13.07.2015 Views

Oseana, Volume XXIV, Nomor 3, 1999 : 11 - 25 ISSN 0216 ... - Lipi

Oseana, Volume XXIV, Nomor 3, 1999 : 11 - 25 ISSN 0216 ... - Lipi

Oseana, Volume XXIV, Nomor 3, 1999 : 11 - 25 ISSN 0216 ... - Lipi

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

sumber:www.oseanografi.lipi.go.id<strong>Oseana</strong>, <strong>Volume</strong> <strong>XXIV</strong>, <strong>Nomor</strong> 3, <strong>1999</strong> : <strong>11</strong> - <strong>25</strong> <strong>ISSN</strong> <strong>0216</strong>- 1877PETUNJUK PENANAMAN LAMUNolehMuhammad Husni Azkab 1)ABSTRACTPLANTING GUIDELINES OF SEAGRASSES. Increased coastal engineeringactivities in the environment have created impacts which adversely affect theproductive seagrass resources. Therefore, to restore the damaged seagrass beds weneed the methods or techniques of planting and transplanting of seagrasses. The plantingmethods of seagrasses are seeding, sprig and plug.' The planting and transplanting timeare needed seagrasses for seagrasses species and each location. This paper willdescribe how to planting or transplanting of seagrasses. Selected environmentalconditions are also discussed.PENDAHULUANLamun memegang peranan pentingpada fungsi-fungsi biologis dan fiisik darilingkungan pantai pesisir (THAYER et al.1975; THORHAUG 1986). Walaupundemikian, meningkatnya aktivitas pembangunandi lingkungan pesisir akanberdampak terhadap produktivitas sumberdayapesisir. Lamun, sekali rusak atau terganggu,tidak akan baik kembali seperti pada tanamandi darat (FONSECA1987).Karena padang lamun mungkin akanrusak akibat aktivitas pembangunan di daerahpantai, metode-metode harus dibuat untukmengurangi dampak pembangunan danpenggunaan lamun untuk menstabilkan subtratyang dapat berguna pada navigasi pelayaranmisalnya.Penanaman lamun yang dikenal dengan"transplantasi" merupakan salah satu carauntuk memperbaiki atau mengembalikan habitatyang telah mengalami kerusakan. Cara initelah banyak dilakukan oleh para ahli di luarnegeri dengan metode dan jenis yang berbeda.Pertama dimulai oleh Addy tahun 1947 padajenis Zostera marina, Fuss & Kelly pada jenisThallasia testudinum dan Halodule wrightii(PHILLIPS 1974), dan jenis Thallasiatestudinum oleh Thorhaug (THORHAUG1974). Tulisan ini akan membicarakanpetunjuk lapangan dalam penanaman lamun.TERMINOLOGIMuncul kebingungan di kalanganumum bahkan peneliti tentang terminologiyang digunakan sebagai usaha dalam restorasi1) Balitbang Biologi Laut, Puslitbang Oseanologi-LIPI, Jakarta.<strong>11</strong><strong>Oseana</strong>, <strong>Volume</strong> <strong>XXIV</strong> no. 3, <strong>1999</strong>


sumber:www.oseanografi.lipi.go.idlamun. Beberapa peneliti menggunakan katatranplantasi (transplanting) dalam usaharestorasi lamun, padahal hal ini kurang begitubenar (THORHAUG & AUSTIN 1976;PHILLIPS 1982; PHILLIPS & LEWIS 1983;FONSECA et al. 1987). Secara umum istilahini digunakan dalam hal memberikanpengertian yang dapat diterima karenatransplantasi dari unit penanaman mulaimunculnya padang lamun suatu tempat yangtadiny a tidak ada lamun dengan menggunakantehnik yang umum (DAROVEC et al 1975;PHILLIPS 1982; Van BREEDVELD 1975).Terminologi yang benar diperlukanuntuk menjelaskan secara rinci dalam tehniktehnikrestorasi lamun dengan transplantasi.BETHEL (1961) membuat definisi bahwa:- transplantasi adalah memindahkan danmenanam di lain tempat; mencabut danmemasang pada tanah lain atau situasi lain.- restorasi adalah membuat kembali ataumeletakkan kembali ke bentuk sebelumnyaatau ke keadaan yang asli; memperbaiki;memperbarui; membuat kembali.- ciptaan adalah membuat sesuatu(makhluk); menyebabkan ada.Untuk tujuan klarifikasi, maka padatulisan ini difinisi yang digunakan yaitu:- restorasi adalah membuat kembali padanglamun pada suatu lokasi yang didokumentasikanuntuk mendukung suatu padanglamun yang pernah ada.- ciptaan adalah membuat suatu padanglamun pada suatu daerah yang tidakmendukung suatu padang lamun yangpernah ada.Jika suatu cara penanaman denganmencabut secara "plug" dari lain padanglamun, maka harus menggunakan caratransplantasi. Di satu sisi, jika penanamandengan pembenihan (tumbuh dari biji ataubenih), maka usaha penanaman bukantransplantasi. Hal ini sering disalah artikan(PHILLIPS 1982; PHILLIPS & LEWIS 1983).Untuk itu istilah yang digunakan pada kasusini adalah penanaman (planting) ataupemasangan (installation).Di samping istilah di atas, peringanan(mitigation) adalah salah satu kata yang seringsalah penggunaannya dalam mendiskusikanrestorasi lamun. Peringanan menunjukkanpenurunan atau ganti rugi untuk dampak daribeberapa kegiatan dan termasuk beberapausaha pengelolaan. Jadi "seagrass mitigation"menunjukkan suatu variasi luas darikemungkinan tehnik pengelolaan, hanya satuyang mungkin untuk restorasi atau ciptaan daripadang lamun.MATERIAL TANAMANTidak ada tehnik-tehnik pembibitanyang dapat dikembangkan untukmenumbuhkan dan menyebarkan lamun untukkegiatan re-vegetasi. Lamun dapat tersedia daritanaman induknya dan dapat digunakanlangsung. Material tanaman dapat diangkutdalam suatu wadah yang ditutupi dengan kainbasah atau karung basah. Tanaman harusselalau basah, dingin dan teduh sampaipenanaman.Contoh tingkat vegetatif dan generativdari beberapa jenis lamun yang seringdigunakan, khususnya di luar negeri adalahjenis-jenis Zostera marina (Gambar 1),Halodule wrightii (Gambar 2), Thalassiatestudinum (Gambar 3), Syringodium filiforme(Gambar 4), dan Ruppia maritima (Gambar 5)(PHILLIPS 1980). Sedangkan di Indonesiaadalah jenis Cymodocea rotundata (Gambar 6)dan Thalassia hemprichii (Gambar 7) (AZKAB1987, 1988).METODE-METODE PENANAMANMetode penanaman atau transplantasiyang pernah dilakukan oleh Addy, BurkhoDohemy, Kelly, Thorhaug & Phillips(PHILLIPS 1980) adalah:12<strong>Oseana</strong>, <strong>Volume</strong> <strong>XXIV</strong> no. 3, <strong>1999</strong>


sumber:www.oseanografi.lipi.go.idGambar 2. Bentuk vegetatif Halodul wrightii14<strong>Oseana</strong>, <strong>Volume</strong> <strong>XXIV</strong> no. 3, <strong>1999</strong>


sumber:www.oseanografi.lipi.go.idGambar 3. a. Bentuk vegetatif Thalassia testudinumb. Bentuk reproduktif dengan buah yang tuac. Biji yang sudah berkecambah15<strong>Oseana</strong>, <strong>Volume</strong> <strong>XXIV</strong> no. 3, <strong>1999</strong>


sumber:www.oseanografi.lipi.go.idGambar 4. Bentuk vegetatif Syringodium filiforme16<strong>Oseana</strong>, <strong>Volume</strong> <strong>XXIV</strong> no. 3, <strong>1999</strong>


sumber:www.oseanografi.lipi.go.idGambar 5. Bentuk vegetatif Ruppia maritimaGambar 6. Bentuk vegetatif Cymodocea rotundata17<strong>Oseana</strong>, <strong>Volume</strong> <strong>XXIV</strong> no. 3, <strong>1999</strong>


sumber:www.oseanografi.lipi.go.idGambar 7. Bentuk vegetatif Thalassia hemprichii1. Metode pembibitan/pembenihan (Seed/Seeding)2. Metode "sprig" dengan jangkar atau tanpajangkar (Sprigs anchored and unanchored)3. Metode "plug" (Plug)(No. 1 adalah penanaman (planting), No.2 dan3 adalah transplantasi (transplantation)Seed/SeedingBiji biasanya dikoleksi dari buah yangtua atau diambil dari bibit yang tumbuh padapermukaan sedimen. Untuk memanennya,buah dipotong dari tangkainya dan dipecahmaka kelihatan 4 atau lima biji. Biji dan benihsegera ditanam atau ditaruh di lapangan ataulaboratorium dan disiram dengan air laut yangmengalir (THORHAUG 1974).Menurut McMILLAN (1981) danPHILLIPS (1960) ada 4 jenis dari 7 jenis yangtelah didokumentasi untuk memproduksi bijiatau benih yaitu Thalassia testudinum,Halodule wrightlii, Syringodium fillforme danRuppia maritima. Tetapi hanya biji Thalassiadan Ruppia yang cukup secara kuantitatifuntuk restorasi (DURAKO & MOFFLER1981; LEWIS & PHILLIPS 1980; PHILLIPS18<strong>Oseana</strong>, <strong>Volume</strong> <strong>XXIV</strong> no. 3, <strong>1999</strong>


sumber:www.oseanografi.lipi.go.id& LEWIS 1983). Thalassia mempunyai bijiyang berkecambah. McMILLAN (1981) telahmengoleksi biji yang berkecambah dariHalodule dan Syringodium dari pulau-pulaukecil di Florida, tetapi jumlahnya tidakmencukupi dalam skala besar. Biji Thalassiadengan skala luas dapat tersedia untuk daerahSelatan Florida (LEWIS & PHILLIPS 1980).Pembenihan secara langsung dengan benihThalassia telah dilakukan oleh THORHAUG(1974). Kemudian penanaman langsung daribiji yang dikoleksi telah dilakukan dalam skalabesar di Teluk Biscayne (GABY LANGLEY1985) dan pulau-pulau kecil di Florida (LEWISet al. 1982), tetapi kurang begitu sukses. Untukjenis Ruppia sampai saat ini belum ada laporanyang menggunakan biji untuk restorasi.Menurut THORHAUG (1974) bahwa sampaisaat ini pengetahuan tehnik untuk pembenihanmasih sangat sedikit, sehingga penanamandengan biji tidak direkomendasi untukpenanaman lamun. Hal ini juga berkaitandengan biji yang kurang sukses untuk jenislamun lain. Di samping itu, secara umum, bijiatau benih dari jenis lamun lain sangat kecildan mudah terbawa air, serta kecepatanperkecambahan sangat rendah.Sprig anchored and unanchoredMetode spirg yaitu pengambilan bibittanaman dengan pisau/parang danditransplnatsai tanpa substratnya. Untukpenanaman dengan metode sprig denganjangkar biasanya dilakukan pada arus dengan1,5 knot (kira-kira 3 km per jam) atau padadaerah dengan gelombang akibat angin. DiMissisipi, ELEUTERIUS (1974) menemukanbahwa dengan kontruksi balok dan besi yangdigunakan untuk jangkar tidak berpengaruhpada transplantasi untuk jenis lamun Halodulewrightii dan Thallasia testudinum. TetapiPHILLIPS (1976) dengan jenis yang samayang dilakukan di Alaska akan mati jikamenggunakan logam sebagai jangkarnya.Sedangkan di Puget, Washington, untuk jenisZostera marina tidak berpengaruh jikamenggunakan besi atau logam sebagai jangkar.Mengingat dengan menggunakan balokdan kawat akan meningkatkan biaya, makadisarankan menggunakan plastik bentuk kasa(net). Beberapa tanaman dapat tumbuh dengancepat dengan menggunakan tehnik ini.Penanaman metode sprig tanpa jangkartelah banyak berhasil untuk jenis Zostera marinadan Halodule wrightii. Biasanya untukjenis Zostera cukup dengan 3 atau 4 turion(shoot), sedangkan untuk jenis Halodule adalah15-20 turion pada rimpang (rhizome) yangsama. Metode ini ditanam dengan menggalisebuah lobang kecil pada substrat (dalamnyakira-kira 8 cm), kemudian ditutup dengansubstrat yang sama. Metode ini hanya dapatberhasil jika arus atau gelombang yang rendah.PlugMetode plug yaitu pengambilan bibittanaman dengan patok paralon dan tanamandipindahkan dengan substratnya. Biasanyamenggunakan paralon (PVC) dengan diameter10 cm untuk jenis Halodule, sedangkan untukZostera, Thalassia dan Syringodium dengandiameter 15-20 cm. Metode plug denganmenekan ke tanaman masuk ke substratnya,kemudian ditransplantasi pada lobang yangsama pada kedalaman 15-20 cm.PHILLIPS et al. (1978) merekomendasikanbahwa metode plug untuk Zosteraditransplantasi pada kedalaman 45 cm ataulebih. Pada percobaan di pelabuhan St. Joe,Florida menunjukkan bahwa dengan jaraktanam 15 cm muncul rumpun yang padat, tetapipada jarak 30 cm tidak ada tumbuhan yangpadat.Untuk menghindari kerusakan yangpermanen dari padang lamun donor, makapengambilan tanaman dengan plug janganterlalu dekat satu dengan yang lain. Jarak satusama lain bervariasi antara 0,5 sampai 1,0 m(PHILLIPS et al. 1978; Van BREEDVELD1975).19<strong>Oseana</strong>, <strong>Volume</strong> <strong>XXIV</strong> no. 3, <strong>1999</strong>


sumber:www.oseanografi.lipi.go.idWAKTU PENANAMANSecara umum, di luar negeri waktuyang baik untuk transplantasi adalah padamusim semi. Tetapi, transplantasi ini mungkindapat dilakukan kapan saja untuk TelukMeksiko, Selatan Beufort pantai Atlantik,Carolina Utara, dan pantai Pasifik mulai dariWashington sampai bagian selatan California,karena daerah-daerah tersebut bebas dari lautes pada musim dingin, walaupun waktu yangspesifik telah direkomendasikan dari studisebelumnya (CHURCHILL et al. 1978;PILLIPS 1976; PHILLIPS et al. 1978;THORHAUG 1974, 1976). Sedangkan dibagian utara Beufort pantai Atlantik dan Alaskadi pantai Pasifik, dimana ada laut es padamusim dingin, maka transplantasi dilakukanjika es mencair dan tanaman vegetatifnyamulia tumbuh. Tabel 1 menunjukkan daftarrekomendasi waktu transplantasi untuk setiapjenis dan lokasi.Untuk perairan Indonesia, khsususnyadi gugus Pulau Pari transplantasi dapatdilakukan sepanjang tahun. Untuk jenisThalassia dan Cymodocea yang terbaik adalahpada Musim Barat (AZKAB 1987, 1988). PadaTabel 2 menunjukkan persentase tumbuh darimasing-masing jenis lamun pada beberapalokasi.Tabel 1. Waktu penanaman menurut jenis dan lokasi (PHILLIPS 1980, AZKAB 1987, 1988)20<strong>Oseana</strong>, <strong>Volume</strong> <strong>XXIV</strong> no. 3, <strong>1999</strong>


sumber:www.oseanografi.lipi.go.idTabel 2. Persentase tumbuh dari masing-masing jenis dengan metode yang berbedaKeterangan: (1) THORHAUG (1974)(2) THORHAUG(1986)(3) PHILLIPS (1974)(4) AZKAB (1987)(5) AZKAB(1988)KONDISI LINGKUNGANPada penanaman dan transplantasilamun beberapa faktor lingkungan yang perludiperhatikan yaitu: kedalaman, cahaya,temperatur, salinitas, nutrien, arus dangelombang (PHILLIPS 1980).KedalamanDistribusi kedalaman lamun tergantung darihubungan beberapa faktor yaitu; gelombang,arus, substrat, turbiditas dan penetrasi cahaya.Pada daerah subtropis (temperate) Zosteratumbuh mulai surut terendah sampaikedalaman kira-kira 10 m (PHILLIPS 1974).COTTAM & MUNRO (1954) mengamatiZostera dapat tumbuh sampai kedalaman30 m jika perairannya terang/bersih. Padadaerah tropik Halodule tumbuh mulai daridaerah pasang-surut sampai pada kedalaman14 m, sedangkan Thalassia dan Syringodiumtumbuh dari surut terendah sampai kedalaman10-20 m. Di Bahama, Thalassia dapat tumbuhsampai kedalaman 35 m pada perairan yangterang/bersih (PHILLIPS 1960). Sedangkanpada perairan yang keruh (turbiditas tinggi),lamun hanya dapat tumbuh di bawah 1 m(THAYER et al. 1975).CahayaBACKMAN & BARILOTTI (1976)mendemonstrasikan bahwa pembungaan dankerapatan dari Zostera marina di goba sebelahselatan California ada hubungannya denganintensitas dan penetrasi cahaya oleh kolom air.21<strong>Oseana</strong>, <strong>Volume</strong> <strong>XXIV</strong> no. 3, <strong>1999</strong>


sumber:www.oseanografi.lipi.go.idDengan menutup tanaman (terpal) padaperairan dangkal akan menurunkan penyinaransampai 63 %. Setelah 18 hari, kerapatan rataratayang dibawah terpal menurun dan setelah9 bulan kerapatan menurun sampai 5 % lagi.Pembungaan juga menurun bagi tanaman yangditutupi. Kenaikan kekeruhan dapatdisebabkan oleh adanya pengerukan, buanganminyak. Di samping itu pada waktu yang lama,kerapatan tanaman dapat turun karenameningkatnya sedimen oleh erosi (PHILLIPS1980).TemperaturSemua jenis lamun dapat tumbuh dibawah dan di atas pada tingkat temperatur yangnormal (McMILLAN 1978; THAYER et al.1975). Zostera marina di sebelah utara danselatan pantai Atlantik dan Pasifik dapattumbuh dan toleran dengan temperatur yangtinggi dan rendah.Di Alasica pada daerah pasang-surutditemukan Zostera marina yangmemperlihatkan kenaikan fotosintesa padatemperatur 35°C. Sedangkan di bawah daerahpasang-surut, fotosintesa menurun pada 30°C.Lebih lanjut ZIEMAN (1975) melaporkanbahwa fotosintesa pada Thalassia menurun jikadibawah atau di atas dari 28-30°C. Sedangkanpada penelitian THQRHAUG & STERNS(1972) pada temperatur yang tinggi, Thalassiadapat berbunga tetapi tidak berbuah. Disamping itu akibat temperatur yang tinggi akanmengakibatkan banyaknya daun yang hilangdan akan menaikkan temperatur sedimenKenaikan temperatur sedimen akan membuattanaman mati. (WOOD & ZIEMAN 1969).SalinitasPerubahan salinitas kurangberpengaruh seperti pada perubahantemperatur. Zostera marina dapat tumbuh padasalinitas 10-30 ‰ dan Thalassia pada salinitas20-35 ‰ (PHILLIPS 1960, 1972). SedangkanHalodule pada daerah tropik dapat tumbuhpada salinitas 3,5-60 ‰, sehingga jenis inilebih tinggi resistennya pada salinitas yangtinggi dibandingkan dengan jenis-jenis lamunlainnya (McMILLAN & MOSELEY (1967).NutrienNutrien di kolom air bukan merupakanfaktor pembatas untuk lamun. Nutrienumumnya ada pada sedimen, dan adanyalogam berat pada sedimen tidak mempunyaiefek pada lamun.Padang lamun sangat penting dalamsiklus nutrien. Nitrogen, Carbon, Sulfur dannutrien lain akan dikonversi kedalam bentukyang berguna bagi biota lainnya. Nutrien iniakan diserap oleh tanaman melalui akar danakan dikeluarkan kedalam massa air. DaunZostera marina dapat mengabsor fosfat, tetapiumumnya melalui akar baru ke daun danmasuk ke kolom air (McROY & BARSDATE(1970).Serasah juga(detritus) lamun jugasangat penting dalam siklus nitrien. Serasahdari daun akan dikumpulkan di sedimen padapadang lamun, tetapi mungkin saja dapatkeluar dari padang lamun tersebut. MenurutFENCHEL (1977) yang sangat berperan padasiklus nutrien adalah mikroba dekomposisi(bakteria).Arus dan GelombangCHURCHILL et al. (1978) melaporkanbahwa dengan arus pasang-surut 1,5 km/jamakan menghanyutkan semua transplantasimetode sprig dari Zostera marina dalam tempo3 bulan di Teluk Great South, New York, dandengan metode plug hany a memerlukan waktu2 minggu pada arus pasang-surut yangberkekuatan 2,4 km/jam. Sedangkan dengangelombang yang kuat dan gerakan air akibatperahu akan berpengaruh terhadap keberadaandan pertumbuhan dari pembenihan Thalassia(THORHAUG 1976).22<strong>Oseana</strong>, <strong>Volume</strong> <strong>XXIV</strong> no. 3, <strong>1999</strong>


sumber:www.oseanografi.lipi.go.idDAFTAR PUSTAKAAZKAB, M.H. 1987. Percobaan transplantasilamun, Cymodocea rotundataEhrenb. & Hempri.ex Aschers di rataanterumbu Pulau Pari, Kepulauan Seribu.Kongres Nasional Biologi VIII,Purwokerto 8-10 Oktober 1987, 20 h.AZKAB, M.H. 1988. Transplantasi lamun,Thalassia hemprichii (Ehrenb.) Aschersdi rataan terumbu Pulau Pari,Kepulauan Seribu. Dalam: TelukJakarta; biologi, budidaya, oseanografi,geol ogi dan kondisi perairan ( M. K.Moosa, D. P. Praseno dan Sukarno,eds.). Puslitbang Oseanologi-LIPI,Jakarta, 105-<strong>11</strong>1.BACKMAN, T.W. and D.C. BARILOTTI1976. Irradiance reduction: effects onstanding crops eelgrass Zostera marinain a coatal lagoon. Mar.Biol. 34 (1):33-40.BETHEL, J.P. 1961. Webster's new collegiatedictionary.The Riverside Preass,Cabridge, 1774p.CHURCHILL, C.A., A.E. COK and M.I.RINER 1978. Stabilization of subtidalsediments by the transplantation on theseagrass Zostera marina. Rept.No.NYSSGJP-RS-78-15, New York,<strong>25</strong> p.COTTAM, C. and A.D. MUNRO 1954. Eelgrassstatus and environmental relations.,J. Wild. Manag. 8 (4): 449-460.DAROVEC, J.E., J.M. CARLTON, T.R.PULVER, M.D. MOFFLER, G.B.SMITH, W.K. WHITFIELD, S.A.WILLIS, K.A. STEIDINGER and E.A.JOYCE 1975. Techniques for coastalrestoration and fishery enhancement inFlorida. Nat.Kesour.Bur.Mar.Re.s.St.15: 10-30.DURAK;O, M.J. and M.D. MOFFLER 1981.Variation in Thalassia testudinum seedlinggrowth related to geographic origin.In: Proc.8th Ann.Conf.WetlandsRestoration and Creation. (R.H. Stovall,ed.). Hillsbrough Community Colege,Tampa, Florida, p. 132-154.ELEUTERIUS, L.N. 1974. A study of plantestablishment on spoil areas inMissisippi sound and adjacent waters.Report No. 74, US Army. 47p.FENCHEL, T. 1977. Aspects of the decompositionof seagrasses. Nat. Sci. Found.,Leiden, 18p.FONSECA, M.S. 1987. The management ofseagrass system. Trop. Coast. Area.Manag. 2 (2) : 5-10.FONSECA, M.S., G.W. THAYER and WJ.KENWORTHY. 1987. The use ecologicaldata in the implimentation and managementof seagrass restoration. In:Proc. of the Symp. on Subtropical-Tropical Seagrass of the SouteasternUnited Stated (M.J . Durako, R. C.Phillips and R.R. Lewis, eds.).Fla.Mar.Res.Publ. 42: 1-209.GABY, R. and S. LANGLEY 1985. Seagrassmitigation in Biscayne Bay, Florida. In:Coastal Zone (O.T. Magoon, ed.).ASCE, New York, p 904-919.LEWIS, R.R. and R.C. PHILLIPS 1980.Occurance of seeds and seedlings ofThalassia testudinum Banks exKonig in the Florida Keys (USA).Aquat. Bot. 9: 377-380.LEWIS, R.R., R.C. PHILLIPS, D.J.ADAMEK and J.C. CATO 1982. Finalreport, seagrass revegetation studies inMonroe County. Florida Oept. of Transportation.Thallahassae, Florida, 95p.23<strong>Oseana</strong>, <strong>Volume</strong> <strong>XXIV</strong> no. 3, <strong>1999</strong>


sumber:www.oseanografi.lipi.go.idMCMILLAN, C. 1978. Morphogeographicvariation under controlled conditions infive seagrasses: Thalassia testudinum,Halodule wrightii, Syringodiumfiliforme, Halo engelmanni and Zosteramarina. Aquat. Bot. 4 (2) : 169-189.MCMILLAN, C 1981. Seed reserves and seedgermination for two seagrasses,Halodule wrightii and Syringodiumfiliforme, from the western Atlantic.Aquat. Bot <strong>11</strong>:279-296.MCMILLAN, C. and T.N. MOSELEY 1967.Salnity tolerance of five marine spermatophytesof Redfish Bay, Texas.Ecology 48 (3) : 503-506.MCROY, C.P. and R.J. BARSDATE 1970.Phosphate absorption in eelgrass. Limn,and Ocean. 15 (1) : 6-13.PHILLIPS, R.C. 1960. Observation on theecology and distribution of the Floridaseagrasses. Prof.Pap. Ser.No.2.St. Bd. Conserv. Mar. Res. Lab.St. Petersburg, Florida, 72p.PHILLIPS, R.C. 1972. Ecological life ofZostera marina (eelgrass) in PugetSound, Washington (unpublished)Ph.D. Disertation, University of Washington,Seattle, 275p.PHILLIPS, R.C. 1974. Transplantation ofseagrasses, with special emphasis oneelgrass, Zoostera marina L. Aquaculture4 (2) : 161-176.PHTT.T.TPS, R.C. 1976. Preliminary observationon transplanting and a phenologicalindex of seagrasses. Aquat.Bot.2 (2) : 93-101.PHILLIPS, R.C. 1980. Planting guidelines forseagrasses. Coastal Engineering TechnicalAid No.82, U.S. Army, Corps ofEngineers, Virginia, 28p.PHILLIPS, R.C. 1982. Seagrass meadows. In:Creation and restoration of CoastalPlant; Communities (R.R. Lewis, ed.).CRC Press, Florida, 219p.PHILLIPS, R.C., M.K. VINCENT and R.THOFFMAN 1978. Habitat developmentfield investigations, Port St.JoeSeagrass Demontration Site. TechnicalReport D78-33. Army Engineer WaterwaysExp. St. Vicksburg, Missisipi, 37p.PHILLIPS, R.C. and R.R. LEWIS 1983. Influenceof environmental gradients onvariation in leaf width and transplantsuccess in North American seagrasses.J. Mar. Tech., Soc. 17 : 59-68.THAYER, G.W., D.A.WOLFE and R.B. WIL-LIAMS 1975. The impact of man onseagrass ecosystems. American Scientist.63 (3) : 288-296.THORHAUG,A 1974. Transplantation of theseagrass Thalassia testudinum Konig.Aquaculture 4 (2) : 177-183.THORHAUG, A 1976. Transplantation oftechniques for the seagrass Thalassiatestudinum. Technical bulletin 34: 1-10.THORHAUG, A. 1986. Review of seagrassrestoration efforts. Ambio 15 (2): <strong>11</strong>0-<strong>11</strong>7.THORHAUG, A. and C.B. AUSTIN 1976.Restoration of seagrasses with economicanalysis. Environ. Conserv. 3:<strong>25</strong>9-267.THORHAUG,A. and R.D. STEARNS 1972.A preliminary field and laboratorystudy of physiological aspects ofgrowth and reproduction of Thalassiatestudinum. America., J. Bot. 59 (6):670-671.24<strong>Oseana</strong>, <strong>Volume</strong> <strong>XXIV</strong> no. 3, <strong>1999</strong>


sumber:www.oseanografi.lipi.go.idVAN BREEDVELD, J.F. 1975. Transplantingof seagrasses with emphasis on the importanceof substrate. Florida Mr.Res. Publ 17 : 1-26.WOOD, E.J.F. and J.C. ZIEMAN 1969. Theeffects of temperature on estuarine plantcommunities. Chesapeake Science 10(3-4) : 1 72- 1 74.ZIEMAN, J.C. 1975. Seasonal variation ofturtle grass, Thalassia testuclinumKonig, with reference to temperatureand salinity effects. Aquat. Bot. 1 (2) :107-123.<strong>25</strong><strong>Oseana</strong>, <strong>Volume</strong> <strong>XXIV</strong> no. 3, <strong>1999</strong>

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!