22.06.2017 Views

Sriwijaya Magazine Juli 2017

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

ART & CULTURE<br />

95<br />

FOTO: DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KABUPATEN PONOROGO<br />

C<br />

D<br />

Lalu muncul enam penampil pria yang<br />

berdandan ala wanita menjadi pusat<br />

perhatian penonton. Inilah bagian<br />

Kidungan berisi lawakan atau banyolan<br />

diselingi dengan nyanyian. Para pelawak<br />

sekaligus pesinden mendendangkan<br />

lagu campursari berbahasa Jawa secara<br />

bergiliran maupun bersamaan. Uniknya<br />

beberapa lagu dan dialog bercampur<br />

dengan bahasa Madura. Irama musik<br />

yang dialunkan juga tercampur antara<br />

gamelan Jawa dengan alat musik<br />

thong-thong ala Madura yang<br />

lebih menghentak.<br />

A<br />

B & c<br />

D<br />

Tari Remo sebelum<br />

pertunjukan Ludruk<br />

di Jember.<br />

Enam penampil pria<br />

berpakaian wanita<br />

menampilkan Kidungan.<br />

Tari Remo di Ponorogo<br />

yang mewakili budaya<br />

Ludruk Kulonan.<br />

Hal tersebut menjadi pembeda ludruk ala<br />

Surabaya dan sekitarnya, biasa disebut<br />

Ludruk Kulonan yang merujuk pada<br />

daerah Jawa Timur sisi barat (kulon)<br />

seperti Surabaya, Jombang, Malang,<br />

Ponorogo dan sekitarnya. Ludruk Kulonan<br />

umumnya hanya menggunakan bahasa<br />

Jawa Suroboyonan dan musik Jawa yang<br />

kental. Sementara Ludruk Wetanan<br />

,selain kultur Jawa juga mendapat<br />

pengaruh Madura baik dalam bahasa<br />

yang digunakan maupun musik yang<br />

dimainkan. Ini tak lepas dari pengaruh<br />

Suku Madura yang banyak mendiami<br />

Jawa Timur bagian timur (wetan).<br />

Daerah timur merujuk pada wilayah<br />

seperti Lumajang, Probolinggo, Jember,<br />

Situbondo, Bondowoso dan Banyuwangi.<br />

Kabupaten-kabupaten ini biasa disebut<br />

daerah Tapal Kuda karena lanskap<br />

daratan yang bentuknya menyerupai<br />

tapal kuda.<br />

Sukses menghibur penonton kini giliran<br />

pertunjukan utama berupa drama<br />

teatrikal yang umum disebut Lakon.<br />

Bisa menampilkan hingga sepuluh<br />

orang sekaligus namun tak jarang<br />

monolog tersaji. Cerita yang diangkat<br />

biasanya diambil dari cerita sehari-hari<br />

atau terkadang topik-topik yang sedang<br />

menjadi berita di media.<br />

Tak jarang beberapa artis ludruk sengaja<br />

menyelingi sindiran atau pesan sosial<br />

di pertunjukkannya. Kepandaian artis<br />

ludruk mengolah isu terkini sebagai<br />

materi cerita adalah kunci namun tetap<br />

saja lawakan atau humor menjadi faktor<br />

penting keberhasilan pagelaran ludruk.<br />

Kesenian ludruk masih sering dijumpai<br />

di kalangan masyarakat Jawa Timur. Di<br />

panggung terbuka biasa berlangsung<br />

sekitar 5-7 jam, sedangkan di ruang<br />

tertutup antara 2- 3 jam. Cerita yang<br />

ringan dan kedekatan kultural menjadi<br />

sebab utama kesenian ini masih bertahan<br />

walau di tengah gempuran hiburan yang<br />

lebih modern seiring perkembangan<br />

zaman yang makin cepat.<br />

| EDISI 77 | JULI <strong>2017</strong>

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!