25.01.2020 Views

Desain_Geometri_Loop_Ramp_Dengan_Metode

geometrik

geometrik

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

DESAIN GEOMETRI LOOP RAMP DENGAN METODE COMPOUND CURVE RADII

Rudy Setiawan

rudy@peter.petra.ac.id

Staf Pengajar Fakultas Teknik Sipil & Perencanaan

Jurusan Teknik Sipil Universitas Kristen Petra

Jl. Siwalankerto 121-131

Surabaya, 60236

(P):031-2983392 (F):031-8417658

Abstrak

Pembangunan persimpangan tidak sebidang merupakan salah satu upaya penanganan masalah lalulintas yang

diterapkan pada ruas jalan kelas arteri dimana kondisi lalulintas pada kaki persimpangannya atau ruas jalan yang

menuju persimpangan tersebut sudah tidak dapat diatasi dengan penanganan berupa optimasi waktu lampu

lalulintas maupun perbaikan geometri persimpangan.

Persimpangan tidak sebidang yang tidak memiliki jalur penghubung (ramp) antara kedua jalan yang saling

berpotongan disebut sebagai grade separation, umumnya berupa overpass maupun underpass. Sedangkan

persimpangan tidak sebidang yang dilengkapi dengan ramp disebut sebagai Interchange, salah satu jenis ramp

adalah loop ramp dengan tiga macam metode desain geometri yaitu: simple curve radius, flat-sharp-flat compound

curve radii, and sharp-flat-sharp compound curve radii.

Penulisan makalah ini bertujuan memberikan alternatif desain geometri untuk loop ramp yaitu metode compound

curve radii. Software 3D Highway Visualization dipergunakan sebagai alat bantu untuk evaluasi alinyemen loop

ramp secara tiga dimensi agar dapat dibandingkan hasil desain antara metode compound curve radii dan simple

curve radius with spiral transition curve.

Dari hasil visualisasi secara dua dimensi maupun visualisasi secara tiga dimensi tidak terlihat perbedaan secara

signifikan antara kedua macam metode desain tersebut, sehingga disimpulkan bahwa metode compound curve radii

dapat dipergunakan sebagai alternatif dalam desain geometri loop ramp.

Kata-kata kunci: Highway Interchange, Loop Ramp, Compound Curve Radii.

PENDAHULUAN

Pembangunan persimpangan tidak sebidang (interchange) merupakan salah satu upaya

penanganan masalah lalulintas yang diterapkan pada ruas jalan kelas arteri dimana kondisi

lalulintas pada kaki persimpangannya atau ruas jalan yang menuju persimpangan tersebut sudah

tidak dapat diatasi dengan penanganan berupa optimasi waktu lampu lalulintas maupun perbaikan

geometri persimpangan.

Salah satu komponen dari interchange adalah ramp yang berfungsi sebagai jalur penghubung

antara dua jalan utama yang saling bersilangan. Penulisan makalah ini bertujuan memberikan

alternatif desain geometri untuk loop ramp yaitu metode compound curve radii yang merupakan

gabungan dari tiga lengkung lingkaran (circle curve).

LANDASAN TEORI

Persimpangan Tidak Sebidang (Interchange)

Menurut Underwood (1991) persimpangan tidak sebidang yang tidak memiliki jalur penghubung

(ramp) antara kedua jalan yang saling berpotongan disebut sebagai grade separation, umumnya

berupa overpass maupun underpass. Sedangkan persimpangan tidak sebidang yang dilengkapi

dengan ramp disebut sebagai Interchange sebagaimana terlihat pada Gambar 1.

Grade Separation

Gambar 1. Grade Separation dan Interchange

Interchange


Pada umumnya terdapat enam pola dasar bentuk geometri interchange (FHA, 2002), yaitu:

directional, semidirectional, full cloverleaf, partial cloverleaf (parclo), diamond, dan single point

urban sebagaimana terlihat pada Gambar 2.

Menurut Bonneson (2003) di Amerika jenis interchange yang paling banyak dipergunakan adalah

Diamond (62%), Parclo (16%) dan full cloverleaf (8%)

Gambar 2. Enam Pola Dasar Geometri Interchange

Gambar 3 memperlihatkan beberapa komponen yang merupakan bagian dari sebuah interchange

(Underwood, 1991). Pada suatu interchange umumnya terdapat minimum satu atau lebih jenis

ramp yang dipergunakan tergantung orientasi akses jalan utama, pengaturan alinyemen, sistem

pengaturan kendali lalulintas dan kapasitas ruas jalan; yang termasuk dalam pola dasar geometri

ramp sebagaimana terlihat pada Gambar 4. (Bonneson, 2003).

Exit Loop

Entrance Loop

Collector-Distributor Road

Weaving

Section

Bridge

Freeway Exit

Freeway Entrance

Freeway Entrance

Freeway Exit

Entrance Ramp

Exit Ramp

Cross-Road Ramp Terminal

At-Grade Intersection

Gambar 3. Komponen Interchange (Underwood, 1991)

Gambar 4. Pola Dasar Geometri Ramp

Geometri Loop Ramp

Salah satu jenis ramp yang paling banyak dipergunakan adalah loop ramp dengan pertimbangan

diantaranya adalah: minimnya kebutuhan luas lahan dan memperbesar jarak weaving. Loop ramp

paling banyak dipergunakan pada full cloverleaf interchange dan partial cloverleaf interchange.


Pada umumnya dikenal tiga macam metode desain geometri yaitu: simple curve radius yang

menggunakan satu lengkung lingkaran dengan jari-jari konstan dan pada kedua ujungnya

terhubung dengan lengkung peralihan atau spiral, sehingga komposisi dari geometri loop ramp

adalah: Spiral-Circle-Spiral (SCS) sebagaimana sebagaimana terlihat pada Gambar 5

(Underwood, 1991 dan Bonneson, 2003) atau satu lengkung lingkaran yang terhubung dengan

bagian transisi berupa garis lurus atau tangent pada kedua ujungnya (Bonneson, 2004)

sebagaimana terlihat pada Gambar 6,

Gambar 5. Geometri Loop Ramp Dengan Komposisi Spiral-Circle-Spiral

Gambar 6. Geometri Loop Ramp Jenis Simple Curve Radii With Tangent

Jenis loop ramp yang lain adalah flat-sharp-flat compound curve radii, atau sharp-flat-sharp

compound curve radii; yang merupakan gabungan dari beberapa lengkung lingkaran (circle)

dengan perbandingan radius lingkaran kecil (sharp) dan lingkaran besar (flat)adalah 1:2 atau yang

umumnya disebut dengan compound curve radii (Bonneson, 2003 dan IGrds Concepts Manual),

Gambar 7 memperlihatkan geometri loop ramp yang termasuk dalam kategori flat-sharp-flat

compound curve radii. Pada jenis ini loop ramp terdiri atas tiga lengkung lingkaran dengan

konfigurasi sebagai berikut: lengkung pertama (R 1 ) dan lengkung ketiga (R 3 ) mempunyai jari-jari

lebih besar hingga dua kali jari-jari lengkung kedua (R 2 ).

Di Amerika metode flat-sharp-flat compound curve radii paling banyak dipergunakan, disusul

dengan metode simple curve design (Bonneson, 2003).

Metode Compound Curve Radii

Untuk dapat menghasilkan geometri loop ramp yang termasuk kategori flat-sharp-flat compound

curve radii digunakan beberapa persamaan dan acuan sebagaimana terlihat pada Gambar 8.


Gambar 7. Geometri Loop Ramp Dengan Flat-Sharp-Flat Compound Curve Radii

I

γ

H

M

G

R 2

F

I

γ

H

M

G

α/2+β

R 2

F

I

γ

H

M

G

R 2

F

J

R 3

γ

L

K

β

E

J

R 3

L

K

β

E

J

R 3

γ

L

K

E

α

R 1

D

γ

α

R 1

D

γ

α

R 1

D

γ

A B C

A B C

A B C

Gambar 8. Elemen Desain Geometri Loop Ramp Dengan Metode Compound Curve Radii

dimana:

• Sudut α = ∠ BAJ adalah besarnya sudut antara dua jalan yang saling berpotongan

• Sudut γ ditentukan besarnya dengan membagi sudut α dengan suatu nilai n tertentu, dengan

syarat besarnya sudut γ berkisar antara 10° s/d 25°.

• Sudut β diperoleh dari 90° - γ

• Nilai R 2 ditentukan berdasarkan syarat minimum radii for ramps (SSGDUR 1992, Table

12.3, page.70)

• Nilai R 1 = R 3 ditentukan berdasarkan syarat maksimum nilai R 1 = 2 x R 2 (IGrds Concepts

Manual)

• Titik M merupakan titik pusat radius R 1

• Titik L merupakan titik pusat radius R 2

• Titik K merupakan titik pusat radius R3

• Karena nilai R 1 = R 3 maka:

• Panjang garis AB = AJ = T, dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut (Setiawan,

2000):

T = [ ( (R 2 .Sin(β))+(R 1 .Tan(γ/2).Sin(γ)) )/tan(α/2) ]

– [ (R 1 .Tan(γ/2)) – ( (R 2 .Sin γ) – √ ( (R 1 .Tan(γ/2)) 2 – (R 1 .Tan(γ/2).Sin(γ)) 2 ) ] (1)

• Panjang garis BM = DM = JK = HK = R 1

• ∠ BMD = ∠ HKJ = γ

• Panjang lengkung BD (L 1 ) = HJ (L 3 )

• Titik L terletak pada sumbu simetri sejarak S dari titik A dan membentuk ∠ BAL = ∠

JAL = α/2

• Jarak AL dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut (Setiawan, 2000):


S = √ { T 2 + [ R 2 .Sin(β) + R1.Tan(γ/2).Sin(γ)] 2 } (2)

PERBANDINGAN DESAIN LOOP RAMP

Software 3D Highway Visualization (3DHV)

Dalam penelitian ini dipergunakan software 3DHV sebagai alat bantu untuk evaluasi alinyemen

loop ramp secara tiga dimensi agar dapat dibandingkan hasil desain geometri loop ramp antara

metode compound curve radii dan simple curve radius with spiral transition curve.

Software 3DHV sesungguhnya dibuat dengan tujuan untuk membantu perencana geometrik jalan

dalam melakukan evaluasi keselarasan antara alinyemen horisontal dan alinyemen vertikal dari

suatu desain alinyemen jalan melalui visualisasi secara tiga dimensi sehingga dapat dihasilkan

suatu desain yang aman dan nyaman (Setiawan, 2005).

Software 3DHV memiliki 2 unit user interface, yaitu satu unit untuk form input dan satu unit

untuk perhitungan dan menghasilkan tampilan dalam window OpenGL. User interface untuk form

input 3D Visualization seperti terlihat pada Gambar 9. Software 3DHV juga menyediakan fasilitas

visualisasi tiga dimensi berupa tampilan prototype dan tunnel (Gambar 10).

Gambar 9. User Interface Untuk Tab 3D Visualization dan Tampilan 3D OpenGL

Gambar 10. Visualisasi Tiga Dimensi Model Prototype dan Model Tunnel

Proyeksi Garis Pandang

Tampilan tiga dimensi dalam software 3DHV digambar dari koordinat station saat ini sampai

1.000 pixel (meter) ke depan (dari STA X s/d STA X + 1000m), sehingga perlu dilakukan

perhitungan untuk menentukan letak proyeksi garis pandang terutama pada alinyemen horisontal;

baik pada lengkung lingkaran (circle) maupun lengkung peralihan (spiral) sebagaimana terlihat

pada Gambar 11 dengan memperpergunakan persamaan (3) s/d (17).


dy

y'

dL

dx

θ c

y

x'

θ c

Gambar 11. Proyeksi Garis Pandang Pada Lengkung Circle dan Lengkung Spiral

Persamaan untuk menghitung proyeksi garis pandang pada lengkung lingkaran (Underwood,

1991) sebagaimana terlihat pada Gambar 11a adalah:

X = R Sin θc (3)

Y = R (1-Cos θc) (4)

dX = dL Cos θc

(5)

dY = dL Sin θc

(6)

X’ = X + dX (7)

Y’ = Y + dY (8)

dimana:

R = jari-jari tikungan (m)

θc = sudut segmen lengkung lingkaran ( o )

X = absis segmen lengkung lingkaran (m)

Y = ordinat segmen lengkung lingkaran (m)

dL = panjang proyeksi garis pandang (m)

dX = pertambahan absis segmen lengkung lingkaran akibat garis pandang dL (m)

dY = pertambahan ordinat segmen lengkung lingkaran akibat garis pandang dL (m)

X’ = absis segmen lengkung lingkaran akibat garis pandang dL (m)

Y’ = ordinat segmen lengkung lingkaran akibat garis pandang dL (m)

Persamaan untuk menghitung proyeksi garis pandang pada lengkung peralihan atau spiral

(Shahani, 1975 & Sukirman, 1999) sebagaimana terlihat pada Gambar 11b adalah:

2

1800l

δ = (9)

πRL

β = 2δ (10)

φ = 3δ (11)

4

8

⎡ L L ⎤

= L⎢

1 − +

2 ⎥

⎣ 40R

l 3456R

l

(10)

X 4

x

TC TS

Lengkung Lingkaran (Circle)

R

R

θ c

4

L3

⎡ L L8

Y = ⎢1

− + ⎥

(12)

2

4

6Rl

⎣ 56R

l 7040R

l ⎦

dX = dL Cos φ (13)

dY = dL Sin φ (14)

X’ = X + dX (15)

Y’ = Y + dY (16)

dimana:

l = panjang segmen lengkung peralihan (m)

R = Jari-jari tikungan (m)

L = panjang lengkung peralihan (m)

δ = sudut antara sumbu X dan tali busur segmen lengkung peralihan ( o )

δ

x'

x

m

φ

Lengkung Peralihan (Spiral)

β

y

a

dx

φ

dL

y'

dy

q


β = sudut antara tali busur segmen lengkung peralihan dan proyeksi garis pandang ( o )

φ = sudut antara sumbu X dan proyeksi garis pandang ( o )

X = absis segmen lengkung peralihan (m)

Y = ordinat segmen lengkung peralihan (m)

dL = panjang proyeksi garis pandang (m)

dX = pertambahan absis segmen lengkung peralihan akibat garis pandang dL (m)

dY = pertambahan ordinat segmen lengkung peralihan akibat garis pandang dL (m)

X’ = absis segmen lengkung peralihan akibat garis pandang dL (m)

Y’ = ordinat segmen lengkung peralihan akibat garis pandang dL (m)

PERBANDINGAN METODE DESAIN LOOP RAMP

Untuk mengetahui apakah metode compound curve radii dapat digunakan sebagai alternatif desain

geometri loop ramp, dilakukan perbandingan dengan menggunakan desain loop ramp pada salah

satu simpang susun pada proyek Surabaya Intra Urban Tollway Waru-Wonokromo-Tanjung

Perak, yaitu Wonokromo Interchange (STA 9+300) sebagaimana terlihat pada Gambar 12.

Gambar 12. Wonokromo Interchange STA 9+300

Berdasarkan Gambar 12 dapat dilihat bahwa desain geometri loop ramp mempunyai komposisi

Spiral – Circle – Spiral (SCS). Selanjutnya dihitung desain geometri loop ramp metode

compound curve radii (CCR) menggunakan persamaan 1 dan 2, dengan spesifikasi sebagai

berikut:

• Sudut (α) = 88°, Sudut (γ) = α/4 =22°, Sudut (β) = 68°

• Jari-jari (R 2 ) = 30m, Jari-jari (R 1 ) = 2 x R 2 = 60m

Hasil perhitungan ditampilkan berupa gambar centerline loop ramp CCR dan diletakkan diatas

centerline loop ramp SCS untuk membandingkan alinyemen horisontal loop ramp sebagaimana

terlihat pada Gambar 13.

Gambar 13. Perbandingan Alinyemen Horisontal Centerline Loop Ramp Antara Metode Compound Curve Radii

dengan Metode Simple Curve Radius with Spiral Transition Curve


Berdasarkan Gambar 13 terlihat bahwa terdapat sedikit perbedaan (± 1,7m) antara alinyemen

horisontal loop ramp dengan metode SCS dan CCR.

Selanjutnya juga dilakukan perbandingan alinyemen vertikal loop ramp dengan bantuan software

3DHV sebagaimana terlihat pada Gambar 14.

Gambar 14. Perbandingan Alinyemen Vertikal Centerline Loop Ramp Antara Metode Compound Curve Radii

dengan Metode Simple Curve Radius with Spiral Transition Curve

KESIMPULAN

Dari hasil visualisasi secara dua dimensi maupun visualisasi secara tiga dimensi tidak terlihat

perbedaan signifikan antara metode Compound Curve Radii dengan metode Simple Curve Radius

With Spiral Transition Curve, sehingga disimpulkan bahwa metode Compound Curve Radii dapat

dipergunakan sebagai alternatif dalam desain geometri loop ramp sesuai dengan spesifikasi

perencanaan Interchange yang mengacu pada Standard Specifications for Geometric Design of

Urban Roads 1992.

DAFTAR PUSTAKA

• Bonneson J., Zimmerman, K., and Jacobson, M. (2003). “Review And Evaluation Of

Interchange Ramp Design Considerations For Facilities Without Frontage Roads”. Texas

Transportation Institute, The Texas A&M University System, College Station, Texas.

http://tti.tamu.edu/documents/0-4538-1.pdf

• Bonneson J., Zimmerman, K., and Jacobson, M. (2004). “Development Of Ramp Design

Procedures For Facilities Without Frontage Roads”. Texas Transportation Institute, The Texas

A&M University System, College Station, Texas. http://tti.tamu.edu/documents/0-4538-2.pdf

• Department of Transportation Federal Highway Administration (2002). “Traffic Interchages

Design Manual”, Chapter 940, United State.http://tmcpfs.ops.fhwa.dot.gov/cfprojects/

uploaded_files/WSDOT%20Interchanges.pdf

• Directorate General of Highway Ministry of Public Works, (1992). “Standard Specifications

for Geometric Design of Urban Roads”, Jakarta.

• IGrds Concepts Manual. “Appendix M - Ramp Design And Roadway Design Tools”,

http://www.extranet.vdot.state.va.us/locdes/IGrdsManuals/Concept/APP_M.pdf

• Setiawan, R. (2000). “Handout Matakuliah Rekayasa Geometrik Jalan”, Jurusan Teknik

Sipil, Universitas Kristen Petra, Surabaya.

• Setiawan, R. (2005). “Program Visualisasi Alinyemen Jalan Secara Tiga Dimensi

Berdasarkan Perhitungan Alinyemen Horisontal Dan Alinyemen Vertikal”. Prosiding

Simposium Forum Studi Transportasi Antar Perguruan Tinggi (FSTPT) IX, Universitas

Sriwijaya, Palembang.

• Shahani, P.B. (1975). “Road Techniques”, Khanna Publishers, Delhi.

• Sukirman, S. (1999). “Dasar-dasar Perencanaan Geometrik Jalan”, Nova, Bandung.

• Underwood, R.T. (1991). “The Geometric Design of Roads”, Macmilan Company,

Melbourne.

View publication stats

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!