12.07.2015 Views

PENANGGULANGAN CENDAWAN YANG MENYERANG

PENANGGULANGAN CENDAWAN YANG MENYERANG

PENANGGULANGAN CENDAWAN YANG MENYERANG

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Prosiding Seminar Ilmiah dan Pertemuan Tahunan PEI, PFI & HPTI XV Sul-SelMaros, 29 Oktober 2002yang bagi pertumbuhan cendawanDiplodia sp. (University of Illinois, 1991).Cendawan Fusarium sp. yangsebagai penyebab penyakit busuk tongkolmenyebabkan pembusukan berwarnamerah jambu sampai coklat kemerahanatau coklat kelabu, tergantung dari banyaksedikitnya cendawan dan cuaca(Semangun, 1991). Cendawan Fusariumsp. tumbuh baik kondisi iklim kering danhangat. Infeksi terjadi karena adanyakerusakan biji akibat serangga ataucekaman lingkungan (Rane, 2001).Penicillium sp. menimbulkan gejalaserangan pada biji ditandai denganadanya tepung yang berwarna hijau ataubiru kehijauan pada atau diantara biji.Menurut Shurtleff (1980) cendawan initerdapat pada biji/benih yang disimpanpada kelembaban yang tinggi. Serangancendawan ini terjadi khususnya pada bijiyang rusak secara mekanik atau rusakkarena serangan hama penggerektongkol.Gejala serangan Cladosporium sp.ialah cendawannya berwarna abu-abusampai hitam atau hijau tua dan biasanyaterlihat tepung pada biji (Munkvold, 1986).Jika biji tertutupi secara keseluruhan olehcendawan, maka biji tersebut berwarnagelap dan bobotnya ringan. Cladosporiumsp. sering menyerang biji yang rusakakibat serangga, hujan lebat dan cuacadingin.Tongkol/biji yang terserangRhizopus sp. ditandai dengan adanyacendawan berwarna putih menutupitongkol dan nampak sejumlah sporangiayang berwarna hitam. Rhizopus sp.biasanya ditemukan pada biji yang rusakoleh serangga atau hujan lebat dalambeberapa minggu setelah pembungaan(University of Illinois, 1991).PENGENDALIAN• VarietasSetiap varietas jagung mempunyaiketahanan yang berbeda-beda, baik padahama maupun terhadap penyakit. Menurut124Dharmaputra et al. (1998) varietas CPL-2lebih tahan dibandingkan varietas Arjunaterhadap serangan cendawan A. flavus.Diketahui pula bahwa terjadi korelasiantara populasi A. flavus dan Aflatoksin,yaitu makin tinggi populasi cendawan A.flavus makin tinggi pula kadar aflatoksin.• Umur PanenPanen jagung biasanya dilakukanpada kadar air tinggi (k.a. 30 -35% bb) dankadar air rendah (k.a. 20 – 24% bb).Panen jagung pada kadar air rendahdilakukan dengan membiarkan tanamanmasak di ladang dengan memotongbatang atas (pucuk) hingga kadar airmencapai 20 – 24% bb. Perkiraan susuttercecer pada panen jagung kadar airrendah adalah 0,1% dan susut mutu 3%.Sedangkan pada panen jagung kadar airrendah tinggi susut tercecer hanya 0,1%dan susut mutu 2,0% (Purwadaria, 1988).Waktu panen jagung mempengaruhimutu jagung. Waktu panen yangterlalu awal akan menghasilkan jagungdengan persentase butir muda yang tinggidan daya simpan rendah. Sebaliknyapanen jagung yang terlambatmenyebabkan kerusakan biji akibat deraanlingkungan dan serangan hama.Disamping itu pada panen musim hujan bijijagung bahkan dapat berjamur, sehinggaresiko terkontaminasi aflatoksin cukuptinggi.Untuk memperoleh mutu jagungyang baik disarankan menggunakan waktupanen optimum. Panen jagung optimumuntuk varietas Arjuna adalah 92 – 96 harisetelah tanam dan untuk varietas-varietasharapan baru (H6)112 setelah tanam(Joko, 1990; Sudaryono et al., 1994).KADAR AIR DAN PENYIMPANAN• Kadar airSebagian besar petani danpedagang pengumpul pedesaanmenggunakan lantai jemur yang terbuatdari semen untuk mengeringkan jagungdengan bantuan sinar matahari.

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!