Tenure
ekhs dsi usu i - WG-Tenure
ekhs dsi usu i - WG-Tenure
- No tags were found...
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
Kajian dan Opini<br />
Memahami terminologi “<strong>Tenure</strong>”<br />
Diadaptasi oleh Emila dan Suwito dari berbagai sumber<br />
Penggunaan istilah “tenure” sering mencuat tatkala terjadi<br />
konflik yang berkepanjangan antara berbagai pihak yang<br />
saling mempertahankan hak penguasaan terhadap lahan<br />
atau sumber daya alam. Saling klaim atas hak mewarnai<br />
tuntutan yang sering diikuti dengan aksi-aksi perlawanan.<br />
Hingga saat ini semangat masyarakat adat dan<br />
pendukungnya untuk mengembalikan hak-hak ulayat,<br />
termasuk tuntutan pengembalian hak hutan adat tak<br />
pernah kunjung reda. Semua itu bermuara pada masalah<br />
land tenure yang sering menjadi “grey area”.<br />
Menurut Bruce (1998) dalam Review of tenure terminology,<br />
istilah “tenure” berasal dari jaman feodal Inggris. Setelah<br />
menduduki Inggris tahun 1066, bangsa Normandia<br />
menghapuskan hak-hak masyarakat atas tanahnya, dan<br />
mengganti hak tersebut hanya sebagai pemberian grant<br />
(bantuan) dari pemerintahan baru.<br />
Beberapa sumber menjelaskan bahwa kata tenure berasal<br />
dari kata dalam bahasa Latin “tenere” yang mencakup arti:<br />
memelihara, memegang, memiliki. land tenure berarti<br />
sesuatu yang dipegang dalam hal ini termasuk hak dan<br />
kewajiban dari pemangku lahan (“holding or possessing” =<br />
pemangkuan atau penguasaan). Land tenure adalah istilah<br />
legal untuk hak pemangkuan lahan, dan bukan hanya<br />
sekedar fakta pemangkuan lahan. Seseorang mungkin<br />
memangku lahan, tetapi ia tidak selalu mempunyai hak<br />
menguasai.<br />
Sistem “land tenure” adalah keseluruhan sistem dari<br />
pemangkuan yang diakui oleh pemerintah secara nasional,<br />
maupun oleh sistem lokal. --Sebuah sistem 'land tenure”<br />
sulit dimengerti kecuali dikaitkan dengan sistem ekonomi,<br />
politik dan sosial yang mempengaruhinya. [Bruce, 1998]<br />
Pengertian tentang land and resource tenure yang umum<br />
dipahami oleh para pemerhati masalah-masalah sosial<br />
mengacu pada relasi sosial yang ditentukan dalam setiap<br />
sistem penguasaan, pemanfaatan, pengelolaan tanah dan<br />
sumber alam lainnya, baik yang diakui maupun yang tidak<br />
diakui oleh hukum Negara yang berlaku. Relasi sosial ini<br />
bisa terbentuk diantara individu dalam satu kelompok<br />
masyarakat, antara kelompok masyarakat satu dengan<br />
kelompok masyarakat lainnya, termasuk pula antara<br />
rakyat dan pemerintah dalam suatu negara. Dalam<br />
memahami relasi sosial ini maka terkandung pula di<br />
dalamnya berbagai perpektif seperti relasi gender, kelas<br />
(baik dari perspektif sosial maupun ekonomi), hubungan<br />
antar etnik, budaya dan kelompok umur. [International<br />
Conference on Land and Resource <strong>Tenure</strong> in Changing Indonesia, 2004]<br />
6<br />
<strong>Tenure</strong> system is a bundle of rights<br />
Untuk memudahkan pengamatan dan analisis, seringkali<br />
masalah tenurial sistem ini dilihat sebagai sekumpulan<br />
atau serangkaian hak-hak (tenure system is a bundle of rights)<br />
yang mana di dalamnya juga terkandung makna kewajiban<br />
(obligation). Hal ini didasarkan pada kenyataan lapangan<br />
seringkali ditemukan, bahwa hak-hak atas tanah dan<br />
sumber-sumber alam ini bersifat multidimensi dan<br />
berlapis-lapis. Tidak jarang terjadi, orang atau kelompok<br />
orang yang berbeda-beda mempunyai hak pada sebidang<br />
tanah atau sesuatu sumber alam yang sama.<br />
Misalnya pada sebagian dari sistem “kepemilikan” tanah<br />
adat, meskipun dikenal hak individu untuk “memiliki”<br />
sebidang tanah, namun individu tersebut tidak<br />
mempunyai hak untuk mengalihkan tanah tersebut ke<br />
orang lain secara bebas tanpa ikut campurnya keluarga<br />
dan/atau komunitas dimana tanah itu berada. Pohonpohon<br />
tertentu yang berumur panjang misalnya, punya<br />
aturan sistem kepemilikan dan pemanfaatan tertentu yang<br />
kadang-kadang tidak terkait dengan kepemilikan tanah<br />
dimana pohon itu terdapat. Sistem ini bisa berbeda untuk<br />
jenis tumbuhan lain yang tumbuh semusim, misalnya.<br />
Ini adalah salah satu contoh sederhana dimana hak untuk<br />
menguasai, memanfaatkan, mengelola, mengalihkan<br />
kepemilikan tidak selalu berada pada orang yang sama.<br />
Dengan demikian pengertian “bundle of rights” dalam<br />
resource tenure sistem, memunculkan serangkaian hak<br />
tertentu dan pembatasan-pembatasan tertentu atas hak-<br />
“<br />
seringkali masalah<br />
tenurial sistem ini<br />
dilihat sebagai<br />
sekumpulan atau<br />
serangkaian hak-hak<br />
(tenure system is a<br />
bundle of rights) yang<br />
mana di dalamnya<br />
juga terkandung<br />
makna kewajiban<br />
(obligation).<br />
”<br />
Working Group on Forest Land <strong>Tenure</strong> www.wg-tenure.org - Warta <strong>Tenure</strong> Nomor 1 - Januari 2006