22.06.2017 Views

Sriwijaya Magazine Juli 2017

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

92<br />

TRAVELLER STORY<br />

D<br />

mengunjungi Suku Bajo<br />

yang hidup di tengah<br />

lautan merupakan kegiatan<br />

yang tidak kalah menarik.<br />

Desa Mola<br />

Menikmati aktivitas pagi di suatu tempat baru adalah hal yang<br />

paling saya suka ketika bepergian. Tidak luput pula suasana<br />

Desa Mola, dimana suku Bajo di Wakatobi bermukim, dengan<br />

jejeran rumah panggungnya. Tampak perahu hilir mudik<br />

keluar masuk, wanita-wanita sibuk dengan kegiatan rumah<br />

tangga, anak-anak bersenda gurau, menunjukan betapa<br />

semangatnya seluruh penduduk menyambut pagi.<br />

Saya sedang berada di pinggiran dermaga ketika seorang<br />

bapak menyapa ramah dan menawarkan apakah saya mau<br />

mau ikut dengan beliau menyusuri perkampungan. Tentu saja<br />

tanpa berpikir lama saya segera menuruni anak tangga untuk<br />

duduk bersama di dalam perahu.<br />

Perkampungan Suku Bajo di Kecamatan Wangi-Wangi<br />

tersebar di lima desa yaitu Desa Mola Utara, Desa<br />

Mola Bahari, Desa Mola Selatan, Desa Mola Samaturu<br />

dan Desa Nelayan Bhakti. Satu sama lain masih<br />

memiliki kekerabatan yang kuat. Sejarah mengatakan<br />

bahwa orang Bajo pertama yang datang ke Wakatobi<br />

berasal dari Bajoe Bone Sulawesi Selatan dengan cara<br />

menyusuri pantai melalui ujung barat hingga tiba di<br />

Kaledupa.<br />

Pak Hasan, 56 tahun, sudah melaut sejak usia<br />

belasan tahun. Beliau bercerita sebelum menetap di<br />

daratan, dia tinggal nomaden di tengah laut mengikuti<br />

keluarganya. Masyarakat Bajo yang masih bertempat<br />

tinggal di perahu dibedakan menjadi tiga tingkat.<br />

Mataan atau hanya terdiri dari satu keluarga inti,<br />

Pagmudyah terdiri dari beberapa perahu dan keluarga<br />

yang memiliki kedekatan kerabat dan terakhir adalah<br />

kelompok terbesar, Dakampungan yang biasanya<br />

dipimpin oleh seorang panglima terdiri dari kelompok<br />

yang berbeda-beda. Pak Hasan merupakan anggota<br />

keturunan sebuah kelompok Pagmudyah yang sudah<br />

hidup berpuluh-puluh tahun di Wakatobi.<br />

EDISI 77 | JULI <strong>2017</strong> |

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!