27.01.2020 Views

First You 10th Edition

Embracing A Great Life Menyempurnakan kebaga

Embracing A Great Life
Menyempurnakan kebaga

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

ada di dalamnya agar properti tetap

bagus dan laku di pasaran. Contoh lain

adalah, jika Anda memiliki aset tanah,

maka Anda membutuhkan jasa notaris

dan pejabat pembuat akte tanah.

Kompleksitas yang Anda hadapi akan

bertambah jika aset ini akan diberikan

kepada ahli waris di masa depan. Semua

aset yang disebutkan tersebut faktanya

membutuhkan tambahan biaya diluar

dari nilai aset itu sendiri.

Jika Anda sekarang berinvestasi

pada emas, Anda harus mampu menjaga

aset ini di tempat yang aman yang

membutuhkan biaya dan pengawasan.

Anda juga harus memerhatikan harga

jual dan beli emas yang fluktuatif.

Lalu, bagaimana dengan paper

asset? Apakah berinvestasi di paper

asset memerlukan modal yang sama

besarnya seperti model investasi

lainnya? Idealnya, berinvestasi dalam

bentuk paper asset adalah dengan

menyisihkan 30% dari total penghasilan

per bulan. Dalam simulasinya, jika

penghasilan Anda per bulan sebesar

Rp500 juta, maka jumlah yang ideal untuk

diinvestasikan adalah Rp150 juta setiap

bulannya dalam model paper asset.

Mengenal Paper Asset

Paper asset atau aset kertas adalah

jenis aset yang ada di pasar uang dan

pasar modal. Contohnya adalah valuta

asing, surat utang negara atau obligasi.

Sedangkan investasi di pasar modal

berupa saham atau reksa dana. Kecuali

kupon pada obligasi, jenis investasi

kertas ini akan memberikan keuntungan

pada saat menjual kembali aset tersebut

dengan harga pasar yang lebih tinggi

(margin on capital gain). Bank Mega juga

turut andil dalam mendistribusikan atau

menjual paper asset tersebut, melalui

Wealth Product, yang diantaranya

Reksadana, Obligasi Pemerintah, dan

Valuta Asing. Kalau dilihat dari risikonya,

investasi dalam bentuk paper asset ini

berbeda dari bentuk investasi lainnya.

Surat utang negara akan cenderung

lebih aman dibandingkan saham,

mengingat pergerakannya yang relatif

stabil dan kemungkinan gagal bayarnya

sangat kecil. Sementara saham, kendati

dalam jangka pendek lebih fluktuatif

dibandingkan surat utang, tapi bisa

memberikan keuntungan yang jauh

lebih tinggi dalam jangka panjang.

Tentu saja Anda harus menjatuhkan

pilihan yang tepat, salah satunya dengan

mempertimbangkan kondisi fundamental

perusahaan yang sahamnya dijadikan

instrumen investasi.

Secara umum memiliki paper asset

tidak kalah menarik dibanding dengan

real asset atau konvensional. Berikut

ini merupakan beberapa keuntungan

berinvestasi dalam bentuk paper asset:

- Nilai paper asset terus tumbuh,

instrumen paper asset memiliki potensi

peningkatan.

- Modal berinvestasi cukup terjangkau.

Untuk memulai berinvestasi di paper

asset tidak memerlukan modal yang

besar, misalnya dengan dana yang

minim kita dapat membeli reksadana,

obligasi ataupun saham.

- Biaya maintenance minim. Memiliki

paper asset tidak memerlukan biaya

tinggi. Contohnya, biaya perawatan

rumah serta biaya proses kepemilikan

rumah.

- Mudah dicairkan dan diperjualbelikan,

ketika situasi darurat paper asset

sangat likuid atau mudah untuk

pencairan dan transaksi jual beli pun

bisa dilakukan dengan cepat.

Pada akhirnya, berinvestasi di paper

asset memiliki potensi keuntungan serta

risiko. Sebagai langkah yang bijak,

sebaiknya tentukan terlebih dahulu

tujuan berinvestasi, baik jangka waktu

dan risk profile kita.

Selamat berinvestasi!

FIRST YOU 31

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!