[BULETIN PEREMPUAN]
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
Romantika Sejarah Perempuan di Indonesia
<strong>BULETIN</strong> ORANGE<br />
SALAM REDAKSI<br />
Hai Oranger!<br />
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmatnya sehingga<br />
buletin LPM Orange edisi pertama di 2019 ini dapat terbit tepat waktu. Tak lupa juga ucapan<br />
terimakasih kepada tim redaksi LPM Orange yang telah berkeja keras untuk terwujudnya buletin<br />
ini<br />
Edisi pertama ini kami menyajika isu mengenai Sejarah Perempuan dan Pergerakannya,<br />
Menyikapi kekerasan Seksual terhadap Perempuan melalui Pendidikan, Kelompok Gerakan<br />
Perempuan yang ada di Indonesia, hingga Tips dan Trik agar terhindar dari Pelecehan Seksual.<br />
Oleh karenanya, buletin edisi pertama ini mengusung tema “Romantika Sejarah Perempuan di<br />
Indonesia”.<br />
Semoga sajian kami bermanfaat dan membuat pembaca tertarik. Mohon maaf apabila ada keasalahan<br />
yang kurang berkenan. Selamat membaca, Oranger!<br />
Struktur<br />
Penanggung Jawab | Kandung Sapto Nugroho, S.Sos Pembina | Puspita Asri Praceka, M.I.<br />
Kom<br />
Pimpinan Umum | Ari Maulana Putra Sekretaris Jendral | Atika Yahmadillah Bendahara<br />
Umum | Nida Urrohmah<br />
Pemimpin Redaksi | Didi Suhaedi Redaktur pelaksana | Dea Ulfani Rubrik Mainspace |<br />
Indah Yuliani Aldamelia M, Rizky Dwi Fajaruddin, M. Khoirul Anwar, Nur Rahmawati<br />
Rubrik Lentera | Chairun Nissa, Alysa Ratna, Yullya Fitri, Sauma Annisa Rubrik Oxplore |<br />
Febby Fauzia Yasrul, Wida Yunita Rubrik Shaking Shock | Ghaniya Alifa Chairani, Nisa Sofiah<br />
MVP | Galuh Latifa Dea Rubrik Surat Kaleng | Devy Yuliana Kurniawati Rubrik Pojok<br />
Sastra | Devy Yuliana Kurniawati Rubrik Tips & Trik | Prima Permata, Liya Liya Apriyani<br />
Iklan | Tanti Nurmalasari<br />
Sirkulasi | Liza Sulistiani, Najwa Gina Fathiya, Azkiya Himayatu Dini, Alfi Khaerotunnisa,<br />
Ida Rohmawati<br />
Desain & Tata Letak | Aulia Maulani, Tasyia Aji Septiani Ilustrator | Fuji Mega Utami
<strong>BULETIN</strong> ORANGE<br />
DAFTAR ISI<br />
Mainspace 04<br />
Menyoal Perempuan Indonesia<br />
Most Veluabe Person 09<br />
Pekerja Perembuan Jangan Memaksakan Dirinya pada Regulasi<br />
Lentera 12<br />
Perangi Pelecehan Seksual Dengan Pendidikan<br />
Oxplore 15<br />
Organisasi Perempuan<br />
Shaking Shock 20<br />
Referensi Buku, Lagu dan Film Tentang Perempuan<br />
Tips & Trik 32<br />
Bagaimana Perempuan melakukan Self Defense?<br />
Pojok Sastra 35<br />
Puisi Oranger tentang Perempuan<br />
Surat Kaleng 36<br />
Asal-Usul Penindasan Perempuan<br />
Iklan 38<br />
Orange Food
04 <strong>BULETIN</strong> ORANGE MAINSPACE<br />
Menyoal<br />
Perempuan<br />
Indonesia<br />
Pergerakan Perempuan Internasional Sumber : https://jwa.org/encyclopedia/article/labor-movement-in-united-states<br />
Sejarah Gerakan perempuan internasional<br />
Jika melihat sejarah penindasan perempuan berawal dari masa transisi antara komunal primitif<br />
ke perbudakan yang menjadikan seorang perempuan tidak memiliki partisipasi lebih, dalam hal<br />
alat produksi, ini yang menjadi cikal bakal system patriaki dimulai. Sistem ini membuat perempuan<br />
di nomor duakan dalam hal sosial, politik, dan ekonomi.<br />
Sekertaris Jendral Serikat Perempuan Indonesia (SERUNI), Triana Kurnia mengatakan awal<br />
gerakan perempuan internasional dimulai tahun 1857 di New York, Amerika. Kala itu Buruh<br />
Garmen perempuan disana memiliki tuntutan mengenai hak pilih. Selain itu hal ini menginisiasi<br />
ditetapkannya Internasional Women’s Day melalui keputusan konferensi perempuan sosialis II di<br />
Kopenhagen tahun 1910.
05 <strong>BULETIN</strong> ORANGE MAINSPACE<br />
“Dimulai ketika terjadinya<br />
pemogokan<br />
buruh garmen perempuan<br />
di New York<br />
Amerika, 8 maret 1857<br />
yang akhirnya dijadikan<br />
hari perempuan<br />
sedunia” ujarnya.<br />
Pada tahun 1894 lahir Generation Federation<br />
of Women’s (GFW) di Amerika. GFW<br />
memperjuangkan berbagai permasalahan yang<br />
ada di tengah masyarakat. Tidak terbatas pada<br />
permasalahan diskriminasi terhadap perempuan,<br />
tetapi kehidupan remaja dan masalah perburuhan<br />
serta berbagai permasalahan sosial lainnya. 1<br />
Tahun 1970 Gerakan perempuan<br />
maju selangkah, karena telah mengangkat<br />
Isu Diskriminasi Sexual. Seiringan dengan<br />
hal itu Para aktivis perempuan Berbarengan<br />
dengan perjuangan Martin Luther King, Jnr.<br />
Sebelum kemerdekaan<br />
Pada abad ke-20, Gerakan Perempuan di<br />
Indonesia mulai tumbuh. Gerakan perempuan berjuang<br />
untuk melawan penindasan terhadap kaum<br />
perempuan yang tidak mendapatkan haknya dengan<br />
layak. Gerakan perempuan di Indonesia berdiri<br />
karena terinspirasi oleh gerakan perempuan di dunia.<br />
Berkembang dan munculnya gerakan-gerakan<br />
perempuan di dunia, perempuan Indonesia pun<br />
mulai menyuarakan suara untuk “emansipasi nasional”.<br />
Dan mulai bermunculan pada tahun 1920.<br />
“Meskipun pada awalnya gerakan waktu<br />
itu belum menjadi gerakan yang nasional dan aktif,<br />
tapi organisasi perempuan mulai bermunculan di<br />
tahun 1920” ujar Triana Sekertaris Jendral Seruni<br />
Jakarta dalam menjelaskan pergerakan perempuan.<br />
Mengutip dari Merdeka.com, diketahui<br />
organisasi perempuan pertama di Indonesia<br />
yaitu Poetri Merdika yang didirikan tahun 1912.<br />
Organisasi ini mengedepankan perbaikan<br />
status soisal yang ada dalam<br />
keluarga. Poetri Mardika masih<br />
bersifat kedaerahan yang bertujuan<br />
untuk membantu dan membimbing<br />
para gadis Bumiputera dalam<br />
menuntut ilmu dan menyuarakan<br />
pendapat di depan umum.<br />
Di kutip dari qureta.com<br />
“Gerakan Perempuan Indonesia dari<br />
Masa ke Masa. Sesudah dari tahun<br />
1912, dalam skala yang lebih luas dan<br />
besar kaum prempuan mulai mengorganisasikan<br />
diri menurut garis agama<br />
masing-masing. “Aisyah”, seksi perempuan<br />
dalam gerakan-gerakan pembaharuan<br />
Islam Muhammadiyah terbentuk<br />
pada tahun 1917. Pada saat yang<br />
hampir bersamaan, didirikan organisasi-organisasi<br />
perempuan Khatolik dan<br />
Protestan. Demikian juga pula di luar<br />
Jawa bermunculan orgsnisasi-organisasi<br />
serupa seperti kaum perempuan<br />
di Maluku, Minahasa, dan Minangkabau<br />
mulai mengorganisasikan diri.<br />
Semakin berkembangnya<br />
gerakan perempuan di Indonesia, pada<br />
22 Desember tahun 1928 di adakan<br />
kongres pertama perempuan yang<br />
diselenggarakan di Yogyakarta yang<br />
hampir dihadiri 30 organisasi perempuan<br />
pada masa itu. Pada kongress itu<br />
di bentuk pula Persatoean Perempoean<br />
Indonesia (PPI), yang merupakan federasi<br />
perempuan pertama di Indonesia.<br />
pada tahun berikutnya nama<br />
federasi diubah menjadi Perikatan<br />
Perhimpoenan Istri Indonesia (PPII)<br />
Kongres nasional berikutnya<br />
diadakan di Jakarta (1935),<br />
Bandung (1938) dan Semarang<br />
(1941) dalam mana perjuangan nasional<br />
semakin menonjol. Dalam<br />
kongres 1935 terbentuklah Kongres<br />
Perempuan Indonesia (KPI), dan<br />
dengan demikian PPII dibubarkan.<br />
1<br />
Dilansir dari Syaldi web.id
06 <strong>BULETIN</strong> ORANGE MAINSPACE<br />
Pasca Kemerdekaan<br />
Dikutip dari Skripsi Winingsari<br />
Trimurtini Mahasiswa UNY, Tahun 1945 pasca<br />
kemerdekaan puncaknya bulan Desember<br />
1945 kongres perempuan nasional diadakan<br />
di Klaten, kongres ini merupan suatu federasi<br />
dari semua organisasi perempuan yang menyokong<br />
kemerdekaan bangsa Indonesia dan tegas<br />
menyuarakan tuntutan untuk hak yang sama,<br />
upah kerja yang sama, perbaikan hukum permainan,<br />
pendidikan untuk kaum perempuan.<br />
Pada awalnya gerakan perempuan<br />
di Indonesia berkembang sangat pesat namun,<br />
awal tahun 1960 gerakan kaum perempuan<br />
mulai menurun. Ketika tahun 1955 brbagai<br />
partai politik membentuk bagian perempuan<br />
masing-masing. Sejak dengan berkembangnya<br />
pengaruh PKI dan PNI yang berhaluan<br />
kiri, sejak akhir 1950-an dua organisasi perempuan<br />
mulai memperoleh kedudukan penting,<br />
GERWANI dan Wanita Marthen. Hingga<br />
pada tangan Soeharto generasi perempuan<br />
benar-benar mulai menurun dan hancur.<br />
Triana menjelaskan pada orde baru,<br />
masa kepemimpinan Soekarno, gerakan perempuan<br />
yang tadinya begitu progresif, politis<br />
namunpada masan ored lama dihancurkan dan<br />
dikanalkan dengan organisasi-organisasi yang<br />
mendukung suami. Pada pemerintahan ini hanya<br />
ada tiga organisasi yakni, Dharma Wanita, Dharma<br />
pertiwi, dan PKK, walaupun ketiga organisasi<br />
tersebut termasuk dalam KOWANI sebagai suatu<br />
aliansi dari organisasi-organisasi perempuan.<br />
Hal ini memperlihatkan organisasi<br />
perempuan pada masa orde baru sangat<br />
dibatasi bahkann diawasi lansung<br />
oleh presiden dan aparat birokrasi lain.<br />
“gerakan perempuan yang tadinya<br />
begitu progresif, politis, dan membawa kaum<br />
perempuan menjadi produktif, pada masa ini<br />
dihancurkan dan dikanalkan dengan organisasi-organisasi<br />
yang mendukung suami. Gerakan<br />
ini sama sekali tidak menjadi inspirasi sejati<br />
pergerakan perempuan di Indonesia dan hingga<br />
dihapusnya TAP MPR mengenai itu”, jelas Triana.<br />
Triana juga menjelaskan pada masa kolonial<br />
dan masa orde lama banyak gerakan perempuan<br />
yang telah kita ketahui yang bermunculan dan<br />
aktif menjalankan pekerjaan politik, edukasi dan<br />
turut serta dalam pembebasan kemerdekaan<br />
di Indonesia. Pada masa itu juga tuntutan-tuntutan<br />
sangat politis yaitu menolak poligami<br />
karena perempuan banyak yang dijadikan selir,<br />
artinya tuntutan yang dilancarkan gerakan<br />
perempuan pada masa itu benar-benar masalah<br />
yang dihadapi perempuan pada masanya<br />
Pasca reformasi<br />
Pasca 20 tahunnya reformasi cakra<br />
demokrasi sudah mulai terbuka namun menjadikan<br />
pergerakan pada kejayaannya sudah mulai<br />
sulit. Pergerakan perempuan masih terbilang<br />
lemah karena banyak perempuan yang masih belum<br />
bisa bangkit kembali dari masa gelap Orde<br />
Baru.<br />
Saat sekarang ini sulit ditemukan gerakan<br />
perjuangan perempuan yang bersifat nasional.<br />
Masih banyak gerakan perempuan yang<br />
bersifat kedaerahan. Contohnya sekarang ini<br />
yang bersifat nasional hanya Seruni. Seruni lahir<br />
pada tahun 2006 , namun baru bisa mengadakan<br />
kongres pada tahun 2017. Hal ini menunjukkan<br />
untuk mengembalikan kembali pergerakan perempuan<br />
masih sulit.<br />
Gerakan perjuangan perempuan untuk<br />
saat ini adalah perjuangan kelas. Kesetaraan<br />
gender yang perlu mengalami revitalisasi. Perjuangan<br />
ini harus diletakkan dalam konteks<br />
keadilan soisal yang lebih luas yaitu membebaskan<br />
manusia dari segala bentuk diskriminasi atas<br />
dasr jenis kelamin, suku, ras agama dan bangsa.<br />
Perjuangan lainnya juga perjuangan<br />
melawan sistem , karena ketika kita membicarakan<br />
perjuangan buruh perempuan dan buruh<br />
tani yang sekarang ini juga belum mendapatkan<br />
kesetaraanya. Hal ini dikarenakan pemerintah<br />
atau negara melegalkan para penguasa<br />
untuk memberikan buruh gaji yang rendah.
07 <strong>BULETIN</strong> ORANGE MAINSPACE<br />
Dalam memperjuangkan perjuangan<br />
ini Seruni sebagai organisai nasional di<br />
Indonesia memberikan edukasi kepada perempuan,<br />
perempuan harus tahu dan sadar<br />
akan ke tertindasannya itu apa dan bagaimana<br />
cara mereka merdeka secara manusia.<br />
“Ada tiga hal tahap edukasi yang<br />
diberikan Seruni yaitu, pendidikan dasar organisasi,<br />
pendidikan menengah, dan pendidikan<br />
lanjutan. Tiga hal ini wajib didapatkan<br />
di sektor atau secara nasional”, ucap Triana.<br />
Selain dalam bentuk organisasi nasional,<br />
lingkungan kampus dimana mahasiswa<br />
juga berperan dan berpengaruh dalam<br />
pergerakan perjuangan perempuan. Pada<br />
Univesitas terdapat menteri pemberdayaan<br />
perempuan yang juga merupan bentuk dari<br />
perjuangan pergerakan perempuan. Bentuk<br />
pergerakannya ini seperti program kajian kepada<br />
mahasiswa khususnya kepada perempuan.<br />
“Mahasiwa juga merupakan<br />
salah satu penggerak dalam<br />
pergerakan perjuangan perempuan<br />
karena mahasiswa juga sebagai wadah perjuangan”tutup<br />
dinda, aktivis mahasiswa perempuan.<br />
Hak Hak Perempuan<br />
Perempuan sering kali termarjinalkan<br />
oleh konsepsi social budaya di<br />
masyarakat yang cenderung patriarkis. Patriarki<br />
adalah sebuah system social yang<br />
menempatkan laki laki sebagai pemegang<br />
kekuasaan utama dan mendominasi dalam<br />
kepemilikan politik, otoritas moral, hak social<br />
dan penguasaan properti ( Wikipedia Indonesia ).<br />
Adanya system patriaki ini membuat<br />
kedudukan laki laki dirasa istimewa dan tinggi<br />
dibanding sosok perempuan. Hal ini tidak hanya<br />
menjadi permasalahan dibidang personal antara<br />
kaum laki laki dan perempuan saja, melainkan<br />
mulai dijadikan patokan dalam segala bidang, terlebih<br />
dalam bidang politik, ekonomi dan social.<br />
Dilansir dari laman SUARA.com per<br />
sabtu, 23 Maret 2019, Komisi Nasional (Komnas)<br />
Perempuan mencatat sebanyak 348.446 kasus<br />
kekerasan terhadap perempuan terjadi di Indonesia<br />
baik yang dilaporkan maupun di tangani<br />
sepanjang tahun 2017. Ranah privat atau personal<br />
menempati urutan pertama kasus terbanyak<br />
dengan 3.982 kasus (41%). Kekerasan seksual<br />
2.979 kasus (31%), kekerasan psikis 1.404 (15%)<br />
dan kekerasan ekonomi 1.244 kasus (13%).<br />
Hal ini mengindikasikan bahwa kesadaran<br />
akan pemenuhan hak-hak perempuan<br />
dimasyarakat masih terbilang rendah. Terlihat<br />
masih maraknya kasus-kasus yang menimpa<br />
para kaum hawa ini yang terjadi. Kendati demikian<br />
bukti ini menjadi sebuah pukulan keras<br />
bagi pemerintah sebagai intrumen yang mememnuhi<br />
dan melindungi hak hak perempuan.<br />
Upaya pemerintah untuk mencarikan<br />
jawaban dari persoalan ini adalah dengan dikeluarkannya<br />
sebuah payung hukum untuk melindungi<br />
hak-hak perempuan. Seperti dalam Undang-Undang<br />
No 13 Pasal 81 Ayat 1 Tahun 2003<br />
Tentang Cuti Haid. Dalam Undang-Undang<br />
tersebut dijelaskan jika pekerja perempuan yang<br />
dalam masa haid merasakan sakit dan memberitahukan<br />
kepada pengusaha. Tidak wajib bekerja<br />
pada hari pertama dan kedua pada waktu haid.<br />
Undang-Undang Ketenagakerjaan No.13 tahun<br />
2003 No 76 menyebutkan bahwa pekerja/buruh<br />
perempuan yang berumur kurang dari 18 tahun<br />
dilarang dipekerjakan antara pukul 23.00 sampai<br />
dengan pukul 07.00. Kemudian Undang-Undang<br />
No.8 tahun 2012 Tentang Politik dan PP No.61<br />
Tahun 2014 tentang Kesehatan Reproduksi.<br />
Bahkan sebagai bentuk keseriusan,<br />
pemerintah mengeluarkan Undang-Undang<br />
N0.2 tahun 2008 memuat kebijakan yang<br />
mengharuskan partai politik menyertakan<br />
keterwakilan perempuan minimal 30% dalam<br />
pendirian maupun kepengurusan ditingkat<br />
pusat. Angka ini didapat berdasarkan penelitian<br />
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)
08 <strong>BULETIN</strong> ORANGE MAINSPACE<br />
Aksi di Depan Gedung DPR dari Federasi Buruh Lintas Pabrik saat Menuntut Hak - Hak Pekerja Perempuan.<br />
Sumber: globalnusantara.net<br />
yang menyatakan bahwa jumlah minimum 30 persen memungkinkan terjadinya suatu perubahan<br />
dan membawa dampak pada kualitas keputusan yang diambil dalam lembaga-lembaga<br />
publik (Tirto.ID).<br />
Hal ini pula dipertegas kembali melalui Peraturan KPU yang baru Nomor 20 tahun 2018 pasal 6<br />
bahwa daftar calon wajib memuat paling sedikit 30 persen di setiap dapil<br />
Nantinya payung hukum ini diharapakan tidak hanya sekedar melindingi hak-hak perempuan<br />
saja, namun memberikaan kesempatan ruang untuk perempuan bebas dari sebuah sistem patriaki<br />
yang melekat dalam kebudayaan Indonesia. Hal ini yang akan kemudian sedikit demi sedikit<br />
hak-hak perempuan terlindungi dan terpenuhi.<br />
Literature :<br />
https://www.merdeka.com/pendidikan/putri-mardika-kartika-fonds-organisasi-wanita-keren-tahun-1912.html<br />
https://www.qureta.com/post/gerakan-perempuan-indonesia-dari-masa-ke-masa<br />
Rizky, Indah, Anwar, Artha, Nur Rahmawati
09 <strong>BULETIN</strong> ORANGE MVP<br />
Efriyanto:<br />
Pekerja Perempuan<br />
Jangan Memasrahkan<br />
Dirinya pada<br />
Regulasi
10 <strong>BULETIN</strong> ORANGE MVP<br />
~<br />
Bidang ketenagakerjaan menjadi hal yang penting bagi seluruh masyarakat di dunia karena sebagai<br />
penunjang ekonomi, dalam setiap perusahaan baik perseorangan, pengusaha, badan hukum,<br />
atau badan-badan lainnya yang mempekerjakan tenaga kerja pasti membutuhkan pegawai.<br />
Tenaga kerja memiliki peran penting bagi perusahaan dalam membantu meningkatkan prospek<br />
perusahaan menjadi lebih baik lagi. Berdasarkan kacamata yang ada banyak masyarakat berfikir<br />
bahwa perempuan susah dalam mencari pekerjaan, padahal saat ini banyak perusahaan yang<br />
lebih memilih pekerja perempuan karena lebih rapi, lebih rajin dan lebih jeli. Namun, secara fisik<br />
perempuan dan laki-laki mempunyai daya dan perlakuan yang berbeda, sudah selayaknya tenaga<br />
kerja perempuan diberikan hak dan perlindungan.<br />
Permasalahan buruh perempuan ini diperdalam dari sudut pandang Efriyanto, seorang Wakil<br />
Ketua Lembaga Konsulltasi dan Bantuan Hukum (LKBH) Universitas Sultan Ageng Tirtayasa<br />
(Untirta), yang pernah menangani beberapa kasus pekerja perempuan.<br />
“Secara umum di Indonesia dari mulai orde baru hingga saat ini, regulasi untuk pelindungan hakhak<br />
pekerja perempuan sudah mulai membaik,” ungkap Efriyanto.<br />
Ungakapan tersebut ia iringi dengan dua pasal yang menggambarkan bahwa secara garis besar<br />
menghapus adanya diskriminasi terhadap tenaga yakni dalam Pasal 5 peraturan Undang-Undang<br />
Nomor 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan, bahwa setiap tenaga kerja memiliki kesempatan<br />
yang sama tanpa diskriminasi untuk memperoleh pekerjaan dan Pasal 6 yang mengatakan bahwa<br />
setiap pekerja/buruh berhak memperoleh perlakuan yang sama tanpa diskriminasi dari pengusaha.<br />
Menurutnya, hak-hak yang diberikan kepada perempuan sudah terpenuhi atau belum itu sangat<br />
relatif tergantung dari kebutuhan setiap orang. Seperti perempuan sedang haid, yang sudah tertera<br />
dalam UU No 13 Tahun 2003 Pasal 81 ayat 1, bahwa Pekerja/buruh perempuan yang dalam<br />
masa haid merasakan sakit dan memberitahukan kepada pengusaha, tidak wajib bekerja pada<br />
hari pertama dan kedua pada waktu haid. Kemudian dalam pasal 83 disebutkan, pekerja/buruh<br />
perempuan yang anaknya masih menyusui harus diberi kesempatan sepatutnya untuk menyusui<br />
anaknya jika hal itu harus dilakukan selama waktu kerja, maksudnya adalah menyediakan<br />
waktu dan tempat kepada pekerja/buruh perempuan untuk menyusui bayinya dengan kondisi<br />
dan kemampuan perusahaan, yang telah diatur dalam peraturan perusahaan atau perjanjian kerja<br />
bersama.<br />
Namun, Efriyanto menyayangkan bahwa dalam pasal tersebut dikatakan ‘harus di beri kesempatan’<br />
berarti bersifat imperatif yang artinya memaksa. Tetapi pada faktanya ketentuan tersebut<br />
bersifat normatif dan tidak jelas, yang sudah seharusnya diwajibkan agar nanti ada sanksi yang<br />
jelas. Ia juga menambahkan kalau di perusahaan masih adanya pengawasan, tetapi sangat jarang<br />
untuk disektor informal seperti Asisten Rumah Tangga (ART), yang hingga saat ini masih jarang<br />
sekali ada gugatan.<br />
Jika melirik soal upah yang diberikan oleh setiap perusahaan, Efriyanto mengataan tidak melihat<br />
dari kesetaraan gender. Pembagian upah sendiri ada ketentuannya yang diatur oleh Dewan<br />
Pe-ngupahan, sebelum disusun diadakannya survey terlebih dahulu. Dewan pengupahan terdiri<br />
dari serikat pekerja, asosiasi pengusaha, unsur pemerintah dan unsur akademisi untuk melihat<br />
apakah instrumen-instumen penentuan upah minimum sudah terpenuhi atau belum. Upah<br />
minimum banyak macamnya yaitu Upah Minimum Provinsi (UMP), Upah Minimum Kota/ Kabupaten<br />
(UMK), Upah Minimum Sketor Provinsi (UMSP) dan Upah Minimum Sektor Kota/<br />
Kabupaten (UMSK).
11 <strong>BULETIN</strong> ORANGE MVP<br />
“Menurut saya, kuncinya adalah<br />
bagaimana pemegang kekuasaan<br />
sekarang ini dan para stakeholder<br />
khususnya para penggiat hak-hak<br />
perempuan yang tidak pernah berhenti<br />
untuk menyuarakan, sehingga<br />
Undang-Undang tidak hanya sebuah<br />
aturan tetapi sebuah perisai<br />
dan pelindung. Baik perlindungan<br />
potensi kekerasan fisik maupun<br />
hak-hak kesejahteraan. Buat apa<br />
dilindungi dari kekerasn tapi secara<br />
ekonomi tidak berdaya,” lontar<br />
Efriyanto.<br />
Diakhir obrolan dengan Pak Efriyanto yang juga merupakan dosen di Fakultas Hukum Untirta,<br />
saya tak lupa menanyakan harapan terhadap perusahaan pemerintah, serta para pekerja perempuan<br />
untuk kedepannya. Ia berharap, subtansi hukum sebaiknya lebih diperketat lagi terkait<br />
dengan hak-hak perempuan. Kemudian untuk lebih melakukan monitoring atau pengawasan.<br />
Pemerintah sebagai pemangku kepentingan tidak hanya melakukan pengawasan untuk sekedar<br />
formalitas dan memenuhi syarat saja tapi jauh lebih penting mengadakan evaluasi, sejauh mana<br />
peraturan Undang-Undang tersebut dijalankan juga adanya sanksi yang efektif.<br />
Diakhir perbincangan, ia memberi pesan untuk perempuannya itu sendiri. Dimana saat ini perempuan<br />
sedang dalam era kebebasan, pekerja perempuan harus menunjukan bahwa dirinya tidak<br />
dibatasi oleh jenis kelamin. Perempuan bisa jadi pekerja propesional, sehingga punya posisi tawar,<br />
jangan hanya memasrahkan dirinya pada regulasi perusahaan. Undang-Undang itu baik dan ada<br />
karena dibutuhkan bukan karena pemerintah menginginkan tapi untuk melindungi rakyat.<br />
Galuh
12 <strong>BULETIN</strong> ORANGE LENTERA<br />
“Perangi Pelecehan<br />
Seksual Dengan<br />
Pendidikan”<br />
Pelecehan seksual merupakan suatu tindakan kejahatan yang merugikan kaum wanita. Meskipun<br />
saat ini telah dikenal dengan zaman emansipasi wanita artinya wanita memiliki hak yang<br />
sama dengan pria belum benar-benar terjadi. Hal ini dibuktikan banyaknya wanita yang masih<br />
dilecehkan oleh kaum pria karena wanita dianggap masih menepati posisi struktur organisasi<br />
yang rendah dibandingkan dengan pria dan tidak bisa memasuki kedudukan yang tinggi.<br />
Pelecehan seksual yang terjadi pada wanita dikarenakan adanya budaya feodal patriarki yaitu<br />
system social yang menempatkan pria sebagai pemegang kekuasaan paling mendominasi dalam<br />
hal kepemimpinan dan menempatkan struktur wanita dibawah pria, sejak saat itu posisi wanita<br />
dinomer duakan yang sampai saat ini system sosial seperti itu masih diaminkan dikalangan<br />
masyarakat<br />
Hukum yang mengatur tindakan kejahatan pelecehan seksual yang menimpa para kaum wanita<br />
di Indonesia dapat dikatakan lemah. Contohnya ketika pemerkosaan terjadi, pria maupun wanita<br />
keduanya bisa dijadikan sebagai korban, wanita sering kali disalahkan entah dari segi pakaian,<br />
keluar malam hingga berduaan dengan pria. Artinya pada posisi itu wanita tidak lagi dipandang<br />
sebagai korban bahkan bisa dijadikan pelaku dan menjalani hukuman yang sama beratnya seperti<br />
pelaku dalam kasus tersebut.
13 <strong>BULETIN</strong> ORANGE LENTERA<br />
Ketipangan seperti inilah kemudian<br />
menjadi akar kenapa pelecehan seksual sering<br />
terjadi pada wanita, karena banyak sekali ketidakadilan<br />
terutama yang bentuknya verbal sehingga<br />
sulit dilupakan oleh korban dan dapat menyebabkan<br />
trauma. Terapi konseling dan perlakuan spesifik<br />
dibutuhkan pada kasus-kasus semacam ini<br />
apalagi jika kejadiannya menimpa korban secara<br />
berulang-ulang kali. Tak jarang pelaku pelecehan<br />
seksual berasal dari orang-orang terdekat.<br />
Lantas apa yang akan dilakukan wanita<br />
jika sudah mengalami tindakan pelecehan seksual?<br />
Kebanyakan dari wanita bungkam dengan<br />
apa yang telah dialami oleh dirinya, dengan alasan<br />
takut untuk melaporkan pelaku kepada pihak<br />
yang berwajib sehingga seringkali kasus yang dialami<br />
tidak dapat terselesaikan dengan baik dan<br />
banyak dijadikan pengalaman semata bagi wanita<br />
yang mengalami tindakan pelecehan seksual.<br />
Kini wanita tak perlu takut untuk melaporkan<br />
tindak kejahatan pelecehan seksual karena<br />
sudah ada lembaga yang melindungi wanita<br />
dalam menyelesaikan masalah yang telah dialami<br />
oleh korban. Dinas Pemberdayaan Wanita<br />
Provinsi Banten membuat program yang dinamakan<br />
3N didalamnya berisi tentang mengakhiri<br />
kekerasan terhadap perempuan dan kasus perdagangan<br />
manusia guna mengurangi tindak kejahatan<br />
pelecehan seksual dengan cara mengadakan<br />
sosialisasi dan publikasi dikalangan masyarakat.<br />
“apabila masyarakat mengetahui<br />
adanya kekerasan terhadap anak maupun kekerasan<br />
seksual bisa melaporkan hal tersebut<br />
kepada lembaga pengaduan P2TP2A yang sudah<br />
ada di provinsi atau kabupaten/kota” Ujar<br />
Nenok selaku Kasib Perlindungan Perempuan<br />
Sepanjang tahun 2018 Dinas Pemberdayaan<br />
Wanita menerima laporan sebanyak<br />
170 kasus pelecehan seksual, sementara untuk<br />
tahun ini sampai pada bulan maret 2019 telah<br />
menerima laporan 13 kasus pelecehan seksual.<br />
Selain Dinas Pemberdayaan Wanita<br />
ada pula organisasi yang bergerak dalam<br />
bidang kewanitaan seperti Serikat Perempuan<br />
Indonesia (Seruni) yang berdiri sejak tahun<br />
2006. Sudah banyak kasus pelecehan seksual<br />
yang ditangani oleh Seruni yaitu pelecehan seksual<br />
yang dilakukan ayah tiri, pelecehan terhadap<br />
pasangan kekasih, pelecehan terhadap atasan<br />
tempat wanita itu bekerja dan pelecehan yang<br />
dilakukan oleh dosen terhadap mahasiswinya.<br />
Menurut Triana selaku sekretaris Jendral<br />
Seruni mengatakan Seruni telah mengadakan<br />
kegiatan edukasi agar para wanita tergerak untuk<br />
memberantas kasus pelecehan seksual mulai dari<br />
akarnya, namun dibutuhkan dorongan dari masyarakat<br />
itu sendiri agar mau membela perempuan,<br />
agar setiap perempuan mampu membela dirinya<br />
untuk menyuarakan apabila dirinya merasa telah<br />
mengalami tindak kejahatan pelecehan seksual.<br />
“Perempuan itu sering banget gak<br />
berani bilang kalau dia udah dilecehkan, misalnya<br />
dalam dunia pekerjaan, banyak wanita<br />
memendam sendiri bahwa ia pernah dilecehkan<br />
oleh atasannya, gak berani cerita karna dari<br />
sisi lain dia butuh pekerjaan itu” Ujar Triana<br />
Selain itu, Triana menjelaskan dalam<br />
menangani kasus pelecehan seksual organisasi<br />
seruni tidak memilih jalur hukum dalam menangani<br />
kasus pelecehan seksual, melainkan membuat<br />
pelaku menjadi geram atas tindakan yang<br />
telah dilakukan yaitu dengan cara membangun<br />
kesadaran dan mengubah pemikiran dari pelaku<br />
agar tidak lagi melakukan tindakan serupa, namun<br />
hukuman ini bisa saja menjadi sebuah ketidak<br />
adilan bagi wanita yang telah menjadi korban.<br />
Maka dari itu perlu proses penyelidikan guna mementukan<br />
hukuman yang diberikan oleh pelaku.<br />
Adanya kasus pelecehan seksual tentunya<br />
meresahkan bagi kaum wanita. Bagaimana<br />
cara agar wanita terhindar dari pelecehan<br />
seksual? Faktor utama pelecehan seksual ialah<br />
ekonomi dan pendidikan yang rendah, dalam<br />
kasus akses pendidikan yang rendah, pada<br />
wanita akan berpengaruh terhadap pekerjaan<br />
yang ia dapat. Dengan mendapatkan upah yang<br />
rendah, bisa saja atasan dapat memperlakukan<br />
pekerja khususnya wanita dengan semaunya.<br />
Menurut Uliviana Restu selaku<br />
dosen Fisip Unirta mengatakan untuk menghindari<br />
pelecehan seksual wanita harus percaya<br />
diri dan tidak boleh merasa rendah diri.
14 <strong>BULETIN</strong> ORANGE LENTERA<br />
beranilah dalam mengatakan ‘tidak’ bagi sesuatu<br />
yang tidak disukai. Membuat wanita<br />
menjadi lemah saat mengalami pelecehan<br />
seksual ialah rasa takut yang berlebih,<br />
sebisa mungkin wanita menghilangkan<br />
rasa takut yang belebih didiri mereka.<br />
“Kebiasaan masyarakat kita<br />
yang selalu menganggap<br />
perempuan itu lemah, jadi<br />
perempuan sendiri selalu<br />
merasa dirinya merupakan<br />
orang yang lemah” Ujar<br />
Uliviana.<br />
Selain membekali diri dengan rasa percaya diri<br />
dan menghilangkan rasa takut, wanita juga perlu<br />
memiliki pendidikan yang tinggi guna membekali<br />
dirinya agar tidak mudah diremehkan<br />
oleh kaum pria, sehingga wanita dapat menduduki<br />
posisi sebagai pemimpin dan mendapatkan<br />
upah kerja yang layak untuk menjunjung<br />
harga diri wanita.<br />
Chairun Nissa, Alysia, Yullya, Sauma
15 <strong>BULETIN</strong> ORANGE OXPLORE<br />
Organisasi<br />
Perempuan<br />
Di zaman saat masa penjajahan, Indonesia mulai membentuk suatu perkumpulan atau biasa<br />
sebut dengan nama organisasi. Banyak sekali organisasi yang terbentuk saat itu, salah satunya<br />
yaitu organisasi perempuan. Namun perempuan kala itu masih dipandang sebelah mata. Tapi,<br />
lambat laun pandangan itu mulai berubah semenjak perjuangan seorang R.A Kartini yang berhasil<br />
memperjuangkan hak – hak seorang perempuan agar tidak lagi dipandang sebelah mata.<br />
Perjuangan seorang R.A.Kartini ini biasa kita sebut dengan nama Emansipasi Perempuan.<br />
Saat terbebasnya kaum Perempuan dari pandangan buruk, muncul organisasi – organisasi dan<br />
pergerakan Perempuan di Indonesia , diantara lain yaitu :<br />
Poetri Mardika<br />
Dilansir dari laman merdeka.com, Poetri<br />
Mardika merupakan organisasi Perempuan<br />
yang terbentuk pada tahun 1912 di Jakarta.<br />
Tujuan dari organisasi ini yaitu untuk membantu<br />
membimbing para gadis bumi putera<br />
menuntut ilmu dan menyatakan pendapat<br />
di depan umum. Kegiatan yang dilakukan<br />
dalam organisasi ini yaitu memberikan beasiswa<br />
untuk belajar dan menerbitkan sebuah<br />
majalah bernama Putri Mardika. Beberapa<br />
tokoh yang pernah duduk dalam kepengurusan<br />
Poetri Mardika yaitu Sabaruddin, R.A.<br />
Sutinah, Joyo Pranoto, Rr. Rukmini, dan Sadikun<br />
Tondokusumo. (sumber : merdeka.com)<br />
Kongres Perempuan Indonesia<br />
Dilansir dari laman padamu.net, Kongres Perempuan<br />
Indonesia merupakan suatu pergerakan untuk<br />
mengupayakan perjuangan kaum perempuan<br />
menuju kehidupan yang lebih luas. Tokoh – tokoh<br />
yang terlibat diantaranya R.A. Sutartinah yang<br />
merupakan istri dari Ki Hajar Dewantara, Sitti<br />
Sundari, Soejatin, dan lain – lain. Merekalah yang<br />
mempelopori untuk mengadakan perkumpulan<br />
perempuan Indonesia (gerakan perempuan).
16 <strong>BULETIN</strong> ORANGE OXPLORE<br />
Kongres Perempuan<br />
Indonesia I (22 – 25<br />
Desember 1928) di<br />
Yogyakarta<br />
Kongres Perempuan<br />
Indonesia II (20 – 24<br />
Juli 1935) di Jakarta<br />
Kongres pertama ini dihadiri oleh 30 perwakilan<br />
perkumpulan perempuan dari<br />
seluruh Indonesia. Beberapa perkumpulan<br />
perempuan yang hadir yaitu Wanito<br />
Tomo, Wanito Muljo, Perempuan Taman<br />
Siswa, perempuan Katolik, Aisiyah, Ina<br />
Tuni (Ambon), Jong Islamieten Bond,<br />
Jong Java Meisjeskring, Poetri Boedi Sedjati,<br />
Poetri Mardika, Putri Indonesia, dan<br />
lain – lain.<br />
Kongres Perempuan Indonesia II ini<br />
diketuai oleh Sri Mangunsarkoro yang<br />
diikuti oleh 15 perkumpulan lainnya, di<br />
antaranya Perempuan Katolik Indonesia,<br />
Poetri Indonesia, Poetri Boedi Sedjati,<br />
Aisiyah, Istri Sedar, Perempuan Taman<br />
Siswa dan lain sebagainya.<br />
Kongres Perempuan<br />
Indonesia III (25<br />
– 28 Juli 1938) di<br />
Bandung<br />
Kongres Perempuan<br />
Indonesia IV (Juli<br />
1941) di Semarang<br />
Kongres Perempuan Indonesia III ini<br />
diketuai oleh Ny. Emma Puradiredja yang<br />
diikuti oleh Poetri Indonesia, Poetri Boedi<br />
Sedjati, Wanito Tomo, Aisiyah, Perempuan<br />
Katolik dan Perempuan Taman<br />
Siswa. Isu utama dalam kongres ini ini<br />
adalah partisipasi perempuan dalam politik,<br />
khususnya mengenai hak dipilih.<br />
Kongres Perempuan Indonesia IV ini diikuti<br />
oleh berbagai perkumpulan perempuan<br />
yang mengikuti kongres perempuan<br />
sebelumnya. Kongres keempat ini diketuai<br />
oleh Ny. Soenarjo Mangunpuspito.
17 <strong>BULETIN</strong> ORANGE OXPLORE<br />
Hasil Kongres<br />
Perempuan Indonesia<br />
I<br />
• Untuk mengirimkan mosi kepada pemerintah<br />
kolonial untuk menambah sekolah bagi anak perempuan;<br />
• Diadakan peraturan yang memberikan tunjangan<br />
pada janda dan anak-anak pegawai negeri Indonesia;<br />
• Memberikan beasiswa bagi siswa perempuan yang<br />
memiliki kemampuan belajar tetapi tidak memiliki<br />
biaya pendidikan, lembaga itu disebut stuidie fonds;<br />
• Mendirikan suatu lembaga dan mendirikan<br />
kursus pemberatasan buta huruf, kursus kesehatan<br />
serta mengaktifkan usaha pemberantasan perkawinan<br />
kanak-kanak;<br />
• Mendirikan suatu badan yang menjadi wadah pemufakatan<br />
dan musyawarah dari berbagai perkumpulan<br />
di Indonesia, yaitu Perikatan Perkumpulan<br />
Perempuan Indonesia (PPPI).<br />
Hasil Kongres<br />
Perempuan Indonesia<br />
II<br />
• Mendirikan Badan Penyelidikan Perburuhan<br />
Perempuan yang berfungsi meneliti pekerjaan yang<br />
dilakukan perempuan Indonesia;<br />
• Kongres menyelidiki secara mendalam kedudukan<br />
perempuan Indonesia menurut hukum Islam<br />
dan berusaha memperbaiki kedudukan itu dengan<br />
tidak menyinggung agama Islam;<br />
• Perempuan Indonesia berkewajiban berusaha<br />
supaya generasi baru sadar akan kewajiban kebangsaan:<br />
ia berkewajiban menjadi “Ibu Bangsa”;<br />
• Kongres Perempuan Indonesia menjadi badan<br />
tetap yang melakukan pertemuan secara berkala.<br />
Didirikan Badan Kongres Perempuan Indonesia untuk<br />
mengkoordinasi undangan pertemuan. Dengan<br />
berdirinya badan tersebut maka PPII dibubarkan.
18 <strong>BULETIN</strong> ORANGE OXPLORE<br />
Hasil Kongres<br />
Perempuan Indonesia<br />
III<br />
• Penetapan tanggal 22 Desember sebagai peringatan<br />
“Hari Ibu” dengan arti seperti yang dimaksud<br />
dalam keputusan Kongres tahun 1935;<br />
• Membangun Komisi Perkawinan untuk merancang<br />
peraturan perkawinan yang seadil-adilnya tanpa<br />
menyinggung pihak yang beragama Islam.<br />
Hasil Kongres<br />
Perempuan Indonesia<br />
II<br />
• Menyetujui aksi Gapi (Gabungan Politik Indonesia)<br />
dengan mengajukan “Indonesia Berparlemen”<br />
pidato yang memuat tuntutan hak pilih dan dipilih<br />
dalam parlemen, yang ditujukan untuk memperjuangkan<br />
Indonesia merdeka.<br />
• Menuntut agar perempuan pun selain dipilih<br />
dalam Dewan Kota juga memiliki hak pilih;<br />
• Menyetujui diajarkannya pelajaran Bahasa Indonesia<br />
dalam sekolah menengah dan tinggi;<br />
• Dibentuk empat badan pekerja:<br />
a. Badan pekerja pemberantasan buta huruf<br />
b. Badan pekerja penyelidik masalah tenaga kerja<br />
perempuan<br />
c. Badan pekerja masalah perkawinan hukum<br />
Islam<br />
d. Badan pekerja memperbaiki ekonomi perem<br />
puan Indonesia.
19 <strong>BULETIN</strong> ORANGE OXPLORE<br />
Fujinkai (Barisan<br />
Perempuan)<br />
Dilansir dari laman pms18.blogspot.com, Pada<br />
zaman penjajahan, Jepang melarang semua<br />
bentuk organisasi termasuk organisasi perempuan<br />
dan membubarkannya. Kemudian<br />
dibentuk organisasi baru dengan dalih sebagai<br />
propaganda untuk kepentingan dan kemakmuran<br />
bangsa – bangsa Asia Timur Raya. Organisasi<br />
perempuan yang dibentuk oleh para isteri<br />
pegawai di daerah-daerah, dan diketuai oleh<br />
isteri masing-masing kepala daerah disebut Fujinkai.<br />
Tugas Fujinkai adalah ikut memperkuat<br />
pertahanan dengan cara mengumpulkan dana<br />
wajib berupa perhiasan, hewan ternak, dan bahan<br />
makanan untuk kepentingan perang.<br />
Fujinkai dibentuk pada bulan Agustus 1943,<br />
anggotanya terdiri atas perempuan berusia 15<br />
tahun ke atas. Mereka juga diberikan latihan<br />
– latihan dasar militer dengan tugas untuk<br />
membantu Jepang dalam perang menghadapi<br />
Sekutu.<br />
Kegiatan Fujinkai dibatasi hanya pada urusan<br />
– urusan ke perempuanan Jugun Ianfu (Perempuan<br />
yang di pekerjakan untuk memenuhi kebutuhan<br />
“seks” para serdadu Jepang) juga peningkatan<br />
keterampilan domestik yaitu kegiatan<br />
menghibur tentara yang sakit dan kursus buta<br />
huruf. Bagi perempuan yang mempunnyai wawasan<br />
luas, pembatasan ini merisaukan dan<br />
mereka tidak ikut masuk Fujinkai. (sumber :<br />
pms18.blogspot.com)<br />
Dharma Perempuan<br />
Dilansir dari laman dwpdishubdki.blogspot.<br />
com, terbentuknya organisasi ini ketika para<br />
istri Pegawai Republik Indonesia di masa Pemerintahan<br />
Orde Baru dibentuk dengan nama<br />
Dharma Perempuan. Organisasi ini didirikan<br />
oleh Ketua Dewan Pembina KORPRI pada<br />
saat itu, Amir Machmud, atas prakarsa Tien<br />
Soeharto sebagai Ibu Negara. Pada waktu itu<br />
Dharma Perempuan beranggotakan para istri<br />
Pegawai Negeri Sipil, anggota ABRI yang<br />
dikaryakan, dan pegawai BUMN.<br />
Pada Era Reformasi, tahun 1998, organisasi<br />
perempuan ini melakukan perubahan mendasar.<br />
Tidak ada lagi muatan politik dari pemerintah,<br />
Dharma Perempuan menjadi organisasi<br />
sosial kemasyarakatan yang netral dari<br />
politik, independen, dan demokratis. Nama<br />
Dharma Perempuan pun berubah menjadi<br />
Dharma Perempuan Persatuan.(sumber : dwpdishubdki.blogspot.com).<br />
Febby, Wida
20 <strong>BULETIN</strong> ORANGE SHAKING SHOCK<br />
Hai Oranger!<br />
Masih ingat kan pada tanggal 8 Maret lalu adalah<br />
hari perempuan internasional, dan tanggal 21<br />
April mendatang adalah hari Kartini. Mengingat<br />
hari yang disebutkan diatas ialah hari yang penting<br />
bagi perempuan, dimana di era sekarang hak<br />
perempuan sering sekali tidak disamaratakan<br />
oleh karena itu kita harus mendalami peran perempuan<br />
dalam memperjuangkan haknya. Dengan<br />
rekomendasi lagu, buku, hingga film yang<br />
berkaitan dengan perjuangan perempuan yang<br />
kami sajikan, berharap Oranger paham akan isu<br />
mengenai perempuan dengan jalan cerita yang<br />
berbeda-beda. Berikut ulasannya!
21 <strong>BULETIN</strong> ORANGE SHAKING SHOCK<br />
Independent<br />
Artis : Svmmerdose<br />
Album : 2017<br />
Lirik<br />
when it feels awkward<br />
i always pretend to look at my shoes<br />
but when i look forward<br />
there you are, flirting with your girls<br />
i don’t care too much, i don’t care too much<br />
about it<br />
cause baby i got my lovelies back in the club<br />
don’t you think you’re the only one for me<br />
baby please, you’re tryna get in my way<br />
you are only running through your circle<br />
baby please, you’re tryna get in my way<br />
you know who i am, independent woman<br />
everytime i walk by,<br />
you pretend you don’t buy my flirting eyes with<br />
the guys<br />
i know, i know you buy it<br />
i can see it through the way you drink<br />
i can see it through the way you stare with your<br />
eyes<br />
throw the gl-sses away<br />
bite your lips don’t know why<br />
i’m sorry mister it’s my thing<br />
you’re tryna get in my way in the first place<br />
and now it’s my turn to bring you down tonight<br />
stop looking at me you’re only freaking me out<br />
it’s your fault that you left me and now you feel<br />
the guilt yeah<br />
i don’t care how much girl you flirt oh baby<br />
cause i got my own way<br />
and now i’m with my loves hanging around<br />
playing games that you won’t understand<br />
oh baby while you’re with your girls but a lonely<br />
heart<br />
you poor little boy<br />
baby please, you’re tryna get in my way<br />
you are only running through your circle<br />
baby please, you’re tryna get in my way<br />
you know who i am, independent woman<br />
Makna :<br />
“You know who i am, independent woman” begitu penggalan lirik dari lagu ini, bahwa sang vocalist<br />
Rinrin, ia mengaku ia adalah perempuan yang bebas dan ia ingin tidak ada penghalang di dalam<br />
hidupnya. Lagu pop yang meramu RnB dan musik elektronik, dikemas dengan gaya masa kini sehingga<br />
musik ini sampai ke hati anak milennial. Rinrin menciptakan lagu ini berdasarkan pengalaman<br />
pribadi, bahwa ia diputuskan oleh pacarnya. Ia tidak ingin membuat lagu sedih dikala patah hati,<br />
ia ingin menjadi wanita kuat lewat lagu ini. Lagu ini diperuntukkan untuk semua orang terutama<br />
independent woman, bahwa jangan peduli jika merasa patah hati, jika kamu mandiri, kecantikan<br />
kamu akan bersinar.
22 <strong>BULETIN</strong> ORANGE SHAKING SHOCK<br />
Melati Suci<br />
Artis : Tika Bisono<br />
Album : 1980<br />
Lirik<br />
Putih, putih melati<br />
Mekar di taman sari<br />
Semerbak wangi penjuru bumi<br />
Seri, seri melati<br />
Bersemi anggun asri<br />
Kucipta dalam gubahan seni<br />
Putiknya persona<br />
Rama-rama ‘neka warna<br />
Kan ku persembahkan<br />
Bagi pandu Indonesia<br />
Suci, suci melati<br />
Suntingan ‘bu Pertiwi<br />
Lambang nan luhur budi pekerti<br />
Tajuk bak permata<br />
Siratan bintang kejora<br />
Kan ku persembahkan<br />
Bagimu pahlawan bangsa<br />
oh, melati.<br />
oh, melati.<br />
oh, melati.<br />
Makna :<br />
Lirik yang sangat puitis sehingga bisa menyentuh kalbu pendengarnya, sehingga penuh rasa damai.<br />
Tak luput alunan nada yang merdu dan aggun serta mengsung kekhasan nusantara. Tembang lagu<br />
ini merupakan hadiah spesial oleh Guruh Soekarno Putra untuk pahlawan bangsa yaitu ibundanya,<br />
Fatmawati. Ia sangat mengagumi bunga melati. Serta cerminan dari ibundanya yang menunjukan<br />
sosok wanita mempunyai simbol keindahan, kelembutan dan pengabdian. Ia ingin berterimakasih<br />
pada ibunda yang telah andil dan berjasa dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia dalam menemani<br />
Presiden Ir. Soekarno.
23 <strong>BULETIN</strong> ORANGE SHAKING SHOCK<br />
Run the World (Girls)<br />
Artis : Beyoncé<br />
Album : 2011<br />
Lirik<br />
Girls, we run this motha, yeah (3x)<br />
Girls we run this motha, girls<br />
Who run the world? Girls (12x)<br />
Some of them men think<br />
They freak this like we do<br />
But no they don’t<br />
Make your check come at they neck<br />
Disrespect us no they won’t<br />
Boy don’t even try to touch this<br />
Boy this beat is crazy<br />
This is how they made me<br />
Houston Texas baby<br />
This goes out to all my girls<br />
That’s in the club rocking the latest<br />
Who will buy it for themselves<br />
And get more money later<br />
I think I need a barber<br />
None of these niggas can fight me<br />
I’m so good with this,<br />
I remind you I’m so hood with this<br />
Boy I’m just playing<br />
Come here baby<br />
Hope you still like me<br />
“F” you pay me<br />
My persuasion can build a nation<br />
Endless power<br />
Our love we can devour<br />
You’ll do anything for me<br />
Who run the world? Girls (12x)<br />
It’s hot up in here<br />
DJ don’t be scared to run this, run this back<br />
I’m repping for the girls who taking over the<br />
world<br />
Have me raise a glass<br />
For the college grads<br />
Anyone rolling<br />
I’ll let you know what time it is, check<br />
You can’t hold me<br />
I wrote my 9 to 5 gotta cop my cheque<br />
This goes out to all<br />
Makna :<br />
Kali ini Beyonce membahas mengenai perempuan. Ia mengajak para perempuan untuk bangkit dan<br />
menjadi kuat serta mandiri hingga dapat menguasai dunia. Menulis lagu ini Beyonce berharap dapat<br />
memberikan inspirasi dan kekuatan pada perempuaan.
24 <strong>BULETIN</strong> ORANGE SHAKING SHOCK<br />
Try<br />
Artis : Colbie Caillat<br />
Album : 2014<br />
Lirik<br />
Put your make-up on<br />
Get your nails done<br />
Curl your hair<br />
Run the extra mile<br />
Keep it slim so they like you, do they<br />
like you?<br />
Get your sexy on<br />
Don’t be shy, girl<br />
Take it off<br />
This is what you want, to belong, so<br />
they like you<br />
Do you like you?<br />
You don’t have to try so hard<br />
You don’t have to, give it all away<br />
You just have to get up, get up, get<br />
up, get up<br />
You don’t have to change a single<br />
thing<br />
You don’t have to try, try, try, try (3x)<br />
You don’t have to try<br />
You don’t have to try<br />
Mm, mm<br />
Get your shopping on, at the mall, max your<br />
credit cards<br />
You don’t have to choose, buy it all, so they like<br />
you<br />
Do they like you?<br />
Wait a second,<br />
Why, should you care, what they think of you<br />
When you’re all alone, by yourself, do you like<br />
you?<br />
Do you like you?<br />
You don’t have to try so hard<br />
You don’t have to, give it all away<br />
You just have to get up, get up, get up, get up<br />
You don’t have to change a single thing<br />
You don’t have to try so hard<br />
You don’t have to bend until you break<br />
You just have to get up, get up, get up, get up<br />
You don’t have to change a single thing<br />
Makna :<br />
Banyak perempuan yang tidak percaya diri sehingga berusaha menjadi orang lain. Lagu ini mengajak<br />
perempuan untuk tidak perlu merubah diri sendiri supaya disukai oleh orang lain, cukup jadilah<br />
diri sendiri dengan apa adanya. Caillat menjelaskan kalau lagu ini tidak melarang perempuan untuk<br />
mengenakan makeup, tapi terkadang tidak mengenakannya pun tak masalah. Karena menjadi diri<br />
sendiri adalah kecantikan yang sesungguhnya.
25 <strong>BULETIN</strong> ORANGE SHAKING SHOCK<br />
Merry Riana Mimpi<br />
Sejuta Dolar<br />
Durasi<br />
: 1 jam 45 menit<br />
Tanggal rilis : 24 Desember 2014<br />
(Indonesia)<br />
Sutradara : Hestu Saputra<br />
Produser : Manoj Punjabi,<br />
Dhamoo Punjabi<br />
Pemeran : Chelsea Islan,<br />
Kimberly Ryder,<br />
Dion Wiyoko, dll<br />
Sinopsis :<br />
Menceritakan kisah hidup<br />
seorang motivator terkenal di Indonesia<br />
yaitu Merry Riana. Film ini berdasarkan<br />
pengalaman nyata Merry Riana (diperankan<br />
oleh Chealse Islan) semasa mudanya,<br />
hidup di kerusuhan pada tahun<br />
1998 mengharuskan ia harus berpisah<br />
oleh keluarganya. Ia pergi sendiri ke Singapura<br />
untuk menemui teman pamannya.<br />
Di negera Singapura inilah Merry<br />
Riana memperoleh satu juta dolarnya di<br />
usia 26 tahun walaupun menjalani kehidupan<br />
secara mandiri.<br />
Bertemu Irene (Kimberly Ryder) kawan lama yang berkuliah di Singapura, akhirnya<br />
membantu Merry untuk berkuliah di kampusnya. Membutuhkan biaya yang cukup banyak, Merry<br />
akhirnya mendaftar program pinjaman mahasiswa. Ia diharuskan untuk memiliki seorang penjamin<br />
yang sudah berkuliah minimal dua tahun di universitas tersebut. Saat itulah Irene mempertemukannya<br />
dengan Alva (Dion Wiyoko).<br />
Kehidupan Merry tidak selalu berjalan mulus, ia selalu mencari pekerjaan sampingan untuk<br />
menghidupi biaya kesehariannya. Sulitnya bertahan hidup di negara orang membuat ia bekerja<br />
membagikan brosur, bekerja membersihkan kaca di Singapore Flyer, di tipu perusahaan Succes<br />
Forever, makan roti diam-diam di toilet karena makanan di kantin kampus yang mahal dan masih<br />
banyak lagi perjuangannya.<br />
Merry tak ada capeknya memperlihatkan semangat menggebu-gebunya, ia menunjukkan<br />
perempuan dengan tekat kerja keras, percaya diri, dan tidak mudah menyerah menjadi acuan untuk<br />
Merry agar dapat meraih mimpinya. Apapun pekerjaan yang ada Merry lakukan demi memiliki<br />
uang untuk bertahan hidup. Film ini banyak hal yang bisa kita contoh. Salah satunya jangan mudah<br />
menyerah, tetap optimis dengan pilihan yang sudah kita pilih.
26 <strong>BULETIN</strong> ORANGE SHAKING SHOCK<br />
Marlina si Pembunuh<br />
dalam Empat Babak<br />
Durasi<br />
: 1 jam 33 menit<br />
Tanggal rilis : 16 November 2017<br />
(Indonesia)<br />
Sutradara : Mouly Surya<br />
Produser : Rama Adi, Fauzan<br />
Zidni<br />
Pemeran : Marsha Timothy, Dea<br />
Panendra, Yoga Pratama,dan<br />
Egi Fedly.<br />
Sinopsis :<br />
Menceritakan perjuangan seorang<br />
janda bernama Marlina (Marsha<br />
Timothy) di daerah padang sabana Sumba,<br />
Indonesia. Bermula kedatangan tujuh pria<br />
yang merampok rumah Marlina. Mereka<br />
mengancam nyawa, harta dan kehormatan<br />
Marlina dihadapan suaminya yang sudah<br />
berbentuk mumi.<br />
Para perampok menyuruh Marlina<br />
membuat makan malam untuk mereka,<br />
namun dengan akar cerdiknya<br />
ia mencampurkan racun di dalam makanan tersebut. Sayangnya, Markus (Egi Fadli) salah satu<br />
dari perampok tidak memakannya, hingga ia berhasil memperkosa Marlina. Bentuk perlawananya,<br />
Marlina memenggal kepala Markus, kepala tersebut ia bawa untuk bertemu polisi hingga<br />
keadilan bisa ia raih. Perjalanan Marlina pun dimulai untuk menebus keadilan.<br />
Marlina menjadi sebuah gambaran perempuan kuat dan tangguh dalam gayanya sendiri<br />
tanpa harus dibalut dengan kesan drama atau kesan melankolis yang mengharu biru.<br />
Marlina seolah merepresentasikan bahwa perempuan juga mempunyai haknya sendiri<br />
dan tidak mau menjadi sosok yang lemah di mata laki-laki. Hal tersebut tergambarkan di beberapa<br />
adegan di mana Marlina terus menjaga ketenangannya ketika bertemu laki-laki yang hendak<br />
bermaksud tidak baik terhadap dirinya.
27 <strong>BULETIN</strong> ORANGE SHAKING SHOCK<br />
Pride & Prejudice<br />
Durasi : 127 menit<br />
Produksi : Scion Films, Focus Features,Universal<br />
Pictures<br />
Produser : Tim Bevan, Eric Fellner, dan<br />
Paul Webster.<br />
Sutradara : Joe Wright<br />
Pemeran : Keira Knightley, Matthew Macfadyen,<br />
Brenda Blethyn, Donald<br />
Sutherland, Rosamund<br />
Pike, Jena Malone,<br />
Tom Hollander, Penelope Wilton,<br />
dan Judi Dench.<br />
Tahun : 2005<br />
Sinopsis :<br />
Film ini bercerita tentang kehidupan<br />
masyarakat Inggris pada akhir<br />
abad ke-18. Dimana pernikahan, etika,<br />
kesopanan, dan kekayaan adalah isu sosial<br />
di masyarakat. Keluarga Bennet yang tinggal<br />
di pedesaan Inggris mengalami krisis<br />
keuangan. Ditambah, rumah yang mereka<br />
tempati akan diwariskan ke sepupu Mr.<br />
Bennet<br />
yaitu Mr.Collins. Itu karena Mr.Bennet tidak memiliki anak lak-laki. Ia hanya memiliki 5 anak<br />
perempuan, yaitu Jane, Elizabeth, Mary, Kitty and Lydia.<br />
Guna mengatasi permasalahannya, Mr. Bennet dan istrinya segera mencarikan calon<br />
suami untuk putri-putrinya. Perempuan pada masa itu tidak mempunyai pilihan. Mereka tidak<br />
dapat memilih laki-laki yang ingin dinikahinya, hanya bisa menunggu dipilih oleh laki-laki. Selain<br />
itu mereka tidak peduli dengan laki-laki yang dipilihnya, karena bagi perempuan saat itu asalkan<br />
sudah menikah maka hidupnya akan aman. Lain halnya, Elizabeth Bennet tidak ingin hidup seperti<br />
itu, Ia ingin menikahi seseorang karena cinta.
28 <strong>BULETIN</strong> ORANGE SHAKING SHOCK<br />
Hidden Figures<br />
Durasi : 127 menit<br />
Produksi : Fox 2000 Pictures, Chernin Entertainment,<br />
Levantine Films,<br />
dan TSG Entertainment<br />
Produser : Donna Gigliotti, Peter Chernin,<br />
Jenno Topping, Pharrell Williams<br />
dan Theodore Melfi<br />
Sutradara : Theodore Melfi<br />
Pemeran : Taraji P. Henson, Octavia Spencer,<br />
Janelle Monáe, Kevin Costner,<br />
Kirsten Dunst, dan Jim Parsons<br />
Tahun : 2016<br />
Sinopsis :<br />
Film ini bercerita tentang tiga<br />
perempuan ras kulit hitam, yakni Katherine<br />
Goble, Dorothy Vaughan, dan Mary<br />
Jackson, yang bekerja di bagian komputasi<br />
untuk National Aeronautics and Space Administration<br />
(NASA). Sebelum ada komputer,<br />
segala hitung-hitungan dikerjakan<br />
oleh orang-orang pintar seperti mereka.<br />
Tetapi pada masa itu perempuan dan<br />
ras kulit hitam masih dipandang sebelah mata. Oleh karenanya mereka bertiga selalu mendapat<br />
kendala dalam pekerjaannya.<br />
Katherine yang diterima dalam tim penghitung ketepatan lintasan kerap disepelekan<br />
oleh rekan kerjanya yang seluruhnya adalah laki-laki kulit putih. Dorothy yang mengajukan permohonan<br />
untuk menjadi supervisor namun tidak ditanggapi juga Mary yang ingin menjadi insinyur<br />
tetapi terhalang masalah di jenjang pendidikan. Di tengah masalah tersebut, ketiga tokoh<br />
justru menghadapinya dengan keberanian dan kecerdasan.
29 <strong>BULETIN</strong> ORANGE SHAKING SHOCK<br />
Entrok<br />
Penulis : Okky Madasari<br />
Penerbit : Gramedia<br />
Sinopsis :<br />
Novel ini sangat<br />
kental akan feminisme, karena<br />
tokoh utama merupakan dua<br />
orang wanita yang sama-sama<br />
memperjuangkan suara, hak,<br />
dan peran wanita pada dunia<br />
mereka. Selain itu kepercayaan<br />
serta politik turut mengisi<br />
novel ini. Berkisah perempuan<br />
yang mandiri, ulet dan tegar.<br />
Tak luput, novel ini juga menjelaskan<br />
peran perempuan yang<br />
ingin lepas dari budaya yang<br />
sudah cukup lama merendahkan<br />
perempuan.<br />
Rahayu dan Marni adalah<br />
tokoh utama dalam novel ini yang<br />
telahir dari generasi yang berbeda.<br />
Bermula dari Marni, seorang<br />
wanita Jawa yang memuja leluhur<br />
dan menjalani hidup untuk bekerja<br />
keras mencari uang, ketika menginjak<br />
masa remaja ia berkeinginan<br />
mempunyai entrok yaitu pakaian<br />
dalam wanita (bra). Demi membeli<br />
entrok ia rela menjadi kuli angkut di<br />
pasar.<br />
Memiliki uang tabungan<br />
yang sedikit, ia selalu mengganti<br />
pekerjaannya. Duit yang sudah terkumpul<br />
membuat dia menjadi kaya,<br />
hingga ia beralih profesi sabagai<br />
rentenir di desanya. Pekerjaannya<br />
sebagai rentenir membuat warga di<br />
desa pun kerap membicarakannya.<br />
Hingga akhirnya ia menikah<br />
dan mempunyai anak bernama<br />
Rahayu, namun sang anak<br />
mengkritisi kebiasaan ibunya yang<br />
memberikan sesajen dan memuja<br />
leluhur. Ketidakharmonisan antara<br />
ibu dan anak membuat Rahayu<br />
memutuskan untuk mengenyam<br />
pendidikan di Jogja yang jauh dari<br />
ibunya.<br />
Pada masa itu<br />
semua orang yang membangkang<br />
dan tidak patuh<br />
pada pemerintah, maka<br />
akan dicap sebagai seorang<br />
PKI (Partai Komunis<br />
Indonesia). Sebagaimana<br />
yang terjadi pada Rahayu,<br />
ia bahkan dijauhi, dimusuhi<br />
dan tidak mendapat<br />
hak sebagaimana layaknya<br />
warga negara. Rahayu<br />
akhirnya berada di balik<br />
jeruji besi. Marni yang<br />
mendengar berita tersebut<br />
melakukan segala<br />
cara agar Rahayu keluar<br />
dari penjara.
30 <strong>BULETIN</strong> ORANGE SHAKING SHOCK<br />
Divortiare<br />
Sokola Rimba<br />
Penulis : Ika Natassa<br />
Penerbit : Gramedia<br />
Sinopsis :<br />
Berkisah pasangan suami istri yang sangat sibuk dalam<br />
bekerja, membuat Alexandra dan Beno bercerai. Profesi<br />
Beno sebagai dokter bedah jantung yang menghabiskan sebagian<br />
besar waktunya di rumah sakit membuat komunikasi dan<br />
bermesraan dengan sang istri berkurang. Namun seiring berjalannya<br />
waktu, masing-masing dari mereka menjalani hidup<br />
sendiri, hingga mereka merasakan kerinduan.<br />
Beno memang lelaki tak romantis, namun ia sangat<br />
mencintai Alex, hanya saja ia tidak bisa mengekspresikannya.<br />
Sedangkan Alex yang kini menjadi janda, banyak mengubah<br />
hidup Alex yang dihadapkan dengan pikiran dan penilaian<br />
orang terhadap status jandanya.<br />
Melalui novel ini kita diajarkan bagaimana membina rumah<br />
tangga. Dua orang yang pada dasarnya memiliki perbedaan dan<br />
disatukan dalam lembaga pernikahan pastinya butuh waktu<br />
lama untuk saling menyesuaikan diri terhadap satu sama lain.<br />
Membaca novel ini juga akan membuat kita melihat sisi positif<br />
dari dinamika seorang perempuan independen.<br />
Penulis : Butet Manurung<br />
Penerbit : Insist Press, 2007<br />
Sinopsis :<br />
Novel ini menceritakan perjuangan Butet Manurung,<br />
seorang sarjana dan master Antropologi yang bertahun-tehun<br />
mendekati anak-anak rimba agar mereka mendapatkan pendidikan.<br />
Ketika Butet mendekati dan menawarkan pendidikan<br />
pada orang rimba, awalnya mereka takut dan menolaknya.<br />
Mereka menganggap pendidikan akan mengubah adat mereka.<br />
Tapi lambat laun beberapa anak rimba mulai tertarik dengan<br />
pendidikan. Tentu saja untuk membuat mereka tertarik Butet<br />
menggunakna cara pengajaran yang kreatif dan menarik. Dari<br />
situlah berbagai m etode belajar ditemukan.<br />
Butet adalah salah satu tokoh perempuan inspiratif di<br />
Indonesia yang dapat menjadi figure pahlawan, idola, dan panutan<br />
untuk perempuan generasi saat ini. Dengan keberaniannya<br />
dan kecintaannya pada alam, Butet memilih meninggalkan kota<br />
dan tinggal di belantara hutan Bukit Dua Belas yang terletak di<br />
Provinsi Jambi. Butet mencoba mengenal orang rimba lebih dalam<br />
dengan hidup diantara mereka.
31 <strong>BULETIN</strong> ORANGE SHAKING SHOCK<br />
I Am Malala : The Girl Who<br />
Stood Up for Education and<br />
Was Shot by the Taliban<br />
Penulis : Christina Lamb dan Malala Yousafzai<br />
Penerbit : Mizan, 2014<br />
Sinopsis :<br />
Novel ini menceritakan kisah hidup Malala Yousafzai,<br />
peraih nobel perdamaian 2014 untuk perjuangannya melawan<br />
penindasan anak-anak dan pemuda serta untuk mendapatkan<br />
hak pendidikan. Dalam kisahnya, suatu hari Ia ditembak oleh<br />
Taliban, karena Malala berani menentang Taliban yang melarang<br />
perempuan untuk mendapat pendidikan. Malala telah<br />
mengkampanyekan pendidikan untuk anak secara internasional.<br />
Buku ini merefleksikan semangat Malala dalam memperjuangkan<br />
pendidikan untuk perempuan-perempuan di Pakistan<br />
dan di seluruh dunia.<br />
Ghaniya, Nisa
32 <strong>BULETIN</strong> ORANGE TIPS & TRIK<br />
Bagaimana Perempuan<br />
Melakukan<br />
Self Defense?<br />
sumber foto : matamatapolitik.com<br />
Dewasa ini pelecehan dan kekerasan seksual sering kali terjadi dikehidupan kita baik disadari<br />
maupun tanpa disadari. Hal tersebut dikarenakan masih belum banyak orang yang menyadari<br />
bahwa persoalan ini sangat penting dan perlu ada nya edukasi sejak dini pada seorang anak,<br />
sehingga ketika dia tumbuh remaja dan dewasa sudah tidak asing lagi terhadap hal-hal yang<br />
menyinggung pelecehan seksual. Maka ketika melihat peristiwa yang terjadi kepada saudara,<br />
teman atau orang lain bahkan mengalami sendiri kita sudah tau dan mampu bertindak dengan<br />
semestinya.<br />
Nah Oranger, kali ini kami akan memberikan beberapa tips dan trik bagaimana cara menyikapi<br />
peristiwa pelecehan dan kekerasan seksual.<br />
Yuk kita simak bersama-sama beberapa tips dan trik dibawah ini, Oranger!
33 <strong>BULETIN</strong> ORANGE TIPS & TRIK<br />
1. Pahami dan Gali Informasinya<br />
Di era modern ini untuk mendapatkan<br />
informasi sangatlah mudah, mulai dari mengakses<br />
internet, media daring, berdiskusi dengan<br />
teman, bahkan belajar dari kasus yang pernah<br />
terjadi pada orang lain. Sehingga kita dapat<br />
mengetahui apa saja bentuk dan jenis kejadian<br />
yang bisa dikategorikan sebagai kasus pelecehan<br />
dan kekerasan seksual, agar kita bisa mewaspadai<br />
hal tersebut.<br />
2. Bangun Relasi<br />
Upaya menghindari terjadi nya kasus<br />
kekerasan dan pelecehan seksual perlu adanya<br />
hubungan yang baik dari berbagai pihak. Sehingga<br />
ketika kita mampu mengenal banyak<br />
orang, baik dari organisasi, teman kampus, atau<br />
bahkan orang-orang yang mempunyai pengaruh<br />
besar dibidangnya. Cara ini agar kita bisa<br />
mendapatkan informasi dan kemudahan ketika<br />
membutuhkan bantuan jika mengalami kesulitan.<br />
Terbangunnya relasi juga memungkinkan<br />
adanya dorongan dari pihak yang kita kenal<br />
untuk membantu dalam proses menyikapi dan<br />
menindak pelanggaran yang terjadi.<br />
3. Melatih Pertahanan<br />
Diri<br />
menjadi teguran untuk meningkatkan kewaspadaan.<br />
Sehingga perempuan dituntut untuk<br />
bisa menjaga dirinya.<br />
Saat ini sudah banyak olahraga pertahanan<br />
diri yang dapat diikuti oleh perempuan<br />
seperti silat, teakwondo, muay thai, kung fu,<br />
judo, kempo, bahkan olahraga tinju.<br />
Menurut Scott Bonn, Associate Professor<br />
of Sociology and Criminology di Drew<br />
University, New Jersey yang dikutip dari laman<br />
Tirto.id pun menguraikan sejumlah alasan<br />
mengapa perempuan perlu mempelajari<br />
teknik-teknik pertahanan diri. Berdasarkan<br />
data yang didapatkan dari National Institute of<br />
Justice, Bonn berargumen bahwa pertahanan<br />
diri baik verbal maupun fisik efektif mencegah<br />
pemerkosaan. Bonn mengimbuhkan, pelatihan<br />
pertahanan diri untuk perempuan juga mencoba<br />
menentang stigma bahwa perempuan selalu tak<br />
berdaya menghadapi kekerasan dan serangan laki-laki<br />
tak dapat dihentikan.<br />
Nah, mulai sekarang mari bekali diri<br />
dengan teknik-teknik pertahanan diri karena<br />
disamping dapat mencegah terjadinya pelecehan<br />
dan kekerasan seksusal, juga agar perempuan<br />
tidak dianggap lemah, dan dipandang sebelah<br />
mata oleh khalayak.<br />
4. Kelola Media Sosial<br />
sumber foto: thelodirampage.com<br />
Kini sebagai perempuan bukan hal<br />
mustahil untuk terjun dalam bidang olahraga<br />
pertahanan diri. Bahkan dengan maraknya kasus<br />
pelecehan dan kekerasan seksual sekarang<br />
ini,<br />
sumber foto: qupas.id<br />
Faktanya jenis-jenis pelecehan seksual<br />
itu beragam lho, dilansir dari laman ruangguru.<br />
com dalam sebuah penelitian, anak usia 18-29<br />
tahun memiliki peluang yang besar menjadi korban<br />
pelecehan daring; sekitar 25% mengatakan<br />
bahwa mereka menjadi target pelecehan seksual<br />
daring; sebanyak 66% pelecehan daring berasal<br />
dari aplikasi sosial media dan situs di internet
34 <strong>BULETIN</strong> ORANGE TIPS 7 TRIK<br />
dan 22% berasal dari kolom komentar.<br />
Oleh karena itu untuk meminimalisir<br />
pelecehan seksual melalui media daring bisa<br />
dilakukan dengan mengelola akun media daring<br />
yang Oranger punya. Caranya dengan memilah<br />
teman atau pengikut di media daring apapun<br />
dan hati-hati dengan akun-akun palsu yang<br />
seringkali digunakan untuk melakukan tindak<br />
pelecehan. Bahkan jika ada yang mengomentari<br />
postingan yang Oranger unggah dengan ucapan<br />
menggoda dan mengarah ke pelecehan seksual,<br />
bisa langsung memblok akun-akun tersebut.<br />
5. Berani Speak Up<br />
sumber foto: vice.com<br />
Jika kamu sudah melakukan berbagai tips di atas namun pelaku tetap saja terus-menerus<br />
melakukan pelecehan dan tindak kejahatan seksual. Kamu bisa mem-blow up hal tersebut<br />
dengan cara yang kamu mau, baik melalui keluarga, teman, atau media daring. Sebagai contoh,<br />
seperti yang dilakukan oleh seorang influencer Gita Savitri dan penyanyi Via Vallen. Mereka adalah<br />
korban dari pelecehan seksual lewat media daring yakni instagram, dengan keberanian mereka<br />
mem-blow up pelecehan yang dialami melalui akun instagram miliknya. Nah, cara tersebut<br />
disebut ‘Speak Up’.<br />
Saat kita berani speak up dapat membuat korban lain juga berani untuk melakukan hal<br />
yang sama. Berani bertindak speak up, perempuan tidak lagi dianggap lemah dan tidak berdaya,<br />
justru dapat membuat perempuan terlihat dan menjadi semakin hebat.<br />
Oranger juga bisa bawa kasus ini ke jalur hukum, karena dilansir dari laman wartabromo.com<br />
pelaku pelecehan seksual bisa dikenakan pidana pasal 289-292 KUHP dengan hukuman<br />
penjara selama-lamanya tujuh tahun.<br />
Nah Oranger, itulah beberapa cara untuk melakukan self defense bagi perempuan untuk<br />
mewaspadai terhadap kekerasan dan pelecehan seksual. Bukan hanya di tempat umum tapi<br />
juga di media dari. Gimana? Tertatik untuk mencobanya? Atau sudah mulai melakukannya?<br />
Semoga bermanfaat ya, Oranger!
35 <strong>BULETIN</strong> ORANGE POJOK SASTRA<br />
Srikandi<br />
Oleh: Abidin<br />
Bersaksi atas nama kenyataannya yang ada<br />
Dia berikrar dibawah kaki kaki candi penuh<br />
ratapan<br />
Berucap janji ingin menjadi seorang dewi<br />
kemakmuran<br />
Dewa dewi bepergian melihatnya dari kejauhan<br />
Wanita yang mengerikan karena ia tak kenal<br />
dengan penindasan<br />
Tanya belulangnya pernah berserakan di<br />
jalanan<br />
Di aspal aspal penuh pertanyaan<br />
Adakala wanita itu pergi tersenyum di bilikbilik<br />
luka<br />
Tak ayal pertanyaan bulan seperti pertanyaan<br />
bintang<br />
Tak hentinya siang dan malam bergantian<br />
Terus membabi buta tak kenal keajaiban<br />
Tertatih dibuat oleh kalimatnya dengan majas<br />
majas metafor yang sangat sederhana<br />
Imaji dalam surgawi dengan sukma sukma<br />
realita<br />
Ada saja ia yang menyadari adanya sebuah<br />
pitam hitam diantara kahyangan<br />
Ini bukan dongeng kisah seorang dewi dan<br />
para dayang dayangnya<br />
Namun, frasa suci di bawah benderanya para<br />
pahlawan anti patriarki!<br />
Devy<br />
Manusia tentang Hawa<br />
Lestari Zahrotul K.K<br />
Dewa bilang, Hawa itu mulia.<br />
Tapi manusia justru membaliknya dalam realita.<br />
Memasung tiap haknya pada apa-apa yang hanya mereka<br />
suka.<br />
Nenek moyang manusia juga bilang, pekerjaan rumah itu<br />
tugasnya perempuan.<br />
Tercekat pada segitiga pekerjaan, yang dicela jika mengais<br />
tingginya pendidikan.<br />
Dunia bilang, manusia bebas melakukan apapun yang tidak<br />
merugikan.<br />
Bebas berpakaian dan merasa aman.<br />
Bebas dari segala penilaian yang berlagak memperhatikan.<br />
Kaum adam bilang, siulan-siulan di jalan itu hanya candaan.<br />
Tapi mungkin kaum adam itu kurang baca kitab Tuhan<br />
bagaimana cara memuliakan perempuan.<br />
Kaum adam bilang, tatapan-tatapan itu bukan kesalahan.<br />
Tapi mungkin kaum adam itu lupa bagaimana bersikap<br />
sopan.<br />
Jika dilecehkan, potongan kain perempuan disalahkan,<br />
riasan dijadikan alasan.<br />
Ketika dituntut, dunia justru diam. Lalu mengulangi kesalahan-kesalahan<br />
yang dituduhkan pada perempuan.<br />
Korban ditinggalkan bersama ketakutan-ketakutan, dihina<br />
sosial dibuang lingkungan.<br />
Kenapa dewa bilang hawa mulia?<br />
Kenapa nenek moyang bilang perempuan tidak butuh<br />
pendidikan?<br />
Jika para Adam justru butuh didikan tentang tidak<br />
melempar tuduhan-tuduhan atas nafsunya yang tidak bisa<br />
dikendalikan.<br />
Jika perempuan justru butuh didikan tentang bagaimana<br />
bertahan dengan isi dunia yang kejam.<br />
Ah, Dewa benar.<br />
Hawa itu mulia dan pecandu nafsu itu bukan adam,<br />
mereka setan.
36 <strong>BULETIN</strong> ORANGE SURAT KALENG<br />
Asal Usul<br />
Penindasan<br />
Perempuan<br />
Dinda Herdiana<br />
Pada sejarahnya Morgan telah membedah sejarah perkembangan masyarakatnya, yaitu terdapat<br />
3 babak zaman; zaman kebuasan, zaman kebiadaban (barbar), dan zaman peradaban. Morgan<br />
mengidentifikasikan pada setiap babak zaman penekanannya terhadap alat produksi yang digunakan<br />
untuk memenuhi kebutuhan hidup yang paling pokok manusia, yaitu “pangan”.<br />
Morgan sebagai antropolog yang diamini oleh Engels terhadap penelitiannya dengan diterbitkannya<br />
buku “Asal Usul Keluarga, Negara, dan Kepemilikan Pribadi”, kalau kita bedah ke 3<br />
babak zaman tersebut pembeda pada zaman kebuasan dan barbar adalah seperti perkembangan<br />
zaman komunal primitif ke zaman perbudakan menurut sejarah perkembangan masyarakat -<br />
Karl Marx.<br />
Pada zaman kebuasan yang kita ketahui mulai dari manusia yang tidak mempunyai alat produksi<br />
sampai pada tahap menemukan alat produksi yang sederhana yaitu tombak dan panah untuk kebutuhan<br />
dalam aktivitas produksinya (mencari pangan) terlihat tidak ada perbedaan pembagian<br />
kerja pada kaum laki-laki maupun perempuan. Kemudian zaman berganti karena faktor alam<br />
yaitu diluar kendali manusia itu sendiri yaitu zaman es mencair.<br />
Banyak makhluk hidup yang mengalami seleksi alam, maka kehidupan pun mulai barbar, banyak<br />
terjadi penguasaan manusia atas daerah yang mereka tempati karena tempat tinggal mereka<br />
sudah tak seleluasa dulu, penguasaan manusia antar manusia tak terelakan demi memenuhi<br />
kebutuhan sehari-hari, alat produksi pun ikut berubah seiring dengan
37 <strong>BULETIN</strong> ORANGE SURAT KALENG<br />
perkembangan zaman dan kreatifitas manusia<br />
itu sendiri, yaitu dengan ditemukannua tembikar<br />
dan per-api-an yang dibuktikan dengan<br />
kehidupan manusia yang lebih banyak tinggal di<br />
pinggir sungai.<br />
Tetapi ada yang perlu diketahui yaitu<br />
pada zaman barbar tahap tengah, ketika beternak<br />
sebagai pengganti alat produksi demi kehidupan<br />
sehari-harinya, terjadi PENDOMES-<br />
TIKASIAN yaitu pembagian kerja pada kaum<br />
laki-laki dan perempuan.<br />
Biasanya perempuan dan laki-laki sama-sama<br />
terlibat langsung dalam aktivitas produksinya,<br />
pada babak ini terdapat pembagian<br />
kerja; yaitu laki-laki yang terlibat langsung dengan<br />
aktivitas produksinya (bertemu langsung<br />
dengan alat produksi) sedangkan perempuan<br />
mengerjakan hal yang bersifat domestik (menyiapkan<br />
masakan untuk laki-laki di rumah, merawat<br />
anak, dan lain lain).<br />
Pada saat inilah terbentuknya keluarga<br />
inti yang muncul dan terwariskan hingga kini<br />
yaitu; ayah, ibu dan anak.<br />
Beriringan dengan terbentuknya keluarga<br />
dan pedomestikasian terbentuklah budaya<br />
patriarki yang kita kenal sampai hari ini, karena<br />
pada awalnya ketergantungan kaum perempuan<br />
pada laki-laki atas basis perekonomiannya hingga<br />
merembet kepada basis budaya serta politik.<br />
Sampai pada titik akhir di zaman barbar<br />
manusia telah mengenal nilai surplus dan<br />
kepemilikan pribadi sehingga membutuhkan<br />
pasar untuk restribusi dan menghasilkan keuntungan<br />
dan mengembalikan modal mereka.<br />
Pada zaman peradaban pun penindasan<br />
perempuan semakin tak terelakan dengan<br />
masuknya tatanan kehidupan dan corak produksi<br />
yang sudah berbeda<br />
yang semakin maju Negara pun turut hadir untuk<br />
mengamankan surplus yang ada.<br />
Perempuan semakin bergantung<br />
terhadap kaum laki-laki, karena kebutuhan<br />
ekonominya hanya bisa dipenuhi atas laki-laki<br />
yaitu efek sudah terbiasa untuk tidak melakukan<br />
aktivitas produksi seperti dahulu; sehingga ada<br />
stigma perempuan itu lemah, tidak percaya diri<br />
untuk tampil dalam hal layak publik (minder).<br />
Tak kalah massivnya sistem Imperialisme-Kapitalisme<br />
memanfaatkan budaya patriarki<br />
untuk menjadikan perempuan sebagai komoditas<br />
dari mulai kepala sampai kakinya.<br />
Maka dari itu perjuangan perempuan<br />
adalah perjuangan kebudayaan melawan budaya<br />
patriarki, dan pembebasan nasional dari<br />
belenggu Imperialisme-Kapitalisme, dapat saya<br />
katakan disini bahwa penindasan kaum perempuan<br />
berarti berlipat ganda.<br />
Perempuan harus kembali melakukan<br />
aktivitas produksinya dengan merebut alat produksi<br />
dengan arti pembebasan nasional, ataupun<br />
pekerjaan domestiknya menjadi sebuah hal<br />
yang diperhitungkan sebagai aktivitas produksi<br />
karena hari ini negara menganggap pekerjaan<br />
domestik sebagai hal yang remeh dan tidak perlu<br />
diperhitungkan sehingga menjadi celah untuk<br />
Imperialisme-Kapitalisme untuk mengambil<br />
surplus kembali.<br />
Perempuan bersama laki-laki turut<br />
melaksanakan pembebasan nasional dengan<br />
watak yang demokratis untuk menghancurkan<br />
budaya patriarki yang terus menggerogoti kebebasan<br />
kaum perempuan,<br />
karena menurut Lenin “syarat dari<br />
revolusi adalah pembebasan perempuan”<br />
Devy
38 <strong>BULETIN</strong> ORANGE IKLAN<br />
OrangeFood<br />
Hallo Oranger! Bagi kalian yang bosan dengan jajanan makanan yang itu-itu saja, kami punya<br />
rekomendasi beberapa cemilan yang wajib kalian coba! Soal rasa, tak perlu diragukan lagi.<br />
Klapertart<br />
Potongan daging kelapa muda dengan tekstur<br />
yang lunak dilengkapi topping kismis, kacang<br />
kenari dan taburan bubuk kayu manis menjadi ciri<br />
khas dari Klapertart. Mempunyai adonan yang manis<br />
dan lembut dapat menggelitik lidah sesaat setelah<br />
masuk ke dalam mulut, membuat siapapun yang<br />
mencicipi menjadi ketagihan.<br />
Julukan kota Nyiur Melambai memang<br />
tepat disematkan kepada Provinsi Sulawesi Utara.<br />
Hamparan perkebunan kelapa dengan hasil panen<br />
yang melimpah mampu memenuhi kebutuhan masyarakat<br />
serta mampu menopang perekonomian Sulawesi<br />
Utara dari sektor pertanian.
39 <strong>BULETIN</strong> ORANGE IKLAN<br />
Selebihnya tentu memnuhi kebutuhan kelapa para pengusaha Klapertart di Manado demi kelancaran<br />
bisnis oleh oleh khas Manado,Sulawesi Utara.<br />
Terkadang mendengar namanya yang berbau asing tidak sedikit orang mengira klapertart<br />
sebagai makanan orang asing. Faktanya resep kue khas Manado ini dibawa langsung dari<br />
negeri Kicir Belanda. Mengulik sedikit sejarahnya, ratusan tahun yang lalu penjajah asal Belanda<br />
di Sulawesi Utara memilih menetap di Manado untuk mengincar rempah-rempahnya. Hal itu<br />
membuat penyebaran resep Klapertart tidak meluas ke daerah yang lain. Sejak saat itu Klapertart<br />
dikenal sebagai makanan/kue khas Manado dengan cita rasa Belanda.<br />
Butter Cake<br />
Kue yang memiliki tekstur empuk dan cita<br />
rasa manis hingga kini masih menjadi hidangan primadona<br />
di berbagai acara, yang cocok disantap sambil<br />
bercengkrama bersama orang terdekat. Makanan<br />
primadona ini adalah Butter Cake, kue yang lebih<br />
populer di negara barat memiliki tekstur lembut<br />
menjadi andalan para cake decorator untuk membuat<br />
rangkaian kue pesta karena lebih kokoh dan<br />
mudah dibentuk. Adonan kue yang dikocok bersama<br />
mentega hingga mengembang dan gulanya larut<br />
membuat tekstur kue ini sangat padat dan mengenyangkan.<br />
Sambal ebi<br />
Indonesia kaya akan aneka resep masakan<br />
khas daerah, termasuk jenis sambalnya. Sambal hadir<br />
sebagai penggugah selera makan dan pelengkap<br />
saat menikmati nasi panas. Layaknya istilah makan<br />
tanpa sambal bagai masakan tanpa garam.<br />
Pulau Sumatera dikenal sebagai surganya<br />
makanan pedas, tak ketinggalan sambal ebi yang<br />
menjadi salah satu sambal khas Sumatera Utara.<br />
Menikmati santapan sambal bersama keluarga atau<br />
teman dilengkapi kehadiran sambal ebi ini, dijamin<br />
makanan Oranger terasa makin lezat.<br />
Oranger, itulah ketiga rekomendasi makanan yang rasanya sudah pasti juara. Saat membacanya<br />
Oranger sudah pada ngiler kan? Nah, bagi yang ingin mencicipi dessert dan sambal pedas ebi,<br />
sangat cocok sebagai pelengkap makanan di berbagai acara seperti arisan keluarga, pesta ulang<br />
tahun hingga syukuran. Makanan manis dan pedas tadi seluruhnya homemade dan tanpa bahan<br />
pengawet lho, bisa dipesan via media sosial YUMMEEQUEEN atau WhatsApp 087772927229.<br />
Menerima pesanan untuk box snack dan pesanan kue arisan atau event lainnya. Selamat mencoba,<br />
Oranger!!<br />
Tanti