22.06.2017 Views

Sriwijaya Magazine Juli 2017

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

28<br />

discover - city<br />

Larantuka<br />

Teks & Foto: Diyah Wara<br />

Udara segar berhembus ketika kaki menjejak Larantuka, kota di pesisir timur<br />

Pulau Flores, tepatnya Provinsi Nusa Tenggara Timur. Berawal dari kerajaan,<br />

Larantuka berkembang menjadi kota wisata religi.<br />

penduduk kota Larantuka mayoritas<br />

beragama Katolik, bahkan menjadi agama<br />

resmi saat Larantuka masih berbentuk<br />

kerajaan. Tepatnya pada tahun 1665, kerajaan Larantuka<br />

menjadikan agama Katolik sebagai agama resmi, dengan<br />

ditandai pembaptisan Raja Ola Ado Bala ke-11 yang<br />

berganti nama menjadi Don Fransisco Ola Ado Bala Diaz<br />

Viera Deo Godinho, terkenal juga dengan sebutan Don<br />

Fransisco Ola Ado Bala DVG. Larantuka sendiri berasal<br />

dari bahasa Lamaholot yang berarti ‘tempat bertemu’.<br />

Kali ini saya pun mengunjungi salah satu tempat wisata religi<br />

di kota tersebut bernama Taman Doa Mater Dolorasa. Taman<br />

ini memiliki 12 rumah mini berjajar di pinggir laut bergambar<br />

emas yang melambangkan prosesi Jalan Salib. Tepat di<br />

ujung rumah tersebut, kita bisa melihat patung Bunda Maria<br />

dengan wajah berduka tengah memangku Yesus, berwarna<br />

putih dan berukuran besar. Mater Dolorosa berarti Bunda<br />

Berdukacita, tertulis di bawah patung tersebut.<br />

Tersedia bangku di sekitar patung untuk umat yang ingin<br />

berdoa di taman doa tersebut. Tepat di depan Taman Doa<br />

Mater Dolorosa, kita dapat melihat sebuah kapel (gereja<br />

kecil). Bangunan kapel memang banyak ditemukan di<br />

Larantuka, dan salah satunya kapel yang berlokasi di<br />

seberang Taman Doa. Kapel bernama Kapel Tuan Ana<br />

(Chapel of Jesus Christ) atau Kapel Yesus Kristus ini<br />

istimewa, karena bentuk bangunannya yang cantik, dan<br />

pemandangan di belakangnya, yaitu Gunung Ile Mandiri.<br />

Kapel Tuan Ana dan Taman Doa Mater Dolorosa<br />

ini ternyata merupakan bangunan landmark kota<br />

Larantuka, yang semakin menguatkan kota Larantuka<br />

sebagai kota religius bagi umat Katolik dan Kristen.<br />

Meskipun Taman Doa Mater Dolorosa ini baru<br />

dibangun dan diresmikan oleh Gubernur Propinsi<br />

Nusa Tenggara Timur Herman Musakabe pada 15 April<br />

1995, tempat ini sudah menjadi salah satu destinasi<br />

utama ketika kita mengunjungi kota Larantuka.<br />

EDISI 77 | JULI <strong>2017</strong> |

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!