13.07.2015 Views

Majalah MeRasul Edisi 01 Tahun 1 - Paroki Santo Thomas Rasul

Majalah MeRasul Edisi 01 Tahun 1 - Paroki Santo Thomas Rasul

Majalah MeRasul Edisi 01 Tahun 1 - Paroki Santo Thomas Rasul

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Bila kami berkontak, entah melalui telepon ataubbm-an, aku menceritakan bagaimana aktivitas grupbaruku ini. Teman baru, suasana baru dan gayabaru. Ini membawa perubahan pada diriku, dancaraku bercerita pada Sari. Kami sudah jarang sekalibertemu. Sari juga tak pernah memintaku untuk hangout bersama lagi seperti dulu. Namun, ada hal yangtak enak terasa di antara aku dan Sari. Dia sepertiiri dengan grupku. Dia mengomentari aku, “Kamusekarang sudah tidak sama lagi seperti yang kukenalselama ini. Kamu jauh berubah. Gayamu ngomong,beda sekali! Tapi aku maklum, teman-teman barumuitu adalah golongan orang berada, yang jauh berbedadenganku.”Haaa...?? Kenapa aku tak boleh berubah? Dulu,sewaktu aku hanya berteman dengannya, dialahyang sering mengabaikan aku. Dia menjawab bbmku bila sedang tak pergi dengan temannya, atausedang sempat saja. Kini, aku punya grup dan taktergantung padanya lagi. Baru tahu rasa, bagaimanakalau dicuekkin itu!Obrolan kami sering jadi korslet. Aku seringtersinggung. Rasanya dia juga sama. Sampaiakhirnya... Aku jengkel bukan main. Keluarlahrentetan kalimat-kalimat pedasku padanya melaluibbm. Kuungkit-ungkit perbuatan dia yang telahmempermalukanku dulu. Padahal aku begitu inginmembantu kesulitan yang menghimpit hidupnya itu.Hingga akhirnya, Sari menjawabku, “Nek! Please!Jangan berpikir untuk membantuku lagi! Iniurusanku! Biar aku yang hadapi sendiri.!”YA !! Memang!! Aku tak mau lagi pusing-pusingmemikirkannya. Kenapa aku harus peduli? Dia tohpunya banyak saudara untuk membantunya. Huh!!Semakin jarang kami berkomunikasi. Namun...Hari demi hari, kumerasa ada sesuatu yang hilang.Memperoleh teman-teman yang baru, aku beruntungsekali diterima oleh mereka. Tetapi aku tak bolehmembuang satu orang sahabat yang sudah hadirdalam hidupku selama 25 tahun! Yah...Inilah yang sedang kulakukan sekarang. Diam...menatap langit-langit kamar. Hari sudah semakinmalam. Suamiku sudah tidur pulas, apalagi anakanakku.Kurenungkan apa saja yang telah kulontarkanpada Sari, waktu aku ngamuk itu.Jantungku berdebar kuat. Tuhan... Apa yangtelah kuperbuat padanya? Aku telah membunuhnya.Dengan pisau tajam perkataanku. Sedang apaSari sekarang? Bergulingan kesakitankah, akibatmyoma yang bersarang di rahimnya? Siapa yangmenemaninya sekarang selagi dia setengah pingsanmenahan sakit?Ku bbm dia. “sedang apa, nek?”Lampu BB ku berkedip.“Lagi nonton. Ada apa? Belum tidur?”Kelanjutannya, aku menuliskan dengan hati-hatikalimat demi kalimat padanya. Aku mencoba untukmeminta maaf padanya. Namun, bila Sari belumbisa menutup luka hatinya, aku terima. Dan tak akanmengganggunya lagi.Terlalu panjang untuk diceritakan persis apasaja dialog kami. Namun, Sari menuliskan ini, “Nek...Aku bukannya tak menghargai niat baikmu itu. Tapi,kamu tahu sendiri kan, bagaimana penyakitku ini.Kalau nyeri sudah menyerang, aku tak sanggup lagiberdiri. Dan ini berlangsung berhari-hari lamanya.Kalau aku jadi bekerja pada suamimu, pasti akuakan sering sekali membolos kerja. Terbayangkaholehmu? Suamimu pasti kesal punya pegawai yangsering absen. Dia pasti akan menggerutu ke kamu.Dan mata rantainya adalah kamupun akan kecewa.Kamu menjadi terjepit di antara suamimu dan aku.Kalian pasti akan bertengkar gara-gara aku, begitupula dengan kita.”Kini, aku benar-benar paham. Dia memilih untuktidak jadi mendapatkan penghasilan yang sebetulnyasudah cukup mendesak, demi menjaga aku.Tuhanku... aku telah menepiskan teman yang setia!Kami menentukan hari dan tempat yang baikuntuk bertemu. Kami bersama-sama minum kopi ditempat yang biasa kami tongkrongi, ngobrol, berceritaapa saja. Jalan-jalan bareng, lihat-lihat baju,tas, mencoba-coba sepatu, menempelkan hidung dikaca toko berlian sambil menatap aneka model perhiasanyang dipajang, memegang-megang pernakpernik...Dalam perjalanan pulang ke rumah masingmasing,aku membaca bbm darinya. “Nek, terimakasih banyak yah! Suwer... Aku senang sekali hariini! Sudah lama sekali kita tidak jalan bareng begini.Terima kasih banyak... Love, Sari.”Tuhan... Indahnya mutiara yang Kau berikanpadaku. Aku berjanji, akan kupelihara terus... danterus... (sinta monika)- 27 -

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!