13.07.2015 Views

Pedoman Pengelolaan Kawasan Perkotaan - Dinas Kehutanan ...

Pedoman Pengelolaan Kawasan Perkotaan - Dinas Kehutanan ...

Pedoman Pengelolaan Kawasan Perkotaan - Dinas Kehutanan ...

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

- 13 -PENJELASANATASPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIANOMOR 34 TAHUN 2009TENTANGPEDOMAN PENGELOLAAN KAWASAN PERKOTAANI. UMUMPengaturan <strong>Kawasan</strong> <strong>Perkotaan</strong> dalam Bab X Undang-Undang Nomor 32Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah beberapa kalidiubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentangPerubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentangPemerintahan Daerah merupakan cermin pengakuan negara atas artistrategis <strong>Kawasan</strong> <strong>Perkotaan</strong> sebagai simpul utama pertumbuhanpembangunan guna perwujudan tujuan pembangunan nasional.Pasal 199 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang PemerintahanDaerah telah menetapkan <strong>Kawasan</strong> <strong>Perkotaan</strong> ke dalam 3 (tiga) bentuk yaitukota sebagai daerah otonom, bagian daerah kabupaten yang memiliki ciriperkotaan, dan bagian dari dua atau lebih daerah yang berbatasan langsungdan memiliki ciri perkotaan. Mengingat sistem pemerintahan Indonesia yangmembagi seluruh wilayah tanah air Indonesia ke dalam wilayahpemerintahan provinsi, kabupaten/kota, maka dalam penetapan batas<strong>Kawasan</strong> <strong>Perkotaan</strong> menganut prinsip sebagai berikut:a. tidak ada <strong>Kawasan</strong> <strong>Perkotaan</strong> di dalam <strong>Kawasan</strong> <strong>Perkotaan</strong>. Prinsip inimemiliki makna bahwa di <strong>Kawasan</strong> <strong>Perkotaan</strong> daerah otonom tidakdikenal adanya <strong>Kawasan</strong> <strong>Perkotaan</strong> lainnya termasuk pembentukan<strong>Kawasan</strong> <strong>Perkotaan</strong> Baru.b. tidak ada <strong>Kawasan</strong> <strong>Perkotaan</strong> yang berada di perbatasan antara daerahkabupaten dengan perbatasan kota sebagai daerah otonom. <strong>Kawasan</strong><strong>Perkotaan</strong> yang seperti itu diasumsikan sebagai <strong>Kawasan</strong> <strong>Perkotaan</strong>yang berdiri tunggal di wilayah daerah kabupaten.Pengakuan negara atas keberadaan <strong>Kawasan</strong> <strong>Perkotaan</strong> membawakonsekuensi perlunya pengaturan secara khusus model pengelolaan<strong>Kawasan</strong> <strong>Perkotaan</strong> dipandang dari sudut penyelenggaraan sistempemerintahan daerah. Pengaturan model lain pengelolaan <strong>Kawasan</strong><strong>Perkotaan</strong> guna optimalisasi tujuan pembangunan nasional dan daerahyang diemban berbagai sektor dimungkinkan namun hendaknyadiupayakan sejalan dengan model pengelolaan <strong>Kawasan</strong> <strong>Perkotaan</strong> yangdiatur di dalam Peraturan Pemerintah ini.Pembentukan . . .

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!