22.06.2017 Views

Sriwijaya Magazine Juli 2017

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

DESTINATION<br />

79<br />

J<br />

K<br />

L<br />

Pemandangan pulau-pulau<br />

kecil dan bebatuan karst<br />

di Pulau Kayangan.<br />

Gugusan batuan karst<br />

unik di Labengki maupun<br />

Sombori.<br />

Blue Lagoon, sebuah<br />

danau air payau yang<br />

tersembunyi di dalam<br />

sebuah pulau.<br />

Sombori juga menyajikan panorama laut dan gugusan bukitbukit<br />

karst identik seperti Labengki, salah satunya adalah di<br />

Pulau Kayangan. Jalur untuk mendaki hingga puncak bukit<br />

lagi-lagi dapat dikatakan cukup menantang. Saya harus<br />

kembali mendaki diantara bukit karst dan berpijak diantara<br />

bebatuan tajam dan berpegangan pada batang pepohonan.<br />

Namun, seluruh perjuangan itu terbayar dengan pemandangan<br />

yang luar biasa.<br />

Suku Bajo Labengki Kecil<br />

Sebelum kembali ke penginapan di Labengki Besar, saya diajak<br />

untuk mengunjungi Labengki Kecil dan berinteraksi dengan<br />

masyarakat Bajo yang menghuni pulau ini. Menurut sejarah,<br />

Suku Bajo berasal dari Kepulauan Sulu di Filipina. Namun<br />

karena mereka kerap berpindah tempat dan hidup di atas laut,<br />

mereka tersebar ke berbagai wilayah antara lain di Malaysia<br />

(Sabah) dan Indonesia (Kalimantan Timur, Kalimantan Utara,<br />

Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan bahkan mencapai<br />

Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur). Masyarakat<br />

Bajo disini pada umumnya mencari nafkah sebagai nelayan.<br />

Namun ada pula yang menjadi guru atau berdagang dengan<br />

membuka warung di pulau ini.<br />

Saya tiba di Labengki Kecil pada pukul 16.00 sore. Saat<br />

dermaga pulau ramai oleh anak-anak kecil yang bermain di<br />

pantai dan berenang di laut. Anak-anak tersebut tanpa lelah<br />

menceburkan diri ke laut dan kemudian menaiki dermaga<br />

untuk kembali meloncat ke air. Tawa riang dari anak-anak<br />

mengiringi kedatangan saya di dermaga Labengki Kecil.<br />

Labengki Kecil juga merupakan lokasi shooting film ‘Suara<br />

Anak Pesisir’ yang dirilis sekitar bulan Maret <strong>2017</strong> lalu. Film<br />

ini merupakan produksi asli anak negeri dari Kendari yang<br />

menceritakan kehidupan pesisir dan kebudayaan Suku Bajo di<br />

Labengki. Saya pun bertemu dengan Erik, seorang anak Bajo<br />

yang memainkan peran dalam film tersebut.<br />

L<br />

Tanpa terasa, waktu pun menunjukkan pukul 17.00. Saya<br />

kembali menaiki perahu motor untuk bertolak kembali ke<br />

penginapan untuk beristirahat dan menikmati malam terakhir<br />

di Labengki. Esok paginya saya pun kembali ke Kendari.<br />

| EDISI 77 | JULI <strong>2017</strong>

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!