22.06.2017 Views

Sriwijaya Magazine Juli 2017

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Edisi 77 / <strong>Juli</strong> <strong>2017</strong><br />

In-Flight <strong>Magazine</strong><br />

TRAVELLER STORY DESTINATION INSIDE SRIWIJAYA<br />

Desa Bajo Wakatobi:<br />

Keindahan Gugusan<br />

Destinasi Wisata Sudah<br />

Wujud Kearifan<br />

Bukit Karst Di Labengki<br />

Terkoneksi Oleh <strong>Sriwijaya</strong><br />

Pengembara Laut<br />

Dan Sombori<br />

Air Group


Transaksi Sepanjang Hari<br />

Praktis pakai<br />

Untuk semua kebutuhan transaksi Anda, kapanpun dan dimanapun e-Banking BRI (Internet Banking BRI,<br />

Mobile Banking BRI, Mini ATM, ATM BRI) selalu memberikan kemudahan dengan layanan online hingga 24 jam<br />

tanpa henti.


4<br />

Ceo’s note<br />

NAM AIR TERBANG LANGSUNG<br />

JAKARTA – BANYUWANGI PP<br />

Semoga apa yang telah kami sumbangkan dalam<br />

peran serta membangun transportasi udara di<br />

daerah menjadi lebih nyata dan dapat dirasakan<br />

oleh pseluruh masyarakat di wilayah tersebut.<br />

elanggan setia<br />

<strong>Sriwijaya</strong> Air &<br />

NAM Air yang<br />

kami hormati,<br />

Assalamualaikum wr wb,<br />

Salam Sejahtera,<br />

duduk (seats), yang terdiri dari delapan seats kelas<br />

Bisnis, dan 112 seats kelas Ekonomi. Sedangkan<br />

<strong>Sriwijaya</strong> Air, sebagai induk NAM Air pun tak<br />

ketinggalan untuk membuka rute baru di bulan ini,<br />

yaitu rute Jakarta – Mamuju PP, Surabaya – Mamuju<br />

PP dan Makassar – Mamuju PP.<br />

Satu lagi kota yang sedang tumbuh dan berkembang di wilayah Jawa Timur<br />

adalah kota Banyuwangi. Kota Kabupaten yang terletak di ujung timur Pulau<br />

Jawa ini memiliki banyak potensi alam, terutama di sektor pariwisata, yang<br />

konon digemari oleh para turis mancanegara. Tak heran bila tahun lalu,<br />

Banyuwangi mencatat data kunjungan 80.000 wisatawan mancanegara dan 4<br />

juta wisatawan nusantara singgah ke kota Kabupaten itu.<br />

Dari sekian banyak potensi wisatanya adalah Pantai Pulau Merah, Pantai<br />

Wedi Ireng, Bangsring Underwater, dan Kawah Ijen yang menjadi tujuan<br />

wisata paling digemari. Keunggulan potensi wisatanya juga didorong<br />

oleh maraknya event-event tingkat internasional seperti Banyuwangi<br />

Festival, International Tour de Ijen dan Banyuwangi Beach Jazz Festival<br />

yang setiap satu tahun sekali digelar di tengah kota Banyuwangi.<br />

Melihat potensi dan keunggulan yang dikelola secara apik inilah,<br />

maka NAM Air sebagai maskapai swasta nasional yang berkomitmen<br />

melayani ke wilayah terdalam di suatu provinsi itu, pun tak segan<br />

untuk ikut berkontribusi melayani penerbangan ke Banyuwangi. Rute<br />

penerbangan tersebut adalah penerbangan langsung dari Jakarta<br />

menuju Banyuwangi Pergi Pulang (PP) mulai 16 Juni <strong>2017</strong>. Jadwal<br />

penerbangan rute tersebut berangkat dari Jakarta pk 07.10 WIB dan tiba<br />

di Banyuwangi pk. 08.35 WIB. Sedangkan kembalinya, berangkat dari<br />

Banyuwangi pk. 09.05 WIB dan tiba di Jakarta pk. 10.30 WIB. Melengkapi<br />

rute penerbangan menuju Banyuwangi, NAM Air pun berencana untuk<br />

segera melayani rute dari Surabaya menuju Banyuwangi PP.<br />

Di saat yang bersamaan, ekspansi rute lain yang dilakukan oleh NAM Air<br />

adalah melayani rute Jakarta – Sampit PP, Jakarta - Pangkalan Bun PP,<br />

Semarang – Pangkalan Bun PP dan Kupang – Tambolaka – Denpasar –<br />

Bima – Lombok PP. Seluruh rute penerbangan NAM Air dilayani dengan<br />

pesawat Boeing 737-500, dengan kapasitas penumpang 120 tempat<br />

Seluruh rute penerbangan baru ini adalah jawaban<br />

atas permintaan pasar yang cukup tinggi, dan<br />

<strong>Sriwijaya</strong> Air Group pun meyakini bahwa ruterute<br />

baru tersebut akan menjadi awal dari sebuah<br />

perkembangan daerah untuk meningkatkan<br />

perekenomian daerah dan sekitarnya. Tekad<br />

<strong>Sriwijaya</strong> Air Group ini terinspirasi oleh suksesnya<br />

<strong>Sriwijaya</strong> Air dalam peran serta mengembangkan<br />

kota Malang, Jawa Timur yang saat itu – tahun 2005<br />

– menjadi satu-satunya maskapai yeng melayani<br />

rute penerbangan ke kota apel. Atas peran itu<br />

pula, Pemerintah Daerah Malang memberikan<br />

penghargaan kepada <strong>Sriwijaya</strong> Air sebagai Maskapai<br />

Penggerak Ekonomi Daerah Malang dan sekitarnya.<br />

Semoga apa yang telah kami sumbangkan dalam<br />

peran serta membangun transportasi udara di<br />

daerah menjadi lebih nyata dan dapat dirasakan<br />

oleh seluruh masyarakat di wilayah tersebut. Tak<br />

terkecuali kota-kota lain yang memiliki sejarah awal<br />

hadirnya transportasi udara di wilayahnya, seperti<br />

Lubuk Linggau (Sumatera), Luwuk (Sulawesi),<br />

Muara Bungo (Jambi), dan Silangit (Sumatera).<br />

Wassalamualaikum wr wb,<br />

Salam sejahtera,<br />

PT <strong>Sriwijaya</strong> Air Group<br />

Chandra Lie<br />

President & CEO<br />

EDISI 77 | JULI <strong>2017</strong> |


ExcluSIvE lIvIng for dIScErnIng guEStS<br />

Business and leisure travelers seeking the many up-market comforts of a top-quality hotel will find all these and<br />

more at Hotel Santika Premiere, as our four star hotel where world-class standards of service are seamlessly<br />

combined with a uniquely Indonesian touch.<br />

RESERVATION<br />

CENTER (62-21)<br />

2700027<br />

online booking<br />

www.santika.com<br />

BIntaro - tangSEl | IcE - BSd cIty | jakarta (SlIPI - Hayam Wuruk) | jogja<br />

kota HaraPan IndaH - BEkaSI | malang | mEdan | SEmarang | SuraBaya | nExt oPEnIng Bangka - BElItung


contents<br />

<strong>Juli</strong> <strong>2017</strong><br />

President Commissioner<br />

Hendry Lie<br />

Photo Credit: KEMENPAR RI<br />

Lokasi: NAM AIR BOEING 737-500<br />

Commissioner<br />

Johanes Bundjamin<br />

Andy Halim<br />

Fandy Lingga<br />

President Director<br />

Chandra Lie<br />

Finance Director<br />

Gabriella Sonia<br />

Commercial Director<br />

Toto Nursatyo<br />

Operation Director<br />

Capt. Lalu M Syakir<br />

TECHNICAL DIRECTOR<br />

Dwi Iswantoro<br />

Quality, Safety, & Security Director<br />

Capt. Dr. Toto Soebandoro<br />

Corporate Planning & BD Director<br />

Jefferson Jauwena<br />

Legal (Advocat)<br />

Samuel Ginting, SH<br />

Victorianus Sihotang, SH<br />

Hormat Torong, SH<br />

74-79<br />

DESTINATION<br />

Meskipun sudah mulai dikenal sejak<br />

tahun 2015, masih banyak wisatawan<br />

yang belum terlalu banyak mengetahui<br />

pesona wisata dari Pulau Labengki dan<br />

Pulau Sombori. Keindahan gugusan<br />

bukit karst yang terdapat di kedua<br />

pulau ini kerap disandingkan dengan<br />

Raja Ampat, Papua.<br />

DISCOVER - NATURE<br />

Saya hanya bisa terdiam termangu di<br />

depan aliran air terjun yang bertingkat ini.<br />

ART & CULTURE<br />

Ludruk adalah salah satu hiburan<br />

tradisional yang sarat akan nilai<br />

budaya dan sosial. Keberadaannya<br />

yang sudah ada sejak zaman dahulu<br />

sebagai hiburan rakyat masih bertahan<br />

di daerah asalnya, Jawa Timur.<br />

16<br />

INSIDE<br />

SRIWIJAYA<br />

Destinasi Wisata Sudah<br />

Terkoneksi Oleh<br />

<strong>Sriwijaya</strong> Air Group<br />

www.sriwijayaair.co.id<br />

sriwijaya air<br />

sriwijaya air on channel<br />

@sriwijayaair<br />

<strong>Sriwijaya</strong> <strong>Magazine</strong> adalah satu-satunya in-flight magazine yang diakui secara resmi oleh <strong>Sriwijaya</strong><br />

Air dan diperkenankan untuk hadir di kursi penerbangan <strong>Sriwijaya</strong> Air. <strong>Sriwijaya</strong> Air tidak mengakui<br />

media lain dengan format majalah, selain <strong>Sriwijaya</strong> <strong>Magazine</strong>, dan tidak memperkenankan media<br />

lain dengan format majalah, untuk hadir di kursi penerbangan <strong>Sriwijaya</strong> Air.


contents<br />

<strong>Juli</strong> <strong>2017</strong><br />

52<br />

88<br />

74<br />

80<br />

22 DISCOVER - NATURE<br />

TIMUR TENGAH SELATAN<br />

24 DISCOVER - CULINARY<br />

PEKALONGAN<br />

28 DISCOVER - NATURE<br />

LARANTUKA<br />

30 DISCOVER - CITY<br />

BELITUNG<br />

34 DISCOVER - CULTURE<br />

TIDORE<br />

36 DISCOVER - CULTURE<br />

GIANYAR<br />

38 DISCOVER - BEACH<br />

PANGKALPINANG<br />

40 discover - LANDMARK<br />

PADANG<br />

48 RESTO<br />

Casa Mexico: Hadirkan<br />

Citarasa Otentik Mexico<br />

di Jakarta<br />

52 INSPIRING PEOPLE<br />

Bunga Mega:<br />

Berbagi Inspirasi Lewat<br />

CeweQuat<br />

70 MOST WANTED<br />

72 BOOKS<br />

74 DESTINATION<br />

Keindahan Gugusan<br />

Bukit Karst di Labengki<br />

dan Sombori<br />

80 BUCKET LIST<br />

6 Pantai Eksotik<br />

di Selatan Bali<br />

88 TRAVELLER STORY<br />

Desa Bajo Wakatobi:<br />

Wujud Kearifan<br />

Pengembara Laut<br />

94 ART & CULTURE<br />

Ludruk Wetanan:<br />

Kolaborasi Jawa Madura<br />

dalam Irama dan Lakon<br />

96 FOOTNOTE<br />

M em ak na i<br />

‘Garuda Indonesia’<br />

98 EVENT<br />

106 OUR CUSTOMER<br />

107 DESTINATION CITY<br />

112 HISTORY<br />

114 OFFICE


contributors<br />

Goenadi Haryanto<br />

Pensiunan arsitek<br />

dan fotografer yang<br />

mengkhususkan diri<br />

untuk pemotretan<br />

bandara dan dunia aviasi<br />

pada umumnya. Advisor;<br />

Komunitas Fotografi<br />

Bandara (FotBan) dan<br />

Konsultan Fotografi;<br />

PT. Angkasa Pura II,<br />

PT. Angkasa Pura I dan<br />

PT. Airnav Indonesia.<br />

BAYU AMDE WINATA<br />

Ia seorang travel<br />

fotographer yang riang dan<br />

senang berbagi berbagi<br />

cerita. Ia telah menjelajah<br />

banyak tempat di Indonesia.<br />

Ajang festival budaya<br />

menjadi salah satu yang<br />

sering dikunjunginya.<br />

Berbagi cerita baginya<br />

adalah kepuasaan. Dengan<br />

berbagi kisah perjalanan, ia<br />

ingin menunjukkan bahwa<br />

Indonesia ini sangat indah<br />

dan beragam.<br />

Alfian Widiantono<br />

Alfian Widiantono biasa<br />

dipanggil Aan, fotografer<br />

dan penulis artikel asal<br />

Yogyakarta yang kini<br />

tinggal di Bandung.<br />

Kontributor aktif di<br />

beberapa media nasional<br />

dan penyedia stok foto<br />

internasional Getty Images.<br />

Karya-karyanya dapat<br />

dilihat di alfianwidi.com<br />

Fransiska Ken<br />

Selama melakukan<br />

perjalanan wisata, Ken<br />

tidak pernah khawatir.<br />

Dari perjalanan di pelosok<br />

Halmahera, hingga<br />

kerumunan orang di Tokyo,<br />

atau dari Mentawai hingga<br />

ke Vietnam, ia selalu<br />

menikmatinya. Katanya, ada<br />

begitu banyak hal menarik<br />

ketika bepergian, dan<br />

semua itu harus dinikmati.<br />

Publisher<br />

PT. NEGERI AKSARA MANDIRI<br />

Jl. Gunung Sahari Raya No. 13<br />

Blok B 8-10 Jakarta Utara 14420<br />

Telp: +62 21 6471 7999<br />

Fax: +62 21 6470 2828<br />

redaksi@sriwijayamagazine.com<br />

www.sriwijayamagazine.com<br />

Twitter: @<strong>Sriwijaya</strong>Magz<br />

Instagram: @sriwijayamagz<br />

Editorial Board<br />

Toto Nursatyo<br />

Jefferson Jauwena<br />

Agus Soedjono<br />

Ari Kurnia Yusuf<br />

Suyitno Hadisusanto<br />

Editor-in-Chief<br />

Karina Ayu Budiani<br />

Senior Creative Design<br />

Fanji Ramadhan<br />

Junior Creative Design<br />

Angel Desyanty<br />

Finance<br />

Apria Roles Saputro<br />

Yadi Supriadi<br />

Sales Team:<br />

Edy Sunarto<br />

Muhamad Aldo Dunn<br />

Shendy Adhityani<br />

Sri Fauziah Yulita<br />

Administration Support<br />

Novianti<br />

Indrayani Tenia<br />

Advertising Inquiries<br />

PT MONDO MEDIA<br />

Gd. The Habibie Center lt.1<br />

Jl. Kemang Selatan No. 98<br />

Jakarta Selatan<br />

P: +62 21 7883 2333<br />

F: +62 21 7883 2444<br />

sales@mmedia.co.id<br />

www.mmedia.co.id<br />

Editor<br />

Promotion<br />

Contributors<br />

Dian Triasari<br />

Ricco Andika<br />

Erwin Yap<br />

Adi Willi Hanhari<br />

Director of Sales<br />

Reporter<br />

Harry Sutanto<br />

Dionesia Ika<br />

Redaksi menerima kiriman artikel dan foto untuk diterbitkan di majalah ini. Anda dapat<br />

mengirimkannya melalui email ke redaksi@sriwijayamagazine.com.<br />

Subjek email CONTRIBUTOR_(Tema Tulisan)_(Nama Penulis)


12<br />

Calendar event<br />

14 <strong>Juli</strong><br />

-<br />

15 <strong>Juli</strong><br />

Solo Batik Carnival <strong>2017</strong><br />

Lokasi : Stadion Sriwedari -<br />

Benteng Vastenburg Solo, Jawa Tengah<br />

Solo Batik Carnival adalah agenda tahunan<br />

Kota Solo yang sudah berlangsung sejak<br />

2008, dengan mengambil tema ragam<br />

busana yang memakai bahan kain batik<br />

dan didesain semenarik mungkin. Serta<br />

merupakan ajang kreasi seluruh warga<br />

Solo dalam mengangkat citra batik dan Solo<br />

menjadi salah satu kota batik di Indonesia.<br />

14 <strong>Juli</strong> - 16 <strong>Juli</strong><br />

22 <strong>Juli</strong> - 30 <strong>Juli</strong><br />

Festival Negeri Laskar Pelangi<br />

Lokasi : Belitung<br />

Erau International Folklore Art Festival<br />

Lokasi : Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur<br />

FOTO: babelprov.go.id| soloraya.com | bromojavatravel.com<br />

24 <strong>Juli</strong><br />

Festival Gondang Sabangunan<br />

Lokasi : Kabupaten Humbanghas, Sumatera Utara<br />

09 <strong>Juli</strong><br />

-<br />

10 <strong>Juli</strong><br />

Yadnya Kasada<br />

Lokasi :Tengger, Gunung Bromo, Jawa Timur<br />

01 <strong>Juli</strong><br />

-<br />

04 <strong>Juli</strong><br />

Festival Biak Munara Wampasi V<br />

Lokasi : Biak<br />

EDISI 77 | JULI <strong>2017</strong> |


14<br />

inside sriwijaya<br />

Gelar Safari Ramadhan<br />

<strong>Sriwijaya</strong> Air Group Sambangi Lima Kota<br />

Teks: Adi Willi Hanhari Haloho | Foto: DOK<br />

<strong>Sriwijaya</strong> Air Group menggelar Safari Ramadhan dalam rangka<br />

bersilaturahmi dan berbagi kepada seluruh stake holder-nya. Pada tahun ini<br />

kegiatan tersebut dilakukan sejak 7 – 12 Juni <strong>2017</strong> dan dilakukan di lima kota<br />

di Indonesia yaitu Makassar, Mamuju, Sampit, Pangkalan Bun dan Banyuwangi.<br />

A<br />

C<br />

B<br />

D<br />

senior Manager Corporate Communication PT <strong>Sriwijaya</strong><br />

Air Group, Agus Soedjono menjelaskan bahwa kegiatan<br />

ini merupakan agenda rutin yang dilakukan setiap<br />

tahun di bulan Ramadhan.<br />

“Setiap tahun di bulan suci Ramadhan manajemen <strong>Sriwijaya</strong><br />

Air Group melakukan kunjungan ke beberapa kota di Indonesia<br />

secara bergantian. Dengan kunjungan tersebut, diharapkan<br />

terjalin hubungan yang lebih harmonis antara perusahaan<br />

dengan seluruh stake holder,” kata Agus.<br />

E<br />

EDISI 77 | JULI <strong>2017</strong> |


F<br />

G<br />

Dijelaskannya, rangkaian kegiatan Safari Ramadhan<br />

tahun ini tidak jauh berbeda dengan tahun-tahun<br />

sebelumnya. Selain berbuka puasa bersama, pembagian<br />

santunan kepada anak-anak yatim piatu juga menjadi<br />

agenda pokok yang masih tetap dilakukan.<br />

“Ini sebagai wujud nyata kepedulian perusahaan dan<br />

rasa saling berbagai di bulan suci ini,” tambah Agus.<br />

A<br />

B<br />

C<br />

D<br />

E<br />

F<br />

G<br />

Pejabat <strong>Sriwijaya</strong> Air Group dan personel<br />

<strong>Sriwijaya</strong> Air Group distrik Banyuwangi<br />

berfoto bersama dengan bupati Banyuwangi.<br />

Pejabat <strong>Sriwijaya</strong> Air Group berkunjung<br />

ke pendopo Banyuwangi dan berbincang<br />

santai dengan Bupati Banyuwangi,<br />

Abdullah Azwar Anas.<br />

Rombongan <strong>Sriwijaya</strong> Air Group berfoto<br />

bersama dengan KA Bandara Pangkalan<br />

Bun Khairul Batubara.<br />

Rombongan <strong>Sriwijaya</strong> Air Group<br />

berkunjung ke KA Bandara Iskandar<br />

Pangkalan Bun, Bpk Khairul Batubara.<br />

Direktur teknik NAM AIR, Romdani Ardali<br />

memberikan hadiah voucher tiket kepada<br />

peserta acara yang beruntung.<br />

Petinggi <strong>Sriwijaya</strong> Air Group dan<br />

stakeholder bandara dan pemerintah<br />

kotawaringin timur berfoto bersama<br />

dengan anak-anak yatim piatu.<br />

Jajaran pejabat <strong>Sriwijaya</strong> Air Group beserta<br />

stakeholder pemerintahan Kotawaringin Barat<br />

memberikan santunan kepada anak yatim.


16<br />

inside sriwijaya<br />

A<br />

b<br />

c<br />

DESTINASI WISATA SUDAH TERKONEKSI<br />

OLEH SRIWIJAYA AIR GROUP<br />

Teks : Karina Ayu Budiani | Foto: Kementerian Pariwisata RI, Karina Ayu Budiani<br />

Gencarnya promosi pariwisata di berbagai daerah dan program pemerintah<br />

khususnya Kementerian Pariwisata, terus mendorong <strong>Sriwijaya</strong> Air Group<br />

untuk menambah rute baru ke berbagai pelosok daerah di Indonesia. Menjawab<br />

tantangan tersebut, <strong>Sriwijaya</strong> Air Group di bulan Juni mulai mengoperasikan<br />

beberapa rute baru dan salah satunya rute Jakarta-Banyuwangi PP.<br />

penerbangan perdana NAM Air Jakarta-<br />

Banyuwangi PP pada Jumat, 16 Juni <strong>2017</strong> dimulai<br />

dengan acara seremonial pengguntingan pita di<br />

Terminal 2F Bandara Internasional Soekarno Hatta, Cengkareng.<br />

Acara seremonial tersebut dihadiri oleh Menteri Pariwisata<br />

Republik Indonesia, Arief Yahya; Menteri Perhubungan<br />

Republik Indonesia, Budi Karya Sumadi; Presiden Komisaris<br />

<strong>Sriwijaya</strong> Air Group, Hendry Lie; President & CEO <strong>Sriwijaya</strong> Air<br />

Group, Chandra Lie; CEO NAM Air, Jefferson Jauwena; serta<br />

perwakilan dari Angkasa Pura II dan Airnav Indonesia.<br />

Usai seremoni pengguntingan pita, jajaran direksi <strong>Sriwijaya</strong> Air<br />

Group, Arief Yahya beserta rombongan, awak media dan penumpang<br />

NAM Air bersama-sama menaiki pesawat NAM Air Boeing 737-500<br />

yang bertolak ke Bandara Blimbingsari, Banyuwangi. Setibanya di<br />

Bandara Blimbingsari, pesawat NAM Air disambut water canon dan<br />

A<br />

B<br />

c<br />

d<br />

Arief Yahya dan Chandra Lie saat berfoto<br />

di pesawat penerbangan perdana NAM<br />

Air Jakarta-Banyuwangi<br />

Arief Yahya, Budi Karya Sumadi, Hendry<br />

Lie, Chandra Lie, dan Jefferson Jauwenna<br />

melakukan pengguntingan pita<br />

Arief Yahya beserta jajaran direksi<br />

<strong>Sriwijaya</strong> Air Group saat mendarat<br />

di Bandara Blimbingsari<br />

water canon sambut pesawat Boeing 737<br />

500 NAM Air saat mendarat di Bandara<br />

Blimbingsari, Banyuwangi<br />

seusadahnya rombongan disambut oleh Bupati Banyuwangi,<br />

Abdullah Azwar Anas untuk melanjutkan acara seremoni<br />

di Bandara Blimbingsari. Dalam kesempatan tersebut,<br />

Arief Yahya, Hendry Lie, dan Chandra Lie sekaligus diajak<br />

berkeliling oleh Abdullah Azwar Anas meninjau Bandara<br />

Blimbingsari yang menerapkan konsep Green Airport.<br />

“Saya sampaikan rasa hormat dan penghargaan setinggitingginya<br />

atas sambutan dari pemerintah daerah<br />

setempat kepada rombongan kami yang membuat kami<br />

jadi semakin yakin untuk mensukseskan rute Jakarta_<br />

Banyuwangi ,” jelas Chandra Lie.<br />

“Penerbangan NAM Air merupakan kabar baik bagi<br />

warga Banyuwangi dan masyarakat luas. Kini bisa<br />

penerbangan langsung tanpa harus transit ke Surabaya<br />

terlebih dahulu,” kata Anas.<br />

EDISI 77 | JULI <strong>2017</strong> |


inside sriwijaya<br />

17<br />

Jadwal penerbangan NAM Air Jakarta-Banyuwangi akan<br />

beroperasi setiap hari dengan jadwal pukul 07.05 WIB<br />

bertolak dari Jakarta menuju Banyuwangi, dan pukul 09.05<br />

WIB dari Banyuwangi menuju Jakarta.<br />

<strong>Sriwijaya</strong> Air Group Menjadi Penghubung<br />

Destinasi Wisata Tanah Air<br />

Ditemui saat penerbangan perdana NAM Air rute Jakarta<br />

Banyuwangi PP, Menteri Pariwisata, Arief Yahya<br />

menyempatkan diri berbincang-bincang dengan redaksi<br />

<strong>Sriwijaya</strong> <strong>Magazine</strong>. Berikut petikan wawancaranya.<br />

T (Tanya) : Seberapa penting posisi transportasi udara<br />

dalam menggerakkan pariwisata di Indonesia?<br />

J (jawab) :Sangat penting dan sangat menentukan<br />

dalam mencapai target kunjungan wisatawan<br />

mancanegara (wisman) ke Indonesia tahun ini<br />

sebesar 15 juta dan akan meningkat menjadi<br />

20 juta pada 2019. Sekitar 80% kedatangan<br />

wisman ke Indonesia menggunakan moda<br />

transportasi udara sehingga tersedianya seat<br />

capacity yang cukup menjadi kunci untuk<br />

mencapai target <strong>2017</strong><br />

hingga 2019 mendatang.<br />

T : Bagaimana ekspansi <strong>Sriwijaya</strong> Air dan NAM Air<br />

di mata Bapak?<br />

J : Ekspansi perusahaan penerbangan <strong>Sriwijaya</strong><br />

Air dan NAM Air agresif dan ini sangat<br />

mendukung kepariwisataan nasional. Terlihat<br />

tahun ini jumlah rute di dalam negeri yang<br />

diterbangi oleh <strong>Sriwijaya</strong> Air dan NAM Air<br />

sebanyak 66 rute. Hampir semua destinasi<br />

wisata unggulan di Tanah Air sudah terkoneksi<br />

oleh penerbangan NAM Air. Sementara itu<br />

untuk rute internasional, <strong>Sriwijaya</strong> Air telah<br />

membuka penerbangan langsung ke kota-kota<br />

besar di negara tetangga atau kawasan regional<br />

yang notabene adalah sumber wisman kita di<br />

antaranya; Tiongkok sebanyak 6 kota besar<br />

(meski masih dalam charter flight rutin dari<br />

Denpasar dan segera menjadi penerbangan<br />

berjadwal); Singapura; Malaysia ke 3 kota;<br />

Timor Leste; dan dalam waktu dekat akan<br />

terbang ke Bangladesh serta menambah jalur<br />

baru ke 2 kota di Malaysia.<br />

T : Bagaimana dengan rute<br />

Jakarta-Banyuwangi ini?<br />

J : Sangat menjanjikan karena Banyuwangi kini<br />

berkembang sebagai destinasi<br />

wisata berkelas dunia.<br />

T<br />

J<br />

d<br />

Pariwisata Banyuwangi terus berkembang,<br />

terlihat dari jumlah wisatawan yang<br />

menanjak dan pembangunan sejumlah hotel<br />

berbintang baru. Selain wisata,<br />

dunia usaha di Banyuwangi juga terus<br />

bergeliat. Selama ini, rute ke Banyuwangi<br />

baru tersedia dari Surabaya. Jumlah<br />

penumpang di Bandara Banyuwangi (Bandar<br />

Udara Blimbingsari) sendiri terus melonjak<br />

dan semoga akan terus meningkat dengan<br />

adanya penerbangan langsung NAM Air dari<br />

Jakarta–Banyuwangi PP.<br />

: Sektor mana yang menjadi prioritas<br />

pariwisata yang harus dikembangkan<br />

oleh airlines?<br />

: Hampir semua sektor perlu dikembangkan<br />

untuk mendukung pariwisata. Infrastrukur,<br />

perdagangan, investasi, manufaktur, dan<br />

sektor jasa cepat berkembang karena adanya<br />

pariwisata.Kementerian Pariwisata telah<br />

mengembangkan 10 destinasi prioritas<br />

pariwisata sebagai “Bali Baru” serta<br />

menetapkan tiga program utama tahun ini<br />

yakni: digitalisasi, homestay dan konektivitas.<br />

Program ini juga untuk mendukung branding<br />

baru 10 destinasi pariwisata utama sebagai<br />

sub-brand menyeleraskan pada master brand<br />

(Wonderful Indonesia) dan salah satunya<br />

adalah sub-brand “Majestic Banyuwangi”.<br />

Destinasi wisata utama ini tentu harus<br />

didukung oleh konektivitas udara yang<br />

memadai untuk mendorong kunjungan<br />

wisatawan ke sana, dan ini telah dilakukan<br />

oleh NAM Air dengan membuka rute<br />

Jakarta- Banyuwangi PP.<br />

| EDISI 77 | JULI <strong>2017</strong>


18<br />

inside sriwijaya<br />

A<br />

B<br />

Setiap Hari Berdoa & Berbagi<br />

<strong>Sriwijaya</strong> Air Group<br />

Teks: Adi Willi Hanhari Haloho | Foto: DOK<br />

Sebagai bentuk kepedulian terhadap<br />

sesama, <strong>Sriwijaya</strong> Air Group kembali<br />

merealisasikan kegiatan CSR bertajuk<br />

Setiap Hari Berdoa dan Berbagi<br />

Bersama Anak Yatim Piatu.<br />

k<br />

egiatan ini merupakan lanjutan dari tahuntahun<br />

sebelumnya, dimana setiap kantor<br />

<strong>Sriwijaya</strong> Air yang ada di seluruh Indonesia<br />

secara bergiliran akan mengunjungi yayasan yang ada di<br />

daerahnya masing-masing dan memberikan santunan<br />

berupa sembako maupun uang santunan.<br />

C<br />

D<br />

Sepanjang Mei <strong>2017</strong>, aksi sosial ini telah dilaksanakan di<br />

beberapa tempat yakni TTO Melawai, TTO Bekasi, Distrik<br />

Bengkulu, Distrik Bandung, Distrik Muarabungo, Distrik<br />

Lubuklinggau, Distrik Pekanbaru dan lain sebagainya.<br />

Kegiatan Berdoa & Berbagi Setiap Hari ini mendapat<br />

sambutan antusias seluruh karyawan yang memang secara<br />

rutin setiap hari secara bergiliran menggelar kegiatan ini.<br />

<strong>Sriwijaya</strong> Air Group berharap melalui kegiatan rutin ini akan<br />

mampu menumbuhkan rasa solidaritas dan kebersamaan.<br />

E<br />

Berikut foto liputan kegiatan Berdoa & Berbagi<br />

Setiap Hari <strong>Sriwijaya</strong> Air periode Mei <strong>2017</strong>.<br />

A<br />

B<br />

C<br />

D<br />

E<br />

F<br />

Setiap Hari Berdoa & Berbagi<br />

<strong>Sriwijaya</strong> Air Group Distrik Muarabungo.<br />

Setiap Hari Berdoa & Berbagi<br />

<strong>Sriwijaya</strong> Air Group Distrik Lubuklinggau.<br />

Setiap Hari Berdoa & Berbagi<br />

<strong>Sriwijaya</strong> Air Group Distrik Bandung.<br />

Setiap Hari Berdoa & Berbagi<br />

<strong>Sriwijaya</strong> Air Group Distrik Bengkulu.<br />

Setiap Hari Berdoa & Berbagi<br />

<strong>Sriwijaya</strong> Air Group Distrik Bekasi.<br />

Setiap Hari Berdoa & Berbagi<br />

<strong>Sriwijaya</strong> Air Group Distrik Melawai.<br />

F<br />

EDISI 77 | JULI <strong>2017</strong> |


20<br />

ADVERTORIAL<br />

DUGDERAN, Tradisi Religi<br />

Lestarikan Keberagaman Semarang<br />

SETIAP DAERAH MEMILIKI KEUNIKAN SENDIRI DALAM MENYAMBUT BULAN SUCI RAMADHAN,<br />

TAK TERKECUALI KOTA SEMARANG.<br />

TUGUMUDA<br />

K O T A S E M A R A N G<br />

S<br />

etiap tahunnya, Semarang memiliki<br />

tradisi Dugderan yang telah berlangsung<br />

sejak tahun 1881 pada masa<br />

pemerintahan Bupati Semarang saat itu,<br />

Kanjeng Bupati RMT Aryo Purboningrat.<br />

Perayaan yang dahulunya terpusat di Masjid<br />

Kauman, kini telah berkembang ke beberapa<br />

tempat seperti Balai Kota, Simpang Lima, hingga<br />

Masjid Agung Jawa Tengah.<br />

Tradisi Dugderan sendiri, menurut Walikota<br />

Semarang, Hendrar Prihadi, sangat penting untuk<br />

dilestarikan karena dapat mempertahankan jatidiri,<br />

khususnya Kota Semarang. Ia menegaskan bahwa<br />

banyak nilai-nilai luhur, keberanekaragaman,<br />

dan kesepahaman yang harus dimaknai sebagai<br />

kekuatan bangsa dan Semarang itu sendiri.<br />

“Hal ini menjadi penting sekali, apalagi di saat<br />

bangsa ini sedang dirongrong oleh persoalan cinta<br />

terhadap bangsa, dengan isu intoleransi serta<br />

radikalisme,” tuturnya.<br />

Sejarah panjang Dugderan telah berkembang di<br />

zaman sekarang. Menurut walikota yang akrab<br />

dipanggil Hendi ini, Dugderan memang selalu<br />

diselenggarakan mengikuti dinamika yang terjadi<br />

pada masyarakat. Pada awalnya Dugderan<br />

digunakan untuk menyepahamkan, khususnya<br />

masyarakat kota Semarang yang kala itu memiliki<br />

perbedaan pendapat, khususnya terkait dimulainya<br />

puasa Ramadhan, sehingga Dugderan menjadi<br />

penanda dimulainya Bulan Ramadhan. Seiring<br />

waktu berjalan, Dugderan juga digunakan untuk<br />

menyampaikan pesan-pesan yang dapat membuat<br />

EDISI 77 | JULI <strong>2017</strong> |


ADVERTORIAL<br />

21<br />

guyub dan rukun masyarakat Kota Semarang yang memiliki<br />

latar belakang yang sangat beragam.<br />

Dugderan <strong>2017</strong><br />

Di tahun <strong>2017</strong>, untuk menandai dimulainya puasa Ramadhan<br />

1438 Hijriah, rangkaian prosesi Dugderan diselenggarakan<br />

pada tanggal 22 hingga 25 Mei <strong>2017</strong>. Kirab Budaya berupa<br />

karnaval arak-arakan keliling kota diikuti oleh 16 kecamatan<br />

yang tersebar di seluruh Semarang. Mengusung tema<br />

“Dugderan Meneguhkan Tekad Meraih Semarang Hebat”,<br />

Dugderan edisi <strong>2017</strong> tidak luput dari kehadiran sang simbol<br />

keberagaman di kota Semarang, yakni Manggar warna-warni,<br />

serta tiruan makhluk mitos, Warak Ngendhog.<br />

Makhluk mitos tersebut merupakan perwujudan dari<br />

perpaduan tiga budaya, dimana terdapat kepala naga untuk<br />

mencerminkan budaya Cina, badan Buraq dari budaya Arab,<br />

serta empat kaki Kambing dari budaya Jawa. Makhluk ini<br />

digambarkan dapat berjalan beriringan, menunjukkan sebuah<br />

keharmonisan yang dicita-citakan untuk bangsa, negara,<br />

serta Kota Semarang.<br />

Di hari pertama karnaval Dugderan <strong>2017</strong>, 24 Mei <strong>2017</strong>.<br />

Dibuka di kawasan lapangan Simpang Lima Semarang,<br />

kurang lebih 15 ribu anak TK, SD, MI, SMP, MTS sederajat,<br />

didampingi orang tua serta para guru dari UPTD Pendidikan<br />

di 16 kecamatan turut terlibat dalam Kirab Budaya Dugder<br />

ini. Dibuka dengan penampilan Tari Gambang secara kolosal<br />

dan atraksi budaya, acara dilanjutkan dengan upacara dan<br />

pelepasan balon.<br />

Hari pertama ditutup dengan pemberangkatan peserta<br />

karnaval, ditandai dengan pengibaran bendera start oleh<br />

Walikota Semarang. Di hadapan para tamu undangan yang<br />

dihadiri Walikota Semarang beserta jajaran Musyawarah<br />

Pimpinan Daerah Kota Semarang, para peserta menampilkan<br />

berbagai jenis seni budaya, baik kostum, maupun atraksi<br />

yang khas dari masing-masing UPTD. Karnaval hari pertama<br />

berakhir Taman Menteri Supeno.<br />

Puncak Dugderan digelar pada 25 Mei <strong>2017</strong>. Acara dibuka<br />

pada pukul 12:30 dengan upacara yang dipimpin Walikota<br />

Semarang, Hendrar Prihadi selaku Kanjeng Bupati RMT Aryo<br />

Purboningrat. Jika di hari pertama para peserta merupakan<br />

anak-anak, di hari ke dua, karnaval diikuti para siswa SMA,<br />

organisasi kepemudaan dan juga keagamaan. Pelepasan<br />

peserta karnaval ditandai dengan pemukulan bedug di<br />

halaman Balaikota Semarang oleh Kanjeng Bupati RMT Aryo<br />

Purboningrat.<br />

Karnaval dilanjutkan dengan arak-arakan peserta menuju<br />

Masjid Kauman, sementara Kanjeng Bupati RMT Aryo<br />

Purboningrat menggunakan Kereta Kencana ke Masjid Agung<br />

Kauman Semarang. Di Masjid Kauman, rombongan disambut<br />

oleh Kyai Tafsir Anom dan menyerahkan Shukuf Halaqoh yang<br />

dibacakan oleh Kanjeng Bupati RMT Aryo Purboningrat. Bulan<br />

Ramadhan dibuka dengan pemukulan bedug dan peledakan<br />

bom udara. Acara di Masjid Kauman ditutup dengan Pembagian<br />

Ganjeril serta Air Khataman Al-Quran. Rangkaian acara<br />

berakhir di Masjid Agung Jawa Tengah dengan pembacaan<br />

sukuf oleh Raden Mas Tumenggung Probo Hadikusumo ditutup<br />

dengan pemukulan bedug dan juga bom udara.<br />

| | EDISI 77 77 | JULI | JULI <strong>2017</strong>


22<br />

discover - nature<br />

Timur Tengah Selatan<br />

Teks & Foto: Endah Kurnia Wirawati<br />

Saya hanya bisa terdiam termangu di depan aliran air terjun yang bertingkat ini.<br />

Tak menyangka di bumi Flobamora yang saya kenal sebagai daerah gersang ini,<br />

memiliki air terjun cantik nan teduh dan rimbun.<br />

a<br />

Namun, dengan ekspektasi yang saya turunkan<br />

serendah mungkin, justru membuat saya<br />

terpesona setinggi mungkin.<br />

ir Terjun Oehala terletak di desa Oehala, kota<br />

Soe, Kabupaten Timur Tengah Selatan, Provinsi<br />

Nusa Tenggara Timur (NTT). Dengan berbekal<br />

sekelumit janji dari teman saya, Moses, “Ini air terjun paling<br />

bagus di kabupaten Timur Tengah Selatan”, saya pun menuju<br />

ke tempat ini meskipun dengan sikap skeptis dan ekspektasi<br />

serendah mungkin. Keraguan saya bukan tanpa alasan, saya<br />

mengenal Provinsi NTT sebagai daerah kering dan gersang.<br />

Kawasan air terjun Oehala dikelilingi dengan<br />

rimbunnya pepohonan yang menjulang tinggi<br />

yang teduh dan debit air yang cukup berlimpah<br />

untuk daerah yang notabene kering ini.<br />

Kala saya menginjakkan kaki di bumi Flobamora (Flores,<br />

Sumba, Timor, dan Alor), musim kemarau panjang masih<br />

menyapa provinsi ini. “Disini sudah lama tidak ada hujan<br />

deras, bahkan di kabupaten TTS sana mungkin sudah<br />

hampir 2 tahun tidak ada hujan deras” ujar Eros, kawan<br />

saya yang berasal dari kota Kupang.<br />

Saya kagum. Dibalik kekeringan yang melanda<br />

di sebagian besar wilayah Timur Tengah<br />

Selatan, ada sebuah air terjun yang memiliki<br />

lebih dari 10 tingkatan ini. Air terjun Oehala ini<br />

menjadi oase di keringnya kabupaten<br />

Timur Tengah Selatan.<br />

EDISI 77 | JULI <strong>2017</strong> |


24<br />

discover - culinary<br />

Pekalongan<br />

Teks & Foto: Dian Triasari<br />

Terkenal dengan aneka produk batiknya, Kota Pekalongan, Jawa<br />

Tengah, selalu menjadi incaran para pecinta dan pemburu batik. Namun,<br />

tak hanya berburu batik saja yang bisa dilakukan di pekalongan,<br />

berburu kuliner andalannya juga tak kalah seru dilakukan.<br />

kali ini selain berburu kain batik, tujuan<br />

saya di Pekalongan adalah mejelajahi ragam<br />

kuliner incaran para wisatawan. Garang asem<br />

salah satunya, masakan tradisional khas ‘Kota Batik’<br />

yang biasa disantap bersama nasi hangat dengan isi<br />

potongan daging sapi atau ayam disiram kuah segar<br />

yang sedikit asam manis.<br />

Keberadaan garang asem sendiri telah ada sejak tahun<br />

1950-an, yang masih digemari hingga kini dan biasa<br />

dicari oleh turis lokal di Kota Pekalongan. Di sini kita bisa<br />

menemukan penjual garang asem yang dijual langsung di<br />

warung-warung pinggir jalan atau yang terkenal seperti<br />

Garang Asem H. Masduki di Jalan Jenderal Sudirman.<br />

Penjual garang asem ini telah ada sejak tahun 1959.<br />

Belum cukup berburu satu kuliner saja saat berada di<br />

Kota Pekalongan, keesokkan harinya ketika makan siang,<br />

tujuan selanjutnya yaitu warung makan ‘soto tauto’.<br />

Sebenarnya tauto memiliki arti soto, berasal dari kata<br />

‘caudo’ dalam bahasa Cina, tapi sering wisatawan yang<br />

datang ke Pekalongan sering menyebutnya Soto Tauto<br />

Pekalongan atau sebagai kepanjangan dari tauco soto.<br />

Soto tauco biasa disajikan dengan dua pilihan kuah<br />

yaitu kuah ayam atau daging sapi. Bedanya hanya<br />

pada kuah ayam kaldu tauconya disajikan terpisah,<br />

barulah dicampurkan saat ingin dihidangkan.<br />

Sedangkan untuk daging sapi, kuah kaldunya sudah<br />

bercampur dengan tauco, sehingga tidak perlu<br />

menuangkan kembali tauconya.<br />

Isi soto tauco yaitu potongan daging ayam atau sapi, soun,<br />

taburan bawang goreng dan daun bawang. Jika ingin<br />

lebih segar lagi, bisa ditambahkan perasan jeruk limau,<br />

untuk mendapatkan rasa sedikit asam dengan hangatnya<br />

kuah soto tauco dimakan bersama sepiring nasi. Kuliner<br />

ini dapat kita jumpai di setiap wilayah Kota Pekalongan.<br />

EDISI 77 | JULI <strong>2017</strong> |


BERTUALANG DI SISI LAIN<br />

Selain menyediakan berbagai resort bagi Anda untuk menyegarkan<br />

pikiran dan tubuh, Bintan Resorts dengan segudang aktivitasnya juga<br />

menawarkan berbagai atraksi bagi pengunjung yang ingin memacu<br />

adrenalin atau sekedar bertualang. Atraksi-atraksi seperti water sports di<br />

Treasure Bay maupun Pantai Lagoi Bay, trekking ke atas Gunung Bintan,<br />

bersepeda menyusur pantai, ATV maupun aktivitas bermotor lainnya<br />

mengelilingi Bintan Resorts, atau menikmati Bintan Resorts dari udara<br />

dengan menaiki pesawat ultraringan bersama Air Adventures Flying<br />

Club. Anda juga dapat membangkitkan semangat kompetitif Anda untuk<br />

berkompetisi pada berbagai event olahraga ekstrim kelas mancanegara<br />

seperti IronMan Bintan, Bintan Triathlon, maupun Tour de Bintan.


26<br />

discover - culture<br />

Tangerang<br />

Teks & Foto: Nurul Ichlasiah<br />

Siapa sangka, terdapat sebuah kuil Hindu yang lokasinya cukup tersembunyi di<br />

Kota Tangerang, Banten. Adalah Kuil Dhurga Maa yang bentuk bangunan kuilnya<br />

sangat unik. Sama sekali tidak menyangka jika kuil ini sungguh ada di Indonesia<br />

kuil Dhurga Maa terletak di Jalan Imam<br />

Bonjol, Gg. Bidong no 53, lokasinya persis<br />

bersebelahan dengan Sungai Cisadane. Kuil<br />

ini dibangun oleh seorang pria keturunan India yang<br />

sudah lama menetap di Medan bernama Pak Samin<br />

dan kuil diresmikan pada tahun 2004.<br />

Kuil Dhurga Maa tidak hanya digunakan untuk<br />

tempat ibadah umat Hindu tapi juga tempat wisata<br />

yang sangat menarik. Festival Thaipusam yakni<br />

festival yang dirayakan masyarakat Hindu Thamil<br />

pada bulan purnama di bulan Tamil Thai, biasanya<br />

jauh pada bulan Januari dan Februari pernah<br />

dirayakan di Kuil Dhurga Maa di Tangerang ini.<br />

Selain di Indonesia, perayaan ini biasa dilakukan<br />

di Batu Caves, Malaysia. Seperti yang sudah kita<br />

ketahui bahwa Malaysia juga banyak dihuni oleh<br />

masyarakat keturunan India.<br />

Dhurga Maa dalam ajaran Hindu dilambangkan oleh Dewi<br />

yang memiliki banyak tangan dan sedang memegang<br />

senjata untuk menghancurkan kekuatan jahat dan<br />

pelindung moralitas. Sementara kendaraan Dewi Dhurga<br />

Maa adalah macan atau singa. Hal yang membuat saya<br />

berdecak kagum adalah bentuk gapura bertingkat<br />

dengan berbagai ornamen patung Dewi Dhurga Maa dan<br />

singa ketika pertama kali memasuki area kuil. Gopuram<br />

(dalam bahasa Sanskrit yang berarti gapura) bertingkat<br />

ini yang biasanya dapat ditemukan di pintu gerbang kuilkuil<br />

Hindu dari India Selatan.<br />

Berbagai patung dewa dan lukisan menghiasi temboktembok<br />

Kuil Dhurga Maa, selain itu terdapat banyak<br />

ornamen khas India yang unik. Untuk mengunjungi lokasi<br />

kuil ini terbilang mudah karena terletak di pusat kota<br />

Tangerang. Kita bisa menggunakan kendaraan pribadi<br />

dan umum atau juga menaiki perahu Sungai Cisadane<br />

untuk sekaligus berwisata susur Sungai Cisadane<br />

EDISI 77 | JULI <strong>2017</strong> |


28<br />

discover - city<br />

Larantuka<br />

Teks & Foto: Diyah Wara<br />

Udara segar berhembus ketika kaki menjejak Larantuka, kota di pesisir timur<br />

Pulau Flores, tepatnya Provinsi Nusa Tenggara Timur. Berawal dari kerajaan,<br />

Larantuka berkembang menjadi kota wisata religi.<br />

penduduk kota Larantuka mayoritas<br />

beragama Katolik, bahkan menjadi agama<br />

resmi saat Larantuka masih berbentuk<br />

kerajaan. Tepatnya pada tahun 1665, kerajaan Larantuka<br />

menjadikan agama Katolik sebagai agama resmi, dengan<br />

ditandai pembaptisan Raja Ola Ado Bala ke-11 yang<br />

berganti nama menjadi Don Fransisco Ola Ado Bala Diaz<br />

Viera Deo Godinho, terkenal juga dengan sebutan Don<br />

Fransisco Ola Ado Bala DVG. Larantuka sendiri berasal<br />

dari bahasa Lamaholot yang berarti ‘tempat bertemu’.<br />

Kali ini saya pun mengunjungi salah satu tempat wisata religi<br />

di kota tersebut bernama Taman Doa Mater Dolorasa. Taman<br />

ini memiliki 12 rumah mini berjajar di pinggir laut bergambar<br />

emas yang melambangkan prosesi Jalan Salib. Tepat di<br />

ujung rumah tersebut, kita bisa melihat patung Bunda Maria<br />

dengan wajah berduka tengah memangku Yesus, berwarna<br />

putih dan berukuran besar. Mater Dolorosa berarti Bunda<br />

Berdukacita, tertulis di bawah patung tersebut.<br />

Tersedia bangku di sekitar patung untuk umat yang ingin<br />

berdoa di taman doa tersebut. Tepat di depan Taman Doa<br />

Mater Dolorosa, kita dapat melihat sebuah kapel (gereja<br />

kecil). Bangunan kapel memang banyak ditemukan di<br />

Larantuka, dan salah satunya kapel yang berlokasi di<br />

seberang Taman Doa. Kapel bernama Kapel Tuan Ana<br />

(Chapel of Jesus Christ) atau Kapel Yesus Kristus ini<br />

istimewa, karena bentuk bangunannya yang cantik, dan<br />

pemandangan di belakangnya, yaitu Gunung Ile Mandiri.<br />

Kapel Tuan Ana dan Taman Doa Mater Dolorosa<br />

ini ternyata merupakan bangunan landmark kota<br />

Larantuka, yang semakin menguatkan kota Larantuka<br />

sebagai kota religius bagi umat Katolik dan Kristen.<br />

Meskipun Taman Doa Mater Dolorosa ini baru<br />

dibangun dan diresmikan oleh Gubernur Propinsi<br />

Nusa Tenggara Timur Herman Musakabe pada 15 April<br />

1995, tempat ini sudah menjadi salah satu destinasi<br />

utama ketika kita mengunjungi kota Larantuka.<br />

EDISI 77 | JULI <strong>2017</strong> |


APKASI<br />

OTONOMI<br />

EXPO <strong>2017</strong><br />

TRADE, T O URIS M & INVES TMEN T<br />

www.apkasiexpo.com<br />

THE BIGGEST INVESTMENT<br />

EXHIBITION IN INDONESIA<br />

CULTIVATING THE ENTERPRENEUR SPIRIT OF THE REGIONS<br />

IN FACING GLOBAL COMPETITION<br />

EXHIBITION | PERFORMANCE<br />

WORKSHOP | BUSINESS MATCHING<br />

Ketua Umum APKASI<br />

Sekretaris Jenderal APKASI<br />

Mardani H. Maming, SH, M.Sos<br />

Bupati Tanah Bumbu<br />

Prof. Dr.Ir. H.M. Nurdin Abdullah, M.Agr<br />

Bupati Bantaeng<br />

Find @JCC Senayan Jakarta<br />

on 19-21 July <strong>2017</strong><br />

ORGANIZED BY:<br />

APKASI<br />

ASOSIASI PEMERINTAH KABUPATEN<br />

SELURUH INDONESIA<br />

CONTACT PERSON<br />

Atiah (0812-1200-2827)<br />

Tiara (0811-8407-108)<br />

Rona (0811-8407-109)


30<br />

discover - city<br />

Belitung<br />

Teks : Karina Ayu Budian | Foto: Dionesia Ika<br />

Mengunjungi suatu kota dan mempelajari latar belakang<br />

sejarah dan budaya kota tersebut tampaknya adalah hal yang cukup menarik<br />

untuk dilakukan ketika berwisata. Seperti yang ditawarkan oleh Belitung<br />

melalui replika rumah adat khas Negeri Laskar Pelangi ini,<br />

b<br />

yang berlokasi di Tanjung Pandan.<br />

erlokasi tidak jauh dari pusat kota, Rumah<br />

Adat Belitung yang sengaja dibuat untuk daya<br />

tarik wisatawan ini berlokasi tepatnya di Lesung<br />

Batang. Meski hanya replika, rumah adat ini cukup<br />

representatif menggambarkan budaya asli Belitung yang<br />

erat dengan budaya Melayu. Hal ini bisa dilihat dari bentuk<br />

rumah panggung yang digunakan.<br />

Rumah Adat Belitung ini terbagi dua yang dihubungkan<br />

dengan sebuah selasar mirip jembatan. Selain rumah,<br />

ada pula bangunan kecil di bagian belakang yang ternyata<br />

digunakan untuk rumah penjaga pada zaman dahulu.<br />

Keberadaan rumah penjaga ini lumrah karena Rumah<br />

Adat Belitung ini dibangun berdasarkan rumah untuk<br />

kalangan yang cukup berada.Pada zaman dahulu, dua<br />

bagian rumah dibedakan menurut fungsi, rumah belakang<br />

digunakan untuk fungsi dapur, sementara bagian utama<br />

untuk menerima tamu. Oleh karena adat Melayu yang<br />

kuat, pada zaman dahulu tamu pria diterima oleh tuan<br />

rumah di rumah depan, sedangkan untuk tamu wanita<br />

langsung masuk ke rumah belakang menuju dapur.<br />

Saat ini rumah adat ini digunakan sebagai<br />

museum mini dimana terdapat koleksi fotofoto<br />

zaman dahulu mulai dari foto orang-orang<br />

Belitung dan bahkan orang-orang Belanda<br />

tempo dulu, dan juga terdapat foto-foto<br />

bangunan dan jalan tempo dulu.<br />

Selain itu terdapat display pelaminan khas<br />

Belitung lengkap dengan barang bawaan<br />

pengantin, alat musik tradisional, dan tutup<br />

bedulang yang merupakan ciri khas Belitung.<br />

Jika ingin bertanya lebih lanjut tentang adat<br />

budaya Belitung atau membeli suvenir khas<br />

Belitung, anda bisa menemui seorang<br />

penjaga yang siap membantu.<br />

Selain itu, penjaga ini juga menawarkan<br />

pengunjung untuk berfoto sambil mengenakan<br />

topi caping dan gerobak khas dari kayu yang<br />

digunakan untuk mengangkut barang. Jangan<br />

khawatir soal biaya masuk, karena untuk masuk<br />

ke tempat ini gratis dan bisa berfoto sepuasnya.<br />

EDISI 77 | JULI <strong>2017</strong> |


36 32<br />

ADVERTORIAL<br />

523DIVA Family Karaoke Dukung<br />

Abang None Jakarta Selatan <strong>2017</strong><br />

P<br />

emilihan Abang None Jakarta Selatan <strong>2017</strong> telah<br />

usai dengan terpilihnya Abang Melvin Bonardo<br />

Simanjuntak & None Karina Syahna pada malam<br />

final Pemilihan Abang None Jakarta Selatan<br />

<strong>2017</strong>, 29 April <strong>2017</strong> lalu di Balai Sarbini – Plaza<br />

Semanggi, Jakarta Selatan. Pada kesempatan yang sama,<br />

juga terpilih para wakil Abang None yakni Abang Thohir Husin<br />

Baagil & None Annisa Prameswari sebagai wakil 1, serta<br />

Abang Jasey Lontoh & None Indira Hapsari sebagai wakil 2.<br />

Jakarta Selatan <strong>2017</strong>, Abang Melvin Bonardo Simanjuntak<br />

kepada owner DIVA Karaoke Thamrin City, Adri Sumual.<br />

Atas suksesnya pagelaran pemilihan Abang None Jakarta<br />

Selatan <strong>2017</strong>, keluarga besar DIVA Family Karaoke Indonesia<br />

juga turut mengucapkan selamat kepada para pemenang<br />

dan mendukung agar berhasil dalam pemilihan Abang None<br />

Jakarta <strong>2017</strong>.<br />

Sebagai upaya melestarikan budaya lokal serta bentuk<br />

dukungan terhadap gelaran pemilihan Abang None Jakarta<br />

Selatan ini, DIVA Family Karaoke memfasilitasi para Abang<br />

None Selatan untuk menggelar konferensi pers serta<br />

sarasehan para Finalis Abang None Jakarta Selatan <strong>2017</strong><br />

bersama para senior dari IKANS – IKatan Abang None<br />

Selatan. Acara tersebut digelar pada 6 Mei <strong>2017</strong> di outlet<br />

DIVA Karaoke – Thamrin City, Jakarta Pusat.<br />

Pada acara tersebut, panitia Abang None Jakarta Selatan<br />

<strong>2017</strong> dan Suku Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota<br />

Administrasi Jakarta Selatan menyerahkan piagam ucapan<br />

terima kasih kepada pihak DIVA Karaoke atas partisipasi<br />

sebgai sponsor dalam ajang pemilihan Abang None Jakarta<br />

Selatan <strong>2017</strong>. Piagam partisipasi itu diserahkan oleh Abang<br />

EDISI 7477 | | APRIL JULI <strong>2017</strong> |


34<br />

discover - culture<br />

Tidore<br />

Teks & Foto: Annie Nugraha<br />

Danau kering menjadi kebun bunga, inilah anugerah Yang Maha Kuasa untuk<br />

sebuah daerah di Kepulauan Tidore. Daerah yang dikembangkan menjadi Desa<br />

Wisata Spiritual ini dikenal dengan nama Kelurahan Gurabunga.<br />

kelurahan Gurabunga berada di pundak<br />

Gunung Marijang dan berada di kaki Gunung<br />

Kie Matubu. Di kelurahan ini terdapat 5 marga<br />

yaitu marga Tosofu Malamo, Tosofu Makene, Fola<br />

Sowohi, Toduho, dan Mahifa. Dahulu kala, margamarga<br />

tersebut tinggal di daerah masing-masing<br />

dengan jarak yang saling berjauhan. Marga Mahifa<br />

tinggal di Buku Folulu. Marga Tosofu tinggal di Dola<br />

Gosora. Marga Toduho tinggal di Lego Mabuku, dan<br />

marga Fola Sowohi tinggal di Goya Mahira.<br />

Semua marga bertahun-tahun hidup di bawah<br />

kepemimpinan (Alm.) Husaen Mahifa atau lebih<br />

dikenal dengan Aba Saen. Setelah sekian lama<br />

hidup di lokasi yang berjauhan, akhirnya Aba Saen<br />

mengumpulkan semua marga di satu perkampungan<br />

yang diberi nama Gam Sung.<br />

pada saat kunjungan Bupati Halmahera Tengah<br />

di masa itu, nama kampung Gurua Bunga diganti<br />

menjadi Gurabunga yang artinya Kebun Bunga. Nama<br />

ini terus melekat, hingga kampung Gurabunga secara<br />

administratif berubah menjadi Kelurahan Gurabunga.<br />

Di kelurahan Gurabunga terdapat lima rumah adat<br />

yang dibangun beralaskan tanah, dengan dinding<br />

yang menggabungkan setiap dua ikat bambu sebagai<br />

lambang 2 kalimat syahadat, serta 1 buah ruangan<br />

khusus bagi Sowohi, para Tetua Adat Tidore. Ruangan<br />

khusus atau kamar dengan pintu berkain putih ini<br />

hanya boleh dimasuki oleh Sowohi dan biasanya<br />

digunakan untuk berdoa. Para Sowohi memiliki andil<br />

penting dalam pemilihan Sultan Tidore, dan kebijakankebijakan<br />

menyangkut hajat hidup warga Tidore yang<br />

akan diputuskan oleh Sultan.<br />

Di Gam Sung ada sebuah danau (gurua). Namun<br />

sangat disayangkan, danaunya kering. Sehingga<br />

nama Gam Sung diganti menjadi Gurua Bunga yang<br />

berarti danau kering. Seiring dengan bertumbuhnya<br />

hidup masyarakat dalam bercocok tanam dan<br />

bertumbuhnya bunga-bunga di daerah ini,<br />

Seiring dengan berkembangnya kegiatan spiritual<br />

di Gurabunga, kelurahan ini dalam waktu dekat<br />

akan mengajukan diri sebagai Desa Wisata<br />

Spiritual, dan menjadi salah satu destinasi wisata<br />

unggulan di Tidore, selain pantai dan<br />

beberapa peninggalan sejarah.<br />

EDISI 77 | JULI <strong>2017</strong> |


36<br />

discover - culture<br />

Gianyar<br />

Teks & Foto: Diyah Wara<br />

Kunjungan saya ke Bali kali ini, saya mengunjungi pura di Desa<br />

Adat Batuan, Sukawati, Gianyar bernama Pura Puseh. Lokasinya yang tak jauh dari<br />

Denpasar, Pura ini menjadi daftar kunjungan wisata karena<br />

p<br />

keindahannya tetap memukau saya.<br />

ura Puseh terletak di Dusun Tengah, Desa<br />

batuan, Kecamatan Sukawati, Kabupaten<br />

Gianyar. Lokasi persisnya di sebelah barat<br />

kota Kabupaten Gianyar dengan jarak sekitar 13<br />

kilometer. Jaraknya sendiri dari kota Denpasar adalah<br />

sekitar 16 kilometer atau sekitar 25 menit berkendara.<br />

Pura Puseh Batuan dibangun pada tahun 1022<br />

M pada jaman pemerintahan Raja Paduka Aji Sri<br />

Dharmawangsa Wardhana dari Dinasti Warmadewa<br />

dan merupakan Pura tertua di pulau Bali. Pura ini<br />

diliputi arsitektur bangunan adat Bali yang terpengaruh<br />

ajaran Hindu Bali dan benda-benda purbakala dari<br />

masa prasejarah. Pura tidak hanya sebagai tempat<br />

sembahyang bagi umat namun juga tempat dilepasnya<br />

hal-hal negatif dan bersifat keduniawian.<br />

Di pintu masuk pura terdapat Kori Agung (Kori=Pintu,<br />

Agung=Utama) yang cukup tinggi dan merupakan ciri khas<br />

bangunan adat Bali. Fungsi Kori Agung ini sebagai pintu utama<br />

untuk mencapai keharmonisan hidup. Pada Kori Agung terdapat<br />

dua patung dwarapala. Patung dwarapala merupakan patung<br />

penjaga pintu gerbang bangunan suci atau keramat dalam<br />

ajaran Siwa, salah satu dewa utama dalam agama Hindu. Di<br />

sebelah Kori Agung dapat dijumpai dua pintu kecil untuk keluar<br />

masuk umat ke halaman utama pura.<br />

Pada halaman utama pura terlihat bale dan meru<br />

tumpeng tiga. Bale digunakan sebagai tempat pendeta<br />

memanjatkan doa-doa saat upacara. Dan meru tumpeng<br />

tiga atau bertingkat tiga, digunakan sebagai tempat<br />

pemujaan dewa-dewa dalam ajaran Hindu dan leluhur,<br />

yang melambangkan alam semesta.<br />

EDISI 77 | JULI <strong>2017</strong> |


discover - CULTURE<br />

37<br />

Pada bagian belakang pura terdapat bendabenda<br />

purbakala dan tempat perempuan Bali<br />

menyiapkan sesaji, untuk para wisawatan dan<br />

umat yang akan melakukan pemberian sesaji.<br />

Untuk memasuki Pura Puseh kita harus<br />

memakai kain yang disewakan oleh penduduk<br />

desa. Pemakaian kain dilakukan di sebuah balai<br />

di seberang pura yang pada hari-hari tertentu<br />

digunakan untuk pertunjukan tari dan musik.<br />

Sedangkan untuk masuk pura tidak dikenakan<br />

biaya. Pura Puseh berada di pinggir jalan antara<br />

Denpasar dan Ubud sehingga mudah diakses<br />

oleh siapapun. Pura terbuka untuk umum dari<br />

pukul 08.00 hingga malam hari.<br />

Pura Puseh yang tertata rapi dan tampak asri<br />

ini memang sudah disiapkan untuk menerima<br />

wisatawan yang ingin berkunjung. Hal ini<br />

bisa dilihat dari fasilitas di sekitar Pura yang<br />

disiapkan untuk pengunjung seperti warung<br />

penyedia makanan serta minuman, toilet,<br />

dan area parkir yang cukup memadai.


38<br />

discover - beach<br />

PANGKALPINANG<br />

Teks & Foto: Dionesia Ika<br />

Bila berlibur ke Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, jangan lewatkan<br />

waktu untuk menghabiskan sore di Pantai Pasir Padi, Pangkalpinang. Berjarak sekitar<br />

8 km dari pusat kota Pangkalpinang, pantai ini menjadi salah satu objek wisata yang<br />

paling banyak dikunjungi masyarakat kota Pangkalpinang dan sekitarnya.<br />

m<br />

emiliki karakteristik pantai berpasir putih<br />

dan berukuran panjang seperti bulir padi,<br />

maka masyarakat Pulau Bangka menamainya<br />

Pantai Pasir Padi. Pantai ini memiliki garis pantai dengan<br />

hamparan pasir putih sepanjang dua kilometer. Kontur<br />

pasirnya yang padat serta landai menyebabkan Pantai Pasir<br />

Padi memiliki keunikan tersendiri. Salah satunya adalah pantai<br />

ini dapat dilalui dengan kendaraan bermotor beroda dua<br />

maupun beroda empat. Tidak jarang di pantai ini juga kerap<br />

diadakan lomba motor cross.<br />

Selain menikmati panorama pantai yang memukau,<br />

pengunjung juga dapat berenang di air laut yang biru<br />

dengan ombak yang tenang. Saat siang hari menjelang sore<br />

hari, pengunjung juga dapat melihat kegiatan masyarakat<br />

sekitar pantai yang sedang mencari kerang-kerang kecil.<br />

Fasilitas pendukung di Pantai Pasir Padi juga telah memadai.<br />

Berbagai tempat penginapan, restoran, tempat souvenir,<br />

arena bermain anak, serta berbagai macam olahraga air.<br />

Di sepanjang pantai, pengunjung juga dengan<br />

mudah menemui rumah-rumah makan sederhana<br />

yang menyediakan makanan laut, seperti kepiting,<br />

cumi, kerang, hingga otak-otak khas Bangka<br />

dengan harga yang relatif terjangkau. Sambil<br />

menunggu indahnya pesona matahari terbenam,<br />

pengunjung dapat duduk-duduk bersantai sembari<br />

menikmati kesegaran es kelapa muda di temani<br />

semilirnya angin pantai.<br />

Tidak cukup hanya menikmati keindahan Pantai<br />

Pasir Padi di tepiannya saja, dari pantai ini<br />

pengunjung juga dapat menyewa kapal kecil untuk<br />

berlayar menikmati keindahan dua pulau kecil,<br />

yaitu Pulau Panjang dan Pulau Semajun. Kedua<br />

pulau tersebut hanya berjarak dua mil dari bibir<br />

Pantai Pasir Padi. Jadi tidak ada salahnya untuk<br />

mengeksplor keindahan Pangkalpinang<br />

sekaligus dari satu tempat.<br />

EDISI 77 | JULI <strong>2017</strong> |


40<br />

discover - landmark<br />

Megah, kokoh, dan unik, inilah yang tampak pada bangunan Masjid Raya Sumatera<br />

Barat, yang terletak di Jalan Khatib Sulaiman, Alai Parak Kopi, Padang Utara, Alai Parak<br />

Kopi, Padang, Kota Padang. Inilah Masjid terbesar di Sumatera Barat<br />

s<br />

yang dibuka pada awal tahun 2014.<br />

elain sebagai tempat ibadah umat Islam, masjid ini<br />

menjadi obyek wisata menarik yang wajib dikunjungi<br />

oleh wisawatan domestik. Struktur bangunan dengan<br />

desain atap rumah adat Minangkabau rumah gadang atau<br />

‘bagonjong’ menambah daya tarik siapapun yang melihatnya.<br />

Padang<br />

Teks & Foto: Dian Triasari<br />

Bangunan Masjid Raya Sumatera Barat terlihat begitu<br />

modern dengan bentuk persegi, tetapi tetap mengusung<br />

filosofi yang mengandung unsur-unsur nilai Islam dalam<br />

desainnya. Menurut berbagai informasi, Masjid Raya<br />

Sumatera Barat juga mengandung filosofi dalam budaya<br />

Minangkabau, yang menampilkan ukiran-ukiran tempat Al<br />

Quran dengan empat sudut yang berarti ‘tau di nan ampek’<br />

yakni Al Quran – Injil – Taurat – Zabur. Serta menyiratkan<br />

makna “adat nan ampek” yang artinya adat nan sabana adat,<br />

adat nan diadatkan, adat nan taradat dan adat istiadat.<br />

Pada eskterior terdapat ukiran kaligrafi cantik di seluruh<br />

bagian luar bangunan masjid bertuliskan lafaz ayat Al Quran<br />

yang berhiaskan motif kain songket khas Sumatera Barat.<br />

Warna kuning emas dan cokelat menghiasi seluruh<br />

atap masjid di seluruh sisinya, sehingga perpaduan<br />

unsur tradisional, Islami dan modern<br />

menjadi satu kesatuan.<br />

Keunikan lain dari Masjid Raya Sumatera Barat<br />

yaitu memakai rancangan arsitektur yang<br />

dikerjakan oleh pemenang sayembara desain yang<br />

diikuti oleh 323 arsitek dari berbagai negara pada<br />

2007. Setelah lulus seleksi oleh tim juri, masuk 71<br />

nominasi desain dan milik Rizal Muslimin menjadi<br />

juaranya. Kemudian direalisasikan dalam bentuk<br />

bangunan masjid yang dirancang tahan gempa<br />

hingga 20 skala richter.<br />

Melihat bentuknya yang megah dan tetap<br />

mempertahankan sisi khas Minangkabau, Masjid Raya<br />

Sumatera Barat sering menjadi obyek berfoto bagi<br />

para wisatawan. Tidak jarang setiap akhir pekan, area<br />

masjid menjadi sangat ramai oleh pengunjung.<br />

EDISI 77 | JULI <strong>2017</strong> |


42<br />

discover - Village<br />

Toraja<br />

Teks & Foto: Elfa S. Harahap<br />

Toraja atau lebih tepatnya di Desa Kete Kesu, saya bisa mendapat<br />

pengalaman menarik yang terkait kebudayaan setempat. Proses penguburan<br />

jasad yang tidak sebagaimana mestinya, serta bentuk atap rumah yang unik<br />

adalah dua dari sekian banyak daya tarik yang bisa dieksplorasi.<br />

saya menyusuri Desa Kete Kesu di<br />

Toraja, Sulawesi Selatan. Dimulai dari<br />

gua tempat pekuburan. Dengan tarif<br />

Rp. 15.000 yang ditawarkan oleh pemandu,<br />

bermodalkan senter kami menyusuri gua dengan<br />

panjang sekitar 25 meter dengan kekayaan<br />

stalagmit-stalagtit yang ada. Khusus di Kete<br />

Kesu, stalagmit-stalagtit ada banyak jenisnya.<br />

Biasanya, pemandu disini memberinya nama<br />

sesuai bentuknya. Sebut saja berbentuk buaya,<br />

katak, air mata, air terjun dan stalagmit cahaya.<br />

Sebab, stalagmit yang ada mengeluarkan kilauan<br />

cahaya. Tinggi gua hanya berkisar dua meter.<br />

Berjalan lebih dalam, meski tidak terlalu banyak,<br />

setidaknya ada tiga peti jenazah. Satunya diberi alas<br />

berwarna putih bermotif renda. Dua lagi dibiarkan<br />

usang. Dua peti lagi diletakkan di sebuah lubang<br />

di dalam gua dan dibatasi dengan batu-batu besar.<br />

Hanya setengah dari badan peti yang terlihat.<br />

Desa Kete Kesu buka dari pukul 09.00-18.00 WITA.<br />

Lokasi wisata disini menyajikan budaya dan adat<br />

berbeda. Mistis, namun tetap manis dan memikat<br />

hati pengunjungnya. Retribusi masuk ke Kete Kesu<br />

sebesar Rp. 10.000. Tidak hanya wisata mistis<br />

yang didapat. Tongkonan, sebagai rumah adat<br />

masyarakat Toraja berjejer rapi sepanjang lokasi.<br />

Tongkonan disini temasuk lengkap karena ciri<br />

khas Tongkonan dengan tanduk kerbaunya<br />

ikut menjadi daya tarik. Hiasan ini tersusun<br />

menjulang pada tiang bagian depan. Jumlah<br />

hiasan tanduk kerbau menjadi simbol<br />

kemewahan dan strata sosial.Tongkonan menjadi<br />

bangunan yang pertama kali ditemui<br />

setelah masuk pintu masuk.<br />

EDISI 77 | JULI <strong>2017</strong> |


Ada 20 Tongkonan dibangun di kanan dan kiri. Tongkonan<br />

berasal dari kata Tongkon yang berarti duduk. Rumah<br />

tongkonan memiliki 3 lapisan berbentuk segi empat yang<br />

bermakna empat peristiwa hidup pada manusia yaitu,<br />

kelahiran, kehidupan, pemujaan dan kematian.<br />

Struktur bangunan mengikuti struktur makro-kosmos<br />

yang memiliki tiga lapisan banua (rumah) yakni bagian<br />

atas (rattiangbanua), bagian tengah (kale banua)<br />

dan bawah (sulluk banua).<br />

Tongkonan di Kete Kesu di didirikan oleh Puang Ri Kesu<br />

serta diwariskan secara turun temurun ke kerabatnya.<br />

Tongkonan di Kete Kesu sudah tidak ditinggali tetapi<br />

masih terawat dan menjadi tempat pertemuan serta<br />

tempat upacara adat. Berjalan sedikit ke atas, makammakam<br />

masih terlihat jelas.<br />

Makam-makam diletakkan di dinding-dinding tebing.<br />

Dikaitkan ke sebuah kayu yang dipakukan ke dinding.<br />

Peti-peti terlihat tak berwarna lagi. Sudah lapuk dan tak<br />

berbentuk. Tapi, masih terlihat jelas tengkorak-tengkorak<br />

di atas makam. Kali ini berjejer sangat rapi. Makammakam<br />

tua di sini sudah berumur hingga 700 tahun.<br />

PTSP-STPT : 01/31.73.04.06/B/17/2015


Ibis Styles Bogor Raya<br />

Hotel Stylish di Jantung Bogor<br />

Bogor menjadi salah satu tujuan<br />

wisata yang menarik bagi warga<br />

DKI Jakarta. Jarak yang dekat<br />

membuat Kota Hujan ini selalu<br />

disesaki oleh para wisatawan yang<br />

datang untuk menghabiskan<br />

waktu menjauhkan diri dari hiruk<br />

pikuk ibukota. Ragam kuliner<br />

dan tempat-tempat menarik<br />

menjadi magnet kota yang dahulu<br />

bernama Buitenzorg ini.<br />

Seiring dengan meningkatnya<br />

turis yang menghabiskan malam<br />

di Bogor, opsi-opsi akomodasi<br />

pun bertebaran di seantero<br />

kota. Setiap hotel berbondong-bondong<br />

menawarkan daya tarik yang paling<br />

mengundang minat para wisatawan<br />

untuk bertamu ke sana. Tidak jauh dari<br />

pusat kota Bogor, terdapat ibis Styles<br />

Bogor Raya, hotel premium-ekonomi<br />

berskala internasional pertama di Kota<br />

Bogor. Terletak satu area dengan Klub<br />

Golf Bogor Raya, ibis Styles Bogor Raya<br />

menawarkan panoraman keindahan<br />

Gunung Salak dan hamparan padang golf<br />

hijau nan subur.<br />

Desain ibis Styles Bogor Raya<br />

mengawinkan perpaduan simbol flora dan<br />

fauna Kota Bogor, yaitu rusa dari Istana<br />

Presiden Bogor dan Amorphophallus<br />

titanum (Bunga Bangkai). Desain ini<br />

diilustrasikan pada dekorasi pop-art unik<br />

di semua kamar tamu dilengkapi dengan<br />

pencahayaan alami.<br />

Tamu yang menginap dimanjakan<br />

dengan tempat tidur khas hotel ibis –<br />

Sweet Bed by ibis Styles yang tersebar di<br />

seluruh 205 kamar. Setiap kamar juga<br />

dilengkapi dengan TV layar datar, mini<br />

bar, brankas penympanan, serta mesin<br />

pembuat kopi dan teh, termasuk sarapan<br />

dan akses internet WiFi dengan paket<br />

kamar lengkap ‘all-inclusive’. Di luar<br />

kamar, tamu dapat menikmati sajian<br />

masakan Indonesia dengan sentuhan cita<br />

rasa Meksiko di Restoran sTREATs. Selain<br />

itu, ibis Styles Bogor Raya juga dilengkapi<br />

dengan kolam renang outdoor, bar, pusat<br />

kebugaran, tempat bermain anak-anak<br />

dan pojok internet di lobi.<br />

Bagi tamu yang berkunjung untuk<br />

urusan pekerjaan maupun acara sosial,<br />

hotel ini menawarkan enam ruang<br />

pertemuan yang dapat mengakomodir<br />

300 tamu. Bersebelahan dengan Novotel<br />

Bogor Golf Resort & Convention Centre,<br />

kedua hotel bersinergi menawarkan paket<br />

pertemuan yang dapat disesuaikan untuk<br />

berbagai kebutuhan.


46<br />

ADVERTORIAL<br />

ADVERTORIAL<br />

33<br />

The Patra Bali Resort & Villas<br />

Konsisten Bersaing Mengikuti Perkembangan Zaman<br />

41 TAHUN SUDAH THE PATRA<br />

BALI RESORT & VILLAS HADIR DI<br />

JANTUNG PULAU BALI.<br />

K<br />

unci dari eksistensi selama<br />

lebih dari empat dasawarsa<br />

ini terletak pada konsistensi<br />

dalam memberikan kualitas<br />

pelayanan serta hospitality yang prima.<br />

Untuk bertahan sebagai salah satu<br />

hotel andalan, berbagai hal dilakukan<br />

oleh manajemen The Patra Bali yang<br />

bernaung di bawah PT Patra Jasa, untuk<br />

bersaing di tengah kompetisi akomodasi<br />

yang begitu ketat di Pulau Dewata ini.<br />

Akhir Februari lalu, sebagai upaya<br />

untuk memberikan energi baru<br />

terhadap entitas perusahaan serta<br />

meningkatkan daya saing dalam<br />

industri hospitality di Bali, PT Patra<br />

Jasa melakukan rebranding dengan<br />

mengubah nama dari Patra Jasa Bali<br />

Resort & Villas menjadi The Patra Bali<br />

Resort & Villas, diikuti dengan perubahan<br />

logo hotel. Selain itu manajemen hotel bintang<br />

lima ini juga memperbaiki produk yang bersifat tangible dengan<br />

me-refurbish Deluxe Room, dan juga meningkatkan kualitas<br />

produk intangible berupa peningkatan kualitas pelayanan,<br />

keamanan, kebersihan, serta kenyamanan bagi para tamu.<br />

Perubahan ini diharapkan dapat menempatkan brand<br />

nasional dalam persaingan yang sejajar dengan brand-brand<br />

internasional yang tersebar di Bali. Selain itu, manajemen ingin<br />

memperkenalkan kembali brand The Patra Bali Resort & Villas<br />

sebagai salah satu hotel yang mampu menjaga eksistensi,<br />

dan menyampaikan kepada masyarakat bahwa berbagai<br />

peningkatan mutu baik produk maupun pelayanan telah<br />

dilakukan untuk dapat memenuhi tuntutan yang ada saat ini.<br />

Kini, The Patra Bali Resort & Villas berbintang lima ini<br />

memiliki 206 kamar di The Resort, dan 22 unit di The Villas.<br />

Lokasinya yang dekat dengan Bandara Internasional I<br />

Gusti Ngurah Rai dan memiliki akses langsung ke pantai,<br />

menjadikan The Patra Bali menjadi hotel pilihan para<br />

pemimpin negara, delegasi negara, pebisnis, maupun turis<br />

lokal juga internasional.<br />

Fasilitas lainnya berupa kolam renang, The Kids Club and<br />

Spa, 4 outlet restoran, bar & lounge, serta Drugstore, tempat<br />

penukaran uang, dan Business Center. Untuk menambah<br />

kenyamanan tamu, The Patra Bali menyediakan fasilitas<br />

Wi-Fi gratis dan layanan shuttle gratis dari hotel ke pusat<br />

Kuta 5 kali sehari. Meski berkonsep Resort & Villas, The<br />

Patra Bali juga menyediakan 9 ruang meeting mulai dari<br />

10-850 pax yang kerap digunakan untuk berbagai Konferensi<br />

Internasional.<br />

| EDISI 70 | DESEMBER 2016<br />

EDISI 77 | JULI <strong>2017</strong> |


48<br />

resto<br />

c<br />

A<br />

b d e<br />

Casa Mexico: Hadirkan Citarasa<br />

Otentik Mexico di Jakarta<br />

Casa Mexico di Rukan Permata Senayan, Blok G No. 11, Jakarta Selatan bisa menjadi pilihan<br />

bagi para pecinta kuliner Amerika Latin, khususnya Mexico. Nama Casa sendiri diambil dari<br />

bahasa Mexico, yang artinya Rumah. Sehingga, Casa Mexico berarti Rumah Mexico.<br />

interior Casa Mexico menggunakan<br />

dinding bata merah dengan wallpaper<br />

warna-warni. Dilengkapi dekorasi<br />

aksesoris ala Mexico yang membuat kita<br />

seolah-olah berada di dalam rumah khas<br />

Mexico. Area bar di ujung ruangan cukup<br />

eye catching. Memanfaatkan botol-botol bir<br />

bekas sebagai lampu gantung menjadikan<br />

suasana bar menjadi lebih hangat dan pas<br />

dengan tema Mexican.<br />

Naik ke lantai dua kita akan disambut<br />

dengan suasana ruangan yang lebih<br />

tenang, masih dengan aksesoris Mexico.<br />

Lukisan, furniture, hingga lemari kayu yang<br />

berisi botol-botol minuman bekas yang<br />

dijadikan pajangan terlihat begitu artistik.<br />

Casa Mexico tawarkan aneka makanan<br />

dengan citarasa otentik Mexico<br />

hingga minuman khas Mexico, seperti<br />

margarita. Resto yang dibuka sejak 2<br />

November 2016 ini memiliki beberapa<br />

menu andalan diantaranya Nachos,Soft<br />

Taco,Quesadilla, hingga Burrito.<br />

Teks & Foto: Dionesia Ika<br />

Casa Mexico juga mengimpor beberapa<br />

bahan baku, seperti cabai, tomat dan<br />

rempah-rempah, agar citarasa khas<br />

Mexican tetap terjaga.<br />

Makanan pertama yang saya coba yakni<br />

Soft Tacos, terbuat dari kulit tortilla<br />

yang diisi dengan potongan ikan, tomat,<br />

kol, dan daun bawang. Menu ini ditaburi<br />

sambal khas dan perasan lemon, hingga<br />

menghadirkan rasa khas Mexican<br />

yang asam dan pedas. Selanjutnya,<br />

saya mencoba Chimichanga Chicken,<br />

merupakan campuran nasi, kacang<br />

merah, ayam, dan keju yang dibungkus<br />

dengan kulit tortilla. Pelengkapnya<br />

adalah beberapa potong sayuran.<br />

Sebagai menu penutup, nikmati<br />

Apple Pie dengan toping es krim<br />

vanilla. Sebagai pendamping itu<br />

semua, nikmati Strawberry Frozen<br />

Margarita khas Mexico yang sangat<br />

menyegarkan, menambah pengalaman<br />

makan menjadi lebih berwarna.<br />

f<br />

A & B Design Interior Casa Mexico.<br />

C Menu pertama, Soft Tacos.<br />

D Menu penutup, Apple Pie.<br />

e Seporsi Soft Tacos.<br />

f Strawberry Frozen<br />

Margarita yang khas Mexico.<br />

EDISI 77 | JULI <strong>2017</strong> |


50<br />

hotel<br />

A<br />

B<br />

the 1O1 Palembang Rajawali<br />

Teks: Karina Ayu Budiani | Foto: THE 1O1 Palembang Rajawali<br />

Smart stylish, kesan yang dihadirkan the 1o1 Palembang Rajawali. Hotel yang berada di<br />

Jalan Rajawali, Ilir Timur, Palembang ini lokasinya strategis dan menawarkan akomodasi<br />

nyaman dan mumpuni bagi traveler yang ingin berwisata maupun urusan bisnis.<br />

EDISI 77 | JULI <strong>2017</strong> |


hotel<br />

51<br />

D<br />

C E F<br />

kesan modern minimalis dengan pemilihan gaya<br />

interior dan warna ceria sudah terasa bahkan<br />

sejak di lobi hotel. THE 1O1 Palembang Rajawali<br />

berada di area strategis dengan konsep hotel<br />

berdesain smart stylish. Lokasi terdekat dari hotel yang bisa<br />

dikunjungi untuk berwisata cukup banyak, sehingga hotel<br />

ini bisa menjadi salah satu alternatif akomodasi selama<br />

liburan. Hotel inipun hanya berjarak 15 km dari Bandara<br />

Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II.<br />

THE 1O1 Palembang Rajawali menyediakan 137 kamar<br />

bergaya chic dan trendi terdiri dari 125 Superior Room,<br />

8 Family Room, dan 2 Suite Room, serta 2 Penthouse<br />

dengan masing-masing 2 kamar tidur dan living room<br />

di lantai teratas. Setiap kamar dilengkapi dengan<br />

fasilitas TV cable, internet nirkabel gratis, safe deposit<br />

box, hair dryer, tea and coffee maker, dan mini bar.<br />

Kamar Penthouse didesain agar tamu dapat menikmati<br />

pemandangan kota Palembang dari ketinggian. Demi<br />

kenyamanan, tersedia pula pilihan connecting rooms.<br />

THE 1O1 Palembang Rajawali didukung<br />

dengan fasilitas untuk segala kebutuhan<br />

baik bisnis maupun acara-acara tertentu,<br />

termasuk sarana rekreasi. Hotel ini<br />

dilengkapi dengan empat meeting room,<br />

kolam renang, gym, spa, lounge bar, serta<br />

al fresco restaurant untuk segala kebutuhan<br />

tamu. Pilihan meeting rooms yang ada<br />

disediakan untuk berbagai kebutuhan<br />

dengan kapasitas hingga lebih dari 260<br />

orang.<br />

Sebagai sebuah hotel dengan fasilitas<br />

yang mumpuni, THE 1O1 Palembang<br />

Rajawali tak hanya berhenti sampai disitu<br />

saja. Hotel ini juga mengedepankan<br />

kenyamanan baik saat berada di lobi<br />

yang memberi kesan lega hingga<br />

suasana kamar yang elegan namun tetap<br />

senyaman berisitirahat di rumah sendiri.<br />

A<br />

B<br />

C<br />

D<br />

e<br />

f<br />

Suite A.<br />

Suite B.<br />

Double Fix.<br />

Lobby.<br />

Penthouse.<br />

Meeting Room.<br />

| EDISI 77 | JULI <strong>2017</strong>


52<br />

Inspiring people<br />

Bunga Mega:<br />

Berbagi Inspirasi Lewat CeweQuat<br />

Teks: Karina Ayu B | Foto: Dok.Pribadi<br />

Bunga Mega meninggalkan karir di dunia media dan serius mengelola komunitas CeweQuat<br />

yang berawal dari blog pribadi. Bersama CeweQuat, Bunga, sapaan dirinya, mengajak para<br />

wanita muda Indonesia untuk berkontribusi baik terhadap diri maupun lingkungannya.<br />

A<br />

EDISI 77 | JULI <strong>2017</strong> |


inspiring people<br />

53<br />

B<br />

Pengalaman Bunga yang pernah membatalkan<br />

pernikahannya dalam waktu kurang dari 100 hari<br />

melatarbelakangi dirinya menulis blog pribadi. Blog<br />

pribadi tersebut ia buat karena hobinya menulis. Sharing<br />

content tentang relationship, itulah awal niat Bunga. Ia tak<br />

menyangka bahwa blog pribadinya memiliki jumlah pembaca<br />

yang banyak. Terlebih ketika ia membuat akun twitter yang<br />

berisi berbagai quote tentang perempuan, jumlah followernya<br />

pun bertambah banyak.<br />

Melihat antusiasme follower dan pembaca blog yang<br />

bertambah banyak, Bunga lantas membuat acara untuk para<br />

pembaca blog dan follower twitter. Berawal dari sebuah<br />

acara sederhana yang mayoritas dihadiri teman-teman<br />

Bunga sendiri. Kini acara tersebut akhirnya menjadi acara<br />

rutin bulanan gratis dengan nama ‘Datang Bulan’ dan selalu<br />

dihadiri minimum 100 orang dengan tema-tema berbeda.<br />

Networking dan Mentoring<br />

CeweQuat tak hanya menggelar acara-acara seperti ‘Datang<br />

Bulan’ saja, sebuah program pelatihan pun turut digagas<br />

bagi para wanita muda yang masih berkuliah atau akan<br />

segera menyelesaikan kuliahnya. Program pelatihan Female<br />

First Jobber selama 6 bulan untuk 30 wanita terpilih ini diisi<br />

dengan pelatihan-pelatihan yang memberikan pencerahan<br />

kepada peserta tentang bagaimana dunia kerja yang akan<br />

mereka hadapi. Berbagai materi seperti interview skill,<br />

presentation skill, hingga pemberian tugas-tugas kepada<br />

peserta adalah beberapa diantaranya.<br />

A<br />

B<br />

C<br />

C<br />

Sosok Bunga<br />

Mega yang<br />

inspiratif.<br />

Bunga Mega<br />

sharing dengan<br />

Kementerian<br />

Pemberdayaan<br />

Perempuan<br />

dan Anak di<br />

Makassar.<br />

Bunga Mega<br />

sharing<br />

bersama Total<br />

Oil and Gas.<br />

Berbagai mentor dipilih dari orang-orang<br />

yang memang pakar di bidangnya, seperti<br />

Dayu Dara Permata, Vice President Gojek<br />

Indonesia; Anantya Van Bronckhorst,<br />

CEO Thinkweb dan pendiri Girls in Tech<br />

Indonesia; Mona Monika, Head Group<br />

Strategic and Marketing Communication<br />

DBS Bank Indonesia, dan masih banyak<br />

lagi. “Bersama CeweQuat, para peserta<br />

akan dibimbing oleh orang-orang yang<br />

memang berada di top position untuk<br />

berbagi inspirasi. Harapannya, inspirasi<br />

ini akan menstimulasi para peserta untuk<br />

menggapai impian mereka,” kata Bunga.<br />

Networking pun turut terbangun dengan<br />

adanya program pelatihan tersebut.<br />

| EDISI 77 | JULI <strong>2017</strong>


54<br />

Inspiring people<br />

Mungkin saya tidak<br />

akan merasakan<br />

manfaatnya sekarang,<br />

tapi sama seperti<br />

RA Kartini yang tidak<br />

pernah tahu bahwa hal<br />

kecil yang ia lakukan<br />

ternyata memberikan<br />

dampak positif<br />

ke seluruh dunia.<br />

Baik network antara sesama peserta<br />

maupun antara peserta dengan mentor.<br />

Tidak menutup kemungkinan para peserta<br />

bisa melihat peluang kerja dari mentormentor<br />

yang mengajar mereka.<br />

Wadah Perempuan Muda Indonesia<br />

Dengan semakin berkembangnya CeweQuat,<br />

Bunga membuat komunitas ini menjadi lebih<br />

serius hingga kini menjadi community based<br />

company dengan nama PT Perempuan Kuat<br />

Indonesia. Program bisnisnya berupa B2B<br />

(business to business) melalui medium seperti<br />

talkshow, workshop, atau visit perusahaan.<br />

Bahkan CeweQuat juga kerjasama dengan<br />

pihak pemerintah, dalam hal ini dengan<br />

Kementerian Pemberdayaan dan Perempuan.<br />

Bunga berbagi hal-hal seputar perempuan<br />

dengan menjadi inspirator bagi para<br />

perempuan muda di luar Jakarta bahkan<br />

hingga ke luar pulau Jawa.<br />

Bagi Bunga, CeweQuat mengemban nilai<br />

untuk memberdayakan para perempuan muda<br />

di Indonesia. Hingga saat ini berkembang<br />

memiliki jumlah anggota yang banyak, Bunga<br />

merasa semua itu adalah dampak dari nilai<br />

tersebut. CeweQuat adalah wadah untuk para<br />

perempuan muda Indonesia, sementara para<br />

anggotanya adalah katalisator-katalisator<br />

EDISI 77 | JULI <strong>2017</strong> |


inspiring people<br />

55<br />

D & e<br />

Sosok Bunga Mega yang<br />

senang berbagi inspirasi.<br />

Berbicara soal penghargaan juga tak sedikit<br />

yang diraih Bunga saat dirinya mengelola<br />

CeweQuat. Beberapa penghargaan yang ia raih<br />

diantaranya Top 10 Indonesian Womenpreneur<br />

Competition, Top 24 Youth Start Up Icon<br />

Regional Jakarta by Marketeers, perempuan<br />

inspiratif Tupperware SheCAN Award 2015,<br />

innovator nasional pilihan Kementerian<br />

Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan<br />

Anak Konferensi Puspa 2016, Indonesian<br />

Delegate for Global Women in Management oleh<br />

perusahaan oil and gas bersama NGO di Amerika<br />

selama 1 bulan. Meski banyak penghargaan yang<br />

telah diraih, CeweQuat tak lupa untuk berbagi<br />

melalui kegiatan ‘CeweQuat Give Back’.<br />

D<br />

untuk memberikan kontribusi kepada masyarakat.<br />

Seperti beberapa alumni program CeweQuat yang<br />

kini membuat gerakan-gerakan serupa lainnya.<br />

“Di CeweQuat saya bertemu perempuan-perempuan<br />

hebat yang menjadi agent of change. Gerakangerakan<br />

yang mereka buat usai bergabung bersama<br />

CeweQuat justru tidak membuat CeweQuat tersaingi<br />

karena memang itulah tujuannya,” jelas Bunga.<br />

Penghargaan dan Harapan<br />

Bunga sudah menulis sepuluh buku sejak tahun<br />

2009, termasuk buku CeweQuat dan beberapa<br />

buku pengembangan diri lainnya. Latar belakang<br />

di dunia media dan kecintaannya menulis menjadi<br />

salah satu alasannya. Bagi Bunga, medium<br />

buku bisa menjadi salah satu cara berbagi nilainilai<br />

CeweQuat untuk para perempuan muda di<br />

seluruh Indonesia. Buku CeweQuat Volume 1<br />

sempat menjadi best seller dan dilanjutkan dengan<br />

menulis buku CeweQuat Volume 2.<br />

E<br />

Tak hanya CeweQuat, di tahun <strong>2017</strong>, Bunga<br />

bersama satu orang temannya tengah merintis<br />

komunitas baru bernama MamaBoss.id.<br />

Komunitas ini menjadi wadah berbagai antara<br />

sesama ibu bekerja yang memiliki kesulitan<br />

tersendiri, yang pastinya memiliki permasalahan<br />

berbeda dengan perempuan-perempuan muda di<br />

CeweQuat. “MamaBoss ini pada dasarnya adalah<br />

parenting guide for working mom. Inginnya menjadi<br />

komunitas bagi para ibu bekerja untuk saling<br />

support satu sama lain,” kata Bunga.<br />

Tak cukup menulis sepuluh buku, Bunga masih<br />

memiliki rencana untuk kembali menulis buku<br />

di tahun 2018. Itulah salah satu harapannya<br />

selain tidak berhenti belajar dan menyemangati<br />

perempuan-perempuan muda Indonesia untuk<br />

bisa ambil andil dalam masyarakat. “Bagi saya,<br />

apa yang saya lakukan sekarang ini adalah<br />

warisan untuk perempuan-perempuan muda<br />

berikutnya. Mungkin saya tidak akan merasakan<br />

manfaatnya sekarang, tapi sama seperti RA<br />

Kartini yang tidak pernah tahu bahwa hal kecil<br />

yang ia lakukan ternyata memberikan dampak<br />

positif ke seluruh dunia, begitulah harapan<br />

saya,” ujar Bunga.<br />

| EDISI 77 | JULI <strong>2017</strong>


56<br />

JOURNEY<br />

A<br />

Simbolisasi Pengharapan<br />

dan Hormat Tradisi<br />

Bakar Tongkang<br />

Teks & Foto: Bayu Amde Winata<br />

Masyarakat Bagan Siapiapi tumpah ruah bersatu padu di jalanan.<br />

Bercampur antara penonton dan masyarakat Tionghoa Bagan<br />

Siapiapi yang ingin memperingati kedatangan leluhur mereka yang<br />

berlayar dari China dan menemukan daratan yang kini menjadi<br />

Kota Bagan Siapiapi. Peringatan tahunan ini sekaligus wujud doa<br />

memohon rezeki kepada Dewa Ki Hu Ong Ya.<br />

EDISI 77 | JULI <strong>2017</strong> |


JOURNEY<br />

57<br />

A<br />

B<br />

C<br />

D<br />

Tongkang diarak<br />

dari ruko tempat<br />

pembuatan ke bagian<br />

samping Klenteng<br />

Ing Hok King.<br />

Dupa hasil<br />

sumbangan dari<br />

warga-warga<br />

Bagan Siapiapi yang<br />

merantau keluar.<br />

Persiapan saat<br />

tongkang akan<br />

diarak menuju<br />

tempat pembakaran.<br />

Tongkang diarak<br />

menuju tempat<br />

pembakaran dari<br />

klenteng Ing Hok King.<br />

D<br />

B<br />

C<br />

tambur dan simbal di pukul bertalu<br />

talu, seorang pemuda dengan<br />

penutup badan berwarna kuning<br />

bermotifkan naga berlari ke arah meja<br />

altar. Di depan meja altar, pemuda ini<br />

menjura dan memukul-mukul bola duri ke<br />

tubuh nya, kemudian dia memutar bendera<br />

kebangsaan berwarna hitam. Pemuda ini<br />

terlihat seperti seorang panglima yang<br />

melapor kepada seorang raja. Sembari<br />

bergumam dengan dialek Hokian, pemuda<br />

ini terus berkomunikasi pada sebuah<br />

tongkang yang berada di depan meja altar.<br />

Adegan seperti film silat tahun 70-an<br />

ini adalah bagian dari upacara Bakar<br />

Tongkang yang dilaksanakan di Bagan<br />

Siapiapi, Provinsi Riau. Upacara Bakar<br />

Tongkang adalah ritual yang dilakukan<br />

setiap tanggal ke enam belas bulan<br />

ke lima atau Go Gwee Cap Lak oleh<br />

masyarakat Tionghoa yang berada di<br />

Bagan Siapiapi. Ritual ini bertujuan untuk<br />

mengenang kembali kedatangan leluhur<br />

masyarakat Tionghoa yang mendiami<br />

kota Bagan Siapiapi dan untuk merayakan<br />

ulang tahun dari dewa atau khong yang<br />

melindungi masyarakat Tionghoa Bagan<br />

Siapapi, dewa ini bernama Kie Hu Ong Ya.<br />

| EDISI 77 | JULI <strong>2017</strong>


58<br />

JOURNEY<br />

E<br />

Awal Mula<br />

Alkisah pada zaman dahulu, sekelompok orang Tionghoa<br />

dari Fujian, China merantau menyeberangi lautan dengan<br />

kapal kayu sederhana. Tujuan mereka merantau adalah untuk<br />

mengharapkan kualitas hidup yang lebih baik. Saat dalam<br />

perjalanan, di tengah lautan mereka mengalami kebimbangan.<br />

Mereka kehilangan arah. Di dalam suasana yang genting,<br />

mereka berdoa kepada Dewa Kie Hu Ong Ya yang memang<br />

sudah mereka bawa dari awal perjalanan. Mereka meminta<br />

petunjuk mengenai di mana kapal akan berlabuh. Di dalam<br />

keheningan malam, Dewa Kie Hu Ong Ya memberikan petunjuk<br />

kepada mereka. Para penumpang kapal melihat cahaya<br />

samar-samar, cahaya ini mirip seperti nyala api. Dengan<br />

asumsi bahwa di mana ada api di situlah terdapat kehidupan,<br />

mereka mengikuti arah datang cahaya. Akhir nya mereka tiba<br />

di daratan yang berada di tepi Selat Malaka. Terdapat 18 orang<br />

yang selamat saat mereka mendarat di daratan yang akan<br />

menjadi cikal bakal kota Bagan Siapiapi. Ke delapan belas<br />

orang ini bermarga Ang, merekalah yang akan menjadi leluhur<br />

dari warga Tionghoa Bagan Siapiapi.<br />

Memulai Tradisi<br />

Matahari bersinar terik saat saya berada di Klenteng In Hiok<br />

Kong, klenteng yang terletak sejajar dengan pasar induk<br />

penuh dengan sesaji. Sesaji-sesaji ini diletakkan pada meja<br />

panjang berwarna merah.<br />

EDISI 77 | JULI <strong>2017</strong> |


JOURNEY<br />

59<br />

H<br />

F<br />

G<br />

E<br />

F<br />

G<br />

H<br />

I<br />

Tongkang melewati<br />

gerbang tempat<br />

pembakaran bersama<br />

masyarakat Tionghoa<br />

Bagan Siapiapi.<br />

Kim cua/kertas doa<br />

yang disebarkan<br />

warga Tionghoa yang<br />

menandakan tongkang<br />

siap untuk dibakar.<br />

Sesaji dalam bentuk<br />

ikan mewakili<br />

sumber penghasilan<br />

warga tionghoa<br />

Bagan, usaha terasi.<br />

Warga Tionghoa<br />

Bagan Siapiapi, di<br />

halaman klenteng<br />

Ing Hok King, berdoa<br />

dan bersiap untuk<br />

mengarak tongkang.<br />

Tongkang diarak<br />

melewati ruko-ruko<br />

yang ada di Jalan<br />

Perdagangan, kota<br />

Bagan Siapiapi.<br />

Sesaji yang diletakkan bermacam<br />

macam, ada yang berbentuk<br />

nanas, ada yang berbentuk kapal,<br />

ada berupa ayam, dan ada yang<br />

hanya jajanan pasar. Di depan<br />

meja panjang, terdapat sebuah<br />

tongkang besar berwarna putih.<br />

Di bagian kiri dan kanan dari<br />

tongkang penuh dengan hiasanhiasan<br />

yang menggambarkan<br />

dua belas shio manusia. Selain<br />

dua belas shio, terdapat replika<br />

dari delapan belas leluhur<br />

komunitas Tionghoa yang selamat<br />

dalam ukuran kecil. Replika ini<br />

diletakkan pada bagian depan,<br />

tengah dan buritan kapal.<br />

I<br />

Sehari sebelum tongkang<br />

disembahyangkan di samping<br />

klenteng, tongkang dipindahkan<br />

dari ruko yang berada tepat di<br />

sebelah kanan klenteng dengan<br />

cara diarak. Tongkang akan<br />

mengelilingi jalan klenteng<br />

kemudian diletakkan di samping<br />

klenteng. Saat malam hari,<br />

dilakukan sebuah ritual untuk<br />

membuka penutup yang terbuat<br />

dari kain berwarna merah pada<br />

bagian buritan tongkang. Saat<br />

pengurus klenteng membuka<br />

penutup buritan. Maka ritual<br />

sembahyang untuk bakar<br />

tongkang sudah dimulai.<br />

Pagi hari di Klenteng In Hiok Kong,<br />

Umat Tri Dharma berdatangan<br />

silih berganti untuk melakukan<br />

sembahyang pagi sebelum ritual<br />

bakar tongkang dilaksanakan, asap<br />

dupa yang memenuhi bagian tengah<br />

klenteng membuat mata saya berair<br />

saat berada sini. Menurut Ah Ping<br />

yang merupakan salah satu pengurus<br />

klenteng. Masyarakat Tionghoa yang<br />

datang pada festival ini sebagian besar<br />

adalah Tionghoa Bagan Siapiapi yang<br />

merantau ke luar daerah. Mereka akan<br />

datang ke bagan Siapiapi khusus untuk<br />

mengikuti tradisi Bakar Tongkang.<br />

| EDISI 77 | JULI <strong>2017</strong>


60<br />

JOURNEY<br />

K<br />

EDISI 77 | JULI <strong>2017</strong> |


JOURNEY<br />

61<br />

Ritual ini bertujuan untuk<br />

mengenang kembali kedatangan<br />

leluhur masyarakat Tionghoa<br />

yang mendiami kota Bagan Siapiapi.<br />

J<br />

M<br />

L<br />

Saya juga sempat bertemu dengan salah seorang perantau<br />

yang datang dari jauh untuk menghadiri ritual. Dia bernama<br />

Linda, seorang warga Tionghoa kelahiran Bagan Siapiapi yang<br />

sudah lama meninggalkan daerah asalnya. “Dari umur 3 tahun<br />

saya meninggalkan Bagan Siapiapi, sekarang saya sudah<br />

berumur 40 tahun. Baru kali ini saya datang dan mengikuti<br />

ritual ini,“ ujar Linda. Masyarakat Tionghoa Bagan Siapiapi<br />

percaya bahwa pada saat upacara Bakar Tongkang, Dewa Ki<br />

Hu Ong Ya akan memberikan berkah yang berlimpah bagi<br />

mereka yang mendoakannya.<br />

Selain Dewa Ki Hu Ong Ya, pada meja altar terdapat juga replika<br />

Dewa Langit yang didudukkan di atas replika kuda. Replika<br />

yang berukuran besar ini akan ikut di bakar bersamaan dengan<br />

tongkang. Tepat pukul dua siang, terjadi keriuhan di halaman<br />

depan klenteng. Suara tambur dan perkusi seperti menyelimuti<br />

klenteng, Loya atau dewa yang masuk ke dalam tubuh manusia<br />

dengan didampingi umat berjalan menuju tongkang. Loya-loya ini<br />

berasal dari klenteng-klenteng yang berada di sekitar kota Bagan<br />

Siapiapi. Kedatangan mereka adalah memberikan persembahan<br />

kepada tongkang.<br />

J<br />

K<br />

L<br />

M<br />

Tongkang di<br />

bakar pada<br />

lapangan<br />

tempat<br />

pembakaran.<br />

Sembahyang<br />

malam di<br />

halaman<br />

klenteng Ing<br />

Hok King, Kota<br />

Bagan Siapiapi,<br />

sebelum<br />

tongkang<br />

dibakar.<br />

Salah seorang<br />

warga Tionghoa<br />

Bagan Siapiapi,<br />

berdoa di<br />

samping<br />

tongkang pada<br />

malam hari.<br />

Ritual sebelum<br />

melepas tutup<br />

kepala naga<br />

pada bagian<br />

belakang<br />

tongkang.<br />

| EDISI 77 | JULI <strong>2017</strong>


62<br />

JOURNEY<br />

N<br />

EDISI 77 | JULI <strong>2017</strong> |


JOURNEY<br />

63<br />

O<br />

Setelah Loya-loya selesai memberikan salam<br />

kepada tongkang, replika-replika dewa yang di<br />

letakkan di atas meja altar pada bagian tengah<br />

klenteng dikeluarkan. Dengan dilepasnya<br />

sebatang kayu yang menjadi kunci dari tongkang,<br />

ritual upacara bakar tongkang dimulai. Sekitar<br />

60 pemuda tionghoa membopong dan mengarak<br />

tongkang menuju tempat pembakaran. Tempat<br />

pembakaran ini terletak di Jalan Perniagaan.<br />

Dahulu tempat ini merupakan titik dimana<br />

leluhur masyarakat Tionghoa mendarat. Kurang<br />

lebih sekitar satu kilometer jarak dari klenteng<br />

menuju tempat pembakaran. Jalan Perniagaan<br />

berubah dari jalanan kosong menjadi penuh<br />

dengan lautan manusia.<br />

Di kiri dan kanan jalan, masyarakat Tionghoa<br />

berbaris menunggu lewatnya tongkang.<br />

Dalam perjalanan menuju tempat pembakaran,<br />

saya diguyur hujan selama lima menit.<br />

“Baru kali ini, dalam perayaan bakar tongkang,<br />

terjadi hujan,” ucap seorang warga Tionghoa<br />

yang berdiri di kanan saya.<br />

Saat api pelan pelan membakar tongkang,<br />

ribuan masyarakat Tioonghoa berdoa dan<br />

menyampaikan harapan mereka. Hal yang<br />

paling di tunggu oleh masyakarat adalah pada<br />

saat tiang layar utama jatuh. Ada sebuah<br />

kepercayaan bagi masyaarakat Tionghoa Bagan<br />

Siapiapi, bahwa jika tiang layar utama jatuh ke<br />

arah laut maka rezeki tahun ini adalah di laut.<br />

Dan jika tiang layar utama jatuh ke darat maka<br />

rezeki tahun ini jatuh ke darat. Dengan jatuhnya<br />

tiang utama ke arah laut ribuan masyarakat yang<br />

tadi memadati kawasan pembakaran kembali<br />

ke rumah masing masing. Laut adalah harapan<br />

mereka tahun ini.<br />

N<br />

O<br />

Masyarakat<br />

Tionghoa kota<br />

Bagan Siapiapi<br />

menggendong<br />

tongkang<br />

melewati jalan<br />

Perdagangan<br />

sebelum<br />

tongkang<br />

dibakar.<br />

Arak-arakan<br />

dewa dari<br />

klenteng yang<br />

ada di sekitar<br />

kota Bagan<br />

Siapiapi menuju<br />

halaman<br />

klenteng Ing<br />

Hok King.<br />

| EDISI 77 | JULI <strong>2017</strong>


64<br />

GALLERY PHOTO<br />

Festival di Indonesia<br />

Teks: GOENADI HARYANTO<br />

Pujangga dan pencipta lagu Ismail Marzuki, melalui “Rayuan Pulau Kelapa”,<br />

dengan pilihan kata yang sederhana, menggugah rasa kita tentang “keelokan dan<br />

kekayaan” negeri kita tercinta sebagai sebuah totalitas yang perlu kita syukuri.<br />

A<br />

B<br />

EDISI 77 | JULI <strong>2017</strong> |


GALLERY PHOTO<br />

65<br />

Foto: GOENADI HARYANTO<br />

d<br />

C<br />

E<br />

beranjak dari keberagaman, alam, budaya,<br />

agama, manusia dan berbagai karunia lain yang<br />

dimiliki Indonesia, patutlah kita, sebagai bangsa<br />

bersyukur kepada Sang Maha Pencipta.<br />

Ungkapan rasa syukur inilah menjadi modal dasar yang<br />

penting dalam terselenggaranya berbagai festival di<br />

negeri ini. Bila kita punya waktu untuk memperhatikannya,<br />

mungkin ada ribuan festival besar dan kecil yang<br />

diselenggarakan secara nasional, maupun regional,<br />

setiap tahunnya secara berkesinambungan,.<br />

Bila saja, kita, sebagai fotografer mempunyai cukup tenaga<br />

dan sumber dana untuk membiayai perjalanan meliput<br />

festival–festival tersebut yang frekuensinya cukup padat.<br />

Tidak mustahil, kumpulan gambar yang dibuat, akan menjadi<br />

sebuah koleksi gambar tentang Indonesia yang paling top dan<br />

menjadi warisan dunia yang unik dan istimewa.<br />

A<br />

B<br />

c<br />

d<br />

e<br />

f<br />

Festival Lembah<br />

Baliem, yang<br />

diselenggarakan<br />

menjelang HUT<br />

Kemerdekaan RI.<br />

Rumah Kaki Seribu<br />

di Pegunungan Arfak,<br />

Papua Barat.<br />

Tari Merak di Bandung/<br />

Jawa Barat, merupakan<br />

tarian modern Sunda.<br />

Barisan abdi dalem<br />

keraton Yogyakarta,<br />

dalam acara Sekaten.<br />

Kabupaten Banyuwangi<br />

adalah Festival<br />

Petik Laut, nelayan<br />

desa Muncar.<br />

Tari Gandrung<br />

Banyuwangi, merupakan<br />

rangkaian gerak yang<br />

dan iringan gamelan<br />

yang amat dinamis.<br />

Mari, jangan kita sia-siakan peluang emas yang kita miliki,<br />

sebagai Bangsa Indonesia.<br />

F<br />

| EDISI 77 | JULI <strong>2017</strong>


66<br />

GALLERY PHOTO<br />

Foto: M. Fathoni Fahim<br />

G<br />

H<br />

EDISI 77 | JULI <strong>2017</strong> |


GALLERY PHOTO<br />

67<br />

I<br />

G<br />

H<br />

I<br />

J<br />

Bangunan khas Toraja,<br />

digunakan sebagai<br />

tandu, dari rumah duka<br />

ke pekuburan.<br />

Festival Rambu Solok<br />

dan Ma’Nene, banyak<br />

ditandai dengan kain<br />

dan hiasan yang<br />

berwarna merah.<br />

Memasukan peti<br />

jenasah ke dalam<br />

liang yang digali pada<br />

dinding batu kapur.<br />

Upacara Rabu Solok,<br />

di Tana Toraja, juga<br />

dikenal sebagai<br />

“pesta kematian”.<br />

Ritual unik<br />

Ma ‘Nene,<br />

adalah upacara<br />

mendandani<br />

jenasah yang sudah<br />

lama dikuburkan,<br />

dengan menata<br />

kembali pakaian<br />

dan pernah pernik<br />

yang dikenakan<br />

pada jenasah.<br />

J<br />

| EDISI 77 | JULI <strong>2017</strong>


68<br />

GALLERY PHOTO<br />

Foto: Duta Subagyo Sarosa<br />

K<br />

L<br />

M<br />

EDISI 77 | JULI <strong>2017</strong> |


GALLERY PHOTO<br />

69<br />

N<br />

K<br />

L<br />

M<br />

N<br />

O<br />

Prosesi Festival<br />

Tawur Agung, sebuah<br />

pesta budaya Agama<br />

Hindu, yang digelar<br />

di KOmpleks Candi<br />

Prambanan.<br />

Nuansa perayaan<br />

upacara agama Hindu<br />

amat terasa dalam foto<br />

ini. Biasanya adegan<br />

seperti ini menjadi<br />

cirri khas upacara<br />

keagamaan<br />

di Pulau Bali.<br />

Vihara Utama di Kota<br />

Singkawang, dipoles<br />

meriah untuk Pesta<br />

Cap Go Meh.<br />

Penabuh gamelan<br />

putri, di Festival Tawur<br />

Agung Prambanan,<br />

Jawa Tengah.<br />

Penabuh gamelan<br />

asing, turut<br />

memeriahkan Pesta<br />

Budaya Hindu – Jawa.<br />

O<br />

| EDISI 77 | JULI <strong>2017</strong>


70<br />

MOST WANTED<br />

FOTO: iotexpo.it<br />

1.<br />

Ecomo Smart Bottle<br />

Kebutuhan akan air dalam tubuh sangatlah penting bagi kehidupan kita, terutama untuk menjaga kesehatan<br />

agar kita tidak dehidrasi. Tapi bagaimana jika saat dalam perjalanan kita tidak menemui kualitas air yang bagus.<br />

Nah, dengan Ecomo Smart Bottle kita bisa langsung meminum air dari sumber alami. Diperkaya dengan fiber<br />

karbon aktif yang akan menyaring chlorine, pharmaceuticals, pesticides dan petroleum; ada pula Ion Exchange<br />

Fiber menghilangkan sebagian besar heavy metals, termasuk lead, mercury, copper, dan cadmium; serta Nanofiber<br />

Membrane bisa menghilangkan bacteria and cysts. Dengan semua kandungan bahan tersebut, kita akan memperoleh<br />

kualitas air bersih yang diinginkan. Penggunaannya pun cukup mudah, hanya dengan menggoyangkan botol air dan<br />

memutar bagian bawah botol, kemudian air akan tersaring dari endapan yang berada di bagian bawah botol. Kita<br />

akan mengetahuinya dari wristband yang terkoneksi melalui ponsel pintar dengan mengunduh aplikasinya dan untuk<br />

menjalankan sistem peyaringannya, Ecomo Smart Bottle kita charge pada panel yang tersedia. (dian)<br />

2.<br />

Survivor Powerbank<br />

Kehabisan baterai ponsel saat dalam<br />

perjalanan dapat menjadi masalah, terlebih<br />

saat dibutuhkan sebagai penunjuk arah atau<br />

GPS. Demi mengatasi hal ini, pemakaian<br />

powerbank atau batu baterai portable yang<br />

bisa digunakan kapanpun bisa menjadi<br />

solusinya. Seperti powerbank Survivor<br />

Backup Battery by Griffin Technology, dengan<br />

keunggulannya yang tahan terhadap guyuran<br />

air hujan. The Survivor Backup Battery sudah<br />

lolos tes Military Standard 810G dan tahan<br />

banting jika terjatuh, serta dilengkapi LED<br />

emergency flashlight. Berkapasitas 10.050<br />

mAh, the Survivor Backup Battery mampu<br />

mengisi iPAd Pro hingga 95%. (dian)<br />

FOTO: gadgetynews.com<br />

EDISI 77 | JULI <strong>2017</strong> |


MOST WANTED<br />

71<br />

3.<br />

Nikon Coolpix W300<br />

FOTO: nikonblog.sk<br />

Membawa kamera tangguh saat traveling di alam bebas menjadi sebuah keharusan bagi kita<br />

yang menyukai petualangan. Seperti Nikon Coolpix W300, yang memiliki sistem auto focus<br />

lebih cepat, layar sentuh dan mampu dibawa dalam air hingga kedalaman 30 meter, ketahanan<br />

suhu beku hingga -10 derajat celcius, tahan debu atau kotoran halus, serta kuat apabila jatuh<br />

dari ketinggian 2,4 meter. Nikon Coolpix W300 juga hadir bagi kita yang tidak bisa lepas dari<br />

sosial media, karena memiliki fitur Wi-Fi dan Bluetooth. Kesempurnaan hasil foto mampu<br />

diperoleh Nikon Coolpix W300 yang menyematkan 160-MP backside illuminated CMOS sensor<br />

dan 5x optical zoom NIKKOR berikut lensa Hybrid VR. Dilengkapi fitur GPS, kompas, altimeter,<br />

hingga tingkatan tekanan udara, Nikon Coolpix W300 mampu menjadi camera pocket serba<br />

guna dan dapat menemani saat mendaki gunung, menyelam atau berkemah. (dian)<br />

4.<br />

The Pizzacraft Stovetop Pizza Oven<br />

FOTO: amazonaws.com<br />

Liburan adalah ajang kebersamaan bagi keluarga. Salah<br />

satunya bisa diisi kegiatan memasak. Biasanya orang tua<br />

akan merasa bosan memasak menu yang sama seperti<br />

rutininas sehari-hari dan ingin memberikan yang berbeda.<br />

Untuk hal tersebut bisa dimulai dengan membuat hidangan<br />

sederhana tapi lezat seperti pizza. Nah, jika ingin membuat<br />

pizza sendiri, kita bisa menggunakan The Pizzacraft<br />

Stovetop Pizza Oven. Produk ini berupa alat memasak pizza<br />

portable yang bisa diaplikasikan menggunakan api dari<br />

kompor gas atau minyak tanah. The Pizzacraft Stovetop<br />

Pizza Oven bisa dibawa bepergian karena bentuknya yang<br />

portable dan mampu menghasilkan pizza dalam waktu<br />

sekitar sepuluh menit untuk memanaskan alatnya serta<br />

enam menit proses memasaknya. Pizza yang dihasilkan<br />

juga menciptakan rasa tidak kalah lezatnya seperti<br />

memasak dalam tungku bara api. (dian)<br />

| EDISI 77 | JULI <strong>2017</strong>


72<br />

REVIEW BOOKS<br />

Your Next Step, Tentang<br />

Kamu dan Masa Depanmu<br />

Penulis: Aster Sisi<br />

Penerbit: Elex Media Komputindo<br />

Buku ini dipersembahkan untuk kalian yang masih bingung<br />

menentukan life after school. Kebingungan tersebut bisa terjadi<br />

karena kalian belum mengerti dengan life design atau rancangan<br />

hidup. Melalui buku ini, kalian akan diberikan langkah-langkah<br />

dalam membuat life design, dan menemukan passion hidup kalian<br />

sehingga kalian akan menjadi pribadi yang dekat dengan impian<br />

kalian. (ika)<br />

Meraih Kemenangan, Menjadi Pribadi<br />

Sukses, Bahagia, dan Bermakna<br />

Penulis: Febry Elbi Saputra<br />

Penerbit: Elex Media Komputindo<br />

Kini kesuksesan bukan lagi sebuah pilihan, melainkan menjadi sebuah<br />

tuntutan yang harus diperjuangkan. Buku ini ditulis dengan harapan<br />

dapat menjadi penggugah hati agar kita kembali ke jalur perjuangan<br />

menuju kesuksesan yang hakiki. Dengan membaca buku ini kita akan<br />

memperoleh inspirasi dan motivasi dalam berjuang meraih mimpi,<br />

ditengah berbagai ujian kehidupan yang sesungguhnya membuat hidup<br />

kita menjadi lebih bermakna. (ika)<br />

#17<br />

<strong>Juli</strong><br />

<strong>2017</strong><br />

EDISI 77 | JULI <strong>2017</strong> |


NAM AIR<br />

Edisi 42/ Tahun IV/ <strong>Juli</strong> <strong>2017</strong><br />

TRAVELLER STORY ART & CULTURE DESTINATION<br />

Desa Bajo Wakatobi:<br />

Wujud Kearifan<br />

Pengembara Laut<br />

Ludruk Wetanan:<br />

Kolaborasi Jawa Madura<br />

Dalam Irama Dan Lakon<br />

Keindahan Gugusan<br />

Bukit Karst Di Labengki<br />

Dan Sombori


74<br />

DESTINATION<br />

A Mulut Gua Alo.<br />

B Pemandangan<br />

Teluk Cinta dari<br />

ketinggian.<br />

C Bagian dalam<br />

Gua Alo.<br />

D Pulau Sombori<br />

dikeliling oleh<br />

bebatuan karst<br />

yang besar.<br />

A<br />

B<br />

EDISI 77 | JULI <strong>2017</strong> |


DESTINATION<br />

75<br />

Keindahan Gugusan<br />

Bukit Karst di Labengki<br />

dan Sombori<br />

Teks & Foto: Ario Triwibowo Y.<br />

C<br />

Meskipun sudah mulai dikenal sejak tahun 2015, masih banyak<br />

wisatawan yang belum terlalu banyak mengetahui pesona wisata<br />

dari Pulau Labengki dan Pulau Sombori. Keindahan gugusan<br />

bukit karst yang terdapat di kedua pulau ini kerap disandingkan<br />

dengan Raja Ampat, Papua. Maka tidak heran apabila banyak orang<br />

menyebut Labengki dan Sombori sebagai ‘miniatur Raja Ampat.<br />

jarak tempuh dapat mencapai dua atau<br />

bahkan tiga jam. Beruntungnya saya, laut<br />

dan cuaca cukup mendukung sehingga waktu<br />

tempuh sesuai dengan perkiraan.<br />

D<br />

matahari terasa menyengat, meski masih jam 10.00<br />

pagi. Pelabuhan Kota Lama Kendari terasa sepi pada hari<br />

itu. Tidak terlalu banyak aktifitas yang terlihat meskipun<br />

sejumlah kapal kontainer tampak memadati sisi pelabuhan. “Kita tunggu<br />

disini sebentar. Perahu motornya masih dalam perjalanan,” ujar seorang<br />

pemandu bernama Lalang. Saya pun berteduh di bawah atap sebuah<br />

warung yang sedang tutup untuk bersembunyi dari teriknya sang surya.<br />

Tak menunggu lama, perahu motor yang dinanti pun datang.<br />

Hari itu saya akan berlayar menuju Pulau Labengki dan Pulau Sombori.<br />

Lalang berkata bahwa waktu tempuh dari Kendari ke Labengki cukup satu<br />

setengah jam saja. Namun apabila kondisi laut sedang tidak bersahabat,<br />

Labengki merupakan sebuah pulau yang<br />

termasuk dalam Kabupaten Konawe Utara<br />

(Sulawesi Tenggara). Labengki terdiri dari<br />

dua pulau utama yaitu Labengki Besar dan<br />

Labengki Kecil. Mayoritas objek wisata<br />

di Labengki berada di Labengki Besar,<br />

sedangkan Labengki Kecil merupakan pulau<br />

yang digunakan untuk hunian penduduk.<br />

Para penghuni pulau ini adalah Suku Bajo.<br />

Meskipun Labengki Besar tidak berpenghuni,<br />

terdapat sejumlah staf yang bekerja di resort<br />

dan penginapan disini. Penduduk Labengki<br />

Kecil juga sering berkunjung ke Labengki<br />

Besar untuk mengambil air tawar yang<br />

bersumber di pulau tersebut. Berbeda<br />

dengan Labengki, Sombori adalah sebuah<br />

pulau yang terletak di Kabupaten Morowali<br />

(Sulawesi Tengah).<br />

Kedua pulau menawarkan keindahan panorama<br />

laut yang dapat dilihat di atas bukit-bukit karst.<br />

Selain itu, keindahan bawah laut Labengki dan<br />

Sombori juga tidak kalah menarik. Terumbu<br />

karang dan ekosistem laut di perairan kedua<br />

pulau masih terawat dengan baik.<br />

| EDISI 77 | JULI <strong>2017</strong>


76<br />

DESTINATION<br />

E<br />

Teluk Cinta,<br />

Danau Kembar,<br />

dan Blue Lagoon<br />

Labengki terkenal dengan<br />

Teluk Cinta. Disini wisatawan<br />

dapat menikmati pemandangan<br />

gugusan bukit karst dan<br />

hamparan biru laut dari<br />

ketinggian. Untuk itu para<br />

wisatawan harus mendaki bukit<br />

terlebih dahulu. Pendakian<br />

tidak terlalu sulit karena jalur<br />

setapak dan tangga sudah dibuat<br />

untuk memudahkan wisatawan<br />

mencapai puncak teratas.<br />

Teluk Cinta mendapatkan<br />

namanya karena bentuk teluk<br />

yang menyerupai hati. Bentuk<br />

ini hanya dapat dilihat dari<br />

ketinggian dengan menggunakan<br />

kamera/video drone yang<br />

dilayangkan ke udara.<br />

Selain Teluk Cinta, saya juga<br />

mengunjungi Danau Kembar<br />

dan Blue Lagoon. Disini<br />

wisatawan dapat melihat<br />

sebuah danau atau laguna<br />

tersembunyi di balik bukit-bukit<br />

karst yang tinggi. Pemandangan<br />

di kedua tempat ini juga harus<br />

dicapai dengan cara mendaki.<br />

E<br />

F<br />

G<br />

H<br />

I<br />

Langit-langit Gua<br />

Alo yang mencapai<br />

puluhan meter.<br />

Dermaga Pulau<br />

Labengki Kecil.<br />

Menikmati<br />

pemandangan<br />

dari ketinggian<br />

di Pulau Kayangan.<br />

Gua Berlian yang<br />

menyimpan sejarah<br />

peradaban manusia<br />

di masa lampau.<br />

Cangkang dan<br />

kulit kerang yang<br />

berserakan di<br />

dasar Gua Berlian.<br />

Pendakian kali ini dapat dibilang lebih<br />

sulit. Medan berupa bebatuan karst<br />

tajam mengharuskan para wisatawan<br />

untuk ekstra hati-hati, khususnya dalam<br />

mencari pijakan kaki. Upaya mendaki<br />

yang cukup sulit terbayar dengan<br />

pemandangan memukau berupa danau<br />

atau laguna dengan air yang bening<br />

berwarna hijau kebiru-biruan.<br />

F<br />

Objek wisata di Labengki tidak melulu<br />

harus dicapai dengan mendaki. Ada<br />

pula pantai berpasir putih yang tenang<br />

dan sepi dengan ombak kecil. Untuk<br />

melihatnya kita bisa ke Pasir Panjang<br />

dan Torohkampali.<br />

EDISI 77 | JULI <strong>2017</strong> |


DESTINATION<br />

77<br />

G<br />

H<br />

Menelusuri Gua di Sombori<br />

Setelah menjelajahi beberapa lokasi di Labengki, saya kembali<br />

berlayar dengan perahu motor. Kali ini saya harus berlayar<br />

‘lintas propinsi’ menuju Sombori di Sulawesi Tengah. Meskipun<br />

di propinsi yang berbeda, kedua pulau tersebut berjarak<br />

sangat dekat, hanya sekitar 45 menit perjalanan menggunakan<br />

perahu motor.<br />

Beberapa gua besar dapat ditemukan di Sombori. Gua pertama<br />

yang saya kunjungi adalah Gua Alo. Gua ini merupakan rumah<br />

dari ribuan kelelawar yang bersarang di langit-langit gua.<br />

Suara decitan kelelawar pun terdengar ketika saya memasuki<br />

mulut gua. Gua kedua yang saya kunjungi adalah Gua Berlian.<br />

Konon, gua ini mendapatkan namanya dari pancaran stalaktit<br />

yang bersinar apabila tersapu cahaya, layaknya sebuah<br />

berlian. Gua ini diyakini memiliki cerita sejarah yang sangat<br />

panjang, karena terdapat berbagai bukti bahwa manusia<br />

pernah mendiami gua ini pada masa lampau. Bahkan,<br />

sebelumnya pernah ditemukan tulang belulang manusia yang<br />

diyakini merupakan para penghuni gua ini.<br />

I<br />

Tulang belulang tersebut sudah tidak ada ketika saya berkunjung<br />

disana. Namun yang menarik adalah ditemukannya cangkangcangkang<br />

kerang yang menumpuk di lantai gua. Saya menjadi<br />

ingat informasi tentang Kjokkenmodinger, yakni istilah untuk<br />

sampah dapur berupa kulit kerang atau siput yang telah<br />

menumpuk sehingga membentuk fosil.<br />

| EDISI 77 | JULI <strong>2017</strong>


78<br />

DESTINATION<br />

J<br />

K<br />

EDISI 77 | JULI <strong>2017</strong> |


DESTINATION<br />

79<br />

J<br />

K<br />

L<br />

Pemandangan pulau-pulau<br />

kecil dan bebatuan karst<br />

di Pulau Kayangan.<br />

Gugusan batuan karst<br />

unik di Labengki maupun<br />

Sombori.<br />

Blue Lagoon, sebuah<br />

danau air payau yang<br />

tersembunyi di dalam<br />

sebuah pulau.<br />

Sombori juga menyajikan panorama laut dan gugusan bukitbukit<br />

karst identik seperti Labengki, salah satunya adalah di<br />

Pulau Kayangan. Jalur untuk mendaki hingga puncak bukit<br />

lagi-lagi dapat dikatakan cukup menantang. Saya harus<br />

kembali mendaki diantara bukit karst dan berpijak diantara<br />

bebatuan tajam dan berpegangan pada batang pepohonan.<br />

Namun, seluruh perjuangan itu terbayar dengan pemandangan<br />

yang luar biasa.<br />

Suku Bajo Labengki Kecil<br />

Sebelum kembali ke penginapan di Labengki Besar, saya diajak<br />

untuk mengunjungi Labengki Kecil dan berinteraksi dengan<br />

masyarakat Bajo yang menghuni pulau ini. Menurut sejarah,<br />

Suku Bajo berasal dari Kepulauan Sulu di Filipina. Namun<br />

karena mereka kerap berpindah tempat dan hidup di atas laut,<br />

mereka tersebar ke berbagai wilayah antara lain di Malaysia<br />

(Sabah) dan Indonesia (Kalimantan Timur, Kalimantan Utara,<br />

Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan bahkan mencapai<br />

Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur). Masyarakat<br />

Bajo disini pada umumnya mencari nafkah sebagai nelayan.<br />

Namun ada pula yang menjadi guru atau berdagang dengan<br />

membuka warung di pulau ini.<br />

Saya tiba di Labengki Kecil pada pukul 16.00 sore. Saat<br />

dermaga pulau ramai oleh anak-anak kecil yang bermain di<br />

pantai dan berenang di laut. Anak-anak tersebut tanpa lelah<br />

menceburkan diri ke laut dan kemudian menaiki dermaga<br />

untuk kembali meloncat ke air. Tawa riang dari anak-anak<br />

mengiringi kedatangan saya di dermaga Labengki Kecil.<br />

Labengki Kecil juga merupakan lokasi shooting film ‘Suara<br />

Anak Pesisir’ yang dirilis sekitar bulan Maret <strong>2017</strong> lalu. Film<br />

ini merupakan produksi asli anak negeri dari Kendari yang<br />

menceritakan kehidupan pesisir dan kebudayaan Suku Bajo di<br />

Labengki. Saya pun bertemu dengan Erik, seorang anak Bajo<br />

yang memainkan peran dalam film tersebut.<br />

L<br />

Tanpa terasa, waktu pun menunjukkan pukul 17.00. Saya<br />

kembali menaiki perahu motor untuk bertolak kembali ke<br />

penginapan untuk beristirahat dan menikmati malam terakhir<br />

di Labengki. Esok paginya saya pun kembali ke Kendari.<br />

| EDISI 77 | JULI <strong>2017</strong>


80<br />

BUCKET LIST<br />

6 Pantai Eksotik di Selatan Bali<br />

Teks & Foto: Karina Ayu Budiani<br />

Tak seperti Kuta, Nusa Dua atau Seminyak, enam pantai yang<br />

<strong>Sriwijaya</strong> <strong>Magazine</strong> hadirkan kali ini pesonanya justru terletak pada karakter<br />

pantai yang bisa dibilang agak tersembunyi. Hal ini karena karakter pantai yang<br />

diliputi tebing tinggi hingga membuatnya semakin eksotik.<br />

1<br />

1 Pantai Melasti<br />

Gaung popularitas Pantai Melasti di Ungasan<br />

memang belum terlalu terdengar. Namun<br />

satu hal yang pasti bahwa pantai ini adalah<br />

lokasi tepat untuk menikmati matahari<br />

terbenam, jika anda beruntung sang surya<br />

tidak tertutup awan tentunya. Pantai<br />

Melasti memiliki dua sisi yang bisa diakses<br />

pengunjung. Dua sisi ini dibelah oleh sebuah<br />

daratan yang menjorok ke laut. Sisi sebalah<br />

kiri dari daratan lebar pantainya lebih sempit,<br />

sedangkan sisi satunya lebih luas. Pantai ini<br />

menyajikan keelokan pesona pantai pasir<br />

putih, air laut hijau emerald yang berda di<br />

balik tebing kapur.<br />

2<br />

EDISI 77 | JULI <strong>2017</strong> |


BUCKET LIST<br />

81<br />

3<br />

2<br />

Pantai Gunung Payung<br />

Pantai Gunung Payung di Desa Kutuh letaknya cukup<br />

tersembunyi. Hal ini karena akses menuju pantai<br />

harus dilewati dengan menuruni jumlah anak tangga<br />

yang cukup banyak. Ketika sampai di bawah terlihat<br />

pantai berpasir putih seperti cerukan kecil yang<br />

menjorok ke darat. Jika ingin menceburkan diri masih<br />

cukup aman asalkan tidak jauh dari bibir pantai.<br />

Pantai Gunung Payung sudah dilengkapi fasilitas<br />

panggung pertunjukkan, toilet dan kamar mandi,<br />

serta warung-warung sederhana. Ada pula<br />

amphitheater yang tengah dibangun. Terbayang<br />

bagaimana indahnya menikmati pertunjukkan<br />

dengan latar matahari terbenam di atas laut jika<br />

amphitheater ini sudah siap beroperasi.<br />

4<br />

3<br />

4<br />

Pantai Labuan Sait<br />

Pantai Labuan Sait di daerah Pecatu ini<br />

lebih dikenal dengan nama Pantai Padang<br />

Padang. Pantai ini bagai surga tersembunyi<br />

karena lokasinya di bawah tebing karang.<br />

Oleh karena itu untuk menuju pantai<br />

diharuskan melewati celah sempit diantara<br />

dua tebing tersebut. Pantai Padang Padang<br />

tidak memiliki wilayah pantai pasir yang<br />

cukup luas karena kontur pantai dikelilingi<br />

tebing karang. Selain itu terdapat batu-batu<br />

karang tersebar di sekitar pantai. Air biru<br />

kehijauan yang jernih serta ombak yang<br />

tak terbilang tenang dimanfaatkan oleh<br />

wisatawan untuk berselancar.<br />

Pantai Balangan<br />

Pantai Balangan di Bukit Ungasan memiliki<br />

garis pantai yang cukup panjang. Namun<br />

harus berhati-hati jika ingin menceburkan<br />

diri di tempat ini karena gulungan<br />

ombaknya cukup kencang, tak heran surfer<br />

suka mengunjungi pantai ini. Dari lokasi<br />

parkir kendaraan, pengunjung diharuskan<br />

menuruni anak-anak tangga untuk sampai<br />

ke wilayah pantai berpasir putih dan halus<br />

di Balangan. Tak jauh beda dengan pantai di<br />

sepanjang sisi selatan Bali, Balangan juga<br />

berbatasan dengan tebing karang tinggi.<br />

| EDISI 77 | JULI <strong>2017</strong>


82<br />

BUCKET LIST<br />

5<br />

6<br />

5 Pantai Pandawa<br />

Seperti namanya, Pantai Pandawa di Desa<br />

Kutuh, Kabupaten Badung mendapat namanya<br />

dari lima patung Kesatria Pandawa dalam cerita<br />

Mahabarata. Lima patung tersebut berada di<br />

antara celah-celah tebing kapur sepanjang jalan<br />

menurun menuju pantai.Dari kejauhan, pantai ini<br />

menawarkan pemandangan air jernih biru muda<br />

yang ‘menggempur’ bibir pantai berpasir putih.<br />

Pemandangan tebing kapur sepanjang pantai<br />

semakin menambah keindahan pantai ini.<br />

6 Pantai Blue Point<br />

Pantai Blue Point yang berada di Pecatu, amat terkenal di<br />

kalangan para peselancar. Hal ini bahkan bisa diduga sejak<br />

sebelum tiba di bibir pantai. Banyak sekali saya temui peselancar<br />

wara-wiri di area masuk Blue Point menenteng atau memanggul<br />

papan selancar. Ada pula beberapa toko yang menawarkan jasa<br />

penyewaan papan selancar, pembuatan papan selancar, hingga<br />

belajar berselancar.Turis yang ingin sekedar wisata bisa mampir<br />

di viewing deck untuk melihat aerial view Blue Point. Namun jika<br />

ingin berselancar, harus menuruni tangga hingga mencapai celah<br />

antara karang yang menghubungkan ke laut lepas.<br />

EDISI 77 | JULI <strong>2017</strong> |


84<br />

REVIEW MUSIC & FILM<br />

Calvin Harris<br />

Album: Motion<br />

Dalam album Motion, Calvin Harris menggandeng<br />

cukup banyak musisi ternama hingga menurut saya<br />

musik di dalam album ini memang terdengar lebih<br />

variatif. Sebut saja beberapa track yang sudah menjadi<br />

playlist langganan di beberapa radio: ‘Outside feat.<br />

Ellie Goulding’ dan ‘Summer’. Sementara musisimusisi<br />

lain yang juga diajak berkolaborasi adalah Big<br />

Sean, John Newman, Hurts, Gwen Stefani, dan Tinashe.<br />

Sementara ada track dengan full piano instrument<br />

‘Ecstasy feat Hurts’. Masih dengan ‘akar’ musiknya,<br />

gaya Calvin Harris bisa didengar di track: ‘Dollar Signs<br />

feat. Tinashe’, ‘Burnin with R3hab’, ‘Pray to God feat.<br />

Haim’, ‘Slow Acid’ di dalam album total 15 tracks. (ayu)<br />

FOTO: www.AllCDCovers.COM<br />

A Ghost Story<br />

FOTO: A Ghost Story<br />

Pemain : Sonia Acevedo, Casey Affleck, Carlos<br />

Bermudez, Daniel Escudero, Grover Coulson,<br />

McColm Cephas Jr.<br />

Sutradara: David Lowery<br />

Film dengan genre drama, fantasy, dan romance ini dibuka<br />

dengan sebuah kutipan Cerita Pendek Virginia Woolf short<br />

story A Haunted House: “Whatever hour you woke, there<br />

was a door shutting.” Dalam film ini dikisahkan mengenai<br />

seorang pria yang baru saja meninggal dunia dan kembali<br />

lagi ke bumi dengan wujud tubuh terbungkus kain putih<br />

dengan dua buah mata. Ia mengembara kembali ke kota<br />

untuk mencoba berhubungan kembali dengan isteri yang<br />

Atelah menjadi janda karena ia tinggalkan. (ika)<br />

EDISI 77 | JULI <strong>2017</strong> |


OUR HISTORY<br />

SEJARAH NAM AIR<br />

NAM Air resmi diperkenalkan kepada<br />

publik pada 26 September 2013.<br />

Maskapai ini merupakan bagian dari<br />

<strong>Sriwijaya</strong> Air Group.<br />

Pada prinsipnya tidak banyak<br />

perbedaan antara <strong>Sriwijaya</strong> Air dan<br />

NAM Air. Dari segi penggunaan warna<br />

atau color identity, NAM Air masih<br />

menggunakan kombinasi warna yang<br />

serupa dengan <strong>Sriwijaya</strong> Air.<br />

Diilhami oleh color identity <strong>Sriwijaya</strong><br />

Air, NAM Air menggunakan warna<br />

yang sama yaitu merah, putih dan<br />

biru. Maknanya adalah menandakan<br />

keberanian, kejujuran dan simbolisasi<br />

keberadaan NAM Air yang selalu<br />

mengudara di angkasa.<br />

NAM Air mengusung visi menjadi<br />

airlines pilihan utama pelanggan. Visi<br />

ini merupakan tantangan dari seluruh<br />

manajemen dan karyawan NAM Air<br />

untuk memberikan pelayanan yang<br />

terbaik, sehingga dapat mencuri<br />

perhatian masyarakat dan pelanggan<br />

untuk selalu ingat dan memilih NAM<br />

Air sebagai satu-satunya maskapai<br />

yang dapat dipercaya dan diminati<br />

pelayanannya.<br />

Sementara itu, dua misi yang<br />

diembannya adalah Merajut Negara<br />

Kepulauan, serta Melayani, Mengabdi<br />

dan Berbagi. Misi pertama tentu<br />

menjadi kebanggaan NAM Air bila<br />

suatu saat nanti, keberadaannya dapat<br />

melayani pelanggannya di seluruh<br />

kepulauan ini. Jangkauan antar pulau<br />

ditempuh dengan mudah dan singkat.<br />

Sedangkan melayani adalah prinsip<br />

kerja yang dimiliki untuk memberikan<br />

pelayanan terbaiknya, dimulai dari<br />

antar karyawan hingga kepada<br />

pelanggannya. Makna mengabdi pun<br />

demikian sifatnya, yaitu pengabdian<br />

kepada perusahaan secara khusus, dan<br />

negara pada umumnya. Dan Berbagi<br />

menjadi kunci terakhir untuk selalu<br />

ingat berbagi kepada masyarakat yang<br />

membutuhkan.<br />

Terbang Perdana pada 10 11 12 13<br />

NAM Air memulai penerbangan<br />

perdana atau Inaugural Flight dari<br />

Jakarta menuju Pangkalpinang dengan<br />

menggunakan pesawat Boeing 737-<br />

500, pada pukul 10.00 WIB, tanggal<br />

11 Desember 2013 (10 11 12 13).<br />

Penerbangan perdana ini sekaligus<br />

memperkenalkan NAM Air kepada para<br />

pengguna jasa penerbangan Indonesia,<br />

baik yang ada di Pangkalpinang dan di<br />

seluruh wilayah Indonesia. Hadirnya<br />

NAM Air, akan menjadi pilihan lain bagi<br />

pengguna jasa penerbangan yang akan<br />

bepergian ke wilayah Indonesia yang<br />

diterbangi oleh NAM Air.<br />

“NAM Air hadir untuk menjadi feeder<br />

atau pengumpan bagi <strong>Sriwijaya</strong><br />

Air, yang saat ini telah melayani<br />

penerbangan dari Sabang hingga<br />

Merauke. Bila rute penerbangan<br />

<strong>Sriwijaya</strong> Air melayani antar ibukota<br />

propinsi di seluruh Indonesia maka<br />

NAM Air akan melayani rute lanjutan<br />

menuju ke wilayah di tingkat kotamadya<br />

atau kabupaten,” ujar Direktur Utama<br />

NAM Air Jefferson Jauwena.<br />

NAM Air memulai penerbangan reguler<br />

pertama pada 19 Desember 2013<br />

dengan menggunakan dua pesawat<br />

B737-500. Adapun rute pertama<br />

yang diterbangi yakni dari Jakarta –<br />

Pontianak PP, Jogjakarta – Pontianak<br />

PP. Pesawat kedua direncanakan<br />

untuk menerbangi rute Palu – Luwuk<br />

PP, Surabaya – Palu PP, Surabaya<br />

– Pangkalanbun PP dan Semarang –<br />

Pangkalanbun PP.<br />

Maskapai yang merupakan sister<br />

company <strong>Sriwijaya</strong> Air ini menerima<br />

Sertifikat Operator Penerbangan atau<br />

Air Operator Certificate (AOC) 121-058<br />

tertanggal 29 November 2013 dari<br />

Direktorat Jenderal Perhubungan<br />

Udara Kementerian Perhubungan<br />

Republik Indonesia.<br />

Dalam kategori bisnisnya, NAM Air<br />

berada pada kategori Medium Service,<br />

sama halnya posisi yang diterapkan<br />

oleh <strong>Sriwijaya</strong> Air. Kesamaan kategori<br />

pelayanan inilah menjadi aset yang<br />

kuat untuk memberikan pelayanan<br />

kepada pelanggan, baik pelanggan<br />

<strong>Sriwijaya</strong> Air maupun NAM Air tanpa<br />

perbedaan hitungan harga tiket dan<br />

pelayanannya. Dengan kesamaan posisi<br />

ini maka segala bentuk pelayanan<br />

pelanggan sama persis antara <strong>Sriwijaya</strong><br />

Air dengan NAM Air.<br />

Boeing 737-500 NAM Air<br />

di bandara Depati Amir,<br />

Pangkalpinang.


88<br />

TRAVELLER STORY<br />

Teks: Fransiska Ken | Foto: Fransiska Ken, Anton Chandra<br />

Saya seperti sedang mengambang diantara bola-bola kapas raksasa,<br />

beberapa tampak seperti butiran salju dan tampaknya cukup dekat<br />

untuk di sentuh. Lalu tiba-tiba menyeruak muncul di atas permadani<br />

biru jernih dengan beberapa noktah hijau nun jauh di bawah sana<br />

menyerupai sebuah taman. Oh hai, Wakatobi!


TRAVELLER STORY<br />

89<br />

A


90<br />

TRAVELLER STORY<br />

udara panas Pulau Wangi-Wangi<br />

langsung menerpa wajah begitu<br />

saya menuruni tangga pesawat.<br />

Wangi-wangi adalah salah satu pulau di<br />

Taman Nasional Wakatobi diantara tiga pulau<br />

utama lainnya yaitu, Pulau Kaledupa, Pulau<br />

Tomia dan Pulau Binoko yang kemudian<br />

disingkat menjadi Wakatobi. Kepulauan yang<br />

dulunya terkenal dengan nama Kepulauan<br />

Tukang Besi ini merupakan pemekaran<br />

dari kabupaten Buton. Pulau Wangi-Wangi<br />

menjadi pusat administratif dari keseluruhan<br />

pulau-pulau tersebut. Wangi-Wangi telah<br />

befasilitas lengkap seperti ATM, penginapan<br />

dan minimarket. Tidaklah heran pemerintah<br />

daerahnya terus bersolek untuk membenahi<br />

diri karena Pulau Wangi-Wangi menjadi<br />

gerbang utama untuk eksplorasi Taman<br />

National Wakatobi.<br />

Awalnya saya pikir Wakatobi itu hanya<br />

gugusan pulau-pulau yang bisa dikelilingi<br />

dengan berjalan kaki, namun perlu<br />

menyeberang menggunakan kapal<br />

untuk menikmati satu pulau ke pulau<br />

lain. Setiap hari ada kapal umum yang<br />

melayani penyeberangan menuju ketiga<br />

pulau lainnya. Ada dua macam kapal<br />

yaitu kapal cepat dan kapal kayu, cukup<br />

sesuaikan dengan waktu dan budget saja.<br />

Di Pulau Wangi-Wangi sendiri misalnya<br />

letak pelabuhan untuk kapal cepat berada<br />

di desa Pangulubelo dan untuk kapal<br />

kayu berada di Desa Mola. Dengan kapal<br />

cepat jarak yang di tempuh dari Wanci –<br />

Kaledupa hanya memakan waktu 1 jam<br />

sedangkan bila menggunakan kapal kayu<br />

waktu tempuhnya adalah 2 jam.<br />

Wakatobi sekarang tidak hanya dikenal<br />

sebagai tempat impian untuk menyelam.<br />

Untuk mereka yang menyukai wisata<br />

budaya, mengunjungi Suku Bajo yang hidup<br />

di tengah lautan merupakan kegiatan yang<br />

tidak kalah menarik. Suku Bajo yang lebih<br />

dikenal sebagai pengembara laut (sea<br />

nomads) telah hidup di laut bebas selama<br />

berabad-abad. Pada awalnya mereka<br />

hidup nomaden di tengah laut dan banyak<br />

di temukan di perairan Selat Makasar,<br />

Teluk Bone, daerah NTT, Kepulauan<br />

C<br />

EDISI 77 | JULI <strong>2017</strong> |


TRAVELLER STORY<br />

91<br />

B<br />

Banggai, Teluk Tomini, Maluku Utara dan<br />

perairan Laut Sulawesi. Jejak mereka juga<br />

di temukan tersebar di wilayah Philipina,<br />

Malaysia dan Australia.<br />

Pengembara Laut Indonesia<br />

Pengembaraan Suku Bajo berkaitan<br />

erat dengan ada tidaknya jenis ikan yang<br />

ditangkap, arah angin dan derasnya arus<br />

pada musim tertentu. Suku Bajo terkenal<br />

sebagai penyelam ulung karena mereka tahan<br />

menyelam tanpa alat bantu pernafasan untuk<br />

berburu ikan. Berbagai cara tradisional masih<br />

mereka gunakan untuk mencari ikan sebagai<br />

sumber utama pencaharian mereka. Yang<br />

paling terkenal adalah berburu ikan dengan<br />

cara menombak sambil menyelam meskipun<br />

cara lain juga mereka lakukan seperti<br />

memancing atau menjaring.<br />

A<br />

B<br />

C<br />

Kampung unik di<br />

tengah laut Wakatobi.<br />

Rumah orang Bajo yang<br />

terlihat sangat sederhan.<br />

Dalam kesehariannya,<br />

para wanita Bajo juga<br />

membantu mencari ikan<br />

di sekitar rumah.<br />

Selain ikan, mereka juga mencari<br />

kerang mutiara atau mengumpulkan<br />

rumput laut.<br />

Suku Bajo yang mendiami Kepulauan<br />

Wakatobi bisa dikatakan sebagai<br />

populasi terbesar suku Bajo yang ada<br />

di Indonesia. Hal ini dikarenakan posisi<br />

Wakatobi yang terletak pada segitiga<br />

karang dunia atau Coral Triangle Centre<br />

, dimana karang merupakan unsur<br />

penting bagi kehidupan mereka yakni<br />

sebagai pondasi untuk membangun<br />

pemukiman. Berada di antara Laut<br />

Flores dan Laut Banda di perairan<br />

Sulawesi Tenggara, Taman Nasional<br />

Waktobi menjadi rumah bagi lebih<br />

dari 900 jenis spesies laut dan 25 jenis<br />

terumbu karang.<br />

| EDISI 77 | JULI <strong>2017</strong>


92<br />

TRAVELLER STORY<br />

D<br />

mengunjungi Suku Bajo<br />

yang hidup di tengah<br />

lautan merupakan kegiatan<br />

yang tidak kalah menarik.<br />

Desa Mola<br />

Menikmati aktivitas pagi di suatu tempat baru adalah hal yang<br />

paling saya suka ketika bepergian. Tidak luput pula suasana<br />

Desa Mola, dimana suku Bajo di Wakatobi bermukim, dengan<br />

jejeran rumah panggungnya. Tampak perahu hilir mudik<br />

keluar masuk, wanita-wanita sibuk dengan kegiatan rumah<br />

tangga, anak-anak bersenda gurau, menunjukan betapa<br />

semangatnya seluruh penduduk menyambut pagi.<br />

Saya sedang berada di pinggiran dermaga ketika seorang<br />

bapak menyapa ramah dan menawarkan apakah saya mau<br />

mau ikut dengan beliau menyusuri perkampungan. Tentu saja<br />

tanpa berpikir lama saya segera menuruni anak tangga untuk<br />

duduk bersama di dalam perahu.<br />

Perkampungan Suku Bajo di Kecamatan Wangi-Wangi<br />

tersebar di lima desa yaitu Desa Mola Utara, Desa<br />

Mola Bahari, Desa Mola Selatan, Desa Mola Samaturu<br />

dan Desa Nelayan Bhakti. Satu sama lain masih<br />

memiliki kekerabatan yang kuat. Sejarah mengatakan<br />

bahwa orang Bajo pertama yang datang ke Wakatobi<br />

berasal dari Bajoe Bone Sulawesi Selatan dengan cara<br />

menyusuri pantai melalui ujung barat hingga tiba di<br />

Kaledupa.<br />

Pak Hasan, 56 tahun, sudah melaut sejak usia<br />

belasan tahun. Beliau bercerita sebelum menetap di<br />

daratan, dia tinggal nomaden di tengah laut mengikuti<br />

keluarganya. Masyarakat Bajo yang masih bertempat<br />

tinggal di perahu dibedakan menjadi tiga tingkat.<br />

Mataan atau hanya terdiri dari satu keluarga inti,<br />

Pagmudyah terdiri dari beberapa perahu dan keluarga<br />

yang memiliki kedekatan kerabat dan terakhir adalah<br />

kelompok terbesar, Dakampungan yang biasanya<br />

dipimpin oleh seorang panglima terdiri dari kelompok<br />

yang berbeda-beda. Pak Hasan merupakan anggota<br />

keturunan sebuah kelompok Pagmudyah yang sudah<br />

hidup berpuluh-puluh tahun di Wakatobi.<br />

EDISI 77 | JULI <strong>2017</strong> |


TRAVELLER STORY<br />

93<br />

F<br />

D<br />

E<br />

F<br />

G<br />

E<br />

Kanal-kanal<br />

yang tertata<br />

rapi dan bersih<br />

ketika memasuki<br />

perkampungan<br />

Bajo.<br />

Aerial view<br />

Kampung Suku<br />

Bajo Wakatobi.<br />

Sebuah jembatan<br />

kayu untuk<br />

menghubungkan<br />

perkampungan<br />

Bajo yang<br />

berada di tengah<br />

laut dengan<br />

perkampungan<br />

di daratan.<br />

Suku Bajo<br />

mendirikan<br />

rumah di atas<br />

karang dan<br />

menggunakan<br />

sampan<br />

sebagai alat<br />

transportasi.<br />

Beliau masih mempertahankan kearifan lokal cara<br />

memancing ikan dengan menggunakan kedo-kedo, yaitu alat<br />

memancing ramah lingkungan yang terbuat dari benang<br />

sutra. Beliau menunjukan bagaimana cara menangkap ikan<br />

mengunakan kedo-kedo. Beliau juga mengajak saya melihat<br />

keramba yang ditancapkan di sekitar rumah terapung.<br />

Kegiatan ini rupanya menjadi salah satu daya tarik<br />

wisatawan sehingga dikembangkan sebagai potensi wisata.<br />

Seiring beliau berkisah, Leppa kami melaju melewati deretan<br />

rumah panggung yang bertengger 2- 3 meter di atas permukaan<br />

laut. Tidak terasa hari menjelang siang ketika kami kembali ke<br />

dermaga. Pak Hasan mengajak saya mampir ke rumahnya untuk<br />

bersantap siang. Masyarakat Desa Mola memang dikenal dengan<br />

keramahannya terutama terhadap wisatawan. Berkat pembinaan<br />

dan pelatihan yang mereka dapatkan, mereka sadar betul<br />

potensi desa mereka sebagai tempat wisata. Jalur pemukiman<br />

yang rapi dan bersih, pengelolaan tourist attraction yang teratur,<br />

semua menunjukan betapa mereka menginginkan adanya suatu<br />

kesempatan untuk maju.<br />

G<br />

Pada dasarnya pola pemukiman Suku<br />

Bajo terbagi menjadi tiga bagian. Pola<br />

pertama berada di laut lepas dan<br />

terpisah dari daratan dengan bentuk<br />

rumah berupa rumah panggung kayu<br />

dengan pondasi batu karang. Pola<br />

pemukiman kedua letaknya menjorok ke<br />

arah laut lepas dan terhubung dengan<br />

adanya sebuah jembatan ke pesisir<br />

pantai. Sedangkan pola pemukiman<br />

ketiga dimana sudah berada dan<br />

menyatu dengan daratan. Suku Bajo<br />

Wakatobi sekarang ini lebih banyak<br />

berdiam di daratan. Bangunan rumahnya<br />

pun kebanyakan sudah modern atau<br />

terbuat dari tembok dengan atap<br />

genteng. Menariknya di pemukiman<br />

tersebut terdapat kanal-kanal sebagai<br />

jalur leppa (perahu) yang memudahkan<br />

mereka hilir mudik.<br />

Wangi Ikan bakar yang menyeruak<br />

dari arah dapur membuat perut saya<br />

tiba-tiba berbunyi. Tentu saja ikan<br />

selalu hadir di setiap waktu makan<br />

sebagai lauk pelengkap makanan<br />

pokok Kasuami, parutan singkong<br />

yang di bungkus menyerupai kerucut.<br />

Kemudian ada juga sashimi ala<br />

Bajo yaitu ikan karang mentah yang<br />

disirami perasan jeruk nipis.<br />

Ah, bahagia sekali saya dengan<br />

kunjungan saya ke Wakatobi kali ini.<br />

| EDISI 77 | JULI <strong>2017</strong>


94<br />

ART & CULTURE<br />

A<br />

Ludruk Wetanan: Kolaborasi Jawa<br />

Madura dalam Irama dan Lakon<br />

Ludruk adalah salah satu hiburan tradisional yang sarat akan nilai budaya dan sosial.<br />

Keberadaannya yang sudah ada sejak zaman dahulu sebagai hiburan rakyat masih<br />

bertahan di daerah asalnya, Jawa Timur. Saya berkesempatan menyaksikan ludruk di Jember,<br />

pertunjukkan ludruk yang memiliki ciri tersendiri dan dikenal sebagai ludruk wetanan.<br />

gerimis turun kala malam mulai<br />

menjelang di Desa Tanjungrejo, Ambulu,<br />

Kabupaten Jember. Namun antusias<br />

warga justru membuat mereka menyesaki sebuah<br />

lapangan kecil, lokasi pagelaran seni pertunjukan<br />

ludruk khas Jawa Timur. Setelah lebih dari satu<br />

jam, akhirnya pertunjukan ludruk oleh kelompok<br />

seni Mega Jaya siap dimulai.<br />

Teks & Foto: Alfian Widiantono<br />

Seperti umumnya pertunjukkan ludruk, Tari Remo<br />

menjadi pembuka hajatan. Tiga penari remaja<br />

perempuan melenggak-lenggok di atas panggung<br />

dengan kostum ala pria. Sesekali tangan mereka<br />

mengayunkan selendang ikat di pinggang sebagai<br />

salah satu ciri Tari Remo. Setengah jam berlalu<br />

dan tiga penari muda itu turun panggung.<br />

B<br />

EDISI 77 | JULI <strong>2017</strong> |


ART & CULTURE<br />

95<br />

FOTO: DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KABUPATEN PONOROGO<br />

C<br />

D<br />

Lalu muncul enam penampil pria yang<br />

berdandan ala wanita menjadi pusat<br />

perhatian penonton. Inilah bagian<br />

Kidungan berisi lawakan atau banyolan<br />

diselingi dengan nyanyian. Para pelawak<br />

sekaligus pesinden mendendangkan<br />

lagu campursari berbahasa Jawa secara<br />

bergiliran maupun bersamaan. Uniknya<br />

beberapa lagu dan dialog bercampur<br />

dengan bahasa Madura. Irama musik<br />

yang dialunkan juga tercampur antara<br />

gamelan Jawa dengan alat musik<br />

thong-thong ala Madura yang<br />

lebih menghentak.<br />

A<br />

B & c<br />

D<br />

Tari Remo sebelum<br />

pertunjukan Ludruk<br />

di Jember.<br />

Enam penampil pria<br />

berpakaian wanita<br />

menampilkan Kidungan.<br />

Tari Remo di Ponorogo<br />

yang mewakili budaya<br />

Ludruk Kulonan.<br />

Hal tersebut menjadi pembeda ludruk ala<br />

Surabaya dan sekitarnya, biasa disebut<br />

Ludruk Kulonan yang merujuk pada<br />

daerah Jawa Timur sisi barat (kulon)<br />

seperti Surabaya, Jombang, Malang,<br />

Ponorogo dan sekitarnya. Ludruk Kulonan<br />

umumnya hanya menggunakan bahasa<br />

Jawa Suroboyonan dan musik Jawa yang<br />

kental. Sementara Ludruk Wetanan<br />

,selain kultur Jawa juga mendapat<br />

pengaruh Madura baik dalam bahasa<br />

yang digunakan maupun musik yang<br />

dimainkan. Ini tak lepas dari pengaruh<br />

Suku Madura yang banyak mendiami<br />

Jawa Timur bagian timur (wetan).<br />

Daerah timur merujuk pada wilayah<br />

seperti Lumajang, Probolinggo, Jember,<br />

Situbondo, Bondowoso dan Banyuwangi.<br />

Kabupaten-kabupaten ini biasa disebut<br />

daerah Tapal Kuda karena lanskap<br />

daratan yang bentuknya menyerupai<br />

tapal kuda.<br />

Sukses menghibur penonton kini giliran<br />

pertunjukan utama berupa drama<br />

teatrikal yang umum disebut Lakon.<br />

Bisa menampilkan hingga sepuluh<br />

orang sekaligus namun tak jarang<br />

monolog tersaji. Cerita yang diangkat<br />

biasanya diambil dari cerita sehari-hari<br />

atau terkadang topik-topik yang sedang<br />

menjadi berita di media.<br />

Tak jarang beberapa artis ludruk sengaja<br />

menyelingi sindiran atau pesan sosial<br />

di pertunjukkannya. Kepandaian artis<br />

ludruk mengolah isu terkini sebagai<br />

materi cerita adalah kunci namun tetap<br />

saja lawakan atau humor menjadi faktor<br />

penting keberhasilan pagelaran ludruk.<br />

Kesenian ludruk masih sering dijumpai<br />

di kalangan masyarakat Jawa Timur. Di<br />

panggung terbuka biasa berlangsung<br />

sekitar 5-7 jam, sedangkan di ruang<br />

tertutup antara 2- 3 jam. Cerita yang<br />

ringan dan kedekatan kultural menjadi<br />

sebab utama kesenian ini masih bertahan<br />

walau di tengah gempuran hiburan yang<br />

lebih modern seiring perkembangan<br />

zaman yang makin cepat.<br />

| EDISI 77 | JULI <strong>2017</strong>


96<br />

FOOTNOTE<br />

Memaknai ‘Garuda Indonesia’<br />

Tengkorak manusia itu pada dasarnya tidak dibedakan menurut suku, ras, atau<br />

agama apapun. Hal ini membuktikan bahwa semua manusia adalah sama. Fisiologi<br />

tubuh manusia semuanya sama. Kerja jantung, usus, hati, ginjal, maupun organ<br />

lain tidak ada bedanya. Seluruh organ tersebut memiliki peran untuk memastikan<br />

seorang manusia bisa hidup.<br />

pandangan hidup setiap manusia<br />

yang berbeda, apa yang kamu pilih<br />

menjadi pegangan hidupmu lah yang<br />

menuntunmu memilih Agama-mu. Kalau ras atau<br />

suku tidak bisa dipilih, itu sudah menyatu dengan<br />

garis leluhur dirimu. Tapi apapun yang menjadi<br />

pilihan atau pegangan semasa hidup, semua manusia<br />

pada intinya akan kembali lagi menjadi debu dan<br />

tanah. Oleh karena itu kita semua sebenarnya sama.<br />

Perenungan dari titik balik ini adalah bahwa di<br />

tengah-tengah banyaknya terjadi konflik di Negeri ini<br />

adalah karena pilihan kita mempertahankan sesuatu<br />

yang justru akhirnya menyebabkan nilai sesuatu<br />

tersebut hilang. Bisakah kita melihat bahwa sesuatu<br />

juga pasti ada akhirnya, sama seperti siklus hidup<br />

manusia yang akan kembali menjadi<br />

tengkorak, debu, dan tanah.<br />

Bagaimana cara kita menjaga ke-Bhinneka-an<br />

yang melahirkan persatuan bagi seluruh rakyat<br />

di Indonesia, itulah hal yang penting dilakukan.<br />

Bagaimana perbedaan-perbedaan yang ada bisa<br />

berjalan beriringan dan tidak bergesekan, dan yang<br />

paling penting tidak ada sama sekali timbul ide untuk<br />

membuat pergesekan tersebut.<br />

Lambang Negara Burung Garuda yang mengemban<br />

Pancasila di dadanya serta berpegang teguh pada<br />

pita Bhinneka Tunggal Ika di cakarnya ibarat manusia<br />

yang juga berpegang teguh pada prinsipnya.<br />

Tapi apapun yang menjadi<br />

pilihan atau pegangan<br />

semasa hidup, semua<br />

manusia pada intinya<br />

akan kembali lagi<br />

menjadi debu dan tanah.<br />

Oleh karena itu kita<br />

semua sebenarnya sama.<br />

Mungkin seperti quote seseorang yang pernah<br />

saya dengar bahwa Pancasila dan Burung Garuda<br />

saja bisa bingung jika tidak berpegangan pada<br />

Bhinneka Tunggal Ika. Marilah kita jaga dan<br />

terapkan Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika<br />

dalam kehidupan sehari-hari. Semoga tercipta<br />

Indonesia yang Bhinneka Tunggal Ika.<br />

Erwin Yap<br />

Edukator & Konsultan Metafisika Tiongkok,<br />

Traveler, Pemerhati Seni dan Budaya<br />

Hp: 08999099889<br />

www.erwinyap.com<br />

Kursus online baca rupa:<br />

www.erwinyap.asia/kursus_bacarupa<br />

EDISI 77 | JULI <strong>2017</strong> |


98<br />

EVENT<br />

SereS Hotels & Resorts Hadirkan<br />

SereS Springs Resort & Spa di <strong>Juli</strong> <strong>2017</strong><br />

SereS Springs Resort & Spa berlokasi di Desa Singakerta, Ubud, adalah<br />

Boutique Resort terbaru persembahan SereS Hotels & Resorts. Dibangun<br />

berdampingan dengan Sungai Wos, SereS Springs Resort & Spa hadirkan<br />

pesona Ubud, Bali. Berhadapan dengan Gunung Agung di sebelah timur,<br />

semua kamar tipe Superior dan Premium dengan balkon serta Garden Villas<br />

mendapatkan pemandangan Sungai Wos dan persawahan. Berbagai fasilitas<br />

turut dihadirkan seperti fasilitas kolam renang berjumlah total 23 buah dan<br />

salah satunya Springs Soaking-Pool. Fasilitas food and beverage juga tersedia<br />

Mulberry Place, Bell’Aria, Café DarSini & Lounge, Poolside Bar & Terrace<br />

Dining. Kebutuhan MICE didukung dengan berbagai pilhan ruang seperti Agung<br />

Wedding Pavillion, Two Dividabel Ballrooms, The Tampak Siring and Saraswati,<br />

Sukawati Boardroom, Hospitality Lounge, Wos Bale Pavillion. Serta fasilitas lain<br />

seperti SereS Spa Sanctuary, bale Wos Yoga Pavillion, dan Kids Club. (ayu)<br />

FOTO: DOKUMEN ISTIMEWA<br />

Pezzo Pizza secara resmi membuka<br />

pizza-by-slice kiosk di Indonesia,<br />

tepatnya di Kuningan City Jakarta,<br />

Ciputra Mall Grogol Jakarta dan Cibubur<br />

Square. Pezzo Pizza, global brand yang<br />

mengedepankan local taste, fresh<br />

daily mengunakan fresh ingredients<br />

yang berkualitas tinggi. Pizza dough<br />

yang disajikan merupakan handmade<br />

dough, jumbo slice dengan generous<br />

topping dan unique flavor. Mengusung<br />

konsep ‘carnival’ yang penuh warna dan<br />

keceriaan, Pezzo Pizza asal Singapura<br />

ini tawarkan suasana ceria dan hangat<br />

dengan harga yang memuaskan. (dian)<br />

Pezzo Pizza Hadir di Jakarta<br />

Amos Cozy Hotel Kunjungi Panti Asuhan<br />

Amos Cozy Hotel & Convention Hall Jakarta dan Manajemen, melaksanakan kegiatan<br />

corporate social responsibility bertema Perduli & Berbagi di Bulan Suci Ramadhan.<br />

Amos Cozy Hotel mengawali dengan donor darah pada 3 Mei <strong>2017</strong> dan berbagi<br />

kasih dengan adik-adik dari Panti Asuhan Yatim Piatu & Dhuafa Nurul Qomar untuk<br />

membantu merapihkan seluruh bangunan di panti asuhan tersebut dengan cara<br />

mengecat dinding panti, menambahkan penerangan dan membersihkan ruangan<br />

panti asuhan. Acara ini di gelar di Jl. Kartini Raya No.61 Rt.03/09 Pancoran Mas<br />

Depok pada 5 Juni <strong>2017</strong>. Amos CoHotel turut berikan sumbangan berupa handuk,<br />

selimut, karpet, sajadah, peralatan sekolah, sembako, goodie bag serta sejumlah<br />

uang tunai. Dana bantuan tersebut langsung diserahkan oleh CEO & President<br />

Direktur Amos Cozy Hotel, Dra. Khoe Ribka. Kegiatan berlanjut pada 7 Juni <strong>2017</strong><br />

di Florence Ballroom, Amos Cozy Hotel & Convention Jakarta. Dengan dihadiri<br />

oleh rekan-rekan media dan tamu undangan untuk Berbuka Puasa Bersama serta<br />

Memberikan Santunan Panti Asuhan Yatim Piatu & Dhuafa Nurul Qomar. (ayu]<br />

EDISI 77 | JULI <strong>2017</strong> |


100<br />

EVENT<br />

Penjualan Perdana Burgundy Residence<br />

di The Orchard Summarecon Bekasi<br />

FOTO: DOKUMEN ISTIMEWA<br />

Kawasan Kota Summarecon Bekasi memperkenalkan<br />

The Orchard, sebuah pengembangan kawasan<br />

hunian terbaru dari Summarecon Bekasi seluas<br />

30 Ha dengan konsep ‘Urban Nature Living’. The<br />

Orchard Summarecon Bekasi nantinya akan terdiri<br />

dari 5 cluster hunian modern yang nyaman Burgundy<br />

Residence menjadi cluster pertama yang ditawarkan<br />

kali ini. Sebuah cluster hunian yang apik, bergaya<br />

arsitektur modern kontemporer dengan nuansa yang<br />

natural dan elegan. Sebanyak 127 unit akan ditawarkan<br />

pada penjualan tahap pertama Burgundy Residence,<br />

dengan harga perdana yang ditawarkan mulai dari Rp.<br />

1,1M dengan program DP 20% yang dapat dicicil hingga<br />

24 kali. Untuk memudahkan calon pembeli yang ingin<br />

melihat dan merasakan langsung bentuk real dari<br />

Burgundy Residence dapat mengunjungi show unit<br />

yang berada di Plaza Summarecon Bekasi, Jl. Bulevar<br />

Ahmad Yani KA 001, Bekasi. Untuk informasi lebih<br />

lanjut, dapat menghubungi informasi marketing di<br />

nomor 021 886 6666 & 021 2957 2588 atau<br />

di www.summareconbekasi.com. (ayu)<br />

Kolaborasi Aqua Reflections dalam ‘Reflections of You’<br />

AQUA Reflections berkolaborasi dengan Tex<br />

Saverio untuk mendesain kemasan botol AQUA<br />

Reflections. Peluncuran tersebut telah dilakukan<br />

bersamaan dengan pagelaran busana Tex Saverio<br />

Prive di Jakarta Fashion Week <strong>2017</strong>. Kolaborasi<br />

ini merupakan bagian dari kampanye baru AQUA<br />

Reflections bertajuk ‘Reflections of You’, dimana<br />

AQUA memberikan apresiasi dan berkolaborasi<br />

dengan para figur inspirasional yang bergerak<br />

dalam bidang adi busana, seni, musik, dan kuliner.<br />

Dalam kegiatan bertema “Reflections of You” di<br />

Alila Seminyak pada 23 Maret <strong>2017</strong>, Eva selaku<br />

Vice President Modern Distribution Channel AQUA<br />

menyebutkan, “Kegiatan ini merupakan bentuk<br />

apresiasi AQUA Reflections kepada para mitra<br />

atas kepercayaan, komitmen dan kerjasama yang<br />

telah diberikan selama ini”. Pada kesempatan<br />

tersebut AQUA Reflections turut mengapresiasi<br />

3 mitra bisnis yaitu Motel Mexicola, Hotel Alila<br />

Seminyak & Hotel St.Regis Bali. (ayu)<br />

EDISI 77 | JULI <strong>2017</strong> |


ADVERTORIAL<br />

97<br />

TRUST & RESPECT LEADERSHIP<br />

TAK BANYAK GENERAL MANAGER (GM) SEBUAH HOTEL YANG BERASAL DARI LATAR<br />

BELAKANG HRD ATAU SDM. FREDDY TRIONO MEMBUKTIKAN BAHWA KEMAMPUAN<br />

MENGELOLA SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN BAIK MEMBUATNYA SUKSES<br />

MEMIMPIN HOTEL.<br />

ketertarikan Freddy Triono<br />

pada bidang human<br />

resources department<br />

(HRD) dimulai sejak awal<br />

karirnya di dunia perhotelan. Ia tak<br />

lama bekerja di bagian operasional.<br />

Selama belasan tahun, lulusan<br />

Akademi Pariwisata Trisakti ini lebih<br />

banyak menapaki posisi dan jabatan<br />

yang berkaitan dengan bidang HRD.<br />

Hingga kemudian ia dipercaya<br />

sebagai Resident Manager saat mulai<br />

mempersiapkan pembukaan The<br />

Grove Suites by Grand Aston Jakarta<br />

pada tahun 2013. Jabatan GM pun<br />

segera disandang Freddy setelah<br />

terbukti sukses memimpin hotel<br />

berbintang lima ini.<br />

Bekal pengetahuan dan pengalaman<br />

di bidang HRD diakuinya sebagai<br />

kunci kesuksesan tersebut. "Yang<br />

saya pelajari dari HRD ialah<br />

bagaimana cara me-manage orang<br />

lain. Bagaimana menyatukan setiap<br />

orang, sehingga mereka bisa fokus<br />

untuk memajukan hotel ini," ujar<br />

Wakil Ketua Hotel Human Resources<br />

Manager Association (HHRMA) ini.<br />

Lebih jauh, ia menjelaskan bahwa<br />

gaya kepemimpinannya bersifat<br />

laissez faire. Yaitu dengan memberi<br />

kepercayaan dan kebebasan<br />

kepada jajaran di bawahnya dalam<br />

melaksanakan tugasnya masingmasing.<br />

"Saya benar-benar memberi<br />

kepercayaan kepada bawahan, tetapi<br />

tetap harus terus dikontrol dan<br />

dimonitor," jelasnya.<br />

Selain pada saat morning briefing dan<br />

department head meeting, kegiatan<br />

monitoring juga dilakukannya dengan<br />

turun langsung memeriksa seluruh<br />

kegiatan operasional. Dan apabila<br />

menemukan kesalahan atau kinerja<br />

yang kurang baik, Freddy memiliki cara<br />

tersendiri dalam menegur bawahannya.<br />

“Bro, gimana sih loe? Coba loe ganti<br />

sama yang lebih bagus dong,” ujar<br />

mantan finalis Abang None Jakarta ini<br />

memberi contoh.<br />

Gaya bicara non formal ini<br />

menurut Freddy membuat<br />

mereka lebih bisa menerima<br />

masukkan dan mengerti letak<br />

kesalahannya. Kemudian, ia juga<br />

berusaha menghargai bawahan<br />

dengan cara menghilangkan<br />

sekat di antara mereka. "Saya<br />

memang selalu berusaha<br />

untuk nguwongke uwong<br />

(memanusiakan manusia),"<br />

ujarnya mengutip falsafah Jawa.<br />

| EDISI 77 | JULI <strong>2017</strong>


102<br />

EVENT<br />

Indo Wisata Permata Sambut Ramadhan Dengan<br />

“The New Tourist Point “<br />

Indo Wisata Permata, sebagai salah satu tujuan wisata<br />

edukasi teranyar di Kota Bandung, Jawa Barat menggelar<br />

acara pada 10 Juni <strong>2017</strong> bertema ”The New Tourist<br />

Point” dengan rangkaian acara: Jewelery Hijab Show,<br />

Handy Craft Exhibition, Lebaran Sale, Press Conference,<br />

Tour Diamond Processing, Door Prize dan buka puasa<br />

bersama. Dengan rangkaian acara ini diharapkan<br />

tujuan Tempat Wisata Baru “The New Tourist Point”<br />

dari Indo Wisata Permata terealisasi dengan baik untuk<br />

semakin dikenal oleh wisatawan domestik maupun turis<br />

mancanegara, terlebih lagi sebagai sarana edukasi Anak<br />

Bangsa memahami lebih dalam kekayaan Sumber Daya<br />

Alam Bumi Pertiwi Indonesia. (ayu)<br />

Momen Ramadhan Nexa Hotel Bandung<br />

FOTO: DOKUMEN ISTIMEWA<br />

Nexa Hotel Bandung menggelar acara buka puasa bersama anak<br />

yatim dalam rangka momen Ramadhan bertema “Our Enchanted<br />

Ramadhan Moment” dengan mengundang adik-adik dari Yayasan<br />

Reka Bina Insani yang beralamat di Jalan Cisaranten Kulon IV<br />

No. 39 Kecamatan Arcamanik, Kota Bandung untuk berbuka<br />

puasa bersama – sama dengan manajemen Nexa Hotel dan rekan<br />

Media. Pada acara tersebut Nexa Hotel Bandung berkolaborasi<br />

dengan dua radio tersohor di Kota Kembang yaitu I-Radio &<br />

Hardrock FM sebagai media partner. Acara yang didukung<br />

oleh Bank Mega sebagai salah satu merchant di Nexa Hotel<br />

Bandungtersebut, juga dimanfaatkan untuk pemberian santunan<br />

dana untuk Yayasan Reka Bina Insani dan pembagian bingkisan<br />

juga donasi untuk 30 anak panti asuhan. (ayu)<br />

Silaturace Bersama Bakti Sosial Lintas Komunitas<br />

Kalau selama ini kita mengenal istilah konsorsium untuk<br />

perusahaan patungan dan money oriented, kini ada BASKOM<br />

(Bakti Sosial Lintas Komunitas), wadah konsorsium untuk<br />

mengakomodir berbagai kegiatan social oriented. Didirikan<br />

pada tahun 2015, BASKOM telah menggelar event-event<br />

seperti “Donate Blood, Donate Love” dan “Berkah Ramadhan<br />

Nikmati Kemenangan bersama BASKOM”. Dan kegiatan yang<br />

baru saja BASKOM dilaksanakan adalah Silaturace pada<br />

20-21 Mei <strong>2017</strong> di Buperta Ragunan. Acara ini diisi berbagai<br />

aktifitas seperti kompetisi Amazing Race, live performance,<br />

dan pengumpulan buku bacaan bagi rumah baca yang<br />

membutuhkan. Untuk info lebih lanjut bisa dilihat di instagram:<br />

@baksoslintaskomunitas; twitter: info_baskom. (ayu)<br />

EDISI 77 | JULI <strong>2017</strong> |


30<br />

ADVERTORIAL<br />

ADVERTORIAL<br />

103<br />

Fasilitas Lengkap untuk Bertamu Singkat<br />

di ibis budget Makassar Airport<br />

KAWASAN BANDARA MENJADI SALAH SATU TEMPAT FAVORIT UNTUK MENGINAP, TERUTAMA PARA<br />

PENUMPANG PESAWAT YANG SEDANG TRANSIT DAN HENDAK MELANJUTKAN PERJALANAN<br />

T<br />

arget tamu tersebut yang<br />

disasar oleh ibis budget<br />

Makassar Airport. Hotel yang<br />

dikelola oleh AccorHotels<br />

ini dimiliki oleh PT Angkasa<br />

Pura Hotels dan menjadi<br />

satu-satunya hotel yang berada di<br />

dalam kawasan Bandara Internasional<br />

Sultan Hasanuddin, Makassar.<br />

Rachmad Suwardi General Manager<br />

ibis budget Makassar Airport<br />

mengatakan, “Berkapasitas 119<br />

kamar, konsep desain yang diusung<br />

adalah cocoon (kepompong) dan dapat<br />

mengakomodasi satu hingga tiga orang<br />

per kamar dengan fitur bunk bed atau<br />

tempat tidur bertingkat. Dengan<br />

dekorasi modern dan warna<br />

cerah, ditambah dengan inovasi<br />

tempat tidur sweet bed by ibis<br />

budget, kenyamanan tamu<br />

menjadi prioritas utama ibis<br />

budget Makassar Airport”.<br />

“Selain itu, tamu pun<br />

dimanjakan dengan kamar<br />

mandi air hangat, layanan<br />

kamar 24 jam, serta akses<br />

Internet Wi-Fi di kamar dan<br />

lobi”, lanjutnya.<br />

Untuk melengkapi fasilitas tersebut, ibis<br />

budget Makassar Airport menyediakan area makan<br />

untuk sarapan pagi, Grab and Go yang menjual aneka<br />

minuman, makanan dan buah tangan khas Makassar,<br />

informasi mengenai status penerbangan pada layar<br />

TV, spa dan in-room massage, ruang pertemuan<br />

dengan kapasitas hingga 40 orang, serta luggage<br />

room yang memungkinkan tamu menitipkan kopernya<br />

tanpa menginap sekalipun. Berada di dalam area<br />

bandara, hotel menawarkan harga khusus untuk<br />

kebutuhan transit selama 6 (enam) jam dengan<br />

waktu check-in antara pukul 6:00 pagi<br />

hingga 6:00 sore.<br />

Informasi lengkap mengenai ibis budget Makassar<br />

Airport dapat dilihat di www.accorhotels.com/8867<br />

untuk jaminan harga terbaik atau silahkan hubungi<br />

telepon (+62) 411 365 615 6.<br />

| EDISI 77 | JULI <strong>2017</strong><br />

EDISI 70 | DESEMBER 2016 |


104<br />

EVENT<br />

Suzuki IGNIS Urban SUV Pertama di Indonesia<br />

FOTO: DOKUMEN ISTIMEWA<br />

Ketapang Indah Hotel,<br />

Resort Indah di Banyuwangi<br />

Ketapang<br />

Indah Hotel,<br />

sebagai sebuah<br />

resort dengan<br />

pemandangan<br />

indah nan hening<br />

di Banyuwangi,<br />

tawarkan beragam<br />

tipe kamar<br />

berdesain cottage<br />

yang terhubung langsung dengan pantai. Tipe kamar<br />

yang ditawarkan adalah Deluxe Ocean View, Junior Suite,<br />

Deluxe Garden View, Garden Superior dengan harga yang<br />

ekonomis. Tersedia pula berbagai meeting room, ballroom,<br />

Wahoo Restaurant dengan cita rasa khas hotel berbintang<br />

dan garden atmosphere, serta Omah Massage traditional<br />

heritage spa. Galuh, Director of Sales Ketapang Indah<br />

Hotel mengungkapakan “Kami ingin menawarkan one<br />

stop sevice resort yang dapat mengakomodir keperluan<br />

berbisnis dan wisata para tamu”. (ayu)<br />

Sukses dalam peluncuran perdananya<br />

pada ajang Indonesia International Motor<br />

Show <strong>2017</strong>, Suzuki IGNIS hadir sebagai<br />

Urban SUV pertama di Indonesia untuk<br />

menunjang mobilitas dan gaya hidup<br />

bagi warga perkotaan, khususnya Kota<br />

Jakarta. Suzuki IGNIS meluncur di jalan<br />

raya menggunakan teknologi Heartect<br />

yang ringan, namun tetap aman dengan<br />

desain aerodinamika yang menunjang<br />

tingkat efesiensi bahan bakar lebih<br />

baik karena lebih ringan. Heartect<br />

merupakan salah satu fitur yang sangat<br />

penting untuk memberikan rasa aman<br />

karena dapat meningkatkan faktor<br />

keamanan berkendara. Kabin Suzuki<br />

IGNIS terkesan lapang modern, unik,<br />

futuristik, nyaman dan sporty. IGNIS<br />

sebagai sebuah generasi baru Urban<br />

SUV, memberikan fitur-fitur berkelas<br />

demi mendukung mobilitas perkotaan<br />

yang dinamis baik dari sisi kenyamanan,<br />

keamanan hingga power. (dian)<br />

“Belanja Baju Lebaran<br />

Bersama Anak Yatim”<br />

Persembahan Grand<br />

Mercure Harmoni Jakarta<br />

Grand Mercure Jakarta<br />

Harmoni di bulan<br />

Ramadhan tahun ini<br />

mengajak anak-anak yatim<br />

berbelanja baju baru.<br />

Kegiatan yang digelar pada<br />

Rabu 7 Juni <strong>2017</strong>, dikemas<br />

dalam bentuk acara<br />

belanja bareng dan buka puasa bersama. Bertemakan “Belanja<br />

Baju Lebaran Bersama Anak Yatim”, sebagai bentuk kepedulian<br />

sosial terhadap sesama. Diikuti oleh 50 anak yatim dengan<br />

umur 4 sampai dengan 14 tahun, dari Yayasan Baiturahmat,<br />

Taman Sari, Jakarta Barat dan dilaksanakan di salah satu<br />

pusat perbelanjaan di daerah Jakarta Pusat. Mereka datang<br />

ke Grand Mercure Jakarta Harmoni dengan menggunakan<br />

transportasi yang sudah disediakan pihak hotel. Sebanyak 50<br />

orang head of department dan asistant turut terlibat menjadi<br />

pendamping dalam kegiatan ini. (ayu)<br />

EDISI 77 | JULI <strong>2017</strong> |


EVENT<br />

105<br />

WHIZ HOTEL FALATEHAN BLOK M JAKARTA RESMI DIBUKA<br />

Whiz Hotel Falatehan Jakarta<br />

sebagai hotel ke-18 dibawah<br />

naungan Intiwhiz Hospitality<br />

Management telah diresmikan<br />

dan menjadi hotel ke-5 di kawasan<br />

Jakarta. Hotel berlokasi di Jl.<br />

Falatehan I No. 40 yang dapat<br />

ditempuh dengan berjalan kaki<br />

dari kawasan Blok M. Whiz Hotel<br />

Falatehan Jakarta memiliki 52<br />

Kamar dengan 2 tipe kamar<br />

yaitu Single dan Standard juga<br />

terdapat area breakfast dan<br />

internet corner. Tidak melupakan<br />

komitmen mengangkat budaya<br />

lokal, pengalaman kuliner dengan<br />

rasa authentic khas Betawi disajikan<br />

setiap makan pagi. Dalam masa<br />

pembukaan Whiz Hotel Falatehan Jakarta menawarkan harga mulai dari Rp. 333.000,-nett untuk seluruh tipe kamar sudah<br />

termasuk sarapan untuk 2 orang, penawaran ini berlaku sampai dengan Agustus <strong>2017</strong>. Untuk informasi bisa menghubungi<br />

+62 21 2277 4433 atau kunjungi www.whizhotels.com dan www.intiwhiz.com. (ayu)<br />

Nestlé Cerelac Hadirkan Cerelac NutriPuffs<br />

FOTO: DOKUMEN ISTIMEWA<br />

Asupan makanan yang bergizi<br />

merupakan hal penting bagi<br />

pertumbuhan buah hati yang masih<br />

balita atau bayi dibawah lima<br />

tahun. Untuk inilah Nestlé Cerelac<br />

menghadirkan Cerelac NutriPuffs,<br />

yaitu snack atau camilan pertama<br />

dari Cerelac dalam membantu<br />

penuhi kebutuhan nutrisi si kecil.<br />

Cerelac NutriPuffs dilengkapi zat<br />

gizi mikro antara lain zat besi.<br />

Berdasarkan angka kecukupan gizi,<br />

satu takaran saji Cerelac NutriPuffs<br />

atau sekitar tujuh gram dapat<br />

memenuhi 20% kebutuhan zat besi<br />

harian si Kecil. Cerelac NutriPuffs<br />

juga telah dirancang secara khusus<br />

agar cepat meleleh di mulut sehingga lebih mudah dicerna. Kehadiran Cerelac NutriPuffs, snack berbentuk bintang yang<br />

dirancang khusus untuk si Kecil, ini merupakan wujud komitmen Nestlé untuk senantiasa menyediakan pilihan yang lebih<br />

lezat dan sehat untuk keluarga Indonesia. Pilihan rasa yang dapat kita berikan kepada si kecil dalam<br />

dua kombinasi rasa Pisang Stroberi dan Pisang Jeruk. (dian)<br />

| EDISI 77 | JULI <strong>2017</strong>


OUR CUSTOMER<br />

Dear Redaksi <strong>Sriwijaya</strong> Inflight <strong>Magazine</strong><br />

Sudah hampir sepuluh tahun terakhir ini saya menggunakan<br />

armada <strong>Sriwijaya</strong> Air untuk keperluan dinas ataupun<br />

keperluan pribadi hampir di seluruh Indonesia. Inovasi dan<br />

perbaikan-perbaikan pelayanan saya rasakan dari awal<br />

saya menggunakan <strong>Sriwijaya</strong> Air sampai dengan saat ini.<br />

Diharapkan perbaikan inovasi dan perbaikan tersebut dapat<br />

lebih ditingkatkan lagi.<br />

Kesan religius juga terlihat dalam setiap penerbangan dimana<br />

sebelum melakukan take off pramugari dengan sangat sopan<br />

dan ramah membimbing untuk melakukan doa bersama dan<br />

ini yang tidak saya temukan di maskapai lainnya.<br />

Salam,<br />

Onci Sang Aji Madrah<br />

0815xxxxxxx<br />

Semarang - Jawa Tengah<br />

Redaksi <strong>Sriwijaya</strong> Inflight <strong>Magazine</strong> menerima berbagai<br />

saran dan masukan.<br />

Silakan kirim surat ke alamat redaksi atau email ke:<br />

redaksi@sriwijayamagazine.com. Jangan lupa, sertakan<br />

nama, alamat, nomor kontak, serta nomor dan tanggal<br />

penerbangan Anda.


CHINA<br />

CHINA<br />

RUTE RUTE YANG YANG DIRENCANAKAN<br />

RUTE RUTE YANG YANG DIRENCANAKAN<br />

ZHANGJIAJIE<br />

CHENGDU<br />

NANCHANG<br />

FUZHOU FUZHOU<br />

ZHANGJIAJIE<br />

CHENGDU<br />

NANCHANG<br />

FUZHOU FUZHOU<br />

CHONGQING<br />

CHANGSA<br />

QUANZHOU<br />

CHONGQING<br />

CHANGSA<br />

QUANZHOU<br />

GUANZHOU<br />

GUANZHOU<br />

SRILANKA<br />

SRILANKA<br />

COLOMBO<br />

COLOMBO<br />

NATUNA NATUNA<br />

NATUNA NATUNA


DESTINATION CITY<br />

DESTINATION CITY<br />

ALOR [ ARD ]<br />

Bandara: MALI<br />

BENGKULU [ BKS ]<br />

Bandara: FATMAWATI SOEKARNO<br />

JAKARTA [ CGK ]<br />

Bandara: SOEKARNO - HATTA / CENGKARENG<br />

LABUAN BAJO [ LBJ ]<br />

Bandara: KOMODO<br />

ALOR - KUPANG<br />

AMBON - TERNATE<br />

AMBON - SORONG<br />

AMBON - MANADO<br />

BAJAWA - KUPANG<br />

AMBON [ AMQ ]<br />

Bandara: PATTIMURA<br />

BAJAWA [ BJW ]<br />

Bandara: SOA<br />

BALIKPAPAN [ BPN ]<br />

Bandara: SEPINGGAN<br />

BALIKPAPAN - JAKARTA<br />

BALIKPAPAN - SURABAYA<br />

BALIKPAPAN - PALU<br />

BALIKPAPAN - TARAKAN<br />

BALIKPAPAN - BANJARMASIN<br />

BALIKPAPAN - MAKASSAR<br />

BALIKPAPAN - YOGYAKARTA<br />

BALIKPAPAN - BERAU<br />

BANDUNG [ BDO ]<br />

Bandara: HUSEIN SASTRANEGARA<br />

BANDUNG - SURABAYA<br />

BANJARMASIN [ BDJ ]<br />

Bandara: SYAMSUDIN NOOR<br />

BANJARMASIN - BALIKPAPAN<br />

BANJARMASIN - MAKASSAR<br />

BANYUWANGI - JAKARTA<br />

BATAM - JAKARTA<br />

BATAM - MEDAN<br />

BATAM - JAMBI<br />

BATAM - NATUNA<br />

BATAM - LAMPUNG<br />

BANYUWANGI [ BWX ]<br />

Bandara: Blimbingsari<br />

BATAM [ BTH ]<br />

Bandara: HANG NADIM<br />

1 x / hari<br />

4 x / MINGGU<br />

1 X / HARI<br />

1 X / HARI<br />

1 x / hari<br />

2 x / hari<br />

2 X / HARI<br />

1 X / HARI<br />

2 X / HARI<br />

1 X / HARI<br />

1 X / HARI<br />

1 X / HARI<br />

2 X / HARI<br />

1 x / hari<br />

1 x / hari<br />

4 X / MINGGU<br />

1 X / HARI<br />

2 x / hari<br />

1 X / HARI<br />

1 X / HARI<br />

3 X / MINGGU<br />

4 X / MINGGU<br />

BENGKULU - JAKARTA<br />

BERAU - BALIKPAPAN<br />

BERAU - SURABAYA<br />

BIAK - MAKASSAR<br />

BIAK - JAYAPURA<br />

BIAK - MERAUKE<br />

Nanning - denpasar<br />

HANGZHOU - DENPASAR<br />

NANJING - DENPASAR<br />

CHENGDU - DENPASAR<br />

NINGBO - DENPASAR<br />

BERAU [ BEJ ]<br />

Bandara: KALIMARAU<br />

BIAK [ BIK ]<br />

Bandara: FRANS KAISEPO<br />

CHINA<br />

DENPASAR [ DPS ]<br />

Bandara: NGURAH RAI<br />

DENPASAR - JAKARTA<br />

DENPASAR - YOGYAKARTA<br />

DENPASAR - DILI<br />

DENPASAR - HANGZHOU (CHINA)<br />

DENPASAR - NINGBO (CHINA)<br />

DENPASAR - NANJING (CHINA)<br />

DENPASAR - CHENGDU (CHINA)<br />

DENPASAR - MAUMERE<br />

DENPASAR - WAINGAPU<br />

DENPASAR - SURABAYA<br />

DENPASAR - NANNING<br />

DENPASAR - MAKASSAR<br />

DENPASAR - LABUAN BAJO<br />

DILI [ DIL ]<br />

Bandara: PRESIDENT NICOLAU LOBATO<br />

DILI - DENPASAR<br />

ENDE - KUPANG<br />

ENDE [ ENE ]<br />

Bandara: H. HASAN AROEBOESMAN<br />

GORONTALO - MAKASSAR<br />

GORONTALO [ GTO ]<br />

Bandara:JALALUDDIN<br />

1 x / hari<br />

2 X / HARI<br />

1 X / HARI<br />

6 X / MINGGU<br />

6 X / MINGGU<br />

1 X / HARI<br />

3 X / MINGGU<br />

3 X / MINGGU<br />

3 X / MINGGU<br />

3 X / MINGGU<br />

3 X / MINGGU<br />

2 x / hari<br />

1 X / HARI<br />

2 X / HARI<br />

3 X / MINGGU<br />

3 X / MINGGU<br />

3 X / MINGGU<br />

3 X / MINGGU<br />

4 X / MINGGU<br />

3 X / MINGGU<br />

1 X / HARI<br />

3 X / MINGGU<br />

1 X / HARI<br />

1 X / HARI<br />

2 x / hari<br />

1 x / hari<br />

1 x / hari<br />

JAKARTA - MEDAN<br />

JAKARTA - BATAM<br />

JAKARTA - PADANG<br />

JAKARTA - JAMBI<br />

JAKARTA - BENGKULU<br />

JAKARTA - PALEMBANG<br />

JAKARTA - PANGKAL PINANG<br />

JAKARTA - TANJUNG KARANG<br />

JAKARTA - TANJUNG PANDAN<br />

JAKARTA - TANJUNG PINANG<br />

JAKARTA - PONTIANAK<br />

JAKARTA - BALIKPAPAN<br />

JAKARTA - SURABAYA<br />

JAKARTA - SEMARANG<br />

JAKARTA - SOLO<br />

JAKARTA - YOGYAKARTA<br />

JAKARTA - MALANG<br />

JAKARTA - DENPASAR<br />

JAKARTA - MAKASSAR<br />

JAKARTA - TERNATE<br />

JAKARTA - LUBUKLINGGAU<br />

JAKARTA - PEKANBARU<br />

JAKARTA - SORONG<br />

JAKARTA - SILANGIT<br />

JAKARTA - MUARABUNGO<br />

JAKARTA - BANYUWANGI<br />

JAKARTA - SAMPIT<br />

JAKARTA - PANGKALAN BUN<br />

JAMBI [ DJB ]<br />

Bandara: SULTAN THAHA SYAIFUDDIN<br />

JAMBI - JAKARTA<br />

JAMBI - BATAM<br />

JAYAPURA - BIAK<br />

JAYAPURA - MAKASSAR<br />

JAYAPURA - MERAUKE<br />

JAYAPURA - TIMIKA<br />

JAYAPURA - MANOKWARI<br />

JAYAPURA - SORONG<br />

KENDARI - MAKASSAR<br />

KUPANG - MAUMERE<br />

KUPANG - SURABAYA<br />

KUPANG - WAINGAPU<br />

KUPANG - BAJAWA<br />

KUPANG - ENDE<br />

KUPANG - LARANTUKA<br />

KUPANG - ALOR<br />

KUPANG - RUTENG<br />

JAYAPURA [ DJJ ]<br />

Bandara: SENTANI<br />

KENDARI [ KDI ]<br />

Bandara: HALUOLEO KENDARI<br />

KUPANG [ KOE ]<br />

Bandara: EL TARI<br />

2 x / hari<br />

2 X / HARI<br />

2 X / HARI<br />

2 X / HARI<br />

1 X / HARI<br />

3 X / HARI<br />

7 X / HARI<br />

6 X / HARI<br />

5 X / HARI<br />

1 X / HARI<br />

5 X / HARI<br />

2 X / HARI<br />

6 X / HARI<br />

3 X / HARI<br />

3 X / HARI<br />

3 X / HARI<br />

3 X / HARI<br />

2 X / HARI<br />

5 X / HARI<br />

1 X / HARI<br />

2 X / HARI<br />

1 X / HARI<br />

1 X / HARI<br />

2 X / HARI<br />

4 X / MINGGU<br />

1 X / HARI<br />

1 X / HARI<br />

1 X / HARI<br />

2 X / HARI<br />

1 X / HARI<br />

6 X / MINGGU<br />

1 X / MINGGU<br />

1 X / HARI<br />

1 X / HARI<br />

4 X / MINGGU<br />

3 X / MINGGU<br />

1 x / hari<br />

1 X / HARI<br />

1 X / HARI<br />

3 X / MINGGU<br />

1 X / HARI<br />

1 X / HARI<br />

1 X / HARI<br />

1 X / HARI<br />

1 X / HARI<br />

LABUAN BAJO - DENPASAR<br />

LAMPUNG - JAKARTA<br />

LAMPUNG - BATAM<br />

LAMPUNG - SURABAYA<br />

LAMPUNG - YOGYAKARTA<br />

LARANTUKA - KUPANG<br />

LUWUK - MAKASSAR<br />

1 x / hari<br />

LAMPUNG [ TKG ]<br />

Bandara: RADIN INTEN II<br />

6 X / HARI<br />

4 X / MINGGU<br />

1 X / HARI<br />

1 X / HARI<br />

LARANTUKA [ LKA ]<br />

Bandara: GEWAYANTANA<br />

1 x / hari<br />

LUWUK [ LUW ]<br />

Bandara: SYUKURAN AMINNUDIN<br />

1 X / HARI & 4 X / MINGGU<br />

LUBUKLINGGAU [ LLG ]<br />

Bandara: SILAMPARI<br />

LUBUKLINGGAU - JAKARTA<br />

MAKASSAR [ UPG ]<br />

Bandara: SULTAN HASANUDDIN<br />

MAKASSAR - DENPASAR<br />

MAKASSAR - BANJARMASIN<br />

MAKASSAR - jakarta<br />

MAKASSAR - surabaya<br />

MAKASSAR - gorontalo<br />

MAKASSAR - ternate<br />

MAKASSAR - sorong<br />

MAKASSAR - kendari<br />

MAKASSAR - ambon<br />

MAKASSAR - biak<br />

MAKASSAR - jayapura<br />

MAKASSAR - LUWUK<br />

MAKASSAR - Balikpapan<br />

MAKASSAR - MAnokwari<br />

MAKASSAR - Timika<br />

Makassar - merauke<br />

Makassar - yogyakarta<br />

MAKASSAR - SEMARANG<br />

MAKASSAR - MAMUJU<br />

MALANG - JAKARTA<br />

2 X / Hari<br />

1 X / Hari<br />

4 X / Minggu<br />

5 x / hari<br />

4 X / Hari<br />

1 X / Hari<br />

2 X / Hari<br />

2 X / Hari & 4 X / Minggu<br />

1 X / Hari<br />

1 X / Hari<br />

6 X / Minggu<br />

1 X / Minggu<br />

1 X / Hari & 4 X / Minggu<br />

1 X / Hari<br />

1 X / Hari & 2 X / Minggu<br />

1 X / Hari<br />

4 X / Minggu<br />

1 x / Hari<br />

1 X / HARI<br />

1 X / HARI<br />

MALANG [ MLG ]<br />

Bandara: ABDUL RACHMAN SALEH<br />

MAMUJU - MAKASSAR<br />

3 X / Hari<br />

MAMUJU [ MJU ]<br />

Bandara: Tampa Padang<br />

1 X / HARI


DESTINATION CITY<br />

MALAYSIA<br />

PADANG [ PDG ]<br />

Bandara: MINANGKABAU<br />

Penang - medan<br />

ipoh - medan<br />

TRENGGANU - MEDAN<br />

1 X / Hari<br />

1 X / Hari<br />

1 X / Hari<br />

PADANG - JAKARTA<br />

PADANG - MEDAN<br />

2 X / Hari<br />

1 X / HARI<br />

MANADO - TERNATE<br />

MANADO - SORONG<br />

MANADO - AMBON<br />

MANOKWARI - SORONG<br />

MANOKWARI - MAKASSAR<br />

MANOKWARI - JAYAPURA<br />

MANOKWARI - MERAUKE<br />

MANADO [ MDC ]<br />

Bandara: SAM RATULANGI<br />

1 X / HARI<br />

1 X / HARI<br />

1 X / HARI<br />

MANOKWARI [ MKW ]<br />

Bandara: RENDANI<br />

MAUMERE [ MOF ]<br />

Bandara: FRANS SEDA<br />

5 X / MINGGU<br />

1 X / Hari & 2 x / minggu<br />

4 x / minggu<br />

4 x / minggu<br />

PALEMBANG [ PLM ]<br />

Bandara: SULTAN MAHMUD BADARUDDIN II<br />

PALEMBANG - JAKARTA<br />

PALEMBANG - PANGKAL PINANG<br />

PALEMBANG - YOGYAKARTA<br />

PALu - balikpapan<br />

PALU [ PLW ]<br />

Bandara: MUTIARA<br />

PANGKALAN BUN [ PKN ]<br />

Bandara: Iskandar<br />

PANGKALAN BUN - JAKARTA<br />

PANGKALAN BUN - SEMARANG<br />

3 X / HARI<br />

2 X / HARI<br />

1 X / HARI<br />

1 x / hari<br />

1 X / HARI<br />

1 X / HARI<br />

MAUMERE - DENPASAR<br />

MAUMERE - KUPANG<br />

4 X / Minggu<br />

1 X / HARI<br />

PANGKAL PINANG [ PGK ]<br />

Bandara: depati amir<br />

MEDAN - JAKARTA<br />

MEDAN - PADANG<br />

MEDAN - BATAM<br />

MEDAN - PENANG<br />

MEDAN - IPOH<br />

MEDAN - TERENGGANU<br />

MEDAN - PEKANBARU<br />

MERAUKE - JAYAPURA<br />

MERAUKE - MAKASSAR<br />

MERAUKE - MANOKWARI<br />

MERAUKE - SORONG<br />

MERAUKE - TIMIKA<br />

MERAUKE - BIAK<br />

MEDAN [ KNO ]<br />

Bandara: KUALA NAMU<br />

MERAUKE [ MKQ ]<br />

Bandara: MOPAH<br />

MUARABUNGO [ MRB ]<br />

Bandara: MUARABUNGO<br />

2 X / HARI<br />

1 X / HARI<br />

1 X / HARI<br />

1 X / HARI<br />

1 X / HARI<br />

1 X / HARI<br />

1 X / HARI<br />

1 X / HARI<br />

4 X / MINGGU<br />

4 X / MINGGU<br />

1 X / HARI<br />

1 X / HARI<br />

1 X / HARI<br />

pangkal pinang - jakarta<br />

pangkal pinang - PALEMBANG<br />

pangkal pinang - TANJUNG PANDAN<br />

PEKANBARU [ PKU ]<br />

Bandara: SULTAN SYARIF KASIM II<br />

PEKANBARU - JAKARTA<br />

PEKANBARU - MEDAN<br />

PONTIANAK - JAKARTA<br />

PONTIANAK - YOGYAKARTA<br />

RUTENG - KUPANG<br />

PONTIANAK [ PNK ]<br />

Bandara: SUPADIO<br />

RUTENG [ RTG ]<br />

Bandara: FRANS SALES LEGA<br />

7 x / hari<br />

2 x / hari<br />

1 X / HARI<br />

1 x / hari<br />

1 x / hari<br />

5 x / hari<br />

1 x / hari<br />

1 x / hari<br />

MUARABUNGO - JAKARTA<br />

NATUNA - BATAM<br />

NATUNA [ NTX ]<br />

Bandara: RANAI<br />

4 X / Minggu<br />

3 X / Minggu<br />

SAMPIT - SURABAYA<br />

SAMPIT - JAKARTA<br />

SAMPIT [ SMQ ]<br />

Bandara: H. ASAN<br />

1 x / hari<br />

1 X / HARI


DESTINATION CITY<br />

SEMARANG [ SRG ]<br />

Bandara: AHMAD YANI<br />

SEMARANG - JAKARTA<br />

SEMARANG - SURABAYA<br />

SEMARANG - MAKASSAR<br />

SEMARANG - PANGKALAN BUN<br />

SILANGIT - JAKARTA<br />

SILANGIT [ DTB ]<br />

Bandara: DANAU TOBA<br />

SORONG [ SOQ ]<br />

Bandara: DOMINE EDUARD OSOK<br />

SORONG - JAKARTA<br />

SORONG - MAKASSAR<br />

SORONG - MANOKWARI<br />

SORONG - TIMIKA<br />

SORONG - JAYAPURA<br />

SORONG - MANADO<br />

SORONG - AMBON<br />

SORONG - MERAUKE<br />

SOLO - JAKARTA<br />

SURABAYA - JAKARTA<br />

SURABAYA - YOGYAKARTA<br />

SURABAYA - MAKASSAR<br />

SURABAYA - KUPANG<br />

SURABAYA - SEMARANG<br />

SURABAYA - BALIKPAPAN<br />

SURABAYA - DENPASAR<br />

SURABAYA - TERNATE<br />

SURABAYA - BANDUNG<br />

SURABAYA - SAMPIT<br />

SURABAYA - LAMPUNG<br />

3 x / hari<br />

2 x / hari<br />

1 X / HARI<br />

1 X / HARI<br />

2 x / hari<br />

SOLO [ SOC ]<br />

Bandara: ADISUMARMO<br />

SURABAYA [ SUB ]<br />

Bandara: JUANDA<br />

1 x / hari<br />

2 X / HARI & 4 X / MINGGU<br />

5 X / MINGGU<br />

2 X / MINGGU<br />

3 X / MINGGU<br />

1 X / HARI<br />

1 X / HARI<br />

1 X / HARI<br />

3 x / hari<br />

5 X / HARI<br />

1 X / HARI<br />

4 X / HARI<br />

1 X / HARI<br />

2 X / HARI<br />

2 X / HARI<br />

1 X / HARI<br />

3 X / MINGGU<br />

1 X / HARI<br />

1 X / HARI<br />

1 X / HARI<br />

TARAKAN - BALIKPAPAN<br />

TIMIKA - JAYAPURA<br />

TIMIKA - MAKASSAR<br />

TIMIKA - SORONG<br />

TIMIKA - MERAUKE<br />

TERNATE - AMBON<br />

TERNATE - MAKASSAR<br />

TERNATE - MANADO<br />

TERNATE - JAKARTA<br />

TERNATE - SURABAYA<br />

TERNATE - MANADO<br />

TARAKAN [ TRK ]<br />

Bandara: JUWATA<br />

TIMIKA [ TIM ]<br />

Bandara: MOZES KILANGIN<br />

TERNATE [ TTE ]<br />

Bandara: SULTAN BABULLAH<br />

WAINGAPU [ WGP ]<br />

Bandara: UMBU MEHANG KUNDA<br />

WAINGAPU - DENPASAR<br />

WAINGAPU - KUPANG<br />

YOGYAKARTA - DENPASAR<br />

YOGYAKARTA - JAKARTA<br />

YOGYAKARTA - SURABAYA<br />

YOGYAKARTA - BALIKPAPAN<br />

YOGYAKARTA - PONTIANAK<br />

YOGYAKARTA - PALEMBANG<br />

YOGYAKARTA - MAKASSAR<br />

YOGYAKARTA - LAMPUNG<br />

2 x / hari<br />

1 X / HARI<br />

1 X / HARI<br />

2 X / MINGGU<br />

1 X / HARI<br />

4 X / MINGGU<br />

2 X / HARI<br />

1 X / HARI<br />

1 X / HARI<br />

3 X / MINGGU<br />

1 X / HARI<br />

3 X / MINGGU<br />

3 X / MINGGU<br />

YOGYAKARTA [ JOG ]<br />

Bandara: ADISUTJIPTO<br />

1 X / HARI<br />

3 X / HARI<br />

1 X / HARI<br />

1 X / HARI<br />

1 X / HARI<br />

1 X / HARI<br />

1 X / HARI<br />

1 X / HARI<br />

TANJUNGPANDAN [ TJQ ]<br />

Bandara: HAS HANANJOEDIN<br />

TANJUNG PANDAN - JAKARTA<br />

TANJUNG PANDAN - PANGKALPINANG<br />

5 x / hari<br />

1 X / HARI<br />

TANJUNGPINANG [ TNJ ]<br />

Bandara: RAJA HAJI FISABILILLAH<br />

TANJUNG PINANG - JAKARTA<br />

1 X / HARI


SAFTEY & INVOCATIONS<br />

TENTANG<br />

BARANG<br />

TERLARANG<br />

Kepada seluruh penumpang <strong>Sriwijaya</strong> Air yang terhormat...<br />

Demi keamanan, keselamatan, dan kenyamanan Anda,<br />

perhatikanlah hal-hal berikut:<br />

TENTANG BAGASI:<br />

• Mohon tidak memasukkan uang, perhiasan dan dokumen<br />

berharga, ataupun sejenisnya kedalam bagasi Anda. Kami tidak<br />

bertanggungjawab atas kehilangan atau kerusakan terhadap<br />

barang berharga tersebut.<br />

• Mohon tidak membawa bagasi ke atas kabin lebih dari satu buah.<br />

Dimensi maksimum bagasi yang diperkenankan adalah 23 x 33 x<br />

56 cm, berat maksimum adalah 5 kg.<br />

• Kami berhak menolak pengangkutan bagasi yang tidak sesuai<br />

dengan ketentuan diatas.<br />

KATEGORI BARANG-BARANG<br />

BERBAHAYA:<br />

• Tas kantor dan sejenisnya yang menggunakan perangkat<br />

alarm di dalamnya.<br />

• Barang yang mengandung gas, baik yang mudah terbakar<br />

maupun tidak, atau beracun, seperti butana, oksigen,<br />

propana, dan aqualung.<br />

• Barang yang mengandung bahan perusak seperti asam<br />

(acid), basa (alkaline), dan baterai telepon selular yang<br />

basah.<br />

• Barang yang dapat dikategorikan sebagai perantara bakteri<br />

atau virus.<br />

• Bahan peledak, perlengkapan perang, petasan dan<br />

sejenisnya.<br />

• Cairan atau benda padat yang mudah terbakar seperti<br />

geretan, korek api, alat pemanas, dan bahan yang mudah<br />

menyalakan api.<br />

• Bahan-bahan yang mudah teroksidasi seperti bubuk<br />

pencuci dan peroksida.<br />

• Racun seperti arsenik, sianida, dan insektisida.<br />

• Barang-barang yang mengandung merkuri, magnet, dan<br />

berpotensi dapat melukai pihak lain.<br />

• Obat-obatan dan peralatan kecantikan dalam jumlah<br />

banyak seperti hair spray, parfum, dan obat-obatan yang<br />

mengandung alkohol.<br />

ISLAM<br />

“Dengan nama Allah (semoga) menyertai perjalanan dan<br />

mendaratnya (pesawat ini). Sungguh, Tuhanku, benar-benar Maha<br />

Pengampun lagi Maha Penyayang (Q.S. Hud: 41) Dengan nama<br />

Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Allah Maha<br />

Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar. Maha Suci Allah yang<br />

menganugerahi kami kemampuan yang memanfaatkan (pesawat)<br />

ini, sedang kami sendiri (tanpa pertolongan-Nya) tidak mampu<br />

menguasainya. Sesungguhnya hanya kepada Tuhan kita, kita<br />

pasti kembali. Ya Allah, mudahkanlah perjalanan ini bagi kami<br />

dan perpendekanlah jaraknya. Ya Allah, Engkaulah teman dalam<br />

perjalanan, dan Engkau pula pelindung bagi keluarga. Ya Allah,<br />

aku berlindung kepada-Mu dari kesulitan perjalanan, kesuraman<br />

pandangan, serta bencana menyangkut harta dan keluarga. (Do’a<br />

Nabi Muhammad)<br />

KATOLIK-CATHOLIC<br />

Dalam (demi) nama Bapa, Putera dan Roh Kudus, amin. Ya Tuhan,<br />

dahulu kala Engkau pernah menyelamatkan anak-anak Israel<br />

yang menyeberangi laut dengan kaki kering. Tiga raja budiman<br />

dari sebelah timur telah engkau tunjukkan jalan kepada-Mu<br />

dengan bimbingan bintang yang ajaib. Kami mohon kepada-Mu:<br />

Karuniakanlah kami sebuah perjalanan yang aman, dengan cuaca<br />

yang baik dan menyenangkan. Berikanlah kami bimbingan malaikatmalaikat-Mu<br />

yang kudus, termasuk kepada awak pesawat yang<br />

terbang ini, agar mereka dapat mengantarkan kami untuk mencapai<br />

tempat tujuan dengan selamat. Kami mohon juga agar keluarga<br />

yang kami tinggalkan Engkau hibur dalam rasa damai, sampai<br />

kami akhirnya boleh mendarat di tempat tujuan dengan selamat.<br />

Terpujilah nama-Mu, sekarang dan selamanya. Dalam (demi) nama<br />

Bapa, Putera, dan Roh Kudus. Amin.<br />

PROTESTAN-PROTESTANT<br />

Bapa Surgawi, kami mengucap syukur dan terima kasih atas rahmat<br />

dan kasih sayang-Mu yang tidak berkeputusan di dalam hidup<br />

kami. Saat ini kami panggil nama-Mu yang kudus untuk menyertai<br />

perjalanan kami. Kiranya Tuhan melindungi dengan kuasa Roh<br />

Kudus-Mu, pesawat yang kami tumpangi ini agar terhindar dari<br />

gangguan dan marabahaya. Demikian juga dengan para awak<br />

pesawat, kiranya Tuhan juga yang memimpin serta memberi<br />

kemampuan bagi mereka untuk melaksanakan tugas mereka<br />

masing-masing dengan baik, sehingga kami bisa tiba di tujuan<br />

tepat waktu dengan selamat dan dalam sukacita. Terima Kasih atas<br />

pertolongan serta kasih-Mu yang tidak berubah dari sejak dulu,<br />

sekarang, sampai selama-lamanya. Di dalam nama Tuhan Yesus<br />

Kristus, kami naikkan doa dan permohonan kami ini. Amin.<br />

HINDU-HINDUISM<br />

Om Shangyang Widhi Wasa yang Maha Jaya yang mengatasi segala<br />

kematian, kami memujamu. Lindungilah kami dari marabahaya. Om<br />

Shangyang Widhi Wasa, semua keuntungan, kekayaan, kepandaian<br />

adalah atas yadnya suci-Mu. Semoga tingkah laku dan pikiran kami<br />

menjadi bersih dan mencapai kebahagiaan lahir-bathin.<br />

BUDDHA-BUDHISM<br />

Terpujilah Sang Bhagava, Yang Maha Suci, yang telah mencapai<br />

penerangan sempurna (3x). Semoga semua makhluk hidup<br />

berbahagia. Demikianlah hendaknya. (Paritta Suci)<br />

KHONGHUCU-CONFUCIAN<br />

Kehadirat TIAN, Tuhan Yang Maha Esa, di tempat Yang Maha Tinggi.<br />

Dengan bimbingan Nabi Kong Zi, dipermuliakanlah Shang Di,<br />

Tuhan Yang Maha Kuasa. Berikanlah bimbingan kepada seluruh awak<br />

pesawat, agar mereka dapat menjalankan tugasnya dengan baik.<br />

Berikanlah karunia yang terbaik, agar kami semua dapat selamat<br />

sampai tujuan dan berkumpul kembali dengan keluarga tercinta.


OUR HISTORY<br />

SEJARAH<br />

SRIWIJAYA AIR<br />

<strong>Sriwijaya</strong> Air berdiri tepat pada Hari Pahlawan, yaitu 10<br />

November tahun 2003. Dengan bermodalkan satu armada<br />

pesawat Boeing 737-200, <strong>Sriwijaya</strong> memulai penerbangan<br />

perdananya dengan menerbangi rute Jakarta-Pangkalpinang PP,<br />

Jakarta-Palembang PP, Jakarta-Jambi PP, dan Jakarta-Pontianak<br />

PP. Para pendiri <strong>Sriwijaya</strong> Air adalah Hendry Lie, Chandra Lie,<br />

Johannes Bundjamin, dan Andy Halim. Beberapa tenaga ahli<br />

yang turut membidani kelahiran <strong>Sriwijaya</strong> Air adalah Supardi<br />

Syahrial, Capt. Kusnadi Yusuf, Capt. Adil W., Capt. Harwick L.,<br />

Gabriella Sonia, Suwarsono, dan Joko Widodo.<br />

Dengan visi, kapasitas bisnis dan minat masyarakat yang<br />

semakin meningkat terhadap jasa penerbangan <strong>Sriwijaya</strong><br />

Air, penambahan jumlah armada dan rute menjadi sebuah<br />

keniscayaan. Hingga saat ini, <strong>Sriwijaya</strong> Air mengoperasikan<br />

43 armada pesawat untuk menerbangi 47 kota domestik<br />

maupun regional, dan ratusan pilihan jam keberangkatan.<br />

Untuk regenerasi armada pesawat dan mengantisipasi<br />

penambahan rute, <strong>Sriwijaya</strong> Air telah mendatangkan Boeing<br />

737-900 ER dan Boeing 737-800 NG. Dengan menambah<br />

rute domestik secara lebih intens, pelayanan pada rute<br />

domestik akan lebih maksimal.<br />

Keselamatan (Safety), keamanan (Security), dan pelayanan<br />

(Service) merupakan pedoman utama pelayanan <strong>Sriwijaya</strong><br />

Air bagi seluruh penumpangnya. Sehubungan dengan itu,<br />

dalam hal perawatan dan pemeliharaan armada, <strong>Sriwijaya</strong> Air<br />

bekerjasama dengan ST Aerospace Singapore, Malaysia Airlines<br />

Systems (MAS), Garuda Maintenance Facility (GMF) dan PT.<br />

Aero Nusantara Indonesia (ANI). Kerjasama ini dimaksudkan<br />

agar para pelanggan <strong>Sriwijaya</strong> Air mendapatkan rasa aman dan<br />

kenyamanan optimal saat menggunakan jasa <strong>Sriwijaya</strong> Air.<br />

nyaman dan mudah selama 24 jam, cukup dengan menghubungi<br />

nomor hotline 021 292 79 777 atau 0804 1 777 777.<br />

ARTI LOGO DAN WARNA<br />

Logo <strong>Sriwijaya</strong> Air: Dibaca RU-YI (Bahasa Cina), yang artinya:<br />

apa yang kita inginkan atau usahakan harus yakin bisa tercapai.<br />

Warna Putih: Seluruh karyawan <strong>Sriwijaya</strong> Air harus memiliki<br />

hati yang bersih, sebersih warna dasar armada <strong>Sriwijaya</strong> Air.<br />

Warna Biru: <strong>Sriwijaya</strong><br />

Air berkeinginan untuk<br />

melanglang buana ke<br />

seluruh pelosok Nusantara<br />

tercinta.<br />

Warna Merah: Para<br />

pimpinan dan karyawan<br />

<strong>Sriwijaya</strong> Air harus berani<br />

dan bijak dalam menyelesaikan masalah atau mengambil<br />

keputusan.<br />

Tulisan <strong>Sriwijaya</strong> Air: <strong>Sriwijaya</strong> Air harus menjadi perusahaan<br />

yang besar dan terkenal, seperti kerajaan <strong>Sriwijaya</strong> yang<br />

namanya terukir dalam sejarah nasional dan regional.<br />

Lekukan hati di atap pesawat: Para pimpinan dan karyawan<br />

harus mempunyai rasa memiliki (sense of belonging) dan rasa<br />

cinta terhadap perusahaan.<br />

Selain itu, tenaga kerja yang dimiliki <strong>Sriwijaya</strong> Air merupakan<br />

sumber daya manusia pilihan yang terampil, ramah dan<br />

terpercaya. Sesuai dengan moto <strong>Sriwijaya</strong> Air yaitu “Your Flying<br />

Partner”, kini Anda dapat melakukan reservasi tiket secara lebih


OUR FLEET<br />

Boeing 737-900 ER<br />

Boeing 737-800 NG<br />

Boeing 737-300<br />

Boeing 737-500 W


OFFICE<br />

HEAD OFFICE:<br />

SRIWIJAYA AIR<br />

Jl. Marsekal Suryadarma no. 1,<br />

Kawasan M1 Bandara Soekarno-Hatta,<br />

Tangerang. 15127<br />

Telp: +62 21 5591 7777<br />

NAM AIR<br />

Jl. Gunung Sahari Raya, No. 13 Blok B8 - 10,<br />

Jakarta.<br />

Telp: +62 21 6471 2345<br />

BRANCH OFFICE:<br />

BANDARA SOEKARNO HATTA<br />

Terminal 2F<br />

Telp: +62 21 550 7902<br />

MELAWAI<br />

Jl. Melawai Raya No. 193, Blok M<br />

Jakarta Selatan<br />

Telp: +62 21 739 7779<br />

GUNUNG SAHARI<br />

Jl. Gunung Sahari Raya 13 Blok B8 - 10<br />

Jakarta Pusat<br />

Telp: +62 21 6471 2345<br />

HARMONI<br />

Jl. Suryopranoto No. 9E, Jakarta Pusat<br />

Telp: +62 21 351 9977<br />

KELAPA GADING<br />

Jl. Boulevard Raya Blok TN 2 No.33<br />

Kelapa Gading , Jakarta Utara<br />

Telp: +62 21 450 0097<br />

SUNTER<br />

Kompleks Ruko Taman Nyiur<br />

Jl. Danau Sunter Utara Blok M No. 11<br />

Telp: +62 21 650 5689<br />

TEBET<br />

Jl. Dr. Saharjo No. 317F, Jakarta Selatan<br />

Telp: +62 21 8378 6688<br />

TANJUNG DUREN<br />

Jl. Tanjung Duren Raya No. 1 C,<br />

Jakarta Barat<br />

Telp: +62 21 5694 3999<br />

RAWA BOKOR<br />

Ruko Taman Mahkota Mutiara<br />

Jl. Husen Sastranegara Blok A-2 No. 26<br />

Telp: +62 21 5437 0877<br />

BEKASI<br />

Jl. Achmad Yani Ruko Sentra Niaga<br />

Blok A6 No. 6<br />

Telp: +62 21 8843553<br />

CIKARANG<br />

Ruko Kuning Sentra Cikarang (CTC)<br />

Blok C No.23 Jl. Raya Cikarang, Cibarusah<br />

Telp: +62 21 8911 7537<br />

DEPOK<br />

Jl. Margonda Raya No. 304D<br />

Telp: +62 21 777 3131<br />

BOGOR<br />

Jl. Pajajaran No. 60D<br />

Telp: +62 251 8393 777<br />

SERPONG<br />

Jl. Kompleks Ruko Villa Melati Mas Fista<br />

Blok A -1 No. 12, Serpong - Tangerang<br />

Telp: +62 21 5315 3377<br />

DISTRICT OFFICES:<br />

SUMATERA:<br />

BANDAR LAMPUNG<br />

Jl. Jend. Sudirman No. 5A, Tanjung Karang<br />

Telp: +62 721 268 218<br />

BATAM<br />

Jl. Komp. Batama Blok C No. 4, Nagoya<br />

Telp: +62 778 430 077<br />

BENGKULU<br />

Jl.R.Suprapto No.3<br />

Telp: +62 736 341 889<br />

JAMBI<br />

Jl. Hayam Wuruk No. 37, Jelutung<br />

Telp: +62 741 755 0138<br />

MEDAN<br />

Jl. Gajah Mada No. 3 C-D<br />

Telp: +62 61 455 2111<br />

Muara Bungo<br />

Bandara Muara Bungo<br />

Muara Bungo-Jambi<br />

Telp: +62-823-75006060<br />

LUBUKLINGGAU<br />

Bandara Silampari<br />

Telp: +62 733 452 488<br />

PADANG<br />

Jl. Juanda No. 24<br />

Telp: +62 751 448 8777<br />

PALEMBANG<br />

Jl. Jend. Sudirman No. 18 A-B<br />

Telp: +62 7113 88888<br />

PANGKAL PINANG<br />

Jl. Soekarno Hatta No. 227D<br />

Telp: +62 717 425 6688<br />

SUNGAI LIAT<br />

Jl. Muhidin No. 143B, Bangka<br />

Telp: +62 717 92 947<br />

KOBA<br />

Jl. By Pass No. 1, Bangka Tengah<br />

Telp: +62 718 61 716<br />

PEKANBARU<br />

Sudirman City Square<br />

Blok B2<br />

Telp: +62 761 859 800<br />

SILANGIT<br />

Bandara Silangit<br />

Tapanuli Utara-Sumatera Utara<br />

Telp: +62-853-62080709<br />

TANJUNG PANDAN<br />

Jl. Jend. Sudirman No. 28, Pangkal Lalang<br />

Telp: +62 719 21 677<br />

TANJUNG PINANG<br />

Jl. D.I. Panjaitan KM.9 komplek<br />

Plaza Bintan Centre Blok Mayang No.12<br />

Telp: +62 771 442 888<br />

JAWA:<br />

JAKARTA<br />

Jl. Melawai Raya No. 193<br />

Blok M<br />

Telp: +62 21 739 7779<br />

BANDUNG<br />

Ruko Imperial<br />

Jl. Gatot Subroto No.230 Kav. 6<br />

Telp: +62 22 731 3999<br />

MALANG<br />

Jl. Letjen S. Parman No. 59B<br />

Telp: +62 341 471 777<br />

SEMARANG<br />

Kompleks Ruko Peterongan Plaza A-6<br />

Jl. MT Haryono No. 719<br />

Telp: +62 24 841 3777<br />

SOLO<br />

Gedung Center Point Blok A-10<br />

Jl. Slamet Riyadi No 371 Purwosari Solo<br />

Telp: +62 271 723 777<br />

SURABAYA<br />

Jl. Sulawesi 50<br />

Telp: +62 31 5050 111<br />

YOGYAKARTA<br />

Jl. Sultan Agung 54<br />

Wirogunan Mergangsan<br />

Telp: +62 274 414 777<br />

BALI/NUSA TENGGARA:<br />

DENPASAR<br />

Jl. Sunsetroad No. 101 Blok B, Kuta,<br />

Kab. Badung<br />

Telp: +62 361 849 6777<br />

KUPANG<br />

Jl. Palapa No. 19F, Ruko Palapa, Oebob<br />

Telp: +62 380 831 666<br />

LABUAN BAJO<br />

Bandara Udara Komodo<br />

Jl. Yohanes Sehadun<br />

Labuan Bajo-Nusa Tenggara Timur<br />

Telp +62-385-2440681<br />

MAUMERE<br />

Bandar Udara Frans Seda<br />

Telp: +62 382 242 5500 / +62 382 242 5525<br />

WAINGAPU<br />

Bandara Umbu Mehang Kunda<br />

Jl. Adi Sucipto No.1<br />

Telp: +62 387 2564 375<br />

MALUKU:<br />

AMBON<br />

Jl. AM Sangaji No. 79<br />

Telp: +62 911 354 498<br />

TERNATE<br />

Ruko Jati Land No. 49<br />

Jl. Boulevard raya Jati Land Bisnis Center<br />

Telp: +62 921 31 222 99<br />

KALIMANTAN:<br />

BALIKPAPAN<br />

Jl. Marsma Iswahyudi No. 121C,<br />

Gunung Bakaran<br />

Telp: +62 542 749 777<br />

SAMARINDA<br />

Komp. Mall Lembuswana<br />

Jl. S. Parman Blok C No. 17<br />

Telp: +62 541 777 9866<br />

TARAKAN<br />

Jl. Jend. Sudirman No. 37<br />

Telp: +62 551 337 77 | +62 812 50072413<br />

BERAU<br />

Jl. Pemuda No. 50, Tanjung Redep<br />

Telp: +62 554 202 8777<br />

BANJARMASIN<br />

Jl. Jend. Ahmad Yani KM 3,5 No. 210C<br />

Telp: +62 511 327 2377<br />

PONTIANAK<br />

Jl. Imam Bonjol No. 26A<br />

Telp: +62 561 768 777<br />

SAMPIT<br />

Jl. MT Haryono No 87E<br />

Sampit-Kalimantan Tengah<br />

Telp: +62-5312068777<br />

SINGKAWANG<br />

Jalan Ahmad Yani No.108 (Lobby hotel Dangau)<br />

Telp: +62 562 633 030<br />

SULAWESI:<br />

GORONTALO<br />

Jl HB Jassin No 77<br />

Telp: +62 435 827 878<br />

KENDARI<br />

Jl. A.Yani No.171<br />

Telp: +62 401 319 4900<br />

LUWUK<br />

Jl.Moh Hatta Ruko Permai No.10<br />

Maahas Luwuk-Banggai<br />

+62 461 21 999<br />

MAKASSAR<br />

Jl. Boulevard Raya No. 6-7 Panakukang Mas<br />

Telp: +62 411 424 700<br />

MANADO<br />

Manado Town Square, Boulevard Manado, 12 A<br />

Jl. Piere Tendean<br />

Telp: +62 431 888 0988<br />

PALU<br />

Perkantoran D’Vatulemo No. 8<br />

Jl. Prof. Moh. Yamin<br />

Telp: +62 451 428 777<br />

PAPUA:<br />

BIAK<br />

Jl. Moh. Yamin no. 1<br />

Telp: +62 981 265 77<br />

JAYAPURA<br />

Jl. Raya Abepura-Sentani Ruko Baru<br />

Blok A No. 1 Padang Bulan Sosial<br />

Telp: +62 967 524 588<br />

MANOKWARI<br />

Jl. Kota Baru No. 37-39<br />

Telp: +62 986 212 488<br />

MERAUKE<br />

Bandara Mopah<br />

Telp: +62 971 324 377<br />

SORONG<br />

Jl. Sam Ratulangi No. 5 Kampung Baru<br />

Telp: +62 951 322 177<br />

TIMIKA<br />

Jl. Cendrawasih, Ruko No.6,<br />

Hotel Komoro Tame<br />

Telp : +62 901 324 377<br />

REGIONAL:<br />

PENANG<br />

Penang International Airport, Malaysia<br />

Telp: +604 64466384<br />

DILI (SRIWIJAYA AIR)<br />

Timor Plaza Unit #210<br />

Rua Presidente Nicolau Lobato Comoro<br />

Telp: + 670 3311 355<br />

DILI (NAM AIR)<br />

CBD 3 Unit 103A Central Timor Plaza Complex<br />

Rua Avenida Presidente Nicolau Lobato<br />

Telp: +670 3311 777


jumbo combo<br />

AN ELECTRIFYING VIBE. JAW-DROPPING MEMORABILIA.<br />

AND A LEGENDARY MENU. WE DIDN’T BECOME WORLD-FAMOUS FOR NOTHING.<br />

Show your boarding pass during your visit at Hard Rock Cafe Jakarta<br />

and get FREE welcome drink (mojito or lychee iced tea).<br />

JAKARTA | PACIFIC PLACE UNIT G-05 SCBD | +62-21-5797-3055<br />

join hardrockrewards.com<br />

HARDROCK.COM #THISISHARDROCK<br />

/HardRockCafeJakarta hardrockcafeJKT<br />

©<strong>2017</strong> Hard Rock International (USA), Inc. All rights reserved.

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!