24.01.2018 Views

VS Jan18

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Salah satu perbaikan metodologi untuk<br />

penghitungan luas panen adalah KSA.<br />

Rekomendasi Para Stakeholder<br />

Menurut Hermanto, KSA juga<br />

direkomendasikan oleh Forum Masyarakat<br />

Statistik (FMS) untuk memperbaiki<br />

metodologi pengumpulan data pertanian.<br />

Kantor Staf Kepresidenan (KSP) juga<br />

mengusulkan pembangunan kerangka<br />

sampel di seluruh provinsi di Indonesia<br />

yang dimulai dari Pulau Jawa kemudian<br />

dilanjutkan di seluruh provinsi di luar<br />

Jawa. Kajian metode KSA yang terintegrasi<br />

dengan pendataan statistik tanaman pangan<br />

ini buah kerjasama BPS dengan Badan<br />

Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)<br />

dan mulai dilaksanakan secara serentak<br />

pada bulan Januari tahun 2018 ini.<br />

Hermanto menjelaskan bahwa<br />

metode KSA ini lebih cocok diterapkan di<br />

Indonesia, mengingat ketidakberaturan<br />

blok-blok sawah, cuaca yang tidak menentu,<br />

dan keadaan geografis persawahan di<br />

Indonesia yang berbentuk terasering (teknik<br />

cocok tanam dengan sistem bertingkat<br />

atau berteras-teras, red). Metode KSA<br />

melibatkan peranan teknologi di dalamnya<br />

dengan tujuan untuk menghasilkan data<br />

yang obyektif, modern, lebih akurat, dan<br />

tepat waktu.<br />

Persiapan KSA telah dilaksanakan<br />

selama setahun terakhir, mulai dari<br />

pelatihan instruktur nasional dan<br />

instruktur daerah. Sedangkan pelatihan<br />

petugas dilaksanakan pada Januari 2018.<br />

Penyusunan kerangka sampel untuk wilayah<br />

luar Jawa juga telah diselesaikan oleh<br />

BPPT. Metode Kerangka Sampel Area akan<br />

Pelaksanaan KSA di Sulawesi Selatan<br />

dilakukan di seluruh wilayah Indonesia dan<br />

komoditas yang dicakup untuk sementara<br />

ini hanya padi. Nantinya, Hermanto<br />

menyebutkan BPS juga akan menerapkan<br />

metode KSA untuk komoditas jagung dan<br />

kedelai.<br />

Januari ini, secara rutin sudah<br />

diterapkan pengambilan data luas fase<br />

pertanaman padi dengan KSA. Pengambilan<br />

data lapangan dilaksanakan pada tujuh<br />

hari terakhir setiap bulannya, sementara<br />

pengolahan data dan tabulasi dilakukan<br />

pada tanggal 1 hingga 5 di bulan berikutnya.<br />

Petugas Pencacah Sampel (PCS) akan<br />

mengamati sekitar 3-8 sampel segmen<br />

dan mengirim hasil pengamatan melalui<br />

aplikasi berbasis android ke server KSA.<br />

Sementara Pengawas/Pemeriksa Sampel<br />

(PMS) bertugas melakukan pengawasan<br />

pengamatan segmen dan pemeriksaan hasil<br />

pengamatan PCS. Dari website http://ksa.<br />

bps.go.id, diketahui bahwa status data yang<br />

masuk pada pelaksanaan ujicoba KSA di<br />

Pulau Jawa tahun 2017 mencapai lebih dari<br />

95 persen. “Sementara kita PD (percaya diri,<br />

red) dengan KSA,” imbuh Hermanto.<br />

Kendala-kendala yang muncul<br />

pada pelaksanaan uji coba terus dicarikan<br />

solusinya. Salah satu hal yang diperjuangkan,<br />

menurut Hermanto adalah ketiadaan<br />

asuransi jiwa dan peralatan yang digunakan<br />

oleh petugas. Ketika pengamatan dengan<br />

KSA, petugas riskan dengan bahaya jatuh,<br />

terpeleset, yang mengakibatkan cidera<br />

badan atau rusaknya alat/smartphone.<br />

Terukur Secara Objektif<br />

Poin penting yang harus diketahui<br />

oleh masyarakat mengenai KSA adalah<br />

metodologi ini terukur secara objektif<br />

(objectively measured), karena KSA<br />

secara intens melakukan pengamatan<br />

fase pertumbuhan padi (masa vegetatif,<br />

generatif, dan panen) tanaman padi secara<br />

langsung dan berkelanjutan di setiap<br />

titik pengamatan yang menjadi sampel.<br />

Metode ini juga sudah dibicarakan dengan<br />

kementerian/lembaga terkait dengan<br />

semangat bersama memperbaiki data<br />

pangan yang selama ini menimbulkan<br />

polemik. KSA menjadi langkah BPS<br />

mewujudkan integritas sebagai lembaga<br />

independen penyedia data terpercaya<br />

sehingga dapat menjadi dasar kebijakan<br />

bagi pemerintah mencapai cita-cita<br />

kemandirian pangan.<br />

Adapun penyusunan awal KSA<br />

dilakukan dengan overlay terhadap peta<br />

rupa bumi Indonesia (RBI) dari Badan<br />

Informasi Geospasial (BIG), pemyiapan<br />

peta luas baku lahan sawah tahun 2015<br />

yang sudah di-update dengan data<br />

Badan Pertanahan Nasional (BPN), dan<br />

juga peta administrasi. dimulai dengan<br />

mengumpulkan data Langkah selanjutnya<br />

adalah pembuatan kerangka sampel<br />

sawah dengan stratifikasi, pembuatan grid<br />

6 kilometer x 6 kilometer dan segmen<br />

berukuran 300 meter x 300 meter. Dalam<br />

satu segmen, selanjutnya dibuat sub<br />

segmen berukuran 100 meter x 100 meter.<br />

Dilanjutkan dengan mengekstraksi sampel<br />

segmen menggunakan metode Aligned<br />

Systematic Random Sampling. Titik-titik<br />

tengah sub segmen tersebut merupakan<br />

titik-titik pengamatan, sehingga total titik<br />

pengamatan dalam satu segmen adalah<br />

sembilan buah. Titik-titik pengamatan inilah<br />

yang kemudian secara regular disurvei untuk<br />

dilakukan pengamatan terhadap fase-fase<br />

pertumbuhan padi.<br />

Fase tumbuh dan kondisi segmen<br />

yang diamati petugas KSA adalah fase<br />

vegetatif awal, vegetatif akhir, generatif,<br />

panen, persiapan lahan, puso, sawah yang<br />

tidak ditanami padi, dan bukan sawah. Data<br />

fase pertumbuhan tanaman padi beserta<br />

foto akan langsung dikirim ke server pusat<br />

melalui aplikasi survei KSA yang telah<br />

terpasang di smartphone android. Sekitar 5<br />

hari setelah data masuk server, akan muncul<br />

angka estimasi luas tanam, panen, serta<br />

perkiraan panen untuk dua bulan ke depan.<br />

• Nurdj & Susanti<br />

V A R I A<br />

StatistiK<br />

Januari 2018<br />

19

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!