22.06.2017 Views

Sriwijaya Magazine Juli 2017

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

96<br />

FOOTNOTE<br />

Memaknai ‘Garuda Indonesia’<br />

Tengkorak manusia itu pada dasarnya tidak dibedakan menurut suku, ras, atau<br />

agama apapun. Hal ini membuktikan bahwa semua manusia adalah sama. Fisiologi<br />

tubuh manusia semuanya sama. Kerja jantung, usus, hati, ginjal, maupun organ<br />

lain tidak ada bedanya. Seluruh organ tersebut memiliki peran untuk memastikan<br />

seorang manusia bisa hidup.<br />

pandangan hidup setiap manusia<br />

yang berbeda, apa yang kamu pilih<br />

menjadi pegangan hidupmu lah yang<br />

menuntunmu memilih Agama-mu. Kalau ras atau<br />

suku tidak bisa dipilih, itu sudah menyatu dengan<br />

garis leluhur dirimu. Tapi apapun yang menjadi<br />

pilihan atau pegangan semasa hidup, semua manusia<br />

pada intinya akan kembali lagi menjadi debu dan<br />

tanah. Oleh karena itu kita semua sebenarnya sama.<br />

Perenungan dari titik balik ini adalah bahwa di<br />

tengah-tengah banyaknya terjadi konflik di Negeri ini<br />

adalah karena pilihan kita mempertahankan sesuatu<br />

yang justru akhirnya menyebabkan nilai sesuatu<br />

tersebut hilang. Bisakah kita melihat bahwa sesuatu<br />

juga pasti ada akhirnya, sama seperti siklus hidup<br />

manusia yang akan kembali menjadi<br />

tengkorak, debu, dan tanah.<br />

Bagaimana cara kita menjaga ke-Bhinneka-an<br />

yang melahirkan persatuan bagi seluruh rakyat<br />

di Indonesia, itulah hal yang penting dilakukan.<br />

Bagaimana perbedaan-perbedaan yang ada bisa<br />

berjalan beriringan dan tidak bergesekan, dan yang<br />

paling penting tidak ada sama sekali timbul ide untuk<br />

membuat pergesekan tersebut.<br />

Lambang Negara Burung Garuda yang mengemban<br />

Pancasila di dadanya serta berpegang teguh pada<br />

pita Bhinneka Tunggal Ika di cakarnya ibarat manusia<br />

yang juga berpegang teguh pada prinsipnya.<br />

Tapi apapun yang menjadi<br />

pilihan atau pegangan<br />

semasa hidup, semua<br />

manusia pada intinya<br />

akan kembali lagi<br />

menjadi debu dan tanah.<br />

Oleh karena itu kita<br />

semua sebenarnya sama.<br />

Mungkin seperti quote seseorang yang pernah<br />

saya dengar bahwa Pancasila dan Burung Garuda<br />

saja bisa bingung jika tidak berpegangan pada<br />

Bhinneka Tunggal Ika. Marilah kita jaga dan<br />

terapkan Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika<br />

dalam kehidupan sehari-hari. Semoga tercipta<br />

Indonesia yang Bhinneka Tunggal Ika.<br />

Erwin Yap<br />

Edukator & Konsultan Metafisika Tiongkok,<br />

Traveler, Pemerhati Seni dan Budaya<br />

Hp: 08999099889<br />

www.erwinyap.com<br />

Kursus online baca rupa:<br />

www.erwinyap.asia/kursus_bacarupa<br />

EDISI 77 | JULI <strong>2017</strong> |

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!