02.01.2013 Views

Pengelolaan Hasil Hutan Bukan Kayu Non Fem (Food ... - FORDA

Pengelolaan Hasil Hutan Bukan Kayu Non Fem (Food ... - FORDA

Pengelolaan Hasil Hutan Bukan Kayu Non Fem (Food ... - FORDA

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

penyesuaian cara pemanenan. Demikian juga dengan budidaya, penguasaan<br />

terhadap IPTEK juga sangat diperlukan.<br />

Gemor, lebah madu, sutera alam, gaharu, cendana dan rusa adalah<br />

beberapa jenis HHBK non FEM unggulan dan potensial menjadi unggulan<br />

yang bernilai ekonomi tinggi. Sebagaimana telah dikemukaan di atas,<br />

produk-produk HHBK tersebut cenderung mengalami penurunan produksi<br />

yang disebabkan karena ketersediaannya di alam mengalami penurunan.<br />

Untuk itu dibutuhkan perangkat teknologi yang mendukung terwujudnya<br />

pengelolaan dan pemanenan suberdaya alam secara lestari dan budidayanya<br />

agar dapat mempertahankan dan meningkatkan kemampuan penyediaan<br />

hasil HHBK tersebut. Rencana Penelitian Integratif ini disusun untuk<br />

memberikan arah penelitian yang harus dilakukan dalam kurun waktu 2010<br />

– 2014 untuk dapat menghasilkan IPTEK yang dibutuhkan untuk mengelola<br />

dan membudidayakan lima jenis HHBK tersebut di atas.<br />

B. Rumusan Masalah<br />

Lebah madu, sutera alam, dan gaharu adalah tiga diantara lima jenis<br />

komoditas HHBK yang medapatkan prioritas pengembangannya saat<br />

ini, sebagaimana disebutkan dalam Strategi Pengembangan <strong>Hasil</strong> <strong>Hutan</strong><br />

bukan <strong>Kayu</strong> Nasional yang ditetapkan melalui Peraturan Menteri Kehutanan<br />

Nomor P.19/Menhut-II/2009. Dalam rangka pengembangan HHBK agar<br />

pemanfaatannya lebih terencana dan terfokus serta berkelanjutan,<br />

pemerintah juga mendorong dikembangnya produk-produk HHBK unggulan<br />

lainnya, baik untuk tingkat nasional, propinsi, maupun lokal kabupaten/<br />

kota. Untuk itu telah ditetapkan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor<br />

P.21/Menhut-II/2009 tentang Penetapan Kriteria dan Indikator Penetapan<br />

Jenis <strong>Hasil</strong> <strong>Bukan</strong> <strong>Kayu</strong> Unggulan. Tumbuhan gemor dan cendana serta<br />

hewan rusa timor adalah HHBK yang potensial menjadi komoditas unggulan<br />

mengingat potensi ekonomi yang dapat dihasilkan dari ketiganya.<br />

Meskipun disebut dan potensial disebut sebagai komoditas unggulan,<br />

namun, seperti halnya madu, rusa, gemor, cendana, dan gaharu, pada<br />

kenyataannya usaha pemanfaatannya masih mengandalkan pada produk<br />

alam dalam bentuk pemungutan. Hal ini berakibat pada terancamnya<br />

keberlanjutan sumberdaya yang ada di alam akibat eksploitasi yang<br />

berlebihan, seperti yang terjadi pada pohon gaharu, gemor, cendana dan<br />

satwa rusa.<br />

Budidaya HHBK adalah jawaban yang paling tepat untuk mengatasi<br />

persoalan di atas. Namun, sebagaimana yang terjadi pada kebanyakan<br />

produk HHBK, pemanfaatan budidaya lebah, sutera alam, gaharu, gemor,<br />

474<br />

RENCANA PENELITIAN INTEGRATIF 2010-2014

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!