12.07.2015 Views

Pedoman Pengelolaan Program Gizi di puskesmas

Pedoman Pengelolaan Program Gizi di puskesmas

Pedoman Pengelolaan Program Gizi di puskesmas

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Pada tingkat kecamatan atau Puskesmas program perbaikan gizi merupakan salahprogram dasar <strong>puskesmas</strong> dari 7 (tujuh) program dasar yang ada, yaitu <strong>Program</strong>Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), <strong>Program</strong> Perbaikan <strong>Gizi</strong>, <strong>Program</strong> Kesehatan Lingkungan,<strong>Program</strong> Promosi Kesehatan, <strong>Program</strong> Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit (P2P),<strong>Program</strong> Pengobatan dan <strong>Program</strong> Spesifik Lokal. Berhasil tidaknya pelaksanaan ke tujuhprogram ini, semua tergantung dari pengelolaan atau penyelenggaraannya termasukpengelolaan program perbaikan gizi.Lima Langkah <strong>Pengelolaan</strong> <strong>Program</strong> <strong>Gizi</strong> Puskesmas<strong>Pengelolaan</strong> program gizi <strong>di</strong> Puskesmas, sebenarnya telah <strong>di</strong>atur oleh program gizi<strong>di</strong>tingkat Kabupaten (Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota), namun demikian agar programperbaikan gizi <strong>di</strong> Kecamatan dapat langsung memberikan dampak pada tingkatkabupaten, seyogyanya harus <strong>di</strong> kelolah dengan baik. Ada lima langkah yang harus <strong>di</strong>perhatikan dalam pengelolaan program perbaikan gizi pada tingkat <strong>puskesmas</strong> sepertiyang <strong>di</strong>perlihatkan pada gambar berikutLIMA LANGKAH PENGELOLAAN PROGRAMPERBAIKAN GIZI DI PUSKESMASControling andEvaluationLangkah IIDENTIFIKASIMASALAHPlaningLangkah VPEMANTAUANDAN EVALUASILangkah IIANALISISMASALAHLangkah IVMELAKSANAKANPROGRAMPERBAIKAN GIZIActuatingLangkah IIIMENENTUKANKEGIATANPERBAIKAN GZIOrganisingLima langkah pengelolaan program perbaikan gizi <strong>di</strong> Puskesmas pada dasarnya samadengan langkah-langkah pada pedoman pengelolaann gizi yang <strong>di</strong>lakukan <strong>di</strong> TingkatKabupaten yang <strong>di</strong>keluarkan Direktorat Bina <strong>Gizi</strong> Depkes RI, <strong>di</strong>mulai dari Langkahpertama yaitu Identifikasi Masalah, kemu<strong>di</strong>an Langkah Kedua Analisis masalah. Langkahpertama dan kedua biasa <strong>di</strong>kenal dengan perencanaan (planing). Langkah Ketiga adalahPage 2


Menentukan kegiatan perbaikan gizi, langkah ini biasa juga <strong>di</strong>kenal atau <strong>di</strong>sebut jugadengan pengorganisasian (organising). Langkah Keempat adalah melaksanakan programperbaikan gizi, langkah ini <strong>di</strong>sebut juga dengan Pelaksanaan (actuating). Dan yangterakhir adalah Langkah Kelima yaitu pantauan dan evaluasi, langkah ini <strong>di</strong>sebut jugadengan (controlling anda evaluation).Langkah Pertama Identifikasi MasalahDalan identifikasi masalah gizi, Langkah-langkah yang perlu<strong>di</strong>perhatikan adalah mempelajari data berupa angka atauketerangan-keterangan yang berhubungan dengan identifikasimasalah gizi. Kemu<strong>di</strong>an melakukan validasi terhadap data yangterse<strong>di</strong>a, maksudnya melihat kembali data, apakah sudah sesuaidengan data yang seharus <strong>di</strong>kumpulkan dan <strong>di</strong>pelajari. Selanjutnya mempelajari besarandan sebaran masalah gizi, memban<strong>di</strong>ngkan dengan ambang batas dan atau targetprogram gizi, setelah itu rumuskan masalah gizi dengan menggunakan ukuranprevalensi dan atau cakupan.Setelah masalah gizi teridentifikasi, kemu<strong>di</strong>an <strong>di</strong>lanjutkan dengan penentuan prioritasmasalah, yang dapat <strong>di</strong>lakukan dengan langkah-langkah sebagai berikuta. Tentukan prioritas masalah (P) yaitu dengan memperhatikan tiga komponenpenting yaitu Pentingnya masalah (I), Kelayakan teknologi (T), Sumber daya yangterse<strong>di</strong>a (R). Untuk mempermudah <strong>di</strong>gunakan rumus P=I x T x R (Baca : “Pe” samadengan “I” kali “Te” kali “eR”)b. Nilainya dapat <strong>di</strong>buat dengan beberapa kategori misalnya untuk “I” <strong>di</strong>pakai tigakategori yaitu nilai 1 dengan kategori kurang penting, nilai 2 dengan kategoripenting dan kategori 3 <strong>di</strong>nyatakan sangat penting.c. Untuk nilai “T” <strong>di</strong>pakai juga dengan tiga kategori yaitu nilai 1 adalah mudah, nilai duaadalah sulit, dan nilai tiga adalah sangat sulit. Dan untuk nilai “R” dapat <strong>di</strong>pakai “ya”dengan nilai 2 dan “Tidak” dengan nilai 1Sebagai contoh menentukan prioritas masalah gizi terhadap empat masalah gizi utama,Kurang Energi Protein (KEP), Gangguan Akibat kekurangan Yo<strong>di</strong>um (GAKY), KurangVitamin A (KVA) dan Anemia <strong>Gizi</strong>, seperti yang <strong>di</strong>perlihatkan pada contoh tabel rumusanprioritas masalah. Prioritas masalah juga dapat <strong>di</strong>lihat dari komponen dari empatmasalah gizi utama misalnya gizi kurang dengan penyebab utamanya konsumsi kaloriPage 3


dan protein yang kurang, pola asuh yang salah dan tingginya penyakit infeksi (misalnyacacingan) pada anak balita.Rumus Prioritas masalahMasalah I T R P PrioritasKEP 5 2 2 20 IGAKY 3 3 2 18 IIKVA 3 1 2 6 IVAnemia <strong>Gizi</strong> 3 3 1 9 IIIKet.Nilai untuk INilai 5 = Sangat pentingNilai 3 = PentingNilai 1 = Kurang pentingNilai untuk TNilai 5 = Sangat sulitNilai 3 = SulitNilai 1 = mudahNilai untuk RJawaban ya = 2tdk = 1Untuk menentukan besaran dan sebaran masalah gizi, sebaiknya <strong>di</strong>ketahui juga ambangbatas besaran masalah gizi, berikut <strong>di</strong>sajikan ambang batas penentuan besaran masalahgizi berdasarkan prevalensi.AMBANG BATAS PENENTUAN BESARAN MASALAH GIZIBERDASARKAN PREVALENSIMASALAH GIZIBebasMasalahBERDASARKAN PREVALENSIMasalahRinganMasalahSedangMasalahBeratSUMBERDATAGIZI KURANG < 5% 5 - 9,9, % 10 - 19,9, % > 20 % PSGGIZI BURUK < 1% > 1% SurvailanseKEK WUS < 20% 20 - 30, % > 30, % Survei cepatANEMIA1. Ibu hamil < 15% 15 - 40, % > 40, % Survei cepat2. Balita < 15% 15 - 40, % > 40, % Kohort ibu3. WUS < 15% 15 - 40, % > 40, % Kohort balitaXEROPTHALMIA < 0,5% > 0,5% LB1, surveiBBLR < 5% 5 - 9,9, % 10 - 14,9, % > 15% Kohort bayiGAKI ( TGR ) < 5% 5 - 19,9, % 20 - 29,9, % > 30% Mapping GAKIGIZI LEBIH < 5% 5 - 9,9, % 10 - 19,9, % > 20%Survei CepatIMTPage 4


Disamping itu juga Ambang batas penentuan besaran masalah gizi berdasarkancakupan yang <strong>di</strong>dasarkan pada standar pelayanan minimal sebagaimana yang<strong>di</strong>keluarkan oleh Depkes RI sebagai berikut.1. Pemberian kapsul Yo<strong>di</strong>um, untuk Anak Sekolah dan WUS (Wanita Usia Subur)cakupan harus 80%, ibu hamil/nifas cakupannya harus 100%2. Pemberian Vitamin A Dosis Tinggi pada balita termasuk usia 6-11 bulancakupanya harus 80 %, Ibu nifas cakupannya harus 100%.3. Pemberian tablet tambah darah untuk ibu hamil satu butir satu hari selama 90hari cakupannya harus 80%, pemberian sirup besi pada balita gizi buruk dengananemia gizi besi cakupannya harus 80%4. Penggunaan Garam Beryo<strong>di</strong>um <strong>di</strong> tingkat Rumah Tangga cakupannya harus 90%.5. Pelayanan gizi buruk dengan perawatan standar, cakupannya harus 100%.6. Pemberian MP-ASI (Makanan Pendamping Air Susu Ibu) pada balita keluargamiskin cakupannya harus 100%7. Keluarga Sadar <strong>Gizi</strong> (Kadarsi) cakupannya harus 70%8. SKDN dengan in<strong>di</strong>cator partisipasi masyarakat (D/S), Hasil <strong>Program</strong> (N/S), Liputan<strong>Program</strong> (K/S), dan Hasil Penimbangan (N/D) masing-masing cakupannya harus80%, serta Persen Balita BGM <strong>di</strong> posyandu tidak boleh lebih dari 15 %.9. Kecamatan Bebas Rawan gizi cakupannya harus 100 % dengan skor aman <strong>di</strong>atas6 point.Standar Pelayanan Minimal (SPM) merupakan pelayanan yang mempunyai dampakterhadap penurunan prevalensi. Disamping itu dapat <strong>di</strong>tentukan Standar pelayananKecamatan <strong>di</strong>tentukan oleh rata-rata kecamatan (<strong>puskesmas</strong>) dari presentase desa dankelurahan.Contoh1. D/S Desa Paku = 60 %2. D/S Desa Mirring = 40 %3. D/S Desa Batetanga =50 %Bila Puskesmas hanya mempunyai tiga desa tersebut, berarti rata-rata Puskesmasadalah 50 %, ini merupakan target yang harus <strong>di</strong>capai Desa Mirring karena cakupannyabaru 40%, <strong>di</strong>interpretasikan sebagai daerah yang sangat perlu mendapatkan intervensi(<strong>di</strong>atasi). Bagi Desa Paku dan desa Batetanga yang cakupannya <strong>di</strong>antara rata-ratakecamatan dan target SPM harus terus <strong>di</strong>tingkatkan guna mencapai target SPM 80 %,interpretasinya sebagai daerah yang perlu <strong>di</strong>waspadai.Page 5


PersenLangkah Kedua : Analisis MasalahAnalisis masalah <strong>di</strong>dasarkan pada Penelaahan hasil identifikasidengan menganalisis faktor penyebab terja<strong>di</strong>nya masalahsebagaimana yang <strong>di</strong>sebutkan <strong>di</strong>atas, tujuannya untuk dapatmemahami masalah secara jelas dan spesifik serta terukur,sehingga mempermudah penentuan alternatif masalah. Caranyadapat <strong>di</strong>lakukan dengan Analisis Hubungan, Analisis Perban<strong>di</strong>ngan, AnalisisKecenderungan dan lain-lainLangkah-langkah analisis masalah dapat <strong>di</strong>lakukan sebagai berikut1. Tentukan masalah gizi yang menja<strong>di</strong> prioritas <strong>di</strong>suatu wilayah (Desa)2. Lakukan telaahan pada faktor penyebab, dengan melihat berbagai data.3. Tetapkan wilayah (desa) yang menja<strong>di</strong> prioritas dalam penanggulangan. ContohAnalisis kecenderungan dapat <strong>di</strong>ketahui Trend meningkatnya prevalensi dariwaktu-kewaktu <strong>di</strong> suatu wilayah (desa), Trend menurunnya cakupanprogramdari waktu-kewaktu <strong>di</strong> suatu wilayah (desa)4. Desa <strong>di</strong>mana prevalensi masalah gizi trend tinggi atau cakupan program trendturun mendapat prioritas dalam program perbaikan gizi.Contoh berikut Analisis kecenderungan berdasarkan LAM (Local Area Monitoring) atausekarang <strong>di</strong>istilahkan PWS (Pemantauan Wilayah Setempat).Contoh Analisis Kecenderungan berdasarkan LAM10080Target SPM50Target Rata-rata KecDesa Paku Mirring Amss Bat Binuang% Kumulatif (Jan-Des)% bulan ini% Bulan lalutrendNo. Urut SasaranPada contoh LAM terlihat cakupan pelayanan program gizi per desa misalnya pemberianvitamin A pada balita, <strong>di</strong>cantumkan targetnya (target SPM), penting juga <strong>di</strong>cantumkanPage 6


Desa KuajangDesa Pakutarget rata-rata kecamatan sebagai target desa untuk mencapainya terutama cakupandesa yang masih berada <strong>di</strong> bawah rata-rata, hal ini <strong>di</strong>lakukan dengan prinsip tidakterlalu memaksakan peningkatan cakupan sampai mencapai target SPM tetapi <strong>di</strong>lakukansecara bertahap, sebaliknya bila tidak <strong>di</strong>gunakan sebagai target, upaya peningkatannyaterlalu sulit untuk mencapai target SPM sehingga cenderung <strong>di</strong>abaikan.Pada gambar terlihat juga cakupan yang ter<strong>di</strong>ri dari persen rata-rata kumulatif, persenbulan ini dan persen bulan lalu. Persen rata-rata kumulatif merupakan jumlahkeseluruhan cakupan perbulannya <strong>di</strong>bagi jumlah bulan misalnya cakupan bulan januari –Maret masing-masing 40, 50, 60 adalah jumlah keseluruhan 150 <strong>di</strong>bagi 3 bulan samadengan 50. Cakupan inilah yang <strong>di</strong>perlihatkan dalam bentuk tabel Batang LAM.Sementara Trend <strong>di</strong> perlihatkan pada cakupan bulan ini dan bulan lalu, <strong>di</strong>tulis “naik” bilacakupan bulan ini lebih besar dari bulan lalu, ‘Turun” bila cakupan bulan ini lebih kecildari cakupan bulan lalu.Yang sangat perlu <strong>di</strong>perhatikan dalam LAM selain wilayah dan waktu juga pentingadalah orang atau sasaran. Dalam LAM tidak perlu <strong>di</strong>sebutkan jumlahnya karena sudahterlihat pada cakupan, tetapi yang <strong>di</strong>tulis adalah nomor urut sasaran. Kriteria penentuannomor urut sasaran <strong>di</strong>dasarkan pada sasaran yang terbanyak merupakan nomor urut1(satu) dan seterusnya. Hal ini <strong>di</strong>lakukan karena LAM yang <strong>di</strong>buat dapat dengan mudah<strong>di</strong>analisis sebagai upaya untuk tindakan kewasapadaan dan keadaan yang perlu <strong>di</strong>atasi.Agar analisis pada LAM lebih terlihat focus, dapat juga <strong>di</strong>sajikan bersan<strong>di</strong>ngan denganPETA, sebagai contoh <strong>di</strong>bawah ini <strong>di</strong>sajikan peta berdasarkan LAM Kecamatan BinuangKabupaten Polewali Mandar.PETA BERDASARKAN LAMKECAMATAN BINUANGDesa BatetangaDesa MammiKel AmassanganDesa TonyamanDesa MerringDiatas TargetKeadaan yang perlu <strong>di</strong>wapadaiKeadaan yang perlu segera <strong>di</strong>atasiPage 7


Desa KuajangDesa PakuPada peta dapat <strong>di</strong>beri warna, warna hijau sebagai tanda cakupan telah berada <strong>di</strong>atastarget SPM, warna kuning sebagai keadaan yang perlu <strong>di</strong>waspadai yaitu cakupan yangberada <strong>di</strong>antara Target SPM dan Rata-Rata Kecamatan (Puskesmas). Warna merahadalah keadaan yang perlu segera <strong>di</strong>atasi yaitu cakupan yang berada <strong>di</strong> bawah rata-ratakecamatan (<strong>puskesmas</strong>).Disamping Cakupan Kegiatan dapat <strong>di</strong>sajikan dalam bentuk LAM dan Peta Cakupan,juga dapat <strong>di</strong>sajikan berdasarkan prevalensi dalam suatu wilayah kecamatan. Sebagaicontoh <strong>di</strong>sajikan <strong>di</strong>bawah ini peta berdasarkan prevalensi gizi kurang pada kecamatan.PETA BERDASARKAN PREVALENSIKECAMATAN BINUANGDesa BatetangaDesa MammiKel AmassanganDesa TonyamanDesa MerringBebasMasalahMasalahRinganMasalahSedangMasalahBeratGIZI KURANG < 5% 5 - 9,9, % 10 - 19,9, % > 20 %Peta berdasarakn prevalensi ini <strong>di</strong>berikan warnai sesuai dengan berat-ringannyamasalah gizi, warna hijau dapat <strong>di</strong>berikan pada keadaan gizi kurang yang prevalensinya< 5% (baca : <strong>di</strong>bawah 5 persen) yang menunjukkan keadaan bebas dari masalah gizikurang, demikian untuk masalah kurang gizi yang ringan, sedang dan berat dapat<strong>di</strong>berikan warna masing-masing kuning, merah dan hitam.Langkah Ketiga : Menentukan Kegiatan Perbaikan <strong>Gizi</strong>Langkah ini <strong>di</strong>dasarkan pada analisis masalah <strong>di</strong> kecamatan yangsecara langsung maupun tidak langsung yang berkaitan denganupaya peningkatan status gizi masyarakat, sebagaimana yang<strong>di</strong>perlihatkan dalam analisis LAM <strong>di</strong>atas. Langkah ketigapengelolaan program perbaikan gzizi ini <strong>di</strong>mulai dengan penetapantujuan yaitu upaya-upaya penetapan kegiatan yang dapat mempercepatpenanggulangan masalah gizi yang ada. Dalam menyusun tujuan <strong>di</strong> kenal dengan istilahPage 8


– Pelayanan gizi <strong>di</strong> <strong>di</strong> rumah– Pemantauan dan evaluasi• Biaya : identifikasi sumber dan besarnya biaya yang <strong>di</strong>butuhkan• JadwalLangkah Keempat : Melaksanakan program perbaikan giziSetelah kegiatan perbaikan gizi tersusun, kemu<strong>di</strong>an <strong>di</strong>lakukanlangkah-langkah yang terencana untuk setiap kegiatan. Jeniskegiatan yang akan <strong>di</strong>lakukan meliputi Advokasi, Sosialiasi,Capacity Bui<strong>di</strong>ng, Pemberdayaan Masyarakat dan keluarga,Penyiapan sarana dan prasarana, Penyuluhan <strong>Gizi</strong> dan Pelayanan<strong>Gizi</strong> <strong>di</strong> Puskesmas maupun <strong>di</strong> Posyandu. Masing-masing dapat <strong>di</strong>jelaskan sebagai berikut:1. ADVOKASI adalah proses mempengaruhi perilaku, opini dari pimpinan atauseseorang melalui penyampaian informasi. Dalam Advokasi yang perlu <strong>di</strong>perhatikanadalah penyajian besar dan luasnya masalah, siapa, <strong>di</strong>mana, konsekwensi,bagaimana menanggulangi, sarana yang <strong>di</strong>perlukan dan biaya yang <strong>di</strong>perlukan2. SOSIALISASI yaitu memasyarakatkan suatu informasi atau kegiatan dengan Tujuanguna memperoleh pemahaman yang baik sehingga dapat berperan aktif dalammenunjang pelaksanaan kegiatan. <strong>Program</strong> yang telah <strong>di</strong>tetapkan perlu<strong>di</strong>sosialisasikan kepada stakeholder.3. CAPACITY BUILDING yaitu Untuk mempersiapkan pelaksanaan program perlupeningkatan kemampuan petugas yang antara lain dapat <strong>di</strong>lakukan melalui minilokakarya <strong>puskesmas</strong>, pelatihan tehnis maupun manajerial sesuai kebutuhan.Misalnya Pelatihan kader,Pelatihan permberdayaan keluarga sadar gizi dan lainlain.4. PEMBERDAYAAN MASYARAKAT dan PEMBERDAYAAN KELUARGA yaitu kegiatankegiatanyang <strong>di</strong>arahkan pada pemecahan masalaH gizi berdasarkan potensi yang<strong>di</strong>miliki oleh masyarakat dan keluarga sen<strong>di</strong>ri. Pemberdayaan masyarakat dapat<strong>di</strong>lakukan melalui revitalisasi posyandu, sedangkan pemberdayaan keluarga dapat<strong>di</strong>lakukan melalui revitalisasi UPGK (Usaha Perbaikan <strong>Gizi</strong> Keluarga) danPemberdayaan institusi.5. PENYIAPAN SARANA DAN PRASARANA misalnya KMS (kartu menujuh sehat), MateriKIE (Komunikasi Informasi dan Edukasi), ATK (Alat Tulis Kertas) dan lain-lainPage10


6. PENYULUHAN GIZI, yaitu kegiatan yang <strong>di</strong>tujuhkan untuk memasyarakatkanpengetahuan gizi secara luas. Guna menanamkan sikap dan perilaku yangmendukung kebiasaan hidup sehat dengan makanan yang bermutu gizi seimbangbaik masyarakat pedesaan maupun perkotaan7. PELAYANAN GIZI POSYANDU DAN PUSKESMAS, yaitu kegiatan petugas gizi kepadainduvidu-induvidu yang membutuhkan layanan gizi. Pelayanan gizi <strong>di</strong> Posyandu<strong>di</strong>berikan pada pelayanan gizi <strong>di</strong> Posyandu misalnya Pemberian tablet tambah darahpada bumil, bufas, WUS serta sirup besi kepada balita, Pemberian kapsul vitamin Abalita dan bufas, Pemberian kapsul Yo<strong>di</strong>um kepada WUS <strong>di</strong>daerah endemik sedangdan berat, Pemberian makanan tambahan penyuluhan dan pemulihan kepada balitadan bumil. Pelayanan <strong>Gizi</strong> <strong>di</strong> Puskesmas <strong>di</strong>berikan pada Pelayanan <strong>Gizi</strong> <strong>di</strong> Puskesmasmisalnya Pelayanan gizi profesional melalui POJOK GIZI, Penatalaksanaanpenanggulangan gizi buruk, Pemeriksaan Hemoglobin (Hb) bagi ibu hamil, ibu nifas,remaja putri, WUS (Wanita Usia Subur), Deteksi Dini gizi kurang dan buruk, KVA(Kurang Vitamin A) dan GAKY (Gangguan Akibat Kekurangan Yo<strong>di</strong>um). Pelayanan gizidapat juga <strong>di</strong>berikan pada Institusi tertentu yang membutuhkan pelayanan gizimisalnya <strong>di</strong> panti/Pusat Pemulihan <strong>Gizi</strong>.Langkah Kelima : Pemantauan dan EvaluasiKegiatan Pemantauan yang baik selalu <strong>di</strong>mulai sejak langkah awalperencanaan <strong>di</strong>buat sampai dengan suatu kegiatan telah selesai<strong>di</strong>laksanakan, sedangkan evaluasi hanya melihat bagian-bagiantertentu dari kegiatan yang <strong>di</strong>laksanakan.PEMANTAUAN adalah Pengawasan secara perio<strong>di</strong>k terhadap pelaksanaan kegiatanprogram perbaikan gizi dalam menentukan besarnya INPUT yang <strong>di</strong>berikan, PROSESyang berjalan maupun OUTPUT yang <strong>di</strong>capai. Tujuannya untuk menindak lanjutikegiatan program SELAMA pelaksanaan kegiatan, <strong>di</strong>lakukan untuk menjamin bahwaPROSES pelaksanaan sesusai Action Plan dan jadwal.Kegiatan pemantauan dapat <strong>di</strong>lakukan melalui Sistem Pencatatan dan Pelaporantermasuk laporan khusus, Pelaksanaan Quality Assurance Pelayanan <strong>Gizi</strong> dan Unitpengaduan masyarakat. Hasil Kegiatan pemantauan kemu<strong>di</strong>an <strong>di</strong>buatkan lagi kegiatankegiatanTindak lanjut pemantauan yang <strong>di</strong>lakukan melalui Umpan balik, Supervisi danBimbingan tehnisPage11


EVALUASI adalah Suatu proses untuk mengukur keterkaitan, efektivitas, efisiensi dandampak suatu program, <strong>di</strong>lakukan dengan Tujuan Memperbaiki rancangan,Menentukansuatu bentuk kegiatan yang tepat, Memperoleh masukan untuk <strong>di</strong>gunakan dalamPROSES perencanaan yang akan datang dan Mengukur keberhasilan suatu program.Penutup<strong>Pengelolaan</strong> program gizi <strong>di</strong> Puskesmas, sebenarnya telah <strong>di</strong>atur oleh program gizi<strong>di</strong>tingkat Kabupaten (Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota), namun demikian agar programperbaikan gizi <strong>di</strong> Kecamatan dapat langsung memberikan dampak pada tingkatkabupaten, seyogyanya harus <strong>di</strong>buatkan pedoman agar dapat <strong>di</strong> kelola dengan baik.Seperti hal <strong>Pengelolaan</strong> <strong>Program</strong> <strong>Gizi</strong> Kabupaten, ada lima langkah yang harus <strong>di</strong>perhatikan dalam pengelolaan program perbaikan gizi pada tingkat <strong>puskesmas</strong> yaituIdentifikasi Masalah, Analisis masalah, Menentukan kegiatan perbaikan gizi,melaksanakan program perbaikan gizi, Dan pantauan-evaluasi.Demikian pedoman pengelolaan program gizi, <strong>di</strong>rancang untuk para pelaksana gizi <strong>di</strong>tingkat <strong>puskesmas</strong>, juga dapat <strong>di</strong>gunakan sebagai pedoman dalam pertanggung jawabanpelaksanaan program gizi <strong>di</strong> tingkat kecamatan.Page12

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!