Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
2 <strong>Bisnis</strong> Utama<br />
EDISI <strong>302</strong>/TAHUN 06, 6 - 12 MARET 2017<br />
Developer Perbanyak Hunian Premium<br />
Teliti Sebelum Berinvestasi<br />
Hunian merefleksikan citra diri. Bagi sebagian<br />
masyarakat <strong>Surabaya</strong>, perumahan menjadi simbol bagian<br />
dari gaya hidup serta tingkat kemampuan ekonomi.<br />
Hal tersebut menjadi acuan beberapa developer untuk<br />
mengenalkan proyek premium terbaru. Mulai dari<br />
apartemen, residensial, super block, hingga Central<br />
Business District (CBD).<br />
Developer disinyalir<br />
masih membidik segmen<br />
ini sebagai penguat<br />
pertumbuhan bisnis properti.<br />
Karena nilai pasar properti pada<br />
2017 ditaksir meningkat<br />
hingga 15 persen, yang<br />
didukung sejumlah faktor<br />
baik makro maupun<br />
mikro ekonomi. Diantaranya,<br />
dampak kebijakan<br />
pengampunan pajak<br />
(tax amnesty), lahirnya<br />
regulasi pemangkasan<br />
perizinan pembangunan<br />
hunian, dan penurunan suku bunga<br />
perbankan.<br />
Tercatat beberapa developer<br />
<strong>Surabaya</strong> siap melaunching hunian<br />
prestisius, rata-rata pasar premium<br />
menjadi bidikan developer. Baik<br />
dari segi pemilihan kawasan maupun<br />
arsitektur bangunan.<br />
Namun, banyaknya developer<br />
yang muncul, terkadang menimbulkan<br />
kekhawatiran saat memilih<br />
investasi properti. Jangan sampai<br />
pengembang baru yang tidak<br />
professional melarikan uang konsumen.<br />
Hanya, karena mabuk bisnis<br />
properti yang memiliki keuntungan<br />
tinggi.<br />
Sementara developer baru<br />
cenderung tak memiliki modal atau<br />
pengalaman cukup. Pada akhirnya<br />
seringkali developer ‘abal-abal’<br />
tak bisa menyelesaikan proyek<br />
dan tentu merugikan konsumen.<br />
Jika konsumen sudah merugi, tak<br />
banyak lembaga perlindungan yang<br />
dapat membantu.<br />
Jadi, konsumen harus<br />
teliti dalam memilih partner<br />
berinvestasi. Jika anda<br />
berencana menginvestasikan<br />
uang dalam bisnis<br />
ini, pastikan perusahaan<br />
tersebut memiliki reputasi<br />
bagus dan telah diakui<br />
eksistensinya. Harga<br />
lebih mahal bukan soal, dengan<br />
jaminan kepastian serta keamanan.<br />
Bagaimanapun juga, nilai investasi<br />
properti semakin tahun justru akan<br />
semakin meningkat.<br />
Melirik hunian sebagai pelengkap<br />
trend gaya hidup, beberapa<br />
developer terkemuka mengenalkan<br />
project premium untuk meramaikan<br />
dunia properti <strong>Surabaya</strong>. Diantaranya,<br />
developer kenamaan PT<br />
WIKA Realty, PT PP Properti Tbk,<br />
PT Chalidana Group, yang telah<br />
terpercaya sebagai pengembang real<br />
estate mumpuni dan siap memberikan<br />
nilai investasi yang menjanjikan.<br />
Setelah sukses mengembangkan<br />
Tamansari Papilio Apartment<br />
& Condotel, PT WIKA Realty<br />
mengenalkan Tamansari Emerald<br />
Apartment sebagai proyek prestisius<br />
terbarunya di kawasan modern<br />
Citraland <strong>Surabaya</strong> Barat. Hunian<br />
bertagline Redefine Stylish Living<br />
tersebut dikatakan mampu<br />
memenuhi semua gaya hidup<br />
masyarakat urban.<br />
Sebuah ikon gaya hidup<br />
modern di tengah kawasan yang<br />
mengeksplorasi gabungan arsitektur<br />
hunian Singapura serta nuansa<br />
alam. Rencananya, kawasan ini<br />
akan menjadi the next CBD dari PT<br />
WIKA Realty. “Konsep bangunan<br />
serta kelengkapan fasilitas maupun<br />
lingkungan, menjadikan keluarga<br />
serasa tinggal di Singapura,” kata<br />
R.Sigit Pramana, General Manager<br />
Tamansari Emerald.<br />
PT WIKA Realty telah berusaha<br />
dalam menyediakan properti yang<br />
tak hanya fokus pada kualitas, namun<br />
juga warisan budaya Indonesia<br />
serta gaya hidup ramah lingkungan<br />
(eco friendly). “Karena itu, Wika<br />
Realty selalu berusaha menyediakan<br />
green space pada setiap properti<br />
kami. Tamansari sebagai brand<br />
produk kami awalnya diciptakan<br />
untuk membentuk imej tempat<br />
tinggal yang nyaman dengan green<br />
living harmony,” tambah Sigit.<br />
Tahun lalu, PT WIKA Realty<br />
telah memenangkan Green Property<br />
Awards 2016 pada 28 September<br />
dengan menyabet dua kategori,<br />
yaitu Green Infrastructure Housing<br />
Estate untuk Tamansari Cyber Bogor<br />
dan Green Design Commercial<br />
Building untuk Tamansari Parama,<br />
Jakarta.<br />
Tak mau ketinggalan start,<br />
PT PP Properti Tbk (PP Properti)<br />
sebagai developer terkemuka<br />
anak perusahan PT Pembangunan<br />
Perumahan (PP), dalam tiga segmen<br />
usahanya yaitu residensial, commercial<br />
dan hospitality. 2017 ini juga<br />
mulai mengembangkan kawasan superblock<br />
dengan lahan terbuka hijau,<br />
yakni Lagoon Avenue Sungkono.<br />
Dibangun terintegrasi dengan<br />
Kawasan Grand Sungkono Lagoon<br />
(GSL), perpaduan suasana lagoon<br />
teduh kedalam setting mall modern<br />
di Kawasan <strong>Surabaya</strong> Barat. Setelah<br />
tahun lalu secara bersamaan juga<br />
mengenalkan Grand Dharmahusada<br />
Lagoon (GDL) pada khalayak.<br />
“Kalau kita lihat produk PT PP<br />
Properti hampir semua kelas menengah,<br />
dan hanya satu yang kita ambil<br />
pasar menengah keatas yaitu GSL,<br />
inilah pasar kita,” jelas Direktur<br />
Utama PT PP Properti, Tbk, Taufik<br />
Hidayat.<br />
Saat ini PP Properti lebih<br />
berkonsentrasi pada pengembangan<br />
hunian apartemen dibandingkan<br />
landed. Pertimbangannya adalah<br />
previtabilitas yang lebih tinggi.<br />
Mahalnya harga tanah, dan life<br />
style. Meskipun baru didirikan pada<br />
Desember 2013 lalu, PP Properti<br />
membuktikan mampu masuk listing<br />
di Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak<br />
Mei 2015. Total 20 residensial, 7<br />
komersial, dan 1 hospitality telah<br />
dikembangkan perseroan ini.<br />
Pada sektor hunian landed, PT<br />
Chalidana Group menghadirkan<br />
Safira Juanda Resort sebagai kawasan<br />
perumahan menggabungkan<br />
keindahan, keseimbangan lingkungan,<br />
keamanan serta kenyamanan.<br />
Berlokasi dekat Bandara Internasional<br />
Juanda, proyek ke-15 PT Chalidana<br />
Group ini menyasar segmen<br />
menengah ke atas. Bukan hanya<br />
itu, perusahaan pengembang milik<br />
Moch. Ilyas ini juga segera membangun<br />
super block pertamanya di<br />
Sidoarjo yaitu Safira City.<br />
“Tahap awal Safira City sudah<br />
membangun Transmart, target akhir<br />
tahun ini harus sudah opening,” papar<br />
Moch.Ilyas saat dijumpai <strong>Bisnis</strong><br />
<strong>Surabaya</strong> dalam acara penyerahan<br />
NUP Safira Juanda Resort di Ciputra<br />
Mall <strong>Surabaya</strong> pekan lalu.<br />
Data Real Estate Indonesia<br />
(REI) Jawa Timur (Jatim), potensi<br />
bisnis properti sepankanjang 2017<br />
di <strong>Surabaya</strong> semakin prospektif,<br />
termasuk pasar kelas menengah dan<br />
Masyarakat Berpenghasilan Rendah<br />
(MBR) seiring dengan pembangunan<br />
infrastruktur kota.(lely)<br />
Said Sutomo :<br />
‘Cerewet saat<br />
Membeli Rumah’<br />
Ada himbauan saat hendak<br />
membeli rumah. Yakni, cerewet.<br />
Sebab, dengan teliti dan cerewet<br />
serta bijaksana dalam membeli<br />
rumah, sangat kecil kemungkinannya<br />
menjadi korban penipuan.<br />
Ketua Yayasan Lembaga Perlindungan<br />
Konsumen (YLPK) Jatim,<br />
Said Sutomo, mengatakan, pada<br />
calon pembeli rumah baru/bekas<br />
dan properti untuk teliti, bijak dan<br />
cerewet. Sebab rumah menjadi<br />
komoditas yang sering diperebutkan<br />
orang. Terutama mereka yang<br />
tinggal di <strong>Surabaya</strong> dan sekitarnya.<br />
Jika ada perumahan baru atau<br />
rumah bekas yang dijual dengan<br />
harga terjangkau, langsung banyak<br />
yang menyerbu. Pertama teliti<br />
tentang status surat kepemilikan<br />
tanah ada beberapa jenis surat<br />
kepemilikan tanah di Indonesia.<br />
Yakni, sertifikat hak milik (SHM),<br />
sertifikat hak guna bangunan<br />
(HGB), sertifikat hak pakai (SHP).<br />
“Jangan nantinya ketika sudah<br />
membeli statusnya tak jelas. Kalau<br />
bisa, belilah rumah yang sudah<br />
memiliki SHM. Sebab SHM adalah<br />
sertifikat kepemilikan tertinggi<br />
yang memiliki kekuatan hukum<br />
dan tak dapat kedaluwarsa,”<br />
terangnya. Kedua AJB atau akta<br />
jual beli adalah bagian dari SHM.<br />
Sertifikat ini memuat keterangan<br />
tentang transaksi terakhir jual-beli<br />
rumah yang terdapat pada SHM.<br />
Pastikan sertifikat ini dikeluarkan<br />
notaris yang menjadi saksi<br />
transaksi. Pasalnya, keberadaan<br />
notaris memastikan keabsahannya.<br />
Ketiga sertifikat IMB memuat<br />
izin mendirikan bangunan yang<br />
dikeluarkan pemerintah daerah.<br />
Karena pemilik rumah yang tak<br />
punya IMB bakal dikenai sanksi<br />
bahkan bisa dibongkar.<br />
Hal yang perlu diperhatikan<br />
seputar IMB antara lain luas bangunan<br />
disertifikat dan kenyataannya.<br />
Jika ada perbedaan, IMB harus<br />
diperbarui agar sesuai dengan<br />
fakta di lapangan. Kemudian, jika<br />
hendak membeli rumah di suatu<br />
perumahan, perhatikan detail IMB<br />
apakah untuk rumah individu atau<br />
seluruh kompleks.<br />
Biasanya, pengembang perumahan<br />
mengurus IMB untuk<br />
seluruh kompleks, bukan per<br />
rumah. IMB diperlukan untuk<br />
mengurus KPR. Namun, perjanjiannya<br />
juga harus mengacu pada<br />
Undang Undang perumahan. Tak<br />
boleh sepihak yang banyak dilanggar<br />
developer untuk mencekik konsumennya.<br />
Sementara itu, perkembangan<br />
harga properti residensial sekunder<br />
di wilayah <strong>Surabaya</strong> menunjukkan<br />
geliat dan potensi meningkat. Harga<br />
properti residensial sekunder 2016<br />
menunjukkan peningkatan harga<br />
properti sebesar 0,47 persen.<br />
Meninjau triwulan I-2017, Bank<br />
Indonesia (BI Jatim) optimis ekonomi<br />
Jawa Timur (Jatim) tumbuh<br />
semakin baik pada 2017 dan sesuai<br />
dengan perkiraan. Secara keseluruhan,<br />
pertumbuhan ekonomi Jatim<br />
diperkirakan mencapai 5,7-6,1 persen<br />
pada 2017, lebih tinggi dibanding<br />
pencapaian 2016 (5,55 persen).<br />
Kepala Grup Advisory dan<br />
Pengembangan Ekonomi BI Jatim,<br />
Syarifuddin Bassara, mengatakan<br />
peningkatan harga didorong<br />
kenaikan harga tanah, yang mencatat<br />
kenaikan 0,55 persen. Meski<br />
demikian, kenaikan harga tanah<br />
2016 cenderung lebih rendah<br />
dibanding periode sebelumnya.<br />
Melambatnya kenaikan harga<br />
tanah turut dipengaruhi kondisi perekonomian<br />
nasional saat itu dinilai<br />
menurun. Sehingga menimbulkan<br />
sentiment bisnis investor yang<br />
cenderung memiliki sikap wait and<br />
see, menunggu kondisi ekonomi<br />
membaik.<br />
Berdasarkan tipe rumah, terindikasi<br />
bahwa perkembangan harga<br />
rumah tipe menengah 0,46 persen<br />
mengalami kenaikan harga lebih<br />
tinggi dibanding tipe menengah<br />
Perkembangan harga tanah<br />
Area<br />
2014 2015<br />
2016<br />
Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II<br />
Tipe Menengah (80-150 m2)<br />
<strong>Surabaya</strong> Barat 7.03% 5.87% 6.57% 1.41% 0.88% 0.87% 2.34% 1.19%<br />
<strong>Surabaya</strong> Pusat 2.41% 5.72% 4.94% 4.57% 1.01% 1.88% -0.54% 0.01%<br />
<strong>Surabaya</strong> Selatan 3.03% 4.78% 6.93% 4.36% 1.96% 0.90% 0.28% 0.58%<br />
<strong>Surabaya</strong> Timur 3.30% 5.03% 5.47% 3.52% 2.39% 2.33% 0.59% 0.68%<br />
<strong>Surabaya</strong> Utara 5.57% 5.22% 5.11% 3.83% -3.02% 0.24% -1.32% 0.55%<br />
Tipe Menengah (80-150 m2) 4.27% 5.32% 5.80% 3.54% 0.64% 1.24% 0.27% 0.60%<br />
Tipe Menengah Atas (> 150 m2)<br />
<strong>Surabaya</strong> Barat 3.56% 4.47% 5.97% -0.14% 1.46% 1.06% 0.94% 1.43%<br />
<strong>Surabaya</strong> Pusat 6.00% 6.26% 7.21% 2.85% 3.41% 1.17% 0.00% 0.12%<br />
<strong>Surabaya</strong> Selatan 3.94% 4.81% 5.95% 4.64% 2.69% 2.13% 0.59% 0.46%<br />
<strong>Surabaya</strong> Timur 5.40% 4.48% 6.74% 3.96% 3.70% 1.29% 0.55% 0.27%<br />
<strong>Surabaya</strong> Utara 3.97% 4.82% 4.84% -6.28% -2.13% -1.21% 0.00% 0.20%<br />
Tipe Menengah Atas (> 150 m2) 4.57% 4.97% 6.14% 1.01% 1.83% 0.89% 0.42% 0.50%<br />
T O T A L 4.42% 5.15% 5.97% 2.27% 1.24% 1.07% 0.34% 0.55%<br />
Perkembangan harga tanah Sekunder<br />
Area<br />
2014 2015<br />
2016<br />
Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II<br />
Tipe Menengah (80-150 m2)<br />
<strong>Surabaya</strong> Barat 5.52% 4.74% 3.51% 1.01% 1.39% 0.57% 1.41% 0.70%<br />
<strong>Surabaya</strong> Pusat 1.81% 4.73% 3.29% 1.56% 0.57% 0.79% -0.34% 0.24%<br />
<strong>Surabaya</strong> Selatan 1.94% 4.50% 3.68% 1.59% 0.74% 0.56% -0.23% 0.32%<br />
<strong>Surabaya</strong> Timur 2.31% 4.48% 3.40% 1.86% 1.18% 1.44% 0.11% 0.66%<br />
<strong>Surabaya</strong> Utara 4.00% 4.21% 3.72% 2.17% -1.34% 0.12% -0.88% 0.38%<br />
Tipe Menengah (80-150 m2) 3.12% 4.53% 3.52% 1.64% 0.51% 0.69% 0.01% 0.46%<br />
Tipe Menengah Atas (> 150 m2)<br />
<strong>Surabaya</strong> Barat 3.44% 4.15% 3.77% 1.57% 0.94% 0.75% 0.29% 1.10%<br />
<strong>Surabaya</strong> Pusat 5.20% 5.55% 2.78% 5.59% 0.10% 0.88% -0.85% -0.14%<br />
<strong>Surabaya</strong> Selatan 3.36% 4.48% 2.01% 3.47% 0.18% 1.50% -0.06% 0.24%<br />
<strong>Surabaya</strong> Timur 4.51% 4.13% 2.42% 2.64% 2.40% 0.70% 0.15% 0.17%<br />
<strong>Surabaya</strong> Utara 3.80% 4.37% 2.71% 1.44% -2.34% -0.58% -0.36% 0.05%<br />
Tipe Menengah Atas (> 150 m2) 4.06% 4.54% 2.74% 2.94% 0.26% 0.65% -0.17% 0.28%<br />
T O T A L 3.59% 4.53% 3.13% 2.29% 0.38% 0.67% -0.08% 0.37%<br />
atas 0,28 persen. “Hal ini dipengaruhi<br />
harga jual dasar rumah<br />
menengah atas yang tinggi. Sehingga<br />
sulit mengalami kenaikan untuk<br />
jumlah yang besar. Terutama pada<br />
kondisi perekonomian yang masih<br />
belum menunjukkan perkembangan<br />
yang signifikan,” katanya.<br />
Berdasarkan informasi dari<br />
responden, harga rumah banyak<br />
dicari di pasar ada pada kisaran<br />
Rp 1-3 miliar/unit. Secara umum<br />
terjadi peningkatan harga rumah<br />
tipe menengah disemua area.<br />
Untuk rumah tipe menengah atas<br />
di area <strong>Surabaya</strong> Pusat mengalami<br />
penurunan, didorong tingginya<br />
harga dasar. Sehingga sulit diserap<br />
di pasar yang lebih mengarah untuk<br />
keperluan komersial. Sehingga berdampak<br />
pada penyesuaian harga<br />
pengembang properti. (ton)