03-F-KEDOKTERAN
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
PEDOMAN<br />
PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN<br />
FAKULTAS <strong>KEDOKTERAN</strong><br />
TAHUN AKADEMIK 2014/2015<br />
UNIVERSITAS PADJADJARAN
Kata Pengantar<br />
Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran<br />
(FKUP) memiliki visi untuk menjadi institusi kedokteran<br />
yang menempatkan keunggulan penelitian dan<br />
pendidikan demi kemaslahatan masyarakat guna<br />
mendorong daya saing bangsa (Research and<br />
education Excellency for Society to Promote nation<br />
Competitiveness - RESPeCt). Untuk mencapai visi ini<br />
maka prinsip pendidikan yang memegang teguh<br />
SPICES (Student centered, Problem based, Integrated, Community, Early<br />
clinical exposure/elective, and Systematic) yang telah diterapkan pada seluruh<br />
program studi sejak tahun 2004, diperkuat lebih lanjut. Proses pembelajaran<br />
dilakukan melalui integrasi penelitian dan pengabdian kepada masyarakat ke<br />
dalam pendidikan dengan memperkuat keterlibatan dosen dan mahasiswa pada<br />
tridharma perguruan tinggi yang berorientasi keunggulan.<br />
Buku Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Tahun Akademik<br />
2014/2015 merupakan penyempurnaan dari Buku Pedoman Penyelenggaraan<br />
Pendidikan Tahun Akademik 2013/2014, sehingga sesuai dengan kebutuhan dan<br />
perkembangan yang terjadi. Buku Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Tahun<br />
Akademik 2014/2015 diterbitkan untuk memberikan gambaran lebih jelas kepada<br />
pimpinan, mahasiswa, dosen dan masyarakat mengenai pelaksanaan pendidikan<br />
di FKUP. Pedoman pendidikan pada seluruh program studi disusun secara<br />
terintegrasi di dalam buku ini.<br />
Buku ini memuat peraturan akademik yang harus dijadikan rujukan oleh<br />
staf pengajar, mahasiswa dan tenaga administrasi akademik untuk memperlancar<br />
penyelenggaraan Proses Belajar Mengajar di seluruh program studi FKUP. Hal<br />
ini merupakan salah satu upaya memberikan penjaminan mutu kepada<br />
masyarakat luas terhadap kualitas akademik FKUP.<br />
Oleh karenanya, kami menyampaikan penghargaan kepada semua<br />
pihak yang telah membantu dan memberikan masukan dalam proses<br />
penyusunan Buku Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Fakultas Kedokteran<br />
Universitas Padjadjaran Tahun Akademik 2014/2015 ini. Kami berharap pedoman<br />
ini dapat memenuhi fungsinya dengan baik.<br />
Bandung, 12 Juni 2014<br />
Dekan,<br />
Prof.Dr.med Tri Hanggono Achmad, dr.<br />
NIP 196209221989021001<br />
i
KATA PENGANTAR<br />
DAFTAR ISI<br />
KEPUTUSAN DEKAN<br />
PIMPINAN FAKULTAS<br />
DAFTAR ISI<br />
BAB I 1<br />
SEJARAH FAKULTAS, VISI, MISI, TUJUAN PENDIDIKAN DAN<br />
KOMPETENSI LULUSAN<br />
1. Sejarah 1<br />
2. Visi dan Misi Fakultas<br />
A. Visi<br />
B. Misi<br />
C. Tujuan<br />
ii<br />
Hal.<br />
i<br />
3. Tujuan Pendidikan<br />
3.1. Program Studi Diploma 4 Kebidanan 4<br />
3.2. Program Pendidikan Dokter<br />
3.2.1. Program Studi Kedokteran 5<br />
3.2.2. Program Studi Profesi Dokter 6<br />
3.3. Program Pendidikan Dokter Spesialis<br />
3.3.1. Anestesiologi dan Terapi Intensif 7<br />
3.3.2. Ilmu Bedah 8<br />
3.3.3. Ilmu Bedah Saraf 9<br />
3.3.4. Orthopaedi dan Traumatologi 10<br />
3.3.5. Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal 11<br />
3.3.6. Ilmu Kedokteran Jiwa 11<br />
3.3.7. Ilmu Kesehatan Anak 12<br />
3.3.8. Ilmu Penyakit Dalam 13<br />
3.3.9. Ilmu Kesehatan Mata 14<br />
3.3.10. Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin 14<br />
3.3.11. Ilmu Penyakit Saraf 16<br />
3.3.12. Ilmu Kesehatan THT, Kepala dan Leher 16<br />
3.3.13. Obstetri dan Ginekologi 17<br />
3.3.14. Patologi Anatomi 18<br />
3.3.15. Patologi Klinik 19<br />
3.3.16. Radiologi 19<br />
3.3.17. Ilmu Kedokteran Nuklir 20<br />
3.3.18. Ilmu Bedah Anak 21<br />
3.3.19. Urologi 22<br />
ii<br />
v<br />
viii<br />
3<br />
3<br />
4
3.3.20. Kardiologi dan Kedokteran Vaskular 23<br />
3.3.21. Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi 23<br />
3.4. Program Pendidikan Pascasarjana<br />
3.4.1. Program Studi Magister Ilmu Kedokteran Dasar 25<br />
3.4.2. Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat 26<br />
3.4.3. Program Studi Magister Kebidanan 26<br />
3.4.4. Program Studi Doktor Ilmu Kedokteran 26<br />
4. Kompetensi Lulusan Program Studi<br />
4.1. Program Studi Diploma 4 Kebidanan 27<br />
4.2. Program Studi Kedokteran 28<br />
4.3. Program Studi Profesi Dokter 29<br />
4.4. Program Pendidikan Dokter Spesialis 30<br />
4.5. Program Studi Magister Ilmu Kedokteran Dasar 32<br />
4.6. Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat 33<br />
4.7. Program Studi Magister Kebidanan 33<br />
4.8. Program Studi Doktor Ilmu Kedokteran 33<br />
BAB II<br />
PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI<br />
1. Program Studi Diploma 4 Kebidanan 34<br />
2. Program Pendidikan Dokter<br />
2.1. Program Studi Kedokteran 48<br />
2.2. Program Studi Profesi Dokter 60<br />
3. Program Pendidikan Dokter Spesialis<br />
3.1. Anestesiologi dan Terapi Intensif 70<br />
3.2. Ilmu Bedah 72<br />
3.3. Ilmu Bedah Saraf 86<br />
3.4. Orthopaedi dan Traumatologi 88<br />
3.5. Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal 93<br />
3.6. Ilmu Kedokteran Jiwa 96<br />
3.7. Ilmu Kesehatan Anak 98<br />
3.8. Ilmu Penyakit Dalam 118<br />
3.9. Ilmu Kesehatan Mata 123<br />
3.10. Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin 132<br />
3.11. Ilmu Penyakit Saraf 140<br />
3.12. Ilmu Kesehatan THT, Kepala dan Leher 142<br />
3.13. Obstetri dan Ginekologi 154<br />
3.14. Patologi Anatomi 221<br />
3.15. Patologi Klinik 239<br />
3.16. Radiologi 279<br />
3.17. Ilmu Kedokteran Nuklir 296<br />
iii
3.18. Ilmu Bedah Anak 310<br />
3.19. Urologi 316<br />
3.20. Kardiologi dan Kedokteran Vaskular 327<br />
3.21. Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi 335<br />
4. Program Pendidikan Pascasarjana<br />
4.1. Program Studi Magister Ilmu Kedokteran Dasar 381<br />
4.2. Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat 430<br />
4.3. Program Studi Magister Kebidanan 462<br />
4.4. Program Studi Doktor Ilmu Kedokteran 480<br />
BAB III<br />
SARANA DAN PRASARANA<br />
1. Fasilitas Bangunan<br />
1.1. Kampus Jatinangor 506<br />
1.2. Kampus Eijkman 507<br />
2. Perpustakaan 508<br />
3. Teaching Hospital 508<br />
4. Sistem Informasi 510<br />
5. Sarana Penelitian 512<br />
6. Asrama Mahasiswa 512<br />
7. Fasilitas Kegiatan Mahasiswa 513<br />
BAB IV<br />
PENELITIAN DAN KERJASAMA 514<br />
BAB V<br />
PRESTASI FAKULTAS 520<br />
iv
KEPUTUSAN DEKAN FAKULTAS <strong>KEDOKTERAN</strong><br />
UNIVERSITAS PADJADJARAN<br />
NOMOR 1445/UN6.C/PP/2014<br />
TENTANG<br />
PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN<br />
FAKULTAS <strong>KEDOKTERAN</strong> UNIVERSITAS PADJADJARAN<br />
TAHUN AKADEMIK 2014/20145<br />
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA<br />
DEKAN FAKULTAS <strong>KEDOKTERAN</strong> UNIVERSITAS PADJADJARAN,<br />
Menimbang : a. bahwa dalam usaha memantapkan pelaksanaan sistem pendidikan di Fakultas<br />
Kedokteran Universitas Padjadjaran, dipandang perlu adanya pedoman yang<br />
telah disesuaikan dengan proses pembelajaran untuk setiap jenjang program<br />
pendidikan pada setiap tahun akademik baru;<br />
b. bahwa untuk penyempurnaan terhadap Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan<br />
Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Tahun Akademik 2013/2014, telah<br />
disusun Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Fakultas Kedokteran Universitas<br />
Padjadjaran Tahun Akademik 2014/2015;<br />
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf<br />
b, maka perlu diterbitkan Keputusan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas<br />
Padjadjaran;<br />
Mengingat : 1. Undang–Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 20<strong>03</strong> tentang Sistem<br />
Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20<strong>03</strong> Nomor<br />
78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);<br />
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2004 tentang<br />
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik<br />
Indonesia Tahun 2004 Nomor 4389);<br />
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan<br />
Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 158,<br />
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 5336);<br />
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2013 tentang Pendidikan<br />
Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 132,<br />
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5434);<br />
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 1957 tentang<br />
Pendirian Universitas Padjadjaran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun<br />
1957 Nomor 91, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1422);<br />
6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar<br />
Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor<br />
41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496);<br />
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 jo Nomor 66<br />
Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran<br />
Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 112, Tambahan Lembaran<br />
Negara Republik Indonesia Nomor 5157);<br />
8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 46<br />
Tahun 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Universitas Padjadjaran (Berita<br />
Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 595);<br />
9. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor<br />
0436/O/1992 tentang Statuta Universitas Padjadjaran;
10. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 260/KMK.05/2008<br />
tentang Penetapan Universitas Padjadjaran pada Departemen Pendidikan<br />
Nasional sebagai Instansi Pemerintah yang Menerapkan Pengelolaan Keuangan<br />
Badan Layanan Umum;<br />
11. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 232/U/2000<br />
tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian<br />
Hasil;<br />
12. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 045/U/2002<br />
Tentang Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi;<br />
13. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor<br />
116/MPN.A4/KP/2011 tentang Pengangkatan Rektor Universitas Padjadjaran<br />
Periode 2011-2015;<br />
14. Keputusan Rektor Universitas Padjadjaran Nomor 1734/J06/Kep/KP/2005<br />
tanggal 17 Oktober 2005 tentang Pemberian Kuasa Penandatanganan Surat<br />
Keputusan Rektor Universitas Padjadjaran;<br />
15. Keputusan Rektor Universitas Padjadjaran Nomor 438/H6.1/Kep/HK/2009<br />
tanggal 18 Februari 2009 tentang Integrasi Pengelolaan Pendidikan Pascasarjana<br />
dari Program Pascasarjana ke Fakultas di Lingkungan Universitas Padjadjaran<br />
Tahun Akademik 2009/2010;<br />
16. Keputusan Rektor Universitas Padjadjaran Nomor 4678/UN6.RKT/KP/2013<br />
tentang Pengangkatan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran;<br />
17. Peraturan Rektor Universitas Padjadjaran Nomor 1263/UN6.RKT/PP/2013<br />
tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pendidikan Universitas Padjadjaran<br />
Tahun Akademik 2013/2014;<br />
MEMUTUSKAN :<br />
Menetapkan :<br />
KESATU : KEPUTUSAN DEKAN FAKULTAS <strong>KEDOKTERAN</strong> UNIVERSITAS<br />
PADJADJARAN TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN<br />
PENDIDIKAN FAKULTAS <strong>KEDOKTERAN</strong> UNIVERSITAS PADJADJARAN<br />
TAHUN AKADEMIK 2014/2015;<br />
KEDUA : Pedoman sebagaimana tercantum dalam lampiran keputusan ini merupakan<br />
pedoman dan petunjuk pelaksanaan proses belajar mengajar berdasarkan sistem<br />
kredit semester serta merupakan acuan kerja bagi seluruh jajaran sivitas akademika<br />
di lingkungan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran dan semua jenjang<br />
program, baik program pendidikan akademik, pendidikan spesialis, pendidikan<br />
profesional maupun pendidikan vokasi di lingkungan Fakultas Kedokteran<br />
Universitas Padjadjaran tahun akademik 2014/2015;<br />
KETIGA : Semua Mahasiswa, Tenaga Pendidik Tetap, Tenaga Pendidik Tidak Tetap dan<br />
Tenaga Penunjang wajib melaksanakan dan memperhatikan ketentuan-ketentuan<br />
yang tercantum dalam Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Fakultas Kedokteran<br />
Universitas Padjadjaran Tahun Akademik 2014/2015;<br />
KEEMPAT : Dengan berlakunya Keputusan ini, segala ketentuan yang bertentangan dan tidak<br />
sesuai dengan ketentuan-ketentuan di dalam Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan<br />
Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Tahun Akademik 2013/2014<br />
dinyatakan tidak berlaku;<br />
KELIMA : Hal-hal yang belum diatur dalam ketentuan ini akan diatur secara tersendiri;<br />
KEENAM : Keputusan ini berlaku terhitung mulai tanggal ditetapkan;
KETUJUH : Jika dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam keputusan ini, akan diadakan<br />
perbaikan atau perubahan sebagaimana mestinya.<br />
Ditetapkan di Bandung<br />
Pada tanggal 12 Juni 2014<br />
DEKAN FAKULTAS <strong>KEDOKTERAN</strong><br />
UNIVERSITAS PADJADJARAN,<br />
TRI HANGGONO ACHMAD<br />
NIP 19620922 198902 1 001<br />
Tembusan disampaikan kepada Yth.<br />
1. Rektor Universitas Padjadjaran;<br />
2. Para Wakil Rektor di lingkungan Universitas Padjadjaran;<br />
3. Para Kepala Biro di lingkungan Universitas Padjadjaran;<br />
4. Para Wakil Dekan di lingkungan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran;<br />
5. Sekretaris Senat Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran;<br />
6. Para Kepala Departemen di lingkungan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran;<br />
7. Para Ketua Program Studi di lingkungan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran;<br />
8. Kepala Bagian Tata Usaha Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran;<br />
9. Para Kepala Subbagian di lingkungan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran;
PIMPINAN<br />
FAKULTAS <strong>KEDOKTERAN</strong><br />
UNIVERSITAS PADJADJARAN<br />
g<br />
Dekan<br />
Prof.Dr.med. Tri Hanggono Achmad, dr.<br />
NIP 196209221989021001<br />
viii
Wakil Dekan<br />
Bidang Akademik, Kemahasiswaan, dan Kerja Sama<br />
Prof.Dr. Dany Hilmanto, dr., SpA(K)<br />
NIP 196302201987111001<br />
Wakil Dekan<br />
Wakil Dekan Bidang Perencanaan, Sumber Daya, dan Tata Kelola<br />
Arief Sjamsulaksan Kartasasmita, dr.,SpM., M.Kes., Ph.D<br />
NIP 197007272000<strong>03</strong>1007<br />
ix
Staf Khusus Pimpinan<br />
1. Staf Khusus Bidang Pembelajaran<br />
Sari Puspa Dewi, dr., MHPE<br />
2. Staf Khusus Bidang Kemahasiswaan<br />
Fathurachman, dr., SpOT., M.Kes., FICS<br />
3. Staf Khusus Bidang Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat<br />
Dwi Agustian, dr., MPH, Ph.D.<br />
4. Staf Khusus Bidang Kerjasama<br />
Yudi Mulyana Hidayat, dr., SpOG(K)<br />
5. Staf Khusus Bidang Perencanaan dan Sistem Informasi<br />
Bony Wiem Lestari, dr., M.Sc.<br />
6. Staf Khusus Bidang Sumber Daya Manusia<br />
Dr. Dewi Marhaeni Diah Herawati, drg., M.Si.<br />
7. Staf Khusus Bidang Organisasi dan Tata Kelola<br />
Sharon Gondodiputro, dr., MARS, MH<br />
8. Staf Khusus Bidang Koordinasi dan Pengembangan Program<br />
Irvan Afriandi, dr, MPH, Dr.PH<br />
x
Pimpinan Departemen<br />
1 Anatomi dan Biologi Sel<br />
Ketua : Arifin Sunggono, dr., PAK, M.Kes.<br />
2 Biokimia dan Biologi Molekuler<br />
Ketua : Prof. Ramdan Panigoro, dr., M.Sc., Ph.D<br />
3 Epidemiologi dan Biostatistika<br />
Ketua : Dwi Agustian, dr., MPH, Ph.D.<br />
4 Farmakologi dan Terapi<br />
Ketua : Rovina, dr.,Sp.PD., Ph.D<br />
5 Ilmu Faal<br />
Ketua : Dr. Vita Murniati Tarawan, dr., Sp.OG, SH, M.Kes, AIFO<br />
6 Mikrobiologi dan Parasitologi<br />
Ketua : Imam Megantara, dr., Sp.MK.,Sp.TKT-KL, M.Kes.<br />
7 Ilmu Gizi Medik<br />
Ketua : Dr. Gaga Irawan Nugraha, dr., Sp.GK, M.Gizi.<br />
8 Ilmu Kesehatan Masyarakat<br />
Ketua : Dr. Elsa Pudji Setiawati, dr., M.M.<br />
9 Patologi Anatomi<br />
Ketua : Dr. Bethy Suryawathy Hernowo, dr., Sp.PA(K)., Ph.D<br />
10 Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin<br />
Ketua : Dr. Oki Suwarsa, dr., M.Kes., Sp.KK(K)<br />
11 Ilmu Kedokteran Nuklir dan Pencitraan Molekuler<br />
Ketua : Trias Nugrahadi, dr., Sp.KN<br />
12 Kedokteran Forensik dan Medikolegal<br />
Ketua : Dr. Yoni Fuadah Syukriani, dr., Sp.F., M.Si., DFM<br />
13 Anestesiologi dan Terapi Intensif<br />
Ketua : Ruli Herman Sitanggang, dr., Sp.An-KIC, KAP, M.Kes<br />
14 Ilmu Bedah<br />
Ketua : Dr. Dimyati Achmad, dr., Sp.B(K)Onk<br />
xi
15 Ilmu Bedah Syaraf<br />
Ketua : Dr. M. Zafrullah Arifin, dr., Sp.BS.<br />
16 Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan<br />
Ketua : Dr. Wiryaman Permadi, dr.,Sp.OG(K)<br />
17 Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi<br />
Ketua : Sunaryo B. Sastradimaja, dr., Sp.KFR<br />
18 Ilmu Kedokteran Jiwa<br />
Ketua : Arifah Nur Istiqomah.,dr.,Sp.KJ.<br />
19 Ilmu Kesehatan Anak<br />
Ketua : Dr. Djatnika Setiabudi, dr., Sp.A(K), MCTM<br />
20 Ilmu Kesehatan Mata<br />
Ketua : Dr. Andika Prahasta, dr., Sp.M(K), M.Kes<br />
21 Ilmu Kesehatan THT-KL<br />
Ketua : Dr.Ratna Anggraeni S. Poerwana, dr., Sp.THT-KL,<br />
M.Kes.<br />
22 Ilmu Penyakit Dalam<br />
Ketua : Rachmat Gunadi Wachyudi, dr.,Sp.PD-KR<br />
23 Ilmu Kesehatan Gigi dan Mulut<br />
Ketua : Etty Sofia M.A, drg.,Sp.KGA.<br />
24 Patologi Klinik<br />
Ketua : Prof. Dr. Ida Parwati ,dr.,Sp.PK(K), Ph.D.<br />
25 Ilmu Penyakit Saraf<br />
Ketua : Siti Aminah, dr.,Sp.S(K)., M.Si., med.<br />
26 Kardiologi & Kedokteran Vaskular<br />
Ketua : Toni Mustahsani Aprami, dr., Sp.PD., Sp.JP<br />
27 Orthopaedi dan Traumatologi<br />
Ketua : Dicky Mulyadi, dr., Sp.OT(K)., FICS<br />
28 Radiologi<br />
Ketua : Prof.Dr. Ristaniah D. Rose Effendi, dr.,Sp.Rad.(K),<br />
M.Kes.<br />
xii
Pimpinan Program Studi<br />
1 Program Studi Diploma Kebidanan<br />
Ketua : Dr. R. Tina Dewi Judistiani, dr., SpOG<br />
2 Program Studi Kedokteran<br />
Ketua : Dr. Achadiyani, dr., M.Kes.<br />
3 Program Studi Profesi Dokter<br />
Ketua : Dr. Susi Susanah, dr., Sp.A(K)<br />
Koordinator Pascasarjana<br />
Prof.Dr. Johannes C. Mose, dr., Sp.OG(K)<br />
4 Program Studi Magister Kebidanan<br />
Ketua : Dr. Farid,dr., Sp.OG(K), Ir., M.Kes.,MH.Kes.<br />
5 Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat<br />
Ketua : Dr. Ardini S. Raksanagara, dr., MPH<br />
6 Program Studi Magister Ilmu Kedokteran Dasar<br />
Ketua : Herry Herman, dr., Sp.OT.,Ph.D<br />
7 Program Studi Doktor Ilmu Kedokteran<br />
Ketua : Prof.Dr. Budi Setiabudiawan, dr., Sp.A(K), M.Kes.<br />
Koordinantor TKP-PPDS-1<br />
Dr. Dwi Prasetyo, dr., Sp.A(K), M.Kes.<br />
8 Program Studi Ilmu Penyakit Dalam<br />
Ketua : Dr. Ria Bandiara, dr., Sp.PD-KGH<br />
9 Program Studi Ilmu Kesehatan Anak<br />
Ketua : Dr. Dedi Rachmadi Sjambas, dr., Sp.A(K), M.Kes.<br />
10 Program Studi Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan<br />
Ketua : Dr. Budi Handono, dr., Sp.OG(K), M.H.Kes.<br />
11 Program Studi Ilmu Bedah<br />
Ketua : Dr. Kiki Lukman, dr., SpB-KBD, M.Sc.<br />
12 Program Studi Urologi<br />
Ketua : Dr. Bambang Sasongko Noegroho, dr., Sp.B., Sp.U<br />
xiii
13 Program Studi Ilmu Bedah Anak<br />
Ketua : Dikki Drajat Kusmayadi, dr.,Sp.B., Sp.BA<br />
14 Program Studi Orthopaedi dan Traumatologi<br />
Ketua : Dr. Hermawan Nagar Rasyid, dr., SpOT(K)., MT(BME),<br />
Ph.D., FICS<br />
15 Program Studi Ilmu Bedah Saraf<br />
Ketua : Dr. Achmad Adam, dr., SpBS, M.Sc.<br />
16 Program Studi Ilmu Penyakit Saraf<br />
Ketua : Ahmad Rizal, dr.,Sp.S(K), Ph.D.<br />
17 Program Studi Ilmu Kedokteran Jiwa<br />
Ketua : Dr. Veranita Pandia, dr., Sp.KJ(K)., M.Kes.<br />
18 Program Studi Ilmu Kesehatan THT-KL<br />
Ketua : Wijana, dr., Sp.THT-KL<br />
19 Program Studi Ilmu Kesehatan Mata<br />
Ketua : Dr. Feti Karfiati, dr., Sp.M(K)., M.Kes.<br />
20 Program Studi Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin<br />
Ketua : Dr. Reti Hindritiani, dr., Sp.KK(K)<br />
21 Program Studi Patologi Klinik<br />
Ketua : Agnes Rengga Indrati, dr., Sp.PK., M.Kes.<br />
22 Program Studi Patologi Anatomi<br />
Ketua : Sri Suryanti, dr., Sp.PA(K), MS.<br />
23 Program Studi Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal<br />
Ketua : Noorman Herryadi, dr., Sp.F., SH<br />
24 Program Studi Radiologi<br />
Ketua : Atta Kuntara, dr., Sp.Rad(K)<br />
25 Program Studi Ilmu Kedokteran Nuklir dan Pencitraan Molekuler<br />
Ketua : Achmad Hussein S. Kartamihardja, dr., Sp.KN,<br />
M.H.Kes.<br />
26 Program Studi Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi<br />
Ketua : Vitriana, dr., Sp.KFR<br />
xiv
27 Program Studi Kardiologi dan Kedokteran Vaskuler<br />
Ketua : Dr. Augustine Purnomowati, dr., Sp.PD, Sp.JP(K)<br />
28 Program Studi Anestesiologi dan Terapi Intensif<br />
Ketua : Dr.Ike Sri Redjeki, dr., Sp.An-KIC, KMN, M.Kes.<br />
Kepala Pusat Studi<br />
1 Pusat Studi TB dan HIV<br />
Bachti Alisjahbanadr., Sp.PD-KPTI., Ph.D<br />
2 Pusat Studi Infeksi Klinik<br />
Prof. Cissy Rachiana S. Prawira, dr., Sp.AK., Ph.D<br />
3 Pusat Studi Onkologi<br />
Prof. Herman Susanto, dr., Sp.OG(K)<br />
4 Pusat Studi Genetik<br />
Prof. Dr. D. Sjarief Hidajat Effendi, dr., Sp.A(K)<br />
5 Pusat Studi Community Health and Wellness<br />
Prof. Dr. Rully M. A. Roesli, dr., Sp.PD-KGH<br />
6 Pusat Studi Neuromuscular<br />
Prof. Dr. Tatang Bisri, dr., SpAn-KNA, KAO<br />
7 Pusat Studi Kesehatan Reproduksi<br />
Prof. Dr. Sofie R. Krisnadi, dr., Sp.OG(K)<br />
8 Pusat Studi Imunologi<br />
Prof. Dr. Sudigdo Adi, dr., Sp.KK(K)<br />
9 Pusat Studi Teknologi Kesehatan<br />
Prof. Dr. Firman F. Wirakusumah, dr., Sp.OG(K), Ph.D<br />
10 Pusat Studi Sistem Kesehatan<br />
Prof. Dr. Nanan Sekarwana, dr., Sp.A(K), MARS<br />
11 Pusat Studi Herbalmolecular<br />
Prof. Dr. M. Nurhalim Shahib, dr<br />
xv
Kepala Laboratorium dan Ketua Unit<br />
1<br />
Laboratorium Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Kedokteran (Medical<br />
Education Research and Development Unit/MERDU)<br />
Prof. Dr. Endang Sutedja, dr., Sp.KK(K)<br />
2 Laboratorium Pengembangan Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan (P2KB)<br />
Dr. Feti Karfiati Memed, dr., Sp.M(K), M.Kes.<br />
3 Laboratorium Biomedik Lanjut<br />
Herry Herman, dr., Ph.D<br />
4 Laboratorium Bioetika dan Humaniora<br />
Insi Farisa Desy Arya, dr., M.Si.<br />
5 Laboratorium Konseling dan Bimbingan Karakter Mahasiswa<br />
Januarsih Iwan A. Rachman, dr., MS.<br />
6 Laboratorium Evaluasi Akademik<br />
Yuni Susanti Pratiwi, dr., AIFO, M.Kes.<br />
7 Unit Publikasi Ilmiah dan Hak Kekayaan Intelektual<br />
Prof. Dr. Budi Setiabudiawan, dr., Sp.A(K), M.Kes.<br />
8 Unit Penjaminan Mutu<br />
Dr. Meita Dhamayanti, dr., Sp.A(K), M.Kes.<br />
xvi
Pimpinan Administratif<br />
1 Kepala Bagian Tata Usaha<br />
Slamet Suprapto, S.Sos., M.Si.<br />
2 Kepala Sub Bagian Pembelajaran dan Kemahasiswaan<br />
Aay Supriatna, S.Sos.<br />
3 Kepala Sub Bagian Keuangan dan Sarana Prasarana<br />
Novi Damayanti, SE., M.Ak.<br />
4 Kepala Sub Bagian Kepegawaian dan Tata Kelola<br />
Cicah Aisyah, S.Pd.<br />
5 Kepala Sub Bagian Data dan Pelaporan<br />
Asep Sutiadi, S.Sos., M.Si.<br />
xvii
1<br />
BAB I<br />
SEJARAH FAKULTAS, VISI, MISI,<br />
TUJUAN PENDIDIKAN DAN KOMPETENSI LULUSAN
1<br />
BAB I<br />
SEJARAH FAKULTAS, VISI, MISI,<br />
TUJUAN PENDIDIKAN DAN KOMPETENSI LULUSAN<br />
A. Sejarah Fakultas<br />
Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran didirikan atas 2 falsafah utama,<br />
yakni kemaslahatan bagi masyarakat dan kebersamaan dalam kesejawatan.<br />
Gagasan untuk mendirikan Fakultas Kedokteran pertama kali datang dari<br />
menteri kesehatan dr. Lie Kiat Teng pada Kongres IDI di Surabaya tahun<br />
1953. Pada saat itu banyak dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas<br />
Indonesia yang ditahan di FKUI untuk memenuhi kebutuhan staf pengajar di<br />
FKUI. Keputusan untuk mendirikan fakultas kedokteran kemudian dijatuhkan<br />
ke Bandung. Villa Isola (Bumi Siliwangi) direncanakan dijadikan kampus,<br />
namun tidak berhasil. Untunglah pada saat itu, RSUP Rancabadak sedang<br />
mendirikan gedung-gedung baru bagi bagian Penyakit Dalam, Kesehatan<br />
Anak, ruang laboratorium, dan ruang kuliah. Sehingga membuka harapan<br />
untuk mendirikan Fakultas Kedokteran di Bandung. Seiring dengan berdirinya<br />
Universitas Padjadjaran (Peraturan Pemerintah No. 37/1957), maka berdiri<br />
pulalah Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran bersama tiga fakultas<br />
lainnya, yaitu Fakultas Ekonomi, Fakultas Hukum, dan FKIP.<br />
Dalam proses pendirian Fakultas Kedokteran Unpad, peran para pemangku<br />
kepentingan di Jawa Barat sangatlah besar dan sumbangsihnya dibingkai<br />
dalam semangat kebersamaan yang kuat. Dalam catatan sejarah, RSUP<br />
Ranca Badak saat itu menyerahkan bangunan-bangunan di sisi Jalan<br />
Pasirkaliki kepada Fakultas Kedokteran untuk dipergunakan. Suatu ruangan<br />
berdinding bilik bekas gudang RSUP pun digunakan sebagai ruang praktikum<br />
Anatomi. Dalam perkembangan selanjutnya, Laboratorium Pre-Klinik lainnya<br />
dibangun di Jalan Dago dan mulai digunakan sejak Januari 1958. Ruangan<br />
kuliah dan praktikum anatomi dan histologi di Jalan Pasirkaliki selanjutnya<br />
dibangun dan mulai dimanfaatkan pada pertengahan 1961. Demikian pula<br />
sejak awal para tenaga medis di RSUP Ranca Badak dan pegawai di<br />
Inspektorat Kesehatan Jawa Barat bertindak sebagai tenaga pendidik di<br />
Fakultas Kedokteran Unpad bersama-sama tenaga pendidik lainnya yang<br />
diangkat oleh Kementerian Pendidikan. Fakultas Kedokteran Universitas<br />
Padjadjaran didirikan atas 2 falsafah utama, yakni kemaslahatan bagi<br />
masyarakat dan kebersamaan dalam kesejawatan.
2<br />
Pada tahun 1995 kampus Fakultas Kedokteran Unpad untuk<br />
penyelenggaraan pendidikan sarjana kedokteran berpindah ke Jatinangor<br />
sejalan dengan pengembangan kampus Unpad lainnya Perkembangan di<br />
bidang pendidikan kedokteran memiliki momentum pada tahun 2001 dengan<br />
pendirian Kelas Pengantar Berbahasa Inggris yang menerima banyak<br />
mahasiswa asing terutama Malaysia. Sejak tahun 2006 telah dibuka program<br />
studi pendidikan dokter Twinning Program dengan Faculty Perubatan<br />
University Kebangsaan Malaysia sebagai wujud pengakuan Internasional.<br />
Program Pendidikan Dokter Spesialis adalah program pascasarjana<br />
kedokteran yang merupakan fase lanjutan dari program pendidikan dokter<br />
umum, di dalam pendidikan tersebut peserta didik memperoleh pembelajaran<br />
di bawah supervisi agar dapat meningkatkan kompetensi sehingga dapat<br />
melaksanakan praktek kedokteran dalam bidang spesialistis tertentu<br />
secara mandiri dengan baik ( World Federation of Medical education / WFME,<br />
Postgraduate Medical Education,20<strong>03</strong> ).<br />
Pendidikan Dokter Spesialis di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran<br />
diselenggarakan mulai tahun 1980 berdasarkan SK Menteri Pendidikan dan<br />
Kebudayaan Republik Indonesia nomor: 076/II/1980. Tim Koordinasi<br />
Pendidikan Dokter Spesialis I (TKP PPDS-I) dibentuk pada tanggal 1<br />
Desember 1980 berdasarkan Surat Keputusan Rektor Universitas<br />
Padjadjaran nomor : 137/Kep./UNPAD/1980.<br />
Dalam menyelenggarakan program pendidikan dokter spesialis, setiap<br />
program studi telah memiliki kurikulum dan berbagai ketentuan yang sesuai<br />
baik dengan Kolegium terkait maupun dengan Institusi Pendidikan Fakultas<br />
Kedokteran Universitas Padjadjaran. Lebih jauh lagi, setiap Program Studi<br />
berusaha untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan agar dapat<br />
memenuhi berbagai ketentuan yang dipersyaratkan oleh berbagai badan<br />
regional atau internasional seperti World Federation of Medical Education .<br />
Jumlah program studi dalam Program Pendidikan Dokter Spesialis-I ( PPDS-I<br />
), yang pada mulanya berjumlah 6 program studi telah berkembang dengan<br />
pesat seiring dengan penambahan tenaga sumberdaya manusia dan sarana<br />
serta prasarana baik yang dimiliki oleh Rumah Sakit Pendidikan maupun oleh<br />
Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran.<br />
Pada saat ini Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran telah memiliki 21<br />
Program Studi pendidikan dokter spesialis.<br />
Sementara itu, sebagai bagian dari pengembangan ilmu Kesehatan, maka<br />
Fakultas Kedokteran membuka program studi Ilmu Keperawatan pada tahun
3<br />
1994 yang selanjutnya berkembang menjadi Fakultas Ilmu Keperawatan sejak<br />
tahun 2005.<br />
Sampai saat ini Fakultas Kedokteran mengelola berbagai program studi,<br />
mulai dari program diploma sampai program doktor; antara lain :<br />
Program Pendidikan Diploma Kebidanan<br />
a) Program Studi Diploma 3 Kebidanan<br />
b) Program Studi Diploma 4 Kebidanan<br />
Program Pendidikan Dokter<br />
a) Program Studi Sarjana Kedokteran<br />
b) Program Pendidikan Dokter Twinning Program<br />
c) Program Studi Profesi Dokter (PSPD)<br />
Program Studi Pendidikan Dokter Spesialis<br />
Program Pascasarjana<br />
a) Program Studi Magister<br />
- Magister Ilmu Kedokteran Dasar<br />
- Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat<br />
- Magister Kebidanan<br />
b) Program Studi Doktor<br />
B. VISI, MISI DAN TUJUAN FAKULTAS<br />
Visi<br />
Menjadi institusi yang menempatkan keunggulan penelitian dan pendidikan<br />
untuk kemaslahatan masyarakat guna mendorong daya saing bangsa<br />
(Research and education Excellence for Society<br />
to Promote nation Competitiveness - RESPeCt)<br />
Misi<br />
a. Menyelenggarakan penelitian dan pendidikan yang terintegrasi serta<br />
berorientasi pada keunggulan<br />
b. Menjamin produk penelitian dan pendidikan unggul untuk kemaslahatan<br />
masyarakat<br />
c. Meningkatkan kolaborasi dan sinergi potensi bangsa<br />
d. Mendorong hasil penelitian dan pendidikan yang mendukung daya saing<br />
bangsa
4<br />
Tujuan<br />
a. Menyelenggarakan sistem pendidikan kedokteran yang terintegrasi<br />
dengan pengelolaan yang efisien dan efektif.<br />
b. Menghasilkan dokter dan tenaga kesehatan yang kompeten,<br />
beretika, berkualitas dan profesional yang mampu bersaing di tingkat<br />
nasional maupun internasional.<br />
c. Mendorong dan memonitor penyelenggaraan penelitian yang<br />
dilakukan setiapDept. agar relevan dengan pendidikan<br />
d. Menyelenggarakan pendidikan berkualitas dengan pendekatan<br />
penelitian multi-disiplin yang berorientasi HAKI<br />
e. Mempersiapkan infrastruktur yang relevan guna menunjang<br />
pelaksanaan riset yang berkualitas.<br />
f. Menyebarluaskan ilmukedokteran dan teknologi terkini ke komunitas<br />
yang ada.<br />
g. Menyebarluaskan hasil penelitian serta perkembangan teknologi<br />
medis kepada masyarakat yang memungkinkan penyediaan layanan<br />
kesehatan yang berkualitas berdasarkan praktik baik pelayanan<br />
kesehatan<br />
C. TUJUAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI<br />
1. Program Pendidikan Diploma<br />
1.1. Program Studi D4 Kebidanan<br />
Tujuan Pendidikan<br />
1. Tujuan Umum Program Studi Diploma 4 Kebidanan FKUP<br />
Mewujudkan pendidikan bidan yang berkualitas dan inovatif untuk<br />
menghasilkan sumber daya manusia yang bertakwa kepada Tuhan<br />
Yang Maha Esa dan menghasilkan lulusan yang memiliki pengetahuan<br />
dasar ilmiah, keterampilan dan profesionalisme dalam layanan<br />
kebidanan yang tinggi, berjiwa entrepreneur, berdaya saing tinggi,<br />
berbudi luhur dan mengembangkan potensi belajar mandiri sepanjang<br />
hayat untuk kelangsungan profesinya meliputi integritas, rasa tanggung<br />
jawab, dapat dipercaya, serta mengutamakan kemaslahatan bagi<br />
masyarakat.<br />
2. Tujuan Khusus<br />
Tujuan program pendidikan Diploma 4 Kebidanan adalah menghasilkan<br />
lulusan tenaga kesehatan profesional Kebidanan yang mampu untuk:<br />
1) Mengembangkan diri sebagai bidan profesional yang bertakwa<br />
kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki jiwa Pancasila dan
5<br />
berpartisipasi dalam kebijakan yang diterapkan pemerintah untuk<br />
perbaikan sistem kesehatan nasional.<br />
2) Melaksanakan asuhan kebidanan secara profesional pada wanita<br />
dalam siklus kehidupannya (remaja, pra perkawinan, ibu hamil,<br />
persalinan, nifas, menopause dan masa antara, asuhan neonatus,<br />
bayi dan anak balita) di semua tatanan pelayanan kesehatan<br />
3) Melakukan integrasi antara teori dan konsep dengan keadaan klinis<br />
sehari-hari sejalan dengan pengalaman pembelajaran, klinis, dan<br />
penelitian.<br />
4) Mengembangkan sikap profesional dalam praktik kebidanan,<br />
komunikasi interpersonal dan konseling serta menjalin kerjasama<br />
dalam tim kesehatan<br />
5) Memberikan dan mengembangkan pelayanan kebidanan dengan<br />
mempertimbangkan kultur dan budaya setempat, melakukan upaya<br />
promosi dan prevensi kesehatan reproduksi melalui pendidikan<br />
kesehatan, pemberdayaan wanita, keluarga serta masyarakat<br />
6) Melakukan advokasi dan pemberdayaan pada masyarakat dalam<br />
meningkatkan upaya peningkatan derajat kesehatan ibu dan anak di<br />
lingkungan keluarga, dan kelompok masyarakat.<br />
7) Menggunakan kemampuan penelitian dan pendekatan ilimah untuk<br />
membantu mengembangkan ilmu kebidanan dengan pendekatan<br />
belajar sepanjang hayat demi kemaslahatan masyarakat.<br />
2. Program Pendidikan Dokter<br />
2.1 Program Studi Kedokteran<br />
Tujuan Pendidikan<br />
a. Tujuan Umum<br />
Mewujudkan pendidikan sarjana kedokteran yang berkualitas untuk<br />
menghasilkan sumber daya manusia yang memiliki pengetahuan dasar<br />
ilmiah, keterampilan klinik, dan profesionalisme yang baik dalam konteks<br />
permasalahan kesehatan, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,<br />
menjunjung tinggi nilai moral, etika kedokteran dan humanisme, serta<br />
mampu untuk mengembangkan diri melalui proses pembelajaran<br />
sepanjang hayat, dengan menyelenggarakan pendidikan sarjana<br />
kedokteran yang mandiri dan memiliki tata kelola yang baik dan<br />
bertanggung jawab (Good Governance).<br />
b. Tujuan Khusus<br />
a. Memiliki dasar ilmiah dalam pengelolaan masalah kesehatan<br />
individu, keluarga dan masyarakat yang sering ditemui secara<br />
menyeluruh, holistik dan berkelanjutan dalam tatanan pelayanan<br />
kesehatan primer (to have a scientific background in managing
6<br />
professionally common health problems at individual, family and<br />
community level in a comprehensive, holistic, and continuous manner<br />
within the primary health care (PHC) settings)<br />
b. Menerapkan prinsip-prinsip dasar ilmu biomedis, klinis, perilaku serta<br />
epidemiologi dalam pembahasan masalah kesehatan (to apply basic<br />
biomedical, clinical, behavioral sciences and epidemiology in dealing<br />
with health problems.<br />
c. Memiliki keterampilan pemeriksaan klinis dasar yang akan dilakukan di<br />
berbagai sarana pelayanan kesehatan primer (to perform essential<br />
basic clinical skills at the primary health care settings)<br />
d. Menerapkan nilai moral, etika kedokteran dan humanisme dalam<br />
melaksanakan pelayanan kesehatan kepada masyarakat (to be<br />
ethical, moral & religious professional in community health service)<br />
e. Mengetahui dan mempraktekkan aspek komunikasi yang efektif<br />
dengan penderita, keluarga, masyarakat dan tenaga profesi<br />
kesehatan lainnya (to know the principles of and perform an effective<br />
communication with patient, family, community, and other health<br />
professionals)<br />
f. Meningkatkan kemampuan lulusan dalam mengakses, menelaah<br />
secara kritis, dan mengelola informasi kedokteran dan kesehatan<br />
dalam rangka memelihara kemampuan belajar sepanjang hayat (to<br />
access, critically appraise and manage medical and health information<br />
to maintain his/her lifelong learning capacity including to have<br />
capability in pursuing further academic or professional education).<br />
g. Melakukan penelitian kedokteran / kesehatan(to conduct<br />
medical/health research) .<br />
2.1 Program Studi Profesi Dokter (PSPD)<br />
Tujuan Pendidikan<br />
a. Tujuan Umum<br />
1. Memberikan pengalaman kemandirian kepada dokter muda untuk<br />
dapat mengidentifikasi, menganalisis, dan menyelesaikan masalah<br />
kesehatan pasien secara menyeluruh dengan pendekatan<br />
kedokteran keluarga.<br />
2. Menyelenggarakan program pembelajaran yang sistematik dengan<br />
memberikan kesempatan kepada dokter muda untuk menerapkan<br />
pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang telah dipelajari<br />
selama ini.<br />
3. Menyelenggarakan pendidikan yang mendorong berkembangnya<br />
minat dan kemampuan pendidikan seumur hidup.
7<br />
b. Tujuan Khusus<br />
1. Mengingat kembali, mengerti dan menerapkan pengetahuan<br />
kedokteran dan kesehatan di sarana pelayanan kesehatan primer<br />
dan rumah sakit (knowledge-based objective)<br />
2. Melakukan prosedur-prosedur bidang kedokteran dan kesehatan<br />
di sarana pelayanan kesehatan primer dan rumah sakit (skill-based<br />
objective).<br />
3. Berperilaku yang sesuai dengan etika profesi dan moral yang<br />
berlaku secara umum maupun khusus yang berlaku di masyarakat<br />
(attitude based objective)<br />
4. Program Pendidikan Dokter Spesialis<br />
Tujuan Pendidikan<br />
Secara garis besar pendidikan dokter spesialis memiliki tujuan umum dalam<br />
mendidik peserta PPDS, diharapkan setiap lulusan PPDS memiliki<br />
kompetensi akademik dan profesi, yang mampu menjalankan praktek<br />
kedokteran di bidang spesialisasinya, baik secara mandiri maupun dalam<br />
tim, dalam upaya memenuhi kebutuhan yang diamanatkan dalam sistim<br />
pemeliharaan kesehatan. Secara rinci, tujuan pendidikan umum dan khusus<br />
dari setiap program studi dapat dilihat dalam Panduan Penyelenggaraan<br />
Pendidikan Dokter Spesialis dari setiap program studi.<br />
4.1 Program Studi Anestesiologi dan Terapi Intensif<br />
Tujuan Pendidikan<br />
Sadar akan tanggung jawab sebagai warga negara Indonesia yang<br />
mengabdi dalam bidang pelayanan kesehatan, serta mengerti dan<br />
merasakan tuntutan masyarakat dan program pemerintah untuk<br />
meningkatkan taraf kesehatan masyarakat, maka seorang dokter spesialis<br />
anestesiologi wajib memiliki ciri-ciri sebagai berikut:<br />
1. Mempunyai kemampuan untuk melakukan komunikasi dengan baik<br />
dengan para sejawat dokter dan anggota tim kesehatan yang lain<br />
serta anggota masyarakat.<br />
2. Mempunyai kemampuan untuk mengelola kegiatan pelayanan<br />
anestesiologi sebagai anggota tim pelayanan kesehatan di dalam<br />
maupun di luar rumah sakit.<br />
3. Mempunyai cukup pengetahuan dan keterampilan untuk:<br />
3.1 Mengelola tindakan untuk menghilangkan rasa nyeri, takut dan<br />
cemas pada pembedahan, persalinan dan tindakan medik lain,<br />
baik sebelum, selama, maupun sesudahnya.
8<br />
3.2 Mengawasi dan menunjang fungsi vital penderita yang<br />
mengalami stres pembedahan dan pemberian anestesi.<br />
3.3 Mengelola penderita yang tidak sadar apapun sebabnya.<br />
3.4 Mengelola penderita yang mengidap masalah nyeri (management<br />
of pain problem), apapun penyebabnya, termasuk nyeri kronik<br />
dan paliatif.<br />
3.5 Mengelola masalah resusitasi jantung paru otak.<br />
3.6 Mengelola masalah gangguan napas dan pernapasan buatan<br />
jangka panjang (respiratory care).<br />
3.7 Mengelola berbagai gangguan cairan, elektrolit, dan<br />
metabolisme.<br />
4. Mempunyai kemampuan untuk mengelola kedokteran gawat darurat<br />
(critical care medicine) yang meliputi :<br />
4.1 Resusitasi.<br />
4.2 Pengelolaan pasien gawat (emergency care) untuk keadaan yang<br />
mengancam kehidupan.<br />
4.3 Pengelolaan terapi intensif (intensive care therapy).<br />
5. Mempunyai kemampuan untuk mengembangkan pengetahuan dan<br />
keterampilan sebagai dokter spesialis anestesiologi sesuai dengan<br />
tuntutan masyarakat dan kemampuan ilmu pengetahuan<br />
4.2 Program Studi Ilmu Bedah<br />
Tujuan Umum Pendidikan<br />
Lulusan program studi dokter spesialis bedah umum Fakultas Kedokteran<br />
Universitas Padjadjaran Bandung memiliki kualitas tinggi dan kompetitif pada<br />
tingkat nasional maupun internasional yaitu mampu memberikan pelayanan<br />
bedah umum dengan tingkat kompetensi tinggi dan berpedoman pada<br />
prinsip-prinsip praktek bedah yang baik (good surgical practices), sehingga<br />
memberikan kemaslahatan bagi masyarakat.<br />
Tujuan Khusus<br />
Setelah menyelesaikan PPDS-1 Bedah Umum, para peserta didik akan<br />
mampu:<br />
1. menjelaskan dasar-dasar epidemiologi, etiologi, patogenesis, patologi,<br />
patofisiologi dan pengelolaan penyakit-penyakit bedah emergensi dan<br />
non emergensi sebagaimana ditetapkan oleh kurikulum Kolegium<br />
Bedah Indonesia.<br />
2. mendiagnosis dan melakukan terapi penyakit bedah emergensi dan<br />
non emergensi yang banyak ditemukan di pusat pelayanan kesehatan<br />
tingkat 2.<br />
3. melaksanakan berbagai prosedur pembedahan yang telah ditetapkan<br />
oleh Kolegium Ilmu Bedah Indonesia beserta penanggulangan<br />
komplikasinya.
9<br />
4. bersikap dan berprilaku profesional di dalam melaksanakan pelayanan<br />
bedah yang meliputi aspek kejujuran, tanggung jawab, rasa belas<br />
kasih (compassionate), altruisme, moral dan etika, kesejawatan<br />
(kolegialisme), ketrampilan berkomunikasi, berorganisasi dan<br />
manajemen, kemampuan pegembangan diri di dalam kemajuan ilmu<br />
dan teknologi bedah, serta kemampuan mendidik.<br />
5. mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi bedah melalui<br />
penelitian-penelitian klinik bedah.<br />
4.3 Program Studi Ilmu Bedah Saraf<br />
Tujuan Pendidikan<br />
Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Bedah Saraf di Fakultas<br />
Kedokteran Universitas Padjadjaran, secara umum memiliki 2 tujuan utama<br />
yang harus dicapai yaitu tujuan institusional dan tujuan profesional.<br />
Tujuan Institusional<br />
Lulusan PPDS Bedah Saraf Fakultas Kedokteran Universitas<br />
Padjadjaran mampu menguasai dan menerapkan ilmu bedah saraf, baik<br />
secara perorangan/tim dan atau melalui kerjasama sesuai dengan tuntutan<br />
masyarakat maupun perkembangan ilmu, serta mampu mengaktualisasikan<br />
diri sebagai seorang ahli bedah saraf yang profesional dan berakhlak tinggi.<br />
Tujuan Profesional<br />
Lulusan PPDS Bedah Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran<br />
harus:<br />
1. Mengetahui dan Memahami Pengetahuan Teori Mengenai:<br />
1) Neuro Anatomi<br />
2) Neuro Patologi<br />
3) Neuro Fisiologi<br />
4) Neuro Biologi (Biologi Molekuler)<br />
5) Neuro Umum, termasuk di antaranya:<br />
1) Psiko-patologi<br />
2) Riwayat penyakit saraf konservatif dan bedah saraf<br />
3) Statistik Medik<br />
2. Mengetahui dan Memahami Pengetahuan Dasar Mengenai:<br />
1) Pengobatan Sinar<br />
2) Metodik Biokimia<br />
3) Neurooptalmologi<br />
4) Neurootologi<br />
5) Neuroorthopedi<br />
6) Terapi Psikis dan Rehabilitasi<br />
3. Mengetahui dan Memahami:<br />
1) Pengobatan Konservatif<br />
2) Indikasi Operasi Bedah Saraf
10<br />
3) Dasar-dasar Anestesi<br />
4) Pengetahuan Penanganan Pra dan Pascaoperasi<br />
4. Mampu Melakukan:<br />
1) Penarikan kesimpulan pemeriksaan Neurologi<br />
2) Penarikan kesimpulan singkat pada pemeriksaan Psikopatologi<br />
3) Pemeriksaan dengan Funduskopi<br />
4) Diagnostik pungsi lumbal, subosipital, dan diagnostik likuor<br />
5) Elektro-diagnostik saraf perifer<br />
6) Ekoensefalografi<br />
7) Diagnostik:<br />
a) Rontgen pada tengkorak dan tulang belakang<br />
b) Mielografi<br />
c) Angiografi<br />
d) Computer Tomografi Scan (CT-Scan)<br />
e) Magnetic Resonance Imaging (MRI)<br />
4.4 Program Studi Orthopaedi dan Traumatologi<br />
Tujuan Pendidikan<br />
Sadar akan tanggung jawab sebagai warga negara Indonesia yang<br />
mengabdi dalam bidang pelayanan kesehatan serta mengerti dan<br />
merasakan tuntutan masyarakat dan program pemerintah untuk<br />
meningkatkan taraf kesehatan rakyat, maka seorang dokter Spesialis<br />
Orthopaedi Indonesia wajib memiliki ciri-ciri sebagai berikut:<br />
Tujuan Umum<br />
1. Mempunyai rasa tanggung jawab dalam pengamalan ilmu kesehatan<br />
sistem muskuloskeletal sesuai dengan kebijakan pemerintah.<br />
2. Mempunyai pengetahuan yang luas dalam bidangnya serta mempunyai<br />
keterampilan dan sikap yang baik sehingga sanggup memahami dan<br />
memecahkan masalah kesehatan sistem muskuloskeletal secara ilmiah<br />
dan dapat mengamalkan ilmu kesehatan sistem muskuloskeletal kepada<br />
masyarakat yang sesuai dengan bidang keahliannya secara optimal.<br />
3. Mampu menentukan, merencanakan dan melaksanakan pendidikan,<br />
penelitian secara mandiri dan mengembangkan ilmu ke tingkat akademik<br />
yang lebih tinggi.<br />
4. Mampu mengembangkan sikap pribadi sesuai dengan etik ilmu dan etik<br />
profesi.<br />
Tujuan Khusus<br />
Menjunjung tinggi Kode Etik Kedokteran Indonesia.
11<br />
1. Mempunyai kemampuan dan keterampilan untuk mengatasi masalah<br />
orthopaedi & traumatologi darurat dan tidak darurat.<br />
2. Mampu mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sebagai dokter<br />
spesialis orthopaedi & traumatologi sesuai tuntutan masyarakat dan<br />
kemajuan ilmu pengetahuan.<br />
3. Mampu mengembangkan pelayanan bidang orthopaedi & traumatologi<br />
lingkungannya.<br />
4. Mengerjakan bidang orthopaedi & traumatologi sebagai profesinya.<br />
5. Mempunyai pengetahuan yang cukup tentang rehabilitasi cacat tubuh<br />
(tuna daksa) dan mampu melaksanakan rehabilitasi preventif.<br />
6. Mampu mengembangkan pengalaman belajarnya dengan memilih<br />
sumber-sumber belajar yang sehat yang dapat menjurus ketingkat<br />
akademik tertinggi.<br />
4.5 Program Studi Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal<br />
Tujuan Pendidikan<br />
1. Menghasilkan ahli ilmu kedokteran forensik yang memiliki pengetahuan<br />
dan keterampilan yang cukup dalam mengelola kasus-kasus ilmu<br />
kedokteran forensik.<br />
2. Mampu memberikan kesaksian sebagai saksi ahli ilmu kedokteran<br />
forensik untuk pengadilan.<br />
3. Memiliki pendirian teguh dalam memberikan pendapatnya sebagai ahli<br />
ilmu kedokteran forensik dan berpegang teguh pada ketentuan per<br />
undang-undangan yang berlaku.<br />
4. Mampu mengembangkan ilmu kedokteran forensik secara mandiri melalui<br />
penelitian, pendidikan, dan pelayanan kepada masyarakat.<br />
5. Mampu mengembangkan Ilmu Kedokteran Forensik khususnya Forensik<br />
Klinik, Medikolegal, Patologi Forensik, Toksikologi Forensik, dan DNA<br />
Forensik.<br />
4.6 Program Studi Ilmu Kedokteran Jiwa<br />
Tujuan Umum<br />
Tujuan umum Program Pendidikan Dokter Spesialis I Program Studi Ilmu<br />
Kedokteran Jiwa (Psikiatri) setelah melalui proses belajar dengan suatu<br />
kurikulum baku adalah menghasilkan lulusan yang:<br />
1. Mempunyai rasa tanggung jawab dalam pengamalan ilmu kedokteran<br />
sesuai dengan kebijakan pemerintah berdasarkan Pancasila.<br />
2. Mempunyai pengetahuan yang luas dalam bidangnya serta mempunyai<br />
keterampilan dan sikap yang baik sehingga sanggup memahami dan<br />
memecahkan problem kesehatan secara ilmiah dan dapat<br />
mengamalkan ilmu kesehatan kepada masyarakat yang sesuai dengan<br />
bidang keahliannya secara optimal.
12<br />
3. Mampu menentukan, merencanakan, dan melaksanakan pendidikan<br />
dan penelitian secara mandiri dan mengembangkan ilmu ke tingkat<br />
akademi yang lebih tinggi.<br />
4. Mampu mengembangkan sikap pribadi sesuai dengan etik ilmu dan etik<br />
profesi.<br />
Tujuan Khusus<br />
Tujuan khusus Program Pendidikan Dokter Spesialis I Program Studi Ilmu<br />
Kedokteran Jiwa (Psikiatri) adalah menghasilkan dokter spesialis ilmu<br />
kedokteran jiwa (Psikiater) berstandar internasional yang mempunyai<br />
kemampuan sebagai berikut:<br />
1. Mengenal, merumuskan, menyusun prioritas dan menanggulangi<br />
masalah kesehatan jiwa secara kritis-analitis, rasional-ilmiah, dan<br />
bertanggung jawab.<br />
2. Melakukan pemeriksaan, menegakkan diagnosis, menyusun strategi<br />
perencanaan/penatalaksanaan terapi, perawatan, rehabilitasi dan<br />
promosi/prevensi, serta melaksanakan sistim rujukan secara profesional<br />
dalam bidang psikiatri.<br />
3. Melaksanakan integrasi Konsultasi-Liaison kedokteran jiwa dengan<br />
bidang-bidang spesialistik ilmu kedokteran dan non-kedokteran lainnya<br />
secara profesional.<br />
4. Mampu memberdayakan sistim kesehatan jiwa masyarakat.<br />
5. Menunjukkan sifat dan sikap pribadi yang serasi untuk profesi psikiatri<br />
sesuai dengan kode etik kedokteran pada umumnya dan kode etik<br />
profesi psikiatri pada khususnya.<br />
6. Meningkatkan dan mengembangkan diri dalam bidang pelayanan dan<br />
pengetahuan di bidang kedokteran umumnya dan psikiatri khususnya,<br />
dengan berpedoman pada pembelajaran seumur hidup<br />
4.7 Program Studi Ilmu Kesehatan Anak<br />
Tujuan Umum<br />
Pendidikan dokter spesialis anak merupakan bagian dari pendidikan dokter<br />
spesialis yang bertugas menghasilkan Dokter Spesialis Anak yang<br />
mempunyai:<br />
1. Kompetensi profesional sebagai seorang dokter spesialis yang mampu<br />
memberikan pelayanan kesehatan anak secara paripurna dalam tingkat<br />
spesialistik bertaraf internasional sesuai dengan keadaan dan<br />
kebutuhan masyarakat.<br />
2. Kompetensi akademik sebagai seorang dokter spesialis yang mampu<br />
menyerap, meneliti, mengembangkan, dan menyebarkan ilmu<br />
kesehatan, khususnya ilmu kesehatan anak, sesuai dengan kemajuan<br />
ilmu pengetahuan dan teknologi.<br />
Tujuan Khusus<br />
Pada akhir pendidikan melalui kurikulum yang terpadu seorang dokter
13<br />
spesialis anak diharapkan:<br />
1. Mampu menerapkan prinsip-prinsip dan metode berpikir ilmiah dalam<br />
memecahkan masalah kesehatan anak.<br />
2. Mampu mengenal, merumuskan pendekatan penyelesaian, dan<br />
menyusun prioritas masalah kesehatan anak dengan cara penalaran<br />
ilmiah, melalui perencanaan, implementasi, dan evaluasi terhadap<br />
upaya preventif, promotif, kuratif, dan rehabilitatif.<br />
3. Menguasai pengetahuan dan keterampilan serta mengikuti<br />
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam memberikan<br />
pelayanan kesehatan anak.<br />
4. Mampu menangani setiap kasus pediatrik dengan kemampuan<br />
profesional yang tinggi melalui pola pendekatan kedokteran berbasik<br />
bukti (evidence-based medicine).<br />
5. Mampu meningkatkan kuantitas dan kualitas penelitian dasar, klinis, dan<br />
lapangan serta mempunyai motivasi mengembangkan pengalaman<br />
belajarnya sehingga dapat mencapai tingkat yang lebih tinggi.<br />
6. Mampu mengorganisasikan pelayanan kesehatan anak, sehingga<br />
menjadi pemuka dalam pengembangan pelayanan kesehatan anak<br />
dengan profesionalisme yang tinggi.<br />
7. Mampu berpartisipasi dalam pendidikan kesehatan umumnya, dan ilmu<br />
kesehatan anak khususnya.<br />
8. Mampu mengembangkan kinerja profesionalnya dalam spektrum yang<br />
lebih jelas dengan mengaitkan bidang ilmu atau profesi yang serupa.<br />
9. Bersifat terbuka, tanggap terhadap perubahan dan kemajuan ilmu<br />
pengetahuan dan teknologi, ataupun masalah yang dihadapi<br />
masyarakat, khususnya yang berkaitan dengan ilmu kesehatam anak.<br />
10. Terampil memberikan pelayanan kesehatan anak serta mampu<br />
melakukan komunikasi interpersonal, sehingga anak dapat tumbuh dan<br />
berkembang optimal secara fisik, mental dan sosial melalui upaya<br />
pencegahan, pengobatan, peningkatan kesehatan dan rehabilitasi.<br />
11. Mampu meningkatkan pelayanan profesi melalui penelitian dan<br />
pengembangan.<br />
12. Mampu berpartisipasi dalam pengembangan bidang ilmu kesehatan<br />
anak.<br />
13. Mempunyai rasa tanggung jawab dalam melakukan profesi kedokteran<br />
dalam suatu sistem pelayanan sesuai dengan Sistem Kesehatan<br />
Nasional dan berpegang teguh pada Etika Kedokteran Indonesia.<br />
4.8 Program Studi Ilmu Penyakit Dalam<br />
Tujuan Umum<br />
Tujuan program pendidikan Spesialisasi Ilmu Penyakit Dalam adalah<br />
menghasilkan dokter spesialis penyakit dalam yang :<br />
1. Mandiri, bermartabat, berakhlak dan profesional
14<br />
2. Menguasai dasar-dasar pengetahuan (ilmiah) dan keterampilan dengan<br />
wawasan holistik sehingga mampu merumuskan dan menyelesaikan<br />
permasalahan kesehatan bidang Ilmu Penyakit Dalam<br />
3. Mampu memberikan pelayanan kesehatan bidang Ilmu Penyakit Dalam<br />
yang prima<br />
4. Mampu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang<br />
merupakan keahliannya.<br />
5. Mampu menghasilkan penelitian yang dapat memberikan kontribusi<br />
ilmiah dan diaplikasikan sesuai perkembangan kesehatan terkini<br />
6. Membantu penyelenggaraan pendidikan ilmu kesehatan secara aktif<br />
dalam berbagai jenjang.<br />
7. Mampu mengorganisir dan terlibat langsung dalam ruang lingkup Ilmu<br />
Penyakit Dalam.<br />
8. Mampu bekerja baik dalam satu tim<br />
4.9 Program Studi Ilmu Kesehatan Mata<br />
Tujuan Umum<br />
Menghasilkan lulusan dokter spesialis mata yang memiliki kompetensi<br />
secara akademik dan profesi di bidang kesehatan mata sehingga mampu<br />
menjalankan tugasnya baik secara mandiri maupun dalam kelompok<br />
sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan pemeliharaan kesehatan.<br />
Tujuan Khusus<br />
Memiliki pengetahuan, ketrampilan sikap dan dedikasi dalam melaksanakan<br />
pelayanan kesehatan mata untuk menurunkan angka kebutaan.<br />
1. Mengidentifikasi permasalahan kesehatan mata dan menyusun<br />
kegiatan/program penanggulangannya secara berkesinambungan dan<br />
berkelanjutan<br />
2. Menerapkan teknologi terkini berbasis bukti dalam penanggulangan<br />
permasalahan kesehatan mata<br />
3. Melakukan pengembangan ilmu dalam kaitan ’long life learning’ sebagai<br />
upaya untuk terus menerus mengembangkan diri<br />
4. Berperan aktif dalam kepemimpinan kesehatan dalam lingkungan<br />
pekerjaan.<br />
4.10 Program Studi Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin<br />
Tujuan Umum<br />
Menghasilkan dokter Spesialis Kulit dan Kelamin (SpKK) yang memiliki<br />
keunggulan dalam bidang pendidikan dan penelitian untuk kemaslahatan<br />
masyarakat, dengan penguatan tata pamong program studi (prodi).
Tujuan Khusus<br />
1. Menghasilkan dokter SpKK yang memiliki kompetensi dalam bidang IK<br />
Kulit dan Kelamin yang:<br />
a. Mempunyai pengetahuan yang mendalam mengenai kesehatan kulit<br />
dan kelamin, terutama dari aspek ilmu dasar dan keterampilan, untuk<br />
melaksanakan kegiatan promosi, prevensi, kurasi, dan rehabilitasi di<br />
bidang kesehatan kulit dan kelamin.<br />
b. Dapat mengenal, merumuskan pendekatan penyelesaian, dan<br />
menyusun prioritas masalah kesehatan kulit dan kelamin, dengan<br />
cara penalaran ilmiah, melalui perencanaan, implementasi, dan<br />
evaluasi terhadap upaya promotif, preventif, kuratif, serta rehabilitatif.<br />
c. Dapat menerapkan prinsip dan metode berpikir ilmiah dalam<br />
menerapkan IK Kulit dan Kelamin.<br />
d. Dapat menangani kasus kulit dan kelamin dengan kemampuan<br />
profesional yang tinggi, melalui pendekatan evidence based<br />
medicine (EBM) dan mampu mengikuti perkembangan terkini dalam<br />
bidang IK Kulit dan Kelamin.<br />
e. Dapat bekerjasama dengan profesi lain demi kepentingan pasien<br />
dan ilmu pengetahuan.<br />
f. Memahami biologi molekular dasar, farmakologi, dan epidemiologi<br />
klinis, sehingga dapat mengaplikasikannya pada pengetahuan klinis.<br />
g. Memahami metodologi penelitian dan pengujian statistik, serta<br />
teknologi informasi guna menunjang proses dan hasil penelitian.<br />
h. Dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas penelitian dasar, klinis,<br />
dan lapangan, yang dapat bersaing di tingkat nasional dan<br />
internasional.<br />
i. Mempunyai motivasi mengembangkan pengalaman belajar sehingga<br />
untuk mencapai tingkat akademis lebih tinggi.<br />
j. Memiliki perilaku profesional mencakup penghayatan etik<br />
kedokteran, moral, dan hukum kedokteran.<br />
k. Mempunyai kepekaan yang tinggi terhadap permasalahan kesehatan<br />
di masyarakat dan menerapkan ilmunya untuk kemaslahatan<br />
masyarakat.<br />
2. Menjadi Program Studi yang:<br />
a. Memiliki sistem tata pamong yang baik<br />
b. Memiliki pola kepemimpinan yang efektif dalam aspek kepemimpinan<br />
operasional, organisasi, dan publik.<br />
c. Memiliki sistem pengelolaan dengan perencanaan,<br />
pengorganisasian, penstafan, pengarahan, dan pengawasan yang<br />
terstruktur.<br />
d. Melaksanakan penjaminan mutu secara berkala<br />
e. Mampu meningkatkan kolaborasi dan sinergi dalam bidang IK Kulit<br />
dan Kelamin.<br />
f. Menghasilkan produk pendidikan dan penelitian untuk kemaslahatan<br />
masyarakat.<br />
15
16<br />
4.11 Program Studi Ilmu Penyakit Saraf<br />
Tujuan Pendiikan<br />
Tujuan Umum<br />
Pendidikan dokter spesialis saraf adalah bagian dari pendidikan dokter<br />
spesialis yang bertujuan menghasilkan dokter spesialis saraf yang<br />
mempunyai rasa tanggung jawab dalam pengamalan ilmu kesehatan<br />
sesuai kebijakan pemerintah, berdasarkan Pancasila dan UUD 1945,<br />
mampu mengembangkan sikap pribadi yang menjunjung tinggi Kode Etik<br />
Kedokteran di Indonesia dan Sumpah Dokter Indonesia, serta memiliki<br />
daya saing profesional di tingkat regional maupun internasional.<br />
Tujuan Khusus<br />
1. Menguasai pengetahuan dan kemampuan untuk menanggulangi<br />
masalah kedaruratan neurologik, terutama yang umum terdapat di<br />
Indonesia.<br />
2. Mampu mengenali dan merumuskan serta menyusun prioritas,<br />
masalah-masalah di bidang ilmu penyakit saraf, yang didapati di<br />
lingkungannya baik di masa sekarang maupun di masa yang akan<br />
datang dan mengambil tindakan-tindakan yang sesuai untuk<br />
mengatasi masalah tersebut.<br />
3. Mampu melaksanakan penelitian serta menyusunnya dalam suatu<br />
publikasi ilmiah dan mampu mengembangkan hasil penelitian<br />
sehingga dapat menjurus ke tingkat akademik yang tertinggi.<br />
4. Memahami sistem pendidikan dan mampu mendidik tenaga medik,<br />
paramedik, dan nonmedik dalam ilmu penyakit saraf.<br />
5. Mampu bekerja sama dengan disiplin lain ilmu kedokteran dan di luar<br />
ilmu kedokteran untuk mencapai tujuan-tujuannya.<br />
4.12. Program Studi Ilmu Kesehatan Telinga, Tenggorok, Bedah Kepala<br />
dan Leher.<br />
Tujuan Pendidikan<br />
Setelah melalui proses belajar dengan menyelesaikan suatu kurikulum<br />
yang telah ditentukan menghasilkan lulusan yang mampu :<br />
1. Melakukan teknik-teknik pemeriksaan diagnostik penyakit-penyakit<br />
THT-KL Bedah Kepala Leher dan mampu mengintepretasikan<br />
hasilnya.<br />
2. Mendiagnosis penyakit dan kelainan THT-KL yang sering dijumpai dan<br />
mampu mengelola selanjutnya.
17<br />
3. Mendiagnosis penyakit dan kelainan THT-KL yang memerlukan<br />
tindakan segera, mampu memberikan pertolongan pertama, dan<br />
mengelola selanjutnya.<br />
4. Mendiagnosisi/menginteprestasi penyakit dan kelainan THT-KL yang<br />
jarang dijumpai, mampu memberikan pertolongan sementara dan<br />
merujuk selanjutnya.<br />
5. Mengidentifikasi secara efektif penyakit dan kelainan THT-KL yang<br />
akibat-akibatnya dapat menyangkut segi-segi sosial dan psikologik,<br />
mampu mengusahakan rehabilitasi selanjutnya.<br />
6. Merencanakan/melaksanakan dan mengevaluasi program<br />
penyaringan dan penjaringan dengan tujuan seleksi dini untuk<br />
mencegah, membatasi, dan rehabilitasi penyakit-penyakit THT-KL<br />
yang banyak dijumpai di masyarakat.<br />
7. Mengembangkan sikap pribadi yang perlu untuk kehidupan profesional<br />
sesuai dengan kode etik ilmu dan etik profesi Kedokteran di Indonesia.<br />
8. Mengembangkan pengalaman belajarnya dengan memilih sumbersumber<br />
belajar yang tepat menjurus ke tingkat profesi dan akademik<br />
yang lebih tinggi.<br />
9. Memahami struktur organisasi pelayanan kesehatan dari suatu<br />
Departemen Ilmu Penyakit THT-KL diharapkan dalam suatu Rumah<br />
Sakit/Fakultas Kedokteran, mampu membangun serta mengelola<br />
selanjutnya.<br />
10. Menentukan, merencanakan, serta melaksanakan pendidikan dan<br />
penelitian secara mandiri dan mengembangkan ilmunya ketingkat<br />
profesional atau akademik yang lebih tinggi<br />
11. Menunjukkan wawasan yang luas dalam bidangnya serta keterampilan<br />
dan sikap ilmiah yang baik, sehingga mampu memahami dan<br />
memecahkan masalah Kedokteran/Kedokteran THT-KL secara ilmiah<br />
dan dapat mengamalkan kepada masyarakat sesuai dengan bidang<br />
keahliannya secara optimal.<br />
12. Menunjukan rasa tanggung jawab dalam pengalaman Ilmu<br />
Kedokteran/Kedokteran THT-KL sesuai dengan kebijakan pemerintah,<br />
Sistem Kesehatan Nasional, dan Pancasila.<br />
4.13 Program Studi Obstetri dan Ginekologi<br />
Tujuan Pendidikan<br />
Tujuan Pendidikan Obstetri Ginekologi adalah mendidik dan melatih<br />
seorang dokter menjadi Dokter Spesialis Obstetri Ginekologi yang<br />
mempunyai Keterampilan Klinik, Kemampuan Akademik dan Kualitas<br />
Profesional. Keahlian klinik merupakan kemampuan penerapan clinical<br />
process yang mencakup profisiensi pengetahuan dan keterampilan<br />
klinik.
18<br />
Kemampuan akademik merupakan kemampuan untuk belajar mandiri,<br />
melakukan penelitian, mengajarkan apa yang dikuasainya dan dapat<br />
melakukan komunikasi secara efektif<br />
Kualitas profesional meliputi tanggung jawab manajemen, pengkajian dan<br />
pengembangan praktik dapat bekerja sama secara baik, bersikap dan<br />
melaksanakan etika, kesungguhan dalam dalam memberikan apa yang<br />
terbaik bagi pasien dan advokasi kesehatan.<br />
Tujuan Khusus<br />
Tujuan khusus pendidikan dokter spesialis dalam Program Studi Obstetri<br />
dan Ginekologi ialah agar setelah menyelesaikan program pendidikan<br />
tersebut, peserta mempunyai kemampuan sebagai berikut:<br />
a. Mampu mengelola unit pelayanan obstetri ginekologi sesuai standar.<br />
b. Menunjukkan sifat dan sikap pribadi yang memadai dalam<br />
menjalankan profesi obstetri dan ginekologi sesuai dengan kode etik<br />
kedokteran Indonesia.<br />
c. Mampu berperan aktif dalam program peningkatan pelayanan<br />
obstetri dan ginekologi di masyarakat.<br />
d. Membantu mengembangkan ilmu obstetri dan ginekologi dengan ikut<br />
serta dalam pendidikan dan penelitian, dengan<br />
menggunakan/memanfaatkan kepustakaan dan fasilitas yang<br />
tersedia.<br />
e. Mampu menangani masalah Obstetri-Ginekologi klinik secara<br />
komprehensif.<br />
4.14 Program Studi Patologi Anatomi<br />
Tujuan Pendidikan<br />
1. Mampu menguasai perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dalam<br />
bidang Patologi Anatomi dengan cara menguasai dan memahami<br />
teori-teori yang mutakhir, pendekatan, metode, dan kaidah-kaidah<br />
ilmiah disertai penerapannya.<br />
2. Mampu memecahkan permasalahan di bidang Patologi Anatomi<br />
melalui kegiatan penelitian dan pengembangan berdasarkan kaidah<br />
ilmiah dengan standar internasional.<br />
3. Mampu mengembangkan ilmu Patologi Anatomi untuk pelayanan yang<br />
berkualitas kepada masyarakat.
19<br />
4.15 Program Studi Patologi Klinik<br />
Tujuan Pendidikan<br />
Tujuan Umum<br />
Pada akhir pendidikan diharapkan peserta didik memiliki kemampuan<br />
menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan menentukan sikap dalam<br />
memberikan pelayanan kesehatan di bidang patologi klinik sesuai dengan<br />
keadaan dan kebutuhan masyarakat, serta dapat bekerja sama dalam tim<br />
dengan dokter klinisi dan melakukan penelitian sesuai dengan<br />
perkembangan IPTEK.<br />
Tujuan Khusus<br />
Pada akhir pendidikan diharapkan peserta didik mampu:<br />
1. Memimpin, menatalaksana laboratorium klinik dengan terampil sesuai<br />
dengan kompetensi laboratorium yang diatur oleh Sistem Kesehatan<br />
Nasional (SKN) minimal untuk rumah sakit tipe C.<br />
2. Menjamin mutu hasil pemeriksaan laboratorium sahih dan handal<br />
dengan melaksanakan pemantapan kualitas.<br />
3. Memberikan pelayanan konsultasi dan penyuluhan dalam bidang<br />
Patologi Klinik kepada masyarakat, paramedik, calon dokter, dan<br />
dokter umum.<br />
4. Bekerja sama dalam tim dengan dokter spesialis dari disiplin lain<br />
sebagai konsultan atau narasumber yang mampu melakukan analisis<br />
dan interpretasi hasil untuk menegakkan atau menyingkirkan<br />
diagnosis, menilai prognosis, melakukan tindak lanjut serta memantau<br />
respon terapi penderita.<br />
5. Membuka diri untuk mengembangkan wawasan dengan mengikuti<br />
perkembangan ilmu mutahir dan kemajuan teknologi laboratorium<br />
canggih serta komunikasi modern.<br />
6. Melakukan penelitian mandiri maupun bersama sesuai dengan<br />
perkembangan IPTEK.<br />
7. Menjungjung tinggi erika kedokteran dan etika kedokteran dan etik<br />
profesi Dokter Spesialis Patologi Klinik<br />
4.16 Program Studi Radiologi<br />
Tujuan Pendidikan<br />
Tujuan Umum<br />
Tujuan umum pendidikan spesialis radiologi ialah: setelah melalui proses<br />
belajar dengan suatu kurikulum menghasilkan lulusan yang:<br />
1. Mempunyai tanggung jawab dalam pengalaman bidang radiologi<br />
sesuai dengan kebijakan Pemerintah yang berdasarkan Pancasila.
20<br />
2. Mempunyai pengetahuan yang luas dalam bidang radiologi serta<br />
mempunyai keterampilan dan sikap perilaku yang baik sehingga dapat<br />
mengamalkan ilmu radiologi yang diakui oleh masyarakat.<br />
3. Mampu menentukan, merencanakan, melaksanakan pelayanan dan<br />
penelitian secara mandiri.<br />
4. Selalu mampu belajar dan mengembangkan ilmu radiologi ke tingkat<br />
yang lebih tinggi.<br />
5. Mempunyai sikap pribadi yang konsisten dengan kode etik kedokteran<br />
pada umumnya dank ode etik profesi radiologi pada khususnya.<br />
Tujuan Khusus<br />
1. Menguasai radiologi meliputi bidang-bidang imejing diagnostik dan<br />
Radioterapi.<br />
2. Menguasai dan terampil dalam menerapkan ilmu radiologi klinik<br />
sesuai dengan program yang telah direncanakan dalam pendidikan.<br />
3. Mampu mempergunakan dan mengelola tenaga dan semua peralatan<br />
radiologi.<br />
4. Mempunyai kemampuan mengembangkan dirinya dalam bidang<br />
radiologi Klinik selama hidup.<br />
5. Sanggup bekerja sama dengan sesame spesialis radiologi dan<br />
spesialis lainnya.<br />
6. Bersikap ilmiah dan mempunyai pengetahuan dasar-dasar statistik<br />
dan metodologi penelitian.<br />
7. Sanggup menyebarluaskan pengetahuannya kepada spesialis<br />
radiologi, calon spesialis radiologi, mahasiswa, dan masyarakat<br />
umumnya.<br />
8. Menjunjung tinggi kode etik kedokteran Indonesia pada umumnya dan<br />
kode etik radiologi pada khususnya.<br />
9. Proteksi radiasi: Mengerti bahaya radiasi serta mampu mencegah<br />
efek samping radiasi.<br />
4.17 Program Studi Ilmu Kedokteran Nuklir<br />
Tujuan Umum<br />
Program pendidikan dokter spesialis kedokteran nuklir merupakan bagian<br />
dari program studi dokter spesialis yang bertugas untuk mendidik dokter<br />
spesialis kedokteran nuklir yang;<br />
1. Menguasai Ilmu Kedokteran Nuklir pada umumnya serta, terampil dan<br />
mampu menegakkan diagnosis dan mengobati penyakit dengan<br />
menggunakan teknik kedokteran nuklir.<br />
2. Mampu berperan aktif dan bekerjasama dengan sejawat lain dalam<br />
pengelolaan penyakit baik di rumah sakit atau di masyarakat.<br />
3. Dapat mengembangkan sikap pribadi sesuai dengan etika ilmu dan<br />
profesi.
21<br />
Tujuan Khusus<br />
1. Memiliki rasa tanggung jawab dalam pengamalan kesehatan,<br />
khususnya ilmu kedokteran nuklir, sesuai dengan kebijakan<br />
pemerintah berdasarkan Pancasila.<br />
2. Memiliki pengetahuan yang luas dalam bidang ilmu kedokteran nuklir,<br />
serta memiliki keterampilan dan sikap yang baik sehingga sanggup<br />
memahami dan memecahkan masalah kesehatan secara ilmiah dan<br />
dapat mengamalkan ilmu kesehatan kepada masyarakat yang sesuai<br />
dengan bidang keahliannya secara optimal.<br />
3. Mampu menentukan, merencanakan dan melaksanakan pendidikan<br />
dan penelitian secara mandiri dan mengembangkan ilmu kedokteran<br />
nuklir ke tingkat akademik yang lebih tinggi.<br />
4. Mampu mengembangkan sikap pribadi sesuai dengan etik ilmu dan<br />
etik profesi.<br />
4.18 Program Studi Ilmu Bedah Anak<br />
Tujuan Pendidikan<br />
Tujuan Umum<br />
Menghasikan Dokter Spesialis Bedah Anak yang bermoral dan beretika,<br />
memiliki keterampilan bedah yang baik, profesional, serta memiliki rasa<br />
tanggung jawab dan pengabdian yang tinggi.<br />
Tujuan Khusus<br />
Menghasilkan dokter spesialis bedah anak yang :<br />
1. Mampu mengelola masalah – masalah bedah anak yang sering<br />
ditemui secara menyeluruh, holistik dan berkelanjutan.<br />
2. Mempunyai kompetensi keterampilan pembedahan, baik pembedahan<br />
konvensional maupun bedah invasif minimal pada anak.<br />
3. Mampu melakukan komunikasi yang efektif dengan penderita,<br />
keluarga, masyarakat dan tenaga profesi kesehatan lainnya.<br />
4. Mampu bertindak sebagai tenaga profesional yang berpegang teguh<br />
pada nilai – nilai etik, moral dan agama.<br />
5. Mampu mengakses dan menelaah serta mengelola informasi<br />
kedokteran secara kritis untuk memelihara kemampuan belajar<br />
sepanjang hayat.<br />
6. Mampu melakukan penelitian kedokteran di bidang bedah anak<br />
sebagai upaya meningkatkan profesionalisme.
22<br />
4.19 Program Studi Urologi<br />
Tujuan Pendidikan<br />
Tujuan Umum<br />
Lulusan pendidikan Program Studi Pendidikan Profesi Dokter Spesialis-1<br />
Urologi (PDSp-1) di Indonesia diharapkan dapat mempunyai kemampuan<br />
profesional yang tinggi, menjadi seorang ilmuan yang tangguh yang<br />
berkepribadian luhur, menjunjung tinggi etika kedokteran, beriman dan<br />
bertakwa. Dan dalam menghadapi era globalisasi mendatang mampu<br />
bersaing dan menjadi tuan rumah di negara sendiri dan mampu bekerja<br />
dimana saja di dunia dengan membawa nama baik almamater dan<br />
menjunjung tinggi bangsa dan negaranya.<br />
Tujuan Khusus<br />
Sadar akan tanggung jawab sebagai warga negara Indonesia, yang<br />
mengabdi dalam bidang pelayanan kesehatan, serta mengerti dan<br />
merasakan tuntutan masyarakat dan program pemerintah untuk<br />
meningkatkan taraf kesehatan rakyat, maka seorang Spesialis Urologi<br />
Indonesia wajib memiliki ciri-ciri sebagai berikut :<br />
a. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta<br />
menjunjung tinggi Kode Etik Kedokteran Indonesia dalam<br />
melaksanakan tugas profesi.<br />
b. Mempunyai pengetahuan dan ketrampilan untuk mengatasi masalah<br />
Urologi darurat dan tidak darurat (elektif), terutama yang umum<br />
terdapat di Indonesia.<br />
c. Mampu mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sebagai<br />
Spesialis Urologi sesuai dengan tuntutan masyarakat dan kemajuan<br />
Ilmu Pengetahuan.<br />
d. Mampu mengembangkan pelayanan urologi di lingkungan bekerja.<br />
e. Mengerjakan kasus-kasus urologi sebagai profesinya secara<br />
professional.<br />
f. Mampu mengembangkan pengalaman belajarnya dengan memilih<br />
sumber-sumber belajar yang sehat yang dapat menjurus ke tingkat<br />
akademik tertinggi.<br />
Setelah mengikuti Program Studi Pendidikan Profesi Dokter Spesialis-1<br />
Urologi diharapkan mempunyai :<br />
1. Menguasai biomolekuler dasar, farmakologi klinik dan epidemiologi<br />
klinik sehingga memperluas wawasan pengenalan aplikasi pada<br />
pengetahuan klinik.<br />
2. Menguasai metodologi penelitian dan pengujian statistik serta mampu<br />
mengoperasikan komputer untuk menguji hasil penelitian.<br />
3. Mempunyai pengetahuan yang lebih mendalam mengenai penyakit<br />
terutama dari aspek ilmu-ilmu dasar untuk melaksanakan kegiatan
23<br />
promosi, prevensi, kurasi, rehabilitasi dan kegawatan di bidang<br />
Urologi.<br />
4. Memiliki pengetahuan dasar untuk melakukan analisis penyakit secara<br />
klinis, komunitas dan mempunyai keterampilan mengobati penderita<br />
sehingga menjadi lebih baik.<br />
5. Berpartisipasi aktif untuk mengembangkan pengetahuan dan<br />
mempunyai keterampilan dalam penerapan ilmu pada penderita yang<br />
memerlukan pertolongan.<br />
6. Dapat bekerjasama dengan profesi lain demi kepentingan penderita<br />
dan pengetahuan.<br />
7. Mampu menerapkan prinsip-prinsip dan metode berfikir ilmiah dalam<br />
menerapkan ilmu urologi.<br />
8. Mampu mengenal, merumuskan pendekatan penyelesaian dan<br />
menyusun prioritas masalah urologi dengan cara penalaran ilmiah,<br />
melalui perencanaan, implementasi dan evaluasi terhadap upaya<br />
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.<br />
9. Mampu menangani kasus urologi dengan kemampuan professional<br />
yang tinggi melalui pendekatan EBM (Evidence Based Medicine).<br />
10. Mampu meningkatkan kuantitas dan kualitas penelitian dasar, klinis<br />
dan lapangan serta mempunyai motivasi mengembangkan<br />
pengalaman belajar sehingga dapat mencapai tingkat akademis yang<br />
lebih tinggi.<br />
11. Bersifat terbuka, tanggap terhadap perubahan dan kemajuan ilmu dan<br />
teknologi atau masalah yang dihadapi masyarakat.<br />
4.20 Program Studi Kardiologi dan Kedokteran Vaskular<br />
Tujuan Pendidikan<br />
Pada akhir masa pendidikan, peserta program studi:<br />
1. Memiliki kemampuan akademik profesional sesuai dengan standar<br />
regional maupun internasional.<br />
2. Menjunjung tinggi etika kedokteran Indonesia.<br />
3. Mampu memberikan pelayanan kardiovaskular yang berkualitas<br />
khususnya untuk memenuhi kebutuhan di Indonesia.<br />
4. Mampu menentukan, merencanakan, dan melaksanakan penelitian<br />
secara mandiri.<br />
4.21 Program Studi Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi<br />
Tujuan Pendidikan<br />
Tujuan Umum
24<br />
Pendidikan Dokter Spesialis IKFR ialah bagian dari pendidikan dokter<br />
spesialis yang akan menghasilkan Dokter Spesialis Ilmu Kedokteran Fisik<br />
dan Rehabilitasi (Sp-KFR) yang mempunyai:<br />
a. Kompetensi profesional sebagai seorang dokter spesialis yang mampu<br />
memberikan pelayanan kesehatan Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi<br />
secara paripurna untuk kemaslahatan masyarakat guna mendorong<br />
daya saing bangsa.<br />
b. Kompetensi akademik sebagai seorang yang mampu menyerap,<br />
meneliti, mengembangkan dan menyebar- luaskan ilmu kesehatan<br />
khususnya Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi sesuai dengan<br />
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan berkolaborasi dan<br />
bersinergi dengan berbagai potensi bangsa.<br />
Tujuan Khusus<br />
Pada akhir pendidikan melalui suatu kurikulum terpadu seorang spesialis<br />
Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi diharapkan :<br />
1. Menjunjung tinggi Kode Etik Kedokteran Indonesia dan Sumpah<br />
Dokter Indonesia.<br />
2. Menerapkan falsafah Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi dalam<br />
konteks rehabilitasi secara menyeluruh dan sejalan dengan sistem<br />
kesehatan nasional.<br />
3. Memiliki sikap, pengetahuan dan keterampilan untuk menanggulangi<br />
masalah-masalah kedokteran fisik dan rehabilitasi, terutama yang<br />
umum terdapat di masyarakat.<br />
4. Mampu mengenal, merumuskan dan menyusun prioritas masalahmasalah<br />
rehabilitasi, yang terdapat di lingkungannya baik dimasa<br />
sekarang maupun yang akan datang dan melakukan tindakan-tindakan<br />
yang sesuai untuk memecahkan masalah tersebut dengan<br />
merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi program-program<br />
yang bersifat preventif, kuratif, rehabilitatif berdasarkan keadaan<br />
daerah, aspek-aspek sosial budaya serta sumber daya dan dana yang<br />
tersedia.<br />
5. Mampu mengelola Departemen Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi<br />
sesuai standar pelayanan medik, etika profesi dan etika keilmuan.<br />
6. Mampu melakukan penelitian dan mempublikasikannya.<br />
7. Mampu meningkatkan dan mengembangkan diri melalui pengalaman<br />
belajar dengan berkolaborasi dan bersinergi dengan berbagai potensi<br />
bangsa.<br />
8. Memahami sistim pendidikan dan mampu mendidik tenaga medik,<br />
paramedik dan nonmedik dalam bidang Ilmu Kedokteran Fisik dan<br />
Rehabilitasi.
25<br />
5. Program Pendidikan Pascasarjana<br />
Program Pendidikan Pascasarjana Fakultas Kedokteran terdiri dari<br />
Program Magister dan Program Doktor<br />
5.1 Program Magister<br />
Program Magister yang dikelola di bawah lingkungan Fakultas Kedokteran<br />
Universitas Padjadjaran bertujuan untuk memberikan pengalaman studi<br />
menuju ke arah keahlian akademik. Program Magister menyediakan<br />
berbagai Program Studi. Di Fakultas Kedokteran Unpad telah tersedia 3<br />
(tiga) Program Studi yang telah memperoleh Izin Penyelenggaraan dari<br />
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementrian Pendidikan Nasional,<br />
yaitu : 1) Program Studi Ilmu Kedokteran Dasar, 2) Program Studi Ilmu<br />
Kesehatan Masyarakat, dan 3) Program Studi Kebidanan.<br />
Tujuan Pendidikan<br />
Program Magister Fakultas Kedokteran Unpad didirikan dengan tujuan<br />
untuk menghasilkan lulusan yang memiliki kualifikasi sebagai berikut:<br />
1. Mampu menguasai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi<br />
dalam bidang kesehatan dengan cara menguasai dan memahami<br />
teori-teori yang mutakhir, serta pendekatan, metode, kaidah-kaidah<br />
ilmiah dan penerapannya.<br />
2. Mampu memecahkan permasalahan di bidang keahliannya melalui<br />
kegiatan penelitian dan pengembangan berdasarkan kaidah ilmiah.<br />
3. Mampu mengembangkan kinerja profesionalnya yang ditunjukkan<br />
dengan ketajaman analisis permasalahan, dan kepaduan pemecahan<br />
masalah.<br />
5.1.1 Program Studi Magister Ilmu Kedokteran Dasar<br />
Tujuan Pendidikan<br />
Tujuan utama Program Studi Magister Ilmu Kedokteran Dasar :<br />
1. Menghasilkan Magister sebagai cendekiawan yang profesional<br />
dan memahami berbagai aspek biologi molekuler sebagai<br />
landasan ilmu kedokteran dasar untuk mengatasi<br />
permasalahan kesehatan nasional dan global.<br />
2. Menghasilkan Magister yang mampu beradaptasi dengan<br />
kemajuan IPTEK dan mampu menjawab permasalahan<br />
kesehatan baik nasional maupun global.<br />
3. Menghasilkan Magister yang mampu melaksanakan Research<br />
and Development (R&D), sehingga dapat meningkatkan<br />
perolehan HKI nasional.<br />
4. Menghasilkan Magister yang inovatif dan tetap berpegang<br />
teguh pada etika dan moral.
26<br />
5.1.2 Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat<br />
Tujuan Pendidikan<br />
Menghasilkan tenaga ahli yang berkualitas, berdedikasi tinggi dan<br />
memiliki komitmen untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.<br />
5.1.3 Program Studi Magister Kebidanan<br />
Tujuan Pendidikan<br />
Tujuan utama Program Studi Magister Ilmu Kebidanan adalah<br />
pengembangan tenaga bidan yang mampu melaksanakan upaya<br />
pelayanan kebidanan yang berkualitas tinggi untuk mewujudkan<br />
paradigma sehat yang:<br />
1. Mampu mendidik bidan menjadi sumber daya manusia yang<br />
berkualitas sesuai dengan kebutuhan masyarakat<br />
2. Mampu menjalankan kebijakan pendayagunaan karier bidan yang<br />
terpola selaras dengan wewenangnya<br />
3. Mampu melakukan kolaborasi dengan Masyarakat terinstitusi<br />
(stakeholder) dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi<br />
bidan guna memecahkan masalah kesehatan ibu dan anak di<br />
Indonesia<br />
4. Mampu melakukan pengintegrasian sumber-sumber daya manusia<br />
dan perangkat keras untuk pengelolaan suatu unit kerja atau aktivitas<br />
yang berkaitan dengan pelayanan, pendidikan, dan penelitian<br />
5. Mampu secara langsung melakukan analisis ilmu kebidanan yang<br />
dikembangkan dari kasus-kasus khusus sebagai bagian dari<br />
konsentrasi program<br />
6. Memiliki kemampuan khusus dalam bidang manajerial klinik kebidanan<br />
secara mandiri<br />
7. Mampu melakukan penelitian dalam bidang kebidanan dengan<br />
menggunakan metode ilmiah yang tepat dan teruji<br />
5.2 Program Pendidikan Doktor<br />
Tujuan Pendidikan<br />
Untuk mencapai Visi dan Misi tersebut, maka Pendidikan Program Doktor<br />
mempunyai tujuan yaitu:<br />
a. Menghasilkan lulusan Doktor yang memiliki kemampuan menguasai<br />
aspek biomolekular dalam aplikasi ilmu kedokteran/kesehatan modern<br />
b. Mengembangkan konsep baru di bidang ilmu kedokteran melalui<br />
penelitian unggulan tingkat lanjut secara mandiri, multisipliner, dan<br />
terintegrasi profesional
27<br />
D. KOMPETENSI LULUSAN PROGRAM STUDI<br />
Setelah lulus dari program studi, mahasiswa diharapkan memiliki pengetahuan<br />
dan ketrampilan sesuai dengan kompetensi yang ditetapkan program studinya :<br />
1. Program Studi D4 Kebidanan<br />
Pendidikan Program Studi D4 Kebidanan menghasilkan lulusan yang mampu<br />
memiliki kompetensi berikut :<br />
D.1. Kompetensi Utama Lulusan<br />
a. Care Provider<br />
Menjadi Bidan yang memiliki kemampuan memberikan asuhan kebidanan<br />
secara efektif, efisien, aman dan holistik dengan memperhatikan aspek<br />
budaya terhadap wanita dalam daur siklus kehidupannya pada kondisi<br />
normal, dapat melakukan deteksi dini pada keadaan patologi, dalam<br />
melakukan penanganan awal kasus kegawatdaruratan serta kolaborasi dan<br />
rujukan berdasarkan standar praktik kebidanan dan kode etik profesi.<br />
a. Community Leader<br />
Menjadi Bidan yang mempunyai kemampuan untuk dapat menjalin<br />
kerjasama dengan profesi lain, baik secara tim maupun lintas sektor serta<br />
dapat memberdayakan masyarakat dalam upaya peningkatan kesehatan<br />
ibu dan anak dengan menggunakan prinsip partnership sesuai dengan<br />
kewenangan dan lingkup praktik bidan.<br />
a. Communicator<br />
Menjadi Bidan yang memiliki kemampuan berkomunikasi secara efektif<br />
dengan perempuan, keluarga, masyarakat, sejawat dan profesi lain dan<br />
efisien baik secara lisan maupun tulisan atau melalui media elektronik<br />
dengan mengutamakan kepentingan pasien dan keilmuan dalam upaya<br />
peningkatan derajat kesehatan ibu dan anak.<br />
b. Decision Maker<br />
Menjadi Bidan yang mempunyai kemampuan dalam mengambil keputusan<br />
klinik dalam asuhan kebidanan kepada individu, keluarga dan masyarakat<br />
secara mandiri maupun melalui kemitraan yang bermartabat.<br />
a. Manager<br />
Menjadi bidan yang mempunyai kemampuan mengelola pelayanan<br />
kebidanan dalam tugas secara mandiri, kolaborasi (team), selain itu memiliki<br />
kemampuan dalam melakukan penjaminan mutu dalam layanan kebidanan.<br />
D.2. Kompetensi Pendukung<br />
Applied Researcher<br />
a) Menjadi bidan yang memiliki kemampuan dalam melakukan investigasi,<br />
berupa penelitian terapan dalam bidang kesehatan baik secara mandiri<br />
maupun kelompok yang bertujuan untuk memberikan solusi atas berbagai<br />
permasalahan di bidang kebidanan secara praktis untuk kemaslahatan<br />
masyarakat dengan pendekatan kemandirian belajar sepanjang hayat.
28<br />
2. Program Pendidikan Sarjana Kedokteran<br />
2.1 Program Studi Sarjana Kedokteran<br />
Kompetensi<br />
Kompetensi Utama Lulusan<br />
Memiliki pengetahuan dasar ilmiah, keterampilan klinik dasar, dan<br />
profesionalisme yang baik dalam konteks permasalahan kesehatan,<br />
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi nilai moral,<br />
etika kedokteran dan humanisme, serta mampu untuk mengembangkan<br />
diri melalui proses pembelajaran sepanjang hayat.<br />
Kompetensi Pendukung Lulusan<br />
1. Memiliki dasar ilmiah dalam pengelolaan masalah kesehatan individu,<br />
keluarga dan masyarakat yang sering ditemui secara menyeluruh,<br />
holistik dan berkelanjutan dalam tatanan pelayanan kesehatan primer.<br />
2. Menerapkan prinsip-prinsip dasar ilmu biomedis, klinis, serta<br />
epidemiologi dalam pembahasan masalah kesehatan.<br />
3. Membekali keterampilan pemeriksaan klinis dasar yang akan<br />
dilakukan di berbagai sarana pelayanan kesehatan primer.<br />
4. Menerapkan nilai moral, etika kedokteran dan humanisme dalam<br />
melaksanakan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.<br />
5. Mengetahui dan mempraktikkan aspek komunikasi yang efektif<br />
dengan penderita, keluarga, masyarakat dan tenaga profesi<br />
kesehatan lainnya.<br />
6. Meningkatkan kemampuan lulusan dalam mengakses, menelaah<br />
secara kritis, dan mengelola informasi kedokteran dan kesehatan<br />
dalam rangka memelihara kemampuan belajar sepanjang hayat.<br />
7. Melakukan penelitian kedokteran / kesehatan.<br />
Kompetensi Lainnya/Pilihan Lulusan<br />
a) Motivation<br />
Memiliki motivasi untuk mengembangkan ilmu kedokteran dan<br />
melanjutkan program pendidikan baik akademik maupun<br />
pendidikan profesi dokter (Having motivation to develop medical<br />
sciences and pursue further academic or professional education).<br />
b) Attitude<br />
Memiliki sikap untuk meningkatkan dan mengembangkan diri di<br />
bidang akademik maupun profesi dokter yang sesuai dengan etika<br />
profesi, prinsip moralitas dan norma agama (Having attitude<br />
towards personal improvement and development academically and<br />
in medical profession according to medical ethics, morality and<br />
religious value) .<br />
c) Skills
29<br />
Memiliki keterampilan dalam komunikasi dan klinis dasar yang<br />
dapat dipraktikkan di berbagai sarana pelayanan kesehatan primer<br />
(Having a proficient communication and clinical skills to be<br />
implemented in various primary health care settings).<br />
d) Ability<br />
Memiliki kemampuan untuk mengelola permasalahan kesehatan<br />
pada individu, keluarga dan masyarakat sesuai dasar ilmiah yang<br />
mutakhir, serta mengakses, menelaah secara kritis dan mengelola<br />
informasi kedokteran dan kesehatan dalam rangka memelihara<br />
kemampuan belajar sepanjang hayat (Having ability to apply<br />
scientific background in managing health problem in individual,<br />
familty and community settings and possess ability in accessing,<br />
critically appraise and manage medical and health information to<br />
maintain life long learning)<br />
e) Knowledge<br />
Memiliki pengetahuan dalam bidang biomedis, klinis, perilaku dan<br />
epidemiologi secara terintegrasi dalam konteks pelayanan<br />
kesehatan yang paripurna (promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif)<br />
(Having sufficient and solid integrated knowledge in biomedical<br />
sciences, clinical, behavioral and epidemiology within the context of<br />
comprehensive health services (promotive, preventive, curative and<br />
rehabilitative).<br />
3. Program Studi Profesi Dokter (PSPD)<br />
Untuk menghasilkan lulusan dokter yang memiliki kompetensi mumpuni sehingga<br />
kelak dapat memberikan pelayanan kesehatan optimal, maka kompetensi yang<br />
harus dikuasai oleh setiap dokter, meliputi:<br />
1. Profesionalitas yang luhur<br />
2. Mawas diri dan pengembangan diri<br />
3. Komunikasi efektif<br />
4. Pengelolaan informasi<br />
5. Landasan ilmiah ilmu kedokteran<br />
6. Keterampilan klinis<br />
7. Pengelolaan masalah kesehatan<br />
Kurikulum dan metode yang dirancang selain untuk mencapai tujuan<br />
pendidikan, juga untuk memberikan kompetensi bagi lulusan PSPD dalam hal:<br />
a) Mengelola masalah-masalah kesehatan individu, keluarga, dan masyarakat<br />
yang sering ditemui secara menyeluruh, holistik, dan berkelanjutan dalam<br />
tatanan pelayanan kesehatan primer (to manage professionally common<br />
health problems at individual, family and community level in a comprehensive,<br />
holistic, and continuous manner within the primary health care (PHC)<br />
settings).<br />
b) Menerapkan prinsip-prinsip dasar ilmu biomedik, klinik, dan perilaku, serta<br />
epidemiologi dalam praktik profesi kedokteran (to apply principles of basic
30<br />
biomedical, clinical, behavioral sciences, and epidemiology in the practice of<br />
medical profession).<br />
c) Melakukan pemeriksaan klinik dasar di berbagai sarana pelayanan kesehatan<br />
primer (to perform basic clinical skills proficiently at the primary health care<br />
settings).<br />
d) Melakukan komunikasi yang efektif dengan pasien, keluarga, masyarakat,<br />
dan tenaga profesi kesehatan lainnya (to communicate effectively with patient,<br />
family, community, and other health professionals).<br />
e) Menjadi tenaga profesional yang berpegang pada nilai-nilai etik, moral, dan<br />
agama (to be ethical, moral, and religious professional).<br />
f) Mengakses, menelaah secara kritis, dan mengelola informasi kedokteran dan<br />
kesehatan dalam rangka memelihara kemampuan belajar sepanjang hayat (to<br />
access, critically appraise, and manage medical and health information to<br />
maintain his/her lifelong learning concern and capacity).<br />
g) Melakukan penelitian kedokteran/kesehatan untuk meningkatkan kemampuan<br />
tugas profesionalnya (to conduct medical/health research to improve his/her<br />
professional task).<br />
h) Menjadi tenaga profesional yang berkembang secara mandiri, yang sadar diri,<br />
serta mampu memelihara diri dan mengembangkan profesinya (to be selfaware,<br />
self-care, and self-developed professional).<br />
4. Program Pendidikan Dokter Spesialis<br />
Kompetensi<br />
Kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap dokter spesialis untuk<br />
menjalankan tugas profesi sebagai dokter spesialis, adalah :<br />
a) Motivation<br />
Memiliki motivasi untuk melaksanakan tugas profesi dokter spesialis<br />
yang profesional, berbudi luhur, dan bermoral yang mampu berkompetisi<br />
secara nasional dan regional.<br />
b) Attitude<br />
Kewajiban Umum:<br />
1. Menjunjung tinggi, menghayati, dan mengamalkan Sumpah<br />
Dokter.<br />
2. Melakukan profesinya menurut ukuran yang tertinggi<br />
3. Tidak boleh dipengaruhi pertimbangan keuntungan pribadi.<br />
4. Tidak melakukan perbuatan yang bertentangan dengan etik.<br />
5. Berhati-hati dalam mengumumkan / menerapkan setiap<br />
penemuan teknik/pengobatan baru yang belum diuji<br />
kebenarannya.<br />
6. Memberi keterangan/pendapat yang dapat dibuktikan<br />
kebenarannya.<br />
7. Mengutamakan kepentingan masyarakat..
31<br />
8. Dalam bekerja sama dengan pejabat di bidang kesehatan/bidang<br />
lain/masyarakat harus ada rasa saling pengertian.<br />
<br />
<br />
Kewajiban Dokter Terhadap Penderita:<br />
1. Mengingat akan kewajibannya melindungi hidup makhluk insani.<br />
2. Tulus ikhlas dan mempergunakan segala ilmu dan<br />
keterampilannya untuk kepentingan penderita.<br />
3. Memberi kesempatan kepada penderita untuk senantiasa dapat<br />
berhubungan dengan keluarga dan penasihatnya.<br />
4. Wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang<br />
seorang penderita.<br />
5. Wajib melakukan pertolongan darurat sebagai suatu tugas<br />
kemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain<br />
bersedia/mampu memberikannya.<br />
Kewajiban Dokter terhadap Teman Sejawat:<br />
1. Memperlakukan teman sejawatnya sebagaimana ia sendiri ingin<br />
diperlakukan.<br />
2. Tidak boleh mengambil alih penderita dari teman sejawat tanpa<br />
persetujuannya.<br />
Kewajiban Dokter terhadap Diri Sendiri:<br />
1. Memelihara kesehatannya supaya dapat bekerja dengan baik.<br />
2. Senantiasa mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan setia<br />
kepada cita-citanya yang luhur.<br />
c) Skills<br />
1. Kompetensi Klinik (Clinical Competency)<br />
Menguasai berbagai kemampuan prosedur diagnostik, protokol<br />
terapi, ramalan prognostik yang berdasarkan bukti nyata (evidenced<br />
based), pembekalan kemampuan IQ (Intelligence Quotient).<br />
2. Kompetensi Etik (Ethical Competency)<br />
Pembekalan peningkatan EQ (Emotional Quotient), Merupakan seni<br />
yang tergantung dari cara bagaimana kemampuan klinik yang sudah<br />
dikuasai disampaikan kepada yang membutuhkan secara etis<br />
dengan niat yang baik, ucapan yang ramah, sopan, dan gerakan fisik<br />
yang menyenangkan.<br />
3. Kompetensi Manajerial (Managerial Competency)<br />
3.1. Sikap bertanggung jawab dalam melakukan tugas:<br />
a. Menjaga kelengkapan, keabsahan, keamanan rekam medis<br />
yang mencakup data klinis, laboratorium, pencitraan,<br />
hasil konsultasi, dan informed consent<br />
b. Kemampuan mengelola unit pelayanan; Poliklinik, ruang<br />
rawat jalan, dll.<br />
d) Ability
32<br />
1. Menunjukkan rasa tanggung jawab dalam pengamalan ilmu<br />
Kedokteran dan Kesehatan sesuai dengan kebijakan Pemerintah,<br />
Sistem Kesehatan Nasional, dan Pancasila.<br />
2. Menunjukkan wawasan yang luas dalam bidangnya sertã<br />
keterampilan dan sikap ilmiah yang baik, sehingga mampu<br />
memahami dan memecahkan masalah kedokteran secara ilmiah<br />
dan dapat mengamalkan ilmu kedokteran Dan kesehatan kepada<br />
masyarakat sesuai dengan bidang keahliannya secara optimal.<br />
3. Menentukan, merencanakan, serta melaksanakan pendidikan dan<br />
penelitian secara mandiri dan mengembangkan ilmunya ke tingkat<br />
profesional atau akademik yang lebih tinggi.<br />
4. Mengembangkan sikap pribadi sesuai dengan etik ilmu dan etik<br />
profesi.<br />
e) Knowledge<br />
Memiliki pengetahuan dalam bidang biomedis, klinis, perilaku dan<br />
epidemiologi secara terintegrasi dalam konteks pelayanan kesehatan<br />
spesialistis yang paripurna (promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif).<br />
5. Program Pascasarjana<br />
5.1. Program Magister (S2)<br />
a. Mampu menguasai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi<br />
dalam bidang kesehatan dengan cara menguasai dan memahami<br />
teori-teori yang mutakhir, serta pendekatan, metode, kaidah-kaidah<br />
ilmiah dan penerapannya.<br />
b. Mampu memecahkan permasalahan di bidang keahliannya melalui<br />
kegiatan penelitian dan pengembangan berdasarkan kaidah ilmiah.<br />
c. Mampu mengembangkan kinerja profesionalnya yang ditunjukkan<br />
dengan ketajaman analisis permasalahan, dan kepaduan<br />
pemecahan masalah.<br />
5.1.1. Program Studi Magister Ilmu Kedokteran Dasar<br />
a. Menghasilkan Magister sebagai cendekiawan yang profesional dan<br />
memahami berbagai aspek biologi molekuler sebagai landasan ilmu<br />
kedokteran dasar untuk mengatasi permasalahan kesehatan<br />
nasional dan global.<br />
b. Menghasilkan Magister yang mampu beradaptasi dengan kemajuan<br />
IPTEK dan mampu menjawab permasalahan kesehatan baik<br />
nasional maupun global.<br />
c. Menghasilkan Magister yang mampu melaksanakan Research and<br />
Development (R&D), sehingga dapat meningkatkan perolehan HKI<br />
nasional.<br />
d. Menghasilkan Magister yang inovatif dan tetap berpegang teguh<br />
pada etika dan moral.
33<br />
5.1.2 Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat<br />
Melakukan penelitian dan mengembangkan bidang Ilmu Kesehatan<br />
Masyarakat dalam spektrum yang luas serta mampu menghubungkan<br />
dengan ilmu lainnya yang relevan.<br />
Merumuskan pendekatan konseptual untuk memecahkan masalah<br />
kesehatan masyarakat dengan cara penalaran ilmiah.<br />
Melakukan kerjasama dengan ahli lain dalam merumuskan pendekatan<br />
multidisiplin untuk memecahkan masalah di bidang ilmunya.<br />
Menunjukkan sikap terbuka, tanggap terhadap perubahan dan kemajuan<br />
ilmu, teknologi dan atau seni tertentu, serta masalah yang dihadapi<br />
masyarakat, khususnya yang berkaitan dengan bidang kesehatan<br />
masyarakat.<br />
Menunjukkan kesediaan dan kemampuan untuk mengembangkan diri<br />
dan wawasan sebagai ilmuwan.<br />
5.1.3 Program Studi Magister Kebidanan<br />
Mampu mendidik bidan menjadi sumber daya manusia yang berkualitas<br />
sesuai dengan kebutuhan masyarakat<br />
Mampu menjalankan kebijakan pendayagunaan karier bidan yang<br />
terpola selaras dengan wewenangnya<br />
Mampu melakukan kolaborasi dengan masyarakat terinstitusi<br />
(stakeholder) dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi<br />
bidan guna memecahkan masalah kesehatan ibu dan anak di Indonesia<br />
Mampu melakukan pengintegrasian sumber-sumber daya manusia dan<br />
perangkat keras untuk pengelolaan suatu unit kerja atau aktivitas yang<br />
berkaitan dengan pelayanan, pendidikan, dan penelitian<br />
Mampu secara langsung melakukan analisis ilmu kebidanan yang<br />
dikembangkan dari kasus-kasus khusus sebagai bagian dari konsentrasi<br />
program<br />
Memiliki kemampuan khusus dalam bidang manajerial klinik kebidanan<br />
secara mandiri<br />
Mampu melakukan penelitian dalam bidang kebidanan dengan<br />
menggunakan metode ilmiah yang tepat dan teruji.<br />
5.2. Program Studi Doktor (S3)<br />
Menghasilkan lulusan Doktor yang memiliki kemampuan menguasai<br />
aspek biomolekular dalam aplikasi ilmu kedokteran/kesehatan modern<br />
Mengembangkan konsep baru di bidang ilmu kedokteran melalui<br />
penelitian unggulan tingkat lanjut secara mandiri, multisipliner, dan<br />
terintegrasi profesional
1<br />
BAB II<br />
PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN<br />
PROGRAM STUDI
34<br />
BAB II<br />
PROGRAM STUDI<br />
1. Program Pendidikan Diploma<br />
Program Studi D4 Kebidanan<br />
1.1 Struktur Mata Kuliah<br />
Semester Mata kuliah SKS<br />
I (satu)<br />
II (dua)<br />
III (Tiga)<br />
IV (Empat)<br />
Humanities 5<br />
Basic communication skill (BCS) 2<br />
Introduction of Midwifery Profession (IMP) 5<br />
Basic Sciences of Midwifery Skill I (MBS I) 10<br />
Basic Sciences of Midwifery Skill II (MBS II) 10<br />
Antenatal Care (ANC) 11<br />
Intranatal Care (INC) 12<br />
Newborn & Child Care (NBCC) 8<br />
Postnatal Care (PNC) 6<br />
Reproductive Healthand Family Planning (RHFP) 9<br />
Midwifery Care Practice 1 6<br />
Maternal and Neonatal Patology Care (MNPC) 9<br />
Management, Leadership and Enterpreneurship (MLE) 4<br />
V (Lima)<br />
The Community Care and enhancing the midwife as an<br />
educator (TCE)<br />
9<br />
VI (Enam)<br />
VII (Tujuh)<br />
VIII<br />
(Delapan)<br />
Applied Research 6<br />
Midwifery Care Practice 2 6<br />
Midwifery Final Report (MFR) 3<br />
Midwifery Care Practice 3 8<br />
Internship 1 8<br />
Clinical and Laboratory Skill 4<br />
Internship 2 8<br />
Jumlah SKS 149<br />
1.2 Deskripsi Mata Kuliah<br />
1.1.1. Basic Sciences for Midwifery Skill I (BSMS I)<br />
Mata kuliah ini membangun pemahaman mahasiswa mengenai ilmu-ilmu dasar terkait keterampilan bidan<br />
yang meliputi struktur organisasi dan fungsi tubuh manusia, konsep kebutuhan dasar manusia, konsep<br />
sehat dan sakit, kewaspadaan universal, enzim dan koenzim, farmakokinetik dan farmakodinamik.<br />
Membangun keterampilan mahasiswa agar dapat melakukan pencegahan infeksi, pemeriksaan tanda-tanda<br />
vital, pemeriksaan fisik per sistem, handling equipment, teknik dasar penjahitan, perawatan luka operasi,<br />
dan teknik pemberian obat.<br />
2.2.2. Basic Sciences for Midwifery Skill II (BSMS II)<br />
Mata kuliah ini membangun pemahaman mahasiswa mengenai prinsip pemenuhan kebutuhan dasar<br />
manusia meliputi cairan dan elektrolit, nutrisi, rasa nyaman, istirahat dan tidur, ambulasi dan mobilisasi,<br />
kebutuhan psikologis (konsep stres dan adaptasi, kebutuhan siklus hidup wanita pada area psikologisnya,<br />
kehilangan dan kematian), serta pemahaman mengenai struktur dan fungsi organ reproduksi wanita, jenis<br />
pemeriksaan laboratorium dan diagnostik. Membangun keterampilan mahasiswa agar dapat melakukan<br />
pemenuhan kebutuhan dasar manusia pada klien yang membutuhkan bantuan, melakukan pertolongan<br />
pertama pada kecelakaan (P3K) dan bantuan hidup dasar.
35<br />
1) Humanities<br />
Mata kuliah ini membangun kemampuan mahasiswa untuk memahami, menghayati dan mengamalkan<br />
nilai-nilai Pancasila, kaidah agama, dan prinsip etika moral dalam memberikan pelayanan kebidanan.<br />
Membangun pemahaman mengenai sosial budaya masyarakat di Indonesia yang majemuk dan<br />
kompleks, serta pengaruh sosial budaya dalam pelayanan kebidanan dan cara pendekatan sosial<br />
budaya dalam praktik kebidanan di masyarakat. Membangun keterampilan menggunakan bahasa<br />
Indonesia yang baik dan benar dalam berkomunikasi lisan maupun tulisan.<br />
2) Basic Communication Skill (BCS)<br />
Mata kuliah ini membangun pemahaman mahasiswa mengenai konsep dasar komunikasi, prinsip-prinsip<br />
hubungan antar manusia, komunikasi efektif, komunikasi interpersonal dan konseling, strategi<br />
pengambilan keputusan klien. Mahasiswa membangun kemampuan keterampilan inti dalam komunikasi<br />
interpersonal, konseling dalam pelayanan kebidanan.<br />
3) Introduction of Midwifery Profession (IMP)<br />
Mata kuliah ini membangun kemampuan mahasiswa untuk memahami konsep profesi bidan yang<br />
meliputi definisi dan filosofi bidan, sejarah perkembangan pelayanan dan pendidikan kebidanan,<br />
paradigma dan ruang lingkup asuhan kebidanan, peran fungsi bidan, standar profesi bidan, teori dan<br />
model konseptual asuhan kebidanan, manajemen kebidanan, pengembangan karir profesi bidan,<br />
konsep etika dan kode etik bidan, peraturan dan perundang-undangan yang melandasi praktik<br />
kebidanan, refleksi praktik, dan pemasaran sosial jasa asuhan kebidanan.<br />
4) Antenatal Care<br />
Mata kuliah ini membangun pemahaman mahasiswa mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi<br />
kehamilan, proses adaptasi fisiologi dan psikologis serta sosial dalam kehamilan, kebutuhan dasar ibu<br />
hamil, tujuan kunjungan antenatal. Membangun keterampilan mahasiswa untuk memberikan asuhan<br />
pada ibu hamil normal yang berkualitas sesuai tahap perkembangannya, deteksi dini komplikasi pada<br />
setiap trimester kehamilan, komunikasi pada setiap kunjungan ibu hamil dan pendokumentasian asuhan<br />
kehamilan.<br />
5) Intranatal Care<br />
Mata kuliah ini membangun pemahaman mahasiswa mengenai fisiologi persalinan, penilaian holistik<br />
faktor risiko, fisik dan penunjang lainnya pada wanita bersalin, melakukan diagnosis 'ibu bersalin'.<br />
Membangun keterampilan mahasiswa dalam memberikan dukungan dan asuhan pada ibu dalam kala<br />
1, 2, 3 dan 4 persalinan, juga pada neonatus serta melakukan dokumentasi asuhan persalinan.<br />
6) Postnatal Care<br />
Mata kuliah ini membangun pemahaman mahasiswa untuk memahami faktor-faktor yang<br />
mempengaruhi masa nifas dan menyusui, perubahan fisiologi dan psikologi masa nifas dan menyusui,<br />
kebutuhan dasar masa nifas dan menyusui, konsep dasar asuhan masa nifas dan menyusui, penyulit<br />
dan komplikasi masa nifas dan menyusui. Membangun kemampuan mahasiswa untuk memberikan<br />
asuhan pada ibu masa nifas dan menyusui serta pendokumentasian asuhan masa nifas.<br />
7) Newborn & Child Care (NBCC)<br />
Mata kuliah ini membangun kemampuan mahasiswa dalam memahami konsep bayi baru lahir,<br />
neonatus, bayi dan balita normal, imunisasi, manajemen bayi muda dan manajemen terpadu balita sakit,<br />
neonatus dengan jejas persalinan, neonatus dengan kelainan bawaan dan risiko tinggi, kekerasan<br />
terhadap anak. Membangun kemampuan keterampilan asuhan pada bayi baru lahir, neonatus, bayi dan<br />
balita serta pendokumentasian asuhan.<br />
8) Reproductive Health and Family Planning (RHFP)<br />
Mata kuliah ini membangun kemampuan mahasiswa dalam memahami konsep kesehatan reproduksi,<br />
gender dalam kesehatan reproduksi perempuan, isu-isu kesehatan perempuan, masalah kesehatan<br />
reproduksi yang sering terjadi pada siklus reproduksi perempuan, deteksi dini gangguan kesehatan<br />
reproduksi, konsep pelayanan Keluarga Berencana (KB), etika profesi, peran & fungsi bidan dalam<br />
melakukan asuhan kesehatan reproduksi & KB, hukum kesehatan pada pelayanan kesehatan<br />
reproduksi & KB. Membangun keterampilan dalam asuhan kebidanan, promosi kesehatan, komunikasi<br />
& konseling dalam bidang kesehatan reproduksi & KB.<br />
9) Maternal and Neonatal Patology Care (MNPC)<br />
Mata kuliah ini membangun kemampuan pada mahasiswa untuk memiliki pengetahuan dan
36<br />
keterampilan pada aspek patofisiologi obstetri dan neonatal, tanda dan gejala, deteksi dini, penanganan<br />
awal kegawatdaruratan, penatalaksanaan komplikasi maternal neonatal, aplikasi prinsip pencegahan<br />
infeksi, melakukan komunikasi efektif, melakukan konseling, memberikan asuhan kebidanan sesuai<br />
kewenangan melalui pendekatan manajemen kebidanan dengan memperhatikan aspek bio-spikososial<br />
dan kultural, serta pengelolaan kasus rujukan secara komprehensif.<br />
10) Applied Research<br />
Mata kuliah ini membangun pengetahuan dan keterampilan mahasiswa dalam mengidentifikasi,<br />
menganalisis dan menyusun langkah pemecahan masalah kesehatan wanita, bayi, balita, anak dan<br />
remaja. Lingkup masalah dapat dimulai dari level individu hingga sistem kesehatan. Mahasiswa<br />
mendapatkan kesempatan yang besar untuk dapat mengaplikasikan berbagai metode penelitian,<br />
melakukan kajian berdasarkan bidang ilmu yang relevan dengan masalah yang diangkat. Dalam mata<br />
kuliah ini dibangun pemahaman kajian statistik kesehatan sederhana yang sesuai konteks penelitian.<br />
Keterampilan pendukung untuk melakukan pencarian dan pemahaman literatur mutakhir merupakan<br />
komponen penting dalam mata kuliah ini.<br />
11) Management, Leadership and Enterpreneurship<br />
Mata kuliah ini membangun kemampuan pada mahasiswa agar memiliki pengetahuan dan pemahaman<br />
konsep pada pelayanan kebidanan atau kegiatan pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan<br />
konsep kepemimpinan, kewirausahaan, manajemen dalam pengelolaan sumber daya mulai dari<br />
merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi, melaporkan dan mengembangkan serta program<br />
menjaga mutu di pelayanan kebidanan atau kegaitan pemberdayan masyarakat secara mandiri maupun<br />
dalam tim, bersikap profesional, kreatif, inovatif, mampu melakukan komunikasi efektif dan advokasi<br />
dengan tujuan meningkatkan derajat kesehatan ibu dan anak.<br />
12) The Community Care and enhancing the midwife as an educator (TCE)<br />
Mata kuliah ini membangun kemampuan pada mahasiswa untuk berperilaku profesional, beretika,<br />
bermoral, tanggap terhadap nilai sosial budaya, berkomunikasi efektif, melakukan advokasi, kreatif,<br />
inovatif sehingga dapat memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif sesuai kewenangan dan<br />
membantu masyarakat di komunitas melalui upaya promotif, preventif, serta pemberdayaan masyarakat<br />
dalam menyelesaikan masalah kesehatan berdasarkan hasil kegiatan pendataan serta analisis masalah<br />
kesehatan di komunitas.<br />
13) Midwifery Care Practice 1-2-3<br />
Mata kuliah ini membangun kemampuan pada mahasiswa untuk memberikan asuhan kebidanan<br />
komprehensif dalam mengelola kasus berbasis bukti sesuai kewenangan, secara mandiri, kolaborasi<br />
dalam tim, dengan menerapkan prinsip-prinsip pencegahan infeksi, komunikasi ekfektif, konseling dan<br />
promosi kesehatan pada ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir normal, dan balita sehat yang didasari<br />
sikap profesional, berkomunikasi efektif, melalui pendekatan manajemen kebidanan dengan<br />
memperhatikan bio-psikososial kultural.<br />
14) Midwifery Final Report<br />
Mata kuliah ini membangun kemampuan pada mahasiswa untuk dapat membuat laporan yang disusun<br />
secara sistematik menurut kaidah penulisan karya ilmiah mulai dari penulisan abstrak, latar belakang,<br />
pendahuluan sampai penarikan kesimpulan saran hingga penulisan daftar pustaka.<br />
15) Clinical and Laboratory Skill<br />
Mata kuliah ini membangun kemampuan mahasiswa untuk memiliki keterampilan klinik yang bersifat<br />
prosedural maupun interpretasinya. Pemahaman yang dibangun termasuk dalam merencanakan,<br />
memilih, hingga melaksanakan sendiri metode pemeriksaan klinik dan laboratorik sederhana dan<br />
melakukan intrepretasi hasil pemeriksaan tersebut. Dalam mendukung kemampuan berpikir kritis dalam<br />
pengambilan keputusan klinik, mahasiswa mempelajari konsep-konsep dasar manfaat berbagai<br />
pemeriksaan penunjang tingkat lanjut antara lain NST, USG, EKG dan CTG, IVA Tes dan Pap Smear.<br />
16) Internship I<br />
Mata kuliah ini membangun kemampuan kepada mahasiswa untuk memberikan pelayanan kebidanan<br />
secara komprehensif dan mandiri, bersikap profesional, tanggap terhadap sosial budaya setempat,<br />
berkomunikasi efektif, melakukan advokasi, kreatif, inovatif dalam membangun pemberdayaan keluarga<br />
melalui pendekatan konsep ilmu perilaku, ilmu kesehatan masyarakat, manajemen pelayanan<br />
kebidanan, untuk membantu pemecahan masalah kesehatan keluarga (bayi, balita, anak, remaja,<br />
wanita dewasa dan ibu), meningkatkan upaya promosi dan pencegahan penyakit untuk meningkatkan<br />
derajat kesehatan keluarga.
37<br />
17) Internship II<br />
Mata kuliah ini membangun kemampuan mahasiswa dalam meningkatkan pemberdayaan masyarakat<br />
yang didukung sikap profesional, kreatif dan inovatif, serta tanggap terhadap masalah sosial budaya<br />
setempat. Didukung kemampuan komunikasi efektif mahasiswa dapat melakukan advokasi,<br />
mengorganisasi upaya pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan konsep ilmu perilaku, ilmu<br />
kesehatan masyarakat, manajemen pelayanan kebidanan. Pemberdayaan masyarakat merupakan salah<br />
satu kunci keberhasilan memutus masalah kesehatan di komunitas sehingga titik berat difokuskan pada<br />
upaya promosi kesehatan dan pencegahan masalah kesehatan, melakukan kajian pemanfaatan sistem<br />
kesehatan di tingkat primer untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.<br />
2.3. Metode Pembelajaran<br />
1) Mini Lecture<br />
Kegiatan ini adalah tatap muka interaktif dengan para pakar untuk memfasilitasi proses pembelajaran<br />
mandiri mahasiswa. Kegiatan ini bersifat terstruktur dan terjadual, yang dilaksanakan berdasarkan<br />
kebutuhan mahasiswa. Pada kegiatan ini dosen dapat memberikan tugas individu atau tugas<br />
kelompok.<br />
2) Tutorial<br />
Tutorial adalah kegiatan tatap muka berkelompok 8-12 mahasiswa dengan seorang tutor. Alokasi waktu<br />
yang tersedia adalah 150 menit setiap pertemuan. Pendekatan belajar berawal dari 'masalah' yakni<br />
dengan metode problem based learning. Pada umumnya kegiatan tutorial mahasiswa diberikan tugas<br />
individu atau tugas kelompok yang harus dibahas bersama.<br />
3) Praktikum laboratorium<br />
Kegiatan praktikum terdiri dari praktikum laboratorium yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman<br />
teori, membangun keterampilan prosedur dan interpretasi pemeriksaan penunjang sederhana tertentu<br />
atau keterampilan penunjang lainnya. Kegiatan ini dilaksanakan di ruang laboratorium kebidanan,<br />
anatomi, biomedik dan komputer. Kegiatan praktikum keterampilan klinik bertujuan meningkatkan<br />
keterampilan melakukan prosedur klinik, yang dilaksanakan mulai dari penggunaan model manusia di<br />
laboratorium keterampilan klinik dan dibina secara berkesinambungan hingga masa praktik lapangan.<br />
Kegiatan praktik laboratorium dan keterempilan klinik dilaksanakan dalam kelompok kecil (8-12<br />
mahasiswa) dengan pembimbing seorang dosen.<br />
4) Seminar<br />
Dilaksanakan pada mata kuliah tertentu dengan mengundang narasumber yang ahli dibidangnya<br />
dengan tujuan untuk mendukung kompetensi mahasiswa. Seminar juga termasuk mahasiswa dalam<br />
memperesentasikan hasil karya tulis.<br />
5) Praktik Lapangan<br />
Pada waktu tertentu mahasiswa diwajibkan untuk mengikuti praktik lapangan di beberapa lokasi<br />
misalnya Rumah Sakit, Puskesmas, Pos bersalin desa , Posyandu, klinik atau lokasi bidan praktik<br />
mandiri. Pengalaman ini berguna untuk menambah pengetahuan dan pengalaman dari dunia kerja<br />
sebenarnya yang akan dihadapi lulusan. Praktik lapangan membuka kesempatan bagi mahsiswa untuk<br />
secara aktif mempelajari berbagai macam kasus untuk meningkatkan kompetensi masing-masing.<br />
6) Karya Tulis Ilmiah<br />
Karya tulis ilmiah merupakan kesempatan yang sangat baik bagi mahasiswa untuk menunjukkan<br />
kompetensinya dalam penelitian terapan. Sebelum penelitian tersebut dilaksanakan maka mahasiswa<br />
membuat usulan penelitian melalui proses konsultasi dengan dua orang pembimbing. Topik penelitian<br />
bersifat terbuka dan diminati mahasiswa, namun tetap berada dalam bidang yang sesuai dengan<br />
wewenang bidan dan menunjang pencapaian standar kompetensi bidan Indonesia. Mahasiswa sangat<br />
dianjurkan untuk memilih topik penelitian yang ada dalam pohon penelitian dosen, namun prosedur<br />
usulan penelitian tegap dilaksanakan untuk mengukur pengetahuan yang dimiliki mahasiswa terkait topik<br />
tersebut.<br />
2.3. Proses pendidikan yang terintegrasi dengan pengabdian masyarakat dan penelitian<br />
Sesuai dengan tujuan dan target pencapaian kompetensi lulusan Prodi D4 Kebidanan FK Unpad, maka<br />
proses pendidikan bidan diintegrasikan dengan pengabdian masyarakat di wilayah Kampus Jatinangor. Aspek<br />
pengabdian masyarakat merupakan fokus utama sesuai tujuan program pendidikan agar masyarakat dapat<br />
memperoleh maslahat yang setinggi tingginya dari keberadaan institusi pendidikan, sehingga masyarakat<br />
menjadi subyek kegiatan yang perlu dilayani secara optimal oleh sivitas akademika.<br />
Kegiatan pengabdian masyarakat merupakan kesempatan yang sangat berharga bagi peserta kegiatan<br />
praktik lapangan agar mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmu dan keterampilannya langsung pada subyek target<br />
pelayanan. Jenis kegiatan praktik lapangan sangat bervariasi dalam ragam dan tingkat kesulitannya, sehingga<br />
pengaturan alokasi mahasiswa dilakukan sesuai dengan tahapan pendidikannya. Seluruh mahasiswa yang<br />
turut serta dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini harus sudah dinyatakan lulus dalam ujian praktik<br />
laboratorium sesuai tahap pendidikannya, demikian pula jenis kegiatan yang boleh dilakukan mahasiswa tersebut
38<br />
dalam pengabdian masyarakat akan disesuaikan.<br />
Kegiatan pengabdian masyarakat ini juga memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk melakukan<br />
identifikasi masalah kesehatan di wilayah Jatinangor, mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan minat<br />
meneliti untuk mencari pemecahan masalah yang langsung dapat dirasakan manfaatnya untuk masyarakat<br />
setempat maupun untuk pengembangan ilmu kebidanan.<br />
Dalam kegiatan pengadian masyarakat dan penelitian ini mahasiswa tetap bekerja di bawah bimbingan<br />
dosen atau instruktur klinik. Pada pelaksanaan kegiatan tersebut Prodi D4 Kebidanan FK Unpad bekerjasama<br />
dengan Prodi Sarjana Kedokteran, Fakultas Kedokteran Gigi Unpad, Program Pasca Sarjana Kedokteran<br />
Unpad, Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang, Puskesmas Jatinangor termasuk para staf kesehatannya yang<br />
berada serta anggota masyarakat di wilayah Kecamatan Jatinangor. Sangat terbuka untuk pengembangan<br />
kegiatan ini bersama Fakultas lain maupun institusi lain. Dalam setiap tahun ajaran dibuka kesempatan untuk<br />
memperoleh hibah penelitian maupun pengabdian masyarakat yang bersumber dari Kementrian Pendidikan<br />
Nasional, Universitas dan Fakultas maupun instansi swasta hingga badan/organisasi luar negeri.<br />
2.4. Evaluasi Hasil Belajar<br />
Ujian<br />
1) Jenis Ujian :<br />
a. Formatif: Merupakan evaluasi diri yang dilaksanakan secara berkala selama berlangsungnya<br />
program dan dapat diperhitungkan dalam penentuan nilai akhir menurut proporsi yang ditetapkan<br />
program studi. Secara teratur setiap tahun program studi melaksanakan progress test yang<br />
merupakan ujian formatif internal program studi.<br />
b. Sumatif: merupakan ujian penentuan nilai akhir yang dilaksanakan pada periode ujian yang telah<br />
ditentukan.<br />
Bentuk ujian sumatif adalah sebagai berikut:<br />
1. Ujian teori tertulis dengan soal pilihan ganda berbasis kasus (SPGBK)<br />
2. Ujian tertulis uraian (UTU)<br />
3. Ujian keterampilan klinik (UKK)<br />
4. Ujian lisan analisis kasus (ULAK)<br />
c. Berdasarkan dinamika proses pendidikan kebidanan, maka pada ujian mata kuliah maupun<br />
semester dapat dipilih satu, dua atau lebih kombinasi dari bentuk ujian sebagai berikut :<br />
1. Ujian teori, bisa dalam bentuk SPGBK atau UTU , atau kombinasi kedua bentuk soal<br />
tersebut.<br />
2. Ujian lisan berupa ULAK atau dikenal dengan Students Objective Oral Case Analysis (SOOCA)<br />
yaitu ujian kasus yang harus dianalisis mahasiswa untuk menilai pemahaman ilmu,<br />
kemampuan berpikir kritis dan kemampuan mengaplikasikan pemahaman mahasiswa dalam<br />
mengelola masalah dalam kasus.<br />
3. Ujian keterampilan klinik UKK dapat dilakukan melalui uji keterampilan klinik objektif terstruktur<br />
(UKOS) atau dikenal dengan Objective Structured Clinical Examination (OSCE), yakni ujian<br />
keterampilan prosedur klinik dan atau interpretasinya di tingkat praktik laboratorik. Pada tingkat<br />
praktik lapangan ujian dilaksanakan dalam bentuk ujian keterampilan klinik mini (UKMINI) dan<br />
ujian kepuasan pengguna (UKP). UKMINI merupakan modifikasi mini clinical examination<br />
(mini C-ex), sedangkan UKP merupakan modifikasi 360 degree clinical evaluation.<br />
2) Waktu Pelaksanaan.<br />
Ujian teori mengikuti pola sebagai berikut<br />
a. Ujian Tengah Semester (UTS)<br />
Merupakan ujian yang dilaksanakan pada tengah semester/ blok mata kuliah sesuai dengan<br />
jadual yang ditentukan, berupa SPGBK dan atau UTU.<br />
b. Ujian Akhir Semester (UAS)<br />
Merupakan ujian yang dilaksanakan pada akhir semester/ blok mata kuliah sesuai dengan jadual<br />
yang ditentukan, berupa SPGBK dan atau UTU, ditambah dengan ULAK.<br />
c. Ujian perbaikan<br />
Merupakan ujian untuk memperbaiki nilai akhir bagi mahasiswa yang memenuhi ketentuan tertentu<br />
dan dilaksanakan pada waktu yang ditentukan.<br />
Mahasiswa diberi kesempatan mengikuti ujian perbaikan dengan ketentuan sebagai berikut:<br />
a. Bagi mahasiswa yang mendapat nilai D atau E bersifat wajib<br />
b. Bagi mahasiswa yang sudah mendapat nilai B+, B atau C diperbolehkan mengikuti ujian
39<br />
perbaikan, dengan catatan:<br />
1. Jumlah nilai B+, B dan/atau C yang akan diperbaiki tidak boleh melebihi 4 mata ajar, diluar<br />
mata ajar yang mendapat nilai D dan E.<br />
2. Apabila mendaftar untuk ujian perbaikan nilai, akan tetapi pada waktunya tidak hadir tanpa<br />
alasan yang sah, maka nilainya menjadi E.<br />
3. Bagi mahasiswa yang mengikuti ujian perbaikan maka nilai SPGBK dan UTU terbaik yang<br />
akan diambil, sedangkan nilai paling tinggi pada ujian perbaikan ULAK adalah C (56).<br />
4. Ujian perbaikan harus mendapat persetujuan dari dosen wali.<br />
c. Untuk perbaikan ujian tulis SPGBK dan UTU dilaksakanakan pada tiap akhir semester<br />
setelah nilai akhir diumumkan sebelum memasuki semester genap dan sebelum judicium,<br />
kesempatan perbaikan diberikan 1 (satu) kali.<br />
d. Untuk perbaikan nilai ULAK dilakukan maksimal satu minggu setelah setelah pelaksanaan<br />
ULAK, dan hanya ada satu kesempatan ujian perbaikan ULAK . Nilai ujian perbaikan ULAK<br />
diambil nilai terbaik, dengan ketentuan nilai maksimum C (56).<br />
Ujian susulan dilaksanakan sesegera mungkin untuk mengganti ujian yang ditinggalkan karena sakit atau alasan<br />
lainnya yang sah, yang dibuktikan dengan dukungan dokumen yang sah dan lolos verifikasi prodi.<br />
Ujian susulan paling lambat dilaksanakan pada masa libur antar semester di akhir semester ganjil, sedangkan di akhir<br />
semester genap dilaksanakan paling lambat 7 hari sebelum yudisium semester genap.<br />
Jika hingga batas akhir masa pendaftaran yudisium, mahasiswa yang bersangkutan belum menyelesaikan ujian, maka<br />
pada mata kuliah tersebut dapat dinyatakan gagal.<br />
Ujian keterampilan klinik (UKK)<br />
UKK pada tahap laboratorik diselesaikan pada blok mata kuliah yang bersangkutan, dan tidak selalu mengikuti jadwal<br />
UTS dan UAS. Bentuk ujian adalah UKOS.<br />
Ujian perbaikan UKOS dilaksanakan maksimal dua minggu setelah ujian pertama, dengan tujuan memberikan<br />
kesempatan bagi mahasiswa yang belum lulus untuk berlatih mandiri keterampilan yang dibutuhkan dalam blok<br />
tersebut, mengingat kelulusan ini menjadi syarat untuk dapat mengikuti kegiatan praktik lapangan.<br />
UKK pada tahap praktik lapangan dapat dilakukan sesegera mungkin jika mahasiswa merasa siap dan kompeten<br />
dalam jenis keterampilan yang ditargetkan, sesuai prinsip kurikulum berbasis kompetensi.<br />
Persyaratan jumlah kasus untuk setiap keterampilan klinik yang ditargetkan harus tetap dipenuhi sebelum atau<br />
sesudah ujian, dan dalam kesempatan mana pun selama praktik lapangan yang sesuai.<br />
Bentuk ujian UKK tahap praktik adalah nilai UKMINI atau UKK atau gabungan dari keduanya, yang disesuaikan<br />
dengan kondisi di lapangan.<br />
Ujian ulangan dan ujian susulan dapat dilakukan dalam masa praktik lapangan yang sama, atau pada saat praktik<br />
lapangan berikutnya , jika kondisi lapangan sesuai. Jika hingga akhir masa satu periode praktik lapangan seorang<br />
mahasiswa belum lulus UKK, maka mahasiswa tersebut harus melapor pada koordinator praktik klinik dan preceptor<br />
(mentor) kelompok nya di awal praktik lapangan berikutnya.<br />
PERINGATAN:<br />
Kelulusan UKK berpengaruh pada kelulusan tingkat paket pendidikan yang diambil mahasiswa. Jika pada yudisium<br />
di akhir semester genap tidak memenuhi syarat kenaikan tingkat, maka mahasiswa ybs harus mengulang seluruh<br />
paket pendidikan tersebut di tahun berikutnya.<br />
Kelulusan ujian teori, ujian praktik dan pencapaian target praktik minimal , menjadi persyaratan untuk mendaftar<br />
sebagai peserta ujian kompetensi bidan Indonesia (UKBI), dengan mengikuti ketentuan lain yang berlaku pada saat<br />
pendaftaran peserta UKBI.<br />
Ketentuan ini dapat berubah (dengan terbukanya kemungkinan penambahan syarat ujian tertentu yang dikeluarkan<br />
pihak panitia UKBI, dan diluar wewenang pimpinan Prodi).<br />
Uji Kompetensi Bidan Indonesia (UKBI)<br />
Sesuai ketentuan yang berlaku, mahasiswa kebidanan dapat dinyatakan lulus dalam pendidikan Program Studi<br />
Diploma 4 Kebidanan FK Unpad, apabila yang bersangkutan lulus mengikuti kegiatan Uji Kompetensi Bidan<br />
Indonesia, berdasarkan surat keterangan dari Majelis Tenaga Kesehatan Indonesia sebagai pemangku otoritas<br />
UKBI tahun 2014-2015.<br />
Bentuk ujian yang dilaksanakan akan sangat tergantung pada ketentuan yang dikeluarkan oleh badan otoritas<br />
UKBI tersebut.<br />
CARA PENILAIAN:<br />
Bobot, Nilai Akhir, Huruf Mutu dan Angka Mutu<br />
Bobot tiap macam penilaian yang digunakan tergantung pada bobot soal/tugas yang diberikan Dosen Pengampu<br />
Mata Kuliah.<br />
Selain itu sistem penilaian menggunakan penilaian acuan patokan (Criterion Reference):
40<br />
Skor* Huruf mutu Angka Mutu<br />
90 ≤ NA ≤ 100 A 3,60 ≤ AM ≤ 4<br />
80 ≤ NA ≤ 90 A- 3,20 ≤ AM < 3,60<br />
75 ≤ NA ≤ 80 B+ 3,00 ≤ AM < 3,20<br />
68 ≤ NA ≤ 75 B 2,72 ≤ AM < 3,00<br />
56 ≤ NA ≤ 68 C+ 2,24 ≤ AM < 2,72<br />
C<br />
45 ≤ NA ≤ 56 D 1,80 ≤ AM < 2,24<br />
NA ≤ 45 E AM < 1,80<br />
90 ≤ NA ≤ 100 A 3,60 ≤ AM ≤ 4<br />
a. Nilai Kelulusan<br />
Nilai kelulusan setiap mata ajar minimal C.<br />
b. Pengumuman Hasil Ujian<br />
Hasil ujian diumumkan kepada mahasiswa selambat-lambatnya 14 (empatbelas) hari setelah<br />
pelaksanaan ujian.<br />
1.1.1. Evaluasi Keberhasilan Mahasiswa.<br />
Keberhasilan mahasiswa akan dievaluasi melalui kegiatan yudisium untuk memutuskan apakah seorang<br />
mahasiswa dapat meneruskan ke paket program tahun selanjutnya atau harus mengulang paket program tahun<br />
tersebut atau harus menghentikan studi (dropout).<br />
Yudisium merupakan bagian penting dari kegiatan akademik yang wajib dihadiri oleh seluruh mahasiswa. Bagi<br />
mahasiswa yang tidak menghadiri yudisium tanpa alasan yang sah, nilainya baru akan diumumkan awal semester<br />
berikutnya.<br />
Mahasiswa dapat meneruskan ke tingkat yang lebih lanjut, apabila:<br />
a. Memiliki IPK sekurang-kurangnya 2.00<br />
b. Tidak terdapat huruf mutu E<br />
c. Huruf mutu D tidak melebihi (
41<br />
kampus<br />
4) Tidak diperkenankan merokok di lingkungan kampus, asrama, rumah sakit dan di setiap kegiatan<br />
kemahasiswaan.<br />
5) Tidak diperkenankan membawa dan meminum minuman keras<br />
6) Tidak diperkenankan membawa dan menggunakan obat-obatan psikotropika/narkoba<br />
7) Tidak diperkenankan membawa senjata api, senjata tajam, petasan, dan bahan mudah meledak.<br />
8) Tidak diperkenankan merusak, mencorat-coret dan mengurangi untuk kepentingan pribadi fasilitas belajar<br />
mengajar dan inventaris di kampus/tempat kegiatan belajar mengajar<br />
9) Menggunakan pakaian sesuai dengan aturan<br />
10) Saat meninggalkan ruangan kelas, diharuskan :<br />
Mematikan lampu dan AC<br />
Membersihkan papan tulis dan ruangan<br />
Merapikan kursi dan ruangan<br />
Mengembalikan kertas-kertas dan buku pada tempatnya<br />
2.6.2 Tata Tertib Pakaian Mahasiswa<br />
1) Seragam<br />
a. Pengertian<br />
Pakaian seragam adalah pakaian yang dikenakan mahasiswa dalam kegiatan perkuliahan, praktik di<br />
laboratorium, rumah sakit maupun komunitas, ujian praktik, sidang karya tulis dan kegiatan resmi<br />
akademik.<br />
b. Tujuan Penggunaan<br />
Tujuan penggunaan pakaian seragam adalah menumbuhkan kedisiplinan, rasa persatuan dan<br />
kesatuan, saling menghargai dan tidak ada perbedaan sosial antar mahasiswa Program Studi<br />
Diploma Kebidanan tanpa menghalangi proses pembelajaran.<br />
c. Ketentuan Seragam Mahasiswa<br />
1) Proses Pembelajaran di Kelas (Kampus); menggunakan pakaian bebas sopan, rapih dan bersih.<br />
Tidak diperkenanan menggunakan kaos dan denim. Tidak transparan dan tidak ketat. Jika<br />
menggunakan rok panjang rok 10 cm di bawah lutut. Jika menggunakan celana panjang, panjang<br />
celana sebatas tumit kaki. Panjang baju minimal 10 cm di bawah pinggang, tidak bermodel leher<br />
rendah, berlengan minimal ½ lengan atas. Apabila memakai baju muslimah wajib sesuai syariah<br />
yang berlaku (tidak menggunakan cadar). Menggunakan name tag selama berada di lingkungan<br />
kampus. Rambut rapih, jika melebihi bahu harus diikat. Tidak menggunakan perhiasan yang<br />
berlebihan. Menggunakan sepatu formal tertutup, tinggi hak tidak melebihi 5 cm. Kuku tidak boleh<br />
panjang dan diwarnai. Rambut rapih. Tidak menggunakan perhiasan yang berlebihan.<br />
Menggunakan sepatu tertutup.<br />
2) Proses Pembelajaran di Laboratorium (kampus);<br />
1) Lab activity :<br />
Menggunakan baju bebas, rapih dan bersih. Menggunakan jas lab lengan panjang dan panjang<br />
selutut jika kegiatan lab activity menggunakan reagen atau bahan-bahan kimia. Jas lab selalu<br />
dikancingkan dan dipakai hanya di lingkungan Laboratorium FK Unpad. Memakai tanda<br />
pengenal yang telah ditentukan. Menggunakan sepatu resmi tertutup.<br />
1) Skills Lab :<br />
Menggunakan seragam Putih sesuai dengan model yang telah ditentukan, bersih dan rapih,<br />
disertai tanda pengenal (sesuai dengan tingkat yang telah dilalui mahasiswa), menggunakan<br />
harnet bagi mahasiswa yang tidak menggunakan kerudung, bagi mahasiswa yang menggunakan<br />
kerudung diwajibkan menggunakan kerudung berwarna putih dengan polet pita biru diatas sesuai<br />
dengan model yang telah ditentukan.<br />
3) Proses Pembelajaran di Klinik (lahan praktik);<br />
Menggunakan seragam Putih sesuai dengan model yang telah ditentukan bersih dan rapih,<br />
disertai tanda pengenal (sesuai dengan tingkat yang telah dilalui mahasiswa), menggunakan<br />
harnet dan kap putih dengan polet biru yang telah ditentukan bagi mahasiswa yang tidak<br />
menggunakan kerudung, bagi mahasiswa yang menggunakan kerudung diwajibkan berkerudung<br />
putih dengan polet pita biru diatas sesuai model yang telah ditentukan, dan menggunakan sepatu<br />
putih tertutup sesuai yang telah ditentukan.<br />
Saat dinas malam menggunakan seragam Pink (baju OK) dan kerudung putih polet pita biru, bagi<br />
yang tidak berkerudung menggunakan kap putih dengan polet biru.<br />
4) Proses Pembelajaran di komunitas; menggunakan seragam Putih Biru sesuai dengan model<br />
yang telah di tentukan bersih dan rapih, disertai tanda pengenal (sesuai dengan tingkat yang<br />
telah dilalui mahasiswa), menggunakan harnet bagi mahasiswa yang tidak menggunakan
42<br />
kerudung, bagi mahasiswa yang menggunakan kerudung di wajibkan menggunakan kerudung<br />
putih dengan polet pita biru diatas sesuai dengan model yang telah ditentukan, dan<br />
menggunakan sepatu hitam tertutup sesuai dengan yang telah ditentukan.<br />
5) Kegiatan seminar atau kegiatan formal lainnya mahasiswa wajib menggunakan jas almamater,<br />
menggunakan seragam biru putih atau berpakaian bebas sopan dan rapi (tergantung dari jenis<br />
kegiatan), menggunakan sepatu tertutup, tidak memakai asesoris atau perhiasan yang<br />
berlebihan.<br />
1.1.1. Tata tertib Mahasiswa pada Perkuliahan<br />
(1) Yang dimaksud dengan perkuliahan di sini adalah tutorial, mini lecture, skill lab, lab activity.<br />
(2) Mahasiswa diwajibkan menggunakan pakaian seragam lengkap beserta atribut, rapi dan bersih<br />
dengan sepatu berwarna hitam tertutup. Untuk kegiatan laboratorium diwajibkan menggunakan<br />
jas lab.<br />
(3) Mahasiswa diwajibkan hadir 15 menit sebelum perkuliahan berlangsung. Jika ada mahasiswa<br />
yang terlambat masuk pada jam perkuliahan berlangsung diwajibkan lapor pada bagian<br />
pendidikan.<br />
(4) Bagi mahasiswa yang terlambat maka tidak diperkenankan untuk mengikuti perkuliahan, kecuali<br />
dengan alasan yang jelas dan dapat diterima oleh dosen yang hadir pada saat kegiatan tersebut.<br />
(5) Mahasiswa yang karena keterlambatannya tidak diperkenankan mengikuti kegiatan belajar<br />
mengajar oleh dosen yang bersangkutan maka dianggap tidak hadir.<br />
(6) Mahasiswa harus mematuhi aturan berpakaian yang memenuhi etika berpakaian mahasiswa.<br />
(7) Setiap mengikuti kegiatan belajar mengajar, mahasiswa harus mengisi daftar hadirmahasiswa<br />
dan dosen.<br />
(8) Selama perkuliahan berlangsung dilarang keluar masuk kelas tanpa izin dosen yang<br />
bersangkutan.<br />
(9) Selama saat perkuliahan berlangsung mahasiswa dilarang mengaktifkan telpon seluler atau alat<br />
komunikasi elektronik lainnya.<br />
(10) Tidak diperbolehkan makan atau minum pada saat perkuliahan berlangsung.<br />
(11) Mahasiswa harus mempersiapkan diri terlebih dahulu sebelum mengikuti kegiatan belajar<br />
mengajar dan melaksanakan setiap tugas yang diberikan yang terkait dengan kegiatan belajar<br />
mengajar yang diikuti. Mahasiswa diwajibkan menjaga suasana kondusif dan mampu bekerja<br />
sama satu dengan yang lainnya pada saat tutorial berlangsung.<br />
serta berkomunikasi dengan baik dan saling menghargai sesama teman.<br />
(12) Mahasiswa diwajibkan membawa dan menggunakan buku sumber (Text Books) dan berperan<br />
aktif dalam kegiatan tutorial, sedangkan untuk kegiatan laboratorium wajib membawa<br />
modul/manual.<br />
(13) Mahasiswa yang tidak hadir karena alasan yang dapat dibenarkan, seperti: sakit, terkena<br />
musibah, mendapat tugas dari fakultas atau universitas, atau alasan lain yang dapat<br />
dipertanggungjawabkan yang telah diajukan dan mendapat persetujuan sebelumnya, dapat<br />
meninggalkan kegiatan pendidikan setelah menyampaikan keterangan tertulis dari pihak<br />
berwenang (dokter atau pimpinan Fakultas). Surat keterangan sakit dari dokter harus diserahkan<br />
ke SBP paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah ketidakhadiran, sedangkan untuk surat<br />
keterangan dari pimpinan Fakultas paling lambat 1 (satu hari) kerja sebelum ketidak hadiran.<br />
(14) Kegiatan pendidikan yang ditinggalkan dengan alasan yang sah ini dapat digantikan dengan<br />
mengikuti kegiatan susulan yang sama atau kegiatan lainnya seperti pemberian tugas<br />
berdasarkan kebijakan dosen terkait. Khusus untuk kegiatan skill’s lab, mahasiswa harus<br />
mendapat kesempatan untuk dilatih pada waktu yang telah disepakati segera setelah mahasiswa<br />
tersebut hadir kembali.<br />
Batas minimal kehadiran untuk perkuliahan adalah 80%, kecuali laboratirium adalah 100%.<br />
Ketidakhadiran sebanyak 20% harus didasari oleh alasan yang dapat dipertanggungjawabkan.<br />
2.6.4 Tata tertib mahasiswa pada saat Praktik Klinik atau Praktik Komunitas<br />
a. Mahasiswa hadir sesuai jadwal yang telah ditentukan oleh pihak akademik atau pihak lahan praktik<br />
b. Hadir 15 menit sebelum jadwal yang ditentukan, jika mahasiswa hadir terlambat lebih 15 menit maka<br />
mahasiswa dianggap tidak praktik.<br />
c. Jumlah kehadiran praktik adalah 100%, apabila mahasiswa tidak dapat hadir dikarenakan sakit,<br />
mahasiswa wajib mengganti sebanyak waktu yang ditinggalkan setelah mendapatkan ijin dari<br />
preseptor atau koordinator praktik.<br />
d. Mahasiswa yang tidak hadir karena alasan yang dapat dibenarkan, seperti: sakit, terkena musibah,<br />
mendapat tugas dari fakultas atau universitas, atau alasan lain yang dapat dipertanggungjawabkan<br />
yang telah diajukan dan mendapat persetujuan sebelumnya. Surat keterangan sakit dari dokter harus<br />
diserahkan ke SBP dan instruktur klinik paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah ketidakhadiran dengan<br />
sebelumnya mahasiswa memberitahukan ketidakhadirannya pada preseptor dan instruktur lapangan.<br />
e. Mahasiswa tidak diperkenankan untuk menukar jadwal dinas yang telah ditentukan tanpa ijin dari
43<br />
preseptor atau instruktur lapangan, jika hal tersebut dilakukan maka pada hari tersebut mahasiswa<br />
dianggap tidak dinas.<br />
f. Mematuhi peraturan yang telah ditentukan oleh pendidikan dan lahan praktik<br />
g. Mahasiswa mengisi daftar hadir saat datang dan pulang<br />
h. Setiap asuhan kebidanan yang dilakukan harus didokumentasikan dalam bentuk SOAP<br />
i. Mahasiswa yang merusakkan/menghilangkan alat yang dipakai untuk praktik karena kelalaiannya,<br />
diwajibkan untuk mengganti alat tersebut sesuai dengan aslinya.<br />
j. Membina hubungan baik dengan keluarga besar, pimpinan dan karyawan di lingkungan rumah sakit<br />
serta mahasiswa lain di lahan praktik.<br />
k. Apabila terjadi pelanggaran terhadap tata tertib yang berlaku akan diberikan sanksi oleh pihak<br />
akademik sesuai dengan berat ringannya pelanggaran.<br />
1.1.1. Tata tertib Mahasiswa pada saat Ujian<br />
a. Setiap mahasiswa diwajibkan menggunakan seragam perkuliahan seragam putih biru beserta papan<br />
nama (name tag) dan aktribut lengkap.<br />
b. Mahasiswa diwajibkan membawa Kartu Tanda Mahasiswa yang masih berlaku.<br />
c. Mahasiswa diwajibkan menggunakan sepatu tertutup berwarna hitam.<br />
d. Seluruh mahasiswa wajib hadir 15 menit sebelum ujian dilaksanakan, dan tidak diperkenankan<br />
memasuki ruang ujian sebelum ujian dimulai.<br />
e. Peserta ujian tidak diperkenankan untuk mengaktifkan alat komunikasi (handphone) dan<br />
menggunakannya selama ujian berlangsung.<br />
f. Peserta ujian diharapkan membawa perlengkapan alat tulis yang cukup.<br />
g. Bagi mahasiswa yang terlambat datang tidak akan diberikan tambahan waktu pengerjaan soal ujian.<br />
h. Seluruh mahasiswa wajib mengisi daftar hadir yang akan diedarkan oleh pengawas ujian. Bagi<br />
mahasiswa yang tidak bisa hadir wajib melapor kepada koordinator ujian.<br />
i. Seluruh mahasiswa wajib memeriksa kelengkapan soal yang dibagikan dan segera melapor kepada<br />
pengawas apabila mendapatkan soal yang tidak lengkap.<br />
j. Seluruh mahasiswa wajib mencantumkan nomor soal pada lembar jawaban masing-masing (kecuali<br />
untuk lembar jawaban komputer).<br />
k. Seluruh mahasiswa wajib menjaga ketertiban selama pelaksanaan ujian dan dilarang keras untuk<br />
bekerja sama maupun membuka catatan / diktat.<br />
l. Bagi mahasiswa yang melakukan pelanggaran terhadap butir “k” diatas, maka kepadanya akan<br />
dikenakan sanksi.<br />
m. Adapun sangsi yang dimaksudkan pada butir “l” diatas akan ditentukan oleh dosen mata kuliah yang<br />
bersangkutan setelah sebelumnya disampaikan identitas mahasiswa yang melakukan pelanggaran<br />
tersebut.<br />
n. Selama ujian berlangsung mahasiswa diperkenankan ijin keluar ruang ujian setelah melapor kepada<br />
pengawas.<br />
o. Bagi mahasiswa yang telah selesai mengerjakan soal dipersilahkan untuk meninggalkan ruang ujian<br />
dan menyimpan lembar soal berikut lembar jawaban di meja masing-masing.<br />
p. Seluruh mahasiswa wajib menghentikan pengerjaan soal apabila waktu yang disediakan telah habis.<br />
q. Khusus untuk ujian OSCE :<br />
1) Seluruh mahasiswa diperkenankan memasuki ruang ujian setelah mendapatkan perintah (Suara Bel).<br />
2) Seluruh mahasiswa diberi waktu untuk membaca soal terlebih dahulu dalam waktu maksimal 2 menit.<br />
3) Seluruh mahasiswa diberi waktu mengerjakan tindakan sesuai dengan perintah soal dalam waktu maksimal<br />
10 menit.<br />
4) Seluruh mahasiswa akan diberikan waktu istirahat yang sama dalam waktu 10 menit.<br />
5) Seluruh mahasiswa wajib menjaga ketertiban selama pelaksanaan ujian dan dilarang keras untuk bekerja<br />
sama maupun membuka catatan / diktat, atau berkomunikasi dengan mahasiswa lainnya.<br />
6) Bagi mahasiswa yang melakukan pelanggaran terhadap butir “12”diatas, maka kepadanya akan dikenakan<br />
sanksi.<br />
7) Adapun sangsi yang dimaksudkan pada butir “13” diatas akan ditentukan oleh dosen mata kuliah yang<br />
bersangkutan setelah sebelumnya disampaikan identitas mahasiswa yang melakukan pelanggaran tersebut.<br />
8) Selama ujian berlangsung mahasiswa tidak diperkenankan ijin keluar ruang ujian.<br />
9) Seluruh mahasiswa wajib menghentikan semua tindakan kegiatan ujian praktek apabila waktu yang<br />
disediakan telah habis dan segera pindah ke station selanjutnya.<br />
10) Jumlah station telah disosialisasikan pada seluruh mahasiswa yang akan melakukan ujian praktik, dan<br />
pernah melakukan simulasi sebelumnya.<br />
11) Jumlah station ditentukan berdasarkan kompetensi Bidan.<br />
Khusus untuk ujian SOOCA<br />
1) Seluruh mahasiswa diperkenankan memasuki ruang stetril 10 menit sebelum pelaksanaan ujian.<br />
2) Mahasiswa yang memasuki ruang ujian sesuai dengan jadwal<br />
3) Sesuai dengan urutan jadwal ujian mahasiswa diberi waktu untuk membaca, menganalsis dan<br />
membuat mind maping sesuai dengan kasus yang diberikan dalam waktu 15 menit di ruang
44<br />
analasis<br />
4) Sesuai dengan urutan jadwal ujian mahasiswa setelah selesai pada ruang analsis, memasuki<br />
ruang presentasi dan tanya jawab, mahasiswa mempresentasikan hasil mind maping yang dibuat<br />
dan akan diberikan pertanyaan oleh penguji.<br />
5) Penguji berjumlah 2 orang.<br />
6) Seluruh mahasiswa wajib menjaga ketertiban selama pelaksanaan ujian dan dilarang keras untuk<br />
bekerja sama maupun membuka catatan / diktat, atau berkomunikasi dengan mahasiswa<br />
lainnya.<br />
7) Bagi mahasiswa yang melakukan pelanggaran terhadap butir “6”diatas, maka kepadanya akan<br />
dikenakan sanksi.<br />
8) Adapun sangsi yang dimaksudkan pada butir “7” diatas akan ditentukan oleh dosen mata kuliah<br />
yang bersangkutan setelah sebelumnya disampaikan identitas mahasiswa yang melakukan<br />
pelanggaran tersebut.<br />
9) Selama ujian berlangsung mahasiswa tidak diperkenankan ijin keluar ruang ujian.<br />
Khusus untuk Ujian Akhir Program (UAP)<br />
1) Pelaksanaan UAP pada akhir semester 8<br />
2) Seluruh mahasiswa wajib mengikuti UAP<br />
3) Bentuk UAP adalah OSCE dan SOOCA<br />
4) Seluruh mahasiswa wajib menjaga ketertiban selama pelaksanaan ujian dan dilarang keras untuk<br />
bekerja sama maupun membuka catatan / diktat ketika uji wawasan berlangsung.<br />
5) Seluruh mahasiswa wajib mengetahui materi uji pada OSCE dan SOOCA<br />
6) Mahasiswa dapat mengikuti UAP jika seluruh kompetensi pada semester 7 dan 8 telah terpenuhi, tidak<br />
memiliki nilai D, dan nilai sikap yang baik yang dinilai oleh dosen pembimbing dan dosen wali<br />
7) Jadwal UAP akan diumumkan 1 minggu sebelum pelaksanaan ujian<br />
8) Bagi mahasiswa yang melakukan pelanggaran terhadap butir “4” diatas, maka kepadanya akan<br />
dikenakan sanksi.<br />
9) Adapun sangsi yang dimaksudkan pada butir “8” diatas akan ditentukan oleh dosen penguji<br />
bersangkutan setelah sebelumnya disampaikan identitas mahasiswa yang melakukan pelanggaran<br />
tersebut.<br />
10) Selama ujian berlangsung mahasiswa tidak diperkenankan ijin keluar ruang ujian.<br />
1.2. Sidang Karya Tulis Ilmiah<br />
a. Mahasiswa sudah mendaftarkan diri ke Bagian Pendidikan Program Kebidanan dan menyerahkan KTI<br />
yang telah disetujui pembimbing sebanyak 4 eksemplar satu minggu sebelum ujian sidang<br />
dilaksanakan.<br />
b. Sudah hadir ditempat sidang 15 menit sebelum waktu ujian<br />
c. Berpakaian seragam kebidanan berwarna putih biru.<br />
d. Memasuki ruang sidang setelah dipersilahkan oleh panitia sidangdan duduk pada tempat yang telah<br />
disediakan dengan membawa naskah KTI , alat tulis dan media yang diperlukan (Laptop &LCD).<br />
e. Sidang ujian dibuka oleh ketua sidang dan mahasiswa dipersilahkan untuk mempresentasikan KTI<br />
dengan ringkas, singkat, jelas dan padat dalam waktu 10 menit.<br />
f. Sistematika yang dipresentasikan secara berurutan adalah Judul KTI, Latar Belakang Penelitian,<br />
Tujuan Penelitian, Kerangka Pemikiran, Metodologi Penelitian, Hasil dan Pembahasan, Simpulan<br />
dan Saran.<br />
g. Diskusi diawali dengan para penguji masing-masingselama 10 menit, dilanjutkan dengan para<br />
pembimbing dalam waktu masing-masingselama 5 menit.<br />
h. Selama diskusi mahasiswa harus menjawab dengan jelas dan tuntas menggunakan bahasa Indonesia<br />
yang baik dan benar serta mencatat hasil diskusi dan rekomendasi.<br />
i. Sidang ujian ditutup oleh ketua sidang dan mahasiswa dipersilahkan untuk meninggalkan ruangan serta<br />
menerima lembar perbaikan dari penguji dan pembimbing.<br />
j. Perbaikan harus diselesaikan selambat-lambatnya dalam waktu 1 (minggu) minggu sejak tanggal ujian<br />
sidang dan telah ditandatangani oleh pembimbing dan ketua program studi pada lembar pengesahan.<br />
1.1. Sistem Pengajuan Undur Diri dari Program Studi D4 Kebidanan<br />
Bagi mahasiswa yang ingin mengundurkan diri dari Program Studi D4Kebidanan FK Universitas Padjadjaran ke<br />
Prodi di Perguruan Tinggi lain berlaku ketentuan sebagai berikut:<br />
a. Surat permohonan Pengunduran Diri dari mahasiswa ybs. Yang disetujui oleh Orang Tua/Wali,<br />
diketahui oleh Dosen Wali/TPBK dan Pimpinan Program Studi<br />
b. Surat permohonan Pengunduran Diri atas nama mahasiswa dari Pimpinan Fakultas Asal (Dekan)<br />
kepada Pimpinan Universitas (Rektor/PR 1).<br />
c. Surat Keputusan Pengunduran Diri mahasiswa dari Pimpinan Universitas (Rektor/PR 1).<br />
d. Transkrip Akademik mahasiswa ybs selama studi di Universitas Padjadjaran yang ditandatangani oleh<br />
Pimpinan Fakultas (Dekan / PD 1)
45<br />
1.2. Sanksi Akademik<br />
Sanksi akademik dapat berupa peringatan akademik, skorsing, dan pemutusan studi<br />
a. Sanksi akademik<br />
a. Jika jumlah kehadiran mahasiswa pada perkuliahan < 80% maka mahasiswa tersebut tidak<br />
diizinkan untuk mendapatkan remedial ujian MCQ dan ujian SOOCA.<br />
b. Jika jumlah kehadiran pada perkuliahan laboratorium < 100% maka mahasiswa tidak diizinkan<br />
untuk mengikuti ujian remedial OSCE.<br />
c. Jika jumlah kehadiran praktik klinik atau praktik komunitas < 100% tanpa alasan yang dapat<br />
dipertanggungjawabkan maka mahasiswa dinyatakan tidak lulus pada praktik tersebut.<br />
b. Peringatan Akademik<br />
Peringatan akademik berdasar Edaran No.21148/UN6.PR1/PP/2012 diberikan kepada :<br />
1. Mahasiswa Program Diploma yang pada akhir semester dua dan semester-semester sesudahnya<br />
memiliki IPK 2,00 dan atau jumlah sks kurang dari 50% dari total SKS yang seharusnya ditempuh.<br />
2. Mahasiswa yang melalaikan kewajiban administratif selama 2 semester secara berturut-turut<br />
(registrasi dan KRS).<br />
3. Peringatan akademik dikeluarkan oleh Kepala Program Studi dengan tembusan ke Dekan atas<br />
dasar kelalaian/kesengajaan dari tindakan yang dilakukan oleh mahasiswa<br />
c. Skorsing<br />
Skorsing berarti pemberhentian sementara kegiatan akademik atas pelanggaran yang dilakukan oleh<br />
mahasiswa. Skorsing ditetapkan oleh Dekan.<br />
Skorsing dikenakan pada mahasiswa yang terbukti melakukan pelanggaran :<br />
1) Etika moral<br />
a) Mencuri, perkelahian, pengeroyokan, pengrusakan, penganiayaan.<br />
b) Berjudi,minum minuman keras (Miras).<br />
c) Melakukan aktivitas yang tidak etis/melanggar norma sosial dan agama (berpelukan, berciuman,<br />
pornoaksi, dan sejenisnya).<br />
d) Perselingkuhan.<br />
e) Pornografi.<br />
f) Menyebarluaskan gambar, foto, dan video porno.<br />
g) Pemalsuan<br />
2) Etika profesi (malpraktik, mencuri obat dan benda lain milik pasien).<br />
3) Melakukan pelanggaran etika akademik, misalnya: plagiat makalah, laporan dan tugas akhir, dan<br />
pemalsuan tanda tangan<br />
4) Lama skorsing: ditentukan oleh pimpinan (Dekan Fakultas, Senat Fakultas, Kaprodi)<br />
d. Pemutusan Studi<br />
a) Pada akhir semester kedua memiliki ;<br />
1) Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) dibawah 2,00 dan/atau ;<br />
2) Tabungan kredit (jumlah mata kuliah yang memiliki huruf mutu D keatas) tidak mencapai 24<br />
SKS.<br />
b) Pada semester ketiga memiliki ;<br />
1) Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) dibawah 2,00 dan/atau ;<br />
2) Tabungan kredit (jumlah mata kuliah yang memiliki huruf mutu D keatas) tidak mencapai 36<br />
SKS.<br />
c) Melebihi batas studi kumulatif yang ditetapkan.<br />
1.3. Satuan Penilaian Kegiatan Kemahasiswaan<br />
Dalam proses pencapaian kualitas sumber daya manusia, terutama dalam bidang perguruan tinggi, sangat<br />
dibutuhkan kerja sinergis antara bidang akademik dan kemahasiswaan, antara keduanya harus saling<br />
berkolaborasi dan tidak dipandang sebagai sesuatu yang saling kontra produktif. Kegiatan akademik dan<br />
kemahasiswaan seharusnya dapat saling mendukung student body mahasiswa dalam mencapai eksistensinya<br />
sebagai bagian dari masyarakat. Untuk mengawal mahasiswa dalam pencapaian tujuan tersebut, maka<br />
dipandang perlu adanya suatu acuan yang dapat digunakan mahasiswa sebagai pedoman dalam melakukan<br />
kegiatan kemahasiswaan.<br />
Tuntunan abad 21, dimana mahasiswa di tuntut harus punya kemampuan (Way of thinking) berpikir<br />
kreatif, kritis,memecahkan masalah, mengambil keputusan dan pembelajaran sepanjang hayat (Way Of<br />
Working) kemampuan berkomunikasi dan berkolaborasi (Tool For Working) penguasaan ICT dan melek<br />
informasi dan (Skill For Living In The World) memiliki tanggung jawab pribadi dan sosial. 7 soft skill yang<br />
penting untuk dikembangkan oleh mahasiswa adalah communication skills, Thinking skill and problem solving<br />
skills, Team work force, Long life learning and information management, Entepreneur skills, Ethic/moral/and<br />
profesionalism and Leadership skill.<br />
Program Diploma Kebidanan FK Unpad di dalam upayanya memfasilitasi kegiatan-kegiatan
46<br />
kemahasiswaan yang diwadahi secara internal dan eksternal memotivasi dan mendukung mahasiswa untuk<br />
belajar berorganisasi, merencanakan dan melaksanakan kegiatan. Mahasiswa diharapkan berpartisipasi aktif<br />
dalam berbagai kegiatan dan lomba-lomba yang bersifat keilmuwan, olahraga, seni budaya, kemasyarakatan<br />
baik di dalam dan luar negeri. Lembaga Kemahasiswaan (LK), Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dan semua<br />
bentuk kepanitiaan merupakan sarana bagi mahasiswa untuk memperluas wawasan, mengekspresikan diri dan<br />
berprestasi melalui kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan bakat, minat, kemampuan serta keterampilan yang<br />
ingin dicapai. Melalui kegiatan kemahasiswaan, para mahasiswa dilatih dalam pengembangan soft skill yang<br />
sangat dibutuhkan di dunia kerja kelak.<br />
Untuk mendorong dan memotivasi mahasiswa berproses dalam kegiatan, maka segala bentuk kegiatan<br />
ekstrakurikuler akan diberikan penghargaan dalam bentuk sistem poin kegiatan kemahasiswaan yang diberi<br />
nama Satuan Penilaian Kegiatan Kemahasiswaan (SPKK).<br />
a. Tujuan SPKK<br />
1. Meningkatkan soft skill, kecerdasan dan keterampilan mahasiswa<br />
2. Meningkatkan partisipasi dan prestasi mahasiswa dalam bidang penalaran, bakat minat, seni budaya dan<br />
olahraga.<br />
3. Memperkuat kepribadian dan karakter mahasiswa<br />
4. Meningkatkan semangat kepedulian dan kebangsaan<br />
b. Sasaran Kegiatan SPKK<br />
1. Bentuk kegiatan ekstrakurikuler mahasiswa harus benar-benar mencerminkan visi misi Program Diploma<br />
Kebidanan FK Unpad.<br />
2. Kegiatan ekstra kurikuler merupakan salah satu esensi usaha tanpa pamrih dalam menyelenggarakan dan<br />
meningkatkan Tri Dharma Perguruan Tinggi.<br />
3. Seluruh kegiatan kemahasiswaan harus dapat dinikmati secara merata oleh seluruh mahasiswa Program<br />
Diploma Kebidanan FK Unpad dan harus dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin bagi pencapaian<br />
tujuan Pendidikan Tinggi khususnya di Fakultas Kedokteran Unpad.<br />
c. Fungsi SPKK<br />
1. Sebagai alat pencatatan dan penilaian keaktifan mahasiswa selama masa perkuliahan yang dapat di<br />
cetak dalam bentuk transkip SPKK untuk berbagai keperluan mahasiswa dan alumni.<br />
2. Sebagai alat salah satu prasyarata untuk mengikuti acara wisuda<br />
3. Sebagai salah satu syarat mendapatkan predikat wisudawati aktif berprestasi.<br />
d. Ketentuan Pemberian Bobot Pada Kegiatan Ekstrakurikuler<br />
Mahasiswa mendapatkan poin SPKK bila :<br />
a. Terlibat dalam kepengurusan Lembaga Kemahasiswaan baik di dalam maupun di luar kampus sesuai<br />
dengan persetujuan Ketua Program Studi.<br />
a. Terlibat dalam kepanitiaan kegiatan kemahasiswaan dalam lingkungan Program<br />
Prodi/Fakultas/Universitas tingkat regional/ nasional/internasional.<br />
b. Berpartisipasi sebagai peserta dalam kegiatan-kegiatan yang diadakan di dalam lingkungan<br />
Prodi/Fakultas/Universitas tingkat regional/ nasional/internasional.<br />
c. Berpartisipasi sebagai peserta maupun pembicara dalam kegiatan-kegiatan (seminar, lomba,<br />
pameran, atau lainnya) yang diadakan di dalam dan diluar kampus Program Diploma Kebidanan FK<br />
unpad baik sebagai utusan Prodi/Fakultas/Universitas tingkat regional/ nasional/internasional. maupun<br />
atas inisiatif sendiri (dengan menunjukan sertifikat/piagam sebagai bukti keikutsertaan).<br />
d. Terlibat dalam kegiatan-kegiatan antar mahasiswa sebagai utusan atau mewakili Program Diploma<br />
Kebidanan FK unpad dibuktikan dengan surat tugas untuk kegiatan tersebut.<br />
e. Terlibat dalam kegiatan PKM (Program Kreativitas Mahasiswa) baik tingkat<br />
Fakultas/Universitas/Nasional.<br />
e. Kategori SPKK Kegiatan Mahasiswa<br />
1. Pembinaan awal kemahasiswaan<br />
Merupakan kegiatan yang diadakan untuk mahasisawa baru pada awal masuk perkuliahan<br />
(tahun pertama). Beberapa kegiatan pembinaan kemahasiwaan yang diselenggarakan oleh<br />
Universitas/Fakultas/Prodi baik berupa kegiatan OPPEK, MABIM dan kegiatan pembinaan<br />
lainnya. Hal ini diartikan bahwa semua peserta kegiatan-kegiatan diatas mendapatkan SPKK<br />
kategori pembinaan awal kemahasiswaan.<br />
2. Organisasi dan kepemimpinan<br />
Merupakan kegiatan yang terkait dengan kepengurusan Lembaga Kemahasiswaan dan<br />
kepanitiaan dimana diharapkan mahasiswa mengalami proses pembelajaran di bidang organisasi<br />
dan kepemimpinan baik tingkat Universitas/Fakultas/Prodi. Hal ini diartikan bahwa semua peserta<br />
kegiatan-kegiatan diatas mendapatkan SPKK kategori organisasi dan kepemimpinan.<br />
3. Penalaran
47<br />
Merupakan kegiatan yang terkait dengan penalaran dan / atau keilmuwan. Hal ini ditetapkan<br />
melingkupi kegiatan-kegiatan temu ilmiah/ seminar/ pelatihan/ Workshop/ simposium/ kongres/<br />
konferensi/ Lomba penalaran/ Penelitian dan penulisan karya tulis. Hal ini diartikan bahwa semua<br />
peserta kegiatan-kegiatan diatas mendapatkan SPKK kategori Penalaran.<br />
4. Bakat minat<br />
Merupakan kegiatan terkait dengan seni budaya, olah raga dan bakat minat lainnya. Hal ini<br />
diartikan bahwa semua peserta UKM/Club dan kegiatan lepasa bakat minat lainnya mendapatkan<br />
SPKK kategori Bakat-Minat.<br />
5. Pengabdian masyarakat<br />
Merupakan kegiatan yang terkait dengan pengabdian masyarakat, dilakukan oleh Lembaga<br />
Kemahasiswaan Prodi/Fakultas/Universitas<br />
f. Ketentuan SPKK<br />
a. SPKK Minimal<br />
Jumlah poin SPKK yang harus dicapai oleh setiap mahasiswa adalah 45 poin, dengan<br />
pembagian :<br />
Pembinaan awal kemahasiswaan<br />
Organisasi dan Kepemimpinan<br />
Penalaran<br />
Bakat Minat<br />
Pengabdian Masyarakat<br />
b. Penghargaan Predikat mahasiswa Aktif Berprestasi<br />
Memiliki IPK > 3.00<br />
Memiliki SPKK minimal 80 poin, dengan ketentuan :<br />
Pembinaan awal kemahasiswaan<br />
Organisasi dan kepemimpinan<br />
Penalaran<br />
Bakat Minat<br />
Pengabdian Masyarakat<br />
Memiliki surat keterangan yang menyatakan bahwa mahasiswa yang bersangkutan telah memenuhi<br />
persyaratan minimal penilaian/SPKK yang diperoleh/diterbitkan oleh Ketua Program Diploma<br />
Kebidanan FK Unpad.<br />
c. Ketentuan dalam pemberian poin<br />
Ketentuan lebih jelas dalam pemberian poin diatur dalam petunjuk teknis SPKK Prodi D4 Kebidanan<br />
FK.Unpad. Aturan pemberian poin tersebut telah mengacu pada aturan universitas.<br />
g. Reward<br />
Bagi mahasiswa aktif dalam kegiatan kemahasiswaan, pada akhir studi akan diberikan surat<br />
rekomendasi untuk mencari pekerjaan yang akan di tanda tangani oleh Ketua Program Studi.
48<br />
2. Program Pendidikan Dokter<br />
Program Studi Kedokteran<br />
Program Studi Kedokteran adalah Program Strata Satu (S1). Program Strata S1 (Sarjana) Kedokteran di FK Unpad<br />
adalah jenjang pendidikan akademik yang mempunyai beban studi kumulatif sebesar 144 sks termasuk KKNM – PMD.<br />
Masa studi kumulatif antara 7 sampai 14 semester.<br />
Beban Studi dinyatakan dalam jumlah sks yang harus dikumpulkan oleh mahasiswa dalam satu semester. Beban<br />
Studi mahasiswa setiap semester adalah beban yang harus diambil berdasarkan pedoman penentuan beban studi<br />
mahasiswa persemester yang telah ditentukan oleh Program Studi.<br />
1.1 Metoda Pembelajaran<br />
1. Perkuliahan<br />
Perkuliahan ini berupa kuliah interaktif, berlangsung selama 50 menit, yang merupakan kuliah pakar untuk<br />
memfasilitasi proses pembelajaran mandiri mahasiswa. Kegiatan ini bersifat terstruktur dan terjadwal, serta<br />
dapat ditambah berdasarkan kebutuhan mahasiswa.<br />
2. Tutorial<br />
Tutorial dilaksanakan selama 150 menit setiap pertemuan, dengan menggunakan pendekatan problem-based<br />
learning (PBL) yang terintegrasi pada kelompok kecil mahasiswa (8 – 15 orang).<br />
3. Praktikum<br />
Kegiatan praktikum terdiri dari praktikum laboratorium biomedis, praktikum keterampilan klinis (clinical skill)<br />
dan untuk mata ajar Community Reserach Program (CRP) dilakukan praktikum komputer.<br />
Praktikum di laboratorium biomedis bertujuan untuk meningkatkan pemahaman teori yang diperoleh saat<br />
perkuliahan/tutorial sedangkan praktikum keterampilan klinis dan praktikum komputer bertujuan untuk<br />
meningkatkan keterampilan pada bidang tersebut.<br />
4. Seminar<br />
Seminar dilaksanakan pada mata kuliah BHP, CRP dan PHOP termasuk Seminar Usulan Penelitian untuk<br />
skripsi.<br />
5. Tugas<br />
Pada beberapa mata kuliah mahasiswa diwajibkan untuk membuat intisari buku teks dan melakukan telaah<br />
kritis atas jurnal ilmiah, serta menyusun rencana dan laporan kegiatan, atau tugas mandiri lainnya.<br />
6. Kerja lapangan<br />
Merupakan salah satu metode yang digunakan untuk kegiatan ekstramural, Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan<br />
kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM). Kegiatan ini dapat dilaksanakan di sarana pelayanan<br />
kesehatan, industri ataupun di masyarakat.<br />
7. Penelitian akhir (skripsi/minor thesis)<br />
Merupakan program wajib dengan topik pilihan (elective project) sesuai minat mahasiswa yang dilakukan<br />
secara perorangan atau berkelompok yang dilaksanakan pada semester tujuh. Pada program ini mahasiswa<br />
diharuskan menulis karya tulis skripsi/minor thesis sebagai hasil penelitiannya (dapat berupa penelitian<br />
laboratorik, klinik atau lapangan). Hasil penelitian ini wajib dipublikasikan ke dalam jurnal ilmiah.<br />
1.2 Evaluasi Hasil Belajar<br />
1.2.1 Ujian dan Cara penilaian<br />
1) Ujian<br />
a. Jenis Ujian:<br />
Formatif: merupakan evaluasi diri yang dilaksanakan secara berkala selama berlangsungnya program dan<br />
tidak diperhitungkan dalam penentuan nilai akhir.<br />
Secara teratur setiap tahun program studi melaksanakan Progress test yang merupakan ujian formatif internal<br />
program studi. Ujian ini wajib diikuti oleh semua mahasiswa.<br />
Secara teratur program studi melaksanakan tes formatif untuk mengevaluasi kemampuan mahasiswa pada<br />
pertengahan semester/sistem.<br />
Sumatif: merupakan ujian penentuan nilai akhir yang dilaksanakan pada periode ujian yang telah ditentukan.<br />
Bentuk ujian sumatif adalah sebagai berikut:<br />
(1) Ujian tulis pilih ganda (Multiple Choice Question)<br />
(2) Ujian lisan (Oral)<br />
(3) Ujian praktek<br />
b. Pelaksanaan Ujian
49<br />
Pelaksanaan ujian untuk setiap program adalah sebagai berikut::<br />
a. Ujian MCQ bisa berbentuk monodisiplin atau Multidisciplinary Examination (MDE) yang dilaksanakan di<br />
setiap mata kuliah kecuali Clinical Skill Program (CSP).<br />
b. Ujian lisan berupa Students Objective Oral Case Analysis (SOOCA) yaitu ujian dengan menggunakan<br />
kasus yang akan dianalisis untuk menilai kemampuan menganalisis dan mengaplikasikan ilmu biomedik<br />
dasar ke dalam masalah yang diberikan, serta penalaran masalah klinik.<br />
c. Ujian praktik yang dilaksanakan berupa Objective Structured Clinical Examination (OSCE) dan Objective<br />
Structured Practical Examination (OSPE) di CSP, serta praktik komputer untuk CRP.<br />
Tabel 3.1 Jadwal Ujian PSK FK Unpad<br />
Mata Kuliah<br />
BHP, PHOP, CRP<br />
FBS<br />
BMP<br />
SOCA<br />
OSCE<br />
Lab CRP<br />
Skripsi<br />
Waktu Ujian<br />
UTS, UAS (termasuk ujian comprehensive)<br />
MDE: UTS (FBS I-II), UAS (FBS III-IV), termasuk<br />
ujian comprehensive FBS I-IV).<br />
MDE: setiap akhir sistem, termasuk ujian<br />
comprehensive pada akhir semester.<br />
Setelah FBS II (untuk FBS I dan II), akhir<br />
semester I, untuk FBS III dan IV, serta akhir<br />
semester II, III, IV, V, VI dan VII untuk BMP.<br />
Setiap akhir semester.<br />
Setiap akhir semester kecuali semester 2 tidak<br />
ada lab CRP.<br />
Saat UAS semester VII<br />
1) Cara penilaian:<br />
a. Skor, Huruf Mutu, Angka Mutu<br />
Sistem Penilaian menggunakan penilaian acuan patokan (criterion reference)<br />
Skor* Huruf Mutu Angka Mutu<br />
80 – 100 A 4.00<br />
76 – 79 B++ 3.50<br />
72 – 75 B+ 3.25<br />
68 – 71 B 3.00<br />
64 – 67 C++ 2.75<br />
60 – 63 C+ 2.50<br />
56 – 59 C 2.00<br />
45 – 55 D 1.00<br />
< 45 E 0
50<br />
b. Pembobotan skor Mata Ajar<br />
Pembobotan skor pada setiap FBS, BMP, Final komprehensif, SOOCA, OSCE, BHP, CHOP, dan CRP dalam (%)<br />
adalah sebagai berikut:<br />
CSP 100<br />
Nilai akhir skripsi ditentukan dengan<br />
memperhatikan PHOP 25/20 25/20 25/20 25/20 0/20 pembobotan sebagai<br />
berikut:<br />
CRP 25/20 25/20 25/20 25/20 0/20<br />
Nilai bimbingan: bobot<br />
60% BHP 25/20 25/20 25/20 25/20 0/20<br />
Nilai ujian: bobot 40%<br />
Bagi mahasiswa yang mengikuti sidang lebih lambat dari waktu yang ditentukan karena kesalahannya sendiri, maka<br />
nilai maksimalnya adalah B.<br />
c. Nilai kelulusan<br />
Nilai kelulusan setiap mata ajar minimal C, dengan pengecualian pada CSP harus mendapat nilai A untuk semua<br />
keterampilan yang diujikan.<br />
d. Ujian Perbaikan (Remedial Examination)<br />
Untuk memperbaiki nilai, mahasiswa diberi kesempatan mengikuti ujian perbaikan dengan ketentuan sebagai<br />
berikut:<br />
Untuk MDE (FBS + BMP), BHP, CRP dan PHOP segera setelah yudisium 1.<br />
Bagi mahasiswa yang mendapat nilai D atau E bersifat wajib<br />
Bagi mahasiswa yang sudah mendapat nilai B+, B atau C diperbolehkan mengikuti ujian perbaikan, dengan<br />
catatan:<br />
A. Jumlah nilai B+, B dan/atau C yang akan diperbaiki tidak boleh melebihi 4 mata ajar (FBS atau<br />
program), diluar mata ajar yang mendapat nilai D dan E.<br />
B. Apabila mendaftar untuk ujian perbaikan nilai, akan tetapi pada waktunya tidak hadir tanpa alasan<br />
yang sah, maka nilainya menjadi E.<br />
C. Bagi mahasiswa yang mengikuti ujian perbaikan maka nilai terbaik yang akan diambil.<br />
D. Ujian perbaikan harus mendapat persetujuan dari dosen wali.<br />
Untuk SOOCA segera setelah pelaksanaan SOOCA, dan hanya ada satu kali ujian perbaikan SOOCA. Bila<br />
setelah ujian perbaikan SOOCA tetap tidak lulus, nilai ujian yang terbaik yang akan diambil. Nilai ujian<br />
perbaikan untuk SOOCA adalah maksimum C (56).<br />
Untuk OSCE ujian perbaikan diadakan segera setelah pelaksanaan OSCE atau di tahun berikutnya, dengan<br />
ketentuan sebagai berikut:<br />
- bila tidak lulus pada < 6 station dari 12 station yang diujikan, maka ujian perbaikan dilakukan segera<br />
setelah pelaksanaan OSCE dan yang diulang hanya station yang tidak lulus.<br />
- bila tidak lulus > 6 station, maka ujian perbaikan OSCE diadakan tahun berikutnya dan mahasiswa harus<br />
mengulang seluruh station.<br />
Untuk skripsi ujian perbaikan diadakan di semester berikutnya.<br />
<br />
<br />
Program Midterm Final Compre SOOCA OSCE Lain<br />
FBS 40 20 40<br />
BMP 40 20 40<br />
Tidak ada ujian perbaikan untuk ujian compre.<br />
Ujian perbaikan dapat dilakukan setiap akhir semester 2, 4, 6 dan 7, sampai mahasiswa tsb lulus atau<br />
mencapai batas masa studi 14 semester.<br />
Ujian susulan dilaksanakan sesegera mungkin untuk mengganti ujian yang ditinggalkan karena sakit atau<br />
alasan lainnya yang sah. Ujian susulan paling lambat dilaksanakan pada saat intersemester break setelah<br />
semester ganjil, dan 7 hari sebelum judicium pada semester genap. Bila mahasiswa tidak bisa hadir pada<br />
kesempatan tersebut maka ybs dianggap gagal dan nilainya adalah E. Mahasiswa harus melapor kepada<br />
ketua program studi paling lambat 2 minggu sebelum ujian susulan dilaksanakan.<br />
e. Ketentuan Penilaian Akhir Cabang Ilmu (Subjek)<br />
Pada setiap sistem terdapat komponen cabang ilmu (subjek) yang terkait dengan sistem tersebut yaitu:<br />
A. Ilmu kedokteran dasar (misalnya anatomi, ilmu faal, biokimia dan sebagainya)<br />
B. Ilmu Kedokteran Klinik (Ilmu Penyakit Dalam, Ilmu Bedah dan seterusnya)<br />
Untuk menentukan nilai cabang suatu ilmu, maka nilai cabang ilmu dari masing-masing akan dikalikan dengan<br />
jumlah SKS pada sistem tersebut kemudian dijumlahkan dan dibagi berdasarkan total SKS cabang
51<br />
Contoh:<br />
Biokimia dengan jumlah sks berdasarkan KIPDI sebanyak 7 sks<br />
Sistem<br />
Cabang Ilmu FBS A<br />
Sistem E Sistem G<br />
A<br />
(Subject) (0,75 sks)<br />
(0,5 sks) (1,5 sks)<br />
(1 sks)<br />
Sistem H<br />
(1 sks)<br />
Biokimia 40 60 70 80 40<br />
Nilai<br />
Biokimia<br />
(40 + 60 + 70 + 80 + 40)/7 = 290/7 = 41.42<br />
artinya huruf mutu E (tidak lulus)<br />
f. Pengumuman Hasil Ujian<br />
Hasil Ujian diumumkan ke mahasiswa selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari setelah pelaksanaan ujian.<br />
1.2.2 Evaluasi Keberhasilan Mahasiswa.<br />
Keberhasilan mahasiswa akan dievaluasi melalui kegiatan yudisium yang diselenggarakan 2 (dua) kali, dan<br />
menurut ketentuan sebagai berikut:<br />
1. Yudisium pertama untuk menentukan keberhasilan mahasiswa, sehingga mahasiswa dapat memutuskan<br />
mata ajar apa yang harus atau dapat diperbaiki pada ujian perbaikan.<br />
2. Yudisium kedua untuk memutuskan apakah seorang mahasiswa dapat meneruskan ke paket program tahun<br />
selanjutnya atau harus mengulang paket program tahun tersebut atau harus menghentikan studi (dropout).<br />
Yudisium merupakan bagian penting dari kegiatan akademik yang wajib dihadiri oleh seluruh mahasiswa. Bagi<br />
mahasiswa yang tidak menghadiri yudisium tanpa alasan yang sah, nilainya baru akan diumumkan awal semester<br />
berikutnya.<br />
1.2.3 Protap Yudisium<br />
(1). Kriteria Promosi Tahun Pertama<br />
Mahasiswa tahun pertama dapat melakukan promosi ke tingkat yang<br />
lebih lanjut, apabila:<br />
a. Memiliki IPK sekurang-kurangnya 2.00<br />
b. Tidak terdapat huruf mutu E<br />
c. Huruf mutu D tidak melebihi ( 2,0<br />
c. Jumlah D < 20% (9 sks) dari total sks tahun kedua (43 sks).<br />
(3) Untuk mahasiswa tahun 3 dan 4 kriteria kelulusan adalah:<br />
a. Tidak ada nilai E<br />
b. IPK > 2,0<br />
c. Jumlah D < 20%:<br />
Untuk tahun 3 maksimal 8 sks dari 41 sks<br />
Untuk tahun 4 maksimal 4 sks dari 21 sks.<br />
(4) Untuk lulus sarjana kedokteran (Sked):<br />
Lulus semua program dan departemental, tidak ada nilai D dan E<br />
IPK > 2,75<br />
Mahasiswa yang dinyatakan boleh melanjutkan ke tahun berikutnya pada yudisium ke-2 tetapi masih memiliki<br />
nilai D, maka diwajibkan untuk mengikuti ujian perbaikan pada tahun akademik selanjutnya.<br />
1.2.4 Ketentuan Pengulangan.<br />
Mahasiswa tahun 1, 2 dan 3 yang dinyatakan tidak lulus pada yudisium kedua diwajibkan untuk mengulang<br />
semua mata ajar tahun yang bersangkutan termasuk yang sudah lulus dan tidak diperkenankan untuk<br />
mengambil mata ajar dari paket tahun berikutnya.
52<br />
Ketentuan pengulangan bagi mahasiswa tahun 4:<br />
a) Tidak lulus yudisium pertama: mahasiswa tahun 4 yang tidak lulus pada yudisium pertama harus<br />
mengikuti remedial dan yudisium kedua, sesuai dengan kalender akademik tahun akademik yang<br />
bersangkutan.<br />
b) Tidak lulus yudisium kedua: mahasiswa tahun 4 yang tidak lulus pada yudisium kedua, harus<br />
mengikuti remedial kembali dan mengikuti yudisium ketiga yang dilaksanakan pada akhir semester<br />
genap.<br />
c) Tidak lulus yudisium ketiga dan selanjutnya: mahasiswa tahun 4 yang masih belum lulus pada<br />
yudisium ketiga dan selanjutnya, harus mengikuti kembali kegiatan belajar mengajar pada program ybs.<br />
Sedangkan untuk departemental, mahasiswa tsb harus mendapat bimbingan yang diselenggarakan oleh<br />
departemen ybs.<br />
d) Yudisium keempat dan selanjutnya dilaksanakan setiap akhir semester sampai dengan mencapai<br />
semester 14.<br />
e) Bila sampai semester 14 mahasiswa tsb masih belum lulus, maka akan dilakukan pemutusan<br />
hubungan studi.<br />
f) Lulus yudisium II tetapi IPK belum mencapai 2,75: mahasiswa wajib mengikuti remedial sampai IPK<br />
mencapai 2,75 dengan yudisium setiap akhir semester.<br />
g) Selama masih belum dinyatakan lulus dari PSSK, mahasiswa tsb wajib melakukan registrasi dan<br />
membayar SPP sesuai ketentuan yang berlaku.<br />
1.2.5 Syarat Kelulusan<br />
Syarat lulus untuk mendapat gelar akademik Sarjana Kedokteran (S.Ked) adalah sebagai berikut:<br />
1. IPK minimal 2,75<br />
2. Lulus semua mata ajar/cabang ilmu/program/sistem yang ditempuh dengan tidak melewati lama studi<br />
maksimal selama 14 semester.<br />
3. Sudah menyelesaikan seluruh kewajiban administratif kepada pihak Fakultas/Universitas. Bagi mahasiswa<br />
yang lulus dapat mengikuti wisuda di Universitas.<br />
1.3 Tata Tertib Kegiatan Belajar Mengajar<br />
1. Yang dimaksud dengan kegiatan belajar mengajar di sini adalah tutorial, (mini) lecture, kegiatan laboratorium<br />
biomedik, komputer dan keterampilan klinik, ekstramural dan bimbingan skripsi.<br />
2. Mahasiswa harus hadir di ruang perkuliahan tepat waktu sesuai dengan ketentuan jam kerja atau yang telah<br />
dijadwalkan sebelumnya.<br />
3. Mahasiswa harus hadir di ruang kegiatan belajar mengajar (ruang kuliah, tutorial, skills lab maupun<br />
Laboratorium biomedis) sepuluh menit sebelum waktu yang telah ditentukan.<br />
4. Bagi mahasiswa yang terlambat (lebih dari jadwal yang telah ditentukan), tidak diperkenankan untuk<br />
mengikuti perkuliahan, kecuali dengan alasan yang jelas dan dapat diterima oleh dosen yang hadir pada saat<br />
perkuliahan tersebut.<br />
5. Mahasiswa yang karena keterlambatannya tidak diperkenankan mengikuti kegiatan belajar mengajar oleh<br />
dosen yang bersangkutan maka dianggap tidak hadir tanpa alasan.<br />
6. Mahasiswa harus mematuhi aturan berpakaian yang memenuhi etika berpakaian mahasiswa seperti yang<br />
telah ditetapkan pada pedoman umum kemahasiswaan atau yang lebih spesifik pada setiap program studi<br />
yang bersangkutan.<br />
7. Setiap mengikuti kegiatan belajar mengajar, mahasiswa harus mengisi daftar hadir mahasiswa dan dosen<br />
(DHMD).<br />
8. Mahasiswa harus mempersiapkan diri terlebih dahulu sebelum mengikuti kegiatan belajar mengajar dan<br />
melaksanakan setiap tugas yang diberikan yang terkait dengan kegiatan belajar mengajar yang diikuti.<br />
9. Mahasiswa yang tidak hadir karena alasan yang dapat dibenarkan, seperti: sakit, terkena musibah,<br />
mendapat tugas dari fakultas atau universitas, atau alasan lain yang dapat dipertanggungjawabkan yang telah<br />
diajukan dan mendapat persetujuan sebelumnya, dapat meninggalkan kegiatan pendidikan setelah<br />
menyampaikan keterangan tertulis dari pihak berwenang (dokter atau pimpinan Fakultas).<br />
10. Surat keterangan sakit dari dokter harus diserahkan ke SBP paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah<br />
ketidakhadiran, sedangkan untuk surat keterangan dari pimpinan Fakultas paling lambat 1 (satu hari) kerja<br />
sebelum ketidak hadiran.<br />
11. Kegiatan pendidikan yang ditinggalkan dengan alasan yang sah ini dapat digantikan dengan mengikuti<br />
kegiatan susulan yang sama atau kegiatan lainnya seperti pemberian tugas berdasarkan kebijakan dosen<br />
terkait.<br />
12. Khusus untuk kegiatan skill’s lab, mahasiswa harus mendapat kesempatan untuk dilatih pada waktu yang<br />
telah disepakati segera setelah mahasiswa tersebut hadir kembali.<br />
13. Untuk lab activity dan lab CRP dosen ybs dapat memberikan praktikum susulan bila memungkinkan, atau<br />
memberikan tugas sesuai dengan materi yang ditinggalkan oleh mahasiswa ybs.
53<br />
1.4 Kehadiran Mahasiswa<br />
Tingkat kehadiran mahasiswa dalam kegiatan belajar mengajar diatur dengan ketentuan sebagai berikut:<br />
a) Tingkat kehadiran untuk kegiatan laboratorium harus mencapai 100%.<br />
b) Tingkat kehadiran untuk tutorial, mini lecture, BHP, CRP, PHOP, dan MKU sekurang-kurangnya 80%,<br />
sedangkan 20% ketidak hadiran harus didasari oleh alasan yang dapat dipertanggung jawabkan.<br />
c) Mahasiswa yang tidak hadir pada kegiatan belajar mengajar karena alasan seperti: sakit, terkena musibah,<br />
mendapat tugas dari Fakultas atau Universitas, atau alasan lainnya TETAP DIANGGAP sebagai KETIDAK<br />
HADIRAN dalam perkuliahan.<br />
1.5 Pedoman Ujian.<br />
1. Persyaratan Mengikuti Ujian.<br />
a. Mahasiswa dapat mengikuti ujian bila telah memenuhi syarat administrasi yang telah ditetapkan oleh<br />
Universitas sehingga terdaftar sebagai mahasiswa Unpad.<br />
b. Mahasiswa dapat mengikuti ujian bila telah memenuhi ketentuan mengikuti kegiatan belajar mengajar sebagai<br />
berikut:<br />
1. Ujian OSCE: tingkat kehadiran pada skill’s lab 100 %.<br />
2. Ujian SOCA dan MDE: tingkat kehadiran pada tutorial, dan mini lecture masing-masing minimal 80%,<br />
serta 100% untuk lab activity.<br />
3. Ujian BHP, CRP, dan PHOP: tingkat kehadiran pada perkuliahan BHP, CRP, PHOP masing-masing<br />
minimal 80% dan 100% untuk lab computer bagi mata ajar CRP.<br />
4. Mahasiswa yang dapat menunjukkan bukti surat keterangan sakit dari dokter atau surat izin dari<br />
Pimpinan Fakultas/Ketua Prodi untuk ketidakhadiran pada perkuliahan tutorial, mini lecture, BHP, CRP,<br />
dan PHOP.<br />
5. Bagi mahasiswa yang tidak memenuhi poin 1 dan 2, (non eligible), maka mahasiswa tersebut<br />
kehilangan hak untuk mengikuti ujian remedial sesuai dengan ujian yang persyaratannya tidak<br />
terpenuhi.<br />
2. Tata tertib Ujian:<br />
1. Mahasiswa harus hadir di ruang ujian 15 menit sebelum ujian dimulai.<br />
2. Setiap mengikuti ujian mahasiswa harus mengisi daftar hadir.<br />
3. Mahasiswa harus membawa identitas diri resmi seperti kartu mahasiswa.<br />
4. Mahasiswa dilarang keras melakukan tindakan kecurangan pada saat ujian seperti mencontek, memberi<br />
bantuan terhadap teman, mengambil bahan ujian tanpa izin, memotret atau melakukan tindakan lain yang<br />
menganggu pelaksanaan ujian.<br />
5. Mahasiswa yang melakukan pelanggaran akan dikenakan sanksi sesuai ketentuan yang dijelaskan dalam<br />
klausul sanksi pelanggaran.<br />
3. Pedoman Melanjutkan ke Program PSPD.<br />
Mahasiswa yang dapat melanjutkan ke Program PSPD adalah mahasiswa yang telah dinyatakan lulus untuk<br />
mendapatkan gelar akademik sarjana kedokteran (S.Ked) dengan persyaratan sebagai berikut:<br />
a. IPK minimal 2,75<br />
b. Lulus semua mata ajar/cabang ilmu/program/sistem yang ditempuh dengan tidak melewati lama studi<br />
maksimal selama 14 semester.<br />
c. Sudah menyelesaikan seluruh kewajiban administratif kepada pihak Fakultas/Universitas.<br />
1.6 Sanksi Atas Pelanggaran<br />
1. Tidak hadir pada kegiatan belajar mengajar tanpa alasan yang sah, maka mahasiswa yang bersangkutan<br />
tidak berhak mengikuti ujian remedial di tahun yang bersangkutan.<br />
2. Melakukan pelanggaran pada saat ujian, berupa mencontek, memberikan contekan, mengambil bahan ujian<br />
tanpa izin mencatat dan/atau memotret soal, membawa alat komunikasi (handphone atau alat komunikasi<br />
yang lain), maka untuk mata kuliah tersebut dinyatakan tidak lulus dan tidak berhak mengikuti remedial<br />
3. Memalsukan tanda tangan atau mengisikan absensi temannya yang tidak hadir, maka mahasiswa ybs dan<br />
mahasiswa yang ditanda-tangankan, akan dikenakan skorsing sampai dengan pemutusan studi.<br />
4. Tidak berpakaian sesuai aturan dan norma yang berlaku diminta untuk pulang dan mengganti pakaiannya<br />
dengan yang sesuai aturan, dan kembali untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar.<br />
5. Sanksi atas pelanggaran lainnya diberikan sesuai aturan yang telah ditetapkan..<br />
1.7 Pedoman Pengajuan Undur Diri dari Program Pendidikan Sarjana FK-UNPAD.<br />
a. Bagi mahasiswa yang ingin undur diri dari PSK FK Universitas Padjadjaran ke Prodi di Perguruan Tinggi<br />
lain berlaku ketentuan sebagai berikut:
54<br />
1. Surat permohonan Pengunduran Diri dari mahasiswa ybs yang disetujui oleh Orang Tua/Wali,<br />
diketahui oleh Dosen Wali/TPBK dan Pimpinan Program Studi<br />
2. Surat permohonan Pengunduran Diri atas nama mahasiswa dari Pimpinan Fakultas Asal (Dekan)<br />
kepada Pimpinan Universitas (Rektor/PR 1).<br />
3. Surat Keputusan Pengunduran Diri mahasiswa dari Pimpinan Universitas (Rektor/PR 1).<br />
4. Transkrip Akademik mahasiswa ybs selama studi di Universitas Padjadjaran yang ditandatangani oleh<br />
Pimpinan Fakultas (Dekan/PD 1)<br />
b. Pemutusan studi:<br />
Mahasiswa mengalami pemutusan studi dengan ketentuan sebagai berikut:<br />
- IPK < 2.00 pada semester 2<br />
- IPK < 2.00 pada semester 4<br />
- IPK < 2.00 pada semester 6<br />
- Untuk mahasiswa tahun 1, 2 dan tahun 3: tidak lulus lebih dari satu kali pada judisium 2.<br />
a. Struktur mata kuliah<br />
SEMESTER<br />
1 2 3 4 5 6 7<br />
FBS I<br />
(4)<br />
C10A.101<br />
FBS II<br />
(4)<br />
C10A.102<br />
FBS III<br />
(4)<br />
C10A.1<strong>03</strong><br />
FBS IV<br />
(4)<br />
C10A.104<br />
CRP I<br />
(1)<br />
C10A.105<br />
BHP I +<br />
MKU<br />
(2)<br />
C10A.106<br />
PHOP I<br />
(1)<br />
C10A.107<br />
CSP I<br />
(1)<br />
C10A.108<br />
RPS I<br />
(5)<br />
C10A.<br />
201<br />
RPS II<br />
(5)<br />
C10A.<br />
202<br />
CRP II<br />
(2)<br />
C10A.<br />
2<strong>03</strong><br />
BHP II<br />
+<br />
MKU<br />
(2)<br />
C10A.<br />
204<br />
PHOP<br />
II<br />
(2)<br />
C10A.<br />
205<br />
CSP II<br />
(2)<br />
C10A.<br />
206<br />
EMS<br />
(7)<br />
C10A.<br />
109<br />
NBSS<br />
(10)<br />
C10A.<br />
110<br />
CRP<br />
III<br />
(1)<br />
C10A.<br />
111<br />
BHP<br />
III<br />
(1)<br />
C10A.<br />
112<br />
PHOP<br />
III<br />
(1)<br />
C10A.<br />
113<br />
CSP<br />
III<br />
(2)<br />
C10A.<br />
114<br />
DMS<br />
(8)<br />
C10A.20<br />
7<br />
HIS<br />
(8)<br />
C10A.20<br />
8<br />
CRP IV<br />
(1)<br />
C10A.20<br />
9<br />
BHP IV<br />
(1)<br />
C10A.21<br />
0<br />
PHOP IV<br />
(1)<br />
C10A.21<br />
1<br />
CSP IV<br />
(2)<br />
C10A.21<br />
2<br />
CVS<br />
(8)<br />
C10A.<br />
115<br />
RS<br />
(7)<br />
C10A.<br />
116<br />
CRP V<br />
(1)<br />
C10A.<br />
117<br />
BHP V<br />
(1)<br />
C10A.<br />
118<br />
PHOP<br />
V<br />
(1)<br />
C10A.<br />
119<br />
CSP V<br />
(2)<br />
C10A.<br />
120<br />
GIS<br />
(7)<br />
C10A.<br />
213<br />
GUS<br />
(7)<br />
C10A.<br />
214<br />
CRP<br />
VI<br />
(1)<br />
C10A.<br />
215<br />
BHPVI<br />
(1)<br />
C10A.<br />
216<br />
PHOP<br />
VI +<br />
KKNM<br />
-PMD<br />
(3)<br />
C10A.<br />
217<br />
CSP<br />
VI<br />
(2)<br />
C10A.<br />
218<br />
TM<br />
(7)<br />
C10A.<br />
121<br />
FM<br />
(7)<br />
C10A.<br />
122<br />
CRP<br />
VII<br />
(3)<br />
C10A.<br />
123<br />
BHP<br />
VII<br />
(1)<br />
C10A.<br />
124<br />
PHOP<br />
VII<br />
(1)<br />
C10A.<br />
125<br />
CSP<br />
VII<br />
(2)<br />
C10A.<br />
126<br />
21* 18* 22* 21* 20* 21* 21*<br />
Keterangan<br />
( ) = beban kredit<br />
* SKS = satuan kredit semester<br />
1. FBS = Fundamentals of Biomedical Science<br />
2. CVS = Cardiovascular System<br />
3. DMS = Dermatomusculoskeletal System<br />
4. EMS = Endocrine & Metabolism System
55<br />
5. GIS = Gastrointestinal System<br />
6. GUS = Genitourinary System<br />
7. FM = Family Medicine<br />
8. HIS = Hematoimmunology System<br />
9. RPS = Reproductive System<br />
10. NBSS = Neurobehavior & Special Senses System<br />
11. RS = Respiratory System<br />
12. TM = Tropical Medicine<br />
13. BHP = Bioethics & Humanities Program<br />
14. PHOP = Public Health Oriented Program<br />
15. CRP = Community Research Program<br />
16. CSP = Clinical Skill Program<br />
b. Deskripsi mata kuliah<br />
Struktur kurikulum tersusun dari berbagai program pendidikan yang disusun secara komprehensif untuk<br />
memastikan kompetensi utama dicapai pada akhir proses pendidikan. Secara umum tujuan dari masing-masing<br />
progam adalah:<br />
Freshmen Semester Program bertujuan untuk menyiapkan mahasiswa pada pendidikan tinggi yang<br />
membutuhkan kemampuan belajar mandiri dan self-directed learning. Selain itu materi pada FBS mengaktifkan<br />
pengetahuan lampau (prior knowledge) mahasiswa agar siap pada proses pendidikan lebih lanjut<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Biomedical Program bertujuan untuk memfasilitasi mahasiswa mempelajari berbagai ilmu kedokteran dasar<br />
dan klinik melalui pendekatan klinik secara terintegrasi dalam bentuk pembelajaran berdasarkan masalah<br />
(problem-based learning).<br />
Clinical Skills Program bertujuan untuk melatih kemampuan keterampilan klinik mahasiswa sesuai yang<br />
dipelajari pada Biomedical Program.<br />
Public Health Oriented Program merupakan program untuk memfasilitasi mahasiswa mempelajari dan<br />
mengaplikasikan berbagai prinsip dasar ilmu kesehatan masyarakat<br />
Community Research Program bertujuan untuk memfasilitasi mahasiswa mempelajari dan mengaplikasikan<br />
berbagai prinsip dasar penelitian berupa metodologi, epidemiologi dan biostatistik pada praktik kedokteran.<br />
Bioethics and Humanities Program merupakan program yang memfasilitasi mahasiswa mempelajari dan<br />
mengaplikasikan berbagai prinsip dasar etika dan hukum kedokteran serta berbagai aspek humaniora pada<br />
praktik kedokteran.<br />
Penjelasan materi yang dibahas pada masing-masing mata ajar adalah sebagai<br />
berikut:<br />
C10A.101 Fundamentals Of Biomedical Science I (MKK) 4<br />
Aplikasi ilmu kedokteran dasar yang melingkupi biologi kedokteran dasar, biomolekuler, konsep reaksi biokima dan<br />
bioenergetik pada kasus-kasus klinik yang terkait, aplikasi prinsip kesehatan masyarakat, epidemiologi dan etika<br />
(determinant of health, konsep penyakit, pengenalan pada desain penelitian, peran statistic dan sejarah kedokteran),<br />
keterampilan komunikasi.<br />
C10A.102 Fundamentals Of Biomedical Science II (MKK) 4<br />
Aplikasi ilmu kedokteran dasar yang melingkupi prinsip genetik, embriologi, kehidupan sel, jaringan dan general body<br />
design pada kasus-kasus klinik yang terkait. Aplikasi prinsip kesehatan masyarakat, epidemiologi, dan etika<br />
(determinant of health, faktor resiko, human variability, pengukuran dan evaluasi, penelusuran informasi dan literatur,<br />
etika pada praktik klinik kedokteran) keterampilan komunikasi.<br />
C10A.1<strong>03</strong> Fundamentals Of Biomedical Science III (MKK) 4<br />
Aplikasi ilmu kedokteran dasar pada prinsip agent of disease dan mekanisme penyakit. Etiologi penyakit yang meliputi<br />
aspek fisik, kimiawi dan infeksius (pathogen). Interaksi antara manusia dan pathogen yang menginduksi gangguan<br />
fungsi normal. Mekanisme penyakit yang didiskusikan meliputi hal-hal tentang cellular injury, reaksi infeksi-inflamasi,<br />
gangguan hemodinamik dan neoplasma pada kasus-kasus yang terkait. Aplikasi prinsip kesehatan masyarakat,<br />
epidemiologi dan etika kesehatan (pencegahan dan pengendalian penyakit mrnular, SPSS, pengukuran epidemiologi<br />
dan filsafat ilmu) terhadap kasus-kasus yang terkait.
56<br />
C10A.104 Fundamentals Of Biomedical Science IV (MKK) 4<br />
Aplikasi ilmu kedokteran dasar pada dasar pendekatan prinsip penegakan diagnosis berdasarkan pemeriksaan<br />
laboratorium menggunakan bernagai specimen, konsep dasar farmakologis dan farmasi pada kasus yang terkait.<br />
Aplikasi prinsip kesehatan masyarakat, epidemiologi dan etika kesehatan (pencegahan dan pengendalian penyakit<br />
menular, pengenalan metode penelitian deskriptif dan aplikasi statistic, Epi-info, ethical guidelines dan penelitian<br />
biomedis), kemampuan komunikasi.<br />
C10A.105 Community Research Program I (MKB) 1<br />
Pengenalan dan praktik kemampuan computer dasar terutama yang berkaitan dengan analisis data (Microsoft Excel,<br />
Epi Info, SPSS, dan penelusuran literature)<br />
C10A.106 Bioethics And Humanities Program I (MPK) 2<br />
Dasar-dasar bioetika pada dunia kedokteran. prinsip KODEKI, aspek kerahasiaaan tugas, prinsip etika pada<br />
penatalaksanaan pasien, analisis etika penatalaksanaan pasien, peran Konsil pada dunia kedokteran, konsep nilai<br />
moral, norma etika, hukum, agama dan kebudayaan, sejarah kedokteran, dasar konsep profesionalisme kedokteran<br />
dan decision making pada praktik medi.<br />
C10A.107 Public Health Oriented Program I (MKB) 1<br />
Prinsip dan filosofi kesehatan masyarakat, sejarah dan pengembangan kesehatan masyarakat, system kesehatan,<br />
pelayanan kesehatan primer, etika dan hukum kesehatan masyarakat, pemahaman prinsip dasar, konsep dan<br />
implementasi kesehatan masyarakat.<br />
C10A.108 Clinical Skills Program I (MKB) 1<br />
Kemampuan keterampilan klinik pada aspek komunikasi, pencegahan infeksi, pemeriksaan tanda vital, konseling dan<br />
pemeriksaan diagnostik sederhana serta pemahaman di setiap keterampilan klinik terkait.<br />
C10A.201 & C10A.202 Reproductive System I & II (MKB) 10<br />
Aplikasi konsep dasar human development dan reproduksi pada kasus-kasus terkait. Aplikasi anatomi dan histology<br />
organ reproduksi wanita dan pria, biologi, embriologi dan fisiologi reproduksi pada konsep pubertas, fertilisasi,<br />
kehamilan, persalinan, nifas, menyusui dan penyakit ginekologis berdasarkan standar kompetensi nasional.<br />
Pemahaman konsep patofisiologi dan pathogenesis penyakit reproduksi serta identifikasi etiologi dan faktor resiko.<br />
Aplikasi konsep etika, kesehatan masyarakat dan epidemiologi terkait kasus-kasus reproduksi.<br />
C10A.2<strong>03</strong> Community Research Program II (MKB) 2<br />
Konsep epidemiologi pada penyakit, pengenalan dan statistik kedokteran, variable dan skala pengukuran, pengukuran<br />
dalam epidemiologi dan statistic vital, dinamika populasi, pengenalan terhadap konsep probabilitas, estimasi nilai<br />
populasi, klasifikasi penyakit internasional, sertifikasi penyakit dan status rekam medis.<br />
C10A.204 Bioethics And Humanities Program II (MPK) 2<br />
Pemahaman prinsip heterogenitas berdasarkan umur, gender, orientasi seksual, etnis, diasbilitas dan status social<br />
ekonomi, tanggungawab terhadap hak asasi manusia, prosedur legal, aspek etika pada kebijakan pelayanan<br />
kesehatan, alternative solusi pada masalah kebijakan etika kesehatan, pemahaman perspektif pasien, kepercayaan<br />
pasien, pertimbangan bio-psiko-sosio-kultural pada pembuatan keputusan, aspek komunikasi dengan sejawat dan<br />
profesi lain, evaluasi aspek etika dan hukum yang berkaitan dengan keluarga, anak dan wanita.<br />
C10A.205 Public Health Oriented Program II (MKB) 2<br />
Pemahaman konsep pemberdayaan masyarakat, implementasi konsep perilaku bersih dan sehat pada masyarakat,<br />
program pengendalian tembakau, masalah nutrisi pada masyarakat, pencegahan HIV dan AIDS pada masyarakat,<br />
konsep penatalaksanaan bencana.
57<br />
C10A.206 Clinical Skills Program II (MKB) 2<br />
Kemampuan keterampilan klinik pada aspek komunikasi, pencegahan infeksi, pemeriksaan tanda vital, konseling dan<br />
pemeriksaan diagnostik sederhana serta pemahaman di setiap keterampilan klinik terkait reproduksi berdasarkan<br />
standar kompetensi dokter nasional.<br />
C10A.109 Endocrine And Metabolism System (MKB) 7<br />
Aplikasi konsep anatomi, histologi dan fisiologi dari kelenjar endokrin serta regulasinya. Aplikasi konsep dasar tersebut<br />
pada keadaan patologis dengan pemahaman identifikasi etiologi, faktor resiko, patofisiologi dan patogenesis,<br />
pemahaman analisis pemeriksaan penunjang pada penegakan diagnosis, evaluasi dan penatalaksanaan pasien<br />
dengan gangguan endokrin. Aplikasi konsep kesehatan masyarakat, epidemiologi dan etika pada kasus-kasus<br />
endokrin dan metabolik.<br />
C10A.110 Neurobehavior & Special Senses System (MKB) 10<br />
Aplikasi konsep anatomi, histologi dan fisiologi dari organ terkait neurobehaviour dan special senses serta regulasinya.<br />
Aplikasi konsep dasar tersebut pada keadaan patologis dengan pemahaman identifikasi etiologi, faktor resiko,<br />
patofisiologi dan patogenesis, pemahaman analisis pemeriksaan penunjang pada penegakan diagnosis, evaluasi dan<br />
penatalaksanaan pasien dengan gangguaan dan penyakit berbasis mekanisme congenital, infeksi, neoplasma, trauma<br />
dan lain-lain. Aplikasi konsep kesehatan masyarakat, epidemiologi dan etika pada kasus-kasus neurobehaviour dan<br />
special senses.<br />
C10A.111 Community Research Program III (MKB) 1<br />
Pemahaman konsep epidemiologis pada design penelitian kesehatan: Disease Outbreak; EpiInfo disease outbreak;<br />
Variability and Bias; Confounding; validity; Research Design 1: introduction, qualitative; Research Design 2-3: crosssectional,<br />
case control, cohort; Research Design 4: clinical trial, experimental<br />
C10A.112 Bioethics And Humanities Program III (MPK) 1<br />
Pemahaman pendekatan holistic pada penatalaksanaan pasien, aspek penghormatan terhadap sesama individu,<br />
aplikasi nilai-nilai profesionalisme pada kasus role-play, konsep komunikasi pasien dan keluarga, hubungan dokterpasien,<br />
edukasi, konseling dan inform consent, hubungan antara otonomi individu dan tanggung jawab, analisis<br />
implementasi prinsip pada kasus.<br />
C10A.113 Public Health Oriented Program III (MKB) 1<br />
Pemahaman konsep hubungan antara lingkungan dan kesehatan, keadaan lingkungan yang berbahaya bagi<br />
kesehatan masyarakat, potensi hazard pada tempat kerja, pengaruh air dan limbah pada kesehatan masyarakat,<br />
hubungan antara kualitas udara dan penyakit, prinsip higienitas dan sanitasi lingkungan, konsep rumah dan fasilitas<br />
public yang memenuhi syarat kesehatan.<br />
C10A.114 Clinical Skills Program III (MKB) 2<br />
Kemampuan keterampilan klinik pada aspek komunikasi, pencegahan infeksi, pemeriksaan tanda vital, konseling dan<br />
pemeriksaan diagnostik sederhana serta pemahaman di setiap keterampilan klinik terkait neurobehaviour, special<br />
senses dan endokrin-metabolik berdasarkan standar kompetensi dokter nasional.<br />
C10A.207 Dermatomusculoskeletal System (MKB) 8<br />
Aplikasi konsep anatomi, histologi dan fisiologi dari organ terkait dematomusculoskeletal. Aplikasi konsep dasar<br />
tersebut pada keadaan patologis dengan pemahaman identifikasi etiologi, faktor resiko, patofisiologi dan patogenesis,<br />
pemahaman analisis pemeriksaan penunjang pada penegakan diagnosis, evaluasi dan penatalaksanaan pasien<br />
dengan gangguaan dan penyakit berbasis mekanisme congenital, infeksi, neoplasma, trauma dan lain-lain.<br />
Pemahaman konsep kegawatdaruratan dan patient safety. Aplikasi konsep kesehatan masyarakat, epidemiologi dan<br />
etika pada kasus-kasus dermatomuskuloskeletal.<br />
C10A.208 Hematoimmunology System (MKB) 8<br />
Aplikasi konsep anatomi, histologi dan fisiologi dari organ terkait hematoimunologi. Aplikasi konsep dasar tersebut<br />
pada keadaan patologis dengan pemahaman identifikasi etiologi, faktor resiko, patofisiologi dan patogenesis,<br />
pemahaman analisis pemeriksaan penunjang pada penegakan diagnosis, evaluasi dan penatalaksanaan pasien<br />
dengan gangguaan dan penyakit berbasis mekanisme congenital, infeksi, neoplasma, trauma dan lain-lain. Aplikasi<br />
konsep dasar kelainan berdasarkan alergi, autoimun dan update mengenai metode kedokteran terkini dalam
58<br />
penatalaksanaan penyakit terkait hemato imunologi. Aplikasi konsep kesehatan masyarakat, epidemiologi dan etika<br />
pada kasus-kasus hemato–imunologi.<br />
C10A.209 Community Research Program IV (MKB) 1<br />
Pemahaman konsep epidemiologis pada design penelitian kesehatan : aspek etika: citing literature, informed concent,<br />
informasi yang sahih dan valid, isin etika, plagiarism; Surveillance; Hypothesis Statistics; Association, Correlation and<br />
Regression; Non Parametric Statistics; teknik sampling dan randomisasi.<br />
C10A.210 Bioethics And Humanities Program IV (MPK) 1<br />
Pemahaman konsep pendekatan holistik, cara komunikasi dan penyampaian pendapat, hubungan heterogentitas<br />
dengan persespsi dan diabilitas, reaksi yang baik ketika mengidentifikasi pelanggaran etika yang dilakukan sejawat,<br />
evaluasi prinsip etika pada konsep manusia terhadap body image, kewajiban dan tanggung jawab dokter berdasarkan<br />
KODEKI, praktik Hukum kedokteran Indonesia, Confidentiality and Fiduciary Duty, analisis aspek keadilan pada<br />
konteks kerjasama internasional pada kerja sama penelitian.<br />
C10A.211 Public Health Oriented Program IV (MKB) 1<br />
Pemahaman dan aplikasi konsep kesehatan masyarakat pada : pembuangan air dan limbah rumah sakit, control<br />
vector, konstrol paparan lingkungan, transboundary and global ecological health concern, kesehatan, penyakit terkait<br />
lingkungan kerja, fasilitas kesehatan berbasis infeksi, ergonomic dan kecelakaan kerja, regulasi dan pengawasan<br />
kesehatan dan keselamatan kerja, aplikasi kesehatan kerja.<br />
C10A.212 Clinical Skills Program IV (MKB) 2<br />
Kemampuan keterampilan klinik pada aspek komunikasi, pencegahan infeksi, pemeriksaan tanda vital, konseling dan<br />
pemeriksaan diagnostik sederhana serta pemahaman di setiap keterampilan klinik terkait dermato-muskuloskeletal dan<br />
hemato-imunologi berdasarkan standar kompetensi dokter nasional.<br />
C10A.115 Cardiovascular System (MKB) 8<br />
Aplikasi konsep anatomi, histologi dan fisiologi dari organ terkait kardiovaskular. Aplikasi konsep dasar tersebut pada<br />
keadaan patologis dengan pemahaman identifikasi etiologi, faktor resiko, patofisiologi dan patogenesis, pemahaman<br />
analisis pemeriksaan penunjang pada penegakan diagnosis, evaluasi dan penatalaksanaan pasien dengan gangguaan<br />
dan penyakit berbasis mekanisme congenital, infeksi, neoplasma, trauma dan lain-lain. Aplikasi konsep kesehatan<br />
masyarakat, epidemiologi dan etika pada kasus-kasus terkait kardiovaskular.<br />
C10A.116 Respiratory System (MKB) 7<br />
Aplikasi konsep anatomi, histologi dan fisiologi dari organ terkait respiratori. Aplikasi konsep dasar tersebut pada<br />
keadaan patologis dengan pemahaman identifikasi etiologi, faktor resiko, patofisiologi dan patogenesis, pemahaman<br />
analisis pemeriksaan penunjang pada penegakan diagnosis, evaluasi dan penatalaksanaan pasien dengan gangguaan<br />
dan penyakit berbasis mekanisme congenital, infeksi, neoplasma, trauma dan lain-lain. Aplikasi konsep kesehatan<br />
masyarakat, epidemiologi dan etika pada kasus-kasus terkait respiratori.<br />
C10A.117 Community Research Program V (MKB) 1<br />
Pemahaman konsep epidemiologis pada design penelitian kesehatan :manajemen, koleksi dan pengumpulan data ;<br />
Introduction to Critical Appraisal and EBM; Screening; Diagnostic Testing; EBM: Diagnostic, Therapeutic and<br />
Prognostic; Literature Searching Part 2 and End Note Part 1.<br />
C10A.118 Bioethics And Humanities Program V (MPK) 1<br />
Pemahaman konsep : peran dokter pada kemaslahatan masyarakat, komunikasi antar profesi kesehatan dalam rangka<br />
asuransi dan jaminan kesehatan, mengenal prinsip etika terkait dengan asuransi kesehatan, kerjasama dalam tim,<br />
penyelesaian konflik, kepemimpinan dan pembangunana teknologi kedokteran dengan keadilan sosial.<br />
C10A.119 Public Health Oriented Program V (MKB) 1<br />
Pemahaman dan aplikasi konsep kesehatan masyarakat pada : peran dokter pada aspek menajemen kesehatan,<br />
manajemen sumber daya, rekam medis dan system informasi kesehatan, penyusunan program, aspek terkait<br />
manajemen pelayanan kesehatan.<br />
C10A.120 Clinical Skills Program V (MKB) 2
59<br />
Kemampuan keterampilan klinik pada aspek komunikasi, pencegahan infeksi, pemeriksaan tanda vital, konseling dan<br />
pemeriksaan diagnostik sederhana serta pemahaman di setiap keterampilan klinik terkait kardiovaskular dan<br />
respiratori berdasarkan standar kompetensi dokter nasional.<br />
C10A.213 Genitourinary System (MKB) 7<br />
Aplikasi konsep anatomi, histologi dan fisiologi dari organ terkait genitor-urinari. Aplikasi konsep dasar tersebut pada<br />
keadaan patologis dengan pemahaman identifikasi etiologi, faktor resiko, patofisiologi dan patogenesis, pemahaman<br />
analisis pemeriksaan penunjang pada penegakan diagnosis, evaluasi dan penatalaksanaan pasien dengan gangguaan<br />
dan penyakit berbasis mekanisme congenital, infeksi, neoplasma, trauma dan lain-lain. Aplikasi konsep kesehatan<br />
masyarakat, epidemiologi dan etika pada kasus-kasus terkait genitor-urinari.<br />
C10A.214 Gastrointestinal System (MKB) 7<br />
Aplikasi konsep anatomi, histologi dan fisiologi dari organ terkait gastrointestinal. Aplikasi konsep dasar tersebut pada<br />
keadaan patologis dengan pemahaman identifikasi etiologi, faktor resiko, patofisiologi dan patogenesis, pemahaman<br />
analisis pemeriksaan penunjang pada penegakan diagnosis, evaluasi dan penatalaksanaan pasien dengan gangguaan<br />
dan penyakit berbasis mekanisme congenital, infeksi, neoplasma, trauma dan lain-lain. Aplikasi konsep kesehatan<br />
masyarakat, epidemiologi dan etika pada kasus-kasus terkait gastrointestinal.<br />
C10A.215 Community Research Program VI (MKB) 2<br />
Pemahaman konsep epidemiologis pada design penelitian kesehatan : Overview of Research Process and<br />
Framework; Proposal Penelitian; Review Literatur; Formulating Research Problem; Selecting Research Design;<br />
Sample Size; Questionnaire: construction, validation and tool of measurement; Choosing Appropriate Statistical Test;<br />
Communicating Research Findings; End Note.<br />
C10A.216 Bioethics And Humanities Program VI (MPK) 1<br />
Pemahaman dan aplikasi konsep : penghormatan peran dan opini profesionalisme pada profesi lain, hubungan<br />
permasalahan ekonomi dengan status kesehatan masyarakat, membangun hubungan berdasarkan nilai etika dengan<br />
sesame sejawat, institusi kesehatan dan perusahaan farmasi, aspek etika dan legal terkait peresepan obat,<br />
pemahaman peran dokter pada masyarakat dengan social ekonomi yang rendah, analisis fasilitas kesehatan dengan<br />
keterbatasan sumber daya.<br />
C10A.217 Public Health Oriented Program VI (MKB) 1<br />
Pemahaman dan aplikasi prinsip kesehatan masyarakat pada ekonomi kesehatan, system keuangan pelayanan<br />
kesehatan, pemahaman terhadap aspek logistik pada pelayanan kesehatan, kualitas pelayanan kesehatan, dan<br />
system manajemen rumah sakit<br />
C10A.218 Clinical Skills Program VI (MKB) 2<br />
Kemampuan keterampilan klinik pada aspek komunikasi, pencegahan infeksi, pemeriksaan tanda vital, konseling dan<br />
pemeriksaan diagnostik sederhana serta pemahaman di setiap keterampilan klinik terkait gastrointestinal dan genitor<br />
urinari berdasarkan standar kompetensi dokter nasional<br />
C10A.121 Tropical Medicine (MKB) 7<br />
Aplikasi dan pemahaman ilmu kedokteran dasar yang terintegrasi dengan aspek klinis terkait etiologi, epidemiologi,<br />
pathogenesis, temuan hasil pemeriksaan penunjangm komplikasi dan pencegahan, prinsip diagnostic dan<br />
penatalaksanaan pada penyakit infeksi tropis.<br />
C10A.122 Family Medicine (MKB) 7<br />
Aplikasi dan pemahaman ilmu kedokteran dasar yang terintegrasi dengan aspek klinis serta ilmu kesehatan<br />
masyarakat dengan pendekatan holitik (promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative). Aspek penatalaksanaan penyakit<br />
dalam keluarga dan masyarakat, analisis peran keluarga pada statu kesehatan individu dan masyarakt, peran dokter<br />
pada kesehatan keluarga, pengobatan alternative dan komplementer, konsultasi, edukasi, konseling dan penyusunan<br />
rujukan.<br />
C10A.123 Community Research Program VII (MKB) 2<br />
Aplikasi pengetahuan epidemiologi dasar dan klinis pada penulisan dan penyusunan artikel ilmiah dalam bentuk<br />
skripsi/minor thesis
60<br />
C10A.124 Bioethics And Humanities Program VII (MPK) 1<br />
Aplikasi pemahaman konsep bioetika dan humaniora pada pengobatan tradisional, alternative dan komplementer,<br />
tanggung jawab dan peran dokter pada status gizi komunitas, alokasi sumber daya, peran mahasiswa kedokteran dan<br />
layanan kesehatan, pertimbangan berdasarkan aspek etikolegal.<br />
C10A.125 Public Health Oriented Program VII (MKB) 1<br />
Pemahaman dan aplikasi konsep kesehatan masyarakat pada pelayanan kesehatan primer, dokter keluarga, peran<br />
penyakit pada keluarga, asesmen fungsi keluarga, kesejahteraan keluarga, Eldery dan Disability, Paliative dan Home<br />
care.<br />
C10A.126 Clinical Skills Program VII (MKB) 2<br />
Kemampuan keterampilan klinik pada aspek komunikasi, pencegahan infeksi, pemeriksaan tanda vital, konseling dan<br />
pemeriksaan diagnostik sederhana serta pemahaman di setiap keterampilan klinik terkait penyakit tropis dan konsep<br />
dokter keluarga berdasarkan standar kompetensi dokter nasional<br />
Keterangan:<br />
MPK : Mata ajar Pengembangan Kepribadian<br />
MKB : Mata ajar Keahlian Berkarya<br />
MKK : Mata ajar Keilmuan & Keterampilan<br />
3. Program Studi Profesi Dokter (PSPD)<br />
Program Studi Profesi Dokter<br />
Keterampilan para peserta didik PSPD diperoleh melalui kegiatan akademis berupa proses pembelajaran yang<br />
diselenggarakan di rumah sakit pendidikan utama (RSUP Dr Hasan Sadikin Bandung) dan rumah sakit dan<br />
Puskesmas jejaring yang diatur melalui rotasi di semua departemen dengan menekankan pencapaian<br />
kompetensi sesuai dengan yang tercantum dalam Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI) 2012 yang<br />
dikeluarkan oleh Konsil Kedokteran Indonesia (KKI).<br />
3.1 Persyaratan mengikuti Program Studi Profesi Dokter (PSPD)<br />
Persyaratan untuk mengikuti pendidikan di PSPD Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran:<br />
1. Lulusan Sarjana Kedokteran FKUP dengan memenuhi ketentuan sebagai berikut:<br />
a. Memiliki IPK Sarjana Kedokteran minimal 2,75<br />
b. Telah mengirimkan publikasi ilmiah minor thesis<br />
c. Tidak memiliki keterbatasan fisik dan mental untuk melakukan tugas-tugas profesi,<br />
d. Diwajibkan mengikuti Pembekalan Pra-Program Studi Profesi Dokter yang diselenggarakan oleh<br />
FKUP/RSUP Dr. Hasan Sadikin, yang dinyatakan dengan kehadiran penuh atau minimal 80% bagi yang<br />
memliki alasan ketidakhadiran sesuai peraturan yang berlaku), dan mengucapkan “Janji Mahasiswa<br />
PSPD”<br />
e. Telah melakukan registrasi sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan oleh pihak Universitas<br />
Padjadjaran<br />
f. Setelah lulus program Sarjana Kedokteran, tidak menunda kegiatan akademik di PSPD lebih dari 1 tahun<br />
(2 semester)<br />
2. Lulusan Sarjana Kedokteran universitas lain:<br />
a. Berasal dari Fakultas Kedokteran negeri dengan akreditasi A<br />
b. Memiliki IPK Sarjana Kedokteran minimal 2,75<br />
d. Dinyatakan lulus Tes Potensi Akademik (TPA) dan MMPI yang diatur dan diselenggarakan oleh Pimpinan<br />
FKUP,Setelah lulus program Sarjana Kedokteran, tidak menunda kegiatan akademik di PSPD lebih dari 1<br />
tahun (2 semester)<br />
e. Tidak memiliki keterbatasan fisik dan mental untuk melakukan tugas-tugas profesi<br />
f. Tempat/lahan kegiatan akademik telah dinyatakan tersedia.<br />
g. Telah mengikuti pembekalan Pra-Program Studi Profesi Dokter yang diselenggarakan oleh FKUP/RSUP<br />
Dr. Hasan Sadikin dan mengucapkan “Janji Mahasiswa PSPD”<br />
3. Program Adaptasi<br />
Untuk program adaptasi harus menunjukkan surat permohonan yang sudah disyahkan oleh kolegium dan<br />
KKI yang sudah dievaluasi, serta berkas-berkas evaluasi keberhasilan dari universitas sebelumnya, dan lulus<br />
mengikuti ujian seleksi yang diselenggarakan oleh Fakultas Kedokteran.<br />
4. Program Elektif
61<br />
Untuk pendaftaran program elektif harus mengajukan permohonan resmi dengan persyaratan yang telah<br />
ditentukan kepada pimpinan FKUP (surat permohonan dengan usulan departemen dan waktu kegiatan, daftar<br />
riwayat hidup, surat pengantar, dan rekomendasi dari pimpinan institusi asal, transkrip nilai sementara,<br />
kurikulum pendidikan institusi asal, serta surat keterangan sehat)<br />
3.2 Struktur disiplin/bidang ilmu (mata kuliah)<br />
No Sandi Departemen Minggu SKS<br />
1. C12A001 Ilmu Bedah 9 5<br />
2. C12A002 Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan 9 5<br />
3. C12A0<strong>03</strong> Ilmu Kesehatan Anak 9 5<br />
4. C12A004 Ilmu Penyakit Dalam 9 5<br />
5. C12A005 Ilmu Kesehatan Masyarakat 4 3<br />
6. C12A006 Ilmu Kedokteran Keluarga 5 4<br />
7. C12A007 Ilmu Anestesi 3 2<br />
8. C12A008 Ilmu Kedokteran Kehakiman 3 2<br />
9. C12A009 Ilmu Kedokteran Jiwa 3 2<br />
10. C12A010 Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut 1 0.5<br />
11. C12A011 Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin 3 2<br />
12. C12A012 Ilmu Kesehatan Mata 3 2<br />
13. C12A013 Ilmu Penyakit Saraf 3 2<br />
14. C12A014 Ilmu Penyakit Telinga Hidung & Tenggorokan 3 2<br />
15. C12A015 Radiologi 3 2<br />
16. C12A016 Ilmu Kedokteran Nuklir 1 0.5<br />
17. C12A017 Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi 1 0.5<br />
3.3 Deskripsi Disiplin/Bidang Ilmu (setara mata kuliah)<br />
1. C12A 001 Ilmu Bedah<br />
Meliputi: bedah umum, bedah digestif, bedah ortopedi, bedah urologi, bedah plastik dan maksilofasial, bedah<br />
onkologi, bedah anak, bedah toraks dan kardiovaskular, bedah vaskular, bedah syaraf.<br />
2. C12A 002 Ilmu Kebidanan dan Kandungan (obstetri dan ginekologi)<br />
Meliputi: Anamnesis dan pemeriksaan fisik bidang obstetri dan ginekologi, etika pada bidang obstetri dan ginekologi,<br />
obstetri fisiologi, obstetri patologi, obstetri operatif, kontrasepsi, ginekologi, obstetri sosial.<br />
3. C12A 0<strong>03</strong> Ilmu Kesehatan Anak<br />
Meliputi: Anamnesis dan pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, dan tata laksana (farmakoterapi dan non<br />
farmakoterapi, termasuk komunikasi dan edukasi) kasus-kasus di bidang: alergi-imunologi, endokrinologi, gastrohepatologi,<br />
gawat darurat pediatri (kegawatdaruratan dan resusitasi), hematologi-onkologi, infeksi dan penyakit tropis,<br />
kardiologi, nefrologi, neonatologi, neuropediatri, nutrisi dan metabolik, respirologi, dan tumbuh kembang-pediatri sosial.<br />
4. C12A 004 Ilmu Penyakit Dalam (Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah)<br />
Meliputi: Anamnesis dan pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, dan tata laksana (farmakoterapi dan non<br />
farmakoterapi, termasuk komunikasi dan edukasi) kasus-kasus di bidang: endokrinologi dan metabolisme,<br />
gastroentero-hepatologi, geriatri, ginjal-hipertensi, hemato-onkologi medik, penyakit jantung dan kardiovaskular,<br />
penyakit infeksi, pulmonologi, dan reumatologi,<br />
5. C12A 005 Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran Keluarga<br />
Meliputi: Expert SessionI-II, Case Report & Community Science Session, Community Health Teaching, Community<br />
Health Experiences. Integrasi materi dari departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat, Ilmu Gizi, Ilmu Faal, dan<br />
Rehabilitasi Medik.<br />
6. C12A 006 Ilmu Anestesi<br />
Monitoring hemodinamik (invasif dan non invasif), airway management (tanpa alat dan dengan alat), terapi cairan<br />
(resusitasi, perdarahan, dehidrasi), perawatan perioperatif (praoperatif, durante operatif, pascaoperatif), resusitasi.<br />
7. C12A 007 Ilmu Kedokteran Kehakiman<br />
Dokter dan hukum medikolegal (aspek-aspek medikolegal dalam kasus forensik), komunikasi dan kerjasama,<br />
dokumen kematian, autopsi klinik dan autopsi medikolegal, pemeriksaan penunjang, forensik klinik, manajemen<br />
pengelolaan jenazah, etika kedokteran, dan profesionalisme.
62<br />
8. C12A 008 Ilmu Kedokteran Jiwa<br />
Meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik, tata laksana awal kasus-kasus insomnia, gangguan psikotik, gangguan afektif,<br />
gangguan cemas, gangguan somatofarm, gangguan psikosomatik, disfungsi seksual, efek samping terapi obat<br />
psikoaktif (withdrawl obat?), psikiatri anak.<br />
9. C12A 009 Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut<br />
Pemeriksan pasien (pemeriksaan kesehatan umum, pemeriksaan ekstraoral dan intraoral, manajemen info klinik),<br />
pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut (diagnosis dan diagnosis banding), tata laksana dan tindak lanjut (tindakan<br />
anestesi lokal).<br />
10. C12A 010 Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin<br />
Morfologi kelainan kulit, pemeriksaan klinis dermatologis, dermatoterapi, infeksi kulit (virus, parasit, bakterti, jamur),<br />
penyakit kusta/Morbus Hansen, penyakit eritropapuloskuamosa, penyakit alergi dan imunologi, penyakit kelainan<br />
kelenjar dan adneksa kulit, dermatosa lain, infeksi menular seksual (IMS), kegawatdaruratan medik di departemen kulit<br />
11. C12A 011 Ilmu Penyakit Mata (Ilmu Kesehatan Mata)- Oftalmologi<br />
Keterampilan pemeriksaan dasar dan penunjang mata, Penggunaan alat diagnostik, Keterampilan tindakan di ruang<br />
apa?, Penegakkan diagnosis dan perencanaan pengelolaan kasus mata (hordeolum dan kalazion, kelainan refraksi,<br />
konjungtivitis akut, konjungtivitis vernalis, konjungtivitis fliktenularis, konjungtivitis purulenta, aberasi kornea, korpus<br />
alienum kornea, keratitis dendritika, keraritis pungtata superfisialis, keratitis numularis, ulkus kornea, pterigium,<br />
pinguekula, episkeritis, skleritis, uveitis anterior, endoftalmitis, panoftalmitis, katarak, glaukoma sudut tertutup akut).<br />
12. C12A 012 Ilmu Penyakit Syaraf (Saraf) - Neurologi<br />
Anamnesis dan pemeriksaan fisik kelainan syaraf?, dan tata laksana awal: stroke, epilepsi, infeksi susunan syaraf,<br />
tetanus, nyeri kepala, nyeri punggung bawah, penyakit Parkinson, neuropati perifer, koma dan penurunan kesadaran,<br />
status epileptikus.<br />
13. C12A 013 Ilmu Kesehatan THT-KL<br />
Otologi, audiologi, rinologi dan alergi, farings-laring, bronkoesofagologi, bedah tumor kepala dan leher, trauma<br />
maksilofasial.<br />
14. C12A 014 Ilmu Radiologi<br />
Radio fisikadiagnostik dan terapi, posisi pemotretan radiologi (Positioning), radioanatomi; radiopatologi toraks,<br />
gastointestinal, traktus urogenital, muskuloskeletal, neuroradiologi; ultrasonografi (USG); radioterapi pada kasus-kasus<br />
tumor ganas (kanker)<br />
15. C12A 015 Ilmu Kedokteran Nuklir<br />
Pemeriksaan dan pengobatan dengan ilmu kedokteran nuklir (tiroid, jantung, dan fungsi ginjal).<br />
16. C.12A 016 Ilmu Rehabiliatsi Medik<br />
Kemampuan mengidentifikasi masalah impairment, disabilitas, dan handicap pada pasien yang mengalami inaktivitas<br />
atau imobilisasi lama (pasien stroke, palsi serebral, dan lain-lain), nyeri punggung bawah (low back pain), serta artritis<br />
sendi (osteoartritis dan reumatoid artritis).<br />
17. C12A017 Ilmu Kedokteran Keluarga<br />
3.4 Kegiatan Akademik<br />
3.4.1 Proses pembelajaran<br />
Untuk mencapai tujuan Program Studi Profesi Dokter maka pendidikan dilaksanakan dengan menggunakan<br />
metode pelatihan berdasarkan kompetensi (Competency-based Training), yang meliputi kompetensi klinik dan<br />
manajemen kesehatan masyarakat.<br />
Program Studi Profesi Dokter (PSPD) di FKUP terdiri dari rotasi pada 16 departemen yang dilaksanakan dalam<br />
waktu 3 semester. Setelah tahap ini diselesaikan diharapkan dokter muda telah memiliki kompetensi sebagai<br />
dokter umum. Total beban kredit untuk seluruh tahap pendidikan ini adalah setara dengan 42½ satuan kredit<br />
semester (SKS). Selanjutnya untuk memperkuat kemandirian dokter muda, dilakukan program internship<br />
selama 12 bulan yang di bawah KIDI (Komite Internship Dokter Indonesia).<br />
3.4.2 Proses belajar dilakukan dengan pendekatan:<br />
1. Apprenticeship: Dokter muda belajar untuk mendapat kompetensi dengan cara belajar dan praktik<br />
langsung (magang) di bawah bimbingan preseptor berpengalaman.<br />
2. Supervisor based: Kegiatan akademik dokter muda disupervisi oleh preseptor. Tindakan klinik dokter muda<br />
berada dalam tanggungjawab preseptor. Untuk kegiatan jaga maka supervisor dokter muda adalah peserta
63<br />
Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS)/ residen senior (chief resident) dan dokter penanggungjawab pelayanan<br />
(DPJP) departemen yang bertugas saat itu.<br />
3. Patient based: Proses pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan pasien (kasus-kasus sesuai<br />
SKDI).<br />
4. Community based: Kasus-kasus yang dihadapi adalah kasus yang banyak ditemukan di masyarakat<br />
sesuai SKDI.<br />
5. Problem solving: Pembelajaran dilakukan untuk mendorong kemampuan memecahkan masalah<br />
6. Experiential: Dokter muda mencoba langsung melakukan penanganan pasien<br />
7. Family medicine approach (holistic & comprehensive): penanganan pasien menggunakan pendekatan prinsip<br />
dokter keluarga, yaitu penanganan secara holistik dan komprehensif dengan memerhatikan aspek fisik, psikis,<br />
sosial-ekonomi, dan budaya pasien<br />
8. Bioethics, legal aspect & professionalism: Dokter muda dituntut untuk selalu memerhatikan aspek<br />
bioetik, aspek legal, dan berlaku professional<br />
3.4.3 Lokasi kegiatan akademik:<br />
Selama mengikuti kegiatan akademik para dokter muda melakukan tugas di fasilitas kesehatan, sebagai<br />
berikut:<br />
- Rumah sakit pendidikan utama: RSUP dr Hasan Sadikin (RSHS) Bandung<br />
- RSUD jejaring yang ditentukan oleh FKUP<br />
- Puskesmas jejaring di wilayah kerja Dinas Kesehatan Jawa Barat yang ditentukan oleh FKUP<br />
- Klinik Kedokteran Keluarga jejaring FKUP<br />
Kegiatan akademik dilaksanakan di bawah bimbingan dan supervisi para preseptor dengan tempat kerja berupa:<br />
- poliklinik (rawat jalan)<br />
- ruang perawatan(rawat inap)<br />
- unit gawat darurat<br />
- ruang operasi/tindakan<br />
- ruang administrasi (di Puskesmas, klinik dokter keluarga)<br />
- komunitas (posyandu)<br />
3.4.4 Bentuk kegiatan akademik:<br />
Setara praktikum<br />
Preceptorship: kegiatan akademik berupa tatap muka dengan preceptor selama kurang lebih 120 menit per hari<br />
berupa:<br />
Bed side teaching (BST) atau chair side teaching (CST), atau community side teaching (CoST): merupakan proses<br />
pembelajaran dengan menggunakan pasien yang dilakukan di poliklinik, ruang rawat inap, unit gawat darurat, atau<br />
ruang operasi untuk pemeriksaan pasien dan diskusi yang akan melatih proses berfikir dan keterampilan pemecahan<br />
masalah mahasiswa. Termasuk pembahasan pelayanan kesehatan masyarakat dan keluarga.<br />
a. Setara perkuliahan<br />
- Case report session (CRS)<br />
Merupakan acara ilmiah dokter muda berupa laporan hasil pemeriksaan, rencana penatalaksanaan<br />
pasien, serta analisis kasus yang diperoleh melalui BST, kemudian didiskusikan di bawah bimbingan preseptor.<br />
- Clinical/community science session (CSS)<br />
Merupakan acara ilmiah dokter muda berupa penulisan dan presentasi yang membahas salah satu<br />
topik yang berkaitan dengan masalah pasien pada BST, CST, atau CoST yang kemudian didiskusikan<br />
di bawah bimbingan preseptor.<br />
- Meet the expert<br />
Merupakan forum diskusi ilmiah dokter muda dengan pakar dari masing-masing departemen dan<br />
merupakan kesempatan bagi para dokter muda untuk mendiskusikan hal-hal yang masih belum jelas.<br />
c. Setara kegiatan lapangan<br />
- Penyuluhan<br />
Merupakan kegiatan untuk melatih teknik komunikasi dokter muda dalam program promosi kesehatan<br />
- Penelitian<br />
Merupakan kegiatan untuk melatih dokter muda dalam melakukan penelitian yang dapat dilakukan di<br />
masyarakat, rumah sakit, atau puskesmas<br />
d) Kegiatan lain yang diatur oleh masing-masing departemen.<br />
3.4.5 Tata tertib pelaksanaan kegiatan akademik PSPD<br />
1. Peserta PSPD disebut dokter muda (DM).<br />
2. Pada saat mengikuti kegiatan PSPD dokter muda telah menyelesaikan persyaratan administrasi<br />
yang ditetapkan oleh FKUP.
3. Dalam melaksanakan kegiatan akademik PSPD, dokter muda dibagi ke dalam kelompok-kelompok,<br />
yang akan melakukan rotasi di semua departemen FKUP/RSHS.<br />
Rotasi adalah lama waktu yang dibutuhkan oleh dokter muda untuk menyelesaikan kegiatan<br />
pendidikan profesi di suatu departemen. Jadwal rotasi untuk setiap kelompok ditetapkan oleh<br />
pengelola PSPD.<br />
4. Pembagian kelompok dilakukan secara pengundian dengan memerhatikan pemerataan berdasarkan prestasi<br />
akademik (IPK), jenis kelamin, serta status kemahasiswaan..<br />
5. Ketua kelompok dokter muda adalah mahasiswa yang dipilih oleh anggota kelompoknya,<br />
6. Jadwal rotasi ditentukan dengan mekanisme pengundian yang adil dan tidak boleh diganti. Pengaturan rotasi<br />
setiap kelompok dilaksanakan oleh Sekretariat PSPD FKUP yang dikeluarkan dengan Berita Acara Pembagian<br />
Kelompok dan Jadwal Rotasi yang ditandatangani Ketua PSPD, dengan aturan anggota kelompok tidak<br />
diperbolehkan pindah ke kelompok lain, kecuali dengan alasan yang dapat diterima dan disetujui oleh Ketua PSPD<br />
FKUP,<br />
7. Ketua PSPD FKUP memberikan surat pemberitahuan kepada Kepala Departemen/SMF (cq Koordiantor PSPD<br />
Departemen) sebelum dokter muda mulai mengikuti pendidikan di departemen tersebut.<br />
8. Dokter muda diharuskan melapor kepada Koordinator PSPD Departemen atau yang mewakili, untuk mendapatkan<br />
penjelasan mengenai tata tertib, pedoman kerja (termasuk kegiatan jaga dan aturannya), sistem pendidikan, dan<br />
sistem penilaian di departemen yang bersangkutan.<br />
9. Untuk kegiatan di RSUD/Puskesmas jejaring: Ketua PSPD Departemen/Ketua departemen memberikan surat<br />
pengantar berupa pemberitahuan kepada Direktur RS Jejaring dan Kepala Puskesmas Jejaring sebelum dokter<br />
muda mulai mengikuti pendidikan di RSUD/PKM jejaring tersebut. Surat pengantar ditembuskan ke Ketua PSPD<br />
FKUP.<br />
10. Dokter muda diharuskan melapor kepada Direktur RS Jejaring dan Kepala Puskesmas Jejaring atau yang mewakili<br />
sebelum mengikuti kegiatan pendidikan di tempat tersebut (sambil membawa pengantar dari Dekan FKUP).<br />
11. Tugas dan kewenangan klinis dokter muda PSPD ditentukan oleh masing-masing departemen.<br />
12. Daftar hadir:<br />
Pengisian daftar hadir:<br />
- Dilakukan minimal dua kali, yaitu pada saat datang dan pulang, tepat pada waktunya,<br />
- Dilakukan sendiri, tidak boleh diwakilkan.<br />
- Laporan kehadiran dokter muda dikirimkan oleh koordinator PSPD Departemen kepada sekretariat PSPD FKUP<br />
secara periodik<br />
13. Jam kerja: Senin-Jumat: 07.00–16.00 WIB;<br />
Apabila ada ketentuan lain, ditetapkan oleh masing-masing departemen.<br />
14. Selama mengikuti kegiatan akademik di RSHS/RSUD jejaring/Puskesmas dokter muda harus mengenakan jas<br />
putih panjang dan tanda pengenal PSPD sesuai aturan yang berlaku.<br />
15. Kegiatan jaga<br />
- Jam jaga:<br />
a. Hari kerja: setelah jam kerja s.d. 07.00 WIB hari berikutnya<br />
b. Hari libur : - kelompok pagi: 07.00–19.00 WIB<br />
- kelompok malam: 19.00–07.00 WIB hari berikutnya.<br />
- Jumlah dan frekuensi jaga ditentukan oleh departemen yang bersangkutan dengan ketentuan sebanyakbanyaknya<br />
satu kali dalam satu minggu.<br />
- Jaga ditentukan/diatur oleh kordinator PSPD departemen.<br />
- Selama mengikuti kegiatan jaga di RSHS/RSUD jejaring/Puskesmas dokter muda harus mengenakan seragam<br />
jaga dan tanda pengenal PSPD sesuai aturan yang berlaku.<br />
16. Bila karena suatu sebab dokter muda tidak dapat mengikuti kegiatan PSPD, maka yang bersangkutan harus<br />
menyatakannya dengan surat pemberitahuan resmi dan menyebutkan alasan yang dapat diterima disertai bukti<br />
yang sah. Surat tersebut harus diserahkan kepada Preseptor dan Koordinator PSPD Departemen selambatlambatnyanya<br />
saat dokter muda kembali mengikuti kegiatan, dan surat ditembuskan ke sekretariat PSPD FKUP.<br />
17. Dokter muda yang akan meninggalkan kegiatan akademik selama menjalani kegiatan PSPD di suatu departemen<br />
harus mengajukan surat permohonan dan memperoleh izin dari preseptor yang diketahui oleh Koordinator PSPD<br />
Departemen yang bersangkutan.<br />
18. Pada saat melakukan kegiatan di suatu departemen, dokter muda tidak diperkenankan mengerjakan tugas dari<br />
departemen lain.<br />
19. Dokter muda yang meninggalkan kegiatan akademik departemen melebihi batas waktu kehadiran departemen oleh<br />
karena mendapat tugas dari pimpinan Fakultas diberlakukan ketentuan yang sama dengan dokter muda yang<br />
mengundurkan diri, kecuali ada ketentuan lain dari kepala departemen terkait atau dari pimpinan FKUP.<br />
20. Pengunduran diri dari departemen harus disertai surat pengunduran diri yang bersangkutan dan ditujukan kepada<br />
Wakil Dekan Bidang Akademik dengan tembusan ke Ketua PSPD dan Kepala Departemen terkait. Kegiatan<br />
akademik yang tertunda akan diganti pada akhir rotasi semua departemen yang akan diatur oleh sekretariat PSPD<br />
FKUP.<br />
21. Setiap dokter muda harus senantiasa menjaga nama baik almamater dengan selalu menegakkan disiplin serta<br />
menjunjung tinggi sikap profesionalisme.<br />
64
65<br />
22. Setiap dokter muda diharuskan mematuhi norma akademik, termasuk cara berpakaian dan norma hukum sesuai<br />
dengan Surat Keputusan Dekan No.2114/H6.7/Kep/FK/2010.<br />
23. Setiap dokter muda harus mengikuti aturan dan tata tertib yang berlaku di RSHS, RSUD jejaring, dan PKM jejaring.<br />
24. Setiap dokter muda siap menerima sanksi, apabila melakukan pelanggaran terhadap aturan yang berlaku.<br />
25. Penanganan dokter muda yang selama mengikuti kegiatan akademik PSPD dinyatakan mengalami masalah<br />
gangguan kejiwaan dilakukan di bawah Tim (TPBK) FKUP.<br />
26. Selama belum dinyatakan lulus dokter dan dianggap masih mengikuti kegiatan akademik PSPD, seluruh<br />
mahasiswa PSPD diwajibkan mengikuti aturan registrasi sesuai ketentuan Universitas Padjadjaran.<br />
3.5 Evaluasi keberhasilan<br />
1. Evaluasi keberhasilan mahasiswa dinilai melalui beberapa macam metode penilaian yang dilakukan<br />
selama mengikuti kegiatan akademik PSPD, berupa:<br />
a. Evaluasi selama rotasi di departemen<br />
Kegiatan evaluasi di departemen dilakukan secara berkala dengan menilai kompetensi yang diharapkan melalui:<br />
No Komponen evaluasi Pembobotan<br />
1 Mini Clinical Examination Evaluation (Mini-CEX) 20–25 %<br />
2 Bed Side Teaching (BST) 20–30 %<br />
3 Case Report Session (CRS) 5–10 %<br />
4 Clinical Science Session (CSS) 5–10 %<br />
5<br />
Bentuk ujian lain, bergantung pada kebijakan masing-masing<br />
departemen, seperti:<br />
- Objective Structured Clinical Examination (OSCE)<br />
- Student Oral Case Analysis (SOCA)<br />
20–30%<br />
- Multi disciplinary Examination (MDE)<br />
- Pre-mid-post test, essay<br />
- dan lain – lain.<br />
Total 100 %<br />
b. Waktu dan sifat penilaian :<br />
Penilaian dilakukan secara berkala selama kegiatan akademik PSPD dan pada akhir setiap program di<br />
departemen. Penilaian berkala bersifat penilaian formatif dan dapat digunakan sebagai penilaian sumatif.<br />
Penilaian perilaku profesional dilakukan secara berkala selama mengikuti rotasi departemen dan digunakan<br />
untuk penilaian akhir PSPD<br />
c. Penilaian Perilaku Profesional (Professional Behavior)<br />
Perilaku Profesional meliputi standar perilaku profesi dokter yang<br />
didasari oleh prinsip-prinsip sebagai berikut:<br />
- Kesehatan dan kesejahteraan pasien adalah yang paling utama,<br />
- Pasien memiliki hak untuk memilih,<br />
- Keadilan sosial bagi seluruh pasien.<br />
Selama dokter muda mengikuti PSPD maka penilaian perilaku profesional dilakukan dalam bentuk 360 degree dengan<br />
format yang terstandar. Penilaian perilaku bukan berupa ujian, tetapi merupakan bagian proses pembinaan. Oleh<br />
karena itu sedapat mungkin dilakukan bukan di hari terakhir periode rotasi stase agar dimungkinkan adanya proses<br />
pembinaan. Selain itu, untuk menjamin objektivitas jika memungkinkan sedapat mungkin penilaian dilakukan lebih dari<br />
satu kali, atau lebih dari satu preseptor. Dokter muda bisa dinilai oleh preseptor, dosen lain, tenaga kesehatan lain,<br />
dokter muda lain serta dirinya sendiri.<br />
Atribut perilaku profesional yang diamati adalah aspek-aspek sebagai<br />
berikut:<br />
a. Altruisme (rela berkorban), caring (peduli terhadap sesama), compassion (welas asih)<br />
b. Respect (sikap hormat) dan cultural competence (pemahaman budaya)<br />
c. Honesty (jujur), honor (menjaga martabat), and integrity (teguh memegang prinsip profesional)<br />
d. Excellence & scholarship<br />
e. Dutifulness (memenuhi kewajiban), responsibility (bertanggungjawab)<br />
f. Communication
66<br />
Hasil penilaian dikategorikan atas:<br />
baik<br />
perlu perhatian<br />
perlu perhatian khusus (bila nilai akhir ini bukan bagian dari nilai akademik, tetapi dapat<br />
memengaruhi nilai akhir di departemen (yudisium departemen):<br />
1. Kategori perlu perhatian:<br />
Bila hasil penilaian termasuk kategori ini, dokter muda diberi tugas humanitarian, menambah jaga, menangani<br />
pasien intensif, alternatif lainnya yang bertujuan memperbaiki sikap profesional, bukan tugas yang bersifat<br />
kognitif.<br />
2. Kategori perlu perhatian khusus:<br />
Selain mendapat tugas di atas, dapat dipertimbangkan untuk mendapatkan pengurangan angka nilai<br />
akademik (contoh: nilai akademik A dikurangi menjadi B).<br />
Pada yudisium akhir PSPD di Fakultas, mahasiswa yang masuk kategori Perlu Perhatian Khusus di lebih dari 2<br />
departemen akan memengaruhi kelulusan. Pembinaan lanjutan akan ditentukan dalam rapat PSPD. Oleh karena itu<br />
pada yudisium akhir PSPD departemen harus melaporkan Nilai Akhir Profesionalisme di samping Nilai Akademik.<br />
Penjelasan lebih lanjut mengenai atribut profesional terdapat pada buku log mahasiswa.<br />
2. Syarat mengikuti ujian akhir di departemen:<br />
a. Selama mengikuti kegiatan akademik PSPD memenuhi persyaratan kehadiran yang telah ditentukan,<br />
b. Telah melaksanakan semua tugas dan kewajiban selama program pendidikan berlangsung, termasuk<br />
penilaian berkala dan penilaian perilaku,<br />
c. Telah menyelesaikan kewajiban administrasi (termasuk pengembalian buku dari perpustakaan dan<br />
pembayaran registrasi yang sedang berjalan).<br />
Angka dan Huruf Mutu:<br />
Angka Mutu sesudah pembobotan dijadikan Huruf Mutu dengan menggunakan cara Penilaian Acuan Patokan<br />
(PAP).<br />
Pengumuman hasil ujian departemen dilaksanakan segera setelah menyelesaikan rotasi di suatu departemen<br />
dan dokter muda yang tidak lulus berhak mengikuti ujian ulangan sesuai aturan departemen terkait.<br />
Ujian ulangan ke–1 dilaksanakan di departemen pada minggu terakhir stase yang sedang berjalan, sebelum<br />
yudisium departemen, sedangkan ujian ulangan ke–2 dilaksanakan pada saat spacing/jeda dengan syarat<br />
membawa pengantar dari PSPD dan wajib mengikuti rotasi atau bimbingan selama satu minggu sebelum<br />
ujian ulangan ke–2 dilakukan.<br />
Masa jeda/spacing adalah waktu dokter muda tidak mengikuti kegiatan akademik PSPD di departemen.<br />
Masa ini dapat digunakan untuk mengulang atau memperpanjang masa pendidikan sesuai ketetapan yang<br />
telah ditentukan.<br />
Yudisium<br />
a.. Departemen<br />
Dokter muda yang berhak mengikuti yudisium adalah dokter muda yang telah menyelesaikan seluruh<br />
program pendidikan pada departemen yang bersangkutan serta tidak memperoleh nilai perilaku perlu<br />
perhatian khusus<br />
b. PSPD<br />
Dokter muda yang berhak mengikuti yudisium PSPD adalah mahasiswa PSPD yang telah menyelesaikan<br />
seluruh program pendidikan pada semua departemen serta tidak memperoleh nilai perilaku perlu<br />
perhatian khusus, kemudian dilakukan validasi nilai oleh tim PSPD FKUP.<br />
Yudisium PSPD dilakukan berdasarkan hasil rapat validasi nilai dari departemen-departemen melalui<br />
berita acara yang di tandatangani oleh Ketua PSPD dan wakil dokter muda yang mengikuti yudisium.<br />
Bagi mahasiswa yang telah dinyatakan lulus pada yudisium tersebut, diijinkan untuk mengikuti ujian<br />
komprehensif.<br />
<br />
Keberhasilan dokter muda<br />
Kriteria keberhasilan dokter muda di suatu departemen dinyatakan dengan parameter sebagai berikut:
67<br />
Ujian pertama:<br />
Nilai Akhir Huruf Mutu<br />
Angka<br />
Mutu<br />
Keterangan<br />
80 – 100 A 4,00 Lulus<br />
76 – 79 B++ 3,50 Lulus<br />
72 – 75 B+ 3,25 Lulus<br />
68 – 71 B 3,00 Lulus<br />
56 - 67 C 2,00 Tidak Lulus<br />
44 - 55 D 1,00 Tidak Lulus<br />
< 44 E 0 Tidak Lulus<br />
Ujian ulangan (remedial) hanya diberikan apabila huruf mutu C dan D; untuk huruf mutu E peserta<br />
diwajibkan untuk mengulang penuh kegiatan akademis di departemen tersebut.<br />
Ujian ulangan:<br />
Ujian ulangan NILAI Keterangan<br />
Pertama<br />
Kedua<br />
B<br />
Lulus<br />
< B Tidak Lulus, Ujian Ulangan II<br />
B<br />
< B<br />
Lulus<br />
Tidak Lulus, Mengulang<br />
Penuh<br />
<br />
Perbaikan Huruf Mutu:<br />
Dengan mengingat batas IPK minimal (3,00) dan batas lama studi Program Studi Profesi Dokter, maka<br />
dokter muda diperkenankan mengikuti perbaikan huruf mutu sesuai ketentuan Panitia Yudisium.<br />
Indeks Prestasi Kumulatif (IPK):<br />
IPK Program Studi Profesi Dokter adalah jumlah () perkalian seluruh Angka Mutu dengan jumlah seluruh<br />
beban kredit (SKS) PSPD, dibagi oleh jumlah () kredit (SKS) PSPD.<br />
IPK = (Angka mutu departemen x SKS departemen)<br />
SKS PSPD<br />
Ujian Komprehensif<br />
Setelah lulus pada semua departemen dan dinyatakan lulus pada yudisium ke–1, dokter muda wajib<br />
mengikuti ujian komprehensif.<br />
a. Persyaratan:<br />
- Dinyatakan lulus semua departemen.<br />
- Telah menyelesaikan persyaratan administrasi sesuai aturan Universitas Padjadjaran.<br />
b. Metode ujian<br />
- Ujian tulis MDE dalam bentuk pilihan berganda (MCQ).<br />
- Ujian keterampilan klinik dalam bentuk Objective Structured Clinical Examination (OSCE) bagi<br />
mahasiswa asing.<br />
Jumlah soal<br />
- MCQ: 200 soal dengan perbandingan soal sesuai SKS Departemen.<br />
- OSCE: 12 station yang merupakan perwakilan dari setiap Departemen sesuai kasus pada SKDI.<br />
Kelulusan:<br />
- MCQ: dengan metode modified Angoff oleh perwakilan juri dari semua departemen.<br />
- OSCE: untuk setiap station dengan metode borderline regression; kelulusan OSCE adalah minimal lulus<br />
9 station dengan tidak ada station dengan nilai
68<br />
c. Memiliki IPK minimal 3,00<br />
d. Telah menyelesaikan segala administrasi sesuai peraturan Fakultas Kedokteran/Universitas Padjadjaran<br />
e. Lulus Uji Kompetensi Dokter Indonesia (UKDI) bagi dokter muda Indonesia<br />
Yudisium<br />
Pengumumam hasil pendidikan dokter muda diumumkan pada yudisium ke–2<br />
Yudisium ini wajib dihadiri oleh semua dokter muda peserta PSPD terkait.<br />
Bagi yang tidak menghadiri yudisium ke–2, maka pengumuman hasil pendidikan akan ditangguhkan dan<br />
dilaksanakan pada yudisium periode berikutnya.<br />
3.7 Uji Kompetensi Dpkter Indonesia (UKDI) - exit exam DIKTI<br />
Setelah lulus ujian komprehensif, para dokter muda wajib mengikuti Uji Kompetensi Dokter Indonesia (UKDI),<br />
berupa ujian MDE (MCQ) yang diselenggarakan secara computerised-based test (CBT) dan OSCE yang<br />
diselenggarakan oleh Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia (AIPKI) yang diselenggarakan<br />
serentak secara nasional sesuai periode pelaksanaan UKDI (setiap bulan Februari, Mei, Agustus, dan<br />
Nopember).<br />
Sesuai Surat Edaran Dikti Kemendikbud No. 88/E/DT/2013 UKDI ini merupakan exit exam bagi seluruh<br />
mahasiswa Fakultas Kedokteran di Indonesia.<br />
Persyaratan mengikuti UKDI:<br />
- Lulus yudisium ke–2<br />
- Mendaftarkan diri ke Panitia UKDI dengan melengkapi syarat administrasi sesuai ketentuan Panitia UKDI<br />
(PUKDI)<br />
Sebagai upaya persiapan mengikuti UKDI, tim PSPD FKUP memberikan bimbingan dan try out, baik untuk<br />
MDE maupun OSCE. Para dokter muda yang akan mengikuti UKDI diwajibkan mengikuti kegiatan ini, termasuk<br />
mengikuti try out UKDI (MDE) yang diselenggarakan wilayah 3 AIPKI<br />
a.<br />
Setelah ada pengumuman hasil UKDI, para dokter muda wajib mengikuti yudisium ke-3 (yudisium akhir).<br />
Hasil yudisium:<br />
- Lulus UKDI CBT dan OSCE<br />
- Lulus salah satu UKDI<br />
- Tidak lulus kedua-duanya<br />
Bagi yang belum lulus UKDI, akan mengikuti UKDI ulangan pada periode UKDI berikutnya (peserta re-taker).<br />
Selama menunggu waktu pelaksanaan UKDI berikutnya, peserta re-taker wajib mengikuti bimbingan yang<br />
diadakan oleh Tim Bimbingan Re-taker (di bawah koordinasi Tim PSPD dan Unit Evaluasi Hasil Belajar<br />
Mahasiswa).<br />
3.10. Sumpah Dokter<br />
Bagi mahasiswa Indonesia, yang berhak mengikuti sumpah dokter adalah dokter muda yang sudah lulus UKDI.<br />
Sumpah dokter merupakan prasyarat untuk mendapatkan ijazah (sertifikat kelulusan) dokter sebelum mengikuti<br />
Program internship Dokter Indonesia (PIDI) yang diselenggarakan oleh Komite Internship Dokter Indonesia<br />
(KIDI).<br />
Bagi mahasiswa PSPD asing yang berhak mengikuti sumpah dokter adalah yang sudah mengikuti kegiatan<br />
magang di RSUD dan PKM jejaring dan dinyatakan lulus.<br />
Setelah sumpah dokter, para lulusan akan mengikuti wisuda Universitas Padjadjaran (kelompok profesi) dan<br />
mendapatkan ijazah dokter.<br />
3.8 Lama studi<br />
Lama studi Program Studi Profesi Dokter ditempuh paling cepat selama 3 (tiga) semester dan paling lambat<br />
selama 6 (lenam) semester.<br />
3.9 Pemutusan studi:<br />
Pemutusan studi terhadap dokter muda dilakukan jika:<br />
- melewati batas lama studi (maksimal 6 semester)<br />
- mengundurkan diri<br />
- melakukan pelanggaran etik berat (ditetapkan oleh Komisi Etik FKUP<br />
dan berdasarkan keputuan Rektor Universitas Padjadjaran)<br />
Catatan:
69<br />
Program internship/magang bagi mahasiswa asing<br />
Setelah dinyatakan lulus dari ujian komprehensif, peserta didik PSPD (dokter muda) asing akan mengikuti program<br />
magang di RS dan PKM jejaring yang telah ditentukan FKUP, selama 6 bulan (1 semester).<br />
Kegiatan ini merupakan sarana pelatihan keprofesian berbasis kompetensi pelayanan primer dengan tujuan<br />
meningkatkan kompetensi yang telah dicapai saat mengikuti pendidikan dokter.<br />
Syarat mengikuti magang:<br />
- Lulus ujian komprehensif MDE dan OSCE<br />
- Menyelesaikan urusan administrasi (registrasi, pengembalian buku perpustakaan)<br />
Tata tertib magang:<br />
- Pembagian kelompok, tempat, dan tata tertib magang diatur oleh PSPD.<br />
- Selama magang para dokter muda dibimbing dan disupervisi oleh preseptor di RS/PKM jejaring, sesuai surat tugas<br />
Preseptor RS/PKM jejaring dari Dekan FKUP.<br />
- Selama magang, para peseptor selain bertugas membimbing dan supervisi doter muda, juga bertugas melakukan<br />
penilaian komprehensif dan wajib mengisi buku log.<br />
- Hasil penilaian disampaikan oleh RS/PKM jejaring secara tertulis dan tertutup kepada PSPD FKUP.<br />
- Selesai kegiatan magang, tim PSPD FKUP akan melakukan kegiatan validasi nilai magang.<br />
- Kemudian dilakukan yudisium akhir.<br />
- Bagi yang lulus, dilanjutkan dengan mengikuti sumpah dokter dan wisuda Universitas Padjadjaran.<br />
- Bagi yang tidak lulus, diwajuibkan mengikuti remedial hingga lulus (dengan memperhitungkan masa studi).<br />
4. PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS ( PPDS )<br />
1 Tujuan Pendidikan<br />
Secara garis besar pendidikan dokter spesialis memiliki tujuan umum dalam mendidik peserta PPDS, diharapkan<br />
setiap lulusan PPDS memiliki kompetensi akademik dan profesi, yang mampu menjalankan praktek kedokteran di<br />
bidang spesialisasinya, baik secara mandiri maupun dalam tim, dalam upaya memenuhi kebutuhan yang<br />
diamanatkan dalam sistim pemeliharaan kesehatan.<br />
Secara rinci, tujuan pendidikan umum dan khusus dari setiap program studi dapat dilihat dalam Panduan<br />
Penyelenggaraan Pendidikan Dokter Spesialis dari setiap program studi.<br />
2 Struktur Kurikulum<br />
Yang dimaksud dengan Struktur Kurikulum adalah bagaimana isi kurikulum/ materi pembelajaran diorganisasikan<br />
dan bagaimana jadwal pembelajaran akan dilaksanakan.<br />
Pendidikan dokter spesialis dimulai pada bulan Februari dan bulan Agustus, dimulai dengan Program Pra PPDS<br />
yang diselenggarakan oleh Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran dan R.S Pendidikan Utama. Program ini<br />
merupakan pengayaan yang berisi berbagai informasi mengenai hal-hal yang perlu diketahui, difahami, dan<br />
diikuti oleh peserta PPDS selama mengikuti pendidikan di Fakultas Kedokteran dan di R.S Pendidikan.<br />
World Federation For Medical Education ( WFME ) memberikan definisi mengenai Post Graduate Medical<br />
Education, yaitu suatu fase pendidikan bagi dokter yang dimulai di bawah supervisi/pengawasan menuju praktek<br />
mandiri sebagai seorang spesialis setelah yang bersangkutan menyelesaikan pendidikan dokter umum. Merujuk<br />
kepada definisi tersebut, kompetensi adalah sesuatu hal yang berkembang, pada umumnya kompetensi<br />
berkembang sesuai dengan tahap pembelajaran/pengalaman klinik. Dengan demikian pendidikan dokter<br />
spesialis mempunyai ciri pendidikan yang berjenjang. Sebagai contoh program studi Ilmu Kesehatan Anak<br />
mengenal tingkat yunior, madya dan senior sedangkan program studi Ilmu Bedah mengenal jenjang<br />
pendidikanTahap Bedah Dasar dan Lanjut. Penjenjangan ini sejalan dengan peraturan Konsil Kedokteran<br />
Indonesia ayat 1 pasal 8 yaitu bahwa pemberian sertifikat kompetensi sesuai dengan pencapaian tingkat<br />
kompetensi yang telah dicapai peserta PPDS-I sesuai tingkat pendidikannya.<br />
Struktur kurikulum secara lebih rinci dapat dilihat dalam Pedoman Pendidikan setiap program studi. Setiap<br />
program studi memiliki materi pembelajaran dan struktur kurikulum yang berbeda, sehingga mengakibatkan<br />
adanya perbedaan dalam masa studi terjadwal dari setiap program studi (tabel 1).<br />
3. Materi Pembelajaran<br />
Materi pembelajaran merupakan bidang ilmu, keterampilan, dan perilaku yang harus dipelajari dan dikuasai oleh<br />
peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan.<br />
Materi pembelajaran pada umumnya berupa praktek klinis dan teori yang sesuai, ilmu biomedis dasar, ilmu klinis<br />
dan laboratorium bidang spesialisasi terkait, pengetahuan yang memadai mengenai perilaku, etika kedokteran,<br />
sistim kesehatan yang berlaku, aspek medikolegal dan ilmu sosial lain.<br />
Ilmu biomedis dasar, tergantung kebutuhan dari program studi, dapat berupa anatomi, fisiologi, biokimia,<br />
biofisika, biologi sel dan molekuler, genetika, mikrobiologi, imunologi, farmakologi, patologi, dan sebagainya.
70<br />
Ilmu lain, tergantung dari kebutuhan program studi dapat berupa psikologi medis, sosiologi medis, biostatistik,<br />
epidemiologi, kedokteran masyarakat, dan sebagainya. (secara lengkap dapat dilihat dalam Pedoman<br />
Penyelenggaraan Pendidikan Dokter Spesialis).<br />
4. Masa Studi Terjadwal dari setiap Program Studi<br />
Program Studi<br />
Masa Studi Terjadwal<br />
(semester)<br />
Anestesiologi dan Terapi Intensif 7<br />
Ilmu Bedah 9<br />
Ilmu Bedah Anak 10<br />
Ilmu Bedah Saraf 11<br />
Urologi 10<br />
Ilmu Kedokteran Forensik 6<br />
Ilmu Kedokteran Nuklir 8<br />
Ilmu Kedokteran Jiwa 8<br />
Ilmu Kesehatan Anak 8<br />
Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin 7<br />
Ilmu Kesehatan THT-KL 8<br />
Ilmu Penyakit Dalam 8<br />
Ilmu Kesehatan Mata 8<br />
Neurologi 8<br />
Kardiologi dan Kedokteran Vaskuler 9<br />
Obstetri dan Ginekologi 8<br />
Orthopaedi dan Traumatologi 9<br />
Patologi Anatomi 8<br />
Patologi Klinik 7<br />
Radiologi 7<br />
Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi 8<br />
Batas akhir masa studi (Masa Studi Maksimal) adalah :<br />
n + 1/2 n ( n= lama masa studi terjadwal )<br />
Sebagai contoh, batas akhir masa studi Program Studi Orthopaedi dan Traumatologi adalah :<br />
9 + ½ ( 9 ) = 13 ½ semester<br />
5. Program Studi Pendidikan Dokter Spesialis<br />
1. Program Studi Anestesiologi dan Terapi Intensif<br />
Tahapan Pendidikan<br />
Program Pendidikan Pascasarjana Anestesiologi dibagi dalam dalam tiga tahap pendidikan, dengan masing-masing<br />
tahap mempunyai tujuan pendidikan yang bulat, dan dicapai melalui pengalaman belajar dari isi pendidikan tertentu.<br />
Tahapan pendidikan yang dimaksud bukan merupakan pembagian berdasarkan tahun, melainkan merupakan tahapan<br />
atau pembagian tingkat perilaku yang dicapai.<br />
Tahap I (tahap kualifikasi) selama 2 semester (28 SKS)<br />
Tahap II (tahap pendalaman) selama 3 semester (42 SKS)<br />
Tahap III (tahap akhir) selama 2 semester (32 SKS)<br />
Sehingga jumlah beban seluruhnya 102 SKS + 2 SKS = 104 SKS
71<br />
Tahap I: 2 (dua) semester = 28 SKS<br />
Tahap ini merupakan tahap yang menentukan apakah peserta didik dapat melanjutkan pendidikannya atau drop out.<br />
Oleh karena itu, maka tahap I menjadi sangat penting baik untuk peserta didik maupun untuk pelaksana pendidikan.<br />
Mata kuliah dalam tahap ini harus dapat menjamin, bahwa bila peserta dapat menyelesaikan dengan baik, dipastikan<br />
selanjutnya mendapat mata kuliah dalam tahap I terdiri dari:<br />
MKDU (mata kuliah dasar umum): yaitu mata kuliah yang dirancang untuk memberikan dasar pengetahuan agar<br />
peserta didik menjadi seorang ilmuwan, peneliti, pemikir yang berlandaskan etika kedokteran dan berhubungan<br />
antar manusia yang baik, serta memahami masalah yang berkaitan dengan medikolegal.<br />
MKDK (mata kuliah dasar keahlian): yaitu mata kuliah yang dirancang untuk memberikan pengetahuan dasar<br />
(basic sciences) yang diperlukan untuk Spesialis Anestesiologi, yang melandasi keterampilan yang dipersyaratkan.<br />
Keterampilan dasar yang berlandaskan etik dan hubungan antar manusia, berupa keterampilan dalam<br />
mempertahankan patensi jalan nafas (dengan/tanpa alat), pemberian napas buatan dengan tangan, dan resusitasi<br />
jantung paru, ketiga keterampilan tersebut dikaitkan, dituangkan dalam keterampilan setara ALS, ATLS, ACLS, dan<br />
sebagainya.<br />
Pengelola anestesi untuk pasien dengan Status Fisik I – II (umur 5-60) untuk pembedahan superfisial (termasuk<br />
orthopedi sedang), yang dimulai dari pengelolaan prabedah, selama pembedahan sampai pascabedah, termasuk<br />
pengelolaan cairan, stres, dan nyeri akut sesuai kasus yang ditangani.<br />
Tahap II: 3 (tiga) semester = 42 SKS<br />
Tahap ini merupakan tahap pendalaman yang bertujuan untuk memberikan bekal peserta didik agar akhir tahap<br />
pendalaman mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari profesi<br />
Spesialis Anestesiologi. Pengalaman belajar didapatkan dari Mata Kuliah Keahlian (MKK) yang dijabarkan dalam teori,<br />
pengalaman klinik, dan pengalaman peneliti. Pengalaman klinik meliputi pengelolaan anestesi, pengelolaan penderita<br />
gawat yang memerlukan tindakan pembedahan, pengelolaan penderita gawat yang memerlukan terapi dan perawatan<br />
intensif, pengelolaan nyeri akut dan nyeri kronik, antisipasi dan pengelolaan penyulit yang mungkin timbul.<br />
Semester 3:<br />
Pengetahuan dan keterampilan dalam: anestesi regional, anestesi untuk pembedahan abdominal bawah, abdominal<br />
atas (pada pasien tanpa kelainan endokrin), pembedahan orthopedi besar (tidak termasuk leher, dan tulang<br />
punggung), pembedahan mata, THT, ginekologi, urologi sedang, disertai dengan pengelolaan prabedah, dan<br />
pascabedah, pengelolaan nyeri, dan penyulit yang mungkin timbul. Kesemuanya diaplikasikan baik pada pembedahan<br />
terencana, maupun darurat.<br />
Semester 4:<br />
Pengetahuan dan keterampilan dalam: anestesi untuk bedah anak (tidak termasuk bedah saraf pusat), anestesi pada<br />
penderita dengan penyakit endokrin (DM dan tiroid), pembedahan kepala-leher (tidak termasuk bedah saraf),<br />
pembedahan ginekologi, urologi besar, baik untuk tindakan terencana maupun darurat. Kesemuanya disertai dengan<br />
pengelolaan pra dan pascabedah. Aplikasi pemberian nutrisi enteral, dan parenteral (termasuk pemasangan CVP).<br />
Pengalaman dasar-dasar penanganan intensif (Tahap I).<br />
Semester 5:<br />
Pengetahuan dan keterampilan dalam: pengelolaan anestesi bedah paru, bedah saraf perifer, penanganan intensif<br />
tahap II (pengelolaan nafas buatan dengan berbagai mesin, nutrisi, pengelolaan gagal ginjal akut, pengelolaan trauma<br />
ganda, sepsis, dll).<br />
Tahap III: 2 (dua) semester = 32 SKS<br />
Tahap ini merupakan tahap pemantapan dengan rumusan perilaku yang diharapkan selain kemampuan medik, juga<br />
berupa kemampuan nonmedik dengan melaksanakan tugas-tugas manajerial sebagai chief resident, melakukan tugas<br />
pengaturan ketenagaan peserta PPDS I (dengan bimbingan KPS/SPS), tugas sebagai pembimbing (membimbing<br />
residen yang lebih muda, mahasiswa, dan paramedik), serta konsultasi.<br />
Semester 6 & 7:<br />
Pengetahuan dan keterampilan penanganan ICU (tahap III), bedah saraf (trauma kepala), pengetahuan dan<br />
kesempatan mengikuti bedah jantung, serta penyelesaian yang telah dimulai pada akhir semester 5.<br />
Tahap ini diakhiri dengan ujian profesi dengan menyertakan penguji dari pusat pendidikan yang lain.
72<br />
2. Program Studi Ilmu Bedah<br />
a. Struktur Mata Kuliah<br />
1. Bed Side Teaching (Clinical Problem Based Learning):<br />
Proses pembelajaran klinik yang dilakukan oleh peserta didik ketika melakukan perawatan pasien-pasien di<br />
bangsal bedah, poliklinik, maupun instalasi gawat darurat di bawah supervisi langsung staf pengajar. Staf<br />
pengajar melakukan observasi langsung kinerja pemeriksaan klinik bedah peserta didik, kemudian memberikan<br />
umpan balik, dan mendemonstrasikan berbagai ketrampilan klinik yang dianggap masih memerlukan koreksi atau<br />
perbaikan. Setelah sesi di bangsal selesai, dilakukan diskusi kasus yang dikelola dengan metode “ Problem based<br />
learning”.<br />
2. Referat:<br />
Penulisan dan penyajian suatu subtopik dari suatu modul belajar oleh peserta didik di bawah panduan seorang<br />
fasilitator/tutor. Referat disusun sebagai karya tulis ilmiah yang dicetak dan dipresentasikan di hadapan<br />
pembimbing, penelaah, serta peserta didik lainnya. Presentasi dilakukan melalui sarana multi media yang terdiri<br />
dari maksimum 20 menit presentasi dan 15 menit diskusi.<br />
3. Laporan kasus-kasus:<br />
Dilaksanakan dalam bentuk :<br />
a. Laporan Jaga: Dilakukan diskusi pengelolaan perioperatif dan intra-operatif atas laporan kasus pasien-pasien<br />
gawat darurat. Dilakukan setiap hari Senin, Rabu, dan Jum’at dengan waktu dari jam 07.00 – 08.00 pagi.<br />
b. Laporan kasus-kasus elektif: Dilakukan diskusi pengelolaan perioperatif atas laporan pasien-pasien yang<br />
dirawat di bangsal bedah. Waktu pelaksanaan diatur oleh masing-masing divisi.<br />
4. Presentasi kasus:<br />
Penyajian dan pembahasan suatu kasus yang terdapat permasalahan kompleks atau yang jarang dijumpai. Kasus<br />
disajikan dalam bentuk naskah tertulis yang dicetak dan presentasi oral di hadapan pembimbing, penelaah, serta<br />
peserta didik lainnya.<br />
5. Kuliah Mini (Meet the expert):<br />
Dilaksanakan selama 50 menit, yang terdiri dari kuliah didaktik (maksimum 30 menit) oleh narasumber/staf<br />
pengajar dan dilanjutkan dengan diskusi kelas selama 20 menit.<br />
6. Telaah kritis jurnal (Journal Club):<br />
Peserta didik melaksanakan telaah kritis atas satu topik artikel orisinal (bukan suatu artikel review, case report,<br />
dan editorial) dari jurnal internasional maupun nasional yang ditetapkan oleh staf pendidik di divisi tempat peserta<br />
didik melaksanakan stasenya. Hasil telaah kritis tersebut disajikan dalam bentuk presentasi oral di forum<br />
departemen. Jadwal Kegiatan ini adalah : setiap hari Jum’at pada jam 14.00 – 15.00.<br />
7. Diskusi kelompok, forum diskusi, dan tutorial:<br />
Di bawah fasilitasi seorang tutor yaitu staf pendidik, peserta didik mengajukan suatu topik diskusi dalam disiplin<br />
ilmu bedah dasar ataupun lanjut dan contoh kasusnya, kemudian dibahas secara paripurna. Kegiatan ini berupa<br />
kegiatan Forum Diskusi Biologi molekuler setiapo hari Jum’at dari jam 13.00 – 14.00 dan kegiatan diskusi di<br />
masing-masing divisi.<br />
8. Ronde / visite besar:<br />
Dilakukan ronde visitasi pasien-pasien yang dirawat di bangsal bedah, instalasi perawatan intensif, dan gawat<br />
darurat oleh para staf pengajar untuk melakukan perawatan perioperatif berdasarkan laporan presentasi oleh<br />
peserta didik dan pemeriksaan langsung oleh staf tersebut. Proses bed side teaching dapat juga dilakukan<br />
seiring dengan kegiatan tersebut.<br />
9. Pelatihan ketrampilan klinik bedah:<br />
Pelatihan ketrampilan klinik dan prosedur bedah dasar dilakukan dengan prinsip “ pelatihan berbasis kompetensi”<br />
yaitu pola belajar tuntas, humanistik, pendekatan “adult learning principles”. Pendekatan ini dilakukan tahapantahapan<br />
sebagai berikut: akuisisi ketrampilan melalui presentasi kuliah instruktur, demonstrasi oleh instruktur pada<br />
alat bantu belajar/ standardized patient (SP) /hewan hidup atau organ hewan, kemudian proses pendampingan<br />
coaching ketika peserta melakukannya pada alat bantu belajar/SP, di laboratorium ketrampilan klinik, dan diakhiri<br />
oleh pelatihan dengan supervisi maupun mandiri pada pasien-pasien di rumah sakit.<br />
10. Pelaksanaan modul-modul belajar:
73<br />
Setiap divisi memiliki koordinator pendidikan yang sekaligus bertugas untuk mengelola pelaksanaan modul belajar<br />
berbagai teknik operasi yang telah ditetapkan oleh kolegium. Selain itu, ditetapkan pula staf pengajar yang akan<br />
membimbing dan mendidik para peserta didik berdasarkan tingkat / jenjang peserta.<br />
1. Proses pembelajaran dilaksanakan melalui metode:<br />
a. small group discussion<br />
b. peer assisted learning (PAL)<br />
c. bedside teaching<br />
d. task-based medical education<br />
2. Peserta didik paling tidak sudah harus mempelajari:<br />
a. bahan acuan (references)<br />
b. ilmu dasar yang berkaitan dengan topik pembelajaran<br />
c. ilmu klinis dasar<br />
3. Penuntun belajar (learning guide) berupa daftar tilik langkah-langkah<br />
prosedur yang dipresentasikan dalam bentuk teknik operasi.<br />
4. Tempat belajar (training setting): bangsal bedah, kamar operasi, bangsal perawatan pasca operasi.<br />
11. Praktek kerja:<br />
Peserta didik melakukan praktek pelayanan bedah di bawah supervisi staf pengajar berupa kegiatan:<br />
a. Pelayanan di poliklinik.<br />
b. Pelayanan di instalasi gawat darurat rumah sakit: Jaga Malam dan stase di Instalasi Gawat Darurat RS<br />
dr Hasan Sadikin Bandung.<br />
c. Pelayanan bedah di ruang instalasi bedah.<br />
d. Perawatan perioperatif di ruang perawatan (bangsal).<br />
A. Struktur Mata Kuliah<br />
Masa studi program pendidikan adalah 9 semester dengan masa studi maksimal adalah 14 semester. Pendidikan<br />
dilaksanakan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:<br />
B<br />
E<br />
D<br />
KURIKULUM SEMESTER KURSUS UJIAN<br />
Bedah Digestif 2<br />
bulan<br />
Bedah Onkologi 2<br />
bulan<br />
Bedah Orthopedi 2<br />
bulan<br />
1 • Pra Bedah Dasar (12<br />
minggu)<br />
• BSSC<br />
• LLL ESPEN<br />
• Peri-Operatif<br />
• Wound and Stoma<br />
Care<br />
Ilmu<br />
Dasar<br />
Bedah<br />
A<br />
H<br />
D<br />
A<br />
S<br />
A<br />
R<br />
Bedah Urologi 2<br />
bulan<br />
Bedah Anak 2<br />
bulan<br />
Bedah Plastik 2<br />
bulan<br />
Bedah saraf 2<br />
bulan<br />
Bedah Vaskular 1<br />
bulan<br />
Bedah Toraks 1<br />
bulan<br />
Emergensi 1 bulan<br />
ICU 1 bulan<br />
2 • USG (FAST)<br />
3 OSCE
74<br />
Bedah Onkologi 2<br />
bulan<br />
4 • DSTC<br />
Bedah Digestif 2<br />
bulan<br />
Bedah Plastik 2<br />
bulan<br />
RS. Dr. Slamet<br />
Garut<br />
Bedah Anak 2<br />
bulan<br />
5<br />
Bedah Orthopedi 1<br />
bulan<br />
Bedah Urologi 1<br />
bulan<br />
B<br />
Emergensi 2 bulan<br />
E<br />
Bedah Onkologi 2<br />
bulan<br />
6<br />
D<br />
A<br />
Bedah Digestif 2<br />
bulan<br />
H<br />
Bedah Toraks 1<br />
bulan<br />
L<br />
Bedah Vaskular 1<br />
bulan<br />
A<br />
N<br />
J<br />
Bedah Onkologi 2<br />
bulan<br />
Bedah Digestif 2<br />
bulan<br />
7 • BSSC II:<br />
Laparoskopi<br />
• Endoskopi<br />
Ujian<br />
Kognitif<br />
U<br />
T<br />
Bedah Vaskular 2<br />
bulan<br />
Bedah Orthopedi 1<br />
bulan<br />
8<br />
Bedah Toraks 1<br />
bulan<br />
Bedah Saraf 2<br />
bulan<br />
Dinas Luar RS<br />
Satelit:<br />
RSPAD Jakarta (3<br />
bulan)<br />
RS. Dr. Slamet<br />
Garut (1 bulan),<br />
dan<br />
9<br />
• TESIS<br />
• Ujian<br />
Profesi<br />
Lokal<br />
• Ujian<br />
Profesi<br />
Nasion<br />
al
75<br />
RSUD Cibabat/ RS<br />
Dustira/ RSUD<br />
Tasikmalaya (1<br />
bulan)<br />
Tesis<br />
Keterangan:<br />
BSSC : Basic Surgical Skill Courses<br />
OSCE : Objective Skill Clinical Examination<br />
FAST : Focus Abdominal Sonography for Trauma<br />
LLL ESPEN : Long Life Learning ESPEN<br />
DSTC : Definitive Surgery for Trauma Care<br />
Tujuan pembelajaran umum pada setiap tahapan pendidikan :<br />
No.<br />
Tahapan pendidikan<br />
1. Kursus Pra Bedah Dasar<br />
Setelah mengikuti kursus, peserta didik akan mampu :<br />
1. Menjelaskan ilmu-ilmu kedokteran dasar yang<br />
relevan dengan ilmu bedah, ilmu bedah dasar, dan<br />
melakukan ketrampilan klinik dasar bedah dengan<br />
benar.<br />
2. Menjelaskan ilmu-ilmu dasar yang relevan dengan<br />
praktik ilmu bedah.<br />
3. Menyusun proposal penelitian dalam bidang ilmu<br />
bedah<br />
4. Melakukan ketrampilan klinik dasar bedah<br />
2. Bedah Dasar<br />
Setelah melaksanakan tahap bedah dasar, peserta didik<br />
akan mampu:<br />
1. Menerapkan dasar-dasar dan prinsip ilmu bedah<br />
emergensi dan trauma.<br />
2. Menjelaskan pengetahuan dasar di dalam bidang<br />
ilmu bedah digestif, orthopaedi, onkologi, kepala<br />
dan leher, urologi, bedah plastik dan rekonstruksi,<br />
bedah anak, kardiothoraks, vaskular, bedah saraf,<br />
serta perawatan intensif bedah.<br />
3. Melakukan perawatan perioperatif pasien-pasien<br />
bedah sesuai dengan prinsip “total care”.<br />
4. Melakukan ketrampilan prosedur bedah dasar di<br />
bidang ilmu bedah digestif, orthopaedi, onkologi,<br />
kepala dan leher, urologi, bedah plastik dan<br />
rekonstruksi, bedah anak, kardiothoraks, vaskular,<br />
bedah saraf, serta perawatan intensif bedah.<br />
5. Melakukan penelitian klinik dan mempublikasikan 2<br />
karya ilmiah.<br />
Level<br />
Kompete<br />
nsi<br />
(K2, P4)<br />
(K2)<br />
(K3)<br />
(P4)<br />
(K3)<br />
(K2)<br />
(K3, P5)<br />
(P5)<br />
(K4)<br />
3. Bedah lanjut<br />
Setelah melaksanakan tahap bedah lanjut, peserta didik<br />
akan mampu:<br />
1. Menerapkan pengetahuan bedah lanjut di dalam<br />
bidang ilmu bedah digestif, orthopaedi, onkologi,<br />
kepala dan leher, urologi, bedah plastik dan<br />
(K3)
76<br />
rekonstruksi, bedah anak, kardiothoraks, vaskular,<br />
bedah saraf, serta traumatologi.<br />
2. Melakukan perawatan perioperatif pasien-pasien<br />
bedah sesuai dengan prinsip “total care”.<br />
3. Melakukan ketrampilan prosedur bedah lanjut di<br />
bidang ilmu bedah digestif, orthopaedi, onkologi,<br />
kepala dan leher, urologi, bedah plastik dan<br />
rekonstruksi, bedah anak, kardiothoraks, vaskular,<br />
bedah saraf, serta traumatologi dan perawatan<br />
intensif bedah.<br />
4. Melakukan perawatan perioperatif dan<br />
melaksanakan prosedur pembedahan secara<br />
mandiri di rumah sakit jejaring pendidikan.<br />
5. Menyusun thesis dan mempublikasikan hasil<br />
penelitiannya.<br />
(K3, P5)<br />
(P5)<br />
(K4, P5)<br />
Struktur Mata Kuliah berdasarkan sistem kredit semester (sks).<br />
SEMESTER<br />
Mata Kuliah<br />
Courses<br />
Tahap Pendidikan Bedah Dasar:<br />
Basic Surgical Training Phase:<br />
SKS<br />
SC<br />
SEMESTER<br />
I<br />
Pendidikan Pra Bedah Dasar: Ilmu Dasar Umum,<br />
Ilmu Kedokteran Dasar, Ilmu Bedah Dasar dan<br />
Keterampilan Dasar Bedah Umum 13.04<br />
Basic Surgical Training Phase:Basic Sciences,Basic<br />
Medical Sciences,Basic Surgical Sciences and<br />
Skills of General Surgery<br />
Pengetahuan dan Keterampilan Dasar Bedah<br />
Digestif I 5.73<br />
Basic Knowledge and Skills of Digestive Surgery I<br />
Pengetahuan dan Keterampilan Dasar Bedah<br />
Onkologi I 5.73<br />
Basic Knowledge and Skills of Surgical Oncology I<br />
Pengetahuan dan Keterampilan Dasar Bedah Anak<br />
I 5.73<br />
Basic Knowledge and Skills of Pediatric Surgery I<br />
SEMESTER<br />
II Pengetahuan dan Keterampilan Dasar Urologi I 5.73<br />
Basic Knowledge and Skills of Urology I
77<br />
SEMESTER<br />
Mata Kuliah<br />
SKS<br />
Courses<br />
SC<br />
Pengetahuan dan Keterampilan Dasar Bedah<br />
Plastik dan Rekontruksi I 5.73<br />
Basic Knowledge and Skills of Plastic and<br />
Reconstructive Surgery I<br />
Pengetahuan dan Keterampilan Dasar Bedah<br />
Emergensi I 5.73<br />
Basic Knowledge and Skills of Emergency Surgery<br />
I<br />
SEMESTER<br />
III Pengetahuan dan Keterampilan Dasar Orthopaedi I 5.73<br />
Basic Knowledge and Skills of Orthopaedics I<br />
Pengetahuan dan Keterampilan Dasar Bedah Saraf<br />
I 2.86<br />
Basic Knowledge and Skills of Neuro Surgery I<br />
Pengetahuan dan Keterampilan Dasar Bedah<br />
Thoraks I 2.86<br />
Basic Knowledge and Skills of Cardiothoracic<br />
Surgery I<br />
Pengetahuan dan Keterampilan Dasar Bedah<br />
Vaskular I 2.86<br />
Basic Knowledge and Skills of Vascular Surgery I<br />
Pengetahuan dan Keterampilan Dasar Perawatan<br />
Intensif 2.86<br />
Basic Knowledge and Skills of Intensive Care<br />
Tahap Pendidikan Bedah Lanjut<br />
Advance Surgical Knowledge and Skills<br />
SEMESTER<br />
IV<br />
Pengetahuan dan Keterampilan Lanjut Bedah<br />
Onkologi II 5.73<br />
Advanced Knowledge and Skills of Surgical<br />
Oncology II<br />
Pengetahuan dan Keterampilan Lanjut Bedah<br />
Digestif II 5.73<br />
Advanced Knowledge and Skills of Digestive<br />
Surgery II<br />
Pengetahuan dan Keterampilan Lanjut Bedah<br />
Plastik dan Rekontruksi II 5.73
78<br />
SEMESTER<br />
Mata Kuliah<br />
Courses<br />
Advanced Knowledge and Skills of Plastic and<br />
Reconstructive Surgery II<br />
SKS<br />
SC<br />
SEMESTER<br />
V<br />
Pengetahuan dan Keterampilan Lanjut Bedah Anak<br />
II 5.73<br />
Advanced Knowledge and Skills of Pediatric<br />
Surgery II<br />
Pengetahuan dan Keterampilan Lanjut Bedah<br />
Emergensi II 5.73<br />
Advanced Knowledge and Skills of Emergency<br />
Surgery II<br />
Pengetahuan dan Keterampilan Lanjut Urologi II 2.86<br />
Advanced Knowledge and Skills of Urology II<br />
SEMESTER<br />
VI<br />
Pengetahuan dan Keterampilan Lanjut Bedah<br />
Onkologi III 5.73<br />
Advanced Knowledge and Skills of Surgical<br />
Oncology III<br />
Pengetahuan dan Keterampilan Lanjut Bedah<br />
Digestif III 5.73<br />
Advanced Knowledge and Skills of Digestive<br />
Surgery III<br />
Pengetahuan dan Keterampilan Lanjut Bedah<br />
Thoraks II 2.86<br />
Advanced Knowledge and Skills of Cardiothoracic<br />
Surgery II<br />
Pengetahuan dan Keterampilan Lanjut Bedah<br />
Vaskular II 2.86<br />
Advanced Knowledge and Skills of Vascular<br />
Surgery II<br />
SEMESTER<br />
VII<br />
Pengetahuan dan Keterampilan Lanjut Orthopaedi<br />
II 2.86<br />
Advanced Knowledge and Skills of Orthopaedics II<br />
Pengetahuan dan Keterampilan Lanjut Bedah<br />
Onkologi IV 5.73<br />
Advanced Knowledge and Skills of Surgical<br />
Oncology IV
79<br />
SEMESTER<br />
Mata Kuliah<br />
SKS<br />
Courses<br />
SC<br />
Pengetahuan dan Keterampilan Lanjut Bedah<br />
Digestif IV 2.86<br />
Advanced Knowledge and Skills of Digestive<br />
Surgery IV<br />
Pengetahuan dan Keterampilan Lanjut Bedah<br />
Thoraks III 2.86<br />
Advanced Knowledge and Skills of Cardiothoracic<br />
Surgery III<br />
Pengetahuan dan Keterampilan Lanjut Bedah<br />
Vaskular III 2.86<br />
Advanced Knowledge and Skills of Vascular<br />
Surgery II<br />
SEMESTER<br />
VIII<br />
Pengetahuan dan Keterampilan Lanjut Bedah Saraf<br />
II 5.06<br />
Advanced Knowledge and Skills of Neuro Surgery<br />
II<br />
Keterampilan Manajerial dan Profesional Di RS<br />
Satelit:<br />
Managerial and Professional Skills at<br />
Networking Hospitals<br />
Rumah Sakit Angkatan Darat Gatot Subroto Jakarta 7.60<br />
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Slamet Garut 2.53<br />
Rumah Sakit Cibabat Cimahi/Dustira/Tasikmalaya 3.19<br />
SEMESTER<br />
IX Tesis 6.39<br />
Thesis<br />
TOTAL 155<br />
Keterangan :<br />
Dasar penghitungan SKS ditetapkan oleh FK UNPAD dengan pedoman sebagai berikut :<br />
1. Satu semester : setara dengan 16 – 19 minggu kerja<br />
2. Satu SKS untuk peserta didik adalah:<br />
a. 50 menit/minggu : perkuliahan/ tatap muka<br />
b. 60 menit /minggu : kegiatan tugas terstruktur dan tidak terjadwal<br />
c. 60 menit/minggu : kegiatan akademik peserta didik secara mandiri<br />
3. Satu SKS kegiatan praktikum di laboratorium : 2-3 jam/minggu di laboratorium<br />
4. Satu SKS kerja lapangan : 4 – 6 jam tugas di lapangan atau sejenisnya<br />
5. Satu SKS penyusunan tesis : 3-4 jam /hari selama 25 hari kerja.
80<br />
B. Evaluasi Hasil Belajar<br />
Penilaian terhadap pencapaian kompetensi peserta didik yang sesuai dengan kurikulum adalah bagian dari<br />
proses kualifikasi. Kualifikasi ini membutuhkan berbagai metode dan instrumen evaluasi secara berkala (ujian<br />
formatif) dan evaluasi akhir (ujian sumatif). Ruang lingkup penilaian akan meliputi aspek kognitif, psikomotor, dan<br />
afektif (sikap dan prilaku profesional ). Penilaian berkala dilakukan secara kontinyu pada jenjang Pra Bedah<br />
Dasar, Stase Bedah Dasar, dan Bedah Lanjut. Sesuai dengan panduan kurikulum Kolegium Bedah Indonesia,<br />
maka di setiap jenjang pendidikan dilaksanakan ujian nasional.<br />
Kualifikasi<br />
1. Kualifikasi yang dimaksud pada pedoman ini adalah adalah proses penilaian dan penetapan seorang peserta<br />
didik di dalam pencapaian kompetensi standar yang telah ditetapkan oleh Kolegium Bedah Indonesia dan<br />
PPDS-1 Bedah Umum FK UNPAD/RS dr Hasan Sadikin Bandung.<br />
2. Tujuan kualifikasi adalah untuk menentukan apakah peserta mampu melanjutkan pendidikan pada program<br />
studi yang dipilih. Bila peserta tidak lulus kualifikasi, peserta dikembalikan ke TKP-PPDS-I untuk disalurkan ke<br />
program studi pilihan II sesuai dengan persyaratan.<br />
3. Isi atau materi proses kualifikasi adalah pemahaman dan penerapan teori ilmu bedah umum, ketrampilan<br />
melakukan prosedur klinik dan pembedahan, dan prilaku professional di dalam melaksanakan tugas<br />
perawatan pada pasien, tugas-tugas akademik PPDS-1, dan bekerja sama di dalam tim personil perawatan<br />
bedah .<br />
4. Kualifikasi dilaksanakan melalui metode ujian dan penilaian secara berkala dan kontinyu.<br />
5. Metode Evaluasi dan ujian pada saat stase:<br />
a. Ujian kognitif tertulis: Ujian tulis kasus secara essay, dan ujian pilihan berganda dengan prinsip<br />
“vignette”<br />
b. Ujian ketrampilan psikomotor:<br />
i. Ujian Mini CEX: ujian kompetensi pemeriksaan klinik<br />
ii. Ujian DOP (Direct Observation of Procedure/s) dan Modul Operasi<br />
c. Evaluasi kegiatan akademik stase :<br />
i. Referat<br />
ii. Telaah kritis jurnal<br />
iii. Presentasi kasus<br />
iv. Seminar dan diskusi kelompok<br />
d. Evaluasi kegiatan perawatan perioperatif :<br />
i. Ronde /Visite Besar<br />
ii. Hubungan interpersonal dan komunikasi efektif<br />
iii. Kerja sama tim<br />
iv. Tanggung jawab dan kehadiran<br />
e. Buku Log:<br />
f. Portfolio setiap peserta didik<br />
6. Kualifikasi dilaksanakan oleh KPS bersama tim penerimaan dan dibentuk dengan SK Departemen yang terdiri<br />
dari staf pengajar.<br />
7. Penilaian berkala bertujuan untuk menentukan apakah peserta mampu meneruskan ke tahap pendidikan<br />
berikutnya dan dilakukan setiap bulan berupa kegiatan judisium.<br />
8. Dalam hal peserta didik yang tidak lulus pada tahapan stase, maka diberikan kesempatan untuk proses<br />
remediasi melalui pengulangan stase maksimal tidak lebih dari 2 kali pengulangan stase. Apabila hal ini<br />
terjadi maka KPS akan membentuk tim khusus dan konseling untuk melakukan penilaian ulang secara<br />
komprehensif perihal potensi dan kemampuan profesionalnya, serta dilakukan ujian ulangan, Proses ini<br />
dilaksanakan maksimal selama 3 bulan.<br />
9. Apabila peserta dinyatakan oleh tim khusus dan konseling tidak mampu melanjutkan pendidikan, maka tim<br />
akan merekomendasikan untuk mengajukan permohonan pengunduran diri, atau dinyatakan putus sudi (drop<br />
out). Dalam hal peserta dikeluarkan karena masalah etika dan moral, yang bersangkutan diusulkan tidak<br />
dapat diterima sebagai peserta pada program studi yang sama di Fakultas Kedokteran lain.<br />
C. Pedoman Ujian
81<br />
Bahan ujian<br />
Sebagian besar (>80%) bahan ujian berasal dari textbook wajib, semua materi perkuliahan, seminar, diskusi, dan<br />
pelatihan yang telah diberikan kepada peserta didik.<br />
Buku wajib:<br />
1. Norton J.A., Barie P.S., Bollinger R.RR., Chang A.E., Lowry S.F. (Eds), Surgery – Basic Science & Clinical<br />
Evidence, Second Edition, Springer Verlag: 2007.<br />
2. Brunicardi F.C., (Ed), Schwartz’s: Principles of Surgery, Ninth Edition, Mc Graw-Hill Co: 2010.<br />
3. Way W.L., Current diagnosis and treatment surgery, 13th Edition, Mc Graw-Hill Co.: 2011.<br />
Saat pelaksanaan ujian<br />
Ujian dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan jenjang pendidikan.<br />
1. Ujian Ilmu Dasar lokal : dilaksanakan pada akhir Perkuliahan Bedah Dasar<br />
2. Ujian Ilmu Dasar Nasional : dilaksanakan pada akhir Perkuliahan Bedah Dasar<br />
3. Ujian akhir sirkulasi/posting/stase: dilaksanakan pada tiap akhir sirkulasi/posting/stase<br />
4. Ujian Bedah Dasar Nasional (OSCE): dilaksanakan pada akhir Tahap Bedah Dasar (awal Semester IV)<br />
5. Ujian Kognitif Nasional: dilaksanakan pada masa posting Tahap Bedah Lanjut awal semester V.<br />
6. Ujian Profesi Nasional: dilaksanakan pada akhir Pendidikan<br />
Ad. 2,4,5,6 diselenggarakan / dikoordinir oleh Kolegium Ilmu Bedah Indonesia<br />
Ujian Nasional<br />
1. Ujian Ilmu Dasar Nasional<br />
1. Pelaksanaan<br />
Diadakan 2 x dalam setahun, setiap bulan Januari dan Juli<br />
2. Persyaratan :<br />
1. Telah menyelesaikan Perkuliahan Tahap Bedah Dasar<br />
2. Telah lulus Ujian Ilmu Dasar (Lokal)<br />
3. Menyerahkan buku catatan kegiatan yang telah diperiksa dan ditanda tangani oleh KPS<br />
4. Telah melunasi iuran angota muda IKABI<br />
3. Bentuk ujian<br />
Ujian tulis dengan bentuk soal pilihan ganda<br />
4. Tempat ujian<br />
Diselenggarakan bersama-sama secara terpusat pada pertemuan ilmiah tahunan IKABI setiap bulan Juli dan<br />
di senter pendidikan setiap bulan Januari.<br />
5. Hasil ujian<br />
Diumumkan paling lambat 1 bulan setelah ujian dilaksanakan. Peserta yang tidak lulus dapat mengulang.<br />
2. Ujian Bedah Dasar Nasional ( OSCE )<br />
1. Pelaksanaan<br />
Diadakan 2 x dalam setahun, setiap bulan Juni dan Nopember<br />
2. Persyaratan<br />
a) Telah menyelesaikan 2 karya ilmiah (1 penelitian retrospektif deskriptif, 1 referat / 1 laporan kasus)<br />
b) Telah lulus Ujian Ilmu Dasar Nasional<br />
c) Menyerahkan buku catatan kegiatan yang telah diperiksa dan ditanda tangani oleh KPS<br />
d) Telah melunasi iuran angota muda IKABI<br />
3. Bentuk ujian<br />
Ujian praktek dalam melakukan asessment klinis terhadap penderita/ penderita simulasi. Penilaian dilakukan<br />
oleh seorang asessor yang dilengkapi dengan lembar jawaban yang dibuat secara terstruktur<br />
4. Tempat ujian<br />
Diselenggarakan secara regional ( peserta didik berasal dari beberapa senter pendidikan ), dan dikoordinir oleh<br />
Kolegium Ilmu Bedah Indonesia<br />
5. Hasil ujian
82<br />
Diumumkan paling lambat 1 bulan setelah ujian dilaksanakan. Peserta yang tidak lulus dapat mengulang,<br />
ditempat yang sama atau di regional yang lain.<br />
3. Ujian Kognitif Ilmu Bedah Nasional<br />
a. Pelaksanaan<br />
Diadakan 2 x dalam setahun, setiap bulan Januari dan Juli<br />
b. Persyaratan<br />
1. Telah menyelesaikan semua posting Tahap Bedah Lanjut<br />
2. Menyerahkan buku catatan kegiatan yang telah diperiksa dan ditanda tangani oleh KPS<br />
3. Telah menyelesaikan 2 karya ilmiah (minimal 1 referat nasional )<br />
4. Telah melunasi iuran angota muda IKABI<br />
c. Bentuk ujian<br />
Ujian tulis dengan bentuk soal pilihan ganda dan esai<br />
d. Soal ujian<br />
Pembagian persentasi soal-soal ujian pilihan ganda :<br />
- Bedah Digestif 25% (30%)<br />
- Bedah HNB Onkologi 15% (25%)<br />
- Bedah Ortopaedi 15% (15%)<br />
- Bedah Thoraks kardiovaskuler 10% (10%)<br />
- Bedah Urologi 10% (5%)<br />
- Bedah Anak 10% (5%)<br />
- Bedah Plastik Rekonstruksi 10% (5%)<br />
- Bedah Syaraf 5% (5%)<br />
Soal esai sebanyak dua soal : Kasus Bedah Digestif dan Onkologi, Kepala dan leher<br />
e. Tempat ujian<br />
Diselenggarakan oleh Kolegium Ilmu Bedah Indonesia bersama-sama secara Nasional pada waktu yang<br />
bersamaan di BITDEC Bali untuk wilayah Timur ( Semarang, Jogja, Solo, Surabaya, Malang,Bali, Makasar,<br />
Manado, Banjarmasin dan samarinda), dan Bapelkes Batam untuk wilayah Barat (Aceh, Medan, Padang,<br />
Palembang, Bandung, Jakarta ) pada bulan Januari dan Juli. Dengan catatan; di masa yang akan datang, akan<br />
dihadiri oleh “external examiner” dari kawasan Negara ASEAN.<br />
f. Hasil ujian<br />
Diumumkan paling lambat 1 bulan setelah ujian dilaksanakan. Peserta yang<br />
tidak lulus dapat mengulang.<br />
4. Ujian Profesi Bedah Nasional<br />
a. Pelaksanaan<br />
Diadakan 4 x dalam setahun, setiap bulan Januari, April, Juli, dan Oktober<br />
b. Persyaratan<br />
1. Lulus ujian Kognitif Ilmu Bedah Nasional<br />
2. Telah menyelesaikan semua tahapan pendidikan sesuai Katalog Program Studi Ilmu Bedah yang<br />
dinyatakan dengan surat tanda selesai dari KPS<br />
3. Menyerahkan buku catatan kegiatan yang telah diperiksa dan ditanda tangani oleh KPS<br />
4. Menyelesaikan penelitan dan penulisan karya akhir<br />
5. Telah melunasi iuran angota muda IKABI<br />
c. Bentuk ujian<br />
Ujian lisan dengan titik berat penilaian pada analisis dan pemecahan masalah pasien.<br />
d. Soal ujian<br />
Ujian kasus penderita kelainan bedah :<br />
Ujian ini menilai kemampuan peserta didik dalam menegakkan diagnosis klinis, mengusulkan pemeriksaan<br />
penunjang, serta merencanakan terapi.<br />
1. Long case (kasus dengan diskusi 45menit/ kasus)<br />
Dua kasus terdiri dari 1 kasus Bedah Digestif, 1 kasus Bedah Onkologi Kepala dan Leher atau Bedah<br />
Ortopaedi, dan satu kasus (long case) harus berupa kasus onkologi
83<br />
2. Short case (kasus dengan diskusi 20 menit/kasus)<br />
- 3 kasus terdiri dari subspesialisasi lain.<br />
e. Tim Penguji Nasional<br />
Tim penguji terdiri dari :<br />
1. Seorang penguji Nasional Ahli Bedah Umum yang ditunjuk oleh Kolegium Ilmu Bedah Indonesia dengan<br />
jabatan minimal (setara) lektor kepala yang masih aktif di pusat Pendidikan Ilmu Bedah dan telah<br />
berpengalaman sebagai pendidik selama minimal 5 tahun, serta memiliki sertifikat instruktur kursus<br />
dari program Kolegium Ilmu Bedah Indonesia, Guru Besar, Doktor S3 atau jabatan KPS.<br />
2. Penguji setempat yang ditunjuk oleh KPS dengan jabatan minimal (setara) lektor yang masih aktif sesuai<br />
dengan materi ujian Penguji nasional dan penguji setempat dibuatkan SK Dekan Fakultas Kedokteran<br />
ditempat ujian berlangsung, usulan ke dekan oleh KPS setempat.<br />
f. Tempat ujian<br />
Ujian Profesi Bedah Nasional diselenggarakan di senter pendidikan Ilmu Bedah dimana peserta ujian dapat<br />
berasal dari senter pendidikan bedah lain.<br />
g. Hasil ujian<br />
Diumumkan langsung setelah ujian selesai dilaksanakan. Peserta yang tidak lulus dapat mengulang pada<br />
jadwal Ujian Profesi Bedah Nasional berikutnya.<br />
Hasil ujian dinyatakan dalam suatu formulir khusus (Berita Acara Ujian Profesi Bedah Nasional) yang<br />
menyatakan lulus/tidak lulusnya peserta didik dan ditandatangani oleh Penguji Nasional dan KPS.<br />
Hasil ujian dilaporkan kepada Dekan dan dipakai oleh Dekan sebagai dasar untuk menerbitkan surat tanda<br />
lulus/ijasah Spesialis Bedah.<br />
D. Tata Tertib<br />
Dalam tata tertib ini yang dimaksud dengan :<br />
1. Pusat Pendidikan/Tempat Pendidikan Dokter Spesialis adalah Departemen yang menyelenggarakan Program<br />
Pendidikan Dokter Spesialis-I<br />
2. Peserta PPDS-I adalah peserta didik yang terdaftar dan sedang mengikuti program pendidikan ditempat<br />
pendidikan.<br />
3. Tata tertib Peserta PPDS-I di tempat pendidikan adalah peraturan yang mengatur sikap, perilaku dan tata cara<br />
yang wajib dipatuhi oleh setiap PPDS-I di dalam mengikuti dan menjalankan proses belajar mengajar di tepat<br />
pendidikan.<br />
TUJUAN TATA TERTIB<br />
Tata tertib PPDS-I ini secara umum bertujuan untuk :<br />
1. Menciptakan proses belajar mengajar yang tertib, teratur dan iklim yang kondusif untuk pengembangan individu<br />
PPDS-I maupun tempat pendidikan.<br />
2. Membentuk PPDS-I dan alumni yang berilmu, patuh pada hukum dan peraturan yang berlaku dan diharapkan<br />
mampu untuk menjadi anggota masyarakat yang baik, serta bertanggung jawab pada dirinya dan masyarakat.<br />
3. Diharapkan mampu menjadi PPDS-I yang bertaqwa, produktif, inovatif dan berbudi luhur.<br />
TATA TERTIB KHUSUS PESERTA PPDS-I DI TEMPAT PENDIDIKAN<br />
Di lingkungan tempat pendidikan, disamping melaksanakan peraturan dan tata tertib secara umum, juga diberlakukan<br />
peraturan tata tertib yang bersifat khusus sebagai berikut :<br />
I. Akademis<br />
1. Mentaati peraturan akademis yang berlaku.<br />
2. Mengembangkan sikap dan prilaku ilmiah.<br />
3. Tidak boleh terlambat dalam mengikuti kegiatan pendidikan atau pulang sebelum kegiatan berakhir tanpa ijin.
84<br />
4. Harus mengirimkan surat ijin bila tidak dapat mengikuti kegiatan pendidikan (tidak hadir)<br />
5. Diwajibkan untuk berpakaian rapi dalam mengikuti kegiatan pendidikan.<br />
6. Tidak diperkenankan berbuat curang dalam ujian atau tugas-tugas akademik lainnya.<br />
II. Tata Pergaulan<br />
1. Bersikap dan berprilaku hormat pada Staf Pengajar, Staf Administrasi, Staf Rumah Sakit Pendidikan, dan sesama<br />
peserta PPDS-I.<br />
2. Sopan, saling menghargai dan menghindari perbuatan yang tidak bermoral.<br />
3. Membina kerjasama sesama peserta PPDS-I.<br />
III. Penampilan<br />
1. Bertata rias yang rapi dan sopan.<br />
2. Berpakaian bersih, rapi, sopan dan menggunakan tanda pengenal.<br />
3. Tidak diperkenankan memakai baju kaos.<br />
4. Mengenakan sepatu yang terawat dan dikenakan secara wajar.<br />
Khusus Pria<br />
1. Tidak diperkenankan berambut gondrong.<br />
2. Tidak diperkenankan menggunakan anting-anting, tindik hidung dan asesoris tidak wajar lainnya.<br />
3. Tidak diperkenankan bercelana jeans.<br />
Khusus Wanita<br />
1. Tata rias dan rambut harus rapi dan tidak menyolok.<br />
2. Tidak diperkenankan berpakaian ketat atau berpakaian mini.<br />
3. Tidak diperkenankan menggunakan cadar.<br />
IV. Lain-lain<br />
1. Menjaga kebersihan, keindahan, ketertiban, keamanan serta ketenangan lingkungan pendidikan.<br />
2. Penyaluran aspirasi PPDS-I harus melalui jalur yang telah ditentukan.<br />
3. Tidak diperkenankan membawa senjata api dan senjata tajam.<br />
4. Tidak diperkenankan membawa narkotika, obat-obatan terlarang, dan minuman keras.<br />
5. Tidak diperkenankan merokok di tempat kegiatan pendidikan (termasuk di kamar jaga , daerah kamar operasi dan<br />
termasuk di RS Jejaring).<br />
6. Menghindari pornografi.<br />
E. Jenis Pelanggaran dan Sanksi<br />
Rincian aturan penegakkan disiplin dan sangsi administratif<br />
Jenis pelanggaran Rincian Penegakkan disiplin Sangsi Administratif<br />
Tidak hadir (absen) karena sakit 1.Ada surat sakit dari dokter RS Surat harus sampai di sekretariat<br />
Negeri/Puskesmas<br />
KPS paling lambat hari ke-3 sakit.<br />
Absen sakit >4 hari : Perpanjang<br />
stase 1 bulan.<br />
2.Tanpa alasan yang jelas, tanpa surat<br />
sakit dari dokter<br />
Absen 1 hari: Teguran lisan.<br />
Absen >1 hari : Perpanjang stase 1<br />
bulan.
85<br />
Absen Kegiatan Pendidikan<br />
1.Laporan Jaga<br />
2.Journal Reading<br />
3.Seminar<br />
Absen ketika Tugas Jaga<br />
Melakukan tindakan operasi tanpa<br />
ijin dari konsulen:<br />
Tanpa alasan jelas.<br />
Tanpa alasan jelas (diketahui<br />
meninggalkan tempat selama > 30<br />
menit)<br />
1.Tidak melakukan informed consent.<br />
Teguran Lisan dan Membuat paper<br />
Teguran Lisan dan Tertulis dan<br />
Stase 1 bulan<br />
Teguran Lisan dan Tertulis dan<br />
membuat paper.<br />
2.Tindakan operasi/pemasangan alat<br />
tanpa ijin dan tak sesuai standar<br />
Teguran Lisan dan Tertulis dan<br />
Hukuman Stase 1 bulan<br />
3.Melakukan operasi tetapi tanpa<br />
melakukan Ujian Teknik Operasi<br />
Teguran Lisan.<br />
Tidak menjalankan operasi yang diinstruksi-kan<br />
oleh konsulen<br />
Bertengkar dengan sesama peserta<br />
didik<br />
Menjalankan instruksi operasi dari<br />
konsulen, tetapi melakukan<br />
kesalahan teknik operasi<br />
Teguran Lisan dan Tertulis oleh<br />
konsulen bersangkutan dan<br />
hukuman stase 1 bulan<br />
Teguran Lisan dan Tertulis.<br />
Teguran Lisan dan Tertulis oleh<br />
konsulen sub-Departemen<br />
bersangkutan dan hukuman stase 1<br />
bulan.<br />
Tidak menjawab konsul dengan<br />
cepat<br />
Terlambat 1 jam:<br />
Dengan alasan jelas<br />
Teguran Lisan<br />
Terlambat 1 jam:<br />
Tanpa alasan<br />
Teguran Lisan dan Tertulis
86<br />
Terlambat ≥ 2 jam<br />
Teguran Lisan dan Tertulis<br />
Tidak terlambat, tetapi menjawab tanpa<br />
konsultasi ke Peserta didik<br />
Senior/Trainee/Konsulen<br />
Teguran Lisan<br />
Laporan Jaga :<br />
1.Tidak melaporkan kasus gawat<br />
darurat (pasien umum)<br />
Teguran Lisan dan Tertulis<br />
2.Tidak melaporkan kasus gawat<br />
darurat (pasien pribadi konsulen) dan<br />
tidak menanyakan ijin melaporkan kpd<br />
konsulen bersangkutan<br />
Teguran Lisan.<br />
3.Tanpa dengan sengaja tidak<br />
melaporkan dengan lengkap<br />
Teguran Lisan<br />
4.Dengan sengaja dan terbukti<br />
menyembunyikan laporan jaga.<br />
Teguran Lisan dan Tertulis dan<br />
stase 1 bulan.<br />
Jenis sanksi yang diberikan dapat berupa:<br />
1. Peringatan secara lisan atau tertulis.<br />
2. Peringatan dengan percobaan.<br />
3. Dikenakan ganti rugi/denda.<br />
4. Pengurangan nilai ujian bagi mata kuliah atau kegiataan akademik yang bersangkutan.<br />
3. Program Studi Ilmu Bedah Saraf<br />
a. Struktur Mata Kuliah<br />
No<br />
Materi Pendidikan<br />
Bobot<br />
SKS<br />
Semester<br />
1 Diskusi Pengetahuan Dasar & IBS lanjut 12,0 I-VI<br />
2 Journal Reading 2,0 I-VIII<br />
3 Kegiatan Malam Klinik 4,0 I-VI<br />
4 Visite Besar dan Bedside Teaching 9,0 I-X<br />
5 Visite Ruangan 9,0 I-X<br />
6 Dokter Jaga 4,0 I-VIII<br />
7 Joint Conference 0,75 III-XI<br />
8 Simposium: - Pembicara 2,0 V-XI<br />
- Peserta 4,0 I-XI<br />
9 Prosedur Diagnostik 0,75 III-XI<br />
10 Konferensi Praoperasi 6,75 I-XI<br />
11 Operasi: - Asisten II 16,20 I-VI
87<br />
No<br />
Materi Pendidikan<br />
Bobot<br />
SKS<br />
Semester<br />
- Asisten I 9,72 III-VII<br />
- Operator 1,08 VI-XI<br />
12 Konferensi Pascaoperasi 6,75 I-XI<br />
13 Kegiatan Kursus 2,0 III-X<br />
14 Penulisan Refarat 2,0 III-X<br />
15 Laporan Kasus 2,0 I-X<br />
16 Laporan Kasus Kematian 2,0 I-X<br />
17 Stase Lokal:<br />
1. Bedah, 24 bulan 33,5 II-VI<br />
2. Neurologi, 6 bulan 8,4 II-VI<br />
3. Patologi, 1 bulan 1,4 II-VI<br />
4. Radiologi, 1 bulan 1,4 II-VI<br />
5. NICU, 1 bulan 1,4 II-VI<br />
Stase Luar Negeri, per minggu 2,0 VII-XI<br />
18 Aktivitas Pendidikan RS Luar RSHS 1,5 I-VIII<br />
19 Tesis 6,0 X<br />
b. Daftar Mata Kuliah<br />
No<br />
Materi Pendidikan<br />
1 Diskusi Pengetahuan Dasar & IBS lanjut<br />
2 Journal Reading<br />
3 Kegiatan Malam Klinik<br />
4 Visite Besar dan Bedside Teaching<br />
5 Visite Ruangan<br />
6 Dokter Jaga<br />
7 Joint Conference<br />
8 Simposium: - Pembicara<br />
9 Prosedur Diagnostik<br />
10 Konferensi Praoperasi<br />
11 Operasi: - Asisten II<br />
12 Konferensi Pascaoperasi<br />
13 Kegiatan Kursus<br />
14 Penulisan Refarat<br />
15 Laporan Kasus<br />
16 Laporan Kasus Kematian<br />
17 Stase/rotasi Lokal:<br />
1. Bedah, 24 bulan 4. Radiologi, 1 bulan<br />
2. Neurologi, 6 bulan 5. NICU, 1 bulan<br />
3. Patologi, 1 bulan<br />
Stase Luar Negeri, per minggu<br />
18 Aktivitas Pendidikan RS Luar RSHS<br />
19 Tesis
88<br />
c. Deskripsi Mata Kuliah<br />
1. Diskusi Pengetahuan Dasar Ilmu Bedah Saraf Dan Bedah Saraf Lanjut<br />
Neuro anatomi, Neuro fisiologi, Neuro histologi/patologi, Neuro kimia, Pengetahuan teori klinik umum ilmu bedah<br />
saraf lanjut, Neuro diagnostik, Pemeriksaan klinik neurologik, Pengetahuan teori klinik khusus ilmu, Bedah Saraf,<br />
dan Teknik tindakan.<br />
2. Pengetahuan Teori Klinik Khusus Dan Penerapan Teknologi Ilmu Bedah Saraf<br />
Ilmu bedah elektif A, Ilmu bedah darurat A, Ilmu bedah elektif B, Ilmu bedah darurat B, Diagnostik.<br />
Penggunaan alat diagnostik, Terapi medik, Konferensi pre dan pascaoperasi, Tindakan operatif/nonoperatif.<br />
3. Pengembangan Kemampuan Tanggung Jawab<br />
Dokter bedah saraf, Dokter jaga I dan bangsal, Dokter jaga II dan bangsal, Visite besar dan bedside teaching,<br />
Visite ruangan, Aktivitas pendidikan Rumah Sakit luar RSHS.<br />
4. Stase Lokal Dan Luar Negeri<br />
Stase/rotasi pada Bagian Bedah, Neurologi, Patologi, Radiologi, NICU, dan Aktivitas stase luar negeri.<br />
5. Pengembangan Ilmu Keahlian Bedah Saraf<br />
Journal reading, Kegiatan malam klinik, Joint conference, Simposium nasional dan internasional, Kegiatan<br />
kursus, Penulisan refarat, Penulisan laporan kasus, Laporan kasus kematian, Memperdalam ilmu bedah saraf ke<br />
luar negeri, Mengembangkan kerjasama antar bagian di Indonesia, Asean, dan Asia.<br />
6. Tesis<br />
4. Program Studi Orthopaedi dan Traumatologi<br />
Struktur Mata Kuliah<br />
Tahap Bedah Dasar<br />
1. Tahap Orthopaedi dan Traumatologi Dasar<br />
( 1 semester/semester IV)<br />
A. Biologi selular dan molecular musculoskeletal<br />
B. Pembentukan, pertumbuhan embriologi dan dasar genetik kelainan<br />
musculoskeletal<br />
C. Surgical Anatomy and Approach<br />
D. Biomekanik musculoskeletal dan biomaterial<br />
E. Inflamasi, degenerasi dan neoplasma musculoskeletal<br />
F. Imaging orthopaedi and other investigation (eg blood test, dll)<br />
G. Dasar traumatologi musculoskeletal<br />
H. Komplikasi traumatologi musculoskeletal<br />
I. Dasar osteosintesis, prosthetic and orthotic<br />
J. Orthopaedic research (methodology and statistic)<br />
K. Kelainan congenital pada musculoskeletal<br />
2. Tahap Orthopaedi & Traumatologi Lanjut 1<br />
( 2 semester / semester V – VI)<br />
A. Trauma Ekstremitas Bawah<br />
1. Fraktur femur proksimal<br />
2. Fraktur femur diafisis<br />
3. Fraktur femur distal<br />
4. Fraktur tibia proksimal<br />
5. Fraktur tibia fibula diafisis<br />
6. Fraktur tibia fibula distal<br />
7. Fraktur kalkaneus non artikular<br />
8. Fraktur metatarsal, falang non artikular<br />
9. Sindroma kompartemen femur, tungkai bawah, kaki<br />
10. Amputasi traumatik : femur, tungkai bawah, kaki, sendi lutut, sendi<br />
pergelangan kaki dan sendi kaki<br />
11. Trauma jaringan lunak, tendon fleksor dan ekstensor kaki (sederhana)<br />
termasuk tendon achiles<br />
12. Dislokasi panggul, lutut (sederhana)<br />
13. Fraktur femur (kompleks)<br />
14. Fraktur tungkai bawah (kompleks)
89<br />
15. Dislokasi panggul dan fraktur kapur femur<br />
16. Fraktur femur subtrokanter, pertrokanter, intertrokanter<br />
17. Fraktur femur kolum<br />
18. Fraktur femur interkondilus<br />
19. Cedera patella dan mekanisme ekstensi<br />
20. Dislokasi lutut traumatik akut<br />
21. Fraktur plato tibia<br />
22. Fraktur plafon tibia<br />
23. Fraktur dan dislokasi pergelangan kaki<br />
24. Fraktur kalkaneus (intraartikular)<br />
25. Fraktur talus dan dislokasi subtalar<br />
26. Fraktur dislokasi kaki tengah, kaki depan termasuk cedera lisfranc<br />
27. Fraktur pelvis<br />
28. Fraktur acetabulum<br />
29. Cedera pelvis akut dan resusitasi bedah (fiksasi eksternal, klem C)<br />
30. Sindroma Kompartemen<br />
B. Trauma Ekstremitas Atas<br />
1. Fraktur klavikula<br />
2. Fraktur humerus proksimal<br />
3. Fraktur humerus diafisis<br />
4. Fraktur humerus distal<br />
5. Fraktur lengan bawah (antebrachii)<br />
6. Fraktur radius distal non artikular<br />
7. Fraktur metacarpal, falang non articular<br />
8. Cedera jaringan lunak tangan, kulit, kuku, tendon fleksor dan ekstensor<br />
(sederhana)<br />
9. Sindroma kompartemen akut lengan bawah dan tangan<br />
10. Amputasi traumatik (non replantasi): jari, ujung jari, tangan, lengan<br />
bawah, lengan atas<br />
11. Dislokasi bahu, siku akut/kronis<br />
12. Cedera sendi AC dan sternoklavikular<br />
13. Fraktur skapula dan dislokasi skapulotorasik<br />
14. Fraktur skapula dan dislokasi glenohumeral<br />
15. Fraktur humerus proksimal (kompleks)<br />
16. Fraktur humerus dan komplikasi neurologis (kompleks)<br />
17. Fraktur interkondilus humerus<br />
18. Fraktur dan dislokasi siku, instabilitas siku<br />
19. Fraktur olekranon dan kaput radius<br />
20. Fraktur Galeazzi dan Montegia<br />
21. Fraktur Radius distal intraartikular<br />
22. Fraktur metacarpal, falang (intraarticular) termasuk skafoid dan fraktur<br />
karpal lainnya<br />
23. Fraktur dan dislokasi tangan : interfalang, metakapofalang,<br />
karpometakarpal, interkapal/radiokarpal (lanatum, perilunatum,<br />
skafolunatum), sendi radioulnar distal<br />
24. Cedera jaringan lunak kompleks: penyusunan kembali, graf, flap (tidak<br />
termasuk flap lepas) saraf tepi, vaskuler (tak termasuk bedah mikro)<br />
C. Trauma Pediatrik<br />
1. Fraktur dan dislokasi bahu pasien anak<br />
2. Fraktur lempeng pertumbuhan dan cedera musculoskeletal akibat<br />
penyiksaan anak<br />
3. Fraktur dan dislokasi siku pada anak<br />
4. Fraktur lengan bawah (green stick, fraktur komplit)<br />
5. Fraktur radius distal (buckle, fraktur komplit)<br />
6. Fraktur dan dislokasi karpus<br />
7. Fraktur leher femur dan fraktur dislokasi panggul pada anak<br />
8. Fraktur tulang belakang pada anak<br />
9. Fraktur femur pada anak<br />
10. Fraktur femur interkondilus pada anak<br />
11. Fraktur plato tibia pada anak<br />
12. Cedera patella dan mekanisme ekstensi
90<br />
13. Fraktur tibia fibula diafisis pada anak<br />
14. Fraktur dan dislokasi kaki dan pergelangan kaki pada anak<br />
D. Trauma Tulang Belakang<br />
1. Evaluasi inisial pasien cedera tulang belakang<br />
2. Fraktur dan dislokasi tulang cervikal atas (oksiput, atlas dan aksis)<br />
3. Fraktur tulang cervikal bawah<br />
4. Fraktur dan dislokasi torakolumbar<br />
5. Cedera medulla spinalis<br />
E. Infeksi dan Inflamasi Ekstremitas<br />
1. Infeksi sendi (supuratif-granulomatosa)<br />
2. Infeksi jaringan lunak (selulitis, tenosinovitis supuratif)<br />
3. Osteomielitis akut dan kronik<br />
4. Penyakit inflamasi sendi (RA, gout, psedogout)<br />
5. Kaki diabetes<br />
6. Gangren dan fasciitis nekrotikans<br />
7. Entesopati ekstremitas atas<br />
8. Entesopati ekstremitas bawah<br />
9. Rheumatisme non-articular dan nyeri miofasial<br />
Tulang Belakang<br />
10. Spondilitis (supuratif-granulomatosa)<br />
11. Penyakit inflamasi tulang belakang (AS, RA)<br />
Pediatrik<br />
12. Osteomielitis hematogenik akut<br />
13. Artritis septic pada anak<br />
14. Osteomielitis kronik tulang panjang pada anak<br />
F. Cedera Ekstremitas Terkait Olah Raga<br />
1. Instabilitas sendi<br />
2. Cedera otot (strain, afulsi, ruptur, kontusio)<br />
3. Cedera Ligamen<br />
4. Sindroma pemakaian berlebihan<br />
5. Masalah tulang rawan sendi<br />
6. Diagnostik artroskopi pada lutut dan bahu<br />
7. Fraktur stress/fatigue<br />
3. Tahap Orthopaedi & Traumatologi Lanjut 2<br />
( 2 semester / semester VII – VIII)<br />
A. Tumor Musculoskeletal<br />
1. Assesmen tumor musculoskeletal<br />
2. Biopsi pada tumor musculoskeletal<br />
3. Manajemen tumor tulang jinak<br />
4. Manajemen tumor jinak jaringan lunak<br />
5. Manajemen tumor ganas tulang<br />
6. Manajemen tumor ganas jaringan lunak<br />
7. Manajemen penyakit metastasis tulang<br />
8. Amputasi radikal<br />
9. Prosedur penyelematan tungkai<br />
B. Orthopaedi Pediatrik
91<br />
1. Penyakit muskuloskeletal kongenital 7 genetik (postur pendek,<br />
akondroplasia, epifiseal, displasia, ollier's, multi hereditari exostosis)<br />
2. Penyakit metabolik muskuloskeletal (Rickets, ostemomalasia, renal<br />
osteodistrofi, hindrofostasia, paratiroid, juvenile ostroporosis,<br />
mucopolisakaridosis)<br />
3. Penyakit hematologis muskuloskeletal (Gaucher's, hemofilia,<br />
hemoglobinopati)<br />
4. Gangguan neuromuskuler (distrofi muskular, polio dan paralisis terkait,<br />
spinal muscular atropi, neuropati perifer, cerebral palsy, myelodisplasia)<br />
5. Gangguan umum, ekstremitas atas (defisiensi lengan, dislokasi<br />
congenital kaput radius, osteochondritis dissecans, penyakit sprengel's)<br />
6. Gangguan umum tulang belakang (muscular torticolis, skoliosis, klippel<br />
feil, all kyphosis, spondylosis-spondylolisthesis)<br />
7. Gangguan umum panggul (DDH, coxavara, leg Perthes)<br />
8. Gangguan pada femur dan tibia (perbedaan panjang tungkai, defisiensi<br />
kongenital- PFFD, masalah torsional tibia, tibia fara, kongenital<br />
psedoarthrosis, posteromedial bow)<br />
9. Gangguan pada lutut (Penyakit Osgood Schlatter, osteochondritis<br />
dissecans, nyeri patella femoral, discoid meniscus, dislokasi/ subluksasi<br />
kongenital)<br />
10. Gangguan pada kaki dan pergelangan kaki<br />
a. Clubfoot<br />
b. Congenital vertical talus, metatarsus adductus calcaneovalgus,<br />
tarsal coalition, cavus feet, complex congenital foot deformities,<br />
central ray-polydactily-syndactily-congenital hallux valgus, Amputation<br />
congenital dan traumatic<br />
C. Orthopaedi Geriatri dan Degeneratif<br />
1. Osteoarthritis tungkai<br />
2. Osteoarthritis tulang belakang<br />
3. Masalah pada ibu jari kaki : OA, hallux valgus<br />
4. Osteoporosis<br />
5. Manajemen fraktur osteoporosis<br />
6. Penyakit degeneratif tulang belakang (stenosis, penyakit diskus<br />
degeneratif, herniasi diskus, degeneratif spondylolisthesis,<br />
spondylosis)<br />
- Cervical<br />
- Thoracal<br />
- Lumbal<br />
D. Metabolik Endokrin<br />
Metabolik<br />
1. Sendi Charcot : kaki diabetic<br />
2. Gout, pseudogout<br />
3. Arthropati Hemofilia<br />
E. Tulang Belakang<br />
1. Deformitas tulang belakang dewasa (kifosis cervical, kifosis dan<br />
skoliosis torakalis, kifosis dan skoliosis lumbal)<br />
2. Ketidakseimbangan sagital<br />
3. Syringomyelia, diastematomyelia, multiple sclerosis, spinocereblaria,<br />
spina bifida<br />
F. Ekstremitas Atas<br />
1. Penyakit sendi degeneratif (arthritis sensi sternoclav, osteoarthritis<br />
sendi AC, osteoarthritis glenohumeral, rotator cuff/subacromial bursaimpingment<br />
syndrome, frozen shoulder-calcific tendinitis-brceps<br />
tendinitis)<br />
2. Ganguan neurologis<br />
a. Sindroma jepitan pada ekstremitas atas
92<br />
b. Traumatik<br />
c. Cedera pleksus brakialis<br />
3. Anomali kongenital<br />
4. Kegagalan pembentukan (focomelia, radial club hand), kegagagalan<br />
difensiasi (syndactily), duplikasi (polidactili) tumbuh berlebih<br />
(macrodactily), sindroma jepitan pita kongenital, abnormalitas skeletal<br />
secara umum (madelung)<br />
5. Penutupan jaringan lunak dan kulit<br />
6. Replantasi<br />
7. Transfer tendon<br />
8. Deformitas lain : mallet, boutonniere schwan neck, Dupuytren<br />
G. Pelvis dan Ekstremitas Bawah<br />
Rekonstruksi Kelainan Panggul<br />
1. Arthroplasti panggul (dengan/ tanpa prostesis)<br />
2. Osteotomi rekonstruksi sekitar panggul<br />
3. Arthrodesis<br />
4. AVN sendi panggul<br />
5. Pembebasan jaringan lunak/rekonstruksi sekitar panggul<br />
Rekonstruksi Gangguan Pada Lutut<br />
6. Arthroskopik debridemen<br />
7. Arthroskopik rekonstruksi<br />
8. Arthroplasti<br />
9. Osteotomi rekonstruksi sekitar lutut : femur (supracondylar), tibia (HTO)<br />
10. Arthrodesis<br />
11. Rekonstruksi jaringan lunak sekitar lutut<br />
12. Gangguan lainnya pada lutut (OCD, discoid meniscus, chondromalacia<br />
patella)<br />
Gangguan pada pergelangan kaki dan kaki<br />
13. Bone lengthening<br />
14. Instabilitas pergelangan kaki<br />
15. Fasciitis plantaris<br />
16. Gangguan jari kaki<br />
17 Arthrodesis kaki dan pergelangan kaki<br />
18 Arthtotomy ankle<br />
19 Rekonstruksi jaringan lunak kaki dan pergelangan kaki<br />
20 Osteotomy pada rekonstruksi sekitar kaki dan pergelangan kaki<br />
21 Arthroskopik pada ankle<br />
H. Rehabilitasi Medik<br />
1 Rehabilitasi Peri operatif<br />
2 Prinsip Amputasi tungkai<br />
3 Orthotic-prosthetic di orthopaedi<br />
4 Terapi fisik<br />
4. Tahap Chief Resident Orthopaedi dan Traumatologi (Semester IX)<br />
1. Chief IPDS-IOT<br />
2. Rotasi luar (tahap magang – mandiri)<br />
3 Professional behavior :<br />
- Assesting patient
93<br />
- Being a good communicator<br />
- Teaching and training<br />
- Keeping up to date<br />
- Manager and leadership<br />
- Promoting good health<br />
- Probing and ethics<br />
5. Program Studi Ilmu Kedokteran Forensik<br />
Struktur Mata Kuliah<br />
Kegiatan Semester Ganjil<br />
No. Sandi Nama Mata Kuliah SKS<br />
1. C21F.101 Visum et Repertum dan Perundang-undangan yang<br />
2<br />
berhubungan dengan Ilmu Kedokteran Forensik<br />
2. C21F.102 Visum et Repertum korban Hidup 2<br />
3. C21F.1<strong>03</strong> Tanatologi 2<br />
4. C21F.104 Teknik Otopsi 2<br />
5. C21F.105 Traumatologi 2<br />
6. C21F.106 Pembunuhan anak 2<br />
7. C21F.107 Etika dan MedikoLegal I 2<br />
8. C21F.314 Toksikologi II 2<br />
9. C21F.316 Kejahatan Seksual II 2<br />
10. C21F.320 Otopsi dan Diagnosis II 3<br />
11. C21F.322 Barotrauma 1<br />
12. C21F.323 "Scene investigation" dan ekshumasi 2<br />
13. C21F.324 Penanganan Kecelakaan dan korban massal 2<br />
14. C21F.325 Identifikasi I 2<br />
15. C21F.330 Dokter Jaga 2<br />
16. C21F.332 Kegiatan Ilmiah 2<br />
17. C21F.502 Visum Klinik (Praktek) 2<br />
18. C21F.518 Trace Evidence II 2<br />
19. C21F.527 Identifikasi III 2<br />
20. C21F.530 Dokter Jaga 2<br />
21. C21F.531 Saksi Ahli 2<br />
22. C21F.532 Kegiatan Ilmiah 3<br />
23. C21F.533 Kegiatan Membimbing 1<br />
Kegiatan Semester Genap<br />
No. Sandi Nama Mata Kuliah SKS<br />
1. C21F.209 Asfiksia 2<br />
2. C21F.210 Mati Mendadak Karena Penyakit 2<br />
3. C21F.211 Anaphylactic shock 1<br />
4. C21F.212 Kecelakaan lalu lintas 2<br />
5. C21F.213 Toksikologi I 2<br />
6. C21F.215 Kejahatan Seksual I 2<br />
7. C21F.217 "Trace evidence" I 2<br />
8. C21F.219 Otopsi dan Diagnosis I 3<br />
9. C21F.408 Etika dan Medikolegal II 2<br />
10. C21F.421 Otopsi dan Diagnosis III 3<br />
11. C21F.426 Identifikasi II 2<br />
12. C21F.428 Kematian "accidental" anestesi dan operasi 1<br />
13. C21F.429 Stase Pathologi Anatomi 3
94<br />
No. Sandi Nama Mata Kuliah SKS<br />
14. C21F.430 Dokter Jaga 2<br />
15. C21F.433 Kegiatan Membimbing 1<br />
16. C21F.632 Kegiatan Ilmiah 2<br />
17. C21F.633 Kegiatan Membimbing 1<br />
18. C21F.634 Stase Akhir 4<br />
19. C21F.635 Tugas Akhir 6<br />
Pokok Bahasan<br />
C21F.101 Visum et Repertum dan Perundang-undangan yang berhubungan dengan Ilmu Kedokteran<br />
Forensik<br />
Visum et Repertum jenazah; Perundang-undangan KUHP & KUHAP; UU Kesehatan; UU Praktek<br />
Kedokteran; UU Rumah Sakit; Instruksi Kapolri No. Ins/E/20/XI/75; LN No. 350 tahun 1937; PP No. 18<br />
tahun 1981; PP No. 10 tahun 1966;<br />
Permenkes No. 269/Menkes/Per/III/2008;<br />
Permenkes No.290/Menkes/Per/III/2008; Death Certificate<br />
C21F.102<br />
C21F.1<strong>03</strong><br />
C21F.104<br />
C21F.105<br />
C21F.106<br />
C21F.107<br />
C21F.209<br />
C21F.210<br />
C21F.211<br />
C21F.212<br />
C21F.213<br />
C21F.215<br />
C21F.217<br />
Visum et Repertum korban Hidup<br />
Visum et Repertum klinis (luka dan kejahatan seksual); Standar Prosedur Operasional Penanganan<br />
Korban Kekerasan dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak<br />
Tanatologi<br />
Definisi dan tipe mati; Perubahan awal kematian; Perkiraan waktu kematian; Perubahan lanjut kematian;<br />
Entomologi Forensik; Perubahan kimiawi tubuh setelah kematian<br />
Teknik Otopsi<br />
Persiapan dan teknik otopsi umum; Teknik otopsi pada situasi tertentu; Pemeriksaan luar; Teknik<br />
eviserasi; Pengambilan bahan pemeriksaan patologi; Perawatan jenazah; Fotografi forensic<br />
Traumatologi<br />
Penentuan luka intravital/postmortal; Luka benda tumpul/tajam; Luka listrik/petir; Luka termis; Luka<br />
tembak/ledakan; Pola perlukaan; Perlukaan regional; Perubahan histologi dan histokimiawi dari perlukaan;<br />
Bunuh diri<br />
Pembunuhan Anak/Infantisida<br />
Definisi infantisida; Estimasi maturitas bayi; Child abuse; Karakteristik perlukaan pada anak; Stillbirths;<br />
Sudden Infant Death Syndrome;<br />
Etika dan Medikolegal I<br />
Filsafat moral praktek kedokteran; Prinsip Bioetika; Profesionalisme; Hak asasi manusia; Kode Etik<br />
Kedokteran dan Hukum Kedokteran; Pelanggaran etika dan penanganannya; Malpraktek dan<br />
penanganannya.<br />
Asfiksia<br />
Definisi dan tanda klasik asfiksia; Hanging; Strangulasi; Tenggelam; Asfiksia mekanik; Plastic bag<br />
asphyxia; Asfiksia traumatik; Asfiksia postural; Smothering; Suffocation; Choking<br />
Mati Mendadak karena Penyakit<br />
Atherosclerosis Coronary Artery Disease; Infark myokardia; Hypertensive Heart Disease; Pulmonary<br />
Embolism; Aneurisma pembuluh darah; Asma bronchial; Sistem Gastrointestinal; Kondisi Ginekologis;<br />
Kematian pada epilepsy; Waterhouse-Friderichsen Syndrome<br />
Anaphylactic Shock<br />
Kematian karena syok anafilaksis; Tes imunologis; Temuan otopsi; Sebab kematian<br />
Kecelakaan Lalu Lintas<br />
Pola perlukaan; Pemeriksaan terhadap korban; Dinamika pergerakan dan pengaruh yang timbul; Sebab<br />
kematian pada kecelakaan lalu lintas; Perlukaan pada pengendara motor, pengendara sepeda dan<br />
pejalan kaki; Bunuh diri dan pembunuhan sehubungan dengan kendaraan<br />
Toksikologi I<br />
Definisi dan pengenalan toksikologi; Cara pengambilan sampel; Cara penyegelan dan pengiriman sampel;<br />
Teknik pemeriksaan toksikologi; Alkohol; Jenis-jenis racun;<br />
Kejahatan Seksual I<br />
Anatomi dan fisiologi genitalia perempuan dan laki-laki, anal dan perianal; Undang-undang sehubungan<br />
dengan kejahatan seksual dan perbuatan cabul; UU Perlindungan Anak; Prosedur Standar Operasional<br />
Penanganan Korban Kekerasan Seksual dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan<br />
Anak; Jenis-jenis kejahatan seksual; Jenis-jenis perbuatan cabul; Insidensi kejahatan seksual<br />
Trace Evidence I<br />
Pengenalan Barang Bukti Medis, Electromagnetic spectrum; Mikroskop forensik; Kromatografi;<br />
Pemeriksaan darah; pemeriksaan sidik jari (Teknik pengambilan sidik jari, Pola sidik jari); pemeriksaan<br />
rambut dan serat
95<br />
C21F.219<br />
C21F.314<br />
C21F.316<br />
C21F.320<br />
C21F.322<br />
C21F.323<br />
C21F.324<br />
C21F.325<br />
C21F.330<br />
C21F.332<br />
C21F.408<br />
C21F.421<br />
C21F.426<br />
C21F.428<br />
C21F.429<br />
C21F.430<br />
C21F.433<br />
C21F.502<br />
C21F.518<br />
C21F.527<br />
C21F.530<br />
C21F.531<br />
C21F.532<br />
C21F.533<br />
C21F.632<br />
C21F.633<br />
Otopsi dan Diagnosis I<br />
Pemeriksaan luar; Asistensi otopsi; Pembuatan visum et repertum<br />
Toksikologi II<br />
Racun korosif; Racun logam berat; Racun gas; Pestisida; Sedativa/hipnotika; Psikofarmaka; Narkotika;<br />
Racun makanan<br />
Kejahatan Seksual II<br />
Perlukaan pada kejahatan seksual; Informed Consent; Prinsip penanganan korban kejahatan seksual dan<br />
perbuatan cabul; Kelainan seksual; Prinsip analisis forensik; Penyakit Menular Seksual; Post Traumatic<br />
Stress Disorder; Aborsi<br />
Otopsi dan Diagnosis II<br />
Asistensi otopsi; Pemeriksaan dalam; Pembuatan visum et repertum; Embalming; Mendiagnosis sebab<br />
kematian<br />
Barotrauma<br />
Kematian akibat tekanan udara tinggi dan rendah<br />
Scene Investigation dan Ekshumasi<br />
Penggalian kubur; Penentuan cara kematian; Pemeriksaan di tempat kejadian; Pencarian barang bukti di<br />
tempat kejadian<br />
Penanganan Kecelakaan dan Korban Massal<br />
Struktur organisasi tim identifikasi; Manajemen korban bencana; Tata laksana; Form Interpol; DMORT<br />
Identifikasi I<br />
Metode Identifikasi; Fotografi; Golongan darah; Sidik jari<br />
Dokter Jaga I<br />
Melakukan jaga per minggu sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan<br />
Kegiatan Ilmiah<br />
Melakukan presentasi pada kegiatan ilmiah yang diadakan oleh Kolegium Kedokteran Forensik<br />
Etika dan Medikolegal II<br />
Isu etika dan medikolegal dalam masalah: Permulaan kehidupan (Beginning of Life); Hak reproduksi dan<br />
teknologi reproduksi; Penyakit genetik; Akhir kehidupan (End of Life); Hak pengambilan keputusan pada<br />
kelompok tuna daya (vulnerable group); Isu etika pendidikan kedokteran.<br />
Otopsi dan Diagnosis III<br />
Operator Otopsi; Eviserasi; Embalming; Diagnosis sebab kematian; Pembuatan Visum et Repertum<br />
Identifikasi II<br />
Odontologi; Tehnik superimposisi; Antropologi I (Metode, Antropologi dalam konteks forensik; Forensic<br />
Taphonomy; Metode penemuan TKP)<br />
Kematian Accidental Anestesi dan Operasi<br />
Kematian akibat pemberian anestesi (payah pernafasan, payah kardiovaskular akut); Surgical shock,<br />
exhaustion, accidents<br />
Stase Patologi Anatomi<br />
Melakukan stase selama 1 bulan di UPF Patologi Anatomi<br />
Dokter Jaga<br />
Melakukan jaga per minggu sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan<br />
Kegiatan Membimbing<br />
Melakukan bimbingan terhadap mahasiswa di bawah supervisi<br />
Visum Klinik (Praktek)<br />
Membuat visum et repertum korban hidup sesuai dengan rekam medis yang datang<br />
Trace Evidence II<br />
Pemeriksaan serologi; Pemeriksaan obat dan narkotika (Identifikasi narkotika, Cara pembuatan narkotika);<br />
Pemeriksaan dokumen (Teknik pemeriksaan dokumen, Pemeriksaan tulisan tangan dan tanda tangan); Uji<br />
balistik<br />
Identifikasi III<br />
Antropologi II (Estimasi Usia saat kematian, Anthroposcopic Traits, Sebab dan Cara Kematian); DNA;<br />
Sidik telinga<br />
Dokter Jaga<br />
Melakukan jaga per minggu sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan<br />
Saksi Ahli<br />
Menjadi saksi ahli di dalam pengadilan berhubungan dengan kasus yang diperiksa<br />
Kegiatan Ilmiah<br />
Melakukan presentasi pada kegiatan ilmiah yang diadakan oleh Kolegium Kedokteran Forensik<br />
Kegiatan Membimbing<br />
Melakukan bimbingan terhadap mahasiswa di bawah supervisi<br />
Kegiatan Ilmiah<br />
Melakukan presentasi pada kegiatan ilmiah yang diadakan oleh Kolegium Kedokteran Forensik<br />
Kegiatan Membimbing
96<br />
C21F.634<br />
C21F.635<br />
Melakukan bimbingan terhadap mahasiswa di bawah supervisi<br />
Stase Akhir<br />
Melakukan stase pada tempat yang telah ditentukan<br />
Tugas Akhir (Tesis)<br />
Membuat tesis sebagai syarat penyelesaian program pendidikan dokter spesialis<br />
6. Program Studi Ilmu Kedokteran Jiwa<br />
KURIKULUM PEMBELAJARAN<br />
A. Struktur dan Daftar Materi Pendidikan<br />
No<br />
Materi Pendidikan<br />
/ Kegiatan<br />
Akademik<br />
Semester / SKS<br />
1 2 3 4 5 6 7 8<br />
1. Materi Dasar Umum 10.0 10.0<br />
2.<br />
Materi Dasar<br />
Khusus<br />
1.0 1.0<br />
3.<br />
Materi Keahlian<br />
Umum<br />
3.5 2.5 6.0<br />
4.<br />
5.<br />
Materi Keahlian<br />
Khusus<br />
Materi Penerapan<br />
Keahlian<br />
Jml<br />
1.0 3.0 6.5 6.5 6.0 23.0<br />
5.0 7.0 8.0 4.0 2.5 4.0 30.5<br />
6.<br />
Materi Penerapan<br />
Akademik<br />
1.5 7.5 9.0<br />
Ketrampilan Klinik /<br />
7. Wawancara<br />
1.0 1.5 0.5 3.0<br />
Psikiatrik<br />
8. Kegiatan Elektif 1.5 1.5<br />
9. Kegiatan Ilmiah 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 7.0<br />
10. Tugas Jaga 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 5.0<br />
11. Tugas Membimbing 1.0 1.0 1.0 3.0<br />
Jumlah SKS 11.0 10.5 14.5 16.5 14.0 13.0 8.5 11.0 99<br />
B. Deskripsi Materi Pendidikan<br />
Semester 1 (Kualifikasi)<br />
No. Jenis Kegiatan Akademik SKS<br />
1. Materi Dasar Umum<br />
1.1 Filsafat Umum¸ Filsafat Ilmu dan Epistemologi, Aliran 0.5<br />
dalam Psikiatri, Sejarah Psikiatri<br />
1.2 Etika Profesi dan Etika Psikiatri 0.5<br />
1.3 Metodologi Penelitian 1.0<br />
1.4 Tata Cara Penulisan Ilmiah 1.0<br />
1.5 Metode Belajar Mengajar 1.0<br />
1.6 Statistik dan Komputer Statistik 3.0<br />
1.7 Epidemiologi Klinik dan EBM 3.0<br />
2. Materi Dasar Khusus<br />
2.1 Biologi Sel dan Biologi Molekuler 1.0<br />
Jumlah 11.0<br />
Semester 2 (Tahap 1)<br />
No. Jenis Kegiatan Akademik SKS<br />
1. Materi Keahlian Umum<br />
1.1 Psikiatri Biologi 0.5<br />
1.2 Siklus Kehidupan dan Teori Perkembangan I 0.5<br />
1.3 Psikopatologi Fenomenologik/Deskriptif 1.0<br />
1.4 Psikofarmakologi I 0.5<br />
1.5 Ketrampilan Klinik Wawancara Psikiatri 1.0<br />
2. Materi Keahlian Khusus<br />
2.1 Gangguan Psikiatrik I 0.5<br />
2.2 PsikoterapiI 0.5<br />
3. Materi Penerapan Keahlian<br />
3.1 Gangguan Psikiatrik I 4.0<br />
3.2 Psikoterapi 1.0<br />
4. Kegiatan Ilmiah 1.0<br />
Jumlah 10.5
97<br />
Semester 3 (Tahap 1)<br />
No. Jenis Kegiatan Akademik SKS<br />
1. Materi Keahlian Umum<br />
1.1 Psikiatri Biologi 0.5<br />
1.2 Teori Perkembangan II 0.5<br />
1.3 Psikofarmakologi II 0.5<br />
1.4 Tes Psikometri dalam Bidang Psikiatri 1.0<br />
2. Materi Keahlian Khusus<br />
2.1 Gangguan Psikiatrik II 0.5<br />
2.2 Rehabilitasi Mental 0.5<br />
2.3 Kedaruratan Psikiatri 1.0<br />
2.4 Terapi Kejang Listrik 1.0<br />
3. Materi Penerapan Keahlian<br />
3.1 Gangguan Psikiatrik II 4.0<br />
3.2 Rehabilitasi Mental (Stase RS Jiwa) 1.0<br />
3.3 Kedaruratan Psikiatri (Stase Ruang Rawat Intensif) 1.0<br />
3.4 Terapi Kejang Listrik (Praktek Terapi Kejang Listrik) 1.0<br />
4. Ketrampilan Klinik / Wawancara Psikiatrik 1.0<br />
5. Kegiatan Ilmiah 1.0<br />
Jumlah 14.5<br />
Semester 4 (Tahap 2)<br />
No. Jenis Kegiatan Akademik SKS<br />
1. Materi Keahlian Khusus<br />
1.1 Psikopatologi Psikodinamika I 1.0<br />
1.2 Gangguan Psikiatrik III 2.0<br />
1.3 Psikofarmakologi III 0.5<br />
1.4 Konsep dan Teori Dasar Psikoterapi I 2.0<br />
1.5 Konsep dan Dinamika Keluarga I 1.0<br />
2. Materi Penerapan Keahlian<br />
2.1 Psikopatologi Psikodinamika I 1.0<br />
2.2 Gangguan Psikiatrik III 6.0<br />
2.3 Konsep dan Teori Dasar Psikoterapi I 1.0<br />
3. Kegiatan Ilmiah 1.0<br />
4. Tugas Jaga 1.0<br />
Jumlah 16.5<br />
Semester 5 (Tahap 2)<br />
No. Jenis Kegiatan Akademik SKS<br />
1. Materi Keahlian Khusus<br />
1.1 Psikopatologi Psikodinamika II 1.0<br />
1.2 Konsep dan Teori Dasar Psikoterapi II 2.5<br />
1.3 Psikiatri Adiksi I 0.5<br />
1.4 Psikiatri Geriatri I 0.5<br />
1.5 Psikiatri Anak dan Remaja I 0.5<br />
1.6 Consultation Liaison Psychiatry I 0.5<br />
1.7 Administrasi RS Jiwa 1.0<br />
2. Materi Penerapan Keahlian<br />
2.1 Psikopatologi Psikodinamika II 1.0<br />
2.2 Konsep dan Teori Dasar Psikoterapi II 1.5<br />
2.3 Psikiatri Adiksi I (Stase Sub Divisi Psikiatri Adiksi) 0.5<br />
2.4 Psikiatri Geriatri I (Stase Sub Divisi Psikiatri Geriatri) 0.5<br />
2.5 Psikiatri Anak dan Remaja I (Stase Sub Divisi<br />
0.5<br />
Psikiatri Anak dan Remaja)<br />
3. Kegiatan Ilmiah 1.0<br />
4. Ketrampilan Klinik / Wawancara Psikiatrik 1.5<br />
5. Tugas Jaga 1.0<br />
Jumlah 14.0<br />
Semester 6 (Tahap 3)<br />
No. Jenis Kegiatan Akademik SKS<br />
1. Materi Keahlian Khusus<br />
1.1 Psikiatri Adiksi II 0.5<br />
1.2 Psikiatri Geriatri II 0.5<br />
1.3 Psikiatri Anak dan Remaja II 0.5
98<br />
1.4 Consultation Liaison Psychiatry II 0.5<br />
1.5 Neuropsikiatri dan Gangguan Fungsi Luhur 0.5<br />
1.6 Sistem dan Dinamika Keluarga II : Isu Gender 0.5<br />
1.7 Psikiatri Forensik 1.0<br />
1.8 Psikiatri Komunitas dan Psikiatri Sosial 1.0<br />
1.9 Psikiatri Transkultural dan Psikiatri Transkultural 1.0<br />
2. Materi Penerapan Keahlian<br />
2.1 Psikiatri Adiksi II (Stase Sub Divisi Psikiatri Adiksi) 0.5<br />
2.2 Psikiatri Geriatri II (Stase Sub Divisi Psikiatri Geriatri) 0.5<br />
2.3 Psikiatri Anak dan Remaja II (Stase Sub Divisi<br />
Psikiatri Anak dan Remaja)<br />
0.5<br />
2.4 Psikiatri Forensik (Membuat Laporan TPKP dan VeR<br />
Psikiatrikum)<br />
1.0<br />
3.<br />
Kegiatan Elektif<br />
3.1 Psikiatri Militer<br />
3.2 Psikiatri Wanita<br />
1.5<br />
3.3 Psikiatri Spiritual dan Religi<br />
4. Kegiatan Ilmiah 1.0<br />
5. Tugas Jaga 1.0<br />
6. Tugas Membimbing 1.0<br />
Jumlah 13.0<br />
Semester 7 (Tahap 3)<br />
No. Jenis Kegiatan Akademik SKS<br />
1. Materi Penerapan Keahlian<br />
1.1 Administrasi RS Jiwa (Stase RS Jiwa) 1.0<br />
1.2 Consultation Liaison Psychiatry (Stase Neurologi, 3.0<br />
Bedah Saraf, Rehabilitasi Medik)<br />
2. Kegiatan Ilmiah 1.0<br />
3. Tugas Jaga 1.0<br />
4. Tugas Membimbing 1.0<br />
5. Materi Penerapan Akademik<br />
1.5<br />
5.1 Usulan Penelitian<br />
5.2 Ujian Usulan Penelitian<br />
Jumlah 8.5<br />
Semester 8 (Tahap 3)<br />
No. Jenis Kegiatan Akademik SKS<br />
1. Kegiatan Ilmiah 1.0<br />
2. Ketrampilan Klinik / Wawancara Psikiatrik 0.5<br />
3. Tugas Jaga 1.0<br />
4. Tugas Membimbing 1.0<br />
5. Materi Penerapan Akademik<br />
7.5<br />
5.1 Ujian Penelitian<br />
5.2 Ujian Akhir Ketrampilan Klinik (Komprehensif, Kasus<br />
Dipersiapkan, Kasus Baru)<br />
Jumlah 11.0<br />
7. Program Studi Ilmu Kesehatan Anak<br />
Program Pendidikan Dokter Spesialis Anak<br />
Program Pendidikan Dokter Spesialis Anak dilaksanakan di Departemen/SMF Ilmu Kesehatan Anak RSUP Dr. Hasan<br />
Sadikin/Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Jl.Pasteur No. 38 Bandung, Rumah Sakit Pendidikan (RSP), Jl.<br />
Eijkman No. 38 Bandung, dan Rumah Sakit Jejaring. Gelar profesi yang dicapai adalah Dokter Spesialis Anak.<br />
Pendidikan Dokter Spesialis Anak dibagi menjadi 3 tahap sesuai dengan pencapaian kompetensi minimal yang harus<br />
diraih, yaitu yunior, madya, dan senior.<br />
Tahap Yunior<br />
Setelah menjalani pembelajaran materi MKK pada semester pertama, peserta PPDS-1 IKA masuk ke dalam program<br />
pendidikan profesi dokter spesialis anak tahap yunior (semester 2─4). PPDS-1 IKA yang bersangkutan menjalani<br />
pendidikan selama 6 minggu masing-masing di divisi sebagai berikut:<br />
1. Alergi-Imunologi
99<br />
2. Endokrinologi<br />
3. Gastro-hepatologi<br />
4. Hematologi-Onkologi<br />
5. Kardiologi<br />
6. Nefrologi<br />
7. Neonatologi<br />
8. Neuropediatri<br />
9. Nutrisi dan Metabolisme<br />
10. Infeksi dan Penyakit Tropik<br />
11. Respirologi<br />
12. Tumbuh Kembang-Pediatri Sosial<br />
Setelah lulus tahap yunior, peserta PPDS-1 IKA mendapat sertifikat kompetensiyunior.<br />
Tahap Madya<br />
Setelah lulus tahap yunior, peserta PPDS-1 IKA melanjutkanke tahap madya (semester 5─7). PPDS-1 IKA yang<br />
bersangkutan menjalani pendidikan masing-masing selama 6 minggu di divisi sebagai berikut:<br />
1. Alergi-Imunologi<br />
2. Endokrinologi<br />
3. Gastro-hepatologi<br />
4. Gawat Darurat Pediatri<br />
5. Hematologi-Onkologi<br />
6. Kardiologi<br />
7. Nefrologi<br />
8. Neonatologi<br />
9. Neuropediatri<br />
10. Nutrisi dan Metabolisme<br />
11. Penyakit Infeksi dan Tropik<br />
12. Respirologi<br />
13. Tumbuh Kembang-Pediatri Sosial<br />
Setelah lulus tahap madya, peserta PPDS-1 IKA mendapat sertifikat kompetensi madya.<br />
Tahap Senior<br />
Setelah lulus tahap madya, pada awal semester ke-8, peserta PPDS-1 IKA memasuki tahap senior, serta menjalani<br />
pendidikan di:<br />
1. PICU (pediatric intensive care unit) selama 6 minggu<br />
2. NICU (neonatal intensive care unit)selama 6 minggu<br />
3. Poliklinik Anak selama 6 minggu<br />
4. RS Jejaring di RSUD Ujung Berung, RSUD Cibabat, RSUD Majalaya, RSKIA Astananyar, RSUD Soreang, dan<br />
RSUD Waled masing-masing selama 4 minggu.<br />
Tabel 2.1 Materi dan Tahap Pembelajaran serta Bobot SKS Materi Program Pendidikan Dokter Spesialis Anak<br />
Tahap Semester Materi Pembelajaran Bobot SKS<br />
Kualifikasi 1 MKU/MKK 6<br />
Yunior 1─4 MPK yunior 18<br />
MPA-2 yunior 10<br />
Madya 5─7 MPK madya 18<br />
MPA-2 madya 6<br />
Senior 8 PICU-NICU 6<br />
Tugas mandiri Poliklinik Anak dan RS<br />
Jejaring<br />
Total Bobot SKS 64
100<br />
Struktur pendidikan yang meliputi pendidikan program Magister dan dokter spesialis anak dapat dilihat pada skema di<br />
bawah ini:<br />
Program Magister<br />
(luar jam kerja)<br />
S I S II S III<br />
MDU Usulan<br />
MDK penelitian<br />
Program<br />
Profesi<br />
(jam<br />
kerja)<br />
S<br />
I<br />
MKU/MKK<br />
(bagian program Magister dalam jam kerja)<br />
S<br />
I─II<br />
S<br />
III<br />
Rotasi<br />
12divisi<br />
S<br />
IV<br />
S<br />
IV─V<br />
S<br />
VI<br />
Rotasi<br />
13 divisi<br />
S<br />
VII<br />
P<br />
I<br />
C<br />
U<br />
TESIS<br />
S<br />
VIII<br />
N P<br />
I O<br />
C L<br />
U I<br />
Kualifikasi Yunior Madya Senior<br />
R<br />
S<br />
D<br />
Gambar 1. Struktur Pendidikan Program Magister dan Dokter Spesialis Anak Fakultas Kedokteran Universitas<br />
Padjadjaran<br />
2.1.1 Proses Pembelajaran Program Magister<br />
MDU, MDK, MKU, dan MKK<br />
Tutorial meliputi tatap muka baik terjadwal maupun tidak terjadwal, diskusi, presentasi, dan pemberian tugastugas.<br />
MPA-1<br />
Penulisan Tugas Khusus (sari pustaka), usulan penelitian, dan penulisan tesis dilaksanakan melalui<br />
tutorial/bimbingan, pemberian tugas dan monitoring.Untuk mempercepat proses pengajuan usulan penelitian,<br />
maka dilaksanakan program mentoring.<br />
Program mentoring untuk pembuatan usulan penelitian dilakukan sebanyak 2 siklus masing-masing 2 kali<br />
pertemuan. Dua orang mentor merupakan staf Departemen Ilmu Kesehatan Anak yang bertindak sebagai<br />
pembimbing penelitian, sedangkan 2 mentor yang lain adalah staf Departemen Ilmu Kesehatan Anak. Pada setiap<br />
pertemuan, Mentor akan memberikan masukan dan penilaian performance peserta didik, serta mencatat hasil<br />
kemajuan studi mahasiswa tersebut untuk dijadikan dasar kelayakan usulan penelitian. Selain itu Mentor<br />
menandatangani buku Log mahasiswa.<br />
2.1.2 Proses Pembelajaran Pendidikan Dokter Spesialis Anak<br />
Pendidikan profesi dokter spesialis mempunyai karakteristik education, exposure, and experience yang akan<br />
mengantarkan peserta didik untuk mencapai tingkat expertise, evidence-based practice, and excellence.<br />
Tujuan utama pendidikan dokter spesialis adalah memberi kesempatan yang cukup untuk memperoleh pengalaman<br />
klinik (clinical exposure), agar yang bersangkutan memperoleh pengalaman penting yang diperlukan, sehingga dapat<br />
memberikan pelayanan kesehatan dengan standar yang tinggi sesuai dengan bidang keahliannya.<br />
Beberapa komponen proses pembelajaran profesi dokter spesialis anak adalah sebagai berikut:<br />
1. Magang (apprenticeship)<br />
Merupakan proses penerapan keprofesian dari ilmu yang telah didapat. Metode pembelajaran berupa<br />
demonstrasi, bedside teaching, analisis kasus, tatap muka terjadwal dan tidak terjadwal, dan pemberian tugas<br />
2. Aktivitas pendidikan terstruktur, yaitu:<br />
Bacaan jurnal (12 kalimasing-masing untuk tingkat yunior dan madya)<br />
Sari pustaka (2 kali presentasi wajibdi tingkat madya, bila ada tambahan sesuai kebijakan divisi)<br />
Presentasi kasus (1 kali EvidencedBased Case Report, 1 kaliLongitudinal Case ditingkat madya, bila ada<br />
tambahan sesuai kebijakan divisi)<br />
Presentasi kasus kematian/clinicopathological conference (tahap madya atau senior), bergantung pada<br />
tempat perawatan pasien meninggal<br />
Presentasi ilmiah di luar institusi (1 kali tingkat madya/senior diajukan pada PIT IDAI atau KONIKA)<br />
Proses pembelajaran berupa telaah kritis, tutorial, analisis kasus, pengelolaan informasi, dan konsultasi<br />
3. e-learning mempergunakan sumber online<br />
4. Mengembangkan keterampilan dengan mengikuti pelatihan praktik dan prosedur pediatri melalui berbagai<br />
aktifitas lokakarya dan pelatihan. Pelatihan prosedur pediatri ini sudah dimulai saat peserta didik berada pada<br />
semester I. Diktum klasik yang sudah lama dikenal yaitu memerhatikan, mengerjakan, dan mengajarkan (see, do,<br />
and teach dictum) merupakan metode penting untuk memperoleh keterampilan praktik klinik dan prosedur medik<br />
5. Mendidik mahasiswa kedokteran tingkat profesi (Program Studi Pendidikan Dokter/PSPD)<br />
2.2. KURIKULUM (STRUKTUR MATA KULIAH)<br />
Agar peserta PPDS-1 IKA dapat menjalani semua yang dipersyaratkan di dalam kurikulum pendidikan dengan baik,<br />
diperlukan pemahaman mengenai komponen-komponen berikut ini.
101<br />
1. Struktur mata kuliah<br />
a. Materi Pembelajaran<br />
b. Struktur dan Penyelenggaraan Pendidikan<br />
2. Deskripsi mata kuliah<br />
a. Materi Dasar Umum (MDU)<br />
b. Materi Dasar Khusus (MDK)<br />
c. Materi Keahlian Umum (MKU)<br />
d. Materi Keahlian Khusus (MKK)<br />
2.1.1 Struktur Mata Kuliah<br />
2.1.2 Materi Pembelajaran<br />
2.1.2.1 Materi Pembelajaran Pendidikan Magister Kesehatan BKU IKA: Mata Kuliah<br />
1. Materi Dasar Umum (MDU)<br />
Berisi dasar materi ilmu, tidak terbatas pada bidang kedokteran, yang diperlukan untuk menjadi calon penggagas<br />
dan peneliti, terdiri atas:<br />
- Filsafat ilmu<br />
- Etika profesi<br />
- Metodologi penelitian<br />
- Biostatistika dan komputer statistika.<br />
2. Materi Dasar Khusus (MDK)<br />
Berisi dasar pengetahuan keahlian dalam bidang kedokteran selain IKA yang dapat membantu pencapaian<br />
kualitas akademik, dan pada gilirannya kemudian, membantu pencapaian kualitas keprofesian yang tinggi. Terdiri<br />
atas:<br />
- Biologi molekular<br />
- Farmakologi klinik<br />
- Epidemiologi klinik<br />
- Kedokteran berbasis bukti (evidence-based medicine)<br />
- Administrasi kesehatan dan rekam medik.<br />
3. Materi Keahlian Umum (MKU)<br />
Berisi materi pengajaran yang memberikan dasar pengetahuan keahlian dalam bidang IKA agar mampu<br />
memecahkan permasalahan kesehatan anak secara ilmiah. Terdiri atas:<br />
- Tumbuh kembang<br />
- Nutrisi klinis<br />
- Genetika kedokteran<br />
- Elektrolit dan keseimbangan asam-basa<br />
4. Materi Keahlian Khusus (MKK)<br />
Merupakan materi pengajaran keahlian yang meliputi semua subdisiplin dalam bidang IKA, yaitu:<br />
- Alergi-imunologi<br />
- Endokrinologi<br />
- Gastro-hepatologi<br />
- Gawat darurat pediatri<br />
- Hematologi dan onkologi<br />
- Kardiologi<br />
- Nefrologi<br />
- Neonatologi<br />
- Neurologi<br />
- Nutrisi dan metabolik<br />
- Penyakit infeksi tropik<br />
- Respirologi<br />
- Tumbuh kembang-pediatri sosial<br />
- Prosedur medik-pediatri<br />
5. Materi Penerapan Akademik-I<br />
Berhubungan dengan persyaratan pendidikan Magister seperti:<br />
- Topik khusus (sari pustaka dalam istilah Kurikulum 2000).<br />
- Usulan penelitian<br />
- Tesis<br />
2.1.2.2 Materi Pembelajaran Pendidikan Profesi Dokter Spesialis Anak:<br />
1. Materi Penerapan Keprofesian (MPK)<br />
Merupakan pelatihan keprofesian yang secara umum, meliputi pelatihan dalam bidang:<br />
- Tatalaksana pasien gawat darurat<br />
- Tatalaksana pasien rawat inap<br />
- Tatalaksana pasien rawat jalan<br />
- Tatalaksana kasus jangka panjang
102<br />
- Penilaian tumbuh kembang dan pendekatan pediatri sosial<br />
- Prosedur medik-pediatri<br />
2. Materi Penerapan Akademik-2 (MPA-2)<br />
Berhubungan dengan pencapaian kemampuan profesi dengan kompetensi akademik yang baik, terdiri atas:<br />
- Bacaan kepustakaan (journal reading)<br />
- Referat<br />
- Presentasi ilmiah di luar institusi<br />
- Sajian kasus sulit dan kasus kematian<br />
- Laporan jaga<br />
2.1.3 Struktur dan Penyelenggaraan Pendidikan<br />
Yang dimaksud dengan struktur kurikulum yaitu bagaimana isi/materi pengajaran diorganisasikan dan bagaimana<br />
jadwal pembelajaran akan dilaksanakan.<br />
Penyelenggaraanpendidikan dilaksanakanberdasarkan ketentuan yang berlaku yaitu:<br />
Program Magister<br />
Program ini diselenggarakan oleh Program Pascasarjana Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, dalam hal ini<br />
Program Pendidikan Combined Degree (PPCD) bekerja sama dengan Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas<br />
Kedokteran Universitas Padjadjaran.<br />
Program inidiikuti PPDS pada semester ke -4 atau 5, bersifat opsional, Saat ini program ini menginduk kepada<br />
Program Magister Ilmu Kedokteran Dasar Fakultas`Kedokteran Universitas Padjadjaran.<br />
Tempat pendidikan : Gedung Program Pascasarjana Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran JI. Eyckman No.<br />
38, Bandung.<br />
Waktu pendidikan : Disesuaikan dengan jadwal dari Program Pascasarjana, kecuali untuk MKK<br />
diselenggarakan pada jam kerja di Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran<br />
Universitas Padjadjaran/RSUP Dr. Hasan Sadikin<br />
Gelar akademik : Magister Kesehatan (MKes)<br />
Materi dan tahap pembelajaran, serta bobot SKS dapat dilihat pada tabel di bawah ini:<br />
Tabel 2.1 Materi dan Tahap Pembelajaran serta Bobot SKS Materi Program Magister<br />
Materi Semester Waktu dan Tempat Bobot SKS<br />
MDU 1─2 sesuai jadwal PPCD 11<br />
MDK 2 sesuai jadwal PPCD 12<br />
MKU DAN MKK 1 DIKA, pada jam kerja 14<br />
MPA-1 3 sesuai jadwal PPCD 11<br />
Total Bobot SKS 48<br />
2.2 Deskripsi Mata Kuliah<br />
2.2.1 Materi Dasar Umum<br />
2.2.1.1 Filsafat Ilmu Pengetahuan<br />
- Pengertian filsafat<br />
- Ilmu pengetahuan sebagai alat kritik bagi semua pengetahuan<br />
- Metafisika, ontologi, epistomologi, dan logika<br />
- Arti dan tujuan ilmu pengetahuan, tradisi ilmu pengetahuan<br />
- Ilmu Pengetahuan dan kebenaran<br />
2.2.1.2 Etika Profesi<br />
- Etika Profesi<br />
- Etika dan estetika<br />
2.2.1.3 Metodologi Penelitian<br />
- Ilmu dan penelitian<br />
- Dasar-dasar penelitian dalam bidang kedokteran dan kesehatan<br />
- Sampel dan populasi<br />
- Pengukuran dalam penelitian<br />
- Usulan penelitian<br />
- Disain penelitian<br />
- Studi seksi silang<br />
- Studi kasus kontrol<br />
- Studi kohor<br />
- Analisis kesintasan<br />
- Uji diagnostik
1<strong>03</strong><br />
- Uji klinis<br />
- Metaanalisis<br />
- Besar sampel<br />
- Pemilihan uji hipotesis<br />
- Masalah etika penelitian<br />
- Penulisan hasil penelitian dan rujukan<br />
- Penelusuran artikel<br />
- Telaah kritis literatur<br />
- Review sistematik<br />
2.2.1.4 Biostatistika dan Komputer statistika<br />
- Pengertian statistika<br />
- Statistika vital<br />
- Pengolahan data<br />
- Teori probabilitas<br />
- Ukuran dan teknik sampling<br />
- Statistik inferens<br />
- Penarikan kesimpulan<br />
- Dasar uji bermakna<br />
- Uji perbedaan 2 mean<br />
- Uji perbedaan lebih dari 2 mean<br />
- Uji perbedaan 2 proporsi<br />
- Uji nonparametrik<br />
- Korelasi dan regresi lnear<br />
- Multivariate analysis<br />
2.2.1.5 Pelatihan penggunaan komputer<br />
Meliputi penggunaan berbagai paket komputer misalnya:<br />
- Epi info<br />
- Stata<br />
- SPSS<br />
2.2.2 Materi Dasar Khusus (MDK)<br />
2.2.2.1 Biologi Molekular<br />
- Fungsi hidup, biomolekul, sel<br />
- Faktor-faktor psikoklinis<br />
- Protein<br />
- Bioenergetika<br />
- Oksidasi biologi<br />
- Metabolime<br />
- Membran biologis<br />
- Komunikasi antarsel<br />
- Gradien dalam makhluk hidup<br />
- Strategi lokomotif<br />
- Replika dan ekspresi<br />
2.2.2.2 Farmakologi Klinik<br />
- Pengantar farmakologi klinik<br />
- Farmakokinetik<br />
- Faktor-faktor yang mengubah respons<br />
- Efek samping obat<br />
- Interaksi obat<br />
- Analisis manfaat, risiko dan ekonomi dalam penggunaan obat<br />
- Penerapan pengobatan rasional dalam pelayanan<br />
- Terapi antimikrob<br />
- Toksikologi klinik<br />
2.2.2.3 Epidemiologi, Epidemiologi Klinik, dan Kedokteran Berbasis Bukti (KBB)<br />
- Pengantar epidemiologi, epidemiologi klinik, dan KBB<br />
- Nilai p dan interval kepercayaan<br />
- Normalitas dan kausalitas<br />
- Pengantar penggunaan komputer<br />
- Searching clinic<br />
- Diagnosis<br />
- Terapi
104<br />
- Prognosis<br />
- Harm<br />
- Clinical guidelines<br />
- Meta-analysis<br />
- Health technology assessment<br />
- Clinical decision making<br />
- Cost-benefit analysis<br />
- KBBdan clinical governance<br />
- KBB dan clinical audit<br />
2.2.2.4 Administrasi Kesehatan dan Rekam Medis<br />
- Dasar-dasar administrasi kesehatan<br />
- Definisi rekam medis<br />
- Isi rekam medis<br />
- Nilai rekam medis dalam bidang<br />
- Legal<br />
- Administrasi<br />
- Keuangan<br />
- Riset<br />
- Pendidikan<br />
- Dokumentasi<br />
2.2.3 Materi Keahlian Umum (MKU)<br />
2.2.3.1 Tumbuh kembang (Growth and Development/Pediatri Sosial)<br />
- Penilaian pertumbuhan dan perkembangan<br />
- Konsep umum tumbuh kembang dan kebutuhan dasar tumbuh kembang anak<br />
- Pemantauan pertumbuhan anak dengan growth chart(CDC 2000)<br />
- Pemantauan perkembangan anak dengan Denver II<br />
- Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan dan perkembangan<br />
- Stimulasi<br />
- Gangguan Pertumbuhan dan Perkembangan<br />
- Gangguan pertumbuhan fisik<br />
- Gangguan perkembangan motorik<br />
- Gangguan perkembangan bahasa<br />
- Gangguan fungsi vegetatif<br />
- Kecemasan<br />
- Gangguan suasana hati (mood disorders)<br />
- Bunuh diri dan percobaan bunuh diri<br />
- Gangguan kepribadian yang terpecah (disruptive behavioral disorders)<br />
- Gangguan perilaku seksual<br />
- Gangguan perkembangan pervsif dan psikosis pada anak<br />
- Disfungsi neurodevelopmental pada anak usia sekolah<br />
- Kelainan saraf dan pediatrik akibat trauma otak<br />
- Penyakit psikosomatik<br />
- Peningkatan Kualitas anak<br />
- Keluarga berencana<br />
- Upaya peningkatan kualitas anak<br />
- Imunisasi<br />
- Perlindungan anak<br />
- Undang-undang perlindungan anak<br />
- Anak dengan kebutuhan khusus<br />
- Masalah sosial<br />
- Adopsi<br />
- Foster care<br />
- Child care<br />
- Separation and death<br />
- Impact of violence<br />
2.2.3.2 Nutrisi dan Penyakit Metabolik Anak<br />
- Penilaian status gizi<br />
- Kesulitan makan pada anak<br />
- Malnutrisi energi protein dan defisiensi vitamin:<br />
- Patofisiologi/patogenesis malnutrisi energi protein<br />
- Klasifikasi malnutrisi energi protein
105<br />
- Pengenalan malnutrisi energi protein<br />
- Tatalaksana malnutrisi energi protein<br />
- Pengenalan defisiensi nutrien lain (vitamin)<br />
- Obesitas<br />
- Pengenalan obesitas (klinis, antropometris)<br />
- Penyebab dan tipe obesitas<br />
- Penyulit/komplikasi obesitas<br />
- Tatalaksana obesitas<br />
- Kelainan metabolik bawaan<br />
- Diagnosis kelainan metabolik bawaan berdasarkan gejala klinis dan laboratorium sederhana<br />
- Patofisiologi/dasar kelainan metabolik bawaan<br />
- Masalah kelainan metabolik bawaan<br />
- Skrining kelainan metabolik bawaan<br />
- Langkah-langkah tatalaksana<br />
- Kedaruratan yang mungkin terjadi dan cara penanggulangannya<br />
- Dukungan nutrisi: enteral<br />
- Indikasi nutrisi enteral<br />
- Jenis-jenis formula enteral<br />
- Cara penghitungan kebutuhan cairan, energi, dan nutrien<br />
- Untung-rugi serta komplikasi formula enteral<br />
- Dukungan nutrisi: parenteral<br />
- Indikasi nutrisi parenteral<br />
- Jenis-jenis preparat total parenteral nutrition<br />
- Cara penghitungan kebutuhan cairan, energi, dan nutrien<br />
- Untung-rugi serta komplikasi formula parenteral<br />
- Diet pada berbagai penyakit (ginjal, hati, jantung, saluran cerna)<br />
- Dasar modifikasi diet pada berbagai penyakit<br />
- Masalah yang mungkin terjadi (pengaturan atau akibat diet tersebut) dan cara mengatasinya<br />
- Pengaturan diet<br />
- Diet pada berbagai penyakit (ketogenik, alergi, diabetes melitus, kelainan metabolik bawaan)<br />
- Dasar modifikasi diet pada berbagai penyakit<br />
- Masalah yang mungkin terjadi (pengaturan atau akibat diet tersebut) dan cara mengatasinya<br />
- Pengaturan diet<br />
- Manajemen laktasi<br />
2.2.3.3 Genetika Kedokteran<br />
- Sitogenetika<br />
- Genetika molekular<br />
- Genetika biokimia<br />
- Genetika klinik<br />
- Epidemiologi genetika<br />
- Imunogenetika<br />
- Genetika perkembangan<br />
- Genetika populasi<br />
2.2.3.4 Elektrolit, keseimbangan air, dan asam basa<br />
- Keseimbangan cairan dan elektrolit<br />
- Fisiologi keseimbangan air dan elektrolit<br />
- Gangguan keseimbangan air dan elektrolit<br />
- Tatalaksana gangguan keseimbangan air dan elektrolit<br />
- Keseimbangan asam basa<br />
- Fisiologi keseimbangan asam-basa<br />
- Pengukuran keseimbangan asam-basa<br />
- Gangguan keseimbangan asam-basa: respiratorik<br />
- Gangguan keseimbangan asam-basa: metabolik<br />
- Tatalaksana gangguan keseimbangan asam-basa: respiratorik<br />
- Tatalaksana gangguan keseimbangan asam-basa: metabolik<br />
2.2.3.5 Materi Keahlian Khusus (MKK)<br />
Alergi-Imunologi Anak<br />
- Imunologi dasar I<br />
- Sejarah imunologi<br />
- Perkembangan sistem imun<br />
- Kompleks histokompatibilitas
106<br />
- Sistem komplemen<br />
- Imunologi dasar II<br />
- Respons imun<br />
- Imunitas humoral<br />
- Imunitas selular<br />
- Sistem Fagosit<br />
- Imumnologi Klinis I<br />
- Reaksi hipersensitivitas<br />
- Anafilaksis-anafilaktoid<br />
- Uji tusuk kulit<br />
- Alergi makanan<br />
- Imunologi klinis II<br />
- Urtikaria-angioedema<br />
- Dermatitis atopi<br />
- Rinitis alergi<br />
- Alergi obat<br />
- AIDS pada anak<br />
- Imunologi klinis III<br />
- Artritis reumatoid juvenilis<br />
- Lupus eritematosus sistemik<br />
- Purpura Henoch-Schoenlein<br />
- Imunitas dan imunopatologi<br />
- Autoimunitas<br />
- Imunomodulasi<br />
- Terapi medikamentosa dan imunoterapi<br />
Endokrinologi Anak<br />
- Pengantar endokrinologi anak<br />
- Fisiologi, anatomi, biokimia<br />
- Mekanisme kerja<br />
- Regulasi hormon<br />
- Manifestasi kelainan endokrin<br />
- Evaluasi anak dan remaja dengan kemungkinan penyakit endokrin<br />
- Peranan sistem endokrin dalam tumbuh kembang anak<br />
- Pertumbuhan (linear)<br />
- Pengukuran pertumbuhan<br />
- Pertumbuhan abnormal:<br />
- Short stature (perawakan pendek)<br />
- Tall stature (perawakan tinggi)<br />
- Obesitas: aspek endokrin<br />
- Etiologi-patogenesis<br />
- Diagnosis<br />
- Pengelolaan<br />
- Gangguan metabolisme vasopresin<br />
- Fisiologi vasopresin normal<br />
- Diabetes insipidus:<br />
- Sentral<br />
- Nefrogenik<br />
- SIADH<br />
- Gangguan kelenjar tiroid<br />
- Fisiologi dan anatomi tiroid normal<br />
- Goiter<br />
- Hipotiroidisme<br />
- Neonatal/bawaan<br />
- Dapatan<br />
- Hipertiroidisme<br />
- Diabetes melitus<br />
- Tipe 1<br />
- Tipe 2<br />
- DKA (diabetes ketoasidosis)<br />
- Hipoglikemia<br />
- Metabolisme karbohidrat normal<br />
- Hipoglikemia neonatal<br />
- Hipoglikemia pada anak di luar periode neonatal
107<br />
- Hiperplasia adrenal kongenital (HAK)<br />
- Steroidogenesis adrenal normal<br />
- HAK disebabkan defisiensi 21-hidroksilase<br />
- Sindrom Cushing dan Penyakit Cushing<br />
- Kelainan organ reproduksi laki-laki<br />
- Testis undesensus<br />
- Mikropenis<br />
- Intersex<br />
- 46, XX, Intersex (virilization)<br />
- 46, XY, Intersex (undervirilization)<br />
- Intersex gonadal murni<br />
- Kelenjar paratiroid dan gangguannya<br />
- Peranan hormon, homeostasis kalsium, dan metabolisme tulang<br />
- Hipoparatirodisme<br />
- Aspek endokrin pubertas<br />
- Fisiologi<br />
- Pubertas dini<br />
- Pubertas lambat<br />
- Gangguan metabolisme iodium<br />
- Defisiensi iodium (aspek endokrin)<br />
Gastro-hepatologi Anak<br />
- Disfagia<br />
- Muntah<br />
- Refluks gastroesofagus<br />
- Muntah menetap<br />
- Muntah bedah<br />
- Diare<br />
- Diare akut<br />
- Sindrom diare kronik<br />
- Malabsorpsi dan intoleransi kronik<br />
- Terapi nutrisi enteral<br />
- Alergi makanan<br />
- Perawatan paska bedah intestinal<br />
- Perdarahan saluran cerna<br />
- PerdarahanSMBA<br />
- Perdarahan SMBB<br />
- Konstipasi<br />
- Konstipasi akibat pengaruh makanan<br />
- Konstipasi akibat kelainan bawaan<br />
- Konstipasi akibat infeksi<br />
- Konstipasi akibat obat<br />
- Sakit perut<br />
- Sakit perut akut<br />
- Sakit perut berulang<br />
- Sakit perut bedah<br />
- Gangguan tumbuh kembang akibat penyakit saluran cerna<br />
- Masukan kalori yang tidak adekuat<br />
- Malabsorpsi dan kehilangan kalori terlalu banyak<br />
- Diare kronik<br />
- Gangguan fungsi limfatik saluran cerna<br />
- Kolestasis intrahepatik pada bayi dan anak<br />
- Infeksi sepsis<br />
- Virus hepatotropik A,B, C<br />
- Virus non-hepatotropik : TORCH<br />
- Metabolik<br />
- Sindrom Alagille<br />
- Defisiensi alfa 1 antitripsin<br />
- Galaktosemia<br />
- Tirosinemia<br />
- Kolestasis ekstrahepatik pada bayi dan anak<br />
- Atresia bilier<br />
- Inspissated bile syndrome<br />
- Kista duktus koledokus
108<br />
- Kolelitiasis<br />
- Kolesistitis<br />
- Hepatitis akut<br />
- Hepatitis virus hepatotropik A-C<br />
- Hepatitis virus non A-C<br />
- Hepatitis non virus (karena obat, bakteri, parasit)<br />
- Hepatitis kronik<br />
- Hepatitis virus hepatotropik B-C<br />
- Hepatitis karena kelainan metabolik<br />
- Glycogen storage disease<br />
- Sindrom Alagille<br />
- Defisiensi alfa 1 antitripsin<br />
- Galaktosemia<br />
- Penyakit Wilson<br />
- Hepatitis Otoimun<br />
- Tumor hati<br />
- Hepatoblastoma<br />
- Karsinoma hepatoselular<br />
- Kelainan hati akibat obat<br />
• Parasetamol<br />
- Sitostatika<br />
- Tuberkulostatika<br />
- Antikonvulsan<br />
- Sirosis Hepatis dan hipertensi portal<br />
- Sirosis hati<br />
- Hipertensi portal karena sirosis<br />
- Hipertensi portal karena kelainan ekstrahepatik<br />
- Asites refrakter karena sirosis hati<br />
- Gagal hati fulminan<br />
- Transplantasi hati<br />
Hematologi dan Onkologi Anak<br />
- Anemia defisiensi besi (ADB)<br />
- Metabolisme besi<br />
- Etiologi dan epidemiologi anemia defisiensi besi<br />
- Diagnosis anemia defisiensi besi berdasarkan klinis dan laboratoris<br />
- Tatalaksana anemia defisiensi besi<br />
- Komplikasi anemia defisisensi besi<br />
- Dampak sosial<br />
- Anemia defisiensi asam folat dan vitamin B12<br />
- Metabolisme asam folat dan vitamin B12<br />
- Etiologi dan epidemiologi di masyarakat<br />
- Diagnosis anemia megaloblastik secara rinci<br />
- Tatalaksana anemia megaloblastik<br />
- Anemia hemolitik otoimun<br />
- Etiologi anemia hemolitik otoimun<br />
- Patofisiologi hemolisis<br />
- Dampak hemolisis terhadap eritropoiesis dan sistem biliaris<br />
- Diagnosis anemia hemolitik auotoimun<br />
- Tatalaksana dan rujukan penderita anemia hemolitik auotoimun<br />
- Penyakit hemolitik pada bayi baru lahir<br />
- Etiologi dan epidemiologi penyakit hemolitik pada bayi baru lahir<br />
- Patofisiologi hemolisis<br />
- Diagnosis (termasuk serologi antenatal dan anamnesis secara rinci)<br />
- Terapi hiperbilirubinemia<br />
- Transfusi tukar<br />
- Dampak individual dan sosial kern icterus<br />
- Efek dan berbagai cara terapi hiperbilirubinemia<br />
- Defisisensi G6PD<br />
- Epidemiologi<br />
- Patofisiologi hemolisis<br />
- Diagnosis<br />
- Nasihat pencegahan hemolisis pada penderita<br />
- Konsultasi genetik
109<br />
- Anemia aplastik<br />
- Etiologi anemia aplastik<br />
- Patofisiologi<br />
- Diagnosis anamnesis secara rinci<br />
- Talasemia<br />
- Patogenesis talasemia alfa dan beta<br />
- Pewarisan talasemia alfa dan beta<br />
- Epidemiologi talasemia<br />
- Diagnosis<br />
- Tatalaksana penderita talasemia beta<br />
- Hemosiderosis dan hemokromatosis<br />
- Tatalaksana hemosiderosis<br />
- Indikasi splenektomi<br />
- Komplikasi penderita talasemia beta mayor<br />
- Indikasi tranplantasi sumsum tulang<br />
- Dampak biopsikososial<br />
- Konsultasi genetika<br />
- Pengendalian talasemia beta<br />
- Idiopathic thrombocytopenic purpura (ITP)<br />
- Definisi ITP akut dan kronis<br />
- Etiologi<br />
- Patogenesis<br />
- Diagnosis<br />
- Tatalaksana<br />
- Komplikasi dan tatalaksananya<br />
- Indikasi splenektomi<br />
- Amegakaryocytic thrombocytopenic purpura (ATP)<br />
- Definisi<br />
- Diagnosis<br />
- Tatalaksana<br />
- Trombopatia<br />
- Definisi<br />
- Perbedaan trombopatia bawaan dengan didapat<br />
- Jenis-jenis trombopatia bawaan<br />
- Jenis-jenis trombopatia didapat<br />
- Diagnosis trombopatia<br />
- Penetapan rujukan<br />
- Hemofilia<br />
- Etiologi dan epidemiologi<br />
- Diagnosis<br />
- Tatalaksana<br />
- Persiapan pasien yang memerlukan tindakan operasi<br />
- Pengobatan rumatan<br />
- Indikasi rujukan<br />
- Konsultasi genetika<br />
- Dampak psikososial<br />
- Penyakit von Willebrand<br />
- Etiologi dan epidemiologi<br />
- Diagnosis berdasarkan gejala klinis dan hasil laboratorium<br />
- Tatalaksana<br />
- Persiapan pasien yang memerlukan tindakan operasi<br />
- Indikasi rujukan<br />
- Konsultasi genetika<br />
- Dampak psikososial<br />
- Defisiensi vitamin K<br />
- Etiologi<br />
- Patogenessis perdarahan akibat defisiensi vitamin K<br />
- Diagnosis berdasarkan gejala klinis dan hasil laboratorium<br />
- Komplikasi<br />
- Efek samping pengobatan<br />
- Kelainan pembuluh darah<br />
- Jenis-jenis kelainan pembuluh darah<br />
- Diagnosis<br />
- Tatalaksana
110<br />
- Leukemia<br />
- Definisi<br />
- Etiologi dan epidemiologi<br />
- Patogenessis dan gejala-gejala leukemia<br />
- Klasifikasi leukemia<br />
- Diagnosis<br />
- Pengobatan penunjang suportif<br />
- Rujukan<br />
- Jenis-jenis regimen pengobatan leukemia<br />
- Pengobatan atas petunjuk rujukan<br />
- Komplikasi dan pengobatan<br />
- Konsultasi dampak<br />
- Preparat apus darah tepi leukemia<br />
- Aspirasi sumsum tulang<br />
- Tumor ganas padat<br />
- Jenis tumor ganas padat<br />
- Epidemiologi<br />
- Diagnosis<br />
- Gejala klinis dan hasil laboratorium<br />
- Rujukan pada saat yang tepat<br />
- Kerjasama dengan disiplin ilmu lain yang terkait<br />
- Penyuluhan masalah penyakit kepada orangtua<br />
- Transplantasi sumsum tulang<br />
- Indikasi<br />
- Rujukan atas petunjuk konsultasi<br />
- Transfusi darah<br />
- Indikasi transfusi darah<br />
- Persiapan dosis dan macam transfusi darah<br />
- Tatalaksana transfusi darah yang tepat<br />
- Pencegahan dan penanganan terhadap penyakit yang timbul<br />
Kardiologi Anak<br />
- Pendahuluan<br />
- Anatomi jantung normal<br />
- Fisiologi jantung normal<br />
- Embriologi jantung normal<br />
- Penyakit jantung bawaan<br />
- Defek septum atrium<br />
- Defek septum ventrikel<br />
- Duktus arteriosus persisten<br />
- Stenosis pulmonal<br />
- Hipoplasia jantung kiri<br />
- Stenosis aorta<br />
- Koarktasio aorta<br />
- Tetralogi Fallot<br />
- Atresia pulmonal<br />
- Double outlet right ventricle<br />
- Transposisi arteri besar<br />
- Atresia trikuspid<br />
- Anomali drainase vena pulmonalis<br />
- Dekstrokardia<br />
- Demam reumatik dan penyakit jantung reumatik<br />
- Penyakit jantung didapat nonreumatik<br />
- Infeksi<br />
- Endokarditis<br />
- Miokarditis<br />
- Perikarditis<br />
- Efusi perikardium<br />
- Penyakit Kawasaki<br />
- Penyakit Takayasu<br />
- Noninfeksi<br />
- Kelainan kardiovaskular pada glomerulonefritis<br />
- Kelainan kardiovaskular pada hipertensi
111<br />
- Kelainan kardiovaskular pada gangguan elektrolit dan asam basa<br />
- Kelainan kardiovaskular pada kelainan hematologi<br />
- Tromboemboli<br />
- Kelainan kadiovaskular pada penyakit metabolik dan endokrin<br />
- Kelainan kardiovaskular pada kelainan ginjal<br />
- Kelainan kardiovaskular pada penyakit paru<br />
- Masalah khusus<br />
- Gagal jantung<br />
- EKG abnormal<br />
- Disritmia<br />
- Hipertensi pulmonal<br />
- Kardiomiopati<br />
- Syok kardiogenik<br />
- Henti jantung<br />
Nefrologi Anak<br />
- Proteinuria<br />
- Hematuria<br />
- Ginjal polikistik<br />
- Katup uretra posterior<br />
- Sindrom nefrotik sensitif steroid<br />
- Sindrom nefrotik resisten steroid<br />
- GNA pascastreptokokus<br />
- GNK (glomerulonefritis kronik)<br />
- Sindrom hemolitik uremik<br />
- Nefropati IgA<br />
- Asidosis tubular ginjal<br />
- Hipertensi primer<br />
- Hipertensi sekunder<br />
- Krisis hipertensi<br />
- Infeksi saluran kemih simpleks dan kompleks<br />
- Refluks vesiko-ureter<br />
- Intoksikasi jengkol<br />
- GGA (gagal ginjal akut)<br />
- GGK (gagal ginjal kronik)<br />
- Enuresis<br />
Neuropediatri<br />
- Peningkatan tekanan intrakranial<br />
- Epilepsi<br />
- Kejang demam<br />
- Penatalaksanaan kejang<br />
- Infeksi susunan saraf<br />
- Trauma lahir pada neonatus<br />
- Hypoxic ischemic encephalopathy pada neonatus<br />
- Malformasi kongenital susunan saraf pusat<br />
- Tumor pada susunan saraf<br />
- Trauma kepala dan tulang belakang<br />
- Penyakit neuromuskular<br />
- Penyakit metabolik dan degeneratif<br />
- Penyakit neurokutan<br />
- Penyakit serebrovaskular<br />
- Ensefalopati<br />
- Gangguan perkembangan umum (retardasi mental, gangguan belajar)<br />
- Cerebral palsy<br />
- Gangguan perkembangan khusus (ADHD, autis, gangguan perkembangan pervasif)<br />
Gawat Darurat Pediatri<br />
- Resusitasi<br />
- Resusitasi dasar<br />
- Resusitasi lanjutan<br />
- Obat resusitasi<br />
- Pengangkutan penderita gawat<br />
- Pengangkutan penderita gawat di dalam dan antar rumah sakit<br />
- Kedaruratan anak<br />
- Triase
112<br />
- Kedaruratan pernapasan dan terapi oksigen<br />
- Kedaruratan kardiovaskular<br />
- Kedaruratan SSP<br />
- Keracunan<br />
- Ilmu kesehatan anak intensif<br />
- Resusitasi otak<br />
- Kegawatan pernafasan dan ventilasi mekanik<br />
- Kegawatan kardiovaskular<br />
- Pengelolaan medik pra dan pascabedah<br />
- Prosedur pediatrik<br />
- Intubasi endotrakeal<br />
- Intraosseus line<br />
- RJP (resusitasi jantung paru) bayi dan anak<br />
Infeksi dan Penyakit Tropik<br />
- Patogenesis penyakit infeksi<br />
- Imunologi penyakit infeksi<br />
- Respons imun terhadap penyakit infeksi<br />
- Demam, patogenesis, dan tatalaksana<br />
- Demam tanpa kausa yang jelas<br />
- Pemberian antibiotik di bidang pediatrik<br />
- Isolasi<br />
- Pemeriksaan penunjang diagnosis/nilai normal<br />
- Helmintiasis<br />
- Malaria<br />
- Amebiasis/giardiasis<br />
- Difteria<br />
- Disentri basiler<br />
- Pertusis<br />
- Tetanus<br />
- Demam tifoid<br />
- Salmonelosis<br />
- Infeksi streptokokus grup A<br />
- Infeksi stafilokokus<br />
- Sepsis<br />
- Campak<br />
- Dengue<br />
- Rubela<br />
- Parotitis epidemika<br />
- Varicella-Zoster<br />
- HIV<br />
- Flu burung/Avian influenza<br />
- Infeksi nosokomial<br />
Neonatologi<br />
- Asfiksia neonatorum<br />
- Ikterus<br />
- BBLR (bayi berat lahir rendah)<br />
- Termoregulasi<br />
- Fisiologi neonatus<br />
- Cacat bawaan<br />
- Sindrom gawat napas<br />
- Hipoglikemia<br />
- Nutrisi parenteral<br />
- Anemia<br />
- Hipokalsemia<br />
- Nutrisi enteral<br />
Respirologi Anak<br />
- Mekanisme pertahanan lokal saluran respiratorik<br />
- Aerodynamic filtering<br />
- Airway reflexes<br />
- Mechanism of cough and abnormalitiies of the cough reflex<br />
- Mucous and lung water<br />
- Disorder of the mucocilliary system
113<br />
- The respiratory epithelium<br />
- Kelainan respiratorik yang sering ditemukan pada bayi<br />
- Laringomalasia<br />
- Emfisema dan lobaris kongenital<br />
- Kista paru dan bleb paru<br />
- Fistula trakeosesofageal<br />
- Kelainan diafragma dan dinding dada (hernia diafragmatika, enterasio diafragma, osteogenesis imperfekta)<br />
- Tumor mediastinum<br />
- Asma bronkial<br />
- Patofisiologi<br />
- Diagnosis<br />
- Klasifikasi (derajat serangan, derajat penyakit)<br />
- Penatalaksanaan<br />
- Batuk kronik berulang (BKB)<br />
- Pneumotoraks, pneumomediastinum<br />
- Infeksi saluran respiratorik akut<br />
- Bagian atas (rinitis, rinofaringitis, tonsilitis, tonsilofaringitis, sinusitis, otititis media akut, epiglotitis, sindrom<br />
croup)<br />
- Bagian bawah (bronkopneumonia, bronkiolitis)<br />
- Drowning, near drowning<br />
- Avian influenza<br />
- Tuberkulosis<br />
3.1 Evaluasi Belajar dan Batas Waktu Studi<br />
3.1.1 Evaluasi Hasil Belajar<br />
Penilaian berdasarkan tujuannya dibagi menjadi tiga yaitu formatif, sumatif, dan gabungan keduanya (penilaian sumatif<br />
yang berisi pula komponen formatif, contohnya early warning summative yang diselenggarakan The United States<br />
National Board of Medical Examiner). Penilaian formatif dipergunakan untuk mengukur kemampuan peserta didik<br />
dengan tujuan untuk memperbaiki kekurangan/kelemahan yang ditemukan, sedangkan penilaian sumatif dipergunakan<br />
untuk menentukan/menjadi dasar suatu keputusan seperti lulus-tidak lulus, baik atau buruk.<br />
3.1.2 Penilaian untuk Program Magister Kesehatan<br />
MDU/MDK/MKUIMKK<br />
Penilaian dilaksanakan melalui pemberian tugas-tugas, diskusi, presentasi, dan ujian tertulis maupun lisan bila<br />
diperlukan.<br />
Usulan Penelitian<br />
Penilaian usulan penelitian dilaksanakan melalui ujian Sidang Usulan Penelitian mencakup kerangka penulisan,<br />
substansi masalah yang akan diteliti, tujuan penelitian, metode penelitian, perangkat statistik yang akan<br />
dipergunakan,dan kepustakaan yang relevan.<br />
Seminar Usulan Penelitian:<br />
1. Usulan penelitian kerangka tesis yang belum diuji secara empiris<br />
2. Seminar usulan penelitian dilaksanakan pada alih semester, yaitu setelah kwartal ke-2 program magister<br />
3. Jumlah penguji adalah 7 orang yang terdiri atas 2 anggota tim pembimbing dan 5 orang penelaah termasuk ketua<br />
sidang dan 2 orang penilai etika penelitian.<br />
4. Sidang diketuai oleh Guru Besar yang ditunjuk oleh Program Pascasarjana Fakultas Kedokteran Universitas<br />
Padjadjaran.<br />
5. Penguji disarankan oleh ketua Peminatan dan ditetapkan oleh Koordinator Program Pascasarjana Fakultas<br />
Kedokteran Universitas Padjadjaran<br />
6. Penguji pada waktu usulan penelitian adalah juga penguji pada pratesis dan tesis<br />
7. Penguji boleh bergelar magister selama pada bagian tersebut belum ada yang bergelar doktor.<br />
8. Pada akhir seminar semua skor yang berupa angka mutu dengan kisaran 0,00–4,00 dikumpulkan dan dihitung<br />
dengan rincian: Nilai pembimbing adalah 60% dan nilai penelaah 40%<br />
9. Angka kelulusan serendah-rendahnya 3,00<br />
10. Bila tidak lulus, mahasiswa diberi kesempatan hanya satu kali seminar perbaikan dan bila belum berhasil juga<br />
mahasiswa dikenakan sanksi pemutusan sandi<br />
11. Bagi mahasiswa yang telah lulus seminar diwajibkan melengkapi dan memperbaiki usulan penelitiannya dan<br />
ditandatangani kembali oleh pembimbing dan dapat dipertanggungjawabkan sebagai usulan penelitian untuk tesis.<br />
Hasil perbaikan harus diserahkan kepada ketua program untuk mendapat surat izin melaksanakan penelitian<br />
12. Bobot Ujian Usulan Penelitian 4 SKS
114<br />
13. Pedoman huruf mutu usulan penelitian:<br />
ANGKA MUTU 3,76–4,00 3,51–3,75 3,26–3,50 3,00–3,25<br />
HURUF MUTU A A(-) B(+) B<br />
ANGKA MUTU 3,76–4,00 3,00–3,75<br />
HURUF MUTU A B<br />
14. Usulan penelitian harus dilakukan paling lambat pada akhir semester ke-4 program pendidikan Magister.<br />
Tabel 3.1<br />
Tabel 3.2<br />
Predikat Kelulusan Usulan Penelitian Berdasarkan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK)<br />
IPK<br />
Predikat<br />
3,71–4,00 Dengan Pujian<br />
3,41–3,70 Sangat Memuaskan<br />
2,75–3,40 Memuaskan<br />
Predikat Kelulusan Tesis Berdasarkan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK)<br />
IPK<br />
Predikat<br />
3,71–4,00 Dengan Pujian<br />
3,41–3,70 Sangat Memuaskan<br />
2,75–3,40 Memuaskan<br />
3.1.3 Penilaian Program Pendidikan Profesi Dokter Spesialis Anak<br />
Tata Cara Pelaksanaan PenilaianPeserta PPDS-1 IKA<br />
Dalam rangka memperoleh kompetensi dokter spesialis anak, peserta PDS-1 IKA melakukan kegiatan pembelajaran<br />
yang merupakan gabungan proses pelayanan, pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.<br />
Jenis kegiatan tersebut meliputi:<br />
- Pemeriksaan pasien termasuk tatalaksana pasien (bed side)<br />
- Acara ilmiah, meliputi:<br />
1. Laporan kasus<br />
2. Sari pustaka<br />
3. Bacaan jurnal<br />
4. Tugas baca<br />
5. Laporan kasus longitudinal<br />
6. Evidence based case report (EBCR)<br />
7. Laporan kematian (audit morbiditas dan mortalitas)<br />
Dengan memperhatikan tingkat kompetensi dari area kompetensi yang harus dicapai sesuai dengan tahap pendidikan<br />
peserta PPDS-1 (yunior/madya) penilaian di divisi berupa:<br />
- Presentasi pada saat ronde divisi dan ronde besar<br />
- Bacaan jurnal<br />
- Analisis kasus<br />
- Sari pustaka<br />
- Audit morbiditas dan mortalitas<br />
- Pengamatan langsung keterampilan melakukan prosedur medis pada anak (DOPS: direct observation procedural<br />
skill assesment)<br />
- MINI-CEX<br />
- Script corcodance test (SCT)<br />
- Ujian lisan atau tertulis (modifikasi esai atau pilihan berganda) dilaksanakan pada awal dan akhir magang di divisi<br />
- Penilaian buku log<br />
- Portofolio<br />
Pemberian angka, nilai mutu, markah, dan interpretasi setiap penilaian di divisi adalah sebagai berikut:<br />
Bentuk asesmen peserta PPDS-1 IKA<br />
Untuk penilaian dan evaluasi kemajuan hasil belajar peserta PPDS-1 IKA digunakan beberapa metode asesmen<br />
(sesuai aturan kolegium IKA Indonesia), meliputi:<br />
- Case based discussion (CBD)<br />
- Mini clinical examination (Mini CEX) dilaksanakan di tiap divisi<br />
- Direct observational procedures(DOPS)<br />
- Mini peer assesment tools (Mini PAT)<br />
- Objective clinical structured evaluation (OSCE)<br />
- Essay<br />
- Multiple choice question (MCQ)<br />
- Buku Log
115<br />
Penilaian dalam bentuk angka dan huruf mutu.<br />
Hasil penilaian tersebut merupakan dasar penilaian kelulusan divisi.<br />
Tabel 3.3<br />
Penilaian di Divisi<br />
Nilai Akhir (NA) Huruf Mutu Angka Mutu (AM)<br />
80≤NA≤100 A 3.20≤AM≤4<br />
68≤NA
116<br />
a. Bentuk Ujian<br />
Ujian terdiri dari kasus panjang (long case) dan kasus pendek (short case). Ujian kasus panjang berbentuk<br />
evidence based practice, sedangkan kasus pendek berbentuk Mini-CEX atau disesuaikan dengan metodeevaluasi<br />
nasional.<br />
b. Penyelenggaraan Ujian Komprehensif Lokal<br />
Penguji ujiankomprehensif lokal ditentukan secara bergiliran oleh Tim Pendidikan PPDS-1 IKA yang mendapat<br />
persetujuan Kepala Departemen Ilmu Kesehatan Anak, terdiri atas 5 orang penguji dan 1 orang sekretaris.<br />
c. Tatacara Ujian<br />
Mengacu kepada peraturan yang telah ditentukan oleh Kolegium Ilmu Kesehatan Anak Indonesia.<br />
Kasus panjang<br />
- Satu kasus diberikan kepada setiap kandidat 7 hari sebelum penyelenggaraan ujian untuk ditatalaksana dan<br />
dibuat makalah kasus panjang<br />
- Format kasus panjang terdiri atas identitas pasien, ilustrasi kasus, dan diskusi tanpa disertai daftar pustaka<br />
- Kandidat mempresentasikan kasusnya selama 15–20 menit dengan memakai alat bantu dengar pandang<br />
- Setelah kandidat selesai mempresentasikan kasus, tim penguji dapat memeriksa/melihat kasus yang<br />
dipresentasikan<br />
- Masing-masing penguji mendapat waktu 10 menit untuk mengajukan pertanyaan secara bergilir<br />
- Pertanyaan yang diajukan oleh seorang penguji juga dinilai jawabannya oleh penguji-penguji lain<br />
- Apabila penguji merasa pertanyaan yang diajukan penguji sebelumnya sudah dirasakan cukup, maka penguji<br />
bersangkutan boleh tidak mengajukan pertanyaan lagi<br />
- Proporsi pertanyaan sebagai berikut: 40% mengenai kasus dan 60% mengenai ilmu kesehatan anak secara<br />
keseluruhan<br />
Kasus pendek<br />
- Kasus disiapkan oleh panitia penyelenggara, sesaat sebelum penyelenggaraan ujian<br />
- Kandidat dan penguji tidak mengetahui kasus sebelumnya<br />
- Kandidat dan penguji diberi keterangan pendek tertulis mengenai pasien sebagai berikut: nama, umur,<br />
anamnesis singkat, dan lain-lain<br />
- Kandidat mengambil anamnesis, memeriksa pasien, dan kemudian mempresentasikan. Kandidat memakai<br />
alat-alat kedokteran yang disediakan (stetoskop, termometer, tensimeter, dan lain-lain). Seluruhnya dilakukan<br />
dalam waktu 15 menit<br />
- Pada waktu kandidat melakukan amanesis dan memeriksa pasien, para penguji mengamati dan menilai<br />
kandidat<br />
- Setelah kandidat mempresentasikan pasien, dilakukan diskusi umum yang dipimpin oleh Ketua Tim Penguji<br />
- Masing-masing penguji mendapat waktu 5 menit untuk mengajukan pertanyaan/diskusi dengan kandidat.<br />
Penilaian dilakukan dengan memakai pola Mini-CEX<br />
- Pertanyaan yang diajukan oleh seorang penguji juga dinilai jawabannya oleh penguji lain<br />
- Apabila penguji selanjutnya merasa pertanyaan yang diajukan penguji sebelumnya sudah dirasakan cukup,<br />
maka penguji bersangkutan boleh tidak mengajukan pertanyaan lagi<br />
4.1.5 Evaluasi Nasional<br />
Diselenggarakan secara nasional sesuai jadwal yang ditetapkan Kolegium Ilmu Kesehatan Anak Indonesia.Setelah<br />
dinyatakan lulus ujian Evaluasi Nasional (EN) yang bersangkutan berhak memperoleh gelar dokter spesialis anak.<br />
Batas waktu pendidikan<br />
Batas waktu masa studi PPDS-1 IKA adalah 1½ x masa studi (8 semester), yaitu 12 semester.<br />
5.1 Tata Tertib<br />
5.1.1 Sanksi akademik<br />
Sanksi akademik dapat berupa peringatan akademik dan atau pemutusan studi. Sanksi pemutusan studi<br />
diusulkan atau diajukan oleh Program Studi pendidikan Spesialisasi Anak Fakultas Kedokteran UNPAD dan<br />
diputuskan oleh Rektor UNPAD.<br />
5.1.2 Peringatan Akademik dan Pemutusan Studi pada Program Magister<br />
A. Peringatan Akademik pada Program Magister<br />
Peringatan akademik beserta surat Pembantu Dekan I ditujukan kepada lembaga pengirim atau mahasiswa untuk<br />
memberitahukan adanya kekurangan prestasi akademik mahasiswa atau pelanggaran pendidikan lainnya. Hal ini<br />
dilakukan untuk memperingatkan mahasiswa agar tidak mengalami pemutusan studi.<br />
Peringatan akademik pada program magister tersebut diberikan kepada:<br />
1. Mahasiswa regular yang pada akhir semester IV belum melakukan seminar usulan penelitian.<br />
2. Mahasiswa regular yang pada akhir semester IX belum menempuh ujian akhir lisan terbuka mempertahankan<br />
tesis.
117<br />
B. Pemutusan Studi Akademik pada Program Magister<br />
Dengan dikeluarkannya Pemutusan Studi berarti mahasiswa dikeluarkan dari fakultas/jurusan atau program studi<br />
karena prestasinya sangat rendah, kelalaian administratif, dan atau kelalaian mengikuti kegiatan belajar mengajar.<br />
Pemutusan studi dikenakan kepada mahasiswa program magister yang mengalami kondisi dibawah ini:<br />
1. Akhir semester I tidak mencapai Indeks Prestasi (IP) 2,75;<br />
2. Akhir semester II tidak mencapai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,00;<br />
3. Pada akhir semester I dan/atau semester II memperoleh huruf mutu di bawah C.<br />
4. Mahasiswa regular yang pada akhir semester IV belum melaksanakan seminar usulan penelitian.<br />
5. Mahasiswa regular yang pada akhir semester V tidak lulus seminar usulan penelitian.<br />
6. Mahasiswa regular yang pada akhir semester IX belum menempuh sidang ujian tesis<br />
5.1.3 Peringatan Akademik dan Pemutusan Studi pada Program Spesialis Anak<br />
A. Peringatan Akademik pada Program Spesialis Anak<br />
Peringatan akademik pada tahap yunior atau madya dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut:<br />
a. 2 nilai ≤C: diberi peringatan pertama<br />
b. 3nilai C: diberi peringatan kedua dan dikonsulkan kepada tim konseling DIKA yang ditetapkan oleh Kepala<br />
Departemen IKA<br />
c. 4nilai C: diberi peringatan ketiga dan dianjurkan alih jurusan<br />
d. Bila peserta PPDS yang bersangkutan masih ingin melanjutkan pendidikannya dan tidak ingin pindah jurusan,<br />
PPDS akan diberi kesempatan dua kali lagi<br />
B. Pemutusan Studi Akademik pada Program Spesialis Anak<br />
Pemutusan studi akademik tahap yunior dilaksanakan bila salah satu keadaan tercapai:<br />
a. Mendapat nilai D atau E di 2 divisi, baik secara berurut-turut atau tidak<br />
b. Akhir semester I Indeks Prestasi (IP)
118<br />
6.1.1 Pelanggaran Hukum<br />
Mahasiswa yang melakukan pelanggaran hukum, baik yang berupa tindak pidana maupun penyalahgunaan obat,<br />
narkotika, dan sejenisnya, serta penggunaan minuman keras dan sejenisnya, dan telah ditetapkan bersalah secara<br />
hukum oleh pengadilan, akan dikenakan sanksi berupa skorsing sampai dengan pemutusan studi oleh Rektor sesuai<br />
putusan tersebut.<br />
6.1.2 Pelanggaran Etika Moral dan Etika Profesi<br />
Mahasiswa melakukan pelanggaran etika moral, profesi (memeriksa pasien/klien tanpa supervisi, membuat resep,<br />
melakukan konsultasi tanpa supervisi, membocorkan rahasia jabatan,dsb.), memalsukan tandatangan dan sejenisnya,<br />
akan dikenakan sanksi berupa skorsing oleh Dekan sampai dengan pemutusan studi oleh Rektor.<br />
6.1.3 Pelanggaran Etika Akademik<br />
Mahasiswa yang melakukan pelanggaran etika akademik, seperti menyontek, menjiplak (makalah, laporan, tugas<br />
akhir, tesis, dsb.) membocorkan sejenisnya akan dikenakan sanksi berupa skorsing sampai dengan pemutusan studi.<br />
7.1 Ketentuan Pengambilan Cuti<br />
7.1.1 Cuti Akademik<br />
Cuti akademik sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Padjadjaran, yaitu sebanyak 1 kali yang lamanya<br />
1 semester. Surat permohonan ditujukan kepada Rektor melalui Direktur Program Pascasarjana Universitas<br />
Padjadjaran, selambat-lambatnya 1 minggu sebelum daftar ulang (her registrasi). Periode cuti akademik tersebut tidak<br />
diperhitungkan dalam batas waktu maksimal program studi. Cuti akademik dapat diambil setelah mendapat izin rektor<br />
dan selama periode cuti akademik tersebut mahasiswa dibebaskan dari SPP.<br />
7.1.2 Cuti Sakit<br />
• Harus dibuktikan dengan surat keterangan istirahat/tidak boleh mengikuti kegiatan pendidikan dari dokter spesialis.<br />
• Bila lama sakit lebih dari lima hari dalam satu bagian yang bersangkutan harus mengulang di divisi tersebut.<br />
7.1.3 Cuti Hamil<br />
Cuti hamil diberikan selama tiga bulan, yaitu 1 bulan sebelum dan 2 bulan sesudah melahirkan.<br />
7.1.4 Cuti Khusus<br />
Merupakan jenis cuti yang diberikan atas pertimbangan Kepala Departemen dengan masukan dari KPS, termasuk ke<br />
dalam Cuti Khusus adalah menikah. Lama cuti disesuaikan dengan keperluan serta memperhitungkan aspek<br />
pendidikan.<br />
8. Program Studi Ilmu Penyakit Dalam<br />
Metode Pembelajaran<br />
A. Metode scientific problem solving approach dan decision making<br />
Proses pendidikan dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip metode ilmiah, berupa kemampuan scientific<br />
problem solving approach dan decision making berbasis bukti.<br />
Derajatkompetensipendidikansesuaidengankriteria Bloom (Buku PEKERTI) :<br />
Kognitif:<br />
C1 :pengetahuan<br />
C2 :pemahaman<br />
C3 :penerapan<br />
C4 :analisis<br />
C5 :sintesis<br />
C6 :evaluasi<br />
Afektif :<br />
A1 :pengenalan<br />
A2 :pemberianrespon<br />
A3 :penghargaanterhadapnilai<br />
A4 :pengorganisasian<br />
A5 :pengamalan<br />
Psikomotor:<br />
P1 :imitasi<br />
P2 :manipulasi<br />
P3 :presisi
119<br />
P4 :artikulasi<br />
P5 :naturalisasi<br />
B. Tingkat kompetensi skillspeserta PPDS-1 Bagian Penyakit Dalam FK. UNPAD/ RSUP dr. Hasan Sadikin<br />
dibagi atas :<br />
1. Tingkat Pemula : peserta PPDS dalam tahap melihat dan asistensi<br />
2. Tingkat Madya : peserta PPDS mampu melakukan dengan supervisi<br />
3. Tingkat Mandiri : peserta PPDS mampu melakukan tanpa supervisi, kecuali tindakan-tindakan khusus<br />
(aspirasi cairan sendi, aspirasi cairan pericardial)<br />
Kriteria tingkat kompetensi :<br />
1. Tingkat Pemula : semester I<br />
2. Tingkat Madya : semester II – IV<br />
3. Tingkat Mandiri : semester V - VII<br />
Struktur Mata Kuliah<br />
No Kode MK Nama SKS Sem<br />
1 C21J01.0001 Umum (Junior) 6 I<br />
2 C21J01.0019 Jaga A 7 I-II<br />
3 C21J01.0002 Supervisi Divisi Umum dan Rumah Sakit Jejaring 4 VII<br />
4 C21J01.00<strong>03</strong> Endokrinologi-Metabolisme 2 II – V<br />
5 C21J01.0004 Gastroentero-Hepatologi 2 II – V<br />
6 C21J01.0005 Ginjal dan Hipertensi 2 II – V<br />
7 C21J01.0006 Hematologi dan Onkologi 2 II – V<br />
8 C21J01.0007 Penyakit Tropik Infeksi 2 II – V<br />
9 C21J01.0008 Kardiovaskular 2 II – V<br />
10 C21J01.0009 Respirologi 2 II – V<br />
11 C21J01.0010 Reumatologi 2 II – V<br />
12 C21J01.0011 Geriatri 2 II – V<br />
13 C21J01.0<strong>03</strong>4 Penyakit Kritis Respirasi 2 II – V<br />
14 C21J01.0017 Poliklinik Umum Pria 2 II – V<br />
15 C21J01.0026 Pembimbing ko-ass 1.5 II-VII<br />
16 C21J01.0028 Referat (3) 2 II-IV<br />
17 C21J01.0029 Presentasi Kasus (3) 2 II-IV<br />
18 C21J01.0<strong>03</strong>0 Telaah Literatur (12) 4 II-VI<br />
19 C21J01.0020 Jaga B 6 III-VI<br />
20 C21J01.0014 Emergensi 2 VI<br />
21 C21J01.0018 Poliklinik Umum Wanita 2 VI<br />
22 C21J01.0021 Bagian Jiwa / Kulit 0.5 V-VII<br />
23 C21J01.0022 Bagian Bedah Syaraf / THT / Bedah Rahang 0.5 V-VII<br />
24 C21J01.0023 Bagian Obstetri dan Ginekologi 0.5 V-VII<br />
25 C21J01.0024 Bagian Bedah 0.5 V-VII<br />
26 C21J01.0025 Bagian Neurologi 0.5 V-VII<br />
27 C21J01.0<strong>03</strong>3 Tesis 8 VII<br />
28 C21J01.0<strong>03</strong>5 Jaga Senior 8 VI-VII<br />
29 C21J01.0012 Ruang Intensif (ICU/MICU) 2 VII<br />
30 C21J01.0013 IW / CICU 2 VII<br />
31 C21J01.0<strong>03</strong>1 Penelitian Makalah Nasional 2 III-VII<br />
83
120<br />
Evaluasi Hasil Belajar<br />
Evaluasi meliputi aspek kognitif, psikomotor dan afektif. Evaluasi pendidikan peserta PPDS merupakan<br />
evaluasi secara integratif dan komprehensif dan dilaksanakan secara objektif. Evaluasi tidak berdasarkan komponen<br />
kognitif saja namun komponen afektif dan psikomotor merupakan faktor penentu yang sama pentingnya.<br />
Evaluasi penilaian dapat terdiri dari berbagai komponen :<br />
1. Penilai dari Departemen Ilmu Penyakit Dalam<br />
2. Masukan dari pembimbing dan pendidik.<br />
3. Masukan dari staf DepartemenIlmu Penyakit Dalam, staf Departemen lain, sesama peserta PPDS, perawat,<br />
staf administrasi.<br />
4. Masukan dari komponen luar seperti komite medik rumah sakit bila terkait kasus pelayanan (afektif dan<br />
psikomotor)<br />
Pencapaian kompetensi skills peserta didik dibagi menjadi :<br />
1. Tingkat Pemula : peserta PPDS dalam tahap melihat dan asistensi<br />
2. Tingkat Madya : peserta PPDS mampu melakukan dengan supervisi<br />
3. Tingkat Mandiri : peserta PPDS mampu melakukan tanpa supervisi, kecuali tindakan-tindakan khusus (seperti<br />
aspirasi cairan sendi, aspirasi cairan pericardial)<br />
Evaluasi Program Terstruktur Terjadwal :<br />
1. Ujian sumatif<br />
2. Ujian Bedside<br />
3. Evaluasi jaga<br />
4. Evaluasi konsulen Penyakit Dalam untuk disiplin ilmu yang lain<br />
5. Ujian Nasional Kompetensi Ilmu Penyakit Dalam (Kolegium-IPD)<br />
Evaluasi program Tidak Terstruktur Terjadwal : sesuai dengan kegiatan, penilaian tercatat pada buku kemajuan (log<br />
book)<br />
Ujian untuk evaluasi kemajuan akademik peserta PPDS dibuat setiap 2 bulan<br />
• Untukpeserta PPDSUmumYunior<br />
1. UjianPasien<br />
2. Ujian Tertulis<br />
• Untukpeserta PPDSDivisi : Sesuai dengan Divisi masing-masing<br />
• Untukpeserta PPDSUmumsenior : MempersiapkandiriuntukUjianNasional<br />
Penilaian divisi Umum<br />
Nilai ruangan : 40 %<br />
Nilai jaga : 10 %<br />
Nilai modul : 10 %<br />
Nilai ujian sumatif : 10%<br />
Nilai ujian bed side : 30 %<br />
Cat : nilai ruangan terdiri dari nilai supervisor Umum ( 40 %) dan nilai Kepala sub bagian Umum (30%) dan nilai Kepala<br />
Pelayanan (30%).<br />
Penilaian Divisi :<br />
Nilai ruangan (kognitif, psikomotor, afektif)<br />
Presentasi kasus<br />
Referat<br />
Ujian untuk kenaikan tingkat jaga<br />
Kognitif:Ujian tertulis dengan materi wajib dan Kasus-Kasus Khusus, Penanganan kasus harian (visite, BST)<br />
Psikomotor: Penilaian kegiatan harian (BST, penanganan kasus pasien saat visite bersama), nilai Audit Lapor Jaga<br />
oleh Auditor<br />
Afektif : Penilaian Konsulen dan masukan dari supervisor, residen yang lebih senior dan perawat<br />
Kegiatan Umpan Balik hasil Evaluasi kepada Peserta PPDS<br />
Hasil evaluasi disampaikan langsung setelah peserta PPDS melakukan setiap<br />
kegiatan dan batas paling akhir 1 bulam setelah kegiatan<br />
Penyelenggara pendidikan akan melakukan evaluasi tentang pengaruh pemberian<br />
umpan balik hasil evaluasi kepada peserta PPDS setiap 6 bulan
121<br />
Kegiatan umpan balik terhadap hasil evaluasi kepada pembimbing dan fakultas<br />
Hasil evaluasi dibahas dalam rapat staf selanjutnya disampaikan kepada pembimbimg kegiatan dan Fakultas<br />
Hasil evaluasi diumumkan secara terbuka kepad peserta PPDS<br />
Bukti hasil evaluasi ditindak lanjuti untuk proses perbaikan dalam rapat staf setiap 6 bulan<br />
Umpan balik ditindak lanjuti untuk perbaikan sistem.<br />
Peraturan sanksi peserta didik PPDS<br />
Tahapan sanksi<br />
Tergantung dari berat ringannya pelanggaran (ditentukan dengan pertimbangan Departemen) sanksi dapat dimulai<br />
dengan :<br />
Teguran lisan I : Ringan<br />
Teguran lisan II (keras) : Sedang<br />
Teguran keras (tertulis) : Berat<br />
Skorsing<br />
Pemutusan studi : Perlu mendapat persetujuan Senat Fakultas dan pada beberapa<br />
hal perlu pendapat Komite Medik<br />
Kewajiban , Pelanggaran dan Sanksi PPDS<br />
No KEWAJIBAN PELANGGARAN SANKSI<br />
1 Mengikuti seluruh kegiatan ilmiah:<br />
Konferensi klinik<br />
Visite besar<br />
Laporan kematian<br />
Teguran I<br />
Journal reading<br />
Dsb<br />
Referat/kasus<br />
2 Konsultasi dengan supervisor<br />
Visite besar minimal 1X<br />
0<br />
Journal reading 2X<br />
Teguran I<br />
Kasus dan referat 3X<br />
< 2X<br />
Dsb<br />
(dicatat dan ditanda tangani di buku laporan<br />
kemajuan studi/buku log)<br />
< 3X<br />
3 Konsultasi secara tetulis pasien sulit kepada :<br />
1. Senior Umum<br />
2. Supervisor<br />
4 Membuat laporan/catatan medik sesuai dengan<br />
data (penunjang/hasil konsultasi/catatan follow<br />
up) sesuai dengan aslinya/keadaan yang terjadi<br />
5 Mencatat inventarisasi pasien, masuk dan<br />
pulang yang divalidasi oleh supervisor<br />
6 Menjaga keutuhan status<br />
Mengisi status baru maksimal 24 jam<br />
Membuat laporan harian/follow up<br />
Membuat status pulang ( maksimal 1<br />
minggu sesudah pasien/meninggal harus<br />
sudah ditanda tangani supervisor)<br />
Mengembalikan status rekam medikpaling<br />
lambat 1 minggu setelah selesai stase<br />
Membuat laporan triwulan pasien<br />
dimasing-masing Divisi (maksimal 2<br />
minggu setelah selesai stase)<br />
7 Menandatangani surat kontrak belajar pada<br />
saat penerimaan PPDS<br />
Tidak hamil dalam 1 tahun pertama<br />
<br />
<br />
<br />
konsul terlambat<br />
saran dari konsulen<br />
tidak ditindak lanjuti<br />
kelayakan konsul<br />
Manipulasi<br />
status/data<br />
tidak membuat<br />
catatan<br />
catatan tidak lengkap<br />
Menghilangkan<br />
status<br />
Terlambat mengisi<br />
status<br />
Tidak melakukan<br />
follow up/tidak<br />
lengkap<br />
mengeevaluasi<br />
pasien<br />
Keterlambatan<br />
pengisian status<br />
pulang<br />
Terlambat membuat<br />
laporan triwulan<br />
Hamil<br />
Praktek<br />
Teguran I<br />
Dsb<br />
Teguran keras s/d DO<br />
Teguran I<br />
Dsb<br />
Teguran I<br />
Dsb<br />
s/d<br />
mengulang stase di divisi<br />
tsb<br />
<br />
<br />
Teguran lisan<br />
Teguran tertulis
122<br />
No KEWAJIBAN PELANGGARAN SANKSI<br />
(ditanda tangani juga oleh suami)<br />
Tidak praktek dalam 1 tahun pertama<br />
8 Sakit / ijin kurang dari 1minggu (5 hari kerja) di<br />
Divisi<br />
Sakit/ ijin lebih dari 1<br />
minggu ( 5 hari kerja)<br />
Mengulang di Divisi<br />
tersebut<br />
PERINGATAN AKADEMIK<br />
Peringatan akademik diberikan apabila :<br />
Pada akhir triwulan I nilai ruangan < 70<br />
Pada akhir semester II IPK < 3,0<br />
Pada setiap semester yaitu pada setiap kegiatan di divisi dengan nilai < 70<br />
Pada semester ke 10 belum juga selesai pendidikan<br />
PERATURAN PEMUTUSAN STUDI<br />
Pemutusan pendidikan PPDS FK. UNPAD adalah wewenang Rektor UNPAD yang dituangkan dalam Surat<br />
Keputusan Rektor UNPAD berdasarkan atas permintaan :<br />
1. Dekan FK. UNPAD sebagai kepanjangan tangan dari institusi pendidikan yang bersangkutan.<br />
2. Dekan FK. UNPAD atas permintaan dari peserta didik.<br />
Tata cara pemutusan studi pendidikan PPDS<br />
Peserta PPDS dinyatakan putus studi bila tidak dapat memenuhi persyaratan administrasi, atas keinginan sendiri,<br />
evaluasi atas pencapaian kompetensi, pelanggaran etika dan profesionalisme, dan atau sebab lain sebagai berikut :<br />
Kelalaian Administratif,<br />
- Bila peserta didik tidak aktif dan tidak melakukan registrasi ulang selama 2 semester berturut turut<br />
- Meninggalkan proses pembelajaran selama lebih dari 2 (dua) minggu tanpa alasan yang dapat<br />
diterima dan tidak mengindahkan surat teguran ke-3 yang dikirim oleh Ketua Program Studi<br />
Melakukan pelanggaran Etika dan Profesionalisme<br />
Yaitu hal yang berhubungan dengan sikap perilaku terhadap guru/dosen, sesama peserta didik, pasien dan<br />
pelaksana pelayanan kesehatan dan administrasi keilmuan dan institusi yang harus dideskripsikan oleh<br />
bagian masing-masing<br />
Pelayanan Hukum,<br />
Pemutusan pendidikan dilaksanakan apabila telah ada keputusan hukum yang tetap dan yang bersangkutan<br />
terbukti bersalah<br />
Kekurangan dalam pencapaian Kompetensi,<br />
Dalam pencapaian kompetensi dapat ditempuh selambat-lambatnya apabila 1 ½ x masa pendidikan.<br />
Pemutusan studi dilakukan pada jenjang pertama dari pendidikan dasar atas dasar pertimbangan kebaikan<br />
peserta didik. Namun dalam keadaan tertentu yang sangat tidak diharapkan, pemutusan studi dapat terjadi<br />
pada jenjang diatasnya misalnya, peserta PPDS melakukan pelanggaran berat pada jenjang senior.<br />
Pemutusan studi dilaksanakan bila peserta didik :<br />
- Apabila akhir semester I IP < 2,75<br />
- Apabila IPK semester II < 3<br />
- Apabila sesudah semester 12 belum menyelesaikan pendidikan<br />
- Apabila mahasiswa tidak aktif selama 2 semester berturut-turut atau dalam waktu berlainan tanpa ijin<br />
rektor (cuti akademik dengan ijin rektor hanya sekali)<br />
- Mendapat teguran dalam masalah afektif, kognitif dan psikomotor yang diputuskan oleh Komite Medik<br />
Kondisi Khusus<br />
1. Bagi peserta didik yang mengalami gangguan kejiwaan, seperti psikotik atau gangguan kepribadian<br />
yang menunjukan atau berpotensi untuk menimbulkan ketidakamanan/kerugian bagi dirinya dan<br />
pasien/masyarakat, tidak diperkenankan untuk melanjutkan proses pembelajaran. Kondisi ini harus<br />
berdasarkan keterangan dari Dokter Spesialis Jiwa.<br />
2. Peserta didik diketahui sebagai pengguan NAPZA atau memiliki penyakit kejiwaan, dan lain<br />
sejenisnya.Dengan berlakunya UU nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, status pengguna<br />
narkotika bukan lagi diklasifikasikan sebagai kriminal, namun sebagai pasien yang wajib lapor diri dan<br />
menjalani rehabilitasi, kecuali bila yang bersangkutan juga bertindak sebagai pengedar atau<br />
sejenisnya. Yang bersangkutan harus menjalani rehabilitasi medik atau sosial di institusi yang ditunjuk<br />
pemerintah. Namun untuk tingkat pemakaian ketergantungan, yang bersangkutan diminta untuk<br />
mengundurkan diri sebagai peserta PPDS mengingat tingkat ketergantungan memiliki angka<br />
kekambuhan yang tinggi. Kondisi ini harus berdasarkan keterangan dari Dokter Spesialis Kedokteran<br />
Jiwa bagian Adiksi
123<br />
Atas Keinginan Sendiri<br />
Peserta didik berhak mengundurkan diri dari pendidikan atas dasar keinginan sendiri dengan mengajukan<br />
permintaan tertulis kepada Pimpinan fakultas dengan tembusan kepada TKP PPDS disertai dengan<br />
alasan pengunduran diri<br />
9. Program Studi Ilmu Kesehatan Mata<br />
A. METODE PEMBELAJARAN<br />
Proses Pelaksanaan Pendidikan<br />
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran PPDS-I I.K.Mata dilakukan mengikuti kalender akademik FK UNPAD selama<br />
minimal 8 semester dan maksimal 12 semester.<br />
Kegiatan pembelajaran berupa:<br />
a. Magang yaitu sistem pembelajaran berupa demonstrasi, bedside teaching, analisis kasus, tatap muka<br />
terjadwal dan tidak terjadwal, visite dan pengelolaan pasien dengan supervisi<br />
b. Aktivitas pendidikan terstruktur meliputi bacaan kepustakaan (journal reading), sari kepustakaan<br />
(referat)/laporan kasus, presentasi karya ilmiah didalam dan diluar institusi pendidikan (PIT/APAO/ARVO)<br />
Tempat pendidikan:<br />
1. RS Pendidikan Utama : RS Mata Cicendo Bandung<br />
2. RS Dr. Hasan Sadikin Bandung<br />
3. RS Jejaring<br />
Metode Pembelajaran<br />
Proses pembelajaran terbagi atas 3 tahapan yang terdiri dari:<br />
1. Tahap Pengayaan Dasar<br />
2. Tahap Magang<br />
3. Tahap Mandiri<br />
Tahap Pengayaan Dasar<br />
Waktu<br />
Peserta<br />
Target pencapaian<br />
: Tiga (3) bulan pertama di semester 1 (satu)<br />
: seluruh peserta didik baru PPDS-I I.K. Mata<br />
: sesuai dengan kompetensi pengayaan dasar tingkat mata (terlampir)<br />
Kegiatan:<br />
a. Rotasi di semua divisi dengan jadwal yang telah ditetapkan<br />
b. Pengayaan pengetahuan dan kompetensi ketrampilan dasar pemeriksaan mata<br />
c. Presentasi sari kepustakaan dengan tema yang telah ditentukan<br />
Metode:<br />
1. Mini lecture<br />
2. Skills lab<br />
3. Tutorial<br />
4. Presentasi ilmiah<br />
Penilaian tahap pengayaan:<br />
a. Penilaian kegiatan sehari-hari<br />
b. Penilaian presentasi ilmiah<br />
c. Penilaian kompetensi ketrampilan dasar pemeriksaan mata<br />
d. Penilaian diberikan dalam bentuk ujian tertulis dan observasi langsung kegiatan sehari-hari oleh dosen<br />
pengampu menggunakan borang yang telah ditentukan<br />
Tahap Magang<br />
Peserta :<br />
Peserta PPDS yang telah mendapatkan sertifikat kompetensi tahap pengayaan<br />
Target pencapaian :<br />
Memiliki kompetensi sesuai standar kompetensi tahap magang (terlampir)<br />
Kegiatan :<br />
Magang dilaksanakan di setiap subbagian, yang terdiri dari :<br />
1. Subbagian Infeksi & Imunologi (12 minggu)<br />
2. Subbagian Refraksi, Lensa Kontak dan Low Vision (12 minggu)<br />
3. Subbagian Katarak dan Bedah Refraktif (24 minggu)
124<br />
4. Subbagian Glaukoma (12 minggu)<br />
5. Subbagian Vitreoretina (12 minggu)<br />
6. Subbagian Rekonstruksi Okuloplastik dan Onkologi (12 minggu)<br />
7. Subbagian Pediatrik Oftalmologi dan Strabismus (12 minggu)<br />
8. Subbagian Neurooflamologi (12 minggu)<br />
9. Subbagian Oftalmologi Komunitas (12 minggu)<br />
Alur kegiatan tahap Magang<br />
Tahap Magang terbagi menjadi 2 bagian, yaitu:<br />
Tahap I, terdiri dari rotasi di divisi:<br />
a. Infeksi Imunologi<br />
b. Refraksi, Lensa kontak & Low vision<br />
c. Katarak dan Bedah Refraktif 1 & 2<br />
d. Glaukoma<br />
e. Rekonstruksi, Okuloplasti & Onkologi<br />
Tahap II, terdiri dari rotasi di divisi:<br />
a. Retina<br />
b. Neurooftalmologi<br />
a. PO-Strabismus<br />
b. Oftalmologi Komunitas<br />
Pelaksanaan magang tahap I<br />
1. Setelah peserta didik melewati tahap pengayaan akan mengikuti rotasi magang tahap I di divisi Infeksi atau<br />
Refraksi<br />
2. Setelah melewati divisi Infeksi atau refraksi, peserta didik dapat mengikuti rotasi di salah satu divisi yang ada<br />
di rotasi magang tahap I.<br />
3. Apabila tidak lulus salah satu divisi di tahap I, peserta didik diwajibkan untuk mengulang rotasi tersebut<br />
sebelum memasuki rotasi magang tahap II.<br />
4. Apabila pada yudisium semester ke-2 dan ke-4, nilai IPK tidak mencapai angka mutu 3.00 maka peserta didik<br />
akan dikenakan sanksi akademik berupa pemutusan studi<br />
5. Apabila peserta didik tidak lulus di salah satu divisi dengan alasan tidak memenuhi syarat jumlah kehadiran,<br />
maka peserta didik diwajibkan untuk mengulang rotasi di divisi tersebut TANPA mengulang presentasi<br />
makalah ilmiah (jurnal/referat/laporan kasus)<br />
Pelaksanaan magang tahap II<br />
1. Setelah melewati rotasi magang di tahap I, peserta didik akan mengikuti rotasi di tahap 2 secara paralel<br />
2. Apabila tidak lulus di salah satu divisi rotasi magang tahap II, maka peserta didik diwajibkan untuk<br />
mengulang kembali rotasi di divisi tersebut di akhir tahap 2<br />
3. Apabila peserta didik tidak lulus di salah satu divisi dengan alasan tidak memenuhi syarat jumlah<br />
kehadiran, maka peserta didik diwajibkan untuk mengulang rotasi di divisi tersebut TANPA mengulang<br />
presentasi makalah ilmiah (jurnal/referat/laporan kasus)<br />
4. Stase ke departemen Neurologi selama 2(dua) minggu dilakukan pada saat peserta didik sedang<br />
mengikuti rotasi di divisi NO<br />
5. Stase ke departemen Bedah Saraf selama 1(satu) minggu dilakukan pada saat peserta didik sedang<br />
mengikuti rotasi di divisi ROO<br />
Pada setiap rotasi di divisi, setiap peserta didik diwajibkan untuk melaksanakan kegiatan ilmiah terstruktur dalam<br />
bentuk :<br />
a. Journal reading<br />
b. Presentasi kasus/sari kepustakaan<br />
Salah satu kegiatan ilmiah tersebut dilaksanakan dihadapan seluruh peserta dan staf pengajar. Sedangkan satu<br />
kegiatan lainnya dilaksanakan di divisi bersangkutan dengan jadwal yang telah ditetapkan oleh program studi, kegiatan<br />
ilmiah di divisi WAJIB dihadiri peserta didik di divisi tersebut. Sedangkan bagi peserta didik di divisi lain dapat<br />
mengikuti acara ilmiah ini selama tidak menganggu kegiatan di divisi terkait.<br />
Khusus untuk divisi Infeksi dan Refraksi, seluruh kegiatan ilmiah dilakukan di hadapan seluruh peserta didik dan staf<br />
pengajar.<br />
Apabila yang bersangkutan mengulang rotasi di divisi tertentu karena alasan akademis, maka peserta didik<br />
DIWAJIBKAN untuk melakukan kembali presentasi ilmiah sesuai jadwal yang ditentukan.<br />
Penilaian Tahap Magang :<br />
1. Penilaian kegiatan harian<br />
Mencakup attitude, absensi, etika dan profesionalisme<br />
2. Penilaian hasil presentasi journal/sari kepustakaan/laporan kasus
125<br />
3. Penilaian kompetensi pengetahuan dan ketrampilan di divisi masing-masing dalam bentuk ujian akhir<br />
Tahap Mandiri<br />
Peserta :<br />
Tahap mandiri dilakukan oleh peserta PPDS semester akhir yang telah mendapatkan sertifikat kompetensi tahap<br />
magang yang didapatkan setelah lulus seluruh divisi di rotasi tahap magang dan mengikuti ujian Tulis Nasional.<br />
Target pencapaian :<br />
Kompeten untuk melakukan tindakan dokter mata sesuai standar kompetensi (terlampir) secara mandiri dibawah<br />
supervisi<br />
Kegiatan:<br />
Tahap mandiri dilaksanakan dalam bentuk kegiatan pelayanan rawat jalan, rawat inap, kamar bedah, dan RS Jejaring<br />
Pelaksanaan kegiatan mandiri terdiri dari kegiatan di:<br />
1. Divisi Infeksi Imunologi<br />
2. Divisi Refraksi, lensa kontak & low vision<br />
3. Divisi KBR<br />
4. Divisi Glaukoma<br />
5. Divisi Retina<br />
6. Divisi ROO<br />
7. Divisi NO<br />
8. Divisi PO & Strabismus<br />
9. Divisi Oftalmologi Komunitas<br />
10. Diagnostik<br />
11. Rawat Inap<br />
12. UGD<br />
13. RS Jejaring<br />
Penilaian :<br />
1. Penilaian kegiatan harian di setiap divisi yang dilalui selama rotasi tahap mandiri<br />
2. Penilaian pengetahuan dan kompetensi ketrampilan peserta didik tahap mandiri dilakukan oleh staf pengajar<br />
terkait di setiap divisi yang dilalui peserta didik<br />
3. Sebelum mengikuti ujian diagnostik nasional, peserta didik wajib mengikuti ujian komprehensif<br />
4. Ujian komprehensif terdiri dari ujian diagnostik terstruktur, ujian kasus pendek dan ujian video operasi<br />
5. Ujian komprehensif dilakukan secara bersamaan diikuti oleh seluruh peserta didik yang telah memajukan<br />
usulan/proposal penelitian akhir<br />
6. Penilaian ujian komprehensif dilakukan oleh staf pengajar dari masing-masing divisi pada waktu yang<br />
ditentukan oleh Tim PPDS<br />
KEGIATAN PELAYANAN PESERTA DIDIK<br />
Kegiatan pelayanan terstruktur<br />
Selama mengikuti kegiatan pembelajaran, peserta didik diwajibkan untuk mengikuti kegiatan pelayanan terstruktur<br />
yang terdiri dari :<br />
1. Visite besar<br />
Tujuan kegiatan :<br />
a. melatih pemikiran komprehensif para peserta didik<br />
b. pembahasan dan evaluasi akademik kegiatan pelayanan pasen rawat inap<br />
Peserta :<br />
a. perwakilan peserta didik tahap magang dari masing-masing divisi yang ditentukan berdasarkan jadwal<br />
yang ditetapkan<br />
Waktu : Setiap hari Selasa jam 8.00 – 9.00 WIB<br />
Metode :<br />
a. Visite besar dipimpin oleh staf pengajar I.K. Mata yang telah ditentukan penjadwalannya<br />
b. Two way teaching method<br />
Penilaian :<br />
a. Berdasarkan dinamika kelompok pada saat visite besar dan hal spesifik berdasarkan<br />
penampilan individu<br />
b. Presentasi kehadiran/absensi peserta didik<br />
c. Evaluasi dilakukan oleh staf pengajar pemimpin visite besar
126<br />
2. Diskusi Kasus Umum (Kasus Rabu)<br />
Tujuan :<br />
a. melatih kemampuan berdiskusi peserta didik<br />
b. melatih kemampuan problem solving peserta didik<br />
c. meningkatkan kemampuan pemecahan masalah klinis secara komprehensif peserta didik<br />
Peserta :<br />
a. seluruh peserta PPDS I.K. Mata<br />
b. staf pengajar I.K. Mata sebagai narasumber<br />
Waktu : Setiap hari Rabu jam 7.00 – 8.00 WIB<br />
Metode :<br />
a. dilaksanakan dalam bentuk student-centre learning<br />
b. dipimpin oleh moderator yang dipilih dari peserta didik yang telah dijadwalkan oleh Tim PPDS<br />
c. kasus diskusi umum diajukan oleh divisi atau hasil visite besar .<br />
d. staf pengajar berfungsi sebagai narasumber, terutama berkaitan dengan divisi kasus yang dimajukan<br />
e. peserta didik yang mempresentasikan kasus diwajibkan untuk menghubungi staf pengajar di divisi yang<br />
bersangkutan untuk hadir sebagai narasumber<br />
Penilaian :<br />
a. berdasarkan keaktifan peserta didik dalam berdiskusi dan dinamika kelompok<br />
b. presentasi/kehadiran peserta didik<br />
c. evaluasi peserta didik dilakukan oleh staf pengajar sebagai bahan masukan penilaian kegiatan seharihari<br />
Kegiatan pelayanan tidak terstruktur<br />
Proses pembelajaran peserta didik juga melibatkan kegiatan pelayanan dengan supervisi dalam bentuk:<br />
1. Pelayanan poliklinik, rawat inap dan kamar bedah<br />
a. Pelayanan di poliklinik dan rawat inap dilakukan oleh peserta didik tahap magang dan mandiri sesuai<br />
rotasi yang telah ditentukan oleh Tim PPDS<br />
b. Seluruh pelayanan dilakukan dibawah pengawasan staf pengajar di divisi terkait<br />
c. Setiap peserta didik wajib untuk melaksanakan persiapan prabedah, melakukan<br />
asistensi/melakukan tindakan bedah dengan supervisi dan mempersiapkan penanganan pasca<br />
bedah<br />
d. Setiap peserta didik wajib untuk melaporkan perkembangan setiap kasus yang ditanganinya<br />
secara berkesinambungan kepada staf pengajar terkait<br />
2. Pelayanan Gawat Darurat<br />
a. Pelayanan gawat darurat dilakukan oleh peserta didik setelah jam kerja yaitu pukul 15.00 – 07.00<br />
keesokan harinya<br />
b. Pelayanan gawat darurat dilakukan oleh 2 orang peserta didik, yang disebut sebagai dokter jaga I<br />
dan dokter jaga 2. Dokter jaga 1 adalah residen magang tahap 1 dan dokter jaga 2 adalah residen<br />
magang tahap II. Kedua dokter jaga wajib untuk selalu berada di lingkungan RS selama jam jaga<br />
berlangsung.<br />
c. CR jaga adalah residen tahap mandiri yang akan bertugas selama 1 minggu, dan bertugas untuk<br />
memberi supervisi kepada dokter jaga 1 dan 2, serta wajib untuk melihat kasus sebelum melaporkan<br />
pasien kepada konsulen jaga.<br />
d. Seluruh pelayanan gawat darurat dilakukan di bawah pengawasan staf pengajar yang bertugas<br />
sebagai konsulen jaga selama 1 minggu dan bertanggung jawab atas pengelolaan pasien jaga<br />
e. Penjadwalan dokter dan konsulen jaga dilakukan oleh Tim PPDS dan IGD RSMC<br />
f. Laporan jaga dilakukan setiap pagi oleh dokter jaga, dengan dihadiri oleh konsulen jaga, kepala/staf<br />
UGD, staf pengajar dan peserta didik lainnya.<br />
3. Menjawab konsul antar bagian<br />
a. Pemeriksaan dilakukan oleh peserta didik tahap magang dan mandiri dengan pengawasan staf<br />
pengajar dari divisi terkait<br />
b. Pemeriksaan pasen dapat dilakukan di luar/di dalam RS Cicendo<br />
c. Hasil pemeriksaan wajib dilaporkan kepada staf pengajar terkait secara berkesinambungan<br />
4. Rotasi di RS Hasan Sadikin<br />
a. Rotasi di RS Hasan Sadikin meliputi kegiatan di departemen Ilmu Penyakit Saraf (2 minggu) dan<br />
Bedah Saraf ( 1 minggu)<br />
b. Rotasi diikuti oleh peserta didik tahap magang yang sedang mengikuti rotasi di NO dan ROO
127<br />
c. Peserta didik diwajibkan untuk mengikuti seluruh kegiatan pembelajaran di departemen terkait dan<br />
diwajibkan untuk mempresentasikan karya ilmiah sesuai dengan ketentuan di departemen terkait.<br />
d. Penilaian peserta didik dilakukan oleh staf pengajar departemen terkait dengan format penilaian<br />
yang telah ditentukan sebelumnya<br />
e. Penilaian meliputi keaktifan dan kehadiran peserta didik selama mengikuti rotasi di departemen<br />
tersebut<br />
5. Rotasi di RS Jejaring<br />
a. Rotasi di RS Jejaring adalah suatu kegiatan mandiri dibawah supervisi dokter pembimbing klinik di<br />
RS Jejaring<br />
b. Pada keadaan khusus dimana tidak ada dokter pembimbing klinik di RS Jejaring tersebut, maka<br />
KPS akan bertindak sebagai pembimbing dengan mendapat surat penugasan dari RS Jejaring<br />
tersebut<br />
c. Rotasi diikuti oleh peserta didik tahap mandiri dan telah menyelesaikan penelitian deskriptif<br />
d. Kegiatan pembelajaran berupa kegiatan pelayanan rawat jalan, rawat inap, kamar bedah dan UGD.<br />
e. Dosen pendidik klinik RS Jejaring memberikan evaluasi peserta didik dalam bentuk :<br />
1. Kemampuan berpikir komprehensif dan keputusan klinis<br />
2. Inisiatif dan kemampuan bekerja sama<br />
3. Etika dan perilaku profesional<br />
KEGIATAN ILMIAH PESERTA DIDIK<br />
1. Journal Reading<br />
Tujuan :<br />
a. melatih kemampuan peserta didik untuk melakukan penelaahan terhadap perkembangan ilmu terkini<br />
dalam publikasi ilmiah<br />
b. memperluas wawasan tentang metodologi ilmiah dalam mengkaji dan menerapkan ilmu kesehatan mata<br />
c. melatih kemampuan presentasi ilmiah<br />
Metode :<br />
a. peserta didik mengajukan pilihan jurnal yang akan dimajukan kepada pembimbing yang telah ditetapkan<br />
b. Kriteria pemilihan jurnal disusun berdasarkan:<br />
- Aktualitas (jurnal 5 tahun terakhir)<br />
- Kesesuaian isi dengan kompetensi dokter spesialis mata umum<br />
- Relevansi dengan aplikasi praktis dokter spesialis mata umum<br />
- Menarik dan mudah dipahami<br />
c. Lembar persetujuan pembimbing dilampirkan pada jurnal yang telah ditetapkan<br />
d. Jurnal dan lembar persetujuan dibagikan secara elektronik kepada seluruh peserta didik dan staf<br />
pengajar minimum 3 hari sebelum presentasi<br />
e. Apabila staf pengajar membutuhkan bentuk cetak dari sari kepustakaan, maka peserta didik wajib<br />
memberikan kepada staf yang bersangkutan, terutama moderator, pembimbing dan penilai.<br />
f. Presentasi dilaksanakan sesuai jadwal yang telah ditetapkan, dihadiri minimal oleh pembimbing, moderator<br />
dan penilai.<br />
Penilaian :<br />
a. evaluasi dilakukan oleh staf pengajar selaku pembimbing, moderator dan penilai meliputi aspek :<br />
- pemahaman isi jurnal secara umum<br />
- pemahaman kesesuaian terhadap aplikasi praktis<br />
- pemahaman metodologi penelitian<br />
- teknik presentasi<br />
2. Sari Kepustakaan/Referat<br />
Tujuan :<br />
a. Melatih kemampuan peserta didik untuk membuat sari kepustakaan<br />
b. Melatih kemampuan menulis karya ilmiah<br />
c. Melatih kemampuan presentasi secara baik<br />
Metode :<br />
a. Peserta didik mengajukan alternatif judul sari kepustakaan kepada pembimbing yang telah ditentukan<br />
b. Kriteria pemilihan judul sari kepustakaan disusun berdasarkan:<br />
- Aktualisasi kepustakaan (minimal 10 tahun terakhir)<br />
- Relevansi materi dengan perkembangan ilmu kesehatan mata<br />
- Relevansi dengan aplikasi praktek dokter mata spesialis mata umum<br />
c. Penulisan sari kepustakaan disesuaikan dengan tata cara penulisan karya ilmiah Fakultas Kedokteran<br />
UNPAD
128<br />
d. Lembar persetujuan pembimbing dilampirkan pada halaman judul sari kepustakaan<br />
e. Sari kepustakaan dan lembar persetujuan dibagikan kepada seluruh peserta didik dan staf pengajar<br />
secara elektronik minimum 3 hari sebelum presentasi.<br />
f. Apabila staf pengajar membutuhkan bentuk cetak dari sari kepustakaan, maka peserta didik wajib<br />
memberikan kepada staf yang bersangkutan, terutama moderator, pembimbing dan penilai.<br />
f. Presentasi dilaksanakan sesuai jadwal yang telah ditetapkan, dihadiri minimal oleh pembimbing, moderator<br />
dan penilai.<br />
Penilaian :<br />
Evaluasi dilakukan oleh staf pengajar selaku pembimbing, moderator dan penilai meliputi aspek :<br />
- pemahaman materi sari kepustakaan<br />
- pemahaman aplikasi sari kepustakaan<br />
- teknik penulisan sari kepustakaan<br />
- teknik presentasi<br />
3. Laporan Kasus<br />
Tujuan :<br />
a. Melatih kemampuan peserta didik untuk membuat laporan kasus<br />
b. Melatih kemampuan menulis karya ilmiah<br />
c. Melatih kemampuan presentasi secara baik<br />
Metode :<br />
a. Peserta didik mengajukan alternatif tema laporan kasus kepada pembimbing yang telah ditentukan<br />
b. Kriteria pemilihan tema laporan kasus disusun berdasarkan:<br />
- Kasus menarik<br />
- Kasus yang jarang ditemukan<br />
- Relevansi dengan aplikasi praktek dokter mata spesialis mata umum<br />
c. Penulisan laporan kasus disesuaikan dengan tata cara penulisan karya ilmiah Fakultas Kedokteran<br />
UNPAD<br />
d. Lembar persetujuan pembimbing dilampirkan pada halaman judul laporan kasus<br />
e. Laporan kasus dan lembar persetujuan dibagikan kepada seluruh peserta didik dan staf pengajar secara<br />
elektronik minimum 3 hari sebelum presentasi.<br />
f. Apabila staf pengajar membutuhkan bentuk cetak dari laporan kasus, maka peserta didik wajib<br />
memberikan kepada staf yang bersangkutan, terutama moderator, pembimbing dan penilai.<br />
g. Presentasi dilaksanakan sesuai jadwal yang telah ditetapkan, dihadiri minimal oleh pembimbing, moderator<br />
dan penilai.<br />
Penilaian :<br />
Evaluasi dilakukan oleh staf pengajar selaku pembimbing, moderator dan penilai meliputi aspek :<br />
- pemahaman materi sari kepustakaan<br />
- pemahaman aplikasi sari kepustakaan<br />
- teknik penulisan sari kepustakaan<br />
- teknik presentasi<br />
4. Penelitian deskriptif<br />
Penelitian deskriptif adalah penelitian non-eksperimental yang tidak melakukan kontrol atau manipulasi<br />
variabel. Penelitian deskriptif dapat berupa deskriptif analitik atau non-analitik.<br />
Tujuan :<br />
a. melatih kemampuan peserta didik dalam melakukan penelitian sederhana<br />
b. memberikan gambaran awal terhadap suatu fenomena yang dapat diteliti lebih lanjut dalam<br />
bentuk tugas akhir<br />
c. sebagai masukan terhadap suatu prosedur/tindakan yang dilakukan di RS Pendidikan<br />
Peserta :<br />
Peserta didik tahap magang<br />
Metode :<br />
a. Peserta didik diwajibkan untuk mengajukan 3 tema penelitian/divisi yang diminati pada awal semester 3<br />
ke program studi<br />
b. Program studi akan menentukan tema berdasarkan usulan peserta didik<br />
c. Program studi akan menunjuk 2 orang pembimbing<br />
d. Penelitian dilakukan sepenuhnya dibawah arahan pembimbing<br />
e. Tidak diperlukan usulan penelitian secara formal<br />
f. Penulisan penelitian deskriptif disajikan dalam bentuk format jurnal cetak dengan struktur:<br />
i. Judul
129<br />
ii. Pendahuluan<br />
iii. Metode<br />
iv. Hasil<br />
v. Diskusi<br />
g. Penelitian deskriptif dipresentasikan di hadapan peserta didik dan staf pengajar sebagai salah satu<br />
syarat akademik PPDS-I<br />
h. Setelah dipresentasikan secara lokal, penelitian deskriptif dipublikasikan dalam PIT Perdami/majalah<br />
kedokteran/publikasi ilmiah lainnya<br />
Penilaian :<br />
a. Evaluasi dilakukan oleh tim penilai yang ditunjuk oleh KPS, terdiri dari:<br />
- Dua orang pembimbing<br />
- Satu orang moderator<br />
- Lima orang penilai<br />
b. Apabila salah seorang anggota tim penilai berhalangan, maka kehadirannya dapat digantikan oleh staf<br />
yang ditunjuk oleh KPS<br />
c. Presentasi harus dihadiri oleh sekurang-kurangnya satu orang pembimbing<br />
5. Tugas Akhir<br />
Tugas akhir adalah penelitian ekperimental/epidemiologi untuk menguji hipotesis. Tugas akhir PPDS<br />
disesuaikan dengan tingkat pendidikan strata-2 tanpa mengurangi bobot aplikasi klinis.<br />
Tujuan :<br />
a. melatih kemampuan peserta didik melakukan penelitian<br />
b. melatih kemampuan aplikasi metodologi penelitian<br />
c. melatih kemampuan presentasi peserta didik<br />
d. merupakan salah satu syarat untuk kelulusan peserta didik<br />
Peserta :<br />
Peserta pendidikan tahap mandiri<br />
Metode :<br />
a. Peserta didik mengajukan 3 tema penelitian/divisi kepada program studi setelah menempuh ujian tulis<br />
Nasional<br />
b. Tim PPDS akan membagi peserta didik sesuai peminatan divisi secara merata<br />
c. Penunjukkan pembimbing 1 diserahkan sesuai usulan dari divisi terkait<br />
d. Pembimbing 2 akan disusun oleh Tim PPDS secara merata di antara seluruh staf pengajar<br />
e. Staf pengajar yang berhak menjadi pembimbing tugas akhir telah ditentukan sesuai kriteria yang<br />
tercantum pada pedoman staf pengajar Departemen Ilmu Kesehatan Mata<br />
f. Penelitian dilakukan dengan mengambil bentuk penulisan karya tulis S-2 sesuai buku panduan program<br />
pascasarjana yang dikeluarkan oleh FK UNPAD<br />
g. Setelah mendapat judul dan menyusun proposal, peserta didik diwajibkan untuk mengajukan usulan<br />
penelitian dihadapan tim penguji yang terdiri dari:<br />
- Satu orang Ketua sidang<br />
- Satu orang Sekretaris sidang/notulen<br />
- Dua orang pembimbing<br />
- Tiga orang penguji (akademik/etik/metodologi)<br />
h. Ketua sidang mempunyai wewenang untuk memutuskan usulan penelitian diterima, ditolak atau diulang<br />
i. Apabila sidang usulan penelitian diulang, maka peserta didik hanya diwajibkan untuk mempresentasikan<br />
bagian yang perlu diperbaiki atau diklarifikasi berdasarkan notulensi sidang terdahulu<br />
j. Sidang ulang usulan penelitian dihadiri oleh tim penguji yang sama dengan sidang terdahulu<br />
k. Apabila usulan penelitian diterima, maka penelitian dapat dilanjutkan setelah mendapat persetujuan<br />
komite etika penelitian.<br />
l. Apabila diperlukan perhitungan statistik tidak diwajibkan untuk mengkonsultasikan kepada ahli statistik<br />
diluar staf pengajar ilmu Kesehatan Mata<br />
m. Seminar hasil penelitian dilakukan dengan melibatkan tim penguji sebagai berikut:<br />
- Satu orang Ketua sidang<br />
- Satu orang Sekretaris sidang/notulen<br />
- Dua orang pembimbing<br />
- Tiga orang penilai(akademik/etik/metodologi)<br />
n. Tim penguji seminar hasil penelitian dapat merupakan tim yang SAMA dengan tim penguji usulan<br />
penelitian<br />
o. Apabila seminar hasil penelitian diulang, maka peserta didik hanya diwajibkan untuk mempresentasikan<br />
bagian yang perlu diperbaiki atau diklarifikasi berdasarkan notulensi sidang terdahulu
130<br />
p. Sidang ulang seminar hasil penelitian dihadiri oleh tim penguji yang sama dengan sidang seminar<br />
terdahulu<br />
q. Sidang terbuka hasil penelitian dihadiri oleh seluruh staf pengajar<br />
r. Yudisium akhir pendidikan dokter spesialis dilakukan bersamaan dengan sidang terbuka hasil penelitian<br />
dan dilakukan oleh kepala departemen didampingi KPS<br />
Penilaian :<br />
Aspek yang dinilai pada usulan penelitian dan seminar hasil penelitian adalah:<br />
1. Kualitas isi penelitian (kaidah Feasible, Interesting, Novel, Ethic, Relevance)<br />
2. Penguasaan metodologi penelitian<br />
3. Penguasaan teori pendukung<br />
4. Teknik presentasi<br />
B. STRUKTUR MATA KULIAH<br />
Kurikulum PPDS-I I.K.Mata terdiri dari 94 (sembilan puluh empat) SKS yang ditempuh selama 8 (delapan) semester<br />
sebagai berikut:<br />
1. Tahap Pengayaan SKS Semester<br />
a. Materi pengayaan dasar 6 SKS 1<br />
2. Tahap Magang<br />
Tahap I, terdiri:<br />
a. Infeksi Imunologi 7 SKS 1<br />
b. Refraksi, Lensa kontak & Low vision 7 SKS 2<br />
c. Katarak dan Bedah Refraktif 1 7 SKS 2<br />
d. Katarak dan Bedah Refraktif 2 6 SKS 3<br />
a. Glaukoma 7 SKS 3<br />
b. Rekonstruksi, Okuloplasti & Onkologi 7 SKS 4<br />
Tahap II, terdiri:<br />
c. Retina 7 SKS 4<br />
d. Neurooftalmologi 7 SKS 5<br />
a. PO-Strabismus 7 SKS 5<br />
b. Oftalmologi Komunitas 7 SKS 6<br />
3. Tahap Mandiri<br />
a. Karya ilmiah 7 SKS 6<br />
b. Bekerja mandiri 1 6 SKS 7<br />
c. Bekerja mandiri 2 6 SKS 8<br />
C. EVALUASI HASIL BELAJAR<br />
1. Penilaian log book<br />
Log book adalah buku kegiatan sehari-hari peserta didik, berupa kegiatan ilmiah dan kegiatan pelayanan<br />
yang dilakukan selama masa pendidikan.<br />
2. Ujian akhir tahap pengayaan<br />
Ujian meliputi ujian pengetahuan akademik dan ujian ketrampilan, yang dilakukan oleh staf pengajar yang<br />
memberikan materi terkait<br />
3. Ujian akhir di setiap divisi<br />
Merupakan ujian yang dilaksanakan sebagai salah satu prasyarat kelulusan dari divisi tersebut. Ujian<br />
dilakukan oleh staf pengajar di divisi masing-masing.<br />
4. Ujian divisi tahap mandiri<br />
Ujian dilakukan dalam bentuk penilaian kegiatan sehari-hari dan OCEX (Ophthalmic Clinical Examination)<br />
yang dilakukan oleh staf pengajar di divisi terkait<br />
5. Ujian tulis komprehensif/Ujian Tulis Nasional<br />
Merupakan ujian tulis yang dilaksanakan oleh Kolegium Oftalmologi Indonesia dan diikuti oleh peserta didik<br />
yang telah memasuki semester 5 keatas.<br />
6. Ujian klinis komprehensif/Ujian Kompetensi Lokal<br />
Merupakan ujian lokal yang dilaksanakan oleh seluruh divisi secara bersamaan, terdiri dari ujian diagnostik<br />
terstruktur, ujian kasus pendek dan ujian video operasi.<br />
7. Ujian Kompetensi Nasional<br />
Merupakan ujian kompetensi bertaraf nasional yang diselenggarakan oleh Kolegium Oftalmologi Indonesia,<br />
sebagai syarat untuk mendapatkan sertifikat kompetensi dokter spesialis mata
131<br />
D. PEDOMAN UJIAN<br />
Setiap akhir rotasi pendidikan akan dilakukan yudisium untuk menilai kelulusan peserta didik di masingmasing<br />
divisi, baik peserta didik tahap pengayaan, magang dan mandiri berdasarkan ujian yang telah dilakukan.<br />
Penilaian untuk yudisium juga akan menilai aspek tambahan seperti attitude, performa dan absensi kehadiran. Pada<br />
yudisium akan diumumkan nilai indeks prestasi (IP) sesuai jumlah semester yang telah dijalani. Sertifikat kompetensi<br />
akan diberikan untuk peserta didik yang telah menyelesaikan tahap pengayaan dan tahap magang.<br />
Ujian Kompetensi Nasional dilakukan setelah usulan penelitian disetujui dan telah lulus ujian kompetensi<br />
lokal. Kelulusan Ujian Kompetensi Nasional akan diberikan sertifikat kompetensi sebagai spesialis mata yang<br />
diterbitkan oleh Kolegium Oftalmologi Indonesia. Setelah peserta didik menyelesaikan penulisan tugas akhir dan telah<br />
menjalankan sidang terbuka, maka peserta didik dinyatakan lulus dari program pendidikan dokter spesialis mata.<br />
A. TATA TERTIB<br />
1. Peserta didik harus mematuhi seluruh peraturan yang tertera dalam buku Pedoman Umum Penyelenggaraan<br />
PPDS-I FK UNPAD<br />
2. Peserta didik harus mengikuti 100% acara ilmiah kecuali sedang mengikuti kegiatan di luar RS/ di dalam RS<br />
yang dibuktikan dengan surat keterangan dari divisi<br />
3. Acara ilmiah bersama dilaksanakan pada pukul 07.00 dan 14.00 WIB<br />
4. Acara ilmiah siang wajib diikuti oleh seluruh peserta didik, kecuali dua (2) orang/lebih (sesuai kebutuhan<br />
pelayanan di divisi terkait) residen tahap mandiri yang bertugas di poliklinik/OK.<br />
5. Ketidakhadiran di acara ilmiah diwajibkan untuk membuat ringkasan acara ilmiah yang tidak dihadiri secara<br />
tertulis tangan, dan tugas diserahkan ke sekretariat pendidikan paling lambat 3 hari setelah acara ilmiah<br />
tersebut berlangsung<br />
6. Bila dalam 3 hari tidak menyerahkan tugas ringkasan, maka peserta didik diwajibkan untuk membuat makalah<br />
lengkap sesuai materi ilmiah yang tidak dihadiri. Dan bila dalam 1 minggu tidak menyerahkan makalah<br />
lengkap maka peserta didik akan dikenakan surat peringatan.<br />
7. Ketidakhadiran di acara ilmiah tanpa alasan yang jelas sebanyak 3 (tiga) kali dalam 3 bulan(1 rotasi) akan<br />
mendapatkan 1 (satu) surat peringatan<br />
8. Kehadiran di tempat pendidikan dihitung berdasarkan jam kehadiran dari absensi digital<br />
9. Keterlambatan akan diakumulasikan dalam bentuk ketidakhadiran<br />
10. Apabila peserta didik tidak mengikuti kegiatan pendidikan sebanyak 1 (satu) hari atau lebih TANPA alasan<br />
yang jelas, peserta didik diwajibkan untuk mengulang rotasi di subbagian terkait<br />
11. Apabila peserta didik tidak mengikuti kegiatan pendidikan selama lebih dari 5 hari kerja(sakit/alasan yang<br />
dapat diterima) dalam tiga bulan (1 rotasi) maka peserta didik diwajibkan untuk mengulang rotasi di<br />
subbagian terkait<br />
12. Ketidakhadiran dengan alasan sakit, maka peserta didik wajib menyerahkan surat sakit dari dokter spesialis<br />
kepada tim PPDS paling lambat 3 hari sejak sakit. Bila dalam 3 hari tim sekretariat tidak menerima surat<br />
sakit dari yang bersangkutan, maka peserta didik dianggap tidak hadir tanpa alasan yang jelas.<br />
13. Ketidakhadiran wajib diinformasikan ke konsulen subbagian terkait dan tim PPDS<br />
14. Peserta didik diperbolehkan mengajukan cuti maksimum 12 hari kerja/tahun DENGAN memperhitungkan<br />
ketidakhadiran yang telah dilakukan sebelumnya<br />
15. Cuti tidak boleh diambil secara berturut-turut lebih dari 5 hari kerja.<br />
16. Masa studi peserta didik dimulai sejak dimulai program studi pada semester 1 dan berakhir pada saat<br />
terbitnya ijazah yang telah ditandatangani oleh Rektor Universitas Padjadjaran. Selama periode tersebut<br />
peserta didik diwajibkan untuk mengikuti kegiatan pendidikan dan pelayanan sesuai ketentuan yang berlaku.<br />
17. Peserta didik wajib untuk menyerahkan hasil penulisan tesis ke perpustakaan departemen Ilmu Kesehatan<br />
Mata dan Tim Koordinasi Pendidikan PPDS Fakultas Kedokteran UNPAD.<br />
18. Peserta didik wajib menyelesaikan kewajiban-kewajiban yang terkait dengan rekam medis Rumah Sakit dan<br />
perpustakaan sebelum presentasi hasil tesis pada sidang terbuka.<br />
B. JENIS PELANGGARAN DAN SANKSI<br />
Sanksi adalah konsekuensi dari perilaku/tindakan yang tidak sesuai dengan standar yang telah digariskan.<br />
Sanksi diputuskan berdasarkan rapat khusus program studi yang melibatkan institusi terkait dengan memperhatikan<br />
laporan/fakta/bukti yang terjadi.<br />
Sanksi terdiri dari:<br />
a. Teguran lisan<br />
Teguran yang diberikan pada peserta didik apabila peserta didik melakukan pelanggaran. Teguran lisan dapat<br />
diberikan langsung oleh staf pengajar di subbagian yang bersangkutan dan dilaporkan ke program studi untuk<br />
didokumentasikan dalam buku pelanggaran peserta didik.<br />
b. Surat Peringatan<br />
Surat peringatan diberikan untuk pelanggaran yang dilakukan oleh peserta didik. Surat peringatan dapat<br />
diberikan oleh KPS maksimal sebanyak 2 kali terhadap seorang peserta didik selama mengikuti masa studi.<br />
c. Skorsing
132<br />
Diberlakukan apabila peserta didik telah mendapatkan 2 kali surat peringatan dan atau melakukan<br />
pelanggaran.<br />
Pemberian sanksi skorsing akan dikeluarkan oleh Dekan FK UNPAD<br />
d. Pemutusan studi<br />
Diberlakukan apabila peserta didik melakukan pelanggaran atau tidak memenuhi kualifikasi akademis<br />
atau tidak mengindahkan sanksi yang telah diberikan sebelumnya. Pemutusan studi dilakukan dengan surat<br />
keputusan Rektor UNPAD.<br />
Sanksi dapat dijatuhkan dengan alasan:<br />
1. Akademik (pemutusan hubungan studi) bila peserta didik :<br />
a. Tidak memenuhi syarat minimum IPK 3.0 pada akhir semester 2 dan 4<br />
b. Melewati batas masa studi 12 (duabelas) semester<br />
2. Administratif<br />
a. Tidak memenuhi persyaratan administratif yang ditetapkan oleh PPDS-I FK UNPAD, termasuk kewajiban<br />
pembayaran dan sumbangan pendidikan<br />
b. Tidak memenuhi persyaratan administratif yang ditetapkan oleh RS Mata Cicendo dan RS Pendidikan<br />
lainnya yang digunakan<br />
c. Tidak memenuhi presentasi kehadiran yang dipersyaratkan, termasuk presentasi kehadiran acara ilmiah<br />
3. Etika dan profesionalisme<br />
a. Tidak memenuhi standar etika profesi kedokteran yang ditentukan oleh DKEK Perdami dan IDI<br />
4. Prosedur Rumah Sakit<br />
a. Tidak memenuhi SOP RS Mata Cicendo<br />
b. Tidak memenuhi standar terapi RS Mata Cicendo<br />
c. Melakukan tindakan yang melampaui kewenangan klinik RS Mata Cicendo<br />
Proses Pemberian Sanksi<br />
Pemberian sanksi diberikan melalui mekanisme sebagai berikut:<br />
1. Teguran lisan dapat langsung diberikan sesuai dengan temuan pada saat pelanggaran dilakukan dan dicatat<br />
dalam buku sanksi di setiap subbagian terkait.<br />
2. Surat peringatan diberikan oleh KPS berdasarkan laporan yang diberikan secara tertulis oleh subbagian dan<br />
atau RS Pendidikan. Sebelum memberikan surat peringatan, KPS akan melakukan rapat terbatas untuk<br />
membahas pelanggaran peserta didik tersebut untuk melakukan klarifikasi. Kedua pertemuan tersebut<br />
diagendakan dan dibuat berita acaranya.<br />
3. Skorsing diberikan berdasarkan laporan tertulis dari staf pengajar/subbagian/RS Pendidikan kepada program<br />
studi. Sebelum skorsing dijatuhkan, KPS akan melakukan rapat pleno staf dan RS Pendidikan. KPS juga<br />
akan memanggil peserta didik yang bersangkutan untuk melakukan klarifikasi. Pertemuan tersebut<br />
diagendakan dan dibuat berita acaranya. Hasil pertemuan tersebut diajukan kepada DEKAN FK UNPAD<br />
untuk selanjutnya diterbitkan surat keputusan skorsing kepada peserta didik.<br />
4. Pemutusan studi diberikan berdasarkan laporan tertulis dari staf pengajar/subbagian/RS Pendidikan kepada<br />
program studi. Sebelum skorsing dijatuhkan, KPS akan melakukan rapat pleno staf dan RS Pendidikan. KPS<br />
juga akan memanggil peserta didik yang bersangkutan untuk melakukan klarifikasi. Pertemuan tersebut<br />
diagendakan dan dibuat berita acaranya. Hasil pertemuan tersebut diajukan kepada Rektor UNPAD melalui<br />
Dekan untuk selanjutnya diterbitkan surat keputusan pemutusan studi.<br />
5. Untuk pelanggaran akademik, program studi tidak harus mendapat laporan dari subbagian, namun dapat<br />
berdasarkan hasil perhitungan nilai akademik.<br />
6. Untuk pelanggaran etika akan diajukan terlebih dahulu ke Komisi Etik Senat Akademik FK UNPAD untuk<br />
meminta pertimbangan pelanggaran etika.<br />
10. Program Studi Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin<br />
A. Metode Pembelajaran<br />
Metode pembelajaran dalam rangka penyelenggaraan dilakukan berdasarkan pembelajaran berdasarkan masalah<br />
(problem-based learning), yang meliputi:<br />
1. Ronde bangsal (bed-side teaching/BST)<br />
2. Supervisi poliklinik dan tindakan<br />
3. Laporan jaga<br />
4. Laporan kasus<br />
5. Referat/reading assignment<br />
6. Journal reading<br />
7. Diskusi multidisiplin<br />
8. Publikasi ilmiah<br />
9. Tesis (karya ilmiah akhir)
133<br />
1. Ronde bangsal (bed-side teaching/BST)<br />
a. Visite besar<br />
Merupakan visite terhadap seluruh pasien rawat inap IK Kulit dan Kelamin. Visite dilakukan satu kali setiap<br />
minggu dan diikuti oleh seluruh peserta didik, dokter penanggung jawab pasien, serta dipimpin oleh staf<br />
konsultan dengan satu orang pendamping dari staf konsulen. Dalam setiap visite dilakukan pembahasan dan<br />
pemecahan masalah terhadap kasus pasien rawat inap yang ada.<br />
b. Visite harian tahap pengayaan<br />
Merupakan visite yang dilakukan setiap hari kerja, yang diikuti oleh peserta didik tahap pengayaan dan<br />
dipimpin oleh dokter penanggung jawab bangsal. Dalam visite ini dilakukan peninjauan ulang keadaan pasien,<br />
keberhasilan terapi, dan pemecahan masalah yang ada.<br />
c. Visite harian divisi (alergi-imunologi, morbus hansen, anak, jamur, dan dermatologi umum)<br />
Merupakan visite yang dilakukan setiap hari kerja, yang diikuti oleh peserta didik divisi dan dipimpin oleh<br />
dokter penanggung jawab pasien sesuai divisi masing-masing. Dalam visite ini dilakukan peninjauan ulang<br />
keadaan pasien, keberhasilan terapi, dan pemecahan masalah yang ada.<br />
2. Supervisi poliklinik dan tindakan<br />
Supervisi poliklinik merupakan kegiatan setiap hari kerja di poliklinik yang diikuti oleh peserta didik dan<br />
dipimpin oleh dokter penanggung jawab pasien sesuai dengan divisi masing-masing. Dalam supervisi ini dilakukan<br />
diskusi mengenai diagnosis, diagnosis banding, pemeriksaan penunjang, melakukan penanganan atau<br />
pengobatan, serta memberikan edukasi kepada pasien dan atau keluarganya secara lege artis dengan dasar<br />
Kode Etik Kedokteran Indonesia dan mediko-legal. Dalam kegiatan ini juga dilakukan diskusi mengenai<br />
permasalahan dan pemecahan masalah yang ada pada setiap pasien.<br />
Supervisi tindakan merupakan kegiatan yang dilakukan sehubungan dengan penegakan diagnosis atau<br />
pengobatan suatu penyakit. Dalam kegiatan ini dilakukan serangkaian prosedur sesuai standar yang telah<br />
ditetapkan.<br />
3. Laporan jaga<br />
Laporan jaga merupakan bentuk tertulis dari pertanggungjawaban peserta didik yang menjalani tugas jaga<br />
bangsal dan jaga emergensi. Laporan jaga dibuat setiap selesai melakukan jaga bangsal dan jaga emergensi.<br />
Laporan terdiri atas data pasien, hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, diagnosis, dan terapi. Laporan kemudian<br />
diserahkan kepada dokter penanggung jawab pasien, diperiksa kelengkapannya, kemudian ditandatangani<br />
apabila telah disetujui.<br />
4. Laporan kasus<br />
Laporan kasus merupakan makalah tertulis mengenai penanganan kasus terhadap pasien, terdiri atas<br />
penegakan diagnosis, perawatan, penatalaksanaan, dan pembahasan mengenai kasus yang bersangkutan.<br />
Laporan kasus dapat pula berupa penelitian atau mini resaerch terhadap kasus-kasus menarik atau terapi-terapi<br />
terbaru.<br />
Peserta PPDS wajib mempresentasikan laporan kasus dalam bahasa Inggris sesuai dengan stase di setiap<br />
divisi yang bersangkutan. Setiap residen harus mempresentasikan 12 kasus selama masa pendidikan.<br />
5. Referat/reading assignment<br />
Referat/tinjauan pustaka merupakan makalah ilmiah yang terdiri atas pembahasan mengenai suatu topik ilmiah<br />
tertentu. Topik referat dapat ditentukan oleh pembimbing atau oleh peserta didik sendiri sesuai kesepakatan.<br />
Reading assignment merupakan terjemahan dari salah satu bab pada buku wajib Prodi IK Kulit dan Kelamin.<br />
Pemilihan materi reading assignment dilakukan oleh pembimbing dari divisi yang bersangkutan.<br />
Peserta PPDS membuat referat minimal 3 referat dan 12 reading assignment selama pendidikan dan harus<br />
dipresentasikan secara oral.<br />
6. Journal reading<br />
Journal reading merupakan pembahasan mengenai jurnal-jurnal terbaru. Pembahasan meliputi seluruh aspek<br />
yang ada di dalam jurnal tersebut. Peserta PPDS wajib mempresentasikan 11 journal reading dalam bahasa<br />
Inggris dengan kriteria edisi 5 tahun terakhir.<br />
7. Diskusi multidisiplin<br />
Diskusi multidisiplin dilakukan apabila terdapat kasus yang sulit dan melibatkan beberapa disiplin ilmu lain.<br />
Diskusi dilakukan di ruang sidang dan diikuti oleh seluruh peserta PPDS, staf IK Kulit dan Kelamin, serta staf<br />
disiplin ilmu lain.
134<br />
8. Publikasi ilmiah<br />
Peserta PPDS wajib mempublikasikan minimal 4 (empat) karya ilmiah: 2 (dua) sebagai penulis utama (author)<br />
dan 2 (dua) sebagai penulis pendamping (co-author). Karya ilmiah dapat berupa laporan kasus atau hasil<br />
penelitian, yang dipresentasikan minimal 1 (satu) kali di Kongres Nasional PERDOSKI.<br />
9. Tesis (karya ilmiah akhir)<br />
Peserta PPDS melakukan penelusuran daftar pustaka, membuat usulan penelitian (UP), melakukan penelitian,<br />
dan menganalisis hasil penelitian, serta melaporkan hasil penelitian secara tertulis dalam bentuk tesis/karya ilmiah<br />
akhir, kemudian mempertahankannya secara lisan dalam seminar hasil penelitian.<br />
B. Struktur Mata Kuliah<br />
1. Struktur Mata Kuliah<br />
No<br />
Materi Pendidikan<br />
1 Tahap Pengayaan<br />
Bobot<br />
SKS<br />
Semester<br />
Pengetahuan dan Keterampilan<br />
Dermatologi dan Venereologi Dasar<br />
10 I<br />
2 Tahap Magang<br />
Pengetahuan dan Keterampilan<br />
Dermatologi dan Venereologi Khusus,<br />
terdiri atas:<br />
Tahap Magang 1<br />
1. Alergi-Imunologi 8 II s/d III<br />
2. Dermatomikologi 6 II s/d III<br />
3. Morbus Hansen 6 II s/d III<br />
4. Infeksi Menular Seksual 8 II s/d III<br />
Tahap Magang II<br />
1. Dermatologi Anak 6 IV s/d V<br />
2. Dermatologi Kosmetik 8 IV s/d V<br />
3. Tumor dan Bedah Kulit 8 IV s/d V<br />
3 Tahap Mandiri<br />
1. Dermatologi Umum 8 VI<br />
2. Usulan Penelitian 1 VI<br />
3. Pengetahuan dan Keterampilan 4 VII<br />
Dermatologi dan Venereologi Lanjut<br />
4. Pengetahuan dan Keterampilan 2 VII<br />
Dermatologi dan Venereologi<br />
Komprehensif<br />
5. Tesis (Karya Ilmiah Akhir) 5 VII<br />
Total SKS 80<br />
2. Daftar Mata Kuliah<br />
No<br />
Materi Pendidikan<br />
1 Pengetahuan dan Keterampilan Dermatologi dan Venereologi<br />
Dasar
135<br />
No<br />
Materi Pendidikan<br />
2 Pengetahuan dan Keterampilan Dermatologi dan Venereologi<br />
Khusus<br />
1. Alergi-Imunologi<br />
2. Dermatomikologi<br />
3. Morbus Hansen<br />
4. Infeksi Menular Seksual<br />
5. Dermatologi Anak<br />
6. Dermatologi Kosmetik<br />
7. Tumor dan Bedah Kulit<br />
8. Infeksi Menular Seksual<br />
3 Dermatologi Umum<br />
4 Tesis<br />
3. Deskripsi Mata Kuliah<br />
1. Pengetahuan Dasar<br />
Medikolegal dan etika medis, anatomi, fisiologi, dan histologi kulit dan kelamin, dermatopatologi, morfologi<br />
kelainan kulit dan kelamin, tatacara pemeriksaan dermatologi dan venereologi, pemeriksaan penunjang di<br />
bidang dermatologi dan venereologi, dermatoterapi topikal dan sistemik, serta proses penyembuhan luka.<br />
Alergi dan imunologi kulit dasar, dermatomikologi dasar, morbus hansen dasar, infeksi menular seksual<br />
dasar, dermatologi anak dasar, dermatologi kosmetik dasar, serta tumor dan bedah kulit dasar.<br />
2. Pengetahuan Khusus<br />
a. Alergi imunologi: Dermatitis kontak, penyakit kulit akibat kerja, urtikaria, angioedema, erupsi obat alergi,<br />
penyakit vesikobulosa autoimun, sindroma Stevens-Johnson, nekrolisis epidermal toksik, lupus<br />
eritematosus, skleroderma, dermatomiositis.<br />
b. Dermatomikologi: Mikosis superfisialis, seperti: dermatofitosis dan nondermatofitosis. Mikosis profunda,<br />
seperti: misetoma, aktinomikosis, kromomikosis, sporotrikosis, zigomikosis subkutan. Kandidosis kutis.<br />
c. Morbus Hansen (MH): MH dengan reaksi, MH dengan kecacatan, MH dengan relaps, MH pada<br />
kehamilan, MH dengan resistensi obat, dan prevention of disability (POD).<br />
d. Infeksi menular seksual (IMS): IMS berbentuk duh tubuh genital dengan komplikasi, IMS berbentuk ulkus<br />
dengan komplikasi, IMS berbentuk tonjolan dengan komplikasi, IMS lain, seperti hepatitis B, moluskum<br />
kontagiosum, dan infeksi HIV/AIDS.<br />
e. Dermatologi anak: Akropustulosis pada bayi, mastositosis-histiositosis, genodermatosis, kelainan nutrisi,<br />
metabolik, dan herediter.<br />
f. Dermatologi kosmetik: Akne dan skar akne, gangguan pigmentasi, jaringan parut, striae, alopesia<br />
androgenik dan gangguan pada rambut, selulit, hiperhidrosis, kelainan kosmetik kuku, tattoo.<br />
g. Tumor dan bedah kulit: Tumor jinak: tumor jinak epidermis dan kista epidermis, tumor jinak adneksa,<br />
tumor jinak melanosit dan sel nevus, tumor jinak jaringan ikat, tumor jinak jaringan lemak dan kelainan<br />
metabolisme lemak, tumor kulit karena virus, neoplasma, dan hiperplasia vaskular. Prakanker: keratosis<br />
aktinik, penyakit Bowen, dan leukoplakia. Tumor ganas: tumor ganas epidermis dan adneksa, tumor<br />
ganas sel melanosit, tumor ganas vaskular, limfoma, tumor ganas jaringan ikat, dan leukemia kulit.<br />
h. Dermatologi umum: Penyakit bakterial dengan keterlibatan kulit, seperti pioderma berat, antraks,<br />
frambusia, tuberkulosis kutis. Penyakit virus, seperti varisela dalam kehamilan, herpes zoster dengan<br />
komplikasi. Penyakit zoonosis. Kelainan inflamasi persisten, kinetik sel, dan diferensiasi epidermis.<br />
Kelainan kelenjar keringat. Dermatitis dan kelainan inflamasi lain. Kelainan kulit akibat faktor mekanik<br />
dan fisik. Manifestasi kulit pada kelainan organ lain. Perubahan dan penyakit kulit pada kehamilan.<br />
2. Keterampilan Klinis<br />
Keterampilan pengelolaan pasien rawat jalan dan rawat inap, termasuk keterampilan menetapkan dan<br />
penggunaan alat diagnosis, seperti uji tusuk, uji intradermal, uji tempel, uji provokasi oral. Keterampilan<br />
tindakan terapi medis, seperti ekstraksi komedo, enukleasi milia, injeksi triamsinolon asetonid, injeksi toksin
136<br />
botulinum, mikrodermabrasi, subsisi, epilasi dan depilasi, bedah kimia superfisial. Tindakan bedah kulit,<br />
seperti bedah skalpel, bedah listrik, bedah beku, dan bedah laser.<br />
3. Penerapan Pengetahuan dan Keterampilan serta Tanggung Jawab<br />
Penanganan pasien rawat jalan jalan dan inap, emergensi, jaga konsul, dan referal di rumah sakit jejaring.<br />
4. Kegiatan Ilmiah<br />
Pembuatan dan presentasi laporan kasus, referat/reading assignment, journal reading. Mengikuti pertemuan<br />
ilmiah tingkat lokal dan nasional. Menyusun karya ilmiah dan publikasi.<br />
5. Ujian Nasional<br />
Ujian Teori dan OSCE<br />
6. Tesis<br />
Seminar usulan penelitian dan hasil penelitian<br />
C. Evaluasi Hasil Belajar<br />
Tujuan evaluasi hasil belajar adalah untuk menilai kemampuan akademik profesional sesuai dengan kompetensi<br />
dan kurikulum pendidikan yang telah ditetapkan.<br />
1. Kemampuan yang Dinilai<br />
Pada hakikatnya, pada suatu program studi yang bercirikan akademik profesional, kemampuan akhir yang<br />
dievaluasi adalah pencapaian professional performance (kemampuan/penampilan profesional), yang secara artifisial<br />
dapat dibagi menjadi 3 bidang yaitu:<br />
1. P: pengetahuan atau knowledge (bidang kognitif)<br />
a. Pengetahuan dan pemahaman<br />
b. Pemecahan masalah dan pengambilan keputusan klinis<br />
2. K: keterampilan atau skill (bidang psikomotor)<br />
a. Keterampilan klinis non-tindakan<br />
b. Keterampilan klinis tindakan<br />
3. S: sikap atau attitude (bidang afektif)<br />
a. Hubungan interpersonal<br />
b. Sikap dan cara kerja profesional<br />
2. Tahapan Evaluasi<br />
1. Evaluasi Tahap Pengayaan<br />
Evaluasi pada akhir semester pertama, untuk menentukan apakah peserta dapat melanjutkan pendidikan pada<br />
semester berikutnya. Apabila dinilai tidak mampu meneruskan studi maka diberikan keputusan untuk<br />
menghentikan pendidikan.<br />
Kriteria penilaian:<br />
1. P: Pengetahuan<br />
a. Pengetahuan dasar dan khusus terdiri dari :<br />
- Nilai ujian tulis tengah semester<br />
- Nilai ujian tulis akhir semester<br />
b. Nilai makalah ilmiah terdiri dari :<br />
- Laporan kasus<br />
- Referat<br />
- Journal reading<br />
2. K: Keterampilan<br />
- Nilai pengelolaan pasien rawat jalan<br />
- Nilai pengelolaan pasien rawat inap<br />
- Nilai ujian akhir kasus<br />
3. S: Sikap
137<br />
Ketentuan evaluasi tahap pengayaan<br />
Nilai batas lulus (NBL): 70<br />
a. Nilai akhir tahap pengayaan adalah nilai kumulatif rerata dari semua komponen penilaian dan dinyatakan<br />
lulus bila nilai ≥ 70. Dengan catatan nilai ujian akhir kasus tidak boleh < 70.<br />
b. Apabila nilai ujian akhir kasus < 70 diberi kesempatan mengulang 2 kali dengan jangka waktu 2 minggu,<br />
dan nilai yang diberikan maksimal 70.<br />
c. Apabila nilai makalah ilmiah < 70 maka diberi kesempatan mengulang 1 kali dengan nilai maksimal 70.<br />
2. Evaluasi Tahap Magang<br />
Evaluasi dilakukan di setiap divisi tahap magang. Penilaian meliputi bidang pengetahuan, keterampilan, dan<br />
sikap. Jenis komponen dan pembobotan ditetapkan oleh masing-masing divisi.<br />
Kriteria penilaian:<br />
1. P: Pengetahuan<br />
a. Pengetahuan dasar dan khusus terdiri dari :<br />
- Tugas baca<br />
- Nilai ujian tulis mingguan<br />
- Nilai ujian tulis pertengahan<br />
- Nilai ujian tulis akhir<br />
- Nilai ujian komprehensif<br />
b. Nilai makalah ilmiah terdiri dari :<br />
- Laporan kasus<br />
- Referat/ reading assignment<br />
- Journal reading<br />
2. K: Keterampilan<br />
- Nilai pengelolaan pasien rawat jalan<br />
- Nilai pengelolaan pasien rawat inap<br />
- Nilai ujian akhir kasus<br />
- Ujian Praktek Bedah Kulit<br />
3. S: Sikap<br />
Nilai batas lulus (NBL): 70<br />
3. Evaluasi Tahap Mandiri<br />
Evaluasi tahap mandiri terdiri atas penilaian di Divisi Umum dan penyelesaian tugas-tugas akhir, seperti<br />
seminar usulan penelitian, ujian tulis dan OSCE nasional, ujian kasus komprehensif, serta tesis.<br />
- Kriteria penilaian di Divisi Umum:<br />
1. P: Pengetahuan<br />
a. Pengetahuan dasar dan khusus terdiri dari :<br />
- Diskusi kasus<br />
b. Nilai makalah ilmiah terdiri dari :<br />
- Laporan kasus<br />
- Reading assignment<br />
- Journal reading<br />
2. K: Keterampilan<br />
- Nilai pengelolaan pasien rawat jalan<br />
- Nilai pengelolaan pasien rawat inap<br />
3. S: Sikap<br />
- Seminar Usulan Penelitian<br />
- Ujian Tulis dan OSCE Nasional<br />
- Ujian Komprehensif<br />
- Tesis (Seminar Hasil Penelitian)<br />
Nilai batas lulus (NBL): 70
138<br />
3. Cara Penilaian<br />
Cara yang digunakan untuk penilaian adalah memberikan skor, kemudian dikonversi menjadi angka mutu dan<br />
huruf mutu seperti yang terdapat pada tabel 1.<br />
Tabel 1. Skor, angka mutu, dan huruf mutu<br />
Skor Angka Mutu Huruf Mutu<br />
88-100 4,00 A<br />
80-87 3,50 B+<br />
70-79 3,00 B<br />
65-69 2,50 C+<br />
60-64 2,00 C<br />
52-59 1,50 D+<br />
45-51 1,00 D<br />
< 44 0,00 E<br />
4. Predikat Lulus<br />
Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) merupakan jumlah skor kisaran 0,00 – 4,00 seluruh mata kuliah dan tesis dibagi<br />
jumlah SKS.<br />
Pedoman hasil yudisium:<br />
3,71-4,00 Dengan Pujian<br />
3,41-3,70 Sangat Memuaskan<br />
3,00-3,40 Memuaskan<br />
D. Pedoman Ujian<br />
1. Persyaratan Mengikuti Ujian Akhir Tahap Pengayaan<br />
Peserta PPDS dapat mengikuti ujian akhir tahap pengayaan, bila telah memenuhi ketentuan sebagai berikut:<br />
a. Menyelesaikan semua tugas akademik<br />
b. Menyelesaikan tugas statistik pasien rawat inap<br />
c. Menyelesaikan resume status pasien pulang rawat inap<br />
d. Menyelesaikan kompilasi foto pasien rawat inap<br />
e. Menyelesaikan buku kompilasi laporan kasus, referat/reading assignment, dan journal reading<br />
2. Persyaratan Mengikuti Ujian Akhir Divisi<br />
Peserta PPDS dapat mengikuti ujian akhir divisi, bila telah memenuhi ketentuan sebagai berikut:<br />
a. Menyelesaikan semua tugas akademik<br />
b. Menyelesaikan tugas statistik pasien rawat jalan<br />
c. Menyelesaikan resume status pasien pulang rawat inap<br />
d. Menyelesaikan kompilasi foto pasien rawat inap<br />
3. Persyaratan Mengikuti Ujian Tulis dan OSCE Nasional<br />
Ujian tulis dan OSCE nasional diselenggarakan oleh Kolegium dan diikuti oleh peserta PPDS bila telah<br />
memenuhi ketentuan sebagai berikut:<br />
a. Telah lulus 7 (tujuh) divisi di tahap magang<br />
b. Minimal telah 4 bulan di divisi umum<br />
c. Telah melaksanakan seminar usulan penelitian<br />
4. Persyaratan Mengikuti Ujian Tesis<br />
Peserta PPDS dapat mengikuti ujian tesis, bila telah memenuhi ketentuan sebagai berikut:
139<br />
a. Menyelesaikan kompilasi laporan kasus, referat//reading assignment, dan journal reading.<br />
b. Menyelesaikan kompilasi sebagai author dan co-author<br />
c. Menyerahkan sertifikat hasil ujian TOEFL dengan skor minimal 500<br />
a. Menyerahkan tugas administrasi, yaitu: sertifikat ujian nasional, buku raport, buku log, kunci locker, dan foto<br />
8R<br />
E. Tata Tertib<br />
Tata Tertib Kegiatan PPDS<br />
1. Yang dimaksud dengan kegiatan PPDS di sini adalah semua kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan<br />
akademik Prodi IK Kulit dan Kelamin.<br />
2. Peserta PPDS harus hadir di rumah sakit tepat waktu sesuai dengan ketentuan jam kerja, dengan mengisi daftar<br />
hadir masuk dan daftar hadir pulang.<br />
3. Peserta PPDS harus mematuhi aturan berpakaian yang memenuhi etika, yang telah ditetapkan pada pedoman<br />
umum kemahasiswaan FK Unpad.<br />
4. Peserta PPDS harus mempersiapkan diri terlebih dahulu sebelum mengikuti kegiatan dan melaksanakan setiap<br />
tugas yang diberikan.<br />
5. Peserta PPDS yang tidak hadir karena alasan yang dapat dibenarkan, seperti: sakit, terkena musibah, mendapat<br />
tugas dari Prodi, Departemen, Fakultas, atau Universitas, atau alasan lain yang dapat dipertanggungjawabkan<br />
yang telah diajukan dan mendapat persetujuan sebelumnya, dapat meninggalkan kegiatan prodi setelah<br />
menyampaikan keterangan tertulis dari pihak berwenang (dokter atau pimpinan fakultas).<br />
Surat keterangan sakit dari dokter harus diserahkan ke Sekretaris Prodi paling lambat 1 (satu) hari kerja setelah<br />
ketidakhadiran,<br />
Kehadiran Peserta PPDS<br />
Tingkat kehadiran peserta PPDS dalam kegiatan prodi diatur dengan ketentuan sebagai berikut:<br />
1. Pada setiap divisi, peserta PPDS dapat tidak hadir paling banyak selama 3 (tiga) hari. Apabila ketidakhadiran lebih<br />
dari 3 (tiga) hari, maka peserta PPDS akan dikenakan perpanjangan stase di divisi yang bersangkutan, sesuai<br />
dengan peraturan yang ada.<br />
2. Peserta PPDS yang tidak hadir karena alasan seperti sakit atau terkena musibah, maka ketidakhadirannya tetap<br />
dihitung, kecuali apabila mendapat tugas dari Prodi, Departemen, Fakultas, atau Universitas.<br />
Cuti<br />
1. Cuti Akademik<br />
- Cuti akademik diajukan ke Rektor Unpad melalui TKP PPDS FK Unpad 1 (satu) bulan sebelumnya.<br />
- Cuti akademik tidak diperkenankan pada 2 (dua) semester pertama dan 2 (dua) semester terakhir.<br />
- Lama cuti akademik hanya 1x6 bulan (1 semester)<br />
- Dibebaskan dari pembayaran her-registrasi tetapi harus terdaftar sebagai mahasiswa Unpad berdasarkan SK<br />
Rektor Unpad.<br />
2. Cuti Hamil<br />
- Cuti hamil tidak dikaitkan dengan her-registrasi dan disesuaikan dengan Peraturan Pemerintah bahwa PPDS<br />
PNS selama 3 bulan akan dianggap ijin.<br />
- Cuti hamil bagi PPDS non-PNS maksimal 3 bulan.<br />
F. Jenis Pelanggaran dan Sanksi<br />
Jenis Pelanggaran dan Sanksi Pendidkan:<br />
1. Pelanggaran ringan diberikan teguran lisan dan atau tertulis.<br />
2. Pelanggaran sedang, selain teguran tertulis, disertai dengan penambahan jaga ruangan atau jaga emergensi<br />
sesuai dengan hasil rapat staf.<br />
3. Pelanggaran berat dilaporkan ke Pimpinan Fakultas<br />
4. Pimpinan Fakultas menyelenggarakan Rapat Senat Fakultas untuk membahas pemberian skorsing atau<br />
pemutusan studi.<br />
5. Surat keputusan skorsing atau pemutusan studi diterbitkan oleh Rektor Universitas Padjadjaran atas usulan<br />
pimpinan Fakultas.
140<br />
Pengertian mengenai batasan tentang pelanggaran ringan, sedang, dan berat diserahkan kepada Ketua Program<br />
Studi melalui penelaahan bersama dengan jajaran Staf Pendidik, termasuk Kepala Departemen.<br />
Putus Studi<br />
Peserta PPDS dinyatakan putus studi bila:<br />
1. Kelalaian administrasi<br />
- Tidak melaksanakan registrasi selama 2 (dua) semester.<br />
- Meninggalkan proses pembelajaran selama lebih dari 2 (dua) minggu tanpa alasan yang dapat diterima dan<br />
tidak mengindahkan surat teguran ke-3 yang dikirimkan oleh KPS.<br />
2. Permintaan sendiri<br />
Peserta PPDS mengajukan permintaan secara tertulis untuk mengundurkan diri kepada Dekan FKUP dengan<br />
tembusan kepada Kepala Departemen dan KPS.<br />
3. Atas dasar evaluasi pencapaian kompetensi<br />
- Hasil evaluasi menunjukkan tidak mampu lagi menyelesaikan studi dalam pencapaian kompetensi yang<br />
dipersyaratkan.<br />
4. Alasan kondisi atau kesehatan yang tidak memungkinkan untuk melanjutkan studi.<br />
Alasan ini harus diperkuat dengan surat kesehatan dari RS Dr. Hasan Sadikin.<br />
5. Pelanggaran etika dan profesionalisme berat yang dapat menyebabkan penghentian sementara (skorsing) atau<br />
selamanya (drop out) berdasarkan keputusan Rapat Senat FK Unpad.<br />
6. Pelanggaran hukum<br />
- Bila peserta PPDS diduga melanggar hukum dan sedang dalam proses penegakkan hukum, peserta didik<br />
dibebaskan dari tugas mengikuti pembelajaran.<br />
- Bila kemudian hari dinyatakan tidak bersalah, yang bersangkutan diperkenankan untuk mengikuti kembali<br />
proses pembelajaran, sedangkan bila dinyatakan bersalah, Rektor akan mengeluarkan sanksi berupa<br />
skorsing sampai pemutusan studi.<br />
11. Program Studi Ilmu Penyakit Saraf<br />
a. Struktur Mata Kuliah<br />
No<br />
Materi Pendidikan<br />
Bobot<br />
SKS<br />
Semester<br />
1 Pengetahuan Teori Dasar 7 I – II<br />
2 Pengetahuan Teori Klinik Umum 2,8 I s/d IV<br />
Pengetahuan Teori Klinik Khusus<br />
- Penyakit Serebrovaskular<br />
- Neurotraumatologi<br />
- Neurogeriatri<br />
3<br />
- Infeksi SSP<br />
- Saraf Tepi dan Neurofisiologi Klinik<br />
- Epilepsi<br />
- Fungsi Luhur<br />
- Neuroimaging<br />
- Nyeri Kepala<br />
6,8 I s/d VIII
141<br />
- Neuroepidemiologi<br />
- Vertigo<br />
- Neurooftalmologi<br />
- Neuropediatri<br />
- Nyeri<br />
- Gangguan Gerak (Movement Disorder)<br />
- Neurotoksikologi<br />
- Neuroimunologi<br />
- Neuroemergensi/Intensive Care<br />
4 Penerapan Teknologi Ilmu Penyakit Saraf 20,8 I s/d VIII<br />
5<br />
Pengembangan Ilmu Keahlian Penyakit<br />
Saraf<br />
37,6 I s/d VIII<br />
6 Tesis 6 VIII<br />
b. Daftar Mata Kuliah<br />
No<br />
Materi Pendidikan<br />
1 Pengetahuan Teori Dasar<br />
2 Pengetahuan Teori Klinik Umum<br />
Pengetahuan Teori Klinik Khusus<br />
- Penyakit Serebrovaskular<br />
- Neurotraumatologi<br />
- Neurogeriatri<br />
- Infeksi SSP<br />
- Saraf Tepi dan Neurofisiologi Klinik<br />
- Epilepsi<br />
- Fungsi Luhur<br />
- Neuroimaging<br />
3 - Nyeri Kepala<br />
- Neuroepidemiologi<br />
- Vertigo<br />
- Neurooftalmologi<br />
- Neuropediatri<br />
- Nyeri<br />
- Gangguan Gerak (Movement Disorder)<br />
- Neurotoksikologi<br />
- Neuroimunologi<br />
- Neuroemergensi/Intensive Care<br />
4 Penerapan Teknologi Ilmu Penyakit Saraf<br />
5 Pengembangan Ilmu Keahlian Penyakit Saraf<br />
6 Tesis
142<br />
c. Deskripsi Mata Kuliah<br />
1. Pengetahuan Teori Dasar<br />
Anatomi susunan saraf, Neurofisiologi, Neuropatologi, Neurofarmakologi.<br />
2. Pengetahuan Teori Klinik Umum<br />
Diagnostik fisik penyakit saraf, Diagnostik laboratorium dalam bidang penyakit saraf, Patofisiologi dalam<br />
bidang penyakit saraf, Dasar-dasar penyakit nonneurologik yang memberi komplikasi neurologik.<br />
3. Pengetahuan Teori Klinik<br />
Masalah yang sering terjadi, Masalah gawat yang sering terjadi, Masalah gawat yang jarang terjadi,<br />
Masalah lain.<br />
4. Penerapan Teknologi Ilmu Penyakit Saraf<br />
Diagnostik menggunakan alat diagnostik, Tindakan-tindakan perawatan medik.<br />
5. Pengembangan Kemampuan Tanggung Jawab Dokter Penyakit Saraf<br />
Dokter jaga, Melaksanakan pendidikan mahasiswa dan pasca-sarjana, Chief Resident, Tugas khusus<br />
lain.<br />
6. Pengembangan Ilmu Keahlian Penyakit Saraf<br />
Mengikuti penyajian, Melakukan penyajian, Karya tulis, Referat, Jurnal, Presentasi kasus, Mengikuti dan<br />
menyajikan hasil penelitian ilmiah di tingkat Nasional dan Regional. Pengembangan Kemampuan Belajar<br />
Mengajar, Membimbing mahasiswa dan paramedik, Membantu membimbing peserta program studi yang<br />
lebih muda.<br />
7. Tesis<br />
12. Program Studi Ilmu Kesehatan Telinga, Hidung, Tenggorok, Bedah Kepala dan Leher<br />
A. METODE PEMBELAJARAN<br />
Presentasi Acara Ilmiah<br />
Peserta didik melakukan presentasi acara ilmiah selama 30 menit dan dilanjutkan dengan diskusi, dipandu dan<br />
dibimbing oleh konsulen sub bagian. Acara ilmiah dapat berupa presentasi referat, literature reading, journal<br />
reading, lain-lain. Selain itu peserta didik wajib presentasi ilmiah di forum nasional, minimal 1 kali.<br />
Aktifitas pendidikan terstruktur :<br />
1. Referat setiap sub bagian<br />
2. Literature reading<br />
3. Journal reading<br />
4. Presentasi Kasus Ruangan<br />
5. Joint Conference<br />
6. Presentasi ilmiah di : PIT (Pertemuan Ilmiah Tahunan) Perhati-KL atau KONAS (Kongres Nasional) Perhati-<br />
KL, atau PITO (Pertemuan Ilmiah Tahunan Otologi) dan PIT UNPAD, atau pertemuan ilmiah lainnya yang<br />
ditetapkan bagian.<br />
Kegiatan Ilmiah/Lokakarya atau Pelatihan yang wajib diikuti peserta PPDS Program Studi Ilmu Kesehatan<br />
THT-KL adalah :<br />
Kegiatan Ilmiah Terencana yang Wajib Diikuti oleh Peserta PPDS<br />
1. Pertemuan Ilmiah Tahunan yang bersifat nasional, yaitu :<br />
- PIT PERHATI –KL (Pertemuan Ilmiah Tahunan Perhimpunan Ahli THT-KL) atau<br />
- KONAS PERHATI-KL (Kongres Nasional Perhati-KL) atau<br />
- PITO PERHATI-KL (Perhimpunan Ilmiah Tahunan Otologi Perhati-KL)<br />
Pada Pertemuan Ilmiah ini, peserta PPDS wajib : presentasi ilmiah/poster, mengikuti Forum PPDS.<br />
2. Pertemuan Ilmiah Tahunan Regional seperti :<br />
PIT FK UNPAD (Pertemuan Ilmiah Tahunan) FK UNPAD atau Pertemuan Ilmiah regional lainnya (bila ada)<br />
Kegiatan Pelatihan/Workshop Basic Skill yang Wajib Diikuti oleh Peserta PPDS<br />
1. Pelatihan Diseksi Tulang Temporal<br />
2. Pelatihan Dasar Bedah Sinus Endoskopik (Basic FESS)<br />
3. Pelatihan Manajemen Rinitis Alergi
143<br />
4. Pelatihan Dasar Bedah Kepala - Leher<br />
5. Pelatihan Dasar Diagnotik Pendengaran<br />
6. Pelatihan Dasar Maksilofasial dan Plastik Rekonstruksi<br />
7. Pelatihan Dasar Endoskopi di bidang THT-KL<br />
Perkuliahan<br />
Peserta didik mengikuti perkuliahan pada acara ilmiah, baik yang terencana (misalnya di acara Pertemuan Ilmiah<br />
Tahunan, acara ilmiah harian, Forum PPDS, dll ), maupun yang tidak terencana (insidentil).<br />
Seminar/Workshop<br />
Peserta didik ikut serta dalam acara seminar/workshop yang sudah terencana ataupun insidentil; baik sebagai<br />
peserta, panitia atau pembicara.<br />
Bedside Teaching<br />
Peserta didik melaksanakan bedside teaching di : poliklinik umum THT-KL, poliklinik-poliklinik sub bagian, ruang<br />
perawatan THT-KL dan ruang operasi<br />
Kerja Lapangan<br />
Peserta didik melaksanakan kerja lapangan di : poliklinik umum dan sub bagian, ruang perawatan THT-KL dan<br />
ruang operasi<br />
E-learning<br />
Pseserta PPDS-1 mempergunakan sumber online terutama untuk mencari journal, literature, bahan bacaan<br />
terbaru<br />
Ikut serta mendidik peserta Program Studi Profesi Dokter Fakultas Kedokteran<br />
Penelitian Akhir (tesis)<br />
Merupakan program wajib dengan topik pilihan dan terarah, sesuai minat peserta didik, yang dilakukan secara<br />
perorangan pada akhir program pendidikan. Usulan Penelitian dipresentasikan semester VI dan Ujian Tesis<br />
dilaksanankan pada semester VIII.<br />
Pedoman Penulisan Usulan Penelitian dan Tesis mengikuti Pedoman yang dikeluarkan oleh Universitas<br />
Padjadjaran, yang terkini dan terbaru.<br />
Tugas<br />
Peserta didik PPDS diwajibkan untuk mengerjakan tugas, seperti tugas membaca buku teks atau jurnal ilmiah,<br />
menyusun laporan kegiatan, tugas jaga malam serta tugas pelayanan kesehatan, sebagai bagian dari pendidikan<br />
dan pengabdian masyarakat dan lain-lain (seperti pendamping ujian peserta didik P3D,dan lain-lain)<br />
MATERI PEMBELAJARAN<br />
MATERI PENDIDIKAN<br />
Materi pendidikan yang diberikan adalah :<br />
1. Materi Keahlian Umum (MKU)<br />
2. Materi Keahlian Khusus (MKK)<br />
3. Materi Penerapan Akademik (MPA)<br />
4. Materi Penerapan Keprofesian (MPK)<br />
MATERI KEAHLIAN UMUM (MKU)<br />
Materi Keahlian Umum adalah materi pendidikan yang memberikan dasar pengetahuan keahlian dalam bidang<br />
Ilmu Kesehatan THT-KL agar peserta program mampu memecahkan masalah Ilmu Kesehatan THT-KL secara<br />
ilmiah.<br />
Materi Keahlian Umum terdiri dari :<br />
1. Pelatihan Bedah Dasar<br />
2. Pelatihan Bedah Saraf<br />
3. Pelatihan Anestesi Dan Reanimasi<br />
4. Pelatihan Radiologi<br />
5. Pelatihan Ilmu Kesehatan Mata<br />
6. Pelatihan Ilmu Kedokteran THT-KL Dasar<br />
MATERI KEAHLIAN KHUSUS (MKK)
144<br />
Materi Keahlian Khusus adalah materi pendidikan yang memberikan pengetahuan keahlian dalam bidang<br />
Ilmu Kesehatan THT-KL sehingga lulusan spesialis THT-KL mempunyai kompetensi yang tinggi dan ahli dalam<br />
bidangnya.<br />
Materi Keahlian Khusus terdiri dari materi pendidikan dari beberapa Sub-bagian dalam bidang Ilmu<br />
Kesehatan THT-KL, yaitu : Laring-Faring, Rinologi-Alergi, Otologi, Audiologi, Bronkoesofagologi, Maksilofasial dan<br />
Plastik Rekonstruksi serta Onkologi-Bedah Kepala Leher.<br />
MATERI PENERAPAN AKADEMIK (MKA)<br />
Materi Penerapan Akademik adalah kegiatan ilmiah yang materinya secara langsung berhubungan dengan<br />
Ilmu Kesehatan THT-KL. Tujuannya adalah untuk meningkatkan pengetahuan, memahami Metodologi Penelitian<br />
dan mampu melaksanankan serta menyusun suatu Publikasi Ilmiah.<br />
Materi Penerapan Akademik terdiri dari :<br />
- Usulan Penelitian/Proposal Penelitian<br />
- Tesis<br />
- Jurnal Reading<br />
- Presentasi Kasus<br />
- Laporan Jaga<br />
- Referat<br />
- Presentasi ilmiah dik Kongres/seminar<br />
- Lain-lain<br />
MATERI PENERAPAN KEPROFESIAN (MPK)<br />
Materi Penerapan Keprofesian adalah pelatihan keprofesian dengan menerapkan Ilmu Kesehatan THT-KL yang<br />
didapat dari berbagai kegiatan keprofesian secara berkesinambungan.<br />
Pelatihan dilakukan di Rumah Sakit Pendidikan dr. Hasan Sadikin Bandung atau di rumah sakit jejaring di wilayah<br />
Jawa Barat, sehingga diperoleh bermacam-macam kasus dengan jumlah yang cukup untuk mencapai<br />
ketrampilan/kompetensi keprofesian yang baik.<br />
Aktifitas keahlian ini meliputi Pelatihan pasien Gawat Darurat, pelatihan pasien rawat jalan,pelatihan Pasien Rawat<br />
Inap, Pelatihan pasien di Kamar Tindakan/Kamar Operasi, Pelatihan pasien di sub bagian dan Pelatihan pasien di<br />
rumah sakit jejaring. Dengan pelatihan ini diharapkan peserta program dapat memperoleh ketrampilan keprofesian<br />
yang baik dan menguasai bidang kelimuan yang baik.<br />
Pendidikan Spesialis THT-KL dilaksanakan selama 8 semester dengan rincian rotasi sebagai berikut :<br />
Jenjang I<br />
Bedah Dasar<br />
: 9 bulan<br />
Stase Ilmu Kesehatan Mata : 1 bulan<br />
Stase Anestesi<br />
: 1 bulan<br />
Stase Radiologi<br />
: 2 minggu (1/2 bulan)<br />
Prakualif<br />
: 1,5 bulan<br />
Laring faring II + Head and Neck : 1 bulan<br />
Rhino-alergi II + maksilofasial : 1 bulan<br />
Otologi II<br />
: 1 bulan<br />
Jenjang II<br />
Stase Bedah Saraf<br />
Laring Faring<br />
Rhino-Alergi<br />
Audio Vestibular<br />
Bronkoesofagologi<br />
Otologi<br />
Head and Neck<br />
Maksilofasial<br />
: 2 bulan<br />
: 6 bulan<br />
: 6 bulan<br />
: 3 bulan<br />
: 3 bulan<br />
: 6 bulan<br />
: 3 bulan<br />
: 3 bulan<br />
Pendidikan diberikan berdasarkan modul sesuai dengan ketetapan dari Kolegium Telinga Hidung Tenggorok dan<br />
bedah Kepala dan Leher.<br />
Rincian dari masing-masing rotasi adalah sebagai berikut :<br />
Bedah Dasar<br />
Basic Medicine<br />
Ilmu Bedah Dasar<br />
Mata Kuliah Dasar Umum (Anatomi, Physiologi, Patologi Anatomi)
145<br />
Instructional Course ( Nutrition therapy, .......)<br />
Bedah Onkologi<br />
Biopsi<br />
Flap sederhana<br />
Kemoterapi<br />
Wide eksisi pada keganasan kulit<br />
Bedah Kepala dan Leher<br />
Eksisi tumor jaringan lunak kepala leher<br />
Lobektomi subtotal/total<br />
Tiroidektomi subtotal<br />
Tiroidektomi<br />
Parotidektomi<br />
Bedah Plastik<br />
Tandur kulit<br />
Labioplasty<br />
Palatoplasty<br />
Bedah Thoraks dan Cardio Vaskular<br />
Vena seksi<br />
Kanulasi arteri perifer<br />
Perawatan trauma thorax konservatif<br />
Jaga malam di Bagian Bedah<br />
Bedah Saraf<br />
Peserta PPDS mempelajari dan mengikuti kegiatan operasi kasus-kasus Bedah Saraf yang berhubungan<br />
dengan THT-KL. Peserta PPDS juga menjalani jaga malam di Bagian Bedah Saraf.<br />
Ilmu Kesehatan Mata<br />
Peserta PPDS mempelajari dan mengikuti kegiatan operasi kasus-kasus Mata yang berhubungan dengan<br />
THT-KL.<br />
Pra Kualifikasi<br />
Observasi dan/ asisten I/II di Poliklinik<br />
Observasi dan/ asisten I/II di Ruangan<br />
Observasi dan/ asisten I/II di Kamar Operasi<br />
Jaga Malam di Departemen Ilmu Kesehatan THT-KL<br />
Stase di Bagian Anestesi<br />
Stase di Bagian Radiologi<br />
Laring – Faring<br />
Modul Laringitis<br />
Modul Sumbatan Jalan Nafas Atas<br />
Modul Suara Parau<br />
Modul Disfoni<br />
Modul Faringitis<br />
Modul Tonsilitis<br />
Modul Trauma Laring<br />
Modul Abses Leher Dalam<br />
Jaga malam<br />
Rhinologi- Alergi<br />
Modul Benda Asing<br />
Modul Epistaxis<br />
Modul Polip Hidung<br />
Modul Sinusitis Paranasal<br />
Modul Rinitis non Alergi<br />
Modul Rinitis Alergi<br />
Modul Penyakit akibat reaksi hipersensitifitas tipe I<br />
Audio Vestibular<br />
Modul Gangguan pendengaran<br />
Modul Gangguan Keseimbangan
146<br />
Modul Tuli Kongenital<br />
Modul Gangguan pendengaran Pada Anak Sekolah<br />
Modul Gangguan Pendengaran pada Pekerja<br />
Modul Pemeriksaan BERA<br />
Modul Alat Bantu Dengar<br />
Bronko-Esofagologi<br />
Modul Benda Asing Pada Tracheo bronchial<br />
Modul Stenosis<br />
Modul Fistula Tracheo-Bronko-Esofagus<br />
Modul Sialodenitis<br />
Modul Sialolith<br />
Modul Esofagitis Korosif<br />
Modul Trauma Esofagus<br />
Modul Benda Asing esofagus<br />
Modul Gangguan Motorik, Spasme, Achalasia, Refluk<br />
Modul Varises Esofagus<br />
Otologi<br />
Modul Trauma<br />
Modul Benda Asing<br />
Modul Radang Telinga Luar<br />
Modul Radang Telinga Tengah<br />
Modul Radang Telinga Dalam<br />
Modul Kelainan Kongenital<br />
Modul Neoplasma Telinga<br />
Modul Gangguan Nervus Fasialis<br />
B. STRUKTUR MATA KULIAH<br />
MATERI KEAHLIAN KHUSUS (MKU)<br />
MATERI SUB BAGIAN LARING-FARING<br />
Modul Laringitis<br />
Modul Sumbatan Jalan Nafas Atas<br />
Modul Suara Parau<br />
Modul Disfoni<br />
Modul Faringitis<br />
Modul Tonsilitis<br />
Modul Trauma Laring<br />
Modul Abses Leher Dalam<br />
Stomatitis<br />
Infeksi Odontogenik<br />
Mendengkur dan Henti Nafas Saat Tidur<br />
Pencitraan Jalan Nafas pada Anak-anak<br />
Kelainan Kongenital Traktus Aerodigestivus<br />
Papiloma Laring<br />
Modul Sialodenitis<br />
Modul Sialolith<br />
MATERI SUB BAGIAN RINOLOGI ALERGI<br />
Modul Benda Asing<br />
Modul Epistaksis<br />
Modul Polip Hidung<br />
Modul Sinusitis Paranasal<br />
Modul Rinitis non Alergi<br />
Modul Rinitis Alergi<br />
Modul Imunologi Alergi<br />
Penyakit Granulomatosis & Autoimun pada Hidung dan Sinus Paranasal<br />
Fungsi dan Disfungsi Indra Penciuman
147<br />
Rinitis Alergi pada Anak<br />
Rinitis Alergi pada Lansia<br />
Rinitis Alergi pada Kehamilan<br />
MATERI SUB BAGIAN AUDIO VESTIBULAR<br />
Modul Gangguan pendengaran<br />
Modul Gangguan Keseimbangan<br />
Modul Tuli Kongenital<br />
Modul Gangguan pendengaran Pada Anak Sekolah<br />
Modul Gangguan Pendengaran pada Pekerja<br />
Modul Pemeriksaan BERA<br />
Modul Alat Bantu Dengar<br />
Obat-obatan Ototoksik<br />
Tinnitus<br />
Penuaan pada Sistem Auditori dan Vestibuler<br />
MATERI SUB BAGIAN BRONKO-ESOFAGOLOGI<br />
Modul Benda Asing Pada Tracheo bronchial<br />
Modul Stenosis<br />
Modul Fistula Tracheo-Bronko-Esofagus<br />
Modul Esofagitis Korosif<br />
Modul Trauma Esofagus<br />
Modul Benda Asing esofagus<br />
Modul Gangguan Motorik, Spasme, Achalasia, Refluk<br />
Modul Varises Esofagus<br />
Indra Pengecap<br />
Evaluasi Disfagia<br />
Manajemen Disfagia<br />
Pemeriksaan Radiologik Traktus Aerodigestif Bagian Atas<br />
Evaluasi Endoskopik Traktus Aerodigestif Bagian Atas<br />
Kelainan Esofagus<br />
MATERI SUB BAGIAN OTOLOGI<br />
Modul Trauma Telinga<br />
Modul Benda Asing, Serumen dan Keratosis Obturans<br />
Modul Radang Telinga Luar<br />
Modul Radang Telinga Tengah<br />
Modul Radang Telinga Dalam<br />
Modul Neoplasma Telinga<br />
Modul Gangguan Nervus Fasialis<br />
Perikhonditis/Othematom<br />
Komplikasi Intratemporal dan Intrakranial Otitis Media<br />
Otitis Media Efusi<br />
Kolesteatoma<br />
Pencitraan Tulang Temporal<br />
Neurophysiologc Intra Operative Monitoring<br />
Otologic Manifestation of Systemic Disease<br />
Rekonstruksi Membran Timpani dan Tulang-tulang Pendengaran<br />
Otosklerosis<br />
Cochlear Implant & Other Implantable Auditory Prosthesis<br />
Surgical Management of Vestibular Disorders<br />
MATERI SUB BAGIAN BEDAH KEPALA DAN LEHER<br />
Modul Neoplasma Hidung dan Sinus Paranasal<br />
Modul Tumor Tonsil<br />
Modul Tumor Faring ( Angiofibfom nasofaring, Karsinoma)<br />
Modul Tumor Lidah<br />
Modul Tumor Tracheo Bronchial<br />
Modul Tumor Kelenjar Ludah<br />
Modul Tumor Leher<br />
Modul Tumor Esofagus<br />
Modul Tumor Laring
148<br />
Terapi gen<br />
Biologi dan Imunologi Tumor Kepala dan Leher<br />
Prinsip-prinsip Kemoterapi Tumor Kepala dan Leher<br />
Prinsip-prinsip Radiasi Onkologi<br />
Cutaneous Malignancy<br />
Melanoma Maligna<br />
Tumor Orbita<br />
Neoplasma Rongga Mulut<br />
Kista odontogenik, tumor dan Lesi-lesi di Rahang<br />
Diseksi Leher<br />
Karsinoma Sel Skuamosa pada Traktus Aerodigestif Atas<br />
Limfoma pada Kepala dan Leher<br />
Pembedahan Basis Cranii<br />
MATERI SUB BAGIAN MAKSILOFASIAL REKONSTRUKSI DAN BEDAH PLASTIK<br />
Modul Trauma dan Fraktur Hidung<br />
Modul Kelainan Septum<br />
Modul Trauma Wajah dan Maksilofasial<br />
Modul Labioschizis<br />
Modul Palatoschizis<br />
Modul Kelainan Kongenital Telinga<br />
Rhinoplasti<br />
Blepharoplasti<br />
Modul Rhytidectomy<br />
Grafts and Implants in Facial, Head and Neck Surgery<br />
Local Skin Flaps : Anatomy, Physiology and General Types<br />
Microvascular Free Flaps in Head and Neck Reconstruction<br />
Surgical Reconstruction After Mohs Surgery and Tissue Expansion<br />
Scar Camouflage<br />
Surgery for Exopthalmos<br />
Facial Reanimation<br />
Congenital Auricular Malformation<br />
Chin and Malar Augmentation<br />
Chemical Peeling<br />
Laser Skin Resurfacing<br />
Management of Benign Facial Lessions<br />
Management of Alopecia<br />
Cosmetic use of Botox and Injectable Fillers<br />
Rejuvenation of The Midface<br />
C. EVALUASI HASIL BELAJAR<br />
Sistem monitoring dan evaluasi kurikulum untuk menjamin terlaksananya program PPDS didasarkan atas<br />
pedoman : standar profesi THT-KL, standar kompetensi THT-KL yang dikeluarkan Kolegium THT-KL tahun 2008<br />
serta tercantum dalam buku Panduan Penyelenggaraan PPDS THT-KL FK UNPAD.<br />
Di dalam program pendidikan dokter spesialis, selain untuk acuan materi ajar, standar kompetensi<br />
digunakan sebagai acuan untuk menentukan kelulusan peserta didik. Standar kompetensi merupakan proses dan<br />
hasil kegiatan yang ditunjukkan oleh peserta didik sebagai penerapan pengetahuan dan keterampilan yang telah<br />
dipelajarinya. Standar kompetensi merupakan standar kemampuan minimal yang harus dipunyai oleh seorang<br />
dokter spesialis.<br />
Berdasarkan Buku Standar Kompetensi Dokter (Konsil Kedokteran Indonesia, 2006) terdapat 7 area<br />
kompetensi, yaitu komunikasi efektif, keterampilan klinis, landasan ilmiah kedokteran, pengelolaan masalah<br />
kesehatan, pengelolaan informasi, mawas diri dan pengembangan diri, etika, moral, medikolegal, profesionalisme<br />
dan keselamatan pasien. Setiap area kompetensi ditetapkan definisinya, dan disebut sebagai kompetensi inti.<br />
Setiap area kompetensi dijabarkan menjadi beberapa komponen kompetensi, yang dirinci lebih lanjut menjadi<br />
kemampuan.<br />
Sistem monitoring dan evaluasi dilaksanakan per sub bagian sesuai dengan lamanya jadwal rotasi di masingmasing<br />
sub bagian. Sebagai bentuk pelaksanaan kegiatan untuk mencapai kompetensi dicatat dan ditulis dalam<br />
buku log book, yang akan ditandatangani oleh supervisor/konsulen.
149<br />
Predikat kelulusan :<br />
NILAI<br />
ANGKA<br />
MUTU<br />
HURUF<br />
MUTU<br />
90 – 100 A 4<br />
85 – 89 A- 3.75<br />
80 – 84 B+ 3.50<br />
75 - 79 B 3<br />
70 – 74 B- 2.75<br />
65 – 69 C+ 2.50<br />
60 – 64 C 2<br />
45 – 59 D 1<br />
< 45 E 0<br />
INTEPRETASI<br />
Sangat Baik<br />
Excellent<br />
Hampir Sangat Baik<br />
Slightly Excellent<br />
Lebih dari Baik<br />
Very Good<br />
Baik<br />
Good<br />
Hampir Baik<br />
Slightly Good<br />
Lebih dari Cukup<br />
More than Sufficient<br />
Cukup<br />
Sufficient<br />
Kurang<br />
Poor<br />
Gagal<br />
Fail<br />
Batas Waktu Studi<br />
Batas Waktu Studi Program Magister, Program Doktor, dan Program Spesialis-I<br />
Program Spesialis-I harus dapat diselesaikan paling lama 10 semester I terhitung sejak terdaftar sebagai<br />
mahasiwa pada semester I pada Program Spesialis-I (untuk beberapa Program Spesialis-I ditentukan tersendiri)<br />
D. PEDOMAN UJIAN<br />
Sistem Evaluasi untuk mencapai kompetensi<br />
Tujuan evaluasi adalah untuk mengetahui apakah peserta program telah mencapai kemampuan akademik serta<br />
kemampuan klinis sesuai kompetensi yang diharapkan. Tahap evaluasi dilakukan secara berkala dan evaluasi<br />
akhir. Evaluasi berkala dilakukan pada setiap tahap pendidikan secara berkesinambungan.<br />
Dengan memperhatikan tingkat kompetensi dari area kompetensi yang harus dicapai sesuai dengan tahap<br />
pendidikan peserta PPDS, penilaian di Sub Bagian berupa :<br />
Evaluasi Berkala<br />
- Kognitif :<br />
Bentuk :<br />
• Penilaian presentasi acara ilmiah meliputi Journal Reading, Literature reading, referat.<br />
• Penilaian presentasi kasus : kasus ruangan, kasus kematian, Joint case, dll<br />
• Penilaian Pre test dan Post Test<br />
• Ujian Tahunan (bertahap dan berjenjang)<br />
- Psikomotor :<br />
Bentuk :<br />
• Penilaian ketrampilan klinis<br />
• Penilaian kemampuan tatalaksana pasien ruangan<br />
• Penilaian tatalaksana pasien di poli<br />
• Ujian OSCE<br />
- Afektif<br />
Evaluasi Tahap Akhir<br />
berupa:<br />
• Ujian Usulan Penelitian, dilakukan pada semester V<br />
• Ujian Tesis PPDS, dilakukan pada semester VIII setelah memenuhi persyaratan :<br />
Menyerahkan data-data penelitian dan jurnal/referensi yang digunakan dalam penelitian ke pembimbing.<br />
• Ujian Nasional, dengan persyaratan (dari kolegium sub komite Ujian Nasional) sebagai berikut :<br />
Persyaratan Calon Peserta Ujian Nasional<br />
1. Peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis I THT-KL yang terdaftar di Sentra Pendidikan THT-KL
150<br />
2. Sudah menyelesaikan seluruh pendidikan di sub-bagian atau seksi Sentra Pendidikan THT-KL. (dibuktikan<br />
dengan surat keterangan telah selesai mengikuti seluruh siklus oleh KPS atau Ketua Bagian), Diizinkan<br />
belum membacakan tesis terakhir.<br />
3. Melengkapi persyaratan administrasi Ujian Nasional :<br />
- Mengisi formulir Ujian Nasional (Tulis & OSCE) yang ditandatangani oleh KPS/ Ketua Bagian Sentra<br />
Pendidikan bersangkutan<br />
- Membayar biaya Ujian Nasional (Tulis & OSCE)<br />
- Melunasi iuran sebagai anggota muda PERHATI-KL ke Kolegium Ilmu Kesehatan THT-KL Indonesia<br />
terhitung sejak mulai pendidikan sampai bulan pelaksanaan dimana Ujian Nasional diselenggarakan<br />
(melampirkan bukti pembayaran dan Surat Keterangan dari Ketua Cabang PERHATI setempat & KPS)<br />
- Presentasi verbal di Forum Nasional minimal 1 (satu) kali<br />
- Selesai 8 (delapan) tugas kegiatan ilmiah sub bagian<br />
- Surat pernyataan telah mengikuti forum PPDS yang diselenggarakan oleh Kolegium Ilmu Kesehatan THT-<br />
KL Indonesia minimal 6 KODI (melampirkan sertifikat)<br />
- Telah mengajukan seminar proposal, dibuktikan dengan surat keterangan dari KPS<br />
Kelulusan terdiri dari kelulusan setiap subbagian, kelulusan ujian nasional dan kelulusan tesis.<br />
Peserta PPDS-1 dinyatakan lulus dari suatu subbagian bila yang bersangkutan minimal memperoleh nilai B (baik)<br />
dari setiap aspek pencapaian kompetensi yang dicapai.<br />
Penilaian peserta PPDS-1 berdasarkan atas :<br />
- Penguasaan keilmuan spesialistik atau yang berhubungan, melalui ujian pilihan berganda dan modifikasinya,<br />
esai, dan lisan.<br />
- Analisis kasus<br />
- Audit morbiditas dan mortalitas<br />
- Presentasi pada saat visite ruangan<br />
- Kegiatan sehari-hari dalam mengelola pasien<br />
- Presentasi acara ilmiah : journal reading, referat, kasus ruangan, literature reading<br />
- Penilaian buku log/porto folio<br />
- Pengamatan langsung dalam melaksanakan prosedur medik atau tindakan operatif<br />
- Ujian Sub bagian<br />
E. TATA TERTIB<br />
A. Umum<br />
1. Mahasiswa harus senantiasa menjaga nama baik Departemen Ilmu Kesehatan THT dengan<br />
menegakkan disiplin serta menjunjung tinggi sikap profesionalisme.<br />
2. Selama menjalani kegiatan di Departemen Ilmu Kesehatan THT, mahasiswa wajib memakai jas dokter<br />
warna putih serta tanda pengenal resmi sebagai peserta PPDS-I FK UNPAD.<br />
3. Mahasiswa mengikuti kepaniteraan dengan membawa surat pengantar dari Bagian Akademik Fakultas<br />
Kedokteran UNPAD.<br />
4. Mahasiswa bertugas dalam kelompok kecil dengan pembimbing satu orang preceptor.<br />
5. Mahasiswa diharuskan melapor pada Kepala Departemen Ilmu Kesehatan THT sebelum dan setelah<br />
melaksanakan kegiatan. Pada waktu menghadap, PPDS-I diberikan penjelasan mengenai tujuan<br />
pendidikan terutama yang menyangkut falsafah serta etik.<br />
6. Peserta PPDS-I juga harus melapor kepada Koordinator Pendidikan untuk mendapatkan program kerja<br />
dan jadwal evaluasi pendidikan.<br />
7. Setelah itu PPDS-I diharuskan melapor kepada preceptor masing-masing untuk mendapatkan jadwal<br />
kegiatan bimbingan.<br />
8. Mengikuti seluruh kegiatan yang tercantum di dalam buku log (logbook) yang dibuktikan dengan tanda<br />
tangan preceptor dan penanggung jawab pada setiap kasus yang ditangani yang harus diserahkan<br />
sebelum peserta didik menyelesaikan stase di Departemen Ilmu Kesehatan THT.<br />
9. Setiap izin meninggalkan tugas kepaniteraan harus dengan sepengetahuain/persetujuan Kepala<br />
Departemen Ilmu Kesehatan THT atau koordinator PPDS-I.<br />
10. Bila tidak dapat mengikuti kepaniteraan karena sesuatu sebab, hendaknya dinyatakan dengan<br />
tertulis/surat sakit. Surat keterangan tersebut, sedapat mungkin diserahkan kepada Koordinator PPDS-<br />
I pada waktu yang bersangkutan tidak hadir.<br />
11. Bila berhalangan karena sesuatu sebab tidak dapat mengikuti kegiatan lebih dari 1 (satu) hari maka<br />
peserta PPDS-I diharuskan mengulang kegiatan di Departemen Ilmu Kesehatan THT selama 3<br />
minggu.<br />
12. Selama mengikuti kegiatan di Departemen Ilmu Kesehatan THT Fakultas Kedokteran UNPAD/RS dr<br />
Hasan Sadikin, semua aktivitas baik dalam bidang pendidikan, pelayanan maupun administratif, ditulis
151<br />
dalam buku kegiatan dan ditandatangani oleh Konsulen yang bersangkutan. Diharapkan peserta<br />
PPDS-I dapat menyelesaikan tugas pendidikan yang dibebankan tepat pada waktunya.<br />
13. Pada setiap awal bekerja di ruangan/poliklinik/kamar operasi/UGD diharuskan melapor kepada<br />
konsulen/dokter/kepala ruangan/poliklinik/UGD.<br />
14. Ketua Kelompok PPDS-I adalah salah satu mahasiswa dari kelompok PPDS-I tersebut.<br />
15. Tata tertib Ujian:<br />
a. Kehadiran selama di Departemen Ilmu Kesehatan THT memenuhi persyaratan kehadiran yang<br />
telah ditentukan.<br />
b. Telah melaksanakan semua tugas dan kewajiban selama rotasi di Departemen Ilmu Kesehatan<br />
THT.<br />
c. Telah menyelesaikan kewajiban administrasi (contohnya pengembalian buku dari perpustakaan,<br />
telah memeriksa kembali peralatan pemeriksaan THT).<br />
d. Peserta PPDS-I diharuskan mengikuti ujian setelah buku log/buku modul kompetensinya<br />
dinyatakan layak/lulus oleh Koordinator PPDS-I atas rotasi yang telah lengkap diikuti.<br />
e. Sebelum diuji, peserta PPDS-I diharuskan memperlihatkan buku log untuk dinilai akan kegiatan<br />
yang telah dilakukan selama kepaniteraan.<br />
f. Lembaran ujian setelah diisi oleh penguji diserahkan kepada administrasi Departemen Ilmu<br />
Kesehatan THT.<br />
g. Ujian dilakukan oleh seorang penguji dan pendamping penguji.<br />
h. Hasil ujian diberitahukan kepada peserta PPDS-I.<br />
F. KHUSUS<br />
1. Proses pendidikan berlangsung setiap hari Senin sampai dengan Jumat mulai pukul 07.15-15.30 WIB.<br />
Kegiatan pendidikan PPDS-I adalah :<br />
Jurnal Reading.<br />
Litelature Reading.<br />
Stase OK.<br />
Stase Ruangan.<br />
Stase Poli.<br />
RS Jejaring.<br />
2. Acara ilmiah atau diskusi kasus setiap hari pukul 07.15 sampai dengan pukul 08.30 dan siang hari mulai<br />
pukul 12.00 sampai 13.00.<br />
3. Setiap hari diadakan absensi sebanyak 2 (dua) kali, yaitu sewaktu datang dan setelah selesai<br />
menjalankan kepaniteraan pada hari itu.<br />
4. Kegiatan dengan bimbingan dilakukan pada pagi hari pukul 07.15 – 08.30 atau siang hari di atas pukul<br />
12.00.<br />
5. Poliklinik THT:<br />
Mahasiswa memerika pasien dengan membuat status (sangat dianjurkan pasien baru) dengan<br />
anamnesis, pemeriksaan fisik, diagnosis klinik, diagnosis banding, dan rencana penatalaksanaannya<br />
serta membuat usulan pemeriksaan dan terapi.<br />
Melaporkan hasil pemeriksaan tersebut pada PPDS/konsulen poliklinik yang bertugas pada hari itu.<br />
Pembagian rotasi ke poliklinik umum, rinologi, otologi, audiologi, onkologi bedah kepala leher, plastik<br />
rekonstruksi-maksilofasial yang diatur oleh ketua kelompok.<br />
6. Tugas jaga:<br />
Semua peserta PPDS-I harus melakukan jaga malam sebagai bagian dari pendidikan.<br />
Tugas jaga berlangsung setiap hari Senin sampai dengan Jumat mulai pukul 15.30-07.15 WIB, pada<br />
hari Sabtu, Minggu, dan hari libur lainnya dibagi menjadi 2 (dua) gelombang. Gelombang pertama<br />
pukul 07.00-19.00 WIB, gelombang kedua pukul 19.00-07.00 WIB.<br />
Selama menjalani tugas jaga, mahasiswa diwajibkan memakai baju jaga.<br />
Pengaturan jaga dilakukan oleh Chief Residen PPDS-I.<br />
Mahasiswa mengikuti seluruh kegiatan yang dilakukan PPDS jaga saat itu sambil belajar anamnesis<br />
dan pemeriksaan fisik pada pasien serta membantu dengan supervisi beberapa tindakan yang<br />
tercakup dalam bidang kompetensi keahlian yang harus dilakukan mahasiswa.<br />
Setiap jaga diwajibkan membuat resume kasus yang dilaporkan pada Konsulen jaga.<br />
7. Kamar operasi/ruang tindakan:<br />
Sebelum masuk ke kamar operasi harus sudah mengetahui cara tindakan dan antiseptik termasuk<br />
cara mencuci tangan, memakai pakaian, dan mengetahui alat-alat operasi.<br />
Melihat dan mengenal operasi yang dilakukan di Departemen Ilmu Kesehatan THT, baik dalam<br />
anestesi lokal maupun umum.<br />
Bila memungkinkan mendiskusikan pasien yang akan atau sudah dilakukan operasi dengan operator.<br />
8. Ruang rawat inap:<br />
Mengetahui indikasi rawat pada pasien-pasien THT<br />
Mampu menegakkan diagnosis dan mengetahui penatalaksanaannya.
152<br />
Mengikuti visite besar konsulen ruangan pada saat itu.<br />
Mengikuti seluruh kegiatan yang dilakukan oleh PPDS yang bertugas di ruangan pada saat itu dan<br />
mendiskusikannya.<br />
G. JENIS PELANGGARAN DAN SANKSI<br />
1. Mahasiswa yang terbukti melanggar norma akademik dan norma hukum dikenakan sanksi sesuai dengan<br />
Surat Keputusan Dekan No. 126/J06.6.FK/Kep/KM/20<strong>03</strong>.<br />
2. Keterlambatan pengisian daftar hadir lebih dari 15 menit dianggap tidak hadir pada hari itu.<br />
3. Bila peserta didik tidak menyerahkan logbook yang telah diisi lengkap pada akhir stase maka peserta didik<br />
tersebut tidak akan mendapatkan nilai di Departemen Ilmu Kesehatan THT.<br />
4. Kelalaian administratif :<br />
- Meninggalkan proses pembelajaran.<br />
- Tidak mematuhi jam kerja.<br />
Bila peserta PPDS-I diketahui tidak mematuhi jam kerja, yang bersangkutan akan mendapat teguran lisan,<br />
bila tetap berulang akan diberikan teguran tertulis. Bila setelah 3 (tiga) kali yang bersangkutan tidak<br />
menunjukkan perbaikan, yang bersangkutan diharuskan mengulang rotasi di Departemen Ilmu Kesehatan<br />
THT.<br />
5. Kekurangan dalam pencapaian kompetensi.<br />
Bila peserta PPDS-I memperoleh nilai dibawah batas kelulusan, yang bersangkutan diharuskan mengulang<br />
ujian. Bila mahasiswa tidak lulus lagi setelah mengulang ujian maka diwajibkan mengulang rotasi di<br />
Departemen Ilmu Kesehatan THT.<br />
6. Sikap perilaku yang melanggar etika profesi<br />
Sikap perilaku yang melanggar etika dan profesionalisme antara lain dapat berupa sikap perilaku terhadap:<br />
a. Pasien:<br />
Tidak menunjukkan sikap belas kasih, misalnya bersikap kasar<br />
Tidak menunjukkan sifat altruism, malah menelantarkan pasien dan keluarganya<br />
Tidak memiliki kepekaan terhadap kebutuhan pasien, tidak memberikan rasa nyaman<br />
Tidak dapat dipercaya<br />
Tidak dapat menjaga kerahasian pasien<br />
Tidak peka terhadap nilai-nilai ras, gender, dan nilai lain yang dianut pasien seperti agama dan<br />
kepercayaan<br />
b. Pendidik<br />
Misalnya tidak bersikap santun terhadap pendidik, baik yang berasal dari Departemen Ilmu Kesehatan THT<br />
maupun departemen lain.<br />
c. Sejawat Peserta PPDS-I.<br />
Baik yang berasal dari Departemen Ilmu Kesehatan THT maupun diluar bagian.<br />
Baik terhadap yang senior, sederajat maupun terhadap yang yunior.<br />
Pelanggaran diantaranya dapat berupa kekerasan verbal, fisik, maupun tekanan secara financial<br />
d. Tenaga administrasi, karyawan, dan paramedis rumah sakit<br />
e. Keilmuan<br />
Misalnya: tidak mengikuti acara ilmiah, melalaikan tugas yang bersifat keilmuan, misalnya tugas baca dsb.<br />
f. Institusi<br />
Misalnya: tidak menjaga peralatan pendidikan dengan baik, tidak mengindahkan peraturan rumah sakit,<br />
Fakultas Kedokteran UNPAD dan sebagainya. Mahasiswa harus mengganti/memperbaiki peralatan THT<br />
yang dipinjamkan apabila terbukti tidak berfungsi/rusak setelah dipakai selama kegiatan<br />
7. Pelanggaran Hukum<br />
Bila peserta didik diduga melanggar hukum dan sedang dalam proses penegakkan hukum, peserta PPDS-I<br />
tidak diperkenankan mengikuti rotasi di Departemen Ilmu Kesehatan THT.<br />
8. Kondisi khusus peserta PPDS-I<br />
Yang dimaksud kondisi khusus peserta PPDS-I yaitu bila yang bersangkutan diketahui sebagai pengguna<br />
narkoba atau memiliki penyakit kejiwaan, dan lain sejenisnya.<br />
Saat ini, pengguna narkoba diklasifikasikan sebagai penderita, bukan perbuatan kriminal, kecuali bila<br />
merangkap sebagai pengedar atau sejenisnya. Namun yang bersangkutan harus mencari pertolongan<br />
kepada ahlinya.<br />
Bagi peserta didik yang mengalami gangguan kejiwaan, yang menunjukkan atau berpotensi untuk<br />
menimbulkan ketidak amanan/kerugian bagi dirinya dan pasien/masyarakat. Kondisi ini harus berdasarkan<br />
keterangan dari dokter spesialis kesehatan jiwa.<br />
Peserta PPDS-I tidak diperkenankan mengikuti rotasi di Departemen Ilmu Kesehatan THT.
153<br />
Peringatan<br />
Peringatan awal diberikan pada saat peserta PPDS I baru masuk di program studi berupa pembacaan<br />
peraturan sanksi terutama mengenai penghentian studi oleh KPS atau SPS dengan disaksikan oleh Kepala<br />
Departemen. Peserta PPDS I membuat Surat Pernyataan yang menyatakan bahwa yang bersangkutan telah<br />
mengerti dan akan mematuhi peraturan tersebut dan menanda tanganinya dengan KPS dan Kepala<br />
Departemen sebagai saksi.<br />
Peringatan berikutnya diberikan bila peserta didik melakukan kesalahan. Peserta PPDS dipanggil setiap<br />
melakukan kesalahan atau tidak lulus dari suatu sub-bagian/sub-spesialis, diterangkan mengenai bentuk<br />
kesalahan/kekurangan oleh Tim KPS dan kemungkinan sanksi yang akan diterima. Selanjutnya bentuk sanksi<br />
atau peringatan ketidak lulusan dikirim dalam bentuk tertulis kepada yang bersangkutan dengan tembusan ke<br />
instansi pengirim/wali.<br />
Setiap PPDS memiliki file mengenai reward and punishment yang diperoleh.<br />
Derajat Berat Ringannya Bentuk Pelanggaran/Kelalaian<br />
Pelanggaran ringan dan sedang diserahkan kepada Ketua Program Studi Departemen Ilmu Kesehatan THT<br />
melalui penelaahan bersama dengan jajaran staf pendidik, termasuk Kepala Departemen, terutama dalam hal<br />
aspek sikap perilaku yang melanggar etika dan profesionalisme.<br />
Contoh pelanggaran ringan : peserta didik tidak mengikuti kegiatan tanpa alasan yang dapat diterima. Peserta<br />
PPDS-I harus menyadari bahwa pelanggaran ringan yang dilakukan berulang, dapat berakumulasi menjadi<br />
pelanggaran sedang.<br />
Contoh pelanggaran sedang : melakukan kekerasan verbal terhadap peserta lainnya.<br />
Contoh pelanggaran berat : plagiarism, kelalaian yang menimbulkan kecacatan, dan sebagainya.<br />
Pelanggaran/kelalaian yang dinilai berat harus diperkuat oleh keputusan Komite Medik RS Pendidikan.<br />
Bentuk Sanksi<br />
Pada umumnya harus bersifat mendidik dan proporsional dengan bentuk kesalahan, misal :<br />
Teguran.<br />
Penambahan giliran jaga bila kesalahan yang dilakukan bentuknya ringan dan terjadi dalam waktu jaga.<br />
Turun jabatan missal dari CR ke tingkat yang lebih rendah bila kesalahannya dalam bentuk kompetensi yang<br />
tidak sesuai dengan yang seharusnya.<br />
Skorsing.<br />
Penghentian studi.<br />
Penghentian Studi untuk Sementara<br />
Mahasiswa Program Spesialis dapat menghentikan studi untuk sementara dengan ketentuan sebagai berikut :<br />
1. Jumlah maksimum penghentian studi untuk sementara (harus dengan izin tertulis Rektor) adalah satu<br />
semester<br />
2. Dengan Izin Rektor :<br />
Mahasiswa mengajukan surat permohonan kepada Dekan, yang diketahui Dosen Wali-nya (dengan<br />
membubuhkan tanda tangan pada surat itu, selambat-lambatnya 2 (dua) minggu sebelum kegiatan<br />
akademik berjalan. (untuk mahasiswa Program PascaSarjana, surat permohonan ditujukan ke Direktur<br />
PascaSarjana, selambat-lambatnya satu minggu sebelum herregistrasi).<br />
Setelah mempertimbangkan segi akademik (IPK dan jumlah tabungan kredit), Direktur Program<br />
Pascasarjana, Dekan/Ketua Program meneruskan permohonan itu kepada Rektor.<br />
Apabila mendapat izin Rektor, maka selama periode penghentian studi sementara itu mahasiswa<br />
dibebaskan dari pendaftaran, uang kuliah, dan uang praktikum.<br />
Periode penghentian studi sementara itu tidak diperhitungkan dalam batas waktu maksimal program<br />
studinya.<br />
Hak mahasiswa untuk memperoleh penghentian studi untuk sementara dengan izin Rektor ini gugur<br />
apabila mahasiwa memperoleh huruf mutu K selama 3 semester berturut –turut maupun secara terpisahpisah<br />
dan kemudian diterima kembali, kesempatan penghentian studi untuk sementara ata izin Rektor<br />
hanya sementara.<br />
3. Jika mahasiswa melakukan penghentian studi sementara Tanpa izin Rektor, maka ia akan dikenakan saksi<br />
sebagai berikut :<br />
Untuk mendaftar kembali harus mengajukan permohonan tertulis kepada Rektor, melalui Direktur Program<br />
Pascasarjana, Dekan atau Ketua Program; permohonan tersebut dapat diterima atau ditolak.<br />
Periode penghentian studi sementara itu diperhitungkan dalam batas waktu maksimal program studinya.<br />
Diwajibkan membayar uang kuliah dan uang praktikum yang terutang, dan untuk semester berikutnya<br />
membayar sesuai dengan mahasiswa baru.<br />
Bagi mahasiswa yang pernah menghentikan studi sementara tanpa izin Rektor dan kemudian diterima<br />
kembali, kesempatan penghentian studi untuk sementara atas izin Rektor tidak diberikan lagi mahasiswa<br />
program Pascasarjana.<br />
4. Menghentikan studi tanpa izin Rektor, dikenakan sanksi pemutusan studi.
154<br />
5. Penghentian studi untuk sementara, dengan alasan seperti pada butir 3 diperkenankan, namun<br />
diperhitungkan dalam batas waktu studinya.<br />
6. Penghentian studi untuk sementara tidak boleh dilakukan pada :<br />
Semester I, dan/atau<br />
Semester II, dan/atau<br />
Satu dan/atau dua semester menjelang batas waktu studi yang diperkenankan<br />
Catatan : Mahasiswa yang menghentikan studi untuk sementara tanpa izin Rektor dalam semester-semester<br />
di atas dianggap mengundurkan diri<br />
Prosedur Pengajuan Undur Diri (Keluar) dari Universitas Padjadjaran<br />
Bagi mahasiswa tersebut dianggap yang ingin pindah dari Universitas Padjadjaran ke pergruan tinggi lain<br />
berlaku ketentuan sebagai berikut :<br />
1. Mahasiswa tersebut dianggap mengundurkan diri atas keinginan sendiri dari Universitas Padjadjaran. Oleh<br />
karenanya yang bersangkutan harus membuat surat pernyataan mengundurkan diri (dengan diketahui oleh<br />
orang tua/wali) kepada Rektor melalui Kepala Bagian dan Dekan fakultasnya masing – masing;<br />
2. Universitas Padjadjaran sekalipun tidak akan mempersulit prosesnya namun tidak dapat membantu proses<br />
pengurusan kepindahan ke perguruan tinggi lain;<br />
3. Universitas Padjadjaran hanya dapat mengeluarkan surat tanda telah keluar dan daftar nilai yang sudah<br />
ditempuh selama studi di Universitas Padjadjaran dan surat keterangsn lainnya yang diperlukan, setelah<br />
mahasiswa yang bersangkutan memenuhi semua utang (biaya yang belum dibayar, pinjaman buku, dsb).<br />
Penghentian Studi<br />
PPDS-I Departemen Ilmu Kesehatan THT dinyatakan putus studi/ tidak dapat melanjutkan kegiatan akademik /<br />
profesi bila tidak dapat memenuhi persyaratan administrasi, evaluasi akademik atau yang diakibatkan sebagai<br />
berikut :<br />
Umum ( berlaku untuk jenjang I dan II )<br />
1. Atas permintaan sendiri.<br />
Peserta PPDS Mengajukan permintaan pengunduran diri secara tertulis kepada dekan FK UNPAD melalui<br />
TKP PPDS dengan tembusan kepada Kepala Departemen dan KPS Departemen Ilmu Kesehatan THT.<br />
2. Tidak melaksanakan registrasi akademik selama 2 semester berturut-turut tanpa alasan yang jelas.<br />
3. Alasan kondisi kesehatan yang diperkuat dengan surat keterangan dari Majelis Penguji Kesehatan Pegawai<br />
RS DR Hasan Sadikin.<br />
4. Pelanggaran etika berat.<br />
5. Penghentian pendidikan dapat dijatuhkan tanpa peringatan / teguran awal bila ditemukan pelanggaran etika<br />
berat hasil temuan staf pendidikan yang diperkuat dengan keputusan Komite Medik RS dr. Hasan Sadikin.<br />
13. Program Studi Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan (Obgin)<br />
A. Metode Pembelajaran<br />
Pendidikan diselenggarakan atas dasar Sistem Modul yang mendapatkan bobot Sistem Kredit Semester.<br />
Beban Program pendidikan atau program studi, baik beban total, maupun beban semesteran dan beban setiap mata<br />
pelajaran (termasuk didalamnya pengetahuan (knowledge), K – ketrampilan (skill), S – sikap (attitude) dan tanggung<br />
jawab), dinyatakan dengan Satuan Kredit Semester (SKS). Struktur, komposisi, serta lama pendidikan ditetapkan<br />
dengan mengacu pada kompetensi pendidikan yang ditetapkan oleh Kolegium secara nasional dan kompetensi<br />
tambahan yang ditetapkan Program Studi. Pendidikan diselenggarakan dalam 3 tahapan pencapaian kompetensi yang<br />
terdiri dari tahap dasar, tahap magang, dan tahap mandiri.<br />
Beban program pendidikan dokter Spesialis-I Obstetri dan Ginekologi FKUP/RSHS adalah 149,75 SKS, seperti pada<br />
lampiran. Seluruh program dapat diselesaikan dalam waktu 8 semester atau 4 tahun. Jangka waktu total program<br />
pendidikan maksimal 1 1/2 x lama pendidikan (12 semester).<br />
Setiap peserta didik yang diterima di Pendidikan Dokter Spesialis-I diwajibkan mendaftarkan diri dan setiap<br />
semester semua peserta diwajibkan mendaftarkan diri ulang ke Fakultas Kedokteran. Ketentuan UNPAD bagi yang<br />
tidak melaksanakan pendaftaran ulang 2 (dua) kali berturut-turut dianggap mengundurkan diri.<br />
B. Struktur Mata Kuliah<br />
1. Kurikulum<br />
Tujuan pendidikan Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi FK Unpad/RS Hasan Sadikin adalah<br />
menghasilkan lulusan yang memiliki profil lulusan sebagai seorang Spesialis Obstetri dan Ginekologi (SpOG) yang<br />
mempunyai kompetensi holistik, meliputi klinik, akademis dan profesionalisme,
155<br />
dapat berperan sebagai dokter spesialis yang<br />
o Berakhlak dan berbudi luhur – good gentleman;<br />
o mempunyai ketrampilan klinik yang handal – good clinic;<br />
o mampu mendidik dengan baik – good teacher;<br />
o mampu berkomunikasi dengan baik - good communicator<br />
o mempunyai kompetensi pengetahuan dan keterampilan – good practitioner<br />
o senantiasa meningkatkan profesionalisme – long life leaner<br />
o mampu mendedikasikan pengetahuan, ketrampilan dan kualitas profesional mereka sesuai dengan<br />
tuntutan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan (public health needs and demands) – health system<br />
partner<br />
o mampu melakukan penelitian dengan baik – good scholar, dan<br />
o menjadi manajer yang efektif – good manager.<br />
Kurikulum yang digunakan di Program Pendidikan Dokter Spesialis I Obgin FK Unpad mengacu pada<br />
kurikulum nasional dari kolegium Obststetri dan Ginekologi Indonesia dan sesuai dengan ketentuan dari Konsil<br />
Kedokteran Indonesia tentang pendidikan dokter spesialis serta peraturan pendidikan dari Pemerintah (UU No 20<br />
Tahun 2013 tentang Pendidikan Kedokteran), peraturan pendidikan dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan<br />
Indonesia, Kebijakan Universitas Padjadjaran dan Fakultas Kedokteran, serta peraturan terkait lainnya, selain itu<br />
juga memperhatikan masukan-masukan dari Perhimpunan Profesi (Persatuan Obstetri dan Ginekologi Indonesia)<br />
dan alumnus. Tujuan itu diharapkan dapat dicapai melalui kurikulum pendidikan terintegrasi yang dikelompokkan<br />
berdasarkan materi pendidikan yang memenuhi elemen-elemen kurikulum (landasan kepribadian; penguasaan<br />
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan/atau olahraga; kemampuan dan keterampilan berkarya; sikap dan perilaku<br />
dalam berkarya menurut tingkat keahlian berdasarkan ilmu dan keterampilan yang dikuasai; penguasaan kaidah<br />
berkehidupan bermasyarakat), yaitu sebagai berikut :<br />
Materi Inti Pendidikan Spesialis Obgin (19 modul)<br />
<br />
<br />
Materi Keterampilan Lanjutan (Stase divisi)<br />
Materi Penerapan Akademik (MPA) (Karya Tulis Ilmiah).<br />
Materi-materi itu diberikan dalam 8 semester, masing-masing semester mempunyai tujuan pendidikan yang<br />
bulat dan dicapai melalui pengalaman belajar/isi pendidikan tertentu. Pembagian semester ini merupakan<br />
tahapan/pembagian berdasarkan kemampuan yang dicapai mencakup pengetahuan dan pengertian, penyelesaian<br />
masalah dan pengambilan keputusan, keterampilan psikomotor, keterampilan interpersonal, kebiasaan kerja dan<br />
sikap profesional.<br />
a. Materi Inti Pendidikan Spesialis Obgin<br />
Materi ini terbagi dalam 19 modul dan beberapa materi keterampilan klinik dasar sesuai dengan<br />
kompetensi yang perlu dicapai oleh peserta didik yaitu :<br />
1. Kompetensi Umum : berisi dasar pengetahuan untuk setiap ilmuwan agar menjadi seorang penggagas<br />
dan peneliti. Materi ini merupakan materi dasar yang tidak menyangkut bidang ilmu kedokteran secara<br />
langsung (etika, komunikasi, patient safety, kerjasama tim)<br />
1. Modul 1 : Keterampilan Klinik Dasar<br />
2. Modul 2 : Pengajaran, Telaah dan Penilaian<br />
3. Modul 3 : Teknologi informasi, riset dan upaya peningkatan praktik klinik<br />
4. Modul 4 : Etika dan Hukum dalam Obstetri dan Ginekologi<br />
5. Modul 5 : Keterampilan Bedah Inti<br />
6. Modul 6 : Penanganan pasca operasi<br />
7. Modul 19 : Pengembangan profesionalisme<br />
2. Kompetensi Dasar Obstetri dan Ginekologi adalah materi pendidikan yang memberikan dasar<br />
pengetahuan keahlian dalam bidang Obstetri dan Ginekologi agar mampu memecahkan<br />
permasalahan dalam bidang obstetri dan ginekologi dengan menggunakan nalar yang bersifat ilmiah.<br />
Materi Kompetensi Dasar Obstetri dan Ginekologi mencakup :<br />
Modul-modul Obstetri :<br />
1. Modul 8 : Asuhan Antenatal<br />
2. Modul 9 : Kedokteran Maternal<br />
3. Modul 10 : Asuhan Persalinan<br />
4. Modul 11 : Asuhan Kelahiran<br />
5. Modul 12 : Masalah Nifas dan Neonatus<br />
6. Modul 16 : Asuhan Kehamilan Dini<br />
Modul-modul Ginekologi Jenjang I<br />
1. Modul 7 : Prosedur Pembedahan<br />
2. Modul 15 : Kesehatan Reproduksi<br />
3. Modul 18 : Uroginekologi<br />
3. Kompetensi Lanjut Obstetri dan Ginekologi adalah materi pendidikan sub spesialisasi dalam bidang<br />
obstetri dan ginekologi yang akan diberikan oleh para konsultan di bidangnya masing-masing. Materi<br />
Kompetensi Lanjut Obstetri dan Ginekologi mencakup :<br />
Modul Ginekologi Jenjang II :
156<br />
1. Modul 7 : Prosedur Pembedahan<br />
2. Modul 13 : Masalah-masalah Ginekologi<br />
3. Modul 14 : Subfertilitas<br />
4. Modul 15 : Kesehatan Reproduksi<br />
5. Modul 17 : Ginekologi Onkologi<br />
6. Modul 18 : Uroginekologi<br />
Pemberian materi keterampilan klinik dasar dilakukan pada saat peserta didik berada di beberapa tempat<br />
stase di RS dr. Hasan Sadikin (baik di Departemen Obstetri & Ginekologi maupun Departemen lain),<br />
Rumah Sakit Satelit, atau pada saat morning report, visite besar, presentasi kasus, journal reading,<br />
konferensi klinik, dan audit maternal.<br />
Proses Pendidikan dilaksanakan di Rumah Sakit Pendidikan utama dan di berbagai Rumah Sakit Satelit<br />
dan Wahana Pendidikan Kedokteran untuk mendapatkan materi ajar. Materi tersebut berupa kasus-kasus<br />
dengan jumlah dan variasi yang sesuai dengan tingkat kompetensi yang ingin dicapai secara<br />
komprehensif dilaksanakan dengan melalui tiga tahap ketrampilan : akuisisi, kompetensi dan profisiensi.<br />
Dengan kompetensi seperti tersebut diatas, pelayanan kesehatan akan bertaraf dan berkualitas tinggi<br />
sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran. Strategi yang dipilih ialah pelatihan<br />
keprofesian dengan melakukan tatalaksana pasien di bangsal untuk pasien rawat inap dan di poliklinik<br />
untuk pasien rawat jalan, di kamar operasi untuk kasus-kasus operasi, Unit Perawatan Intensif, RS Satelit<br />
(comprehensive skills), dan penanganan kasus-kasus gawat darurat di ruang gawat darurat, melalui<br />
pendekatan kedokteran berbasis bukti (evidence-based medicine), serta kegiatan di masyarakat untuk<br />
berlatih penerapan pendekatan Obstetri dan Ginekologi Sosial.<br />
Melalui kerja praktek selain untuk mencapai ketrampilan profesional (skill) peserta didik PPDS juga<br />
mendapatkan penguatan (strengtening) dalam penugasan keilmuan (knowledge) melalui serangkaian<br />
kegiatan dalam materi penerapan akademik.<br />
SKEMA ROTASI PPDS OBSTETRI DAN GINEKOLOGI<br />
TAHAP I<br />
Tahap Dasar<br />
Semester 1<br />
Semester 2<br />
Semester 3<br />
Semester 4<br />
Ketrampilan klinik dasar (1 bulan)<br />
Pengetahuan dasar (1 bulan)<br />
Poliklinik Obstetri (1 bulan)<br />
Ruang perawatan Obstetri (2 bulan)<br />
Kamar bersalin (1 bulan)<br />
Instalasi gawat Darurat (IGD) (1 bulan)<br />
Ruang perawatan Obstetri (1 bulan)<br />
Poliklinik Obstetri (1/2 bulan)<br />
Kamar bersalin (1 bulan)<br />
RS Satelit (2 1/2 bulan)<br />
Instalasi Gawat darurat (IGD) (1/2 bulan)<br />
Kamar operasi (1/2 bulan)<br />
Poliklinik Obstetri (1/2 bulan)<br />
Ruang perawatan Obstetri (1/2 bulan)<br />
RS Satelit (2 bulan)<br />
Unit Kehamilan Risti / USG (1 bulan)<br />
Rekam medik (1 bulan)<br />
Instalasi Gawat Darurat (IGD) (1/2 bulan)<br />
Kamar operasi (1/2 bulan)<br />
Unit Perawatan Intensif (ICU) (1/2 bulan)<br />
RS Satelit (2 bulan)<br />
Poliklinik Ginekologi (1/2 bulan)<br />
Poliklinik Onkologi (1/2 bulan)<br />
Ruang perawatan Ginekologi (1/2 bulan)<br />
Rekam medik (1 bulan)
157<br />
TAHAP II<br />
Tahap Magang<br />
TAHAP III<br />
Tahap Mandiri<br />
Semester 5<br />
Semester 6<br />
Semester 7<br />
Semester 8<br />
Instalasi Gawat Darurat (IGD) (1/2 bulan)<br />
Kamar operasi (1 bulan)<br />
Unit Perawatan Intensif (ICU) (1/2 bulan)<br />
RS Satelit (1 1/2 bulan)<br />
Poliklinik Ginekologi (1/2 bulan)<br />
Ruang perawatan Ginekologi (1/2 bulan)<br />
Poliklinik Onkologi (1/2 bulan)<br />
Stase Divisi Obstetri Ginekologi Sosial (1 bulan)<br />
Stase Divisi<br />
Onkologi (1 bulan)<br />
Fetomaternal (1 bulan)<br />
Endokrin Reproduksi (1 bulan)<br />
Uroginekologi (1 bulan)<br />
RS Satelit (2 bulan)<br />
CHIEF RESIDEN<br />
Instalasi Gawat Darurat (IGD) (1/2 bulan)<br />
Kamar operasi (1/2 bulan)<br />
Kamar bersalin (1/2 bulan)<br />
Unit Perawatan Intensif (ICU) (1/2 bulan)<br />
RS Satelit (6 bulan)<br />
Poliklinik Ginekologi (1/2 bulan)<br />
Poliklinik Obstetri (1 bulan)<br />
Poliklinik Onkologi (1/2 bulan)<br />
Poliklinik Infertilitas (1/2 bulan)<br />
Ruang perawatan Obstetri (1/2 bulan)<br />
Ruang perawatan Ginekologi (1/2 bulan)<br />
Ruang Kehamilan Risiko Tinggi (USG) (1/2 bulan)<br />
b. Materi Keterampilan Lanjutan (Stase divisi)<br />
Pada tahap magang para peserta didik PPDS I Obgin akan melakukan stase di setiap divisi yang ada di<br />
Departemen Obgin FK Unpad/RS Hasan Sadikin (5 divisi) dengan tujuan untuk meningkatkan<br />
pengetahuan dan ketrampilan lanjutan tentang kajian yang ada di divisi dan yang diperlukan apabila kelak<br />
nanti akan mengikuti pendidikan Sp 2. Diharapkan juga pada saat stase divisi, para peserta didik dapat<br />
melakukan suatu penelitian sederhana yang sesuai serta mempublikasikannya di forum ilmiah nasional<br />
maupun internasional.<br />
c. Materi Penerapan Akademik<br />
Materi ini merupakan suatu rangkaian kegiatan pendidikan akademik berupa kegiatan ilmiah yang<br />
langsung berhubungan dengan keilmuan yang ditekuni. Berbagai jenis kegiatan ini bertujuan untuk<br />
membina pengetahuan, sikap dan tingkah laku ilmuwan, menguasai metode riset ilmiah, mampu membuat<br />
tulisan ilmiah dan menulis tesis ilmiah dalam mendukung ketrampilan keprofesian sebagai dokter Spesialis<br />
Obstetri dan Ginekologi.<br />
Materi penerapan akademik terdiri dari dua kelompok :<br />
1. Kelompok I<br />
Yang berhubungan langsung dengan persyaratan kelulusan pendidikan pasca sarjana<br />
adalah sebagai berikut :<br />
a. Sari pustaka<br />
b. Usulan penelitian<br />
c. Tesis<br />
2. Kelompok II<br />
Yang berhubungan dengan pencapaian kemampuan keprofesian misalnya :<br />
a. Journal Reading.<br />
b. Konferensi Ilmiah.<br />
c. Konferensi Audit Mediko-etiko-legal.<br />
d. Konferensi Klinik.<br />
e. Laporan Kasus.<br />
f. Pembuatan Makalah Ilmiah.
158<br />
2. Konsep mata kuliah dan beban sks<br />
Proses Pendidikan dibagi ke dalam tahapan Pembekalan Modul, Penerapan Modul dan Evaluasi.<br />
Proses belajar mengajar dilakukan secara terintegrasi dalam bentuk modul mata kuliah terintegrasi dengan<br />
beban akademik 13% dan beban klinis 87% dari total 120,76 sks. Setiap semester diberikan beban modul yang<br />
setara dengan pengelompokan mata kajian fisiologi, patologi I dan II, ginekologi serta obstetri & ginekologi<br />
sosial . Penjelasan pelaksanaan proses belajar mengajar akan dilaksanakan pada awal masa pendidikan oleh<br />
KPS. Pembekalan dilakukan selama dua bulan diberikan oleh tim pengampu modul berupa materi-materi ajar<br />
dan ketrampilan yang dimasukkan dalam modul materi ketrampilan klinik dasar.<br />
Kemampuan umum hendak dicapai dalam tiap tahap pendidikan adalah sebagai berikut:<br />
TAHAP I Tahap Dasar<br />
: Semester I, II, III, IV<br />
Pada semester I untuk kelompok Materi Inti Pendidikan Spesialis Obgin dengan Kompetensi Umum yang<br />
akan diberikan dalam Program Khusus dari Pengelola program studi Obstetri dan Ginekologi.<br />
Pada semester II hingga IV diberikan Materi Inti Pendidikan Spesialis Obgin dengan kompetensi dasar<br />
dan lanjut serta MPA yang dilakukan mulai dari semester II di lingkungan RSHS dan RS satelit.<br />
TAHAP II Tahap Magang (Calon Asisten Kepala / Calaska)<br />
: Semester V, dan VI<br />
Pada semester V merupakan lanjutan pemberian materi Materi Inti Pendidikan Spesialis Obgin dengan<br />
Kompetensi Lanjut serta pada semester VI akan diberikan Materi Keterampilan Lanjutan dari masing-masing<br />
divisi di lingkungan Dep Obgin FKUP/RSHS, sementara Materi Penerapan Akademik (MPA) dilakukan di RSHS<br />
dan RS satelit.<br />
TAHAP III Tahap Mandiri (Asisten Kepala / Chief Resident) : Semester VII dan VIII<br />
Semester VII dan VIII adalah merupakan tahap chief resident dengan pelaksanaan program pendidikan<br />
profesi yang dilakukan di RSHS dan RS satelit, sementara program MPA yang akan dilakukan adalah hasil<br />
akhir dari seluruh rangkaian kegiatan MPA berupa pengajuan hasil karya penelitian dalam bentuk tesis.<br />
Semester I<br />
NO KEGIATAN SKS<br />
TOTAL SKS<br />
PER<br />
SEMESTER<br />
KULIAH<br />
1 MODUL 1 : KETERAMPILAN KLINIK DASAR 1,17 1,92<br />
2 MODUL 3 : TEKNOLOGI INFORMASI, CLINICAL GOVERNANCE<br />
DAN PENELITIAN<br />
0,19<br />
3 MODUL 4 : ETIKA DAN HUKUM 0,19<br />
4 MODUL 5 : KETERAMPILAN BEDAH INTI (PGD & BSS) 1,17<br />
5 MODUL 8 : ASUHAN ANTENATAL 1,17<br />
6 MODUL 10 : ASUHAN PERSALINAN 1,17<br />
7 MODUL 11 : ASUHAN KELAHIRAN 1,17<br />
8 MODUL 12 : ASUHAN NIFAS DAN NEONATUS 1,17<br />
9 MODUL 15 : KESEHATAN REPRODUKSI (DISFUNGSI SEKSUAL) 0,19<br />
10 MODUL 19 : PENGEMBANGAN PROFESIONALISME 0,19<br />
11 PRESENTASI KASUS 0,00<br />
LABORATORIUM<br />
11 KURETASE & ASPIRASI VAKUM MANUAL (JML MINIMAL<br />
KOMPETEN : 5 KALI TINDAKAN)<br />
0,05<br />
12 ASUHAN PERSALINAN NORMAL (jt : 5 ) 0,09<br />
PRAKTEK LAPANGAN<br />
13 KERJA POLIKLINIK (4 J/HARI EFEKTIF 50%) 0,83<br />
14 KERJA RUANGAN (4 J/HARI EFEKTIF 70%) 0,83<br />
15 KAMAR BERSALIN (4 J/HARI EFEKTIF 70%) 0,83<br />
16 MORNING REPORT 0,83<br />
17 VISITE BESAR 0,67
159<br />
Semester II<br />
NO KEGIATAN SKS<br />
TOTAL<br />
SKS PER<br />
SEMESTER<br />
1 MODUL 5 : KETERAMPILAN BEDAH INTI (PERIOPERATIVE 1,17 18,28<br />
CARE)<br />
2 MODUL 8 : ASUHAN ANTENATAL 1,17<br />
3 MODUL 15 :KESEHATAN REPRODUKSI (KB,HIV/AIDS) 1,17<br />
4 MODUL 16 : PENANGANAN KEHAMILAN DINI (ABORTUS 1,17<br />
INKOMPLIT)<br />
5 MODUL 10 : ASUHAN PERSALINAN 1,17<br />
6 PRESENTASI KASUS 4,00<br />
LABORATORIUM<br />
7 1. EKSTRAKSI VAKUM (JT : 5) 0,09<br />
8 2. EKSTRAKSI FORCEPS (JT : 5) 0,09<br />
9 3. STERILISASI (JT : 5 LT) 0,09<br />
PRAKTEK LAPANGAN<br />
10 KERJA POLIKLINIK 1,67<br />
11 KERJA RUANGAN 1,67<br />
12 KAMAR BERSALIN 1,67<br />
13 UNIT GAWAT DARURAT 1,67<br />
14 MORNING REPORT 0,83<br />
15 VISITE BESAR 0,67<br />
Semester III<br />
NO KEGIATAN SKS<br />
TOTAL SKS<br />
PER<br />
SEMESTER<br />
KULIAH 18,28<br />
1 MODUL 6 : ASUHAN PASCA OPERASI (POST OPERATIVE 1,17<br />
CARE)<br />
2 MODUL 7 : PROSEDUR PEMBEDAHAN GINEKOLOGI 1,17<br />
3 MODUL 9 : <strong>KEDOKTERAN</strong> MATERNAL 1,17<br />
4 MODUL 11 : ASUHAN KELAHIRAN (SUNGSANG) 1,17<br />
5 MODUL 18 : UROGINEKOLOGI 1,17<br />
6 PRESENTASI KASUS 4,00<br />
LABORATORIUM<br />
7 1. PERSALINAN SUNGSANG (JT : 5) 0,09<br />
8 2. SALPINGO-OVAREKTOMI (JT : 5) 0,09<br />
9 3.EMBRIOTOMI (JT : 5 LT ) 0,09<br />
PRAKTEK LAPANGAN<br />
10 KERJA POLIKLINIK 1,67<br />
11 KERJA RUANGAN 1,67<br />
12 KAMAR BERSALIN 1,67<br />
13 UNIT GAWAT DARURAT 1,67<br />
14 MORNING REPORT 0,83<br />
15 VISITE BESAR 0,67<br />
Semester IV<br />
NO KEGIATAN SKS<br />
KULIAH<br />
1 MODUL 7 : PROSEDUR PEMBEDAHAN GINEKOLOGI<br />
(HISTEREKTOMI/ ADHESIOLISIS)<br />
2 MODUL 11 : ASUHAN KELAHIRAN 1,17<br />
3 MODUL 16 : PENANGANAN KEHAMILAN DINI (ABORTUS 1,17<br />
HABITUALIS/ KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU)<br />
3 MODUL 13 : MASALAH GINEKOLOGI 1,17<br />
1,17 19,54<br />
TOTAL SKS<br />
PER<br />
SEMESTER
160<br />
NO KEGIATAN SKS<br />
4 MODUL 14 : SUB FERTILITAS 1,17<br />
5 MODUL 17 : GINEKOLOGI ONKOLOGI 1,17<br />
6 PRESENTASI KASUS 4,00<br />
LABORATORIUM<br />
7 1. SEKSIO SESAREA (JT : 5 ) 0,09<br />
8 2. HISTEREKTOMI TOTAL (JT : 5 ) 0,28<br />
PRAKTEK LAPANGAN<br />
9 KERJA POLIKLINIK 1,67<br />
10 KERJA RUANGAN 1,67<br />
11 KAMAR BERSALIN 1,67<br />
12 UNIT GAWAT DARURAT 1,67<br />
13 MORNING REPORT 0,83<br />
14 VISITE BESAR 0,67<br />
TOTAL SKS<br />
PER<br />
SEMESTER<br />
Semester V<br />
NO KEGIATAN SKS<br />
KULIAH<br />
1 MODUL 7: PROSEDUR PEMBEDAHAN GINEKOLOGI<br />
(LAPAROSKOPI)<br />
2 MODUL 2 : PENGAJARAN, TELAAH DAN PENELITIAN 0,39<br />
3 MODUL 15 : KESEHATAN REPRODUKSI (DISFUNGSI SEKSUAL) 0,39<br />
4 MODUL 19 : PENGEMBANGAN PROFESIONALISME 0,39<br />
5 PRESENTASI KASUS 4,00<br />
6 PRESENTASI NASIONAL 0,69<br />
LABORATORIUM<br />
7 1. STERILISASI LAPAROSKOPI (JT :5 ) 0,09<br />
8 2. MIOMEKTOMI (JT : 5 ) 0,19<br />
PRAKTEK LAPANGAN<br />
9 KERJA POLIKLINIK 1,67<br />
10 KERJA RUANGAN 1,67<br />
11 KAMAR BERSALIN 1,67<br />
12 UNIT GAWAT DARURAT 1,67<br />
13 MORNING REPORT 0,83<br />
14 VISITE BESAR 0,67<br />
Semester VI<br />
1,17 15,47<br />
TOTAL SKS<br />
PER<br />
SEMESTER<br />
NO KEGIATAN SKS<br />
TOTAL SKS<br />
PER<br />
SEMESTER<br />
KULIAH<br />
1 STASE DIVISI ONKOLOGI 3,50 20,94<br />
2 STASE DIVISI FETOMATERNAL 3,50<br />
3 STASE DIVISI FERTILITAS DAN ENDOKRINOLOGI 3,50<br />
STASE DIVISI UROGINEKOLOGI 3,50<br />
STASE DIVISI OBGINSOS 3,50<br />
LABORATORIUM<br />
4 1. PERINEOPLASTY (JT : 5 ) 0,09<br />
5 2. TOTAL VAGINAL HISTEREKTOMI (JT : 5 ) 0,19<br />
PRAKTEK LAPANGAN<br />
6 KERJA POLIKLINIK 0,42<br />
7 KERJA RUANGAN 0,42<br />
8 KAMAR BERSALIN 0,42
161<br />
NO KEGIATAN SKS<br />
9 UNIT GAWAT DARURAT 0,42<br />
10 MORNING REPORT 0,83<br />
11 VISITE BESAR 0,67<br />
TOTAL SKS<br />
PER<br />
SEMESTER<br />
Semester VII<br />
NO KEGIATAN SKS<br />
TOTAL SKS<br />
PER<br />
SEMESTER<br />
KULIAH<br />
1 TESIS 5,00 8,17<br />
PRAKTEK LAPANGAN<br />
2 KERJA POLIKLINIK 0,42<br />
3 KERJA RUANGAN 0,42<br />
4 KAMAR BERSALIN 0,42<br />
5 UNIT GAWAT DARURAT 0,42<br />
6 MORNING REPORT 0,83<br />
7 VISITE BESAR 0,67<br />
Semester VIII<br />
NO KEGIATAN SKS<br />
TOTAL SKS PER<br />
SEMESTER<br />
KULIAH<br />
1 TESIS 5,00 8,17<br />
PRAKTEK LAPANGAN<br />
2 KERJA POLIKLINIK 0,42<br />
3 KERJA RUANGAN 0,42<br />
4 KAMAR BERSALIN 0,42<br />
5 UNIT GAWAT DARURAT 0,42<br />
6 MORNING REPORT 0,83<br />
7 VISITE BESAR 0,67<br />
Pelaksanaan Modul dicatat dan ditandatangani dalam Buku Log, sedangkan pencapaian dalan keterampilan<br />
dicatat dan ditandatangani dalam Buku Kemajuan sebagai perangkat evaluasi dan dokumentasi dan pada akhir<br />
program pendidikan. Buku Log akan dikirimkan ke Kolegium sebagai salah satu prasyarat mengikuti Ujian<br />
Nasional.
165<br />
Struktur Kurikulum<br />
Pembekalan modul<br />
Penerapan & evaluasi modul<br />
Ko<br />
mp<br />
ete<br />
nsi<br />
Tahap I Tahap II Tahap III<br />
Sm 1 Sm 2 Sm 3 Sm 4 Sm 5 Sm 6 Sm 7<br />
S<br />
m<br />
8<br />
Fisiologi<br />
Materi Inti<br />
Fisiol<br />
ogi<br />
wanit<br />
a<br />
hamil<br />
, gizi<br />
dala<br />
m<br />
keha<br />
milan<br />
dan<br />
lakta<br />
si<br />
Pemerik<br />
saan<br />
obstetri,<br />
pengelol<br />
aan<br />
kehamila<br />
n dan<br />
nifas,<br />
psikolog<br />
i wanita<br />
hamil,<br />
bimbing<br />
an<br />
pemerik<br />
saan<br />
obstetri<br />
Ujian fisiologi<br />
Obstetri<br />
patologi<br />
dasar<br />
Presentasi<br />
kasus<br />
Ujian patologi 1<br />
Obstetri<br />
patologi<br />
lanjut<br />
Presentasi<br />
kasus<br />
Ujian patologi 2<br />
Ginekologi<br />
onkologi dan<br />
uroginekolog,<br />
Endokrinologi<br />
reproduksi<br />
Presentasi<br />
kasus<br />
Ujian Ginekologi<br />
Obstetri dan<br />
ginekologi sosial<br />
serta Keluarga<br />
Berencana<br />
Presentasi kasus<br />
berbahasa<br />
Inggris<br />
Ujian Obginsos<br />
Stase Divisi<br />
Ujian Calaska<br />
Ujian Akhir Program<br />
Ujian kolegium
166<br />
Materi Ketrampilan Operasi<br />
Pertolongan<br />
persalinan<br />
fisiologis,<br />
Kuretase,<br />
Kuretase<br />
vakum<br />
Evaluasi operative skills<br />
Ekstraks<br />
i<br />
forceps,<br />
vakum,<br />
dan<br />
sterilisa<br />
si<br />
perempu<br />
an<br />
Evaluasi operative skills<br />
Embriot<br />
omi,<br />
Pertolon<br />
gan<br />
persalin<br />
an<br />
sungsan<br />
g,<br />
Salpingo<br />
ovarekto<br />
mi<br />
Evaluasi operative skills<br />
Histerektom<br />
i<br />
Evaluasi operative skills<br />
Seksio<br />
Sesarea<br />
Evaluasi operative skills<br />
Laparoskopi<br />
diagnostik<br />
(Kehamilan<br />
ektopik)<br />
Evaluasi operative skills<br />
Histerekto<br />
mi<br />
vaginal,<br />
Kehamilan<br />
ektopik<br />
lanjut,<br />
Uterus<br />
ruptur<br />
Ujian Aska<br />
Evaluasi operative skills<br />
Attitude<br />
RS Pendidikan<br />
Utama<br />
membina hubungan kerja yang baik dengan<br />
paramedik sebagai mitra kerja sesuai dengan<br />
etik kedokteran<br />
RS Pendidikan utama, Stase RS Afiliasi dan satelit<br />
mengelola sistem pembinaan rujukan obstetri dan ginekologi.<br />
mengkoordi<br />
nasikan<br />
kelancaran<br />
pelayanan<br />
dan<br />
menerima<br />
konsultasi<br />
dari peserta<br />
tingkat<br />
semester<br />
dibawahnya<br />
, melakukan<br />
konsultasi<br />
antar<br />
departemen<br />
Materi<br />
Penerapa<br />
n<br />
Akademik<br />
Pengajuan judul Penelitian<br />
Evaluasi<br />
Sari<br />
Pustaka<br />
Sidang<br />
Usulan<br />
Penelit<br />
ian<br />
Penelitian<br />
Sidang<br />
Karya Tulis<br />
Ilmiah<br />
166
167<br />
Pengajuan judul dan<br />
pelaksanaan<br />
Penelitian PIT
168<br />
C. Panduan Kegiatan Klinik<br />
1. Ketentuan Umum.<br />
1. Setiap memasuki tempat kerja/ tempat stase peserta PPDS wajib lapor<br />
ke konsulen penanggung jawab stase masing-masing, dipimpin oleh<br />
chief residen.<br />
2. Lama kerja di masing-masing tempat stase 2 minggu atau 1 bulan<br />
sesuai ketetapan Ketua Program Studi.<br />
3. Pre-test dilakukan di minggu pertama tempat stase dan diberikan oleh<br />
konsulen penanggung jawab masing-masing tempat stase.<br />
4. Post-test dilakukan di minggu terakhir tempat stase dan diberikan oleh<br />
konsulen penanggung jawab masing-masing tempat stase.<br />
5. Test dalam bentuk tulisan, keterampilan atau mini Clinicial<br />
Examination (Cex)<br />
6. Tempat Kegiatan Klinik PPDS-I.S I<br />
Kegiatan klinik PPDS-I dilakukan dibeberapa tempat<br />
1. Poliklinik Obstetri dan Ginekologi FKUP/RSHS.<br />
Poliklinik ini dipakai untuk pendidikan peserta Program Studi<br />
Pendidikan Dokter (PSPD) dan PPDS-I, dibawah bimbingan<br />
seorang konsulen setiap hari kerja (Unit rawat jalan).<br />
Poliklinik Obstetri & Ginekologi terdiri dari :<br />
a. Poliklinik Obstetri.<br />
b. Poliklinik Ginekologi.<br />
c. Poliklinik KB<br />
d. Poliklinik Infertilitas.<br />
e. Poliklinik Endokrin,<br />
f. Poliklinik Uroginekologi,<br />
g. Poliklinik Onkologi<br />
h. Poliklinik HIV (Teratai)<br />
i. Fasilitas lain, selain Poliklinik Obstetri dan<br />
Ginekologi Umum :<br />
1. Poliklinik Kehamilan Risiko Tinggi (Feto<br />
Maternal) di Instalasi Rawat Jalan (IRJ).<br />
2. Poli onkologi<br />
3. Unit Ultrasonografi di Instalasi Rawat Inap<br />
(IRI) dan Klinik Sakura OBGIN.<br />
4. Poliklinik Infertilitas di Ruang Aster (FER)<br />
5. Klinik khusus pasien HIV-AIDS di Ruang<br />
Teratai<br />
2. Ruangan Rawat Inap<br />
a. Ruang 17A : Fisiologi.<br />
b. Ruang 17B : Patologi.<br />
c. Rawat inap kelas VIP, I dan II<br />
d. Ruang Kemuning<br />
e. Perawatan Intermediate
169<br />
3. Kamar Tindakan dan Unit Perawatan Khusus di Instalasi Gawat<br />
Darurat (IGD).<br />
4. Unit Bedah Sentral.<br />
a. Unit Bedah Sentral Obstetri-Ginekologi.<br />
b. Unit Anestesiologi.<br />
c. ICU<br />
5. Rumah Sakit Satelit (13 Rumah Sakit Satelit) :<br />
a. RSU. Majalaya<br />
b. RSU. Sumedang<br />
c. RSU. Ujung Berung<br />
d. RSIA. Astana Anyar<br />
e. RSU. Cibabat<br />
f. RSU. Cianjur<br />
g. RSU Samsudin SH Sukabumi<br />
h. RSU. Soreang<br />
i. RSU. Subang<br />
j. RSU Garut<br />
k. RSU Ciawi<br />
l. RSU Waled, Cirebon<br />
m. RSU Kefamenanu, NTT<br />
6. Stase diluar Departemen Obstetri & Ginekologi RSHS : ICU<br />
2. Panduan Pembelajaran di Poliklinik Obstetri dan Ginekologi.<br />
1. Tujuan Pembelajaran :<br />
Sesuai dengan tahap pendidikannya, maka selama bertugas di<br />
poliklinik obstetri dan ginekologi tujuan pembelajaran yang hendak<br />
dicapai ialah seluruh peserta PPDS I mampu untuk (perincian lebih<br />
lanjut dapat dilihat dalam isi kurikulum dan kegiatan) :<br />
Semester I :<br />
melakukan pemeriksaan obstetri serta mengenal perubahanperubahan<br />
fisiologi pada wanita hamil, gizi dalam kehamilan dan<br />
laktasi, fisiologi dan pengelolaan kehamilan dan nifas, psikologi wanita<br />
hamil, bimbingan pemeriksaan obstetri dan ginekologi.<br />
Semester II :<br />
menangani kasus-kasus patologik obstetri.<br />
Semester III :<br />
menangani kasus-kasus patologi obstetri lanjut dan kemampuan<br />
diagnostik ultrasonografi obstetri dan ginekologi.<br />
Semester IV :<br />
menangani kasus-kasus ginekologi dan infertilitas<br />
Semester V :<br />
menerapkan pengetahuan obstetri dan ginekologi sosial dan Keluarga<br />
Berencana.<br />
Semester VI
170<br />
Pra Asisten Kepala/Chief Resident (CR) dan mempelajari keahlian<br />
subspesialistik di 5 (lima) divisi yang ada di Departemen Obstetri dan<br />
Ginekologi<br />
Semester VII - VIII :<br />
melaksanakan tugas-tugas sebagai Asisten Kepala (CR).<br />
Waktu Kerja :<br />
Waktu kerja di poliklinik obstetri dan ginekologi setiap hari kerja (Senin<br />
- Kamis dari jam 07.00 - 15.30. Hari Jum’at dari jam 07.00 - 16.00).<br />
Lama bertugas di Instalasi Poliklinik Obstetri dan Ginekologi sesuai<br />
dengan daftar rotasi yang bergulir setiap bulan dan ditetapkan oleh<br />
Ketua Program Studi.<br />
Penilaian :<br />
Penilaian para peserta PPDS dilakukan oleh konsulen poliklinik<br />
berdasarkan pencapaian log-book dan diskusi.<br />
2. Tugas dan wewenang.<br />
a. Pelayanan.<br />
Peserta PPDS melakukan pemeriksaan dan menangani kasus<br />
sesuai dengan isi kurikulum dan tingkat kompetensi pada semester<br />
masing-masing. Khusus bagi peserta PPDS-I semester VI - VIII<br />
(Asisten Kepala) disamping tugas rutin, juga bertugas<br />
mengkoordinasi kelancaran pelayanan dan menerima konsultasi<br />
dari peserta tingkat semester dibawahnya. Pada setiap hari kerja di<br />
poliklinik pendidikan PPDS-I bertugas seorang konsulen yang<br />
memberi bimbingan dan konsultasi bagi para peserta. Konsultasi<br />
kasus dari atau ke Departemen lain harus diketahui oleh konsulen<br />
poliklinik. Konsultasi ke Devisi di Departemen Obstetri dan<br />
Ginekologi dilakukan sepengetahuan peserta Asisten Kepala.<br />
Semua peserta program diwajibkan membuat laporan harian<br />
tentang jenis dan jumlah kasus yang ditangani, dan pada akhir<br />
tahapan membuat laporan tentang apa yang telah dilakukan selama<br />
bertugas di poliklinik.<br />
b. Penelitian.<br />
Peserta PPDS dapat ikut serta dalam proyek penelitian yang<br />
dilaksanakan di poliklinik.<br />
c. Pendidikan.<br />
Peserta PPDS ikut serta dalam “journal reading/presentasi kasus”<br />
yang diselenggarakan oleh konsulen poliklinik menurut jadwal yang<br />
ditetapkan kemudian.<br />
3. Panduan Pembelajaran di Ruang Rawat Inap.<br />
Tujuan Pembelajaran :
171<br />
Setelah melalui stase di ruang rawat inap, peserta PPDS I Obgin<br />
diharapakan mampu untuk melakukan perawatan kasus obstetri dan<br />
ginekologi, serta perawatan pra dan pasca bedah.<br />
1. Organisasi.<br />
a. Penanggung jawab umum ialah kepala unit perawatan dan kepala<br />
ruang perawatan.<br />
b. Penanggung jawab medik tiap ruangan ialah konsulen ruangan.<br />
c. Peserta PPDS-I semester VI - VIII yang bekerja diruangan bertugas<br />
sebagai Asisten Kepala yang mengkoordinasikan dan membantu<br />
peserta PPDS-I tahap semester dibawahnya yang bertugas dalam<br />
penangan pasien di ruangan.<br />
d. Peserta PPDS-I tingkat semester I - V bertanggung jawab dalam<br />
penangan pasien di ruangan dan laporan-laporan yang akan<br />
diajukan dalam ronda ruangan dan konferensi klinik.<br />
2. Tugas.<br />
a. Konsulen ruangan akan melakukan ronda ruangan dua kali<br />
seminggu yang disertai bimbingan dan bedside teaching. Diluar<br />
ketentuan tersebut konsulen ruangan setiap waktu dapat<br />
mengadakan pemeriksaan dan dimintai konsul.<br />
b. Setiap peserta PPDS-I yang bertugas di ruangan perawatan obstetri<br />
dan ginekologi menangani kasus yang sesuai dengan wewenang<br />
tingkat masing-masing.<br />
c. Setiap hari dibuat laporan perawatan pasien, dan kasus-kasus<br />
dibukukan, kemudian disusun dalam sebuah buku laporan.<br />
d. Setiap kasus yang dirawat harus diperiksa sekurang-kurangnya satu<br />
kali sehari pada pagi hari oleh peserta PPDS-I dan satu kali sore<br />
hari oleh peserta PPDS-I yang sedang jaga didampingi oleh<br />
perawat yang bertugas dan mengikutsertakan mahasiswa P3D.<br />
e. Setiap kasus diperiksa lengkap oleh peserta PPDS-I didampingi<br />
oleh perawat. Penentuan diagnosis serta rencana penanganannya<br />
harus disetujui oleh konsulen ruangan.<br />
f. Kalau peserta PPDS-I berhalangan masuk kerja setelah<br />
memberitahu Kepala Departemen yang didukung surat keterangan<br />
sakit, pasien-pasien akan ditangani oleh PPDS-I lain yang diatur<br />
oleh Asisten Kepala.<br />
g. Setiap rencana tindakan atau operasi besar/kecil yang akan<br />
dilakukan harus diketahui oleh konsulen ruangan.<br />
h. Setiap peserta PPDS-I harus memberi konseling Keluarga<br />
Berencana, baik sterilisasi maupun cara kontrasepsi lain.<br />
i. Setiap peserta PPDS-I yang menangani pasien postpartum / nifas<br />
harus memberi penerangan tentang perawatan bayi dan<br />
pemberian ASI.
172<br />
j. Dalam hal pencatatan dan pelaporan, setiap peserta PPDS-I yang<br />
bekerja di ruangan harus menyelesaikan hal-hal sebagai berikut :<br />
1) Pengisian Status perawatan lengkap, termasuk ikhtisar.<br />
2) Melengkapi Maternity Care Monitoring untuk kasus obstetri<br />
(persalinan dengan berat badan janin > 500 gram).<br />
3) Melengkapi “Hospital abortion record” untuk kasus abortus,<br />
mola dan kehamilan ektopik.<br />
4) Mengisi Kartu kematian ibu jika kematian ibu terjadi dalam<br />
perawatan.<br />
5) Mengisi Indeks klinik ginekologi untuk kasus-kasus ginekologik<br />
yang dirawat.<br />
6) Pada akhir masa tugas setiap peserta PPDS I menyampaikan<br />
laporan tertulis yang diketahui oleh konsulen ruangan tentang<br />
jumlah dan jenis kasus yang ditangani selama bekerja di<br />
ruangan perawatan kepada Ketua Program Studi Obstetri dan<br />
Ginekologi.<br />
7) Chief resident bertanggung jawab atas laporan Bed Occupation<br />
Rate, Lenght of stay, Case Rate, Antibiotic using, Nosocomial<br />
infection di ruangnya masing-masing setiap bulan dan<br />
dilaporkan kepada Kepala Departemen, kepala instalasi, dan<br />
kepala ruang perawatan.<br />
3. Pendidikan.<br />
a. Penanganan kasus di ruangan perawatan kelas II dilakukan oleh<br />
peserta PPDS-I tingkat semester IV - V dan seorang Asisten<br />
Kepala. Penanggung jawab dan pembimbing perawatan adalah<br />
konsulen ruangan.<br />
b. Peserta PPDS-I membantu perawatan kasus konsulen dalam<br />
penanganan kasus di kelas II dan I swasta oleh konsulen.<br />
c. Pasien di Ruangan didiskusikan diantara peserta PPDS dengan<br />
dukungan kepustakaan.<br />
d. Semua tinndakan yang dilakukan dicatat dalam buku kemajuan dan<br />
ditanda tangani oleh Konsulen Ruangan.<br />
e. Keterampilan yang diperlukan sesuai dengan tujuan modul diujikan<br />
pada akhir stase dan dicatat pada Buku Log yang ditanda tangani<br />
oleh Konsulen Ruangan.<br />
4. Panduan Pembelajaran Pembedahan Gawat Darurat.<br />
1. Tujuan Pembelajaran :<br />
Peserta PPDS I Obgin diharapkan mampu untuk :<br />
a. mengidentifikasi masalah gawat darurat dan menindaklanjutinya<br />
berdasarkan indikasi dan syarat pembedahan secara tepat.<br />
b. melakukan dan menjelaskan pemberian anestesi dan analgesi.<br />
c. menjelaskan teknik pembedahan, perawatan pra dan pascabedah<br />
secara tepat.
173<br />
d. menjelaskan dan melakukan perawatan pada syok, gangguan<br />
keseimbangan asan basa/elektrolit, gangguan pembekuan darah<br />
dan transfusi darah.<br />
e. menjelaskan dan melakukan tindakan resusitasi bayi baru lahir<br />
secara tepat.<br />
f. mengorganisir personil dan tata kerja di kamar bedah.<br />
2. Uraian kegiatan pelayanan:<br />
a. Mengidentifikasi dan merencanakan pembedahan secara tepat dan<br />
terorganisir bersama paramedik, yang meliputi hal-hal sebagai<br />
berikut :<br />
1) Mendiagnosis kasus emergensi Obstetri dan Ginekologi dan<br />
mementukan tindakannya.<br />
2) Memberikan tindakan suportif yang diperlukan<br />
3) Memberikan koseling terhadap pasien dan keluarganya, serta<br />
menyiapkan izin operasi.<br />
4) Menyiapkan darah.<br />
5) Mengidentifikasi dan mengatasi masalah kardiopulmoner<br />
dan bila perlu melakukan resusitasi yang diperlukaqn pada ibu<br />
dan bayi, sebelum melakukan konsultasi dengan senior atau<br />
konsulen dan Departemen terkait.<br />
6) Berkomunikasi secara langsung (tertulis dan lisan) dengan<br />
dokter anestesi dan paramedik kamar bedah serta dokter anak<br />
bila diperlukan, mengenai jenis dan jadwal pembedahan.<br />
7) Memberi instruksi lisan maupun tertulis kepada paramedik<br />
mengenai obat, cairan, pengambilan darah dan urin untuk<br />
dikirim ke laboratorium. Semua pengobatan harus dilaporkan<br />
secara tertulis, terperinci, yaitu mengenai jenis, cara, dosis dan<br />
saat pemberian.<br />
8) Khusus tindakan seksio sesarea atas indikasi gawat janin harus<br />
dapat dimulai kurang dari 30 menit setelah diagnosis gawat<br />
janin dibuat.<br />
9) Tindakan pembedahan dilakukan oleh peserta yang telah dinilai<br />
mampu melakukannya dengan mempertimbangkan keadaan<br />
pasien dan tingkat kesulitan operasi.<br />
b. Asisten Kepala harus mampu mengantispasi dan mengetahui setiap<br />
komplikasi pembedahan dan melaporkannya pada konsulen. Hasil<br />
tindakan harus dilaporkan kepada konsulen DPJP (Dokter<br />
Penanggung Jawab Pasien).<br />
c. Pembedahan dilakukan di kamar bedah gawat darurat RSHS.<br />
Tindakan sederhana dilakukan di kamar tindakan ruang gawat<br />
darurat.<br />
d. Perawatan pascabedah.<br />
Instruksi diberikan dan perawatan pascabedah dilakukan di kamar<br />
bedah gawat darurat oleh pembedah pada jam kerja. Diluar jam kerja
174<br />
tugas tersebut dilakukan oleh dokter jaga peserta PPDS I semester<br />
IV, V, VI, VII, dibawah kordinasi CR dan konsultasi dengan DPJP.<br />
e. Peserta diwajibkan mengetahui hasil PA dan memeriksa bayi baru<br />
lahir sampai pulang.<br />
3. Uraian kegiatan pendidikan<br />
a. Bimbingan operasi.<br />
Bimbingan teknik operasi diberikan oleh konsulen dan Asisten<br />
Kepala kepada peserta terutama pada gawat darurat<br />
b. Semua tinndakan yang dilakukan dicatat dalam buku kemajuan dan<br />
ditanda tangani oleh Konsulen Ruangan.<br />
c. Keterampilan yang diperlukan sesuai dengan tujuan modul diujikan<br />
pada akhir stase dan dicatat pada Buku Log yang ditanda tangani<br />
oleh Konsulen Ruangan.<br />
5. Panduan Pembelajaran Pembedahan Berencana<br />
1. Tujuan Pembelajaran :<br />
Peserta PPDS I diharapkan mampu untuk melakukan perencanaan,<br />
persiapan dan tindakan pembedahan sesuai dengan kemampuan<br />
tahap serta memahami cara-cara teknik pembedahan pada tingkat<br />
lebih lanjut.<br />
2. Uraian kegiatan pelayanan :<br />
a. Peserta PPDS I yang bertugas di ruangan dan Kamar Bedah<br />
harus memeriksa, menegakkan diagnosis dan merencanakan<br />
pembedahan secara cermat.<br />
b. Melengkapi pemeriksaan fisik dan penunjang dan persiapan<br />
prabedah<br />
1) Keadaan mental pasien.<br />
2) Keadaan fisik pasien : keadaan umum, tensi, nadi, suhu,<br />
paru-paru, jantung dan abdomen.<br />
3) Menilai pemeriksaan laboratorium rutin : Hb, leukosit,<br />
trombosit, pembekuan darah (PT dan aPTT), ureum,<br />
creatinin, SGOT, SGPT, Natrium, Kalium. Pada pasien<br />
kronis, dengan asites, gizi buruk, diperiksakan albumin,<br />
sedangkan pada pasien tua diperiksakan gula darah puasa<br />
dan 2 jam pp.<br />
4) Urin : reduksi, protein, sedimen.<br />
5) Foto torax : AP.<br />
6) EKG.<br />
7) Bila dianggap perlu, maka pemeriksaan tambahan berupa<br />
tes faal paru.<br />
8) Pemeriksaan pasien prabedah dilakukan bersama konsulen<br />
sehari sebelum pembedahan.
175<br />
9) Mengenal dan memeriksa ketersediaan berbagai jenis<br />
instrumen yang akan digunakan untuk tiap jenis<br />
pembedahan.<br />
c. Melakukan konsultasi yang diperlukan untuk penilaian prabedah<br />
d. Konsul pada Kosulen Ruangan atau Konsulen Divisi untuk<br />
pemeriksaan dan penilaian prabedah<br />
e. Memberikan konseling prabedah terhadap pasien dan<br />
keluarganya, serta menyiapkan izin operasi.<br />
f. Pembedahan berencana dilakukan setelah pasien dipersiapkan<br />
dengan optimal dan dijadwalkan sehari sebelumnya.<br />
g. Penjadualan dilakukan oleh Asisten Kepala yang bekerja di<br />
Ruang Kemuning dengan memperhatikan indikasi operasi,<br />
pemeriksaan prabedah oleh konsulen, kelayakan operasi serta<br />
hasil konsultasi dengan bagiam penyakit dalam dan anestesi.<br />
h. Tindakan pembedahan dilakukan oleh Tim yang disusun oleh<br />
penjadual operasi dengan mempertimbangkan tingkat kesulitan<br />
operasi dan kompetensi operator, kebutuhan supervisi dan<br />
operasi peserta PPDS I.<br />
i. Tim pembedahan terdiri dari sekurang-kurangnya :<br />
1) seorang operator (konsulen/peserta PPDS-I).<br />
2) seorang asisten dan circulating person<br />
3) seorang dokter (konsulen/peserta PPDS-I) anestesi<br />
4) seorang paramedik instrumentasi dan<br />
5) seorang pembantu/instrumentasi.<br />
j. Mengidentifikasi dan mengatasi masalah kardiopulmoner<br />
k. Memberikan tindakan suportif yang diperlukan<br />
l. Menyiapkan darah<br />
m. Berkomunikasi secara langsung (tertulis dan lisan) dengan dokter<br />
anestesi dan paramedik kamar bedah serta dokter anak bila<br />
diperlukan, mengenai jenis dan jadwal pembedahan.<br />
n. Asisten Kepala harus mampu mengantispasi dan mengetahui<br />
setiap komplikasi pembedahan dan melaporkannya pada<br />
konsulen. Ia harus melaporkan hasil tindakan kepada konsulen.<br />
o. Perawatan pascabedah.<br />
Peserta PPDSI yang bekerja diruangan harus mengetahui<br />
temuan intra operatif, tindakan yang diberikan dan instruksi<br />
pascabedah.<br />
p. Pasien pascabedah harus mendapat pemeriksaan yang<br />
seksama, baik klinis maupun pemantauan penunjang.<br />
q. Setiap penyimpangan dari perkembangan keadaan prabedah<br />
harus dilaporkan oleh Asisten Kepala kepada Konsulen yang<br />
bersangkutan atau Konsulen Ruangan.<br />
r. Peserta PPDSI yang bekerja diruangan diwajibkan mengetahui<br />
hasil PA
176<br />
s. Dokter ruangan dan Asisten Kepala melakukan timbang terima<br />
pada pertukaran jaga.<br />
t. Laporan operasi sudah ditandatangani operator/konsulen<br />
pembimbing operasi dalam waktu 2 x 24 jam setelah selesai<br />
operasi. Bila laporan tersebut belum selesai ditandatangani<br />
dalam 24 jam pertama, maka salinan laporan tersebut<br />
dilampirkan pada catatan medik.<br />
u. Penilaian selama bertugas di Instalasi Bedah Sentral dilakukan<br />
oleh pembimbing operasi operator dan Konsulen penanggung<br />
jawab Instalasi Bedah Sentral.<br />
v. PPDS yang menjadi operator harus mengingatkan konsulen<br />
pembimbing untuk mengisi penilaiannya (check list).<br />
w. Laporan bulanan rekapitulasi jumlah dan jenis tindakan sudah<br />
harus diselesaikan dalam minggu pertama bulan berikutnya.<br />
3. Uraian kegiatan pendidikan<br />
a. Bimbingan operasi.<br />
Bimbingan teknik operasi diberikan oleh konsulen dan Asisten<br />
Kepala kepada peserta terutama pada gawat darurat<br />
b. Semua tindakan yang dilakukan dicatat dalam buku kemajuan dan<br />
ditanda tangani oleh Konsulen Ruangan.<br />
c. Keterampilan yang diperlukan sesuai dengan tujuan modul diujikan<br />
pada akhir stase dan dicatat pada Buku Log yang ditanda tangani<br />
oleh Konsulen Ruangan.<br />
6. Panduan Pembelajaran Instalasi Gawat Darurat (IGD).<br />
1. Tujuan Pembelajaran :<br />
Peserta PPDS I sesuai dengan kemampuan tingkatnya, setelah<br />
menyelesaikan tugas kerja di IGD diharapkan mampu untuk :<br />
a. Memeriksa penderita dan mengenal masalah kasus gawat<br />
obstetri dan ginekologi dan membuat perencanaan<br />
penanganannya.<br />
b. Memahami patofisiologi syok, hasil pemeriksaan<br />
laboratorium, gangguan keseimbangan asam-basa/elektrolit<br />
dan kelainan darah.<br />
c. Memahami masalah transfusi darah serta mampu memberi<br />
dan mengawasi transfusi.<br />
d. Melakukan tindakan resusitasi.<br />
e. Melakukan pengamatan keadaan pasien gawat dan<br />
mempergunakan peralatan khusus untuk pengamatan.<br />
f. Memberikan terapi dan melakukan tindakan penanganan<br />
obstetri dan ginekologi pada kasus gawat sesuai dengan<br />
tahapnya.<br />
g. Dapat mengorganisir personil dan tata kerja di Instalasi<br />
Gawat Darurat.
177<br />
2. Uraian kegiatan Pelayanan<br />
a. Pasien yang dirawat ialah pasien yang sedang dalam keadaan<br />
terancam jiwanya. Asisten kepala atau peserta tingkat semester<br />
IV atau V langsung menangani pasien tersebut dengan titik<br />
berat kepada penyakit nilai risiko dan penanganan sesuai<br />
kompetensi peserta PPDSI.<br />
b. Paramedik IGD diberi tugas-tugas terperinci tertulis yang harus<br />
diawasi ketat pelaksanaannya.<br />
c. Perkembangan keadaan pasien harus dilaporkan kepada DPJP<br />
paling lama 6 jam sekali dan hasil diskusi atau instruksi dicatat<br />
dalam status yang ditandatangani oleh DPJP.<br />
d. Semester VII (Tahap IV) yang bertindak sebagai manajer<br />
harian yang mengatur dan mengawasi efisiensi dan efektivitas<br />
kerja.<br />
e. Tiap peserta menangani kasus yang sesuai dengan<br />
wewenangnya dan pembagian tugas dilakukan oleh Semester<br />
VII. Semester VII harus mengetahui setiap kasus yang<br />
ditangani oleh peserta.<br />
f. Seleksi setiap kasus baru tanpa pemeriksaan antenatal harus<br />
dilakukan oleh Semester VII, kemudian ia menugaskan<br />
penanganan kasus pada peserta yang berwenang sesuai<br />
dengan kemampuannya.<br />
g. Khusus kehamilan risiko tinggi ditangani oleh personil sesuai<br />
dengan tahap kemampuannya dan sesuai pula dengan derajat<br />
risiko kehamilan. Pembagian tersebut dilaksanakan untuk<br />
kepentingan dan keselamatan pasien.<br />
h. Catatan/tugas tersebut meliputi hal-hal sebagai berikut :<br />
a. Status vital,<br />
b. Cairan masuk: jenis, jumlah tetesan dan banyaknya cairan<br />
per 24 jam<br />
c. Cairan keluar: Jenis, warna dan banyaknya.<br />
d. Obat-obatan: jenis, cara pemberian dan dosis<br />
e. Mobilisasi<br />
f. Kebersihan perawatan<br />
g. Pasien gawat: interval pengukuran tensi, nadi , nafas<br />
setiap 15 menit<br />
h. Pasien kurang gawat: interval pengukuran tensi, nadi,<br />
nafas setiap 1-3 jam<br />
i. Pemeriksaan laboratorium<br />
j. Visite dengan konsulen tiap pagi<br />
i. Pencatatan :<br />
i. Setiap catatan pada rekam medik harus berupa<br />
dokumentasi yang sebenarnya.
178<br />
ii. Rekam medik rumah sakit diisi oleh dokter,<br />
mahasiswa dan paramedik.<br />
iii. Rekam medik penelitian diisi langsung oleh peserta<br />
yang menangani kasus tersebut.<br />
iv. Catatan obstetrik (meternity care monitoring, formulir<br />
kematian ibu dan formulir kematian perinatal).<br />
v. Partogram diisi oleh pemeriksa pada saat pasien in<br />
partu masuk.<br />
vi. Penilaian risiko kehamilan diisi oleh dokter yang<br />
memeriksa dan kemudian diteliti oleh Tahap IV atau<br />
konsulen.<br />
vii. Setiap kali peserta PPDS mengisi rekam medik pasien<br />
harus diteliti kembali oleh PPDS yang lebih senior<br />
atau konsulen.<br />
viii. Tanggal, jam dan nama-nama pemeriksa harus ditulis<br />
di rekam medik pada setiap kali pemeriksaan.<br />
j. Pembagian Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab<br />
i. Semester VII (Tahap III)<br />
1. Bertindak sebagai manajer yang mengatur<br />
kelancaran tugas mengatur pembagian kasus sesuai<br />
dengan tahap peserta PPDS dan mengawasi disiplin<br />
kerja dan pelaksanaan tugas anggota tim.<br />
2. Menentukan kasus yang akan dikonsulkan ke Bagian<br />
lain sepengetahuan konsulen.<br />
3. Memeriksa dan menjawab konsultasi kasus dari<br />
bagian lain sepengetahuan konsulen.<br />
4. Membimbing tindakan pembedahan darurat peserta<br />
tim jaga.<br />
5. Memberikan penilaian jaga bagi anggota tim dan<br />
membicarakannya pada konsulen.<br />
6. Membimbing mahasiswa dan mendiskusikan laporan<br />
jaga mahasiswa tahap II.<br />
7. Membuat laporan pelaksanaan pelayanan medik<br />
Gawat Darurat pada akhir masa tugas setiap<br />
bulannya.<br />
ii. Semester V – VI (Tahap II)<br />
1. Bertindak sebagai peserta PPDS yang berkonsultasi<br />
dengan konsulen jaga.<br />
2. Membantu pengawasan dan penanganan kasus oleh<br />
tim yang lebih yunior.<br />
3. Melakukan penanganan/pembedahan operatif sesuai<br />
dengan wewenang dan kemampuannya.<br />
4. Melakukan perawatan/pengawasan kasus khusus<br />
yang ditentukan oleh Konsulen.
179<br />
5. Membimbing mahasiswa dan mendiskusikan laporan<br />
jaga mahasiswa tahap I.<br />
6. Bertanggung jawab kepada peserta PPDS Semester<br />
VIII atas pelaksanaan tugas yang diberikan.<br />
7. Sesuai dengan penugasan pada modul Subbagian,<br />
peserta PPDS ini bertanggungjawab pula untuk<br />
melakukan penanganan perawatan kasus yang<br />
terkait dengan Divisinya (Semester VI)<br />
iii. Semester IV (Tahap II)<br />
1. Menerima dan memeiksa kasus yang datang di<br />
Poliklinik Gawat Darurat.<br />
2. Melakukan penanganan perawatan/pengawasan<br />
Gawat Darurat termasuk perawatan khusus sesuai<br />
dengan wewenang dan kemampuannya.<br />
3. Melakukan penanganan Operatif/Pembedahan<br />
Gawat Darurat sesuai dengan wewenang dan<br />
kemampuannya.<br />
4. Bertanggung jawab kepada peserta PPDS Tahap IV<br />
(Semester VIII) atas pelaksanaan tugas yang<br />
diberikan.<br />
iv. Semester III (Tahap II)<br />
1. Bertindak sebagai pelapor pada Konferensi Klinik.<br />
2. Melakukan penanganan perawatan/pengawasan<br />
Gawat Darurat sesuai dengan wewenang dan<br />
kemampuannya.<br />
3. Melakukan penanganan Operatif/Pembedahan<br />
Gawat Darurat sesuai dengan wewenang dan<br />
kemampuannya.<br />
4. Mengawasi dan memeriksa kasus yang dirawat di<br />
IRNA bagian Obstetri Ginekologi pada waktu dinas<br />
jaga.<br />
5. Bertanggung jawab kepada peserta PPDS Semester<br />
VII atas pelaksanaan tugas yang diberikan.<br />
v. Semester II (Tahap I)<br />
1. Melakukan perawatan/pengawasan Gawat Darurat<br />
sesuai dengan wewenang dan kemampuannya.<br />
2. Melakukan penanganan Operatif/Pembedahan<br />
sesuai dengan wewenang dan kemampuannya.<br />
3. Bertanggung jawab kepada Semester VII atas<br />
pelaksanaan tugas yang diberikan.<br />
vi. Semester I (Tahap I)<br />
1. Melakukan perawatan/pengawasan Gawat Darurat<br />
sesuai dengan wewenang dan kemampuannya.<br />
2. Melakukan penanganan operatif/pembedahan sesuai<br />
dengan wewenang dan kemampuannya.
180<br />
3. Bertanggung jawab kepada Semester VIII (Tahap III)<br />
atas pelaksanaan tugas yang diberikan.<br />
3. Uraian kegiatan pendidikan<br />
a. Bimbingan operasi.<br />
Bimbingan teknik operasi diberikan oleh konsulen dan Asisten<br />
Kepala kepada peserta PPDS I terutama pada pasien gawat<br />
darurat<br />
b) Semua tindakan yang dilakukan dicatat dalam buku kemajuan<br />
dan ditanda tangani oleh Konsulen Ruangan.<br />
c) Keterampilan yang diperlukan sesuai dengan tujuan modul<br />
diujikan pada akhir stase dan dicatat pada Buku Log yang<br />
ditanda tangani oleh Konsulen Ruangan.<br />
d) Penilaian tugas kerja di Instalasi Gawat Darurat (IGD)<br />
merupakan hasil akhir dari penilaian yang berasal dari Visite,<br />
Pengetahuan, sikap dan perilaku saat melakukan<br />
penatalaksanaan pasien di IGD, Bimbingan/tutorial.<br />
7. Panduan Pembelajaran saat Ronda Besar dan Ronda Pendidikan.<br />
1. Tujuan Pembelajaran<br />
Setiap Peserta PPDS I sesuai dengan kemampuan tingkatnya,<br />
diharapkan mampu untuk :<br />
a. Menjelaskan keadaan ruang perawatan pada saat Ronda besar<br />
(visite besar) dalam hal :<br />
i. Okupasi (corak penderita yang sedang dirawat).<br />
ii. Perawatan dan<br />
iii. Hal-hal non medik (administratif, kinerja staf dan sarana<br />
fisik di setiap unit pelayanan).<br />
b. Mengetahui dan menjelaskan perawatan penderita dengan<br />
memperlihatkan kebutuhan penderita pada saat ronda pendidikan<br />
(pendidikan di samping tempat tidur penderita/bed side teaching).<br />
2. Uraian kegiatan :<br />
a. Ronda besar<br />
meliputi segala aspek perawatan.<br />
1) Semua penderita dengan statusnya ditinjau dan kalau perlu<br />
dibicarakan kasus demi kasus.<br />
2) Meninjau keadaan di ruangan.<br />
3) Meninjau semua aspek fisik yang berhubungan dengan<br />
perawatan.<br />
4) Tata cara ronda besar.<br />
a. Hari Ronda Besar adalah : Senin dan Kamis<br />
Hari Senin waktu ronda : jam 09.00 - 11.00 dipimpin Kepala<br />
Departemen, Sekretaris Departemen atau anggota staf<br />
yang ditunjuk. Konsulen melakukan ronda besar dan
181<br />
melihat setiap pasien yang dirawat. Dalam ronda pendidikan<br />
semua peserta yang bekerja di ruangan ikut hadir. Demikian<br />
pula ko-asisten, para konsulen ruangan, kepala perawatan<br />
dan unsur-unsur yang sedang berada di Departemen,<br />
seperti peserta pendidikan patologi anatomi. Dalam ronda<br />
besar tersebut peserta yang bersangkutan mengajukan<br />
masalah dan berdiskusi tentang kasus yang ditanganinya.<br />
Hari Kamis waktu ronda : jam 08.00 - 10.00 dipimpin salah<br />
seorang dari Koordinator Fungsional Bidang Pendidikan,<br />
Koordinator Fungsional Bidang Pelayanan, KPS Obstetri<br />
dan Ginekologi atau anggota staf yang dirunjuk. Ronda<br />
besar ini diikuti hanya oleh asisten, koasisten dan perawat<br />
yang bertugas di ruangan masing-masing. Para peserta<br />
mempersiapkan beberapa kasus di ruangan yang akan<br />
diajukan. Kasus-kasus yang dipilih ialah kasus-kasus yang<br />
sangat menarik dan kasus-kasus yang membutuhkan<br />
konsultasi lebih lanjut, yang ditinjau dan dibahas dalam<br />
segala aspeknya oleh pimpinan ronda. Kasus-kasus<br />
tersebut sebelumnya telah dibicarakan oleh peserta dengan<br />
konsulen ruangan yang bersangkutan.<br />
b. Setelah masalah dengan peserta didik selesai, baru<br />
diberi kesempatan kepada staf medik dan non-medik<br />
unit pelayanan untuk memberikan masukan kepada<br />
pimpinan visite.<br />
c. Apabila dianggap perlu maka setiap kasus yang<br />
dianggap menarik, luar biasa atau jarang dapat<br />
diusulkan untuk dibicarakan dalam konferensi ilmiah.<br />
d. Apabila perlu maka pimpinan visite dapat memberikan<br />
penilaian terhadap kinerja individu / tim dalam suatu unit<br />
pelayanan.<br />
e. Pencatat : Seorang paramedik senior yang bertugas<br />
mencatat segala temuan atau penilaian yang dilakukan<br />
dalam visite besar<br />
b. Ronda pendidikan<br />
1) Ronde dilakukan sesuai dengan jadwal yang telah<br />
disepakati oleh Tim unit tertentu.<br />
2) Pada saat visite maka seluruh peserta didik yang tergabung<br />
dalam Tim wajib hadir, kecuali apabila ada kegiatan lain<br />
yang bersifat darurat. Dalam ronde tersebut peserta didik<br />
diberikan kesempatan untuk mengajukan permasalahan<br />
medik maupun non medik pada seluruh kasus yang sedang<br />
dirawat oleh Tim di berbagai unit. Dalam visite akan<br />
dilakukan diskusi mengenai berbagai hal yang menyangkut
182<br />
masalah keilmuan dan aplikasi klinis yang terkait dengan<br />
penanganan pasien untuk mendapatkan gambaran tingkat<br />
pengetahuan, sikap dan perilaku dari peserta didik.<br />
3) Apabila dianggap perlu maka setiap kasus yang dianggap<br />
menarik, luar biasa atau jarang dapat diusulkan untuk<br />
dibicarakan dalam konferensi ilmiah.<br />
4) Pimpinan visite wajib memberikan penilaian terhadap<br />
kinerja individu / tim dalam suatu unit pelayanan.<br />
8. Panduan Pembelajaran di Kamar Tindakan dan Kamar Bersalin<br />
1. Tujuan Pembelajaran :<br />
Setiap Peserta PPDS I sesuai dengan kemampuan tingkatnya, setelah<br />
selesai masa tugas di kamar tindakan dan kamar bersalin diharapkan<br />
mampu untuk :<br />
a. Melakukan pemeriksaan obstetri/ginekologi serta pertolongan<br />
persalinan normal (semester I).<br />
b. Melakukan secara tepat pemberian cara-cara anestesi (semester<br />
I).<br />
c. Melakukan penanganan kasus patologik<br />
d. Melakukan secara tepat pembedahan obstetri/ ginekologi.<br />
e. Bertindak sebagai manager/asisten kepala dalam hal-hal medik<br />
(semester VII - VIII).<br />
2. Uraian kegiatan.<br />
a. Organisasi.<br />
1) Peserta tingkat semester VII - VIII merupakan Asisten Kepala<br />
yang bertindak sebagai manager harian yang mengatur dan<br />
mengawasi efisiensi dan efektivitas kerja di kamar tindakan,<br />
kamar bedah dan kamar isolasi. Bila tidak ada peserta<br />
semester VII - VIII maka peserta semester VI mengambil alih<br />
tugas tersebut.<br />
2) Tiap peserta menangani kasus yang sesuai dengan<br />
kewenangannya dan pembagian tugas dilakukan oleh Asisten<br />
Kepala.<br />
3) Seleksi setiap kasus baru/tanpa pemeriksaan antenatal harus<br />
dilakukan oleh asisten Kepala, kemudian ia menugaskan<br />
penanganan kasus pada peserta yang berwenang sesuai<br />
dengan kemampuannya.<br />
4) Khusus kehamilan risiko tinggi ditangani oleh peserta PPDS I<br />
sesuai dengan tingkat kemampuannya dan sesuai pula<br />
dengan derajat risiko kehamilan. Pembagian tersebut<br />
dilaksanakan untuk kepentingan dan keselamatan pasien.<br />
3. Kegiatan Pelayanan.
183<br />
2. Asisten Kepala melakukan ronda dan melihat setiap pasien<br />
yang dirawat di kamar tindakan, kemudian melaporkan dan<br />
mendiskusikannya dengan Konsulen Kamar Bersalin Waktu<br />
ronda : jam 08.00 - 08.30 setiap hari, kecuali hari libur. Hari<br />
libur ronda dipimpin Asisten Kepala.<br />
3. Asisten Kepala melakukan ronda pada waktu pergantian jaga,<br />
yaitu jam 7.00 dan jam 15.30 dan melakukan timbang terima<br />
dengan dokter jaga.<br />
4. Setiap pasien baru harus diperiksa mulai dari anamnesis,<br />
status generalis, status obstetri atau ginekologi, kemudian<br />
dibuat diagnosis dan rencana pengelolaannya.<br />
5. Dilakuan observasi pasien sesuai dengan keperluan medik<br />
pasien. Partogram dibuat saat observasi pasien.<br />
6. Peserta PPDS I memeriksa dan menyediakan kelengkapan<br />
alat untuk pertolongan.<br />
7. Peserta PPDS I melakukan koordinasi dan konsultasi<br />
dengan departemen terkait untuk pengelolaan pasien<br />
8. Semua data yang diperoleh dicatat pada status pasien<br />
dengan baik dan benar.<br />
9. Data pasien dicatat pada buku register.<br />
10. Kasus kematian ibu dan perinatal dicatat pada buku khusus.<br />
11. Instruksi harus diberikan secara tertulis dan jelas mengenai :<br />
Cairan masuk : jenis, jumlah tetesan, dan jumlah<br />
cairan dalam 24 jam.<br />
Pencatatan cairan keluar : jenis, warna dan<br />
banyaknya.<br />
Obat-obatan : cara pemberian dan dosisnya.<br />
Mobilisasi.<br />
Perawatan kebersihan.<br />
Pasien gawat : pengukuran tensi, nadi dan nafas<br />
setiap 15 menit.<br />
Pasien kurang gawat : pengukuran tensi, nadi dan<br />
nafas setiap 1 - 3 jam.<br />
Pemeriksaan laboratorium.<br />
<br />
<br />
Pengawasan denyut jantung janin dan his.<br />
Rawat gabung bayi baru lahir (“rooming-in”), dalam<br />
hal ini PPDS-I tahap semester I-II diharuskan ikut<br />
mengatur pelaksanaan pengiriman bayi keruangan<br />
dan mengetahui kondisi bayi tersebut.<br />
12. Tindakan medik dilakukan oleh peserta PPDSI, sedangkan<br />
paramedik mengadakan kajian dan tindakan keperawatannya.<br />
4. Kegiatan Pendidikan
184<br />
a. Pasien menarik dan pasien sulit dibicarakan oleh peserta<br />
PPDSI dibawah bimbingan Konsulen Kamar Bersalin atau<br />
Konsulen Jaga.<br />
b. Peserta PPDSI melatih kembali keterampilan obstetrinya<br />
dengan bimbingan konsulen Kamar Bersalin.<br />
c. Bimbingan penangan dan tindakan kasus sulit diberikan setiap<br />
waktu oleh Konsulen Kamar Bersalin dan Konsulen Jaga.<br />
d. Semua tindakan dicatat dalam buku kemajuan dan ditanda<br />
tangani oleh Konsulen Kamar Bersalin.<br />
e. Pada akhir stase dilakukan ujian sesuai Modul dan dicatat<br />
dalam Buku Log yang ditandatangani oleh Konsulen Kamar<br />
Baersalin<br />
9. Pengaturan Tugas Jaga<br />
1. Tim jaga terdiri dari peserta tahap semester I – VIII<br />
2. Waktu Dinas Jaga :<br />
i. Hari biasa : mulai jam 15.30 s/d 07.00 esok harinya.<br />
ii. Hari libur : mulai jam 07.00 s/d 07.00 esok harinya.<br />
3. Pembagian tugas jaga :<br />
1) Residen kepala/Chief Resident (CR)(Semester VII/VIII)<br />
a) Mengawasi efektivitas dan efisiensi kerja tim.<br />
b) Tempat konsultasi terakhir sebelum masalah diajukan<br />
kepada konsulen jaga.<br />
c) Mengelola konsultasi antar Departemen<br />
d) Bertanggung jawab atas penatalaksanaan pasien IGD<br />
dan di ruang perawatan Departemen Obstetri dan<br />
Ginekologi selama jam jaga.<br />
e) Mengetahui seluruh kasus yang dikelola saat jaga.<br />
f) Bertanggung jawab terhadap kebenaran isi status<br />
pasien selama jaga.<br />
2) Tahap Semester V - VI :<br />
Bertindak sebagai jaga utama (Jaga III).<br />
a) Bertanggung jawab, mengatur dan mengawasi<br />
efektivitas dan efisiensi kerja tim jaga.<br />
b) Mengajukan laporan dan konsultasi kepada Asisten<br />
Kepala.<br />
c) Bertanggung jawab atas penatalaksanaan pasien IGD<br />
dan di kamar bersalin/tindakan sesuai dengan<br />
kompetensinya.<br />
d) Membacakan laporan jaga pada ”morning report”.<br />
e) Mengelola konsultasi dari ruang perawatan.<br />
f) Membuat status pasien yang dikelola sesuai<br />
tingkatannya.<br />
3) Tahap semester II- IV :
185<br />
a) Bertanggung jawab atas penata-laksanaan pasien IGD<br />
dan di kamar bersalin/tindakan sesuai dengan<br />
kompetensinya.<br />
b) Membacakan laporan jaga pada ”morning report”<br />
c) Mengelola konsultasi dari ruangan perawatan.<br />
4) Tahap semester I :<br />
a) Menyelenggarakan penatalaksanaan pasien di kamar<br />
bersalin (kasus fisiologi).<br />
b) Menyelenggarakan penatalaksanaan pasien di kamar<br />
tindakan, sesuai dengan kemampuannya.<br />
c) Membacakan laporan jaga pada “morning report”<br />
5) Konsulen jaga Departemen Obstetri - Ginekologi RSHS adalah<br />
Konsulen onsite. Konsulen onsite menerima konsultasi dokter<br />
jaga mengenai pasien di IGD, Kamar operasi dan ruang<br />
pemulihan, kamar bersalin, ruang perawatan dan ICU selama<br />
periode jaga.<br />
6) Setiap peserta dinas jaga diwajibkan :<br />
a) Memberikan bimbingan kepada mahasiswa yang<br />
bertugas di Departemen Obstetri - Ginekologi RSHS.<br />
b) Membuat laporan jaga didalam buku laporan jaga.<br />
c) Hadir dan memberikan rangkuman pasien jaga dalam<br />
morning report pada pagi hari berikutnya, serta<br />
konferensi klinik setiap hari Senin dan Kamis.<br />
10. Panduan Konferensi Klinik<br />
1. Tujuan :<br />
Memberikan kesempatan untuk semua unsur Departemen<br />
mengetahui kegiatan bidang pelayanan masyarakat, pendidikan,<br />
penelitian/pembangunan, serta administasi / keuangan.<br />
2. Uraian kegiatan :<br />
a. Kegiatan Konferensi Klinik (KK) diselenggarakan 2 kali<br />
seminggu pada hari Senin dan Kamis jam 13.00 - 14.00<br />
membahas permasalahan yang tercakup dalam tujuan diatas.<br />
Konferensi dipimpin oleh Kepala Departemen atau salah<br />
seorang staf yang ditunjuk untuk mewakilinya. Pada awal bulan<br />
konferensi klinik diisi dengan laporan bulanan.<br />
b. Kehadiran :<br />
Semua peserta PPDS-I diwajibkan hadir, kecuali sedang<br />
menolong kasus gawat darurat, atau alasan kuat yang dapat<br />
diterima Ketua Program Studi. KK dihadiri juga oleh para staf<br />
pengajar, serta staf paramedik yang berkaitan dengan<br />
kegiatan-kegiatan tersebut.<br />
c. Agenda konferensi klinik
186<br />
Pada konferensi klinik dibicarakan:<br />
1) Rencana dan pelksanaan operasi terencana<br />
2) Pasien ICU<br />
3) Kasus khusus dari ruangan dan poliklinik<br />
4) Presentasi singkat tentang topik tertentu sesuai<br />
penugasan.<br />
5) Masalah pelayanan, penelitian dan pendidikan yang<br />
penting<br />
6) Kemajuan dalam supervisi dan ujian keterampilan.<br />
7) Laporan bulanan :<br />
a) Cakupan pelaporan kegiatan pelayanan :<br />
i. Dinas kamar bersalin/tindakan.<br />
ii. Kegiatan operasi terencana.<br />
iii. Pelayanan rawat jalan.<br />
iv. Kegiatan pelayanan :<br />
• Obstetri Umum.<br />
Ginekologi Umum.<br />
Onkologi.<br />
Perawatan Kesuburan ; KB dan<br />
Infertilitas.<br />
Feto-Maternal.<br />
Endokrinologi.<br />
Bedah rekonstruksi.<br />
Obstetri-Ginekologi Sosial.<br />
v. Kegiatan di Rumah Sakit lainnya :<br />
RSU. Majalaya.<br />
RSU. Sumedang<br />
RSU. Ujungberung<br />
RSU. Cibabat<br />
RSB. Astana Anyar<br />
RSU. Cianjur<br />
RSU. Samsudin SH Sukabumi<br />
RSU. Garut<br />
RSU. Soreang<br />
RSU Subang<br />
RSU Ciawi<br />
RSU Waled Cirebon<br />
RSU Kefamenanu NTT<br />
b) Cakupan pelaporan administrasi dan keuangan :<br />
Administrasi dan Keuangan (Sekretaris<br />
Departemen / Koordinator Fungsional Bidang<br />
Administrasi dan Keuangan) :<br />
Terapan ketentuan/perubahan<br />
administrasi/keuangan.
187<br />
Pembiayaan kegiatan dan<br />
pembekalan.<br />
Masalah-masalah penting lainnya.<br />
c) Cakupan pelaporan kegiatan penelitian :<br />
Pendidikan S0/S1/Sp1/S3 (Koordinator<br />
Fungsional Bidang Pendidikan/wakilnya).<br />
d) Cakupan pelaporan kegiatan penelitian :<br />
Penyelenggaraan penelitian baru<br />
(Koordinator Fungsional Bidang<br />
Penelitian).<br />
Permasalahan pelaksaan penelitian<br />
(idem).<br />
Penyelesaian penelitian tesis peserta<br />
(pembimbing penelitan yang<br />
bersangkutan).<br />
e) Cakupan pelaporan kegiatan pengabdian pada<br />
masyarakat :<br />
Pengabdian pada masyarakat (Koordinator<br />
Fungsional Bidang Pengabdian pada<br />
Masyarakat).<br />
3. Pelaksanaan Konferensi Klinik :<br />
a. Pelaporan harus sudah mempersiapkan laporan sebelumnya<br />
dengan memperhatikan kejelasan serta batas waktu yang<br />
tersedia. Peserta PPDS-I yang tahapannya ditetapkan di atas,<br />
harus menulis semua laporan kegiatan dalam buku yang<br />
tersedia dengan memperhatikan hal berikut:<br />
1) Pembicaraan dengan konsulen sebelumnya.<br />
2) Penekanan laporan sesuai hasil pembicaraan.<br />
3) Kelengkapan data dalam buku laporan/<br />
4) Penetapan Departemen yang diajukan secara lisan,<br />
singkat dan jelas serta mencakup pengumpulan dana<br />
subjektif dan objektif, pengamatan, penyimpulan serta<br />
penyelesaian.<br />
5) Bilamana perlu, mempersiapkan penyajian data khusus :<br />
foto radiologik, ultrasonografi, slide dan sebagainya.<br />
b. Laporan harus dapat dikelompokkan menurut jenisnya :<br />
1) Laporan klasik dan singkat :<br />
a. Persalinan spontan.<br />
b. Abortus.<br />
c. Perdarahan antepartum yang jelas.<br />
d. Ketuban pecah dini tanpa penyulit.<br />
e. Kehamilan ektopik terganggu.<br />
f. Ekstraksi cunan/vakum tanpa penyulit.
188<br />
g. Perdarahan psca persalinan.<br />
h. Sterilisasi.<br />
i. Tumor dan peradangan panggul.<br />
j. Mola-hidatidosa.<br />
k. Visum et repertum kejahatan susila.<br />
l. Traumatologi sederhana.<br />
2) Laporan khusus dan lengkap :<br />
a. Disproporsi janin panggul.<br />
b. Gestosis.<br />
c. Infeksi obstetrik.<br />
d. Syok obstetrik<br />
e. Persalinan letak lintang.<br />
f. Semua laparotomi.<br />
g. Semua penyulit kasus-kasus obstetri diatas.<br />
h. Kematian ibu, perinatal.<br />
i. Konsultasi dimeja operasi.<br />
j. Gawat janin.<br />
c. Masalah lain dilaporkan secara singkat, karena konferensi klinik<br />
sedapat mungkin berakhir pada jam 14.30<br />
11. Panduan Pembelajaran saat Dinas di Rumah Sakit Satelit.<br />
PPDS I Obstetri dan Ginekologi Universitas Padjadjaran memakai 13<br />
Rumah Sakit Satelit sebagai lahan pendidikan, yaitu Rumah Sakit :<br />
RSU Majalaya, RSU Sumedang, RSU Ujung Berung, RSU Cibabat,<br />
RSU Cianjur, RSU Garut, RSU Samsudin SH Sukabumi, RSU Soreang,<br />
RSB. Astana Anyar, RSU Ciawi, RSU Waled Cirebon, RS Kefamenanu<br />
NTT dan RSU Subang.<br />
1. Tujuan Pembelajaran :<br />
a. Setiap Peserta PPDS I sesuai dengan kemampuan<br />
tingkatnya, setelah selesai masa tugas di Rumah Sakit<br />
Satelit diharapkan mampu untuk :<br />
b. memberikan pelayanan yang optimal kepada masyarakat di<br />
bidang obstetri dan ginekologi dengan sarana yang ada di<br />
RSU Tingkat Kabupaten.<br />
c. menjelaskan struktur organisasi Dinas Kesehatan Tingkat<br />
Kabupaten/Kota, termasuk RSU Tingkat Kabupaten/Kota.<br />
d. mengelola sistem pembinaan rujukan obstetri dan ginekologi.<br />
2. Uraian kegiatan :<br />
a. Kegiatan di Rumah Sakit Satelit diawali dengan melapor ke<br />
Kepala SMF Obgin dan Direktur Rumah Sakit Satelit.<br />
b. Menanda tangani perjanjian kerja dengan Kepala SMF Obgin<br />
dan diketahui oleh Direktur Rumah Sakit Satelit. .
189<br />
c. Kegiatan pelayanan medik :<br />
1. Menangani kasus poliklinik, kamar bersalin, kamar<br />
bedah, dan ruang perawatan dengan memperhatikan<br />
tingkat urgensi pelayanan. Pembagian waktu kerja diatur<br />
untuk saling mengisi sehingga semua kegiatan obstetrik<br />
dan ginekologik dapat dikerjakan dengan baik dan harus<br />
dilaporkan kepada konsulen, baik siang maupun malam.<br />
2. Untuk kasus yang sukar atau memerlukan tindakan<br />
khusus, harus segera dilaporkan kepada konsulen. Pada<br />
tindakan bedah pertama peserta harus didampingi oleh<br />
konsulen RSU (seksio sesarea, kehamilan ektopik<br />
terganggu, histerektomi dan lain-lain), sekalipun telah<br />
lulus ujian tindakan tersebut. Operasi akut selanjutnya<br />
dapat dilakukan sendiri tergantung dari penilaian<br />
konsulen pada saat operasi pertama.<br />
d. Kegiatan ilmiah :<br />
1. Mengikuti/memberikan kuliah, khusus pada acara ilmiah<br />
Rumah Sakit/IDI Cabang Kabupaten yang<br />
bersangkutan.<br />
2. Memberi ceramah pembinaan pada tenaga pelaksana<br />
pelayanan obstetri dan ginekologi Kabupaten yang<br />
bersangkutan.<br />
3. Mengadakan presentasi kasus di Rumah Sakit Satelit<br />
e. Kegiatan pendidikan :<br />
1. Mendidik mahasiswa/siswi bidan/perawat dalam<br />
menangani kasus di poliklinik, kamar bersalin, kamar<br />
bedah dan ruang perawatan.<br />
2. Mengikuti diskusi dan berdiskusi pada laporan<br />
Departemen.<br />
3. Mengikuti diskusi dan berdiskusi pada presentasi kasus<br />
mahasiswa.<br />
f. Kegiatan administratif :<br />
1. Mengawasi/membuat sendiri status lengkap di poliklinik,<br />
kamar bersalin dan ruang perawatan.<br />
2. Mengawasi/membuat sendiri laporan bedah.<br />
3. Membuat laporan bulanan.<br />
4. Mengikuti apel pagi yang diadakan di halaman depan<br />
RS.<br />
5. Mengikuti kegiatan-kegiatan lain yang melibatkan<br />
seluruh unsur rumah sakit.<br />
g. Waktu tugas :<br />
Peserta PPDS I ditugaskan di salah satu RS. Satelit selama 2<br />
minggu. Meninggalkan RS Satelit hanya dibenarkan dengan<br />
seijin konsulen RS yang bersangkutan.<br />
h. Penilaian
190<br />
D. Panduan Kegiatan Akademik<br />
Konsulen Satelit memberikan penilaian meliputi hal-hal yang<br />
tercantum dalam Daftar Penilaian.<br />
Tujuan Kegiatan Akademik :<br />
Menambah dan menyegarkan pengetahuan obstetri dan ginekologi, serta<br />
meningkatkan kemampuan pengenalan dan analisis permasalahan medik<br />
yang dihadapi, serta membahas masalah-masalah yang penting untuk<br />
diketahui.<br />
Keterampilan kegiatan akademik secara garis besar terbagi dalam tiga<br />
domain :<br />
Ketrampilan penelitian dasar dan penerapannya<br />
Pengelolaan penelitian dan<br />
Kemampuan komunikasi.<br />
Ketrampilan itu dipelajari dalam bentuk kegiatan akademik yang meliputi:<br />
A. Morning report<br />
B. Presentasi kasus<br />
C. Journal reading<br />
D. Konferensi Khusus: Kematian Ibu, Perinatal, Pertemuan klinikopatologi<br />
E. Tesis<br />
1. Morning report<br />
1. Pertemuan ini dilakukan mulai jam 7.00, kecuali :<br />
hari Senin jam 6.30, yang membahas kasus-kasus jaga<br />
hari sebelumnya, dipimpin oleh konsulen onsite,<br />
hari Rabu kasus jaga langsung dilaporkan pada konsulen<br />
onsite.<br />
2. Residen jaga membacakan resume pasien jaga yang dikelolanya.<br />
3. Setiap hari Selasa dan Jumat, presentasi dan diskusi<br />
diselenggarakan berbahasa Inggris.<br />
4. Semua peserta PPDS-I diwajibkan hadir dengan daftar hadir,<br />
kecuali sedang menolong kasus gawat darurat, atau mempunyai<br />
alasan yang dapat diterima Ketua Program Studi.<br />
2. Presentasi Kasus (PK) atau laporan kasus :<br />
Merupakan kegiatan penulisan serta penyajian kasus baik dalam bidang<br />
obstetri maupun ginekologi yang memiliki masalah baik dalam aspek<br />
diagnostik, penanganan, pencegahan maupun kemajuan teknologi yang<br />
berkaitan dengan kasus tersebut dalam suatu forum ilmiah. Upaya<br />
pembahasan pada akhirnya dapat digambarkan dalam suatu alur<br />
penatalaksanaan baik yang terkait dengan upaya diagnostik maupun<br />
penatalaksanaan.
191<br />
Penyelenggaraannya adalah sebagai berikut :<br />
a. Pertemuan ini dibahas tentang masalah diagnostik/terapeutik,<br />
ketajaman pengamatan, kemungkinan pencegahan, ataupun<br />
kemajuan teknologi yang berkaitan dengan kasus yang didukung<br />
oleh journal terbaru.<br />
b. Kasus-kasus yang akan dibicarakan pada Presentasi Kasus<br />
dapat ditentukan dalam konferensi klinik atau divisi, ronde besar,<br />
diskusi dengan pembimbing atau oleh penyelenggara pendidikan<br />
dan penjadualannya akan ditentukan oleh KPS.<br />
c. Bahan Presentasi Kasus yang telah selesai disusun akan<br />
diajukan dalam konferensi Presentasi Kasus minimal 1 kali<br />
pada masa pendidikan Tahap II yang merupakan prasyarat<br />
bagi tiap peserta didik untuk naik ke tahap III dan minimal 1<br />
kali pada masa pendidikan tahap III yang merupakan pra<br />
syarat bagi tiap peserta didik untuk naik ke tahap IV.<br />
d. Seorang residen menyajikan kasusnya, dipimpin oleh seorang<br />
moderator dan didampingi 4 orang panelis dari peserta didik<br />
tahap III (semester V – VII) yang sudah mempelajari bahan yang<br />
akan disajikan, sehingga mampu menyiapkan tanggapan<br />
sebelumnya..<br />
e. Dilakukan setiap hari Selasa dan Jumat pada jam 13.00.<br />
f. Satu diantara presentasi yang dilakukan diselenggarakan dalam<br />
bahasa Ingrris.<br />
g. Sebelum disajikan, naskah penyajian tersebut harus<br />
dikonsultasikan dahulu pada konsulen yang ditunjuk sebagai<br />
narasumber yang diatur oleh KPS, minimal 2 minggu sebelum<br />
presentasi.<br />
h. Naskah penyajian harus disampaikan pada konsulen, moderator<br />
dan nara sumber selambat-lambatnya 2 hari sebelum jadwal<br />
konferensi ilmiah dalam bentuk hard copy untuk narasumber dan<br />
atau undangan dari luar Departemen, serta 4 orang konsulen<br />
penilai, sedangkan untuk konsulen lainnya diberikan soft copy.<br />
i. Jadual konsulen yang wajib hadir : narasumber dan 4 orang<br />
konsulen sebagai komentator/penilai.<br />
Semua peserta PPDS-I diwajibkan hadir, kecuali sedang menolong<br />
kasus gawat darurat, atau mempunyai alasan yang dapat diterima Ketua<br />
Program Studi.<br />
Penilaian<br />
a. Yang berhak menilai adalah moderator dan komentator<br />
(Konsulen).<br />
b. Penilaian didasarkan atas pengetahuan, sikap dan perilaku dari<br />
individu / Tim yang menyajikan kasus.
192<br />
c. Penilaian akan diberikan apabila penyaji telah melengkapi<br />
seluruh persyaratan yang ditetapkan pada saat konferensi, baik<br />
berupa perbaikan makalah maupun hal-hal lainnya.<br />
d. Pihak penyelenggara pendidikan hanya akan mengeluarkan nilai<br />
bagi peserta PPDS apabila bahan makalah yang telah diperbaiki<br />
beserta dengan dokumentasinya dalam bentuk disket atau<br />
compact disc telah diserahkan ke Bagian Pendidikan untuk<br />
didokumentasikan ke dalam file masing-masing peserta didik.<br />
e. Penilaian konferensi ilmiah merupakan prasyarat untuk<br />
kenaikkan tahap peserta didik ke semester berikutnya.<br />
f. Penilaiannya dilakukan berdasarkan :<br />
3. Journal reading dilakukan pada pertemuan di Divisi<br />
4. Konferensi Khusus:<br />
a. Konferensi Kematian Ibu (KKI) :<br />
Masalah klinik diluar RSHS (perujuk), segi-segi non-klinik yang<br />
berpengaruh, kemungkinan penyebab kematian, pencegahan dan<br />
aspek medikolegal.<br />
b. Konferensi kematian Perinatal (KKP) :<br />
Masalah klinik sebelum kelahiran, penata-laksanaan segera<br />
sesudah kelahiran, analisa penyebab kematian, dan pencegahan.<br />
c. Konferensi Patologi Anatomi (KPA) :<br />
Kaitan gambaran klinik dan histopatologi, dampak perencanaan<br />
tindak lanjut, dan penata-laksanaan kasus.<br />
5. Tesis<br />
Tesis dibuat mengacu pada pedoman dari Universitas Padjadjaran dan<br />
sesuai dengan pedoman yang dikeluarkan oleh Kelompok Fungsional<br />
Bidang Penelitian Departemen Obstetri dan Ginekologi FK Unpad pada<br />
buku Panduan Penulisan Karya Tulis Ilmiah Departemen Obstetri dan<br />
Ginekologi FK Unpad.<br />
A. Seminar presentasi kasus<br />
Tujuan seminar presentasi kasus adalah : setelah membuat laporan<br />
kasus peserta diharapkan menguasai kemampuan dalam<br />
menggunakan sumber keterangan sebanyak-banyaknya untuk<br />
menganalisis kasus yang telah selesai ditangani.<br />
Kerangka laporan kasus<br />
Abstrak<br />
Memuat keterangan secara singkat namun informatif mengenai<br />
permasalahan apa yang akan dibahas. Jumlah kata pada abstrak<br />
tidak lebih dari 150 dan menggunakan kaidah IMRAD.
193<br />
Pendahuluan<br />
Pendahuluan harus singkat serta menjelaskan tujuan yang ingin<br />
dicapai dengan penanganan yang baik pada kasus yang dihadapi<br />
Riwayat kasus<br />
Riwayat kasus yang diajukan dalam bentuk resume medik yang<br />
mencakup :<br />
- Data dasar.<br />
- Daftar masalah.<br />
- Uraian masalah.<br />
- Rencana penanganan awal .<br />
- Catatan kemajuan.<br />
Tinjauan pustaka<br />
Memuat mengenai dasar keilmuan serta teori-teori yang akan<br />
digunakan sebagai dasar pembahasan kasus. Diharapkan teori-teori<br />
tersebut diambil dari buku teks maupun jurnal.<br />
Pembahasan<br />
Hendaknya dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut<br />
:<br />
- Apakah masalah / persoalan yang ada ?<br />
- Mengapa demikian ?<br />
- Bagaimana mengatasinya ?<br />
- Penilaian masalah ?<br />
Definisi masalah : deviasi dari standar yang merangsang kita untuk<br />
bertindak.<br />
Untuk mengetahui standar dan adanya deviasi gunakanlah sumbersumber<br />
keterangan sebaik-baiknya (kepustakaan, konsultasi dan<br />
sebagainya).<br />
Rujukan<br />
Rujukan tidak dibatasi jumlahnya, disusun menurut nomor urut<br />
pemunculan dalam naskah, sesuai dengan tata cara penulisan<br />
Vancouver. Minimal 2 text book dan 4 jurnal terbaru dengan<br />
maksimal 5 tahun. Semua nama yang ditulis pada diskusi harus ada<br />
dalam daftar rujukan dan sebaliknya.<br />
B. Forum Ilmiah Lokal, Nasional, Regional, maupun Internasional<br />
Diharapkan peserta didik mampu tampil dalam suatu forum ilmiah,<br />
baik yang berskala Lokal, Nasional, Regional, maupun Internasional.<br />
Setiap hasil penelitian yang dihasilkan oleh peserta didik baik hasil<br />
tesis maupun di luar tesis dapat diajukan dalam forum ilmiah dalam
194<br />
acara Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) atau Kongres Obstetri dan<br />
Ginekologi (KOGI) atau forum ilmiah lainnya. Setiap peserta wajib<br />
minimal tampil 1 kali dalam suatu acara forum ilmiah pada acara PIT<br />
/ KOGI.<br />
C. Sari Pustaka.<br />
1) Sari pustaka mengenai topik yang merupakan kajian pustaka<br />
penelitian yang akan dimulai dan dipresentasikan oleh calon<br />
peneliti tersebut.<br />
2) Peserta sejak tahap I akhir hendaknya telah memilih suatu topik<br />
dalam bidang obstetri dan ginekologi yang akan dibahas di<br />
dalam sidang sari pustaka beserta dengan pembimbingnya dari<br />
staf pengajar Bagian Obstetri dan Ginekologi atau bagian yang<br />
lain dan hal ini harus dilaporkan kepada penyelenggara<br />
pendidikan untuk didokumentasi.<br />
3) Untuk Sari Pustaka, maka tulisan yang dibuat akan berisikan :<br />
abstrak, pendahuluan, tinjauan pustaka serta kesimpulan.<br />
Jumlah kata dalam pembuatan tulisan berkisar lebih kurang<br />
3000 + 10% (tanpa disertai dengan kepustakaan)<br />
4) KPS akan memantau tahapan penyelesaian sari pustaka oleh<br />
masing-masing peserta didik.<br />
5) Setelah dianggap selesai pembuatan sari pustaka oleh<br />
pembimbing, maka peserta didik dapat segera melapor kepada<br />
KPS dan Koordinator Kelompok Fungsional Bidang Penelitian<br />
untuk mendapatkan jadwal konferensi sari pustaka beserta<br />
nama moderator dan komentatornya.<br />
6) Bahan penyajian / konferensi harus diterima moderator,<br />
komentator dan narasumber paling lambat 7 hari sebelum<br />
jadual konferensi ilmiah dilangsungkan.<br />
7) Bahan penyajian dalam bentuk makalah tertulis dan dalam<br />
bentuk soft copy wajib diserahkan ke Koordinator Kelompok<br />
Fungsional Bidang Penelitian dan Pendidikan sebagai<br />
dokumentasi.<br />
8) Peserta didik yang ditunjuk untuk mengajukan sari pustaka<br />
menyajikan secara lisan kasus tersebut dengan memanfaatkan<br />
alat bantu audio visual yang tersedia (alokasi waktu 20 menit)<br />
9) Diberi kesempatan pada komentator dan seluruh peserta<br />
sidang untuk memperjelas beberapa hal dari isi sari pustaka.<br />
10) Komentator memberi tanggapan masing-masing selama 5<br />
menit.<br />
11) Penyaji kasus harus memberi jawaban terhadap semua<br />
tanggapan yang diajukan oleh tiap komentator.<br />
12) Semua peserta sidang diberi kesempatan untuk memberi<br />
tanggapan jika waktu memungkinkan.
195<br />
13) Setelah tanggapan dari komentator maupun peserta konferensi<br />
dianggap cukup, maka pembimbing diberikan kesempatan<br />
untuk menjelaskan beberapa hal dari sari pustaka yang masih<br />
belum jelas.<br />
14) Yang berhak menilai adalah moderator dan komentator<br />
(Konsulen).<br />
15) Penilaian didasarkan atas pengetahuan, sikap dan perilaku dari<br />
individu yang menyajikan sari pustaka. (Lembar penilaian sari<br />
pustaka)<br />
16) Penilaian akan diberikan apabila penyaji telah melengkapi<br />
seluruh persyaratan yang ditetapkan pada saat konferensi,<br />
berupa perbaikan makalah sari pustaka maupun hal-hal<br />
lainnya.<br />
17) Pihak penyelenggara pendidikan hanya akan mengeluarkan<br />
nilai bagi peserta didik apabila bahan makalah sari pustaka<br />
yang telah diperbaiki beserta dengan dokumentasinya dalam<br />
bentuk soft copy telah diserahkan ke Koordinator Kelompok<br />
Fungsional Bagian Penelitian dan Pendidikan untuk<br />
didokumentasikan ke dalam file masing-masing peserta didik.<br />
D. Usulan Penelitian<br />
1) Setelah sari pustaka disetujui dalam sidang sari pustaka, maka<br />
peserta bersama pembimbing segera membuat usulan<br />
penelitian yang dapat pula dibantu oleh seorang pembimbing<br />
statistik.<br />
2) Judul usulan penelitian dan pembimbing segera dilaporkan<br />
kepada KPS dan Koordinator Kelompok Fungsional Bagian<br />
Penelitian dan Pendidikan untuk didokumentasi.<br />
3) KPS akan memantau tahapan penyelesaian usulan penelitian<br />
oleh masing-masing peserta didik.<br />
4) Panitia ujian usulan penelitian dibentuk sesudah pembimbing<br />
menyatakan usulan penelitian telah selesai. Panitia ini dibentuk<br />
oleh KPS/SPS, terdiri dari pembimbing dan 3 orang staf<br />
pengajar. Seorang di antaranya menjadi Kepala dan seorang<br />
lagi menjadi sekretaris panitia ujian. Pihak penyelenggara juga<br />
akan menetukan jadwal ujian usulan penelitian tersebut.<br />
5) Bahan penyajian / konferensi harus diterima moderator dan<br />
penguji paling lambat 7 hari sebelum jadual ujian usulan<br />
penelitian dilangsungkan.<br />
6) Bahan penyajian dalam bentuk makalah tertulis dan dalam<br />
bentuk soft copy wajib diserahkan ke Koordinator Kelompok<br />
Fungsional Bagian Penelitian dan Pendidikan sebagai<br />
dokumentasi.<br />
7) Usulan penelitian yang telah selesai disusun bersama<br />
pembimbing akan diajukan dalam ujian usulan penelitian pada
196<br />
masa pendidikan semester 4 dan merupakan prasyarat<br />
untuk naik ke semester 5.<br />
8) Dengan diterimanya usulan penelitian (lulus) oleh tim penilai di<br />
bawah kordinasi Koordinator Kelompok Fungsional Bagian<br />
Penelitian, maka peserta didik dapat segera memulai<br />
penelitiannya.<br />
E. Sidang Hasil Penelitian<br />
1) Bertujuan agar peserta didik mampu menyelenggarakan<br />
pengorganisasian seluruh kegiatan penelitian ilmiah dengan<br />
penguasaan rangkaian analisa dan sintesa yang akan<br />
menghasilkan kesimpulan-kesimpulan yang dapat dimengerti<br />
ilmuwan lainnya.<br />
2) Mampu meyakinkan obyektivitas dan kebenaran upaya<br />
penelitiannya melalui penyajian lisan dan tulisan secara lugas<br />
kepada ilmuwan lain dengan memperhatikan kelaziman<br />
penyajian ilmiah.<br />
3) Semua peserta didik diwajibkan hadir kecuali dengan alasan<br />
yang dapat diterima oleh KPS/SPS. (Alasan harus tertulis<br />
melalui memo)<br />
4) Tesis yang telah selesai disusun bersama pembimbing akan<br />
diajukan dalam ujian tesis pada masa pendidikan tahap III – IV<br />
dan merupakan prasyarat untuk dapat mengikuti ujian tulis<br />
nasional dan ujian lisan nasional.<br />
5) Pelaksanaan pembuatan tesis dilakukan oleh peneliti dengan<br />
arahan pembimbing.<br />
6) Bila ada permasalahan dalam pelaksanaan penelitian maka<br />
harus diputuskan dalam rapat segitiga antara pembimbing,<br />
KPS/SPS dan Koordinator penelitian.<br />
7) Laporan tertulis penelitian (tesis) harus diselesaikan dalam<br />
batas waktu yang telah ditentukan. Setelah itu KPS/SPS akan<br />
menjadualkan suatu ujian tesis.<br />
8) Panitia ujian tesis dibentuk sesudah pembimbing menyatakan<br />
pertanggungjawaban peneliti selesai. Panitia ini dibentuk oleh<br />
KPS/SPS, terdiri dari pembimbing dan 3 orang staf pendidik<br />
(sesuai dengan staf pendidik yang menguji pada saat dilakukan<br />
ujian usulan penelitian). Seorang di antaranya menjadi Kepala<br />
dan seorang lagi menjadi sekretaris panitia ujian.<br />
9) KPS bersama dengan Koordinator Kelompok Fungsional<br />
Bidang Penelitian akan memantau tahapan penyelesaian<br />
usulan penelitian oleh masing-masing peserta didik.<br />
10) Bahan penyajian / konferensi harus diterima moderator dan<br />
komentator paling lambat 7 hari sebelum jadual ujian tesis<br />
dilangsungkan
197<br />
11) Bahan penyajian dalam bentuk makalah tertulis dan dalam<br />
bentuk soft copy wajib diserahkan ke bagian pendidikan<br />
sebagai dokumentasi.<br />
12) Ujian tesis akan mencakup :<br />
• Penguasaan permasalahan kesehatan yang berkaitan<br />
erat dengan materi penelitian.<br />
• Penguasaan metodologi penelitian yang dianut.<br />
• Tatalaksana penelitian dan teknik pengolahan data.<br />
• Kemampuan penyimpulan hasil penelitian dengan<br />
tekanan khusus pada penguasaan obyektivitas data<br />
yang dipergunakan.<br />
• Kesesuaian saran dengan tujuan penelitian.<br />
• Penguasaan pelaporan dan pembahasan hasil<br />
penelitian.<br />
• Upaya meyakinkan ilmuwan lain.<br />
• Dampak hasil penelitian.<br />
• Ketelitian rujukan pustaka.<br />
• Kemampuan menolak saran yang tidak tepat.<br />
13) Yang berhak memberikan penilaian adalah para penguji.<br />
14) KPS hanya akan mengeluarkan nilai bagi peserta didik apabila<br />
bahan tesis yang telah diperbaiki (telah dilengkapi tanda<br />
tangan pembimbing dan penguji) beserta dengan<br />
dokumentasinya dalam bentuk soft copy telah diserahkan ke<br />
Koordinator Kelompok Fungsional Bidang Pendidikan untuk<br />
didokumentasikan ke dalam file masing-masing peserta didik.<br />
15) Hasil penilaian tersebut akan menjadi dasar bagi<br />
penyelenggara pendidikan untuk mengusulkan yang<br />
bersangkutan sudah layak untuk menjalani ujian nasional.
198<br />
E. Evaluasi Hasil Belajar<br />
1. Tahap-tahap Evaluasi<br />
Tujuan evaluasi adalah untuk mengetahui kemampuan Akademik profesional<br />
peserta sesuai katalog dan kultur pendidikan.<br />
Evaluasi mencakup :<br />
a. Bidang Kognitif (K):<br />
Pengetahuan dan pemahaman<br />
Pemecahan masalah dan pengambilan keputusan klinik<br />
b. Bidang Psikomotor (S):<br />
Ketrampilan klinik non operatif<br />
Ketrampilan klinik operatif<br />
c. Bidang Afektif (A):<br />
Hubungan inter-personal<br />
Sikap dan kebiasaan kerja profesional<br />
Kemampuan akademik dievaluasi dengan 2 jalur, yaitu :<br />
I. Evaluasi modul untuk penilaian peserta didik dilakukan pada<br />
penerapan modul sebagai ujian tengah semester dan ujian<br />
komprehensif untuk setiap semester sampai semester V, yang<br />
dikordinasikan oleh Kordinator Tahap beserta Tim pelaksana<br />
ujian masing-masing semester yang meliputi bahan kajian<br />
fisiologi, patologi I, patologi II, ginekologi dan obgin sosial.<br />
Tahap-Tahap Evaluasi tersebut adalah sebagai berikut :<br />
1. Evaluasi berkala<br />
a. Ujian tengah semester<br />
b. Ujian semester<br />
c. Ujian Calon Asisten Kepala<br />
d. Ujian Asisten Kepala<br />
2. Evaluasi akhir<br />
a. Ujian Tesis<br />
b. Ujian Akhir Program<br />
c. Ujian Kolegium<br />
II. Evaluasi Ketrampilan Klinis sesuai semester masing-masing.<br />
Setelah lulus ujian-ujian tersebut, peserta didik menjalani ujian calon asisten<br />
kepala (calaska), ujian asisten kepala, ujian tesis dan ujian akhir program.<br />
Ujian akhir program dilaksanakan 2 tahap :<br />
• Pertama dilaksanakan oleh program studi PDS I Obgin FK Unpad<br />
(Ujian akhir program)<br />
• Setelah lulus ujian akhir program, peserta didik berhak untuk<br />
mengikuti ujian kahir tahap dua yang dilaksanakan secara Nasional<br />
oleh Kolegium Obstetri & Ginekologi (ujian nasional / National Board<br />
Examination).
199<br />
Peserta didik dinyatakan lulus program pendidikan spesialis-I apabila :<br />
a. Lulus ujian akhir program dengan syarat IPK untuk perangkat mata<br />
pelajaran dan karya ilmiah pada akhir program pendidikan sama atau<br />
lebih dari 3. Kepada lulusan program diberikan yudisium lulus<br />
memuaskan, sangat memuaskan, cumlaude dengan ketentuan<br />
seperti tertera di bawah ini :<br />
i. 3,71 < IPK < 4,000 = cum laude.<br />
ii. 3,400 < IPK < 3,70 = sangat memuaskan<br />
iii. 3,000 < IPK < 3,399 = memuaskan<br />
b. Lulus ujian nasional.<br />
2. Pemberian Angka, Skoring Dan Interpretasi<br />
Angka kelulusan merupakan gabungan dari angka rata-rata nilai di setiap<br />
stase dengan bobot 20%, hasil ujian komprehensif atau ujian akhir semester<br />
dengan bobot 60% dan evaluasi kegiatan lain sebesar 20%. Untuk angka<br />
kelulusan ujian ulangan tidak mempertimbangkan nilai stase dan hasil<br />
kegiatan lainnya.<br />
Prestasi akademik diukur melalui perhitungan Indeks Prestasi (IP) dan IP<br />
Kumulatif (IPK). IP dan IPK ialah jumlah nilai mutu total dibagi jumlah<br />
beban (SKS) total. Nilai mutu ialah nilai angka kali beban (SKS).<br />
Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) merupakan angka yang menunjukkan<br />
prestasi atau kemajuan belajar mahasiswa secara kumulatif mulai dari<br />
semester pertama sampai dengan semester paling akhir yang telah<br />
ditempuh. IPK dihitung pada tiap akhir semester. Rumus<br />
perhitungannya sebagai berikut (pembulatan ke bawah apabila kurang<br />
dari 0,05, pembulatan ke atas apabila sama/lebih dari 0,05) :<br />
IPK = Jumlah (AM x SKS) seluruh semester yang<br />
ditempuh / Jumlah SKS seluruh semester yang<br />
ditempuh<br />
Salah satu cara yang dipakai untuk memberi angka skoring dan<br />
interpretasinya dapat dilihat pada tabel 6.1.
200<br />
TABEL 6.1. ANGKA, NILAI MUTU, BOBOT DAN INTERPRESTASINYA<br />
PADA SISTEM PENILAIAN PESERTA PROGRAM<br />
Rentang skor<br />
(Skala 100)<br />
Rentang Nilai (skala 5)<br />
Bobot<br />
NILAI<br />
MUTU<br />
INTERPRETASI<br />
90 – 100<br />
85 – 89<br />
4,00<br />
3,75<br />
A<br />
A-<br />
Baik Sekali<br />
80 – 84<br />
75 – 79<br />
3,50<br />
3,00<br />
B+<br />
B<br />
Baik<br />
70 – 74<br />
65 – 69<br />
2,75<br />
2,50<br />
B-<br />
C+<br />
Cukup<br />
60 – 64<br />
55 – 59<br />
2,00<br />
1,75<br />
C<br />
C-<br />
Kurang<br />
45 – 49<br />
0 – 44<br />
1,00<br />
0,00<br />
D<br />
E<br />
Kurang Sekali<br />
Nilai Batas Lulus (NBL) : 70 atau nilai minimal B<br />
(IPK = 2,75)<br />
3. Cara Evaluasi<br />
a. Ujian semester.<br />
Ujian semester dilakukan untuk peserta PPDS I semester I-V.<br />
Materi Ujian adalah Fisiologi, Patologi I, Patologi II, Obginsos dan<br />
Ginekologi.<br />
1) Syarat ujian semester<br />
i. Telah selesai mengikuti rotasi yang sudah ditentukan.<br />
ii. Telah menyelesaikan ujian keterampilan yang ditentukan<br />
untuk masing-masing semester.
201<br />
iii. Telah melaksanakan evaluasi sesuai Buku Log (dicatat<br />
dan ditanda tangani oleh konsulen) pada tempat rotasi<br />
yang bersangkutan.<br />
iv. Telah mendapat konfirmasi dari konsulen pembimbing<br />
pada saat menandatangani Buku Log<br />
v. Apabila persyaratan tersebut tidak dipenuhi, peserta<br />
masih diperbolehkan mengikuti ujian tulis dan lisan pada<br />
semester yang bersangkutan tetapi tidak mendapatkan<br />
judicium sebelum persyaratan tersbut dipenuhi dan<br />
tetap mendapat hukuman sesuai peraturan yang<br />
berlaku.<br />
vi. Apabila dalam 1 (satu) bulan sesudah ujian lisan syarat<br />
tersebut belum terpenuhi judicium akan dilakukan pada<br />
judicium berikutnya<br />
2) Ujian ini dilaksanakan pada minggu ke-3 bulan ke-5 setiap<br />
semester.<br />
3) Materi ujian adalah:<br />
i. Semester I: Ujian fisiologi, buku acuan : Williams<br />
Obstetrics, bab 1-17<br />
ii. Semester II: Ujian Patologi I, buku acuan : Williams<br />
Obstetrics, bab 18-35<br />
iii. Semester III, Ujian Patologi II, buku acuan : Williams<br />
Obstetrics, bab 36-59<br />
iv. Semester IV, Ujian Ginekologi, buku acuan : Novak’s<br />
gynecology, Speroff, Te Linde dan Ostegard<br />
v. Semester V, Ujian Obginsos
202<br />
Metoda ujian semester adalah:<br />
Semester Jenis Ujian Penelitian<br />
I FISIOLOGI MCQ, OSAT &<br />
Essay<br />
II PATOLOGI I MCQ & OSAT Judul PIT<br />
III PATOLOGI II MCQ & OSAT Judul Tesis<br />
IV GINEKOLOGI MCQ & OSAT Sari Pustaka<br />
V OBGINSOS MCQ, OSAT &<br />
Essay<br />
Sidang UP<br />
VI CALASKA MCQ & OSAT<br />
VII<br />
ASisten<br />
KepalA (Chief<br />
Resident)<br />
MCQ & OSAT<br />
VIII Ujian Akhir<br />
Program<br />
MCQ & TULIS<br />
Sidang Tesis<br />
Ujian Nasional<br />
MCQ & OSAT<br />
Ket : OSAT : Objective Structured Assessment of Technical skills<br />
Tabel 1. Metode Ujian dan Tingkatan Penelitian PPDS-1 OBGIN FK Unpad<br />
Keterangan :<br />
1) Semester I dan V : ujian essay, OSAT dan MCQ (tabel 1.)<br />
Setelah ujian essay, OSAT dan MCQ dilakukan ujian lisan 1<br />
minggu kemudian, mengenai pertanyaan pada ujian essay<br />
Peserta ujian berhak mendapat salinan/kopi ujian tertulisnya<br />
1 hari setelah ujian tertulis dan berhak mendapat bimbingan<br />
dari dosen wali/pembimbing.<br />
Khusus untuk peserta PPDS-1 pada semester 1 berlaku<br />
mekanisme sebagai berikut (Gambar1) : Setelah memenuhi<br />
persyaratan untuk ujian Fisiologi Peserta PPDS mengikuti<br />
ujian MCQ dan Tulis sesuai ketentuan berlaku dan bila pada<br />
hasilnya dinyatakan tidak lulus maka peserta bersangkutan<br />
berhak mengikuti Ujian Ulangan 1 di bulan ke-6 semester<br />
pertama tersebut.
2<strong>03</strong><br />
Dan bila hasilnya dinyatakan tidak lulus maka pada peserta<br />
tersebut akan dikembalikan pada TKP-PPDS-1 sesuai<br />
dengan ketentuan yang berlaku, dan dinyatakan tidak<br />
mampu mengikuti proses pendidikan dan dihentikan<br />
pendidikannya.<br />
Gambar 1. Alur Ujian Semester 1 PPDS-1 OBGIN<br />
UNPAD<br />
2) Semester II, III, IV dan VII (Aska). Ujian MCQ dan OSAT<br />
a. Angka kelulusan adalah gabungan dari ujian<br />
penerapan Modul, Ujian semesteran dan nilai harian<br />
dari morning report, presentasi kasus dan ujian<br />
keterampilan.<br />
b. Nilai ujian semester diberi bobot 70%, ujian<br />
pelaksanaan modul yang dilaksanakan di stase diberi<br />
bobot 15% dan angka presentasi kasus, morning
204<br />
report serta keterampilan diberi bobot 15%. Nilai<br />
kelulusan adalah 70.<br />
c. Kriteria ketidak kelulusan pada ujian OSAT adalah bila<br />
tidak lulus pada lebih dari 2 station dan tidak digabung<br />
dengan angka lainnya.<br />
d. Apabila tidak dapat mencapai angka kelulusan,<br />
peserta PPDS I diberikan kesempatan ujian ulangan I<br />
pada minggu ke-3 bulan ke-6 setiap semester dengan<br />
kriteria kelulusan yang sama. Diharapkan peserta<br />
PPDS I tersebut mendapat bimbingan dari konsulen<br />
Pembimbing/ Wali.<br />
e. Apabila tidak lulus pada ujian ulangan I, peserta PPDS<br />
I dinyatakan degradasi (turun ke semester<br />
dibawahnya) beserta kewajiban sesuai dengan<br />
semester yang diikutinya (pembekalan modul dan<br />
supervisi) dengan bimbingan intensif dari konsulen<br />
Pembimbing/ Wali dan diberikan surat peringatan<br />
keras.<br />
f. Apabila ternyata gagal pada ujian ulangan ke-1 pada<br />
semester yang diikutinya dalam proses degradasi<br />
(kecuali semester 7) maka peserta PPDS-I tersebut<br />
dinyatakan tidak mampu mengikuti proses pendidikan<br />
dan dihentikan pendidikannya. (Gambar 2.)<br />
b. Ujian Calaska (Gambar 3.)<br />
a. Syarat: Telah lulus ujian Obstetri dan Ginekologi<br />
Sosial, telah dinyatakan lulus dari stase divisi, serta<br />
telah melaksanakan sidang Usulan Penelitian.<br />
b. Waktu Ujian Calaska dilaksanakan 4 kali dalam 1<br />
tahun yakni pada bulan Januari, Mei dan Juli dan<br />
September<br />
c. Metodanya adalah OSAT pada 8 station (2 kasus<br />
dalam Bahasa Inggris) yang pengujinya ditentukan<br />
berdasarkan keputusan tim KPS.<br />
d. Soal ujian ditentukan oleh tim penguji.<br />
e. Kandidat yang tidak lulus diberikan kesempatan untuk<br />
ujian ulangan 1 bulan kemudian.<br />
f. Apabila kandidat tidak lulus lagi maka diberi<br />
kesempatan untuk mengikuti ujian calaska pada<br />
jadwal berikutnya dan dinyatakan dihentikan<br />
pendidikannya bila waktu semesternya telah melebihi<br />
12 semester
Gambar 2. Alur Ujian Semester II, III, IV, dan V PPDS-1 OBGIN UNPAD<br />
205
206<br />
Gambar 3. Alur Ujian Semester Calon Asisten Kepala (Calaska) PPDS-1<br />
OBGIN UNPAD<br />
c. Ujian tesis.<br />
a. Panitia ujian Tesis dibentuk oleh Kepala Departemen, terdiri<br />
dari panitia ujian akhir.<br />
1. Ketua dan Sekretaris ujian Tesis diambil dari Panitia<br />
ujian akhir.<br />
2. Ujian tesis dihadiri oleh Tim pembimbing tesis yang<br />
bersangkutan.<br />
b. Panitia ujian Tesis, bertugas untuk menguji Tesis.<br />
c. Berkas Tesis diterimakan untuk ditelaah, 3 minggu sebelum<br />
ujian Tesis dilaksanakan. Selama 1 minggu masing-masing<br />
anggota panitia menelaah, selanjutnya mengajukan daftar
207<br />
masalah/pertanyaan secara tertulis kepada sekretaris panitia<br />
yang akan menjadualkan ujian 1 minggu sesudah terkumpulnya<br />
daftar masalah/ pertanyaan.<br />
d. Ujian dihadapi peserta dengan perincian berikut :<br />
a. Penyajian lisan selama 20 menit.<br />
b. Rangkaian pertanyaan dan pengajuan permasalahan<br />
dipimpin ketua panitia yang akan memilihnya dari<br />
daftar.<br />
c. Tanggapan dan jawaban atas<br />
permasalahan/pertanyaan.<br />
d. Rangkuman akhir oleh peserta, sebagai kesimpulan<br />
atas semua permasalahan/ pertanyaan yang<br />
diajukan (10 menit)<br />
e. Rapat panitia ujian untuk menentukan nilai.<br />
e. Keputusan panitia dari rapat tertutup butir d 5) menyimpulkan<br />
hasil akhir :<br />
a. A : lulus tanpa perbaikan, nilai rata-rata 3,200 -<br />
4,000.<br />
b. B : lulus dengan perbaikan ringan, nilai rata 2,720 -<br />
3,199 waktu perbaikan paling lama 2 minggu.<br />
c. C : lulus dengan perbaikan berat, nilai rata-rata<br />
2,000 - 2,719, waktu perbaikan paling lama 4<br />
minggu.<br />
f. Tesis yang telah diujikan kemudian diperbaiki sesuai dengan<br />
masukan dari penguji dan disarikan. Naskah tesis yang telah<br />
diperbaiki dan ditandatangani pembimbing kemudian diserahkan ke<br />
KPS 4 minggu setelah ujian Tesis dilaksanakan, naskah sa untuk<br />
ditandatangani dan untuk persyaratan ujian akhir. Tesis yang telah<br />
disarikan dan dibuat dalam format journal kemudian diserahkan<br />
kepada Tim editor Departemen Obstetri dan Ginekologi Universitas<br />
Padjadjaran untuk dikoreksi dan dimuat dalam Majalah Ilmiah<br />
Nasional yang terakreditasi atau MOGI. Tanda terima artikel<br />
tersebut menjadi persyaratan Ujian Nasional.<br />
d. Ujian Akhir<br />
a. Syarat : Telah menjalani masa 1 tahun sebagai Asisten Kepala<br />
(CR)<br />
Setelah satu bulan lulus ujian tesis dan<br />
menyerahkan perbaikannya yang telah<br />
ditandatangani Pembimbing.<br />
b. Ujian Akhir dilaksanakan 4 kali dalam setahun yakni pada bulan<br />
Januari, Mei, Juli dan September.<br />
c. Metoda Ujian terdiri dari ujian tertulis, ujian pasien, ujian lisan.
208<br />
d. Penentuan soal dilakukan oleh tim penguji yan ditugaskan<br />
dengan surat keputusan Kepala Departemen Obstetri dan<br />
Ginekologi FK Unpad.<br />
e. Tata cara ujian akhir program :<br />
1) Ujian Tulis dan Ujian Lisan :<br />
i. Bahan ujian tulis meliputi semua isi pendidikan<br />
sesuai dengan katalog Program Studi Obstetri<br />
Ginekologi.<br />
ii. Soal ujian tulis dikumpulkan dari para anggota<br />
panitia ujian akhir.<br />
iii. Soal ujian tulis terdiri atas 10 soal essay.<br />
iv. Ujian berlangsung dari jam 08.00 - 13.00.<br />
v. Ujian lisan dilakukan 1 minggu setelah ujian tulis.<br />
vi. Nilai ujian tulis dan lisan menjadi satu dengan<br />
angka kelulusan 70.<br />
2) Ujian pasien :<br />
i. Penguji mendapatkan presentasi singkat dan<br />
memeriksa pasien yang diujikan.<br />
ii. Peserta didik membuat status lengkap dan resume<br />
dari pasien yang diujikan.<br />
iii. Penguji mengajukan pertanyaan tentang kasus<br />
yang diperiksa dan pertanyaan lain tentang halhal<br />
obstetri ginekologi lainnya yang berhubungan<br />
dengan kasus yang diujikan.<br />
iv. Ketua penguji memimpin ujian dan waktu ujian<br />
adalah 2 jam.<br />
v. Penilaian :<br />
Tiap penguji memberi penilaian pada lembar<br />
penilaian yang disediakan.<br />
Penilaian meliputi penyusunan status, diskusi,<br />
presentasi dan jawaban-jawaban yang<br />
diberikan.<br />
<br />
<br />
Kedua komponen ini sama nilainya.<br />
Nilai jawaban adalah nilai rata-rata dari<br />
semua jawaban, baik dari jawaban<br />
pertanyaan penguji sendiri, maupun penguji<br />
lainnya.<br />
Nilai ujian pasien ialah angka rata-rata<br />
penguji.<br />
Nilai batas kelulusan adalah 70<br />
e. Ujian Kolegium<br />
Ujian Nasional adalah ujian yang dilakukan oleh Kolegium<br />
Obstetri dan Ginekologi Indonesia secara serentak dengan waktu<br />
pelaksanaan dan materi ujian sama untuk semua senter
209<br />
pendidikan Obstetri dan Ginekologi di Indonesia . Ujian Nasional<br />
terdiri atas ujian tulis nasional dan ujian lisan nasional.<br />
a. Syarat:<br />
a. Telah lulus ujian akhir 1 bulan sebelumnya<br />
b. Telah menyerahkan naskah artikel Tesis untuk majalah<br />
Obstetri dan Ginekologi Indonesia (MOGI) atau majalah<br />
yang terakreditasi.<br />
c. Telah menyerahkan Log book yang telah terisi lengkap.<br />
d. Kandidat harus membayar biaya ujian yang ditentukan<br />
oleh kolegium<br />
Soal ujian tulis dan lisan dibuat oleh kolegium<br />
Kandidat yang tidak lulus ujian tulis mendapat ujian<br />
ulangan pada ujian kolegium berikutnya.<br />
b. Tatalaksana<br />
1) Tata Tertib<br />
Pakaian:<br />
i. Peserta Ujian (Pria) : Kemeja Berdasi<br />
ii. Peserta Ujian (Wanita) : Bebas<br />
Rapih<br />
iii. Penguji : Jas<br />
Putih Berdasi<br />
Hadir tepat waktu<br />
Mengisi registrasi dengan menunjukkan identitas<br />
2) Ujian dilaksanakan pada bulan Maret di Jakarta, Juli di<br />
tempat PIT/KOGI dan November di Surabaya.<br />
a) Ujian Tulis<br />
i. Soal-soal ujian dikumpulkan dari seluruh senter<br />
pendidikan dan bank soal .<br />
ii. Pemilihan soal yang akan dikeluarkan di dalam<br />
satu periode ujian dilakukan oleh Kepala Komisi<br />
Ujian Nasional .<br />
iii. Ujian berupa pilihan berganda dalam bahasa<br />
Inggris.<br />
iv. Nilai batas kelulusan adalah 70.<br />
b) Ujian Lisan.<br />
i. Dilakukan dengan OSAT pada hari yang sama.<br />
ii. Soal OSAT diberikan setelah dibahas pada<br />
workshop di pagi harinya.<br />
iii. OSAT terdiri dari 8 station dengan 2 station<br />
berbahasa Inggris.<br />
iv. Batas ketidaklulusan adalah gagal di lebih dari dua<br />
station.
210<br />
c) Judicium<br />
i. Dilakukan pada sore harinya pada sidang yang<br />
dihadiri oleh Pimpinan Kolegium dan para Penguji.<br />
ii. Peserta yang dinyatakan lulus, diberi surat<br />
kelulusan oleh Kolegium Obstetri dan Ginekologi<br />
Indonesia.<br />
iii. Peserta yang dinyatakan gagal, harus menguanja,<br />
lisan saja atau kedua-duanya tergantung dari hasil<br />
judicium.<br />
f. Penilaian dan Ujian Keterampilan Klinis<br />
Seorang lulusan PPDS-1 Obstetri dan Ginekologi FK Unpad/RSHS<br />
dikatakan kompeten setelah melakukan penilaian keterampilan klinis<br />
mandiri atas hal tersebut di bawah sejumlah 6 (enam) kali oleh<br />
Konsulen (termasuk ujian) dan dinyatakan lulus kompetensi dan<br />
diberikan sertifikat kompetensi :<br />
Semester<br />
I<br />
II<br />
III<br />
IV<br />
V<br />
Jenis<br />
Tindakan/Keterampilan<br />
Klinis Mandiri (Tingkat<br />
4A)<br />
1. Pertolongan<br />
persalinan fisiologis<br />
2. Kuretase<br />
3. Kuretase vakum<br />
1. Ekstraksi forceps<br />
2. Ekstraksi vakum<br />
3. Sterilisasi wanita<br />
1. Pertolongan<br />
persalinan sungsang<br />
1. Salpingo-ovarektomi<br />
1. Histerektomi<br />
2. Seksio Sesarea<br />
Jenis<br />
Tindakan/Keterampilan<br />
Klinis Supervisi<br />
(Tingkat 3)<br />
1. Embriotomi<br />
VI 1. Kehamilan ektopik 1. Laparoskopi<br />
(Tubektomi/Kehamila<br />
n Ektopik/Kistektomi)<br />
VII<br />
1. Histerektomi vaginal<br />
2. Kehamilan ektopik<br />
lanjut<br />
3. Uterus ruptur
211<br />
F. TATA TERTIB<br />
1. Hak Peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu Obstetri<br />
dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran<br />
1. Mendapatkan kesempatan yang sama selama proses<br />
pendidikan.<br />
2. Mengetahui kompetensi yang akan diperoleh selama<br />
proses pendidikan.<br />
3. Mendapatkan bimbingan dari pendidik klinik selama<br />
menjalankan pembelajaran klinik.<br />
4. Mendapatkan semua kompetensi klinik sesuai<br />
dengan program pendidikan dokter spesialis obstetri<br />
dan ginekologi<br />
5. Mendapatkan dosen pembimbing klinik.<br />
6. Mengetahui aspek-aspek yang akan dinilai.<br />
7. Mengikuti ujian setelah memenuhi segala<br />
persyaratan.<br />
8. Mendapatkan penilaian yang adil dan obyektif sesuai<br />
dengan ketentuan yang berlaku.<br />
9. Mengetahui hasil penilaian.<br />
10. Menyelesaikan program pendidikan sesuai dengan peraturan<br />
akademik<br />
yang berlaku dan tidak menyimpang dari ketentuan batas<br />
waktu yang ditetapkan<br />
11. Mendapat cuti akademis sesuai dengan peraturan Universitas<br />
Padjadjaran<br />
a. Peraturan Cuti<br />
Selama pendidikan, peserta PPDSI dapat menjalani cuti tahunan,<br />
cuti sakit, cuti hamil maupun cuti atas alasan mendesak.<br />
b. Cuti tahunan.<br />
1. Hak cuti diberikan setelah menyelesaikan 2 semester<br />
pertama.<br />
2. Peserta PPDS-I dapat mendapatkan cuti tahunan selama 12<br />
hari kerja dengan maksimum hari cuti yang diambil sejumlah<br />
6 (enam) hari dalam setiap paket cutinya setiap semester.<br />
3. Surat permohonan cuti diajukan 1 bulan sebelumnya pada<br />
tanggal 1.<br />
4. Yang bersangkutan diwajibkan mencarikan pengganti selama<br />
menjalani cuti.<br />
5. Cuti yang bersangkutan dapat ditolak oleh Ketua Program<br />
Studi sebagai hak prerogratif Ketua Program Studi<br />
c. Cuti sakit.
212<br />
1. Apabila peserta PPDSI sakit, maka yang bersangkutan harus<br />
menyerahkan surat sakit dari dokter spesialis terkait kepada<br />
Kepala Program Studi dan apabila cuti sakit lebih dari 3 hari<br />
akan diperhitungkan dengan jatah cuti tahunan<br />
2. Sakit lebih dari 2 minggu akan diperpanjang masa<br />
pendidikannya selama 1-2 bulan dan bila sakit lebih 2 bulan,<br />
yang bersangkutan perlu mengambil cuti akademik selama 6<br />
bulan.<br />
3. Bila peserta PPDS sakit lebih dari tiga (3) bulan maka akan<br />
dimintakan pertimbangan medis untuk menentukan yang<br />
bersangkutan dapat melanjutkan pendidikan.<br />
4. Bila peserta PPDS sakit (tidak masuk) lebih dari tiga (3) bulan<br />
maka akan mengikuti prosedur berikut ini : (Lihat bagan 8.<br />
Panduan tidak mengikuti pendidikan lebih dari tiga (3) bulan) :<br />
Pendidikan akan dikembalikan ke semester<br />
pertama, setiap semester / tahapan pendidikan<br />
yang telah dilalui selama satu (1) bulan /<br />
tahapan.<br />
Setiap akhir tahapan harus melalui uji<br />
kompetensi.<br />
Selama proses dalam kedua point diatas maka<br />
tidak mengurangi masa studi, kecuali bila peserta<br />
PPDS dinyatakan tidak lulus uji kompetensi atau<br />
dinyatakan mengulang sirkulasi pada tahap yang<br />
sama.<br />
<br />
Bila peserta PPDS dinyatakan tidak kompeten<br />
dan telah mengikuti dua (2) kali bimbingan<br />
khusus maka akan diajukan dan diputuskan<br />
dalam rapat pendidikan.<br />
5. Ijin yang dimintakan residen akan mengurangi masa cuti<br />
residen yang bersangkutan.<br />
d. Cuti Hamil<br />
1. Masa cuti hamil 3 bulan, dimulai pada 34 minggu kehamilan<br />
dan yang bersangkutan mengambil cuti akademik 3 bulan.<br />
2. Bila sejak awal kehamilan terdapat komplikasi maka dapat<br />
mengajukan cuti hamil selama 1 tahun. 6 bulan masa cuti<br />
dimasukkan ke dalam cuti akademik sedangkan 6 bulan<br />
berikutnya tidak memperpanjang masa akhir pendidikan.<br />
3. Untuk cuti hamil selanjutnya, peserta PPDSI diberikan cuti<br />
yang sama, tetapi memperpanjang masa akhir pendidikan.<br />
e. Cuti karena alasan mendesak<br />
1. Meninggalkan tempat tugas sesaat
213<br />
a. Apabila peserta terpaksa harus meninggalkan tempat<br />
tugas sesaat pada jam kerja untuk keperluan pribadi,<br />
peserta tersebut diwajibkan untuk meminta izin terlebih<br />
dahulu kepada atasan langsung (bila sedang bertugas di<br />
Ruangan, IGD, Poliklinik, Bedah Sentral, Divisi dan RS<br />
Satelit).<br />
b. Apabila peserta meninggalkan tugas karena harus<br />
menghadiri kegiatan ilmiah di Bagian, sebelumnya<br />
peserta tersebut harus memberitahukan kepada<br />
Penyelia/staf/Kepala Perawatan.<br />
c. Apabila peserta tidak dapat menghadiri kegiatan<br />
ilmiah/konferensi di Departemen oleh karena masih ada<br />
pekerjaan di tempat tugas yang tidak dapat ditinggalkan<br />
atau karena ada keperluan pribadi yang mendesak<br />
sekali, maka peserta diwajibkan memberitahukan/minta<br />
izin kepada moderator kegiatan ilmiah tersebut atau<br />
Pimpinan konferensi.<br />
2. Meninggalkan tempat tugas selama satu hari<br />
a. Apabila peserta tidak dapat hadir selama satu hari<br />
penuh karena keperluan pribadi, maka peserta tersebut<br />
harus meminta izin kepada atasan langsung<br />
ditempatnya bertugas.<br />
b. Apabila peserta tidak dapat hadir selama satu hari<br />
penuh karena mendapat tugas, peserta tersebut tetap<br />
diwajibkan memberitahukan kepada atasan langsung.<br />
c. Apabila tidak dapat hadir selama satu hari penuh karena<br />
sakit harus segera memberitahukan atasan langsung<br />
secara tertulis atau melalui telepon.<br />
3. Meninggalkan tempat tugas lebih dari satu hari<br />
Apabila peserta PPDS akan meninggalkan tempat tugas lebih<br />
dari satu hari untuk keperluan pribadi, maka peserta tersebut<br />
diwajibkan mengajukan permohonan tertulis yang ditujukan<br />
kepada Koordinator Pendidikan PPDS/Kepala Program Studi,<br />
setelah terlebih dahulu meminta izin dan mendapat<br />
persetujuan tertulis dari atasan langsung ditempatnya<br />
bertugas.
214<br />
2. Kewajiban Peserta Didik<br />
1. Menaati peraturan dan menjalankan seluruh kegiatan<br />
pembelajaran klinik yang ditetapkan oleh pengelola<br />
Program Studi.<br />
2. Mematuhi tata tertib dan peraturan yang ditetapkan oleh<br />
Program Studi dan Fakultas Kedokteran Universitas<br />
Padjadjaran<br />
3. Mengetahui jenis-jenis kewenangan yang boleh<br />
didelegasikan oleh pendidik klinik<br />
4. Melaksanakan tugas klinik yang didelegasikan oleh<br />
pendidik klinik dan pembimbing klinik sesuai dengan<br />
kewenangannya.<br />
5. Terhadap pasien berlaku sopan, ramah dan melakukan tugas<br />
dengan sepenuh hati, tegas dan sesuai dengan kewenangan; tidak<br />
diperkenankan mempermainkan pasien; dan memberikan<br />
pelayanan terbaik sebagai ibadah tanpa mengharapkan timbal<br />
balik sesuatu apapun dari pasien, serta memperhatikan dan<br />
melaksanakan prinsip-prinsip patient safety dalam memperlakukan<br />
pasien dan norma etika yang berlaku di masyarakat<br />
6. Menjaga norma-norma pendidikan untuk menjamin<br />
keberlangsungan proses dan keberhasilan pendidikan;<br />
7. Ikut menanggung biaya penyelenggaraan pendidikan, kecuali bagi<br />
peserta didik yang dibebaskan dari kewajiban tersebut sesuai<br />
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.<br />
8. Hubungan dengan paramedik : Peserta harus membina hubungan<br />
kerja yang baik dengan paramedik sebagai mitra kerja sesuai<br />
dengan etik kedokteran.<br />
3. Sanksi Akademik<br />
Sanksi akademik dapat berupa peringatan akademik dan/atau<br />
pemutusan studi. Sanksi pemutusan studi diusulkan/diajukan oleh<br />
program studi/fakultas dan diputuskan oleh Rektor. Selama masa<br />
pendidikan peserta didik PDS I dapat dijatuhi sanksi apabila<br />
memperlihatkan sikap dan kemampuan kerja yang tidak profesional<br />
ataupun kesalahan lain, sanksi dapat berupa :<br />
1. Peringatan Akademik Lisan<br />
2. Peringatan Akademik Keras hingga perpanjangan masa pendidikan<br />
Sanksi dijatuhkan atas dasar pengamatan para konsulen dengan bukti yang<br />
diakui dan ditanda tangani oleh peserta didik yang bersangkutan.<br />
Peringatan akademik berbentuk surat dari Wakil Dekan I yang ditujukan<br />
kepada orang-tua/wali dan lembaga pengirim/penanggung atau peserta<br />
didik untuk memberitahukan adanya kekurangan prestasi akademik<br />
peserta didik atau pelanggaran ketentuan lainnya. Hal ini dilakukan
215<br />
untuk memperingatkan peserta didik agar tidak mengalami pemutusan<br />
studi.<br />
Masa perpanjangan pendidikan akan diperhitungkan setelah ujian calaska<br />
sebelum bertugas menjadi CR. Masa perpanjangan pendidikan yang<br />
diberikan pada waktu CR, akan diperhitungkan pada saat setelah ujian<br />
tesis.<br />
4. Penghentian pendidikan<br />
Dengan ditetapkannya Pemutusan Studi berarti peserta didik dihentikan<br />
pendidikannya dari Univesitas Padjadjaran karena prestasinya tidak<br />
sesuai peraturan yang berlaku, kelalaian administratif, dan/atau<br />
kelalaian mengikuti kegiatan pembelajaran.<br />
Tujuan pemutusan studi ialah :<br />
a. Mempertahankan mutu hasil pendidikan.<br />
b. Mempertahankan tanggung jawab profesional.<br />
c. Mempertahankan pendayagunaan sumber pendidikan.<br />
Sanksi dijatuhkan hanya oleh KPS atau oleh Rektor atas usulan KPS<br />
yang disetujui oleh Pimpinan Fakultas. Laporan kondisi peserta didik<br />
yang harus diberikan peringatan akademik sebagai akibat melakukan<br />
kelalaian, dilampiri bukti prestasi akademik dan/atau bukti kelalaian :<br />
1) Surat peringatan kepada peserta didik yang bersangkutan dari<br />
Pimpinan Fakultas (Dekan/WD I)<br />
2) Surat Permohonan Pertimbangan atas peserta didik yang<br />
melakukan pelanggaran hukum dari Pimpinan Fakultas<br />
(Dekan/WD I) kepada Senat Fakultas<br />
3) Surat Keputusan melanggar/tidak melanggar Hukum atas<br />
nama peserta didik yang bersangkutan dari Senat Fakultas<br />
4) Surat permohonan Pemutusan Studi atas nama peserta didik<br />
yang bersangkutan dari Pimpinan Fakultas (Dekan/WD I)<br />
kepada Pimpinan Universitas (Rektor/Warek I)<br />
5) Surat Persetujuan/Penolakan Pemutusan Studi peserta didik<br />
yang bersangkutan dari Pimpinan Universitas (Rektor/Warek I)<br />
6) Transkrip Akademik yang telah ditempuh oleh peserta didik<br />
yang bersangkutan selama di Universitas Padjadjaran,<br />
ditandatangani oleh Pimpinan Fakultas (Dekan/WD I).<br />
Penghentian pendidikan merupakan hasil rangkaian penilaian kemajuan<br />
pendidikan peserta, yang mengungkapkan kekurangan-kekurangan<br />
yang terlalu jauh dari pencapaian yang ditetapkan dalam kurikulum yang<br />
harus diselesaikan.<br />
Pemutusan studi dikenakan kepada peserta didik yang mengalami<br />
kondisi di bawah ini:<br />
1. Semester I, jika peserta gagal dalam mengikuti ujian ulangan<br />
Fisiologi (semester I)<br />
2. Akhir semester I tidak mencapai Indeks Prestasi (IP) 2,75;
216<br />
3. Gagal pada ujian semester selama 2 (dua) semester berturutturut<br />
untuk semester 2-5,<br />
4. Akhir semester II tidak mencapai Indeks Prestasi Kumulatif<br />
(IPK) 2,75;<br />
5. Ketidak mampuan belajar dan/atau peningkatan kemampuan<br />
diri dalam pembinaan/bimbingan khusus.<br />
6. Waktu pendidikannya melebihi 1½ x lama pendidikan Prodi<br />
(12 semester dari rencana pendidikan 8 semester)<br />
7. Kurangnya rasa tanggung jawab profesional yang<br />
membahayakan pasien ataupun lembaga pendidikan, kondisi<br />
ini diputuskan oleh Rapat Staf Departemen Obstetri dan<br />
Ginekologi<br />
8. Tidak melakukan registrasi berturut-turut tanpa ijin Rektor;<br />
9. Telah melakukan pendaftaran atau pendaftaran kembali<br />
secara administratif, tetapi tidak mengikuti kegiatan belajarmengajar<br />
pada semester bersangkutan tanpa alasan yang<br />
dapat dibenarkan,<br />
10. Menghentikan studi dua semester berturut-turut atau dalam<br />
waktu berlainan tanpa ijin Rektor;<br />
11. Perilaku yang melanggar hukum dan / atau memperlihatkan<br />
sikap tidak terpuji, berupa tindak pidana maupun terlibat<br />
dalam pemakaian atau pengedaran obat terlarang dan<br />
sejenisnya, maka ditetapkan bersalah secara hukum oleh<br />
pengadilan, akan dikenakan sanksi berupa skorsing sampai<br />
dengan pemutusan studi oleh Rektor sesuai dengan<br />
peraturan yang berlaku;<br />
12. Pelanggaran etika moral dan etika profesi, seperti<br />
perselingkuhan dan pelecehan seksual, perkelahian sesama<br />
peserta PPDS I atau penyelenggara pelayanan di Rumah<br />
Sakit baik di dalam maupun diluar lahan pendidikan,<br />
memeriksa pasien/klien tanpa supervisi, membuat resep,<br />
melakukan konsultasi tanpa supervisi, membocorkan rahasia<br />
jabatan, dan sebagainya, memalsukan tanda tangan dan<br />
sejenisnya, akan dikenakan sanksi berupa skorsing oleh<br />
Dekan sampai dengan pemutusan studi oleh Rektor.<br />
Ketentuan dalam Pasal 406 dan Pasal 351 KUHP juga dapat<br />
dikenakan terhadap aktivitas demo yang tidak tertib dan<br />
menimbulkan kerusuhan sehingga mengakibatkan terjadinya<br />
kerusakan barang milik orang lain dan atau korban luka-luka.<br />
13. Pelanggaran etika akademik seperti menyontek, menjiplak<br />
(makalah, laporan, tugas akhir, skripsi, tesis, disertasi, dan<br />
sebagainya), membocorkan soal atau sejenisnya akan<br />
dikenai sanksi berupa skorsing sampai dengan pemutusan<br />
studi. Pada hal-hal tertentu, fakultas dapat mengeluarkan
217<br />
keputusan tersendiri asal tidak bertentangan dengan<br />
ketentuan hukum atau peraturan di atasnya.<br />
14. Hal-hal lainnya ditentukan oleh peraturan program studi.<br />
Pelaksanaan penghentian pendidikan mengenal beberapa tahap :<br />
Tahap diagnostik :<br />
a. Penilaian umum dan khusus peserta.<br />
b. Kajian akhir tahap pendidikan.<br />
c. Penetapan unsur pemberat kemajuan pendidikan.<br />
d. Pengenalan unsur penyebab keadaan.<br />
Tahap pembinaan/bimbingan khusus :<br />
a. Dilakukan untuk unsur pemberat yang dikenali.<br />
b. Diperlukan sebagai kegagalan pendidikan pada tahap tersebut.<br />
c. Dinilai untuk masa yang ditetapkan, dan menurut ketentuan<br />
butir-butir di atas.<br />
d. Tidak mengenal perpanjangan/pengulangan.<br />
Tahap penghentian :<br />
1. Diputuskan atas dasar hasil penilaian setelah pembahasan<br />
tuntas dalam rapat staf pengajar.<br />
2. Diberitahukan kepada peserta : Kekurangan-kekurangan<br />
ataupun hasil penilaian terakhir serta alasannya.<br />
3. Pemberitahuan kepada lembaga pengirimnya.<br />
4. Penerbitan surat penghentian pendidikan sekaligus dengan<br />
pengembalian peserta ke lembaga pengirimnya.<br />
5. Penghargaan dan remisi<br />
1. 1 (satu) semester tidak pernah sakit akan mendapat<br />
pengurangan 1 (satu) peringatan keras.<br />
2. 2 (dua) semester tidak pernah sakit akan mendapatkan<br />
pengurangan 1 (satu) bulan hukuman.<br />
3. 5 (lima) kali memberikan supervisi akan mengurangi satu<br />
peringatan keras<br />
4. 10 (sepuluh) kali memberikan supervisi akan mengurangi satu<br />
bulan perpanjangan pendidikan.<br />
5. Berperan aktif dalam kegiatan mengharumkan nama Departemen<br />
akan mengurangi satu bulan perpanjangan pendidikan.<br />
6. Membuat publikasi ilmiah di tingkat internasional akan<br />
mengurangi dua bulan perpanjangan pendidikan.<br />
7. Peserta PPDS I yang berprestasi akan diusulkan untuk<br />
mendapatkan Tadjuludin Award dari POGI.
218<br />
8. Setiap semester Peserta PPDS 1 diberikan rekapitulasi hukuman<br />
yang diterima dalam semester tersebut<br />
G. Panduan Adaptasi Dokter Spesialis Lulusan Luar Negeri<br />
1. Tujuan<br />
Tujuan penyelenggaraan adaptasi dokter spesialis lulusan luar negeri ialah<br />
untuk memberi kesempatan penyesuaian bagi mereka yang sah ijasahnya,<br />
serta dinilai layak untuk memperoleh kesempatan adaptasi; sehingga pada<br />
akhir program adaptasinya akan:<br />
1. Dapat menerapkan kemampuan bidang obstetri dan ginekologi<br />
yang sudah dipelajarinya, menurut kaidah yang lazim dianut dokter<br />
spesialis obstetri dan ginekologi di Indonesia.<br />
2. Menguasai pola morbiditas serta pola kerja dalam pelayanan<br />
kesehatan masyarakat, sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang<br />
berlaku di sini.<br />
3. Memahami dan menghayati tata-nilai serta etik profesi obstetri dan<br />
ginekologi, sehingga dapat diterima dikalangan profesi tersebut.<br />
2. Syarat<br />
Calon adaptasi harus memenuhi persyaratan administratif:<br />
1. Ijasahnya dinilai sah oleh Panitia Penilai Ijasah Sarjana Lulusan<br />
Luar Negeri (PPISLLN, Depdiknas).<br />
2. Kurikulum pendidikannya telah dikaji oleh Board of Obstetrics and<br />
Gynecology dari Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia<br />
dan disimpulkan layak untuk diberi kesempatan adaptasi.<br />
3. Surat permintaan dari konsorsium Ilmu Kesehatan Depdiknas untuk<br />
kesempatan adaptasi di FK UNPAD.<br />
4. Surat persetujuan Kepala Kolegium Obstetri dan Ginekologi<br />
Indonesia.
219<br />
3. Jalur Penerimaan<br />
1. Berkas permintaan pada butir II di atas akan dipelajari oleh staf<br />
pengajar Program Studi Obstetri dan Ginekologi PPDS di FK<br />
UNPAD. Jika nilai tidak sesuai dengan tersedianya kesempatan<br />
adaptasi maka berkasnya dikembalikan ke Konsorsium Ilmu<br />
Kesehatan.<br />
Mereka yang dinilai sesuai dengan kesempatan adaptasi, akan dipanggil<br />
untuk wawancara dengan staf pengajar minimal 7 hari sebelum jadual.<br />
2. Wawancara dilakukan oleh 3 atau 4 staf pengajar untuk dinilai;<br />
1. Kejelasan keterangan tertulis yang ada<br />
2. Latar belakang pendidikan.<br />
3. Tata nilai : profesional, tanggung jawab, sikap pribadi.<br />
4. Penilaian diri terhadap program adaptasi.<br />
3. Kesimpulan wawancara terdiri atas kemungkinan sebagai berikut :<br />
a. Tidak tepat untuk program adaptasi di UNPAD, berkas<br />
dikembalikan ke Konsorsium Ilmu Kesehatan dengan saran<br />
untuk dikirim ke lembaga pendidikan lainnya.<br />
b. Dapat diberi kesempatan adaptasi di UNPAD dan ditetapkan<br />
jadual penyelenggaraan penilaian awal.<br />
4. Penilaian Awal<br />
Bagi mereka yang diberi kesempatan adaptasi di UNPAD, diatur kegiatan<br />
sebagai berikut :<br />
a. Orientasi kegiatan program studi selama 14 hari.<br />
b. Penilaian kemampuan awal selama 30 hari :<br />
a. Dinas Poliklinik 1 minggu<br />
b. Ujian teori patologi (uji tulis)<br />
c. Dinas di unit tindakan 1 minggu<br />
d. Ujian kasus medikal (uji lisan)<br />
e. Dinas di unit rawatan 1 minggu<br />
f. Ujian kasus bedah (ujian operasi)<br />
g. Penilaian kemampuan pembedahan 1 minggu<br />
c. Kesimpulan kemampuan awal sesudah minggu terakhir :<br />
1. Kemampuan calon terlalu rendah untuk adaptasi dan<br />
memerlukan suatu program pendidikan yang lebih dari satu<br />
tahun (2 semester) berkas di kembalikan ke konsorsium Ilmu<br />
Kesehatan Depdiknas dengan tembusan kepada Board of<br />
Obstetrics and Gynecology Perkumpulan Obstetri dan<br />
Ginekologi Indonesia (POGI).<br />
2. Kemampuan calon mengizinkan untuk program adaptasi 3-6-9<br />
atau 12 bulan dengan penilaian terus menerus.<br />
3. Jika calon sesuai butir 2, selanjutnya ditetapkan jadual program<br />
adaptasi sesuai dengan daya tampung Program studi Obstetri<br />
dan Ginekologi PPDS di FK UNPAD.
220<br />
5. Penyelenggaraan<br />
Program adaptasi pada dasarnya terdiri dari :<br />
1. Penempatan sebagai dokter jaga ikutan (tahap I dan IIA) dengan dinas<br />
poliklinik dan/atau unit tindakan.<br />
2. Penempatan sebagai dokter jaga pelapor (tahap IIB/IIC) dengan dinas di<br />
unit rawatan dan/atau bedah pusat.<br />
3. Penempatan sebagai dokter jaga utama (tahap IIIA/IIIB) dengan<br />
penempatan di tempat stase yang sesuai kebutuhannya.<br />
6. Penilaian<br />
Penilaian dilakukan secara terus-menerus dengan pengujian secara<br />
bertahap sesuai dengan penempatannya.<br />
Ujian tulis, lisan dilakukan setiap 2 bulan sebelum mengikuti ujian<br />
Calaska. Setelah mengikuti tahap Asisten Kepala, yang<br />
bersangkutan menjalani ujian akhir dan ujian Kolegium.<br />
7. Penghentian Adaptasi<br />
Penghentian program adaptasi dapat terjadi sebagai berikut :<br />
a. Peserta adaptasi mengundurkan diri.<br />
b. Peserta adaptasi membuat kesalahan berat yang membawa<br />
cacat tubuh ataupun kematian kasus yang seyogianya dapat<br />
dihindarkan.<br />
c. Peserta adaptasi membuat kesalahan-kesalahan yang<br />
berulang diperingatkan lisan/tertulis tanpa usaha perbaikan<br />
yang memadai.<br />
d. Peserta adaptasi tidak menunjukan kemajuan yang sesuai<br />
dengan harapan staf pengajar dan program pembinaan yang<br />
khusus diberikan baginya juga tidak memberikan hasil baik.<br />
e. Peserta adaptasi menolak menyelesaikan tugas yang tercakup<br />
dalam program adaptasinya.<br />
8. Lain-lain<br />
1. Bagi mereka yang belum pernah diambil sumpahnya sebagai<br />
dokter, karena pendidikan dokter diselesaikan di luar negeri,<br />
akan diusahakan untuk diambil sumpahnya di FK UNPAD<br />
secepatnya, sesuai dengan jadual penyumpahan dokter yang<br />
ada.<br />
2. Peserta adaptasi harus membuat perjanjian pada :<br />
i. Saat sebelum melakukan kegiatan pra program adaptasi<br />
ii. Saat akan mulai melakukan program adaptasi<br />
3. Semua pembiayaan yang timbul selama penyelenggaraan<br />
program adaptasi, harus dipikul oleh peserta sendiri.
221<br />
14. Program Studi Patologi Anatomi<br />
A. Metode Pembelajaran<br />
PELAKSANAAN PENDIDIKAN<br />
1. Pendidikan mahasiswa PPDS-1 program studi Patologi Anatomi<br />
berlangsung selama 7 semester.<br />
2. Batas akhir masa studi sesuai ketentuan (Masa Studi Maksimal) adalah<br />
: n + 1/2 n ( n= lama masa studi terjadwal ) sehingga batas akhir masa<br />
studi adalah 12 semester.<br />
3. Pelaksanaan pendidikan sesuai kurikulum yang berlaku dan memenuhi<br />
standar kompetensi yang ditetapkan oleh Kolegium Patologi Anatomi<br />
Indonesia.<br />
4. Penilaian dan evaluasi mahasiswa PPDS-1 program studi Patologi<br />
Anatomi dilaksanakan sesuai pedoman penilaian dan ketentuan yang<br />
berlaku pada Fakultas Kedokteran UNPAD.<br />
5. Pemberian sanksi akademik mahasiswa PPDS-1 program studi Patologi<br />
Anatomi dilaksanakan sesuai pedoman penilaian dan ketentuan yang<br />
berlaku pada Fakultas Kedokteran UNPAD.<br />
6. Prosedur cuti dan sejenisnya bagi mahasiswa PPDS-1 program studi<br />
Patologi Anatomi dilaksanakan sesuai pedoman penilaian dan ketentuan<br />
yang berlaku pada Fakultas Kedokteran UNPAD.<br />
PETA KURIKULUM PPDS-1 PATOLOGI ANATOMI<br />
FAKULTAS <strong>KEDOKTERAN</strong> UNIVERSITAS PADJADJARAN<br />
Semester I Head and Neck (including ear)<br />
Respiratory System<br />
Cardiovascular System<br />
Mediastinum<br />
Ujian Akhir Semester I<br />
Semester II Oral Cavity<br />
Salivary Gland<br />
Gastrointestinal System<br />
Hepar and Gall Bladder<br />
Pancreas and Billiary Tract<br />
Ujian Akhir Semester II<br />
UJIAN NASIONAL TAHAP I<br />
Semester III Genitourinary System (male)<br />
Reproductive System (female)<br />
Diagnosis Cytology<br />
Frozen Section<br />
Ujian Akhir Semester III<br />
Semester IV<br />
Reticuloendothelial System<br />
Spleen
222<br />
Ujian Akhir Semester IV<br />
Semester V<br />
Ujian Akhir Semester V<br />
UJIAN NASIONAL TAHAP 2<br />
Semester VI-VIII<br />
UJIAN NASIONAL TAHAP 3<br />
Adrenal Gland<br />
Soft Tissue (Fibrous Tissue and Fatty Tissue)<br />
Fine Needle Aspiration Biopsy<br />
Breast<br />
Soft Tissue (Muscle tissue) and Bone<br />
Blood<br />
Skin<br />
Eye<br />
Clinicopathologic conference<br />
Cancer-clinic consultation<br />
Stase Bedah Onkologi<br />
Stase Kebidanan dan Kandungan<br />
Stase Ilmu Kedokteran Kehakiman<br />
Stase Radiologi<br />
Stase Patologi Klinik Sub Divisi Hematologi<br />
Usulan Penelitian, dan Laporan Kemajuan (Progress<br />
Report)<br />
Tesis<br />
Ujian Kompetensi Lokal
223<br />
PETA KOMPETENSI PPDS-1 PATOLOGI ANATOMI<br />
FAKULTAS <strong>KEDOKTERAN</strong> UNPAD<br />
SEMESTER &<br />
RINCIAN TOPIK<br />
I.<br />
Kepala & Leher<br />
Sist.Respirasi<br />
Sist. Kardiovaskuler<br />
Mediastinum<br />
KOMPETENSI<br />
1 2 3 4 5 6 7 8<br />
<br />
<br />
<br />
- <br />
- - -<br />
Menerapk Menulis Menegakk<br />
Melaksanak<br />
an etika karya an<br />
an kegiatan<br />
profesi Ilmiah diagnosis<br />
memotong<br />
saat berupa<br />
jaringan<br />
diagnosis referat,<br />
jurnal<br />
II.<br />
Rongga Mulut<br />
Kelenjar Liur<br />
Sist. Gastrointest<br />
Hati & saluran<br />
Empedu<br />
Pankreas & saluran<br />
Bilier<br />
III.<br />
Sist. Urogenital<br />
Sist. Reproduksi<br />
Wanita<br />
Sitologi<br />
Potong Beku<br />
<br />
Menerapk<br />
an etika<br />
profesi<br />
saat<br />
diagnosis<br />
<br />
Menerapk<br />
an etika<br />
profesi<br />
saat<br />
diagnosis<br />
<br />
Menulis<br />
karya<br />
Ilmiah<br />
berupa<br />
referat,<br />
jurnal,<br />
poster<br />
<br />
Menulis<br />
karya<br />
Ilmiah<br />
berupa<br />
referat,<br />
jurnal,<br />
<br />
Menegakk<br />
an<br />
diagnosis<br />
<br />
Menegakk<br />
an<br />
diagnosis<br />
- <br />
Melaksanak<br />
an dan<br />
mengawasi<br />
kegiatan<br />
memotong<br />
jaringan<br />
- <br />
Melaksanak<br />
an dan<br />
mengawasi<br />
kegiatan<br />
memotong<br />
jaringan,<br />
- - <br />
Membim<br />
bing<br />
adik<br />
kelas<br />
dalam<br />
mendiag<br />
nosis,<br />
mengerj<br />
akan<br />
tugas<br />
- - <br />
Membim<br />
bing<br />
adik<br />
kelas<br />
dalam<br />
mendiag
224<br />
IV.<br />
Sist.Retikuloendoteli<br />
al<br />
Limpa<br />
Kelenjar Adrenal<br />
Jaringan Ikat<br />
Jaringan Lemak<br />
FNA<br />
V.<br />
Payudara<br />
Jaringan otot<br />
Tulang<br />
Darah<br />
Jaringan Kulit<br />
Mata<br />
CPC<br />
Konsultasi<br />
Kanker<br />
Klinik<br />
VI sampai VIII<br />
Stase Bedah<br />
Onkologi<br />
Stase Kebidanan &<br />
Kandungan<br />
<br />
Menerapk<br />
an etika<br />
profesi<br />
saat<br />
diagnosis<br />
<br />
Menerapk<br />
an etika<br />
profesi<br />
saat<br />
diagnosis<br />
<br />
Menerapk<br />
an etika<br />
profesi<br />
saat<br />
poster,<br />
karya<br />
ilmiah lain<br />
<br />
Menulis<br />
karya<br />
Ilmiah<br />
berupa<br />
referat,<br />
jurnal,<br />
poster,<br />
karya<br />
ilmiah lain<br />
<br />
Menulis<br />
karya<br />
Ilmiah<br />
berupa<br />
referat,<br />
jurnal,<br />
poster,<br />
laporan<br />
kasus,<br />
karya<br />
ilmiah lain<br />
<br />
Menulis<br />
karya<br />
Ilmiah<br />
berupa<br />
<br />
Menegakk<br />
an<br />
diagnosis<br />
<br />
Menegakk<br />
an<br />
diagnosis<br />
<br />
Menegakk<br />
an<br />
diagnosis<br />
<br />
Membantu<br />
melakukan<br />
pradiagno<br />
sis kasus<br />
autopsy<br />
<br />
Membantu<br />
melakukan<br />
pradiagno<br />
sis kasus<br />
autopsy<br />
<br />
Melakukan<br />
pradiagno<br />
sis kasus<br />
autopsy,<br />
potong beku<br />
<br />
Melaksanak<br />
an dan<br />
mengawasi<br />
kegiatan<br />
memotong<br />
jaringan,<br />
potong<br />
beku,<br />
melakukan<br />
fna<br />
<br />
Melaksanak<br />
an dan<br />
mengawasi<br />
kegiatan<br />
memotong<br />
jaringan,<br />
potong<br />
beku,<br />
melakukan<br />
fna<br />
<br />
Melaksanak<br />
an dan<br />
mengawasi<br />
kegiatan<br />
<br />
Mengikuti<br />
kegiatan<br />
CPC, diskusi<br />
klinik<br />
kanker,<br />
diskusi<br />
kasus sulit<br />
<br />
Mengikuti<br />
kegiatan<br />
CPC, diskusi<br />
klinik dan<br />
klinik<br />
kanker,<br />
diskusi<br />
kasus sulit<br />
<br />
Mengikuti<br />
kegiatan<br />
CPC, diskusi<br />
klinik dan<br />
nosis,<br />
mengerj<br />
akan<br />
tugas<br />
- <br />
Membim<br />
bing<br />
adik<br />
kelas<br />
dalam<br />
mendiag<br />
nosis,<br />
mengerj<br />
akan<br />
tugas<br />
<br />
Berperan<br />
sebagai<br />
menejer<br />
dan<br />
berdiskusi<br />
tentang<br />
pengelola<br />
an lab<br />
patologi<br />
<br />
Berperan<br />
sebagai<br />
menejer<br />
dan<br />
<br />
Membim<br />
bing<br />
adik<br />
kelas<br />
dalam<br />
mendiag<br />
nosis,<br />
mengerj<br />
akan<br />
tugas<br />
<br />
Membim<br />
bing<br />
adik<br />
kelas
225<br />
Stase Ilmu<br />
Kedokteran<br />
Kehakiman<br />
Stase Radiologi<br />
Stase Patologi Klinik<br />
Usulan Penelitian<br />
Laporan Kemajuan<br />
Tesis<br />
Ujian Kompetensi<br />
diagnosis<br />
referat,<br />
jurnal,<br />
poster,<br />
laporan<br />
kasus,<br />
karya<br />
ilmiah lain<br />
melakukan<br />
autopsy<br />
pada saat<br />
stase<br />
memotong<br />
jaringan,<br />
potong<br />
beku,<br />
melakukan<br />
fna<br />
klinik<br />
kanker,<br />
diskusi<br />
kasus sulit<br />
berdiskusi<br />
tentang<br />
pengelola<br />
an lab<br />
patologi<br />
dalam<br />
mendiag<br />
nosis,<br />
mengerj<br />
akan<br />
tugas
226<br />
B. Struktur Mata Kuliah<br />
No Materi Pendidikan Bobot Semester<br />
SKS<br />
1 Pengetahuan Dasar Patologi 11 I<br />
2 Pengetahuan Patologi Umum 13 I s/d III<br />
3 Pengetahuan Teori Patologi 16 I s/d IV<br />
Khusus<br />
4 Patologi Molekuler & 3 I s/d V<br />
Imunopatologi<br />
5 Keterampilan Diagnostik 8 I s/d V<br />
Patologi Organ<br />
6 Sitologi dan FNAB 2 II s/d V<br />
7 Penerapan Teknologi Patologi 7 I s/d VIII<br />
Anatomi<br />
8 Pengembangan Kemampuan 11 I s/d VIII<br />
Tanggung Jawab & Ilmu<br />
Keahlian Patologi Anatomi<br />
9 Tehnik Otopsi 1 VI<br />
10 Tanggung Jawab Mengajar 2 II s/d VIII<br />
11 Etika Patologi Anatomi 1 I s/d VIII<br />
12 Metodologi Penelitian 3 I s/d VII<br />
13 Penelitian, Tesis, dan Stase 7 II-VIII<br />
14 Administrasi Laboratorium 1 V-VIII<br />
Daftar Mata Kuliah<br />
No Materi Pendidikan Tugas & Pelaksanaan<br />
1 Pengetahuan Dasar Patologi Kuliah, Diskusi<br />
2 Pengetahuan Patologi Umum Penelusuran Pustaka<br />
3 Pengetahuan Teori Patologi Referat & Baca jurnal<br />
Khusus<br />
4 Patologi Molekuler & Tugas baca literatur,<br />
Imunopatologi<br />
penelitian<br />
5 Keterampilan Diagnostik Patologi Pra-Diagnosis, Case<br />
Organ<br />
Report, CPC<br />
6 Sitologi dan FNAB Praktikum & baca<br />
sitologi<br />
7 Penerapan Teknologi Patologi Tutor, Demonstrasi<br />
Anatomi<br />
8 Pengembangan Kemampuan Argumentasi ilmiah<br />
Tanggung Jawab dan Ilmu Pengajuan naskah
227<br />
No Materi Pendidikan Tugas & Pelaksanaan<br />
Keahlian Patologi Anatomi<br />
9 Tehnik Otopsi Presentasi kasus<br />
10 Tanggung Jawab Mengajar Simulasi & Bimbingan<br />
11 Etika Patologi Anatomi Menghayati Kode etik &<br />
12 Metodologi Penelitian Mengamalkan Kode etik<br />
13 Penelitian, Tesis, dan Stase Meneliti & Melaporkan<br />
14 Administrasi Laboratorium Penerapan ilmu dan<br />
beretika<br />
Deskripsi Mata Kuliah<br />
1. Pengetahuan Dasar Patologi<br />
Dasar-dasar Metodologi Penelitian, Teknik Histopatologi, Teknik<br />
Sitologi, Teknik Autopsi, dasar- dasar Histokimia, dasar-dasar<br />
Imunopatologi, dan dasar-dasar Patologi Subselular dan Molekular dan<br />
Patologi Eksperimental.<br />
2. Pengetahuan Patologi Umum<br />
Patobiologi, Patologi Organ, sitologi / FNAB, dan Imunohistokimia, dan<br />
pengetahuan mengenai teori Potong Beku (Vries Coupe / VC).<br />
3. Pengetahuan Teori Patologi Khusus<br />
Pengetahuan teori khusus mengenai patologi organ, pengetahuan teori<br />
sitologi / FNAB, pengetahuan mengenai teori imunohistokimia, dan<br />
pengetahuan mengenai teori potong beku.<br />
4. Keterampilan Diagnostik<br />
Keterampilan diagnostik patologi organ, keterampilan diagnostik sitologi<br />
/ FNAB, keterampilan diagnostik imunohistokimia.<br />
5. Penerapan Teknologi Patologi Anatomi<br />
Kemampuan penerapan teknologi patologi anatomi bidang pengolahan<br />
jaringan, kemampuan penerapan teknologi patologi anatomi bidang<br />
sitologi/ FNAB, kemampuan penerapan teknologi patologi anatomi<br />
bidang potong beku, dan kemampuan penerapan teknologi patologi<br />
anatomi bidang imunohistokimia.<br />
6. Pengembangan Kemampuan Tanggung Jawab dan Ilmu Keahlian<br />
Patologi Anatomi<br />
Diskusi klinik, diagnosis patologi anatomi, referat/ journal reading, clinicpathological<br />
conference, seminar/ symposium, dan etika profesi patologi<br />
anatomi.<br />
7. Tanggung Jawab Mengajar<br />
Kemampuan mengajar dan membimbing peserta didik setingkat<br />
Pendidikan S1 dan sesama peserta PPDS-1 terutama kepada peserta<br />
PPDS-1 dengan tingkat yang lebih muda. Proses pengajaran dan<br />
pembimbingan dilakukan dengan tata cara yang baik dan benar,<br />
bertanggung jawab dan beretika sesuai kaidah keilmuan yang sudah<br />
dikuasai.
228<br />
8. Penelitian, Tesis, dan Stase<br />
Kemampuan menyusun proposal penelitian, melaksanakan penelitian<br />
dan mempresentasikan hasil penelitian dimulai dari tingkat yang<br />
sederhana berupa laporan kasus atau penelitian tipe deskriptif sejak<br />
semester ke-2. Selanjutnya peserta didik wajib melakukan penelitian<br />
analitik dan mempresentasikan dalam pertemuan ilmiah tingkat nasional<br />
dan atau internasional sebanyak minimal 2 judul selama masa<br />
pendidikan.<br />
9. Administrasi Laboratorium<br />
Keterampilan menejerial mengelola laboratorium patologi anatomi<br />
diperoleh selama peserta didik mengikuti proses belajar berupa<br />
pengamatan, diskusi, dan evaluasi dengan seluruh komponen staf<br />
laboratorium.<br />
C. Evaluasi Hasil Belajar<br />
Peserta didik mengikuti evaluasi belajar berupa Ujian Tengah Semester<br />
(UTS), Ujian Akhir Semester (UAS), dan ujian nasional tahap I, II, III<br />
sesuai ketentuan prodi dan kolegium.<br />
D. Pedoman Ujian<br />
KETENTUAN UJIAN PPDS-1 PATOLOGI ANATOMI<br />
I. Ujian Lokal<br />
I. a. Ujian Tengah Semester<br />
Pada setiap tengah semester (tiga bulan kalender), diadakan ujian tertulis<br />
yang wajib diikuti oleh seluruh peserta didik. Tidak ditentukan persyaratan<br />
khusus.<br />
I. b. Ujian Akhir Semester<br />
Pada setiap akhir semester, diadakan ujian tertulis dan ujian keterampilan<br />
diagnosis dengan ketentuan sebagai berikut:<br />
1. Setiap mahasiswa PPDS-1 Patologi Anatomi telah menyelesaikan<br />
seluruh kewajiban presentasi ilmiah maupun tugas akademik lainnya<br />
yang dibuktikan dengan kelengkapan LOGBOOK.<br />
2. Setiap mahasiswa PPDS-1 Patologi Anatomi telah menyelesaikan<br />
seluruh kewajiban pembayaran iuran keanggotaan IAPI.<br />
3. Waktu pelaksanaan ujian ditetapkan berdasarkan rapat akademik<br />
Departemen Patologi Anatomi.<br />
4. Pelaksanaan ujian berdasarkan peraturan yang telah ditetapkan.<br />
5. Ujian tulis dilaksanakan pada hari pertama, dimulai pukul 08.00-selesai.<br />
6. Ujian keterampilan diagnosis dilaksanakan setelah ujian tulis selesai.<br />
7. Yudisium dilakukan setelah seluruh rangkaian ujian selesai<br />
dilaksanakan.<br />
8. Peserta ujian dinyatakan lulus apabila nilai ujian tulis mencapai minimal<br />
75, nilai ujian keterampilan diagnosis mencapai minimal 75 dan nilai<br />
kegiatan harian mencapai 75.
229<br />
9. Nilai kegiatan harian diberikan oleh seluruh pendidik meliputi kegiatan<br />
jurnal reading, referat, diagnosis referat, nilai kegiatan harian akan<br />
dijumlahkan seluruhnya dan dibuat rerata.<br />
10. Prosentase nilai akhir terdiri dari 40% nilai kegiatan harian dan 60% nilai<br />
ujian akhir semester.<br />
I. b. Ujian Perbaikan (Remedial) Akhir Semester<br />
1. Peserta ujian diberi kesempatan mengikuti ujian perbaikan sebanyak<br />
satu kali sesuai topic ujian yang dinyatakan tidak lulus dalam<br />
yudisium pertama.<br />
2. Setelah seluruh peserta ujian perbaikan (remedial) selesai mengikuti<br />
tahapan ujian maka akan diadakan yudisum kedua.<br />
3. Nilai tertinggi yang dapat diperoleh oleh peserta ujian perbaikan<br />
(remedial) adalah 75.<br />
4. Peserta ujian yang dinyatakan tidak lulus pada yudisium kedua setelah<br />
ujian perbaikan (remedial), diwajibkan mengulang kembali selama satu<br />
semester.<br />
5. Peserta ujian yang tidak berhasil lulus pada yudisium kedua<br />
setelah ujian perbaikan (remedial) akan diberikan surat peringatan.<br />
6. Selama menempuh pendidikan, setiap mahasiswa PPDS-1 Patologi<br />
Anatomi hanya dapat mengulang sebanyak 2 kali satu semester<br />
(berturut-turut atau tidak).<br />
7. Bila selama menenpuh PPDS-1 Patologi Anatomi mahasiswa PPDS-1<br />
mengulang lebih dari 2 semester, maka yang bersangkutan akan<br />
diberikan surat peringatan yang ketiga dan dinyatakan tidak dapat<br />
meneruskan progam pendidikan. Ketua Program Studi Patologi<br />
Anatomi akan mengirimkan laporan beserta surat kepada Koordinator<br />
TKP PPDS-1 Fakultas Kedokteran UNPAD dan Dekan untuk<br />
selanjutnya diproses sesuai peraturan yang berlaku di Fakultas<br />
Kedokteran UNPAD.<br />
I.c. Ujian Tesis<br />
1. Ujian tesis dapat diikuti oleh PPDS-1 yang sudah menyelesaikan tugas<br />
stase, sudah mengikuti ujian nasional tahap II, sudah melunasi uang<br />
iuran keanggotaan IAPI dan menyelesaikan ketentuan pembayaran SPP<br />
dari fakultas kedokteran UNPAD.<br />
2. Ujian tesis meliputi:<br />
a. Presentasi “Usulan Penelitian”<br />
b. Presentasi “Laporan Kemajuan/Progress Report”<br />
c. Ujian “Tesis”<br />
3. Waktu ujian tesisn ditetapkan berdasarkan rapat departemen Patologi<br />
Anatomi.<br />
4. Pembimbing kegiatan penelitian akhir sebanyak 3 orang terdiri dari<br />
pembimbing utama, pembimbing pendamping pertama, dan pembimbing
230<br />
pendamping kedua yang ditetapkan oleh KPS dan kepala departemen<br />
berdasarkan SK kepala departemen.<br />
5. Penguji tesis sebanyak 3 orang yang ditentukan berdasarkan hasil<br />
keputusan rapat departemen patologi anatomi.<br />
6. Staf pengajar yang tidak termasuk kedalamn tim pembimbing maupun<br />
tim penguji, wajib menghadiri rangkaian kegiatan tesis dan memberikan<br />
masukan.<br />
7. Nilai dari tim pembimbing dan tim penguji berdasarkan buku pedoman<br />
pelaksanaan pendidikan fakultas kedokteran Universitas Padjadjaran.<br />
8. Segala ketentuan yang belum tercantum akan didiskusikan dan<br />
diputuskan melalui rapat departemen Patologi Anatomi.<br />
9. Tata cara penulisan tesis mengikuti peraturan yang tercantum pada<br />
buku pedoman penulisan tesis fakultas kedokteran UNPAD.<br />
I.d. Ujian Kompetensi Lokal<br />
1. Ujian kompetensi lokal adalah ujian lisan, tertulis, maupun keterampilan<br />
laboratorium yang meliputi histopatologi, sitologi, FNAB, dan menejerial<br />
patologi anatomi.<br />
2. Ujian kompetensi lokal wajib diikuti oleh peserta PPDS-1 yang telah<br />
dinyatakan lulus ujian tesis sebelum mengikuti ujian nasional tahap III.<br />
3. Ujian kompetensi lokal dilaksanakan pada waktu yang ditetapkan oleh<br />
KPS.<br />
4. Peserta ujian dinyatakan lulus apabila mendapatkan nilai masingmasing<br />
75 untuk seluruh topik ujian.<br />
5. Peserta yang belum lulus ujian kompetensi lokal (nilai dari setiap topik<br />
ujian
231<br />
Kepala Departemen (atau wakil) dan Ketua Program Studi (atau wakil),<br />
membayar biaya ujian sesuai ketentuan.<br />
4. Ketentuan kelulusan peserta ujian ditetapkan oleh Kolegium dan<br />
diumumkan melalui surat kepada Kepala Departemen (atau wakil) dan<br />
Ketua Program Studi (atau wakil).<br />
5. Bila peserta ujian dinyatakan tidak lulus, dapat mengikuti ujian ulang<br />
pada kesempatan berikutnya dan memenuhi ketentuan yang ditetapkan<br />
oleh Kolegium.<br />
II.b. Ujian Nasional Tahap III<br />
1. Ujian nasional tahap III dilaksanakan sesuai ketentuan Kolegium<br />
Nasional Patologi Anatomi. Waktu pelaksanaan ujian ditentukan oleh<br />
Kolegium. Tempat pelaksanaan ujian di setiap pusat pendidikan Patologi<br />
Anatomi yang ditunjuk oleh Kolegium.<br />
2. Peserta ujian nasional tahap III adalah mahasiswa PPDS-1 Patologi<br />
Anatomi yang telah menyelesaikan pendidikan seluruh tahapan<br />
pendidikan yang berasal dari seluruh pusat pendidikan Patologi anatomi,<br />
telah dinyatakan lulus ujian akhir lokal (ujian tesis dan kompetensi),<br />
mendaftar secara resmi yang dibuktikan melalui surat yang<br />
ditandatangani oleh Kepala Departemen (atau wakil) dan Ketua<br />
Program Studi (atau wakil), membayar biaya ujian sesuai ketentuan, dan<br />
memenuhi seluruh persyaratan yang ditetapkan oleh Kolegium.<br />
3. Bila peserta ujian dinyatakan tidak lulus, dapat mengikuti ujian ulang<br />
pada kesempatan berikutnya dan memenuhi ketentuan yang ditetapkan<br />
oleh Kolegium.<br />
4. Peserta yang lulus pada ujian nasional tahap III dinyatakan telah<br />
menyelesaikan pendidikan PPDS-1 Patologi Anatomi dan berhak<br />
menggunakan gelar “Dokter Spesialis Patologi Anatomi”, setelah<br />
menerima Sertifikat Kompetensi Kolegium Patologi Anatomi, dan<br />
mendapatkankan ijazah Spesialis Patologi Anatomi dari Universitas<br />
Padjadjaran.<br />
E. Tata Tertib<br />
Tata Cara Program Studi<br />
1. Alih Program Studi<br />
Peserta PPDS-I mengajukan surat untuk alih Program Studi kepada<br />
Ketua Program Studi, selanjutnya yang bersangkutan menghubungi dan<br />
mengajukan permintaan alih Program Studi kepada Ketua Program<br />
Studi yang baru dengan membawa keterangan dari Ketua Program<br />
Studi yang lama. Ketua Program Studi yang baru akan menelaah<br />
kelayakan yang bersangkutan untuk dapat diterima sebagai peserta<br />
PPDS-I, bila diperlukan, yang bersangkutan diharuskan untuk menjalani<br />
berbagai uji seleksi penerimaan.
232<br />
2. Alih Institusi Pendidikan dari Institusi lain ke PPDS-I Fakultas<br />
Kedokteran UNPAD.<br />
Pelamar menghubungi dan mengajukan permohonan untuk pindah<br />
institusi pendidikan PPDS-I kepada Ketua Program Studi yang dituju<br />
dengan membawa surat keterangan yang dianggap perlu dari Ketua<br />
Program Studi Institusi asal. Bila dalam penilaian Ketua Program Studi<br />
yang dituju, setelah melalui konsultasi dengan para staf pendidik<br />
Departemen, yang bersangkutan dapat diterima, maka yang<br />
bersangkutan harus mengundurkan diri dari Program Studi di Institusi<br />
Asal dan memohon untuk pindah ke PPDS-I Fakultas Kedokteran<br />
UNPAD. Rektor di Institusi Asal mengirimkan surat kepada Rektor<br />
Universitas Padjadjaran mengenai maksud kepindahan yang<br />
bersangkutan. Selanjutnya Dekan Fakultas Kedokteran melalui TKP<br />
PPDS-I, akan berkonsultasi secara tertulis dengan Ketua Program Studi.<br />
Bila diterima, Rektor UNPAD akan mengirim jawaban kepada Rektor<br />
Institusi Asal, dan selanjutnya di tingkat Fakultas yang bersangkutan<br />
akan didaftarkan sebagai mahasiswa baru PPDS-I melalui SMUP sesuai<br />
dengan ketentuan yang berlaku.<br />
3. Alih Institusi Pendidikan dari PPDS-I Fakultas Kedokteran UNPAD<br />
Peserta PPDS-I menghubungi Ketua Program Studi di Institusi yang<br />
dituju, setelah memperoleh jawaban yang positif, sedapat mungkin<br />
tertulis, yang bersangkutan mengajukan permohonan alih institusi<br />
pendidikan kepada Ketua Program Studi, selanjutnya Ketua Program<br />
Studi akan membuat surat persetujuan mengenai hal tersebut kepada<br />
Dekan dengan tembusan kepada TKP PPDS-I. Atas usulan Dekan,<br />
Rektor akan mengirimkan surat kepada Rektor Institusi yang dituju yang<br />
berisi maksud kepindahan peserta PPDS-I tersebut. Bila diterima,<br />
Rektor akan member informasi kepada Dekan dan selanjutnya melalui<br />
mekanisme yang berlaku, peserta PPDS-I termaksud dihapus status<br />
kemahasiswaannya dari Universitas Padjadjaran.<br />
KETENTUAN PENGAMBILAN CUTI BAGI PESERTA PPDS-I<br />
1. Lama cuti dalam satu tahun adalah 12 hari kerja dengan catatan:<br />
Lama cuti maksimal yang boleh diambil dalam satu subbagian / divisi/<br />
unit kerja adalah 6 hari kerja. Permohonan cuti diajukan kepada kepala<br />
subbagian tempat peserta PPDS-I berdinas, selanjutnya diteruskan<br />
kepada Kepala Bagian melalui KPS.<br />
2. Cuti sakit<br />
Harus dibuktikan dengan surat keterangan dari dokter spesialis yang<br />
menerangkan peserta didik tidak diperkenankan untuk mengikuti<br />
kegiatan pendidikan.<br />
Bila lama sakit lebih dari 6 hari dalam satu subbagian/ divisi/ unit kerja<br />
yang bersangkutan harus mengulang di subbagian tersebut.
233<br />
3. Cuti hamil<br />
Cuti hamil diberikan selama 3 tiga bulan untuk peserta program studi.<br />
4. Cuti akademik/ penghentian studi sementara.<br />
Sesuai ketentuan dalam Pedoman Umum Penyelenggaraan Pendidikan<br />
Universitas Padjadjaran penghentian studi sementara hanya<br />
diperkenankan selama satu semester dengan alasan yang dapat<br />
diterima sesuai dengan peraturan Universitas.<br />
Surat permohonan untuk mengambil cuti akademik ditujukan kepada<br />
Rektor Universitas Padjadjaran melalui TKP PPDS, paling lambat 6<br />
minggu sebelum dimulainya semester yang akan datang.<br />
5. Cuti khusus<br />
Merupakan jenis cuti yang diberikan atas pertimbangan Kepala Bagian/<br />
Departemen dengan masukan dari KPS, termasuk kedalam Cuti Khusus<br />
adalah cuti untuk melaksanakan ibadah Haji/ Umroh, menikah dan lain –<br />
lain. Lama cuti disesuaikan dengan keperluan dan dengan<br />
memperhitungkan aspek pendidikan.<br />
F. Jenis Pelanggaran dan Sanksi<br />
Selama proses pendidikan, setiap peserta didik PPDS-1 Patologi Anatomi<br />
harus mengikuti seluruh peraturan yang berlaku dan terikat pada aturan yang<br />
telah dibaca, disetujui dan ditandatangani diatas materai 6000 pada waktu acara<br />
Penerimaan Mahasiswa Baru, yaitu berupa: Surat Pernyataan Kesanggupan<br />
Mematuhi Segala Aturan dan Surat Pernyataan Bebas Penggunaan Narkoba.<br />
Bila melanggar aturan tersebut maka peserta didik akan terkena sanksi<br />
pendidikan.<br />
Sanksi pendidikan adalah seperangkat tindakan yang dapat berupa teguran<br />
lisan atau tertulis, mengulang di suatu subbagian/divisi/unit kerja program<br />
pendidikan spesialis, dipekerjakan di suatu unit kerja yang berhubungan dengan<br />
pendidikan, skorsing sampai dengan pemutusan studi. Sanksi pendidikan<br />
ditujukan untuk memperbaiki kinerja peserta didik dan atau untuk melindungi<br />
pasien/masyarakat, institusi, dan peserta didik sendiri terhadap kerugian akibat<br />
pelanggaran dan kelalaian yang dilakukan oleh peserta didik atau akibat kondisi<br />
khusus tertentu.<br />
Jenis pelanggaran/ kelalaian atau kondisi khusus peserta didik<br />
termaksud di atas dapat dikelompokkan kedalam :<br />
1. Kelalaian administratif<br />
2. Kekurangan dalam pencapaian kompetensi<br />
3. Tidak mampu mempertahankan kompetensi yang telah dicapai selama masa<br />
pendidikan<br />
4. Sikap perilaku yang melanggar etika dan profesionalisme<br />
5. Pelanggaran hukum<br />
6. Masalah khusus seperti pengguna NAPZA dan penyakit tertentu.
234<br />
Kelalaian administratif dapat berupa :<br />
1. Tidak melakukan registrasi.<br />
Bila tidak melakukan registrasi tanpa alasan yang jelas maka yang<br />
bersangkutan tidak diperkenankan untuk mengikuti kegiatan pendidikan<br />
pada semester tersebut, dan semester tersebut diperhitungkan dalam<br />
masa studi. Peserta didik tersebut tetap diwajibkan hadir di program studi<br />
dan penempatan kerjanya di atur oleh Ketua Program Studi.<br />
Bila tidak melakukan registrasi selama 2 semester berturut-turut peserta<br />
didik dianggap mengundurkan diri. Surat keputusan mengenai pemutusan<br />
studi yang bersangkutan diterbitkan oleh Rektor Universitas Padjadjaran<br />
atas laporan Pimpinan Fakultas.<br />
2. Meninggalkan proses pembelajaran tanpa alasan yang dapat diterima<br />
Pendidikan Program Spesialis merupakan pendidikan yang mempunyai<br />
ciri yang sangat spesifik berupa hubungan yang sangat erat antara<br />
pembelajaran akademik dan praktek keprofesian.<br />
Peserta didik, secara progresif memperoleh pemaparan klinis ( clinical<br />
exposure ) yang memadai untuk memperoleh pengalaman klinis yang<br />
diperlukan untuk mencapai keahlian, yang dengan keahlian tersebut<br />
mereka dapat memberikan pelayanan kesehatan dengan kualitas yang<br />
sangat baik.<br />
Secara ringkas, karakteristik pendidikan dokter spesialis berupa<br />
‘‘education, clinical exposure, and experience‘‘ yang akan<br />
mengantarkan peserta didik menjadi seorang ‘‘expertise, evidencebased<br />
practice and excellence‘‘.<br />
Dengan memahami karakteristik tersebut, peserta PPDS-I harus mengikuti<br />
semua kegiatan pendidikan dengan sebaik-baiknya.<br />
Bila peserta PPDS-I meninggalkan proses pembelajaran kurang dari satu<br />
minggu, tanpa alasan yang dapat diterima, maka yang bersangkutan akan<br />
menerima teguran tertulis.<br />
Bila peserta didik meninggalkan proses pembelajaran selama 2 (dua)<br />
minggu baik berturut-turut atau tidak, yang bersangkutan diharuskan<br />
mengulang keseluruhan semester yang sedang berjalan.<br />
Bila peserta PPDS-I meninggalkan proses pembelajaran selama 2 ( dua )<br />
minggu berturut-turut tanpa alasan yang dapat diterima, Ketua Program<br />
Studi akan mengirim surat teguran dengan tembusan kepada Pembantu<br />
Dekan I dan TKP PPDS-I. Bila dalam 2 ( dua ) minggu yang bersangkutan<br />
tidak kunjung membalas surat tersebut atau tidak menghubungi program<br />
studi, Ketua Program Studi akan mengirimkan surat teguran kedua dan<br />
ketiga dengan selang antara 2 ( dua ) minggu. Bila dalam 2 minggu<br />
setelah surat teguran ketiga, yang bersangkutan tidak kunjung membalas<br />
surat tersebut atau tidak menghubungi program studi, maka yang<br />
bersangkutan dianggap mengundurkan diri sebagai peserta PPDS-I<br />
Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran. Ketua Program Studi
235<br />
menyampaikan laporan mengenai hal tersebut kepada Pimpinan Fakultas<br />
untuk proses pemutusan studi.<br />
3. Tidak mematuhi jam kerja<br />
Bila peserta didik diketahui tidak mematuhi jam kerja, yang bersangkutan<br />
akan mendapat teguran lisan, bila tetap berulang akan diberikan teguran<br />
tertulis. Bila setelah 2 (dua) kali mendapat teguran tertulis, yang<br />
bersangkutan tidak menunjukkan perbaikan, yang bersangkutan<br />
diharuskan mengulang keseluruhan semester yang sedang berjalan.<br />
4. Sikap perilaku yang melanggar etika dan profesionalisme antara lain<br />
dapat berupa sikap perilaku terhadap :<br />
a. Pasien :<br />
Tidak menunjukkan sikap belas kasih, misalnya bersikap kasar<br />
Tidak menunjukkan sifat altruisme,malah menelantarkan pasien dan<br />
keluarganya<br />
Tidak memiliki kepekaan terhadap kebutuhan pasien, tidak<br />
memberikan rasa nyaman<br />
Tidak dapat dipercaya<br />
<br />
<br />
Tidak dapat menjaga kerahasiaan pasien<br />
Tidak peka terhadap nilai nilai ras, gender, dan nilai lain yang dianut<br />
pasien seperti agama dan kepercayaan.<br />
b. Pendidik<br />
Misalnya tidak bersikap santun terhadap pendidik, baik yang berasal dari<br />
program studi yang bersangkutan maupun yang diluar program studi<br />
c. Sejawat residen, baik yang berasal dari satu program studi maupun diluar<br />
program studi, baik terhadap yang senior, sederajat maupun terhadap<br />
yang yunior. Pelanggaran diantaranya dapat berupa kekerasan verbal,<br />
fisik maupun tekanan secara finansial<br />
d.Paramedis dan karyawan rumah sakit seperti misalnya tidak menghargai<br />
tugas dan kewajiban mereka.<br />
a. Keilmuan.<br />
Dapat berupa meninggalkan/tidak mengikuti acara ilmiah seperti journal<br />
review/reading, referat, sajian kasus), atau melalaikan tugas yang<br />
bersifat keilmuan seperti tugas baca; tanpa alasan yang dapat diterima.<br />
b. Institusi<br />
Seperti tidak menjaga peralatan Rumah Sakit Pendidikan dengan baik,<br />
atau tidak mengindahkan peraturan Rumah Sakit Pendidikan dan<br />
Fakultas Kedokteran UNPAD.<br />
5. Pelanggaran hukum<br />
Bila peserta didik diduga melanggar hukum dan sedang dalam proses<br />
penegakkan hukum, peserta didik dibebaskan dari tugas mengikuti proses<br />
pembelajaran.<br />
Bila dikemudian hari dinyatakan tidak bersalah, yang bersangkutan<br />
diperkenankan untuk mengikuti kembali proses pembelajaran. Masa yang<br />
hilang sebagai akibat proses penegakkan hukum diusahakan dengan
236<br />
meminta bantuan Pimpinan Fakultas untuk tidak dimasukkan kedalam masa<br />
studi terjadwal.<br />
Bila telah ditetapkan bersalah, Rektor akan mengeluarkan sanksi berupa<br />
skorsing sampai pemutusan studi.<br />
6. Kondisi khusus peserta PPDS<br />
Yang dimaksud kondisi khusus peserta PPDS-I dapat berupa yang<br />
bersangkutan diketahui sebagai pengguna NAPZA atau memiliki penyakit<br />
kejiwaan, dan lain sejenisnya.<br />
Dengan berlakunya UU nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotik, status<br />
pengguna narkotik bukan lagi diklasifikasikan sebagai kriminal, namun<br />
sebagai pasien yang wajib lapor diri dan menjalani rehabilitasi,kecuali bila<br />
yang bersangkutan juga bertindak sebagai pengedar atau sejenisnya. Yang<br />
bersangkutan harus menjalani rehabilitasi medik atau sosial di institusi yang<br />
ditunjuk pemerintah. Hal ini sesuai dengan UU nomor 35 Tahun 2009<br />
tentang Narkotik dan sesuai pula dengan salah satu komponen kompetensi<br />
dari area kompetensi pengembangan profesi dan kepribadian (lihat<br />
lampiran 3) yang menyatakan bahwa peserta didik harus memiliki<br />
kemampuan untuk dapat mengidentifikasi masalah-masalah yang<br />
mempengaruhi kesehatan, kesejahteraan dan kemampuan profesi.<br />
Yang bersangkutan dibebaskan dari proses pembelajaran selama masa<br />
pengobatan dan rehabilitasi, namun tetap diperhitungkan kedalam masa<br />
studi terjadwal. Bila yang bersangkutan dinyatakan telah bebas dari<br />
penggunaan NAPZA dengan menunjukkan sertifikat dari institusi yang<br />
merawat atau merehabilitasi, diperkenankan kembali melanjutkan<br />
pendidikan. Namun untuk tingkat pemakaian ketergantungan, yang<br />
bersangkutan diminta untuk mengundurkan diri sebagai peserta PPDS-I,<br />
mengingat tingkat ketergantungan memiliki angka kekambuhan yang tinggi.<br />
Kondisi ini harus berdasarkan keterangan dari Dokter Spesialis Kedokteran<br />
Jiwa bagian Adiksi.<br />
Khusus bagi peserta PPDS-I yang dalam kegiatannya banyak berhubungan<br />
dengan zat-zat yang dapat menimbulkan adiksi, seperti Program Studi<br />
Anestesi dan Terapi Intensif dan Ilmu Kedokteran Jiwa, demi kebaikan<br />
dirinya dan masyarakat, pengguna NAPZA tidak diperkenankan untuk<br />
melanjutkan pendidikan.<br />
Bagi peserta didik yang mengalami gangguan kejiwaan, seperti psikotik atau<br />
gangguan kepribadian yang menunjukkan atau berpotensi untuk<br />
menimbulkan ketidakamanan/ kerugian bagi dirinya dan pasien/masyarakat,<br />
tidak diperkenankan untuk melanjutkan proses pembelanjaran. Kondisi ini<br />
harus berdasarkan keterangan dari Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa.<br />
Peserta didik yang mengalami kondisi khusus diatas dan tidak<br />
memungkinkan untuk melanjutkan pendidikannya, Pimpinan Fakultas atas<br />
laporan Ketua Program Studi mengusulkan penghentian studi kepada<br />
Rektor.
237<br />
Derajat berat ringannya bentuk pelanggaran/kelalaian<br />
Pengertian mengenai batasan tentang pelanggaran ringan dan sedang<br />
diserahkan kepada Ketua Program Studi melalui penelaahan bersama<br />
dengan jajaran staf pendidik, termasuk kepala bagian/departemen, terutama<br />
dalam hal menyangkut aspek sikap perilaku yang melanggar etika dan<br />
profesionalisme.<br />
Contoh pelanggaran ringan adalah peserta didik tidak mengikuti acara<br />
ilmiah kurang dari 3 kali tanpa alasan yang dapat diterima. Namun peserta<br />
PPDS-I harus menyadari bahwa pelanggaran ringan yang dilakukan<br />
berulang, dapat berakumulasi menjadi pelanggaran sedang.Contoh<br />
pelanggaran sedang adalah melakukan kekerasan verbal terhadap peserta<br />
PPDS-I yunior.Pelanggaran berat dapat berupa plagiarism, kelalaian yang<br />
dapat menimbulkan kecacatan, dan sebagainya.<br />
Pelanggaran/kelalaian yang dinilai berat harus diperkuat oleh keputusan<br />
Komite Medik R.S Pendidikan.<br />
Bentuk Sanksi Pendidikan<br />
a. Pelanggaran ringan diberikan teguran lisan dan atau tertulis.<br />
b. Pelanggaran sedang, selain teguran tertulis disertai dengan<br />
mengulang di subagian /divisi/unit kerja tertentu paling lama 3 bulan.<br />
Penempatan di subagian/divisi/unit kerja tersebut disesuaikan dengan<br />
kepentingan pendidikan peserta PPDS-I. Sanksi pendidikan tersebut<br />
diberlakukan segera setelah keputusan pemberian sanksi pendidikan<br />
diterbitkan oleh Ketua Program Studi.<br />
c. Pelanggaran berat, yang diperkuat oleh penilaian komite medik R S<br />
Pendidikan, sanksi pendidikan dapat berupa skorsing atau pemutusan<br />
studi. Program Studi memberi laporan kepada Dekan Fakultas<br />
Kedokteran mengenai adanya pelanggaran berat tersebut disertai<br />
dengan bukti-bukti yang diperlukan.<br />
d. Pimpinan Fakultas menyelenggarakan Rapat Senat Fakultas untuk<br />
membahas pemberian skorsing atau pemutusan studi.<br />
e. Surat keputusan skorsing atau pemutusan studi diterbitkan oleh Rektor<br />
Universitas Padjadjaran atas usulan Pimpinan Fakultas.<br />
Pemutusan Studi<br />
Peserta PPDS-I dinyatakan putus studi bila tidak dapat memenuhi<br />
persyaratan administrasi, atas keinginan sendiri, evaluasi atas pencapaian<br />
kompetensi, pelanggaran etika dan profesionalisme, dan atau sebab lain<br />
sebagai berikut :<br />
a. Kelalaian Administrasi<br />
1. Tidak melaksanakan registrasi selama 2 semester berturut-turut<br />
2. Meninggalkan proses pembelajaran selama lebih dari 2 (dua) minggu<br />
tanpa alasan yang dapat diterima dan tidak mengindahkan surat<br />
teguran ke-3 yang dikirimkan oleh Ketua Program Studi.
238<br />
b. Atas Keinginan sendiri<br />
Peserta didik berhak mengundurkan diri dari pendidikan atas dasar<br />
keinginan sendiri dengan mengajukan permintaan tertulis kepada<br />
Pimpinan Fakultas dengan tembusan kepada TKP PPDS disertai alasan<br />
pengunduran diri.Sebagai contoh adalah karena alasan kesehatan yang<br />
tidak memungkinkan untuk melanjutkan pendidikan.Segala akibat<br />
pengunduran diri ditanggung oleh yang bersangkutan, seperti misalnya<br />
pengembalian dana beasiswa,dan sebagainya.<br />
c. Atas dasar evaluasi pencapaian kompentensi<br />
Alasan ini seyogyanya tidak terjadi dalam proses pendidikan dokter<br />
spesialis, namun adakalanya setelah berbagai upaya dilaksanakan<br />
namun derajat kompetensi tertentu sebagai persyaratan kelulusan tidak<br />
kunjung dicapai. Dalam keadaan ini dengan berat hati, atas dasar<br />
tanggung jawab profesi pendidik terhadap masyarakat pemutusan studi<br />
tidak dapat dihindarkan.<br />
Sebaiknya pemutusan studi dilakukan pada jenjang pertama dari<br />
pendidikan atas dasar pertimbangan kebaikan peserta didik. Namun<br />
dalam keadaan tertentu yang sangat tidak diharapkan, pemutusan studi<br />
dapat terjadi pada jenjang di atasnya, misalnya peserta PPDS-I<br />
melakukan pelanggaran berat pada jenjang senior.<br />
Agar tidak terjadi pemutusan studi atas dasar evaluasi pencapaian<br />
kompetensi, peserta PPDS-I harus berupaya sekuat tenaga dan dengan<br />
kerjasama yang baik dengan para pendidik untuk meningkatkan kinerja<br />
mereka.<br />
d. Atas dasar Pelanggaran Etika dan Profesionalisme yang berat<br />
Pelanggaran etika berat yang diperkuat keputusan komite medik R S<br />
Pendidikan diajukan ke rapat Senat Fakultas, bila Senat Fakultas<br />
sependapat dengan Program Studi dan Komite Medik R S Pendidikan,<br />
Pimpinan Fakultas mengajukan usulan pemutusan studi kepada Rektor.<br />
e. Pemutusan Studi akibat telah melebihi batas ahir studi<br />
Bila karena sesuatu hal PPDS-I dalam proses pendidikannya telah<br />
melewati batas ahir studi, yang bersangkutan dapat dilakukan<br />
pemutusan studi.<br />
f. Kondisi khusus<br />
Penderita pengguna NAPZA atau gangguan kejiwaan yang tidak<br />
memungkinkan untuk melanjutkan pendidikan yang diperkuat oleh<br />
keterangan tertulis dari dokter spesialis kedokteran jiwa dapat dilakukan<br />
pemutusan studi.<br />
15. Program Studi Patologi Klinik
239<br />
A. Metode Pembelajaran<br />
Materi pembelajaran merupakan bidang ilmu, keterampilan, dan perilaku<br />
yang harus dipelajari dan dikuasai oleh peserta didik untuk mencapai tujuan<br />
pendidikan. Materi pembelajaran pada umumnya berupa praktek dan teori,<br />
ilmu biomedis dasar, ilmu klinis dan laboratorium bidang spesialisasi terkait,<br />
pengetahuan mengenai perilaku, etika kedokteran, sistem kesehatan yang<br />
berlaku, aspek medikolegal dan ilmu sosial lain. Ilmu biomedis dasar,<br />
tergantung kebutuhan, dapat berupa anatomi, fisiologi, biokimia, biofisika,<br />
biologi sel dan molekuler, genetika, mikrobiologi, imunologi farmakologi,<br />
patologi, dsb. Ilmu klinis berupa bidang ilmu spesialistik baik berupa klinis<br />
maupun laboratorium. Ilmu lain, tergantung dari kebutuhan, dapat berupa<br />
psikologi medis, sosiologi medis, biostatistik, epidemiologi, kedokteran<br />
masyarakat, dsb.<br />
Disamping itu setiap peserta PPDS-I Patologi Klinik diwajibkan untuk<br />
mempelajari, mencontoh, dan menerapkan sikap profesionalisme. Beberapa<br />
aspek penting dari sikap profesionalisme yang harus ditunjukkan oleh<br />
peserta didik adalah :<br />
a. Kemandirian, mampu mengambil keputusan klinis secara mandiri<br />
dengan tujuan untuk kebaikan pasien<br />
b. Altruisme, mengedepankan kepentingan orang lain dalam hal ini pasien<br />
dan keluarganya<br />
c. Menunjukkan belas kasih dalam menghadapi pasien<br />
d. Memiliki kepekaan terhadap kebutuhan pasien, memberikan rasa<br />
nyaman<br />
e. Dapat dipercaya dan diandalkan termasuk dalam pemenuhan janji<br />
seperti jadwal praktek, konsultasi dan sebagainya<br />
f. Dapat menjaga kerahasian pasien<br />
g. Memiliki kepekaan dan mengambil tindakan yang sesuai terhadap<br />
maslah gender, usia, budaya, agama, dan ketidak mampuan atau<br />
kecacatan yang dimiliki pasien<br />
h. Menghargai orang lain, termasuk hal-hal yang bersifat pribadi dan<br />
martabat pasien, menghargai martabat-tugas dan pekerjaan sesama<br />
residen baik yang junior, para pendidik, residen dan pendidik dibidang<br />
spesialisasi lain, perawat, dan karyawan rumah sakit, dsb.<br />
Dapat mempertanggungjawabkan segala tindakan medis yang diambil<br />
baik terhadap pasien, masyarakat maupun terhadap organisasi pofesi.<br />
Diharapkan peserta didik dapat menunjukkan dirinya sebagai seorang ahli<br />
dalam bidang spesialisasanya, penasihat dalam bidang kesehatan,<br />
komunikator kesehatan, pendidik, manajer kesehatan, dan menjadi pribadi<br />
yang mampu bekerjasama dalam suatu kelompok. Lebih jauh lagi,<br />
mengingat muatan akademik yang begitu tinggi, kurang lebih mencapai 40%,<br />
setelah lulus diharapkan peserta didik dapat berkiprah sebagai seorang<br />
peneliti di bidang kesehatan.
240<br />
B. Struktur Mata Kuliah<br />
No<br />
Materi Pendidikan<br />
Bobot<br />
SKS<br />
Semester<br />
1 MKDU<br />
10 I<br />
Dasar-Dasar<br />
Pengetahuan<br />
Laboratorium<br />
2 Patogenesis, patofisiologi,diagnosis 16 II S/D VII<br />
dan intepretasi pemeriksaan<br />
laboratorium untuk penyakit<br />
hematologi dan onkologi<br />
3 Patogenesis, patofisiologi,diagnosis 16 II S/D VII<br />
dan intepretasi pemeriksaan<br />
laboratorium untuk penyakit metabolicendokrin,<br />
kardiovaskular, gastroenterohepatologi<br />
dan nefrologi<br />
4 Patogenesis, patofisiologi,diagnosis 8 II S/D VII<br />
dan intepretasi pemeriksaan<br />
laboratorium untuk mikrobiologi klinik<br />
dan penyakit infeksi<br />
5 Patogenesis, patofisiologi,diagnosis 8 II S/D VII<br />
dan intepretasi pemeriksaan<br />
laboratorium untuk penyakit alergi dan<br />
imunologi<br />
6 Ujian Kompetensi 2 III<br />
7 Stase PMI dan Bank Darah<br />
8 Stase RS Jejaring, IPD dan IKA<br />
9 Manajemen Laboratorium<br />
9 IV S/D VII<br />
10 Penelitian Mandiri 4 III - VII<br />
11 Karya Tulis Akhir (Tesis) 8 IV - VII<br />
Dengan perincian sebagai berikut :<br />
A. Tahap Dasar<br />
No Materi Waktu SKS Semester<br />
1 Orientasi Lapangan 1 I<br />
2<br />
Overview Departemen Struktur<br />
Organisasi<br />
1<br />
3 Tata Tertib PPDS 1<br />
4 Proses Pendidikan dan Kurikulum 1<br />
5 Alur dan Jenis Pelayanan 1
241<br />
No Materi Waktu SKS Semester<br />
6 K3 1<br />
Patient Safety<br />
Universal Precaution<br />
7 Peraturan Jaga 1<br />
Overiew Laboratorium Rawat<br />
Emergensi<br />
Overiew Laboratorium Rawat Inap<br />
Overiew Laboratorium Rawat Jalan<br />
8<br />
Pengambilan Darah dan Persiapan<br />
Bahan Pemeriksaan Hematologi<br />
1<br />
Pengambilan Darah Dan Persiapan<br />
Bahan Pemeriksaan Mikrobiologi<br />
LCS, Transudat + Eksudat<br />
Praktikum Pengambilan Darah Dan<br />
Persiapan Sampel<br />
9 Kuliah Umum Divisi Hematologi 1<br />
Kuliah Umum Divisi Hematologi<br />
(Hemostasis)<br />
Kuliah Umum Divisi Hematologi<br />
(Transfusi Darah)<br />
Kuliah Hemato-Onkologi<br />
Kuliah Imuno-Onkologi<br />
10 Overview Imunologi 1<br />
Kuliah Imunologi Alamiah Dasar<br />
(Seluler Dan Humoral)<br />
Kuliah Imunologi Adaptif Dasar<br />
(Limfosit B, Limfosit T Dan Antibodi)<br />
Prinsip Metode Pemeriksaan Imunologi<br />
(Aglutinasi, ICT, EIA)<br />
Pengenalan Alat Dan Perawatannya Di<br />
Lab Imunologi<br />
11 Kuliah Penanda Cardiovaskuler<br />
Disease<br />
1<br />
12 Kuliah Dasar Nefrologi 1<br />
Pengambilan Darah Dan Persiapan<br />
Bahan Pemeriksaan Urin Dan Cairan<br />
Tubuh<br />
13 Kuliah Umum Divisi Endokrin Dan<br />
Metabolisme<br />
1<br />
14 Prinsip Kerja Alat Ukur 1<br />
I
242<br />
No Materi Waktu SKS Semester<br />
Kuliah Dasar Gastroenterologi Hepatik<br />
Tutorial<br />
15 Menggunakan Dan Merawat Mikroskop 1<br />
Kuliah Mikrobiologi dan Biologi<br />
Molekuler<br />
16<br />
Spektrofotometri, Turbidimetri,<br />
Nefelometri<br />
1<br />
17<br />
Alat Pengukur Gas Darah Dan<br />
Elektrolit, Coulometri<br />
1<br />
18 Enzimatik, End Point, Rate Assay 1<br />
19<br />
Prinsip Pemeriksaan Elektroforesis,<br />
Immunoelektroforesis, Khromoatografi,<br />
Immuno-Difusi, Immuno-Kimia, ELISA,<br />
1<br />
Chemiluminescense, Flow-Cytometer<br />
Kuliah Pengenalan Metode Imunologi<br />
Elisa Imunokromatography, Aglutinasi,<br />
Flowsitometri, ECLIA<br />
Preanalitik, Analtik, Dan Post Analitik<br />
Pemeriksaan Imunologi<br />
20<br />
Memahami Prinsip Kerja Biakan<br />
Kuman, Jamur, Uji Kepekaan Kuman;<br />
Pewarnaan Mikrobiologi,Teknik<br />
Pewarnaan Sediaan Hematologi,<br />
1<br />
Jamur,Urinalisis, Parasitologi,<br />
Pewarnaan ZN<br />
21<br />
Prinsip Pengadaan, Penggunaan &<br />
Pelaporan Pemakaian Reagen,<br />
Penyimpanan Reagensia, Kalibrator,<br />
1<br />
Standard, Kontrol Laboratorium Klinik<br />
Prinsip Alat Automatik, Cara<br />
Pengambilan Bahan Spesimen<br />
Prinsip Kontrol Mutu Hasil Lab<br />
22 Prinsip Perbankan Darah 1<br />
23 Membuat Anggaran Untuk Lab 1<br />
Mengawasi Dan Membimbing Tenaga<br />
Teknis Dan Adm. Lab<br />
1<br />
24<br />
Menggunakan Kepustakaan Sebagai<br />
Sumber Pengetahuan<br />
1<br />
Tanggung Jawab Terhadap Tugas<br />
JUMLAH<br />
24 10
243<br />
No Materi Waktu SKS Semester<br />
B. Tahap Klinis<br />
1. Divisi Imunologi Klinik<br />
No Materi<br />
Kompetensi yang<br />
diharapkan<br />
1 Dengue, Mampu memahami dan<br />
Typhoid, menginterpretasikan<br />
malaria, TBC pemeriksaan laboratorium<br />
(common serologi penyakit dengue,<br />
infection) typhoid, malaria dan TBC<br />
(common infection)<br />
SK Seme<br />
Wkt<br />
S ster<br />
2 II s/d<br />
IV<br />
2<br />
3<br />
Hepatitis<br />
A,B,C,D,E<br />
Other rare viral<br />
infection (EBV)<br />
HIV, Sifilis,<br />
Chlamydia<br />
(STD)<br />
4 WB<br />
Imunoelectroph<br />
oresis,<br />
Flowsitometri<br />
Imunitasseluler<br />
(Quantiferon/Elli<br />
spot)<br />
5 Amoeba,<br />
Leptospira,<br />
H.pylori<br />
danpenyakit<br />
parasit lain<br />
6 Infeksi jamur<br />
dan bakteri lain<br />
Mampu memahami dan<br />
menginterpretasikan<br />
pemeriksaan laboratorium<br />
serologi Hepatitis<br />
A,B,C,D,E Other rare viral<br />
infection (EBV)<br />
Mampu memahami dan<br />
menginterpretasikan<br />
pemeriksaan laboratorium<br />
serologi HIV, Sifilis,<br />
Chlamydia (STD)<br />
Mampu memahami dan<br />
menginterpretasikan<br />
pemeriksaan laboratorium<br />
serologi WB<br />
Imunoelectrophoresis,<br />
Flowsitometri<br />
Imunitasseluler<br />
(Quantiferon)<br />
Mampu memahami dan<br />
menginterpretasikan<br />
pemeriksaan laboratorium<br />
serologi Amoeba,<br />
Leptospira, H.pylori<br />
danpenyakit parasit lain<br />
Mampu memahami dan<br />
menginterpretasikan<br />
2 II s/d<br />
IV<br />
2 II s/d<br />
IV<br />
2 II s/d<br />
IV<br />
2 II s/d<br />
IV<br />
2 II s/d<br />
IV
244<br />
(Streptococcus)<br />
pemeriksaan laboratorium<br />
serologi Infeksi jamur dan<br />
bakteri lain (Streptococcus)<br />
JUMLAH 12 4<br />
2. Divisi Kimia Klinik<br />
No Materi<br />
Kompetensi yang<br />
diharapkan<br />
1. Memahami prinsip<br />
Pemeriksaan<br />
kerja alat-alat dan<br />
parameter Kimia<br />
metode-metode<br />
Klinik dari awal<br />
pemeriksaan<br />
(spesimen<br />
2. Memahami etiologi<br />
managemen)<br />
dan patogenesis<br />
sampai akhir<br />
peningkatan/penur<br />
(validasi hasil) :<br />
unan kadar<br />
1. Auto<br />
pemeriksaan<br />
analyser<br />
laboratorium terkait<br />
Cobas 6000<br />
3. Mampu<br />
2. Alat<br />
mengetahui dan<br />
fotometer<br />
melakukan trouble<br />
ode<br />
1<br />
shooting tahap<br />
pemeriksaan<br />
awal untuk<br />
Hitachi 4020<br />
pemeriksaan<br />
3. Pemeriksaan<br />
dengan alat terkait<br />
elektroforesis<br />
4. Mampu<br />
protein<br />
menghitung dan<br />
4. Pemeriksaan<br />
menginterpretasi<br />
batu ginjal<br />
hasil pemeriksaan<br />
5. Pemeriksaan<br />
klirens kreatinin<br />
klirens<br />
5. Mampu<br />
kreatinin<br />
menginterpretasi<br />
6. Pemeriksaan<br />
hasil pemeriksaan<br />
gas darah<br />
AGD dan batu<br />
ginjal<br />
Endokrin dan Memahami dan mampu<br />
metabolisme : mengerjakan serta<br />
- Kelenjar menginterpretasi hasil<br />
2<br />
tiroid pemeriksaan Kimia<br />
- Infertilitas Klinik yang<br />
- Test berhubungan dengan<br />
kehamilan gangguan endokrin dan<br />
- Kelenjar metabolisme<br />
Wkt<br />
SK<br />
S<br />
Semes<br />
ter<br />
2 II s/d IV<br />
1 II s/d IV
245<br />
No<br />
Materi<br />
prostat :<br />
- Fosfatase<br />
asam<br />
- Fosfatase<br />
prostat<br />
Kompetensi yang<br />
diharapkan<br />
- Kelenjar tiroid<br />
- Infertilitas<br />
- Test kehamilan<br />
- Kelenjar prostat<br />
Wkt<br />
SK<br />
S<br />
Semes<br />
ter<br />
3<br />
4<br />
5<br />
6<br />
Parameter Kimia<br />
Klinik untuk<br />
diagnosa Anemia<br />
Hemolitik Anemia<br />
Defisiensi Fe:<br />
- Fe serum<br />
- TIBC<br />
- G6PD<br />
Internal QC<br />
External QC<br />
Pemeriksaan<br />
parameter Kimia<br />
Klinik pada<br />
gangguan<br />
Hepatogastoenter<br />
ologi<br />
Pemeriksaan<br />
parameter Kimia<br />
Klinik pada<br />
gangguan Sistem<br />
Enzimologi<br />
Memahami dan mampu<br />
mengerjakan serta<br />
menginterpretasi<br />
parameter Kimia Klinik<br />
yang berhubungan<br />
dengan gangguan<br />
endokrin dan<br />
metabolisme :<br />
- Fe serum<br />
- TIBC<br />
- Feritin<br />
- Transferrin<br />
- G6PD<br />
Memahami dan mampu<br />
mengerjakan serta<br />
menginterpretasi serta<br />
mengevaluasi :<br />
- Internal QC<br />
- External QC<br />
Memahami dan mampu<br />
mengerjakan serta<br />
menginterpretasi<br />
pemeriksaan Kimia<br />
Klinik yang<br />
berhubungan dengan<br />
gangguan<br />
Hepatogastroenterologi<br />
Memahami dan mampu<br />
mengerjakan serta<br />
mengevaluasi<br />
pemeriksaan Kimia<br />
Klinik yang<br />
berhubungan dengan<br />
gangguan Sistem<br />
Enzimologi<br />
1 II s/d IV<br />
2 II s/d IV<br />
1 II s/d IV<br />
1 II s/d IV<br />
7 Point of Care Mampu menggunakan 1 II s/d IV
246<br />
No<br />
8<br />
9<br />
10<br />
Materi<br />
Testing (POCT)<br />
Keseimbangan<br />
Elektrolit:<br />
- Kadar<br />
Natrium<br />
serum & urin<br />
- Kadar Kalium<br />
serum & urin<br />
- Kadar<br />
Calcium<br />
serum & urin<br />
- Kadar<br />
Magnesium<br />
serum & urin<br />
- Kadar<br />
Phosphor<br />
serum & urin<br />
- Kadar Ureum<br />
serum & urin<br />
- Kadar<br />
Kreatinin<br />
serum & urin<br />
Pemeriksaan<br />
laboratorium<br />
untuk penyakit<br />
Saluran kemih<br />
Pemeriksaan<br />
laboratorium<br />
Cairan Tubuh :<br />
- Cairan<br />
peritoneal<br />
- Cairan<br />
amnion<br />
- Cairan sendi<br />
- Cairan pleura<br />
- Cairan<br />
Kompetensi yang<br />
diharapkan<br />
dan memahami serta<br />
menginterpretasi<br />
pemeriksaan<br />
laboratorium POCT<br />
Memahami dan mampu<br />
mengerjakan,<br />
menginterpretasi serta<br />
mengevaluasi<br />
parameter Kimia Klinik<br />
yang berhbungan<br />
dengan gangguan<br />
keseimbangan elektrolit<br />
Memahami dan mampu<br />
mengerjakan,<br />
menginterpretasi serta<br />
mengevaluasi<br />
parameter Kimia Klinik<br />
yang berhbungan<br />
dengan gangguan<br />
Saluran Kemih<br />
Memahami dan mampu<br />
mengerjakan,<br />
menginterpretasi serta<br />
mengevaluasi<br />
parameter Kimia Klinik<br />
yang berhbungan<br />
dengan gangguan<br />
Cairan Tubuh<br />
Wkt<br />
SK<br />
S<br />
Semes<br />
ter<br />
2 II s/d IV<br />
1 II s/d IV<br />
1 II s/d IV
247<br />
No<br />
11<br />
12<br />
13<br />
14<br />
Materi<br />
perikardial<br />
Pemeriksaan<br />
parameter Kimia<br />
Klinik<br />
Kardiovaskuler<br />
Pemeriksaan<br />
Hepatogastroente<br />
rologi<br />
Pemeriksaan<br />
Kardiologi,<br />
Enzimologi &<br />
Endokrinologi<br />
Drug abuse &<br />
Toxicology<br />
Kompetensi yang<br />
diharapkan<br />
Memahami dan mampu<br />
mengerjakan,<br />
menginterpretasi serta<br />
mengevaluasi<br />
parameter Kimia Klinik<br />
yang berhbungan<br />
dengan gangguan<br />
sistem kardiovaskuler<br />
Memahami dan mampu<br />
mengerjakan,<br />
menginterpretasi serta<br />
mengevaluasi hasil<br />
pemeriksaan serta<br />
faktor-faktor interferensi<br />
pemeriksaan<br />
Hepatogastroenterologi<br />
Memahami dan mampu<br />
mengerjakan,<br />
menginterpretasi serta<br />
mengevaluasi hasil<br />
pemeriksaan serta<br />
faktor-faktor interferensi<br />
Kardiologi, Enzimologi<br />
& Endokrinologi<br />
Memahami<br />
farmakokinetik,<br />
metabolisme obat,<br />
farmakodinamik,<br />
monitoring obat-obat<br />
khususm sindrom<br />
toksikologik, evaluasi<br />
dan manajemen over<br />
dosis dan keracunan<br />
obat<br />
JUMLAH<br />
Wkt<br />
SK<br />
S<br />
Semes<br />
ter<br />
1 II s/d IV<br />
2 II s/d IV<br />
2 II s/d IV<br />
1 II s/d IV<br />
24 8<br />
3. Divisi Hematologi Klinik
248<br />
No<br />
Materi<br />
1 A. Manajemen<br />
Lab<br />
Hematologi<br />
2 B. Alat<br />
Hematologi<br />
Otomatis<br />
3 C. Kelainan<br />
Eritrosit<br />
4 D. Pemeriksaan<br />
Hematologi<br />
yang<br />
berhubunga<br />
n dengan<br />
kelainan<br />
Kompetensi yang<br />
diharapkan<br />
1. Memahami, mampu<br />
membuat dan<br />
mengelola pemantapan<br />
mutu lab hematologi.<br />
2. Memahami, mampu<br />
membuat dan<br />
mengevaluasi kebijakan<br />
lab hematologi.<br />
3. Memahami, mampu<br />
membuat dan<br />
mengevaluasi protap lab<br />
hematologi.<br />
4. Memahami, mampu<br />
membuat dan<br />
mengevaluasi instruksi<br />
kerja lab hematologi.<br />
5. Memahami, mampu<br />
membuat dan<br />
mengevaluasi tahap<br />
preanalitik pemeriksaan<br />
lab hematologi.<br />
6. Memahami prinsip kerja,<br />
mampu menggunakan<br />
dan mengetahui trouble<br />
shooting tahap awal<br />
untuk alat hematologi<br />
Analyzer Lengkap<br />
7. Memahami<br />
pathogenesis dan<br />
patofisiologi serta dapat<br />
menjelaskan kelainan<br />
eritrosit secara umum,<br />
yang meliputi : kelainan<br />
jumlah, fungsi atau<br />
morfologinya<br />
8. Memahami, mampu<br />
mengerjakan dan<br />
mengevaluasi<br />
pemeriksaan hematologi<br />
lanjutan yang<br />
beerhubungan dengan<br />
Wkt<br />
SK<br />
S<br />
Seme<br />
ster<br />
2 II s/d I<br />
1 II s/d<br />
IV<br />
1 II s/d<br />
IV<br />
2 II s/d<br />
IV
249<br />
eritrosit<br />
5 E. Pemeriksaan<br />
Aspirasi<br />
Sumsum<br />
Tulang<br />
6 F. Anemia<br />
Defisiensi<br />
Besi<br />
7 G. Anemia<br />
Akibat<br />
Penyakit<br />
Kronis<br />
kelainan eritrosit, secara<br />
otomatis dan manual,<br />
sideroblas, Ham Test,<br />
resistensi osmotik,<br />
parasit malaria,<br />
elektroforesis Hb dan<br />
pemeriksaan sumsum<br />
tulang (morfologi dan<br />
mielogram)<br />
9. Menguasai indikasi<br />
pemeriksaan aspirasi<br />
sumsum tulang.<br />
10. Mampu melakukan<br />
aspirasi sumsum tulang.<br />
11. Mampu melakukan<br />
interpretasi sediaan<br />
hapus sumsum tulang<br />
(morfologi, ME Ratio,<br />
dan mielogram) dan<br />
menghubungkannya<br />
dengan kelainan klinik.<br />
12. Menguasai definisi,<br />
etiologi, epidemiologi,<br />
patogenesis dan<br />
patofisiologi, gejala<br />
klinik serta kriteria<br />
diagnosis kasus anemia<br />
defisiensi besi.<br />
13. Mampu melakukan<br />
pengelolaan<br />
laboratorium secara<br />
komprehensif pada<br />
kasus anemia defisiensi<br />
besi.<br />
14. Menguasai definisi,<br />
etiologi, epidemiologi,<br />
patogenesis dan<br />
patofisiologi, gejala<br />
klinik serta kriteria<br />
diagnosis kasus anemia<br />
akibat penyakit kronis.<br />
15. Mampu melakukan<br />
pengelolaan<br />
laboratorium secara<br />
2 II s/d IV<br />
3 II s/d<br />
IV<br />
II s/d<br />
IV
250<br />
komprehensif pada<br />
kasus anemia akibat<br />
penyakit kronis.<br />
8 H. Thalassemia 16. Menguasai definisi,<br />
etiologi, epidemiologi,<br />
patogenesis dan<br />
patofisiologi, gejala<br />
klinik serta kriteria<br />
diagnosis kasus<br />
Thalassemia<br />
17. Mampu melakukan<br />
pengelolaan<br />
laboratorium secara<br />
komprehensif pada<br />
kasus Thalassemia.<br />
9 I. Kelainan 18. Memahami patogenesis<br />
Leukosit dan patofisiologi, serta<br />
dapat menjelaskan<br />
kelainan leukosit secara<br />
umum, yang meliputi:<br />
kelainan jumlah, fungsi<br />
maupun morfologinya.<br />
II s/d<br />
IV<br />
3 II s/d<br />
IV<br />
10 J. Pemeriksaan<br />
Hematologi<br />
yang<br />
berhubungan<br />
dgn Kelainan<br />
Leukosit<br />
19. Memahami, mampu<br />
mengerjakan dan<br />
mengevaluasi<br />
pemeriksaan hematologi<br />
lanjutan yang<br />
berhubungan dengan<br />
kelainan leukosit,<br />
secara otomatis dan<br />
manual, yang meliputi:<br />
seluruh parameter yang<br />
berhubungan dgn<br />
leukosit-selain CBCyang<br />
ada di alat<br />
Hematology Analyzer<br />
lengkap (35 parameter),<br />
jumlah eosinofil, koreksi<br />
normoblas, sel LE, Sel<br />
Sezary, sitokimia dan<br />
pemeriksaan sumsum<br />
tulang (morfologi dan<br />
mielogram).
251<br />
11 K. Leukemia<br />
dan<br />
leukemia<br />
akut<br />
12 L. Kelainan<br />
Mieloprolifer<br />
atif Kronis<br />
(Leukemia<br />
Mielositik<br />
Kronis)<br />
13 M. Kelainan<br />
Hemostasis<br />
14 N. Transfusi<br />
dan<br />
Perbankan<br />
Darah<br />
20. Menguasai definisi,<br />
etiologi, epidemiologi,<br />
klasifikasi, patogenesis<br />
dan patofisiologi, gejala<br />
klinik, kriteria diagnosis<br />
dan pengelolaan<br />
(laboratorium) kasus<br />
leukemia.<br />
21. Menguasai definisi,<br />
etiologi, epidemiologi,<br />
klasifikasi, patogenesis<br />
dan patofisiologi, gejala<br />
klinik, kriteria diagnosis<br />
dan pengelolaan<br />
(laboratorium) kasus<br />
Leukemia Mielositik<br />
Kronis.<br />
22. Memahami patogenesis<br />
dan patofisiologi, serta<br />
dapat menjelaskan<br />
kelainan trombosit<br />
secara umum, yang<br />
meliputi: kelainan<br />
jumlah, fungsi maupun<br />
morfologinya.<br />
23. Mampu Mengerjakan<br />
Uji Cocok serasi<br />
(Kompatibilitas)<br />
24. Memahami da<br />
menguasai managemen<br />
dan pelayanan darah di<br />
bank darah<br />
25. Mampu melakukan dan<br />
mengintepretasi<br />
berbagai pemeriksaan<br />
laboratorium yang<br />
berhubungan dengan<br />
skrining penyakit MLTD<br />
dan reaksi transfusi<br />
3 II s/d<br />
IV<br />
3 II s/d<br />
IV<br />
1 II s/d IV
252<br />
14 O. Pelayan<br />
darah di PMI<br />
(*)<br />
15 P. Stase Bank<br />
Darah<br />
26. Memahami dan<br />
menguasai pelayanan<br />
darah di PMI<br />
27. Memahami dan<br />
menguasai rekrutmen<br />
donor<br />
28. Memahami dan<br />
menguasai pengolahan<br />
darah<br />
29. Memahami dan<br />
menguasai distribusi<br />
darah<br />
JUMLAH 24 8<br />
*)Catatan : Stase PMI dilaksanakan pada Tahap Aplikasi<br />
1 II s/d IV<br />
2<br />
No<br />
4. Divisi Mikrobiologi Klinik<br />
Materi<br />
1 Pengetahuan<br />
prinsip dan<br />
metode alat-alat<br />
laboratorium<br />
mikrobiologi<br />
2 BAKTERIOLOGI<br />
Patofisiologi,<br />
manifestasi<br />
klinik,<br />
transmisi<br />
dan<br />
epidemiologii<br />
nfeksi bakteri<br />
Morfologi<br />
dan<br />
interpretasi<br />
pewarnaan<br />
Gram<br />
Berbagai<br />
Media isolasi<br />
dan faktor-<br />
Kompetensi yang<br />
diharapkan<br />
Mampu memahami<br />
prinsip dan metode<br />
alat laboratorium<br />
mikrobiologi<br />
<br />
<br />
<br />
Mampu<br />
memahami<br />
patofisiologi<br />
manifestasi<br />
klinik, transmisi<br />
dan<br />
epidemiologiinf<br />
eksi bakteri<br />
Mampu<br />
mengetahui<br />
morfologi<br />
interpretasi<br />
pewarnaan<br />
Gram<br />
Mampu<br />
Wkt SKS Semester<br />
1 II s/d IV<br />
3 II s/d IV
253<br />
<br />
faktor<br />
mempengaru<br />
hi<br />
pertumbuhan<br />
dan<br />
interpretasi<br />
koloni<br />
Berbagai<br />
cara<br />
identifikasi<br />
koloni bakteri<br />
3 UJI KEPEKAAN<br />
Pengetahua<br />
n<br />
mekanisme<br />
kerja<br />
antimikroba<br />
(Bakteri,<br />
Jamur, Virus,<br />
Parasit,<br />
Mikobakteriu<br />
m)<br />
Pengetahua<br />
n<br />
mekanisme<br />
resistensi<br />
Prinsip<br />
berbagai<br />
cara uji<br />
kepekaan<br />
antimikroba<br />
4 MIKOBAKTERIO<br />
LOGI<br />
Patofisiolo<br />
gi<br />
manifestasi<br />
klinik,<br />
transmisi<br />
dan<br />
epidemiolo<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
memahami<br />
berbagai media<br />
isolasi dan<br />
faktor-faktor<br />
mempengaruhi<br />
pertumbuhan<br />
dan interpretasi<br />
koloni<br />
Mampu<br />
memahami<br />
berbagai<br />
pemeriksaan<br />
untuk<br />
identifikasi<br />
koloni bakteri<br />
Mampu<br />
memahami<br />
mekanisme<br />
kerja<br />
antimikroba<br />
(Bakteri,<br />
Jamur, Virus,<br />
Parasit,<br />
Mikobakterium)<br />
Mampu<br />
memahami<br />
mekanisme<br />
resistensi<br />
Mengetahui<br />
prinsip<br />
berbagai cara<br />
uji kepekaan<br />
antimikroba<br />
Mampu<br />
memahami<br />
patofisiologi<br />
manifestasi<br />
klinik,<br />
transmisi dan<br />
epidemiologi<br />
infeksi<br />
2 II s/d IV<br />
2 II s/d IV
254<br />
<br />
<br />
5 MIKOLOGI<br />
<br />
<br />
<br />
gi infeksi<br />
mikobakter<br />
ium<br />
Pengenala<br />
n prinsip<br />
dan<br />
berbagai<br />
cara<br />
pewarnaan<br />
BTA<br />
Pengenala<br />
n, prinsip<br />
dan<br />
interpretasi<br />
berbagai<br />
media<br />
pertumbuh<br />
an<br />
mikobakter<br />
ium<br />
Patogenesi<br />
s,<br />
manifestasi<br />
klinik,<br />
transmisi<br />
dan<br />
epidemiolo<br />
gi infeksi<br />
jamur<br />
Pengenala<br />
n morfologi<br />
dan<br />
interpretasi<br />
pewarnaan<br />
KOH/GRA<br />
M<br />
Berbagai<br />
media<br />
isolasi dan<br />
faktorfaktor<br />
mempenga<br />
ruhi<br />
pertumbuh<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
mikobakteriu<br />
m<br />
Memahami<br />
prinsip dan<br />
berbagai cara<br />
pewarnaan<br />
BTA<br />
Memahami<br />
prinsip dan<br />
interpretasi<br />
berbagai<br />
media<br />
pertumbuhan<br />
mikobakteriu<br />
m<br />
Mampu<br />
memahami<br />
patogenesis,<br />
manifestasi<br />
klinik,<br />
transmisi dan<br />
epidemiologi<br />
infeksi jamur<br />
Mampu<br />
mengenai<br />
morfologi dan<br />
interpretasi<br />
pewarnaan<br />
KOH/GRAM<br />
Mampu<br />
menginterpret<br />
asi berbagai<br />
media isolasi<br />
dan faktorfaktor<br />
mempengaru<br />
hi<br />
pertumbuhan<br />
dan<br />
2 II s/d IV
255<br />
an dan<br />
interpretasi<br />
koloni<br />
jamur<br />
Identifikasi<br />
koloni<br />
jamur<br />
6 PARASITOLOGI<br />
Patogenesi<br />
s,<br />
manifestasi<br />
klinik,<br />
transmisi<br />
dan<br />
epidemiolo<br />
gi infeksi<br />
parasit<br />
Pengenala<br />
n dan<br />
interpretasi<br />
diagnostik<br />
mikroskopi<br />
k infeksi<br />
parasit<br />
(malaria,<br />
filarial,<br />
cacing,<br />
amoeba)<br />
7 VIROLOGI<br />
<br />
<br />
Patogenesi<br />
s,<br />
amnifestas<br />
klinik,<br />
transmisi<br />
dan<br />
epidemiolo<br />
gi infeksi<br />
virus<br />
Pengenala<br />
n dan<br />
interpretasi<br />
diagnostik<br />
molekuler<br />
infeksi<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
interpretasi<br />
koloni jamur<br />
Mampu<br />
memahami<br />
identifikasi<br />
koloni jamur<br />
Mampu<br />
memahami<br />
pathogenesis<br />
penyakit<br />
infeksi oleh<br />
parasit<br />
Mampu<br />
mengenali<br />
dan<br />
melakukan<br />
interpretasi<br />
diagnostik<br />
mikroskopik<br />
infeksi parasit<br />
(malaria,<br />
filarial,<br />
cacing,<br />
amoeba)<br />
Patogenesis,<br />
amnifestas<br />
klinik,<br />
transmisi dan<br />
epidemiologi<br />
infeksi virus<br />
Pengenalan<br />
dan<br />
interpretasi<br />
diagnostik<br />
molekuler<br />
infeksi virus<br />
1 II s/d IV<br />
1 II s/d IV
256<br />
virus<br />
JUMLAH 12 4<br />
C. Tahap Aplikasi<br />
1. Divisi Imunologi Klinik<br />
N<br />
o<br />
Materi<br />
Kompetensi yang<br />
diharapkan<br />
Wkt SKS Semester<br />
1 TORCH<br />
(Toxoplasma,<br />
Rubella,<br />
Cytomegalo<br />
virus , Herpes<br />
simplek)<br />
2 Penyakitpenyakit<br />
Autoimun nonorgan<br />
spesifik<br />
(SLE dan RA)<br />
dan organ<br />
spesifik (DM,<br />
Thyroid)<br />
Mampu memahami,<br />
melakukan dan<br />
menginterpretasi<br />
pemeriksaan serologi<br />
: TORCH<br />
Mampu memahami,<br />
melakukan, dan<br />
menginterpretasi<br />
pemeriksaan serologi<br />
penyakit-penyakit<br />
Autoimun non-organ<br />
spesifik (SLE dan<br />
RA) dan organ<br />
spesifik (DM,<br />
Thyroid)<br />
3 Penyakitpenyakit<br />
Mampu memahami,<br />
melakukan dan<br />
hipersensitivitas menginterpretasi<br />
dan<br />
pemeriksaan penyakitpenyakit<br />
imunodefisiensi<br />
hipersensitivitas dan<br />
imunodefisiensi<br />
4 Imunodefisiensi Mampu memahami<br />
mengenai reaksi<br />
imunologi pada<br />
Imunodefisiensi<br />
5 Imunologi Mampu memahami,<br />
Keganasan dan melakukan dan<br />
Tumor Marker<br />
menginterpretasi<br />
pemeriksaan<br />
2 V s/d VII<br />
2 V s/d VII<br />
1 V s/d VII<br />
2 V s/d VII<br />
1 V s/d VII
257<br />
6 Aspek<br />
molekuler<br />
imunologi (TLR,<br />
sitokin/kemokin/i<br />
nterleukin/molek<br />
uladhesi, dll)<br />
7 Manajemen dan<br />
QC<br />
Laboratorium<br />
Immunologi<br />
laboratorium serologi<br />
penyakit keganasan<br />
(tumor marker)<br />
Mampu memahami<br />
mekanisme Aspek<br />
molekuler imunologi<br />
(TLR,sitokin/kemokin/<br />
interleukin/molekulad<br />
hesi, dll)<br />
Mampu memahami<br />
pengelolaan<br />
manajemen dan QC<br />
Laboratorium<br />
Immunologi<br />
1 V s/d VII<br />
1 V s/d VII<br />
JUMLAH 8 4<br />
2. Divisi Kimia Klinik<br />
N<br />
Materi<br />
o<br />
1 Managemen<br />
laboratorium<br />
Kimia Klinik<br />
Kompetensi yang<br />
diharapkan<br />
1. Mampu melakukan<br />
evaluasi permintaan<br />
pemeriksaan Kimia<br />
Klinik dan<br />
menghubungkannya<br />
dengan Ilmu<br />
Patologi Klinik<br />
2. Mampu melakukan<br />
evaluasi pencapaian<br />
jumlah pemeriksaan<br />
laboratorium Kimia<br />
Klinik<br />
3. Mampu<br />
merencanakan dan<br />
mengevaluasi<br />
kebutuhan reagen<br />
dan bahan habis<br />
pakai di<br />
laboratorium Kimia<br />
Klinik<br />
4. Mampu melakukan<br />
evaluasi efisiensi<br />
SDM dan alat-alat di<br />
Wkt<br />
2<br />
SKS<br />
Semes<br />
ter<br />
V s/d<br />
VII
258<br />
2 Nefrologi dan<br />
cairan tubuh :<br />
- Glomerulo<br />
nefritis<br />
Akut<br />
(GNA)<br />
- Glomerulo<br />
nefritis<br />
Kronis<br />
(GNK)<br />
- Sindrom<br />
nefrotik<br />
- Gangguan<br />
ginjal akut<br />
- Pielonefriti<br />
s (PNA)<br />
- Pielonefriti<br />
s Kronis<br />
(PNK)<br />
- Sistitis<br />
3 - Internal<br />
QC<br />
- External<br />
QC<br />
4 Endokrinologi<br />
:<br />
laboratorium Kimia<br />
Klinik<br />
5. Memahami dan<br />
mampu<br />
mempersiapkan<br />
serta mengevaluasi<br />
akreditasi<br />
laboratorium<br />
Menguasai :<br />
1. Patogenesis<br />
2. Patofisiologi<br />
3. Pemeriksaan Kimia<br />
Klinik<br />
4. Pengelolaan<br />
laboratorium secara<br />
komprehensif pada<br />
gangguan / penyakit<br />
GNA,GNK, PNA,<br />
PNK, Sistitis<br />
Mampu dan menguasai :<br />
1. Analisis dan<br />
interpretasi hasil<br />
internal QC<br />
2. Mempersiapkan dan<br />
melaksanakan<br />
pemeriksaan<br />
External QC<br />
3. Evaluasi umpan<br />
balik External QC<br />
Menguasai :<br />
Patofisiologi dan<br />
Patogenesis<br />
Pemeriksaan Kimia<br />
Klinik pada gangguan<br />
system endokrin &<br />
metabolism<br />
3<br />
2<br />
3<br />
V s/d<br />
VII<br />
V s/d<br />
VII<br />
V s/d<br />
VII
259<br />
Pengelolaan<br />
laboratorium secara<br />
komprehensif pada<br />
gangguan/penyakit<br />
endokrin<br />
Mampu menjawab<br />
konsul dari klinisi dan<br />
menginvestigasi hasil<br />
yang tidak terduga (tidak<br />
sesuai klinis)<br />
5 Hepatogastr<br />
oenterolog<br />
i<br />
- Hepatitis<br />
kronis<br />
- Sirosis &<br />
komplikasi<br />
nya<br />
- Ca<br />
hepatitis<br />
- Cholesistiti<br />
s,<br />
Cholelithia<br />
sis,<br />
Choledoch<br />
Menguasai :<br />
1. Patofisiologi dan<br />
Patogenesis<br />
2. Pemeriksaan<br />
laboratorium untuk<br />
penyakit<br />
Hepatogastroenterol<br />
ogi<br />
3. Pengelolaan<br />
laboratorium secara<br />
komprehensif pada<br />
penyakit<br />
Hepatogastroenterol<br />
ogi<br />
4. Mampu menjawab<br />
3<br />
V s/d<br />
VII
260<br />
olithiasis<br />
- Ca<br />
pancreas<br />
- Ca gaster<br />
- Crohn<br />
Disease<br />
- Colitisulcer<br />
ativa<br />
- Enteritis<br />
- Gastritis<br />
- Ulkus<br />
peptikum/d<br />
uodeni<br />
6 5. Acute<br />
Renal<br />
Failure<br />
(ARF)<br />
6. Chronic<br />
Renal<br />
Failure<br />
(CRF)<br />
7 Kardiovaskule<br />
r :<br />
5. Penyakit<br />
jantung<br />
koroner<br />
6. Infark<br />
miokard<br />
akut<br />
7. Decompe<br />
nsatio<br />
cordis<br />
kanan<br />
8. Decompe<br />
nsatio<br />
konsul dari klinisi<br />
dan menginvestigasi<br />
hasil yang tidak<br />
terduga (tidak<br />
sesuai klinis)<br />
Menguasai :<br />
1. Patofisiologi dan<br />
Patogenesis<br />
2. Pemeriksaan<br />
laboratorium untuk<br />
penyakit ARF dan<br />
CRF<br />
3. Pengelolaan<br />
laboratorium secara<br />
komprehensif pada<br />
penyakit ARF dan<br />
CRF<br />
4. Mampu menjawab<br />
konsul dari klinisi<br />
dan menginvestigasi<br />
hasil yang tidak<br />
terduga (tidak<br />
sesuai klinis)<br />
Menguasai :<br />
1. Patofisiologi dan<br />
Patogenesis<br />
2. Pemeriksaan<br />
laboratorium untuk<br />
penyakit<br />
kardiovaskuler<br />
3. Pengelolaan<br />
laboratorium<br />
secara<br />
komprehensif pada<br />
penyakit<br />
kardiovaskuler<br />
4. Mampu menjawab<br />
3<br />
3<br />
V s/d<br />
VII<br />
V s/d<br />
VII
261<br />
cordis kiri<br />
9. Miokarditi<br />
s<br />
konsul dari klinisi<br />
dan<br />
menginvestigasi<br />
hasil yang tidak<br />
terduga (tidak<br />
sesuai klinis)<br />
8 Ujian OSCE 1<br />
V s/d<br />
VII<br />
3. Divisi Hematologi Klinik<br />
No<br />
Materi<br />
1 A. ManajemenLa<br />
boratorium<br />
Hematologi<br />
Kompetensi yang<br />
diharapkan<br />
1. Mampu melakukan<br />
evaluasi atas<br />
permintaan<br />
pemeriksaan<br />
hematologi dan<br />
menghubungkanny<br />
a dengan clinical<br />
pathway di RSHS.<br />
2. Mampu melakukan<br />
evaluasi<br />
pencapaian hasil<br />
lab hematologi.<br />
3. Mampu<br />
merencanakan dan<br />
mengevaluasi<br />
kebutuhan reagens<br />
dan bahan habis<br />
pakai di lab<br />
hematologi.<br />
4. Mampu melakukan<br />
evaluasi efisiensi<br />
SDM dan alat-alat<br />
di lab hematologi.<br />
5. Memahami, mampu<br />
mempersiapkan<br />
dan mengevaluasi<br />
akredi-tasi dan ISO<br />
lab hematologi<br />
Wkt<br />
(mg)<br />
SKS<br />
Semester<br />
3 V s/d VII<br />
2 B. Anemia 6. Menguasai definisi, 5 V s/d VII
262<br />
etiologi,<br />
epidemiologi,<br />
patogenesis dan<br />
patofisiologi, gejala<br />
klinik , kriteria<br />
diagnosis dan<br />
mampu melakukan<br />
pengelolaan<br />
laboratorium secara<br />
komprehensif pada<br />
anemia karena<br />
perdarahan<br />
7. Menguasai definisi,<br />
etiologi,<br />
epidemiologi,<br />
patogenesis dan<br />
patofisiologi, gejala<br />
klinik, kriteria<br />
diagnosis dan<br />
mampu melakukan<br />
pengelolaan<br />
laboratorium<br />
secara<br />
komprehensif pada<br />
hemoglobinopati<br />
8. Menguasai definisi,<br />
etiologi,<br />
epidemiologi,<br />
patogenesis dan<br />
patofisiologi, gejala<br />
klinik, kriteria<br />
diagnosis dan<br />
mampu melakukan<br />
pengelolaan<br />
laboratorium secara<br />
komprehensif pada<br />
anemia<br />
sideroblastik.<br />
9. Menguasai definisi,<br />
etiologi,<br />
epidemiologi,<br />
patogenesis dan<br />
patofisiologi, gejala<br />
klinik, kriteria<br />
diagnosis dan
263<br />
mampu melakukan<br />
pengelolaan<br />
laboratorium secara<br />
komprehensif pada<br />
anemia<br />
megaloblastik.<br />
10. Menguasai definisi,<br />
etiologi,<br />
epidemiologi,<br />
patogenesis dan<br />
patofisiologi, gejala<br />
klinik, kriteria<br />
diagnosis dan<br />
mampu melakukan<br />
pengelolaan<br />
laboratorium<br />
secara<br />
komprehensif pada<br />
anemia aplastik<br />
11. Menguasai definisi,<br />
etiologi,<br />
epidemiologi,<br />
patogenesis dan<br />
patofisiologi, gejala<br />
klinik, kriteria<br />
diagnosis dan<br />
mampu melakukan<br />
pengelolaan<br />
laboratorium<br />
secara<br />
komprehensif pada<br />
anemia<br />
hipoproliferatif<br />
yang berhubungan<br />
dengan penyakit<br />
sistemik<br />
3 C. Polisitemia 12. Menguasai definisi,<br />
etiologi,<br />
epidemiologi,<br />
patogenesis dan<br />
patofisiologi, gejala<br />
klinik serta kriteria<br />
diagnosis berbagai<br />
keadaan<br />
polisitemia<br />
1 V s/d VII
264<br />
4 D. Kelainan<br />
Leukosit dan<br />
pemeriksaan<br />
laboratorium<br />
terkait.<br />
13. Mampu melakukan<br />
pengelola-an<br />
laboratorium<br />
secara<br />
komprehensif pada<br />
berbagai keadaan<br />
polisitemia.<br />
14. Kelainan Leukosit<br />
yang berhubungan<br />
dengan infeksi<br />
15. Kelainan<br />
mieloproli-feratif<br />
kronik<br />
16. Mielodisplasia<br />
17. Kelainan<br />
Limfoproli-feratif<br />
/Leukemia<br />
Limfositik Kronik<br />
18. Limfoma Maligna<br />
19. Multiple Myeloma<br />
20. Histiositosis dan<br />
Lipid Storage<br />
Diseases<br />
4 V s/d VII<br />
5 E. Kelainan<br />
Hemostasis<br />
21. Menguasai definisi,<br />
etiologi,<br />
epidemiologi,<br />
patogenesis dan<br />
patofisiologi, gejala<br />
klinik serta kriteria<br />
diagnosis kasus<br />
kelainan vaskuler<br />
22. Mampu melakukan<br />
pengelolaan<br />
laboratorium<br />
secara<br />
komprehensif pada<br />
kelainan vaskuler<br />
23. Menguasai definisi,<br />
etiologi,<br />
epidemiologi,<br />
patogenesis dan<br />
patofisiologi, gejala<br />
4 V s/d VII
265<br />
6<br />
F. Pemeriksa<br />
an<br />
laboratoriu<br />
m pada<br />
perdarahan<br />
klinik serta kriteria<br />
diagnosis kelainan<br />
sistem koagulasi.<br />
24. Mampu melakukan<br />
pengelolaan<br />
laboratorium<br />
secara<br />
komprehensif pada<br />
kelainan sistem<br />
koagulasi.<br />
25. Mampu melakukan<br />
pengelolaan<br />
laboratorium<br />
secara<br />
komprehensif pada<br />
kelainan sistem<br />
fibrinolisis.<br />
26. Mampu melakukan<br />
pengelolaan<br />
laboratorium<br />
secara<br />
komprehensif pada<br />
kelainan sistem<br />
fibrinolisis.<br />
27. Mampu melakukan<br />
pengelolaan<br />
laboratorium<br />
secara<br />
komprehensif pada<br />
kelainan sistem<br />
antikoagulan<br />
alamiah.<br />
28. Mampu melakukan<br />
pengelolaan<br />
laboratorium<br />
secara<br />
komprehensif pada<br />
kelainan sistem<br />
antikoagulan<br />
alamiah.<br />
29. Memahami,<br />
mampu<br />
mengerjakan dan<br />
mengevaluasi<br />
peme-riksaan<br />
2 V s/d VII
266<br />
, trombosis<br />
dan DIC<br />
hemostasis yang<br />
berhubungan<br />
dengan<br />
perdarahan,<br />
trombosis dan DIC.<br />
7 Stase PMI 2<br />
JUMLAH 22 8<br />
4. Divisi Mikrobiologi Klinik<br />
No<br />
1<br />
2<br />
<br />
Materi<br />
Pemantapan<br />
mutu dan<br />
Manajemen<br />
Laboratorium<br />
Mikrobiologi<br />
Klinik<br />
BAKTERIOLOG<br />
Ekspertise <br />
pemeriksaa<br />
n<br />
laboratoriu<br />
m infeksi<br />
bakteri pada <br />
:<br />
Siste<br />
m<br />
Respiratori<br />
Siste<br />
m<br />
kardiovasku<br />
ler<br />
Siste<br />
m<br />
Gastrointest<br />
inal<br />
Siste<br />
m Traktus<br />
<br />
<br />
Kompetensi yang<br />
diharapkan<br />
Mampu melaksanakan<br />
pemantapan mutu dan<br />
manajemen laboratorium<br />
Mikrobiologi Klinik<br />
Mampu memberikan<br />
konsultasi pada kasuskasus<br />
infeksi bakteri<br />
pada system terkait<br />
Mampu memberikan<br />
konsultasi pada kasuskasus<br />
infeksi pada<br />
kasus infeksi rumah<br />
sakit<br />
Mampu memberikan<br />
konsultasi dalam<br />
PPIRS<br />
Mampu memberikan<br />
konsultasi pada kasus<br />
bioterrorism<br />
Wkt<br />
(mg)<br />
SKS<br />
Semester<br />
1 V s/d VII<br />
2 V s/d VII<br />
Urinarius &
267<br />
STD<br />
Siste<br />
m Susunan<br />
Saraf<br />
Pusat<br />
<br />
Ekspertise<br />
pemeriksaa<br />
n infeksi<br />
rumah sakit<br />
(HAI)<br />
<br />
<br />
Peran<br />
laboratoriu<br />
m<br />
mikrobiologi<br />
dalam<br />
PPIRS<br />
Bakteribakteri<br />
yang<br />
berpotensi<br />
dipergunaka<br />
n untuk<br />
bioterrorism<br />
3<br />
UJI<br />
KEPEKAAN<br />
Ekspertise<br />
hasil uji<br />
kepekaan<br />
antimikrob<br />
a<br />
berdasark<br />
an buku<br />
panduan<br />
CLSI<br />
Identifikas<br />
i MDRO,<br />
MRSA,<br />
ESBL,<br />
VRE<br />
Peran<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Mampu membuat<br />
ekspertise hasil uji<br />
kepekaan<br />
antimikroba<br />
berdasarkan CLSI<br />
Mampu<br />
mengidentifikasi<br />
MDRO, MRSA,<br />
ESBL,VRE<br />
Pembuatan dan<br />
penerapan<br />
penggunaan Peta<br />
Bakteri<br />
Mampu membuat<br />
Peta Bakteri di RS<br />
serta menerapkana<br />
1 V s/d VII
268<br />
<br />
laboratori<br />
um<br />
mikrobiolo<br />
gi dalam<br />
PPRA<br />
Pembuata<br />
n dan p<br />
meenerap<br />
an<br />
pengguna<br />
an Peta<br />
Bakteri di<br />
RS<br />
di RS<br />
penggunaannya<br />
4<br />
5<br />
MIKOBAKTER<br />
IOLOGI<br />
Ekspertise<br />
pewarnaa<br />
n BTA<br />
dan media<br />
pertumbu<br />
han<br />
mikobakte<br />
rium<br />
Ekspertise<br />
diagnostik<br />
molekuler<br />
mikobakte<br />
rium<br />
(Gen<br />
Expert)<br />
MIKOLOGI<br />
Ekspertis<br />
e<br />
pewarnaa<br />
n<br />
KOH/GR<br />
AM dan<br />
koloni<br />
jamur<br />
<br />
<br />
<br />
Mampu membuat<br />
ekspertise<br />
pewarnaan BTA dan<br />
media pertumbuhan<br />
mikobakterium<br />
Mampu membuat<br />
ekspertise<br />
diagnostik molekuler<br />
mikobakterium (Gen<br />
Expert)<br />
Mampu membuat<br />
ekspertise<br />
pewarnaan<br />
KOH/GRAM dan<br />
koloni jamur<br />
1 V s/d VII<br />
1 V s/d VII<br />
6<br />
PARASITOLO<br />
GI<br />
Ekspertise<br />
<br />
Mampu membuat<br />
ekspertise diagnostik<br />
mikroskopik infeksi<br />
1 V s/d VII
269<br />
7<br />
269iagnos<br />
tic<br />
mikroskop<br />
ik infeksi<br />
parasit<br />
(malaria,<br />
filarial,<br />
cacing,<br />
amoeba)<br />
VIROLOGI<br />
<br />
Ekspertise<br />
diagnostic<br />
molekuler<br />
infeksi<br />
virus<br />
<br />
parasit (malaria,<br />
filarial, cacing,<br />
amoeba)<br />
Mampu membuat<br />
ekspertise diagnostik<br />
molekuler infeksi<br />
virus<br />
1 V s/d VII<br />
JUMLAH 8 4<br />
G. Evalusi Hasil Belajar<br />
1. Tahap Dasar : Ujian Kompetensi Tahap Dasar<br />
2. Tahap Klinis :<br />
a. Imunologi Klinik : Ujian Teori ; Ujian Praktikum dan Ujian<br />
Kompetensi Tahap Klinik<br />
b. Kimia Klinik : Ujian Hepatogastroenterologi ; Ujian Enzimologi ;<br />
Ujian Nefrologi, Keseimbangan Asam – Basa dan Elektrolit ;<br />
Ujian Nefrologi dan Cairan Tubuh ; Ujian Sistem Kardiovaskuler<br />
; Ujian Komprehensif ; Ujian Kompetensi Tahap Klinik<br />
c. Hematologi Klinik : Ujian I Manajemen ; Ujian II Eritrosit ; Ujian<br />
III Leukosit ; Ujian IV Hemostasis dan Transfusi ; Ujian<br />
Komprehensif OSCE dan Ujian Kompetensi Tahap Klinik<br />
d. Mikrobiologi Klinik : Ujian Teori ; Ujian Praktikum dan Ujian<br />
Kompetensi Tahap Klinik<br />
3. Ujian Kompetensi Tahap Klinik : Syarat untuk naik ke Tahap<br />
Aplikasi, setelah menyelesaikan Tahap Klinis di 4 (empat) divisi.<br />
4. Tahap Aplikasi :<br />
a. Imunologi Klinik : Ujian Teori ; Ujian Praktikum dan Ujian<br />
Kompetensi Tahap Aplikasi<br />
b. Kimia Klinik : Ujian Manajemen Laboratorium Kimia Klinik ;<br />
Ujian QC ; Ujian Endokrin ; Ujian Nefrologi ; Ujian<br />
Kardiovaskuler ; Ujian OSCE ; Ujian Komprehensif OSCE ;<br />
Ujian Kompetensi Tahap Aplikasi
270<br />
c. Hematologi Klinik : Ujian I Manajemen ; Ujian II Eritrosit ; Ujian<br />
III Leukosit ; Ujian IV Hemostasis dan Transfusi ; Ujian<br />
Komprehensif OSCE dan Ujian Kompetensi Tahap Aplikasi<br />
d. Mikrobiologi Klinik : Ujian Teori ; Ujian Praktikum dan Ujian<br />
Kompetensi Tahap Aplikasi<br />
5. Ujian Akhir : Karya Tulis Akhir (KTA) ; OSCE dan Ujian Nasional<br />
H. Pedoman Ujian<br />
Tata Cara Pelaksanaan Ujian :<br />
1. Ujian Divisi<br />
a. Ujian berupa ujian tertulis dan praktikum.<br />
b. Jadwal pelaksanaan ujian ditentukan oleh Kepala Divisi masing-masing.<br />
c. Jadwal ujian dibuat oleh Sekretariat Pendidikan setelah diusulkan<br />
oleh Kepala Divisi.<br />
d. Jadwal yang sudah ditentukan diinformasikan kepada yang<br />
bersangkutan/ Chief Residen 1 (satu) minggu sebelum ujian<br />
dilaksanakan.<br />
e. Sekretariat PPDS menyiapkan sarana dan prasarana untuk<br />
pelaksanaan ujian :<br />
- Absensi ujian<br />
- Kertas ujian<br />
- Soal ujian<br />
- Ruangan (konfrensi, ruang perpustakaan, ruang<br />
Sekretariat PPDS).<br />
f. Peserta ujian mengisi absen yang telah disediakan oleh<br />
Sekretariat Pendidikan.<br />
g. Lamanya ujian ditentukan oleh Kepala Divisi masing-masing.<br />
h. Ujian diawasi oleh Kepala Divisi masing-masing atau Sekretariat<br />
PPDS.<br />
1. Ujian Kompetensi<br />
a. Ujian Kompetensi dilaksanakan di Tahap Klinis setiap 6 (enam)<br />
bulan sekali pada bulan Februari dan Agustus.<br />
b. Ujian dilaksanakan setelah peserta PPDS menyelesaikan<br />
kewajiban berupa presentasi acara ilmiah dan ujian di 4 (empat)<br />
divisi yaitu :<br />
- Divisi Kimia Klinik<br />
- Divisi Hematologi Klinik<br />
- Divisi Imunologi Klinik<br />
- Divisi Mikrobiologi Klinik<br />
c. Tata cara ujian seperti ujian divisi, tetapi soal berasal dari seluruh<br />
divisi.
271<br />
I. Tata Tertib Meliputi :<br />
1. Tata Tertib Kegiatan Belajar Mengajar<br />
a. Mahasiswa dapat mengikuti kegiatan belajar mengajar bila telah<br />
memenuhi persyaratan administrasi yang ditetapkan oleh<br />
Universitas sehingga terdaftar sebagai mahasiswa Unpad.<br />
b. Mahasiswa harus hadir tepat waktu sesuai dengan ketentuan jam<br />
kerja atau yang telah dijadwalkan sebelumnya.<br />
c. Mahasiswa harus mematuhi berpakaian yang memenuhi etika<br />
berpakaian mahasiswa seperti yang telah ditetapkan pada<br />
pedoman umum kemahasiswaan atau yang lebih spesifik pada<br />
setiap program studi bersangkutan.<br />
d. Setiap mengikuti kegiatan belajar mengajar, mahasiswa harus<br />
mengisi daftar hadir mahasiswa.<br />
e. Mahasiswa harus mempersiapkan diri terlebih dahulu sebelum<br />
mengikuti kegiatan belajar mengajar dan melaksanakan setiap<br />
tugas yang diberikan yang terkait dengan kegiatan belajar<br />
mengajar yang diikuti.<br />
f. Mahasiswa yang tidak hadir karena alasan yang dapat<br />
dibenarkan, seperti :<br />
1. Sakit<br />
2. Terkena musibah<br />
3. Mendapat tugas dari Fakultas atau Universitas<br />
4. Atau alasan lain yang dapat dipertanggungjawabkan yang<br />
telah diajukan dan mendapat persetujuan sebelumnya, dapat<br />
meninggalkan kegiatan pendidikan setelah menyampaikan<br />
keterangan tertulis dari pihak yang berwenang (dokter atau<br />
Pimpinan Fakultas). Surat keterangan tersebut harus<br />
diserahkan kepada SBP paling lambat 1 (satu) hari kerja<br />
setelah ketidakhadiran kecuali untuk alasan (d) paling lambat<br />
2 hari sebelum ketidakhadiran. Kegiatan pendidikan yang<br />
ditinggalkan dengan alasan yang sah ini dapat digantikan<br />
dengan mengikuti kegiatan susulan yang sama atau<br />
kegiatan lainnya berdasarkan kebijakan dosen yang terkait.<br />
g. Apabila mahasiswa tidak dapat memenuhi ketentuan tersebut di<br />
atas, kehadirannya dianggap tidak memenuhi syarat. Mahasiswa<br />
yang tidak memenuhi ketentuan tersebut di atas, kehadirannya<br />
tidak memenuhi syarat. Mahasiswa yang tidak memenuhi syarat<br />
kehadiran 100% tidak boleh mengikuti ujian dan nilainya menjadi<br />
0 atau E non-akademis, serta tidak berhak mengikuti remedial di<br />
tahun yang bersangkutan.<br />
2. Tata Tertib Ujian
272<br />
a. Mahasiswa dapat mengikuti kegiatan ujian bila telah memenuhi<br />
persyaratan administrasi yang telah ditetapkan oleh Universitas<br />
sehingga terdaftar sebagai mahasiswa Unpad.<br />
b. Mahasiswa dapat mengikuti ujian bila telah memenuhi ketentuan<br />
mengikuti kegiatan belajar mengajar secara penuh.<br />
c. Mahasiswa harus hadir tepat waktu sesuai dengan ketentuan<br />
jadwal ujian yang telah ditetapkan sebelumnya.<br />
d. Mahasiswa harus mematuhi aturan berpakaian yang memenuhi<br />
etika berpakaian mahasiswa seperti yang telah ditetapkan pada<br />
pedoman umum kemahasiswaan atau yang lebih spesifik pada<br />
setiap program studi bersangkutan.<br />
e. Setiap mengikuti ujian mahasiswa harus mengisi daftar hadir.<br />
f. Mahasiswa harus membawa identitas diri resmi seperti Kartu<br />
Tanda Mahasiswa.<br />
g. Mahasiswa dilarang keras melakukan tindakan kecurangan pada<br />
saat ujian seperti mencontek, memberikan bantuan terhadap<br />
teman, mengambil bahan ujian tanpa izin, memotret atau<br />
melakukan tindakan lain yang mengganggu pelaksanaan ujian.<br />
3. Tata Tertib Absensi<br />
Tata tertib absensi terdiri dari absensi sidik jari dan absensi manual<br />
dengan peraturan sebagai berikut :<br />
a. Peserta PPDS wajib absensi sidik jari dan absensi manual di<br />
tempat yang telah disediakan pada pagi hari mulai pukul 07.00 –<br />
07.30 WIB dan sore hari minimal pukul 15.30 WIB untuk hari<br />
Senin sampai Kamis, sedangkan hari Jum’at minimal pukul 16.00<br />
WIB.<br />
b. Untuk peserta PPDS yang jaga malam tetap absensi jari pada<br />
keesokan paginya yaitu pukul 07.00 - 07.30 WIB dan absensi<br />
lepas jaga pada siang hari minimal pukul 12.00 WIB.<br />
c. Untuk peserta PPDS yang datang diatas pukul 07.30 WIB maka<br />
dianggap datang terlambat.<br />
4. Tata Tertib Kegiatan Ilmiah<br />
Kegiatan Ilmiah yang wajib dipresentasikan oleh Peserta PPDS di tiap divisi<br />
terdiri dari:<br />
a. Divisi Hematologi Klinik : Jurnal Inggris (JE) Tahap Dasar, Jurnal<br />
Inggris (JE), Tinjauan Pustaka (TP) untuk Tahap Klinik dan Tinjauan<br />
Kasus 1 (TK1) dan Tinjauan Kasus 2 (TK2) untuk Tahap Aplikasi.<br />
b. Divisi Kimia Klinik : Jurnal Inggris (JE) Tahap Dasar, Jurnal Inggris (JE),<br />
Tinjauan Pustaka (TP) untuk Tahap Klinik dan Tinjauan Kasus 1 (TK1)<br />
dan Tinjauan Kasus 2 (TK2) untuk Tahap Aplikasi.
273<br />
c. Divisi Imunologi Klinik : Jurnal Inggris (JE) Tahap Dasar Jurnal Inggris<br />
(JE), Tinjauan Pustaka (TP) untuk Tahap Klinik dan Tinjauan Kasus<br />
(TK) untuk Tahap Aplikasi.<br />
d. Divisi Mikrobiologi Klinik : Jurnal Inggris (JE) Tahap Dasar, Jurnal<br />
Inggris (JE), Tinjauan Pustaka (TP) untuk Tahap Klinik dan Tinjauan<br />
Kasus (TK) untuk Tahap Aplikasi.<br />
e. Tinjauan Pustaka<br />
Pelaksanaan Kegiatan Ilmiah terdiri dari :<br />
a. Jadwal Acara Ilmiah<br />
1. Peserta PPDS mempresentasikan tugas ilmiahnya (jurnal inggris,<br />
tinjauan pustaka, tinjauan kasus) berdasarkan jadwal yang sudah<br />
ditentukan sebelumnya pada surat pengantar masuk divisi.<br />
2. Apabila ada perubahan jadwal presentasi terlebih dahulu<br />
dikonfirmasikan kepada sekretariat PPDS untuk dijadwal ulang oleh<br />
KPS/ SPS setelah mengisi formulir revisi jadwal maju.<br />
3. Makalah dibagikan 3 (tiga) hari sebelum presentasi acara ilmiah dan<br />
1 (satu) minggu untuk presentasi thesis.<br />
b. Penilaian<br />
1. Peserta PPDS menyiapkan formulir penilaian untuk diisi oleh<br />
konsulen pembimbing dan penilai yang sudah ditandatangani oleh<br />
Kepala Departemen dan Ketua Program Studi.<br />
2. Hasil nilai akhir diperoleh dari jumlah rata-rata konsulen pembimbing<br />
dan penilai yang hadir kemudian diserahkan ke sekretariat PPDS.<br />
3. Nilai akan dimasukkan kedalam raport oleh sekretariat pendidikan<br />
dan ditandatangani pembimbing sesudah menyelesaikan perbaikan<br />
dan pekerjaan rumah.<br />
c. Pengarsipan<br />
1. Nilai kegiatan ilmiah diarsipkan di sekretariat PPDS.<br />
2. Makalah yang sudah dipresentasikan disimpan dalam bentuk<br />
hardcopy di sekretariat PPDS dan softcopy dalam bentuk CD yang<br />
disimpan di ruang KPS.<br />
3. Setiap Peserta PPDS yang sudah mempresentasikan kegiatan<br />
ilmiahnya wajib mengisi data tersebut kedalam arsip komputer.<br />
5. Tata Tertib Peminjaman Buku Perpustakaan<br />
Perpustakaan buka setiap hari kerja dari hari Senin – Jumat pukul 08.00 –<br />
15.30 WIB.<br />
Jam Pelayanan Perpustakaan hari Senin – Jumat pukul 13.00 – 15.00 WIB.<br />
a. Syarat Keanggotaan :<br />
1. Peserta PPDS Departemen Patologi Klinik UNPAD.<br />
2. Menyerahkan pas photo 2×3 sebanyak 1 lembar.
274<br />
3. Tidak dikenakan biaya administrasi.<br />
4. Kartu anggota TIDAK BOLEH hilang dan dipinjamkan pada<br />
pemakai lain.<br />
5. Kartu anggota disimpan di perpustakaan.<br />
6. Kartu anggota berlaku sampai dengan selesai masa pendidikan di<br />
Departeme Patologi Klinik dan menjadi salah satu syarat untuk<br />
pemberian rekomendasi brevet dan wisuda.<br />
b. Peminjaman :<br />
1. Peminjam adalah anggota perpustakaan Departemen Patologi<br />
Klinik.<br />
2. Jumlah peminjaman buku maksimal 1 (satu) buku.<br />
3. Batas peminjaman maksimal 3 (tiga) hari.<br />
4. Selain anggota perpustakaan HANYA boleh fotokopi saja. Biaya<br />
yang dikenakan sebesar Rp.300,00 (tiga ratus rupiah) per lembar.<br />
5. Untuk perpanjangan peminjaman buku berikutnya, apabila masih ada<br />
pinjaman HARUS dikembalikan terlebih dahulu, maksimal peminjaman<br />
buku HANYA 1 (satu) kali.<br />
c. Sanksi<br />
1. Terlambat mengembalikan buku dikenakan denda Rp. 5.000,00<br />
(lima ribu rupiah) per hari.<br />
2. Anggota yang menghilangkan buku harus diganti sesuai dengan<br />
buku aslinya.<br />
3. Apabila tidak memenuhi uang denda, maka keanggotaan yang<br />
bersangkutan akan dicabut.<br />
d. Tata Tertib Umum<br />
1. Pengunjung harap mengisi buku tamu.<br />
2. Dilarang membawa makanan / minuman kedalam ruangan<br />
perpustakaan.<br />
3. Dilarang berisik.<br />
6. Pindah Divisi<br />
Ketentuan pindah divisi :<br />
a. Peserta PPDS wajib melewati semua putaran divisi yaitu divisi Kimia<br />
Klinik, Hematologi Klinik, Imunologi Klinik, Mikrobiologi Klinik.<br />
b. Residen pindah divisi, apabila telah menyelesaikan semua kewajiban di<br />
divisi yang sudah dilewati yaitu :<br />
- Mempresentasikan kegiatan ilmiah berupa jurnal inggris, tinjauan<br />
kasus, tinjauan pustaka.
275<br />
- Apabila dalam setiap kegiatan ilmiah masih ada catatan / PR,<br />
peserta PPDS wajib mempresentasikan ulang dan disesuaikan<br />
dengan jadwal .<br />
- Telah melaksanakan ujian praktikum dan teori.<br />
- Telah melaksanakan ujian komprehensif.<br />
- Menyimpan dan menyerahkan arsip makalah ilmiah yang telah<br />
dipresentasikan untuk yang bersangkutan dan Sekretariat<br />
Pendidikan.<br />
- Menyerahkan CD ilmiah berupa softcopy.<br />
- Menyimpan dan memasukkan data kegiatan ilmiah ke dalam<br />
computer.<br />
- Menyelesaikan dan mengisi kegiatan LKK, Mini Lecture dan<br />
Perwalian seperti yang sudah tercantum di buku Log Kegiatan.<br />
c. Melengkapi data raport berdasarkan :<br />
- Judul makalah ilmiah<br />
- Nama moderator / pembimbing<br />
- Tanggal maju presentasi<br />
- Hasil nilai ilmiah<br />
- Tandatangan moderator / pembimbing<br />
d. Peserta PPDS melaporkan kepada sekretariat pendidikan untuk pindah<br />
divisi untuk dibuatkan Surat Keterangan dan Surat Pengantar pindah<br />
divisi berikutnya beserta jadwal kegiatan ilmiah.<br />
7. Perwalian<br />
a. Perwalian dilaksanakan sebulan sekali yang disesuaikan dengan jadwal<br />
dosen wali yang sudah ditunjuk.<br />
b. Jumlah masing-masing anak wali berjumlah 5 - 6 orang tiap dosen wali.<br />
c. Setiap akan perwalian, peserta PPDS mengambil dan mengembalikan<br />
berkas perwalian di sekretariat pendidikan dan mencatat kegiatan<br />
perwalian di buku Log Kegiatan.<br />
8. Ijin Dan Cuti<br />
Peserta PPDS diperbolekan untuk menggunakan hak ijin dan cuti selama<br />
dalam pendidikan.<br />
a. Ijin dan Cuti diberikan kepada peserta PPDS dengan ketentuan<br />
maksimal 8 (delapan) kali dalam setahun dengan tidak melebihi<br />
batas ketentuan di atas , apabila melebihi batas ketentuan tidak<br />
diperbolehkan untuk mengambil ijin atau cuti.<br />
b. Perhitungan ketentuan ijin dan cuti adalah jatah cuti tahunan<br />
dikurangi oleh banyaknya ijin yang sudah diambil.<br />
c. Tidak boleh mengambil cuti lebih dari 5 (lima) hari kerja di satu divisi<br />
yang sedang dijalani.<br />
d. Cuti diberikan untuk peserta PPDS yang telah menjalani 2 semester<br />
diperbolehkan mengambil cuti tahunan<br />
e. Cuti untuk kehamilan diberikan selama 3 bulan.
276<br />
f. Cuti 1 semester (6 bulan) dapat diambil bila ada keperluan mendesak<br />
setelah meminta ijin pada Kepala Departemen dan KPS .<br />
9. Tata Cara Presentasi Jurnal Inggris/ Tinjauan Pustaka/ Tinjauan<br />
Kasus<br />
a. Jadwal<br />
1. Sekretaris PPDS menyusun jadwal berdasarkan urutan surat<br />
pengantar bagian<br />
2. Presentasi ilmiah dilaksanakan setiap hari kerja<br />
3. Apabila terjadi perubahan jadwal presentasi, terlebih dahulu harus<br />
dikonfirmasikan kepada sekretariat PPDS.<br />
4. Makalah paling lambat dibagikan 3 (tiga) hari sebelum presentasi.<br />
5. Peserta PPDS mempresentasikan tugas ilmiahnya (jurnal,<br />
tinjauan kasus dan tinjauan pustaka) berdasarkan jadwal yang<br />
sudah ditentukan sebelumnya sesuai dengan jadwal yang<br />
tercantum pada surat pengantar masuk divisi.<br />
6. Pelaksanaan presentasi tugas ilmiah dalam sehari diisi maksimal<br />
2 (dua) kegiatan ilmiah.<br />
b. Penilaian<br />
1. Peserta PPDS menyiapkan formulir penilaian yang sudah<br />
ditandatangani oleh Kepala Departemen dan Ketua Program Studi<br />
untuk diisi oleh konsulen pembimbing dan penilai.<br />
2. Hasil nilai akhir diperoleh dari jumlah rata-rata nilai konsulen<br />
pembimbing dan penilai yang hadir.<br />
3. Formulir nilai yang telah diisi dan ditandatangani konsulen<br />
kemudian diserahkan ke sekretariat PPDS.<br />
4. Sekretariat PPDS menerima hasil penilaian kegiatan ilmiah<br />
Peserta PPDS yang sudah dipresentasikan.<br />
5. Apabila dalam formulir hasil presentasi ilmiah tidak ada catatan/<br />
saran/ PR, nilai dapat diisi oleh petugas sekretariat PPDS<br />
kedalam buku raport dan ditandatangani oleh pembimbing<br />
masing-masing.<br />
6. Apabila ada catatan/ saran/ PR yang harus dipresentasikan ulang,<br />
nilai untuk sementara belum diisi kedalam buku raport .<br />
7. Presentasi ulang dijadwalkan oleh masing-masing pembimbing.<br />
8. Nilai presentasi dikeluarkan oleh Sekretariat Pendidikan sesudah<br />
menyelesaikan prbaikan makalah dan presentasi PR.
277<br />
c. Pengarsipan<br />
1. Nilai kegiatan ilmiah diarsipkan di Sekretariat Pendidikan.<br />
2. Makalah yang sudah dipresentasikan disimpan dalam bentuk<br />
softcopy (CD) dan hardcopy di Sekretariat Pendidikan dan setiap<br />
peserta PPDS yang sudah mempresentasikan kegiatan ilmiahnya<br />
wajib mengisi data tersebut kedalam arsip komputer.<br />
10. Tata Cara Usulan Penelitian (UP)<br />
a. Peserta PPDS yang akan mengajukan UP terlebih dahulu meminta<br />
formulir pengajuan UP ke Sekretariat Pendidikan.<br />
b. Formulir pengajuan UP meliputi nama peserta didik, NPM, judul<br />
penelitian, waktu pelaksanaan, tanda tangan pembimbing I, II, dan III<br />
diisi oleh Peserta PPDS.<br />
c. Setelah formulir pengajuan UP lengkap disetujui dan ditandatangani<br />
oleh semua pembimbing kemudian diserahkan ke petugas Sekretariat<br />
Pendidikan untuk dibuatkan Surat Keputusan (SK) dan surat undangan.<br />
d. SK dan surat undangan UP yang telah ditandatangani oleh KPS dan<br />
Kepala Departemen selanjutnya diinformasikan kepada peserta PPDS.<br />
e. Peserta PPDS menyiapkan makalah, SK dan surat undangan, dalam 1<br />
(satu) map yang sudah diberi judul (cover) untuk diberikan kepada<br />
masing-masing konsulen 1 (satu) minggu sebelum pelaksanaan.<br />
f. Pelaksanaan UP dihadiri oleh para konsulen dan peserta PPDS.<br />
g. Formulir untuk penilaian UP menggunakan formulir penilaian UP dan<br />
formulir rekapitulasi nilai dari masing-masing konsulen.<br />
11. Tata Cara Seminar Hasil PeneLITIAN (SHP)<br />
a. Peserta PPDS yang akan mengajukan SHP terlebih dahulu meminta<br />
formulir pengajuan ke Sekretariat Pendidikan.<br />
b. Formulir pengajuan SHP yang meliputi nama peserta didik, NPM, judul,<br />
waktu pelaksanaan dan tanda tangan pembimbing I, II, dan III diisi oleh<br />
peserta didik.<br />
c. Setelah formulir pengajuan SHP lengkap dan disetujui oleh semua<br />
pembimbing, selanjutnya diserahkan ke petugas Sekretariat<br />
Pendidikan untuk dibuatkan Surat Keputusan (SK) dan undangan.<br />
d. SK dan surat undangan SHP yang telah ditandatangani oleh KPS dan<br />
Kepala Departemen selanjutnya diinformasikan kepada peserta PPDS.<br />
e. Peserta PPDS menyiapkan makalah, SK dan surat undangan, dalam 1<br />
(satu) map yang sudah diberi judul (cover) untuk diberikan kepada<br />
masing-masing konsulen 1 (satu) minggu sebelum pelaksanaan.<br />
f. Pelaksanaan SHP dihadiri oleh para konsulen dan peserta PPDS.<br />
g. Formulir untuk penilaian SHP menggunakan formulir penilaian SHP dan<br />
formulir rekapitulasi nilai dari masing-masing konsulen.
278<br />
12. Tata Tertib Sidang Tesis<br />
a. Tata cara bagi Peserta PPDS<br />
1. Peserta PPDS yang akan mengajukan Sidang terlebih dahulu<br />
meminta formulir pengajuan ke Sekretariat Pendidikan.<br />
2. Formulir pengajuan Sidang yang meliputi nama peserta didik,<br />
NPM, judul, waktu pelaksanaan, tanda tangan pembimbing I,<br />
II, dan III diisi oleh Peserta PPDS.<br />
3. Setelah formulir pengajuan Sidang lengkap dan disetujui oleh<br />
semua pembimbing, selanjutnya diserahkan ke petugas<br />
Sekretariat Pendidikan untuk dibuatkan Surat Keputusan (SK),<br />
dan undangan.<br />
4. SK dan surat undangan Sidang yang telah ditandatangani oleh<br />
KPS dan Kepala Departemen selanjutnya diinformasikan<br />
kepada peserta PPDS.<br />
5. Peserta PPDS menyiapkan makalah, SK dan surat undangan,<br />
dalam 1 (satu) map yang sudah diberi judul (cover) untuk<br />
diberikan kepada masing-masing konsulen 1 (satu) minggu<br />
sebelum pelaksanaan.<br />
6. Pelaksanaan Sidang hanya dihadiri oleh para konsulen.<br />
7. Formulir untuk penilaian Sidang menggunakan formulir<br />
penilaian Sidang dan formulir rekapitulasi nilai dari masingmasing<br />
konsulen.<br />
b. Tata cara persiapan petugas sekretariat PPDS<br />
1. Sebelum pelaksanaan Sidang ,Sekretariat Pendidikan akan<br />
mengeluarkan formulir penilaian attitude kepada para kepala<br />
divisi (Hematologi, Kimia Klinik, Mikrobiologi, dan Imunologi)<br />
sebagai salah satu persyaratan nilai akhir.<br />
2. Sekretariat Pendidikan menyiapkan map yang berisi Tata Cara<br />
Sidang, daftar honorarium Sidang, alokasi waktu Sidang,<br />
formulir attitude yang sudah ditandatangani oleh para kepala<br />
divisi, formulir berita acara, rekapitulasi kesimpulan nilai dan<br />
kewajiban yang harus dipenuhi oleh peserta PPDS.<br />
J. Jenis Pelanggaran dan Sanksi<br />
1. Penentuan Pelanggaran Akademik<br />
Drop out (DO) diusulkan bila:<br />
a. Peserta PPDS telah melewati 1,5 kali tahap yang ditentukan (tahap<br />
klinis seharusnya 81 minggu, batas ancaman DO lebih dari 162<br />
minggu).<br />
b. Pada tahap klinis 2 divisi tidak lulus secara berurutan (ujian dapat<br />
di-her 2 kali).
279<br />
c. Bila peserta PPDS tidak lulus (tidak berurutan) setelah mengulang<br />
ujian 2 kali di akhir tahap klinis dan tetap tidak lulus pada ujian<br />
ulang tersebut serta telah mendapat tugas jaga utama.<br />
d. Ketentuan diatas berlaku pula untuk tahap aplikasi.<br />
2. Peringatan Pelanggaran Akademik<br />
a. Surat peringatan pertama akan disampaikan oleh KPS kepada<br />
kepala divisi terkait, peserta PPDS yang bersangkutan, dan dosen<br />
wali pada saat peserta PPDS telah melewati waktu yang<br />
ditentukan untuk divisi terkait, tembusan akan disampaikan<br />
kepada Kepala Departemen.<br />
b. Peringatan Kedua, peserta PPDS akan dipanggil oleh KPS,<br />
didampingi oleh kepala divisi dan / atau dosen wali sesudah<br />
terlambat 4 minggu untuk divisi kimia/hematologi atau 2 minggu<br />
untuk divisi serologi/mikrobiologi, hasil pertemuan akan dilaporkan<br />
kepada Kepala Departemen.<br />
c. Peringatan Ketiga, pemberian sanksi (pengadaan text book)<br />
sesudah 4 minggu berikutnya untuk divisi kimia/hematologi, 2<br />
minggu berikutnya untuk divisi serologi/mikrobiologi, dan akan<br />
dibuat laporan pada Kepala Departemen.<br />
d. Untuk penentuan keputusan DO (Drop Out) harus disepakati oleh<br />
Kepala Departemen.<br />
16. Program Studi Radiologi<br />
Substansi<br />
Kolegium Radiologi Indonesia menetapkan modul yang kemudian<br />
disesuaikan dengan subdivisi yang berlaku di Departemen Radiologi FK<br />
Unpad/RSHS yaitu:<br />
1. Radiologi Emergensi<br />
2. Radiologi Toraks<br />
3. Radiologi Pediatrik<br />
4. Neuroimejing<br />
5. Radiologi Kepala dan Leher<br />
6. Radiologi Traktus Gastrointestinal<br />
7. Radiologi Traktus Genitourinarius<br />
8. Radiologi Muskuloskeletal<br />
9. Radiologi Payudara dan Small Parts<br />
10. Radiologi Intervensional<br />
11. Kedokteran Nuklir<br />
12. Biomolekular imejing
280<br />
Lama Pendidikan PPDS Radiologi<br />
Proses pendidikan dokter spesialis Radiologi FK Unpad, sesuai dengan<br />
Surat Keputusan Kolegium Radiologi Indonesia (KRI) No. 4/SK/X/2011 tertanggal<br />
8 November 2011, ditempuh selama minimal 7 semester sampai dengan<br />
maksimal 11 semester.<br />
Batasan waktu pendidikan terhitung sejak terdaftar sebagai mahasiswa<br />
semester pertama. Batasan waktu studi terhitung sejak terdaftar sebagai<br />
mahasiswa pada semester pertama.<br />
Beban studi kumulatif<br />
Beban studi kumulatif adalah besarnya beban studi kumulatif yang<br />
diperlukan untuk menyelesaikan PPDS Radiologi FK Unpad. Pendidikan sarjana<br />
kedokteran dilalui setelah menempuh 105 SKS.<br />
Jenjang Selama Pendidikan<br />
Jenjang PPDS Radiologi dibagi menjadi 3 tahap:<br />
1. Tahap 1 (Jenjang Dasar):<br />
Peserta: PPDS semester I<br />
Lama: 6 Bulan<br />
Pembekalan: tentang materi-materi dasar mengacu pada modulmodul<br />
yang diterbitkan oleh Kolegium<br />
Evaluasi: melalui ujian dengan materi dasar tersebut di atas.<br />
Lulus langsung, dengan bukti sertifikat kompetensi sesuai Tahap I:<br />
Tahap I lanjut ke jenjang Tahap 2<br />
Tidak Lulus; Maksimal 3 kali dapat masuk lanjut ke jenjang Tahap<br />
2<br />
2. Tahap 2 (Jenjang Lanjut)<br />
Peserta: PPDS yang lulus Jenjang Dasar<br />
Lama: 15 bulan<br />
Evaluasi: melalui ujian dengan materi modul- modul lanjut yang<br />
membekali PPDS tentang aspek pengenalan lanjutan<br />
pengetahuan keprofesionalan seperti Radiologi Emergensi,<br />
Radiologi Toraks, Radiologi Pediatrik, Neuroimejing, Radiologi<br />
Kepala dan Leher, Radiologi Traktus Gastrointestinal, Traktus<br />
Genitourinarius, Radiologi Muskuloskeletal, Radiologi Payudara<br />
dan Small Parts, Radiologi intervensional, Kedokteran Nuklir,<br />
Biomolekular imejing dan pengetahuan khusus tentang Radiofisika<br />
dan proteksi radiasi, disertai pengembangan pelatihan ketrampilan<br />
penggunaan ultrasonografi, pelaksanaan prosedur-prosedur<br />
radiologi dan angiografi.<br />
Lulus Langsung, dengan bukti sertifikat kompetensi sesuai Tahap I:<br />
Tahap II lanjut ke jenjang Tahap III<br />
Tidak lulus: Maksimal 3 kali dapat masuk lanjut ke jenjang Tahap 3<br />
3. Tahap 3 (Jenjang Mandiri)<br />
Peserta: PPDS yang lulus Jenjang Lanjut<br />
Lama: 13 bulan
281<br />
Pembekalan: melatih kemandirian dalam mengenali, menganalisis<br />
dan mendiagnosis melalui pengetahuan keprofesionalan seperti<br />
Radiologi Emergensi, Radiologi Toraks, Radiologi Pediatrik,<br />
Neuroimejing, Radiologi Kepala dan Leher, Radiologi Traktus<br />
Gastrointestinal, Traktus Genitourinarius, Radiologi<br />
Muskuloskeletal, Radiologi Payudara dan Small Parts, Radiologi<br />
intervensional, Kedokteran Nuklir, Biomolekular imejing dan<br />
pengetahuan khusus tentang Radio fisika dan proteksi radiasi,<br />
disertai pengembangan pelatihan ketrampilan penggunaan<br />
ultrasonografi, pelaksanaan prosedur-prosedur radiologi dan<br />
angiografi.<br />
Evaluasi: melalui ujian dengan materi modul- modul lanjut yang<br />
membekali PPDS tentang aspek pengenalan lanjutan<br />
pengetahuan keprofesionalan seperti Radiologi Emergensi,<br />
Radiologi Toraks, Radiologi Pediatrik, Neuroimejing, Radiologi<br />
Kepala dan Leher, Radiologi Traktus Gastrointestinal, Traktus<br />
Genitourinarius, Radiologi Muskuloskeletal, Radiologi Payudara<br />
dan Small Parts, Radiologi intervensional, Kedokteran Nuklir,<br />
Biomolekular imejing dan pengetahuan khusus tentang Radio fisika<br />
dan proteksi radiasi, disertai pengembangan pelatihan ketrampilan<br />
penggunaan ultrasonografi, pelaksanaan prosedur-prosedur<br />
radiologi dan angiografi.<br />
Lulus langsung, dengan bukti sertifikat kompetensi sesuai Tahap II:<br />
Tahap III mengikuti ujian BPNRI<br />
Tidak lulus: Maksimal 3 kali dapat masuk lanjut ke jenjang Tahap 3<br />
Dalam pelaksanaannya PPDS akan melewati proses pembelajaran dan<br />
pelatihan ketrampilan di setiap stase/divisi. Proses pembelajaran dan pelatihan<br />
ketrampilan yang diberikan dalam bentuk foto reading, morning report, laporan<br />
kasus, journal reading, referat, kuliah umum, kuliah pakar, dan kegiatan<br />
praktikum/ketrampilan.
282<br />
Time Schedule PPDS Radiologi (7 Semester)<br />
TAHAP PENDIDIKAN PPDS RADIOLOGY FKUP / RSHS<br />
INV<br />
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42<br />
BPNRI<br />
ORI U U U U BPNRI<br />
J J J J BPNRI<br />
TH I I I I BPNRI<br />
GI A A A A BPNRI<br />
UG N N N N BPNRI<br />
USG BPNRI<br />
MSK<br />
Usulan Penelitian Tesis Ujian tesis<br />
BPNRI<br />
NEU J BPNRI<br />
E J P BPNRI<br />
TH N E R BPNRI<br />
GI J J N A BPNRI<br />
UG E A J BPNRI<br />
USG N N A B BPNRI<br />
MSK J G N P BPNRI<br />
INV A G N BPNRI<br />
NEU N R BPNRI<br />
G I BPNRI<br />
TH M BPNRI<br />
GI A N BPNRI<br />
UG D L N A BPNRI<br />
USG A A D S BPNRI<br />
MSK S N I I BPNRI<br />
INV A J R 0<br />
NEURO R U I N BPNRI<br />
T A BPNRI<br />
NUKLIR (Jakarta) L BPNRI<br />
OB-GYN BPNRI<br />
RAD TH BPNRI<br />
Orto BPNRI<br />
KETERANGAN 9<br />
ORI ORIENTASI PENGENALAN 5 Jurnal<br />
TH THORAK 3 Refreat<br />
GI GASTROINTESTINAL 1 Kasus<br />
UG UROGENITAL<br />
USG ULTRASONOGRAPI<br />
MSK MUSKULOSKELETAL<br />
INV INTERVENSI<br />
NEU NEUROIMAGING<br />
JARAK USULAN PENELITIAN (UP) DENGAN UJIAN TESIS MINIMAL 6 BULAN
283<br />
Selama pendidikan, PPDS harus mengikuti dan menjalani stase-stase:<br />
1. Stase emergensi<br />
2. Stase neuroimejing<br />
3. Stase toraks: Respiratorius & Kardiovaskuler<br />
4. Stase prosedur (genitourinari dan gastrointestinal)<br />
5. Stase muskuloskeletal dan intervensi<br />
6. Stase ultrasonografi<br />
7. Stase Radioterapi<br />
8. Stase Nuklir<br />
9. Stase Obstetri Ginekologi<br />
10. Stase Rumah Sakit Jejaring<br />
Tugas dan Kegiatan Ilmiah<br />
1 Foto reading: dilakukan setiap hari di dalam masing-masing stase<br />
dibimbing oleh Dosen yang telah ditentukan (sesuai kompetensi<br />
konsulen).<br />
3 Morning report: dilakukan setiap hari, disampaikan oleh peserta PPDS<br />
yang menjalani tugas jaga malam sebelumnya dibimbing oleh Dosen.<br />
4 Laporan kasus: pemaparan sebuah kasus yang telah disetujui oleh<br />
Dosen pembimbing sebelumnya dan disampaikan dalam jam acara<br />
ilmiah. Seorang peserta PPDS Radiologi diwajibkan menyampaikan 1<br />
kasus selama masa pendidikan.<br />
5 Journal reading: pemaparan sebuah journal internasional yang telah<br />
disetujui oleh Dosen pembimbing sebelumnya dan disampaikan<br />
dalam jam acara ilmiah. Seorang peserta PPDS Radiologi diwajibkan<br />
menyampaikan 6 journal internasional selama masa pendidikan.<br />
6 Referat pemaparan sebuah referat yang telah disetujui oleh Dosen<br />
pembimbing sebelumnya dan disampaikan dalam jam acara ilmiah.<br />
Seorang peserta PPDS Radiologi diwajibkan menyampaikan 6 referat<br />
selama masa pendidikan.<br />
7 Kuliah umum: perkuliahan yang disampaikan oleh Dosen pengampu<br />
Radiologi baik untuk kalangan internal Departemen Radiologi maupun<br />
terbuka untuk kalangan eksternal. Kegiatan perkuliahan ini terjadwal dan<br />
diselenggarakan minimal 1 x dalam setiap bulannya.<br />
8 Kuliah pakar: Perkuliahan oleh dosen dalam dan luar negeri (luar<br />
institusi) yang disampaikan oleh Dosen Luar Biasa atau Pakar Bidang<br />
tertentu. Kegiatan perkuliahan ini terjadwal dan diselenggarakan minimal<br />
1 x dalam setiap bulannya.<br />
9 Tutorial: diskusi khusus per kelompok dipandu oleh seorang Dosen<br />
pembimbing yang dilakukan terjadwal 1 x dalam setiap bulannya.<br />
10 Join conference: pemaparan sebuah kasus yang dibahas bersamasama<br />
dengan departemen lain sesuai permasalahan kasus klinis yang<br />
diangkat dan disampaikan dalam jam acara ilmiah. Kegiatan ini diikuti<br />
olehPPDS PPDS beserta seorang Dosen pembimbing yang telah<br />
ditentukan sebelumnya.
284<br />
11 Jaga malam: kegiatan di unit emergensi yang dijalani oleh PPDS<br />
secara terjadwal setiap bulannya selama 5 semester pertama. Di hari<br />
kerja mulai dari pukul 15.30 sampai pukul 07.00, serta di hari libur.<br />
12 Pembuatan poster ilmiah/free paper: pemaparan sebuah kasus yang<br />
telah disetujui oleh Dosen pembimbing sebelumnya dan disampaikan<br />
dalam bentuk poster atau presentasi free paper dalam suatu seminar .<br />
Seorang peserta PPDS Radiologi diwajibkan menyampaikan 1 poster<br />
ilmiah atau 1 free paper selama masa pendidikan.<br />
13 Seminar dan Workshop Radiologi: seluruh peserta PPDS radiologi<br />
wajib mengikuti minimal 5 seminar/workshop/PIT Radiologi selama<br />
mengikuti program pendidikan<br />
14 Praktikum/ketrampilan: semua jenis keterampilan yang disesuaikan<br />
dengan kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang PPDS Radiologi<br />
(kemampuan/keterampilan anamnesis, ketrampilan ultrasonografi,<br />
keterampilan melaksanakan prosedur-prosedur pemeriksaan radiologi,<br />
interpretasi foto konvensional, dan lain-lain).<br />
15 Magang: kegiatan komprehensif pengaplikasian ilmu yang dijalani<br />
seorang PPDS di rumah sakit atau instansi jejaring.<br />
16 Penelitian/tugas akhir: di akhir masa pendidikan, peserta PPDS<br />
Radiologi diwajibkan membuat 1 buah penelitian dengan judul yang<br />
sudah disetujui oleh Dosen pembimbing dan disampaikan dalam sidang<br />
usulan penelitian serta sidang tugas akhir, sebagai syarat ujian nasional<br />
(BPNRI).<br />
Kegiatan bidang ini diberi 1 satuan kredit semester (SKS) untuk setiap<br />
54 jam kegiatan per semester. Pedoman umum untuk menentukan nilai kredit<br />
semester:<br />
WXN = nilai kredit semester<br />
54<br />
Di mana:<br />
W = Waktu rata-rata yang diperlukan oleh peserta untuk melaksanakan suatu<br />
pemeriksaan atau tindakan.<br />
N = Jumlah penderita, tindakan, bahan atau masalah yang dianggap cukup<br />
untuk memberikan pengalaman, sehingga mampu melakukan sendiri.<br />
Jadi:<br />
1 SKS = 18 jam kuliah (kognitif)<br />
1 SKS = 54 jam praktek (psikometri )<br />
Semester Kode Modul Nama Modul Bobot sks<br />
(1) (2) (3) (4)<br />
I<br />
Orientasi<br />
Tahap 1 C21O001 Toraks-1 3,5
285<br />
C21O002 Muskuloskeletal-1 2<br />
C21O0<strong>03</strong> Traktus gastrointestinal-1 2,5<br />
C21O004 Traktus genitourinaria-1 2<br />
C21O005 Neuroradiologi -1 2<br />
C21O006 Emergensi-1 2<br />
TOTAL 14<br />
II-IV C21O007 Toraks-2 7<br />
Tahap 2 C21O008 Muskuloskeletal-2 4<br />
C21O009 Traktus gastrointestinal-2 4<br />
C21O010 Traktus genitourinaria-2 4<br />
C21O011 Neuroradiologi -2 4<br />
C21O012 Pediatrik-1 3<br />
C21O013 Radiologi intervensi-1 2<br />
C21O014 Kepala –leher* 3<br />
C21O015 Radiologi Fisika dan Proteksi Radiasi 4<br />
C21O016 Emergensi-2 5<br />
TOTAL 40<br />
V-VI C21O017 Toraks-3 8<br />
Tahap 3A C21O018 Muskuloskeletal-3 4<br />
C21O019 Traktus gastrointestinal-3 4<br />
C21O020 Traktus genitourinaria-3 4<br />
C21O021 Neuroradiologi -3 4<br />
C21O022 Pediatrik-2 3<br />
C21O023 Radiologi intervensi-2 2<br />
C21O024 Payudara 4<br />
C21O025 Emergensi-3 5<br />
TOTAL 38<br />
VII<br />
Ketrampilan khusus:<br />
Tahap 3B C21O026 Biomolekular imejing 2<br />
C21O027 Kedokteran Nuklir 1<br />
C21O028 Radioterapi 1<br />
C21O029 Obstetri & ginekologi 1<br />
C21O<strong>03</strong>0 Penelitian dan Tugas Akhir 8<br />
TOTAL 13<br />
TOTAL SKS 105
286<br />
No.<br />
Tahap pendidikan<br />
Kode<br />
Kepaniteraan<br />
Jenis<br />
Kepaniteraan<br />
Lama<br />
Pelaksa<br />
naan<br />
(bulan)<br />
Kelengkapan*<br />
(1) (2) (3) (4) (5)<br />
1 Toraks (tahap 1) 2 Modul torak<br />
Modul emergensi<br />
2 Toraks (tahap 2) 3 Modul torak<br />
Modul pediatrik<br />
Modul emergensi<br />
3 Toraks (tahap 3) 4 Modul torak<br />
Modul pediatrik<br />
Modul payudara<br />
Modul emergensi<br />
4 Muskuloskeletal 1 Modul muskuloskeletal<br />
Modul emergensi<br />
5 Muskuloskeletal-<br />
Intervensi (Tahap<br />
1)<br />
6 Muskuloskeletal-<br />
Intervensi (Tahap<br />
2)<br />
7 Neuroimejing<br />
(Tahap 1)<br />
8 Neuroimejing<br />
(Tahap 2)<br />
9 Neuroimejing<br />
(Tahap 3)<br />
10 Ultrasonografi<br />
(Tahap 1)<br />
3 Modul muskuloskeletal<br />
Modul radio. intervensi<br />
Modul kepala-leher<br />
Modul pediatrik<br />
Modul emergensi<br />
2 Modul muskuloskeletal<br />
Modul radio. intervensi<br />
Modul pediatrik<br />
Modul emergensi<br />
1 Modul neuroradiologi<br />
Modul emergensi<br />
3 Modul neuroradiologi<br />
Modul pediatrik<br />
Modul kepala-leher<br />
Modul emergensi<br />
2 Modul neuroradiologi<br />
Modul pediatrik<br />
Modul emergensi<br />
1 Modul Gastrointestinal<br />
Modul genitourinaria<br />
Modul thorak<br />
Modul muskuloskeletal
287<br />
11 Ultrasonografi<br />
(Tahap 2)<br />
12 Ultrasonografi<br />
(Tahap 3)<br />
13 Prosedur GI/UG<br />
(Tahap 1)<br />
14 Prosedur GI/UG<br />
(Tahap 2)<br />
15 Prosedur GI/UG<br />
(Tahap 3)<br />
16 Kepaniteraan/<br />
Stase Luar<br />
17 Tugas akhir/tesis 4<br />
TOTAL 3<br />
3 Modul Gastrointestinal<br />
Modul genitourinaria<br />
Modul torak<br />
Modul pediatrik<br />
Modul muskuloskeletal<br />
Modul kepala-leher<br />
Modul emergensi<br />
3 Modul Gastrointestinal<br />
Modul genitourinaria<br />
Modul torak<br />
Modul pediatrik<br />
Modul muskuloskeletal<br />
Modul payudara<br />
Modul emergensi<br />
1 Modul Gastrointestinal<br />
Modul genitourinaria<br />
Modul emergensi<br />
3 Modul Gastrointestinal<br />
Modul genitourinaria<br />
Modul pediatrik<br />
Modul emergensi<br />
2 Modul Gastrointestinal<br />
Modul genitourinaria<br />
Modul pediatrik<br />
Modul emergensi<br />
4 Radioterapi<br />
Kedokteran Nuklir<br />
Obstetri ginekologi<br />
RS Jejaring<br />
Modul Radiologi Fisika dan Proteksi radiasi dilakukan di semester II dan III dalam<br />
bentuk tutorial/perkuliahan 2 jam / minggu.<br />
Modul Biomolekuler imejing dilakukan di semester VII dalam bentuk<br />
tutorial/perkuliahan 2 jam / minggu.
288<br />
Kepaniteraan khusus yang akan dijalani PPDS di semester 7 adalah sebagai<br />
berikut:<br />
No.<br />
Kode<br />
Lama Pelaksanaan<br />
Jenis Kepaniteraan<br />
Kepaniteraan<br />
(bulan)<br />
(1) (2) (3) (4)<br />
1 - Radioterapi 1<br />
2 - Kedokteran nuklir 1<br />
3 - Obstetri Ginekologi 1<br />
4 RS Jejaring 1<br />
TOTAL 4<br />
Setiap PPDS wajib membuat/melakukan:<br />
- Jurnal reading : 5<br />
- Referat/Laporan Kasus : 3<br />
- Free Paper/Poster : 1<br />
- Seminar/Workshop : minimal 5<br />
- Tugas akhir : usulan penelitian/tesis 1<br />
Pelaksanaan Pembimbingan Tesis<br />
Prosedur Tesis (Tugas Akhir):<br />
1. Usulan judul dapat dimulai sejak semester V. Proposal dapat diajukan pada<br />
semester V. Peserta yang bersangkutan<br />
2. Setiap PPDS mengajukan judul tesis kepada Divisi Litbang Departemen<br />
Radiologi, kemudian dilakukan pembimbingan oleh dosen pembimbing tesis<br />
yang telah ditentukan dengan menunjukkan Log Book yang sudah<br />
ditandatangani oleh konsulen.<br />
3. Syarat: PPDS sudah dinyatakan lulus tahap I dan tahap II dengan nilai ratarata<br />
minimal (B) dan telah melaksanakan tugas ilmiah (pembacaan jurnal<br />
dan referat) minimal 75% dari keseluruhan.<br />
4. PPDS melakukan bimbingan Tesis sebelum melakukan presentasi proposal<br />
(Sidang Usulan Penelitian).<br />
5. PPDS memperbaiki/melengkapi sesuai hasil Sidang Usulan Penelitian di<br />
bawah bimbingan dosen pembimbing tesis.<br />
6. PPDS mengajukan Ethical Clearance, setelah mendapat persetujuan dari<br />
Komite Etika Kedokteran.<br />
7. PPDS sudah dapat melakukan penelitian sambil melakukan bimbingan<br />
kemudian melakukan presentasi/sidang tesis.<br />
8. PPDS memperbaiki/melengkapi tesis sesuai hasil Sidang Tesis.
289<br />
Sistem evaluasi:<br />
Untuk menilai keberhasilan proses pembelajaran PPDS selama 7 semester<br />
melalui:<br />
i. Penilaian Psikomotor<br />
ii. Penilaian Pengetahuan<br />
iii. Penilaian Keterampilan<br />
iv. Penilaian Perilaku/Etika/Sopan Santun<br />
v. Penilaian Sumatif<br />
vi. Penilaian Formatif<br />
Penilaian psikomotor<br />
1 Penilaian berdasarkan kemampuan psikomotor/keterampilan PPDS<br />
dalam melakukan keterampilan yang harus dikuasai oleh seorang<br />
lulusan program studi Radiologi.<br />
2 Penilaian dilakukan oleh Dosen Pembimbing dan dilakukan saat<br />
pelaksanaan praktikum dan di setiap ujian subdivisi dan ujian tahap.<br />
Penilaian pengetahuan, keterampilan, dan perilaku/etika/sopan santun<br />
PPDS dievaluasi oleh seluruh konsulen setiap hari selama kegiatan belajar<br />
PPDS secara lisan maupun tertulis<br />
Penilaian Sumatif<br />
Penilaian dilakukan pada setiap PPDS selama pendidikan, terdiri atas:<br />
1. Ujian subdivisi: ujian yang dijalani setiap PPDS setiap kali<br />
menyelesaikan satu masa kepaniteraan di stase tertentu.<br />
2. Ujian tahap: ujian yang dijalani setiap PPDS setiap kali menyelesaikan<br />
satu tahap tertentu.<br />
3. Sidang tesis.<br />
4. Ujian Pra BPNRI.<br />
5. Ujian Akhir BPNRI: ujian yang dilaksanakan di akhir masa pendidik<br />
Ujian Subdivisi:<br />
1. Seorang PPDS dapat menjalani ujian subdivisi bila telah menyelesaikan<br />
tugas-tugas di subdivisi (jurnal, referat atau laporan kasus)<br />
2. Apabila belum menyelesaikan tugas-tugas subdivisi maka tidak diizinkan<br />
untuk mengikuti ujian, dan harus mengulang di subdivisi tersebut selama<br />
1 bulan dan tidak mengikuti rotasi.<br />
3. Apabila telah menyelesaikan tugas-tugas subdivisi, yang bersangkutan<br />
berhak mengikuti ujian subdivisi.<br />
4. Apabila yang bersangkutan lulus ujian maka berhak untuk meneruskan<br />
rotasi kepaniteraannya, jika tidak lulus pada ujian I maka yang<br />
bersangkutan harus mengulang/mengikuti ujian kedua<br />
5. Bila ujian kedua tidak lulus maka yang bersangkutan harus mengulang<br />
di subdivisi tersebut selama 1 bulan dan mengikuti ujian ketiga.
290<br />
6. Bila pada ujian ketiga tidak lulus yang bersangkutan harus mengulang di<br />
subdivisi tersebut sesuai lama pendidikan di subdivisi tersebut dan<br />
mengikuti ujian keempat.<br />
7. Pada ujian keempat, yang bersangkutan dipertimbangkan untuk<br />
menjalani ujian di depan tim penguji.<br />
Ujian tahap<br />
1. Seorang PPDS dapat menjalani ujian tahap bila telah<br />
menyelesaikan/menjalani semua subdivisi dan telah dinyatakan lulus<br />
dalam semua ujian subdivisi di tahap tersebut.<br />
2. Apabila belum menyelesaikan /menjalani semua subdivisi dan telah<br />
dinyatakan lulus dalam semua ujian subdivisi maka tidak diizinkan untuk<br />
mengikuti ujian dan tidak boleh meneruskan rotasi.<br />
4. Apabila yang bersangkutan lulus ujian tahap maka berhak untuk<br />
meneruskan rotasi kepaniteraannya ke tahap berikutnya, jika tidak lulus<br />
pada ujian I maka yang bersangkutan harus mengulang/mengikuti ujian<br />
kedua<br />
5. Bila ujian kedua tidak lulus maka yang bersangkutan harus mengulang<br />
di tahap tersebut kemudian mengikuti ujian ketiga.<br />
7. Apabila ujian ketiga tidak lulus, maka yang bersangkutan<br />
dipertimbangkan untuk di drop out.<br />
Sidang Tesis<br />
1. Seorang PPDS dapat menjalani sidang tesis bila telah<br />
menyelesaikan/menjalani semua subdivisi, tahap dan stase khusus,<br />
serta telah dinyatakan lulus dalam semua ujian di seluruh bagian<br />
tersebut.<br />
2. Sidang tesis dapat dilaksanakan setelah PPDS menjalani Sidang Usulan<br />
Proposal (UP) dan menyelesaikan perbaikan UP dengan bimbingan<br />
dosen pembimbing.<br />
3. Sidang tesis akan diselenggarakan bila dihadiri minimal oleh 3 orang<br />
penguji, 1 orang pembimbing, dan 1 orang wakil dari Divisi Litbang.<br />
Ujian Akhir (BPNRI)<br />
Persyaratan mengikuti ujian BPNRI :<br />
1. Telah menyelesaikan masa pendidikan selama 7 semester dan<br />
dilaksanakan pada akhir semester 7.<br />
2. Telah menyelesaikan tugas-tugas di subdivisi, telah lulus ujian subdivisi,<br />
telah menyelesaikan tesis dan menjalani sidang tesis.<br />
3. Telah lulus ujian pra BPNRI.<br />
Pelaksanaan ujian BPNRI disesuaikan dengan aturan yang dikeluarkan oleh<br />
Kolegium Radiologi.
291<br />
Penilaian formatif/afektif<br />
1. Penilaian berdasarkan pada perilaku keseharian, keaktifan dalam<br />
diskusi, kehadiran, sopan santun, etika dan ketrampilan perilaku<br />
profesional.<br />
2. Penilaian dilakukan oleh para staf pengajar dan menjadi pertimbangan<br />
saat kelulusan di setiap ujian subdivisi dan ujian tahap.<br />
Pedoman Evaluasi<br />
Pedoman evaluasi mengacu kepada pedoman evaluasi FK UNPAD yaitu :<br />
Nilai Angka Nilai Huruf Nilai Mutu<br />
80 - 100 A 4.00<br />
68 - 79 B 3.00<br />
56 - 67 C 2.00<br />
45 - 55 D 1.00<br />
≤ 44 E 0<br />
Nilai batas Lulus : B<br />
Cara penghitungan IPK<br />
IPK = Bobot nilai x sks<br />
∑ sks<br />
Kualifikasi kelulusan disesuaikan dengan Index Prestasi Kumulatif<br />
Predikat<br />
IPK<br />
Memuaskan 3.00 – 3.49<br />
Sangat memuaskan 3.50 – 3.79<br />
Cum laude 3.80 – 4.00<br />
Predikat kelulusan cum laude diberikan kepada lulusan yang menyelesaikan<br />
masa studi tepat waktu dan diperoleh tanpa mengulang mata ajar.<br />
Tata Tertib<br />
Meliputi :<br />
Daftar hadir setiap hari masuk Pk. 07.00 WIBB tepat waktu<br />
Pulang Pk. 15.30 WIBB tepat waktu<br />
Mengikuti seluruh kegiatan ilmiah antara lain (minimal 90% selama PPDS<br />
dengan persetujuan konsulen dan KPS)<br />
Morning report<br />
Journal reading<br />
Referat
292<br />
<br />
<br />
<br />
Laporan kasus<br />
Tesis<br />
Kuliah<br />
Hal pokok pada proses belajar-mengajar di PPDS yang perlu dicermati dalam<br />
kaitannya dengan tata tertib para PPDS<br />
1. Tidak boleh merokok di lingkungan fakultas dan rumah sakit<br />
2. Tidak diperkenankan menggunakan obat-obatan psikotropika/narkotika<br />
maupun minuman keras.<br />
3. Tidak diperkenankan membawa senjata api, senjata tajam, petasan dan<br />
bahan yang mudah meledak.<br />
4. Berperilaku sopan terhadap pengajar, sejawat, petugas dan pasien serta<br />
keluarganya di lingkungan radiologi dan RSUP dr. Hasan Sadikin <br />
sesuai dengan 5 S dalam SIGAP (senyum, sapa, salam, sopan, santun).<br />
5. Senantiasa menjaga kebersihan dan keindahan lingkungan radiologi<br />
dan RSHS<br />
6. Hadir 15 menit sebelum jadwal kegiatan dimulai<br />
7. Tidak boleh meninggalkan ruangan selama acara ilmiah, kecuali seijin<br />
konsulen<br />
8. Selama kegiatan selalu bersikap sopan dan santun, memberikan<br />
perhatian dan partisipasi penuh<br />
9. Mematuhi peraturan-peraturan umum<br />
Tata tertib berpakaian<br />
1. Sopan dalam berpakaian<br />
2. Pakaian yang digunakan dalam kegiatan akademik rapih, bersih, sopan<br />
dan sesuai dengan suasana Rumah Sakit maupun tempat pelayanan<br />
kesehatan.<br />
3. Memakai jas putih<br />
Pengaturan Jam Kerja<br />
<br />
Mengacu pada surat Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara RI<br />
nomor 05/M.PAN/1/20<strong>03</strong> tanggal 7 Januari 20<strong>03</strong> tentang penetapan jam<br />
kerja<br />
Jam kerja PPDS Radiologi FK UNPAD 5 (lima) hari kerja :<br />
Hari Senin s.d Kamis : 07.00 s.d. 15.30<br />
Hari Jumat : 07.00 s.d 16.00<br />
<br />
<br />
Jam jaga PPDS Radiologi<br />
Hari Senin s.d Jumat : 15.30 s.d 07.00<br />
Hari Sabtu s.d Minggu : shift pagi 07.00 s.d 19.00<br />
shift malam 19.00 s.d 07.00<br />
Selalu melakukan absensi biometric (sidik jari)
293<br />
Tertib meliputi:<br />
Administratif<br />
Akademis<br />
Etika<br />
Tertib Administratif :<br />
Tujuan : Agar PPDS disiplin dalam kepatuhan terhadap Tata Tertib Selama<br />
pendidikan<br />
Meliputi :<br />
1 Tertib kehadiran/jam datang<br />
2 Tertib Belajar sehari/mengikuti proses belajar penuh kecuali<br />
sepengetahuan dosen yang bertugas<br />
3 Tertib jam pulang<br />
Tertib Akademis<br />
1. Pada saat acara ilmiah, seluruh PPDS wajib hadir tepat<br />
waktu sampai acara ilmiah selesai<br />
2. Bila lambat hadir pemberitahuan lebih dahulu kepada<br />
KPS/konsulen yang bertugas<br />
3. Membuat tugas-tugas dan kegiatan ilmiah sesuai dengan<br />
jadwal, kecuali seijin konsulen pembimbing<br />
4. Bila tidak masuk, pemberitahuan lebih dahulu kepada<br />
KPS/konsulen yang bertugas<br />
5. Dianggap tidak etis/sopan yang membuat<br />
dosen/pembimbing kurang menyenangkan<br />
Sanksi Pendidikan PPDS<br />
Sanksi pendidikan adalah seperangkat tindakan yang dapat berupa teguran lisan<br />
atau tertulis, mengulang di suatu subdivisi atau tahap, skorsing sampai dengan<br />
pemutusan studi.<br />
Sanksi pendidikan ditujukan untuk memperbaiki kinerja PPDS dan/atau<br />
melindungi pasien/masyarakat, institusi dan PPDS itu sendiri terhadap kerugian<br />
akibat pelanggaran dan kelalaian yang dilakukan oleh PPDS atau akibat kondisi<br />
tertentu.<br />
Kriteria sanksi dari Ringan sampai Berat dengan mempertimbangkan aspek<br />
pembinaan lebih dahulu oleh seluruh konsulen.<br />
Dalam proses belajar mengajar, sesuai dengan tujuan pendidikan di PS Radiologi<br />
FK Unpad, maka PPDS diwajibkan mengikuti semua kegiatan pendidikan sebaikbaiknya.<br />
Beberapa hal yang menjadi pertimbangan dalam pemberian sanksi akademik<br />
untuk seorang PPDS antara lain:<br />
- Bila peserta PPDS meninggalkan proses belajar mengajar kurang dari 3 hari<br />
tanpa alasan yang dapat diterima, maka yang bersangkutan akan menerima<br />
teguran lisan.
294<br />
- Bila peserta PPDS meninggalkan proses belajar mengajar kurang dari 1<br />
minggu tanpa alasan yang dapat diterima, maka yang bersangkutan akan<br />
menerima teguran tertulis pertama.<br />
- Bila peserta PPDS meninggalkan proses belajar mengajar lebih dari 1<br />
minggu tanpa alasan yang dapat diterima, maka yang bersangkutan akan<br />
menerima teguran tertulis kedua dengan tembusan ke Pembantu Dekan I<br />
dan TK PPDS<br />
- Bila dalam 2 minggu yang bersangkutan tidak mengindahkan surat teguran<br />
kedua, KPS akan mengirimkan surat teguran ketiga dengan tembusan ke<br />
Pembantu Dekan I dan TK PPDS dan diberikan sanksi akademis.<br />
- Bila dalam 2 minggu yang bersangkutan tidak mengindahkan surat teguran<br />
ketiga, maka yang bersangkutan akan dibahas dalam rapat departemen<br />
untuk ditindak lanjuti bersama dengan Pembantu Dekan 1 dan TK PPDS<br />
- Dalam tahun pertama pendidikan tidak diperkenankan untuk mengambil cuti.<br />
- Dalam tahun pertama pendidikan tidak diperkenankan untuk praktek.<br />
- Pada tahun pertama pendidikan dianjurkan untuk tidak hamil<br />
- Cuti sakit harus disertakan surat keterangan dokter spesialis<br />
- Izin meninggalkan pendidikan maksimal 2 hari dengan membuat surat<br />
keterangan<br />
- Bila peserta PPDS meninggalkan proses belajar mengajar selama 3 hari<br />
sampai 5 hari , yang bersangkutan diharuskan mengulang di subdivisi<br />
tersebut selama 1 minngu.<br />
- Bila peserta PPDS meninggalkan proses belajar mengajar selama 1 minggu<br />
sampai 1 bulan, yang bersangkutan diharuskan mengulang di subdivisi<br />
tersebut selama 1 bulan.<br />
- Bila PPDS meninggalkan proses belajar mengajar selama lebih dari 3 bulan,<br />
yang bersangkutan diharuskan mengulang masa pendidikan selama 6 bulan.<br />
- Bila PPDS tidak mematuhi jam kerja, maka yang bersangkutan akan<br />
mendapat teguran lisan. Bila masih berulang, diberi teguran tertulis. Bila 2<br />
kali mendapat teguran tertulis, maka yang bersangkutan diharuskan<br />
mengulang di subdivisi tersebut.<br />
- Bila PPDS memperoleh nilai di bawah batas kelulusan, pada kesempatan<br />
ujian kedua, yang bersangkutan diharuskan mengulang di subdivisi atau di<br />
tahap tertentu.<br />
Pemutusan Studi peserta PPDS:<br />
Tujuan pemutusan studi ialah :<br />
a. Mempertahankan mutu hasil pendidikan<br />
b. Mempertahankan tanggung jawab professional<br />
c. Mempertahankan pendayagunaan sumber pendidikan<br />
Meliputi :<br />
Penilaian ketiga faktor (administratif , akademik, dan etika ) dilakukan oleh<br />
seluruh dosen sejak awal dan diketahui oleh PPDS yang bersangkutan dengan<br />
teguran lisan maupun tertulis dan dilakukan pembinaan lebih dahulu secara<br />
berkesinambungan. Apabila tetap tidak mengindahkan PPDS tersebut dilakukan
295<br />
penilaian seluruh dosen dan dirapatkan bersama untuk mengambil keputusan<br />
apakah PPDS tersebut masih layak atau tidak untuk melanjutkan ke jenjang<br />
selanjutnya.<br />
Pemutusan studi peserta PPDS FK Unpad adalah wewenang Rektor Unpad yang<br />
dituangkan dalam Surat Keputusan Rektor Unpad berdasarkan permintaan:<br />
1. Dekan FK Unpad sebagai perpanjangan tangan program studi<br />
2. Dekan FK Unpad atas permintaan PPDS.<br />
Tata cara pemutusan studi<br />
Peserta PPDS dinyatakan putus studi bila tidak dapat memenuhi persyaratan<br />
administrasi, evaluasi atas pencapaian kompetensi, pelanggaran etika dan<br />
profesionalisme, atas keinginan sendiri, atau sebab/kondisi lain.<br />
Seorang PPDS dipertimbangkan untuk menjalani pemutusan studi atas hasil<br />
keputusan Rapat Staf pengajar PS Radiologi FK Unpad, kemudian disampaikan<br />
ke TKPPDS untuk disampaikan ke Dekan FK Unpad.<br />
Beberapa hal yang menjadi fokus pertimbangan saat memutuskan seorang<br />
PPDS mendapat ancaman pemutusan studi adalah:<br />
1. Kelalaian administrasi<br />
a. PPDS tidak aktif melakukan registasi selama 2 semester<br />
berturut-turut<br />
b. Meninggalkan proses belajar mengajar selama lebih dari 2<br />
bulan tanpa alasan yang dapat diterima dan tidak<br />
mengindahkan surat teguran ke-3 yang dikirim oleh KPS.<br />
2. Kekurangan atas pencapaian kompetensi<br />
a. Masa studi selambat-lambatnya 1,5 x masa pendidikan (11<br />
semester)<br />
b. Mendapat nilai C setelah 3 x berturut-turut melaksanakan ujian<br />
tahap yang sedang dijalani.<br />
3. Pelanggaran etika dan profesionalisme<br />
a. Memiliki etika, sopan-santun, dan tingkah-laku yang dinilai<br />
yang dianggap kurang oleh staf pengajar atas pertimbangan<br />
berbagai pihak.<br />
b. Melakukan pelanggaran profesionalisme yang berhubungan<br />
dengan hak-hak pasien, yang ditentukan oleh rapat staf<br />
pengajar.<br />
4. Atas keinginan sendiri<br />
PPDS berhak mengundurkan diri dari pendidikan atas dasar keinginan<br />
sendiri dengan mengajukan permintaan tertulis pada pimpinan fakultas<br />
dengan tembusan ke TK PPDS dan PS Radiologi dengan menyebutkan<br />
alasan pengunduran diri.
296<br />
5. Sebab/kondisi lain.<br />
a. PPDS dengan gangguan kejiwaan atau gangguan kepribadian<br />
yang berpotensi menimbulkan ketidakamanan/kerugian bagi<br />
dirinya sendiri dan pasien/masyarakat.<br />
b. PPDS diketahui sebagai pengguna NAPZA.<br />
c. PPDS terkena kasus kriminalitas atau ditetapkan sebagai<br />
tersangka oleh Kepolisian.<br />
17. Program Studi Ilmu Kedokteran Nuklir<br />
A. Metode Pembelajaran<br />
Pendidikan Dokter Spesialis Kedokteran Nuklir dibagi menjadi 3 TAHAP<br />
sesuai dengan pencapaian kompetensi minimal yang harus diraih, yaitu<br />
kompetensi 1, 2 dan 3 (junior, madya dan senior).<br />
Metode pembelajaraan dalam program studi kedokteran nuklir terdiri dari<br />
Penerapan Keprofesian dan Akademik yang dikemas dalam bentuk-bentuk<br />
pengalaman belajar yaitu:<br />
a. Tugas baca.<br />
b. Mengikuti kuliah pra-sarjana.<br />
c. Mengikuti penyajian naskah ilmiah , simposium, kongres, seminar<br />
kedokteran nuklir dan lain-lain yang berkaitan.<br />
d. Mengikuti presentasi kasus penyakit di bagian klinik terkait.<br />
e. Diskusi dengan bimbingan.<br />
f. Melakukan pemeriksaan dan penelitian in-vivo dan atau in-vitro.<br />
g. Penafsiran hasil pemeriksaan in-vivo dan in-vitro.<br />
h. Melakukan konsultasi dan rujukan berbagai kasus problematik yang<br />
berhubungan dengan kedokteran nuklir.<br />
i. Melakukan pemantapan kendali mutu kedokteran nuklir.<br />
j. Ikut serta memberikan bimbingan bagi peserta<br />
k. Menyusun dan menyajikan naskah ilmiah.<br />
l. Mengikuti kuliah pascasarjana.<br />
m. Stase di Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Radiologi, dan Ilmu Bedah<br />
dan lain - lain di RS Pendidikan Utama dan RS jenjang pendidikan yang<br />
dianggap perlu.
297<br />
B. Struktur Mata Kuliah<br />
ISI KURIKULUM<br />
Fisika Nuklir<br />
URAIAN<br />
1. Aspek Dasar Struktur<br />
Benda<br />
2. Peluruhan radioaktivitas<br />
3. Interaksi radiasi dengan<br />
benda<br />
4. Pencarian yang menyertai<br />
peluruhan radioaktif dan<br />
implikasi biologisnya<br />
5. Fisika dasar dari prosedur<br />
pencitraan termasuk CT, MRI<br />
dan Ultrasonografi<br />
PENGALAMAN<br />
BELAJAR<br />
a, b, e, l, o<br />
Instrumentasi<br />
dan Deteksi<br />
Radiasi<br />
1. Prinsip deteksi dan detector<br />
2. Instrumentasi Kedokteran<br />
Nuklir dengan penekanan<br />
khusus pada kamera gamma,<br />
termasuk juga scanner,<br />
pencitraan tomografi,<br />
pencacah seluruh tubuh,<br />
pencacah gamma pencacah<br />
beta, system pemantauan dan<br />
kalibrator dosis.<br />
3. Kolimasi dektektor radiasi<br />
khususnya kolimator pararel<br />
diverging dan converginh serta<br />
kolimator lubang miring dan<br />
pinhole.<br />
4. Instrumentasi elektronik<br />
5. Produksi Pencitraan dan<br />
teknologi penyajian termasuk<br />
prinsip fotografi<br />
6. Dasar dan aplikasi dari<br />
modalitas pencitraan lain yang<br />
berkaitan dengan prosedur<br />
kedokteran nuklir<br />
a, b, e, f, l, o
298<br />
ISI KURIKULUM<br />
Dosimetri dan<br />
Proteksi Radiasi<br />
Radiobiologi<br />
dan Patologi<br />
Radiasi<br />
Model Kinetika<br />
dan Sistem<br />
Fisiologi<br />
Matematika,<br />
Statistika dan<br />
Komputer<br />
Radiokimia dan<br />
Radiofarmasi<br />
URAIAN<br />
1. Pengukuran dan<br />
Penghitungan dosis radiasi<br />
2. Diagnosis, Evaluasi dan<br />
Pengelolaan over-exposure<br />
serta kecelakaan radiasi<br />
3. Peraturan Pemerintah<br />
tentang keselamatan radiasi<br />
4. Teknik untuk mengurangi<br />
paparan terhadap penderita,<br />
personel dan lingkungan<br />
1. Efek biologi dari radiasi<br />
2. Immunologi, biologi<br />
molekuler dan genetika<br />
Model matematika dari system<br />
fisiologik<br />
1. Dasar-dasar Matematika<br />
2. Distribusi probabilitas,<br />
statistika parametric dan nonparametrik<br />
3. Struktur, fungsi dan<br />
pemograman computer<br />
4. Aplikasi computer dengan<br />
penekanan pada<br />
penghitungan fungsi dan<br />
pencitraan organ<br />
1. Produksi radionuklida<br />
dengan reactor, siklotron dan<br />
akselerator partikel lain<br />
2. Generator radionuklida<br />
3. Formulasi radiofarmaka<br />
4. Biokimia, fisiologi dan<br />
farmakokinetik radiofarmaka<br />
5. Kendali mutu radiofarmaka<br />
PENGALAMAN<br />
BELAJAR<br />
a, b, e, l, o<br />
a, b, e, l<br />
a, b, e, l<br />
a, b, e, l<br />
a, b, e, f, l, o
299<br />
ISI KURIKULUM<br />
Metodologi<br />
Penelitian<br />
Pemeriksaan<br />
invivo<br />
URAIAN<br />
1. Falsafah ilmu<br />
2. Statistika Kedokteran<br />
3. Metodologi Penelitian<br />
Kedokteran<br />
1. Indikasi klinik penggunaan<br />
teknik kedokteran nuklir<br />
2. Persiapan, pelaksanaan<br />
dan pengawasan pascapemeriksaan<br />
3. Gambaran normal, varian<br />
normal dan patologik<br />
4. Pencitraan in vivo dan<br />
penilaian fungsional statik dan<br />
dinamik dari organ: otak,<br />
cairan serebrospinalis,<br />
kelenjar tiroid, kelenjar saliva,<br />
paru-paru, jantung dan<br />
pembuluh darah, esofagus,<br />
lambung, kandung dan saluran<br />
empedu, hati, limpa, ginjal,<br />
pancreas, tumor dan abses,<br />
kandung kencing, tulang,<br />
sendi, sumsum tulang, system<br />
limfatik, kelenjar adrenal,<br />
jaringan neuroendokrin dan<br />
radioimunosintigrafi.<br />
5. Penggunaan perangkat<br />
pencitraan dan detector<br />
eksternal untuk pencitraan<br />
organ tubuh dan untuk timedependent<br />
dan studi fungsi<br />
diferensiasi<br />
6. Pengguaan teknik<br />
“gating”fisiologik untuk studi<br />
fungsi<br />
7. Pemantauan penderita<br />
selama studi intervensi seperti<br />
“exercise”dan “pharmacologic<br />
test”, terutama interpretasi<br />
elektrokardiogram dan<br />
a, b, e, l<br />
a s.d o<br />
PENGALAMAN<br />
BELAJAR
300<br />
ISI KURIKULUM<br />
Pemeriksaan<br />
invitro<br />
Terapi dengan<br />
radionuklida<br />
URAIAN<br />
resusitasi kardiopulmoner<br />
8. Kinetika seluler, analisis<br />
absorpsi dan ekskresi, studi<br />
balans perunut<br />
9. Uji komposisi tubuh,<br />
termasuk analisis<br />
kompatemental<br />
10. Pencacahan dan<br />
penyidikan seluruh tubuh<br />
11. Hubungan antara prosedur<br />
kedokteran nuklir dengan<br />
prosedur diagnostic lain<br />
1. Metodologi dan kendali<br />
mutu radioligand assay<br />
2. Binding capacity studies<br />
3. Dasar-dasar activation<br />
analysis dan autoradiografi<br />
1. Seleksi penderita, indikasi<br />
dan kontraindikasi terapi<br />
radionuklida<br />
2. Penentuan dosis,<br />
penghitungan dosis radiasi<br />
terhadap organ sasaran dan<br />
jaringan sekitar serta organ<br />
lain, dan paparan terhadap<br />
seluruh tubuh<br />
3. Terapi radionuklida untuk<br />
penyakit<br />
4. Hipotiroid<br />
5. Karsinoma tiroid<br />
6. Polisitemia vera dan<br />
penyakit mieloproliferatif<br />
7. Metastasis ke tulang (terapi<br />
paliatif)<br />
8. Terapi dengan koloid fosfor<br />
radioaktif dan radiokoloid<br />
untuk terapi intrakaviter efusi<br />
maligna radioimunoterapi<br />
a s.d o<br />
a s.d o<br />
PENGALAMAN<br />
BELAJAR
301<br />
C. Evaluasi Hasil Belajar<br />
C. 1 Tujuan:<br />
Untuk menentukan apakah peserta telah mencapai tujuan pendidikan<br />
dokter spesialis ilmu kedokteran nuklir dan berhak menerima ijasah.<br />
C.2 Poin Penilaian:<br />
1. Kemampuan memahami dan memecahkan masalah secara ilmiah<br />
2. Pengetahuan peserta dalam bidang ilmu kedokteran nuklir<br />
3. Keterampilan<br />
4. Sikap peserta dalam tugas sehari-hari : tanggung jawab terhadap<br />
pekerjaan, sikap terhadap sesama sejawat dan sikap terhadap<br />
pegawai di tempat pendidikan.<br />
C.3 Cara Penilaian:<br />
Penilaian akhir dilakukan dengan cara:<br />
1. Ujian tertulis<br />
2. Ujian Keterampilan<br />
3. Pengamatan kegiatan sehari-hari<br />
4. Analisa tingkah laku<br />
D. Pedoman Ujian<br />
Penilaian akhir dilakukan dan diputuskan oleh Koordinator Program studi<br />
bersama para penilai. Jika diperlukan penilai dari luar lingkungan IKN di tingkat<br />
regional atau nasional atas dasar pertimbangan ketua bidang studi dan disetujui<br />
Koordinator Program Studi, maka harus diperhatikan kesesuaian bidang<br />
spesialisasi penilai ini dengan tujuan pendidikan dokter spesalis kedokteran nuklir<br />
yang sedang dinilai.<br />
D. 1 Kelulusan<br />
Pada umumnya setiap program studi memiliki berbagai jenjang<br />
pendidikan seperti yunior-madya dan senior. Setiap jenjang terdiri dari berbagai<br />
subbgaian atau unit kerja / kumpulan modul. Kelulusan terdiri dari kelulusan dari<br />
setiap subbagian/divisi/unit kerja, kelulusan suatu jenjang pendidikan dan<br />
kelulusan akhir pendidikan. Pada umumnya penilaian dapat berdasarkan:<br />
• Penguasaan keilmuan spesialistik atau yang berhubungan, melalui<br />
ujian pilihan berganda dan modifikasinya, esai dan lisan<br />
• Analisis kasus<br />
• Audit morbiditas dan mortalitas<br />
• Presentasi pada saat ronde/visite besar atau visite subbagian/divisi<br />
• Kegiatan sehari-hari dalam mengelola pasien<br />
• Journal Review, referat dan presentasi kasus<br />
• Penilaian buku log / portofolio<br />
• Pengamatan langsung dalam melaksanakan prosedur medik atau<br />
tindakan operatif<br />
• OSCE
302<br />
• Mini-CEX<br />
• Dan lain-lain sesuai dengan ke khas-an program studi<br />
Bila semua subbagian/divisi/unit kerja pada suatu jenjang pendidikan telah<br />
lulus semua, maka peserta didik memperoleh promosi ke jenjang pendidikan<br />
berikutnya, misalnya setelah lulus dari jenjang junior yang bersangkutan<br />
mendapat promosi untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang madya. Bila semua<br />
jenjang telah berhasil dilewati dengan baik, maka peserta didik berhak mendapat<br />
gelar dokter spesialis yang ijasahnya ditanda tangani oleh Rektor Universitas<br />
Padjajaran.<br />
Hampir setiap program studi telah memberlakukan Ujian/Evaluasi<br />
Nasional (national board examination) yang diselenggarakan oleh kolegium<br />
terkait. Kebanyakan program studi mempersyaratkan kelulusan dari Ujian /<br />
Evaluasi nasional sebelum diperkenankan untuk mengikuti wisuda pascasarjana<br />
di Universitas. Demikian pula dengan Program Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu<br />
Kedokteran Nuklir dan Pencitraan Molekuler.<br />
D.1.2 Nilai, Huruf Mutu dan Angka Mutu<br />
Sesuai dengan ketentuan dari Universitas Padjajaran penilaian terhadap<br />
pencapaian hasil pembelajaran digunakan pola Penilaian Acuan Patokan (PAP).<br />
Ketentuan tersebut seperti yang tercantum dalam Keputusan Menteri Pendidikan<br />
Nasional R.I Nomor 232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum<br />
Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa dinyatakan dengan<br />
huruf A,B,C,D, dan E. namun karena dalam pendidikan dokter spesialis, selain<br />
ditentukan oleh pihak universitas, juga ditentukan oleh pihak Kolegium. Bila<br />
Kolegium terkait menganut pemberian atribut plus atau minus dibelakang huruf<br />
mutu, hal ini dapat diterima dengan terlebih dahulu berkonsultasi dengan<br />
Pimpinan Fakultas.<br />
E. Tata Tertib<br />
Selama pendidikan, setiap peserta didik PPDS akan melaksanakan<br />
komponen proses pembelajaran profesi dokter spesialis kedokteran nuklir<br />
sebagai berikut:<br />
a. Pengayaan<br />
Merupakan Program pengayaan materi untuk peserta didik PPDS yang<br />
baru masuk sehingga peserta didik PPDS baru lebih mengenal tentang<br />
cara belajar di Departemen Ilmu Kedokteran Nuklir dan Pencitraan<br />
Molekuler serta diharapkan telah mengetahui ilmu dasar saat memasuki<br />
pendidikan dokter spesialis kedokteran nuklir.<br />
b. Magang<br />
Merupakan proses penerapan keprofesian dari ilmu yang telah didapat.<br />
Metode pembelajaran berupa demonstrasi, skills lab, analisis kasus,<br />
tatap muka terjadual dan tidak terjadual, dan pemberian tugas-tugas.<br />
c. Aktifitas Pendidikan Terstruktur yang terdiri dari:
3<strong>03</strong><br />
• JournalReading (21 kali).<br />
• Referat (5 kali).<br />
• Presentasi Kasus (1 kali).<br />
• Presentasi poster nasional minimal 1 kali.<br />
• Presentasi poster internasional minimal 1 kali.<br />
• Presentasi oral baik nasional maupun internasional minimal 1 kali.<br />
d. E-Learning mempergunakan Sumber Online.<br />
e. Mengembangkan keterampilan dan mengikuti pelatihan prosedur dan<br />
praktik<br />
kedokteran nuklir. Diktum klasik yang sudah lama dikenal yaitu<br />
memperhatikan,<br />
mengerjakan dan mengajarkan (see, do, teach dictum) merupakan<br />
metode<br />
penting<br />
untuk memperoleh keterampilan.<br />
f. Pendampingan mahasiswa kedokteran, khususnya peserta Program<br />
Pendidikan<br />
profesi<br />
Dokter (P3D).<br />
g. Diwajibkan untuk melakukan penelitian.<br />
Kegiatan Rutin PPDS antara lain:<br />
a. Visite pagi yang dilakukan setiap hari kerja pada pukul 07.30<br />
b. Pemeriksaan diagnostik kedokteran nuklir sesuai dengan rotasi yang<br />
telah ditentukan<br />
c. Stase RS Jejaring di Rumah Sakit MRCCC dan RS Kanker Dharmais<br />
Jakarta.<br />
G. Jenis Pelanggaran dan Sanksi<br />
Sanksi pendidikan adalah seperangkat tindakan yang berupa teguran lisan<br />
atau tertulis, mengulang di suatu subbgaian/divisi/unit kerja program pendidikan<br />
spesialis dipekerjakan di suatu unit kerja yang berhubungan dengan pendidikan<br />
skorsing sampai dengan pemutusan studi.<br />
Sanksi pendidikan ditujukan untuk memperbaiki kinerja peserta didik dan<br />
atau untuk melindungi pasien/masyarakat, institusi dan peserta didik sendiri<br />
terhadap kerugian akibat pelanggaran dan kelalaian yang dilakukan oleh peserta<br />
didik atau akibat kondisi khusus tertentu.<br />
G.1. Jenis Pelanggaran/kelalaian atau kondisi khusus peserta didik<br />
Jenis pelanggaran/kelalaian atau kondisi khusus peserta didik termaksud di<br />
atas dapat dikelompokkan kedalam;<br />
1. Kelalaian Administratif.<br />
2. Kekurangan dalam pencapaian kompentesi.<br />
3. Tidak mampu mempertahankan kompetensi yang telah dicapai selama<br />
masa pendidikan.<br />
4. Sikap perilaku yang melanggar etika dan profesionalisme.<br />
5. Pelanggaran hukum.<br />
6. Masalah Khusus seperti penggunaan NAPZA dan penyakit tertentu.
304<br />
G.1.1 Kelalaian administratif<br />
Kelalaian administratif dapat berupa :<br />
1. Tidak melakukan registrasi.<br />
Bila tidak melakukan registrasi tanpa alasan yang jelas maka yang<br />
bersangkutan tidak diperkenankan untuk mengikuti kegiatan pendidikan pada<br />
semester tersebut dan semester tersebut diperhitungkan dalam masa studi.<br />
Peserta didik tersebut tetap diwajibkan hadir di program studi dan<br />
penempatan kerjanya di atur oleh Koordinator Program Studi.<br />
Bila tidak melakukan registrasi selama 2 semester berturut-turut peserta didik<br />
dianggap mengundurkan diri. Surat keputusan mengenai pemutusan studi<br />
yang bersangkutan diterbitkan oleh Rektor Universitas Padjadjaran atas<br />
laporan Pimpinan Fakultas.<br />
a. Meninggalkan proses pembelajaran tanpa alasan yang dapat diterima<br />
Program Pendidikan Spesialis merupakan pendidikan yang mempunyai ciri<br />
yang sangat spesifik berupa hubungan yang sangat erat antara pembelajaran<br />
akademik dan praktek keprofesian. Peserta didik, secara progresif<br />
memperoleh pemaparan klinis (clinical exposure) yang memadai untuk<br />
memperoleh pengalaman klinis yang diperlukan untuk mencapai keahlian,<br />
yang dengan keahlian tersebut mereka dapat memberikan pelayanan<br />
kesehatan dengan kualitas yang sangat baik. Secara ringkas, karakteristik<br />
pendidikan dokter spesialis berupa "education, clinical exposure, and<br />
experience" yang akan mengantarkan peserta didik menjadi seorang "<br />
expertise, evidence-based practice and excellence".<br />
Dengan memahami karakteristik tersebut, peserta PPDS-I harus mengikuti<br />
semua kegiatan pendidikan dengan sebaik-baiknya.<br />
• Bila peserta PPDS-I meninggalkan proses pembelajaran kurang dari satu<br />
minggu, tanpa alasan yang dapat diterima, maka yang bersangkutan akan<br />
menerima teguran tertulis.<br />
• Bila peserta didik meninggalkan proses pembelajaran selama 2 (dua) minggu<br />
baik berturut-turut atau tidak, yang bersangkutan diharuskan mengulang di<br />
subagian/divisi/unit kerja tempat yang bersangkutan bekerja. Penempatan<br />
yang bersangkutan selama menunggu rotasi berikutnya ditentukan oleh<br />
Ketua Program Studi.<br />
• Bila peserta PPDS-I meninggalkan proses pembelajaran selama 2 ( dua )<br />
minggu, Koordinator Program Studi akan mengirim surat teguran dengan<br />
tembusan<br />
kepada Pembantu Dekan I dan TKP PPDS-I.<br />
• Bila dalam 2 ( dua ) minggu yang bersangkutan tidak kunjung membalas<br />
surat tersebut atau tidak menghubungi program studi, Koordinator Program<br />
Studi akan mengirimkan surat teguran kedua dan ketiga dengan selang<br />
antara 2 (dua)<br />
minggu.
305<br />
• Bila dalam 2 minggu setelah surat teguran ketiga, yang bersangkutan<br />
tidak kunjung membalas surat tersebut atau tidak menghubungi<br />
program studi, maka yang bersangkutan dianggap mengundurkan<br />
diri sebagai peserta PPDS-I Fakultas Kedokteran Universitas<br />
Padjadjaran. Koordinator Program Studi menyampaikan laporan<br />
mengenai hal tersebut kepada Pimpinan Fakultas untuk proses<br />
pemutusan studi.<br />
b. Tidak mematuhi jam kerja<br />
Bila peserta didik diketahui tidak mematuhi jam kerja, yang<br />
bersangkutan akan mendapat teguran lisan, bila tetap berulang akan<br />
diberikan teguran tertulis. Bila setelah 2 (dua) kali mendapat teguran<br />
tertulis, yang bersangkutan tidak menunjukkan perbaikan, yang<br />
bersangkutan diharuskan mengulang di subagian/divisi/unit kerja dimana<br />
dia bekerja.<br />
G.1.2 Kekurangan dalam pencapaian kompetensi<br />
Bila peserta didik memperoleh nilai di bawah batas kelulusan, yang<br />
bersangkutan diharuskan mengulang di subagian/ divisi /unit kerja tempat yang<br />
bersangkutan bekerja. Bila yang bersangkutan tidak lulus di 2 (dua) subagian/unit<br />
kerja dalam suatu jenjang pendidikan, Koordinator Program Studi akan<br />
menerbitkan teguran tertulis dengan tembusan kepada wali/instansi pengirim dan<br />
TKP PPDS. Bila mengalami 3 (tiga) kali tidak lulus, selain menerbitkan teguran<br />
tertulis, KPS akan mengirimkan peserta PPDS-I tersebut ke Tim Konseling di<br />
program studi terkait. Bila masih tetap tidak menunjukkan perbaikan, yang<br />
bersangkutan ditawarkan untuk alih program studi, mungkin terdapat perbedaan<br />
antara minat dan bakat.<br />
G.1.3 Ketidak mampuan dalam memelihara kompetensi yang telah dicapai<br />
selama masa pendidikan.<br />
Ketidak mampuan untuk mempertahankan kompetensi yang telah<br />
diperoleh pada suatu jenjang pendidikan merupakan suatu bentuk kelalaian<br />
peserta didik. Bila peserta didik telah dinyatakan lulus dan suatu<br />
subagian/divisi/unit kerja, sebagai ilustrasi, yang bersangkutan telah lulus dari<br />
subagian/divisi Radiofarmasi, namun misalnya pada saat melaksanakan tugas<br />
jaga menunjukkan suatu kesalahan yang mendasar dalam melakukan prosedur<br />
persiapan radiofarmaka, maka yang bersangkutan diharuskan untuk mengulang<br />
di subagian tersebut. Sebelum menjatuhkan sanksi, Koordinator Program studi<br />
akan meneliti secara seksama dan dengan melibatkan Staf Pendidik dari<br />
subagian/divisi tersebut
306<br />
G.1.4 Sikap Perilaku melanggar etika dan profesionalisme<br />
Sikap perilaku yang melanggar etika dan profesionalisme antara lain<br />
dapat berupa sikap perilaku terhadap :<br />
1. Pasien:<br />
• Tidak menunjukkan sikap belas kasih, misalnya bersikap kasar<br />
• Tidak menunjukkan sifat altruisme.malah menelantarkan pasien<br />
dan keluarganya<br />
• Tidak memiliki kepekaan terhadap kebutuhan pasien, tidak<br />
memberikan rasa nyaman<br />
• Tidak dapat dipercaya<br />
• Tidak dapat menjaga kerahasiaan pasien<br />
• Tidak peka terhadap nilai nilai ras, gender, dan nilai lain yang<br />
dianut pasien seperti agama dan kepercayaan.<br />
2. Pendidik<br />
Misalnya tidak bersikap santun terhadap pendidik, baik yang berasal<br />
dari program<br />
studi yang bersangkutan maupun yang diluar program studi<br />
3. Sejawat residen, baik yang berasal dari satu program studi maupun<br />
diluar program studi, baik terhadap yang senior, sederajat maupun<br />
terhadap yang yunior. Pelanggaran diantaranya dapat berupa kekerasan<br />
verbal, fisik maupun tekanan secara finansial<br />
4. Paramedis dan karyawan rumah sakit seperti misalnya tidak menghargai<br />
tugas dan kewajiban mereka.<br />
5. Keilmuan<br />
Dapat berupa meninggalkan/ tidak mengikuti acara ilmiah seperti jural<br />
review reading, referat,sajian kasus, atau melalaikan tugas yang bersifat<br />
keilmuan seperti tugas baca, tanpa alasan yang dapat diterima.<br />
6. Institusi<br />
Seperti tidak menjaga peralatan Rumah Sakit Pendidikan dengan baik,<br />
atau tidak mengindahkan peraturan Rumah Sakit Pendidikan dan<br />
Fakultas Kedokteran UNPAD.<br />
G.1.5 Pelanggaran hukum<br />
Bila peserta didik diduga melanggar hukum dan sedang dalam proses<br />
penegakkan hukum, peserta didik dibebaskan dari tugas mengikuti proses<br />
pembelajaran. Bila dikemudian hari dinyatakan tidak bersalah, yang<br />
bersangkutan diperkenankan untuk mengikuti kembali proses pembelajaran.<br />
Masa yang hilang sebagai akibat proses penegakkan hukum diusahakan dengan<br />
meminta bantuan Pimpinan Fakultas untuk tidak dimasukkan kedalam masa studi<br />
terjadwal. Bila telah ditetapkan bersalah, Rektor akan mengeluarkan sanksi<br />
berupa skorsing sampai pemutusan studi.
307<br />
G.1.6. Kondisi khusus peserta PPDS<br />
Yang dimaksud kondisi khusus peserta didik PPDS-I dapat berupa yang<br />
bersangkutan diketahui sebagai pengguna NAPZA atau memiliki penyakit<br />
kejiwaan, dan lain sejenisnya. Dengan berlakunya UU nomor 35 Tahun 2009<br />
tentang Narkotik, status pengguna narkotik bukan lagi diklasifikasikan sebagai<br />
kriminal, namun sebagai pasien yang wajib lapor diri dan menjalani rehabilitasi,<br />
kecuali bila yang bersangkutan juga bertindak sebagai pengedar atau sejenisnya.<br />
Yang bersangkutan harus menjalani rehabilitasi medik atau sosial di institusi yang<br />
drtunjuk pemerintah. Hal ini sesuai dengan UU nomor 35 Tahun 2009 tentang<br />
Narkotik dan sesuai pula dengan salah satu komponen kompetensi dari area<br />
kompetensi pengembangan profesi dan kepribadian yang menyatakan bahwa<br />
peserta didik harus memiliki kemampuan untuk dapat mengidentifikasi masalahmasalah<br />
yang mempengaruhi kesehatan, kesejahteraan dan kemampuan profesi.<br />
Yang bersangkutan dibebaskan dari proses pembelajaran selama masa<br />
pengobatan dan rehabilitasi, namun tetap diperhitungkan kedalam masa studi<br />
terjadwal. Bila yang bersangkutan dinyatakan telah bebas dari penggunaan<br />
NAPZA dengan menunjukkan sertifikat dari institusi yang merawat atau<br />
merehabilitasi, diperkenankan kembali melanjutkan pendidikan. Namun untuk<br />
tingkat pemakaian ketergantungan, yang bersangkutan diminta untuk<br />
mengundurkan diri sebagai peserta didik PPDS-I, mengingat tingkat<br />
ketergantungan memiliki angka kekambuhan yang tinggi. Kondisi ini harus<br />
berdasarkan keterangan dari Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa bagian Adiksi.<br />
Khusus bagi peserta PPDS-I yang dalam kegiatannya banyak<br />
berhubungan dengan zat-zat yang dapat menimbulkan adiksi, seperti Program<br />
Studi Anestesi dan Terapi Intensif dan llmu Kesehatan Jiwa, demi kebaikan<br />
dirinya dan masyarakat, pengguna NAPZA tidak diperkenankan untuk<br />
melanjutkan pendidikan.<br />
Bagi peserta didik yang mengalami gangguan kejiwaan, seperti psikotik<br />
atau gangguan kepribadian yang menunjukkan atau berpotensi untuk<br />
menimbulkan ketidakamanan/ kerugian bagi dirinya dan pasien/masyarakat, tidak<br />
diperkenankan untuk melanjutkan proses pembelanjaran. Kondisi ini harus<br />
berdasarkan keterangan dari Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa.<br />
Peserta didik yang mengalami kondisi khusus di atas dan tidak<br />
memungkinkan untuk melanjutkan pendidikannya, Pimpinan Fakultas atas<br />
laporan Koordinator Program Studi mengusulkan penghentian studi kepada<br />
Rektor<br />
G.2 Derajat berat ringannya bentuk pelanggaran/kelalaian<br />
Pengertian mengenai batasan tentang pelanggaran ringan dan sedang<br />
diserahkan kepada Koordinator Program Studi melalui penelaahan bersama<br />
dengan jajaran staf pendidik, termasuk kepala bagian/departemen, terutama<br />
dalam hal menyangkut aspek sikap perilaku yang melanggar etika dan<br />
profesionalisme.
308<br />
Contoh pelanggaran ringan adalah peserta didik tidak mengikuti acara<br />
ilmiah kurang dari 3 kali tanpa alasan yang dapat diterima. Namun peserta<br />
PPDS-I harus menyadari bahwa pelanggaran ringan yang dilakukan berulang,<br />
dapat berakumulasi menjadi pelanggaran sedang. Contoh pelanggaran sedang<br />
adalah melakukan kekerasan verbal terhadap peserta PPDS-I yunior.<br />
Pelanggaran berat dapat berupa plagiatism, kelalaian yang dapat menimbulkan<br />
kecacatan, dan sebagainya. Pelanggaran/kelalaian yang dinilai berat harus<br />
diperkuat oleh keputusan Komite Medik R.S Pendidikan.<br />
G.3 Bentuk Sanksi Pendidikan<br />
Pelanggaran ringan diberikan teguran lisan dan atau tertulis.<br />
Pelanggaran sedang, selain teguran tertulis disertai dengan mengulang di<br />
subagian /divisi/unit kerja tertentu paling lama 3 bulan. Penempatan di<br />
subagian/divisi/unit kerja tersebut disesuaikan dengan kepentingan pendidikan<br />
peserta didik PPDS-I. Sanksi pendidikan tersebut diberlakukan segera setelah<br />
keputusan pemberian sanksi pendidikan diterbitkan oleh Koordinator Program<br />
Studi. Pelanggaran berat, yang diperkuat oleh penilaian komite medik R.S<br />
Pendidikan, sanksi pendidikan dapat berupa skorsing atau pemutusan studi.<br />
Program Studi memberi laporan kepada Dekan Fakultas Kedokteran mengenai<br />
adanya pelanggaran berat tersebut disertai dengan bukti-bukti yang diperlukan.<br />
Pimpinan Fakultas menyelenggarakan Rapat Senat Fakultas untuk membahas<br />
pemberian skorsing atau pemutusan studi. Surat keputusan skorsing atau<br />
pemutusan studi diterbitkan oleh Rektor Universitas Padjadjaran atas usulan<br />
Pimpinan Fakultas.<br />
G.4 Pemutusan Studi<br />
Peserta PPDS-I dinyatakan putus studi bila tidak dapat memenuhi<br />
persyaratan administrasi, atas keinginan sendiri, evaluasi atas pencapaian<br />
kompetensi, pelanggaran etika dan profesionalisme, dan atau sebab lain sebagai<br />
berikut:<br />
G.4.1 Kelalaian Administrasi<br />
1. Tidak melaksanakan registrasi selama 2 semester berturut-turut<br />
2. Meninggalkan proses pembelajaran selama lebih dari 2 ( dua ) minggu<br />
tanpa alasan yang dapat diterima dan tidak mengindahkan surat teguran<br />
ke-3 yang dikirimkan oleh Koordinator Program Studi.<br />
G.4.4.2 Atas Keinginan sendiri<br />
Peserta didik berhak mengundurkan diri dari pendidikan atas dasar<br />
keinginan sendiri dengan mengajukan permintaan tertulis kepada Pimpinan<br />
Fakultas dengan tembusan kepada TKP PPDS disertai alasan pengunduran<br />
diri.Sebagai contoh adalah karena alasan kesehatan yang tidak memungkinkan<br />
untuk melanjutkan pendidikan.Segala akibat pengunduran diri ditanggung oleh<br />
yang bersangkutan, seperti misalnya pengembalian dana beasiswa.dan<br />
sebagainya.
309<br />
G.4.4.3 Atas dasar evaluasi pencapaian kompentensi<br />
Alasan ini seyogyanya tidak terjadi dalam proses pendidikan dokter<br />
spesialis, namun adakalanya setelah berbagai upaya dilaksanakan namun<br />
derajat kompetensi tertentu sebagai persyaratan kelulusan tidak kunjung dicapai.<br />
Dalam keadaan ini dengan berat hati, atas dasar tanggung jawab profesi pendidik<br />
terhadap masyarakat pemutusan studi tidak dapat dihindarkan.<br />
Sebaiknya pemutusan studi dilakukan pada jenjang pertama dari<br />
pendidikan atas dasar pertimbangan kebaikan peserta didik. Namun dalam<br />
keadaan tertentu yang sangat tidak diharapkan, pemutusan studi dapat terjadi<br />
pada jenjang di atasnya, misalnya peserta PPDS-I melakukan pelanggaran berat<br />
pada jenjang senior.<br />
Agar tidak terjadi pemutusan studi atas dasar evaluasi pencapaian<br />
kompetensi, peserta PPDS-I harus berupaya sekuat tenaga dan dengan<br />
kerjasama yang baik dengan para pendidik untuk meningkatkan kinerja mereka.<br />
Pemutusan studi dilaksanakan bila peserta didik :<br />
1. Mendapat nilai D atau E dari 2 subbagian/divisi, baik secara berturut-turut<br />
atau tidak. Peringatan pertama diberikan pada saat peserta didik<br />
mendapat nilai D atau E yang pertama.<br />
2. Tidak memenuhi persyaratan untuk dapat mengikuti ujian local maupun<br />
ujian nasional, seperti :<br />
• Journal Reading (21 kali)<br />
• Referat (5 kali)<br />
• Presentasi Kasus (1 kali)<br />
• oral<br />
• Presentasi oral atau poster internasional minimal 1 kali<br />
• Bila masa pendidikan tahap Junior diperkirakan akan melebihi batas<br />
ahir studi.<br />
Dengan demikian, maka penghentian studi peserta PPDS dilaksanakan bila<br />
peserta didik tidak lulus (nilai C) di 6 subbagian baik berurutan ataupun tidak<br />
berurutan.<br />
G.4.4.4 Atas dasar Pelanggaran Etika dan Profesionalisme yang berat<br />
Pelanggaran etika berat yang diperkuat keputusan komite medik RS<br />
Pendidikan diajukan ke rapat Senat Fakultas, bila Senat Fakultas sependapat<br />
dengan Program Studi dan Komite Medik RS Pendidikan, Pimpinan Fakultas<br />
mengajukan usulan pemutusan studi kepada Rektor.<br />
G.4.4.5 Pemutusan Studi akibat telah melebihi batas ahir studi<br />
Bila karena sesuatu hal peserta didik PPDS-I dalam proses<br />
pendidikannya telah melewati batas akhir studi, maka kepada yang bersangkutan<br />
dapat dilakukan pemutusan studi.
310<br />
G.4.4.6 Kondisi khusus<br />
Penderita pengguna NAPZA atau gangguan kejiwaan yang tidak memungkinkan<br />
untuk melanjutkan pendidikan yang diperkuat oleh keterangan tertulis dari dokter<br />
spesialis kesehatan jiwa dapat dilakukan pemutusan studi.<br />
18. Program Studi Ilmu Bedah Anak<br />
A. METODE PEMBELAJARAN<br />
Dalam rangka pencapaian kompetensi, maka peserta didik melaksanakan<br />
kegiatan - kegiatan sebagai berikut :<br />
1. Ronde bangsal/Visite<br />
a. Visite besar : merupakan visite seluruh pasien rawat inap bedah anak<br />
yang dilakukan 1 x per minggu, dipimpin oleh seorang staf pendidik<br />
senior dan diikuti oleh seluruh peserta didik.<br />
b. Visite sub divisi : merupakan visite pasien rawat inap sub divisi yang<br />
dipimpin oleh kepala sub divisi yang dilakukan 2 x per minggu, diikuti<br />
oleh peserta didik masing-masing sub divisi.<br />
c. Visite harian : merupakan visite terhadap seluruh pasien rawat inap<br />
bedah anak yang dipimpin oleh chief residen yang dilakukan setiap<br />
hari dan diikuti oleh seluruh peserta didik.<br />
2. Konferensi kasus (case presentation)<br />
Merupakan kegiatan ilmiah dalam bentuk diskusi kasus bedah anak yang<br />
dianggap menarik untuk didiskusikan sebagai pembelajaran dan dilakukan<br />
pemecahan masalah. Diskusi ini dilakukan 1 x perminggu dipimpin oleh<br />
staf pendidik sub divisi yang bersangkutan dan diikuti seluruh peserta<br />
didik.<br />
3. Journal reading :<br />
Merupakan kegiatan ilmiah dalam bentuk penyajian jurnal-jurnal terbaru<br />
dalam 5 tahun terakhir yang berkaitan dengan perkembangan ilmu dan<br />
penatalaksanaan kelainan-kelainan bedah anak. Kegiatan ini dilakukan 1<br />
x per minggu dipimpin oleh staf pendidik sub divisi yang bersangkutan dan<br />
diikuti seluruh peserta didik.<br />
4. Referat :<br />
Merupakan kegiatan ilmiah yang disusun oleh peserta didik dalam bentuk<br />
sari kepustakaan. Kegiatan ini dilakukan 2 x per minggu dipimpin oleh staf<br />
pendidik sub divisi yang bersangkutan dan diikuti seluruh peserta didik.<br />
5. Laporan jaga :<br />
Merupakan laporan pertanggungjawaban kegiatan jaga pada pasienpasien<br />
di emergensi dan pasien rawat inap. Laporan ini dilakukan 5 x per<br />
minggu dipimpin oleh staf pendidik sesuai jadwal yang telah ditentukan<br />
dan diikuti oleh seluruh peserta didik.<br />
6. Assesment pasien rawat inap dan poliklinik :<br />
Merupakan penilaian pasien-pasien bedah anak di ruang rawat inap (preop<br />
dan post op) dan pasien rawat jalan yang membutuhkan keputusan
311<br />
bersama dalam penegakan diagnosis dan rencana tindakan yang akan<br />
dilakukan. Penilaian ini dilakukan masing-masing 1 x per minggu dipimpin<br />
oleh staf pendidik dan diikuti oleh seluruh peserta didik.<br />
7. Diskusi modul:<br />
Merupakan kegiatan ilmiah dalam bentuk modul yang berhubungan<br />
dengan teori, tatalaksana, teknik operasi. Kegiatan ini dilakukan 1 x per<br />
minggu yang dipimpin oleh staf pendidik sub divisi yang bersangkutan dan<br />
diikuti peserta didik sub divisi bersangkutan.<br />
8. Diskusi multi disiplin:<br />
Merupakan diskusi kasus tertentu yang melibatkan disiplin ilmu selain<br />
bedah anak terkait kasus masing-masing. Kegiatan ini diikuti oleh seluruh<br />
residen dengan dipandu oleh staf pendidik dari sub divisi terkait.<br />
B. STRUKTUR MATA KULIAH<br />
Tahap Semester Materi Pendidikan SKS<br />
Junior<br />
63,5 SKS<br />
Madya<br />
55,5 SKS<br />
I - II<br />
III - IV<br />
V – VII<br />
1. Pengetahuan dan Keterampilan Dasar<br />
Bedah<br />
2. Pengetahuan dan Keterampilan Diagnostik<br />
dan Perawatan Peri-operatif<br />
3. Pengetahuan dan Keterampilan Dasar<br />
Bedah : Bedah Digestif, Bedah Onkologi,<br />
Urologi, dan Bedah Emergensi Anak<br />
4. Pengetahuan dan Keterampilan Dasar<br />
Bedah : Orthopedi, Bedah Saraf, Plastik,<br />
Thoraks, Vaskuler, Bedah Emergensi Anak<br />
1. Pengetahuan dan Keterampilan Bedah<br />
Digestif Anak I dan II<br />
2. Pengetahuan dan Keterampilan Bedah<br />
Urogenital Anak I dan II<br />
3. Pengetahuan dan Keterampilan Bedah<br />
Onkologi Anak I dan II<br />
4. Pengetahuan dan Keterampilan Bedah<br />
Neonatal I dan II<br />
5. Pengetahuan dan Keterampilan Bedah<br />
Emergensi Anak<br />
1. Pengetahuan dan Keterampilan Bedah<br />
Digestif Anak III, IV, V<br />
2. Pengetahuan dan Keterampilan Bedah<br />
Urogenital Anak III,IV,V<br />
3. Pengetahuan dan Keterampilan Bedah<br />
Onkologi Anak III,IV,V<br />
4. Pengetahuan dan Keterampilan Bedah<br />
11,8<br />
1,2<br />
7<br />
14,5<br />
29<br />
43,5
312<br />
Senior<br />
28<br />
SKS<br />
VIII<br />
IX - X<br />
Neonatal III, IV, V<br />
5. Pengetahuan dan Keterampilan Bedah<br />
Emergensi Anak<br />
1. Pengetahuan dan Keterampilan Hematoonkologi<br />
Anak<br />
2. Pengetahuan dan Keterampilan<br />
Gastrohepatologi Anak<br />
3. Pengetahuan dan Keterampilan<br />
Perinatologi<br />
4. Pengetahuan dan Keterampilan Perawatan<br />
Intensif Bayi & Anak<br />
5. Pengetahuan dan Keterampilan Gizi dan<br />
Penyakit Metabolik<br />
6. Pengetahuan dan Keterampilan Infeksi<br />
7. Pengetahuan dan Keterampilan Bedah<br />
Emergensi Anak<br />
1. Pengetahuan dan Keterampilan Bedah<br />
Digestif Anak VI<br />
2. Pengetahuan dan Keterampilan Bedah<br />
Urogenital AnakVI<br />
3. Pengetahuan dan Keterampilan Bedah<br />
Onkologi Anak VI<br />
4. Pengetahuan dan Keterampilan Bedah<br />
Neonatal VI<br />
5. Pengetahuan dan Keterampilan Bedah<br />
Emergensi Anak<br />
6. Penerapan Pengetahuan dan Keterampilan<br />
Bedah Anak di Rumah Sakit Jejaring<br />
7. Pengembangan Kemampuan Membuat<br />
Penelitian Akhir<br />
12<br />
14,5<br />
5<br />
6<br />
2,5<br />
TOTAL SKS 147<br />
C. EVALUASI HASIL BELAJAR<br />
Evaluasi dilaksanakan secara teratur dan periodik meliputi aspek<br />
kognitif, psikomotor, dan attitude melalui pengamatan secara terus menerus<br />
dan evaluasi terjadwal (ujian stase, ujian semester, ujian akhir). Penilaian<br />
yang dilakukan meliputi penilaian terhadap keterampilan dalam membuat<br />
diagnosis, pengelolaan pasien dan keterampilan operasi (psikomotor) serta<br />
analisa terhadap kemampuan untuk bekerjasama, hubungan interpersonal,<br />
dan tanggung jawab (attitude).
313<br />
Evaluasi dilakukan di masing-masing Sub divisi Bedah Anak mulai dari<br />
pengamatan dan penilaian langsung saat melakukan prosedur perioperatif<br />
(poliklinik, UGD, rawat inap), visite sub divisi dan visite besar atau pada kegiatan<br />
ilmiah seperti presentasi kasus, journal review, audit morbiditas dan mortalitas.<br />
Penilaian juga dilakukan dengan menilai log book peserta didik dan evaluasi<br />
terjadwal (ujian bedah dasar, ujian semester bedah anak, dan ujian akhir).<br />
D. PEDOMAN UJIAN<br />
Evaluasi dalam bentuk ujian dilaksanakan selama pendidikan, terdiri<br />
dari: (a) Ujian Kursus Pra Bedah Dasar, dilaksanakan setelah selesai<br />
kegiatan kursus pra Bedah Dasar (b) Ujian Stase Bedah Dasar, merupakan<br />
evaluasi terjadwal yang dilaksanakan setelah stase di setiap Sub Divisi Ilmu<br />
Bedah (c) Ujian Stase Bedah Anak,merupakan ujian tertulis yang<br />
dilaksanakan setiap akhir stase Sub Divisi Bedah Anak (d) Ujian Semester<br />
Bedah Anak, merupakan ujian yang dilaksankan setiap akhir semester<br />
dengan materi yang sudah ditetapkan sesuai dengan kompetensi yang harus<br />
diperoleh pada setiap tahapan (e) Ujian Kenaikan Tahap Kompetensi,<br />
merupakan ujian yang dilakukan peserta didik untuk dapat melanjutkan ke<br />
tahapan selanjutnya. Bentuk ujian yang dilakukan berupa ujian tulisan dan<br />
OSCE (e) Ujian Profesi (Board) Bedah Anak Lokal, merupakan prasyarat<br />
untuk mengikuti ujian nasional dan dilaksanakan setelah peserta didik<br />
menyelesaikan seluruh tahapan pendidikan dan kewajiban yang berhubungan<br />
dengan pelaksanaan pendidikan. Bentuk ujian berupa ujian lisan atau tulisan<br />
yang dinilai oleh 2 orang penguji lokal. Penyelenggara Ujian Bedah Anak<br />
Lokal berdasarkan Surat Ketua Program Studi Ilmu Bedah Anak dan<br />
diselenggarakan di Institusi Pendidikan Dokter Spesialis (IPDS) Bedah Anak<br />
setempat. (f) Ujian Profesi (Board) Bedah Anak Nasional, merupakan ujian<br />
akhir pendidikan peserta PPDS-1 Ilmu Bedah Anak dan dilaksanakan setelah<br />
lulus Ujian Lokal. Bentuk ujian berupa ujian tulis dan ujian kasus. Ujian Profesi<br />
Nasional dinilai oleh dua orang penguji nasional yang ditentukan oleh<br />
Kolegium Ilmu Bedah Anak dan satu orang penguji lokal yang berstatus<br />
penilai. Penyelenggaraan Ujian Profesi Nasional dilaksanakan berdasarkan<br />
Surat Permohonan KPS Bedah Anak kepada Ketua Kolegium Ilmu Bedah<br />
Anak, dan Ketua Komisi Ujian Nasional Ilmu Bedah Anak. Dekan<br />
mengeluarkan Surat Keputusan (SK) penunjukan Penguji Ujian Profesi<br />
(Board) Nasional. Ujian diselenggarakan di Institusi Pendidikan Dokter<br />
Spesialis (IPDS) tempat asal kandidat.<br />
E. TATA TERTIB<br />
Tata Tertib Kegiatan Belajar Mengajar<br />
a. Peserta didik dapat mengikuti kegiatan belajar mengajar bila telah<br />
memenuhi persyaratan administrasi yang telah ditetapkan oleh<br />
Fakultas Kedokteran / Universitas Padjadjaran sehingga terdaftar<br />
sebagai peserta didik UNPAD.
314<br />
b. Peserta didik harus hadir tepat waktu sesuai dengan ketentuan jam<br />
kerja.<br />
c. Peserta didik harus mematuhi aturan berpakaian yang memenuhi etika<br />
berpakaian seperti yang telah ditetapkan.<br />
d. Peserta didik harus melaksanakan tugas yang diberikan yang terkait<br />
dengan kegiatan belajar mengajar yang diikuti.<br />
e. Peserta didik yang tidak hadir karena alasan yang dapat dibenarkan<br />
(sakit, terkena musibah, mendapat tugas dari fakultas / universitas<br />
atau alasan lain yang dapat dipertanggungjawabkan) dapat<br />
meninggalkan kegiatan pendidikan setelah mendapat keterangan<br />
tertulis dari pihak yang berwenang (dokter pimpinan fakultas).<br />
Tata Tertib Ujian<br />
a. Peserta didik dapat mengikuti kegiatan ujian bila telah memenuhi<br />
persyaratan administrasi yang telah ditetapkan oleh Universitas<br />
sehingga terdaftar sebagai peserta didik UNPAD<br />
b. Peserta didik dapat mengikuti ujian bila telah memenuhi ketentuan<br />
mengikuti kegiatan belajar mengajar secara penuh.<br />
c. Setiap mengikuti ujian, peserta didik harus mengisi daftar hadir<br />
d. Peserta didik dilarang keras melakukan tindakan kecurangan pada<br />
saat ujian.<br />
F. JENIS PELANGGARAN DAN SANKSI<br />
Apabila peserta didik melakukan pelanggaran, setelah dibicarakan<br />
dengan Senat Fakultas, maka akan dikenai sanksi khusus. Selanjutnya bila<br />
terdapat masalah pidana akan diserahkan kepada yang berwajib.<br />
1. Pelanggaran hukum<br />
Peserta didik yang melakukan pelanggaran hukum, baik yang berupa<br />
tindak pidana maupun penyalahgunaan obat, narkotika dan<br />
sejenisnya, serta penggunaan minuman keras dan sejenisnya, dan<br />
telah ditetapkan bersalah secara hukum oleh pengadilan, akan<br />
dikenakan sanksi berupa skorsing sampai dengan pemutusan studi<br />
oleh Rektor sesuai dengan putusan tersebut.<br />
2. Pelanggaran etika moral dan etika profesi<br />
Peserta didik yang melakukan pelanggaran etika moral, profesi,<br />
memalsukan tandatangan dan sejenisnya akan dikenakan skorsing<br />
oleh Dekan sampai dengan pemutusan studi oleh Rektor.<br />
3. Pelanggaran etika akademik<br />
Peserta didik yang melakukan pelanggaran etika akademik seperti<br />
mencontek, menjiplak (makalah, laporan,tugas akhir,dsb) atau<br />
sejenisnya akan dikenanakan sanksi berupa skorsing sampai dengan<br />
pemutusan studi.
315<br />
Sanksi akademik<br />
Sanksi akademik adalah sanksi yang diberikan kepada peserta didik karena<br />
melakukan pelanggaran akademik. Sanksi dapat berupa peringatan tertulis,<br />
perpanjangan stase, skorsing atau pemutusan studi. Sanksi peringatan<br />
tertulis dan perpanjangan stase diberikan oleh Ketua Program Studi<br />
sedangkan sanksi skorsing diusulkan / diajukan oleh Ketua Program Studi ke<br />
Dekan dan diputuskan oleh Dekan, sedangkan sanksi pemutusan studi<br />
diusulkan / diajukan oleh Ketua Program Studi ke Dekan dan diputuskan oleh<br />
Rektor.<br />
1. Peringatan tertulis<br />
Peringatan tertulis dibuat oleh Ketua Program Studi apabila<br />
dinilai ada kekurangan prestasi akademik peserta didik atau<br />
pelanggaran ketentuan lainnya. Hal ini dilakukan untuk<br />
memperingatkan peserta didik agar tidak mendapatkan sanksi yang<br />
lebih berat.<br />
Peringatan tertulis dikenakan terhadap peserta didik yang pada<br />
tiap akhir semester mendapat Indeks Prestasi (IP) dibawah 2,75,<br />
dan/atau Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) dibawah 2,75. Peringatan<br />
tertulis karena kelalaian administratif dikenakan kepada peserta didik<br />
yang melalaikan kewajiban administratif (misalnya tidak melakukan<br />
pendaftaran ulang untuk satu semester). Peringatan tertulis juga<br />
diberikan bila peserta didik melakukan kelalaian yang menyebabkan<br />
morbiditas pada pasien.<br />
2. Perpanjangan stase<br />
Perpanjangan stase adalah sanksi yang diberikan pada peserta<br />
didik apabila tidak lulus ujian stase 2x berturut – turut; melakukan<br />
kelalaian tindakan atau prosedur yang menyebabkan morbiditas; tidak<br />
menyelesaikan karya tulis ilmiah tahap bedah dasar, bedah lanjut dan<br />
usulan penelitian sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.<br />
Lama perpanjangan stase ditentukan oleh berat ringannya<br />
kesalahan yang dilakukan (setengah atau satu kali stase). Pada masa<br />
perpanjangan stase, peserta didik tetap melakukan kegiatan seperti<br />
layaknya stase normal.<br />
3. Skorsing<br />
Merupakan sanksi dengan gradasi yang lebih berat dari<br />
perpanjangan stase. Selama masa skorsing, peserta didik tetap hadir<br />
tetapi tidak diperkenankan mengikuti kegiatan pendidikan. Yang<br />
bersangkutan harus diberikan bimbingan terutama mengenai masalah<br />
penyebab sanksi tersebut.<br />
4. Pemutusan studi<br />
Pemutusan studi dikenakan terhadap peserta didik yang<br />
mempunyai prestasi belajar yang rendah (akhir semester I tidak dapat<br />
mencapai Indeks Prestasi (IP) 2,75 dan akhir semester II tidak<br />
mencapai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,00), melakukan kelalaian<br />
administratif (seperti tidak melakukan registrasi 2 semester berturut –
316<br />
turut tanpa izin Rektor), lalai dalam mengikuti kegiatan belajar<br />
mengajar dan lama studi melebihi 1½ x lama pendidikan yang telah<br />
ditentukan. Selain itu, pemutusan studi dapat<br />
juga diberikan bila peserta didik terbukti melakukan tindak pidana<br />
maupun penyalahgunaan obat, narkotika dan sejenisnya, serta<br />
penggunaan minuman keras dan sejenisnya, melakukan pelanggaran<br />
etika moral dan profesi, serta melakukan pelanggaran etika akademik.<br />
19. Program Studi Ilmu Urologi<br />
A. Metode Pembelajaran<br />
Proses pendidikan dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip metode ilmiah,<br />
berupa kemampuan scientific problem solving approach dan decision making<br />
berbasis bukti evidence based medicine. Bentuk kegiatan berupa kuliah,<br />
diskusi kuliah, mandiri, tutorial, kegiatan bangsal dan poliklinik serta kamar<br />
operasi. Kegiatan ini mencakup pendidikan akademik dan pelatihan<br />
keprofesian.<br />
Metode pembelajaran untuk meteri dasar umum (MDU), materi dasar khusus<br />
(MDK), materi keahlian umum, materi keahlian khusus (MKK), materi<br />
penerapan akademik (MPA), dan materi penerapan keprofesian (MPK)<br />
diberikan dalam bentuk tutorial, diskusi, tugas membaca dan tugas menulis.<br />
1. PANDUAN BERBAGAI KEGIATAN MPK<br />
Kerja Poli<br />
Tata laksana pasien poliklinik dilakukan di Rumah Sakit Dr. Hasan<br />
Sadikin Bandung dan RS. Jejaring. Poliklinik Khusus Urologi di RS. Dr. Hasan<br />
Sadikin Bandung dilengkapi dengan alat-alat diagnostik berupa USG,<br />
uroflowmetri dan urodinamik. Opersionalisasi alat-alat tersebut dilakukan oleh<br />
PPDS 1 Urologi dengan bimbingan dari konsulen urologi.<br />
Kerja Bangsal<br />
Tata laksana pasien rawat inap dilakukan di ruang rawat urologi serta<br />
ruang rawat lain yang pasiennya dikonsulkan atau rawat bersama dengan<br />
urologi. Visite harian dilakukan oleh PPDS 1 Urologi yang ditugaskan dengan<br />
dilakukan ronde harian dipimpin oleh chief residen. Pasien-pasien yang<br />
bermasalah diperiksa kepada supervisior konsulen urologi (Dokter<br />
Penangung Jawab Pasien = DPJP) untuk didiskusikan dan ditangani lebih<br />
lanjut. Ronde besar dilakukan setiap hari Kamis yang dipimpin oleh Staf<br />
Urologi sesuai dengan jadwal (Jam 7 00 -8 00 Pagi).<br />
Kamar Operasi<br />
Kegiatan di kamar operasi bedah dilakukan di Kamar Operasi Central<br />
RS. Dr. Hasan Sadikin Bandung lantai 3, 4 dan RS. Jejaring. Selama
317<br />
pendidikan, peserta didik mendapatkan pengalaman tindakan dan wewenang<br />
yang disesuaikan dengan jenjang pendidikannya, yaitu :<br />
Prosedur Inti Urologi<br />
Pengalaman Tindakan<br />
Semester 1 dan 2<br />
A MP MT<br />
Sistoskopi rigid<br />
Cysto : Biopsy : Diathermy X X<br />
Cysto : Retrograde X X<br />
Cysto : Insert DJ Stent X X<br />
Optical urethrotomy<br />
X<br />
Percutaneus / Open nephrostomy<br />
X<br />
TUR BT small<br />
TUR B neck (BNI)<br />
TUR P < 40 Gm<br />
Cystolitholapaxy<br />
Simple ureteroscopy<br />
X<br />
X<br />
X<br />
X<br />
X<br />
Urodynamic studies X X<br />
TRUS + Biopsy X X<br />
Open/Percutaneus cystostomy X X<br />
Circumcision<br />
Epididymal cyst<br />
X<br />
Hydrococele<br />
X<br />
Varicocele<br />
X<br />
Inguinal orchidectomy<br />
X<br />
Ureterolitotomi X X<br />
X<br />
A<br />
MP<br />
MT<br />
: Anestesi<br />
: Mengerjakan sendiri dengan pengawasan<br />
: Mengerjakan tanpa pengawasan langsung<br />
Prosedur Inti Urologi<br />
Pengalaman Tindakan<br />
Semester 3 dan 4<br />
A MP MT<br />
Cysto : Insert DJ Stent<br />
X<br />
Optical urethrotomy X X<br />
TUR BT small (< 6 cm) X X<br />
TUR BT large (> 6 cm)<br />
X<br />
TUR P < 40 gm X X<br />
TUR P > 40 gm<br />
X
318<br />
Prosedur Inti Urologi<br />
Semester 3 dan 4<br />
Ureteroscopy simple<br />
Ureteroscopy – stone extraction /<br />
disintegration<br />
Pengalaman Tindakan<br />
A MP MT<br />
X<br />
X<br />
Inguinal orchidectomy<br />
Simple nephrectomy<br />
X<br />
Radical nephrectomy<br />
X<br />
Nephroureterectomy<br />
X<br />
Colposuspension<br />
X<br />
Pyelolithotomy/pyeloplasty X X<br />
RRP<br />
X<br />
Radical cystectomy<br />
X<br />
Heal loop diversion<br />
X<br />
Uretrolithotomy<br />
Urethroplasty/hypospadia<br />
X<br />
X<br />
X<br />
A<br />
MP<br />
MT<br />
: Anestesi<br />
: Mengerjakan sendiri dengan pengawasan<br />
: Mengerjakan tanpa pengawasan langsung<br />
Prosedur Inti Urologi<br />
Semester 5 dan 6<br />
Pengalaman Tindakan<br />
A MP MT<br />
Cysto : Insert DJ Stent<br />
Optical urethrotomy<br />
X<br />
TUR BT small (< 6 cm)<br />
X<br />
TUR BT large (> 6 cm)<br />
X<br />
TUR P < 40 gm<br />
X<br />
TUR P > 40 gm<br />
X<br />
Ureteroscopy simple<br />
X<br />
Ureteroscopy – stone extraction /<br />
X X<br />
disintegration<br />
Inguinal orchidectomy<br />
X<br />
Simple nephrectomy<br />
X<br />
Radical nephrectomy<br />
X<br />
Nephroureterectomy X X<br />
Colposuspension X X<br />
Pyelolithotomy/pyeloplasty X X<br />
RRP (Retropubic Radical X
319<br />
Prosedur Inti Urologi<br />
Semester 5 dan 6<br />
Prostatectomy)<br />
Radical cystectomy<br />
Bowel/Ileal loop diversion<br />
PCNL (Percutaneus Nephrolithotripsy<br />
Urethroplasty/hypospadia<br />
Pengalaman Tindakan<br />
A MP MT<br />
X<br />
X<br />
X<br />
X<br />
A<br />
MP<br />
MT<br />
: Anestesi<br />
: Mengerjakan sendiri dengan pengawasan<br />
: Mengerjakan tanpa pengawasan langsung<br />
2. PANDUAN BERBAGAI KEGIATAN MPA<br />
Proposal Penelitian<br />
Proposal penelitian merupakan kegiatan akademik yang direncanakan dan<br />
disusun menurut kaidah penulisan ilmiah agar dapat digunakan sebagai<br />
pedoman melakukan penelitian untuk penulisan tesis. Pembimbing ialah staf<br />
akademik yang berkualifikasi penilai. Judul ditentukan bersama oleh<br />
pembimbing dengan peserta PPDS. Pertimbangan tema proposal adalah<br />
jumlah populasi penelitian, distribusi penyakit, perkiraan biaya dan<br />
sebagainya.<br />
Tesis / Karya Akhir<br />
Penulisan tesis merupakan kegiatan akademik dengan cara mengolah hasil<br />
kegiatan penelitian dalam bentuk karya tulis berdasarkan analisis data<br />
sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan program studi. Tesis / Karya<br />
tulis ialah kegiatan akademik dalam bentuk menulis suatu karya ilmiah<br />
tentang suatu topik keilmuan yang disusun berdasarkan hasil penelitian ilmiah<br />
menggunakan metodologi penelitian.<br />
Naskah tesis akhir (buku tesis) ditandatangani oleh pembimbing, Kepala divisi<br />
urologi dan Ketua Program Studi. Format naskah tesis akhir dikaji dengan<br />
sampul keras (hard cover) warna hitam dan tulisan hitam. Naskah tesis<br />
merupakan hak milik sepenuhnya pusat pendidikan Urologi Bandung.<br />
Journal Reading<br />
Journal reading atau pembacaan makalah ilmiah ialah kegiatan akademik<br />
melalui pembahasan makalah ilmiah di depan forum. Penyaji adalah PPDS 1<br />
Urologi semester 4 ke atas. Moderator adalah staf modul yang bersangkutan.<br />
Pembacaan makalah dihadiri oleh semua PPDS mulai semester 4 ke atas,<br />
moderator dan seluruh Staf Urologi. Journal reading dilakukan bergiliran tiap
320<br />
minggu sesuai jadwal yang sudah ditentukan. Pemberian judul dan jadwal<br />
penyajian dikoordinasi oleh Ketua Program Studi. PPDS mengajukan<br />
ringkasan makalah dengan memakai LCD, kemudian diadakan diskusi bebas.<br />
Laporan Jaga<br />
Laporan jaga ialah kegiatan akademik melalui pembahasan kasus yang<br />
didapat sebagai hasil tugas jaga oleh PPDS yang bertugas jaga di IGD<br />
(Instalasi Gawat Darurat). Kasus yang dilaporkan ialah kasus yang datang ke<br />
IGD, pasien bermasalah diruangan, dan laporan kematian. Pembahasan<br />
ditujukan pada masalah diagnostik dan tindakan yang dilakukan oleh PPDS.<br />
Pembahasan lebih mendalam akan dilaksanakan kemudian pada acara<br />
Asessment. Laporan jaga dilaksanakan setiap pagi mulai jam 7. 15 , dipimpin<br />
oleh staf yang ditunjuk oleh Kepala Divisi / Ketua Program Studi dan dihadiri<br />
oleh seluruh PPDS 1 Urologi semester 4 ke atas.<br />
Asessment<br />
Asessment ialah kegiatan akademik yang dilaksanakan setiap hari, dipimpin<br />
oleh staf yang bertugas dan dihadiri oleh seluruh staf dan seluruh PPDS 1<br />
Urologi semester 4 ke atas dan PPDS Bedah yang sedang menjalani stase di<br />
urologi. Kasus yang dipresentasikan adalah seluruh kasus dari rawat jalan<br />
dan rawat inap yang memerlukan tindakan, kasus yang bermasalah atau sulit<br />
dan kasus kematian. Presentan adalah PPDS 1 Urologi semester 4 ke atas<br />
dan PPDS Bedah yang sedang menjalani stase di urologi hari tersebut<br />
bertanggung jawab atas pasien yang dipresentasikan.<br />
Konferensi Klinik (CPC)<br />
Konferensi klinik ialah kegiatan akademik yang membahas kasus urologi<br />
dengan mengundang disiplin ilmu terkait. Kasus dipresentasikan oleh PPDS 1<br />
Urologi semester 4 ke atas yang bertanggung jawab atas kasus tersebut,<br />
dipimpin oleh staf yang bertanggung jawab terhadap pasien tersebut (DPJP).<br />
Presentasi ilmiah di luar institusi<br />
Setiap PPDS diharuskan paling sedikit satu kali mengajukan masalah ilmiah<br />
di luar institusi pendidikan urologi. Presentasi ilmiah di luar institusi berupa<br />
kegiatan pembacaan karya ilmiah baik berupa presentasi oral atau poster di<br />
forum urologi nasional dan internasional, serta publikasi ilmiah di jurnal<br />
nasional (JURI, JIBI) dan jurnal internasional, sebanyak 4 (empat) kali selama<br />
pendidikan urologi lanjut.<br />
B. Struktur Mata Kuliah<br />
NO MATERI PENDIDIKAN BOBOT SKS SEMESTER<br />
1 Materi Dasar Umum 7 I<br />
2 Materi Dasar Khusus 7 I<br />
3 Materi Keahlian Umum 18 II, III
321<br />
NO MATERI PENDIDIKAN BOBOT SKS SEMESTER<br />
4 Materi Keahlian Khusus 1 16 II s/d IV<br />
5 Materi Penerapan Akademik 1 16 II s/d IV<br />
6 Materi Keahlian Khusus 2 26 V s/d VIII<br />
7 Materi Penerapan Akademik 2 16 V s/d X<br />
8 Materi Penerapan Keprofesian 40 III s/d X<br />
a. Materi Dasar Umum : Etika kedokteran, Metodologi penelitian<br />
kesehatan dan kedokteran, Bio statistik.<br />
b. Materi Dasar Khusus : Epidemiologi klinik dan kedokteran berbasis<br />
bukti, Biosel-biomolekuler dan genetika kedokteran, Farmakologi klinik.<br />
c. Materi Keahlian Umum : Anatomi Bedah, Fisiologi bedah, Patologi<br />
Anatomi dan Klinik.<br />
d. Materi Keahlian Khusus : Fisiologi ginjal, Urodinamik, Radiologiurologi,<br />
Infeksi saluran kemih, Obstruksi saluran kemih, Batu urinerius,<br />
Patofisiologi gagal ginjal akut, Kateterisasi, Perawatan dan komplikasi,<br />
Inkontinensia urin, Dasar diagnosis dan penanganan varikokel dan<br />
hidrokel, Acute scrotum, Keganasan pada traktus urinarius, Kelainan<br />
congenital traktus urinarius, Surgical approach bedah urologi,<br />
Pemeriksaan diagnostik urologi (Pencitraan, uroflowmetri),<br />
Operasionalisasi ESWL, Keterampilan operasi terbuka, Keterampilan<br />
operasi endoskopi.<br />
e. Materi Penerapan Akademik : Penugasan, seminar, diskusi dan<br />
pembuatan tesis.<br />
f. Materi Penerapan Keprofesian : Journal Reading, Laporan jaga,<br />
Assesment, Konferensi klinik (CPC), Presentasi ilmiah di luar institusi,<br />
Tata laksana pasien gawat darurat, Tata laksana pasien rawat jalan,<br />
Tata laksana pasien rawat inap, Prosedur-prosedur diagnostic di bidang<br />
urologi, Tindakan ESWL, Tindakan-tindakan operasi terbuka di bidang<br />
urologi, Tindakan-tindakan operasi endoskopi di bidang urologi.<br />
C. Evaluasi Hasil Belajar<br />
Semua peserta Program Studi Pendidikdn Profesi Dokter Spesialis-1 Urologi<br />
mempunyai buku log yang merupakan bukti tertulis setiap kegiatan yang<br />
dilaksanakan oleh Program Studi beserta tingkat kompetensi yang sudah dicapai.<br />
Tujuan evaluasi hasil pendidikan adalah untuk mengetahui apakah peserta<br />
program studi telah mencapai kemempuan akademik profesional sesuai dengan<br />
kurikulum pendidikan.<br />
Untuk mengetahui pencapaian tujuan pendidikan dilakukan penilaian yang<br />
umumnya mencakup :<br />
1. Bidang afektif :<br />
a. Sikap dan kebiasaan kerja professional, Etika Kedokteran<br />
b. Hubungan inter-personal dengan sejawat, perawat, mahasiswa, tenaga<br />
administratif
322<br />
2. Bidang kognitif :<br />
a. Pengetahuan dan pemahaman<br />
b. Pemecahan masalah dan pengambilan keputusan klinik<br />
3. Bidang psikomotor :<br />
a. Keterampilan klinik non operatif<br />
b. Keterampilan klinik operatif<br />
Tahap-Tahap Evaluasi<br />
Secara garis besar evaluasi selama masa pendidikan dilaksanakan secara<br />
bertahap, berkala dan bersifat berkesinambungan dan bersifatt sumatif untuk<br />
menentukan keputusan.<br />
1. Evaluasi berkala<br />
Sesuai dengan tahap pendidikan dilakukan evaluasi sumatif secara berkala.<br />
Kegiatan ini dimulai dengan evaluasi tahap awal yang dilakukan pada<br />
semester-semester awal kemudian dirancang evaluasi berkala tahap-tahap<br />
selanjutnya.<br />
Evaluasi tahap awal juga digunakan sebagai tahapan pra kualifikasi untuk<br />
menilai apakah seorang peserta program mampu meneruskan studi atau<br />
tidak. Bila dinilai tidak mampu meneruskan studi maka diberikan keputusan<br />
untuk mengundurkan diri atau menghentikan pendidikan. Bila mampu,<br />
peseta program dapat melanjutkan ke tahap pendidikan berikutnya.<br />
2. Evaluasi akhir<br />
Pada tahap akhir pendidikan, dilaksanakan evaluasi akhir secara<br />
komprehensif. Evaluasi tahap akhir dilakukan apabila peserta program telah<br />
menyelesaikan semua tahap pendidikan dan telah lulus dalam evaluasi<br />
berkala sebelumnya.<br />
Kemampuan yang dinilai<br />
Pada hakikatnya pada program studi yang bercirikan akademik profesional,<br />
kemampuan akhir yang dievaluasi ialah pencapaian professional performance<br />
(kemampuan/penampilan profesional) yang secara artifisial dapat dipilah-pilah<br />
menjadi tiga bidang/domain yaitu :<br />
S – Sikap<br />
P – Pengetahuan (Kognitif)<br />
K – Keterampilan (Psikomator)<br />
D. Pedoman Ujian<br />
Berbagai cara dapat digunakan oleh masing-masing program studi sebagai<br />
berikut :<br />
1. Ujian tulis berkala dilakukan setiap 3 bulan untuk menilai pengetahuan<br />
2. Ujian lisan untuk menilai kognitif (clinical reasoning skill) / ujian teknik<br />
operasi sebelum melakukan operasi menurut tingkatannya<br />
3. Ujian kasus untuk menilai kognitif dan psikomotor
323<br />
4. Ujian praktek<br />
5. Ujian presentasi makalah<br />
6. Ujian OSCA (Objective Structure Clinical Assesment)<br />
7. Ujian tesis<br />
8. Ujian Board, Kognitif<br />
H.1. Pemberian Angka, Skoring dan Interpretasi<br />
Salah satu cara yang dipakai untuk memberikan angka, scoring, interpretasi<br />
dan memberi predikat dapat dilihat pada table di bawah ini.<br />
TABEL : ANGKA, NILAI MUTU, MARKAH DAN INTERPRETASINYA PADA<br />
SISTEM PENILAIAN PESERTA PROGRAM<br />
ANGKA NILAI MUTU MARKAH INTERPRETASI<br />
90 – 100 4,00<br />
A<br />
BAIK SEKALI<br />
85 – 89 3,75<br />
A-<br />
80 – 84 3,50<br />
B+<br />
BAIK<br />
75 – 79 3,25<br />
B<br />
70 – 74 2,75<br />
B-<br />
CUKUP<br />
65 – 69 2,50<br />
C+<br />
60 – 64 2,25<br />
C<br />
KURANG<br />
55 – 59<br />
45 – 54<br />
0 – 44<br />
2,00<br />
C-<br />
1,00<br />
D<br />
KRANG SEKALI<br />
0,00<br />
E<br />
NILAI BATAS LULUS (NBL) : 70 (IPK = 2,75)<br />
I. Tata Tertib<br />
I.1. Tata tertib kegiatan belajar mengajar<br />
1. PPDS-1 Urologi dapat mengikuti kegiatan belajar mengajar bila telah<br />
memenuhi persyaratan administrasi yang telah ditetapkan oleh<br />
Universitas sehingga terdaftar sebagai PPDS-1 UNPAD.<br />
2. PPDS-1 Urologi harus hadir tepat waktu sesuai dengan ketentuan jam<br />
kerja atau yang telah dijadwalkan sebelumnya.<br />
3. PPDS-1 Urologi harus mematuhi aturan berpakaian yang memenuhi<br />
etika berpakaian mahasiswa seperti yang telah ditetapkan pada<br />
pedoman umum kemahasiswaan.<br />
4. Setiap mengikuti kegiatan belajar mengajar, PPDS-1 Urologi harus<br />
mengisi daftar hadir.<br />
5. Peserta PPDS Bedah Dasar adalah sepenuhnya bertugas dan belajar<br />
di stase Bedah Dasar dan tidak boleh terlibat kegiatan urologi dalam<br />
bentuk apapun, kecuali atas perintah dan ijin konsulen Urologi. Ketua<br />
Program Studi Bedah Dasar mempunyai wewenang penuh menilai<br />
layak tidaknya PPDS Urologi dapat Masuk ke Urologi Lanjut.
324<br />
6. Peserta PPDS bila berhalangan hadir harus memberitahukan kepada<br />
SPS, KPS atau Kepala Divisi dan bila sakit harus menyerahkan surat<br />
keterangan dari dokter yang berwenang, bila tidak ada kabar / berita<br />
dikenakan sanksi sebagai berikut :<br />
‣ Tidak hadir 1 – 3 hari : perpanjangan masa studi 2 minggu<br />
‣ Tidak hadir 3 – 7 hari : perpanjangan masa studi 1 bulan<br />
‣ Tidak hadir 8 – 14 hari : perpanjangan masa studi 2 bulan<br />
‣ Tidak hadir 15 – 30 hari : perpanjangan masa studi 3 bulan<br />
‣ Tidak hadir > 30 hari : dianggap mengundurkan diri<br />
7. Peserta PPDS yang tidak menyerahkan / menyelesaikan status<br />
khusus dan medical record pasien dalam 2 x 24 jam terhitung sejak<br />
pasien pulang, diwajibkan :<br />
1. Mengganti jasa medik yang telah dibayarkan pasien<br />
2. Menandatangani surat pernyataan pengunduran diri di atas materai<br />
8. Peserta PPDS menyalahi prosedur tetap yang telah ditentukan,<br />
sehingga menimbulkan :<br />
1. Pasien lebih lama dirawat : 1 bulan perpanjangan masa studi<br />
2. Kecacatan pasien permane : 2 bulan perpanjangan masa studi<br />
3. Kematian pasien yang “non acceptable” : 3 bulan perpanjangan<br />
masa studi<br />
9. Peserta PPDS yang melakukan tindakan di luar kegiatan akademik<br />
yang mengakibatkan rusaknya nama baik institusi, diberhentikan<br />
studinya dari prodi urologi secara tertulis yang dituangkan dalam berita<br />
acara pemberhentian kegiatan belajar – mengajar dari prodi urologi,<br />
ditandatangani oleh KPS, SPS dan Kepala Divisi Urologi setelah<br />
dirapatkan di Divisi/Prodi Urologi.<br />
10. Peserta PPDS karena ketidak hati-hatiannya menyebabkan kerusakan<br />
peralatan / instrumen milik prodi urologi, diwajibkan untuk mengganti,<br />
sehingga proses belajar mengajar dan pelayanan terhadap pasien<br />
tidak terganggu.<br />
11. Evaluasi peserta PPDS dilakukan setiap akhir bulan yang wajib<br />
dihadiri semua staf dan hasil penilaian diumumkan hari berikutnya.<br />
Penilaian mencakup bidang afektif, kognitif, psikomotor . Setiap Sanksi<br />
diputuskan oleh rapat staf dengan prosedur urutan sebagai berikut :<br />
teguran lisan (1x), teguran tertulis (1x). Bila tetap tidak ada perubahan<br />
setelah dilakukan evaluasi, Sanksi dijatuhkan.<br />
12. Sanksi nonakademis diputuskan oleh rapat Divisi/Prodi dilanjutkan ke<br />
Dekan sesuai prosedur.<br />
13. Sanksi tindakan pidana diputuskan oleh rapat staf yang dapat<br />
diadakan setiap saat, dihadiri paling sedikit setengah jumlah staf 1.<br />
14. Peraturan yang tidak tercantum dalam peraturan ini, tetapi telah<br />
disepakati sebagai suatu peraturan tambahan dan ditetapkan dalam<br />
surat keputusan yang harus ditaati oleh peserta PPDS Urologi.
325<br />
I.2. Tata tertib ujian<br />
a. PPDS-1 Urologi dapat mengikuti ujian bila telah memenuhi<br />
persyaratan administratif yang telah ditetapkan oleh Universitas<br />
sehingga terdaftar sebagai PPDS-1 Urologi FK. UNPAD.<br />
b. PPDS-1 Urologi dapat mengikuti ujian bila telah memenuhi ketentuan<br />
mengikuti kegiatan belajar mengajar secara penuh.<br />
c. PPDS-1 Urologi harus hadir tepat waktu sesuai dengan ketentuan<br />
jadwal ujian yang telah ditentukan sebelumnya.<br />
d. PPDS-1 Urologi dilarang keras melakukan tindakan kecurangan pada<br />
saat ujian seperti mencontek, memberikan bantuan terhadap teman,<br />
mengambil bahan ujian tanpa izin, memotret atau melakukan tindakan<br />
lainyang mengganggu pelaksanaan ujian.<br />
J. Jenis Pelanggaran dan Sanksi<br />
J.I. PERINGATAN AKADEMIK<br />
1. Peringatan akademik dikenakan terhadap mahasiswa program profesi<br />
dan spesialis yang pada tiap akhir semester mengalami salah satu<br />
kondisi dibawah ini :<br />
Indeks Prestasi (IP) dibawah 2,75;<br />
Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) dibawah 2,75.<br />
2. Meninggalkan proses pembelajaran tanpa alasan yang dapat<br />
diterima<br />
Bila PPDS meninggalkan proses pembelajaran selama 2 (dua) minggu<br />
maka KPS akan mengirimkan surat teguran dengan tembusan kepada<br />
Waki Dekan I dan TKP PPDS. Bila dalam 2 (dua) minggu tidak ada<br />
jawaban akan KPS akan mengirimkan surat teguran ke 2 dan ke 3<br />
dengan selang 2 minggu. Bila setelah 2 minggu surat teguran ke 3 yang<br />
bersangkutan tidak membalas surat/menghubungi program studi, maka<br />
dianggap mengundurkan diri.<br />
3. Tidak mematuhi jam kerja<br />
Bila peserta didik tidak mematuhi jam kerja maka akan mendapat<br />
teguran lisan, bila tetap berulang akan diberikan teguran tertulis. Bila<br />
setelah 2 kali mendapat teguran tertulis tidak menunjukkan perbaikan,<br />
maka yang bersangkutan diharuskan mengulang di stase tersebut.<br />
4. Kekurangan dalam pencapaian kompetensi<br />
Bila peserta didik memperoleh nilai di bawah batas kelulusan, yang<br />
bersangkutan diharuskan mengulang. Bila tidak lulus 2 kali maka KPS<br />
akan menerbitkan teguran tertulis dan tembusan kepada wali/instansi<br />
pengirim dan TKP PPDS. Bila mengalami 3 kali tidak lulus selain<br />
menerbitkan teguran tertulis, KPS akan mengirimkan peserta PPDS tsb.<br />
ke Tim Konseling Program Studi terkait, bila tetap tidak menunjukkan<br />
perbaikan, yang bersangkutan ditawarkan untuk alih program.
326<br />
5. Ketidakmampuan memelihara kompetensi yag telah dicapai<br />
Bila peserta didik dinilai melakukan kesalahan dan bertindak tidak sesuai<br />
dengan kompetensi yang telah dicapainya, maka KPS akan memberikan<br />
sanksi.<br />
6. Sikap perilaku melanggar etika dan profesionalisme terhadap:<br />
a. Pasien<br />
- Tidak menunjukkan sikap belas kasih<br />
- Tidak menunjukkan sifat antusiasisme<br />
- Tidak memiliki kepekaan terhadap kebutuhan pasien<br />
- Tidak dapat dipercaya<br />
- Tidak dapat menjaga kerahasiaan pasien<br />
- Tidak peka terhadap nilai-nilai ras, gender, agama<br />
b. Pendidik<br />
- Tidak bersikap santun<br />
c. Sejawat residen<br />
- Melakukan kekerasan fisik, verbal maupun tekanan secara<br />
finansial<br />
d. Paramedis dan karyawan rumah sakit<br />
- Tidak menghargai tugas dan kewajiban mereka<br />
e. Keilmuan<br />
- Meninggalkan acara ilmiah atau melalaikan tugas<br />
f. Institusi<br />
- Merusakan peralatan rumah sakit/Prodi<br />
J.2. PEMUTUSAN STUDI / SARAN PENGUNDURAN DIRI<br />
Pengunduran diri disarankan sebelum dikenakan pemutusan studi bagi para<br />
mahasiswa yang mengalami salah satu kondisi di bawah ini :<br />
1. Prestasi akademik rendah<br />
Pada akhir semester I tidak mencapai Indeks Prestasi Kumulatif<br />
(IPK) 2,75;<br />
Pada akhir semester II tidak mencapai Indeks Prestasi Kumulatif<br />
(IPK) 3,00;<br />
Pada akhir semester I dan/atau semester II memperoleh huruf mutu<br />
dibawah C;<br />
Bila lama studi melebihi 1 ½ x lama pendidikan di program studi<br />
spesialis;<br />
2. Kelalaian administrasi<br />
Bagi mahasiswa Program Diploma, Sarjana, Profesi, Spesialis dan<br />
Program Pascasarjana yang menghentikan studi dua semester berturutturut<br />
atau dalam waktu berlainan tanpa ijin rektor.
327<br />
3. Kelalaian mengikuti kegiatan Belajar-Mengajar<br />
Bagi mahasiswa Program Diploma, Sarjana, Profesi, Spesialis dan<br />
Program Pascasarjana yang telah mendaftar atau mendaftarkan kembali<br />
secara administratif, tetapi :<br />
Tidak mengikuti kegiatan belajar-mengajar pada semester I dan/atau<br />
semester II tanpa alasan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan,<br />
baik mengisi maupun tidak mengisi KRS.<br />
Tidak mengisi KRS (tidak mengikuti kegiatan belajar-mengajar) dua<br />
semester berturut-turut atau secara terpisah, tanpa alasan yang<br />
dapat dibenarkan; dan/atau;<br />
Mengundurkan diri satu atau beberapa mata kuliah setelah lewat<br />
batas waktu perubahan KRS dua semester berturut-turut atau secara<br />
tepisah, tanpa alasan yang dapat dibenarkan.<br />
4. Pelanggaran hukum<br />
Bila diduga melanggar hukum maka peserta didik dibebaskan dari tugas<br />
mengikuti proses pembelajaran. Bila telah ditetapkan bersalah, Rektor<br />
akan mengeluarkan sanksi berupa skorsing sampai pemutusan studi.<br />
5. Pemutusan studi<br />
Dinyatakan putus studi bila tidak dapat memenuhi syarat :<br />
- Administrasi<br />
- Atas keinginan sendiri<br />
- Evaluasi : - Bila tidak lulus 6 kali tidak berturut-turut.<br />
- Melewati batas akhir studi dan pertimbangan lainnya<br />
- Pelanggaran etika dan profesionalisme<br />
- Kondisi khusus : NAPZA atau gangguan kejiwaan<br />
20. Program Studi Kardiologi dan Kedokteran Vaskular<br />
A. Metode Pembelajaran<br />
Proses belajar mengajar sebagian besar dilakukan dengan metoda praktikum<br />
dengan menggunakan laboratorium rawat inap biasa, rawat intermediate,<br />
rawat intensive, unit rawat jalan, unit diagnostik (invasif dan non invasif), unit<br />
rehabilitasi medik serta unit lain yang terkait.<br />
Selain praktikum, dilakukan konferensi klinik harian untuk melatih kemampuan<br />
peserta didik untuk melakukan analisis dan menerapkan pengetahuan yang<br />
mereka miliki saat mengelola setiap kasus.<br />
Pembacaan Referat dan Journal merupakan kegiatan rutin sebagai sarana<br />
untuk menambah pengetahuan secara mandiri. Presentasi kasus juga<br />
merupakan bagian dari metoda pembelajaran sebagai upaya untuk melatih<br />
ketajaman analisis terhadap suatu permasalahan klinis.
328<br />
Kegiatan kuliah dilakukan dalam bentuk mini lecture untuk topik bahasan<br />
tertentu. Selain itu peserta didik juga diwajibkan untuk mengajukan makalah<br />
dalam suatu kegiatan ilmiah yang bersifat nasional atau bahkan regional.<br />
B. Struktur Mata Kuliah<br />
Tahap I. Pengetahuan Kedokteran Klinik Umum<br />
(Kompetensi Dasar) – 12 Bulan<br />
Meliputi bidang-bidang: Ilmu Penyakit Dalam, Rawat Intensif/ICU;<br />
Ilmu Kesehatan Anak (tumbuh kembang); Kardiologi Klinik<br />
Dewasa.<br />
Tahap II. Pengetahuan Kardiovaskular Klinik Khusus<br />
(Kompetensi Inti) – 24 Bulan<br />
Meliputi bidang-bidang : Diagnostik Non Invasif/Pencitraan;<br />
Diagnostik Invasif/Terapi Intervensif; Cardiac Intensive Care Unit<br />
(CICU); Kardiologi Klinik Anak; Kedokteran Vaskular; Kedaruratan<br />
Kardiovaskular (Emergency); Kedokteran Nuklir; Radiologi; Pacu<br />
Jantung dan Elektrofisiologi; Prevensi dan Rehabilitasi<br />
Kardiovaskular; Bedah Jantung dan Perawatan Post Operatif;<br />
Poliklinik Kardiovaskular.<br />
Tahap III. Keterpaduan/Penerapan Ilmu Penyakit Jantung<br />
(Kompetensi Lanjut) – 6 Bulan<br />
Meliputi bidang-bidang ilmu: Kardiologi Dewasa; Kardiologi Anak;<br />
Perawatan Intensif Kardiovaskular (CICU); Diagnostik Invasif dan<br />
Non Invasif.<br />
SMT DIVISI LAMA SKS SANDI<br />
I<br />
Ilmu Penyakit Dalam 6 Bulan 14 C21U01.0001<br />
Ilmu Kesehatan Anak 1,5 Bulan 4 C21U01.0002<br />
II<br />
Kardiologi Klinik Dewasa 3 Bulan 8 C21U01.00<strong>03</strong><br />
Perawatan Intensif<br />
Umum (ICU)<br />
1,5 Bulan 4 C21001.0025<br />
III<br />
Diagnostik Non-Invasif 3 Bulan 10 C21U01.0010<br />
Diagnostik Invasif dan<br />
Intervensi Non-Bedah<br />
3 Bulan 10 C21U01.0012<br />
IV<br />
Perawatan Intensif<br />
Kardiovaskular (CICU)<br />
3 Bulan 8 C21U01.0005
329<br />
SMT DIVISI LAMA SKS SANDI<br />
Kardiologi Klinik Anak 3 Bulan 8 C21U01.0004<br />
V<br />
VI<br />
VII<br />
Kedokteran Vaskular 1,5 Bulan 4 C21U01.0021<br />
Kedaruratan<br />
Kardiovaskular<br />
(Emergency)<br />
3 Bulan 8 C21U01.0006<br />
Kedokteran Nuklir 3 Minggu 2 C21U01.0014<br />
Radiologi 3 Minggu 2 C21U01.0026<br />
Pacu Jantung dan<br />
Elektrofisiologi<br />
Prevensi dan Rehabilitasi<br />
Kardiovaskular<br />
Bedah Jantung dan<br />
Perawatan Post Operatif<br />
1,5 Bulan 4 C21U01.0022<br />
1,5 Bulan 4 C21U01.0023<br />
1,5 Bulan 4 C21U01.0024<br />
Poliklinik Kardiovaskular 1,5 Bulan 4 C21U01.0007<br />
Keterpaduan Kardiologi<br />
Klinik Anak<br />
1,5 Bulan 4 C21U01.0016<br />
Keterpaduan Kardiologi<br />
Klinik Dewasa<br />
1,5 Bulan 4 C21U01.0017<br />
Keterpaduan Perawatan<br />
Intensif Kardiovaskular<br />
1,5 Bulan 4 C21U01.0018<br />
Keterpaduan Diagnostik<br />
Invasif dan Non-Invasif<br />
1,5 Bulan 4 C21U01.0027<br />
Thesis 6 C21U01.0019<br />
TOTAL<br />
42 Bulan<br />
120<br />
SKS<br />
C. EVALUASI HASIL BELAJAR<br />
1. Evaluasi Hasil Belajar<br />
Evaluasi selama pendidikan dilakukan dengan berbagai cara (meliputi<br />
aspek kognitif, afektif dan attitude) sebagai berikut :<br />
Metoda mini-clinical evaluation exercise (Mini-CEX)<br />
Metoda objective structured clinical evaluation (OSCE)<br />
Metoda mini peer assessment tool (Mini-PAT)<br />
Metoda direct observation of procedural skills (DOPS)
330<br />
<br />
<br />
Metoda case-based discussion (CbD)<br />
Metoda multiple choice question (MCQ) dan essay<br />
2. Penilaian harian<br />
Penilaian yang meliputi tiga hal diatas dilakukan saat konferensi (termasuk<br />
penilaian kegiatan pembacaan kasus, referat dan journal), kegiatan di<br />
ruang perawatan dan kegiatan yang berkaitan dengan keterampilan/<br />
kegiatan motorik<br />
3. Pencatatan Seluruh Kegiatan<br />
Seluruh kegiatan peserta didik tercatat dalam Log Book dan Portofolio.<br />
4. Batasan Nilai, Huruf Mutu dan Angka Mutu<br />
Batasan penilaian sebagai berikut:<br />
NILAI HURUF MUTU ANGKA MUTU<br />
80 - 100 A 4<br />
75 - 79 B+ 3.5<br />
70 - 74 B 3.0<br />
65 - 69 C+ 2.5<br />
60 - 64 C 2.0<br />
52 - 59 D+ 1.5<br />
45 - 51 D 1.0<br />
0 - 44 E 0<br />
5. Ujian perbaikan<br />
Ujian perbaikan dilakukan dalam kurun waktu 1 bulan. Untuk stase ulang<br />
akan dijadwalkan sesuai dengan rotasi yang berlaku.<br />
D. PEDOMAN UJIAN<br />
1. Evaluasi Ujian Bed Side (Pasien) Peserta Didik<br />
- Ujian bed side adalah proses penilaian yang dijalankan secara<br />
menyeluruh meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik dan usulan –<br />
usulan pemeriksaan pasien.<br />
- Prosedur Ujian Bed Side :<br />
1. Ujian bed side dilakukan pada peserta didik.<br />
2. Pasien disiapkan pada semua tahap pada pagi hari.<br />
3. Waktu ujian 60 – 90 menit.<br />
4. Pelaksanaan ujian dilakukan dalam 2 tahap : tahap pemeriksaan<br />
dan tahap diskusi / tanya jawab.
331<br />
5. Ujian bed side akan dinilai oleh staf edukatif penilai didampingi<br />
oleh seorang pendamping staf edukatif pembimbing atau<br />
pendidik.<br />
6. Nilai ujian bed side diserahkan pada pelaksanaan hari ujian,<br />
kecuali dalam keadaan khusus.<br />
7. Hasil dalam penilaian dimasukkan didalam form penilaian yang<br />
telah disediakan.<br />
2. Evaluasi Ujian Sumatif Peserta Didik<br />
- Ujian Sumatif adalah proses penilaian yang dijalankan secara<br />
menyeluruh pada akhir satu rotasi divisi untuk menentukan tahap<br />
pembelajaran dalam peserta didik.<br />
- Prosedur Ujian Sumatif :<br />
1. Ujian sumatif dilaksanakan selambat-lambatnya 2 minggu<br />
sebelum rotasi pada suatu divisi berakhir.<br />
2. Nilai hasil ujian sumatif diserahkan kepada tim evaluasi selambatlambatnya<br />
1 minggu sebelum rotasi pada suatu divisi berakhir.<br />
E. TATA TERTIB<br />
Tata tertib di Program Studi Kardiologi dan Kedokteran Vaskular, sebagai<br />
berikut :<br />
- Setiap peserta didik wajib mengisi daftar hadir harian, termasuk daftar<br />
hadir dokter jaga :<br />
Pengisian daftar hadir dilakukan secara elektronik dengan<br />
menggunakan mesin finger print yang terdapat di berbagai tempat di<br />
lingkunan RSUP Dr. Hasan Sadikin, setelah melakukan prosedur<br />
pendaftaran sidik jari di Instalasi Sistem Informasi RS (SIRS) RSUP<br />
Dr. Hasan Sadikin.<br />
Pengsisian daftar hadir harian dilakukan pada saat peserta PPDS<br />
datang (tidak lebih dari pukul 07.30) dan pada saat pulang (tidak<br />
kurang dari pukul 15.30).<br />
Pengisian daftar hadir jaga disesuaikan dengan waktu jaga<br />
berdasarkan hari sebagai berikut :<br />
o Hari Senin- Kamis<br />
: 15.30 - 07.00 WIB.<br />
o Hari Jumat<br />
: 16.00 - 08.00 WIB.<br />
o Hari Sabtu<br />
: 08.00 - 08.00 WIB.<br />
o Hari Minggu/ Hari LIbur : 08.00 - 07.00 WIB.<br />
Bila karena alasan tertentu, peserta didik tidak dapat melakukan<br />
pengisian daftar hadir, maka yang bersangkutan harus segera
332<br />
memberitahukan kepada sekretariat program studi disertai dengan<br />
alasan yang dapat dipertanggungjawabkan.<br />
- Pembacaan Literatur, Pembuatan Referat, dan Pembahasan Kasus :<br />
Selama mengikuti pendidikan di Program Pendidikan Dokter Spesialis<br />
Ilmu Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah setiap peserta didik wajib<br />
untuk mempresentasikan pembacaan literatur sekurang-kurangnya 10<br />
(sepuluh) literatur, pembahasan referat 3 (tiga), dan pembahasan<br />
kasus 3 (tiga).<br />
KPS mengatur jadwal Pembacaan Literatur, Pembuatan Referat, dan<br />
Pembahasan Kasus sesuai rotasi secara bergiliran.<br />
Peserta PPDS yang telah mendapatkan jadwal menghubungi<br />
sekretariat Program Studi untuk mengetahui nama pembimbing.<br />
Peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis bertemu dengan<br />
pembimbing untuk berdiskusi mengenai tema dan masalah yang akan<br />
dipresentasikan.<br />
Kegiatan bimbingan harus dicatat dalam Log Book peserta Program<br />
Pendidikan Dokter Spesialis yang bersangkutan.<br />
Naskah presentasi yang telah disetujui oleh pembimbing, harus<br />
dibagikan ke seluruh staf pendidik selambat-lambatnya 3 (hari)<br />
sebelum jadwal presentasi.<br />
Lama Presentasi ;<br />
o Presentasi pembacaan literatur dilakukan dalam waktu sekurangkurangnya<br />
30 menit yang terdiri dari 10-15 menit presentasi dan<br />
sisa waktu dipergunakan untuk diskusi dengan seluruh peserta<br />
konferensi.<br />
o Presentasi pembahasan referat dilakukan dengan waktu sekurangkurangnya<br />
45 menit yang terdiri dari : 20 menit presentasi dan 25<br />
menit diskusi dengan seluruh peserta konferensi.<br />
o Presentasi pembahasan kasus dilakukan dengan waktu sekurangkurangnya<br />
45 menit yang terdiri dari : 20 menit presentasi dan 25<br />
menit diskusi dengan seluruh peserta konferensi.<br />
Selesai presentasi, peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis<br />
meminta pembimbing untuk membubuhkan tanda tangan di Log Book.<br />
Naskah presentasi yang telah diperbaiki sesuai hasil diskusi,<br />
diserahkan kepada sekretariat program studi dalam bentuk hard copy<br />
maupun soft copy (CD) untuk disimpan dalam portofolio peserta<br />
Program Pendidikan Dokter Spesialis yang bersangkutan.<br />
F. JENIS PELANGGARAN DAN SANKSI
333<br />
1. Jenis Pelanggaran, sebagai berikut :<br />
- Kelalaian administrasi.<br />
- Kekurangan dalam pencapaian kompetensi.<br />
- Tidak mampu mempertahankan kompetensi yang telah dicapai<br />
selama masa pendidikan.<br />
- Sikap perilaku yang melanggar etika dan profesionalisme.<br />
- Pelanggaran hukum.<br />
- Masalah khusus (penggunaan NAPZA, gangguan kejiwaan, dan lainlain).<br />
2. Sanksi yang diberikan, sebagai berikut :<br />
A. Sanksi Evaluasi Studi terhadap Peserta Didik:<br />
- Sanksi studi peserta didik adalah sanksi yang dijatuhkan kepada<br />
mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu Penyakit<br />
Jantung dan Pembuluh Darah yang belum memenuhi persyaratan<br />
evaluasi studi sesuai dengan waktu yang ditetapkan dengan<br />
memberikan teguran lisan I, teguran lisan II, teguran lisan tertulis,<br />
skorsing sampai pada diusulkan pindah ke prodi lain, perguruan<br />
tinggi lain atau diberhentikan sebagai peserta didik.<br />
- Peserta didik yang mendapatkan sanksi dihadapkan/ dipanggil KPS<br />
untuk menjelaskan pelanggaran yang dilakukan peserta didik.<br />
- Sanksi ditetapkan oleh KPS dan diketahui oleh kepala Departemen<br />
sesuai dengan pelanggaran yang dilakukan sesuai hasil<br />
kesepakatan rapat pleno.<br />
- Apabila sanksi yang diberikan adalah berupa pemindahan program<br />
atau pemutusan studi maka diputuskan melalui surat keputusan<br />
Dekan FK UNPAD atau pada beberapa hal perlu mendapat<br />
pertimbangan komite medik/etik.<br />
- Peserta didik yang belum memenuhi persyaratan evaluasi studi<br />
sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan akan dipanggil oleh KPS<br />
untuk mendapat penjelasan mengenai pelanggaran yang telah<br />
dilakukan oleh peserta didik tersebut.<br />
- Kepada peserta didik dapat dijatuhkan sanksi berupa teguran lisan I,<br />
teguran lisan II, teguran tertulis, penghentian studi sementara<br />
(skorsing), pengusulan pindah ke Prodi lain, pengusulan pindah ke<br />
Perguruan Tinggi lain maupun pemutusan studi.<br />
- Sanksi berupa teguran lisan I, teguran lisan II, dan teguran tertulis<br />
ditetapkan oleh KPS dan diketahui oleh Kepala Departemen.<br />
- Sanksi berupa penghentian studi sementara (skorsing), pengusulan<br />
pindah ke Prodi lain, pengusulan pindah ke Perguruan Tinggi lain
334<br />
maupun pemutusan studi ditetapkan bersama oleh seluruh staf<br />
Departemen melalui rapat pleno Departemen.<br />
- Keputusan rapat pleno tersebut akan disampaikan kepada Dekan<br />
dengan tembusan ke TKP PPDS sebagai bahan pertimbangan bagi<br />
penetapan keputusan oleh Dekan FK UNPAD.<br />
- Sanksi berupa pemindahan Program Studi, pemindahan ke<br />
Perguruan Tinggi lain atau pemutusan studi ditetapkan berdasarkan<br />
Surat Keputusan Rektor UNPAD, atas masukan Dekan FK UNPAD.<br />
B. Sanksi Pendidikan (Sanksi Akademik) Peserta Didik:<br />
- Sanksi pendidikan (sanksi akademik) adalah seperangkat tindakan<br />
yang dapat berupa teguran lisan atau tertulis, mengulang di suatu<br />
modul program pendidikan spesialis, diperkerjakan di suatu unit kerja<br />
yang berhubungan dengan pendidikan, skorsing sampai dengan<br />
pemutusan studi.<br />
- Batasan tentang pelanggaran :<br />
Pelanggaran/kelalaian yang dinilai berat harus diperkuat dengan<br />
keputusan Komite Medik RS pendidikan dimana<br />
pelanggaran/kelalaian tersebut terjadi.<br />
Pelanggaran ringan diberikan teguran lisan dan/atau tertulis.<br />
Pelanggaran sedang, selain mendapat teguran lisan disertai pula<br />
dengan mengulang seluruh kegiatan stase di divisi/unit kerja<br />
tertentu.<br />
Penempatan di divisi/unit kerja tertentu disesuaikan dengan<br />
kepentingan pendidikan peserta PPDS.<br />
Sanksi pendidikan tersebut diberlakukan segera setelah<br />
keputusan pemberian sanksi pendidikan diterbitkan oleh Ketua<br />
Program Studi.
335<br />
21. Program Studi Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi<br />
A. Metode Pembelajaran<br />
1. Tahap Pendidikan<br />
Sebelum melakukan tahap pendidikan diberikan lebih dahulu kegiatan<br />
pembekalan pra-PPDS yang berisi orientasi mengenai rumah sakit pendidikan<br />
utama, program pendidikan dokter spesialis, Fakultas Kedokteran Universitas<br />
Padjadjaran, RS. Hasan Sadikin dan sistem manajemen pelayanan dan rujukan.<br />
Orientasi diikuti bersama dengan seluruh PPDS yang berasal dari program<br />
studi lain diselenggarakan oleh FK UNPAD/ RSHS. Tujuan orientasi ialah untuk<br />
memperkenalkan kegiatan, lahan dan proses pendidikan serta mempersiapkan<br />
peserta untuk mengikuti program pendidikan selanjutnya.<br />
2. Kelompok Kegiatan<br />
Aktifitas dalam proses pendidikan IKFR secara garis besar dibagi atas 3<br />
(tiga) kelompok kegiatan :<br />
Kegiatan akademik<br />
Kegiatan pelatihan keprofesian<br />
Kegiatan ko-kurikuler dan ekstra-kurikuler<br />
a) Kegiatan Akademik<br />
Kegiatan akdemik ialah kegiatan dengan tujuan menambah dan<br />
memperdalam keilmuan (knowledge) dalam bidang IKFR. Kegiatan<br />
akademik terdiri dari 2 (dua) kelompok kegiatan yaitu kegiatan akademik<br />
modul dan non-modul.<br />
Kegiatan akademik modul ialah paket kegiatan akademik yang<br />
membahas dan mendalami keilmuan cabang ilmu atau subdisiplin tertentu<br />
dan diselenggarakan oleh cabang ilmu atau subdisiplin bersangkutan.<br />
Kegiatan akademik modul umumnya merupakan kegiatan akademik<br />
terjadwal yang diselenggarakan dalam bentuk tutorial dan diskusi kelompok.<br />
Kegiatan akademik non-modul ialah kegiatan akademik yang tidak<br />
terbatas hanya mengenai pendalaman keilmuan satu cabang ilmu atau<br />
subdisiplin tertentu. Yang termasuk kegiatan akademik non-modul ialah :<br />
Tinjauan Pustaka<br />
Presentasi Kasus<br />
Journal reading<br />
Short case<br />
Long case<br />
Tutorial<br />
Proposal penelitian<br />
Tesis
336<br />
Kegiatan akademik non-modul umumnya merupakan kegiatan akademik<br />
terjadwal yang diselenggarakan dalam bentuk seminar.<br />
Disamping kegiatan akademik terjadwal terdapat berbagai kegiatan<br />
akademik yang tidak terjadwal, seperti :<br />
Konsultasi pasien (diskusi kasus)<br />
Tugas baca (reading assignment)<br />
Tugas tulis (written assignment)<br />
Tugas Observasi (observation assignment)<br />
Pelaksanaan penelitian<br />
b) Kegiatan Pelatihan Keprofesian<br />
Kegiatan pelatihan keprofesian (kerja praktik) ialah kegiatan yang<br />
bertujuan untuk mencapai keterampilan (skill) yang dipersyaratkan bagi<br />
seorang dokter Spesialis IKFR.<br />
Kegiatan pelatihan keprofesian dilaksanakan di berbagai lahan<br />
pendidikan yaitu di RS Pendidikan Utama, RS Mitra Pendidikan, Puskesmas,<br />
Yayasan Pembinaan Anak Cacat Bandung dan di masyarakat. Secara garis<br />
besar bentuk-bentuk kegiatan pelatihan keprofesian yang ditugaskan kepada<br />
dikelompokkan ke dalam:<br />
Tatalaksana pasien rawat jalan (ambulatory patient)<br />
Tatalaksana pasien rawat inap (inpatient)<br />
Tindakan/prosedur IKFR<br />
Kegiatan akademik dan kegiatan pelatihan keprofesian dilakukan secara<br />
bersamaan (simultan) dengan jam kerja mulai pukul 07.00 – 16.00 dan Senin<br />
– Jumat. (Tabel)<br />
Tabel 2.1 Jadwal Kegiatan Harian Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi<br />
Hari Jam Kegiatan<br />
Senin 07.00-09.00 Presentasi Laporan kasus / tinjauan pustaka/<br />
Penelitian<br />
Poliklinik / ruangan / Tutorial / Journal Reading<br />
Istirahat<br />
Poliklinik / ruangan / Tutorial / Journal Reading<br />
09.00-12.00<br />
12.00-13.00<br />
13.00-16.00<br />
Selasa 07.00-09.00<br />
09.00-12.00<br />
12.00-13.00<br />
13.00-16.00<br />
Rabu 07.00-09.00<br />
09.00-12.00<br />
12.00-13.00<br />
13.00-16.00<br />
Kamis 07.00-09.00 Morning report<br />
Morning report<br />
Poliklinik / ruangan / Tutorial / Journal Reading<br />
Istirahat<br />
Poliklinik / ruangan / Tutorial / Journal Reading<br />
Presentasi Laporan kasus / tinjauan<br />
pustaka/Penelitian<br />
Poliklinik / ruangan / Tutorial / Journal Reading<br />
Istirahat<br />
Poliklinik / ruangan / Tutorial / Journal Reading
337<br />
Hari Jam Kegiatan<br />
09.00-12.00<br />
12.00-13.00<br />
13.00-16.00<br />
Jum’at 07.00-09.00<br />
09.00-11.30<br />
11.30-13.00<br />
13.00-16.00<br />
Poliklinik / ruangan / Tutorial / Journal Reading<br />
Istirahat<br />
Poliklinik / ruangan / Tutorial / Journal Reading<br />
Journal Reading / Penelitian<br />
Poliklinik / ruangan / Tutorial / Journal Reading<br />
Istirahat<br />
Poliklinik / ruangan / Tutorial / Journal Reading<br />
c). Kegiatan Ko-Kulikuler dan Ekstra-Kulikuler<br />
Disamping melakukan kegiatan akademik dan kegiatan pelatihan<br />
keprofesian setiap peserta diharapkan aktif dalam kegitan ko-kulikuler dan<br />
ekstra-kulikuler. Kegiatan ko-kulikuler ialah kegiatan yang mendukung<br />
pencapaian tujuan pendidikan yang secara langsung berhubungan dengan<br />
kurikulum. Kegiatan ekstra-kulikuler ialah kegiatan yang mendukung<br />
pencapaian tujuan pendidikan, pembinaan karakter dan pengembangan minat<br />
dan bakat yang secara tidak langsung berhubungan dengan kurikulum.<br />
3. Buku Log<br />
Setiap Peserta PPDS-1 dilengkapi dengan buku log yang digunakan<br />
untuk mencatat setiap kegiatan (baik kegiatan akademik, kegiatan pelatihan<br />
keprofesian, maupun kegiatan ko- dan ekstra kulikuler) segera setelah<br />
kegiatan tersebut dilakukan dan ditandatangani oleh staf terkait.<br />
a. Manfaat buku Log<br />
Membantu mencatat setiap kegiatan yang dilakukan dengan maksud<br />
mengetahui kekurangan-kekurangan yang terjadi dan merencanakan<br />
kegiatan tambahan untuk menutupi kekurangan tersebut.<br />
Membantu Supervisor menilai kegiatan agar dapat memberikan<br />
kegiatan tambahan untuk bersangkutan.<br />
b. Penggunaan buku Log<br />
Buku log sudah harus digunakan sejak kegiatan awal di pendidikan<br />
(setiap pertanyaan mengenai cara pengisian buku log yang masih belum<br />
dimengerti, harap ditanyakan ke Sekretariat Program Pendidikan).<br />
Penulisan dan konfirmasi setiap kegiatan yang akan diisikan kedalam<br />
buku log sebaiknya dibicarakan lebih dahulu kemudian diparaf oleh<br />
supervisor terkait. Oleh karena itu diingatkan kepada seluruh PPDS agar<br />
mencatat semua kegiatan di buku log segera setelah kegiatan itu selesai<br />
sehingga tidak ada yang hilang atau tidak tertuliskan.<br />
4. Ketentuan Umum<br />
a. Peserta<br />
Kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan penelitian wajib diikuti setiap staf<br />
pendidik dan Peserta PPDS-1. Ijin untuk tidak tidak mengikuti kegiatan
338<br />
diberikan kepada yang sedang berotasi di Departemen lain atau<br />
bersamaan dengan kegiatan pelayanan di Departemen lain.<br />
Penjadwalan<br />
Kegiatan ini dikoordinasi dan diatur oleh penyelenggara pendidikan<br />
Tatacara<br />
Media yang disediakan ialah slide projector, overhead projector (OHP)<br />
atau liquid crystal display (LCD) Slide, transparansi dan media lain harus<br />
memenuhi syarat :<br />
• Estetik tetapi tidak penuh dengan latar belakang yang mengganggu<br />
teks<br />
• Taat dalam penggunaan ejaan dan bahasa<br />
• Baris teks atau keterangan tidak lebih dari 10 baris<br />
• Tulisan atau huruf terbaca dengan jelas dari baris paling belakang<br />
• Pedoman Penulisan mengacu pada Buku Pedoman Penulisan<br />
Tesis/Disertasi dan Artikel Ilmiah Fakultas serta Buku Pedoman<br />
Penulisan Tugas Ilmiah Prodi IKFR FK Unpad terbaru<br />
Penilaian : mempergunakan lembar penilaian khusus yang telah<br />
disediakan<br />
Setelah selesai setiap kegiatan mencatat kegiatan tersebut di buku log<br />
masing-masing dan ditandatangani oleh pembimbing.<br />
5. Tutorial / Diskusi Kelompok<br />
Tutorial / diskusi kelompok ialah forum kegiatan akademik berupa<br />
presentasi ilmiah interaktif di depan sebagian staf akademik dan sebagian<br />
a. Ketentuan umum Tutorial/Diskusi Kelompok<br />
1) Peserta<br />
Kegiatan tutorial /diskusi kelompok wajib diikuti oleh para PPDS<br />
sesuai dengan semesternya dan yang diwajibkan mengikuti<br />
remedial pada saat rapat yudisium<br />
2) Penjadwalan<br />
Kegiatan tutorial/diskui kelompok dikoordinir oleh penyelenggara<br />
pendidikan<br />
3) Tatacara<br />
Penentuan topik, bahan yang akan diajukan oleh Peserta<br />
PPDS-1 ditetapkan oleh penyelenggara pendidikan<br />
Kegiatan tutorial merupakan kegiatan yang meliputi dua aspek:<br />
teori dan praktik. Pembagian waktu dari ke dua aspek tersebut<br />
diserahkan pada penanggung jawab modul / tutor pelaksana.<br />
Setiap kegiatan diskusi kelompok dipimpin oleh seorang tutor<br />
Tutor ditetapkan oleh penyelenggara pendidikan
339<br />
Penilai kegiatan tutorial dilakukan secara bervariasi dan<br />
diserahkan bentuk dan pelaksanaannya baik menggunakan<br />
kasus, MCQ, esai dan tanya jawab lisan yang dapat<br />
dipertanggungjawabkan oleh tutor pemegang modul.<br />
Peserta PPDS-1 berhak mendapatkan kesempatan remedial<br />
sebanyak 1 kali untuk ujian post test<br />
Nilai modul tidak hanya didasarkan pada nilai ujian post test<br />
akan tetapi merupakan bentuk penilaian yang bersifat dinamis<br />
(pengamatan) yang dilaksanakan secara komprehensif saat<br />
pelaksanaan tutorial meliputi attitude, kognisi dan afektif.<br />
Setelah selesai setiap kegiatan tutorial / diskusi kelompok maka PPDS wajib<br />
mencatat kegiatan tersebut di buku log masing-masing dan ditandatangani<br />
oleh staf terkait/penanggung jawab modul.<br />
6. Makalah Ilmiah<br />
Makalah ilmiah terdiri dari makalah:<br />
Presentasi Kasus<br />
Tinjauan Pustaka<br />
Proposal Penelitian/Tesis<br />
7. Presentasi Kasus<br />
Presentasi Kasus merupakan kegiatan akademik melalui penyajian dan<br />
pembahasan suatu kasus didepan sidang ilmiah pleno. Presentasi kasus<br />
dapat juga dipandang sebagai satu kesatuan komprehensif pelatihan<br />
keprofesian dengan maksud untuk mendapatkan dukungan ilmu yang kuat<br />
dalam melakukan kegiatan keprofesian.<br />
a. Tujuan<br />
Tujuan Umum<br />
Meningkatkan kemampuan Peserta Program Pendidikan Dokter<br />
Spesialis-1 dalam menggunakan sumber keterangan sebanyak-banyaknya<br />
untuk menganalisis kasus yang ditangani.<br />
Tujuan Khusus<br />
Setelah penyajian kasus, diharapkan peserta :<br />
1. Menguasai materi Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi khususnya<br />
kasus yang dipresentasikan<br />
2. Mampu menulis karya ilmiah yang baik dan sesuai kaidah yang<br />
berlaku<br />
3. Mampu mengenal, menelusuri sebab dan memecahkan masalah<br />
secara kritis analitis dan sistematis.
340<br />
Tujuan Per-semester<br />
Semester II : Mampu melakukan pemeriksaan fisik rehabilitasi dan<br />
diagnosis fungsional<br />
Semester III : Mampu menegakkan diagnosis fisik dan fungsional,<br />
mampu/menguasai penataksanaan rehabilitasi medik dasar.<br />
Semester IV : Mampu melakukan penataksanaan rehabilitasi medik<br />
dasar, umum dan ortotik prostetik<br />
Semester V : Mampu melakukan penataksanaan rehabilitasi medik<br />
dasar, umum dan Pediatrik<br />
Semester VI : Mampu melakukan penataksanaan rehabilitasi medik<br />
dasar, umum dan kasus kardio-respirasi<br />
Semester VIII : Mampu merencanakan, mengimplementasikan,<br />
mengelola kasus secara paripurna kasus geriatri / multiple<br />
problems.<br />
b. Jumlah Kasus<br />
Berdasarkan kesepakatan dengan pusat-pusat pendidikan Ilmu Kedokteran<br />
Fisik dan Rehabilitasi, selama masa pendidikan ditetapkan bahwa<br />
peserta PPDS-1 harus menyelesaikan sebanyak 6 (enam) kasus panjang<br />
dan 1 (satu) kasus pendek dan 1 kali presentasi poster/oral presentation<br />
di acara ilmiah nasional (baik berupa penelitian/kasus).<br />
c. Jenis Kasus<br />
Kasus panjang (kasus khusus) : kasus yang ditulis berdasarkan<br />
kerangka acuan<br />
Kasus pendek: kasus yang ditulis dengan isi : anamnesis,<br />
pemeriksaan fisik dan problem, manajemen (sesuai dengan rekam<br />
medis rawat jalan)<br />
d. Topik Kasus<br />
No.<br />
Semester<br />
Jenis kasus<br />
Keterangan<br />
1 semester 2 Neuromuskuler Ditekankan PF :<br />
umum pada<br />
pasien stroke<br />
2 semester 3 Muskuloskeletal Ditekankan pada<br />
kasus fraktur dan<br />
OA<br />
3 semester 4 Neuromuskuler Ditekankan pada<br />
kasus SCI<br />
4 semester 5 Pediatrik
341<br />
No.<br />
Semester<br />
Jenis kasus<br />
Keterangan<br />
5 semester 6 Kardiorespi<br />
Semester VII : Kasus pendek - bebas (multiple problem) Pada<br />
semester VII laporan kasus diajukan dalam bentuk laporan tertulis<br />
(resume singkat) 1 bulan 1 kasus sebagai bentuk evaluasi dan<br />
pelaporan kegiatan di tempat stase tanpa perlu melakukan<br />
presentasi.<br />
Keterangan : setiap Peserta PPDS-1 semester 5 dan 6 wajib<br />
mempresentasikan 1 (satu) buah kasus atau penelitian pendahuluan<br />
di Pekan Ilmiah Tahunan (PIT)<br />
e. Sumber Kasus<br />
Diajukan oleh peserta sendiri atau ditetapkan dan telah disetujui oleh<br />
Pembimbing dari pasien-pasien rawat jalan atau rawat inap.<br />
f. Tata Cara<br />
Kasus yang telah ditentukan, harus segera diajukan minimal 2 (dua)<br />
minggu sebelumnya kepada pembimbing<br />
Setiap presentan wajib melakukan bimbingan kepada dokter<br />
pembimbing<br />
Home visit dilaksanakan sesuai situasi dan kondisi serta arahan<br />
pembimbing<br />
Pasien harus dibawa untuk dilakukan pemeriksaan fisik dan<br />
dilakukan pengambilan audiovisual, dengan dihadiri oleh penguji<br />
(wajib) dan pembimbing kasus (fakultatif pada kondisi yang tidak<br />
dapat dihindari)<br />
Tampilan audio visual dipergunakan untuk presentasi. Naskah dalam<br />
bentuk makalah diserahkan ke Sekretariat Pendidikan, paling lambat<br />
3 (tiga) hari kerja sebelum jadwal penyajian untuk dibagikan kepada<br />
penilai dan pembimbing serta Peserta PPDS-1.<br />
g. Kerangka Acuan Penulisan (lihat Buku Panduan Penulisan Tugas<br />
Ilmiah Prodi IKFR FK Unpad)<br />
h. Cara Penyajian<br />
Penyajian disampaikan dengan mempergunakan sarana audio<br />
visual dalam bahasa Inggris
342<br />
<br />
<br />
<br />
Penyajian dilakukan dalam 30 menit presentasi pembukaan (teori<br />
dan anamnesis), 30 menit pemeriksaan fisik, 45 menit diskusi<br />
umum, 15 menit diskusi dengan penguji.<br />
Total waktu : 120 menit dengan minimal 5 orang penanya pada<br />
diskusi umum.<br />
Formulir penilaian kasus terlampir.<br />
8. Journal Reading<br />
Journal Reading atau pembacaan makalah ilmiah ialah kegiatan akademik<br />
melalui pembahasan makalah ilmiah di depan forum.<br />
a). Tujuan<br />
Agar peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis mempunyai<br />
kemampuan:<br />
Menggunakan/memanfaatkan kepustakaan<br />
Menjaring Informasi yang sesuai<br />
Mengenal/mengetahui informasi terkini di bidang IKFR<br />
b). Jumlah Jurnal<br />
Berdasarkan kesepakatan dengan pusat-pusat Pendidikan Ilmu<br />
kedokteran Fisik dan Rehabilitasi, selama masa pendidikan ditetapkan<br />
bahwa peserta harus mempresentasikan minimal sebanyak 10 (sepuluh)<br />
jurnal, termasuk yang dipresentasikan di luar Departemen IKFR.<br />
c). Topik<br />
Topik disesuaikan dengan rotasi / stase, di Departemen Ilmu Kedokteran<br />
Fisik dan Rehabilitasi, di Departemen lain FK UNPAD atau RS Jaringan<br />
lahan Pendidikan yang ditunjuk :<br />
No Semester Topik Tempat<br />
1 semester 1 Neuromuskuler (fokus :<br />
stroke)<br />
2 semester 2 Muskuloskeletal<br />
(fokus : Therapeutik<br />
exercise/modalitas)<br />
3 semester 3 Muskuloskeletal<br />
4 semester 3 Ortotik Prostetik<br />
5 semester 4 Pediatrik RS. Cibabat<br />
6 semester 4 SCI RS.<br />
Fatmawati<br />
7 semester 5 Cedera Olah Raga<br />
8 semester 5 Kardio RS.Al-Ihsan/<br />
RS. Salamun/
343<br />
No Semester Topik Tempat<br />
RS. Soreang<br />
9 semester 6 Geriatri/paliatif/komunitas<br />
10 semester 6 Respirasi RS. Rotinsulu<br />
d). Tata Cara<br />
1. Sumber Topik dan Judul Jurnal<br />
Berasal dari jurnal internasional yang terakreditasi dan berhubungan<br />
dengan topik Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi Medik.<br />
2. Naskah<br />
Naskah Jurnal diperbanyak dan harus diserahkan ke Sekretariat<br />
Pendidikan PPDS-1, paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum jadwal penyajian<br />
untuk dibagikan kepada Penilai, masing-masing staf Divisi terkait topik<br />
jurnal, dan Peserta PPDS-1 lainnya.<br />
3. Usulan Judul<br />
Diajukan oleh peserta PPDS-1 kepada dokter pembimbing / penilai paling<br />
lambat 2 (dua) minggu sebelum tanggal presentasi.<br />
4. Penyajian di luar Departemen IKFR<br />
Peserta PPDS-1 yang bersangkutan harus mambawa lembar penilaian<br />
yang tersedia dari Departemen IKFR.<br />
e). Cara Penyajian<br />
Penyajian disampaikan dengan mempergunakan sarana audio visual<br />
dalam bahasa Inggris<br />
Penyajian dilakukan dalam 20 menit, diskusi 40 menit (total 60<br />
menit).<br />
Formulir penilaian penyajian jurnal terlampir.<br />
Diwajibkan untuk menampilkan paparan critical appraisal untuk<br />
semester 2 ke atas<br />
Membuat resume jurnal yang dibuat dalam bahasa Indonesia untuk<br />
pembimbing/penguji, staf divisi terkait<br />
9. TINJAUAN PUSTAKA<br />
Tinjauan Pustaka ialah kegiatan akademik dengan cara membahas dan<br />
menyarikan berbagai makalah ilmiah menjadi satu karya ilmiah tulis yang<br />
disusun menurut kaidah penulisan ilmiah.<br />
a) Tujuan<br />
Agar peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis mempunyai kemampuan:<br />
Menggunakan/memanfaatkan kepustakaan<br />
Menjaring informasi yang sesuai
344<br />
Mambahas / menganalisis suatu masalah berdasarkan berbagai<br />
kepustakaan, menyusun makalah ilmiah yang berisi penyelesaian<br />
masalah tersebut, mempresentasikan secara benar dalam suatu<br />
konferensi ilmiah.<br />
b) Jumlah Tinjauan Pustaka<br />
Berdasarkan kesepakatan dengan pusat-pusat Pendidikan Ilmu kedokteran<br />
Fisik dan Rehabilitasi, selama masa Pendidikan ditetapkan bahwa<br />
peserta PPDS-1 harus menyelesaikan sebanyak 5 (lima) buah Sari<br />
Pustaka<br />
c) Topik<br />
No Semester Topik<br />
1 semester II Muskuloskeletal<br />
2 semester III Neuromuskuler<br />
3 semester IV Pediatrik<br />
4 semester V Kardiorespi<br />
5 semester VI Geriatri/cedera olah raga<br />
d) Tata Cara<br />
1. Topik bahasan/Judul<br />
Diajukan oleh Peserta atau ditentukan dan disetujui oleh Pembimbing<br />
minimal 2 (dua) bulan sebelumnya<br />
2. Konsep Tinjauan Pustaka<br />
Konsep / draft sari pustaka harus sudah diberikan kepada<br />
pembimbing minimal 1 (satu) bulan sebelumnya dan<br />
melakukan bimbingan sesudahnya.<br />
Naskah harus diserahkan ke Sekretariat Pendidikan, paling<br />
lambat 7 (tujuh) hari sebelum jadwal penyajian untuk<br />
dibagikan kepada penilai, pembimbing dan Peserta PPDS-1.<br />
3. Kerangka Penulisan Tinjauan Pustaka<br />
Lihat Buku Panduan Penulisan Tugas Ilmiah Prodi IKFR FK Unpad<br />
4. Cara Penyajian<br />
Penyajian disampaikan dengan mempergunakan sarana audio<br />
visual selama 25 menit, diskusi 35 menit dengan minimal 5 orang<br />
penanya, diskusi dengan pembimbing/penguji 15 menit (total 75<br />
menit) dalam bahasa Indonesia<br />
Penilaian sesuai dengan formulir Penilaian Penyajian Tinjauan<br />
Pustaka.
345<br />
10. Kegiatan Harian<br />
a. Panduan Kegiatan Harian PPDS-1<br />
1) Jadwal Kegiatan harian setiap bulan :<br />
Disusun oleh staf kependidikan 1 bulan sebelum semester<br />
baru dimulai.<br />
Rencana jadwal kegiatan yang telah disusun kemudian<br />
berikan kepada seksi ilmiah PPDS-1 yang telah ditunjuk<br />
dalam struktur organisasi PPDS-1 untuk dilakukan cek silang<br />
pada setiap semester sebagai bentuk komitmen tanggung<br />
jawab pelaksanaan tugas dan jadwal yang telah ditetapkan<br />
oleh seluruh Peserta PPDS-1.<br />
Penyusunan dan koordinasi dengan Peserta PPDS-1 seluruh<br />
staf berada dalam supervisi dan koordinasi dengan<br />
berkoordinasi dengan sekretariat pendidikan dan supervisi<br />
KPS/Kelompok Fungsional Pendidikan PPDS dan sumber<br />
daya<br />
Jadwal yang sudah dilakukan cek silang dan persetujuan<br />
para staf pendidik kemudian akan ditetapkan oleh Ketua<br />
Program Studi, di minggu terakhir semester berjalan.<br />
Jadwal yang sudah ditetapkan harus dilaksanakan sesuai<br />
jadwal sedapat mungkin, kecuali :<br />
Apabila penanggung jawab modul berhalangan dapat<br />
digantikan oleh tutor lain yang telah ditunjuk oleh<br />
penanggung jawab modul jam yang sama, apabila tidak<br />
dapat dilakukan penggantian tutor maka tutorial dapat<br />
dilakukan di luar jam kerja atau pada waktu kosong lain<br />
bila tersedia dalam agenda kegiatan yang telah<br />
ditetapkan.<br />
Apabila modul tidak dapat terlaksana karena alasan yang<br />
tidak dapat dihindari oleh Peserta PPDS-1 maka jadwal<br />
tutorial akan diatur ulang oleh seksi ilmiah PPDS-1 dan<br />
sekretariat pendidikan dengan tidak mengubah jadwal<br />
kegiatan tutorial lainnya yang telah disusun sebelumnya.<br />
Seorang Peserta PPDS-1 tidak boleh tidak mengikuti tutor<br />
sebanyak 20% dari total pertemuan modul/tutorial.<br />
Jadwal kegiatan harian harus tertulis pada white board<br />
setiap hari.<br />
Setiap yang rotasi di Poliklinik harus menuliskan nama<br />
pasien, nomor rekam medik dan diagnosa pasien yang<br />
dilayani oleh Peserta PPDS-1 dalam log book untuk<br />
kemudian dimintakan tanda tangan konsulen koordinator<br />
pelayanan (DPJP Poliklinik) hari tersebut.<br />
Setiap yang rotasi di pelayanan khusus harus menuliskan<br />
nama pasien, nomor rekam medik dan diagnosa pasien<br />
yang dilayani pada hari dia bekerja dan meminta tanda
346<br />
tangan konsulen koordinator pelayanan (DPJP Poliklinik)<br />
saat itu.<br />
Setiap Peserta PPDS-1 yang melakukan rotasi di ruangan<br />
harus menuliskan nama pasien, nomor rekam medik dan<br />
diagnosa pasien yang menjadi tanggung jawabnya dan<br />
meminta konsulen supervisor ruangan (DPJP ruangan)<br />
dalam log book.<br />
Pada akhir rotasi maka setiap Peserta PPDS-1 wajib<br />
menjalani ujian divisi :<br />
Bila Peserta PPDS-1 tersebut lulus pada ujian divisi maka<br />
yang bersangkutan dapat melakukan rotasi ke divisi yang<br />
lain<br />
Bila Peserta PPDS-1 tersebut tidak lulus pada ujian divisi<br />
maka yang bersangkutan mendapatkan hak remedial 1<br />
kali ujian divisi bila pada ujian remedial juga tidak lulus,<br />
maka diharuskan untuk mengulang divisi tersebut di<br />
semester berikutnya.<br />
Kegiatan bimbingan yang dilakukan oleh untuk memenuhi<br />
kewajiban tugas ilmiahnya harus ditandatangani oleh<br />
pembimbing dalam log book yang sudah disediakan.<br />
11. Penelitian/Tesis<br />
Tesis ialah kegiatan akademik dalam bentuk menulis suatu karya ilmiah<br />
tentang suatu topik keilmuan yang disusun berdasarkan hasil penelitian<br />
ilmiah menggunakan metodologi penelitian dan diuji oleh dewan penguji<br />
yang berwenang dalam suatu forum ilmiah.<br />
Penulisan tesis merupakan kegiatan akademik dengan cara mengolah<br />
hasil kegiatan penelitian dalam bentuk karya tulis berdasarkan analisis<br />
data sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan program studi.<br />
a) Latar Belakang<br />
Karya ilmiah medis berdasarkan hasil penelitian yang sahih<br />
merupakan salah satu faktor pendorong kemajuan ilmu kedokteran.<br />
Dalam era globalisasi saat ini persaingan tingkat dunia berlangsung<br />
dengan terbuka di segala bidang termasuk di bidang kedokteran.<br />
Kemampuan meneliti dan menuangkannya dalam suatu naskah ilmiah<br />
sangat perlu dikuasai oleh seorang dokter Spesialis Kedokteran Fisik<br />
dan Rehabilitasi sebagai seorang cendekiawan dan agen kemajuan<br />
dibidangnya.<br />
Salah satu tujuan pendidikan dokter spesialis ialah mencapai<br />
kemampuan menentukan, merencanakan dan melaksanakan<br />
pendidikan dan penelitian secara mandiri dan mengembangkan ilmu<br />
ke tingkat yang lebih tinggi.<br />
Sesuai dengan tujuan diatas seorang dokter Spesialis Kedokteran<br />
Fisik dan Rehabilitasi diharapkan dapat berfungsi sebagai tenaga
347<br />
profesional dalam bidang pelayanan kesehatan rehabilitasi medik dan<br />
ikut berkiprah secara akademik sebagai seorang Magister Kedokteran<br />
bidang Ilmu IKFR.<br />
b) Tujuan<br />
Melatih dalam membuat karya ilmiah dan melakukan penelitian<br />
yang baik dan benar dan sekaligus cara mempresentasikannya.<br />
Mempraktikan metodologi penelitian ilmiah yang pernah dipelajari<br />
Sumber ilmiah bagi Ilmu IKFR pada umumnya<br />
Mampu memilih masalah kedokteran / kesehatan untuk bahan<br />
penelitian yang dapat membantu pengembangan ilmu dan dapat<br />
diterapkan untuk peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat<br />
Mampu mengajukan usulan penelitian secara lengkap dengan<br />
memperhatikan semua unsur pembatas yang mampu laksana dan<br />
bersesuaian dengan jadwal pendidikan<br />
Mampu menerapkan dan menjelaskan metodologi penelitian yang<br />
baik dan benar<br />
Mampu menyelenggarakan pengorganisasian seluruh kegiatan<br />
penelitian bidang kedokteran/kesehatan dengan penguasaan<br />
rangkaian analisa dan sintesa yang menghasilkan kesimpulan<br />
yang dapat dimengerti ilmuwan lainnya.<br />
Mendapatkan pengalaman dan keterampilan menyusun usulan<br />
penelitian<br />
Mampu meyakinkan obyektifitas dan kebenaran upaya<br />
penelitiannya melalui penyajian lisan dan tulisan secara lugas<br />
kepada ilmuwan lain, dengan memperhatikan kelaziman penyajian<br />
ilmiah.<br />
Mampu menerima kritik dan saran perbaikan hasil karya ilmiahnya<br />
dalam sidang terbuka, serta mampu menyusun kembali<br />
penelitiannya sesuai dengan hasil persidangan dalam waktu yang<br />
ditetapkan.<br />
c) Sumber Judul Penelitian<br />
Judul penelitian diambil dari bahasan luas topik dalam sari<br />
pustaka dengan fokus pada salah satu sub topik yang lebih<br />
spesifik dan mampu laksana<br />
Judul penelitian dapat berasal dari peserta sendiri atau<br />
disarankan oleh staf pendidik<br />
d) Pembimbing<br />
Pembimbing adalah staf pengajar IKFR yang berkualifikasi penilai<br />
dan ditetapkan dengan surat tugas Ketua Program Studi.<br />
Dalam persiapan presentasi proposal penelitian diperlukan 3 orang<br />
pembimbing yang terdiri dari : 1 (satu) pembimbing yaitu
348<br />
pembimbing materi utama dari Departemen IKFR FK Unpad, 1<br />
(satu) pembimbing materi pendamping yang bisa berasal dari<br />
Departemen IKFR FK Unpad atau dari Departemen terkait isi<br />
penelitian, dan 1 (orang) pembimbing statistik.<br />
Pembimbing materi ialah staf akademik dari salah satu divisi atau<br />
Departemen lain terkait. Pembimbing materi memberikan<br />
bimbingan dan arahan terutama dari aspek materi materi<br />
keilmuannya.<br />
Pembimbing statistik dapat dipilih oleh peneliti sendiri<br />
Pembimbing statistik memberikan bimbingan dan arahan dari<br />
aspek metodologi penelitian<br />
e) Tugas Pembimbing<br />
Memantau pelaksanaan penelitian sejak pembuatan proposal<br />
penelitian, pelaksanaan penelitian dan penyusunan naskah tesis.<br />
Memberi motivasi, bimbingan dan arahan serta bila perlu menegur<br />
untuk perbaikan proses pelaksanaan penelitian<br />
Melakukan kegiatan diskusi konsultasi terjadwal dengan peneliti<br />
Apabila dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan tidak melapor untuk<br />
membahas hasil penelitiannya, pembimbing dapat secara aktif<br />
memanggil bersangkutan.<br />
Pembimbing sekaligus menjadi anggota penguji sidang penelitian.<br />
f) Tahap Pembuatan Usulan Penelitian<br />
Penyusunan usulan judul penelitian sudah harus dimulai minimal<br />
pada semester II dan terakhir pada semester IV<br />
Usulan Judul Proposal penelitian dibuat berdasarkan masalah<br />
yang diidentifikasi dari sari pustaka dan jurnal penelitian<br />
Usulan judul dan rancangan awal proposal dikonsultasikan<br />
dengan dosen wali semester 4<br />
Dosen wali kemudian melaporkan usulan judul dan rancangan<br />
awal proposal kepada Koordinator Penelitian dan Pengembangan<br />
Departemen agar dapat disesuaikan dengan penelitian-penelitian<br />
yang sedang berjalan<br />
Koordinator Penelitian dan Pengembangan kemudian<br />
berkoordinasi dengan Koordinator Kelompok Fungsional PPDS<br />
dan sumber daya untuk menentukan pembimbing utama dan<br />
pendamping untuk Peserta PPDS-1 yang bersangkutan<br />
Bila telah ditetapkan judul penelitian maka Peserta PPDS-1<br />
tersebut dapat melanjutkan ke jenjang berikutnya yaitu<br />
pembuatan proposal penelitian setelah melakukan proses<br />
pembimbingan dengan pembimbing (baik pembimbing materi dan<br />
pembimbing statistik)
349<br />
g) Tahap Pembuatan Proposal Penelitian<br />
Proposal penelitian dibuat dibawah bimbingan staf pendidik yang<br />
ditunjuk sebagai pembimbing materi dan pembimbing metodologi<br />
dengan mempertimbangkan aspek mampu laksana berdasarkan<br />
jumlah populasi penelitian, distribusi penyakit, perkiraan biaya<br />
dan sebagainya.<br />
Proposal penelitian harus dibuat sesuai dengan kaidah<br />
metodologi penelitian<br />
Selambat-lambatnya dalam waktu 3 (tiga) bulan setelah judul<br />
proposal penelitian ditetapkan harus sudah mendiskusikan<br />
naskah awal proposal penelitiannya untuk dilaporkan kepada<br />
penyelenggara pendidikan<br />
Apabila dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan peneliti tidak melapor<br />
untuk membahas proposal penelitiannya, pembimbing dapat<br />
secara aktif memanggil bersangkutan dan melaporkan kepada<br />
penyelenggara pendidikan<br />
Proposal penelitian di presentasikan pada kegiatan ilmiah wajib<br />
(sidang usulan penelitian), yang diselenggarakan dalam bentuk<br />
kegiatan ilmiah yang wajib dihadiri oleh seluruh staf pendidik Profi<br />
IKFR FK Unpad, pembimbing statistik dan seluruh Peserta<br />
PPDS-1 untuk dipertimbangkan kelayakan dari segi tujuan dan<br />
metodologi penelitian, waktu dan biaya.<br />
h) Pelaksanaan Penelitian<br />
Penelitian merupakan salah satu komponen kegiatan akademik<br />
yang diwajibkan bagi sebagai suatu proses dalam penyusunan<br />
tesis.<br />
Pelaksanaan penelitian sudah harus segera dimulai selambatlambatnya<br />
pada semester 5, setelah selesai menyusun proposal<br />
penelitian dan telah dinyatakan memenuhi syarat dan lulus ujian<br />
proposal penelitian.<br />
Jangka waktu penelitian harus sesuai dengan surat persetujuan<br />
penelitian yang dibuat oleh Koordinator Penelitian dan<br />
Pengembangan serta Ketua Program Studi dan Koordinator atau<br />
Kepala-kepala Divisi dimana peserta didik tersebut sedang<br />
menjalankan rotasi saat penelitian<br />
Selama melakukan penelitian, setiap bulan melaporkan<br />
perkembangan hasil penelitian kepada Pembimbing Penelitian<br />
Apabila selama penelitian menghadapi hambatan agar melapor<br />
kepada pembimbing penelitian untuk dicarikan jalan keluarnya<br />
Bila penelitian dibatalkan agar memberitahukan secara tertulis<br />
kepada Ketua Program Studi dan segera mencari judul penelitian<br />
yang baru. Proses pengajuan judul sesuai dengan prosedur<br />
semula.
350<br />
<br />
<br />
Penelitian dilakukan setelah terdapat persetujuan dari Komite Etik<br />
Hasil penelitian dipresentasikan segera setelah penelitian selesai<br />
i) Tempat penelitian<br />
Sesuai dengan materi penelitian pelaksanaan dapat dilakukan di :<br />
RS Pendidikan Utama<br />
RS Mitra<br />
Lahan pendidikan lain :<br />
Puskesmas<br />
Dan lain-lain<br />
j) Waktu Penelitian<br />
Tidak diberikan waktu khusus untuk melakukan penelitian, oleh<br />
karena itu sesuai dengan materi penelitian, pelaksanaan penelitian<br />
dapat dikerjakan diantara waktu-waktu pelatihan keprofesian dengan<br />
cara mengatur secara mandiri sehingga tugas pelayanan dan tugas<br />
pelatihan tidak terlantar (kerjasama dengan Program Studi lain).<br />
k) Biaya Penelitian<br />
Pada dasarnya biaya penulisan proposal, penelitian dan penulisan<br />
tesis ditanggung oleh sendiri. Oleh karena itu faktor mampu-laksana<br />
(feasibility) sangat penting dikaji dalam penyusunan proposal.<br />
Pembimbing dan Program Studi dapat membantu mencarikan cara<br />
untuk pembiayaan penelitian melalui hibah penelitian agar penelitian<br />
dapat dikerjakan dengan lancar.<br />
l) Pemantauan<br />
Pemantauan kemajuan pelaksanaan penelitian dilakukan oleh<br />
pembimbing materi. Bila dalam jangka waktu yeng telah ditentukan<br />
tahapan pelaksanaan penelitian belum selesai, maka akan dipanggil<br />
oleh pembimbing materi untuk dilakukan evaluasi terhadap<br />
kelambatan dan kendala yang dihadapi serta mencari jalan keluarnya.<br />
Bila tahapan pelaksanaan penelitian masih belum dipenuhi sesuai<br />
jadwal maka akan dipanggil menghadap forum evaluasi penelitian<br />
terdiri dari 1) Pembimbing materi, 2) KPS dan 3) Koordinator<br />
Kelompok Fungsional Penelitian, Kerja sama, dan Pengabdian<br />
Masyarakat untuk diminta pertanggungjawabannya.<br />
m) Kegiatan Penelitian<br />
Pembuatan proposal penelitian<br />
Proposal penelitian diajukan melalui pembimbingan dengan<br />
pembimbing yang telah ditetapkan kemudian dilakukan Sidang<br />
Usulan Penelitian dilakukan di Semester 4 atau 5.<br />
Pembuatan tesis<br />
Dilakukan setelah hasil Sidang Usulan Penelitian menyatakan<br />
Peserta PPDS-1 tersebut lulus (semester 4-6)
351<br />
Dalam menyusun naskah laporan akhir penelitian, perlu<br />
berkonsultasi dengan semua pembimbing<br />
Konsep naskah yang telah selesai, diajukan kepada semua<br />
pembimbing untuk dikoreksi<br />
Naskah yang telah dikoreksi dan disetujui, ditandatangani oleh<br />
semua pembimbing<br />
Presentasi Hasil Penelitian dilakukan pada semester 6 sebagai<br />
bentuk pemaparan hasil penelitian yang telah dilaksanakan,<br />
dipresentasikan dengan dihadiri oleh seluruh staf pendidik,<br />
pembimbing dan ahli statistik<br />
Publikasi<br />
Sebagai bentuk tanggung jawab ilmiah maka seluruh Peserta<br />
PPDS-1 IKFR FK Unpad yang telah menyelesaikan penelitian dan<br />
mempresentasikannya diwajibkan untuk mempublikasikannya<br />
pada jurnal terakreditasi (persyaratan dianggap terpenuhi jika telah<br />
diperoleh surat keterangan mengirimkan/submit pada jurnal<br />
tersebut). Biaya yang dikeluarkan terkait publikasi merupakan<br />
tanggung jawab peneliti dan pembimbing. Sanksi administratif<br />
terkait kelalaian tidak mempublikasikan karya ilmiah akan terkait<br />
dengan kebijakan Perdosri Cabang Jawa Barat dalam memberikan<br />
surat rekomendasi organisasi dalam pembuatan SIP atau surat<br />
pernyataan kelulusan sementara.<br />
n) Lain-lain<br />
Peserta PPDS-1 yang mengambil program combine degree (PPCD)<br />
diwajibkan membuat penelitian yang berbeda dengan penelitian yang<br />
dilakukan untuk mendapatkan gelar SpKFR untuk menghindari auto<br />
plagiarism.<br />
o) Tahap Ujian Sidang Usulan Penelitian dan Proposal/Hasil Penelitian<br />
Ujian Sidang Usulan Penelitian dan Ujian Hasil Penelitian adalah<br />
kegiatan akademik berupa presentasi ilmiah yang berkaitan<br />
dengan penelitian ilmiah yang merupakan syarat wajib<br />
diperolehnya gelar Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi<br />
(SpKFR) di depan sidang pleno Program Studi IKFR yang dihadiri<br />
oleh seluruh staf akademik, peserta PPDS-1 Prodi IKFR FK Unpad,<br />
undangan dan narasumber yang terkait.<br />
Penyajian disampaikan dengan mempergunakan sarana audio<br />
visual<br />
Alokasi waktu yang diberikan untuk ujian sidang usulan penelitian<br />
ataupun hasil penelitian sama yaitu sebagai berikut :<br />
- 30 menit presentasi,<br />
- 15 menit diskusi (pertanyaan dari Peserta PPDS-1 IKFR FK<br />
Unpad),
352<br />
- 15 menit pertanyaan dari penguji<br />
Dalam ujian proposal penelitian maka ditetapkan 3 orang penguji<br />
(satu orang merangkap sebagai ketua sidang).<br />
Pada semester 5, Peserta PPDS-1 harus telah melalui ujian Usulan<br />
Penelitian<br />
Pengumpulan draft proposal penelitian dan hasil penelitian dalam<br />
bentuk hard copy yang akan dipresentasikan maksimal 1 (satu)<br />
minggu sebelum presentasi di sekretariat pendidikan untuk<br />
seluruh staf pendidikan Prodi IKFR FK Unpad, pembimbing statistik<br />
dan narasumber terkait.<br />
Ujian hasil penelitian mencakup :<br />
Penguasaan masalah kedokteran/kesehatan yang berkaitan<br />
dengan materi penelitian<br />
Penguasaan metodologi penelitian yang dianut<br />
Tatalaksana penelitian dan teknik yang dianut<br />
Kemampuan menganalisa dan menyimpulkan hasil penelitian<br />
dengan obyektif berdasarkan data<br />
Kesesuaian tujuan, hasil, dan saran penelitian<br />
Penguasaan laporan dan pembahasan hasil penelitian<br />
Upaya meyakinkan ilmuwan lain.<br />
Dampak hasil penelitian<br />
Ketelitian rujukan pustaka<br />
Kemampuan menolak saran yang tidak tepat<br />
Seorang peserta PPDS-1 telah dianggap menyelesaikan tugas<br />
penelitian bila telah mendapatkan surat diterimanya artikel di jurnal<br />
terakreditasi<br />
Peserta tidak diizinkan mengikuti ujian lokal/institusional pada<br />
semester yang sama dengan waktu penelitian dimulai<br />
Bila ada perubahan yang menyangkut topik, judul, isi, metodologi<br />
penelitian sesudah dilakukannya usulan penelitian maka harus ada<br />
persetujuan pembimbing dan dilaporkan pada Koordinator<br />
Penelitian dan Pengembangan Departemen IKFR FK Unpad.<br />
Kegiatan bimbingan usulan, proposal dan hasil penelitian yang<br />
dilakukan oleh peneliti untuk memenuhi kewajiban harus<br />
ditandatangani oleh pembimbing dalam log book yang sudah<br />
disediakan.<br />
Penelitian tidak boleh dilakukan bersamaan dengan semester<br />
persiapan ujian institusional<br />
Peneliti diharuskan mengisi buku register penelitian yang ada di<br />
Departemen Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi<br />
p) Cara Penulisan Tesis
353<br />
Daftar pustaka yang digunakan untuk thesis dan penelitian haruslah<br />
bersumber dari jurnal (80%) dan usia jurnal adalah 10 tahun terakhir.<br />
Duapuluh persen sisanya, boleh bersumber dari buku atau lainnya, dan<br />
boleh berusia lebih dari 10 tahun terakhir.<br />
B. STRUKTUR MATA KULIAH<br />
1. STRUKTUR DASAR KURIKULUM<br />
Untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dengan<br />
menggunakan program pendidikan yang berciri seperti diuraikan pada<br />
bab sebelumnya, maka struktur dasar kurikulum Pendidikan Dokter<br />
Spesialis-1 Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi FK UNPAD terdiri<br />
dari 3 (tiga) bagian sebagai berikut :<br />
Bagian pertama : pendidikan dasar ilmiah<br />
Bagian kedua : pendidikan bidang kekhususan ilmu kedokteran<br />
fisik dan rehabilitasi<br />
Bagian Ketiga : rangkaian kegiatan ilmiah yang berhubungan<br />
dengan riset ilmiah dan Bagian penguasaan keterampilan<br />
keprofesian.<br />
Gambar 2.1. Struktur dasar kurikulum
354<br />
Untuk memperlihatkan tercakupnya bidang pencapaian pedalaman akademik<br />
sebagai seorang spesialis IKFR serta untuk menghitung beban studi ,<br />
kurikulum dibagi dalam kelompok materi pendidikan<br />
1) Cakupan Akademik<br />
Materi Dasar Umum (MDU/ Pengetahuan Teori Dasar Umum)<br />
Materi Dasar Khusus (MDK / Pengetahuan Teori Dasar<br />
Khusus)<br />
Materi Keahlian Khusus ( MKK / Pengetahuan Teori Klinik<br />
Khusus)<br />
Materi Penerapan Akademik (MPA)<br />
2) Cakupan keterampilan keprofesian (bidang keterampilan spesialis)<br />
Materi Penerapan Keprofesian (MPK)<br />
2. BEBAN STUDI<br />
Total beban studi yang diperlukan ialah 110,99 SKS dengan lama studi 8<br />
Semester.<br />
Tabel 2.2. Kurikulum Pendidikan<br />
Sandi Mata Kuliah/Modul Tutorial/Sub Modul SKS<br />
Semester 1<br />
C21T.010<br />
1<br />
Modul Dasar IKFRM<br />
I<br />
- Filsafat ilmu pengetahuan &<br />
etika profesi<br />
- Pengantar Kinesiologi<br />
- Anatomi & Kinesiologi : Kepala<br />
dan tulang belakang<br />
- Anatomi & Kinesiologi<br />
Ekstremitas Atas : Bahu<br />
- Anatomi & Kinesiologi<br />
Ekstremitas Atas : Siku<br />
- Anatomi & Kinesiologi<br />
Ekstremitas Atas : Tangan<br />
- Anatomi & Kinesiologi<br />
Ekstremitas Bawah: Hip<br />
- Anatomi & Kinesiologi<br />
Ekstremitas Bawah: Lutut<br />
- Anatomi & Kinesiologi<br />
Ekstremitas Bawah: Kaki<br />
- Gait/Analisis Pola Jalan<br />
5,50
355<br />
Sandi Mata Kuliah/Modul Tutorial/Sub Modul SKS<br />
- Fisiologi KFR<br />
C21T.010<br />
1<br />
Modul Dasar IKFRM<br />
II<br />
- Metodologi Penelitian dan<br />
Biostatistik<br />
- Epidemiologi klinik dan<br />
Evidence Based Madicine<br />
- Biologi Molekular<br />
- Biologi dan Patobiologi<br />
2,50<br />
C21T.000<br />
1<br />
C21T.600<br />
1<br />
C21T.500<br />
1<br />
C21T.100<br />
1<br />
C21T.110<br />
1<br />
C21T.120<br />
1<br />
C21T.120<br />
2<br />
Modul Peneriksaan<br />
IKFRM<br />
Modul Tatalaksana<br />
Komprehensif (1)<br />
Modul Kegiatan<br />
Ilmiah I<br />
Modul<br />
Habilitasi/Rehabilitasi<br />
Anak I<br />
Modul Terapi IKFRM<br />
I (Modalitas)<br />
Modul Terapeutik<br />
Exercise I<br />
Modul Terapeutik<br />
Exercise II<br />
- Pemeriksaan Dasar<br />
Muskuloskeletal : Lingkup<br />
Gerak Sendi<br />
- Pemeriksaan Dasar<br />
Muskuloskeletal : Kekuatan Otot<br />
- Pemeriksaan Dasar<br />
Neuromuskuler<br />
- Journal Reading 1<br />
- Sajian Kasus Khusus<br />
Semester 2<br />
- Kinesiologi Development<br />
- Pemeriksaan Dasar Pediatrik<br />
- Tatalaksana KFR pada Plexus<br />
Brachialis Injury<br />
- Tatalaksana KFR pada<br />
Tortikolis Muscular Kongenital<br />
(TMK)<br />
- Modul Terapi Panas :<br />
Superficial Heating (IR dan<br />
Paraffin)<br />
- Modul Terapi Panas : Deep<br />
Heating (SWD, MWD, dan US)<br />
- Modul Terapi Inhalasi<br />
- Modul Terapi Dingin (Cold<br />
Therapy)<br />
- Modul Terapi Stimulasi Elektrika<br />
- Traksi, manipulasi dan Masase<br />
- Kinesio Tapping<br />
- Laser Tharapy<br />
3,22<br />
0,67<br />
1,00<br />
0,50<br />
2,52<br />
3,50<br />
- Fisiologi Latihan 2,00<br />
- Terapi Teknik Neurofasilitasi 1,00
356<br />
Sandi Mata Kuliah/Modul Tutorial/Sub Modul SKS<br />
C21T.300 Modul IKFR<br />
- Tatalaksana KFR pada<br />
2,00<br />
1 Neuromuskuler I Neuropatik Perifer<br />
C21T.600 Modul Tatalaksana<br />
0,67<br />
2 Komprehensif (2)<br />
C21T.500<br />
2<br />
Modul Kegiatan<br />
Ilmiah II<br />
- Journal Reading 2<br />
- Sajian Kasus Khusus<br />
- Sari Pustaka/Referat<br />
1,00<br />
0,50<br />
1,00<br />
C21T.100<br />
2<br />
C21T.110<br />
2<br />
C21T.200<br />
1<br />
C21T.110<br />
3<br />
C21T.600<br />
3<br />
C21T.500<br />
3<br />
C21T.100<br />
3<br />
Modul<br />
Habilitasi/Rehabilitasi<br />
Anak II<br />
Modul Terapi IKFRM<br />
II (Prostetik-Ortotik<br />
dan Alat bantu)<br />
Modul<br />
Muskuloskeletal I<br />
Modul Terapi IKFRM<br />
II I<br />
Modul Tatalaksana<br />
Komprehensif (3)<br />
Modul Kegiatan<br />
Ilmiah III<br />
Modul<br />
Habilitasi/Rehabilitasi<br />
Anak III<br />
Semester 3<br />
- Tatalaksana KFR pada Motor<br />
Delay Development<br />
- UE-LE Orthosis<br />
- UE-LE Prostesis<br />
- Shoe Prescription<br />
- Spinal Orthosis<br />
- Peresepan Kursi Roda dan Alat<br />
bantu (cruth, Cane and Walker)<br />
- Tatalaksana KFR pada<br />
Osteoporosis<br />
- Tatalaksana KFR pada<br />
Tendinitis<br />
- Tatalaksana KFR pada Fraktur<br />
- Tatalaksana KFR pada<br />
Amputasi<br />
- Tatalaksana KFR pada Luka<br />
Bakar<br />
- Fisiologi menelan dan<br />
komunikasi<br />
- Tatalaksana KFR pada<br />
gangguan menelan<br />
- Tatalaksana KFR pada<br />
gangguan komunikasi<br />
- Journal Reading 3<br />
- Journal Reading 4<br />
- Sajian Kasus pendek<br />
- Sari Pustaka/Referat<br />
Semester 4<br />
- Tatalaksana KFR pada Cerebral<br />
Palsy<br />
- Pemeriksaan dan tatalaksana<br />
KFR pada gangguan menelan<br />
2,36<br />
4,00<br />
2,50<br />
2,00<br />
0,67<br />
1,00<br />
1,00<br />
0,50<br />
1,00<br />
2,50
357<br />
Sandi Mata Kuliah/Modul Tutorial/Sub Modul SKS<br />
(feeding)<br />
C21T.020<br />
1<br />
1,50<br />
C21T.300<br />
2<br />
C21T.400<br />
1<br />
C21T.200<br />
2<br />
C21T.600<br />
4<br />
C21T.500<br />
4<br />
C21T.510<br />
1<br />
C21T.100<br />
4<br />
C21T.400<br />
2<br />
C21T.200<br />
3<br />
C21T.600<br />
5<br />
Modul Prosedur<br />
IKFR Spesialistik dan<br />
subspesialistik I<br />
Modul IKFR<br />
Neuromuskuler II<br />
Modul IKFR<br />
Kardiorespirasi I<br />
Modul<br />
Muskuloskeletal II<br />
Modul Tatalaksana<br />
Komprehensif (4)<br />
Modul Kegiatan<br />
Ilmiah IV<br />
Modul Penelitian I,<br />
Modul Prosposal<br />
Penelitian<br />
Modul<br />
Habilitasi/Rehabilitasi<br />
Anak IV<br />
Modul IKFR<br />
Kardiorespirasi II<br />
Modul<br />
Muskuloskeletal III<br />
Modul Tatalaksana<br />
Komprehensif (5)<br />
- USG<br />
- CT Scan dan foto polos<br />
muskuloskeletal<br />
- Tatalaksana KFR pada<br />
myofascial trigger point<br />
sindrome (MTPS)<br />
- Tatalaksana KFR pada Spinal<br />
Cord Injury (SCI)<br />
- Pemeriksaan Dasar<br />
Kardiopulmoner<br />
- Modul Uji Latih<br />
- Tatalaksana KFP pada nyeri<br />
punggung bawah<br />
- Tatalaksana KFP pada nyeri<br />
lutut<br />
- Tatalaksana KFP pada nyeri<br />
bahu<br />
- Journal Reading 5<br />
- Journal Reading 6<br />
- Sajian Kasus khusus<br />
- Sari Pustaka/Referat<br />
Semester 5<br />
2,09<br />
2,50<br />
2,50<br />
0,67<br />
1,00<br />
1,00<br />
0,50<br />
1,00<br />
1,00<br />
- Kelainan Kongenital /Spina 2,04<br />
Bifida<br />
- Tatalaksana pada Skoliosis<br />
- Tatalaksana pada gangguan 3,50<br />
paru restriktif<br />
- Tatalaksana pada pasca infark<br />
Myocard<br />
- Tatalaksana Rehabilitasi pada<br />
CABG<br />
- Tatalaksana pada gangguan<br />
paru obstruktif (asma, PPOK)<br />
- Tatalaksana KFR pada Atritis 1,69<br />
0,67
358<br />
Sandi Mata Kuliah/Modul Tutorial/Sub Modul SKS<br />
C21T.500 Modul Kegiatan<br />
5 Ilmiah V<br />
C21T.510<br />
2<br />
C21T.100<br />
5<br />
C21T.300<br />
3<br />
C21T.020<br />
2<br />
C21T.600<br />
6<br />
C21T.500<br />
6<br />
C21T.510<br />
3<br />
C21T.100<br />
6<br />
C21T.300<br />
4<br />
C21T.400<br />
3<br />
C21T.200<br />
4<br />
Modul Penelitian II,<br />
Modul Hasil<br />
Penelitian<br />
Modul<br />
Habilitasi/Rehabilitasi<br />
Anak V<br />
Modul IKFR<br />
Neuromuskuler III<br />
Modul Prosedur<br />
IKFR Spesialistik dan<br />
subspesialistik II<br />
Modul Tatalaksana<br />
Komprehensif (6)<br />
Modul Kegiatan<br />
Ilmiah VI<br />
Modul Penelitian III,<br />
Ujian Tesis<br />
Modul<br />
Habilitasi/Rehabilitasi<br />
Anak VI<br />
Modul IKFR<br />
Neuromuskuler IV<br />
Modul IKFR<br />
Kardiorespirasi III<br />
Modul<br />
Muskuloskeletal IV<br />
- Journal Reading 7<br />
- Journal Reading 8<br />
- Sajian Kasus khusus<br />
- Sari Pustaka/Referat<br />
Semester 6<br />
- Autism syndrome + ADHD<br />
- Tatalaksana KFR pada<br />
gangguan Integrasi Sensori<br />
- Tatalaksana KFR pada<br />
Poliomyelitis<br />
- Tatalaksana pada Kelainan<br />
angulasi lutut dan kaki<br />
1,00<br />
1,00<br />
0,50<br />
1,00<br />
1,67<br />
4,50<br />
- EMG, Biofeedback 1,75<br />
- Tatalaksana KFR pada<br />
myofascial trigger point<br />
Sindrome (MTPS)<br />
- injeksi intralesional dan<br />
intraartikular<br />
- Hidrotherapy<br />
- Sajian Kasus pendek<br />
- Sari Pustaka/Referat<br />
Semester 7<br />
- Tatalaksana KFR pada SMA<br />
- Tatalaksana KFR pada myopati<br />
(DMP)<br />
- Movement disorder : Sindroma<br />
Parkinson<br />
- Tatalaksana KFR Pre dan<br />
pasca bedah thorax (paru,<br />
jantung)<br />
- Tatalaksana KFR pada Repair<br />
Tendon<br />
- Tatalaksana KFR pada sprain<br />
pergelangan kaki<br />
3,87<br />
0,67<br />
0,50<br />
1,00<br />
1,67<br />
2,00<br />
1,50<br />
1,75<br />
2,00<br />
C21T.120 Modul Terapeutik - Terapi okupasional 1,28
359<br />
Sandi Mata Kuliah/Modul Tutorial/Sub Modul SKS<br />
3 Exercise III<br />
C21T.000 Modul Paliatif<br />
- HIV/AIDS<br />
1,69<br />
5<br />
- Kanker<br />
C21T.600 Modul Tatalaksana<br />
0,67<br />
7 Komprehensif (7)<br />
C21T.500<br />
7<br />
Modul Kegiatan<br />
Ilmiah VII<br />
C21T.100<br />
7<br />
C21T.300<br />
5<br />
C21T.400<br />
4<br />
C21T.200<br />
5<br />
C21T.000<br />
4<br />
C21T.000<br />
6<br />
C21T.600<br />
8<br />
C21T.500<br />
8<br />
Modul<br />
Habilitasi/Rehabilitasi<br />
Anak VII<br />
Modul IKFR<br />
Neuromuskuler V<br />
Modul IKFR<br />
Kardiorespirasi IV<br />
Modul<br />
Muskuloskeletal V<br />
Modul Geriatri<br />
- Journal Reading 7<br />
- Journal Reading 8<br />
- Sajian Kasus khusus<br />
-<br />
Semester 8<br />
- Sindroma Down, Kelainan<br />
kongenital lain<br />
1,00<br />
1,00<br />
0,50<br />
1,75<br />
- Tatalaksana KFR pada Stroke 2,94<br />
- Gagal jantung kronik 1,28<br />
- COR : Cedera ACL 1,30<br />
- Demensia/Alzeimer<br />
1,75<br />
- Artroplasti sendi<br />
Modul RBM 0,50<br />
Modul Tatalaksana<br />
Komprehensif (8)<br />
Modul Kegiatan<br />
Ilmiah VIII<br />
0,67<br />
- Sajian Kasus khusus 0,50<br />
Deskripsi mata kuliah/modul Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi, dalam tabel<br />
berikut :<br />
Tabel 2.3 Total Beban Studi<br />
Akademik Profesi Jumlah<br />
Materi<br />
sks % sks % sks<br />
Bagian pertama (pendidikan dasar ilmiah) 11,22<br />
MDK<br />
MDU<br />
4,00<br />
1,00<br />
6,22<br />
-<br />
10,22<br />
1,00<br />
Bagian kedua (Pendidikan bidang kekhususan IKFR) 31,43<br />
MKK<br />
MKU<br />
12,44<br />
1,50<br />
13,24<br />
4,25<br />
25,68<br />
5,75
360<br />
Akademik Profesi Jumlah<br />
Materi<br />
sks % sks % sks<br />
Bagian ketiga (Kegiatan ilmiah riset / penguasaan<br />
68,17<br />
keterampilan profesional)<br />
MPK<br />
MPA-2<br />
MPA-1<br />
16,49<br />
-<br />
-<br />
28,34<br />
19,00<br />
4,34<br />
44,83<br />
19,00<br />
4,34<br />
Jumlah 35,43 75,39 110,99<br />
3. Beban Studi Materi Pendidikan<br />
1. Materi Dasar Umum (MDU)<br />
Materi Dasar Umum adalah materi pendidikan yang memberikan dasar<br />
pengetahuan bagi setiap ilmuwan agar menjadi seorang<br />
penggagas dan peneliti. Materi ini merupakan materi dasar yang<br />
tidak menyangkut bidang ilmu kedokteran secara langsung.<br />
Tabel 2.4 Materi Dasar Umum<br />
No<br />
Materi Dasar Umum<br />
SKS<br />
A<br />
1 Filsafat Ilmu Pengetahuan & Etika 1,00 -<br />
profesi<br />
Jumlah 1,00 -<br />
P<br />
Pokok bahasan ini dipakai sebagai pendidikan dasar bersama untuk<br />
pencapaian bidang Spesialis-1 dan bidang keterampilan<br />
keprofesian.<br />
2. Materi Dasar Khusus (MDK)<br />
Materi Dasar Khusus berisi dasar pengetahuan keahlian dalam<br />
bidang ilmu kedokteran agar peserta mampu mengenali,<br />
memecahkan masalah, menjadi pengembang ilmu dan pada<br />
gilirannya dapat menerapkan keprofesiannya dalam kualitas yang<br />
tinggi.<br />
Tabel 2.5 Materi Dasar Khusus<br />
No Materi Dasar Khusus<br />
SKS<br />
A P<br />
1 Modul Dasar IKFRM I 2,00 2,50<br />
2 Modul Dasar IKFRM II 1,00 1,50<br />
3 Modul Pemeriksaan IKFR 1,00 2,22<br />
umlah 4,00 6,22
361<br />
Materi Dasar Umun dan Materi Dasar Khusus merupakan program<br />
dasar pendalaman akademik sebagai seorang spesialis yang<br />
dikelola sebagian oleh FK (Pendidikan dasar).<br />
3. Materi Keahlian Umum (MKU)<br />
Materi Keahlian Umum adalah materi pendidikan yang memberikan<br />
dasar pengetahuan dan keterampilan dalam bidang IKFR agar<br />
mampu menangani masalah melalui pendekatan dan intervensi IKFR<br />
secara ilmiah.<br />
Tabel 2.6 Materi Keahlian Umum<br />
No Materi Keahlian Umum SKS<br />
A P<br />
1. Modul Prosedur IKFR Spesialistik dan 1,00 3,00<br />
sub spesialistik I<br />
- USG<br />
- CT Scan dan foto polos<br />
muskuloskeletal<br />
2. Modul Neuromuskuler III<br />
0,50 1,25<br />
- EMG, Biofeedback<br />
Jumlah 1,50 4,25<br />
Materi Keahlian Umum ini termasuk materi pendidikan spesialis-1<br />
dan pendidikan keprofesian Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi<br />
dan diselenggarakan sepenuhnya oleh Departemen Ilmu<br />
Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi<br />
4. Materi Keahlian Khusus (MKK)<br />
Materi Keahlian Khusus adalah materi pendidikan yang<br />
memberikan pengetahuan dana keterampilan dalam IKFR agar<br />
menjadi pakar dalam bidangnya.<br />
Materi Keahlian Khusus merupakan materi pendidikan dari<br />
berbagai subdisiplin dalam lingkup Ilmu Kedokteran Fisik dan<br />
Rehabilitasi.<br />
Tabel 2.7 Materi Keahlian Khusus<br />
No Materi Keahlian Khusus<br />
SKS<br />
A P<br />
1 Modul habilitasi/Rehabilitasi 1,00 1,52<br />
Anak I<br />
2 Modul Terapeutik Exercise 1 1,00 1,00<br />
3 Modul Modul Terapi IKFRM I<br />
(Modalitas)<br />
1,50 2,00
362<br />
No Materi Keahlian Khusus<br />
SKS<br />
A P<br />
4 Modul Habilitasi/Rehabilitasi 1,00 1,36<br />
Anak II<br />
5 Modul Prostetik-Ortotik dan alat 2,00 2,00<br />
bantu<br />
6 Modul IKFR Muskuloskeletal I 1,00<br />
7 Modul IKFR Neuromuskuler I 1,00<br />
8 Modul IKFR Muskuloskeletal II 1,50<br />
9 Modul Kardiorespirasi I 1,00<br />
10 Modul Tatalaksana<br />
0,67<br />
Komprehensif I<br />
11 Modul Tatalaksana<br />
0,67<br />
Komprehensif II<br />
12 Modul Tatalaksana<br />
0,67<br />
Komprehensif III<br />
13 Modul Tatalaksana<br />
0,67<br />
Komprehensif IV<br />
14 Modul Tatalaksana<br />
0,67<br />
Komprehensif V<br />
15 Modul Tatalaksana<br />
0,67<br />
Komprehensif VI<br />
16 Modul Tatalaksana<br />
0,67<br />
Komprehensif VII<br />
17 Modul Tatalaksana<br />
0,67<br />
Komprehensif VIII<br />
18 Modul Neuromuskuler IV 1,44<br />
Jumlah 12,44 13,24<br />
5. Materi Penerapan Akademik (MPA)<br />
Materi Penerapan Akademik bersisi kegiatan akademik berupa<br />
penerapan ilmu yang didapat sebelumnya. Materi ini merupakan<br />
rangkaian kegiatan ilmiah yang langsung berhubungan dengan<br />
keilmuan yang ditekuni. Kegiatan ini bertujuan membina<br />
pengetahuan, sikap dan tingkah laku ilmuwan, menguasai metode<br />
riset ilmiah, mampu membuat tulisan ilmiah, dan menulis tesis<br />
ilmiah untuk mendukung keterampilan keprofesian sebagai Dokter<br />
Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi berdasarkan<br />
kedokteran berbasis bukti.<br />
Materi Penerapan Akademik terdiri dari 2 kelompok sebagai<br />
berikut :<br />
a. Kelompok 1 : MPA-1<br />
Materi penerapan Akademik kelompok 1 terdiri dari :
363<br />
<br />
Modul Proposal Penelitian, Modul Hasil Penelitian dan<br />
Tesis<br />
b. Kelompok 2 : MPA-2<br />
Materi Penerapan Akademik kelompok 2 terdiri dari :<br />
Journal Reading<br />
Sajian Kasus Umum<br />
Sajian Kasus Khusus<br />
Sajian Kasus Pendek<br />
Sari Pustaka<br />
Materi Penerapan Akademik kelompok 2 termasuk dalam kegiatan<br />
pelatihan keprofesian, sebagai penguat untuk mendapat<br />
keterampilan keprofesian sebagai seorang Dokter Spesialis<br />
Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi yang merupakan syarat utama<br />
untuk mendapatkan gelar SpKFR.<br />
6. Materi Penerapan Keprofesian (MPK)<br />
Materi Penerapan Keprofesian berisi pendidikan dan pelatihan<br />
penerapan keprofesian dengan menerapkan ilmu yang didapatkan<br />
sebelumnya secara nyata melalui berbagai kegiatan keprofesian<br />
klinik bidang IKFR.<br />
Proses kegiatan pelatihan keprofesian dilaksanakan di Rumah<br />
Sakit Penididikan Utama dan di Rumah Sakit Jejaring, baik<br />
didalam maupun diluar jam kerja (tugas luar), agar mendapatkan<br />
keterampilanberupa penguasaan kasus-kasus sehingga dapat<br />
diterapkan berbagai prosedur Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi<br />
dengan jumlah dan variasi yang sesuai untuk mencapai tingkat<br />
kompetensi yang diharapkan.<br />
Kegiatan pelatihan keprofesian bertujuan untuk mencapai<br />
keterampilan (kompetensi) profesional berkualitas tinggi yang<br />
didukukung oleh pengetahuan akademik yang tangguh dan<br />
mantap (scientist physician). Dengan kompetensi tersebut di atas<br />
pelayanan kesehatan akan bertaraf dan berkualitas tinggi sesuai<br />
perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran. Strategi yang dipilih<br />
ialah pelatihan keprofesian dengan cara kerja praktik di ruang<br />
rawat inap dan dipoliklinik atau unit rawat jalan melalui pendekatan<br />
kedokteran berbasis bukti. Semua kegiatan pendidikan<br />
keprofesian harus dicatat dalam buku log.
364<br />
Tabel 2.8 Materi Penerapan Keprofesian<br />
No Materi Penerapan Keprofesian<br />
SKS<br />
A P<br />
1 Modul Terapeutik exercise 2 0,50 0,50<br />
2 Modul IKFR Muskuloskeletal I 1,50<br />
3 Modul IKFR Neuromuskuler I 1,00<br />
4 Modul Terapi IKFRM 3 1,00 1,00<br />
5 Modul IKFR Muskuloskeletal II 1,00<br />
6 Modul Kardiorespirasi I 1,50<br />
7 Modul IKFR Neuromuskuler II 1,00 1,09<br />
8 Modul Habilitasi/Rehabilitasi Anak IV 0,89 1,15<br />
9 Modul Kardiorespirasi II 1,50 2,00<br />
10 Modul IKFR Muskuloskeletal III 1,00 1,00<br />
11 Modul Geriatri 0,75 1,00<br />
13 Modul IKFR Neuromuskuler III 0,50 1,19<br />
14 Modul IKFR Kardiorespirasi III 0,75 1,00<br />
15 Modul Habilitasi/Rehabilitasi Anak V 1.50 3,00<br />
16 Modul IKFR Muskuloskeletal IV 0,50 0,80<br />
17 Modul IKFR Neuromuskuler IV 0,50 1,00<br />
Modul IKFR Neuromuskuler V 1,50<br />
18 Modul Habilitasi/Rehabilitasi Anak VI 1,00 1,00<br />
19 Modul Prosedur IKFR Spesialistik 1,33 2,54<br />
dan sub spesialistik II<br />
20 Modul Paliatif 0,69 1,00<br />
21 Modul RBM 0,50<br />
22 Modul Habilitasi/Rehabilitasi Anak 1,75 0,75<br />
VII<br />
24 Modul Teurapeutik exercise III 0,58 0,78<br />
Modul Kardiorespirasi III 0,75 0,54<br />
Jumlah 16,49 28,34<br />
Tujuan kerja praktik selain untuk mencapai keterampilan keprofesian (skill)<br />
juga untuk penguat dalam penguasaan keilmuan (knowledge) melalui<br />
kegiatan materi penerapan akademik (terutama kelompok 2).<br />
4. PRASYARAT MODUL<br />
Prasyarat modul merupakan suatu syarat yang harus di tempuh dalam<br />
pelaksanaan modul berikutnya.<br />
Tabel 2.9 Prasyarat Modul<br />
Modul<br />
Prasyarat<br />
<br />
Modul Neuropatik<br />
Perifer<br />
<br />
Modul Dasar IKFR I dan<br />
Modul Pemeriksaan IKFR
365<br />
<br />
Modul<br />
Modul Terapi IKFR III<br />
<br />
<br />
Prasyarat<br />
Modul Dasar IKFR I dan<br />
Modul Fisiologi Latihan<br />
Modul Terapi IKFR I dan II<br />
<br />
<br />
Modul IKFR<br />
Neuromuskuler II<br />
Modul IKFR<br />
Neuromuskuler III<br />
<br />
<br />
Modul IKFR<br />
Neuromuskuler I<br />
Modul IKFR<br />
Neuromuskuler II<br />
<br />
<br />
<br />
Stase di RS lain<br />
Modul<br />
Neuromuskuler IV<br />
Modul<br />
Neuromuskuler V<br />
<br />
<br />
<br />
Modul Dasar IKFR I dan<br />
Modul Fisiologi Latihan<br />
Modul IKFR<br />
Neuromuskuler III<br />
Modul IKFR<br />
Neuromuskuler IV<br />
<br />
Deep Heating (SWD,<br />
MWD dan USD)<br />
Sudah melewati :<br />
- Superficial Heating<br />
- Biologi dan Patobiologi<br />
- Fisiologi KFR<br />
<br />
Tatalaksana KFR<br />
pada Osteoporosis<br />
<br />
Sudah Modul Kines<br />
(semua) dan Biologi dan<br />
Patobiologi<br />
<br />
<br />
Demensia / Alzeimer<br />
Artroplasti sendi<br />
Sudah melewati modul :<br />
- Neuromuscular I – III<br />
- Musculoskeletal I – III<br />
- Paliatif<br />
Sudah melewati modul :<br />
- Hip & Knee (Kines)<br />
- Kelainan Angulasi Lutut<br />
& Kaki
366<br />
Modul<br />
Prasyarat<br />
- Tatalaksana KFR pada<br />
Artritis<br />
<br />
Modul Arthritis<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Kinesiologi UE, LE, Spine<br />
Pemeriksaan Dasar<br />
Muskuloskeletal<br />
Modul Terapi IKFRM I<br />
Modul Thera ex I & II<br />
Modul Therapi IKFRM II<br />
<br />
Modul KFR Pre &<br />
Pasca Bedah Thera<br />
ex (IKFR<br />
Kardiorespirasi III)<br />
<br />
<br />
Modul Therapeutik<br />
Exercise I<br />
Modul Kardiorespi I & II<br />
<br />
<br />
Modul Tatalaksana<br />
Pada Gangguan Paru<br />
Restriktif<br />
Modul Tatalaksana<br />
Pada Gangguan Paru<br />
Obstruktif (asma,<br />
PPOK)<br />
Modul IKFR Kardiorespi I,<br />
Diantaranya :<br />
- Pemeriksaan Dasar<br />
Kardiopulmoner<br />
- Anatomi, Fisiologi<br />
system Kardiorespiratori<br />
- Patofisiologi Gangguan<br />
Sistem Kardiorespirasi<br />
- Modul Uji Jalan<br />
Modul IKFR Kardiorespi I,<br />
Diantaranya :<br />
- Pemeriksaan Dasar<br />
Kardiopulmoner<br />
- Anatomi, Fisiologi<br />
system Kardiorespiratori<br />
- Patofisiologi Gangguan<br />
Sistem Kardiorespirasi<br />
- Modul Uji Jalan<br />
<br />
Modul Terapi IKFRM III:<br />
- Fisiologi Menelan Dan<br />
Komunikasi<br />
Tatalaksana Pada<br />
Gangguan Menelan<br />
Spinal Orthosis Modul Anatomi dan
367<br />
Modul<br />
Prasyarat<br />
Kinesiologi spine<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Kelainan Konginital<br />
Spina Bifida<br />
Tatalaksana Scoliosis<br />
Tatalaksana KFR<br />
Pada Repair Tendon<br />
Modul Luka Bakar<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Modul Fisiologi KFR<br />
Pemeriksaan Dasar<br />
Neuromuskuler<br />
Modul Anatomi dan<br />
Kinesiologi Spine<br />
Modul Anatomi dan<br />
Kinesiologi LE<br />
Pemeriksaan Dasar<br />
Muskuloskeletal<br />
<br />
EMG Biofeedback<br />
<br />
<br />
Modul Pemeriksaan Dasar<br />
Muskuloskeletal<br />
Modul Anatomi dan<br />
Kinesiologi seluruh alat<br />
gerak dan spine<br />
<br />
<br />
<br />
Modul Artoplasti<br />
Sendi<br />
Modul Myofascial<br />
Triger Point (MTPS)<br />
Modul Kinesio<br />
tapping<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Modul Fisiologi KFR<br />
Modul Anatomi dan<br />
Kinesiologi LE<br />
Modul Nyeri leher<br />
Modul Anatomi dan<br />
Modul Pemeriksaan Dasar<br />
Muskuloskeletal<br />
<br />
Modul UE, LE<br />
Orthosis<br />
<br />
<br />
Modul Anatomi dan<br />
Kinesiologi<br />
Modul Pemeriksaan Dasar<br />
Muskuloskeletal<br />
<br />
Modul Tatalaksana<br />
KFR Pada Fraktur<br />
<br />
<br />
Modul Anatomi dan<br />
Kinesiologi<br />
Modul Pemeriksaan Dasar<br />
Muskuloskeletal<br />
<br />
Modul Fisiologi<br />
Latihan<br />
<br />
Modul UE, LE Orthosis<br />
<br />
Modul Tatalaksana<br />
<br />
Modul Fisiologi KFR
368<br />
Modul<br />
KFR Pada nyeri Lutut<br />
Prasyarat<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Modul Tatalaksana<br />
KFR Pada Nyeri<br />
Bahu<br />
Modul Tatalaksana<br />
KFR Pada Sprain<br />
Pergelangan Kaki<br />
Modul Injeksi<br />
Intralesional dan<br />
Intraartikular<br />
Modul COR : Cedera<br />
ACL<br />
Modul Cold Therapy<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Modul Anatomi dan<br />
Kinesiologi UE<br />
Pemeriksaan Dasar<br />
Muskuloskeletal<br />
Modul Anatomi dan<br />
Kinesiologi LE<br />
Pemeriksaan Dasar<br />
Muskuloskeletal<br />
Modul Anatomi dan<br />
Kinesiologi UE dan LE<br />
Pemeriksaan Dasar<br />
Muskuloskeletal<br />
Modul Anatomi dan<br />
Kinesiologi<br />
Pemeriksaan Dasar<br />
Muskuloskeletal<br />
Modul Anatomi dan<br />
Kinesiologi LE<br />
Pemeriksaan Dasar<br />
Muskuloskeletal<br />
Modul Fisiologi KFR<br />
<br />
Modul Fisiologi<br />
Latihan<br />
<br />
Modul Fisiologi KFR<br />
<br />
<br />
Modul Tatalaksana<br />
KFR pada Amputasi<br />
Modul Terapi<br />
Stimulasi Elektrik<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Modul Anatomi dan<br />
Kinesiologi<br />
Modul Pemeriksaan Dasar<br />
Muskuloskeletal<br />
Modul UE, LE Prostesis<br />
Modul Fisiologi KFR<br />
<br />
Tatalaksana KFR<br />
Motor Delayed<br />
Development<br />
<br />
Modul Pemeriksaan Dasar<br />
Pediatrik
369<br />
Modul<br />
Prasyarat<br />
<br />
Tatalaksana KFR<br />
pada Cerebral Palsy<br />
<br />
Tataaksana KFR Motor<br />
Delayed Development<br />
<br />
Pemeriksaan dan<br />
Tatalaksana KFR<br />
pada Gangguan<br />
Menelan (feeding)<br />
<br />
Fisiologi Menelan dan<br />
Komunikasi<br />
C. Evaluasi Hasil Belajar<br />
Semua Peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis-1 Ilmu Kedokteran Fisik<br />
dan Rehabilitasi FK Unpad mempunyai buku log yang merupakan bukti tertulis<br />
setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh beserta tingkat kompetensi yang sudah<br />
dicapai.<br />
1. Evaluasi Hasil Pembelajaran<br />
Tujuan evaluasi hasil pembelajaran adalah untuk mengetahui apakah telah<br />
mencapai kemampuan akademik profesional (professional performance) sesuai<br />
dengan kurikulum pendidikan. Secara artifisial kemampuan profesional tersebut<br />
dapat dipilah-pilah dalam ranah sebagai berikut :<br />
P – pengetahuan (knowledge)<br />
K – keterampilan (skill)<br />
S – sikap (attitude)<br />
Evaluasi selama masa pendidikan dilaksanakan secara bertahap, berkala<br />
dan berkesinambungan. Evaluasi hasil pembelajaran bersifat sumatif untuk<br />
menentukan keputusan disamping bersifat formatif untuk memberikan umpan<br />
balik kepada peserta didik.<br />
2. Evaluasi Tahap Pra-Kualifikasi<br />
Evaluasi pada akhir semester pertama, untuk menentukan apakah peserta<br />
dapat melanjutkan pendidikan pada semester-semester berikutnya. Bila dinilai<br />
tidak mampu meneruskan studi maka diberikan keputusan untuk menghentikan<br />
pendidikan. Bila mampu, peserta program dapat melanjutkan ke tahap<br />
pendidikan berikutnya.<br />
Tahap pra-kualifikasi disamping merupakan persyaratan untuk tahap<br />
berikutnya juga merupakan tahap kualifikasi untuk menilai apakah mampu<br />
meneruskan studi atau tidak. Bila dinilai tidak mampu meneruskan studi maka<br />
diberikan keputusan untuk menghentikan pendidikan. Setelah dinyatakan lulus<br />
semua evaluasi berkala diharuskan menempuh Evaluasi Nasional.<br />
3. Evaluasi Kegiatan Akademik<br />
Tujuan akademik ialah pencapaian pendalaman ilmu (knowledge). Evaluasi<br />
yang digunakan ialah ujian obyektif yang meliputi berbagai cara sebagai berikut :
370<br />
a. Ujian Tulis<br />
Esai modifikasi (modified essay question)<br />
Pilihan jamak (multiple choice question)<br />
b. Ujian Lisan (wawancara)<br />
Memakai lembar penilaian (check list atau rating scale)<br />
4. Kegiatan Akademik Modul<br />
Evaluasi kegiatan akademik modul bersifat sumatif dan dilakukan pada<br />
akhir setiap kegiatan serta diselenggarakan oleh staf penilai modul bersangkutan.<br />
Penilai kegiatan akademik modul didapat dari :<br />
a. Modul pembekalan<br />
Modul pengantar IKFR<br />
Modul Dasar IKFR<br />
Modul Anatomi, Kinesiologi, dan Fisiologi Rehabilitasi<br />
Modul Terapi Modalitas dalam KFR<br />
Modul Latihan Terapeutik<br />
Modul Prostetik-ortotik dan alat Bantu<br />
b. Modul divisi<br />
Habilitasi/Rehabilitasi Medik Anak<br />
Muskuloskeletal<br />
Neuromuskuler<br />
Kardiorespirasi<br />
Geriatri<br />
5. Kegiatan Akademik Non Modul<br />
Evaluasi kegiatan akademik non modul terjadwal dilakukan setiap akhir<br />
kegiatan dengan memakai lembar penilaian. Penilaian kegiatan akademik nonmodul<br />
didapat dari penilaian :<br />
Sajian Kasus Panjang (long case)<br />
Sajian Kasus Pendek (short case)<br />
Journal reading<br />
Tinjauan Pustaka<br />
Proposal Penelitian<br />
Tesis<br />
Presentasi di luar institusi<br />
Evaluasi kegiatan pelatihan keprofesian<br />
Tujuan yang ingin dicapai pada kegiatan pelatihan keprofesian ialah<br />
kemampuan profesional Dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan<br />
Rehabilitasi. Oleh karena itu fokus penilaian ialah pencapaian<br />
keterampilan dan kemampuan (skill). Namun pada hakekatnya<br />
penilaian kemampuan profesional merupakan penilaian komprehensif<br />
terhadap ketiga ranah (knowlenge, skill, attitude) tersebut diatas.<br />
Umumnya cara yang digunakan adalah :
371<br />
o<br />
o<br />
o<br />
Ujian komprehensif dengan menggunakan pasien sebagai entry<br />
Ujian praktik (ujian keterampilan)<br />
Penilaian sehari-hari yang berkesinambungan (continuous<br />
assessment)<br />
Penilaian kegiatan pelatihan keprofesian didapat dari penilaian selama<br />
bekerja di divisi yang meliputi:<br />
Tatalaksana pasien rawat inap<br />
Tatalaksana pasien rawat jalan<br />
Prosedur KFR<br />
Evaluasi kegiatan pelatihan keprofesian dilakukan dengan memakai lembar<br />
penilaian. Ujian komprehensif dan ujian praktik yang bersifat sumatif<br />
dilakukan pada akhir semester 8.<br />
6. Rapat Evaluasi<br />
Penetuan keputusan terhadap hasil evaluasi ditetapkan melalui rapat<br />
evaluasi program studi yang dilaksanakan minimal 2 kali dalam 1 semester atau<br />
setiap 3 (tiga) bulan sekali.<br />
a. Ketua<br />
Ketua Program Studi (merangkap anggota)<br />
b. Kelompok Fungsional (merangkap anggota)<br />
o Pendidikan PSSK dan PSPD serta evaluasi<br />
o Pendidikan PPDS dan sumber daya<br />
o Penelitian, kerja sama, dan pengabdian masyarakat<br />
c. Anggota<br />
o Kepala Departemen IKFR FK UNPAD<br />
o Para pembimbing semester<br />
o Para anggota Divisi<br />
o Para penanggungjawab modul<br />
o Para penanggungjawab rumah sakit mitra<br />
o Staf pengajar IKFR<br />
D. Pedoman Ujian<br />
1. Jenis-jenis Ujian Yang Digunakan<br />
a. Ujian Tulis<br />
Ujian tulis dilakukan setiap akhir semester. Berbagai divisi dan modul<br />
memberi masukan sesuai dengan modul yang dijalankan. Ujian ini<br />
dimaksudkan sebagai ujian formatif untuk mengetahui sejauh mana<br />
pokok bahasan telah dipahami peserta program. Ujian diberikan dalam<br />
bentuk soal pilihan jamak atau esai sesuai modul yang diberikan.
372<br />
b. Ujian lisan/praktik<br />
Ujian lisan praktik dilakukan pada akhir semester 1 (pemeriksaan<br />
fisik), semester 2 (modalitas), dan semester 3 (ortotik prostetik). Pada akhir<br />
rotasi / modul dapat diadakan ujian lisan tambahan. Penilaian pada ujian<br />
praktik mempergunakan lembar penilaian yang telah dipersiapkan. Pasien<br />
(kasus) dapat dipakai sebagai entry untuk membahas lingkup Ilmu<br />
Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi secara komprehensif sesuai modul,<br />
semester 1 – 8.<br />
Penilaian sehari-hari (Continuous assessment)<br />
Penilaian kegiatan sehari-hari terutama dilakukan pada setiap unit (kerja di<br />
poliklinik, kerja bangsal, penyuluhan dan kegiatan lain) yang mencakup<br />
asfek kognitif, psikomotor dan afektif. Penilaian pada umumnya dilakukan<br />
dengan menggunakan lembar penilaian (observation sheet : rating<br />
scale/checklist)<br />
Pemberian angka, nilai mutu, markah dan interprestasi<br />
Cara yang dipakai untuk memberi angka, nilai mutu, markah dan<br />
interprestasi dapat dilihat pada tabel menunjukkan predikat yang diberikan<br />
setelah menyelesaikan satu modul.<br />
Tabel 2.10 Nilai, huruf, dan angka mutu pada penilaian<br />
Nilai Akhir Huruf Mutu Angka Mutu<br />
80 ≤ NA ≤ 100 A 3,20 ≤ AM ≤ 4,00<br />
68 ≤ NA < 80 B 2,72 ≤ AM < 3,20<br />
56 ≤ NA < 68 C 2,24 ≤ AM < 2,72<br />
45 ≤ NA < 56 D 1,80 ≤ AM < 2,24<br />
NA < 45 E AM < 1,80<br />
Tabel 2.11 Nilai batas lulus (NBL) ditetapkan sebagai berikut :<br />
Angka Nilai Mutu Markah Predikat<br />
70 3,00 B Baik<br />
Tabel 2.12 Predikat yang diberikan pada hasil penilaian<br />
Nilai Mutu<br />
Predikat<br />
3,71 – 4,00 Dengan pujian (cum laude)<br />
3,41 – 3,70<br />
Sangat memuaskan<br />
2,75 – 3,40<br />
Memuaskan<br />
Nilai mutu, markah dan predikat tersebut mengacu Peraturan Rektor<br />
Universitas Padjadjaran tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan<br />
Pendidikan Universitas Padjadjaran Tahun Akademik 2014/2015.
373<br />
Kelulusan dengan predikat dengan pujian (cum laude) tidak hanya<br />
berdasarkan pada IPK, tetapi dengan mempertimbangkan masa studi<br />
maksimum, yakni masa studi minimum (N) ditambah 0,5 tahun (n+0,5)<br />
tahun.<br />
Batas akhir masa studi (Masa Studi Maksimal) Prodi IKFR adalah : n + ½ n<br />
(n = lama masa studi terjadwal) yaitu : 8 + ½ (8) = 12 Semester<br />
c. Ujian Institusional<br />
Ujian Institusional diselenggarakan oleh Prodi PPDS-1 IKFR 2 kali /<br />
tahun, yaitu setiap bulan Februari dan Agustus. Kriteria dan jumlah<br />
penguji dalam Ujian Institusional ditentukan oleh Prodi PPDS-1 IKFR.<br />
Materi ujian disiapkan oleh Panitia Ujian Institusional IKFR FK Unpad.<br />
Ujan Institusional terdiri Ujian Tulis dan Ujian Lisan. Teknis<br />
pelaksanaan dan syarat-syarat kelulusan mengikuti aturan yang<br />
ditetapkan untuk ujian nasional.<br />
d. Ujian Nasional (National Board Examination)<br />
Ujian Nasional diselenggarakan oleh Kolegium PPDS-1 IKFR 2 kali /<br />
tahun, yaitu setiap bulan Desember dan Juni. Kriteria dan jumlah<br />
penguji dalam Ujian Institusional ditentukan oleh Kolegium IKFR.<br />
Materi ujian disiapkan oleh Komisi Ujian Nasional IKFR FK Unpad.<br />
Ujan Nasional terdiri Ujian Tulis dan Ujian Lisan.<br />
e. Unas (Ujian Nasional) Tulis<br />
Ujian Nasional Tulis diselenggarakan 2 minggu sebelum Ujian<br />
Nasional Lisan dan dilakukan di Pusat-pusat Pendidikan Dokter<br />
Spesialis-1 IKFR di Indonesia dalam waktu yang bersamaan dan<br />
dikoordinasi oleh masing-masing KPS. Kelulusan peserta didik dalam<br />
Ujian Nasional Tulis merupakan prasyarat untuk dapat mengikuti Ujian<br />
Nasional Lisan. Nilai Batas Lulus (NBL) Ujian Nasional Tulis adalah 60<br />
dari nilai maksimum 100.<br />
f. Unas (Ujian Nasional) Lisan<br />
Ujian Nasional Lisan diselenggarakan setiap bulan Januari dan Juli<br />
dan diselenggarakan secara bergantian di satu Pusat Pendidikan<br />
Dokter Spesialis-1 IKFR yang ditentukan oleh Kolegium IKFR. Materi<br />
Ujian Nasional Lisan disiapkan oleh Komisi Ujian Nasional Kolegium<br />
IKFR.<br />
Materi Ujian Nasional Lisan terdiri dari 4 (empat) subjek, yaitu :<br />
1) Ujian Kasus dengan materi uji<br />
Keterampilan pemeriksaan<br />
Keterampilan pembuatan catatan medik<br />
Manajemen kasus<br />
NBL (Nilai Batas Lulus) : 70 dari nilai maksimum 100<br />
2) Pengetahuan Umum (General Knowledge) dalam IKFR
374<br />
3) Modalitas Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi<br />
4) Ortotik-Prostetik Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi<br />
Dengan catatan nilai hasil akhir untuk materi butir 2, 3 dan 4, tidak<br />
kurang dari 60 untuk masing-masing materi.<br />
E. Tata Tertib<br />
1. Kehadiran<br />
a) Daftar hadir harus diisi pada saat kedatangan, kepulangan dan<br />
setiap acara ilmiah<br />
b) Daftar hadir diisi dalam rentang waktu 15 menit setelah acara<br />
dimulai, kemudian diserahkan kepada konsulen pembimbing saat<br />
itu<br />
c) Keterlambatan kehadiran sampai 15 menit setelah acara ilmiah<br />
dimulai, dianggap absen ¼ hari.<br />
d) Keterlambatan kehadiran lebih dari 15 menit pada acara ilmiah<br />
(setelah acara dimulai) dianggap absen ½ hari, kecuali bila telah<br />
meminta ijin sebelumnya.<br />
e) Keterlambatan kehadiran harus disertai dengan alasan yang jelas<br />
dan dapat diterima (diketahui oleh pembimbing acara ilmiah dan<br />
chief residen).<br />
f) Contoh alasan yang dapat diterima adalah: yang bersangkutan sakit<br />
atau keluarga dekat (suami/istri/anak/orang tua) sakit serta<br />
keperluan yang memerlukan kehadiran yang bersangkutan seperti<br />
memperpanjang SIM, pengambilan rapor anak dan lain sebagainya.<br />
(Hal-hal lain yang ada diluar contoh ini dipertimbangkan oleh<br />
pembimbing acara ilmiah yang bersangkutan).<br />
g) Ketidakhadiran dalam modul wajib maksimal 10% dari total waktu<br />
pelaksanaan modul hingga selesai, bila peserta PPDS-1 tidak<br />
mengikuti modul lebih dari 10% alokasi waktu maka peserta PPDS-<br />
1 tersebut harus mengulang modul tersebut dan tidak dapat<br />
mengambil modul yang menjadikan modul tersebut sebagai<br />
prasyaratnya di semester berikutnya.<br />
2. Peraturan Ketidak hadiran<br />
Ketidakhadiran tidak diperbolehkan lebih dari 5 (lima) hari per semester<br />
(termasuk cuti dan ijin), tidak bersifat kumulatif<br />
Ketentuan Umum<br />
Sebelum dan sesudah cuti /ijin, tugas-tugas yang bersangkutan harus<br />
dialih tugaskan kepada yang ditunjuk untuk menggantikan yang cuti/ijin<br />
dengan sepengetahuan koordinator pelayanan Departemen IKFR<br />
RSHS-FKUP.
375<br />
3. Ijin Meninggalkan Tempat Tugas<br />
a) Meninggalkan Tempat Pada Waktu Bertugas<br />
Apabila peserta meninggalkan tempat tugas pada jam kerja,<br />
peserta tersebut diwajibkan untuk meminta ijin dahulu kepada<br />
KPS dan atau penanggungjawab tempat bertugas (koordinator<br />
pelayanan)<br />
Apabila peserta tidak dapat dapat menghadiri kegiatan ilmiah di<br />
departemen oleh karena masih ada pekerjaan ditempat tugas<br />
yang tidak dapat ditinggalkan atau karena ada keperluan pribadi<br />
yang mendesak, maka peserta pendidikan diwajibkan<br />
memberitahu/meminta ijin pembimbing kegiatan ilmiah tersebut.<br />
b) Meninggalkan Tempat Tugas Selama Satu Hari<br />
Apabila peserta tidak dapat hadir selama satu hari, maka<br />
peserta PPDS-1 tersebut harus meminta ijin kepada KPS dan<br />
pembimbing kegiatan ilmiah hari tersebut.<br />
Apabila peserta PPDS-1 tidak dapat hadir selama satu hari<br />
karena mendapat tugas pendidikan dari Departemen, peserta<br />
PPDS-1 tersebut diwajibkan memberitahukan kepada KPS,<br />
penanggungjawab tempat bertugas dan pembimbing kegiatan<br />
ilmiah hari tersebut.<br />
Apabila tidak dapat hadir selama satu hari karena sakit, harus<br />
segera memberitahukan KPS dan penanggung jawab<br />
ditempatnya bertugas secara tertulis atau melalui telepon.<br />
Surat ijin tertulis telah disetujui oleh penanggung jawab<br />
ditempatnya bertugas dan segera diberikan ke Sekretaris<br />
Pendidikan.<br />
c) Meninggalkan Tempat Tugas Lebih Dari Satu Hari<br />
Apabila peserta PPDS-1 akan meninggalkan tempat tugas lebih dari<br />
satu hari, maka peserta PPDS-1 tersebut diwajibkan untuk<br />
mengajukan permohonan tertulis yang ditujukan kepada KPS/SPS,<br />
setelah terlebih dahulu meminta ijin dan mendapat persetujuan<br />
tertulis dari penanggung jawab di tempatnya bertugas dengan<br />
memberitahukan kepada pembimbing semester.<br />
d) Meninggalkan Tempat Tugas Untuk Penelitian<br />
Untuk keperluan penelitian peserta PPDS-1 yang dikerjakan dalam jam<br />
kerja harus mendapatkan ijin tertulis dari KPS atas sepengetahuan<br />
pembimbing penelitian. Sebelum dilaksanakannya penelitian maka<br />
pembimbing harus menginformasikan tentang pelaksanaan<br />
penelitian yang sedang dilaksanakan dalam rapat rutin pendidikan.
376<br />
4. Cuti<br />
Sehubungan dengan peraturan akademik tentang cuti yang mengacu<br />
pada aturan dasar Pendidikan FK UNPAD tentang cuti akademik, maka<br />
cuti lain di luar cuti akademik diatur oleh Program Studi masing-masing.<br />
a. Cuti Tahunan<br />
1) Permohonan cuti dapat diajukan setelah menjalani pendidikan<br />
selama 2 (dua) semester<br />
2) Permohonan cuti diajukan selambatnya 1 (satu) bulan sebelum<br />
tanggalnya.<br />
3) Permohonan cuti diajukan kepada Kepala Departemen melalui<br />
Ketua Program Studi/Sekretaris Program Studi, setelah<br />
sebelumnya mendapatkan persetujuan tertulis dari<br />
penanggungjawab di tempatnya bertugas dengan dilengkapi<br />
data mengenai :<br />
Alamat pada saat cuti<br />
Sejawat Rehabilitasi Medik yang bertugas / menggantikan<br />
ditempat bertugas<br />
Cuti yang telah diambil dalam tahun tersebut<br />
4) Pengajuan permohonan cuti harus menggunakan formulir yang<br />
tersedia di RSHS<br />
5) Ijin/cuti hanya diberikan selama tidak mengganggu kelancaran<br />
kegiatan.<br />
6) Cuti tahunan yang diambil sekitar Hari Raya Idul Fitri dan<br />
Natal/tahun Baru diajukan secara kolektif melalui chief residen<br />
selambat-lambatnya 3 (tiga) minggu sebelum Hari Raya<br />
/Natal/Tahun Baru tersebut.<br />
b. Cuti Sakit/Hamil/Melahirkan<br />
Peserta PPDS-1 dengan cuti sakit sampai dengan 2 (dua) hari<br />
diwajibkan untuk memberitahu dokter penanggungjawab<br />
pelayanan tempat bertugasnya secara lisan atau tertulis, secara<br />
langsung atau melewati kurir.<br />
Peserta PPDS-1 dengan cuti sakit lebih dari 2 (dua) hari, maka<br />
diwajibkan untuk menyerahkan surat keterangan sakit yang<br />
dikeluarkan oleh dokter kepada Ketua Program Studi /Sekretaris<br />
Program Studi<br />
Untuk cuti melahirkan diambil kebijaksanaan memberikan cuti<br />
selama 10 (sepuluh) hari kerja dengan ketentuan tidak<br />
diperbolehkan mengambil cuti atau ijin di semester berikutnya.<br />
Cuti sakit yang lebih dari 2 (dua) minggu (10 hari kerja) berarti<br />
mengulang semester tersebut.<br />
c. Cuti Akademik
377<br />
1) Batasan<br />
Cuti Akademik adalah hak peserta didik untuk berhenti<br />
sementara dari kegiatan akademik untuk jangka waktu tertentu<br />
dengan tetap memnuhi kewajiban yang ditentukan oleh FK<br />
UNPAD atau Program Studi IKFR<br />
2) Cuti akademik tidak dapat diberikan pada tahun akademik<br />
pertama dan terakhir dari pendidikan (semester 1 dan 2,<br />
semester 7 dan 8)<br />
3) Lama cuti akademik : 6 (enam) bulan<br />
4) Hak cuti akademik<br />
Maksimal 2 (dua) kali selama masa Pendidikan, dengan<br />
catatan: masa cuti akademik tetap diperhitungkan sebagai<br />
masa toleransi batas maksimal keterlambatan pendidikan<br />
(sesuai dengan batas toleransi keterlambatan masa pendidikan<br />
selama 1 tahun)<br />
5) Prosedur Pengajuan.<br />
Permohonan ditujukan kepada KPS dengan tembusan kepada<br />
: Kepala Departemen dan TKP. Bila KPS menyetujui<br />
permohonan tersebut, maka permohonan cuti diteruskan ke<br />
TKP dengan menyertakan data mengenai waktu dan lama cuti<br />
akademik yang disetujui. TKP dapat memberikan kriteria<br />
tambahan untuk permohonan cuti tersebut.<br />
6) SPP: Peserta yang mengambil cuti akademik tetap diwajibkan<br />
membayar SPP penuh<br />
7) Ketentuan/kriteria tambahan<br />
Apabila dipandang perlu, khususnya apabila ada aspek<br />
pengetahuan dan keterampilan yang harus dievalusi<br />
setelah cuti akademik, akan dilakukan “Placement Test”<br />
(atau test lain yang diperlukan) dan ketentuan ini sudah<br />
diberitahukan kepada pemohon sebelum cuti akademik<br />
disetujui.<br />
Peserta yang telah menyetujui ketentuan diatas<br />
(ketentuan/kriteria tambahan) wajib tunduk pada hasil<br />
evaluasi paska cuti akademik yang dilakukan, termasuk<br />
harus mengulang semester sebelumnya (konsekuensi ini<br />
wajib diberitahukan kepada yang bersangkutan)<br />
5. Penghentian Pendidikan Peserta PPDS-1 FK Unpad<br />
Peserta PPDS-1 IKFR dapat diberhentikan pendidikannya (drop out)<br />
atas dasar :<br />
a. Permintaan sendiri<br />
Peserta mangajukan permintaan secara tertulis untuk<br />
mengundurkan diri kepada Dekan FK UNPAD dengan tembusan<br />
kepada Kepala Departemen dan KPS
378<br />
b. Alasan kondisi atau kesehatan yang tidak memungkinkan untuk<br />
melanjutkan studi<br />
Alasan ini harus diperkuat dengan Surat Majelis Penguji<br />
Kesehatan FK UNPAD – RS Dr Hasan Sadikin<br />
c. Hasil evaluasi menunjukkan tidak mampu lagi menyelesaikan studi<br />
dalam pencapaian kompetensi yang dipersyaratkan. Kompetensi<br />
yang dipersyaratkan bagi peserta adalah sebagai berikut:<br />
Pada tahap pendidikan awal : IPK (Indeks prestasi kumulatif) pada<br />
akhir semester II kurang dari 2,75.<br />
Pada tahap pendidikan akhir : akhir semester VI tidak memperoleh<br />
Indeks prestasi Kumulatif (IPK) 2,75.<br />
d. Pelanggaran etika berat<br />
Penghentian pendidikan dapat dijatuhkan tanpa peringatan bila<br />
terdapat pelanggaran etika sangat berat berdasarkan hasil rapat<br />
pleno Departemen berkoordinasi dengan Komite Medik RSHS<br />
e. Bila masa pendidikan telah melebihi n+1/2n<br />
n=lama pendidikan menurut katalog dengan Surat Keputusan<br />
Dekan FK UNPAD<br />
Syarat kelulusan mata kuliah :<br />
1. Bagi peserta yang tidak lulus pada Ujian modul, maka peserta tersebut<br />
diberi kesempatan melakukan 1 kali untuk melakukan ujian remedial<br />
untuk modul yang bersangkutan<br />
2. Jika hasil dari Ujian Ulangannya dinyatakan tidak lulus, maka<br />
permasalahannya ini akan dibawa ke Rapat Yudisium I untuk dibahas<br />
dan diputuskan langkah selanjutnya.<br />
3. Bila dalam rapat Yudisium I diputuskan mahasiswa yang bersangkutan<br />
mengulang modul, maka pengulangan modul dilakukan di akhir<br />
semester VIII.<br />
F. Jenis Pelanggaran Dan Sanksi<br />
1. Kriteria Penilaian Surat Peringatan<br />
a). Sistem Penilaian<br />
1) Penilaian dilakukan terhadap sikap, pengetahuan dan<br />
keterampilan selama mengikuti pendidikan di Departemen<br />
IKFR FK UNPAD<br />
2) Sistem penilaian dilakukan berdasarkan derajat dari kesalahan<br />
dan atau kelalaian yang dilakukan oleh<br />
3) Derajat kesalahan dibedakan atas 3 kategori, yaitu : ringan,<br />
sedang dan berat<br />
4) Setiap kesalahan akan mendapatkan surat peringatan sesuai<br />
dengan derajat kesalahan yang dilakukan<br />
5) Penilaian atas kesalahan yang dilakukan oleh seorang peserta<br />
bersifat kumulatif selama yang bersangkutan menjalankan
379<br />
program pendidikannya di IKFR FK UNPAD, dengan ketentuan<br />
sebagai berikut :<br />
Apabila seorang peserta melakukan kesalahan sebanyak 3<br />
(tiga) kali kesalahan ringan, hal ini sama nilainya dengan<br />
yang bersangkutan melakukan 1 (satu) kali kesalahan<br />
sedang<br />
Apabila seorang peserta melakukan kesalahan sebanyak 3<br />
(tiga) kali kesalahan sedang, hal ini sama nilainya dengan<br />
yang bersangkutan melakukan 1 (satu) kali kesalahan<br />
berat<br />
Apabila seorang peserta melakukan kesalahan sebanyak 3<br />
(tiga) kali kesalahan yang setingkat dengan kesalahan<br />
berat, maka yang bersangkutan dianggap gagal<br />
menjalankan pendidikannya di IKFR FK UNPAD.<br />
‣ Contoh kesalahan yang perlu mendapat peringatan<br />
1. Kesalahan Ringan<br />
Tidak mengikuti atau terlambat lebih dari 15 menit<br />
mengikuti kegiatan ilmiah, bimbingan dan tugas pelayanan<br />
tanpa ijin (sesuai dengan peraturan yang ada) sebanyak 3<br />
(tiga) kali dalam 1 semester (dengan asumsi 5 bulan efektif<br />
pendidikan, 6 hari kerja efektip dalam 1 minggu dan 4<br />
minggu dalam 1 bulan = 120 hari)<br />
Tidak menyelesaikan rekam medik rawat jalan dan rawat<br />
inap tepat pada waktunya (pada hari yang sama)<br />
Melakukan hal-hal yang dianggap melanggar etik, profesi,<br />
moral atau sopan santun (yang derajat kesalahannya<br />
ditentukan oleh KPS atas dasar keputusan rapat staf<br />
Departemen IKFR)<br />
Tidak melaksanakan tugas di tempat kerja<br />
2. Kesalahan Sedang<br />
Tidak masuk kerja tanpa ijin selama 1 (satu) hari<br />
Tidak mengisi rekam medik dengan baik, rapih dan<br />
sebenarnya<br />
Melakukan hal-hal yang dianggap melanggar etik, profesi,<br />
moral atau sopan santun (yang derajat kesalahannya<br />
ditentukan oleh KPS atas dasar keputusan rapat staf<br />
Departemen IKFR)<br />
Tidak melaksanakan tugas di tempat kerja<br />
Tidak melaksanakan acara kegiatan ilmiah sesuai jadwal<br />
yang ditentukan<br />
Memberikan terapi tanpa jenjang konsultasi
380<br />
3. Kesalahan Berat<br />
Tidak masuk kerja tanpa ijin selama 3 (tiga) hari berturutturut<br />
atau lebih<br />
Memalsukan data dan rekam medik<br />
Melakukan hal-hal yang dianggap melanggar etik, profesi,<br />
moral atau sopan santun (yang derajat kesalahannya<br />
ditentukan oleh KPS atas dasar keputusan rapat staf<br />
Departemen IKFR)<br />
Tidak melaksanakan tugas dengan baik ditempat kerja<br />
sehingga mengakibatkan komplikasi, kematian atau cacat<br />
menetap.<br />
b). Pelaksanaan Sanksi<br />
1) Sanksi yang diberikan disesuaikan tergantung dari jenis<br />
kesalahan<br />
2) Kategori kesalahan dan penentuan sanksi ditetapkan dalam<br />
Rapat Pendidikan Prodi IKFR FK Unpad yang dihadiri oleh<br />
seluruh Staf Pendidik Prodi IKFR FK Unpad dengan<br />
mempertimbangkan seluruh aspek (mengacu pada aturan<br />
penyelenggaraan pendidikan Prodi IKFR FK Unpad, FK Unpad<br />
dan Unpad)<br />
3) Bentuk sanksi dapat berupa Surat Peringatan, Pemberian<br />
Tambahan Tugas Ilmiah, Mengulang Modul, Mengulang Ujian,<br />
mengulang semester hingga penghentian studi<br />
4) Bentuk sanksi disertai dengan surat keputusan Prodi<br />
disampaikan kepada yang bersangkutan segera setelah<br />
ditetapkan<br />
5) Tingkat kesalahan untuk bentuk-bentuk kesalahan yang tidak<br />
tercantum di atas ditentukan kriterianya dalam rapat staf<br />
Pendidikan Prodi IKFR FK UNPAD.<br />
6) Kesalahan berat yang menyebabkan perlunya diambil langkah<br />
skorsing ataupun penghentian pendidikan perlu diajukan ke FK<br />
Unpad untuk diproses melalui Komisi Etik Senat FK Unpad
381<br />
5. Program Pendidikan Pascasarjana<br />
1. PENDIDIKAN MAGISTER ILMU <strong>KEDOKTERAN</strong> DASAR<br />
VISI :<br />
Menjadi program studi Ilmu Kedokteran Dasar yang unggul dalam bidang<br />
ilmu dan teknologi kedokteran dasar di tingkat nasional pada tahun 2014 dan<br />
tingkat global pada tahun 2018<br />
MISI :<br />
1. Menyelenggarakan pendidikan Magister dalam bidang Ilmu Kedokteran<br />
Dasar yang berbasis kompetensi untuk menghadapi persaingan global<br />
bidang kedokteran.<br />
2. Meningkatkan kemampuan Research and Development (R&D) bidang<br />
kedokteran untuk mempercepat penerapan yang dikembangkan dari<br />
teori dasar ke terapan.<br />
3. Mengaitkan pendidikan Magister Ilmu Kedokteran Dasar dengan<br />
perolehan HKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual) untuk menunjang<br />
produk kesehatan<br />
4. Menyelenggarakan pengabdian kepada masyarakat yang berkualitas<br />
dan aplikasi konsep- konsep ilmu kedokteran dasar khususnya dalam<br />
pemecahan permasalahan kesehatan<br />
A. TUJUAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI ILMU <strong>KEDOKTERAN</strong> DASAR<br />
Tujuan utama Program Studi Magister Ilmu Kedokteran Dasar :<br />
1. Mampu menguasai perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dalam<br />
bidang Kedokteran Dasar dengan cara menguasai dan memahami teoriteori<br />
yang mutakhir, pendekatan, metode dan kaidah-kaidah ilmiah<br />
disertai penerapannya<br />
2. Mampu memecahkan permasalahan di bidang Ilmu Kedokteran Dasar<br />
melalui kegiatan penelitian dan pengembangan berdasarkan kaidah<br />
ilmiah<br />
3. Untuk melandasi dan memacu penemuan (invensi) bidang kedokteran<br />
agar dapat dikembangkan menjadi pelayanan berkualitas<br />
4. Untuk menunjang dan meningkatkan kemampuan Research and<br />
Development (R&D), sehingga dapat meningkatkan perolehan HKI di<br />
Universitas Padjadjaran<br />
B. BAHASA PENGANTAR<br />
Bahasa pengantar yang dipergunakan dalam menyampaikan dan<br />
mendiskusikan materi adalah bahasa Indonesia, sedangkan referensi bisa<br />
yang bukan selain bahasa Indonesia.<br />
C. LAMA STUDI
382<br />
Program Studi Magister Ilmu kedokteran Dasar dengan beban studi 36 -45<br />
SKS ditempuh dalam 2 semester, dan paling lama 8 semester termasuk<br />
tesis.<br />
D. PENERIMAAN MAHASISWA<br />
1. Cara penerimaan mahasiswa<br />
Program Studi Magister Ilmu Kedokteran Dasar merupakan multy entry<br />
dari lulusan sarjana bidang eksakta, bagi peserta non kedokteran wajib<br />
mengikuti matrikulasi prapasca (1 minggu) dan penerimaan mahasiswa<br />
baru setiap tahun akademik melalui : http://pendaftaran .unpad.ac.id<br />
atau http ://www.smup.unpad.ac.id E-mail : smup@unpad.ac.id.<br />
Informasi pendaftaran dapat diperoleh pada jam kerja di Jl. Eijkman No.<br />
38 Bandung.<br />
2. Syarat penerimaan mahasiswa<br />
(1) Lulusan Sarjana Eksakta<br />
(2) IPK 2,75<br />
(3) Lulus seleksi akademik yang ditetapkan<br />
E. PESERTA<br />
Peserta Ilmu Kedokteran Dasar harus mendapat ijin dari instansi tempat<br />
mereka bekerja. Kegiatan akademik diselenggarakan setiap hari Senin<br />
sampai dengan Jumat, terdiri dari minilecture, tutorial, seminar, lab<br />
activity,dan tugas khusus.<br />
F. LULUSAN<br />
1. Lulusan Program Studi Magister Ilmu Kedokteran Dasar berhak<br />
menyandang gelar Magister Kesehatan (disingkat M.Kes.)<br />
2. Lulusan Program Studi Ilmu Kedokteran Dasar dengan IPK ≥ 3,25 dapat<br />
melanjutkan ke Strata 3 untuk mendapatkan gelar Doktor dalam bidang<br />
Ilmu Kesehatan.<br />
G. BENTUK KEGIATAN AKADEMIK<br />
1. Pinsip pembelajaran adalah “SPICES” (Student centered; Problem<br />
based; Integrated; Community based; Elective; Systematic)<br />
2. Metode pembelajaran adalah Problem Based Learning dengan<br />
modifikasi<br />
3. Bentuk pengajaran tutorial discussion, seminar, minilecture, dan aktifitas<br />
laboratorium<br />
4. Kegiatan pembelajaran untuk setiap mata kuliah/setiap semester dan<br />
atau setiap kwartal diselenggarakan dengan waktu yang dipadatkan<br />
sesuai besarnya SKS dan diselesaikan (diakhiri dengan ujian) satu per<br />
satu mata kuliah<br />
H. PENGAMPU MATA KULIAH
383<br />
1. Pengampu mata kuliah berkualifikasi Profesor, Doktor, atau Magister<br />
dibawah tanggungjawab seorang Profesor atau Doktor.<br />
2. Pengampu mata kuliah bisa hanya seorang atau berupa tim.<br />
I. TUGAS PENGAMPU MATA KULIAH<br />
1. Pengampu membuat silabus mata kuliah (MK) yang diasuhnya<br />
2. Pengampu MK membuat general learning objectives untuk MK yang<br />
diasuhnya<br />
3. Pengampu MK membuat specific learning objectives untuk setiap Pokok<br />
Bahasan dan problem (masalah)<br />
4. Pengampu MK membuat problem (masalah) sebagai bahan diskusi<br />
mahasiswa berdasarkan general and specific learning objectives yang<br />
disusunnya dan yang harus “didiskusikan” dan “dipelajari” oleh<br />
mahasiswa. Tergantung dari kompleksitas mata kuliah, untuk setiap<br />
mata kuliah dapat dibuat lebih dari satu problem (masalah). Usahakan<br />
jumlah problem dapat mewakili semua isi MK yang harus dipelajari.<br />
Problem (masalah) merupakan trigger pembelajaran mahasiswa, apa<br />
dan sejauh mana (sesuai learning objectives) yang harus dipelajari<br />
mahasiswa, bukan merupakan masalah sebenarnya yang harus<br />
dipecahkan<br />
5. Pengampu MK menjadi tutor pada tutorial discussion (diskusi kelompok)<br />
6. Pengampu MK menguji mata kuliah yang dibimbingnya sesuai jadwal<br />
yang ditentukan<br />
7. Pengampu MK menyerahkan hasil ujian kepada sekretaris setiap akhir<br />
kegiatan akademik mata kuliah bersangkutan dengan bentuk huruf mutu<br />
masing-masing mahasiswa selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari<br />
sesudah ujian<br />
8. Pengampu MK mewajibkan sekurang-kurangnya dua textbook referensi<br />
dan sebanyak mungkin membaca jurnal sebagai bahan belajar dan<br />
pemacu ide penelitian yang bersangkutan<br />
J. KEWAJIBAN MAHASISWA DALAM MENJALANKAN KEGIATAN<br />
AKADEMIK<br />
1. Mahasiswa wajib mempelajari materi ajar (topik) berdasarkan problem<br />
(masalah) yang akan didiskusikan sebelum diskusi dilaksanakan dengan<br />
memperhatikan kepada sejauh mana learning objectives yang<br />
diinginkan/ ditentukan pengampu<br />
2. Mahasiswa wajib mengikuti seluruh kegiatan pembelajaran<br />
3. Tidak mengikuti diskusi hanya boleh apabila karena sakit atau karena<br />
musibah (surat sakit atau keterangan musibah harus sudah diterima<br />
dalam waktu 48 jam sejak mulai sakit atau musibah) dan untuk setiap<br />
MK sebanyak-banyaknya 2 (dua) kali. Ketidakhadiran ini harus diganti<br />
dengan tugas yang diberikan oleh pengampu MK<br />
4. Bagi mereka yang tidak mengikuti kegiatan pembelajaran atau waktu<br />
diskusi 3 (tiga) kali atau lebih, dengan alasan apapun, maka untuk MK
384<br />
bersangkutan dianggap mengundurkan diri, dan harus mengulang<br />
seluruh kegiatannya pada tahun ajar yang akan datang serta mendapat<br />
huruf mutu T (tidak lengkap dan tidak diperhitungkan dalam<br />
penghitungan IPK)<br />
5. Harus aktif dalam mengikuti diskusi dan memberikan kontribusi hasil<br />
bacaan ilmiah yang benar (berdasarkan kaidah ilmiah yang lojik dengan<br />
referensi textbook dan atau jurnal)<br />
6. Membuat laporan hasil setiap diskusi atau setiap masalah (tergantung<br />
kebijakan pengampu MK) secara berkelompok atau perorangan<br />
(tergantung kebijakan pengampu MK) dan menyerahkannya kepada<br />
pengampu MK untuk mendapat umpan balik atau penilaian<br />
7. Mengikuti Ujian secara lengkap untuk setiap MK<br />
8. Setiap mahasiswa sangat dianjurkan melaporkan secara tertulis disertai<br />
fotokopi jurnal yang dibaca setiap minggu<br />
K. TIM PEMBIMBING<br />
1. Selama mengikuti pendidikan, setiap mahasiswa diarahkan dan<br />
dibimbing oleh tim pembimbing yang ditunjuk oleh ketua program<br />
2. Tim pembimbing<br />
Selama mengikuti Program Magister setiap mahasiswa diarahkan dan<br />
dibimbing oleh Tim Pembimbing.<br />
Ketua Tim Pembimbing harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :<br />
• Dosen tetap Unpad yang masih aktif, dan<br />
• Kualifiksi pendidikan akademik doktor, dan<br />
• Jabatan akademik sekurang-kurangnya lektor kepala, dan<br />
• Kualifikasi bidang ilmu yang sebidang dengan program studi atau<br />
bidang ilmu yang ditempuh mahasiswa<br />
Anggota Tim Pembimbing harus memenuhi persyaratan sebagai<br />
berikut :<br />
a. Dosen tetap dengan kualifikasi :<br />
1) Pendidikan akademik doktor dengan jabatan akademik lektor,<br />
atau<br />
2) Profesor/ lektor kepala yang dipilih berdasarkan spesialisasi/<br />
kepakaran ilmunya.<br />
b. Dosen tidak tetap Unpad dengan kualifikasi :<br />
1) Pendidikan akademik doktor, atau<br />
2) Profesor emeritus, atau<br />
3) Pendidikan akademik doktor yang telah mengakhiri jabatan<br />
akademik profesor.<br />
c. Dosen tetap perguruan tinggi lain yang telah terakreditasi minimal<br />
setara Unpad dengan jabatan akademik profesor/ lektor kepala<br />
dengan kualifikasi akademik doktor yang dipilih berdasarkan<br />
spesialisasi/ kepakarn ilmunya.<br />
d. Pakar/ ahli di luar perguruan tinggi dengan kualifikasi akademik<br />
doktor yang dipilih berdasarkan bidang ilmunya.
385<br />
e. Ahli yang dipilih berdasarkan pengakuan spesialisasi/<br />
kepakarannya.<br />
3. Tim pembimbing bertugas sebagai pengarah penelitian untuk tesis<br />
L. KARYA ILMIAH / ARTIKEL<br />
1. Selama mengikuti pendidikan, mahasiswa diwajibkan membuat karya<br />
tulis ilmiah yang dipublikasikan atau siap dipublikasikan sekurangkurangnya<br />
1 (satu) buah<br />
2. Bentuk publikasinya berupa simposium, pertemuan ilmiah yang<br />
mempunyai nilai akreditasi, majalah, atau jurnal yang terakreditasi<br />
3. Karya ilmiah ini merupakan prasyarat untuk mengikuti ujian tesis,<br />
dengan demikan harus sudah selesai sebelum ujian tesis<br />
M. TEST OF ENGLISH AS A FOREIGN LANGUAGE (TOEFL)<br />
Mahasiswa diwajibkan mendapat sertifikat TOEFL yang masih berlaku<br />
sebesar 450 yang diselenggarakan oleh Universitas Padjadjaran, dengan<br />
catatan pada saat selesai pendidikan mencapai 500.<br />
N. PENILAIAN MATA KULIAH<br />
1. Nilai akhir berupa huruf mutu merupakan gabungan nilai ujian dan tugas<br />
mandiri yang diberikan selama semester berlangsung yang rasionya<br />
diserahkan kebijakan pengampu<br />
2. Untuk penghitungan indeks prestasi (IP) dan indeks prestasi kumulatif<br />
(IPK), huruf mutu (HM) ini diubah menjadi angka mutu (AM) sebagai<br />
berikut:<br />
NILAI AKHIR ANGKA MUTU HURUF MUTU<br />
80 ≤ NA ≤ 100 3,20 ≤ AM ≤ 4 A ( Sangat Baik/ excellent)<br />
68 ≤ NA ≤ 80 2,75 ≤ AM ≤ 3,20 B (Baik/ Good)<br />
56 ≤ NA ≤ 68 2,24 ≤ AM ≤ 2,72 C (Cukup/Fair)<br />
45 ≤ NA ≤ 56 1,80 ≤ AM ≤ 2,24 D (Kurang/Poor)<br />
NA < 45 NA < 1,80 E (Gagal/Fail)<br />
3. Mahasiswa dinyatakan lulus suatu mata ajar jika memperoleh serendahrendahnya<br />
huruf mutu C (mata kuliah pokok)<br />
4. Bagi mereka yang tidak lulus diharuskan mengulang ujian sebanyakbanyaknya<br />
2 kali perbaikan. Bila setelah 2 kali perbaikan masih belum
386<br />
berhasil, mahasiswa diberi tugas khusus mata ajar bersangkutan pada<br />
semester berikutnya dan diuji sebagai ujian terakhir (hanya satu kali).<br />
Bila tidak juga berhasil maka mahasiswa dikenai sanksi pemutusan<br />
studi<br />
5. IPK mata kuliah pokok (tidak termasuk Usulan Penelitian dan Tesis)<br />
sekurang-kurangnya 3, nilai C tidak melebihi 15 % (8 SKS), serta tidak<br />
ada nilai D dan E<br />
O. SEMINAR USULAN PENELITIAN<br />
1. Usulan penelitian merupakan kerangka tesis yang belum diuji secara<br />
empiris<br />
2. Seminar usulan penelitian dilaksanakan pada kwartal ke 2 (setelah ujian<br />
tengah semester)<br />
3. Jumlah penguji adalah 7 orang yang terdiri dari 2 anggota tim<br />
pembimbing dan 5 orang penelaah termasuk ketua sidang dan 2 orang<br />
penilai etika penelitian<br />
4. Sidang diketuai oleh Ketua Program Studi Ilmu Kedokteran Dasar atau<br />
bila ketua berhalangan maka digantikan oleh Sekertaris Program Studi<br />
Ilmu Kedokteran Dasar<br />
5. Penguji disarankan oleh ketua Konsentrasi dan ditetapkan oleh ketua<br />
Program Studi<br />
6. Penguji pada waktu usulan penelitian adalah juga penguji pada pratesis<br />
dan tesis<br />
7. Penguji boleh bergelar magister selama pada bagian tersebut belum<br />
ada yang bergelar doktor<br />
8. Pada akhir seminar semua skor yang berupa angka mutu dengan<br />
kisaran 0,00 – 4,00 dikumpulkan dan dihitung dengan rincian: Nilai<br />
pembimbing adalah 60% dan nilai penelaah 40%<br />
9. Angka kelulusan serendah-rendahnya 3,00<br />
10. Bila tidak lulus, mahasiswa diberi kesempatan hanya satu kali seminar<br />
perbaikan dan bila belum berhasil juga mahasiswa dikenakan sanksi<br />
pemutusan studi<br />
11. Bagi mahasiswa yang telah lulus seminar diwajibkan melengkapi dan<br />
memperbaiki usulan penelitiannya dan ditandatangani kembali oleh<br />
pembimbing dan dapat dipertanggungjawabkan sebagai usulan<br />
penelitian untuk tesis. Hasil perbaikan harus diserahkan kepada ketua<br />
program untuk mendapat surat ijin melaksanakan penelitian<br />
12. Bobot Ujian Usulan Penelitian 2 SKS<br />
13. Pedoman huruf mutu usulan penelitian:
387<br />
NILAI AKHIR ANGKA MUTU HURUF MUTU<br />
80 ≤ NA ≤ 100 3,20 ≤ AM ≤ 4 A ( Sangat Baik/ excellent)<br />
68 ≤ NA ≤ 80 2,75 ≤ AM ≤ 3,20 B (Baik/ Good)<br />
56 ≤ NA ≤ 68 2,24 ≤ AM ≤ 2,72 C (Cukup/Fair)<br />
45 ≤ NA ≤ 56 1,80 ≤ AM ≤ 2,24 D (Kurang/Poor)<br />
NA < 45 NA < 1,80 E (Gagal/Fail)<br />
P. PENELITIAN<br />
1. Penelitian dilakukan setelah lulus seminar dan perbaikan usulan<br />
penelitian yang telah disetujui oleh pembimbing dan penelaah, paling<br />
cepat sesudah lewat kwartal pertama<br />
2. Pembimbing dapat melakukan supervisi (bila diperlukan) ke lokasi<br />
penelitian untuk melihat keabsahan penelitiannya
388<br />
Q. UJIAN NASKAH TESIS, TESIS DAN PENILAIAN UJIAN TESIS<br />
1. Sebelum ujian tesis, dilaksanakan ujian naskah tesis.<br />
2. Tesis adalah karya ilmiah akhir mahasiswa yang dibuat berdasarkan<br />
hasil penelitian dengan menggunakan metode dan kaidah penelitian<br />
yang berlaku dan bukan suatu studi literatur<br />
3. Tesis harus mempunyai nilai atau bobot ilmiah yang seimbang dengan<br />
sumbangan manfaatnya.<br />
4. Tesis adalah karya ilmiah asli mahasiswa yang dinyatakan dengan<br />
pernyataan bermeterai tentang keasliannya.<br />
5. Sidang ujian akhir lisan terbuka untuk mempertahankan tesis dapat<br />
dilaksanakan apabila mahasiswa memperoleh IPK untuk perangkat<br />
mata ajar sekurang-kurangnya 3,00 dan naskah tesisnya telah disetujui<br />
oleh para pembimbingnya.<br />
6. Ujian tesis hanya dapat dilaksanakan bila para penguji (pembimbing dan<br />
penelaah) sudah sepakat akan kelayakan uji naskah tesis.<br />
7. Ujian tesis dihadiri sekurang-kurangnya 4 orang yang terdiri dari jumlah<br />
variasi masing-masing unsur pembimbing dan penelaah.<br />
8. Sidang diketuai oleh Ketua Program Studi Ilmu Kedokteran Dasar atau<br />
bila ketua berhalangan maka digantikan oleh Sekertaris Program Studi<br />
Ilmu Kedokteran Dasar.<br />
9. Penguji disarankan oleh ketua Konsentrasi dan ditetapkan oleh<br />
koordinator Program Studi.<br />
10. Penguji boleh bergelar magister selama pada bagian tersebut belum<br />
ada yang bergelar doktor.<br />
11. Pada akhir ujian tesis semua skor yang berupa angka mutu dengan<br />
kisaran 0,00 – 4,00 dikumpulkan dan dihitung dengan rincian: Nilai<br />
pembimbing adalah 60% dan nilai penelaah 40%.<br />
12. Angka kelulusan serendah-rendahnya 3,00.<br />
13. Ujian tesis hanya diberi kesempatan 2 (dua) kali dalam kurun waktu<br />
yang disepakati.<br />
14. Bobot ujian tesis 6 SKS<br />
15. Pedoman huruf mutu ujian tesis:<br />
ANGKA MUTU 3,76 – 4,00 3,51 – 3,75 3,26 – 3,50 3,00 – 3,25<br />
HURUF MUTU A A(-) B(+) B
389<br />
R. YUDISIUM<br />
1. Ujian tesis dan ujian perangkat matakuliah dijumlahkan dalam huruf<br />
mutu 0,00 – 4,00 dengan pedoman sebagai berikut:<br />
HURUF MUTU A A- B+ B C+ C<br />
ANGKA MUTU 4,00 3,75 3,50 3,25 2,50 2,00<br />
2. IPK merupakan jumlah skor kisaran 0,00 – 4,00 seluruh matakuliah dan<br />
tesis dibagi jumlah SKS.<br />
Pedoman hasil yudisium:<br />
3,71 – 4,00 Dengan Pujian<br />
3,41 – 3,70 Sangat Memuaskan<br />
3,00 – 3,40 Memuaskan<br />
3. Yudisium dilaksanakan pada saat ujian tesis selesai<br />
S. SANKSI AKADEMIK<br />
1. Sesuai dengan peraturan yang dianut Universitas Padjadjaran, sanksi<br />
akademik dikenakan kepada mahasiswa yang melakukan tindakan tidak<br />
terpuji dalam proses belajar mengajar, baik akademik maupun nonakademik,<br />
atau melanggar hukum (misalnya melakukan tindakan<br />
kriminal) atau melakukan perbuatan tidak bermoral<br />
2. Berat ringannya sanksi akademik ditetapkan (berdasarkan peraturan<br />
dan perundangan yang berlaku) oleh suatu Dewan Pertimbangan yang<br />
terdiri atas Koordinator Pascasarjana Fakultas Kedokteran Unpad,<br />
Asisten Direktur I sebagai ketua, Ketua Pembimbing dan Koordinator S2<br />
untuk diteruskan ke Direktur Program Pascasarjana dan/atau Rektor<br />
Universitas Padjadjaran
390<br />
PEDOMAN UMUM KALENDER AKADEMIK<br />
ILMU <strong>KEDOKTERAN</strong> DASAR<br />
(Sewaktu-waktu bisa berubah)<br />
PENERIMAAN MAHASISWA BARU<br />
Februari-Mei<br />
CLEARING HOUSE: Juni<br />
Jumlah SKS selama perkuliahan S2 IKD: 40 SKS<br />
A. Kurikulum 2013-2014<br />
KEGIATAN<br />
S E M E S T E R<br />
I II III IV V VI VII VIII<br />
MKDU 13<br />
MKWK 6<br />
Usulan Penelitian 1<br />
MKP&K 14<br />
Thesis 6<br />
Total 20 20<br />
Keterangan :<br />
MKDU : Mata Kuliah Dasar Umum<br />
MKWK : Mata Kuliah Wajib Konsentrasi<br />
MKPK : Mata Kuliah Konsentrasi dan Pilihan
391<br />
I. Semester Pertama<br />
a. Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU)- 13 SKS<br />
No Sandi Nama Mata Kuliah SKS<br />
1 UNC.20.20101 Biologi Molekuler 2<br />
2 UNC.20.20102 Filsafat Ilmu (Etika Penelitian) 2<br />
3 UNC.20.201<strong>03</strong> Konsep Umum Penyakit 2<br />
4 UNC.20.20104 Metode Penelitian 2<br />
5 UNC.20.20105 Biostatistik 2<br />
6 UNC.20.20106 Epidemiologi Kedokteran 2<br />
7 UNC.20.20107 IT Penelitian Kedokteran 1<br />
Jumlah 13<br />
b. Mata Kuliah Wajib Konsentrasi (MKWK) - 6 SKS<br />
No Sandi Nama Mata Kuliah SKS<br />
1 C20A.2.001 Laboratorium (7x2 Lab) 1<br />
2 C20A.2.002<br />
Biologi Sel<br />
3 C20A.2.0<strong>03</strong> Fisiologi 1<br />
4 C20A.2.004 Biokimia Dasar 1<br />
5 C20A.2.005 Imunologi Dasar 1<br />
6 C20A.2.006 Onkologi Dasar 1<br />
Immunohistokimia<br />
Jumlah 6<br />
Keterangan :<br />
Laboratorium<br />
PA-Histologi<br />
2 x 3jam<br />
Analisis DNA dan RNA Biokimia 2 x 3jam<br />
Neuromuskular Faal 2 x 3jam<br />
Anatomi Anatomi 2 x 3jam<br />
Enzim (aktivitas enzim) Biokimia 2 x 3jam<br />
Mikrobiologi<br />
Mikrobiologi<br />
2 x 3jam<br />
Farmakologi<br />
Farmakologi<br />
2 x 3jam<br />
1
392<br />
c. Seminar Usulan Penelitian<br />
No Sandi Nama Mata Kuliah SKS<br />
1 UNX20.008 Seminar Usulan Penelitian 1<br />
II. Semester Kedua<br />
Mata Kuliah Konsentrasi dan Pilihan untuk Semester II (14 SKS)<br />
Total jumlah SKS gabungan antara mata kuliah konsentrasi dan mata kulian<br />
pilihan sendiri minimal 14 SKS.<br />
No Sandi Nama Mata Kuliah SKS<br />
A. Konsentrasi Anatomi Histologi<br />
1<br />
C20A.2.001<br />
.001<br />
Metode Penelitian Anatomi Perkembangan 3<br />
2<br />
C20A.2.001<br />
3<br />
Morfogenesis Organ Tubuh<br />
.001<br />
3<br />
C20A.2.001<br />
2<br />
Mikrostruktur Organ Tubuh I<br />
.001<br />
4<br />
C20A.2.001<br />
2<br />
Mikrostruktur Organ Tubuh II<br />
.001<br />
B. Konsentrasi Biokimia Kesehatan<br />
5<br />
C20A.2.001 Proses Pengendalian dan Koordinasi<br />
.001<br />
Metabolisme<br />
3<br />
6<br />
C20A.2.001 Proses Biokimia dan Penyinalan Sel (cell 3<br />
.001<br />
signaling)<br />
7<br />
C20A.2.001<br />
2<br />
Gangguan Metabolisme dan Pengenalannya I<br />
.001<br />
8<br />
C20A.2.001<br />
2<br />
Patogenesis Molekuler<br />
.001<br />
C. Konsentrasi Ilmu Faal dan Kesehatan Olah Raga<br />
9<br />
C20A.2.001<br />
.001<br />
Fungsi Tubuh Pada Berbagai Aktivitas Fisik I 2<br />
10<br />
C20A.2.001<br />
2<br />
Fungsi Tubuh Pada Berbagai Aktivitas Fisik II<br />
.001<br />
11<br />
C20A.2.001<br />
3<br />
Faal Olah Raga dan Evaluasi Fungsional<br />
.001<br />
12<br />
C20A.2.001<br />
2<br />
Gizi Olah Raga dan Doping<br />
.001<br />
13<br />
C20A.2.001<br />
2<br />
Teori Latihan<br />
.001<br />
D. Konsentrasi Farmakologi
393<br />
No Sandi Nama Mata Kuliah SKS<br />
14<br />
C20A.2.001<br />
.001<br />
Farmakokinetika 2<br />
15<br />
C20A.2.001<br />
2<br />
Farmakodinamika<br />
.001<br />
16<br />
C20A.2.001<br />
2<br />
Farmakologi intervensi (= farmakologi klinik)<br />
.001<br />
17<br />
C20A.2.001<br />
2<br />
Toksikologi<br />
.001<br />
18<br />
C20A.2.001<br />
2<br />
Metode Riset Farmakologi<br />
.001<br />
19<br />
C20A.2.001<br />
2<br />
Farmakologi Eksperimental<br />
.001<br />
20<br />
C20A.2.001<br />
2<br />
Herbal Medicine<br />
.001<br />
E. Konsentrasi Mikrobiologi dan Parasitologi<br />
21<br />
C20A.2.001<br />
.001<br />
Biologi dan Mikroorganisme 2<br />
22<br />
C20A.2.001<br />
2<br />
Protozoa Patogen<br />
.001<br />
23<br />
C20A.2.001<br />
3<br />
Diagnostik Mikrobologi dan Imunologi<br />
.001<br />
24<br />
C20A.2.001<br />
3<br />
Mikrobiologi Molekular<br />
.001<br />
25<br />
C20A.2.001<br />
2<br />
Bakteriologi Khusus<br />
.001<br />
F. Konsentrasi Patobiologi<br />
26<br />
C20A.2.001<br />
.001<br />
Patobiologi Umum 3<br />
27<br />
C20A.2.001<br />
2<br />
Histopatologi<br />
.001<br />
28<br />
C20A.2.001<br />
3<br />
Mikroskopi dan Histokimia Terapan<br />
.001<br />
29<br />
C20A.2.001<br />
2<br />
Sitopatologi dan Imunopatologi Dasar<br />
.001<br />
G. Konsentrasi Ilmu Gizi Medik<br />
30<br />
C20A.2.001<br />
.001 Pengetahuan Ilmu Gizi Umum 3<br />
31<br />
C20A.2.001<br />
.001 Fisiologi Organ dan metabolisme zat gizi 2<br />
32<br />
C20A.2.001<br />
.001 Ilmu Gizi Daur Hidup 2<br />
33<br />
C20A.2.001<br />
.001 Nutritional Assessment 2
394<br />
No Sandi Nama Mata Kuliah SKS<br />
34<br />
C20A.2.001<br />
.001 Ilmu Bahan Makanan 1<br />
H. Konsentrasi Anti Aging<br />
35<br />
C20A.2.001<br />
.001<br />
Sistem Endokrin dalam Proses Penuaan 4<br />
36<br />
C20A.2.001 Nutrisi, Metabolisme & Faktor Lingkungan<br />
.001<br />
pada Aging<br />
2<br />
37<br />
C20A.2.001<br />
3<br />
Fisiologi & Endokrinologi Dasar Proses Aging<br />
.001<br />
38<br />
C20A.2.001<br />
2<br />
Molecular Aspect of Aging<br />
.001<br />
I. Konsentrasi Ilmu Kedokteran Gigi<br />
39<br />
C20A.2.001<br />
.001<br />
Anatomi dan Histologi jaringan rongga mulut 2<br />
40<br />
C20A.2.001<br />
.001<br />
Fisiologi rongga mulut 2<br />
41<br />
C20A.2.001<br />
2<br />
Mekanisme kelainan Jaringan rongga mulut<br />
.001<br />
42<br />
C20A.2.001<br />
4<br />
Bakteriologi rongga mulut<br />
.001<br />
43<br />
C20A.2.001<br />
3<br />
Struktur dan fungsi Stomatognati<br />
.001<br />
44<br />
C20A.2.001<br />
3<br />
Patobiologi Sistem Stomatognati<br />
.001<br />
45<br />
C20A.2.001 Pertumbuhan dan Perkembangan Dasar 3<br />
.001<br />
Maksiofasial<br />
46<br />
C20A.2.001<br />
2<br />
Anomali Maksiofasial<br />
.001<br />
47<br />
C20A.2.001<br />
3<br />
Sefalometri<br />
.001<br />
48<br />
C20A.2.001<br />
1<br />
Infeksius kontrol<br />
.001<br />
49<br />
C20A.2.001 Dasar Amalgam ,<br />
1<br />
.001<br />
Dasar Semen Kedokteran Gigi<br />
50<br />
C20A.2.001 Dasar Alloy Dental Impresion 1<br />
.001<br />
51<br />
C20A.2.001 Dasar Compound & Shellac , base plate, 1<br />
.001<br />
Hidrocoloid elastomer<br />
52<br />
C20A.2.001 Dasar Polymethilmethacrylat , denture soft 1<br />
.001<br />
53<br />
C20A.2.001 Dasar Gipsum, Porselein, komposit restoratif 2<br />
.001<br />
direk dan indirek Implant<br />
54 C20A.2.001 Dasar Amalgam , Dasar Semen Kedokteran 1
395<br />
No Sandi Nama Mata Kuliah SKS<br />
.001 Gigi<br />
55<br />
C20A.2.001 Pendalaman Komposit 2<br />
.001<br />
56<br />
C20A.2.001 Pendalaman Polymer 2<br />
.001<br />
57<br />
C20A.2.001 Pendalaman Keramik 2<br />
.001<br />
58<br />
C20A.2.001 Pendalaman Alloy 2<br />
.001<br />
59<br />
C20A.2.001 Gipsum dan Porselein<br />
.001
396<br />
J. Mata Kuliah Pilihan Sendiri<br />
60 Cedera Olah Raga dan Rehabilitasi 2<br />
61 Ilmu Faal Kerja Ergonomi 2<br />
62 Ilmu Faal Adaptasi terhadap Lingkungan 2<br />
63 Antropometri dan Biomekanika 2<br />
64 Psikologi dan Sosiologi Olah Raga 2<br />
65 Teori Latihan Olah Raga 2<br />
66 Sport Masase 2<br />
67 Biomembran 2<br />
68 Biokimia Reproduksi 2<br />
69 Biokimia Neoplasma 2<br />
70 Hematologi dan Imunohematologi 3<br />
71 Enzimologi Klinik 2<br />
72 Neuroanatomi 3<br />
73 Kinesiologi 2<br />
74 Sitogenetika 2<br />
75 Teratologi 2<br />
76 Mikologi Khusus 2<br />
77 Virologi Khusus 2<br />
78 Parasit dan Lingkungan Sosial 3<br />
79 Laboratorium Dasar Parasitologi dan<br />
3<br />
80<br />
Helmintologi Medik<br />
Entomologi Medik 2<br />
81 Sitopatologi dan Imunopatologi Terapan 2<br />
82 Patologi Umum & Histokimia 2<br />
83 Imunobiologi 2<br />
84 Imunokimia 2<br />
85 Radikal bebas dalam Biologi dan Kedokteran 2<br />
86 Neurobiologi 2<br />
87 Biologi Perkembangan 2<br />
88 Molekular Immunologi I 2<br />
89 Molekular Immunologi II 2<br />
90 Mikrobiologi Pangan 2<br />
91 Mikrobiologi Pencegahan 2
397<br />
92 Modern Laboratory Techniques in<br />
2<br />
eksperimental<br />
93 Penuaan Kulit, Prinsip Peremajaan Kulit dan 4<br />
Medical Spa<br />
94 Aspek Farmakologi pada Aging 2<br />
95 Fisiologi proses aging dan Pencegahan / 2<br />
96<br />
rehabilitasi penyakit degenerative<br />
Gizi Terapi pada Aging 2
398<br />
K. Mata Kuliah Konsentrasi Ilmu Kedokteran Klinik<br />
Konsentrasi<br />
THT KL<br />
1. Rinologi 2<br />
2. Faringologi 2<br />
3. Otologi 2<br />
4. Audiovestibular 2<br />
5. Bronkooesofagologi 2<br />
6. Bedah Kepala Leher 2<br />
7. Plastik Rekonstruksi 2<br />
JUMLAH 14<br />
Konsentrasi 1. Patologi Umum 2<br />
Patologi<br />
Anatomi<br />
2. Histopatologi 2<br />
3. Mikroskopi dan Histokimia Terapan 2<br />
4. Sitopatologi dan Imunopatologi Dasar 2<br />
5. Sitopatologi dan Imunopatologi Lanjutan 2<br />
6. Sitopatologi dan Imunopatologi Terapan 2<br />
7. Patologi Umum dan Histokimia 2<br />
JUMLAH 14<br />
Konsentrasi 1. Radioanatomi 2<br />
Radiologi 2. Radiopatologi 2<br />
3. Traktus Gastrointestinal 2<br />
4. Traktus Urogenitalis 2<br />
5. Ultrasonografi 2<br />
6. Muskuloskeletal 2<br />
7. Intervensi Radiologi 2<br />
8. CT Scan 2<br />
9. MRI 2<br />
10. Radioterapi 2<br />
11. Radioterapi Anak 2<br />
JUMLAH 22
399<br />
Konsentrasi 1. Tumbuh Kembang 2<br />
Ilmu<br />
Anak 2. Kardiologi 2<br />
3. Nefrologi 2<br />
4. Neuropediatri 2<br />
5. Gawat Darurat 2<br />
6. Endokrinologi 2<br />
7. Imunologi 2<br />
8. Hematologi 2<br />
JUMLAH 16<br />
Konsentrasi 1. Endokrinologi/ Metabolisme 2<br />
Ilmu<br />
Dalam<br />
Penyakit<br />
2. Gastroenterologi 2<br />
3. Ginjal/ Hipertensi 2<br />
4. Hematologi/ Onkologi 2<br />
5. Penyakit Infeksi Tropik 2<br />
6. Kardiovaskular I 2<br />
7. Kardiovakular II 2<br />
8. Pulmonologi 2<br />
9. Reumatologi 2<br />
JUMLAH 18<br />
Konsentrasi 1. Fisika Nuklir 2<br />
Ilmu<br />
Nuklir 2. Instrumentasi dan Deteksi Radiasi 2<br />
3. Dosimetri dan Proteksi Radiasi 2<br />
4. Radiobiologi dan Patologi Radiasi 2<br />
5. Model Kinetika dan Sistem Fidiologi 2<br />
6. Matematika, Statistika dan Komputer 2<br />
7. Radiokimia dan Radiofarmasi 2<br />
8. Pemeriksanaan in-vivo I 2<br />
9. Pemeriksanaan in-vivo II 2<br />
10. Pengobatan menggunakan radionuklida 2<br />
JUMLAH 20
400<br />
Konsentrasi 1. Infeksi dan Imunologi 2<br />
Ilmu<br />
Mata 2. Refraksi/ Lensa Kontak 2<br />
3. Katarak/ Bedah refraksi 2<br />
4. Glaukoma 2<br />
5. Strabismus 2<br />
6. Vitreoretina 2<br />
7. Orbita dan Okuloplastik 2<br />
8. Onkologi 2<br />
9. Neurooftalmologi 2<br />
10. Oftalmologi Komunitas 2<br />
JUMLAH 20<br />
Konsentrasi 1. Traumatologi pada Ortopedi 2<br />
Ilmu<br />
Orthopedi<br />
Bedah<br />
2. Kelainan bawaan pada Ortopedi 2<br />
3. Kelainan degeneratif pada Ortopedi 2<br />
4. Onkologi muskuloskeletal 2<br />
5. Kelainan neuromuskular 2<br />
6. Orthotic-prosthetic 2<br />
7. Kinesiologi dan fisioterapi 2<br />
8. Osteosintesis 2<br />
9. Sport injuries 2<br />
10. Rematologi/ artroplasti 2<br />
11. Leprosy surgery 2<br />
12. Joint surgery 2<br />
13. Rekonstruksi muskuloskeletal 2<br />
JUMLAH 26<br />
Konsentrasi 1. Anestesi regional 2<br />
Anestesi 2. Anestesi abdominal bawah 2<br />
3. Anestesi abdominal atas 2<br />
4. Anestesi pada ortopedi 2<br />
5. Anestesi pada pembedahan mata 2<br />
6. Anestesi pada THT 2
401<br />
7. Anestesi pada ginekologi 2<br />
8. Anestesi pada urologi 2<br />
9. Anestesi pada bedah anak 2<br />
10. Anestesi pada penyaki t endokrin 2<br />
11. Nutrisi enteral dan parenteral 2<br />
12. ICU 2<br />
JUMLAH 24<br />
Konsentrasi 1. Obstetri Fisiologi 2<br />
Obgin 2. Obstetri Patologi 2<br />
3. Ginekologi 2<br />
4. Obstetri Sosial dan Keluarga Berencana 2<br />
JUMLAH 8<br />
Konsentrasi 1. Bedah Toraks 2<br />
Ilmu Bedah 2. Bedah Vaskular 2<br />
3. Bedah Digestif 2<br />
4. Bedah Anak 2<br />
5. Bedah Urologi 2<br />
6. Bedah Ortopedi 2<br />
7. Bedah Onkologi 2<br />
8. Bedah Plastik 2<br />
JUMLAH 16<br />
Konsentrasi 1. Pengobatan sinar 2<br />
Ilmu Bedah<br />
Saraf<br />
2. Neurooftalmologi 2<br />
3. Neurootologi 2<br />
4. Neuroorthopedi 2<br />
5. Elektrodiagnostik saraf perifer 2<br />
6. Ekoensefalografi 2<br />
JUMLAH 12
402<br />
Konsentrasi 1. Hematologi Klinik 2<br />
Patologi Klinik 2. Mikrobiologi Klinik 2<br />
3. Imunologi Klinik 2<br />
4. Kimia Klinik 2<br />
5. Faal Klinik 2<br />
JUMLAH 10<br />
Konsentrasi<br />
KPenyakit<br />
I.Penyakit<br />
Syaraf<br />
1. Penyakit Serebrovaskular 2<br />
2. Neurotraumatologi 2<br />
3. Neurogeriatri 2<br />
4. Infeksi SSP 2<br />
5. Saraf tepi dan Neurofisiologi Klinik 2<br />
6. Epilepsi 2<br />
7. Fungsi Luhur 2<br />
8. Neuroimaging 2<br />
9. Nyeri Kepala 2<br />
10. Neuroepidemiologi 2<br />
11. Vertigo 2<br />
12. Neurooftalmologi 2<br />
13. Neuropediatri 2<br />
14. Nyeri 2<br />
15. Gangguan Gerak (Movement Disorder) 2<br />
16. Neurotoksikologi 2<br />
17. Neuroimunologi 2<br />
18. Neuroemergensi/ Intensive Care 2<br />
JUMLAH 36<br />
Konsentrasi<br />
Penyakit<br />
Kedokteran<br />
Jiwa<br />
Jiwa<br />
1. Psikodinamika 2<br />
2. Psikopatologi Fenomenologik deskriptif 2<br />
3. Psikopatologi 2<br />
4. Gangguan Mental Organik 2
4<strong>03</strong><br />
Konsentrasi<br />
Kulit<br />
Ilmu<br />
Kesehatan<br />
Kulit &<br />
Kelamin<br />
5. Gangguan Mental Psikotik 2<br />
6. Gangguan Neurotik dan Gangguan 2<br />
7. Gangguan<br />
Kepribadian<br />
Masa Kanak-Remaja dan 2<br />
Perkembangan<br />
8. Psikogeriatri 2<br />
9. Gangguan Penggunaan Zat 2<br />
10. Terapi Psikiatrik 2<br />
11. Kedaruratan Psikiatrik 2<br />
12. Gangguan Fungsi Luhur 2<br />
13. Konsultasi Liaison 2<br />
14. Psikiatri Komunitas dan Sosial 2<br />
15. Rehabilitasi/ Mental Health Care 2<br />
16. Psikiatri Transkultural 2<br />
17. Kesehatan Jiwa Industri 2<br />
18. Kesehatan Jiwa Militer 2<br />
JUMLAH 36<br />
1. Dermatoimmunologi 2<br />
2. Dermatopatologi 2<br />
3. Dermatomikrobiologi 2<br />
4. Mikrobiologi venereologi 2<br />
5. Penyakit Kulit Umum 2<br />
6. Infeksi Menular Seksual 2<br />
7. Tumor Kulit 2<br />
8. Dermatologi Anak 2<br />
9. Kosmetik Medik 2<br />
10. Bedah Kulit 2<br />
JUMLAH 20<br />
III. Semester Ketiga<br />
No Sandi Nama Mata Kuliah SKS<br />
1 C20U122 Ujian Naskah Tesis<br />
2 UNX20.010 Tesis 6
404<br />
B. URAIAN MATA KULIAH<br />
I. Ilmu Kedokteran Dasar (Konsentrasi Anatomi Histologi; Biokimia Kesehatan<br />
; Ilmu Faal da Kesehatan Olah Raga; Farmakologi; Mikrobiologi dan<br />
Parasitologi; Patobiologi, Anti-Aging dan Kedokteran Gigi)<br />
C20C.101<br />
C20B.102<br />
STRUKTUR DAN FUNGSI ORGAN TUBUH<br />
Structure and Function of Organs<br />
Struktur dan fungsi otot dan saraf, jantung dan peredaran<br />
darah, paru-paru, hepar, saluran pencernaan, kelenjar<br />
endokrin, ginjal dan cairan tubuh.<br />
A. Purba, Setiawan, Reni Farenia, Vita Murniati T<br />
BIOLOGI SEL<br />
Cell Biology<br />
Pendahuluan; ultrastruktur dan fungsi organel sel; sifat<br />
kimia fisik sel; unit membran; lisosom dan fisiologi sel;<br />
pergerakan sel; inti sel; sitogenetika, siklus dan reproduksi;<br />
regulasi dan koordinasi; sel mena dan kematian, dasardasar<br />
biologi molekular.<br />
M. Nurhalim Shahib, Achadiyani<br />
3(3-0) I<br />
2(2-0) I<br />
C20B.1<strong>03</strong> PENGELOLAAN DAN TEKNIK LABORATORIUM<br />
BIOMEDIKA<br />
Management and Techniques of Biomedical Laboratory<br />
Perencanaan suatu lab biomedika; pengelolaan, organisasi,<br />
dan tata kerja bekerja yang baik di laboratorium; prinsipprinsip<br />
melakukan suatu eksperimen serta peran dan<br />
tanggung jawab para penelitinya; perundang-undangan<br />
yang seyogianya berlaku di dalam suatu lab biomedika;<br />
penanganan bahan dan material yang berbahaya, binatang<br />
percobaan dan mikro-organisme; pemeliharaan, pembibitan<br />
dan teknik eksperimentasi binatang percobaan; pengukuran<br />
fenomena biologis; instrumentasi dan praktek beberapa<br />
teknik analisis; seleksi dan evaluasi metode analisis;<br />
percobaan-percobaan klinis; analisis data; presentasi dan<br />
pembuatan laporan hasil eksperimen untuk dipublikasikan.<br />
R. Hadiman, Ahmad Faried<br />
2(2-0) I<br />
C20C.004<br />
CEDERA OLAHRAGA DAN REHABILITASI<br />
Sport Injury and Rehabilitation<br />
Macam-macam cedera olahraga; pertolongan pertama<br />
cedera olahraga; pencegahan cedera olahraga; rehabilitasi<br />
cedera olahraga; biomekanika cedera olahraga, cell injury.<br />
M. Purba, Reni Farernia, Vita Murniati T<br />
2(2-0) I, II
405<br />
C20C.005<br />
C20B.006<br />
C20B.207<br />
C20C.008<br />
C20C.009<br />
C20C.010<br />
FUNGSI TUBUH I<br />
Fungsi Sistem Organ I<br />
Otot dan saraf; jantung dan pembuluh darah; sistem<br />
pengawasan; sistem pengawasan saraf; darah dan limfe;<br />
ginjal dan pengaturan cairan tubuh dan elektrolit.<br />
M. Purba, Setiawan, Reni Farenia<br />
FUNGSI TUBUH II<br />
Fungsi Sistem Organ II<br />
Pernapasan; pencernaan; sistem pengawasan humoral;<br />
energi dan pengaturan suhu; penglihatan, pendengaran,<br />
dan pengecap.<br />
M. Purba, Ieva B. Akbar, Setiawan, Reni Farenia, Vita<br />
Murniati T<br />
FAAL OLAHRAGA DAN EVALUASI FUNGSIONAL<br />
Physiology of the Sport and Functional Evaluation<br />
Bioenergetika dan kontraksi otot; tipe aktivitas fisik dan<br />
kekhususan faal bermacam-macam olahraga; reaksi dan<br />
adaptasi berbagai kerja fisik; kapasitas kemampuan fisik<br />
atlet. Parameter penilaian kapasitas atlet; uji ergospirometri<br />
pemanduan bakat; klasifikasi olahraga; pemilihan<br />
ergometer.<br />
M. Purba<br />
ANTROPOMETRI DAN BIOMEKANIKA<br />
Anthropometry and Biomechanical<br />
Fisik anatomi atlet; konsep dasar biomedika; kontraksi otot<br />
sebagai dasar gerak manusia; aplikasi kinesiologi pada<br />
berbagai penampilan olahraga.<br />
M. Purba, Setiawan<br />
ILMU FAAL KERJA/ERGONOMI<br />
Work Physiology Sciences/Ergonomy<br />
Batasan kerja dan prestasi kerja; jenis kerja, kerja statis<br />
dan dinamis; beban kerja; kapasitas kerja; kerja fisik, dan<br />
derajat beban. Peran ilmu faal dalam ergonomi.<br />
Wahyu Kahiwikarta, A. Purba, Setiawan<br />
ILMU FAAL ADAPTASI TERHADAP LINGKUNGAN<br />
Adaptation Physiology/Pathophysiology<br />
Sejarah dan terminologi; radiasi cahaya, sistem biologi,<br />
fisiologi iklim, hibernasi, barofisiologi, getaran dan bising,<br />
fisiologi kekurangan kalori<br />
M. Purba, Setiawan<br />
3(3-0) I, II<br />
3(3-0) I<br />
4(3-I) II<br />
2(2-0) I<br />
2(2-0) I, II<br />
2(2-0) I, II
406<br />
C20C.011<br />
C20C.112<br />
GIZI OLAHRAGA DAN DOPING<br />
Sport Nutrition and Doping<br />
Nilai biologi makanan; waktu makan atlet; penyusunan<br />
menu atlet; nilai kalori berbagai macam makanan dan<br />
aktivitas olahraga. Batasan doping; bahaya doping;<br />
berbagai jenis doping; pengawasan doping.<br />
M. Purba, Gaga Irawan, Abdullah Firmansyah<br />
PSIKOLOGI DAN SOSIOLOGI OLAHRAGA<br />
Psychology and Sociology of the Sport<br />
Evaluasi psikologi atlet; beberapa uji psikologi atlet;<br />
organisasi ahli psikologi olahraga. Sejarah dan arti<br />
sebenarnya sport, tujuan masyarakat; gerakan olimpiade;<br />
organisasi-organisasi olahraga.<br />
Nitya Wismaningsih<br />
2(2-0) I, II<br />
3(3-0) I<br />
C20C.013<br />
C20B.014<br />
TEORI LATIHAN OLAHRAGA<br />
Theory of Exercise of the Sport<br />
Faktor yang menentukan kualitas latihan, prinsip dasar<br />
latihan, sistem dan metode latihan, latihan endurans,<br />
latihan interval, latihan sirkit, latihan kelentukan, latihan<br />
kecepatan, latihan kelincahan, latihan pliometrik, latihan<br />
beban, kontraksi dinamis eksentrik-kosentrik dan kontraksi<br />
statis, latihan pemanasan dan penenangan, kelelahan<br />
latihan, pemulihan dan periodisasi latihan. Peran sports<br />
medicine dalam periodisasi latihan.<br />
Reni Farenia, A. Purba, Vita Murniati T<br />
BIOMEMBRAN<br />
Biomembrane<br />
Komponen membran dan organisasinya; mobilitas lipid dan<br />
protein membran; interaksi lipid protein; asimetri membran<br />
biologi; proses transpor biomembran; transpor dengan<br />
vesikel; kinetika transpor biomembran; macam ATP-ase,<br />
macam proses transpor dalam tubuh manusia.<br />
M. Nurhalim Shahib, Ani Melani M<br />
2(2-0) I, II<br />
2(2-0) I, II<br />
C20B.015 PROSES PENGENDALIAN DAN KOORDINASI<br />
METABOLISME<br />
Guidance Process and Metabolism Coordination<br />
Mekanisme kerja enzim, pengendalian aktivitas enzim,<br />
enzim dan haemostasis, pembentukan dan penyimpanan<br />
3(3-0)<br />
I, II
407<br />
energi metabolisme serta proses pengaturan dan<br />
koordinasinya; biosintesis makromolekul (protein, asam<br />
nukleat); peran hormon metabolisme.<br />
M. Nurhalim Shahib<br />
C20B.016<br />
C20B.117<br />
C20B.113<br />
C20B.019<br />
CELL SIGNALING<br />
Target and Discovery, Chromatin Regulation/acetylation.<br />
Map kinase Signaling, Apoptosis Signaling, AKT Signaling<br />
Pathways, Translation Control, PKC and Phospholipase<br />
Signaling, Cell Cycle/Checkpoint Control, Cytokine<br />
Signaling, Neuroscience, Tyrosine Kinases/Docking<br />
Proteins, Cytoskeletal Regulation, Glucose/Energy<br />
Metabolism, Lymphotic Signaling, WNT Signaling/Nuclear<br />
Receptor and other Signaling Pathway.<br />
M. Nurhalim Shahib<br />
GANGGUAN METABOLISME DAN PENGENALANNYA I<br />
Metabolic Disturbance I<br />
Gangguan metabolisme karbohidrat, lipid, protein, asam<br />
nukleat, vitamin, dan mineral, gangguan keseimbangan<br />
asam basa, gangguan pembekuan darah. Semua ditinjau<br />
dari sebab-sebabnya, akibatnya, cara pengenalannya, serta<br />
kemungkinan memperbaikinya.<br />
M. Nurhalim Shahib, Koeswadji, Nugraha Sutadipura<br />
PATOGENESIS MOLEKULAR I<br />
Molecular Pathogenesis I<br />
Mekanisme rudapaksa (Injury) selular, sitokin dan<br />
peradangan, fungsi netrofil pada inflamasi dan infeksi,<br />
regulasi respons imun molekular dan selular, respons imun<br />
molekular dan selular, respons inflamasi dan sel-sel<br />
endotel, pertumbuhan dan perkembangan sistem<br />
reproduksi, biogenesis organel dan sekresi protein,<br />
pengaturan perkembangan organisme tingkat gen, interaksi<br />
selular pada perkembangan organ/tubuh, Genomic<br />
Imprinting dan Penyakit, polimorfisme DNA dan penyakit,<br />
ekspresi gen dan penyakit, aktivitas telomerase dan<br />
penyakit.<br />
M. Nurhalim Shahib<br />
BIOKIMIA REPRODUKSI<br />
Biochemistry of Reproduction<br />
Pertumbuhan dan perkembangan plasenta, transpor nutrien<br />
melalui plasenta, peran DNA sebagai pembawa sifat<br />
orangtua kepada keturunannya, evolusi, mutasi dan faktor-<br />
3(3-0)<br />
I, II<br />
2(2-0)<br />
I<br />
2(2-0)<br />
I<br />
2(2-0)<br />
I, II
408<br />
faktor penyebabnya, kemampuan individu dalam<br />
memperbaiki kesalahan proses replikasi, mitosis, cacat<br />
bawaan, hormon kelamin, peran hormon kelamin pada<br />
proses reproduksi, biokimia siklus sel.<br />
M. Nurhalim Shahib, Koeswadji<br />
C20B.020<br />
C20G.121<br />
C20G.022<br />
ONKOLOGI MOLEKULAR<br />
Molecular Oncology<br />
Siklus sel dan regulasinya, onmogen, Tumor Supressor<br />
Genes, karsinogen, DNA repair, mekanisme resistensi,<br />
kaitan imprinting gene dengan keganasan, kaitan circadian<br />
clock dengan neoplasma, Throphoblastic Neoplasm, kaitan<br />
infeksi dengan neoplasma<br />
M. Nurhalim Shahib, Ani Melani M<br />
HEMATOLOGI DAN IMUNOHEMATOLOGI<br />
Haematology and Immunohaematology<br />
Patofisiologi dan patokimia sistem eritropoietik; patofisiologi<br />
dan patokimia sistem leukopoietik; patofisiologi dan<br />
patokimia sistem trombopoietik dan pembekuan darah;<br />
imunohematologi.<br />
Ponpon Idjradinata<br />
ENZIMOLOGI KLINIK<br />
Clinical Enzymology<br />
Perubahan patokimia sistem organ; enzimologi klinik.<br />
M Nurhalim S, Nugraha Sutadipura<br />
2(2-0)<br />
I, II<br />
3(3-0)<br />
I<br />
2(2-0)<br />
I, II
409<br />
C20A.023<br />
C20A.024<br />
C20A.125<br />
C20A.126<br />
METODE PENELITIAN ANATOMI PERKEMBANGAN<br />
Research Methods of Developmental Anatomy<br />
Mikrokinetik sayat/utuh, mikrofotografi, teknik perlakuan,<br />
deseksi hewan, pemeliharaan hewan percobaan dan<br />
penangkapannya, biakan jaringan.<br />
Hermawan Nagar Rasyid, Darmadji Ismono<br />
MORFOGENESIS ORGAN TUBUH<br />
Morphogenesis of Organs<br />
Perkembangan berbagai organ penting dan faktor-faktor<br />
penentuannya.<br />
Herry Herman, Achadiyani<br />
MIKROSTRUKTUR ORGAN TUBUH I<br />
Microstructure of Organs I<br />
Jantung, paru-paru, hepar, lambung dan usus, ginjal, kulit,<br />
regenerasi otot dan tulang.<br />
Achadiyani<br />
MIKROSTRUKTUR ORGAN TUBUH II<br />
Microstructure of Organs II<br />
Hipofisis dan hipotalamus, testis, ovarium, organ limfoid.<br />
Achadiyani<br />
3(3-0) I, II<br />
3(3-0) I, II<br />
2(2-0) I<br />
2(2-0) I<br />
C20A.127<br />
C20A.228<br />
NEUROANATOMI<br />
Neuroanatomy<br />
Embriologi khusus dan embriologi perbandingan; anatomi<br />
mikroskopik; berkas sensorik, berkas motorik, berkas<br />
autonom dan berkas kesan khusus, daerah kortikal<br />
penting beserta daerah subkortikal yang bersangkutan;<br />
anatomi mikroskopik korteks serebri; hubungan serta<br />
peralihan antara susunan humoral dan susunan neural;<br />
inervasi permukaan badan sesuai radiks, segmen dan<br />
pleksus; lokasi dan peran; praktikum/demonstrasi.<br />
Kahdar Wiradisastra, M Nurhalim Shahib<br />
KINESIOLOGI<br />
Kinesiology<br />
Pendahuluan, anatomi mikroskopik sistem gerak<br />
neuromuskuloskeletal (tulang, sendi otot, susunan saraf),<br />
alat gerak (sistem gerak) tubuh, ergonomi dan rehabilitasi,<br />
praktikum/demonstrasi.<br />
A. Purba<br />
3(3-0) I<br />
2(2-0) II
410<br />
C20A.029<br />
C20A.<strong>03</strong>0<br />
C20D. 1<br />
C20D. 2<br />
C20D. 3<br />
SITOGENETIKA<br />
Cytogenetics<br />
Kelainan genetika pada gen dan kromosom dengan faktor<br />
penyebabnya, struktur DNA dalam hubungannya dengan<br />
genetika, diagnosis, kelainan genetik dan prospek<br />
pencegahan, rehabilitasi dan pengobatannya, teknik<br />
analisis gen, teknik analisis kromosom, sasaran analisis,<br />
sitogenetika dan konseling genetika, imunogenetika.<br />
Syarief Effendi, M Nurhalim S<br />
TERATOLOGI<br />
Teratology<br />
Pengantar teratologi, prinsip-prinsip teratologi,<br />
mekanisme teratogenesis, patogenesis, teratologi<br />
eksperimental.<br />
Achadiyani<br />
FARMAKOKINETIK (2 SKS)<br />
Pendahuluan. Kinetika absorpsi. Kinetika transport.<br />
Kinetika distribusi. Kinetika metabolisme. Kinetika<br />
ekskresi. Parameter farmakokinetik, Farmakokinetik pada<br />
kondisi khusus (neonatus, kehamilan, laktasi, geriatri).<br />
Farmakokinetik pada gangguan organ. Penentuan<br />
regimen dosis. Interaksi obat. Polifarmasi. Therapeutic<br />
drug Monitoring<br />
Herri S. Sastramihardja, Rovina Ruslami<br />
FARMAKODINAMIK (2 SKS)<br />
Pendahuluan. Prinsip-prinsip mekanisme kerja obat.<br />
Farmakomolekular reseptor. Mekanisme aktivasi reseptor<br />
dan implikasinya. Hubungan dosis –konsentrasi dan efek<br />
obat. Hubungan mekanisme dengan efek dan efek<br />
samping obat. Interaksi farmakodinamik, Penanda<br />
fisiologis dan laboratoris obat. Farmakogenetik.<br />
Herri S. Sastramihardja, Rovina Ruslami<br />
FARMAKOLOGI KLINIK (2 SKS)<br />
Pendahuluan. Prinsip-prinsip terapi farmakologi.<br />
Patogenesis-patofisiologi dan intervensi farmakologi.<br />
Penggunaan terapi rasional. Prinsip pemilihan obat.<br />
Intervensi farmakologi pada berbagai penyakit (asma dan<br />
alergi, hipertensi esensial, anti diabetic dan anti lipid,<br />
kemoterapi, antibiotik: resistensi antibiotik, PK-PD<br />
antibiotik, penggunaan antibiotic yang rasional di rumah<br />
sakit dan di komunitas).<br />
Herri S. Sastramihardja, Rovina Ruslami<br />
2(2-0) I, II<br />
2(2-0) I, II
411<br />
C20D. 4<br />
C20D.5<br />
C20D.6<br />
TOKSIKOLOGI KLINIK<br />
Pendahuluan. Zat toksik. Farmakokinetik zat toksik<br />
(Toksikinetik). Identifikasi dan penilaian intoksikasi.<br />
Antidotum. Dekontaminasi. Intoksikasi organofosfat.<br />
Intoksikasi asetaminofen. Intoksikasi CNS depressant dan<br />
CNS stimulant.<br />
Herri S. Sastramihardja, Rovina Ruslami<br />
METODE RISET FARMAKOLOGI (2 SKS)<br />
Pendahuluan. Pengembangan obat. Identifikasi bahan<br />
aktif. Metode penarikan zat aktif. Bioskrining. Animal<br />
diseases model. Uji preklinik (uji efek dan uji toksisitas).<br />
Uji klinik (fase 1 s/d fase 4). Farmako epidemiologi.<br />
Farmakogenomik, Farmakoekonomi.<br />
Herri S. Sastramihardja, Rovina Ruslami<br />
FARMAKOLOGI EKSPERIMENTAL (2SKS)<br />
Pendahuluan. Penelitian inflamasi/infeksi secara in vitro<br />
tingkat seluler. Penelitian mekanisme<br />
imunologi/inflamasi local (in vivo). Penelitian onkologi<br />
secara in vivo (cell-line): mekanisme apoptosis dan<br />
mekanisme imunologi kanker. Penelitian<br />
inflamasi/infeksi organ hepar, paru, ginjal, kulit (luka),<br />
sepsis. Penelitian konsep umum onkologi. Penelitian<br />
onkologi in vivo (Ca mammae, Ca otak). Penelitian<br />
teratogenik.<br />
Herry Herman, Achadyani, M. Faried<br />
C20H.7<br />
HERBAL MEDICINE (HM) (2 SKS)<br />
Pendahuluan. Potensi/prospek pengembangan HM.<br />
Bahan/tanaman HM di Indonesia. Jamu/obat herbal<br />
terstandar di Indonesia. Zat aktif dalam HM. Metode<br />
ekstraksi zat aktif. Pengembangan HM, Interaksi HMobat<br />
(secara farmakokinetik dan farmakodinamik).<br />
Peranan HM di bidang klinis. HM dan industry. Regulasi<br />
HM di Indonesia.<br />
Herri S. Sastramihardja, Rovina Ruslami<br />
------ ASPEK FARMAKOLOGI PADA AGING (2 SKS)<br />
Pendahuluan. Perubahan farmakokinetik dan<br />
farmakodinamik pada aging. Interaksi obat. Polifarmasi.<br />
Penentuan dosis regimen pada aging. Terapi sulih
412<br />
C20E.040<br />
C20E.041<br />
C20E.042<br />
C20E.043<br />
C20E.144<br />
hormone (estrogen, progesteron, testosterone, growth<br />
hormone). Evidence-based pharmacology<br />
Rovina Ruslami<br />
BIOLOGI DAN MIKROORGANISME<br />
Biology and Microorganism<br />
Mikroorganisme dan mikrobiologi, mikromolekul, biologi<br />
sel, nutrisi dan metabolisme. Pertumbuhan<br />
mikroorganisme, genetik, konsep imunologi.<br />
Usep Abdullah Husin, Heda Melinda<br />
DIAGNOSTIK MIKROBIOLOGI DAN IMUNOLOGI<br />
Diagnostical microbiology and Immunology<br />
Isolasi patogen dari bahan klinik, tes kepekaan antibiotika,<br />
imunodiagnostik, Elisa, PCR, prosedur imunoblot, probe<br />
asam nukleat dalam diagnostik klinik, diagnostik mikologi,<br />
diagnostik virologi, keamanan dalam laboratorium<br />
mikrobiologi.<br />
Sunarjati Sudigdoadi, Heda Melinda, Edhyana<br />
Sahiratmadja<br />
MIKROBIOLOGI MOLEKULAR<br />
Molecular Microbiology<br />
Mikromolekul dan informasi genetik, struktur DNA,<br />
elemen-elemen genetik, restriksi dan modifikasi DNA,<br />
replikasi DNA, transkripsi, RNA processing and<br />
Ribozymes, kode genetik, transfer RNA, translasi,<br />
genetika antibakteri dan resistensi, faktor dan religius gen<br />
virulensi pada bakteri, biologi molekul virus eukariot,<br />
kemoterapi antivirus, rekayasa genetik.<br />
Imam Megantara, Ida Parwati, Ani Melani M<br />
BAKTERIOLOGI KHUSUS<br />
Special Bacteriology<br />
Kokus, bakteri anaerob, bakteri penyakit pernapasan,<br />
pencernaan dan saluran kemih, bakteri penyakit kelamin,<br />
bakteri penyebab keracunan makanan, mikoplasma,<br />
klamidia, rikettsia.<br />
Sadeli Masria, Ida Parwati<br />
MIKOLOGI KHUSUS<br />
Special Mycology<br />
Dermatomycosis, khamir patogen, mikosis subkutan,<br />
mikosis sistemik, mikotoksikosis.<br />
Ramlan Sadeli<br />
2(1-3) I, II<br />
3(1-3) I, II<br />
3(3-0) I, II<br />
3(3-0) I, II<br />
2(2-0) I
413<br />
C20E.145<br />
C20E.146<br />
VIROLOGI KHUSUS<br />
Special Virology<br />
Diferensiasi di antara bakteri, rikettsia, dan virus; virus<br />
saluran pencernaan; virus saluran pernapasan;<br />
eksantemal virus penyakit menular seksual; virus penyakit<br />
tumor; isolasi dan bahan-bahan klinik; diagnosis serologi<br />
dan penemuan infeksi virus secara imunologi.<br />
Sunaryati Sudigdoadi<br />
PARASIT DAN LINGKUNGAN SOSIAL<br />
Parasite and Special Environment<br />
Pengertian dasar, pengaruh tingkat sosial-ekonomi pada<br />
perjalanan penyakit; faktor pola kebiasaan hidup yang<br />
positif dan negatif; antropologi medika sebagai sudut<br />
pendekatan dalam penanggulangan zoonosis.<br />
Ridad Agoes<br />
2(2-0) I<br />
3(3-0) I
414<br />
C20E.147<br />
C20E.048<br />
C20F.049<br />
C20F.050<br />
LABORATORIUM DASAR PARASITOLOGI DAN<br />
HELMINTOLOGI MEDIK<br />
Principle of Parasitology Laboratory and Medicine<br />
Helminthology<br />
Model laboratorium dasar; model laboratorium<br />
lapangan; laboratorium diagnostik; laboratorium<br />
riset/kuantitatif; perkembangan mutakhir dalam<br />
laboratorium parasitologi, soil transmitted helminths;<br />
peran malakologi dalam siklus hidup; reservoar dan<br />
hospes; serangga vektor.<br />
Ridad Agoes<br />
ENTOMOLOGI MEDIK<br />
Medicine Entomology<br />
Mikrofauna serangga; serangga sebagai vektor<br />
penyakit; bionomika serangga; dinamika penularan.<br />
Ridad Agoes<br />
PATOLOGI UMUM<br />
General Pathology<br />
Kuliah: perubahan patobiologi dan proses terjadinya<br />
penyakit, faktor ekstrinsik dan intrinsik, gangguan<br />
fungsi, mikroorganisme, reaksi imunologi, kelainan<br />
metabolisme, faktor genetik dan onkogen, perubahan<br />
neoplastik dan proses penuaan, patologi<br />
eksperimental, patologi lingkungan.<br />
Praktikum: pengamatan sediaan patologis dengan<br />
pulasan rutin.<br />
Ismet M. Nur, Bethy S, Hernowo, Sunardhi<br />
Widyaputra, Achmad Sjawqie<br />
HISTOPATOLOGI<br />
Histopathology<br />
Kuliah: dasar-dasar histopatologi, pengambilan dan<br />
pengawetan jaringan, alat-alat laboratorium<br />
histopatologi, pengelolaan jaringan, bahan-bahan<br />
pulasan histopatologi, teori pulasan dasar untuk sel,<br />
pulasan dasar untuk jaringan, pulasan khusus, potong<br />
beku, alat-alat potong beku.<br />
Praktikum: teknik penanganan jaringan, teknik<br />
pulasan jaringan<br />
Ismet M. Nur, Bethy S Hernowo, Silvi Kintawati, Sri<br />
Suryanti<br />
3(2-3) I<br />
2(2-0) I, II<br />
3(2-3) I, II<br />
2(1-3) I<br />
C20F.051 MIKROSKOPI DAN HISTOKIMIA TERAPAN 3(3-3) I, II
415<br />
C20F.152<br />
C20F.053<br />
Apllied Histochemistry and Microscopy<br />
Kuliah: Mikroskopi: dasar-dasar penggunaan<br />
mikroskop, teknik mikrofotografi untuk penulisan dan<br />
presentasi karya ilmiah. Histokimia: aktivitas zat-zat<br />
kimia dalam sel dan jaringan, teknik pulasan<br />
histokimia.<br />
Praktikum: pengenalan jenis-jenis mikroskop dan<br />
penggunaannya, teknik mikrofotografi, pulasan<br />
histokimia, teknik pulasan histokimia.<br />
Ismet M. Nur, Bethy S Hernowo, Murnisari Darjan,<br />
Irene G.S, Abdul Hadi<br />
SITOPATOLOGI DAN IMUNOPATOLOGI DASAR<br />
Principle of Immunopathology and Cytopathology<br />
Sitopatologi dasar: dasar-dasar sitologi, gambaran sel<br />
sitologi normal, perubahan sel yang disebabkan oleh<br />
radang, gangguan hormonal dan neoplasma, cara<br />
pengambilan bahan sediaan, teknik pulasan sediaan<br />
apus.<br />
Imunopatologi dasar: dasar-dasar imunopatologi,<br />
imunitas, reaksi hipersensitifitas, respons sel terhadap<br />
jejas.<br />
Lasma R. Silitonga, Achmad Sjawqie, Abdul Hadi<br />
Hassan, Sri Suryanti<br />
SITOPATOLOGI DAN IMUNOPATOLOGI TERAPAN<br />
Applied Immunopathology and Cytopathology<br />
Kuliah: Sitopatologi terapan: sitopatologi jaringan<br />
patologis dan cairan tubuh patologis, pemanfaatan<br />
jaringan tubuh dan cairan tubuh patologis.<br />
Imunopatologi terapan: pemanfaatan imunopatolog<br />
dalam penelitian kedokteran.<br />
Praktikum: teknik pengambilan apusan dan<br />
penanganannya, teknik pulasan imunohistokimia<br />
untuk sediaan apus.<br />
Ismet M. Nur, Bethy S Hernowo, Lasma R. Silitonga,<br />
Sri Suryanti<br />
2(2-0) I<br />
2(2-3) I, II
416<br />
C20F.054<br />
C20F.055<br />
C20B.056<br />
PATOBIOLOGI UMUM DAN HISTOKIMIA<br />
General Pathobiology and Histochemistry<br />
Batasan patobiologi, hubungan patobiologi dengan ilmu<br />
kedokteran lainnya, proses patobiologi dan kaitannya<br />
dengan perubahan secara histologis, biokimia dan<br />
patologi klinik. Histokimia: identifikasi dan lokasi zat kimia<br />
dan aktivitasnya dalam jaringan, dasar histokimia,<br />
susunan kimia sel dan jaringan.<br />
Ismet M. Nur, Sunardhi Widyaputra, Bethy S. Hernowo,<br />
Irene GS, Sri Suryanti<br />
IMUNOBIOLOGI<br />
Immunobiology<br />
Spesifisitas dan antigenisitas; limfosit imunokompeten<br />
dan jaringan limfoid; respons imun dan interaksi sel-sel<br />
imunokompeten; struktur dan pengaturan genetik<br />
antibodi, antibodi sekretori, sistem HLA dan<br />
penggenetiknya; reaksi antigen antibodi; sel-sel fagositik<br />
sistem komplemen; mediator imunologi; hipersensitifitas.<br />
Bethy S Hernowo, Edhyana Sahiratmadja<br />
IMUNOHISTOKIMIA<br />
Immunochemistry<br />
Prasyarat: C20F.055<br />
Teknik-teknik kimia dan konsep yang ditetapkan dalam<br />
imunologi. Spesifisitas; antigen; deteksi interaksi antigen<br />
antibodi dalam larutan dan pada sel; pengukuran interaksi<br />
antigen antibodi; pengukuran interaksi hapten antibodi;<br />
determinan antigenik dan tempat pengikat antibodi dan<br />
antigen; isolasi reseptor sel; heterogenitas dan struktur<br />
kimia antibodi; teknik-teknik imunodilusi;<br />
imunoelektroforesis; imunofluoresensi; ELISA; RIA<br />
Koeswadji, Bethy S Hernowo, Edhyana Sahiratmadja<br />
2(2-0) I, II<br />
2(2-0) I, II<br />
2(2-0) I, II<br />
C20B.057 RADIKAL BEBAS DALAM BIOLOGI DAN<br />
<strong>KEDOKTERAN</strong><br />
Free Radicals in Biology and Medicine<br />
An introduction to oxygen and free radical, protection<br />
against oxidants and radical damage in biological<br />
systems, radical chain reaction, lipid peroxidation,<br />
inflammation, ischemia/reoxygenation injury, lung damage<br />
and ARDS, aging, cancer. Antioxidant status in human,<br />
effect of diet in antioxidants status, laboratory techniques<br />
to acces oxidant status.<br />
Tri Hanggono, Nugraha, Sadiah Ahmad, Nurhalim Shahib<br />
2(3-0) I, II
417<br />
C20B.058<br />
C20B.059<br />
C20D.063<br />
NEUROBIOLOGI<br />
Neurobiology<br />
Komunikasi antar sel; reaksi rangsangan sel; sel saraf;<br />
transmisi impuls saraf; interaksi neurotropik; sel glia dan<br />
interaksinya dengan saraf; sinapsis; neuron GABA-ergik;<br />
transmisi neuromuskular, neurotransmiter dalam<br />
kedudukannya sebagai sinyal komunikasi; peran molekul<br />
MAP2 dalam plastisitas perkembangan otak.<br />
Kahdar Wiradisastra, M Nurhalim Shahib<br />
BIOLOGI PERKEMBANGAN<br />
Developmental Biology<br />
Gametogenesis; fertilisasi; pembelahan; induksi; asosiasi<br />
sel; regenerasi; metamorfosis; teratologi; fungsi gen<br />
diferensial; regulasi ekspresi gen selama diferensiasi.<br />
Sri Soedarwati, Lien Sutasurya, Tono Djuantono<br />
BIOTEKNOLOGI <strong>KEDOKTERAN</strong> DAN FARMASI<br />
Medical Biotechnology and Pharmacy<br />
Teknik-teknik DNA rekombinan, kerja enzim, produksi<br />
enzim dan zat lainnya oleh mikroorganisme, pemanfaatan<br />
bahan alam dalam bidang kedokteran dan farmasi, terapi<br />
gen dan monoklonal antibodi, pemanfaatan manipulasi<br />
DNA untuk diagnostik, terapi dan pencegahan penyakit.<br />
M. Nurhalim Shahib<br />
2(2-0) I, II<br />
2(2-0) I, II<br />
2(2-0) I, II<br />
C20D.064<br />
BIOLOGI MOLEKULAR MEDIK<br />
Medical Molecular Biology<br />
Tujuan pendidikan Biologi Molekular Medik: Tujuan<br />
umum: memahami struktur dan fungsi masing-masing<br />
komponen sel dalam kaitannya dengan proses biologik<br />
untuk mempertahankan keutuhan dan integrasi sel,<br />
sehingga dapat mempertahankan homeostasis. Tujuan<br />
khusus: memahami struktur molekular jasad hidup, baik<br />
prokariot maupun eukariot, mengetahui peran masingmasing<br />
komponen sel dalam kaitannya dengan proses<br />
biologik, memahami perubahan dan regulasi secara<br />
molekular dalam pertumbuhan dan perkembangan sel,<br />
mengenal metode-metode laboratorium biologi molekular<br />
dan aplikasinya dalam bidang kedokteran, mengetahui<br />
konsep bioteknologi agar dapat dikembangkan dalam<br />
bidang kedokteran, mengetahui perubahan-perubahan<br />
molekular dalam sel manusia terhadap perubahan<br />
3(3-0) I, II
418<br />
C20E.065<br />
C20E.066<br />
C20E.067<br />
lingkungan dan keadaan patologis.<br />
Materi perkuliahan: konsep molekular dan komposisi<br />
kimia jaringan manusia: komposisi kimia dan fungsi<br />
biologis, organisasi senyawa pada masing-masing<br />
komposisi selular. Organisasi dan regulasi siklus sel.<br />
Struktur dan fungsi DNA: replikasi, mutasi, dan DNA<br />
repair, transkripsi. Struktur dan fungsi RNA. Sintesis<br />
protein ekspresi dan pengaturannya. Sinyal transduksi.<br />
Kelainan ekspresi gen dan kanker, aspek imunologis.<br />
M. Nurhalim Shahib,Ahmad Faried<br />
MIKROBIOLOGI LINGKUNGAN<br />
Environmental Microbiology<br />
Mikrobiologi tanah, mikrobiologi air, mikrobiologi limbah,<br />
mikrobiologi makanan, mikrobiologi industri, epidemiologi<br />
penyakit infeksi.<br />
Ramlan Sadeli, M Nurhalim S<br />
MIKROBIOLOGI PANGAN<br />
Food Microbiology<br />
Ekologi mikroorganisme pada makanan, mekanisme<br />
terhadap ketahanan pangan dan kerusakan subletal<br />
mikroorganisme selama pengolahan. Mikrobiologi dalam<br />
pengemasan aseptik dan metode pengendalian<br />
mikroorganisme dan analisis mikroorganisme makanan.<br />
Biokontrol bakteri pada makanan.<br />
Sadeli Masria<br />
MIKROBIOLOGI PENCEGAHAN<br />
Prevention Microbiology<br />
Pengendalian mikroorganisme; mekanisme pertahanan<br />
tubuh; antibiotika profilaksis, vaksinasi.<br />
Usep Abdullah Husin, Heda Melinda, Kusnandi<br />
2(2-0) I, II<br />
2(2-0) I, II<br />
2(2-0) I, II<br />
C20B.068<br />
TEKNIK LABORATORIUM MODEREN PADA<br />
BIOMEDIKAL EKSPERIMENTAL<br />
Modern Laboratory Techniques in Experimental<br />
Biomedicine<br />
General laboratory procedures, separation and<br />
purification techniques of biomolecules, spectroscopic<br />
analysis of biomolecules, radioisotopes in biomedical<br />
research, cell and tissue culture, DNA analysis, methods<br />
in signal transduction assay, ligand binding assay,<br />
immunohistochemistry, enzymimmunoassay, animal<br />
2(3-0) I, II
419<br />
C20E.069<br />
C20O.069<br />
experiments.<br />
Tri Hanggono, Nurhalim Shahib, Bethy S. Hernowo<br />
PROTOZOA PATOGEN<br />
Pathogen Protozoa<br />
(Silabus dan pengajar ditentukan kemudian)<br />
MASASE OLAHRAGA<br />
Sport Masage<br />
Tujuan: untuk kebugaran, mencegah cedera, dan<br />
pengobatan.<br />
A. Purba, Albert Hutapea<br />
2(3-0) I, II<br />
2(2-0) I, II<br />
B. KONSENTRASI IKK PENYELENGGARA FAKULTAS <strong>KEDOKTERAN</strong><br />
UNX20.111<br />
C20H.180<br />
C20H.181<br />
FILSAFAT ILMU<br />
Ilmu (sains) sebagai pengetahuan yang dipandu secara<br />
normatif dari Tuhan Yang Maha Esa. Pencarian atau<br />
penguasaan ilmu (the quest for knowledge). Manusia<br />
yang berkemampuan untuk mengetahui, nalar dan hasil<br />
nalar, sejarah perkembangan filsafat dan ilmu. Dunia<br />
rasio dan rasa, ikhtiar versus takdir.<br />
Sains empiris: anatomi. Penalaran deduktif dan induktif.<br />
Hubungan di antara filsafat, sains, dan metodologi<br />
(metode dan teknik). Persamaan dan perbedaan antara<br />
ilmu-ilmu alamiah dengan ilmu-ilmu sosial-kemanusiaan.<br />
Perintisan ilmu (sains) berdasarkan agama. Pokok-pokok<br />
bahasan yang sama yang dikembangkan dari silabus<br />
ringkas di atas dibahas oleh tim pengajar mahasiswa<br />
dalam beberapa kelompok/kelas paralel.<br />
Taufik S. Boesorie, Sadeli Masria<br />
<strong>KEDOKTERAN</strong> MOLEKULAR A<br />
(Untuk peserta kajian preklinik)<br />
M. Nurhalim Shahib, Ida Parwati<br />
<strong>KEDOKTERAN</strong> MOLEKULAR B<br />
(Untuk peserta kajian klinik)<br />
Tri Hanggono Achmad, M. Nurhalim Shahib<br />
2(2-0) I<br />
2(2-0)<br />
2(2-0)<br />
C20H.132<br />
CEDERA OLAHRAGA DAN REHABILITASI<br />
Macam-macam cedera olahraga, pertolongan pertama<br />
cedera olahraga, pencegahan cedera olahraga,<br />
2(2-0) I, II
420<br />
C20H.102<br />
C20H.1<strong>03</strong><br />
C20H.104<br />
C20H.105<br />
C20H.106<br />
C20H.134<br />
C20H.135<br />
rehabilitasi cedera olahraga, biomekanika cedera<br />
olahraga.<br />
A. Purba<br />
FUNGSI SISTEM TUBUH I<br />
Otot dan saraf, jantung dan pembuluh darah, sistem<br />
pengawasan saraf, darah dan limfe, ginjal dan<br />
pengaturan cairan tubuh, pengaturan cairan tubuh.<br />
A. Purba, Albert Hutapea, Neng Tine, Setiawan<br />
FUNGSI SISTEM TUBUH II<br />
Pernapasan; pencernaan, sistem pengawasan humoral;<br />
energi dan pengaturan suhu, penglihatan, pendengaran<br />
dan pengecap.<br />
A. Purba, Albert Hutapea, Neng Tine, Setiawan<br />
FAAL OLAHRAGA DAN EVALUASI FUNGSIONAL<br />
Bioenergetika dan kontraksi otot; tipe aktivitas fisik dan<br />
kekhususan faal bermacam-macam olahraga, reaksi dan<br />
adaptasi; berbagai kerja fisik; kemampuan fisik atlet.<br />
Parameter penilaian kapasitas atlet; uji ergospirometri<br />
pemanduan bakat, klasifikasi olahraga; pemilihan<br />
ergometer.<br />
A. Purba<br />
ANTROPOMETRI DAN BIOMEKANIKA<br />
Fisik anatomi atlet; konsep dasar biomekanika, kontraksi<br />
otot sebagai dasar gerak manusia; aplikasi kinesiologi<br />
pada berbagai penampilan olahraga.<br />
A. Purba, Setiawan<br />
ILMU FAAL KERJA/ERGONOMI<br />
Batasan kerja dan prestasi kerja; jenis kerja, kerja statis<br />
dan dinamis beban kerja. Kapasitas kerja fisik dan derajat<br />
beban. Peran ilmu faal dalam ergonomi.<br />
Wahyu Karhiwikarta, A. Purba<br />
ILMU FAAL ADAPTASI TERHADAP LINGKUNGAN<br />
Sejarah dan terminologi; radiasi cahaya, sistem biologi,<br />
fisiologi iklim hibernasi, barofisiologi, getaran dan bising,<br />
fisiologi kekurangan kalori.<br />
A. Purba, Setiawan<br />
GIZI OLAHRAGA DAN DOPING<br />
Nilai biologi makanan; waktu makan atlet; penyusunan<br />
3(3-0) I, II<br />
3(3-0) I<br />
3(3-0) II<br />
3(2-0) I<br />
3(2-0) I, II<br />
2(2-0) I<br />
2(2-0) I, II
421<br />
menu atlet; nilai kalori berbagai macam makanan dan<br />
aktivitas olahraga. Batasan doping; berbagai jenis doping;<br />
pengawasan doping.<br />
A. Purba, Gaga Irawan, Abdullah Firmansyah<br />
C20H.136<br />
C20H.137<br />
C20H.138<br />
PSIKOLOGI DAN SOSIOLOGI OLAHRAGA<br />
Evaluasi psikologi atlet, beberapa uji psikologi diet,<br />
organisasi ahli psikologi olahraga. Sejarah dan arti<br />
sebenarnya olahraga, tujuan masyarakat; gerakan<br />
olimpiade; organisasi-organisasi olahraga.<br />
Nitya Wismaningsih<br />
TEORI LATIHAN<br />
Prinsip umum latihan, metode latihan, latihan-latihan<br />
endurans, internal, sirkit, kecepatan, eksentrik, beban;<br />
pemanasan dan cooling down; periode latihan.<br />
A.Purba, Tarigan<br />
BIOMEMBRAN<br />
Komponen membran dan organisasi, mobilitas lipid dan<br />
protein membran; interaksi lipid-protein; asimetri<br />
membran biologi; proses transpor biomembran; transpor<br />
dengan vesikel; kinetika transpor biomembran; macam<br />
ATP-ase, macam proses transpor dalam tubuh manusia.<br />
M Nurhalim Shahib<br />
2(2-0) I<br />
2(2-0) I, II<br />
2(2-0) I, II<br />
C20H.107 PROSES PENGENDALIAN DAN KOORDINASI<br />
METABOLISME<br />
Mekanisme kerja enzim, pengendalian aktivitas enzim,<br />
enzim dan hemostasis, pembentukan dan penyimpanan<br />
energi metabolisme serta proses pengaturan dan<br />
koordinasinya, biosintesis makromolekul (protein, asam<br />
nukleat), peran hormon metabolisme.<br />
M. Nurhalim Shahib<br />
3(3-0) I, II<br />
C20H.108<br />
C20H.109<br />
PROSES BIOKIMIA DALAM SEL JARINGAN TUBUH<br />
Transpor senyawa melalui membran sel; proses biokimia<br />
dalam sel-sel hepar, ginjal, jantung, paru-paru, saraf<br />
organ reproduksi dan sel-sel darah; biokimia sistem<br />
kekebalan; kontraksi otot dan gerakan sel.<br />
Alfred A. Djajakusumah, M. Nurhalim Shahib<br />
GANGGUAN METABOLISME DAN PENGENALANNYA<br />
I<br />
3(3-0) I, II<br />
3(3-0) I
422<br />
Gangguan metabolisme karbohidrat, lipid, protein, asam<br />
nukleat, vitamin, dan mineral, gangguan keseimbangan<br />
asam basa, gangguan pembekuan darah. Semua ditinjau<br />
dari sebab-sebabnya, akibatnya, cara pengenalannya,<br />
serta kemungkinan memperbaikinya.<br />
M. Nurhalim Shahib, Koeswadji<br />
C20H.110<br />
C20H.139<br />
C20H.140<br />
C20H.142<br />
C20H.112<br />
C20H.113<br />
C20H.114<br />
GANGGUAN METABOLISME DAN PENGENALANNYA<br />
II<br />
Proses biokimia dan berbagai keracunan logam berat,<br />
alkoholism, xenobiokimia, biokimia karsinogen dan<br />
onkogen.<br />
M. Nurhalim Shahib<br />
BIOKIMIA REPRODUKSI<br />
Peran DNA sebagai pembawa sifat orangtua kepada<br />
keturunannya; replikasi; transkripsi, kode genetika,<br />
hubungan kode genetika dengan susunan dan struktur<br />
protein, evolusi, mutasi, dan faktor-faktor penyebabnya,<br />
kemampuan individu dalam memperbaiki kesalahan<br />
proses replikasi, mitosis, cacat bawaan, hormon kelamin,<br />
peran hormon kelamin pada proses reproduksi, biokimia<br />
siklus sel.<br />
M. Nurhalim Shahib, Koeswadji<br />
BIOKIMIA NEOPLASMA<br />
Biosintesis DNA dan proses pengaturannya, biosintesis<br />
protein dan pengaturannya; faktor-faktor penyebab<br />
neoplasma; peran radiasi dalam proses menghambat<br />
pertumbuhan neoplasma dan siklus sel.<br />
M. Nurhalim Shahib, Koeswadji<br />
ENZIMOLOGI KLINIK<br />
Pertumbuhan patokimia sistem organ; enzimologi klinik.<br />
M. Nurhalim Shahib<br />
METODE PENELITIAN ANATOMI PERKEMBANGAN<br />
Mikrokinetik sayat/utuh, mikrofotografi, teknik perlakuan,<br />
deseksi hewan, pemeliharaan hewan percobaan dan<br />
penangkapannya, biakan jaringan.<br />
MORFOGENESIS ORGAN TUBUH<br />
Herry Herman<br />
MIKROSTRUKTUR ORGAN TUBUH I<br />
Jantung, paru-paru, hepar, lambung dan usus, ginjal,<br />
kulit, regenerasi otot dan tulang.<br />
3(3-0) I, II<br />
2(2-0) I, II<br />
2(2-0) I, II<br />
3(3-0) I<br />
3(3-0) I, II<br />
2(2-0) I
423<br />
C20H.115<br />
Achadiyani<br />
MIKROSTRUKTUR ORGAN TUBUH II<br />
Hipofisis dan hipotalamus, testes, ovarium, organ limfoid.<br />
Achadiyani<br />
2(2-0) I<br />
C20H.116<br />
C20H.144<br />
C20H.145<br />
C20H.146<br />
C20H.151<br />
C20H.122<br />
NEUROANATOMI<br />
Embriologi khusus dan embriologi perbandingan; anatomi<br />
mikroskopik, berkas sensorik, berkas motorik, berkas<br />
autonom dan berkas kesan khusus, daerah kortikal<br />
penting beserta daerah subkortikal yang bersangkutan<br />
anatomi mikroskopik korteks serebri; hubungan serta<br />
peralihan antara susunan humoral dengan susunan<br />
neural; inervasi permukaan badan, sesuai radiks,<br />
segmen, dan pleksus; lokasi dan peran;<br />
praktikum;demonstrasi.<br />
Kahdar Wiradisastra<br />
KINESIOLOGI<br />
Anatomi mikroskopik; alat gerak, ergonomi dan<br />
rehabilitasi praktikum/demonstrasi.<br />
A. Purba, Setiawan<br />
SITOGENETIKA<br />
Kelainan genetika pada gen dan kromosom dengan faktor<br />
penyebabnya, struktur DNA dalam hubungannya dengan<br />
genetika, diagnosis, kelainan genetik dan prospek<br />
pencegahan, rehabilitasi dan pengobatannya, teknik<br />
analisis gen, teknik analisis kromosom, sasaran analisis,<br />
sitogenetika dan konseling genetika, imunogenetika.<br />
TERATOLOGI<br />
Pengantar teratologi, prinsip prinsip teratologi,<br />
mekanisme teratogenesis, patogenesis, teratoloti<br />
eksperimental<br />
Achadiyani<br />
PROTOZOA PATOGEN<br />
Protozoa usus, protozoa rongga tubuh; protozoa darah<br />
dan jaringan.<br />
Ridad Agoes, Tjahjono Djatie<br />
MIKROBIOLOGI <strong>KEDOKTERAN</strong> DASAR<br />
Klasifikasi dan identifikasi kuman, genetika jasad renik,<br />
flora normal; bakteriofag; zat anti jasad renik, hubungan<br />
inang parasit, imunologi penyakit infeksi (selular/imunal).<br />
Imam Supardi, Usep Abdullah Husin<br />
3(3-0) I<br />
2(2-0) I, II<br />
2(2-0) I, II<br />
2(2-0) I, II<br />
2(2-0) I<br />
3(3-0) I, II
424<br />
C20H.124<br />
C20H.125<br />
C20H.152<br />
C20H.126<br />
C20H.123<br />
INFEKSI NOSOKOMIAL<br />
Pencegahan infeksi nosokomial (IN); epidemiologi IN,<br />
surveilus IN. Antibiotika dan IN, hubungan rumah sakit<br />
dan masyarakat IN, endemik dan Epidemik.<br />
Imam Supardi, Imam Megantara<br />
MIKROBIOLOGI MOLEKULAR<br />
Struktur dan fungsi bagian sel mikroba, proses molekul<br />
dalam sel mikroba, genetika antibakteri dan resistensil<br />
inhibitor biosintesis peptidoglikan sebagai model, faktor<br />
virulensi pada bakteri, regulasi gen virulensi pada bakteri,<br />
biologi molekul virus eukariot, kemoterapeutik antivirus,<br />
rekayasa genetika.<br />
Imam Supardi, Mieke F. Satari<br />
MIKROBIOLOGI DIAGNOSTIK<br />
Dasar-dasar diagnosis bakteriologik, cara pengambilan<br />
dan pengiriman bahan pemeriksaan, isolasi dan<br />
identifikasi bakteri patogen, penentuan kepekaan<br />
antibakteri, serodiagnostik dan imunologi, interpretasi<br />
hasil. Diagnosis labaratori infeksi jamur dan virus, kualitas<br />
kontrol laboratorium mikrobiologi klinik.<br />
Imam Supardi, Sunarjati Sudigdoadi<br />
BAKTERIOLOGI KHUSUS<br />
Kokus gram positif dan gram negatif, bakteri anaerob,<br />
bakteri penyakit saluran pernapasan, pencernaan, dan<br />
saluran kemih; bakteri penyakit kelamin; bakteri<br />
penyebab keracunan makanan, mikoplasma, klamidia,<br />
riketsia.<br />
Imam Supardi, Sadeli Masria<br />
VIROLOGI DAN MIKOLOGI<br />
Diferensiasi di antara bakteri, riketsia, virus; virus saluran<br />
pencernaan, virus saluran pernapasan, eksantema, virus<br />
penyakit menular seksual, virus penyakit tumor, isolasi<br />
dan bahan-bahan kimia klinik, diagnosis serologi dan<br />
penemuan infeksi virus secara<br />
imunologi.<br />
Imam Supardi, Sunarjati Sudigdoadi, Ramlan Sadeli<br />
3(3-0) I<br />
2(2-0)<br />
2(1-3) I, II<br />
3(3-0) I, II<br />
3(3-0)<br />
C20H. 153<br />
PARASIT DAN LINGKUNGAN SOSIAL<br />
Pengertian dasar, pengaruh tingkat sosial ekonomi pada<br />
3(3-0) I
425<br />
perjalanan penyakit, faktor pola kebiasaan hidup yang<br />
positif dan negatif, antropologi medika sebagai sudut<br />
pendekatan dalam penanggulangan zoonosis.<br />
Ridad Agoes<br />
C20H.154 LABORATORIUM DASAR PARASITOLOGI DAN<br />
HELMINTOLOGI KLINIK<br />
Model laboratorium dasar, model laboratorium lapangan,<br />
laboratorium diagnostik, laboratorium riset/kuantitatif,<br />
perkembangan mutakhir dalam laboratorium parasitologi,<br />
soil transmitted helminths, peran malakologi dalam siklus<br />
hidup, reservoar dan hospes, serangga vektor.<br />
Ridad Agoes<br />
3(2-3) I<br />
C20H.155<br />
C20H.127<br />
C20H.128<br />
ENTOMOLOGI MEDIK<br />
Mikrofauna serangga, serangga sebagai vektor penyakit,<br />
bionomika serangga, dinamika penularan.<br />
Ridad Agoes, Salmah Kodijat<br />
PARASITOLOGI UMUM<br />
Kuliah: perubahan patobiologi dan proses terjadinya<br />
penyakit faktor intrinsik dan ekstrinsik, gangguan fungsi,<br />
mikroorganisme, reaksi imunologi, kelainan metabolisme,<br />
faktor genetik dan onkogen, perubahan neoplastik dan<br />
proses penuaan, patologi eksperimental, patologi<br />
lingkungan.<br />
Praktikum: pengamatan sediaan patologis dengan<br />
pulasan rutin.<br />
Bethy S. Hernowo, Sunardhi Widyaputra, Achmad<br />
Sjawqie.<br />
HISTOPATOLOGI<br />
Kuliah: dasar-dasar histopatologi, pengambilan dan<br />
pengawetan jaringan, alat-alat laboratorium histopatologi,<br />
pengelolaan jaringan bahan-bahan pulasan histopatologi,<br />
teori pulasan dasar untuk sel, pulasan dasar untuk<br />
jaringan, pulasan khusus, potong beku, alat-alat potong<br />
beku.<br />
Praktikum: teknik penanganan jaringan, teknik pulasan<br />
jaringan.<br />
Bethy S. Hernowo, Silvi Kintawati, Sri Suryanti<br />
2(2-0)<br />
3(2-3) I, II<br />
3(2-3) I<br />
C20H.129<br />
MIKROSKOPI DAN HISTOKIMIA TERAPAN<br />
Kuliah: mikroskopi: dasar-dasar penggunaan mikroskop,<br />
3(2-3) I, II
426<br />
C20H.130<br />
C20H.131<br />
C20H.157<br />
C20H.158<br />
teknik mikropatologi untuk penulisan dan presentasi karya<br />
ilmiah. Histokimia: aktivitas zat-zat dalam sel dan<br />
jaringan, teknik pulasan histokimia.<br />
Praktikum: pengenalan jenis-jenis mikroskop dan<br />
penggunaannya, teknik mikrofotografi, pulasan<br />
histokimia, teknik pulasan histokimia.<br />
Sunardhi Widyaputra, Silvi Kintawati, Murnisari Darjan,<br />
Sri Suryanti<br />
SITOPATOLOGI DAN IMUNOPATOLOGI DASAR<br />
Sitopatologi dasar; dasar-dsar sitologi, gambaran sel<br />
sitologi normal, perubahan sel yang disebabkan oleh<br />
radang, gangguan hormonal dan neoplasma, cara<br />
pengambilan bahan sediaan, teknik pulasan sediaan<br />
apus. Imunopatologi dasar, dasar-dasar imunopatologi,<br />
imunitas, reaksi hipersensitivitas, respons sel terhadap<br />
jejas.<br />
Achamd Sjawqie, Silvi Kintawati, Murnisari Darjan, Sri<br />
Suryanti<br />
SITOPATOLOGI DAN IMUNOPATOLOGI TERAPAN<br />
Kuliah: sitopatologi terapan, sitopatologi jaringan<br />
patologis dan cairan tubuh patologis, pemanfaatan<br />
jaringan tubuh dan cairan tubuh patologis. Imunopatologis<br />
terapan: pemanfaatan imunopatologi dalam penelitian<br />
kedokteran.<br />
Praktikum: teknik pengambilan apusan dan<br />
penanganannya, teknik pulasan imunohistokimia untuk<br />
sediaan apus.<br />
Bethy S. Hernowo, Achmad Sjawqie, Sri Suryanti<br />
PATOBIOLOGI UMUM DAN HISTOKIMIA<br />
Batasan patobiologi, hubungan patobiologi dengan ilmu<br />
kedokteran lainnya, proses patobiologi dan kaitannya<br />
dengan perubahan secara histopatologis, biokimia dan<br />
patologi klinik. Histokimia; identifikasi dan lokasi zat kimia<br />
dan aktivitasnya dalam jaringan, dasar histokimia,<br />
susunan kimia sel dan jaringan.<br />
Sunardhi Widyaputra, Silvi Kintawati, Murnisari Darjan,<br />
Sri Suryanti<br />
IMUNOBIOLOGI<br />
Spesifisitas dan antigenisitas; limfosit imunokompeten<br />
dan jaringan limfoid, respons imun dan interaksi sel-sel<br />
imunokompeten; struktur dan pengaturan genetik<br />
3(3-0) I<br />
3(2-3) I, II<br />
2(2-0) I, II<br />
2(2-0)
427<br />
antibodi, antibodi sekretori, sistem HLA dan<br />
penggenetiknya, reaksi antigen antibodi, sel-sel fagositik<br />
sistem komplemen, mediator imunologik,<br />
hipersensitivitas.<br />
C20H.159<br />
C20H.160<br />
C20H.161<br />
C20H.165<br />
C20H.166<br />
IMUNOHISTOKIMIA<br />
Teknik-teknik kimia dan konsep yang ditetapkan dalam<br />
imunobiologi. Spesifisitas; antigen; deteksi interaksi<br />
antigen antibodi dalam larutan dan dalam sel;<br />
pengukuran interaksi antigen antibodi; pengukuran<br />
interaksi hapten antibodi, determinan antigenik dan<br />
tempat pengikat antibodi dan antigen, isolasi reseptor sel,<br />
heterogenitas dan struktur kimia antibodi, teknik-teknik<br />
imunodilusi, imunoelektroforesis, imunofluoresensi,<br />
ELISA, RIA.<br />
Bethy S. Hernowo<br />
NEUROBIOLOGI<br />
Komunikasi antar sel; reaksi rangsangan sel; sel saraf;<br />
transmisi impuls saraf; interaksi neurotropik; sel glia dan<br />
interaksinya dengan saraf; sinapsis; neuron GABA-ergik;<br />
transmisi neuromuskular, neurotransmiter dalam<br />
kedudukannya sebagai sinyal komunikasi; peran molekul<br />
MAP2 dalam plastisitas perkembangan otak.<br />
BIOLOGI PERKEMBANGAN<br />
Gametogenesis; fertilisasi; pembelahan; induksi; asosiasi<br />
sel; regenerasi; metamorfosis; teratologi; fungsi gen<br />
diferensial; regulasi ekspresi gen selama diferensiasi.<br />
Sri Soedarwati, Lien Sutasurya<br />
BIOTEKNOLOGI <strong>KEDOKTERAN</strong> DAN FARMASI<br />
Teknik-teknik DNA rekombinan, kerja enzim, produksi<br />
enzim dan zat lainnya oleh mikroorganisme, pemanfaatan<br />
bahan alam dalam bidang kedokteran dan farmasi, terapi<br />
gen dan antibodi monoklonal, pemanfaatan manipulasi<br />
DNA dan diagnostik, terapi dan pencegahan penyakit.<br />
M. Nurhalim Shahib, Sidik<br />
BIOLOGI MOLEKULAR MEDIK<br />
Aspek biologi molekular penyakit genetik dan berbagai<br />
cacat bawaan. Secara mendetil dibicarakan teknik-teknik<br />
topik sebagai berikut: aspek molekular sel dan<br />
komponennya, gen serta proses fisiologi tanaman,<br />
hewan, dan manusia; struktur dan fungsi molekul sel;<br />
2(2-0) I, II<br />
2(2-0) I, II<br />
2(2-0) I, II<br />
2(2-0)<br />
2(2-0)
428<br />
C20H.167<br />
C20H.168<br />
C20H.170<br />
C20H. 172<br />
C20H.174<br />
struktur dan fungsi DNA; RNA serta sintesis protein,<br />
pengaturan ekpresi gen, reseptor; komunikasi antar sel<br />
dan sinyal transduksi, siklus sel dan pengaturannya, sel<br />
saraf, hantaran impuls, onkogen dan neoplasma dan<br />
kaitannya dengan penyakit.<br />
M. Nurhalim Shahib<br />
MIKROBIOLOGI LINGKUNGAN<br />
Mikrobiologi tanah, mikrobiologi air, mikrobiologi limbah,<br />
mikrobiologi makanan, mikrobiologi industri, epidemiologi<br />
penyakit infeksi.<br />
Imam Supardi, Dewi Harjani<br />
MIKROBIOLOGI PENCEGAHAN<br />
Pengendalian mikroorganisme; mekanisme pertahanan<br />
tubuh; antibiotika profilaksis; vaksinasi.<br />
Imam Supardi, Usep Abdullah Husin<br />
MAKRONUTRIEN<br />
Pendahuluan. Karbohidrat (klasifikasi, fungsi,<br />
bioavailabilitas, metabolisme penyakit yang berhubungan,<br />
diskusi kasus), serat (klasifikasi, sifat fisik, kepentingan<br />
nutrisi, penyakit yang berhubungan, diskusi kasus),<br />
protein (metabolisme, bioavailabilitas, metabolisme<br />
penyakit yang berhubungan, diskusi kasus).<br />
Gilang Nurjanah, Abdullah Firmansyah<br />
AIR, ELEKTROLIT DAN KESEIMBANGAN<br />
Pendahuluan, kontrol volume dan osmolaritas air,<br />
ketidakseimbangan elektrolit, ketidakseimbangan asam<br />
basa, penyakit yang berhubungan, diskusi kasus.<br />
Gilang Nurjanah, Abdullah Firmansyah<br />
METABOLISME ENERGI<br />
Pendahuluan, bioenergetika selular, mekanisme kerja<br />
enzim, metabolisme karbohidrat, metabolisme lipid,<br />
metabolisme protein, interelasi zat gizi mikro, regulasi<br />
hormonal, interelasi interorgan metabolisme nutrien,<br />
diskusi kasus.<br />
Gilang Nurjanah, Abdullah Firmansyah<br />
2(2-0) I, II<br />
2(2-0) I, II<br />
2(2-0)<br />
2(2-0)<br />
2(2-0)<br />
C20H.175<br />
PENILAIAN STATUS GIZI<br />
Pendahuluan, penilaian asupan makanan (presisi,<br />
validitas, kesalahan pengukuran), penilaian antropometris<br />
2(2-0)
429<br />
(pertumbuhan dan komposisi tubuh), penilaian<br />
laboratoris, penilaian klinis, penilaian imunologis,<br />
penilaian status vitamin, penilaian status mineral, diskusi<br />
kasus.<br />
Gilang Nurjanah, Abdullah Firmansyah<br />
C20H.176<br />
C20H.177<br />
C20H.178<br />
GIZI PADA DAUR HIDUP<br />
Gizi pada kehamilan, gizi pada laktasi, gizi pada bayi, gizi<br />
pada perinatologi, gizi pada toddler, gizi pada usia<br />
prasekolah, gizi pada anak usia sekolah, gizi pada<br />
remaja, gizi pada usia lanjut, diskusi kasus.<br />
Dadang A. Primana, Gilang Nurjanah, Abdullah<br />
Firmansyah<br />
NUTRISI ANTIOKSIDAN<br />
Pendahuluan, radikal bebas pada stres oksidatif, efek<br />
oksidan pada makromolekul, antioksidan selular,<br />
antioksidan plasma, penyakit dan stres oksidatif, efek<br />
nutrisi pada stres oksidatif, diskusi kasus.<br />
Dadang A. Primana, Gilang Nurjanah, Abdullah<br />
Firmansyah<br />
GIZI DAN OLAHRAGA<br />
Pendahuluan, fisiologi dan perubahan biokimia pada<br />
olahraga, peran gizi untuk atlet, peranan makronutrien<br />
pada olahraga, peranan mikronutrien pada olahraga,<br />
penilaian status gizi. Olahraga endurans, ergogenix aids,<br />
food fads and fallacies pada olahraga, diskusi kasus.<br />
Gilang Nurjanah, Abdullah Firmansyah<br />
2(2-0)<br />
2(2-0)<br />
2(2-0)
430<br />
2. Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat (S2 IKM)<br />
VISI<br />
Menjadi penyelenggara Program Studi Pascasarjana bidang Ilmu Kesehatan<br />
Masyarakat yang terkemuka di kawasan Asia dan Pasifik dalam pengembangan<br />
inovasi dan teknologi kesehatan masyarakat yang berlandaskan kearifan lokal<br />
bangsa Tahun 2021<br />
MISI<br />
1. Menyelenggarakan penelitian yang berorientasi pada pengembangan inovasi<br />
dan teknologi kesehatan masyarakat yang menjunjung nilai-nilai kearifan lokal<br />
untuk kemaslahatan masyarakat<br />
2. Mengembangkan dan menerapkan kurikulum pendidikan pascasarjana<br />
kesehatan masyarakat yang menitikberatkan pada pengayaan pengalaman<br />
riset dan pengembangan intervensi kesehatan masyarakat<br />
3. Kapasitasi insan akademik yang berbudi luhur dan berdaya saing global<br />
4. Memperkuat kemitraan yang stratejik dengan berbagai pamangku<br />
kepentingan di tingkat nasional dan kawasan<br />
TUJUAN<br />
Setelah mengikuti Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat<br />
Pascasarjana Fakultas Kedokteran Universitas Pasdjadjaran setiap peserta harus<br />
mampu :<br />
1. Mampu mengidentifikasi masalah kesehatan masyarakat dan berbagai<br />
determinan yang mempengaruhinya<br />
2. Mampu mengembangkan konsep pemecahan masalah kesehatan<br />
masyarakat dengan berbasis teori dan bukti-bukti ilmiah yang bersifat inter<br />
atau multidisiplin<br />
3. Mampu mengambangkan sikap profesional yang menungjung tinggi nilai-nilai<br />
kearifan lokal<br />
4. Mampu mengelola riset dan atau pengembangan intervensi kesehatan<br />
masyarakat<br />
5. Mampu melakukan komunikasi ilmiah dibidang kesehatan masyarakat<br />
PENYELENGGARAAN PROGRAM<br />
Pelaksanaan Program Akademis :<br />
1. Perkuliahan<br />
2. Kegiatan mandiri dan lapangan pada hari hari senin-kamis<br />
3. Total beban kredit yang harus ditempuh adalah sebesar 43 SKS yang dapat<br />
diselesaikan dalam waktu minimal 2 semester, maksimal 8 semester.<br />
METODE PEMBELAJARAN<br />
Merupakan gabungan dari :<br />
1. Kuliah dan Diskusi
431<br />
2. Praktek lapangan (Magang)<br />
3. Praktikum<br />
4. Studi kasus<br />
5. Elective Course<br />
6. Seminar<br />
KONSENTRASI KAJIAN<br />
Dapat dipilih sesuai kebutuhan peserta :<br />
1. Epidemiologi<br />
2. Manajemen dan Kebijakan Kesehatan<br />
3. Ekonomi Kesehatan<br />
4. Administrasi Rumah Sakit<br />
5. Perencanaan Pembangunan Kesehatan<br />
6. Kesehatan Lingkungan dan Kesehatan Kerja<br />
7. Promosi Kesehatan<br />
8. Kesehatan Reproduksi<br />
9. Gizi Masyarakat<br />
10. Kesehatan Jiwa Masyarakat<br />
KOMPETENSI KELULUSAN<br />
Peserta yang telah berhasil lulus Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat<br />
berhak mendapat gelar Magister Kesehatan Masyarakat (MKM).<br />
PERSYARATAN MAHASISWA BARU<br />
1. Berstatus sebagai Warga Negara Indonesia atau Warga Negara Asing yang<br />
mendapat ijin mengikuti pendidikan tinggi di Indonesia sesuai dengan<br />
peraturan perundang-undangan yang berlaku.<br />
2. Memiliki ijazah S-1 dengan IPK > 2,75 (skala 4) dari institusi pendidikan<br />
tinggi yang memiliki ijin operasional dari Departemen Pendidikan dan<br />
Kebudayaan RI.<br />
3. Memiliki pengalaman kerja dalam bidang pendidikan kesehatan dan/atau<br />
pelayanan kesehatan atau kependudukan sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun<br />
(khusus bagi calon mahasiswa yang memiliki ijazah S-1 dalam rumpun<br />
bidang ilmu non-kesehatan).<br />
4. Persyaratan lain sesuai dengan ketentuan dan kebijakan yang berlaku di<br />
Fakultas Kedokteran dan Universitas Padjadjaran.<br />
Penyelenggaraannya Mahasiswa dilaksanakan oleh suatu kepanitiaan di tingkat<br />
universitas melalui mekanisme Seleksi Mahasiswa Universitas Padjadjaran<br />
(SMUP), Informasi mengenai persyaratan dan prosedur pendaftaran secara<br />
lengkap serta hasil seleksi penerimaan mahasiswa baru dapat diperoleh melalui<br />
website: www.smup.unpad.ac.id atau www.pendaftaran.unpad.ac.id.
432<br />
Beban<br />
MATA KULIAH PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KESEHATAN<br />
MASYARAKAT<br />
DISTRIBUSI BEBAN AKADEMIK<br />
SEMESTER-1<br />
• MKB Pascasarjana<br />
FK Unpad<br />
(13 SKS)<br />
• MKB Prodi Magister<br />
IKM<br />
(6 SKS)<br />
SEMESTER-2<br />
• MK Pilihan Magister<br />
IKM<br />
(16 SKS)<br />
• Magang<br />
Klaster/Praktikum<br />
Manajemen &<br />
Analisis Data<br />
(1 SKS)<br />
• Seminar Usulan<br />
Penelitian Tesis<br />
(1 SKS)<br />
SEMESTER-3<br />
• Tesis<br />
(6 SKS)<br />
Mentoring<br />
MK Pascasarjana<br />
Mentoring/bimbingan<br />
UP<br />
Mentoring/bimbingan<br />
Tesis<br />
Research & education Excellences for Society to Promote Nation Competitiveness (RESPeCt)<br />
Kelompok Mata<br />
Kuliah<br />
KURIKULUM<br />
INTI<br />
PROGRAM<br />
STUDI<br />
(Semester 1)<br />
Sandi Mata Kuliah SKS<br />
C20H-1011<br />
Pengantar Promosi dan Perilaku<br />
Kesehatan<br />
C20H-1012 Pengantar Kesehatan Lingkungan 1<br />
C20H-1013<br />
Bioetik, Humaniora & Hukum<br />
Kesehatan<br />
C20H-1014 Pengantar Manajemen Kesehatan 1<br />
C20H-1015 Pengantar Kebijakan Kesehatan 1<br />
C20H-1016 Pengantar Ekonomi Kesehatan 1<br />
1<br />
1
433<br />
Kelompok Mata<br />
Kuliah<br />
Sandi Mata Kuliah SKS<br />
C20H-3010 Seminar Usulan Penelitian 1<br />
JUMLAH 7*<br />
Kurikulum<br />
Konsentrasi<br />
(Semester 2)<br />
C20H-1101 Desain Studi Epidemiologi 3<br />
C20H-1102<br />
Epidemiologi & Pengendalian<br />
Penyakit<br />
C20H-21<strong>03</strong> Surveilans Epidemiologi 2<br />
3<br />
Konsentrasi<br />
Epidemiologi<br />
Komunitas<br />
C20H-2104 Telaah Kritis 2<br />
C20H-2105 Investigasi Wabah 3<br />
C20H-2106 Statistika Lanjut 2<br />
C20H-2107 Sistem Informasi Geografis 3<br />
C20H-2108 Kebijakan Kesehatan Berbasis Bukti 2<br />
C20H-3109<br />
C20H-1201<br />
Praktik Lapangan Bidang<br />
Epidemiologi<br />
Jumlah 21*<br />
Sistem Kesehatan & Reformasi<br />
Sektor Kesehatan<br />
C20H-1202 Sistem Informasi Kesehatan 2<br />
1<br />
2<br />
Konsentrasi<br />
Manajemen<br />
dan Kebijakan<br />
Kesehatan<br />
C20H-12<strong>03</strong> Analisis Kebijakan Kesehatan 2<br />
C20H-2204<br />
Manajemen Program & Proyek<br />
Kesehatan<br />
C20H-2205 Manajemen Operasi 2<br />
C20H-2206<br />
Manajemen Mutu & Regulasi<br />
Kesehatan<br />
C20H-2207 Manajemen Logistik 2<br />
2<br />
2<br />
C20H-2208 Manajemen Sumberdaya Manusia 2<br />
C20H-2209 Manajemen Keuangan 2<br />
C20H-2210 Manajemen Pemasaran 2<br />
C20H-3211 Praktik Lapangan Bidang 1
434<br />
Kelompok Mata<br />
Kuliah<br />
Konsentrasi<br />
Ekonomi<br />
Kesehatan<br />
Konsentrasi<br />
Administrasi<br />
Rumah Sakit<br />
Sandi Mata Kuliah SKS<br />
Manajemen Kesehatan<br />
Jumlah 21*<br />
C20H-1221 Akuntansi Kesehatan 2<br />
C20H-1222 Pengendalian Biaya 2<br />
C20H-1223 Diagnostic Related Groups 2<br />
C20H-2224 Pembiayaan Kesehatan 2<br />
C20H-2225<br />
C20H-2226<br />
Fungsi Produksi Pelayanan<br />
Kesehatan<br />
Evaluasi Ekonomi Pelayanan<br />
Kesehatan<br />
C20H-2227 Asuransi Kesehatan & Managed Care 2<br />
C20H-2228 Manajemen Pemasaran 2<br />
C20H-2229<br />
Riset Operasional & Manajemen<br />
Logistik<br />
C20H-2230 Etika & Hukum Asuransi Kesehatan 2<br />
C20H-1241<br />
C20H-1242<br />
Jumlah 21*<br />
Organisasi, Manajemen & Badan<br />
Hukum RS<br />
Manajemen Pelayanan & Penunjang<br />
Medik & Masalah Hukum RS<br />
C20H-1243 Manajemen Keuangan RS 2<br />
C20H-2244 Manajemen Sumberdaya Manusia RS 2<br />
C20H-2245<br />
C20H-2246<br />
C20H-2247<br />
C20H-2248<br />
C20H-2249<br />
Manajemen Operasional & Logistik<br />
RS<br />
Evaluasi Ekonomi dalam Pelayanan<br />
RS<br />
Perencanaan Fisik, Arsitektur &<br />
Lingkungan RS<br />
Mutu Pelayanan Kesehatan & Health<br />
Care Acquired Infection<br />
Sistem Informasi Manajemen RS &<br />
Kewirausahaan<br />
C20H-2250 Manajemen Keperawatan 2<br />
2<br />
2<br />
3<br />
2<br />
2<br />
2<br />
2<br />
3<br />
2<br />
2
435<br />
Kelompok Mata<br />
Kuliah<br />
Sandi Mata Kuliah SKS<br />
C20H-1261<br />
Jumlah 21*<br />
Health System and Health Sector<br />
Reform<br />
C20H-1262 Information Management 2<br />
C20H-1263 Health Policy Analysis 2<br />
2<br />
C20H-2264 Health Planning 2<br />
Konsentrasi<br />
Perencanaan<br />
Pembangunan<br />
Kesehatan<br />
C20H-2265 Human Resources Planning 2<br />
C20H-2266 Financial & Budget Planning 2<br />
C20H-2267 Logistics Planning 2<br />
C20H-2268 Operational Planning 2<br />
C20H-2269 Introduction to Medical Sciences 2<br />
C20H-2270 Introduction to Clinical Sciences 2<br />
C20H-3271<br />
Apprenticeship in Health Program &<br />
Project Planning<br />
1<br />
C20H-1301<br />
Jumlah 21*<br />
Epidemiologi Kesehatan Lingkungan<br />
& Kerja<br />
C20H-1302 Prinsip-prinsip Kesehatan Lingkungan 2<br />
C20H-13<strong>03</strong> Prinsip-prinsip Kesehatan Kerja 2<br />
C20H-2304 Higiene Industri 2<br />
2<br />
Konsentrasi<br />
Kesehatan<br />
Lingkungan &<br />
Kesehatan<br />
Kerja<br />
C20H-2305 Ergonomi & Kecelakaan Kerja 2<br />
C20H-2306 Penyakit Akibat Kerja 2<br />
C20H-2307<br />
C20H-2308<br />
Kebijakan & Aspek Hukum Kesling &<br />
Kesehatan Kerja<br />
Pengendalian Pencemaran<br />
Lingkungan<br />
C20H-2309 Isu-isu Aktual Kesling & Kesja 2<br />
C20H-2310<br />
Penilaian & Pengelolaan Risiko<br />
Kesehatan Keselamatan Kerja &<br />
Lingkungan<br />
2<br />
2<br />
2
436<br />
Kelompok Mata<br />
Kuliah<br />
Sandi Mata Kuliah SKS<br />
C20H-3311<br />
Praktik Lapangan Bidang Kesling &<br />
Kesja<br />
Jumlah 21*<br />
C20H-1401 Dasar-dasar Promosi Kesehatan 2<br />
C20H-1402<br />
Pemasaran Sosial & Media Promosi<br />
Kesehatan<br />
C20H-14<strong>03</strong> Komunikasi Kesehatan 2<br />
1<br />
2<br />
C20H-2404<br />
Perencanaan & Penilaian Program<br />
Promosi Kesehatan<br />
2<br />
Konsentrasi<br />
Promosi<br />
Kesehatan<br />
Konsentrasi<br />
Kesehatan<br />
Reproduksi<br />
C20H-2405 Promosi Kesehatan Berbasis Bukti 2<br />
C20H-2406 Advokasi & Manajemen Pelatihan 2<br />
C20H-2407<br />
C20H-2408<br />
Pemberdayaan & Pengembangan<br />
Masyarakat<br />
Pendekatan Perilaku dalam<br />
Pengendalian Penyakit<br />
C20H-2409 Metode Riset Promosi Kesehatan 3<br />
C20H-3410<br />
Praktik Lapangan Bidang Promosi<br />
Kesehatan<br />
Jumlah 21*<br />
C20H-1501 Dasar-dasar Kesehatan Reproduksi 2<br />
C20H-1502 Kesetaraan Jender 2<br />
C20H-15<strong>03</strong> Kebijakan Kesehatan Reproduksi 2<br />
C20H-1504 Keluarga Berencana 2<br />
C20H-1505 Menopause 2<br />
C20H-2506 Infeksi Menular Seksual & HIV 2<br />
C20H-2507 Kesehatan Reproduksi Remaja 2<br />
C20H-2508 Onkologi Reproduksi 2<br />
C20H-2509 Kesehatan Ibu & Anak 2<br />
C20H-2510 Andropause 2<br />
C20H-3511 Praktikum Statistik 1<br />
Jumlah 21*<br />
2<br />
3<br />
1
437<br />
Kelompok Mata<br />
Kuliah<br />
Sandi Mata Kuliah SKS<br />
C20H-1521 Ilmu Gizi Dasar & Daur Hidup 3<br />
C20H-1522<br />
Ilmu Bahan Makanan & Ketahanan<br />
Pangan Komunitas<br />
2<br />
Konsentrasi<br />
Gizi<br />
Masyarakat<br />
C20H-1523 Food Culture 1<br />
C20H-2524<br />
Perencanaan Program Gizi<br />
Masyarakat<br />
C20H-2525 Analisis Kebijakan Gizi Masyarakat 2<br />
C20H-2526 Advokasi & Promosi Gizi Masyarakat 2<br />
C20H-2527 Epidemiologi Gizi Masyarakat 3<br />
2<br />
C20H-2528 Malnutrisi & Komorbiditas 3<br />
C20H-2529 Isu-isu Gizi Komunitas Mutakhir 2<br />
C20H-3530<br />
Praktik Lapangan Bidang Gizi<br />
Masyarakat<br />
Jumlah 21*<br />
Keterangan :<br />
* Mata kuliah dan jumlah SKS disesuaikan dengan Topik penelitian yang akan<br />
diambil.<br />
1<br />
URAIAN MATA KULIAH<br />
PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KESEHATAN MASYARAKAT<br />
PENYELENGGARA FAKULTAS <strong>KEDOKTERAN</strong><br />
C20H-1011<br />
Pengantar Promosi & Perilaku Kesehatan/Introduction to<br />
Health Promotion & Behavior<br />
Mata kuliah ini terdiri atas 2 (dua) bagian. Pada bagian pertama,<br />
dibahas mengenai dasar-dasar ilmu dan pendekatan kesehatan<br />
masyarakat, sejarah perkembangan kesehatan masyarakat di<br />
tingkat global dan nasional, pengertian dan konsep-konsep dasar<br />
kesehatan masyarakat, teori-teori penyebab penyakit dan<br />
perjalanan alamiah suatu penyakit, pencegahan dan<br />
pengendalian penyakit, model-model dan determinan kesehatan,<br />
sistem kesehatan, pengukuran derajat kesehatan masyarakat;<br />
serta interaksi globalisasi dan kesehatan. Bagian kedua dari mata<br />
kuliah ini meliputi berbagai konsep-konsep dasar promosi dan
438<br />
perilaku kesehatan yang mencakup pengertian/definisi dan ruang<br />
lingkup dari promosi dan perilaku kesehatan, model-model atau<br />
teori-teori dasar perilaku kesehatan; serta determinan sosial<br />
kesehatan.<br />
C20H-1012<br />
C20H-1013<br />
C20H-1014<br />
C20H-1015<br />
Pengantar Kesehatan Lingkungan/<br />
Introduction to Environmental Health<br />
Mata kuliah Pengantar Kesehatan Lingkungan akan dibahas<br />
mengenai dasar-dasar kesehatan lingkungan dan kesehatan<br />
kerja . Mata kuliah ini membahas tentang pengertian kesehatan<br />
lingkungan, hubungan antara manusia dan lingkungan serta isuisu<br />
pencemaran lingkungan. Selain itu, juga membahas tentang<br />
pengertian kesehatan kerja, faktor-faktor yang mempengaruhi<br />
kesehatan kerja serta isu-isu pada kesehatan dan keselamatan<br />
kerja<br />
Bioetika & Hukum Kesehatan Masyarakat/<br />
Bioethics & Public Health Laws<br />
Setelah mengikuti mata kuliah etika dan hukum kesehatan<br />
masyarakat, mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan<br />
konsep dan prinsip etika dan hukum serta aplikasinya dalam<br />
penyelenggaraan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat<br />
dengan pendekatan sistem kesehatan nasional.<br />
Pengantar Manajemen Kesehatan/Introduction to Health<br />
Management<br />
Manajemen merupakan suatu proses mendesain dan mengelola<br />
suatu lingkungan dimana berbagai individu bekerja bersama<br />
dalam kelompok untuk mencapai tujuan tertentu. Seorang<br />
magister kesehatan yang bekerja dalam suatu organisasi atau<br />
lingkungan harus mengetahui dan memahami teori dasar<br />
manajemen dalam berbagai organisasi pelayanan atau<br />
lingkungan kesehatan sehingga dapat mengoptimalkan perannya<br />
tersebut.<br />
Pengantar Kebijakan Kesehatan/Introduction to Health Policy<br />
Mata kuliah pengantar kebijakan kesehatan mempelajari tentang<br />
pengantar kebijakan kesehatan, kerangka segitiga kebijakan,<br />
pengaruh power dan proses kebijakan, model pengambilan<br />
keputusan dalam kebijakan, model dan pendekatan dalam<br />
analisis kebijakan, peran negara dan sektor swasta dalam<br />
kebijakan. Mahasiswa melakukan diskusi membahas beberapa<br />
kasus yang dapat diangkat menjadi masalah kebijakan, selain itu<br />
juga membahas kebijakan JKN yang akan diimplementasikan<br />
pada tanggal 1 Janurai 2014.
439<br />
C20H-1016<br />
Pengantar Ekonomi Kesehatan/<br />
Introduction to Health Economics<br />
Peserta Pendidikan Pascasarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat<br />
Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (Unpad) mampu<br />
mengenal dan memahami upaya penerapan ilmu ekonomi dalam<br />
kebijakan, manajemen, dan atau penyelenggaraan pelayanan<br />
kesehatan.<br />
Mata Kuliah Konsentrasi/ Konsentrasi Epidemiologi Komunitas<br />
C20H-1101 Desain Studi Epidemiologi/<br />
Epidemological Study Design<br />
Mahasiswa akan dapat memahami dan mempunyai keterampilan<br />
dalam mempergunakan metode, alat dan teknik epidemiologi<br />
yang sering dipakai dalam penelitian bidang epidemiologi.<br />
C20H-1102<br />
C20H-21<strong>03</strong><br />
C20H-2104<br />
C20H-2105<br />
Epidemiologi & Pengendalian Penyakit/<br />
Disease Control<br />
Mata kuliah ini membahas Epidemiologi dan pengendalian pada<br />
Penyakit Menular dan Penyakit Tidak Menular. Penyakit menular<br />
mencakup Epidemiologi Penyakit Bersumber Binatang,<br />
Epidemiologi Penyakit Menular Langsung, Epidemiologi Penyakit<br />
yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi. Penyakit tidak menular<br />
mencakup epidemiologi Kanker, Penyakit degenerative, Kelainan<br />
Jiwa dan epidemiologi kecelakaan.<br />
Surveilans Epidemiologi/<br />
Epidemiological Surveillance<br />
Mata kuliah ini meliputi pengantar surveilans, definisi surveillans,<br />
jenis-jenis surveillans, teknik pelaksanaan monitoring penyakit;<br />
pemahaman mengenai perbedaan epidemi, pandemi dan endemi,<br />
pemahaman tentang pengertian istilah Kejadian Luar Biasa<br />
(KLB), wabah dan bencana.<br />
Telaah Kritis /Critical Appraisal<br />
Mata kuliah ini meliputi : Pengantar telaah kritis; Daftar<br />
Pertanyaan untuk suatu artikel; Identifikasi jenis penelitian yang<br />
tertulis dalam artikel; penilaian terhadap metoda statistik yang di<br />
gunakan; Pertanyaan standar telaah kritis; Telaah Kritis untuk<br />
Survey; Telaah Kritis untuk kasus kontrol; Telaah Kritis untuk<br />
kohor; Telaah Kritis untuk uji klinik; Telaah Kritis untuk hasil<br />
review penelitian; Pengantar Meta Analisis.<br />
Investigasi Wabah/Outbreak Investigation<br />
Mata kuliah ini merupakan mata kuliah Investigasi Wabah ,/ KLB/<br />
Bencana yang mencakup Investigasi Wabah/KLB, Investigasi
440<br />
Bencana, Penyusunan Perencanaan/Persiapan Investigasi<br />
Bencana, Praktek Lapangan Investigasi Wabah/KLB dan<br />
Seminar hasil Praktek lapangan Investigasi Wabah/KLB.<br />
C20H-2106<br />
Statistika Lanjut/Advanced Statistics<br />
Mata kuliah ini bertujuan agar mahasiswa memahami dan mampu<br />
menjelaskan analisis regresi, statistik nonparametik, survey<br />
cepat, statistik epidemiologi, confounding dan interaklisi,<br />
clustering (space/ time analysis), ridit analysis, mengukur interater<br />
agreement, regresi logistik, regresi cox dan kapita selekta.<br />
C20H-2107 Sistem Informasi Geografis/<br />
Geographical Information System<br />
Mata kuliah ini mempelajari tentang Pengantar GIS dan Spatial<br />
Analisis; Teori dan Praktik GPS; Teori dan praktik pemetaan<br />
kesehatan; Sistem Surveilans dan Respons berbasis masyarakat;<br />
Manajemen Informasi; Teori dan praktik penggunaan teknologi<br />
komunikasi dan informasi dalam epidemiologi.<br />
C20H-2108 Kebijakan Kesehatan Berbasis Bukti/<br />
Evidence-based Health Policy<br />
Mata kuliah ini mempelajari tentang Pengantar Teori Analisis<br />
Kebijakan; Proses kebijakan; Agenda Setting; Formulasi<br />
Kebijakan; Implementasi Kebijakan; Evaluasi Kebijakan; Praktik<br />
Evaluasi Kebijakan DBD, kebijakan program Filariasis, kebijakan<br />
program TB, kebijakan HIV, kebijakan Avian Flu dan kebijakan<br />
penyakit tidak menular<br />
C20H-3109 Praktik Lapangan Bid. Epidemiologi/<br />
Field Work in Epidemiology<br />
Mata Kuliah Konsentrasi/ Konsentrasi Manajemen dan Kebijakan<br />
Kesehatan<br />
C20H-1201<br />
C20H-1202<br />
Sistem Kesehatan & Reformasi Sektor Kesehatan/Health<br />
System & Health Sector Reform<br />
Mata kuliah ini terdiri dari Overview Sistem Kesehatan; Tujuan<br />
dan Fungsi – fungsi Sistem Kesehatan; Pengukuran Kinerja<br />
Sistem Kesehatan; Pengembangan Sistem Kesehatan Daerah;<br />
Teori Reformasi Sektor Kesehatan; Tombol-tombol Kebijakan<br />
dalam reformasi sektor kesehatan: regulasi pembiayaan,<br />
payment, organisasi, perilaku. Analisis Pohon Masalah.<br />
Perencanaan reformasi sektor kesehatan<br />
Sistem Informasi Kesehatan/<br />
Health Information System<br />
Mata kuliah ini terdiri dari Pengantar Sistem Informasi Kesehatan;<br />
Health Metric Network Assessment; Teknologi Komunikasi dan<br />
Informasi; Pengembangan SIKDA; Sistem Informasi Pelayanan<br />
Dasar; Sistem Informasi Pelayanan Rujukan; Sistem Surveilans
441<br />
Respon berbasis Masyarakat; GIS dan Analysis Spatial; Riset<br />
dalam SIK; Sistem Informasi dalam Bencana.<br />
C20H-12<strong>03</strong><br />
C20H-2204<br />
C20H-2205<br />
C20H-2206<br />
Analisis Kebijakan Kesehatan/<br />
Health Policy Analysis<br />
Mata kuliah ini mempelajari tentang Teori Kebijakan & Analisis<br />
Kebijakan Kesehatan; Power and Policy; Agenda Setting;<br />
Formulasi Kebijakan; Implementasi Kebijakan; Evaluasi<br />
Kebijakan; Exercise Analisis Kebijakan; Praktik Evaluasi<br />
Kebijakan; Kebijakan Penanggulangan Kemiskinan; Teori dan<br />
praktik penyusunan Naskah Akademik; Kebijakan Pelayanan<br />
Kesehatan; Kebijakan Pembiayaan Kesehatan; Kebijakan<br />
Desentralisasi Kesehatan.<br />
Manajemen Program & Proyek Kesehatan/<br />
Management of Health Program and Project<br />
Mata kuliah ini mempelajari tentang Overview program dan<br />
proyek kesehatan; logic model; strategizing, designing dan<br />
leading serta business plan dalam program/ proyek kesehatan;<br />
aktivitas pendukung manajemen program dan proyek kesehatan;<br />
landscape analysis, studi kasus manajemen program dan proyek<br />
kesehatan.<br />
Manajemen Operasi/Operation Management<br />
Mata Kuliah ini mempelajari tentang Pengantar MO, Fungsi-fungsi<br />
Organisasi Bisnis, Pola Kegiatan Usaha Industri Jasa,<br />
Pendekatan Sistem Produksi, Perkembangan Kebutuhan, Jasa di<br />
Dalam Masyarakat, Definisi dan Karakteritik dari Jasa, Konsumen<br />
Fokus dari Manajemen Jasa, Behaviour Consumer, Perancangan<br />
Produk, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perancangan Produk,<br />
Langkah-Langkah Mendesain Jasa, Langkah-Langkah Produk<br />
Development, Process Desain Jasa dan Faktor-Faktor yang<br />
Mempengaruhi, Pemilihan Peralatan dan Mesin, Strategi Capacity<br />
Planning, Decission Teori Memilih Capacity, Pemilihan Lokasi<br />
Perusahaan Jasa, Pengaturan Tata Letak, Aggregate Planning di<br />
Perusahaan Jasa, Scheduling Penggunaan Peralatan/Mesin dan<br />
Tenaga Kerja, Project Management, Teori Antrian, Quality Jasa.<br />
Manajemen Mutu & Regulasi Kesehatan/Quality Management<br />
and Health Regulation<br />
Mata Kuliah ini mempelajari tentang konsep mutu, pendidikan<br />
kesehatan dan ilmu perilaku dalam mutu pelayanan, kerangka<br />
kerja mutu, manajemen mutu, indikator dan pengukuran mutu,<br />
Regulasi kesehatan, Patient safety, integrated clinical pathway,<br />
budaya mutu dalam pelayanan kesehatan.
442<br />
C20H-2207<br />
C20H-2208<br />
C20H-2209<br />
C20H-2210<br />
Manajemen Logistik/Logistics Management<br />
Mata Kuliah ini mempelajari tentang Pendahuluan, Pemilihan<br />
lokasi yang strategis dengan metode-metode : penilaian, skoring,<br />
pembobotan, Pemilihan lokasi yang strategis dengan metodemetode<br />
: gravitas, titik impas, Pemilihan lokasi yang strategis<br />
dengan metode jarak beban, Kasus pertama, Pemilihan pemasok<br />
yang terbaik, Perencanaan dan pengendalian persediaan<br />
independen : sistem P, sistem Q, dan Klasifikasi ABC, Model<br />
EOQ, model EPQ, dan model ROP, Perencanaan tata letak<br />
gudang penyimpanan, dan penanganan material, Perencanaan<br />
dan pengendalian persediaan dependen : sistem MRP, dan lot<br />
sizing, Penentuan jalur pengiriman yang optimal, Pull and Push<br />
system, aspek keuangan dalam logistik, Studi kasus.<br />
Manajemen Sumberdaya Manusia/<br />
Human Resource Management<br />
Mata kuliah ini mempelajari pengantar, ruang lingkup Manajemen<br />
Sumber Daya Manusia di bidang kesehatan, Peran Psikologi<br />
Industri dan Manajemen Personalia, Peran Pengembangan SDM<br />
dan Hubungan Industri, Kiat-kiat dan keputusan Strategik,<br />
Memaksimalkan produktivitas SDM, Strategi memelihara SDM,<br />
Mengadakan hubungan dengan serikat sekerja, Pemutusan<br />
hubungan kerja, Analisis SWOT, Pengukuran Efektifitas,<br />
Pengembangan di dalam Manajemen SDM di bidang kesehatan.<br />
Manajemen Keuangan/Finance Management<br />
Mata kuliah ini membahas tujuan dan ruang lingkup manajemen<br />
keuangan, penentuan tarif pelayanan, penganggaran modal,<br />
teori dan teknik capital budgeting, biaya kapital, manajemen<br />
modal kerja, kebijakan dividen, leverage & capital structure,<br />
laporan keuangan, analisis laporan keuangan, perencanaan<br />
keuangan.<br />
Manajemen Pemasaran/ Marketing Management<br />
Mata kuliah ini mempelajari tentang Peranan Pemasaran dalam<br />
Organisasi Bisnis, non Bisnis dan Masyarakat (POB), Manajemen<br />
Pemasaran Jasa dan Manajemen Pelayanan (PJP), Pemasaran<br />
Relasional bagi Organisasi Sosial (PRS), Perilaku Konsumen<br />
Pengguna Jasa (PKJ), Segmentasi dan Target Pasar Jasa (STP),<br />
Mengelola Bauran Produk Jasa dan Kualitas Jasa (MBP), Proses<br />
Penyampaian Jasa dan Pelayanan (PPJ), Komunikasi<br />
Pemasaran Jasa dan Pelayanan (KPJ), Implementasi dan<br />
Pengendalian Pemasaran Jasa (IPJ)
443<br />
C20H-3211<br />
Praktik Lapangan Bid. Manajemen Kesehatan/<br />
Apprenticeship in Health Management<br />
Mata Kuliah Konsentrasi/ Konsentrasi Ekonomi Kesehatan<br />
C20H-1221<br />
C20H-1222<br />
C20H-1223<br />
C20H-2224<br />
Akuntansi Kesehatan/Accounting<br />
Mata kuliah ini mempelajari Akuntabilitas keuangan organisasi<br />
dan manajemen keuangan pada pelayanan kesehatan; Berbagai<br />
keputusan yang berkaitan dengan keuangan dan penerapannya<br />
pada unit usaha di bidang pelayanan kesehatan, termasuk<br />
keputusan perolehan dana dan pengunaannya serta pembagian<br />
laba untuk mencapai tujuan organisasi; Overview akuntansi,<br />
persamaan akuntansi, penyelesaian laporan keuangan dalam<br />
bentuk membuat neraca, laporan laba-rugi, cash flow pada<br />
pelayanan kesehatan; melakukan analisis laporan keuanganmenganalisis<br />
neraca, laporan laba rugi, laporan harga pokok<br />
penjualan, leverage analysis (daya ungkit) dan penyusunan<br />
rencana keuangan pada pelayanan kesehatan, manajemen<br />
modal kerja dan analisis leverage operasi.<br />
Pengendalian Biaya/Cost Containment<br />
Mata kuliah ini mempelajari Konsep dasar dan penerapan dari<br />
cost containment pada penyelenggaraan pelayanan kesehatan<br />
yang bermutu; Perencanaan stratejik dengan cost containment,<br />
logistic management, maintenance management, manajemen<br />
sumber daya manusia dengan cost containment, produktivitas<br />
serta proses dan pengorganisasian cost containment.<br />
Diagnostic Related Groups<br />
Mata kuliah ini mempelajari Konsep dasar dan penerapan DRG’s<br />
dan case mix dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan pada<br />
sarana pelayanan kesehatan tertentu. Konsep dasar dan<br />
pengertian diagnosis keperawatan. Introduksi, pengertian dan<br />
konsep dasar diagnosis medik, ICD X. Biaya satuan pelayanan<br />
medik dan asuhan keperawatan berdasarkan metode activity<br />
based costing.<br />
Pembiayaan Kesehatan/Health Financing<br />
Mata kuliah ini mempelajari Konsep biaya: cost behaviour;<br />
perhitungan unit cost & tarif; break even point, cost recovery;<br />
serta alokasi biaya pada pelayanan kesehatan; merencanakan<br />
biaya yang diperlukan untuk pelayanan kesehatan (analisis biaya;<br />
cost behaviour, perhitungan unit cost & tarif, break even point,<br />
cost recovery dan cost varians analysis, responsibility center dan
444<br />
pengukuran kinerja keuangan). Konsep dan tujuan dari product<br />
line costing serta internal audit.<br />
C20H-2225<br />
C20H-2226<br />
C20H-2227<br />
C20H-2228<br />
Fungsi Produksi Pelayanan Kesehatan/Production Functions<br />
of Health Care<br />
Mata kuliah ini mempelajari Fungsi pelayanan kesehatan dalam<br />
jangka pendek dan jangka panjang; Karakteristik pasar;<br />
pelayanan kesehatan pada organisasi profit dan organisasi non<br />
profit; Kaitan antara fungsi produksi dengan mutu pelayanan<br />
kesehatan; Perilaku konsumen, perilaku organisasi pelayanan<br />
kesehatan; medical care service; environment; public health<br />
condition; random factors, government policy, health insurance;<br />
perilaku dokter dan rumah sakit; regulasi pada sektor kesehatan.<br />
Evaluasi Ekonomi Pelayanan Kesehatan/Economic<br />
Evaluations of Health Care<br />
Mata kuliah ini mempelajari tentang teori evaluasi & ekonomi dan<br />
penerapanya pada pelayanan kesehatan, study design pada<br />
penelitian ekonomi, studi kelayakan dan rencana investasi,<br />
metode pembandingan rencana investasi, analisis varians biaya,<br />
metode evaluasi ekonomi pada pelayanan kesehatan, metode<br />
decision analysis, QALYs dan DALYs, review rencana bisnis;<br />
studi kelayakan; berbagai cara investasi.<br />
Asuransi Kesehatan & Managed Care/<br />
Health Insurance & Managed Care<br />
Mata kuliah ini mempelajari konsep dasar dari suatu asuransi dan<br />
asuransi kesehatan, penerapan asuransi kesehatan serta<br />
managed care dalam pembiayaan penyelenggaraan suatu<br />
pelayanan kesehatan, kemampuan dan kemauan masyarakat<br />
untuk membayar pelayanan kesehatan yang diterimanya (ATP<br />
dan WTP); Permintaan dan penawaran terhadap pelayanan<br />
kesehatan dan asuransi kesehatan; Pemasaran dan penjualan<br />
asuransi kesehatan, biaya terselubung pada pelayanan<br />
kesehatan; Teknik mengontrol biaya, mutu dan akreditas;.<br />
Pendanaan kesehatan dan SJSN; Aspek-aspek hukum yang<br />
berkaitan dengan asurasi kesehatan.<br />
Manajemen Pemasaran/<br />
Marketing Management<br />
Mata kuliah ini mempelajari tentang Peranan Pemasaran dalam<br />
Organisasi Bisnis, non Bisnis dan Masyarakat (POB); Manajemen<br />
Pemasaran Jasa dan Manajemen Pelayanan (PJP); Pemasaran<br />
Relasional bagi Organisasi Sosial (PRS); Perilaku Konsumen<br />
Pengguna Jasa (PKJ); Segmentasi dan Target Pasar Jasa (STP);
445<br />
Mengelola Bauran Produk Jasa dan Kualitas Jasa (MBP); Proses<br />
Penyampaian Jasa dan Pelayanan (PPJ); Komunikasi<br />
Pemasaran Jasa dan Pelayanan (KPJ); Implementasi dan<br />
Pengendalian Pemasaran Jasa (IPJ).<br />
C20H-2229<br />
C20H-2230<br />
Riset Operasional & Manajemen Logistik/<br />
Operation Research & Logistic Management<br />
Mata kuliah ini mempelajari pengantar riset operasional dan<br />
manajemen logistik; Linear Programming: Graphic Methode;<br />
simplex methode; min case: big M methode; transportation<br />
problem; assignment problem; sensitivity analysis & case;<br />
software for simplex & transportation; analysis hierarchy process;<br />
waiting line; supply chain management.<br />
Etika & Hukum Asuransi Kesehatan/<br />
Ethics and Laws in Health Insurance<br />
Mata kuliah ini mempelajari pengantar etika dan hukum asuransi;<br />
kaidah sosial; Etika dan hukum asuransi yang diterapkan pada<br />
penyelenggaraan pelayanan kesehatan, ditinjau dari sudut<br />
pandang badan pengelola asuransi, pemberi pelayanan<br />
kesehatan dan pengguna pelayaan kesehatan.<br />
Mata Kuliah Konsentrasi/ Konsentrasi Administrasi Rumah Sakit<br />
C20H-1241<br />
C20H-1242<br />
Organisasi, Manajemen & Badan Hukum RS/ Hospital<br />
Organization & Management<br />
Mata kuliah ini mempelajari fungsi organisasi dan manajemen;<br />
rumah sakit sebagai sistem; unit-unit di rumah sakit; desain<br />
organisasi dalam rumah sakit; analisis kebijakan otonomi dalam<br />
pelayanan rumah sakit; rumah sakit publik dan swasta; rumah<br />
sakit berbadan hukum; peraturan perundangan rumah sakit;<br />
kebijakan rumah sakit.<br />
Manajemen Pelayanan & Penunjang Medik & Masalah Hukum<br />
RS/<br />
Management of Medical Services & Infrastructures<br />
Manajemen Pelayanan Medik mempelajari tentang General<br />
Pelayanan Medik; Manajemen Rawat Inap / Rawat Jalan;<br />
Manajemen Rawat Darurat; Manajemen Rawat Bedah;<br />
Manajemen Rawat Khusus.<br />
Masalah Hukum Rumah Sakit mempelajari tentang UU Praktek<br />
Kedokteran, UU Konsumen, UU Malpraktek; Etika Rumah Sakit<br />
(umum), Etika Profesi (Dokter, Perawat), Hospital by Laws, Hak
446<br />
dan Kewajiban Pasien; Hukum dalam perumahsakitan.<br />
Penunjang Medik mempelajari tentang Penunjang Medik;<br />
Manajemen Ilmu Rekam Medik; CSSD & Rehabilitasi Medik;<br />
Manajemen Ilmu Radiologi & Ilmu Laboratorium; Manajemen Ilmu<br />
Farmasi & Manajemen Ilmu Anestesi; Manajemen IPSRS &<br />
Manajemen Ilmu Gizi.<br />
C20H-1243<br />
C20H-2244<br />
C20H-2245<br />
Manajemen Keuangan RS/<br />
Management of Hospital Finance<br />
Manajemen keuangan Rumah Sakit mempelajari konsep<br />
akunting finansial; sistem akunting biaya; BEP dan analisis kas;<br />
konsep pembiayaan kesehatan; sistim perencanaan dan<br />
penganggaran; forecasting pembiayaan; analisis biaya inventory;<br />
modal kerja; sumber pembiayaan pelayanan kesehatan;<br />
investasi kesehatan; sistem pelayanan kesehatan operasional;<br />
analisis kebijakan kredit; analisis laporan keuangan; auditing dan<br />
pelaporan pembiayaan kesehatan.<br />
Manajemen Sumberdaya Manusia RS/<br />
Management of Hospital Human Resources<br />
Mata kuliah ini mempelajari pengantar, ruang lingkup Manajemen<br />
Sumber Daya Manusia di bidang kesehatan, Peran Psikologi<br />
Industri dan Manajemen Personalia, Peran Pengambangan SDM<br />
dan Hubungan Industri, Kiat-kiat dan keputusan Strategik,<br />
Memaksimalkan produktivitas SDM, Strategi memelihara SDM,<br />
Mengadakan hubungan dengan serikat sekerja, Pemutusan<br />
hubungan kerja, Analisis SWOT, Pengukuran Efektifitas,<br />
Pengembangan di dalam Manajemen SDM di bidang kesehatan.<br />
Manajemen SDM;<br />
Manajemen Operasional & Logistik RS/<br />
Management of Hospital Operation and Logistics<br />
Sejarah perkembangan manajemen operasi, peramalan<br />
permintaan jasa dan logistik, perencanaan kapasitas,<br />
perencanaan agregat, perancangan produk, perancangan proses<br />
dan produk. Tata letak fasislitas berdasarkan garis dan<br />
keseimbangan lintas produksi. Tata letak berdasarkan fungsi dan<br />
minimasi jarak perpindahan. Penjadwalan operasi, pengurutan<br />
operasi dan enjadwalan proyek agar tidak tumpang tindih.<br />
Definisi logistik, peramalan permintaan dalam logitik, koordinasi<br />
logistik, saluran distribusi, layanan pelanggan logistik,<br />
penanganan aliran material, manajemen gudang, strategi<br />
persediaan, strategi pembelian dan keputusan penjadwalan<br />
pemasokan barang.
447<br />
C20H-2246<br />
C20H-2247<br />
C20H-2248<br />
C20H-2249<br />
C20H-2250<br />
Evaluasi Ekonomi dalam Pelayanan RS/<br />
Economic Evaluations in Hospital Service<br />
Konsep dasar evaluasi dan evaluasi ekonomi serta penerapannya<br />
pada berbagai program kesehatan, evaluasi suatu rencana<br />
investasi pada suatu pelayanan kesehatan dam studi kelayakan<br />
suatu pelayanan kesehatan. Penerapan konsep time value for<br />
money dan melakukan penilaian terhadap berbagai rencana<br />
investasi pada pelayanan kesehatan dan menentukan rencana<br />
investasi yang paling menguntungkan. Evaluasi ekonomi pada<br />
berbagai program kesehatan ditinjau dari minimasi biaya, efisiensi<br />
dan efektivitas program serta utilisasi pelayanan kesehatan yang<br />
diselenggarakan. Konsep dari QALYs dan DALYs.<br />
Perencanaan Fisik, Arsitektur & Lingkungan RS/<br />
Hospital Architecture and Design<br />
Perencanaan Fisik Rumah Sakit memberikan pemahaman<br />
tentang program induk dan program fungsi yang didasarkan pada<br />
Visi, Misi, dan Tujuan Rumah Sakit, serta menjadi landasan<br />
dalam pembangunan fisik serta sarana prasarana lainnya sebagai<br />
salah satu upaya dalam memberikan pelayanan strata 2 dan 3<br />
yang bermutu dan profesional.<br />
Mutu Pelayanan Kesehatan & Health Care Acquired Infection/<br />
Health Care Quality<br />
Mutu pelayanan kesehatan di Rumah Sakit merupakan topik yang<br />
sangat penting untuk dibahas. Dengan adanya mutu pelayanan,<br />
maka diharapkan dapat menjamin pasien akan terlayani dengan<br />
baik berdasarkan standar dan etika profesi.<br />
Sistem Informasi Manajemen RS & Kewirausahaan/<br />
Hospital Information Management & Enterpreunership<br />
Mata kuliah ini mempelajari tentang Penjelasan Umum SAP;<br />
Sistem Informasi Manajemen; Sistem Informasi Manajemen –<br />
Rumah Sakit; Rekap Medis; Rekap Medis Sistem Operasional;<br />
Konsep Pemasaran Rumah Sakit; Grafis Bahan; RM & GBJ;<br />
Grand Design & Road Map Sistem Informasi Manajemen Rumah<br />
Sakit.<br />
Manajemen Keperawatan/Nursing Management<br />
Manajemen Keperawatan mempelajari tentang What is Nursing;<br />
Concept of Nursing Management; Organizing Nursing Services;<br />
Patient Classifications System; Strategy of Nursing Delivery ;<br />
Nursing Scheduling; Nursing Negligence; Concept of Patient<br />
Safety; Customer Satisfaction; Nursing Professionalization;<br />
Nursing Personnel Management; Evaluation of Nurses Work
448<br />
Performance; Professional Nursing Practice Concept; Nursing<br />
Leadership and Communication; Conflict Management; Nursing<br />
Staff Development; Nursing Accreditation; Nursing Care<br />
Management; Nursing Documentation; Nursing Quality<br />
Management; Nursing Logistic; Nursing Issues; Nursing Excellent<br />
Care Issues.<br />
Mata Kuliah Konsentrasi/ Konsentrasi Perencanaan Pembangunan<br />
Kesehatan<br />
C20H-1261<br />
C20H-1262<br />
C20H-1263<br />
C20H-2264<br />
Health System and Health Sector Reform<br />
Mata kuliah ini terdiri dari Overview Sistem Kesehatan; Tujuan<br />
dan Fungsi – fungsi Sistem Kesehatan; Pengukuran Kinerja<br />
Sistem Kesehatan; Pengembangan Sistem Kesehatan Daerah;<br />
Teori Reformasi Sektor Kesehatan; Tombol-tombol Kebijakan<br />
dalam reformasi sektor kesehatan: regulasi pembiayaan,<br />
payment, organisasi, perilaku. Analisis Pohon Masalah.<br />
Perencanaan reformasi sektor kesehatan .<br />
Information Management<br />
Mata kuliah ini terdiri dari Pengantar Sistem Informasi Kesehatan;<br />
Health Metric Network Assessment; Teknologi Komunikasi dan<br />
Informasi; Pengembangan SIKDA; Sistem Informasi Pelayanan<br />
Dasar; Sistem Informasi Pelayanan Rujukan; Sistem Surveilans<br />
Respon berbasis Masyarakat; GIS dan Analysis Spatial; Riset<br />
dalam SIK; Sistem Informasi dalam Bencana<br />
Health Policy Analysis<br />
Mata kuliah ini mempelajari tentang Teori Kebijakan & Analisis<br />
Kebijakan Kesehatan; Power and Policy process; Agenda Setting;<br />
Formulasi Kebijakan; Implementasi Kebijakan; Evaluasi<br />
Kebijakan; Praktik Analisis Kebijakan; Praktik Evaluasi Kebijakan;<br />
Kebijakan Penanggulangan Kemiskinan; Penyusunan Naskah<br />
Akademik; Kebijakan Pelayanan Kesehatan; Kebijakan<br />
Pembiayaan Kesehatan; Kebijakan Desentralisasi Kesehatan.<br />
Health P lanning<br />
Mata kuliah ini mempelajari overview perencanaan kesehatan;<br />
proses perencanaan kesehatan; perencanaan stratejik lanjut;<br />
perencanaan operasional; model-model perencanaan kesehatan;<br />
perencanaan program dan proyek kesehatan; strategi dan desain<br />
dalam perencanaan program/ proyek kesehatan; business plan;<br />
evaluasi perencanaan program/ proyek kesehatan; penganggaran<br />
program/ proyek kesehatan
449<br />
C20H-2265<br />
C20H-2266<br />
C20H-2267<br />
C20H-2268<br />
C20H-2269<br />
Human Resources Planning<br />
Mata kuliah ini mempelajari pengantar HR planning; perencanaan<br />
sumberdaya manusia kesehatan; langkah-langkah dalam strategi<br />
dan perencanaan SDM Kesehatan; forecasting tools; instrumen<br />
perencanaan SDM Kesehatan; WISN, Kasus : perencanaan SDM<br />
untuk penyakit spesifik (HIV/AIDS), MDG’s; Perencanaan SDM<br />
Kesehatan dalam praktik.<br />
Financial & Budget Planning<br />
Mata kuliah ini mempelajari tentang Overview pembiayaan dan<br />
anggaran kesehatan; Perencanaan pembiayaan dan anggaran;<br />
Proses perencanaan dan penganggaran; Evaluasi ekonomika;<br />
Problematika perencanaan dan penganggaran kesehatan; Studi<br />
kasus pembiayaan HIV/AIDS; Pengukuran dan aplikasi ATP dan<br />
WTP; Implementasi CUM; Internalitas, eksternalitas dan cost<br />
saving.<br />
Logistics Planning<br />
Mata Kuliah ini mempelajari tentang pengantar manajemen<br />
logistik; strategi pemilihan lokasi; pemilihan pemasok;<br />
pengendalian inventori; model EPQ , discount dan ABC;<br />
inventory probabilistic; latihan kasus; material requirement<br />
planning; EOQ untuk multi item; MRP; DRP; pull and push<br />
system; keuangan dalam logistik; model transportasi.<br />
Operational Planning<br />
Mata kuliah ini mempelajari tentang pengantar manajemen<br />
operasi; penjadwalan satu pusat kerja; penjadwalan pusat kerja<br />
seri; penjadwalan paralel; penjadwalan tenaga kerja; reviw<br />
modifikasi Monroe; manajemen proyek; metoda CPM; Metoda<br />
PERT; crash program; pemerataan sumberdaya; pengendalian<br />
proyek; aplikasi pengendalian proyek; studi kasus pengendalian<br />
proyek.<br />
Introduction to Basic Sciences<br />
Mata kuliah Introduction to Medical Science mempelajari tentang<br />
Introduction to Basic Medical Science; Micronutrient and Basic<br />
Health Concept; Concept of the Normal Function of the Human<br />
Body (cell tissues and organs); Concept of the Normal Stucture of<br />
the Human Body (cell tissues and organs); Molecular Concept of<br />
Biochemistry and Health; Molecular Concept of Cell Death and<br />
Aging Process (apoptosis); Basic Concept of Genomic in Public<br />
Health; Microbiology and Public Health Concept; Parasitology and<br />
Infectious Disease Concept; Development in the Study of Stem<br />
Cell; Fundamental Concept of Nano Technology in Public Health;
450<br />
Modern Concept of Pharmacology and Public Health; Drug<br />
Resistance; Summary.<br />
C20H-2270<br />
C20H-3271<br />
Introduction to Clinical Sciences<br />
Mata kuliah Introduction to Clinical Science mempelajari tentang<br />
Overview of Clinical Science: Understanding Mechanism of<br />
Disease, CD, NCD Promoting Health and Health Maintenance,<br />
surgery and non surgery, tropical medicine NTD; Cardiovascular<br />
Disorder; Diseases of the Respiratory System; Nutritional and<br />
Digestive Disorder; Gynecologic Disorders and Disorders of<br />
Pregnancy, Childbirth, and the Puerperium; Mental Disorders;<br />
Diseases of the Nervous System and Special Senses;<br />
Immunologic Disorders; Hematology and Oncology; Disorders of<br />
Renal and Urinary System; Disorders of the Skin and<br />
Subcutaneous Tissues; Diseases of the Musculoskeletal System<br />
and Connective Tissue; Endocrine and Metabolic Disorders; ORL<br />
and Ophtalmology.<br />
Apprenticeship in Health Program & Project Planning<br />
Mata Kuliah Konsentrasi/ Konsentrasi Kesehatan Lingkungan &<br />
Kesehatan Kerja<br />
C20H-1301<br />
Epidemiologi Kesehatan Lingkungan & Kerja/<br />
Enirontmental & Occupational Epidemiology<br />
Mata kuliah ini mempelajari pengantar epidemiologi kesehatan<br />
lingkungan dan kesehatan kerja; penyakit wabah; epidemiologi<br />
dalam lingkungan; pengukuran paparan dan efek; pengendalian<br />
dan pencegahan wabah; isu terbaru dalam kesehatan lingkungan;<br />
penelitian epidemiologi dalam kesehatan lingkungan; terjadinya<br />
penyakit dalam lingkungan kerja; karakteristik lingkungan kerja;<br />
hazard, risk and outcome; surveilans kesehatan kerja; desain<br />
penelitian dalam kesehatan kerja; confounding dalam penelitian<br />
kesehatan kerja; penerapan epidemiologi dalam kesehatan kerja.<br />
C20H-1302<br />
Prinsip-prinsip Kesehatan Lingkungan/Principles of Env.<br />
Health<br />
Mata kuliah ini membahas pengantar dan dasar-dasar kesehatan<br />
lingkungan; lingkungan dan kesehatan manusia; dasar-dasar<br />
toksikologi; prakiraan paparan, higiene industri dan manajemen<br />
lingkungan; genetik dan kesehatan lingkungan; pencemaran<br />
lingkungan; penyebab pencemaran; pencegahan pencemaran<br />
dan remediasi; kesehatan dan bencana alam; etika kesehatan<br />
lingkungan; environmental justice; pembangunan kesehatan<br />
berkelanjutan;
451<br />
C20H-13<strong>03</strong><br />
C20H-2304<br />
C20H-2305<br />
C20H-2306<br />
Prinsip-prinsip Kesehatan dan Kesehatan Kerja/<br />
Principles of Occup. Health<br />
Mata kuliah ini akan membahas mengenai Perkembangan<br />
kesehatan kerja; Hiperkes dan keselamatan kerja; Lingkunan<br />
kerja dan penyakit akibat kerja; Faal kerja; Gizi kerja; Psikologi<br />
kerja; surveilans kesehatan kerja; pelayanan kesehatan kerja;<br />
standar kesehatan dan keselamatan kerja; kebijakan pemerintah<br />
dalam kesehatan dan keselamatan kerja; manajemen kesehatan<br />
dan keselamatan kerja; pencagahan dan perlindungan kerja;<br />
pendidikan dan promosi kesehatan kerja; rehabilitasi kerja.<br />
Higiene Industri/Industrial Hygiene<br />
Matakuliah Higiene Industri membahas konsep dasar dan peran<br />
hygiene industri; NAB dan lingkungan kerja; Polutan fisik<br />
(kebisingan, penerangan, getaran, iklim kerja dan radiasi);<br />
asesmen dan monitoring pencemaran fisik; toksikologi<br />
perlindungan kualitas kesehatan; polutan kimia; studi kasus;<br />
pengendalian bahaya lingkungan kesehatan kerja; hygiene<br />
industri; efek toksik di lingkungan (logam, gas dll); efek toksik di<br />
lingkungan kerja; ventilasi industri.<br />
Ergonomi & Kecelakaan Kerja/<br />
Ergonomics & Occup. Accident<br />
Matakuliah Ergonomi dan Kecelakaan Kerja membahas konsep<br />
dan aplikasi ergonomi; evaluasi permasalahan ergonomi di<br />
tempat kerja; antropometri; gizi kerja; desain stasiun kerja; beban<br />
kerja; penilaian risiko ergonomi; konsep dasar kecelakaan kerja,<br />
teori dan pencegahan kecelakaan kerja; statistik dan pelaporan<br />
kecelakaan kerja; konsep penyelidikan kecelakaan kerja;<br />
perencanaan respon emerjensi; ergonomik dan kecelakaan;<br />
sistem manajemen K3;<br />
Penyakit Akibat Kerja/<br />
Occupational Diseases<br />
Mata kuliah ini membahas mengenai pengertian (pengenalan)<br />
Penyakit Akibat Kerja, Faktor Penyebab Penyakit Akibat Kerja,<br />
Hazard and Risk dalam Deteksi Penyakit Akibat Kerja,<br />
Pendeteksian Penyakit Akibat Kerja, Jenis Penyakit Akibat Kerja<br />
Akibat Faktor Fisik, Jenis Penyakit Akibat Kerja Akibat Faktor<br />
Kimia, Pencegahan Penyakit Akibat Kerja, Perbedaan Penyakit<br />
Akibat Kerja dengan Penyakit Lainnya, Aspek Peraturan<br />
Perundangan dan Kompensasi.
452<br />
C20H-2307<br />
C20H-2308<br />
C20H-2309<br />
C20H-2310<br />
Kebijakan & Aspek Hukum Kesling & Kesehatan Kerja/Policy<br />
& Legal Aspects of Environmental and Occupational Health<br />
Mata kuliah kebijakan-kebijakan dan aspek hukum dalam<br />
kesehatan lingkungan dan kesehatan kerja mencakup pengantar<br />
hukum kesehatan lingkungan dan kesehatan kerja; hak atas<br />
kesehatan dalam perspektif HAM; politik dan kebijakan<br />
kesehatan; kebijakan dan hukum dalam kesja; strategi<br />
pembangunan kesehatan; aspek hukum kesehatan kerja;<br />
pengantar hukum lingkungan; penerapan aspek hukum dalam<br />
berbagai masalah kesehatan lingkungan; kebijakan<br />
pembangunan berwawasan lingkungan; masalah hukum dalam<br />
kesehatan kerja; pengelolaan dan pemantauan lingkungan;<br />
penerapan aspek hukum dalam masalah kesehatan kerja;<br />
Pengendalian Pencemaran Lingkungan/ Env. Pollut Control<br />
Mata kuliah ini membahas pengantar lingkungan; sumber sumber<br />
dan penyebab pencemaran udara dan air; dampak-dampak dan<br />
upaya pengendalian pencemaran udara dan air; studi kasus<br />
pencemaran udara dan air; identifikasi dan karakteristik limbah<br />
padat dan B3; pengendalian limbah padat dan B3; studi kasus<br />
limbah padat; prinsip dan identifikasi peluang minimisasi limbah;<br />
studi kasus minimikasi limbah; strategi dan kebijakan<br />
pengendalian pencemaran lingkungan; kebijakan dan peraturan<br />
lingkungan.<br />
Isu-isu Aktual Kesling & Kesja/ Recent Issues in Env. &<br />
Occup. Health<br />
Mata kuliah ini membahas pengantar kesehatan lingkungan dan<br />
kesehatan kerja; issue kesehatan lingkungan( batubara,<br />
pengelolaan sampah, limbah, food additive); issue kesehatan<br />
kerja ( shift, pekerja anak, wanita, konstruksi, industri semen); isu<br />
kesehatan lingkungan (pemanasan global, efek rumah kaca,<br />
indoor air quality, sick building syndrome). Issue kesehatan kerja<br />
(pekerja kontrak, informal, lembur, stres akibat kerja, bebean<br />
kerja); kunjungan lapangan.<br />
Penilaian & Pengelolaan Risiko Kesehatan Keselamatan<br />
Kerja & Lingkungan/Assessment and Management of Occup.<br />
& Env. Risks<br />
Mata kuliah Penilaian dan Pengelolaan Risiko Kesehatan Kerja<br />
dan Lingkungan membahas pengantar risiko, wacana dasar<br />
prosedur penilaian dan pengelolaaan risiko; penilaian dan<br />
pengendalian risiko keselamatan kerja dan kesehatan kerja serta<br />
kesehatan lingkungan; Pengelolaan risiko; kaji terapan perkara di<br />
lingkungan kerja dan di lingkungan luar serta khusus;
453<br />
C20H-3311<br />
Praktik Lapangan Bid. Kesling & Kesja/Fieldwork in<br />
Environmental & Occupational Health<br />
Mata Kuliah Konsentrasi/ Konsentrasi Promosi Kesehatan<br />
C20H-1401<br />
C20H-1402<br />
C20H-14<strong>03</strong><br />
C20H-2404<br />
Dasar-dasar Promosi Kesehatan/<br />
Foundations of Health Promotion<br />
Mata kuliah ini mempelajari dasar-dasar teori promosi kesehatan<br />
dan perilaku kesehatan di berbagai tingkatan, baik di tingkat<br />
individu, antar individu, maupun komunitas. Berbagai modelmodel<br />
implmentasi konsep promosi dan perilaku kesehatan akan<br />
didiskusikan, yang meliputi pemasaran sosial, PRECEDE-<br />
PROCEED Model; dan Intervention Mapping Model. Demikian<br />
pula berbagai faktor penghambat dan pendorong serta model<br />
intervensi perubahan perilaku akan didiskusikan dalam kuliah ini.<br />
Pemasaran Sosial & Media Promosi Kesehatan/<br />
Social Marketing & Health Promotion Media<br />
Mata kuliah ini mempelajari Pengantar pemasaran sosial; desain<br />
pemasaran sosial; analisis situasi; segmentasi sasaran; tujuan<br />
perubahan perilaku; pendekatan strategi; penyusunan pesan;<br />
media dan alat bantu promosi kesehatan; media promosi<br />
kesehatan dalam pendekatan COMBI; rencana manajemen;<br />
rencana evaluasi; strategi pemasaran sosial; analisis kasus<br />
pemasaran sosial.<br />
Komunikasi Kesehatan/Health Communication<br />
Komunikasi Kesehatan membahas tentang Pengantar<br />
Komunikasi Kesehatan, sejarah komunikasi kesehatan; ruang<br />
lingkup; pendekatan umum;pendekatan dengan konteks sosial<br />
budaya; Jenis dan Sasaran Komunikasi Kesehatan, Strategi<br />
Komunikasi Kesehatan, Teknik Penulisan Karya Ilmiah Populer,<br />
langkah- langkah proses komunikasi kesehatan; studi kasus;<br />
evaluasi dampak dan masa depan komunikasi kesehatan.<br />
Perencanaan & Penilaian Program Promosi Kes./<br />
Health Promotion Program Planning & Evaluation<br />
Mata kuliah ini mencakup pengantar perencanaan dan pelayanan<br />
promosi kesehatan; model- model perencanaan promosi<br />
kesehatan; proses perencanaan, penilaian kebutuhan; teori-teori<br />
perubahan perilaku; intervensi promosi kesehatan; organisasi
454<br />
komunitas, sumber daya , pemasaran, implementasi program<br />
promosi kesehatan; model evaluasi dan rancangan evaluasi.<br />
C20H-2405<br />
C20H-2406<br />
C20H-2407<br />
C20H-2408<br />
Promosi Kesehatan Berbasis Bukti/Evindence-based Health<br />
Promotion<br />
Mata kuliah Promosi Kesehatan Berbasis Bukti meliputi konsep<br />
promosi kesehatan berbasis bulti; identifikasi masalah; teknik<br />
formulasi pertanyaan; penilaian validitas intenal; penilaian<br />
validitas eksternal; langkah-langkah telaah kritis artikel ilmiah;<br />
pengenalan systematic review dan meta analysis; penelusuran<br />
ilmiah danpenyusunan referensi; praktek telaah kritis; advokasi<br />
kesehatan berbasis bukti.<br />
Advokasi & Manajemen Pelatihan/Advocacy & Training<br />
Management<br />
Mata Kuliah Manajemen Advokasi dan Pelatihan mengupas<br />
mengupas ruang lingkup manajemen advokasi dan pelatihan;<br />
konsep advokasi dan persiapan; perencanaan advokasi; simulasi<br />
advokasi; perencanaan pelatihan; fasilitasi pembelajaran; metode<br />
dan teknik pelatihan; manajemen dan evalusi pelatihan.<br />
Pemberdayaan & Pengembangan Masyarakat/Community<br />
Empowerment & Development<br />
Mata kuliah ini mempelajari latar belakang dan toeri promkes;<br />
sumber daya berbasis tatanan; analisis dan perencanaan,<br />
pemberdayaan sumber daya berbasis tatanan; analisis dan<br />
perencanaan, pemberdayaan sumber daya berbasis tatanan<br />
rumah tangga; promosi kesehatan tatanan instansi pendidikan,<br />
instansi kesehatan; tempat kerja dan tempat umum; konsep PPM;<br />
organisasi komunitas dan difusi inovasi; jenis dan kegiatan PPM;<br />
analisis kritis dan manajemen rencana pemberdaaan model (<br />
desa siaga) PPM; rencana pengembangan PPM penyehatan<br />
lingkungan, rencana pengembangan PPM kesehatan ibu<br />
anakdan gizi ; rencana pengembangan PPM pencegahan dan<br />
pengendalian penyakit.<br />
Pendekatan Perilaku dalam Pengendalian Peny./<br />
Behavioural Approaches in Disease Control<br />
Mata kuliah ini membahas mengenai masalah – masalah<br />
kesehatan masyarakat yang sedang berkembang seperti masalah<br />
kesehatan jiwa dan ketergantungan, masalah kesehatan<br />
reproduksi, masalah penyakit menular dan penyakit tidak menular<br />
serta masalah gizi masyarakat, pengendalian tembakau dan henti<br />
merokok; prokes dan HIV AIDS; tinjauan gizi kesehatan; promkes<br />
dalam lingkup siklus hidup; kebijakan kesehatan reproduksi di
455<br />
Indonesia; program KIA dan KB; determinan sosial dalam kespro;<br />
perspektif gender dalam kespro.<br />
C20H-2409<br />
C20H-3410<br />
Metode Riset Promosi Kesehatan/Research Methods in<br />
Health Promotion<br />
Mata kuliah ini membahas tentang latar belakang masalah<br />
penelitian; tipe pengukuran perilaku; pengukuran eror dan<br />
pengembangan survey; pengembangan kuesioner; pengukuran<br />
pengetahuan; pengukuran reliabilitas alat; disain, pengumpulan<br />
data - analisis – interpretasi – pelaporan riset promosi kesehatan<br />
dengan menggunakan mixed methods (campuran kualitatif dan<br />
kuantitatif).<br />
Praktik Lapangan Bid. Promosi Kesehatan/Fieldwork in<br />
Health Promotion<br />
Mata Kuliah Konsentrasi/ Konsentrasi Kesehatan Reproduksi<br />
C20H-1501<br />
C20H-1502<br />
C20H-15<strong>03</strong><br />
C20H-1504<br />
Dasar-dasar Kesehatan Reproduksi/Basics of Reproductive<br />
Health<br />
Mata kuliah ini mempelajari pelayanan obstetri neonatal<br />
emergensi dasar; pelayanan obstetri neonatal emergensi<br />
komprehensip kebijakan reproduksi; perkembangan obstetri<br />
ginekologi sosial; profesionalisme dalam perkembangan<br />
reproduksi; program KIA di daerah dan sistem rujukan.<br />
Kesetaraan Jender/ Gender Equity<br />
Mata kuliah ini mempelajari gender dan hak perempuan;<br />
determinan kesehatan; hak reproduktif; gender dan sistem<br />
kesehatan; kekerasan terhadap perempuan; kekerasan dalam<br />
rumah tangga; dan studi kasus.<br />
Kebijakan Kesehatan Reproduksi/Reprod. Health Policy<br />
Mata kuliah ini memepelajari kebijakan dan strategi nasional<br />
kespro di indonesia; program kespro; analisis situasi; peran<br />
sektor terkait; desentralisasi; kerja sama internasional; indikator<br />
program; monitoring dan evaluasi; pendanaan; perumusan<br />
kebijakan kespro.<br />
Keluarga Berencana/ Family Planning<br />
Mata kuliah ini mempelajari revolusi reproduktif; mengapa<br />
keluarga berencana; kontrasepsi remaja dewasa;unmet need;<br />
bantuan pengambilan keputusan; pedoman konseling; pedoman<br />
baru; fokus kesehatan reproduksi baru; strategi pengembangan<br />
klien berkelanjutan; pengukuran keberhasilan.
456<br />
C20H-1505<br />
C20H-2506<br />
C20H-2507<br />
C20H-2508<br />
C20H-2509<br />
C20H-2510<br />
Menopause/Menopause<br />
Mata kuliah ini mempelajari menopause dan pasca menopause di<br />
indonesia; abnormalitas; hak kesehatan reproduksi wanita;<br />
kesehatan reproduksi remaja; aging dan anti aging, HRT;<br />
kehamilan remaja; andropause.<br />
Infeksi Menular Seksual & HIV/Sexually-transmitted<br />
Infections & HIV<br />
Mata kuliah ini mempelajari Epidemiologi IMS/HIV/ AIDS;<br />
Kebijakan Pemerintah dalam Penanggulangan IMS/HIV/ AIDS;<br />
Stigma dan dikriminasi; Kewaspadaan Universal; Prenatal care:<br />
konseling, VCT; Persalinan, ASI; Infeksi HPV; Patosiologi HPV<br />
pada Bid. Obgin; Dampak Infeksi HPV, Masalah Etika,<br />
medokolegal & dampak IMS pada Kehamilan.<br />
Kesehatan Reproduksi Remaja/Adolescent Reproductive<br />
Health<br />
Mata Kuliah ini mempelajari tentang kesehatan & hak remaja<br />
dalam kesehatan reproduksi, remaja perempuan & gender equity,<br />
risiko remaja perempuan terhadap PMS; kontrasepsi; abosi tidak<br />
aman; hak pelayanan kespro pada remaja perempuan.<br />
Onkologi Reproduksi/ Reproductive Oncology<br />
Mata kuliah ini membahas tentang wawasan onkologi, kanker<br />
rahim, Trofoblast, kanker leher rahim dan ovarium, pengobatan<br />
kanker pada wanita, kebijakan pemerintah; jaringan<br />
penanganan penyakit kanker, deteksi dini kanker pada wanita;<br />
penapisan kanker leher rahim.<br />
Kesehatan Ibu & Anak/ Maternal & Child Health<br />
Mata kuliah ini membahas tentang Kesehatan reproduksi; Save<br />
Motherhood; Making Pregnancy Safer, Sistem Rujukan; Asuhan<br />
Antenatal; Kesehatan Anak; Strategi Penurunan AKI, Morbiditas<br />
dan Mortalitas Anak; Strategi Pendekatan Resiko;<br />
Penatalaksanaan bayi lahir dari resiko; Interval Care, post partum<br />
care; Pencegahan Infeksi, dan Resusitasi Bayi Baru Lahir<br />
Andropause<br />
Mata kuliah ini membahas tentang pengantar dan epidemiologi<br />
andropause, pola dan fungsi hormone reproduksi pria, proses<br />
menua/ aging pada pria dan disfungsi seksual pada pria,<br />
sindroma andropause, hormon seks steroid pria dan penanganan<br />
non hormonal, penanganan hormonal, mekanisme interaksi poros<br />
hipotalamus pituitary gonad dan hak kesehatan reproduksi pria,<br />
pola hormonal remaja, testossterone dan fungsi seks dan
457<br />
kelainan organ/fungsi reproduksi remaja & kontrasepsi remaja<br />
dan pendidikan seks/pendidikan kesehatan reproduksi remaja.<br />
C20H-3511<br />
Magang : Praktikum Statistik<br />
Mata Kuliah Konsentrasi/ Konsentrasi Gizi Masyarakat<br />
C20H-1521<br />
C20H-1522<br />
C20H-1523<br />
C20H-2524<br />
Ilmu Gizi Dasar & Daur Hidup<br />
Mata kuliah Gizi dasar dan daur hidup mempelajari tentang<br />
pengantar ilmu gizi dasa; zat gizi makro (karbohidrat, protein dan<br />
lemak); zat gizi mikro (vitamin dan mineral); metabolisme dan<br />
keseimbangan energi; pengantar gizi daur hidup; gizi masa hamil;<br />
gizi masa menyusui; gizi masa bayi; gizi masa anak; gizi masa<br />
remaja; gizi masa dewasa; gizi masa tua dan literatu review.<br />
Ilmu Bahan Makanan & Ketahanan Pangan Komunitas<br />
Mata kuliah ini mempelajari overview Ilmu Bahan Makanan;<br />
bahan - bahan sumber karbohidrat; sumber serap pangan dan<br />
karakteristiknya; bahan makanan sumber lemak; bahan makanan<br />
sumber protein; bahan sumber vitamin; bahan makanan sumber<br />
mineral; functional food; pengaruh pengolahan terhadap<br />
perubahan karakteristik dan komposisi bahan makan sumber;<br />
bahan tambahan makanan dan perannya terhadap kualitas bahan<br />
makanan sumber; interaksi obat dan makanan; karakteristik pola<br />
makan, komposisi bahan makanan penyusun menu dan makanan<br />
jajanan; hygiene dan keracunan makanan, kehalalan dan<br />
keamanan pangan; perkembangan bahan makanan sumber di<br />
masa yang akan datang.<br />
Food Culture<br />
Mata kuliah ini membahas tentang konsep dasar<br />
budaya(sosiologi dan antropologi kesehatan); anatomi dan<br />
fisiologi berdasarkan budaya; makanan dalam konteks sosial dan<br />
budaya; adaptasi fisik, budaya, makanan dan evolusi; klasifikasi<br />
makanan bersadarkan budaya; hubungan antara makanan,<br />
budaya dan kesehatan; masalah gizi dihubungkan dengan<br />
budaya; makanan, gender dan budaya; masalah gizi di Indonesia;<br />
kelaparan dan ketahanan makanan; pengembangan studi untuk<br />
pemenuhan nutrisi; studi kasus food culture dibeberapa daerah.<br />
Perencanaan Program Gizi Masyarakat<br />
Mata kuliah ini membahas tentang ruang lingkup perencanaan<br />
program dan proyek gizi masyarakat; Strategi dalam
458<br />
perencanaan program dan proyek gizi masyarakat; Desain dan<br />
program dan proyek gizi masyarakat; Fungsi kepemimpinan<br />
dalam perencanaan program dan proyek; Pengambilan<br />
keputusan dalam perencanaan program dan proyek; Evaluasi<br />
program dan proyek; perencanaan program gizi masyarakat<br />
dengan model landscape analysis dan DTPS (Distric Team<br />
Problem Solving), Budgeting serta Bussines Plan.<br />
C20H-2525<br />
C20H-2526<br />
C20H-2527<br />
C20H-2528<br />
Analisis Kebijakan Gizi Masyarakat<br />
Mata kuliah ini mempelajari tentang Ruang lingkup teori analisis<br />
kebijakan, agenda setting, formulasi kebijakan, implementasi<br />
kebijakan dan evaluasi kebijakan. Mahasiswa mampu melakukan<br />
praktik analisis dan evaluasi kebijakan penanggulangan<br />
kemiskinan, kebijakan pelayan gizi masyarakat, kebijakan<br />
pembiayaan program gizi masyarakat kebijakan SDM gizi<br />
masyarakat, Kebijakan MDG 1 dan dampaknya terhadap<br />
pembangunan kesehatan serta kebijakan desentralisasi<br />
kesehatan dan dampaknya terhadap health performance.<br />
Advokasi & Promosi Gizi Masyarakat<br />
Mata kuliah ini mempelajari tentang ruang lingkup advokasi dan<br />
promosi kesehatan; konsep advokasi dan promosi kesehatan;<br />
teori advokasi; teori perilaku; metode, strategi dan produksi<br />
program; logic model perubahan perilaku; penggunaan toeri<br />
perilaku dalam precede – proceed model; perencanaan<br />
pelaksanaan advokasi, penerapan komunikasi dalam advokasi;<br />
perencanaan evaluasi advokasi; pembuatan prioritas masalah<br />
perilaku; pembuatan matriks determinan dari perilaku; pembuatan<br />
matriks metode, strategi dan produksi program; perencanaan<br />
evaluasi program intervensi perubahan perilaku.<br />
Epidemiologi Gizi Masyarakat<br />
Mata kuliah Epidemiologi Gizi & Nutritional Survey mempelajari<br />
pengantar epidemiologi gizi; identifikasi pengaruh ginetik dan<br />
lingkungan sebagai penyebab penyakit; skrining diagnosis dan<br />
pemaknaan; survailans gizi; outbreak; modul of prognosis;<br />
indikator laboratorium konsumsi makanan; dietary assesment;<br />
penilaian status gizi bayi dan balita; penilaian status gizi dewasa<br />
dan lansia; introduction of evidence based public health; telaah<br />
kritis studi potong lintang; telaah kritis studi kohort dan<br />
eksperimen.<br />
Malnutrisi & Komorbiditas<br />
Pada kuliah ini mempelajari pengantar masalah gizi di<br />
Indonesia; kurang energi kronik; anemia defisiensi besi; defisiensi
459<br />
C20H-2529<br />
C20H-3530<br />
vitamin A; defisiensi Iodium; defisiensi makro mineral dan mikro<br />
mineral; kelebihan berat badan dan obesitas; komorbiditas<br />
obesitas; diabetes melitus; dislipidemia; hipertensi; penyakit<br />
jantung koroner; hiperuricemia; isu gizi komunitas.<br />
Isu-isu Gizi Komunitas Mutakhir<br />
Mata kuliah Issue Gizi Komunitas Mutakhir mempelajari<br />
pengantar penulisan ilmiah dan perkembangan terkini isu gizi<br />
komunitas; case study masalah gizi kurang dan relevansinya<br />
dengan makro nutrient, mikro nutrient, penyakit kronis dan<br />
keamanan pangan; case study masalah gizi lebih dan<br />
relevansinya dengan makro nutrient; mikro nutrient, penyakit<br />
kronis dan kemanan pangan; case studi masalah gizi salah dan<br />
relevansinya dengan makro nutrient, mikro nutrient, penyakit<br />
kronis dan kemanan pangan.<br />
Praktik Lapangan Bid. Gizi Masyarakat<br />
Prasyarat dan Catatan Mengikuti Seminar Usulan Penelitian (SUP),<br />
Penelitian, Ujian Naskah Tesis (UNT) dan Ujian Tesis (UT)<br />
1. Syarat Melaksanakan Seminar Usulan Penelitian (SUP)<br />
1. Mahasiswa program magister dapat menempuh Seminar Usulan<br />
Penelitian (SUP) jika telah memenuhi persyaratan :<br />
- Telah mengikuti Kuliah Perdana di Universitas;<br />
- Telah menghadiri SUP minimal lima kali dalam bidang ilmu yang<br />
sesuai, yang diketahui oleh pimpinan SUP;<br />
2. Penelitian<br />
1. Penelitian dilaksanakan setelah mahasiswa lulus SUP dan telah<br />
melakukan perbaikan UP yang disetujui Tim Pembimbing.<br />
2. Tim Pembimbing dapat melakukan supervisi terhadap mahasiswa di<br />
lokasi penelitian.<br />
3. Mahasiswa program magister dapat menempuh Ujian Naskah Tesis (UNT)<br />
jika telah memenuhi persyaratan berikut :<br />
1. Telah lulus perangkat mata kuliah dengan IPK sekurang-kurangnya<br />
2,75;<br />
2. Telah melaksanakan Seminar Usulan Penelitian dan dinyatakan lulus;<br />
3. Telah menghadiri UNT minimal 5 kali dalam bidang ilmu yang sesuai<br />
dan diketahui oleh pimpinan UNT;<br />
4. Naskah tesis telah disetujui oleh tim pembimbing
460<br />
5. Menyerahkan surat keterangan bukti tulisan yang dipublikasikan (yang<br />
ditulis selama mengikuti kuliah program magister) dengan mengikuti<br />
Prosedur Operasional Baku (POB) yang tersaji dalam lampiran<br />
6. Telah memiliki bukti tulisan artikel ilmiah dengan ketentuan sebagai<br />
berikut :<br />
- Menyerahkan bukti tulisan dalam jurnal termuat/diterima oleh jurnal<br />
yang memiliki ISSN atau termuat dalam buku yang relevan dengan<br />
bagian ilmunya yang memiliki ISBN atau diunggah (upload) di<br />
pustaka ilmiah Unpad (CISRAL)<br />
- Artikel merupakan hasil karya ilmiah mahasiswa dan tim pembimbing<br />
dengan mahasiswa sebagai penulis mahasiswa<br />
- Pengajuan naskah artikel dilakukan oleh dan merupakan tanggung<br />
jawab peserta didik<br />
- Naskah artikel yang diajukan harus mendapatkan bukti persetujuan<br />
tertulis dari pembimbing → buat form persetujuan → setuju buat<br />
dipublikasikan<br />
- Artikel dapat berupa kajian literature atau kajian metodologi atau<br />
sebagian dari hasil penelitian.<br />
4. Seorang calon magister boleh menempuh Ujian Tesis (UT) apabila :<br />
1. Telah lulus UNT dan telah memenuhi seluruh persyaratan<br />
administrasi.<br />
2. Naskah tesis harus sudah dijilid tebal (hard cover) berwarna hitam.<br />
3. Mahasiswa mengikuti Ujian Tesis pada waktu yang ditetapkan. Bila<br />
hasil ujian dinyatakan tidak lulus, yang bersangkutan diberi kesempatan<br />
untuk menempuh Ujian Tesis (UT) ulangan sebanyak satu kali dalam<br />
kurun waktu studi.<br />
4. Bobot untuk materi penilaian Ujian Tesis adalah :<br />
- Signifikansi latar belakang penilaian, bobot 10 persen<br />
- Relevansi dan kemutakhiran kajian pustaka/kajian literatur/tinjauan<br />
pustaka, bobot 10 persen<br />
- Ketepatan Formulasi kerangka pemikiran, premis/proposisi dan<br />
hipotesis/ fokus penelitian/ pernyataan masalah, bobot 5 persen.<br />
- Kesesuaian metode penelitian bobot 10 persen<br />
- Tingkat originalitas penelitian, bobot 15 persen<br />
- Ketajaman analisis dan keutuhan pemikiran, bobot 15 persen<br />
- Sumbangan terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi<br />
dan pembangunan, bobot 10 persen<br />
- Kemantapan dan mutu peyimpulan serta saran-saran yang diajukan,<br />
bobot 5 perssen<br />
- Kemampuan komunitas dalam ujian lisan, bobot 10 persen<br />
5. Nilai pada Ujian Tesis diberikan dalam bentuk skor dengan kisaran 0-<br />
100. Mahasiswa dinyatakan lulus ujian tesis apabila memperoleh<br />
sekurang-kurangnya skor ≥ 75
461<br />
6. Skor dari tim penguji dijumlahkan dengan persentase tim pembimbing<br />
60% dan tim penelaah 40% tanpa terlebih dahulu dikonversikan ke<br />
dalam huruf mutu.<br />
7. Skor akhir tesis adalah nilai rata-rata UNT dengan UT.<br />
Nilai UNT + Nilai UT<br />
2<br />
8. Nilai angka yang diperoleh kemudian dikonversikan kedalam angka<br />
mutu sebagaimana tabel konversi niali dalam lampiran<br />
9. Yudisium kelulusan didasarkan pada IPK akhir, yaitu rata-rata gabungan<br />
angka mutu (AM) perangkat mata kuliah dengan angka mutu (AM) tesis.<br />
2,75 – 3,40 Memuaskan<br />
3,41 – 3,70 Sangat Memuaskan<br />
3,71 – 4,00 Dengan Pujian*)<br />
*) lihat penjelasan bagian J<br />
10. Predikat kelulusan dengan pujian, memiliki syarat tambahan lain, yaitu :<br />
- Waktu kelulusan program magister (tanggal ujian tesis)<br />
memperhatikan masa studi terjadwal ditambah satu semester (0,5<br />
tahun)<br />
- Memiliki minimal satu publikasi ilmiah di jurnal nasional terakreditasi.<br />
Struktur Kurikulum S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat<br />
KEGIATAN<br />
P<br />
MP<br />
MG<br />
UP<br />
K<br />
T<br />
SEMESTER<br />
0 I II III IV V VI VII VIII<br />
19<br />
SKS<br />
Keterangan :<br />
P : Prapasca<br />
MP : Modul Pembelajaran<br />
UP :Usulan Penelitian<br />
MG : Magang<br />
K : Kolokium<br />
T : Tesis<br />
17<br />
SKS<br />
1<br />
SKS<br />
1<br />
SKS<br />
6<br />
SKS
462<br />
3. Program Studi Magister Ilmu Kebidanan (S2 Kebidanan)<br />
Program Studi Magister Ilmu Kebidanan Fakultas Kedokteran UNPAD memiliki<br />
Visi dan Misi sebagai berikut:<br />
Visi<br />
Menjadi penyelenggara pendidikan Magister Ilmu Kebidanan yang berkualitas<br />
prima berwawasan global untuk mewujudkan Indonesia Sehat 2015.<br />
Menghasilkan lulusan yang mampu melaksanakan tugas kebidanan yang<br />
bertanggung jawab mandiri dalam aspek manajerial, pendidikan dan penelitian<br />
sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang<br />
kebidanan.<br />
Misi<br />
1. Menyelenggarakan pendidikan, pelatihan, penelitian dan pengabdian pada<br />
masyarakat untuk menghasilkan bidan pengelola, pendidik dan peneliti yang<br />
berkualitas setingkat Magister-S2 sesuai dengan kebutuhan masyarakat.<br />
2. Menjalankan kebijakan pendayagunaan dan pengembangan karir bidan yang<br />
terpola di Indonesia.<br />
3. Melakukan kolaborasi dengan masyarakat terinstitusi (Stakeholder:<br />
Puskesmas, IBI, POGI, PPSDM, PEMDA, dan Rumah Sakit)<br />
Pendidikan magister kebidanan<br />
Program Studi Magister Ilmu Kebidanan memberi kesempatan kepada peserta<br />
program sehingga lulusan menguasai kemampuan dalam melaksanakan<br />
pekerjaan yang kompleks, dengan dasar pelayanan kebidanan yang profesional,<br />
termasuk keterampilan merencanakan, melaksanakan kegiatan, memecahkan<br />
masalah dengan tanggung jawab yang mandiri pada tingkat tertentu, memiliki<br />
keterampilan dalam penelitian dan manajerial, serta mampu mengikuti<br />
perkembangan pengetahuan dan teknologi di dalam bidang keahliannya.<br />
Tujuan<br />
Tujuan utama Program Studi Magister Ilmu Kebidanan adalah pengembangan<br />
tenaga bidan yang mampu melaksanakan upaya pelayanan kebidanan yang<br />
berkualitas tinggi untuk mewujudkan paradigma sehat yang:<br />
1. Mampu mendidik bidan menjadi sumber daya manusia yang berkualitas<br />
sesuai dengan kebutuhan masyarakat<br />
2. Mampu menjalankan kebijakan pendayagunaan karier bidan yang terpola<br />
selaras dengan wewenangnya<br />
3. Mampu melakukan kolaborasi dengan masyarakat terinstitusi (stakeholder)<br />
dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi bidan guna<br />
memecahkan masalah kesehatan ibu dan anak di Indonesia
463<br />
4. Mampu melakukan pengintegrasian sumber-sumber daya manusia dan<br />
perangkat keras untuk pengelolaan suatu unit kerja atau aktivitas yang<br />
berkaitan dengan pelayanan, pendidikan, dan penelitian<br />
5. Mampu secara langsung melakukan analisis ilmu kebidanan yang<br />
dikembangkan dari kasus-kasus khusus sebagai bagian dari konsentrasi<br />
program<br />
6. Memiliki kemampuan khusus dalam bidang manajerial klinik kebidanan<br />
secara mandiri<br />
7. Mampu melakukan penelitian dalam bidang kebidanan dengan<br />
menggunakan metode ilmiah yang tepat dan teruji.<br />
Bahasa pengantar<br />
Bahasa pengantar yang dipergunakan dalam menyampaikan dan mendiskusikan<br />
materi adalah bahasa Indonesia, sedangkan referensi bisa dalam segala bahasa.<br />
Lama studi<br />
Program Studi Magister Ilmu Kebidanan dengan beban studi 49 SKS (tidak<br />
termasuk matrikulasi 28 SKS) ditempuh dalam 4 semester, tetapi memungkinkan<br />
untuk dapat ditempuh kurang dari 4 semester, dan paling lama 8 semester<br />
termasuk tesis.<br />
Penerimaan mahasiswa<br />
1. Cara penerimaan mahasiswa<br />
Program Studi Magister Ilmu Kebidanan merupakan mono entry dari lulusan<br />
D-4 Kebidanan atau S1 Kebidanan dan menerima mahasiswa baru setiap<br />
tahun akademik. Mulai dari Angkatan (TA 2009/2010) dan seterusnya<br />
pendaftaran melalui :<br />
http://pendaftaran.unpad.ac.id atau http://www.smup.unpad.ac.id<br />
E-mail : smup@unpad.ac.id<br />
Informasi lainnya dapat diperoleh pada jam kerja di Sekretariat Program<br />
Studi Magister Ilmu Kebidanan Pascasarjana Fakultas Kedokteran<br />
Universitas Padjadjaran Jl. Eijkman No. 38 Bandung<br />
2. Syarat penerimaan mahasiswa<br />
1) (Hanya) Lulusan D-4 Kebidanan atau S1 Kebidanan dan pengalaman<br />
kerja minimal 2 tahun setelah lulus dari D4 Kebidanan atau S1<br />
Kebidanan<br />
2) IPK 2,75<br />
3) Lulus seleksi akademik yang ditetapkan<br />
3. Persyaratan pendaftaran:
464<br />
1) Biaya pendaftaran Rp. 600.000,00<br />
2) Pendaftar telah lulus D4 atau S1 Kebidanan minimal 2 tahun<br />
3) Fotokopi ijazah dan transkrip prestasi akademik D4 atau S1 Kebidanan<br />
yang telah dilegalisasi oleh PTN atau PTS asal.<br />
4) Pas foto terbaru berwarna ukuran 4x6 sebanyak 4 buah<br />
5) Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) daerah asal<br />
6) Surat Keterangan sehat dari dokter pemerintah<br />
7) Surat ijin dari suami untuk mengikuti pendidikan bagi yang telah<br />
menikah<br />
8) Surat ijin dari atasan untuk mengikuti pendidikan bagi yang telah bekerja<br />
9) Surat rekomendasi akademik dari dua orang Guru Besar/Dosen<br />
Senior/Profesional/Akademisi yang telah<br />
mengenal baik<br />
10) Surat kesanggupan di atas materai untuk membayar biaya pendidikan<br />
dan biaya hidup sendiri selama<br />
pendidikan bagi pelamar tanpa sponsor<br />
11) Biaya penyelenggaraan pendidikan Rp. 7.000.000,00/semester<br />
Peserta<br />
1. Program hanya dapat diselenggarakan bila jumlah mahasiswa tiap kelas<br />
minimal 20 (dua puluh) orang.<br />
2. Kegiatan akademik diselenggarakan setiap hari Senin - Jumat<br />
Lulusan<br />
1. Lulusan Program Studi Magister Ilmu Kebidanan berhak menyandang gelar<br />
Magister Kebidanan (disingkat M.Keb.)<br />
2. Lulusan Program Studi Magister Ilmu Kebidanan dengan IPK ≥ 3,25 dapat<br />
melanjutkan ke strata – 3 untuk mendapatkan gelar Doktor dalam bidang<br />
Ilmu Kesehatan.<br />
Bentuk kegiatan akademik<br />
1. Prinsip pembelajaran adalah “SPICES” (Student centered; Problem based;<br />
Integrated; Community based; Elective; Systematic)<br />
2. Metode pembelajaran adalah Problem Based Learning<br />
3. Bentuk pengajaran tutorial discussion dan bila perlu minilecture<br />
4. Kegiatan pembelajaran untuk setiap mata kuliah/setiap semester<br />
diselenggarakan dengan waktu yang dipadatkan sesuai besarnya SKS dan<br />
diselesaikan (diakhiri dengan ujian) satu per satu mata kuliah<br />
Matrikulasi (bridging course)<br />
1. Bagi calon mahasiswa yang diterima diwajibkan mengikuti Bridging course<br />
(matrikulasi) sebesar 28 SKS (tidak dimasukkan sebagai beban studi), yang<br />
diakhiri ujian untuk menilai dapat tidaknya melanjutkan studi<br />
2. Matrikulasi (bridging course) merupakan kegiatan akademik yang memuat<br />
sejumlah mata kuliah prasyarat yang harus diambil terlebih dahulu sebelum
465<br />
mengambil mata kuliah – mata kuliah pokok selanjutnya dan harus sudah<br />
dinyatakan lulus (dengan nilai minimal huruf mutu B) oleh pengampu mata<br />
kuliah bersangkutan paling lambat pada akhir semester kesatu<br />
3. Matrikulasi dianggap lulus bila Indeks Prestasi (IP) ≥ 2,75, nilai C tidak<br />
melebihi 20 % (6 SKS), dan tidak ada nilai D atau E<br />
4. Kegiatan pembelajaran setiap mata kuliah dalam matrikulasi diselesaikan<br />
(diakhiri dengan ujian) satu per satu<br />
5. Metode pembelajaran matrikulasi adalah tatap muka dan kegiatan mandiri.<br />
Tugas mandiri ditetapkan oleh pengampu mata kuliah bersangkutan. Setiap<br />
mahasiswa wajib membuat laporan tugas mandirinya dan diserahkan kepada<br />
pengampu mata kuliah untuk mendapat nilai atau umpan balik<br />
Pengampu mata kuliah<br />
1. Pengampu mata kuliah berkualitas Profesor, Doktor, atau Magister yang<br />
sudah/dianggap senior<br />
2. Pengampu mata kuliah bisa hanya seorang atau berupa tim<br />
3. Pengampu bisa mengajar pada kelas A atau kelas B saja atau pada keduaduanya<br />
Tugas pengampu mata kuliah<br />
1. Pengampu membuat silabus mata kuliah (MK) yang diasuhnya<br />
2. Pengampu MK membuat general learning objectives untuk MK yang<br />
diasuhnya<br />
3. Pengampu MK membuat specific learning objectives untuk setiap Pokok<br />
Bahasan dan problem (masalah)<br />
4. Pengampu MK membuat problem (masalah) sebagai bahan diskusi<br />
mahasiswa berdasarkan general and specific learning objectives yang<br />
disusunnya dan yang harus didiskusikan dan dipelajari oleh mahasiswa.<br />
Tergantung dari kompleksitas mata kuliah, untuk setiap mata kuliah dapat<br />
dibuat lebih dari satu problem (masalah). Usahakan jumlah problem dapat<br />
mewakili semua isi MK yang harus dipelajari. Problem (masalah) merupakan<br />
trigger pembelajaran mahasiswa, apa dan sejauh mana (sesuai learning<br />
objectives) yang harus dipelajari mahasiswa, bukan merupakan masalah<br />
sebenarnya yang harus dipecahkan<br />
5. Pengampu MK menjadi tutor pada tutorial discussion (diskusi kelompok)<br />
6. Pengampu MK menguji mata kuliah yang dibimbingnya sesuai jadwal yang<br />
ditentukan<br />
7. Pengampu MK menyerahkan hasil ujian kepada sekretaris setiap akhir<br />
kegiatan akademik mata kuliah bersangkutan dengan bentuk huruf mutu<br />
masing-masing mahasiswa selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari sesudah<br />
ujian<br />
8. Pengampu MK mewajibkan sekurang-kurangnya satu textbook referensi dan<br />
menyarankan satu macam jurnal yang dapat dipergunakan untuk belajar dan<br />
memecahkan problem bersangkutan
466<br />
Kewajiban mahasiswa dalam menjalankan kegiatan akademik<br />
1. Mahasiswa wajib mempelajari materi ajar (topik) berdasarkan problem<br />
(masalah) yang akan didiskusikan sebelum diskusi dilaksanakan dengan<br />
memperhatikan kepada sejauh mana learning objectives yang diinginkan/<br />
ditentukan pengampu<br />
2. Mahasiswa wajib mengikuti seluruh kegiatan pembelajaran<br />
3. Tidak mengikuti diskusi hanya boleh apabila karena sakit atau karena<br />
musibah (surat sakit atau keterangan musibah harus sudah diterima dalam<br />
waktu 48 jam sejak mulai sakit atau musibah) dan untuk setiap MK<br />
sebanyak-banyaknya 2 (dua) kali. Ketidakhadiran ini harus diganti dengan<br />
tugas yang diberikan oleh pengampu MK<br />
4. Bagi mereka yang tidak mengikuti kegiatan pembelajaran atau waktu diskusi<br />
3 (tiga) kali atau lebih, dengan alasan apapun, maka untuk MK bersangkutan<br />
dianggap mengundurkan diri, dan harus mengulang seluruh kegiatannya<br />
pada tahun ajar yang akan datang serta mendapat huruf mutu T (tidak<br />
lengkap dan tidak diperhitungkan dalam penghitungan IPK)<br />
5. Harus aktif dalam mengikuti diskusi dan memberikan kontribusi hasil bacaan<br />
ilmiah yang benar (berdasarkan kaidah ilmiah yang lojik dengan referensi<br />
textbook)<br />
6. Membuat laporan hasil setiap diskusi atau setiap masalah (tergantung<br />
kebijakan pengampu MK) secara berkelompok atau perorangan (tergantung<br />
kebijakan pengampu MK) dan menyerahkannya kepada pengampu MK<br />
untuk mendapat umpan balik atau penilaian<br />
7. Mengikuti Ujian secara lengkap untuk setiap MK<br />
8. Setiap mahasiswa sangat dianjurkan memiliki textbook wajib setiap MK<br />
Tim pembimbing<br />
1. Selama mengikuti pendidikan, setiap mahasiswa diarahkan dan dibimbing<br />
oleh tim pembimbing yang ditunjuk oleh ketua program<br />
2. Tim pembimbing harus berkualifikasi Profesor atau Doktor<br />
3. Tim pembimbing bertugas sebagai pengarah penelitian untuk tesis<br />
Karya ilmiah / artikel<br />
1. Selama mengikuti pendidikan, mahasiswa diwajibkan membuat karya tulis<br />
ilmiah yang dipublikasikan atau siap dipublikasikan sekurang-kurangnya 1<br />
(satu) buah.<br />
2. Bentuk publikasinya berupa simposium, pertemuan ilmiah yang mempunyai<br />
nilai akreditasi, majalah, atau jurnal yang terakreditasi.<br />
3. Karya ilmiah ini merupakan prasyarat untuk mengikuti ujian tesis, dengan<br />
demikan harus sudah selesai sebelum ujian tesis<br />
Test of english as a foreign language (toefl)<br />
Mahasiswa diwajibkan mendapat sertifikat TOEFL yang masih berlaku sebesar<br />
450 yang diselenggarakan oleh Universitas Padjadjaran
467<br />
A. Penilaian mata kuliah<br />
1. Nilai akhir (NA) merupakan gabungan dari Ujian Tengah Semester<br />
(UTS), Ujian Akhir Semester (UAS) dan semua tugas yang diberikan<br />
selama semester berlangsung, masing-masing dengan bobot sendirisendiri.<br />
2. Nilai Akhir diberikan dalam bentuk huruf mutu berdasarkan skor mentah<br />
(raw score) menggunakan kisaran antara 0-100, dengan pedoman<br />
sebagai berikut :<br />
NA = 80 Huruf Mutu A Angka Mutu 4<br />
68 = NA < 80 Huruf Mutu B Angka Mutu 3<br />
56 = NA < 68 Huruf Mutu C Angka Mutu 2<br />
45 = NA < 56 Huruf Mutu D Angka Mutu 1<br />
NA < 45 Huruf Mutu E Angka Mutu 0<br />
3. Dalam penghitungan indeks prestasi (IP) dan indeks prestasi kumulatif<br />
(IPK), maka huruf mutu (HM) ini diubah menjadi angka mutu (AM)<br />
dengan memperhatikan pedoman di atas, yaitu :<br />
A = 4,00<br />
B = 3,00<br />
C = 2,00<br />
D = 1,00<br />
4. Perolehan nilai dibawah C pada semester I, semester II, dan/atau<br />
semester III akan berakibat mahasiswa terkena sanksi pemutusan studi.<br />
5. Mahasiswa yang akan memperbaiki nilai mata kuliah dapat<br />
melaksanakannya pada semester percepatan (Juli-Agustus) dengan<br />
biaya per SKS sesuai dengan ketentuan yang berlaku, atau semester<br />
berikutnya dengan menempuh kembali perkuliahaan.<br />
B. Seminar usulan penelitian<br />
1. Seminar Usulan Penelitian (SUP) merupakan rencana kerja mahasiswa<br />
dalam rangka penyusunan tesis. Dengan perkataan lain SUP adalah<br />
suatu kerangka tesis yang setelah diisi dengan data empirik yang teruji<br />
menjadi sebuah tesis.<br />
2. SUP dilaksanakan pada semester III sampai dengan maksimum akhir<br />
semester V.<br />
3. SUP dilaksanakan satu kali, apabila tidak lulus diulang dan paling<br />
banyak satu kali. Batas waktu pengulangan adalah maksimum 3 (tiga)<br />
bulan sejak SUP pertama.
468<br />
4. Penguji SUP terdiri atas 2 (dua) orang Tim Pembimbing, 3 (tiga) orang<br />
pembahas dan dipimpin oleh 1 (satu) orang pimpinan SUP. Dua orang<br />
pembahas merangkap sebagai penguji akademik dan etika penelitian.<br />
5. SUP dapat dilaksanakan apabila hadir sekurang-kurangnya 3 (tiga)<br />
orang penguji (tim pembimbing dan pembahas terwakili) dan ditambah 1<br />
(satu) orang pimpinan SUP.<br />
6. Pimpinan SUP adalah Ketua/Sekretaris Pengelola Program Studi/S2<br />
atau Ketua Tim Pembimbing.<br />
7. Pimpinan SUP tidak otomatis sebagai pembahas, kecuali sesuai dengan<br />
bidang ilmu mahasiswa yang diuji, atau sebagai Ketua Tim Pembimbing.<br />
C.Penilaian seminar usulan penelitian<br />
1. Nilai pada seminar usulan penelitian (SUP) diberikan dalam bentuk skor<br />
mentah (raw score) dengan kisaran 0-100.<br />
NA = 80 Huruf Mutu A Angka Mutu 4<br />
68 = NA < 80 Huruf Mutu B Angka Mutu 3<br />
56 = NA < 68 Huruf Mutu C Angka Mutu 2<br />
45 = NA < 56 Huruf Mutu D Angka Mutu 1<br />
NA < 45 Huruf Mutu E Angka Mutu 0<br />
2. Tim Penguji mengevaluasi materi/substansi naskah usulan penelitian<br />
yang diajukan mahasiswa. Artinya, sebelum dilakukan SUP setiap<br />
anggota penguji sudah memilki penilaian bahwa naskah usulan<br />
penelitian tersebut layak/tidak layak sebagai cikal-bakal karya ilmiah<br />
tingkat magister dan sudah tampak kesiapannya untuk dilaksanakan<br />
dilapangan.<br />
3. Dalam SUP ini Tim Penguji mengevaluasi pertanggungjawaban<br />
mahasiswa atas pertanyaan yang bersifat mengkritisi maupun mencari<br />
klarifikasi terhadap materi/substansi usulan penelitian itu.<br />
4. Pada akhir SUP Tim Penguji memeberikan penilaian sebagai berikut :<br />
(a) Mahasiswa dinyatakan Lulus apabila memperoleh nilai rata-rata<br />
sekurang-kurangnya 68<br />
(b) Mahasiswa dinyatakan Tidak Lulus apabila memperoleh nilai ratarata<br />
< 68<br />
5. Rata-rata nilai SUP ini diubah menjadi huruf mutu (HM) menggunakan<br />
pedoman yang berlaku<br />
6. Apabila dinyatakan tidak lulus SUP, maka mahasiswa diharuskan<br />
mengulang kembali usulan penelitiannya<br />
7. Kesempatan mengulang SUP ini hanya diberikan satu kali (paling lama 3<br />
(tiga) bulan sesudah SUP yang pertama), apabila sampai dua kali SUP<br />
dinyatakan tidak lulus, maka mahasiswa dikenakan sanksi pemutusan<br />
studi.
469<br />
D. Penelitian<br />
1. Penelitian dilaksanakan setelah mahasiswa lulus SUP dan telah<br />
dilakukan perbaikan yang disetujui para Pembimbing dan Pembahas<br />
serta dapat dipertanggungjawabkan sebagai usulan penelitian untuk<br />
tesis.<br />
2. Pembimbing jika diperlukan dapat melakukan supervisi ke lokasi<br />
penelitian untuk melihat keabsahan penelitian yang dilakukan oleh<br />
mahasiswa yang bersangkutan.<br />
E. Karya ilmiah akhir (tesis)<br />
1. Tesis adalah karya ilmiah akhir mahasiswa, dibuat berdasarkan hasil<br />
penelitian dengan menggunakan metode dan kaidah keilmuan yang<br />
berlaku.<br />
2. Tesis harus mempunyai nilai manfaat untuk pengembangan ilmu, baik<br />
teiri maupun aplikasinya.<br />
3. Tesis adalah karya ilmiah asli mahasiswa yang ditunjukan dengan<br />
pernyataan bermaterai tentang keasliannya.<br />
4. Penulisan tesis mengikuti pedoman penelisan tesis yang berlaku.<br />
F. Penilaian tesis<br />
1. Penilaian tesis dilakukan melalui kolokium (seminar naskah tesis)<br />
dan Ujian Tesis (UT)<br />
2. Sebelum UT, Tim Pembimbing dan Tim Pembahas mengevaluasi<br />
materi/Substansi naskah yang diajukan melalui seminar naskah tesis<br />
(Kolokium).<br />
3. Penguji Tesis (Kolokium dan UT) terdiri atas 2 (dua) orang Tim<br />
Pembimbing, 3 (tiga) orang pembahas dan dipimpin oleh 1 (satu)<br />
orang pimpinan UT.<br />
4. Kolokium dan UT dapat dilaksanakan apabila hadir sekurangkurangnya<br />
3 (tiga) orang penguji (tim pembimbing dan pembahas<br />
terwakili) dan ditambah 1 (satu) orang pimpinan UT.<br />
5. Kolokium dan UT dipimpinan oleh Ketua/Sekretaris Pengelola<br />
Program Studi/S2 atau Ketua Tim Pembimbing.<br />
6. Pimpinan Kolokium dan UT tidak otomatis sebagai pembahas,<br />
kecuali sesuai dengan bidang ilmu mahasiswa yang diuji, atau<br />
sebagai Ketua Tim Pembimbing.<br />
7. Apabila Ketua Tim Pembimbing berhalangan dapat melimpahkan<br />
wewenang secara tertulis kepada anggota Tim Pembimbing.<br />
Kolokium<br />
1. Mahasiswa program magister dapat menempuh kolokium jika telah<br />
memenuhi persyaratan sebagai berikut :<br />
a. Telah lulus perangkat mata kuliah dengan IPK sekurang-kurangnya<br />
2,75
470<br />
b. Telah melaksanakan Seminar Usulan Penelitian dan dinyatakan<br />
lulus<br />
c. Naskah tesis telah disetujui oleh Tim Pembimbing.<br />
d. Menyerahkan bukti tulisan yang dipublikasikan (yang ditulis selama<br />
mengikuti kuliah program magister) berupa artikel ilmiah berupa<br />
jurnal yang relevan dengan bidang ilmunya, sekurang-kurangnya<br />
memiliki ISSN, atau buku yang relevan dengan bidang ilmunya,<br />
sekurang-kurangnya memiliki ISBN atau diunggah (upload) di<br />
Pustaka Ilmiah Unpad.<br />
2. Kolokium dapat dilaksanakan apabila dihadiri oleh paling sedikit 3<br />
(tiga) orang penguji (tim pembimbing dan pembahas terwakili) dan<br />
ditambah 1 (satu) orang Ketua Sidang.<br />
3. Nilai pada kolokium diberikan dalam bentuk skor dengan kisaran 0-<br />
100. Mahasiswa dinyatakan lulus kolokium apabila memperoleh<br />
sekurang-kurangnya skor 68.<br />
4. Skor dari Tim Penguji dijumlah dengan persentase Tim Pembimbing<br />
60%, Tim Penelaah 40%, tanpa terlebih dahulu dikonversikan kedalam<br />
huruf mutu.<br />
5. Hasil Kolokium dapat berupa :<br />
a. Lulus tanpa perbaikan dan dapat menempuh Ujian Tesis dalam<br />
waktu paling cepat 2 (dua) minggu setelah pelaksanaan Kolokium.<br />
b. Lulus dengan perbaikan minor dan dapat menempuh Ujian Tesis<br />
paling cepat 1 (satu) bulan setelah pelaksanaan Kolokium.<br />
c. Lulus dengan perbaikan mayor dan dapat menempuh Ujian Tesis<br />
paling cepat 3 (tiga) bulan setelah pelaksanaan Kolokium.<br />
d. Tidak Lulus dan harus memperbaiki serta mengulang Kolokium<br />
paling cepat 6 (enam) bulan kemudian. Apabila hasil kolokium<br />
ulangan tetap dinyatakan Tidak Lulus, maka yang bersangkutan<br />
Tidak Lulus (drop out) dalam Program Universitas Padjadjaran.<br />
6. Perbaikan di atas harus mendapat persetujuan tertulis dari seluruh<br />
anggota Tim Penguji yang dibuktikan dengan tandatangan anggota Tim<br />
Penguji pada lembar persetujuan.<br />
Ujian Tesis (UT)<br />
1. Seorang calon magister boleh menempuh ujian tesis apabila telah lulus<br />
Kolokium<br />
2. Telah menyerahkan seluruh persyaratan administrasi dan keuangan<br />
3. Mahasiswa hanya diberi kesempatan untuk menempuh Ujian Tesis (UT)<br />
masing-masing sebanyak 2 (dua) kali dalam kurun waktu yang<br />
disepakati dengan memperhitungkan batas waktu studi.<br />
4. Nilai pada Ujian Tesis (UT) diberikan dalam bentuk skor dengan kisaran<br />
0-100. Mahasiswa dinyatakan Lulus Ujian Tesis (UT) apabila<br />
memperoleh sekurang-kurangnya skor 68.
471<br />
5. Skor dari Tim Penguji dijumlah dengan persentase Tim Pembimbing<br />
60%, Tim Penelaah 40%, tanpa rterlebuh dahulu dikonversikan ke<br />
dalam huruf mutu.<br />
6. Skor akhir Tesis adalah nilai rata-rata Kolokium dengan UT.<br />
7. Ujian Tesis (UT) dan ujian kuliah diubah menjadi huruf mutu (HM)<br />
dengan pedoman sebagai berikut :<br />
NA = 80 Huruf Mutu A Angka Mutu 4<br />
68 = NA < 80 Huruf Mutu B Angka Mutu 3<br />
56 = NA < 68 Huruf Mutu C Angka Mutu 2<br />
45 = NA < 56 Huruf Mutu D Angka Mutu 1<br />
NA < 45 Huruf Mutu E Angka Mutu 0<br />
8. Yudisium kululusan didasarkan pada IPK akhir, yaitu rata-rata gabungan<br />
angka mutu (AM) perangkat mata kuliah dengan angka mutu (AM)<br />
Tesis.<br />
2,75 – 3,40 Memuaskan<br />
3,41 – 3,70 Sangat Memuaskan<br />
3,71 – 4,00 Dengan Pujian<br />
9. Predikat Kelulusan Dengan pujian, memiliki syarat tambahan lain, yaitu<br />
: waktu kelulusan program studi magister (tanggal Ujian Tesis)<br />
memperhatikan masa studi terjadwal ditambah 0,5 tahun (waktu<br />
kelulusan maksimum semester V).<br />
10. Setelah Ujian Tesis dinyatakan, tidak ada lagi perbaikan naskah Tesis.<br />
G. Prestasi akademik dan perubahan status mahasiswa<br />
Prestasi Akademik dinyatakan dalam bentuk IP (Indeks Prestasi) dan IPK<br />
(Indeks Prestasi Kumulatif). Perhitungan IP dan IPK dilakukan tiap akhir<br />
semester<br />
H. Peringatan akademik<br />
Peringatan akademik diberikan kepada :<br />
a. Mahasiswa yang pada akhir semester I atau II memperoleh IPK<br />
dibawah 2,75.<br />
b. Mahasiswa yang pada akhir semester I atau II memperoleh huruf mutu<br />
D atau E suatu mata kuliah.<br />
c. Mahasiswa yang pada akhir semester IV belum melakukan Seminar<br />
Usulan Penelitian.<br />
d. Mahasiswa yang pada akhir semester VII belum menempuh Ujian<br />
Tesis.
472<br />
e. Tidak melakukan pendaftaran ulang (herregistrasi) selama satu<br />
semester.<br />
I. Pemutusan studi<br />
Pemutusan studi dikenakan terhadap mahasiswa yang :<br />
1. Pada akhir semester III memperoleh IPK dibawah 2,75<br />
2. Pada akhir semester III memperoleh Huruf Mutu dibawah C.<br />
3. Mahasiswa yang pada akhir semester V belum melakukan Seminar<br />
Usulan Penelitian atau Tidak Lulus Seminar Usulan Penelitian untuk<br />
kedua kalinya.<br />
4. Tidak dapat menyelesaikan studi pada akhir semester VIII<br />
5. Dua semester berturut-turut (atau tidak berturut-turut) tidak melakukan<br />
her-registrasi, tidak mengikuti kegiatan belajar mengajar, tidak mengisi<br />
KRS atau mengundurkan diri dari kegiatan belajar mengajar.<br />
6. Meninggal dunia<br />
7. Melakukan hal-hal yang bersifat mencemarkan nama baik almamater<br />
(Universitas Padjadjaran) atau melanggar etika keilmuan (misalnya<br />
melakukan plagiat)<br />
J. Sanksi akademik<br />
1. Sanksi akademik dikenakan kepada mahasiswa yang melakukan<br />
tindakan tidak terpuji dalam proses belajar-mengajar baik akademik<br />
maupun non akademik atau melanggar hukum (misalnya melakukan<br />
tindakan kriminal) atau melakukan perbuatan tak bermoral.<br />
2. Jenis sanksi akademik untuk kasus-kasus tertentu ditetapkan<br />
(berdasarkan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku) oleh<br />
suatu Dewan Pertimbangan yang terdiri atas Rektor, Wakil Rektor<br />
Bidang Akademik, Direktur Program Pascasarjana dan Asisten<br />
Direktur Bidang Program Pascasarjana. Apabila diperlukan dapat<br />
mengundang Dekan dan/atau Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas<br />
terkait, Ketua Tim Pembimbing, Ketua Program Studi/S2. Hasil<br />
ketetapan Dewan Pertimbangan kemudian dapat diteruskan melalui<br />
Keputusan Rektor Universitas Padjadjaran. Pelaksanaan Sidang<br />
Dewan Pertimbangan dibawah koordinasi Program Pascasarjana.<br />
K. Wisuda dan gelar akademik<br />
1. Untuk dapat mengikuti wisuda, mahasiswa program magister yang<br />
dinyatakan lulus, harus segera menyerahkan buku tesis yang telah<br />
diperbaiki dan ditandatangani oleh Tim Pembimbing, serta dijilid tebal<br />
(hard cover) berwarna hitam, telah menyerahkan artikel, abstrak, CD<br />
Tesis dan artikel dalam bentuk format PDF, 2 buku sumbangan dengan<br />
ketebalan minimal 500 halaman terbitan 2 (dua) tahun terakhir dan lainlain<br />
yang telah ditetapkan.
473<br />
2. Bagi mahasiswa program magister yang telah dinyatakan lulus tetapi<br />
masih belum menyerahkan buku tesis, selama 3 (tiga) bulan sejak<br />
dinyatakan lulus, maka kelulusan yang bersangkutan dibatalkan.<br />
Kepada Lulusan Program Studi Magister Kebidanan diberi hak<br />
menggunakan gelar akademik Magister Kebidanan (M.Kebid).<br />
Kelompok Mata<br />
Kuliah<br />
MODUL<br />
PEMBELAJARAN<br />
Daftar Mata Kuliah S2 Ilmu Kebidanan<br />
Sandi Mata Kuliah SKS<br />
Health Statistics 2 (1)<br />
Health Research Methodology and Ethics 2<br />
Laboratory Technique 2 (1)<br />
(Semester I) Relevant Basic or Applied Science 2<br />
Relevant Basic or Applied Science 2<br />
Relevant Basic or Applied Science 2<br />
MODUL APPLIED<br />
SCIENCE<br />
JUMLAH 12<br />
Analisis Statistika Nonparametrik 2<br />
Pengetahuan & Filosofi Kebidanan 2<br />
Metode Penelitian Ilmu-Ilmu Alam 2<br />
Infertilitas dan Endokrin Reproduksi 2<br />
Perencanaan dan Penilaian Program<br />
Promosi dan Komunitas Kesehatan<br />
2<br />
Etika dan Hukum Kesehatan 2<br />
Manajemen Sumber Daya Manusia<br />
Kesehatan<br />
2<br />
Analisis Statistika Parametrik 2<br />
Pengkajian Hasil Penelitian dan Meta<br />
Analisis<br />
2<br />
Onkologi dan Uroginekologi 2<br />
Manajemen Pendidikan Kesehatan 2<br />
Manajemen Logistik dan Keuangan 2<br />
Manajemen Rumah Sakit 2<br />
Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi<br />
dalam Pelayanan Kesehatan<br />
2<br />
Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan 2<br />
Penapisan dan Deteksi Dini Keganasan 2
474<br />
Kelompok Mata<br />
Kuliah<br />
Sandi Mata Kuliah SKS<br />
Perinatologi 2<br />
Obstetri dan Ginekologi Sosial 2<br />
JUMLAH 36<br />
No Nama Mata Kuliah SKS<br />
1 Seksualitas & Kesehatan Seksual 2<br />
2 Ekonomi Kesehatan 2<br />
3 Obstetri Perinatal 2<br />
4 Nutrisi & Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi 2<br />
5 Biologi Molekular dalam Kebidanan 2<br />
6 Keluarga Berencana & Permasalahannya 2<br />
7 Sistem Informasi Pendidikan Kesehatan 2<br />
8 Aplikasi Internet & E-learning 2<br />
9 Manajemen Kesehatan Masyarakat 2<br />
10 Sistem & SOP dalam Kebidanan 2<br />
11 Anatomi dan Fisiologi 2<br />
12 Hukum kesehatan 2<br />
13 Kewirausahaan 2<br />
14 Pendidikan Bidan dari Vokasi menuju Wawasan Master 2<br />
15 Pelatihan TOEFL<br />
Jumlah 28<br />
SEBARAN MATA KULIAH POKOK<br />
SEMESTER – I : September – Desember (Kuliah)<br />
No Nama Mata Kuliah SKS<br />
1 Filsafat Ilmu 2<br />
2 Biostatistik 2<br />
3 Epidemiologi 2<br />
4 Evidence Based Kebidanan 2<br />
5 Filosofi Kebidanan 2<br />
6 Aspek Psikologis & Sosiobudaya Dalam Kehamilan & Persalinan 2<br />
7 Obstetri & Ginekologi Terkini 2<br />
8 Obstetri & Ginekologi Sosial 2<br />
9 Feto Maternal 2<br />
10 Manajemen Pendidikan Kesehatan 2<br />
11 Gender & Kesehatan Reproduksi*) *Pilih Salah 2<br />
12 Menopause & Permasalahannya*) Satu<br />
2
475<br />
No Nama Mata Kuliah SKS<br />
Jumlah 24<br />
REGISTRASI SEMESTER II: AWAL BULAN JANUARI<br />
SEMESTER – II: Januari – April (Kuliah + Penyusunan UP)<br />
No Nama Mata Kuliah SKS<br />
1 Topik Khusus 1<br />
2 Metodologi Penelitian Berorientasi Tesis 2<br />
3 Pengkajian Hasil Penelitian & Meta Analisis 2<br />
4<br />
Perencanaan & Penilaian Program Promosi & Komunikasi<br />
Kesehatan.<br />
5 Etika Penelitian 2<br />
6 Kajian Dalam Asuhan Kebidanan 2<br />
7 Infertilitas & Endokrinologi 2<br />
8 Manajemen SDM Kebidanan 2<br />
9 Manajemen Mutu Pelayanan Kebidanan 2<br />
10 Onkologi & Uroginekologi*)<br />
*Pilih<br />
2<br />
11 Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi dalam Salah Satu 2<br />
Jumlah 21<br />
2<br />
SEMESTER ALIH: Mei – Juli<br />
(Seminar Topik Khusus + Seminar Usulan Penelitian)<br />
NO Nama Mata Kuliah SKS<br />
1 Seminar Topik Khusus 1<br />
2 Seminar Usulan Penelitian 1<br />
Jumlah 2<br />
REGISTRASI SEMESTER III: AWAL BULAN AGUSTUS<br />
SEMESTER – III: Agustus – Desember<br />
(Penelitian + Ujian Tesis)<br />
NO Nama Mata Kuliah SKS<br />
1 Tesis (dan Kolokium) 6<br />
Jumlah 6
476<br />
REGISTRASI SEMESTER IV: AWAL BULAN JANUARI<br />
WISUDA<br />
Februari<br />
SEMESTER – IV: Januari – April<br />
(Penelitian & Ujian Tesis bila semester III belum selesai)<br />
NO Nama Mata Kuliah SKS<br />
1 Tesis (dan Kolokium) 6<br />
Jumlah 6<br />
WISUDA<br />
Mei<br />
URAIAN MATA KULIAH<br />
PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KEBIDANAN<br />
UNX20.111 Filsafat Ilmu 2 SKS<br />
Membahas mengenai pengertian ilmu, filsafat dan cara<br />
menelaah ilmu kesehatan.<br />
Biostatistika<br />
2 SKS<br />
Membahas mengenai pengumpulan data teknik sampling<br />
dan sumber kekeliruan, pengolahan dan penyajian data,<br />
teori peluang, distribusi normal, hipotesis statistik, uji<br />
statistik, dan analisis regresi korelasi pada bidang<br />
kesehatan masyarakat dan kebidanan.<br />
C20I.102 Epidemiologi 2 SKS<br />
Mata Kuliah ini membahas mengenai ruang lingkup<br />
epidemiologi, riwayat perjalanan alamiah dari penyakit,<br />
tingkatan pencegahan penyakit, proses penyebaran<br />
penyakit menular dan pencegahan penyakit, ukuran-ukuran<br />
epidemiologi, epidemiologi deskriptif dan analitik, studi<br />
observasional, skrining, studi intervensi; uji klinik dan uji<br />
lapangan.<br />
UNX20.206 Metodologi Penelitian Kesehatan 2 SKS<br />
Memberikan pengertian tentang cara-cara melakukan<br />
penelitian, mengolah data, menyusun hasil penelitiannya<br />
serta diuji didalam ujian sidang.
477<br />
C20I.202<br />
Pengkajian Hasil Penelitian & Meta Analisis 2 SKS<br />
Mengkaji hasil-hasil penelitian yang telah dipublikasikan di<br />
dalam hasil karya ilmiah, jurnal dan membuat analisis dan<br />
kesimpulan akhir dari keseluruhan hasil penelitian tersebut.<br />
C20I.1<strong>03</strong> Evidence Based Kebidanan 2 SKS<br />
Membahas mengenai hal-hal supaya mahasiswa<br />
mengetahui dan mengenal hasil penelitian kasus-kasus<br />
kebidanan yang telah diakui secara internasional dan<br />
mengaplikasikan hasil penelitian tersebut pada kasuskasus<br />
yang sedang dikelola.<br />
C20I.2<strong>03</strong><br />
Perencanaan & Penilaian Promosi & Komunikasi<br />
Kesehatan<br />
2 SKS<br />
Membahas mengenai membuat perencanaan serta<br />
penilaian program-program untuk mempromosikan dan<br />
mengkomunikasikan upaya-upaya kesehatan bagi<br />
masyarakat.<br />
C20I.104 Filosofi & Ilmu kebidanan 2 SKS<br />
Membahas mengenai konsep, hakekat, maksud dan tujuan<br />
profesi bidan, melalui kajian pengetahuan, sikap dan<br />
keterampilan serta evidence based dalam praktek<br />
kebidanan.<br />
C20I.204 Kajian Dalam Asuhan Kebidanan 2 SKS<br />
Membahas dan menganalisis mengenai kasus-kasus<br />
kebidanan, melihat dan membahas persoalan yang timbul<br />
pada kasus tersebut serta membahas tindakan asuhan<br />
kebidanan yang perlu dilakukan untuk menanggulanginya<br />
dan mengembangkan usaha penatalaksanaannya yang<br />
sesuai dengan kasus tersebut.<br />
C20I.205 Gender & Kesehatan Reproduksi 2 SKS<br />
Membahas mengenai pengertian gender, permasalahan<br />
yang ada saat ini dan cara-cara serta usaha-usaha untuk<br />
lebih meningkatkan peran gender wanita dan kaitannya<br />
dengan bidang kesehatan khususnya kesehatan<br />
reproduksi.<br />
C20I.105<br />
Aspek Psikologis & Sosiobudaya Dalam Kehamilan &<br />
Persalin<br />
2 SKS<br />
Membahas mengenai faktor-faktor psikososial dan faktor<br />
sosial budaya yang ada di masyarakat yang memengaruhi<br />
derajat kesehatan wanita pada umumnya terutama pada
478<br />
periode kehamilan, persalinan dan nifas serta bagaimana<br />
usaha untuk penanggulangannya.<br />
C20I.106 Obstetri Ginekologi Terkini 2 SKS<br />
Membahas mengenai konsep embrio dan fetus sebagai<br />
pasien, dan hasil luaran janin pada kelompok ibu dengan<br />
golongan risiko tinggi serta usaha untuk meningkatkan<br />
kualitas dan umur harapan hidup khususnya yang<br />
berhubungan dengan obstetri dan ginekologi<br />
C20I.107 Feto-Maternal 2 SKS<br />
Membahas mengenai hal-hal yang berhubungan dengan<br />
penelitian epidemiologi dalam bidang obstetri dan dalam<br />
penurunan kematian ibu dan peningkatan kualitas<br />
hidupnya.<br />
C20I.301 Onkologi & Uroginekologi 2 SKS<br />
Membahas mengenai hal-hal yang berhubungan dengan<br />
pembuatan rancangan usaha untuk deteksi dini tumor<br />
ginekologi, dan rujukan kasus-kasus onkologi dan<br />
uroginekologi serta usaha untuk meningkatkan kualitas dan<br />
harapan hidup bagi pasien onkologi dan uroginekologi.<br />
C20I.106 Obstetri & Ginekologi Sosial 2 SKS<br />
Membahas mengenai pengertian, masalah-masalah<br />
obstetri & ginekologi yang ada di masyarakat dan cara-cara<br />
serta usaha-usaha untuk menanggulanginya, khususnya<br />
dalam penurunan angka kematian ibu dan anak di<br />
Indonesia.<br />
C20I.207 Menopause & Permasalahannya 2 SKS<br />
Membahas mengenai pengertian, keluhan, gejala serta<br />
komplikasi yang bisa timbul dan usaha-usaha untuk<br />
penanggulangannya.<br />
UNX20.002<br />
Topik Khusus Untuk Seminar Penelitian Kebidanan<br />
2 SKS<br />
Membahas mengenai berbagai topik dalam bidang<br />
kebidanan secara individu dengan bahan-bahan berasal<br />
dari literatur-literatur mutakhir sesuai dengan judul tesis<br />
yang akan ditulisnya terutama ditujukan untuk penulisan<br />
tinjauan pustaka (BAB II) dalam tesis yang akan<br />
disusunnya.
479<br />
UNX20.010 Tesis 6 SKS<br />
Kegiatan penyusunan tesis didasari oleh penelitian yang<br />
merupakan kegiatan yang terencana, terarah, sistematik<br />
dan terkendali untuk mengolah data dan informasi tentang<br />
masalah kebidanan dengan menggunakan metode ilmiah<br />
dan pengujian hipotesis serta penarikan kesimpulannya.<br />
UNX20.008 Seminar Penelitian 1 SKS<br />
Mempresentasikan usulan penelitian (proposal penelitian)<br />
sebelum penelitian lapangan dilakukan.<br />
C20I.304 Manajemen SDM Bidang Kesehatan 2 SKS<br />
Membahas mengenai SDM yang ada yang diperlukan dan<br />
mengelolanya untuk suatu kegiatan di bidang kesehatan.<br />
Struktur Kurikulum S2 Ilmu Kebidanan<br />
KEGIATAN<br />
M<br />
MP<br />
UP<br />
P<br />
T<br />
S E M E S T E R<br />
0 I II III IV V VI VII VIII IX X<br />
18<br />
sks<br />
12<br />
sks<br />
4<br />
sks<br />
16<br />
sks<br />
8<br />
sks<br />
Keterangan :<br />
M : Matrikulasi<br />
MP : Modul Pembelajaran<br />
UP : Usulan Penelitian<br />
P : Peneliian<br />
T : Tesis dan Kolokium<br />
3. PROGRAM STUDI DOKTOR
480<br />
A. Jalur Penerimaan<br />
Seleksi Calon Mahasiswa<br />
1. Seleksi calon mahasiswa Program Studi Doktor dilakukan melalui<br />
mekanisme Seleksi Mahasiswa Universitas Padjadjaran (SMUP).<br />
2. Seleksi terdiri atas :<br />
a. Seleksi Administrasi<br />
b. Wawancara<br />
3. Seleksi Administrasi harus memenuhi persyaratan umum:<br />
a. Foto kopi Ijazah dan transkip dengan IPK S2/Spesialis minimal 3,25<br />
b. Rekomendasi dari 2 orang profesor atau dosen bergelar minimal<br />
doktor sesuai bidang ilmunya yang mengenal kemampuan akademik<br />
calon peserta yang disampaikan dalam amplop tertutup.<br />
c. Melampirkan nilai bahasa Inggris Institusional TOEFL minimal 475<br />
atau nilai IELTS yang setara.<br />
d. Draft proposal penelitian.<br />
4. Wawancara pendalaman draft proposal penelitian dilakukan oleh calon<br />
promotor.<br />
5. Seleksi administrasi dilaksanakan oleh panitia SMUP, sedangkan seleksi<br />
wawancara difasilitasi oleh Program Studi masing-masing dan<br />
berkoordinasi dengan panitia SMUP.<br />
6. Untuk calon pendaftar, pendaftaran dilakukan melalui:<br />
http://pendaftaran.unpad.ac.id dan http://www.smup.unpad.ac.id, Email:<br />
smup@unpad.ac.id<br />
Persyaratan calon pelamar untuk Program Studi Doktor Program Pascasarjana<br />
selanjutnya diperinci seperti dibawah ini:<br />
1. Foto kopi Ijazah dan Transkrip Akademik S-1 dan S-2 yang telah dilegalkan<br />
oleh Pimpinan Perguruan Tinggi asal. Bagi Ijazah luar negeri harus sudah<br />
memperoleh penyesuaian dari DIKTI<br />
2. Lulusan Program Magister atau Lulusan Program Spesialis I dan Magister<br />
Profesi dan/atau persyaratan latar belakang pendidikan sesuai dengan<br />
Bidang Ilmu/Program Studi yang dipilihnya<br />
3. Dua Surat Referensi/Rekomendasi dari Guru Besar/Dosen Senior atau dari<br />
Pimpinan Instansi tempat bekerja. Surat Referensi/Rekomendasi ini<br />
dimasukkan dalam amplop tertutup<br />
4. Disarankan untuk menyertakan satu karya ilmiah sebagai hasil tulisan dari<br />
calon peserta (tentatif)<br />
5. Menyertakan proposal usulan penelitian (tentatif)<br />
6. Surat kesanggupan di atas materai untuk membayar biaya pendidikan dan<br />
biaya hidup selama pendidikan<br />
7. Surat Keterangan sehat dari Dokter atau Rumah Sakit Pemerintah<br />
8. Pas foto berwarna terbaru ukuran dua lembar ukuran 4 x 6 cm<br />
9. Surat Keterangan tidak butawarna dari Dokter Spesialis Mata Keputusan<br />
penerimaan didasarkan syarat-syarat yang ditentukan (kelengkapan
481<br />
administrasi dan seleksi akademik) dan hasil rapat Panitia Penerimaan<br />
Mahasiswa Baru Program Pascasarjana Universitas Padjadjaran<br />
10. Bagi pelamar yang mengajukan beasiswa BPPS, diwajibkan melengkapi<br />
persyaratan dengan ketentuan sebagai berikut :<br />
a. Formulir lamaran BPPS dapat diperoleh dari Perguruan Tinggi pengirim<br />
b. Diberikan kepada dosen PTN/PTS (Dosen PNS diperbantukan, Dosen<br />
Tetap Yayasan yang telah mempunyai NIP Yayasan serta telah<br />
memenuhi angka kredit jabatan akademik dosen minimal Asisten Ahli<br />
100)<br />
c. Formulir lamaran BPPS bagi pelamar dosen PTS harus diketahui/<br />
disetujui oleh kopertis setempat<br />
d. Diberikan kepada mahasiswa program reguler dengan batas usia pada<br />
waktu mendaftar maksimal 55 tahun<br />
Pengumuman penerima BPPS, sesuai surat dari DIKTI<br />
B. Metode Pembelajaran<br />
Sejalan dengan prinsip Student centered learned, integrasi, relevansi,<br />
apprenticeship, mentorship serta sebagai upaya peningkatan suasana akademik<br />
(academic atmosphere), maka metode pembelajaran (by research) yang<br />
digunakan meliputi:<br />
1. Mini Lecture<br />
2. Seminar<br />
3. Lab activity<br />
4. Self-study<br />
5. Literature review dan critical appraisal<br />
6. Konsultasi pembimbing<br />
7. Penulisan ilmiah<br />
8. Presentasi ilmiah<br />
9. Penelitian.<br />
1. Tahapan Akademik<br />
Pra Pascasarjana/Pramentoring<br />
Sebelum kegiatan akademik mahasiswa Program Studi Doktor<br />
diwajibkan mengikuti program prapascasarjana/ pramentoring yang<br />
terdiri atas<br />
a. Etika Penelitian<br />
b. Statistik Kesehatan<br />
c. Filsafat Ilmu<br />
d. Metodologi Penelitian<br />
e. Human Biology and Medicine<br />
2. Kegiatan Akademik (Kegiatan Modul Pembelajaran Terintegrasi)
482<br />
Kegiatan Modul Pembelajaran Terintegrasi dilaksanakan dengam memperhatikan<br />
aspek teknis sebagai berikut:<br />
a. Modul Pembelajaran Terintegrasi dibagi dalam 3 Siklus, setiap siklus<br />
dilaksanakan selama 4 minggu, setiap minggu dilaksanakan 2 kali setiap hari<br />
Senin dan Selasa pukul 07.00 s.d. 15.00 di Kampus FK Unpad Jl. Eijkman<br />
No. 38 Bandung<br />
b. Setiap mahasiswa mempunyai waktu 2 jam setiap minggu dengan waktu yang<br />
tetap dalam satu siklus untuk bertemu dengan mentor/pembimbing atau<br />
pengampu materi khusus (4 orang). Pada jam tersebut mahasiswa harus<br />
memberikan presentasi dan berdiskusi mengenai hal-hal yang telah<br />
dipersiapkan sebelumnya sebagai hasil belajar mandiri sesuai dengan tingkat<br />
pencapaian masing-masing mahasiswa dan diharapkan tercapai target 16 kali<br />
pertemuan untuk menghasilkan Usulan Penelitian dan Proposal Penelitian<br />
c. Mahasiswa yang tidak dijadwalkan pada hari tertentu diwajibkan tetap hadir<br />
untuk memberikan masukan dan mendapatkan manfaat dari diskusi dengan<br />
mahasiswa yang memberikan presentasi ataupun pembimbing dan<br />
pengampu materi khusus yang hadir<br />
d. Disamping Modul Pembelajaran Terintegrasi, pada setiap hari Senin dan<br />
Selasa diberikan Materi Mini Lecture pada jam 07.00 s.d. 08.00 dan pukul<br />
13.00 – 15.00 diberi kesempatan diskusi yang lebih teknis berkenaan dengan<br />
Metodologi Penelitian dan Statistik serta Teknik Laboratorium yang sesuai<br />
dengan Usulan Penelitian<br />
e. Prinsip penyelenggaraan Modul Pembelajaran Terintegrasi dan Diskusi<br />
Teknis adalah Student-centered, Dissertation-oriented dan terintegrasi<br />
sehingga akan bersifat Tailor-made<br />
f. Pada kondisi khusus yang tidak memungkinkan pertemuan sesuai dengan<br />
jadwal yang telah ditetapkan, maka komunikasi ilmiah dapat terjalin melalui E-<br />
mail dengan para pembimbing. Untuk ini harus diadakan kesepakatan terlebih<br />
dahulu dengan tim pembimbing dan pengelola Prodi Doktor. Pengecualian ini<br />
diberikan dengan tetap memperhatikan target pendidikan 6 bulan pertama<br />
untuk menghasilkan usulan penelitian dan proposal penelitian<br />
g. Mentor/Fasilitator yang hadir pada setiap pertemuan adalah 4 orang bagi<br />
setiap mahasiswa. Unsur yang ada adalah 1 (satu) orang yang akan<br />
merupakan salah satu Tim Pembimbing (Pembimbing Utama atau<br />
Pembimbing Pendamping), serta 3 orang mentor lainnya akan berubah<br />
dalam setiap siklus. Tiga orang pembimbing materi khusus akan bertugas<br />
selama 4 minggu (4 kali pertemuan) untuk memantau kemajuan mahasiswa<br />
dalam waktu tersebut. Dengan kondisi ini maka seorang mahasiswa dalam<br />
pendidikan selama 3 bulan akan dibimbing oleh 10 orang Guru Besar dan<br />
atau Doktor. Sejumlah pembimbing ini akan termasuk dalam pembimbing dan<br />
penelaah sehingga akan memperlancar penyelesaian Usulan Penelitian dan<br />
Disertasi Mahasiswa.<br />
h. Pada setiap pertemuan, Mentor akan memberikan penilaian performance<br />
mahasiswa dalam pengajuan dan penyampaian Usulan Penelitian pada<br />
lembar penilaian dan mencatat hasil kemajuan studi mahasiswa pada lembar
483<br />
kehadiran yang disediakan Prodi. Aspek yang dinilai antara lain: A.<br />
Substansi/Materi yang meliputi: 1) Filsafat ilmu dan permasalahan kesehatan,<br />
2) Dasar-dasar molekular dan selular dari patogenesis penyakit, 3)<br />
Metodologi penelitian, 4) Etika penelitian, 5) Statistik, 6) Teknik Laboratorium,<br />
B. Usaha dan Perubahan yang dilakukan, C. Waktu penyerahan draft<br />
proposal yang akan dipresentasikan. Selain itu Mentor menandatangani buku<br />
Log Mahasiswa yang hadir.<br />
i. Setiap akhir Siklus (setiap bulan) akan dilaksanakan pertemuan Pembimbing<br />
untuk memantau kemajuan setiap mahasiswa dan membicarakan usulan<br />
perbaikan kegiatan Modul Pembelajaran Terintegrasi serta sistem<br />
penilaiannya. Demikian pula setiap bulan atau apabila diperlukan akan<br />
diadakan pertemuan antara Pengelola Prodi Doktor dengan Mahasiswa untuk<br />
mengevaluasi dan memperbaiki proses pendidikan serta memfasilitasi<br />
kemajuan proses pendidikan mahasiswa<br />
NILAI AKHIR PROGRAM STUDI DOKTOR<br />
(KANDIDAT DOKTOR LULUSAN S2 DARI BIDANG YANG SAMA)<br />
Nama Mahasiswa :<br />
Nomor Pokok Mahasiswa :<br />
No. Mata Kuliah SKS<br />
Huruf Mutu<br />
HM<br />
Angka Mutu<br />
AM<br />
Nilai<br />
(SKS x AM)<br />
A Modul Pembelajaran<br />
1 Etika Penelitian 1<br />
2 Metodologi Penelitian 2<br />
3 Filsafat Ilmu 2<br />
4 Teknik Laboratorium 2<br />
5 Statistik 2<br />
6 Pilihan *) 2<br />
7 Pilihan *) 2<br />
8 Publikasi Ilmiah **) 2<br />
9 Hibah Penelitian**) 1<br />
10 Presentasi Ilmiah***) 2<br />
B Seminar Usulan Penelitian 1<br />
C Disertasi 30<br />
Jumlah sks 49<br />
Indeks Prestasi Kumulatif (IPK)<br />
*) Pilihan disesuaikan/berkaitan dengan topik penelitian (a. Kelainan<br />
Kongenital dan Genetika, b. Inflamasi dan Infeksi, c. Neoplasma, d.<br />
Degeneratif, e. Trauma, f. Kesehatan Komunitas, g. Kesehatan Olah<br />
Raga)<br />
**) 2 Publikasi Ilmiah di Jurnal Nasional Terakreditasi atau 1 Publikasi Ilmiah di<br />
Jurnal Internasional<br />
***) 2 kali Presentasi Ilmiah Nasional/Internasional<br />
Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) = SKS x AM
484<br />
SKS<br />
Predikat Kelulusan :<br />
IPK<br />
Predikat Kelulusan<br />
3.00 – 3.49 Memuaskan<br />
3.50 – 3.79 Sangat memuaskan<br />
3.80 – 4.00 Cum Laude *)<br />
*) Masa studi tidak melebihi 8 semester dan mempunyai 2 Publikasi Ilmiah di<br />
Jurnal Nasional Terakreditasi atau Masa studi 9-10 semester tetapi<br />
Mempunyai Publikasi Ilmiah di Jurnal Internasional yang berhubungan<br />
dengan topik disertasinya.<br />
NILAI AKHIR PROGRAM STUDI DOKTOR<br />
(KANDIDAT DOKTOR LULUSAN S2 BUKAN DARI BIDANG YANG SAMA)<br />
Nama Mahasiswa :<br />
Nomor Pokok Mahasiswa :<br />
Nomor Mata Kuliah SKS<br />
A Modul Pembelajaran<br />
1 Etika Penelitian 1<br />
2 Metodologi Penelitian 2<br />
3 Filsafat Ilmu 2<br />
4 Teknik Laboratorium 2<br />
5 Statistik 2<br />
6 Pilihan *) 2<br />
7 Pilihan *) 2<br />
8 Publikasi Ilmiah **) 2<br />
9 Hibah Penelitian**) 1<br />
10 Presentasi Ilmiah***) 2<br />
11 Topik Khusus I 5<br />
12 Topik Khusus II 5<br />
B<br />
Seminar Usulan<br />
Penelitian<br />
1<br />
C Disertasi 30<br />
Jumlah sks 59<br />
Indeks Prestasi Kumulatif (IPK)<br />
Huruf Mutu<br />
HM<br />
Angka Mutu<br />
AM<br />
Nilai<br />
(SKS x AM)<br />
*) Pilihan disesuaikan/berkaitan dengan topik penelitian (a.Kelainan Kongenital<br />
dan Genetika, b. Inflamasi dan Infeksi, c. Neoplasma, d. Degeneratif,<br />
e. Trauma, f. Kesehatan Komunitas, g. Kesehatan Olah Raga)
485<br />
**) 2 Publikasi Ilmiah di Jurnal Nasional Terakreditasi atau 1 Publikasi Ilmiah di<br />
Jurnal Internasional<br />
***) 2 kali Presentasi Ilmiah Nasional/Internasional<br />
Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) = SKS x AM<br />
SKS<br />
Predikat Kelulusan :<br />
IPK<br />
Predikat Kelulusan<br />
3.00 – 3.49 Memuaskan<br />
3.50 – 3.79 Sangat memuaskan<br />
3.80 – 4.00 Cum Laude *)<br />
*) Masa studi tidak melebihi 8 semester dan mempunyai 2 Publikasi Ilmiah di<br />
Jurnal Nasional Terakreditasi atau Masa studi 9-10 semester tetapi<br />
mempunyai Publikasi Ilmiah di Jurnal Internasional yang berhubungan<br />
dengan topik disertasinya.<br />
NILAI AKHIR PROGRAM STUDI DOKTOR<br />
(KANDIDAT DOKTOR BUKAN LULUSAN S2)<br />
Nama Mahasiswa :<br />
Nomor Pokok Mahasiswa :<br />
Nomor Mata Kuliah SKS<br />
Huruf Mutu Angka Mutu Nilai<br />
HM AM (SKS x AM)<br />
A Modul Pembelajaran<br />
1 Etika Penelitian 1<br />
2 Metodologi Penelitian 2<br />
3 Filsafat Ilmu 2<br />
4 Teknik Laboratorium 2<br />
5 Statistik 2<br />
6 Pilihan *) 2<br />
7 Pilihan *) 2<br />
8 Publikasi Ilmiah **) 2<br />
9 Hibah Penelitian**) 1<br />
10 Presentasi Ilmiah***) 2<br />
11 Topik Khusus I 5<br />
12 Topik Khusus II 5<br />
13 Topik Khusus III 5<br />
14 Topik Khusus IV 5<br />
B Seminar Usulan Penelitia 1<br />
C Disertasi 30<br />
Jumlah sks 69<br />
Indeks Prestasi Kumulatif (IPK)
486<br />
*) Pilihan disesuaikan/berkaitan dengan topik penelitian (a.Kelainan Kongenital<br />
dan Genetika, b. Inflamasi dan Infeksi, c. Neoplasma, d.<br />
Degeneratif, e. Trauma, f. Kesehatan Komunitas, g. Kesehatan Olah<br />
Raga)<br />
**) 2 Publikasi Ilmiah di Jurnal Nasional Terakreditasi atau 1 Publikasi Ilmiah di<br />
Jurnal Internasional<br />
***) 2 kali Presentasi Ilmiah Nasional/Internasional<br />
Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) = SKS x AM<br />
SKS<br />
Predikat Kelulusan :<br />
IPK<br />
Predikat Kelulusan<br />
3.00 – 3.49 Memuaskan<br />
3.50 – 3.79 Sangat memuaskan<br />
3.80 – 4.00 Cum Laude *)<br />
*) Masa studi tidak melebihi 8 semester dan mempunyai 2 Publikasi Ilmiah di<br />
Jurnal Nasional Terakreditasi atau Masa studi 9-10 semester tetapi<br />
mempunyai Publikasi Ilmiah di Jurnal Internasional yang berhubungan<br />
dengan topik disertasinya.<br />
Struktur Kurikulun Prodi S3 Kedokteran 2011<br />
KEG.<br />
PM<br />
MP<br />
UP<br />
TK<br />
ML<br />
D<br />
SEMESTER<br />
0 I II III IV V VI VII VIII IX X<br />
0 SKS<br />
13 SKS<br />
1 SKS<br />
10-20 sks<br />
5<br />
SKS<br />
30<br />
SKS<br />
Keterangan :
487<br />
PM<br />
MP<br />
UP<br />
TK<br />
ML<br />
D<br />
: Pra Mentoring<br />
: Modul Pembelajaran<br />
: Usulan Penelitian<br />
: Topik Khusus<br />
: Muatan Lokal (Hibah Penelitian, Presentasi Ilmiah, dan Publikasi Ilmiah)<br />
: Disertasi<br />
Kode Mata Kuliah :<br />
Kode Mata Kuliah Topik<br />
Khusus :<br />
KUD902 Etika Penelitian UNX759a Topik Khusus I<br />
KUD901 Metodologi Penelitian UNX759b Topik Khusus II<br />
KUD692 Filsafat Ilmu UNX759c Topik Khusus III<br />
KUD9<strong>03</strong> Teknik Laboraoptium UNX759d Topik Khusus IV<br />
KUD904<br />
Statistika<br />
Kode Mata Kuliah Pilihan<br />
KUD905a Kongenial dan Genetik UNX796 SUP<br />
KUD905b Inflamasi dan Infeksi UNX999 Disertasi<br />
KUD905c<br />
KUD905d<br />
KUD905e<br />
KUD905f<br />
KUD905g<br />
KUD910<br />
KUD911<br />
KUD912<br />
Neoplasma<br />
Degeneratif<br />
Trauma<br />
Community Health<br />
Sport Science<br />
Publikasi Ilmiah<br />
Hibah Penelitian<br />
Presentasi Ilmiah<br />
C. Evaluasi Hasil Belajar<br />
Untuk memperbaiki proses pembelajaran yang berlangsung di Prodi Doktor<br />
Fakultas Kedokteran Unpad, maka setelah selesai ujian kualifikasi/ujian akhir<br />
semester Prodi meminta informasi dan pendapat mengenai proses pembelajaran.<br />
Pendapat tersebut diminta dalam bentuk umpan balik (tracer study) bagi<br />
mahasiswa dan dosen.<br />
Contoh formulir umpan balik sebagai berikut :<br />
Penilaian dilakukan oleh Mahasiswa
488<br />
i. Identitas Dosen yang dinilai:<br />
a. Nama Dosen :<br />
b. Mata kuliah yang diampu :<br />
c. Prodi :<br />
2. Skala Penilaian:<br />
5= baik sekali, 4 = baik, 3 = cukup, 2 = kurang, 1 = kurang sekali,<br />
Standar Proses<br />
NO<br />
Pembelajaran<br />
1. Standar<br />
Pelaksanaan<br />
Proses<br />
Pembelajaran<br />
Aspek yang dinilai<br />
a. Penyampaikan silabus kepada<br />
mahasiswa dan meminta setiap<br />
mahasiswa memilikinya<br />
b. Membuat kontrak perkuliahan<br />
antara dosen dengan mahasiswa<br />
(agenda perkuliahan, kehadiran,<br />
tujuan mata kuliah, penilaian dan<br />
tugas pada awal perkuliahan)<br />
c. Kesuaian perkuliahan yang<br />
disampaikan dengan silabus dan<br />
materi yang telah ditetapkan<br />
d. Dosen memberikan tugas<br />
terstruktur dan tugas mandiri pada<br />
mahasiswa serta memberikan<br />
hasil feed backnya<br />
e. Ketepatan waktu dosen dalam<br />
melaksanakan perkuliahan<br />
SKOR<br />
5 4 3 2 1<br />
NO<br />
Standar<br />
Proses<br />
Pembelajaran<br />
2. Standar<br />
Penilaian<br />
Pembelajaran<br />
Aspek yang dinilai<br />
f. Dosen melakukan absensi kehadiran<br />
mahasiswa setiap pertemuan<br />
(termasuk log book)<br />
g. Dalam proses pembelajaran, dosen<br />
melakukan dengan cara student<br />
center learning<br />
h. Ketepatan waktu pelaksaksanaan UTS<br />
dan UAS (sesuai dengan kalender<br />
akademik)<br />
i. Dosen menyampaikan hasil penialian<br />
(UTS, UAS, Tugas, dsb) secara<br />
transparan kepada mahasiswa.<br />
j. Dosen memberikan tes formatif untuk<br />
memantau tingkat penyerapan materi<br />
kuliah oleh mahasiswa<br />
k. Kesuaian soal UTS dan UAS dengan<br />
silabus dan materi yang telah<br />
disampaikan<br />
l. Dosen menerapkan peraturan bahwa<br />
SKOR<br />
5 4 3 2 1
489<br />
NO<br />
Standar<br />
Proses<br />
Pembelajaran<br />
Aspek yang dinilai<br />
mahasiswa yang boleh mengikuti UAS<br />
adalah yang jumlah kehadiran nya<br />
dalam perkuliahan sekurangkurangnya<br />
80% dari jumlah tatap<br />
muka<br />
SKOR<br />
5 4 3 2 1<br />
NO<br />
Standar Proses<br />
Pembelajaran<br />
Aspek yang dinilai<br />
m. Dosen melayani mahasiswa<br />
yang tidak hadir pada saat<br />
ujian karena alasan yang kuat,<br />
dan memberikan ujian susulan<br />
kepada mahasiswa, sesuai<br />
aturan yang ditetapkan Prodi<br />
n. Penetapan waktu ujian susulan<br />
mata kuliah selambatlambatnya<br />
satu minggu setelah<br />
mahasiswa meminta ujian<br />
susulan<br />
o. Penyelenggaraan ujian ulang<br />
bagi mahasiswa yang<br />
memperoleh nilai D dan E,<br />
selambat-lambatnya satu<br />
minggu setelah nilai akhir mata<br />
kuliah diumumkan<br />
SKOR<br />
5 4 3 2 1<br />
p. Dosen mengumumkan nilai<br />
mahasiswa peserta ujian<br />
selambat-lambatnya 2 minggu<br />
setelah pelaksanaan ujian<br />
melalui papan pengumuman di<br />
Prodi<br />
NO<br />
Standar Proses<br />
Pembelajaran<br />
Aspek yang dinilai<br />
q. Dosen tidak keberatan, jika ada<br />
mahasiswa<br />
yang<br />
menyampaikan ketidak puasan<br />
atas nilai ujian<br />
r. Dosen memberikan konsultasi<br />
kepada mahasiswa yang<br />
mengalami masalah dalam<br />
perkuliahan<br />
s. Dosen menerima saran dan<br />
kritik dari mahasiswa tentangtentang<br />
upaya-upaya perbaikan<br />
kualitas pembelajaran.<br />
SKOR<br />
5 4 3 2 1
490<br />
Penilaian dilakukan oleh Prodi<br />
a. Identitas Dosen yang dinilai:<br />
a. Nama Dosen :<br />
b. Mata kuliah yang diampu :<br />
c. Prodi :<br />
2. Skala Penilaian:<br />
5= baik sekali, 4 = baik, 3 = cukup, 2 = kurang, 1 = kurang sekali,<br />
Standar Proses<br />
NO<br />
Pembelajaran<br />
1. Standar<br />
Perencanaan<br />
Proses<br />
Pembelajaran<br />
Aspek yang dinilai<br />
a. Dosen menyusun SAP,<br />
silabus, materi perkuliahan<br />
dan alat bantu pembelajaran<br />
b. Materi perkuliahan<br />
mempertimbangkan<br />
perkembangan keilmuan, baik<br />
secara nasional maupun<br />
internasional<br />
c. Materi kuliah yang disusun<br />
dosen di –benchmark<br />
dengan materi kuliah yang<br />
sama di PT lain<br />
d. Dosen melakukan review<br />
atau revisi silabus, SAP dan<br />
materi yang disampaikan<br />
setiap tahun<br />
SKOR<br />
5 4 3 2 1<br />
Standar Proses<br />
NO<br />
Pembelajaran<br />
2. Standar<br />
Pelaksanaan<br />
Proses<br />
Pembelajaran<br />
Aspek yang dinilai<br />
e. Kesuaian perkuliahan yang<br />
disampaikan dengan silabus<br />
dan materi yang telah<br />
ditetapkan<br />
f. Dosen memberikan tugas<br />
terstruktur dan tugas mandiri<br />
pada mahasiswa serta<br />
memberikan hasil feed<br />
backnya<br />
g. Ketepatan waktu dosen dalam<br />
melaksanakan perkuliahan<br />
h. Pengisian dan<br />
penandatanganan berita acara<br />
perkuliahan oleh dosen<br />
SKOR<br />
5 4 3 2 1
491<br />
NO<br />
Standar Proses<br />
Pembelajaran<br />
Aspek yang dinilai<br />
i. Penyerahan berita acara<br />
perkuliahan ke Prodi melalui<br />
sekretariat Prodi<br />
j. Penyampaikan silabus kepada<br />
mahasiswa dan meminta<br />
setiap mahasiswa memilikinya<br />
k. Dosen melakukan sosialisasi<br />
tentang pengelolaan agenda<br />
perkuliahan, kehadiran, tujuan<br />
mata kuliah, penilaian dan<br />
tugas pada awal perkuliahan.<br />
SKOR<br />
5 4 3 2 1<br />
NO<br />
Standar Proses<br />
Pembelajaran<br />
3. Standar Penilaian<br />
Pembelajaran<br />
Aspek yang dinilai<br />
l. Dosen melakukan absensi<br />
kehadiran mahasiswa setiap<br />
pertemuan<br />
m. Dalam proses pembelajaran,<br />
dosen melakukan dengan<br />
cara student center learning<br />
n. Ketepatan waktu<br />
pelaksaksanaan UTS dan<br />
UAS (sesuai dengan<br />
kalender akademik)<br />
o. Dosen mengadministrasikan<br />
secara baik terhadap setiap<br />
komponen penilaian (UTS,<br />
UAS, Tugas, dsb) serta<br />
menyampaikannya secara<br />
transparan kepada<br />
mahasiswa.<br />
p. Dosen memberikan tes<br />
formatif untuk memantau<br />
tingkat penyerapan materi<br />
kuliah oleh mahasiswa<br />
q. Kesuaian soal UTS dan UAS<br />
dengan silabus dan materi<br />
yang telah disampaikan<br />
SKOR<br />
5 4 3 2 1<br />
NO<br />
Standar Proses<br />
Pembelajaran<br />
Aspek yang dinilai<br />
r. Dosen menerapkan<br />
peraturan bahwa<br />
mahasiswa yang boleh<br />
SKOR<br />
5 4 3 2 1
492<br />
NO<br />
NO<br />
Standar Proses<br />
Pembelajaran<br />
Standar Proses<br />
Pembelajaran<br />
Aspek yang dinilai<br />
mengikuti UAS adalah<br />
yang<br />
jumlah<br />
kehadirannya dalam<br />
perkuliahan sekurangkurangnya<br />
80% dari<br />
jumlah tatap muka<br />
s. Dosen melayani<br />
mahasiswa yang tidak<br />
hadir pada saat ujian<br />
karena alasan yang kuat,<br />
dan memberikan ujian<br />
susulan kepada<br />
mahasiswa, sesuai aturan<br />
yang ditetapkan Prodi<br />
t. Penetapan waktu ujian<br />
susulan mata kuliah<br />
selambat-lambatnya satu<br />
minggu setelah<br />
mahasiswa meminta ujian<br />
susulan<br />
u. Penyelenggaraan ujian<br />
ulang bagi mahasiswa<br />
yang memperoleh nilai D<br />
dan E, selambatlambatnya<br />
satu minggu<br />
setelah nilai akhir mata<br />
kuliah diumumkan<br />
v. Dosen mengumumkan<br />
nilai mahasiswa peserta<br />
ujian selambat-lambatnya<br />
2 minggu setelah<br />
pelaksanaan ujian melalui<br />
papan pengumuman di<br />
Prodi<br />
Aspek yang dinilai<br />
w. Dosen tidak keberatan,<br />
jika ada mahasis wa yang<br />
menyampaikan<br />
ketidakpuasan atas nilai<br />
ujian<br />
x. Dosen memberikan<br />
SKOR<br />
5 4 3 2 1<br />
SKOR<br />
5 4 3 2 1
493<br />
NO<br />
Standar Proses<br />
Pembelajaran<br />
Aspek yang dinilai<br />
konsul tasi kepada<br />
mahasis wa yang<br />
mengalami masalah<br />
dalam perkuliahan<br />
y. Dosen menerima saran<br />
dan kritik dari mahasiswa<br />
tentang-tentang upayaupaya<br />
perbaikan kualitas<br />
pembelajaran.<br />
SKOR<br />
5 4 3 2 1<br />
D. Pedoman Ujian<br />
Setelah mahasiswa selesai kegiatan mentoring siklus I sampai dengan siklus<br />
III, akan dilaksanakan ujian sebagai berikut :<br />
1. Ujian Kualifikasi<br />
a. Ujian Kualifikasi merupakan ujian komprehensif yang harus<br />
ditempuhseorang mahasiswa program doktor untuk memperoleh status<br />
kandidat doktor.<br />
b. Ujian Kualifikasi dilaksanakan selambat-lambatnya akhir semester ke-5<br />
untuk yang sebidang dan akhir semester ke-6 untuk yang tidak<br />
sebidangdengan syarat telah menempuh prapascasarjana di Universitas,<br />
serta lulus seluruh mata kuliah dengan IPK minimal 3,00.<br />
c. Ujian Kualifikasi dilaksanakan secara tertulis (bersifat tertutup atau<br />
terbuka) yang dapat diambil oleh mahasiswa mulai semester ke-3 secara<br />
terjadwal dan dilaksanakan oleh suatu tim yang ditetapkan oleh<br />
Fakultas/Program Pascasarjana. Materi Ujian Kualifikasi terdiri atas:<br />
a. Filsafat Ilmu (3 soal)<br />
b. Bidang Ilmu (8 soal)<br />
c. TopikPenelitian untuk penyusunan disertasi (5 soal).<br />
d. Untuk Ujian Kualifikasi mahasiswa perlu lebih dahulu berkonsultasi<br />
dengan ketua Tim Promotor dalam rangka menentukan topik disertasi dan<br />
menyusun konsep awal usulan penelitian yang mencakup<br />
topik/temasentral dan metode penelitian.<br />
e. Mahasiswa dinyatakan lulus Ujian Kualifikasi doktor apabila minimal<br />
dua belas dari enam belas soal tersebut di atas memperoleh nilai<br />
minimal 75 dari rentang 0-100. Untuk masing-masing bagian materi ujian,<br />
paling sedikit satu soal yang lulus. Apabila salah satu bagian materi tidak<br />
lulus, maka seluruhnya dinyatakan tidak lulus. Mahasiswa yang tidak<br />
lulus diwajibkan mengulang keseluruhan Ujian Kualifikasi. Kelulusan Ujian<br />
Kualifikasi ditetapkan oleh Tim yang terdiri atas Dekan/Direktur Program<br />
Pascasarjana (Ketua), Pembantu Dekan I/Asisten Direktur (Sekretaris),<br />
dan Ketua Prodi, Sekretaris Prodi, serta wakil dosen (anggota).
494<br />
f. Apabila mahasiswa tidak lulus dalam Ujian Kualifikasi, diberikan<br />
kesempatan mengulang ujian 1 kali.<br />
g. Apabila setelah menempuh dua kali Ujian Kualifi-kasi, mahasiswa<br />
tidak lulus, akan dibentuk panitia khusus yang bertugas<br />
menyelenggara-kan Ujian Kualifikasi secara lisan bagi mahasiswa yang<br />
bersangkutan. Mahasiswa dikenakan sanksi pemutusan studi bila tidak<br />
lulus Ujian Kualifikasi ketiga.<br />
h. Mahasiswa yang lulus Ujian Kualifikasi secara administratif<br />
berstatus kandidat doktor, dan bukti kelulusan Ujian Kualifikasi<br />
dikeluarkan oleh Program Pascasarjana.<br />
A. Penyusunan Disertasi<br />
1. Pengertian<br />
a. Disertasi adalah karya ilmiah akhir mahasiswa program doktor, dibuat<br />
berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan metode dan kaidah<br />
keilmuan yang berlaku.<br />
b. Disertasi harus mempunyai nilai manfaat untuk pengembangan ilmu,<br />
baik teori maupun aplikasinya.<br />
c. Disertasi merupakan karya ilmiah asli mahasiswa yang ditunjukkan<br />
dengan pernyataan bermaterai tentang keasliannya. Selanjutnya<br />
pembuktian validasi keaslian disertasi dilakukan dengan menggunakan<br />
software anti plagiat.<br />
d. Penulisan Disertasi mengikuti pedoman penulisan disertasi yang<br />
berlaku.<br />
2. Tim Promotor<br />
Pembimbingan dilaksanakan oleh sebuah Tim Promotor yang terdiri<br />
atas seorang promotor sebagai Ketua Tim Promotor dan dua Kopromotor<br />
sebagai anggota tim promotor.<br />
Ketua Tim Promotor harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:<br />
(1) Dosen tetap Unpad yang masih aktif dan<br />
(2) Kualifikasi akademik doktor, dan<br />
(3) Jabatan akademik profesor, dan<br />
(4) Kualifikasi bidang ilmu yang sebidang dengan program studi atau<br />
bidang ilmu yang ditempuh mahasiswa, dan<br />
(5) Pada kondisi tertentu, misalnya karena beban profesor atau<br />
spesialisasi keilmuan, diperbolehkan kualifikasi akademik doktor dan<br />
jabatan akademik lektor kepala.<br />
Ko-promotor harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:<br />
a. Dosen tetap Unpad dengan kualifikasi akademik doktor dan jabatan<br />
akademik sekurang-kurangnya lektor, atau<br />
b. Dosen tidak tetap Unpad dengan kualifikasi:<br />
(1) Pendidikan akademik doktor, atau<br />
(2) Profesor emeritus, atau<br />
(3) Pendidikan akademik doktor yang telah mengakhiri jabatan<br />
akademik profesor.
495<br />
c. Dosen tetap perguruan tinggi lain yang terakreditasi minimal setara<br />
Unpad dengan jabatan akademik Profesor/kualifikasi akademik doktor<br />
yang dipilih berdasarkan spesialisasi/ kepakaran ilmunya.<br />
d. Pakar/ahli di luar perguruan tinggi dengan kualifikasi akademik doktor<br />
yang dipilih berdasarkan bidang ilmunya.<br />
e. Ahli yang dipilih berdasarkan pengakuan spesialisasi/ kepakarannya.<br />
3. Penentuan Ketua dan Anggota Tim Promotor<br />
a. Tim Promotor diusulkan oleh Program Studi melalui Fakultas kepada<br />
Program Pascasarjana selambat-lambatnya pada awal semester ke<br />
dua.<br />
b. Penetapan Tim Promotor dilakukan dengan Surat Keputusan Direktur<br />
Program Pascasarjana atas nama Rektor.<br />
c. Tim Promotor berjumlah tiga orang terdiri atas Ketua Tim Promotor<br />
dan dua Anggota Tim Promotor.<br />
d. Jika salah seorang Tim Promotor berhalangan tetap (misalnya<br />
meninggal dunia, tugas di dalam dan di luar negeri dalam waktu lebih<br />
dari 6 bulan, pensiun atau mengundurkan diri), berlaku ketentuan<br />
sebagai berikut:<br />
(1) jika terjadi sebelum SUP, maka boleh dilakukan penggantian,<br />
(2) jika terjadi sesudah SUP, maka tidak boleh dilakukan penggantian,<br />
kecuali jika ketiga-tiganya berhalangan tetap,<br />
(3) jika terjadi sesudah SUP, Ketua Tim Promotor berhalangan tetap,<br />
maka salah seorang Anggota Tim Promotor menggantikannya,<br />
tanpa perlu penambahan anggota tim.<br />
(4) penggantian seorang anggota Tim Promotor tidak diperkenankan,<br />
jika tidak ada pernyataan tertulis dari anggota Tim Promotor lama<br />
(kecuali meninggal dunia).Apabila setelah enam bulan tidak ada<br />
pernyataan tertulis dari Tim Promotor lama maka Ketua Program<br />
Studi berhak mengajukan penggantian Tim Promotor.<br />
e. Promotor dipilih berdasarkan spesialisasi keahlian (substansi) dan<br />
bertanggungjawab atas proses pembimbingan disertasi mahasiswa<br />
yang dibimbingnya.<br />
4. Pembimbingan<br />
a. Pembimbingan dapat dimulai sejak ditetapkan hingga penyelesaian<br />
disertasi.<br />
b. Proses pembimbingan harus tercatat dalam buku kemajuan studi<br />
sebagai suatu bukti proses pembelajaran.<br />
c. Pembimbingan dan pembahasan hasil penelitian dilaksanakan minimal<br />
12 kali, yang dicatat pada buku kemajuan studi.<br />
5. Seminar Usulan Penelitian (SUP)<br />
a. Seminar Usulan Penelitian (SUP)
496<br />
(1) Seminar Usulan Penelitian (SUP) merupakan rencana kerja<br />
mahasiswa dalam rangka penyusunan Disertasi.<br />
(2) SUP dilaksanakan paling lambat akhir semester ke-6 untuk yang<br />
sebidang dan semester ke-7 untuk yang tidak sebidang.<br />
(3) Mahasiswa program doktor dapat menempuh SUP jika telah<br />
memenuhi persyaratan:<br />
a) Telah mengikuti Kuliah Perdana di Universitas.<br />
b) Telah menghadiri SUP minimal enam kali dalam bidang ilmu<br />
yang sesuai, yang diketahui oleh pimpinan SUP dan tercatat<br />
dalam buku kemajuan studi.<br />
c) Telah mempresentasikan usulan proposal penelitian dihadapan<br />
Tim Promotor, minimal dua kali.<br />
d) Telah lulus Ujian Kualifikasi.<br />
(4) Penguji SUP terdiri dari tiga orang tim promotor, tiga orang oponen<br />
ahli, dan dipimpin oleh satu orang pimpinan SUP, yang ditetapkan<br />
berdasarkan Surat Keputusan Dekan/ Direktur Pascasarjana.<br />
(5) SUP dapat dilaksanakan apabila dihadiri sekurang-kurangnya lima<br />
orang penguji yang mewakili Tim Promotor dan Tim Oponen ahli,<br />
ditambah satu orang pimpinan SUP.<br />
(6) Pimpinan SUP adalah Pimpinan Program Studi Program S3 atau<br />
Ketua Tim Promotor.<br />
(7) Pimpinan SUP tidak otomatis sebagai penguji, kecuali sesuai<br />
dengan bidang studi mahasiswa yang diuji atau sebagai Ketua Tim<br />
Promotor.<br />
(8) SUP dilakukan secara terbuka dan dapat dihadiri oleh mahasiswa<br />
dan dosen.<br />
(9) Apabila SUP mahasiswa dinyatakan tidak lulus, mahasiswa yang<br />
bersangkutan diberi kesempatan untuk mengulang SUP satu kali<br />
yang dilaksanakan paling lama tiga bulan sesudah SUP yang<br />
pertama. Sanksi pemutusan studi akan diberikan, apabila SUP<br />
yang kedua dinyatakan tidak lulus.<br />
b. Penilaian Seminar Usulan Penelitian<br />
(1) Penilaian SUP diberikan dalam bentuk skor mentah (raw score)<br />
dengan kisaran 0-100.<br />
(2) Dalam SUP ini, pembahas mengevaluasi isi UP,mengajukan<br />
pertanyaan dan mengevaluasi jawaban yang diberikan mahasiswa,<br />
serta memberikan saran untuk perbaikan UP.<br />
(3) Dalam SUP ini Tim Penguji mengevaluasi pertanggungjawaban<br />
mahasiswa atas pertanyaan yang bersifat mengkritisi maupun<br />
mencari klarifikasi terhadap materi/substansi usulan penelitian itu<br />
dengan bobot penilaian :<br />
a) Latar Belakang Penelitian, bobot 15 persen.<br />
b) Kajian Pustaka/ Kajian Literatur/ Tinjauan Pustaka, bobot 15<br />
persen.
497<br />
c) Kerangka Pemikiran, Premis/Proposisi dan Hipotesis/ Fokus<br />
Penelitian/ Pernyataan masalah,bobot 15 persen.<br />
d) Metode Penelitian, bobot 10 persen.<br />
e) Tingkat originalitas penelitian bobot 15 persen.<br />
f) Sumbangan terhadap perkembangan ilmu pengetahuan,<br />
teknologi dan pembangunan, bobot 10 persen.<br />
g) Kemampuan penulisan ilmiah, bobot 10 persen.<br />
h) Kemampuan komunikasi dalam ujian lisan, bobot 10 persen.<br />
(4) Pada akhir seminar Tim Penguji memberikan penilaian sebagai<br />
berikut:<br />
a) mahasiswa dinyatakan lulus apabila memperoleh nilai ratarata≥75<br />
b) mahasiswa dinyatakan tidak lulus apabila mahasiswa<br />
memperoleh nilai rata-rata
498<br />
mengikuti Prosedur Operasional Baku yang tersaji dalam<br />
Lampiran.<br />
(7) Tulisan ilmiah dapat berupa:<br />
a) Artikel ilmiah berupa tulisan yang relevan dengan bidang ilmu<br />
yang sedang ditekuni atau merupakan bagian dari disertasi,<br />
sebagai penulis utama, diutamakan pada jurnal internasional<br />
atau jurnal nasional terakreditasi, atau sekurang-kurangnya<br />
pada jurnal yang memiliki ISSN dan bisa diakses secara on<br />
line; atau<br />
b) Artikel Ilmiah di Prosiding Seminar yang telah diterbitkan,<br />
pada lingkup internasional yang memiliki ISSN; atau<br />
c) Artikel ilmiah yang diunggah (upload) di e-jurnal Unpad<br />
atau Pustaka Ilmiah Unpad, yang sudah disetujui oleh Tim<br />
Promotor dan Program Pascasarjana; atau<br />
d) Bukuajar atau buku teks, yang relevan dengan bidang<br />
keilmuannya dan memiliki ISBN.<br />
(8) Menyerahkan Naskah Disertasi untuk ditelaah oleh 3 orang<br />
oponen ahli yang jika diperlukan salah seorang di antaranya dapat<br />
berasal dari luar Unpad dalam bidang/sub-bidang ilmu yang sama.<br />
(9) Memperbaiki Naskah Disertasi berdasarkan telaahan yang<br />
dilakukan para oponen ahli. Perbaikan Naskah Disertasi<br />
didiskusikan dengan dan disetujui oleh Tim Promotor. Naskah<br />
Disertasi yang telah disetujui diserahkan kembali untuk diujikan<br />
dalam UND.<br />
b. Pelaksanaan UND<br />
(1) Sidang UND dapat dilaksanakan di fakultas terkait atau di Program<br />
Pascasarjana.<br />
(2) Panitia Ujian Naskah Disertasi ditetapkan oleh Surat<br />
Keputusan Dekan / Direktur Program Pascasarjana, terdiri atas:<br />
a) Ketua dan Sekretaris Sidang<br />
b) Tiga orang Promotor<br />
c) Tiga orang Oponen Ahli<br />
d) Satu orang representasi Profesordi Unpad yang masih aktif.<br />
(3) Pimpinan Sidang UND:<br />
a) Ketua Sidang adalah Direktur Program Pascasarjana atau<br />
Dekan yang memiliki jabatan akademik Profesor.<br />
b) Sekretaris Sidang adalah Dekan, Asisten Direktur Program<br />
Pascasarjana atau Ketua Program Studi terkait.<br />
(4) Tugas Pimpinan Sidang dan Tim Penguji (Tim Promotor,Tim<br />
Oponen (Oponen Ahli dan Representasi Profesor di Unpad yang<br />
masih aktif):<br />
a) Pimpinan Sidang bertugas memandu seluruh acara sidang.<br />
b) Tim Promotor selain bertugas mengantarkan promovendus<br />
mempertanggungjawabkan disertasinya di hadapan Tim
499<br />
Penguji juga memberikan penilaian tentang performa akademik<br />
promovendus.<br />
c) Tim Oponen bertugas memberikan penilaian secara<br />
komprehensif tentang performa akademik promovendus.<br />
(5) Sidang UND dapat dilaksanakan, apabila dihadiri sekurangkurangnya<br />
tujuh orang terdiri atas lima orang Tim Penguji yang<br />
mewakili Tim Promotor dan Tim Oponen(Oponen Ahli dan<br />
Representasi Profesor di Unpad yang masih aktif) dan dua orang<br />
pimpinan sidang (Ketua dan Sekretaris Sidang).<br />
(6) Sidang UND dilaksanakan secara tertutup yang dapat dihadiri oleh<br />
mahasiswa program doktor.<br />
(7) Promovendus menyajikan dan mempertahankan hasil-hasil<br />
penelitian dan kelayakan naskah disertasinya atas pertanyaan dan<br />
sanggahan dari Tim Penguji. Susunan acara sidang UND adalah<br />
sebagai berikut:<br />
a) Penyampaian ringkasan disertasi oleh promovendus.<br />
b) Tanya jawab.<br />
c) Rapat Panitia UND untuk menilai hasil penelitian dan kelayakan<br />
disertasi promovendus untuk diajukan pada Sidang Promosi<br />
Doktor (SPD).<br />
d) Pengumuman hasil UND.<br />
(8) Sidang UND berlangsung maksimal tigajam.<br />
c. Penilaian UND<br />
(1) Bobot untuk materi penilaian UND adalah :<br />
a) Latar Belakang Penelitian, bobot 10 persen.<br />
b) Kajian Pustaka/ Kajian Literatur/ Tinjauan Pustaka, bobot 10<br />
persen.<br />
c) Kerangka Pemikiran, Premis/Proposisi dan Hipotesis/ Fokus<br />
Penelitian/ Pernyataan masalah, bobot 5 persen.<br />
d) Metode Penelitian, bobot 10 persen.<br />
e) Tingkat originalitas penelitian, bobot 15 persen.<br />
f) Ketajaman analisis dan keutuhan pemikiran, bobot 15<br />
persen.<br />
g) Sumbangan terhadap perkembangan ilmu pengetahuan,<br />
teknologi dan pembangunan, bobot 10 persen.<br />
h) Kemantapan dan mutu penyimpulan, serta saran-saran<br />
yang diajukan, bobot 5 persen.<br />
i) Kemampuan penulisan ilmiah, bobot 10 persen.<br />
j) Kemampuan komunikasi dalam ujian lisan, bobot 10 persen<br />
(2) Nilai pada Ujian Naskah Disertasi diberikan dalam bentuk skor<br />
dengan kisaran 0-100. Mahasiswa dinyatakan lulus Ujian Naskah<br />
Disertasi apabila memperoleh sekurang-kurangnya skor75.<br />
(3) Bobot nilai untuk Ujian Naskah Disertasi (UND) adalah 60%<br />
untuk nilai dari Tim Promotor dan 40% untuk nilai dari Tim
500<br />
Oponen Ahli dan Representasi Profesor di Unpad yang masih<br />
aktif.<br />
(4) Hasil UND dapat berupa :<br />
a) Lulus tanpa perbaikan dan dapat menempuh Sidang<br />
Promosi Doktor (SPD) dalam waktu paling cepat dua<br />
minggu setelah pelaksanaan UND.<br />
b) Lulus dengan perbaikan minor dan dapat menempuh SPD<br />
paling cepat satu bulan setelah pelaksanaan UND.<br />
c) Lulus dengan perbaikan mayor dan dapat menempuh SPD<br />
paling cepat tiga bulan setelah pelaksanaan UND.<br />
d) Tidak lulus dan harus memperbaiki serta mengulang UND<br />
paling cepat enam bulan kemudian.<br />
e) Apabila hasil UND ulangan tetap dinyatakan tidak lulus,<br />
maka yang bersangkutan dinyatakan tidak lulus (drop out)<br />
dalam Program Doktor Universitas Padjadjaran.<br />
8. Sidang Promosi Doktor (SPD)<br />
a. Syarat SPD<br />
Mahasiswa program doktor dapat menempuh Sidang Promosi Doktor<br />
(SPD) apabila telah memenuhi persyaratan berikut:<br />
(1) Telah melaksanakan Ujian Naskah Disertasi (UND) dan dinyatakan<br />
lulus dengan nilai 75.<br />
(2) Telah memperbaiki Naskah Disertasi berdasarkan masukan dari<br />
sidang UND. Naskah yang telah diperbaiki disetujui oleh Tim<br />
Penguji dan kemudian diajukan untuk diuji pada Sidang Promosi<br />
Doktor (SPD).<br />
(3) Naskah Disertasi harus sudah dijilid tebal (hard cover) berwarna<br />
kuning.<br />
b. Pelaksanaan SPD<br />
(1) SPD dilaksanakan secara terbuka untuk diketahui masyarakat<br />
ilmiah dan umum tentang kelayakan promovendus mendapatkan<br />
gelar doktor sesuai dengan disiplin ilmunya.SPD dapat dihadiri<br />
oleh keluarga, kerabat, mahasiswa, sivitas akademika dan<br />
anggota masyarakat lain yang diundang secara khusus.<br />
(2) SPD berlangsung maksimal dua jam.<br />
(3) Panitia SPD ditetapkan oleh Surat Keputusan Direktur, terdiri<br />
atas:<br />
a) Ketua dan Sekretaris Sidang<br />
b) Tiga orang Promotor<br />
c) Tiga orang Oponen Ahli<br />
d) Seorang Representasi Profesor di Unpad yang masih aktif<br />
(4) Pimpinan Sidang Promosi Doktor adalah:
501<br />
a) Ketua Sidang adalah Rektor/Ketua Senat Universitas<br />
Padjadjaran atau pejabat lain yang diberi kewenangan yaitu<br />
Sekretaris Senat, Wakil Rektor I, Direktur Program<br />
Pascasarjana atau Dekan yang memiliki jabatan akademik<br />
Profesor.<br />
b) Sekretaris Sidang adalah Sekretaris Senat Universitas<br />
Padjadjaran, Asisten Direktur Program Pascasarjana<br />
Universitas Padjadjaran, Dekan atau Pimpinan Program Studi<br />
terkait.<br />
(5) Tugas Pimpinan Sidang dan Tim Penguji (Tim Promotor dan Tim<br />
Oponen):<br />
a) Pimpinan Sidang bertugas memandu seluruh acara sidang.<br />
b) Tim Promotor selain bertugas mengantarkan promovendus<br />
mempertanggungjawabkan disertasinya di hadapan Tim<br />
Penguji juga memberikan penilaian tentang performa akademik<br />
promovendus.<br />
c) Tim Oponen(Oponen Ahli dan Representasi Profesor di Unpad<br />
yang masih aktif) bertugas memberikan penilaian secara<br />
komprehensif tentang performa akademik promovendus.<br />
(6) Setelah SPD dan kandidat dinyatakan lulus, tidak ada lagi<br />
perbaikan naskah disertasi.<br />
(7) Susunan acara SPDadalah sebagai berikut :<br />
a) Kata pengantar dari Ketua Tim Promotor tentang latar belakang<br />
dan kelayakan disertasi promovendus untuk dipertahankan di<br />
depan SPD.<br />
b) Penyampaian ringkasan disertasi oleh promovendus.<br />
c) Tim Penguji menyampaikan pertanyaan atau sanggahan<br />
secara komprehensif sesuai dengan alokasi waktu yang<br />
disepakati Panitia Ujian.<br />
d) Tanya jawab tidak bersifat polemik ataupun arahan yang<br />
bersifat bimbingan.<br />
e) Pertanyaan, komentar atau saran terhadap hal-hal yang tidak<br />
bersifat substantif disampaikan secara tertulis kepada<br />
promovendus.<br />
f) Tanggapan Tim Penguji terhadap jawaban promovendus dapat<br />
dinyatakan dengan kata-kata pujian/persetujuan atau<br />
ketidaksetujuan.<br />
g) Rapat Panitia SPD untuk menilai kelayakan promovendus<br />
menjadi Doktor dan pengumuman hasil ujian SPD.<br />
h) Pesan, kesan, dan harapan dari Ketua Tim Promotor.<br />
i) Ungkapan rasa syukur dari promovendus berkenaan dengan<br />
selesainya pendidikan pada Program Pascasarjana Universitas<br />
Padjadjaran.<br />
j) Penyerahan Sertifikat Tanda Kelulusan SPD, yang<br />
ditandatangani Ketua Sidang dan Ketua Tim Promotor.
502<br />
k) Pemberian ucapan selamat.<br />
l) Promovendus yang telah lulus ujian promosi doktor,dapat<br />
mengikuti upacara wisuda yang telah ditetapkan untuk dilantik<br />
sebagai lulusan Unpad.<br />
c. Penilaian SPD<br />
(1) Bobot untuk materi penilaian SPD adalah :<br />
a) Latar Belakang Penelitian, bobot 10 persen.<br />
b) Kajian Pustaka/ Kajian Literatur/ Tinjauan Pustaka, bobot 10<br />
persen.<br />
c) Kerangka Pemikiran, Premis/Proposisi dan Hipotesis/ Fokus<br />
Penelitian/ Pernyataan masalah, bobot 5 persen.<br />
d) Metode Penelitian, bobot 10 persen.<br />
e) Tingkat originalitas penelitian, bobot 15 persen.<br />
f) Ketajaman analisis dan keutuhan pemikiran, bobot 15 persen.<br />
g) Sumbangan terhadap perkembangan ilmu pengetahuan,<br />
teknologi dan pembangunan, bobot 10 persen.<br />
h) Kemantapan dan mutu penyimpulan, serta saran-saran yang<br />
diajukan, bobot 5 persen.<br />
i) Kemampuan penulisan ilmiah, bobot 10 persen.<br />
j) Kemampuan komunikasi dalam ujian lisan, bobot 10 persen.<br />
(2) Penilaian Sidang Promosi Doktor (SPD) dalam bentuk raw skor<br />
dengan kisaran 0-100.<br />
(3) Skor dari Tim Penguji dijumlahkan dengan persentase Tim<br />
Promotor 60% dan dari Tim Oponen Ahli serta Representasi<br />
Profesor 40%.<br />
d. Penilaian Disertasi<br />
Penilaian Disertasi dilakukan dengan formula:<br />
Nilai UND+ Nilai SPD<br />
----------------------------<br />
2<br />
Nilai angka yang diperoleh kemudian dikonversikan ke dalam angka<br />
mutu sebagaimana Tabel konversi nilai dalamLampiran.<br />
e. Yudisium<br />
(1) Yudisium kelulusan didasarkan pada Indeks Prestasi Kumulatif<br />
(IPK) promovendus sebagai berikut :<br />
3,00 - 3,49 Memuaskan<br />
3,50 - 3,79 Sangat Memuaskan<br />
3,80 – 4,00 Cum laude*)
5<strong>03</strong><br />
E. Tata Tertib<br />
*) lihat penjelasan no 2.<br />
(2) Predikat kelulusan Cumlaude, memiliki persyaratan tambahan lain<br />
yaitu:<br />
a) Masa studi tidak melebihi delapan semester dan minimal dua<br />
artikel pada jurnal ilmiah berskala nasional yang terakreditasi.<br />
b) Masa studi sembilan sampai 10 semester dan minimal satu<br />
artikel pada jurnal ilmiah berskala internasional.<br />
c) Tidak terdapat mata kuliah yang bernilai C dan tidak ada<br />
pengulangan mata kuliah.<br />
(3) Penentuan keputusan yudisium berdasarkan rapat sidang<br />
keputusan penguji yang memungkinkan adanya perubahan<br />
keputusan yudisium tidak sesuai tabel yudisium kelulusan. Dengan<br />
pertimbangan kualifikasi performa akademik pada saat sidang<br />
UND (Ujian Naskah Disertasi) dan SPD (Sidang Promosi Doktor).<br />
Yudisium untuk kesepakatan penguji hanya diperbolehkan naik<br />
atau turun satu peringkat predikat.<br />
Tata Busana<br />
1. Pada Sidang Ujian Naskah Disertasi, Ketua dan Sekretaris Sidang, serta<br />
anggota Panitia Ujian Naskah Disertasi,priamenggunakan kemeja,celana<br />
panjang warna gelapdan dasi, sedangkan untuk wanita menyesuaikan.<br />
2. Pada Sidang Promosi Doktor, Panitia Promosi Doktor yang memiliki<br />
jabatan:<br />
a) Profesor: memakai toga, baret, dan kalung jabatan sesuai dengan<br />
atribut Senat Universitas.<br />
b) Profesor dari luar Unpad: memakai toga dan baret sesuai atribut<br />
Perguruan Tinggi asal atau bila perlu dapat menggunakan toga dan<br />
baret Universitas Padjadjaran tanpa kalung Senat Universitas;.<br />
c) Panitia non-profesor: memakai toga dan baret tanpa memakai kalung<br />
Senat Universitas;<br />
3. Pada Sidang UND maupun SPD, promovendus pria memakai jas,celana<br />
panjang warna gelapdan dasi, sedangkan untuk promovendus wanita<br />
menyesuaikan.<br />
F. Jenis Pelanggaran dan Sanksi<br />
i. Peringatan Akademik<br />
Peringatan akademik diberikan kepada :<br />
1. Mahasiswa Program Doktor/Kandidat Doktor yang melalaikan kewajiban<br />
administrasi (tidak melakukan pendaftaran ulang) untuk satu semester.<br />
2. Mahasiswa yang pada akhir semester ke-3 tidak mencapai IPK 3,00.
504<br />
3. Mahasiswa yang belum lulus ujian kualifikasi pada akhir semester ke-<br />
4untuk yang sebidang dan akhir semester ke-5 untuk yang tidak sebidang.<br />
4. Kandidat Doktor yang belum melaksanakan Seminar Usulan Penelitian<br />
pada akhir semester ke-5 untuk yang sebidang dan akhir semester ke-6<br />
untuk mahasiswa yang tidak sebidang.<br />
5. Kandidat Doktor yang belum melaksanakan ujian naskah disertasipada<br />
akhir semester ke-7 untuk yang sebidang dan akhir semester ke-8 untuk<br />
yang tidak sebidang.<br />
ii. Pemutusan Studi<br />
Putus studi (drop out) berarti mahasiswa dikeluarkan dari Pogram<br />
Doktor karena hal-hal sebagai berikut:<br />
1. Tidak mengikuti kegiatan proses belajar-mengajar pada semester ke-<br />
1 dan/atau semester ke-2;<br />
2. Tidak mengisi KRS (tidak mengikuti kegiatan belajar mengajar) dua<br />
semester berturut-turut atau secara terpisah;<br />
3. Mengundurkan diri dari satu atau beberapa mata kuliah setelah lewat<br />
batas waktu perubahan KRS dua semester berturut-turut atau secara<br />
terpisah;<br />
4. Menghentikan (tidak herregistrasi) studi dua semester berturut-turut atau<br />
dalam waktu berlainan;<br />
5. Tidak mencapai IPK 3.00pada akhir semester ke-4 untuk yang sebidang<br />
dan akhir semester ke-5 untuk yang tidak sebidang;<br />
6. Belum lulus Ujian Kualifikasi pada akhir semester ke-5untuk yang<br />
sebidang, dan akhir semester ke-6 untuk yang tidak sebidang;<br />
7. Belum lulus Seminar Usulan Penelitian pada akhir semester ke-<br />
6untuk yang sebidang dan akhir semester ke-7 yang tidak sebidang;<br />
8. Belum melaksanakan SPD pada akhir semester ke-10bagi yang<br />
sebidang dan semester ke-11 bagi yang tidak sebidang;<br />
9. Melakukan hal-hal yang bersifat mencemarkan nama baik almamater<br />
(Universitas Padjadjaran) atau melanggar etika keilmuan (misalnya<br />
melakukan plagiat);<br />
10. Meninggal dunia.<br />
iii.<br />
Sanksi Akademik<br />
1. Sanksi akademik dikenakan kepada mahasiswa yang melakukan tindakan<br />
tidak terpuji dalam proses belajar-mengajar, baik akademik maupun nonakademik,<br />
atau melanggar hukum (misalnya, melakukan tindak kriminal)<br />
atau melakukan perbuatan tidak bermoral.<br />
2. Jenis sanksi akademik untuk kasus-kasus tertentu ditetapkan<br />
(berdasarkan peraturan dan perundangan yang berlaku) oleh suatuKomisi<br />
Pertimbangan yang terdiri atas perwakilan universitas (Rektor, Wakil<br />
Rektor Bidang Pembelajaran dan Kemahasiswaan,Direktur Program
505<br />
Pascasarjana dan Asisten Direktur Program Pascasarjana) danperwakilan<br />
institusi penyelanggara program studi studi (Dekan dan/atau Wakil Dekan<br />
Bidang Pembelajaran dan Kemahasiswaan Fakultas yang terkait, Ketua<br />
Tim Pembimbing, Ketua/Sekretaris Program Studi S2). Hasil kesepakatan<br />
Komisi Pertimbangan kemudian ditindaklanjuti dengan penandatanganan<br />
Berita Acara sebagai dasar untuk menetapkan keputusan.<br />
J. Ijazah, Wisuda dan Gelar Akademik<br />
1. Mahasiswa program doktor yang telah dinyatakan lulus untuk mendapat<br />
Surat Keterangan Kelulusan, Transkrip Akademik, dan Ijazah, diwajibkan:<br />
a. Menyerahkan buku disertasi.<br />
b. Menyerahkan surat pengantar sudah menyelesaikan administrasi dari<br />
Program Studi.<br />
c. Menyerahkan bukti publikasi ilmiah dari disertasinya.<br />
2. Lulusan dapat mengikuti wisuda apabila telah memenuhi kewajiban<br />
seperti yang tercantum pada nomor satu.<br />
Lulusan Program Doktor diberikan hak menggunakan gelar akademik<br />
Doktor, disingkat Dr., yang ditempatkan di depan nama, sejak dinyatakan<br />
lulus pada sidang promosi doktor.
1<br />
BAB III<br />
SARANA DAN PRASARANA
506<br />
BAB III<br />
SARANA DAN PRASARANA<br />
A. Fasilitas Bangunan<br />
Fakultas Kedokteran memenpati beberapa kampus yang terletak di<br />
Jatinangor, Kampus Jalan. Eijkman yang menempati Gedung Rumah Sakit<br />
Pendidikan<br />
Kampus di Jatinangor diperuntukan bagi kegiatan pembelajaran Program S1<br />
dan Program Diploma Kebidanan, Kampus di Jalan Eijkman yang bertempat<br />
di Gedung Rumah Sakit Pendidikan diperuntukan untuk kegiatan<br />
pembelajaran Program Profesi Dokter (PSPD), Program Pendidikan Dokter<br />
Spesialis (PPDS) serta Program Pascasarjana.<br />
3.1. Kampus Jatinangor<br />
Fasilitas bangunan di kampus Jatinangor dengan tuas area sekitar 1941.8<br />
m 2 terdiri atas beberapa gedung sebagai berikut : Kampus Jatinangor terdiri<br />
dari 6 gedung utama (A1, A2, A3, A4, A5 dan A6) yang digunakan untuk<br />
Program Sarjana Kedokteran dan Program Diploma Kebidanan terdiri dari :<br />
Gedung A1 digunakan untuk Ruang Pimpinan Fakultas serta untuk<br />
:menjalankan proses pelayanan administrasi pendidikan.<br />
Gedung A2 terdapat 10 ruang tutorial, ruang staf dan praktikum bagian<br />
Fisiologi, Farmakologi, Biokimia, Kimia, Biologi Medik dan Patologi Klinik.<br />
Gedung A3 digunakan untuk ruang kuliah interaktif dengan kapasitas 300<br />
orang, perpustakaan yang ditunjang oleh sistem informasi digital dan<br />
<br />
ruang staf bagian epidemiologi.<br />
Gedung A4 digunakan sebagai ruang staf dan praktikum bagian Anatomi,<br />
Parasitologi, Mikrobiologi, Patologi Anatomi dan Histologi serta 30 ruang<br />
tutorial yang dilengkapi komputer yang terhubung intra-internet, dan alat<br />
– alat untuk menunjang diskusi.<br />
Gedung A5 digunakan sebagai ruangan perkuliahan umum, 50<br />
laboratorium ketrampilan klinik, 30 ruang tutorial, serta dan satu ruangan<br />
laboratorium komputer untuk mengaplikasikan ilmu statistik computer.<br />
Gedung A6 (Studentt Centre), digunakan untuk kegiatan kemahasiswaan.<br />
Terdiri dari Kantin, Book Store, Mushola, Ruang Senat Mahasiswa,<br />
Ruang Unit Kegiatan Mahasiswa serta Sport Hall.<br />
Prasarana lahan parkir seluas 8152 m 2 .<br />
Ruang yang digunakan dilengkapi dengan sarana multimedia (komputer dan<br />
LCD) serta koneksi jaringan internet
507<br />
Gambar :<br />
Sarana Penunjang pada proses Pembelajaran<br />
3.2 Kampus Eijkman<br />
Kampus di Jalan Eijkman yang menempati gedung Rumah Sakit Pendidikan<br />
(RSP) Unpad-RSHS, digunakan untuk kegiatan Program Profesi Dokter,<br />
Program Pendidikan Dokter Spesialis dan Program Pascasarjana<br />
Kedokteran.<br />
Di gedung RSP selain fasilitas untuk ruang kuliah dan ruang administrasi juga<br />
terdapat ruang auditorium yang representative.<br />
Sebagai fasilitas penunjang pendidikan, penelitian dan pelayanan dalam<br />
bidang kesehatan gedung RSP dilengkapi dengan berbagai laboratorium<br />
penelitian seperti :
508<br />
1. Laboratorium Biologi Molekuler<br />
2. Laboratorium Culture & Genetic<br />
3. Laboratorium Patologi & Biokimia<br />
4. Laboratorium Immunologi & Farmakologi<br />
5. Laboratorium Bakteriologi<br />
6. Laboratorium Parasitology<br />
7. Laboratorium Mikologi<br />
B. Perpustakaan<br />
Sarana Perpustakaan Fakultas Kedokteran UNPAD terdiri dari perpustakan<br />
pusat yang terletak di Kampus Jatinangor dan RSHS serta perpustakaan<br />
bagian-bagian yang tersebar di seluruh bagian baik di Jatinangor maupun di<br />
RSHS,<br />
Perpustakaan elektronik yang telah dikembangkan bertujuan untuk<br />
memenuhi kebutuhan akan informasi sumber-sumber literatur yang cepat dan<br />
tepat, yang memberikan kesenpatan kepada para civitas untuk mencari dan<br />
memperoleh jurnal-jurnal terbaru dari berbagai cabang ilmu kedokteran<br />
secara lengkap. Perpustakaan fakultas terletak di gedung A3 dengan<br />
menempati areal sekitar 800 m 2 menyediakan koleksi sebanyak 30.836 buah<br />
yang terbagi dalam bentuk Buku teks, jurnal ilmiah nasional dan<br />
internasional, bulletin, majalah dan disertasi/tesis/skripsi. Namun yang tidak<br />
kalah berperannya dalam melengkapi koleksi adalah tersedianya fasilitas<br />
jurnal elektronik yang dapat diakses oleh para civitas akademika, seperti :<br />
Pustaka Ilmiah UNPAD<br />
Jama & Archives<br />
KARGER<br />
Wolter Kluwer Health<br />
OvidSP, SpringerLink<br />
Keberadaan perpustakaan dengan sarana standar kualitas mutakhir yang<br />
dimiliki oleh Fakultas Kedokteran Unpad saat ini, baik untuk kepentingan<br />
pendidikan maupun penelitian, dimaksudkan untuk mendukung tercapainya<br />
VMT khususnya dalam menjawab tantangan kemajuan iptekdok dan<br />
perkembangan pendidikan kedokteran modern.<br />
C. Teaching Hospital<br />
Rumah sakit pendidikan utama bagi Fakultas Kedokteran Unpad adalah<br />
Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) yang juga merupakan Rumah Sakit<br />
Pendidikan Percontohan di Indonesia. RSHS memiliki kapasitas sebanyak<br />
1100 tempat tidur dengan hampir 2000 tenaga medis dalam penyediaan<br />
seluruh pelayanan kesehatan baik tradisional, alternatif maupun modern<br />
termasuk Kedokteran Nuklir dan Program Bayi Tabung.
509<br />
Gambar :<br />
Rumah Sakit<br />
Hasan Sadikin<br />
Gambar :<br />
Gedung<br />
Pusat Mata Nasional<br />
Rumah Sakit Cicendo<br />
Prasarana yang terdapat di Rumah<br />
Sakit Dr. Hasan Sadikin (RSHS)<br />
sebagai rumah sakit pendidikan<br />
utama dan Pusat Mata Nasional<br />
Rumah Sakit Mata Cicendo.<br />
sebagai rumah sakit pendidikan<br />
afiliasi, memanfaatkan ruanganruangan<br />
yang terdapat di bagianbagian<br />
dan menyatu dengan<br />
gedung pelayanan rumah sakit.<br />
Akses pemanfaatan gedung dan<br />
ruangannya yang terdapat di<br />
dalamnya berdasarkan adanya<br />
kerja sama yang erat antara FK<br />
Unpad, RSHS dan PMN RS<br />
Cicendo. Dalam menunjang proses<br />
pendidikan, RSHS dan PMN RSM Cicendo menyediakan fasilitas tempat<br />
praktik bagi peserta didik yang telah mencapai tahap profesi.<br />
Dalam upaya peningkatan kualitas proses pendidikan, penelitian dan<br />
pelayanan kesehatan maka Depkes dan Depdiknas telah mendorong<br />
pendirian Pusat Ilmu Kesehatan. Untuk itu telah dibangun gedung Rumah<br />
Sakit Pendidikan (Teaching Hospital) di jalan Eijkmann dengan luas 24.000<br />
m 2 dalam waktu 3 tahun.
510<br />
Gambar :<br />
Teaching Hospital UNPAD-RSHS<br />
D. Sistem Informasi<br />
Kebutuhan akan kecepatan dan keakuratan informasi merupakan modal yang<br />
mutlak diperlukan oleh Fakultas Kedokteran Unpad dalam menjalankan<br />
proses pendidikan yang sejalan dengan visi dan misi institusi, khususnya<br />
dalam menghadapi persaingan global dan menjawab tantangan<br />
perkembangan iptek kedokteran serta tantangan pelayanan kesehatan. MIR<br />
Center telah menjalankan beberapa program yang bertujuan untuk<br />
memperkenalkan FK Unpad kepada dunia global tanpa batasan ruang dan<br />
waktu, yang dikenal sebagai Web Based Medical Education and Information<br />
Management. Terdapat 5 program yang tengah dijalankan oleh MIR Center<br />
untuk mewujudkan tujuan diatas, yaitu Pengembangan Jaringan, Pembuatan<br />
Situs instusional, Pengembangan Perpustakaan Elektronik, Pengembangan<br />
Sistem Administrasi Terpadu serta Multi media dalam pendidikan.<br />
Kampus FK Unpad yang tersebar di beberapa tempat sudah terintegrasi<br />
dengan adanya pengembangan jaringan dan pemberian fasilitas koneksi<br />
jaringan e-mail bagi seluruh staf di lingkungan FK Unpad, sehingga<br />
perpindahan data dan pembaharuan informasi yang terjadi tetap dapat<br />
diketahui di beberapa tempat
511<br />
Gambar :<br />
Ruang TeleMedicine<br />
Situs www.fk.unpad.ac.id<br />
merupakan<br />
situs<br />
institusional<br />
yang<br />
memungkinkan penyebaran<br />
informasi bagi kalangan<br />
civitas dan umum tanpa<br />
adanya batasan tempat dan<br />
waktu. Hal ini sekaligus<br />
sebagai media komunikasi<br />
bagi mahasiswa dan dosen<br />
dalam menunjang<br />
berjalannya<br />
dan<br />
transparansi proses<br />
pendidikan.
512<br />
E. Sarana penelitian<br />
Unit Penelitian Kesehatan (UPK) didirikan untuk menunjang pelaksanaan dan<br />
koordinasi penelitian di FK Unpad dan RSHS. Dengan peralatan mutakhir dan<br />
modern unit ini bisa memfasilitasi penelitian tingkat molekuler sampai<br />
penelitian lapangan. Kerja sama dengan berbagai institusi baik dari luar<br />
maupun dalam negeri telah mempercayakan unit ini untuk melaksanakan<br />
penelitian seperti penelitian HIV-AIDS, Avian Influenza, dan sebagainya.<br />
F. Asrama Mahasiswa<br />
Asrama Bale Padjadjaran dibangun pertama kali pada tahun 2006 yang terdiri<br />
dari 3 lantai dengan 50 kamar tidur khusus untuk mahasiswa Twinning<br />
Program. Selanjutnya pada tahun 2007 dikembangkan dengan<br />
pembangunan Bale Padjadjaran II untuk menampung 100 orang mahasiswa<br />
internasional. Dengan pengalaman positif pembangunan ini, selanjutnya<br />
pada tahun 2008 dibangun kembali Bale Padjadjaran III dan IV untuk 200<br />
mahasiswa reguler, sehingga seluruh mahasiswa tahun pertama dapat<br />
ditampung dalam asrama. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan<br />
kesempatan kepada mahasiswa melakukan adaptasi selama tahun pertama<br />
mereka di FK Unpad. Selain menyediakan tempat tinggal yang nyaman,<br />
prasarana ini dimaksudkan agar mahasiswa memiliki rasa tanggung jawab<br />
dan kebersamaan serta kerja sama dengan mahasiswa lain dengan suku,<br />
agama, kebudayaan serta lingkungan yang berbeda. Dengan tinggal di<br />
asrama maka semua mahasiswa dapat berperan aktif dalam berbagai<br />
aktivitas kemahasiswaan serta membangun disiplin yang tinggi. Oleh karena<br />
itu di asrama ini disediakan pula berbagai fasilitas untuk kegiatan olahraga<br />
dan kesenian.<br />
Fasilitas yang tersedia di Bale Padjadjaran selain tempat tidur, ruang diskusi,<br />
ruang pertemuan, juga fasilitas yang telah tersedia di Bale Padjadjaran,<br />
seperti fitness centre, tenis meja studio musik, fasilitas karoke serta fasilitas<br />
jogging track di seputar asrama.<br />
Gambar :<br />
Fasilitas Asrama<br />
Bale Padjadjaran
513<br />
G. Fasilitas Kegiatan Kemahasiswaan<br />
Secara umum ketersediaan fasilitas kegiatan kemahasiswaan dapat<br />
dikategorikan dalam rangka pengembangan minat bakat olahraga dan<br />
kesenian dan Penalaran, fasilitasi kegiatan kemahasiswaan di Fakultas<br />
Kedokteran telah membangun Gedung Student Center yang cukup<br />
representative dan dapat digunakan untuk kegiatan kemahasiswaan untuk<br />
berbagai jenis olah raga, seperti Futsal, Basket, Tenis Meja, Bulu Tangkis,<br />
Gambar :<br />
Gedung Student Centre<br />
Selain untuk kegiatan olah raga, fasilitas lain di Gedung Student Centre<br />
adalah, Kantin, Masjid “As-SyIfa” ruang untuk Unit Kegiatan Mahasiswa,<br />
Foto copy, mini market serta Toko Alat Tulis.
1<br />
BAB IV<br />
PENELITIAN DAN KERJASAMA
514<br />
BAB IV<br />
PENELITIAN DAN KERJASAMA<br />
a. Penelitian<br />
Sebagai salah satu tolok ukur sebuah lembaga pendidikan adalah jumlah<br />
penelitian yang telah dihasilkan oleh sivitas akademikanya. Hasil-hasil yang telah<br />
dicapai oleh Fakultas Kedokteran Unpad dalam kurun waktu ini memberikan<br />
hasil yang yang cukup baik. Pencapaian produk-produk penelitian yang<br />
dihasilkan merupakan strategi pencapaian yang telah dituangkan pada Renstra<br />
FK-Unpad 2008-2012, sebagai salah satu indikator utama, yaitu penelitian yang<br />
difokuskan pada hasil riset yang berbasis produk bagi masyarakat.<br />
Fakultas Kedokteran Unpad memiliki Unit Penelitian Kesehatan (UPK) sebagai<br />
salah satu unit kerja yang memiliki tugas dan fungsi di bidang penelitian,<br />
sehingga perannya sangat membantu sivitas akademika FK dalam melakukan<br />
penelitian. Sumber pembiayaan untuk penelitian berasal dari berbagi sumber,<br />
seperti : a). Biaya Mandiri, b) Biaya PT atau Fakultas c) Departemen Pendidikan<br />
Nasional seperti PHK-PKPD d) Instirusi dalam dan Luar Negeri (IMPACT, Avian<br />
Influenza, KNAW)<br />
Beberapa penelitian yang dilakukan dan telah memperoleh Patent atau Hak<br />
Kekayaan Intelektual (HAKI) :<br />
Metoda pengolahan limbah cair infeksius rumah sakit oleh Prof. Dr. dr.<br />
M. Nurhalim Shahib, No Paten ID 0 000 235<br />
Proses transport Nutrient melalui membran sel tanpa radioaktif oleh<br />
Prof. Dr. dr. M. Nurhalim Shahib, No Paten ID 0 019 992<br />
Komposisi ekstrak kering carica papaya linn, phyllantus neruri linn, dan<br />
curcuma xanthorrhiza roxb untuk anti demam berdarah oleh Prof. Dr. dr.<br />
M. Nurhalim Shahib, No Paten ID 0 022 171<br />
Makanan ringan yang menurunkan berat badan, kolesterol dan<br />
mencegah kerusakan sel-sel otak oleh Prof. Dr. M. Nurhalim Shahib<br />
(dalam proses hasil), No Paten 00200900094<br />
Peran lem Fibrin Otologus Terhadap Penempelan Tandur Konjungtiva<br />
Bulbi Melalui Ekspresi Gen Fibronektin dan Integrin pada Mata Kelinci<br />
(10 Agustus 2009) oleh Dr. dr. Sutarya Enus, SP.M(K)., M.Kes,<br />
Vitrifikasi hematopoietic stem cell dari darah tali pusat manusia dalam<br />
upaya pembangunan Bank stem cell darah tali pusat di Indonesia (2009-<br />
dalam proses)oleh Dr. TonoDjuwantono, SpOG(K), M.Kes
515<br />
Sejalan dengan visi untuk menjadi institusi kedokteran yang menempatkan<br />
keunggulan penelitian dan pendidikan, Selain menyediakan sumber pembiayaan<br />
untuk penelitian, FK Unpad terus melakukan pengembangan laboratoriun beserta<br />
peralatan penunjang lainnya.<br />
Gambar :<br />
Salah satu Laboratorium dan contoh beberapa Peralatan<br />
Penunjang yang dimiliki FK Unpad.
516<br />
b. Pengabdian Masyarakat<br />
FK Unpad sebagi unsure lembaga perguruan tinggi, dalam menjalankan<br />
fungsinya dari Tri Darma Perguruan Tinggi, selain pendidikan, penelitian juga<br />
pengabdian kepada masyarakat. Beberapa program yang telah dilakukan oleh<br />
sivitas akademika FK Unpad, antara lain :<br />
Donor Darah<br />
Pengobatan<br />
Khitanan Masal<br />
Penyuluhan Kesehatan<br />
Jatinangor Peduli<br />
Pembangunan Kesehatan Jawa Barat Selatan<br />
Gambar :<br />
Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat<br />
di Desa Karangwangi Jawa Barat Selatan
517<br />
c. Kerjasama<br />
Salah satu bentuk keunggulan Fakultas Kedokteran Unpad di Indonesia tampak<br />
dari berbagai perjanjian dan kerjasama yang terjalin dengan institusi baik dari<br />
dalam maupun luar negeri, antara lain :<br />
• Kerjasana antar Universitas : Universiti Kebangsaan Malaysia, Gunma<br />
University, the Utrecht University, Nijmegen University, Leiden<br />
University, Tübingen University, the British Columbia University,<br />
University Health Sciences of Colorado<br />
• Kerjasama antar Lembaga Pemerintah : Departmen Kesehatan, Dinas<br />
Kesehatan Tingkat Propinsi dan Daerah, Kementrian RISTEK<br />
• Kerjasama antar Rumah Sakit dan Pusan Kesehatan : RSUP Dr. Hasan<br />
Sadikin, RSN Mata Cicendo, RS Cibabat, RS Ujungberung, RS<br />
Majalaya.<br />
• Kerjasama dengan Lembaga Kesehatan Dunia : WHO, WB, ADB<br />
Bentuk Kerjasama yang telah dilakukan dengan berbagai lembaga dalam dan<br />
luar negeri, antara lain :<br />
No. Nama Instansi Bentuk Kerjasama<br />
1 RS Hasan Sadikin RS Pendidikan<br />
2<br />
Pusat Mata Nasional RS Mata Cicendo<br />
Bandung<br />
RS Pendidikan<br />
3 RSUD Dr. Slamet / Garut RS Pendidikan<br />
4 RSUD Sumedang RS Pendidikan<br />
5 RSD Majalaya RS Pendidikan<br />
6 RSU. Swadaya Cibabat Cimahi RS Pendidikan<br />
7 RSUD.Kota Bandung RS Pendidikan<br />
8 RS. R.Syamsudin / Sukabumi RS Pendidikan<br />
9 RSUD. Cianjur RS Pendidikan<br />
10 RSUD Subang RS Pendidikan<br />
11 RSD Soreang RS Pendidikan<br />
12 RS Bhayangkara Sartika Asih RS Pendidikan<br />
13 RS Sariningsih RS Pendidikan<br />
14 RS TNI AU T.K II Dr. Salamun RS Pendidikan<br />
15 Dinkes Kab.Bandung Pendidikan<br />
16 Dinkes Kab.Sumedang Pendidikan<br />
17 Dinkes Kota Bandung Pendidikan<br />
18 F.K. UNJANI / Cimahi<br />
Penyelenggaraan<br />
Pendidikan<br />
19 Universitas Lampung (UNILA)<br />
Penyelenggaraan<br />
Pendidikan<br />
20 UNISBA / Bandung<br />
Penyelenggaraan<br />
Pendidikan<br />
21 FK Universitas Sumatera Utara Pendidikan Berbasis KBK
518<br />
No. Nama Instansi Bentuk Kerjasama<br />
22 FK Universitas Jenderal Soedirman Pendidikan Berbasis KBK<br />
23 FK Hang Tuah Surabaya Pendidikan Berbasis KBK<br />
24 Universitas Nijmegen (Belanda) Penelitian<br />
25 Universitas Maastricht (Belanda) Penelitian<br />
26 Universitas Antwerpen (Belgia) Penelitian<br />
27 Gunma University, Japan Pendidikan dan Penelitian<br />
28 Maastricht University, Netherlands Pendidikan dan Penelitian<br />
29 Eberhard-Karls-universitat Tubingen Pendidikan<br />
30 Leiden University, Netherlands Pendidikan dan Penelitian<br />
31 Erasmus University, Netherlands Pendidikan dan Penelitian<br />
32<br />
Osaka University Graduate School of<br />
Medicine<br />
Pendidikan dan Penelitian<br />
33 University Kebangsaan Malaysia, Malaysia Pendidikan dan Penelitian<br />
34. Universitas Lambung Mangkurat Pendidikan<br />
35.<br />
Faculty of Medicine, Otago University, New<br />
Zealand<br />
Penelitian<br />
36. SingHealth, Singapore Pendidikan<br />
37.<br />
Miller School of Medicine, Univ. of Miami,<br />
Florida, USA<br />
Pendidikan, Penelitian<br />
38.<br />
The research Institute of the Mc Gill<br />
University health centre<br />
Penelitian<br />
39.<br />
The research Institute of the Mc Gill<br />
University health centre<br />
Penelitian<br />
40.<br />
Prevention Control and Treatment of<br />
HIV/AIDS<br />
Penelitian<br />
41.<br />
American Academy of Anti Aging and<br />
Regenretaive Medicine and World Anti Aging<br />
Academy Pf medicine USA<br />
Pendidikan dan Penelitian
519<br />
Gambar :<br />
Penandatanganan Piaga Ejika bentuk perjanjian<br />
kerjasama beberapa institusi kesehatan<br />
Kerjasama Bidang Kemahasiswaan.<br />
Kerjasama dalam bidang kemahasiswaan telah lama berjalan dan dilakukan<br />
berkesinambungan pada setiap tahunnya dengan melakukan pertukaran<br />
mahasiswa antar kedua universitas, diantaranya ke Gunma Univerity Jepang<br />
bagi mahasiswa program sarjana dan ke Nijmegen Universiteit (Belanda)<br />
untuk mahasiswaan program profesi.<br />
Delegasi Mahasiswa FK Unpad ke Gunma Univerity Jepang
1<br />
BAB V<br />
PRESTASI FAKULTAS
520<br />
BAB V<br />
PRESTASI FAKULTAS<br />
Kiprah Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran yang telah menginjak usia<br />
55 tahun, telah banyak prestasi yang diperoleh, baik tingkat nasional maupun<br />
internasional.<br />
Beberapa prestasi yang telah dicapai oleh dosen Fakultas Kedokteran adalah<br />
sebagai berikut:<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Prof.Dr A. Himendra Wargahadibrata,dr.,SpAn-KIC,KNA sebagai Doktor<br />
Falsafah Pengurusan Pendidikan dari Universitas Kebangsaan<br />
Malaysia.<br />
Rovina,dr.,SpPD., PhD berhasil menjadi “Young Investigation Awards-<br />
AFES” pada kongres ASIA PACIFIC ENDRORINELOGY SOCIETY<br />
tahun 2009.<br />
Herry Herman,dr.,PhD meraih predikat “The Best European Molecular<br />
Biology Organization Award” tahun 2009.<br />
Ahmad Farid, dr., PhD atas prestasinya Sebagai Pemenang Ketiga<br />
Ristek-Kalbe Science Awards 2010 kategori Best Research dengan<br />
Judul Penelitian: ‘Clinical Potential of a Novel Chemically Synthesized<br />
Sugar-Cholestanol Coumpounds Targeting Multiple Signaling Pathways<br />
to Induced Cell Death in Malignancy’<br />
Fakultas Kedokteran Unpad melalui Unit Penelitian Kesehatan dengan<br />
Program HEBAT, berhasil mendapatkan MDGS Award tahun 2013.<br />
dr. Kiki Lukman, SpB-KBD., M.Sc., Sebagai Ketua Program Studi<br />
Berprestasi Peringkat I Tingkat Universitas Padjadjaran Tahun 2013.<br />
Mahasiswa FK juga meraih prestasi baik di tingkat nasional maupun tingkat<br />
internasional. Pencapaian prestasi yang diraih antara lain :<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Juara I Band FORSI tahun 2009 tingkat Universitas.<br />
Juara I Catur FORSI tahun 2009 tingkat Universitas.<br />
Best Essay PIM tahun 2009 tingkat Universitas.<br />
Best Essay LKMM (Latihan Ketrampilan Manajemen Mahasiswa) tahun<br />
2009 wilayah 2 ISMKI(Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia).<br />
Juara I Lomba Menulis Kritis Stove Ex 2009 pada ISMKI EXPO.<br />
Juara I Paper Competition pada Kongres AMSA International tahun<br />
2009.
521<br />
The Best Delegation on Harvard Project For Asia and International<br />
Relations di Harvard University tahun 2009 di Amerika Serikat.<br />
Juara I Mahasiswa Berprestasi tahun 2010 tingkat universitas<br />
Juara II Mahasiswa Berprestasi tahun 2010 Tingkat Nasional di Jakarta<br />
Juara I Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional ke XXIII, tahun 2010 di<br />
Denpasar<br />
Delegasi Pertukaran Pelajar Unpad-Tenri Universiti (jepang), Arief<br />
Rahman Hakim (FK 2007)<br />
Juara I “Literature Review Science Programme” Liga Medika tahun<br />
2011di Jakarta<br />
Juara I “Literature Review Science Programme” Liga Medika tahun<br />
2012 di Jakarta<br />
Juara I Tingkat Nasional Karya Tulis Ilmiah “Cancer” (2011)<br />
Finalis, “Scientific Essay Competition” tahun (2011) di UKM Malaysia<br />
Penghargaan sebagai “Best Paper” Dalam kegiatan Konferensi<br />
Internasional “Green Economy for Sustainable Development in<br />
Indonesia: Challanges and opportunities from Multidiciplinary Approach”<br />
Diselenggarakan oleh: Indonesian Scholars International Convention<br />
(ISISC), tanggal 9-11 November 2012 di London Inggris oleh Sri<br />
Hudaya Widihastha (FK 2009)<br />
Penghargaan “Best Of The Section” Youth Organizations: Problems &<br />
Coorperation Perspectives”, dalam kegiatan: Konferensi International<br />
“Altai-Asia Students Forum-Russia diselenggarakan oleh Altai State<br />
University Russia , pada bulan juni 2012 di Altai Mountain Russia, diraih<br />
oleh R. Muhammad Tanri A (FK 2007)<br />
UKM Paduan Suara Mahasiswa Senat Mahasiswa FK Unpad menjadi<br />
Juara II, Bass Terbaik dan Konduktor Terbaik tingkat Universitas<br />
Padjadjaran Tahun 2012, dalam kegiatan Harmoni Suara MAYDRASIA-<br />
Lomba Paduan Suara Antar Fakultas (LPSMAF) Unpad yang<br />
diselenggarakan oleh BEM Fakultas Ilmu Budaya Unpad, pada tanggal<br />
9 Mei 2012<br />
Paduan Suara Mahasiwa Kema Kebidanan , sebagai Juara I Tingkat<br />
Provinsi Jawa Barat tahun 2012, dalam kegiatan Lomba Paduan Suara<br />
Mahasiswa Institusi Pendidikan Kesehatan se-Jawa Barat.<br />
Diselenggarakan oleh ISMAKES Jabar, tanggal 19 Februari 2012 di<br />
Balai Pengelolaan Taman Budaya (Tea House) Bandung.<br />
Prestasi yang diraih oleh Kafilah MTQ FK Unpad menjadi Juara Umum<br />
III dalam kegiatan lomba MTQ tingkat Universitas Padjadjaran tahun<br />
2012) di Grha Sanusi Unpad Bandung<br />
Muhammad Marikar Arsy (FK 2008) sebagai Jajaka Harapan III pada<br />
pemilihan Mojang dan Jajaka Tahun 2012 Tingkat Jawa Barat.
522<br />
<br />
<br />
Suci Nurhadhiah (Dipl. Kebid) sebagai Mojang Lingkungan Hidup pada<br />
pemilihan Mojang dan Jajaka Tahun 2012 Tingkat Jawa Barat.<br />
Tim PKM Diploma Kebidanan dengan ketua FITRI NURMALASARI<br />
berhasil lolos seleksi dan didanai oleh Dirjen Pendidikan Tinggi tahun<br />
2013.<br />
Beberapa mahasiswa FK memiliki prestasi dalam bidang penulisan buku,<br />
diantaranya buku yang ditulis dan telah diterbitkan antara lain “buku saku<br />
Bahasa Sunda Untuk Praktek Kedokteran” adalah sebuah buku saku yang<br />
sangat bermanfaat dikala mereka melakukan magang di rumah sakit,<br />
puskesmas atau pusat layanan kesehatan lain di daerah. Pada buku tersebut<br />
memberikan tuntunan bagi mahasiswa dalam melakukan anamesis atau<br />
pemeriksaan kepada pasien serta iltilah kedokteran dalam bahasa sunda. Serta<br />
sebuah buku berjudul “Menjemput Takdir Sejarah Mahasiswa Kedokteran”.
523<br />
Muhammad Marikar Arsy<br />
sebagai Jajaka Harapan III Tingkat<br />
Jawa Barat<br />
Suci Nurhadhiah menyerahkan<br />
Tropi sebagai Mojang Lingkungan Hidup<br />
tingkat Jawa Barat Kepada Dekan FK<br />
Prestasi FK dalam bidang penelitian memperoleh hasil yang cukup baik, dengan<br />
diperolehnya berbagai penghargaan baik tingkat nasional maupun tingkat<br />
internasional, perolehan prestasi yang diraih tidak terlepas dengan dukungan<br />
sarana dan prasarana laboratorium yang memadai serta komitmen dari pimpinan<br />
fakultas dalam mendorong staf maupun mahasiswa dalam bidang penelitiaan<br />
antara lain :<br />
<br />
<br />
Ahmad Farid, dr., Ph.D (ketiga dari kiri) sebagai pemenang ketiga<br />
penghargaan Ristek-Kalbe Farma Science Award 2010<br />
Unit Penelitian Kesehatan FK Unpad dengan Program “HEBAT”<br />
memperoleh penghargaan MDG Award di Denpasar Bali 2013
524<br />
Ahmad Farid, dr., Ph.D (ketiga dari kiri) sebagai pemenang ketiga<br />
penghargaan Ristek-Kalbe Farma Science Award 2010<br />
Dekan FK (kedua dari kiri ) beserta staf Unit Penelitian Kesehatan FK<br />
Unpad saat menerima Penghargaan MDG Award di Denpasar Bali 2013
FAKULTAS <strong>KEDOKTERAN</strong><br />
UNIVERSITAS PADJADJARAN<br />
Jl. Raya Bandung-Sumedang KM.21<br />
Kabupaten Sumedang-Jawa Barat<br />
Indonesia<br />
Tlp. +62-22-7795595, 7796373<br />
Fax. +62-22-7795595<br />
Jl. Eijkman No. 38 Bandung 40161<br />
Jawa Barat – Indonesia<br />
Website : www.fk.unpad.ac.id<br />
e-mail : dean@fk.unpad.ac.id