakaan lalu lintas jalan dan penumpang umum,” ujar sangpria. Iklan ditutup dengan pernyataan Jaja Miharja, “Ingat <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>, bukan JajaMiharja.”Kendati hanya 30 detik, jalan cerita dan pesan disampaikan mudah ditangkap.<strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> berupaya menyentuh emosi masyarakat. Kesan kocak Jaja Miharja danpemilihan kalimat, menjadikan iklan itu lebih hidup.Kendati sudah memasuki usia ke-50 tahun, keberadaan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> terhadapupaya menekan angka kecelakaan masih perlu ditingkatkan lagi. Manfaat <strong>Jasa</strong><strong>Raharja</strong> lebih menonjol ketika terjadi kecelakaan (opportunity after accident), baikmeninggal atau pun korban butuh perawatan atau penguburan.Besaran santunan mengacu kepada Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor:37/PMK.010 /2008 tentang Besar Santunan dan Iuran Wajib dana PertanggunganKecelakaan Penumpang Alat Angkutan Penumpang Umum di darat, Sungai/Dana,Ferry/Penyebarangan, Laut, dan Udara.Aturan itu menyebutkan bahwa besaran santunan untuk korban tewas akibatkecelakaan lalu lintas jalan sebesar Rp25 juta. Lalu, untuk perawatan maksimalRp10 juta, dan biaya penguburan bagi korban yang tak memiliki ahli waris sebesarRp2 juta.223


Masih MemprihatinkanMenekan angka kecelakaan, jelas jadi tantangan tersendiri bagi <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>di samping institusi lainnya. Pasalnya, sampai saat ini kasus kecelakaan terbilangtinggi. Di Sumbar misalnya, berdasarkan data korban pembayaran santunan akibatkecelakaan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Cabang Sumbar per November 2010, terjadi 2.445 kasus dan702 orang meninggal dunia. Artinya, rata-rata tiap hari 2 sampai 3 orang meninggalakibat kecelakaan.Angka tersebut hampir mendekati kasus tahun lalu. Di mana, 2009 terjadi 2.849kasus dengan 789 orang tewas. Sedangkan 2008, ada 2.839 kasus kecelakaan dan726 orang meninggal. Dilihat dari sisi penyebab, pengguna sepeda motor palingmendominasi 70 persen, diikuti kendaraan pribadi 14 persen, angkutan umum 3persen, truk 6 persen dan lain-lain 7 persen.Jika dilihat kelompok usia korban kecelakaan, maka usai produktif (20-44 tahun)paling tinggi dengan 43 persen. Diikuti usia anak-anak dan remaja (0-19) 33 persen,usia 45-64 tahun 17 persen, dan di atas usia 65 tahun 7 persen. Profesi pelajar danwiraswata mendomisasi korban kecelakaan masing-masingnya 30 persen. Lalu, iburumah tangga 12 persen, guru dan PNS 10 persen dan lain-lain 18 persen.Kemudahan memiliki sepeda motor ditambah minimnya pertambahan ruas jalan,diyakini banyak kalangan jadi penyebab utama masih tingginya angka kecelakaan.Dua faktor ini ditambah lagi rendahnya kesadaran masyarakat berkendara di jalan.Terutama kalangan paling riskan mengalami kecelakaan, seperti remaja dan usiaproduktif. Setidaknya ini juga sesuai referensi WHO 2004, merilis tiga penyebabkecelakaan utama, manusia, kendaraan dan jalan.Dari perkiraan produsen sepeda motor 2010 seperti dilansir tempointeraktif.com, Senin (8 November 2010), total penjualan sepeda motor akhir tahun inibakal 7,3 juta unit, dan tahun depan angkanya bisa tumbuh menjadi 8,4 juta unit.Penambahan luar biasa ini tak diimbangi dengan penambahan ruas jalan. Di DKIJakarta misalnya, perbandingan luas wilayah dengan jalan di Jakarta saat ini hanya6,26 persen. Persentase idealnya 14 persen. Padahal, kepadatan jalan berbandinglurus dengan kecelakaan.Kesadaran BertransportasiBerkaca kepada fakta di atas, pembelajaran pentingnya menumbuhkan kesadaranberkendara sangat krusial. Di sinilah pentingnya peranan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>. Kendati sudahmelakukan sejumlah terobosan dengan merangkul institusi terkait seperti kepolisian,departemen perhubungan, namun peranan ini perlu lebih ditonjolkan lagi.Setidaknya ada beberapa langkah konkret dilakukan; Pertama, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> perlulebih mengintensifkan kerja sama dengan kepolisian, Dephub, serta Depdiknas.Selain penyuluhan dan edukasi, juga mendorong segera terealisasinya pendidikandisiplin berlalu lintas dalam kurikulum pendidikan nasional mulai tingkat tamankanak-kanak, sekolah dasar, sekolah menengah, serta perguruan tinggi. Realisasiprogram MoU-nya sudah ditandatangani Mendiknas, Muhammad Nuh, denganmantan Kapolri Jenderal, Bambang Hendarso Dahuri, di Jakarta, Senin (8 Maret2010) lalu ini, bentuk pendidikan dini, serta langkah preventif mengatasi pelanggaranlalu lintas khususnya bagi anak sekolah.Kedua, mendorong terealisasinya amanat Undang-Undang No 22 tahun 2009 tentangLalu Lintas dan Angkutan Jalan guna pembentukan Forum Lalu Lintas dan AngkutanJalan (Forum LLAJ) dan penyusunan Rencana Umum Keselamatan LLAJ di seluruhprovinsi dan kabupaten/kota. Forum ini memiliki peranan strategis menyelesaikan224


permasalahan yang timbul antarsektoral atau instansi. Setidaknya masing-masing instansibisa memainkan peranan sesuai tugas pokok dan fungsinya masing-masing.Ketiga, merangkul dan memfasilitasi pembentukan komunitas pengendara sepedamotor atau moda lainnya sebagai percontohan. Imej negatif komunitas motor kerapugal-ugalan di jalan raya, bukan tak mungkin diubah jadi penggerak tertib berlalulintas. Kelompok didominasi anak-anak muda ini perlu ditempa dengan pemahamandisiplin berlalu lintas, baik sisi aturan, safety riding, memakai helm SNI, menyalakanlampu siang, patuhi garis stop (marka jalan), serta lainnya.Keempat, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> perlu berperan lebih dalam mendukung penyediaan danpembuatan marka jalan. Mengingat faktor satu ini berperan vital mengurangi/meningkatkan angka kecelakaan. Bila marka jalan buruk, hampir dipastikan di ruasjalan tersebut kerap terjadi kecelakaan.Selain peran-peran di atas, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> diharapkan bisa lebih membuka diri danprogram-programnya mampu menyentuh seluruh lapisan masyarakat. Jadi, orangtak lagi lebih mengenal Jaja Miharja ketimbang <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>. Apalagi perusahaanplat merah ini sudah menapaki usai emas, 50 tahun. Selamat.SANTUNAN: Dirut <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Diding S. Anwar berbincang dengan ahli waris penerima santunan korbanbus PO Yanti di Padang Panjang, Sumatera Barat.225


Peran Aktif <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong>Menekan Angka KecelakaanLalu LintasSyarif WibowoSeputar IndonesiaAngka kecelakaan lalu lintas di Indonesia, khususnya di kota-kota besarseperti DKI Jakarta, tidak akan pernah turun jika tingkah laku pengendarakendaraan bermotor tidak berubah alias ugal-ugalan. Karena biasanya,kecelakaan selalu diawali dengan pelanggaran peraturan lalu lintas.Untuk itu, solusi yang terbaik adalah membangun manusianya untuk selalu taathukum. Selama tidak ada political will, jumlah kecelakaan tidak akan turunbahkan akan terus meningkat. Walaupun kendaraan rencananya akan dibatasi,bukan solusi yang tepat kalau kesadaran hukum belum diperbaiki.Menurut data Ditlantas Polda Metro Jaya, sepanjang Januari – Juni 2010, sepeda motoryang terlibat kecelakaan lalu lintas jalan di Jakarta mencapai 3.995 unit setara 59,52% daritotal kendaraan yang terlibat kecelakaan sebanyak 6.712 kendaraan. Itu yang tercatat, adakemungkinan lebih banyak, karena tidak dilaporkan atau tidak diketahui petugas lalulintas.Tingginya keterlibatan sepeda motor dalam kecelakaan tidak terlepas dari merebaknyapopulasi sepeda motor di Jakarta yang hingga kini mencapai sekitar 6,7 juta unit. Jauhlebih besar dibandingkan populasi mobil yang ditaksir sekitar 2 jutaan unit. Namun,penyebab kecelakaan terbesar sepanjang enam bulan pertama 2010 ternyata akibat perilakupara pengendara yang tidak taat pada rambu-rambu lalu lintas. Menurut data DitlantasPolda Metro Jaya, sebesar 90,65% kecelakaan karena faktor manusia. Selebihnya, faktorkendaraan (8,23%) dan jalan (1,11%).Irjen (Pol) Djoko Susilo, Kakorps Lantas Mabes Polri kepada Harian Seputar Indonesiasaat meninjau persiapan malam Natal 2010 dan menyambut Tahun Baru 2011 diGadog, Bogor menjelaskan, bahwa faktor manusia tidak terlepas dari perilaku yang tidaktaat peraturan. Ia mengakui, pekerjaan terberat adalah meningkatkan kesadaran parapengendara agar berperilaku aman dalam berlalu lintas dan potensi memicu kecelakaanadalah karena enggan bersabar, inginnya buru-buru, saling serobot. Selain perilaku uagalugalan,faktor manusia yang lain tentu saja terkait dengan keterampilan berkendara.226


Sementara itu, jumlah pengendara sepeda motor yang tewas sepanjang Januari-Juni2010 sebanyak 301 orang atau sekitar 60,07% dari total yang meninggal sepanjangperiode tersebut sebanyak 501 jiwa. Bikers yang luka berat mencapai 1.273 orang atau40,25% dari total korban luka berat 3.162 orang, sedangkan korban luka ringan bikerssebanyak 1.955 orang (61,82%). Sepeda motor kian berpotensi memicu kecelakaanketika sang pengendaranya tidak mematuhi aturan lalu lintas jalan dan enggan berbagiruas jalan dengan sesama pemakai jalan. Dari sisi profesi kecelakaan, sebanyak 4.267orang atau sebanyak 80,13% adalah karyawan swasta, lalu pelajar atau mahasiswa 748orang (14,04%), pengemudi 124 (2,32%), PNS 106 orang (1,99%), dan TNI atau Polri80 orang (1,5%). Untuk itu, tidak hanya instansi terkait saja yang harus peduli terhadapkecelakaan lalu lintas akan tetapi semua instansi baik pemerintah maupun swasta danyang lebih penting adalah semua warga negara harus ikut taat hukum dan peduli untukmensosialisasikan masalah keselamatan jalan serta harus terus digencarkan.Sejumlah kalangan berharap pendidikan berlalu lintas harus diterapkan sejak usia dini.Sehingga tepat sekali kalau Ditlantas Polda Metro Jaya untuk memasukan pendidikanberlalu lintas ke dalam kurikulum sekolah.Melihat kenyataan itu, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> sebagai perusahaan BUMN yang bergerak dalamasuransi kecelakaan lalu lintas ikut merasa prihatin dengan tingginya angka kecelakaan danmeninggal sia-sia di jalan raya. Untuk itu, selain memenuhi tugas pokoknya menyantunikorban kecelakaan lalu lintas, <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> selalu berperan aktif dalam program pencegahaankecelakaan lalu lintas.Adapun program kegiatan <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> yang terkait dengan upaya pencegahankecelakaan lalu lintas di antaranya: Bantuan ambulans kepada Polri, KementerianPerhubungan, rumah sakit, <strong>Jasa</strong> Marga. Pengadaan bantuan sepeda motor untuk petugasPolri. Bantuan rompi, jas hujan dan senter untuk petugas Polri, pemasangan billboard,rambu dan papan peringatan di tempat-tempat strategis rawan kecelakaan di seluruhIndonesia.Tak lupa <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> juga memberikan bantuan traffic cone dan berikade jalan untukpetugas Polri dan Kementerian Perhubungan, membagikan dan mendistribusikan helmstandar untuk berbagai daerah. Bahkan setiap mudik lebaran, sejak tahun 2008 <strong>Jasa</strong><strong>Raharja</strong> juga ikut peran aktif khususnya bagi pengendara sepeda motor yang pulang kekampung halamannya.Upaya-upaya <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> tersebut diharapkan dapat memberikan pemahamankepada masyarakat tentang pentingnya arti keselamatan di dalam berlalu lintas yang padagilirannya dapat mengurangi jumlah angka kecelakaan lalu lintas.227


TAHUN EMAS: Dirut <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Diding S. Anwar menyerahkan buku 50 tahun <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> kepada DirjenPerhubungan Darat Suroyo Alimoeso. Pada 1 Januari 2011 <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> merayakan ulang tahun emas yangditandai dengan peluncuran buku “Jalan Panjang Melayani”.KAMPUNG JASA RAHARJA: Gubernur NTT Frans Lebu Raya didampingi Direksi <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> meninjau bantuansapi dalam acara peresmian Kampung <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> di Kecamatan Amarasi, Kupang, NTT.228


Pemenang KategoriFotografi Jurnalis229


Juara IFotografer : Mushaful Imam (Seputar Indonesia)KAMPANYE: Petugas <strong>PT</strong> <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Sumsel membagikan pin danbrosur imbauan kampanye keamanan, keselamatan, ketertiban lalulintas (Kamseltibcarlantas bekerja sama dengan satuan lalu lintasPoltabes Palembang, Selasa (25/5) di perempatan Jl. Kapten A. RivaiPOM IX Palembang.230


Juara IIFotografer : Prasetyo Utomo (Antara Foto)MUDIK BERSAMA JASA RAHARJA, Sejumlah Pemudik melambaikantangan saat pelepasan mudik gratis bersama <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> di ParkirTimur Senayan, Senin (6/9). <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> menyediakan 200 bus untukpara pemudik dengan tujuan berbagai kota di Jawa dan Sumatera,antara lain Lampung, Solo, Yogyakarta, dan Semarang.231


Juara IIIFotografer : Irsan Mulyadi (antarasumut.com)ABAIKAN KESELAMATAN, Serdang Bedagai Sumut 4/10,sejumlah siswa duduk di atap mobil angkutan umum usai pulangsekolah, di Desa Martebing, Kabupaten Serdag Bedagai Sumut.Selain membahayakan diri sendiri, tindakan yang dilakukan parasiswa itu juga dapat merugikan pengguna jalan lainnya.232


Juara FavoritFotografer : Andika Wahyu Widyantoro (Antara Foto)KESELAMATAN NAIK KRL, Depok 14/12, para penumpangberebut naik ke atap KRL Ekonomi Jurusan Bogor-Jakartameski riskan keselamatan di Stasiun Citayam, Depok, Bogor.Hal tersebut karena dampak pembatalan pemberangkatan 43KRL karena dalam perbaikan.233


234


Pemenang KategoriFotografi Umum235


Juara IFotografer : Rafi TanjungMENERIMA SANTUNAN : Seorang ibu yang masih menggunakanalat bantu berdiri akan menyelesaikan administrasi untukpencairan santunan kecelakaan di Kantor <strong>Jasa</strong> <strong>Raharja</strong> Padang.236


Juara IIFotografer : Aldi NasutionDEMI TUGAS.237


Juara IIIFotografer : Sugede S. SuhartoPENUH RISIKO, Nampak seorang cewek sedang mengendaraisepeda motor sambil ber-HP ria, tanpa sadar hal ini sangatmembahayakan bagi dirinya maupun pengendara yang lain.238


Juara FavoritFotografer : Ratna HafniRAME-RAME MELANGGAR.239

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!