22.06.2017 Views

Sriwijaya Magazine Juli 2017

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

42<br />

discover - Village<br />

Toraja<br />

Teks & Foto: Elfa S. Harahap<br />

Toraja atau lebih tepatnya di Desa Kete Kesu, saya bisa mendapat<br />

pengalaman menarik yang terkait kebudayaan setempat. Proses penguburan<br />

jasad yang tidak sebagaimana mestinya, serta bentuk atap rumah yang unik<br />

adalah dua dari sekian banyak daya tarik yang bisa dieksplorasi.<br />

saya menyusuri Desa Kete Kesu di<br />

Toraja, Sulawesi Selatan. Dimulai dari<br />

gua tempat pekuburan. Dengan tarif<br />

Rp. 15.000 yang ditawarkan oleh pemandu,<br />

bermodalkan senter kami menyusuri gua dengan<br />

panjang sekitar 25 meter dengan kekayaan<br />

stalagmit-stalagtit yang ada. Khusus di Kete<br />

Kesu, stalagmit-stalagtit ada banyak jenisnya.<br />

Biasanya, pemandu disini memberinya nama<br />

sesuai bentuknya. Sebut saja berbentuk buaya,<br />

katak, air mata, air terjun dan stalagmit cahaya.<br />

Sebab, stalagmit yang ada mengeluarkan kilauan<br />

cahaya. Tinggi gua hanya berkisar dua meter.<br />

Berjalan lebih dalam, meski tidak terlalu banyak,<br />

setidaknya ada tiga peti jenazah. Satunya diberi alas<br />

berwarna putih bermotif renda. Dua lagi dibiarkan<br />

usang. Dua peti lagi diletakkan di sebuah lubang<br />

di dalam gua dan dibatasi dengan batu-batu besar.<br />

Hanya setengah dari badan peti yang terlihat.<br />

Desa Kete Kesu buka dari pukul 09.00-18.00 WITA.<br />

Lokasi wisata disini menyajikan budaya dan adat<br />

berbeda. Mistis, namun tetap manis dan memikat<br />

hati pengunjungnya. Retribusi masuk ke Kete Kesu<br />

sebesar Rp. 10.000. Tidak hanya wisata mistis<br />

yang didapat. Tongkonan, sebagai rumah adat<br />

masyarakat Toraja berjejer rapi sepanjang lokasi.<br />

Tongkonan disini temasuk lengkap karena ciri<br />

khas Tongkonan dengan tanduk kerbaunya<br />

ikut menjadi daya tarik. Hiasan ini tersusun<br />

menjulang pada tiang bagian depan. Jumlah<br />

hiasan tanduk kerbau menjadi simbol<br />

kemewahan dan strata sosial.Tongkonan menjadi<br />

bangunan yang pertama kali ditemui<br />

setelah masuk pintu masuk.<br />

EDISI 77 | JULI <strong>2017</strong> |

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!