04.04.2016 Views

Edisi II / Maret 2016

Buletin Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata

Buletin Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

HEADLINE<br />

Danau Kelimutu - Flores<br />

Danau Kelimutu atau dikenal dengan<br />

danau tiga warna ini memiliki<br />

warna air yang berbeda-beda dan<br />

secara periodik berganti-ganti. Ketiga<br />

danau kawah kelimutu (Tiwu ata Polo, Tiwu<br />

Ata Mbupu, dan Tiwu Nua Muri Koohi Fah)<br />

menampakkan warna yang berbeda-beda<br />

sejak letusan kelimutu tahun 1886.<br />

Perubahan warna secara periodik<br />

disebabkan proses geokimia yang<br />

terjadi di dasar danau ditambah dengan<br />

akibat pantulan cahaya matahari, dan<br />

populasi bakteri atau ganggang (sangat<br />

kecil pengaruhnya).<br />

Perubahan warna terjadi akibat erosi<br />

air danau atas dinding dan dasar<br />

kawah, menyingkapkan bahan- bahan<br />

mineral tertentu yang kemudian<br />

secara geokimia berproses dengan<br />

gas vulkanik yang secara rutin naik<br />

dari dasar kawah. Proses ini telah<br />

melarutkan zat-zat kimia tertentu<br />

di dalam air danau yang kemudian<br />

terekspresi dalam perubahan warnanya.<br />

Dinding kawah yang dibangun oleh<br />

piroklastika berwarna abu-abu dan<br />

hampir tanpa vegetasi membuat<br />

warna ketiga danau ini sangat kontras,<br />

apalagi saat terang Matahari. Dari dinding<br />

kawah-kawah ini bisa kita tebak bahwa<br />

Kelimutu adalah gunung tipe stratovolcano<br />

yang saat ini berstatus dormant dengan ciri<br />

mengeluarkan gas secara pasif (ekshalasi).<br />

Penelitian-penelitian yang telah dilakukan<br />

umumnya berkaitan dengan peneltian<br />

geokimia kawah untuk mempelajari waterrock<br />

interactions dan volcanic flux.<br />

Danau kawah Tiwu Ata Polo secara<br />

geokimia bersifat intermediate “acidsaline”<br />

yang perubahan warnanya sebagai<br />

akibat langsung perubahan status oksidasi<br />

air danau. Aktivitas vulkanik danau ini<br />

digolongkan sebagai menengah.<br />

Danau kawah Tiwu Nua Moori Koohi Fah<br />

secara geokimia disebut a “cool acidbrine”<br />

yang mengandung senyawa<br />

belerang dan dari ketiga kawah<br />

menunjukkan aktivitas fumarola yang<br />

paling aktif (pernah dihitung memasok<br />

sekitar ~85 ton sulfur dioxide per hari<br />

(~55MW energy output).<br />

Danau kawah Tiwu Ata Mbupu secara<br />

geokimia bersifat “acid-sulfate” dengan<br />

intensitas ekshalasi gas yang paling kecil<br />

dibandingkan dua kawah lainnya.<br />

Danau ini pada tahun 1970-an jauh<br />

lebih aktif daripada sekarang.<br />

Stromatolit seperti yang hidup<br />

dan terbentuk di danau kawah<br />

vulkanik Satonda yang<br />

berisi air laut yang terjebak<br />

ribuan tahun, tidak mungkin<br />

terbentuk di danau-danau<br />

kawah Kelimutu sebab<br />

syarat utama pembentukan<br />

stromatolit, yaitu alkalinitas<br />

yang tinggi (basa atau soda)<br />

dengan ph > 8.0, tidak ditemui<br />

di ketiga danau Kelimutu yang pHnya<br />

berkisar dari 0.4 - 3.1. Kawahkawah<br />

asam ini akan membunuh<br />

cyanophyta pembentuk stromatolit.<br />

Begitu pun di kawah-kawah vulkanik<br />

lainnya di daratan, selama ia tidak alkalin,<br />

tak mungkin stromatolit dapat terbentuk.<br />

(sumber : www.peristiwa-id.com)<br />

Foto : www.beritasatu.com<br />

Foto : www.kelimutu-g18.pioodle.com<br />

8<br />

<strong>Edisi</strong> <strong>II</strong> / <strong>Maret</strong> <strong>2016</strong>

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!