E - PAPER RADAR BEKASI EDISI 12 SEPTEMBER 2019

More documents

Recommendations

Info

Lomba vlog sejarah yang dihelat oleh Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan baru pertama kali diikuti Salsabila Maulida. Oleh karena itu, prestasi ini menjadi pengalaman yang sangat berharga bagi dirinya. Gadis yang akrab disapa Caca ini mengaku tak memiliki bakat menjadi vlogger. Namun berkat kepiawaiannya dalam berbicara, dia dipercaya oleh sekolahnya untuk mengikuti lomba bertajuk ”Anak Muda Melek Sejarah” tersebut. ”Aku tuh sebenarnya nggak bisa bikin vlog, karena hobi aku sendiri itu dengerin musik, bukan bikin vlog. Nah, kebetulan aku tuh orangnya suka ngomong, makanya disuruh sekolah untuk ikut perlombaan ini,” ungkapnya saat ditemui Radar Bekasi di sekolahnya, Rabu (11/9). Konten yang berhasil mengantarkannya meraih gelar terbaik II pada lomba ini ialah tentang situs sejarah Saung Ranggon di Desa Cikedokan Kecamatan Cikarang Barat Kabupaten Bekasi dan Gedung Juang 45 di Desa Setiadarma Tambun Selatan Kabupaten Bekasi. Ide untuk membuat konten video dua tempat bersejarah itu dipilihnya melalui pertimbangan yang cukup matang. ”Tadinya itu aku mau ngambil situs sejarah yang ada di Jakarta, tapi pas aku pikir-pikir kenapa nggak aku perkenalkan aja situs berserajah di tempat tinggal aku yaitu Bekasi. Nah dari situ aku ambil keputusan untuk mengambil beberapa konten dari situs bersejarah yang ada di Bekasi,” tutur Caca yang masih mengenakan seragam sekolah ini. Torehan prestasi yang diraih oleh anak kedua dari empat bersaudara berkat bantuan dari tiga orang temannya dalam membuat konten video. Dua orang diantaranya membantu pengambilan gambar. Sementara satu orang lainnya melakukan editing. Vlog berdurasi enam menit lima puluh tiga detik itu selesai dalam waktu lima hari. Cukup banyak tantangan yang dihadapinya selama proses pembuatan konten. Diantaranya memikirkan bagaimana membuat isi konten semenarik mungkin agar pesan yang ingin disampaikan ke penonton dapat tersampaikan dengan baik. Mencari referensi video-video pun dilakukan. Selain itu, dia juga kerap dihadapkan dengan mood yang tak bagus. Namun tantangan itu mampu dihadapinya. ”Mood tuh kadang suka kabur dan ilangilangan. Makanya aku balikin dengan cara break buat dengerin musik dan makan biar moodnya kembali baik,” ujarnya. Caca membuktikan bahwa hasil tak pernah mengkhianati proses. Berkat perjuangan dan kerja kerasnya, dia berhasil meraih juara dengan berhak meraih medali perunggu, sertifikat, dan uang pembinaan di ajang KSN 2019 yang diumumkan pada 1 September 2019 di Jakarta. ”Alhamdulillah nggak nyangka bisa dapet juara, awalnya cuma mau nyampein pesan aja ke masyarakat,” pungkasnya. (*) Memasuki Abad 21 tentu perkembangan teknologi informasi kian terbuka. Setiap orang dari berbagai lapisan masyarakat dan latar belakang pendidikan serta kehidupan sosial yang berbeda dapat dengan mudah mengakses sistem segala bentuk informasi. Komunikasi kini sudah tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Sistem komputerisasi dan digitalisasi pun ikut telah menguasai berbagai lini dalam dunia kerja. Pemenuhan kebutuhan dan transaksi pun kini dapat dilakukan dimanapun, kapanpun, dan dalam kondisi apapun tanpa harus keluar rumah. Semua dapat dilakukan hanya dengan menekan tombol-tombol pada handphone. Melalui aplikasi online dengan berbagai variasi dan kegunaannya, semua orang dapat memenuhi kebutuhannya. Persaingan pekerjaan pun kian ketat. Banyak pekerjaan manusia yang kini sudah digantikan oleh tenaga mesin. Hal ini yang kemudian menuntut setiap orang harus mempunyai lifeskill yang dapat digunakan sebagai modal kemampuan mereka dalam menunjang karir dan menghadapi tantangan serta persaingan dunia kerja. Melihat perkembangan teknologi tersebut maka pemerintah melalui dunia pendidikan menyiapkan kurikulum yang berdasarkan pada empat kompetensi abad 21 yaitu: pembelajaran berbasis 4C (critical thinking, creative, collaboration, and communication), penguatan pendidikan karakter (PPK), digital literasi, dan kecakapan hidup atau lifeskill. Dengan adanya empat kompetensi tersebut, sekolah hendaknya mampu menyiapkan para lulusannya untuk menghadapi persaiangan di era digitalisasi ini. ”Generasi Emas Indonesia” pada tahun 2030 adalah hal mutlak yang harus menjadi tujuan bagi seluruh pelaku pendidikan. Sekolah kini selain sebagai tempat untuk menuntut ilmu, tetapi juga harus bisa mengembangkan kemampuan yang tidak hanya mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor, tetapi juga kemampuan memenej, berpikir kritis, inovatif, dan kreatif serta mampu melahirkan kepribadian elok yang dapat membangun kerjasama dengan mengedepankan etika berkomunikasi. Hal ini sangat diperlukan agar kualitas output atau lulusannya tidak sekedar menjadi seorang karyawan tetapi juga seorang manager bahkan seorang pemimpin perusahaan yang dapat menciptakan lapangan pekerjaan baik untuk dirinya sendiri maupun orang disekitarnya. Melihat semua pekerjaan kini lebih banyak didominasi dengan tenaga mesin maka setiap sekolah harus dapat menciptakan desain dan metode pembelajaran yang berbasis IT. Hal ini bertujuan agar setiap siswa yang lulus dari sekolah tersebut mempunyai kemampuan dasar IT yang dapat dikembangkan di jenjang pendidikan berikutnya atau bahkan digunakan setelah mereka bekerja. Selain penguasaan bidang teknologi infomasi dan komunikasi, kecakapan hidup (lifeskill) dapat dapat juga dikembangkan melalui sistem belajar enterprenuer. Untuk menghadapi era globalisasi dimana perdagangan bebas merupakan hal yang tidak dapat dihindari lagi, maka setiap sekolah harus dapat membangun jiwa-jiwa wirausahawan pada setiap diri peserta didiknya. Sistem belajar ini dapat dilakukan melalui pengembangkan minat dan bakat mereka dalam menjalankan usaha/bisnis dan menciptakan lapangan pekerjaan. Berikan kepada mereka pengetahuan dasar tentang dunia enterprenuer dan kewirausahaan serta pentingnya mempelajari itu semua dalam menghadapi kehidupan masa depan. Arahkan dan bimbing sampai mereka mempunyai gambaran yang pasti tentang peluang usaha yang akan mereka lakukan nantinya. Berikan juga pengetahuan dan kemampuan mereka dalam memenej dan mengelola usaha serta bisnis yang mereka jalankan agar mampu bersaing di pasaran lokal, nasional maupun internasional. Hal terpenting yang harus dimiliki bagi seorang wirausaha adalah kemampuan mengambil keputusan dalam situasi dan kondisi yang tidak diharapkan. Seorang guru harus dapat membuat desain pembelajaran dalam bentuk praktik yang dapat menggali potensi yang mereka miliki, melatih cara berpikir deduktif, dan mengasah kemampuan mereka dalam memprediksi setiap peluang sehingga menghasilkan temuan yang bermanfaat bagi orang banyak di masa yang akan datang Tidak hanya itu, kecakapan hidup atau lifeskill pun dapat dikembangkan melalui penanaman jiwa kerjasama yang berbentuk relationship dan friendship. Hal ini dimaksudkan agar setiap peserta didik tidak hanya memprioritaskan dirinya sendiri dalam bekerja, tetapi juga dapat bekerjasama dengan lingkungannya dalam membawa perubahan dan kemajuan untuk lingkungannya. Dengan adanya jiwa relationship dan friendship, maka peserta didik akan belajar untuk memahami karakteristik partner kerjanya sekaligus membantu mereka menganalisis kebutuhan dunia kerja saat itu. Selain itu dengan penanaman jiwa relationship dan friendship maka setiap peserta didik diharapkan dapat memperluas ruang lingkup usaha melalui jalinan kerjasama dalam wilayah lokal, nasional, regional, bahkan internasional. Adapun hal yang tak kalah pentingnya serta sangat mendukung terbentuknya kecakapan hidup atau lifeskill adalah kemampuan berbahasa asing. Kemampuan ini mutlak diperlukan karena pada era globalisasi ini, mereka tidak hanya berhadapan dengan orang-orang yang berasal dari negeri mereka sendiri, melainkan orang-orang yang berasal dari berbagai negara. Selain itu berbagai sistem komputerisasi dan digitalisasi pun semua menggunakan bahasa asing sebagai pengantar, khususnya Bahasa Inggris. Sekolah dapat memberikan kemampuan berbahasa asing yang tidak hanya ada pada kegiatan intrakurikuler, tapi juga pada kegiatan ektrakurikuler yang memungkinkan peserta didik dapat mengembangkan kemampuan dirinya. Latih mereka melalui kegiatan conversation dan bilingual dalam kegiatan pembelajaran dan diskusi. Dengan bekal kemampuan lifeskill yang dimiliki maka dapat dipastikan Indonesia akan mencapai ”Generasi Emas” di tahun 2030 nanti. (*) PENDIDIKAN 6 Sekarang ini, banyak hal yang ramai diperbincangkan sehingga menjadi viral. Semenjak sosmed semakin meningkat penggunaannya di masyarakat, istilah viral pun semakin akrab di telinga kita. Dan akhir-akhir ini, yang lagi marak digandrungi anak muda di sosmed adalah permainan Seberapa Gregetnya Lo. Hal ini mengantarkan pikiran saya tentang seberapa gregetnyakah guru zaman now ini mengajar dengan melihat kondisi anak milenial yang tidak lepas dari gadget. Dalam buku Munif Chatib tentang “Sekolahnya Manusia” disebutkan bahwa gaya mengajar guru harus mengikuti gaya belajar siswa, dalam artian guru harus menyesuaikan metode pembelajarannya dengan kondisi peserta didiknya. Dengan begitu, pembelajaran akan berjalan dengan baik dan mudah dipahami peserta didik. Seorang guru itu harus mampu menyelami dunia mereka secara baik. Jadi, jelas kita sebagai guru harus mengikuti cara belajar mereka. Di zaman milenial ini satu hal yang tidak bisa kita fungkiri adalah kecanggihan teknologi. Anak berusia 2 tahun saja sudah bisa mengutak-atik gadget dengan mahirnya. Terlebih anak-anak seusia anak didik kita, mereka jauh melejit di bidang internet dan hal-hal berbau teknologi dibanding kita gurunya. Untuk itu, sebuah keharusan bagi kita untuk mengikuti cara mereka. Mau tidak mau kita harus mengaplikasikan kecanggihan teknologi ke dalam metode pembelajaran. Jangan melulu jadi guru jadul dan tidak mau move on , dengan dalih “ah, saya sudah tua.” Atau “Saya sudah tidak bisa fokus kalau disuruh belajar lagi, toh kita sudah dapat gaji tetap, untuk apa lagi” . Kita harus bisa mengubah sudut pandang dan cara berfikir sebagai guru milenial, kita harus bisa upgrade diri agar selalu bisa nyambung dengan anak didik kita, Sehingga kita menjadi guru yang greget di hadapan peserta didik. Teknologi pendidikan juga sudah banyak ditemukan oleh para ahli untuk menjawab tantangan zaman ini. Telah banyak aplikasi-aplikasi belajar yang sudah tersedia di dalam gadget, misalnya sekarang adanya bimbingan belajar online. Kita lihat, betapa besar animo anak muda dengan adanya aplikasi belajar online ini. Dalam waktu singkat pengguna aplikasi ini jutaan peminatnya, mampu mengalahkan bimbingan- bimbingan belajar yang ada di sekitar kita karena ini menawarkan sebuah konsep belajar yang berbeda, yaitu sebuah tawaran belajar jarak jauh dengan tetap stay di rumah. Tanpa perlu mengeluarkan waktu, tenaga, dan uang berlebih tentunya. Jadi, sungguh efisien tanpa mengurangi kualitasnya. Disini, guru semakin dituntut kreatifitasnya agar jangan sampai kalah pamor dengan aplikasi belajar. Kita harus bisa menaklukkan daya tarik aplikasiaplikasi itu agar peserta didik kita tetap nyaman belajar dengan kita, bertatap langsung, berinteraksi langsung, dan menjalin kedekatan. Ini tantangan bagi kita agar peserta didik tetap enjoy dengan gurunya di sekolah. Untuk itu, pendidkan 4.0 ini dirasa sangat perlu untuk membantu kita sebagai guru greget di zaman milenial ini. Pendidikan 4.0 adalah tantangan bagi guru agar bisa mengajar dengan greget kepada siswa. Guru dituntut harus bisa mengikuti kecanggihan zaman dengan mengaplikasikannya dalam metode pembelajaran. Dalam pendidikan, seorang 4.0, guru/dosen berfungsi sebagai pemimpin team (team leader) yang bekerjasama dengan siswa/mahasiswa untuk menciptakan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan didukung banyak sumber pembelajaran berbasis internet (Artificial Intelligence Portals). So, dengan begitu gregetnya kita mengajar akan sampai kepada siswa. Dalam pendidkan 4.0 banyak perbedaan mendasar yang menjadikan kita sebagai guru greget di mata anak didik, diantaranya proses pembelajaran secara terbuka untuk meningkatkan kreativitas pembelajar, membangun jaringan sosial melewati ruang-ruang kelas dan disiplin ilmu, pembelajaran adaptif yang dikendalikan oleh banyak Artificial Intelligence Portals (berbasis internet). Terus juga, materi pembelajaran sesuai kebutuhan praktek yang bersumber dari berbagai portal internet (Artificial Intelligence Portals) tanpa perlu terikat secara kaku pada buku-buku teks. Juga, pembelajaran tidak lagi tergantung pada bangunan fisik karena aktivitas pembelajaran dilakukan secara terbuka dengan pertukaran guru/dosen melintasi daerah/wilayah/nasional seperti menawarkan gelar/ijazah ganda (double degree), dan akreditasi dari banyak institusi yang diakui secara internasional. Nah, bekal pendidikan 4.0 inilah modal dasar kita sebagai pendidik di era milenial ini. Guru tua, muda, senior, junior, atasan bawahan harus sama-sama bergandengan tangan, saling mendukung, dan memotivasi untuk mewujudkan pendidikan berbasis milenilal dengan pendidikan 4.0 ini. Ini merupakan salah satu ikhtiar kita, agar mengajar lebih greget dan mudah dipahami siswa sesuai dengan gaya belajar mereka yang senang dengan gadget.Dibutuhkan revoliusi mental untuk bisa mewujudkan ini. So, mari kita mulai dari diri kita sendiri, teman di lingkungan sekolah, dan menularkannya kepada teman-teman sejawat kita. Kita bisa jadi guru pembelajar, guru greget, guru yang disenangi oleh peserta didik kita, Aamiin. (*) PENDIDIKAN 6 Seberapa Gregetnya Kamu Mengajar PENDIDIKAN 6 SENIN, 1 OKTOBER 2018 Les atau Bimbingan Belajar, Perlukah ? “ANAK SD aja udah les private? Sesusah apa sih pelajarannya?” komentar seorang ibu muda. Pertanyaan yang wajar diajukan mengingat beliau belum memiliki putra atau putri yang duduk di sekolah dasar. Namun bagi orang tua atau ibu yang sudah merasakan anaknya duduk di sekolah dasar kelas tinggi, kelas 4 hingga kelas 6 misalnya. Kehadiran seorang guru les private kadang menjadi suatu kebutuhan tersendiri. Apalagi bila ananda termasuk tipe anak yang terlambat dalam memahami suatu materi pelajaran. Menyediakan guru les private atau mengikutkan anak dalam kelas bimbingan belajar, merupakan salah satu alternatif mengatasi kendala tersebut. Lantas, apakah les private atau bimbingan belajar menjadi satu-satunya alternatif bagi anak yang terlambat belajar ? Tentu tidak. Ini semua tergantung kemampuan orangtua dari anak tersebut. Mengapa tergantung kemampuan orangtuanya? Karena biasanya anak yang terlambat menguasai materi pelajaran, selain mendapat bimbingan dari guru di sekolah juga dianjurkan mendapat bimbingan dan latihan kembali di rumah bersama orangtuanya. Bila orangtua memiliki keluangan waktu dan kemampuan dalam membimbing ananda pada pelajaran yang belum dikuasainya, tentu les atau bimbingan belajar tidak perlu diikuti. Sementara, bagi orangtua yang tidak memiliki waktu luang dan pengetahuan untuk membimbing anaknya serta tidak terkendala biaya, maka les private atau bimbingan belajar menjadi jalan keluar yang terbaik. Disinilah pentingnya peranan orangtua. Ibu rumah tangga biasanya lebih memiliki waktu luang sehingga dapat membimbing ananda pada materi pelajaran yang belum dikuasainya. Selain menambah kedekatan emosional ibu dengan anaknya, belajar dengan bimbingan orangtua sendiri akan lebih ekonomis. Terkadang keterlibatan seorang ayah diperlukan. Terutama pada materi pelajaran yang kurang dikuasai sang ibu. Tak jarang, seorang ayah akan ditelpon anak atau istrinya untuk pulang kerja lebih awal, hanya untuk mengajari PR atau persiapan ulangan matematika sang anak. Kerjasama yang manis yaa. Hal tersebut di atas dapat berlangsung sementara, selama anak-anak masih di sekolah dasar. Terutama ketika ananda masih duduk di kelas satu hingga tiga. Jika sudah di kelas empat hingga enam, mulai muncul materi pelajaran yang sulit dan perlu dipahami ananda dengan berulang kali mempelajarinya. Fakta di lapangan berdasarkan pengamatan di sekitar tempat tinggal penulis, banyak lembaga bimbingan belajar yang ramai oleh anak-anak SD kelas 4 hingga 6 yang menjadi siswanya. Hal ini sekaligus membuktikan, bahwa materi pelajaran di SD kelas tinggi tidak semuanya mudah. Apalagi materi pelajaran di jenjang SMP dan SMA yang pastinya lebih sulit. Saya akui, keuntungan anak mengikuti bimbingan belajar misalnya mendapatkan banyak latihan soal. Ini tentu saja semakin mengasah kemampuan anak. Selain itu, bimbingan belajar biasanya memberikan tips atau teknik penyelesaian soal yang mudah dan simple. Hal ini yang belum tentu diperolehnya dari bapak ibu guru di sekolah. Sebelum menentukan jenis les atau bimbingan belajar yang akan diikuti ananda, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh orangtua. Pertama, orangtua harus mengevaluasi hasil belajar yang diperoleh ananda. Apakah ia membutuhkan les/ bimbingan belajar atau tidak. Kedua, menanyakan kesiapan atau kemauan ananda. Kadang, anak yang sudah sekolah seharian tidak mau lagi mengikuti les/bimbingan belajar karena lelah. Perlu dikomunikasikan kepada ananda, jenis les private atau bimbingan belajar yang sesuai untuknya. Bila ia tidak mau, jangan dipaksakan. Orangtua berkewajiban menyediakan waktu luang untuk membimbingnya belajar di rumah. Ketiga, orangtua perlu mencari informasi terkait pada lembaga bimbingan belajar atau les private tentang metode belajar, kurikulum, waktu belajar dan biaya pendidikan yang sesuai kemampuan. Keempat, bila ananda sudah mengikuti les atau bimbingan belajar tertentu, orangtua perlu mengevaluasi hasil belajarnya. Ada peningkatan atau tidak dari sebelum les/bimbingan belajar. Bila tidak ada peningkatan hasil belajar, maka les/ bimbingan tersebut tidak efektif untuk ananda. Berhenti saja. Lalu ubah dengan strategi lainnya agar peningkatan hasil belajarnya tercapai. Orangtua juga perlu memahami bahwa tipe belajar anak berbeda-beda. Ada anak yang lebih mudah memahami pelajaran dengan cara melihat. Ini dikenal dengan tipe visual. Anak dengan tipe seperti ini biasanya lebih senang belajar dengan membaca buku atau melihat gambar. Sementara ada juga anak yang lebih mudah memahami pelajaran dengan cara mendengarkan penjelasan guru/ orang lain. Dikenal dengan tipe auditory. Biasanya anak bertipe auditory senang belajar sambil mendengarkan musik. (*) JAKARTA - Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Hamid Muhammad mengungkapkan, saat ini Indonesia dalam status darurat pendidikan. Kondisi ini dilihat dari jumlah guru yang tidak seimbang dengan pertumbuhan siswa. Kemudian masalah kualitas guru yang masih di bawah standar kompetensi. Ditambah lagi dengan fasilitas pendidikan seperti gedung sekolah dan ruang kelas yang tidak memadai. “Indonesia darurat kualitas pendidikan terutama daerah-daerah di perdesaan dan 3T (terdepan, terluar, terisolir),” kata Dirjen Hamid dalam sambutannya saat peluncuran PINTAR (Pengembangan Inovasi Kualitas Pembelajaran) di Kantor Kemendikbud. Perbaikan kualitas pendidikan menurut Hamid harus dimulai dari kelas. Banyak sekolah yang melakukan pembelajaran satu arah. Mestinya belajar yang berbasis kegiatan. Itu sebabnya rekrutmen guru harus diperketat. Pilih guru yang berkualitas sebab sekali salah merekrut, akan dirasakan dampaknya puluhan tahun. “Pemerintah perlu bersinergi dengan berbagai pihak untuk mempercepat peningkatan kualitas pendidikan. Terima kasih untuk Tanoto Foundation yang telah menunjukkan komitmennya dalam memajukan pendidikan di Indonesia. Saya percaya, program PINTAR akan membantu pengembangan kualitas para guru, kepala sekolah, juga para calon guru. Tentu saja, ini akan berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa. Saya minta program ini disebarkan lebih luas lagi,” tutur Hamid. Dia berharap kabupaten/kota yang masuk dalam program PINTAR bisa menjadi contoh bagi daerah lain dalam membangun praktik-praktik baik pembelajaran, manajemen dan kepe mimpinan sekolah, mendukung pemerintah menyebarluaskan praktik-praktik baik. Juga mendukung Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) dalam pendidikan calon guru. Anggota Dewan Pembina Tanoto Foundation Belinda Tanoto menambahkan, PINTAR dirancang untuk mendukung pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan dasar melalui program penguatan kapasitas pengelolaan dan kepemimpinan sekolah, peningkatan kualitas guru, serta partisipasi orang tua dan masyarakat. Dia yakin pendidikan berkualitas akan mempercepat munculnya kesetaraan peluang. “Keyakinan kami turut diperkuat dengan hasil penelitian Mc Kinsey tahun 2017 bahwa program peningkatan kualitas guru dan kepemimpinan sekolah berdampak besar bagi peningkatan mutu pendidikan di Indonesia,” tutupnya. (jpnn) DOK/RADAR BEKASI ILUSTRASI: Salah seorang guru saat sedang mengajar di dalam kelas. Pemerintah bakal memperketat rekrutmen guru, hal ini dilakukan untuk menciptakan tenaga pendidik berkualitas. Rekrutmen Guru Bakal Diperketat BEKASI SELATAN – Pemerintah Kota Bekasi terus mendorong minat baca buku bagi siswa. Berbagai upaya terus dilakukan, salah satunya yakni dengan program wajib membaca bagi siswa mulai pukul 19.00 WIB hingga pukul 21.00 WIB. Sekretaris Dinas Pendidikan, Inayatullah mengatakan, program ini dibentuk bertujuan agar siswa gemari membaca dan berwawasan luas.Guna memperkuat sistem wajib membaca, Inay, sapaannya, menginginkan pihak sekolah menambahkan ekstrakulikuler baru yaitu jurnalistik. Katanya, salah satu agenda jurnalistik adalah membaca, menganalisa dan dituang dengan tulisan.“Perencanaan yang dilakukan berdasar atas kerja sama pihak sekolah dengan orang tua siswa,” ucapnya, belum lama ini. Bukan hanya itu pihaknya juga mengawali dengan sosialisasikan kepada pihak sekolah yang nanti akan dilanjutkan ke pihak orang tua. “Jadi sistemnya adalah siswa wajib membaca apapun yang dibaca seperti sejarah, dan lainnya. Lalu dipantau orang tua dan nanti pihak sekolah meminta laporan ke orang tua siswa,” terangnya. Menurutnya, agenda yang akan di canangkan bertujuan untuk membentuk siswa yang cerdas, serta berkarakter, sehingga anak dapat berfikir dan melakukan hal yang positif. “Jadi ini kita ajak siswa mengeluarkan bakatnya, kita ajak siswa untuk bisa kritis dalam menanggapi suatu hal, kita bentuk siswa untuk menuangkannya di dalam tulisan. Kita bawa siswa untuk berwawasan luas,” tutupnya. (dyt/po1jokbekasi) BEKASI BARAT - Tahun Baru Islam dijadikan momentum pembel ajaran siswa-siswi untuk saling berbagi. Hal itu diungkapkan Kepala SD Negeri Bintara 03, Saebah saat memperingati tahun baru Islam di lingkup UPTD Pen didikan Kecamatan Bekasi Barat, Kota bekasi. Peringatan tersebut diisi dengan santunan anak yatim dan pentas seni islami persembahan siswasiswi SD Negeri 01, 03, 08 . Hadir Lulu Susanti, wah siapa yang tidak kenal ustadzah muda ini. Orangnya sangat enerjik se perti biasa banyak mengeluarkan pantun dengan logat betawi dan boneka kesayangannya yang menjadi ciri khasnya berdakwah dengan mendongeng. “Ada 30 anak yatim di sekolah kami yang hari ini diberikan bantuan berupa tas, dan sejumlah uang. Selain santunan kita juga bikin acara pembacaan Alquran surat pendek, hadroh, sholawatan siswa-siswi SDN Bintara 01,03,08 ” ungkap Saebah , disela acara peringatan tahun baru islam 1 Muharram 1440 Hijriyah, di halaman sekolahnya. Kegiatan tersebut, lanjut Saebah, ber tujuan agar siswa-siswi di sekolah terbiasa untuk saling berbagi terhadap sesama yang lebih membutuhkan. “Kami ingin menanamkan sejak dini ten tang kesadaran serta kepedulian siswa terhadap orangorang ataupun siswa lainnya yang kurang mampu,” ujarnya. Ia berharap dengan memperingati satu muharam dapat memperkuat iman islam seluruh warga di sekolah. Selain itu kata dia, kegiatan tersebut juga menjadi ajang perubahan umat islam pada umumnya untuk menjadi insan yang lebih baik. (Pay) Gebyar Himpunan Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar (Himasda) Universitas Islam 45 (Unisma) Bekasi dimulai dengan menghelat seminar yang diikuti oleh ratusan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Kota Bekasi. Seperti apa? Laporan: SURYA BAGUS Bekasi Timur SEMINAR yang mengangkat tema pendidikan berkualitas untuk generasi emas tersebut dihadiri 200 mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Kota Bekasi. Hadir dalam kesempatan tersebut Ketua Program Studi (KAP- RODI) PGSD Universitas Negeri Jakarta, Fahrurrozi sebagai narasumber. Tema tersebut di angkat oleh mahasiswa yang tergabung dalam Himasda Unisma Bekasi atas kegelisahan yang dirasakan sebagai calon pendidik.Berdasarkan pengamatan mahasiswa yang tergabung dalam Himasda Unisma Bekasi ini, pendidikan di Indonesia masih sangat jauh dari kata maksimal. Berbagai macam permasalahan masih menjadi pekerjaan rumah diantaranta adalah profesionalisme yang masih mereka nilai rendah, distribusi guru yang tidak merata serta mismatched antara latar belakang pendidikan dan tugas sebagai guru yang tidak jarang masih terjadi. “ Berbagai macam permasalahan yang ada seperti rendahnya profesionalisme guru, distribusi guru yang tidak merata dan Mismatched antara latar belakang pendidikan dan tugas sebagai guru menjadi bukti dari rendahnya kualitas pendidikan di negeri ini,”kata Ketua Panitia Gebyar Himasda Unisma Bekasi, Rengga Surya Seminar yang dihelat digedung I pasca sarjana Unisma Bekasi tersebut berlangsung hangat dalam mengupas berbagai permasalahan yang terjadi di dunia pendidikan. Fahrurrozi sebagai narasumber mengungkapkan bahwa tantangan guru masa depan di abad ke 21 ini adalah perkembangan tehnologi informasi dan komunikasi yang masif dan pesat berimbas pada peradaban manusia. Tantangan lainnya adalah masuknya Indonesia dalam masyarakat ekonomi ASEAN serta standarisasi pekerjaan dan kompetensi kerja. Fahrurrozi menilai bahwa standarisasi pekerjaan dan kompetensi kerja tidak lagi bersifat lokal atau nasional malainkan bersifat global. “Guru masa depan adalah guru yang menginspirasi, menggairahkan dan mencerdaskan peserta didik,“ ungkap pria yang juga sebagai ketua satu Himpunan Dosen PGSD se Indonesia tersebut dalam pemaparan yang dilakukan di hadapan ratusan mahasiswa.(*) Ratusan siswa SMAN 6 Tambun Selatan berkumlul di halaman sekolah. Mereka bukan melakukan upacara bendera, namun ingin mendengarkan pemaparan dan sosialisasi Undang- Undang Informasi dan Transaksi Elektronik ( ITE ). Menggandeng Bhabinkamtibmas kelurahan Jatimulya dan Polisi Sektor kecamatan tambun Selatan, sosialsiasi ini diharapkan mampu memberikan wawasan kepada siswa pentingnya informasi transaksi elektronik. Wakil kepala sekolah bidang kesiswaan SMAN 6 Tambun Selatan Dede Ismail mengatakan, Penyuluhan Undang- Undang Informasi dan Transaksi Elektronik ( ITE ) dilakukan untuk mengurangi dampak penyalahgunaan media elektronik. “Kami memang bekerja sama dengan bhabinkamtibmas kelurahan Jatimulya yaitu bapak aiptu sohib untuk mensosialisasikan UU ITE . Menurut kami sosialisasi sangat penting agar siswa didik kami tidak ada yang terjerumus dengan berita hoax dan aksi pornografi , ” tegasnya. Sosialisasi yang dimulai 07.30 WIB ini disambut antusaiss siswa. Pasalnya, dengan sosialisasi ini siswa bisa mengetahui bahaya yang didapat jika menyalahgunakan media elektronik.”Siswa harus bijak menggunakan media sosial,”kata Bhabinkamtibmas kelurahan Jatimulya, Aiptu Sohib saat menasehati siswa. Dia mengakui, maraknya informasi di media sosial saat ini sangat berbahaya jika tidak disikapi dengan bijak. Terlebih para pelajar yang sangat aktif memanfaatkan media sosial untuk saling berkomunikasi dan bersosialisasi. “Kita bisa lihat sekarang ini, banyak aksi kekerasan yang dilakukan oleh remaja. Bahkan, tidak sedikit remaja terjerumus dalam pergaulan negatif karena salah memanfaatkan medsos. Untuk itu, siswa harus hati-hati dalam menggunakan medsos,”paparnya. Dia berharap, melalui sosialisasi ini siswa tidak mudah menerima informasi yang menyesatkan,”Harapanyah dengan adanya penyuluhan undangundang Informasi dan Transaksi Elektronik ( ITE ) terhadap para siswa , akan menjadikan UU ITE sebagai pagar pembatas dalam melakaukan hal-hal yang tidak diinginkan serta meminimalisir penyebaran berita hoax di kalangan pelajar ,” tandas Aiptu sohib. (*) Pendidikan merupakan kebutuhan dasar masyarakat modern saat ini. Pemikiran yang semakin terbuka dari para orang tua, yang meyakini bahwa pendidikan itu sangat penting, menjadikan semangat baru menciptakan generasi bernas di era digital. Sejalan dengan itu, banyak impian anak muda melambung tinggi, dengan banyak sokongan dari berbagai pihak, terutama sekolah. Meski sistem pendidikan Indonesia jauh tertinggal dari dunia Eropa atau Amerika pun negara tetangga, semangat para remaja untuk bersekolah melambung tinggi seiring dengan perkembangan pendidikan saat ini. Kini, memilih sekolah unggul menjadi prioritas utama. Tidak hanya membekali anaknya pengetahuan dunia yang bersifat sementara, tapi kini orang tua lebih menyeimbangkan anaknya dengan kecerdasan yang bersifat agamis. Pendidikan karakter menjadi basic bagi sistem pendidikan kita dengan harapan kualitas meningkat diawali dari ‘akar’ segala problem. Hal ini tercantum dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; merumuskan dasar, fungsi, dan tujuan pendidikan Nasional. Pasal 3 Undangundang Sitem Pendidikan Nasional (UU SIKDIK- NAS) menyebutkan: “Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan dan membantu watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan bangsa. Bertujuan untuk berkembangnya potensi, peserta didik agar menjadi manusia yang beriman yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.” Ketika anak memiliki karakter yang kuat dan baik, niscaya generasi masa depan memiliki bekal mempuni ke arah hidup lebih baik. Tak seperti masa lampau, pilihan utama bersekolah adalah menembus sekolah Negeri, yang notabene memang tak terpikir oleh masyarakat ada pilihan lain. Secara umum tak ada pembeda sekolah satu dengan sekolah lain. Pendidikan berkesinambungan dengan seseorang yang belajar. Belajar adalah nyawa bagi mereka yang berpikir, diturunkan dari sebuah generasi ke generasi lain dari tahapan pembelajaran, pelatihan, bahkan praktek di bawah pengawasan seorang pendidik. Sering kali masyarakat mengartikan bahwa pendidikan itu harus pergi ke sebuah sekolah, tentu saja itu pendapat yang tidak tepat, karena pada hakikatnya selama kita dalam kandungan Ibu pun, sudah dalam proses belajar karena diajarkan banyak hal. Ini adalah kenyataan yang kurang disadari. Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa pendidikan pertama yang didapat seorang anak adalah dari keluarga. Banyak negara sudah menerapkan aturan wajib belajar, maka dari itu setiap orang dalam sebuah negara sudah memiliki hak atas pendidikan. Pun begitu dengan Indonesia. Sebagaimana tercantum di Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; merumuskan hak dan kewajiban warga negara, orang tua, masyarakat, dan pemerintah. Pasal 5 ayat 1 menyebutkan: “Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu.” Pemerintah konsisten melaksanakan program wajib belajar dengan memperbaiki sistem pendidikan yang kian dinamis mengikuti zaman. Mutu pendidikan di setiap daerah kian meningkat walau belum secara menyeluruh. Salah satunya dengan menyelenggarakan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK), yang tahun ajaran 2017/2018 sudah dipenuhi oleh setiap sekolah di penjuru Indonesia. Ini merupakan salah satu program pemerintah yang terlaksana sebagai bukti kekonsistenan dalam meningkatkan mutu pendidikan. Lalu, Negeri atau Luar Negeri (sekolah swasta)? Menjadi pertanyaan di setiap benak orang tua yang memiliki anak di tingkat akhir sebuah jenjang sekolah. Mereka sadar bahwa kini pendidikan menjadi kebutuhan primer. Keunggulan pun kelemahan masing-masing sekolah menjadi pertimbangan bagi orangtua yang sudah melek pendidikan. Berapa banyak biaya yang harus digelontorkan, mereka siap jika nanti output anaknya luar biasa. Kebanggan tersendiri dari orangtua jika anaknya berprestasi. Pemikiran dasar itu lah yang menjadikan sekolah swasta khususnya, berlomba-lomba meningkatkan kualitas, tidak hanya dari sarana prasarana, tapi menjanjikan program-program unggulan dalam berbagai bidang. Sekolah beda ‘alam’ ini berusaha mendapatkan kepercayaan masyarakat luas dengan meningkatkan brand dengan berbagai cara, salah satunya pilihan ekstrakulikuler yang amat beragam, di mulai dari seni dan budaya hingga sport. Tak ayal, dengan program yang menjanjikan pada masyarakat serta berbayar tinggi sekolah-sekolah ini akan mendapat cap bonefit. Namun kebanyakan dari mereka “Untouchable” bagi masyarakat kelas ekonomi menengah ke bawah. Pun zonasi membuat sekolah pemerintah yang tak berbayar sedikit ‘hilang akal’, namun masih banyak hal yang menjadikannya primadona. Misal, daya tampung murid pada tiap kelasnya lebih banyak dari pada sekolah swasta yang memungkinkan semua calon murid terbagi ‘kursi’, sehingga jarang sekali sekolah negeri yang jumlah siswanya sedikit. Sekolah yang disediakan pemerintah ini, dari sarana prasarana dan gaji pengajarnya ditanggung pemerintah (lain hal dengan para honorer). Jika bersekolah di sekolah negeri, biaya yang dikeluarkan orang tua akan lebih murah dibandingkan sekolah swasta, karena secara umum operasional sekolah sudah disubsidi oleh pemerintah. Well, Negeri atau Luar Negeri (sekolah swasta)? Keduanya memiliki visi dan misi dasar yang sama, ialah mencerdaskan anak bangsa, menanamkan nilai-nilai baik dalam kehidupan, membuat generasi baru yang berkarakter. Bijaklah dalam menentukan sekolah pilihan, tentunya disesuaikan kondisi pribadi para orang tua dan anak secara keseluruhan.(*) Oleh: Yulistika, S.pd. Guru Bahasa Indonesia SMP Al Azhar Syifa Budi Legenda, Anggota KGPBR PENDIDIKAN 6 Negeri atau Luar Negeri (swasta)? PENDIDIKAN 6 KAMIS, 16 AGUSTUS 2018 Guru Kaya Guru Berkarya Oleh : Endah Setiaharti, M.Pd. Guru SD Al Muslim SETIAP manusia memiliki kelebihan dan kekurangan. Dengan kelebihan yang dimiliki setiap orang dapat melakukan aktivitas yang dapat meningkatkan aktualisasi diri. Dengan kekurangannya, seseorang juga dapat belajar untuk menghadapi kesulitan, tantangan, dan berupaya menemukan solusi terbaik dari masalah yang dihadapinya. Tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini. Allah menganugerahkan kelebihan dan kelemahan kepada setiap manusia tidak lain bertujuan agar manusia bisa saling bersinergi atas kedua hal tersebut. Bagaimanakah wujud rasa syukur kita atas anugerah yang telah Allah berikan ? Untuk menjawab pertanyaan tersebut kita dapat memulai dengan cara melihat kembali potensi kelebihan dan kelemahan yang dimiliki. Sudahkah kita mengoptimalkan kelebihan yang kita miliki untuk menghasilkan sebuah karya, membuat kreativitas, menciptakan media, metode, atau strategi yang dapat dirasakan manfaatnya bagi orang banyak ? Apakah kita membiarkan potensi itu beku kemudian mati ? Sungguh ironis jika ini terjadi pada diri kita, terlebih lagi apabila kita adalah seorang guru. Bagaimana pula dengan kelemahan yang ada pada diri kita ? Apakah kita tetap menjadikannya sebagai sesuatu yang statis ? Tentu kita semua tidak ingin kondisi demikian terjadi pad diri kita. Sebagai seorang pendidik, guru dituntut untuk memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang sesuai dengan profesinya. Seorang guru harus professional dalam menyelesaikan tugas dan berbagai persoalan yang menyertai dunia kerjanya. Oleh karena itu, seorang guru hendaknya tidak pernah berhenti belajar. Belajar dari teman seprofesi, orang tua, buku, media, termasuk peserta didik. Dengan pengalaman belajar yang diperolehnya, seorang guru dapat mengembangkan berbagai ide dan kreativitas. Di samping itu juga akan mengantarkan guru pada mindset berpikir positif kritis. Untuk itulah seorang guru harus memiliki wadah dalam menuangkan ide dan kreativitasnya sehingga guru dapat menghasilkan suatu karya yang berguna bagi dunia pendidikan. Guru yang mempunyai banyak ide dan memiliki kreativitas tinggi akan memotivasi dirinya untuk berkarya melalui goresan pena, membuat buku, inovasi media belajar atau bahkan membuktikan sebuah teori melalui eksperimen. Dengan karya yang dihasilkannya, seorang guru dapat berbagi pengalaman dan keterampilan sehingga secara tidak langsung mutu tenaga pendidik juga meningkat. Untuk menghasilkan sebuah karya, guru dapat merintisnya dengan menuangkan permasalahan yang dihadapinya selama bekerja, baik di kelas maupun di luar kelas. Dari permasalahan tersebut, kemudian guru menuliskan tahapan-tahapan yang ia lakukan. Setelah melalui berbagai proses, guru mencatat setiap perkembangan atas permasalahan tersebut. Semua dituangkan dalam bentuk catatan singkat. Apabila masalah telah selesai guru dapat menuliskan kembali pengalamannya tersebut dalam bentuk puisi, cerpen, opini, PTK atau pun bentuk lainnya. Jika, hasil karya guru berupa media, metode, atau pun strategi, guru pun harus mendeskripsikannya dalam bentuk tulisan. Mengapa guru harus berkarya ? Di tangan seorang guru akan menentaskan anak didik yang memiliki berbagai impian. Merekalah yang nantinya akan mengisi berbagai kursi kepemimpian suatu bangsa. Di tangan mereka pula perjuangan suatu bangsa akan diteruskan. Guru yang telah memiliki karya, berarti telah menunjukkan kemampuan dalam bidang tuasnya secara professional. Dengan karya yang dihasilkanya guru dapat bertutur atas apa yang didengar, dilihat dan dirasakannya. Dengan karyanya seorang guru selalu mengikuti kemajuan zaman, sehingga menjadikan guru semakin kaya. (*) BOJONGMANGU – Minat siswa di Kabupaten Bekasi untuk bergabung dengan gerakan Pramuka dinilai masih sangat minim. Padahal, kegiatan pramuka bisa dijadikan sarana untuk membentuk pribadi siswa agar berani, mandiri dan berkarakter. Selain itu, sesuai dengan kurikulum 2013 (K13) menjadikan pendidikan kepramukaan sebagai ekstra kurikuler wajib, mulai jenjang SD/MI, SMP/ MTs, SMA/MA dan SMK. Pewajiban pendidikan kepramukaan menjadi ekstra kurikuler wajib ini sebenarnya bukanlah merupakan hal yang baru, karena sudah sejak lama pendidikan kepramukaan dijadikan kegiatan ekstra kurikuler wajib di sekolah, terutama Sekolah Dasar. Hal ini diakui oleh Ketua Kwarcab Gerakan Pramuka Kabupaten Bekasi, Hudaya usai peringatan hari pramuka yang berlangsung di Bumi Perkemahan Karang Kitri Bojongmangu, Kecamatan Bojongmangu. Hudaya berharap gerakan pramuka yang diterapkan di sekolah ini mampu mendidik generasi penerus bangsa, melalui kelompok-kelompok pramuka disekolah. Menurutnya, minat siswasiswi untuk mengikuti gerakan pramuka sudah sangat minim. Oleh karena itu, pihaknya mendesak sekolah untuk mewajibkan siswanya mengikuti kegiatan pramuka.“Kami berharap, di setiap sekolah mewajibkan siswanya mengikuti ekskul pramuka,”katanya. Sementara itu, Hudaya mengatakan, dalam peringatan hari pramuka tingkat Kabupaten Bekasi, Ketua Mabicab gerakan pramuka Neneng Hassanah Yasin, mengambil komando sebagai ketua upacara serta Jambore. “Pesertanya berasal dari perwakilan masing-masing ranting di 23 kecamatan. Selain upacara dan jambore tingkat Kabupaten Bekasi, masing-masing ranting juga menggelar kegiatan serupa di tingkat kecamatan,” kata Hudaya disela-sela acara. Ditempat yang sama, perwakilan peserta pada Jambore pramuka, Ilham, mengaku bangga atas terselenggaranya jambore setiap tahunnya. Dirinya berharap agar kegiatan serupa terus diadakan setiap tahunnya. Bahkan, kata Ilham, kalau bisa rutin beberapa kali dalam setahun. “Senang banget kita sebagai anggota Pramuka dari SMPN 5 Tambun Selatan bisa ikut Jambore lagi. Setiap tahunnya memang trus aktif kegiatan ini. Harapamnya si ya ada trus setiap tahun. Kalau bisa ya dua (hingga) tiga kali setahun, nggak cuma sekali acara besar seperti ini,” ucap Ilham dengan nada semangat. (Cr37) JAKARTA - Menristekdikti Mohamad Nasir menyoroti turunnya peringkat atau ranking Perguruan Tinggi (PT) Indonesia di level dunia. Dia menilai penurunan ranking ini dipicu kurangnya kerja keras dari dari masing-masing pengelola kampus. Nasir menjelaskan di balik penurunan peringkat tersebut, skor atau nilai yang didapatkan kampus Indonesia sejatinya meningkat. ’’Tetapi ternyata nilai kampus luar negeri lebih banyak lagi kenaikannya. (Kampus lokal, Red) Kurang kerja kerasnya,’’ katanya. Merujuk pada hasil pemeringkatan QS (Quacquarelli Symnds) World University Ranking dua besar kampus di Indonesia adalah Universitas Indonesia (UI) dan Institut Teknologi Bandung (ITB). Tahun ini posisi UI berada di peringkat 292 dunia. Peringkat ini turun dibandingkan tahun lalu yang berada di urutan 277 dunia. Penurunan juga dialami oleh ITB. Tahun ini posisi kampus ITB berada di urutan 359 dunia. Turun dibandingkan tahun lalu yang berada di urutan ke-331 dunia. Nasir menegaskan penurunan tersebut tidak bisa diartikan bahwa kinerja pengelola kampus turun. Dia menegaskan nilai yang diapatkan ada kenaikan, hanya saja kenaikan kampus luar negeri lebih tinggi angkanya. ’’Kita ingin (ke depan, Red) kenaikan nilainya pakai deret ukur. Bukan deret hitung. Sehingga harus ada lompatanlompatan,’’ tuturnya. Mantan rektor Universitas Diponegoro (Undip) Semarang itu menjelaskan ada sejumlah strategi untuk meningkatkan kinerja kampus dalam negeri di level internasional. Diantaranya adalah mempererat kolaborasi dengan dosen atau diaspora ilmuan Indonesia yang ada di luar negeri. Dengan segudang pengalaman dan jaringan yang luas, Nasir berharap keberadaan diaspora ilmuan tersebut bisa memberikan pengaruh positif kepada kampus dalam negeri. Baik itu PTN maupun PTS. (wan/jpnn) FOTO BERSAMA: Siswa yang tergabung dalam gerakan pramuka di kabupaten Bekasi, foto bersama usai mengikuti upacara hari pramuka, belum lama ini. Minat Siswa dengan Pramuka Minim Yahh…Ranking PT Indonesia Menurun BEKASI SELATAN – Sebanyak 35 siswa di Kota Bekasi, mendapat kepercayaan untuk menjadi Calon Pengibar Bendera Pusaka (Capaska) pada perayaan hari jadi ke 73 Republik Indonesia pada 17 Agustus nanti. Padahal, menjadi seorang pasukan pengibar bendera pusaka tidak semu dah dan segampang yang dibayangkan. Ratusan ribu pelajar SMA/SMK belum diberikan kesempatan untuk mengemban amanah luar biasa dipundaknya pada peringatan HUT RI ke-73 mendatang. Penjabat Wali Kota Bekasi Ruddy Gandakusumah, meminta kepada seluruh orangtua agar anaknya yang terpilih sebagai Calon Pengibar Bendera Pusaka (Capaska) 2018 harus men jadi kebanggaan bagi keluarga. “Saya mengapresiasi kepada seluruh Capaska dan orangtua yang mem berikan motivasi untuk ikut seleksi dan terpilih harus menjadi kebanggaan keluarga,” ucapnya, Rabu (15/8/2018). Diketahui, Proses seleksi Capaska Kota Bekasi 2018 diikuti kurang lebih 879 orang pendaftar yang berasal dari 60 SMA/SMK negeri dan swasta.Setelah melalui beberapa tahapan seleksi yang dimulai sejak bulan Februari lalu, akhirnya terpilih sebanyak 35 orang. Dua diantara 35 terpilih pelajar Kota Bekasi bahkan dipercaya untuk mengibarkan sang merah putih di Pemerintah Provinsi Jawa Barat.Ruddy mengaku bangga dengan terpilihnya 35 orang Capaska yang akan menjadi bagian dari sejarah Kota Bekasi, Jawa Barat dan Indonesia. “Ditengah situasi kondisi yang penuh tantangan, kita patut bangga kalau bukan anak-anak kita yang mewarisi nilai-nilai perjuangan untuk tetap menjaga NKRI dan tegaknya Indonesia kedepan siapa lagi,Dengan didukung doa semua pihak, saya berharap pada waktu pengibaran dan penurunan bendera akan berlangsung dengan mulus dan berhasil serta menjadi kebanggaan bagi keluarga serta Kota Bekasi,” tutupnya.(dyt/ pojokbekasi) ISTIMEWA/RADAR BEKASI BERI DUKUNGAN: Penjabat Wali Kota Bekasi Ruddy Gandakusumah (kiri), saat memberikan dukungan semangat kepada 35 pelajar Kota Bekasi yag masuk menjadi Calon Pengibar Bendera Pusaka pada perayaan HUT RI 17 Agustus nanti. Pelajar Bekasi Menjadi Capaska Ketiga, adalah faktor bacaan dan tontonan. Televisi dapat juga disebut sebagai sebuah keajaiban dalam dunia walaupun hanya berbentuk sebuah kotak elektronik yang sederhana yang mampu secara efektif berperan sebagai media massa dalam berbagai informasi dengan gambar hidup, berwarna-warni dan bergerak. Sehingga dapat memikat, membius dan menggiring seluruh perhatian para pemirsanya itulah sebabnya, sebagian besar pemirsa menganggap bahwa informasi apa saja yang ditayangkan televisi adalah benar, apa saja yang disajikan oleh televisi adalah baik. Sehingga mereka memutuskan bahwa televisi merupakan satu-satunya sumber dan pusat informasi yang benar, baik dan akurat, bahkan televisi dianggap sebagai guru yang wajib diturut dan diikuti, alat yang paling efisien dan efektif untuk mengenal mempelajari dan mendapatkan berbagai hal dalam hidup dan kehidupan ini ketimbang berbagai buku bacaan yang dianggap menyita waktu. Dari sekian banyak program acara yang disajikan televisi, kebanyakan dapat mempengaruhi sikap penontonnya setelah atau pada waktu melihat tayangan televisi. Banyak fakta yang kita jumpai dari informasi yang disampaikan televisi, baik fakta positif maupun fakta negatif. Sehingga hal ini baik secara langsung atau tidak langsung akan mempengaruhi akhlak penontonnya ke arah positif atau ke arah negatif. Sehingga ada dua pengaruh tayangan televisi terhadap akhlak anak yaitu: 1). Pengaruh yang bersifat positif Televisi dapat memberikan pengaruh yang positif bagi para pemirsa yang menyaksikan program acara atau tayangan televisi. 2). Pengaruh yang bersifat negatif. Tayangan televisi tidak hanya memberikan pengaruh yang positif saja tetapi acara televisi lebih banyak memberikan pengaruh yang negatif kepada sikap para pemirsanya setelah atau pada waktu melihat tayangan televisi, sehingga akan mempengaruhi akhlak penonton ke arah negatif. Adapun pengaruhnya tayangan televisi yang bersifat negatif sebagai berikut: Sering menonton televisi akan melalaikan tugas dan kewajiban bagi para pemirsa Sering menonton televisi akan mempengaruhi dan menurunkan prestasi belajar. Anak-anak cenderung lebih menyukai tayangan yang bernuansakan kekerasan dan roman. Setelah menonton tayangan televisi mereka suka meniru apa yang telah mereka tonton. Manusia memanfaatkan televisi sebagai alat bantu yang paling efisien dan efektif. Dimana kesemuanya ini dapat terwujud melalui berbagai program dan tayangan televisi yang dapat dipertangung jawabkan secara moral dan material. Kebanyakan kegiatan menonton televisi cenderung terencana dan bersifat tak sadar, tiap kali banyak orang mempunyai waktu luang, mereka tiba-tiba saja duduk dihadapan televisinya tanpa diundang banyak niat dan rencana yang tiba-tiba saja dibatalkan, lantaran tergoda, terpanggil, tergelitik untuk menikmati acara tertentu yang disiarkan oleh televisi. Televisi dengan mudah bisa melahap sebagian besar waktu anak waktu yang dilewatkan di depan layar televisi berarti waktu yang tidak di manfaatkan oleh anak untuk belajar membaca menggambar atau membantu pekerjaan rumah tangga. Apabila tayangan televisi menyajikan acara hiburan atau acara bernuansa kekerasan maka itu anak – anak cenderung menyukai dan menggemari tayangan tersebut karena apa yang di lihat, di tonton di tayangan televisi biasanya anak – anak cenderung akan menirunya tanpa disaring, di filter dan tanpa dibarengi dengan sikap selektif dalam memilih acara yang di sajikan, sehingga takut akan merusak akhlak anak terhadap pengaruh yang ditayangkan oleh televisi oleh karena itu peran pendamping dan bimbingan oleh orang tua kepada anaknya yang sedang menonton atau menikmati tayangan yang di sajikan oleh pesawat televisi di rumah karena setiap harinya banyak anak – anak menghabiskan waktu di depan pesawat televisi sehingga banyak tayangan atau program acara yang dinikmatinya tanpa banyak memikirkan apakah layak di tonton oleh anak – atau dapat merusak akhlak anaknya. Keempat, adalah faktor lingkungan/miliu. Faktor yang membentuk karakter seorang anak adalah miliu yang sangat mempengaruhi akhlak seseorang di samping faktor keturunan, dari faktor kedua ini faktor pergaulan/lingkunganlah yang sangat kuat pengaruhnya atau sangat dominan pengaruhnya dalam pembentukan karakter atau akhlak. Seperti orang tua dahulu bilang siapa yang bergaul dengan jualan minyak wangi maka akan dapat wanginya dan siapa yang bergaul dengan tukang las maka akan terkena percikan apinya. Nabi Muhammad SAW menggambarkan bahwa teman itu bagaikan barang tambalan. “Teman itu bagaikan barang tambalan pada pakaianmu, maka lihatlah dengan apa kamu menambalnya.” Maksud hadits di atas, seseorang harus mampu dengan mempergunakan akalnya di dalam mencari teman yang senantiasa memberikan suatu kebaikan pada kita dalam hidup dan kehidupan. Menurut seorang penyair Islam yang bernama Syaufi dalam bait syairnya; “Siapa yang berteman dengan orang mulia dia akan ikut mulia, siapa yang berteman dengan orang hina tidak akan ikut mulia. Tidakkah engkau lihat kata syufi betapa kulit kambing yang hina dicium orang ketika kambing berteman dengan al-qur’an) jadi kantong (Qur’an) tapi kulit kambing yang berteman dengan kayu (dijadikan bedug) tiap waktu sholat orang memukulnya.” (*) PENDIDIKAN 10 Empat Pola Pendidikan Dalam Islam (habis) Kirimkan artikel pendidikan Anda ke email: miftah.radar@gmail.com Oleh: IHYA ULUMUDDIN, S.Pd.I., M.Pd Guru MTs. ATTAQWA 16 Kota Bekasi & SMP. Attaqwa Pusat Babelan Seminar Komunitas Guru Menulis Dorong Literasi Sekolah, Ajak Guru Aktif Menulis RABU, 15 AGUSTUS 2018 Komunitas Guru Penulis Bekasi Raya mengadakan seminar dengan tema “ Penulisan Puisi dan Artikel yang Menarik”, belum lama ini. Seperti apa kegiatannya? Laporan: Ajeng Dinar BEKASI SELATAN Menulis bukan perkra yang mudah, tapi tidak juga sulit asalkan sering dilatih dan memiliki kemauan yang kuat. Demikian ditegaskan ketua Komunitas Guru Penulis Bekasi Raya (KGPBR), Prawiro saat kegiatan seminar menulis yang diikuti sejumlah guru yang ada di Bekasi. Dalam seminar tersebut, menjelaskan tentang Seputar teknis kepenulisan puisi dan artikel. Tujuannya meningkatkan kompetensi menulis para guru penulis di Bekasi Raya. Disamping ajang silaturahmi anggota “Yang ikut seminar ini adalah guru guru SD hingga SMA dari Kabupaten dan Kota Bekasi. Materinya mengenai cara menulis puisi dan artikel yang menarik. Lalu praktek membacakan puisi. Dalam acara ini dihadiri dengan jumlah peserta 40 orang, “ ujarnya. Prawiro menambahkan, karena ini komunitas guru penulis seBekasi Raya bukan hanya guru saja yang hadir. Ada mahasiswa dan pelajar juga. Sehingga dalam acara ini diisi dengan dua pembicara diantaranya pak Endanv A Rustandi dan ibu Lily Priyani. “Dalam acara ini pak Endang A Rustandi berbicara mengenai bagaimana cara menulis puisi yang baik sesuai dengan aturan kebahasaan, KBBI dan nilai sastra. Bu Lili Priyani sebagai pegiat literasi Bekasi menjelaskan mengenai menulis artikel, kaidah dan judul yang menarik. Penggunaan tanda baca dan kata baku sesuai KBBI. Serta tips dalam menerbitkan buku sendiri. Juga motivasi untuk semangat menulis, “ lanjutnya. Di dalam seminar ini, Endang selaku pembicara mengatakan menulis inspiratif harus banyak membaca, mendengar, kajian, wisata, browsing, dengar musik, berdiskusi dan punya KBBI tentunya. Dia juga memaparkan alasanny untuk menulis di antaranya banyak hal yang ditemukan dalam hal menulis, dan banyak wawasan. “Dalam menulis, editing merupakan tahap selanjutnya yg harus dilakukan, baik dari bahasa, kata, dan ejaan dan minta untuk orang terdekat menilainya. Tahapan selanjutnya lakukan publishing. Tips dalam menulis yang lainnya diantaranya luangkan waktu, fokus berburu data, buat judul yang menarik, dan brainstorming tentang judul, isi serta penutup, “ katanya. Penuturan serupa juga disampaikan oleh pebicara lainnya, Lily. Dia menekankan pentingnya ada literasi di sekolah. Untuk terealisasikan dengan baik butuh peran Kepala Sekolah. Langkah berikutnya buat program oleh tim literasi sekolah tentu dengan SK yang didapat lalu bergerak secara masif. Lalu menginfokan pada “dunia” tentang gerakan literasi tersebut. “Sekolah sebaiknya memiliki komitmen bersama antar warga sekolah dalam menjalankan program literasi. Kepala sekolah sebagai figur pimpinan hendaknya memiliki wawasan dan visi yang literat yang mampu memfasilitasi keberagaman pemahaman demi tercapainya keberhasilan bersama dalam mengupayakan sekolah sebagai lingkungan akademik yang literasi, “ terangnya. Sementara itu, sekertaris KGPBR Siti Mugi dalam sambutannya memberikan motivasi untuk literasi tiada henti. Menurutnya. media seperti Radar Bekasi yang telah memberikan wadah untuk tulisan harus dimanfaatkan sebaik mungkin dengan cara aktif mengirim tulisan ke radar. “Literasi itu tidak hanya membaca, tetapi dilanjutkan dengan menulis. Pembiasan menulis dapat dimulai dengan buku harian. Pada era sekarang ini, dapat dimulai dengan menulis blog. Menulis didahului oleh kegiatan membaca karena keduanya merupakan keterampilan berbahasa yang berkesinambungan. Oleh karena itu, orang yang terampil menulis biasanya juga pembaca yang baik, “ tutupnya. (cr41) ISTIMEWA/RADAR BEKASI SEMINAR: Komunitas Guru Penulis Bekasi Raya saat mengadakan seminar pentingnya menulis. kegiatan ini diikuti sejumlah guru yang ada di Bekasi. PONDOK GEDE – Sejumlah sekolah di Kota Bekasi saat ini memaksimalkan latihan pasukan pengibar bendera (Paskibra) menjelang peringatan kemerdekaan 17 Agustus 1945. Bahkan latihan sudah dilakukan sejak awal Agustus lalu. Seperti yang dilakukan oleh SMK Bhakti Persada Jati Bening. Sekolah tersebut melakukan kegiatan rutin untuk melatih kekompakan anggota Paskibraka. Tiga hari dalam seminggu, anggota paskibra melakukan latihan dihalaman sekolah. Wakil kepala sekolah SMK Bhakti Persada, Indah mengaku baris berbaris memegang peranan penting dalam palaksanaan pengibaran Bendera Sang Merah Putih. Derap langkah yang tegas dan kompak akan sangat mempengaruhi jiwa dan semangat Paskibraka untuk melaksanakan tugas. Menurut dia, latihan yang dilakukan selama ini sekaligus membentuk jiwa dan semangat nasionalisme siswa, sehingga tidak sekedar mendapatkan keterampilan baris-berbaris saja. “Dalam Paskibraka kekompakan anggota menjadi hal terpenting karena tercermin dari sikap disiplin dalam melaksanakan baris berbaris dan membentuk formasi. Didalam perkembangannya pelatih disekolah banyak yang melibatkan para purna paskibraka untuk melatih baris berbaris, namun dari pembinaan dari senior atau alumni SMK Bhakti Persada juga ikut turun tangan dalam melatih juniornya untuk baris berbaris, “ terangnya. Wanita yang juga sebagai Pembina Paskobra SMK Bhakti Persada ini menambahkan, keberhasilan latihan baris berbaris sangat tergantung pada kualitas dan kesanggupan seorang pelatih. Pelatih yang melatih hanya karena tugas tidak akan bisa mencapai hasil yang sempurna. “Persiapan yang baik akan menentukan keberhasilan latihan. Pelatih harus mempersiapkan program apa yang akan dilatihkan, pembagian waktu, alat alat yang diperlukan, tempat dan lain sebagainya. Pelatih harus dapat memberikan keseimbangan saat latihan dalam segala hal dengan cara memberikan pujian atau teguran tanpa membeda-bedakan satu dengan lainnya, “ tambahnya. Gerakan baris berbaris yang dilakukan ditempat misalnya sikap siap, istirahat, hormat, lencang kanan, jalan ditempat dan lain sebagainya. Gerakan ditempat adalah kunci sukses dalam latihan baris berbaris. Dalam latihan ini ketegasan pelatih sangat diperlukan. “Jika anak didik sudah terbiasa dengan aba-aba dan gerakan yang tegas serta kompak maka dalam latihan pindah tempat dan berjalan akan menjadi mudah, karena secara emosi mereka sudah mulai terarah pada gerakan gerakan selanjutnya,“ ujarnya. Salah seorang anggota Paskibraka SMK Bhakti Persada Sekar mengaku, dirinya merasa antusias dalam mengikuti kegiatan pengibaran Bendera Merah Putih untuk Hari Kemerdekaan nanti. “Latihannya sebenarnya tidak terlalu berat. Tapi tantangannya itu bagaimana menyeimbangkan tempo antara kita dengan pasukan. Walaupun di jemur seharian aku ngga merasa berat karena ini yang aku mau,“ katanya. Memperingati hari Kemerdekaan RI ke 73, SMK Bhakti Persada akan melaksanakan upacara pada 17 Agustus 2018 yang dimulai pukul 07.00 WIB. Selain itu sekolah tersebut akan mengadakan lomba lomba seperti estafet, tarik tambang, futsal dan lain lain pada tanggal 18 Agustus 2018. (cr41) CR41/RADAR BEKASI LATIHAN: Anggota Paskibra SMK Bhakti Persada saat melakukan latihan baris berbaris. Latihan tersebut untuk mempersiapkan upacara HUT RI ke 73 pada 17 Agustus nanti. Perkuat Kekompakan Baris berbaris Persiapan Paskibra Sekolah Menjelang HUT RI JATISAMPURNA – Banyak manfaat yang didalam melalui kegiatan pramuka. Selain membentuk mental, kemandirian juga karakter siswa agar menjadi lebih kuat dan berani. Hal ini ditegaska oleh Pembina Pramuka SDN Jatiluhur II, Marta saat menjadi Pembina upacara dalam peringatan hari pramuka SDN Jatiluhur II bersama SDN Jatiluhur I dan III, kemarin. Ya, perayaan hari pramuka kemarin tampak meriah. Pasalnya, tiga sekolah tersebut merayakan hari pramuka secara bersamaan. Kegiata tidak hanya upacara saja, namun dimeriahkan dengan berbagai perlobaan seperti baris berbaris dan menyanyikan yel yel Pramuka untuk tingkat kelas 4 hingga 6. Kemudian lomba mewarnai dan menggambar untuk kelas 1 hingga kelas 3. Menurutnya, Pramuka adalah alat bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat setempat, dan juga alat bagi organisasi untuk mencapai tujuan organisasinya. “Pendidikan kepramukaan yang berdasarkan pada satya dan darma pramuka harus benar-benar ditanamkan dalam hati setiap insan pramuka, sebagai pedoman bersikap dan berperilaku. Pramuka merupakan wadah pendidikan karakter bagi generasi calon pemimpin-pemimpin bangsa di masa yang akan datang,“ katanya, (14/8). Selain itu Marta menambahkan, pramuka merupakan salah satu penggerak pemersatu bangsa dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Tanpa ada- CR41/RADAR BEKASI LOMBA MEWARNAI: Sejumlah siswa SDN Jatiluhur II bersama SDN Jatiluhur I dan III saat mengikuti lomba mewarnai, kemarin. kegiatan ini untuk memeriahkan hari jadi pramuka. Melatih Kemandirian Siswa Lewat Pramuka nya persatuan dan kesatuan wujud sebuah NKRI mustahil akan tercipta. “Dalam HUT Pramuka ke - 57 tahun 2018 ini, serentak kita cetuskan komitmen pramuka sebagai perajut dan pemersatu bangsa dalam wadah NKRI. Pramuka sebagai salah satu wadah untuk pemersatu bangsa. Menggenggam erat dan tidak melepaskan serta bersatu dalam terciptanya NKRI tanpa melihat perbedaan apapun,“ terusnya. Menurutnya, dengan pelatihan dan pemahaman yang tepat kepada generasi muda yang ada dalam Pramuka, akan lahir generus yang tetap dalam bingkai NKRI atau yang dikenal sekarang dengan Republik Indonesia. “Kedepannya saya berharap pramuka di jatiluhur khususnya di SDN Jatiluhur II ini lebih maju lagi. Diperdalam lagi pembelajaran mengenai pramuka. Seusai mid semester kami akan melakukan camping di Cibubur yang dikhususkan untuk kelas 4 hingga 6 yang telah berusia 11 tahun keatas, “ terangnya. (cr41) KAMIS, 13 SEPTEMBER 2018 SMAN 6 Tambun Selatan mengadakan sosialisasi Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik ( ITE ), belum lama ini. Seperti apa kegiatannya? Laporan: Pingky Meilani Tambun Selatan MG5/RADAR BEKASI SOSIALISASI: Siswa SMAN 6 Tamsel saat mengikuti sosialisasi UU ITE. Dengan sosialsiasi ini diharapkan siswa semakin bijak dalam memanfaatkan media sosial. Penyuluhan UU ITE Di SMAN 6 Tamsel Ajak Siswa Bijak Menggunakan Media Sosial MUSTIKA JAYA – Beragam cara dilakukan oleh sekolah demi tercapainya tujuan pendidikan. Seperti yang dilakukan oleh SDN Pedurenan 1. Sekolah yang berasa di kecamatan Bantargebang ini mengabangkan modelbudaya mutu. Wakill kepala sekolah bidang kesiswaan Zaenal Arifin mengaku, SDN Pedurenan 1 merupakan 1 dari 12 sekolah di Kota Bekasi yang ditunjuk oleh pemerintah Kota Bekasi menjadi sekolah model. Hal ini merujuk pada pengembangan sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Internal (SPMI) dan tercapainya 8 Standar Nasional Pendidikan (SNP). Sekolah model katanya, harus mampu menciptakan ragam pendidikan yang daoat membentuk karakter siswa menjadi lebih baik. Selain itu, model program pendidikan berbeda dengan sekolah pada umumnya, ”Sekolah ini punya satu ciri khas khusus dari program sekolah model, yakni budaya mutu,” terangnya. Guru yang menetap di kelurahan Cimuning ini mengaku, ada lima model yang diterapkan di skeolah tersebut, yakni budaya salaman. Ketika bel sekolah berbunyi, sebelum masuk ke dalam kelas, siswa berbaris di depan pintu untuk bersamalam dengan guru sembari memberikan senyuman. Lalu budaya bercermin. Siswa diminta untuk selalu merubah sikapnya menjadi lebih baik dari kemarin, ”Bercermin disini tidak melulu mengenai fisik. Tetapi bercermin disini diimplikasikan mengenai diri siswa baik watak maupun tingkah laku, apakah sudah lebih baik lagi dari hari kemarin.” tuturnya. Sementar itu, budaya sigembrot. Menurutnya, istilah gembrot ini bukan di indentifikasikan dengan bobot tubuh yang berlebih tetapi lebih ke pada guru membudayakan sistem pembelajaran berbobot. “Budaya mutu gembrot (gembira dan berbobot) ini diterapkan oleh semua guru kepada siswa agar guru mengajar dalam keadaan gembira dan menghasilkan belajar berbobot.” paparnya. Dia mencotontihkan tentang pelajaran menghitung. Menurutnya, setiap sekolah memberikan teori bagaimana caranya mengitung dan berapa yang dihasilkan. Namun, di SDN padurenan 1 tidak lakukan seperti itu, tetapi guru mengaajak siswa dengan cara nyata yang biasa dilakukan sehari-harinya. “Kita tidak mengajarkan siswa hanya sebatas teori. Teorinya seperti ini dan hasilnya segini dari cara itu, kita ajak anak keluar, ajarkan bagaimana caranya mengitung dengan jual beli yang biasa dilakukan setiap harinya dengan nominal-nominal yang sudah disediakan pakai uang palsu sebagai alat hitung,” tegasnya. Guru yang juga sebagai operator sekolah ini menambahkan, SDN Pedurenan 1 juga menerapkan budaya literasi. Setiap hari senin siswa dimita membaca buku meski tidak terlalu banyak. Budaya ini dilakukan setelah upacara, siswa diarahkan ke lapangan diperintahkan untuk membaca dan diadakan kompetisi bercerita dari hasil apa yang dibaca oleh siswa perkelasnya.”Tujuan dari budaya literasi ini agar siswa gemar membaca sekaligus menguatkan mental anak agar dapat berbicara didepan umum.” tegasnya. Sementara yang terakhir lanjutnya yakni budaya mutu yang berkaitan dengan ibadah. Setiap hari jumat siswa arahkan menuju ke mushola yang berada diperantara sekolah untuk lakukan solat duha berjamaah dan diteruskan membaca alquran sebelum kegiatan belajar mengajar di mulai. “Program sekolah model merupakan hajat bersama antara sekolah dengan pemerintahan kota bekasi dalam hal pendidikan. Dimana pendidikan yang baik harus ditopang dengan sarana yang baik, dan juga pendidik yang berkualitas semua harus tertunjang, kedepan saya harapkan support kota be kasi kepada sekolah model,” tandasnya. (cr42) ISTIMEWA/RADAR BEKASI Pilih Model Budaya Mutu Program Pendidikan SDN Pedurenan 1 JAKARTA - Kemendikbud sedang gencar melakukan perombakan terhadap merombak SMK (Sekolah Menengah Kejuruan). Ada empat bidang SMK yang menjadi prioritas pengembangan, yakni pariwisata, industri kreatif, ketahanan pangan, dan kemaritiman. Selain itu tak luput juga dengan kemampuan mengelola energi terbarukan. ”Salah satu poin program revitalisasi SMK adalah memperkuat kemampuan manajerial kepala SMK dan keterampilan guru-gurunya baik secara pedagogis maupun subtansi materi pelajaran keterampilan,” kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy. Salah satu yang dilakukan adalah Kemdikbud segera merealiasikan kerjasama dengan Hessische Landesstelle für Technologiefortbildung, Jerman. Muhadjir tertarik untuk melakukan pelatihan guru-guru agar dapat mengajarkan kepada siswa merakit dan menginstal teknologi energi. Mendikbud mengatakan, Hessische Landesstelle dapat menjadi partner Kemdikbud dalam menyiapkan guru dan trainer untuk SMK. Saat ini keterampilan dan kompetensi guruguru maupun kepala SMK dituntut untuk lebih terampil dan adaptif dengan teknologi. Indonesia merupakan satu dari 100 negara partner Hessische Landesstelle. Dibandingkan dengan Vietnam yang gencar mengirim gurunya berlatih di Jerman, memang belum banyak guru Indonesia yang mengikuti pelatihan di Jerman. Muhadjir berjanji segera merancang peta jalan untuk kerjasama dengan Hessische Landesstelle dalam rangka memperkuat kompetensi guruguru dan kepala SMK. Untuk itu, tahun ini rancangan tersebut ditargetkan sudah selesai. Sehingga tahun depan pengiriman guru ke Jerman segera dapat direalisasikan sesuai dengan jadwal akademik di Jerman. ”Kita tertarik untuk mengirim guru untuk mempelajari renewable energy, sistem teknologi informasi, mekatronika, dan manajemen pendidikan,” kata guru besar Universitan Muhammadiyah Malang itu. Perhatian tak hanya untuk guru. Direktorat Pembinaan SMK Kemendikbud tengah berupaya mengembangkan kewirausahaan di kalangan siswa SMK. Sebelumnya 117 SMK yang menerima program Bantuan Pengembangan Pembelajaran Kewirausahaan SMK tahap I. Kali ini sebanyak 67 kepala sekolah ditantang untuk melahirkan lebih banyak wirausaha muda dari SMK. Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (Dirjen Dikdasmen), Kemendikbud, Hamid Muhammad, mengatakan saat ini wirausaha merupakan salah satu solusi yang memiliki peluang terbesar untuk mengata
TERUSAN KAMIS, 12 SEPTEMBER 2019 7 Duduki BPN, Massa Dibubarkan Paksa BEKASI TIMUR – Warga korban penggusuran Jakasetia dan Pekayon kembali mendatangi kantor Badan Pertanahan Negara (BPN) Kota Bekasi melakukan unjuk rasa, mereka datang membawa tuntutan agar BPN menerbitkan surat blokir atas tanah yang digusur oleh Pemerintah Kota Bekasi pada 2016 lalu. Massa yang terdiri dari warga korban penggusuran dan mahasiswa tersebut dibubarkan paksa oleh pihak kepolisian setelah bertahan di depan pagar kantor BPN Kota Bekasi. Sekira pukul 18:30 WIB anggota Kepolisian bersama dengan Satpol PP Kota Bekasi membubarkan masa, kete gangan sempat terjadi sesaat. Beruntung tidak sampai membuat kemacetan di jalan Chairil Anwar, Bekasi Timur, Kota Bekasi yang memiliki aktivitas lalu lintas cukup padat. Alasan massa bertahan untuk menunggu BPN Kota Bekasi menerbitkan surat blokir atas tanah yang dimaksud. Surat blokir tersebut dinilai penting untuk warga korban penggusuran untuk saat ini. ”Karena memang kami punya ketakutan saat penggusuran 2016, Pemkot tidak mengikuti prosedur hukum itu. Kami ingin mengamankan objek tanahnya, karena sekarang mereka tidak punya rumah, makanya kalau proses (pendaftaran sertifikat tanah oleh pihak lain) itu diblokir, warga akan tenang,” kata mahasiswa yang mendampingi warga tiga tahun terakhir, Khairin Sangaji, Rabu (11/9). Warga korban penggusuran siap untuk menempuh jalur hukum untuk menyelesaikan perkara ini. Namun, di sisi lain mereka khawatir jika satu saat secara tiba-tiba pihak lain mendaftarkan hak atas kepemilikan tanah tersebut kepada BPN Kota Bekasi. Sementara itu Kepala Subseksi Sengketa, Konflik, dan Perkara BPN Kota Bekasi, Dandun Wibowo, menyebut kedatangan puluhan warga dan mahasiswa tersebut untuk berunjuk rasa salah alamat. Menurutnya, warga seharusnya mengajukan gugatan atas tanah tersebut untuk menjadi dasar BPN memblokir proses pembuatan sertifikat pada objek tanah yang dimaksud. BPN Kota Bekasi telah merilis bahwa status lahan gusuran di Jakasetia – Pekayon tidak dalam penguasaan siapapun. Baik warga korban gusuran maupun Pemkot Bekasi yang menggusur tanah pada tahun 2016 lalu sama-sama bukan pemilik tanah. Sementara warga sudah menduduki tanah tersebut puluhan tahun. ”Kalau di demo mereka bilang menguasai di situ dasarnya apa? Kalau menghuni di atas 20 tahun dan bayar listrik itu enggak bisa jadi dasar (memblokir tanah),” katanya. Dandun menegaskan bahwa pihaknya hanya menerbitkan surat blokir tanah untuk tanah yang sudah bersertifikat. Pihaknya mengaku tidak bisa bergerak tanpa hitam diatas putih berupa bukti kepemilikan tanah. ”Berdasarkan gugatan saja kalau mereka mau blokir. Kita enggak bisa mengeluarkan apa yang mereka minta,” tegasnya. Massa sudah berada di kantor BPN Kota Bekasi sejak siang hingga akhirnya dibubarkan paksa oleh petugas. Beberapa mahasiswa diamankan oleh pihak kepolisian pada saat pembubaran paksa. (Sur) Selamat Jalan Bapak Demokrasi ”Benar (meninggal dunia) pukul 18.05 WIB kurang lebih,” ujar keponakan Habibie, Adrie Subono. Kabar ini tentu menyisakan luka mendalam. Bukan hanya untuk keluarga yang ditinggalkan, namun bangsa Indonesia turut berduka. Prestasi dan jasanya untuk ibu pertiwi sudah tak terhitung lagi. Pria kelahiran Parepare, Sulawesi Selatan, 25 Juni 1936 itu harus dirawat intensif sejak 1 September 2019.Berdasarkan keterangan dari putra Habibie, Thareq Kemal Habibie, ayahan da meninggal akibat gagal jantung disebabkan usia. Ia menceritakan kronologis Mantan Menristek era Orde Baru itu kritis hingga akhirnya mengembuskan nafas terakhir. ”Tadi jam 18.05, jantungnya dengan sendiri menyerah. Sampai detik terakhir saya ada di situ. Tapi hari ini pada tanggal 11 September, jam 18.05 Preisden RI ke-3 Bacharuddin Jusuf Habibie sudah meninggal dunia,” ujarnya. Semua upaya sudah dilaku kan Ajakan tersebut disampaikan lewat surat Nomor B-1010/M. Sesneg/Set/TU.0 yang ditandatangani oleh Mensesneg Pratikno. Surat itu ditujukan kepada para pimpinan lembaga negara, Gubernur Bank Indo nesia, para menteri, Jaksa Agung, Panglima TNI, Kapolri, kepala daerah, hingga per wakilan Re pub lik anak keempat pasangan Alwi Abdul Jalil Habibie dan Tuti Marini Puspowardojo. Pasangan yang sejak me nikah harus terusir dari keluarga be sarnya. Alwi yang merupakan orang Bugis Gorontalo tidak bisa diterima keluarga Tuti yang ningrat Jog jakarta. Demikian pula sebaliknya. ”Kenapa dulu menikah harus dengan saudara sendiri? Supaya tanah atau harta tidak jatuh ke orang lain. Makanya, sebisa mungkin menikah dengan sepupu atau kerabat dekat,” kata Habibie kepada Jawa Pos (Radar Bekasi Group) di Wisma Habibie- Ainun, Kawasan Patra Kuningan, Jakarta. ”Karena itu, ketika Papi saya yang Bugis menikahi Mami yang Jawa, keluarga besar memusuhi,” lanjutnya dengan mata terbuka lebar. Tuti, seorang siswa HBS (sekolah menengah zaman kolonial), berkenalan dengan Alwi yang tengah belajar di Sekolah Pertanian Bogor. Cinta pun bersemi. Mereka lantas memutuskan untuk menikah. Bahwa kedua keluarga besar menolak, mereka tetap ngotot. Karena tidak diterima keluarga be sar, mereka memilih hidup mandiri. Meninggalkan rumah orang tua di Gorontalo. Dengan bekal pendidi kannya yang sangat tinggi sejak beberapa hari lalu untuk mengatasi sakitnya. Namun takdir Tuhan berkehen dak lain. ”Tim dokter sudah be rbuat yang terbaik,” ucapnya. Thareq mengungkapkan penyakit yang diderita Habibie memang murni alasan usia yang menua. ”Alasan kenapa meninggal adalah karena sudah menua dan memang ke marin kan saya katakan, bahwa gagal jantung, yang mengakibatkan, karena penuaan itu karena memang orang menjadi tua. Organ-organ itu melemah menjadi tidak kuat lagi.” ungkapnya. Jenazah almarhum BJ Habibie akan dimakamkan di sebelah pusara istri tercinta, Ibu Ainun Habibie, di Taman Makam Pahlawan Nasional Kalibata, Jakarta, pada Kamis (12/9). ”Kami juga sudah koordinasi dengan garnisun, sudah disiapkan slot tempat pemakaman di sebelahnya almarhumah ibu Ainun Habibie, jadi seingat saya di slot 120 dan 121,” kata Menteri Sekretaris Negara Pratikno dalam jumpa pers di gedung utama Kementerian Sekretaris Negara, Jakarta pada Rabu malam. Menurut Pratikno, upacara Indonesia di luar negeri. ”Kami mengajak masyarakat untuk mengkibarkan bendera setengah tiang sampai tanggal 14 September 2019 (selama tiga hari). Jadi kita tetapkan berkabung nasional,” ujar Pratikno di kompleks istana kepresidenan, Jakarta, Rabu (11/9). Selain masyarakat, Pratikno mengatakan, kantor-kantor lembaga negara juga telah ketika itu, Alwi memboyong keluarganya untuk tinggal di Parepare, tempat dia bekerja sebagai ahli pertanian. Tuti memilih menjadi ibu rumah tangga yang mengurus anak-anak mereka di rumah Meski harus jauh dari keluarga, Alwi dan Tuti bisa hidup dengan tenteram serta berkecukupan. Banyak anak banyak rezeki. Mereka membimbing anak-anaknya dalam suasana intelektual dan keagamaan yang tinggi. Namun, Tuhan berkehendak lain. Alwi pergi terlalu cepat karena serangan jantung. Pada 13 September 1950, dia meninggal dalam usia masih 42 tahun. Ketika itu, mereka sudah tinggal di Makassar. Tuti yang saat itu hamil tujuh bulan harus menghidupi tujuh anak seorang diri. ”Demi Allah, seluruh anak-anak akan kusekolahkan setinggi-tingginya dengan biaya dan keringatku sendiri,” kata Habibie mengenang janji maminya ketika itu. Masih dalam suasana berduka tidak lantas membuat Tuti segan untuk menunaikan janji kepada almarhum suaminya. Baru berselang beberapa hari dari peringatan 40 hari meninggalnya Alwi, Tuti mengirimkan Rudy, sapaan Habibie, ke Jakarta. Tujuannya, Habibie mendapatkan sekolah yang lebih baik. Padahal, ketika itu Habibie yang pemakaman juga akan dilaksanakan pada Kamis (12/9) dipimpin oleh Presiden Joko Widodo. Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan rasa duka mendalam atas kabar duka wafatnya Bapak Teknologi Indonesia itu. ”Innalillahi Wa Innailaihi Rajiun, perkenankan saya atas nama seluruh rakyat Indonesia dan pemerintah menyampaikan duka yang mendalam, menyampaikan bela sungkawa yang mendalam atas berpulangnya ke Rahm atullah Bapak Prof B.J. Habibie tadi jam 18.05 di RSPAD Gatot Subroto. Bapak Habibie kita kenal sebagai seorang ilmuwan pastinya dan juga Bapak Tek nologi Indonesia, serta beliau adalah Presiden RI yang ke-3,” kata Presiden Jokowi, Rabu (11/9). Presiden Jokowi meminta rakyat ikut mendoakan. Presiden Jokowi juga berharap agar keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan. ”Saya rasa itu yang bisa saya sampaikan. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan, diberikan kesabaran, dan bisa Tiga Hari Berkabung Nasional dian jurkan mengibarkan bendera setengah tiang. Karena pemerin tah dan bangsa ini sangat ber duka atas kepergian BJ Habibie. ”Kita juga berdoa untuk almarhum dan semoga prosesi pemakamannya berjalan dengan baik,” tuturnya. Lebih lanjut Pratikno juga menuturkan, Presiden Jokowi juga akan memimpin upacara kelahiran 25 Juni 1936 baru berusia 14 tahun. Dia harus berlayar selama tiga hari seorang diri. Bocah bertubuh kecil itu hanya berbekal foto pamannya, Subarjo, yang akan menjemputnya di Tanjung Priok. Beberapa bulan bersekolah di Jakarta, Habibie tidak kerasan. Cuaca yang panas membuat prestasinya drop. Padahal, selama di Sulawesi, dia selalu memperoleh rapor bagus. Dia pun memutuskan untuk pindah ke Bandung. Harapannya, dengan cuaca sejuk, dirinya bisa belajar dengan lebih baik. Habibie semakin kerasan di Bandung karena setahun kemudian, pada 1951, maminya menyusul ke Kota Kembang. Bersama saudarasaudaranya. Keputusan itu diambil Tuti karena dia merasa akan buruk bagi Habibie jika saat masih kecil seperti itu harus tumbuh sendiri. Tuti menjual seluruh asetnya di Parepare dan Makassar. Di Bandung, dia membeli tiga rumah di Jalan Imam Bonjol. Rumah tersebut sekaligus menjadi tempat usahanya. Mulai menyewakan kamar untuk indekos, mes, hingga usaha katering. ”Dia mungkin perempuan pertama yang membuat katering di Indonesia. Kalau zaman sekarang, dia itu bisa disebut entrepreneur,” puji Habibie tentang ibunya. Sekolah Rudy di Bandung sebenarnya tidak mulus-mulus amat. melanjutkan apa yang dicitacitakan oleh Bapak Prof B.J. Habibie semasa hidupnya,” tegas Jokowi. Sementara itu, Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin. Din meminta umat menggelar salat gaib. ”Kita semua berduka atas wafatnya Pak Habibie,” kata Din di rumah duka. Din Syamsuddin menambahkan tak dapat diingkari bahwa almarhum adalah sosok negarawan yang berjasa besar bagi pembangunan bangsa Indonesia khususnya dalam bidang kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Din menyebut perkembangan kemajuan teknologi Indonesia tak lepas dari jasa Habibie. ”Saya kira Indonesia mengalami kemajuan pesat yang dihargai dunia ketika mampu mengembangkan Hi- Tech begitu pula selama kepemimpinan Pak Habibie dalam waktu singkat telah melahirkan undang-undang yang sangat berharga khususnya konsolidasi reformasi Indonesia,” jelasnya. (jpg) pemakaman BJ Habibie tersebut. Pemerintah juga telah melakukan sejumlah persiapan bagi upacara pemakaman. ”Kami sedang menyiapkan semuanya. Termasuk posisi makam BJ Habibie yang akan dimakamkan di samping alamarhumah Ainun Habibie, besok Insyaallah upacara dipim pin langsung oleh Presiden Jokowi,” pungkasnya. (jpc) Saat beliau wafat di RSPAD Gatot Subroto Rabu sore kemarin. Saya harus mengenang beliau sebagai ‘bapak demokrasi’ Indonesia. Biarlah para ilmuwan yang menulis kenangan ini: bahwa beliau adalah juga bapak ilmu dan teknologi Indonesia. Dunia perfilman Indonesia sudah mengabadikan beliau --sebagai ‘Bapak Para Suami’ Indonesia. Saya sendiri mengenal beliau lebih sebagai orang media. Beliaulah yang membuat sejarah: tiba-tiba saja beliau berani menghapus segala perizinan surat kabar. Padahal, sebelum beliau menjadi Presiden ke-3 Republik Indonesia, dunia pers sangat gelap. Indonesia termasuk negara yang tidak punya kebebasan pers. Zaman itu surat kabar dihantui ancaman bredel. Departemen Penerangan semacam momok bagi dunia pers. Kopkamtib sangat menakutkan. Untuk menerbitkan surat kabar diperlukan izin yang begitu banyak. Saya pernah membuat daftarnya: 16 izin. Termasuk yang disebut rekomendasi dari PWI dan SPS. Pusat dan daerah. Tentu ada dua kritik atas Fokus agar Usil Tetap Genius SURYA/RADARBEKASI DUDUKI BPN: Sejumlah warga korban penggusuran saat melakukan aksi unjukrasa di depan kantor BPN kemarin. Awalnya dia bersekolah di sekolah internasional. Namun, tidak lama. Sekolah tersebut tutup sehingga mengharuskan Rudy pindah ke sekolah peralihan. SMA Kristen Dago jadi pilihan Rudy. Karena kendala bahasa, Rudy terpaksa keluar dari sekolah tersebut. Dia harus turun kelas ke SMP, yaitu SMP 5. Di sana, dia harus mening katkan kemampuan memperlancar bahasa Indonesia-nya. Kala itu, Rudy memang terbiasa berbahasa Belanda dan sangat jarang berbahasa Indonesia. Lulus dari SMP 5, Rudy kembali ke SMAK Dago. Di sekolah itu juga Rudy bertemu dengan Hasri Ainun Besari yang menjadi cinta sejatinya kelak. Layaknya remaja pada umumya, Rudy juga mengalami jatuh cinta serta masa-masa kenakalan remaja. Bukan Ainun yang pertama dipacari Rudy saat SMA, melainkan Farida. Gadis blasteran Belanda-Manado. Soal kenakalan remaja, Rudy juga sempat mengalaminya. Dia pernah menggoda guru matematikanya hingga guru itu melayangkan pengha pus papan tulis ke arah Rudy. Kendati nakal, Rudy tetap pandai untuk urusan pelajaran. Terutama bidang eksakta. ”Kenapa saya pintar? Saya selalu fokus dalam setiap hal yang saya kerjakan. Saya akan mencari jawaban dan solusi atas semua masalah yang saya hadapi sampai sedetail-detailnya,” Setelah Istri gelar ‘Bapak Demokrasi’ itu. Pertama, waktu pers terbelenggu Pak Habibie sudah menjabat Wakil Presiden. Mengapa tidak berjuang sejak saat itu. Kedua, kebebasan pers itu begitu bebasnya. Banyak yang bilang ‘kebablasan’. Atau: ‘sekali merdeka, merdeka sekali’. Tapi, kami, orang pers, senang sekali. Keberanian Pak Habibie itu di luar dugaan kami. Padahal Menteri Penerangan-nya saat itu seorang jenderal: Yunus Yosfiah. Kami sendiri sering waswas dengan kebebasan yang begitu bebasnya. Lebih bebas dari Amerika. Di sana, untuk menerbitkan koran, setidaknya harus memberi tahu kantor pos. Di sini, memberi tahu RT pun tidak perlu. Tentu masih ada keberanian beliau lainnya: membebaskan tokoh-tokoh politik yang ditahan. Tidak layak ada orang dimasukkan penjara hanya karena pandangan politik yang berbeda. Lalu dicari-cari kesalahan mereka. Kami pun, para tokoh pers, akhirnya menarik kesimpulan. Itu tidak bisa dipisahkan dari latar belakang Pak Habibie. Yang puluhan tahun hidup di Jerman. Di sebuah negara demokrasi. Bagi orang seperti Pak Habibie beda pendapat itu biasa. Jerman telah membentuk jelas Habibie. Kegeniusan Rudy di bidang ilmu eksakta mengantarnya untuk kuliah di Jurusan Elektro Arus Rendah Fakultas Teknik Universitas Indonesia atau yang sekarang dikenal dengan nama Institut Teknologi Bandung (ITB). Enam bulan kuliah, Rudy berangkat ke Jerman untuk kuliah penerbangan di Universitas Teknologi Rhein Westfalen, Aachen, Jerman. Proses kepergiannya ke Jerman itu pun terbilang singkat. Keinginan kuliah di Jerman muncul setelah Rudy tidak sengaja berpapasan dengan teman SMA-nya, Lim Keng Kie, yang baru saja pulang setelah mengambil visa di Kedutaan Besar Jerman. Keng Kie kemudian bercerita tentang rencananya belajar pener bangan di Jerman dengan beasiswa. “Ik ga met jou mee! Saya ikut dengan kamu,” teriak Rudy penuh semangat. Keinginan Rudy itu bukan sekadar keinginan. Dia menjadikan keinginan itu sebagai cita-cita yang harus dikejar. Sayang, pendaftaran beasiswa yang diikuti Keng Kie sudah tutup. Rudy pun mencari berbagai informasi tentang perkuliahan di Jerman. Setelah informasi tersebut lengkap, dia meminta izin kepada Tuti untuk mengikuti tes. Lazimnya, yang mengikuti tes tersebut adalah mahasiswa tingkat dua. Rudy yang baru tiga bulan kuliah sempat dipandang sebelah mata saat mengikuti tes itu. Namun, ternyata kepribadian demokrasinya. Sewaktu menjabat Menteri BUMN saya sowan beliau. Saya ingin mendengar gagasan pesawat terbang beliau. Siapa tahu ada jalan keluar. Dua minggu lalu saya masih berkirim surat kepada beliau. Saya minta izin mengganggu beliau. Agar membolehkan 350 calon mahasiswa ke kediaman beliau. Mereka akan berangkat kuliah di 9 universitas di Tiongkok. Atas beasiswa yang diusahakan yayasan kami. Beliau sudah menyatakan. OK. Tunggal diatur waktu dan kursi-kursinya. Para calon mahasiswa itu sudah begitu senang. Akan bisa mendapat wejangan beliau. Tulisan ini harusnya 1 juta halaman. Agar memadai dengan jasa beliau. Terlalu banyak yang beliau sudah perbuat. Tapi saya lagi di Inggris. Saat mendapat kabar duka ini. Saya lagi dalam perjalanan dari Skotlandia ke Irlandia. Saya mampir dulu ke sebuah tempat. Untuk menulis naskah demi Pak Habibie ini. Akhirnya Pak Habibie kembali membuat bukti: begitu rapuh fisik seorang lelaki --setelah ditinggal istrinya, cintanya, dan kekasihnya. Dan itu baru sembilan tahun lalu. (Dahlan Iskan) dia berhasil mendapatkan nilai tinggi. Berbekal nilai bagus, Rudy mendatangi para profesor untuk meminta rekomendasi. Setelah mendapat rekomendasi, dia langsung mendatangi dinas pendidikan untuk mengurus persyaratan kuliah di Jerman. Menurut pegawai dinas pendidikan, Rudy sudah tidak bisa mendaftar beasiswa ke Jerman karena memang sudah ditutup. Namun, ada cara lain agar dia bisa tetap kuliah di Jerman. Yakni, membiayai sendiri keberangkatan, perkuliahan, dan kebutuhan hidup. Untuk biaya hidup saja, Rudy butuh 375 Deutsche mark (DM). Rudy bergegas pulang dan bercerita kepada Tuti. Tanpa pikir panjang, Tuti langsung setuju. Masalah uang, dia akan berusaha mendapatkannya melalui usaha yang dijalaninya. ”Apalagi Mami sudah terikat janji. Bahwa beliau akan memenuhi kebutuhan pendidikan anaknya dengan tangannya sendiri. Tidak dengan bantuan siapa pun, termasuk beasiswa.” imbuhnya. Akhirnya, berangkatlah Rudy ke Jerman. Dia menjadi satu-satunya mahasiswa Indonesia berpaspor hijau saat itu. Mahasiswa lain yang berangkat dengan beasiswa memegang paspor biru alias paspor dinas. Rudy pun terbang ke Jerman. Memulai kehidupan baru sebagai calon orang besar. (Bersambung) General Manager/Pemimpin Redaksi: Andi Ahmadi. Asisten GM: Zaenal Aripin. Wakil Pemimpin Redaksi: Miftah. Redaktur Eksekutif: Bisman Pasaribu. Korlip: Antonio J. S. Bano. Redaktur: Irwan, Miftakhudin, Eko Iskandar, Antonio J. S. Bano. Sekretaris Redaksi: Sondang. Staf Redaksi: Andi Mardani, Surya Bagus, Ahmad Pairudz, Dani Ibrahim, Karsim Putra Pratama. Komisaris: Hazairin Sitepu. Direktur: Hetty, Faturohman S Kanday. Ombudsman JPG: M.Choirul Shodiq, Rohman Budijanto, Andi Syarifuddin. Fotografer: Arisanto, Raiza Septianto. Pracetak: Yudhi Handoko, Mahmud Amsori, Bambang Joko Prakoso, M. Indra Negara. Desain Iklan: Denis Arfian. Teknologi Informasi: Beni Irawan, Alvin. Pemasaran/Sirkulasi: Asep Rachmat (Koordinator), Eti Cahyanih. Manager Iklan: Hafidz. Iklan: Flora Pangestika. Manager Keuangan: Imam Hidayat. Keuangan: Rizky Marcella, Niki Ayu Minofi, Linda Rose Iskandar. Alamat Redaksi dan Tata Usaha: Perkantoran Suncity Square, Jl M Hasibuan Blok A40-41, Bekasi. Telp. Redaksi: 021-88863639. Telp Iklan: 021-88863640 (FO & PEMASARAN): 021-88966203. Telp. Keuangan: 021-88863641, Faks: 021-88863641, 021-88863639. Telp: 021-88966203, 88863641. Bank: Bank CIMB Niaga Bekasi. No.Rek: 925-01- 00699-00-0 a.n PT BEKASI EKSPRES MEDIA, BCA 739-0654-400 a.n PT BEKASI EKSPRES MEDIA, BJB 001-068-733-0002 a.n PT BEKASI EKSPRES MEDIA. Diterbitkan oleh: PT Bekasi Ekspres Media. Percetakan: PT Bogor Media Grafika Jalan Siliwangi Kav 1 No 34 Komplek Puslitbang Intel Desa Ciujung, Kabupaten Bogor, Sentul Bogor. No.Telp: (0251) 8655 365. (isi diluar tanggung jawab percetakan). Warna FC : Rp. 50.000,- Halaman 1 FC : Rp. 65.000,- Advertorial FC : Rp. 30.000,- Hitam Putih BW : Rp. 35.000,- Halaman 1 BW : Rp. 50.000,- Advetorial BW : Rp. 20.000,- Pengumunan BW : Rp. 30.000,- Iklan Baris : Rp. 15.000,- Wartawan Radar Bekasi selalu dibekali identitas dan tidak menerima uang atau barang berharga lainnya dari narasumber.
Page 1 and 2: adar_bekasi radarbekasi.id KAMIS, 1
Page 3 and 4: JURNALISME WARGA 3 KAMIS, 12 SEPTEM
Page 5: POLITIK KAMIS, 12 SEPTEMBER 2019 5
Page 9 and 10: SELALU DEKAT PEMBACA ! KAMIS, 12 SE
Page 11 and 12: SATELIT BEKASI RAYA kamis, 12 SEPTE
Page 13 and 14: GELANGGANG RADAR BEKASI kamis, 12 S
Page 15 and 16: TERUSAN METROPOLIS JBB ’Geruduk

E - PAPER RADAR BEKASI EDISI 12 SEPTEMBER 2019

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

Delete template?

Save as template?