19.05.2018 Views

Bulletin 1

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

`Puji syukur Kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah mencurahkan rahmat<br />

dan hidayah-Nya, serta sholawat salam kepada baginda Rasulullah saw, sehingga<br />

Kami dapat menerbitkan bulletin Actual pertama pada periode ini. Berbagai<br />

perjuangan yang tidak mudah dalam membentuk solidaritas serta loyalitas dari<br />

seluruh segenap yang bertugas dalam pembuatan bulletin, serta harus<br />

mencocokkan waktu luang diantara segala kewajiban-kewajiban di kampus, agar<br />

dapat berkumpul dan berdiskusi mengenai segala informasi yang berhubungan<br />

dengan penerbitan. Terlepas dari semua problematika yang ada, terdapat sesuatu<br />

yang lebih penting yakni KOMITMEN, yang merupakan sebuah kewajiban bagi kami<br />

untuk menjalankan program kerja yang telah kami sepakati. Sebagai Lembaga Pers<br />

Mahasiswa, kami dituntut untuk aktif di dalam menyajikan rekaman tertulis mengenai<br />

kegiatan-kegiatan di lingkungan kampus sehingga dunia kampus bagi aktivis<br />

mahasiswa seperti LPM MEI bukan hanya tempat dalam menimbah ilmu, tetapi juga<br />

sebagai wadah dalam menyatukan kreatifitas dan potensi diri layaknya sebuah<br />

cakrawala.<br />

WAKTU demi WAKTU kami satukan, perlahan namun pasti kami melangkah untuk<br />

menggali potensi diri. Kata perkata kami rangkai menjadi sebuah paragraf yang<br />

kemudian tersusunlah sebuah Rubrik Buletin Actual. <strong>Bulletin</strong> ini memiliki visi<br />

membangun jiwa nasionalisme para pemuda dengan sejarah. Untuk dari itu goresan<br />

utama dalam bulletin ini berisi mengenai sejarah operasi bumihangus dalam<br />

memperingati peristiwa bandung lautan api. Dengan harapan mampu<br />

membangkitkan kembali jiwa nasionalis para pemuda untuk lebih mencintai<br />

Indonesia dan membangun Indonesia lebih baik. Selain itu berisi salah satu kegiatan<br />

reportase kami selama pelaksanaan diklat yang diadakan di wilayah Tumpang Kab.<br />

Malang, Jawa Timur.<br />

Buletin ini tidak akan terelasisasi tanpa adanya kerja kerja dari seluruh MEIRS<br />

dalam berkarya, serta adanya dukungan dari seluruh keluarga Fakultas Ekonomi<br />

yang menjadi semangat bagi kami dan dapat membangun sebuah hal yang bersifat<br />

simbiosis mutualisme, namun kritik dan saran sangat kami harapkan untuk<br />

memperbaiki dan mengevaluasi kinerja yang dapat menjadikan MEI sebagai<br />

lembaga aspirasi lingkup kampus yang independen dan professional. Namun, dari<br />

sini kami akan melanjutkan langkah meninggalkan semua yang TIDAK PASTI,<br />

mewujudkan visi dan komitmen menjadi sebuah Realita. Salam dan Jabat Erat<br />

MEIR’S!!<br />

Redaksi Pelaksana<br />

Reporter<br />

Distribustor<br />

Layout<br />

Diterbitkan oleh oleh Lembaga Pers Mahasiswa MEI Fakultas<br />

Ekonomi Universitas Islam Malang.<br />

Pimpinan Umum : Annisa Zeny Wankhar<br />

Pimpinan Redaksi : Ahmad Rifky Firdiyan<br />

: Risna Nur Anggraini<br />

: Alda, Anis, Didi, Fath, Idatul, Mudrikah, Nurul, Rony, Sultan,<br />

Tamam, Yati<br />

: Lita, Lalik, Habibah, Isroi, Irsyada, Risa, Habibah, Umi<br />

: Nurul Yuliati<br />

Redaksi menerima ragam tulisan. Naskah diketik rapi di Kertas A4, ukuran 1,5 spasi,<br />

maksimal 5 halaman. Kiriman harap disertai identitas lengkap. Redaksi berhak menyunting<br />

tulisan tanpa mengurangi maksud dan tujuan penulisan<br />

Actual Edisi I Tahun XXVIII 2017 1


Khidmat Sejarah Operasi Bumihangus<br />

Goresan Utama<br />

Tepat pada tanggal 24 Maret 1946<br />

merupakan salah satu hari bersejarah<br />

bagi Negara Indonesia. Bandung<br />

dikepung oleh kobaran api ditangan<br />

para pejuangnya sendiri. Monerahkan<br />

sejarah Bandung sebagai kota kenangkenangan<br />

yang kemudian populer<br />

dengan peristiwa Bandung Lautan Api.<br />

Hal tersebut terjadi akibat dari tindakan<br />

Pasukan Inggris yang merupakan bagian<br />

dari Brigade MacDonald terhadap kota<br />

Bandung.<br />

Berawal dari datangnya Bridge<br />

MacDonald atau Sekutu pada bulan<br />

Oktober 1945. Sekutu menuntut para<br />

penduduk Bandung agar menyerahkan<br />

semua senjata dari hasil pelucutan<br />

jepang kepada pihak sekutu kecuali<br />

Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dan<br />

Polisi. Para pejuang Bandung kala itu<br />

sedang gencar- gencarnya merebut<br />

senjata dan kekuasaan dari tangan<br />

Jepang. Dilain hal hubungan antara<br />

pemerintah RI dengan sekutu juga<br />

sedang menegang. Keadaan tersebut<br />

dimanfaatkan oleh pihak sekutu melalui<br />

ultimatum yang dikeluarkan berisi agar<br />

senjata hasil pelucutan Jepang segera<br />

diserahkan pada Sekutu dan penduduk<br />

Indonesia segara mengosongkan kota<br />

Bandung paling lambat tanggal 29<br />

November 1945 dengan alasan untuk<br />

keamanan rakyat. Ditambah lagi, orangorang<br />

Belanda yang baru dibebaskan<br />

dari kamp tawanan juga mulai<br />

melakukan tindakan- tindakan yang<br />

mengganggu keamanan rakyat. Hal ini<br />

pun semakin mendorong adanya<br />

bentrokan bersenjata antara Inggris dan<br />

Actual Edisi I Tahun XXVIII 2017 2


TKR (Tentara Keamanan Rakyat) menjadi<br />

tidak dapat dihindari.<br />

Para pejuang Bandung melakukan<br />

serangan terhadap kedudukankedudukan<br />

inggris termasuk hotel<br />

homann dan preanger yang digunakan<br />

sebagai markas di Wilayah Bandung<br />

bagian utara pada malam 21 November<br />

1945. Akibat dari serangan ini, sekutu<br />

mengeluarkan ultimatum yang berisi<br />

agar Bandung Utara dikosongkan oleh<br />

penduduk Indonesia, termasuk dari<br />

pasukan bersenjata. Meskipun begitu<br />

masyarakat pada kala itu tidak<br />

mengindahkan ultimatum dari pihak<br />

sekutu. Sehingga pecahlah pertempuran<br />

antara para pejuang dan sekutu pada<br />

tanggal 6 Desember 1945.<br />

Pihak Sekutu kembali mengeluarkan<br />

ultimatum yang berisi agar<br />

TRI (Tentara Republik Indonesia) segera<br />

meninggalkan kota Bandung. Mendengar<br />

ultimatum tersebut, pemerintah<br />

Indonesia di Jakarta lalu menginstrusikan<br />

agar TRI mengosongkan kota Bandung<br />

demi keamanan rakyat dan mendorong<br />

Tentara Republik Indonesia melakukan<br />

operasi “Bumihangus” berdasarkan<br />

kesepakatan dalam musyawarah<br />

Madjelis Persatoean Perdjoangan<br />

Priangan (MP3) di hadapan semua<br />

kekuatan perjuangan pihak Republik<br />

Indonesia, pada tanggal 23 Maret 1946.<br />

Kolonel Abdoel Haris Nasoetion selaku<br />

Komandan Divisi III TRI mengumumkan<br />

hasil musyawarah tersebut dan<br />

memerintahkan evakuasi Kota Bandung.<br />

Hari itu juga, rombongan besar<br />

penduduk Bandung mengalir panjang<br />

meninggalkan kota Bandung dan<br />

malam itu pembakaran kota<br />

berlangsung. Tujuannya adalah untuk<br />

mencegah tentara Sekutu dan tentara<br />

NICA Belanda dalam memanfaatkan<br />

kota Bandung sebagai markas strategis<br />

militer mereka dalam Perang<br />

Kemerdekaan Indonesia.<br />

Para pejuang Indonesia<br />

menyerang pos-pos sekutu. Mereka juga<br />

membakar seluruh isi kota Bandung<br />

Utara. Setelah sukses membumihanguskan<br />

kota Bandung Utara, barulah<br />

mereka pergi mengundurkan diri dari<br />

Bandung Utara. Aksi ini dilakukan oleh<br />

200.000 orang selama 7 jam.<br />

Pembumihangusan Bandung tersebut<br />

dianggap merupakan strategi yang<br />

tepat dalam Perang Kemerdekaan<br />

Indonesia karena kekuatan TRI dan milisi<br />

rakyat tidak sebanding dengan<br />

kekuatan pihak Sekutu dan NICA yang<br />

berjumlah besar. Setelah peristiwa<br />

tersebut, TRI bersama milisi rakyat<br />

melakukan perlawanan secara gerilya<br />

dari luar Bandung. Peristiwa ini<br />

mengilhami lagu Halo, Halo Bandung<br />

yang nama penciptanya masih menjadi<br />

bahan perdebatan. Beberapa tahun<br />

kemudian, lagu "Halo, Halo Bandung"<br />

secara resmi ditulis, menjadi kenangan<br />

akan emosi yang para pejuang<br />

kemerdekaan Republik Indonesia alami<br />

saat itu, menunggu untuk kembali ke<br />

kota tercinta mereka yang telah menjadi<br />

lautan api.<br />

- MEIRS<br />

Actual Edisi I Tahun XXVIII 2017 3


Liputan<br />

Peluang Usaha Keripik Nangka Mampu Tembus Pasar<br />

Internasional<br />

“Kesuksesaan tidak dijemput dari latarbelakang strata social namun dari kegigihan<br />

dan konsistensi dalam mendobrak kreatifitas membangun perubahan“<br />

Berbicara perihal pasar<br />

internasional tidak selalu berkaitan<br />

dengan usaha-usaha besar, tidak melulu<br />

berbicara soal usaha yang telah<br />

berbentuk badan seperti perseroanperseroan<br />

pada umumnya.<br />

Daerah Bunul, kecamatan Pakis,<br />

kabupaten Malang terdapat usaha<br />

rumahan yang mampu mendistribusikan<br />

produknya tidak hanya di dalam negeri<br />

namun hingga ekspor keluar negeri. Hal<br />

ini membuktikan bahwa usaha rumahan<br />

juga mampu menembus pasar<br />

internasional. Usaha milik Yahya dan<br />

Istrinya Mutmainah ini telah berdiri sejak<br />

tahun 2011 yang kini sudah mampu<br />

menghasilkan omset penjualan sebesar<br />

10juta per bulan. Melalui usahanya ini<br />

angka pengangguran sudah tidak ada<br />

lagi di daerahnya.<br />

Fakta mengenai fenomena<br />

banyaknya pengangguran yang<br />

semakin meningkat setiap harinya<br />

menjadi salah satu momok yang<br />

sangat menakutkan di masyarakat dan<br />

menjadi suatu masalah sosial yang<br />

harus diselesaikan. Untuk menjawab<br />

permasalahan ini tentu salah satunya<br />

adalah dengan menambah jumlah<br />

lapangan pekerjaan. Inilah yang<br />

kemudian dilakukan oleh Yahya<br />

melalui usahanya.<br />

Ide dalam mendirikan usaha<br />

rumahannya ini berawal dari musibah<br />

yang dialaminya pada tahun 2011. Ia<br />

diphk dari pekerjaannya dan sebagai<br />

tulang punggung keluarga, kejadian<br />

tersebut memaksanya berpikir keras<br />

untuk mencari penghasilan. Seiring<br />

berjalannya waktu Yahya berfikir ingin<br />

membuat usaha sesuai dengan bidang<br />

yang ia geluti yaitu di bidang mesin.<br />

Akhirnya Yahya membuat mesin<br />

penggorengan sebanyak 2 buah. Selain<br />

faktor itu, karena melimpahnya buah<br />

nangka di daerah tempat tinggalnya<br />

membuat Yahya berfikir untuk membuat<br />

kripik nangka.<br />

Awal dalam memulai usahanya,<br />

Yahya mengalami kesulitan dalam<br />

sektor modal. Untuk membuat satu unit<br />

mesin penggorengan, Yahya harus<br />

mengeluarkan uang sebesar 100 juta.<br />

Actual Edisi I Tahun XXVIII 2017 4


Bukan hal yang mudah untuk Yahya<br />

mengumpulkan modal yang begitu<br />

besar. Hal tersebut diatasinya dengan<br />

meminjam modal dari bank dan kerabat<br />

dekatnya. Saat ini dibantu oleh 12 orang<br />

pekerja Yahya sudah bisa menjalankan<br />

usahanya dengan sangat lancar.<br />

Nangka diperoleh Yahya dari<br />

supplier yang tidak hanya dari malang<br />

namun juga dari luar daerah malang.<br />

Untuk nangka yang berasal dari malang<br />

biasanya dihargai 2.500 per kilo,<br />

sedangkan yang dari luar daerah<br />

Malang biasanya berkisarkan dengan<br />

harga 2.800 rupiah per kilo. Semua jenis<br />

buah nangka bisa diolah menjadi kripik,<br />

kecuali jenis nangka bubur.<br />

Biasanya buah nangka yang dikirim<br />

pabrik belum dalam keadaan matang.<br />

Hal ini bertujuan agar buah nangka bisa<br />

matang tepat pada saat diolah.<br />

Kegiatan pengolahan kripik nangka<br />

dimulai dari proses pengupasan dan<br />

pemisahan dari biji nangka. Selanjutnya<br />

daging buah nangka direndam dulu<br />

sekitar satu jam agar getah buah nangka<br />

hilang.<br />

Dalam pengolahan kripik, Yahya<br />

tidak perlu repot menggoreng karena<br />

mesin penggoreng yang dimilikinya<br />

sudah tergolong canggih. Kripik tersebut<br />

dapat matang secara otomatis dalam<br />

mesin pengorengan itu. Canggihnya<br />

mesin karya Yahya tersebut membuat<br />

Negara tetangga melirik dan berminat<br />

untuk membelinya.<br />

Setelah memalui tahap<br />

penggorengan masih berlanjut pada<br />

proses pengeringan minyak setelah itu<br />

kripik bisa langsung dikemas. Setiap<br />

kemasan diisi dengan berat minimal 5 kg<br />

sampai 10 kg maksimumnya. Harga yang<br />

dipatok cukup terjangkau berkisar 80ribu<br />

sampai 90ribu. Untuk para pelanggan<br />

setia, Yahya menjualnya dengan harga<br />

80rb. Namun, pada hari raya biasanya<br />

kripik nangkanya dijual sampai kisaran<br />

100 rb.<br />

Tidak ada pemanis buatan dan<br />

tambahan gula dalam produksi kripik<br />

nangka milik Yahya. Kripik nangka yang<br />

diproduksi oleh Yahya ini memiliki rasa<br />

manis alami dari buahnya. Inilah yang<br />

kemudian menjadi nilai tambah kripik<br />

nangka Yahya. Kreatifitas usahanya<br />

tidak hanya terpaku pada nangka saja<br />

namun ada beberapa macam buah<br />

yang diolah, yakni buah apel, semangka,<br />

melon, rambutan dan macam-macam<br />

buah lainya.<br />

Menjaga kualitas produk menjadi<br />

misi utama Yahya dalam menjalankan<br />

usahanya. Ini merupakan starteginya<br />

dalam mempertahankan pelanggan.<br />

Para pelangannya tidak hanya dari<br />

dalam negeri saja namun juga berasal<br />

dari luar negeri. Mereka biasanya<br />

datang langsung ke tempat pembuatan<br />

kripik. Untuk customer yang berada di<br />

luar negeri biasanya mengunakan jasa<br />

ekspedisi.<br />

- Rony, Fath, Ambarwati<br />

Actual Edisi I Tahun XXVIII 2017 5


Lintas Kampus<br />

ICEBUSS UNISMA Forum Diskusi Intelektual dan<br />

Kolaborasi Ekonomi Masa Depan<br />

perguruan tinggi di Indonesia dan luar<br />

negri, dengan disertai pemakaran<br />

keynote speaker Prof. Raghavendra<br />

Rau dari Cambridge University<br />

mengenai The Global Pattern Of<br />

Alternative Finance. Acara tersebut<br />

diselenggarakan dengan sukses oleh<br />

tim Fakultas Ekonomi selama dua hari<br />

yaitu tanggal 06 s/d 07 Desember 2016<br />

memiliki dua pilar yaitu sesi presentasi<br />

hasil riset.<br />

Dalam rangka memperingati<br />

Lustrum UNISMA ke 36, Fakultas Ekonomi<br />

Universitas Islam Malang bekerja sama<br />

dengan International Center for Banking<br />

and Corporate Governance Ukrainian<br />

Academy of Banking ( Global Virtus for<br />

Corporate Governance, Ukranie ) untuk<br />

menyelenggarakan acara bergengsi<br />

yang membahas berbagai topic<br />

dibidang ekonomi, bisnis dan ilmu social<br />

yaitu International Conference on<br />

Economic, Business and Social Sciences (<br />

ICEBUSS ) yang didukung oleh 13<br />

Dekan Fakultas Ekonomi<br />

UNISMA, Nur Diana SE, MSi bersama<br />

dengan Conference Chair ICEBUSS 2016<br />

memberikan kesempatan kepada para<br />

ahli, akademisi, praktisi ekonomi dan<br />

keuangan serta bidang social science<br />

untuk membahas dan mendiskusikan<br />

mengenai beberapa isu terkini yang<br />

mengarah kepada topik riset dibidang<br />

ekonomi, akuntansi, manajemen,<br />

manajemen informasi, hukum, agama,<br />

bahasa dan bidang lainnya atau suatu<br />

permasalahan yang ditimbulkan dari<br />

tindakan yang dilakukan oleh satu atau<br />

Actual Edisi I Tahun XVIII 2017 6


eberapa pihak yang dapat<br />

mempengaruhi kebijakan publik yang<br />

dapat terjadi baik di dalam maupun di<br />

luar organisasi yang apabila tidak<br />

ditangani secara baik akan memberikan<br />

efek negatif terhadap organisasi dan<br />

berlanjut pada tahap kritis. Forum yang<br />

dikemas dalam format Call For Papers ini<br />

telah diseleksi dalam dua tahap, seleksi<br />

abstrak lolos 302 naskah dari 500 naskah<br />

yang masuk, kemudian untuk tahap<br />

seleksi paper yang merupakan tahap<br />

seleksi kedua dipilih 179 naskah. Peserta<br />

yang telah terpilih diwajibkan untuk<br />

mempresentasikan naskah yang akan<br />

dibahas dan kemudian dinilai oleh tim<br />

penilai ICEBUSS Fakultas Ekonomi untuk<br />

mendapatkan Best Paper Award dan<br />

layak dimuat di jurnal Partner ICEBUSS.<br />

Penghargaan yang diberikan untuk<br />

mempublikasikan pemaparan riset para<br />

peneliti, ICEBUSS telah menggandeng<br />

sembilan jurnal partner yang berskala<br />

internasional dan empat jurnal nasional<br />

terakreditasi dikti.<br />

Opening ceremony kegiatan<br />

ICEBUSS 2016 dibuka oleh Rektor<br />

Universitas Islam Malang, Prof. Dr. H.<br />

Masykuri MSi yang sangat mengapresiasi<br />

kegiatan ini yang diharapkan akan<br />

memberikan sesuatu yang positif dan<br />

bernilai bagi pengembangan hubungan<br />

profesional dan pembangunan baik<br />

dibidang lokal maupun internasional<br />

untuk Universitas Islam Malang, para<br />

mahasiswa dan mahasiswi serta<br />

beberapa instansi yang terkait di<br />

dalamnya. Acara selanjutnya yaitu<br />

penyerahan piagam cohost dan partner<br />

ICEBUSS 2016 yang kemudian dilanjutkan<br />

pada sesi pemaparan keynote speaker<br />

Prof. Raghavendra Rau ( Cambridge<br />

University ) tentang The Global Pattern Of<br />

Alternative Finance yang membahas<br />

mengenai lemahnya lembaga<br />

keuangan di dunia pasca, krisis<br />

keuangan serta pergeseran sosial<br />

ekonomi dan budaya yang akan<br />

menentukan kondisi perekonomian di<br />

masa mendatang. Prof. Raghavendra<br />

Rau memberikan contoh mengenai<br />

industri keuangan alternatif Inggris<br />

menengah, Amerika Serikat, Eropa dan<br />

pasar negara berkembang yang telah<br />

menerapkan kegiatan pembentukan<br />

modal alternatif dan pembiayaan yang<br />

signifikan dalam bentuk modal ventura,<br />

kredit konsumen, keuangan UKM,<br />

teknologi tinggi dan industri kreatif, sosial<br />

dampak investasi, pembangunan dan<br />

sektor renewable energy.<br />

Pembahasan perekonomian<br />

Indonesia menjadi masalah serius yang<br />

harus segera diatasi, mengingat kondisi<br />

Actual Edisi I Tahun XVIII 2017 7


perekonomian global yang belum stabil.<br />

Debuti Gubernur Bank Indonesia Ronald<br />

Waas menyebutkan kondisi<br />

perekonomian Indonesia pada 2017<br />

dihadapkan dengan berbagai<br />

tantangan baik yang datang dari<br />

eksternal maupun domestik. Kondisi<br />

perekonomian saat ini cenderung bias ke<br />

bawah yang diakibatkan dampak<br />

pemulihan ekonomi global yang masih<br />

cenderung lambat dan tidak merata.<br />

Ekonomi dunia yang semula<br />

diproyeksikan tumbuh 3,5 persen harus<br />

dikoreksi menjadi 3 persen yang lebih<br />

rendah dibanding tahun lalu 3,1 persen,<br />

hal ini didorong oleh perkiraan<br />

pertumbuhan ekonomi AS yang tidak<br />

sekuat proyeksi sebelumnya, dan<br />

ekonomi Tiongkok yang masih<br />

mengalami perlambatan. Sementara itu,<br />

tantangan domestik Indonesia diwarnai<br />

dengan pertumbuhan ekonomi yang<br />

melambat, defisit fiskal yang diperkirakan<br />

masih akan besar, utang luar negri<br />

mengalami kenaikan, serta<br />

pertumbuhan kredit yang masih rendah<br />

dengan diikuti risiko peningkatan kredit<br />

bermasalah. Kondisi ini menunjukkan<br />

Indonesia harus lebih keras lagi untuk<br />

dapat bersaing dalam perekonomian<br />

dunia. Berkaca pada tantangan tersebut<br />

BI mencanangankan bauran kebijakan<br />

yang mengutamakan stabilitas ekonomi<br />

untuk mendukung pertumbuhan<br />

ekonomi, menciptakan kondisi makro<br />

ekonomi yang stabil, terutama<br />

pencapaian inflasi menuju sarana yang<br />

ditetapkan dan menurunkan deficit<br />

transaksi berjalan.<br />

- Risna Nur Anggraini<br />

Actual Edisi I Tahun XVIII 2017 8


Cerpen<br />

Cahaya di Ruang Gelap<br />

Entahlah, kehidupan yang<br />

seperti apa yang direncanakan<br />

takdir. Selalu ada kejutan disetiap<br />

bergantinya waktu, entah itu manis<br />

atau bahkan pahit sekalipun. Seperti<br />

sore ini, siapa yang bisa menerka<br />

hujan yang seketika hadir ditengah<br />

bumi yang cerah dipagi hari. Basah<br />

bekas air hujan menghiasi soreku<br />

dengan secangkir coklat. Aroma<br />

kesejukan yang masih terasa dan<br />

tempat ini mulai ditinggal oleh para<br />

pengunjung yang singgah entah<br />

hanya sekedar berteduh atau benarbenar<br />

butuh kenikmatan coklat<br />

panas sepertiku. Kuamati sekeliling<br />

pengunjung semakin sepi. Tak<br />

sengaja tatapanku berhenti pada<br />

sesosok gadis kira-kira berusia 20<br />

tahun. Ia tengah duduk<br />

menenangkan diri di pinggir<br />

jembatan sembari memandangi<br />

derasnya air sungai. Paras yang tak<br />

terlihat jelas, Ia hanya memandang<br />

ke arah sungai.<br />

Hari pun semakin petang<br />

mungkin sudah waktunya Aku<br />

beranjak. Kulangkahkan kakiku<br />

berpaling dari tempat yang<br />

Kusinggahi sejak tadi. Kulihat<br />

perempuan 20 tahunan itu masih di<br />

tempat yang sama. Ketika Aku<br />

melihatnya dengan dekat tanpa<br />

tertutup sebuah kaca, Ia tampak<br />

benar-benar lusuh, bajunya kotor dan<br />

kusut. Rambut panjang yang tak<br />

beraturan. Wajahnya sungguh terlihat<br />

sedih, entah kenapa Aku ingin<br />

mengenalnya lebih dekat.<br />

Kudekati perempuan itu dengan<br />

membawa sepotong roti yang Aku<br />

beli beberapa saat sebelum Aku<br />

singgah di Kedai kopi. Kulitnya putih,<br />

bibirnya tipis, dan semakin elok<br />

dengan matanya yang lentik. Namun<br />

wajah manisnya pudar dengan<br />

tatapan kosong. Seluruh badannya<br />

kotor dan bau. Kucoba menyapanya<br />

dengan lembut, dia menoleh<br />

dengan spontan. Matanya<br />

menatapku sinis. Ada sedikit<br />

pandangan takut didalamnya.<br />

Kekhawatiranku seketika muncul<br />

melihatnya seperti itu, takut<br />

kehadiranku mengganggunya.<br />

Tanpa berpikir panjang, Kuberikan<br />

kotak berisi roti ini padanya. Ia<br />

merampasnya kasar dan langsung<br />

memakannya dengan rakus,<br />

sepertinya Ia kelaparan. Aku benarbenar<br />

iba menatap gadis itu.<br />

Kutunggu beberapa saat Ia<br />

menghabiskan roti itu. Aku berpikir<br />

mungkin dengan sedikit bantuan<br />

Actual Edisi I Tahun XVIII 2017 9


yang Kuberikan mampu mengubah<br />

wajah mendungnya menjadi sedikit<br />

bercahaya.<br />

Sebelum Aku pergi, Ku ambil<br />

beberapa lembar uang kertas lalu<br />

Kuberikan padanya. Namun tak<br />

bernasib baik, spontan Ia merampas<br />

uang di tanganku dengan kasar.<br />

Kemudian melempar tepat didepan<br />

wajahku. Matanya menatapku<br />

tajam dan sontak membuatku<br />

terkejut<br />

“Kau kira di dunia ini bisa kau beli<br />

dengan uang?!“ begitu suaranya<br />

lantang, membuatku benar-benar<br />

terdiam.<br />

“Semua orang di dunia ini sama saja!<br />

Baik kamu, Prabu bahkan Ayahku!!!”<br />

Lanjutnya membentak kearahku.<br />

Aku masih diam dengan heran.<br />

“Semua orang mengira segalanya<br />

bisa selesai dengan uang!!! Bisa dibeli<br />

dengan uang, bahkan nyawa bayi<br />

yang tak berdosa pun akan kalian<br />

tukar dengan uang?!”suaranya<br />

menjadi lirih diikuti deraian air mata<br />

yang membasahi wajahnya.<br />

“Apa salahku hingga mereka tega<br />

melakukan ini padaku!” Suaranya<br />

semakin tenggelam, larut dalam<br />

tangisan yang semakin deras.<br />

Kucoba untuk merangkulnya.<br />

Mendung seolah-olah menjadi<br />

saksi bisu terhadap derita yang Ia<br />

rasakan. Aku menunggunya tenang.<br />

Saat setelah isak tangisnya berhenti,<br />

Kucoba mengajaknya berbicara.<br />

Tanpa berpikir panjang terhadap<br />

respon yang Ia berikan. Aku<br />

mengajaknya ke rumah ku<br />

”Ikutlah denganku lalu kau bisa<br />

ceritakan semua bebanmu. Mungkin<br />

dengan begitu dapat membuatmu<br />

merasa lebih baik”Aku menuntunnya<br />

kearah mobil. Tak Ku duga Ia<br />

mendengarkanku.<br />

Sepanjang perjalanan menuju<br />

rumahku Ia hanya diam menatap<br />

lurus ke arah jalan. Kubiarkan kami<br />

hening menenang. Sesampainya<br />

dirumah ku, sebelum sempat aku<br />

keluar dari mobil, Aris sudah<br />

membuka pintu. “Dari mana saja<br />

kamu Zahra?” tanyanya sepontan<br />

setelah melihatku keluar dari mobil.<br />

Aku hanya diam sambil melirik gadis<br />

ini. Berharap tidak banyak<br />

pertanyaan terlontar dari bibir Aris. Ia<br />

masih saja diam namun kali ini<br />

tatapannya lebih hangat. Kubimbing<br />

Ia kekamar tamu, setelah Aku<br />

meminta Izin pada Aris Suamiku untuk<br />

memberinya penginapan sehari dua<br />

hari sampai gadis ini merasa tenang.<br />

“Kamu bersihkan dulu dirimu. Di<br />

dalam lemari ada pakaian saya,<br />

kamu bisa pakai yang mana saja,”<br />

ucapku sambil membuka pintu<br />

kamar, dia hanya mengangguk<br />

pasrah.<br />

Malam kian larut, sepertinya gadis itu<br />

belum tidur karena lampu<br />

dikamarnya masih terang<br />

Actual Edisi I Tahun XVIII 2017 10


“[Tok.. Tok... Tok...] keluarlah dari<br />

kamar, mari kita makan malam<br />

bersama,”ajakku sembari mengetuk<br />

pintu kamarnya.<br />

“Iya, terima kasih”jawabnya. Ku<br />

beranikan diri memasuki kamarnya.<br />

Kulihat Ia duduk termenung dan Ku<br />

coba untuk mendekatinya<br />

“Siapa namamu?’’ tanyaku dengan<br />

nada lembut, dan kupandang<br />

wajahnya<br />

“Ariana,” jawabnya lembut, sembari<br />

menundukkan kepala<br />

“Kamu masih muda, kamu juga<br />

cantik, tapi kenapa hidupmu seperti<br />

ini?”<br />

Dia hanya menundukkan kepala<br />

sembari mengelus perutnya, aku<br />

hanya mengernyitkan alis tanda aku<br />

ingin tau lebih banyak.<br />

“Semua orang di dunia ini telah<br />

diperbudak oleh uang” lanjutnya,<br />

aku masih diam menunggunya<br />

melanjutkan kisahnya<br />

“Didalam perut ini terdapat sebuah<br />

nyawa, tapi ayah dari laki-laki yang<br />

menghamiliku justru memberiku uang<br />

untuk mrnggugurkannya,” lanjutnya<br />

kini dengan isakan tangis.<br />

Aku masih tetap diam dan ada<br />

banyak hal yang terbersit didalam<br />

fikiranku. Ku sentuh pundaknya<br />

lembut. Ia masih tenggelam dalam<br />

isakannya,<br />

“Aku memang salah, Zahra. Aku tidak<br />

pernah mendengarkan nasehat Ibu<br />

ku yang melarangku bergaul dengan<br />

laki-laki yang belum halal bagiku.<br />

Dimataku nasehat Ibuku omong<br />

kosong karena kenyataannya<br />

mereka pun bercerai”. Lanjutnya<br />

masih dengan isakan pedih. “Aku<br />

ingin memperbaiki kesalahanku, Aku<br />

tak ingin menggugurkan darah<br />

dagingku sendiri, tapi aku juga tidak<br />

sanggup membayangkannya<br />

tumbuh dewasa tanpa seorang<br />

ayah. Kelak saat Ia mulai tumbuh<br />

pasti akan membuatnya malu dan<br />

tertekan.”suaranya kian lirik.<br />

“Aku hanya ingin dia ikut menebus<br />

kesalahan ini dengan menikahiku.<br />

Cobaan ini begitu berat bagiku<br />

Zahra”<br />

“Kau tau Ariana mengapa Ibu mu<br />

melarang mu begitu padahal ia pun<br />

bercerai. Itulah jawabanya Ariana.<br />

Wujud Cerai yang Ibu mu rasakan<br />

adalah bentuk ketidaktaannya<br />

terhadap sang Khaliq. Ia tidak ingin<br />

hal serupa menimpamu. Tidak ada<br />

pernikahan yang mendapatkan<br />

kebahagian yang haqiqi jika diambil<br />

dengan jalan yang tidak berkah”<br />

Kataku sambil memeluknya.<br />

“Lelaki yang baik dan benar-benar<br />

menyayangimu tidak mungkin<br />

menodaimu dengan hal kotor<br />

semacam itu, ia akan menjaga mu<br />

dan memuliakan mu dengan<br />

pernikahan. Laki-laki yang suka<br />

Actual Edisi I Tahun XVIII 2017 11


mengajak seorang wanita<br />

berpacaran dan berani menyentuh<br />

perempuan yang belum halal<br />

baginya tak menutup kemungkinan<br />

setelah menikah ia melakukan hal<br />

yang sama pada perempuan lain.<br />

Karena sama-sama belum halal, apa<br />

yang membuat tidak berani untuk<br />

menyentuh perempuan lain. Jika<br />

sebelumnya pun ia berani<br />

menyentuh perempuan yang belum<br />

halal”aku mencoba memberinya<br />

arahan berharap hal ini mampu<br />

membuka jalan untuknya hijrah.<br />

“Aku sungguh menyesal tidak<br />

mendengarkan nasehat Ibuku<br />

Zahra”suaranya yang diikuti oleh<br />

tangis yang berderai.<br />

“Hal yang perlu kau lakukan saat ini<br />

adalah tenangkanlah pikiranmu dan<br />

teruslah berpikir positif. Yakinlah Tuhan<br />

mengizinkan ini terjadi hanya untuk<br />

mendidikmu, hanya untuk membuat<br />

lebih dekat dengan-Nya. Mulailah<br />

merancang masa depan yang baik<br />

untuk anakmu. Karena menyesali<br />

semua yang terjadi tidak ada<br />

gunanya. Optimis dan jangan<br />

mengkhawatirkan apapun. Jadilah<br />

ibu yang baik, ajarkan anakmu lebih<br />

dalam tentang agama”nasehatku<br />

mencoba untuk membuatnya<br />

tenang.<br />

“Zahra, Aku bersyukur bertemu<br />

denganmu hari ini. Aku tidak tau<br />

bagaimana nasibku tadi jika tidak<br />

bertemu denganmu. Padahal baru<br />

beberapa jam saja kita bertemu tapi<br />

dirimu membuatku sangat nyaman.<br />

Terimakasih Zahra maaf karena<br />

sempat bersikap dingin dan kasar<br />

padamu” ucapnya dengan penuh<br />

ketenangan. Kami pun saling<br />

berpandangan dan berbalas senyum<br />

yang indah. Malam itu rasanya<br />

menjadi malam bercahaya bagi<br />

Ariana. Tak Kusangka pertemuanku<br />

dengannya mampu memberi<br />

secerca harapan. Malam itu adalah<br />

malam terakhirku bertemu dengan<br />

Ariana. Keesokan paginya Ia pergi<br />

meninggalkan rumah Kami dengan<br />

sepucuk surat.<br />

Dua Tahun pun berlalu, Kala itu<br />

Aku dan Suamiku Aris sedang<br />

menikmati sarapan pagi bersama.<br />

“Ting Nung...Ting Nung...” Bel rumah<br />

Kami tiba-tiba berbunyi. Aris<br />

bergegas membuka pintu dan<br />

tampak sosok lelaki berpakaian<br />

seragam pengantar surat. Sepucuk<br />

surat yang ditujukan untuk ku dari<br />

Ariana. Kami pun tak sabar melihat isi<br />

surat itu. Perlahan Aku membuka<br />

surat yang berbalut Amplop merah<br />

jambu. Aku dan Suamiku tak bisa<br />

menahan haru melihat foto Ariana<br />

yang kini telah banyak berubah.<br />

Jilbabnya besar semakin<br />

memperelok cantik wajahnya.<br />

Dilembar foto kedua bertulis “Ini aku,<br />

anakku dan suamiku Zahra,<br />

terimakasih telah menunjukkanku<br />

jalan berhijrah”. Dalam suratnya<br />

Ariana menceritakan perjalanan<br />

Actual Edisi I Tahun XVIII 2017 12


hijrahnya dan bertemu dengan lakilaki<br />

yang sangat baik yang saat ini<br />

menjadi suaminya. Hal kecil seperti<br />

sekedar menjadi seoarang<br />

pendengarpun dapat berpengaruh<br />

besar dalam kehidupan seseorang.<br />

- Muhammad Hasin<br />

Cinta itu mengorbankan kenikmatan sesaat demi bahagia menjelang<br />

Cinta itu menahan pandangan karena ingin memuliakan<br />

Cinta itu menjaga gejolak lisan karena menjaga kehormatan<br />

Banyak yang merasa dirinya mencintai dan berkorban | namun sebetulnya itu<br />

hanya nafsu yang menuntut korban<br />

Banyak yang merasa dirinya dicintai dan disayangi | tapi sebetulnya ia hanya<br />

dimanfaatkan dan merusak diri<br />

Bukan cinta bila tanggung jawab saja dia tidak berkenan | nafsulah yang<br />

berbuat tanpa banyak pikir di depan jalan<br />

Kata-kata dirangkai jadi janji namun tanpa jaminan apapun<br />

Hari ini canda tawa masih ada karena ada nafsu yang dirasa | esok hari bila<br />

semua sudah direnggut habis lantas apa yang tersisa?<br />

Siapa yang menjamin cinta terus ada tanpa lekang? | siapa jamin akan terus<br />

ada diantaranya kasih sayang?<br />

Sesungguhnya hanya Allah saja | Dialah pemberi kasih dan sayang<br />

"Sungguh yang beriman dan beramal saleh, Allah Yang Maha Pengasih akan<br />

menanamkan pada (hati) mereka kasih sayang" (QS 19:96)<br />

Maka hanya dengan menaati Allah semata | seorang hamba peroleh<br />

kemampuan mencinta<br />

Sungguh hanya dengan menaati Allah saja | maka seorang hamba menjadi<br />

layak dicinta<br />

Mencintai dalam ketaatan adalah mencintai ketaatannya | dicintai karena<br />

Allah adalah dicintai karena ketaatanmu<br />

Mencinta karena ketaatan itu indah karena berpahala | dicinta karena Allah<br />

itu menenangkan sebab tanpa dosa<br />

Jangan bilang cinta kalau tiada taat | jangan rasa dicinta bila diajak maksiat<br />

Ketidakpastian itu menimbulkan kecurigaan | kecurigaan itu membuat<br />

perselisihan | dan perselisihan itu berujung pada kerusakan<br />

Maka sistem islam itu menghapus ketidakpastian dalam transaksi |yang<br />

berujung pada keamanan dan keamanan dalam berinteraksi<br />

Islam juga menghapus ketidakpastian hubungan wanita-lelaki | bila sudah mampu<br />

maka dinikahi bila tidak ya sudahi<br />

- Ustadz Felix Siauw<br />

Actual Edisi I Tahun XVIII 2017 13


Tips<br />

Membuat bunga mawar bertangkai dari kain flanel<br />

Alat dan bahan :<br />

1. Kain flanel warna merah atau sesuai selera<br />

2. Kain planel hijau untuk daun<br />

3. Floral tape untu membalut tangkai<br />

4. Kawat sebagai tangkai bunga<br />

5. Gunting<br />

6. Lem tembak<br />

7. Jarum dan benang jahit<br />

Langkah-langkah :<br />

1. Setelah menyiapakan alat dan bahan lakukan langkah pertama dengan<br />

menggunting pola kuncup bunga mawar. Gunting kain flanel membntuk segi<br />

panjang dengan ukuran sesuai keinginan.<br />

2. Setelah itu bentuk juga pola untuk kelopaknya. Gunting kain flanel menjadi<br />

bntuk seperti bentuk huruf B, namun tidak usah di kasih bolongan pada<br />

tengahnya.<br />

3. Selanjutnya, kaitkan ujung pola berbentuk segi panjang pada kawat dan<br />

gulung secara memutar hingga terbentuk kuncup, untuk menguatkan kuncup<br />

jahitlah dengan menggunakan jarum dan benang.<br />

4. Kalau sudah selasai membuat kuncup, siapkan pola kelopak bola dan tempel<br />

dengan cara di pelukan pada kuncup bunga, jahit pada pangkalnya untuk<br />

menguatkan agar kelopak tidak terlepas.<br />

5. Lalu tempel juga kelopak yang secara berputar hingga kelopak habis dan<br />

terbentuk bunga mawar tanpa daun.<br />

6. Untuk membuat daunnya, bentuklah pola seperti bintang dengan<br />

menggunakan kain flanel berwarna hijau dan kasih bolongan sedikit pada<br />

tengahnya untuk celah memasukan daun pada kawat.<br />

7. Masukan pola bintang tersebut ke dalam kawat dan tempelkan pada<br />

pangkal bunga mawar dengan menggunakan lem tembak.<br />

8. Setelah itu, balut kawat dengan floral tape agar terlihat seperti tangkai<br />

beneran.<br />

9. Buatlah bunga mawar seperti ini hingga beberapa tangkai dan masukan ke<br />

dalam vas bunga.<br />

10. Bunga mawar flanel pun siap menghiasi meja anda.<br />

- http://blogoinformasi.com<br />

Actual Edisi I Tahun XVIII 2017 14

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!