Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
Sumber mata air yang tidak pernah berhenti mengalir, hewan ternak yang selalu datang tiba-tiba,<br />
rombongan musafir yang singgah secara terus-menerus, membuat daerah tandus ini berubah demikian<br />
pesat hingga menjadi sebuah kota yang ramai, makmur dan terkenal hingga ke penjuru negeri.<br />
Bertahun-tahun wanita itu hidup bersama anaknya dengan masih menyimpan kerinduan yang tak<br />
pernah berkurang terhadap Ibrahim. Rindunya seperti bebatuan gurun yang tersiram terik matahari<br />
sepanjang hari. Terbakar dan semakin terbakar. Hampir setiap malam wanita itu memimpikan<br />
kekasihnya, dan di setiap pagi yang menjelang ia selalu berharap kekasihnya akan datang. Sungguh,<br />
kerinduan adalah kepedihan dan kehausan yang nyata baginya. Dan Ismail, ia tumbuh menjadi anak<br />
yang cerdas, tampan dan sholeh. Senyumnya, matanya, semua gerak-geriknya sangat mirip dengan<br />
Ibrahim. Sosok kekasihnya itu seolah terpantul jelas pada Ismail. Membuat rindunya yang tak pernah<br />
lekang itu, semakin meradang. Semakin panjang penantian, cintanya semakin bermekaran.<br />
“Ibu, tolonglah, jangan engkau menangis. Insya Allah, ayah akan datang. Sungguh, aku telah bermimpi.<br />
Beliau sedang menuju kemari.” Ismail tersenyum menghibur saat melihat wanita yang sangat<br />
dicintainya itu menangis menanggung rindu.<br />
Dan memang kembali, Tuhan ingin menguji cinta, kepasrahan dan ketaatan mereka. Ibrahim datang<br />
untuk mengentaskan rindu. Saat pertemuan menjadi pelepas dahaga cinta, saat bahagia melingkupi<br />
mereka, Ibrahim kembali mendapat titah dari Tuhan-Nya. Kali ini, ia diperintahkan untuk mengurbankan<br />
anak kesayangannya, yang bertahun-tahun sudah ia nantikan pertemuan dan kehadirannya.<br />
Ismail saat itu masih remaja, tapi sikap kepasrahan dan ketaatannya telah terpancar jelas. Berulangkali<br />
Ibrahim diilhamkan mimpi, berulangkali pula kegelisahan selalu melingkupi hati. Saat ia merasa begitu<br />
berat menanggung bongkahan beban, justru yang keluar dari lisan Ismail adalah selaksa kekuatan.<br />
27<br />
Buletin dari Barat