09.11.2015 Views

03-F-KEDOKTERAN

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

PEDOMAN<br />

PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN<br />

FAKULTAS <strong>KEDOKTERAN</strong><br />

TAHUN AKADEMIK 2014/2015<br />

UNIVERSITAS PADJADJARAN


Kata Pengantar<br />

Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran<br />

(FKUP) memiliki visi untuk menjadi institusi kedokteran<br />

yang menempatkan keunggulan penelitian dan<br />

pendidikan demi kemaslahatan masyarakat guna<br />

mendorong daya saing bangsa (Research and<br />

education Excellency for Society to Promote nation<br />

Competitiveness - RESPeCt). Untuk mencapai visi ini<br />

maka prinsip pendidikan yang memegang teguh<br />

SPICES (Student centered, Problem based, Integrated, Community, Early<br />

clinical exposure/elective, and Systematic) yang telah diterapkan pada seluruh<br />

program studi sejak tahun 2004, diperkuat lebih lanjut. Proses pembelajaran<br />

dilakukan melalui integrasi penelitian dan pengabdian kepada masyarakat ke<br />

dalam pendidikan dengan memperkuat keterlibatan dosen dan mahasiswa pada<br />

tridharma perguruan tinggi yang berorientasi keunggulan.<br />

Buku Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Tahun Akademik<br />

2014/2015 merupakan penyempurnaan dari Buku Pedoman Penyelenggaraan<br />

Pendidikan Tahun Akademik 2013/2014, sehingga sesuai dengan kebutuhan dan<br />

perkembangan yang terjadi. Buku Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Tahun<br />

Akademik 2014/2015 diterbitkan untuk memberikan gambaran lebih jelas kepada<br />

pimpinan, mahasiswa, dosen dan masyarakat mengenai pelaksanaan pendidikan<br />

di FKUP. Pedoman pendidikan pada seluruh program studi disusun secara<br />

terintegrasi di dalam buku ini.<br />

Buku ini memuat peraturan akademik yang harus dijadikan rujukan oleh<br />

staf pengajar, mahasiswa dan tenaga administrasi akademik untuk memperlancar<br />

penyelenggaraan Proses Belajar Mengajar di seluruh program studi FKUP. Hal<br />

ini merupakan salah satu upaya memberikan penjaminan mutu kepada<br />

masyarakat luas terhadap kualitas akademik FKUP.<br />

Oleh karenanya, kami menyampaikan penghargaan kepada semua<br />

pihak yang telah membantu dan memberikan masukan dalam proses<br />

penyusunan Buku Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Fakultas Kedokteran<br />

Universitas Padjadjaran Tahun Akademik 2014/2015 ini. Kami berharap pedoman<br />

ini dapat memenuhi fungsinya dengan baik.<br />

Bandung, 12 Juni 2014<br />

Dekan,<br />

Prof.Dr.med Tri Hanggono Achmad, dr.<br />

NIP 196209221989021001<br />

i


KATA PENGANTAR<br />

DAFTAR ISI<br />

KEPUTUSAN DEKAN<br />

PIMPINAN FAKULTAS<br />

DAFTAR ISI<br />

BAB I 1<br />

SEJARAH FAKULTAS, VISI, MISI, TUJUAN PENDIDIKAN DAN<br />

KOMPETENSI LULUSAN<br />

1. Sejarah 1<br />

2. Visi dan Misi Fakultas<br />

A. Visi<br />

B. Misi<br />

C. Tujuan<br />

ii<br />

Hal.<br />

i<br />

3. Tujuan Pendidikan<br />

3.1. Program Studi Diploma 4 Kebidanan 4<br />

3.2. Program Pendidikan Dokter<br />

3.2.1. Program Studi Kedokteran 5<br />

3.2.2. Program Studi Profesi Dokter 6<br />

3.3. Program Pendidikan Dokter Spesialis<br />

3.3.1. Anestesiologi dan Terapi Intensif 7<br />

3.3.2. Ilmu Bedah 8<br />

3.3.3. Ilmu Bedah Saraf 9<br />

3.3.4. Orthopaedi dan Traumatologi 10<br />

3.3.5. Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal 11<br />

3.3.6. Ilmu Kedokteran Jiwa 11<br />

3.3.7. Ilmu Kesehatan Anak 12<br />

3.3.8. Ilmu Penyakit Dalam 13<br />

3.3.9. Ilmu Kesehatan Mata 14<br />

3.3.10. Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin 14<br />

3.3.11. Ilmu Penyakit Saraf 16<br />

3.3.12. Ilmu Kesehatan THT, Kepala dan Leher 16<br />

3.3.13. Obstetri dan Ginekologi 17<br />

3.3.14. Patologi Anatomi 18<br />

3.3.15. Patologi Klinik 19<br />

3.3.16. Radiologi 19<br />

3.3.17. Ilmu Kedokteran Nuklir 20<br />

3.3.18. Ilmu Bedah Anak 21<br />

3.3.19. Urologi 22<br />

ii<br />

v<br />

viii<br />

3<br />

3<br />

4


3.3.20. Kardiologi dan Kedokteran Vaskular 23<br />

3.3.21. Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi 23<br />

3.4. Program Pendidikan Pascasarjana<br />

3.4.1. Program Studi Magister Ilmu Kedokteran Dasar 25<br />

3.4.2. Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat 26<br />

3.4.3. Program Studi Magister Kebidanan 26<br />

3.4.4. Program Studi Doktor Ilmu Kedokteran 26<br />

4. Kompetensi Lulusan Program Studi<br />

4.1. Program Studi Diploma 4 Kebidanan 27<br />

4.2. Program Studi Kedokteran 28<br />

4.3. Program Studi Profesi Dokter 29<br />

4.4. Program Pendidikan Dokter Spesialis 30<br />

4.5. Program Studi Magister Ilmu Kedokteran Dasar 32<br />

4.6. Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat 33<br />

4.7. Program Studi Magister Kebidanan 33<br />

4.8. Program Studi Doktor Ilmu Kedokteran 33<br />

BAB II<br />

PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI<br />

1. Program Studi Diploma 4 Kebidanan 34<br />

2. Program Pendidikan Dokter<br />

2.1. Program Studi Kedokteran 48<br />

2.2. Program Studi Profesi Dokter 60<br />

3. Program Pendidikan Dokter Spesialis<br />

3.1. Anestesiologi dan Terapi Intensif 70<br />

3.2. Ilmu Bedah 72<br />

3.3. Ilmu Bedah Saraf 86<br />

3.4. Orthopaedi dan Traumatologi 88<br />

3.5. Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal 93<br />

3.6. Ilmu Kedokteran Jiwa 96<br />

3.7. Ilmu Kesehatan Anak 98<br />

3.8. Ilmu Penyakit Dalam 118<br />

3.9. Ilmu Kesehatan Mata 123<br />

3.10. Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin 132<br />

3.11. Ilmu Penyakit Saraf 140<br />

3.12. Ilmu Kesehatan THT, Kepala dan Leher 142<br />

3.13. Obstetri dan Ginekologi 154<br />

3.14. Patologi Anatomi 221<br />

3.15. Patologi Klinik 239<br />

3.16. Radiologi 279<br />

3.17. Ilmu Kedokteran Nuklir 296<br />

iii


3.18. Ilmu Bedah Anak 310<br />

3.19. Urologi 316<br />

3.20. Kardiologi dan Kedokteran Vaskular 327<br />

3.21. Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi 335<br />

4. Program Pendidikan Pascasarjana<br />

4.1. Program Studi Magister Ilmu Kedokteran Dasar 381<br />

4.2. Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat 430<br />

4.3. Program Studi Magister Kebidanan 462<br />

4.4. Program Studi Doktor Ilmu Kedokteran 480<br />

BAB III<br />

SARANA DAN PRASARANA<br />

1. Fasilitas Bangunan<br />

1.1. Kampus Jatinangor 506<br />

1.2. Kampus Eijkman 507<br />

2. Perpustakaan 508<br />

3. Teaching Hospital 508<br />

4. Sistem Informasi 510<br />

5. Sarana Penelitian 512<br />

6. Asrama Mahasiswa 512<br />

7. Fasilitas Kegiatan Mahasiswa 513<br />

BAB IV<br />

PENELITIAN DAN KERJASAMA 514<br />

BAB V<br />

PRESTASI FAKULTAS 520<br />

iv


KEPUTUSAN DEKAN FAKULTAS <strong>KEDOKTERAN</strong><br />

UNIVERSITAS PADJADJARAN<br />

NOMOR 1445/UN6.C/PP/2014<br />

TENTANG<br />

PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN<br />

FAKULTAS <strong>KEDOKTERAN</strong> UNIVERSITAS PADJADJARAN<br />

TAHUN AKADEMIK 2014/20145<br />

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA<br />

DEKAN FAKULTAS <strong>KEDOKTERAN</strong> UNIVERSITAS PADJADJARAN,<br />

Menimbang : a. bahwa dalam usaha memantapkan pelaksanaan sistem pendidikan di Fakultas<br />

Kedokteran Universitas Padjadjaran, dipandang perlu adanya pedoman yang<br />

telah disesuaikan dengan proses pembelajaran untuk setiap jenjang program<br />

pendidikan pada setiap tahun akademik baru;<br />

b. bahwa untuk penyempurnaan terhadap Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan<br />

Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Tahun Akademik 2013/2014, telah<br />

disusun Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Fakultas Kedokteran Universitas<br />

Padjadjaran Tahun Akademik 2014/2015;<br />

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf<br />

b, maka perlu diterbitkan Keputusan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas<br />

Padjadjaran;<br />

Mengingat : 1. Undang–Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 20<strong>03</strong> tentang Sistem<br />

Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20<strong>03</strong> Nomor<br />

78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);<br />

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2004 tentang<br />

Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik<br />

Indonesia Tahun 2004 Nomor 4389);<br />

3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan<br />

Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 158,<br />

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 5336);<br />

4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2013 tentang Pendidikan<br />

Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 132,<br />

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5434);<br />

5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 1957 tentang<br />

Pendirian Universitas Padjadjaran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun<br />

1957 Nomor 91, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1422);<br />

6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar<br />

Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor<br />

41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496);<br />

7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 jo Nomor 66<br />

Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran<br />

Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 112, Tambahan Lembaran<br />

Negara Republik Indonesia Nomor 5157);<br />

8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 46<br />

Tahun 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Universitas Padjadjaran (Berita<br />

Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 595);<br />

9. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor<br />

0436/O/1992 tentang Statuta Universitas Padjadjaran;


10. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 260/KMK.05/2008<br />

tentang Penetapan Universitas Padjadjaran pada Departemen Pendidikan<br />

Nasional sebagai Instansi Pemerintah yang Menerapkan Pengelolaan Keuangan<br />

Badan Layanan Umum;<br />

11. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 232/U/2000<br />

tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian<br />

Hasil;<br />

12. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 045/U/2002<br />

Tentang Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi;<br />

13. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor<br />

116/MPN.A4/KP/2011 tentang Pengangkatan Rektor Universitas Padjadjaran<br />

Periode 2011-2015;<br />

14. Keputusan Rektor Universitas Padjadjaran Nomor 1734/J06/Kep/KP/2005<br />

tanggal 17 Oktober 2005 tentang Pemberian Kuasa Penandatanganan Surat<br />

Keputusan Rektor Universitas Padjadjaran;<br />

15. Keputusan Rektor Universitas Padjadjaran Nomor 438/H6.1/Kep/HK/2009<br />

tanggal 18 Februari 2009 tentang Integrasi Pengelolaan Pendidikan Pascasarjana<br />

dari Program Pascasarjana ke Fakultas di Lingkungan Universitas Padjadjaran<br />

Tahun Akademik 2009/2010;<br />

16. Keputusan Rektor Universitas Padjadjaran Nomor 4678/UN6.RKT/KP/2013<br />

tentang Pengangkatan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran;<br />

17. Peraturan Rektor Universitas Padjadjaran Nomor 1263/UN6.RKT/PP/2013<br />

tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pendidikan Universitas Padjadjaran<br />

Tahun Akademik 2013/2014;<br />

MEMUTUSKAN :<br />

Menetapkan :<br />

KESATU : KEPUTUSAN DEKAN FAKULTAS <strong>KEDOKTERAN</strong> UNIVERSITAS<br />

PADJADJARAN TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN<br />

PENDIDIKAN FAKULTAS <strong>KEDOKTERAN</strong> UNIVERSITAS PADJADJARAN<br />

TAHUN AKADEMIK 2014/2015;<br />

KEDUA : Pedoman sebagaimana tercantum dalam lampiran keputusan ini merupakan<br />

pedoman dan petunjuk pelaksanaan proses belajar mengajar berdasarkan sistem<br />

kredit semester serta merupakan acuan kerja bagi seluruh jajaran sivitas akademika<br />

di lingkungan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran dan semua jenjang<br />

program, baik program pendidikan akademik, pendidikan spesialis, pendidikan<br />

profesional maupun pendidikan vokasi di lingkungan Fakultas Kedokteran<br />

Universitas Padjadjaran tahun akademik 2014/2015;<br />

KETIGA : Semua Mahasiswa, Tenaga Pendidik Tetap, Tenaga Pendidik Tidak Tetap dan<br />

Tenaga Penunjang wajib melaksanakan dan memperhatikan ketentuan-ketentuan<br />

yang tercantum dalam Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Fakultas Kedokteran<br />

Universitas Padjadjaran Tahun Akademik 2014/2015;<br />

KEEMPAT : Dengan berlakunya Keputusan ini, segala ketentuan yang bertentangan dan tidak<br />

sesuai dengan ketentuan-ketentuan di dalam Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan<br />

Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Tahun Akademik 2013/2014<br />

dinyatakan tidak berlaku;<br />

KELIMA : Hal-hal yang belum diatur dalam ketentuan ini akan diatur secara tersendiri;<br />

KEENAM : Keputusan ini berlaku terhitung mulai tanggal ditetapkan;


KETUJUH : Jika dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam keputusan ini, akan diadakan<br />

perbaikan atau perubahan sebagaimana mestinya.<br />

Ditetapkan di Bandung<br />

Pada tanggal 12 Juni 2014<br />

DEKAN FAKULTAS <strong>KEDOKTERAN</strong><br />

UNIVERSITAS PADJADJARAN,<br />

TRI HANGGONO ACHMAD<br />

NIP 19620922 198902 1 001<br />

Tembusan disampaikan kepada Yth.<br />

1. Rektor Universitas Padjadjaran;<br />

2. Para Wakil Rektor di lingkungan Universitas Padjadjaran;<br />

3. Para Kepala Biro di lingkungan Universitas Padjadjaran;<br />

4. Para Wakil Dekan di lingkungan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran;<br />

5. Sekretaris Senat Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran;<br />

6. Para Kepala Departemen di lingkungan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran;<br />

7. Para Ketua Program Studi di lingkungan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran;<br />

8. Kepala Bagian Tata Usaha Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran;<br />

9. Para Kepala Subbagian di lingkungan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran;


PIMPINAN<br />

FAKULTAS <strong>KEDOKTERAN</strong><br />

UNIVERSITAS PADJADJARAN<br />

g<br />

Dekan<br />

Prof.Dr.med. Tri Hanggono Achmad, dr.<br />

NIP 196209221989021001<br />

viii


Wakil Dekan<br />

Bidang Akademik, Kemahasiswaan, dan Kerja Sama<br />

Prof.Dr. Dany Hilmanto, dr., SpA(K)<br />

NIP 196302201987111001<br />

Wakil Dekan<br />

Wakil Dekan Bidang Perencanaan, Sumber Daya, dan Tata Kelola<br />

Arief Sjamsulaksan Kartasasmita, dr.,SpM., M.Kes., Ph.D<br />

NIP 197007272000<strong>03</strong>1007<br />

ix


Staf Khusus Pimpinan<br />

1. Staf Khusus Bidang Pembelajaran<br />

Sari Puspa Dewi, dr., MHPE<br />

2. Staf Khusus Bidang Kemahasiswaan<br />

Fathurachman, dr., SpOT., M.Kes., FICS<br />

3. Staf Khusus Bidang Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat<br />

Dwi Agustian, dr., MPH, Ph.D.<br />

4. Staf Khusus Bidang Kerjasama<br />

Yudi Mulyana Hidayat, dr., SpOG(K)<br />

5. Staf Khusus Bidang Perencanaan dan Sistem Informasi<br />

Bony Wiem Lestari, dr., M.Sc.<br />

6. Staf Khusus Bidang Sumber Daya Manusia<br />

Dr. Dewi Marhaeni Diah Herawati, drg., M.Si.<br />

7. Staf Khusus Bidang Organisasi dan Tata Kelola<br />

Sharon Gondodiputro, dr., MARS, MH<br />

8. Staf Khusus Bidang Koordinasi dan Pengembangan Program<br />

Irvan Afriandi, dr, MPH, Dr.PH<br />

x


Pimpinan Departemen<br />

1 Anatomi dan Biologi Sel<br />

Ketua : Arifin Sunggono, dr., PAK, M.Kes.<br />

2 Biokimia dan Biologi Molekuler<br />

Ketua : Prof. Ramdan Panigoro, dr., M.Sc., Ph.D<br />

3 Epidemiologi dan Biostatistika<br />

Ketua : Dwi Agustian, dr., MPH, Ph.D.<br />

4 Farmakologi dan Terapi<br />

Ketua : Rovina, dr.,Sp.PD., Ph.D<br />

5 Ilmu Faal<br />

Ketua : Dr. Vita Murniati Tarawan, dr., Sp.OG, SH, M.Kes, AIFO<br />

6 Mikrobiologi dan Parasitologi<br />

Ketua : Imam Megantara, dr., Sp.MK.,Sp.TKT-KL, M.Kes.<br />

7 Ilmu Gizi Medik<br />

Ketua : Dr. Gaga Irawan Nugraha, dr., Sp.GK, M.Gizi.<br />

8 Ilmu Kesehatan Masyarakat<br />

Ketua : Dr. Elsa Pudji Setiawati, dr., M.M.<br />

9 Patologi Anatomi<br />

Ketua : Dr. Bethy Suryawathy Hernowo, dr., Sp.PA(K)., Ph.D<br />

10 Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin<br />

Ketua : Dr. Oki Suwarsa, dr., M.Kes., Sp.KK(K)<br />

11 Ilmu Kedokteran Nuklir dan Pencitraan Molekuler<br />

Ketua : Trias Nugrahadi, dr., Sp.KN<br />

12 Kedokteran Forensik dan Medikolegal<br />

Ketua : Dr. Yoni Fuadah Syukriani, dr., Sp.F., M.Si., DFM<br />

13 Anestesiologi dan Terapi Intensif<br />

Ketua : Ruli Herman Sitanggang, dr., Sp.An-KIC, KAP, M.Kes<br />

14 Ilmu Bedah<br />

Ketua : Dr. Dimyati Achmad, dr., Sp.B(K)Onk<br />

xi


15 Ilmu Bedah Syaraf<br />

Ketua : Dr. M. Zafrullah Arifin, dr., Sp.BS.<br />

16 Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan<br />

Ketua : Dr. Wiryaman Permadi, dr.,Sp.OG(K)<br />

17 Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi<br />

Ketua : Sunaryo B. Sastradimaja, dr., Sp.KFR<br />

18 Ilmu Kedokteran Jiwa<br />

Ketua : Arifah Nur Istiqomah.,dr.,Sp.KJ.<br />

19 Ilmu Kesehatan Anak<br />

Ketua : Dr. Djatnika Setiabudi, dr., Sp.A(K), MCTM<br />

20 Ilmu Kesehatan Mata<br />

Ketua : Dr. Andika Prahasta, dr., Sp.M(K), M.Kes<br />

21 Ilmu Kesehatan THT-KL<br />

Ketua : Dr.Ratna Anggraeni S. Poerwana, dr., Sp.THT-KL,<br />

M.Kes.<br />

22 Ilmu Penyakit Dalam<br />

Ketua : Rachmat Gunadi Wachyudi, dr.,Sp.PD-KR<br />

23 Ilmu Kesehatan Gigi dan Mulut<br />

Ketua : Etty Sofia M.A, drg.,Sp.KGA.<br />

24 Patologi Klinik<br />

Ketua : Prof. Dr. Ida Parwati ,dr.,Sp.PK(K), Ph.D.<br />

25 Ilmu Penyakit Saraf<br />

Ketua : Siti Aminah, dr.,Sp.S(K)., M.Si., med.<br />

26 Kardiologi & Kedokteran Vaskular<br />

Ketua : Toni Mustahsani Aprami, dr., Sp.PD., Sp.JP<br />

27 Orthopaedi dan Traumatologi<br />

Ketua : Dicky Mulyadi, dr., Sp.OT(K)., FICS<br />

28 Radiologi<br />

Ketua : Prof.Dr. Ristaniah D. Rose Effendi, dr.,Sp.Rad.(K),<br />

M.Kes.<br />

xii


Pimpinan Program Studi<br />

1 Program Studi Diploma Kebidanan<br />

Ketua : Dr. R. Tina Dewi Judistiani, dr., SpOG<br />

2 Program Studi Kedokteran<br />

Ketua : Dr. Achadiyani, dr., M.Kes.<br />

3 Program Studi Profesi Dokter<br />

Ketua : Dr. Susi Susanah, dr., Sp.A(K)<br />

Koordinator Pascasarjana<br />

Prof.Dr. Johannes C. Mose, dr., Sp.OG(K)<br />

4 Program Studi Magister Kebidanan<br />

Ketua : Dr. Farid,dr., Sp.OG(K), Ir., M.Kes.,MH.Kes.<br />

5 Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat<br />

Ketua : Dr. Ardini S. Raksanagara, dr., MPH<br />

6 Program Studi Magister Ilmu Kedokteran Dasar<br />

Ketua : Herry Herman, dr., Sp.OT.,Ph.D<br />

7 Program Studi Doktor Ilmu Kedokteran<br />

Ketua : Prof.Dr. Budi Setiabudiawan, dr., Sp.A(K), M.Kes.<br />

Koordinantor TKP-PPDS-1<br />

Dr. Dwi Prasetyo, dr., Sp.A(K), M.Kes.<br />

8 Program Studi Ilmu Penyakit Dalam<br />

Ketua : Dr. Ria Bandiara, dr., Sp.PD-KGH<br />

9 Program Studi Ilmu Kesehatan Anak<br />

Ketua : Dr. Dedi Rachmadi Sjambas, dr., Sp.A(K), M.Kes.<br />

10 Program Studi Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan<br />

Ketua : Dr. Budi Handono, dr., Sp.OG(K), M.H.Kes.<br />

11 Program Studi Ilmu Bedah<br />

Ketua : Dr. Kiki Lukman, dr., SpB-KBD, M.Sc.<br />

12 Program Studi Urologi<br />

Ketua : Dr. Bambang Sasongko Noegroho, dr., Sp.B., Sp.U<br />

xiii


13 Program Studi Ilmu Bedah Anak<br />

Ketua : Dikki Drajat Kusmayadi, dr.,Sp.B., Sp.BA<br />

14 Program Studi Orthopaedi dan Traumatologi<br />

Ketua : Dr. Hermawan Nagar Rasyid, dr., SpOT(K)., MT(BME),<br />

Ph.D., FICS<br />

15 Program Studi Ilmu Bedah Saraf<br />

Ketua : Dr. Achmad Adam, dr., SpBS, M.Sc.<br />

16 Program Studi Ilmu Penyakit Saraf<br />

Ketua : Ahmad Rizal, dr.,Sp.S(K), Ph.D.<br />

17 Program Studi Ilmu Kedokteran Jiwa<br />

Ketua : Dr. Veranita Pandia, dr., Sp.KJ(K)., M.Kes.<br />

18 Program Studi Ilmu Kesehatan THT-KL<br />

Ketua : Wijana, dr., Sp.THT-KL<br />

19 Program Studi Ilmu Kesehatan Mata<br />

Ketua : Dr. Feti Karfiati, dr., Sp.M(K)., M.Kes.<br />

20 Program Studi Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin<br />

Ketua : Dr. Reti Hindritiani, dr., Sp.KK(K)<br />

21 Program Studi Patologi Klinik<br />

Ketua : Agnes Rengga Indrati, dr., Sp.PK., M.Kes.<br />

22 Program Studi Patologi Anatomi<br />

Ketua : Sri Suryanti, dr., Sp.PA(K), MS.<br />

23 Program Studi Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal<br />

Ketua : Noorman Herryadi, dr., Sp.F., SH<br />

24 Program Studi Radiologi<br />

Ketua : Atta Kuntara, dr., Sp.Rad(K)<br />

25 Program Studi Ilmu Kedokteran Nuklir dan Pencitraan Molekuler<br />

Ketua : Achmad Hussein S. Kartamihardja, dr., Sp.KN,<br />

M.H.Kes.<br />

26 Program Studi Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi<br />

Ketua : Vitriana, dr., Sp.KFR<br />

xiv


27 Program Studi Kardiologi dan Kedokteran Vaskuler<br />

Ketua : Dr. Augustine Purnomowati, dr., Sp.PD, Sp.JP(K)<br />

28 Program Studi Anestesiologi dan Terapi Intensif<br />

Ketua : Dr.Ike Sri Redjeki, dr., Sp.An-KIC, KMN, M.Kes.<br />

Kepala Pusat Studi<br />

1 Pusat Studi TB dan HIV<br />

Bachti Alisjahbanadr., Sp.PD-KPTI., Ph.D<br />

2 Pusat Studi Infeksi Klinik<br />

Prof. Cissy Rachiana S. Prawira, dr., Sp.AK., Ph.D<br />

3 Pusat Studi Onkologi<br />

Prof. Herman Susanto, dr., Sp.OG(K)<br />

4 Pusat Studi Genetik<br />

Prof. Dr. D. Sjarief Hidajat Effendi, dr., Sp.A(K)<br />

5 Pusat Studi Community Health and Wellness<br />

Prof. Dr. Rully M. A. Roesli, dr., Sp.PD-KGH<br />

6 Pusat Studi Neuromuscular<br />

Prof. Dr. Tatang Bisri, dr., SpAn-KNA, KAO<br />

7 Pusat Studi Kesehatan Reproduksi<br />

Prof. Dr. Sofie R. Krisnadi, dr., Sp.OG(K)<br />

8 Pusat Studi Imunologi<br />

Prof. Dr. Sudigdo Adi, dr., Sp.KK(K)<br />

9 Pusat Studi Teknologi Kesehatan<br />

Prof. Dr. Firman F. Wirakusumah, dr., Sp.OG(K), Ph.D<br />

10 Pusat Studi Sistem Kesehatan<br />

Prof. Dr. Nanan Sekarwana, dr., Sp.A(K), MARS<br />

11 Pusat Studi Herbalmolecular<br />

Prof. Dr. M. Nurhalim Shahib, dr<br />

xv


Kepala Laboratorium dan Ketua Unit<br />

1<br />

Laboratorium Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Kedokteran (Medical<br />

Education Research and Development Unit/MERDU)<br />

Prof. Dr. Endang Sutedja, dr., Sp.KK(K)<br />

2 Laboratorium Pengembangan Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan (P2KB)<br />

Dr. Feti Karfiati Memed, dr., Sp.M(K), M.Kes.<br />

3 Laboratorium Biomedik Lanjut<br />

Herry Herman, dr., Ph.D<br />

4 Laboratorium Bioetika dan Humaniora<br />

Insi Farisa Desy Arya, dr., M.Si.<br />

5 Laboratorium Konseling dan Bimbingan Karakter Mahasiswa<br />

Januarsih Iwan A. Rachman, dr., MS.<br />

6 Laboratorium Evaluasi Akademik<br />

Yuni Susanti Pratiwi, dr., AIFO, M.Kes.<br />

7 Unit Publikasi Ilmiah dan Hak Kekayaan Intelektual<br />

Prof. Dr. Budi Setiabudiawan, dr., Sp.A(K), M.Kes.<br />

8 Unit Penjaminan Mutu<br />

Dr. Meita Dhamayanti, dr., Sp.A(K), M.Kes.<br />

xvi


Pimpinan Administratif<br />

1 Kepala Bagian Tata Usaha<br />

Slamet Suprapto, S.Sos., M.Si.<br />

2 Kepala Sub Bagian Pembelajaran dan Kemahasiswaan<br />

Aay Supriatna, S.Sos.<br />

3 Kepala Sub Bagian Keuangan dan Sarana Prasarana<br />

Novi Damayanti, SE., M.Ak.<br />

4 Kepala Sub Bagian Kepegawaian dan Tata Kelola<br />

Cicah Aisyah, S.Pd.<br />

5 Kepala Sub Bagian Data dan Pelaporan<br />

Asep Sutiadi, S.Sos., M.Si.<br />

xvii


1<br />

BAB I<br />

SEJARAH FAKULTAS, VISI, MISI,<br />

TUJUAN PENDIDIKAN DAN KOMPETENSI LULUSAN


1<br />

BAB I<br />

SEJARAH FAKULTAS, VISI, MISI,<br />

TUJUAN PENDIDIKAN DAN KOMPETENSI LULUSAN<br />

A. Sejarah Fakultas<br />

Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran didirikan atas 2 falsafah utama,<br />

yakni kemaslahatan bagi masyarakat dan kebersamaan dalam kesejawatan.<br />

Gagasan untuk mendirikan Fakultas Kedokteran pertama kali datang dari<br />

menteri kesehatan dr. Lie Kiat Teng pada Kongres IDI di Surabaya tahun<br />

1953. Pada saat itu banyak dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas<br />

Indonesia yang ditahan di FKUI untuk memenuhi kebutuhan staf pengajar di<br />

FKUI. Keputusan untuk mendirikan fakultas kedokteran kemudian dijatuhkan<br />

ke Bandung. Villa Isola (Bumi Siliwangi) direncanakan dijadikan kampus,<br />

namun tidak berhasil. Untunglah pada saat itu, RSUP Rancabadak sedang<br />

mendirikan gedung-gedung baru bagi bagian Penyakit Dalam, Kesehatan<br />

Anak, ruang laboratorium, dan ruang kuliah. Sehingga membuka harapan<br />

untuk mendirikan Fakultas Kedokteran di Bandung. Seiring dengan berdirinya<br />

Universitas Padjadjaran (Peraturan Pemerintah No. 37/1957), maka berdiri<br />

pulalah Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran bersama tiga fakultas<br />

lainnya, yaitu Fakultas Ekonomi, Fakultas Hukum, dan FKIP.<br />

Dalam proses pendirian Fakultas Kedokteran Unpad, peran para pemangku<br />

kepentingan di Jawa Barat sangatlah besar dan sumbangsihnya dibingkai<br />

dalam semangat kebersamaan yang kuat. Dalam catatan sejarah, RSUP<br />

Ranca Badak saat itu menyerahkan bangunan-bangunan di sisi Jalan<br />

Pasirkaliki kepada Fakultas Kedokteran untuk dipergunakan. Suatu ruangan<br />

berdinding bilik bekas gudang RSUP pun digunakan sebagai ruang praktikum<br />

Anatomi. Dalam perkembangan selanjutnya, Laboratorium Pre-Klinik lainnya<br />

dibangun di Jalan Dago dan mulai digunakan sejak Januari 1958. Ruangan<br />

kuliah dan praktikum anatomi dan histologi di Jalan Pasirkaliki selanjutnya<br />

dibangun dan mulai dimanfaatkan pada pertengahan 1961. Demikian pula<br />

sejak awal para tenaga medis di RSUP Ranca Badak dan pegawai di<br />

Inspektorat Kesehatan Jawa Barat bertindak sebagai tenaga pendidik di<br />

Fakultas Kedokteran Unpad bersama-sama tenaga pendidik lainnya yang<br />

diangkat oleh Kementerian Pendidikan. Fakultas Kedokteran Universitas<br />

Padjadjaran didirikan atas 2 falsafah utama, yakni kemaslahatan bagi<br />

masyarakat dan kebersamaan dalam kesejawatan.


2<br />

Pada tahun 1995 kampus Fakultas Kedokteran Unpad untuk<br />

penyelenggaraan pendidikan sarjana kedokteran berpindah ke Jatinangor<br />

sejalan dengan pengembangan kampus Unpad lainnya Perkembangan di<br />

bidang pendidikan kedokteran memiliki momentum pada tahun 2001 dengan<br />

pendirian Kelas Pengantar Berbahasa Inggris yang menerima banyak<br />

mahasiswa asing terutama Malaysia. Sejak tahun 2006 telah dibuka program<br />

studi pendidikan dokter Twinning Program dengan Faculty Perubatan<br />

University Kebangsaan Malaysia sebagai wujud pengakuan Internasional.<br />

Program Pendidikan Dokter Spesialis adalah program pascasarjana<br />

kedokteran yang merupakan fase lanjutan dari program pendidikan dokter<br />

umum, di dalam pendidikan tersebut peserta didik memperoleh pembelajaran<br />

di bawah supervisi agar dapat meningkatkan kompetensi sehingga dapat<br />

melaksanakan praktek kedokteran dalam bidang spesialistis tertentu<br />

secara mandiri dengan baik ( World Federation of Medical education / WFME,<br />

Postgraduate Medical Education,20<strong>03</strong> ).<br />

Pendidikan Dokter Spesialis di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran<br />

diselenggarakan mulai tahun 1980 berdasarkan SK Menteri Pendidikan dan<br />

Kebudayaan Republik Indonesia nomor: 076/II/1980. Tim Koordinasi<br />

Pendidikan Dokter Spesialis I (TKP PPDS-I) dibentuk pada tanggal 1<br />

Desember 1980 berdasarkan Surat Keputusan Rektor Universitas<br />

Padjadjaran nomor : 137/Kep./UNPAD/1980.<br />

Dalam menyelenggarakan program pendidikan dokter spesialis, setiap<br />

program studi telah memiliki kurikulum dan berbagai ketentuan yang sesuai<br />

baik dengan Kolegium terkait maupun dengan Institusi Pendidikan Fakultas<br />

Kedokteran Universitas Padjadjaran. Lebih jauh lagi, setiap Program Studi<br />

berusaha untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan agar dapat<br />

memenuhi berbagai ketentuan yang dipersyaratkan oleh berbagai badan<br />

regional atau internasional seperti World Federation of Medical Education .<br />

Jumlah program studi dalam Program Pendidikan Dokter Spesialis-I ( PPDS-I<br />

), yang pada mulanya berjumlah 6 program studi telah berkembang dengan<br />

pesat seiring dengan penambahan tenaga sumberdaya manusia dan sarana<br />

serta prasarana baik yang dimiliki oleh Rumah Sakit Pendidikan maupun oleh<br />

Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran.<br />

Pada saat ini Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran telah memiliki 21<br />

Program Studi pendidikan dokter spesialis.<br />

Sementara itu, sebagai bagian dari pengembangan ilmu Kesehatan, maka<br />

Fakultas Kedokteran membuka program studi Ilmu Keperawatan pada tahun


3<br />

1994 yang selanjutnya berkembang menjadi Fakultas Ilmu Keperawatan sejak<br />

tahun 2005.<br />

Sampai saat ini Fakultas Kedokteran mengelola berbagai program studi,<br />

mulai dari program diploma sampai program doktor; antara lain :<br />

Program Pendidikan Diploma Kebidanan<br />

a) Program Studi Diploma 3 Kebidanan<br />

b) Program Studi Diploma 4 Kebidanan<br />

Program Pendidikan Dokter<br />

a) Program Studi Sarjana Kedokteran<br />

b) Program Pendidikan Dokter Twinning Program<br />

c) Program Studi Profesi Dokter (PSPD)<br />

Program Studi Pendidikan Dokter Spesialis<br />

Program Pascasarjana<br />

a) Program Studi Magister<br />

- Magister Ilmu Kedokteran Dasar<br />

- Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat<br />

- Magister Kebidanan<br />

b) Program Studi Doktor<br />

B. VISI, MISI DAN TUJUAN FAKULTAS<br />

Visi<br />

Menjadi institusi yang menempatkan keunggulan penelitian dan pendidikan<br />

untuk kemaslahatan masyarakat guna mendorong daya saing bangsa<br />

(Research and education Excellence for Society<br />

to Promote nation Competitiveness - RESPeCt)<br />

Misi<br />

a. Menyelenggarakan penelitian dan pendidikan yang terintegrasi serta<br />

berorientasi pada keunggulan<br />

b. Menjamin produk penelitian dan pendidikan unggul untuk kemaslahatan<br />

masyarakat<br />

c. Meningkatkan kolaborasi dan sinergi potensi bangsa<br />

d. Mendorong hasil penelitian dan pendidikan yang mendukung daya saing<br />

bangsa


4<br />

Tujuan<br />

a. Menyelenggarakan sistem pendidikan kedokteran yang terintegrasi<br />

dengan pengelolaan yang efisien dan efektif.<br />

b. Menghasilkan dokter dan tenaga kesehatan yang kompeten,<br />

beretika, berkualitas dan profesional yang mampu bersaing di tingkat<br />

nasional maupun internasional.<br />

c. Mendorong dan memonitor penyelenggaraan penelitian yang<br />

dilakukan setiapDept. agar relevan dengan pendidikan<br />

d. Menyelenggarakan pendidikan berkualitas dengan pendekatan<br />

penelitian multi-disiplin yang berorientasi HAKI<br />

e. Mempersiapkan infrastruktur yang relevan guna menunjang<br />

pelaksanaan riset yang berkualitas.<br />

f. Menyebarluaskan ilmukedokteran dan teknologi terkini ke komunitas<br />

yang ada.<br />

g. Menyebarluaskan hasil penelitian serta perkembangan teknologi<br />

medis kepada masyarakat yang memungkinkan penyediaan layanan<br />

kesehatan yang berkualitas berdasarkan praktik baik pelayanan<br />

kesehatan<br />

C. TUJUAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI<br />

1. Program Pendidikan Diploma<br />

1.1. Program Studi D4 Kebidanan<br />

Tujuan Pendidikan<br />

1. Tujuan Umum Program Studi Diploma 4 Kebidanan FKUP<br />

Mewujudkan pendidikan bidan yang berkualitas dan inovatif untuk<br />

menghasilkan sumber daya manusia yang bertakwa kepada Tuhan<br />

Yang Maha Esa dan menghasilkan lulusan yang memiliki pengetahuan<br />

dasar ilmiah, keterampilan dan profesionalisme dalam layanan<br />

kebidanan yang tinggi, berjiwa entrepreneur, berdaya saing tinggi,<br />

berbudi luhur dan mengembangkan potensi belajar mandiri sepanjang<br />

hayat untuk kelangsungan profesinya meliputi integritas, rasa tanggung<br />

jawab, dapat dipercaya, serta mengutamakan kemaslahatan bagi<br />

masyarakat.<br />

2. Tujuan Khusus<br />

Tujuan program pendidikan Diploma 4 Kebidanan adalah menghasilkan<br />

lulusan tenaga kesehatan profesional Kebidanan yang mampu untuk:<br />

1) Mengembangkan diri sebagai bidan profesional yang bertakwa<br />

kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki jiwa Pancasila dan


5<br />

berpartisipasi dalam kebijakan yang diterapkan pemerintah untuk<br />

perbaikan sistem kesehatan nasional.<br />

2) Melaksanakan asuhan kebidanan secara profesional pada wanita<br />

dalam siklus kehidupannya (remaja, pra perkawinan, ibu hamil,<br />

persalinan, nifas, menopause dan masa antara, asuhan neonatus,<br />

bayi dan anak balita) di semua tatanan pelayanan kesehatan<br />

3) Melakukan integrasi antara teori dan konsep dengan keadaan klinis<br />

sehari-hari sejalan dengan pengalaman pembelajaran, klinis, dan<br />

penelitian.<br />

4) Mengembangkan sikap profesional dalam praktik kebidanan,<br />

komunikasi interpersonal dan konseling serta menjalin kerjasama<br />

dalam tim kesehatan<br />

5) Memberikan dan mengembangkan pelayanan kebidanan dengan<br />

mempertimbangkan kultur dan budaya setempat, melakukan upaya<br />

promosi dan prevensi kesehatan reproduksi melalui pendidikan<br />

kesehatan, pemberdayaan wanita, keluarga serta masyarakat<br />

6) Melakukan advokasi dan pemberdayaan pada masyarakat dalam<br />

meningkatkan upaya peningkatan derajat kesehatan ibu dan anak di<br />

lingkungan keluarga, dan kelompok masyarakat.<br />

7) Menggunakan kemampuan penelitian dan pendekatan ilimah untuk<br />

membantu mengembangkan ilmu kebidanan dengan pendekatan<br />

belajar sepanjang hayat demi kemaslahatan masyarakat.<br />

2. Program Pendidikan Dokter<br />

2.1 Program Studi Kedokteran<br />

Tujuan Pendidikan<br />

a. Tujuan Umum<br />

Mewujudkan pendidikan sarjana kedokteran yang berkualitas untuk<br />

menghasilkan sumber daya manusia yang memiliki pengetahuan dasar<br />

ilmiah, keterampilan klinik, dan profesionalisme yang baik dalam konteks<br />

permasalahan kesehatan, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,<br />

menjunjung tinggi nilai moral, etika kedokteran dan humanisme, serta<br />

mampu untuk mengembangkan diri melalui proses pembelajaran<br />

sepanjang hayat, dengan menyelenggarakan pendidikan sarjana<br />

kedokteran yang mandiri dan memiliki tata kelola yang baik dan<br />

bertanggung jawab (Good Governance).<br />

b. Tujuan Khusus<br />

a. Memiliki dasar ilmiah dalam pengelolaan masalah kesehatan<br />

individu, keluarga dan masyarakat yang sering ditemui secara<br />

menyeluruh, holistik dan berkelanjutan dalam tatanan pelayanan<br />

kesehatan primer (to have a scientific background in managing


6<br />

professionally common health problems at individual, family and<br />

community level in a comprehensive, holistic, and continuous manner<br />

within the primary health care (PHC) settings)<br />

b. Menerapkan prinsip-prinsip dasar ilmu biomedis, klinis, perilaku serta<br />

epidemiologi dalam pembahasan masalah kesehatan (to apply basic<br />

biomedical, clinical, behavioral sciences and epidemiology in dealing<br />

with health problems.<br />

c. Memiliki keterampilan pemeriksaan klinis dasar yang akan dilakukan di<br />

berbagai sarana pelayanan kesehatan primer (to perform essential<br />

basic clinical skills at the primary health care settings)<br />

d. Menerapkan nilai moral, etika kedokteran dan humanisme dalam<br />

melaksanakan pelayanan kesehatan kepada masyarakat (to be<br />

ethical, moral & religious professional in community health service)<br />

e. Mengetahui dan mempraktekkan aspek komunikasi yang efektif<br />

dengan penderita, keluarga, masyarakat dan tenaga profesi<br />

kesehatan lainnya (to know the principles of and perform an effective<br />

communication with patient, family, community, and other health<br />

professionals)<br />

f. Meningkatkan kemampuan lulusan dalam mengakses, menelaah<br />

secara kritis, dan mengelola informasi kedokteran dan kesehatan<br />

dalam rangka memelihara kemampuan belajar sepanjang hayat (to<br />

access, critically appraise and manage medical and health information<br />

to maintain his/her lifelong learning capacity including to have<br />

capability in pursuing further academic or professional education).<br />

g. Melakukan penelitian kedokteran / kesehatan(to conduct<br />

medical/health research) .<br />

2.1 Program Studi Profesi Dokter (PSPD)<br />

Tujuan Pendidikan<br />

a. Tujuan Umum<br />

1. Memberikan pengalaman kemandirian kepada dokter muda untuk<br />

dapat mengidentifikasi, menganalisis, dan menyelesaikan masalah<br />

kesehatan pasien secara menyeluruh dengan pendekatan<br />

kedokteran keluarga.<br />

2. Menyelenggarakan program pembelajaran yang sistematik dengan<br />

memberikan kesempatan kepada dokter muda untuk menerapkan<br />

pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang telah dipelajari<br />

selama ini.<br />

3. Menyelenggarakan pendidikan yang mendorong berkembangnya<br />

minat dan kemampuan pendidikan seumur hidup.


7<br />

b. Tujuan Khusus<br />

1. Mengingat kembali, mengerti dan menerapkan pengetahuan<br />

kedokteran dan kesehatan di sarana pelayanan kesehatan primer<br />

dan rumah sakit (knowledge-based objective)<br />

2. Melakukan prosedur-prosedur bidang kedokteran dan kesehatan<br />

di sarana pelayanan kesehatan primer dan rumah sakit (skill-based<br />

objective).<br />

3. Berperilaku yang sesuai dengan etika profesi dan moral yang<br />

berlaku secara umum maupun khusus yang berlaku di masyarakat<br />

(attitude based objective)<br />

4. Program Pendidikan Dokter Spesialis<br />

Tujuan Pendidikan<br />

Secara garis besar pendidikan dokter spesialis memiliki tujuan umum dalam<br />

mendidik peserta PPDS, diharapkan setiap lulusan PPDS memiliki<br />

kompetensi akademik dan profesi, yang mampu menjalankan praktek<br />

kedokteran di bidang spesialisasinya, baik secara mandiri maupun dalam<br />

tim, dalam upaya memenuhi kebutuhan yang diamanatkan dalam sistim<br />

pemeliharaan kesehatan. Secara rinci, tujuan pendidikan umum dan khusus<br />

dari setiap program studi dapat dilihat dalam Panduan Penyelenggaraan<br />

Pendidikan Dokter Spesialis dari setiap program studi.<br />

4.1 Program Studi Anestesiologi dan Terapi Intensif<br />

Tujuan Pendidikan<br />

Sadar akan tanggung jawab sebagai warga negara Indonesia yang<br />

mengabdi dalam bidang pelayanan kesehatan, serta mengerti dan<br />

merasakan tuntutan masyarakat dan program pemerintah untuk<br />

meningkatkan taraf kesehatan masyarakat, maka seorang dokter spesialis<br />

anestesiologi wajib memiliki ciri-ciri sebagai berikut:<br />

1. Mempunyai kemampuan untuk melakukan komunikasi dengan baik<br />

dengan para sejawat dokter dan anggota tim kesehatan yang lain<br />

serta anggota masyarakat.<br />

2. Mempunyai kemampuan untuk mengelola kegiatan pelayanan<br />

anestesiologi sebagai anggota tim pelayanan kesehatan di dalam<br />

maupun di luar rumah sakit.<br />

3. Mempunyai cukup pengetahuan dan keterampilan untuk:<br />

3.1 Mengelola tindakan untuk menghilangkan rasa nyeri, takut dan<br />

cemas pada pembedahan, persalinan dan tindakan medik lain,<br />

baik sebelum, selama, maupun sesudahnya.


8<br />

3.2 Mengawasi dan menunjang fungsi vital penderita yang<br />

mengalami stres pembedahan dan pemberian anestesi.<br />

3.3 Mengelola penderita yang tidak sadar apapun sebabnya.<br />

3.4 Mengelola penderita yang mengidap masalah nyeri (management<br />

of pain problem), apapun penyebabnya, termasuk nyeri kronik<br />

dan paliatif.<br />

3.5 Mengelola masalah resusitasi jantung paru otak.<br />

3.6 Mengelola masalah gangguan napas dan pernapasan buatan<br />

jangka panjang (respiratory care).<br />

3.7 Mengelola berbagai gangguan cairan, elektrolit, dan<br />

metabolisme.<br />

4. Mempunyai kemampuan untuk mengelola kedokteran gawat darurat<br />

(critical care medicine) yang meliputi :<br />

4.1 Resusitasi.<br />

4.2 Pengelolaan pasien gawat (emergency care) untuk keadaan yang<br />

mengancam kehidupan.<br />

4.3 Pengelolaan terapi intensif (intensive care therapy).<br />

5. Mempunyai kemampuan untuk mengembangkan pengetahuan dan<br />

keterampilan sebagai dokter spesialis anestesiologi sesuai dengan<br />

tuntutan masyarakat dan kemampuan ilmu pengetahuan<br />

4.2 Program Studi Ilmu Bedah<br />

Tujuan Umum Pendidikan<br />

Lulusan program studi dokter spesialis bedah umum Fakultas Kedokteran<br />

Universitas Padjadjaran Bandung memiliki kualitas tinggi dan kompetitif pada<br />

tingkat nasional maupun internasional yaitu mampu memberikan pelayanan<br />

bedah umum dengan tingkat kompetensi tinggi dan berpedoman pada<br />

prinsip-prinsip praktek bedah yang baik (good surgical practices), sehingga<br />

memberikan kemaslahatan bagi masyarakat.<br />

Tujuan Khusus<br />

Setelah menyelesaikan PPDS-1 Bedah Umum, para peserta didik akan<br />

mampu:<br />

1. menjelaskan dasar-dasar epidemiologi, etiologi, patogenesis, patologi,<br />

patofisiologi dan pengelolaan penyakit-penyakit bedah emergensi dan<br />

non emergensi sebagaimana ditetapkan oleh kurikulum Kolegium<br />

Bedah Indonesia.<br />

2. mendiagnosis dan melakukan terapi penyakit bedah emergensi dan<br />

non emergensi yang banyak ditemukan di pusat pelayanan kesehatan<br />

tingkat 2.<br />

3. melaksanakan berbagai prosedur pembedahan yang telah ditetapkan<br />

oleh Kolegium Ilmu Bedah Indonesia beserta penanggulangan<br />

komplikasinya.


9<br />

4. bersikap dan berprilaku profesional di dalam melaksanakan pelayanan<br />

bedah yang meliputi aspek kejujuran, tanggung jawab, rasa belas<br />

kasih (compassionate), altruisme, moral dan etika, kesejawatan<br />

(kolegialisme), ketrampilan berkomunikasi, berorganisasi dan<br />

manajemen, kemampuan pegembangan diri di dalam kemajuan ilmu<br />

dan teknologi bedah, serta kemampuan mendidik.<br />

5. mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi bedah melalui<br />

penelitian-penelitian klinik bedah.<br />

4.3 Program Studi Ilmu Bedah Saraf<br />

Tujuan Pendidikan<br />

Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Bedah Saraf di Fakultas<br />

Kedokteran Universitas Padjadjaran, secara umum memiliki 2 tujuan utama<br />

yang harus dicapai yaitu tujuan institusional dan tujuan profesional.<br />

Tujuan Institusional<br />

Lulusan PPDS Bedah Saraf Fakultas Kedokteran Universitas<br />

Padjadjaran mampu menguasai dan menerapkan ilmu bedah saraf, baik<br />

secara perorangan/tim dan atau melalui kerjasama sesuai dengan tuntutan<br />

masyarakat maupun perkembangan ilmu, serta mampu mengaktualisasikan<br />

diri sebagai seorang ahli bedah saraf yang profesional dan berakhlak tinggi.<br />

Tujuan Profesional<br />

Lulusan PPDS Bedah Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran<br />

harus:<br />

1. Mengetahui dan Memahami Pengetahuan Teori Mengenai:<br />

1) Neuro Anatomi<br />

2) Neuro Patologi<br />

3) Neuro Fisiologi<br />

4) Neuro Biologi (Biologi Molekuler)<br />

5) Neuro Umum, termasuk di antaranya:<br />

1) Psiko-patologi<br />

2) Riwayat penyakit saraf konservatif dan bedah saraf<br />

3) Statistik Medik<br />

2. Mengetahui dan Memahami Pengetahuan Dasar Mengenai:<br />

1) Pengobatan Sinar<br />

2) Metodik Biokimia<br />

3) Neurooptalmologi<br />

4) Neurootologi<br />

5) Neuroorthopedi<br />

6) Terapi Psikis dan Rehabilitasi<br />

3. Mengetahui dan Memahami:<br />

1) Pengobatan Konservatif<br />

2) Indikasi Operasi Bedah Saraf


10<br />

3) Dasar-dasar Anestesi<br />

4) Pengetahuan Penanganan Pra dan Pascaoperasi<br />

4. Mampu Melakukan:<br />

1) Penarikan kesimpulan pemeriksaan Neurologi<br />

2) Penarikan kesimpulan singkat pada pemeriksaan Psikopatologi<br />

3) Pemeriksaan dengan Funduskopi<br />

4) Diagnostik pungsi lumbal, subosipital, dan diagnostik likuor<br />

5) Elektro-diagnostik saraf perifer<br />

6) Ekoensefalografi<br />

7) Diagnostik:<br />

a) Rontgen pada tengkorak dan tulang belakang<br />

b) Mielografi<br />

c) Angiografi<br />

d) Computer Tomografi Scan (CT-Scan)<br />

e) Magnetic Resonance Imaging (MRI)<br />

4.4 Program Studi Orthopaedi dan Traumatologi<br />

Tujuan Pendidikan<br />

Sadar akan tanggung jawab sebagai warga negara Indonesia yang<br />

mengabdi dalam bidang pelayanan kesehatan serta mengerti dan<br />

merasakan tuntutan masyarakat dan program pemerintah untuk<br />

meningkatkan taraf kesehatan rakyat, maka seorang dokter Spesialis<br />

Orthopaedi Indonesia wajib memiliki ciri-ciri sebagai berikut:<br />

Tujuan Umum<br />

1. Mempunyai rasa tanggung jawab dalam pengamalan ilmu kesehatan<br />

sistem muskuloskeletal sesuai dengan kebijakan pemerintah.<br />

2. Mempunyai pengetahuan yang luas dalam bidangnya serta mempunyai<br />

keterampilan dan sikap yang baik sehingga sanggup memahami dan<br />

memecahkan masalah kesehatan sistem muskuloskeletal secara ilmiah<br />

dan dapat mengamalkan ilmu kesehatan sistem muskuloskeletal kepada<br />

masyarakat yang sesuai dengan bidang keahliannya secara optimal.<br />

3. Mampu menentukan, merencanakan dan melaksanakan pendidikan,<br />

penelitian secara mandiri dan mengembangkan ilmu ke tingkat akademik<br />

yang lebih tinggi.<br />

4. Mampu mengembangkan sikap pribadi sesuai dengan etik ilmu dan etik<br />

profesi.<br />

Tujuan Khusus<br />

Menjunjung tinggi Kode Etik Kedokteran Indonesia.


11<br />

1. Mempunyai kemampuan dan keterampilan untuk mengatasi masalah<br />

orthopaedi & traumatologi darurat dan tidak darurat.<br />

2. Mampu mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sebagai dokter<br />

spesialis orthopaedi & traumatologi sesuai tuntutan masyarakat dan<br />

kemajuan ilmu pengetahuan.<br />

3. Mampu mengembangkan pelayanan bidang orthopaedi & traumatologi<br />

lingkungannya.<br />

4. Mengerjakan bidang orthopaedi & traumatologi sebagai profesinya.<br />

5. Mempunyai pengetahuan yang cukup tentang rehabilitasi cacat tubuh<br />

(tuna daksa) dan mampu melaksanakan rehabilitasi preventif.<br />

6. Mampu mengembangkan pengalaman belajarnya dengan memilih<br />

sumber-sumber belajar yang sehat yang dapat menjurus ketingkat<br />

akademik tertinggi.<br />

4.5 Program Studi Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal<br />

Tujuan Pendidikan<br />

1. Menghasilkan ahli ilmu kedokteran forensik yang memiliki pengetahuan<br />

dan keterampilan yang cukup dalam mengelola kasus-kasus ilmu<br />

kedokteran forensik.<br />

2. Mampu memberikan kesaksian sebagai saksi ahli ilmu kedokteran<br />

forensik untuk pengadilan.<br />

3. Memiliki pendirian teguh dalam memberikan pendapatnya sebagai ahli<br />

ilmu kedokteran forensik dan berpegang teguh pada ketentuan per<br />

undang-undangan yang berlaku.<br />

4. Mampu mengembangkan ilmu kedokteran forensik secara mandiri melalui<br />

penelitian, pendidikan, dan pelayanan kepada masyarakat.<br />

5. Mampu mengembangkan Ilmu Kedokteran Forensik khususnya Forensik<br />

Klinik, Medikolegal, Patologi Forensik, Toksikologi Forensik, dan DNA<br />

Forensik.<br />

4.6 Program Studi Ilmu Kedokteran Jiwa<br />

Tujuan Umum<br />

Tujuan umum Program Pendidikan Dokter Spesialis I Program Studi Ilmu<br />

Kedokteran Jiwa (Psikiatri) setelah melalui proses belajar dengan suatu<br />

kurikulum baku adalah menghasilkan lulusan yang:<br />

1. Mempunyai rasa tanggung jawab dalam pengamalan ilmu kedokteran<br />

sesuai dengan kebijakan pemerintah berdasarkan Pancasila.<br />

2. Mempunyai pengetahuan yang luas dalam bidangnya serta mempunyai<br />

keterampilan dan sikap yang baik sehingga sanggup memahami dan<br />

memecahkan problem kesehatan secara ilmiah dan dapat<br />

mengamalkan ilmu kesehatan kepada masyarakat yang sesuai dengan<br />

bidang keahliannya secara optimal.


12<br />

3. Mampu menentukan, merencanakan, dan melaksanakan pendidikan<br />

dan penelitian secara mandiri dan mengembangkan ilmu ke tingkat<br />

akademi yang lebih tinggi.<br />

4. Mampu mengembangkan sikap pribadi sesuai dengan etik ilmu dan etik<br />

profesi.<br />

Tujuan Khusus<br />

Tujuan khusus Program Pendidikan Dokter Spesialis I Program Studi Ilmu<br />

Kedokteran Jiwa (Psikiatri) adalah menghasilkan dokter spesialis ilmu<br />

kedokteran jiwa (Psikiater) berstandar internasional yang mempunyai<br />

kemampuan sebagai berikut:<br />

1. Mengenal, merumuskan, menyusun prioritas dan menanggulangi<br />

masalah kesehatan jiwa secara kritis-analitis, rasional-ilmiah, dan<br />

bertanggung jawab.<br />

2. Melakukan pemeriksaan, menegakkan diagnosis, menyusun strategi<br />

perencanaan/penatalaksanaan terapi, perawatan, rehabilitasi dan<br />

promosi/prevensi, serta melaksanakan sistim rujukan secara profesional<br />

dalam bidang psikiatri.<br />

3. Melaksanakan integrasi Konsultasi-Liaison kedokteran jiwa dengan<br />

bidang-bidang spesialistik ilmu kedokteran dan non-kedokteran lainnya<br />

secara profesional.<br />

4. Mampu memberdayakan sistim kesehatan jiwa masyarakat.<br />

5. Menunjukkan sifat dan sikap pribadi yang serasi untuk profesi psikiatri<br />

sesuai dengan kode etik kedokteran pada umumnya dan kode etik<br />

profesi psikiatri pada khususnya.<br />

6. Meningkatkan dan mengembangkan diri dalam bidang pelayanan dan<br />

pengetahuan di bidang kedokteran umumnya dan psikiatri khususnya,<br />

dengan berpedoman pada pembelajaran seumur hidup<br />

4.7 Program Studi Ilmu Kesehatan Anak<br />

Tujuan Umum<br />

Pendidikan dokter spesialis anak merupakan bagian dari pendidikan dokter<br />

spesialis yang bertugas menghasilkan Dokter Spesialis Anak yang<br />

mempunyai:<br />

1. Kompetensi profesional sebagai seorang dokter spesialis yang mampu<br />

memberikan pelayanan kesehatan anak secara paripurna dalam tingkat<br />

spesialistik bertaraf internasional sesuai dengan keadaan dan<br />

kebutuhan masyarakat.<br />

2. Kompetensi akademik sebagai seorang dokter spesialis yang mampu<br />

menyerap, meneliti, mengembangkan, dan menyebarkan ilmu<br />

kesehatan, khususnya ilmu kesehatan anak, sesuai dengan kemajuan<br />

ilmu pengetahuan dan teknologi.<br />

Tujuan Khusus<br />

Pada akhir pendidikan melalui kurikulum yang terpadu seorang dokter


13<br />

spesialis anak diharapkan:<br />

1. Mampu menerapkan prinsip-prinsip dan metode berpikir ilmiah dalam<br />

memecahkan masalah kesehatan anak.<br />

2. Mampu mengenal, merumuskan pendekatan penyelesaian, dan<br />

menyusun prioritas masalah kesehatan anak dengan cara penalaran<br />

ilmiah, melalui perencanaan, implementasi, dan evaluasi terhadap<br />

upaya preventif, promotif, kuratif, dan rehabilitatif.<br />

3. Menguasai pengetahuan dan keterampilan serta mengikuti<br />

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam memberikan<br />

pelayanan kesehatan anak.<br />

4. Mampu menangani setiap kasus pediatrik dengan kemampuan<br />

profesional yang tinggi melalui pola pendekatan kedokteran berbasik<br />

bukti (evidence-based medicine).<br />

5. Mampu meningkatkan kuantitas dan kualitas penelitian dasar, klinis, dan<br />

lapangan serta mempunyai motivasi mengembangkan pengalaman<br />

belajarnya sehingga dapat mencapai tingkat yang lebih tinggi.<br />

6. Mampu mengorganisasikan pelayanan kesehatan anak, sehingga<br />

menjadi pemuka dalam pengembangan pelayanan kesehatan anak<br />

dengan profesionalisme yang tinggi.<br />

7. Mampu berpartisipasi dalam pendidikan kesehatan umumnya, dan ilmu<br />

kesehatan anak khususnya.<br />

8. Mampu mengembangkan kinerja profesionalnya dalam spektrum yang<br />

lebih jelas dengan mengaitkan bidang ilmu atau profesi yang serupa.<br />

9. Bersifat terbuka, tanggap terhadap perubahan dan kemajuan ilmu<br />

pengetahuan dan teknologi, ataupun masalah yang dihadapi<br />

masyarakat, khususnya yang berkaitan dengan ilmu kesehatam anak.<br />

10. Terampil memberikan pelayanan kesehatan anak serta mampu<br />

melakukan komunikasi interpersonal, sehingga anak dapat tumbuh dan<br />

berkembang optimal secara fisik, mental dan sosial melalui upaya<br />

pencegahan, pengobatan, peningkatan kesehatan dan rehabilitasi.<br />

11. Mampu meningkatkan pelayanan profesi melalui penelitian dan<br />

pengembangan.<br />

12. Mampu berpartisipasi dalam pengembangan bidang ilmu kesehatan<br />

anak.<br />

13. Mempunyai rasa tanggung jawab dalam melakukan profesi kedokteran<br />

dalam suatu sistem pelayanan sesuai dengan Sistem Kesehatan<br />

Nasional dan berpegang teguh pada Etika Kedokteran Indonesia.<br />

4.8 Program Studi Ilmu Penyakit Dalam<br />

Tujuan Umum<br />

Tujuan program pendidikan Spesialisasi Ilmu Penyakit Dalam adalah<br />

menghasilkan dokter spesialis penyakit dalam yang :<br />

1. Mandiri, bermartabat, berakhlak dan profesional


14<br />

2. Menguasai dasar-dasar pengetahuan (ilmiah) dan keterampilan dengan<br />

wawasan holistik sehingga mampu merumuskan dan menyelesaikan<br />

permasalahan kesehatan bidang Ilmu Penyakit Dalam<br />

3. Mampu memberikan pelayanan kesehatan bidang Ilmu Penyakit Dalam<br />

yang prima<br />

4. Mampu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang<br />

merupakan keahliannya.<br />

5. Mampu menghasilkan penelitian yang dapat memberikan kontribusi<br />

ilmiah dan diaplikasikan sesuai perkembangan kesehatan terkini<br />

6. Membantu penyelenggaraan pendidikan ilmu kesehatan secara aktif<br />

dalam berbagai jenjang.<br />

7. Mampu mengorganisir dan terlibat langsung dalam ruang lingkup Ilmu<br />

Penyakit Dalam.<br />

8. Mampu bekerja baik dalam satu tim<br />

4.9 Program Studi Ilmu Kesehatan Mata<br />

Tujuan Umum<br />

Menghasilkan lulusan dokter spesialis mata yang memiliki kompetensi<br />

secara akademik dan profesi di bidang kesehatan mata sehingga mampu<br />

menjalankan tugasnya baik secara mandiri maupun dalam kelompok<br />

sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan pemeliharaan kesehatan.<br />

Tujuan Khusus<br />

Memiliki pengetahuan, ketrampilan sikap dan dedikasi dalam melaksanakan<br />

pelayanan kesehatan mata untuk menurunkan angka kebutaan.<br />

1. Mengidentifikasi permasalahan kesehatan mata dan menyusun<br />

kegiatan/program penanggulangannya secara berkesinambungan dan<br />

berkelanjutan<br />

2. Menerapkan teknologi terkini berbasis bukti dalam penanggulangan<br />

permasalahan kesehatan mata<br />

3. Melakukan pengembangan ilmu dalam kaitan ’long life learning’ sebagai<br />

upaya untuk terus menerus mengembangkan diri<br />

4. Berperan aktif dalam kepemimpinan kesehatan dalam lingkungan<br />

pekerjaan.<br />

4.10 Program Studi Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin<br />

Tujuan Umum<br />

Menghasilkan dokter Spesialis Kulit dan Kelamin (SpKK) yang memiliki<br />

keunggulan dalam bidang pendidikan dan penelitian untuk kemaslahatan<br />

masyarakat, dengan penguatan tata pamong program studi (prodi).


Tujuan Khusus<br />

1. Menghasilkan dokter SpKK yang memiliki kompetensi dalam bidang IK<br />

Kulit dan Kelamin yang:<br />

a. Mempunyai pengetahuan yang mendalam mengenai kesehatan kulit<br />

dan kelamin, terutama dari aspek ilmu dasar dan keterampilan, untuk<br />

melaksanakan kegiatan promosi, prevensi, kurasi, dan rehabilitasi di<br />

bidang kesehatan kulit dan kelamin.<br />

b. Dapat mengenal, merumuskan pendekatan penyelesaian, dan<br />

menyusun prioritas masalah kesehatan kulit dan kelamin, dengan<br />

cara penalaran ilmiah, melalui perencanaan, implementasi, dan<br />

evaluasi terhadap upaya promotif, preventif, kuratif, serta rehabilitatif.<br />

c. Dapat menerapkan prinsip dan metode berpikir ilmiah dalam<br />

menerapkan IK Kulit dan Kelamin.<br />

d. Dapat menangani kasus kulit dan kelamin dengan kemampuan<br />

profesional yang tinggi, melalui pendekatan evidence based<br />

medicine (EBM) dan mampu mengikuti perkembangan terkini dalam<br />

bidang IK Kulit dan Kelamin.<br />

e. Dapat bekerjasama dengan profesi lain demi kepentingan pasien<br />

dan ilmu pengetahuan.<br />

f. Memahami biologi molekular dasar, farmakologi, dan epidemiologi<br />

klinis, sehingga dapat mengaplikasikannya pada pengetahuan klinis.<br />

g. Memahami metodologi penelitian dan pengujian statistik, serta<br />

teknologi informasi guna menunjang proses dan hasil penelitian.<br />

h. Dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas penelitian dasar, klinis,<br />

dan lapangan, yang dapat bersaing di tingkat nasional dan<br />

internasional.<br />

i. Mempunyai motivasi mengembangkan pengalaman belajar sehingga<br />

untuk mencapai tingkat akademis lebih tinggi.<br />

j. Memiliki perilaku profesional mencakup penghayatan etik<br />

kedokteran, moral, dan hukum kedokteran.<br />

k. Mempunyai kepekaan yang tinggi terhadap permasalahan kesehatan<br />

di masyarakat dan menerapkan ilmunya untuk kemaslahatan<br />

masyarakat.<br />

2. Menjadi Program Studi yang:<br />

a. Memiliki sistem tata pamong yang baik<br />

b. Memiliki pola kepemimpinan yang efektif dalam aspek kepemimpinan<br />

operasional, organisasi, dan publik.<br />

c. Memiliki sistem pengelolaan dengan perencanaan,<br />

pengorganisasian, penstafan, pengarahan, dan pengawasan yang<br />

terstruktur.<br />

d. Melaksanakan penjaminan mutu secara berkala<br />

e. Mampu meningkatkan kolaborasi dan sinergi dalam bidang IK Kulit<br />

dan Kelamin.<br />

f. Menghasilkan produk pendidikan dan penelitian untuk kemaslahatan<br />

masyarakat.<br />

15


16<br />

4.11 Program Studi Ilmu Penyakit Saraf<br />

Tujuan Pendiikan<br />

Tujuan Umum<br />

Pendidikan dokter spesialis saraf adalah bagian dari pendidikan dokter<br />

spesialis yang bertujuan menghasilkan dokter spesialis saraf yang<br />

mempunyai rasa tanggung jawab dalam pengamalan ilmu kesehatan<br />

sesuai kebijakan pemerintah, berdasarkan Pancasila dan UUD 1945,<br />

mampu mengembangkan sikap pribadi yang menjunjung tinggi Kode Etik<br />

Kedokteran di Indonesia dan Sumpah Dokter Indonesia, serta memiliki<br />

daya saing profesional di tingkat regional maupun internasional.<br />

Tujuan Khusus<br />

1. Menguasai pengetahuan dan kemampuan untuk menanggulangi<br />

masalah kedaruratan neurologik, terutama yang umum terdapat di<br />

Indonesia.<br />

2. Mampu mengenali dan merumuskan serta menyusun prioritas,<br />

masalah-masalah di bidang ilmu penyakit saraf, yang didapati di<br />

lingkungannya baik di masa sekarang maupun di masa yang akan<br />

datang dan mengambil tindakan-tindakan yang sesuai untuk<br />

mengatasi masalah tersebut.<br />

3. Mampu melaksanakan penelitian serta menyusunnya dalam suatu<br />

publikasi ilmiah dan mampu mengembangkan hasil penelitian<br />

sehingga dapat menjurus ke tingkat akademik yang tertinggi.<br />

4. Memahami sistem pendidikan dan mampu mendidik tenaga medik,<br />

paramedik, dan nonmedik dalam ilmu penyakit saraf.<br />

5. Mampu bekerja sama dengan disiplin lain ilmu kedokteran dan di luar<br />

ilmu kedokteran untuk mencapai tujuan-tujuannya.<br />

4.12. Program Studi Ilmu Kesehatan Telinga, Tenggorok, Bedah Kepala<br />

dan Leher.<br />

Tujuan Pendidikan<br />

Setelah melalui proses belajar dengan menyelesaikan suatu kurikulum<br />

yang telah ditentukan menghasilkan lulusan yang mampu :<br />

1. Melakukan teknik-teknik pemeriksaan diagnostik penyakit-penyakit<br />

THT-KL Bedah Kepala Leher dan mampu mengintepretasikan<br />

hasilnya.<br />

2. Mendiagnosis penyakit dan kelainan THT-KL yang sering dijumpai dan<br />

mampu mengelola selanjutnya.


17<br />

3. Mendiagnosis penyakit dan kelainan THT-KL yang memerlukan<br />

tindakan segera, mampu memberikan pertolongan pertama, dan<br />

mengelola selanjutnya.<br />

4. Mendiagnosisi/menginteprestasi penyakit dan kelainan THT-KL yang<br />

jarang dijumpai, mampu memberikan pertolongan sementara dan<br />

merujuk selanjutnya.<br />

5. Mengidentifikasi secara efektif penyakit dan kelainan THT-KL yang<br />

akibat-akibatnya dapat menyangkut segi-segi sosial dan psikologik,<br />

mampu mengusahakan rehabilitasi selanjutnya.<br />

6. Merencanakan/melaksanakan dan mengevaluasi program<br />

penyaringan dan penjaringan dengan tujuan seleksi dini untuk<br />

mencegah, membatasi, dan rehabilitasi penyakit-penyakit THT-KL<br />

yang banyak dijumpai di masyarakat.<br />

7. Mengembangkan sikap pribadi yang perlu untuk kehidupan profesional<br />

sesuai dengan kode etik ilmu dan etik profesi Kedokteran di Indonesia.<br />

8. Mengembangkan pengalaman belajarnya dengan memilih sumbersumber<br />

belajar yang tepat menjurus ke tingkat profesi dan akademik<br />

yang lebih tinggi.<br />

9. Memahami struktur organisasi pelayanan kesehatan dari suatu<br />

Departemen Ilmu Penyakit THT-KL diharapkan dalam suatu Rumah<br />

Sakit/Fakultas Kedokteran, mampu membangun serta mengelola<br />

selanjutnya.<br />

10. Menentukan, merencanakan, serta melaksanakan pendidikan dan<br />

penelitian secara mandiri dan mengembangkan ilmunya ketingkat<br />

profesional atau akademik yang lebih tinggi<br />

11. Menunjukkan wawasan yang luas dalam bidangnya serta keterampilan<br />

dan sikap ilmiah yang baik, sehingga mampu memahami dan<br />

memecahkan masalah Kedokteran/Kedokteran THT-KL secara ilmiah<br />

dan dapat mengamalkan kepada masyarakat sesuai dengan bidang<br />

keahliannya secara optimal.<br />

12. Menunjukan rasa tanggung jawab dalam pengalaman Ilmu<br />

Kedokteran/Kedokteran THT-KL sesuai dengan kebijakan pemerintah,<br />

Sistem Kesehatan Nasional, dan Pancasila.<br />

4.13 Program Studi Obstetri dan Ginekologi<br />

Tujuan Pendidikan<br />

Tujuan Pendidikan Obstetri Ginekologi adalah mendidik dan melatih<br />

seorang dokter menjadi Dokter Spesialis Obstetri Ginekologi yang<br />

mempunyai Keterampilan Klinik, Kemampuan Akademik dan Kualitas<br />

Profesional. Keahlian klinik merupakan kemampuan penerapan clinical<br />

process yang mencakup profisiensi pengetahuan dan keterampilan<br />

klinik.


18<br />

Kemampuan akademik merupakan kemampuan untuk belajar mandiri,<br />

melakukan penelitian, mengajarkan apa yang dikuasainya dan dapat<br />

melakukan komunikasi secara efektif<br />

Kualitas profesional meliputi tanggung jawab manajemen, pengkajian dan<br />

pengembangan praktik dapat bekerja sama secara baik, bersikap dan<br />

melaksanakan etika, kesungguhan dalam dalam memberikan apa yang<br />

terbaik bagi pasien dan advokasi kesehatan.<br />

Tujuan Khusus<br />

Tujuan khusus pendidikan dokter spesialis dalam Program Studi Obstetri<br />

dan Ginekologi ialah agar setelah menyelesaikan program pendidikan<br />

tersebut, peserta mempunyai kemampuan sebagai berikut:<br />

a. Mampu mengelola unit pelayanan obstetri ginekologi sesuai standar.<br />

b. Menunjukkan sifat dan sikap pribadi yang memadai dalam<br />

menjalankan profesi obstetri dan ginekologi sesuai dengan kode etik<br />

kedokteran Indonesia.<br />

c. Mampu berperan aktif dalam program peningkatan pelayanan<br />

obstetri dan ginekologi di masyarakat.<br />

d. Membantu mengembangkan ilmu obstetri dan ginekologi dengan ikut<br />

serta dalam pendidikan dan penelitian, dengan<br />

menggunakan/memanfaatkan kepustakaan dan fasilitas yang<br />

tersedia.<br />

e. Mampu menangani masalah Obstetri-Ginekologi klinik secara<br />

komprehensif.<br />

4.14 Program Studi Patologi Anatomi<br />

Tujuan Pendidikan<br />

1. Mampu menguasai perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dalam<br />

bidang Patologi Anatomi dengan cara menguasai dan memahami<br />

teori-teori yang mutakhir, pendekatan, metode, dan kaidah-kaidah<br />

ilmiah disertai penerapannya.<br />

2. Mampu memecahkan permasalahan di bidang Patologi Anatomi<br />

melalui kegiatan penelitian dan pengembangan berdasarkan kaidah<br />

ilmiah dengan standar internasional.<br />

3. Mampu mengembangkan ilmu Patologi Anatomi untuk pelayanan yang<br />

berkualitas kepada masyarakat.


19<br />

4.15 Program Studi Patologi Klinik<br />

Tujuan Pendidikan<br />

Tujuan Umum<br />

Pada akhir pendidikan diharapkan peserta didik memiliki kemampuan<br />

menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan menentukan sikap dalam<br />

memberikan pelayanan kesehatan di bidang patologi klinik sesuai dengan<br />

keadaan dan kebutuhan masyarakat, serta dapat bekerja sama dalam tim<br />

dengan dokter klinisi dan melakukan penelitian sesuai dengan<br />

perkembangan IPTEK.<br />

Tujuan Khusus<br />

Pada akhir pendidikan diharapkan peserta didik mampu:<br />

1. Memimpin, menatalaksana laboratorium klinik dengan terampil sesuai<br />

dengan kompetensi laboratorium yang diatur oleh Sistem Kesehatan<br />

Nasional (SKN) minimal untuk rumah sakit tipe C.<br />

2. Menjamin mutu hasil pemeriksaan laboratorium sahih dan handal<br />

dengan melaksanakan pemantapan kualitas.<br />

3. Memberikan pelayanan konsultasi dan penyuluhan dalam bidang<br />

Patologi Klinik kepada masyarakat, paramedik, calon dokter, dan<br />

dokter umum.<br />

4. Bekerja sama dalam tim dengan dokter spesialis dari disiplin lain<br />

sebagai konsultan atau narasumber yang mampu melakukan analisis<br />

dan interpretasi hasil untuk menegakkan atau menyingkirkan<br />

diagnosis, menilai prognosis, melakukan tindak lanjut serta memantau<br />

respon terapi penderita.<br />

5. Membuka diri untuk mengembangkan wawasan dengan mengikuti<br />

perkembangan ilmu mutahir dan kemajuan teknologi laboratorium<br />

canggih serta komunikasi modern.<br />

6. Melakukan penelitian mandiri maupun bersama sesuai dengan<br />

perkembangan IPTEK.<br />

7. Menjungjung tinggi erika kedokteran dan etika kedokteran dan etik<br />

profesi Dokter Spesialis Patologi Klinik<br />

4.16 Program Studi Radiologi<br />

Tujuan Pendidikan<br />

Tujuan Umum<br />

Tujuan umum pendidikan spesialis radiologi ialah: setelah melalui proses<br />

belajar dengan suatu kurikulum menghasilkan lulusan yang:<br />

1. Mempunyai tanggung jawab dalam pengalaman bidang radiologi<br />

sesuai dengan kebijakan Pemerintah yang berdasarkan Pancasila.


20<br />

2. Mempunyai pengetahuan yang luas dalam bidang radiologi serta<br />

mempunyai keterampilan dan sikap perilaku yang baik sehingga dapat<br />

mengamalkan ilmu radiologi yang diakui oleh masyarakat.<br />

3. Mampu menentukan, merencanakan, melaksanakan pelayanan dan<br />

penelitian secara mandiri.<br />

4. Selalu mampu belajar dan mengembangkan ilmu radiologi ke tingkat<br />

yang lebih tinggi.<br />

5. Mempunyai sikap pribadi yang konsisten dengan kode etik kedokteran<br />

pada umumnya dank ode etik profesi radiologi pada khususnya.<br />

Tujuan Khusus<br />

1. Menguasai radiologi meliputi bidang-bidang imejing diagnostik dan<br />

Radioterapi.<br />

2. Menguasai dan terampil dalam menerapkan ilmu radiologi klinik<br />

sesuai dengan program yang telah direncanakan dalam pendidikan.<br />

3. Mampu mempergunakan dan mengelola tenaga dan semua peralatan<br />

radiologi.<br />

4. Mempunyai kemampuan mengembangkan dirinya dalam bidang<br />

radiologi Klinik selama hidup.<br />

5. Sanggup bekerja sama dengan sesame spesialis radiologi dan<br />

spesialis lainnya.<br />

6. Bersikap ilmiah dan mempunyai pengetahuan dasar-dasar statistik<br />

dan metodologi penelitian.<br />

7. Sanggup menyebarluaskan pengetahuannya kepada spesialis<br />

radiologi, calon spesialis radiologi, mahasiswa, dan masyarakat<br />

umumnya.<br />

8. Menjunjung tinggi kode etik kedokteran Indonesia pada umumnya dan<br />

kode etik radiologi pada khususnya.<br />

9. Proteksi radiasi: Mengerti bahaya radiasi serta mampu mencegah<br />

efek samping radiasi.<br />

4.17 Program Studi Ilmu Kedokteran Nuklir<br />

Tujuan Umum<br />

Program pendidikan dokter spesialis kedokteran nuklir merupakan bagian<br />

dari program studi dokter spesialis yang bertugas untuk mendidik dokter<br />

spesialis kedokteran nuklir yang;<br />

1. Menguasai Ilmu Kedokteran Nuklir pada umumnya serta, terampil dan<br />

mampu menegakkan diagnosis dan mengobati penyakit dengan<br />

menggunakan teknik kedokteran nuklir.<br />

2. Mampu berperan aktif dan bekerjasama dengan sejawat lain dalam<br />

pengelolaan penyakit baik di rumah sakit atau di masyarakat.<br />

3. Dapat mengembangkan sikap pribadi sesuai dengan etika ilmu dan<br />

profesi.


21<br />

Tujuan Khusus<br />

1. Memiliki rasa tanggung jawab dalam pengamalan kesehatan,<br />

khususnya ilmu kedokteran nuklir, sesuai dengan kebijakan<br />

pemerintah berdasarkan Pancasila.<br />

2. Memiliki pengetahuan yang luas dalam bidang ilmu kedokteran nuklir,<br />

serta memiliki keterampilan dan sikap yang baik sehingga sanggup<br />

memahami dan memecahkan masalah kesehatan secara ilmiah dan<br />

dapat mengamalkan ilmu kesehatan kepada masyarakat yang sesuai<br />

dengan bidang keahliannya secara optimal.<br />

3. Mampu menentukan, merencanakan dan melaksanakan pendidikan<br />

dan penelitian secara mandiri dan mengembangkan ilmu kedokteran<br />

nuklir ke tingkat akademik yang lebih tinggi.<br />

4. Mampu mengembangkan sikap pribadi sesuai dengan etik ilmu dan<br />

etik profesi.<br />

4.18 Program Studi Ilmu Bedah Anak<br />

Tujuan Pendidikan<br />

Tujuan Umum<br />

Menghasikan Dokter Spesialis Bedah Anak yang bermoral dan beretika,<br />

memiliki keterampilan bedah yang baik, profesional, serta memiliki rasa<br />

tanggung jawab dan pengabdian yang tinggi.<br />

Tujuan Khusus<br />

Menghasilkan dokter spesialis bedah anak yang :<br />

1. Mampu mengelola masalah – masalah bedah anak yang sering<br />

ditemui secara menyeluruh, holistik dan berkelanjutan.<br />

2. Mempunyai kompetensi keterampilan pembedahan, baik pembedahan<br />

konvensional maupun bedah invasif minimal pada anak.<br />

3. Mampu melakukan komunikasi yang efektif dengan penderita,<br />

keluarga, masyarakat dan tenaga profesi kesehatan lainnya.<br />

4. Mampu bertindak sebagai tenaga profesional yang berpegang teguh<br />

pada nilai – nilai etik, moral dan agama.<br />

5. Mampu mengakses dan menelaah serta mengelola informasi<br />

kedokteran secara kritis untuk memelihara kemampuan belajar<br />

sepanjang hayat.<br />

6. Mampu melakukan penelitian kedokteran di bidang bedah anak<br />

sebagai upaya meningkatkan profesionalisme.


22<br />

4.19 Program Studi Urologi<br />

Tujuan Pendidikan<br />

Tujuan Umum<br />

Lulusan pendidikan Program Studi Pendidikan Profesi Dokter Spesialis-1<br />

Urologi (PDSp-1) di Indonesia diharapkan dapat mempunyai kemampuan<br />

profesional yang tinggi, menjadi seorang ilmuan yang tangguh yang<br />

berkepribadian luhur, menjunjung tinggi etika kedokteran, beriman dan<br />

bertakwa. Dan dalam menghadapi era globalisasi mendatang mampu<br />

bersaing dan menjadi tuan rumah di negara sendiri dan mampu bekerja<br />

dimana saja di dunia dengan membawa nama baik almamater dan<br />

menjunjung tinggi bangsa dan negaranya.<br />

Tujuan Khusus<br />

Sadar akan tanggung jawab sebagai warga negara Indonesia, yang<br />

mengabdi dalam bidang pelayanan kesehatan, serta mengerti dan<br />

merasakan tuntutan masyarakat dan program pemerintah untuk<br />

meningkatkan taraf kesehatan rakyat, maka seorang Spesialis Urologi<br />

Indonesia wajib memiliki ciri-ciri sebagai berikut :<br />

a. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta<br />

menjunjung tinggi Kode Etik Kedokteran Indonesia dalam<br />

melaksanakan tugas profesi.<br />

b. Mempunyai pengetahuan dan ketrampilan untuk mengatasi masalah<br />

Urologi darurat dan tidak darurat (elektif), terutama yang umum<br />

terdapat di Indonesia.<br />

c. Mampu mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sebagai<br />

Spesialis Urologi sesuai dengan tuntutan masyarakat dan kemajuan<br />

Ilmu Pengetahuan.<br />

d. Mampu mengembangkan pelayanan urologi di lingkungan bekerja.<br />

e. Mengerjakan kasus-kasus urologi sebagai profesinya secara<br />

professional.<br />

f. Mampu mengembangkan pengalaman belajarnya dengan memilih<br />

sumber-sumber belajar yang sehat yang dapat menjurus ke tingkat<br />

akademik tertinggi.<br />

Setelah mengikuti Program Studi Pendidikan Profesi Dokter Spesialis-1<br />

Urologi diharapkan mempunyai :<br />

1. Menguasai biomolekuler dasar, farmakologi klinik dan epidemiologi<br />

klinik sehingga memperluas wawasan pengenalan aplikasi pada<br />

pengetahuan klinik.<br />

2. Menguasai metodologi penelitian dan pengujian statistik serta mampu<br />

mengoperasikan komputer untuk menguji hasil penelitian.<br />

3. Mempunyai pengetahuan yang lebih mendalam mengenai penyakit<br />

terutama dari aspek ilmu-ilmu dasar untuk melaksanakan kegiatan


23<br />

promosi, prevensi, kurasi, rehabilitasi dan kegawatan di bidang<br />

Urologi.<br />

4. Memiliki pengetahuan dasar untuk melakukan analisis penyakit secara<br />

klinis, komunitas dan mempunyai keterampilan mengobati penderita<br />

sehingga menjadi lebih baik.<br />

5. Berpartisipasi aktif untuk mengembangkan pengetahuan dan<br />

mempunyai keterampilan dalam penerapan ilmu pada penderita yang<br />

memerlukan pertolongan.<br />

6. Dapat bekerjasama dengan profesi lain demi kepentingan penderita<br />

dan pengetahuan.<br />

7. Mampu menerapkan prinsip-prinsip dan metode berfikir ilmiah dalam<br />

menerapkan ilmu urologi.<br />

8. Mampu mengenal, merumuskan pendekatan penyelesaian dan<br />

menyusun prioritas masalah urologi dengan cara penalaran ilmiah,<br />

melalui perencanaan, implementasi dan evaluasi terhadap upaya<br />

promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.<br />

9. Mampu menangani kasus urologi dengan kemampuan professional<br />

yang tinggi melalui pendekatan EBM (Evidence Based Medicine).<br />

10. Mampu meningkatkan kuantitas dan kualitas penelitian dasar, klinis<br />

dan lapangan serta mempunyai motivasi mengembangkan<br />

pengalaman belajar sehingga dapat mencapai tingkat akademis yang<br />

lebih tinggi.<br />

11. Bersifat terbuka, tanggap terhadap perubahan dan kemajuan ilmu dan<br />

teknologi atau masalah yang dihadapi masyarakat.<br />

4.20 Program Studi Kardiologi dan Kedokteran Vaskular<br />

Tujuan Pendidikan<br />

Pada akhir masa pendidikan, peserta program studi:<br />

1. Memiliki kemampuan akademik profesional sesuai dengan standar<br />

regional maupun internasional.<br />

2. Menjunjung tinggi etika kedokteran Indonesia.<br />

3. Mampu memberikan pelayanan kardiovaskular yang berkualitas<br />

khususnya untuk memenuhi kebutuhan di Indonesia.<br />

4. Mampu menentukan, merencanakan, dan melaksanakan penelitian<br />

secara mandiri.<br />

4.21 Program Studi Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi<br />

Tujuan Pendidikan<br />

Tujuan Umum


24<br />

Pendidikan Dokter Spesialis IKFR ialah bagian dari pendidikan dokter<br />

spesialis yang akan menghasilkan Dokter Spesialis Ilmu Kedokteran Fisik<br />

dan Rehabilitasi (Sp-KFR) yang mempunyai:<br />

a. Kompetensi profesional sebagai seorang dokter spesialis yang mampu<br />

memberikan pelayanan kesehatan Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi<br />

secara paripurna untuk kemaslahatan masyarakat guna mendorong<br />

daya saing bangsa.<br />

b. Kompetensi akademik sebagai seorang yang mampu menyerap,<br />

meneliti, mengembangkan dan menyebar- luaskan ilmu kesehatan<br />

khususnya Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi sesuai dengan<br />

kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan berkolaborasi dan<br />

bersinergi dengan berbagai potensi bangsa.<br />

Tujuan Khusus<br />

Pada akhir pendidikan melalui suatu kurikulum terpadu seorang spesialis<br />

Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi diharapkan :<br />

1. Menjunjung tinggi Kode Etik Kedokteran Indonesia dan Sumpah<br />

Dokter Indonesia.<br />

2. Menerapkan falsafah Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi dalam<br />

konteks rehabilitasi secara menyeluruh dan sejalan dengan sistem<br />

kesehatan nasional.<br />

3. Memiliki sikap, pengetahuan dan keterampilan untuk menanggulangi<br />

masalah-masalah kedokteran fisik dan rehabilitasi, terutama yang<br />

umum terdapat di masyarakat.<br />

4. Mampu mengenal, merumuskan dan menyusun prioritas masalahmasalah<br />

rehabilitasi, yang terdapat di lingkungannya baik dimasa<br />

sekarang maupun yang akan datang dan melakukan tindakan-tindakan<br />

yang sesuai untuk memecahkan masalah tersebut dengan<br />

merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi program-program<br />

yang bersifat preventif, kuratif, rehabilitatif berdasarkan keadaan<br />

daerah, aspek-aspek sosial budaya serta sumber daya dan dana yang<br />

tersedia.<br />

5. Mampu mengelola Departemen Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi<br />

sesuai standar pelayanan medik, etika profesi dan etika keilmuan.<br />

6. Mampu melakukan penelitian dan mempublikasikannya.<br />

7. Mampu meningkatkan dan mengembangkan diri melalui pengalaman<br />

belajar dengan berkolaborasi dan bersinergi dengan berbagai potensi<br />

bangsa.<br />

8. Memahami sistim pendidikan dan mampu mendidik tenaga medik,<br />

paramedik dan nonmedik dalam bidang Ilmu Kedokteran Fisik dan<br />

Rehabilitasi.


25<br />

5. Program Pendidikan Pascasarjana<br />

Program Pendidikan Pascasarjana Fakultas Kedokteran terdiri dari<br />

Program Magister dan Program Doktor<br />

5.1 Program Magister<br />

Program Magister yang dikelola di bawah lingkungan Fakultas Kedokteran<br />

Universitas Padjadjaran bertujuan untuk memberikan pengalaman studi<br />

menuju ke arah keahlian akademik. Program Magister menyediakan<br />

berbagai Program Studi. Di Fakultas Kedokteran Unpad telah tersedia 3<br />

(tiga) Program Studi yang telah memperoleh Izin Penyelenggaraan dari<br />

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementrian Pendidikan Nasional,<br />

yaitu : 1) Program Studi Ilmu Kedokteran Dasar, 2) Program Studi Ilmu<br />

Kesehatan Masyarakat, dan 3) Program Studi Kebidanan.<br />

Tujuan Pendidikan<br />

Program Magister Fakultas Kedokteran Unpad didirikan dengan tujuan<br />

untuk menghasilkan lulusan yang memiliki kualifikasi sebagai berikut:<br />

1. Mampu menguasai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi<br />

dalam bidang kesehatan dengan cara menguasai dan memahami<br />

teori-teori yang mutakhir, serta pendekatan, metode, kaidah-kaidah<br />

ilmiah dan penerapannya.<br />

2. Mampu memecahkan permasalahan di bidang keahliannya melalui<br />

kegiatan penelitian dan pengembangan berdasarkan kaidah ilmiah.<br />

3. Mampu mengembangkan kinerja profesionalnya yang ditunjukkan<br />

dengan ketajaman analisis permasalahan, dan kepaduan pemecahan<br />

masalah.<br />

5.1.1 Program Studi Magister Ilmu Kedokteran Dasar<br />

Tujuan Pendidikan<br />

Tujuan utama Program Studi Magister Ilmu Kedokteran Dasar :<br />

1. Menghasilkan Magister sebagai cendekiawan yang profesional<br />

dan memahami berbagai aspek biologi molekuler sebagai<br />

landasan ilmu kedokteran dasar untuk mengatasi<br />

permasalahan kesehatan nasional dan global.<br />

2. Menghasilkan Magister yang mampu beradaptasi dengan<br />

kemajuan IPTEK dan mampu menjawab permasalahan<br />

kesehatan baik nasional maupun global.<br />

3. Menghasilkan Magister yang mampu melaksanakan Research<br />

and Development (R&D), sehingga dapat meningkatkan<br />

perolehan HKI nasional.<br />

4. Menghasilkan Magister yang inovatif dan tetap berpegang<br />

teguh pada etika dan moral.


26<br />

5.1.2 Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat<br />

Tujuan Pendidikan<br />

Menghasilkan tenaga ahli yang berkualitas, berdedikasi tinggi dan<br />

memiliki komitmen untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.<br />

5.1.3 Program Studi Magister Kebidanan<br />

Tujuan Pendidikan<br />

Tujuan utama Program Studi Magister Ilmu Kebidanan adalah<br />

pengembangan tenaga bidan yang mampu melaksanakan upaya<br />

pelayanan kebidanan yang berkualitas tinggi untuk mewujudkan<br />

paradigma sehat yang:<br />

1. Mampu mendidik bidan menjadi sumber daya manusia yang<br />

berkualitas sesuai dengan kebutuhan masyarakat<br />

2. Mampu menjalankan kebijakan pendayagunaan karier bidan yang<br />

terpola selaras dengan wewenangnya<br />

3. Mampu melakukan kolaborasi dengan Masyarakat terinstitusi<br />

(stakeholder) dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi<br />

bidan guna memecahkan masalah kesehatan ibu dan anak di<br />

Indonesia<br />

4. Mampu melakukan pengintegrasian sumber-sumber daya manusia<br />

dan perangkat keras untuk pengelolaan suatu unit kerja atau aktivitas<br />

yang berkaitan dengan pelayanan, pendidikan, dan penelitian<br />

5. Mampu secara langsung melakukan analisis ilmu kebidanan yang<br />

dikembangkan dari kasus-kasus khusus sebagai bagian dari<br />

konsentrasi program<br />

6. Memiliki kemampuan khusus dalam bidang manajerial klinik kebidanan<br />

secara mandiri<br />

7. Mampu melakukan penelitian dalam bidang kebidanan dengan<br />

menggunakan metode ilmiah yang tepat dan teruji<br />

5.2 Program Pendidikan Doktor<br />

Tujuan Pendidikan<br />

Untuk mencapai Visi dan Misi tersebut, maka Pendidikan Program Doktor<br />

mempunyai tujuan yaitu:<br />

a. Menghasilkan lulusan Doktor yang memiliki kemampuan menguasai<br />

aspek biomolekular dalam aplikasi ilmu kedokteran/kesehatan modern<br />

b. Mengembangkan konsep baru di bidang ilmu kedokteran melalui<br />

penelitian unggulan tingkat lanjut secara mandiri, multisipliner, dan<br />

terintegrasi profesional


27<br />

D. KOMPETENSI LULUSAN PROGRAM STUDI<br />

Setelah lulus dari program studi, mahasiswa diharapkan memiliki pengetahuan<br />

dan ketrampilan sesuai dengan kompetensi yang ditetapkan program studinya :<br />

1. Program Studi D4 Kebidanan<br />

Pendidikan Program Studi D4 Kebidanan menghasilkan lulusan yang mampu<br />

memiliki kompetensi berikut :<br />

D.1. Kompetensi Utama Lulusan<br />

a. Care Provider<br />

Menjadi Bidan yang memiliki kemampuan memberikan asuhan kebidanan<br />

secara efektif, efisien, aman dan holistik dengan memperhatikan aspek<br />

budaya terhadap wanita dalam daur siklus kehidupannya pada kondisi<br />

normal, dapat melakukan deteksi dini pada keadaan patologi, dalam<br />

melakukan penanganan awal kasus kegawatdaruratan serta kolaborasi dan<br />

rujukan berdasarkan standar praktik kebidanan dan kode etik profesi.<br />

a. Community Leader<br />

Menjadi Bidan yang mempunyai kemampuan untuk dapat menjalin<br />

kerjasama dengan profesi lain, baik secara tim maupun lintas sektor serta<br />

dapat memberdayakan masyarakat dalam upaya peningkatan kesehatan<br />

ibu dan anak dengan menggunakan prinsip partnership sesuai dengan<br />

kewenangan dan lingkup praktik bidan.<br />

a. Communicator<br />

Menjadi Bidan yang memiliki kemampuan berkomunikasi secara efektif<br />

dengan perempuan, keluarga, masyarakat, sejawat dan profesi lain dan<br />

efisien baik secara lisan maupun tulisan atau melalui media elektronik<br />

dengan mengutamakan kepentingan pasien dan keilmuan dalam upaya<br />

peningkatan derajat kesehatan ibu dan anak.<br />

b. Decision Maker<br />

Menjadi Bidan yang mempunyai kemampuan dalam mengambil keputusan<br />

klinik dalam asuhan kebidanan kepada individu, keluarga dan masyarakat<br />

secara mandiri maupun melalui kemitraan yang bermartabat.<br />

a. Manager<br />

Menjadi bidan yang mempunyai kemampuan mengelola pelayanan<br />

kebidanan dalam tugas secara mandiri, kolaborasi (team), selain itu memiliki<br />

kemampuan dalam melakukan penjaminan mutu dalam layanan kebidanan.<br />

D.2. Kompetensi Pendukung<br />

Applied Researcher<br />

a) Menjadi bidan yang memiliki kemampuan dalam melakukan investigasi,<br />

berupa penelitian terapan dalam bidang kesehatan baik secara mandiri<br />

maupun kelompok yang bertujuan untuk memberikan solusi atas berbagai<br />

permasalahan di bidang kebidanan secara praktis untuk kemaslahatan<br />

masyarakat dengan pendekatan kemandirian belajar sepanjang hayat.


28<br />

2. Program Pendidikan Sarjana Kedokteran<br />

2.1 Program Studi Sarjana Kedokteran<br />

Kompetensi<br />

Kompetensi Utama Lulusan<br />

Memiliki pengetahuan dasar ilmiah, keterampilan klinik dasar, dan<br />

profesionalisme yang baik dalam konteks permasalahan kesehatan,<br />

bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi nilai moral,<br />

etika kedokteran dan humanisme, serta mampu untuk mengembangkan<br />

diri melalui proses pembelajaran sepanjang hayat.<br />

Kompetensi Pendukung Lulusan<br />

1. Memiliki dasar ilmiah dalam pengelolaan masalah kesehatan individu,<br />

keluarga dan masyarakat yang sering ditemui secara menyeluruh,<br />

holistik dan berkelanjutan dalam tatanan pelayanan kesehatan primer.<br />

2. Menerapkan prinsip-prinsip dasar ilmu biomedis, klinis, serta<br />

epidemiologi dalam pembahasan masalah kesehatan.<br />

3. Membekali keterampilan pemeriksaan klinis dasar yang akan<br />

dilakukan di berbagai sarana pelayanan kesehatan primer.<br />

4. Menerapkan nilai moral, etika kedokteran dan humanisme dalam<br />

melaksanakan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.<br />

5. Mengetahui dan mempraktikkan aspek komunikasi yang efektif<br />

dengan penderita, keluarga, masyarakat dan tenaga profesi<br />

kesehatan lainnya.<br />

6. Meningkatkan kemampuan lulusan dalam mengakses, menelaah<br />

secara kritis, dan mengelola informasi kedokteran dan kesehatan<br />

dalam rangka memelihara kemampuan belajar sepanjang hayat.<br />

7. Melakukan penelitian kedokteran / kesehatan.<br />

Kompetensi Lainnya/Pilihan Lulusan<br />

a) Motivation<br />

Memiliki motivasi untuk mengembangkan ilmu kedokteran dan<br />

melanjutkan program pendidikan baik akademik maupun<br />

pendidikan profesi dokter (Having motivation to develop medical<br />

sciences and pursue further academic or professional education).<br />

b) Attitude<br />

Memiliki sikap untuk meningkatkan dan mengembangkan diri di<br />

bidang akademik maupun profesi dokter yang sesuai dengan etika<br />

profesi, prinsip moralitas dan norma agama (Having attitude<br />

towards personal improvement and development academically and<br />

in medical profession according to medical ethics, morality and<br />

religious value) .<br />

c) Skills


29<br />

Memiliki keterampilan dalam komunikasi dan klinis dasar yang<br />

dapat dipraktikkan di berbagai sarana pelayanan kesehatan primer<br />

(Having a proficient communication and clinical skills to be<br />

implemented in various primary health care settings).<br />

d) Ability<br />

Memiliki kemampuan untuk mengelola permasalahan kesehatan<br />

pada individu, keluarga dan masyarakat sesuai dasar ilmiah yang<br />

mutakhir, serta mengakses, menelaah secara kritis dan mengelola<br />

informasi kedokteran dan kesehatan dalam rangka memelihara<br />

kemampuan belajar sepanjang hayat (Having ability to apply<br />

scientific background in managing health problem in individual,<br />

familty and community settings and possess ability in accessing,<br />

critically appraise and manage medical and health information to<br />

maintain life long learning)<br />

e) Knowledge<br />

Memiliki pengetahuan dalam bidang biomedis, klinis, perilaku dan<br />

epidemiologi secara terintegrasi dalam konteks pelayanan<br />

kesehatan yang paripurna (promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif)<br />

(Having sufficient and solid integrated knowledge in biomedical<br />

sciences, clinical, behavioral and epidemiology within the context of<br />

comprehensive health services (promotive, preventive, curative and<br />

rehabilitative).<br />

3. Program Studi Profesi Dokter (PSPD)<br />

Untuk menghasilkan lulusan dokter yang memiliki kompetensi mumpuni sehingga<br />

kelak dapat memberikan pelayanan kesehatan optimal, maka kompetensi yang<br />

harus dikuasai oleh setiap dokter, meliputi:<br />

1. Profesionalitas yang luhur<br />

2. Mawas diri dan pengembangan diri<br />

3. Komunikasi efektif<br />

4. Pengelolaan informasi<br />

5. Landasan ilmiah ilmu kedokteran<br />

6. Keterampilan klinis<br />

7. Pengelolaan masalah kesehatan<br />

Kurikulum dan metode yang dirancang selain untuk mencapai tujuan<br />

pendidikan, juga untuk memberikan kompetensi bagi lulusan PSPD dalam hal:<br />

a) Mengelola masalah-masalah kesehatan individu, keluarga, dan masyarakat<br />

yang sering ditemui secara menyeluruh, holistik, dan berkelanjutan dalam<br />

tatanan pelayanan kesehatan primer (to manage professionally common<br />

health problems at individual, family and community level in a comprehensive,<br />

holistic, and continuous manner within the primary health care (PHC)<br />

settings).<br />

b) Menerapkan prinsip-prinsip dasar ilmu biomedik, klinik, dan perilaku, serta<br />

epidemiologi dalam praktik profesi kedokteran (to apply principles of basic


30<br />

biomedical, clinical, behavioral sciences, and epidemiology in the practice of<br />

medical profession).<br />

c) Melakukan pemeriksaan klinik dasar di berbagai sarana pelayanan kesehatan<br />

primer (to perform basic clinical skills proficiently at the primary health care<br />

settings).<br />

d) Melakukan komunikasi yang efektif dengan pasien, keluarga, masyarakat,<br />

dan tenaga profesi kesehatan lainnya (to communicate effectively with patient,<br />

family, community, and other health professionals).<br />

e) Menjadi tenaga profesional yang berpegang pada nilai-nilai etik, moral, dan<br />

agama (to be ethical, moral, and religious professional).<br />

f) Mengakses, menelaah secara kritis, dan mengelola informasi kedokteran dan<br />

kesehatan dalam rangka memelihara kemampuan belajar sepanjang hayat (to<br />

access, critically appraise, and manage medical and health information to<br />

maintain his/her lifelong learning concern and capacity).<br />

g) Melakukan penelitian kedokteran/kesehatan untuk meningkatkan kemampuan<br />

tugas profesionalnya (to conduct medical/health research to improve his/her<br />

professional task).<br />

h) Menjadi tenaga profesional yang berkembang secara mandiri, yang sadar diri,<br />

serta mampu memelihara diri dan mengembangkan profesinya (to be selfaware,<br />

self-care, and self-developed professional).<br />

4. Program Pendidikan Dokter Spesialis<br />

Kompetensi<br />

Kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap dokter spesialis untuk<br />

menjalankan tugas profesi sebagai dokter spesialis, adalah :<br />

a) Motivation<br />

Memiliki motivasi untuk melaksanakan tugas profesi dokter spesialis<br />

yang profesional, berbudi luhur, dan bermoral yang mampu berkompetisi<br />

secara nasional dan regional.<br />

b) Attitude<br />

Kewajiban Umum:<br />

1. Menjunjung tinggi, menghayati, dan mengamalkan Sumpah<br />

Dokter.<br />

2. Melakukan profesinya menurut ukuran yang tertinggi<br />

3. Tidak boleh dipengaruhi pertimbangan keuntungan pribadi.<br />

4. Tidak melakukan perbuatan yang bertentangan dengan etik.<br />

5. Berhati-hati dalam mengumumkan / menerapkan setiap<br />

penemuan teknik/pengobatan baru yang belum diuji<br />

kebenarannya.<br />

6. Memberi keterangan/pendapat yang dapat dibuktikan<br />

kebenarannya.<br />

7. Mengutamakan kepentingan masyarakat..


31<br />

8. Dalam bekerja sama dengan pejabat di bidang kesehatan/bidang<br />

lain/masyarakat harus ada rasa saling pengertian.<br />

<br />

<br />

Kewajiban Dokter Terhadap Penderita:<br />

1. Mengingat akan kewajibannya melindungi hidup makhluk insani.<br />

2. Tulus ikhlas dan mempergunakan segala ilmu dan<br />

keterampilannya untuk kepentingan penderita.<br />

3. Memberi kesempatan kepada penderita untuk senantiasa dapat<br />

berhubungan dengan keluarga dan penasihatnya.<br />

4. Wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang<br />

seorang penderita.<br />

5. Wajib melakukan pertolongan darurat sebagai suatu tugas<br />

kemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain<br />

bersedia/mampu memberikannya.<br />

Kewajiban Dokter terhadap Teman Sejawat:<br />

1. Memperlakukan teman sejawatnya sebagaimana ia sendiri ingin<br />

diperlakukan.<br />

2. Tidak boleh mengambil alih penderita dari teman sejawat tanpa<br />

persetujuannya.<br />

Kewajiban Dokter terhadap Diri Sendiri:<br />

1. Memelihara kesehatannya supaya dapat bekerja dengan baik.<br />

2. Senantiasa mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan setia<br />

kepada cita-citanya yang luhur.<br />

c) Skills<br />

1. Kompetensi Klinik (Clinical Competency)<br />

Menguasai berbagai kemampuan prosedur diagnostik, protokol<br />

terapi, ramalan prognostik yang berdasarkan bukti nyata (evidenced<br />

based), pembekalan kemampuan IQ (Intelligence Quotient).<br />

2. Kompetensi Etik (Ethical Competency)<br />

Pembekalan peningkatan EQ (Emotional Quotient), Merupakan seni<br />

yang tergantung dari cara bagaimana kemampuan klinik yang sudah<br />

dikuasai disampaikan kepada yang membutuhkan secara etis<br />

dengan niat yang baik, ucapan yang ramah, sopan, dan gerakan fisik<br />

yang menyenangkan.<br />

3. Kompetensi Manajerial (Managerial Competency)<br />

3.1. Sikap bertanggung jawab dalam melakukan tugas:<br />

a. Menjaga kelengkapan, keabsahan, keamanan rekam medis<br />

yang mencakup data klinis, laboratorium, pencitraan,<br />

hasil konsultasi, dan informed consent<br />

b. Kemampuan mengelola unit pelayanan; Poliklinik, ruang<br />

rawat jalan, dll.<br />

d) Ability


32<br />

1. Menunjukkan rasa tanggung jawab dalam pengamalan ilmu<br />

Kedokteran dan Kesehatan sesuai dengan kebijakan Pemerintah,<br />

Sistem Kesehatan Nasional, dan Pancasila.<br />

2. Menunjukkan wawasan yang luas dalam bidangnya sertã<br />

keterampilan dan sikap ilmiah yang baik, sehingga mampu<br />

memahami dan memecahkan masalah kedokteran secara ilmiah<br />

dan dapat mengamalkan ilmu kedokteran Dan kesehatan kepada<br />

masyarakat sesuai dengan bidang keahliannya secara optimal.<br />

3. Menentukan, merencanakan, serta melaksanakan pendidikan dan<br />

penelitian secara mandiri dan mengembangkan ilmunya ke tingkat<br />

profesional atau akademik yang lebih tinggi.<br />

4. Mengembangkan sikap pribadi sesuai dengan etik ilmu dan etik<br />

profesi.<br />

e) Knowledge<br />

Memiliki pengetahuan dalam bidang biomedis, klinis, perilaku dan<br />

epidemiologi secara terintegrasi dalam konteks pelayanan kesehatan<br />

spesialistis yang paripurna (promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif).<br />

5. Program Pascasarjana<br />

5.1. Program Magister (S2)<br />

a. Mampu menguasai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi<br />

dalam bidang kesehatan dengan cara menguasai dan memahami<br />

teori-teori yang mutakhir, serta pendekatan, metode, kaidah-kaidah<br />

ilmiah dan penerapannya.<br />

b. Mampu memecahkan permasalahan di bidang keahliannya melalui<br />

kegiatan penelitian dan pengembangan berdasarkan kaidah ilmiah.<br />

c. Mampu mengembangkan kinerja profesionalnya yang ditunjukkan<br />

dengan ketajaman analisis permasalahan, dan kepaduan<br />

pemecahan masalah.<br />

5.1.1. Program Studi Magister Ilmu Kedokteran Dasar<br />

a. Menghasilkan Magister sebagai cendekiawan yang profesional dan<br />

memahami berbagai aspek biologi molekuler sebagai landasan ilmu<br />

kedokteran dasar untuk mengatasi permasalahan kesehatan<br />

nasional dan global.<br />

b. Menghasilkan Magister yang mampu beradaptasi dengan kemajuan<br />

IPTEK dan mampu menjawab permasalahan kesehatan baik<br />

nasional maupun global.<br />

c. Menghasilkan Magister yang mampu melaksanakan Research and<br />

Development (R&D), sehingga dapat meningkatkan perolehan HKI<br />

nasional.<br />

d. Menghasilkan Magister yang inovatif dan tetap berpegang teguh<br />

pada etika dan moral.


33<br />

5.1.2 Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat<br />

Melakukan penelitian dan mengembangkan bidang Ilmu Kesehatan<br />

Masyarakat dalam spektrum yang luas serta mampu menghubungkan<br />

dengan ilmu lainnya yang relevan.<br />

Merumuskan pendekatan konseptual untuk memecahkan masalah<br />

kesehatan masyarakat dengan cara penalaran ilmiah.<br />

Melakukan kerjasama dengan ahli lain dalam merumuskan pendekatan<br />

multidisiplin untuk memecahkan masalah di bidang ilmunya.<br />

Menunjukkan sikap terbuka, tanggap terhadap perubahan dan kemajuan<br />

ilmu, teknologi dan atau seni tertentu, serta masalah yang dihadapi<br />

masyarakat, khususnya yang berkaitan dengan bidang kesehatan<br />

masyarakat.<br />

Menunjukkan kesediaan dan kemampuan untuk mengembangkan diri<br />

dan wawasan sebagai ilmuwan.<br />

5.1.3 Program Studi Magister Kebidanan<br />

Mampu mendidik bidan menjadi sumber daya manusia yang berkualitas<br />

sesuai dengan kebutuhan masyarakat<br />

Mampu menjalankan kebijakan pendayagunaan karier bidan yang<br />

terpola selaras dengan wewenangnya<br />

Mampu melakukan kolaborasi dengan masyarakat terinstitusi<br />

(stakeholder) dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi<br />

bidan guna memecahkan masalah kesehatan ibu dan anak di Indonesia<br />

Mampu melakukan pengintegrasian sumber-sumber daya manusia dan<br />

perangkat keras untuk pengelolaan suatu unit kerja atau aktivitas yang<br />

berkaitan dengan pelayanan, pendidikan, dan penelitian<br />

Mampu secara langsung melakukan analisis ilmu kebidanan yang<br />

dikembangkan dari kasus-kasus khusus sebagai bagian dari konsentrasi<br />

program<br />

Memiliki kemampuan khusus dalam bidang manajerial klinik kebidanan<br />

secara mandiri<br />

Mampu melakukan penelitian dalam bidang kebidanan dengan<br />

menggunakan metode ilmiah yang tepat dan teruji.<br />

5.2. Program Studi Doktor (S3)<br />

Menghasilkan lulusan Doktor yang memiliki kemampuan menguasai<br />

aspek biomolekular dalam aplikasi ilmu kedokteran/kesehatan modern<br />

Mengembangkan konsep baru di bidang ilmu kedokteran melalui<br />

penelitian unggulan tingkat lanjut secara mandiri, multisipliner, dan<br />

terintegrasi profesional


1<br />

BAB II<br />

PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN<br />

PROGRAM STUDI


34<br />

BAB II<br />

PROGRAM STUDI<br />

1. Program Pendidikan Diploma<br />

Program Studi D4 Kebidanan<br />

1.1 Struktur Mata Kuliah<br />

Semester Mata kuliah SKS<br />

I (satu)<br />

II (dua)<br />

III (Tiga)<br />

IV (Empat)<br />

Humanities 5<br />

Basic communication skill (BCS) 2<br />

Introduction of Midwifery Profession (IMP) 5<br />

Basic Sciences of Midwifery Skill I (MBS I) 10<br />

Basic Sciences of Midwifery Skill II (MBS II) 10<br />

Antenatal Care (ANC) 11<br />

Intranatal Care (INC) 12<br />

Newborn & Child Care (NBCC) 8<br />

Postnatal Care (PNC) 6<br />

Reproductive Healthand Family Planning (RHFP) 9<br />

Midwifery Care Practice 1 6<br />

Maternal and Neonatal Patology Care (MNPC) 9<br />

Management, Leadership and Enterpreneurship (MLE) 4<br />

V (Lima)<br />

The Community Care and enhancing the midwife as an<br />

educator (TCE)<br />

9<br />

VI (Enam)<br />

VII (Tujuh)<br />

VIII<br />

(Delapan)<br />

Applied Research 6<br />

Midwifery Care Practice 2 6<br />

Midwifery Final Report (MFR) 3<br />

Midwifery Care Practice 3 8<br />

Internship 1 8<br />

Clinical and Laboratory Skill 4<br />

Internship 2 8<br />

Jumlah SKS 149<br />

1.2 Deskripsi Mata Kuliah<br />

1.1.1. Basic Sciences for Midwifery Skill I (BSMS I)<br />

Mata kuliah ini membangun pemahaman mahasiswa mengenai ilmu-ilmu dasar terkait keterampilan bidan<br />

yang meliputi struktur organisasi dan fungsi tubuh manusia, konsep kebutuhan dasar manusia, konsep<br />

sehat dan sakit, kewaspadaan universal, enzim dan koenzim, farmakokinetik dan farmakodinamik.<br />

Membangun keterampilan mahasiswa agar dapat melakukan pencegahan infeksi, pemeriksaan tanda-tanda<br />

vital, pemeriksaan fisik per sistem, handling equipment, teknik dasar penjahitan, perawatan luka operasi,<br />

dan teknik pemberian obat.<br />

2.2.2. Basic Sciences for Midwifery Skill II (BSMS II)<br />

Mata kuliah ini membangun pemahaman mahasiswa mengenai prinsip pemenuhan kebutuhan dasar<br />

manusia meliputi cairan dan elektrolit, nutrisi, rasa nyaman, istirahat dan tidur, ambulasi dan mobilisasi,<br />

kebutuhan psikologis (konsep stres dan adaptasi, kebutuhan siklus hidup wanita pada area psikologisnya,<br />

kehilangan dan kematian), serta pemahaman mengenai struktur dan fungsi organ reproduksi wanita, jenis<br />

pemeriksaan laboratorium dan diagnostik. Membangun keterampilan mahasiswa agar dapat melakukan<br />

pemenuhan kebutuhan dasar manusia pada klien yang membutuhkan bantuan, melakukan pertolongan<br />

pertama pada kecelakaan (P3K) dan bantuan hidup dasar.


35<br />

1) Humanities<br />

Mata kuliah ini membangun kemampuan mahasiswa untuk memahami, menghayati dan mengamalkan<br />

nilai-nilai Pancasila, kaidah agama, dan prinsip etika moral dalam memberikan pelayanan kebidanan.<br />

Membangun pemahaman mengenai sosial budaya masyarakat di Indonesia yang majemuk dan<br />

kompleks, serta pengaruh sosial budaya dalam pelayanan kebidanan dan cara pendekatan sosial<br />

budaya dalam praktik kebidanan di masyarakat. Membangun keterampilan menggunakan bahasa<br />

Indonesia yang baik dan benar dalam berkomunikasi lisan maupun tulisan.<br />

2) Basic Communication Skill (BCS)<br />

Mata kuliah ini membangun pemahaman mahasiswa mengenai konsep dasar komunikasi, prinsip-prinsip<br />

hubungan antar manusia, komunikasi efektif, komunikasi interpersonal dan konseling, strategi<br />

pengambilan keputusan klien. Mahasiswa membangun kemampuan keterampilan inti dalam komunikasi<br />

interpersonal, konseling dalam pelayanan kebidanan.<br />

3) Introduction of Midwifery Profession (IMP)<br />

Mata kuliah ini membangun kemampuan mahasiswa untuk memahami konsep profesi bidan yang<br />

meliputi definisi dan filosofi bidan, sejarah perkembangan pelayanan dan pendidikan kebidanan,<br />

paradigma dan ruang lingkup asuhan kebidanan, peran fungsi bidan, standar profesi bidan, teori dan<br />

model konseptual asuhan kebidanan, manajemen kebidanan, pengembangan karir profesi bidan,<br />

konsep etika dan kode etik bidan, peraturan dan perundang-undangan yang melandasi praktik<br />

kebidanan, refleksi praktik, dan pemasaran sosial jasa asuhan kebidanan.<br />

4) Antenatal Care<br />

Mata kuliah ini membangun pemahaman mahasiswa mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi<br />

kehamilan, proses adaptasi fisiologi dan psikologis serta sosial dalam kehamilan, kebutuhan dasar ibu<br />

hamil, tujuan kunjungan antenatal. Membangun keterampilan mahasiswa untuk memberikan asuhan<br />

pada ibu hamil normal yang berkualitas sesuai tahap perkembangannya, deteksi dini komplikasi pada<br />

setiap trimester kehamilan, komunikasi pada setiap kunjungan ibu hamil dan pendokumentasian asuhan<br />

kehamilan.<br />

5) Intranatal Care<br />

Mata kuliah ini membangun pemahaman mahasiswa mengenai fisiologi persalinan, penilaian holistik<br />

faktor risiko, fisik dan penunjang lainnya pada wanita bersalin, melakukan diagnosis 'ibu bersalin'.<br />

Membangun keterampilan mahasiswa dalam memberikan dukungan dan asuhan pada ibu dalam kala<br />

1, 2, 3 dan 4 persalinan, juga pada neonatus serta melakukan dokumentasi asuhan persalinan.<br />

6) Postnatal Care<br />

Mata kuliah ini membangun pemahaman mahasiswa untuk memahami faktor-faktor yang<br />

mempengaruhi masa nifas dan menyusui, perubahan fisiologi dan psikologi masa nifas dan menyusui,<br />

kebutuhan dasar masa nifas dan menyusui, konsep dasar asuhan masa nifas dan menyusui, penyulit<br />

dan komplikasi masa nifas dan menyusui. Membangun kemampuan mahasiswa untuk memberikan<br />

asuhan pada ibu masa nifas dan menyusui serta pendokumentasian asuhan masa nifas.<br />

7) Newborn & Child Care (NBCC)<br />

Mata kuliah ini membangun kemampuan mahasiswa dalam memahami konsep bayi baru lahir,<br />

neonatus, bayi dan balita normal, imunisasi, manajemen bayi muda dan manajemen terpadu balita sakit,<br />

neonatus dengan jejas persalinan, neonatus dengan kelainan bawaan dan risiko tinggi, kekerasan<br />

terhadap anak. Membangun kemampuan keterampilan asuhan pada bayi baru lahir, neonatus, bayi dan<br />

balita serta pendokumentasian asuhan.<br />

8) Reproductive Health and Family Planning (RHFP)<br />

Mata kuliah ini membangun kemampuan mahasiswa dalam memahami konsep kesehatan reproduksi,<br />

gender dalam kesehatan reproduksi perempuan, isu-isu kesehatan perempuan, masalah kesehatan<br />

reproduksi yang sering terjadi pada siklus reproduksi perempuan, deteksi dini gangguan kesehatan<br />

reproduksi, konsep pelayanan Keluarga Berencana (KB), etika profesi, peran & fungsi bidan dalam<br />

melakukan asuhan kesehatan reproduksi & KB, hukum kesehatan pada pelayanan kesehatan<br />

reproduksi & KB. Membangun keterampilan dalam asuhan kebidanan, promosi kesehatan, komunikasi<br />

& konseling dalam bidang kesehatan reproduksi & KB.<br />

9) Maternal and Neonatal Patology Care (MNPC)<br />

Mata kuliah ini membangun kemampuan pada mahasiswa untuk memiliki pengetahuan dan


36<br />

keterampilan pada aspek patofisiologi obstetri dan neonatal, tanda dan gejala, deteksi dini, penanganan<br />

awal kegawatdaruratan, penatalaksanaan komplikasi maternal neonatal, aplikasi prinsip pencegahan<br />

infeksi, melakukan komunikasi efektif, melakukan konseling, memberikan asuhan kebidanan sesuai<br />

kewenangan melalui pendekatan manajemen kebidanan dengan memperhatikan aspek bio-spikososial<br />

dan kultural, serta pengelolaan kasus rujukan secara komprehensif.<br />

10) Applied Research<br />

Mata kuliah ini membangun pengetahuan dan keterampilan mahasiswa dalam mengidentifikasi,<br />

menganalisis dan menyusun langkah pemecahan masalah kesehatan wanita, bayi, balita, anak dan<br />

remaja. Lingkup masalah dapat dimulai dari level individu hingga sistem kesehatan. Mahasiswa<br />

mendapatkan kesempatan yang besar untuk dapat mengaplikasikan berbagai metode penelitian,<br />

melakukan kajian berdasarkan bidang ilmu yang relevan dengan masalah yang diangkat. Dalam mata<br />

kuliah ini dibangun pemahaman kajian statistik kesehatan sederhana yang sesuai konteks penelitian.<br />

Keterampilan pendukung untuk melakukan pencarian dan pemahaman literatur mutakhir merupakan<br />

komponen penting dalam mata kuliah ini.<br />

11) Management, Leadership and Enterpreneurship<br />

Mata kuliah ini membangun kemampuan pada mahasiswa agar memiliki pengetahuan dan pemahaman<br />

konsep pada pelayanan kebidanan atau kegiatan pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan<br />

konsep kepemimpinan, kewirausahaan, manajemen dalam pengelolaan sumber daya mulai dari<br />

merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi, melaporkan dan mengembangkan serta program<br />

menjaga mutu di pelayanan kebidanan atau kegaitan pemberdayan masyarakat secara mandiri maupun<br />

dalam tim, bersikap profesional, kreatif, inovatif, mampu melakukan komunikasi efektif dan advokasi<br />

dengan tujuan meningkatkan derajat kesehatan ibu dan anak.<br />

12) The Community Care and enhancing the midwife as an educator (TCE)<br />

Mata kuliah ini membangun kemampuan pada mahasiswa untuk berperilaku profesional, beretika,<br />

bermoral, tanggap terhadap nilai sosial budaya, berkomunikasi efektif, melakukan advokasi, kreatif,<br />

inovatif sehingga dapat memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif sesuai kewenangan dan<br />

membantu masyarakat di komunitas melalui upaya promotif, preventif, serta pemberdayaan masyarakat<br />

dalam menyelesaikan masalah kesehatan berdasarkan hasil kegiatan pendataan serta analisis masalah<br />

kesehatan di komunitas.<br />

13) Midwifery Care Practice 1-2-3<br />

Mata kuliah ini membangun kemampuan pada mahasiswa untuk memberikan asuhan kebidanan<br />

komprehensif dalam mengelola kasus berbasis bukti sesuai kewenangan, secara mandiri, kolaborasi<br />

dalam tim, dengan menerapkan prinsip-prinsip pencegahan infeksi, komunikasi ekfektif, konseling dan<br />

promosi kesehatan pada ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir normal, dan balita sehat yang didasari<br />

sikap profesional, berkomunikasi efektif, melalui pendekatan manajemen kebidanan dengan<br />

memperhatikan bio-psikososial kultural.<br />

14) Midwifery Final Report<br />

Mata kuliah ini membangun kemampuan pada mahasiswa untuk dapat membuat laporan yang disusun<br />

secara sistematik menurut kaidah penulisan karya ilmiah mulai dari penulisan abstrak, latar belakang,<br />

pendahuluan sampai penarikan kesimpulan saran hingga penulisan daftar pustaka.<br />

15) Clinical and Laboratory Skill<br />

Mata kuliah ini membangun kemampuan mahasiswa untuk memiliki keterampilan klinik yang bersifat<br />

prosedural maupun interpretasinya. Pemahaman yang dibangun termasuk dalam merencanakan,<br />

memilih, hingga melaksanakan sendiri metode pemeriksaan klinik dan laboratorik sederhana dan<br />

melakukan intrepretasi hasil pemeriksaan tersebut. Dalam mendukung kemampuan berpikir kritis dalam<br />

pengambilan keputusan klinik, mahasiswa mempelajari konsep-konsep dasar manfaat berbagai<br />

pemeriksaan penunjang tingkat lanjut antara lain NST, USG, EKG dan CTG, IVA Tes dan Pap Smear.<br />

16) Internship I<br />

Mata kuliah ini membangun kemampuan kepada mahasiswa untuk memberikan pelayanan kebidanan<br />

secara komprehensif dan mandiri, bersikap profesional, tanggap terhadap sosial budaya setempat,<br />

berkomunikasi efektif, melakukan advokasi, kreatif, inovatif dalam membangun pemberdayaan keluarga<br />

melalui pendekatan konsep ilmu perilaku, ilmu kesehatan masyarakat, manajemen pelayanan<br />

kebidanan, untuk membantu pemecahan masalah kesehatan keluarga (bayi, balita, anak, remaja,<br />

wanita dewasa dan ibu), meningkatkan upaya promosi dan pencegahan penyakit untuk meningkatkan<br />

derajat kesehatan keluarga.


37<br />

17) Internship II<br />

Mata kuliah ini membangun kemampuan mahasiswa dalam meningkatkan pemberdayaan masyarakat<br />

yang didukung sikap profesional, kreatif dan inovatif, serta tanggap terhadap masalah sosial budaya<br />

setempat. Didukung kemampuan komunikasi efektif mahasiswa dapat melakukan advokasi,<br />

mengorganisasi upaya pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan konsep ilmu perilaku, ilmu<br />

kesehatan masyarakat, manajemen pelayanan kebidanan. Pemberdayaan masyarakat merupakan salah<br />

satu kunci keberhasilan memutus masalah kesehatan di komunitas sehingga titik berat difokuskan pada<br />

upaya promosi kesehatan dan pencegahan masalah kesehatan, melakukan kajian pemanfaatan sistem<br />

kesehatan di tingkat primer untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.<br />

2.3. Metode Pembelajaran<br />

1) Mini Lecture<br />

Kegiatan ini adalah tatap muka interaktif dengan para pakar untuk memfasilitasi proses pembelajaran<br />

mandiri mahasiswa. Kegiatan ini bersifat terstruktur dan terjadual, yang dilaksanakan berdasarkan<br />

kebutuhan mahasiswa. Pada kegiatan ini dosen dapat memberikan tugas individu atau tugas<br />

kelompok.<br />

2) Tutorial<br />

Tutorial adalah kegiatan tatap muka berkelompok 8-12 mahasiswa dengan seorang tutor. Alokasi waktu<br />

yang tersedia adalah 150 menit setiap pertemuan. Pendekatan belajar berawal dari 'masalah' yakni<br />

dengan metode problem based learning. Pada umumnya kegiatan tutorial mahasiswa diberikan tugas<br />

individu atau tugas kelompok yang harus dibahas bersama.<br />

3) Praktikum laboratorium<br />

Kegiatan praktikum terdiri dari praktikum laboratorium yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman<br />

teori, membangun keterampilan prosedur dan interpretasi pemeriksaan penunjang sederhana tertentu<br />

atau keterampilan penunjang lainnya. Kegiatan ini dilaksanakan di ruang laboratorium kebidanan,<br />

anatomi, biomedik dan komputer. Kegiatan praktikum keterampilan klinik bertujuan meningkatkan<br />

keterampilan melakukan prosedur klinik, yang dilaksanakan mulai dari penggunaan model manusia di<br />

laboratorium keterampilan klinik dan dibina secara berkesinambungan hingga masa praktik lapangan.<br />

Kegiatan praktik laboratorium dan keterempilan klinik dilaksanakan dalam kelompok kecil (8-12<br />

mahasiswa) dengan pembimbing seorang dosen.<br />

4) Seminar<br />

Dilaksanakan pada mata kuliah tertentu dengan mengundang narasumber yang ahli dibidangnya<br />

dengan tujuan untuk mendukung kompetensi mahasiswa. Seminar juga termasuk mahasiswa dalam<br />

memperesentasikan hasil karya tulis.<br />

5) Praktik Lapangan<br />

Pada waktu tertentu mahasiswa diwajibkan untuk mengikuti praktik lapangan di beberapa lokasi<br />

misalnya Rumah Sakit, Puskesmas, Pos bersalin desa , Posyandu, klinik atau lokasi bidan praktik<br />

mandiri. Pengalaman ini berguna untuk menambah pengetahuan dan pengalaman dari dunia kerja<br />

sebenarnya yang akan dihadapi lulusan. Praktik lapangan membuka kesempatan bagi mahsiswa untuk<br />

secara aktif mempelajari berbagai macam kasus untuk meningkatkan kompetensi masing-masing.<br />

6) Karya Tulis Ilmiah<br />

Karya tulis ilmiah merupakan kesempatan yang sangat baik bagi mahasiswa untuk menunjukkan<br />

kompetensinya dalam penelitian terapan. Sebelum penelitian tersebut dilaksanakan maka mahasiswa<br />

membuat usulan penelitian melalui proses konsultasi dengan dua orang pembimbing. Topik penelitian<br />

bersifat terbuka dan diminati mahasiswa, namun tetap berada dalam bidang yang sesuai dengan<br />

wewenang bidan dan menunjang pencapaian standar kompetensi bidan Indonesia. Mahasiswa sangat<br />

dianjurkan untuk memilih topik penelitian yang ada dalam pohon penelitian dosen, namun prosedur<br />

usulan penelitian tegap dilaksanakan untuk mengukur pengetahuan yang dimiliki mahasiswa terkait topik<br />

tersebut.<br />

2.3. Proses pendidikan yang terintegrasi dengan pengabdian masyarakat dan penelitian<br />

Sesuai dengan tujuan dan target pencapaian kompetensi lulusan Prodi D4 Kebidanan FK Unpad, maka<br />

proses pendidikan bidan diintegrasikan dengan pengabdian masyarakat di wilayah Kampus Jatinangor. Aspek<br />

pengabdian masyarakat merupakan fokus utama sesuai tujuan program pendidikan agar masyarakat dapat<br />

memperoleh maslahat yang setinggi tingginya dari keberadaan institusi pendidikan, sehingga masyarakat<br />

menjadi subyek kegiatan yang perlu dilayani secara optimal oleh sivitas akademika.<br />

Kegiatan pengabdian masyarakat merupakan kesempatan yang sangat berharga bagi peserta kegiatan<br />

praktik lapangan agar mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmu dan keterampilannya langsung pada subyek target<br />

pelayanan. Jenis kegiatan praktik lapangan sangat bervariasi dalam ragam dan tingkat kesulitannya, sehingga<br />

pengaturan alokasi mahasiswa dilakukan sesuai dengan tahapan pendidikannya. Seluruh mahasiswa yang<br />

turut serta dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini harus sudah dinyatakan lulus dalam ujian praktik<br />

laboratorium sesuai tahap pendidikannya, demikian pula jenis kegiatan yang boleh dilakukan mahasiswa tersebut


38<br />

dalam pengabdian masyarakat akan disesuaikan.<br />

Kegiatan pengabdian masyarakat ini juga memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk melakukan<br />

identifikasi masalah kesehatan di wilayah Jatinangor, mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan minat<br />

meneliti untuk mencari pemecahan masalah yang langsung dapat dirasakan manfaatnya untuk masyarakat<br />

setempat maupun untuk pengembangan ilmu kebidanan.<br />

Dalam kegiatan pengadian masyarakat dan penelitian ini mahasiswa tetap bekerja di bawah bimbingan<br />

dosen atau instruktur klinik. Pada pelaksanaan kegiatan tersebut Prodi D4 Kebidanan FK Unpad bekerjasama<br />

dengan Prodi Sarjana Kedokteran, Fakultas Kedokteran Gigi Unpad, Program Pasca Sarjana Kedokteran<br />

Unpad, Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang, Puskesmas Jatinangor termasuk para staf kesehatannya yang<br />

berada serta anggota masyarakat di wilayah Kecamatan Jatinangor. Sangat terbuka untuk pengembangan<br />

kegiatan ini bersama Fakultas lain maupun institusi lain. Dalam setiap tahun ajaran dibuka kesempatan untuk<br />

memperoleh hibah penelitian maupun pengabdian masyarakat yang bersumber dari Kementrian Pendidikan<br />

Nasional, Universitas dan Fakultas maupun instansi swasta hingga badan/organisasi luar negeri.<br />

2.4. Evaluasi Hasil Belajar<br />

Ujian<br />

1) Jenis Ujian :<br />

a. Formatif: Merupakan evaluasi diri yang dilaksanakan secara berkala selama berlangsungnya<br />

program dan dapat diperhitungkan dalam penentuan nilai akhir menurut proporsi yang ditetapkan<br />

program studi. Secara teratur setiap tahun program studi melaksanakan progress test yang<br />

merupakan ujian formatif internal program studi.<br />

b. Sumatif: merupakan ujian penentuan nilai akhir yang dilaksanakan pada periode ujian yang telah<br />

ditentukan.<br />

Bentuk ujian sumatif adalah sebagai berikut:<br />

1. Ujian teori tertulis dengan soal pilihan ganda berbasis kasus (SPGBK)<br />

2. Ujian tertulis uraian (UTU)<br />

3. Ujian keterampilan klinik (UKK)<br />

4. Ujian lisan analisis kasus (ULAK)<br />

c. Berdasarkan dinamika proses pendidikan kebidanan, maka pada ujian mata kuliah maupun<br />

semester dapat dipilih satu, dua atau lebih kombinasi dari bentuk ujian sebagai berikut :<br />

1. Ujian teori, bisa dalam bentuk SPGBK atau UTU , atau kombinasi kedua bentuk soal<br />

tersebut.<br />

2. Ujian lisan berupa ULAK atau dikenal dengan Students Objective Oral Case Analysis (SOOCA)<br />

yaitu ujian kasus yang harus dianalisis mahasiswa untuk menilai pemahaman ilmu,<br />

kemampuan berpikir kritis dan kemampuan mengaplikasikan pemahaman mahasiswa dalam<br />

mengelola masalah dalam kasus.<br />

3. Ujian keterampilan klinik UKK dapat dilakukan melalui uji keterampilan klinik objektif terstruktur<br />

(UKOS) atau dikenal dengan Objective Structured Clinical Examination (OSCE), yakni ujian<br />

keterampilan prosedur klinik dan atau interpretasinya di tingkat praktik laboratorik. Pada tingkat<br />

praktik lapangan ujian dilaksanakan dalam bentuk ujian keterampilan klinik mini (UKMINI) dan<br />

ujian kepuasan pengguna (UKP). UKMINI merupakan modifikasi mini clinical examination<br />

(mini C-ex), sedangkan UKP merupakan modifikasi 360 degree clinical evaluation.<br />

2) Waktu Pelaksanaan.<br />

Ujian teori mengikuti pola sebagai berikut<br />

a. Ujian Tengah Semester (UTS)<br />

Merupakan ujian yang dilaksanakan pada tengah semester/ blok mata kuliah sesuai dengan<br />

jadual yang ditentukan, berupa SPGBK dan atau UTU.<br />

b. Ujian Akhir Semester (UAS)<br />

Merupakan ujian yang dilaksanakan pada akhir semester/ blok mata kuliah sesuai dengan jadual<br />

yang ditentukan, berupa SPGBK dan atau UTU, ditambah dengan ULAK.<br />

c. Ujian perbaikan<br />

Merupakan ujian untuk memperbaiki nilai akhir bagi mahasiswa yang memenuhi ketentuan tertentu<br />

dan dilaksanakan pada waktu yang ditentukan.<br />

Mahasiswa diberi kesempatan mengikuti ujian perbaikan dengan ketentuan sebagai berikut:<br />

a. Bagi mahasiswa yang mendapat nilai D atau E bersifat wajib<br />

b. Bagi mahasiswa yang sudah mendapat nilai B+, B atau C diperbolehkan mengikuti ujian


39<br />

perbaikan, dengan catatan:<br />

1. Jumlah nilai B+, B dan/atau C yang akan diperbaiki tidak boleh melebihi 4 mata ajar, diluar<br />

mata ajar yang mendapat nilai D dan E.<br />

2. Apabila mendaftar untuk ujian perbaikan nilai, akan tetapi pada waktunya tidak hadir tanpa<br />

alasan yang sah, maka nilainya menjadi E.<br />

3. Bagi mahasiswa yang mengikuti ujian perbaikan maka nilai SPGBK dan UTU terbaik yang<br />

akan diambil, sedangkan nilai paling tinggi pada ujian perbaikan ULAK adalah C (56).<br />

4. Ujian perbaikan harus mendapat persetujuan dari dosen wali.<br />

c. Untuk perbaikan ujian tulis SPGBK dan UTU dilaksakanakan pada tiap akhir semester<br />

setelah nilai akhir diumumkan sebelum memasuki semester genap dan sebelum judicium,<br />

kesempatan perbaikan diberikan 1 (satu) kali.<br />

d. Untuk perbaikan nilai ULAK dilakukan maksimal satu minggu setelah setelah pelaksanaan<br />

ULAK, dan hanya ada satu kesempatan ujian perbaikan ULAK . Nilai ujian perbaikan ULAK<br />

diambil nilai terbaik, dengan ketentuan nilai maksimum C (56).<br />

Ujian susulan dilaksanakan sesegera mungkin untuk mengganti ujian yang ditinggalkan karena sakit atau alasan<br />

lainnya yang sah, yang dibuktikan dengan dukungan dokumen yang sah dan lolos verifikasi prodi.<br />

Ujian susulan paling lambat dilaksanakan pada masa libur antar semester di akhir semester ganjil, sedangkan di akhir<br />

semester genap dilaksanakan paling lambat 7 hari sebelum yudisium semester genap.<br />

Jika hingga batas akhir masa pendaftaran yudisium, mahasiswa yang bersangkutan belum menyelesaikan ujian, maka<br />

pada mata kuliah tersebut dapat dinyatakan gagal.<br />

Ujian keterampilan klinik (UKK)<br />

UKK pada tahap laboratorik diselesaikan pada blok mata kuliah yang bersangkutan, dan tidak selalu mengikuti jadwal<br />

UTS dan UAS. Bentuk ujian adalah UKOS.<br />

Ujian perbaikan UKOS dilaksanakan maksimal dua minggu setelah ujian pertama, dengan tujuan memberikan<br />

kesempatan bagi mahasiswa yang belum lulus untuk berlatih mandiri keterampilan yang dibutuhkan dalam blok<br />

tersebut, mengingat kelulusan ini menjadi syarat untuk dapat mengikuti kegiatan praktik lapangan.<br />

UKK pada tahap praktik lapangan dapat dilakukan sesegera mungkin jika mahasiswa merasa siap dan kompeten<br />

dalam jenis keterampilan yang ditargetkan, sesuai prinsip kurikulum berbasis kompetensi.<br />

Persyaratan jumlah kasus untuk setiap keterampilan klinik yang ditargetkan harus tetap dipenuhi sebelum atau<br />

sesudah ujian, dan dalam kesempatan mana pun selama praktik lapangan yang sesuai.<br />

Bentuk ujian UKK tahap praktik adalah nilai UKMINI atau UKK atau gabungan dari keduanya, yang disesuaikan<br />

dengan kondisi di lapangan.<br />

Ujian ulangan dan ujian susulan dapat dilakukan dalam masa praktik lapangan yang sama, atau pada saat praktik<br />

lapangan berikutnya , jika kondisi lapangan sesuai. Jika hingga akhir masa satu periode praktik lapangan seorang<br />

mahasiswa belum lulus UKK, maka mahasiswa tersebut harus melapor pada koordinator praktik klinik dan preceptor<br />

(mentor) kelompok nya di awal praktik lapangan berikutnya.<br />

PERINGATAN:<br />

Kelulusan UKK berpengaruh pada kelulusan tingkat paket pendidikan yang diambil mahasiswa. Jika pada yudisium<br />

di akhir semester genap tidak memenuhi syarat kenaikan tingkat, maka mahasiswa ybs harus mengulang seluruh<br />

paket pendidikan tersebut di tahun berikutnya.<br />

Kelulusan ujian teori, ujian praktik dan pencapaian target praktik minimal , menjadi persyaratan untuk mendaftar<br />

sebagai peserta ujian kompetensi bidan Indonesia (UKBI), dengan mengikuti ketentuan lain yang berlaku pada saat<br />

pendaftaran peserta UKBI.<br />

Ketentuan ini dapat berubah (dengan terbukanya kemungkinan penambahan syarat ujian tertentu yang dikeluarkan<br />

pihak panitia UKBI, dan diluar wewenang pimpinan Prodi).<br />

Uji Kompetensi Bidan Indonesia (UKBI)<br />

Sesuai ketentuan yang berlaku, mahasiswa kebidanan dapat dinyatakan lulus dalam pendidikan Program Studi<br />

Diploma 4 Kebidanan FK Unpad, apabila yang bersangkutan lulus mengikuti kegiatan Uji Kompetensi Bidan<br />

Indonesia, berdasarkan surat keterangan dari Majelis Tenaga Kesehatan Indonesia sebagai pemangku otoritas<br />

UKBI tahun 2014-2015.<br />

Bentuk ujian yang dilaksanakan akan sangat tergantung pada ketentuan yang dikeluarkan oleh badan otoritas<br />

UKBI tersebut.<br />

CARA PENILAIAN:<br />

Bobot, Nilai Akhir, Huruf Mutu dan Angka Mutu<br />

Bobot tiap macam penilaian yang digunakan tergantung pada bobot soal/tugas yang diberikan Dosen Pengampu<br />

Mata Kuliah.<br />

Selain itu sistem penilaian menggunakan penilaian acuan patokan (Criterion Reference):


40<br />

Skor* Huruf mutu Angka Mutu<br />

90 ≤ NA ≤ 100 A 3,60 ≤ AM ≤ 4<br />

80 ≤ NA ≤ 90 A- 3,20 ≤ AM < 3,60<br />

75 ≤ NA ≤ 80 B+ 3,00 ≤ AM < 3,20<br />

68 ≤ NA ≤ 75 B 2,72 ≤ AM < 3,00<br />

56 ≤ NA ≤ 68 C+ 2,24 ≤ AM < 2,72<br />

C<br />

45 ≤ NA ≤ 56 D 1,80 ≤ AM < 2,24<br />

NA ≤ 45 E AM < 1,80<br />

90 ≤ NA ≤ 100 A 3,60 ≤ AM ≤ 4<br />

a. Nilai Kelulusan<br />

Nilai kelulusan setiap mata ajar minimal C.<br />

b. Pengumuman Hasil Ujian<br />

Hasil ujian diumumkan kepada mahasiswa selambat-lambatnya 14 (empatbelas) hari setelah<br />

pelaksanaan ujian.<br />

1.1.1. Evaluasi Keberhasilan Mahasiswa.<br />

Keberhasilan mahasiswa akan dievaluasi melalui kegiatan yudisium untuk memutuskan apakah seorang<br />

mahasiswa dapat meneruskan ke paket program tahun selanjutnya atau harus mengulang paket program tahun<br />

tersebut atau harus menghentikan studi (dropout).<br />

Yudisium merupakan bagian penting dari kegiatan akademik yang wajib dihadiri oleh seluruh mahasiswa. Bagi<br />

mahasiswa yang tidak menghadiri yudisium tanpa alasan yang sah, nilainya baru akan diumumkan awal semester<br />

berikutnya.<br />

Mahasiswa dapat meneruskan ke tingkat yang lebih lanjut, apabila:<br />

a. Memiliki IPK sekurang-kurangnya 2.00<br />

b. Tidak terdapat huruf mutu E<br />

c. Huruf mutu D tidak melebihi (


41<br />

kampus<br />

4) Tidak diperkenankan merokok di lingkungan kampus, asrama, rumah sakit dan di setiap kegiatan<br />

kemahasiswaan.<br />

5) Tidak diperkenankan membawa dan meminum minuman keras<br />

6) Tidak diperkenankan membawa dan menggunakan obat-obatan psikotropika/narkoba<br />

7) Tidak diperkenankan membawa senjata api, senjata tajam, petasan, dan bahan mudah meledak.<br />

8) Tidak diperkenankan merusak, mencorat-coret dan mengurangi untuk kepentingan pribadi fasilitas belajar<br />

mengajar dan inventaris di kampus/tempat kegiatan belajar mengajar<br />

9) Menggunakan pakaian sesuai dengan aturan<br />

10) Saat meninggalkan ruangan kelas, diharuskan :<br />

Mematikan lampu dan AC<br />

Membersihkan papan tulis dan ruangan<br />

Merapikan kursi dan ruangan<br />

Mengembalikan kertas-kertas dan buku pada tempatnya<br />

2.6.2 Tata Tertib Pakaian Mahasiswa<br />

1) Seragam<br />

a. Pengertian<br />

Pakaian seragam adalah pakaian yang dikenakan mahasiswa dalam kegiatan perkuliahan, praktik di<br />

laboratorium, rumah sakit maupun komunitas, ujian praktik, sidang karya tulis dan kegiatan resmi<br />

akademik.<br />

b. Tujuan Penggunaan<br />

Tujuan penggunaan pakaian seragam adalah menumbuhkan kedisiplinan, rasa persatuan dan<br />

kesatuan, saling menghargai dan tidak ada perbedaan sosial antar mahasiswa Program Studi<br />

Diploma Kebidanan tanpa menghalangi proses pembelajaran.<br />

c. Ketentuan Seragam Mahasiswa<br />

1) Proses Pembelajaran di Kelas (Kampus); menggunakan pakaian bebas sopan, rapih dan bersih.<br />

Tidak diperkenanan menggunakan kaos dan denim. Tidak transparan dan tidak ketat. Jika<br />

menggunakan rok panjang rok 10 cm di bawah lutut. Jika menggunakan celana panjang, panjang<br />

celana sebatas tumit kaki. Panjang baju minimal 10 cm di bawah pinggang, tidak bermodel leher<br />

rendah, berlengan minimal ½ lengan atas. Apabila memakai baju muslimah wajib sesuai syariah<br />

yang berlaku (tidak menggunakan cadar). Menggunakan name tag selama berada di lingkungan<br />

kampus. Rambut rapih, jika melebihi bahu harus diikat. Tidak menggunakan perhiasan yang<br />

berlebihan. Menggunakan sepatu formal tertutup, tinggi hak tidak melebihi 5 cm. Kuku tidak boleh<br />

panjang dan diwarnai. Rambut rapih. Tidak menggunakan perhiasan yang berlebihan.<br />

Menggunakan sepatu tertutup.<br />

2) Proses Pembelajaran di Laboratorium (kampus);<br />

1) Lab activity :<br />

Menggunakan baju bebas, rapih dan bersih. Menggunakan jas lab lengan panjang dan panjang<br />

selutut jika kegiatan lab activity menggunakan reagen atau bahan-bahan kimia. Jas lab selalu<br />

dikancingkan dan dipakai hanya di lingkungan Laboratorium FK Unpad. Memakai tanda<br />

pengenal yang telah ditentukan. Menggunakan sepatu resmi tertutup.<br />

1) Skills Lab :<br />

Menggunakan seragam Putih sesuai dengan model yang telah ditentukan, bersih dan rapih,<br />

disertai tanda pengenal (sesuai dengan tingkat yang telah dilalui mahasiswa), menggunakan<br />

harnet bagi mahasiswa yang tidak menggunakan kerudung, bagi mahasiswa yang menggunakan<br />

kerudung diwajibkan menggunakan kerudung berwarna putih dengan polet pita biru diatas sesuai<br />

dengan model yang telah ditentukan.<br />

3) Proses Pembelajaran di Klinik (lahan praktik);<br />

Menggunakan seragam Putih sesuai dengan model yang telah ditentukan bersih dan rapih,<br />

disertai tanda pengenal (sesuai dengan tingkat yang telah dilalui mahasiswa), menggunakan<br />

harnet dan kap putih dengan polet biru yang telah ditentukan bagi mahasiswa yang tidak<br />

menggunakan kerudung, bagi mahasiswa yang menggunakan kerudung diwajibkan berkerudung<br />

putih dengan polet pita biru diatas sesuai model yang telah ditentukan, dan menggunakan sepatu<br />

putih tertutup sesuai yang telah ditentukan.<br />

Saat dinas malam menggunakan seragam Pink (baju OK) dan kerudung putih polet pita biru, bagi<br />

yang tidak berkerudung menggunakan kap putih dengan polet biru.<br />

4) Proses Pembelajaran di komunitas; menggunakan seragam Putih Biru sesuai dengan model<br />

yang telah di tentukan bersih dan rapih, disertai tanda pengenal (sesuai dengan tingkat yang<br />

telah dilalui mahasiswa), menggunakan harnet bagi mahasiswa yang tidak menggunakan


42<br />

kerudung, bagi mahasiswa yang menggunakan kerudung di wajibkan menggunakan kerudung<br />

putih dengan polet pita biru diatas sesuai dengan model yang telah ditentukan, dan<br />

menggunakan sepatu hitam tertutup sesuai dengan yang telah ditentukan.<br />

5) Kegiatan seminar atau kegiatan formal lainnya mahasiswa wajib menggunakan jas almamater,<br />

menggunakan seragam biru putih atau berpakaian bebas sopan dan rapi (tergantung dari jenis<br />

kegiatan), menggunakan sepatu tertutup, tidak memakai asesoris atau perhiasan yang<br />

berlebihan.<br />

1.1.1. Tata tertib Mahasiswa pada Perkuliahan<br />

(1) Yang dimaksud dengan perkuliahan di sini adalah tutorial, mini lecture, skill lab, lab activity.<br />

(2) Mahasiswa diwajibkan menggunakan pakaian seragam lengkap beserta atribut, rapi dan bersih<br />

dengan sepatu berwarna hitam tertutup. Untuk kegiatan laboratorium diwajibkan menggunakan<br />

jas lab.<br />

(3) Mahasiswa diwajibkan hadir 15 menit sebelum perkuliahan berlangsung. Jika ada mahasiswa<br />

yang terlambat masuk pada jam perkuliahan berlangsung diwajibkan lapor pada bagian<br />

pendidikan.<br />

(4) Bagi mahasiswa yang terlambat maka tidak diperkenankan untuk mengikuti perkuliahan, kecuali<br />

dengan alasan yang jelas dan dapat diterima oleh dosen yang hadir pada saat kegiatan tersebut.<br />

(5) Mahasiswa yang karena keterlambatannya tidak diperkenankan mengikuti kegiatan belajar<br />

mengajar oleh dosen yang bersangkutan maka dianggap tidak hadir.<br />

(6) Mahasiswa harus mematuhi aturan berpakaian yang memenuhi etika berpakaian mahasiswa.<br />

(7) Setiap mengikuti kegiatan belajar mengajar, mahasiswa harus mengisi daftar hadirmahasiswa<br />

dan dosen.<br />

(8) Selama perkuliahan berlangsung dilarang keluar masuk kelas tanpa izin dosen yang<br />

bersangkutan.<br />

(9) Selama saat perkuliahan berlangsung mahasiswa dilarang mengaktifkan telpon seluler atau alat<br />

komunikasi elektronik lainnya.<br />

(10) Tidak diperbolehkan makan atau minum pada saat perkuliahan berlangsung.<br />

(11) Mahasiswa harus mempersiapkan diri terlebih dahulu sebelum mengikuti kegiatan belajar<br />

mengajar dan melaksanakan setiap tugas yang diberikan yang terkait dengan kegiatan belajar<br />

mengajar yang diikuti. Mahasiswa diwajibkan menjaga suasana kondusif dan mampu bekerja<br />

sama satu dengan yang lainnya pada saat tutorial berlangsung.<br />

serta berkomunikasi dengan baik dan saling menghargai sesama teman.<br />

(12) Mahasiswa diwajibkan membawa dan menggunakan buku sumber (Text Books) dan berperan<br />

aktif dalam kegiatan tutorial, sedangkan untuk kegiatan laboratorium wajib membawa<br />

modul/manual.<br />

(13) Mahasiswa yang tidak hadir karena alasan yang dapat dibenarkan, seperti: sakit, terkena<br />

musibah, mendapat tugas dari fakultas atau universitas, atau alasan lain yang dapat<br />

dipertanggungjawabkan yang telah diajukan dan mendapat persetujuan sebelumnya, dapat<br />

meninggalkan kegiatan pendidikan setelah menyampaikan keterangan tertulis dari pihak<br />

berwenang (dokter atau pimpinan Fakultas). Surat keterangan sakit dari dokter harus diserahkan<br />

ke SBP paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah ketidakhadiran, sedangkan untuk surat<br />

keterangan dari pimpinan Fakultas paling lambat 1 (satu hari) kerja sebelum ketidak hadiran.<br />

(14) Kegiatan pendidikan yang ditinggalkan dengan alasan yang sah ini dapat digantikan dengan<br />

mengikuti kegiatan susulan yang sama atau kegiatan lainnya seperti pemberian tugas<br />

berdasarkan kebijakan dosen terkait. Khusus untuk kegiatan skill’s lab, mahasiswa harus<br />

mendapat kesempatan untuk dilatih pada waktu yang telah disepakati segera setelah mahasiswa<br />

tersebut hadir kembali.<br />

Batas minimal kehadiran untuk perkuliahan adalah 80%, kecuali laboratirium adalah 100%.<br />

Ketidakhadiran sebanyak 20% harus didasari oleh alasan yang dapat dipertanggungjawabkan.<br />

2.6.4 Tata tertib mahasiswa pada saat Praktik Klinik atau Praktik Komunitas<br />

a. Mahasiswa hadir sesuai jadwal yang telah ditentukan oleh pihak akademik atau pihak lahan praktik<br />

b. Hadir 15 menit sebelum jadwal yang ditentukan, jika mahasiswa hadir terlambat lebih 15 menit maka<br />

mahasiswa dianggap tidak praktik.<br />

c. Jumlah kehadiran praktik adalah 100%, apabila mahasiswa tidak dapat hadir dikarenakan sakit,<br />

mahasiswa wajib mengganti sebanyak waktu yang ditinggalkan setelah mendapatkan ijin dari<br />

preseptor atau koordinator praktik.<br />

d. Mahasiswa yang tidak hadir karena alasan yang dapat dibenarkan, seperti: sakit, terkena musibah,<br />

mendapat tugas dari fakultas atau universitas, atau alasan lain yang dapat dipertanggungjawabkan<br />

yang telah diajukan dan mendapat persetujuan sebelumnya. Surat keterangan sakit dari dokter harus<br />

diserahkan ke SBP dan instruktur klinik paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah ketidakhadiran dengan<br />

sebelumnya mahasiswa memberitahukan ketidakhadirannya pada preseptor dan instruktur lapangan.<br />

e. Mahasiswa tidak diperkenankan untuk menukar jadwal dinas yang telah ditentukan tanpa ijin dari


43<br />

preseptor atau instruktur lapangan, jika hal tersebut dilakukan maka pada hari tersebut mahasiswa<br />

dianggap tidak dinas.<br />

f. Mematuhi peraturan yang telah ditentukan oleh pendidikan dan lahan praktik<br />

g. Mahasiswa mengisi daftar hadir saat datang dan pulang<br />

h. Setiap asuhan kebidanan yang dilakukan harus didokumentasikan dalam bentuk SOAP<br />

i. Mahasiswa yang merusakkan/menghilangkan alat yang dipakai untuk praktik karena kelalaiannya,<br />

diwajibkan untuk mengganti alat tersebut sesuai dengan aslinya.<br />

j. Membina hubungan baik dengan keluarga besar, pimpinan dan karyawan di lingkungan rumah sakit<br />

serta mahasiswa lain di lahan praktik.<br />

k. Apabila terjadi pelanggaran terhadap tata tertib yang berlaku akan diberikan sanksi oleh pihak<br />

akademik sesuai dengan berat ringannya pelanggaran.<br />

1.1.1. Tata tertib Mahasiswa pada saat Ujian<br />

a. Setiap mahasiswa diwajibkan menggunakan seragam perkuliahan seragam putih biru beserta papan<br />

nama (name tag) dan aktribut lengkap.<br />

b. Mahasiswa diwajibkan membawa Kartu Tanda Mahasiswa yang masih berlaku.<br />

c. Mahasiswa diwajibkan menggunakan sepatu tertutup berwarna hitam.<br />

d. Seluruh mahasiswa wajib hadir 15 menit sebelum ujian dilaksanakan, dan tidak diperkenankan<br />

memasuki ruang ujian sebelum ujian dimulai.<br />

e. Peserta ujian tidak diperkenankan untuk mengaktifkan alat komunikasi (handphone) dan<br />

menggunakannya selama ujian berlangsung.<br />

f. Peserta ujian diharapkan membawa perlengkapan alat tulis yang cukup.<br />

g. Bagi mahasiswa yang terlambat datang tidak akan diberikan tambahan waktu pengerjaan soal ujian.<br />

h. Seluruh mahasiswa wajib mengisi daftar hadir yang akan diedarkan oleh pengawas ujian. Bagi<br />

mahasiswa yang tidak bisa hadir wajib melapor kepada koordinator ujian.<br />

i. Seluruh mahasiswa wajib memeriksa kelengkapan soal yang dibagikan dan segera melapor kepada<br />

pengawas apabila mendapatkan soal yang tidak lengkap.<br />

j. Seluruh mahasiswa wajib mencantumkan nomor soal pada lembar jawaban masing-masing (kecuali<br />

untuk lembar jawaban komputer).<br />

k. Seluruh mahasiswa wajib menjaga ketertiban selama pelaksanaan ujian dan dilarang keras untuk<br />

bekerja sama maupun membuka catatan / diktat.<br />

l. Bagi mahasiswa yang melakukan pelanggaran terhadap butir “k” diatas, maka kepadanya akan<br />

dikenakan sanksi.<br />

m. Adapun sangsi yang dimaksudkan pada butir “l” diatas akan ditentukan oleh dosen mata kuliah yang<br />

bersangkutan setelah sebelumnya disampaikan identitas mahasiswa yang melakukan pelanggaran<br />

tersebut.<br />

n. Selama ujian berlangsung mahasiswa diperkenankan ijin keluar ruang ujian setelah melapor kepada<br />

pengawas.<br />

o. Bagi mahasiswa yang telah selesai mengerjakan soal dipersilahkan untuk meninggalkan ruang ujian<br />

dan menyimpan lembar soal berikut lembar jawaban di meja masing-masing.<br />

p. Seluruh mahasiswa wajib menghentikan pengerjaan soal apabila waktu yang disediakan telah habis.<br />

q. Khusus untuk ujian OSCE :<br />

1) Seluruh mahasiswa diperkenankan memasuki ruang ujian setelah mendapatkan perintah (Suara Bel).<br />

2) Seluruh mahasiswa diberi waktu untuk membaca soal terlebih dahulu dalam waktu maksimal 2 menit.<br />

3) Seluruh mahasiswa diberi waktu mengerjakan tindakan sesuai dengan perintah soal dalam waktu maksimal<br />

10 menit.<br />

4) Seluruh mahasiswa akan diberikan waktu istirahat yang sama dalam waktu 10 menit.<br />

5) Seluruh mahasiswa wajib menjaga ketertiban selama pelaksanaan ujian dan dilarang keras untuk bekerja<br />

sama maupun membuka catatan / diktat, atau berkomunikasi dengan mahasiswa lainnya.<br />

6) Bagi mahasiswa yang melakukan pelanggaran terhadap butir “12”diatas, maka kepadanya akan dikenakan<br />

sanksi.<br />

7) Adapun sangsi yang dimaksudkan pada butir “13” diatas akan ditentukan oleh dosen mata kuliah yang<br />

bersangkutan setelah sebelumnya disampaikan identitas mahasiswa yang melakukan pelanggaran tersebut.<br />

8) Selama ujian berlangsung mahasiswa tidak diperkenankan ijin keluar ruang ujian.<br />

9) Seluruh mahasiswa wajib menghentikan semua tindakan kegiatan ujian praktek apabila waktu yang<br />

disediakan telah habis dan segera pindah ke station selanjutnya.<br />

10) Jumlah station telah disosialisasikan pada seluruh mahasiswa yang akan melakukan ujian praktik, dan<br />

pernah melakukan simulasi sebelumnya.<br />

11) Jumlah station ditentukan berdasarkan kompetensi Bidan.<br />

Khusus untuk ujian SOOCA<br />

1) Seluruh mahasiswa diperkenankan memasuki ruang stetril 10 menit sebelum pelaksanaan ujian.<br />

2) Mahasiswa yang memasuki ruang ujian sesuai dengan jadwal<br />

3) Sesuai dengan urutan jadwal ujian mahasiswa diberi waktu untuk membaca, menganalsis dan<br />

membuat mind maping sesuai dengan kasus yang diberikan dalam waktu 15 menit di ruang


44<br />

analasis<br />

4) Sesuai dengan urutan jadwal ujian mahasiswa setelah selesai pada ruang analsis, memasuki<br />

ruang presentasi dan tanya jawab, mahasiswa mempresentasikan hasil mind maping yang dibuat<br />

dan akan diberikan pertanyaan oleh penguji.<br />

5) Penguji berjumlah 2 orang.<br />

6) Seluruh mahasiswa wajib menjaga ketertiban selama pelaksanaan ujian dan dilarang keras untuk<br />

bekerja sama maupun membuka catatan / diktat, atau berkomunikasi dengan mahasiswa<br />

lainnya.<br />

7) Bagi mahasiswa yang melakukan pelanggaran terhadap butir “6”diatas, maka kepadanya akan<br />

dikenakan sanksi.<br />

8) Adapun sangsi yang dimaksudkan pada butir “7” diatas akan ditentukan oleh dosen mata kuliah<br />

yang bersangkutan setelah sebelumnya disampaikan identitas mahasiswa yang melakukan<br />

pelanggaran tersebut.<br />

9) Selama ujian berlangsung mahasiswa tidak diperkenankan ijin keluar ruang ujian.<br />

Khusus untuk Ujian Akhir Program (UAP)<br />

1) Pelaksanaan UAP pada akhir semester 8<br />

2) Seluruh mahasiswa wajib mengikuti UAP<br />

3) Bentuk UAP adalah OSCE dan SOOCA<br />

4) Seluruh mahasiswa wajib menjaga ketertiban selama pelaksanaan ujian dan dilarang keras untuk<br />

bekerja sama maupun membuka catatan / diktat ketika uji wawasan berlangsung.<br />

5) Seluruh mahasiswa wajib mengetahui materi uji pada OSCE dan SOOCA<br />

6) Mahasiswa dapat mengikuti UAP jika seluruh kompetensi pada semester 7 dan 8 telah terpenuhi, tidak<br />

memiliki nilai D, dan nilai sikap yang baik yang dinilai oleh dosen pembimbing dan dosen wali<br />

7) Jadwal UAP akan diumumkan 1 minggu sebelum pelaksanaan ujian<br />

8) Bagi mahasiswa yang melakukan pelanggaran terhadap butir “4” diatas, maka kepadanya akan<br />

dikenakan sanksi.<br />

9) Adapun sangsi yang dimaksudkan pada butir “8” diatas akan ditentukan oleh dosen penguji<br />

bersangkutan setelah sebelumnya disampaikan identitas mahasiswa yang melakukan pelanggaran<br />

tersebut.<br />

10) Selama ujian berlangsung mahasiswa tidak diperkenankan ijin keluar ruang ujian.<br />

1.2. Sidang Karya Tulis Ilmiah<br />

a. Mahasiswa sudah mendaftarkan diri ke Bagian Pendidikan Program Kebidanan dan menyerahkan KTI<br />

yang telah disetujui pembimbing sebanyak 4 eksemplar satu minggu sebelum ujian sidang<br />

dilaksanakan.<br />

b. Sudah hadir ditempat sidang 15 menit sebelum waktu ujian<br />

c. Berpakaian seragam kebidanan berwarna putih biru.<br />

d. Memasuki ruang sidang setelah dipersilahkan oleh panitia sidangdan duduk pada tempat yang telah<br />

disediakan dengan membawa naskah KTI , alat tulis dan media yang diperlukan (Laptop &LCD).<br />

e. Sidang ujian dibuka oleh ketua sidang dan mahasiswa dipersilahkan untuk mempresentasikan KTI<br />

dengan ringkas, singkat, jelas dan padat dalam waktu 10 menit.<br />

f. Sistematika yang dipresentasikan secara berurutan adalah Judul KTI, Latar Belakang Penelitian,<br />

Tujuan Penelitian, Kerangka Pemikiran, Metodologi Penelitian, Hasil dan Pembahasan, Simpulan<br />

dan Saran.<br />

g. Diskusi diawali dengan para penguji masing-masingselama 10 menit, dilanjutkan dengan para<br />

pembimbing dalam waktu masing-masingselama 5 menit.<br />

h. Selama diskusi mahasiswa harus menjawab dengan jelas dan tuntas menggunakan bahasa Indonesia<br />

yang baik dan benar serta mencatat hasil diskusi dan rekomendasi.<br />

i. Sidang ujian ditutup oleh ketua sidang dan mahasiswa dipersilahkan untuk meninggalkan ruangan serta<br />

menerima lembar perbaikan dari penguji dan pembimbing.<br />

j. Perbaikan harus diselesaikan selambat-lambatnya dalam waktu 1 (minggu) minggu sejak tanggal ujian<br />

sidang dan telah ditandatangani oleh pembimbing dan ketua program studi pada lembar pengesahan.<br />

1.1. Sistem Pengajuan Undur Diri dari Program Studi D4 Kebidanan<br />

Bagi mahasiswa yang ingin mengundurkan diri dari Program Studi D4Kebidanan FK Universitas Padjadjaran ke<br />

Prodi di Perguruan Tinggi lain berlaku ketentuan sebagai berikut:<br />

a. Surat permohonan Pengunduran Diri dari mahasiswa ybs. Yang disetujui oleh Orang Tua/Wali,<br />

diketahui oleh Dosen Wali/TPBK dan Pimpinan Program Studi<br />

b. Surat permohonan Pengunduran Diri atas nama mahasiswa dari Pimpinan Fakultas Asal (Dekan)<br />

kepada Pimpinan Universitas (Rektor/PR 1).<br />

c. Surat Keputusan Pengunduran Diri mahasiswa dari Pimpinan Universitas (Rektor/PR 1).<br />

d. Transkrip Akademik mahasiswa ybs selama studi di Universitas Padjadjaran yang ditandatangani oleh<br />

Pimpinan Fakultas (Dekan / PD 1)


45<br />

1.2. Sanksi Akademik<br />

Sanksi akademik dapat berupa peringatan akademik, skorsing, dan pemutusan studi<br />

a. Sanksi akademik<br />

a. Jika jumlah kehadiran mahasiswa pada perkuliahan < 80% maka mahasiswa tersebut tidak<br />

diizinkan untuk mendapatkan remedial ujian MCQ dan ujian SOOCA.<br />

b. Jika jumlah kehadiran pada perkuliahan laboratorium < 100% maka mahasiswa tidak diizinkan<br />

untuk mengikuti ujian remedial OSCE.<br />

c. Jika jumlah kehadiran praktik klinik atau praktik komunitas < 100% tanpa alasan yang dapat<br />

dipertanggungjawabkan maka mahasiswa dinyatakan tidak lulus pada praktik tersebut.<br />

b. Peringatan Akademik<br />

Peringatan akademik berdasar Edaran No.21148/UN6.PR1/PP/2012 diberikan kepada :<br />

1. Mahasiswa Program Diploma yang pada akhir semester dua dan semester-semester sesudahnya<br />

memiliki IPK 2,00 dan atau jumlah sks kurang dari 50% dari total SKS yang seharusnya ditempuh.<br />

2. Mahasiswa yang melalaikan kewajiban administratif selama 2 semester secara berturut-turut<br />

(registrasi dan KRS).<br />

3. Peringatan akademik dikeluarkan oleh Kepala Program Studi dengan tembusan ke Dekan atas<br />

dasar kelalaian/kesengajaan dari tindakan yang dilakukan oleh mahasiswa<br />

c. Skorsing<br />

Skorsing berarti pemberhentian sementara kegiatan akademik atas pelanggaran yang dilakukan oleh<br />

mahasiswa. Skorsing ditetapkan oleh Dekan.<br />

Skorsing dikenakan pada mahasiswa yang terbukti melakukan pelanggaran :<br />

1) Etika moral<br />

a) Mencuri, perkelahian, pengeroyokan, pengrusakan, penganiayaan.<br />

b) Berjudi,minum minuman keras (Miras).<br />

c) Melakukan aktivitas yang tidak etis/melanggar norma sosial dan agama (berpelukan, berciuman,<br />

pornoaksi, dan sejenisnya).<br />

d) Perselingkuhan.<br />

e) Pornografi.<br />

f) Menyebarluaskan gambar, foto, dan video porno.<br />

g) Pemalsuan<br />

2) Etika profesi (malpraktik, mencuri obat dan benda lain milik pasien).<br />

3) Melakukan pelanggaran etika akademik, misalnya: plagiat makalah, laporan dan tugas akhir, dan<br />

pemalsuan tanda tangan<br />

4) Lama skorsing: ditentukan oleh pimpinan (Dekan Fakultas, Senat Fakultas, Kaprodi)<br />

d. Pemutusan Studi<br />

a) Pada akhir semester kedua memiliki ;<br />

1) Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) dibawah 2,00 dan/atau ;<br />

2) Tabungan kredit (jumlah mata kuliah yang memiliki huruf mutu D keatas) tidak mencapai 24<br />

SKS.<br />

b) Pada semester ketiga memiliki ;<br />

1) Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) dibawah 2,00 dan/atau ;<br />

2) Tabungan kredit (jumlah mata kuliah yang memiliki huruf mutu D keatas) tidak mencapai 36<br />

SKS.<br />

c) Melebihi batas studi kumulatif yang ditetapkan.<br />

1.3. Satuan Penilaian Kegiatan Kemahasiswaan<br />

Dalam proses pencapaian kualitas sumber daya manusia, terutama dalam bidang perguruan tinggi, sangat<br />

dibutuhkan kerja sinergis antara bidang akademik dan kemahasiswaan, antara keduanya harus saling<br />

berkolaborasi dan tidak dipandang sebagai sesuatu yang saling kontra produktif. Kegiatan akademik dan<br />

kemahasiswaan seharusnya dapat saling mendukung student body mahasiswa dalam mencapai eksistensinya<br />

sebagai bagian dari masyarakat. Untuk mengawal mahasiswa dalam pencapaian tujuan tersebut, maka<br />

dipandang perlu adanya suatu acuan yang dapat digunakan mahasiswa sebagai pedoman dalam melakukan<br />

kegiatan kemahasiswaan.<br />

Tuntunan abad 21, dimana mahasiswa di tuntut harus punya kemampuan (Way of thinking) berpikir<br />

kreatif, kritis,memecahkan masalah, mengambil keputusan dan pembelajaran sepanjang hayat (Way Of<br />

Working) kemampuan berkomunikasi dan berkolaborasi (Tool For Working) penguasaan ICT dan melek<br />

informasi dan (Skill For Living In The World) memiliki tanggung jawab pribadi dan sosial. 7 soft skill yang<br />

penting untuk dikembangkan oleh mahasiswa adalah communication skills, Thinking skill and problem solving<br />

skills, Team work force, Long life learning and information management, Entepreneur skills, Ethic/moral/and<br />

profesionalism and Leadership skill.<br />

Program Diploma Kebidanan FK Unpad di dalam upayanya memfasilitasi kegiatan-kegiatan


46<br />

kemahasiswaan yang diwadahi secara internal dan eksternal memotivasi dan mendukung mahasiswa untuk<br />

belajar berorganisasi, merencanakan dan melaksanakan kegiatan. Mahasiswa diharapkan berpartisipasi aktif<br />

dalam berbagai kegiatan dan lomba-lomba yang bersifat keilmuwan, olahraga, seni budaya, kemasyarakatan<br />

baik di dalam dan luar negeri. Lembaga Kemahasiswaan (LK), Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dan semua<br />

bentuk kepanitiaan merupakan sarana bagi mahasiswa untuk memperluas wawasan, mengekspresikan diri dan<br />

berprestasi melalui kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan bakat, minat, kemampuan serta keterampilan yang<br />

ingin dicapai. Melalui kegiatan kemahasiswaan, para mahasiswa dilatih dalam pengembangan soft skill yang<br />

sangat dibutuhkan di dunia kerja kelak.<br />

Untuk mendorong dan memotivasi mahasiswa berproses dalam kegiatan, maka segala bentuk kegiatan<br />

ekstrakurikuler akan diberikan penghargaan dalam bentuk sistem poin kegiatan kemahasiswaan yang diberi<br />

nama Satuan Penilaian Kegiatan Kemahasiswaan (SPKK).<br />

a. Tujuan SPKK<br />

1. Meningkatkan soft skill, kecerdasan dan keterampilan mahasiswa<br />

2. Meningkatkan partisipasi dan prestasi mahasiswa dalam bidang penalaran, bakat minat, seni budaya dan<br />

olahraga.<br />

3. Memperkuat kepribadian dan karakter mahasiswa<br />

4. Meningkatkan semangat kepedulian dan kebangsaan<br />

b. Sasaran Kegiatan SPKK<br />

1. Bentuk kegiatan ekstrakurikuler mahasiswa harus benar-benar mencerminkan visi misi Program Diploma<br />

Kebidanan FK Unpad.<br />

2. Kegiatan ekstra kurikuler merupakan salah satu esensi usaha tanpa pamrih dalam menyelenggarakan dan<br />

meningkatkan Tri Dharma Perguruan Tinggi.<br />

3. Seluruh kegiatan kemahasiswaan harus dapat dinikmati secara merata oleh seluruh mahasiswa Program<br />

Diploma Kebidanan FK Unpad dan harus dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin bagi pencapaian<br />

tujuan Pendidikan Tinggi khususnya di Fakultas Kedokteran Unpad.<br />

c. Fungsi SPKK<br />

1. Sebagai alat pencatatan dan penilaian keaktifan mahasiswa selama masa perkuliahan yang dapat di<br />

cetak dalam bentuk transkip SPKK untuk berbagai keperluan mahasiswa dan alumni.<br />

2. Sebagai alat salah satu prasyarata untuk mengikuti acara wisuda<br />

3. Sebagai salah satu syarat mendapatkan predikat wisudawati aktif berprestasi.<br />

d. Ketentuan Pemberian Bobot Pada Kegiatan Ekstrakurikuler<br />

Mahasiswa mendapatkan poin SPKK bila :<br />

a. Terlibat dalam kepengurusan Lembaga Kemahasiswaan baik di dalam maupun di luar kampus sesuai<br />

dengan persetujuan Ketua Program Studi.<br />

a. Terlibat dalam kepanitiaan kegiatan kemahasiswaan dalam lingkungan Program<br />

Prodi/Fakultas/Universitas tingkat regional/ nasional/internasional.<br />

b. Berpartisipasi sebagai peserta dalam kegiatan-kegiatan yang diadakan di dalam lingkungan<br />

Prodi/Fakultas/Universitas tingkat regional/ nasional/internasional.<br />

c. Berpartisipasi sebagai peserta maupun pembicara dalam kegiatan-kegiatan (seminar, lomba,<br />

pameran, atau lainnya) yang diadakan di dalam dan diluar kampus Program Diploma Kebidanan FK<br />

unpad baik sebagai utusan Prodi/Fakultas/Universitas tingkat regional/ nasional/internasional. maupun<br />

atas inisiatif sendiri (dengan menunjukan sertifikat/piagam sebagai bukti keikutsertaan).<br />

d. Terlibat dalam kegiatan-kegiatan antar mahasiswa sebagai utusan atau mewakili Program Diploma<br />

Kebidanan FK unpad dibuktikan dengan surat tugas untuk kegiatan tersebut.<br />

e. Terlibat dalam kegiatan PKM (Program Kreativitas Mahasiswa) baik tingkat<br />

Fakultas/Universitas/Nasional.<br />

e. Kategori SPKK Kegiatan Mahasiswa<br />

1. Pembinaan awal kemahasiswaan<br />

Merupakan kegiatan yang diadakan untuk mahasisawa baru pada awal masuk perkuliahan<br />

(tahun pertama). Beberapa kegiatan pembinaan kemahasiwaan yang diselenggarakan oleh<br />

Universitas/Fakultas/Prodi baik berupa kegiatan OPPEK, MABIM dan kegiatan pembinaan<br />

lainnya. Hal ini diartikan bahwa semua peserta kegiatan-kegiatan diatas mendapatkan SPKK<br />

kategori pembinaan awal kemahasiswaan.<br />

2. Organisasi dan kepemimpinan<br />

Merupakan kegiatan yang terkait dengan kepengurusan Lembaga Kemahasiswaan dan<br />

kepanitiaan dimana diharapkan mahasiswa mengalami proses pembelajaran di bidang organisasi<br />

dan kepemimpinan baik tingkat Universitas/Fakultas/Prodi. Hal ini diartikan bahwa semua peserta<br />

kegiatan-kegiatan diatas mendapatkan SPKK kategori organisasi dan kepemimpinan.<br />

3. Penalaran


47<br />

Merupakan kegiatan yang terkait dengan penalaran dan / atau keilmuwan. Hal ini ditetapkan<br />

melingkupi kegiatan-kegiatan temu ilmiah/ seminar/ pelatihan/ Workshop/ simposium/ kongres/<br />

konferensi/ Lomba penalaran/ Penelitian dan penulisan karya tulis. Hal ini diartikan bahwa semua<br />

peserta kegiatan-kegiatan diatas mendapatkan SPKK kategori Penalaran.<br />

4. Bakat minat<br />

Merupakan kegiatan terkait dengan seni budaya, olah raga dan bakat minat lainnya. Hal ini<br />

diartikan bahwa semua peserta UKM/Club dan kegiatan lepasa bakat minat lainnya mendapatkan<br />

SPKK kategori Bakat-Minat.<br />

5. Pengabdian masyarakat<br />

Merupakan kegiatan yang terkait dengan pengabdian masyarakat, dilakukan oleh Lembaga<br />

Kemahasiswaan Prodi/Fakultas/Universitas<br />

f. Ketentuan SPKK<br />

a. SPKK Minimal<br />

Jumlah poin SPKK yang harus dicapai oleh setiap mahasiswa adalah 45 poin, dengan<br />

pembagian :<br />

Pembinaan awal kemahasiswaan<br />

Organisasi dan Kepemimpinan<br />

Penalaran<br />

Bakat Minat<br />

Pengabdian Masyarakat<br />

b. Penghargaan Predikat mahasiswa Aktif Berprestasi<br />

Memiliki IPK > 3.00<br />

Memiliki SPKK minimal 80 poin, dengan ketentuan :<br />

Pembinaan awal kemahasiswaan<br />

Organisasi dan kepemimpinan<br />

Penalaran<br />

Bakat Minat<br />

Pengabdian Masyarakat<br />

Memiliki surat keterangan yang menyatakan bahwa mahasiswa yang bersangkutan telah memenuhi<br />

persyaratan minimal penilaian/SPKK yang diperoleh/diterbitkan oleh Ketua Program Diploma<br />

Kebidanan FK Unpad.<br />

c. Ketentuan dalam pemberian poin<br />

Ketentuan lebih jelas dalam pemberian poin diatur dalam petunjuk teknis SPKK Prodi D4 Kebidanan<br />

FK.Unpad. Aturan pemberian poin tersebut telah mengacu pada aturan universitas.<br />

g. Reward<br />

Bagi mahasiswa aktif dalam kegiatan kemahasiswaan, pada akhir studi akan diberikan surat<br />

rekomendasi untuk mencari pekerjaan yang akan di tanda tangani oleh Ketua Program Studi.


48<br />

2. Program Pendidikan Dokter<br />

Program Studi Kedokteran<br />

Program Studi Kedokteran adalah Program Strata Satu (S1). Program Strata S1 (Sarjana) Kedokteran di FK Unpad<br />

adalah jenjang pendidikan akademik yang mempunyai beban studi kumulatif sebesar 144 sks termasuk KKNM – PMD.<br />

Masa studi kumulatif antara 7 sampai 14 semester.<br />

Beban Studi dinyatakan dalam jumlah sks yang harus dikumpulkan oleh mahasiswa dalam satu semester. Beban<br />

Studi mahasiswa setiap semester adalah beban yang harus diambil berdasarkan pedoman penentuan beban studi<br />

mahasiswa persemester yang telah ditentukan oleh Program Studi.<br />

1.1 Metoda Pembelajaran<br />

1. Perkuliahan<br />

Perkuliahan ini berupa kuliah interaktif, berlangsung selama 50 menit, yang merupakan kuliah pakar untuk<br />

memfasilitasi proses pembelajaran mandiri mahasiswa. Kegiatan ini bersifat terstruktur dan terjadwal, serta<br />

dapat ditambah berdasarkan kebutuhan mahasiswa.<br />

2. Tutorial<br />

Tutorial dilaksanakan selama 150 menit setiap pertemuan, dengan menggunakan pendekatan problem-based<br />

learning (PBL) yang terintegrasi pada kelompok kecil mahasiswa (8 – 15 orang).<br />

3. Praktikum<br />

Kegiatan praktikum terdiri dari praktikum laboratorium biomedis, praktikum keterampilan klinis (clinical skill)<br />

dan untuk mata ajar Community Reserach Program (CRP) dilakukan praktikum komputer.<br />

Praktikum di laboratorium biomedis bertujuan untuk meningkatkan pemahaman teori yang diperoleh saat<br />

perkuliahan/tutorial sedangkan praktikum keterampilan klinis dan praktikum komputer bertujuan untuk<br />

meningkatkan keterampilan pada bidang tersebut.<br />

4. Seminar<br />

Seminar dilaksanakan pada mata kuliah BHP, CRP dan PHOP termasuk Seminar Usulan Penelitian untuk<br />

skripsi.<br />

5. Tugas<br />

Pada beberapa mata kuliah mahasiswa diwajibkan untuk membuat intisari buku teks dan melakukan telaah<br />

kritis atas jurnal ilmiah, serta menyusun rencana dan laporan kegiatan, atau tugas mandiri lainnya.<br />

6. Kerja lapangan<br />

Merupakan salah satu metode yang digunakan untuk kegiatan ekstramural, Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan<br />

kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM). Kegiatan ini dapat dilaksanakan di sarana pelayanan<br />

kesehatan, industri ataupun di masyarakat.<br />

7. Penelitian akhir (skripsi/minor thesis)<br />

Merupakan program wajib dengan topik pilihan (elective project) sesuai minat mahasiswa yang dilakukan<br />

secara perorangan atau berkelompok yang dilaksanakan pada semester tujuh. Pada program ini mahasiswa<br />

diharuskan menulis karya tulis skripsi/minor thesis sebagai hasil penelitiannya (dapat berupa penelitian<br />

laboratorik, klinik atau lapangan). Hasil penelitian ini wajib dipublikasikan ke dalam jurnal ilmiah.<br />

1.2 Evaluasi Hasil Belajar<br />

1.2.1 Ujian dan Cara penilaian<br />

1) Ujian<br />

a. Jenis Ujian:<br />

Formatif: merupakan evaluasi diri yang dilaksanakan secara berkala selama berlangsungnya program dan<br />

tidak diperhitungkan dalam penentuan nilai akhir.<br />

Secara teratur setiap tahun program studi melaksanakan Progress test yang merupakan ujian formatif internal<br />

program studi. Ujian ini wajib diikuti oleh semua mahasiswa.<br />

Secara teratur program studi melaksanakan tes formatif untuk mengevaluasi kemampuan mahasiswa pada<br />

pertengahan semester/sistem.<br />

Sumatif: merupakan ujian penentuan nilai akhir yang dilaksanakan pada periode ujian yang telah ditentukan.<br />

Bentuk ujian sumatif adalah sebagai berikut:<br />

(1) Ujian tulis pilih ganda (Multiple Choice Question)<br />

(2) Ujian lisan (Oral)<br />

(3) Ujian praktek<br />

b. Pelaksanaan Ujian


49<br />

Pelaksanaan ujian untuk setiap program adalah sebagai berikut::<br />

a. Ujian MCQ bisa berbentuk monodisiplin atau Multidisciplinary Examination (MDE) yang dilaksanakan di<br />

setiap mata kuliah kecuali Clinical Skill Program (CSP).<br />

b. Ujian lisan berupa Students Objective Oral Case Analysis (SOOCA) yaitu ujian dengan menggunakan<br />

kasus yang akan dianalisis untuk menilai kemampuan menganalisis dan mengaplikasikan ilmu biomedik<br />

dasar ke dalam masalah yang diberikan, serta penalaran masalah klinik.<br />

c. Ujian praktik yang dilaksanakan berupa Objective Structured Clinical Examination (OSCE) dan Objective<br />

Structured Practical Examination (OSPE) di CSP, serta praktik komputer untuk CRP.<br />

Tabel 3.1 Jadwal Ujian PSK FK Unpad<br />

Mata Kuliah<br />

BHP, PHOP, CRP<br />

FBS<br />

BMP<br />

SOCA<br />

OSCE<br />

Lab CRP<br />

Skripsi<br />

Waktu Ujian<br />

UTS, UAS (termasuk ujian comprehensive)<br />

MDE: UTS (FBS I-II), UAS (FBS III-IV), termasuk<br />

ujian comprehensive FBS I-IV).<br />

MDE: setiap akhir sistem, termasuk ujian<br />

comprehensive pada akhir semester.<br />

Setelah FBS II (untuk FBS I dan II), akhir<br />

semester I, untuk FBS III dan IV, serta akhir<br />

semester II, III, IV, V, VI dan VII untuk BMP.<br />

Setiap akhir semester.<br />

Setiap akhir semester kecuali semester 2 tidak<br />

ada lab CRP.<br />

Saat UAS semester VII<br />

1) Cara penilaian:<br />

a. Skor, Huruf Mutu, Angka Mutu<br />

Sistem Penilaian menggunakan penilaian acuan patokan (criterion reference)<br />

Skor* Huruf Mutu Angka Mutu<br />

80 – 100 A 4.00<br />

76 – 79 B++ 3.50<br />

72 – 75 B+ 3.25<br />

68 – 71 B 3.00<br />

64 – 67 C++ 2.75<br />

60 – 63 C+ 2.50<br />

56 – 59 C 2.00<br />

45 – 55 D 1.00<br />

< 45 E 0


50<br />

b. Pembobotan skor Mata Ajar<br />

Pembobotan skor pada setiap FBS, BMP, Final komprehensif, SOOCA, OSCE, BHP, CHOP, dan CRP dalam (%)<br />

adalah sebagai berikut:<br />

CSP 100<br />

Nilai akhir skripsi ditentukan dengan<br />

memperhatikan PHOP 25/20 25/20 25/20 25/20 0/20 pembobotan sebagai<br />

berikut:<br />

CRP 25/20 25/20 25/20 25/20 0/20<br />

Nilai bimbingan: bobot<br />

60% BHP 25/20 25/20 25/20 25/20 0/20<br />

Nilai ujian: bobot 40%<br />

Bagi mahasiswa yang mengikuti sidang lebih lambat dari waktu yang ditentukan karena kesalahannya sendiri, maka<br />

nilai maksimalnya adalah B.<br />

c. Nilai kelulusan<br />

Nilai kelulusan setiap mata ajar minimal C, dengan pengecualian pada CSP harus mendapat nilai A untuk semua<br />

keterampilan yang diujikan.<br />

d. Ujian Perbaikan (Remedial Examination)<br />

Untuk memperbaiki nilai, mahasiswa diberi kesempatan mengikuti ujian perbaikan dengan ketentuan sebagai<br />

berikut:<br />

Untuk MDE (FBS + BMP), BHP, CRP dan PHOP segera setelah yudisium 1.<br />

Bagi mahasiswa yang mendapat nilai D atau E bersifat wajib<br />

Bagi mahasiswa yang sudah mendapat nilai B+, B atau C diperbolehkan mengikuti ujian perbaikan, dengan<br />

catatan:<br />

A. Jumlah nilai B+, B dan/atau C yang akan diperbaiki tidak boleh melebihi 4 mata ajar (FBS atau<br />

program), diluar mata ajar yang mendapat nilai D dan E.<br />

B. Apabila mendaftar untuk ujian perbaikan nilai, akan tetapi pada waktunya tidak hadir tanpa alasan<br />

yang sah, maka nilainya menjadi E.<br />

C. Bagi mahasiswa yang mengikuti ujian perbaikan maka nilai terbaik yang akan diambil.<br />

D. Ujian perbaikan harus mendapat persetujuan dari dosen wali.<br />

Untuk SOOCA segera setelah pelaksanaan SOOCA, dan hanya ada satu kali ujian perbaikan SOOCA. Bila<br />

setelah ujian perbaikan SOOCA tetap tidak lulus, nilai ujian yang terbaik yang akan diambil. Nilai ujian<br />

perbaikan untuk SOOCA adalah maksimum C (56).<br />

Untuk OSCE ujian perbaikan diadakan segera setelah pelaksanaan OSCE atau di tahun berikutnya, dengan<br />

ketentuan sebagai berikut:<br />

- bila tidak lulus pada < 6 station dari 12 station yang diujikan, maka ujian perbaikan dilakukan segera<br />

setelah pelaksanaan OSCE dan yang diulang hanya station yang tidak lulus.<br />

- bila tidak lulus > 6 station, maka ujian perbaikan OSCE diadakan tahun berikutnya dan mahasiswa harus<br />

mengulang seluruh station.<br />

Untuk skripsi ujian perbaikan diadakan di semester berikutnya.<br />

<br />

<br />

Program Midterm Final Compre SOOCA OSCE Lain<br />

FBS 40 20 40<br />

BMP 40 20 40<br />

Tidak ada ujian perbaikan untuk ujian compre.<br />

Ujian perbaikan dapat dilakukan setiap akhir semester 2, 4, 6 dan 7, sampai mahasiswa tsb lulus atau<br />

mencapai batas masa studi 14 semester.<br />

Ujian susulan dilaksanakan sesegera mungkin untuk mengganti ujian yang ditinggalkan karena sakit atau<br />

alasan lainnya yang sah. Ujian susulan paling lambat dilaksanakan pada saat intersemester break setelah<br />

semester ganjil, dan 7 hari sebelum judicium pada semester genap. Bila mahasiswa tidak bisa hadir pada<br />

kesempatan tersebut maka ybs dianggap gagal dan nilainya adalah E. Mahasiswa harus melapor kepada<br />

ketua program studi paling lambat 2 minggu sebelum ujian susulan dilaksanakan.<br />

e. Ketentuan Penilaian Akhir Cabang Ilmu (Subjek)<br />

Pada setiap sistem terdapat komponen cabang ilmu (subjek) yang terkait dengan sistem tersebut yaitu:<br />

A. Ilmu kedokteran dasar (misalnya anatomi, ilmu faal, biokimia dan sebagainya)<br />

B. Ilmu Kedokteran Klinik (Ilmu Penyakit Dalam, Ilmu Bedah dan seterusnya)<br />

Untuk menentukan nilai cabang suatu ilmu, maka nilai cabang ilmu dari masing-masing akan dikalikan dengan<br />

jumlah SKS pada sistem tersebut kemudian dijumlahkan dan dibagi berdasarkan total SKS cabang


51<br />

Contoh:<br />

Biokimia dengan jumlah sks berdasarkan KIPDI sebanyak 7 sks<br />

Sistem<br />

Cabang Ilmu FBS A<br />

Sistem E Sistem G<br />

A<br />

(Subject) (0,75 sks)<br />

(0,5 sks) (1,5 sks)<br />

(1 sks)<br />

Sistem H<br />

(1 sks)<br />

Biokimia 40 60 70 80 40<br />

Nilai<br />

Biokimia<br />

(40 + 60 + 70 + 80 + 40)/7 = 290/7 = 41.42<br />

artinya huruf mutu E (tidak lulus)<br />

f. Pengumuman Hasil Ujian<br />

Hasil Ujian diumumkan ke mahasiswa selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari setelah pelaksanaan ujian.<br />

1.2.2 Evaluasi Keberhasilan Mahasiswa.<br />

Keberhasilan mahasiswa akan dievaluasi melalui kegiatan yudisium yang diselenggarakan 2 (dua) kali, dan<br />

menurut ketentuan sebagai berikut:<br />

1. Yudisium pertama untuk menentukan keberhasilan mahasiswa, sehingga mahasiswa dapat memutuskan<br />

mata ajar apa yang harus atau dapat diperbaiki pada ujian perbaikan.<br />

2. Yudisium kedua untuk memutuskan apakah seorang mahasiswa dapat meneruskan ke paket program tahun<br />

selanjutnya atau harus mengulang paket program tahun tersebut atau harus menghentikan studi (dropout).<br />

Yudisium merupakan bagian penting dari kegiatan akademik yang wajib dihadiri oleh seluruh mahasiswa. Bagi<br />

mahasiswa yang tidak menghadiri yudisium tanpa alasan yang sah, nilainya baru akan diumumkan awal semester<br />

berikutnya.<br />

1.2.3 Protap Yudisium<br />

(1). Kriteria Promosi Tahun Pertama<br />

Mahasiswa tahun pertama dapat melakukan promosi ke tingkat yang<br />

lebih lanjut, apabila:<br />

a. Memiliki IPK sekurang-kurangnya 2.00<br />

b. Tidak terdapat huruf mutu E<br />

c. Huruf mutu D tidak melebihi ( 2,0<br />

c. Jumlah D < 20% (9 sks) dari total sks tahun kedua (43 sks).<br />

(3) Untuk mahasiswa tahun 3 dan 4 kriteria kelulusan adalah:<br />

a. Tidak ada nilai E<br />

b. IPK > 2,0<br />

c. Jumlah D < 20%:<br />

Untuk tahun 3 maksimal 8 sks dari 41 sks<br />

Untuk tahun 4 maksimal 4 sks dari 21 sks.<br />

(4) Untuk lulus sarjana kedokteran (Sked):<br />

Lulus semua program dan departemental, tidak ada nilai D dan E<br />

IPK > 2,75<br />

Mahasiswa yang dinyatakan boleh melanjutkan ke tahun berikutnya pada yudisium ke-2 tetapi masih memiliki<br />

nilai D, maka diwajibkan untuk mengikuti ujian perbaikan pada tahun akademik selanjutnya.<br />

1.2.4 Ketentuan Pengulangan.<br />

Mahasiswa tahun 1, 2 dan 3 yang dinyatakan tidak lulus pada yudisium kedua diwajibkan untuk mengulang<br />

semua mata ajar tahun yang bersangkutan termasuk yang sudah lulus dan tidak diperkenankan untuk<br />

mengambil mata ajar dari paket tahun berikutnya.


52<br />

Ketentuan pengulangan bagi mahasiswa tahun 4:<br />

a) Tidak lulus yudisium pertama: mahasiswa tahun 4 yang tidak lulus pada yudisium pertama harus<br />

mengikuti remedial dan yudisium kedua, sesuai dengan kalender akademik tahun akademik yang<br />

bersangkutan.<br />

b) Tidak lulus yudisium kedua: mahasiswa tahun 4 yang tidak lulus pada yudisium kedua, harus<br />

mengikuti remedial kembali dan mengikuti yudisium ketiga yang dilaksanakan pada akhir semester<br />

genap.<br />

c) Tidak lulus yudisium ketiga dan selanjutnya: mahasiswa tahun 4 yang masih belum lulus pada<br />

yudisium ketiga dan selanjutnya, harus mengikuti kembali kegiatan belajar mengajar pada program ybs.<br />

Sedangkan untuk departemental, mahasiswa tsb harus mendapat bimbingan yang diselenggarakan oleh<br />

departemen ybs.<br />

d) Yudisium keempat dan selanjutnya dilaksanakan setiap akhir semester sampai dengan mencapai<br />

semester 14.<br />

e) Bila sampai semester 14 mahasiswa tsb masih belum lulus, maka akan dilakukan pemutusan<br />

hubungan studi.<br />

f) Lulus yudisium II tetapi IPK belum mencapai 2,75: mahasiswa wajib mengikuti remedial sampai IPK<br />

mencapai 2,75 dengan yudisium setiap akhir semester.<br />

g) Selama masih belum dinyatakan lulus dari PSSK, mahasiswa tsb wajib melakukan registrasi dan<br />

membayar SPP sesuai ketentuan yang berlaku.<br />

1.2.5 Syarat Kelulusan<br />

Syarat lulus untuk mendapat gelar akademik Sarjana Kedokteran (S.Ked) adalah sebagai berikut:<br />

1. IPK minimal 2,75<br />

2. Lulus semua mata ajar/cabang ilmu/program/sistem yang ditempuh dengan tidak melewati lama studi<br />

maksimal selama 14 semester.<br />

3. Sudah menyelesaikan seluruh kewajiban administratif kepada pihak Fakultas/Universitas. Bagi mahasiswa<br />

yang lulus dapat mengikuti wisuda di Universitas.<br />

1.3 Tata Tertib Kegiatan Belajar Mengajar<br />

1. Yang dimaksud dengan kegiatan belajar mengajar di sini adalah tutorial, (mini) lecture, kegiatan laboratorium<br />

biomedik, komputer dan keterampilan klinik, ekstramural dan bimbingan skripsi.<br />

2. Mahasiswa harus hadir di ruang perkuliahan tepat waktu sesuai dengan ketentuan jam kerja atau yang telah<br />

dijadwalkan sebelumnya.<br />

3. Mahasiswa harus hadir di ruang kegiatan belajar mengajar (ruang kuliah, tutorial, skills lab maupun<br />

Laboratorium biomedis) sepuluh menit sebelum waktu yang telah ditentukan.<br />

4. Bagi mahasiswa yang terlambat (lebih dari jadwal yang telah ditentukan), tidak diperkenankan untuk<br />

mengikuti perkuliahan, kecuali dengan alasan yang jelas dan dapat diterima oleh dosen yang hadir pada saat<br />

perkuliahan tersebut.<br />

5. Mahasiswa yang karena keterlambatannya tidak diperkenankan mengikuti kegiatan belajar mengajar oleh<br />

dosen yang bersangkutan maka dianggap tidak hadir tanpa alasan.<br />

6. Mahasiswa harus mematuhi aturan berpakaian yang memenuhi etika berpakaian mahasiswa seperti yang<br />

telah ditetapkan pada pedoman umum kemahasiswaan atau yang lebih spesifik pada setiap program studi<br />

yang bersangkutan.<br />

7. Setiap mengikuti kegiatan belajar mengajar, mahasiswa harus mengisi daftar hadir mahasiswa dan dosen<br />

(DHMD).<br />

8. Mahasiswa harus mempersiapkan diri terlebih dahulu sebelum mengikuti kegiatan belajar mengajar dan<br />

melaksanakan setiap tugas yang diberikan yang terkait dengan kegiatan belajar mengajar yang diikuti.<br />

9. Mahasiswa yang tidak hadir karena alasan yang dapat dibenarkan, seperti: sakit, terkena musibah,<br />

mendapat tugas dari fakultas atau universitas, atau alasan lain yang dapat dipertanggungjawabkan yang telah<br />

diajukan dan mendapat persetujuan sebelumnya, dapat meninggalkan kegiatan pendidikan setelah<br />

menyampaikan keterangan tertulis dari pihak berwenang (dokter atau pimpinan Fakultas).<br />

10. Surat keterangan sakit dari dokter harus diserahkan ke SBP paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah<br />

ketidakhadiran, sedangkan untuk surat keterangan dari pimpinan Fakultas paling lambat 1 (satu hari) kerja<br />

sebelum ketidak hadiran.<br />

11. Kegiatan pendidikan yang ditinggalkan dengan alasan yang sah ini dapat digantikan dengan mengikuti<br />

kegiatan susulan yang sama atau kegiatan lainnya seperti pemberian tugas berdasarkan kebijakan dosen<br />

terkait.<br />

12. Khusus untuk kegiatan skill’s lab, mahasiswa harus mendapat kesempatan untuk dilatih pada waktu yang<br />

telah disepakati segera setelah mahasiswa tersebut hadir kembali.<br />

13. Untuk lab activity dan lab CRP dosen ybs dapat memberikan praktikum susulan bila memungkinkan, atau<br />

memberikan tugas sesuai dengan materi yang ditinggalkan oleh mahasiswa ybs.


53<br />

1.4 Kehadiran Mahasiswa<br />

Tingkat kehadiran mahasiswa dalam kegiatan belajar mengajar diatur dengan ketentuan sebagai berikut:<br />

a) Tingkat kehadiran untuk kegiatan laboratorium harus mencapai 100%.<br />

b) Tingkat kehadiran untuk tutorial, mini lecture, BHP, CRP, PHOP, dan MKU sekurang-kurangnya 80%,<br />

sedangkan 20% ketidak hadiran harus didasari oleh alasan yang dapat dipertanggung jawabkan.<br />

c) Mahasiswa yang tidak hadir pada kegiatan belajar mengajar karena alasan seperti: sakit, terkena musibah,<br />

mendapat tugas dari Fakultas atau Universitas, atau alasan lainnya TETAP DIANGGAP sebagai KETIDAK<br />

HADIRAN dalam perkuliahan.<br />

1.5 Pedoman Ujian.<br />

1. Persyaratan Mengikuti Ujian.<br />

a. Mahasiswa dapat mengikuti ujian bila telah memenuhi syarat administrasi yang telah ditetapkan oleh<br />

Universitas sehingga terdaftar sebagai mahasiswa Unpad.<br />

b. Mahasiswa dapat mengikuti ujian bila telah memenuhi ketentuan mengikuti kegiatan belajar mengajar sebagai<br />

berikut:<br />

1. Ujian OSCE: tingkat kehadiran pada skill’s lab 100 %.<br />

2. Ujian SOCA dan MDE: tingkat kehadiran pada tutorial, dan mini lecture masing-masing minimal 80%,<br />

serta 100% untuk lab activity.<br />

3. Ujian BHP, CRP, dan PHOP: tingkat kehadiran pada perkuliahan BHP, CRP, PHOP masing-masing<br />

minimal 80% dan 100% untuk lab computer bagi mata ajar CRP.<br />

4. Mahasiswa yang dapat menunjukkan bukti surat keterangan sakit dari dokter atau surat izin dari<br />

Pimpinan Fakultas/Ketua Prodi untuk ketidakhadiran pada perkuliahan tutorial, mini lecture, BHP, CRP,<br />

dan PHOP.<br />

5. Bagi mahasiswa yang tidak memenuhi poin 1 dan 2, (non eligible), maka mahasiswa tersebut<br />

kehilangan hak untuk mengikuti ujian remedial sesuai dengan ujian yang persyaratannya tidak<br />

terpenuhi.<br />

2. Tata tertib Ujian:<br />

1. Mahasiswa harus hadir di ruang ujian 15 menit sebelum ujian dimulai.<br />

2. Setiap mengikuti ujian mahasiswa harus mengisi daftar hadir.<br />

3. Mahasiswa harus membawa identitas diri resmi seperti kartu mahasiswa.<br />

4. Mahasiswa dilarang keras melakukan tindakan kecurangan pada saat ujian seperti mencontek, memberi<br />

bantuan terhadap teman, mengambil bahan ujian tanpa izin, memotret atau melakukan tindakan lain yang<br />

menganggu pelaksanaan ujian.<br />

5. Mahasiswa yang melakukan pelanggaran akan dikenakan sanksi sesuai ketentuan yang dijelaskan dalam<br />

klausul sanksi pelanggaran.<br />

3. Pedoman Melanjutkan ke Program PSPD.<br />

Mahasiswa yang dapat melanjutkan ke Program PSPD adalah mahasiswa yang telah dinyatakan lulus untuk<br />

mendapatkan gelar akademik sarjana kedokteran (S.Ked) dengan persyaratan sebagai berikut:<br />

a. IPK minimal 2,75<br />

b. Lulus semua mata ajar/cabang ilmu/program/sistem yang ditempuh dengan tidak melewati lama studi<br />

maksimal selama 14 semester.<br />

c. Sudah menyelesaikan seluruh kewajiban administratif kepada pihak Fakultas/Universitas.<br />

1.6 Sanksi Atas Pelanggaran<br />

1. Tidak hadir pada kegiatan belajar mengajar tanpa alasan yang sah, maka mahasiswa yang bersangkutan<br />

tidak berhak mengikuti ujian remedial di tahun yang bersangkutan.<br />

2. Melakukan pelanggaran pada saat ujian, berupa mencontek, memberikan contekan, mengambil bahan ujian<br />

tanpa izin mencatat dan/atau memotret soal, membawa alat komunikasi (handphone atau alat komunikasi<br />

yang lain), maka untuk mata kuliah tersebut dinyatakan tidak lulus dan tidak berhak mengikuti remedial<br />

3. Memalsukan tanda tangan atau mengisikan absensi temannya yang tidak hadir, maka mahasiswa ybs dan<br />

mahasiswa yang ditanda-tangankan, akan dikenakan skorsing sampai dengan pemutusan studi.<br />

4. Tidak berpakaian sesuai aturan dan norma yang berlaku diminta untuk pulang dan mengganti pakaiannya<br />

dengan yang sesuai aturan, dan kembali untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar.<br />

5. Sanksi atas pelanggaran lainnya diberikan sesuai aturan yang telah ditetapkan..<br />

1.7 Pedoman Pengajuan Undur Diri dari Program Pendidikan Sarjana FK-UNPAD.<br />

a. Bagi mahasiswa yang ingin undur diri dari PSK FK Universitas Padjadjaran ke Prodi di Perguruan Tinggi<br />

lain berlaku ketentuan sebagai berikut:


54<br />

1. Surat permohonan Pengunduran Diri dari mahasiswa ybs yang disetujui oleh Orang Tua/Wali,<br />

diketahui oleh Dosen Wali/TPBK dan Pimpinan Program Studi<br />

2. Surat permohonan Pengunduran Diri atas nama mahasiswa dari Pimpinan Fakultas Asal (Dekan)<br />

kepada Pimpinan Universitas (Rektor/PR 1).<br />

3. Surat Keputusan Pengunduran Diri mahasiswa dari Pimpinan Universitas (Rektor/PR 1).<br />

4. Transkrip Akademik mahasiswa ybs selama studi di Universitas Padjadjaran yang ditandatangani oleh<br />

Pimpinan Fakultas (Dekan/PD 1)<br />

b. Pemutusan studi:<br />

Mahasiswa mengalami pemutusan studi dengan ketentuan sebagai berikut:<br />

- IPK < 2.00 pada semester 2<br />

- IPK < 2.00 pada semester 4<br />

- IPK < 2.00 pada semester 6<br />

- Untuk mahasiswa tahun 1, 2 dan tahun 3: tidak lulus lebih dari satu kali pada judisium 2.<br />

a. Struktur mata kuliah<br />

SEMESTER<br />

1 2 3 4 5 6 7<br />

FBS I<br />

(4)<br />

C10A.101<br />

FBS II<br />

(4)<br />

C10A.102<br />

FBS III<br />

(4)<br />

C10A.1<strong>03</strong><br />

FBS IV<br />

(4)<br />

C10A.104<br />

CRP I<br />

(1)<br />

C10A.105<br />

BHP I +<br />

MKU<br />

(2)<br />

C10A.106<br />

PHOP I<br />

(1)<br />

C10A.107<br />

CSP I<br />

(1)<br />

C10A.108<br />

RPS I<br />

(5)<br />

C10A.<br />

201<br />

RPS II<br />

(5)<br />

C10A.<br />

202<br />

CRP II<br />

(2)<br />

C10A.<br />

2<strong>03</strong><br />

BHP II<br />

+<br />

MKU<br />

(2)<br />

C10A.<br />

204<br />

PHOP<br />

II<br />

(2)<br />

C10A.<br />

205<br />

CSP II<br />

(2)<br />

C10A.<br />

206<br />

EMS<br />

(7)<br />

C10A.<br />

109<br />

NBSS<br />

(10)<br />

C10A.<br />

110<br />

CRP<br />

III<br />

(1)<br />

C10A.<br />

111<br />

BHP<br />

III<br />

(1)<br />

C10A.<br />

112<br />

PHOP<br />

III<br />

(1)<br />

C10A.<br />

113<br />

CSP<br />

III<br />

(2)<br />

C10A.<br />

114<br />

DMS<br />

(8)<br />

C10A.20<br />

7<br />

HIS<br />

(8)<br />

C10A.20<br />

8<br />

CRP IV<br />

(1)<br />

C10A.20<br />

9<br />

BHP IV<br />

(1)<br />

C10A.21<br />

0<br />

PHOP IV<br />

(1)<br />

C10A.21<br />

1<br />

CSP IV<br />

(2)<br />

C10A.21<br />

2<br />

CVS<br />

(8)<br />

C10A.<br />

115<br />

RS<br />

(7)<br />

C10A.<br />

116<br />

CRP V<br />

(1)<br />

C10A.<br />

117<br />

BHP V<br />

(1)<br />

C10A.<br />

118<br />

PHOP<br />

V<br />

(1)<br />

C10A.<br />

119<br />

CSP V<br />

(2)<br />

C10A.<br />

120<br />

GIS<br />

(7)<br />

C10A.<br />

213<br />

GUS<br />

(7)<br />

C10A.<br />

214<br />

CRP<br />

VI<br />

(1)<br />

C10A.<br />

215<br />

BHPVI<br />

(1)<br />

C10A.<br />

216<br />

PHOP<br />

VI +<br />

KKNM<br />

-PMD<br />

(3)<br />

C10A.<br />

217<br />

CSP<br />

VI<br />

(2)<br />

C10A.<br />

218<br />

TM<br />

(7)<br />

C10A.<br />

121<br />

FM<br />

(7)<br />

C10A.<br />

122<br />

CRP<br />

VII<br />

(3)<br />

C10A.<br />

123<br />

BHP<br />

VII<br />

(1)<br />

C10A.<br />

124<br />

PHOP<br />

VII<br />

(1)<br />

C10A.<br />

125<br />

CSP<br />

VII<br />

(2)<br />

C10A.<br />

126<br />

21* 18* 22* 21* 20* 21* 21*<br />

Keterangan<br />

( ) = beban kredit<br />

* SKS = satuan kredit semester<br />

1. FBS = Fundamentals of Biomedical Science<br />

2. CVS = Cardiovascular System<br />

3. DMS = Dermatomusculoskeletal System<br />

4. EMS = Endocrine & Metabolism System


55<br />

5. GIS = Gastrointestinal System<br />

6. GUS = Genitourinary System<br />

7. FM = Family Medicine<br />

8. HIS = Hematoimmunology System<br />

9. RPS = Reproductive System<br />

10. NBSS = Neurobehavior & Special Senses System<br />

11. RS = Respiratory System<br />

12. TM = Tropical Medicine<br />

13. BHP = Bioethics & Humanities Program<br />

14. PHOP = Public Health Oriented Program<br />

15. CRP = Community Research Program<br />

16. CSP = Clinical Skill Program<br />

b. Deskripsi mata kuliah<br />

Struktur kurikulum tersusun dari berbagai program pendidikan yang disusun secara komprehensif untuk<br />

memastikan kompetensi utama dicapai pada akhir proses pendidikan. Secara umum tujuan dari masing-masing<br />

progam adalah:<br />

Freshmen Semester Program bertujuan untuk menyiapkan mahasiswa pada pendidikan tinggi yang<br />

membutuhkan kemampuan belajar mandiri dan self-directed learning. Selain itu materi pada FBS mengaktifkan<br />

pengetahuan lampau (prior knowledge) mahasiswa agar siap pada proses pendidikan lebih lanjut<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

Biomedical Program bertujuan untuk memfasilitasi mahasiswa mempelajari berbagai ilmu kedokteran dasar<br />

dan klinik melalui pendekatan klinik secara terintegrasi dalam bentuk pembelajaran berdasarkan masalah<br />

(problem-based learning).<br />

Clinical Skills Program bertujuan untuk melatih kemampuan keterampilan klinik mahasiswa sesuai yang<br />

dipelajari pada Biomedical Program.<br />

Public Health Oriented Program merupakan program untuk memfasilitasi mahasiswa mempelajari dan<br />

mengaplikasikan berbagai prinsip dasar ilmu kesehatan masyarakat<br />

Community Research Program bertujuan untuk memfasilitasi mahasiswa mempelajari dan mengaplikasikan<br />

berbagai prinsip dasar penelitian berupa metodologi, epidemiologi dan biostatistik pada praktik kedokteran.<br />

Bioethics and Humanities Program merupakan program yang memfasilitasi mahasiswa mempelajari dan<br />

mengaplikasikan berbagai prinsip dasar etika dan hukum kedokteran serta berbagai aspek humaniora pada<br />

praktik kedokteran.<br />

Penjelasan materi yang dibahas pada masing-masing mata ajar adalah sebagai<br />

berikut:<br />

C10A.101 Fundamentals Of Biomedical Science I (MKK) 4<br />

Aplikasi ilmu kedokteran dasar yang melingkupi biologi kedokteran dasar, biomolekuler, konsep reaksi biokima dan<br />

bioenergetik pada kasus-kasus klinik yang terkait, aplikasi prinsip kesehatan masyarakat, epidemiologi dan etika<br />

(determinant of health, konsep penyakit, pengenalan pada desain penelitian, peran statistic dan sejarah kedokteran),<br />

keterampilan komunikasi.<br />

C10A.102 Fundamentals Of Biomedical Science II (MKK) 4<br />

Aplikasi ilmu kedokteran dasar yang melingkupi prinsip genetik, embriologi, kehidupan sel, jaringan dan general body<br />

design pada kasus-kasus klinik yang terkait. Aplikasi prinsip kesehatan masyarakat, epidemiologi, dan etika<br />

(determinant of health, faktor resiko, human variability, pengukuran dan evaluasi, penelusuran informasi dan literatur,<br />

etika pada praktik klinik kedokteran) keterampilan komunikasi.<br />

C10A.1<strong>03</strong> Fundamentals Of Biomedical Science III (MKK) 4<br />

Aplikasi ilmu kedokteran dasar pada prinsip agent of disease dan mekanisme penyakit. Etiologi penyakit yang meliputi<br />

aspek fisik, kimiawi dan infeksius (pathogen). Interaksi antara manusia dan pathogen yang menginduksi gangguan<br />

fungsi normal. Mekanisme penyakit yang didiskusikan meliputi hal-hal tentang cellular injury, reaksi infeksi-inflamasi,<br />

gangguan hemodinamik dan neoplasma pada kasus-kasus yang terkait. Aplikasi prinsip kesehatan masyarakat,<br />

epidemiologi dan etika kesehatan (pencegahan dan pengendalian penyakit mrnular, SPSS, pengukuran epidemiologi<br />

dan filsafat ilmu) terhadap kasus-kasus yang terkait.


56<br />

C10A.104 Fundamentals Of Biomedical Science IV (MKK) 4<br />

Aplikasi ilmu kedokteran dasar pada dasar pendekatan prinsip penegakan diagnosis berdasarkan pemeriksaan<br />

laboratorium menggunakan bernagai specimen, konsep dasar farmakologis dan farmasi pada kasus yang terkait.<br />

Aplikasi prinsip kesehatan masyarakat, epidemiologi dan etika kesehatan (pencegahan dan pengendalian penyakit<br />

menular, pengenalan metode penelitian deskriptif dan aplikasi statistic, Epi-info, ethical guidelines dan penelitian<br />

biomedis), kemampuan komunikasi.<br />

C10A.105 Community Research Program I (MKB) 1<br />

Pengenalan dan praktik kemampuan computer dasar terutama yang berkaitan dengan analisis data (Microsoft Excel,<br />

Epi Info, SPSS, dan penelusuran literature)<br />

C10A.106 Bioethics And Humanities Program I (MPK) 2<br />

Dasar-dasar bioetika pada dunia kedokteran. prinsip KODEKI, aspek kerahasiaaan tugas, prinsip etika pada<br />

penatalaksanaan pasien, analisis etika penatalaksanaan pasien, peran Konsil pada dunia kedokteran, konsep nilai<br />

moral, norma etika, hukum, agama dan kebudayaan, sejarah kedokteran, dasar konsep profesionalisme kedokteran<br />

dan decision making pada praktik medi.<br />

C10A.107 Public Health Oriented Program I (MKB) 1<br />

Prinsip dan filosofi kesehatan masyarakat, sejarah dan pengembangan kesehatan masyarakat, system kesehatan,<br />

pelayanan kesehatan primer, etika dan hukum kesehatan masyarakat, pemahaman prinsip dasar, konsep dan<br />

implementasi kesehatan masyarakat.<br />

C10A.108 Clinical Skills Program I (MKB) 1<br />

Kemampuan keterampilan klinik pada aspek komunikasi, pencegahan infeksi, pemeriksaan tanda vital, konseling dan<br />

pemeriksaan diagnostik sederhana serta pemahaman di setiap keterampilan klinik terkait.<br />

C10A.201 & C10A.202 Reproductive System I & II (MKB) 10<br />

Aplikasi konsep dasar human development dan reproduksi pada kasus-kasus terkait. Aplikasi anatomi dan histology<br />

organ reproduksi wanita dan pria, biologi, embriologi dan fisiologi reproduksi pada konsep pubertas, fertilisasi,<br />

kehamilan, persalinan, nifas, menyusui dan penyakit ginekologis berdasarkan standar kompetensi nasional.<br />

Pemahaman konsep patofisiologi dan pathogenesis penyakit reproduksi serta identifikasi etiologi dan faktor resiko.<br />

Aplikasi konsep etika, kesehatan masyarakat dan epidemiologi terkait kasus-kasus reproduksi.<br />

C10A.2<strong>03</strong> Community Research Program II (MKB) 2<br />

Konsep epidemiologi pada penyakit, pengenalan dan statistik kedokteran, variable dan skala pengukuran, pengukuran<br />

dalam epidemiologi dan statistic vital, dinamika populasi, pengenalan terhadap konsep probabilitas, estimasi nilai<br />

populasi, klasifikasi penyakit internasional, sertifikasi penyakit dan status rekam medis.<br />

C10A.204 Bioethics And Humanities Program II (MPK) 2<br />

Pemahaman prinsip heterogenitas berdasarkan umur, gender, orientasi seksual, etnis, diasbilitas dan status social<br />

ekonomi, tanggungawab terhadap hak asasi manusia, prosedur legal, aspek etika pada kebijakan pelayanan<br />

kesehatan, alternative solusi pada masalah kebijakan etika kesehatan, pemahaman perspektif pasien, kepercayaan<br />

pasien, pertimbangan bio-psiko-sosio-kultural pada pembuatan keputusan, aspek komunikasi dengan sejawat dan<br />

profesi lain, evaluasi aspek etika dan hukum yang berkaitan dengan keluarga, anak dan wanita.<br />

C10A.205 Public Health Oriented Program II (MKB) 2<br />

Pemahaman konsep pemberdayaan masyarakat, implementasi konsep perilaku bersih dan sehat pada masyarakat,<br />

program pengendalian tembakau, masalah nutrisi pada masyarakat, pencegahan HIV dan AIDS pada masyarakat,<br />

konsep penatalaksanaan bencana.


57<br />

C10A.206 Clinical Skills Program II (MKB) 2<br />

Kemampuan keterampilan klinik pada aspek komunikasi, pencegahan infeksi, pemeriksaan tanda vital, konseling dan<br />

pemeriksaan diagnostik sederhana serta pemahaman di setiap keterampilan klinik terkait reproduksi berdasarkan<br />

standar kompetensi dokter nasional.<br />

C10A.109 Endocrine And Metabolism System (MKB) 7<br />

Aplikasi konsep anatomi, histologi dan fisiologi dari kelenjar endokrin serta regulasinya. Aplikasi konsep dasar tersebut<br />

pada keadaan patologis dengan pemahaman identifikasi etiologi, faktor resiko, patofisiologi dan patogenesis,<br />

pemahaman analisis pemeriksaan penunjang pada penegakan diagnosis, evaluasi dan penatalaksanaan pasien<br />

dengan gangguan endokrin. Aplikasi konsep kesehatan masyarakat, epidemiologi dan etika pada kasus-kasus<br />

endokrin dan metabolik.<br />

C10A.110 Neurobehavior & Special Senses System (MKB) 10<br />

Aplikasi konsep anatomi, histologi dan fisiologi dari organ terkait neurobehaviour dan special senses serta regulasinya.<br />

Aplikasi konsep dasar tersebut pada keadaan patologis dengan pemahaman identifikasi etiologi, faktor resiko,<br />

patofisiologi dan patogenesis, pemahaman analisis pemeriksaan penunjang pada penegakan diagnosis, evaluasi dan<br />

penatalaksanaan pasien dengan gangguaan dan penyakit berbasis mekanisme congenital, infeksi, neoplasma, trauma<br />

dan lain-lain. Aplikasi konsep kesehatan masyarakat, epidemiologi dan etika pada kasus-kasus neurobehaviour dan<br />

special senses.<br />

C10A.111 Community Research Program III (MKB) 1<br />

Pemahaman konsep epidemiologis pada design penelitian kesehatan: Disease Outbreak; EpiInfo disease outbreak;<br />

Variability and Bias; Confounding; validity; Research Design 1: introduction, qualitative; Research Design 2-3: crosssectional,<br />

case control, cohort; Research Design 4: clinical trial, experimental<br />

C10A.112 Bioethics And Humanities Program III (MPK) 1<br />

Pemahaman pendekatan holistic pada penatalaksanaan pasien, aspek penghormatan terhadap sesama individu,<br />

aplikasi nilai-nilai profesionalisme pada kasus role-play, konsep komunikasi pasien dan keluarga, hubungan dokterpasien,<br />

edukasi, konseling dan inform consent, hubungan antara otonomi individu dan tanggung jawab, analisis<br />

implementasi prinsip pada kasus.<br />

C10A.113 Public Health Oriented Program III (MKB) 1<br />

Pemahaman konsep hubungan antara lingkungan dan kesehatan, keadaan lingkungan yang berbahaya bagi<br />

kesehatan masyarakat, potensi hazard pada tempat kerja, pengaruh air dan limbah pada kesehatan masyarakat,<br />

hubungan antara kualitas udara dan penyakit, prinsip higienitas dan sanitasi lingkungan, konsep rumah dan fasilitas<br />

public yang memenuhi syarat kesehatan.<br />

C10A.114 Clinical Skills Program III (MKB) 2<br />

Kemampuan keterampilan klinik pada aspek komunikasi, pencegahan infeksi, pemeriksaan tanda vital, konseling dan<br />

pemeriksaan diagnostik sederhana serta pemahaman di setiap keterampilan klinik terkait neurobehaviour, special<br />

senses dan endokrin-metabolik berdasarkan standar kompetensi dokter nasional.<br />

C10A.207 Dermatomusculoskeletal System (MKB) 8<br />

Aplikasi konsep anatomi, histologi dan fisiologi dari organ terkait dematomusculoskeletal. Aplikasi konsep dasar<br />

tersebut pada keadaan patologis dengan pemahaman identifikasi etiologi, faktor resiko, patofisiologi dan patogenesis,<br />

pemahaman analisis pemeriksaan penunjang pada penegakan diagnosis, evaluasi dan penatalaksanaan pasien<br />

dengan gangguaan dan penyakit berbasis mekanisme congenital, infeksi, neoplasma, trauma dan lain-lain.<br />

Pemahaman konsep kegawatdaruratan dan patient safety. Aplikasi konsep kesehatan masyarakat, epidemiologi dan<br />

etika pada kasus-kasus dermatomuskuloskeletal.<br />

C10A.208 Hematoimmunology System (MKB) 8<br />

Aplikasi konsep anatomi, histologi dan fisiologi dari organ terkait hematoimunologi. Aplikasi konsep dasar tersebut<br />

pada keadaan patologis dengan pemahaman identifikasi etiologi, faktor resiko, patofisiologi dan patogenesis,<br />

pemahaman analisis pemeriksaan penunjang pada penegakan diagnosis, evaluasi dan penatalaksanaan pasien<br />

dengan gangguaan dan penyakit berbasis mekanisme congenital, infeksi, neoplasma, trauma dan lain-lain. Aplikasi<br />

konsep dasar kelainan berdasarkan alergi, autoimun dan update mengenai metode kedokteran terkini dalam


58<br />

penatalaksanaan penyakit terkait hemato imunologi. Aplikasi konsep kesehatan masyarakat, epidemiologi dan etika<br />

pada kasus-kasus hemato–imunologi.<br />

C10A.209 Community Research Program IV (MKB) 1<br />

Pemahaman konsep epidemiologis pada design penelitian kesehatan : aspek etika: citing literature, informed concent,<br />

informasi yang sahih dan valid, isin etika, plagiarism; Surveillance; Hypothesis Statistics; Association, Correlation and<br />

Regression; Non Parametric Statistics; teknik sampling dan randomisasi.<br />

C10A.210 Bioethics And Humanities Program IV (MPK) 1<br />

Pemahaman konsep pendekatan holistik, cara komunikasi dan penyampaian pendapat, hubungan heterogentitas<br />

dengan persespsi dan diabilitas, reaksi yang baik ketika mengidentifikasi pelanggaran etika yang dilakukan sejawat,<br />

evaluasi prinsip etika pada konsep manusia terhadap body image, kewajiban dan tanggung jawab dokter berdasarkan<br />

KODEKI, praktik Hukum kedokteran Indonesia, Confidentiality and Fiduciary Duty, analisis aspek keadilan pada<br />

konteks kerjasama internasional pada kerja sama penelitian.<br />

C10A.211 Public Health Oriented Program IV (MKB) 1<br />

Pemahaman dan aplikasi konsep kesehatan masyarakat pada : pembuangan air dan limbah rumah sakit, control<br />

vector, konstrol paparan lingkungan, transboundary and global ecological health concern, kesehatan, penyakit terkait<br />

lingkungan kerja, fasilitas kesehatan berbasis infeksi, ergonomic dan kecelakaan kerja, regulasi dan pengawasan<br />

kesehatan dan keselamatan kerja, aplikasi kesehatan kerja.<br />

C10A.212 Clinical Skills Program IV (MKB) 2<br />

Kemampuan keterampilan klinik pada aspek komunikasi, pencegahan infeksi, pemeriksaan tanda vital, konseling dan<br />

pemeriksaan diagnostik sederhana serta pemahaman di setiap keterampilan klinik terkait dermato-muskuloskeletal dan<br />

hemato-imunologi berdasarkan standar kompetensi dokter nasional.<br />

C10A.115 Cardiovascular System (MKB) 8<br />

Aplikasi konsep anatomi, histologi dan fisiologi dari organ terkait kardiovaskular. Aplikasi konsep dasar tersebut pada<br />

keadaan patologis dengan pemahaman identifikasi etiologi, faktor resiko, patofisiologi dan patogenesis, pemahaman<br />

analisis pemeriksaan penunjang pada penegakan diagnosis, evaluasi dan penatalaksanaan pasien dengan gangguaan<br />

dan penyakit berbasis mekanisme congenital, infeksi, neoplasma, trauma dan lain-lain. Aplikasi konsep kesehatan<br />

masyarakat, epidemiologi dan etika pada kasus-kasus terkait kardiovaskular.<br />

C10A.116 Respiratory System (MKB) 7<br />

Aplikasi konsep anatomi, histologi dan fisiologi dari organ terkait respiratori. Aplikasi konsep dasar tersebut pada<br />

keadaan patologis dengan pemahaman identifikasi etiologi, faktor resiko, patofisiologi dan patogenesis, pemahaman<br />

analisis pemeriksaan penunjang pada penegakan diagnosis, evaluasi dan penatalaksanaan pasien dengan gangguaan<br />

dan penyakit berbasis mekanisme congenital, infeksi, neoplasma, trauma dan lain-lain. Aplikasi konsep kesehatan<br />

masyarakat, epidemiologi dan etika pada kasus-kasus terkait respiratori.<br />

C10A.117 Community Research Program V (MKB) 1<br />

Pemahaman konsep epidemiologis pada design penelitian kesehatan :manajemen, koleksi dan pengumpulan data ;<br />

Introduction to Critical Appraisal and EBM; Screening; Diagnostic Testing; EBM: Diagnostic, Therapeutic and<br />

Prognostic; Literature Searching Part 2 and End Note Part 1.<br />

C10A.118 Bioethics And Humanities Program V (MPK) 1<br />

Pemahaman konsep : peran dokter pada kemaslahatan masyarakat, komunikasi antar profesi kesehatan dalam rangka<br />

asuransi dan jaminan kesehatan, mengenal prinsip etika terkait dengan asuransi kesehatan, kerjasama dalam tim,<br />

penyelesaian konflik, kepemimpinan dan pembangunana teknologi kedokteran dengan keadilan sosial.<br />

C10A.119 Public Health Oriented Program V (MKB) 1<br />

Pemahaman dan aplikasi konsep kesehatan masyarakat pada : peran dokter pada aspek menajemen kesehatan,<br />

manajemen sumber daya, rekam medis dan system informasi kesehatan, penyusunan program, aspek terkait<br />

manajemen pelayanan kesehatan.<br />

C10A.120 Clinical Skills Program V (MKB) 2


59<br />

Kemampuan keterampilan klinik pada aspek komunikasi, pencegahan infeksi, pemeriksaan tanda vital, konseling dan<br />

pemeriksaan diagnostik sederhana serta pemahaman di setiap keterampilan klinik terkait kardiovaskular dan<br />

respiratori berdasarkan standar kompetensi dokter nasional.<br />

C10A.213 Genitourinary System (MKB) 7<br />

Aplikasi konsep anatomi, histologi dan fisiologi dari organ terkait genitor-urinari. Aplikasi konsep dasar tersebut pada<br />

keadaan patologis dengan pemahaman identifikasi etiologi, faktor resiko, patofisiologi dan patogenesis, pemahaman<br />

analisis pemeriksaan penunjang pada penegakan diagnosis, evaluasi dan penatalaksanaan pasien dengan gangguaan<br />

dan penyakit berbasis mekanisme congenital, infeksi, neoplasma, trauma dan lain-lain. Aplikasi konsep kesehatan<br />

masyarakat, epidemiologi dan etika pada kasus-kasus terkait genitor-urinari.<br />

C10A.214 Gastrointestinal System (MKB) 7<br />

Aplikasi konsep anatomi, histologi dan fisiologi dari organ terkait gastrointestinal. Aplikasi konsep dasar tersebut pada<br />

keadaan patologis dengan pemahaman identifikasi etiologi, faktor resiko, patofisiologi dan patogenesis, pemahaman<br />

analisis pemeriksaan penunjang pada penegakan diagnosis, evaluasi dan penatalaksanaan pasien dengan gangguaan<br />

dan penyakit berbasis mekanisme congenital, infeksi, neoplasma, trauma dan lain-lain. Aplikasi konsep kesehatan<br />

masyarakat, epidemiologi dan etika pada kasus-kasus terkait gastrointestinal.<br />

C10A.215 Community Research Program VI (MKB) 2<br />

Pemahaman konsep epidemiologis pada design penelitian kesehatan : Overview of Research Process and<br />

Framework; Proposal Penelitian; Review Literatur; Formulating Research Problem; Selecting Research Design;<br />

Sample Size; Questionnaire: construction, validation and tool of measurement; Choosing Appropriate Statistical Test;<br />

Communicating Research Findings; End Note.<br />

C10A.216 Bioethics And Humanities Program VI (MPK) 1<br />

Pemahaman dan aplikasi konsep : penghormatan peran dan opini profesionalisme pada profesi lain, hubungan<br />

permasalahan ekonomi dengan status kesehatan masyarakat, membangun hubungan berdasarkan nilai etika dengan<br />

sesame sejawat, institusi kesehatan dan perusahaan farmasi, aspek etika dan legal terkait peresepan obat,<br />

pemahaman peran dokter pada masyarakat dengan social ekonomi yang rendah, analisis fasilitas kesehatan dengan<br />

keterbatasan sumber daya.<br />

C10A.217 Public Health Oriented Program VI (MKB) 1<br />

Pemahaman dan aplikasi prinsip kesehatan masyarakat pada ekonomi kesehatan, system keuangan pelayanan<br />

kesehatan, pemahaman terhadap aspek logistik pada pelayanan kesehatan, kualitas pelayanan kesehatan, dan<br />

system manajemen rumah sakit<br />

C10A.218 Clinical Skills Program VI (MKB) 2<br />

Kemampuan keterampilan klinik pada aspek komunikasi, pencegahan infeksi, pemeriksaan tanda vital, konseling dan<br />

pemeriksaan diagnostik sederhana serta pemahaman di setiap keterampilan klinik terkait gastrointestinal dan genitor<br />

urinari berdasarkan standar kompetensi dokter nasional<br />

C10A.121 Tropical Medicine (MKB) 7<br />

Aplikasi dan pemahaman ilmu kedokteran dasar yang terintegrasi dengan aspek klinis terkait etiologi, epidemiologi,<br />

pathogenesis, temuan hasil pemeriksaan penunjangm komplikasi dan pencegahan, prinsip diagnostic dan<br />

penatalaksanaan pada penyakit infeksi tropis.<br />

C10A.122 Family Medicine (MKB) 7<br />

Aplikasi dan pemahaman ilmu kedokteran dasar yang terintegrasi dengan aspek klinis serta ilmu kesehatan<br />

masyarakat dengan pendekatan holitik (promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative). Aspek penatalaksanaan penyakit<br />

dalam keluarga dan masyarakat, analisis peran keluarga pada statu kesehatan individu dan masyarakt, peran dokter<br />

pada kesehatan keluarga, pengobatan alternative dan komplementer, konsultasi, edukasi, konseling dan penyusunan<br />

rujukan.<br />

C10A.123 Community Research Program VII (MKB) 2<br />

Aplikasi pengetahuan epidemiologi dasar dan klinis pada penulisan dan penyusunan artikel ilmiah dalam bentuk<br />

skripsi/minor thesis


60<br />

C10A.124 Bioethics And Humanities Program VII (MPK) 1<br />

Aplikasi pemahaman konsep bioetika dan humaniora pada pengobatan tradisional, alternative dan komplementer,<br />

tanggung jawab dan peran dokter pada status gizi komunitas, alokasi sumber daya, peran mahasiswa kedokteran dan<br />

layanan kesehatan, pertimbangan berdasarkan aspek etikolegal.<br />

C10A.125 Public Health Oriented Program VII (MKB) 1<br />

Pemahaman dan aplikasi konsep kesehatan masyarakat pada pelayanan kesehatan primer, dokter keluarga, peran<br />

penyakit pada keluarga, asesmen fungsi keluarga, kesejahteraan keluarga, Eldery dan Disability, Paliative dan Home<br />

care.<br />

C10A.126 Clinical Skills Program VII (MKB) 2<br />

Kemampuan keterampilan klinik pada aspek komunikasi, pencegahan infeksi, pemeriksaan tanda vital, konseling dan<br />

pemeriksaan diagnostik sederhana serta pemahaman di setiap keterampilan klinik terkait penyakit tropis dan konsep<br />

dokter keluarga berdasarkan standar kompetensi dokter nasional<br />

Keterangan:<br />

MPK : Mata ajar Pengembangan Kepribadian<br />

MKB : Mata ajar Keahlian Berkarya<br />

MKK : Mata ajar Keilmuan & Keterampilan<br />

3. Program Studi Profesi Dokter (PSPD)<br />

Program Studi Profesi Dokter<br />

Keterampilan para peserta didik PSPD diperoleh melalui kegiatan akademis berupa proses pembelajaran yang<br />

diselenggarakan di rumah sakit pendidikan utama (RSUP Dr Hasan Sadikin Bandung) dan rumah sakit dan<br />

Puskesmas jejaring yang diatur melalui rotasi di semua departemen dengan menekankan pencapaian<br />

kompetensi sesuai dengan yang tercantum dalam Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI) 2012 yang<br />

dikeluarkan oleh Konsil Kedokteran Indonesia (KKI).<br />

3.1 Persyaratan mengikuti Program Studi Profesi Dokter (PSPD)<br />

Persyaratan untuk mengikuti pendidikan di PSPD Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran:<br />

1. Lulusan Sarjana Kedokteran FKUP dengan memenuhi ketentuan sebagai berikut:<br />

a. Memiliki IPK Sarjana Kedokteran minimal 2,75<br />

b. Telah mengirimkan publikasi ilmiah minor thesis<br />

c. Tidak memiliki keterbatasan fisik dan mental untuk melakukan tugas-tugas profesi,<br />

d. Diwajibkan mengikuti Pembekalan Pra-Program Studi Profesi Dokter yang diselenggarakan oleh<br />

FKUP/RSUP Dr. Hasan Sadikin, yang dinyatakan dengan kehadiran penuh atau minimal 80% bagi yang<br />

memliki alasan ketidakhadiran sesuai peraturan yang berlaku), dan mengucapkan “Janji Mahasiswa<br />

PSPD”<br />

e. Telah melakukan registrasi sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan oleh pihak Universitas<br />

Padjadjaran<br />

f. Setelah lulus program Sarjana Kedokteran, tidak menunda kegiatan akademik di PSPD lebih dari 1 tahun<br />

(2 semester)<br />

2. Lulusan Sarjana Kedokteran universitas lain:<br />

a. Berasal dari Fakultas Kedokteran negeri dengan akreditasi A<br />

b. Memiliki IPK Sarjana Kedokteran minimal 2,75<br />

d. Dinyatakan lulus Tes Potensi Akademik (TPA) dan MMPI yang diatur dan diselenggarakan oleh Pimpinan<br />

FKUP,Setelah lulus program Sarjana Kedokteran, tidak menunda kegiatan akademik di PSPD lebih dari 1<br />

tahun (2 semester)<br />

e. Tidak memiliki keterbatasan fisik dan mental untuk melakukan tugas-tugas profesi<br />

f. Tempat/lahan kegiatan akademik telah dinyatakan tersedia.<br />

g. Telah mengikuti pembekalan Pra-Program Studi Profesi Dokter yang diselenggarakan oleh FKUP/RSUP<br />

Dr. Hasan Sadikin dan mengucapkan “Janji Mahasiswa PSPD”<br />

3. Program Adaptasi<br />

Untuk program adaptasi harus menunjukkan surat permohonan yang sudah disyahkan oleh kolegium dan<br />

KKI yang sudah dievaluasi, serta berkas-berkas evaluasi keberhasilan dari universitas sebelumnya, dan lulus<br />

mengikuti ujian seleksi yang diselenggarakan oleh Fakultas Kedokteran.<br />

4. Program Elektif


61<br />

Untuk pendaftaran program elektif harus mengajukan permohonan resmi dengan persyaratan yang telah<br />

ditentukan kepada pimpinan FKUP (surat permohonan dengan usulan departemen dan waktu kegiatan, daftar<br />

riwayat hidup, surat pengantar, dan rekomendasi dari pimpinan institusi asal, transkrip nilai sementara,<br />

kurikulum pendidikan institusi asal, serta surat keterangan sehat)<br />

3.2 Struktur disiplin/bidang ilmu (mata kuliah)<br />

No Sandi Departemen Minggu SKS<br />

1. C12A001 Ilmu Bedah 9 5<br />

2. C12A002 Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan 9 5<br />

3. C12A0<strong>03</strong> Ilmu Kesehatan Anak 9 5<br />

4. C12A004 Ilmu Penyakit Dalam 9 5<br />

5. C12A005 Ilmu Kesehatan Masyarakat 4 3<br />

6. C12A006 Ilmu Kedokteran Keluarga 5 4<br />

7. C12A007 Ilmu Anestesi 3 2<br />

8. C12A008 Ilmu Kedokteran Kehakiman 3 2<br />

9. C12A009 Ilmu Kedokteran Jiwa 3 2<br />

10. C12A010 Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut 1 0.5<br />

11. C12A011 Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin 3 2<br />

12. C12A012 Ilmu Kesehatan Mata 3 2<br />

13. C12A013 Ilmu Penyakit Saraf 3 2<br />

14. C12A014 Ilmu Penyakit Telinga Hidung & Tenggorokan 3 2<br />

15. C12A015 Radiologi 3 2<br />

16. C12A016 Ilmu Kedokteran Nuklir 1 0.5<br />

17. C12A017 Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi 1 0.5<br />

3.3 Deskripsi Disiplin/Bidang Ilmu (setara mata kuliah)<br />

1. C12A 001 Ilmu Bedah<br />

Meliputi: bedah umum, bedah digestif, bedah ortopedi, bedah urologi, bedah plastik dan maksilofasial, bedah<br />

onkologi, bedah anak, bedah toraks dan kardiovaskular, bedah vaskular, bedah syaraf.<br />

2. C12A 002 Ilmu Kebidanan dan Kandungan (obstetri dan ginekologi)<br />

Meliputi: Anamnesis dan pemeriksaan fisik bidang obstetri dan ginekologi, etika pada bidang obstetri dan ginekologi,<br />

obstetri fisiologi, obstetri patologi, obstetri operatif, kontrasepsi, ginekologi, obstetri sosial.<br />

3. C12A 0<strong>03</strong> Ilmu Kesehatan Anak<br />

Meliputi: Anamnesis dan pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, dan tata laksana (farmakoterapi dan non<br />

farmakoterapi, termasuk komunikasi dan edukasi) kasus-kasus di bidang: alergi-imunologi, endokrinologi, gastrohepatologi,<br />

gawat darurat pediatri (kegawatdaruratan dan resusitasi), hematologi-onkologi, infeksi dan penyakit tropis,<br />

kardiologi, nefrologi, neonatologi, neuropediatri, nutrisi dan metabolik, respirologi, dan tumbuh kembang-pediatri sosial.<br />

4. C12A 004 Ilmu Penyakit Dalam (Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah)<br />

Meliputi: Anamnesis dan pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, dan tata laksana (farmakoterapi dan non<br />

farmakoterapi, termasuk komunikasi dan edukasi) kasus-kasus di bidang: endokrinologi dan metabolisme,<br />

gastroentero-hepatologi, geriatri, ginjal-hipertensi, hemato-onkologi medik, penyakit jantung dan kardiovaskular,<br />

penyakit infeksi, pulmonologi, dan reumatologi,<br />

5. C12A 005 Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran Keluarga<br />

Meliputi: Expert SessionI-II, Case Report & Community Science Session, Community Health Teaching, Community<br />

Health Experiences. Integrasi materi dari departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat, Ilmu Gizi, Ilmu Faal, dan<br />

Rehabilitasi Medik.<br />

6. C12A 006 Ilmu Anestesi<br />

Monitoring hemodinamik (invasif dan non invasif), airway management (tanpa alat dan dengan alat), terapi cairan<br />

(resusitasi, perdarahan, dehidrasi), perawatan perioperatif (praoperatif, durante operatif, pascaoperatif), resusitasi.<br />

7. C12A 007 Ilmu Kedokteran Kehakiman<br />

Dokter dan hukum medikolegal (aspek-aspek medikolegal dalam kasus forensik), komunikasi dan kerjasama,<br />

dokumen kematian, autopsi klinik dan autopsi medikolegal, pemeriksaan penunjang, forensik klinik, manajemen<br />

pengelolaan jenazah, etika kedokteran, dan profesionalisme.


62<br />

8. C12A 008 Ilmu Kedokteran Jiwa<br />

Meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik, tata laksana awal kasus-kasus insomnia, gangguan psikotik, gangguan afektif,<br />

gangguan cemas, gangguan somatofarm, gangguan psikosomatik, disfungsi seksual, efek samping terapi obat<br />

psikoaktif (withdrawl obat?), psikiatri anak.<br />

9. C12A 009 Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut<br />

Pemeriksan pasien (pemeriksaan kesehatan umum, pemeriksaan ekstraoral dan intraoral, manajemen info klinik),<br />

pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut (diagnosis dan diagnosis banding), tata laksana dan tindak lanjut (tindakan<br />

anestesi lokal).<br />

10. C12A 010 Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin<br />

Morfologi kelainan kulit, pemeriksaan klinis dermatologis, dermatoterapi, infeksi kulit (virus, parasit, bakterti, jamur),<br />

penyakit kusta/Morbus Hansen, penyakit eritropapuloskuamosa, penyakit alergi dan imunologi, penyakit kelainan<br />

kelenjar dan adneksa kulit, dermatosa lain, infeksi menular seksual (IMS), kegawatdaruratan medik di departemen kulit<br />

11. C12A 011 Ilmu Penyakit Mata (Ilmu Kesehatan Mata)- Oftalmologi<br />

Keterampilan pemeriksaan dasar dan penunjang mata, Penggunaan alat diagnostik, Keterampilan tindakan di ruang<br />

apa?, Penegakkan diagnosis dan perencanaan pengelolaan kasus mata (hordeolum dan kalazion, kelainan refraksi,<br />

konjungtivitis akut, konjungtivitis vernalis, konjungtivitis fliktenularis, konjungtivitis purulenta, aberasi kornea, korpus<br />

alienum kornea, keratitis dendritika, keraritis pungtata superfisialis, keratitis numularis, ulkus kornea, pterigium,<br />

pinguekula, episkeritis, skleritis, uveitis anterior, endoftalmitis, panoftalmitis, katarak, glaukoma sudut tertutup akut).<br />

12. C12A 012 Ilmu Penyakit Syaraf (Saraf) - Neurologi<br />

Anamnesis dan pemeriksaan fisik kelainan syaraf?, dan tata laksana awal: stroke, epilepsi, infeksi susunan syaraf,<br />

tetanus, nyeri kepala, nyeri punggung bawah, penyakit Parkinson, neuropati perifer, koma dan penurunan kesadaran,<br />

status epileptikus.<br />

13. C12A 013 Ilmu Kesehatan THT-KL<br />

Otologi, audiologi, rinologi dan alergi, farings-laring, bronkoesofagologi, bedah tumor kepala dan leher, trauma<br />

maksilofasial.<br />

14. C12A 014 Ilmu Radiologi<br />

Radio fisikadiagnostik dan terapi, posisi pemotretan radiologi (Positioning), radioanatomi; radiopatologi toraks,<br />

gastointestinal, traktus urogenital, muskuloskeletal, neuroradiologi; ultrasonografi (USG); radioterapi pada kasus-kasus<br />

tumor ganas (kanker)<br />

15. C12A 015 Ilmu Kedokteran Nuklir<br />

Pemeriksaan dan pengobatan dengan ilmu kedokteran nuklir (tiroid, jantung, dan fungsi ginjal).<br />

16. C.12A 016 Ilmu Rehabiliatsi Medik<br />

Kemampuan mengidentifikasi masalah impairment, disabilitas, dan handicap pada pasien yang mengalami inaktivitas<br />

atau imobilisasi lama (pasien stroke, palsi serebral, dan lain-lain), nyeri punggung bawah (low back pain), serta artritis<br />

sendi (osteoartritis dan reumatoid artritis).<br />

17. C12A017 Ilmu Kedokteran Keluarga<br />

3.4 Kegiatan Akademik<br />

3.4.1 Proses pembelajaran<br />

Untuk mencapai tujuan Program Studi Profesi Dokter maka pendidikan dilaksanakan dengan menggunakan<br />

metode pelatihan berdasarkan kompetensi (Competency-based Training), yang meliputi kompetensi klinik dan<br />

manajemen kesehatan masyarakat.<br />

Program Studi Profesi Dokter (PSPD) di FKUP terdiri dari rotasi pada 16 departemen yang dilaksanakan dalam<br />

waktu 3 semester. Setelah tahap ini diselesaikan diharapkan dokter muda telah memiliki kompetensi sebagai<br />

dokter umum. Total beban kredit untuk seluruh tahap pendidikan ini adalah setara dengan 42½ satuan kredit<br />

semester (SKS). Selanjutnya untuk memperkuat kemandirian dokter muda, dilakukan program internship<br />

selama 12 bulan yang di bawah KIDI (Komite Internship Dokter Indonesia).<br />

3.4.2 Proses belajar dilakukan dengan pendekatan:<br />

1. Apprenticeship: Dokter muda belajar untuk mendapat kompetensi dengan cara belajar dan praktik<br />

langsung (magang) di bawah bimbingan preseptor berpengalaman.<br />

2. Supervisor based: Kegiatan akademik dokter muda disupervisi oleh preseptor. Tindakan klinik dokter muda<br />

berada dalam tanggungjawab preseptor. Untuk kegiatan jaga maka supervisor dokter muda adalah peserta


63<br />

Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS)/ residen senior (chief resident) dan dokter penanggungjawab pelayanan<br />

(DPJP) departemen yang bertugas saat itu.<br />

3. Patient based: Proses pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan pasien (kasus-kasus sesuai<br />

SKDI).<br />

4. Community based: Kasus-kasus yang dihadapi adalah kasus yang banyak ditemukan di masyarakat<br />

sesuai SKDI.<br />

5. Problem solving: Pembelajaran dilakukan untuk mendorong kemampuan memecahkan masalah<br />

6. Experiential: Dokter muda mencoba langsung melakukan penanganan pasien<br />

7. Family medicine approach (holistic & comprehensive): penanganan pasien menggunakan pendekatan prinsip<br />

dokter keluarga, yaitu penanganan secara holistik dan komprehensif dengan memerhatikan aspek fisik, psikis,<br />

sosial-ekonomi, dan budaya pasien<br />

8. Bioethics, legal aspect & professionalism: Dokter muda dituntut untuk selalu memerhatikan aspek<br />

bioetik, aspek legal, dan berlaku professional<br />

3.4.3 Lokasi kegiatan akademik:<br />

Selama mengikuti kegiatan akademik para dokter muda melakukan tugas di fasilitas kesehatan, sebagai<br />

berikut:<br />

- Rumah sakit pendidikan utama: RSUP dr Hasan Sadikin (RSHS) Bandung<br />

- RSUD jejaring yang ditentukan oleh FKUP<br />

- Puskesmas jejaring di wilayah kerja Dinas Kesehatan Jawa Barat yang ditentukan oleh FKUP<br />

- Klinik Kedokteran Keluarga jejaring FKUP<br />

Kegiatan akademik dilaksanakan di bawah bimbingan dan supervisi para preseptor dengan tempat kerja berupa:<br />

- poliklinik (rawat jalan)<br />

- ruang perawatan(rawat inap)<br />

- unit gawat darurat<br />

- ruang operasi/tindakan<br />

- ruang administrasi (di Puskesmas, klinik dokter keluarga)<br />

- komunitas (posyandu)<br />

3.4.4 Bentuk kegiatan akademik:<br />

Setara praktikum<br />

Preceptorship: kegiatan akademik berupa tatap muka dengan preceptor selama kurang lebih 120 menit per hari<br />

berupa:<br />

Bed side teaching (BST) atau chair side teaching (CST), atau community side teaching (CoST): merupakan proses<br />

pembelajaran dengan menggunakan pasien yang dilakukan di poliklinik, ruang rawat inap, unit gawat darurat, atau<br />

ruang operasi untuk pemeriksaan pasien dan diskusi yang akan melatih proses berfikir dan keterampilan pemecahan<br />

masalah mahasiswa. Termasuk pembahasan pelayanan kesehatan masyarakat dan keluarga.<br />

a. Setara perkuliahan<br />

- Case report session (CRS)<br />

Merupakan acara ilmiah dokter muda berupa laporan hasil pemeriksaan, rencana penatalaksanaan<br />

pasien, serta analisis kasus yang diperoleh melalui BST, kemudian didiskusikan di bawah bimbingan preseptor.<br />

- Clinical/community science session (CSS)<br />

Merupakan acara ilmiah dokter muda berupa penulisan dan presentasi yang membahas salah satu<br />

topik yang berkaitan dengan masalah pasien pada BST, CST, atau CoST yang kemudian didiskusikan<br />

di bawah bimbingan preseptor.<br />

- Meet the expert<br />

Merupakan forum diskusi ilmiah dokter muda dengan pakar dari masing-masing departemen dan<br />

merupakan kesempatan bagi para dokter muda untuk mendiskusikan hal-hal yang masih belum jelas.<br />

c. Setara kegiatan lapangan<br />

- Penyuluhan<br />

Merupakan kegiatan untuk melatih teknik komunikasi dokter muda dalam program promosi kesehatan<br />

- Penelitian<br />

Merupakan kegiatan untuk melatih dokter muda dalam melakukan penelitian yang dapat dilakukan di<br />

masyarakat, rumah sakit, atau puskesmas<br />

d) Kegiatan lain yang diatur oleh masing-masing departemen.<br />

3.4.5 Tata tertib pelaksanaan kegiatan akademik PSPD<br />

1. Peserta PSPD disebut dokter muda (DM).<br />

2. Pada saat mengikuti kegiatan PSPD dokter muda telah menyelesaikan persyaratan administrasi<br />

yang ditetapkan oleh FKUP.


3. Dalam melaksanakan kegiatan akademik PSPD, dokter muda dibagi ke dalam kelompok-kelompok,<br />

yang akan melakukan rotasi di semua departemen FKUP/RSHS.<br />

Rotasi adalah lama waktu yang dibutuhkan oleh dokter muda untuk menyelesaikan kegiatan<br />

pendidikan profesi di suatu departemen. Jadwal rotasi untuk setiap kelompok ditetapkan oleh<br />

pengelola PSPD.<br />

4. Pembagian kelompok dilakukan secara pengundian dengan memerhatikan pemerataan berdasarkan prestasi<br />

akademik (IPK), jenis kelamin, serta status kemahasiswaan..<br />

5. Ketua kelompok dokter muda adalah mahasiswa yang dipilih oleh anggota kelompoknya,<br />

6. Jadwal rotasi ditentukan dengan mekanisme pengundian yang adil dan tidak boleh diganti. Pengaturan rotasi<br />

setiap kelompok dilaksanakan oleh Sekretariat PSPD FKUP yang dikeluarkan dengan Berita Acara Pembagian<br />

Kelompok dan Jadwal Rotasi yang ditandatangani Ketua PSPD, dengan aturan anggota kelompok tidak<br />

diperbolehkan pindah ke kelompok lain, kecuali dengan alasan yang dapat diterima dan disetujui oleh Ketua PSPD<br />

FKUP,<br />

7. Ketua PSPD FKUP memberikan surat pemberitahuan kepada Kepala Departemen/SMF (cq Koordiantor PSPD<br />

Departemen) sebelum dokter muda mulai mengikuti pendidikan di departemen tersebut.<br />

8. Dokter muda diharuskan melapor kepada Koordinator PSPD Departemen atau yang mewakili, untuk mendapatkan<br />

penjelasan mengenai tata tertib, pedoman kerja (termasuk kegiatan jaga dan aturannya), sistem pendidikan, dan<br />

sistem penilaian di departemen yang bersangkutan.<br />

9. Untuk kegiatan di RSUD/Puskesmas jejaring: Ketua PSPD Departemen/Ketua departemen memberikan surat<br />

pengantar berupa pemberitahuan kepada Direktur RS Jejaring dan Kepala Puskesmas Jejaring sebelum dokter<br />

muda mulai mengikuti pendidikan di RSUD/PKM jejaring tersebut. Surat pengantar ditembuskan ke Ketua PSPD<br />

FKUP.<br />

10. Dokter muda diharuskan melapor kepada Direktur RS Jejaring dan Kepala Puskesmas Jejaring atau yang mewakili<br />

sebelum mengikuti kegiatan pendidikan di tempat tersebut (sambil membawa pengantar dari Dekan FKUP).<br />

11. Tugas dan kewenangan klinis dokter muda PSPD ditentukan oleh masing-masing departemen.<br />

12. Daftar hadir:<br />

Pengisian daftar hadir:<br />

- Dilakukan minimal dua kali, yaitu pada saat datang dan pulang, tepat pada waktunya,<br />

- Dilakukan sendiri, tidak boleh diwakilkan.<br />

- Laporan kehadiran dokter muda dikirimkan oleh koordinator PSPD Departemen kepada sekretariat PSPD FKUP<br />

secara periodik<br />

13. Jam kerja: Senin-Jumat: 07.00–16.00 WIB;<br />

Apabila ada ketentuan lain, ditetapkan oleh masing-masing departemen.<br />

14. Selama mengikuti kegiatan akademik di RSHS/RSUD jejaring/Puskesmas dokter muda harus mengenakan jas<br />

putih panjang dan tanda pengenal PSPD sesuai aturan yang berlaku.<br />

15. Kegiatan jaga<br />

- Jam jaga:<br />

a. Hari kerja: setelah jam kerja s.d. 07.00 WIB hari berikutnya<br />

b. Hari libur : - kelompok pagi: 07.00–19.00 WIB<br />

- kelompok malam: 19.00–07.00 WIB hari berikutnya.<br />

- Jumlah dan frekuensi jaga ditentukan oleh departemen yang bersangkutan dengan ketentuan sebanyakbanyaknya<br />

satu kali dalam satu minggu.<br />

- Jaga ditentukan/diatur oleh kordinator PSPD departemen.<br />

- Selama mengikuti kegiatan jaga di RSHS/RSUD jejaring/Puskesmas dokter muda harus mengenakan seragam<br />

jaga dan tanda pengenal PSPD sesuai aturan yang berlaku.<br />

16. Bila karena suatu sebab dokter muda tidak dapat mengikuti kegiatan PSPD, maka yang bersangkutan harus<br />

menyatakannya dengan surat pemberitahuan resmi dan menyebutkan alasan yang dapat diterima disertai bukti<br />

yang sah. Surat tersebut harus diserahkan kepada Preseptor dan Koordinator PSPD Departemen selambatlambatnyanya<br />

saat dokter muda kembali mengikuti kegiatan, dan surat ditembuskan ke sekretariat PSPD FKUP.<br />

17. Dokter muda yang akan meninggalkan kegiatan akademik selama menjalani kegiatan PSPD di suatu departemen<br />

harus mengajukan surat permohonan dan memperoleh izin dari preseptor yang diketahui oleh Koordinator PSPD<br />

Departemen yang bersangkutan.<br />

18. Pada saat melakukan kegiatan di suatu departemen, dokter muda tidak diperkenankan mengerjakan tugas dari<br />

departemen lain.<br />

19. Dokter muda yang meninggalkan kegiatan akademik departemen melebihi batas waktu kehadiran departemen oleh<br />

karena mendapat tugas dari pimpinan Fakultas diberlakukan ketentuan yang sama dengan dokter muda yang<br />

mengundurkan diri, kecuali ada ketentuan lain dari kepala departemen terkait atau dari pimpinan FKUP.<br />

20. Pengunduran diri dari departemen harus disertai surat pengunduran diri yang bersangkutan dan ditujukan kepada<br />

Wakil Dekan Bidang Akademik dengan tembusan ke Ketua PSPD dan Kepala Departemen terkait. Kegiatan<br />

akademik yang tertunda akan diganti pada akhir rotasi semua departemen yang akan diatur oleh sekretariat PSPD<br />

FKUP.<br />

21. Setiap dokter muda harus senantiasa menjaga nama baik almamater dengan selalu menegakkan disiplin serta<br />

menjunjung tinggi sikap profesionalisme.<br />

64


65<br />

22. Setiap dokter muda diharuskan mematuhi norma akademik, termasuk cara berpakaian dan norma hukum sesuai<br />

dengan Surat Keputusan Dekan No.2114/H6.7/Kep/FK/2010.<br />

23. Setiap dokter muda harus mengikuti aturan dan tata tertib yang berlaku di RSHS, RSUD jejaring, dan PKM jejaring.<br />

24. Setiap dokter muda siap menerima sanksi, apabila melakukan pelanggaran terhadap aturan yang berlaku.<br />

25. Penanganan dokter muda yang selama mengikuti kegiatan akademik PSPD dinyatakan mengalami masalah<br />

gangguan kejiwaan dilakukan di bawah Tim (TPBK) FKUP.<br />

26. Selama belum dinyatakan lulus dokter dan dianggap masih mengikuti kegiatan akademik PSPD, seluruh<br />

mahasiswa PSPD diwajibkan mengikuti aturan registrasi sesuai ketentuan Universitas Padjadjaran.<br />

3.5 Evaluasi keberhasilan<br />

1. Evaluasi keberhasilan mahasiswa dinilai melalui beberapa macam metode penilaian yang dilakukan<br />

selama mengikuti kegiatan akademik PSPD, berupa:<br />

a. Evaluasi selama rotasi di departemen<br />

Kegiatan evaluasi di departemen dilakukan secara berkala dengan menilai kompetensi yang diharapkan melalui:<br />

No Komponen evaluasi Pembobotan<br />

1 Mini Clinical Examination Evaluation (Mini-CEX) 20–25 %<br />

2 Bed Side Teaching (BST) 20–30 %<br />

3 Case Report Session (CRS) 5–10 %<br />

4 Clinical Science Session (CSS) 5–10 %<br />

5<br />

Bentuk ujian lain, bergantung pada kebijakan masing-masing<br />

departemen, seperti:<br />

- Objective Structured Clinical Examination (OSCE)<br />

- Student Oral Case Analysis (SOCA)<br />

20–30%<br />

- Multi disciplinary Examination (MDE)<br />

- Pre-mid-post test, essay<br />

- dan lain – lain.<br />

Total 100 %<br />

b. Waktu dan sifat penilaian :<br />

Penilaian dilakukan secara berkala selama kegiatan akademik PSPD dan pada akhir setiap program di<br />

departemen. Penilaian berkala bersifat penilaian formatif dan dapat digunakan sebagai penilaian sumatif.<br />

Penilaian perilaku profesional dilakukan secara berkala selama mengikuti rotasi departemen dan digunakan<br />

untuk penilaian akhir PSPD<br />

c. Penilaian Perilaku Profesional (Professional Behavior)<br />

Perilaku Profesional meliputi standar perilaku profesi dokter yang<br />

didasari oleh prinsip-prinsip sebagai berikut:<br />

- Kesehatan dan kesejahteraan pasien adalah yang paling utama,<br />

- Pasien memiliki hak untuk memilih,<br />

- Keadilan sosial bagi seluruh pasien.<br />

Selama dokter muda mengikuti PSPD maka penilaian perilaku profesional dilakukan dalam bentuk 360 degree dengan<br />

format yang terstandar. Penilaian perilaku bukan berupa ujian, tetapi merupakan bagian proses pembinaan. Oleh<br />

karena itu sedapat mungkin dilakukan bukan di hari terakhir periode rotasi stase agar dimungkinkan adanya proses<br />

pembinaan. Selain itu, untuk menjamin objektivitas jika memungkinkan sedapat mungkin penilaian dilakukan lebih dari<br />

satu kali, atau lebih dari satu preseptor. Dokter muda bisa dinilai oleh preseptor, dosen lain, tenaga kesehatan lain,<br />

dokter muda lain serta dirinya sendiri.<br />

Atribut perilaku profesional yang diamati adalah aspek-aspek sebagai<br />

berikut:<br />

a. Altruisme (rela berkorban), caring (peduli terhadap sesama), compassion (welas asih)<br />

b. Respect (sikap hormat) dan cultural competence (pemahaman budaya)<br />

c. Honesty (jujur), honor (menjaga martabat), and integrity (teguh memegang prinsip profesional)<br />

d. Excellence & scholarship<br />

e. Dutifulness (memenuhi kewajiban), responsibility (bertanggungjawab)<br />

f. Communication


66<br />

Hasil penilaian dikategorikan atas:<br />

baik<br />

perlu perhatian<br />

perlu perhatian khusus (bila nilai akhir ini bukan bagian dari nilai akademik, tetapi dapat<br />

memengaruhi nilai akhir di departemen (yudisium departemen):<br />

1. Kategori perlu perhatian:<br />

Bila hasil penilaian termasuk kategori ini, dokter muda diberi tugas humanitarian, menambah jaga, menangani<br />

pasien intensif, alternatif lainnya yang bertujuan memperbaiki sikap profesional, bukan tugas yang bersifat<br />

kognitif.<br />

2. Kategori perlu perhatian khusus:<br />

Selain mendapat tugas di atas, dapat dipertimbangkan untuk mendapatkan pengurangan angka nilai<br />

akademik (contoh: nilai akademik A dikurangi menjadi B).<br />

Pada yudisium akhir PSPD di Fakultas, mahasiswa yang masuk kategori Perlu Perhatian Khusus di lebih dari 2<br />

departemen akan memengaruhi kelulusan. Pembinaan lanjutan akan ditentukan dalam rapat PSPD. Oleh karena itu<br />

pada yudisium akhir PSPD departemen harus melaporkan Nilai Akhir Profesionalisme di samping Nilai Akademik.<br />

Penjelasan lebih lanjut mengenai atribut profesional terdapat pada buku log mahasiswa.<br />

2. Syarat mengikuti ujian akhir di departemen:<br />

a. Selama mengikuti kegiatan akademik PSPD memenuhi persyaratan kehadiran yang telah ditentukan,<br />

b. Telah melaksanakan semua tugas dan kewajiban selama program pendidikan berlangsung, termasuk<br />

penilaian berkala dan penilaian perilaku,<br />

c. Telah menyelesaikan kewajiban administrasi (termasuk pengembalian buku dari perpustakaan dan<br />

pembayaran registrasi yang sedang berjalan).<br />

Angka dan Huruf Mutu:<br />

Angka Mutu sesudah pembobotan dijadikan Huruf Mutu dengan menggunakan cara Penilaian Acuan Patokan<br />

(PAP).<br />

Pengumuman hasil ujian departemen dilaksanakan segera setelah menyelesaikan rotasi di suatu departemen<br />

dan dokter muda yang tidak lulus berhak mengikuti ujian ulangan sesuai aturan departemen terkait.<br />

Ujian ulangan ke–1 dilaksanakan di departemen pada minggu terakhir stase yang sedang berjalan, sebelum<br />

yudisium departemen, sedangkan ujian ulangan ke–2 dilaksanakan pada saat spacing/jeda dengan syarat<br />

membawa pengantar dari PSPD dan wajib mengikuti rotasi atau bimbingan selama satu minggu sebelum<br />

ujian ulangan ke–2 dilakukan.<br />

Masa jeda/spacing adalah waktu dokter muda tidak mengikuti kegiatan akademik PSPD di departemen.<br />

Masa ini dapat digunakan untuk mengulang atau memperpanjang masa pendidikan sesuai ketetapan yang<br />

telah ditentukan.<br />

Yudisium<br />

a.. Departemen<br />

Dokter muda yang berhak mengikuti yudisium adalah dokter muda yang telah menyelesaikan seluruh<br />

program pendidikan pada departemen yang bersangkutan serta tidak memperoleh nilai perilaku perlu<br />

perhatian khusus<br />

b. PSPD<br />

Dokter muda yang berhak mengikuti yudisium PSPD adalah mahasiswa PSPD yang telah menyelesaikan<br />

seluruh program pendidikan pada semua departemen serta tidak memperoleh nilai perilaku perlu<br />

perhatian khusus, kemudian dilakukan validasi nilai oleh tim PSPD FKUP.<br />

Yudisium PSPD dilakukan berdasarkan hasil rapat validasi nilai dari departemen-departemen melalui<br />

berita acara yang di tandatangani oleh Ketua PSPD dan wakil dokter muda yang mengikuti yudisium.<br />

Bagi mahasiswa yang telah dinyatakan lulus pada yudisium tersebut, diijinkan untuk mengikuti ujian<br />

komprehensif.<br />

<br />

Keberhasilan dokter muda<br />

Kriteria keberhasilan dokter muda di suatu departemen dinyatakan dengan parameter sebagai berikut:


67<br />

Ujian pertama:<br />

Nilai Akhir Huruf Mutu<br />

Angka<br />

Mutu<br />

Keterangan<br />

80 – 100 A 4,00 Lulus<br />

76 – 79 B++ 3,50 Lulus<br />

72 – 75 B+ 3,25 Lulus<br />

68 – 71 B 3,00 Lulus<br />

56 - 67 C 2,00 Tidak Lulus<br />

44 - 55 D 1,00 Tidak Lulus<br />

< 44 E 0 Tidak Lulus<br />

Ujian ulangan (remedial) hanya diberikan apabila huruf mutu C dan D; untuk huruf mutu E peserta<br />

diwajibkan untuk mengulang penuh kegiatan akademis di departemen tersebut.<br />

Ujian ulangan:<br />

Ujian ulangan NILAI Keterangan<br />

Pertama<br />

Kedua<br />

B<br />

Lulus<br />

< B Tidak Lulus, Ujian Ulangan II<br />

B<br />

< B<br />

Lulus<br />

Tidak Lulus, Mengulang<br />

Penuh<br />

<br />

Perbaikan Huruf Mutu:<br />

Dengan mengingat batas IPK minimal (3,00) dan batas lama studi Program Studi Profesi Dokter, maka<br />

dokter muda diperkenankan mengikuti perbaikan huruf mutu sesuai ketentuan Panitia Yudisium.<br />

Indeks Prestasi Kumulatif (IPK):<br />

IPK Program Studi Profesi Dokter adalah jumlah () perkalian seluruh Angka Mutu dengan jumlah seluruh<br />

beban kredit (SKS) PSPD, dibagi oleh jumlah () kredit (SKS) PSPD.<br />

IPK = (Angka mutu departemen x SKS departemen)<br />

SKS PSPD<br />

Ujian Komprehensif<br />

Setelah lulus pada semua departemen dan dinyatakan lulus pada yudisium ke–1, dokter muda wajib<br />

mengikuti ujian komprehensif.<br />

a. Persyaratan:<br />

- Dinyatakan lulus semua departemen.<br />

- Telah menyelesaikan persyaratan administrasi sesuai aturan Universitas Padjadjaran.<br />

b. Metode ujian<br />

- Ujian tulis MDE dalam bentuk pilihan berganda (MCQ).<br />

- Ujian keterampilan klinik dalam bentuk Objective Structured Clinical Examination (OSCE) bagi<br />

mahasiswa asing.<br />

Jumlah soal<br />

- MCQ: 200 soal dengan perbandingan soal sesuai SKS Departemen.<br />

- OSCE: 12 station yang merupakan perwakilan dari setiap Departemen sesuai kasus pada SKDI.<br />

Kelulusan:<br />

- MCQ: dengan metode modified Angoff oleh perwakilan juri dari semua departemen.<br />

- OSCE: untuk setiap station dengan metode borderline regression; kelulusan OSCE adalah minimal lulus<br />

9 station dengan tidak ada station dengan nilai


68<br />

c. Memiliki IPK minimal 3,00<br />

d. Telah menyelesaikan segala administrasi sesuai peraturan Fakultas Kedokteran/Universitas Padjadjaran<br />

e. Lulus Uji Kompetensi Dokter Indonesia (UKDI) bagi dokter muda Indonesia<br />

Yudisium<br />

Pengumumam hasil pendidikan dokter muda diumumkan pada yudisium ke–2<br />

Yudisium ini wajib dihadiri oleh semua dokter muda peserta PSPD terkait.<br />

Bagi yang tidak menghadiri yudisium ke–2, maka pengumuman hasil pendidikan akan ditangguhkan dan<br />

dilaksanakan pada yudisium periode berikutnya.<br />

3.7 Uji Kompetensi Dpkter Indonesia (UKDI) - exit exam DIKTI<br />

Setelah lulus ujian komprehensif, para dokter muda wajib mengikuti Uji Kompetensi Dokter Indonesia (UKDI),<br />

berupa ujian MDE (MCQ) yang diselenggarakan secara computerised-based test (CBT) dan OSCE yang<br />

diselenggarakan oleh Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia (AIPKI) yang diselenggarakan<br />

serentak secara nasional sesuai periode pelaksanaan UKDI (setiap bulan Februari, Mei, Agustus, dan<br />

Nopember).<br />

Sesuai Surat Edaran Dikti Kemendikbud No. 88/E/DT/2013 UKDI ini merupakan exit exam bagi seluruh<br />

mahasiswa Fakultas Kedokteran di Indonesia.<br />

Persyaratan mengikuti UKDI:<br />

- Lulus yudisium ke–2<br />

- Mendaftarkan diri ke Panitia UKDI dengan melengkapi syarat administrasi sesuai ketentuan Panitia UKDI<br />

(PUKDI)<br />

Sebagai upaya persiapan mengikuti UKDI, tim PSPD FKUP memberikan bimbingan dan try out, baik untuk<br />

MDE maupun OSCE. Para dokter muda yang akan mengikuti UKDI diwajibkan mengikuti kegiatan ini, termasuk<br />

mengikuti try out UKDI (MDE) yang diselenggarakan wilayah 3 AIPKI<br />

a.<br />

Setelah ada pengumuman hasil UKDI, para dokter muda wajib mengikuti yudisium ke-3 (yudisium akhir).<br />

Hasil yudisium:<br />

- Lulus UKDI CBT dan OSCE<br />

- Lulus salah satu UKDI<br />

- Tidak lulus kedua-duanya<br />

Bagi yang belum lulus UKDI, akan mengikuti UKDI ulangan pada periode UKDI berikutnya (peserta re-taker).<br />

Selama menunggu waktu pelaksanaan UKDI berikutnya, peserta re-taker wajib mengikuti bimbingan yang<br />

diadakan oleh Tim Bimbingan Re-taker (di bawah koordinasi Tim PSPD dan Unit Evaluasi Hasil Belajar<br />

Mahasiswa).<br />

3.10. Sumpah Dokter<br />

Bagi mahasiswa Indonesia, yang berhak mengikuti sumpah dokter adalah dokter muda yang sudah lulus UKDI.<br />

Sumpah dokter merupakan prasyarat untuk mendapatkan ijazah (sertifikat kelulusan) dokter sebelum mengikuti<br />

Program internship Dokter Indonesia (PIDI) yang diselenggarakan oleh Komite Internship Dokter Indonesia<br />

(KIDI).<br />

Bagi mahasiswa PSPD asing yang berhak mengikuti sumpah dokter adalah yang sudah mengikuti kegiatan<br />

magang di RSUD dan PKM jejaring dan dinyatakan lulus.<br />

Setelah sumpah dokter, para lulusan akan mengikuti wisuda Universitas Padjadjaran (kelompok profesi) dan<br />

mendapatkan ijazah dokter.<br />

3.8 Lama studi<br />

Lama studi Program Studi Profesi Dokter ditempuh paling cepat selama 3 (tiga) semester dan paling lambat<br />

selama 6 (lenam) semester.<br />

3.9 Pemutusan studi:<br />

Pemutusan studi terhadap dokter muda dilakukan jika:<br />

- melewati batas lama studi (maksimal 6 semester)<br />

- mengundurkan diri<br />

- melakukan pelanggaran etik berat (ditetapkan oleh Komisi Etik FKUP<br />

dan berdasarkan keputuan Rektor Universitas Padjadjaran)<br />

Catatan:


69<br />

Program internship/magang bagi mahasiswa asing<br />

Setelah dinyatakan lulus dari ujian komprehensif, peserta didik PSPD (dokter muda) asing akan mengikuti program<br />

magang di RS dan PKM jejaring yang telah ditentukan FKUP, selama 6 bulan (1 semester).<br />

Kegiatan ini merupakan sarana pelatihan keprofesian berbasis kompetensi pelayanan primer dengan tujuan<br />

meningkatkan kompetensi yang telah dicapai saat mengikuti pendidikan dokter.<br />

Syarat mengikuti magang:<br />

- Lulus ujian komprehensif MDE dan OSCE<br />

- Menyelesaikan urusan administrasi (registrasi, pengembalian buku perpustakaan)<br />

Tata tertib magang:<br />

- Pembagian kelompok, tempat, dan tata tertib magang diatur oleh PSPD.<br />

- Selama magang para dokter muda dibimbing dan disupervisi oleh preseptor di RS/PKM jejaring, sesuai surat tugas<br />

Preseptor RS/PKM jejaring dari Dekan FKUP.<br />

- Selama magang, para peseptor selain bertugas membimbing dan supervisi doter muda, juga bertugas melakukan<br />

penilaian komprehensif dan wajib mengisi buku log.<br />

- Hasil penilaian disampaikan oleh RS/PKM jejaring secara tertulis dan tertutup kepada PSPD FKUP.<br />

- Selesai kegiatan magang, tim PSPD FKUP akan melakukan kegiatan validasi nilai magang.<br />

- Kemudian dilakukan yudisium akhir.<br />

- Bagi yang lulus, dilanjutkan dengan mengikuti sumpah dokter dan wisuda Universitas Padjadjaran.<br />

- Bagi yang tidak lulus, diwajuibkan mengikuti remedial hingga lulus (dengan memperhitungkan masa studi).<br />

4. PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS ( PPDS )<br />

1 Tujuan Pendidikan<br />

Secara garis besar pendidikan dokter spesialis memiliki tujuan umum dalam mendidik peserta PPDS, diharapkan<br />

setiap lulusan PPDS memiliki kompetensi akademik dan profesi, yang mampu menjalankan praktek kedokteran di<br />

bidang spesialisasinya, baik secara mandiri maupun dalam tim, dalam upaya memenuhi kebutuhan yang<br />

diamanatkan dalam sistim pemeliharaan kesehatan.<br />

Secara rinci, tujuan pendidikan umum dan khusus dari setiap program studi dapat dilihat dalam Panduan<br />

Penyelenggaraan Pendidikan Dokter Spesialis dari setiap program studi.<br />

2 Struktur Kurikulum<br />

Yang dimaksud dengan Struktur Kurikulum adalah bagaimana isi kurikulum/ materi pembelajaran diorganisasikan<br />

dan bagaimana jadwal pembelajaran akan dilaksanakan.<br />

Pendidikan dokter spesialis dimulai pada bulan Februari dan bulan Agustus, dimulai dengan Program Pra PPDS<br />

yang diselenggarakan oleh Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran dan R.S Pendidikan Utama. Program ini<br />

merupakan pengayaan yang berisi berbagai informasi mengenai hal-hal yang perlu diketahui, difahami, dan<br />

diikuti oleh peserta PPDS selama mengikuti pendidikan di Fakultas Kedokteran dan di R.S Pendidikan.<br />

World Federation For Medical Education ( WFME ) memberikan definisi mengenai Post Graduate Medical<br />

Education, yaitu suatu fase pendidikan bagi dokter yang dimulai di bawah supervisi/pengawasan menuju praktek<br />

mandiri sebagai seorang spesialis setelah yang bersangkutan menyelesaikan pendidikan dokter umum. Merujuk<br />

kepada definisi tersebut, kompetensi adalah sesuatu hal yang berkembang, pada umumnya kompetensi<br />

berkembang sesuai dengan tahap pembelajaran/pengalaman klinik. Dengan demikian pendidikan dokter<br />

spesialis mempunyai ciri pendidikan yang berjenjang. Sebagai contoh program studi Ilmu Kesehatan Anak<br />

mengenal tingkat yunior, madya dan senior sedangkan program studi Ilmu Bedah mengenal jenjang<br />

pendidikanTahap Bedah Dasar dan Lanjut. Penjenjangan ini sejalan dengan peraturan Konsil Kedokteran<br />

Indonesia ayat 1 pasal 8 yaitu bahwa pemberian sertifikat kompetensi sesuai dengan pencapaian tingkat<br />

kompetensi yang telah dicapai peserta PPDS-I sesuai tingkat pendidikannya.<br />

Struktur kurikulum secara lebih rinci dapat dilihat dalam Pedoman Pendidikan setiap program studi. Setiap<br />

program studi memiliki materi pembelajaran dan struktur kurikulum yang berbeda, sehingga mengakibatkan<br />

adanya perbedaan dalam masa studi terjadwal dari setiap program studi (tabel 1).<br />

3. Materi Pembelajaran<br />

Materi pembelajaran merupakan bidang ilmu, keterampilan, dan perilaku yang harus dipelajari dan dikuasai oleh<br />

peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan.<br />

Materi pembelajaran pada umumnya berupa praktek klinis dan teori yang sesuai, ilmu biomedis dasar, ilmu klinis<br />

dan laboratorium bidang spesialisasi terkait, pengetahuan yang memadai mengenai perilaku, etika kedokteran,<br />

sistim kesehatan yang berlaku, aspek medikolegal dan ilmu sosial lain.<br />

Ilmu biomedis dasar, tergantung kebutuhan dari program studi, dapat berupa anatomi, fisiologi, biokimia,<br />

biofisika, biologi sel dan molekuler, genetika, mikrobiologi, imunologi, farmakologi, patologi, dan sebagainya.


70<br />

Ilmu lain, tergantung dari kebutuhan program studi dapat berupa psikologi medis, sosiologi medis, biostatistik,<br />

epidemiologi, kedokteran masyarakat, dan sebagainya. (secara lengkap dapat dilihat dalam Pedoman<br />

Penyelenggaraan Pendidikan Dokter Spesialis).<br />

4. Masa Studi Terjadwal dari setiap Program Studi<br />

Program Studi<br />

Masa Studi Terjadwal<br />

(semester)<br />

Anestesiologi dan Terapi Intensif 7<br />

Ilmu Bedah 9<br />

Ilmu Bedah Anak 10<br />

Ilmu Bedah Saraf 11<br />

Urologi 10<br />

Ilmu Kedokteran Forensik 6<br />

Ilmu Kedokteran Nuklir 8<br />

Ilmu Kedokteran Jiwa 8<br />

Ilmu Kesehatan Anak 8<br />

Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin 7<br />

Ilmu Kesehatan THT-KL 8<br />

Ilmu Penyakit Dalam 8<br />

Ilmu Kesehatan Mata 8<br />

Neurologi 8<br />

Kardiologi dan Kedokteran Vaskuler 9<br />

Obstetri dan Ginekologi 8<br />

Orthopaedi dan Traumatologi 9<br />

Patologi Anatomi 8<br />

Patologi Klinik 7<br />

Radiologi 7<br />

Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi 8<br />

Batas akhir masa studi (Masa Studi Maksimal) adalah :<br />

n + 1/2 n ( n= lama masa studi terjadwal )<br />

Sebagai contoh, batas akhir masa studi Program Studi Orthopaedi dan Traumatologi adalah :<br />

9 + ½ ( 9 ) = 13 ½ semester<br />

5. Program Studi Pendidikan Dokter Spesialis<br />

1. Program Studi Anestesiologi dan Terapi Intensif<br />

Tahapan Pendidikan<br />

Program Pendidikan Pascasarjana Anestesiologi dibagi dalam dalam tiga tahap pendidikan, dengan masing-masing<br />

tahap mempunyai tujuan pendidikan yang bulat, dan dicapai melalui pengalaman belajar dari isi pendidikan tertentu.<br />

Tahapan pendidikan yang dimaksud bukan merupakan pembagian berdasarkan tahun, melainkan merupakan tahapan<br />

atau pembagian tingkat perilaku yang dicapai.<br />

Tahap I (tahap kualifikasi) selama 2 semester (28 SKS)<br />

Tahap II (tahap pendalaman) selama 3 semester (42 SKS)<br />

Tahap III (tahap akhir) selama 2 semester (32 SKS)<br />

Sehingga jumlah beban seluruhnya 102 SKS + 2 SKS = 104 SKS


71<br />

Tahap I: 2 (dua) semester = 28 SKS<br />

Tahap ini merupakan tahap yang menentukan apakah peserta didik dapat melanjutkan pendidikannya atau drop out.<br />

Oleh karena itu, maka tahap I menjadi sangat penting baik untuk peserta didik maupun untuk pelaksana pendidikan.<br />

Mata kuliah dalam tahap ini harus dapat menjamin, bahwa bila peserta dapat menyelesaikan dengan baik, dipastikan<br />

selanjutnya mendapat mata kuliah dalam tahap I terdiri dari:<br />

MKDU (mata kuliah dasar umum): yaitu mata kuliah yang dirancang untuk memberikan dasar pengetahuan agar<br />

peserta didik menjadi seorang ilmuwan, peneliti, pemikir yang berlandaskan etika kedokteran dan berhubungan<br />

antar manusia yang baik, serta memahami masalah yang berkaitan dengan medikolegal.<br />

MKDK (mata kuliah dasar keahlian): yaitu mata kuliah yang dirancang untuk memberikan pengetahuan dasar<br />

(basic sciences) yang diperlukan untuk Spesialis Anestesiologi, yang melandasi keterampilan yang dipersyaratkan.<br />

Keterampilan dasar yang berlandaskan etik dan hubungan antar manusia, berupa keterampilan dalam<br />

mempertahankan patensi jalan nafas (dengan/tanpa alat), pemberian napas buatan dengan tangan, dan resusitasi<br />

jantung paru, ketiga keterampilan tersebut dikaitkan, dituangkan dalam keterampilan setara ALS, ATLS, ACLS, dan<br />

sebagainya.<br />

Pengelola anestesi untuk pasien dengan Status Fisik I – II (umur 5-60) untuk pembedahan superfisial (termasuk<br />

orthopedi sedang), yang dimulai dari pengelolaan prabedah, selama pembedahan sampai pascabedah, termasuk<br />

pengelolaan cairan, stres, dan nyeri akut sesuai kasus yang ditangani.<br />

Tahap II: 3 (tiga) semester = 42 SKS<br />

Tahap ini merupakan tahap pendalaman yang bertujuan untuk memberikan bekal peserta didik agar akhir tahap<br />

pendalaman mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari profesi<br />

Spesialis Anestesiologi. Pengalaman belajar didapatkan dari Mata Kuliah Keahlian (MKK) yang dijabarkan dalam teori,<br />

pengalaman klinik, dan pengalaman peneliti. Pengalaman klinik meliputi pengelolaan anestesi, pengelolaan penderita<br />

gawat yang memerlukan tindakan pembedahan, pengelolaan penderita gawat yang memerlukan terapi dan perawatan<br />

intensif, pengelolaan nyeri akut dan nyeri kronik, antisipasi dan pengelolaan penyulit yang mungkin timbul.<br />

Semester 3:<br />

Pengetahuan dan keterampilan dalam: anestesi regional, anestesi untuk pembedahan abdominal bawah, abdominal<br />

atas (pada pasien tanpa kelainan endokrin), pembedahan orthopedi besar (tidak termasuk leher, dan tulang<br />

punggung), pembedahan mata, THT, ginekologi, urologi sedang, disertai dengan pengelolaan prabedah, dan<br />

pascabedah, pengelolaan nyeri, dan penyulit yang mungkin timbul. Kesemuanya diaplikasikan baik pada pembedahan<br />

terencana, maupun darurat.<br />

Semester 4:<br />

Pengetahuan dan keterampilan dalam: anestesi untuk bedah anak (tidak termasuk bedah saraf pusat), anestesi pada<br />

penderita dengan penyakit endokrin (DM dan tiroid), pembedahan kepala-leher (tidak termasuk bedah saraf),<br />

pembedahan ginekologi, urologi besar, baik untuk tindakan terencana maupun darurat. Kesemuanya disertai dengan<br />

pengelolaan pra dan pascabedah. Aplikasi pemberian nutrisi enteral, dan parenteral (termasuk pemasangan CVP).<br />

Pengalaman dasar-dasar penanganan intensif (Tahap I).<br />

Semester 5:<br />

Pengetahuan dan keterampilan dalam: pengelolaan anestesi bedah paru, bedah saraf perifer, penanganan intensif<br />

tahap II (pengelolaan nafas buatan dengan berbagai mesin, nutrisi, pengelolaan gagal ginjal akut, pengelolaan trauma<br />

ganda, sepsis, dll).<br />

Tahap III: 2 (dua) semester = 32 SKS<br />

Tahap ini merupakan tahap pemantapan dengan rumusan perilaku yang diharapkan selain kemampuan medik, juga<br />

berupa kemampuan nonmedik dengan melaksanakan tugas-tugas manajerial sebagai chief resident, melakukan tugas<br />

pengaturan ketenagaan peserta PPDS I (dengan bimbingan KPS/SPS), tugas sebagai pembimbing (membimbing<br />

residen yang lebih muda, mahasiswa, dan paramedik), serta konsultasi.<br />

Semester 6 & 7:<br />

Pengetahuan dan keterampilan penanganan ICU (tahap III), bedah saraf (trauma kepala), pengetahuan dan<br />

kesempatan mengikuti bedah jantung, serta penyelesaian yang telah dimulai pada akhir semester 5.<br />

Tahap ini diakhiri dengan ujian profesi dengan menyertakan penguji dari pusat pendidikan yang lain.


72<br />

2. Program Studi Ilmu Bedah<br />

a. Struktur Mata Kuliah<br />

1. Bed Side Teaching (Clinical Problem Based Learning):<br />

Proses pembelajaran klinik yang dilakukan oleh peserta didik ketika melakukan perawatan pasien-pasien di<br />

bangsal bedah, poliklinik, maupun instalasi gawat darurat di bawah supervisi langsung staf pengajar. Staf<br />

pengajar melakukan observasi langsung kinerja pemeriksaan klinik bedah peserta didik, kemudian memberikan<br />

umpan balik, dan mendemonstrasikan berbagai ketrampilan klinik yang dianggap masih memerlukan koreksi atau<br />

perbaikan. Setelah sesi di bangsal selesai, dilakukan diskusi kasus yang dikelola dengan metode “ Problem based<br />

learning”.<br />

2. Referat:<br />

Penulisan dan penyajian suatu subtopik dari suatu modul belajar oleh peserta didik di bawah panduan seorang<br />

fasilitator/tutor. Referat disusun sebagai karya tulis ilmiah yang dicetak dan dipresentasikan di hadapan<br />

pembimbing, penelaah, serta peserta didik lainnya. Presentasi dilakukan melalui sarana multi media yang terdiri<br />

dari maksimum 20 menit presentasi dan 15 menit diskusi.<br />

3. Laporan kasus-kasus:<br />

Dilaksanakan dalam bentuk :<br />

a. Laporan Jaga: Dilakukan diskusi pengelolaan perioperatif dan intra-operatif atas laporan kasus pasien-pasien<br />

gawat darurat. Dilakukan setiap hari Senin, Rabu, dan Jum’at dengan waktu dari jam 07.00 – 08.00 pagi.<br />

b. Laporan kasus-kasus elektif: Dilakukan diskusi pengelolaan perioperatif atas laporan pasien-pasien yang<br />

dirawat di bangsal bedah. Waktu pelaksanaan diatur oleh masing-masing divisi.<br />

4. Presentasi kasus:<br />

Penyajian dan pembahasan suatu kasus yang terdapat permasalahan kompleks atau yang jarang dijumpai. Kasus<br />

disajikan dalam bentuk naskah tertulis yang dicetak dan presentasi oral di hadapan pembimbing, penelaah, serta<br />

peserta didik lainnya.<br />

5. Kuliah Mini (Meet the expert):<br />

Dilaksanakan selama 50 menit, yang terdiri dari kuliah didaktik (maksimum 30 menit) oleh narasumber/staf<br />

pengajar dan dilanjutkan dengan diskusi kelas selama 20 menit.<br />

6. Telaah kritis jurnal (Journal Club):<br />

Peserta didik melaksanakan telaah kritis atas satu topik artikel orisinal (bukan suatu artikel review, case report,<br />

dan editorial) dari jurnal internasional maupun nasional yang ditetapkan oleh staf pendidik di divisi tempat peserta<br />

didik melaksanakan stasenya. Hasil telaah kritis tersebut disajikan dalam bentuk presentasi oral di forum<br />

departemen. Jadwal Kegiatan ini adalah : setiap hari Jum’at pada jam 14.00 – 15.00.<br />

7. Diskusi kelompok, forum diskusi, dan tutorial:<br />

Di bawah fasilitasi seorang tutor yaitu staf pendidik, peserta didik mengajukan suatu topik diskusi dalam disiplin<br />

ilmu bedah dasar ataupun lanjut dan contoh kasusnya, kemudian dibahas secara paripurna. Kegiatan ini berupa<br />

kegiatan Forum Diskusi Biologi molekuler setiapo hari Jum’at dari jam 13.00 – 14.00 dan kegiatan diskusi di<br />

masing-masing divisi.<br />

8. Ronde / visite besar:<br />

Dilakukan ronde visitasi pasien-pasien yang dirawat di bangsal bedah, instalasi perawatan intensif, dan gawat<br />

darurat oleh para staf pengajar untuk melakukan perawatan perioperatif berdasarkan laporan presentasi oleh<br />

peserta didik dan pemeriksaan langsung oleh staf tersebut. Proses bed side teaching dapat juga dilakukan<br />

seiring dengan kegiatan tersebut.<br />

9. Pelatihan ketrampilan klinik bedah:<br />

Pelatihan ketrampilan klinik dan prosedur bedah dasar dilakukan dengan prinsip “ pelatihan berbasis kompetensi”<br />

yaitu pola belajar tuntas, humanistik, pendekatan “adult learning principles”. Pendekatan ini dilakukan tahapantahapan<br />

sebagai berikut: akuisisi ketrampilan melalui presentasi kuliah instruktur, demonstrasi oleh instruktur pada<br />

alat bantu belajar/ standardized patient (SP) /hewan hidup atau organ hewan, kemudian proses pendampingan<br />

coaching ketika peserta melakukannya pada alat bantu belajar/SP, di laboratorium ketrampilan klinik, dan diakhiri<br />

oleh pelatihan dengan supervisi maupun mandiri pada pasien-pasien di rumah sakit.<br />

10. Pelaksanaan modul-modul belajar:


73<br />

Setiap divisi memiliki koordinator pendidikan yang sekaligus bertugas untuk mengelola pelaksanaan modul belajar<br />

berbagai teknik operasi yang telah ditetapkan oleh kolegium. Selain itu, ditetapkan pula staf pengajar yang akan<br />

membimbing dan mendidik para peserta didik berdasarkan tingkat / jenjang peserta.<br />

1. Proses pembelajaran dilaksanakan melalui metode:<br />

a. small group discussion<br />

b. peer assisted learning (PAL)<br />

c. bedside teaching<br />

d. task-based medical education<br />

2. Peserta didik paling tidak sudah harus mempelajari:<br />

a. bahan acuan (references)<br />

b. ilmu dasar yang berkaitan dengan topik pembelajaran<br />

c. ilmu klinis dasar<br />

3. Penuntun belajar (learning guide) berupa daftar tilik langkah-langkah<br />

prosedur yang dipresentasikan dalam bentuk teknik operasi.<br />

4. Tempat belajar (training setting): bangsal bedah, kamar operasi, bangsal perawatan pasca operasi.<br />

11. Praktek kerja:<br />

Peserta didik melakukan praktek pelayanan bedah di bawah supervisi staf pengajar berupa kegiatan:<br />

a. Pelayanan di poliklinik.<br />

b. Pelayanan di instalasi gawat darurat rumah sakit: Jaga Malam dan stase di Instalasi Gawat Darurat RS<br />

dr Hasan Sadikin Bandung.<br />

c. Pelayanan bedah di ruang instalasi bedah.<br />

d. Perawatan perioperatif di ruang perawatan (bangsal).<br />

A. Struktur Mata Kuliah<br />

Masa studi program pendidikan adalah 9 semester dengan masa studi maksimal adalah 14 semester. Pendidikan<br />

dilaksanakan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:<br />

B<br />

E<br />

D<br />

KURIKULUM SEMESTER KURSUS UJIAN<br />

Bedah Digestif 2<br />

bulan<br />

Bedah Onkologi 2<br />

bulan<br />

Bedah Orthopedi 2<br />

bulan<br />

1 • Pra Bedah Dasar (12<br />

minggu)<br />

• BSSC<br />

• LLL ESPEN<br />

• Peri-Operatif<br />

• Wound and Stoma<br />

Care<br />

Ilmu<br />

Dasar<br />

Bedah<br />

A<br />

H<br />

D<br />

A<br />

S<br />

A<br />

R<br />

Bedah Urologi 2<br />

bulan<br />

Bedah Anak 2<br />

bulan<br />

Bedah Plastik 2<br />

bulan<br />

Bedah saraf 2<br />

bulan<br />

Bedah Vaskular 1<br />

bulan<br />

Bedah Toraks 1<br />

bulan<br />

Emergensi 1 bulan<br />

ICU 1 bulan<br />

2 • USG (FAST)<br />

3 OSCE


74<br />

Bedah Onkologi 2<br />

bulan<br />

4 • DSTC<br />

Bedah Digestif 2<br />

bulan<br />

Bedah Plastik 2<br />

bulan<br />

RS. Dr. Slamet<br />

Garut<br />

Bedah Anak 2<br />

bulan<br />

5<br />

Bedah Orthopedi 1<br />

bulan<br />

Bedah Urologi 1<br />

bulan<br />

B<br />

Emergensi 2 bulan<br />

E<br />

Bedah Onkologi 2<br />

bulan<br />

6<br />

D<br />

A<br />

Bedah Digestif 2<br />

bulan<br />

H<br />

Bedah Toraks 1<br />

bulan<br />

L<br />

Bedah Vaskular 1<br />

bulan<br />

A<br />

N<br />

J<br />

Bedah Onkologi 2<br />

bulan<br />

Bedah Digestif 2<br />

bulan<br />

7 • BSSC II:<br />

Laparoskopi<br />

• Endoskopi<br />

Ujian<br />

Kognitif<br />

U<br />

T<br />

Bedah Vaskular 2<br />

bulan<br />

Bedah Orthopedi 1<br />

bulan<br />

8<br />

Bedah Toraks 1<br />

bulan<br />

Bedah Saraf 2<br />

bulan<br />

Dinas Luar RS<br />

Satelit:<br />

RSPAD Jakarta (3<br />

bulan)<br />

RS. Dr. Slamet<br />

Garut (1 bulan),<br />

dan<br />

9<br />

• TESIS<br />

• Ujian<br />

Profesi<br />

Lokal<br />

• Ujian<br />

Profesi<br />

Nasion<br />

al


75<br />

RSUD Cibabat/ RS<br />

Dustira/ RSUD<br />

Tasikmalaya (1<br />

bulan)<br />

Tesis<br />

Keterangan:<br />

BSSC : Basic Surgical Skill Courses<br />

OSCE : Objective Skill Clinical Examination<br />

FAST : Focus Abdominal Sonography for Trauma<br />

LLL ESPEN : Long Life Learning ESPEN<br />

DSTC : Definitive Surgery for Trauma Care<br />

Tujuan pembelajaran umum pada setiap tahapan pendidikan :<br />

No.<br />

Tahapan pendidikan<br />

1. Kursus Pra Bedah Dasar<br />

Setelah mengikuti kursus, peserta didik akan mampu :<br />

1. Menjelaskan ilmu-ilmu kedokteran dasar yang<br />

relevan dengan ilmu bedah, ilmu bedah dasar, dan<br />

melakukan ketrampilan klinik dasar bedah dengan<br />

benar.<br />

2. Menjelaskan ilmu-ilmu dasar yang relevan dengan<br />

praktik ilmu bedah.<br />

3. Menyusun proposal penelitian dalam bidang ilmu<br />

bedah<br />

4. Melakukan ketrampilan klinik dasar bedah<br />

2. Bedah Dasar<br />

Setelah melaksanakan tahap bedah dasar, peserta didik<br />

akan mampu:<br />

1. Menerapkan dasar-dasar dan prinsip ilmu bedah<br />

emergensi dan trauma.<br />

2. Menjelaskan pengetahuan dasar di dalam bidang<br />

ilmu bedah digestif, orthopaedi, onkologi, kepala<br />

dan leher, urologi, bedah plastik dan rekonstruksi,<br />

bedah anak, kardiothoraks, vaskular, bedah saraf,<br />

serta perawatan intensif bedah.<br />

3. Melakukan perawatan perioperatif pasien-pasien<br />

bedah sesuai dengan prinsip “total care”.<br />

4. Melakukan ketrampilan prosedur bedah dasar di<br />

bidang ilmu bedah digestif, orthopaedi, onkologi,<br />

kepala dan leher, urologi, bedah plastik dan<br />

rekonstruksi, bedah anak, kardiothoraks, vaskular,<br />

bedah saraf, serta perawatan intensif bedah.<br />

5. Melakukan penelitian klinik dan mempublikasikan 2<br />

karya ilmiah.<br />

Level<br />

Kompete<br />

nsi<br />

(K2, P4)<br />

(K2)<br />

(K3)<br />

(P4)<br />

(K3)<br />

(K2)<br />

(K3, P5)<br />

(P5)<br />

(K4)<br />

3. Bedah lanjut<br />

Setelah melaksanakan tahap bedah lanjut, peserta didik<br />

akan mampu:<br />

1. Menerapkan pengetahuan bedah lanjut di dalam<br />

bidang ilmu bedah digestif, orthopaedi, onkologi,<br />

kepala dan leher, urologi, bedah plastik dan<br />

(K3)


76<br />

rekonstruksi, bedah anak, kardiothoraks, vaskular,<br />

bedah saraf, serta traumatologi.<br />

2. Melakukan perawatan perioperatif pasien-pasien<br />

bedah sesuai dengan prinsip “total care”.<br />

3. Melakukan ketrampilan prosedur bedah lanjut di<br />

bidang ilmu bedah digestif, orthopaedi, onkologi,<br />

kepala dan leher, urologi, bedah plastik dan<br />

rekonstruksi, bedah anak, kardiothoraks, vaskular,<br />

bedah saraf, serta traumatologi dan perawatan<br />

intensif bedah.<br />

4. Melakukan perawatan perioperatif dan<br />

melaksanakan prosedur pembedahan secara<br />

mandiri di rumah sakit jejaring pendidikan.<br />

5. Menyusun thesis dan mempublikasikan hasil<br />

penelitiannya.<br />

(K3, P5)<br />

(P5)<br />

(K4, P5)<br />

Struktur Mata Kuliah berdasarkan sistem kredit semester (sks).<br />

SEMESTER<br />

Mata Kuliah<br />

Courses<br />

Tahap Pendidikan Bedah Dasar:<br />

Basic Surgical Training Phase:<br />

SKS<br />

SC<br />

SEMESTER<br />

I<br />

Pendidikan Pra Bedah Dasar: Ilmu Dasar Umum,<br />

Ilmu Kedokteran Dasar, Ilmu Bedah Dasar dan<br />

Keterampilan Dasar Bedah Umum 13.04<br />

Basic Surgical Training Phase:Basic Sciences,Basic<br />

Medical Sciences,Basic Surgical Sciences and<br />

Skills of General Surgery<br />

Pengetahuan dan Keterampilan Dasar Bedah<br />

Digestif I 5.73<br />

Basic Knowledge and Skills of Digestive Surgery I<br />

Pengetahuan dan Keterampilan Dasar Bedah<br />

Onkologi I 5.73<br />

Basic Knowledge and Skills of Surgical Oncology I<br />

Pengetahuan dan Keterampilan Dasar Bedah Anak<br />

I 5.73<br />

Basic Knowledge and Skills of Pediatric Surgery I<br />

SEMESTER<br />

II Pengetahuan dan Keterampilan Dasar Urologi I 5.73<br />

Basic Knowledge and Skills of Urology I


77<br />

SEMESTER<br />

Mata Kuliah<br />

SKS<br />

Courses<br />

SC<br />

Pengetahuan dan Keterampilan Dasar Bedah<br />

Plastik dan Rekontruksi I 5.73<br />

Basic Knowledge and Skills of Plastic and<br />

Reconstructive Surgery I<br />

Pengetahuan dan Keterampilan Dasar Bedah<br />

Emergensi I 5.73<br />

Basic Knowledge and Skills of Emergency Surgery<br />

I<br />

SEMESTER<br />

III Pengetahuan dan Keterampilan Dasar Orthopaedi I 5.73<br />

Basic Knowledge and Skills of Orthopaedics I<br />

Pengetahuan dan Keterampilan Dasar Bedah Saraf<br />

I 2.86<br />

Basic Knowledge and Skills of Neuro Surgery I<br />

Pengetahuan dan Keterampilan Dasar Bedah<br />

Thoraks I 2.86<br />

Basic Knowledge and Skills of Cardiothoracic<br />

Surgery I<br />

Pengetahuan dan Keterampilan Dasar Bedah<br />

Vaskular I 2.86<br />

Basic Knowledge and Skills of Vascular Surgery I<br />

Pengetahuan dan Keterampilan Dasar Perawatan<br />

Intensif 2.86<br />

Basic Knowledge and Skills of Intensive Care<br />

Tahap Pendidikan Bedah Lanjut<br />

Advance Surgical Knowledge and Skills<br />

SEMESTER<br />

IV<br />

Pengetahuan dan Keterampilan Lanjut Bedah<br />

Onkologi II 5.73<br />

Advanced Knowledge and Skills of Surgical<br />

Oncology II<br />

Pengetahuan dan Keterampilan Lanjut Bedah<br />

Digestif II 5.73<br />

Advanced Knowledge and Skills of Digestive<br />

Surgery II<br />

Pengetahuan dan Keterampilan Lanjut Bedah<br />

Plastik dan Rekontruksi II 5.73


78<br />

SEMESTER<br />

Mata Kuliah<br />

Courses<br />

Advanced Knowledge and Skills of Plastic and<br />

Reconstructive Surgery II<br />

SKS<br />

SC<br />

SEMESTER<br />

V<br />

Pengetahuan dan Keterampilan Lanjut Bedah Anak<br />

II 5.73<br />

Advanced Knowledge and Skills of Pediatric<br />

Surgery II<br />

Pengetahuan dan Keterampilan Lanjut Bedah<br />

Emergensi II 5.73<br />

Advanced Knowledge and Skills of Emergency<br />

Surgery II<br />

Pengetahuan dan Keterampilan Lanjut Urologi II 2.86<br />

Advanced Knowledge and Skills of Urology II<br />

SEMESTER<br />

VI<br />

Pengetahuan dan Keterampilan Lanjut Bedah<br />

Onkologi III 5.73<br />

Advanced Knowledge and Skills of Surgical<br />

Oncology III<br />

Pengetahuan dan Keterampilan Lanjut Bedah<br />

Digestif III 5.73<br />

Advanced Knowledge and Skills of Digestive<br />

Surgery III<br />

Pengetahuan dan Keterampilan Lanjut Bedah<br />

Thoraks II 2.86<br />

Advanced Knowledge and Skills of Cardiothoracic<br />

Surgery II<br />

Pengetahuan dan Keterampilan Lanjut Bedah<br />

Vaskular II 2.86<br />

Advanced Knowledge and Skills of Vascular<br />

Surgery II<br />

SEMESTER<br />

VII<br />

Pengetahuan dan Keterampilan Lanjut Orthopaedi<br />

II 2.86<br />

Advanced Knowledge and Skills of Orthopaedics II<br />

Pengetahuan dan Keterampilan Lanjut Bedah<br />

Onkologi IV 5.73<br />

Advanced Knowledge and Skills of Surgical<br />

Oncology IV


79<br />

SEMESTER<br />

Mata Kuliah<br />

SKS<br />

Courses<br />

SC<br />

Pengetahuan dan Keterampilan Lanjut Bedah<br />

Digestif IV 2.86<br />

Advanced Knowledge and Skills of Digestive<br />

Surgery IV<br />

Pengetahuan dan Keterampilan Lanjut Bedah<br />

Thoraks III 2.86<br />

Advanced Knowledge and Skills of Cardiothoracic<br />

Surgery III<br />

Pengetahuan dan Keterampilan Lanjut Bedah<br />

Vaskular III 2.86<br />

Advanced Knowledge and Skills of Vascular<br />

Surgery II<br />

SEMESTER<br />

VIII<br />

Pengetahuan dan Keterampilan Lanjut Bedah Saraf<br />

II 5.06<br />

Advanced Knowledge and Skills of Neuro Surgery<br />

II<br />

Keterampilan Manajerial dan Profesional Di RS<br />

Satelit:<br />

Managerial and Professional Skills at<br />

Networking Hospitals<br />

Rumah Sakit Angkatan Darat Gatot Subroto Jakarta 7.60<br />

Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Slamet Garut 2.53<br />

Rumah Sakit Cibabat Cimahi/Dustira/Tasikmalaya 3.19<br />

SEMESTER<br />

IX Tesis 6.39<br />

Thesis<br />

TOTAL 155<br />

Keterangan :<br />

Dasar penghitungan SKS ditetapkan oleh FK UNPAD dengan pedoman sebagai berikut :<br />

1. Satu semester : setara dengan 16 – 19 minggu kerja<br />

2. Satu SKS untuk peserta didik adalah:<br />

a. 50 menit/minggu : perkuliahan/ tatap muka<br />

b. 60 menit /minggu : kegiatan tugas terstruktur dan tidak terjadwal<br />

c. 60 menit/minggu : kegiatan akademik peserta didik secara mandiri<br />

3. Satu SKS kegiatan praktikum di laboratorium : 2-3 jam/minggu di laboratorium<br />

4. Satu SKS kerja lapangan : 4 – 6 jam tugas di lapangan atau sejenisnya<br />

5. Satu SKS penyusunan tesis : 3-4 jam /hari selama 25 hari kerja.


80<br />

B. Evaluasi Hasil Belajar<br />

Penilaian terhadap pencapaian kompetensi peserta didik yang sesuai dengan kurikulum adalah bagian dari<br />

proses kualifikasi. Kualifikasi ini membutuhkan berbagai metode dan instrumen evaluasi secara berkala (ujian<br />

formatif) dan evaluasi akhir (ujian sumatif). Ruang lingkup penilaian akan meliputi aspek kognitif, psikomotor, dan<br />

afektif (sikap dan prilaku profesional ). Penilaian berkala dilakukan secara kontinyu pada jenjang Pra Bedah<br />

Dasar, Stase Bedah Dasar, dan Bedah Lanjut. Sesuai dengan panduan kurikulum Kolegium Bedah Indonesia,<br />

maka di setiap jenjang pendidikan dilaksanakan ujian nasional.<br />

Kualifikasi<br />

1. Kualifikasi yang dimaksud pada pedoman ini adalah adalah proses penilaian dan penetapan seorang peserta<br />

didik di dalam pencapaian kompetensi standar yang telah ditetapkan oleh Kolegium Bedah Indonesia dan<br />

PPDS-1 Bedah Umum FK UNPAD/RS dr Hasan Sadikin Bandung.<br />

2. Tujuan kualifikasi adalah untuk menentukan apakah peserta mampu melanjutkan pendidikan pada program<br />

studi yang dipilih. Bila peserta tidak lulus kualifikasi, peserta dikembalikan ke TKP-PPDS-I untuk disalurkan ke<br />

program studi pilihan II sesuai dengan persyaratan.<br />

3. Isi atau materi proses kualifikasi adalah pemahaman dan penerapan teori ilmu bedah umum, ketrampilan<br />

melakukan prosedur klinik dan pembedahan, dan prilaku professional di dalam melaksanakan tugas<br />

perawatan pada pasien, tugas-tugas akademik PPDS-1, dan bekerja sama di dalam tim personil perawatan<br />

bedah .<br />

4. Kualifikasi dilaksanakan melalui metode ujian dan penilaian secara berkala dan kontinyu.<br />

5. Metode Evaluasi dan ujian pada saat stase:<br />

a. Ujian kognitif tertulis: Ujian tulis kasus secara essay, dan ujian pilihan berganda dengan prinsip<br />

“vignette”<br />

b. Ujian ketrampilan psikomotor:<br />

i. Ujian Mini CEX: ujian kompetensi pemeriksaan klinik<br />

ii. Ujian DOP (Direct Observation of Procedure/s) dan Modul Operasi<br />

c. Evaluasi kegiatan akademik stase :<br />

i. Referat<br />

ii. Telaah kritis jurnal<br />

iii. Presentasi kasus<br />

iv. Seminar dan diskusi kelompok<br />

d. Evaluasi kegiatan perawatan perioperatif :<br />

i. Ronde /Visite Besar<br />

ii. Hubungan interpersonal dan komunikasi efektif<br />

iii. Kerja sama tim<br />

iv. Tanggung jawab dan kehadiran<br />

e. Buku Log:<br />

f. Portfolio setiap peserta didik<br />

6. Kualifikasi dilaksanakan oleh KPS bersama tim penerimaan dan dibentuk dengan SK Departemen yang terdiri<br />

dari staf pengajar.<br />

7. Penilaian berkala bertujuan untuk menentukan apakah peserta mampu meneruskan ke tahap pendidikan<br />

berikutnya dan dilakukan setiap bulan berupa kegiatan judisium.<br />

8. Dalam hal peserta didik yang tidak lulus pada tahapan stase, maka diberikan kesempatan untuk proses<br />

remediasi melalui pengulangan stase maksimal tidak lebih dari 2 kali pengulangan stase. Apabila hal ini<br />

terjadi maka KPS akan membentuk tim khusus dan konseling untuk melakukan penilaian ulang secara<br />

komprehensif perihal potensi dan kemampuan profesionalnya, serta dilakukan ujian ulangan, Proses ini<br />

dilaksanakan maksimal selama 3 bulan.<br />

9. Apabila peserta dinyatakan oleh tim khusus dan konseling tidak mampu melanjutkan pendidikan, maka tim<br />

akan merekomendasikan untuk mengajukan permohonan pengunduran diri, atau dinyatakan putus sudi (drop<br />

out). Dalam hal peserta dikeluarkan karena masalah etika dan moral, yang bersangkutan diusulkan tidak<br />

dapat diterima sebagai peserta pada program studi yang sama di Fakultas Kedokteran lain.<br />

C. Pedoman Ujian


81<br />

Bahan ujian<br />

Sebagian besar (>80%) bahan ujian berasal dari textbook wajib, semua materi perkuliahan, seminar, diskusi, dan<br />

pelatihan yang telah diberikan kepada peserta didik.<br />

Buku wajib:<br />

1. Norton J.A., Barie P.S., Bollinger R.RR., Chang A.E., Lowry S.F. (Eds), Surgery – Basic Science & Clinical<br />

Evidence, Second Edition, Springer Verlag: 2007.<br />

2. Brunicardi F.C., (Ed), Schwartz’s: Principles of Surgery, Ninth Edition, Mc Graw-Hill Co: 2010.<br />

3. Way W.L., Current diagnosis and treatment surgery, 13th Edition, Mc Graw-Hill Co.: 2011.<br />

Saat pelaksanaan ujian<br />

Ujian dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan jenjang pendidikan.<br />

1. Ujian Ilmu Dasar lokal : dilaksanakan pada akhir Perkuliahan Bedah Dasar<br />

2. Ujian Ilmu Dasar Nasional : dilaksanakan pada akhir Perkuliahan Bedah Dasar<br />

3. Ujian akhir sirkulasi/posting/stase: dilaksanakan pada tiap akhir sirkulasi/posting/stase<br />

4. Ujian Bedah Dasar Nasional (OSCE): dilaksanakan pada akhir Tahap Bedah Dasar (awal Semester IV)<br />

5. Ujian Kognitif Nasional: dilaksanakan pada masa posting Tahap Bedah Lanjut awal semester V.<br />

6. Ujian Profesi Nasional: dilaksanakan pada akhir Pendidikan<br />

Ad. 2,4,5,6 diselenggarakan / dikoordinir oleh Kolegium Ilmu Bedah Indonesia<br />

Ujian Nasional<br />

1. Ujian Ilmu Dasar Nasional<br />

1. Pelaksanaan<br />

Diadakan 2 x dalam setahun, setiap bulan Januari dan Juli<br />

2. Persyaratan :<br />

1. Telah menyelesaikan Perkuliahan Tahap Bedah Dasar<br />

2. Telah lulus Ujian Ilmu Dasar (Lokal)<br />

3. Menyerahkan buku catatan kegiatan yang telah diperiksa dan ditanda tangani oleh KPS<br />

4. Telah melunasi iuran angota muda IKABI<br />

3. Bentuk ujian<br />

Ujian tulis dengan bentuk soal pilihan ganda<br />

4. Tempat ujian<br />

Diselenggarakan bersama-sama secara terpusat pada pertemuan ilmiah tahunan IKABI setiap bulan Juli dan<br />

di senter pendidikan setiap bulan Januari.<br />

5. Hasil ujian<br />

Diumumkan paling lambat 1 bulan setelah ujian dilaksanakan. Peserta yang tidak lulus dapat mengulang.<br />

2. Ujian Bedah Dasar Nasional ( OSCE )<br />

1. Pelaksanaan<br />

Diadakan 2 x dalam setahun, setiap bulan Juni dan Nopember<br />

2. Persyaratan<br />

a) Telah menyelesaikan 2 karya ilmiah (1 penelitian retrospektif deskriptif, 1 referat / 1 laporan kasus)<br />

b) Telah lulus Ujian Ilmu Dasar Nasional<br />

c) Menyerahkan buku catatan kegiatan yang telah diperiksa dan ditanda tangani oleh KPS<br />

d) Telah melunasi iuran angota muda IKABI<br />

3. Bentuk ujian<br />

Ujian praktek dalam melakukan asessment klinis terhadap penderita/ penderita simulasi. Penilaian dilakukan<br />

oleh seorang asessor yang dilengkapi dengan lembar jawaban yang dibuat secara terstruktur<br />

4. Tempat ujian<br />

Diselenggarakan secara regional ( peserta didik berasal dari beberapa senter pendidikan ), dan dikoordinir oleh<br />

Kolegium Ilmu Bedah Indonesia<br />

5. Hasil ujian


82<br />

Diumumkan paling lambat 1 bulan setelah ujian dilaksanakan. Peserta yang tidak lulus dapat mengulang,<br />

ditempat yang sama atau di regional yang lain.<br />

3. Ujian Kognitif Ilmu Bedah Nasional<br />

a. Pelaksanaan<br />

Diadakan 2 x dalam setahun, setiap bulan Januari dan Juli<br />

b. Persyaratan<br />

1. Telah menyelesaikan semua posting Tahap Bedah Lanjut<br />

2. Menyerahkan buku catatan kegiatan yang telah diperiksa dan ditanda tangani oleh KPS<br />

3. Telah menyelesaikan 2 karya ilmiah (minimal 1 referat nasional )<br />

4. Telah melunasi iuran angota muda IKABI<br />

c. Bentuk ujian<br />

Ujian tulis dengan bentuk soal pilihan ganda dan esai<br />

d. Soal ujian<br />

Pembagian persentasi soal-soal ujian pilihan ganda :<br />

- Bedah Digestif 25% (30%)<br />

- Bedah HNB Onkologi 15% (25%)<br />

- Bedah Ortopaedi 15% (15%)<br />

- Bedah Thoraks kardiovaskuler 10% (10%)<br />

- Bedah Urologi 10% (5%)<br />

- Bedah Anak 10% (5%)<br />

- Bedah Plastik Rekonstruksi 10% (5%)<br />

- Bedah Syaraf 5% (5%)<br />

Soal esai sebanyak dua soal : Kasus Bedah Digestif dan Onkologi, Kepala dan leher<br />

e. Tempat ujian<br />

Diselenggarakan oleh Kolegium Ilmu Bedah Indonesia bersama-sama secara Nasional pada waktu yang<br />

bersamaan di BITDEC Bali untuk wilayah Timur ( Semarang, Jogja, Solo, Surabaya, Malang,Bali, Makasar,<br />

Manado, Banjarmasin dan samarinda), dan Bapelkes Batam untuk wilayah Barat (Aceh, Medan, Padang,<br />

Palembang, Bandung, Jakarta ) pada bulan Januari dan Juli. Dengan catatan; di masa yang akan datang, akan<br />

dihadiri oleh “external examiner” dari kawasan Negara ASEAN.<br />

f. Hasil ujian<br />

Diumumkan paling lambat 1 bulan setelah ujian dilaksanakan. Peserta yang<br />

tidak lulus dapat mengulang.<br />

4. Ujian Profesi Bedah Nasional<br />

a. Pelaksanaan<br />

Diadakan 4 x dalam setahun, setiap bulan Januari, April, Juli, dan Oktober<br />

b. Persyaratan<br />

1. Lulus ujian Kognitif Ilmu Bedah Nasional<br />

2. Telah menyelesaikan semua tahapan pendidikan sesuai Katalog Program Studi Ilmu Bedah yang<br />

dinyatakan dengan surat tanda selesai dari KPS<br />

3. Menyerahkan buku catatan kegiatan yang telah diperiksa dan ditanda tangani oleh KPS<br />

4. Menyelesaikan penelitan dan penulisan karya akhir<br />

5. Telah melunasi iuran angota muda IKABI<br />

c. Bentuk ujian<br />

Ujian lisan dengan titik berat penilaian pada analisis dan pemecahan masalah pasien.<br />

d. Soal ujian<br />

Ujian kasus penderita kelainan bedah :<br />

Ujian ini menilai kemampuan peserta didik dalam menegakkan diagnosis klinis, mengusulkan pemeriksaan<br />

penunjang, serta merencanakan terapi.<br />

1. Long case (kasus dengan diskusi 45menit/ kasus)<br />

Dua kasus terdiri dari 1 kasus Bedah Digestif, 1 kasus Bedah Onkologi Kepala dan Leher atau Bedah<br />

Ortopaedi, dan satu kasus (long case) harus berupa kasus onkologi


83<br />

2. Short case (kasus dengan diskusi 20 menit/kasus)<br />

- 3 kasus terdiri dari subspesialisasi lain.<br />

e. Tim Penguji Nasional<br />

Tim penguji terdiri dari :<br />

1. Seorang penguji Nasional Ahli Bedah Umum yang ditunjuk oleh Kolegium Ilmu Bedah Indonesia dengan<br />

jabatan minimal (setara) lektor kepala yang masih aktif di pusat Pendidikan Ilmu Bedah dan telah<br />

berpengalaman sebagai pendidik selama minimal 5 tahun, serta memiliki sertifikat instruktur kursus<br />

dari program Kolegium Ilmu Bedah Indonesia, Guru Besar, Doktor S3 atau jabatan KPS.<br />

2. Penguji setempat yang ditunjuk oleh KPS dengan jabatan minimal (setara) lektor yang masih aktif sesuai<br />

dengan materi ujian Penguji nasional dan penguji setempat dibuatkan SK Dekan Fakultas Kedokteran<br />

ditempat ujian berlangsung, usulan ke dekan oleh KPS setempat.<br />

f. Tempat ujian<br />

Ujian Profesi Bedah Nasional diselenggarakan di senter pendidikan Ilmu Bedah dimana peserta ujian dapat<br />

berasal dari senter pendidikan bedah lain.<br />

g. Hasil ujian<br />

Diumumkan langsung setelah ujian selesai dilaksanakan. Peserta yang tidak lulus dapat mengulang pada<br />

jadwal Ujian Profesi Bedah Nasional berikutnya.<br />

Hasil ujian dinyatakan dalam suatu formulir khusus (Berita Acara Ujian Profesi Bedah Nasional) yang<br />

menyatakan lulus/tidak lulusnya peserta didik dan ditandatangani oleh Penguji Nasional dan KPS.<br />

Hasil ujian dilaporkan kepada Dekan dan dipakai oleh Dekan sebagai dasar untuk menerbitkan surat tanda<br />

lulus/ijasah Spesialis Bedah.<br />

D. Tata Tertib<br />

Dalam tata tertib ini yang dimaksud dengan :<br />

1. Pusat Pendidikan/Tempat Pendidikan Dokter Spesialis adalah Departemen yang menyelenggarakan Program<br />

Pendidikan Dokter Spesialis-I<br />

2. Peserta PPDS-I adalah peserta didik yang terdaftar dan sedang mengikuti program pendidikan ditempat<br />

pendidikan.<br />

3. Tata tertib Peserta PPDS-I di tempat pendidikan adalah peraturan yang mengatur sikap, perilaku dan tata cara<br />

yang wajib dipatuhi oleh setiap PPDS-I di dalam mengikuti dan menjalankan proses belajar mengajar di tepat<br />

pendidikan.<br />

TUJUAN TATA TERTIB<br />

Tata tertib PPDS-I ini secara umum bertujuan untuk :<br />

1. Menciptakan proses belajar mengajar yang tertib, teratur dan iklim yang kondusif untuk pengembangan individu<br />

PPDS-I maupun tempat pendidikan.<br />

2. Membentuk PPDS-I dan alumni yang berilmu, patuh pada hukum dan peraturan yang berlaku dan diharapkan<br />

mampu untuk menjadi anggota masyarakat yang baik, serta bertanggung jawab pada dirinya dan masyarakat.<br />

3. Diharapkan mampu menjadi PPDS-I yang bertaqwa, produktif, inovatif dan berbudi luhur.<br />

TATA TERTIB KHUSUS PESERTA PPDS-I DI TEMPAT PENDIDIKAN<br />

Di lingkungan tempat pendidikan, disamping melaksanakan peraturan dan tata tertib secara umum, juga diberlakukan<br />

peraturan tata tertib yang bersifat khusus sebagai berikut :<br />

I. Akademis<br />

1. Mentaati peraturan akademis yang berlaku.<br />

2. Mengembangkan sikap dan prilaku ilmiah.<br />

3. Tidak boleh terlambat dalam mengikuti kegiatan pendidikan atau pulang sebelum kegiatan berakhir tanpa ijin.


84<br />

4. Harus mengirimkan surat ijin bila tidak dapat mengikuti kegiatan pendidikan (tidak hadir)<br />

5. Diwajibkan untuk berpakaian rapi dalam mengikuti kegiatan pendidikan.<br />

6. Tidak diperkenankan berbuat curang dalam ujian atau tugas-tugas akademik lainnya.<br />

II. Tata Pergaulan<br />

1. Bersikap dan berprilaku hormat pada Staf Pengajar, Staf Administrasi, Staf Rumah Sakit Pendidikan, dan sesama<br />

peserta PPDS-I.<br />

2. Sopan, saling menghargai dan menghindari perbuatan yang tidak bermoral.<br />

3. Membina kerjasama sesama peserta PPDS-I.<br />

III. Penampilan<br />

1. Bertata rias yang rapi dan sopan.<br />

2. Berpakaian bersih, rapi, sopan dan menggunakan tanda pengenal.<br />

3. Tidak diperkenankan memakai baju kaos.<br />

4. Mengenakan sepatu yang terawat dan dikenakan secara wajar.<br />

Khusus Pria<br />

1. Tidak diperkenankan berambut gondrong.<br />

2. Tidak diperkenankan menggunakan anting-anting, tindik hidung dan asesoris tidak wajar lainnya.<br />

3. Tidak diperkenankan bercelana jeans.<br />

Khusus Wanita<br />

1. Tata rias dan rambut harus rapi dan tidak menyolok.<br />

2. Tidak diperkenankan berpakaian ketat atau berpakaian mini.<br />

3. Tidak diperkenankan menggunakan cadar.<br />

IV. Lain-lain<br />

1. Menjaga kebersihan, keindahan, ketertiban, keamanan serta ketenangan lingkungan pendidikan.<br />

2. Penyaluran aspirasi PPDS-I harus melalui jalur yang telah ditentukan.<br />

3. Tidak diperkenankan membawa senjata api dan senjata tajam.<br />

4. Tidak diperkenankan membawa narkotika, obat-obatan terlarang, dan minuman keras.<br />

5. Tidak diperkenankan merokok di tempat kegiatan pendidikan (termasuk di kamar jaga , daerah kamar operasi dan<br />

termasuk di RS Jejaring).<br />

6. Menghindari pornografi.<br />

E. Jenis Pelanggaran dan Sanksi<br />

Rincian aturan penegakkan disiplin dan sangsi administratif<br />

Jenis pelanggaran Rincian Penegakkan disiplin Sangsi Administratif<br />

Tidak hadir (absen) karena sakit 1.Ada surat sakit dari dokter RS Surat harus sampai di sekretariat<br />

Negeri/Puskesmas<br />

KPS paling lambat hari ke-3 sakit.<br />

Absen sakit >4 hari : Perpanjang<br />

stase 1 bulan.<br />

2.Tanpa alasan yang jelas, tanpa surat<br />

sakit dari dokter<br />

Absen 1 hari: Teguran lisan.<br />

Absen >1 hari : Perpanjang stase 1<br />

bulan.


85<br />

Absen Kegiatan Pendidikan<br />

1.Laporan Jaga<br />

2.Journal Reading<br />

3.Seminar<br />

Absen ketika Tugas Jaga<br />

Melakukan tindakan operasi tanpa<br />

ijin dari konsulen:<br />

Tanpa alasan jelas.<br />

Tanpa alasan jelas (diketahui<br />

meninggalkan tempat selama > 30<br />

menit)<br />

1.Tidak melakukan informed consent.<br />

Teguran Lisan dan Membuat paper<br />

Teguran Lisan dan Tertulis dan<br />

Stase 1 bulan<br />

Teguran Lisan dan Tertulis dan<br />

membuat paper.<br />

2.Tindakan operasi/pemasangan alat<br />

tanpa ijin dan tak sesuai standar<br />

Teguran Lisan dan Tertulis dan<br />

Hukuman Stase 1 bulan<br />

3.Melakukan operasi tetapi tanpa<br />

melakukan Ujian Teknik Operasi<br />

Teguran Lisan.<br />

Tidak menjalankan operasi yang diinstruksi-kan<br />

oleh konsulen<br />

Bertengkar dengan sesama peserta<br />

didik<br />

Menjalankan instruksi operasi dari<br />

konsulen, tetapi melakukan<br />

kesalahan teknik operasi<br />

Teguran Lisan dan Tertulis oleh<br />

konsulen bersangkutan dan<br />

hukuman stase 1 bulan<br />

Teguran Lisan dan Tertulis.<br />

Teguran Lisan dan Tertulis oleh<br />

konsulen sub-Departemen<br />

bersangkutan dan hukuman stase 1<br />

bulan.<br />

Tidak menjawab konsul dengan<br />

cepat<br />

Terlambat 1 jam:<br />

Dengan alasan jelas<br />

Teguran Lisan<br />

Terlambat 1 jam:<br />

Tanpa alasan<br />

Teguran Lisan dan Tertulis


86<br />

Terlambat ≥ 2 jam<br />

Teguran Lisan dan Tertulis<br />

Tidak terlambat, tetapi menjawab tanpa<br />

konsultasi ke Peserta didik<br />

Senior/Trainee/Konsulen<br />

Teguran Lisan<br />

Laporan Jaga :<br />

1.Tidak melaporkan kasus gawat<br />

darurat (pasien umum)<br />

Teguran Lisan dan Tertulis<br />

2.Tidak melaporkan kasus gawat<br />

darurat (pasien pribadi konsulen) dan<br />

tidak menanyakan ijin melaporkan kpd<br />

konsulen bersangkutan<br />

Teguran Lisan.<br />

3.Tanpa dengan sengaja tidak<br />

melaporkan dengan lengkap<br />

Teguran Lisan<br />

4.Dengan sengaja dan terbukti<br />

menyembunyikan laporan jaga.<br />

Teguran Lisan dan Tertulis dan<br />

stase 1 bulan.<br />

Jenis sanksi yang diberikan dapat berupa:<br />

1. Peringatan secara lisan atau tertulis.<br />

2. Peringatan dengan percobaan.<br />

3. Dikenakan ganti rugi/denda.<br />

4. Pengurangan nilai ujian bagi mata kuliah atau kegiataan akademik yang bersangkutan.<br />

3. Program Studi Ilmu Bedah Saraf<br />

a. Struktur Mata Kuliah<br />

No<br />

Materi Pendidikan<br />

Bobot<br />

SKS<br />

Semester<br />

1 Diskusi Pengetahuan Dasar & IBS lanjut 12,0 I-VI<br />

2 Journal Reading 2,0 I-VIII<br />

3 Kegiatan Malam Klinik 4,0 I-VI<br />

4 Visite Besar dan Bedside Teaching 9,0 I-X<br />

5 Visite Ruangan 9,0 I-X<br />

6 Dokter Jaga 4,0 I-VIII<br />

7 Joint Conference 0,75 III-XI<br />

8 Simposium: - Pembicara 2,0 V-XI<br />

- Peserta 4,0 I-XI<br />

9 Prosedur Diagnostik 0,75 III-XI<br />

10 Konferensi Praoperasi 6,75 I-XI<br />

11 Operasi: - Asisten II 16,20 I-VI


87<br />

No<br />

Materi Pendidikan<br />

Bobot<br />

SKS<br />

Semester<br />

- Asisten I 9,72 III-VII<br />

- Operator 1,08 VI-XI<br />

12 Konferensi Pascaoperasi 6,75 I-XI<br />

13 Kegiatan Kursus 2,0 III-X<br />

14 Penulisan Refarat 2,0 III-X<br />

15 Laporan Kasus 2,0 I-X<br />

16 Laporan Kasus Kematian 2,0 I-X<br />

17 Stase Lokal:<br />

1. Bedah, 24 bulan 33,5 II-VI<br />

2. Neurologi, 6 bulan 8,4 II-VI<br />

3. Patologi, 1 bulan 1,4 II-VI<br />

4. Radiologi, 1 bulan 1,4 II-VI<br />

5. NICU, 1 bulan 1,4 II-VI<br />

Stase Luar Negeri, per minggu 2,0 VII-XI<br />

18 Aktivitas Pendidikan RS Luar RSHS 1,5 I-VIII<br />

19 Tesis 6,0 X<br />

b. Daftar Mata Kuliah<br />

No<br />

Materi Pendidikan<br />

1 Diskusi Pengetahuan Dasar & IBS lanjut<br />

2 Journal Reading<br />

3 Kegiatan Malam Klinik<br />

4 Visite Besar dan Bedside Teaching<br />

5 Visite Ruangan<br />

6 Dokter Jaga<br />

7 Joint Conference<br />

8 Simposium: - Pembicara<br />

9 Prosedur Diagnostik<br />

10 Konferensi Praoperasi<br />

11 Operasi: - Asisten II<br />

12 Konferensi Pascaoperasi<br />

13 Kegiatan Kursus<br />

14 Penulisan Refarat<br />

15 Laporan Kasus<br />

16 Laporan Kasus Kematian<br />

17 Stase/rotasi Lokal:<br />

1. Bedah, 24 bulan 4. Radiologi, 1 bulan<br />

2. Neurologi, 6 bulan 5. NICU, 1 bulan<br />

3. Patologi, 1 bulan<br />

Stase Luar Negeri, per minggu<br />

18 Aktivitas Pendidikan RS Luar RSHS<br />

19 Tesis


88<br />

c. Deskripsi Mata Kuliah<br />

1. Diskusi Pengetahuan Dasar Ilmu Bedah Saraf Dan Bedah Saraf Lanjut<br />

Neuro anatomi, Neuro fisiologi, Neuro histologi/patologi, Neuro kimia, Pengetahuan teori klinik umum ilmu bedah<br />

saraf lanjut, Neuro diagnostik, Pemeriksaan klinik neurologik, Pengetahuan teori klinik khusus ilmu, Bedah Saraf,<br />

dan Teknik tindakan.<br />

2. Pengetahuan Teori Klinik Khusus Dan Penerapan Teknologi Ilmu Bedah Saraf<br />

Ilmu bedah elektif A, Ilmu bedah darurat A, Ilmu bedah elektif B, Ilmu bedah darurat B, Diagnostik.<br />

Penggunaan alat diagnostik, Terapi medik, Konferensi pre dan pascaoperasi, Tindakan operatif/nonoperatif.<br />

3. Pengembangan Kemampuan Tanggung Jawab<br />

Dokter bedah saraf, Dokter jaga I dan bangsal, Dokter jaga II dan bangsal, Visite besar dan bedside teaching,<br />

Visite ruangan, Aktivitas pendidikan Rumah Sakit luar RSHS.<br />

4. Stase Lokal Dan Luar Negeri<br />

Stase/rotasi pada Bagian Bedah, Neurologi, Patologi, Radiologi, NICU, dan Aktivitas stase luar negeri.<br />

5. Pengembangan Ilmu Keahlian Bedah Saraf<br />

Journal reading, Kegiatan malam klinik, Joint conference, Simposium nasional dan internasional, Kegiatan<br />

kursus, Penulisan refarat, Penulisan laporan kasus, Laporan kasus kematian, Memperdalam ilmu bedah saraf ke<br />

luar negeri, Mengembangkan kerjasama antar bagian di Indonesia, Asean, dan Asia.<br />

6. Tesis<br />

4. Program Studi Orthopaedi dan Traumatologi<br />

Struktur Mata Kuliah<br />

Tahap Bedah Dasar<br />

1. Tahap Orthopaedi dan Traumatologi Dasar<br />

( 1 semester/semester IV)<br />

A. Biologi selular dan molecular musculoskeletal<br />

B. Pembentukan, pertumbuhan embriologi dan dasar genetik kelainan<br />

musculoskeletal<br />

C. Surgical Anatomy and Approach<br />

D. Biomekanik musculoskeletal dan biomaterial<br />

E. Inflamasi, degenerasi dan neoplasma musculoskeletal<br />

F. Imaging orthopaedi and other investigation (eg blood test, dll)<br />

G. Dasar traumatologi musculoskeletal<br />

H. Komplikasi traumatologi musculoskeletal<br />

I. Dasar osteosintesis, prosthetic and orthotic<br />

J. Orthopaedic research (methodology and statistic)<br />

K. Kelainan congenital pada musculoskeletal<br />

2. Tahap Orthopaedi & Traumatologi Lanjut 1<br />

( 2 semester / semester V – VI)<br />

A. Trauma Ekstremitas Bawah<br />

1. Fraktur femur proksimal<br />

2. Fraktur femur diafisis<br />

3. Fraktur femur distal<br />

4. Fraktur tibia proksimal<br />

5. Fraktur tibia fibula diafisis<br />

6. Fraktur tibia fibula distal<br />

7. Fraktur kalkaneus non artikular<br />

8. Fraktur metatarsal, falang non artikular<br />

9. Sindroma kompartemen femur, tungkai bawah, kaki<br />

10. Amputasi traumatik : femur, tungkai bawah, kaki, sendi lutut, sendi<br />

pergelangan kaki dan sendi kaki<br />

11. Trauma jaringan lunak, tendon fleksor dan ekstensor kaki (sederhana)<br />

termasuk tendon achiles<br />

12. Dislokasi panggul, lutut (sederhana)<br />

13. Fraktur femur (kompleks)<br />

14. Fraktur tungkai bawah (kompleks)


89<br />

15. Dislokasi panggul dan fraktur kapur femur<br />

16. Fraktur femur subtrokanter, pertrokanter, intertrokanter<br />

17. Fraktur femur kolum<br />

18. Fraktur femur interkondilus<br />

19. Cedera patella dan mekanisme ekstensi<br />

20. Dislokasi lutut traumatik akut<br />

21. Fraktur plato tibia<br />

22. Fraktur plafon tibia<br />

23. Fraktur dan dislokasi pergelangan kaki<br />

24. Fraktur kalkaneus (intraartikular)<br />

25. Fraktur talus dan dislokasi subtalar<br />

26. Fraktur dislokasi kaki tengah, kaki depan termasuk cedera lisfranc<br />

27. Fraktur pelvis<br />

28. Fraktur acetabulum<br />

29. Cedera pelvis akut dan resusitasi bedah (fiksasi eksternal, klem C)<br />

30. Sindroma Kompartemen<br />

B. Trauma Ekstremitas Atas<br />

1. Fraktur klavikula<br />

2. Fraktur humerus proksimal<br />

3. Fraktur humerus diafisis<br />

4. Fraktur humerus distal<br />

5. Fraktur lengan bawah (antebrachii)<br />

6. Fraktur radius distal non artikular<br />

7. Fraktur metacarpal, falang non articular<br />

8. Cedera jaringan lunak tangan, kulit, kuku, tendon fleksor dan ekstensor<br />

(sederhana)<br />

9. Sindroma kompartemen akut lengan bawah dan tangan<br />

10. Amputasi traumatik (non replantasi): jari, ujung jari, tangan, lengan<br />

bawah, lengan atas<br />

11. Dislokasi bahu, siku akut/kronis<br />

12. Cedera sendi AC dan sternoklavikular<br />

13. Fraktur skapula dan dislokasi skapulotorasik<br />

14. Fraktur skapula dan dislokasi glenohumeral<br />

15. Fraktur humerus proksimal (kompleks)<br />

16. Fraktur humerus dan komplikasi neurologis (kompleks)<br />

17. Fraktur interkondilus humerus<br />

18. Fraktur dan dislokasi siku, instabilitas siku<br />

19. Fraktur olekranon dan kaput radius<br />

20. Fraktur Galeazzi dan Montegia<br />

21. Fraktur Radius distal intraartikular<br />

22. Fraktur metacarpal, falang (intraarticular) termasuk skafoid dan fraktur<br />

karpal lainnya<br />

23. Fraktur dan dislokasi tangan : interfalang, metakapofalang,<br />

karpometakarpal, interkapal/radiokarpal (lanatum, perilunatum,<br />

skafolunatum), sendi radioulnar distal<br />

24. Cedera jaringan lunak kompleks: penyusunan kembali, graf, flap (tidak<br />

termasuk flap lepas) saraf tepi, vaskuler (tak termasuk bedah mikro)<br />

C. Trauma Pediatrik<br />

1. Fraktur dan dislokasi bahu pasien anak<br />

2. Fraktur lempeng pertumbuhan dan cedera musculoskeletal akibat<br />

penyiksaan anak<br />

3. Fraktur dan dislokasi siku pada anak<br />

4. Fraktur lengan bawah (green stick, fraktur komplit)<br />

5. Fraktur radius distal (buckle, fraktur komplit)<br />

6. Fraktur dan dislokasi karpus<br />

7. Fraktur leher femur dan fraktur dislokasi panggul pada anak<br />

8. Fraktur tulang belakang pada anak<br />

9. Fraktur femur pada anak<br />

10. Fraktur femur interkondilus pada anak<br />

11. Fraktur plato tibia pada anak<br />

12. Cedera patella dan mekanisme ekstensi


90<br />

13. Fraktur tibia fibula diafisis pada anak<br />

14. Fraktur dan dislokasi kaki dan pergelangan kaki pada anak<br />

D. Trauma Tulang Belakang<br />

1. Evaluasi inisial pasien cedera tulang belakang<br />

2. Fraktur dan dislokasi tulang cervikal atas (oksiput, atlas dan aksis)<br />

3. Fraktur tulang cervikal bawah<br />

4. Fraktur dan dislokasi torakolumbar<br />

5. Cedera medulla spinalis<br />

E. Infeksi dan Inflamasi Ekstremitas<br />

1. Infeksi sendi (supuratif-granulomatosa)<br />

2. Infeksi jaringan lunak (selulitis, tenosinovitis supuratif)<br />

3. Osteomielitis akut dan kronik<br />

4. Penyakit inflamasi sendi (RA, gout, psedogout)<br />

5. Kaki diabetes<br />

6. Gangren dan fasciitis nekrotikans<br />

7. Entesopati ekstremitas atas<br />

8. Entesopati ekstremitas bawah<br />

9. Rheumatisme non-articular dan nyeri miofasial<br />

Tulang Belakang<br />

10. Spondilitis (supuratif-granulomatosa)<br />

11. Penyakit inflamasi tulang belakang (AS, RA)<br />

Pediatrik<br />

12. Osteomielitis hematogenik akut<br />

13. Artritis septic pada anak<br />

14. Osteomielitis kronik tulang panjang pada anak<br />

F. Cedera Ekstremitas Terkait Olah Raga<br />

1. Instabilitas sendi<br />

2. Cedera otot (strain, afulsi, ruptur, kontusio)<br />

3. Cedera Ligamen<br />

4. Sindroma pemakaian berlebihan<br />

5. Masalah tulang rawan sendi<br />

6. Diagnostik artroskopi pada lutut dan bahu<br />

7. Fraktur stress/fatigue<br />

3. Tahap Orthopaedi & Traumatologi Lanjut 2<br />

( 2 semester / semester VII – VIII)<br />

A. Tumor Musculoskeletal<br />

1. Assesmen tumor musculoskeletal<br />

2. Biopsi pada tumor musculoskeletal<br />

3. Manajemen tumor tulang jinak<br />

4. Manajemen tumor jinak jaringan lunak<br />

5. Manajemen tumor ganas tulang<br />

6. Manajemen tumor ganas jaringan lunak<br />

7. Manajemen penyakit metastasis tulang<br />

8. Amputasi radikal<br />

9. Prosedur penyelematan tungkai<br />

B. Orthopaedi Pediatrik


91<br />

1. Penyakit muskuloskeletal kongenital 7 genetik (postur pendek,<br />

akondroplasia, epifiseal, displasia, ollier's, multi hereditari exostosis)<br />

2. Penyakit metabolik muskuloskeletal (Rickets, ostemomalasia, renal<br />

osteodistrofi, hindrofostasia, paratiroid, juvenile ostroporosis,<br />

mucopolisakaridosis)<br />

3. Penyakit hematologis muskuloskeletal (Gaucher's, hemofilia,<br />

hemoglobinopati)<br />

4. Gangguan neuromuskuler (distrofi muskular, polio dan paralisis terkait,<br />

spinal muscular atropi, neuropati perifer, cerebral palsy, myelodisplasia)<br />

5. Gangguan umum, ekstremitas atas (defisiensi lengan, dislokasi<br />

congenital kaput radius, osteochondritis dissecans, penyakit sprengel's)<br />

6. Gangguan umum tulang belakang (muscular torticolis, skoliosis, klippel<br />

feil, all kyphosis, spondylosis-spondylolisthesis)<br />

7. Gangguan umum panggul (DDH, coxavara, leg Perthes)<br />

8. Gangguan pada femur dan tibia (perbedaan panjang tungkai, defisiensi<br />

kongenital- PFFD, masalah torsional tibia, tibia fara, kongenital<br />

psedoarthrosis, posteromedial bow)<br />

9. Gangguan pada lutut (Penyakit Osgood Schlatter, osteochondritis<br />

dissecans, nyeri patella femoral, discoid meniscus, dislokasi/ subluksasi<br />

kongenital)<br />

10. Gangguan pada kaki dan pergelangan kaki<br />

a. Clubfoot<br />

b. Congenital vertical talus, metatarsus adductus calcaneovalgus,<br />

tarsal coalition, cavus feet, complex congenital foot deformities,<br />

central ray-polydactily-syndactily-congenital hallux valgus, Amputation<br />

congenital dan traumatic<br />

C. Orthopaedi Geriatri dan Degeneratif<br />

1. Osteoarthritis tungkai<br />

2. Osteoarthritis tulang belakang<br />

3. Masalah pada ibu jari kaki : OA, hallux valgus<br />

4. Osteoporosis<br />

5. Manajemen fraktur osteoporosis<br />

6. Penyakit degeneratif tulang belakang (stenosis, penyakit diskus<br />

degeneratif, herniasi diskus, degeneratif spondylolisthesis,<br />

spondylosis)<br />

- Cervical<br />

- Thoracal<br />

- Lumbal<br />

D. Metabolik Endokrin<br />

Metabolik<br />

1. Sendi Charcot : kaki diabetic<br />

2. Gout, pseudogout<br />

3. Arthropati Hemofilia<br />

E. Tulang Belakang<br />

1. Deformitas tulang belakang dewasa (kifosis cervical, kifosis dan<br />

skoliosis torakalis, kifosis dan skoliosis lumbal)<br />

2. Ketidakseimbangan sagital<br />

3. Syringomyelia, diastematomyelia, multiple sclerosis, spinocereblaria,<br />

spina bifida<br />

F. Ekstremitas Atas<br />

1. Penyakit sendi degeneratif (arthritis sensi sternoclav, osteoarthritis<br />

sendi AC, osteoarthritis glenohumeral, rotator cuff/subacromial bursaimpingment<br />

syndrome, frozen shoulder-calcific tendinitis-brceps<br />

tendinitis)<br />

2. Ganguan neurologis<br />

a. Sindroma jepitan pada ekstremitas atas


92<br />

b. Traumatik<br />

c. Cedera pleksus brakialis<br />

3. Anomali kongenital<br />

4. Kegagalan pembentukan (focomelia, radial club hand), kegagagalan<br />

difensiasi (syndactily), duplikasi (polidactili) tumbuh berlebih<br />

(macrodactily), sindroma jepitan pita kongenital, abnormalitas skeletal<br />

secara umum (madelung)<br />

5. Penutupan jaringan lunak dan kulit<br />

6. Replantasi<br />

7. Transfer tendon<br />

8. Deformitas lain : mallet, boutonniere schwan neck, Dupuytren<br />

G. Pelvis dan Ekstremitas Bawah<br />

Rekonstruksi Kelainan Panggul<br />

1. Arthroplasti panggul (dengan/ tanpa prostesis)<br />

2. Osteotomi rekonstruksi sekitar panggul<br />

3. Arthrodesis<br />

4. AVN sendi panggul<br />

5. Pembebasan jaringan lunak/rekonstruksi sekitar panggul<br />

Rekonstruksi Gangguan Pada Lutut<br />

6. Arthroskopik debridemen<br />

7. Arthroskopik rekonstruksi<br />

8. Arthroplasti<br />

9. Osteotomi rekonstruksi sekitar lutut : femur (supracondylar), tibia (HTO)<br />

10. Arthrodesis<br />

11. Rekonstruksi jaringan lunak sekitar lutut<br />

12. Gangguan lainnya pada lutut (OCD, discoid meniscus, chondromalacia<br />

patella)<br />

Gangguan pada pergelangan kaki dan kaki<br />

13. Bone lengthening<br />

14. Instabilitas pergelangan kaki<br />

15. Fasciitis plantaris<br />

16. Gangguan jari kaki<br />

17 Arthrodesis kaki dan pergelangan kaki<br />

18 Arthtotomy ankle<br />

19 Rekonstruksi jaringan lunak kaki dan pergelangan kaki<br />

20 Osteotomy pada rekonstruksi sekitar kaki dan pergelangan kaki<br />

21 Arthroskopik pada ankle<br />

H. Rehabilitasi Medik<br />

1 Rehabilitasi Peri operatif<br />

2 Prinsip Amputasi tungkai<br />

3 Orthotic-prosthetic di orthopaedi<br />

4 Terapi fisik<br />

4. Tahap Chief Resident Orthopaedi dan Traumatologi (Semester IX)<br />

1. Chief IPDS-IOT<br />

2. Rotasi luar (tahap magang – mandiri)<br />

3 Professional behavior :<br />

- Assesting patient


93<br />

- Being a good communicator<br />

- Teaching and training<br />

- Keeping up to date<br />

- Manager and leadership<br />

- Promoting good health<br />

- Probing and ethics<br />

5. Program Studi Ilmu Kedokteran Forensik<br />

Struktur Mata Kuliah<br />

Kegiatan Semester Ganjil<br />

No. Sandi Nama Mata Kuliah SKS<br />

1. C21F.101 Visum et Repertum dan Perundang-undangan yang<br />

2<br />

berhubungan dengan Ilmu Kedokteran Forensik<br />

2. C21F.102 Visum et Repertum korban Hidup 2<br />

3. C21F.1<strong>03</strong> Tanatologi 2<br />

4. C21F.104 Teknik Otopsi 2<br />

5. C21F.105 Traumatologi 2<br />

6. C21F.106 Pembunuhan anak 2<br />

7. C21F.107 Etika dan MedikoLegal I 2<br />

8. C21F.314 Toksikologi II 2<br />

9. C21F.316 Kejahatan Seksual II 2<br />

10. C21F.320 Otopsi dan Diagnosis II 3<br />

11. C21F.322 Barotrauma 1<br />

12. C21F.323 "Scene investigation" dan ekshumasi 2<br />

13. C21F.324 Penanganan Kecelakaan dan korban massal 2<br />

14. C21F.325 Identifikasi I 2<br />

15. C21F.330 Dokter Jaga 2<br />

16. C21F.332 Kegiatan Ilmiah 2<br />

17. C21F.502 Visum Klinik (Praktek) 2<br />

18. C21F.518 Trace Evidence II 2<br />

19. C21F.527 Identifikasi III 2<br />

20. C21F.530 Dokter Jaga 2<br />

21. C21F.531 Saksi Ahli 2<br />

22. C21F.532 Kegiatan Ilmiah 3<br />

23. C21F.533 Kegiatan Membimbing 1<br />

Kegiatan Semester Genap<br />

No. Sandi Nama Mata Kuliah SKS<br />

1. C21F.209 Asfiksia 2<br />

2. C21F.210 Mati Mendadak Karena Penyakit 2<br />

3. C21F.211 Anaphylactic shock 1<br />

4. C21F.212 Kecelakaan lalu lintas 2<br />

5. C21F.213 Toksikologi I 2<br />

6. C21F.215 Kejahatan Seksual I 2<br />

7. C21F.217 "Trace evidence" I 2<br />

8. C21F.219 Otopsi dan Diagnosis I 3<br />

9. C21F.408 Etika dan Medikolegal II 2<br />

10. C21F.421 Otopsi dan Diagnosis III 3<br />

11. C21F.426 Identifikasi II 2<br />

12. C21F.428 Kematian "accidental" anestesi dan operasi 1<br />

13. C21F.429 Stase Pathologi Anatomi 3


94<br />

No. Sandi Nama Mata Kuliah SKS<br />

14. C21F.430 Dokter Jaga 2<br />

15. C21F.433 Kegiatan Membimbing 1<br />

16. C21F.632 Kegiatan Ilmiah 2<br />

17. C21F.633 Kegiatan Membimbing 1<br />

18. C21F.634 Stase Akhir 4<br />

19. C21F.635 Tugas Akhir 6<br />

Pokok Bahasan<br />

C21F.101 Visum et Repertum dan Perundang-undangan yang berhubungan dengan Ilmu Kedokteran<br />

Forensik<br />

Visum et Repertum jenazah; Perundang-undangan KUHP & KUHAP; UU Kesehatan; UU Praktek<br />

Kedokteran; UU Rumah Sakit; Instruksi Kapolri No. Ins/E/20/XI/75; LN No. 350 tahun 1937; PP No. 18<br />

tahun 1981; PP No. 10 tahun 1966;<br />

Permenkes No. 269/Menkes/Per/III/2008;<br />

Permenkes No.290/Menkes/Per/III/2008; Death Certificate<br />

C21F.102<br />

C21F.1<strong>03</strong><br />

C21F.104<br />

C21F.105<br />

C21F.106<br />

C21F.107<br />

C21F.209<br />

C21F.210<br />

C21F.211<br />

C21F.212<br />

C21F.213<br />

C21F.215<br />

C21F.217<br />

Visum et Repertum korban Hidup<br />

Visum et Repertum klinis (luka dan kejahatan seksual); Standar Prosedur Operasional Penanganan<br />

Korban Kekerasan dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak<br />

Tanatologi<br />

Definisi dan tipe mati; Perubahan awal kematian; Perkiraan waktu kematian; Perubahan lanjut kematian;<br />

Entomologi Forensik; Perubahan kimiawi tubuh setelah kematian<br />

Teknik Otopsi<br />

Persiapan dan teknik otopsi umum; Teknik otopsi pada situasi tertentu; Pemeriksaan luar; Teknik<br />

eviserasi; Pengambilan bahan pemeriksaan patologi; Perawatan jenazah; Fotografi forensic<br />

Traumatologi<br />

Penentuan luka intravital/postmortal; Luka benda tumpul/tajam; Luka listrik/petir; Luka termis; Luka<br />

tembak/ledakan; Pola perlukaan; Perlukaan regional; Perubahan histologi dan histokimiawi dari perlukaan;<br />

Bunuh diri<br />

Pembunuhan Anak/Infantisida<br />

Definisi infantisida; Estimasi maturitas bayi; Child abuse; Karakteristik perlukaan pada anak; Stillbirths;<br />

Sudden Infant Death Syndrome;<br />

Etika dan Medikolegal I<br />

Filsafat moral praktek kedokteran; Prinsip Bioetika; Profesionalisme; Hak asasi manusia; Kode Etik<br />

Kedokteran dan Hukum Kedokteran; Pelanggaran etika dan penanganannya; Malpraktek dan<br />

penanganannya.<br />

Asfiksia<br />

Definisi dan tanda klasik asfiksia; Hanging; Strangulasi; Tenggelam; Asfiksia mekanik; Plastic bag<br />

asphyxia; Asfiksia traumatik; Asfiksia postural; Smothering; Suffocation; Choking<br />

Mati Mendadak karena Penyakit<br />

Atherosclerosis Coronary Artery Disease; Infark myokardia; Hypertensive Heart Disease; Pulmonary<br />

Embolism; Aneurisma pembuluh darah; Asma bronchial; Sistem Gastrointestinal; Kondisi Ginekologis;<br />

Kematian pada epilepsy; Waterhouse-Friderichsen Syndrome<br />

Anaphylactic Shock<br />

Kematian karena syok anafilaksis; Tes imunologis; Temuan otopsi; Sebab kematian<br />

Kecelakaan Lalu Lintas<br />

Pola perlukaan; Pemeriksaan terhadap korban; Dinamika pergerakan dan pengaruh yang timbul; Sebab<br />

kematian pada kecelakaan lalu lintas; Perlukaan pada pengendara motor, pengendara sepeda dan<br />

pejalan kaki; Bunuh diri dan pembunuhan sehubungan dengan kendaraan<br />

Toksikologi I<br />

Definisi dan pengenalan toksikologi; Cara pengambilan sampel; Cara penyegelan dan pengiriman sampel;<br />

Teknik pemeriksaan toksikologi; Alkohol; Jenis-jenis racun;<br />

Kejahatan Seksual I<br />

Anatomi dan fisiologi genitalia perempuan dan laki-laki, anal dan perianal; Undang-undang sehubungan<br />

dengan kejahatan seksual dan perbuatan cabul; UU Perlindungan Anak; Prosedur Standar Operasional<br />

Penanganan Korban Kekerasan Seksual dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan<br />

Anak; Jenis-jenis kejahatan seksual; Jenis-jenis perbuatan cabul; Insidensi kejahatan seksual<br />

Trace Evidence I<br />

Pengenalan Barang Bukti Medis, Electromagnetic spectrum; Mikroskop forensik; Kromatografi;<br />

Pemeriksaan darah; pemeriksaan sidik jari (Teknik pengambilan sidik jari, Pola sidik jari); pemeriksaan<br />

rambut dan serat


95<br />

C21F.219<br />

C21F.314<br />

C21F.316<br />

C21F.320<br />

C21F.322<br />

C21F.323<br />

C21F.324<br />

C21F.325<br />

C21F.330<br />

C21F.332<br />

C21F.408<br />

C21F.421<br />

C21F.426<br />

C21F.428<br />

C21F.429<br />

C21F.430<br />

C21F.433<br />

C21F.502<br />

C21F.518<br />

C21F.527<br />

C21F.530<br />

C21F.531<br />

C21F.532<br />

C21F.533<br />

C21F.632<br />

C21F.633<br />

Otopsi dan Diagnosis I<br />

Pemeriksaan luar; Asistensi otopsi; Pembuatan visum et repertum<br />

Toksikologi II<br />

Racun korosif; Racun logam berat; Racun gas; Pestisida; Sedativa/hipnotika; Psikofarmaka; Narkotika;<br />

Racun makanan<br />

Kejahatan Seksual II<br />

Perlukaan pada kejahatan seksual; Informed Consent; Prinsip penanganan korban kejahatan seksual dan<br />

perbuatan cabul; Kelainan seksual; Prinsip analisis forensik; Penyakit Menular Seksual; Post Traumatic<br />

Stress Disorder; Aborsi<br />

Otopsi dan Diagnosis II<br />

Asistensi otopsi; Pemeriksaan dalam; Pembuatan visum et repertum; Embalming; Mendiagnosis sebab<br />

kematian<br />

Barotrauma<br />

Kematian akibat tekanan udara tinggi dan rendah<br />

Scene Investigation dan Ekshumasi<br />

Penggalian kubur; Penentuan cara kematian; Pemeriksaan di tempat kejadian; Pencarian barang bukti di<br />

tempat kejadian<br />

Penanganan Kecelakaan dan Korban Massal<br />

Struktur organisasi tim identifikasi; Manajemen korban bencana; Tata laksana; Form Interpol; DMORT<br />

Identifikasi I<br />

Metode Identifikasi; Fotografi; Golongan darah; Sidik jari<br />

Dokter Jaga I<br />

Melakukan jaga per minggu sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan<br />

Kegiatan Ilmiah<br />

Melakukan presentasi pada kegiatan ilmiah yang diadakan oleh Kolegium Kedokteran Forensik<br />

Etika dan Medikolegal II<br />

Isu etika dan medikolegal dalam masalah: Permulaan kehidupan (Beginning of Life); Hak reproduksi dan<br />

teknologi reproduksi; Penyakit genetik; Akhir kehidupan (End of Life); Hak pengambilan keputusan pada<br />

kelompok tuna daya (vulnerable group); Isu etika pendidikan kedokteran.<br />

Otopsi dan Diagnosis III<br />

Operator Otopsi; Eviserasi; Embalming; Diagnosis sebab kematian; Pembuatan Visum et Repertum<br />

Identifikasi II<br />

Odontologi; Tehnik superimposisi; Antropologi I (Metode, Antropologi dalam konteks forensik; Forensic<br />

Taphonomy; Metode penemuan TKP)<br />

Kematian Accidental Anestesi dan Operasi<br />

Kematian akibat pemberian anestesi (payah pernafasan, payah kardiovaskular akut); Surgical shock,<br />

exhaustion, accidents<br />

Stase Patologi Anatomi<br />

Melakukan stase selama 1 bulan di UPF Patologi Anatomi<br />

Dokter Jaga<br />

Melakukan jaga per minggu sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan<br />

Kegiatan Membimbing<br />

Melakukan bimbingan terhadap mahasiswa di bawah supervisi<br />

Visum Klinik (Praktek)<br />

Membuat visum et repertum korban hidup sesuai dengan rekam medis yang datang<br />

Trace Evidence II<br />

Pemeriksaan serologi; Pemeriksaan obat dan narkotika (Identifikasi narkotika, Cara pembuatan narkotika);<br />

Pemeriksaan dokumen (Teknik pemeriksaan dokumen, Pemeriksaan tulisan tangan dan tanda tangan); Uji<br />

balistik<br />

Identifikasi III<br />

Antropologi II (Estimasi Usia saat kematian, Anthroposcopic Traits, Sebab dan Cara Kematian); DNA;<br />

Sidik telinga<br />

Dokter Jaga<br />

Melakukan jaga per minggu sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan<br />

Saksi Ahli<br />

Menjadi saksi ahli di dalam pengadilan berhubungan dengan kasus yang diperiksa<br />

Kegiatan Ilmiah<br />

Melakukan presentasi pada kegiatan ilmiah yang diadakan oleh Kolegium Kedokteran Forensik<br />

Kegiatan Membimbing<br />

Melakukan bimbingan terhadap mahasiswa di bawah supervisi<br />

Kegiatan Ilmiah<br />

Melakukan presentasi pada kegiatan ilmiah yang diadakan oleh Kolegium Kedokteran Forensik<br />

Kegiatan Membimbing


96<br />

C21F.634<br />

C21F.635<br />

Melakukan bimbingan terhadap mahasiswa di bawah supervisi<br />

Stase Akhir<br />

Melakukan stase pada tempat yang telah ditentukan<br />

Tugas Akhir (Tesis)<br />

Membuat tesis sebagai syarat penyelesaian program pendidikan dokter spesialis<br />

6. Program Studi Ilmu Kedokteran Jiwa<br />

KURIKULUM PEMBELAJARAN<br />

A. Struktur dan Daftar Materi Pendidikan<br />

No<br />

Materi Pendidikan<br />

/ Kegiatan<br />

Akademik<br />

Semester / SKS<br />

1 2 3 4 5 6 7 8<br />

1. Materi Dasar Umum 10.0 10.0<br />

2.<br />

Materi Dasar<br />

Khusus<br />

1.0 1.0<br />

3.<br />

Materi Keahlian<br />

Umum<br />

3.5 2.5 6.0<br />

4.<br />

5.<br />

Materi Keahlian<br />

Khusus<br />

Materi Penerapan<br />

Keahlian<br />

Jml<br />

1.0 3.0 6.5 6.5 6.0 23.0<br />

5.0 7.0 8.0 4.0 2.5 4.0 30.5<br />

6.<br />

Materi Penerapan<br />

Akademik<br />

1.5 7.5 9.0<br />

Ketrampilan Klinik /<br />

7. Wawancara<br />

1.0 1.5 0.5 3.0<br />

Psikiatrik<br />

8. Kegiatan Elektif 1.5 1.5<br />

9. Kegiatan Ilmiah 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 7.0<br />

10. Tugas Jaga 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 5.0<br />

11. Tugas Membimbing 1.0 1.0 1.0 3.0<br />

Jumlah SKS 11.0 10.5 14.5 16.5 14.0 13.0 8.5 11.0 99<br />

B. Deskripsi Materi Pendidikan<br />

Semester 1 (Kualifikasi)<br />

No. Jenis Kegiatan Akademik SKS<br />

1. Materi Dasar Umum<br />

1.1 Filsafat Umum¸ Filsafat Ilmu dan Epistemologi, Aliran 0.5<br />

dalam Psikiatri, Sejarah Psikiatri<br />

1.2 Etika Profesi dan Etika Psikiatri 0.5<br />

1.3 Metodologi Penelitian 1.0<br />

1.4 Tata Cara Penulisan Ilmiah 1.0<br />

1.5 Metode Belajar Mengajar 1.0<br />

1.6 Statistik dan Komputer Statistik 3.0<br />

1.7 Epidemiologi Klinik dan EBM 3.0<br />

2. Materi Dasar Khusus<br />

2.1 Biologi Sel dan Biologi Molekuler 1.0<br />

Jumlah 11.0<br />

Semester 2 (Tahap 1)<br />

No. Jenis Kegiatan Akademik SKS<br />

1. Materi Keahlian Umum<br />

1.1 Psikiatri Biologi 0.5<br />

1.2 Siklus Kehidupan dan Teori Perkembangan I 0.5<br />

1.3 Psikopatologi Fenomenologik/Deskriptif 1.0<br />

1.4 Psikofarmakologi I 0.5<br />

1.5 Ketrampilan Klinik Wawancara Psikiatri 1.0<br />

2. Materi Keahlian Khusus<br />

2.1 Gangguan Psikiatrik I 0.5<br />

2.2 PsikoterapiI 0.5<br />

3. Materi Penerapan Keahlian<br />

3.1 Gangguan Psikiatrik I 4.0<br />

3.2 Psikoterapi 1.0<br />

4. Kegiatan Ilmiah 1.0<br />

Jumlah 10.5


97<br />

Semester 3 (Tahap 1)<br />

No. Jenis Kegiatan Akademik SKS<br />

1. Materi Keahlian Umum<br />

1.1 Psikiatri Biologi 0.5<br />

1.2 Teori Perkembangan II 0.5<br />

1.3 Psikofarmakologi II 0.5<br />

1.4 Tes Psikometri dalam Bidang Psikiatri 1.0<br />

2. Materi Keahlian Khusus<br />

2.1 Gangguan Psikiatrik II 0.5<br />

2.2 Rehabilitasi Mental 0.5<br />

2.3 Kedaruratan Psikiatri 1.0<br />

2.4 Terapi Kejang Listrik 1.0<br />

3. Materi Penerapan Keahlian<br />

3.1 Gangguan Psikiatrik II 4.0<br />

3.2 Rehabilitasi Mental (Stase RS Jiwa) 1.0<br />

3.3 Kedaruratan Psikiatri (Stase Ruang Rawat Intensif) 1.0<br />

3.4 Terapi Kejang Listrik (Praktek Terapi Kejang Listrik) 1.0<br />

4. Ketrampilan Klinik / Wawancara Psikiatrik 1.0<br />

5. Kegiatan Ilmiah 1.0<br />

Jumlah 14.5<br />

Semester 4 (Tahap 2)<br />

No. Jenis Kegiatan Akademik SKS<br />

1. Materi Keahlian Khusus<br />

1.1 Psikopatologi Psikodinamika I 1.0<br />

1.2 Gangguan Psikiatrik III 2.0<br />

1.3 Psikofarmakologi III 0.5<br />

1.4 Konsep dan Teori Dasar Psikoterapi I 2.0<br />

1.5 Konsep dan Dinamika Keluarga I 1.0<br />

2. Materi Penerapan Keahlian<br />

2.1 Psikopatologi Psikodinamika I 1.0<br />

2.2 Gangguan Psikiatrik III 6.0<br />

2.3 Konsep dan Teori Dasar Psikoterapi I 1.0<br />

3. Kegiatan Ilmiah 1.0<br />

4. Tugas Jaga 1.0<br />

Jumlah 16.5<br />

Semester 5 (Tahap 2)<br />

No. Jenis Kegiatan Akademik SKS<br />

1. Materi Keahlian Khusus<br />

1.1 Psikopatologi Psikodinamika II 1.0<br />

1.2 Konsep dan Teori Dasar Psikoterapi II 2.5<br />

1.3 Psikiatri Adiksi I 0.5<br />

1.4 Psikiatri Geriatri I 0.5<br />

1.5 Psikiatri Anak dan Remaja I 0.5<br />

1.6 Consultation Liaison Psychiatry I 0.5<br />

1.7 Administrasi RS Jiwa 1.0<br />

2. Materi Penerapan Keahlian<br />

2.1 Psikopatologi Psikodinamika II 1.0<br />

2.2 Konsep dan Teori Dasar Psikoterapi II 1.5<br />

2.3 Psikiatri Adiksi I (Stase Sub Divisi Psikiatri Adiksi) 0.5<br />

2.4 Psikiatri Geriatri I (Stase Sub Divisi Psikiatri Geriatri) 0.5<br />

2.5 Psikiatri Anak dan Remaja I (Stase Sub Divisi<br />

0.5<br />

Psikiatri Anak dan Remaja)<br />

3. Kegiatan Ilmiah 1.0<br />

4. Ketrampilan Klinik / Wawancara Psikiatrik 1.5<br />

5. Tugas Jaga 1.0<br />

Jumlah 14.0<br />

Semester 6 (Tahap 3)<br />

No. Jenis Kegiatan Akademik SKS<br />

1. Materi Keahlian Khusus<br />

1.1 Psikiatri Adiksi II 0.5<br />

1.2 Psikiatri Geriatri II 0.5<br />

1.3 Psikiatri Anak dan Remaja II 0.5


98<br />

1.4 Consultation Liaison Psychiatry II 0.5<br />

1.5 Neuropsikiatri dan Gangguan Fungsi Luhur 0.5<br />

1.6 Sistem dan Dinamika Keluarga II : Isu Gender 0.5<br />

1.7 Psikiatri Forensik 1.0<br />

1.8 Psikiatri Komunitas dan Psikiatri Sosial 1.0<br />

1.9 Psikiatri Transkultural dan Psikiatri Transkultural 1.0<br />

2. Materi Penerapan Keahlian<br />

2.1 Psikiatri Adiksi II (Stase Sub Divisi Psikiatri Adiksi) 0.5<br />

2.2 Psikiatri Geriatri II (Stase Sub Divisi Psikiatri Geriatri) 0.5<br />

2.3 Psikiatri Anak dan Remaja II (Stase Sub Divisi<br />

Psikiatri Anak dan Remaja)<br />

0.5<br />

2.4 Psikiatri Forensik (Membuat Laporan TPKP dan VeR<br />

Psikiatrikum)<br />

1.0<br />

3.<br />

Kegiatan Elektif<br />

3.1 Psikiatri Militer<br />

3.2 Psikiatri Wanita<br />

1.5<br />

3.3 Psikiatri Spiritual dan Religi<br />

4. Kegiatan Ilmiah 1.0<br />

5. Tugas Jaga 1.0<br />

6. Tugas Membimbing 1.0<br />

Jumlah 13.0<br />

Semester 7 (Tahap 3)<br />

No. Jenis Kegiatan Akademik SKS<br />

1. Materi Penerapan Keahlian<br />

1.1 Administrasi RS Jiwa (Stase RS Jiwa) 1.0<br />

1.2 Consultation Liaison Psychiatry (Stase Neurologi, 3.0<br />

Bedah Saraf, Rehabilitasi Medik)<br />

2. Kegiatan Ilmiah 1.0<br />

3. Tugas Jaga 1.0<br />

4. Tugas Membimbing 1.0<br />

5. Materi Penerapan Akademik<br />

1.5<br />

5.1 Usulan Penelitian<br />

5.2 Ujian Usulan Penelitian<br />

Jumlah 8.5<br />

Semester 8 (Tahap 3)<br />

No. Jenis Kegiatan Akademik SKS<br />

1. Kegiatan Ilmiah 1.0<br />

2. Ketrampilan Klinik / Wawancara Psikiatrik 0.5<br />

3. Tugas Jaga 1.0<br />

4. Tugas Membimbing 1.0<br />

5. Materi Penerapan Akademik<br />

7.5<br />

5.1 Ujian Penelitian<br />

5.2 Ujian Akhir Ketrampilan Klinik (Komprehensif, Kasus<br />

Dipersiapkan, Kasus Baru)<br />

Jumlah 11.0<br />

7. Program Studi Ilmu Kesehatan Anak<br />

Program Pendidikan Dokter Spesialis Anak<br />

Program Pendidikan Dokter Spesialis Anak dilaksanakan di Departemen/SMF Ilmu Kesehatan Anak RSUP Dr. Hasan<br />

Sadikin/Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Jl.Pasteur No. 38 Bandung, Rumah Sakit Pendidikan (RSP), Jl.<br />

Eijkman No. 38 Bandung, dan Rumah Sakit Jejaring. Gelar profesi yang dicapai adalah Dokter Spesialis Anak.<br />

Pendidikan Dokter Spesialis Anak dibagi menjadi 3 tahap sesuai dengan pencapaian kompetensi minimal yang harus<br />

diraih, yaitu yunior, madya, dan senior.<br />

Tahap Yunior<br />

Setelah menjalani pembelajaran materi MKK pada semester pertama, peserta PPDS-1 IKA masuk ke dalam program<br />

pendidikan profesi dokter spesialis anak tahap yunior (semester 2─4). PPDS-1 IKA yang bersangkutan menjalani<br />

pendidikan selama 6 minggu masing-masing di divisi sebagai berikut:<br />

1. Alergi-Imunologi


99<br />

2. Endokrinologi<br />

3. Gastro-hepatologi<br />

4. Hematologi-Onkologi<br />

5. Kardiologi<br />

6. Nefrologi<br />

7. Neonatologi<br />

8. Neuropediatri<br />

9. Nutrisi dan Metabolisme<br />

10. Infeksi dan Penyakit Tropik<br />

11. Respirologi<br />

12. Tumbuh Kembang-Pediatri Sosial<br />

Setelah lulus tahap yunior, peserta PPDS-1 IKA mendapat sertifikat kompetensiyunior.<br />

Tahap Madya<br />

Setelah lulus tahap yunior, peserta PPDS-1 IKA melanjutkanke tahap madya (semester 5─7). PPDS-1 IKA yang<br />

bersangkutan menjalani pendidikan masing-masing selama 6 minggu di divisi sebagai berikut:<br />

1. Alergi-Imunologi<br />

2. Endokrinologi<br />

3. Gastro-hepatologi<br />

4. Gawat Darurat Pediatri<br />

5. Hematologi-Onkologi<br />

6. Kardiologi<br />

7. Nefrologi<br />

8. Neonatologi<br />

9. Neuropediatri<br />

10. Nutrisi dan Metabolisme<br />

11. Penyakit Infeksi dan Tropik<br />

12. Respirologi<br />

13. Tumbuh Kembang-Pediatri Sosial<br />

Setelah lulus tahap madya, peserta PPDS-1 IKA mendapat sertifikat kompetensi madya.<br />

Tahap Senior<br />

Setelah lulus tahap madya, pada awal semester ke-8, peserta PPDS-1 IKA memasuki tahap senior, serta menjalani<br />

pendidikan di:<br />

1. PICU (pediatric intensive care unit) selama 6 minggu<br />

2. NICU (neonatal intensive care unit)selama 6 minggu<br />

3. Poliklinik Anak selama 6 minggu<br />

4. RS Jejaring di RSUD Ujung Berung, RSUD Cibabat, RSUD Majalaya, RSKIA Astananyar, RSUD Soreang, dan<br />

RSUD Waled masing-masing selama 4 minggu.<br />

Tabel 2.1 Materi dan Tahap Pembelajaran serta Bobot SKS Materi Program Pendidikan Dokter Spesialis Anak<br />

Tahap Semester Materi Pembelajaran Bobot SKS<br />

Kualifikasi 1 MKU/MKK 6<br />

Yunior 1─4 MPK yunior 18<br />

MPA-2 yunior 10<br />

Madya 5─7 MPK madya 18<br />

MPA-2 madya 6<br />

Senior 8 PICU-NICU 6<br />

Tugas mandiri Poliklinik Anak dan RS<br />

Jejaring<br />

Total Bobot SKS 64


100<br />

Struktur pendidikan yang meliputi pendidikan program Magister dan dokter spesialis anak dapat dilihat pada skema di<br />

bawah ini:<br />

Program Magister<br />

(luar jam kerja)<br />

S I S II S III<br />

MDU Usulan<br />

MDK penelitian<br />

Program<br />

Profesi<br />

(jam<br />

kerja)<br />

S<br />

I<br />

MKU/MKK<br />

(bagian program Magister dalam jam kerja)<br />

S<br />

I─II<br />

S<br />

III<br />

Rotasi<br />

12divisi<br />

S<br />

IV<br />

S<br />

IV─V<br />

S<br />

VI<br />

Rotasi<br />

13 divisi<br />

S<br />

VII<br />

P<br />

I<br />

C<br />

U<br />

TESIS<br />

S<br />

VIII<br />

N P<br />

I O<br />

C L<br />

U I<br />

Kualifikasi Yunior Madya Senior<br />

R<br />

S<br />

D<br />

Gambar 1. Struktur Pendidikan Program Magister dan Dokter Spesialis Anak Fakultas Kedokteran Universitas<br />

Padjadjaran<br />

2.1.1 Proses Pembelajaran Program Magister<br />

MDU, MDK, MKU, dan MKK<br />

Tutorial meliputi tatap muka baik terjadwal maupun tidak terjadwal, diskusi, presentasi, dan pemberian tugastugas.<br />

MPA-1<br />

Penulisan Tugas Khusus (sari pustaka), usulan penelitian, dan penulisan tesis dilaksanakan melalui<br />

tutorial/bimbingan, pemberian tugas dan monitoring.Untuk mempercepat proses pengajuan usulan penelitian,<br />

maka dilaksanakan program mentoring.<br />

Program mentoring untuk pembuatan usulan penelitian dilakukan sebanyak 2 siklus masing-masing 2 kali<br />

pertemuan. Dua orang mentor merupakan staf Departemen Ilmu Kesehatan Anak yang bertindak sebagai<br />

pembimbing penelitian, sedangkan 2 mentor yang lain adalah staf Departemen Ilmu Kesehatan Anak. Pada setiap<br />

pertemuan, Mentor akan memberikan masukan dan penilaian performance peserta didik, serta mencatat hasil<br />

kemajuan studi mahasiswa tersebut untuk dijadikan dasar kelayakan usulan penelitian. Selain itu Mentor<br />

menandatangani buku Log mahasiswa.<br />

2.1.2 Proses Pembelajaran Pendidikan Dokter Spesialis Anak<br />

Pendidikan profesi dokter spesialis mempunyai karakteristik education, exposure, and experience yang akan<br />

mengantarkan peserta didik untuk mencapai tingkat expertise, evidence-based practice, and excellence.<br />

Tujuan utama pendidikan dokter spesialis adalah memberi kesempatan yang cukup untuk memperoleh pengalaman<br />

klinik (clinical exposure), agar yang bersangkutan memperoleh pengalaman penting yang diperlukan, sehingga dapat<br />

memberikan pelayanan kesehatan dengan standar yang tinggi sesuai dengan bidang keahliannya.<br />

Beberapa komponen proses pembelajaran profesi dokter spesialis anak adalah sebagai berikut:<br />

1. Magang (apprenticeship)<br />

Merupakan proses penerapan keprofesian dari ilmu yang telah didapat. Metode pembelajaran berupa<br />

demonstrasi, bedside teaching, analisis kasus, tatap muka terjadwal dan tidak terjadwal, dan pemberian tugas<br />

2. Aktivitas pendidikan terstruktur, yaitu:<br />

Bacaan jurnal (12 kalimasing-masing untuk tingkat yunior dan madya)<br />

Sari pustaka (2 kali presentasi wajibdi tingkat madya, bila ada tambahan sesuai kebijakan divisi)<br />

Presentasi kasus (1 kali EvidencedBased Case Report, 1 kaliLongitudinal Case ditingkat madya, bila ada<br />

tambahan sesuai kebijakan divisi)<br />

Presentasi kasus kematian/clinicopathological conference (tahap madya atau senior), bergantung pada<br />

tempat perawatan pasien meninggal<br />

Presentasi ilmiah di luar institusi (1 kali tingkat madya/senior diajukan pada PIT IDAI atau KONIKA)<br />

Proses pembelajaran berupa telaah kritis, tutorial, analisis kasus, pengelolaan informasi, dan konsultasi<br />

3. e-learning mempergunakan sumber online<br />

4. Mengembangkan keterampilan dengan mengikuti pelatihan praktik dan prosedur pediatri melalui berbagai<br />

aktifitas lokakarya dan pelatihan. Pelatihan prosedur pediatri ini sudah dimulai saat peserta didik berada pada<br />

semester I. Diktum klasik yang sudah lama dikenal yaitu memerhatikan, mengerjakan, dan mengajarkan (see, do,<br />

and teach dictum) merupakan metode penting untuk memperoleh keterampilan praktik klinik dan prosedur medik<br />

5. Mendidik mahasiswa kedokteran tingkat profesi (Program Studi Pendidikan Dokter/PSPD)<br />

2.2. KURIKULUM (STRUKTUR MATA KULIAH)<br />

Agar peserta PPDS-1 IKA dapat menjalani semua yang dipersyaratkan di dalam kurikulum pendidikan dengan baik,<br />

diperlukan pemahaman mengenai komponen-komponen berikut ini.


101<br />

1. Struktur mata kuliah<br />

a. Materi Pembelajaran<br />

b. Struktur dan Penyelenggaraan Pendidikan<br />

2. Deskripsi mata kuliah<br />

a. Materi Dasar Umum (MDU)<br />

b. Materi Dasar Khusus (MDK)<br />

c. Materi Keahlian Umum (MKU)<br />

d. Materi Keahlian Khusus (MKK)<br />

2.1.1 Struktur Mata Kuliah<br />

2.1.2 Materi Pembelajaran<br />

2.1.2.1 Materi Pembelajaran Pendidikan Magister Kesehatan BKU IKA: Mata Kuliah<br />

1. Materi Dasar Umum (MDU)<br />

Berisi dasar materi ilmu, tidak terbatas pada bidang kedokteran, yang diperlukan untuk menjadi calon penggagas<br />

dan peneliti, terdiri atas:<br />

- Filsafat ilmu<br />

- Etika profesi<br />

- Metodologi penelitian<br />

- Biostatistika dan komputer statistika.<br />

2. Materi Dasar Khusus (MDK)<br />

Berisi dasar pengetahuan keahlian dalam bidang kedokteran selain IKA yang dapat membantu pencapaian<br />

kualitas akademik, dan pada gilirannya kemudian, membantu pencapaian kualitas keprofesian yang tinggi. Terdiri<br />

atas:<br />

- Biologi molekular<br />

- Farmakologi klinik<br />

- Epidemiologi klinik<br />

- Kedokteran berbasis bukti (evidence-based medicine)<br />

- Administrasi kesehatan dan rekam medik.<br />

3. Materi Keahlian Umum (MKU)<br />

Berisi materi pengajaran yang memberikan dasar pengetahuan keahlian dalam bidang IKA agar mampu<br />

memecahkan permasalahan kesehatan anak secara ilmiah. Terdiri atas:<br />

- Tumbuh kembang<br />

- Nutrisi klinis<br />

- Genetika kedokteran<br />

- Elektrolit dan keseimbangan asam-basa<br />

4. Materi Keahlian Khusus (MKK)<br />

Merupakan materi pengajaran keahlian yang meliputi semua subdisiplin dalam bidang IKA, yaitu:<br />

- Alergi-imunologi<br />

- Endokrinologi<br />

- Gastro-hepatologi<br />

- Gawat darurat pediatri<br />

- Hematologi dan onkologi<br />

- Kardiologi<br />

- Nefrologi<br />

- Neonatologi<br />

- Neurologi<br />

- Nutrisi dan metabolik<br />

- Penyakit infeksi tropik<br />

- Respirologi<br />

- Tumbuh kembang-pediatri sosial<br />

- Prosedur medik-pediatri<br />

5. Materi Penerapan Akademik-I<br />

Berhubungan dengan persyaratan pendidikan Magister seperti:<br />

- Topik khusus (sari pustaka dalam istilah Kurikulum 2000).<br />

- Usulan penelitian<br />

- Tesis<br />

2.1.2.2 Materi Pembelajaran Pendidikan Profesi Dokter Spesialis Anak:<br />

1. Materi Penerapan Keprofesian (MPK)<br />

Merupakan pelatihan keprofesian yang secara umum, meliputi pelatihan dalam bidang:<br />

- Tatalaksana pasien gawat darurat<br />

- Tatalaksana pasien rawat inap<br />

- Tatalaksana pasien rawat jalan<br />

- Tatalaksana kasus jangka panjang


102<br />

- Penilaian tumbuh kembang dan pendekatan pediatri sosial<br />

- Prosedur medik-pediatri<br />

2. Materi Penerapan Akademik-2 (MPA-2)<br />

Berhubungan dengan pencapaian kemampuan profesi dengan kompetensi akademik yang baik, terdiri atas:<br />

- Bacaan kepustakaan (journal reading)<br />

- Referat<br />

- Presentasi ilmiah di luar institusi<br />

- Sajian kasus sulit dan kasus kematian<br />

- Laporan jaga<br />

2.1.3 Struktur dan Penyelenggaraan Pendidikan<br />

Yang dimaksud dengan struktur kurikulum yaitu bagaimana isi/materi pengajaran diorganisasikan dan bagaimana<br />

jadwal pembelajaran akan dilaksanakan.<br />

Penyelenggaraanpendidikan dilaksanakanberdasarkan ketentuan yang berlaku yaitu:<br />

Program Magister<br />

Program ini diselenggarakan oleh Program Pascasarjana Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, dalam hal ini<br />

Program Pendidikan Combined Degree (PPCD) bekerja sama dengan Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas<br />

Kedokteran Universitas Padjadjaran.<br />

Program inidiikuti PPDS pada semester ke -4 atau 5, bersifat opsional, Saat ini program ini menginduk kepada<br />

Program Magister Ilmu Kedokteran Dasar Fakultas`Kedokteran Universitas Padjadjaran.<br />

Tempat pendidikan : Gedung Program Pascasarjana Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran JI. Eyckman No.<br />

38, Bandung.<br />

Waktu pendidikan : Disesuaikan dengan jadwal dari Program Pascasarjana, kecuali untuk MKK<br />

diselenggarakan pada jam kerja di Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran<br />

Universitas Padjadjaran/RSUP Dr. Hasan Sadikin<br />

Gelar akademik : Magister Kesehatan (MKes)<br />

Materi dan tahap pembelajaran, serta bobot SKS dapat dilihat pada tabel di bawah ini:<br />

Tabel 2.1 Materi dan Tahap Pembelajaran serta Bobot SKS Materi Program Magister<br />

Materi Semester Waktu dan Tempat Bobot SKS<br />

MDU 1─2 sesuai jadwal PPCD 11<br />

MDK 2 sesuai jadwal PPCD 12<br />

MKU DAN MKK 1 DIKA, pada jam kerja 14<br />

MPA-1 3 sesuai jadwal PPCD 11<br />

Total Bobot SKS 48<br />

2.2 Deskripsi Mata Kuliah<br />

2.2.1 Materi Dasar Umum<br />

2.2.1.1 Filsafat Ilmu Pengetahuan<br />

- Pengertian filsafat<br />

- Ilmu pengetahuan sebagai alat kritik bagi semua pengetahuan<br />

- Metafisika, ontologi, epistomologi, dan logika<br />

- Arti dan tujuan ilmu pengetahuan, tradisi ilmu pengetahuan<br />

- Ilmu Pengetahuan dan kebenaran<br />

2.2.1.2 Etika Profesi<br />

- Etika Profesi<br />

- Etika dan estetika<br />

2.2.1.3 Metodologi Penelitian<br />

- Ilmu dan penelitian<br />

- Dasar-dasar penelitian dalam bidang kedokteran dan kesehatan<br />

- Sampel dan populasi<br />

- Pengukuran dalam penelitian<br />

- Usulan penelitian<br />

- Disain penelitian<br />

- Studi seksi silang<br />

- Studi kasus kontrol<br />

- Studi kohor<br />

- Analisis kesintasan<br />

- Uji diagnostik


1<strong>03</strong><br />

- Uji klinis<br />

- Metaanalisis<br />

- Besar sampel<br />

- Pemilihan uji hipotesis<br />

- Masalah etika penelitian<br />

- Penulisan hasil penelitian dan rujukan<br />

- Penelusuran artikel<br />

- Telaah kritis literatur<br />

- Review sistematik<br />

2.2.1.4 Biostatistika dan Komputer statistika<br />

- Pengertian statistika<br />

- Statistika vital<br />

- Pengolahan data<br />

- Teori probabilitas<br />

- Ukuran dan teknik sampling<br />

- Statistik inferens<br />

- Penarikan kesimpulan<br />

- Dasar uji bermakna<br />

- Uji perbedaan 2 mean<br />

- Uji perbedaan lebih dari 2 mean<br />

- Uji perbedaan 2 proporsi<br />

- Uji nonparametrik<br />

- Korelasi dan regresi lnear<br />

- Multivariate analysis<br />

2.2.1.5 Pelatihan penggunaan komputer<br />

Meliputi penggunaan berbagai paket komputer misalnya:<br />

- Epi info<br />

- Stata<br />

- SPSS<br />

2.2.2 Materi Dasar Khusus (MDK)<br />

2.2.2.1 Biologi Molekular<br />

- Fungsi hidup, biomolekul, sel<br />

- Faktor-faktor psikoklinis<br />

- Protein<br />

- Bioenergetika<br />

- Oksidasi biologi<br />

- Metabolime<br />

- Membran biologis<br />

- Komunikasi antarsel<br />

- Gradien dalam makhluk hidup<br />

- Strategi lokomotif<br />

- Replika dan ekspresi<br />

2.2.2.2 Farmakologi Klinik<br />

- Pengantar farmakologi klinik<br />

- Farmakokinetik<br />

- Faktor-faktor yang mengubah respons<br />

- Efek samping obat<br />

- Interaksi obat<br />

- Analisis manfaat, risiko dan ekonomi dalam penggunaan obat<br />

- Penerapan pengobatan rasional dalam pelayanan<br />

- Terapi antimikrob<br />

- Toksikologi klinik<br />

2.2.2.3 Epidemiologi, Epidemiologi Klinik, dan Kedokteran Berbasis Bukti (KBB)<br />

- Pengantar epidemiologi, epidemiologi klinik, dan KBB<br />

- Nilai p dan interval kepercayaan<br />

- Normalitas dan kausalitas<br />

- Pengantar penggunaan komputer<br />

- Searching clinic<br />

- Diagnosis<br />

- Terapi


104<br />

- Prognosis<br />

- Harm<br />

- Clinical guidelines<br />

- Meta-analysis<br />

- Health technology assessment<br />

- Clinical decision making<br />

- Cost-benefit analysis<br />

- KBBdan clinical governance<br />

- KBB dan clinical audit<br />

2.2.2.4 Administrasi Kesehatan dan Rekam Medis<br />

- Dasar-dasar administrasi kesehatan<br />

- Definisi rekam medis<br />

- Isi rekam medis<br />

- Nilai rekam medis dalam bidang<br />

- Legal<br />

- Administrasi<br />

- Keuangan<br />

- Riset<br />

- Pendidikan<br />

- Dokumentasi<br />

2.2.3 Materi Keahlian Umum (MKU)<br />

2.2.3.1 Tumbuh kembang (Growth and Development/Pediatri Sosial)<br />

- Penilaian pertumbuhan dan perkembangan<br />

- Konsep umum tumbuh kembang dan kebutuhan dasar tumbuh kembang anak<br />

- Pemantauan pertumbuhan anak dengan growth chart(CDC 2000)<br />

- Pemantauan perkembangan anak dengan Denver II<br />

- Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan dan perkembangan<br />

- Stimulasi<br />

- Gangguan Pertumbuhan dan Perkembangan<br />

- Gangguan pertumbuhan fisik<br />

- Gangguan perkembangan motorik<br />

- Gangguan perkembangan bahasa<br />

- Gangguan fungsi vegetatif<br />

- Kecemasan<br />

- Gangguan suasana hati (mood disorders)<br />

- Bunuh diri dan percobaan bunuh diri<br />

- Gangguan kepribadian yang terpecah (disruptive behavioral disorders)<br />

- Gangguan perilaku seksual<br />

- Gangguan perkembangan pervsif dan psikosis pada anak<br />

- Disfungsi neurodevelopmental pada anak usia sekolah<br />

- Kelainan saraf dan pediatrik akibat trauma otak<br />

- Penyakit psikosomatik<br />

- Peningkatan Kualitas anak<br />

- Keluarga berencana<br />

- Upaya peningkatan kualitas anak<br />

- Imunisasi<br />

- Perlindungan anak<br />

- Undang-undang perlindungan anak<br />

- Anak dengan kebutuhan khusus<br />

- Masalah sosial<br />

- Adopsi<br />

- Foster care<br />

- Child care<br />

- Separation and death<br />

- Impact of violence<br />

2.2.3.2 Nutrisi dan Penyakit Metabolik Anak<br />

- Penilaian status gizi<br />

- Kesulitan makan pada anak<br />

- Malnutrisi energi protein dan defisiensi vitamin:<br />

- Patofisiologi/patogenesis malnutrisi energi protein<br />

- Klasifikasi malnutrisi energi protein


105<br />

- Pengenalan malnutrisi energi protein<br />

- Tatalaksana malnutrisi energi protein<br />

- Pengenalan defisiensi nutrien lain (vitamin)<br />

- Obesitas<br />

- Pengenalan obesitas (klinis, antropometris)<br />

- Penyebab dan tipe obesitas<br />

- Penyulit/komplikasi obesitas<br />

- Tatalaksana obesitas<br />

- Kelainan metabolik bawaan<br />

- Diagnosis kelainan metabolik bawaan berdasarkan gejala klinis dan laboratorium sederhana<br />

- Patofisiologi/dasar kelainan metabolik bawaan<br />

- Masalah kelainan metabolik bawaan<br />

- Skrining kelainan metabolik bawaan<br />

- Langkah-langkah tatalaksana<br />

- Kedaruratan yang mungkin terjadi dan cara penanggulangannya<br />

- Dukungan nutrisi: enteral<br />

- Indikasi nutrisi enteral<br />

- Jenis-jenis formula enteral<br />

- Cara penghitungan kebutuhan cairan, energi, dan nutrien<br />

- Untung-rugi serta komplikasi formula enteral<br />

- Dukungan nutrisi: parenteral<br />

- Indikasi nutrisi parenteral<br />

- Jenis-jenis preparat total parenteral nutrition<br />

- Cara penghitungan kebutuhan cairan, energi, dan nutrien<br />

- Untung-rugi serta komplikasi formula parenteral<br />

- Diet pada berbagai penyakit (ginjal, hati, jantung, saluran cerna)<br />

- Dasar modifikasi diet pada berbagai penyakit<br />

- Masalah yang mungkin terjadi (pengaturan atau akibat diet tersebut) dan cara mengatasinya<br />

- Pengaturan diet<br />

- Diet pada berbagai penyakit (ketogenik, alergi, diabetes melitus, kelainan metabolik bawaan)<br />

- Dasar modifikasi diet pada berbagai penyakit<br />

- Masalah yang mungkin terjadi (pengaturan atau akibat diet tersebut) dan cara mengatasinya<br />

- Pengaturan diet<br />

- Manajemen laktasi<br />

2.2.3.3 Genetika Kedokteran<br />

- Sitogenetika<br />

- Genetika molekular<br />

- Genetika biokimia<br />

- Genetika klinik<br />

- Epidemiologi genetika<br />

- Imunogenetika<br />

- Genetika perkembangan<br />

- Genetika populasi<br />

2.2.3.4 Elektrolit, keseimbangan air, dan asam basa<br />

- Keseimbangan cairan dan elektrolit<br />

- Fisiologi keseimbangan air dan elektrolit<br />

- Gangguan keseimbangan air dan elektrolit<br />

- Tatalaksana gangguan keseimbangan air dan elektrolit<br />

- Keseimbangan asam basa<br />

- Fisiologi keseimbangan asam-basa<br />

- Pengukuran keseimbangan asam-basa<br />

- Gangguan keseimbangan asam-basa: respiratorik<br />

- Gangguan keseimbangan asam-basa: metabolik<br />

- Tatalaksana gangguan keseimbangan asam-basa: respiratorik<br />

- Tatalaksana gangguan keseimbangan asam-basa: metabolik<br />

2.2.3.5 Materi Keahlian Khusus (MKK)<br />

Alergi-Imunologi Anak<br />

- Imunologi dasar I<br />

- Sejarah imunologi<br />

- Perkembangan sistem imun<br />

- Kompleks histokompatibilitas


106<br />

- Sistem komplemen<br />

- Imunologi dasar II<br />

- Respons imun<br />

- Imunitas humoral<br />

- Imunitas selular<br />

- Sistem Fagosit<br />

- Imumnologi Klinis I<br />

- Reaksi hipersensitivitas<br />

- Anafilaksis-anafilaktoid<br />

- Uji tusuk kulit<br />

- Alergi makanan<br />

- Imunologi klinis II<br />

- Urtikaria-angioedema<br />

- Dermatitis atopi<br />

- Rinitis alergi<br />

- Alergi obat<br />

- AIDS pada anak<br />

- Imunologi klinis III<br />

- Artritis reumatoid juvenilis<br />

- Lupus eritematosus sistemik<br />

- Purpura Henoch-Schoenlein<br />

- Imunitas dan imunopatologi<br />

- Autoimunitas<br />

- Imunomodulasi<br />

- Terapi medikamentosa dan imunoterapi<br />

Endokrinologi Anak<br />

- Pengantar endokrinologi anak<br />

- Fisiologi, anatomi, biokimia<br />

- Mekanisme kerja<br />

- Regulasi hormon<br />

- Manifestasi kelainan endokrin<br />

- Evaluasi anak dan remaja dengan kemungkinan penyakit endokrin<br />

- Peranan sistem endokrin dalam tumbuh kembang anak<br />

- Pertumbuhan (linear)<br />

- Pengukuran pertumbuhan<br />

- Pertumbuhan abnormal:<br />

- Short stature (perawakan pendek)<br />

- Tall stature (perawakan tinggi)<br />

- Obesitas: aspek endokrin<br />

- Etiologi-patogenesis<br />

- Diagnosis<br />

- Pengelolaan<br />

- Gangguan metabolisme vasopresin<br />

- Fisiologi vasopresin normal<br />

- Diabetes insipidus:<br />

- Sentral<br />

- Nefrogenik<br />

- SIADH<br />

- Gangguan kelenjar tiroid<br />

- Fisiologi dan anatomi tiroid normal<br />

- Goiter<br />

- Hipotiroidisme<br />

- Neonatal/bawaan<br />

- Dapatan<br />

- Hipertiroidisme<br />

- Diabetes melitus<br />

- Tipe 1<br />

- Tipe 2<br />

- DKA (diabetes ketoasidosis)<br />

- Hipoglikemia<br />

- Metabolisme karbohidrat normal<br />

- Hipoglikemia neonatal<br />

- Hipoglikemia pada anak di luar periode neonatal


107<br />

- Hiperplasia adrenal kongenital (HAK)<br />

- Steroidogenesis adrenal normal<br />

- HAK disebabkan defisiensi 21-hidroksilase<br />

- Sindrom Cushing dan Penyakit Cushing<br />

- Kelainan organ reproduksi laki-laki<br />

- Testis undesensus<br />

- Mikropenis<br />

- Intersex<br />

- 46, XX, Intersex (virilization)<br />

- 46, XY, Intersex (undervirilization)<br />

- Intersex gonadal murni<br />

- Kelenjar paratiroid dan gangguannya<br />

- Peranan hormon, homeostasis kalsium, dan metabolisme tulang<br />

- Hipoparatirodisme<br />

- Aspek endokrin pubertas<br />

- Fisiologi<br />

- Pubertas dini<br />

- Pubertas lambat<br />

- Gangguan metabolisme iodium<br />

- Defisiensi iodium (aspek endokrin)<br />

Gastro-hepatologi Anak<br />

- Disfagia<br />

- Muntah<br />

- Refluks gastroesofagus<br />

- Muntah menetap<br />

- Muntah bedah<br />

- Diare<br />

- Diare akut<br />

- Sindrom diare kronik<br />

- Malabsorpsi dan intoleransi kronik<br />

- Terapi nutrisi enteral<br />

- Alergi makanan<br />

- Perawatan paska bedah intestinal<br />

- Perdarahan saluran cerna<br />

- PerdarahanSMBA<br />

- Perdarahan SMBB<br />

- Konstipasi<br />

- Konstipasi akibat pengaruh makanan<br />

- Konstipasi akibat kelainan bawaan<br />

- Konstipasi akibat infeksi<br />

- Konstipasi akibat obat<br />

- Sakit perut<br />

- Sakit perut akut<br />

- Sakit perut berulang<br />

- Sakit perut bedah<br />

- Gangguan tumbuh kembang akibat penyakit saluran cerna<br />

- Masukan kalori yang tidak adekuat<br />

- Malabsorpsi dan kehilangan kalori terlalu banyak<br />

- Diare kronik<br />

- Gangguan fungsi limfatik saluran cerna<br />

- Kolestasis intrahepatik pada bayi dan anak<br />

- Infeksi sepsis<br />

- Virus hepatotropik A,B, C<br />

- Virus non-hepatotropik : TORCH<br />

- Metabolik<br />

- Sindrom Alagille<br />

- Defisiensi alfa 1 antitripsin<br />

- Galaktosemia<br />

- Tirosinemia<br />

- Kolestasis ekstrahepatik pada bayi dan anak<br />

- Atresia bilier<br />

- Inspissated bile syndrome<br />

- Kista duktus koledokus


108<br />

- Kolelitiasis<br />

- Kolesistitis<br />

- Hepatitis akut<br />

- Hepatitis virus hepatotropik A-C<br />

- Hepatitis virus non A-C<br />

- Hepatitis non virus (karena obat, bakteri, parasit)<br />

- Hepatitis kronik<br />

- Hepatitis virus hepatotropik B-C<br />

- Hepatitis karena kelainan metabolik<br />

- Glycogen storage disease<br />

- Sindrom Alagille<br />

- Defisiensi alfa 1 antitripsin<br />

- Galaktosemia<br />

- Penyakit Wilson<br />

- Hepatitis Otoimun<br />

- Tumor hati<br />

- Hepatoblastoma<br />

- Karsinoma hepatoselular<br />

- Kelainan hati akibat obat<br />

• Parasetamol<br />

- Sitostatika<br />

- Tuberkulostatika<br />

- Antikonvulsan<br />

- Sirosis Hepatis dan hipertensi portal<br />

- Sirosis hati<br />

- Hipertensi portal karena sirosis<br />

- Hipertensi portal karena kelainan ekstrahepatik<br />

- Asites refrakter karena sirosis hati<br />

- Gagal hati fulminan<br />

- Transplantasi hati<br />

Hematologi dan Onkologi Anak<br />

- Anemia defisiensi besi (ADB)<br />

- Metabolisme besi<br />

- Etiologi dan epidemiologi anemia defisiensi besi<br />

- Diagnosis anemia defisiensi besi berdasarkan klinis dan laboratoris<br />

- Tatalaksana anemia defisiensi besi<br />

- Komplikasi anemia defisisensi besi<br />

- Dampak sosial<br />

- Anemia defisiensi asam folat dan vitamin B12<br />

- Metabolisme asam folat dan vitamin B12<br />

- Etiologi dan epidemiologi di masyarakat<br />

- Diagnosis anemia megaloblastik secara rinci<br />

- Tatalaksana anemia megaloblastik<br />

- Anemia hemolitik otoimun<br />

- Etiologi anemia hemolitik otoimun<br />

- Patofisiologi hemolisis<br />

- Dampak hemolisis terhadap eritropoiesis dan sistem biliaris<br />

- Diagnosis anemia hemolitik auotoimun<br />

- Tatalaksana dan rujukan penderita anemia hemolitik auotoimun<br />

- Penyakit hemolitik pada bayi baru lahir<br />

- Etiologi dan epidemiologi penyakit hemolitik pada bayi baru lahir<br />

- Patofisiologi hemolisis<br />

- Diagnosis (termasuk serologi antenatal dan anamnesis secara rinci)<br />

- Terapi hiperbilirubinemia<br />

- Transfusi tukar<br />

- Dampak individual dan sosial kern icterus<br />

- Efek dan berbagai cara terapi hiperbilirubinemia<br />

- Defisisensi G6PD<br />

- Epidemiologi<br />

- Patofisiologi hemolisis<br />

- Diagnosis<br />

- Nasihat pencegahan hemolisis pada penderita<br />

- Konsultasi genetik


109<br />

- Anemia aplastik<br />

- Etiologi anemia aplastik<br />

- Patofisiologi<br />

- Diagnosis anamnesis secara rinci<br />

- Talasemia<br />

- Patogenesis talasemia alfa dan beta<br />

- Pewarisan talasemia alfa dan beta<br />

- Epidemiologi talasemia<br />

- Diagnosis<br />

- Tatalaksana penderita talasemia beta<br />

- Hemosiderosis dan hemokromatosis<br />

- Tatalaksana hemosiderosis<br />

- Indikasi splenektomi<br />

- Komplikasi penderita talasemia beta mayor<br />

- Indikasi tranplantasi sumsum tulang<br />

- Dampak biopsikososial<br />

- Konsultasi genetika<br />

- Pengendalian talasemia beta<br />

- Idiopathic thrombocytopenic purpura (ITP)<br />

- Definisi ITP akut dan kronis<br />

- Etiologi<br />

- Patogenesis<br />

- Diagnosis<br />

- Tatalaksana<br />

- Komplikasi dan tatalaksananya<br />

- Indikasi splenektomi<br />

- Amegakaryocytic thrombocytopenic purpura (ATP)<br />

- Definisi<br />

- Diagnosis<br />

- Tatalaksana<br />

- Trombopatia<br />

- Definisi<br />

- Perbedaan trombopatia bawaan dengan didapat<br />

- Jenis-jenis trombopatia bawaan<br />

- Jenis-jenis trombopatia didapat<br />

- Diagnosis trombopatia<br />

- Penetapan rujukan<br />

- Hemofilia<br />

- Etiologi dan epidemiologi<br />

- Diagnosis<br />

- Tatalaksana<br />

- Persiapan pasien yang memerlukan tindakan operasi<br />

- Pengobatan rumatan<br />

- Indikasi rujukan<br />

- Konsultasi genetika<br />

- Dampak psikososial<br />

- Penyakit von Willebrand<br />

- Etiologi dan epidemiologi<br />

- Diagnosis berdasarkan gejala klinis dan hasil laboratorium<br />

- Tatalaksana<br />

- Persiapan pasien yang memerlukan tindakan operasi<br />

- Indikasi rujukan<br />

- Konsultasi genetika<br />

- Dampak psikososial<br />

- Defisiensi vitamin K<br />

- Etiologi<br />

- Patogenessis perdarahan akibat defisiensi vitamin K<br />

- Diagnosis berdasarkan gejala klinis dan hasil laboratorium<br />

- Komplikasi<br />

- Efek samping pengobatan<br />

- Kelainan pembuluh darah<br />

- Jenis-jenis kelainan pembuluh darah<br />

- Diagnosis<br />

- Tatalaksana


110<br />

- Leukemia<br />

- Definisi<br />

- Etiologi dan epidemiologi<br />

- Patogenessis dan gejala-gejala leukemia<br />

- Klasifikasi leukemia<br />

- Diagnosis<br />

- Pengobatan penunjang suportif<br />

- Rujukan<br />

- Jenis-jenis regimen pengobatan leukemia<br />

- Pengobatan atas petunjuk rujukan<br />

- Komplikasi dan pengobatan<br />

- Konsultasi dampak<br />

- Preparat apus darah tepi leukemia<br />

- Aspirasi sumsum tulang<br />

- Tumor ganas padat<br />

- Jenis tumor ganas padat<br />

- Epidemiologi<br />

- Diagnosis<br />

- Gejala klinis dan hasil laboratorium<br />

- Rujukan pada saat yang tepat<br />

- Kerjasama dengan disiplin ilmu lain yang terkait<br />

- Penyuluhan masalah penyakit kepada orangtua<br />

- Transplantasi sumsum tulang<br />

- Indikasi<br />

- Rujukan atas petunjuk konsultasi<br />

- Transfusi darah<br />

- Indikasi transfusi darah<br />

- Persiapan dosis dan macam transfusi darah<br />

- Tatalaksana transfusi darah yang tepat<br />

- Pencegahan dan penanganan terhadap penyakit yang timbul<br />

Kardiologi Anak<br />

- Pendahuluan<br />

- Anatomi jantung normal<br />

- Fisiologi jantung normal<br />

- Embriologi jantung normal<br />

- Penyakit jantung bawaan<br />

- Defek septum atrium<br />

- Defek septum ventrikel<br />

- Duktus arteriosus persisten<br />

- Stenosis pulmonal<br />

- Hipoplasia jantung kiri<br />

- Stenosis aorta<br />

- Koarktasio aorta<br />

- Tetralogi Fallot<br />

- Atresia pulmonal<br />

- Double outlet right ventricle<br />

- Transposisi arteri besar<br />

- Atresia trikuspid<br />

- Anomali drainase vena pulmonalis<br />

- Dekstrokardia<br />

- Demam reumatik dan penyakit jantung reumatik<br />

- Penyakit jantung didapat nonreumatik<br />

- Infeksi<br />

- Endokarditis<br />

- Miokarditis<br />

- Perikarditis<br />

- Efusi perikardium<br />

- Penyakit Kawasaki<br />

- Penyakit Takayasu<br />

- Noninfeksi<br />

- Kelainan kardiovaskular pada glomerulonefritis<br />

- Kelainan kardiovaskular pada hipertensi


111<br />

- Kelainan kardiovaskular pada gangguan elektrolit dan asam basa<br />

- Kelainan kardiovaskular pada kelainan hematologi<br />

- Tromboemboli<br />

- Kelainan kadiovaskular pada penyakit metabolik dan endokrin<br />

- Kelainan kardiovaskular pada kelainan ginjal<br />

- Kelainan kardiovaskular pada penyakit paru<br />

- Masalah khusus<br />

- Gagal jantung<br />

- EKG abnormal<br />

- Disritmia<br />

- Hipertensi pulmonal<br />

- Kardiomiopati<br />

- Syok kardiogenik<br />

- Henti jantung<br />

Nefrologi Anak<br />

- Proteinuria<br />

- Hematuria<br />

- Ginjal polikistik<br />

- Katup uretra posterior<br />

- Sindrom nefrotik sensitif steroid<br />

- Sindrom nefrotik resisten steroid<br />

- GNA pascastreptokokus<br />

- GNK (glomerulonefritis kronik)<br />

- Sindrom hemolitik uremik<br />

- Nefropati IgA<br />

- Asidosis tubular ginjal<br />

- Hipertensi primer<br />

- Hipertensi sekunder<br />

- Krisis hipertensi<br />

- Infeksi saluran kemih simpleks dan kompleks<br />

- Refluks vesiko-ureter<br />

- Intoksikasi jengkol<br />

- GGA (gagal ginjal akut)<br />

- GGK (gagal ginjal kronik)<br />

- Enuresis<br />

Neuropediatri<br />

- Peningkatan tekanan intrakranial<br />

- Epilepsi<br />

- Kejang demam<br />

- Penatalaksanaan kejang<br />

- Infeksi susunan saraf<br />

- Trauma lahir pada neonatus<br />

- Hypoxic ischemic encephalopathy pada neonatus<br />

- Malformasi kongenital susunan saraf pusat<br />

- Tumor pada susunan saraf<br />

- Trauma kepala dan tulang belakang<br />

- Penyakit neuromuskular<br />

- Penyakit metabolik dan degeneratif<br />

- Penyakit neurokutan<br />

- Penyakit serebrovaskular<br />

- Ensefalopati<br />

- Gangguan perkembangan umum (retardasi mental, gangguan belajar)<br />

- Cerebral palsy<br />

- Gangguan perkembangan khusus (ADHD, autis, gangguan perkembangan pervasif)<br />

Gawat Darurat Pediatri<br />

- Resusitasi<br />

- Resusitasi dasar<br />

- Resusitasi lanjutan<br />

- Obat resusitasi<br />

- Pengangkutan penderita gawat<br />

- Pengangkutan penderita gawat di dalam dan antar rumah sakit<br />

- Kedaruratan anak<br />

- Triase


112<br />

- Kedaruratan pernapasan dan terapi oksigen<br />

- Kedaruratan kardiovaskular<br />

- Kedaruratan SSP<br />

- Keracunan<br />

- Ilmu kesehatan anak intensif<br />

- Resusitasi otak<br />

- Kegawatan pernafasan dan ventilasi mekanik<br />

- Kegawatan kardiovaskular<br />

- Pengelolaan medik pra dan pascabedah<br />

- Prosedur pediatrik<br />

- Intubasi endotrakeal<br />

- Intraosseus line<br />

- RJP (resusitasi jantung paru) bayi dan anak<br />

Infeksi dan Penyakit Tropik<br />

- Patogenesis penyakit infeksi<br />

- Imunologi penyakit infeksi<br />

- Respons imun terhadap penyakit infeksi<br />

- Demam, patogenesis, dan tatalaksana<br />

- Demam tanpa kausa yang jelas<br />

- Pemberian antibiotik di bidang pediatrik<br />

- Isolasi<br />

- Pemeriksaan penunjang diagnosis/nilai normal<br />

- Helmintiasis<br />

- Malaria<br />

- Amebiasis/giardiasis<br />

- Difteria<br />

- Disentri basiler<br />

- Pertusis<br />

- Tetanus<br />

- Demam tifoid<br />

- Salmonelosis<br />

- Infeksi streptokokus grup A<br />

- Infeksi stafilokokus<br />

- Sepsis<br />

- Campak<br />

- Dengue<br />

- Rubela<br />

- Parotitis epidemika<br />

- Varicella-Zoster<br />

- HIV<br />

- Flu burung/Avian influenza<br />

- Infeksi nosokomial<br />

Neonatologi<br />

- Asfiksia neonatorum<br />

- Ikterus<br />

- BBLR (bayi berat lahir rendah)<br />

- Termoregulasi<br />

- Fisiologi neonatus<br />

- Cacat bawaan<br />

- Sindrom gawat napas<br />

- Hipoglikemia<br />

- Nutrisi parenteral<br />

- Anemia<br />

- Hipokalsemia<br />

- Nutrisi enteral<br />

Respirologi Anak<br />

- Mekanisme pertahanan lokal saluran respiratorik<br />

- Aerodynamic filtering<br />

- Airway reflexes<br />

- Mechanism of cough and abnormalitiies of the cough reflex<br />

- Mucous and lung water<br />

- Disorder of the mucocilliary system


113<br />

- The respiratory epithelium<br />

- Kelainan respiratorik yang sering ditemukan pada bayi<br />

- Laringomalasia<br />

- Emfisema dan lobaris kongenital<br />

- Kista paru dan bleb paru<br />

- Fistula trakeosesofageal<br />

- Kelainan diafragma dan dinding dada (hernia diafragmatika, enterasio diafragma, osteogenesis imperfekta)<br />

- Tumor mediastinum<br />

- Asma bronkial<br />

- Patofisiologi<br />

- Diagnosis<br />

- Klasifikasi (derajat serangan, derajat penyakit)<br />

- Penatalaksanaan<br />

- Batuk kronik berulang (BKB)<br />

- Pneumotoraks, pneumomediastinum<br />

- Infeksi saluran respiratorik akut<br />

- Bagian atas (rinitis, rinofaringitis, tonsilitis, tonsilofaringitis, sinusitis, otititis media akut, epiglotitis, sindrom<br />

croup)<br />

- Bagian bawah (bronkopneumonia, bronkiolitis)<br />

- Drowning, near drowning<br />

- Avian influenza<br />

- Tuberkulosis<br />

3.1 Evaluasi Belajar dan Batas Waktu Studi<br />

3.1.1 Evaluasi Hasil Belajar<br />

Penilaian berdasarkan tujuannya dibagi menjadi tiga yaitu formatif, sumatif, dan gabungan keduanya (penilaian sumatif<br />

yang berisi pula komponen formatif, contohnya early warning summative yang diselenggarakan The United States<br />

National Board of Medical Examiner). Penilaian formatif dipergunakan untuk mengukur kemampuan peserta didik<br />

dengan tujuan untuk memperbaiki kekurangan/kelemahan yang ditemukan, sedangkan penilaian sumatif dipergunakan<br />

untuk menentukan/menjadi dasar suatu keputusan seperti lulus-tidak lulus, baik atau buruk.<br />

3.1.2 Penilaian untuk Program Magister Kesehatan<br />

MDU/MDK/MKUIMKK<br />

Penilaian dilaksanakan melalui pemberian tugas-tugas, diskusi, presentasi, dan ujian tertulis maupun lisan bila<br />

diperlukan.<br />

Usulan Penelitian<br />

Penilaian usulan penelitian dilaksanakan melalui ujian Sidang Usulan Penelitian mencakup kerangka penulisan,<br />

substansi masalah yang akan diteliti, tujuan penelitian, metode penelitian, perangkat statistik yang akan<br />

dipergunakan,dan kepustakaan yang relevan.<br />

Seminar Usulan Penelitian:<br />

1. Usulan penelitian kerangka tesis yang belum diuji secara empiris<br />

2. Seminar usulan penelitian dilaksanakan pada alih semester, yaitu setelah kwartal ke-2 program magister<br />

3. Jumlah penguji adalah 7 orang yang terdiri atas 2 anggota tim pembimbing dan 5 orang penelaah termasuk ketua<br />

sidang dan 2 orang penilai etika penelitian.<br />

4. Sidang diketuai oleh Guru Besar yang ditunjuk oleh Program Pascasarjana Fakultas Kedokteran Universitas<br />

Padjadjaran.<br />

5. Penguji disarankan oleh ketua Peminatan dan ditetapkan oleh Koordinator Program Pascasarjana Fakultas<br />

Kedokteran Universitas Padjadjaran<br />

6. Penguji pada waktu usulan penelitian adalah juga penguji pada pratesis dan tesis<br />

7. Penguji boleh bergelar magister selama pada bagian tersebut belum ada yang bergelar doktor.<br />

8. Pada akhir seminar semua skor yang berupa angka mutu dengan kisaran 0,00–4,00 dikumpulkan dan dihitung<br />

dengan rincian: Nilai pembimbing adalah 60% dan nilai penelaah 40%<br />

9. Angka kelulusan serendah-rendahnya 3,00<br />

10. Bila tidak lulus, mahasiswa diberi kesempatan hanya satu kali seminar perbaikan dan bila belum berhasil juga<br />

mahasiswa dikenakan sanksi pemutusan sandi<br />

11. Bagi mahasiswa yang telah lulus seminar diwajibkan melengkapi dan memperbaiki usulan penelitiannya dan<br />

ditandatangani kembali oleh pembimbing dan dapat dipertanggungjawabkan sebagai usulan penelitian untuk tesis.<br />

Hasil perbaikan harus diserahkan kepada ketua program untuk mendapat surat izin melaksanakan penelitian<br />

12. Bobot Ujian Usulan Penelitian 4 SKS


114<br />

13. Pedoman huruf mutu usulan penelitian:<br />

ANGKA MUTU 3,76–4,00 3,51–3,75 3,26–3,50 3,00–3,25<br />

HURUF MUTU A A(-) B(+) B<br />

ANGKA MUTU 3,76–4,00 3,00–3,75<br />

HURUF MUTU A B<br />

14. Usulan penelitian harus dilakukan paling lambat pada akhir semester ke-4 program pendidikan Magister.<br />

Tabel 3.1<br />

Tabel 3.2<br />

Predikat Kelulusan Usulan Penelitian Berdasarkan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK)<br />

IPK<br />

Predikat<br />

3,71–4,00 Dengan Pujian<br />

3,41–3,70 Sangat Memuaskan<br />

2,75–3,40 Memuaskan<br />

Predikat Kelulusan Tesis Berdasarkan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK)<br />

IPK<br />

Predikat<br />

3,71–4,00 Dengan Pujian<br />

3,41–3,70 Sangat Memuaskan<br />

2,75–3,40 Memuaskan<br />

3.1.3 Penilaian Program Pendidikan Profesi Dokter Spesialis Anak<br />

Tata Cara Pelaksanaan PenilaianPeserta PPDS-1 IKA<br />

Dalam rangka memperoleh kompetensi dokter spesialis anak, peserta PDS-1 IKA melakukan kegiatan pembelajaran<br />

yang merupakan gabungan proses pelayanan, pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.<br />

Jenis kegiatan tersebut meliputi:<br />

- Pemeriksaan pasien termasuk tatalaksana pasien (bed side)<br />

- Acara ilmiah, meliputi:<br />

1. Laporan kasus<br />

2. Sari pustaka<br />

3. Bacaan jurnal<br />

4. Tugas baca<br />

5. Laporan kasus longitudinal<br />

6. Evidence based case report (EBCR)<br />

7. Laporan kematian (audit morbiditas dan mortalitas)<br />

Dengan memperhatikan tingkat kompetensi dari area kompetensi yang harus dicapai sesuai dengan tahap pendidikan<br />

peserta PPDS-1 (yunior/madya) penilaian di divisi berupa:<br />

- Presentasi pada saat ronde divisi dan ronde besar<br />

- Bacaan jurnal<br />

- Analisis kasus<br />

- Sari pustaka<br />

- Audit morbiditas dan mortalitas<br />

- Pengamatan langsung keterampilan melakukan prosedur medis pada anak (DOPS: direct observation procedural<br />

skill assesment)<br />

- MINI-CEX<br />

- Script corcodance test (SCT)<br />

- Ujian lisan atau tertulis (modifikasi esai atau pilihan berganda) dilaksanakan pada awal dan akhir magang di divisi<br />

- Penilaian buku log<br />

- Portofolio<br />

Pemberian angka, nilai mutu, markah, dan interpretasi setiap penilaian di divisi adalah sebagai berikut:<br />

Bentuk asesmen peserta PPDS-1 IKA<br />

Untuk penilaian dan evaluasi kemajuan hasil belajar peserta PPDS-1 IKA digunakan beberapa metode asesmen<br />

(sesuai aturan kolegium IKA Indonesia), meliputi:<br />

- Case based discussion (CBD)<br />

- Mini clinical examination (Mini CEX) dilaksanakan di tiap divisi<br />

- Direct observational procedures(DOPS)<br />

- Mini peer assesment tools (Mini PAT)<br />

- Objective clinical structured evaluation (OSCE)<br />

- Essay<br />

- Multiple choice question (MCQ)<br />

- Buku Log


115<br />

Penilaian dalam bentuk angka dan huruf mutu.<br />

Hasil penilaian tersebut merupakan dasar penilaian kelulusan divisi.<br />

Tabel 3.3<br />

Penilaian di Divisi<br />

Nilai Akhir (NA) Huruf Mutu Angka Mutu (AM)<br />

80≤NA≤100 A 3.20≤AM≤4<br />

68≤NA


116<br />

a. Bentuk Ujian<br />

Ujian terdiri dari kasus panjang (long case) dan kasus pendek (short case). Ujian kasus panjang berbentuk<br />

evidence based practice, sedangkan kasus pendek berbentuk Mini-CEX atau disesuaikan dengan metodeevaluasi<br />

nasional.<br />

b. Penyelenggaraan Ujian Komprehensif Lokal<br />

Penguji ujiankomprehensif lokal ditentukan secara bergiliran oleh Tim Pendidikan PPDS-1 IKA yang mendapat<br />

persetujuan Kepala Departemen Ilmu Kesehatan Anak, terdiri atas 5 orang penguji dan 1 orang sekretaris.<br />

c. Tatacara Ujian<br />

Mengacu kepada peraturan yang telah ditentukan oleh Kolegium Ilmu Kesehatan Anak Indonesia.<br />

Kasus panjang<br />

- Satu kasus diberikan kepada setiap kandidat 7 hari sebelum penyelenggaraan ujian untuk ditatalaksana dan<br />

dibuat makalah kasus panjang<br />

- Format kasus panjang terdiri atas identitas pasien, ilustrasi kasus, dan diskusi tanpa disertai daftar pustaka<br />

- Kandidat mempresentasikan kasusnya selama 15–20 menit dengan memakai alat bantu dengar pandang<br />

- Setelah kandidat selesai mempresentasikan kasus, tim penguji dapat memeriksa/melihat kasus yang<br />

dipresentasikan<br />

- Masing-masing penguji mendapat waktu 10 menit untuk mengajukan pertanyaan secara bergilir<br />

- Pertanyaan yang diajukan oleh seorang penguji juga dinilai jawabannya oleh penguji-penguji lain<br />

- Apabila penguji merasa pertanyaan yang diajukan penguji sebelumnya sudah dirasakan cukup, maka penguji<br />

bersangkutan boleh tidak mengajukan pertanyaan lagi<br />

- Proporsi pertanyaan sebagai berikut: 40% mengenai kasus dan 60% mengenai ilmu kesehatan anak secara<br />

keseluruhan<br />

Kasus pendek<br />

- Kasus disiapkan oleh panitia penyelenggara, sesaat sebelum penyelenggaraan ujian<br />

- Kandidat dan penguji tidak mengetahui kasus sebelumnya<br />

- Kandidat dan penguji diberi keterangan pendek tertulis mengenai pasien sebagai berikut: nama, umur,<br />

anamnesis singkat, dan lain-lain<br />

- Kandidat mengambil anamnesis, memeriksa pasien, dan kemudian mempresentasikan. Kandidat memakai<br />

alat-alat kedokteran yang disediakan (stetoskop, termometer, tensimeter, dan lain-lain). Seluruhnya dilakukan<br />

dalam waktu 15 menit<br />

- Pada waktu kandidat melakukan amanesis dan memeriksa pasien, para penguji mengamati dan menilai<br />

kandidat<br />

- Setelah kandidat mempresentasikan pasien, dilakukan diskusi umum yang dipimpin oleh Ketua Tim Penguji<br />

- Masing-masing penguji mendapat waktu 5 menit untuk mengajukan pertanyaan/diskusi dengan kandidat.<br />

Penilaian dilakukan dengan memakai pola Mini-CEX<br />

- Pertanyaan yang diajukan oleh seorang penguji juga dinilai jawabannya oleh penguji lain<br />

- Apabila penguji selanjutnya merasa pertanyaan yang diajukan penguji sebelumnya sudah dirasakan cukup,<br />

maka penguji bersangkutan boleh tidak mengajukan pertanyaan lagi<br />

4.1.5 Evaluasi Nasional<br />

Diselenggarakan secara nasional sesuai jadwal yang ditetapkan Kolegium Ilmu Kesehatan Anak Indonesia.Setelah<br />

dinyatakan lulus ujian Evaluasi Nasional (EN) yang bersangkutan berhak memperoleh gelar dokter spesialis anak.<br />

Batas waktu pendidikan<br />

Batas waktu masa studi PPDS-1 IKA adalah 1½ x masa studi (8 semester), yaitu 12 semester.<br />

5.1 Tata Tertib<br />

5.1.1 Sanksi akademik<br />

Sanksi akademik dapat berupa peringatan akademik dan atau pemutusan studi. Sanksi pemutusan studi<br />

diusulkan atau diajukan oleh Program Studi pendidikan Spesialisasi Anak Fakultas Kedokteran UNPAD dan<br />

diputuskan oleh Rektor UNPAD.<br />

5.1.2 Peringatan Akademik dan Pemutusan Studi pada Program Magister<br />

A. Peringatan Akademik pada Program Magister<br />

Peringatan akademik beserta surat Pembantu Dekan I ditujukan kepada lembaga pengirim atau mahasiswa untuk<br />

memberitahukan adanya kekurangan prestasi akademik mahasiswa atau pelanggaran pendidikan lainnya. Hal ini<br />

dilakukan untuk memperingatkan mahasiswa agar tidak mengalami pemutusan studi.<br />

Peringatan akademik pada program magister tersebut diberikan kepada:<br />

1. Mahasiswa regular yang pada akhir semester IV belum melakukan seminar usulan penelitian.<br />

2. Mahasiswa regular yang pada akhir semester IX belum menempuh ujian akhir lisan terbuka mempertahankan<br />

tesis.


117<br />

B. Pemutusan Studi Akademik pada Program Magister<br />

Dengan dikeluarkannya Pemutusan Studi berarti mahasiswa dikeluarkan dari fakultas/jurusan atau program studi<br />

karena prestasinya sangat rendah, kelalaian administratif, dan atau kelalaian mengikuti kegiatan belajar mengajar.<br />

Pemutusan studi dikenakan kepada mahasiswa program magister yang mengalami kondisi dibawah ini:<br />

1. Akhir semester I tidak mencapai Indeks Prestasi (IP) 2,75;<br />

2. Akhir semester II tidak mencapai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,00;<br />

3. Pada akhir semester I dan/atau semester II memperoleh huruf mutu di bawah C.<br />

4. Mahasiswa regular yang pada akhir semester IV belum melaksanakan seminar usulan penelitian.<br />

5. Mahasiswa regular yang pada akhir semester V tidak lulus seminar usulan penelitian.<br />

6. Mahasiswa regular yang pada akhir semester IX belum menempuh sidang ujian tesis<br />

5.1.3 Peringatan Akademik dan Pemutusan Studi pada Program Spesialis Anak<br />

A. Peringatan Akademik pada Program Spesialis Anak<br />

Peringatan akademik pada tahap yunior atau madya dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut:<br />

a. 2 nilai ≤C: diberi peringatan pertama<br />

b. 3nilai C: diberi peringatan kedua dan dikonsulkan kepada tim konseling DIKA yang ditetapkan oleh Kepala<br />

Departemen IKA<br />

c. 4nilai C: diberi peringatan ketiga dan dianjurkan alih jurusan<br />

d. Bila peserta PPDS yang bersangkutan masih ingin melanjutkan pendidikannya dan tidak ingin pindah jurusan,<br />

PPDS akan diberi kesempatan dua kali lagi<br />

B. Pemutusan Studi Akademik pada Program Spesialis Anak<br />

Pemutusan studi akademik tahap yunior dilaksanakan bila salah satu keadaan tercapai:<br />

a. Mendapat nilai D atau E di 2 divisi, baik secara berurut-turut atau tidak<br />

b. Akhir semester I Indeks Prestasi (IP)


118<br />

6.1.1 Pelanggaran Hukum<br />

Mahasiswa yang melakukan pelanggaran hukum, baik yang berupa tindak pidana maupun penyalahgunaan obat,<br />

narkotika, dan sejenisnya, serta penggunaan minuman keras dan sejenisnya, dan telah ditetapkan bersalah secara<br />

hukum oleh pengadilan, akan dikenakan sanksi berupa skorsing sampai dengan pemutusan studi oleh Rektor sesuai<br />

putusan tersebut.<br />

6.1.2 Pelanggaran Etika Moral dan Etika Profesi<br />

Mahasiswa melakukan pelanggaran etika moral, profesi (memeriksa pasien/klien tanpa supervisi, membuat resep,<br />

melakukan konsultasi tanpa supervisi, membocorkan rahasia jabatan,dsb.), memalsukan tandatangan dan sejenisnya,<br />

akan dikenakan sanksi berupa skorsing oleh Dekan sampai dengan pemutusan studi oleh Rektor.<br />

6.1.3 Pelanggaran Etika Akademik<br />

Mahasiswa yang melakukan pelanggaran etika akademik, seperti menyontek, menjiplak (makalah, laporan, tugas<br />

akhir, tesis, dsb.) membocorkan sejenisnya akan dikenakan sanksi berupa skorsing sampai dengan pemutusan studi.<br />

7.1 Ketentuan Pengambilan Cuti<br />

7.1.1 Cuti Akademik<br />

Cuti akademik sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Padjadjaran, yaitu sebanyak 1 kali yang lamanya<br />

1 semester. Surat permohonan ditujukan kepada Rektor melalui Direktur Program Pascasarjana Universitas<br />

Padjadjaran, selambat-lambatnya 1 minggu sebelum daftar ulang (her registrasi). Periode cuti akademik tersebut tidak<br />

diperhitungkan dalam batas waktu maksimal program studi. Cuti akademik dapat diambil setelah mendapat izin rektor<br />

dan selama periode cuti akademik tersebut mahasiswa dibebaskan dari SPP.<br />

7.1.2 Cuti Sakit<br />

• Harus dibuktikan dengan surat keterangan istirahat/tidak boleh mengikuti kegiatan pendidikan dari dokter spesialis.<br />

• Bila lama sakit lebih dari lima hari dalam satu bagian yang bersangkutan harus mengulang di divisi tersebut.<br />

7.1.3 Cuti Hamil<br />

Cuti hamil diberikan selama tiga bulan, yaitu 1 bulan sebelum dan 2 bulan sesudah melahirkan.<br />

7.1.4 Cuti Khusus<br />

Merupakan jenis cuti yang diberikan atas pertimbangan Kepala Departemen dengan masukan dari KPS, termasuk ke<br />

dalam Cuti Khusus adalah menikah. Lama cuti disesuaikan dengan keperluan serta memperhitungkan aspek<br />

pendidikan.<br />

8. Program Studi Ilmu Penyakit Dalam<br />

Metode Pembelajaran<br />

A. Metode scientific problem solving approach dan decision making<br />

Proses pendidikan dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip metode ilmiah, berupa kemampuan scientific<br />

problem solving approach dan decision making berbasis bukti.<br />

Derajatkompetensipendidikansesuaidengankriteria Bloom (Buku PEKERTI) :<br />

Kognitif:<br />

C1 :pengetahuan<br />

C2 :pemahaman<br />

C3 :penerapan<br />

C4 :analisis<br />

C5 :sintesis<br />

C6 :evaluasi<br />

Afektif :<br />

A1 :pengenalan<br />

A2 :pemberianrespon<br />

A3 :penghargaanterhadapnilai<br />

A4 :pengorganisasian<br />

A5 :pengamalan<br />

Psikomotor:<br />

P1 :imitasi<br />

P2 :manipulasi<br />

P3 :presisi


119<br />

P4 :artikulasi<br />

P5 :naturalisasi<br />

B. Tingkat kompetensi skillspeserta PPDS-1 Bagian Penyakit Dalam FK. UNPAD/ RSUP dr. Hasan Sadikin<br />

dibagi atas :<br />

1. Tingkat Pemula : peserta PPDS dalam tahap melihat dan asistensi<br />

2. Tingkat Madya : peserta PPDS mampu melakukan dengan supervisi<br />

3. Tingkat Mandiri : peserta PPDS mampu melakukan tanpa supervisi, kecuali tindakan-tindakan khusus<br />

(aspirasi cairan sendi, aspirasi cairan pericardial)<br />

Kriteria tingkat kompetensi :<br />

1. Tingkat Pemula : semester I<br />

2. Tingkat Madya : semester II – IV<br />

3. Tingkat Mandiri : semester V - VII<br />

Struktur Mata Kuliah<br />

No Kode MK Nama SKS Sem<br />

1 C21J01.0001 Umum (Junior) 6 I<br />

2 C21J01.0019 Jaga A 7 I-II<br />

3 C21J01.0002 Supervisi Divisi Umum dan Rumah Sakit Jejaring 4 VII<br />

4 C21J01.00<strong>03</strong> Endokrinologi-Metabolisme 2 II – V<br />

5 C21J01.0004 Gastroentero-Hepatologi 2 II – V<br />

6 C21J01.0005 Ginjal dan Hipertensi 2 II – V<br />

7 C21J01.0006 Hematologi dan Onkologi 2 II – V<br />

8 C21J01.0007 Penyakit Tropik Infeksi 2 II – V<br />

9 C21J01.0008 Kardiovaskular 2 II – V<br />

10 C21J01.0009 Respirologi 2 II – V<br />

11 C21J01.0010 Reumatologi 2 II – V<br />

12 C21J01.0011 Geriatri 2 II – V<br />

13 C21J01.0<strong>03</strong>4 Penyakit Kritis Respirasi 2 II – V<br />

14 C21J01.0017 Poliklinik Umum Pria 2 II – V<br />

15 C21J01.0026 Pembimbing ko-ass 1.5 II-VII<br />

16 C21J01.0028 Referat (3) 2 II-IV<br />

17 C21J01.0029 Presentasi Kasus (3) 2 II-IV<br />

18 C21J01.0<strong>03</strong>0 Telaah Literatur (12) 4 II-VI<br />

19 C21J01.0020 Jaga B 6 III-VI<br />

20 C21J01.0014 Emergensi 2 VI<br />

21 C21J01.0018 Poliklinik Umum Wanita 2 VI<br />

22 C21J01.0021 Bagian Jiwa / Kulit 0.5 V-VII<br />

23 C21J01.0022 Bagian Bedah Syaraf / THT / Bedah Rahang 0.5 V-VII<br />

24 C21J01.0023 Bagian Obstetri dan Ginekologi 0.5 V-VII<br />

25 C21J01.0024 Bagian Bedah 0.5 V-VII<br />

26 C21J01.0025 Bagian Neurologi 0.5 V-VII<br />

27 C21J01.0<strong>03</strong>3 Tesis 8 VII<br />

28 C21J01.0<strong>03</strong>5 Jaga Senior 8 VI-VII<br />

29 C21J01.0012 Ruang Intensif (ICU/MICU) 2 VII<br />

30 C21J01.0013 IW / CICU 2 VII<br />

31 C21J01.0<strong>03</strong>1 Penelitian Makalah Nasional 2 III-VII<br />

83


120<br />

Evaluasi Hasil Belajar<br />

Evaluasi meliputi aspek kognitif, psikomotor dan afektif. Evaluasi pendidikan peserta PPDS merupakan<br />

evaluasi secara integratif dan komprehensif dan dilaksanakan secara objektif. Evaluasi tidak berdasarkan komponen<br />

kognitif saja namun komponen afektif dan psikomotor merupakan faktor penentu yang sama pentingnya.<br />

Evaluasi penilaian dapat terdiri dari berbagai komponen :<br />

1. Penilai dari Departemen Ilmu Penyakit Dalam<br />

2. Masukan dari pembimbing dan pendidik.<br />

3. Masukan dari staf DepartemenIlmu Penyakit Dalam, staf Departemen lain, sesama peserta PPDS, perawat,<br />

staf administrasi.<br />

4. Masukan dari komponen luar seperti komite medik rumah sakit bila terkait kasus pelayanan (afektif dan<br />

psikomotor)<br />

Pencapaian kompetensi skills peserta didik dibagi menjadi :<br />

1. Tingkat Pemula : peserta PPDS dalam tahap melihat dan asistensi<br />

2. Tingkat Madya : peserta PPDS mampu melakukan dengan supervisi<br />

3. Tingkat Mandiri : peserta PPDS mampu melakukan tanpa supervisi, kecuali tindakan-tindakan khusus (seperti<br />

aspirasi cairan sendi, aspirasi cairan pericardial)<br />

Evaluasi Program Terstruktur Terjadwal :<br />

1. Ujian sumatif<br />

2. Ujian Bedside<br />

3. Evaluasi jaga<br />

4. Evaluasi konsulen Penyakit Dalam untuk disiplin ilmu yang lain<br />

5. Ujian Nasional Kompetensi Ilmu Penyakit Dalam (Kolegium-IPD)<br />

Evaluasi program Tidak Terstruktur Terjadwal : sesuai dengan kegiatan, penilaian tercatat pada buku kemajuan (log<br />

book)<br />

Ujian untuk evaluasi kemajuan akademik peserta PPDS dibuat setiap 2 bulan<br />

• Untukpeserta PPDSUmumYunior<br />

1. UjianPasien<br />

2. Ujian Tertulis<br />

• Untukpeserta PPDSDivisi : Sesuai dengan Divisi masing-masing<br />

• Untukpeserta PPDSUmumsenior : MempersiapkandiriuntukUjianNasional<br />

Penilaian divisi Umum<br />

Nilai ruangan : 40 %<br />

Nilai jaga : 10 %<br />

Nilai modul : 10 %<br />

Nilai ujian sumatif : 10%<br />

Nilai ujian bed side : 30 %<br />

Cat : nilai ruangan terdiri dari nilai supervisor Umum ( 40 %) dan nilai Kepala sub bagian Umum (30%) dan nilai Kepala<br />

Pelayanan (30%).<br />

Penilaian Divisi :<br />

Nilai ruangan (kognitif, psikomotor, afektif)<br />

Presentasi kasus<br />

Referat<br />

Ujian untuk kenaikan tingkat jaga<br />

Kognitif:Ujian tertulis dengan materi wajib dan Kasus-Kasus Khusus, Penanganan kasus harian (visite, BST)<br />

Psikomotor: Penilaian kegiatan harian (BST, penanganan kasus pasien saat visite bersama), nilai Audit Lapor Jaga<br />

oleh Auditor<br />

Afektif : Penilaian Konsulen dan masukan dari supervisor, residen yang lebih senior dan perawat<br />

Kegiatan Umpan Balik hasil Evaluasi kepada Peserta PPDS<br />

Hasil evaluasi disampaikan langsung setelah peserta PPDS melakukan setiap<br />

kegiatan dan batas paling akhir 1 bulam setelah kegiatan<br />

Penyelenggara pendidikan akan melakukan evaluasi tentang pengaruh pemberian<br />

umpan balik hasil evaluasi kepada peserta PPDS setiap 6 bulan


121<br />

Kegiatan umpan balik terhadap hasil evaluasi kepada pembimbing dan fakultas<br />

Hasil evaluasi dibahas dalam rapat staf selanjutnya disampaikan kepada pembimbimg kegiatan dan Fakultas<br />

Hasil evaluasi diumumkan secara terbuka kepad peserta PPDS<br />

Bukti hasil evaluasi ditindak lanjuti untuk proses perbaikan dalam rapat staf setiap 6 bulan<br />

Umpan balik ditindak lanjuti untuk perbaikan sistem.<br />

Peraturan sanksi peserta didik PPDS<br />

Tahapan sanksi<br />

Tergantung dari berat ringannya pelanggaran (ditentukan dengan pertimbangan Departemen) sanksi dapat dimulai<br />

dengan :<br />

Teguran lisan I : Ringan<br />

Teguran lisan II (keras) : Sedang<br />

Teguran keras (tertulis) : Berat<br />

Skorsing<br />

Pemutusan studi : Perlu mendapat persetujuan Senat Fakultas dan pada beberapa<br />

hal perlu pendapat Komite Medik<br />

Kewajiban , Pelanggaran dan Sanksi PPDS<br />

No KEWAJIBAN PELANGGARAN SANKSI<br />

1 Mengikuti seluruh kegiatan ilmiah:<br />

Konferensi klinik<br />

Visite besar<br />

Laporan kematian<br />

Teguran I<br />

Journal reading<br />

Dsb<br />

Referat/kasus<br />

2 Konsultasi dengan supervisor<br />

Visite besar minimal 1X<br />

0<br />

Journal reading 2X<br />

Teguran I<br />

Kasus dan referat 3X<br />

< 2X<br />

Dsb<br />

(dicatat dan ditanda tangani di buku laporan<br />

kemajuan studi/buku log)<br />

< 3X<br />

3 Konsultasi secara tetulis pasien sulit kepada :<br />

1. Senior Umum<br />

2. Supervisor<br />

4 Membuat laporan/catatan medik sesuai dengan<br />

data (penunjang/hasil konsultasi/catatan follow<br />

up) sesuai dengan aslinya/keadaan yang terjadi<br />

5 Mencatat inventarisasi pasien, masuk dan<br />

pulang yang divalidasi oleh supervisor<br />

6 Menjaga keutuhan status<br />

Mengisi status baru maksimal 24 jam<br />

Membuat laporan harian/follow up<br />

Membuat status pulang ( maksimal 1<br />

minggu sesudah pasien/meninggal harus<br />

sudah ditanda tangani supervisor)<br />

Mengembalikan status rekam medikpaling<br />

lambat 1 minggu setelah selesai stase<br />

Membuat laporan triwulan pasien<br />

dimasing-masing Divisi (maksimal 2<br />

minggu setelah selesai stase)<br />

7 Menandatangani surat kontrak belajar pada<br />

saat penerimaan PPDS<br />

Tidak hamil dalam 1 tahun pertama<br />

<br />

<br />

<br />

konsul terlambat<br />

saran dari konsulen<br />

tidak ditindak lanjuti<br />

kelayakan konsul<br />

Manipulasi<br />

status/data<br />

tidak membuat<br />

catatan<br />

catatan tidak lengkap<br />

Menghilangkan<br />

status<br />

Terlambat mengisi<br />

status<br />

Tidak melakukan<br />

follow up/tidak<br />

lengkap<br />

mengeevaluasi<br />

pasien<br />

Keterlambatan<br />

pengisian status<br />

pulang<br />

Terlambat membuat<br />

laporan triwulan<br />

Hamil<br />

Praktek<br />

Teguran I<br />

Dsb<br />

Teguran keras s/d DO<br />

Teguran I<br />

Dsb<br />

Teguran I<br />

Dsb<br />

s/d<br />

mengulang stase di divisi<br />

tsb<br />

<br />

<br />

Teguran lisan<br />

Teguran tertulis


122<br />

No KEWAJIBAN PELANGGARAN SANKSI<br />

(ditanda tangani juga oleh suami)<br />

Tidak praktek dalam 1 tahun pertama<br />

8 Sakit / ijin kurang dari 1minggu (5 hari kerja) di<br />

Divisi<br />

Sakit/ ijin lebih dari 1<br />

minggu ( 5 hari kerja)<br />

Mengulang di Divisi<br />

tersebut<br />

PERINGATAN AKADEMIK<br />

Peringatan akademik diberikan apabila :<br />

Pada akhir triwulan I nilai ruangan < 70<br />

Pada akhir semester II IPK < 3,0<br />

Pada setiap semester yaitu pada setiap kegiatan di divisi dengan nilai < 70<br />

Pada semester ke 10 belum juga selesai pendidikan<br />

PERATURAN PEMUTUSAN STUDI<br />

Pemutusan pendidikan PPDS FK. UNPAD adalah wewenang Rektor UNPAD yang dituangkan dalam Surat<br />

Keputusan Rektor UNPAD berdasarkan atas permintaan :<br />

1. Dekan FK. UNPAD sebagai kepanjangan tangan dari institusi pendidikan yang bersangkutan.<br />

2. Dekan FK. UNPAD atas permintaan dari peserta didik.<br />

Tata cara pemutusan studi pendidikan PPDS<br />

Peserta PPDS dinyatakan putus studi bila tidak dapat memenuhi persyaratan administrasi, atas keinginan sendiri,<br />

evaluasi atas pencapaian kompetensi, pelanggaran etika dan profesionalisme, dan atau sebab lain sebagai berikut :<br />

Kelalaian Administratif,<br />

- Bila peserta didik tidak aktif dan tidak melakukan registrasi ulang selama 2 semester berturut turut<br />

- Meninggalkan proses pembelajaran selama lebih dari 2 (dua) minggu tanpa alasan yang dapat<br />

diterima dan tidak mengindahkan surat teguran ke-3 yang dikirim oleh Ketua Program Studi<br />

Melakukan pelanggaran Etika dan Profesionalisme<br />

Yaitu hal yang berhubungan dengan sikap perilaku terhadap guru/dosen, sesama peserta didik, pasien dan<br />

pelaksana pelayanan kesehatan dan administrasi keilmuan dan institusi yang harus dideskripsikan oleh<br />

bagian masing-masing<br />

Pelayanan Hukum,<br />

Pemutusan pendidikan dilaksanakan apabila telah ada keputusan hukum yang tetap dan yang bersangkutan<br />

terbukti bersalah<br />

Kekurangan dalam pencapaian Kompetensi,<br />

Dalam pencapaian kompetensi dapat ditempuh selambat-lambatnya apabila 1 ½ x masa pendidikan.<br />

Pemutusan studi dilakukan pada jenjang pertama dari pendidikan dasar atas dasar pertimbangan kebaikan<br />

peserta didik. Namun dalam keadaan tertentu yang sangat tidak diharapkan, pemutusan studi dapat terjadi<br />

pada jenjang diatasnya misalnya, peserta PPDS melakukan pelanggaran berat pada jenjang senior.<br />

Pemutusan studi dilaksanakan bila peserta didik :<br />

- Apabila akhir semester I IP < 2,75<br />

- Apabila IPK semester II < 3<br />

- Apabila sesudah semester 12 belum menyelesaikan pendidikan<br />

- Apabila mahasiswa tidak aktif selama 2 semester berturut-turut atau dalam waktu berlainan tanpa ijin<br />

rektor (cuti akademik dengan ijin rektor hanya sekali)<br />

- Mendapat teguran dalam masalah afektif, kognitif dan psikomotor yang diputuskan oleh Komite Medik<br />

Kondisi Khusus<br />

1. Bagi peserta didik yang mengalami gangguan kejiwaan, seperti psikotik atau gangguan kepribadian<br />

yang menunjukan atau berpotensi untuk menimbulkan ketidakamanan/kerugian bagi dirinya dan<br />

pasien/masyarakat, tidak diperkenankan untuk melanjutkan proses pembelajaran. Kondisi ini harus<br />

berdasarkan keterangan dari Dokter Spesialis Jiwa.<br />

2. Peserta didik diketahui sebagai pengguan NAPZA atau memiliki penyakit kejiwaan, dan lain<br />

sejenisnya.Dengan berlakunya UU nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, status pengguna<br />

narkotika bukan lagi diklasifikasikan sebagai kriminal, namun sebagai pasien yang wajib lapor diri dan<br />

menjalani rehabilitasi, kecuali bila yang bersangkutan juga bertindak sebagai pengedar atau<br />

sejenisnya. Yang bersangkutan harus menjalani rehabilitasi medik atau sosial di institusi yang ditunjuk<br />

pemerintah. Namun untuk tingkat pemakaian ketergantungan, yang bersangkutan diminta untuk<br />

mengundurkan diri sebagai peserta PPDS mengingat tingkat ketergantungan memiliki angka<br />

kekambuhan yang tinggi. Kondisi ini harus berdasarkan keterangan dari Dokter Spesialis Kedokteran<br />

Jiwa bagian Adiksi


123<br />

Atas Keinginan Sendiri<br />

Peserta didik berhak mengundurkan diri dari pendidikan atas dasar keinginan sendiri dengan mengajukan<br />

permintaan tertulis kepada Pimpinan fakultas dengan tembusan kepada TKP PPDS disertai dengan<br />

alasan pengunduran diri<br />

9. Program Studi Ilmu Kesehatan Mata<br />

A. METODE PEMBELAJARAN<br />

Proses Pelaksanaan Pendidikan<br />

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran PPDS-I I.K.Mata dilakukan mengikuti kalender akademik FK UNPAD selama<br />

minimal 8 semester dan maksimal 12 semester.<br />

Kegiatan pembelajaran berupa:<br />

a. Magang yaitu sistem pembelajaran berupa demonstrasi, bedside teaching, analisis kasus, tatap muka<br />

terjadwal dan tidak terjadwal, visite dan pengelolaan pasien dengan supervisi<br />

b. Aktivitas pendidikan terstruktur meliputi bacaan kepustakaan (journal reading), sari kepustakaan<br />

(referat)/laporan kasus, presentasi karya ilmiah didalam dan diluar institusi pendidikan (PIT/APAO/ARVO)<br />

Tempat pendidikan:<br />

1. RS Pendidikan Utama : RS Mata Cicendo Bandung<br />

2. RS Dr. Hasan Sadikin Bandung<br />

3. RS Jejaring<br />

Metode Pembelajaran<br />

Proses pembelajaran terbagi atas 3 tahapan yang terdiri dari:<br />

1. Tahap Pengayaan Dasar<br />

2. Tahap Magang<br />

3. Tahap Mandiri<br />

Tahap Pengayaan Dasar<br />

Waktu<br />

Peserta<br />

Target pencapaian<br />

: Tiga (3) bulan pertama di semester 1 (satu)<br />

: seluruh peserta didik baru PPDS-I I.K. Mata<br />

: sesuai dengan kompetensi pengayaan dasar tingkat mata (terlampir)<br />

Kegiatan:<br />

a. Rotasi di semua divisi dengan jadwal yang telah ditetapkan<br />

b. Pengayaan pengetahuan dan kompetensi ketrampilan dasar pemeriksaan mata<br />

c. Presentasi sari kepustakaan dengan tema yang telah ditentukan<br />

Metode:<br />

1. Mini lecture<br />

2. Skills lab<br />

3. Tutorial<br />

4. Presentasi ilmiah<br />

Penilaian tahap pengayaan:<br />

a. Penilaian kegiatan sehari-hari<br />

b. Penilaian presentasi ilmiah<br />

c. Penilaian kompetensi ketrampilan dasar pemeriksaan mata<br />

d. Penilaian diberikan dalam bentuk ujian tertulis dan observasi langsung kegiatan sehari-hari oleh dosen<br />

pengampu menggunakan borang yang telah ditentukan<br />

Tahap Magang<br />

Peserta :<br />

Peserta PPDS yang telah mendapatkan sertifikat kompetensi tahap pengayaan<br />

Target pencapaian :<br />

Memiliki kompetensi sesuai standar kompetensi tahap magang (terlampir)<br />

Kegiatan :<br />

Magang dilaksanakan di setiap subbagian, yang terdiri dari :<br />

1. Subbagian Infeksi & Imunologi (12 minggu)<br />

2. Subbagian Refraksi, Lensa Kontak dan Low Vision (12 minggu)<br />

3. Subbagian Katarak dan Bedah Refraktif (24 minggu)


124<br />

4. Subbagian Glaukoma (12 minggu)<br />

5. Subbagian Vitreoretina (12 minggu)<br />

6. Subbagian Rekonstruksi Okuloplastik dan Onkologi (12 minggu)<br />

7. Subbagian Pediatrik Oftalmologi dan Strabismus (12 minggu)<br />

8. Subbagian Neurooflamologi (12 minggu)<br />

9. Subbagian Oftalmologi Komunitas (12 minggu)<br />

Alur kegiatan tahap Magang<br />

Tahap Magang terbagi menjadi 2 bagian, yaitu:<br />

Tahap I, terdiri dari rotasi di divisi:<br />

a. Infeksi Imunologi<br />

b. Refraksi, Lensa kontak & Low vision<br />

c. Katarak dan Bedah Refraktif 1 & 2<br />

d. Glaukoma<br />

e. Rekonstruksi, Okuloplasti & Onkologi<br />

Tahap II, terdiri dari rotasi di divisi:<br />

a. Retina<br />

b. Neurooftalmologi<br />

a. PO-Strabismus<br />

b. Oftalmologi Komunitas<br />

Pelaksanaan magang tahap I<br />

1. Setelah peserta didik melewati tahap pengayaan akan mengikuti rotasi magang tahap I di divisi Infeksi atau<br />

Refraksi<br />

2. Setelah melewati divisi Infeksi atau refraksi, peserta didik dapat mengikuti rotasi di salah satu divisi yang ada<br />

di rotasi magang tahap I.<br />

3. Apabila tidak lulus salah satu divisi di tahap I, peserta didik diwajibkan untuk mengulang rotasi tersebut<br />

sebelum memasuki rotasi magang tahap II.<br />

4. Apabila pada yudisium semester ke-2 dan ke-4, nilai IPK tidak mencapai angka mutu 3.00 maka peserta didik<br />

akan dikenakan sanksi akademik berupa pemutusan studi<br />

5. Apabila peserta didik tidak lulus di salah satu divisi dengan alasan tidak memenuhi syarat jumlah kehadiran,<br />

maka peserta didik diwajibkan untuk mengulang rotasi di divisi tersebut TANPA mengulang presentasi<br />

makalah ilmiah (jurnal/referat/laporan kasus)<br />

Pelaksanaan magang tahap II<br />

1. Setelah melewati rotasi magang di tahap I, peserta didik akan mengikuti rotasi di tahap 2 secara paralel<br />

2. Apabila tidak lulus di salah satu divisi rotasi magang tahap II, maka peserta didik diwajibkan untuk<br />

mengulang kembali rotasi di divisi tersebut di akhir tahap 2<br />

3. Apabila peserta didik tidak lulus di salah satu divisi dengan alasan tidak memenuhi syarat jumlah<br />

kehadiran, maka peserta didik diwajibkan untuk mengulang rotasi di divisi tersebut TANPA mengulang<br />

presentasi makalah ilmiah (jurnal/referat/laporan kasus)<br />

4. Stase ke departemen Neurologi selama 2(dua) minggu dilakukan pada saat peserta didik sedang<br />

mengikuti rotasi di divisi NO<br />

5. Stase ke departemen Bedah Saraf selama 1(satu) minggu dilakukan pada saat peserta didik sedang<br />

mengikuti rotasi di divisi ROO<br />

Pada setiap rotasi di divisi, setiap peserta didik diwajibkan untuk melaksanakan kegiatan ilmiah terstruktur dalam<br />

bentuk :<br />

a. Journal reading<br />

b. Presentasi kasus/sari kepustakaan<br />

Salah satu kegiatan ilmiah tersebut dilaksanakan dihadapan seluruh peserta dan staf pengajar. Sedangkan satu<br />

kegiatan lainnya dilaksanakan di divisi bersangkutan dengan jadwal yang telah ditetapkan oleh program studi, kegiatan<br />

ilmiah di divisi WAJIB dihadiri peserta didik di divisi tersebut. Sedangkan bagi peserta didik di divisi lain dapat<br />

mengikuti acara ilmiah ini selama tidak menganggu kegiatan di divisi terkait.<br />

Khusus untuk divisi Infeksi dan Refraksi, seluruh kegiatan ilmiah dilakukan di hadapan seluruh peserta didik dan staf<br />

pengajar.<br />

Apabila yang bersangkutan mengulang rotasi di divisi tertentu karena alasan akademis, maka peserta didik<br />

DIWAJIBKAN untuk melakukan kembali presentasi ilmiah sesuai jadwal yang ditentukan.<br />

Penilaian Tahap Magang :<br />

1. Penilaian kegiatan harian<br />

Mencakup attitude, absensi, etika dan profesionalisme<br />

2. Penilaian hasil presentasi journal/sari kepustakaan/laporan kasus


125<br />

3. Penilaian kompetensi pengetahuan dan ketrampilan di divisi masing-masing dalam bentuk ujian akhir<br />

Tahap Mandiri<br />

Peserta :<br />

Tahap mandiri dilakukan oleh peserta PPDS semester akhir yang telah mendapatkan sertifikat kompetensi tahap<br />

magang yang didapatkan setelah lulus seluruh divisi di rotasi tahap magang dan mengikuti ujian Tulis Nasional.<br />

Target pencapaian :<br />

Kompeten untuk melakukan tindakan dokter mata sesuai standar kompetensi (terlampir) secara mandiri dibawah<br />

supervisi<br />

Kegiatan:<br />

Tahap mandiri dilaksanakan dalam bentuk kegiatan pelayanan rawat jalan, rawat inap, kamar bedah, dan RS Jejaring<br />

Pelaksanaan kegiatan mandiri terdiri dari kegiatan di:<br />

1. Divisi Infeksi Imunologi<br />

2. Divisi Refraksi, lensa kontak & low vision<br />

3. Divisi KBR<br />

4. Divisi Glaukoma<br />

5. Divisi Retina<br />

6. Divisi ROO<br />

7. Divisi NO<br />

8. Divisi PO & Strabismus<br />

9. Divisi Oftalmologi Komunitas<br />

10. Diagnostik<br />

11. Rawat Inap<br />

12. UGD<br />

13. RS Jejaring<br />

Penilaian :<br />

1. Penilaian kegiatan harian di setiap divisi yang dilalui selama rotasi tahap mandiri<br />

2. Penilaian pengetahuan dan kompetensi ketrampilan peserta didik tahap mandiri dilakukan oleh staf pengajar<br />

terkait di setiap divisi yang dilalui peserta didik<br />

3. Sebelum mengikuti ujian diagnostik nasional, peserta didik wajib mengikuti ujian komprehensif<br />

4. Ujian komprehensif terdiri dari ujian diagnostik terstruktur, ujian kasus pendek dan ujian video operasi<br />

5. Ujian komprehensif dilakukan secara bersamaan diikuti oleh seluruh peserta didik yang telah memajukan<br />

usulan/proposal penelitian akhir<br />

6. Penilaian ujian komprehensif dilakukan oleh staf pengajar dari masing-masing divisi pada waktu yang<br />

ditentukan oleh Tim PPDS<br />

KEGIATAN PELAYANAN PESERTA DIDIK<br />

Kegiatan pelayanan terstruktur<br />

Selama mengikuti kegiatan pembelajaran, peserta didik diwajibkan untuk mengikuti kegiatan pelayanan terstruktur<br />

yang terdiri dari :<br />

1. Visite besar<br />

Tujuan kegiatan :<br />

a. melatih pemikiran komprehensif para peserta didik<br />

b. pembahasan dan evaluasi akademik kegiatan pelayanan pasen rawat inap<br />

Peserta :<br />

a. perwakilan peserta didik tahap magang dari masing-masing divisi yang ditentukan berdasarkan jadwal<br />

yang ditetapkan<br />

Waktu : Setiap hari Selasa jam 8.00 – 9.00 WIB<br />

Metode :<br />

a. Visite besar dipimpin oleh staf pengajar I.K. Mata yang telah ditentukan penjadwalannya<br />

b. Two way teaching method<br />

Penilaian :<br />

a. Berdasarkan dinamika kelompok pada saat visite besar dan hal spesifik berdasarkan<br />

penampilan individu<br />

b. Presentasi kehadiran/absensi peserta didik<br />

c. Evaluasi dilakukan oleh staf pengajar pemimpin visite besar


126<br />

2. Diskusi Kasus Umum (Kasus Rabu)<br />

Tujuan :<br />

a. melatih kemampuan berdiskusi peserta didik<br />

b. melatih kemampuan problem solving peserta didik<br />

c. meningkatkan kemampuan pemecahan masalah klinis secara komprehensif peserta didik<br />

Peserta :<br />

a. seluruh peserta PPDS I.K. Mata<br />

b. staf pengajar I.K. Mata sebagai narasumber<br />

Waktu : Setiap hari Rabu jam 7.00 – 8.00 WIB<br />

Metode :<br />

a. dilaksanakan dalam bentuk student-centre learning<br />

b. dipimpin oleh moderator yang dipilih dari peserta didik yang telah dijadwalkan oleh Tim PPDS<br />

c. kasus diskusi umum diajukan oleh divisi atau hasil visite besar .<br />

d. staf pengajar berfungsi sebagai narasumber, terutama berkaitan dengan divisi kasus yang dimajukan<br />

e. peserta didik yang mempresentasikan kasus diwajibkan untuk menghubungi staf pengajar di divisi yang<br />

bersangkutan untuk hadir sebagai narasumber<br />

Penilaian :<br />

a. berdasarkan keaktifan peserta didik dalam berdiskusi dan dinamika kelompok<br />

b. presentasi/kehadiran peserta didik<br />

c. evaluasi peserta didik dilakukan oleh staf pengajar sebagai bahan masukan penilaian kegiatan seharihari<br />

Kegiatan pelayanan tidak terstruktur<br />

Proses pembelajaran peserta didik juga melibatkan kegiatan pelayanan dengan supervisi dalam bentuk:<br />

1. Pelayanan poliklinik, rawat inap dan kamar bedah<br />

a. Pelayanan di poliklinik dan rawat inap dilakukan oleh peserta didik tahap magang dan mandiri sesuai<br />

rotasi yang telah ditentukan oleh Tim PPDS<br />

b. Seluruh pelayanan dilakukan dibawah pengawasan staf pengajar di divisi terkait<br />

c. Setiap peserta didik wajib untuk melaksanakan persiapan prabedah, melakukan<br />

asistensi/melakukan tindakan bedah dengan supervisi dan mempersiapkan penanganan pasca<br />

bedah<br />

d. Setiap peserta didik wajib untuk melaporkan perkembangan setiap kasus yang ditanganinya<br />

secara berkesinambungan kepada staf pengajar terkait<br />

2. Pelayanan Gawat Darurat<br />

a. Pelayanan gawat darurat dilakukan oleh peserta didik setelah jam kerja yaitu pukul 15.00 – 07.00<br />

keesokan harinya<br />

b. Pelayanan gawat darurat dilakukan oleh 2 orang peserta didik, yang disebut sebagai dokter jaga I<br />

dan dokter jaga 2. Dokter jaga 1 adalah residen magang tahap 1 dan dokter jaga 2 adalah residen<br />

magang tahap II. Kedua dokter jaga wajib untuk selalu berada di lingkungan RS selama jam jaga<br />

berlangsung.<br />

c. CR jaga adalah residen tahap mandiri yang akan bertugas selama 1 minggu, dan bertugas untuk<br />

memberi supervisi kepada dokter jaga 1 dan 2, serta wajib untuk melihat kasus sebelum melaporkan<br />

pasien kepada konsulen jaga.<br />

d. Seluruh pelayanan gawat darurat dilakukan di bawah pengawasan staf pengajar yang bertugas<br />

sebagai konsulen jaga selama 1 minggu dan bertanggung jawab atas pengelolaan pasien jaga<br />

e. Penjadwalan dokter dan konsulen jaga dilakukan oleh Tim PPDS dan IGD RSMC<br />

f. Laporan jaga dilakukan setiap pagi oleh dokter jaga, dengan dihadiri oleh konsulen jaga, kepala/staf<br />

UGD, staf pengajar dan peserta didik lainnya.<br />

3. Menjawab konsul antar bagian<br />

a. Pemeriksaan dilakukan oleh peserta didik tahap magang dan mandiri dengan pengawasan staf<br />

pengajar dari divisi terkait<br />

b. Pemeriksaan pasen dapat dilakukan di luar/di dalam RS Cicendo<br />

c. Hasil pemeriksaan wajib dilaporkan kepada staf pengajar terkait secara berkesinambungan<br />

4. Rotasi di RS Hasan Sadikin<br />

a. Rotasi di RS Hasan Sadikin meliputi kegiatan di departemen Ilmu Penyakit Saraf (2 minggu) dan<br />

Bedah Saraf ( 1 minggu)<br />

b. Rotasi diikuti oleh peserta didik tahap magang yang sedang mengikuti rotasi di NO dan ROO


127<br />

c. Peserta didik diwajibkan untuk mengikuti seluruh kegiatan pembelajaran di departemen terkait dan<br />

diwajibkan untuk mempresentasikan karya ilmiah sesuai dengan ketentuan di departemen terkait.<br />

d. Penilaian peserta didik dilakukan oleh staf pengajar departemen terkait dengan format penilaian<br />

yang telah ditentukan sebelumnya<br />

e. Penilaian meliputi keaktifan dan kehadiran peserta didik selama mengikuti rotasi di departemen<br />

tersebut<br />

5. Rotasi di RS Jejaring<br />

a. Rotasi di RS Jejaring adalah suatu kegiatan mandiri dibawah supervisi dokter pembimbing klinik di<br />

RS Jejaring<br />

b. Pada keadaan khusus dimana tidak ada dokter pembimbing klinik di RS Jejaring tersebut, maka<br />

KPS akan bertindak sebagai pembimbing dengan mendapat surat penugasan dari RS Jejaring<br />

tersebut<br />

c. Rotasi diikuti oleh peserta didik tahap mandiri dan telah menyelesaikan penelitian deskriptif<br />

d. Kegiatan pembelajaran berupa kegiatan pelayanan rawat jalan, rawat inap, kamar bedah dan UGD.<br />

e. Dosen pendidik klinik RS Jejaring memberikan evaluasi peserta didik dalam bentuk :<br />

1. Kemampuan berpikir komprehensif dan keputusan klinis<br />

2. Inisiatif dan kemampuan bekerja sama<br />

3. Etika dan perilaku profesional<br />

KEGIATAN ILMIAH PESERTA DIDIK<br />

1. Journal Reading<br />

Tujuan :<br />

a. melatih kemampuan peserta didik untuk melakukan penelaahan terhadap perkembangan ilmu terkini<br />

dalam publikasi ilmiah<br />

b. memperluas wawasan tentang metodologi ilmiah dalam mengkaji dan menerapkan ilmu kesehatan mata<br />

c. melatih kemampuan presentasi ilmiah<br />

Metode :<br />

a. peserta didik mengajukan pilihan jurnal yang akan dimajukan kepada pembimbing yang telah ditetapkan<br />

b. Kriteria pemilihan jurnal disusun berdasarkan:<br />

- Aktualitas (jurnal 5 tahun terakhir)<br />

- Kesesuaian isi dengan kompetensi dokter spesialis mata umum<br />

- Relevansi dengan aplikasi praktis dokter spesialis mata umum<br />

- Menarik dan mudah dipahami<br />

c. Lembar persetujuan pembimbing dilampirkan pada jurnal yang telah ditetapkan<br />

d. Jurnal dan lembar persetujuan dibagikan secara elektronik kepada seluruh peserta didik dan staf<br />

pengajar minimum 3 hari sebelum presentasi<br />

e. Apabila staf pengajar membutuhkan bentuk cetak dari sari kepustakaan, maka peserta didik wajib<br />

memberikan kepada staf yang bersangkutan, terutama moderator, pembimbing dan penilai.<br />

f. Presentasi dilaksanakan sesuai jadwal yang telah ditetapkan, dihadiri minimal oleh pembimbing, moderator<br />

dan penilai.<br />

Penilaian :<br />

a. evaluasi dilakukan oleh staf pengajar selaku pembimbing, moderator dan penilai meliputi aspek :<br />

- pemahaman isi jurnal secara umum<br />

- pemahaman kesesuaian terhadap aplikasi praktis<br />

- pemahaman metodologi penelitian<br />

- teknik presentasi<br />

2. Sari Kepustakaan/Referat<br />

Tujuan :<br />

a. Melatih kemampuan peserta didik untuk membuat sari kepustakaan<br />

b. Melatih kemampuan menulis karya ilmiah<br />

c. Melatih kemampuan presentasi secara baik<br />

Metode :<br />

a. Peserta didik mengajukan alternatif judul sari kepustakaan kepada pembimbing yang telah ditentukan<br />

b. Kriteria pemilihan judul sari kepustakaan disusun berdasarkan:<br />

- Aktualisasi kepustakaan (minimal 10 tahun terakhir)<br />

- Relevansi materi dengan perkembangan ilmu kesehatan mata<br />

- Relevansi dengan aplikasi praktek dokter mata spesialis mata umum<br />

c. Penulisan sari kepustakaan disesuaikan dengan tata cara penulisan karya ilmiah Fakultas Kedokteran<br />

UNPAD


128<br />

d. Lembar persetujuan pembimbing dilampirkan pada halaman judul sari kepustakaan<br />

e. Sari kepustakaan dan lembar persetujuan dibagikan kepada seluruh peserta didik dan staf pengajar<br />

secara elektronik minimum 3 hari sebelum presentasi.<br />

f. Apabila staf pengajar membutuhkan bentuk cetak dari sari kepustakaan, maka peserta didik wajib<br />

memberikan kepada staf yang bersangkutan, terutama moderator, pembimbing dan penilai.<br />

f. Presentasi dilaksanakan sesuai jadwal yang telah ditetapkan, dihadiri minimal oleh pembimbing, moderator<br />

dan penilai.<br />

Penilaian :<br />

Evaluasi dilakukan oleh staf pengajar selaku pembimbing, moderator dan penilai meliputi aspek :<br />

- pemahaman materi sari kepustakaan<br />

- pemahaman aplikasi sari kepustakaan<br />

- teknik penulisan sari kepustakaan<br />

- teknik presentasi<br />

3. Laporan Kasus<br />

Tujuan :<br />

a. Melatih kemampuan peserta didik untuk membuat laporan kasus<br />

b. Melatih kemampuan menulis karya ilmiah<br />

c. Melatih kemampuan presentasi secara baik<br />

Metode :<br />

a. Peserta didik mengajukan alternatif tema laporan kasus kepada pembimbing yang telah ditentukan<br />

b. Kriteria pemilihan tema laporan kasus disusun berdasarkan:<br />

- Kasus menarik<br />

- Kasus yang jarang ditemukan<br />

- Relevansi dengan aplikasi praktek dokter mata spesialis mata umum<br />

c. Penulisan laporan kasus disesuaikan dengan tata cara penulisan karya ilmiah Fakultas Kedokteran<br />

UNPAD<br />

d. Lembar persetujuan pembimbing dilampirkan pada halaman judul laporan kasus<br />

e. Laporan kasus dan lembar persetujuan dibagikan kepada seluruh peserta didik dan staf pengajar secara<br />

elektronik minimum 3 hari sebelum presentasi.<br />

f. Apabila staf pengajar membutuhkan bentuk cetak dari laporan kasus, maka peserta didik wajib<br />

memberikan kepada staf yang bersangkutan, terutama moderator, pembimbing dan penilai.<br />

g. Presentasi dilaksanakan sesuai jadwal yang telah ditetapkan, dihadiri minimal oleh pembimbing, moderator<br />

dan penilai.<br />

Penilaian :<br />

Evaluasi dilakukan oleh staf pengajar selaku pembimbing, moderator dan penilai meliputi aspek :<br />

- pemahaman materi sari kepustakaan<br />

- pemahaman aplikasi sari kepustakaan<br />

- teknik penulisan sari kepustakaan<br />

- teknik presentasi<br />

4. Penelitian deskriptif<br />

Penelitian deskriptif adalah penelitian non-eksperimental yang tidak melakukan kontrol atau manipulasi<br />

variabel. Penelitian deskriptif dapat berupa deskriptif analitik atau non-analitik.<br />

Tujuan :<br />

a. melatih kemampuan peserta didik dalam melakukan penelitian sederhana<br />

b. memberikan gambaran awal terhadap suatu fenomena yang dapat diteliti lebih lanjut dalam<br />

bentuk tugas akhir<br />

c. sebagai masukan terhadap suatu prosedur/tindakan yang dilakukan di RS Pendidikan<br />

Peserta :<br />

Peserta didik tahap magang<br />

Metode :<br />

a. Peserta didik diwajibkan untuk mengajukan 3 tema penelitian/divisi yang diminati pada awal semester 3<br />

ke program studi<br />

b. Program studi akan menentukan tema berdasarkan usulan peserta didik<br />

c. Program studi akan menunjuk 2 orang pembimbing<br />

d. Penelitian dilakukan sepenuhnya dibawah arahan pembimbing<br />

e. Tidak diperlukan usulan penelitian secara formal<br />

f. Penulisan penelitian deskriptif disajikan dalam bentuk format jurnal cetak dengan struktur:<br />

i. Judul


129<br />

ii. Pendahuluan<br />

iii. Metode<br />

iv. Hasil<br />

v. Diskusi<br />

g. Penelitian deskriptif dipresentasikan di hadapan peserta didik dan staf pengajar sebagai salah satu<br />

syarat akademik PPDS-I<br />

h. Setelah dipresentasikan secara lokal, penelitian deskriptif dipublikasikan dalam PIT Perdami/majalah<br />

kedokteran/publikasi ilmiah lainnya<br />

Penilaian :<br />

a. Evaluasi dilakukan oleh tim penilai yang ditunjuk oleh KPS, terdiri dari:<br />

- Dua orang pembimbing<br />

- Satu orang moderator<br />

- Lima orang penilai<br />

b. Apabila salah seorang anggota tim penilai berhalangan, maka kehadirannya dapat digantikan oleh staf<br />

yang ditunjuk oleh KPS<br />

c. Presentasi harus dihadiri oleh sekurang-kurangnya satu orang pembimbing<br />

5. Tugas Akhir<br />

Tugas akhir adalah penelitian ekperimental/epidemiologi untuk menguji hipotesis. Tugas akhir PPDS<br />

disesuaikan dengan tingkat pendidikan strata-2 tanpa mengurangi bobot aplikasi klinis.<br />

Tujuan :<br />

a. melatih kemampuan peserta didik melakukan penelitian<br />

b. melatih kemampuan aplikasi metodologi penelitian<br />

c. melatih kemampuan presentasi peserta didik<br />

d. merupakan salah satu syarat untuk kelulusan peserta didik<br />

Peserta :<br />

Peserta pendidikan tahap mandiri<br />

Metode :<br />

a. Peserta didik mengajukan 3 tema penelitian/divisi kepada program studi setelah menempuh ujian tulis<br />

Nasional<br />

b. Tim PPDS akan membagi peserta didik sesuai peminatan divisi secara merata<br />

c. Penunjukkan pembimbing 1 diserahkan sesuai usulan dari divisi terkait<br />

d. Pembimbing 2 akan disusun oleh Tim PPDS secara merata di antara seluruh staf pengajar<br />

e. Staf pengajar yang berhak menjadi pembimbing tugas akhir telah ditentukan sesuai kriteria yang<br />

tercantum pada pedoman staf pengajar Departemen Ilmu Kesehatan Mata<br />

f. Penelitian dilakukan dengan mengambil bentuk penulisan karya tulis S-2 sesuai buku panduan program<br />

pascasarjana yang dikeluarkan oleh FK UNPAD<br />

g. Setelah mendapat judul dan menyusun proposal, peserta didik diwajibkan untuk mengajukan usulan<br />

penelitian dihadapan tim penguji yang terdiri dari:<br />

- Satu orang Ketua sidang<br />

- Satu orang Sekretaris sidang/notulen<br />

- Dua orang pembimbing<br />

- Tiga orang penguji (akademik/etik/metodologi)<br />

h. Ketua sidang mempunyai wewenang untuk memutuskan usulan penelitian diterima, ditolak atau diulang<br />

i. Apabila sidang usulan penelitian diulang, maka peserta didik hanya diwajibkan untuk mempresentasikan<br />

bagian yang perlu diperbaiki atau diklarifikasi berdasarkan notulensi sidang terdahulu<br />

j. Sidang ulang usulan penelitian dihadiri oleh tim penguji yang sama dengan sidang terdahulu<br />

k. Apabila usulan penelitian diterima, maka penelitian dapat dilanjutkan setelah mendapat persetujuan<br />

komite etika penelitian.<br />

l. Apabila diperlukan perhitungan statistik tidak diwajibkan untuk mengkonsultasikan kepada ahli statistik<br />

diluar staf pengajar ilmu Kesehatan Mata<br />

m. Seminar hasil penelitian dilakukan dengan melibatkan tim penguji sebagai berikut:<br />

- Satu orang Ketua sidang<br />

- Satu orang Sekretaris sidang/notulen<br />

- Dua orang pembimbing<br />

- Tiga orang penilai(akademik/etik/metodologi)<br />

n. Tim penguji seminar hasil penelitian dapat merupakan tim yang SAMA dengan tim penguji usulan<br />

penelitian<br />

o. Apabila seminar hasil penelitian diulang, maka peserta didik hanya diwajibkan untuk mempresentasikan<br />

bagian yang perlu diperbaiki atau diklarifikasi berdasarkan notulensi sidang terdahulu


130<br />

p. Sidang ulang seminar hasil penelitian dihadiri oleh tim penguji yang sama dengan sidang seminar<br />

terdahulu<br />

q. Sidang terbuka hasil penelitian dihadiri oleh seluruh staf pengajar<br />

r. Yudisium akhir pendidikan dokter spesialis dilakukan bersamaan dengan sidang terbuka hasil penelitian<br />

dan dilakukan oleh kepala departemen didampingi KPS<br />

Penilaian :<br />

Aspek yang dinilai pada usulan penelitian dan seminar hasil penelitian adalah:<br />

1. Kualitas isi penelitian (kaidah Feasible, Interesting, Novel, Ethic, Relevance)<br />

2. Penguasaan metodologi penelitian<br />

3. Penguasaan teori pendukung<br />

4. Teknik presentasi<br />

B. STRUKTUR MATA KULIAH<br />

Kurikulum PPDS-I I.K.Mata terdiri dari 94 (sembilan puluh empat) SKS yang ditempuh selama 8 (delapan) semester<br />

sebagai berikut:<br />

1. Tahap Pengayaan SKS Semester<br />

a. Materi pengayaan dasar 6 SKS 1<br />

2. Tahap Magang<br />

Tahap I, terdiri:<br />

a. Infeksi Imunologi 7 SKS 1<br />

b. Refraksi, Lensa kontak & Low vision 7 SKS 2<br />

c. Katarak dan Bedah Refraktif 1 7 SKS 2<br />

d. Katarak dan Bedah Refraktif 2 6 SKS 3<br />

a. Glaukoma 7 SKS 3<br />

b. Rekonstruksi, Okuloplasti & Onkologi 7 SKS 4<br />

Tahap II, terdiri:<br />

c. Retina 7 SKS 4<br />

d. Neurooftalmologi 7 SKS 5<br />

a. PO-Strabismus 7 SKS 5<br />

b. Oftalmologi Komunitas 7 SKS 6<br />

3. Tahap Mandiri<br />

a. Karya ilmiah 7 SKS 6<br />

b. Bekerja mandiri 1 6 SKS 7<br />

c. Bekerja mandiri 2 6 SKS 8<br />

C. EVALUASI HASIL BELAJAR<br />

1. Penilaian log book<br />

Log book adalah buku kegiatan sehari-hari peserta didik, berupa kegiatan ilmiah dan kegiatan pelayanan<br />

yang dilakukan selama masa pendidikan.<br />

2. Ujian akhir tahap pengayaan<br />

Ujian meliputi ujian pengetahuan akademik dan ujian ketrampilan, yang dilakukan oleh staf pengajar yang<br />

memberikan materi terkait<br />

3. Ujian akhir di setiap divisi<br />

Merupakan ujian yang dilaksanakan sebagai salah satu prasyarat kelulusan dari divisi tersebut. Ujian<br />

dilakukan oleh staf pengajar di divisi masing-masing.<br />

4. Ujian divisi tahap mandiri<br />

Ujian dilakukan dalam bentuk penilaian kegiatan sehari-hari dan OCEX (Ophthalmic Clinical Examination)<br />

yang dilakukan oleh staf pengajar di divisi terkait<br />

5. Ujian tulis komprehensif/Ujian Tulis Nasional<br />

Merupakan ujian tulis yang dilaksanakan oleh Kolegium Oftalmologi Indonesia dan diikuti oleh peserta didik<br />

yang telah memasuki semester 5 keatas.<br />

6. Ujian klinis komprehensif/Ujian Kompetensi Lokal<br />

Merupakan ujian lokal yang dilaksanakan oleh seluruh divisi secara bersamaan, terdiri dari ujian diagnostik<br />

terstruktur, ujian kasus pendek dan ujian video operasi.<br />

7. Ujian Kompetensi Nasional<br />

Merupakan ujian kompetensi bertaraf nasional yang diselenggarakan oleh Kolegium Oftalmologi Indonesia,<br />

sebagai syarat untuk mendapatkan sertifikat kompetensi dokter spesialis mata


131<br />

D. PEDOMAN UJIAN<br />

Setiap akhir rotasi pendidikan akan dilakukan yudisium untuk menilai kelulusan peserta didik di masingmasing<br />

divisi, baik peserta didik tahap pengayaan, magang dan mandiri berdasarkan ujian yang telah dilakukan.<br />

Penilaian untuk yudisium juga akan menilai aspek tambahan seperti attitude, performa dan absensi kehadiran. Pada<br />

yudisium akan diumumkan nilai indeks prestasi (IP) sesuai jumlah semester yang telah dijalani. Sertifikat kompetensi<br />

akan diberikan untuk peserta didik yang telah menyelesaikan tahap pengayaan dan tahap magang.<br />

Ujian Kompetensi Nasional dilakukan setelah usulan penelitian disetujui dan telah lulus ujian kompetensi<br />

lokal. Kelulusan Ujian Kompetensi Nasional akan diberikan sertifikat kompetensi sebagai spesialis mata yang<br />

diterbitkan oleh Kolegium Oftalmologi Indonesia. Setelah peserta didik menyelesaikan penulisan tugas akhir dan telah<br />

menjalankan sidang terbuka, maka peserta didik dinyatakan lulus dari program pendidikan dokter spesialis mata.<br />

A. TATA TERTIB<br />

1. Peserta didik harus mematuhi seluruh peraturan yang tertera dalam buku Pedoman Umum Penyelenggaraan<br />

PPDS-I FK UNPAD<br />

2. Peserta didik harus mengikuti 100% acara ilmiah kecuali sedang mengikuti kegiatan di luar RS/ di dalam RS<br />

yang dibuktikan dengan surat keterangan dari divisi<br />

3. Acara ilmiah bersama dilaksanakan pada pukul 07.00 dan 14.00 WIB<br />

4. Acara ilmiah siang wajib diikuti oleh seluruh peserta didik, kecuali dua (2) orang/lebih (sesuai kebutuhan<br />

pelayanan di divisi terkait) residen tahap mandiri yang bertugas di poliklinik/OK.<br />

5. Ketidakhadiran di acara ilmiah diwajibkan untuk membuat ringkasan acara ilmiah yang tidak dihadiri secara<br />

tertulis tangan, dan tugas diserahkan ke sekretariat pendidikan paling lambat 3 hari setelah acara ilmiah<br />

tersebut berlangsung<br />

6. Bila dalam 3 hari tidak menyerahkan tugas ringkasan, maka peserta didik diwajibkan untuk membuat makalah<br />

lengkap sesuai materi ilmiah yang tidak dihadiri. Dan bila dalam 1 minggu tidak menyerahkan makalah<br />

lengkap maka peserta didik akan dikenakan surat peringatan.<br />

7. Ketidakhadiran di acara ilmiah tanpa alasan yang jelas sebanyak 3 (tiga) kali dalam 3 bulan(1 rotasi) akan<br />

mendapatkan 1 (satu) surat peringatan<br />

8. Kehadiran di tempat pendidikan dihitung berdasarkan jam kehadiran dari absensi digital<br />

9. Keterlambatan akan diakumulasikan dalam bentuk ketidakhadiran<br />

10. Apabila peserta didik tidak mengikuti kegiatan pendidikan sebanyak 1 (satu) hari atau lebih TANPA alasan<br />

yang jelas, peserta didik diwajibkan untuk mengulang rotasi di subbagian terkait<br />

11. Apabila peserta didik tidak mengikuti kegiatan pendidikan selama lebih dari 5 hari kerja(sakit/alasan yang<br />

dapat diterima) dalam tiga bulan (1 rotasi) maka peserta didik diwajibkan untuk mengulang rotasi di<br />

subbagian terkait<br />

12. Ketidakhadiran dengan alasan sakit, maka peserta didik wajib menyerahkan surat sakit dari dokter spesialis<br />

kepada tim PPDS paling lambat 3 hari sejak sakit. Bila dalam 3 hari tim sekretariat tidak menerima surat<br />

sakit dari yang bersangkutan, maka peserta didik dianggap tidak hadir tanpa alasan yang jelas.<br />

13. Ketidakhadiran wajib diinformasikan ke konsulen subbagian terkait dan tim PPDS<br />

14. Peserta didik diperbolehkan mengajukan cuti maksimum 12 hari kerja/tahun DENGAN memperhitungkan<br />

ketidakhadiran yang telah dilakukan sebelumnya<br />

15. Cuti tidak boleh diambil secara berturut-turut lebih dari 5 hari kerja.<br />

16. Masa studi peserta didik dimulai sejak dimulai program studi pada semester 1 dan berakhir pada saat<br />

terbitnya ijazah yang telah ditandatangani oleh Rektor Universitas Padjadjaran. Selama periode tersebut<br />

peserta didik diwajibkan untuk mengikuti kegiatan pendidikan dan pelayanan sesuai ketentuan yang berlaku.<br />

17. Peserta didik wajib untuk menyerahkan hasil penulisan tesis ke perpustakaan departemen Ilmu Kesehatan<br />

Mata dan Tim Koordinasi Pendidikan PPDS Fakultas Kedokteran UNPAD.<br />

18. Peserta didik wajib menyelesaikan kewajiban-kewajiban yang terkait dengan rekam medis Rumah Sakit dan<br />

perpustakaan sebelum presentasi hasil tesis pada sidang terbuka.<br />

B. JENIS PELANGGARAN DAN SANKSI<br />

Sanksi adalah konsekuensi dari perilaku/tindakan yang tidak sesuai dengan standar yang telah digariskan.<br />

Sanksi diputuskan berdasarkan rapat khusus program studi yang melibatkan institusi terkait dengan memperhatikan<br />

laporan/fakta/bukti yang terjadi.<br />

Sanksi terdiri dari:<br />

a. Teguran lisan<br />

Teguran yang diberikan pada peserta didik apabila peserta didik melakukan pelanggaran. Teguran lisan dapat<br />

diberikan langsung oleh staf pengajar di subbagian yang bersangkutan dan dilaporkan ke program studi untuk<br />

didokumentasikan dalam buku pelanggaran peserta didik.<br />

b. Surat Peringatan<br />

Surat peringatan diberikan untuk pelanggaran yang dilakukan oleh peserta didik. Surat peringatan dapat<br />

diberikan oleh KPS maksimal sebanyak 2 kali terhadap seorang peserta didik selama mengikuti masa studi.<br />

c. Skorsing


132<br />

Diberlakukan apabila peserta didik telah mendapatkan 2 kali surat peringatan dan atau melakukan<br />

pelanggaran.<br />

Pemberian sanksi skorsing akan dikeluarkan oleh Dekan FK UNPAD<br />

d. Pemutusan studi<br />

Diberlakukan apabila peserta didik melakukan pelanggaran atau tidak memenuhi kualifikasi akademis<br />

atau tidak mengindahkan sanksi yang telah diberikan sebelumnya. Pemutusan studi dilakukan dengan surat<br />

keputusan Rektor UNPAD.<br />

Sanksi dapat dijatuhkan dengan alasan:<br />

1. Akademik (pemutusan hubungan studi) bila peserta didik :<br />

a. Tidak memenuhi syarat minimum IPK 3.0 pada akhir semester 2 dan 4<br />

b. Melewati batas masa studi 12 (duabelas) semester<br />

2. Administratif<br />

a. Tidak memenuhi persyaratan administratif yang ditetapkan oleh PPDS-I FK UNPAD, termasuk kewajiban<br />

pembayaran dan sumbangan pendidikan<br />

b. Tidak memenuhi persyaratan administratif yang ditetapkan oleh RS Mata Cicendo dan RS Pendidikan<br />

lainnya yang digunakan<br />

c. Tidak memenuhi presentasi kehadiran yang dipersyaratkan, termasuk presentasi kehadiran acara ilmiah<br />

3. Etika dan profesionalisme<br />

a. Tidak memenuhi standar etika profesi kedokteran yang ditentukan oleh DKEK Perdami dan IDI<br />

4. Prosedur Rumah Sakit<br />

a. Tidak memenuhi SOP RS Mata Cicendo<br />

b. Tidak memenuhi standar terapi RS Mata Cicendo<br />

c. Melakukan tindakan yang melampaui kewenangan klinik RS Mata Cicendo<br />

Proses Pemberian Sanksi<br />

Pemberian sanksi diberikan melalui mekanisme sebagai berikut:<br />

1. Teguran lisan dapat langsung diberikan sesuai dengan temuan pada saat pelanggaran dilakukan dan dicatat<br />

dalam buku sanksi di setiap subbagian terkait.<br />

2. Surat peringatan diberikan oleh KPS berdasarkan laporan yang diberikan secara tertulis oleh subbagian dan<br />

atau RS Pendidikan. Sebelum memberikan surat peringatan, KPS akan melakukan rapat terbatas untuk<br />

membahas pelanggaran peserta didik tersebut untuk melakukan klarifikasi. Kedua pertemuan tersebut<br />

diagendakan dan dibuat berita acaranya.<br />

3. Skorsing diberikan berdasarkan laporan tertulis dari staf pengajar/subbagian/RS Pendidikan kepada program<br />

studi. Sebelum skorsing dijatuhkan, KPS akan melakukan rapat pleno staf dan RS Pendidikan. KPS juga<br />

akan memanggil peserta didik yang bersangkutan untuk melakukan klarifikasi. Pertemuan tersebut<br />

diagendakan dan dibuat berita acaranya. Hasil pertemuan tersebut diajukan kepada DEKAN FK UNPAD<br />

untuk selanjutnya diterbitkan surat keputusan skorsing kepada peserta didik.<br />

4. Pemutusan studi diberikan berdasarkan laporan tertulis dari staf pengajar/subbagian/RS Pendidikan kepada<br />

program studi. Sebelum skorsing dijatuhkan, KPS akan melakukan rapat pleno staf dan RS Pendidikan. KPS<br />

juga akan memanggil peserta didik yang bersangkutan untuk melakukan klarifikasi. Pertemuan tersebut<br />

diagendakan dan dibuat berita acaranya. Hasil pertemuan tersebut diajukan kepada Rektor UNPAD melalui<br />

Dekan untuk selanjutnya diterbitkan surat keputusan pemutusan studi.<br />

5. Untuk pelanggaran akademik, program studi tidak harus mendapat laporan dari subbagian, namun dapat<br />

berdasarkan hasil perhitungan nilai akademik.<br />

6. Untuk pelanggaran etika akan diajukan terlebih dahulu ke Komisi Etik Senat Akademik FK UNPAD untuk<br />

meminta pertimbangan pelanggaran etika.<br />

10. Program Studi Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin<br />

A. Metode Pembelajaran<br />

Metode pembelajaran dalam rangka penyelenggaraan dilakukan berdasarkan pembelajaran berdasarkan masalah<br />

(problem-based learning), yang meliputi:<br />

1. Ronde bangsal (bed-side teaching/BST)<br />

2. Supervisi poliklinik dan tindakan<br />

3. Laporan jaga<br />

4. Laporan kasus<br />

5. Referat/reading assignment<br />

6. Journal reading<br />

7. Diskusi multidisiplin<br />

8. Publikasi ilmiah<br />

9. Tesis (karya ilmiah akhir)


133<br />

1. Ronde bangsal (bed-side teaching/BST)<br />

a. Visite besar<br />

Merupakan visite terhadap seluruh pasien rawat inap IK Kulit dan Kelamin. Visite dilakukan satu kali setiap<br />

minggu dan diikuti oleh seluruh peserta didik, dokter penanggung jawab pasien, serta dipimpin oleh staf<br />

konsultan dengan satu orang pendamping dari staf konsulen. Dalam setiap visite dilakukan pembahasan dan<br />

pemecahan masalah terhadap kasus pasien rawat inap yang ada.<br />

b. Visite harian tahap pengayaan<br />

Merupakan visite yang dilakukan setiap hari kerja, yang diikuti oleh peserta didik tahap pengayaan dan<br />

dipimpin oleh dokter penanggung jawab bangsal. Dalam visite ini dilakukan peninjauan ulang keadaan pasien,<br />

keberhasilan terapi, dan pemecahan masalah yang ada.<br />

c. Visite harian divisi (alergi-imunologi, morbus hansen, anak, jamur, dan dermatologi umum)<br />

Merupakan visite yang dilakukan setiap hari kerja, yang diikuti oleh peserta didik divisi dan dipimpin oleh<br />

dokter penanggung jawab pasien sesuai divisi masing-masing. Dalam visite ini dilakukan peninjauan ulang<br />

keadaan pasien, keberhasilan terapi, dan pemecahan masalah yang ada.<br />

2. Supervisi poliklinik dan tindakan<br />

Supervisi poliklinik merupakan kegiatan setiap hari kerja di poliklinik yang diikuti oleh peserta didik dan<br />

dipimpin oleh dokter penanggung jawab pasien sesuai dengan divisi masing-masing. Dalam supervisi ini dilakukan<br />

diskusi mengenai diagnosis, diagnosis banding, pemeriksaan penunjang, melakukan penanganan atau<br />

pengobatan, serta memberikan edukasi kepada pasien dan atau keluarganya secara lege artis dengan dasar<br />

Kode Etik Kedokteran Indonesia dan mediko-legal. Dalam kegiatan ini juga dilakukan diskusi mengenai<br />

permasalahan dan pemecahan masalah yang ada pada setiap pasien.<br />

Supervisi tindakan merupakan kegiatan yang dilakukan sehubungan dengan penegakan diagnosis atau<br />

pengobatan suatu penyakit. Dalam kegiatan ini dilakukan serangkaian prosedur sesuai standar yang telah<br />

ditetapkan.<br />

3. Laporan jaga<br />

Laporan jaga merupakan bentuk tertulis dari pertanggungjawaban peserta didik yang menjalani tugas jaga<br />

bangsal dan jaga emergensi. Laporan jaga dibuat setiap selesai melakukan jaga bangsal dan jaga emergensi.<br />

Laporan terdiri atas data pasien, hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, diagnosis, dan terapi. Laporan kemudian<br />

diserahkan kepada dokter penanggung jawab pasien, diperiksa kelengkapannya, kemudian ditandatangani<br />

apabila telah disetujui.<br />

4. Laporan kasus<br />

Laporan kasus merupakan makalah tertulis mengenai penanganan kasus terhadap pasien, terdiri atas<br />

penegakan diagnosis, perawatan, penatalaksanaan, dan pembahasan mengenai kasus yang bersangkutan.<br />

Laporan kasus dapat pula berupa penelitian atau mini resaerch terhadap kasus-kasus menarik atau terapi-terapi<br />

terbaru.<br />

Peserta PPDS wajib mempresentasikan laporan kasus dalam bahasa Inggris sesuai dengan stase di setiap<br />

divisi yang bersangkutan. Setiap residen harus mempresentasikan 12 kasus selama masa pendidikan.<br />

5. Referat/reading assignment<br />

Referat/tinjauan pustaka merupakan makalah ilmiah yang terdiri atas pembahasan mengenai suatu topik ilmiah<br />

tertentu. Topik referat dapat ditentukan oleh pembimbing atau oleh peserta didik sendiri sesuai kesepakatan.<br />

Reading assignment merupakan terjemahan dari salah satu bab pada buku wajib Prodi IK Kulit dan Kelamin.<br />

Pemilihan materi reading assignment dilakukan oleh pembimbing dari divisi yang bersangkutan.<br />

Peserta PPDS membuat referat minimal 3 referat dan 12 reading assignment selama pendidikan dan harus<br />

dipresentasikan secara oral.<br />

6. Journal reading<br />

Journal reading merupakan pembahasan mengenai jurnal-jurnal terbaru. Pembahasan meliputi seluruh aspek<br />

yang ada di dalam jurnal tersebut. Peserta PPDS wajib mempresentasikan 11 journal reading dalam bahasa<br />

Inggris dengan kriteria edisi 5 tahun terakhir.<br />

7. Diskusi multidisiplin<br />

Diskusi multidisiplin dilakukan apabila terdapat kasus yang sulit dan melibatkan beberapa disiplin ilmu lain.<br />

Diskusi dilakukan di ruang sidang dan diikuti oleh seluruh peserta PPDS, staf IK Kulit dan Kelamin, serta staf<br />

disiplin ilmu lain.


134<br />

8. Publikasi ilmiah<br />

Peserta PPDS wajib mempublikasikan minimal 4 (empat) karya ilmiah: 2 (dua) sebagai penulis utama (author)<br />

dan 2 (dua) sebagai penulis pendamping (co-author). Karya ilmiah dapat berupa laporan kasus atau hasil<br />

penelitian, yang dipresentasikan minimal 1 (satu) kali di Kongres Nasional PERDOSKI.<br />

9. Tesis (karya ilmiah akhir)<br />

Peserta PPDS melakukan penelusuran daftar pustaka, membuat usulan penelitian (UP), melakukan penelitian,<br />

dan menganalisis hasil penelitian, serta melaporkan hasil penelitian secara tertulis dalam bentuk tesis/karya ilmiah<br />

akhir, kemudian mempertahankannya secara lisan dalam seminar hasil penelitian.<br />

B. Struktur Mata Kuliah<br />

1. Struktur Mata Kuliah<br />

No<br />

Materi Pendidikan<br />

1 Tahap Pengayaan<br />

Bobot<br />

SKS<br />

Semester<br />

Pengetahuan dan Keterampilan<br />

Dermatologi dan Venereologi Dasar<br />

10 I<br />

2 Tahap Magang<br />

Pengetahuan dan Keterampilan<br />

Dermatologi dan Venereologi Khusus,<br />

terdiri atas:<br />

Tahap Magang 1<br />

1. Alergi-Imunologi 8 II s/d III<br />

2. Dermatomikologi 6 II s/d III<br />

3. Morbus Hansen 6 II s/d III<br />

4. Infeksi Menular Seksual 8 II s/d III<br />

Tahap Magang II<br />

1. Dermatologi Anak 6 IV s/d V<br />

2. Dermatologi Kosmetik 8 IV s/d V<br />

3. Tumor dan Bedah Kulit 8 IV s/d V<br />

3 Tahap Mandiri<br />

1. Dermatologi Umum 8 VI<br />

2. Usulan Penelitian 1 VI<br />

3. Pengetahuan dan Keterampilan 4 VII<br />

Dermatologi dan Venereologi Lanjut<br />

4. Pengetahuan dan Keterampilan 2 VII<br />

Dermatologi dan Venereologi<br />

Komprehensif<br />

5. Tesis (Karya Ilmiah Akhir) 5 VII<br />

Total SKS 80<br />

2. Daftar Mata Kuliah<br />

No<br />

Materi Pendidikan<br />

1 Pengetahuan dan Keterampilan Dermatologi dan Venereologi<br />

Dasar


135<br />

No<br />

Materi Pendidikan<br />

2 Pengetahuan dan Keterampilan Dermatologi dan Venereologi<br />

Khusus<br />

1. Alergi-Imunologi<br />

2. Dermatomikologi<br />

3. Morbus Hansen<br />

4. Infeksi Menular Seksual<br />

5. Dermatologi Anak<br />

6. Dermatologi Kosmetik<br />

7. Tumor dan Bedah Kulit<br />

8. Infeksi Menular Seksual<br />

3 Dermatologi Umum<br />

4 Tesis<br />

3. Deskripsi Mata Kuliah<br />

1. Pengetahuan Dasar<br />

Medikolegal dan etika medis, anatomi, fisiologi, dan histologi kulit dan kelamin, dermatopatologi, morfologi<br />

kelainan kulit dan kelamin, tatacara pemeriksaan dermatologi dan venereologi, pemeriksaan penunjang di<br />

bidang dermatologi dan venereologi, dermatoterapi topikal dan sistemik, serta proses penyembuhan luka.<br />

Alergi dan imunologi kulit dasar, dermatomikologi dasar, morbus hansen dasar, infeksi menular seksual<br />

dasar, dermatologi anak dasar, dermatologi kosmetik dasar, serta tumor dan bedah kulit dasar.<br />

2. Pengetahuan Khusus<br />

a. Alergi imunologi: Dermatitis kontak, penyakit kulit akibat kerja, urtikaria, angioedema, erupsi obat alergi,<br />

penyakit vesikobulosa autoimun, sindroma Stevens-Johnson, nekrolisis epidermal toksik, lupus<br />

eritematosus, skleroderma, dermatomiositis.<br />

b. Dermatomikologi: Mikosis superfisialis, seperti: dermatofitosis dan nondermatofitosis. Mikosis profunda,<br />

seperti: misetoma, aktinomikosis, kromomikosis, sporotrikosis, zigomikosis subkutan. Kandidosis kutis.<br />

c. Morbus Hansen (MH): MH dengan reaksi, MH dengan kecacatan, MH dengan relaps, MH pada<br />

kehamilan, MH dengan resistensi obat, dan prevention of disability (POD).<br />

d. Infeksi menular seksual (IMS): IMS berbentuk duh tubuh genital dengan komplikasi, IMS berbentuk ulkus<br />

dengan komplikasi, IMS berbentuk tonjolan dengan komplikasi, IMS lain, seperti hepatitis B, moluskum<br />

kontagiosum, dan infeksi HIV/AIDS.<br />

e. Dermatologi anak: Akropustulosis pada bayi, mastositosis-histiositosis, genodermatosis, kelainan nutrisi,<br />

metabolik, dan herediter.<br />

f. Dermatologi kosmetik: Akne dan skar akne, gangguan pigmentasi, jaringan parut, striae, alopesia<br />

androgenik dan gangguan pada rambut, selulit, hiperhidrosis, kelainan kosmetik kuku, tattoo.<br />

g. Tumor dan bedah kulit: Tumor jinak: tumor jinak epidermis dan kista epidermis, tumor jinak adneksa,<br />

tumor jinak melanosit dan sel nevus, tumor jinak jaringan ikat, tumor jinak jaringan lemak dan kelainan<br />

metabolisme lemak, tumor kulit karena virus, neoplasma, dan hiperplasia vaskular. Prakanker: keratosis<br />

aktinik, penyakit Bowen, dan leukoplakia. Tumor ganas: tumor ganas epidermis dan adneksa, tumor<br />

ganas sel melanosit, tumor ganas vaskular, limfoma, tumor ganas jaringan ikat, dan leukemia kulit.<br />

h. Dermatologi umum: Penyakit bakterial dengan keterlibatan kulit, seperti pioderma berat, antraks,<br />

frambusia, tuberkulosis kutis. Penyakit virus, seperti varisela dalam kehamilan, herpes zoster dengan<br />

komplikasi. Penyakit zoonosis. Kelainan inflamasi persisten, kinetik sel, dan diferensiasi epidermis.<br />

Kelainan kelenjar keringat. Dermatitis dan kelainan inflamasi lain. Kelainan kulit akibat faktor mekanik<br />

dan fisik. Manifestasi kulit pada kelainan organ lain. Perubahan dan penyakit kulit pada kehamilan.<br />

2. Keterampilan Klinis<br />

Keterampilan pengelolaan pasien rawat jalan dan rawat inap, termasuk keterampilan menetapkan dan<br />

penggunaan alat diagnosis, seperti uji tusuk, uji intradermal, uji tempel, uji provokasi oral. Keterampilan<br />

tindakan terapi medis, seperti ekstraksi komedo, enukleasi milia, injeksi triamsinolon asetonid, injeksi toksin


136<br />

botulinum, mikrodermabrasi, subsisi, epilasi dan depilasi, bedah kimia superfisial. Tindakan bedah kulit,<br />

seperti bedah skalpel, bedah listrik, bedah beku, dan bedah laser.<br />

3. Penerapan Pengetahuan dan Keterampilan serta Tanggung Jawab<br />

Penanganan pasien rawat jalan jalan dan inap, emergensi, jaga konsul, dan referal di rumah sakit jejaring.<br />

4. Kegiatan Ilmiah<br />

Pembuatan dan presentasi laporan kasus, referat/reading assignment, journal reading. Mengikuti pertemuan<br />

ilmiah tingkat lokal dan nasional. Menyusun karya ilmiah dan publikasi.<br />

5. Ujian Nasional<br />

Ujian Teori dan OSCE<br />

6. Tesis<br />

Seminar usulan penelitian dan hasil penelitian<br />

C. Evaluasi Hasil Belajar<br />

Tujuan evaluasi hasil belajar adalah untuk menilai kemampuan akademik profesional sesuai dengan kompetensi<br />

dan kurikulum pendidikan yang telah ditetapkan.<br />

1. Kemampuan yang Dinilai<br />

Pada hakikatnya, pada suatu program studi yang bercirikan akademik profesional, kemampuan akhir yang<br />

dievaluasi adalah pencapaian professional performance (kemampuan/penampilan profesional), yang secara artifisial<br />

dapat dibagi menjadi 3 bidang yaitu:<br />

1. P: pengetahuan atau knowledge (bidang kognitif)<br />

a. Pengetahuan dan pemahaman<br />

b. Pemecahan masalah dan pengambilan keputusan klinis<br />

2. K: keterampilan atau skill (bidang psikomotor)<br />

a. Keterampilan klinis non-tindakan<br />

b. Keterampilan klinis tindakan<br />

3. S: sikap atau attitude (bidang afektif)<br />

a. Hubungan interpersonal<br />

b. Sikap dan cara kerja profesional<br />

2. Tahapan Evaluasi<br />

1. Evaluasi Tahap Pengayaan<br />

Evaluasi pada akhir semester pertama, untuk menentukan apakah peserta dapat melanjutkan pendidikan pada<br />

semester berikutnya. Apabila dinilai tidak mampu meneruskan studi maka diberikan keputusan untuk<br />

menghentikan pendidikan.<br />

Kriteria penilaian:<br />

1. P: Pengetahuan<br />

a. Pengetahuan dasar dan khusus terdiri dari :<br />

- Nilai ujian tulis tengah semester<br />

- Nilai ujian tulis akhir semester<br />

b. Nilai makalah ilmiah terdiri dari :<br />

- Laporan kasus<br />

- Referat<br />

- Journal reading<br />

2. K: Keterampilan<br />

- Nilai pengelolaan pasien rawat jalan<br />

- Nilai pengelolaan pasien rawat inap<br />

- Nilai ujian akhir kasus<br />

3. S: Sikap


137<br />

Ketentuan evaluasi tahap pengayaan<br />

Nilai batas lulus (NBL): 70<br />

a. Nilai akhir tahap pengayaan adalah nilai kumulatif rerata dari semua komponen penilaian dan dinyatakan<br />

lulus bila nilai ≥ 70. Dengan catatan nilai ujian akhir kasus tidak boleh < 70.<br />

b. Apabila nilai ujian akhir kasus < 70 diberi kesempatan mengulang 2 kali dengan jangka waktu 2 minggu,<br />

dan nilai yang diberikan maksimal 70.<br />

c. Apabila nilai makalah ilmiah < 70 maka diberi kesempatan mengulang 1 kali dengan nilai maksimal 70.<br />

2. Evaluasi Tahap Magang<br />

Evaluasi dilakukan di setiap divisi tahap magang. Penilaian meliputi bidang pengetahuan, keterampilan, dan<br />

sikap. Jenis komponen dan pembobotan ditetapkan oleh masing-masing divisi.<br />

Kriteria penilaian:<br />

1. P: Pengetahuan<br />

a. Pengetahuan dasar dan khusus terdiri dari :<br />

- Tugas baca<br />

- Nilai ujian tulis mingguan<br />

- Nilai ujian tulis pertengahan<br />

- Nilai ujian tulis akhir<br />

- Nilai ujian komprehensif<br />

b. Nilai makalah ilmiah terdiri dari :<br />

- Laporan kasus<br />

- Referat/ reading assignment<br />

- Journal reading<br />

2. K: Keterampilan<br />

- Nilai pengelolaan pasien rawat jalan<br />

- Nilai pengelolaan pasien rawat inap<br />

- Nilai ujian akhir kasus<br />

- Ujian Praktek Bedah Kulit<br />

3. S: Sikap<br />

Nilai batas lulus (NBL): 70<br />

3. Evaluasi Tahap Mandiri<br />

Evaluasi tahap mandiri terdiri atas penilaian di Divisi Umum dan penyelesaian tugas-tugas akhir, seperti<br />

seminar usulan penelitian, ujian tulis dan OSCE nasional, ujian kasus komprehensif, serta tesis.<br />

- Kriteria penilaian di Divisi Umum:<br />

1. P: Pengetahuan<br />

a. Pengetahuan dasar dan khusus terdiri dari :<br />

- Diskusi kasus<br />

b. Nilai makalah ilmiah terdiri dari :<br />

- Laporan kasus<br />

- Reading assignment<br />

- Journal reading<br />

2. K: Keterampilan<br />

- Nilai pengelolaan pasien rawat jalan<br />

- Nilai pengelolaan pasien rawat inap<br />

3. S: Sikap<br />

- Seminar Usulan Penelitian<br />

- Ujian Tulis dan OSCE Nasional<br />

- Ujian Komprehensif<br />

- Tesis (Seminar Hasil Penelitian)<br />

Nilai batas lulus (NBL): 70


138<br />

3. Cara Penilaian<br />

Cara yang digunakan untuk penilaian adalah memberikan skor, kemudian dikonversi menjadi angka mutu dan<br />

huruf mutu seperti yang terdapat pada tabel 1.<br />

Tabel 1. Skor, angka mutu, dan huruf mutu<br />

Skor Angka Mutu Huruf Mutu<br />

88-100 4,00 A<br />

80-87 3,50 B+<br />

70-79 3,00 B<br />

65-69 2,50 C+<br />

60-64 2,00 C<br />

52-59 1,50 D+<br />

45-51 1,00 D<br />

< 44 0,00 E<br />

4. Predikat Lulus<br />

Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) merupakan jumlah skor kisaran 0,00 – 4,00 seluruh mata kuliah dan tesis dibagi<br />

jumlah SKS.<br />

Pedoman hasil yudisium:<br />

3,71-4,00 Dengan Pujian<br />

3,41-3,70 Sangat Memuaskan<br />

3,00-3,40 Memuaskan<br />

D. Pedoman Ujian<br />

1. Persyaratan Mengikuti Ujian Akhir Tahap Pengayaan<br />

Peserta PPDS dapat mengikuti ujian akhir tahap pengayaan, bila telah memenuhi ketentuan sebagai berikut:<br />

a. Menyelesaikan semua tugas akademik<br />

b. Menyelesaikan tugas statistik pasien rawat inap<br />

c. Menyelesaikan resume status pasien pulang rawat inap<br />

d. Menyelesaikan kompilasi foto pasien rawat inap<br />

e. Menyelesaikan buku kompilasi laporan kasus, referat/reading assignment, dan journal reading<br />

2. Persyaratan Mengikuti Ujian Akhir Divisi<br />

Peserta PPDS dapat mengikuti ujian akhir divisi, bila telah memenuhi ketentuan sebagai berikut:<br />

a. Menyelesaikan semua tugas akademik<br />

b. Menyelesaikan tugas statistik pasien rawat jalan<br />

c. Menyelesaikan resume status pasien pulang rawat inap<br />

d. Menyelesaikan kompilasi foto pasien rawat inap<br />

3. Persyaratan Mengikuti Ujian Tulis dan OSCE Nasional<br />

Ujian tulis dan OSCE nasional diselenggarakan oleh Kolegium dan diikuti oleh peserta PPDS bila telah<br />

memenuhi ketentuan sebagai berikut:<br />

a. Telah lulus 7 (tujuh) divisi di tahap magang<br />

b. Minimal telah 4 bulan di divisi umum<br />

c. Telah melaksanakan seminar usulan penelitian<br />

4. Persyaratan Mengikuti Ujian Tesis<br />

Peserta PPDS dapat mengikuti ujian tesis, bila telah memenuhi ketentuan sebagai berikut:


139<br />

a. Menyelesaikan kompilasi laporan kasus, referat//reading assignment, dan journal reading.<br />

b. Menyelesaikan kompilasi sebagai author dan co-author<br />

c. Menyerahkan sertifikat hasil ujian TOEFL dengan skor minimal 500<br />

a. Menyerahkan tugas administrasi, yaitu: sertifikat ujian nasional, buku raport, buku log, kunci locker, dan foto<br />

8R<br />

E. Tata Tertib<br />

Tata Tertib Kegiatan PPDS<br />

1. Yang dimaksud dengan kegiatan PPDS di sini adalah semua kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan<br />

akademik Prodi IK Kulit dan Kelamin.<br />

2. Peserta PPDS harus hadir di rumah sakit tepat waktu sesuai dengan ketentuan jam kerja, dengan mengisi daftar<br />

hadir masuk dan daftar hadir pulang.<br />

3. Peserta PPDS harus mematuhi aturan berpakaian yang memenuhi etika, yang telah ditetapkan pada pedoman<br />

umum kemahasiswaan FK Unpad.<br />

4. Peserta PPDS harus mempersiapkan diri terlebih dahulu sebelum mengikuti kegiatan dan melaksanakan setiap<br />

tugas yang diberikan.<br />

5. Peserta PPDS yang tidak hadir karena alasan yang dapat dibenarkan, seperti: sakit, terkena musibah, mendapat<br />

tugas dari Prodi, Departemen, Fakultas, atau Universitas, atau alasan lain yang dapat dipertanggungjawabkan<br />

yang telah diajukan dan mendapat persetujuan sebelumnya, dapat meninggalkan kegiatan prodi setelah<br />

menyampaikan keterangan tertulis dari pihak berwenang (dokter atau pimpinan fakultas).<br />

Surat keterangan sakit dari dokter harus diserahkan ke Sekretaris Prodi paling lambat 1 (satu) hari kerja setelah<br />

ketidakhadiran,<br />

Kehadiran Peserta PPDS<br />

Tingkat kehadiran peserta PPDS dalam kegiatan prodi diatur dengan ketentuan sebagai berikut:<br />

1. Pada setiap divisi, peserta PPDS dapat tidak hadir paling banyak selama 3 (tiga) hari. Apabila ketidakhadiran lebih<br />

dari 3 (tiga) hari, maka peserta PPDS akan dikenakan perpanjangan stase di divisi yang bersangkutan, sesuai<br />

dengan peraturan yang ada.<br />

2. Peserta PPDS yang tidak hadir karena alasan seperti sakit atau terkena musibah, maka ketidakhadirannya tetap<br />

dihitung, kecuali apabila mendapat tugas dari Prodi, Departemen, Fakultas, atau Universitas.<br />

Cuti<br />

1. Cuti Akademik<br />

- Cuti akademik diajukan ke Rektor Unpad melalui TKP PPDS FK Unpad 1 (satu) bulan sebelumnya.<br />

- Cuti akademik tidak diperkenankan pada 2 (dua) semester pertama dan 2 (dua) semester terakhir.<br />

- Lama cuti akademik hanya 1x6 bulan (1 semester)<br />

- Dibebaskan dari pembayaran her-registrasi tetapi harus terdaftar sebagai mahasiswa Unpad berdasarkan SK<br />

Rektor Unpad.<br />

2. Cuti Hamil<br />

- Cuti hamil tidak dikaitkan dengan her-registrasi dan disesuaikan dengan Peraturan Pemerintah bahwa PPDS<br />

PNS selama 3 bulan akan dianggap ijin.<br />

- Cuti hamil bagi PPDS non-PNS maksimal 3 bulan.<br />

F. Jenis Pelanggaran dan Sanksi<br />

Jenis Pelanggaran dan Sanksi Pendidkan:<br />

1. Pelanggaran ringan diberikan teguran lisan dan atau tertulis.<br />

2. Pelanggaran sedang, selain teguran tertulis, disertai dengan penambahan jaga ruangan atau jaga emergensi<br />

sesuai dengan hasil rapat staf.<br />

3. Pelanggaran berat dilaporkan ke Pimpinan Fakultas<br />

4. Pimpinan Fakultas menyelenggarakan Rapat Senat Fakultas untuk membahas pemberian skorsing atau<br />

pemutusan studi.<br />

5. Surat keputusan skorsing atau pemutusan studi diterbitkan oleh Rektor Universitas Padjadjaran atas usulan<br />

pimpinan Fakultas.


140<br />

Pengertian mengenai batasan tentang pelanggaran ringan, sedang, dan berat diserahkan kepada Ketua Program<br />

Studi melalui penelaahan bersama dengan jajaran Staf Pendidik, termasuk Kepala Departemen.<br />

Putus Studi<br />

Peserta PPDS dinyatakan putus studi bila:<br />

1. Kelalaian administrasi<br />

- Tidak melaksanakan registrasi selama 2 (dua) semester.<br />

- Meninggalkan proses pembelajaran selama lebih dari 2 (dua) minggu tanpa alasan yang dapat diterima dan<br />

tidak mengindahkan surat teguran ke-3 yang dikirimkan oleh KPS.<br />

2. Permintaan sendiri<br />

Peserta PPDS mengajukan permintaan secara tertulis untuk mengundurkan diri kepada Dekan FKUP dengan<br />

tembusan kepada Kepala Departemen dan KPS.<br />

3. Atas dasar evaluasi pencapaian kompetensi<br />

- Hasil evaluasi menunjukkan tidak mampu lagi menyelesaikan studi dalam pencapaian kompetensi yang<br />

dipersyaratkan.<br />

4. Alasan kondisi atau kesehatan yang tidak memungkinkan untuk melanjutkan studi.<br />

Alasan ini harus diperkuat dengan surat kesehatan dari RS Dr. Hasan Sadikin.<br />

5. Pelanggaran etika dan profesionalisme berat yang dapat menyebabkan penghentian sementara (skorsing) atau<br />

selamanya (drop out) berdasarkan keputusan Rapat Senat FK Unpad.<br />

6. Pelanggaran hukum<br />

- Bila peserta PPDS diduga melanggar hukum dan sedang dalam proses penegakkan hukum, peserta didik<br />

dibebaskan dari tugas mengikuti pembelajaran.<br />

- Bila kemudian hari dinyatakan tidak bersalah, yang bersangkutan diperkenankan untuk mengikuti kembali<br />

proses pembelajaran, sedangkan bila dinyatakan bersalah, Rektor akan mengeluarkan sanksi berupa<br />

skorsing sampai pemutusan studi.<br />

11. Program Studi Ilmu Penyakit Saraf<br />

a. Struktur Mata Kuliah<br />

No<br />

Materi Pendidikan<br />

Bobot<br />

SKS<br />

Semester<br />

1 Pengetahuan Teori Dasar 7 I – II<br />

2 Pengetahuan Teori Klinik Umum 2,8 I s/d IV<br />

Pengetahuan Teori Klinik Khusus<br />

- Penyakit Serebrovaskular<br />

- Neurotraumatologi<br />

- Neurogeriatri<br />

3<br />

- Infeksi SSP<br />

- Saraf Tepi dan Neurofisiologi Klinik<br />

- Epilepsi<br />

- Fungsi Luhur<br />

- Neuroimaging<br />

- Nyeri Kepala<br />

6,8 I s/d VIII


141<br />

- Neuroepidemiologi<br />

- Vertigo<br />

- Neurooftalmologi<br />

- Neuropediatri<br />

- Nyeri<br />

- Gangguan Gerak (Movement Disorder)<br />

- Neurotoksikologi<br />

- Neuroimunologi<br />

- Neuroemergensi/Intensive Care<br />

4 Penerapan Teknologi Ilmu Penyakit Saraf 20,8 I s/d VIII<br />

5<br />

Pengembangan Ilmu Keahlian Penyakit<br />

Saraf<br />

37,6 I s/d VIII<br />

6 Tesis 6 VIII<br />

b. Daftar Mata Kuliah<br />

No<br />

Materi Pendidikan<br />

1 Pengetahuan Teori Dasar<br />

2 Pengetahuan Teori Klinik Umum<br />

Pengetahuan Teori Klinik Khusus<br />

- Penyakit Serebrovaskular<br />

- Neurotraumatologi<br />

- Neurogeriatri<br />

- Infeksi SSP<br />

- Saraf Tepi dan Neurofisiologi Klinik<br />

- Epilepsi<br />

- Fungsi Luhur<br />

- Neuroimaging<br />

3 - Nyeri Kepala<br />

- Neuroepidemiologi<br />

- Vertigo<br />

- Neurooftalmologi<br />

- Neuropediatri<br />

- Nyeri<br />

- Gangguan Gerak (Movement Disorder)<br />

- Neurotoksikologi<br />

- Neuroimunologi<br />

- Neuroemergensi/Intensive Care<br />

4 Penerapan Teknologi Ilmu Penyakit Saraf<br />

5 Pengembangan Ilmu Keahlian Penyakit Saraf<br />

6 Tesis


142<br />

c. Deskripsi Mata Kuliah<br />

1. Pengetahuan Teori Dasar<br />

Anatomi susunan saraf, Neurofisiologi, Neuropatologi, Neurofarmakologi.<br />

2. Pengetahuan Teori Klinik Umum<br />

Diagnostik fisik penyakit saraf, Diagnostik laboratorium dalam bidang penyakit saraf, Patofisiologi dalam<br />

bidang penyakit saraf, Dasar-dasar penyakit nonneurologik yang memberi komplikasi neurologik.<br />

3. Pengetahuan Teori Klinik<br />

Masalah yang sering terjadi, Masalah gawat yang sering terjadi, Masalah gawat yang jarang terjadi,<br />

Masalah lain.<br />

4. Penerapan Teknologi Ilmu Penyakit Saraf<br />

Diagnostik menggunakan alat diagnostik, Tindakan-tindakan perawatan medik.<br />

5. Pengembangan Kemampuan Tanggung Jawab Dokter Penyakit Saraf<br />

Dokter jaga, Melaksanakan pendidikan mahasiswa dan pasca-sarjana, Chief Resident, Tugas khusus<br />

lain.<br />

6. Pengembangan Ilmu Keahlian Penyakit Saraf<br />

Mengikuti penyajian, Melakukan penyajian, Karya tulis, Referat, Jurnal, Presentasi kasus, Mengikuti dan<br />

menyajikan hasil penelitian ilmiah di tingkat Nasional dan Regional. Pengembangan Kemampuan Belajar<br />

Mengajar, Membimbing mahasiswa dan paramedik, Membantu membimbing peserta program studi yang<br />

lebih muda.<br />

7. Tesis<br />

12. Program Studi Ilmu Kesehatan Telinga, Hidung, Tenggorok, Bedah Kepala dan Leher<br />

A. METODE PEMBELAJARAN<br />

Presentasi Acara Ilmiah<br />

Peserta didik melakukan presentasi acara ilmiah selama 30 menit dan dilanjutkan dengan diskusi, dipandu dan<br />

dibimbing oleh konsulen sub bagian. Acara ilmiah dapat berupa presentasi referat, literature reading, journal<br />

reading, lain-lain. Selain itu peserta didik wajib presentasi ilmiah di forum nasional, minimal 1 kali.<br />

Aktifitas pendidikan terstruktur :<br />

1. Referat setiap sub bagian<br />

2. Literature reading<br />

3. Journal reading<br />

4. Presentasi Kasus Ruangan<br />

5. Joint Conference<br />

6. Presentasi ilmiah di : PIT (Pertemuan Ilmiah Tahunan) Perhati-KL atau KONAS (Kongres Nasional) Perhati-<br />

KL, atau PITO (Pertemuan Ilmiah Tahunan Otologi) dan PIT UNPAD, atau pertemuan ilmiah lainnya yang<br />

ditetapkan bagian.<br />

Kegiatan Ilmiah/Lokakarya atau Pelatihan yang wajib diikuti peserta PPDS Program Studi Ilmu Kesehatan<br />

THT-KL adalah :<br />

Kegiatan Ilmiah Terencana yang Wajib Diikuti oleh Peserta PPDS<br />

1. Pertemuan Ilmiah Tahunan yang bersifat nasional, yaitu :<br />

- PIT PERHATI –KL (Pertemuan Ilmiah Tahunan Perhimpunan Ahli THT-KL) atau<br />

- KONAS PERHATI-KL (Kongres Nasional Perhati-KL) atau<br />

- PITO PERHATI-KL (Perhimpunan Ilmiah Tahunan Otologi Perhati-KL)<br />

Pada Pertemuan Ilmiah ini, peserta PPDS wajib : presentasi ilmiah/poster, mengikuti Forum PPDS.<br />

2. Pertemuan Ilmiah Tahunan Regional seperti :<br />

PIT FK UNPAD (Pertemuan Ilmiah Tahunan) FK UNPAD atau Pertemuan Ilmiah regional lainnya (bila ada)<br />

Kegiatan Pelatihan/Workshop Basic Skill yang Wajib Diikuti oleh Peserta PPDS<br />

1. Pelatihan Diseksi Tulang Temporal<br />

2. Pelatihan Dasar Bedah Sinus Endoskopik (Basic FESS)<br />

3. Pelatihan Manajemen Rinitis Alergi


143<br />

4. Pelatihan Dasar Bedah Kepala - Leher<br />

5. Pelatihan Dasar Diagnotik Pendengaran<br />

6. Pelatihan Dasar Maksilofasial dan Plastik Rekonstruksi<br />

7. Pelatihan Dasar Endoskopi di bidang THT-KL<br />

Perkuliahan<br />

Peserta didik mengikuti perkuliahan pada acara ilmiah, baik yang terencana (misalnya di acara Pertemuan Ilmiah<br />

Tahunan, acara ilmiah harian, Forum PPDS, dll ), maupun yang tidak terencana (insidentil).<br />

Seminar/Workshop<br />

Peserta didik ikut serta dalam acara seminar/workshop yang sudah terencana ataupun insidentil; baik sebagai<br />

peserta, panitia atau pembicara.<br />

Bedside Teaching<br />

Peserta didik melaksanakan bedside teaching di : poliklinik umum THT-KL, poliklinik-poliklinik sub bagian, ruang<br />

perawatan THT-KL dan ruang operasi<br />

Kerja Lapangan<br />

Peserta didik melaksanakan kerja lapangan di : poliklinik umum dan sub bagian, ruang perawatan THT-KL dan<br />

ruang operasi<br />

E-learning<br />

Pseserta PPDS-1 mempergunakan sumber online terutama untuk mencari journal, literature, bahan bacaan<br />

terbaru<br />

Ikut serta mendidik peserta Program Studi Profesi Dokter Fakultas Kedokteran<br />

Penelitian Akhir (tesis)<br />

Merupakan program wajib dengan topik pilihan dan terarah, sesuai minat peserta didik, yang dilakukan secara<br />

perorangan pada akhir program pendidikan. Usulan Penelitian dipresentasikan semester VI dan Ujian Tesis<br />

dilaksanankan pada semester VIII.<br />

Pedoman Penulisan Usulan Penelitian dan Tesis mengikuti Pedoman yang dikeluarkan oleh Universitas<br />

Padjadjaran, yang terkini dan terbaru.<br />

Tugas<br />

Peserta didik PPDS diwajibkan untuk mengerjakan tugas, seperti tugas membaca buku teks atau jurnal ilmiah,<br />

menyusun laporan kegiatan, tugas jaga malam serta tugas pelayanan kesehatan, sebagai bagian dari pendidikan<br />

dan pengabdian masyarakat dan lain-lain (seperti pendamping ujian peserta didik P3D,dan lain-lain)<br />

MATERI PEMBELAJARAN<br />

MATERI PENDIDIKAN<br />

Materi pendidikan yang diberikan adalah :<br />

1. Materi Keahlian Umum (MKU)<br />

2. Materi Keahlian Khusus (MKK)<br />

3. Materi Penerapan Akademik (MPA)<br />

4. Materi Penerapan Keprofesian (MPK)<br />

MATERI KEAHLIAN UMUM (MKU)<br />

Materi Keahlian Umum adalah materi pendidikan yang memberikan dasar pengetahuan keahlian dalam bidang<br />

Ilmu Kesehatan THT-KL agar peserta program mampu memecahkan masalah Ilmu Kesehatan THT-KL secara<br />

ilmiah.<br />

Materi Keahlian Umum terdiri dari :<br />

1. Pelatihan Bedah Dasar<br />

2. Pelatihan Bedah Saraf<br />

3. Pelatihan Anestesi Dan Reanimasi<br />

4. Pelatihan Radiologi<br />

5. Pelatihan Ilmu Kesehatan Mata<br />

6. Pelatihan Ilmu Kedokteran THT-KL Dasar<br />

MATERI KEAHLIAN KHUSUS (MKK)


144<br />

Materi Keahlian Khusus adalah materi pendidikan yang memberikan pengetahuan keahlian dalam bidang<br />

Ilmu Kesehatan THT-KL sehingga lulusan spesialis THT-KL mempunyai kompetensi yang tinggi dan ahli dalam<br />

bidangnya.<br />

Materi Keahlian Khusus terdiri dari materi pendidikan dari beberapa Sub-bagian dalam bidang Ilmu<br />

Kesehatan THT-KL, yaitu : Laring-Faring, Rinologi-Alergi, Otologi, Audiologi, Bronkoesofagologi, Maksilofasial dan<br />

Plastik Rekonstruksi serta Onkologi-Bedah Kepala Leher.<br />

MATERI PENERAPAN AKADEMIK (MKA)<br />

Materi Penerapan Akademik adalah kegiatan ilmiah yang materinya secara langsung berhubungan dengan<br />

Ilmu Kesehatan THT-KL. Tujuannya adalah untuk meningkatkan pengetahuan, memahami Metodologi Penelitian<br />

dan mampu melaksanankan serta menyusun suatu Publikasi Ilmiah.<br />

Materi Penerapan Akademik terdiri dari :<br />

- Usulan Penelitian/Proposal Penelitian<br />

- Tesis<br />

- Jurnal Reading<br />

- Presentasi Kasus<br />

- Laporan Jaga<br />

- Referat<br />

- Presentasi ilmiah dik Kongres/seminar<br />

- Lain-lain<br />

MATERI PENERAPAN KEPROFESIAN (MPK)<br />

Materi Penerapan Keprofesian adalah pelatihan keprofesian dengan menerapkan Ilmu Kesehatan THT-KL yang<br />

didapat dari berbagai kegiatan keprofesian secara berkesinambungan.<br />

Pelatihan dilakukan di Rumah Sakit Pendidikan dr. Hasan Sadikin Bandung atau di rumah sakit jejaring di wilayah<br />

Jawa Barat, sehingga diperoleh bermacam-macam kasus dengan jumlah yang cukup untuk mencapai<br />

ketrampilan/kompetensi keprofesian yang baik.<br />

Aktifitas keahlian ini meliputi Pelatihan pasien Gawat Darurat, pelatihan pasien rawat jalan,pelatihan Pasien Rawat<br />

Inap, Pelatihan pasien di Kamar Tindakan/Kamar Operasi, Pelatihan pasien di sub bagian dan Pelatihan pasien di<br />

rumah sakit jejaring. Dengan pelatihan ini diharapkan peserta program dapat memperoleh ketrampilan keprofesian<br />

yang baik dan menguasai bidang kelimuan yang baik.<br />

Pendidikan Spesialis THT-KL dilaksanakan selama 8 semester dengan rincian rotasi sebagai berikut :<br />

Jenjang I<br />

Bedah Dasar<br />

: 9 bulan<br />

Stase Ilmu Kesehatan Mata : 1 bulan<br />

Stase Anestesi<br />

: 1 bulan<br />

Stase Radiologi<br />

: 2 minggu (1/2 bulan)<br />

Prakualif<br />

: 1,5 bulan<br />

Laring faring II + Head and Neck : 1 bulan<br />

Rhino-alergi II + maksilofasial : 1 bulan<br />

Otologi II<br />

: 1 bulan<br />

Jenjang II<br />

Stase Bedah Saraf<br />

Laring Faring<br />

Rhino-Alergi<br />

Audio Vestibular<br />

Bronkoesofagologi<br />

Otologi<br />

Head and Neck<br />

Maksilofasial<br />

: 2 bulan<br />

: 6 bulan<br />

: 6 bulan<br />

: 3 bulan<br />

: 3 bulan<br />

: 6 bulan<br />

: 3 bulan<br />

: 3 bulan<br />

Pendidikan diberikan berdasarkan modul sesuai dengan ketetapan dari Kolegium Telinga Hidung Tenggorok dan<br />

bedah Kepala dan Leher.<br />

Rincian dari masing-masing rotasi adalah sebagai berikut :<br />

Bedah Dasar<br />

Basic Medicine<br />

Ilmu Bedah Dasar<br />

Mata Kuliah Dasar Umum (Anatomi, Physiologi, Patologi Anatomi)


145<br />

Instructional Course ( Nutrition therapy, .......)<br />

Bedah Onkologi<br />

Biopsi<br />

Flap sederhana<br />

Kemoterapi<br />

Wide eksisi pada keganasan kulit<br />

Bedah Kepala dan Leher<br />

Eksisi tumor jaringan lunak kepala leher<br />

Lobektomi subtotal/total<br />

Tiroidektomi subtotal<br />

Tiroidektomi<br />

Parotidektomi<br />

Bedah Plastik<br />

Tandur kulit<br />

Labioplasty<br />

Palatoplasty<br />

Bedah Thoraks dan Cardio Vaskular<br />

Vena seksi<br />

Kanulasi arteri perifer<br />

Perawatan trauma thorax konservatif<br />

Jaga malam di Bagian Bedah<br />

Bedah Saraf<br />

Peserta PPDS mempelajari dan mengikuti kegiatan operasi kasus-kasus Bedah Saraf yang berhubungan<br />

dengan THT-KL. Peserta PPDS juga menjalani jaga malam di Bagian Bedah Saraf.<br />

Ilmu Kesehatan Mata<br />

Peserta PPDS mempelajari dan mengikuti kegiatan operasi kasus-kasus Mata yang berhubungan dengan<br />

THT-KL.<br />

Pra Kualifikasi<br />

Observasi dan/ asisten I/II di Poliklinik<br />

Observasi dan/ asisten I/II di Ruangan<br />

Observasi dan/ asisten I/II di Kamar Operasi<br />

Jaga Malam di Departemen Ilmu Kesehatan THT-KL<br />

Stase di Bagian Anestesi<br />

Stase di Bagian Radiologi<br />

Laring – Faring<br />

Modul Laringitis<br />

Modul Sumbatan Jalan Nafas Atas<br />

Modul Suara Parau<br />

Modul Disfoni<br />

Modul Faringitis<br />

Modul Tonsilitis<br />

Modul Trauma Laring<br />

Modul Abses Leher Dalam<br />

Jaga malam<br />

Rhinologi- Alergi<br />

Modul Benda Asing<br />

Modul Epistaxis<br />

Modul Polip Hidung<br />

Modul Sinusitis Paranasal<br />

Modul Rinitis non Alergi<br />

Modul Rinitis Alergi<br />

Modul Penyakit akibat reaksi hipersensitifitas tipe I<br />

Audio Vestibular<br />

Modul Gangguan pendengaran<br />

Modul Gangguan Keseimbangan


146<br />

Modul Tuli Kongenital<br />

Modul Gangguan pendengaran Pada Anak Sekolah<br />

Modul Gangguan Pendengaran pada Pekerja<br />

Modul Pemeriksaan BERA<br />

Modul Alat Bantu Dengar<br />

Bronko-Esofagologi<br />

Modul Benda Asing Pada Tracheo bronchial<br />

Modul Stenosis<br />

Modul Fistula Tracheo-Bronko-Esofagus<br />

Modul Sialodenitis<br />

Modul Sialolith<br />

Modul Esofagitis Korosif<br />

Modul Trauma Esofagus<br />

Modul Benda Asing esofagus<br />

Modul Gangguan Motorik, Spasme, Achalasia, Refluk<br />

Modul Varises Esofagus<br />

Otologi<br />

Modul Trauma<br />

Modul Benda Asing<br />

Modul Radang Telinga Luar<br />

Modul Radang Telinga Tengah<br />

Modul Radang Telinga Dalam<br />

Modul Kelainan Kongenital<br />

Modul Neoplasma Telinga<br />

Modul Gangguan Nervus Fasialis<br />

B. STRUKTUR MATA KULIAH<br />

MATERI KEAHLIAN KHUSUS (MKU)<br />

MATERI SUB BAGIAN LARING-FARING<br />

Modul Laringitis<br />

Modul Sumbatan Jalan Nafas Atas<br />

Modul Suara Parau<br />

Modul Disfoni<br />

Modul Faringitis<br />

Modul Tonsilitis<br />

Modul Trauma Laring<br />

Modul Abses Leher Dalam<br />

Stomatitis<br />

Infeksi Odontogenik<br />

Mendengkur dan Henti Nafas Saat Tidur<br />

Pencitraan Jalan Nafas pada Anak-anak<br />

Kelainan Kongenital Traktus Aerodigestivus<br />

Papiloma Laring<br />

Modul Sialodenitis<br />

Modul Sialolith<br />

MATERI SUB BAGIAN RINOLOGI ALERGI<br />

Modul Benda Asing<br />

Modul Epistaksis<br />

Modul Polip Hidung<br />

Modul Sinusitis Paranasal<br />

Modul Rinitis non Alergi<br />

Modul Rinitis Alergi<br />

Modul Imunologi Alergi<br />

Penyakit Granulomatosis & Autoimun pada Hidung dan Sinus Paranasal<br />

Fungsi dan Disfungsi Indra Penciuman


147<br />

Rinitis Alergi pada Anak<br />

Rinitis Alergi pada Lansia<br />

Rinitis Alergi pada Kehamilan<br />

MATERI SUB BAGIAN AUDIO VESTIBULAR<br />

Modul Gangguan pendengaran<br />

Modul Gangguan Keseimbangan<br />

Modul Tuli Kongenital<br />

Modul Gangguan pendengaran Pada Anak Sekolah<br />

Modul Gangguan Pendengaran pada Pekerja<br />

Modul Pemeriksaan BERA<br />

Modul Alat Bantu Dengar<br />

Obat-obatan Ototoksik<br />

Tinnitus<br />

Penuaan pada Sistem Auditori dan Vestibuler<br />

MATERI SUB BAGIAN BRONKO-ESOFAGOLOGI<br />

Modul Benda Asing Pada Tracheo bronchial<br />

Modul Stenosis<br />

Modul Fistula Tracheo-Bronko-Esofagus<br />

Modul Esofagitis Korosif<br />

Modul Trauma Esofagus<br />

Modul Benda Asing esofagus<br />

Modul Gangguan Motorik, Spasme, Achalasia, Refluk<br />

Modul Varises Esofagus<br />

Indra Pengecap<br />

Evaluasi Disfagia<br />

Manajemen Disfagia<br />

Pemeriksaan Radiologik Traktus Aerodigestif Bagian Atas<br />

Evaluasi Endoskopik Traktus Aerodigestif Bagian Atas<br />

Kelainan Esofagus<br />

MATERI SUB BAGIAN OTOLOGI<br />

Modul Trauma Telinga<br />

Modul Benda Asing, Serumen dan Keratosis Obturans<br />

Modul Radang Telinga Luar<br />

Modul Radang Telinga Tengah<br />

Modul Radang Telinga Dalam<br />

Modul Neoplasma Telinga<br />

Modul Gangguan Nervus Fasialis<br />

Perikhonditis/Othematom<br />

Komplikasi Intratemporal dan Intrakranial Otitis Media<br />

Otitis Media Efusi<br />

Kolesteatoma<br />

Pencitraan Tulang Temporal<br />

Neurophysiologc Intra Operative Monitoring<br />

Otologic Manifestation of Systemic Disease<br />

Rekonstruksi Membran Timpani dan Tulang-tulang Pendengaran<br />

Otosklerosis<br />

Cochlear Implant & Other Implantable Auditory Prosthesis<br />

Surgical Management of Vestibular Disorders<br />

MATERI SUB BAGIAN BEDAH KEPALA DAN LEHER<br />

Modul Neoplasma Hidung dan Sinus Paranasal<br />

Modul Tumor Tonsil<br />

Modul Tumor Faring ( Angiofibfom nasofaring, Karsinoma)<br />

Modul Tumor Lidah<br />

Modul Tumor Tracheo Bronchial<br />

Modul Tumor Kelenjar Ludah<br />

Modul Tumor Leher<br />

Modul Tumor Esofagus<br />

Modul Tumor Laring


148<br />

Terapi gen<br />

Biologi dan Imunologi Tumor Kepala dan Leher<br />

Prinsip-prinsip Kemoterapi Tumor Kepala dan Leher<br />

Prinsip-prinsip Radiasi Onkologi<br />

Cutaneous Malignancy<br />

Melanoma Maligna<br />

Tumor Orbita<br />

Neoplasma Rongga Mulut<br />

Kista odontogenik, tumor dan Lesi-lesi di Rahang<br />

Diseksi Leher<br />

Karsinoma Sel Skuamosa pada Traktus Aerodigestif Atas<br />

Limfoma pada Kepala dan Leher<br />

Pembedahan Basis Cranii<br />

MATERI SUB BAGIAN MAKSILOFASIAL REKONSTRUKSI DAN BEDAH PLASTIK<br />

Modul Trauma dan Fraktur Hidung<br />

Modul Kelainan Septum<br />

Modul Trauma Wajah dan Maksilofasial<br />

Modul Labioschizis<br />

Modul Palatoschizis<br />

Modul Kelainan Kongenital Telinga<br />

Rhinoplasti<br />

Blepharoplasti<br />

Modul Rhytidectomy<br />

Grafts and Implants in Facial, Head and Neck Surgery<br />

Local Skin Flaps : Anatomy, Physiology and General Types<br />

Microvascular Free Flaps in Head and Neck Reconstruction<br />

Surgical Reconstruction After Mohs Surgery and Tissue Expansion<br />

Scar Camouflage<br />

Surgery for Exopthalmos<br />

Facial Reanimation<br />

Congenital Auricular Malformation<br />

Chin and Malar Augmentation<br />

Chemical Peeling<br />

Laser Skin Resurfacing<br />

Management of Benign Facial Lessions<br />

Management of Alopecia<br />

Cosmetic use of Botox and Injectable Fillers<br />

Rejuvenation of The Midface<br />

C. EVALUASI HASIL BELAJAR<br />

Sistem monitoring dan evaluasi kurikulum untuk menjamin terlaksananya program PPDS didasarkan atas<br />

pedoman : standar profesi THT-KL, standar kompetensi THT-KL yang dikeluarkan Kolegium THT-KL tahun 2008<br />

serta tercantum dalam buku Panduan Penyelenggaraan PPDS THT-KL FK UNPAD.<br />

Di dalam program pendidikan dokter spesialis, selain untuk acuan materi ajar, standar kompetensi<br />

digunakan sebagai acuan untuk menentukan kelulusan peserta didik. Standar kompetensi merupakan proses dan<br />

hasil kegiatan yang ditunjukkan oleh peserta didik sebagai penerapan pengetahuan dan keterampilan yang telah<br />

dipelajarinya. Standar kompetensi merupakan standar kemampuan minimal yang harus dipunyai oleh seorang<br />

dokter spesialis.<br />

Berdasarkan Buku Standar Kompetensi Dokter (Konsil Kedokteran Indonesia, 2006) terdapat 7 area<br />

kompetensi, yaitu komunikasi efektif, keterampilan klinis, landasan ilmiah kedokteran, pengelolaan masalah<br />

kesehatan, pengelolaan informasi, mawas diri dan pengembangan diri, etika, moral, medikolegal, profesionalisme<br />

dan keselamatan pasien. Setiap area kompetensi ditetapkan definisinya, dan disebut sebagai kompetensi inti.<br />

Setiap area kompetensi dijabarkan menjadi beberapa komponen kompetensi, yang dirinci lebih lanjut menjadi<br />

kemampuan.<br />

Sistem monitoring dan evaluasi dilaksanakan per sub bagian sesuai dengan lamanya jadwal rotasi di masingmasing<br />

sub bagian. Sebagai bentuk pelaksanaan kegiatan untuk mencapai kompetensi dicatat dan ditulis dalam<br />

buku log book, yang akan ditandatangani oleh supervisor/konsulen.


149<br />

Predikat kelulusan :<br />

NILAI<br />

ANGKA<br />

MUTU<br />

HURUF<br />

MUTU<br />

90 – 100 A 4<br />

85 – 89 A- 3.75<br />

80 – 84 B+ 3.50<br />

75 - 79 B 3<br />

70 – 74 B- 2.75<br />

65 – 69 C+ 2.50<br />

60 – 64 C 2<br />

45 – 59 D 1<br />

< 45 E 0<br />

INTEPRETASI<br />

Sangat Baik<br />

Excellent<br />

Hampir Sangat Baik<br />

Slightly Excellent<br />

Lebih dari Baik<br />

Very Good<br />

Baik<br />

Good<br />

Hampir Baik<br />

Slightly Good<br />

Lebih dari Cukup<br />

More than Sufficient<br />

Cukup<br />

Sufficient<br />

Kurang<br />

Poor<br />

Gagal<br />

Fail<br />

Batas Waktu Studi<br />

Batas Waktu Studi Program Magister, Program Doktor, dan Program Spesialis-I<br />

Program Spesialis-I harus dapat diselesaikan paling lama 10 semester I terhitung sejak terdaftar sebagai<br />

mahasiwa pada semester I pada Program Spesialis-I (untuk beberapa Program Spesialis-I ditentukan tersendiri)<br />

D. PEDOMAN UJIAN<br />

Sistem Evaluasi untuk mencapai kompetensi<br />

Tujuan evaluasi adalah untuk mengetahui apakah peserta program telah mencapai kemampuan akademik serta<br />

kemampuan klinis sesuai kompetensi yang diharapkan. Tahap evaluasi dilakukan secara berkala dan evaluasi<br />

akhir. Evaluasi berkala dilakukan pada setiap tahap pendidikan secara berkesinambungan.<br />

Dengan memperhatikan tingkat kompetensi dari area kompetensi yang harus dicapai sesuai dengan tahap<br />

pendidikan peserta PPDS, penilaian di Sub Bagian berupa :<br />

Evaluasi Berkala<br />

- Kognitif :<br />

Bentuk :<br />

• Penilaian presentasi acara ilmiah meliputi Journal Reading, Literature reading, referat.<br />

• Penilaian presentasi kasus : kasus ruangan, kasus kematian, Joint case, dll<br />

• Penilaian Pre test dan Post Test<br />

• Ujian Tahunan (bertahap dan berjenjang)<br />

- Psikomotor :<br />

Bentuk :<br />

• Penilaian ketrampilan klinis<br />

• Penilaian kemampuan tatalaksana pasien ruangan<br />

• Penilaian tatalaksana pasien di poli<br />

• Ujian OSCE<br />

- Afektif<br />

Evaluasi Tahap Akhir<br />

berupa:<br />

• Ujian Usulan Penelitian, dilakukan pada semester V<br />

• Ujian Tesis PPDS, dilakukan pada semester VIII setelah memenuhi persyaratan :<br />

Menyerahkan data-data penelitian dan jurnal/referensi yang digunakan dalam penelitian ke pembimbing.<br />

• Ujian Nasional, dengan persyaratan (dari kolegium sub komite Ujian Nasional) sebagai berikut :<br />

Persyaratan Calon Peserta Ujian Nasional<br />

1. Peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis I THT-KL yang terdaftar di Sentra Pendidikan THT-KL


150<br />

2. Sudah menyelesaikan seluruh pendidikan di sub-bagian atau seksi Sentra Pendidikan THT-KL. (dibuktikan<br />

dengan surat keterangan telah selesai mengikuti seluruh siklus oleh KPS atau Ketua Bagian), Diizinkan<br />

belum membacakan tesis terakhir.<br />

3. Melengkapi persyaratan administrasi Ujian Nasional :<br />

- Mengisi formulir Ujian Nasional (Tulis & OSCE) yang ditandatangani oleh KPS/ Ketua Bagian Sentra<br />

Pendidikan bersangkutan<br />

- Membayar biaya Ujian Nasional (Tulis & OSCE)<br />

- Melunasi iuran sebagai anggota muda PERHATI-KL ke Kolegium Ilmu Kesehatan THT-KL Indonesia<br />

terhitung sejak mulai pendidikan sampai bulan pelaksanaan dimana Ujian Nasional diselenggarakan<br />

(melampirkan bukti pembayaran dan Surat Keterangan dari Ketua Cabang PERHATI setempat & KPS)<br />

- Presentasi verbal di Forum Nasional minimal 1 (satu) kali<br />

- Selesai 8 (delapan) tugas kegiatan ilmiah sub bagian<br />

- Surat pernyataan telah mengikuti forum PPDS yang diselenggarakan oleh Kolegium Ilmu Kesehatan THT-<br />

KL Indonesia minimal 6 KODI (melampirkan sertifikat)<br />

- Telah mengajukan seminar proposal, dibuktikan dengan surat keterangan dari KPS<br />

Kelulusan terdiri dari kelulusan setiap subbagian, kelulusan ujian nasional dan kelulusan tesis.<br />

Peserta PPDS-1 dinyatakan lulus dari suatu subbagian bila yang bersangkutan minimal memperoleh nilai B (baik)<br />

dari setiap aspek pencapaian kompetensi yang dicapai.<br />

Penilaian peserta PPDS-1 berdasarkan atas :<br />

- Penguasaan keilmuan spesialistik atau yang berhubungan, melalui ujian pilihan berganda dan modifikasinya,<br />

esai, dan lisan.<br />

- Analisis kasus<br />

- Audit morbiditas dan mortalitas<br />

- Presentasi pada saat visite ruangan<br />

- Kegiatan sehari-hari dalam mengelola pasien<br />

- Presentasi acara ilmiah : journal reading, referat, kasus ruangan, literature reading<br />

- Penilaian buku log/porto folio<br />

- Pengamatan langsung dalam melaksanakan prosedur medik atau tindakan operatif<br />

- Ujian Sub bagian<br />

E. TATA TERTIB<br />

A. Umum<br />

1. Mahasiswa harus senantiasa menjaga nama baik Departemen Ilmu Kesehatan THT dengan<br />

menegakkan disiplin serta menjunjung tinggi sikap profesionalisme.<br />

2. Selama menjalani kegiatan di Departemen Ilmu Kesehatan THT, mahasiswa wajib memakai jas dokter<br />

warna putih serta tanda pengenal resmi sebagai peserta PPDS-I FK UNPAD.<br />

3. Mahasiswa mengikuti kepaniteraan dengan membawa surat pengantar dari Bagian Akademik Fakultas<br />

Kedokteran UNPAD.<br />

4. Mahasiswa bertugas dalam kelompok kecil dengan pembimbing satu orang preceptor.<br />

5. Mahasiswa diharuskan melapor pada Kepala Departemen Ilmu Kesehatan THT sebelum dan setelah<br />

melaksanakan kegiatan. Pada waktu menghadap, PPDS-I diberikan penjelasan mengenai tujuan<br />

pendidikan terutama yang menyangkut falsafah serta etik.<br />

6. Peserta PPDS-I juga harus melapor kepada Koordinator Pendidikan untuk mendapatkan program kerja<br />

dan jadwal evaluasi pendidikan.<br />

7. Setelah itu PPDS-I diharuskan melapor kepada preceptor masing-masing untuk mendapatkan jadwal<br />

kegiatan bimbingan.<br />

8. Mengikuti seluruh kegiatan yang tercantum di dalam buku log (logbook) yang dibuktikan dengan tanda<br />

tangan preceptor dan penanggung jawab pada setiap kasus yang ditangani yang harus diserahkan<br />

sebelum peserta didik menyelesaikan stase di Departemen Ilmu Kesehatan THT.<br />

9. Setiap izin meninggalkan tugas kepaniteraan harus dengan sepengetahuain/persetujuan Kepala<br />

Departemen Ilmu Kesehatan THT atau koordinator PPDS-I.<br />

10. Bila tidak dapat mengikuti kepaniteraan karena sesuatu sebab, hendaknya dinyatakan dengan<br />

tertulis/surat sakit. Surat keterangan tersebut, sedapat mungkin diserahkan kepada Koordinator PPDS-<br />

I pada waktu yang bersangkutan tidak hadir.<br />

11. Bila berhalangan karena sesuatu sebab tidak dapat mengikuti kegiatan lebih dari 1 (satu) hari maka<br />

peserta PPDS-I diharuskan mengulang kegiatan di Departemen Ilmu Kesehatan THT selama 3<br />

minggu.<br />

12. Selama mengikuti kegiatan di Departemen Ilmu Kesehatan THT Fakultas Kedokteran UNPAD/RS dr<br />

Hasan Sadikin, semua aktivitas baik dalam bidang pendidikan, pelayanan maupun administratif, ditulis


151<br />

dalam buku kegiatan dan ditandatangani oleh Konsulen yang bersangkutan. Diharapkan peserta<br />

PPDS-I dapat menyelesaikan tugas pendidikan yang dibebankan tepat pada waktunya.<br />

13. Pada setiap awal bekerja di ruangan/poliklinik/kamar operasi/UGD diharuskan melapor kepada<br />

konsulen/dokter/kepala ruangan/poliklinik/UGD.<br />

14. Ketua Kelompok PPDS-I adalah salah satu mahasiswa dari kelompok PPDS-I tersebut.<br />

15. Tata tertib Ujian:<br />

a. Kehadiran selama di Departemen Ilmu Kesehatan THT memenuhi persyaratan kehadiran yang<br />

telah ditentukan.<br />

b. Telah melaksanakan semua tugas dan kewajiban selama rotasi di Departemen Ilmu Kesehatan<br />

THT.<br />

c. Telah menyelesaikan kewajiban administrasi (contohnya pengembalian buku dari perpustakaan,<br />

telah memeriksa kembali peralatan pemeriksaan THT).<br />

d. Peserta PPDS-I diharuskan mengikuti ujian setelah buku log/buku modul kompetensinya<br />

dinyatakan layak/lulus oleh Koordinator PPDS-I atas rotasi yang telah lengkap diikuti.<br />

e. Sebelum diuji, peserta PPDS-I diharuskan memperlihatkan buku log untuk dinilai akan kegiatan<br />

yang telah dilakukan selama kepaniteraan.<br />

f. Lembaran ujian setelah diisi oleh penguji diserahkan kepada administrasi Departemen Ilmu<br />

Kesehatan THT.<br />

g. Ujian dilakukan oleh seorang penguji dan pendamping penguji.<br />

h. Hasil ujian diberitahukan kepada peserta PPDS-I.<br />

F. KHUSUS<br />

1. Proses pendidikan berlangsung setiap hari Senin sampai dengan Jumat mulai pukul 07.15-15.30 WIB.<br />

Kegiatan pendidikan PPDS-I adalah :<br />

Jurnal Reading.<br />

Litelature Reading.<br />

Stase OK.<br />

Stase Ruangan.<br />

Stase Poli.<br />

RS Jejaring.<br />

2. Acara ilmiah atau diskusi kasus setiap hari pukul 07.15 sampai dengan pukul 08.30 dan siang hari mulai<br />

pukul 12.00 sampai 13.00.<br />

3. Setiap hari diadakan absensi sebanyak 2 (dua) kali, yaitu sewaktu datang dan setelah selesai<br />

menjalankan kepaniteraan pada hari itu.<br />

4. Kegiatan dengan bimbingan dilakukan pada pagi hari pukul 07.15 – 08.30 atau siang hari di atas pukul<br />

12.00.<br />

5. Poliklinik THT:<br />

Mahasiswa memerika pasien dengan membuat status (sangat dianjurkan pasien baru) dengan<br />

anamnesis, pemeriksaan fisik, diagnosis klinik, diagnosis banding, dan rencana penatalaksanaannya<br />

serta membuat usulan pemeriksaan dan terapi.<br />

Melaporkan hasil pemeriksaan tersebut pada PPDS/konsulen poliklinik yang bertugas pada hari itu.<br />

Pembagian rotasi ke poliklinik umum, rinologi, otologi, audiologi, onkologi bedah kepala leher, plastik<br />

rekonstruksi-maksilofasial yang diatur oleh ketua kelompok.<br />

6. Tugas jaga:<br />

Semua peserta PPDS-I harus melakukan jaga malam sebagai bagian dari pendidikan.<br />

Tugas jaga berlangsung setiap hari Senin sampai dengan Jumat mulai pukul 15.30-07.15 WIB, pada<br />

hari Sabtu, Minggu, dan hari libur lainnya dibagi menjadi 2 (dua) gelombang. Gelombang pertama<br />

pukul 07.00-19.00 WIB, gelombang kedua pukul 19.00-07.00 WIB.<br />

Selama menjalani tugas jaga, mahasiswa diwajibkan memakai baju jaga.<br />

Pengaturan jaga dilakukan oleh Chief Residen PPDS-I.<br />

Mahasiswa mengikuti seluruh kegiatan yang dilakukan PPDS jaga saat itu sambil belajar anamnesis<br />

dan pemeriksaan fisik pada pasien serta membantu dengan supervisi beberapa tindakan yang<br />

tercakup dalam bidang kompetensi keahlian yang harus dilakukan mahasiswa.<br />

Setiap jaga diwajibkan membuat resume kasus yang dilaporkan pada Konsulen jaga.<br />

7. Kamar operasi/ruang tindakan:<br />

Sebelum masuk ke kamar operasi harus sudah mengetahui cara tindakan dan antiseptik termasuk<br />

cara mencuci tangan, memakai pakaian, dan mengetahui alat-alat operasi.<br />

Melihat dan mengenal operasi yang dilakukan di Departemen Ilmu Kesehatan THT, baik dalam<br />

anestesi lokal maupun umum.<br />

Bila memungkinkan mendiskusikan pasien yang akan atau sudah dilakukan operasi dengan operator.<br />

8. Ruang rawat inap:<br />

Mengetahui indikasi rawat pada pasien-pasien THT<br />

Mampu menegakkan diagnosis dan mengetahui penatalaksanaannya.


152<br />

Mengikuti visite besar konsulen ruangan pada saat itu.<br />

Mengikuti seluruh kegiatan yang dilakukan oleh PPDS yang bertugas di ruangan pada saat itu dan<br />

mendiskusikannya.<br />

G. JENIS PELANGGARAN DAN SANKSI<br />

1. Mahasiswa yang terbukti melanggar norma akademik dan norma hukum dikenakan sanksi sesuai dengan<br />

Surat Keputusan Dekan No. 126/J06.6.FK/Kep/KM/20<strong>03</strong>.<br />

2. Keterlambatan pengisian daftar hadir lebih dari 15 menit dianggap tidak hadir pada hari itu.<br />

3. Bila peserta didik tidak menyerahkan logbook yang telah diisi lengkap pada akhir stase maka peserta didik<br />

tersebut tidak akan mendapatkan nilai di Departemen Ilmu Kesehatan THT.<br />

4. Kelalaian administratif :<br />

- Meninggalkan proses pembelajaran.<br />

- Tidak mematuhi jam kerja.<br />

Bila peserta PPDS-I diketahui tidak mematuhi jam kerja, yang bersangkutan akan mendapat teguran lisan,<br />

bila tetap berulang akan diberikan teguran tertulis. Bila setelah 3 (tiga) kali yang bersangkutan tidak<br />

menunjukkan perbaikan, yang bersangkutan diharuskan mengulang rotasi di Departemen Ilmu Kesehatan<br />

THT.<br />

5. Kekurangan dalam pencapaian kompetensi.<br />

Bila peserta PPDS-I memperoleh nilai dibawah batas kelulusan, yang bersangkutan diharuskan mengulang<br />

ujian. Bila mahasiswa tidak lulus lagi setelah mengulang ujian maka diwajibkan mengulang rotasi di<br />

Departemen Ilmu Kesehatan THT.<br />

6. Sikap perilaku yang melanggar etika profesi<br />

Sikap perilaku yang melanggar etika dan profesionalisme antara lain dapat berupa sikap perilaku terhadap:<br />

a. Pasien:<br />

Tidak menunjukkan sikap belas kasih, misalnya bersikap kasar<br />

Tidak menunjukkan sifat altruism, malah menelantarkan pasien dan keluarganya<br />

Tidak memiliki kepekaan terhadap kebutuhan pasien, tidak memberikan rasa nyaman<br />

Tidak dapat dipercaya<br />

Tidak dapat menjaga kerahasian pasien<br />

Tidak peka terhadap nilai-nilai ras, gender, dan nilai lain yang dianut pasien seperti agama dan<br />

kepercayaan<br />

b. Pendidik<br />

Misalnya tidak bersikap santun terhadap pendidik, baik yang berasal dari Departemen Ilmu Kesehatan THT<br />

maupun departemen lain.<br />

c. Sejawat Peserta PPDS-I.<br />

Baik yang berasal dari Departemen Ilmu Kesehatan THT maupun diluar bagian.<br />

Baik terhadap yang senior, sederajat maupun terhadap yang yunior.<br />

Pelanggaran diantaranya dapat berupa kekerasan verbal, fisik, maupun tekanan secara financial<br />

d. Tenaga administrasi, karyawan, dan paramedis rumah sakit<br />

e. Keilmuan<br />

Misalnya: tidak mengikuti acara ilmiah, melalaikan tugas yang bersifat keilmuan, misalnya tugas baca dsb.<br />

f. Institusi<br />

Misalnya: tidak menjaga peralatan pendidikan dengan baik, tidak mengindahkan peraturan rumah sakit,<br />

Fakultas Kedokteran UNPAD dan sebagainya. Mahasiswa harus mengganti/memperbaiki peralatan THT<br />

yang dipinjamkan apabila terbukti tidak berfungsi/rusak setelah dipakai selama kegiatan<br />

7. Pelanggaran Hukum<br />

Bila peserta didik diduga melanggar hukum dan sedang dalam proses penegakkan hukum, peserta PPDS-I<br />

tidak diperkenankan mengikuti rotasi di Departemen Ilmu Kesehatan THT.<br />

8. Kondisi khusus peserta PPDS-I<br />

Yang dimaksud kondisi khusus peserta PPDS-I yaitu bila yang bersangkutan diketahui sebagai pengguna<br />

narkoba atau memiliki penyakit kejiwaan, dan lain sejenisnya.<br />

Saat ini, pengguna narkoba diklasifikasikan sebagai penderita, bukan perbuatan kriminal, kecuali bila<br />

merangkap sebagai pengedar atau sejenisnya. Namun yang bersangkutan harus mencari pertolongan<br />

kepada ahlinya.<br />

Bagi peserta didik yang mengalami gangguan kejiwaan, yang menunjukkan atau berpotensi untuk<br />

menimbulkan ketidak amanan/kerugian bagi dirinya dan pasien/masyarakat. Kondisi ini harus berdasarkan<br />

keterangan dari dokter spesialis kesehatan jiwa.<br />

Peserta PPDS-I tidak diperkenankan mengikuti rotasi di Departemen Ilmu Kesehatan THT.


153<br />

Peringatan<br />

Peringatan awal diberikan pada saat peserta PPDS I baru masuk di program studi berupa pembacaan<br />

peraturan sanksi terutama mengenai penghentian studi oleh KPS atau SPS dengan disaksikan oleh Kepala<br />

Departemen. Peserta PPDS I membuat Surat Pernyataan yang menyatakan bahwa yang bersangkutan telah<br />

mengerti dan akan mematuhi peraturan tersebut dan menanda tanganinya dengan KPS dan Kepala<br />

Departemen sebagai saksi.<br />

Peringatan berikutnya diberikan bila peserta didik melakukan kesalahan. Peserta PPDS dipanggil setiap<br />

melakukan kesalahan atau tidak lulus dari suatu sub-bagian/sub-spesialis, diterangkan mengenai bentuk<br />

kesalahan/kekurangan oleh Tim KPS dan kemungkinan sanksi yang akan diterima. Selanjutnya bentuk sanksi<br />

atau peringatan ketidak lulusan dikirim dalam bentuk tertulis kepada yang bersangkutan dengan tembusan ke<br />

instansi pengirim/wali.<br />

Setiap PPDS memiliki file mengenai reward and punishment yang diperoleh.<br />

Derajat Berat Ringannya Bentuk Pelanggaran/Kelalaian<br />

Pelanggaran ringan dan sedang diserahkan kepada Ketua Program Studi Departemen Ilmu Kesehatan THT<br />

melalui penelaahan bersama dengan jajaran staf pendidik, termasuk Kepala Departemen, terutama dalam hal<br />

aspek sikap perilaku yang melanggar etika dan profesionalisme.<br />

Contoh pelanggaran ringan : peserta didik tidak mengikuti kegiatan tanpa alasan yang dapat diterima. Peserta<br />

PPDS-I harus menyadari bahwa pelanggaran ringan yang dilakukan berulang, dapat berakumulasi menjadi<br />

pelanggaran sedang.<br />

Contoh pelanggaran sedang : melakukan kekerasan verbal terhadap peserta lainnya.<br />

Contoh pelanggaran berat : plagiarism, kelalaian yang menimbulkan kecacatan, dan sebagainya.<br />

Pelanggaran/kelalaian yang dinilai berat harus diperkuat oleh keputusan Komite Medik RS Pendidikan.<br />

Bentuk Sanksi<br />

Pada umumnya harus bersifat mendidik dan proporsional dengan bentuk kesalahan, misal :<br />

Teguran.<br />

Penambahan giliran jaga bila kesalahan yang dilakukan bentuknya ringan dan terjadi dalam waktu jaga.<br />

Turun jabatan missal dari CR ke tingkat yang lebih rendah bila kesalahannya dalam bentuk kompetensi yang<br />

tidak sesuai dengan yang seharusnya.<br />

Skorsing.<br />

Penghentian studi.<br />

Penghentian Studi untuk Sementara<br />

Mahasiswa Program Spesialis dapat menghentikan studi untuk sementara dengan ketentuan sebagai berikut :<br />

1. Jumlah maksimum penghentian studi untuk sementara (harus dengan izin tertulis Rektor) adalah satu<br />

semester<br />

2. Dengan Izin Rektor :<br />

Mahasiswa mengajukan surat permohonan kepada Dekan, yang diketahui Dosen Wali-nya (dengan<br />

membubuhkan tanda tangan pada surat itu, selambat-lambatnya 2 (dua) minggu sebelum kegiatan<br />

akademik berjalan. (untuk mahasiswa Program PascaSarjana, surat permohonan ditujukan ke Direktur<br />

PascaSarjana, selambat-lambatnya satu minggu sebelum herregistrasi).<br />

Setelah mempertimbangkan segi akademik (IPK dan jumlah tabungan kredit), Direktur Program<br />

Pascasarjana, Dekan/Ketua Program meneruskan permohonan itu kepada Rektor.<br />

Apabila mendapat izin Rektor, maka selama periode penghentian studi sementara itu mahasiswa<br />

dibebaskan dari pendaftaran, uang kuliah, dan uang praktikum.<br />

Periode penghentian studi sementara itu tidak diperhitungkan dalam batas waktu maksimal program<br />

studinya.<br />

Hak mahasiswa untuk memperoleh penghentian studi untuk sementara dengan izin Rektor ini gugur<br />

apabila mahasiwa memperoleh huruf mutu K selama 3 semester berturut –turut maupun secara terpisahpisah<br />

dan kemudian diterima kembali, kesempatan penghentian studi untuk sementara ata izin Rektor<br />

hanya sementara.<br />

3. Jika mahasiswa melakukan penghentian studi sementara Tanpa izin Rektor, maka ia akan dikenakan saksi<br />

sebagai berikut :<br />

Untuk mendaftar kembali harus mengajukan permohonan tertulis kepada Rektor, melalui Direktur Program<br />

Pascasarjana, Dekan atau Ketua Program; permohonan tersebut dapat diterima atau ditolak.<br />

Periode penghentian studi sementara itu diperhitungkan dalam batas waktu maksimal program studinya.<br />

Diwajibkan membayar uang kuliah dan uang praktikum yang terutang, dan untuk semester berikutnya<br />

membayar sesuai dengan mahasiswa baru.<br />

Bagi mahasiswa yang pernah menghentikan studi sementara tanpa izin Rektor dan kemudian diterima<br />

kembali, kesempatan penghentian studi untuk sementara atas izin Rektor tidak diberikan lagi mahasiswa<br />

program Pascasarjana.<br />

4. Menghentikan studi tanpa izin Rektor, dikenakan sanksi pemutusan studi.


154<br />

5. Penghentian studi untuk sementara, dengan alasan seperti pada butir 3 diperkenankan, namun<br />

diperhitungkan dalam batas waktu studinya.<br />

6. Penghentian studi untuk sementara tidak boleh dilakukan pada :<br />

Semester I, dan/atau<br />

Semester II, dan/atau<br />

Satu dan/atau dua semester menjelang batas waktu studi yang diperkenankan<br />

Catatan : Mahasiswa yang menghentikan studi untuk sementara tanpa izin Rektor dalam semester-semester<br />

di atas dianggap mengundurkan diri<br />

Prosedur Pengajuan Undur Diri (Keluar) dari Universitas Padjadjaran<br />

Bagi mahasiswa tersebut dianggap yang ingin pindah dari Universitas Padjadjaran ke pergruan tinggi lain<br />

berlaku ketentuan sebagai berikut :<br />

1. Mahasiswa tersebut dianggap mengundurkan diri atas keinginan sendiri dari Universitas Padjadjaran. Oleh<br />

karenanya yang bersangkutan harus membuat surat pernyataan mengundurkan diri (dengan diketahui oleh<br />

orang tua/wali) kepada Rektor melalui Kepala Bagian dan Dekan fakultasnya masing – masing;<br />

2. Universitas Padjadjaran sekalipun tidak akan mempersulit prosesnya namun tidak dapat membantu proses<br />

pengurusan kepindahan ke perguruan tinggi lain;<br />

3. Universitas Padjadjaran hanya dapat mengeluarkan surat tanda telah keluar dan daftar nilai yang sudah<br />

ditempuh selama studi di Universitas Padjadjaran dan surat keterangsn lainnya yang diperlukan, setelah<br />

mahasiswa yang bersangkutan memenuhi semua utang (biaya yang belum dibayar, pinjaman buku, dsb).<br />

Penghentian Studi<br />

PPDS-I Departemen Ilmu Kesehatan THT dinyatakan putus studi/ tidak dapat melanjutkan kegiatan akademik /<br />

profesi bila tidak dapat memenuhi persyaratan administrasi, evaluasi akademik atau yang diakibatkan sebagai<br />

berikut :<br />

Umum ( berlaku untuk jenjang I dan II )<br />

1. Atas permintaan sendiri.<br />

Peserta PPDS Mengajukan permintaan pengunduran diri secara tertulis kepada dekan FK UNPAD melalui<br />

TKP PPDS dengan tembusan kepada Kepala Departemen dan KPS Departemen Ilmu Kesehatan THT.<br />

2. Tidak melaksanakan registrasi akademik selama 2 semester berturut-turut tanpa alasan yang jelas.<br />

3. Alasan kondisi kesehatan yang diperkuat dengan surat keterangan dari Majelis Penguji Kesehatan Pegawai<br />

RS DR Hasan Sadikin.<br />

4. Pelanggaran etika berat.<br />

5. Penghentian pendidikan dapat dijatuhkan tanpa peringatan / teguran awal bila ditemukan pelanggaran etika<br />

berat hasil temuan staf pendidikan yang diperkuat dengan keputusan Komite Medik RS dr. Hasan Sadikin.<br />

13. Program Studi Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan (Obgin)<br />

A. Metode Pembelajaran<br />

Pendidikan diselenggarakan atas dasar Sistem Modul yang mendapatkan bobot Sistem Kredit Semester.<br />

Beban Program pendidikan atau program studi, baik beban total, maupun beban semesteran dan beban setiap mata<br />

pelajaran (termasuk didalamnya pengetahuan (knowledge), K – ketrampilan (skill), S – sikap (attitude) dan tanggung<br />

jawab), dinyatakan dengan Satuan Kredit Semester (SKS). Struktur, komposisi, serta lama pendidikan ditetapkan<br />

dengan mengacu pada kompetensi pendidikan yang ditetapkan oleh Kolegium secara nasional dan kompetensi<br />

tambahan yang ditetapkan Program Studi. Pendidikan diselenggarakan dalam 3 tahapan pencapaian kompetensi yang<br />

terdiri dari tahap dasar, tahap magang, dan tahap mandiri.<br />

Beban program pendidikan dokter Spesialis-I Obstetri dan Ginekologi FKUP/RSHS adalah 149,75 SKS, seperti pada<br />

lampiran. Seluruh program dapat diselesaikan dalam waktu 8 semester atau 4 tahun. Jangka waktu total program<br />

pendidikan maksimal 1 1/2 x lama pendidikan (12 semester).<br />

Setiap peserta didik yang diterima di Pendidikan Dokter Spesialis-I diwajibkan mendaftarkan diri dan setiap<br />

semester semua peserta diwajibkan mendaftarkan diri ulang ke Fakultas Kedokteran. Ketentuan UNPAD bagi yang<br />

tidak melaksanakan pendaftaran ulang 2 (dua) kali berturut-turut dianggap mengundurkan diri.<br />

B. Struktur Mata Kuliah<br />

1. Kurikulum<br />

Tujuan pendidikan Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi FK Unpad/RS Hasan Sadikin adalah<br />

menghasilkan lulusan yang memiliki profil lulusan sebagai seorang Spesialis Obstetri dan Ginekologi (SpOG) yang<br />

mempunyai kompetensi holistik, meliputi klinik, akademis dan profesionalisme,


155<br />

dapat berperan sebagai dokter spesialis yang<br />

o Berakhlak dan berbudi luhur – good gentleman;<br />

o mempunyai ketrampilan klinik yang handal – good clinic;<br />

o mampu mendidik dengan baik – good teacher;<br />

o mampu berkomunikasi dengan baik - good communicator<br />

o mempunyai kompetensi pengetahuan dan keterampilan – good practitioner<br />

o senantiasa meningkatkan profesionalisme – long life leaner<br />

o mampu mendedikasikan pengetahuan, ketrampilan dan kualitas profesional mereka sesuai dengan<br />

tuntutan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan (public health needs and demands) – health system<br />

partner<br />

o mampu melakukan penelitian dengan baik – good scholar, dan<br />

o menjadi manajer yang efektif – good manager.<br />

Kurikulum yang digunakan di Program Pendidikan Dokter Spesialis I Obgin FK Unpad mengacu pada<br />

kurikulum nasional dari kolegium Obststetri dan Ginekologi Indonesia dan sesuai dengan ketentuan dari Konsil<br />

Kedokteran Indonesia tentang pendidikan dokter spesialis serta peraturan pendidikan dari Pemerintah (UU No 20<br />

Tahun 2013 tentang Pendidikan Kedokteran), peraturan pendidikan dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan<br />

Indonesia, Kebijakan Universitas Padjadjaran dan Fakultas Kedokteran, serta peraturan terkait lainnya, selain itu<br />

juga memperhatikan masukan-masukan dari Perhimpunan Profesi (Persatuan Obstetri dan Ginekologi Indonesia)<br />

dan alumnus. Tujuan itu diharapkan dapat dicapai melalui kurikulum pendidikan terintegrasi yang dikelompokkan<br />

berdasarkan materi pendidikan yang memenuhi elemen-elemen kurikulum (landasan kepribadian; penguasaan<br />

ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan/atau olahraga; kemampuan dan keterampilan berkarya; sikap dan perilaku<br />

dalam berkarya menurut tingkat keahlian berdasarkan ilmu dan keterampilan yang dikuasai; penguasaan kaidah<br />

berkehidupan bermasyarakat), yaitu sebagai berikut :<br />

Materi Inti Pendidikan Spesialis Obgin (19 modul)<br />

<br />

<br />

Materi Keterampilan Lanjutan (Stase divisi)<br />

Materi Penerapan Akademik (MPA) (Karya Tulis Ilmiah).<br />

Materi-materi itu diberikan dalam 8 semester, masing-masing semester mempunyai tujuan pendidikan yang<br />

bulat dan dicapai melalui pengalaman belajar/isi pendidikan tertentu. Pembagian semester ini merupakan<br />

tahapan/pembagian berdasarkan kemampuan yang dicapai mencakup pengetahuan dan pengertian, penyelesaian<br />

masalah dan pengambilan keputusan, keterampilan psikomotor, keterampilan interpersonal, kebiasaan kerja dan<br />

sikap profesional.<br />

a. Materi Inti Pendidikan Spesialis Obgin<br />

Materi ini terbagi dalam 19 modul dan beberapa materi keterampilan klinik dasar sesuai dengan<br />

kompetensi yang perlu dicapai oleh peserta didik yaitu :<br />

1. Kompetensi Umum : berisi dasar pengetahuan untuk setiap ilmuwan agar menjadi seorang penggagas<br />

dan peneliti. Materi ini merupakan materi dasar yang tidak menyangkut bidang ilmu kedokteran secara<br />

langsung (etika, komunikasi, patient safety, kerjasama tim)<br />

1. Modul 1 : Keterampilan Klinik Dasar<br />

2. Modul 2 : Pengajaran, Telaah dan Penilaian<br />

3. Modul 3 : Teknologi informasi, riset dan upaya peningkatan praktik klinik<br />

4. Modul 4 : Etika dan Hukum dalam Obstetri dan Ginekologi<br />

5. Modul 5 : Keterampilan Bedah Inti<br />

6. Modul 6 : Penanganan pasca operasi<br />

7. Modul 19 : Pengembangan profesionalisme<br />

2. Kompetensi Dasar Obstetri dan Ginekologi adalah materi pendidikan yang memberikan dasar<br />

pengetahuan keahlian dalam bidang Obstetri dan Ginekologi agar mampu memecahkan<br />

permasalahan dalam bidang obstetri dan ginekologi dengan menggunakan nalar yang bersifat ilmiah.<br />

Materi Kompetensi Dasar Obstetri dan Ginekologi mencakup :<br />

Modul-modul Obstetri :<br />

1. Modul 8 : Asuhan Antenatal<br />

2. Modul 9 : Kedokteran Maternal<br />

3. Modul 10 : Asuhan Persalinan<br />

4. Modul 11 : Asuhan Kelahiran<br />

5. Modul 12 : Masalah Nifas dan Neonatus<br />

6. Modul 16 : Asuhan Kehamilan Dini<br />

Modul-modul Ginekologi Jenjang I<br />

1. Modul 7 : Prosedur Pembedahan<br />

2. Modul 15 : Kesehatan Reproduksi<br />

3. Modul 18 : Uroginekologi<br />

3. Kompetensi Lanjut Obstetri dan Ginekologi adalah materi pendidikan sub spesialisasi dalam bidang<br />

obstetri dan ginekologi yang akan diberikan oleh para konsultan di bidangnya masing-masing. Materi<br />

Kompetensi Lanjut Obstetri dan Ginekologi mencakup :<br />

Modul Ginekologi Jenjang II :


156<br />

1. Modul 7 : Prosedur Pembedahan<br />

2. Modul 13 : Masalah-masalah Ginekologi<br />

3. Modul 14 : Subfertilitas<br />

4. Modul 15 : Kesehatan Reproduksi<br />

5. Modul 17 : Ginekologi Onkologi<br />

6. Modul 18 : Uroginekologi<br />

Pemberian materi keterampilan klinik dasar dilakukan pada saat peserta didik berada di beberapa tempat<br />

stase di RS dr. Hasan Sadikin (baik di Departemen Obstetri & Ginekologi maupun Departemen lain),<br />

Rumah Sakit Satelit, atau pada saat morning report, visite besar, presentasi kasus, journal reading,<br />

konferensi klinik, dan audit maternal.<br />

Proses Pendidikan dilaksanakan di Rumah Sakit Pendidikan utama dan di berbagai Rumah Sakit Satelit<br />

dan Wahana Pendidikan Kedokteran untuk mendapatkan materi ajar. Materi tersebut berupa kasus-kasus<br />

dengan jumlah dan variasi yang sesuai dengan tingkat kompetensi yang ingin dicapai secara<br />

komprehensif dilaksanakan dengan melalui tiga tahap ketrampilan : akuisisi, kompetensi dan profisiensi.<br />

Dengan kompetensi seperti tersebut diatas, pelayanan kesehatan akan bertaraf dan berkualitas tinggi<br />

sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran. Strategi yang dipilih ialah pelatihan<br />

keprofesian dengan melakukan tatalaksana pasien di bangsal untuk pasien rawat inap dan di poliklinik<br />

untuk pasien rawat jalan, di kamar operasi untuk kasus-kasus operasi, Unit Perawatan Intensif, RS Satelit<br />

(comprehensive skills), dan penanganan kasus-kasus gawat darurat di ruang gawat darurat, melalui<br />

pendekatan kedokteran berbasis bukti (evidence-based medicine), serta kegiatan di masyarakat untuk<br />

berlatih penerapan pendekatan Obstetri dan Ginekologi Sosial.<br />

Melalui kerja praktek selain untuk mencapai ketrampilan profesional (skill) peserta didik PPDS juga<br />

mendapatkan penguatan (strengtening) dalam penugasan keilmuan (knowledge) melalui serangkaian<br />

kegiatan dalam materi penerapan akademik.<br />

SKEMA ROTASI PPDS OBSTETRI DAN GINEKOLOGI<br />

TAHAP I<br />

Tahap Dasar<br />

Semester 1<br />

Semester 2<br />

Semester 3<br />

Semester 4<br />

Ketrampilan klinik dasar (1 bulan)<br />

Pengetahuan dasar (1 bulan)<br />

Poliklinik Obstetri (1 bulan)<br />

Ruang perawatan Obstetri (2 bulan)<br />

Kamar bersalin (1 bulan)<br />

Instalasi gawat Darurat (IGD) (1 bulan)<br />

Ruang perawatan Obstetri (1 bulan)<br />

Poliklinik Obstetri (1/2 bulan)<br />

Kamar bersalin (1 bulan)<br />

RS Satelit (2 1/2 bulan)<br />

Instalasi Gawat darurat (IGD) (1/2 bulan)<br />

Kamar operasi (1/2 bulan)<br />

Poliklinik Obstetri (1/2 bulan)<br />

Ruang perawatan Obstetri (1/2 bulan)<br />

RS Satelit (2 bulan)<br />

Unit Kehamilan Risti / USG (1 bulan)<br />

Rekam medik (1 bulan)<br />

Instalasi Gawat Darurat (IGD) (1/2 bulan)<br />

Kamar operasi (1/2 bulan)<br />

Unit Perawatan Intensif (ICU) (1/2 bulan)<br />

RS Satelit (2 bulan)<br />

Poliklinik Ginekologi (1/2 bulan)<br />

Poliklinik Onkologi (1/2 bulan)<br />

Ruang perawatan Ginekologi (1/2 bulan)<br />

Rekam medik (1 bulan)


157<br />

TAHAP II<br />

Tahap Magang<br />

TAHAP III<br />

Tahap Mandiri<br />

Semester 5<br />

Semester 6<br />

Semester 7<br />

Semester 8<br />

Instalasi Gawat Darurat (IGD) (1/2 bulan)<br />

Kamar operasi (1 bulan)<br />

Unit Perawatan Intensif (ICU) (1/2 bulan)<br />

RS Satelit (1 1/2 bulan)<br />

Poliklinik Ginekologi (1/2 bulan)<br />

Ruang perawatan Ginekologi (1/2 bulan)<br />

Poliklinik Onkologi (1/2 bulan)<br />

Stase Divisi Obstetri Ginekologi Sosial (1 bulan)<br />

Stase Divisi<br />

Onkologi (1 bulan)<br />

Fetomaternal (1 bulan)<br />

Endokrin Reproduksi (1 bulan)<br />

Uroginekologi (1 bulan)<br />

RS Satelit (2 bulan)<br />

CHIEF RESIDEN<br />

Instalasi Gawat Darurat (IGD) (1/2 bulan)<br />

Kamar operasi (1/2 bulan)<br />

Kamar bersalin (1/2 bulan)<br />

Unit Perawatan Intensif (ICU) (1/2 bulan)<br />

RS Satelit (6 bulan)<br />

Poliklinik Ginekologi (1/2 bulan)<br />

Poliklinik Obstetri (1 bulan)<br />

Poliklinik Onkologi (1/2 bulan)<br />

Poliklinik Infertilitas (1/2 bulan)<br />

Ruang perawatan Obstetri (1/2 bulan)<br />

Ruang perawatan Ginekologi (1/2 bulan)<br />

Ruang Kehamilan Risiko Tinggi (USG) (1/2 bulan)<br />

b. Materi Keterampilan Lanjutan (Stase divisi)<br />

Pada tahap magang para peserta didik PPDS I Obgin akan melakukan stase di setiap divisi yang ada di<br />

Departemen Obgin FK Unpad/RS Hasan Sadikin (5 divisi) dengan tujuan untuk meningkatkan<br />

pengetahuan dan ketrampilan lanjutan tentang kajian yang ada di divisi dan yang diperlukan apabila kelak<br />

nanti akan mengikuti pendidikan Sp 2. Diharapkan juga pada saat stase divisi, para peserta didik dapat<br />

melakukan suatu penelitian sederhana yang sesuai serta mempublikasikannya di forum ilmiah nasional<br />

maupun internasional.<br />

c. Materi Penerapan Akademik<br />

Materi ini merupakan suatu rangkaian kegiatan pendidikan akademik berupa kegiatan ilmiah yang<br />

langsung berhubungan dengan keilmuan yang ditekuni. Berbagai jenis kegiatan ini bertujuan untuk<br />

membina pengetahuan, sikap dan tingkah laku ilmuwan, menguasai metode riset ilmiah, mampu membuat<br />

tulisan ilmiah dan menulis tesis ilmiah dalam mendukung ketrampilan keprofesian sebagai dokter Spesialis<br />

Obstetri dan Ginekologi.<br />

Materi penerapan akademik terdiri dari dua kelompok :<br />

1. Kelompok I<br />

Yang berhubungan langsung dengan persyaratan kelulusan pendidikan pasca sarjana<br />

adalah sebagai berikut :<br />

a. Sari pustaka<br />

b. Usulan penelitian<br />

c. Tesis<br />

2. Kelompok II<br />

Yang berhubungan dengan pencapaian kemampuan keprofesian misalnya :<br />

a. Journal Reading.<br />

b. Konferensi Ilmiah.<br />

c. Konferensi Audit Mediko-etiko-legal.<br />

d. Konferensi Klinik.<br />

e. Laporan Kasus.<br />

f. Pembuatan Makalah Ilmiah.


158<br />

2. Konsep mata kuliah dan beban sks<br />

Proses Pendidikan dibagi ke dalam tahapan Pembekalan Modul, Penerapan Modul dan Evaluasi.<br />

Proses belajar mengajar dilakukan secara terintegrasi dalam bentuk modul mata kuliah terintegrasi dengan<br />

beban akademik 13% dan beban klinis 87% dari total 120,76 sks. Setiap semester diberikan beban modul yang<br />

setara dengan pengelompokan mata kajian fisiologi, patologi I dan II, ginekologi serta obstetri & ginekologi<br />

sosial . Penjelasan pelaksanaan proses belajar mengajar akan dilaksanakan pada awal masa pendidikan oleh<br />

KPS. Pembekalan dilakukan selama dua bulan diberikan oleh tim pengampu modul berupa materi-materi ajar<br />

dan ketrampilan yang dimasukkan dalam modul materi ketrampilan klinik dasar.<br />

Kemampuan umum hendak dicapai dalam tiap tahap pendidikan adalah sebagai berikut:<br />

TAHAP I Tahap Dasar<br />

: Semester I, II, III, IV<br />

Pada semester I untuk kelompok Materi Inti Pendidikan Spesialis Obgin dengan Kompetensi Umum yang<br />

akan diberikan dalam Program Khusus dari Pengelola program studi Obstetri dan Ginekologi.<br />

Pada semester II hingga IV diberikan Materi Inti Pendidikan Spesialis Obgin dengan kompetensi dasar<br />

dan lanjut serta MPA yang dilakukan mulai dari semester II di lingkungan RSHS dan RS satelit.<br />

TAHAP II Tahap Magang (Calon Asisten Kepala / Calaska)<br />

: Semester V, dan VI<br />

Pada semester V merupakan lanjutan pemberian materi Materi Inti Pendidikan Spesialis Obgin dengan<br />

Kompetensi Lanjut serta pada semester VI akan diberikan Materi Keterampilan Lanjutan dari masing-masing<br />

divisi di lingkungan Dep Obgin FKUP/RSHS, sementara Materi Penerapan Akademik (MPA) dilakukan di RSHS<br />

dan RS satelit.<br />

TAHAP III Tahap Mandiri (Asisten Kepala / Chief Resident) : Semester VII dan VIII<br />

Semester VII dan VIII adalah merupakan tahap chief resident dengan pelaksanaan program pendidikan<br />

profesi yang dilakukan di RSHS dan RS satelit, sementara program MPA yang akan dilakukan adalah hasil<br />

akhir dari seluruh rangkaian kegiatan MPA berupa pengajuan hasil karya penelitian dalam bentuk tesis.<br />

Semester I<br />

NO KEGIATAN SKS<br />

TOTAL SKS<br />

PER<br />

SEMESTER<br />

KULIAH<br />

1 MODUL 1 : KETERAMPILAN KLINIK DASAR 1,17 1,92<br />

2 MODUL 3 : TEKNOLOGI INFORMASI, CLINICAL GOVERNANCE<br />

DAN PENELITIAN<br />

0,19<br />

3 MODUL 4 : ETIKA DAN HUKUM 0,19<br />

4 MODUL 5 : KETERAMPILAN BEDAH INTI (PGD & BSS) 1,17<br />

5 MODUL 8 : ASUHAN ANTENATAL 1,17<br />

6 MODUL 10 : ASUHAN PERSALINAN 1,17<br />

7 MODUL 11 : ASUHAN KELAHIRAN 1,17<br />

8 MODUL 12 : ASUHAN NIFAS DAN NEONATUS 1,17<br />

9 MODUL 15 : KESEHATAN REPRODUKSI (DISFUNGSI SEKSUAL) 0,19<br />

10 MODUL 19 : PENGEMBANGAN PROFESIONALISME 0,19<br />

11 PRESENTASI KASUS 0,00<br />

LABORATORIUM<br />

11 KURETASE & ASPIRASI VAKUM MANUAL (JML MINIMAL<br />

KOMPETEN : 5 KALI TINDAKAN)<br />

0,05<br />

12 ASUHAN PERSALINAN NORMAL (jt : 5 ) 0,09<br />

PRAKTEK LAPANGAN<br />

13 KERJA POLIKLINIK (4 J/HARI EFEKTIF 50%) 0,83<br />

14 KERJA RUANGAN (4 J/HARI EFEKTIF 70%) 0,83<br />

15 KAMAR BERSALIN (4 J/HARI EFEKTIF 70%) 0,83<br />

16 MORNING REPORT 0,83<br />

17 VISITE BESAR 0,67


159<br />

Semester II<br />

NO KEGIATAN SKS<br />

TOTAL<br />

SKS PER<br />

SEMESTER<br />

1 MODUL 5 : KETERAMPILAN BEDAH INTI (PERIOPERATIVE 1,17 18,28<br />

CARE)<br />

2 MODUL 8 : ASUHAN ANTENATAL 1,17<br />

3 MODUL 15 :KESEHATAN REPRODUKSI (KB,HIV/AIDS) 1,17<br />

4 MODUL 16 : PENANGANAN KEHAMILAN DINI (ABORTUS 1,17<br />

INKOMPLIT)<br />

5 MODUL 10 : ASUHAN PERSALINAN 1,17<br />

6 PRESENTASI KASUS 4,00<br />

LABORATORIUM<br />

7 1. EKSTRAKSI VAKUM (JT : 5) 0,09<br />

8 2. EKSTRAKSI FORCEPS (JT : 5) 0,09<br />

9 3. STERILISASI (JT : 5 LT) 0,09<br />

PRAKTEK LAPANGAN<br />

10 KERJA POLIKLINIK 1,67<br />

11 KERJA RUANGAN 1,67<br />

12 KAMAR BERSALIN 1,67<br />

13 UNIT GAWAT DARURAT 1,67<br />

14 MORNING REPORT 0,83<br />

15 VISITE BESAR 0,67<br />

Semester III<br />

NO KEGIATAN SKS<br />

TOTAL SKS<br />

PER<br />

SEMESTER<br />

KULIAH 18,28<br />

1 MODUL 6 : ASUHAN PASCA OPERASI (POST OPERATIVE 1,17<br />

CARE)<br />

2 MODUL 7 : PROSEDUR PEMBEDAHAN GINEKOLOGI 1,17<br />

3 MODUL 9 : <strong>KEDOKTERAN</strong> MATERNAL 1,17<br />

4 MODUL 11 : ASUHAN KELAHIRAN (SUNGSANG) 1,17<br />

5 MODUL 18 : UROGINEKOLOGI 1,17<br />

6 PRESENTASI KASUS 4,00<br />

LABORATORIUM<br />

7 1. PERSALINAN SUNGSANG (JT : 5) 0,09<br />

8 2. SALPINGO-OVAREKTOMI (JT : 5) 0,09<br />

9 3.EMBRIOTOMI (JT : 5 LT ) 0,09<br />

PRAKTEK LAPANGAN<br />

10 KERJA POLIKLINIK 1,67<br />

11 KERJA RUANGAN 1,67<br />

12 KAMAR BERSALIN 1,67<br />

13 UNIT GAWAT DARURAT 1,67<br />

14 MORNING REPORT 0,83<br />

15 VISITE BESAR 0,67<br />

Semester IV<br />

NO KEGIATAN SKS<br />

KULIAH<br />

1 MODUL 7 : PROSEDUR PEMBEDAHAN GINEKOLOGI<br />

(HISTEREKTOMI/ ADHESIOLISIS)<br />

2 MODUL 11 : ASUHAN KELAHIRAN 1,17<br />

3 MODUL 16 : PENANGANAN KEHAMILAN DINI (ABORTUS 1,17<br />

HABITUALIS/ KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU)<br />

3 MODUL 13 : MASALAH GINEKOLOGI 1,17<br />

1,17 19,54<br />

TOTAL SKS<br />

PER<br />

SEMESTER


160<br />

NO KEGIATAN SKS<br />

4 MODUL 14 : SUB FERTILITAS 1,17<br />

5 MODUL 17 : GINEKOLOGI ONKOLOGI 1,17<br />

6 PRESENTASI KASUS 4,00<br />

LABORATORIUM<br />

7 1. SEKSIO SESAREA (JT : 5 ) 0,09<br />

8 2. HISTEREKTOMI TOTAL (JT : 5 ) 0,28<br />

PRAKTEK LAPANGAN<br />

9 KERJA POLIKLINIK 1,67<br />

10 KERJA RUANGAN 1,67<br />

11 KAMAR BERSALIN 1,67<br />

12 UNIT GAWAT DARURAT 1,67<br />

13 MORNING REPORT 0,83<br />

14 VISITE BESAR 0,67<br />

TOTAL SKS<br />

PER<br />

SEMESTER<br />

Semester V<br />

NO KEGIATAN SKS<br />

KULIAH<br />

1 MODUL 7: PROSEDUR PEMBEDAHAN GINEKOLOGI<br />

(LAPAROSKOPI)<br />

2 MODUL 2 : PENGAJARAN, TELAAH DAN PENELITIAN 0,39<br />

3 MODUL 15 : KESEHATAN REPRODUKSI (DISFUNGSI SEKSUAL) 0,39<br />

4 MODUL 19 : PENGEMBANGAN PROFESIONALISME 0,39<br />

5 PRESENTASI KASUS 4,00<br />

6 PRESENTASI NASIONAL 0,69<br />

LABORATORIUM<br />

7 1. STERILISASI LAPAROSKOPI (JT :5 ) 0,09<br />

8 2. MIOMEKTOMI (JT : 5 ) 0,19<br />

PRAKTEK LAPANGAN<br />

9 KERJA POLIKLINIK 1,67<br />

10 KERJA RUANGAN 1,67<br />

11 KAMAR BERSALIN 1,67<br />

12 UNIT GAWAT DARURAT 1,67<br />

13 MORNING REPORT 0,83<br />

14 VISITE BESAR 0,67<br />

Semester VI<br />

1,17 15,47<br />

TOTAL SKS<br />

PER<br />

SEMESTER<br />

NO KEGIATAN SKS<br />

TOTAL SKS<br />

PER<br />

SEMESTER<br />

KULIAH<br />

1 STASE DIVISI ONKOLOGI 3,50 20,94<br />

2 STASE DIVISI FETOMATERNAL 3,50<br />

3 STASE DIVISI FERTILITAS DAN ENDOKRINOLOGI 3,50<br />

STASE DIVISI UROGINEKOLOGI 3,50<br />

STASE DIVISI OBGINSOS 3,50<br />

LABORATORIUM<br />

4 1. PERINEOPLASTY (JT : 5 ) 0,09<br />

5 2. TOTAL VAGINAL HISTEREKTOMI (JT : 5 ) 0,19<br />

PRAKTEK LAPANGAN<br />

6 KERJA POLIKLINIK 0,42<br />

7 KERJA RUANGAN 0,42<br />

8 KAMAR BERSALIN 0,42


161<br />

NO KEGIATAN SKS<br />

9 UNIT GAWAT DARURAT 0,42<br />

10 MORNING REPORT 0,83<br />

11 VISITE BESAR 0,67<br />

TOTAL SKS<br />

PER<br />

SEMESTER<br />

Semester VII<br />

NO KEGIATAN SKS<br />

TOTAL SKS<br />

PER<br />

SEMESTER<br />

KULIAH<br />

1 TESIS 5,00 8,17<br />

PRAKTEK LAPANGAN<br />

2 KERJA POLIKLINIK 0,42<br />

3 KERJA RUANGAN 0,42<br />

4 KAMAR BERSALIN 0,42<br />

5 UNIT GAWAT DARURAT 0,42<br />

6 MORNING REPORT 0,83<br />

7 VISITE BESAR 0,67<br />

Semester VIII<br />

NO KEGIATAN SKS<br />

TOTAL SKS PER<br />

SEMESTER<br />

KULIAH<br />

1 TESIS 5,00 8,17<br />

PRAKTEK LAPANGAN<br />

2 KERJA POLIKLINIK 0,42<br />

3 KERJA RUANGAN 0,42<br />

4 KAMAR BERSALIN 0,42<br />

5 UNIT GAWAT DARURAT 0,42<br />

6 MORNING REPORT 0,83<br />

7 VISITE BESAR 0,67<br />

Pelaksanaan Modul dicatat dan ditandatangani dalam Buku Log, sedangkan pencapaian dalan keterampilan<br />

dicatat dan ditandatangani dalam Buku Kemajuan sebagai perangkat evaluasi dan dokumentasi dan pada akhir<br />

program pendidikan. Buku Log akan dikirimkan ke Kolegium sebagai salah satu prasyarat mengikuti Ujian<br />

Nasional.


165<br />

Struktur Kurikulum<br />

Pembekalan modul<br />

Penerapan & evaluasi modul<br />

Ko<br />

mp<br />

ete<br />

nsi<br />

Tahap I Tahap II Tahap III<br />

Sm 1 Sm 2 Sm 3 Sm 4 Sm 5 Sm 6 Sm 7<br />

S<br />

m<br />

8<br />

Fisiologi<br />

Materi Inti<br />

Fisiol<br />

ogi<br />

wanit<br />

a<br />

hamil<br />

, gizi<br />

dala<br />

m<br />

keha<br />

milan<br />

dan<br />

lakta<br />

si<br />

Pemerik<br />

saan<br />

obstetri,<br />

pengelol<br />

aan<br />

kehamila<br />

n dan<br />

nifas,<br />

psikolog<br />

i wanita<br />

hamil,<br />

bimbing<br />

an<br />

pemerik<br />

saan<br />

obstetri<br />

Ujian fisiologi<br />

Obstetri<br />

patologi<br />

dasar<br />

Presentasi<br />

kasus<br />

Ujian patologi 1<br />

Obstetri<br />

patologi<br />

lanjut<br />

Presentasi<br />

kasus<br />

Ujian patologi 2<br />

Ginekologi<br />

onkologi dan<br />

uroginekolog,<br />

Endokrinologi<br />

reproduksi<br />

Presentasi<br />

kasus<br />

Ujian Ginekologi<br />

Obstetri dan<br />

ginekologi sosial<br />

serta Keluarga<br />

Berencana<br />

Presentasi kasus<br />

berbahasa<br />

Inggris<br />

Ujian Obginsos<br />

Stase Divisi<br />

Ujian Calaska<br />

Ujian Akhir Program<br />

Ujian kolegium


166<br />

Materi Ketrampilan Operasi<br />

Pertolongan<br />

persalinan<br />

fisiologis,<br />

Kuretase,<br />

Kuretase<br />

vakum<br />

Evaluasi operative skills<br />

Ekstraks<br />

i<br />

forceps,<br />

vakum,<br />

dan<br />

sterilisa<br />

si<br />

perempu<br />

an<br />

Evaluasi operative skills<br />

Embriot<br />

omi,<br />

Pertolon<br />

gan<br />

persalin<br />

an<br />

sungsan<br />

g,<br />

Salpingo<br />

ovarekto<br />

mi<br />

Evaluasi operative skills<br />

Histerektom<br />

i<br />

Evaluasi operative skills<br />

Seksio<br />

Sesarea<br />

Evaluasi operative skills<br />

Laparoskopi<br />

diagnostik<br />

(Kehamilan<br />

ektopik)<br />

Evaluasi operative skills<br />

Histerekto<br />

mi<br />

vaginal,<br />

Kehamilan<br />

ektopik<br />

lanjut,<br />

Uterus<br />

ruptur<br />

Ujian Aska<br />

Evaluasi operative skills<br />

Attitude<br />

RS Pendidikan<br />

Utama<br />

membina hubungan kerja yang baik dengan<br />

paramedik sebagai mitra kerja sesuai dengan<br />

etik kedokteran<br />

RS Pendidikan utama, Stase RS Afiliasi dan satelit<br />

mengelola sistem pembinaan rujukan obstetri dan ginekologi.<br />

mengkoordi<br />

nasikan<br />

kelancaran<br />

pelayanan<br />

dan<br />

menerima<br />

konsultasi<br />

dari peserta<br />

tingkat<br />

semester<br />

dibawahnya<br />

, melakukan<br />

konsultasi<br />

antar<br />

departemen<br />

Materi<br />

Penerapa<br />

n<br />

Akademik<br />

Pengajuan judul Penelitian<br />

Evaluasi<br />

Sari<br />

Pustaka<br />

Sidang<br />

Usulan<br />

Penelit<br />

ian<br />

Penelitian<br />

Sidang<br />

Karya Tulis<br />

Ilmiah<br />

166


167<br />

Pengajuan judul dan<br />

pelaksanaan<br />

Penelitian PIT


168<br />

C. Panduan Kegiatan Klinik<br />

1. Ketentuan Umum.<br />

1. Setiap memasuki tempat kerja/ tempat stase peserta PPDS wajib lapor<br />

ke konsulen penanggung jawab stase masing-masing, dipimpin oleh<br />

chief residen.<br />

2. Lama kerja di masing-masing tempat stase 2 minggu atau 1 bulan<br />

sesuai ketetapan Ketua Program Studi.<br />

3. Pre-test dilakukan di minggu pertama tempat stase dan diberikan oleh<br />

konsulen penanggung jawab masing-masing tempat stase.<br />

4. Post-test dilakukan di minggu terakhir tempat stase dan diberikan oleh<br />

konsulen penanggung jawab masing-masing tempat stase.<br />

5. Test dalam bentuk tulisan, keterampilan atau mini Clinicial<br />

Examination (Cex)<br />

6. Tempat Kegiatan Klinik PPDS-I.S I<br />

Kegiatan klinik PPDS-I dilakukan dibeberapa tempat<br />

1. Poliklinik Obstetri dan Ginekologi FKUP/RSHS.<br />

Poliklinik ini dipakai untuk pendidikan peserta Program Studi<br />

Pendidikan Dokter (PSPD) dan PPDS-I, dibawah bimbingan<br />

seorang konsulen setiap hari kerja (Unit rawat jalan).<br />

Poliklinik Obstetri & Ginekologi terdiri dari :<br />

a. Poliklinik Obstetri.<br />

b. Poliklinik Ginekologi.<br />

c. Poliklinik KB<br />

d. Poliklinik Infertilitas.<br />

e. Poliklinik Endokrin,<br />

f. Poliklinik Uroginekologi,<br />

g. Poliklinik Onkologi<br />

h. Poliklinik HIV (Teratai)<br />

i. Fasilitas lain, selain Poliklinik Obstetri dan<br />

Ginekologi Umum :<br />

1. Poliklinik Kehamilan Risiko Tinggi (Feto<br />

Maternal) di Instalasi Rawat Jalan (IRJ).<br />

2. Poli onkologi<br />

3. Unit Ultrasonografi di Instalasi Rawat Inap<br />

(IRI) dan Klinik Sakura OBGIN.<br />

4. Poliklinik Infertilitas di Ruang Aster (FER)<br />

5. Klinik khusus pasien HIV-AIDS di Ruang<br />

Teratai<br />

2. Ruangan Rawat Inap<br />

a. Ruang 17A : Fisiologi.<br />

b. Ruang 17B : Patologi.<br />

c. Rawat inap kelas VIP, I dan II<br />

d. Ruang Kemuning<br />

e. Perawatan Intermediate


169<br />

3. Kamar Tindakan dan Unit Perawatan Khusus di Instalasi Gawat<br />

Darurat (IGD).<br />

4. Unit Bedah Sentral.<br />

a. Unit Bedah Sentral Obstetri-Ginekologi.<br />

b. Unit Anestesiologi.<br />

c. ICU<br />

5. Rumah Sakit Satelit (13 Rumah Sakit Satelit) :<br />

a. RSU. Majalaya<br />

b. RSU. Sumedang<br />

c. RSU. Ujung Berung<br />

d. RSIA. Astana Anyar<br />

e. RSU. Cibabat<br />

f. RSU. Cianjur<br />

g. RSU Samsudin SH Sukabumi<br />

h. RSU. Soreang<br />

i. RSU. Subang<br />

j. RSU Garut<br />

k. RSU Ciawi<br />

l. RSU Waled, Cirebon<br />

m. RSU Kefamenanu, NTT<br />

6. Stase diluar Departemen Obstetri & Ginekologi RSHS : ICU<br />

2. Panduan Pembelajaran di Poliklinik Obstetri dan Ginekologi.<br />

1. Tujuan Pembelajaran :<br />

Sesuai dengan tahap pendidikannya, maka selama bertugas di<br />

poliklinik obstetri dan ginekologi tujuan pembelajaran yang hendak<br />

dicapai ialah seluruh peserta PPDS I mampu untuk (perincian lebih<br />

lanjut dapat dilihat dalam isi kurikulum dan kegiatan) :<br />

Semester I :<br />

melakukan pemeriksaan obstetri serta mengenal perubahanperubahan<br />

fisiologi pada wanita hamil, gizi dalam kehamilan dan<br />

laktasi, fisiologi dan pengelolaan kehamilan dan nifas, psikologi wanita<br />

hamil, bimbingan pemeriksaan obstetri dan ginekologi.<br />

Semester II :<br />

menangani kasus-kasus patologik obstetri.<br />

Semester III :<br />

menangani kasus-kasus patologi obstetri lanjut dan kemampuan<br />

diagnostik ultrasonografi obstetri dan ginekologi.<br />

Semester IV :<br />

menangani kasus-kasus ginekologi dan infertilitas<br />

Semester V :<br />

menerapkan pengetahuan obstetri dan ginekologi sosial dan Keluarga<br />

Berencana.<br />

Semester VI


170<br />

Pra Asisten Kepala/Chief Resident (CR) dan mempelajari keahlian<br />

subspesialistik di 5 (lima) divisi yang ada di Departemen Obstetri dan<br />

Ginekologi<br />

Semester VII - VIII :<br />

melaksanakan tugas-tugas sebagai Asisten Kepala (CR).<br />

Waktu Kerja :<br />

Waktu kerja di poliklinik obstetri dan ginekologi setiap hari kerja (Senin<br />

- Kamis dari jam 07.00 - 15.30. Hari Jum’at dari jam 07.00 - 16.00).<br />

Lama bertugas di Instalasi Poliklinik Obstetri dan Ginekologi sesuai<br />

dengan daftar rotasi yang bergulir setiap bulan dan ditetapkan oleh<br />

Ketua Program Studi.<br />

Penilaian :<br />

Penilaian para peserta PPDS dilakukan oleh konsulen poliklinik<br />

berdasarkan pencapaian log-book dan diskusi.<br />

2. Tugas dan wewenang.<br />

a. Pelayanan.<br />

Peserta PPDS melakukan pemeriksaan dan menangani kasus<br />

sesuai dengan isi kurikulum dan tingkat kompetensi pada semester<br />

masing-masing. Khusus bagi peserta PPDS-I semester VI - VIII<br />

(Asisten Kepala) disamping tugas rutin, juga bertugas<br />

mengkoordinasi kelancaran pelayanan dan menerima konsultasi<br />

dari peserta tingkat semester dibawahnya. Pada setiap hari kerja di<br />

poliklinik pendidikan PPDS-I bertugas seorang konsulen yang<br />

memberi bimbingan dan konsultasi bagi para peserta. Konsultasi<br />

kasus dari atau ke Departemen lain harus diketahui oleh konsulen<br />

poliklinik. Konsultasi ke Devisi di Departemen Obstetri dan<br />

Ginekologi dilakukan sepengetahuan peserta Asisten Kepala.<br />

Semua peserta program diwajibkan membuat laporan harian<br />

tentang jenis dan jumlah kasus yang ditangani, dan pada akhir<br />

tahapan membuat laporan tentang apa yang telah dilakukan selama<br />

bertugas di poliklinik.<br />

b. Penelitian.<br />

Peserta PPDS dapat ikut serta dalam proyek penelitian yang<br />

dilaksanakan di poliklinik.<br />

c. Pendidikan.<br />

Peserta PPDS ikut serta dalam “journal reading/presentasi kasus”<br />

yang diselenggarakan oleh konsulen poliklinik menurut jadwal yang<br />

ditetapkan kemudian.<br />

3. Panduan Pembelajaran di Ruang Rawat Inap.<br />

Tujuan Pembelajaran :


171<br />

Setelah melalui stase di ruang rawat inap, peserta PPDS I Obgin<br />

diharapakan mampu untuk melakukan perawatan kasus obstetri dan<br />

ginekologi, serta perawatan pra dan pasca bedah.<br />

1. Organisasi.<br />

a. Penanggung jawab umum ialah kepala unit perawatan dan kepala<br />

ruang perawatan.<br />

b. Penanggung jawab medik tiap ruangan ialah konsulen ruangan.<br />

c. Peserta PPDS-I semester VI - VIII yang bekerja diruangan bertugas<br />

sebagai Asisten Kepala yang mengkoordinasikan dan membantu<br />

peserta PPDS-I tahap semester dibawahnya yang bertugas dalam<br />

penangan pasien di ruangan.<br />

d. Peserta PPDS-I tingkat semester I - V bertanggung jawab dalam<br />

penangan pasien di ruangan dan laporan-laporan yang akan<br />

diajukan dalam ronda ruangan dan konferensi klinik.<br />

2. Tugas.<br />

a. Konsulen ruangan akan melakukan ronda ruangan dua kali<br />

seminggu yang disertai bimbingan dan bedside teaching. Diluar<br />

ketentuan tersebut konsulen ruangan setiap waktu dapat<br />

mengadakan pemeriksaan dan dimintai konsul.<br />

b. Setiap peserta PPDS-I yang bertugas di ruangan perawatan obstetri<br />

dan ginekologi menangani kasus yang sesuai dengan wewenang<br />

tingkat masing-masing.<br />

c. Setiap hari dibuat laporan perawatan pasien, dan kasus-kasus<br />

dibukukan, kemudian disusun dalam sebuah buku laporan.<br />

d. Setiap kasus yang dirawat harus diperiksa sekurang-kurangnya satu<br />

kali sehari pada pagi hari oleh peserta PPDS-I dan satu kali sore<br />

hari oleh peserta PPDS-I yang sedang jaga didampingi oleh<br />

perawat yang bertugas dan mengikutsertakan mahasiswa P3D.<br />

e. Setiap kasus diperiksa lengkap oleh peserta PPDS-I didampingi<br />

oleh perawat. Penentuan diagnosis serta rencana penanganannya<br />

harus disetujui oleh konsulen ruangan.<br />

f. Kalau peserta PPDS-I berhalangan masuk kerja setelah<br />

memberitahu Kepala Departemen yang didukung surat keterangan<br />

sakit, pasien-pasien akan ditangani oleh PPDS-I lain yang diatur<br />

oleh Asisten Kepala.<br />

g. Setiap rencana tindakan atau operasi besar/kecil yang akan<br />

dilakukan harus diketahui oleh konsulen ruangan.<br />

h. Setiap peserta PPDS-I harus memberi konseling Keluarga<br />

Berencana, baik sterilisasi maupun cara kontrasepsi lain.<br />

i. Setiap peserta PPDS-I yang menangani pasien postpartum / nifas<br />

harus memberi penerangan tentang perawatan bayi dan<br />

pemberian ASI.


172<br />

j. Dalam hal pencatatan dan pelaporan, setiap peserta PPDS-I yang<br />

bekerja di ruangan harus menyelesaikan hal-hal sebagai berikut :<br />

1) Pengisian Status perawatan lengkap, termasuk ikhtisar.<br />

2) Melengkapi Maternity Care Monitoring untuk kasus obstetri<br />

(persalinan dengan berat badan janin > 500 gram).<br />

3) Melengkapi “Hospital abortion record” untuk kasus abortus,<br />

mola dan kehamilan ektopik.<br />

4) Mengisi Kartu kematian ibu jika kematian ibu terjadi dalam<br />

perawatan.<br />

5) Mengisi Indeks klinik ginekologi untuk kasus-kasus ginekologik<br />

yang dirawat.<br />

6) Pada akhir masa tugas setiap peserta PPDS I menyampaikan<br />

laporan tertulis yang diketahui oleh konsulen ruangan tentang<br />

jumlah dan jenis kasus yang ditangani selama bekerja di<br />

ruangan perawatan kepada Ketua Program Studi Obstetri dan<br />

Ginekologi.<br />

7) Chief resident bertanggung jawab atas laporan Bed Occupation<br />

Rate, Lenght of stay, Case Rate, Antibiotic using, Nosocomial<br />

infection di ruangnya masing-masing setiap bulan dan<br />

dilaporkan kepada Kepala Departemen, kepala instalasi, dan<br />

kepala ruang perawatan.<br />

3. Pendidikan.<br />

a. Penanganan kasus di ruangan perawatan kelas II dilakukan oleh<br />

peserta PPDS-I tingkat semester IV - V dan seorang Asisten<br />

Kepala. Penanggung jawab dan pembimbing perawatan adalah<br />

konsulen ruangan.<br />

b. Peserta PPDS-I membantu perawatan kasus konsulen dalam<br />

penanganan kasus di kelas II dan I swasta oleh konsulen.<br />

c. Pasien di Ruangan didiskusikan diantara peserta PPDS dengan<br />

dukungan kepustakaan.<br />

d. Semua tinndakan yang dilakukan dicatat dalam buku kemajuan dan<br />

ditanda tangani oleh Konsulen Ruangan.<br />

e. Keterampilan yang diperlukan sesuai dengan tujuan modul diujikan<br />

pada akhir stase dan dicatat pada Buku Log yang ditanda tangani<br />

oleh Konsulen Ruangan.<br />

4. Panduan Pembelajaran Pembedahan Gawat Darurat.<br />

1. Tujuan Pembelajaran :<br />

Peserta PPDS I Obgin diharapkan mampu untuk :<br />

a. mengidentifikasi masalah gawat darurat dan menindaklanjutinya<br />

berdasarkan indikasi dan syarat pembedahan secara tepat.<br />

b. melakukan dan menjelaskan pemberian anestesi dan analgesi.<br />

c. menjelaskan teknik pembedahan, perawatan pra dan pascabedah<br />

secara tepat.


173<br />

d. menjelaskan dan melakukan perawatan pada syok, gangguan<br />

keseimbangan asan basa/elektrolit, gangguan pembekuan darah<br />

dan transfusi darah.<br />

e. menjelaskan dan melakukan tindakan resusitasi bayi baru lahir<br />

secara tepat.<br />

f. mengorganisir personil dan tata kerja di kamar bedah.<br />

2. Uraian kegiatan pelayanan:<br />

a. Mengidentifikasi dan merencanakan pembedahan secara tepat dan<br />

terorganisir bersama paramedik, yang meliputi hal-hal sebagai<br />

berikut :<br />

1) Mendiagnosis kasus emergensi Obstetri dan Ginekologi dan<br />

mementukan tindakannya.<br />

2) Memberikan tindakan suportif yang diperlukan<br />

3) Memberikan koseling terhadap pasien dan keluarganya, serta<br />

menyiapkan izin operasi.<br />

4) Menyiapkan darah.<br />

5) Mengidentifikasi dan mengatasi masalah kardiopulmoner<br />

dan bila perlu melakukan resusitasi yang diperlukaqn pada ibu<br />

dan bayi, sebelum melakukan konsultasi dengan senior atau<br />

konsulen dan Departemen terkait.<br />

6) Berkomunikasi secara langsung (tertulis dan lisan) dengan<br />

dokter anestesi dan paramedik kamar bedah serta dokter anak<br />

bila diperlukan, mengenai jenis dan jadwal pembedahan.<br />

7) Memberi instruksi lisan maupun tertulis kepada paramedik<br />

mengenai obat, cairan, pengambilan darah dan urin untuk<br />

dikirim ke laboratorium. Semua pengobatan harus dilaporkan<br />

secara tertulis, terperinci, yaitu mengenai jenis, cara, dosis dan<br />

saat pemberian.<br />

8) Khusus tindakan seksio sesarea atas indikasi gawat janin harus<br />

dapat dimulai kurang dari 30 menit setelah diagnosis gawat<br />

janin dibuat.<br />

9) Tindakan pembedahan dilakukan oleh peserta yang telah dinilai<br />

mampu melakukannya dengan mempertimbangkan keadaan<br />

pasien dan tingkat kesulitan operasi.<br />

b. Asisten Kepala harus mampu mengantispasi dan mengetahui setiap<br />

komplikasi pembedahan dan melaporkannya pada konsulen. Hasil<br />

tindakan harus dilaporkan kepada konsulen DPJP (Dokter<br />

Penanggung Jawab Pasien).<br />

c. Pembedahan dilakukan di kamar bedah gawat darurat RSHS.<br />

Tindakan sederhana dilakukan di kamar tindakan ruang gawat<br />

darurat.<br />

d. Perawatan pascabedah.<br />

Instruksi diberikan dan perawatan pascabedah dilakukan di kamar<br />

bedah gawat darurat oleh pembedah pada jam kerja. Diluar jam kerja


174<br />

tugas tersebut dilakukan oleh dokter jaga peserta PPDS I semester<br />

IV, V, VI, VII, dibawah kordinasi CR dan konsultasi dengan DPJP.<br />

e. Peserta diwajibkan mengetahui hasil PA dan memeriksa bayi baru<br />

lahir sampai pulang.<br />

3. Uraian kegiatan pendidikan<br />

a. Bimbingan operasi.<br />

Bimbingan teknik operasi diberikan oleh konsulen dan Asisten<br />

Kepala kepada peserta terutama pada gawat darurat<br />

b. Semua tinndakan yang dilakukan dicatat dalam buku kemajuan dan<br />

ditanda tangani oleh Konsulen Ruangan.<br />

c. Keterampilan yang diperlukan sesuai dengan tujuan modul diujikan<br />

pada akhir stase dan dicatat pada Buku Log yang ditanda tangani<br />

oleh Konsulen Ruangan.<br />

5. Panduan Pembelajaran Pembedahan Berencana<br />

1. Tujuan Pembelajaran :<br />

Peserta PPDS I diharapkan mampu untuk melakukan perencanaan,<br />

persiapan dan tindakan pembedahan sesuai dengan kemampuan<br />

tahap serta memahami cara-cara teknik pembedahan pada tingkat<br />

lebih lanjut.<br />

2. Uraian kegiatan pelayanan :<br />

a. Peserta PPDS I yang bertugas di ruangan dan Kamar Bedah<br />

harus memeriksa, menegakkan diagnosis dan merencanakan<br />

pembedahan secara cermat.<br />

b. Melengkapi pemeriksaan fisik dan penunjang dan persiapan<br />

prabedah<br />

1) Keadaan mental pasien.<br />

2) Keadaan fisik pasien : keadaan umum, tensi, nadi, suhu,<br />

paru-paru, jantung dan abdomen.<br />

3) Menilai pemeriksaan laboratorium rutin : Hb, leukosit,<br />

trombosit, pembekuan darah (PT dan aPTT), ureum,<br />

creatinin, SGOT, SGPT, Natrium, Kalium. Pada pasien<br />

kronis, dengan asites, gizi buruk, diperiksakan albumin,<br />

sedangkan pada pasien tua diperiksakan gula darah puasa<br />

dan 2 jam pp.<br />

4) Urin : reduksi, protein, sedimen.<br />

5) Foto torax : AP.<br />

6) EKG.<br />

7) Bila dianggap perlu, maka pemeriksaan tambahan berupa<br />

tes faal paru.<br />

8) Pemeriksaan pasien prabedah dilakukan bersama konsulen<br />

sehari sebelum pembedahan.


175<br />

9) Mengenal dan memeriksa ketersediaan berbagai jenis<br />

instrumen yang akan digunakan untuk tiap jenis<br />

pembedahan.<br />

c. Melakukan konsultasi yang diperlukan untuk penilaian prabedah<br />

d. Konsul pada Kosulen Ruangan atau Konsulen Divisi untuk<br />

pemeriksaan dan penilaian prabedah<br />

e. Memberikan konseling prabedah terhadap pasien dan<br />

keluarganya, serta menyiapkan izin operasi.<br />

f. Pembedahan berencana dilakukan setelah pasien dipersiapkan<br />

dengan optimal dan dijadwalkan sehari sebelumnya.<br />

g. Penjadualan dilakukan oleh Asisten Kepala yang bekerja di<br />

Ruang Kemuning dengan memperhatikan indikasi operasi,<br />

pemeriksaan prabedah oleh konsulen, kelayakan operasi serta<br />

hasil konsultasi dengan bagiam penyakit dalam dan anestesi.<br />

h. Tindakan pembedahan dilakukan oleh Tim yang disusun oleh<br />

penjadual operasi dengan mempertimbangkan tingkat kesulitan<br />

operasi dan kompetensi operator, kebutuhan supervisi dan<br />

operasi peserta PPDS I.<br />

i. Tim pembedahan terdiri dari sekurang-kurangnya :<br />

1) seorang operator (konsulen/peserta PPDS-I).<br />

2) seorang asisten dan circulating person<br />

3) seorang dokter (konsulen/peserta PPDS-I) anestesi<br />

4) seorang paramedik instrumentasi dan<br />

5) seorang pembantu/instrumentasi.<br />

j. Mengidentifikasi dan mengatasi masalah kardiopulmoner<br />

k. Memberikan tindakan suportif yang diperlukan<br />

l. Menyiapkan darah<br />

m. Berkomunikasi secara langsung (tertulis dan lisan) dengan dokter<br />

anestesi dan paramedik kamar bedah serta dokter anak bila<br />

diperlukan, mengenai jenis dan jadwal pembedahan.<br />

n. Asisten Kepala harus mampu mengantispasi dan mengetahui<br />

setiap komplikasi pembedahan dan melaporkannya pada<br />

konsulen. Ia harus melaporkan hasil tindakan kepada konsulen.<br />

o. Perawatan pascabedah.<br />

Peserta PPDSI yang bekerja diruangan harus mengetahui<br />

temuan intra operatif, tindakan yang diberikan dan instruksi<br />

pascabedah.<br />

p. Pasien pascabedah harus mendapat pemeriksaan yang<br />

seksama, baik klinis maupun pemantauan penunjang.<br />

q. Setiap penyimpangan dari perkembangan keadaan prabedah<br />

harus dilaporkan oleh Asisten Kepala kepada Konsulen yang<br />

bersangkutan atau Konsulen Ruangan.<br />

r. Peserta PPDSI yang bekerja diruangan diwajibkan mengetahui<br />

hasil PA


176<br />

s. Dokter ruangan dan Asisten Kepala melakukan timbang terima<br />

pada pertukaran jaga.<br />

t. Laporan operasi sudah ditandatangani operator/konsulen<br />

pembimbing operasi dalam waktu 2 x 24 jam setelah selesai<br />

operasi. Bila laporan tersebut belum selesai ditandatangani<br />

dalam 24 jam pertama, maka salinan laporan tersebut<br />

dilampirkan pada catatan medik.<br />

u. Penilaian selama bertugas di Instalasi Bedah Sentral dilakukan<br />

oleh pembimbing operasi operator dan Konsulen penanggung<br />

jawab Instalasi Bedah Sentral.<br />

v. PPDS yang menjadi operator harus mengingatkan konsulen<br />

pembimbing untuk mengisi penilaiannya (check list).<br />

w. Laporan bulanan rekapitulasi jumlah dan jenis tindakan sudah<br />

harus diselesaikan dalam minggu pertama bulan berikutnya.<br />

3. Uraian kegiatan pendidikan<br />

a. Bimbingan operasi.<br />

Bimbingan teknik operasi diberikan oleh konsulen dan Asisten<br />

Kepala kepada peserta terutama pada gawat darurat<br />

b. Semua tindakan yang dilakukan dicatat dalam buku kemajuan dan<br />

ditanda tangani oleh Konsulen Ruangan.<br />

c. Keterampilan yang diperlukan sesuai dengan tujuan modul diujikan<br />

pada akhir stase dan dicatat pada Buku Log yang ditanda tangani<br />

oleh Konsulen Ruangan.<br />

6. Panduan Pembelajaran Instalasi Gawat Darurat (IGD).<br />

1. Tujuan Pembelajaran :<br />

Peserta PPDS I sesuai dengan kemampuan tingkatnya, setelah<br />

menyelesaikan tugas kerja di IGD diharapkan mampu untuk :<br />

a. Memeriksa penderita dan mengenal masalah kasus gawat<br />

obstetri dan ginekologi dan membuat perencanaan<br />

penanganannya.<br />

b. Memahami patofisiologi syok, hasil pemeriksaan<br />

laboratorium, gangguan keseimbangan asam-basa/elektrolit<br />

dan kelainan darah.<br />

c. Memahami masalah transfusi darah serta mampu memberi<br />

dan mengawasi transfusi.<br />

d. Melakukan tindakan resusitasi.<br />

e. Melakukan pengamatan keadaan pasien gawat dan<br />

mempergunakan peralatan khusus untuk pengamatan.<br />

f. Memberikan terapi dan melakukan tindakan penanganan<br />

obstetri dan ginekologi pada kasus gawat sesuai dengan<br />

tahapnya.<br />

g. Dapat mengorganisir personil dan tata kerja di Instalasi<br />

Gawat Darurat.


177<br />

2. Uraian kegiatan Pelayanan<br />

a. Pasien yang dirawat ialah pasien yang sedang dalam keadaan<br />

terancam jiwanya. Asisten kepala atau peserta tingkat semester<br />

IV atau V langsung menangani pasien tersebut dengan titik<br />

berat kepada penyakit nilai risiko dan penanganan sesuai<br />

kompetensi peserta PPDSI.<br />

b. Paramedik IGD diberi tugas-tugas terperinci tertulis yang harus<br />

diawasi ketat pelaksanaannya.<br />

c. Perkembangan keadaan pasien harus dilaporkan kepada DPJP<br />

paling lama 6 jam sekali dan hasil diskusi atau instruksi dicatat<br />

dalam status yang ditandatangani oleh DPJP.<br />

d. Semester VII (Tahap IV) yang bertindak sebagai manajer<br />

harian yang mengatur dan mengawasi efisiensi dan efektivitas<br />

kerja.<br />

e. Tiap peserta menangani kasus yang sesuai dengan<br />

wewenangnya dan pembagian tugas dilakukan oleh Semester<br />

VII. Semester VII harus mengetahui setiap kasus yang<br />

ditangani oleh peserta.<br />

f. Seleksi setiap kasus baru tanpa pemeriksaan antenatal harus<br />

dilakukan oleh Semester VII, kemudian ia menugaskan<br />

penanganan kasus pada peserta yang berwenang sesuai<br />

dengan kemampuannya.<br />

g. Khusus kehamilan risiko tinggi ditangani oleh personil sesuai<br />

dengan tahap kemampuannya dan sesuai pula dengan derajat<br />

risiko kehamilan. Pembagian tersebut dilaksanakan untuk<br />

kepentingan dan keselamatan pasien.<br />

h. Catatan/tugas tersebut meliputi hal-hal sebagai berikut :<br />

a. Status vital,<br />

b. Cairan masuk: jenis, jumlah tetesan dan banyaknya cairan<br />

per 24 jam<br />

c. Cairan keluar: Jenis, warna dan banyaknya.<br />

d. Obat-obatan: jenis, cara pemberian dan dosis<br />

e. Mobilisasi<br />

f. Kebersihan perawatan<br />

g. Pasien gawat: interval pengukuran tensi, nadi , nafas<br />

setiap 15 menit<br />

h. Pasien kurang gawat: interval pengukuran tensi, nadi,<br />

nafas setiap 1-3 jam<br />

i. Pemeriksaan laboratorium<br />

j. Visite dengan konsulen tiap pagi<br />

i. Pencatatan :<br />

i. Setiap catatan pada rekam medik harus berupa<br />

dokumentasi yang sebenarnya.


178<br />

ii. Rekam medik rumah sakit diisi oleh dokter,<br />

mahasiswa dan paramedik.<br />

iii. Rekam medik penelitian diisi langsung oleh peserta<br />

yang menangani kasus tersebut.<br />

iv. Catatan obstetrik (meternity care monitoring, formulir<br />

kematian ibu dan formulir kematian perinatal).<br />

v. Partogram diisi oleh pemeriksa pada saat pasien in<br />

partu masuk.<br />

vi. Penilaian risiko kehamilan diisi oleh dokter yang<br />

memeriksa dan kemudian diteliti oleh Tahap IV atau<br />

konsulen.<br />

vii. Setiap kali peserta PPDS mengisi rekam medik pasien<br />

harus diteliti kembali oleh PPDS yang lebih senior<br />

atau konsulen.<br />

viii. Tanggal, jam dan nama-nama pemeriksa harus ditulis<br />

di rekam medik pada setiap kali pemeriksaan.<br />

j. Pembagian Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab<br />

i. Semester VII (Tahap III)<br />

1. Bertindak sebagai manajer yang mengatur<br />

kelancaran tugas mengatur pembagian kasus sesuai<br />

dengan tahap peserta PPDS dan mengawasi disiplin<br />

kerja dan pelaksanaan tugas anggota tim.<br />

2. Menentukan kasus yang akan dikonsulkan ke Bagian<br />

lain sepengetahuan konsulen.<br />

3. Memeriksa dan menjawab konsultasi kasus dari<br />

bagian lain sepengetahuan konsulen.<br />

4. Membimbing tindakan pembedahan darurat peserta<br />

tim jaga.<br />

5. Memberikan penilaian jaga bagi anggota tim dan<br />

membicarakannya pada konsulen.<br />

6. Membimbing mahasiswa dan mendiskusikan laporan<br />

jaga mahasiswa tahap II.<br />

7. Membuat laporan pelaksanaan pelayanan medik<br />

Gawat Darurat pada akhir masa tugas setiap<br />

bulannya.<br />

ii. Semester V – VI (Tahap II)<br />

1. Bertindak sebagai peserta PPDS yang berkonsultasi<br />

dengan konsulen jaga.<br />

2. Membantu pengawasan dan penanganan kasus oleh<br />

tim yang lebih yunior.<br />

3. Melakukan penanganan/pembedahan operatif sesuai<br />

dengan wewenang dan kemampuannya.<br />

4. Melakukan perawatan/pengawasan kasus khusus<br />

yang ditentukan oleh Konsulen.


179<br />

5. Membimbing mahasiswa dan mendiskusikan laporan<br />

jaga mahasiswa tahap I.<br />

6. Bertanggung jawab kepada peserta PPDS Semester<br />

VIII atas pelaksanaan tugas yang diberikan.<br />

7. Sesuai dengan penugasan pada modul Subbagian,<br />

peserta PPDS ini bertanggungjawab pula untuk<br />

melakukan penanganan perawatan kasus yang<br />

terkait dengan Divisinya (Semester VI)<br />

iii. Semester IV (Tahap II)<br />

1. Menerima dan memeiksa kasus yang datang di<br />

Poliklinik Gawat Darurat.<br />

2. Melakukan penanganan perawatan/pengawasan<br />

Gawat Darurat termasuk perawatan khusus sesuai<br />

dengan wewenang dan kemampuannya.<br />

3. Melakukan penanganan Operatif/Pembedahan<br />

Gawat Darurat sesuai dengan wewenang dan<br />

kemampuannya.<br />

4. Bertanggung jawab kepada peserta PPDS Tahap IV<br />

(Semester VIII) atas pelaksanaan tugas yang<br />

diberikan.<br />

iv. Semester III (Tahap II)<br />

1. Bertindak sebagai pelapor pada Konferensi Klinik.<br />

2. Melakukan penanganan perawatan/pengawasan<br />

Gawat Darurat sesuai dengan wewenang dan<br />

kemampuannya.<br />

3. Melakukan penanganan Operatif/Pembedahan<br />

Gawat Darurat sesuai dengan wewenang dan<br />

kemampuannya.<br />

4. Mengawasi dan memeriksa kasus yang dirawat di<br />

IRNA bagian Obstetri Ginekologi pada waktu dinas<br />

jaga.<br />

5. Bertanggung jawab kepada peserta PPDS Semester<br />

VII atas pelaksanaan tugas yang diberikan.<br />

v. Semester II (Tahap I)<br />

1. Melakukan perawatan/pengawasan Gawat Darurat<br />

sesuai dengan wewenang dan kemampuannya.<br />

2. Melakukan penanganan Operatif/Pembedahan<br />

sesuai dengan wewenang dan kemampuannya.<br />

3. Bertanggung jawab kepada Semester VII atas<br />

pelaksanaan tugas yang diberikan.<br />

vi. Semester I (Tahap I)<br />

1. Melakukan perawatan/pengawasan Gawat Darurat<br />

sesuai dengan wewenang dan kemampuannya.<br />

2. Melakukan penanganan operatif/pembedahan sesuai<br />

dengan wewenang dan kemampuannya.


180<br />

3. Bertanggung jawab kepada Semester VIII (Tahap III)<br />

atas pelaksanaan tugas yang diberikan.<br />

3. Uraian kegiatan pendidikan<br />

a. Bimbingan operasi.<br />

Bimbingan teknik operasi diberikan oleh konsulen dan Asisten<br />

Kepala kepada peserta PPDS I terutama pada pasien gawat<br />

darurat<br />

b) Semua tindakan yang dilakukan dicatat dalam buku kemajuan<br />

dan ditanda tangani oleh Konsulen Ruangan.<br />

c) Keterampilan yang diperlukan sesuai dengan tujuan modul<br />

diujikan pada akhir stase dan dicatat pada Buku Log yang<br />

ditanda tangani oleh Konsulen Ruangan.<br />

d) Penilaian tugas kerja di Instalasi Gawat Darurat (IGD)<br />

merupakan hasil akhir dari penilaian yang berasal dari Visite,<br />

Pengetahuan, sikap dan perilaku saat melakukan<br />

penatalaksanaan pasien di IGD, Bimbingan/tutorial.<br />

7. Panduan Pembelajaran saat Ronda Besar dan Ronda Pendidikan.<br />

1. Tujuan Pembelajaran<br />

Setiap Peserta PPDS I sesuai dengan kemampuan tingkatnya,<br />

diharapkan mampu untuk :<br />

a. Menjelaskan keadaan ruang perawatan pada saat Ronda besar<br />

(visite besar) dalam hal :<br />

i. Okupasi (corak penderita yang sedang dirawat).<br />

ii. Perawatan dan<br />

iii. Hal-hal non medik (administratif, kinerja staf dan sarana<br />

fisik di setiap unit pelayanan).<br />

b. Mengetahui dan menjelaskan perawatan penderita dengan<br />

memperlihatkan kebutuhan penderita pada saat ronda pendidikan<br />

(pendidikan di samping tempat tidur penderita/bed side teaching).<br />

2. Uraian kegiatan :<br />

a. Ronda besar<br />

meliputi segala aspek perawatan.<br />

1) Semua penderita dengan statusnya ditinjau dan kalau perlu<br />

dibicarakan kasus demi kasus.<br />

2) Meninjau keadaan di ruangan.<br />

3) Meninjau semua aspek fisik yang berhubungan dengan<br />

perawatan.<br />

4) Tata cara ronda besar.<br />

a. Hari Ronda Besar adalah : Senin dan Kamis<br />

Hari Senin waktu ronda : jam 09.00 - 11.00 dipimpin Kepala<br />

Departemen, Sekretaris Departemen atau anggota staf<br />

yang ditunjuk. Konsulen melakukan ronda besar dan


181<br />

melihat setiap pasien yang dirawat. Dalam ronda pendidikan<br />

semua peserta yang bekerja di ruangan ikut hadir. Demikian<br />

pula ko-asisten, para konsulen ruangan, kepala perawatan<br />

dan unsur-unsur yang sedang berada di Departemen,<br />

seperti peserta pendidikan patologi anatomi. Dalam ronda<br />

besar tersebut peserta yang bersangkutan mengajukan<br />

masalah dan berdiskusi tentang kasus yang ditanganinya.<br />

Hari Kamis waktu ronda : jam 08.00 - 10.00 dipimpin salah<br />

seorang dari Koordinator Fungsional Bidang Pendidikan,<br />

Koordinator Fungsional Bidang Pelayanan, KPS Obstetri<br />

dan Ginekologi atau anggota staf yang dirunjuk. Ronda<br />

besar ini diikuti hanya oleh asisten, koasisten dan perawat<br />

yang bertugas di ruangan masing-masing. Para peserta<br />

mempersiapkan beberapa kasus di ruangan yang akan<br />

diajukan. Kasus-kasus yang dipilih ialah kasus-kasus yang<br />

sangat menarik dan kasus-kasus yang membutuhkan<br />

konsultasi lebih lanjut, yang ditinjau dan dibahas dalam<br />

segala aspeknya oleh pimpinan ronda. Kasus-kasus<br />

tersebut sebelumnya telah dibicarakan oleh peserta dengan<br />

konsulen ruangan yang bersangkutan.<br />

b. Setelah masalah dengan peserta didik selesai, baru<br />

diberi kesempatan kepada staf medik dan non-medik<br />

unit pelayanan untuk memberikan masukan kepada<br />

pimpinan visite.<br />

c. Apabila dianggap perlu maka setiap kasus yang<br />

dianggap menarik, luar biasa atau jarang dapat<br />

diusulkan untuk dibicarakan dalam konferensi ilmiah.<br />

d. Apabila perlu maka pimpinan visite dapat memberikan<br />

penilaian terhadap kinerja individu / tim dalam suatu unit<br />

pelayanan.<br />

e. Pencatat : Seorang paramedik senior yang bertugas<br />

mencatat segala temuan atau penilaian yang dilakukan<br />

dalam visite besar<br />

b. Ronda pendidikan<br />

1) Ronde dilakukan sesuai dengan jadwal yang telah<br />

disepakati oleh Tim unit tertentu.<br />

2) Pada saat visite maka seluruh peserta didik yang tergabung<br />

dalam Tim wajib hadir, kecuali apabila ada kegiatan lain<br />

yang bersifat darurat. Dalam ronde tersebut peserta didik<br />

diberikan kesempatan untuk mengajukan permasalahan<br />

medik maupun non medik pada seluruh kasus yang sedang<br />

dirawat oleh Tim di berbagai unit. Dalam visite akan<br />

dilakukan diskusi mengenai berbagai hal yang menyangkut


182<br />

masalah keilmuan dan aplikasi klinis yang terkait dengan<br />

penanganan pasien untuk mendapatkan gambaran tingkat<br />

pengetahuan, sikap dan perilaku dari peserta didik.<br />

3) Apabila dianggap perlu maka setiap kasus yang dianggap<br />

menarik, luar biasa atau jarang dapat diusulkan untuk<br />

dibicarakan dalam konferensi ilmiah.<br />

4) Pimpinan visite wajib memberikan penilaian terhadap<br />

kinerja individu / tim dalam suatu unit pelayanan.<br />

8. Panduan Pembelajaran di Kamar Tindakan dan Kamar Bersalin<br />

1. Tujuan Pembelajaran :<br />

Setiap Peserta PPDS I sesuai dengan kemampuan tingkatnya, setelah<br />

selesai masa tugas di kamar tindakan dan kamar bersalin diharapkan<br />

mampu untuk :<br />

a. Melakukan pemeriksaan obstetri/ginekologi serta pertolongan<br />

persalinan normal (semester I).<br />

b. Melakukan secara tepat pemberian cara-cara anestesi (semester<br />

I).<br />

c. Melakukan penanganan kasus patologik<br />

d. Melakukan secara tepat pembedahan obstetri/ ginekologi.<br />

e. Bertindak sebagai manager/asisten kepala dalam hal-hal medik<br />

(semester VII - VIII).<br />

2. Uraian kegiatan.<br />

a. Organisasi.<br />

1) Peserta tingkat semester VII - VIII merupakan Asisten Kepala<br />

yang bertindak sebagai manager harian yang mengatur dan<br />

mengawasi efisiensi dan efektivitas kerja di kamar tindakan,<br />

kamar bedah dan kamar isolasi. Bila tidak ada peserta<br />

semester VII - VIII maka peserta semester VI mengambil alih<br />

tugas tersebut.<br />

2) Tiap peserta menangani kasus yang sesuai dengan<br />

kewenangannya dan pembagian tugas dilakukan oleh Asisten<br />

Kepala.<br />

3) Seleksi setiap kasus baru/tanpa pemeriksaan antenatal harus<br />

dilakukan oleh asisten Kepala, kemudian ia menugaskan<br />

penanganan kasus pada peserta yang berwenang sesuai<br />

dengan kemampuannya.<br />

4) Khusus kehamilan risiko tinggi ditangani oleh peserta PPDS I<br />

sesuai dengan tingkat kemampuannya dan sesuai pula<br />

dengan derajat risiko kehamilan. Pembagian tersebut<br />

dilaksanakan untuk kepentingan dan keselamatan pasien.<br />

3. Kegiatan Pelayanan.


183<br />

2. Asisten Kepala melakukan ronda dan melihat setiap pasien<br />

yang dirawat di kamar tindakan, kemudian melaporkan dan<br />

mendiskusikannya dengan Konsulen Kamar Bersalin Waktu<br />

ronda : jam 08.00 - 08.30 setiap hari, kecuali hari libur. Hari<br />

libur ronda dipimpin Asisten Kepala.<br />

3. Asisten Kepala melakukan ronda pada waktu pergantian jaga,<br />

yaitu jam 7.00 dan jam 15.30 dan melakukan timbang terima<br />

dengan dokter jaga.<br />

4. Setiap pasien baru harus diperiksa mulai dari anamnesis,<br />

status generalis, status obstetri atau ginekologi, kemudian<br />

dibuat diagnosis dan rencana pengelolaannya.<br />

5. Dilakuan observasi pasien sesuai dengan keperluan medik<br />

pasien. Partogram dibuat saat observasi pasien.<br />

6. Peserta PPDS I memeriksa dan menyediakan kelengkapan<br />

alat untuk pertolongan.<br />

7. Peserta PPDS I melakukan koordinasi dan konsultasi<br />

dengan departemen terkait untuk pengelolaan pasien<br />

8. Semua data yang diperoleh dicatat pada status pasien<br />

dengan baik dan benar.<br />

9. Data pasien dicatat pada buku register.<br />

10. Kasus kematian ibu dan perinatal dicatat pada buku khusus.<br />

11. Instruksi harus diberikan secara tertulis dan jelas mengenai :<br />

Cairan masuk : jenis, jumlah tetesan, dan jumlah<br />

cairan dalam 24 jam.<br />

Pencatatan cairan keluar : jenis, warna dan<br />

banyaknya.<br />

Obat-obatan : cara pemberian dan dosisnya.<br />

Mobilisasi.<br />

Perawatan kebersihan.<br />

Pasien gawat : pengukuran tensi, nadi dan nafas<br />

setiap 15 menit.<br />

Pasien kurang gawat : pengukuran tensi, nadi dan<br />

nafas setiap 1 - 3 jam.<br />

Pemeriksaan laboratorium.<br />

<br />

<br />

Pengawasan denyut jantung janin dan his.<br />

Rawat gabung bayi baru lahir (“rooming-in”), dalam<br />

hal ini PPDS-I tahap semester I-II diharuskan ikut<br />

mengatur pelaksanaan pengiriman bayi keruangan<br />

dan mengetahui kondisi bayi tersebut.<br />

12. Tindakan medik dilakukan oleh peserta PPDSI, sedangkan<br />

paramedik mengadakan kajian dan tindakan keperawatannya.<br />

4. Kegiatan Pendidikan


184<br />

a. Pasien menarik dan pasien sulit dibicarakan oleh peserta<br />

PPDSI dibawah bimbingan Konsulen Kamar Bersalin atau<br />

Konsulen Jaga.<br />

b. Peserta PPDSI melatih kembali keterampilan obstetrinya<br />

dengan bimbingan konsulen Kamar Bersalin.<br />

c. Bimbingan penangan dan tindakan kasus sulit diberikan setiap<br />

waktu oleh Konsulen Kamar Bersalin dan Konsulen Jaga.<br />

d. Semua tindakan dicatat dalam buku kemajuan dan ditanda<br />

tangani oleh Konsulen Kamar Bersalin.<br />

e. Pada akhir stase dilakukan ujian sesuai Modul dan dicatat<br />

dalam Buku Log yang ditandatangani oleh Konsulen Kamar<br />

Baersalin<br />

9. Pengaturan Tugas Jaga<br />

1. Tim jaga terdiri dari peserta tahap semester I – VIII<br />

2. Waktu Dinas Jaga :<br />

i. Hari biasa : mulai jam 15.30 s/d 07.00 esok harinya.<br />

ii. Hari libur : mulai jam 07.00 s/d 07.00 esok harinya.<br />

3. Pembagian tugas jaga :<br />

1) Residen kepala/Chief Resident (CR)(Semester VII/VIII)<br />

a) Mengawasi efektivitas dan efisiensi kerja tim.<br />

b) Tempat konsultasi terakhir sebelum masalah diajukan<br />

kepada konsulen jaga.<br />

c) Mengelola konsultasi antar Departemen<br />

d) Bertanggung jawab atas penatalaksanaan pasien IGD<br />

dan di ruang perawatan Departemen Obstetri dan<br />

Ginekologi selama jam jaga.<br />

e) Mengetahui seluruh kasus yang dikelola saat jaga.<br />

f) Bertanggung jawab terhadap kebenaran isi status<br />

pasien selama jaga.<br />

2) Tahap Semester V - VI :<br />

Bertindak sebagai jaga utama (Jaga III).<br />

a) Bertanggung jawab, mengatur dan mengawasi<br />

efektivitas dan efisiensi kerja tim jaga.<br />

b) Mengajukan laporan dan konsultasi kepada Asisten<br />

Kepala.<br />

c) Bertanggung jawab atas penatalaksanaan pasien IGD<br />

dan di kamar bersalin/tindakan sesuai dengan<br />

kompetensinya.<br />

d) Membacakan laporan jaga pada ”morning report”.<br />

e) Mengelola konsultasi dari ruang perawatan.<br />

f) Membuat status pasien yang dikelola sesuai<br />

tingkatannya.<br />

3) Tahap semester II- IV :


185<br />

a) Bertanggung jawab atas penata-laksanaan pasien IGD<br />

dan di kamar bersalin/tindakan sesuai dengan<br />

kompetensinya.<br />

b) Membacakan laporan jaga pada ”morning report”<br />

c) Mengelola konsultasi dari ruangan perawatan.<br />

4) Tahap semester I :<br />

a) Menyelenggarakan penatalaksanaan pasien di kamar<br />

bersalin (kasus fisiologi).<br />

b) Menyelenggarakan penatalaksanaan pasien di kamar<br />

tindakan, sesuai dengan kemampuannya.<br />

c) Membacakan laporan jaga pada “morning report”<br />

5) Konsulen jaga Departemen Obstetri - Ginekologi RSHS adalah<br />

Konsulen onsite. Konsulen onsite menerima konsultasi dokter<br />

jaga mengenai pasien di IGD, Kamar operasi dan ruang<br />

pemulihan, kamar bersalin, ruang perawatan dan ICU selama<br />

periode jaga.<br />

6) Setiap peserta dinas jaga diwajibkan :<br />

a) Memberikan bimbingan kepada mahasiswa yang<br />

bertugas di Departemen Obstetri - Ginekologi RSHS.<br />

b) Membuat laporan jaga didalam buku laporan jaga.<br />

c) Hadir dan memberikan rangkuman pasien jaga dalam<br />

morning report pada pagi hari berikutnya, serta<br />

konferensi klinik setiap hari Senin dan Kamis.<br />

10. Panduan Konferensi Klinik<br />

1. Tujuan :<br />

Memberikan kesempatan untuk semua unsur Departemen<br />

mengetahui kegiatan bidang pelayanan masyarakat, pendidikan,<br />

penelitian/pembangunan, serta administasi / keuangan.<br />

2. Uraian kegiatan :<br />

a. Kegiatan Konferensi Klinik (KK) diselenggarakan 2 kali<br />

seminggu pada hari Senin dan Kamis jam 13.00 - 14.00<br />

membahas permasalahan yang tercakup dalam tujuan diatas.<br />

Konferensi dipimpin oleh Kepala Departemen atau salah<br />

seorang staf yang ditunjuk untuk mewakilinya. Pada awal bulan<br />

konferensi klinik diisi dengan laporan bulanan.<br />

b. Kehadiran :<br />

Semua peserta PPDS-I diwajibkan hadir, kecuali sedang<br />

menolong kasus gawat darurat, atau alasan kuat yang dapat<br />

diterima Ketua Program Studi. KK dihadiri juga oleh para staf<br />

pengajar, serta staf paramedik yang berkaitan dengan<br />

kegiatan-kegiatan tersebut.<br />

c. Agenda konferensi klinik


186<br />

Pada konferensi klinik dibicarakan:<br />

1) Rencana dan pelksanaan operasi terencana<br />

2) Pasien ICU<br />

3) Kasus khusus dari ruangan dan poliklinik<br />

4) Presentasi singkat tentang topik tertentu sesuai<br />

penugasan.<br />

5) Masalah pelayanan, penelitian dan pendidikan yang<br />

penting<br />

6) Kemajuan dalam supervisi dan ujian keterampilan.<br />

7) Laporan bulanan :<br />

a) Cakupan pelaporan kegiatan pelayanan :<br />

i. Dinas kamar bersalin/tindakan.<br />

ii. Kegiatan operasi terencana.<br />

iii. Pelayanan rawat jalan.<br />

iv. Kegiatan pelayanan :<br />

• Obstetri Umum.<br />

Ginekologi Umum.<br />

Onkologi.<br />

Perawatan Kesuburan ; KB dan<br />

Infertilitas.<br />

Feto-Maternal.<br />

Endokrinologi.<br />

Bedah rekonstruksi.<br />

Obstetri-Ginekologi Sosial.<br />

v. Kegiatan di Rumah Sakit lainnya :<br />

RSU. Majalaya.<br />

RSU. Sumedang<br />

RSU. Ujungberung<br />

RSU. Cibabat<br />

RSB. Astana Anyar<br />

RSU. Cianjur<br />

RSU. Samsudin SH Sukabumi<br />

RSU. Garut<br />

RSU. Soreang<br />

RSU Subang<br />

RSU Ciawi<br />

RSU Waled Cirebon<br />

RSU Kefamenanu NTT<br />

b) Cakupan pelaporan administrasi dan keuangan :<br />

Administrasi dan Keuangan (Sekretaris<br />

Departemen / Koordinator Fungsional Bidang<br />

Administrasi dan Keuangan) :<br />

Terapan ketentuan/perubahan<br />

administrasi/keuangan.


187<br />

Pembiayaan kegiatan dan<br />

pembekalan.<br />

Masalah-masalah penting lainnya.<br />

c) Cakupan pelaporan kegiatan penelitian :<br />

Pendidikan S0/S1/Sp1/S3 (Koordinator<br />

Fungsional Bidang Pendidikan/wakilnya).<br />

d) Cakupan pelaporan kegiatan penelitian :<br />

Penyelenggaraan penelitian baru<br />

(Koordinator Fungsional Bidang<br />

Penelitian).<br />

Permasalahan pelaksaan penelitian<br />

(idem).<br />

Penyelesaian penelitian tesis peserta<br />

(pembimbing penelitan yang<br />

bersangkutan).<br />

e) Cakupan pelaporan kegiatan pengabdian pada<br />

masyarakat :<br />

Pengabdian pada masyarakat (Koordinator<br />

Fungsional Bidang Pengabdian pada<br />

Masyarakat).<br />

3. Pelaksanaan Konferensi Klinik :<br />

a. Pelaporan harus sudah mempersiapkan laporan sebelumnya<br />

dengan memperhatikan kejelasan serta batas waktu yang<br />

tersedia. Peserta PPDS-I yang tahapannya ditetapkan di atas,<br />

harus menulis semua laporan kegiatan dalam buku yang<br />

tersedia dengan memperhatikan hal berikut:<br />

1) Pembicaraan dengan konsulen sebelumnya.<br />

2) Penekanan laporan sesuai hasil pembicaraan.<br />

3) Kelengkapan data dalam buku laporan/<br />

4) Penetapan Departemen yang diajukan secara lisan,<br />

singkat dan jelas serta mencakup pengumpulan dana<br />

subjektif dan objektif, pengamatan, penyimpulan serta<br />

penyelesaian.<br />

5) Bilamana perlu, mempersiapkan penyajian data khusus :<br />

foto radiologik, ultrasonografi, slide dan sebagainya.<br />

b. Laporan harus dapat dikelompokkan menurut jenisnya :<br />

1) Laporan klasik dan singkat :<br />

a. Persalinan spontan.<br />

b. Abortus.<br />

c. Perdarahan antepartum yang jelas.<br />

d. Ketuban pecah dini tanpa penyulit.<br />

e. Kehamilan ektopik terganggu.<br />

f. Ekstraksi cunan/vakum tanpa penyulit.


188<br />

g. Perdarahan psca persalinan.<br />

h. Sterilisasi.<br />

i. Tumor dan peradangan panggul.<br />

j. Mola-hidatidosa.<br />

k. Visum et repertum kejahatan susila.<br />

l. Traumatologi sederhana.<br />

2) Laporan khusus dan lengkap :<br />

a. Disproporsi janin panggul.<br />

b. Gestosis.<br />

c. Infeksi obstetrik.<br />

d. Syok obstetrik<br />

e. Persalinan letak lintang.<br />

f. Semua laparotomi.<br />

g. Semua penyulit kasus-kasus obstetri diatas.<br />

h. Kematian ibu, perinatal.<br />

i. Konsultasi dimeja operasi.<br />

j. Gawat janin.<br />

c. Masalah lain dilaporkan secara singkat, karena konferensi klinik<br />

sedapat mungkin berakhir pada jam 14.30<br />

11. Panduan Pembelajaran saat Dinas di Rumah Sakit Satelit.<br />

PPDS I Obstetri dan Ginekologi Universitas Padjadjaran memakai 13<br />

Rumah Sakit Satelit sebagai lahan pendidikan, yaitu Rumah Sakit :<br />

RSU Majalaya, RSU Sumedang, RSU Ujung Berung, RSU Cibabat,<br />

RSU Cianjur, RSU Garut, RSU Samsudin SH Sukabumi, RSU Soreang,<br />

RSB. Astana Anyar, RSU Ciawi, RSU Waled Cirebon, RS Kefamenanu<br />

NTT dan RSU Subang.<br />

1. Tujuan Pembelajaran :<br />

a. Setiap Peserta PPDS I sesuai dengan kemampuan<br />

tingkatnya, setelah selesai masa tugas di Rumah Sakit<br />

Satelit diharapkan mampu untuk :<br />

b. memberikan pelayanan yang optimal kepada masyarakat di<br />

bidang obstetri dan ginekologi dengan sarana yang ada di<br />

RSU Tingkat Kabupaten.<br />

c. menjelaskan struktur organisasi Dinas Kesehatan Tingkat<br />

Kabupaten/Kota, termasuk RSU Tingkat Kabupaten/Kota.<br />

d. mengelola sistem pembinaan rujukan obstetri dan ginekologi.<br />

2. Uraian kegiatan :<br />

a. Kegiatan di Rumah Sakit Satelit diawali dengan melapor ke<br />

Kepala SMF Obgin dan Direktur Rumah Sakit Satelit.<br />

b. Menanda tangani perjanjian kerja dengan Kepala SMF Obgin<br />

dan diketahui oleh Direktur Rumah Sakit Satelit. .


189<br />

c. Kegiatan pelayanan medik :<br />

1. Menangani kasus poliklinik, kamar bersalin, kamar<br />

bedah, dan ruang perawatan dengan memperhatikan<br />

tingkat urgensi pelayanan. Pembagian waktu kerja diatur<br />

untuk saling mengisi sehingga semua kegiatan obstetrik<br />

dan ginekologik dapat dikerjakan dengan baik dan harus<br />

dilaporkan kepada konsulen, baik siang maupun malam.<br />

2. Untuk kasus yang sukar atau memerlukan tindakan<br />

khusus, harus segera dilaporkan kepada konsulen. Pada<br />

tindakan bedah pertama peserta harus didampingi oleh<br />

konsulen RSU (seksio sesarea, kehamilan ektopik<br />

terganggu, histerektomi dan lain-lain), sekalipun telah<br />

lulus ujian tindakan tersebut. Operasi akut selanjutnya<br />

dapat dilakukan sendiri tergantung dari penilaian<br />

konsulen pada saat operasi pertama.<br />

d. Kegiatan ilmiah :<br />

1. Mengikuti/memberikan kuliah, khusus pada acara ilmiah<br />

Rumah Sakit/IDI Cabang Kabupaten yang<br />

bersangkutan.<br />

2. Memberi ceramah pembinaan pada tenaga pelaksana<br />

pelayanan obstetri dan ginekologi Kabupaten yang<br />

bersangkutan.<br />

3. Mengadakan presentasi kasus di Rumah Sakit Satelit<br />

e. Kegiatan pendidikan :<br />

1. Mendidik mahasiswa/siswi bidan/perawat dalam<br />

menangani kasus di poliklinik, kamar bersalin, kamar<br />

bedah dan ruang perawatan.<br />

2. Mengikuti diskusi dan berdiskusi pada laporan<br />

Departemen.<br />

3. Mengikuti diskusi dan berdiskusi pada presentasi kasus<br />

mahasiswa.<br />

f. Kegiatan administratif :<br />

1. Mengawasi/membuat sendiri status lengkap di poliklinik,<br />

kamar bersalin dan ruang perawatan.<br />

2. Mengawasi/membuat sendiri laporan bedah.<br />

3. Membuat laporan bulanan.<br />

4. Mengikuti apel pagi yang diadakan di halaman depan<br />

RS.<br />

5. Mengikuti kegiatan-kegiatan lain yang melibatkan<br />

seluruh unsur rumah sakit.<br />

g. Waktu tugas :<br />

Peserta PPDS I ditugaskan di salah satu RS. Satelit selama 2<br />

minggu. Meninggalkan RS Satelit hanya dibenarkan dengan<br />

seijin konsulen RS yang bersangkutan.<br />

h. Penilaian


190<br />

D. Panduan Kegiatan Akademik<br />

Konsulen Satelit memberikan penilaian meliputi hal-hal yang<br />

tercantum dalam Daftar Penilaian.<br />

Tujuan Kegiatan Akademik :<br />

Menambah dan menyegarkan pengetahuan obstetri dan ginekologi, serta<br />

meningkatkan kemampuan pengenalan dan analisis permasalahan medik<br />

yang dihadapi, serta membahas masalah-masalah yang penting untuk<br />

diketahui.<br />

Keterampilan kegiatan akademik secara garis besar terbagi dalam tiga<br />

domain :<br />

Ketrampilan penelitian dasar dan penerapannya<br />

Pengelolaan penelitian dan<br />

Kemampuan komunikasi.<br />

Ketrampilan itu dipelajari dalam bentuk kegiatan akademik yang meliputi:<br />

A. Morning report<br />

B. Presentasi kasus<br />

C. Journal reading<br />

D. Konferensi Khusus: Kematian Ibu, Perinatal, Pertemuan klinikopatologi<br />

E. Tesis<br />

1. Morning report<br />

1. Pertemuan ini dilakukan mulai jam 7.00, kecuali :<br />

hari Senin jam 6.30, yang membahas kasus-kasus jaga<br />

hari sebelumnya, dipimpin oleh konsulen onsite,<br />

hari Rabu kasus jaga langsung dilaporkan pada konsulen<br />

onsite.<br />

2. Residen jaga membacakan resume pasien jaga yang dikelolanya.<br />

3. Setiap hari Selasa dan Jumat, presentasi dan diskusi<br />

diselenggarakan berbahasa Inggris.<br />

4. Semua peserta PPDS-I diwajibkan hadir dengan daftar hadir,<br />

kecuali sedang menolong kasus gawat darurat, atau mempunyai<br />

alasan yang dapat diterima Ketua Program Studi.<br />

2. Presentasi Kasus (PK) atau laporan kasus :<br />

Merupakan kegiatan penulisan serta penyajian kasus baik dalam bidang<br />

obstetri maupun ginekologi yang memiliki masalah baik dalam aspek<br />

diagnostik, penanganan, pencegahan maupun kemajuan teknologi yang<br />

berkaitan dengan kasus tersebut dalam suatu forum ilmiah. Upaya<br />

pembahasan pada akhirnya dapat digambarkan dalam suatu alur<br />

penatalaksanaan baik yang terkait dengan upaya diagnostik maupun<br />

penatalaksanaan.


191<br />

Penyelenggaraannya adalah sebagai berikut :<br />

a. Pertemuan ini dibahas tentang masalah diagnostik/terapeutik,<br />

ketajaman pengamatan, kemungkinan pencegahan, ataupun<br />

kemajuan teknologi yang berkaitan dengan kasus yang didukung<br />

oleh journal terbaru.<br />

b. Kasus-kasus yang akan dibicarakan pada Presentasi Kasus<br />

dapat ditentukan dalam konferensi klinik atau divisi, ronde besar,<br />

diskusi dengan pembimbing atau oleh penyelenggara pendidikan<br />

dan penjadualannya akan ditentukan oleh KPS.<br />

c. Bahan Presentasi Kasus yang telah selesai disusun akan<br />

diajukan dalam konferensi Presentasi Kasus minimal 1 kali<br />

pada masa pendidikan Tahap II yang merupakan prasyarat<br />

bagi tiap peserta didik untuk naik ke tahap III dan minimal 1<br />

kali pada masa pendidikan tahap III yang merupakan pra<br />

syarat bagi tiap peserta didik untuk naik ke tahap IV.<br />

d. Seorang residen menyajikan kasusnya, dipimpin oleh seorang<br />

moderator dan didampingi 4 orang panelis dari peserta didik<br />

tahap III (semester V – VII) yang sudah mempelajari bahan yang<br />

akan disajikan, sehingga mampu menyiapkan tanggapan<br />

sebelumnya..<br />

e. Dilakukan setiap hari Selasa dan Jumat pada jam 13.00.<br />

f. Satu diantara presentasi yang dilakukan diselenggarakan dalam<br />

bahasa Ingrris.<br />

g. Sebelum disajikan, naskah penyajian tersebut harus<br />

dikonsultasikan dahulu pada konsulen yang ditunjuk sebagai<br />

narasumber yang diatur oleh KPS, minimal 2 minggu sebelum<br />

presentasi.<br />

h. Naskah penyajian harus disampaikan pada konsulen, moderator<br />

dan nara sumber selambat-lambatnya 2 hari sebelum jadwal<br />

konferensi ilmiah dalam bentuk hard copy untuk narasumber dan<br />

atau undangan dari luar Departemen, serta 4 orang konsulen<br />

penilai, sedangkan untuk konsulen lainnya diberikan soft copy.<br />

i. Jadual konsulen yang wajib hadir : narasumber dan 4 orang<br />

konsulen sebagai komentator/penilai.<br />

Semua peserta PPDS-I diwajibkan hadir, kecuali sedang menolong<br />

kasus gawat darurat, atau mempunyai alasan yang dapat diterima Ketua<br />

Program Studi.<br />

Penilaian<br />

a. Yang berhak menilai adalah moderator dan komentator<br />

(Konsulen).<br />

b. Penilaian didasarkan atas pengetahuan, sikap dan perilaku dari<br />

individu / Tim yang menyajikan kasus.


192<br />

c. Penilaian akan diberikan apabila penyaji telah melengkapi<br />

seluruh persyaratan yang ditetapkan pada saat konferensi, baik<br />

berupa perbaikan makalah maupun hal-hal lainnya.<br />

d. Pihak penyelenggara pendidikan hanya akan mengeluarkan nilai<br />

bagi peserta PPDS apabila bahan makalah yang telah diperbaiki<br />

beserta dengan dokumentasinya dalam bentuk disket atau<br />

compact disc telah diserahkan ke Bagian Pendidikan untuk<br />

didokumentasikan ke dalam file masing-masing peserta didik.<br />

e. Penilaian konferensi ilmiah merupakan prasyarat untuk<br />

kenaikkan tahap peserta didik ke semester berikutnya.<br />

f. Penilaiannya dilakukan berdasarkan :<br />

3. Journal reading dilakukan pada pertemuan di Divisi<br />

4. Konferensi Khusus:<br />

a. Konferensi Kematian Ibu (KKI) :<br />

Masalah klinik diluar RSHS (perujuk), segi-segi non-klinik yang<br />

berpengaruh, kemungkinan penyebab kematian, pencegahan dan<br />

aspek medikolegal.<br />

b. Konferensi kematian Perinatal (KKP) :<br />

Masalah klinik sebelum kelahiran, penata-laksanaan segera<br />

sesudah kelahiran, analisa penyebab kematian, dan pencegahan.<br />

c. Konferensi Patologi Anatomi (KPA) :<br />

Kaitan gambaran klinik dan histopatologi, dampak perencanaan<br />

tindak lanjut, dan penata-laksanaan kasus.<br />

5. Tesis<br />

Tesis dibuat mengacu pada pedoman dari Universitas Padjadjaran dan<br />

sesuai dengan pedoman yang dikeluarkan oleh Kelompok Fungsional<br />

Bidang Penelitian Departemen Obstetri dan Ginekologi FK Unpad pada<br />

buku Panduan Penulisan Karya Tulis Ilmiah Departemen Obstetri dan<br />

Ginekologi FK Unpad.<br />

A. Seminar presentasi kasus<br />

Tujuan seminar presentasi kasus adalah : setelah membuat laporan<br />

kasus peserta diharapkan menguasai kemampuan dalam<br />

menggunakan sumber keterangan sebanyak-banyaknya untuk<br />

menganalisis kasus yang telah selesai ditangani.<br />

Kerangka laporan kasus<br />

Abstrak<br />

Memuat keterangan secara singkat namun informatif mengenai<br />

permasalahan apa yang akan dibahas. Jumlah kata pada abstrak<br />

tidak lebih dari 150 dan menggunakan kaidah IMRAD.


193<br />

Pendahuluan<br />

Pendahuluan harus singkat serta menjelaskan tujuan yang ingin<br />

dicapai dengan penanganan yang baik pada kasus yang dihadapi<br />

Riwayat kasus<br />

Riwayat kasus yang diajukan dalam bentuk resume medik yang<br />

mencakup :<br />

- Data dasar.<br />

- Daftar masalah.<br />

- Uraian masalah.<br />

- Rencana penanganan awal .<br />

- Catatan kemajuan.<br />

Tinjauan pustaka<br />

Memuat mengenai dasar keilmuan serta teori-teori yang akan<br />

digunakan sebagai dasar pembahasan kasus. Diharapkan teori-teori<br />

tersebut diambil dari buku teks maupun jurnal.<br />

Pembahasan<br />

Hendaknya dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut<br />

:<br />

- Apakah masalah / persoalan yang ada ?<br />

- Mengapa demikian ?<br />

- Bagaimana mengatasinya ?<br />

- Penilaian masalah ?<br />

Definisi masalah : deviasi dari standar yang merangsang kita untuk<br />

bertindak.<br />

Untuk mengetahui standar dan adanya deviasi gunakanlah sumbersumber<br />

keterangan sebaik-baiknya (kepustakaan, konsultasi dan<br />

sebagainya).<br />

Rujukan<br />

Rujukan tidak dibatasi jumlahnya, disusun menurut nomor urut<br />

pemunculan dalam naskah, sesuai dengan tata cara penulisan<br />

Vancouver. Minimal 2 text book dan 4 jurnal terbaru dengan<br />

maksimal 5 tahun. Semua nama yang ditulis pada diskusi harus ada<br />

dalam daftar rujukan dan sebaliknya.<br />

B. Forum Ilmiah Lokal, Nasional, Regional, maupun Internasional<br />

Diharapkan peserta didik mampu tampil dalam suatu forum ilmiah,<br />

baik yang berskala Lokal, Nasional, Regional, maupun Internasional.<br />

Setiap hasil penelitian yang dihasilkan oleh peserta didik baik hasil<br />

tesis maupun di luar tesis dapat diajukan dalam forum ilmiah dalam


194<br />

acara Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) atau Kongres Obstetri dan<br />

Ginekologi (KOGI) atau forum ilmiah lainnya. Setiap peserta wajib<br />

minimal tampil 1 kali dalam suatu acara forum ilmiah pada acara PIT<br />

/ KOGI.<br />

C. Sari Pustaka.<br />

1) Sari pustaka mengenai topik yang merupakan kajian pustaka<br />

penelitian yang akan dimulai dan dipresentasikan oleh calon<br />

peneliti tersebut.<br />

2) Peserta sejak tahap I akhir hendaknya telah memilih suatu topik<br />

dalam bidang obstetri dan ginekologi yang akan dibahas di<br />

dalam sidang sari pustaka beserta dengan pembimbingnya dari<br />

staf pengajar Bagian Obstetri dan Ginekologi atau bagian yang<br />

lain dan hal ini harus dilaporkan kepada penyelenggara<br />

pendidikan untuk didokumentasi.<br />

3) Untuk Sari Pustaka, maka tulisan yang dibuat akan berisikan :<br />

abstrak, pendahuluan, tinjauan pustaka serta kesimpulan.<br />

Jumlah kata dalam pembuatan tulisan berkisar lebih kurang<br />

3000 + 10% (tanpa disertai dengan kepustakaan)<br />

4) KPS akan memantau tahapan penyelesaian sari pustaka oleh<br />

masing-masing peserta didik.<br />

5) Setelah dianggap selesai pembuatan sari pustaka oleh<br />

pembimbing, maka peserta didik dapat segera melapor kepada<br />

KPS dan Koordinator Kelompok Fungsional Bidang Penelitian<br />

untuk mendapatkan jadwal konferensi sari pustaka beserta<br />

nama moderator dan komentatornya.<br />

6) Bahan penyajian / konferensi harus diterima moderator,<br />

komentator dan narasumber paling lambat 7 hari sebelum<br />

jadual konferensi ilmiah dilangsungkan.<br />

7) Bahan penyajian dalam bentuk makalah tertulis dan dalam<br />

bentuk soft copy wajib diserahkan ke Koordinator Kelompok<br />

Fungsional Bidang Penelitian dan Pendidikan sebagai<br />

dokumentasi.<br />

8) Peserta didik yang ditunjuk untuk mengajukan sari pustaka<br />

menyajikan secara lisan kasus tersebut dengan memanfaatkan<br />

alat bantu audio visual yang tersedia (alokasi waktu 20 menit)<br />

9) Diberi kesempatan pada komentator dan seluruh peserta<br />

sidang untuk memperjelas beberapa hal dari isi sari pustaka.<br />

10) Komentator memberi tanggapan masing-masing selama 5<br />

menit.<br />

11) Penyaji kasus harus memberi jawaban terhadap semua<br />

tanggapan yang diajukan oleh tiap komentator.<br />

12) Semua peserta sidang diberi kesempatan untuk memberi<br />

tanggapan jika waktu memungkinkan.


195<br />

13) Setelah tanggapan dari komentator maupun peserta konferensi<br />

dianggap cukup, maka pembimbing diberikan kesempatan<br />

untuk menjelaskan beberapa hal dari sari pustaka yang masih<br />

belum jelas.<br />

14) Yang berhak menilai adalah moderator dan komentator<br />

(Konsulen).<br />

15) Penilaian didasarkan atas pengetahuan, sikap dan perilaku dari<br />

individu yang menyajikan sari pustaka. (Lembar penilaian sari<br />

pustaka)<br />

16) Penilaian akan diberikan apabila penyaji telah melengkapi<br />

seluruh persyaratan yang ditetapkan pada saat konferensi,<br />

berupa perbaikan makalah sari pustaka maupun hal-hal<br />

lainnya.<br />

17) Pihak penyelenggara pendidikan hanya akan mengeluarkan<br />

nilai bagi peserta didik apabila bahan makalah sari pustaka<br />

yang telah diperbaiki beserta dengan dokumentasinya dalam<br />

bentuk soft copy telah diserahkan ke Koordinator Kelompok<br />

Fungsional Bagian Penelitian dan Pendidikan untuk<br />

didokumentasikan ke dalam file masing-masing peserta didik.<br />

D. Usulan Penelitian<br />

1) Setelah sari pustaka disetujui dalam sidang sari pustaka, maka<br />

peserta bersama pembimbing segera membuat usulan<br />

penelitian yang dapat pula dibantu oleh seorang pembimbing<br />

statistik.<br />

2) Judul usulan penelitian dan pembimbing segera dilaporkan<br />

kepada KPS dan Koordinator Kelompok Fungsional Bagian<br />

Penelitian dan Pendidikan untuk didokumentasi.<br />

3) KPS akan memantau tahapan penyelesaian usulan penelitian<br />

oleh masing-masing peserta didik.<br />

4) Panitia ujian usulan penelitian dibentuk sesudah pembimbing<br />

menyatakan usulan penelitian telah selesai. Panitia ini dibentuk<br />

oleh KPS/SPS, terdiri dari pembimbing dan 3 orang staf<br />

pengajar. Seorang di antaranya menjadi Kepala dan seorang<br />

lagi menjadi sekretaris panitia ujian. Pihak penyelenggara juga<br />

akan menetukan jadwal ujian usulan penelitian tersebut.<br />

5) Bahan penyajian / konferensi harus diterima moderator dan<br />

penguji paling lambat 7 hari sebelum jadual ujian usulan<br />

penelitian dilangsungkan.<br />

6) Bahan penyajian dalam bentuk makalah tertulis dan dalam<br />

bentuk soft copy wajib diserahkan ke Koordinator Kelompok<br />

Fungsional Bagian Penelitian dan Pendidikan sebagai<br />

dokumentasi.<br />

7) Usulan penelitian yang telah selesai disusun bersama<br />

pembimbing akan diajukan dalam ujian usulan penelitian pada


196<br />

masa pendidikan semester 4 dan merupakan prasyarat<br />

untuk naik ke semester 5.<br />

8) Dengan diterimanya usulan penelitian (lulus) oleh tim penilai di<br />

bawah kordinasi Koordinator Kelompok Fungsional Bagian<br />

Penelitian, maka peserta didik dapat segera memulai<br />

penelitiannya.<br />

E. Sidang Hasil Penelitian<br />

1) Bertujuan agar peserta didik mampu menyelenggarakan<br />

pengorganisasian seluruh kegiatan penelitian ilmiah dengan<br />

penguasaan rangkaian analisa dan sintesa yang akan<br />

menghasilkan kesimpulan-kesimpulan yang dapat dimengerti<br />

ilmuwan lainnya.<br />

2) Mampu meyakinkan obyektivitas dan kebenaran upaya<br />

penelitiannya melalui penyajian lisan dan tulisan secara lugas<br />

kepada ilmuwan lain dengan memperhatikan kelaziman<br />

penyajian ilmiah.<br />

3) Semua peserta didik diwajibkan hadir kecuali dengan alasan<br />

yang dapat diterima oleh KPS/SPS. (Alasan harus tertulis<br />

melalui memo)<br />

4) Tesis yang telah selesai disusun bersama pembimbing akan<br />

diajukan dalam ujian tesis pada masa pendidikan tahap III – IV<br />

dan merupakan prasyarat untuk dapat mengikuti ujian tulis<br />

nasional dan ujian lisan nasional.<br />

5) Pelaksanaan pembuatan tesis dilakukan oleh peneliti dengan<br />

arahan pembimbing.<br />

6) Bila ada permasalahan dalam pelaksanaan penelitian maka<br />

harus diputuskan dalam rapat segitiga antara pembimbing,<br />

KPS/SPS dan Koordinator penelitian.<br />

7) Laporan tertulis penelitian (tesis) harus diselesaikan dalam<br />

batas waktu yang telah ditentukan. Setelah itu KPS/SPS akan<br />

menjadualkan suatu ujian tesis.<br />

8) Panitia ujian tesis dibentuk sesudah pembimbing menyatakan<br />

pertanggungjawaban peneliti selesai. Panitia ini dibentuk oleh<br />

KPS/SPS, terdiri dari pembimbing dan 3 orang staf pendidik<br />

(sesuai dengan staf pendidik yang menguji pada saat dilakukan<br />

ujian usulan penelitian). Seorang di antaranya menjadi Kepala<br />

dan seorang lagi menjadi sekretaris panitia ujian.<br />

9) KPS bersama dengan Koordinator Kelompok Fungsional<br />

Bidang Penelitian akan memantau tahapan penyelesaian<br />

usulan penelitian oleh masing-masing peserta didik.<br />

10) Bahan penyajian / konferensi harus diterima moderator dan<br />

komentator paling lambat 7 hari sebelum jadual ujian tesis<br />

dilangsungkan


197<br />

11) Bahan penyajian dalam bentuk makalah tertulis dan dalam<br />

bentuk soft copy wajib diserahkan ke bagian pendidikan<br />

sebagai dokumentasi.<br />

12) Ujian tesis akan mencakup :<br />

• Penguasaan permasalahan kesehatan yang berkaitan<br />

erat dengan materi penelitian.<br />

• Penguasaan metodologi penelitian yang dianut.<br />

• Tatalaksana penelitian dan teknik pengolahan data.<br />

• Kemampuan penyimpulan hasil penelitian dengan<br />

tekanan khusus pada penguasaan obyektivitas data<br />

yang dipergunakan.<br />

• Kesesuaian saran dengan tujuan penelitian.<br />

• Penguasaan pelaporan dan pembahasan hasil<br />

penelitian.<br />

• Upaya meyakinkan ilmuwan lain.<br />

• Dampak hasil penelitian.<br />

• Ketelitian rujukan pustaka.<br />

• Kemampuan menolak saran yang tidak tepat.<br />

13) Yang berhak memberikan penilaian adalah para penguji.<br />

14) KPS hanya akan mengeluarkan nilai bagi peserta didik apabila<br />

bahan tesis yang telah diperbaiki (telah dilengkapi tanda<br />

tangan pembimbing dan penguji) beserta dengan<br />

dokumentasinya dalam bentuk soft copy telah diserahkan ke<br />

Koordinator Kelompok Fungsional Bidang Pendidikan untuk<br />

didokumentasikan ke dalam file masing-masing peserta didik.<br />

15) Hasil penilaian tersebut akan menjadi dasar bagi<br />

penyelenggara pendidikan untuk mengusulkan yang<br />

bersangkutan sudah layak untuk menjalani ujian nasional.


198<br />

E. Evaluasi Hasil Belajar<br />

1. Tahap-tahap Evaluasi<br />

Tujuan evaluasi adalah untuk mengetahui kemampuan Akademik profesional<br />

peserta sesuai katalog dan kultur pendidikan.<br />

Evaluasi mencakup :<br />

a. Bidang Kognitif (K):<br />

Pengetahuan dan pemahaman<br />

Pemecahan masalah dan pengambilan keputusan klinik<br />

b. Bidang Psikomotor (S):<br />

Ketrampilan klinik non operatif<br />

Ketrampilan klinik operatif<br />

c. Bidang Afektif (A):<br />

Hubungan inter-personal<br />

Sikap dan kebiasaan kerja profesional<br />

Kemampuan akademik dievaluasi dengan 2 jalur, yaitu :<br />

I. Evaluasi modul untuk penilaian peserta didik dilakukan pada<br />

penerapan modul sebagai ujian tengah semester dan ujian<br />

komprehensif untuk setiap semester sampai semester V, yang<br />

dikordinasikan oleh Kordinator Tahap beserta Tim pelaksana<br />

ujian masing-masing semester yang meliputi bahan kajian<br />

fisiologi, patologi I, patologi II, ginekologi dan obgin sosial.<br />

Tahap-Tahap Evaluasi tersebut adalah sebagai berikut :<br />

1. Evaluasi berkala<br />

a. Ujian tengah semester<br />

b. Ujian semester<br />

c. Ujian Calon Asisten Kepala<br />

d. Ujian Asisten Kepala<br />

2. Evaluasi akhir<br />

a. Ujian Tesis<br />

b. Ujian Akhir Program<br />

c. Ujian Kolegium<br />

II. Evaluasi Ketrampilan Klinis sesuai semester masing-masing.<br />

Setelah lulus ujian-ujian tersebut, peserta didik menjalani ujian calon asisten<br />

kepala (calaska), ujian asisten kepala, ujian tesis dan ujian akhir program.<br />

Ujian akhir program dilaksanakan 2 tahap :<br />

• Pertama dilaksanakan oleh program studi PDS I Obgin FK Unpad<br />

(Ujian akhir program)<br />

• Setelah lulus ujian akhir program, peserta didik berhak untuk<br />

mengikuti ujian kahir tahap dua yang dilaksanakan secara Nasional<br />

oleh Kolegium Obstetri & Ginekologi (ujian nasional / National Board<br />

Examination).


199<br />

Peserta didik dinyatakan lulus program pendidikan spesialis-I apabila :<br />

a. Lulus ujian akhir program dengan syarat IPK untuk perangkat mata<br />

pelajaran dan karya ilmiah pada akhir program pendidikan sama atau<br />

lebih dari 3. Kepada lulusan program diberikan yudisium lulus<br />

memuaskan, sangat memuaskan, cumlaude dengan ketentuan<br />

seperti tertera di bawah ini :<br />

i. 3,71 < IPK < 4,000 = cum laude.<br />

ii. 3,400 < IPK < 3,70 = sangat memuaskan<br />

iii. 3,000 < IPK < 3,399 = memuaskan<br />

b. Lulus ujian nasional.<br />

2. Pemberian Angka, Skoring Dan Interpretasi<br />

Angka kelulusan merupakan gabungan dari angka rata-rata nilai di setiap<br />

stase dengan bobot 20%, hasil ujian komprehensif atau ujian akhir semester<br />

dengan bobot 60% dan evaluasi kegiatan lain sebesar 20%. Untuk angka<br />

kelulusan ujian ulangan tidak mempertimbangkan nilai stase dan hasil<br />

kegiatan lainnya.<br />

Prestasi akademik diukur melalui perhitungan Indeks Prestasi (IP) dan IP<br />

Kumulatif (IPK). IP dan IPK ialah jumlah nilai mutu total dibagi jumlah<br />

beban (SKS) total. Nilai mutu ialah nilai angka kali beban (SKS).<br />

Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) merupakan angka yang menunjukkan<br />

prestasi atau kemajuan belajar mahasiswa secara kumulatif mulai dari<br />

semester pertama sampai dengan semester paling akhir yang telah<br />

ditempuh. IPK dihitung pada tiap akhir semester. Rumus<br />

perhitungannya sebagai berikut (pembulatan ke bawah apabila kurang<br />

dari 0,05, pembulatan ke atas apabila sama/lebih dari 0,05) :<br />

IPK = Jumlah (AM x SKS) seluruh semester yang<br />

ditempuh / Jumlah SKS seluruh semester yang<br />

ditempuh<br />

Salah satu cara yang dipakai untuk memberi angka skoring dan<br />

interpretasinya dapat dilihat pada tabel 6.1.


200<br />

TABEL 6.1. ANGKA, NILAI MUTU, BOBOT DAN INTERPRESTASINYA<br />

PADA SISTEM PENILAIAN PESERTA PROGRAM<br />

Rentang skor<br />

(Skala 100)<br />

Rentang Nilai (skala 5)<br />

Bobot<br />

NILAI<br />

MUTU<br />

INTERPRETASI<br />

90 – 100<br />

85 – 89<br />

4,00<br />

3,75<br />

A<br />

A-<br />

Baik Sekali<br />

80 – 84<br />

75 – 79<br />

3,50<br />

3,00<br />

B+<br />

B<br />

Baik<br />

70 – 74<br />

65 – 69<br />

2,75<br />

2,50<br />

B-<br />

C+<br />

Cukup<br />

60 – 64<br />

55 – 59<br />

2,00<br />

1,75<br />

C<br />

C-<br />

Kurang<br />

45 – 49<br />

0 – 44<br />

1,00<br />

0,00<br />

D<br />

E<br />

Kurang Sekali<br />

Nilai Batas Lulus (NBL) : 70 atau nilai minimal B<br />

(IPK = 2,75)<br />

3. Cara Evaluasi<br />

a. Ujian semester.<br />

Ujian semester dilakukan untuk peserta PPDS I semester I-V.<br />

Materi Ujian adalah Fisiologi, Patologi I, Patologi II, Obginsos dan<br />

Ginekologi.<br />

1) Syarat ujian semester<br />

i. Telah selesai mengikuti rotasi yang sudah ditentukan.<br />

ii. Telah menyelesaikan ujian keterampilan yang ditentukan<br />

untuk masing-masing semester.


201<br />

iii. Telah melaksanakan evaluasi sesuai Buku Log (dicatat<br />

dan ditanda tangani oleh konsulen) pada tempat rotasi<br />

yang bersangkutan.<br />

iv. Telah mendapat konfirmasi dari konsulen pembimbing<br />

pada saat menandatangani Buku Log<br />

v. Apabila persyaratan tersebut tidak dipenuhi, peserta<br />

masih diperbolehkan mengikuti ujian tulis dan lisan pada<br />

semester yang bersangkutan tetapi tidak mendapatkan<br />

judicium sebelum persyaratan tersbut dipenuhi dan<br />

tetap mendapat hukuman sesuai peraturan yang<br />

berlaku.<br />

vi. Apabila dalam 1 (satu) bulan sesudah ujian lisan syarat<br />

tersebut belum terpenuhi judicium akan dilakukan pada<br />

judicium berikutnya<br />

2) Ujian ini dilaksanakan pada minggu ke-3 bulan ke-5 setiap<br />

semester.<br />

3) Materi ujian adalah:<br />

i. Semester I: Ujian fisiologi, buku acuan : Williams<br />

Obstetrics, bab 1-17<br />

ii. Semester II: Ujian Patologi I, buku acuan : Williams<br />

Obstetrics, bab 18-35<br />

iii. Semester III, Ujian Patologi II, buku acuan : Williams<br />

Obstetrics, bab 36-59<br />

iv. Semester IV, Ujian Ginekologi, buku acuan : Novak’s<br />

gynecology, Speroff, Te Linde dan Ostegard<br />

v. Semester V, Ujian Obginsos


202<br />

Metoda ujian semester adalah:<br />

Semester Jenis Ujian Penelitian<br />

I FISIOLOGI MCQ, OSAT &<br />

Essay<br />

II PATOLOGI I MCQ & OSAT Judul PIT<br />

III PATOLOGI II MCQ & OSAT Judul Tesis<br />

IV GINEKOLOGI MCQ & OSAT Sari Pustaka<br />

V OBGINSOS MCQ, OSAT &<br />

Essay<br />

Sidang UP<br />

VI CALASKA MCQ & OSAT<br />

VII<br />

ASisten<br />

KepalA (Chief<br />

Resident)<br />

MCQ & OSAT<br />

VIII Ujian Akhir<br />

Program<br />

MCQ & TULIS<br />

Sidang Tesis<br />

Ujian Nasional<br />

MCQ & OSAT<br />

Ket : OSAT : Objective Structured Assessment of Technical skills<br />

Tabel 1. Metode Ujian dan Tingkatan Penelitian PPDS-1 OBGIN FK Unpad<br />

Keterangan :<br />

1) Semester I dan V : ujian essay, OSAT dan MCQ (tabel 1.)<br />

Setelah ujian essay, OSAT dan MCQ dilakukan ujian lisan 1<br />

minggu kemudian, mengenai pertanyaan pada ujian essay<br />

Peserta ujian berhak mendapat salinan/kopi ujian tertulisnya<br />

1 hari setelah ujian tertulis dan berhak mendapat bimbingan<br />

dari dosen wali/pembimbing.<br />

Khusus untuk peserta PPDS-1 pada semester 1 berlaku<br />

mekanisme sebagai berikut (Gambar1) : Setelah memenuhi<br />

persyaratan untuk ujian Fisiologi Peserta PPDS mengikuti<br />

ujian MCQ dan Tulis sesuai ketentuan berlaku dan bila pada<br />

hasilnya dinyatakan tidak lulus maka peserta bersangkutan<br />

berhak mengikuti Ujian Ulangan 1 di bulan ke-6 semester<br />

pertama tersebut.


2<strong>03</strong><br />

Dan bila hasilnya dinyatakan tidak lulus maka pada peserta<br />

tersebut akan dikembalikan pada TKP-PPDS-1 sesuai<br />

dengan ketentuan yang berlaku, dan dinyatakan tidak<br />

mampu mengikuti proses pendidikan dan dihentikan<br />

pendidikannya.<br />

Gambar 1. Alur Ujian Semester 1 PPDS-1 OBGIN<br />

UNPAD<br />

2) Semester II, III, IV dan VII (Aska). Ujian MCQ dan OSAT<br />

a. Angka kelulusan adalah gabungan dari ujian<br />

penerapan Modul, Ujian semesteran dan nilai harian<br />

dari morning report, presentasi kasus dan ujian<br />

keterampilan.<br />

b. Nilai ujian semester diberi bobot 70%, ujian<br />

pelaksanaan modul yang dilaksanakan di stase diberi<br />

bobot 15% dan angka presentasi kasus, morning


204<br />

report serta keterampilan diberi bobot 15%. Nilai<br />

kelulusan adalah 70.<br />

c. Kriteria ketidak kelulusan pada ujian OSAT adalah bila<br />

tidak lulus pada lebih dari 2 station dan tidak digabung<br />

dengan angka lainnya.<br />

d. Apabila tidak dapat mencapai angka kelulusan,<br />

peserta PPDS I diberikan kesempatan ujian ulangan I<br />

pada minggu ke-3 bulan ke-6 setiap semester dengan<br />

kriteria kelulusan yang sama. Diharapkan peserta<br />

PPDS I tersebut mendapat bimbingan dari konsulen<br />

Pembimbing/ Wali.<br />

e. Apabila tidak lulus pada ujian ulangan I, peserta PPDS<br />

I dinyatakan degradasi (turun ke semester<br />

dibawahnya) beserta kewajiban sesuai dengan<br />

semester yang diikutinya (pembekalan modul dan<br />

supervisi) dengan bimbingan intensif dari konsulen<br />

Pembimbing/ Wali dan diberikan surat peringatan<br />

keras.<br />

f. Apabila ternyata gagal pada ujian ulangan ke-1 pada<br />

semester yang diikutinya dalam proses degradasi<br />

(kecuali semester 7) maka peserta PPDS-I tersebut<br />

dinyatakan tidak mampu mengikuti proses pendidikan<br />

dan dihentikan pendidikannya. (Gambar 2.)<br />

b. Ujian Calaska (Gambar 3.)<br />

a. Syarat: Telah lulus ujian Obstetri dan Ginekologi<br />

Sosial, telah dinyatakan lulus dari stase divisi, serta<br />

telah melaksanakan sidang Usulan Penelitian.<br />

b. Waktu Ujian Calaska dilaksanakan 4 kali dalam 1<br />

tahun yakni pada bulan Januari, Mei dan Juli dan<br />

September<br />

c. Metodanya adalah OSAT pada 8 station (2 kasus<br />

dalam Bahasa Inggris) yang pengujinya ditentukan<br />

berdasarkan keputusan tim KPS.<br />

d. Soal ujian ditentukan oleh tim penguji.<br />

e. Kandidat yang tidak lulus diberikan kesempatan untuk<br />

ujian ulangan 1 bulan kemudian.<br />

f. Apabila kandidat tidak lulus lagi maka diberi<br />

kesempatan untuk mengikuti ujian calaska pada<br />

jadwal berikutnya dan dinyatakan dihentikan<br />

pendidikannya bila waktu semesternya telah melebihi<br />

12 semester


Gambar 2. Alur Ujian Semester II, III, IV, dan V PPDS-1 OBGIN UNPAD<br />

205


206<br />

Gambar 3. Alur Ujian Semester Calon Asisten Kepala (Calaska) PPDS-1<br />

OBGIN UNPAD<br />

c. Ujian tesis.<br />

a. Panitia ujian Tesis dibentuk oleh Kepala Departemen, terdiri<br />

dari panitia ujian akhir.<br />

1. Ketua dan Sekretaris ujian Tesis diambil dari Panitia<br />

ujian akhir.<br />

2. Ujian tesis dihadiri oleh Tim pembimbing tesis yang<br />

bersangkutan.<br />

b. Panitia ujian Tesis, bertugas untuk menguji Tesis.<br />

c. Berkas Tesis diterimakan untuk ditelaah, 3 minggu sebelum<br />

ujian Tesis dilaksanakan. Selama 1 minggu masing-masing<br />

anggota panitia menelaah, selanjutnya mengajukan daftar


207<br />

masalah/pertanyaan secara tertulis kepada sekretaris panitia<br />

yang akan menjadualkan ujian 1 minggu sesudah terkumpulnya<br />

daftar masalah/ pertanyaan.<br />

d. Ujian dihadapi peserta dengan perincian berikut :<br />

a. Penyajian lisan selama 20 menit.<br />

b. Rangkaian pertanyaan dan pengajuan permasalahan<br />

dipimpin ketua panitia yang akan memilihnya dari<br />

daftar.<br />

c. Tanggapan dan jawaban atas<br />

permasalahan/pertanyaan.<br />

d. Rangkuman akhir oleh peserta, sebagai kesimpulan<br />

atas semua permasalahan/ pertanyaan yang<br />

diajukan (10 menit)<br />

e. Rapat panitia ujian untuk menentukan nilai.<br />

e. Keputusan panitia dari rapat tertutup butir d 5) menyimpulkan<br />

hasil akhir :<br />

a. A : lulus tanpa perbaikan, nilai rata-rata 3,200 -<br />

4,000.<br />

b. B : lulus dengan perbaikan ringan, nilai rata 2,720 -<br />

3,199 waktu perbaikan paling lama 2 minggu.<br />

c. C : lulus dengan perbaikan berat, nilai rata-rata<br />

2,000 - 2,719, waktu perbaikan paling lama 4<br />

minggu.<br />

f. Tesis yang telah diujikan kemudian diperbaiki sesuai dengan<br />

masukan dari penguji dan disarikan. Naskah tesis yang telah<br />

diperbaiki dan ditandatangani pembimbing kemudian diserahkan ke<br />

KPS 4 minggu setelah ujian Tesis dilaksanakan, naskah sa untuk<br />

ditandatangani dan untuk persyaratan ujian akhir. Tesis yang telah<br />

disarikan dan dibuat dalam format journal kemudian diserahkan<br />

kepada Tim editor Departemen Obstetri dan Ginekologi Universitas<br />

Padjadjaran untuk dikoreksi dan dimuat dalam Majalah Ilmiah<br />

Nasional yang terakreditasi atau MOGI. Tanda terima artikel<br />

tersebut menjadi persyaratan Ujian Nasional.<br />

d. Ujian Akhir<br />

a. Syarat : Telah menjalani masa 1 tahun sebagai Asisten Kepala<br />

(CR)<br />

Setelah satu bulan lulus ujian tesis dan<br />

menyerahkan perbaikannya yang telah<br />

ditandatangani Pembimbing.<br />

b. Ujian Akhir dilaksanakan 4 kali dalam setahun yakni pada bulan<br />

Januari, Mei, Juli dan September.<br />

c. Metoda Ujian terdiri dari ujian tertulis, ujian pasien, ujian lisan.


208<br />

d. Penentuan soal dilakukan oleh tim penguji yan ditugaskan<br />

dengan surat keputusan Kepala Departemen Obstetri dan<br />

Ginekologi FK Unpad.<br />

e. Tata cara ujian akhir program :<br />

1) Ujian Tulis dan Ujian Lisan :<br />

i. Bahan ujian tulis meliputi semua isi pendidikan<br />

sesuai dengan katalog Program Studi Obstetri<br />

Ginekologi.<br />

ii. Soal ujian tulis dikumpulkan dari para anggota<br />

panitia ujian akhir.<br />

iii. Soal ujian tulis terdiri atas 10 soal essay.<br />

iv. Ujian berlangsung dari jam 08.00 - 13.00.<br />

v. Ujian lisan dilakukan 1 minggu setelah ujian tulis.<br />

vi. Nilai ujian tulis dan lisan menjadi satu dengan<br />

angka kelulusan 70.<br />

2) Ujian pasien :<br />

i. Penguji mendapatkan presentasi singkat dan<br />

memeriksa pasien yang diujikan.<br />

ii. Peserta didik membuat status lengkap dan resume<br />

dari pasien yang diujikan.<br />

iii. Penguji mengajukan pertanyaan tentang kasus<br />

yang diperiksa dan pertanyaan lain tentang halhal<br />

obstetri ginekologi lainnya yang berhubungan<br />

dengan kasus yang diujikan.<br />

iv. Ketua penguji memimpin ujian dan waktu ujian<br />

adalah 2 jam.<br />

v. Penilaian :<br />

Tiap penguji memberi penilaian pada lembar<br />

penilaian yang disediakan.<br />

Penilaian meliputi penyusunan status, diskusi,<br />

presentasi dan jawaban-jawaban yang<br />

diberikan.<br />

<br />

<br />

Kedua komponen ini sama nilainya.<br />

Nilai jawaban adalah nilai rata-rata dari<br />

semua jawaban, baik dari jawaban<br />

pertanyaan penguji sendiri, maupun penguji<br />

lainnya.<br />

Nilai ujian pasien ialah angka rata-rata<br />

penguji.<br />

Nilai batas kelulusan adalah 70<br />

e. Ujian Kolegium<br />

Ujian Nasional adalah ujian yang dilakukan oleh Kolegium<br />

Obstetri dan Ginekologi Indonesia secara serentak dengan waktu<br />

pelaksanaan dan materi ujian sama untuk semua senter


209<br />

pendidikan Obstetri dan Ginekologi di Indonesia . Ujian Nasional<br />

terdiri atas ujian tulis nasional dan ujian lisan nasional.<br />

a. Syarat:<br />

a. Telah lulus ujian akhir 1 bulan sebelumnya<br />

b. Telah menyerahkan naskah artikel Tesis untuk majalah<br />

Obstetri dan Ginekologi Indonesia (MOGI) atau majalah<br />

yang terakreditasi.<br />

c. Telah menyerahkan Log book yang telah terisi lengkap.<br />

d. Kandidat harus membayar biaya ujian yang ditentukan<br />

oleh kolegium<br />

Soal ujian tulis dan lisan dibuat oleh kolegium<br />

Kandidat yang tidak lulus ujian tulis mendapat ujian<br />

ulangan pada ujian kolegium berikutnya.<br />

b. Tatalaksana<br />

1) Tata Tertib<br />

Pakaian:<br />

i. Peserta Ujian (Pria) : Kemeja Berdasi<br />

ii. Peserta Ujian (Wanita) : Bebas<br />

Rapih<br />

iii. Penguji : Jas<br />

Putih Berdasi<br />

Hadir tepat waktu<br />

Mengisi registrasi dengan menunjukkan identitas<br />

2) Ujian dilaksanakan pada bulan Maret di Jakarta, Juli di<br />

tempat PIT/KOGI dan November di Surabaya.<br />

a) Ujian Tulis<br />

i. Soal-soal ujian dikumpulkan dari seluruh senter<br />

pendidikan dan bank soal .<br />

ii. Pemilihan soal yang akan dikeluarkan di dalam<br />

satu periode ujian dilakukan oleh Kepala Komisi<br />

Ujian Nasional .<br />

iii. Ujian berupa pilihan berganda dalam bahasa<br />

Inggris.<br />

iv. Nilai batas kelulusan adalah 70.<br />

b) Ujian Lisan.<br />

i. Dilakukan dengan OSAT pada hari yang sama.<br />

ii. Soal OSAT diberikan setelah dibahas pada<br />

workshop di pagi harinya.<br />

iii. OSAT terdiri dari 8 station dengan 2 station<br />

berbahasa Inggris.<br />

iv. Batas ketidaklulusan adalah gagal di lebih dari dua<br />

station.


210<br />

c) Judicium<br />

i. Dilakukan pada sore harinya pada sidang yang<br />

dihadiri oleh Pimpinan Kolegium dan para Penguji.<br />

ii. Peserta yang dinyatakan lulus, diberi surat<br />

kelulusan oleh Kolegium Obstetri dan Ginekologi<br />

Indonesia.<br />

iii. Peserta yang dinyatakan gagal, harus menguanja,<br />

lisan saja atau kedua-duanya tergantung dari hasil<br />

judicium.<br />

f. Penilaian dan Ujian Keterampilan Klinis<br />

Seorang lulusan PPDS-1 Obstetri dan Ginekologi FK Unpad/RSHS<br />

dikatakan kompeten setelah melakukan penilaian keterampilan klinis<br />

mandiri atas hal tersebut di bawah sejumlah 6 (enam) kali oleh<br />

Konsulen (termasuk ujian) dan dinyatakan lulus kompetensi dan<br />

diberikan sertifikat kompetensi :<br />

Semester<br />

I<br />

II<br />

III<br />

IV<br />

V<br />

Jenis<br />

Tindakan/Keterampilan<br />

Klinis Mandiri (Tingkat<br />

4A)<br />

1. Pertolongan<br />

persalinan fisiologis<br />

2. Kuretase<br />

3. Kuretase vakum<br />

1. Ekstraksi forceps<br />

2. Ekstraksi vakum<br />

3. Sterilisasi wanita<br />

1. Pertolongan<br />

persalinan sungsang<br />

1. Salpingo-ovarektomi<br />

1. Histerektomi<br />

2. Seksio Sesarea<br />

Jenis<br />

Tindakan/Keterampilan<br />

Klinis Supervisi<br />

(Tingkat 3)<br />

1. Embriotomi<br />

VI 1. Kehamilan ektopik 1. Laparoskopi<br />

(Tubektomi/Kehamila<br />

n Ektopik/Kistektomi)<br />

VII<br />

1. Histerektomi vaginal<br />

2. Kehamilan ektopik<br />

lanjut<br />

3. Uterus ruptur


211<br />

F. TATA TERTIB<br />

1. Hak Peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu Obstetri<br />

dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran<br />

1. Mendapatkan kesempatan yang sama selama proses<br />

pendidikan.<br />

2. Mengetahui kompetensi yang akan diperoleh selama<br />

proses pendidikan.<br />

3. Mendapatkan bimbingan dari pendidik klinik selama<br />

menjalankan pembelajaran klinik.<br />

4. Mendapatkan semua kompetensi klinik sesuai<br />

dengan program pendidikan dokter spesialis obstetri<br />

dan ginekologi<br />

5. Mendapatkan dosen pembimbing klinik.<br />

6. Mengetahui aspek-aspek yang akan dinilai.<br />

7. Mengikuti ujian setelah memenuhi segala<br />

persyaratan.<br />

8. Mendapatkan penilaian yang adil dan obyektif sesuai<br />

dengan ketentuan yang berlaku.<br />

9. Mengetahui hasil penilaian.<br />

10. Menyelesaikan program pendidikan sesuai dengan peraturan<br />

akademik<br />

yang berlaku dan tidak menyimpang dari ketentuan batas<br />

waktu yang ditetapkan<br />

11. Mendapat cuti akademis sesuai dengan peraturan Universitas<br />

Padjadjaran<br />

a. Peraturan Cuti<br />

Selama pendidikan, peserta PPDSI dapat menjalani cuti tahunan,<br />

cuti sakit, cuti hamil maupun cuti atas alasan mendesak.<br />

b. Cuti tahunan.<br />

1. Hak cuti diberikan setelah menyelesaikan 2 semester<br />

pertama.<br />

2. Peserta PPDS-I dapat mendapatkan cuti tahunan selama 12<br />

hari kerja dengan maksimum hari cuti yang diambil sejumlah<br />

6 (enam) hari dalam setiap paket cutinya setiap semester.<br />

3. Surat permohonan cuti diajukan 1 bulan sebelumnya pada<br />

tanggal 1.<br />

4. Yang bersangkutan diwajibkan mencarikan pengganti selama<br />

menjalani cuti.<br />

5. Cuti yang bersangkutan dapat ditolak oleh Ketua Program<br />

Studi sebagai hak prerogratif Ketua Program Studi<br />

c. Cuti sakit.


212<br />

1. Apabila peserta PPDSI sakit, maka yang bersangkutan harus<br />

menyerahkan surat sakit dari dokter spesialis terkait kepada<br />

Kepala Program Studi dan apabila cuti sakit lebih dari 3 hari<br />

akan diperhitungkan dengan jatah cuti tahunan<br />

2. Sakit lebih dari 2 minggu akan diperpanjang masa<br />

pendidikannya selama 1-2 bulan dan bila sakit lebih 2 bulan,<br />

yang bersangkutan perlu mengambil cuti akademik selama 6<br />

bulan.<br />

3. Bila peserta PPDS sakit lebih dari tiga (3) bulan maka akan<br />

dimintakan pertimbangan medis untuk menentukan yang<br />

bersangkutan dapat melanjutkan pendidikan.<br />

4. Bila peserta PPDS sakit (tidak masuk) lebih dari tiga (3) bulan<br />

maka akan mengikuti prosedur berikut ini : (Lihat bagan 8.<br />

Panduan tidak mengikuti pendidikan lebih dari tiga (3) bulan) :<br />

Pendidikan akan dikembalikan ke semester<br />

pertama, setiap semester / tahapan pendidikan<br />

yang telah dilalui selama satu (1) bulan /<br />

tahapan.<br />

Setiap akhir tahapan harus melalui uji<br />

kompetensi.<br />

Selama proses dalam kedua point diatas maka<br />

tidak mengurangi masa studi, kecuali bila peserta<br />

PPDS dinyatakan tidak lulus uji kompetensi atau<br />

dinyatakan mengulang sirkulasi pada tahap yang<br />

sama.<br />

<br />

Bila peserta PPDS dinyatakan tidak kompeten<br />

dan telah mengikuti dua (2) kali bimbingan<br />

khusus maka akan diajukan dan diputuskan<br />

dalam rapat pendidikan.<br />

5. Ijin yang dimintakan residen akan mengurangi masa cuti<br />

residen yang bersangkutan.<br />

d. Cuti Hamil<br />

1. Masa cuti hamil 3 bulan, dimulai pada 34 minggu kehamilan<br />

dan yang bersangkutan mengambil cuti akademik 3 bulan.<br />

2. Bila sejak awal kehamilan terdapat komplikasi maka dapat<br />

mengajukan cuti hamil selama 1 tahun. 6 bulan masa cuti<br />

dimasukkan ke dalam cuti akademik sedangkan 6 bulan<br />

berikutnya tidak memperpanjang masa akhir pendidikan.<br />

3. Untuk cuti hamil selanjutnya, peserta PPDSI diberikan cuti<br />

yang sama, tetapi memperpanjang masa akhir pendidikan.<br />

e. Cuti karena alasan mendesak<br />

1. Meninggalkan tempat tugas sesaat


213<br />

a. Apabila peserta terpaksa harus meninggalkan tempat<br />

tugas sesaat pada jam kerja untuk keperluan pribadi,<br />

peserta tersebut diwajibkan untuk meminta izin terlebih<br />

dahulu kepada atasan langsung (bila sedang bertugas di<br />

Ruangan, IGD, Poliklinik, Bedah Sentral, Divisi dan RS<br />

Satelit).<br />

b. Apabila peserta meninggalkan tugas karena harus<br />

menghadiri kegiatan ilmiah di Bagian, sebelumnya<br />

peserta tersebut harus memberitahukan kepada<br />

Penyelia/staf/Kepala Perawatan.<br />

c. Apabila peserta tidak dapat menghadiri kegiatan<br />

ilmiah/konferensi di Departemen oleh karena masih ada<br />

pekerjaan di tempat tugas yang tidak dapat ditinggalkan<br />

atau karena ada keperluan pribadi yang mendesak<br />

sekali, maka peserta diwajibkan memberitahukan/minta<br />

izin kepada moderator kegiatan ilmiah tersebut atau<br />

Pimpinan konferensi.<br />

2. Meninggalkan tempat tugas selama satu hari<br />

a. Apabila peserta tidak dapat hadir selama satu hari<br />

penuh karena keperluan pribadi, maka peserta tersebut<br />

harus meminta izin kepada atasan langsung<br />

ditempatnya bertugas.<br />

b. Apabila peserta tidak dapat hadir selama satu hari<br />

penuh karena mendapat tugas, peserta tersebut tetap<br />

diwajibkan memberitahukan kepada atasan langsung.<br />

c. Apabila tidak dapat hadir selama satu hari penuh karena<br />

sakit harus segera memberitahukan atasan langsung<br />

secara tertulis atau melalui telepon.<br />

3. Meninggalkan tempat tugas lebih dari satu hari<br />

Apabila peserta PPDS akan meninggalkan tempat tugas lebih<br />

dari satu hari untuk keperluan pribadi, maka peserta tersebut<br />

diwajibkan mengajukan permohonan tertulis yang ditujukan<br />

kepada Koordinator Pendidikan PPDS/Kepala Program Studi,<br />

setelah terlebih dahulu meminta izin dan mendapat<br />

persetujuan tertulis dari atasan langsung ditempatnya<br />

bertugas.


214<br />

2. Kewajiban Peserta Didik<br />

1. Menaati peraturan dan menjalankan seluruh kegiatan<br />

pembelajaran klinik yang ditetapkan oleh pengelola<br />

Program Studi.<br />

2. Mematuhi tata tertib dan peraturan yang ditetapkan oleh<br />

Program Studi dan Fakultas Kedokteran Universitas<br />

Padjadjaran<br />

3. Mengetahui jenis-jenis kewenangan yang boleh<br />

didelegasikan oleh pendidik klinik<br />

4. Melaksanakan tugas klinik yang didelegasikan oleh<br />

pendidik klinik dan pembimbing klinik sesuai dengan<br />

kewenangannya.<br />

5. Terhadap pasien berlaku sopan, ramah dan melakukan tugas<br />

dengan sepenuh hati, tegas dan sesuai dengan kewenangan; tidak<br />

diperkenankan mempermainkan pasien; dan memberikan<br />

pelayanan terbaik sebagai ibadah tanpa mengharapkan timbal<br />

balik sesuatu apapun dari pasien, serta memperhatikan dan<br />

melaksanakan prinsip-prinsip patient safety dalam memperlakukan<br />

pasien dan norma etika yang berlaku di masyarakat<br />

6. Menjaga norma-norma pendidikan untuk menjamin<br />

keberlangsungan proses dan keberhasilan pendidikan;<br />

7. Ikut menanggung biaya penyelenggaraan pendidikan, kecuali bagi<br />

peserta didik yang dibebaskan dari kewajiban tersebut sesuai<br />

dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.<br />

8. Hubungan dengan paramedik : Peserta harus membina hubungan<br />

kerja yang baik dengan paramedik sebagai mitra kerja sesuai<br />

dengan etik kedokteran.<br />

3. Sanksi Akademik<br />

Sanksi akademik dapat berupa peringatan akademik dan/atau<br />

pemutusan studi. Sanksi pemutusan studi diusulkan/diajukan oleh<br />

program studi/fakultas dan diputuskan oleh Rektor. Selama masa<br />

pendidikan peserta didik PDS I dapat dijatuhi sanksi apabila<br />

memperlihatkan sikap dan kemampuan kerja yang tidak profesional<br />

ataupun kesalahan lain, sanksi dapat berupa :<br />

1. Peringatan Akademik Lisan<br />

2. Peringatan Akademik Keras hingga perpanjangan masa pendidikan<br />

Sanksi dijatuhkan atas dasar pengamatan para konsulen dengan bukti yang<br />

diakui dan ditanda tangani oleh peserta didik yang bersangkutan.<br />

Peringatan akademik berbentuk surat dari Wakil Dekan I yang ditujukan<br />

kepada orang-tua/wali dan lembaga pengirim/penanggung atau peserta<br />

didik untuk memberitahukan adanya kekurangan prestasi akademik<br />

peserta didik atau pelanggaran ketentuan lainnya. Hal ini dilakukan


215<br />

untuk memperingatkan peserta didik agar tidak mengalami pemutusan<br />

studi.<br />

Masa perpanjangan pendidikan akan diperhitungkan setelah ujian calaska<br />

sebelum bertugas menjadi CR. Masa perpanjangan pendidikan yang<br />

diberikan pada waktu CR, akan diperhitungkan pada saat setelah ujian<br />

tesis.<br />

4. Penghentian pendidikan<br />

Dengan ditetapkannya Pemutusan Studi berarti peserta didik dihentikan<br />

pendidikannya dari Univesitas Padjadjaran karena prestasinya tidak<br />

sesuai peraturan yang berlaku, kelalaian administratif, dan/atau<br />

kelalaian mengikuti kegiatan pembelajaran.<br />

Tujuan pemutusan studi ialah :<br />

a. Mempertahankan mutu hasil pendidikan.<br />

b. Mempertahankan tanggung jawab profesional.<br />

c. Mempertahankan pendayagunaan sumber pendidikan.<br />

Sanksi dijatuhkan hanya oleh KPS atau oleh Rektor atas usulan KPS<br />

yang disetujui oleh Pimpinan Fakultas. Laporan kondisi peserta didik<br />

yang harus diberikan peringatan akademik sebagai akibat melakukan<br />

kelalaian, dilampiri bukti prestasi akademik dan/atau bukti kelalaian :<br />

1) Surat peringatan kepada peserta didik yang bersangkutan dari<br />

Pimpinan Fakultas (Dekan/WD I)<br />

2) Surat Permohonan Pertimbangan atas peserta didik yang<br />

melakukan pelanggaran hukum dari Pimpinan Fakultas<br />

(Dekan/WD I) kepada Senat Fakultas<br />

3) Surat Keputusan melanggar/tidak melanggar Hukum atas<br />

nama peserta didik yang bersangkutan dari Senat Fakultas<br />

4) Surat permohonan Pemutusan Studi atas nama peserta didik<br />

yang bersangkutan dari Pimpinan Fakultas (Dekan/WD I)<br />

kepada Pimpinan Universitas (Rektor/Warek I)<br />

5) Surat Persetujuan/Penolakan Pemutusan Studi peserta didik<br />

yang bersangkutan dari Pimpinan Universitas (Rektor/Warek I)<br />

6) Transkrip Akademik yang telah ditempuh oleh peserta didik<br />

yang bersangkutan selama di Universitas Padjadjaran,<br />

ditandatangani oleh Pimpinan Fakultas (Dekan/WD I).<br />

Penghentian pendidikan merupakan hasil rangkaian penilaian kemajuan<br />

pendidikan peserta, yang mengungkapkan kekurangan-kekurangan<br />

yang terlalu jauh dari pencapaian yang ditetapkan dalam kurikulum yang<br />

harus diselesaikan.<br />

Pemutusan studi dikenakan kepada peserta didik yang mengalami<br />

kondisi di bawah ini:<br />

1. Semester I, jika peserta gagal dalam mengikuti ujian ulangan<br />

Fisiologi (semester I)<br />

2. Akhir semester I tidak mencapai Indeks Prestasi (IP) 2,75;


216<br />

3. Gagal pada ujian semester selama 2 (dua) semester berturutturut<br />

untuk semester 2-5,<br />

4. Akhir semester II tidak mencapai Indeks Prestasi Kumulatif<br />

(IPK) 2,75;<br />

5. Ketidak mampuan belajar dan/atau peningkatan kemampuan<br />

diri dalam pembinaan/bimbingan khusus.<br />

6. Waktu pendidikannya melebihi 1½ x lama pendidikan Prodi<br />

(12 semester dari rencana pendidikan 8 semester)<br />

7. Kurangnya rasa tanggung jawab profesional yang<br />

membahayakan pasien ataupun lembaga pendidikan, kondisi<br />

ini diputuskan oleh Rapat Staf Departemen Obstetri dan<br />

Ginekologi<br />

8. Tidak melakukan registrasi berturut-turut tanpa ijin Rektor;<br />

9. Telah melakukan pendaftaran atau pendaftaran kembali<br />

secara administratif, tetapi tidak mengikuti kegiatan belajarmengajar<br />

pada semester bersangkutan tanpa alasan yang<br />

dapat dibenarkan,<br />

10. Menghentikan studi dua semester berturut-turut atau dalam<br />

waktu berlainan tanpa ijin Rektor;<br />

11. Perilaku yang melanggar hukum dan / atau memperlihatkan<br />

sikap tidak terpuji, berupa tindak pidana maupun terlibat<br />

dalam pemakaian atau pengedaran obat terlarang dan<br />

sejenisnya, maka ditetapkan bersalah secara hukum oleh<br />

pengadilan, akan dikenakan sanksi berupa skorsing sampai<br />

dengan pemutusan studi oleh Rektor sesuai dengan<br />

peraturan yang berlaku;<br />

12. Pelanggaran etika moral dan etika profesi, seperti<br />

perselingkuhan dan pelecehan seksual, perkelahian sesama<br />

peserta PPDS I atau penyelenggara pelayanan di Rumah<br />

Sakit baik di dalam maupun diluar lahan pendidikan,<br />

memeriksa pasien/klien tanpa supervisi, membuat resep,<br />

melakukan konsultasi tanpa supervisi, membocorkan rahasia<br />

jabatan, dan sebagainya, memalsukan tanda tangan dan<br />

sejenisnya, akan dikenakan sanksi berupa skorsing oleh<br />

Dekan sampai dengan pemutusan studi oleh Rektor.<br />

Ketentuan dalam Pasal 406 dan Pasal 351 KUHP juga dapat<br />

dikenakan terhadap aktivitas demo yang tidak tertib dan<br />

menimbulkan kerusuhan sehingga mengakibatkan terjadinya<br />

kerusakan barang milik orang lain dan atau korban luka-luka.<br />

13. Pelanggaran etika akademik seperti menyontek, menjiplak<br />

(makalah, laporan, tugas akhir, skripsi, tesis, disertasi, dan<br />

sebagainya), membocorkan soal atau sejenisnya akan<br />

dikenai sanksi berupa skorsing sampai dengan pemutusan<br />

studi. Pada hal-hal tertentu, fakultas dapat mengeluarkan


217<br />

keputusan tersendiri asal tidak bertentangan dengan<br />

ketentuan hukum atau peraturan di atasnya.<br />

14. Hal-hal lainnya ditentukan oleh peraturan program studi.<br />

Pelaksanaan penghentian pendidikan mengenal beberapa tahap :<br />

Tahap diagnostik :<br />

a. Penilaian umum dan khusus peserta.<br />

b. Kajian akhir tahap pendidikan.<br />

c. Penetapan unsur pemberat kemajuan pendidikan.<br />

d. Pengenalan unsur penyebab keadaan.<br />

Tahap pembinaan/bimbingan khusus :<br />

a. Dilakukan untuk unsur pemberat yang dikenali.<br />

b. Diperlukan sebagai kegagalan pendidikan pada tahap tersebut.<br />

c. Dinilai untuk masa yang ditetapkan, dan menurut ketentuan<br />

butir-butir di atas.<br />

d. Tidak mengenal perpanjangan/pengulangan.<br />

Tahap penghentian :<br />

1. Diputuskan atas dasar hasil penilaian setelah pembahasan<br />

tuntas dalam rapat staf pengajar.<br />

2. Diberitahukan kepada peserta : Kekurangan-kekurangan<br />

ataupun hasil penilaian terakhir serta alasannya.<br />

3. Pemberitahuan kepada lembaga pengirimnya.<br />

4. Penerbitan surat penghentian pendidikan sekaligus dengan<br />

pengembalian peserta ke lembaga pengirimnya.<br />

5. Penghargaan dan remisi<br />

1. 1 (satu) semester tidak pernah sakit akan mendapat<br />

pengurangan 1 (satu) peringatan keras.<br />

2. 2 (dua) semester tidak pernah sakit akan mendapatkan<br />

pengurangan 1 (satu) bulan hukuman.<br />

3. 5 (lima) kali memberikan supervisi akan mengurangi satu<br />

peringatan keras<br />

4. 10 (sepuluh) kali memberikan supervisi akan mengurangi satu<br />

bulan perpanjangan pendidikan.<br />

5. Berperan aktif dalam kegiatan mengharumkan nama Departemen<br />

akan mengurangi satu bulan perpanjangan pendidikan.<br />

6. Membuat publikasi ilmiah di tingkat internasional akan<br />

mengurangi dua bulan perpanjangan pendidikan.<br />

7. Peserta PPDS I yang berprestasi akan diusulkan untuk<br />

mendapatkan Tadjuludin Award dari POGI.


218<br />

8. Setiap semester Peserta PPDS 1 diberikan rekapitulasi hukuman<br />

yang diterima dalam semester tersebut<br />

G. Panduan Adaptasi Dokter Spesialis Lulusan Luar Negeri<br />

1. Tujuan<br />

Tujuan penyelenggaraan adaptasi dokter spesialis lulusan luar negeri ialah<br />

untuk memberi kesempatan penyesuaian bagi mereka yang sah ijasahnya,<br />

serta dinilai layak untuk memperoleh kesempatan adaptasi; sehingga pada<br />

akhir program adaptasinya akan:<br />

1. Dapat menerapkan kemampuan bidang obstetri dan ginekologi<br />

yang sudah dipelajarinya, menurut kaidah yang lazim dianut dokter<br />

spesialis obstetri dan ginekologi di Indonesia.<br />

2. Menguasai pola morbiditas serta pola kerja dalam pelayanan<br />

kesehatan masyarakat, sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang<br />

berlaku di sini.<br />

3. Memahami dan menghayati tata-nilai serta etik profesi obstetri dan<br />

ginekologi, sehingga dapat diterima dikalangan profesi tersebut.<br />

2. Syarat<br />

Calon adaptasi harus memenuhi persyaratan administratif:<br />

1. Ijasahnya dinilai sah oleh Panitia Penilai Ijasah Sarjana Lulusan<br />

Luar Negeri (PPISLLN, Depdiknas).<br />

2. Kurikulum pendidikannya telah dikaji oleh Board of Obstetrics and<br />

Gynecology dari Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia<br />

dan disimpulkan layak untuk diberi kesempatan adaptasi.<br />

3. Surat permintaan dari konsorsium Ilmu Kesehatan Depdiknas untuk<br />

kesempatan adaptasi di FK UNPAD.<br />

4. Surat persetujuan Kepala Kolegium Obstetri dan Ginekologi<br />

Indonesia.


219<br />

3. Jalur Penerimaan<br />

1. Berkas permintaan pada butir II di atas akan dipelajari oleh staf<br />

pengajar Program Studi Obstetri dan Ginekologi PPDS di FK<br />

UNPAD. Jika nilai tidak sesuai dengan tersedianya kesempatan<br />

adaptasi maka berkasnya dikembalikan ke Konsorsium Ilmu<br />

Kesehatan.<br />

Mereka yang dinilai sesuai dengan kesempatan adaptasi, akan dipanggil<br />

untuk wawancara dengan staf pengajar minimal 7 hari sebelum jadual.<br />

2. Wawancara dilakukan oleh 3 atau 4 staf pengajar untuk dinilai;<br />

1. Kejelasan keterangan tertulis yang ada<br />

2. Latar belakang pendidikan.<br />

3. Tata nilai : profesional, tanggung jawab, sikap pribadi.<br />

4. Penilaian diri terhadap program adaptasi.<br />

3. Kesimpulan wawancara terdiri atas kemungkinan sebagai berikut :<br />

a. Tidak tepat untuk program adaptasi di UNPAD, berkas<br />

dikembalikan ke Konsorsium Ilmu Kesehatan dengan saran<br />

untuk dikirim ke lembaga pendidikan lainnya.<br />

b. Dapat diberi kesempatan adaptasi di UNPAD dan ditetapkan<br />

jadual penyelenggaraan penilaian awal.<br />

4. Penilaian Awal<br />

Bagi mereka yang diberi kesempatan adaptasi di UNPAD, diatur kegiatan<br />

sebagai berikut :<br />

a. Orientasi kegiatan program studi selama 14 hari.<br />

b. Penilaian kemampuan awal selama 30 hari :<br />

a. Dinas Poliklinik 1 minggu<br />

b. Ujian teori patologi (uji tulis)<br />

c. Dinas di unit tindakan 1 minggu<br />

d. Ujian kasus medikal (uji lisan)<br />

e. Dinas di unit rawatan 1 minggu<br />

f. Ujian kasus bedah (ujian operasi)<br />

g. Penilaian kemampuan pembedahan 1 minggu<br />

c. Kesimpulan kemampuan awal sesudah minggu terakhir :<br />

1. Kemampuan calon terlalu rendah untuk adaptasi dan<br />

memerlukan suatu program pendidikan yang lebih dari satu<br />

tahun (2 semester) berkas di kembalikan ke konsorsium Ilmu<br />

Kesehatan Depdiknas dengan tembusan kepada Board of<br />

Obstetrics and Gynecology Perkumpulan Obstetri dan<br />

Ginekologi Indonesia (POGI).<br />

2. Kemampuan calon mengizinkan untuk program adaptasi 3-6-9<br />

atau 12 bulan dengan penilaian terus menerus.<br />

3. Jika calon sesuai butir 2, selanjutnya ditetapkan jadual program<br />

adaptasi sesuai dengan daya tampung Program studi Obstetri<br />

dan Ginekologi PPDS di FK UNPAD.


220<br />

5. Penyelenggaraan<br />

Program adaptasi pada dasarnya terdiri dari :<br />

1. Penempatan sebagai dokter jaga ikutan (tahap I dan IIA) dengan dinas<br />

poliklinik dan/atau unit tindakan.<br />

2. Penempatan sebagai dokter jaga pelapor (tahap IIB/IIC) dengan dinas di<br />

unit rawatan dan/atau bedah pusat.<br />

3. Penempatan sebagai dokter jaga utama (tahap IIIA/IIIB) dengan<br />

penempatan di tempat stase yang sesuai kebutuhannya.<br />

6. Penilaian<br />

Penilaian dilakukan secara terus-menerus dengan pengujian secara<br />

bertahap sesuai dengan penempatannya.<br />

Ujian tulis, lisan dilakukan setiap 2 bulan sebelum mengikuti ujian<br />

Calaska. Setelah mengikuti tahap Asisten Kepala, yang<br />

bersangkutan menjalani ujian akhir dan ujian Kolegium.<br />

7. Penghentian Adaptasi<br />

Penghentian program adaptasi dapat terjadi sebagai berikut :<br />

a. Peserta adaptasi mengundurkan diri.<br />

b. Peserta adaptasi membuat kesalahan berat yang membawa<br />

cacat tubuh ataupun kematian kasus yang seyogianya dapat<br />

dihindarkan.<br />

c. Peserta adaptasi membuat kesalahan-kesalahan yang<br />

berulang diperingatkan lisan/tertulis tanpa usaha perbaikan<br />

yang memadai.<br />

d. Peserta adaptasi tidak menunjukan kemajuan yang sesuai<br />

dengan harapan staf pengajar dan program pembinaan yang<br />

khusus diberikan baginya juga tidak memberikan hasil baik.<br />

e. Peserta adaptasi menolak menyelesaikan tugas yang tercakup<br />

dalam program adaptasinya.<br />

8. Lain-lain<br />

1. Bagi mereka yang belum pernah diambil sumpahnya sebagai<br />

dokter, karena pendidikan dokter diselesaikan di luar negeri,<br />

akan diusahakan untuk diambil sumpahnya di FK UNPAD<br />

secepatnya, sesuai dengan jadual penyumpahan dokter yang<br />

ada.<br />

2. Peserta adaptasi harus membuat perjanjian pada :<br />

i. Saat sebelum melakukan kegiatan pra program adaptasi<br />

ii. Saat akan mulai melakukan program adaptasi<br />

3. Semua pembiayaan yang timbul selama penyelenggaraan<br />

program adaptasi, harus dipikul oleh peserta sendiri.


221<br />

14. Program Studi Patologi Anatomi<br />

A. Metode Pembelajaran<br />

PELAKSANAAN PENDIDIKAN<br />

1. Pendidikan mahasiswa PPDS-1 program studi Patologi Anatomi<br />

berlangsung selama 7 semester.<br />

2. Batas akhir masa studi sesuai ketentuan (Masa Studi Maksimal) adalah<br />

: n + 1/2 n ( n= lama masa studi terjadwal ) sehingga batas akhir masa<br />

studi adalah 12 semester.<br />

3. Pelaksanaan pendidikan sesuai kurikulum yang berlaku dan memenuhi<br />

standar kompetensi yang ditetapkan oleh Kolegium Patologi Anatomi<br />

Indonesia.<br />

4. Penilaian dan evaluasi mahasiswa PPDS-1 program studi Patologi<br />

Anatomi dilaksanakan sesuai pedoman penilaian dan ketentuan yang<br />

berlaku pada Fakultas Kedokteran UNPAD.<br />

5. Pemberian sanksi akademik mahasiswa PPDS-1 program studi Patologi<br />

Anatomi dilaksanakan sesuai pedoman penilaian dan ketentuan yang<br />

berlaku pada Fakultas Kedokteran UNPAD.<br />

6. Prosedur cuti dan sejenisnya bagi mahasiswa PPDS-1 program studi<br />

Patologi Anatomi dilaksanakan sesuai pedoman penilaian dan ketentuan<br />

yang berlaku pada Fakultas Kedokteran UNPAD.<br />

PETA KURIKULUM PPDS-1 PATOLOGI ANATOMI<br />

FAKULTAS <strong>KEDOKTERAN</strong> UNIVERSITAS PADJADJARAN<br />

Semester I Head and Neck (including ear)<br />

Respiratory System<br />

Cardiovascular System<br />

Mediastinum<br />

Ujian Akhir Semester I<br />

Semester II Oral Cavity<br />

Salivary Gland<br />

Gastrointestinal System<br />

Hepar and Gall Bladder<br />

Pancreas and Billiary Tract<br />

Ujian Akhir Semester II<br />

UJIAN NASIONAL TAHAP I<br />

Semester III Genitourinary System (male)<br />

Reproductive System (female)<br />

Diagnosis Cytology<br />

Frozen Section<br />

Ujian Akhir Semester III<br />

Semester IV<br />

Reticuloendothelial System<br />

Spleen


222<br />

Ujian Akhir Semester IV<br />

Semester V<br />

Ujian Akhir Semester V<br />

UJIAN NASIONAL TAHAP 2<br />

Semester VI-VIII<br />

UJIAN NASIONAL TAHAP 3<br />

Adrenal Gland<br />

Soft Tissue (Fibrous Tissue and Fatty Tissue)<br />

Fine Needle Aspiration Biopsy<br />

Breast<br />

Soft Tissue (Muscle tissue) and Bone<br />

Blood<br />

Skin<br />

Eye<br />

Clinicopathologic conference<br />

Cancer-clinic consultation<br />

Stase Bedah Onkologi<br />

Stase Kebidanan dan Kandungan<br />

Stase Ilmu Kedokteran Kehakiman<br />

Stase Radiologi<br />

Stase Patologi Klinik Sub Divisi Hematologi<br />

Usulan Penelitian, dan Laporan Kemajuan (Progress<br />

Report)<br />

Tesis<br />

Ujian Kompetensi Lokal


223<br />

PETA KOMPETENSI PPDS-1 PATOLOGI ANATOMI<br />

FAKULTAS <strong>KEDOKTERAN</strong> UNPAD<br />

SEMESTER &<br />

RINCIAN TOPIK<br />

I.<br />

Kepala & Leher<br />

Sist.Respirasi<br />

Sist. Kardiovaskuler<br />

Mediastinum<br />

KOMPETENSI<br />

1 2 3 4 5 6 7 8<br />

<br />

<br />

<br />

- <br />

- - -<br />

Menerapk Menulis Menegakk<br />

Melaksanak<br />

an etika karya an<br />

an kegiatan<br />

profesi Ilmiah diagnosis<br />

memotong<br />

saat berupa<br />

jaringan<br />

diagnosis referat,<br />

jurnal<br />

II.<br />

Rongga Mulut<br />

Kelenjar Liur<br />

Sist. Gastrointest<br />

Hati & saluran<br />

Empedu<br />

Pankreas & saluran<br />

Bilier<br />

III.<br />

Sist. Urogenital<br />

Sist. Reproduksi<br />

Wanita<br />

Sitologi<br />

Potong Beku<br />

<br />

Menerapk<br />

an etika<br />

profesi<br />

saat<br />

diagnosis<br />

<br />

Menerapk<br />

an etika<br />

profesi<br />

saat<br />

diagnosis<br />

<br />

Menulis<br />

karya<br />

Ilmiah<br />

berupa<br />

referat,<br />

jurnal,<br />

poster<br />

<br />

Menulis<br />

karya<br />

Ilmiah<br />

berupa<br />

referat,<br />

jurnal,<br />

<br />

Menegakk<br />

an<br />

diagnosis<br />

<br />

Menegakk<br />

an<br />

diagnosis<br />

- <br />

Melaksanak<br />

an dan<br />

mengawasi<br />

kegiatan<br />

memotong<br />

jaringan<br />

- <br />

Melaksanak<br />

an dan<br />

mengawasi<br />

kegiatan<br />

memotong<br />

jaringan,<br />

- - <br />

Membim<br />

bing<br />

adik<br />

kelas<br />

dalam<br />

mendiag<br />

nosis,<br />

mengerj<br />

akan<br />

tugas<br />

- - <br />

Membim<br />

bing<br />

adik<br />

kelas<br />

dalam<br />

mendiag


224<br />

IV.<br />

Sist.Retikuloendoteli<br />

al<br />

Limpa<br />

Kelenjar Adrenal<br />

Jaringan Ikat<br />

Jaringan Lemak<br />

FNA<br />

V.<br />

Payudara<br />

Jaringan otot<br />

Tulang<br />

Darah<br />

Jaringan Kulit<br />

Mata<br />

CPC<br />

Konsultasi<br />

Kanker<br />

Klinik<br />

VI sampai VIII<br />

Stase Bedah<br />

Onkologi<br />

Stase Kebidanan &<br />

Kandungan<br />

<br />

Menerapk<br />

an etika<br />

profesi<br />

saat<br />

diagnosis<br />

<br />

Menerapk<br />

an etika<br />

profesi<br />

saat<br />

diagnosis<br />

<br />

Menerapk<br />

an etika<br />

profesi<br />

saat<br />

poster,<br />

karya<br />

ilmiah lain<br />

<br />

Menulis<br />

karya<br />

Ilmiah<br />

berupa<br />

referat,<br />

jurnal,<br />

poster,<br />

karya<br />

ilmiah lain<br />

<br />

Menulis<br />

karya<br />

Ilmiah<br />

berupa<br />

referat,<br />

jurnal,<br />

poster,<br />

laporan<br />

kasus,<br />

karya<br />

ilmiah lain<br />

<br />

Menulis<br />

karya<br />

Ilmiah<br />

berupa<br />

<br />

Menegakk<br />

an<br />

diagnosis<br />

<br />

Menegakk<br />

an<br />

diagnosis<br />

<br />

Menegakk<br />

an<br />

diagnosis<br />

<br />

Membantu<br />

melakukan<br />

pradiagno<br />

sis kasus<br />

autopsy<br />

<br />

Membantu<br />

melakukan<br />

pradiagno<br />

sis kasus<br />

autopsy<br />

<br />

Melakukan<br />

pradiagno<br />

sis kasus<br />

autopsy,<br />

potong beku<br />

<br />

Melaksanak<br />

an dan<br />

mengawasi<br />

kegiatan<br />

memotong<br />

jaringan,<br />

potong<br />

beku,<br />

melakukan<br />

fna<br />

<br />

Melaksanak<br />

an dan<br />

mengawasi<br />

kegiatan<br />

memotong<br />

jaringan,<br />

potong<br />

beku,<br />

melakukan<br />

fna<br />

<br />

Melaksanak<br />

an dan<br />

mengawasi<br />

kegiatan<br />

<br />

Mengikuti<br />

kegiatan<br />

CPC, diskusi<br />

klinik<br />

kanker,<br />

diskusi<br />

kasus sulit<br />

<br />

Mengikuti<br />

kegiatan<br />

CPC, diskusi<br />

klinik dan<br />

klinik<br />

kanker,<br />

diskusi<br />

kasus sulit<br />

<br />

Mengikuti<br />

kegiatan<br />

CPC, diskusi<br />

klinik dan<br />

nosis,<br />

mengerj<br />

akan<br />

tugas<br />

- <br />

Membim<br />

bing<br />

adik<br />

kelas<br />

dalam<br />

mendiag<br />

nosis,<br />

mengerj<br />

akan<br />

tugas<br />

<br />

Berperan<br />

sebagai<br />

menejer<br />

dan<br />

berdiskusi<br />

tentang<br />

pengelola<br />

an lab<br />

patologi<br />

<br />

Berperan<br />

sebagai<br />

menejer<br />

dan<br />

<br />

Membim<br />

bing<br />

adik<br />

kelas<br />

dalam<br />

mendiag<br />

nosis,<br />

mengerj<br />

akan<br />

tugas<br />

<br />

Membim<br />

bing<br />

adik<br />

kelas


225<br />

Stase Ilmu<br />

Kedokteran<br />

Kehakiman<br />

Stase Radiologi<br />

Stase Patologi Klinik<br />

Usulan Penelitian<br />

Laporan Kemajuan<br />

Tesis<br />

Ujian Kompetensi<br />

diagnosis<br />

referat,<br />

jurnal,<br />

poster,<br />

laporan<br />

kasus,<br />

karya<br />

ilmiah lain<br />

melakukan<br />

autopsy<br />

pada saat<br />

stase<br />

memotong<br />

jaringan,<br />

potong<br />

beku,<br />

melakukan<br />

fna<br />

klinik<br />

kanker,<br />

diskusi<br />

kasus sulit<br />

berdiskusi<br />

tentang<br />

pengelola<br />

an lab<br />

patologi<br />

dalam<br />

mendiag<br />

nosis,<br />

mengerj<br />

akan<br />

tugas


226<br />

B. Struktur Mata Kuliah<br />

No Materi Pendidikan Bobot Semester<br />

SKS<br />

1 Pengetahuan Dasar Patologi 11 I<br />

2 Pengetahuan Patologi Umum 13 I s/d III<br />

3 Pengetahuan Teori Patologi 16 I s/d IV<br />

Khusus<br />

4 Patologi Molekuler & 3 I s/d V<br />

Imunopatologi<br />

5 Keterampilan Diagnostik 8 I s/d V<br />

Patologi Organ<br />

6 Sitologi dan FNAB 2 II s/d V<br />

7 Penerapan Teknologi Patologi 7 I s/d VIII<br />

Anatomi<br />

8 Pengembangan Kemampuan 11 I s/d VIII<br />

Tanggung Jawab & Ilmu<br />

Keahlian Patologi Anatomi<br />

9 Tehnik Otopsi 1 VI<br />

10 Tanggung Jawab Mengajar 2 II s/d VIII<br />

11 Etika Patologi Anatomi 1 I s/d VIII<br />

12 Metodologi Penelitian 3 I s/d VII<br />

13 Penelitian, Tesis, dan Stase 7 II-VIII<br />

14 Administrasi Laboratorium 1 V-VIII<br />

Daftar Mata Kuliah<br />

No Materi Pendidikan Tugas & Pelaksanaan<br />

1 Pengetahuan Dasar Patologi Kuliah, Diskusi<br />

2 Pengetahuan Patologi Umum Penelusuran Pustaka<br />

3 Pengetahuan Teori Patologi Referat & Baca jurnal<br />

Khusus<br />

4 Patologi Molekuler & Tugas baca literatur,<br />

Imunopatologi<br />

penelitian<br />

5 Keterampilan Diagnostik Patologi Pra-Diagnosis, Case<br />

Organ<br />

Report, CPC<br />

6 Sitologi dan FNAB Praktikum & baca<br />

sitologi<br />

7 Penerapan Teknologi Patologi Tutor, Demonstrasi<br />

Anatomi<br />

8 Pengembangan Kemampuan Argumentasi ilmiah<br />

Tanggung Jawab dan Ilmu Pengajuan naskah


227<br />

No Materi Pendidikan Tugas & Pelaksanaan<br />

Keahlian Patologi Anatomi<br />

9 Tehnik Otopsi Presentasi kasus<br />

10 Tanggung Jawab Mengajar Simulasi & Bimbingan<br />

11 Etika Patologi Anatomi Menghayati Kode etik &<br />

12 Metodologi Penelitian Mengamalkan Kode etik<br />

13 Penelitian, Tesis, dan Stase Meneliti & Melaporkan<br />

14 Administrasi Laboratorium Penerapan ilmu dan<br />

beretika<br />

Deskripsi Mata Kuliah<br />

1. Pengetahuan Dasar Patologi<br />

Dasar-dasar Metodologi Penelitian, Teknik Histopatologi, Teknik<br />

Sitologi, Teknik Autopsi, dasar- dasar Histokimia, dasar-dasar<br />

Imunopatologi, dan dasar-dasar Patologi Subselular dan Molekular dan<br />

Patologi Eksperimental.<br />

2. Pengetahuan Patologi Umum<br />

Patobiologi, Patologi Organ, sitologi / FNAB, dan Imunohistokimia, dan<br />

pengetahuan mengenai teori Potong Beku (Vries Coupe / VC).<br />

3. Pengetahuan Teori Patologi Khusus<br />

Pengetahuan teori khusus mengenai patologi organ, pengetahuan teori<br />

sitologi / FNAB, pengetahuan mengenai teori imunohistokimia, dan<br />

pengetahuan mengenai teori potong beku.<br />

4. Keterampilan Diagnostik<br />

Keterampilan diagnostik patologi organ, keterampilan diagnostik sitologi<br />

/ FNAB, keterampilan diagnostik imunohistokimia.<br />

5. Penerapan Teknologi Patologi Anatomi<br />

Kemampuan penerapan teknologi patologi anatomi bidang pengolahan<br />

jaringan, kemampuan penerapan teknologi patologi anatomi bidang<br />

sitologi/ FNAB, kemampuan penerapan teknologi patologi anatomi<br />

bidang potong beku, dan kemampuan penerapan teknologi patologi<br />

anatomi bidang imunohistokimia.<br />

6. Pengembangan Kemampuan Tanggung Jawab dan Ilmu Keahlian<br />

Patologi Anatomi<br />

Diskusi klinik, diagnosis patologi anatomi, referat/ journal reading, clinicpathological<br />

conference, seminar/ symposium, dan etika profesi patologi<br />

anatomi.<br />

7. Tanggung Jawab Mengajar<br />

Kemampuan mengajar dan membimbing peserta didik setingkat<br />

Pendidikan S1 dan sesama peserta PPDS-1 terutama kepada peserta<br />

PPDS-1 dengan tingkat yang lebih muda. Proses pengajaran dan<br />

pembimbingan dilakukan dengan tata cara yang baik dan benar,<br />

bertanggung jawab dan beretika sesuai kaidah keilmuan yang sudah<br />

dikuasai.


228<br />

8. Penelitian, Tesis, dan Stase<br />

Kemampuan menyusun proposal penelitian, melaksanakan penelitian<br />

dan mempresentasikan hasil penelitian dimulai dari tingkat yang<br />

sederhana berupa laporan kasus atau penelitian tipe deskriptif sejak<br />

semester ke-2. Selanjutnya peserta didik wajib melakukan penelitian<br />

analitik dan mempresentasikan dalam pertemuan ilmiah tingkat nasional<br />

dan atau internasional sebanyak minimal 2 judul selama masa<br />

pendidikan.<br />

9. Administrasi Laboratorium<br />

Keterampilan menejerial mengelola laboratorium patologi anatomi<br />

diperoleh selama peserta didik mengikuti proses belajar berupa<br />

pengamatan, diskusi, dan evaluasi dengan seluruh komponen staf<br />

laboratorium.<br />

C. Evaluasi Hasil Belajar<br />

Peserta didik mengikuti evaluasi belajar berupa Ujian Tengah Semester<br />

(UTS), Ujian Akhir Semester (UAS), dan ujian nasional tahap I, II, III<br />

sesuai ketentuan prodi dan kolegium.<br />

D. Pedoman Ujian<br />

KETENTUAN UJIAN PPDS-1 PATOLOGI ANATOMI<br />

I. Ujian Lokal<br />

I. a. Ujian Tengah Semester<br />

Pada setiap tengah semester (tiga bulan kalender), diadakan ujian tertulis<br />

yang wajib diikuti oleh seluruh peserta didik. Tidak ditentukan persyaratan<br />

khusus.<br />

I. b. Ujian Akhir Semester<br />

Pada setiap akhir semester, diadakan ujian tertulis dan ujian keterampilan<br />

diagnosis dengan ketentuan sebagai berikut:<br />

1. Setiap mahasiswa PPDS-1 Patologi Anatomi telah menyelesaikan<br />

seluruh kewajiban presentasi ilmiah maupun tugas akademik lainnya<br />

yang dibuktikan dengan kelengkapan LOGBOOK.<br />

2. Setiap mahasiswa PPDS-1 Patologi Anatomi telah menyelesaikan<br />

seluruh kewajiban pembayaran iuran keanggotaan IAPI.<br />

3. Waktu pelaksanaan ujian ditetapkan berdasarkan rapat akademik<br />

Departemen Patologi Anatomi.<br />

4. Pelaksanaan ujian berdasarkan peraturan yang telah ditetapkan.<br />

5. Ujian tulis dilaksanakan pada hari pertama, dimulai pukul 08.00-selesai.<br />

6. Ujian keterampilan diagnosis dilaksanakan setelah ujian tulis selesai.<br />

7. Yudisium dilakukan setelah seluruh rangkaian ujian selesai<br />

dilaksanakan.<br />

8. Peserta ujian dinyatakan lulus apabila nilai ujian tulis mencapai minimal<br />

75, nilai ujian keterampilan diagnosis mencapai minimal 75 dan nilai<br />

kegiatan harian mencapai 75.


229<br />

9. Nilai kegiatan harian diberikan oleh seluruh pendidik meliputi kegiatan<br />

jurnal reading, referat, diagnosis referat, nilai kegiatan harian akan<br />

dijumlahkan seluruhnya dan dibuat rerata.<br />

10. Prosentase nilai akhir terdiri dari 40% nilai kegiatan harian dan 60% nilai<br />

ujian akhir semester.<br />

I. b. Ujian Perbaikan (Remedial) Akhir Semester<br />

1. Peserta ujian diberi kesempatan mengikuti ujian perbaikan sebanyak<br />

satu kali sesuai topic ujian yang dinyatakan tidak lulus dalam<br />

yudisium pertama.<br />

2. Setelah seluruh peserta ujian perbaikan (remedial) selesai mengikuti<br />

tahapan ujian maka akan diadakan yudisum kedua.<br />

3. Nilai tertinggi yang dapat diperoleh oleh peserta ujian perbaikan<br />

(remedial) adalah 75.<br />

4. Peserta ujian yang dinyatakan tidak lulus pada yudisium kedua setelah<br />

ujian perbaikan (remedial), diwajibkan mengulang kembali selama satu<br />

semester.<br />

5. Peserta ujian yang tidak berhasil lulus pada yudisium kedua<br />

setelah ujian perbaikan (remedial) akan diberikan surat peringatan.<br />

6. Selama menempuh pendidikan, setiap mahasiswa PPDS-1 Patologi<br />

Anatomi hanya dapat mengulang sebanyak 2 kali satu semester<br />

(berturut-turut atau tidak).<br />

7. Bila selama menenpuh PPDS-1 Patologi Anatomi mahasiswa PPDS-1<br />

mengulang lebih dari 2 semester, maka yang bersangkutan akan<br />

diberikan surat peringatan yang ketiga dan dinyatakan tidak dapat<br />

meneruskan progam pendidikan. Ketua Program Studi Patologi<br />

Anatomi akan mengirimkan laporan beserta surat kepada Koordinator<br />

TKP PPDS-1 Fakultas Kedokteran UNPAD dan Dekan untuk<br />

selanjutnya diproses sesuai peraturan yang berlaku di Fakultas<br />

Kedokteran UNPAD.<br />

I.c. Ujian Tesis<br />

1. Ujian tesis dapat diikuti oleh PPDS-1 yang sudah menyelesaikan tugas<br />

stase, sudah mengikuti ujian nasional tahap II, sudah melunasi uang<br />

iuran keanggotaan IAPI dan menyelesaikan ketentuan pembayaran SPP<br />

dari fakultas kedokteran UNPAD.<br />

2. Ujian tesis meliputi:<br />

a. Presentasi “Usulan Penelitian”<br />

b. Presentasi “Laporan Kemajuan/Progress Report”<br />

c. Ujian “Tesis”<br />

3. Waktu ujian tesisn ditetapkan berdasarkan rapat departemen Patologi<br />

Anatomi.<br />

4. Pembimbing kegiatan penelitian akhir sebanyak 3 orang terdiri dari<br />

pembimbing utama, pembimbing pendamping pertama, dan pembimbing


230<br />

pendamping kedua yang ditetapkan oleh KPS dan kepala departemen<br />

berdasarkan SK kepala departemen.<br />

5. Penguji tesis sebanyak 3 orang yang ditentukan berdasarkan hasil<br />

keputusan rapat departemen patologi anatomi.<br />

6. Staf pengajar yang tidak termasuk kedalamn tim pembimbing maupun<br />

tim penguji, wajib menghadiri rangkaian kegiatan tesis dan memberikan<br />

masukan.<br />

7. Nilai dari tim pembimbing dan tim penguji berdasarkan buku pedoman<br />

pelaksanaan pendidikan fakultas kedokteran Universitas Padjadjaran.<br />

8. Segala ketentuan yang belum tercantum akan didiskusikan dan<br />

diputuskan melalui rapat departemen Patologi Anatomi.<br />

9. Tata cara penulisan tesis mengikuti peraturan yang tercantum pada<br />

buku pedoman penulisan tesis fakultas kedokteran UNPAD.<br />

I.d. Ujian Kompetensi Lokal<br />

1. Ujian kompetensi lokal adalah ujian lisan, tertulis, maupun keterampilan<br />

laboratorium yang meliputi histopatologi, sitologi, FNAB, dan menejerial<br />

patologi anatomi.<br />

2. Ujian kompetensi lokal wajib diikuti oleh peserta PPDS-1 yang telah<br />

dinyatakan lulus ujian tesis sebelum mengikuti ujian nasional tahap III.<br />

3. Ujian kompetensi lokal dilaksanakan pada waktu yang ditetapkan oleh<br />

KPS.<br />

4. Peserta ujian dinyatakan lulus apabila mendapatkan nilai masingmasing<br />

75 untuk seluruh topik ujian.<br />

5. Peserta yang belum lulus ujian kompetensi lokal (nilai dari setiap topik<br />

ujian


231<br />

Kepala Departemen (atau wakil) dan Ketua Program Studi (atau wakil),<br />

membayar biaya ujian sesuai ketentuan.<br />

4. Ketentuan kelulusan peserta ujian ditetapkan oleh Kolegium dan<br />

diumumkan melalui surat kepada Kepala Departemen (atau wakil) dan<br />

Ketua Program Studi (atau wakil).<br />

5. Bila peserta ujian dinyatakan tidak lulus, dapat mengikuti ujian ulang<br />

pada kesempatan berikutnya dan memenuhi ketentuan yang ditetapkan<br />

oleh Kolegium.<br />

II.b. Ujian Nasional Tahap III<br />

1. Ujian nasional tahap III dilaksanakan sesuai ketentuan Kolegium<br />

Nasional Patologi Anatomi. Waktu pelaksanaan ujian ditentukan oleh<br />

Kolegium. Tempat pelaksanaan ujian di setiap pusat pendidikan Patologi<br />

Anatomi yang ditunjuk oleh Kolegium.<br />

2. Peserta ujian nasional tahap III adalah mahasiswa PPDS-1 Patologi<br />

Anatomi yang telah menyelesaikan pendidikan seluruh tahapan<br />

pendidikan yang berasal dari seluruh pusat pendidikan Patologi anatomi,<br />

telah dinyatakan lulus ujian akhir lokal (ujian tesis dan kompetensi),<br />

mendaftar secara resmi yang dibuktikan melalui surat yang<br />

ditandatangani oleh Kepala Departemen (atau wakil) dan Ketua<br />

Program Studi (atau wakil), membayar biaya ujian sesuai ketentuan, dan<br />

memenuhi seluruh persyaratan yang ditetapkan oleh Kolegium.<br />

3. Bila peserta ujian dinyatakan tidak lulus, dapat mengikuti ujian ulang<br />

pada kesempatan berikutnya dan memenuhi ketentuan yang ditetapkan<br />

oleh Kolegium.<br />

4. Peserta yang lulus pada ujian nasional tahap III dinyatakan telah<br />

menyelesaikan pendidikan PPDS-1 Patologi Anatomi dan berhak<br />

menggunakan gelar “Dokter Spesialis Patologi Anatomi”, setelah<br />

menerima Sertifikat Kompetensi Kolegium Patologi Anatomi, dan<br />

mendapatkankan ijazah Spesialis Patologi Anatomi dari Universitas<br />

Padjadjaran.<br />

E. Tata Tertib<br />

Tata Cara Program Studi<br />

1. Alih Program Studi<br />

Peserta PPDS-I mengajukan surat untuk alih Program Studi kepada<br />

Ketua Program Studi, selanjutnya yang bersangkutan menghubungi dan<br />

mengajukan permintaan alih Program Studi kepada Ketua Program<br />

Studi yang baru dengan membawa keterangan dari Ketua Program<br />

Studi yang lama. Ketua Program Studi yang baru akan menelaah<br />

kelayakan yang bersangkutan untuk dapat diterima sebagai peserta<br />

PPDS-I, bila diperlukan, yang bersangkutan diharuskan untuk menjalani<br />

berbagai uji seleksi penerimaan.


232<br />

2. Alih Institusi Pendidikan dari Institusi lain ke PPDS-I Fakultas<br />

Kedokteran UNPAD.<br />

Pelamar menghubungi dan mengajukan permohonan untuk pindah<br />

institusi pendidikan PPDS-I kepada Ketua Program Studi yang dituju<br />

dengan membawa surat keterangan yang dianggap perlu dari Ketua<br />

Program Studi Institusi asal. Bila dalam penilaian Ketua Program Studi<br />

yang dituju, setelah melalui konsultasi dengan para staf pendidik<br />

Departemen, yang bersangkutan dapat diterima, maka yang<br />

bersangkutan harus mengundurkan diri dari Program Studi di Institusi<br />

Asal dan memohon untuk pindah ke PPDS-I Fakultas Kedokteran<br />

UNPAD. Rektor di Institusi Asal mengirimkan surat kepada Rektor<br />

Universitas Padjadjaran mengenai maksud kepindahan yang<br />

bersangkutan. Selanjutnya Dekan Fakultas Kedokteran melalui TKP<br />

PPDS-I, akan berkonsultasi secara tertulis dengan Ketua Program Studi.<br />

Bila diterima, Rektor UNPAD akan mengirim jawaban kepada Rektor<br />

Institusi Asal, dan selanjutnya di tingkat Fakultas yang bersangkutan<br />

akan didaftarkan sebagai mahasiswa baru PPDS-I melalui SMUP sesuai<br />

dengan ketentuan yang berlaku.<br />

3. Alih Institusi Pendidikan dari PPDS-I Fakultas Kedokteran UNPAD<br />

Peserta PPDS-I menghubungi Ketua Program Studi di Institusi yang<br />

dituju, setelah memperoleh jawaban yang positif, sedapat mungkin<br />

tertulis, yang bersangkutan mengajukan permohonan alih institusi<br />

pendidikan kepada Ketua Program Studi, selanjutnya Ketua Program<br />

Studi akan membuat surat persetujuan mengenai hal tersebut kepada<br />

Dekan dengan tembusan kepada TKP PPDS-I. Atas usulan Dekan,<br />

Rektor akan mengirimkan surat kepada Rektor Institusi yang dituju yang<br />

berisi maksud kepindahan peserta PPDS-I tersebut. Bila diterima,<br />

Rektor akan member informasi kepada Dekan dan selanjutnya melalui<br />

mekanisme yang berlaku, peserta PPDS-I termaksud dihapus status<br />

kemahasiswaannya dari Universitas Padjadjaran.<br />

KETENTUAN PENGAMBILAN CUTI BAGI PESERTA PPDS-I<br />

1. Lama cuti dalam satu tahun adalah 12 hari kerja dengan catatan:<br />

Lama cuti maksimal yang boleh diambil dalam satu subbagian / divisi/<br />

unit kerja adalah 6 hari kerja. Permohonan cuti diajukan kepada kepala<br />

subbagian tempat peserta PPDS-I berdinas, selanjutnya diteruskan<br />

kepada Kepala Bagian melalui KPS.<br />

2. Cuti sakit<br />

Harus dibuktikan dengan surat keterangan dari dokter spesialis yang<br />

menerangkan peserta didik tidak diperkenankan untuk mengikuti<br />

kegiatan pendidikan.<br />

Bila lama sakit lebih dari 6 hari dalam satu subbagian/ divisi/ unit kerja<br />

yang bersangkutan harus mengulang di subbagian tersebut.


233<br />

3. Cuti hamil<br />

Cuti hamil diberikan selama 3 tiga bulan untuk peserta program studi.<br />

4. Cuti akademik/ penghentian studi sementara.<br />

Sesuai ketentuan dalam Pedoman Umum Penyelenggaraan Pendidikan<br />

Universitas Padjadjaran penghentian studi sementara hanya<br />

diperkenankan selama satu semester dengan alasan yang dapat<br />

diterima sesuai dengan peraturan Universitas.<br />

Surat permohonan untuk mengambil cuti akademik ditujukan kepada<br />

Rektor Universitas Padjadjaran melalui TKP PPDS, paling lambat 6<br />

minggu sebelum dimulainya semester yang akan datang.<br />

5. Cuti khusus<br />

Merupakan jenis cuti yang diberikan atas pertimbangan Kepala Bagian/<br />

Departemen dengan masukan dari KPS, termasuk kedalam Cuti Khusus<br />

adalah cuti untuk melaksanakan ibadah Haji/ Umroh, menikah dan lain –<br />

lain. Lama cuti disesuaikan dengan keperluan dan dengan<br />

memperhitungkan aspek pendidikan.<br />

F. Jenis Pelanggaran dan Sanksi<br />

Selama proses pendidikan, setiap peserta didik PPDS-1 Patologi Anatomi<br />

harus mengikuti seluruh peraturan yang berlaku dan terikat pada aturan yang<br />

telah dibaca, disetujui dan ditandatangani diatas materai 6000 pada waktu acara<br />

Penerimaan Mahasiswa Baru, yaitu berupa: Surat Pernyataan Kesanggupan<br />

Mematuhi Segala Aturan dan Surat Pernyataan Bebas Penggunaan Narkoba.<br />

Bila melanggar aturan tersebut maka peserta didik akan terkena sanksi<br />

pendidikan.<br />

Sanksi pendidikan adalah seperangkat tindakan yang dapat berupa teguran<br />

lisan atau tertulis, mengulang di suatu subbagian/divisi/unit kerja program<br />

pendidikan spesialis, dipekerjakan di suatu unit kerja yang berhubungan dengan<br />

pendidikan, skorsing sampai dengan pemutusan studi. Sanksi pendidikan<br />

ditujukan untuk memperbaiki kinerja peserta didik dan atau untuk melindungi<br />

pasien/masyarakat, institusi, dan peserta didik sendiri terhadap kerugian akibat<br />

pelanggaran dan kelalaian yang dilakukan oleh peserta didik atau akibat kondisi<br />

khusus tertentu.<br />

Jenis pelanggaran/ kelalaian atau kondisi khusus peserta didik<br />

termaksud di atas dapat dikelompokkan kedalam :<br />

1. Kelalaian administratif<br />

2. Kekurangan dalam pencapaian kompetensi<br />

3. Tidak mampu mempertahankan kompetensi yang telah dicapai selama masa<br />

pendidikan<br />

4. Sikap perilaku yang melanggar etika dan profesionalisme<br />

5. Pelanggaran hukum<br />

6. Masalah khusus seperti pengguna NAPZA dan penyakit tertentu.


234<br />

Kelalaian administratif dapat berupa :<br />

1. Tidak melakukan registrasi.<br />

Bila tidak melakukan registrasi tanpa alasan yang jelas maka yang<br />

bersangkutan tidak diperkenankan untuk mengikuti kegiatan pendidikan<br />

pada semester tersebut, dan semester tersebut diperhitungkan dalam<br />

masa studi. Peserta didik tersebut tetap diwajibkan hadir di program studi<br />

dan penempatan kerjanya di atur oleh Ketua Program Studi.<br />

Bila tidak melakukan registrasi selama 2 semester berturut-turut peserta<br />

didik dianggap mengundurkan diri. Surat keputusan mengenai pemutusan<br />

studi yang bersangkutan diterbitkan oleh Rektor Universitas Padjadjaran<br />

atas laporan Pimpinan Fakultas.<br />

2. Meninggalkan proses pembelajaran tanpa alasan yang dapat diterima<br />

Pendidikan Program Spesialis merupakan pendidikan yang mempunyai<br />

ciri yang sangat spesifik berupa hubungan yang sangat erat antara<br />

pembelajaran akademik dan praktek keprofesian.<br />

Peserta didik, secara progresif memperoleh pemaparan klinis ( clinical<br />

exposure ) yang memadai untuk memperoleh pengalaman klinis yang<br />

diperlukan untuk mencapai keahlian, yang dengan keahlian tersebut<br />

mereka dapat memberikan pelayanan kesehatan dengan kualitas yang<br />

sangat baik.<br />

Secara ringkas, karakteristik pendidikan dokter spesialis berupa<br />

‘‘education, clinical exposure, and experience‘‘ yang akan<br />

mengantarkan peserta didik menjadi seorang ‘‘expertise, evidencebased<br />

practice and excellence‘‘.<br />

Dengan memahami karakteristik tersebut, peserta PPDS-I harus mengikuti<br />

semua kegiatan pendidikan dengan sebaik-baiknya.<br />

Bila peserta PPDS-I meninggalkan proses pembelajaran kurang dari satu<br />

minggu, tanpa alasan yang dapat diterima, maka yang bersangkutan akan<br />

menerima teguran tertulis.<br />

Bila peserta didik meninggalkan proses pembelajaran selama 2 (dua)<br />

minggu baik berturut-turut atau tidak, yang bersangkutan diharuskan<br />

mengulang keseluruhan semester yang sedang berjalan.<br />

Bila peserta PPDS-I meninggalkan proses pembelajaran selama 2 ( dua )<br />

minggu berturut-turut tanpa alasan yang dapat diterima, Ketua Program<br />

Studi akan mengirim surat teguran dengan tembusan kepada Pembantu<br />

Dekan I dan TKP PPDS-I. Bila dalam 2 ( dua ) minggu yang bersangkutan<br />

tidak kunjung membalas surat tersebut atau tidak menghubungi program<br />

studi, Ketua Program Studi akan mengirimkan surat teguran kedua dan<br />

ketiga dengan selang antara 2 ( dua ) minggu. Bila dalam 2 minggu<br />

setelah surat teguran ketiga, yang bersangkutan tidak kunjung membalas<br />

surat tersebut atau tidak menghubungi program studi, maka yang<br />

bersangkutan dianggap mengundurkan diri sebagai peserta PPDS-I<br />

Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran. Ketua Program Studi


235<br />

menyampaikan laporan mengenai hal tersebut kepada Pimpinan Fakultas<br />

untuk proses pemutusan studi.<br />

3. Tidak mematuhi jam kerja<br />

Bila peserta didik diketahui tidak mematuhi jam kerja, yang bersangkutan<br />

akan mendapat teguran lisan, bila tetap berulang akan diberikan teguran<br />

tertulis. Bila setelah 2 (dua) kali mendapat teguran tertulis, yang<br />

bersangkutan tidak menunjukkan perbaikan, yang bersangkutan<br />

diharuskan mengulang keseluruhan semester yang sedang berjalan.<br />

4. Sikap perilaku yang melanggar etika dan profesionalisme antara lain<br />

dapat berupa sikap perilaku terhadap :<br />

a. Pasien :<br />

Tidak menunjukkan sikap belas kasih, misalnya bersikap kasar<br />

Tidak menunjukkan sifat altruisme,malah menelantarkan pasien dan<br />

keluarganya<br />

Tidak memiliki kepekaan terhadap kebutuhan pasien, tidak<br />

memberikan rasa nyaman<br />

Tidak dapat dipercaya<br />

<br />

<br />

Tidak dapat menjaga kerahasiaan pasien<br />

Tidak peka terhadap nilai nilai ras, gender, dan nilai lain yang dianut<br />

pasien seperti agama dan kepercayaan.<br />

b. Pendidik<br />

Misalnya tidak bersikap santun terhadap pendidik, baik yang berasal dari<br />

program studi yang bersangkutan maupun yang diluar program studi<br />

c. Sejawat residen, baik yang berasal dari satu program studi maupun diluar<br />

program studi, baik terhadap yang senior, sederajat maupun terhadap<br />

yang yunior. Pelanggaran diantaranya dapat berupa kekerasan verbal,<br />

fisik maupun tekanan secara finansial<br />

d.Paramedis dan karyawan rumah sakit seperti misalnya tidak menghargai<br />

tugas dan kewajiban mereka.<br />

a. Keilmuan.<br />

Dapat berupa meninggalkan/tidak mengikuti acara ilmiah seperti journal<br />

review/reading, referat, sajian kasus), atau melalaikan tugas yang<br />

bersifat keilmuan seperti tugas baca; tanpa alasan yang dapat diterima.<br />

b. Institusi<br />

Seperti tidak menjaga peralatan Rumah Sakit Pendidikan dengan baik,<br />

atau tidak mengindahkan peraturan Rumah Sakit Pendidikan dan<br />

Fakultas Kedokteran UNPAD.<br />

5. Pelanggaran hukum<br />

Bila peserta didik diduga melanggar hukum dan sedang dalam proses<br />

penegakkan hukum, peserta didik dibebaskan dari tugas mengikuti proses<br />

pembelajaran.<br />

Bila dikemudian hari dinyatakan tidak bersalah, yang bersangkutan<br />

diperkenankan untuk mengikuti kembali proses pembelajaran. Masa yang<br />

hilang sebagai akibat proses penegakkan hukum diusahakan dengan


236<br />

meminta bantuan Pimpinan Fakultas untuk tidak dimasukkan kedalam masa<br />

studi terjadwal.<br />

Bila telah ditetapkan bersalah, Rektor akan mengeluarkan sanksi berupa<br />

skorsing sampai pemutusan studi.<br />

6. Kondisi khusus peserta PPDS<br />

Yang dimaksud kondisi khusus peserta PPDS-I dapat berupa yang<br />

bersangkutan diketahui sebagai pengguna NAPZA atau memiliki penyakit<br />

kejiwaan, dan lain sejenisnya.<br />

Dengan berlakunya UU nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotik, status<br />

pengguna narkotik bukan lagi diklasifikasikan sebagai kriminal, namun<br />

sebagai pasien yang wajib lapor diri dan menjalani rehabilitasi,kecuali bila<br />

yang bersangkutan juga bertindak sebagai pengedar atau sejenisnya. Yang<br />

bersangkutan harus menjalani rehabilitasi medik atau sosial di institusi yang<br />

ditunjuk pemerintah. Hal ini sesuai dengan UU nomor 35 Tahun 2009<br />

tentang Narkotik dan sesuai pula dengan salah satu komponen kompetensi<br />

dari area kompetensi pengembangan profesi dan kepribadian (lihat<br />

lampiran 3) yang menyatakan bahwa peserta didik harus memiliki<br />

kemampuan untuk dapat mengidentifikasi masalah-masalah yang<br />

mempengaruhi kesehatan, kesejahteraan dan kemampuan profesi.<br />

Yang bersangkutan dibebaskan dari proses pembelajaran selama masa<br />

pengobatan dan rehabilitasi, namun tetap diperhitungkan kedalam masa<br />

studi terjadwal. Bila yang bersangkutan dinyatakan telah bebas dari<br />

penggunaan NAPZA dengan menunjukkan sertifikat dari institusi yang<br />

merawat atau merehabilitasi, diperkenankan kembali melanjutkan<br />

pendidikan. Namun untuk tingkat pemakaian ketergantungan, yang<br />

bersangkutan diminta untuk mengundurkan diri sebagai peserta PPDS-I,<br />

mengingat tingkat ketergantungan memiliki angka kekambuhan yang tinggi.<br />

Kondisi ini harus berdasarkan keterangan dari Dokter Spesialis Kedokteran<br />

Jiwa bagian Adiksi.<br />

Khusus bagi peserta PPDS-I yang dalam kegiatannya banyak berhubungan<br />

dengan zat-zat yang dapat menimbulkan adiksi, seperti Program Studi<br />

Anestesi dan Terapi Intensif dan Ilmu Kedokteran Jiwa, demi kebaikan<br />

dirinya dan masyarakat, pengguna NAPZA tidak diperkenankan untuk<br />

melanjutkan pendidikan.<br />

Bagi peserta didik yang mengalami gangguan kejiwaan, seperti psikotik atau<br />

gangguan kepribadian yang menunjukkan atau berpotensi untuk<br />

menimbulkan ketidakamanan/ kerugian bagi dirinya dan pasien/masyarakat,<br />

tidak diperkenankan untuk melanjutkan proses pembelanjaran. Kondisi ini<br />

harus berdasarkan keterangan dari Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa.<br />

Peserta didik yang mengalami kondisi khusus diatas dan tidak<br />

memungkinkan untuk melanjutkan pendidikannya, Pimpinan Fakultas atas<br />

laporan Ketua Program Studi mengusulkan penghentian studi kepada<br />

Rektor.


237<br />

Derajat berat ringannya bentuk pelanggaran/kelalaian<br />

Pengertian mengenai batasan tentang pelanggaran ringan dan sedang<br />

diserahkan kepada Ketua Program Studi melalui penelaahan bersama<br />

dengan jajaran staf pendidik, termasuk kepala bagian/departemen, terutama<br />

dalam hal menyangkut aspek sikap perilaku yang melanggar etika dan<br />

profesionalisme.<br />

Contoh pelanggaran ringan adalah peserta didik tidak mengikuti acara<br />

ilmiah kurang dari 3 kali tanpa alasan yang dapat diterima. Namun peserta<br />

PPDS-I harus menyadari bahwa pelanggaran ringan yang dilakukan<br />

berulang, dapat berakumulasi menjadi pelanggaran sedang.Contoh<br />

pelanggaran sedang adalah melakukan kekerasan verbal terhadap peserta<br />

PPDS-I yunior.Pelanggaran berat dapat berupa plagiarism, kelalaian yang<br />

dapat menimbulkan kecacatan, dan sebagainya.<br />

Pelanggaran/kelalaian yang dinilai berat harus diperkuat oleh keputusan<br />

Komite Medik R.S Pendidikan.<br />

Bentuk Sanksi Pendidikan<br />

a. Pelanggaran ringan diberikan teguran lisan dan atau tertulis.<br />

b. Pelanggaran sedang, selain teguran tertulis disertai dengan<br />

mengulang di subagian /divisi/unit kerja tertentu paling lama 3 bulan.<br />

Penempatan di subagian/divisi/unit kerja tersebut disesuaikan dengan<br />

kepentingan pendidikan peserta PPDS-I. Sanksi pendidikan tersebut<br />

diberlakukan segera setelah keputusan pemberian sanksi pendidikan<br />

diterbitkan oleh Ketua Program Studi.<br />

c. Pelanggaran berat, yang diperkuat oleh penilaian komite medik R S<br />

Pendidikan, sanksi pendidikan dapat berupa skorsing atau pemutusan<br />

studi. Program Studi memberi laporan kepada Dekan Fakultas<br />

Kedokteran mengenai adanya pelanggaran berat tersebut disertai<br />

dengan bukti-bukti yang diperlukan.<br />

d. Pimpinan Fakultas menyelenggarakan Rapat Senat Fakultas untuk<br />

membahas pemberian skorsing atau pemutusan studi.<br />

e. Surat keputusan skorsing atau pemutusan studi diterbitkan oleh Rektor<br />

Universitas Padjadjaran atas usulan Pimpinan Fakultas.<br />

Pemutusan Studi<br />

Peserta PPDS-I dinyatakan putus studi bila tidak dapat memenuhi<br />

persyaratan administrasi, atas keinginan sendiri, evaluasi atas pencapaian<br />

kompetensi, pelanggaran etika dan profesionalisme, dan atau sebab lain<br />

sebagai berikut :<br />

a. Kelalaian Administrasi<br />

1. Tidak melaksanakan registrasi selama 2 semester berturut-turut<br />

2. Meninggalkan proses pembelajaran selama lebih dari 2 (dua) minggu<br />

tanpa alasan yang dapat diterima dan tidak mengindahkan surat<br />

teguran ke-3 yang dikirimkan oleh Ketua Program Studi.


238<br />

b. Atas Keinginan sendiri<br />

Peserta didik berhak mengundurkan diri dari pendidikan atas dasar<br />

keinginan sendiri dengan mengajukan permintaan tertulis kepada<br />

Pimpinan Fakultas dengan tembusan kepada TKP PPDS disertai alasan<br />

pengunduran diri.Sebagai contoh adalah karena alasan kesehatan yang<br />

tidak memungkinkan untuk melanjutkan pendidikan.Segala akibat<br />

pengunduran diri ditanggung oleh yang bersangkutan, seperti misalnya<br />

pengembalian dana beasiswa,dan sebagainya.<br />

c. Atas dasar evaluasi pencapaian kompentensi<br />

Alasan ini seyogyanya tidak terjadi dalam proses pendidikan dokter<br />

spesialis, namun adakalanya setelah berbagai upaya dilaksanakan<br />

namun derajat kompetensi tertentu sebagai persyaratan kelulusan tidak<br />

kunjung dicapai. Dalam keadaan ini dengan berat hati, atas dasar<br />

tanggung jawab profesi pendidik terhadap masyarakat pemutusan studi<br />

tidak dapat dihindarkan.<br />

Sebaiknya pemutusan studi dilakukan pada jenjang pertama dari<br />

pendidikan atas dasar pertimbangan kebaikan peserta didik. Namun<br />

dalam keadaan tertentu yang sangat tidak diharapkan, pemutusan studi<br />

dapat terjadi pada jenjang di atasnya, misalnya peserta PPDS-I<br />

melakukan pelanggaran berat pada jenjang senior.<br />

Agar tidak terjadi pemutusan studi atas dasar evaluasi pencapaian<br />

kompetensi, peserta PPDS-I harus berupaya sekuat tenaga dan dengan<br />

kerjasama yang baik dengan para pendidik untuk meningkatkan kinerja<br />

mereka.<br />

d. Atas dasar Pelanggaran Etika dan Profesionalisme yang berat<br />

Pelanggaran etika berat yang diperkuat keputusan komite medik R S<br />

Pendidikan diajukan ke rapat Senat Fakultas, bila Senat Fakultas<br />

sependapat dengan Program Studi dan Komite Medik R S Pendidikan,<br />

Pimpinan Fakultas mengajukan usulan pemutusan studi kepada Rektor.<br />

e. Pemutusan Studi akibat telah melebihi batas ahir studi<br />

Bila karena sesuatu hal PPDS-I dalam proses pendidikannya telah<br />

melewati batas ahir studi, yang bersangkutan dapat dilakukan<br />

pemutusan studi.<br />

f. Kondisi khusus<br />

Penderita pengguna NAPZA atau gangguan kejiwaan yang tidak<br />

memungkinkan untuk melanjutkan pendidikan yang diperkuat oleh<br />

keterangan tertulis dari dokter spesialis kedokteran jiwa dapat dilakukan<br />

pemutusan studi.<br />

15. Program Studi Patologi Klinik


239<br />

A. Metode Pembelajaran<br />

Materi pembelajaran merupakan bidang ilmu, keterampilan, dan perilaku<br />

yang harus dipelajari dan dikuasai oleh peserta didik untuk mencapai tujuan<br />

pendidikan. Materi pembelajaran pada umumnya berupa praktek dan teori,<br />

ilmu biomedis dasar, ilmu klinis dan laboratorium bidang spesialisasi terkait,<br />

pengetahuan mengenai perilaku, etika kedokteran, sistem kesehatan yang<br />

berlaku, aspek medikolegal dan ilmu sosial lain. Ilmu biomedis dasar,<br />

tergantung kebutuhan, dapat berupa anatomi, fisiologi, biokimia, biofisika,<br />

biologi sel dan molekuler, genetika, mikrobiologi, imunologi farmakologi,<br />

patologi, dsb. Ilmu klinis berupa bidang ilmu spesialistik baik berupa klinis<br />

maupun laboratorium. Ilmu lain, tergantung dari kebutuhan, dapat berupa<br />

psikologi medis, sosiologi medis, biostatistik, epidemiologi, kedokteran<br />

masyarakat, dsb.<br />

Disamping itu setiap peserta PPDS-I Patologi Klinik diwajibkan untuk<br />

mempelajari, mencontoh, dan menerapkan sikap profesionalisme. Beberapa<br />

aspek penting dari sikap profesionalisme yang harus ditunjukkan oleh<br />

peserta didik adalah :<br />

a. Kemandirian, mampu mengambil keputusan klinis secara mandiri<br />

dengan tujuan untuk kebaikan pasien<br />

b. Altruisme, mengedepankan kepentingan orang lain dalam hal ini pasien<br />

dan keluarganya<br />

c. Menunjukkan belas kasih dalam menghadapi pasien<br />

d. Memiliki kepekaan terhadap kebutuhan pasien, memberikan rasa<br />

nyaman<br />

e. Dapat dipercaya dan diandalkan termasuk dalam pemenuhan janji<br />

seperti jadwal praktek, konsultasi dan sebagainya<br />

f. Dapat menjaga kerahasian pasien<br />

g. Memiliki kepekaan dan mengambil tindakan yang sesuai terhadap<br />

maslah gender, usia, budaya, agama, dan ketidak mampuan atau<br />

kecacatan yang dimiliki pasien<br />

h. Menghargai orang lain, termasuk hal-hal yang bersifat pribadi dan<br />

martabat pasien, menghargai martabat-tugas dan pekerjaan sesama<br />

residen baik yang junior, para pendidik, residen dan pendidik dibidang<br />

spesialisasi lain, perawat, dan karyawan rumah sakit, dsb.<br />

Dapat mempertanggungjawabkan segala tindakan medis yang diambil<br />

baik terhadap pasien, masyarakat maupun terhadap organisasi pofesi.<br />

Diharapkan peserta didik dapat menunjukkan dirinya sebagai seorang ahli<br />

dalam bidang spesialisasanya, penasihat dalam bidang kesehatan,<br />

komunikator kesehatan, pendidik, manajer kesehatan, dan menjadi pribadi<br />

yang mampu bekerjasama dalam suatu kelompok. Lebih jauh lagi,<br />

mengingat muatan akademik yang begitu tinggi, kurang lebih mencapai 40%,<br />

setelah lulus diharapkan peserta didik dapat berkiprah sebagai seorang<br />

peneliti di bidang kesehatan.


240<br />

B. Struktur Mata Kuliah<br />

No<br />

Materi Pendidikan<br />

Bobot<br />

SKS<br />

Semester<br />

1 MKDU<br />

10 I<br />

Dasar-Dasar<br />

Pengetahuan<br />

Laboratorium<br />

2 Patogenesis, patofisiologi,diagnosis 16 II S/D VII<br />

dan intepretasi pemeriksaan<br />

laboratorium untuk penyakit<br />

hematologi dan onkologi<br />

3 Patogenesis, patofisiologi,diagnosis 16 II S/D VII<br />

dan intepretasi pemeriksaan<br />

laboratorium untuk penyakit metabolicendokrin,<br />

kardiovaskular, gastroenterohepatologi<br />

dan nefrologi<br />

4 Patogenesis, patofisiologi,diagnosis 8 II S/D VII<br />

dan intepretasi pemeriksaan<br />

laboratorium untuk mikrobiologi klinik<br />

dan penyakit infeksi<br />

5 Patogenesis, patofisiologi,diagnosis 8 II S/D VII<br />

dan intepretasi pemeriksaan<br />

laboratorium untuk penyakit alergi dan<br />

imunologi<br />

6 Ujian Kompetensi 2 III<br />

7 Stase PMI dan Bank Darah<br />

8 Stase RS Jejaring, IPD dan IKA<br />

9 Manajemen Laboratorium<br />

9 IV S/D VII<br />

10 Penelitian Mandiri 4 III - VII<br />

11 Karya Tulis Akhir (Tesis) 8 IV - VII<br />

Dengan perincian sebagai berikut :<br />

A. Tahap Dasar<br />

No Materi Waktu SKS Semester<br />

1 Orientasi Lapangan 1 I<br />

2<br />

Overview Departemen Struktur<br />

Organisasi<br />

1<br />

3 Tata Tertib PPDS 1<br />

4 Proses Pendidikan dan Kurikulum 1<br />

5 Alur dan Jenis Pelayanan 1


241<br />

No Materi Waktu SKS Semester<br />

6 K3 1<br />

Patient Safety<br />

Universal Precaution<br />

7 Peraturan Jaga 1<br />

Overiew Laboratorium Rawat<br />

Emergensi<br />

Overiew Laboratorium Rawat Inap<br />

Overiew Laboratorium Rawat Jalan<br />

8<br />

Pengambilan Darah dan Persiapan<br />

Bahan Pemeriksaan Hematologi<br />

1<br />

Pengambilan Darah Dan Persiapan<br />

Bahan Pemeriksaan Mikrobiologi<br />

LCS, Transudat + Eksudat<br />

Praktikum Pengambilan Darah Dan<br />

Persiapan Sampel<br />

9 Kuliah Umum Divisi Hematologi 1<br />

Kuliah Umum Divisi Hematologi<br />

(Hemostasis)<br />

Kuliah Umum Divisi Hematologi<br />

(Transfusi Darah)<br />

Kuliah Hemato-Onkologi<br />

Kuliah Imuno-Onkologi<br />

10 Overview Imunologi 1<br />

Kuliah Imunologi Alamiah Dasar<br />

(Seluler Dan Humoral)<br />

Kuliah Imunologi Adaptif Dasar<br />

(Limfosit B, Limfosit T Dan Antibodi)<br />

Prinsip Metode Pemeriksaan Imunologi<br />

(Aglutinasi, ICT, EIA)<br />

Pengenalan Alat Dan Perawatannya Di<br />

Lab Imunologi<br />

11 Kuliah Penanda Cardiovaskuler<br />

Disease<br />

1<br />

12 Kuliah Dasar Nefrologi 1<br />

Pengambilan Darah Dan Persiapan<br />

Bahan Pemeriksaan Urin Dan Cairan<br />

Tubuh<br />

13 Kuliah Umum Divisi Endokrin Dan<br />

Metabolisme<br />

1<br />

14 Prinsip Kerja Alat Ukur 1<br />

I


242<br />

No Materi Waktu SKS Semester<br />

Kuliah Dasar Gastroenterologi Hepatik<br />

Tutorial<br />

15 Menggunakan Dan Merawat Mikroskop 1<br />

Kuliah Mikrobiologi dan Biologi<br />

Molekuler<br />

16<br />

Spektrofotometri, Turbidimetri,<br />

Nefelometri<br />

1<br />

17<br />

Alat Pengukur Gas Darah Dan<br />

Elektrolit, Coulometri<br />

1<br />

18 Enzimatik, End Point, Rate Assay 1<br />

19<br />

Prinsip Pemeriksaan Elektroforesis,<br />

Immunoelektroforesis, Khromoatografi,<br />

Immuno-Difusi, Immuno-Kimia, ELISA,<br />

1<br />

Chemiluminescense, Flow-Cytometer<br />

Kuliah Pengenalan Metode Imunologi<br />

Elisa Imunokromatography, Aglutinasi,<br />

Flowsitometri, ECLIA<br />

Preanalitik, Analtik, Dan Post Analitik<br />

Pemeriksaan Imunologi<br />

20<br />

Memahami Prinsip Kerja Biakan<br />

Kuman, Jamur, Uji Kepekaan Kuman;<br />

Pewarnaan Mikrobiologi,Teknik<br />

Pewarnaan Sediaan Hematologi,<br />

1<br />

Jamur,Urinalisis, Parasitologi,<br />

Pewarnaan ZN<br />

21<br />

Prinsip Pengadaan, Penggunaan &<br />

Pelaporan Pemakaian Reagen,<br />

Penyimpanan Reagensia, Kalibrator,<br />

1<br />

Standard, Kontrol Laboratorium Klinik<br />

Prinsip Alat Automatik, Cara<br />

Pengambilan Bahan Spesimen<br />

Prinsip Kontrol Mutu Hasil Lab<br />

22 Prinsip Perbankan Darah 1<br />

23 Membuat Anggaran Untuk Lab 1<br />

Mengawasi Dan Membimbing Tenaga<br />

Teknis Dan Adm. Lab<br />

1<br />

24<br />

Menggunakan Kepustakaan Sebagai<br />

Sumber Pengetahuan<br />

1<br />

Tanggung Jawab Terhadap Tugas<br />

JUMLAH<br />

24 10


243<br />

No Materi Waktu SKS Semester<br />

B. Tahap Klinis<br />

1. Divisi Imunologi Klinik<br />

No Materi<br />

Kompetensi yang<br />

diharapkan<br />

1 Dengue, Mampu memahami dan<br />

Typhoid, menginterpretasikan<br />

malaria, TBC pemeriksaan laboratorium<br />

(common serologi penyakit dengue,<br />

infection) typhoid, malaria dan TBC<br />

(common infection)<br />

SK Seme<br />

Wkt<br />

S ster<br />

2 II s/d<br />

IV<br />

2<br />

3<br />

Hepatitis<br />

A,B,C,D,E<br />

Other rare viral<br />

infection (EBV)<br />

HIV, Sifilis,<br />

Chlamydia<br />

(STD)<br />

4 WB<br />

Imunoelectroph<br />

oresis,<br />

Flowsitometri<br />

Imunitasseluler<br />

(Quantiferon/Elli<br />

spot)<br />

5 Amoeba,<br />

Leptospira,<br />

H.pylori<br />

danpenyakit<br />

parasit lain<br />

6 Infeksi jamur<br />

dan bakteri lain<br />

Mampu memahami dan<br />

menginterpretasikan<br />

pemeriksaan laboratorium<br />

serologi Hepatitis<br />

A,B,C,D,E Other rare viral<br />

infection (EBV)<br />

Mampu memahami dan<br />

menginterpretasikan<br />

pemeriksaan laboratorium<br />

serologi HIV, Sifilis,<br />

Chlamydia (STD)<br />

Mampu memahami dan<br />

menginterpretasikan<br />

pemeriksaan laboratorium<br />

serologi WB<br />

Imunoelectrophoresis,<br />

Flowsitometri<br />

Imunitasseluler<br />

(Quantiferon)<br />

Mampu memahami dan<br />

menginterpretasikan<br />

pemeriksaan laboratorium<br />

serologi Amoeba,<br />

Leptospira, H.pylori<br />

danpenyakit parasit lain<br />

Mampu memahami dan<br />

menginterpretasikan<br />

2 II s/d<br />

IV<br />

2 II s/d<br />

IV<br />

2 II s/d<br />

IV<br />

2 II s/d<br />

IV<br />

2 II s/d<br />

IV


244<br />

(Streptococcus)<br />

pemeriksaan laboratorium<br />

serologi Infeksi jamur dan<br />

bakteri lain (Streptococcus)<br />

JUMLAH 12 4<br />

2. Divisi Kimia Klinik<br />

No Materi<br />

Kompetensi yang<br />

diharapkan<br />

1. Memahami prinsip<br />

Pemeriksaan<br />

kerja alat-alat dan<br />

parameter Kimia<br />

metode-metode<br />

Klinik dari awal<br />

pemeriksaan<br />

(spesimen<br />

2. Memahami etiologi<br />

managemen)<br />

dan patogenesis<br />

sampai akhir<br />

peningkatan/penur<br />

(validasi hasil) :<br />

unan kadar<br />

1. Auto<br />

pemeriksaan<br />

analyser<br />

laboratorium terkait<br />

Cobas 6000<br />

3. Mampu<br />

2. Alat<br />

mengetahui dan<br />

fotometer<br />

melakukan trouble<br />

ode<br />

1<br />

shooting tahap<br />

pemeriksaan<br />

awal untuk<br />

Hitachi 4020<br />

pemeriksaan<br />

3. Pemeriksaan<br />

dengan alat terkait<br />

elektroforesis<br />

4. Mampu<br />

protein<br />

menghitung dan<br />

4. Pemeriksaan<br />

menginterpretasi<br />

batu ginjal<br />

hasil pemeriksaan<br />

5. Pemeriksaan<br />

klirens kreatinin<br />

klirens<br />

5. Mampu<br />

kreatinin<br />

menginterpretasi<br />

6. Pemeriksaan<br />

hasil pemeriksaan<br />

gas darah<br />

AGD dan batu<br />

ginjal<br />

Endokrin dan Memahami dan mampu<br />

metabolisme : mengerjakan serta<br />

- Kelenjar menginterpretasi hasil<br />

2<br />

tiroid pemeriksaan Kimia<br />

- Infertilitas Klinik yang<br />

- Test berhubungan dengan<br />

kehamilan gangguan endokrin dan<br />

- Kelenjar metabolisme<br />

Wkt<br />

SK<br />

S<br />

Semes<br />

ter<br />

2 II s/d IV<br />

1 II s/d IV


245<br />

No<br />

Materi<br />

prostat :<br />

- Fosfatase<br />

asam<br />

- Fosfatase<br />

prostat<br />

Kompetensi yang<br />

diharapkan<br />

- Kelenjar tiroid<br />

- Infertilitas<br />

- Test kehamilan<br />

- Kelenjar prostat<br />

Wkt<br />

SK<br />

S<br />

Semes<br />

ter<br />

3<br />

4<br />

5<br />

6<br />

Parameter Kimia<br />

Klinik untuk<br />

diagnosa Anemia<br />

Hemolitik Anemia<br />

Defisiensi Fe:<br />

- Fe serum<br />

- TIBC<br />

- G6PD<br />

Internal QC<br />

External QC<br />

Pemeriksaan<br />

parameter Kimia<br />

Klinik pada<br />

gangguan<br />

Hepatogastoenter<br />

ologi<br />

Pemeriksaan<br />

parameter Kimia<br />

Klinik pada<br />

gangguan Sistem<br />

Enzimologi<br />

Memahami dan mampu<br />

mengerjakan serta<br />

menginterpretasi<br />

parameter Kimia Klinik<br />

yang berhubungan<br />

dengan gangguan<br />

endokrin dan<br />

metabolisme :<br />

- Fe serum<br />

- TIBC<br />

- Feritin<br />

- Transferrin<br />

- G6PD<br />

Memahami dan mampu<br />

mengerjakan serta<br />

menginterpretasi serta<br />

mengevaluasi :<br />

- Internal QC<br />

- External QC<br />

Memahami dan mampu<br />

mengerjakan serta<br />

menginterpretasi<br />

pemeriksaan Kimia<br />

Klinik yang<br />

berhubungan dengan<br />

gangguan<br />

Hepatogastroenterologi<br />

Memahami dan mampu<br />

mengerjakan serta<br />

mengevaluasi<br />

pemeriksaan Kimia<br />

Klinik yang<br />

berhubungan dengan<br />

gangguan Sistem<br />

Enzimologi<br />

1 II s/d IV<br />

2 II s/d IV<br />

1 II s/d IV<br />

1 II s/d IV<br />

7 Point of Care Mampu menggunakan 1 II s/d IV


246<br />

No<br />

8<br />

9<br />

10<br />

Materi<br />

Testing (POCT)<br />

Keseimbangan<br />

Elektrolit:<br />

- Kadar<br />

Natrium<br />

serum & urin<br />

- Kadar Kalium<br />

serum & urin<br />

- Kadar<br />

Calcium<br />

serum & urin<br />

- Kadar<br />

Magnesium<br />

serum & urin<br />

- Kadar<br />

Phosphor<br />

serum & urin<br />

- Kadar Ureum<br />

serum & urin<br />

- Kadar<br />

Kreatinin<br />

serum & urin<br />

Pemeriksaan<br />

laboratorium<br />

untuk penyakit<br />

Saluran kemih<br />

Pemeriksaan<br />

laboratorium<br />

Cairan Tubuh :<br />

- Cairan<br />

peritoneal<br />

- Cairan<br />

amnion<br />

- Cairan sendi<br />

- Cairan pleura<br />

- Cairan<br />

Kompetensi yang<br />

diharapkan<br />

dan memahami serta<br />

menginterpretasi<br />

pemeriksaan<br />

laboratorium POCT<br />

Memahami dan mampu<br />

mengerjakan,<br />

menginterpretasi serta<br />

mengevaluasi<br />

parameter Kimia Klinik<br />

yang berhbungan<br />

dengan gangguan<br />

keseimbangan elektrolit<br />

Memahami dan mampu<br />

mengerjakan,<br />

menginterpretasi serta<br />

mengevaluasi<br />

parameter Kimia Klinik<br />

yang berhbungan<br />

dengan gangguan<br />

Saluran Kemih<br />

Memahami dan mampu<br />

mengerjakan,<br />

menginterpretasi serta<br />

mengevaluasi<br />

parameter Kimia Klinik<br />

yang berhbungan<br />

dengan gangguan<br />

Cairan Tubuh<br />

Wkt<br />

SK<br />

S<br />

Semes<br />

ter<br />

2 II s/d IV<br />

1 II s/d IV<br />

1 II s/d IV


247<br />

No<br />

11<br />

12<br />

13<br />

14<br />

Materi<br />

perikardial<br />

Pemeriksaan<br />

parameter Kimia<br />

Klinik<br />

Kardiovaskuler<br />

Pemeriksaan<br />

Hepatogastroente<br />

rologi<br />

Pemeriksaan<br />

Kardiologi,<br />

Enzimologi &<br />

Endokrinologi<br />

Drug abuse &<br />

Toxicology<br />

Kompetensi yang<br />

diharapkan<br />

Memahami dan mampu<br />

mengerjakan,<br />

menginterpretasi serta<br />

mengevaluasi<br />

parameter Kimia Klinik<br />

yang berhbungan<br />

dengan gangguan<br />

sistem kardiovaskuler<br />

Memahami dan mampu<br />

mengerjakan,<br />

menginterpretasi serta<br />

mengevaluasi hasil<br />

pemeriksaan serta<br />

faktor-faktor interferensi<br />

pemeriksaan<br />

Hepatogastroenterologi<br />

Memahami dan mampu<br />

mengerjakan,<br />

menginterpretasi serta<br />

mengevaluasi hasil<br />

pemeriksaan serta<br />

faktor-faktor interferensi<br />

Kardiologi, Enzimologi<br />

& Endokrinologi<br />

Memahami<br />

farmakokinetik,<br />

metabolisme obat,<br />

farmakodinamik,<br />

monitoring obat-obat<br />

khususm sindrom<br />

toksikologik, evaluasi<br />

dan manajemen over<br />

dosis dan keracunan<br />

obat<br />

JUMLAH<br />

Wkt<br />

SK<br />

S<br />

Semes<br />

ter<br />

1 II s/d IV<br />

2 II s/d IV<br />

2 II s/d IV<br />

1 II s/d IV<br />

24 8<br />

3. Divisi Hematologi Klinik


248<br />

No<br />

Materi<br />

1 A. Manajemen<br />

Lab<br />

Hematologi<br />

2 B. Alat<br />

Hematologi<br />

Otomatis<br />

3 C. Kelainan<br />

Eritrosit<br />

4 D. Pemeriksaan<br />

Hematologi<br />

yang<br />

berhubunga<br />

n dengan<br />

kelainan<br />

Kompetensi yang<br />

diharapkan<br />

1. Memahami, mampu<br />

membuat dan<br />

mengelola pemantapan<br />

mutu lab hematologi.<br />

2. Memahami, mampu<br />

membuat dan<br />

mengevaluasi kebijakan<br />

lab hematologi.<br />

3. Memahami, mampu<br />

membuat dan<br />

mengevaluasi protap lab<br />

hematologi.<br />

4. Memahami, mampu<br />

membuat dan<br />

mengevaluasi instruksi<br />

kerja lab hematologi.<br />

5. Memahami, mampu<br />

membuat dan<br />

mengevaluasi tahap<br />

preanalitik pemeriksaan<br />

lab hematologi.<br />

6. Memahami prinsip kerja,<br />

mampu menggunakan<br />

dan mengetahui trouble<br />

shooting tahap awal<br />

untuk alat hematologi<br />

Analyzer Lengkap<br />

7. Memahami<br />

pathogenesis dan<br />

patofisiologi serta dapat<br />

menjelaskan kelainan<br />

eritrosit secara umum,<br />

yang meliputi : kelainan<br />

jumlah, fungsi atau<br />

morfologinya<br />

8. Memahami, mampu<br />

mengerjakan dan<br />

mengevaluasi<br />

pemeriksaan hematologi<br />

lanjutan yang<br />

beerhubungan dengan<br />

Wkt<br />

SK<br />

S<br />

Seme<br />

ster<br />

2 II s/d I<br />

1 II s/d<br />

IV<br />

1 II s/d<br />

IV<br />

2 II s/d<br />

IV


249<br />

eritrosit<br />

5 E. Pemeriksaan<br />

Aspirasi<br />

Sumsum<br />

Tulang<br />

6 F. Anemia<br />

Defisiensi<br />

Besi<br />

7 G. Anemia<br />

Akibat<br />

Penyakit<br />

Kronis<br />

kelainan eritrosit, secara<br />

otomatis dan manual,<br />

sideroblas, Ham Test,<br />

resistensi osmotik,<br />

parasit malaria,<br />

elektroforesis Hb dan<br />

pemeriksaan sumsum<br />

tulang (morfologi dan<br />

mielogram)<br />

9. Menguasai indikasi<br />

pemeriksaan aspirasi<br />

sumsum tulang.<br />

10. Mampu melakukan<br />

aspirasi sumsum tulang.<br />

11. Mampu melakukan<br />

interpretasi sediaan<br />

hapus sumsum tulang<br />

(morfologi, ME Ratio,<br />

dan mielogram) dan<br />

menghubungkannya<br />

dengan kelainan klinik.<br />

12. Menguasai definisi,<br />

etiologi, epidemiologi,<br />

patogenesis dan<br />

patofisiologi, gejala<br />

klinik serta kriteria<br />

diagnosis kasus anemia<br />

defisiensi besi.<br />

13. Mampu melakukan<br />

pengelolaan<br />

laboratorium secara<br />

komprehensif pada<br />

kasus anemia defisiensi<br />

besi.<br />

14. Menguasai definisi,<br />

etiologi, epidemiologi,<br />

patogenesis dan<br />

patofisiologi, gejala<br />

klinik serta kriteria<br />

diagnosis kasus anemia<br />

akibat penyakit kronis.<br />

15. Mampu melakukan<br />

pengelolaan<br />

laboratorium secara<br />

2 II s/d IV<br />

3 II s/d<br />

IV<br />

II s/d<br />

IV


250<br />

komprehensif pada<br />

kasus anemia akibat<br />

penyakit kronis.<br />

8 H. Thalassemia 16. Menguasai definisi,<br />

etiologi, epidemiologi,<br />

patogenesis dan<br />

patofisiologi, gejala<br />

klinik serta kriteria<br />

diagnosis kasus<br />

Thalassemia<br />

17. Mampu melakukan<br />

pengelolaan<br />

laboratorium secara<br />

komprehensif pada<br />

kasus Thalassemia.<br />

9 I. Kelainan 18. Memahami patogenesis<br />

Leukosit dan patofisiologi, serta<br />

dapat menjelaskan<br />

kelainan leukosit secara<br />

umum, yang meliputi:<br />

kelainan jumlah, fungsi<br />

maupun morfologinya.<br />

II s/d<br />

IV<br />

3 II s/d<br />

IV<br />

10 J. Pemeriksaan<br />

Hematologi<br />

yang<br />

berhubungan<br />

dgn Kelainan<br />

Leukosit<br />

19. Memahami, mampu<br />

mengerjakan dan<br />

mengevaluasi<br />

pemeriksaan hematologi<br />

lanjutan yang<br />

berhubungan dengan<br />

kelainan leukosit,<br />

secara otomatis dan<br />

manual, yang meliputi:<br />

seluruh parameter yang<br />

berhubungan dgn<br />

leukosit-selain CBCyang<br />

ada di alat<br />

Hematology Analyzer<br />

lengkap (35 parameter),<br />

jumlah eosinofil, koreksi<br />

normoblas, sel LE, Sel<br />

Sezary, sitokimia dan<br />

pemeriksaan sumsum<br />

tulang (morfologi dan<br />

mielogram).


251<br />

11 K. Leukemia<br />

dan<br />

leukemia<br />

akut<br />

12 L. Kelainan<br />

Mieloprolifer<br />

atif Kronis<br />

(Leukemia<br />

Mielositik<br />

Kronis)<br />

13 M. Kelainan<br />

Hemostasis<br />

14 N. Transfusi<br />

dan<br />

Perbankan<br />

Darah<br />

20. Menguasai definisi,<br />

etiologi, epidemiologi,<br />

klasifikasi, patogenesis<br />

dan patofisiologi, gejala<br />

klinik, kriteria diagnosis<br />

dan pengelolaan<br />

(laboratorium) kasus<br />

leukemia.<br />

21. Menguasai definisi,<br />

etiologi, epidemiologi,<br />

klasifikasi, patogenesis<br />

dan patofisiologi, gejala<br />

klinik, kriteria diagnosis<br />

dan pengelolaan<br />

(laboratorium) kasus<br />

Leukemia Mielositik<br />

Kronis.<br />

22. Memahami patogenesis<br />

dan patofisiologi, serta<br />

dapat menjelaskan<br />

kelainan trombosit<br />

secara umum, yang<br />

meliputi: kelainan<br />

jumlah, fungsi maupun<br />

morfologinya.<br />

23. Mampu Mengerjakan<br />

Uji Cocok serasi<br />

(Kompatibilitas)<br />

24. Memahami da<br />

menguasai managemen<br />

dan pelayanan darah di<br />

bank darah<br />

25. Mampu melakukan dan<br />

mengintepretasi<br />

berbagai pemeriksaan<br />

laboratorium yang<br />

berhubungan dengan<br />

skrining penyakit MLTD<br />

dan reaksi transfusi<br />

3 II s/d<br />

IV<br />

3 II s/d<br />

IV<br />

1 II s/d IV


252<br />

14 O. Pelayan<br />

darah di PMI<br />

(*)<br />

15 P. Stase Bank<br />

Darah<br />

26. Memahami dan<br />

menguasai pelayanan<br />

darah di PMI<br />

27. Memahami dan<br />

menguasai rekrutmen<br />

donor<br />

28. Memahami dan<br />

menguasai pengolahan<br />

darah<br />

29. Memahami dan<br />

menguasai distribusi<br />

darah<br />

JUMLAH 24 8<br />

*)Catatan : Stase PMI dilaksanakan pada Tahap Aplikasi<br />

1 II s/d IV<br />

2<br />

No<br />

4. Divisi Mikrobiologi Klinik<br />

Materi<br />

1 Pengetahuan<br />

prinsip dan<br />

metode alat-alat<br />

laboratorium<br />

mikrobiologi<br />

2 BAKTERIOLOGI<br />

Patofisiologi,<br />

manifestasi<br />

klinik,<br />

transmisi<br />

dan<br />

epidemiologii<br />

nfeksi bakteri<br />

Morfologi<br />

dan<br />

interpretasi<br />

pewarnaan<br />

Gram<br />

Berbagai<br />

Media isolasi<br />

dan faktor-<br />

Kompetensi yang<br />

diharapkan<br />

Mampu memahami<br />

prinsip dan metode<br />

alat laboratorium<br />

mikrobiologi<br />

<br />

<br />

<br />

Mampu<br />

memahami<br />

patofisiologi<br />

manifestasi<br />

klinik, transmisi<br />

dan<br />

epidemiologiinf<br />

eksi bakteri<br />

Mampu<br />

mengetahui<br />

morfologi<br />

interpretasi<br />

pewarnaan<br />

Gram<br />

Mampu<br />

Wkt SKS Semester<br />

1 II s/d IV<br />

3 II s/d IV


253<br />

<br />

faktor<br />

mempengaru<br />

hi<br />

pertumbuhan<br />

dan<br />

interpretasi<br />

koloni<br />

Berbagai<br />

cara<br />

identifikasi<br />

koloni bakteri<br />

3 UJI KEPEKAAN<br />

Pengetahua<br />

n<br />

mekanisme<br />

kerja<br />

antimikroba<br />

(Bakteri,<br />

Jamur, Virus,<br />

Parasit,<br />

Mikobakteriu<br />

m)<br />

Pengetahua<br />

n<br />

mekanisme<br />

resistensi<br />

Prinsip<br />

berbagai<br />

cara uji<br />

kepekaan<br />

antimikroba<br />

4 MIKOBAKTERIO<br />

LOGI<br />

Patofisiolo<br />

gi<br />

manifestasi<br />

klinik,<br />

transmisi<br />

dan<br />

epidemiolo<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

memahami<br />

berbagai media<br />

isolasi dan<br />

faktor-faktor<br />

mempengaruhi<br />

pertumbuhan<br />

dan interpretasi<br />

koloni<br />

Mampu<br />

memahami<br />

berbagai<br />

pemeriksaan<br />

untuk<br />

identifikasi<br />

koloni bakteri<br />

Mampu<br />

memahami<br />

mekanisme<br />

kerja<br />

antimikroba<br />

(Bakteri,<br />

Jamur, Virus,<br />

Parasit,<br />

Mikobakterium)<br />

Mampu<br />

memahami<br />

mekanisme<br />

resistensi<br />

Mengetahui<br />

prinsip<br />

berbagai cara<br />

uji kepekaan<br />

antimikroba<br />

Mampu<br />

memahami<br />

patofisiologi<br />

manifestasi<br />

klinik,<br />

transmisi dan<br />

epidemiologi<br />

infeksi<br />

2 II s/d IV<br />

2 II s/d IV


254<br />

<br />

<br />

5 MIKOLOGI<br />

<br />

<br />

<br />

gi infeksi<br />

mikobakter<br />

ium<br />

Pengenala<br />

n prinsip<br />

dan<br />

berbagai<br />

cara<br />

pewarnaan<br />

BTA<br />

Pengenala<br />

n, prinsip<br />

dan<br />

interpretasi<br />

berbagai<br />

media<br />

pertumbuh<br />

an<br />

mikobakter<br />

ium<br />

Patogenesi<br />

s,<br />

manifestasi<br />

klinik,<br />

transmisi<br />

dan<br />

epidemiolo<br />

gi infeksi<br />

jamur<br />

Pengenala<br />

n morfologi<br />

dan<br />

interpretasi<br />

pewarnaan<br />

KOH/GRA<br />

M<br />

Berbagai<br />

media<br />

isolasi dan<br />

faktorfaktor<br />

mempenga<br />

ruhi<br />

pertumbuh<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

mikobakteriu<br />

m<br />

Memahami<br />

prinsip dan<br />

berbagai cara<br />

pewarnaan<br />

BTA<br />

Memahami<br />

prinsip dan<br />

interpretasi<br />

berbagai<br />

media<br />

pertumbuhan<br />

mikobakteriu<br />

m<br />

Mampu<br />

memahami<br />

patogenesis,<br />

manifestasi<br />

klinik,<br />

transmisi dan<br />

epidemiologi<br />

infeksi jamur<br />

Mampu<br />

mengenai<br />

morfologi dan<br />

interpretasi<br />

pewarnaan<br />

KOH/GRAM<br />

Mampu<br />

menginterpret<br />

asi berbagai<br />

media isolasi<br />

dan faktorfaktor<br />

mempengaru<br />

hi<br />

pertumbuhan<br />

dan<br />

2 II s/d IV


255<br />

an dan<br />

interpretasi<br />

koloni<br />

jamur<br />

Identifikasi<br />

koloni<br />

jamur<br />

6 PARASITOLOGI<br />

Patogenesi<br />

s,<br />

manifestasi<br />

klinik,<br />

transmisi<br />

dan<br />

epidemiolo<br />

gi infeksi<br />

parasit<br />

Pengenala<br />

n dan<br />

interpretasi<br />

diagnostik<br />

mikroskopi<br />

k infeksi<br />

parasit<br />

(malaria,<br />

filarial,<br />

cacing,<br />

amoeba)<br />

7 VIROLOGI<br />

<br />

<br />

Patogenesi<br />

s,<br />

amnifestas<br />

klinik,<br />

transmisi<br />

dan<br />

epidemiolo<br />

gi infeksi<br />

virus<br />

Pengenala<br />

n dan<br />

interpretasi<br />

diagnostik<br />

molekuler<br />

infeksi<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

interpretasi<br />

koloni jamur<br />

Mampu<br />

memahami<br />

identifikasi<br />

koloni jamur<br />

Mampu<br />

memahami<br />

pathogenesis<br />

penyakit<br />

infeksi oleh<br />

parasit<br />

Mampu<br />

mengenali<br />

dan<br />

melakukan<br />

interpretasi<br />

diagnostik<br />

mikroskopik<br />

infeksi parasit<br />

(malaria,<br />

filarial,<br />

cacing,<br />

amoeba)<br />

Patogenesis,<br />

amnifestas<br />

klinik,<br />

transmisi dan<br />

epidemiologi<br />

infeksi virus<br />

Pengenalan<br />

dan<br />

interpretasi<br />

diagnostik<br />

molekuler<br />

infeksi virus<br />

1 II s/d IV<br />

1 II s/d IV


256<br />

virus<br />

JUMLAH 12 4<br />

C. Tahap Aplikasi<br />

1. Divisi Imunologi Klinik<br />

N<br />

o<br />

Materi<br />

Kompetensi yang<br />

diharapkan<br />

Wkt SKS Semester<br />

1 TORCH<br />

(Toxoplasma,<br />

Rubella,<br />

Cytomegalo<br />

virus , Herpes<br />

simplek)<br />

2 Penyakitpenyakit<br />

Autoimun nonorgan<br />

spesifik<br />

(SLE dan RA)<br />

dan organ<br />

spesifik (DM,<br />

Thyroid)<br />

Mampu memahami,<br />

melakukan dan<br />

menginterpretasi<br />

pemeriksaan serologi<br />

: TORCH<br />

Mampu memahami,<br />

melakukan, dan<br />

menginterpretasi<br />

pemeriksaan serologi<br />

penyakit-penyakit<br />

Autoimun non-organ<br />

spesifik (SLE dan<br />

RA) dan organ<br />

spesifik (DM,<br />

Thyroid)<br />

3 Penyakitpenyakit<br />

Mampu memahami,<br />

melakukan dan<br />

hipersensitivitas menginterpretasi<br />

dan<br />

pemeriksaan penyakitpenyakit<br />

imunodefisiensi<br />

hipersensitivitas dan<br />

imunodefisiensi<br />

4 Imunodefisiensi Mampu memahami<br />

mengenai reaksi<br />

imunologi pada<br />

Imunodefisiensi<br />

5 Imunologi Mampu memahami,<br />

Keganasan dan melakukan dan<br />

Tumor Marker<br />

menginterpretasi<br />

pemeriksaan<br />

2 V s/d VII<br />

2 V s/d VII<br />

1 V s/d VII<br />

2 V s/d VII<br />

1 V s/d VII


257<br />

6 Aspek<br />

molekuler<br />

imunologi (TLR,<br />

sitokin/kemokin/i<br />

nterleukin/molek<br />

uladhesi, dll)<br />

7 Manajemen dan<br />

QC<br />

Laboratorium<br />

Immunologi<br />

laboratorium serologi<br />

penyakit keganasan<br />

(tumor marker)<br />

Mampu memahami<br />

mekanisme Aspek<br />

molekuler imunologi<br />

(TLR,sitokin/kemokin/<br />

interleukin/molekulad<br />

hesi, dll)<br />

Mampu memahami<br />

pengelolaan<br />

manajemen dan QC<br />

Laboratorium<br />

Immunologi<br />

1 V s/d VII<br />

1 V s/d VII<br />

JUMLAH 8 4<br />

2. Divisi Kimia Klinik<br />

N<br />

Materi<br />

o<br />

1 Managemen<br />

laboratorium<br />

Kimia Klinik<br />

Kompetensi yang<br />

diharapkan<br />

1. Mampu melakukan<br />

evaluasi permintaan<br />

pemeriksaan Kimia<br />

Klinik dan<br />

menghubungkannya<br />

dengan Ilmu<br />

Patologi Klinik<br />

2. Mampu melakukan<br />

evaluasi pencapaian<br />

jumlah pemeriksaan<br />

laboratorium Kimia<br />

Klinik<br />

3. Mampu<br />

merencanakan dan<br />

mengevaluasi<br />

kebutuhan reagen<br />

dan bahan habis<br />

pakai di<br />

laboratorium Kimia<br />

Klinik<br />

4. Mampu melakukan<br />

evaluasi efisiensi<br />

SDM dan alat-alat di<br />

Wkt<br />

2<br />

SKS<br />

Semes<br />

ter<br />

V s/d<br />

VII


258<br />

2 Nefrologi dan<br />

cairan tubuh :<br />

- Glomerulo<br />

nefritis<br />

Akut<br />

(GNA)<br />

- Glomerulo<br />

nefritis<br />

Kronis<br />

(GNK)<br />

- Sindrom<br />

nefrotik<br />

- Gangguan<br />

ginjal akut<br />

- Pielonefriti<br />

s (PNA)<br />

- Pielonefriti<br />

s Kronis<br />

(PNK)<br />

- Sistitis<br />

3 - Internal<br />

QC<br />

- External<br />

QC<br />

4 Endokrinologi<br />

:<br />

laboratorium Kimia<br />

Klinik<br />

5. Memahami dan<br />

mampu<br />

mempersiapkan<br />

serta mengevaluasi<br />

akreditasi<br />

laboratorium<br />

Menguasai :<br />

1. Patogenesis<br />

2. Patofisiologi<br />

3. Pemeriksaan Kimia<br />

Klinik<br />

4. Pengelolaan<br />

laboratorium secara<br />

komprehensif pada<br />

gangguan / penyakit<br />

GNA,GNK, PNA,<br />

PNK, Sistitis<br />

Mampu dan menguasai :<br />

1. Analisis dan<br />

interpretasi hasil<br />

internal QC<br />

2. Mempersiapkan dan<br />

melaksanakan<br />

pemeriksaan<br />

External QC<br />

3. Evaluasi umpan<br />

balik External QC<br />

Menguasai :<br />

Patofisiologi dan<br />

Patogenesis<br />

Pemeriksaan Kimia<br />

Klinik pada gangguan<br />

system endokrin &<br />

metabolism<br />

3<br />

2<br />

3<br />

V s/d<br />

VII<br />

V s/d<br />

VII<br />

V s/d<br />

VII


259<br />

Pengelolaan<br />

laboratorium secara<br />

komprehensif pada<br />

gangguan/penyakit<br />

endokrin<br />

Mampu menjawab<br />

konsul dari klinisi dan<br />

menginvestigasi hasil<br />

yang tidak terduga (tidak<br />

sesuai klinis)<br />

5 Hepatogastr<br />

oenterolog<br />

i<br />

- Hepatitis<br />

kronis<br />

- Sirosis &<br />

komplikasi<br />

nya<br />

- Ca<br />

hepatitis<br />

- Cholesistiti<br />

s,<br />

Cholelithia<br />

sis,<br />

Choledoch<br />

Menguasai :<br />

1. Patofisiologi dan<br />

Patogenesis<br />

2. Pemeriksaan<br />

laboratorium untuk<br />

penyakit<br />

Hepatogastroenterol<br />

ogi<br />

3. Pengelolaan<br />

laboratorium secara<br />

komprehensif pada<br />

penyakit<br />

Hepatogastroenterol<br />

ogi<br />

4. Mampu menjawab<br />

3<br />

V s/d<br />

VII


260<br />

olithiasis<br />

- Ca<br />

pancreas<br />

- Ca gaster<br />

- Crohn<br />

Disease<br />

- Colitisulcer<br />

ativa<br />

- Enteritis<br />

- Gastritis<br />

- Ulkus<br />

peptikum/d<br />

uodeni<br />

6 5. Acute<br />

Renal<br />

Failure<br />

(ARF)<br />

6. Chronic<br />

Renal<br />

Failure<br />

(CRF)<br />

7 Kardiovaskule<br />

r :<br />

5. Penyakit<br />

jantung<br />

koroner<br />

6. Infark<br />

miokard<br />

akut<br />

7. Decompe<br />

nsatio<br />

cordis<br />

kanan<br />

8. Decompe<br />

nsatio<br />

konsul dari klinisi<br />

dan menginvestigasi<br />

hasil yang tidak<br />

terduga (tidak<br />

sesuai klinis)<br />

Menguasai :<br />

1. Patofisiologi dan<br />

Patogenesis<br />

2. Pemeriksaan<br />

laboratorium untuk<br />

penyakit ARF dan<br />

CRF<br />

3. Pengelolaan<br />

laboratorium secara<br />

komprehensif pada<br />

penyakit ARF dan<br />

CRF<br />

4. Mampu menjawab<br />

konsul dari klinisi<br />

dan menginvestigasi<br />

hasil yang tidak<br />

terduga (tidak<br />

sesuai klinis)<br />

Menguasai :<br />

1. Patofisiologi dan<br />

Patogenesis<br />

2. Pemeriksaan<br />

laboratorium untuk<br />

penyakit<br />

kardiovaskuler<br />

3. Pengelolaan<br />

laboratorium<br />

secara<br />

komprehensif pada<br />

penyakit<br />

kardiovaskuler<br />

4. Mampu menjawab<br />

3<br />

3<br />

V s/d<br />

VII<br />

V s/d<br />

VII


261<br />

cordis kiri<br />

9. Miokarditi<br />

s<br />

konsul dari klinisi<br />

dan<br />

menginvestigasi<br />

hasil yang tidak<br />

terduga (tidak<br />

sesuai klinis)<br />

8 Ujian OSCE 1<br />

V s/d<br />

VII<br />

3. Divisi Hematologi Klinik<br />

No<br />

Materi<br />

1 A. ManajemenLa<br />

boratorium<br />

Hematologi<br />

Kompetensi yang<br />

diharapkan<br />

1. Mampu melakukan<br />

evaluasi atas<br />

permintaan<br />

pemeriksaan<br />

hematologi dan<br />

menghubungkanny<br />

a dengan clinical<br />

pathway di RSHS.<br />

2. Mampu melakukan<br />

evaluasi<br />

pencapaian hasil<br />

lab hematologi.<br />

3. Mampu<br />

merencanakan dan<br />

mengevaluasi<br />

kebutuhan reagens<br />

dan bahan habis<br />

pakai di lab<br />

hematologi.<br />

4. Mampu melakukan<br />

evaluasi efisiensi<br />

SDM dan alat-alat<br />

di lab hematologi.<br />

5. Memahami, mampu<br />

mempersiapkan<br />

dan mengevaluasi<br />

akredi-tasi dan ISO<br />

lab hematologi<br />

Wkt<br />

(mg)<br />

SKS<br />

Semester<br />

3 V s/d VII<br />

2 B. Anemia 6. Menguasai definisi, 5 V s/d VII


262<br />

etiologi,<br />

epidemiologi,<br />

patogenesis dan<br />

patofisiologi, gejala<br />

klinik , kriteria<br />

diagnosis dan<br />

mampu melakukan<br />

pengelolaan<br />

laboratorium secara<br />

komprehensif pada<br />

anemia karena<br />

perdarahan<br />

7. Menguasai definisi,<br />

etiologi,<br />

epidemiologi,<br />

patogenesis dan<br />

patofisiologi, gejala<br />

klinik, kriteria<br />

diagnosis dan<br />

mampu melakukan<br />

pengelolaan<br />

laboratorium<br />

secara<br />

komprehensif pada<br />

hemoglobinopati<br />

8. Menguasai definisi,<br />

etiologi,<br />

epidemiologi,<br />

patogenesis dan<br />

patofisiologi, gejala<br />

klinik, kriteria<br />

diagnosis dan<br />

mampu melakukan<br />

pengelolaan<br />

laboratorium secara<br />

komprehensif pada<br />

anemia<br />

sideroblastik.<br />

9. Menguasai definisi,<br />

etiologi,<br />

epidemiologi,<br />

patogenesis dan<br />

patofisiologi, gejala<br />

klinik, kriteria<br />

diagnosis dan


263<br />

mampu melakukan<br />

pengelolaan<br />

laboratorium secara<br />

komprehensif pada<br />

anemia<br />

megaloblastik.<br />

10. Menguasai definisi,<br />

etiologi,<br />

epidemiologi,<br />

patogenesis dan<br />

patofisiologi, gejala<br />

klinik, kriteria<br />

diagnosis dan<br />

mampu melakukan<br />

pengelolaan<br />

laboratorium<br />

secara<br />

komprehensif pada<br />

anemia aplastik<br />

11. Menguasai definisi,<br />

etiologi,<br />

epidemiologi,<br />

patogenesis dan<br />

patofisiologi, gejala<br />

klinik, kriteria<br />

diagnosis dan<br />

mampu melakukan<br />

pengelolaan<br />

laboratorium<br />

secara<br />

komprehensif pada<br />

anemia<br />

hipoproliferatif<br />

yang berhubungan<br />

dengan penyakit<br />

sistemik<br />

3 C. Polisitemia 12. Menguasai definisi,<br />

etiologi,<br />

epidemiologi,<br />

patogenesis dan<br />

patofisiologi, gejala<br />

klinik serta kriteria<br />

diagnosis berbagai<br />

keadaan<br />

polisitemia<br />

1 V s/d VII


264<br />

4 D. Kelainan<br />

Leukosit dan<br />

pemeriksaan<br />

laboratorium<br />

terkait.<br />

13. Mampu melakukan<br />

pengelola-an<br />

laboratorium<br />

secara<br />

komprehensif pada<br />

berbagai keadaan<br />

polisitemia.<br />

14. Kelainan Leukosit<br />

yang berhubungan<br />

dengan infeksi<br />

15. Kelainan<br />

mieloproli-feratif<br />

kronik<br />

16. Mielodisplasia<br />

17. Kelainan<br />

Limfoproli-feratif<br />

/Leukemia<br />

Limfositik Kronik<br />

18. Limfoma Maligna<br />

19. Multiple Myeloma<br />

20. Histiositosis dan<br />

Lipid Storage<br />

Diseases<br />

4 V s/d VII<br />

5 E. Kelainan<br />

Hemostasis<br />

21. Menguasai definisi,<br />

etiologi,<br />

epidemiologi,<br />

patogenesis dan<br />

patofisiologi, gejala<br />

klinik serta kriteria<br />

diagnosis kasus<br />

kelainan vaskuler<br />

22. Mampu melakukan<br />

pengelolaan<br />

laboratorium<br />

secara<br />

komprehensif pada<br />

kelainan vaskuler<br />

23. Menguasai definisi,<br />

etiologi,<br />

epidemiologi,<br />

patogenesis dan<br />

patofisiologi, gejala<br />

4 V s/d VII


265<br />

6<br />

F. Pemeriksa<br />

an<br />

laboratoriu<br />

m pada<br />

perdarahan<br />

klinik serta kriteria<br />

diagnosis kelainan<br />

sistem koagulasi.<br />

24. Mampu melakukan<br />

pengelolaan<br />

laboratorium<br />

secara<br />

komprehensif pada<br />

kelainan sistem<br />

koagulasi.<br />

25. Mampu melakukan<br />

pengelolaan<br />

laboratorium<br />

secara<br />

komprehensif pada<br />

kelainan sistem<br />

fibrinolisis.<br />

26. Mampu melakukan<br />

pengelolaan<br />

laboratorium<br />

secara<br />

komprehensif pada<br />

kelainan sistem<br />

fibrinolisis.<br />

27. Mampu melakukan<br />

pengelolaan<br />

laboratorium<br />

secara<br />

komprehensif pada<br />

kelainan sistem<br />

antikoagulan<br />

alamiah.<br />

28. Mampu melakukan<br />

pengelolaan<br />

laboratorium<br />

secara<br />

komprehensif pada<br />

kelainan sistem<br />

antikoagulan<br />

alamiah.<br />

29. Memahami,<br />

mampu<br />

mengerjakan dan<br />

mengevaluasi<br />

peme-riksaan<br />

2 V s/d VII


266<br />

, trombosis<br />

dan DIC<br />

hemostasis yang<br />

berhubungan<br />

dengan<br />

perdarahan,<br />

trombosis dan DIC.<br />

7 Stase PMI 2<br />

JUMLAH 22 8<br />

4. Divisi Mikrobiologi Klinik<br />

No<br />

1<br />

2<br />

<br />

Materi<br />

Pemantapan<br />

mutu dan<br />

Manajemen<br />

Laboratorium<br />

Mikrobiologi<br />

Klinik<br />

BAKTERIOLOG<br />

Ekspertise <br />

pemeriksaa<br />

n<br />

laboratoriu<br />

m infeksi<br />

bakteri pada <br />

:<br />

Siste<br />

m<br />

Respiratori<br />

Siste<br />

m<br />

kardiovasku<br />

ler<br />

Siste<br />

m<br />

Gastrointest<br />

inal<br />

Siste<br />

m Traktus<br />

<br />

<br />

Kompetensi yang<br />

diharapkan<br />

Mampu melaksanakan<br />

pemantapan mutu dan<br />

manajemen laboratorium<br />

Mikrobiologi Klinik<br />

Mampu memberikan<br />

konsultasi pada kasuskasus<br />

infeksi bakteri<br />

pada system terkait<br />

Mampu memberikan<br />

konsultasi pada kasuskasus<br />

infeksi pada<br />

kasus infeksi rumah<br />

sakit<br />

Mampu memberikan<br />

konsultasi dalam<br />

PPIRS<br />

Mampu memberikan<br />

konsultasi pada kasus<br />

bioterrorism<br />

Wkt<br />

(mg)<br />

SKS<br />

Semester<br />

1 V s/d VII<br />

2 V s/d VII<br />

Urinarius &


267<br />

STD<br />

Siste<br />

m Susunan<br />

Saraf<br />

Pusat<br />

<br />

Ekspertise<br />

pemeriksaa<br />

n infeksi<br />

rumah sakit<br />

(HAI)<br />

<br />

<br />

Peran<br />

laboratoriu<br />

m<br />

mikrobiologi<br />

dalam<br />

PPIRS<br />

Bakteribakteri<br />

yang<br />

berpotensi<br />

dipergunaka<br />

n untuk<br />

bioterrorism<br />

3<br />

UJI<br />

KEPEKAAN<br />

Ekspertise<br />

hasil uji<br />

kepekaan<br />

antimikrob<br />

a<br />

berdasark<br />

an buku<br />

panduan<br />

CLSI<br />

Identifikas<br />

i MDRO,<br />

MRSA,<br />

ESBL,<br />

VRE<br />

Peran<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

Mampu membuat<br />

ekspertise hasil uji<br />

kepekaan<br />

antimikroba<br />

berdasarkan CLSI<br />

Mampu<br />

mengidentifikasi<br />

MDRO, MRSA,<br />

ESBL,VRE<br />

Pembuatan dan<br />

penerapan<br />

penggunaan Peta<br />

Bakteri<br />

Mampu membuat<br />

Peta Bakteri di RS<br />

serta menerapkana<br />

1 V s/d VII


268<br />

<br />

laboratori<br />

um<br />

mikrobiolo<br />

gi dalam<br />

PPRA<br />

Pembuata<br />

n dan p<br />

meenerap<br />

an<br />

pengguna<br />

an Peta<br />

Bakteri di<br />

RS<br />

di RS<br />

penggunaannya<br />

4<br />

5<br />

MIKOBAKTER<br />

IOLOGI<br />

Ekspertise<br />

pewarnaa<br />

n BTA<br />

dan media<br />

pertumbu<br />

han<br />

mikobakte<br />

rium<br />

Ekspertise<br />

diagnostik<br />

molekuler<br />

mikobakte<br />

rium<br />

(Gen<br />

Expert)<br />

MIKOLOGI<br />

Ekspertis<br />

e<br />

pewarnaa<br />

n<br />

KOH/GR<br />

AM dan<br />

koloni<br />

jamur<br />

<br />

<br />

<br />

Mampu membuat<br />

ekspertise<br />

pewarnaan BTA dan<br />

media pertumbuhan<br />

mikobakterium<br />

Mampu membuat<br />

ekspertise<br />

diagnostik molekuler<br />

mikobakterium (Gen<br />

Expert)<br />

Mampu membuat<br />

ekspertise<br />

pewarnaan<br />

KOH/GRAM dan<br />

koloni jamur<br />

1 V s/d VII<br />

1 V s/d VII<br />

6<br />

PARASITOLO<br />

GI<br />

Ekspertise<br />

<br />

Mampu membuat<br />

ekspertise diagnostik<br />

mikroskopik infeksi<br />

1 V s/d VII


269<br />

7<br />

269iagnos<br />

tic<br />

mikroskop<br />

ik infeksi<br />

parasit<br />

(malaria,<br />

filarial,<br />

cacing,<br />

amoeba)<br />

VIROLOGI<br />

<br />

Ekspertise<br />

diagnostic<br />

molekuler<br />

infeksi<br />

virus<br />

<br />

parasit (malaria,<br />

filarial, cacing,<br />

amoeba)<br />

Mampu membuat<br />

ekspertise diagnostik<br />

molekuler infeksi<br />

virus<br />

1 V s/d VII<br />

JUMLAH 8 4<br />

G. Evalusi Hasil Belajar<br />

1. Tahap Dasar : Ujian Kompetensi Tahap Dasar<br />

2. Tahap Klinis :<br />

a. Imunologi Klinik : Ujian Teori ; Ujian Praktikum dan Ujian<br />

Kompetensi Tahap Klinik<br />

b. Kimia Klinik : Ujian Hepatogastroenterologi ; Ujian Enzimologi ;<br />

Ujian Nefrologi, Keseimbangan Asam – Basa dan Elektrolit ;<br />

Ujian Nefrologi dan Cairan Tubuh ; Ujian Sistem Kardiovaskuler<br />

; Ujian Komprehensif ; Ujian Kompetensi Tahap Klinik<br />

c. Hematologi Klinik : Ujian I Manajemen ; Ujian II Eritrosit ; Ujian<br />

III Leukosit ; Ujian IV Hemostasis dan Transfusi ; Ujian<br />

Komprehensif OSCE dan Ujian Kompetensi Tahap Klinik<br />

d. Mikrobiologi Klinik : Ujian Teori ; Ujian Praktikum dan Ujian<br />

Kompetensi Tahap Klinik<br />

3. Ujian Kompetensi Tahap Klinik : Syarat untuk naik ke Tahap<br />

Aplikasi, setelah menyelesaikan Tahap Klinis di 4 (empat) divisi.<br />

4. Tahap Aplikasi :<br />

a. Imunologi Klinik : Ujian Teori ; Ujian Praktikum dan Ujian<br />

Kompetensi Tahap Aplikasi<br />

b. Kimia Klinik : Ujian Manajemen Laboratorium Kimia Klinik ;<br />

Ujian QC ; Ujian Endokrin ; Ujian Nefrologi ; Ujian<br />

Kardiovaskuler ; Ujian OSCE ; Ujian Komprehensif OSCE ;<br />

Ujian Kompetensi Tahap Aplikasi


270<br />

c. Hematologi Klinik : Ujian I Manajemen ; Ujian II Eritrosit ; Ujian<br />

III Leukosit ; Ujian IV Hemostasis dan Transfusi ; Ujian<br />

Komprehensif OSCE dan Ujian Kompetensi Tahap Aplikasi<br />

d. Mikrobiologi Klinik : Ujian Teori ; Ujian Praktikum dan Ujian<br />

Kompetensi Tahap Aplikasi<br />

5. Ujian Akhir : Karya Tulis Akhir (KTA) ; OSCE dan Ujian Nasional<br />

H. Pedoman Ujian<br />

Tata Cara Pelaksanaan Ujian :<br />

1. Ujian Divisi<br />

a. Ujian berupa ujian tertulis dan praktikum.<br />

b. Jadwal pelaksanaan ujian ditentukan oleh Kepala Divisi masing-masing.<br />

c. Jadwal ujian dibuat oleh Sekretariat Pendidikan setelah diusulkan<br />

oleh Kepala Divisi.<br />

d. Jadwal yang sudah ditentukan diinformasikan kepada yang<br />

bersangkutan/ Chief Residen 1 (satu) minggu sebelum ujian<br />

dilaksanakan.<br />

e. Sekretariat PPDS menyiapkan sarana dan prasarana untuk<br />

pelaksanaan ujian :<br />

- Absensi ujian<br />

- Kertas ujian<br />

- Soal ujian<br />

- Ruangan (konfrensi, ruang perpustakaan, ruang<br />

Sekretariat PPDS).<br />

f. Peserta ujian mengisi absen yang telah disediakan oleh<br />

Sekretariat Pendidikan.<br />

g. Lamanya ujian ditentukan oleh Kepala Divisi masing-masing.<br />

h. Ujian diawasi oleh Kepala Divisi masing-masing atau Sekretariat<br />

PPDS.<br />

1. Ujian Kompetensi<br />

a. Ujian Kompetensi dilaksanakan di Tahap Klinis setiap 6 (enam)<br />

bulan sekali pada bulan Februari dan Agustus.<br />

b. Ujian dilaksanakan setelah peserta PPDS menyelesaikan<br />

kewajiban berupa presentasi acara ilmiah dan ujian di 4 (empat)<br />

divisi yaitu :<br />

- Divisi Kimia Klinik<br />

- Divisi Hematologi Klinik<br />

- Divisi Imunologi Klinik<br />

- Divisi Mikrobiologi Klinik<br />

c. Tata cara ujian seperti ujian divisi, tetapi soal berasal dari seluruh<br />

divisi.


271<br />

I. Tata Tertib Meliputi :<br />

1. Tata Tertib Kegiatan Belajar Mengajar<br />

a. Mahasiswa dapat mengikuti kegiatan belajar mengajar bila telah<br />

memenuhi persyaratan administrasi yang ditetapkan oleh<br />

Universitas sehingga terdaftar sebagai mahasiswa Unpad.<br />

b. Mahasiswa harus hadir tepat waktu sesuai dengan ketentuan jam<br />

kerja atau yang telah dijadwalkan sebelumnya.<br />

c. Mahasiswa harus mematuhi berpakaian yang memenuhi etika<br />

berpakaian mahasiswa seperti yang telah ditetapkan pada<br />

pedoman umum kemahasiswaan atau yang lebih spesifik pada<br />

setiap program studi bersangkutan.<br />

d. Setiap mengikuti kegiatan belajar mengajar, mahasiswa harus<br />

mengisi daftar hadir mahasiswa.<br />

e. Mahasiswa harus mempersiapkan diri terlebih dahulu sebelum<br />

mengikuti kegiatan belajar mengajar dan melaksanakan setiap<br />

tugas yang diberikan yang terkait dengan kegiatan belajar<br />

mengajar yang diikuti.<br />

f. Mahasiswa yang tidak hadir karena alasan yang dapat<br />

dibenarkan, seperti :<br />

1. Sakit<br />

2. Terkena musibah<br />

3. Mendapat tugas dari Fakultas atau Universitas<br />

4. Atau alasan lain yang dapat dipertanggungjawabkan yang<br />

telah diajukan dan mendapat persetujuan sebelumnya, dapat<br />

meninggalkan kegiatan pendidikan setelah menyampaikan<br />

keterangan tertulis dari pihak yang berwenang (dokter atau<br />

Pimpinan Fakultas). Surat keterangan tersebut harus<br />

diserahkan kepada SBP paling lambat 1 (satu) hari kerja<br />

setelah ketidakhadiran kecuali untuk alasan (d) paling lambat<br />

2 hari sebelum ketidakhadiran. Kegiatan pendidikan yang<br />

ditinggalkan dengan alasan yang sah ini dapat digantikan<br />

dengan mengikuti kegiatan susulan yang sama atau<br />

kegiatan lainnya berdasarkan kebijakan dosen yang terkait.<br />

g. Apabila mahasiswa tidak dapat memenuhi ketentuan tersebut di<br />

atas, kehadirannya dianggap tidak memenuhi syarat. Mahasiswa<br />

yang tidak memenuhi ketentuan tersebut di atas, kehadirannya<br />

tidak memenuhi syarat. Mahasiswa yang tidak memenuhi syarat<br />

kehadiran 100% tidak boleh mengikuti ujian dan nilainya menjadi<br />

0 atau E non-akademis, serta tidak berhak mengikuti remedial di<br />

tahun yang bersangkutan.<br />

2. Tata Tertib Ujian


272<br />

a. Mahasiswa dapat mengikuti kegiatan ujian bila telah memenuhi<br />

persyaratan administrasi yang telah ditetapkan oleh Universitas<br />

sehingga terdaftar sebagai mahasiswa Unpad.<br />

b. Mahasiswa dapat mengikuti ujian bila telah memenuhi ketentuan<br />

mengikuti kegiatan belajar mengajar secara penuh.<br />

c. Mahasiswa harus hadir tepat waktu sesuai dengan ketentuan<br />

jadwal ujian yang telah ditetapkan sebelumnya.<br />

d. Mahasiswa harus mematuhi aturan berpakaian yang memenuhi<br />

etika berpakaian mahasiswa seperti yang telah ditetapkan pada<br />

pedoman umum kemahasiswaan atau yang lebih spesifik pada<br />

setiap program studi bersangkutan.<br />

e. Setiap mengikuti ujian mahasiswa harus mengisi daftar hadir.<br />

f. Mahasiswa harus membawa identitas diri resmi seperti Kartu<br />

Tanda Mahasiswa.<br />

g. Mahasiswa dilarang keras melakukan tindakan kecurangan pada<br />

saat ujian seperti mencontek, memberikan bantuan terhadap<br />

teman, mengambil bahan ujian tanpa izin, memotret atau<br />

melakukan tindakan lain yang mengganggu pelaksanaan ujian.<br />

3. Tata Tertib Absensi<br />

Tata tertib absensi terdiri dari absensi sidik jari dan absensi manual<br />

dengan peraturan sebagai berikut :<br />

a. Peserta PPDS wajib absensi sidik jari dan absensi manual di<br />

tempat yang telah disediakan pada pagi hari mulai pukul 07.00 –<br />

07.30 WIB dan sore hari minimal pukul 15.30 WIB untuk hari<br />

Senin sampai Kamis, sedangkan hari Jum’at minimal pukul 16.00<br />

WIB.<br />

b. Untuk peserta PPDS yang jaga malam tetap absensi jari pada<br />

keesokan paginya yaitu pukul 07.00 - 07.30 WIB dan absensi<br />

lepas jaga pada siang hari minimal pukul 12.00 WIB.<br />

c. Untuk peserta PPDS yang datang diatas pukul 07.30 WIB maka<br />

dianggap datang terlambat.<br />

4. Tata Tertib Kegiatan Ilmiah<br />

Kegiatan Ilmiah yang wajib dipresentasikan oleh Peserta PPDS di tiap divisi<br />

terdiri dari:<br />

a. Divisi Hematologi Klinik : Jurnal Inggris (JE) Tahap Dasar, Jurnal<br />

Inggris (JE), Tinjauan Pustaka (TP) untuk Tahap Klinik dan Tinjauan<br />

Kasus 1 (TK1) dan Tinjauan Kasus 2 (TK2) untuk Tahap Aplikasi.<br />

b. Divisi Kimia Klinik : Jurnal Inggris (JE) Tahap Dasar, Jurnal Inggris (JE),<br />

Tinjauan Pustaka (TP) untuk Tahap Klinik dan Tinjauan Kasus 1 (TK1)<br />

dan Tinjauan Kasus 2 (TK2) untuk Tahap Aplikasi.


273<br />

c. Divisi Imunologi Klinik : Jurnal Inggris (JE) Tahap Dasar Jurnal Inggris<br />

(JE), Tinjauan Pustaka (TP) untuk Tahap Klinik dan Tinjauan Kasus<br />

(TK) untuk Tahap Aplikasi.<br />

d. Divisi Mikrobiologi Klinik : Jurnal Inggris (JE) Tahap Dasar, Jurnal<br />

Inggris (JE), Tinjauan Pustaka (TP) untuk Tahap Klinik dan Tinjauan<br />

Kasus (TK) untuk Tahap Aplikasi.<br />

e. Tinjauan Pustaka<br />

Pelaksanaan Kegiatan Ilmiah terdiri dari :<br />

a. Jadwal Acara Ilmiah<br />

1. Peserta PPDS mempresentasikan tugas ilmiahnya (jurnal inggris,<br />

tinjauan pustaka, tinjauan kasus) berdasarkan jadwal yang sudah<br />

ditentukan sebelumnya pada surat pengantar masuk divisi.<br />

2. Apabila ada perubahan jadwal presentasi terlebih dahulu<br />

dikonfirmasikan kepada sekretariat PPDS untuk dijadwal ulang oleh<br />

KPS/ SPS setelah mengisi formulir revisi jadwal maju.<br />

3. Makalah dibagikan 3 (tiga) hari sebelum presentasi acara ilmiah dan<br />

1 (satu) minggu untuk presentasi thesis.<br />

b. Penilaian<br />

1. Peserta PPDS menyiapkan formulir penilaian untuk diisi oleh<br />

konsulen pembimbing dan penilai yang sudah ditandatangani oleh<br />

Kepala Departemen dan Ketua Program Studi.<br />

2. Hasil nilai akhir diperoleh dari jumlah rata-rata konsulen pembimbing<br />

dan penilai yang hadir kemudian diserahkan ke sekretariat PPDS.<br />

3. Nilai akan dimasukkan kedalam raport oleh sekretariat pendidikan<br />

dan ditandatangani pembimbing sesudah menyelesaikan perbaikan<br />

dan pekerjaan rumah.<br />

c. Pengarsipan<br />

1. Nilai kegiatan ilmiah diarsipkan di sekretariat PPDS.<br />

2. Makalah yang sudah dipresentasikan disimpan dalam bentuk<br />

hardcopy di sekretariat PPDS dan softcopy dalam bentuk CD yang<br />

disimpan di ruang KPS.<br />

3. Setiap Peserta PPDS yang sudah mempresentasikan kegiatan<br />

ilmiahnya wajib mengisi data tersebut kedalam arsip komputer.<br />

5. Tata Tertib Peminjaman Buku Perpustakaan<br />

Perpustakaan buka setiap hari kerja dari hari Senin – Jumat pukul 08.00 –<br />

15.30 WIB.<br />

Jam Pelayanan Perpustakaan hari Senin – Jumat pukul 13.00 – 15.00 WIB.<br />

a. Syarat Keanggotaan :<br />

1. Peserta PPDS Departemen Patologi Klinik UNPAD.<br />

2. Menyerahkan pas photo 2×3 sebanyak 1 lembar.


274<br />

3. Tidak dikenakan biaya administrasi.<br />

4. Kartu anggota TIDAK BOLEH hilang dan dipinjamkan pada<br />

pemakai lain.<br />

5. Kartu anggota disimpan di perpustakaan.<br />

6. Kartu anggota berlaku sampai dengan selesai masa pendidikan di<br />

Departeme Patologi Klinik dan menjadi salah satu syarat untuk<br />

pemberian rekomendasi brevet dan wisuda.<br />

b. Peminjaman :<br />

1. Peminjam adalah anggota perpustakaan Departemen Patologi<br />

Klinik.<br />

2. Jumlah peminjaman buku maksimal 1 (satu) buku.<br />

3. Batas peminjaman maksimal 3 (tiga) hari.<br />

4. Selain anggota perpustakaan HANYA boleh fotokopi saja. Biaya<br />

yang dikenakan sebesar Rp.300,00 (tiga ratus rupiah) per lembar.<br />

5. Untuk perpanjangan peminjaman buku berikutnya, apabila masih ada<br />

pinjaman HARUS dikembalikan terlebih dahulu, maksimal peminjaman<br />

buku HANYA 1 (satu) kali.<br />

c. Sanksi<br />

1. Terlambat mengembalikan buku dikenakan denda Rp. 5.000,00<br />

(lima ribu rupiah) per hari.<br />

2. Anggota yang menghilangkan buku harus diganti sesuai dengan<br />

buku aslinya.<br />

3. Apabila tidak memenuhi uang denda, maka keanggotaan yang<br />

bersangkutan akan dicabut.<br />

d. Tata Tertib Umum<br />

1. Pengunjung harap mengisi buku tamu.<br />

2. Dilarang membawa makanan / minuman kedalam ruangan<br />

perpustakaan.<br />

3. Dilarang berisik.<br />

6. Pindah Divisi<br />

Ketentuan pindah divisi :<br />

a. Peserta PPDS wajib melewati semua putaran divisi yaitu divisi Kimia<br />

Klinik, Hematologi Klinik, Imunologi Klinik, Mikrobiologi Klinik.<br />

b. Residen pindah divisi, apabila telah menyelesaikan semua kewajiban di<br />

divisi yang sudah dilewati yaitu :<br />

- Mempresentasikan kegiatan ilmiah berupa jurnal inggris, tinjauan<br />

kasus, tinjauan pustaka.


275<br />

- Apabila dalam setiap kegiatan ilmiah masih ada catatan / PR,<br />

peserta PPDS wajib mempresentasikan ulang dan disesuaikan<br />

dengan jadwal .<br />

- Telah melaksanakan ujian praktikum dan teori.<br />

- Telah melaksanakan ujian komprehensif.<br />

- Menyimpan dan menyerahkan arsip makalah ilmiah yang telah<br />

dipresentasikan untuk yang bersangkutan dan Sekretariat<br />

Pendidikan.<br />

- Menyerahkan CD ilmiah berupa softcopy.<br />

- Menyimpan dan memasukkan data kegiatan ilmiah ke dalam<br />

computer.<br />

- Menyelesaikan dan mengisi kegiatan LKK, Mini Lecture dan<br />

Perwalian seperti yang sudah tercantum di buku Log Kegiatan.<br />

c. Melengkapi data raport berdasarkan :<br />

- Judul makalah ilmiah<br />

- Nama moderator / pembimbing<br />

- Tanggal maju presentasi<br />

- Hasil nilai ilmiah<br />

- Tandatangan moderator / pembimbing<br />

d. Peserta PPDS melaporkan kepada sekretariat pendidikan untuk pindah<br />

divisi untuk dibuatkan Surat Keterangan dan Surat Pengantar pindah<br />

divisi berikutnya beserta jadwal kegiatan ilmiah.<br />

7. Perwalian<br />

a. Perwalian dilaksanakan sebulan sekali yang disesuaikan dengan jadwal<br />

dosen wali yang sudah ditunjuk.<br />

b. Jumlah masing-masing anak wali berjumlah 5 - 6 orang tiap dosen wali.<br />

c. Setiap akan perwalian, peserta PPDS mengambil dan mengembalikan<br />

berkas perwalian di sekretariat pendidikan dan mencatat kegiatan<br />

perwalian di buku Log Kegiatan.<br />

8. Ijin Dan Cuti<br />

Peserta PPDS diperbolekan untuk menggunakan hak ijin dan cuti selama<br />

dalam pendidikan.<br />

a. Ijin dan Cuti diberikan kepada peserta PPDS dengan ketentuan<br />

maksimal 8 (delapan) kali dalam setahun dengan tidak melebihi<br />

batas ketentuan di atas , apabila melebihi batas ketentuan tidak<br />

diperbolehkan untuk mengambil ijin atau cuti.<br />

b. Perhitungan ketentuan ijin dan cuti adalah jatah cuti tahunan<br />

dikurangi oleh banyaknya ijin yang sudah diambil.<br />

c. Tidak boleh mengambil cuti lebih dari 5 (lima) hari kerja di satu divisi<br />

yang sedang dijalani.<br />

d. Cuti diberikan untuk peserta PPDS yang telah menjalani 2 semester<br />

diperbolehkan mengambil cuti tahunan<br />

e. Cuti untuk kehamilan diberikan selama 3 bulan.


276<br />

f. Cuti 1 semester (6 bulan) dapat diambil bila ada keperluan mendesak<br />

setelah meminta ijin pada Kepala Departemen dan KPS .<br />

9. Tata Cara Presentasi Jurnal Inggris/ Tinjauan Pustaka/ Tinjauan<br />

Kasus<br />

a. Jadwal<br />

1. Sekretaris PPDS menyusun jadwal berdasarkan urutan surat<br />

pengantar bagian<br />

2. Presentasi ilmiah dilaksanakan setiap hari kerja<br />

3. Apabila terjadi perubahan jadwal presentasi, terlebih dahulu harus<br />

dikonfirmasikan kepada sekretariat PPDS.<br />

4. Makalah paling lambat dibagikan 3 (tiga) hari sebelum presentasi.<br />

5. Peserta PPDS mempresentasikan tugas ilmiahnya (jurnal,<br />

tinjauan kasus dan tinjauan pustaka) berdasarkan jadwal yang<br />

sudah ditentukan sebelumnya sesuai dengan jadwal yang<br />

tercantum pada surat pengantar masuk divisi.<br />

6. Pelaksanaan presentasi tugas ilmiah dalam sehari diisi maksimal<br />

2 (dua) kegiatan ilmiah.<br />

b. Penilaian<br />

1. Peserta PPDS menyiapkan formulir penilaian yang sudah<br />

ditandatangani oleh Kepala Departemen dan Ketua Program Studi<br />

untuk diisi oleh konsulen pembimbing dan penilai.<br />

2. Hasil nilai akhir diperoleh dari jumlah rata-rata nilai konsulen<br />

pembimbing dan penilai yang hadir.<br />

3. Formulir nilai yang telah diisi dan ditandatangani konsulen<br />

kemudian diserahkan ke sekretariat PPDS.<br />

4. Sekretariat PPDS menerima hasil penilaian kegiatan ilmiah<br />

Peserta PPDS yang sudah dipresentasikan.<br />

5. Apabila dalam formulir hasil presentasi ilmiah tidak ada catatan/<br />

saran/ PR, nilai dapat diisi oleh petugas sekretariat PPDS<br />

kedalam buku raport dan ditandatangani oleh pembimbing<br />

masing-masing.<br />

6. Apabila ada catatan/ saran/ PR yang harus dipresentasikan ulang,<br />

nilai untuk sementara belum diisi kedalam buku raport .<br />

7. Presentasi ulang dijadwalkan oleh masing-masing pembimbing.<br />

8. Nilai presentasi dikeluarkan oleh Sekretariat Pendidikan sesudah<br />

menyelesaikan prbaikan makalah dan presentasi PR.


277<br />

c. Pengarsipan<br />

1. Nilai kegiatan ilmiah diarsipkan di Sekretariat Pendidikan.<br />

2. Makalah yang sudah dipresentasikan disimpan dalam bentuk<br />

softcopy (CD) dan hardcopy di Sekretariat Pendidikan dan setiap<br />

peserta PPDS yang sudah mempresentasikan kegiatan ilmiahnya<br />

wajib mengisi data tersebut kedalam arsip komputer.<br />

10. Tata Cara Usulan Penelitian (UP)<br />

a. Peserta PPDS yang akan mengajukan UP terlebih dahulu meminta<br />

formulir pengajuan UP ke Sekretariat Pendidikan.<br />

b. Formulir pengajuan UP meliputi nama peserta didik, NPM, judul<br />

penelitian, waktu pelaksanaan, tanda tangan pembimbing I, II, dan III<br />

diisi oleh Peserta PPDS.<br />

c. Setelah formulir pengajuan UP lengkap disetujui dan ditandatangani<br />

oleh semua pembimbing kemudian diserahkan ke petugas Sekretariat<br />

Pendidikan untuk dibuatkan Surat Keputusan (SK) dan surat undangan.<br />

d. SK dan surat undangan UP yang telah ditandatangani oleh KPS dan<br />

Kepala Departemen selanjutnya diinformasikan kepada peserta PPDS.<br />

e. Peserta PPDS menyiapkan makalah, SK dan surat undangan, dalam 1<br />

(satu) map yang sudah diberi judul (cover) untuk diberikan kepada<br />

masing-masing konsulen 1 (satu) minggu sebelum pelaksanaan.<br />

f. Pelaksanaan UP dihadiri oleh para konsulen dan peserta PPDS.<br />

g. Formulir untuk penilaian UP menggunakan formulir penilaian UP dan<br />

formulir rekapitulasi nilai dari masing-masing konsulen.<br />

11. Tata Cara Seminar Hasil PeneLITIAN (SHP)<br />

a. Peserta PPDS yang akan mengajukan SHP terlebih dahulu meminta<br />

formulir pengajuan ke Sekretariat Pendidikan.<br />

b. Formulir pengajuan SHP yang meliputi nama peserta didik, NPM, judul,<br />

waktu pelaksanaan dan tanda tangan pembimbing I, II, dan III diisi oleh<br />

peserta didik.<br />

c. Setelah formulir pengajuan SHP lengkap dan disetujui oleh semua<br />

pembimbing, selanjutnya diserahkan ke petugas Sekretariat<br />

Pendidikan untuk dibuatkan Surat Keputusan (SK) dan undangan.<br />

d. SK dan surat undangan SHP yang telah ditandatangani oleh KPS dan<br />

Kepala Departemen selanjutnya diinformasikan kepada peserta PPDS.<br />

e. Peserta PPDS menyiapkan makalah, SK dan surat undangan, dalam 1<br />

(satu) map yang sudah diberi judul (cover) untuk diberikan kepada<br />

masing-masing konsulen 1 (satu) minggu sebelum pelaksanaan.<br />

f. Pelaksanaan SHP dihadiri oleh para konsulen dan peserta PPDS.<br />

g. Formulir untuk penilaian SHP menggunakan formulir penilaian SHP dan<br />

formulir rekapitulasi nilai dari masing-masing konsulen.


278<br />

12. Tata Tertib Sidang Tesis<br />

a. Tata cara bagi Peserta PPDS<br />

1. Peserta PPDS yang akan mengajukan Sidang terlebih dahulu<br />

meminta formulir pengajuan ke Sekretariat Pendidikan.<br />

2. Formulir pengajuan Sidang yang meliputi nama peserta didik,<br />

NPM, judul, waktu pelaksanaan, tanda tangan pembimbing I,<br />

II, dan III diisi oleh Peserta PPDS.<br />

3. Setelah formulir pengajuan Sidang lengkap dan disetujui oleh<br />

semua pembimbing, selanjutnya diserahkan ke petugas<br />

Sekretariat Pendidikan untuk dibuatkan Surat Keputusan (SK),<br />

dan undangan.<br />

4. SK dan surat undangan Sidang yang telah ditandatangani oleh<br />

KPS dan Kepala Departemen selanjutnya diinformasikan<br />

kepada peserta PPDS.<br />

5. Peserta PPDS menyiapkan makalah, SK dan surat undangan,<br />

dalam 1 (satu) map yang sudah diberi judul (cover) untuk<br />

diberikan kepada masing-masing konsulen 1 (satu) minggu<br />

sebelum pelaksanaan.<br />

6. Pelaksanaan Sidang hanya dihadiri oleh para konsulen.<br />

7. Formulir untuk penilaian Sidang menggunakan formulir<br />

penilaian Sidang dan formulir rekapitulasi nilai dari masingmasing<br />

konsulen.<br />

b. Tata cara persiapan petugas sekretariat PPDS<br />

1. Sebelum pelaksanaan Sidang ,Sekretariat Pendidikan akan<br />

mengeluarkan formulir penilaian attitude kepada para kepala<br />

divisi (Hematologi, Kimia Klinik, Mikrobiologi, dan Imunologi)<br />

sebagai salah satu persyaratan nilai akhir.<br />

2. Sekretariat Pendidikan menyiapkan map yang berisi Tata Cara<br />

Sidang, daftar honorarium Sidang, alokasi waktu Sidang,<br />

formulir attitude yang sudah ditandatangani oleh para kepala<br />

divisi, formulir berita acara, rekapitulasi kesimpulan nilai dan<br />

kewajiban yang harus dipenuhi oleh peserta PPDS.<br />

J. Jenis Pelanggaran dan Sanksi<br />

1. Penentuan Pelanggaran Akademik<br />

Drop out (DO) diusulkan bila:<br />

a. Peserta PPDS telah melewati 1,5 kali tahap yang ditentukan (tahap<br />

klinis seharusnya 81 minggu, batas ancaman DO lebih dari 162<br />

minggu).<br />

b. Pada tahap klinis 2 divisi tidak lulus secara berurutan (ujian dapat<br />

di-her 2 kali).


279<br />

c. Bila peserta PPDS tidak lulus (tidak berurutan) setelah mengulang<br />

ujian 2 kali di akhir tahap klinis dan tetap tidak lulus pada ujian<br />

ulang tersebut serta telah mendapat tugas jaga utama.<br />

d. Ketentuan diatas berlaku pula untuk tahap aplikasi.<br />

2. Peringatan Pelanggaran Akademik<br />

a. Surat peringatan pertama akan disampaikan oleh KPS kepada<br />

kepala divisi terkait, peserta PPDS yang bersangkutan, dan dosen<br />

wali pada saat peserta PPDS telah melewati waktu yang<br />

ditentukan untuk divisi terkait, tembusan akan disampaikan<br />

kepada Kepala Departemen.<br />

b. Peringatan Kedua, peserta PPDS akan dipanggil oleh KPS,<br />

didampingi oleh kepala divisi dan / atau dosen wali sesudah<br />

terlambat 4 minggu untuk divisi kimia/hematologi atau 2 minggu<br />

untuk divisi serologi/mikrobiologi, hasil pertemuan akan dilaporkan<br />

kepada Kepala Departemen.<br />

c. Peringatan Ketiga, pemberian sanksi (pengadaan text book)<br />

sesudah 4 minggu berikutnya untuk divisi kimia/hematologi, 2<br />

minggu berikutnya untuk divisi serologi/mikrobiologi, dan akan<br />

dibuat laporan pada Kepala Departemen.<br />

d. Untuk penentuan keputusan DO (Drop Out) harus disepakati oleh<br />

Kepala Departemen.<br />

16. Program Studi Radiologi<br />

Substansi<br />

Kolegium Radiologi Indonesia menetapkan modul yang kemudian<br />

disesuaikan dengan subdivisi yang berlaku di Departemen Radiologi FK<br />

Unpad/RSHS yaitu:<br />

1. Radiologi Emergensi<br />

2. Radiologi Toraks<br />

3. Radiologi Pediatrik<br />

4. Neuroimejing<br />

5. Radiologi Kepala dan Leher<br />

6. Radiologi Traktus Gastrointestinal<br />

7. Radiologi Traktus Genitourinarius<br />

8. Radiologi Muskuloskeletal<br />

9. Radiologi Payudara dan Small Parts<br />

10. Radiologi Intervensional<br />

11. Kedokteran Nuklir<br />

12. Biomolekular imejing


280<br />

Lama Pendidikan PPDS Radiologi<br />

Proses pendidikan dokter spesialis Radiologi FK Unpad, sesuai dengan<br />

Surat Keputusan Kolegium Radiologi Indonesia (KRI) No. 4/SK/X/2011 tertanggal<br />

8 November 2011, ditempuh selama minimal 7 semester sampai dengan<br />

maksimal 11 semester.<br />

Batasan waktu pendidikan terhitung sejak terdaftar sebagai mahasiswa<br />

semester pertama. Batasan waktu studi terhitung sejak terdaftar sebagai<br />

mahasiswa pada semester pertama.<br />

Beban studi kumulatif<br />

Beban studi kumulatif adalah besarnya beban studi kumulatif yang<br />

diperlukan untuk menyelesaikan PPDS Radiologi FK Unpad. Pendidikan sarjana<br />

kedokteran dilalui setelah menempuh 105 SKS.<br />

Jenjang Selama Pendidikan<br />

Jenjang PPDS Radiologi dibagi menjadi 3 tahap:<br />

1. Tahap 1 (Jenjang Dasar):<br />

Peserta: PPDS semester I<br />

Lama: 6 Bulan<br />

Pembekalan: tentang materi-materi dasar mengacu pada modulmodul<br />

yang diterbitkan oleh Kolegium<br />

Evaluasi: melalui ujian dengan materi dasar tersebut di atas.<br />

Lulus langsung, dengan bukti sertifikat kompetensi sesuai Tahap I:<br />

Tahap I lanjut ke jenjang Tahap 2<br />

Tidak Lulus; Maksimal 3 kali dapat masuk lanjut ke jenjang Tahap<br />

2<br />

2. Tahap 2 (Jenjang Lanjut)<br />

Peserta: PPDS yang lulus Jenjang Dasar<br />

Lama: 15 bulan<br />

Evaluasi: melalui ujian dengan materi modul- modul lanjut yang<br />

membekali PPDS tentang aspek pengenalan lanjutan<br />

pengetahuan keprofesionalan seperti Radiologi Emergensi,<br />

Radiologi Toraks, Radiologi Pediatrik, Neuroimejing, Radiologi<br />

Kepala dan Leher, Radiologi Traktus Gastrointestinal, Traktus<br />

Genitourinarius, Radiologi Muskuloskeletal, Radiologi Payudara<br />

dan Small Parts, Radiologi intervensional, Kedokteran Nuklir,<br />

Biomolekular imejing dan pengetahuan khusus tentang Radiofisika<br />

dan proteksi radiasi, disertai pengembangan pelatihan ketrampilan<br />

penggunaan ultrasonografi, pelaksanaan prosedur-prosedur<br />

radiologi dan angiografi.<br />

Lulus Langsung, dengan bukti sertifikat kompetensi sesuai Tahap I:<br />

Tahap II lanjut ke jenjang Tahap III<br />

Tidak lulus: Maksimal 3 kali dapat masuk lanjut ke jenjang Tahap 3<br />

3. Tahap 3 (Jenjang Mandiri)<br />

Peserta: PPDS yang lulus Jenjang Lanjut<br />

Lama: 13 bulan


281<br />

Pembekalan: melatih kemandirian dalam mengenali, menganalisis<br />

dan mendiagnosis melalui pengetahuan keprofesionalan seperti<br />

Radiologi Emergensi, Radiologi Toraks, Radiologi Pediatrik,<br />

Neuroimejing, Radiologi Kepala dan Leher, Radiologi Traktus<br />

Gastrointestinal, Traktus Genitourinarius, Radiologi<br />

Muskuloskeletal, Radiologi Payudara dan Small Parts, Radiologi<br />

intervensional, Kedokteran Nuklir, Biomolekular imejing dan<br />

pengetahuan khusus tentang Radio fisika dan proteksi radiasi,<br />

disertai pengembangan pelatihan ketrampilan penggunaan<br />

ultrasonografi, pelaksanaan prosedur-prosedur radiologi dan<br />

angiografi.<br />

Evaluasi: melalui ujian dengan materi modul- modul lanjut yang<br />

membekali PPDS tentang aspek pengenalan lanjutan<br />

pengetahuan keprofesionalan seperti Radiologi Emergensi,<br />

Radiologi Toraks, Radiologi Pediatrik, Neuroimejing, Radiologi<br />

Kepala dan Leher, Radiologi Traktus Gastrointestinal, Traktus<br />

Genitourinarius, Radiologi Muskuloskeletal, Radiologi Payudara<br />

dan Small Parts, Radiologi intervensional, Kedokteran Nuklir,<br />

Biomolekular imejing dan pengetahuan khusus tentang Radio fisika<br />

dan proteksi radiasi, disertai pengembangan pelatihan ketrampilan<br />

penggunaan ultrasonografi, pelaksanaan prosedur-prosedur<br />

radiologi dan angiografi.<br />

Lulus langsung, dengan bukti sertifikat kompetensi sesuai Tahap II:<br />

Tahap III mengikuti ujian BPNRI<br />

Tidak lulus: Maksimal 3 kali dapat masuk lanjut ke jenjang Tahap 3<br />

Dalam pelaksanaannya PPDS akan melewati proses pembelajaran dan<br />

pelatihan ketrampilan di setiap stase/divisi. Proses pembelajaran dan pelatihan<br />

ketrampilan yang diberikan dalam bentuk foto reading, morning report, laporan<br />

kasus, journal reading, referat, kuliah umum, kuliah pakar, dan kegiatan<br />

praktikum/ketrampilan.


282<br />

Time Schedule PPDS Radiologi (7 Semester)<br />

TAHAP PENDIDIKAN PPDS RADIOLOGY FKUP / RSHS<br />

INV<br />

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42<br />

BPNRI<br />

ORI U U U U BPNRI<br />

J J J J BPNRI<br />

TH I I I I BPNRI<br />

GI A A A A BPNRI<br />

UG N N N N BPNRI<br />

USG BPNRI<br />

MSK<br />

Usulan Penelitian Tesis Ujian tesis<br />

BPNRI<br />

NEU J BPNRI<br />

E J P BPNRI<br />

TH N E R BPNRI<br />

GI J J N A BPNRI<br />

UG E A J BPNRI<br />

USG N N A B BPNRI<br />

MSK J G N P BPNRI<br />

INV A G N BPNRI<br />

NEU N R BPNRI<br />

G I BPNRI<br />

TH M BPNRI<br />

GI A N BPNRI<br />

UG D L N A BPNRI<br />

USG A A D S BPNRI<br />

MSK S N I I BPNRI<br />

INV A J R 0<br />

NEURO R U I N BPNRI<br />

T A BPNRI<br />

NUKLIR (Jakarta) L BPNRI<br />

OB-GYN BPNRI<br />

RAD TH BPNRI<br />

Orto BPNRI<br />

KETERANGAN 9<br />

ORI ORIENTASI PENGENALAN 5 Jurnal<br />

TH THORAK 3 Refreat<br />

GI GASTROINTESTINAL 1 Kasus<br />

UG UROGENITAL<br />

USG ULTRASONOGRAPI<br />

MSK MUSKULOSKELETAL<br />

INV INTERVENSI<br />

NEU NEUROIMAGING<br />

JARAK USULAN PENELITIAN (UP) DENGAN UJIAN TESIS MINIMAL 6 BULAN


283<br />

Selama pendidikan, PPDS harus mengikuti dan menjalani stase-stase:<br />

1. Stase emergensi<br />

2. Stase neuroimejing<br />

3. Stase toraks: Respiratorius & Kardiovaskuler<br />

4. Stase prosedur (genitourinari dan gastrointestinal)<br />

5. Stase muskuloskeletal dan intervensi<br />

6. Stase ultrasonografi<br />

7. Stase Radioterapi<br />

8. Stase Nuklir<br />

9. Stase Obstetri Ginekologi<br />

10. Stase Rumah Sakit Jejaring<br />

Tugas dan Kegiatan Ilmiah<br />

1 Foto reading: dilakukan setiap hari di dalam masing-masing stase<br />

dibimbing oleh Dosen yang telah ditentukan (sesuai kompetensi<br />

konsulen).<br />

3 Morning report: dilakukan setiap hari, disampaikan oleh peserta PPDS<br />

yang menjalani tugas jaga malam sebelumnya dibimbing oleh Dosen.<br />

4 Laporan kasus: pemaparan sebuah kasus yang telah disetujui oleh<br />

Dosen pembimbing sebelumnya dan disampaikan dalam jam acara<br />

ilmiah. Seorang peserta PPDS Radiologi diwajibkan menyampaikan 1<br />

kasus selama masa pendidikan.<br />

5 Journal reading: pemaparan sebuah journal internasional yang telah<br />

disetujui oleh Dosen pembimbing sebelumnya dan disampaikan<br />

dalam jam acara ilmiah. Seorang peserta PPDS Radiologi diwajibkan<br />

menyampaikan 6 journal internasional selama masa pendidikan.<br />

6 Referat pemaparan sebuah referat yang telah disetujui oleh Dosen<br />

pembimbing sebelumnya dan disampaikan dalam jam acara ilmiah.<br />

Seorang peserta PPDS Radiologi diwajibkan menyampaikan 6 referat<br />

selama masa pendidikan.<br />

7 Kuliah umum: perkuliahan yang disampaikan oleh Dosen pengampu<br />

Radiologi baik untuk kalangan internal Departemen Radiologi maupun<br />

terbuka untuk kalangan eksternal. Kegiatan perkuliahan ini terjadwal dan<br />

diselenggarakan minimal 1 x dalam setiap bulannya.<br />

8 Kuliah pakar: Perkuliahan oleh dosen dalam dan luar negeri (luar<br />

institusi) yang disampaikan oleh Dosen Luar Biasa atau Pakar Bidang<br />

tertentu. Kegiatan perkuliahan ini terjadwal dan diselenggarakan minimal<br />

1 x dalam setiap bulannya.<br />

9 Tutorial: diskusi khusus per kelompok dipandu oleh seorang Dosen<br />

pembimbing yang dilakukan terjadwal 1 x dalam setiap bulannya.<br />

10 Join conference: pemaparan sebuah kasus yang dibahas bersamasama<br />

dengan departemen lain sesuai permasalahan kasus klinis yang<br />

diangkat dan disampaikan dalam jam acara ilmiah. Kegiatan ini diikuti<br />

olehPPDS PPDS beserta seorang Dosen pembimbing yang telah<br />

ditentukan sebelumnya.


284<br />

11 Jaga malam: kegiatan di unit emergensi yang dijalani oleh PPDS<br />

secara terjadwal setiap bulannya selama 5 semester pertama. Di hari<br />

kerja mulai dari pukul 15.30 sampai pukul 07.00, serta di hari libur.<br />

12 Pembuatan poster ilmiah/free paper: pemaparan sebuah kasus yang<br />

telah disetujui oleh Dosen pembimbing sebelumnya dan disampaikan<br />

dalam bentuk poster atau presentasi free paper dalam suatu seminar .<br />

Seorang peserta PPDS Radiologi diwajibkan menyampaikan 1 poster<br />

ilmiah atau 1 free paper selama masa pendidikan.<br />

13 Seminar dan Workshop Radiologi: seluruh peserta PPDS radiologi<br />

wajib mengikuti minimal 5 seminar/workshop/PIT Radiologi selama<br />

mengikuti program pendidikan<br />

14 Praktikum/ketrampilan: semua jenis keterampilan yang disesuaikan<br />

dengan kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang PPDS Radiologi<br />

(kemampuan/keterampilan anamnesis, ketrampilan ultrasonografi,<br />

keterampilan melaksanakan prosedur-prosedur pemeriksaan radiologi,<br />

interpretasi foto konvensional, dan lain-lain).<br />

15 Magang: kegiatan komprehensif pengaplikasian ilmu yang dijalani<br />

seorang PPDS di rumah sakit atau instansi jejaring.<br />

16 Penelitian/tugas akhir: di akhir masa pendidikan, peserta PPDS<br />

Radiologi diwajibkan membuat 1 buah penelitian dengan judul yang<br />

sudah disetujui oleh Dosen pembimbing dan disampaikan dalam sidang<br />

usulan penelitian serta sidang tugas akhir, sebagai syarat ujian nasional<br />

(BPNRI).<br />

Kegiatan bidang ini diberi 1 satuan kredit semester (SKS) untuk setiap<br />

54 jam kegiatan per semester. Pedoman umum untuk menentukan nilai kredit<br />

semester:<br />

WXN = nilai kredit semester<br />

54<br />

Di mana:<br />

W = Waktu rata-rata yang diperlukan oleh peserta untuk melaksanakan suatu<br />

pemeriksaan atau tindakan.<br />

N = Jumlah penderita, tindakan, bahan atau masalah yang dianggap cukup<br />

untuk memberikan pengalaman, sehingga mampu melakukan sendiri.<br />

Jadi:<br />

1 SKS = 18 jam kuliah (kognitif)<br />

1 SKS = 54 jam praktek (psikometri )<br />

Semester Kode Modul Nama Modul Bobot sks<br />

(1) (2) (3) (4)<br />

I<br />

Orientasi<br />

Tahap 1 C21O001 Toraks-1 3,5


285<br />

C21O002 Muskuloskeletal-1 2<br />

C21O0<strong>03</strong> Traktus gastrointestinal-1 2,5<br />

C21O004 Traktus genitourinaria-1 2<br />

C21O005 Neuroradiologi -1 2<br />

C21O006 Emergensi-1 2<br />

TOTAL 14<br />

II-IV C21O007 Toraks-2 7<br />

Tahap 2 C21O008 Muskuloskeletal-2 4<br />

C21O009 Traktus gastrointestinal-2 4<br />

C21O010 Traktus genitourinaria-2 4<br />

C21O011 Neuroradiologi -2 4<br />

C21O012 Pediatrik-1 3<br />

C21O013 Radiologi intervensi-1 2<br />

C21O014 Kepala –leher* 3<br />

C21O015 Radiologi Fisika dan Proteksi Radiasi 4<br />

C21O016 Emergensi-2 5<br />

TOTAL 40<br />

V-VI C21O017 Toraks-3 8<br />

Tahap 3A C21O018 Muskuloskeletal-3 4<br />

C21O019 Traktus gastrointestinal-3 4<br />

C21O020 Traktus genitourinaria-3 4<br />

C21O021 Neuroradiologi -3 4<br />

C21O022 Pediatrik-2 3<br />

C21O023 Radiologi intervensi-2 2<br />

C21O024 Payudara 4<br />

C21O025 Emergensi-3 5<br />

TOTAL 38<br />

VII<br />

Ketrampilan khusus:<br />

Tahap 3B C21O026 Biomolekular imejing 2<br />

C21O027 Kedokteran Nuklir 1<br />

C21O028 Radioterapi 1<br />

C21O029 Obstetri & ginekologi 1<br />

C21O<strong>03</strong>0 Penelitian dan Tugas Akhir 8<br />

TOTAL 13<br />

TOTAL SKS 105


286<br />

No.<br />

Tahap pendidikan<br />

Kode<br />

Kepaniteraan<br />

Jenis<br />

Kepaniteraan<br />

Lama<br />

Pelaksa<br />

naan<br />

(bulan)<br />

Kelengkapan*<br />

(1) (2) (3) (4) (5)<br />

1 Toraks (tahap 1) 2 Modul torak<br />

Modul emergensi<br />

2 Toraks (tahap 2) 3 Modul torak<br />

Modul pediatrik<br />

Modul emergensi<br />

3 Toraks (tahap 3) 4 Modul torak<br />

Modul pediatrik<br />

Modul payudara<br />

Modul emergensi<br />

4 Muskuloskeletal 1 Modul muskuloskeletal<br />

Modul emergensi<br />

5 Muskuloskeletal-<br />

Intervensi (Tahap<br />

1)<br />

6 Muskuloskeletal-<br />

Intervensi (Tahap<br />

2)<br />

7 Neuroimejing<br />

(Tahap 1)<br />

8 Neuroimejing<br />

(Tahap 2)<br />

9 Neuroimejing<br />

(Tahap 3)<br />

10 Ultrasonografi<br />

(Tahap 1)<br />

3 Modul muskuloskeletal<br />

Modul radio. intervensi<br />

Modul kepala-leher<br />

Modul pediatrik<br />

Modul emergensi<br />

2 Modul muskuloskeletal<br />

Modul radio. intervensi<br />

Modul pediatrik<br />

Modul emergensi<br />

1 Modul neuroradiologi<br />

Modul emergensi<br />

3 Modul neuroradiologi<br />

Modul pediatrik<br />

Modul kepala-leher<br />

Modul emergensi<br />

2 Modul neuroradiologi<br />

Modul pediatrik<br />

Modul emergensi<br />

1 Modul Gastrointestinal<br />

Modul genitourinaria<br />

Modul thorak<br />

Modul muskuloskeletal


287<br />

11 Ultrasonografi<br />

(Tahap 2)<br />

12 Ultrasonografi<br />

(Tahap 3)<br />

13 Prosedur GI/UG<br />

(Tahap 1)<br />

14 Prosedur GI/UG<br />

(Tahap 2)<br />

15 Prosedur GI/UG<br />

(Tahap 3)<br />

16 Kepaniteraan/<br />

Stase Luar<br />

17 Tugas akhir/tesis 4<br />

TOTAL 3<br />

3 Modul Gastrointestinal<br />

Modul genitourinaria<br />

Modul torak<br />

Modul pediatrik<br />

Modul muskuloskeletal<br />

Modul kepala-leher<br />

Modul emergensi<br />

3 Modul Gastrointestinal<br />

Modul genitourinaria<br />

Modul torak<br />

Modul pediatrik<br />

Modul muskuloskeletal<br />

Modul payudara<br />

Modul emergensi<br />

1 Modul Gastrointestinal<br />

Modul genitourinaria<br />

Modul emergensi<br />

3 Modul Gastrointestinal<br />

Modul genitourinaria<br />

Modul pediatrik<br />

Modul emergensi<br />

2 Modul Gastrointestinal<br />

Modul genitourinaria<br />

Modul pediatrik<br />

Modul emergensi<br />

4 Radioterapi<br />

Kedokteran Nuklir<br />

Obstetri ginekologi<br />

RS Jejaring<br />

Modul Radiologi Fisika dan Proteksi radiasi dilakukan di semester II dan III dalam<br />

bentuk tutorial/perkuliahan 2 jam / minggu.<br />

Modul Biomolekuler imejing dilakukan di semester VII dalam bentuk<br />

tutorial/perkuliahan 2 jam / minggu.


288<br />

Kepaniteraan khusus yang akan dijalani PPDS di semester 7 adalah sebagai<br />

berikut:<br />

No.<br />

Kode<br />

Lama Pelaksanaan<br />

Jenis Kepaniteraan<br />

Kepaniteraan<br />

(bulan)<br />

(1) (2) (3) (4)<br />

1 - Radioterapi 1<br />

2 - Kedokteran nuklir 1<br />

3 - Obstetri Ginekologi 1<br />

4 RS Jejaring 1<br />

TOTAL 4<br />

Setiap PPDS wajib membuat/melakukan:<br />

- Jurnal reading : 5<br />

- Referat/Laporan Kasus : 3<br />

- Free Paper/Poster : 1<br />

- Seminar/Workshop : minimal 5<br />

- Tugas akhir : usulan penelitian/tesis 1<br />

Pelaksanaan Pembimbingan Tesis<br />

Prosedur Tesis (Tugas Akhir):<br />

1. Usulan judul dapat dimulai sejak semester V. Proposal dapat diajukan pada<br />

semester V. Peserta yang bersangkutan<br />

2. Setiap PPDS mengajukan judul tesis kepada Divisi Litbang Departemen<br />

Radiologi, kemudian dilakukan pembimbingan oleh dosen pembimbing tesis<br />

yang telah ditentukan dengan menunjukkan Log Book yang sudah<br />

ditandatangani oleh konsulen.<br />

3. Syarat: PPDS sudah dinyatakan lulus tahap I dan tahap II dengan nilai ratarata<br />

minimal (B) dan telah melaksanakan tugas ilmiah (pembacaan jurnal<br />

dan referat) minimal 75% dari keseluruhan.<br />

4. PPDS melakukan bimbingan Tesis sebelum melakukan presentasi proposal<br />

(Sidang Usulan Penelitian).<br />

5. PPDS memperbaiki/melengkapi sesuai hasil Sidang Usulan Penelitian di<br />

bawah bimbingan dosen pembimbing tesis.<br />

6. PPDS mengajukan Ethical Clearance, setelah mendapat persetujuan dari<br />

Komite Etika Kedokteran.<br />

7. PPDS sudah dapat melakukan penelitian sambil melakukan bimbingan<br />

kemudian melakukan presentasi/sidang tesis.<br />

8. PPDS memperbaiki/melengkapi tesis sesuai hasil Sidang Tesis.


289<br />

Sistem evaluasi:<br />

Untuk menilai keberhasilan proses pembelajaran PPDS selama 7 semester<br />

melalui:<br />

i. Penilaian Psikomotor<br />

ii. Penilaian Pengetahuan<br />

iii. Penilaian Keterampilan<br />

iv. Penilaian Perilaku/Etika/Sopan Santun<br />

v. Penilaian Sumatif<br />

vi. Penilaian Formatif<br />

Penilaian psikomotor<br />

1 Penilaian berdasarkan kemampuan psikomotor/keterampilan PPDS<br />

dalam melakukan keterampilan yang harus dikuasai oleh seorang<br />

lulusan program studi Radiologi.<br />

2 Penilaian dilakukan oleh Dosen Pembimbing dan dilakukan saat<br />

pelaksanaan praktikum dan di setiap ujian subdivisi dan ujian tahap.<br />

Penilaian pengetahuan, keterampilan, dan perilaku/etika/sopan santun<br />

PPDS dievaluasi oleh seluruh konsulen setiap hari selama kegiatan belajar<br />

PPDS secara lisan maupun tertulis<br />

Penilaian Sumatif<br />

Penilaian dilakukan pada setiap PPDS selama pendidikan, terdiri atas:<br />

1. Ujian subdivisi: ujian yang dijalani setiap PPDS setiap kali<br />

menyelesaikan satu masa kepaniteraan di stase tertentu.<br />

2. Ujian tahap: ujian yang dijalani setiap PPDS setiap kali menyelesaikan<br />

satu tahap tertentu.<br />

3. Sidang tesis.<br />

4. Ujian Pra BPNRI.<br />

5. Ujian Akhir BPNRI: ujian yang dilaksanakan di akhir masa pendidik<br />

Ujian Subdivisi:<br />

1. Seorang PPDS dapat menjalani ujian subdivisi bila telah menyelesaikan<br />

tugas-tugas di subdivisi (jurnal, referat atau laporan kasus)<br />

2. Apabila belum menyelesaikan tugas-tugas subdivisi maka tidak diizinkan<br />

untuk mengikuti ujian, dan harus mengulang di subdivisi tersebut selama<br />

1 bulan dan tidak mengikuti rotasi.<br />

3. Apabila telah menyelesaikan tugas-tugas subdivisi, yang bersangkutan<br />

berhak mengikuti ujian subdivisi.<br />

4. Apabila yang bersangkutan lulus ujian maka berhak untuk meneruskan<br />

rotasi kepaniteraannya, jika tidak lulus pada ujian I maka yang<br />

bersangkutan harus mengulang/mengikuti ujian kedua<br />

5. Bila ujian kedua tidak lulus maka yang bersangkutan harus mengulang<br />

di subdivisi tersebut selama 1 bulan dan mengikuti ujian ketiga.


290<br />

6. Bila pada ujian ketiga tidak lulus yang bersangkutan harus mengulang di<br />

subdivisi tersebut sesuai lama pendidikan di subdivisi tersebut dan<br />

mengikuti ujian keempat.<br />

7. Pada ujian keempat, yang bersangkutan dipertimbangkan untuk<br />

menjalani ujian di depan tim penguji.<br />

Ujian tahap<br />

1. Seorang PPDS dapat menjalani ujian tahap bila telah<br />

menyelesaikan/menjalani semua subdivisi dan telah dinyatakan lulus<br />

dalam semua ujian subdivisi di tahap tersebut.<br />

2. Apabila belum menyelesaikan /menjalani semua subdivisi dan telah<br />

dinyatakan lulus dalam semua ujian subdivisi maka tidak diizinkan untuk<br />

mengikuti ujian dan tidak boleh meneruskan rotasi.<br />

4. Apabila yang bersangkutan lulus ujian tahap maka berhak untuk<br />

meneruskan rotasi kepaniteraannya ke tahap berikutnya, jika tidak lulus<br />

pada ujian I maka yang bersangkutan harus mengulang/mengikuti ujian<br />

kedua<br />

5. Bila ujian kedua tidak lulus maka yang bersangkutan harus mengulang<br />

di tahap tersebut kemudian mengikuti ujian ketiga.<br />

7. Apabila ujian ketiga tidak lulus, maka yang bersangkutan<br />

dipertimbangkan untuk di drop out.<br />

Sidang Tesis<br />

1. Seorang PPDS dapat menjalani sidang tesis bila telah<br />

menyelesaikan/menjalani semua subdivisi, tahap dan stase khusus,<br />

serta telah dinyatakan lulus dalam semua ujian di seluruh bagian<br />

tersebut.<br />

2. Sidang tesis dapat dilaksanakan setelah PPDS menjalani Sidang Usulan<br />

Proposal (UP) dan menyelesaikan perbaikan UP dengan bimbingan<br />

dosen pembimbing.<br />

3. Sidang tesis akan diselenggarakan bila dihadiri minimal oleh 3 orang<br />

penguji, 1 orang pembimbing, dan 1 orang wakil dari Divisi Litbang.<br />

Ujian Akhir (BPNRI)<br />

Persyaratan mengikuti ujian BPNRI :<br />

1. Telah menyelesaikan masa pendidikan selama 7 semester dan<br />

dilaksanakan pada akhir semester 7.<br />

2. Telah menyelesaikan tugas-tugas di subdivisi, telah lulus ujian subdivisi,<br />

telah menyelesaikan tesis dan menjalani sidang tesis.<br />

3. Telah lulus ujian pra BPNRI.<br />

Pelaksanaan ujian BPNRI disesuaikan dengan aturan yang dikeluarkan oleh<br />

Kolegium Radiologi.


291<br />

Penilaian formatif/afektif<br />

1. Penilaian berdasarkan pada perilaku keseharian, keaktifan dalam<br />

diskusi, kehadiran, sopan santun, etika dan ketrampilan perilaku<br />

profesional.<br />

2. Penilaian dilakukan oleh para staf pengajar dan menjadi pertimbangan<br />

saat kelulusan di setiap ujian subdivisi dan ujian tahap.<br />

Pedoman Evaluasi<br />

Pedoman evaluasi mengacu kepada pedoman evaluasi FK UNPAD yaitu :<br />

Nilai Angka Nilai Huruf Nilai Mutu<br />

80 - 100 A 4.00<br />

68 - 79 B 3.00<br />

56 - 67 C 2.00<br />

45 - 55 D 1.00<br />

≤ 44 E 0<br />

Nilai batas Lulus : B<br />

Cara penghitungan IPK<br />

IPK = Bobot nilai x sks<br />

∑ sks<br />

Kualifikasi kelulusan disesuaikan dengan Index Prestasi Kumulatif<br />

Predikat<br />

IPK<br />

Memuaskan 3.00 – 3.49<br />

Sangat memuaskan 3.50 – 3.79<br />

Cum laude 3.80 – 4.00<br />

Predikat kelulusan cum laude diberikan kepada lulusan yang menyelesaikan<br />

masa studi tepat waktu dan diperoleh tanpa mengulang mata ajar.<br />

Tata Tertib<br />

Meliputi :<br />

Daftar hadir setiap hari masuk Pk. 07.00 WIBB tepat waktu<br />

Pulang Pk. 15.30 WIBB tepat waktu<br />

Mengikuti seluruh kegiatan ilmiah antara lain (minimal 90% selama PPDS<br />

dengan persetujuan konsulen dan KPS)<br />

Morning report<br />

Journal reading<br />

Referat


292<br />

<br />

<br />

<br />

Laporan kasus<br />

Tesis<br />

Kuliah<br />

Hal pokok pada proses belajar-mengajar di PPDS yang perlu dicermati dalam<br />

kaitannya dengan tata tertib para PPDS<br />

1. Tidak boleh merokok di lingkungan fakultas dan rumah sakit<br />

2. Tidak diperkenankan menggunakan obat-obatan psikotropika/narkotika<br />

maupun minuman keras.<br />

3. Tidak diperkenankan membawa senjata api, senjata tajam, petasan dan<br />

bahan yang mudah meledak.<br />

4. Berperilaku sopan terhadap pengajar, sejawat, petugas dan pasien serta<br />

keluarganya di lingkungan radiologi dan RSUP dr. Hasan Sadikin <br />

sesuai dengan 5 S dalam SIGAP (senyum, sapa, salam, sopan, santun).<br />

5. Senantiasa menjaga kebersihan dan keindahan lingkungan radiologi<br />

dan RSHS<br />

6. Hadir 15 menit sebelum jadwal kegiatan dimulai<br />

7. Tidak boleh meninggalkan ruangan selama acara ilmiah, kecuali seijin<br />

konsulen<br />

8. Selama kegiatan selalu bersikap sopan dan santun, memberikan<br />

perhatian dan partisipasi penuh<br />

9. Mematuhi peraturan-peraturan umum<br />

Tata tertib berpakaian<br />

1. Sopan dalam berpakaian<br />

2. Pakaian yang digunakan dalam kegiatan akademik rapih, bersih, sopan<br />

dan sesuai dengan suasana Rumah Sakit maupun tempat pelayanan<br />

kesehatan.<br />

3. Memakai jas putih<br />

Pengaturan Jam Kerja<br />

<br />

Mengacu pada surat Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara RI<br />

nomor 05/M.PAN/1/20<strong>03</strong> tanggal 7 Januari 20<strong>03</strong> tentang penetapan jam<br />

kerja<br />

Jam kerja PPDS Radiologi FK UNPAD 5 (lima) hari kerja :<br />

Hari Senin s.d Kamis : 07.00 s.d. 15.30<br />

Hari Jumat : 07.00 s.d 16.00<br />

<br />

<br />

Jam jaga PPDS Radiologi<br />

Hari Senin s.d Jumat : 15.30 s.d 07.00<br />

Hari Sabtu s.d Minggu : shift pagi 07.00 s.d 19.00<br />

shift malam 19.00 s.d 07.00<br />

Selalu melakukan absensi biometric (sidik jari)


293<br />

Tertib meliputi:<br />

Administratif<br />

Akademis<br />

Etika<br />

Tertib Administratif :<br />

Tujuan : Agar PPDS disiplin dalam kepatuhan terhadap Tata Tertib Selama<br />

pendidikan<br />

Meliputi :<br />

1 Tertib kehadiran/jam datang<br />

2 Tertib Belajar sehari/mengikuti proses belajar penuh kecuali<br />

sepengetahuan dosen yang bertugas<br />

3 Tertib jam pulang<br />

Tertib Akademis<br />

1. Pada saat acara ilmiah, seluruh PPDS wajib hadir tepat<br />

waktu sampai acara ilmiah selesai<br />

2. Bila lambat hadir pemberitahuan lebih dahulu kepada<br />

KPS/konsulen yang bertugas<br />

3. Membuat tugas-tugas dan kegiatan ilmiah sesuai dengan<br />

jadwal, kecuali seijin konsulen pembimbing<br />

4. Bila tidak masuk, pemberitahuan lebih dahulu kepada<br />

KPS/konsulen yang bertugas<br />

5. Dianggap tidak etis/sopan yang membuat<br />

dosen/pembimbing kurang menyenangkan<br />

Sanksi Pendidikan PPDS<br />

Sanksi pendidikan adalah seperangkat tindakan yang dapat berupa teguran lisan<br />

atau tertulis, mengulang di suatu subdivisi atau tahap, skorsing sampai dengan<br />

pemutusan studi.<br />

Sanksi pendidikan ditujukan untuk memperbaiki kinerja PPDS dan/atau<br />

melindungi pasien/masyarakat, institusi dan PPDS itu sendiri terhadap kerugian<br />

akibat pelanggaran dan kelalaian yang dilakukan oleh PPDS atau akibat kondisi<br />

tertentu.<br />

Kriteria sanksi dari Ringan sampai Berat dengan mempertimbangkan aspek<br />

pembinaan lebih dahulu oleh seluruh konsulen.<br />

Dalam proses belajar mengajar, sesuai dengan tujuan pendidikan di PS Radiologi<br />

FK Unpad, maka PPDS diwajibkan mengikuti semua kegiatan pendidikan sebaikbaiknya.<br />

Beberapa hal yang menjadi pertimbangan dalam pemberian sanksi akademik<br />

untuk seorang PPDS antara lain:<br />

- Bila peserta PPDS meninggalkan proses belajar mengajar kurang dari 3 hari<br />

tanpa alasan yang dapat diterima, maka yang bersangkutan akan menerima<br />

teguran lisan.


294<br />

- Bila peserta PPDS meninggalkan proses belajar mengajar kurang dari 1<br />

minggu tanpa alasan yang dapat diterima, maka yang bersangkutan akan<br />

menerima teguran tertulis pertama.<br />

- Bila peserta PPDS meninggalkan proses belajar mengajar lebih dari 1<br />

minggu tanpa alasan yang dapat diterima, maka yang bersangkutan akan<br />

menerima teguran tertulis kedua dengan tembusan ke Pembantu Dekan I<br />

dan TK PPDS<br />

- Bila dalam 2 minggu yang bersangkutan tidak mengindahkan surat teguran<br />

kedua, KPS akan mengirimkan surat teguran ketiga dengan tembusan ke<br />

Pembantu Dekan I dan TK PPDS dan diberikan sanksi akademis.<br />

- Bila dalam 2 minggu yang bersangkutan tidak mengindahkan surat teguran<br />

ketiga, maka yang bersangkutan akan dibahas dalam rapat departemen<br />

untuk ditindak lanjuti bersama dengan Pembantu Dekan 1 dan TK PPDS<br />

- Dalam tahun pertama pendidikan tidak diperkenankan untuk mengambil cuti.<br />

- Dalam tahun pertama pendidikan tidak diperkenankan untuk praktek.<br />

- Pada tahun pertama pendidikan dianjurkan untuk tidak hamil<br />

- Cuti sakit harus disertakan surat keterangan dokter spesialis<br />

- Izin meninggalkan pendidikan maksimal 2 hari dengan membuat surat<br />

keterangan<br />

- Bila peserta PPDS meninggalkan proses belajar mengajar selama 3 hari<br />

sampai 5 hari , yang bersangkutan diharuskan mengulang di subdivisi<br />

tersebut selama 1 minngu.<br />

- Bila peserta PPDS meninggalkan proses belajar mengajar selama 1 minggu<br />

sampai 1 bulan, yang bersangkutan diharuskan mengulang di subdivisi<br />

tersebut selama 1 bulan.<br />

- Bila PPDS meninggalkan proses belajar mengajar selama lebih dari 3 bulan,<br />

yang bersangkutan diharuskan mengulang masa pendidikan selama 6 bulan.<br />

- Bila PPDS tidak mematuhi jam kerja, maka yang bersangkutan akan<br />

mendapat teguran lisan. Bila masih berulang, diberi teguran tertulis. Bila 2<br />

kali mendapat teguran tertulis, maka yang bersangkutan diharuskan<br />

mengulang di subdivisi tersebut.<br />

- Bila PPDS memperoleh nilai di bawah batas kelulusan, pada kesempatan<br />

ujian kedua, yang bersangkutan diharuskan mengulang di subdivisi atau di<br />

tahap tertentu.<br />

Pemutusan Studi peserta PPDS:<br />

Tujuan pemutusan studi ialah :<br />

a. Mempertahankan mutu hasil pendidikan<br />

b. Mempertahankan tanggung jawab professional<br />

c. Mempertahankan pendayagunaan sumber pendidikan<br />

Meliputi :<br />

Penilaian ketiga faktor (administratif , akademik, dan etika ) dilakukan oleh<br />

seluruh dosen sejak awal dan diketahui oleh PPDS yang bersangkutan dengan<br />

teguran lisan maupun tertulis dan dilakukan pembinaan lebih dahulu secara<br />

berkesinambungan. Apabila tetap tidak mengindahkan PPDS tersebut dilakukan


295<br />

penilaian seluruh dosen dan dirapatkan bersama untuk mengambil keputusan<br />

apakah PPDS tersebut masih layak atau tidak untuk melanjutkan ke jenjang<br />

selanjutnya.<br />

Pemutusan studi peserta PPDS FK Unpad adalah wewenang Rektor Unpad yang<br />

dituangkan dalam Surat Keputusan Rektor Unpad berdasarkan permintaan:<br />

1. Dekan FK Unpad sebagai perpanjangan tangan program studi<br />

2. Dekan FK Unpad atas permintaan PPDS.<br />

Tata cara pemutusan studi<br />

Peserta PPDS dinyatakan putus studi bila tidak dapat memenuhi persyaratan<br />

administrasi, evaluasi atas pencapaian kompetensi, pelanggaran etika dan<br />

profesionalisme, atas keinginan sendiri, atau sebab/kondisi lain.<br />

Seorang PPDS dipertimbangkan untuk menjalani pemutusan studi atas hasil<br />

keputusan Rapat Staf pengajar PS Radiologi FK Unpad, kemudian disampaikan<br />

ke TKPPDS untuk disampaikan ke Dekan FK Unpad.<br />

Beberapa hal yang menjadi fokus pertimbangan saat memutuskan seorang<br />

PPDS mendapat ancaman pemutusan studi adalah:<br />

1. Kelalaian administrasi<br />

a. PPDS tidak aktif melakukan registasi selama 2 semester<br />

berturut-turut<br />

b. Meninggalkan proses belajar mengajar selama lebih dari 2<br />

bulan tanpa alasan yang dapat diterima dan tidak<br />

mengindahkan surat teguran ke-3 yang dikirim oleh KPS.<br />

2. Kekurangan atas pencapaian kompetensi<br />

a. Masa studi selambat-lambatnya 1,5 x masa pendidikan (11<br />

semester)<br />

b. Mendapat nilai C setelah 3 x berturut-turut melaksanakan ujian<br />

tahap yang sedang dijalani.<br />

3. Pelanggaran etika dan profesionalisme<br />

a. Memiliki etika, sopan-santun, dan tingkah-laku yang dinilai<br />

yang dianggap kurang oleh staf pengajar atas pertimbangan<br />

berbagai pihak.<br />

b. Melakukan pelanggaran profesionalisme yang berhubungan<br />

dengan hak-hak pasien, yang ditentukan oleh rapat staf<br />

pengajar.<br />

4. Atas keinginan sendiri<br />

PPDS berhak mengundurkan diri dari pendidikan atas dasar keinginan<br />

sendiri dengan mengajukan permintaan tertulis pada pimpinan fakultas<br />

dengan tembusan ke TK PPDS dan PS Radiologi dengan menyebutkan<br />

alasan pengunduran diri.


296<br />

5. Sebab/kondisi lain.<br />

a. PPDS dengan gangguan kejiwaan atau gangguan kepribadian<br />

yang berpotensi menimbulkan ketidakamanan/kerugian bagi<br />

dirinya sendiri dan pasien/masyarakat.<br />

b. PPDS diketahui sebagai pengguna NAPZA.<br />

c. PPDS terkena kasus kriminalitas atau ditetapkan sebagai<br />

tersangka oleh Kepolisian.<br />

17. Program Studi Ilmu Kedokteran Nuklir<br />

A. Metode Pembelajaran<br />

Pendidikan Dokter Spesialis Kedokteran Nuklir dibagi menjadi 3 TAHAP<br />

sesuai dengan pencapaian kompetensi minimal yang harus diraih, yaitu<br />

kompetensi 1, 2 dan 3 (junior, madya dan senior).<br />

Metode pembelajaraan dalam program studi kedokteran nuklir terdiri dari<br />

Penerapan Keprofesian dan Akademik yang dikemas dalam bentuk-bentuk<br />

pengalaman belajar yaitu:<br />

a. Tugas baca.<br />

b. Mengikuti kuliah pra-sarjana.<br />

c. Mengikuti penyajian naskah ilmiah , simposium, kongres, seminar<br />

kedokteran nuklir dan lain-lain yang berkaitan.<br />

d. Mengikuti presentasi kasus penyakit di bagian klinik terkait.<br />

e. Diskusi dengan bimbingan.<br />

f. Melakukan pemeriksaan dan penelitian in-vivo dan atau in-vitro.<br />

g. Penafsiran hasil pemeriksaan in-vivo dan in-vitro.<br />

h. Melakukan konsultasi dan rujukan berbagai kasus problematik yang<br />

berhubungan dengan kedokteran nuklir.<br />

i. Melakukan pemantapan kendali mutu kedokteran nuklir.<br />

j. Ikut serta memberikan bimbingan bagi peserta<br />

k. Menyusun dan menyajikan naskah ilmiah.<br />

l. Mengikuti kuliah pascasarjana.<br />

m. Stase di Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Radiologi, dan Ilmu Bedah<br />

dan lain - lain di RS Pendidikan Utama dan RS jenjang pendidikan yang<br />

dianggap perlu.


297<br />

B. Struktur Mata Kuliah<br />

ISI KURIKULUM<br />

Fisika Nuklir<br />

URAIAN<br />

1. Aspek Dasar Struktur<br />

Benda<br />

2. Peluruhan radioaktivitas<br />

3. Interaksi radiasi dengan<br />

benda<br />

4. Pencarian yang menyertai<br />

peluruhan radioaktif dan<br />

implikasi biologisnya<br />

5. Fisika dasar dari prosedur<br />

pencitraan termasuk CT, MRI<br />

dan Ultrasonografi<br />

PENGALAMAN<br />

BELAJAR<br />

a, b, e, l, o<br />

Instrumentasi<br />

dan Deteksi<br />

Radiasi<br />

1. Prinsip deteksi dan detector<br />

2. Instrumentasi Kedokteran<br />

Nuklir dengan penekanan<br />

khusus pada kamera gamma,<br />

termasuk juga scanner,<br />

pencitraan tomografi,<br />

pencacah seluruh tubuh,<br />

pencacah gamma pencacah<br />

beta, system pemantauan dan<br />

kalibrator dosis.<br />

3. Kolimasi dektektor radiasi<br />

khususnya kolimator pararel<br />

diverging dan converginh serta<br />

kolimator lubang miring dan<br />

pinhole.<br />

4. Instrumentasi elektronik<br />

5. Produksi Pencitraan dan<br />

teknologi penyajian termasuk<br />

prinsip fotografi<br />

6. Dasar dan aplikasi dari<br />

modalitas pencitraan lain yang<br />

berkaitan dengan prosedur<br />

kedokteran nuklir<br />

a, b, e, f, l, o


298<br />

ISI KURIKULUM<br />

Dosimetri dan<br />

Proteksi Radiasi<br />

Radiobiologi<br />

dan Patologi<br />

Radiasi<br />

Model Kinetika<br />

dan Sistem<br />

Fisiologi<br />

Matematika,<br />

Statistika dan<br />

Komputer<br />

Radiokimia dan<br />

Radiofarmasi<br />

URAIAN<br />

1. Pengukuran dan<br />

Penghitungan dosis radiasi<br />

2. Diagnosis, Evaluasi dan<br />

Pengelolaan over-exposure<br />

serta kecelakaan radiasi<br />

3. Peraturan Pemerintah<br />

tentang keselamatan radiasi<br />

4. Teknik untuk mengurangi<br />

paparan terhadap penderita,<br />

personel dan lingkungan<br />

1. Efek biologi dari radiasi<br />

2. Immunologi, biologi<br />

molekuler dan genetika<br />

Model matematika dari system<br />

fisiologik<br />

1. Dasar-dasar Matematika<br />

2. Distribusi probabilitas,<br />

statistika parametric dan nonparametrik<br />

3. Struktur, fungsi dan<br />

pemograman computer<br />

4. Aplikasi computer dengan<br />

penekanan pada<br />

penghitungan fungsi dan<br />

pencitraan organ<br />

1. Produksi radionuklida<br />

dengan reactor, siklotron dan<br />

akselerator partikel lain<br />

2. Generator radionuklida<br />

3. Formulasi radiofarmaka<br />

4. Biokimia, fisiologi dan<br />

farmakokinetik radiofarmaka<br />

5. Kendali mutu radiofarmaka<br />

PENGALAMAN<br />

BELAJAR<br />

a, b, e, l, o<br />

a, b, e, l<br />

a, b, e, l<br />

a, b, e, l<br />

a, b, e, f, l, o


299<br />

ISI KURIKULUM<br />

Metodologi<br />

Penelitian<br />

Pemeriksaan<br />

invivo<br />

URAIAN<br />

1. Falsafah ilmu<br />

2. Statistika Kedokteran<br />

3. Metodologi Penelitian<br />

Kedokteran<br />

1. Indikasi klinik penggunaan<br />

teknik kedokteran nuklir<br />

2. Persiapan, pelaksanaan<br />

dan pengawasan pascapemeriksaan<br />

3. Gambaran normal, varian<br />

normal dan patologik<br />

4. Pencitraan in vivo dan<br />

penilaian fungsional statik dan<br />

dinamik dari organ: otak,<br />

cairan serebrospinalis,<br />

kelenjar tiroid, kelenjar saliva,<br />

paru-paru, jantung dan<br />

pembuluh darah, esofagus,<br />

lambung, kandung dan saluran<br />

empedu, hati, limpa, ginjal,<br />

pancreas, tumor dan abses,<br />

kandung kencing, tulang,<br />

sendi, sumsum tulang, system<br />

limfatik, kelenjar adrenal,<br />

jaringan neuroendokrin dan<br />

radioimunosintigrafi.<br />

5. Penggunaan perangkat<br />

pencitraan dan detector<br />

eksternal untuk pencitraan<br />

organ tubuh dan untuk timedependent<br />

dan studi fungsi<br />

diferensiasi<br />

6. Pengguaan teknik<br />

“gating”fisiologik untuk studi<br />

fungsi<br />

7. Pemantauan penderita<br />

selama studi intervensi seperti<br />

“exercise”dan “pharmacologic<br />

test”, terutama interpretasi<br />

elektrokardiogram dan<br />

a, b, e, l<br />

a s.d o<br />

PENGALAMAN<br />

BELAJAR


300<br />

ISI KURIKULUM<br />

Pemeriksaan<br />

invitro<br />

Terapi dengan<br />

radionuklida<br />

URAIAN<br />

resusitasi kardiopulmoner<br />

8. Kinetika seluler, analisis<br />

absorpsi dan ekskresi, studi<br />

balans perunut<br />

9. Uji komposisi tubuh,<br />

termasuk analisis<br />

kompatemental<br />

10. Pencacahan dan<br />

penyidikan seluruh tubuh<br />

11. Hubungan antara prosedur<br />

kedokteran nuklir dengan<br />

prosedur diagnostic lain<br />

1. Metodologi dan kendali<br />

mutu radioligand assay<br />

2. Binding capacity studies<br />

3. Dasar-dasar activation<br />

analysis dan autoradiografi<br />

1. Seleksi penderita, indikasi<br />

dan kontraindikasi terapi<br />

radionuklida<br />

2. Penentuan dosis,<br />

penghitungan dosis radiasi<br />

terhadap organ sasaran dan<br />

jaringan sekitar serta organ<br />

lain, dan paparan terhadap<br />

seluruh tubuh<br />

3. Terapi radionuklida untuk<br />

penyakit<br />

4. Hipotiroid<br />

5. Karsinoma tiroid<br />

6. Polisitemia vera dan<br />

penyakit mieloproliferatif<br />

7. Metastasis ke tulang (terapi<br />

paliatif)<br />

8. Terapi dengan koloid fosfor<br />

radioaktif dan radiokoloid<br />

untuk terapi intrakaviter efusi<br />

maligna radioimunoterapi<br />

a s.d o<br />

a s.d o<br />

PENGALAMAN<br />

BELAJAR


301<br />

C. Evaluasi Hasil Belajar<br />

C. 1 Tujuan:<br />

Untuk menentukan apakah peserta telah mencapai tujuan pendidikan<br />

dokter spesialis ilmu kedokteran nuklir dan berhak menerima ijasah.<br />

C.2 Poin Penilaian:<br />

1. Kemampuan memahami dan memecahkan masalah secara ilmiah<br />

2. Pengetahuan peserta dalam bidang ilmu kedokteran nuklir<br />

3. Keterampilan<br />

4. Sikap peserta dalam tugas sehari-hari : tanggung jawab terhadap<br />

pekerjaan, sikap terhadap sesama sejawat dan sikap terhadap<br />

pegawai di tempat pendidikan.<br />

C.3 Cara Penilaian:<br />

Penilaian akhir dilakukan dengan cara:<br />

1. Ujian tertulis<br />

2. Ujian Keterampilan<br />

3. Pengamatan kegiatan sehari-hari<br />

4. Analisa tingkah laku<br />

D. Pedoman Ujian<br />

Penilaian akhir dilakukan dan diputuskan oleh Koordinator Program studi<br />

bersama para penilai. Jika diperlukan penilai dari luar lingkungan IKN di tingkat<br />

regional atau nasional atas dasar pertimbangan ketua bidang studi dan disetujui<br />

Koordinator Program Studi, maka harus diperhatikan kesesuaian bidang<br />

spesialisasi penilai ini dengan tujuan pendidikan dokter spesalis kedokteran nuklir<br />

yang sedang dinilai.<br />

D. 1 Kelulusan<br />

Pada umumnya setiap program studi memiliki berbagai jenjang<br />

pendidikan seperti yunior-madya dan senior. Setiap jenjang terdiri dari berbagai<br />

subbgaian atau unit kerja / kumpulan modul. Kelulusan terdiri dari kelulusan dari<br />

setiap subbagian/divisi/unit kerja, kelulusan suatu jenjang pendidikan dan<br />

kelulusan akhir pendidikan. Pada umumnya penilaian dapat berdasarkan:<br />

• Penguasaan keilmuan spesialistik atau yang berhubungan, melalui<br />

ujian pilihan berganda dan modifikasinya, esai dan lisan<br />

• Analisis kasus<br />

• Audit morbiditas dan mortalitas<br />

• Presentasi pada saat ronde/visite besar atau visite subbagian/divisi<br />

• Kegiatan sehari-hari dalam mengelola pasien<br />

• Journal Review, referat dan presentasi kasus<br />

• Penilaian buku log / portofolio<br />

• Pengamatan langsung dalam melaksanakan prosedur medik atau<br />

tindakan operatif<br />

• OSCE


302<br />

• Mini-CEX<br />

• Dan lain-lain sesuai dengan ke khas-an program studi<br />

Bila semua subbagian/divisi/unit kerja pada suatu jenjang pendidikan telah<br />

lulus semua, maka peserta didik memperoleh promosi ke jenjang pendidikan<br />

berikutnya, misalnya setelah lulus dari jenjang junior yang bersangkutan<br />

mendapat promosi untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang madya. Bila semua<br />

jenjang telah berhasil dilewati dengan baik, maka peserta didik berhak mendapat<br />

gelar dokter spesialis yang ijasahnya ditanda tangani oleh Rektor Universitas<br />

Padjajaran.<br />

Hampir setiap program studi telah memberlakukan Ujian/Evaluasi<br />

Nasional (national board examination) yang diselenggarakan oleh kolegium<br />

terkait. Kebanyakan program studi mempersyaratkan kelulusan dari Ujian /<br />

Evaluasi nasional sebelum diperkenankan untuk mengikuti wisuda pascasarjana<br />

di Universitas. Demikian pula dengan Program Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu<br />

Kedokteran Nuklir dan Pencitraan Molekuler.<br />

D.1.2 Nilai, Huruf Mutu dan Angka Mutu<br />

Sesuai dengan ketentuan dari Universitas Padjajaran penilaian terhadap<br />

pencapaian hasil pembelajaran digunakan pola Penilaian Acuan Patokan (PAP).<br />

Ketentuan tersebut seperti yang tercantum dalam Keputusan Menteri Pendidikan<br />

Nasional R.I Nomor 232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum<br />

Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa dinyatakan dengan<br />

huruf A,B,C,D, dan E. namun karena dalam pendidikan dokter spesialis, selain<br />

ditentukan oleh pihak universitas, juga ditentukan oleh pihak Kolegium. Bila<br />

Kolegium terkait menganut pemberian atribut plus atau minus dibelakang huruf<br />

mutu, hal ini dapat diterima dengan terlebih dahulu berkonsultasi dengan<br />

Pimpinan Fakultas.<br />

E. Tata Tertib<br />

Selama pendidikan, setiap peserta didik PPDS akan melaksanakan<br />

komponen proses pembelajaran profesi dokter spesialis kedokteran nuklir<br />

sebagai berikut:<br />

a. Pengayaan<br />

Merupakan Program pengayaan materi untuk peserta didik PPDS yang<br />

baru masuk sehingga peserta didik PPDS baru lebih mengenal tentang<br />

cara belajar di Departemen Ilmu Kedokteran Nuklir dan Pencitraan<br />

Molekuler serta diharapkan telah mengetahui ilmu dasar saat memasuki<br />

pendidikan dokter spesialis kedokteran nuklir.<br />

b. Magang<br />

Merupakan proses penerapan keprofesian dari ilmu yang telah didapat.<br />

Metode pembelajaran berupa demonstrasi, skills lab, analisis kasus,<br />

tatap muka terjadual dan tidak terjadual, dan pemberian tugas-tugas.<br />

c. Aktifitas Pendidikan Terstruktur yang terdiri dari:


3<strong>03</strong><br />

• JournalReading (21 kali).<br />

• Referat (5 kali).<br />

• Presentasi Kasus (1 kali).<br />

• Presentasi poster nasional minimal 1 kali.<br />

• Presentasi poster internasional minimal 1 kali.<br />

• Presentasi oral baik nasional maupun internasional minimal 1 kali.<br />

d. E-Learning mempergunakan Sumber Online.<br />

e. Mengembangkan keterampilan dan mengikuti pelatihan prosedur dan<br />

praktik<br />

kedokteran nuklir. Diktum klasik yang sudah lama dikenal yaitu<br />

memperhatikan,<br />

mengerjakan dan mengajarkan (see, do, teach dictum) merupakan<br />

metode<br />

penting<br />

untuk memperoleh keterampilan.<br />

f. Pendampingan mahasiswa kedokteran, khususnya peserta Program<br />

Pendidikan<br />

profesi<br />

Dokter (P3D).<br />

g. Diwajibkan untuk melakukan penelitian.<br />

Kegiatan Rutin PPDS antara lain:<br />

a. Visite pagi yang dilakukan setiap hari kerja pada pukul 07.30<br />

b. Pemeriksaan diagnostik kedokteran nuklir sesuai dengan rotasi yang<br />

telah ditentukan<br />

c. Stase RS Jejaring di Rumah Sakit MRCCC dan RS Kanker Dharmais<br />

Jakarta.<br />

G. Jenis Pelanggaran dan Sanksi<br />

Sanksi pendidikan adalah seperangkat tindakan yang berupa teguran lisan<br />

atau tertulis, mengulang di suatu subbgaian/divisi/unit kerja program pendidikan<br />

spesialis dipekerjakan di suatu unit kerja yang berhubungan dengan pendidikan<br />

skorsing sampai dengan pemutusan studi.<br />

Sanksi pendidikan ditujukan untuk memperbaiki kinerja peserta didik dan<br />

atau untuk melindungi pasien/masyarakat, institusi dan peserta didik sendiri<br />

terhadap kerugian akibat pelanggaran dan kelalaian yang dilakukan oleh peserta<br />

didik atau akibat kondisi khusus tertentu.<br />

G.1. Jenis Pelanggaran/kelalaian atau kondisi khusus peserta didik<br />

Jenis pelanggaran/kelalaian atau kondisi khusus peserta didik termaksud di<br />

atas dapat dikelompokkan kedalam;<br />

1. Kelalaian Administratif.<br />

2. Kekurangan dalam pencapaian kompentesi.<br />

3. Tidak mampu mempertahankan kompetensi yang telah dicapai selama<br />

masa pendidikan.<br />

4. Sikap perilaku yang melanggar etika dan profesionalisme.<br />

5. Pelanggaran hukum.<br />

6. Masalah Khusus seperti penggunaan NAPZA dan penyakit tertentu.


304<br />

G.1.1 Kelalaian administratif<br />

Kelalaian administratif dapat berupa :<br />

1. Tidak melakukan registrasi.<br />

Bila tidak melakukan registrasi tanpa alasan yang jelas maka yang<br />

bersangkutan tidak diperkenankan untuk mengikuti kegiatan pendidikan pada<br />

semester tersebut dan semester tersebut diperhitungkan dalam masa studi.<br />

Peserta didik tersebut tetap diwajibkan hadir di program studi dan<br />

penempatan kerjanya di atur oleh Koordinator Program Studi.<br />

Bila tidak melakukan registrasi selama 2 semester berturut-turut peserta didik<br />

dianggap mengundurkan diri. Surat keputusan mengenai pemutusan studi<br />

yang bersangkutan diterbitkan oleh Rektor Universitas Padjadjaran atas<br />

laporan Pimpinan Fakultas.<br />

a. Meninggalkan proses pembelajaran tanpa alasan yang dapat diterima<br />

Program Pendidikan Spesialis merupakan pendidikan yang mempunyai ciri<br />

yang sangat spesifik berupa hubungan yang sangat erat antara pembelajaran<br />

akademik dan praktek keprofesian. Peserta didik, secara progresif<br />

memperoleh pemaparan klinis (clinical exposure) yang memadai untuk<br />

memperoleh pengalaman klinis yang diperlukan untuk mencapai keahlian,<br />

yang dengan keahlian tersebut mereka dapat memberikan pelayanan<br />

kesehatan dengan kualitas yang sangat baik. Secara ringkas, karakteristik<br />

pendidikan dokter spesialis berupa "education, clinical exposure, and<br />

experience" yang akan mengantarkan peserta didik menjadi seorang "<br />

expertise, evidence-based practice and excellence".<br />

Dengan memahami karakteristik tersebut, peserta PPDS-I harus mengikuti<br />

semua kegiatan pendidikan dengan sebaik-baiknya.<br />

• Bila peserta PPDS-I meninggalkan proses pembelajaran kurang dari satu<br />

minggu, tanpa alasan yang dapat diterima, maka yang bersangkutan akan<br />

menerima teguran tertulis.<br />

• Bila peserta didik meninggalkan proses pembelajaran selama 2 (dua) minggu<br />

baik berturut-turut atau tidak, yang bersangkutan diharuskan mengulang di<br />

subagian/divisi/unit kerja tempat yang bersangkutan bekerja. Penempatan<br />

yang bersangkutan selama menunggu rotasi berikutnya ditentukan oleh<br />

Ketua Program Studi.<br />

• Bila peserta PPDS-I meninggalkan proses pembelajaran selama 2 ( dua )<br />

minggu, Koordinator Program Studi akan mengirim surat teguran dengan<br />

tembusan<br />

kepada Pembantu Dekan I dan TKP PPDS-I.<br />

• Bila dalam 2 ( dua ) minggu yang bersangkutan tidak kunjung membalas<br />

surat tersebut atau tidak menghubungi program studi, Koordinator Program<br />

Studi akan mengirimkan surat teguran kedua dan ketiga dengan selang<br />

antara 2 (dua)<br />

minggu.


305<br />

• Bila dalam 2 minggu setelah surat teguran ketiga, yang bersangkutan<br />

tidak kunjung membalas surat tersebut atau tidak menghubungi<br />

program studi, maka yang bersangkutan dianggap mengundurkan<br />

diri sebagai peserta PPDS-I Fakultas Kedokteran Universitas<br />

Padjadjaran. Koordinator Program Studi menyampaikan laporan<br />

mengenai hal tersebut kepada Pimpinan Fakultas untuk proses<br />

pemutusan studi.<br />

b. Tidak mematuhi jam kerja<br />

Bila peserta didik diketahui tidak mematuhi jam kerja, yang<br />

bersangkutan akan mendapat teguran lisan, bila tetap berulang akan<br />

diberikan teguran tertulis. Bila setelah 2 (dua) kali mendapat teguran<br />

tertulis, yang bersangkutan tidak menunjukkan perbaikan, yang<br />

bersangkutan diharuskan mengulang di subagian/divisi/unit kerja dimana<br />

dia bekerja.<br />

G.1.2 Kekurangan dalam pencapaian kompetensi<br />

Bila peserta didik memperoleh nilai di bawah batas kelulusan, yang<br />

bersangkutan diharuskan mengulang di subagian/ divisi /unit kerja tempat yang<br />

bersangkutan bekerja. Bila yang bersangkutan tidak lulus di 2 (dua) subagian/unit<br />

kerja dalam suatu jenjang pendidikan, Koordinator Program Studi akan<br />

menerbitkan teguran tertulis dengan tembusan kepada wali/instansi pengirim dan<br />

TKP PPDS. Bila mengalami 3 (tiga) kali tidak lulus, selain menerbitkan teguran<br />

tertulis, KPS akan mengirimkan peserta PPDS-I tersebut ke Tim Konseling di<br />

program studi terkait. Bila masih tetap tidak menunjukkan perbaikan, yang<br />

bersangkutan ditawarkan untuk alih program studi, mungkin terdapat perbedaan<br />

antara minat dan bakat.<br />

G.1.3 Ketidak mampuan dalam memelihara kompetensi yang telah dicapai<br />

selama masa pendidikan.<br />

Ketidak mampuan untuk mempertahankan kompetensi yang telah<br />

diperoleh pada suatu jenjang pendidikan merupakan suatu bentuk kelalaian<br />

peserta didik. Bila peserta didik telah dinyatakan lulus dan suatu<br />

subagian/divisi/unit kerja, sebagai ilustrasi, yang bersangkutan telah lulus dari<br />

subagian/divisi Radiofarmasi, namun misalnya pada saat melaksanakan tugas<br />

jaga menunjukkan suatu kesalahan yang mendasar dalam melakukan prosedur<br />

persiapan radiofarmaka, maka yang bersangkutan diharuskan untuk mengulang<br />

di subagian tersebut. Sebelum menjatuhkan sanksi, Koordinator Program studi<br />

akan meneliti secara seksama dan dengan melibatkan Staf Pendidik dari<br />

subagian/divisi tersebut


306<br />

G.1.4 Sikap Perilaku melanggar etika dan profesionalisme<br />

Sikap perilaku yang melanggar etika dan profesionalisme antara lain<br />

dapat berupa sikap perilaku terhadap :<br />

1. Pasien:<br />

• Tidak menunjukkan sikap belas kasih, misalnya bersikap kasar<br />

• Tidak menunjukkan sifat altruisme.malah menelantarkan pasien<br />

dan keluarganya<br />

• Tidak memiliki kepekaan terhadap kebutuhan pasien, tidak<br />

memberikan rasa nyaman<br />

• Tidak dapat dipercaya<br />

• Tidak dapat menjaga kerahasiaan pasien<br />

• Tidak peka terhadap nilai nilai ras, gender, dan nilai lain yang<br />

dianut pasien seperti agama dan kepercayaan.<br />

2. Pendidik<br />

Misalnya tidak bersikap santun terhadap pendidik, baik yang berasal<br />

dari program<br />

studi yang bersangkutan maupun yang diluar program studi<br />

3. Sejawat residen, baik yang berasal dari satu program studi maupun<br />

diluar program studi, baik terhadap yang senior, sederajat maupun<br />

terhadap yang yunior. Pelanggaran diantaranya dapat berupa kekerasan<br />

verbal, fisik maupun tekanan secara finansial<br />

4. Paramedis dan karyawan rumah sakit seperti misalnya tidak menghargai<br />

tugas dan kewajiban mereka.<br />

5. Keilmuan<br />

Dapat berupa meninggalkan/ tidak mengikuti acara ilmiah seperti jural<br />

review reading, referat,sajian kasus, atau melalaikan tugas yang bersifat<br />

keilmuan seperti tugas baca, tanpa alasan yang dapat diterima.<br />

6. Institusi<br />

Seperti tidak menjaga peralatan Rumah Sakit Pendidikan dengan baik,<br />

atau tidak mengindahkan peraturan Rumah Sakit Pendidikan dan<br />

Fakultas Kedokteran UNPAD.<br />

G.1.5 Pelanggaran hukum<br />

Bila peserta didik diduga melanggar hukum dan sedang dalam proses<br />

penegakkan hukum, peserta didik dibebaskan dari tugas mengikuti proses<br />

pembelajaran. Bila dikemudian hari dinyatakan tidak bersalah, yang<br />

bersangkutan diperkenankan untuk mengikuti kembali proses pembelajaran.<br />

Masa yang hilang sebagai akibat proses penegakkan hukum diusahakan dengan<br />

meminta bantuan Pimpinan Fakultas untuk tidak dimasukkan kedalam masa studi<br />

terjadwal. Bila telah ditetapkan bersalah, Rektor akan mengeluarkan sanksi<br />

berupa skorsing sampai pemutusan studi.


307<br />

G.1.6. Kondisi khusus peserta PPDS<br />

Yang dimaksud kondisi khusus peserta didik PPDS-I dapat berupa yang<br />

bersangkutan diketahui sebagai pengguna NAPZA atau memiliki penyakit<br />

kejiwaan, dan lain sejenisnya. Dengan berlakunya UU nomor 35 Tahun 2009<br />

tentang Narkotik, status pengguna narkotik bukan lagi diklasifikasikan sebagai<br />

kriminal, namun sebagai pasien yang wajib lapor diri dan menjalani rehabilitasi,<br />

kecuali bila yang bersangkutan juga bertindak sebagai pengedar atau sejenisnya.<br />

Yang bersangkutan harus menjalani rehabilitasi medik atau sosial di institusi yang<br />

drtunjuk pemerintah. Hal ini sesuai dengan UU nomor 35 Tahun 2009 tentang<br />

Narkotik dan sesuai pula dengan salah satu komponen kompetensi dari area<br />

kompetensi pengembangan profesi dan kepribadian yang menyatakan bahwa<br />

peserta didik harus memiliki kemampuan untuk dapat mengidentifikasi masalahmasalah<br />

yang mempengaruhi kesehatan, kesejahteraan dan kemampuan profesi.<br />

Yang bersangkutan dibebaskan dari proses pembelajaran selama masa<br />

pengobatan dan rehabilitasi, namun tetap diperhitungkan kedalam masa studi<br />

terjadwal. Bila yang bersangkutan dinyatakan telah bebas dari penggunaan<br />

NAPZA dengan menunjukkan sertifikat dari institusi yang merawat atau<br />

merehabilitasi, diperkenankan kembali melanjutkan pendidikan. Namun untuk<br />

tingkat pemakaian ketergantungan, yang bersangkutan diminta untuk<br />

mengundurkan diri sebagai peserta didik PPDS-I, mengingat tingkat<br />

ketergantungan memiliki angka kekambuhan yang tinggi. Kondisi ini harus<br />

berdasarkan keterangan dari Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa bagian Adiksi.<br />

Khusus bagi peserta PPDS-I yang dalam kegiatannya banyak<br />

berhubungan dengan zat-zat yang dapat menimbulkan adiksi, seperti Program<br />

Studi Anestesi dan Terapi Intensif dan llmu Kesehatan Jiwa, demi kebaikan<br />

dirinya dan masyarakat, pengguna NAPZA tidak diperkenankan untuk<br />

melanjutkan pendidikan.<br />

Bagi peserta didik yang mengalami gangguan kejiwaan, seperti psikotik<br />

atau gangguan kepribadian yang menunjukkan atau berpotensi untuk<br />

menimbulkan ketidakamanan/ kerugian bagi dirinya dan pasien/masyarakat, tidak<br />

diperkenankan untuk melanjutkan proses pembelanjaran. Kondisi ini harus<br />

berdasarkan keterangan dari Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa.<br />

Peserta didik yang mengalami kondisi khusus di atas dan tidak<br />

memungkinkan untuk melanjutkan pendidikannya, Pimpinan Fakultas atas<br />

laporan Koordinator Program Studi mengusulkan penghentian studi kepada<br />

Rektor<br />

G.2 Derajat berat ringannya bentuk pelanggaran/kelalaian<br />

Pengertian mengenai batasan tentang pelanggaran ringan dan sedang<br />

diserahkan kepada Koordinator Program Studi melalui penelaahan bersama<br />

dengan jajaran staf pendidik, termasuk kepala bagian/departemen, terutama<br />

dalam hal menyangkut aspek sikap perilaku yang melanggar etika dan<br />

profesionalisme.


308<br />

Contoh pelanggaran ringan adalah peserta didik tidak mengikuti acara<br />

ilmiah kurang dari 3 kali tanpa alasan yang dapat diterima. Namun peserta<br />

PPDS-I harus menyadari bahwa pelanggaran ringan yang dilakukan berulang,<br />

dapat berakumulasi menjadi pelanggaran sedang. Contoh pelanggaran sedang<br />

adalah melakukan kekerasan verbal terhadap peserta PPDS-I yunior.<br />

Pelanggaran berat dapat berupa plagiatism, kelalaian yang dapat menimbulkan<br />

kecacatan, dan sebagainya. Pelanggaran/kelalaian yang dinilai berat harus<br />

diperkuat oleh keputusan Komite Medik R.S Pendidikan.<br />

G.3 Bentuk Sanksi Pendidikan<br />

Pelanggaran ringan diberikan teguran lisan dan atau tertulis.<br />

Pelanggaran sedang, selain teguran tertulis disertai dengan mengulang di<br />

subagian /divisi/unit kerja tertentu paling lama 3 bulan. Penempatan di<br />

subagian/divisi/unit kerja tersebut disesuaikan dengan kepentingan pendidikan<br />

peserta didik PPDS-I. Sanksi pendidikan tersebut diberlakukan segera setelah<br />

keputusan pemberian sanksi pendidikan diterbitkan oleh Koordinator Program<br />

Studi. Pelanggaran berat, yang diperkuat oleh penilaian komite medik R.S<br />

Pendidikan, sanksi pendidikan dapat berupa skorsing atau pemutusan studi.<br />

Program Studi memberi laporan kepada Dekan Fakultas Kedokteran mengenai<br />

adanya pelanggaran berat tersebut disertai dengan bukti-bukti yang diperlukan.<br />

Pimpinan Fakultas menyelenggarakan Rapat Senat Fakultas untuk membahas<br />

pemberian skorsing atau pemutusan studi. Surat keputusan skorsing atau<br />

pemutusan studi diterbitkan oleh Rektor Universitas Padjadjaran atas usulan<br />

Pimpinan Fakultas.<br />

G.4 Pemutusan Studi<br />

Peserta PPDS-I dinyatakan putus studi bila tidak dapat memenuhi<br />

persyaratan administrasi, atas keinginan sendiri, evaluasi atas pencapaian<br />

kompetensi, pelanggaran etika dan profesionalisme, dan atau sebab lain sebagai<br />

berikut:<br />

G.4.1 Kelalaian Administrasi<br />

1. Tidak melaksanakan registrasi selama 2 semester berturut-turut<br />

2. Meninggalkan proses pembelajaran selama lebih dari 2 ( dua ) minggu<br />

tanpa alasan yang dapat diterima dan tidak mengindahkan surat teguran<br />

ke-3 yang dikirimkan oleh Koordinator Program Studi.<br />

G.4.4.2 Atas Keinginan sendiri<br />

Peserta didik berhak mengundurkan diri dari pendidikan atas dasar<br />

keinginan sendiri dengan mengajukan permintaan tertulis kepada Pimpinan<br />

Fakultas dengan tembusan kepada TKP PPDS disertai alasan pengunduran<br />

diri.Sebagai contoh adalah karena alasan kesehatan yang tidak memungkinkan<br />

untuk melanjutkan pendidikan.Segala akibat pengunduran diri ditanggung oleh<br />

yang bersangkutan, seperti misalnya pengembalian dana beasiswa.dan<br />

sebagainya.


309<br />

G.4.4.3 Atas dasar evaluasi pencapaian kompentensi<br />

Alasan ini seyogyanya tidak terjadi dalam proses pendidikan dokter<br />

spesialis, namun adakalanya setelah berbagai upaya dilaksanakan namun<br />

derajat kompetensi tertentu sebagai persyaratan kelulusan tidak kunjung dicapai.<br />

Dalam keadaan ini dengan berat hati, atas dasar tanggung jawab profesi pendidik<br />

terhadap masyarakat pemutusan studi tidak dapat dihindarkan.<br />

Sebaiknya pemutusan studi dilakukan pada jenjang pertama dari<br />

pendidikan atas dasar pertimbangan kebaikan peserta didik. Namun dalam<br />

keadaan tertentu yang sangat tidak diharapkan, pemutusan studi dapat terjadi<br />

pada jenjang di atasnya, misalnya peserta PPDS-I melakukan pelanggaran berat<br />

pada jenjang senior.<br />

Agar tidak terjadi pemutusan studi atas dasar evaluasi pencapaian<br />

kompetensi, peserta PPDS-I harus berupaya sekuat tenaga dan dengan<br />

kerjasama yang baik dengan para pendidik untuk meningkatkan kinerja mereka.<br />

Pemutusan studi dilaksanakan bila peserta didik :<br />

1. Mendapat nilai D atau E dari 2 subbagian/divisi, baik secara berturut-turut<br />

atau tidak. Peringatan pertama diberikan pada saat peserta didik<br />

mendapat nilai D atau E yang pertama.<br />

2. Tidak memenuhi persyaratan untuk dapat mengikuti ujian local maupun<br />

ujian nasional, seperti :<br />

• Journal Reading (21 kali)<br />

• Referat (5 kali)<br />

• Presentasi Kasus (1 kali)<br />

• oral<br />

• Presentasi oral atau poster internasional minimal 1 kali<br />

• Bila masa pendidikan tahap Junior diperkirakan akan melebihi batas<br />

ahir studi.<br />

Dengan demikian, maka penghentian studi peserta PPDS dilaksanakan bila<br />

peserta didik tidak lulus (nilai C) di 6 subbagian baik berurutan ataupun tidak<br />

berurutan.<br />

G.4.4.4 Atas dasar Pelanggaran Etika dan Profesionalisme yang berat<br />

Pelanggaran etika berat yang diperkuat keputusan komite medik RS<br />

Pendidikan diajukan ke rapat Senat Fakultas, bila Senat Fakultas sependapat<br />

dengan Program Studi dan Komite Medik RS Pendidikan, Pimpinan Fakultas<br />

mengajukan usulan pemutusan studi kepada Rektor.<br />

G.4.4.5 Pemutusan Studi akibat telah melebihi batas ahir studi<br />

Bila karena sesuatu hal peserta didik PPDS-I dalam proses<br />

pendidikannya telah melewati batas akhir studi, maka kepada yang bersangkutan<br />

dapat dilakukan pemutusan studi.


310<br />

G.4.4.6 Kondisi khusus<br />

Penderita pengguna NAPZA atau gangguan kejiwaan yang tidak memungkinkan<br />

untuk melanjutkan pendidikan yang diperkuat oleh keterangan tertulis dari dokter<br />

spesialis kesehatan jiwa dapat dilakukan pemutusan studi.<br />

18. Program Studi Ilmu Bedah Anak<br />

A. METODE PEMBELAJARAN<br />

Dalam rangka pencapaian kompetensi, maka peserta didik melaksanakan<br />

kegiatan - kegiatan sebagai berikut :<br />

1. Ronde bangsal/Visite<br />

a. Visite besar : merupakan visite seluruh pasien rawat inap bedah anak<br />

yang dilakukan 1 x per minggu, dipimpin oleh seorang staf pendidik<br />

senior dan diikuti oleh seluruh peserta didik.<br />

b. Visite sub divisi : merupakan visite pasien rawat inap sub divisi yang<br />

dipimpin oleh kepala sub divisi yang dilakukan 2 x per minggu, diikuti<br />

oleh peserta didik masing-masing sub divisi.<br />

c. Visite harian : merupakan visite terhadap seluruh pasien rawat inap<br />

bedah anak yang dipimpin oleh chief residen yang dilakukan setiap<br />

hari dan diikuti oleh seluruh peserta didik.<br />

2. Konferensi kasus (case presentation)<br />

Merupakan kegiatan ilmiah dalam bentuk diskusi kasus bedah anak yang<br />

dianggap menarik untuk didiskusikan sebagai pembelajaran dan dilakukan<br />

pemecahan masalah. Diskusi ini dilakukan 1 x perminggu dipimpin oleh<br />

staf pendidik sub divisi yang bersangkutan dan diikuti seluruh peserta<br />

didik.<br />

3. Journal reading :<br />

Merupakan kegiatan ilmiah dalam bentuk penyajian jurnal-jurnal terbaru<br />

dalam 5 tahun terakhir yang berkaitan dengan perkembangan ilmu dan<br />

penatalaksanaan kelainan-kelainan bedah anak. Kegiatan ini dilakukan 1<br />

x per minggu dipimpin oleh staf pendidik sub divisi yang bersangkutan dan<br />

diikuti seluruh peserta didik.<br />

4. Referat :<br />

Merupakan kegiatan ilmiah yang disusun oleh peserta didik dalam bentuk<br />

sari kepustakaan. Kegiatan ini dilakukan 2 x per minggu dipimpin oleh staf<br />

pendidik sub divisi yang bersangkutan dan diikuti seluruh peserta didik.<br />

5. Laporan jaga :<br />

Merupakan laporan pertanggungjawaban kegiatan jaga pada pasienpasien<br />

di emergensi dan pasien rawat inap. Laporan ini dilakukan 5 x per<br />

minggu dipimpin oleh staf pendidik sesuai jadwal yang telah ditentukan<br />

dan diikuti oleh seluruh peserta didik.<br />

6. Assesment pasien rawat inap dan poliklinik :<br />

Merupakan penilaian pasien-pasien bedah anak di ruang rawat inap (preop<br />

dan post op) dan pasien rawat jalan yang membutuhkan keputusan


311<br />

bersama dalam penegakan diagnosis dan rencana tindakan yang akan<br />

dilakukan. Penilaian ini dilakukan masing-masing 1 x per minggu dipimpin<br />

oleh staf pendidik dan diikuti oleh seluruh peserta didik.<br />

7. Diskusi modul:<br />

Merupakan kegiatan ilmiah dalam bentuk modul yang berhubungan<br />

dengan teori, tatalaksana, teknik operasi. Kegiatan ini dilakukan 1 x per<br />

minggu yang dipimpin oleh staf pendidik sub divisi yang bersangkutan dan<br />

diikuti peserta didik sub divisi bersangkutan.<br />

8. Diskusi multi disiplin:<br />

Merupakan diskusi kasus tertentu yang melibatkan disiplin ilmu selain<br />

bedah anak terkait kasus masing-masing. Kegiatan ini diikuti oleh seluruh<br />

residen dengan dipandu oleh staf pendidik dari sub divisi terkait.<br />

B. STRUKTUR MATA KULIAH<br />

Tahap Semester Materi Pendidikan SKS<br />

Junior<br />

63,5 SKS<br />

Madya<br />

55,5 SKS<br />

I - II<br />

III - IV<br />

V – VII<br />

1. Pengetahuan dan Keterampilan Dasar<br />

Bedah<br />

2. Pengetahuan dan Keterampilan Diagnostik<br />

dan Perawatan Peri-operatif<br />

3. Pengetahuan dan Keterampilan Dasar<br />

Bedah : Bedah Digestif, Bedah Onkologi,<br />

Urologi, dan Bedah Emergensi Anak<br />

4. Pengetahuan dan Keterampilan Dasar<br />

Bedah : Orthopedi, Bedah Saraf, Plastik,<br />

Thoraks, Vaskuler, Bedah Emergensi Anak<br />

1. Pengetahuan dan Keterampilan Bedah<br />

Digestif Anak I dan II<br />

2. Pengetahuan dan Keterampilan Bedah<br />

Urogenital Anak I dan II<br />

3. Pengetahuan dan Keterampilan Bedah<br />

Onkologi Anak I dan II<br />

4. Pengetahuan dan Keterampilan Bedah<br />

Neonatal I dan II<br />

5. Pengetahuan dan Keterampilan Bedah<br />

Emergensi Anak<br />

1. Pengetahuan dan Keterampilan Bedah<br />

Digestif Anak III, IV, V<br />

2. Pengetahuan dan Keterampilan Bedah<br />

Urogenital Anak III,IV,V<br />

3. Pengetahuan dan Keterampilan Bedah<br />

Onkologi Anak III,IV,V<br />

4. Pengetahuan dan Keterampilan Bedah<br />

11,8<br />

1,2<br />

7<br />

14,5<br />

29<br />

43,5


312<br />

Senior<br />

28<br />

SKS<br />

VIII<br />

IX - X<br />

Neonatal III, IV, V<br />

5. Pengetahuan dan Keterampilan Bedah<br />

Emergensi Anak<br />

1. Pengetahuan dan Keterampilan Hematoonkologi<br />

Anak<br />

2. Pengetahuan dan Keterampilan<br />

Gastrohepatologi Anak<br />

3. Pengetahuan dan Keterampilan<br />

Perinatologi<br />

4. Pengetahuan dan Keterampilan Perawatan<br />

Intensif Bayi & Anak<br />

5. Pengetahuan dan Keterampilan Gizi dan<br />

Penyakit Metabolik<br />

6. Pengetahuan dan Keterampilan Infeksi<br />

7. Pengetahuan dan Keterampilan Bedah<br />

Emergensi Anak<br />

1. Pengetahuan dan Keterampilan Bedah<br />

Digestif Anak VI<br />

2. Pengetahuan dan Keterampilan Bedah<br />

Urogenital AnakVI<br />

3. Pengetahuan dan Keterampilan Bedah<br />

Onkologi Anak VI<br />

4. Pengetahuan dan Keterampilan Bedah<br />

Neonatal VI<br />

5. Pengetahuan dan Keterampilan Bedah<br />

Emergensi Anak<br />

6. Penerapan Pengetahuan dan Keterampilan<br />

Bedah Anak di Rumah Sakit Jejaring<br />

7. Pengembangan Kemampuan Membuat<br />

Penelitian Akhir<br />

12<br />

14,5<br />

5<br />

6<br />

2,5<br />

TOTAL SKS 147<br />

C. EVALUASI HASIL BELAJAR<br />

Evaluasi dilaksanakan secara teratur dan periodik meliputi aspek<br />

kognitif, psikomotor, dan attitude melalui pengamatan secara terus menerus<br />

dan evaluasi terjadwal (ujian stase, ujian semester, ujian akhir). Penilaian<br />

yang dilakukan meliputi penilaian terhadap keterampilan dalam membuat<br />

diagnosis, pengelolaan pasien dan keterampilan operasi (psikomotor) serta<br />

analisa terhadap kemampuan untuk bekerjasama, hubungan interpersonal,<br />

dan tanggung jawab (attitude).


313<br />

Evaluasi dilakukan di masing-masing Sub divisi Bedah Anak mulai dari<br />

pengamatan dan penilaian langsung saat melakukan prosedur perioperatif<br />

(poliklinik, UGD, rawat inap), visite sub divisi dan visite besar atau pada kegiatan<br />

ilmiah seperti presentasi kasus, journal review, audit morbiditas dan mortalitas.<br />

Penilaian juga dilakukan dengan menilai log book peserta didik dan evaluasi<br />

terjadwal (ujian bedah dasar, ujian semester bedah anak, dan ujian akhir).<br />

D. PEDOMAN UJIAN<br />

Evaluasi dalam bentuk ujian dilaksanakan selama pendidikan, terdiri<br />

dari: (a) Ujian Kursus Pra Bedah Dasar, dilaksanakan setelah selesai<br />

kegiatan kursus pra Bedah Dasar (b) Ujian Stase Bedah Dasar, merupakan<br />

evaluasi terjadwal yang dilaksanakan setelah stase di setiap Sub Divisi Ilmu<br />

Bedah (c) Ujian Stase Bedah Anak,merupakan ujian tertulis yang<br />

dilaksanakan setiap akhir stase Sub Divisi Bedah Anak (d) Ujian Semester<br />

Bedah Anak, merupakan ujian yang dilaksankan setiap akhir semester<br />

dengan materi yang sudah ditetapkan sesuai dengan kompetensi yang harus<br />

diperoleh pada setiap tahapan (e) Ujian Kenaikan Tahap Kompetensi,<br />

merupakan ujian yang dilakukan peserta didik untuk dapat melanjutkan ke<br />

tahapan selanjutnya. Bentuk ujian yang dilakukan berupa ujian tulisan dan<br />

OSCE (e) Ujian Profesi (Board) Bedah Anak Lokal, merupakan prasyarat<br />

untuk mengikuti ujian nasional dan dilaksanakan setelah peserta didik<br />

menyelesaikan seluruh tahapan pendidikan dan kewajiban yang berhubungan<br />

dengan pelaksanaan pendidikan. Bentuk ujian berupa ujian lisan atau tulisan<br />

yang dinilai oleh 2 orang penguji lokal. Penyelenggara Ujian Bedah Anak<br />

Lokal berdasarkan Surat Ketua Program Studi Ilmu Bedah Anak dan<br />

diselenggarakan di Institusi Pendidikan Dokter Spesialis (IPDS) Bedah Anak<br />

setempat. (f) Ujian Profesi (Board) Bedah Anak Nasional, merupakan ujian<br />

akhir pendidikan peserta PPDS-1 Ilmu Bedah Anak dan dilaksanakan setelah<br />

lulus Ujian Lokal. Bentuk ujian berupa ujian tulis dan ujian kasus. Ujian Profesi<br />

Nasional dinilai oleh dua orang penguji nasional yang ditentukan oleh<br />

Kolegium Ilmu Bedah Anak dan satu orang penguji lokal yang berstatus<br />

penilai. Penyelenggaraan Ujian Profesi Nasional dilaksanakan berdasarkan<br />

Surat Permohonan KPS Bedah Anak kepada Ketua Kolegium Ilmu Bedah<br />

Anak, dan Ketua Komisi Ujian Nasional Ilmu Bedah Anak. Dekan<br />

mengeluarkan Surat Keputusan (SK) penunjukan Penguji Ujian Profesi<br />

(Board) Nasional. Ujian diselenggarakan di Institusi Pendidikan Dokter<br />

Spesialis (IPDS) tempat asal kandidat.<br />

E. TATA TERTIB<br />

Tata Tertib Kegiatan Belajar Mengajar<br />

a. Peserta didik dapat mengikuti kegiatan belajar mengajar bila telah<br />

memenuhi persyaratan administrasi yang telah ditetapkan oleh<br />

Fakultas Kedokteran / Universitas Padjadjaran sehingga terdaftar<br />

sebagai peserta didik UNPAD.


314<br />

b. Peserta didik harus hadir tepat waktu sesuai dengan ketentuan jam<br />

kerja.<br />

c. Peserta didik harus mematuhi aturan berpakaian yang memenuhi etika<br />

berpakaian seperti yang telah ditetapkan.<br />

d. Peserta didik harus melaksanakan tugas yang diberikan yang terkait<br />

dengan kegiatan belajar mengajar yang diikuti.<br />

e. Peserta didik yang tidak hadir karena alasan yang dapat dibenarkan<br />

(sakit, terkena musibah, mendapat tugas dari fakultas / universitas<br />

atau alasan lain yang dapat dipertanggungjawabkan) dapat<br />

meninggalkan kegiatan pendidikan setelah mendapat keterangan<br />

tertulis dari pihak yang berwenang (dokter pimpinan fakultas).<br />

Tata Tertib Ujian<br />

a. Peserta didik dapat mengikuti kegiatan ujian bila telah memenuhi<br />

persyaratan administrasi yang telah ditetapkan oleh Universitas<br />

sehingga terdaftar sebagai peserta didik UNPAD<br />

b. Peserta didik dapat mengikuti ujian bila telah memenuhi ketentuan<br />

mengikuti kegiatan belajar mengajar secara penuh.<br />

c. Setiap mengikuti ujian, peserta didik harus mengisi daftar hadir<br />

d. Peserta didik dilarang keras melakukan tindakan kecurangan pada<br />

saat ujian.<br />

F. JENIS PELANGGARAN DAN SANKSI<br />

Apabila peserta didik melakukan pelanggaran, setelah dibicarakan<br />

dengan Senat Fakultas, maka akan dikenai sanksi khusus. Selanjutnya bila<br />

terdapat masalah pidana akan diserahkan kepada yang berwajib.<br />

1. Pelanggaran hukum<br />

Peserta didik yang melakukan pelanggaran hukum, baik yang berupa<br />

tindak pidana maupun penyalahgunaan obat, narkotika dan<br />

sejenisnya, serta penggunaan minuman keras dan sejenisnya, dan<br />

telah ditetapkan bersalah secara hukum oleh pengadilan, akan<br />

dikenakan sanksi berupa skorsing sampai dengan pemutusan studi<br />

oleh Rektor sesuai dengan putusan tersebut.<br />

2. Pelanggaran etika moral dan etika profesi<br />

Peserta didik yang melakukan pelanggaran etika moral, profesi,<br />

memalsukan tandatangan dan sejenisnya akan dikenakan skorsing<br />

oleh Dekan sampai dengan pemutusan studi oleh Rektor.<br />

3. Pelanggaran etika akademik<br />

Peserta didik yang melakukan pelanggaran etika akademik seperti<br />

mencontek, menjiplak (makalah, laporan,tugas akhir,dsb) atau<br />

sejenisnya akan dikenanakan sanksi berupa skorsing sampai dengan<br />

pemutusan studi.


315<br />

Sanksi akademik<br />

Sanksi akademik adalah sanksi yang diberikan kepada peserta didik karena<br />

melakukan pelanggaran akademik. Sanksi dapat berupa peringatan tertulis,<br />

perpanjangan stase, skorsing atau pemutusan studi. Sanksi peringatan<br />

tertulis dan perpanjangan stase diberikan oleh Ketua Program Studi<br />

sedangkan sanksi skorsing diusulkan / diajukan oleh Ketua Program Studi ke<br />

Dekan dan diputuskan oleh Dekan, sedangkan sanksi pemutusan studi<br />

diusulkan / diajukan oleh Ketua Program Studi ke Dekan dan diputuskan oleh<br />

Rektor.<br />

1. Peringatan tertulis<br />

Peringatan tertulis dibuat oleh Ketua Program Studi apabila<br />

dinilai ada kekurangan prestasi akademik peserta didik atau<br />

pelanggaran ketentuan lainnya. Hal ini dilakukan untuk<br />

memperingatkan peserta didik agar tidak mendapatkan sanksi yang<br />

lebih berat.<br />

Peringatan tertulis dikenakan terhadap peserta didik yang pada<br />

tiap akhir semester mendapat Indeks Prestasi (IP) dibawah 2,75,<br />

dan/atau Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) dibawah 2,75. Peringatan<br />

tertulis karena kelalaian administratif dikenakan kepada peserta didik<br />

yang melalaikan kewajiban administratif (misalnya tidak melakukan<br />

pendaftaran ulang untuk satu semester). Peringatan tertulis juga<br />

diberikan bila peserta didik melakukan kelalaian yang menyebabkan<br />

morbiditas pada pasien.<br />

2. Perpanjangan stase<br />

Perpanjangan stase adalah sanksi yang diberikan pada peserta<br />

didik apabila tidak lulus ujian stase 2x berturut – turut; melakukan<br />

kelalaian tindakan atau prosedur yang menyebabkan morbiditas; tidak<br />

menyelesaikan karya tulis ilmiah tahap bedah dasar, bedah lanjut dan<br />

usulan penelitian sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.<br />

Lama perpanjangan stase ditentukan oleh berat ringannya<br />

kesalahan yang dilakukan (setengah atau satu kali stase). Pada masa<br />

perpanjangan stase, peserta didik tetap melakukan kegiatan seperti<br />

layaknya stase normal.<br />

3. Skorsing<br />

Merupakan sanksi dengan gradasi yang lebih berat dari<br />

perpanjangan stase. Selama masa skorsing, peserta didik tetap hadir<br />

tetapi tidak diperkenankan mengikuti kegiatan pendidikan. Yang<br />

bersangkutan harus diberikan bimbingan terutama mengenai masalah<br />

penyebab sanksi tersebut.<br />

4. Pemutusan studi<br />

Pemutusan studi dikenakan terhadap peserta didik yang<br />

mempunyai prestasi belajar yang rendah (akhir semester I tidak dapat<br />

mencapai Indeks Prestasi (IP) 2,75 dan akhir semester II tidak<br />

mencapai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,00), melakukan kelalaian<br />

administratif (seperti tidak melakukan registrasi 2 semester berturut –


316<br />

turut tanpa izin Rektor), lalai dalam mengikuti kegiatan belajar<br />

mengajar dan lama studi melebihi 1½ x lama pendidikan yang telah<br />

ditentukan. Selain itu, pemutusan studi dapat<br />

juga diberikan bila peserta didik terbukti melakukan tindak pidana<br />

maupun penyalahgunaan obat, narkotika dan sejenisnya, serta<br />

penggunaan minuman keras dan sejenisnya, melakukan pelanggaran<br />

etika moral dan profesi, serta melakukan pelanggaran etika akademik.<br />

19. Program Studi Ilmu Urologi<br />

A. Metode Pembelajaran<br />

Proses pendidikan dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip metode ilmiah,<br />

berupa kemampuan scientific problem solving approach dan decision making<br />

berbasis bukti evidence based medicine. Bentuk kegiatan berupa kuliah,<br />

diskusi kuliah, mandiri, tutorial, kegiatan bangsal dan poliklinik serta kamar<br />

operasi. Kegiatan ini mencakup pendidikan akademik dan pelatihan<br />

keprofesian.<br />

Metode pembelajaran untuk meteri dasar umum (MDU), materi dasar khusus<br />

(MDK), materi keahlian umum, materi keahlian khusus (MKK), materi<br />

penerapan akademik (MPA), dan materi penerapan keprofesian (MPK)<br />

diberikan dalam bentuk tutorial, diskusi, tugas membaca dan tugas menulis.<br />

1. PANDUAN BERBAGAI KEGIATAN MPK<br />

Kerja Poli<br />

Tata laksana pasien poliklinik dilakukan di Rumah Sakit Dr. Hasan<br />

Sadikin Bandung dan RS. Jejaring. Poliklinik Khusus Urologi di RS. Dr. Hasan<br />

Sadikin Bandung dilengkapi dengan alat-alat diagnostik berupa USG,<br />

uroflowmetri dan urodinamik. Opersionalisasi alat-alat tersebut dilakukan oleh<br />

PPDS 1 Urologi dengan bimbingan dari konsulen urologi.<br />

Kerja Bangsal<br />

Tata laksana pasien rawat inap dilakukan di ruang rawat urologi serta<br />

ruang rawat lain yang pasiennya dikonsulkan atau rawat bersama dengan<br />

urologi. Visite harian dilakukan oleh PPDS 1 Urologi yang ditugaskan dengan<br />

dilakukan ronde harian dipimpin oleh chief residen. Pasien-pasien yang<br />

bermasalah diperiksa kepada supervisior konsulen urologi (Dokter<br />

Penangung Jawab Pasien = DPJP) untuk didiskusikan dan ditangani lebih<br />

lanjut. Ronde besar dilakukan setiap hari Kamis yang dipimpin oleh Staf<br />

Urologi sesuai dengan jadwal (Jam 7 00 -8 00 Pagi).<br />

Kamar Operasi<br />

Kegiatan di kamar operasi bedah dilakukan di Kamar Operasi Central<br />

RS. Dr. Hasan Sadikin Bandung lantai 3, 4 dan RS. Jejaring. Selama


317<br />

pendidikan, peserta didik mendapatkan pengalaman tindakan dan wewenang<br />

yang disesuaikan dengan jenjang pendidikannya, yaitu :<br />

Prosedur Inti Urologi<br />

Pengalaman Tindakan<br />

Semester 1 dan 2<br />

A MP MT<br />

Sistoskopi rigid<br />

Cysto : Biopsy : Diathermy X X<br />

Cysto : Retrograde X X<br />

Cysto : Insert DJ Stent X X<br />

Optical urethrotomy<br />

X<br />

Percutaneus / Open nephrostomy<br />

X<br />

TUR BT small<br />

TUR B neck (BNI)<br />

TUR P < 40 Gm<br />

Cystolitholapaxy<br />

Simple ureteroscopy<br />

X<br />

X<br />

X<br />

X<br />

X<br />

Urodynamic studies X X<br />

TRUS + Biopsy X X<br />

Open/Percutaneus cystostomy X X<br />

Circumcision<br />

Epididymal cyst<br />

X<br />

Hydrococele<br />

X<br />

Varicocele<br />

X<br />

Inguinal orchidectomy<br />

X<br />

Ureterolitotomi X X<br />

X<br />

A<br />

MP<br />

MT<br />

: Anestesi<br />

: Mengerjakan sendiri dengan pengawasan<br />

: Mengerjakan tanpa pengawasan langsung<br />

Prosedur Inti Urologi<br />

Pengalaman Tindakan<br />

Semester 3 dan 4<br />

A MP MT<br />

Cysto : Insert DJ Stent<br />

X<br />

Optical urethrotomy X X<br />

TUR BT small (< 6 cm) X X<br />

TUR BT large (> 6 cm)<br />

X<br />

TUR P < 40 gm X X<br />

TUR P > 40 gm<br />

X


318<br />

Prosedur Inti Urologi<br />

Semester 3 dan 4<br />

Ureteroscopy simple<br />

Ureteroscopy – stone extraction /<br />

disintegration<br />

Pengalaman Tindakan<br />

A MP MT<br />

X<br />

X<br />

Inguinal orchidectomy<br />

Simple nephrectomy<br />

X<br />

Radical nephrectomy<br />

X<br />

Nephroureterectomy<br />

X<br />

Colposuspension<br />

X<br />

Pyelolithotomy/pyeloplasty X X<br />

RRP<br />

X<br />

Radical cystectomy<br />

X<br />

Heal loop diversion<br />

X<br />

Uretrolithotomy<br />

Urethroplasty/hypospadia<br />

X<br />

X<br />

X<br />

A<br />

MP<br />

MT<br />

: Anestesi<br />

: Mengerjakan sendiri dengan pengawasan<br />

: Mengerjakan tanpa pengawasan langsung<br />

Prosedur Inti Urologi<br />

Semester 5 dan 6<br />

Pengalaman Tindakan<br />

A MP MT<br />

Cysto : Insert DJ Stent<br />

Optical urethrotomy<br />

X<br />

TUR BT small (< 6 cm)<br />

X<br />

TUR BT large (> 6 cm)<br />

X<br />

TUR P < 40 gm<br />

X<br />

TUR P > 40 gm<br />

X<br />

Ureteroscopy simple<br />

X<br />

Ureteroscopy – stone extraction /<br />

X X<br />

disintegration<br />

Inguinal orchidectomy<br />

X<br />

Simple nephrectomy<br />

X<br />

Radical nephrectomy<br />

X<br />

Nephroureterectomy X X<br />

Colposuspension X X<br />

Pyelolithotomy/pyeloplasty X X<br />

RRP (Retropubic Radical X


319<br />

Prosedur Inti Urologi<br />

Semester 5 dan 6<br />

Prostatectomy)<br />

Radical cystectomy<br />

Bowel/Ileal loop diversion<br />

PCNL (Percutaneus Nephrolithotripsy<br />

Urethroplasty/hypospadia<br />

Pengalaman Tindakan<br />

A MP MT<br />

X<br />

X<br />

X<br />

X<br />

A<br />

MP<br />

MT<br />

: Anestesi<br />

: Mengerjakan sendiri dengan pengawasan<br />

: Mengerjakan tanpa pengawasan langsung<br />

2. PANDUAN BERBAGAI KEGIATAN MPA<br />

Proposal Penelitian<br />

Proposal penelitian merupakan kegiatan akademik yang direncanakan dan<br />

disusun menurut kaidah penulisan ilmiah agar dapat digunakan sebagai<br />

pedoman melakukan penelitian untuk penulisan tesis. Pembimbing ialah staf<br />

akademik yang berkualifikasi penilai. Judul ditentukan bersama oleh<br />

pembimbing dengan peserta PPDS. Pertimbangan tema proposal adalah<br />

jumlah populasi penelitian, distribusi penyakit, perkiraan biaya dan<br />

sebagainya.<br />

Tesis / Karya Akhir<br />

Penulisan tesis merupakan kegiatan akademik dengan cara mengolah hasil<br />

kegiatan penelitian dalam bentuk karya tulis berdasarkan analisis data<br />

sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan program studi. Tesis / Karya<br />

tulis ialah kegiatan akademik dalam bentuk menulis suatu karya ilmiah<br />

tentang suatu topik keilmuan yang disusun berdasarkan hasil penelitian ilmiah<br />

menggunakan metodologi penelitian.<br />

Naskah tesis akhir (buku tesis) ditandatangani oleh pembimbing, Kepala divisi<br />

urologi dan Ketua Program Studi. Format naskah tesis akhir dikaji dengan<br />

sampul keras (hard cover) warna hitam dan tulisan hitam. Naskah tesis<br />

merupakan hak milik sepenuhnya pusat pendidikan Urologi Bandung.<br />

Journal Reading<br />

Journal reading atau pembacaan makalah ilmiah ialah kegiatan akademik<br />

melalui pembahasan makalah ilmiah di depan forum. Penyaji adalah PPDS 1<br />

Urologi semester 4 ke atas. Moderator adalah staf modul yang bersangkutan.<br />

Pembacaan makalah dihadiri oleh semua PPDS mulai semester 4 ke atas,<br />

moderator dan seluruh Staf Urologi. Journal reading dilakukan bergiliran tiap


320<br />

minggu sesuai jadwal yang sudah ditentukan. Pemberian judul dan jadwal<br />

penyajian dikoordinasi oleh Ketua Program Studi. PPDS mengajukan<br />

ringkasan makalah dengan memakai LCD, kemudian diadakan diskusi bebas.<br />

Laporan Jaga<br />

Laporan jaga ialah kegiatan akademik melalui pembahasan kasus yang<br />

didapat sebagai hasil tugas jaga oleh PPDS yang bertugas jaga di IGD<br />

(Instalasi Gawat Darurat). Kasus yang dilaporkan ialah kasus yang datang ke<br />

IGD, pasien bermasalah diruangan, dan laporan kematian. Pembahasan<br />

ditujukan pada masalah diagnostik dan tindakan yang dilakukan oleh PPDS.<br />

Pembahasan lebih mendalam akan dilaksanakan kemudian pada acara<br />

Asessment. Laporan jaga dilaksanakan setiap pagi mulai jam 7. 15 , dipimpin<br />

oleh staf yang ditunjuk oleh Kepala Divisi / Ketua Program Studi dan dihadiri<br />

oleh seluruh PPDS 1 Urologi semester 4 ke atas.<br />

Asessment<br />

Asessment ialah kegiatan akademik yang dilaksanakan setiap hari, dipimpin<br />

oleh staf yang bertugas dan dihadiri oleh seluruh staf dan seluruh PPDS 1<br />

Urologi semester 4 ke atas dan PPDS Bedah yang sedang menjalani stase di<br />

urologi. Kasus yang dipresentasikan adalah seluruh kasus dari rawat jalan<br />

dan rawat inap yang memerlukan tindakan, kasus yang bermasalah atau sulit<br />

dan kasus kematian. Presentan adalah PPDS 1 Urologi semester 4 ke atas<br />

dan PPDS Bedah yang sedang menjalani stase di urologi hari tersebut<br />

bertanggung jawab atas pasien yang dipresentasikan.<br />

Konferensi Klinik (CPC)<br />

Konferensi klinik ialah kegiatan akademik yang membahas kasus urologi<br />

dengan mengundang disiplin ilmu terkait. Kasus dipresentasikan oleh PPDS 1<br />

Urologi semester 4 ke atas yang bertanggung jawab atas kasus tersebut,<br />

dipimpin oleh staf yang bertanggung jawab terhadap pasien tersebut (DPJP).<br />

Presentasi ilmiah di luar institusi<br />

Setiap PPDS diharuskan paling sedikit satu kali mengajukan masalah ilmiah<br />

di luar institusi pendidikan urologi. Presentasi ilmiah di luar institusi berupa<br />

kegiatan pembacaan karya ilmiah baik berupa presentasi oral atau poster di<br />

forum urologi nasional dan internasional, serta publikasi ilmiah di jurnal<br />

nasional (JURI, JIBI) dan jurnal internasional, sebanyak 4 (empat) kali selama<br />

pendidikan urologi lanjut.<br />

B. Struktur Mata Kuliah<br />

NO MATERI PENDIDIKAN BOBOT SKS SEMESTER<br />

1 Materi Dasar Umum 7 I<br />

2 Materi Dasar Khusus 7 I<br />

3 Materi Keahlian Umum 18 II, III


321<br />

NO MATERI PENDIDIKAN BOBOT SKS SEMESTER<br />

4 Materi Keahlian Khusus 1 16 II s/d IV<br />

5 Materi Penerapan Akademik 1 16 II s/d IV<br />

6 Materi Keahlian Khusus 2 26 V s/d VIII<br />

7 Materi Penerapan Akademik 2 16 V s/d X<br />

8 Materi Penerapan Keprofesian 40 III s/d X<br />

a. Materi Dasar Umum : Etika kedokteran, Metodologi penelitian<br />

kesehatan dan kedokteran, Bio statistik.<br />

b. Materi Dasar Khusus : Epidemiologi klinik dan kedokteran berbasis<br />

bukti, Biosel-biomolekuler dan genetika kedokteran, Farmakologi klinik.<br />

c. Materi Keahlian Umum : Anatomi Bedah, Fisiologi bedah, Patologi<br />

Anatomi dan Klinik.<br />

d. Materi Keahlian Khusus : Fisiologi ginjal, Urodinamik, Radiologiurologi,<br />

Infeksi saluran kemih, Obstruksi saluran kemih, Batu urinerius,<br />

Patofisiologi gagal ginjal akut, Kateterisasi, Perawatan dan komplikasi,<br />

Inkontinensia urin, Dasar diagnosis dan penanganan varikokel dan<br />

hidrokel, Acute scrotum, Keganasan pada traktus urinarius, Kelainan<br />

congenital traktus urinarius, Surgical approach bedah urologi,<br />

Pemeriksaan diagnostik urologi (Pencitraan, uroflowmetri),<br />

Operasionalisasi ESWL, Keterampilan operasi terbuka, Keterampilan<br />

operasi endoskopi.<br />

e. Materi Penerapan Akademik : Penugasan, seminar, diskusi dan<br />

pembuatan tesis.<br />

f. Materi Penerapan Keprofesian : Journal Reading, Laporan jaga,<br />

Assesment, Konferensi klinik (CPC), Presentasi ilmiah di luar institusi,<br />

Tata laksana pasien gawat darurat, Tata laksana pasien rawat jalan,<br />

Tata laksana pasien rawat inap, Prosedur-prosedur diagnostic di bidang<br />

urologi, Tindakan ESWL, Tindakan-tindakan operasi terbuka di bidang<br />

urologi, Tindakan-tindakan operasi endoskopi di bidang urologi.<br />

C. Evaluasi Hasil Belajar<br />

Semua peserta Program Studi Pendidikdn Profesi Dokter Spesialis-1 Urologi<br />

mempunyai buku log yang merupakan bukti tertulis setiap kegiatan yang<br />

dilaksanakan oleh Program Studi beserta tingkat kompetensi yang sudah dicapai.<br />

Tujuan evaluasi hasil pendidikan adalah untuk mengetahui apakah peserta<br />

program studi telah mencapai kemempuan akademik profesional sesuai dengan<br />

kurikulum pendidikan.<br />

Untuk mengetahui pencapaian tujuan pendidikan dilakukan penilaian yang<br />

umumnya mencakup :<br />

1. Bidang afektif :<br />

a. Sikap dan kebiasaan kerja professional, Etika Kedokteran<br />

b. Hubungan inter-personal dengan sejawat, perawat, mahasiswa, tenaga<br />

administratif


322<br />

2. Bidang kognitif :<br />

a. Pengetahuan dan pemahaman<br />

b. Pemecahan masalah dan pengambilan keputusan klinik<br />

3. Bidang psikomotor :<br />

a. Keterampilan klinik non operatif<br />

b. Keterampilan klinik operatif<br />

Tahap-Tahap Evaluasi<br />

Secara garis besar evaluasi selama masa pendidikan dilaksanakan secara<br />

bertahap, berkala dan bersifat berkesinambungan dan bersifatt sumatif untuk<br />

menentukan keputusan.<br />

1. Evaluasi berkala<br />

Sesuai dengan tahap pendidikan dilakukan evaluasi sumatif secara berkala.<br />

Kegiatan ini dimulai dengan evaluasi tahap awal yang dilakukan pada<br />

semester-semester awal kemudian dirancang evaluasi berkala tahap-tahap<br />

selanjutnya.<br />

Evaluasi tahap awal juga digunakan sebagai tahapan pra kualifikasi untuk<br />

menilai apakah seorang peserta program mampu meneruskan studi atau<br />

tidak. Bila dinilai tidak mampu meneruskan studi maka diberikan keputusan<br />

untuk mengundurkan diri atau menghentikan pendidikan. Bila mampu,<br />

peseta program dapat melanjutkan ke tahap pendidikan berikutnya.<br />

2. Evaluasi akhir<br />

Pada tahap akhir pendidikan, dilaksanakan evaluasi akhir secara<br />

komprehensif. Evaluasi tahap akhir dilakukan apabila peserta program telah<br />

menyelesaikan semua tahap pendidikan dan telah lulus dalam evaluasi<br />

berkala sebelumnya.<br />

Kemampuan yang dinilai<br />

Pada hakikatnya pada program studi yang bercirikan akademik profesional,<br />

kemampuan akhir yang dievaluasi ialah pencapaian professional performance<br />

(kemampuan/penampilan profesional) yang secara artifisial dapat dipilah-pilah<br />

menjadi tiga bidang/domain yaitu :<br />

S – Sikap<br />

P – Pengetahuan (Kognitif)<br />

K – Keterampilan (Psikomator)<br />

D. Pedoman Ujian<br />

Berbagai cara dapat digunakan oleh masing-masing program studi sebagai<br />

berikut :<br />

1. Ujian tulis berkala dilakukan setiap 3 bulan untuk menilai pengetahuan<br />

2. Ujian lisan untuk menilai kognitif (clinical reasoning skill) / ujian teknik<br />

operasi sebelum melakukan operasi menurut tingkatannya<br />

3. Ujian kasus untuk menilai kognitif dan psikomotor


323<br />

4. Ujian praktek<br />

5. Ujian presentasi makalah<br />

6. Ujian OSCA (Objective Structure Clinical Assesment)<br />

7. Ujian tesis<br />

8. Ujian Board, Kognitif<br />

H.1. Pemberian Angka, Skoring dan Interpretasi<br />

Salah satu cara yang dipakai untuk memberikan angka, scoring, interpretasi<br />

dan memberi predikat dapat dilihat pada table di bawah ini.<br />

TABEL : ANGKA, NILAI MUTU, MARKAH DAN INTERPRETASINYA PADA<br />

SISTEM PENILAIAN PESERTA PROGRAM<br />

ANGKA NILAI MUTU MARKAH INTERPRETASI<br />

90 – 100 4,00<br />

A<br />

BAIK SEKALI<br />

85 – 89 3,75<br />

A-<br />

80 – 84 3,50<br />

B+<br />

BAIK<br />

75 – 79 3,25<br />

B<br />

70 – 74 2,75<br />

B-<br />

CUKUP<br />

65 – 69 2,50<br />

C+<br />

60 – 64 2,25<br />

C<br />

KURANG<br />

55 – 59<br />

45 – 54<br />

0 – 44<br />

2,00<br />

C-<br />

1,00<br />

D<br />

KRANG SEKALI<br />

0,00<br />

E<br />

NILAI BATAS LULUS (NBL) : 70 (IPK = 2,75)<br />

I. Tata Tertib<br />

I.1. Tata tertib kegiatan belajar mengajar<br />

1. PPDS-1 Urologi dapat mengikuti kegiatan belajar mengajar bila telah<br />

memenuhi persyaratan administrasi yang telah ditetapkan oleh<br />

Universitas sehingga terdaftar sebagai PPDS-1 UNPAD.<br />

2. PPDS-1 Urologi harus hadir tepat waktu sesuai dengan ketentuan jam<br />

kerja atau yang telah dijadwalkan sebelumnya.<br />

3. PPDS-1 Urologi harus mematuhi aturan berpakaian yang memenuhi<br />

etika berpakaian mahasiswa seperti yang telah ditetapkan pada<br />

pedoman umum kemahasiswaan.<br />

4. Setiap mengikuti kegiatan belajar mengajar, PPDS-1 Urologi harus<br />

mengisi daftar hadir.<br />

5. Peserta PPDS Bedah Dasar adalah sepenuhnya bertugas dan belajar<br />

di stase Bedah Dasar dan tidak boleh terlibat kegiatan urologi dalam<br />

bentuk apapun, kecuali atas perintah dan ijin konsulen Urologi. Ketua<br />

Program Studi Bedah Dasar mempunyai wewenang penuh menilai<br />

layak tidaknya PPDS Urologi dapat Masuk ke Urologi Lanjut.


324<br />

6. Peserta PPDS bila berhalangan hadir harus memberitahukan kepada<br />

SPS, KPS atau Kepala Divisi dan bila sakit harus menyerahkan surat<br />

keterangan dari dokter yang berwenang, bila tidak ada kabar / berita<br />

dikenakan sanksi sebagai berikut :<br />

‣ Tidak hadir 1 – 3 hari : perpanjangan masa studi 2 minggu<br />

‣ Tidak hadir 3 – 7 hari : perpanjangan masa studi 1 bulan<br />

‣ Tidak hadir 8 – 14 hari : perpanjangan masa studi 2 bulan<br />

‣ Tidak hadir 15 – 30 hari : perpanjangan masa studi 3 bulan<br />

‣ Tidak hadir > 30 hari : dianggap mengundurkan diri<br />

7. Peserta PPDS yang tidak menyerahkan / menyelesaikan status<br />

khusus dan medical record pasien dalam 2 x 24 jam terhitung sejak<br />

pasien pulang, diwajibkan :<br />

1. Mengganti jasa medik yang telah dibayarkan pasien<br />

2. Menandatangani surat pernyataan pengunduran diri di atas materai<br />

8. Peserta PPDS menyalahi prosedur tetap yang telah ditentukan,<br />

sehingga menimbulkan :<br />

1. Pasien lebih lama dirawat : 1 bulan perpanjangan masa studi<br />

2. Kecacatan pasien permane : 2 bulan perpanjangan masa studi<br />

3. Kematian pasien yang “non acceptable” : 3 bulan perpanjangan<br />

masa studi<br />

9. Peserta PPDS yang melakukan tindakan di luar kegiatan akademik<br />

yang mengakibatkan rusaknya nama baik institusi, diberhentikan<br />

studinya dari prodi urologi secara tertulis yang dituangkan dalam berita<br />

acara pemberhentian kegiatan belajar – mengajar dari prodi urologi,<br />

ditandatangani oleh KPS, SPS dan Kepala Divisi Urologi setelah<br />

dirapatkan di Divisi/Prodi Urologi.<br />

10. Peserta PPDS karena ketidak hati-hatiannya menyebabkan kerusakan<br />

peralatan / instrumen milik prodi urologi, diwajibkan untuk mengganti,<br />

sehingga proses belajar mengajar dan pelayanan terhadap pasien<br />

tidak terganggu.<br />

11. Evaluasi peserta PPDS dilakukan setiap akhir bulan yang wajib<br />

dihadiri semua staf dan hasil penilaian diumumkan hari berikutnya.<br />

Penilaian mencakup bidang afektif, kognitif, psikomotor . Setiap Sanksi<br />

diputuskan oleh rapat staf dengan prosedur urutan sebagai berikut :<br />

teguran lisan (1x), teguran tertulis (1x). Bila tetap tidak ada perubahan<br />

setelah dilakukan evaluasi, Sanksi dijatuhkan.<br />

12. Sanksi nonakademis diputuskan oleh rapat Divisi/Prodi dilanjutkan ke<br />

Dekan sesuai prosedur.<br />

13. Sanksi tindakan pidana diputuskan oleh rapat staf yang dapat<br />

diadakan setiap saat, dihadiri paling sedikit setengah jumlah staf 1.<br />

14. Peraturan yang tidak tercantum dalam peraturan ini, tetapi telah<br />

disepakati sebagai suatu peraturan tambahan dan ditetapkan dalam<br />

surat keputusan yang harus ditaati oleh peserta PPDS Urologi.


325<br />

I.2. Tata tertib ujian<br />

a. PPDS-1 Urologi dapat mengikuti ujian bila telah memenuhi<br />

persyaratan administratif yang telah ditetapkan oleh Universitas<br />

sehingga terdaftar sebagai PPDS-1 Urologi FK. UNPAD.<br />

b. PPDS-1 Urologi dapat mengikuti ujian bila telah memenuhi ketentuan<br />

mengikuti kegiatan belajar mengajar secara penuh.<br />

c. PPDS-1 Urologi harus hadir tepat waktu sesuai dengan ketentuan<br />

jadwal ujian yang telah ditentukan sebelumnya.<br />

d. PPDS-1 Urologi dilarang keras melakukan tindakan kecurangan pada<br />

saat ujian seperti mencontek, memberikan bantuan terhadap teman,<br />

mengambil bahan ujian tanpa izin, memotret atau melakukan tindakan<br />

lainyang mengganggu pelaksanaan ujian.<br />

J. Jenis Pelanggaran dan Sanksi<br />

J.I. PERINGATAN AKADEMIK<br />

1. Peringatan akademik dikenakan terhadap mahasiswa program profesi<br />

dan spesialis yang pada tiap akhir semester mengalami salah satu<br />

kondisi dibawah ini :<br />

Indeks Prestasi (IP) dibawah 2,75;<br />

Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) dibawah 2,75.<br />

2. Meninggalkan proses pembelajaran tanpa alasan yang dapat<br />

diterima<br />

Bila PPDS meninggalkan proses pembelajaran selama 2 (dua) minggu<br />

maka KPS akan mengirimkan surat teguran dengan tembusan kepada<br />

Waki Dekan I dan TKP PPDS. Bila dalam 2 (dua) minggu tidak ada<br />

jawaban akan KPS akan mengirimkan surat teguran ke 2 dan ke 3<br />

dengan selang 2 minggu. Bila setelah 2 minggu surat teguran ke 3 yang<br />

bersangkutan tidak membalas surat/menghubungi program studi, maka<br />

dianggap mengundurkan diri.<br />

3. Tidak mematuhi jam kerja<br />

Bila peserta didik tidak mematuhi jam kerja maka akan mendapat<br />

teguran lisan, bila tetap berulang akan diberikan teguran tertulis. Bila<br />

setelah 2 kali mendapat teguran tertulis tidak menunjukkan perbaikan,<br />

maka yang bersangkutan diharuskan mengulang di stase tersebut.<br />

4. Kekurangan dalam pencapaian kompetensi<br />

Bila peserta didik memperoleh nilai di bawah batas kelulusan, yang<br />

bersangkutan diharuskan mengulang. Bila tidak lulus 2 kali maka KPS<br />

akan menerbitkan teguran tertulis dan tembusan kepada wali/instansi<br />

pengirim dan TKP PPDS. Bila mengalami 3 kali tidak lulus selain<br />

menerbitkan teguran tertulis, KPS akan mengirimkan peserta PPDS tsb.<br />

ke Tim Konseling Program Studi terkait, bila tetap tidak menunjukkan<br />

perbaikan, yang bersangkutan ditawarkan untuk alih program.


326<br />

5. Ketidakmampuan memelihara kompetensi yag telah dicapai<br />

Bila peserta didik dinilai melakukan kesalahan dan bertindak tidak sesuai<br />

dengan kompetensi yang telah dicapainya, maka KPS akan memberikan<br />

sanksi.<br />

6. Sikap perilaku melanggar etika dan profesionalisme terhadap:<br />

a. Pasien<br />

- Tidak menunjukkan sikap belas kasih<br />

- Tidak menunjukkan sifat antusiasisme<br />

- Tidak memiliki kepekaan terhadap kebutuhan pasien<br />

- Tidak dapat dipercaya<br />

- Tidak dapat menjaga kerahasiaan pasien<br />

- Tidak peka terhadap nilai-nilai ras, gender, agama<br />

b. Pendidik<br />

- Tidak bersikap santun<br />

c. Sejawat residen<br />

- Melakukan kekerasan fisik, verbal maupun tekanan secara<br />

finansial<br />

d. Paramedis dan karyawan rumah sakit<br />

- Tidak menghargai tugas dan kewajiban mereka<br />

e. Keilmuan<br />

- Meninggalkan acara ilmiah atau melalaikan tugas<br />

f. Institusi<br />

- Merusakan peralatan rumah sakit/Prodi<br />

J.2. PEMUTUSAN STUDI / SARAN PENGUNDURAN DIRI<br />

Pengunduran diri disarankan sebelum dikenakan pemutusan studi bagi para<br />

mahasiswa yang mengalami salah satu kondisi di bawah ini :<br />

1. Prestasi akademik rendah<br />

Pada akhir semester I tidak mencapai Indeks Prestasi Kumulatif<br />

(IPK) 2,75;<br />

Pada akhir semester II tidak mencapai Indeks Prestasi Kumulatif<br />

(IPK) 3,00;<br />

Pada akhir semester I dan/atau semester II memperoleh huruf mutu<br />

dibawah C;<br />

Bila lama studi melebihi 1 ½ x lama pendidikan di program studi<br />

spesialis;<br />

2. Kelalaian administrasi<br />

Bagi mahasiswa Program Diploma, Sarjana, Profesi, Spesialis dan<br />

Program Pascasarjana yang menghentikan studi dua semester berturutturut<br />

atau dalam waktu berlainan tanpa ijin rektor.


327<br />

3. Kelalaian mengikuti kegiatan Belajar-Mengajar<br />

Bagi mahasiswa Program Diploma, Sarjana, Profesi, Spesialis dan<br />

Program Pascasarjana yang telah mendaftar atau mendaftarkan kembali<br />

secara administratif, tetapi :<br />

Tidak mengikuti kegiatan belajar-mengajar pada semester I dan/atau<br />

semester II tanpa alasan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan,<br />

baik mengisi maupun tidak mengisi KRS.<br />

Tidak mengisi KRS (tidak mengikuti kegiatan belajar-mengajar) dua<br />

semester berturut-turut atau secara terpisah, tanpa alasan yang<br />

dapat dibenarkan; dan/atau;<br />

Mengundurkan diri satu atau beberapa mata kuliah setelah lewat<br />

batas waktu perubahan KRS dua semester berturut-turut atau secara<br />

tepisah, tanpa alasan yang dapat dibenarkan.<br />

4. Pelanggaran hukum<br />

Bila diduga melanggar hukum maka peserta didik dibebaskan dari tugas<br />

mengikuti proses pembelajaran. Bila telah ditetapkan bersalah, Rektor<br />

akan mengeluarkan sanksi berupa skorsing sampai pemutusan studi.<br />

5. Pemutusan studi<br />

Dinyatakan putus studi bila tidak dapat memenuhi syarat :<br />

- Administrasi<br />

- Atas keinginan sendiri<br />

- Evaluasi : - Bila tidak lulus 6 kali tidak berturut-turut.<br />

- Melewati batas akhir studi dan pertimbangan lainnya<br />

- Pelanggaran etika dan profesionalisme<br />

- Kondisi khusus : NAPZA atau gangguan kejiwaan<br />

20. Program Studi Kardiologi dan Kedokteran Vaskular<br />

A. Metode Pembelajaran<br />

Proses belajar mengajar sebagian besar dilakukan dengan metoda praktikum<br />

dengan menggunakan laboratorium rawat inap biasa, rawat intermediate,<br />

rawat intensive, unit rawat jalan, unit diagnostik (invasif dan non invasif), unit<br />

rehabilitasi medik serta unit lain yang terkait.<br />

Selain praktikum, dilakukan konferensi klinik harian untuk melatih kemampuan<br />

peserta didik untuk melakukan analisis dan menerapkan pengetahuan yang<br />

mereka miliki saat mengelola setiap kasus.<br />

Pembacaan Referat dan Journal merupakan kegiatan rutin sebagai sarana<br />

untuk menambah pengetahuan secara mandiri. Presentasi kasus juga<br />

merupakan bagian dari metoda pembelajaran sebagai upaya untuk melatih<br />

ketajaman analisis terhadap suatu permasalahan klinis.


328<br />

Kegiatan kuliah dilakukan dalam bentuk mini lecture untuk topik bahasan<br />

tertentu. Selain itu peserta didik juga diwajibkan untuk mengajukan makalah<br />

dalam suatu kegiatan ilmiah yang bersifat nasional atau bahkan regional.<br />

B. Struktur Mata Kuliah<br />

Tahap I. Pengetahuan Kedokteran Klinik Umum<br />

(Kompetensi Dasar) – 12 Bulan<br />

Meliputi bidang-bidang: Ilmu Penyakit Dalam, Rawat Intensif/ICU;<br />

Ilmu Kesehatan Anak (tumbuh kembang); Kardiologi Klinik<br />

Dewasa.<br />

Tahap II. Pengetahuan Kardiovaskular Klinik Khusus<br />

(Kompetensi Inti) – 24 Bulan<br />

Meliputi bidang-bidang : Diagnostik Non Invasif/Pencitraan;<br />

Diagnostik Invasif/Terapi Intervensif; Cardiac Intensive Care Unit<br />

(CICU); Kardiologi Klinik Anak; Kedokteran Vaskular; Kedaruratan<br />

Kardiovaskular (Emergency); Kedokteran Nuklir; Radiologi; Pacu<br />

Jantung dan Elektrofisiologi; Prevensi dan Rehabilitasi<br />

Kardiovaskular; Bedah Jantung dan Perawatan Post Operatif;<br />

Poliklinik Kardiovaskular.<br />

Tahap III. Keterpaduan/Penerapan Ilmu Penyakit Jantung<br />

(Kompetensi Lanjut) – 6 Bulan<br />

Meliputi bidang-bidang ilmu: Kardiologi Dewasa; Kardiologi Anak;<br />

Perawatan Intensif Kardiovaskular (CICU); Diagnostik Invasif dan<br />

Non Invasif.<br />

SMT DIVISI LAMA SKS SANDI<br />

I<br />

Ilmu Penyakit Dalam 6 Bulan 14 C21U01.0001<br />

Ilmu Kesehatan Anak 1,5 Bulan 4 C21U01.0002<br />

II<br />

Kardiologi Klinik Dewasa 3 Bulan 8 C21U01.00<strong>03</strong><br />

Perawatan Intensif<br />

Umum (ICU)<br />

1,5 Bulan 4 C21001.0025<br />

III<br />

Diagnostik Non-Invasif 3 Bulan 10 C21U01.0010<br />

Diagnostik Invasif dan<br />

Intervensi Non-Bedah<br />

3 Bulan 10 C21U01.0012<br />

IV<br />

Perawatan Intensif<br />

Kardiovaskular (CICU)<br />

3 Bulan 8 C21U01.0005


329<br />

SMT DIVISI LAMA SKS SANDI<br />

Kardiologi Klinik Anak 3 Bulan 8 C21U01.0004<br />

V<br />

VI<br />

VII<br />

Kedokteran Vaskular 1,5 Bulan 4 C21U01.0021<br />

Kedaruratan<br />

Kardiovaskular<br />

(Emergency)<br />

3 Bulan 8 C21U01.0006<br />

Kedokteran Nuklir 3 Minggu 2 C21U01.0014<br />

Radiologi 3 Minggu 2 C21U01.0026<br />

Pacu Jantung dan<br />

Elektrofisiologi<br />

Prevensi dan Rehabilitasi<br />

Kardiovaskular<br />

Bedah Jantung dan<br />

Perawatan Post Operatif<br />

1,5 Bulan 4 C21U01.0022<br />

1,5 Bulan 4 C21U01.0023<br />

1,5 Bulan 4 C21U01.0024<br />

Poliklinik Kardiovaskular 1,5 Bulan 4 C21U01.0007<br />

Keterpaduan Kardiologi<br />

Klinik Anak<br />

1,5 Bulan 4 C21U01.0016<br />

Keterpaduan Kardiologi<br />

Klinik Dewasa<br />

1,5 Bulan 4 C21U01.0017<br />

Keterpaduan Perawatan<br />

Intensif Kardiovaskular<br />

1,5 Bulan 4 C21U01.0018<br />

Keterpaduan Diagnostik<br />

Invasif dan Non-Invasif<br />

1,5 Bulan 4 C21U01.0027<br />

Thesis 6 C21U01.0019<br />

TOTAL<br />

42 Bulan<br />

120<br />

SKS<br />

C. EVALUASI HASIL BELAJAR<br />

1. Evaluasi Hasil Belajar<br />

Evaluasi selama pendidikan dilakukan dengan berbagai cara (meliputi<br />

aspek kognitif, afektif dan attitude) sebagai berikut :<br />

Metoda mini-clinical evaluation exercise (Mini-CEX)<br />

Metoda objective structured clinical evaluation (OSCE)<br />

Metoda mini peer assessment tool (Mini-PAT)<br />

Metoda direct observation of procedural skills (DOPS)


330<br />

<br />

<br />

Metoda case-based discussion (CbD)<br />

Metoda multiple choice question (MCQ) dan essay<br />

2. Penilaian harian<br />

Penilaian yang meliputi tiga hal diatas dilakukan saat konferensi (termasuk<br />

penilaian kegiatan pembacaan kasus, referat dan journal), kegiatan di<br />

ruang perawatan dan kegiatan yang berkaitan dengan keterampilan/<br />

kegiatan motorik<br />

3. Pencatatan Seluruh Kegiatan<br />

Seluruh kegiatan peserta didik tercatat dalam Log Book dan Portofolio.<br />

4. Batasan Nilai, Huruf Mutu dan Angka Mutu<br />

Batasan penilaian sebagai berikut:<br />

NILAI HURUF MUTU ANGKA MUTU<br />

80 - 100 A 4<br />

75 - 79 B+ 3.5<br />

70 - 74 B 3.0<br />

65 - 69 C+ 2.5<br />

60 - 64 C 2.0<br />

52 - 59 D+ 1.5<br />

45 - 51 D 1.0<br />

0 - 44 E 0<br />

5. Ujian perbaikan<br />

Ujian perbaikan dilakukan dalam kurun waktu 1 bulan. Untuk stase ulang<br />

akan dijadwalkan sesuai dengan rotasi yang berlaku.<br />

D. PEDOMAN UJIAN<br />

1. Evaluasi Ujian Bed Side (Pasien) Peserta Didik<br />

- Ujian bed side adalah proses penilaian yang dijalankan secara<br />

menyeluruh meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik dan usulan –<br />

usulan pemeriksaan pasien.<br />

- Prosedur Ujian Bed Side :<br />

1. Ujian bed side dilakukan pada peserta didik.<br />

2. Pasien disiapkan pada semua tahap pada pagi hari.<br />

3. Waktu ujian 60 – 90 menit.<br />

4. Pelaksanaan ujian dilakukan dalam 2 tahap : tahap pemeriksaan<br />

dan tahap diskusi / tanya jawab.


331<br />

5. Ujian bed side akan dinilai oleh staf edukatif penilai didampingi<br />

oleh seorang pendamping staf edukatif pembimbing atau<br />

pendidik.<br />

6. Nilai ujian bed side diserahkan pada pelaksanaan hari ujian,<br />

kecuali dalam keadaan khusus.<br />

7. Hasil dalam penilaian dimasukkan didalam form penilaian yang<br />

telah disediakan.<br />

2. Evaluasi Ujian Sumatif Peserta Didik<br />

- Ujian Sumatif adalah proses penilaian yang dijalankan secara<br />

menyeluruh pada akhir satu rotasi divisi untuk menentukan tahap<br />

pembelajaran dalam peserta didik.<br />

- Prosedur Ujian Sumatif :<br />

1. Ujian sumatif dilaksanakan selambat-lambatnya 2 minggu<br />

sebelum rotasi pada suatu divisi berakhir.<br />

2. Nilai hasil ujian sumatif diserahkan kepada tim evaluasi selambatlambatnya<br />

1 minggu sebelum rotasi pada suatu divisi berakhir.<br />

E. TATA TERTIB<br />

Tata tertib di Program Studi Kardiologi dan Kedokteran Vaskular, sebagai<br />

berikut :<br />

- Setiap peserta didik wajib mengisi daftar hadir harian, termasuk daftar<br />

hadir dokter jaga :<br />

Pengisian daftar hadir dilakukan secara elektronik dengan<br />

menggunakan mesin finger print yang terdapat di berbagai tempat di<br />

lingkunan RSUP Dr. Hasan Sadikin, setelah melakukan prosedur<br />

pendaftaran sidik jari di Instalasi Sistem Informasi RS (SIRS) RSUP<br />

Dr. Hasan Sadikin.<br />

Pengsisian daftar hadir harian dilakukan pada saat peserta PPDS<br />

datang (tidak lebih dari pukul 07.30) dan pada saat pulang (tidak<br />

kurang dari pukul 15.30).<br />

Pengisian daftar hadir jaga disesuaikan dengan waktu jaga<br />

berdasarkan hari sebagai berikut :<br />

o Hari Senin- Kamis<br />

: 15.30 - 07.00 WIB.<br />

o Hari Jumat<br />

: 16.00 - 08.00 WIB.<br />

o Hari Sabtu<br />

: 08.00 - 08.00 WIB.<br />

o Hari Minggu/ Hari LIbur : 08.00 - 07.00 WIB.<br />

Bila karena alasan tertentu, peserta didik tidak dapat melakukan<br />

pengisian daftar hadir, maka yang bersangkutan harus segera


332<br />

memberitahukan kepada sekretariat program studi disertai dengan<br />

alasan yang dapat dipertanggungjawabkan.<br />

- Pembacaan Literatur, Pembuatan Referat, dan Pembahasan Kasus :<br />

Selama mengikuti pendidikan di Program Pendidikan Dokter Spesialis<br />

Ilmu Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah setiap peserta didik wajib<br />

untuk mempresentasikan pembacaan literatur sekurang-kurangnya 10<br />

(sepuluh) literatur, pembahasan referat 3 (tiga), dan pembahasan<br />

kasus 3 (tiga).<br />

KPS mengatur jadwal Pembacaan Literatur, Pembuatan Referat, dan<br />

Pembahasan Kasus sesuai rotasi secara bergiliran.<br />

Peserta PPDS yang telah mendapatkan jadwal menghubungi<br />

sekretariat Program Studi untuk mengetahui nama pembimbing.<br />

Peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis bertemu dengan<br />

pembimbing untuk berdiskusi mengenai tema dan masalah yang akan<br />

dipresentasikan.<br />

Kegiatan bimbingan harus dicatat dalam Log Book peserta Program<br />

Pendidikan Dokter Spesialis yang bersangkutan.<br />

Naskah presentasi yang telah disetujui oleh pembimbing, harus<br />

dibagikan ke seluruh staf pendidik selambat-lambatnya 3 (hari)<br />

sebelum jadwal presentasi.<br />

Lama Presentasi ;<br />

o Presentasi pembacaan literatur dilakukan dalam waktu sekurangkurangnya<br />

30 menit yang terdiri dari 10-15 menit presentasi dan<br />

sisa waktu dipergunakan untuk diskusi dengan seluruh peserta<br />

konferensi.<br />

o Presentasi pembahasan referat dilakukan dengan waktu sekurangkurangnya<br />

45 menit yang terdiri dari : 20 menit presentasi dan 25<br />

menit diskusi dengan seluruh peserta konferensi.<br />

o Presentasi pembahasan kasus dilakukan dengan waktu sekurangkurangnya<br />

45 menit yang terdiri dari : 20 menit presentasi dan 25<br />

menit diskusi dengan seluruh peserta konferensi.<br />

Selesai presentasi, peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis<br />

meminta pembimbing untuk membubuhkan tanda tangan di Log Book.<br />

Naskah presentasi yang telah diperbaiki sesuai hasil diskusi,<br />

diserahkan kepada sekretariat program studi dalam bentuk hard copy<br />

maupun soft copy (CD) untuk disimpan dalam portofolio peserta<br />

Program Pendidikan Dokter Spesialis yang bersangkutan.<br />

F. JENIS PELANGGARAN DAN SANKSI


333<br />

1. Jenis Pelanggaran, sebagai berikut :<br />

- Kelalaian administrasi.<br />

- Kekurangan dalam pencapaian kompetensi.<br />

- Tidak mampu mempertahankan kompetensi yang telah dicapai<br />

selama masa pendidikan.<br />

- Sikap perilaku yang melanggar etika dan profesionalisme.<br />

- Pelanggaran hukum.<br />

- Masalah khusus (penggunaan NAPZA, gangguan kejiwaan, dan lainlain).<br />

2. Sanksi yang diberikan, sebagai berikut :<br />

A. Sanksi Evaluasi Studi terhadap Peserta Didik:<br />

- Sanksi studi peserta didik adalah sanksi yang dijatuhkan kepada<br />

mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu Penyakit<br />

Jantung dan Pembuluh Darah yang belum memenuhi persyaratan<br />

evaluasi studi sesuai dengan waktu yang ditetapkan dengan<br />

memberikan teguran lisan I, teguran lisan II, teguran lisan tertulis,<br />

skorsing sampai pada diusulkan pindah ke prodi lain, perguruan<br />

tinggi lain atau diberhentikan sebagai peserta didik.<br />

- Peserta didik yang mendapatkan sanksi dihadapkan/ dipanggil KPS<br />

untuk menjelaskan pelanggaran yang dilakukan peserta didik.<br />

- Sanksi ditetapkan oleh KPS dan diketahui oleh kepala Departemen<br />

sesuai dengan pelanggaran yang dilakukan sesuai hasil<br />

kesepakatan rapat pleno.<br />

- Apabila sanksi yang diberikan adalah berupa pemindahan program<br />

atau pemutusan studi maka diputuskan melalui surat keputusan<br />

Dekan FK UNPAD atau pada beberapa hal perlu mendapat<br />

pertimbangan komite medik/etik.<br />

- Peserta didik yang belum memenuhi persyaratan evaluasi studi<br />

sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan akan dipanggil oleh KPS<br />

untuk mendapat penjelasan mengenai pelanggaran yang telah<br />

dilakukan oleh peserta didik tersebut.<br />

- Kepada peserta didik dapat dijatuhkan sanksi berupa teguran lisan I,<br />

teguran lisan II, teguran tertulis, penghentian studi sementara<br />

(skorsing), pengusulan pindah ke Prodi lain, pengusulan pindah ke<br />

Perguruan Tinggi lain maupun pemutusan studi.<br />

- Sanksi berupa teguran lisan I, teguran lisan II, dan teguran tertulis<br />

ditetapkan oleh KPS dan diketahui oleh Kepala Departemen.<br />

- Sanksi berupa penghentian studi sementara (skorsing), pengusulan<br />

pindah ke Prodi lain, pengusulan pindah ke Perguruan Tinggi lain


334<br />

maupun pemutusan studi ditetapkan bersama oleh seluruh staf<br />

Departemen melalui rapat pleno Departemen.<br />

- Keputusan rapat pleno tersebut akan disampaikan kepada Dekan<br />

dengan tembusan ke TKP PPDS sebagai bahan pertimbangan bagi<br />

penetapan keputusan oleh Dekan FK UNPAD.<br />

- Sanksi berupa pemindahan Program Studi, pemindahan ke<br />

Perguruan Tinggi lain atau pemutusan studi ditetapkan berdasarkan<br />

Surat Keputusan Rektor UNPAD, atas masukan Dekan FK UNPAD.<br />

B. Sanksi Pendidikan (Sanksi Akademik) Peserta Didik:<br />

- Sanksi pendidikan (sanksi akademik) adalah seperangkat tindakan<br />

yang dapat berupa teguran lisan atau tertulis, mengulang di suatu<br />

modul program pendidikan spesialis, diperkerjakan di suatu unit kerja<br />

yang berhubungan dengan pendidikan, skorsing sampai dengan<br />

pemutusan studi.<br />

- Batasan tentang pelanggaran :<br />

Pelanggaran/kelalaian yang dinilai berat harus diperkuat dengan<br />

keputusan Komite Medik RS pendidikan dimana<br />

pelanggaran/kelalaian tersebut terjadi.<br />

Pelanggaran ringan diberikan teguran lisan dan/atau tertulis.<br />

Pelanggaran sedang, selain mendapat teguran lisan disertai pula<br />

dengan mengulang seluruh kegiatan stase di divisi/unit kerja<br />

tertentu.<br />

Penempatan di divisi/unit kerja tertentu disesuaikan dengan<br />

kepentingan pendidikan peserta PPDS.<br />

Sanksi pendidikan tersebut diberlakukan segera setelah<br />

keputusan pemberian sanksi pendidikan diterbitkan oleh Ketua<br />

Program Studi.


335<br />

21. Program Studi Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi<br />

A. Metode Pembelajaran<br />

1. Tahap Pendidikan<br />

Sebelum melakukan tahap pendidikan diberikan lebih dahulu kegiatan<br />

pembekalan pra-PPDS yang berisi orientasi mengenai rumah sakit pendidikan<br />

utama, program pendidikan dokter spesialis, Fakultas Kedokteran Universitas<br />

Padjadjaran, RS. Hasan Sadikin dan sistem manajemen pelayanan dan rujukan.<br />

Orientasi diikuti bersama dengan seluruh PPDS yang berasal dari program<br />

studi lain diselenggarakan oleh FK UNPAD/ RSHS. Tujuan orientasi ialah untuk<br />

memperkenalkan kegiatan, lahan dan proses pendidikan serta mempersiapkan<br />

peserta untuk mengikuti program pendidikan selanjutnya.<br />

2. Kelompok Kegiatan<br />

Aktifitas dalam proses pendidikan IKFR secara garis besar dibagi atas 3<br />

(tiga) kelompok kegiatan :<br />

Kegiatan akademik<br />

Kegiatan pelatihan keprofesian<br />

Kegiatan ko-kurikuler dan ekstra-kurikuler<br />

a) Kegiatan Akademik<br />

Kegiatan akdemik ialah kegiatan dengan tujuan menambah dan<br />

memperdalam keilmuan (knowledge) dalam bidang IKFR. Kegiatan<br />

akademik terdiri dari 2 (dua) kelompok kegiatan yaitu kegiatan akademik<br />

modul dan non-modul.<br />

Kegiatan akademik modul ialah paket kegiatan akademik yang<br />

membahas dan mendalami keilmuan cabang ilmu atau subdisiplin tertentu<br />

dan diselenggarakan oleh cabang ilmu atau subdisiplin bersangkutan.<br />

Kegiatan akademik modul umumnya merupakan kegiatan akademik<br />

terjadwal yang diselenggarakan dalam bentuk tutorial dan diskusi kelompok.<br />

Kegiatan akademik non-modul ialah kegiatan akademik yang tidak<br />

terbatas hanya mengenai pendalaman keilmuan satu cabang ilmu atau<br />

subdisiplin tertentu. Yang termasuk kegiatan akademik non-modul ialah :<br />

Tinjauan Pustaka<br />

Presentasi Kasus<br />

Journal reading<br />

Short case<br />

Long case<br />

Tutorial<br />

Proposal penelitian<br />

Tesis


336<br />

Kegiatan akademik non-modul umumnya merupakan kegiatan akademik<br />

terjadwal yang diselenggarakan dalam bentuk seminar.<br />

Disamping kegiatan akademik terjadwal terdapat berbagai kegiatan<br />

akademik yang tidak terjadwal, seperti :<br />

Konsultasi pasien (diskusi kasus)<br />

Tugas baca (reading assignment)<br />

Tugas tulis (written assignment)<br />

Tugas Observasi (observation assignment)<br />

Pelaksanaan penelitian<br />

b) Kegiatan Pelatihan Keprofesian<br />

Kegiatan pelatihan keprofesian (kerja praktik) ialah kegiatan yang<br />

bertujuan untuk mencapai keterampilan (skill) yang dipersyaratkan bagi<br />

seorang dokter Spesialis IKFR.<br />

Kegiatan pelatihan keprofesian dilaksanakan di berbagai lahan<br />

pendidikan yaitu di RS Pendidikan Utama, RS Mitra Pendidikan, Puskesmas,<br />

Yayasan Pembinaan Anak Cacat Bandung dan di masyarakat. Secara garis<br />

besar bentuk-bentuk kegiatan pelatihan keprofesian yang ditugaskan kepada<br />

dikelompokkan ke dalam:<br />

Tatalaksana pasien rawat jalan (ambulatory patient)<br />

Tatalaksana pasien rawat inap (inpatient)<br />

Tindakan/prosedur IKFR<br />

Kegiatan akademik dan kegiatan pelatihan keprofesian dilakukan secara<br />

bersamaan (simultan) dengan jam kerja mulai pukul 07.00 – 16.00 dan Senin<br />

– Jumat. (Tabel)<br />

Tabel 2.1 Jadwal Kegiatan Harian Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi<br />

Hari Jam Kegiatan<br />

Senin 07.00-09.00 Presentasi Laporan kasus / tinjauan pustaka/<br />

Penelitian<br />

Poliklinik / ruangan / Tutorial / Journal Reading<br />

Istirahat<br />

Poliklinik / ruangan / Tutorial / Journal Reading<br />

09.00-12.00<br />

12.00-13.00<br />

13.00-16.00<br />

Selasa 07.00-09.00<br />

09.00-12.00<br />

12.00-13.00<br />

13.00-16.00<br />

Rabu 07.00-09.00<br />

09.00-12.00<br />

12.00-13.00<br />

13.00-16.00<br />

Kamis 07.00-09.00 Morning report<br />

Morning report<br />

Poliklinik / ruangan / Tutorial / Journal Reading<br />

Istirahat<br />

Poliklinik / ruangan / Tutorial / Journal Reading<br />

Presentasi Laporan kasus / tinjauan<br />

pustaka/Penelitian<br />

Poliklinik / ruangan / Tutorial / Journal Reading<br />

Istirahat<br />

Poliklinik / ruangan / Tutorial / Journal Reading


337<br />

Hari Jam Kegiatan<br />

09.00-12.00<br />

12.00-13.00<br />

13.00-16.00<br />

Jum’at 07.00-09.00<br />

09.00-11.30<br />

11.30-13.00<br />

13.00-16.00<br />

Poliklinik / ruangan / Tutorial / Journal Reading<br />

Istirahat<br />

Poliklinik / ruangan / Tutorial / Journal Reading<br />

Journal Reading / Penelitian<br />

Poliklinik / ruangan / Tutorial / Journal Reading<br />

Istirahat<br />

Poliklinik / ruangan / Tutorial / Journal Reading<br />

c). Kegiatan Ko-Kulikuler dan Ekstra-Kulikuler<br />

Disamping melakukan kegiatan akademik dan kegiatan pelatihan<br />

keprofesian setiap peserta diharapkan aktif dalam kegitan ko-kulikuler dan<br />

ekstra-kulikuler. Kegiatan ko-kulikuler ialah kegiatan yang mendukung<br />

pencapaian tujuan pendidikan yang secara langsung berhubungan dengan<br />

kurikulum. Kegiatan ekstra-kulikuler ialah kegiatan yang mendukung<br />

pencapaian tujuan pendidikan, pembinaan karakter dan pengembangan minat<br />

dan bakat yang secara tidak langsung berhubungan dengan kurikulum.<br />

3. Buku Log<br />

Setiap Peserta PPDS-1 dilengkapi dengan buku log yang digunakan<br />

untuk mencatat setiap kegiatan (baik kegiatan akademik, kegiatan pelatihan<br />

keprofesian, maupun kegiatan ko- dan ekstra kulikuler) segera setelah<br />

kegiatan tersebut dilakukan dan ditandatangani oleh staf terkait.<br />

a. Manfaat buku Log<br />

Membantu mencatat setiap kegiatan yang dilakukan dengan maksud<br />

mengetahui kekurangan-kekurangan yang terjadi dan merencanakan<br />

kegiatan tambahan untuk menutupi kekurangan tersebut.<br />

Membantu Supervisor menilai kegiatan agar dapat memberikan<br />

kegiatan tambahan untuk bersangkutan.<br />

b. Penggunaan buku Log<br />

Buku log sudah harus digunakan sejak kegiatan awal di pendidikan<br />

(setiap pertanyaan mengenai cara pengisian buku log yang masih belum<br />

dimengerti, harap ditanyakan ke Sekretariat Program Pendidikan).<br />

Penulisan dan konfirmasi setiap kegiatan yang akan diisikan kedalam<br />

buku log sebaiknya dibicarakan lebih dahulu kemudian diparaf oleh<br />

supervisor terkait. Oleh karena itu diingatkan kepada seluruh PPDS agar<br />

mencatat semua kegiatan di buku log segera setelah kegiatan itu selesai<br />

sehingga tidak ada yang hilang atau tidak tertuliskan.<br />

4. Ketentuan Umum<br />

a. Peserta<br />

Kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan penelitian wajib diikuti setiap staf<br />

pendidik dan Peserta PPDS-1. Ijin untuk tidak tidak mengikuti kegiatan


338<br />

diberikan kepada yang sedang berotasi di Departemen lain atau<br />

bersamaan dengan kegiatan pelayanan di Departemen lain.<br />

Penjadwalan<br />

Kegiatan ini dikoordinasi dan diatur oleh penyelenggara pendidikan<br />

Tatacara<br />

Media yang disediakan ialah slide projector, overhead projector (OHP)<br />

atau liquid crystal display (LCD) Slide, transparansi dan media lain harus<br />

memenuhi syarat :<br />

• Estetik tetapi tidak penuh dengan latar belakang yang mengganggu<br />

teks<br />

• Taat dalam penggunaan ejaan dan bahasa<br />

• Baris teks atau keterangan tidak lebih dari 10 baris<br />

• Tulisan atau huruf terbaca dengan jelas dari baris paling belakang<br />

• Pedoman Penulisan mengacu pada Buku Pedoman Penulisan<br />

Tesis/Disertasi dan Artikel Ilmiah Fakultas serta Buku Pedoman<br />

Penulisan Tugas Ilmiah Prodi IKFR FK Unpad terbaru<br />

Penilaian : mempergunakan lembar penilaian khusus yang telah<br />

disediakan<br />

Setelah selesai setiap kegiatan mencatat kegiatan tersebut di buku log<br />

masing-masing dan ditandatangani oleh pembimbing.<br />

5. Tutorial / Diskusi Kelompok<br />

Tutorial / diskusi kelompok ialah forum kegiatan akademik berupa<br />

presentasi ilmiah interaktif di depan sebagian staf akademik dan sebagian<br />

a. Ketentuan umum Tutorial/Diskusi Kelompok<br />

1) Peserta<br />

Kegiatan tutorial /diskusi kelompok wajib diikuti oleh para PPDS<br />

sesuai dengan semesternya dan yang diwajibkan mengikuti<br />

remedial pada saat rapat yudisium<br />

2) Penjadwalan<br />

Kegiatan tutorial/diskui kelompok dikoordinir oleh penyelenggara<br />

pendidikan<br />

3) Tatacara<br />

Penentuan topik, bahan yang akan diajukan oleh Peserta<br />

PPDS-1 ditetapkan oleh penyelenggara pendidikan<br />

Kegiatan tutorial merupakan kegiatan yang meliputi dua aspek:<br />

teori dan praktik. Pembagian waktu dari ke dua aspek tersebut<br />

diserahkan pada penanggung jawab modul / tutor pelaksana.<br />

Setiap kegiatan diskusi kelompok dipimpin oleh seorang tutor<br />

Tutor ditetapkan oleh penyelenggara pendidikan


339<br />

Penilai kegiatan tutorial dilakukan secara bervariasi dan<br />

diserahkan bentuk dan pelaksanaannya baik menggunakan<br />

kasus, MCQ, esai dan tanya jawab lisan yang dapat<br />

dipertanggungjawabkan oleh tutor pemegang modul.<br />

Peserta PPDS-1 berhak mendapatkan kesempatan remedial<br />

sebanyak 1 kali untuk ujian post test<br />

Nilai modul tidak hanya didasarkan pada nilai ujian post test<br />

akan tetapi merupakan bentuk penilaian yang bersifat dinamis<br />

(pengamatan) yang dilaksanakan secara komprehensif saat<br />

pelaksanaan tutorial meliputi attitude, kognisi dan afektif.<br />

Setelah selesai setiap kegiatan tutorial / diskusi kelompok maka PPDS wajib<br />

mencatat kegiatan tersebut di buku log masing-masing dan ditandatangani<br />

oleh staf terkait/penanggung jawab modul.<br />

6. Makalah Ilmiah<br />

Makalah ilmiah terdiri dari makalah:<br />

Presentasi Kasus<br />

Tinjauan Pustaka<br />

Proposal Penelitian/Tesis<br />

7. Presentasi Kasus<br />

Presentasi Kasus merupakan kegiatan akademik melalui penyajian dan<br />

pembahasan suatu kasus didepan sidang ilmiah pleno. Presentasi kasus<br />

dapat juga dipandang sebagai satu kesatuan komprehensif pelatihan<br />

keprofesian dengan maksud untuk mendapatkan dukungan ilmu yang kuat<br />

dalam melakukan kegiatan keprofesian.<br />

a. Tujuan<br />

Tujuan Umum<br />

Meningkatkan kemampuan Peserta Program Pendidikan Dokter<br />

Spesialis-1 dalam menggunakan sumber keterangan sebanyak-banyaknya<br />

untuk menganalisis kasus yang ditangani.<br />

Tujuan Khusus<br />

Setelah penyajian kasus, diharapkan peserta :<br />

1. Menguasai materi Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi khususnya<br />

kasus yang dipresentasikan<br />

2. Mampu menulis karya ilmiah yang baik dan sesuai kaidah yang<br />

berlaku<br />

3. Mampu mengenal, menelusuri sebab dan memecahkan masalah<br />

secara kritis analitis dan sistematis.


340<br />

Tujuan Per-semester<br />

Semester II : Mampu melakukan pemeriksaan fisik rehabilitasi dan<br />

diagnosis fungsional<br />

Semester III : Mampu menegakkan diagnosis fisik dan fungsional,<br />

mampu/menguasai penataksanaan rehabilitasi medik dasar.<br />

Semester IV : Mampu melakukan penataksanaan rehabilitasi medik<br />

dasar, umum dan ortotik prostetik<br />

Semester V : Mampu melakukan penataksanaan rehabilitasi medik<br />

dasar, umum dan Pediatrik<br />

Semester VI : Mampu melakukan penataksanaan rehabilitasi medik<br />

dasar, umum dan kasus kardio-respirasi<br />

Semester VIII : Mampu merencanakan, mengimplementasikan,<br />

mengelola kasus secara paripurna kasus geriatri / multiple<br />

problems.<br />

b. Jumlah Kasus<br />

Berdasarkan kesepakatan dengan pusat-pusat pendidikan Ilmu Kedokteran<br />

Fisik dan Rehabilitasi, selama masa pendidikan ditetapkan bahwa<br />

peserta PPDS-1 harus menyelesaikan sebanyak 6 (enam) kasus panjang<br />

dan 1 (satu) kasus pendek dan 1 kali presentasi poster/oral presentation<br />

di acara ilmiah nasional (baik berupa penelitian/kasus).<br />

c. Jenis Kasus<br />

Kasus panjang (kasus khusus) : kasus yang ditulis berdasarkan<br />

kerangka acuan<br />

Kasus pendek: kasus yang ditulis dengan isi : anamnesis,<br />

pemeriksaan fisik dan problem, manajemen (sesuai dengan rekam<br />

medis rawat jalan)<br />

d. Topik Kasus<br />

No.<br />

Semester<br />

Jenis kasus<br />

Keterangan<br />

1 semester 2 Neuromuskuler Ditekankan PF :<br />

umum pada<br />

pasien stroke<br />

2 semester 3 Muskuloskeletal Ditekankan pada<br />

kasus fraktur dan<br />

OA<br />

3 semester 4 Neuromuskuler Ditekankan pada<br />

kasus SCI<br />

4 semester 5 Pediatrik


341<br />

No.<br />

Semester<br />

Jenis kasus<br />

Keterangan<br />

5 semester 6 Kardiorespi<br />

Semester VII : Kasus pendek - bebas (multiple problem) Pada<br />

semester VII laporan kasus diajukan dalam bentuk laporan tertulis<br />

(resume singkat) 1 bulan 1 kasus sebagai bentuk evaluasi dan<br />

pelaporan kegiatan di tempat stase tanpa perlu melakukan<br />

presentasi.<br />

Keterangan : setiap Peserta PPDS-1 semester 5 dan 6 wajib<br />

mempresentasikan 1 (satu) buah kasus atau penelitian pendahuluan<br />

di Pekan Ilmiah Tahunan (PIT)<br />

e. Sumber Kasus<br />

Diajukan oleh peserta sendiri atau ditetapkan dan telah disetujui oleh<br />

Pembimbing dari pasien-pasien rawat jalan atau rawat inap.<br />

f. Tata Cara<br />

Kasus yang telah ditentukan, harus segera diajukan minimal 2 (dua)<br />

minggu sebelumnya kepada pembimbing<br />

Setiap presentan wajib melakukan bimbingan kepada dokter<br />

pembimbing<br />

Home visit dilaksanakan sesuai situasi dan kondisi serta arahan<br />

pembimbing<br />

Pasien harus dibawa untuk dilakukan pemeriksaan fisik dan<br />

dilakukan pengambilan audiovisual, dengan dihadiri oleh penguji<br />

(wajib) dan pembimbing kasus (fakultatif pada kondisi yang tidak<br />

dapat dihindari)<br />

Tampilan audio visual dipergunakan untuk presentasi. Naskah dalam<br />

bentuk makalah diserahkan ke Sekretariat Pendidikan, paling lambat<br />

3 (tiga) hari kerja sebelum jadwal penyajian untuk dibagikan kepada<br />

penilai dan pembimbing serta Peserta PPDS-1.<br />

g. Kerangka Acuan Penulisan (lihat Buku Panduan Penulisan Tugas<br />

Ilmiah Prodi IKFR FK Unpad)<br />

h. Cara Penyajian<br />

Penyajian disampaikan dengan mempergunakan sarana audio<br />

visual dalam bahasa Inggris


342<br />

<br />

<br />

<br />

Penyajian dilakukan dalam 30 menit presentasi pembukaan (teori<br />

dan anamnesis), 30 menit pemeriksaan fisik, 45 menit diskusi<br />

umum, 15 menit diskusi dengan penguji.<br />

Total waktu : 120 menit dengan minimal 5 orang penanya pada<br />

diskusi umum.<br />

Formulir penilaian kasus terlampir.<br />

8. Journal Reading<br />

Journal Reading atau pembacaan makalah ilmiah ialah kegiatan akademik<br />

melalui pembahasan makalah ilmiah di depan forum.<br />

a). Tujuan<br />

Agar peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis mempunyai<br />

kemampuan:<br />

Menggunakan/memanfaatkan kepustakaan<br />

Menjaring Informasi yang sesuai<br />

Mengenal/mengetahui informasi terkini di bidang IKFR<br />

b). Jumlah Jurnal<br />

Berdasarkan kesepakatan dengan pusat-pusat Pendidikan Ilmu<br />

kedokteran Fisik dan Rehabilitasi, selama masa pendidikan ditetapkan<br />

bahwa peserta harus mempresentasikan minimal sebanyak 10 (sepuluh)<br />

jurnal, termasuk yang dipresentasikan di luar Departemen IKFR.<br />

c). Topik<br />

Topik disesuaikan dengan rotasi / stase, di Departemen Ilmu Kedokteran<br />

Fisik dan Rehabilitasi, di Departemen lain FK UNPAD atau RS Jaringan<br />

lahan Pendidikan yang ditunjuk :<br />

No Semester Topik Tempat<br />

1 semester 1 Neuromuskuler (fokus :<br />

stroke)<br />

2 semester 2 Muskuloskeletal<br />

(fokus : Therapeutik<br />

exercise/modalitas)<br />

3 semester 3 Muskuloskeletal<br />

4 semester 3 Ortotik Prostetik<br />

5 semester 4 Pediatrik RS. Cibabat<br />

6 semester 4 SCI RS.<br />

Fatmawati<br />

7 semester 5 Cedera Olah Raga<br />

8 semester 5 Kardio RS.Al-Ihsan/<br />

RS. Salamun/


343<br />

No Semester Topik Tempat<br />

RS. Soreang<br />

9 semester 6 Geriatri/paliatif/komunitas<br />

10 semester 6 Respirasi RS. Rotinsulu<br />

d). Tata Cara<br />

1. Sumber Topik dan Judul Jurnal<br />

Berasal dari jurnal internasional yang terakreditasi dan berhubungan<br />

dengan topik Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi Medik.<br />

2. Naskah<br />

Naskah Jurnal diperbanyak dan harus diserahkan ke Sekretariat<br />

Pendidikan PPDS-1, paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum jadwal penyajian<br />

untuk dibagikan kepada Penilai, masing-masing staf Divisi terkait topik<br />

jurnal, dan Peserta PPDS-1 lainnya.<br />

3. Usulan Judul<br />

Diajukan oleh peserta PPDS-1 kepada dokter pembimbing / penilai paling<br />

lambat 2 (dua) minggu sebelum tanggal presentasi.<br />

4. Penyajian di luar Departemen IKFR<br />

Peserta PPDS-1 yang bersangkutan harus mambawa lembar penilaian<br />

yang tersedia dari Departemen IKFR.<br />

e). Cara Penyajian<br />

Penyajian disampaikan dengan mempergunakan sarana audio visual<br />

dalam bahasa Inggris<br />

Penyajian dilakukan dalam 20 menit, diskusi 40 menit (total 60<br />

menit).<br />

Formulir penilaian penyajian jurnal terlampir.<br />

Diwajibkan untuk menampilkan paparan critical appraisal untuk<br />

semester 2 ke atas<br />

Membuat resume jurnal yang dibuat dalam bahasa Indonesia untuk<br />

pembimbing/penguji, staf divisi terkait<br />

9. TINJAUAN PUSTAKA<br />

Tinjauan Pustaka ialah kegiatan akademik dengan cara membahas dan<br />

menyarikan berbagai makalah ilmiah menjadi satu karya ilmiah tulis yang<br />

disusun menurut kaidah penulisan ilmiah.<br />

a) Tujuan<br />

Agar peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis mempunyai kemampuan:<br />

Menggunakan/memanfaatkan kepustakaan<br />

Menjaring informasi yang sesuai


344<br />

Mambahas / menganalisis suatu masalah berdasarkan berbagai<br />

kepustakaan, menyusun makalah ilmiah yang berisi penyelesaian<br />

masalah tersebut, mempresentasikan secara benar dalam suatu<br />

konferensi ilmiah.<br />

b) Jumlah Tinjauan Pustaka<br />

Berdasarkan kesepakatan dengan pusat-pusat Pendidikan Ilmu kedokteran<br />

Fisik dan Rehabilitasi, selama masa Pendidikan ditetapkan bahwa<br />

peserta PPDS-1 harus menyelesaikan sebanyak 5 (lima) buah Sari<br />

Pustaka<br />

c) Topik<br />

No Semester Topik<br />

1 semester II Muskuloskeletal<br />

2 semester III Neuromuskuler<br />

3 semester IV Pediatrik<br />

4 semester V Kardiorespi<br />

5 semester VI Geriatri/cedera olah raga<br />

d) Tata Cara<br />

1. Topik bahasan/Judul<br />

Diajukan oleh Peserta atau ditentukan dan disetujui oleh Pembimbing<br />

minimal 2 (dua) bulan sebelumnya<br />

2. Konsep Tinjauan Pustaka<br />

Konsep / draft sari pustaka harus sudah diberikan kepada<br />

pembimbing minimal 1 (satu) bulan sebelumnya dan<br />

melakukan bimbingan sesudahnya.<br />

Naskah harus diserahkan ke Sekretariat Pendidikan, paling<br />

lambat 7 (tujuh) hari sebelum jadwal penyajian untuk<br />

dibagikan kepada penilai, pembimbing dan Peserta PPDS-1.<br />

3. Kerangka Penulisan Tinjauan Pustaka<br />

Lihat Buku Panduan Penulisan Tugas Ilmiah Prodi IKFR FK Unpad<br />

4. Cara Penyajian<br />

Penyajian disampaikan dengan mempergunakan sarana audio<br />

visual selama 25 menit, diskusi 35 menit dengan minimal 5 orang<br />

penanya, diskusi dengan pembimbing/penguji 15 menit (total 75<br />

menit) dalam bahasa Indonesia<br />

Penilaian sesuai dengan formulir Penilaian Penyajian Tinjauan<br />

Pustaka.


345<br />

10. Kegiatan Harian<br />

a. Panduan Kegiatan Harian PPDS-1<br />

1) Jadwal Kegiatan harian setiap bulan :<br />

Disusun oleh staf kependidikan 1 bulan sebelum semester<br />

baru dimulai.<br />

Rencana jadwal kegiatan yang telah disusun kemudian<br />

berikan kepada seksi ilmiah PPDS-1 yang telah ditunjuk<br />

dalam struktur organisasi PPDS-1 untuk dilakukan cek silang<br />

pada setiap semester sebagai bentuk komitmen tanggung<br />

jawab pelaksanaan tugas dan jadwal yang telah ditetapkan<br />

oleh seluruh Peserta PPDS-1.<br />

Penyusunan dan koordinasi dengan Peserta PPDS-1 seluruh<br />

staf berada dalam supervisi dan koordinasi dengan<br />

berkoordinasi dengan sekretariat pendidikan dan supervisi<br />

KPS/Kelompok Fungsional Pendidikan PPDS dan sumber<br />

daya<br />

Jadwal yang sudah dilakukan cek silang dan persetujuan<br />

para staf pendidik kemudian akan ditetapkan oleh Ketua<br />

Program Studi, di minggu terakhir semester berjalan.<br />

Jadwal yang sudah ditetapkan harus dilaksanakan sesuai<br />

jadwal sedapat mungkin, kecuali :<br />

Apabila penanggung jawab modul berhalangan dapat<br />

digantikan oleh tutor lain yang telah ditunjuk oleh<br />

penanggung jawab modul jam yang sama, apabila tidak<br />

dapat dilakukan penggantian tutor maka tutorial dapat<br />

dilakukan di luar jam kerja atau pada waktu kosong lain<br />

bila tersedia dalam agenda kegiatan yang telah<br />

ditetapkan.<br />

Apabila modul tidak dapat terlaksana karena alasan yang<br />

tidak dapat dihindari oleh Peserta PPDS-1 maka jadwal<br />

tutorial akan diatur ulang oleh seksi ilmiah PPDS-1 dan<br />

sekretariat pendidikan dengan tidak mengubah jadwal<br />

kegiatan tutorial lainnya yang telah disusun sebelumnya.<br />

Seorang Peserta PPDS-1 tidak boleh tidak mengikuti tutor<br />

sebanyak 20% dari total pertemuan modul/tutorial.<br />

Jadwal kegiatan harian harus tertulis pada white board<br />

setiap hari.<br />

Setiap yang rotasi di Poliklinik harus menuliskan nama<br />

pasien, nomor rekam medik dan diagnosa pasien yang<br />

dilayani oleh Peserta PPDS-1 dalam log book untuk<br />

kemudian dimintakan tanda tangan konsulen koordinator<br />

pelayanan (DPJP Poliklinik) hari tersebut.<br />

Setiap yang rotasi di pelayanan khusus harus menuliskan<br />

nama pasien, nomor rekam medik dan diagnosa pasien<br />

yang dilayani pada hari dia bekerja dan meminta tanda


346<br />

tangan konsulen koordinator pelayanan (DPJP Poliklinik)<br />

saat itu.<br />

Setiap Peserta PPDS-1 yang melakukan rotasi di ruangan<br />

harus menuliskan nama pasien, nomor rekam medik dan<br />

diagnosa pasien yang menjadi tanggung jawabnya dan<br />

meminta konsulen supervisor ruangan (DPJP ruangan)<br />

dalam log book.<br />

Pada akhir rotasi maka setiap Peserta PPDS-1 wajib<br />

menjalani ujian divisi :<br />

Bila Peserta PPDS-1 tersebut lulus pada ujian divisi maka<br />

yang bersangkutan dapat melakukan rotasi ke divisi yang<br />

lain<br />

Bila Peserta PPDS-1 tersebut tidak lulus pada ujian divisi<br />

maka yang bersangkutan mendapatkan hak remedial 1<br />

kali ujian divisi bila pada ujian remedial juga tidak lulus,<br />

maka diharuskan untuk mengulang divisi tersebut di<br />

semester berikutnya.<br />

Kegiatan bimbingan yang dilakukan oleh untuk memenuhi<br />

kewajiban tugas ilmiahnya harus ditandatangani oleh<br />

pembimbing dalam log book yang sudah disediakan.<br />

11. Penelitian/Tesis<br />

Tesis ialah kegiatan akademik dalam bentuk menulis suatu karya ilmiah<br />

tentang suatu topik keilmuan yang disusun berdasarkan hasil penelitian<br />

ilmiah menggunakan metodologi penelitian dan diuji oleh dewan penguji<br />

yang berwenang dalam suatu forum ilmiah.<br />

Penulisan tesis merupakan kegiatan akademik dengan cara mengolah<br />

hasil kegiatan penelitian dalam bentuk karya tulis berdasarkan analisis<br />

data sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan program studi.<br />

a) Latar Belakang<br />

Karya ilmiah medis berdasarkan hasil penelitian yang sahih<br />

merupakan salah satu faktor pendorong kemajuan ilmu kedokteran.<br />

Dalam era globalisasi saat ini persaingan tingkat dunia berlangsung<br />

dengan terbuka di segala bidang termasuk di bidang kedokteran.<br />

Kemampuan meneliti dan menuangkannya dalam suatu naskah ilmiah<br />

sangat perlu dikuasai oleh seorang dokter Spesialis Kedokteran Fisik<br />

dan Rehabilitasi sebagai seorang cendekiawan dan agen kemajuan<br />

dibidangnya.<br />

Salah satu tujuan pendidikan dokter spesialis ialah mencapai<br />

kemampuan menentukan, merencanakan dan melaksanakan<br />

pendidikan dan penelitian secara mandiri dan mengembangkan ilmu<br />

ke tingkat yang lebih tinggi.<br />

Sesuai dengan tujuan diatas seorang dokter Spesialis Kedokteran<br />

Fisik dan Rehabilitasi diharapkan dapat berfungsi sebagai tenaga


347<br />

profesional dalam bidang pelayanan kesehatan rehabilitasi medik dan<br />

ikut berkiprah secara akademik sebagai seorang Magister Kedokteran<br />

bidang Ilmu IKFR.<br />

b) Tujuan<br />

Melatih dalam membuat karya ilmiah dan melakukan penelitian<br />

yang baik dan benar dan sekaligus cara mempresentasikannya.<br />

Mempraktikan metodologi penelitian ilmiah yang pernah dipelajari<br />

Sumber ilmiah bagi Ilmu IKFR pada umumnya<br />

Mampu memilih masalah kedokteran / kesehatan untuk bahan<br />

penelitian yang dapat membantu pengembangan ilmu dan dapat<br />

diterapkan untuk peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat<br />

Mampu mengajukan usulan penelitian secara lengkap dengan<br />

memperhatikan semua unsur pembatas yang mampu laksana dan<br />

bersesuaian dengan jadwal pendidikan<br />

Mampu menerapkan dan menjelaskan metodologi penelitian yang<br />

baik dan benar<br />

Mampu menyelenggarakan pengorganisasian seluruh kegiatan<br />

penelitian bidang kedokteran/kesehatan dengan penguasaan<br />

rangkaian analisa dan sintesa yang menghasilkan kesimpulan<br />

yang dapat dimengerti ilmuwan lainnya.<br />

Mendapatkan pengalaman dan keterampilan menyusun usulan<br />

penelitian<br />

Mampu meyakinkan obyektifitas dan kebenaran upaya<br />

penelitiannya melalui penyajian lisan dan tulisan secara lugas<br />

kepada ilmuwan lain, dengan memperhatikan kelaziman penyajian<br />

ilmiah.<br />

Mampu menerima kritik dan saran perbaikan hasil karya ilmiahnya<br />

dalam sidang terbuka, serta mampu menyusun kembali<br />

penelitiannya sesuai dengan hasil persidangan dalam waktu yang<br />

ditetapkan.<br />

c) Sumber Judul Penelitian<br />

Judul penelitian diambil dari bahasan luas topik dalam sari<br />

pustaka dengan fokus pada salah satu sub topik yang lebih<br />

spesifik dan mampu laksana<br />

Judul penelitian dapat berasal dari peserta sendiri atau<br />

disarankan oleh staf pendidik<br />

d) Pembimbing<br />

Pembimbing adalah staf pengajar IKFR yang berkualifikasi penilai<br />

dan ditetapkan dengan surat tugas Ketua Program Studi.<br />

Dalam persiapan presentasi proposal penelitian diperlukan 3 orang<br />

pembimbing yang terdiri dari : 1 (satu) pembimbing yaitu


348<br />

pembimbing materi utama dari Departemen IKFR FK Unpad, 1<br />

(satu) pembimbing materi pendamping yang bisa berasal dari<br />

Departemen IKFR FK Unpad atau dari Departemen terkait isi<br />

penelitian, dan 1 (orang) pembimbing statistik.<br />

Pembimbing materi ialah staf akademik dari salah satu divisi atau<br />

Departemen lain terkait. Pembimbing materi memberikan<br />

bimbingan dan arahan terutama dari aspek materi materi<br />

keilmuannya.<br />

Pembimbing statistik dapat dipilih oleh peneliti sendiri<br />

Pembimbing statistik memberikan bimbingan dan arahan dari<br />

aspek metodologi penelitian<br />

e) Tugas Pembimbing<br />

Memantau pelaksanaan penelitian sejak pembuatan proposal<br />

penelitian, pelaksanaan penelitian dan penyusunan naskah tesis.<br />

Memberi motivasi, bimbingan dan arahan serta bila perlu menegur<br />

untuk perbaikan proses pelaksanaan penelitian<br />

Melakukan kegiatan diskusi konsultasi terjadwal dengan peneliti<br />

Apabila dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan tidak melapor untuk<br />

membahas hasil penelitiannya, pembimbing dapat secara aktif<br />

memanggil bersangkutan.<br />

Pembimbing sekaligus menjadi anggota penguji sidang penelitian.<br />

f) Tahap Pembuatan Usulan Penelitian<br />

Penyusunan usulan judul penelitian sudah harus dimulai minimal<br />

pada semester II dan terakhir pada semester IV<br />

Usulan Judul Proposal penelitian dibuat berdasarkan masalah<br />

yang diidentifikasi dari sari pustaka dan jurnal penelitian<br />

Usulan judul dan rancangan awal proposal dikonsultasikan<br />

dengan dosen wali semester 4<br />

Dosen wali kemudian melaporkan usulan judul dan rancangan<br />

awal proposal kepada Koordinator Penelitian dan Pengembangan<br />

Departemen agar dapat disesuaikan dengan penelitian-penelitian<br />

yang sedang berjalan<br />

Koordinator Penelitian dan Pengembangan kemudian<br />

berkoordinasi dengan Koordinator Kelompok Fungsional PPDS<br />

dan sumber daya untuk menentukan pembimbing utama dan<br />

pendamping untuk Peserta PPDS-1 yang bersangkutan<br />

Bila telah ditetapkan judul penelitian maka Peserta PPDS-1<br />

tersebut dapat melanjutkan ke jenjang berikutnya yaitu<br />

pembuatan proposal penelitian setelah melakukan proses<br />

pembimbingan dengan pembimbing (baik pembimbing materi dan<br />

pembimbing statistik)


349<br />

g) Tahap Pembuatan Proposal Penelitian<br />

Proposal penelitian dibuat dibawah bimbingan staf pendidik yang<br />

ditunjuk sebagai pembimbing materi dan pembimbing metodologi<br />

dengan mempertimbangkan aspek mampu laksana berdasarkan<br />

jumlah populasi penelitian, distribusi penyakit, perkiraan biaya<br />

dan sebagainya.<br />

Proposal penelitian harus dibuat sesuai dengan kaidah<br />

metodologi penelitian<br />

Selambat-lambatnya dalam waktu 3 (tiga) bulan setelah judul<br />

proposal penelitian ditetapkan harus sudah mendiskusikan<br />

naskah awal proposal penelitiannya untuk dilaporkan kepada<br />

penyelenggara pendidikan<br />

Apabila dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan peneliti tidak melapor<br />

untuk membahas proposal penelitiannya, pembimbing dapat<br />

secara aktif memanggil bersangkutan dan melaporkan kepada<br />

penyelenggara pendidikan<br />

Proposal penelitian di presentasikan pada kegiatan ilmiah wajib<br />

(sidang usulan penelitian), yang diselenggarakan dalam bentuk<br />

kegiatan ilmiah yang wajib dihadiri oleh seluruh staf pendidik Profi<br />

IKFR FK Unpad, pembimbing statistik dan seluruh Peserta<br />

PPDS-1 untuk dipertimbangkan kelayakan dari segi tujuan dan<br />

metodologi penelitian, waktu dan biaya.<br />

h) Pelaksanaan Penelitian<br />

Penelitian merupakan salah satu komponen kegiatan akademik<br />

yang diwajibkan bagi sebagai suatu proses dalam penyusunan<br />

tesis.<br />

Pelaksanaan penelitian sudah harus segera dimulai selambatlambatnya<br />

pada semester 5, setelah selesai menyusun proposal<br />

penelitian dan telah dinyatakan memenuhi syarat dan lulus ujian<br />

proposal penelitian.<br />

Jangka waktu penelitian harus sesuai dengan surat persetujuan<br />

penelitian yang dibuat oleh Koordinator Penelitian dan<br />

Pengembangan serta Ketua Program Studi dan Koordinator atau<br />

Kepala-kepala Divisi dimana peserta didik tersebut sedang<br />

menjalankan rotasi saat penelitian<br />

Selama melakukan penelitian, setiap bulan melaporkan<br />

perkembangan hasil penelitian kepada Pembimbing Penelitian<br />

Apabila selama penelitian menghadapi hambatan agar melapor<br />

kepada pembimbing penelitian untuk dicarikan jalan keluarnya<br />

Bila penelitian dibatalkan agar memberitahukan secara tertulis<br />

kepada Ketua Program Studi dan segera mencari judul penelitian<br />

yang baru. Proses pengajuan judul sesuai dengan prosedur<br />

semula.


350<br />

<br />

<br />

Penelitian dilakukan setelah terdapat persetujuan dari Komite Etik<br />

Hasil penelitian dipresentasikan segera setelah penelitian selesai<br />

i) Tempat penelitian<br />

Sesuai dengan materi penelitian pelaksanaan dapat dilakukan di :<br />

RS Pendidikan Utama<br />

RS Mitra<br />

Lahan pendidikan lain :<br />

Puskesmas<br />

Dan lain-lain<br />

j) Waktu Penelitian<br />

Tidak diberikan waktu khusus untuk melakukan penelitian, oleh<br />

karena itu sesuai dengan materi penelitian, pelaksanaan penelitian<br />

dapat dikerjakan diantara waktu-waktu pelatihan keprofesian dengan<br />

cara mengatur secara mandiri sehingga tugas pelayanan dan tugas<br />

pelatihan tidak terlantar (kerjasama dengan Program Studi lain).<br />

k) Biaya Penelitian<br />

Pada dasarnya biaya penulisan proposal, penelitian dan penulisan<br />

tesis ditanggung oleh sendiri. Oleh karena itu faktor mampu-laksana<br />

(feasibility) sangat penting dikaji dalam penyusunan proposal.<br />

Pembimbing dan Program Studi dapat membantu mencarikan cara<br />

untuk pembiayaan penelitian melalui hibah penelitian agar penelitian<br />

dapat dikerjakan dengan lancar.<br />

l) Pemantauan<br />

Pemantauan kemajuan pelaksanaan penelitian dilakukan oleh<br />

pembimbing materi. Bila dalam jangka waktu yeng telah ditentukan<br />

tahapan pelaksanaan penelitian belum selesai, maka akan dipanggil<br />

oleh pembimbing materi untuk dilakukan evaluasi terhadap<br />

kelambatan dan kendala yang dihadapi serta mencari jalan keluarnya.<br />

Bila tahapan pelaksanaan penelitian masih belum dipenuhi sesuai<br />

jadwal maka akan dipanggil menghadap forum evaluasi penelitian<br />

terdiri dari 1) Pembimbing materi, 2) KPS dan 3) Koordinator<br />

Kelompok Fungsional Penelitian, Kerja sama, dan Pengabdian<br />

Masyarakat untuk diminta pertanggungjawabannya.<br />

m) Kegiatan Penelitian<br />

Pembuatan proposal penelitian<br />

Proposal penelitian diajukan melalui pembimbingan dengan<br />

pembimbing yang telah ditetapkan kemudian dilakukan Sidang<br />

Usulan Penelitian dilakukan di Semester 4 atau 5.<br />

Pembuatan tesis<br />

Dilakukan setelah hasil Sidang Usulan Penelitian menyatakan<br />

Peserta PPDS-1 tersebut lulus (semester 4-6)


351<br />

Dalam menyusun naskah laporan akhir penelitian, perlu<br />

berkonsultasi dengan semua pembimbing<br />

Konsep naskah yang telah selesai, diajukan kepada semua<br />

pembimbing untuk dikoreksi<br />

Naskah yang telah dikoreksi dan disetujui, ditandatangani oleh<br />

semua pembimbing<br />

Presentasi Hasil Penelitian dilakukan pada semester 6 sebagai<br />

bentuk pemaparan hasil penelitian yang telah dilaksanakan,<br />

dipresentasikan dengan dihadiri oleh seluruh staf pendidik,<br />

pembimbing dan ahli statistik<br />

Publikasi<br />

Sebagai bentuk tanggung jawab ilmiah maka seluruh Peserta<br />

PPDS-1 IKFR FK Unpad yang telah menyelesaikan penelitian dan<br />

mempresentasikannya diwajibkan untuk mempublikasikannya<br />

pada jurnal terakreditasi (persyaratan dianggap terpenuhi jika telah<br />

diperoleh surat keterangan mengirimkan/submit pada jurnal<br />

tersebut). Biaya yang dikeluarkan terkait publikasi merupakan<br />

tanggung jawab peneliti dan pembimbing. Sanksi administratif<br />

terkait kelalaian tidak mempublikasikan karya ilmiah akan terkait<br />

dengan kebijakan Perdosri Cabang Jawa Barat dalam memberikan<br />

surat rekomendasi organisasi dalam pembuatan SIP atau surat<br />

pernyataan kelulusan sementara.<br />

n) Lain-lain<br />

Peserta PPDS-1 yang mengambil program combine degree (PPCD)<br />

diwajibkan membuat penelitian yang berbeda dengan penelitian yang<br />

dilakukan untuk mendapatkan gelar SpKFR untuk menghindari auto<br />

plagiarism.<br />

o) Tahap Ujian Sidang Usulan Penelitian dan Proposal/Hasil Penelitian<br />

Ujian Sidang Usulan Penelitian dan Ujian Hasil Penelitian adalah<br />

kegiatan akademik berupa presentasi ilmiah yang berkaitan<br />

dengan penelitian ilmiah yang merupakan syarat wajib<br />

diperolehnya gelar Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi<br />

(SpKFR) di depan sidang pleno Program Studi IKFR yang dihadiri<br />

oleh seluruh staf akademik, peserta PPDS-1 Prodi IKFR FK Unpad,<br />

undangan dan narasumber yang terkait.<br />

Penyajian disampaikan dengan mempergunakan sarana audio<br />

visual<br />

Alokasi waktu yang diberikan untuk ujian sidang usulan penelitian<br />

ataupun hasil penelitian sama yaitu sebagai berikut :<br />

- 30 menit presentasi,<br />

- 15 menit diskusi (pertanyaan dari Peserta PPDS-1 IKFR FK<br />

Unpad),


352<br />

- 15 menit pertanyaan dari penguji<br />

Dalam ujian proposal penelitian maka ditetapkan 3 orang penguji<br />

(satu orang merangkap sebagai ketua sidang).<br />

Pada semester 5, Peserta PPDS-1 harus telah melalui ujian Usulan<br />

Penelitian<br />

Pengumpulan draft proposal penelitian dan hasil penelitian dalam<br />

bentuk hard copy yang akan dipresentasikan maksimal 1 (satu)<br />

minggu sebelum presentasi di sekretariat pendidikan untuk<br />

seluruh staf pendidikan Prodi IKFR FK Unpad, pembimbing statistik<br />

dan narasumber terkait.<br />

Ujian hasil penelitian mencakup :<br />

Penguasaan masalah kedokteran/kesehatan yang berkaitan<br />

dengan materi penelitian<br />

Penguasaan metodologi penelitian yang dianut<br />

Tatalaksana penelitian dan teknik yang dianut<br />

Kemampuan menganalisa dan menyimpulkan hasil penelitian<br />

dengan obyektif berdasarkan data<br />

Kesesuaian tujuan, hasil, dan saran penelitian<br />

Penguasaan laporan dan pembahasan hasil penelitian<br />

Upaya meyakinkan ilmuwan lain.<br />

Dampak hasil penelitian<br />

Ketelitian rujukan pustaka<br />

Kemampuan menolak saran yang tidak tepat<br />

Seorang peserta PPDS-1 telah dianggap menyelesaikan tugas<br />

penelitian bila telah mendapatkan surat diterimanya artikel di jurnal<br />

terakreditasi<br />

Peserta tidak diizinkan mengikuti ujian lokal/institusional pada<br />

semester yang sama dengan waktu penelitian dimulai<br />

Bila ada perubahan yang menyangkut topik, judul, isi, metodologi<br />

penelitian sesudah dilakukannya usulan penelitian maka harus ada<br />

persetujuan pembimbing dan dilaporkan pada Koordinator<br />

Penelitian dan Pengembangan Departemen IKFR FK Unpad.<br />

Kegiatan bimbingan usulan, proposal dan hasil penelitian yang<br />

dilakukan oleh peneliti untuk memenuhi kewajiban harus<br />

ditandatangani oleh pembimbing dalam log book yang sudah<br />

disediakan.<br />

Penelitian tidak boleh dilakukan bersamaan dengan semester<br />

persiapan ujian institusional<br />

Peneliti diharuskan mengisi buku register penelitian yang ada di<br />

Departemen Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi<br />

p) Cara Penulisan Tesis


353<br />

Daftar pustaka yang digunakan untuk thesis dan penelitian haruslah<br />

bersumber dari jurnal (80%) dan usia jurnal adalah 10 tahun terakhir.<br />

Duapuluh persen sisanya, boleh bersumber dari buku atau lainnya, dan<br />

boleh berusia lebih dari 10 tahun terakhir.<br />

B. STRUKTUR MATA KULIAH<br />

1. STRUKTUR DASAR KURIKULUM<br />

Untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dengan<br />

menggunakan program pendidikan yang berciri seperti diuraikan pada<br />

bab sebelumnya, maka struktur dasar kurikulum Pendidikan Dokter<br />

Spesialis-1 Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi FK UNPAD terdiri<br />

dari 3 (tiga) bagian sebagai berikut :<br />

Bagian pertama : pendidikan dasar ilmiah<br />

Bagian kedua : pendidikan bidang kekhususan ilmu kedokteran<br />

fisik dan rehabilitasi<br />

Bagian Ketiga : rangkaian kegiatan ilmiah yang berhubungan<br />

dengan riset ilmiah dan Bagian penguasaan keterampilan<br />

keprofesian.<br />

Gambar 2.1. Struktur dasar kurikulum


354<br />

Untuk memperlihatkan tercakupnya bidang pencapaian pedalaman akademik<br />

sebagai seorang spesialis IKFR serta untuk menghitung beban studi ,<br />

kurikulum dibagi dalam kelompok materi pendidikan<br />

1) Cakupan Akademik<br />

Materi Dasar Umum (MDU/ Pengetahuan Teori Dasar Umum)<br />

Materi Dasar Khusus (MDK / Pengetahuan Teori Dasar<br />

Khusus)<br />

Materi Keahlian Khusus ( MKK / Pengetahuan Teori Klinik<br />

Khusus)<br />

Materi Penerapan Akademik (MPA)<br />

2) Cakupan keterampilan keprofesian (bidang keterampilan spesialis)<br />

Materi Penerapan Keprofesian (MPK)<br />

2. BEBAN STUDI<br />

Total beban studi yang diperlukan ialah 110,99 SKS dengan lama studi 8<br />

Semester.<br />

Tabel 2.2. Kurikulum Pendidikan<br />

Sandi Mata Kuliah/Modul Tutorial/Sub Modul SKS<br />

Semester 1<br />

C21T.010<br />

1<br />

Modul Dasar IKFRM<br />

I<br />

- Filsafat ilmu pengetahuan &<br />

etika profesi<br />

- Pengantar Kinesiologi<br />

- Anatomi & Kinesiologi : Kepala<br />

dan tulang belakang<br />

- Anatomi & Kinesiologi<br />

Ekstremitas Atas : Bahu<br />

- Anatomi & Kinesiologi<br />

Ekstremitas Atas : Siku<br />

- Anatomi & Kinesiologi<br />

Ekstremitas Atas : Tangan<br />

- Anatomi & Kinesiologi<br />

Ekstremitas Bawah: Hip<br />

- Anatomi & Kinesiologi<br />

Ekstremitas Bawah: Lutut<br />

- Anatomi & Kinesiologi<br />

Ekstremitas Bawah: Kaki<br />

- Gait/Analisis Pola Jalan<br />

5,50


355<br />

Sandi Mata Kuliah/Modul Tutorial/Sub Modul SKS<br />

- Fisiologi KFR<br />

C21T.010<br />

1<br />

Modul Dasar IKFRM<br />

II<br />

- Metodologi Penelitian dan<br />

Biostatistik<br />

- Epidemiologi klinik dan<br />

Evidence Based Madicine<br />

- Biologi Molekular<br />

- Biologi dan Patobiologi<br />

2,50<br />

C21T.000<br />

1<br />

C21T.600<br />

1<br />

C21T.500<br />

1<br />

C21T.100<br />

1<br />

C21T.110<br />

1<br />

C21T.120<br />

1<br />

C21T.120<br />

2<br />

Modul Peneriksaan<br />

IKFRM<br />

Modul Tatalaksana<br />

Komprehensif (1)<br />

Modul Kegiatan<br />

Ilmiah I<br />

Modul<br />

Habilitasi/Rehabilitasi<br />

Anak I<br />

Modul Terapi IKFRM<br />

I (Modalitas)<br />

Modul Terapeutik<br />

Exercise I<br />

Modul Terapeutik<br />

Exercise II<br />

- Pemeriksaan Dasar<br />

Muskuloskeletal : Lingkup<br />

Gerak Sendi<br />

- Pemeriksaan Dasar<br />

Muskuloskeletal : Kekuatan Otot<br />

- Pemeriksaan Dasar<br />

Neuromuskuler<br />

- Journal Reading 1<br />

- Sajian Kasus Khusus<br />

Semester 2<br />

- Kinesiologi Development<br />

- Pemeriksaan Dasar Pediatrik<br />

- Tatalaksana KFR pada Plexus<br />

Brachialis Injury<br />

- Tatalaksana KFR pada<br />

Tortikolis Muscular Kongenital<br />

(TMK)<br />

- Modul Terapi Panas :<br />

Superficial Heating (IR dan<br />

Paraffin)<br />

- Modul Terapi Panas : Deep<br />

Heating (SWD, MWD, dan US)<br />

- Modul Terapi Inhalasi<br />

- Modul Terapi Dingin (Cold<br />

Therapy)<br />

- Modul Terapi Stimulasi Elektrika<br />

- Traksi, manipulasi dan Masase<br />

- Kinesio Tapping<br />

- Laser Tharapy<br />

3,22<br />

0,67<br />

1,00<br />

0,50<br />

2,52<br />

3,50<br />

- Fisiologi Latihan 2,00<br />

- Terapi Teknik Neurofasilitasi 1,00


356<br />

Sandi Mata Kuliah/Modul Tutorial/Sub Modul SKS<br />

C21T.300 Modul IKFR<br />

- Tatalaksana KFR pada<br />

2,00<br />

1 Neuromuskuler I Neuropatik Perifer<br />

C21T.600 Modul Tatalaksana<br />

0,67<br />

2 Komprehensif (2)<br />

C21T.500<br />

2<br />

Modul Kegiatan<br />

Ilmiah II<br />

- Journal Reading 2<br />

- Sajian Kasus Khusus<br />

- Sari Pustaka/Referat<br />

1,00<br />

0,50<br />

1,00<br />

C21T.100<br />

2<br />

C21T.110<br />

2<br />

C21T.200<br />

1<br />

C21T.110<br />

3<br />

C21T.600<br />

3<br />

C21T.500<br />

3<br />

C21T.100<br />

3<br />

Modul<br />

Habilitasi/Rehabilitasi<br />

Anak II<br />

Modul Terapi IKFRM<br />

II (Prostetik-Ortotik<br />

dan Alat bantu)<br />

Modul<br />

Muskuloskeletal I<br />

Modul Terapi IKFRM<br />

II I<br />

Modul Tatalaksana<br />

Komprehensif (3)<br />

Modul Kegiatan<br />

Ilmiah III<br />

Modul<br />

Habilitasi/Rehabilitasi<br />

Anak III<br />

Semester 3<br />

- Tatalaksana KFR pada Motor<br />

Delay Development<br />

- UE-LE Orthosis<br />

- UE-LE Prostesis<br />

- Shoe Prescription<br />

- Spinal Orthosis<br />

- Peresepan Kursi Roda dan Alat<br />

bantu (cruth, Cane and Walker)<br />

- Tatalaksana KFR pada<br />

Osteoporosis<br />

- Tatalaksana KFR pada<br />

Tendinitis<br />

- Tatalaksana KFR pada Fraktur<br />

- Tatalaksana KFR pada<br />

Amputasi<br />

- Tatalaksana KFR pada Luka<br />

Bakar<br />

- Fisiologi menelan dan<br />

komunikasi<br />

- Tatalaksana KFR pada<br />

gangguan menelan<br />

- Tatalaksana KFR pada<br />

gangguan komunikasi<br />

- Journal Reading 3<br />

- Journal Reading 4<br />

- Sajian Kasus pendek<br />

- Sari Pustaka/Referat<br />

Semester 4<br />

- Tatalaksana KFR pada Cerebral<br />

Palsy<br />

- Pemeriksaan dan tatalaksana<br />

KFR pada gangguan menelan<br />

2,36<br />

4,00<br />

2,50<br />

2,00<br />

0,67<br />

1,00<br />

1,00<br />

0,50<br />

1,00<br />

2,50


357<br />

Sandi Mata Kuliah/Modul Tutorial/Sub Modul SKS<br />

(feeding)<br />

C21T.020<br />

1<br />

1,50<br />

C21T.300<br />

2<br />

C21T.400<br />

1<br />

C21T.200<br />

2<br />

C21T.600<br />

4<br />

C21T.500<br />

4<br />

C21T.510<br />

1<br />

C21T.100<br />

4<br />

C21T.400<br />

2<br />

C21T.200<br />

3<br />

C21T.600<br />

5<br />

Modul Prosedur<br />

IKFR Spesialistik dan<br />

subspesialistik I<br />

Modul IKFR<br />

Neuromuskuler II<br />

Modul IKFR<br />

Kardiorespirasi I<br />

Modul<br />

Muskuloskeletal II<br />

Modul Tatalaksana<br />

Komprehensif (4)<br />

Modul Kegiatan<br />

Ilmiah IV<br />

Modul Penelitian I,<br />

Modul Prosposal<br />

Penelitian<br />

Modul<br />

Habilitasi/Rehabilitasi<br />

Anak IV<br />

Modul IKFR<br />

Kardiorespirasi II<br />

Modul<br />

Muskuloskeletal III<br />

Modul Tatalaksana<br />

Komprehensif (5)<br />

- USG<br />

- CT Scan dan foto polos<br />

muskuloskeletal<br />

- Tatalaksana KFR pada<br />

myofascial trigger point<br />

sindrome (MTPS)<br />

- Tatalaksana KFR pada Spinal<br />

Cord Injury (SCI)<br />

- Pemeriksaan Dasar<br />

Kardiopulmoner<br />

- Modul Uji Latih<br />

- Tatalaksana KFP pada nyeri<br />

punggung bawah<br />

- Tatalaksana KFP pada nyeri<br />

lutut<br />

- Tatalaksana KFP pada nyeri<br />

bahu<br />

- Journal Reading 5<br />

- Journal Reading 6<br />

- Sajian Kasus khusus<br />

- Sari Pustaka/Referat<br />

Semester 5<br />

2,09<br />

2,50<br />

2,50<br />

0,67<br />

1,00<br />

1,00<br />

0,50<br />

1,00<br />

1,00<br />

- Kelainan Kongenital /Spina 2,04<br />

Bifida<br />

- Tatalaksana pada Skoliosis<br />

- Tatalaksana pada gangguan 3,50<br />

paru restriktif<br />

- Tatalaksana pada pasca infark<br />

Myocard<br />

- Tatalaksana Rehabilitasi pada<br />

CABG<br />

- Tatalaksana pada gangguan<br />

paru obstruktif (asma, PPOK)<br />

- Tatalaksana KFR pada Atritis 1,69<br />

0,67


358<br />

Sandi Mata Kuliah/Modul Tutorial/Sub Modul SKS<br />

C21T.500 Modul Kegiatan<br />

5 Ilmiah V<br />

C21T.510<br />

2<br />

C21T.100<br />

5<br />

C21T.300<br />

3<br />

C21T.020<br />

2<br />

C21T.600<br />

6<br />

C21T.500<br />

6<br />

C21T.510<br />

3<br />

C21T.100<br />

6<br />

C21T.300<br />

4<br />

C21T.400<br />

3<br />

C21T.200<br />

4<br />

Modul Penelitian II,<br />

Modul Hasil<br />

Penelitian<br />

Modul<br />

Habilitasi/Rehabilitasi<br />

Anak V<br />

Modul IKFR<br />

Neuromuskuler III<br />

Modul Prosedur<br />

IKFR Spesialistik dan<br />

subspesialistik II<br />

Modul Tatalaksana<br />

Komprehensif (6)<br />

Modul Kegiatan<br />

Ilmiah VI<br />

Modul Penelitian III,<br />

Ujian Tesis<br />

Modul<br />

Habilitasi/Rehabilitasi<br />

Anak VI<br />

Modul IKFR<br />

Neuromuskuler IV<br />

Modul IKFR<br />

Kardiorespirasi III<br />

Modul<br />

Muskuloskeletal IV<br />

- Journal Reading 7<br />

- Journal Reading 8<br />

- Sajian Kasus khusus<br />

- Sari Pustaka/Referat<br />

Semester 6<br />

- Autism syndrome + ADHD<br />

- Tatalaksana KFR pada<br />

gangguan Integrasi Sensori<br />

- Tatalaksana KFR pada<br />

Poliomyelitis<br />

- Tatalaksana pada Kelainan<br />

angulasi lutut dan kaki<br />

1,00<br />

1,00<br />

0,50<br />

1,00<br />

1,67<br />

4,50<br />

- EMG, Biofeedback 1,75<br />

- Tatalaksana KFR pada<br />

myofascial trigger point<br />

Sindrome (MTPS)<br />

- injeksi intralesional dan<br />

intraartikular<br />

- Hidrotherapy<br />

- Sajian Kasus pendek<br />

- Sari Pustaka/Referat<br />

Semester 7<br />

- Tatalaksana KFR pada SMA<br />

- Tatalaksana KFR pada myopati<br />

(DMP)<br />

- Movement disorder : Sindroma<br />

Parkinson<br />

- Tatalaksana KFR Pre dan<br />

pasca bedah thorax (paru,<br />

jantung)<br />

- Tatalaksana KFR pada Repair<br />

Tendon<br />

- Tatalaksana KFR pada sprain<br />

pergelangan kaki<br />

3,87<br />

0,67<br />

0,50<br />

1,00<br />

1,67<br />

2,00<br />

1,50<br />

1,75<br />

2,00<br />

C21T.120 Modul Terapeutik - Terapi okupasional 1,28


359<br />

Sandi Mata Kuliah/Modul Tutorial/Sub Modul SKS<br />

3 Exercise III<br />

C21T.000 Modul Paliatif<br />

- HIV/AIDS<br />

1,69<br />

5<br />

- Kanker<br />

C21T.600 Modul Tatalaksana<br />

0,67<br />

7 Komprehensif (7)<br />

C21T.500<br />

7<br />

Modul Kegiatan<br />

Ilmiah VII<br />

C21T.100<br />

7<br />

C21T.300<br />

5<br />

C21T.400<br />

4<br />

C21T.200<br />

5<br />

C21T.000<br />

4<br />

C21T.000<br />

6<br />

C21T.600<br />

8<br />

C21T.500<br />

8<br />

Modul<br />

Habilitasi/Rehabilitasi<br />

Anak VII<br />

Modul IKFR<br />

Neuromuskuler V<br />

Modul IKFR<br />

Kardiorespirasi IV<br />

Modul<br />

Muskuloskeletal V<br />

Modul Geriatri<br />

- Journal Reading 7<br />

- Journal Reading 8<br />

- Sajian Kasus khusus<br />

-<br />

Semester 8<br />

- Sindroma Down, Kelainan<br />

kongenital lain<br />

1,00<br />

1,00<br />

0,50<br />

1,75<br />

- Tatalaksana KFR pada Stroke 2,94<br />

- Gagal jantung kronik 1,28<br />

- COR : Cedera ACL 1,30<br />

- Demensia/Alzeimer<br />

1,75<br />

- Artroplasti sendi<br />

Modul RBM 0,50<br />

Modul Tatalaksana<br />

Komprehensif (8)<br />

Modul Kegiatan<br />

Ilmiah VIII<br />

0,67<br />

- Sajian Kasus khusus 0,50<br />

Deskripsi mata kuliah/modul Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi, dalam tabel<br />

berikut :<br />

Tabel 2.3 Total Beban Studi<br />

Akademik Profesi Jumlah<br />

Materi<br />

sks % sks % sks<br />

Bagian pertama (pendidikan dasar ilmiah) 11,22<br />

MDK<br />

MDU<br />

4,00<br />

1,00<br />

6,22<br />

-<br />

10,22<br />

1,00<br />

Bagian kedua (Pendidikan bidang kekhususan IKFR) 31,43<br />

MKK<br />

MKU<br />

12,44<br />

1,50<br />

13,24<br />

4,25<br />

25,68<br />

5,75


360<br />

Akademik Profesi Jumlah<br />

Materi<br />

sks % sks % sks<br />

Bagian ketiga (Kegiatan ilmiah riset / penguasaan<br />

68,17<br />

keterampilan profesional)<br />

MPK<br />

MPA-2<br />

MPA-1<br />

16,49<br />

-<br />

-<br />

28,34<br />

19,00<br />

4,34<br />

44,83<br />

19,00<br />

4,34<br />

Jumlah 35,43 75,39 110,99<br />

3. Beban Studi Materi Pendidikan<br />

1. Materi Dasar Umum (MDU)<br />

Materi Dasar Umum adalah materi pendidikan yang memberikan dasar<br />

pengetahuan bagi setiap ilmuwan agar menjadi seorang<br />

penggagas dan peneliti. Materi ini merupakan materi dasar yang<br />

tidak menyangkut bidang ilmu kedokteran secara langsung.<br />

Tabel 2.4 Materi Dasar Umum<br />

No<br />

Materi Dasar Umum<br />

SKS<br />

A<br />

1 Filsafat Ilmu Pengetahuan & Etika 1,00 -<br />

profesi<br />

Jumlah 1,00 -<br />

P<br />

Pokok bahasan ini dipakai sebagai pendidikan dasar bersama untuk<br />

pencapaian bidang Spesialis-1 dan bidang keterampilan<br />

keprofesian.<br />

2. Materi Dasar Khusus (MDK)<br />

Materi Dasar Khusus berisi dasar pengetahuan keahlian dalam<br />

bidang ilmu kedokteran agar peserta mampu mengenali,<br />

memecahkan masalah, menjadi pengembang ilmu dan pada<br />

gilirannya dapat menerapkan keprofesiannya dalam kualitas yang<br />

tinggi.<br />

Tabel 2.5 Materi Dasar Khusus<br />

No Materi Dasar Khusus<br />

SKS<br />

A P<br />

1 Modul Dasar IKFRM I 2,00 2,50<br />

2 Modul Dasar IKFRM II 1,00 1,50<br />

3 Modul Pemeriksaan IKFR 1,00 2,22<br />

umlah 4,00 6,22


361<br />

Materi Dasar Umun dan Materi Dasar Khusus merupakan program<br />

dasar pendalaman akademik sebagai seorang spesialis yang<br />

dikelola sebagian oleh FK (Pendidikan dasar).<br />

3. Materi Keahlian Umum (MKU)<br />

Materi Keahlian Umum adalah materi pendidikan yang memberikan<br />

dasar pengetahuan dan keterampilan dalam bidang IKFR agar<br />

mampu menangani masalah melalui pendekatan dan intervensi IKFR<br />

secara ilmiah.<br />

Tabel 2.6 Materi Keahlian Umum<br />

No Materi Keahlian Umum SKS<br />

A P<br />

1. Modul Prosedur IKFR Spesialistik dan 1,00 3,00<br />

sub spesialistik I<br />

- USG<br />

- CT Scan dan foto polos<br />

muskuloskeletal<br />

2. Modul Neuromuskuler III<br />

0,50 1,25<br />

- EMG, Biofeedback<br />

Jumlah 1,50 4,25<br />

Materi Keahlian Umum ini termasuk materi pendidikan spesialis-1<br />

dan pendidikan keprofesian Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi<br />

dan diselenggarakan sepenuhnya oleh Departemen Ilmu<br />

Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi<br />

4. Materi Keahlian Khusus (MKK)<br />

Materi Keahlian Khusus adalah materi pendidikan yang<br />

memberikan pengetahuan dana keterampilan dalam IKFR agar<br />

menjadi pakar dalam bidangnya.<br />

Materi Keahlian Khusus merupakan materi pendidikan dari<br />

berbagai subdisiplin dalam lingkup Ilmu Kedokteran Fisik dan<br />

Rehabilitasi.<br />

Tabel 2.7 Materi Keahlian Khusus<br />

No Materi Keahlian Khusus<br />

SKS<br />

A P<br />

1 Modul habilitasi/Rehabilitasi 1,00 1,52<br />

Anak I<br />

2 Modul Terapeutik Exercise 1 1,00 1,00<br />

3 Modul Modul Terapi IKFRM I<br />

(Modalitas)<br />

1,50 2,00


362<br />

No Materi Keahlian Khusus<br />

SKS<br />

A P<br />

4 Modul Habilitasi/Rehabilitasi 1,00 1,36<br />

Anak II<br />

5 Modul Prostetik-Ortotik dan alat 2,00 2,00<br />

bantu<br />

6 Modul IKFR Muskuloskeletal I 1,00<br />

7 Modul IKFR Neuromuskuler I 1,00<br />

8 Modul IKFR Muskuloskeletal II 1,50<br />

9 Modul Kardiorespirasi I 1,00<br />

10 Modul Tatalaksana<br />

0,67<br />

Komprehensif I<br />

11 Modul Tatalaksana<br />

0,67<br />

Komprehensif II<br />

12 Modul Tatalaksana<br />

0,67<br />

Komprehensif III<br />

13 Modul Tatalaksana<br />

0,67<br />

Komprehensif IV<br />

14 Modul Tatalaksana<br />

0,67<br />

Komprehensif V<br />

15 Modul Tatalaksana<br />

0,67<br />

Komprehensif VI<br />

16 Modul Tatalaksana<br />

0,67<br />

Komprehensif VII<br />

17 Modul Tatalaksana<br />

0,67<br />

Komprehensif VIII<br />

18 Modul Neuromuskuler IV 1,44<br />

Jumlah 12,44 13,24<br />

5. Materi Penerapan Akademik (MPA)<br />

Materi Penerapan Akademik bersisi kegiatan akademik berupa<br />

penerapan ilmu yang didapat sebelumnya. Materi ini merupakan<br />

rangkaian kegiatan ilmiah yang langsung berhubungan dengan<br />

keilmuan yang ditekuni. Kegiatan ini bertujuan membina<br />

pengetahuan, sikap dan tingkah laku ilmuwan, menguasai metode<br />

riset ilmiah, mampu membuat tulisan ilmiah, dan menulis tesis<br />

ilmiah untuk mendukung keterampilan keprofesian sebagai Dokter<br />

Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi berdasarkan<br />

kedokteran berbasis bukti.<br />

Materi Penerapan Akademik terdiri dari 2 kelompok sebagai<br />

berikut :<br />

a. Kelompok 1 : MPA-1<br />

Materi penerapan Akademik kelompok 1 terdiri dari :


363<br />

<br />

Modul Proposal Penelitian, Modul Hasil Penelitian dan<br />

Tesis<br />

b. Kelompok 2 : MPA-2<br />

Materi Penerapan Akademik kelompok 2 terdiri dari :<br />

Journal Reading<br />

Sajian Kasus Umum<br />

Sajian Kasus Khusus<br />

Sajian Kasus Pendek<br />

Sari Pustaka<br />

Materi Penerapan Akademik kelompok 2 termasuk dalam kegiatan<br />

pelatihan keprofesian, sebagai penguat untuk mendapat<br />

keterampilan keprofesian sebagai seorang Dokter Spesialis<br />

Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi yang merupakan syarat utama<br />

untuk mendapatkan gelar SpKFR.<br />

6. Materi Penerapan Keprofesian (MPK)<br />

Materi Penerapan Keprofesian berisi pendidikan dan pelatihan<br />

penerapan keprofesian dengan menerapkan ilmu yang didapatkan<br />

sebelumnya secara nyata melalui berbagai kegiatan keprofesian<br />

klinik bidang IKFR.<br />

Proses kegiatan pelatihan keprofesian dilaksanakan di Rumah<br />

Sakit Penididikan Utama dan di Rumah Sakit Jejaring, baik<br />

didalam maupun diluar jam kerja (tugas luar), agar mendapatkan<br />

keterampilanberupa penguasaan kasus-kasus sehingga dapat<br />

diterapkan berbagai prosedur Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi<br />

dengan jumlah dan variasi yang sesuai untuk mencapai tingkat<br />

kompetensi yang diharapkan.<br />

Kegiatan pelatihan keprofesian bertujuan untuk mencapai<br />

keterampilan (kompetensi) profesional berkualitas tinggi yang<br />

didukukung oleh pengetahuan akademik yang tangguh dan<br />

mantap (scientist physician). Dengan kompetensi tersebut di atas<br />

pelayanan kesehatan akan bertaraf dan berkualitas tinggi sesuai<br />

perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran. Strategi yang dipilih<br />

ialah pelatihan keprofesian dengan cara kerja praktik di ruang<br />

rawat inap dan dipoliklinik atau unit rawat jalan melalui pendekatan<br />

kedokteran berbasis bukti. Semua kegiatan pendidikan<br />

keprofesian harus dicatat dalam buku log.


364<br />

Tabel 2.8 Materi Penerapan Keprofesian<br />

No Materi Penerapan Keprofesian<br />

SKS<br />

A P<br />

1 Modul Terapeutik exercise 2 0,50 0,50<br />

2 Modul IKFR Muskuloskeletal I 1,50<br />

3 Modul IKFR Neuromuskuler I 1,00<br />

4 Modul Terapi IKFRM 3 1,00 1,00<br />

5 Modul IKFR Muskuloskeletal II 1,00<br />

6 Modul Kardiorespirasi I 1,50<br />

7 Modul IKFR Neuromuskuler II 1,00 1,09<br />

8 Modul Habilitasi/Rehabilitasi Anak IV 0,89 1,15<br />

9 Modul Kardiorespirasi II 1,50 2,00<br />

10 Modul IKFR Muskuloskeletal III 1,00 1,00<br />

11 Modul Geriatri 0,75 1,00<br />

13 Modul IKFR Neuromuskuler III 0,50 1,19<br />

14 Modul IKFR Kardiorespirasi III 0,75 1,00<br />

15 Modul Habilitasi/Rehabilitasi Anak V 1.50 3,00<br />

16 Modul IKFR Muskuloskeletal IV 0,50 0,80<br />

17 Modul IKFR Neuromuskuler IV 0,50 1,00<br />

Modul IKFR Neuromuskuler V 1,50<br />

18 Modul Habilitasi/Rehabilitasi Anak VI 1,00 1,00<br />

19 Modul Prosedur IKFR Spesialistik 1,33 2,54<br />

dan sub spesialistik II<br />

20 Modul Paliatif 0,69 1,00<br />

21 Modul RBM 0,50<br />

22 Modul Habilitasi/Rehabilitasi Anak 1,75 0,75<br />

VII<br />

24 Modul Teurapeutik exercise III 0,58 0,78<br />

Modul Kardiorespirasi III 0,75 0,54<br />

Jumlah 16,49 28,34<br />

Tujuan kerja praktik selain untuk mencapai keterampilan keprofesian (skill)<br />

juga untuk penguat dalam penguasaan keilmuan (knowledge) melalui<br />

kegiatan materi penerapan akademik (terutama kelompok 2).<br />

4. PRASYARAT MODUL<br />

Prasyarat modul merupakan suatu syarat yang harus di tempuh dalam<br />

pelaksanaan modul berikutnya.<br />

Tabel 2.9 Prasyarat Modul<br />

Modul<br />

Prasyarat<br />

<br />

Modul Neuropatik<br />

Perifer<br />

<br />

Modul Dasar IKFR I dan<br />

Modul Pemeriksaan IKFR


365<br />

<br />

Modul<br />

Modul Terapi IKFR III<br />

<br />

<br />

Prasyarat<br />

Modul Dasar IKFR I dan<br />

Modul Fisiologi Latihan<br />

Modul Terapi IKFR I dan II<br />

<br />

<br />

Modul IKFR<br />

Neuromuskuler II<br />

Modul IKFR<br />

Neuromuskuler III<br />

<br />

<br />

Modul IKFR<br />

Neuromuskuler I<br />

Modul IKFR<br />

Neuromuskuler II<br />

<br />

<br />

<br />

Stase di RS lain<br />

Modul<br />

Neuromuskuler IV<br />

Modul<br />

Neuromuskuler V<br />

<br />

<br />

<br />

Modul Dasar IKFR I dan<br />

Modul Fisiologi Latihan<br />

Modul IKFR<br />

Neuromuskuler III<br />

Modul IKFR<br />

Neuromuskuler IV<br />

<br />

Deep Heating (SWD,<br />

MWD dan USD)<br />

Sudah melewati :<br />

- Superficial Heating<br />

- Biologi dan Patobiologi<br />

- Fisiologi KFR<br />

<br />

Tatalaksana KFR<br />

pada Osteoporosis<br />

<br />

Sudah Modul Kines<br />

(semua) dan Biologi dan<br />

Patobiologi<br />

<br />

<br />

Demensia / Alzeimer<br />

Artroplasti sendi<br />

Sudah melewati modul :<br />

- Neuromuscular I – III<br />

- Musculoskeletal I – III<br />

- Paliatif<br />

Sudah melewati modul :<br />

- Hip & Knee (Kines)<br />

- Kelainan Angulasi Lutut<br />

& Kaki


366<br />

Modul<br />

Prasyarat<br />

- Tatalaksana KFR pada<br />

Artritis<br />

<br />

Modul Arthritis<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

Kinesiologi UE, LE, Spine<br />

Pemeriksaan Dasar<br />

Muskuloskeletal<br />

Modul Terapi IKFRM I<br />

Modul Thera ex I & II<br />

Modul Therapi IKFRM II<br />

<br />

Modul KFR Pre &<br />

Pasca Bedah Thera<br />

ex (IKFR<br />

Kardiorespirasi III)<br />

<br />

<br />

Modul Therapeutik<br />

Exercise I<br />

Modul Kardiorespi I & II<br />

<br />

<br />

Modul Tatalaksana<br />

Pada Gangguan Paru<br />

Restriktif<br />

Modul Tatalaksana<br />

Pada Gangguan Paru<br />

Obstruktif (asma,<br />

PPOK)<br />

Modul IKFR Kardiorespi I,<br />

Diantaranya :<br />

- Pemeriksaan Dasar<br />

Kardiopulmoner<br />

- Anatomi, Fisiologi<br />

system Kardiorespiratori<br />

- Patofisiologi Gangguan<br />

Sistem Kardiorespirasi<br />

- Modul Uji Jalan<br />

Modul IKFR Kardiorespi I,<br />

Diantaranya :<br />

- Pemeriksaan Dasar<br />

Kardiopulmoner<br />

- Anatomi, Fisiologi<br />

system Kardiorespiratori<br />

- Patofisiologi Gangguan<br />

Sistem Kardiorespirasi<br />

- Modul Uji Jalan<br />

<br />

Modul Terapi IKFRM III:<br />

- Fisiologi Menelan Dan<br />

Komunikasi<br />

Tatalaksana Pada<br />

Gangguan Menelan<br />

Spinal Orthosis Modul Anatomi dan


367<br />

Modul<br />

Prasyarat<br />

Kinesiologi spine<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

Kelainan Konginital<br />

Spina Bifida<br />

Tatalaksana Scoliosis<br />

Tatalaksana KFR<br />

Pada Repair Tendon<br />

Modul Luka Bakar<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

Modul Fisiologi KFR<br />

Pemeriksaan Dasar<br />

Neuromuskuler<br />

Modul Anatomi dan<br />

Kinesiologi Spine<br />

Modul Anatomi dan<br />

Kinesiologi LE<br />

Pemeriksaan Dasar<br />

Muskuloskeletal<br />

<br />

EMG Biofeedback<br />

<br />

<br />

Modul Pemeriksaan Dasar<br />

Muskuloskeletal<br />

Modul Anatomi dan<br />

Kinesiologi seluruh alat<br />

gerak dan spine<br />

<br />

<br />

<br />

Modul Artoplasti<br />

Sendi<br />

Modul Myofascial<br />

Triger Point (MTPS)<br />

Modul Kinesio<br />

tapping<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

Modul Fisiologi KFR<br />

Modul Anatomi dan<br />

Kinesiologi LE<br />

Modul Nyeri leher<br />

Modul Anatomi dan<br />

Modul Pemeriksaan Dasar<br />

Muskuloskeletal<br />

<br />

Modul UE, LE<br />

Orthosis<br />

<br />

<br />

Modul Anatomi dan<br />

Kinesiologi<br />

Modul Pemeriksaan Dasar<br />

Muskuloskeletal<br />

<br />

Modul Tatalaksana<br />

KFR Pada Fraktur<br />

<br />

<br />

Modul Anatomi dan<br />

Kinesiologi<br />

Modul Pemeriksaan Dasar<br />

Muskuloskeletal<br />

<br />

Modul Fisiologi<br />

Latihan<br />

<br />

Modul UE, LE Orthosis<br />

<br />

Modul Tatalaksana<br />

<br />

Modul Fisiologi KFR


368<br />

Modul<br />

KFR Pada nyeri Lutut<br />

Prasyarat<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

Modul Tatalaksana<br />

KFR Pada Nyeri<br />

Bahu<br />

Modul Tatalaksana<br />

KFR Pada Sprain<br />

Pergelangan Kaki<br />

Modul Injeksi<br />

Intralesional dan<br />

Intraartikular<br />

Modul COR : Cedera<br />

ACL<br />

Modul Cold Therapy<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

Modul Anatomi dan<br />

Kinesiologi UE<br />

Pemeriksaan Dasar<br />

Muskuloskeletal<br />

Modul Anatomi dan<br />

Kinesiologi LE<br />

Pemeriksaan Dasar<br />

Muskuloskeletal<br />

Modul Anatomi dan<br />

Kinesiologi UE dan LE<br />

Pemeriksaan Dasar<br />

Muskuloskeletal<br />

Modul Anatomi dan<br />

Kinesiologi<br />

Pemeriksaan Dasar<br />

Muskuloskeletal<br />

Modul Anatomi dan<br />

Kinesiologi LE<br />

Pemeriksaan Dasar<br />

Muskuloskeletal<br />

Modul Fisiologi KFR<br />

<br />

Modul Fisiologi<br />

Latihan<br />

<br />

Modul Fisiologi KFR<br />

<br />

<br />

Modul Tatalaksana<br />

KFR pada Amputasi<br />

Modul Terapi<br />

Stimulasi Elektrik<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

Modul Anatomi dan<br />

Kinesiologi<br />

Modul Pemeriksaan Dasar<br />

Muskuloskeletal<br />

Modul UE, LE Prostesis<br />

Modul Fisiologi KFR<br />

<br />

Tatalaksana KFR<br />

Motor Delayed<br />

Development<br />

<br />

Modul Pemeriksaan Dasar<br />

Pediatrik


369<br />

Modul<br />

Prasyarat<br />

<br />

Tatalaksana KFR<br />

pada Cerebral Palsy<br />

<br />

Tataaksana KFR Motor<br />

Delayed Development<br />

<br />

Pemeriksaan dan<br />

Tatalaksana KFR<br />

pada Gangguan<br />

Menelan (feeding)<br />

<br />

Fisiologi Menelan dan<br />

Komunikasi<br />

C. Evaluasi Hasil Belajar<br />

Semua Peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis-1 Ilmu Kedokteran Fisik<br />

dan Rehabilitasi FK Unpad mempunyai buku log yang merupakan bukti tertulis<br />

setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh beserta tingkat kompetensi yang sudah<br />

dicapai.<br />

1. Evaluasi Hasil Pembelajaran<br />

Tujuan evaluasi hasil pembelajaran adalah untuk mengetahui apakah telah<br />

mencapai kemampuan akademik profesional (professional performance) sesuai<br />

dengan kurikulum pendidikan. Secara artifisial kemampuan profesional tersebut<br />

dapat dipilah-pilah dalam ranah sebagai berikut :<br />

P – pengetahuan (knowledge)<br />

K – keterampilan (skill)<br />

S – sikap (attitude)<br />

Evaluasi selama masa pendidikan dilaksanakan secara bertahap, berkala<br />

dan berkesinambungan. Evaluasi hasil pembelajaran bersifat sumatif untuk<br />

menentukan keputusan disamping bersifat formatif untuk memberikan umpan<br />

balik kepada peserta didik.<br />

2. Evaluasi Tahap Pra-Kualifikasi<br />

Evaluasi pada akhir semester pertama, untuk menentukan apakah peserta<br />

dapat melanjutkan pendidikan pada semester-semester berikutnya. Bila dinilai<br />

tidak mampu meneruskan studi maka diberikan keputusan untuk menghentikan<br />

pendidikan. Bila mampu, peserta program dapat melanjutkan ke tahap<br />

pendidikan berikutnya.<br />

Tahap pra-kualifikasi disamping merupakan persyaratan untuk tahap<br />

berikutnya juga merupakan tahap kualifikasi untuk menilai apakah mampu<br />

meneruskan studi atau tidak. Bila dinilai tidak mampu meneruskan studi maka<br />

diberikan keputusan untuk menghentikan pendidikan. Setelah dinyatakan lulus<br />

semua evaluasi berkala diharuskan menempuh Evaluasi Nasional.<br />

3. Evaluasi Kegiatan Akademik<br />

Tujuan akademik ialah pencapaian pendalaman ilmu (knowledge). Evaluasi<br />

yang digunakan ialah ujian obyektif yang meliputi berbagai cara sebagai berikut :


370<br />

a. Ujian Tulis<br />

Esai modifikasi (modified essay question)<br />

Pilihan jamak (multiple choice question)<br />

b. Ujian Lisan (wawancara)<br />

Memakai lembar penilaian (check list atau rating scale)<br />

4. Kegiatan Akademik Modul<br />

Evaluasi kegiatan akademik modul bersifat sumatif dan dilakukan pada<br />

akhir setiap kegiatan serta diselenggarakan oleh staf penilai modul bersangkutan.<br />

Penilai kegiatan akademik modul didapat dari :<br />

a. Modul pembekalan<br />

Modul pengantar IKFR<br />

Modul Dasar IKFR<br />

Modul Anatomi, Kinesiologi, dan Fisiologi Rehabilitasi<br />

Modul Terapi Modalitas dalam KFR<br />

Modul Latihan Terapeutik<br />

Modul Prostetik-ortotik dan alat Bantu<br />

b. Modul divisi<br />

Habilitasi/Rehabilitasi Medik Anak<br />

Muskuloskeletal<br />

Neuromuskuler<br />

Kardiorespirasi<br />

Geriatri<br />

5. Kegiatan Akademik Non Modul<br />

Evaluasi kegiatan akademik non modul terjadwal dilakukan setiap akhir<br />

kegiatan dengan memakai lembar penilaian. Penilaian kegiatan akademik nonmodul<br />

didapat dari penilaian :<br />

Sajian Kasus Panjang (long case)<br />

Sajian Kasus Pendek (short case)<br />

Journal reading<br />

Tinjauan Pustaka<br />

Proposal Penelitian<br />

Tesis<br />

Presentasi di luar institusi<br />

Evaluasi kegiatan pelatihan keprofesian<br />

Tujuan yang ingin dicapai pada kegiatan pelatihan keprofesian ialah<br />

kemampuan profesional Dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan<br />

Rehabilitasi. Oleh karena itu fokus penilaian ialah pencapaian<br />

keterampilan dan kemampuan (skill). Namun pada hakekatnya<br />

penilaian kemampuan profesional merupakan penilaian komprehensif<br />

terhadap ketiga ranah (knowlenge, skill, attitude) tersebut diatas.<br />

Umumnya cara yang digunakan adalah :


371<br />

o<br />

o<br />

o<br />

Ujian komprehensif dengan menggunakan pasien sebagai entry<br />

Ujian praktik (ujian keterampilan)<br />

Penilaian sehari-hari yang berkesinambungan (continuous<br />

assessment)<br />

Penilaian kegiatan pelatihan keprofesian didapat dari penilaian selama<br />

bekerja di divisi yang meliputi:<br />

Tatalaksana pasien rawat inap<br />

Tatalaksana pasien rawat jalan<br />

Prosedur KFR<br />

Evaluasi kegiatan pelatihan keprofesian dilakukan dengan memakai lembar<br />

penilaian. Ujian komprehensif dan ujian praktik yang bersifat sumatif<br />

dilakukan pada akhir semester 8.<br />

6. Rapat Evaluasi<br />

Penetuan keputusan terhadap hasil evaluasi ditetapkan melalui rapat<br />

evaluasi program studi yang dilaksanakan minimal 2 kali dalam 1 semester atau<br />

setiap 3 (tiga) bulan sekali.<br />

a. Ketua<br />

Ketua Program Studi (merangkap anggota)<br />

b. Kelompok Fungsional (merangkap anggota)<br />

o Pendidikan PSSK dan PSPD serta evaluasi<br />

o Pendidikan PPDS dan sumber daya<br />

o Penelitian, kerja sama, dan pengabdian masyarakat<br />

c. Anggota<br />

o Kepala Departemen IKFR FK UNPAD<br />

o Para pembimbing semester<br />

o Para anggota Divisi<br />

o Para penanggungjawab modul<br />

o Para penanggungjawab rumah sakit mitra<br />

o Staf pengajar IKFR<br />

D. Pedoman Ujian<br />

1. Jenis-jenis Ujian Yang Digunakan<br />

a. Ujian Tulis<br />

Ujian tulis dilakukan setiap akhir semester. Berbagai divisi dan modul<br />

memberi masukan sesuai dengan modul yang dijalankan. Ujian ini<br />

dimaksudkan sebagai ujian formatif untuk mengetahui sejauh mana<br />

pokok bahasan telah dipahami peserta program. Ujian diberikan dalam<br />

bentuk soal pilihan jamak atau esai sesuai modul yang diberikan.


372<br />

b. Ujian lisan/praktik<br />

Ujian lisan praktik dilakukan pada akhir semester 1 (pemeriksaan<br />

fisik), semester 2 (modalitas), dan semester 3 (ortotik prostetik). Pada akhir<br />

rotasi / modul dapat diadakan ujian lisan tambahan. Penilaian pada ujian<br />

praktik mempergunakan lembar penilaian yang telah dipersiapkan. Pasien<br />

(kasus) dapat dipakai sebagai entry untuk membahas lingkup Ilmu<br />

Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi secara komprehensif sesuai modul,<br />

semester 1 – 8.<br />

Penilaian sehari-hari (Continuous assessment)<br />

Penilaian kegiatan sehari-hari terutama dilakukan pada setiap unit (kerja di<br />

poliklinik, kerja bangsal, penyuluhan dan kegiatan lain) yang mencakup<br />

asfek kognitif, psikomotor dan afektif. Penilaian pada umumnya dilakukan<br />

dengan menggunakan lembar penilaian (observation sheet : rating<br />

scale/checklist)<br />

Pemberian angka, nilai mutu, markah dan interprestasi<br />

Cara yang dipakai untuk memberi angka, nilai mutu, markah dan<br />

interprestasi dapat dilihat pada tabel menunjukkan predikat yang diberikan<br />

setelah menyelesaikan satu modul.<br />

Tabel 2.10 Nilai, huruf, dan angka mutu pada penilaian<br />

Nilai Akhir Huruf Mutu Angka Mutu<br />

80 ≤ NA ≤ 100 A 3,20 ≤ AM ≤ 4,00<br />

68 ≤ NA < 80 B 2,72 ≤ AM < 3,20<br />

56 ≤ NA < 68 C 2,24 ≤ AM < 2,72<br />

45 ≤ NA < 56 D 1,80 ≤ AM < 2,24<br />

NA < 45 E AM < 1,80<br />

Tabel 2.11 Nilai batas lulus (NBL) ditetapkan sebagai berikut :<br />

Angka Nilai Mutu Markah Predikat<br />

70 3,00 B Baik<br />

Tabel 2.12 Predikat yang diberikan pada hasil penilaian<br />

Nilai Mutu<br />

Predikat<br />

3,71 – 4,00 Dengan pujian (cum laude)<br />

3,41 – 3,70<br />

Sangat memuaskan<br />

2,75 – 3,40<br />

Memuaskan<br />

Nilai mutu, markah dan predikat tersebut mengacu Peraturan Rektor<br />

Universitas Padjadjaran tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan<br />

Pendidikan Universitas Padjadjaran Tahun Akademik 2014/2015.


373<br />

Kelulusan dengan predikat dengan pujian (cum laude) tidak hanya<br />

berdasarkan pada IPK, tetapi dengan mempertimbangkan masa studi<br />

maksimum, yakni masa studi minimum (N) ditambah 0,5 tahun (n+0,5)<br />

tahun.<br />

Batas akhir masa studi (Masa Studi Maksimal) Prodi IKFR adalah : n + ½ n<br />

(n = lama masa studi terjadwal) yaitu : 8 + ½ (8) = 12 Semester<br />

c. Ujian Institusional<br />

Ujian Institusional diselenggarakan oleh Prodi PPDS-1 IKFR 2 kali /<br />

tahun, yaitu setiap bulan Februari dan Agustus. Kriteria dan jumlah<br />

penguji dalam Ujian Institusional ditentukan oleh Prodi PPDS-1 IKFR.<br />

Materi ujian disiapkan oleh Panitia Ujian Institusional IKFR FK Unpad.<br />

Ujan Institusional terdiri Ujian Tulis dan Ujian Lisan. Teknis<br />

pelaksanaan dan syarat-syarat kelulusan mengikuti aturan yang<br />

ditetapkan untuk ujian nasional.<br />

d. Ujian Nasional (National Board Examination)<br />

Ujian Nasional diselenggarakan oleh Kolegium PPDS-1 IKFR 2 kali /<br />

tahun, yaitu setiap bulan Desember dan Juni. Kriteria dan jumlah<br />

penguji dalam Ujian Institusional ditentukan oleh Kolegium IKFR.<br />

Materi ujian disiapkan oleh Komisi Ujian Nasional IKFR FK Unpad.<br />

Ujan Nasional terdiri Ujian Tulis dan Ujian Lisan.<br />

e. Unas (Ujian Nasional) Tulis<br />

Ujian Nasional Tulis diselenggarakan 2 minggu sebelum Ujian<br />

Nasional Lisan dan dilakukan di Pusat-pusat Pendidikan Dokter<br />

Spesialis-1 IKFR di Indonesia dalam waktu yang bersamaan dan<br />

dikoordinasi oleh masing-masing KPS. Kelulusan peserta didik dalam<br />

Ujian Nasional Tulis merupakan prasyarat untuk dapat mengikuti Ujian<br />

Nasional Lisan. Nilai Batas Lulus (NBL) Ujian Nasional Tulis adalah 60<br />

dari nilai maksimum 100.<br />

f. Unas (Ujian Nasional) Lisan<br />

Ujian Nasional Lisan diselenggarakan setiap bulan Januari dan Juli<br />

dan diselenggarakan secara bergantian di satu Pusat Pendidikan<br />

Dokter Spesialis-1 IKFR yang ditentukan oleh Kolegium IKFR. Materi<br />

Ujian Nasional Lisan disiapkan oleh Komisi Ujian Nasional Kolegium<br />

IKFR.<br />

Materi Ujian Nasional Lisan terdiri dari 4 (empat) subjek, yaitu :<br />

1) Ujian Kasus dengan materi uji<br />

Keterampilan pemeriksaan<br />

Keterampilan pembuatan catatan medik<br />

Manajemen kasus<br />

NBL (Nilai Batas Lulus) : 70 dari nilai maksimum 100<br />

2) Pengetahuan Umum (General Knowledge) dalam IKFR


374<br />

3) Modalitas Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi<br />

4) Ortotik-Prostetik Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi<br />

Dengan catatan nilai hasil akhir untuk materi butir 2, 3 dan 4, tidak<br />

kurang dari 60 untuk masing-masing materi.<br />

E. Tata Tertib<br />

1. Kehadiran<br />

a) Daftar hadir harus diisi pada saat kedatangan, kepulangan dan<br />

setiap acara ilmiah<br />

b) Daftar hadir diisi dalam rentang waktu 15 menit setelah acara<br />

dimulai, kemudian diserahkan kepada konsulen pembimbing saat<br />

itu<br />

c) Keterlambatan kehadiran sampai 15 menit setelah acara ilmiah<br />

dimulai, dianggap absen ¼ hari.<br />

d) Keterlambatan kehadiran lebih dari 15 menit pada acara ilmiah<br />

(setelah acara dimulai) dianggap absen ½ hari, kecuali bila telah<br />

meminta ijin sebelumnya.<br />

e) Keterlambatan kehadiran harus disertai dengan alasan yang jelas<br />

dan dapat diterima (diketahui oleh pembimbing acara ilmiah dan<br />

chief residen).<br />

f) Contoh alasan yang dapat diterima adalah: yang bersangkutan sakit<br />

atau keluarga dekat (suami/istri/anak/orang tua) sakit serta<br />

keperluan yang memerlukan kehadiran yang bersangkutan seperti<br />

memperpanjang SIM, pengambilan rapor anak dan lain sebagainya.<br />

(Hal-hal lain yang ada diluar contoh ini dipertimbangkan oleh<br />

pembimbing acara ilmiah yang bersangkutan).<br />

g) Ketidakhadiran dalam modul wajib maksimal 10% dari total waktu<br />

pelaksanaan modul hingga selesai, bila peserta PPDS-1 tidak<br />

mengikuti modul lebih dari 10% alokasi waktu maka peserta PPDS-<br />

1 tersebut harus mengulang modul tersebut dan tidak dapat<br />

mengambil modul yang menjadikan modul tersebut sebagai<br />

prasyaratnya di semester berikutnya.<br />

2. Peraturan Ketidak hadiran<br />

Ketidakhadiran tidak diperbolehkan lebih dari 5 (lima) hari per semester<br />

(termasuk cuti dan ijin), tidak bersifat kumulatif<br />

Ketentuan Umum<br />

Sebelum dan sesudah cuti /ijin, tugas-tugas yang bersangkutan harus<br />

dialih tugaskan kepada yang ditunjuk untuk menggantikan yang cuti/ijin<br />

dengan sepengetahuan koordinator pelayanan Departemen IKFR<br />

RSHS-FKUP.


375<br />

3. Ijin Meninggalkan Tempat Tugas<br />

a) Meninggalkan Tempat Pada Waktu Bertugas<br />

Apabila peserta meninggalkan tempat tugas pada jam kerja,<br />

peserta tersebut diwajibkan untuk meminta ijin dahulu kepada<br />

KPS dan atau penanggungjawab tempat bertugas (koordinator<br />

pelayanan)<br />

Apabila peserta tidak dapat dapat menghadiri kegiatan ilmiah di<br />

departemen oleh karena masih ada pekerjaan ditempat tugas<br />

yang tidak dapat ditinggalkan atau karena ada keperluan pribadi<br />

yang mendesak, maka peserta pendidikan diwajibkan<br />

memberitahu/meminta ijin pembimbing kegiatan ilmiah tersebut.<br />

b) Meninggalkan Tempat Tugas Selama Satu Hari<br />

Apabila peserta tidak dapat hadir selama satu hari, maka<br />

peserta PPDS-1 tersebut harus meminta ijin kepada KPS dan<br />

pembimbing kegiatan ilmiah hari tersebut.<br />

Apabila peserta PPDS-1 tidak dapat hadir selama satu hari<br />

karena mendapat tugas pendidikan dari Departemen, peserta<br />

PPDS-1 tersebut diwajibkan memberitahukan kepada KPS,<br />

penanggungjawab tempat bertugas dan pembimbing kegiatan<br />

ilmiah hari tersebut.<br />

Apabila tidak dapat hadir selama satu hari karena sakit, harus<br />

segera memberitahukan KPS dan penanggung jawab<br />

ditempatnya bertugas secara tertulis atau melalui telepon.<br />

Surat ijin tertulis telah disetujui oleh penanggung jawab<br />

ditempatnya bertugas dan segera diberikan ke Sekretaris<br />

Pendidikan.<br />

c) Meninggalkan Tempat Tugas Lebih Dari Satu Hari<br />

Apabila peserta PPDS-1 akan meninggalkan tempat tugas lebih dari<br />

satu hari, maka peserta PPDS-1 tersebut diwajibkan untuk<br />

mengajukan permohonan tertulis yang ditujukan kepada KPS/SPS,<br />

setelah terlebih dahulu meminta ijin dan mendapat persetujuan<br />

tertulis dari penanggung jawab di tempatnya bertugas dengan<br />

memberitahukan kepada pembimbing semester.<br />

d) Meninggalkan Tempat Tugas Untuk Penelitian<br />

Untuk keperluan penelitian peserta PPDS-1 yang dikerjakan dalam jam<br />

kerja harus mendapatkan ijin tertulis dari KPS atas sepengetahuan<br />

pembimbing penelitian. Sebelum dilaksanakannya penelitian maka<br />

pembimbing harus menginformasikan tentang pelaksanaan<br />

penelitian yang sedang dilaksanakan dalam rapat rutin pendidikan.


376<br />

4. Cuti<br />

Sehubungan dengan peraturan akademik tentang cuti yang mengacu<br />

pada aturan dasar Pendidikan FK UNPAD tentang cuti akademik, maka<br />

cuti lain di luar cuti akademik diatur oleh Program Studi masing-masing.<br />

a. Cuti Tahunan<br />

1) Permohonan cuti dapat diajukan setelah menjalani pendidikan<br />

selama 2 (dua) semester<br />

2) Permohonan cuti diajukan selambatnya 1 (satu) bulan sebelum<br />

tanggalnya.<br />

3) Permohonan cuti diajukan kepada Kepala Departemen melalui<br />

Ketua Program Studi/Sekretaris Program Studi, setelah<br />

sebelumnya mendapatkan persetujuan tertulis dari<br />

penanggungjawab di tempatnya bertugas dengan dilengkapi<br />

data mengenai :<br />

Alamat pada saat cuti<br />

Sejawat Rehabilitasi Medik yang bertugas / menggantikan<br />

ditempat bertugas<br />

Cuti yang telah diambil dalam tahun tersebut<br />

4) Pengajuan permohonan cuti harus menggunakan formulir yang<br />

tersedia di RSHS<br />

5) Ijin/cuti hanya diberikan selama tidak mengganggu kelancaran<br />

kegiatan.<br />

6) Cuti tahunan yang diambil sekitar Hari Raya Idul Fitri dan<br />

Natal/tahun Baru diajukan secara kolektif melalui chief residen<br />

selambat-lambatnya 3 (tiga) minggu sebelum Hari Raya<br />

/Natal/Tahun Baru tersebut.<br />

b. Cuti Sakit/Hamil/Melahirkan<br />

Peserta PPDS-1 dengan cuti sakit sampai dengan 2 (dua) hari<br />

diwajibkan untuk memberitahu dokter penanggungjawab<br />

pelayanan tempat bertugasnya secara lisan atau tertulis, secara<br />

langsung atau melewati kurir.<br />

Peserta PPDS-1 dengan cuti sakit lebih dari 2 (dua) hari, maka<br />

diwajibkan untuk menyerahkan surat keterangan sakit yang<br />

dikeluarkan oleh dokter kepada Ketua Program Studi /Sekretaris<br />

Program Studi<br />

Untuk cuti melahirkan diambil kebijaksanaan memberikan cuti<br />

selama 10 (sepuluh) hari kerja dengan ketentuan tidak<br />

diperbolehkan mengambil cuti atau ijin di semester berikutnya.<br />

Cuti sakit yang lebih dari 2 (dua) minggu (10 hari kerja) berarti<br />

mengulang semester tersebut.<br />

c. Cuti Akademik


377<br />

1) Batasan<br />

Cuti Akademik adalah hak peserta didik untuk berhenti<br />

sementara dari kegiatan akademik untuk jangka waktu tertentu<br />

dengan tetap memnuhi kewajiban yang ditentukan oleh FK<br />

UNPAD atau Program Studi IKFR<br />

2) Cuti akademik tidak dapat diberikan pada tahun akademik<br />

pertama dan terakhir dari pendidikan (semester 1 dan 2,<br />

semester 7 dan 8)<br />

3) Lama cuti akademik : 6 (enam) bulan<br />

4) Hak cuti akademik<br />

Maksimal 2 (dua) kali selama masa Pendidikan, dengan<br />

catatan: masa cuti akademik tetap diperhitungkan sebagai<br />

masa toleransi batas maksimal keterlambatan pendidikan<br />

(sesuai dengan batas toleransi keterlambatan masa pendidikan<br />

selama 1 tahun)<br />

5) Prosedur Pengajuan.<br />

Permohonan ditujukan kepada KPS dengan tembusan kepada<br />

: Kepala Departemen dan TKP. Bila KPS menyetujui<br />

permohonan tersebut, maka permohonan cuti diteruskan ke<br />

TKP dengan menyertakan data mengenai waktu dan lama cuti<br />

akademik yang disetujui. TKP dapat memberikan kriteria<br />

tambahan untuk permohonan cuti tersebut.<br />

6) SPP: Peserta yang mengambil cuti akademik tetap diwajibkan<br />

membayar SPP penuh<br />

7) Ketentuan/kriteria tambahan<br />

Apabila dipandang perlu, khususnya apabila ada aspek<br />

pengetahuan dan keterampilan yang harus dievalusi<br />

setelah cuti akademik, akan dilakukan “Placement Test”<br />

(atau test lain yang diperlukan) dan ketentuan ini sudah<br />

diberitahukan kepada pemohon sebelum cuti akademik<br />

disetujui.<br />

Peserta yang telah menyetujui ketentuan diatas<br />

(ketentuan/kriteria tambahan) wajib tunduk pada hasil<br />

evaluasi paska cuti akademik yang dilakukan, termasuk<br />

harus mengulang semester sebelumnya (konsekuensi ini<br />

wajib diberitahukan kepada yang bersangkutan)<br />

5. Penghentian Pendidikan Peserta PPDS-1 FK Unpad<br />

Peserta PPDS-1 IKFR dapat diberhentikan pendidikannya (drop out)<br />

atas dasar :<br />

a. Permintaan sendiri<br />

Peserta mangajukan permintaan secara tertulis untuk<br />

mengundurkan diri kepada Dekan FK UNPAD dengan tembusan<br />

kepada Kepala Departemen dan KPS


378<br />

b. Alasan kondisi atau kesehatan yang tidak memungkinkan untuk<br />

melanjutkan studi<br />

Alasan ini harus diperkuat dengan Surat Majelis Penguji<br />

Kesehatan FK UNPAD – RS Dr Hasan Sadikin<br />

c. Hasil evaluasi menunjukkan tidak mampu lagi menyelesaikan studi<br />

dalam pencapaian kompetensi yang dipersyaratkan. Kompetensi<br />

yang dipersyaratkan bagi peserta adalah sebagai berikut:<br />

Pada tahap pendidikan awal : IPK (Indeks prestasi kumulatif) pada<br />

akhir semester II kurang dari 2,75.<br />

Pada tahap pendidikan akhir : akhir semester VI tidak memperoleh<br />

Indeks prestasi Kumulatif (IPK) 2,75.<br />

d. Pelanggaran etika berat<br />

Penghentian pendidikan dapat dijatuhkan tanpa peringatan bila<br />

terdapat pelanggaran etika sangat berat berdasarkan hasil rapat<br />

pleno Departemen berkoordinasi dengan Komite Medik RSHS<br />

e. Bila masa pendidikan telah melebihi n+1/2n<br />

n=lama pendidikan menurut katalog dengan Surat Keputusan<br />

Dekan FK UNPAD<br />

Syarat kelulusan mata kuliah :<br />

1. Bagi peserta yang tidak lulus pada Ujian modul, maka peserta tersebut<br />

diberi kesempatan melakukan 1 kali untuk melakukan ujian remedial<br />

untuk modul yang bersangkutan<br />

2. Jika hasil dari Ujian Ulangannya dinyatakan tidak lulus, maka<br />

permasalahannya ini akan dibawa ke Rapat Yudisium I untuk dibahas<br />

dan diputuskan langkah selanjutnya.<br />

3. Bila dalam rapat Yudisium I diputuskan mahasiswa yang bersangkutan<br />

mengulang modul, maka pengulangan modul dilakukan di akhir<br />

semester VIII.<br />

F. Jenis Pelanggaran Dan Sanksi<br />

1. Kriteria Penilaian Surat Peringatan<br />

a). Sistem Penilaian<br />

1) Penilaian dilakukan terhadap sikap, pengetahuan dan<br />

keterampilan selama mengikuti pendidikan di Departemen<br />

IKFR FK UNPAD<br />

2) Sistem penilaian dilakukan berdasarkan derajat dari kesalahan<br />

dan atau kelalaian yang dilakukan oleh<br />

3) Derajat kesalahan dibedakan atas 3 kategori, yaitu : ringan,<br />

sedang dan berat<br />

4) Setiap kesalahan akan mendapatkan surat peringatan sesuai<br />

dengan derajat kesalahan yang dilakukan<br />

5) Penilaian atas kesalahan yang dilakukan oleh seorang peserta<br />

bersifat kumulatif selama yang bersangkutan menjalankan


379<br />

program pendidikannya di IKFR FK UNPAD, dengan ketentuan<br />

sebagai berikut :<br />

Apabila seorang peserta melakukan kesalahan sebanyak 3<br />

(tiga) kali kesalahan ringan, hal ini sama nilainya dengan<br />

yang bersangkutan melakukan 1 (satu) kali kesalahan<br />

sedang<br />

Apabila seorang peserta melakukan kesalahan sebanyak 3<br />

(tiga) kali kesalahan sedang, hal ini sama nilainya dengan<br />

yang bersangkutan melakukan 1 (satu) kali kesalahan<br />

berat<br />

Apabila seorang peserta melakukan kesalahan sebanyak 3<br />

(tiga) kali kesalahan yang setingkat dengan kesalahan<br />

berat, maka yang bersangkutan dianggap gagal<br />

menjalankan pendidikannya di IKFR FK UNPAD.<br />

‣ Contoh kesalahan yang perlu mendapat peringatan<br />

1. Kesalahan Ringan<br />

Tidak mengikuti atau terlambat lebih dari 15 menit<br />

mengikuti kegiatan ilmiah, bimbingan dan tugas pelayanan<br />

tanpa ijin (sesuai dengan peraturan yang ada) sebanyak 3<br />

(tiga) kali dalam 1 semester (dengan asumsi 5 bulan efektif<br />

pendidikan, 6 hari kerja efektip dalam 1 minggu dan 4<br />

minggu dalam 1 bulan = 120 hari)<br />

Tidak menyelesaikan rekam medik rawat jalan dan rawat<br />

inap tepat pada waktunya (pada hari yang sama)<br />

Melakukan hal-hal yang dianggap melanggar etik, profesi,<br />

moral atau sopan santun (yang derajat kesalahannya<br />

ditentukan oleh KPS atas dasar keputusan rapat staf<br />

Departemen IKFR)<br />

Tidak melaksanakan tugas di tempat kerja<br />

2. Kesalahan Sedang<br />

Tidak masuk kerja tanpa ijin selama 1 (satu) hari<br />

Tidak mengisi rekam medik dengan baik, rapih dan<br />

sebenarnya<br />

Melakukan hal-hal yang dianggap melanggar etik, profesi,<br />

moral atau sopan santun (yang derajat kesalahannya<br />

ditentukan oleh KPS atas dasar keputusan rapat staf<br />

Departemen IKFR)<br />

Tidak melaksanakan tugas di tempat kerja<br />

Tidak melaksanakan acara kegiatan ilmiah sesuai jadwal<br />

yang ditentukan<br />

Memberikan terapi tanpa jenjang konsultasi


380<br />

3. Kesalahan Berat<br />

Tidak masuk kerja tanpa ijin selama 3 (tiga) hari berturutturut<br />

atau lebih<br />

Memalsukan data dan rekam medik<br />

Melakukan hal-hal yang dianggap melanggar etik, profesi,<br />

moral atau sopan santun (yang derajat kesalahannya<br />

ditentukan oleh KPS atas dasar keputusan rapat staf<br />

Departemen IKFR)<br />

Tidak melaksanakan tugas dengan baik ditempat kerja<br />

sehingga mengakibatkan komplikasi, kematian atau cacat<br />

menetap.<br />

b). Pelaksanaan Sanksi<br />

1) Sanksi yang diberikan disesuaikan tergantung dari jenis<br />

kesalahan<br />

2) Kategori kesalahan dan penentuan sanksi ditetapkan dalam<br />

Rapat Pendidikan Prodi IKFR FK Unpad yang dihadiri oleh<br />

seluruh Staf Pendidik Prodi IKFR FK Unpad dengan<br />

mempertimbangkan seluruh aspek (mengacu pada aturan<br />

penyelenggaraan pendidikan Prodi IKFR FK Unpad, FK Unpad<br />

dan Unpad)<br />

3) Bentuk sanksi dapat berupa Surat Peringatan, Pemberian<br />

Tambahan Tugas Ilmiah, Mengulang Modul, Mengulang Ujian,<br />

mengulang semester hingga penghentian studi<br />

4) Bentuk sanksi disertai dengan surat keputusan Prodi<br />

disampaikan kepada yang bersangkutan segera setelah<br />

ditetapkan<br />

5) Tingkat kesalahan untuk bentuk-bentuk kesalahan yang tidak<br />

tercantum di atas ditentukan kriterianya dalam rapat staf<br />

Pendidikan Prodi IKFR FK UNPAD.<br />

6) Kesalahan berat yang menyebabkan perlunya diambil langkah<br />

skorsing ataupun penghentian pendidikan perlu diajukan ke FK<br />

Unpad untuk diproses melalui Komisi Etik Senat FK Unpad


381<br />

5. Program Pendidikan Pascasarjana<br />

1. PENDIDIKAN MAGISTER ILMU <strong>KEDOKTERAN</strong> DASAR<br />

VISI :<br />

Menjadi program studi Ilmu Kedokteran Dasar yang unggul dalam bidang<br />

ilmu dan teknologi kedokteran dasar di tingkat nasional pada tahun 2014 dan<br />

tingkat global pada tahun 2018<br />

MISI :<br />

1. Menyelenggarakan pendidikan Magister dalam bidang Ilmu Kedokteran<br />

Dasar yang berbasis kompetensi untuk menghadapi persaingan global<br />

bidang kedokteran.<br />

2. Meningkatkan kemampuan Research and Development (R&D) bidang<br />

kedokteran untuk mempercepat penerapan yang dikembangkan dari<br />

teori dasar ke terapan.<br />

3. Mengaitkan pendidikan Magister Ilmu Kedokteran Dasar dengan<br />

perolehan HKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual) untuk menunjang<br />

produk kesehatan<br />

4. Menyelenggarakan pengabdian kepada masyarakat yang berkualitas<br />

dan aplikasi konsep- konsep ilmu kedokteran dasar khususnya dalam<br />

pemecahan permasalahan kesehatan<br />

A. TUJUAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI ILMU <strong>KEDOKTERAN</strong> DASAR<br />

Tujuan utama Program Studi Magister Ilmu Kedokteran Dasar :<br />

1. Mampu menguasai perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dalam<br />

bidang Kedokteran Dasar dengan cara menguasai dan memahami teoriteori<br />

yang mutakhir, pendekatan, metode dan kaidah-kaidah ilmiah<br />

disertai penerapannya<br />

2. Mampu memecahkan permasalahan di bidang Ilmu Kedokteran Dasar<br />

melalui kegiatan penelitian dan pengembangan berdasarkan kaidah<br />

ilmiah<br />

3. Untuk melandasi dan memacu penemuan (invensi) bidang kedokteran<br />

agar dapat dikembangkan menjadi pelayanan berkualitas<br />

4. Untuk menunjang dan meningkatkan kemampuan Research and<br />

Development (R&D), sehingga dapat meningkatkan perolehan HKI di<br />

Universitas Padjadjaran<br />

B. BAHASA PENGANTAR<br />

Bahasa pengantar yang dipergunakan dalam menyampaikan dan<br />

mendiskusikan materi adalah bahasa Indonesia, sedangkan referensi bisa<br />

yang bukan selain bahasa Indonesia.<br />

C. LAMA STUDI


382<br />

Program Studi Magister Ilmu kedokteran Dasar dengan beban studi 36 -45<br />

SKS ditempuh dalam 2 semester, dan paling lama 8 semester termasuk<br />

tesis.<br />

D. PENERIMAAN MAHASISWA<br />

1. Cara penerimaan mahasiswa<br />

Program Studi Magister Ilmu Kedokteran Dasar merupakan multy entry<br />

dari lulusan sarjana bidang eksakta, bagi peserta non kedokteran wajib<br />

mengikuti matrikulasi prapasca (1 minggu) dan penerimaan mahasiswa<br />

baru setiap tahun akademik melalui : http://pendaftaran .unpad.ac.id<br />

atau http ://www.smup.unpad.ac.id E-mail : smup@unpad.ac.id.<br />

Informasi pendaftaran dapat diperoleh pada jam kerja di Jl. Eijkman No.<br />

38 Bandung.<br />

2. Syarat penerimaan mahasiswa<br />

(1) Lulusan Sarjana Eksakta<br />

(2) IPK 2,75<br />

(3) Lulus seleksi akademik yang ditetapkan<br />

E. PESERTA<br />

Peserta Ilmu Kedokteran Dasar harus mendapat ijin dari instansi tempat<br />

mereka bekerja. Kegiatan akademik diselenggarakan setiap hari Senin<br />

sampai dengan Jumat, terdiri dari minilecture, tutorial, seminar, lab<br />

activity,dan tugas khusus.<br />

F. LULUSAN<br />

1. Lulusan Program Studi Magister Ilmu Kedokteran Dasar berhak<br />

menyandang gelar Magister Kesehatan (disingkat M.Kes.)<br />

2. Lulusan Program Studi Ilmu Kedokteran Dasar dengan IPK ≥ 3,25 dapat<br />

melanjutkan ke Strata 3 untuk mendapatkan gelar Doktor dalam bidang<br />

Ilmu Kesehatan.<br />

G. BENTUK KEGIATAN AKADEMIK<br />

1. Pinsip pembelajaran adalah “SPICES” (Student centered; Problem<br />

based; Integrated; Community based; Elective; Systematic)<br />

2. Metode pembelajaran adalah Problem Based Learning dengan<br />

modifikasi<br />

3. Bentuk pengajaran tutorial discussion, seminar, minilecture, dan aktifitas<br />

laboratorium<br />

4. Kegiatan pembelajaran untuk setiap mata kuliah/setiap semester dan<br />

atau setiap kwartal diselenggarakan dengan waktu yang dipadatkan<br />

sesuai besarnya SKS dan diselesaikan (diakhiri dengan ujian) satu per<br />

satu mata kuliah<br />

H. PENGAMPU MATA KULIAH


383<br />

1. Pengampu mata kuliah berkualifikasi Profesor, Doktor, atau Magister<br />

dibawah tanggungjawab seorang Profesor atau Doktor.<br />

2. Pengampu mata kuliah bisa hanya seorang atau berupa tim.<br />

I. TUGAS PENGAMPU MATA KULIAH<br />

1. Pengampu membuat silabus mata kuliah (MK) yang diasuhnya<br />

2. Pengampu MK membuat general learning objectives untuk MK yang<br />

diasuhnya<br />

3. Pengampu MK membuat specific learning objectives untuk setiap Pokok<br />

Bahasan dan problem (masalah)<br />

4. Pengampu MK membuat problem (masalah) sebagai bahan diskusi<br />

mahasiswa berdasarkan general and specific learning objectives yang<br />

disusunnya dan yang harus “didiskusikan” dan “dipelajari” oleh<br />

mahasiswa. Tergantung dari kompleksitas mata kuliah, untuk setiap<br />

mata kuliah dapat dibuat lebih dari satu problem (masalah). Usahakan<br />

jumlah problem dapat mewakili semua isi MK yang harus dipelajari.<br />

Problem (masalah) merupakan trigger pembelajaran mahasiswa, apa<br />

dan sejauh mana (sesuai learning objectives) yang harus dipelajari<br />

mahasiswa, bukan merupakan masalah sebenarnya yang harus<br />

dipecahkan<br />

5. Pengampu MK menjadi tutor pada tutorial discussion (diskusi kelompok)<br />

6. Pengampu MK menguji mata kuliah yang dibimbingnya sesuai jadwal<br />

yang ditentukan<br />

7. Pengampu MK menyerahkan hasil ujian kepada sekretaris setiap akhir<br />

kegiatan akademik mata kuliah bersangkutan dengan bentuk huruf mutu<br />

masing-masing mahasiswa selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari<br />

sesudah ujian<br />

8. Pengampu MK mewajibkan sekurang-kurangnya dua textbook referensi<br />

dan sebanyak mungkin membaca jurnal sebagai bahan belajar dan<br />

pemacu ide penelitian yang bersangkutan<br />

J. KEWAJIBAN MAHASISWA DALAM MENJALANKAN KEGIATAN<br />

AKADEMIK<br />

1. Mahasiswa wajib mempelajari materi ajar (topik) berdasarkan problem<br />

(masalah) yang akan didiskusikan sebelum diskusi dilaksanakan dengan<br />

memperhatikan kepada sejauh mana learning objectives yang<br />

diinginkan/ ditentukan pengampu<br />

2. Mahasiswa wajib mengikuti seluruh kegiatan pembelajaran<br />

3. Tidak mengikuti diskusi hanya boleh apabila karena sakit atau karena<br />

musibah (surat sakit atau keterangan musibah harus sudah diterima<br />

dalam waktu 48 jam sejak mulai sakit atau musibah) dan untuk setiap<br />

MK sebanyak-banyaknya 2 (dua) kali. Ketidakhadiran ini harus diganti<br />

dengan tugas yang diberikan oleh pengampu MK<br />

4. Bagi mereka yang tidak mengikuti kegiatan pembelajaran atau waktu<br />

diskusi 3 (tiga) kali atau lebih, dengan alasan apapun, maka untuk MK


384<br />

bersangkutan dianggap mengundurkan diri, dan harus mengulang<br />

seluruh kegiatannya pada tahun ajar yang akan datang serta mendapat<br />

huruf mutu T (tidak lengkap dan tidak diperhitungkan dalam<br />

penghitungan IPK)<br />

5. Harus aktif dalam mengikuti diskusi dan memberikan kontribusi hasil<br />

bacaan ilmiah yang benar (berdasarkan kaidah ilmiah yang lojik dengan<br />

referensi textbook dan atau jurnal)<br />

6. Membuat laporan hasil setiap diskusi atau setiap masalah (tergantung<br />

kebijakan pengampu MK) secara berkelompok atau perorangan<br />

(tergantung kebijakan pengampu MK) dan menyerahkannya kepada<br />

pengampu MK untuk mendapat umpan balik atau penilaian<br />

7. Mengikuti Ujian secara lengkap untuk setiap MK<br />

8. Setiap mahasiswa sangat dianjurkan melaporkan secara tertulis disertai<br />

fotokopi jurnal yang dibaca setiap minggu<br />

K. TIM PEMBIMBING<br />

1. Selama mengikuti pendidikan, setiap mahasiswa diarahkan dan<br />

dibimbing oleh tim pembimbing yang ditunjuk oleh ketua program<br />

2. Tim pembimbing<br />

Selama mengikuti Program Magister setiap mahasiswa diarahkan dan<br />

dibimbing oleh Tim Pembimbing.<br />

Ketua Tim Pembimbing harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :<br />

• Dosen tetap Unpad yang masih aktif, dan<br />

• Kualifiksi pendidikan akademik doktor, dan<br />

• Jabatan akademik sekurang-kurangnya lektor kepala, dan<br />

• Kualifikasi bidang ilmu yang sebidang dengan program studi atau<br />

bidang ilmu yang ditempuh mahasiswa<br />

Anggota Tim Pembimbing harus memenuhi persyaratan sebagai<br />

berikut :<br />

a. Dosen tetap dengan kualifikasi :<br />

1) Pendidikan akademik doktor dengan jabatan akademik lektor,<br />

atau<br />

2) Profesor/ lektor kepala yang dipilih berdasarkan spesialisasi/<br />

kepakaran ilmunya.<br />

b. Dosen tidak tetap Unpad dengan kualifikasi :<br />

1) Pendidikan akademik doktor, atau<br />

2) Profesor emeritus, atau<br />

3) Pendidikan akademik doktor yang telah mengakhiri jabatan<br />

akademik profesor.<br />

c. Dosen tetap perguruan tinggi lain yang telah terakreditasi minimal<br />

setara Unpad dengan jabatan akademik profesor/ lektor kepala<br />

dengan kualifikasi akademik doktor yang dipilih berdasarkan<br />

spesialisasi/ kepakarn ilmunya.<br />

d. Pakar/ ahli di luar perguruan tinggi dengan kualifikasi akademik<br />

doktor yang dipilih berdasarkan bidang ilmunya.


385<br />

e. Ahli yang dipilih berdasarkan pengakuan spesialisasi/<br />

kepakarannya.<br />

3. Tim pembimbing bertugas sebagai pengarah penelitian untuk tesis<br />

L. KARYA ILMIAH / ARTIKEL<br />

1. Selama mengikuti pendidikan, mahasiswa diwajibkan membuat karya<br />

tulis ilmiah yang dipublikasikan atau siap dipublikasikan sekurangkurangnya<br />

1 (satu) buah<br />

2. Bentuk publikasinya berupa simposium, pertemuan ilmiah yang<br />

mempunyai nilai akreditasi, majalah, atau jurnal yang terakreditasi<br />

3. Karya ilmiah ini merupakan prasyarat untuk mengikuti ujian tesis,<br />

dengan demikan harus sudah selesai sebelum ujian tesis<br />

M. TEST OF ENGLISH AS A FOREIGN LANGUAGE (TOEFL)<br />

Mahasiswa diwajibkan mendapat sertifikat TOEFL yang masih berlaku<br />

sebesar 450 yang diselenggarakan oleh Universitas Padjadjaran, dengan<br />

catatan pada saat selesai pendidikan mencapai 500.<br />

N. PENILAIAN MATA KULIAH<br />

1. Nilai akhir berupa huruf mutu merupakan gabungan nilai ujian dan tugas<br />

mandiri yang diberikan selama semester berlangsung yang rasionya<br />

diserahkan kebijakan pengampu<br />

2. Untuk penghitungan indeks prestasi (IP) dan indeks prestasi kumulatif<br />

(IPK), huruf mutu (HM) ini diubah menjadi angka mutu (AM) sebagai<br />

berikut:<br />

NILAI AKHIR ANGKA MUTU HURUF MUTU<br />

80 ≤ NA ≤ 100 3,20 ≤ AM ≤ 4 A ( Sangat Baik/ excellent)<br />

68 ≤ NA ≤ 80 2,75 ≤ AM ≤ 3,20 B (Baik/ Good)<br />

56 ≤ NA ≤ 68 2,24 ≤ AM ≤ 2,72 C (Cukup/Fair)<br />

45 ≤ NA ≤ 56 1,80 ≤ AM ≤ 2,24 D (Kurang/Poor)<br />

NA < 45 NA < 1,80 E (Gagal/Fail)<br />

3. Mahasiswa dinyatakan lulus suatu mata ajar jika memperoleh serendahrendahnya<br />

huruf mutu C (mata kuliah pokok)<br />

4. Bagi mereka yang tidak lulus diharuskan mengulang ujian sebanyakbanyaknya<br />

2 kali perbaikan. Bila setelah 2 kali perbaikan masih belum


386<br />

berhasil, mahasiswa diberi tugas khusus mata ajar bersangkutan pada<br />

semester berikutnya dan diuji sebagai ujian terakhir (hanya satu kali).<br />

Bila tidak juga berhasil maka mahasiswa dikenai sanksi pemutusan<br />

studi<br />

5. IPK mata kuliah pokok (tidak termasuk Usulan Penelitian dan Tesis)<br />

sekurang-kurangnya 3, nilai C tidak melebihi 15 % (8 SKS), serta tidak<br />

ada nilai D dan E<br />

O. SEMINAR USULAN PENELITIAN<br />

1. Usulan penelitian merupakan kerangka tesis yang belum diuji secara<br />

empiris<br />

2. Seminar usulan penelitian dilaksanakan pada kwartal ke 2 (setelah ujian<br />

tengah semester)<br />

3. Jumlah penguji adalah 7 orang yang terdiri dari 2 anggota tim<br />

pembimbing dan 5 orang penelaah termasuk ketua sidang dan 2 orang<br />

penilai etika penelitian<br />

4. Sidang diketuai oleh Ketua Program Studi Ilmu Kedokteran Dasar atau<br />

bila ketua berhalangan maka digantikan oleh Sekertaris Program Studi<br />

Ilmu Kedokteran Dasar<br />

5. Penguji disarankan oleh ketua Konsentrasi dan ditetapkan oleh ketua<br />

Program Studi<br />

6. Penguji pada waktu usulan penelitian adalah juga penguji pada pratesis<br />

dan tesis<br />

7. Penguji boleh bergelar magister selama pada bagian tersebut belum<br />

ada yang bergelar doktor<br />

8. Pada akhir seminar semua skor yang berupa angka mutu dengan<br />

kisaran 0,00 – 4,00 dikumpulkan dan dihitung dengan rincian: Nilai<br />

pembimbing adalah 60% dan nilai penelaah 40%<br />

9. Angka kelulusan serendah-rendahnya 3,00<br />

10. Bila tidak lulus, mahasiswa diberi kesempatan hanya satu kali seminar<br />

perbaikan dan bila belum berhasil juga mahasiswa dikenakan sanksi<br />

pemutusan studi<br />

11. Bagi mahasiswa yang telah lulus seminar diwajibkan melengkapi dan<br />

memperbaiki usulan penelitiannya dan ditandatangani kembali oleh<br />

pembimbing dan dapat dipertanggungjawabkan sebagai usulan<br />

penelitian untuk tesis. Hasil perbaikan harus diserahkan kepada ketua<br />

program untuk mendapat surat ijin melaksanakan penelitian<br />

12. Bobot Ujian Usulan Penelitian 2 SKS<br />

13. Pedoman huruf mutu usulan penelitian:


387<br />

NILAI AKHIR ANGKA MUTU HURUF MUTU<br />

80 ≤ NA ≤ 100 3,20 ≤ AM ≤ 4 A ( Sangat Baik/ excellent)<br />

68 ≤ NA ≤ 80 2,75 ≤ AM ≤ 3,20 B (Baik/ Good)<br />

56 ≤ NA ≤ 68 2,24 ≤ AM ≤ 2,72 C (Cukup/Fair)<br />

45 ≤ NA ≤ 56 1,80 ≤ AM ≤ 2,24 D (Kurang/Poor)<br />

NA < 45 NA < 1,80 E (Gagal/Fail)<br />

P. PENELITIAN<br />

1. Penelitian dilakukan setelah lulus seminar dan perbaikan usulan<br />

penelitian yang telah disetujui oleh pembimbing dan penelaah, paling<br />

cepat sesudah lewat kwartal pertama<br />

2. Pembimbing dapat melakukan supervisi (bila diperlukan) ke lokasi<br />

penelitian untuk melihat keabsahan penelitiannya


388<br />

Q. UJIAN NASKAH TESIS, TESIS DAN PENILAIAN UJIAN TESIS<br />

1. Sebelum ujian tesis, dilaksanakan ujian naskah tesis.<br />

2. Tesis adalah karya ilmiah akhir mahasiswa yang dibuat berdasarkan<br />

hasil penelitian dengan menggunakan metode dan kaidah penelitian<br />

yang berlaku dan bukan suatu studi literatur<br />

3. Tesis harus mempunyai nilai atau bobot ilmiah yang seimbang dengan<br />

sumbangan manfaatnya.<br />

4. Tesis adalah karya ilmiah asli mahasiswa yang dinyatakan dengan<br />

pernyataan bermeterai tentang keasliannya.<br />

5. Sidang ujian akhir lisan terbuka untuk mempertahankan tesis dapat<br />

dilaksanakan apabila mahasiswa memperoleh IPK untuk perangkat<br />

mata ajar sekurang-kurangnya 3,00 dan naskah tesisnya telah disetujui<br />

oleh para pembimbingnya.<br />

6. Ujian tesis hanya dapat dilaksanakan bila para penguji (pembimbing dan<br />

penelaah) sudah sepakat akan kelayakan uji naskah tesis.<br />

7. Ujian tesis dihadiri sekurang-kurangnya 4 orang yang terdiri dari jumlah<br />

variasi masing-masing unsur pembimbing dan penelaah.<br />

8. Sidang diketuai oleh Ketua Program Studi Ilmu Kedokteran Dasar atau<br />

bila ketua berhalangan maka digantikan oleh Sekertaris Program Studi<br />

Ilmu Kedokteran Dasar.<br />

9. Penguji disarankan oleh ketua Konsentrasi dan ditetapkan oleh<br />

koordinator Program Studi.<br />

10. Penguji boleh bergelar magister selama pada bagian tersebut belum<br />

ada yang bergelar doktor.<br />

11. Pada akhir ujian tesis semua skor yang berupa angka mutu dengan<br />

kisaran 0,00 – 4,00 dikumpulkan dan dihitung dengan rincian: Nilai<br />

pembimbing adalah 60% dan nilai penelaah 40%.<br />

12. Angka kelulusan serendah-rendahnya 3,00.<br />

13. Ujian tesis hanya diberi kesempatan 2 (dua) kali dalam kurun waktu<br />

yang disepakati.<br />

14. Bobot ujian tesis 6 SKS<br />

15. Pedoman huruf mutu ujian tesis:<br />

ANGKA MUTU 3,76 – 4,00 3,51 – 3,75 3,26 – 3,50 3,00 – 3,25<br />

HURUF MUTU A A(-) B(+) B


389<br />

R. YUDISIUM<br />

1. Ujian tesis dan ujian perangkat matakuliah dijumlahkan dalam huruf<br />

mutu 0,00 – 4,00 dengan pedoman sebagai berikut:<br />

HURUF MUTU A A- B+ B C+ C<br />

ANGKA MUTU 4,00 3,75 3,50 3,25 2,50 2,00<br />

2. IPK merupakan jumlah skor kisaran 0,00 – 4,00 seluruh matakuliah dan<br />

tesis dibagi jumlah SKS.<br />

Pedoman hasil yudisium:<br />

3,71 – 4,00 Dengan Pujian<br />

3,41 – 3,70 Sangat Memuaskan<br />

3,00 – 3,40 Memuaskan<br />

3. Yudisium dilaksanakan pada saat ujian tesis selesai<br />

S. SANKSI AKADEMIK<br />

1. Sesuai dengan peraturan yang dianut Universitas Padjadjaran, sanksi<br />

akademik dikenakan kepada mahasiswa yang melakukan tindakan tidak<br />

terpuji dalam proses belajar mengajar, baik akademik maupun nonakademik,<br />

atau melanggar hukum (misalnya melakukan tindakan<br />

kriminal) atau melakukan perbuatan tidak bermoral<br />

2. Berat ringannya sanksi akademik ditetapkan (berdasarkan peraturan<br />

dan perundangan yang berlaku) oleh suatu Dewan Pertimbangan yang<br />

terdiri atas Koordinator Pascasarjana Fakultas Kedokteran Unpad,<br />

Asisten Direktur I sebagai ketua, Ketua Pembimbing dan Koordinator S2<br />

untuk diteruskan ke Direktur Program Pascasarjana dan/atau Rektor<br />

Universitas Padjadjaran


390<br />

PEDOMAN UMUM KALENDER AKADEMIK<br />

ILMU <strong>KEDOKTERAN</strong> DASAR<br />

(Sewaktu-waktu bisa berubah)<br />

PENERIMAAN MAHASISWA BARU<br />

Februari-Mei<br />

CLEARING HOUSE: Juni<br />

Jumlah SKS selama perkuliahan S2 IKD: 40 SKS<br />

A. Kurikulum 2013-2014<br />

KEGIATAN<br />

S E M E S T E R<br />

I II III IV V VI VII VIII<br />

MKDU 13<br />

MKWK 6<br />

Usulan Penelitian 1<br />

MKP&K 14<br />

Thesis 6<br />

Total 20 20<br />

Keterangan :<br />

MKDU : Mata Kuliah Dasar Umum<br />

MKWK : Mata Kuliah Wajib Konsentrasi<br />

MKPK : Mata Kuliah Konsentrasi dan Pilihan


391<br />

I. Semester Pertama<br />

a. Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU)- 13 SKS<br />

No Sandi Nama Mata Kuliah SKS<br />

1 UNC.20.20101 Biologi Molekuler 2<br />

2 UNC.20.20102 Filsafat Ilmu (Etika Penelitian) 2<br />

3 UNC.20.201<strong>03</strong> Konsep Umum Penyakit 2<br />

4 UNC.20.20104 Metode Penelitian 2<br />

5 UNC.20.20105 Biostatistik 2<br />

6 UNC.20.20106 Epidemiologi Kedokteran 2<br />

7 UNC.20.20107 IT Penelitian Kedokteran 1<br />

Jumlah 13<br />

b. Mata Kuliah Wajib Konsentrasi (MKWK) - 6 SKS<br />

No Sandi Nama Mata Kuliah SKS<br />

1 C20A.2.001 Laboratorium (7x2 Lab) 1<br />

2 C20A.2.002<br />

Biologi Sel<br />

3 C20A.2.0<strong>03</strong> Fisiologi 1<br />

4 C20A.2.004 Biokimia Dasar 1<br />

5 C20A.2.005 Imunologi Dasar 1<br />

6 C20A.2.006 Onkologi Dasar 1<br />

Immunohistokimia<br />

Jumlah 6<br />

Keterangan :<br />

Laboratorium<br />

PA-Histologi<br />

2 x 3jam<br />

Analisis DNA dan RNA Biokimia 2 x 3jam<br />

Neuromuskular Faal 2 x 3jam<br />

Anatomi Anatomi 2 x 3jam<br />

Enzim (aktivitas enzim) Biokimia 2 x 3jam<br />

Mikrobiologi<br />

Mikrobiologi<br />

2 x 3jam<br />

Farmakologi<br />

Farmakologi<br />

2 x 3jam<br />

1


392<br />

c. Seminar Usulan Penelitian<br />

No Sandi Nama Mata Kuliah SKS<br />

1 UNX20.008 Seminar Usulan Penelitian 1<br />

II. Semester Kedua<br />

Mata Kuliah Konsentrasi dan Pilihan untuk Semester II (14 SKS)<br />

Total jumlah SKS gabungan antara mata kuliah konsentrasi dan mata kulian<br />

pilihan sendiri minimal 14 SKS.<br />

No Sandi Nama Mata Kuliah SKS<br />

A. Konsentrasi Anatomi Histologi<br />

1<br />

C20A.2.001<br />

.001<br />

Metode Penelitian Anatomi Perkembangan 3<br />

2<br />

C20A.2.001<br />

3<br />

Morfogenesis Organ Tubuh<br />

.001<br />

3<br />

C20A.2.001<br />

2<br />

Mikrostruktur Organ Tubuh I<br />

.001<br />

4<br />

C20A.2.001<br />

2<br />

Mikrostruktur Organ Tubuh II<br />

.001<br />

B. Konsentrasi Biokimia Kesehatan<br />

5<br />

C20A.2.001 Proses Pengendalian dan Koordinasi<br />

.001<br />

Metabolisme<br />

3<br />

6<br />

C20A.2.001 Proses Biokimia dan Penyinalan Sel (cell 3<br />

.001<br />

signaling)<br />

7<br />

C20A.2.001<br />

2<br />

Gangguan Metabolisme dan Pengenalannya I<br />

.001<br />

8<br />

C20A.2.001<br />

2<br />

Patogenesis Molekuler<br />

.001<br />

C. Konsentrasi Ilmu Faal dan Kesehatan Olah Raga<br />

9<br />

C20A.2.001<br />

.001<br />

Fungsi Tubuh Pada Berbagai Aktivitas Fisik I 2<br />

10<br />

C20A.2.001<br />

2<br />

Fungsi Tubuh Pada Berbagai Aktivitas Fisik II<br />

.001<br />

11<br />

C20A.2.001<br />

3<br />

Faal Olah Raga dan Evaluasi Fungsional<br />

.001<br />

12<br />

C20A.2.001<br />

2<br />

Gizi Olah Raga dan Doping<br />

.001<br />

13<br />

C20A.2.001<br />

2<br />

Teori Latihan<br />

.001<br />

D. Konsentrasi Farmakologi


393<br />

No Sandi Nama Mata Kuliah SKS<br />

14<br />

C20A.2.001<br />

.001<br />

Farmakokinetika 2<br />

15<br />

C20A.2.001<br />

2<br />

Farmakodinamika<br />

.001<br />

16<br />

C20A.2.001<br />

2<br />

Farmakologi intervensi (= farmakologi klinik)<br />

.001<br />

17<br />

C20A.2.001<br />

2<br />

Toksikologi<br />

.001<br />

18<br />

C20A.2.001<br />

2<br />

Metode Riset Farmakologi<br />

.001<br />

19<br />

C20A.2.001<br />

2<br />

Farmakologi Eksperimental<br />

.001<br />

20<br />

C20A.2.001<br />

2<br />

Herbal Medicine<br />

.001<br />

E. Konsentrasi Mikrobiologi dan Parasitologi<br />

21<br />

C20A.2.001<br />

.001<br />

Biologi dan Mikroorganisme 2<br />

22<br />

C20A.2.001<br />

2<br />

Protozoa Patogen<br />

.001<br />

23<br />

C20A.2.001<br />

3<br />

Diagnostik Mikrobologi dan Imunologi<br />

.001<br />

24<br />

C20A.2.001<br />

3<br />

Mikrobiologi Molekular<br />

.001<br />

25<br />

C20A.2.001<br />

2<br />

Bakteriologi Khusus<br />

.001<br />

F. Konsentrasi Patobiologi<br />

26<br />

C20A.2.001<br />

.001<br />

Patobiologi Umum 3<br />

27<br />

C20A.2.001<br />

2<br />

Histopatologi<br />

.001<br />

28<br />

C20A.2.001<br />

3<br />

Mikroskopi dan Histokimia Terapan<br />

.001<br />

29<br />

C20A.2.001<br />

2<br />

Sitopatologi dan Imunopatologi Dasar<br />

.001<br />

G. Konsentrasi Ilmu Gizi Medik<br />

30<br />

C20A.2.001<br />

.001 Pengetahuan Ilmu Gizi Umum 3<br />

31<br />

C20A.2.001<br />

.001 Fisiologi Organ dan metabolisme zat gizi 2<br />

32<br />

C20A.2.001<br />

.001 Ilmu Gizi Daur Hidup 2<br />

33<br />

C20A.2.001<br />

.001 Nutritional Assessment 2


394<br />

No Sandi Nama Mata Kuliah SKS<br />

34<br />

C20A.2.001<br />

.001 Ilmu Bahan Makanan 1<br />

H. Konsentrasi Anti Aging<br />

35<br />

C20A.2.001<br />

.001<br />

Sistem Endokrin dalam Proses Penuaan 4<br />

36<br />

C20A.2.001 Nutrisi, Metabolisme & Faktor Lingkungan<br />

.001<br />

pada Aging<br />

2<br />

37<br />

C20A.2.001<br />

3<br />

Fisiologi & Endokrinologi Dasar Proses Aging<br />

.001<br />

38<br />

C20A.2.001<br />

2<br />

Molecular Aspect of Aging<br />

.001<br />

I. Konsentrasi Ilmu Kedokteran Gigi<br />

39<br />

C20A.2.001<br />

.001<br />

Anatomi dan Histologi jaringan rongga mulut 2<br />

40<br />

C20A.2.001<br />

.001<br />

Fisiologi rongga mulut 2<br />

41<br />

C20A.2.001<br />

2<br />

Mekanisme kelainan Jaringan rongga mulut<br />

.001<br />

42<br />

C20A.2.001<br />

4<br />

Bakteriologi rongga mulut<br />

.001<br />

43<br />

C20A.2.001<br />

3<br />

Struktur dan fungsi Stomatognati<br />

.001<br />

44<br />

C20A.2.001<br />

3<br />

Patobiologi Sistem Stomatognati<br />

.001<br />

45<br />

C20A.2.001 Pertumbuhan dan Perkembangan Dasar 3<br />

.001<br />

Maksiofasial<br />

46<br />

C20A.2.001<br />

2<br />

Anomali Maksiofasial<br />

.001<br />

47<br />

C20A.2.001<br />

3<br />

Sefalometri<br />

.001<br />

48<br />

C20A.2.001<br />

1<br />

Infeksius kontrol<br />

.001<br />

49<br />

C20A.2.001 Dasar Amalgam ,<br />

1<br />

.001<br />

Dasar Semen Kedokteran Gigi<br />

50<br />

C20A.2.001 Dasar Alloy Dental Impresion 1<br />

.001<br />

51<br />

C20A.2.001 Dasar Compound & Shellac , base plate, 1<br />

.001<br />

Hidrocoloid elastomer<br />

52<br />

C20A.2.001 Dasar Polymethilmethacrylat , denture soft 1<br />

.001<br />

53<br />

C20A.2.001 Dasar Gipsum, Porselein, komposit restoratif 2<br />

.001<br />

direk dan indirek Implant<br />

54 C20A.2.001 Dasar Amalgam , Dasar Semen Kedokteran 1


395<br />

No Sandi Nama Mata Kuliah SKS<br />

.001 Gigi<br />

55<br />

C20A.2.001 Pendalaman Komposit 2<br />

.001<br />

56<br />

C20A.2.001 Pendalaman Polymer 2<br />

.001<br />

57<br />

C20A.2.001 Pendalaman Keramik 2<br />

.001<br />

58<br />

C20A.2.001 Pendalaman Alloy 2<br />

.001<br />

59<br />

C20A.2.001 Gipsum dan Porselein<br />

.001


396<br />

J. Mata Kuliah Pilihan Sendiri<br />

60 Cedera Olah Raga dan Rehabilitasi 2<br />

61 Ilmu Faal Kerja Ergonomi 2<br />

62 Ilmu Faal Adaptasi terhadap Lingkungan 2<br />

63 Antropometri dan Biomekanika 2<br />

64 Psikologi dan Sosiologi Olah Raga 2<br />

65 Teori Latihan Olah Raga 2<br />

66 Sport Masase 2<br />

67 Biomembran 2<br />

68 Biokimia Reproduksi 2<br />

69 Biokimia Neoplasma 2<br />

70 Hematologi dan Imunohematologi 3<br />

71 Enzimologi Klinik 2<br />

72 Neuroanatomi 3<br />

73 Kinesiologi 2<br />

74 Sitogenetika 2<br />

75 Teratologi 2<br />

76 Mikologi Khusus 2<br />

77 Virologi Khusus 2<br />

78 Parasit dan Lingkungan Sosial 3<br />

79 Laboratorium Dasar Parasitologi dan<br />

3<br />

80<br />

Helmintologi Medik<br />

Entomologi Medik 2<br />

81 Sitopatologi dan Imunopatologi Terapan 2<br />

82 Patologi Umum & Histokimia 2<br />

83 Imunobiologi 2<br />

84 Imunokimia 2<br />

85 Radikal bebas dalam Biologi dan Kedokteran 2<br />

86 Neurobiologi 2<br />

87 Biologi Perkembangan 2<br />

88 Molekular Immunologi I 2<br />

89 Molekular Immunologi II 2<br />

90 Mikrobiologi Pangan 2<br />

91 Mikrobiologi Pencegahan 2


397<br />

92 Modern Laboratory Techniques in<br />

2<br />

eksperimental<br />

93 Penuaan Kulit, Prinsip Peremajaan Kulit dan 4<br />

Medical Spa<br />

94 Aspek Farmakologi pada Aging 2<br />

95 Fisiologi proses aging dan Pencegahan / 2<br />

96<br />

rehabilitasi penyakit degenerative<br />

Gizi Terapi pada Aging 2


398<br />

K. Mata Kuliah Konsentrasi Ilmu Kedokteran Klinik<br />

Konsentrasi<br />

THT KL<br />

1. Rinologi 2<br />

2. Faringologi 2<br />

3. Otologi 2<br />

4. Audiovestibular 2<br />

5. Bronkooesofagologi 2<br />

6. Bedah Kepala Leher 2<br />

7. Plastik Rekonstruksi 2<br />

JUMLAH 14<br />

Konsentrasi 1. Patologi Umum 2<br />

Patologi<br />

Anatomi<br />

2. Histopatologi 2<br />

3. Mikroskopi dan Histokimia Terapan 2<br />

4. Sitopatologi dan Imunopatologi Dasar 2<br />

5. Sitopatologi dan Imunopatologi Lanjutan 2<br />

6. Sitopatologi dan Imunopatologi Terapan 2<br />

7. Patologi Umum dan Histokimia 2<br />

JUMLAH 14<br />

Konsentrasi 1. Radioanatomi 2<br />

Radiologi 2. Radiopatologi 2<br />

3. Traktus Gastrointestinal 2<br />

4. Traktus Urogenitalis 2<br />

5. Ultrasonografi 2<br />

6. Muskuloskeletal 2<br />

7. Intervensi Radiologi 2<br />

8. CT Scan 2<br />

9. MRI 2<br />

10. Radioterapi 2<br />

11. Radioterapi Anak 2<br />

JUMLAH 22


399<br />

Konsentrasi 1. Tumbuh Kembang 2<br />

Ilmu<br />

Anak 2. Kardiologi 2<br />

3. Nefrologi 2<br />

4. Neuropediatri 2<br />

5. Gawat Darurat 2<br />

6. Endokrinologi 2<br />

7. Imunologi 2<br />

8. Hematologi 2<br />

JUMLAH 16<br />

Konsentrasi 1. Endokrinologi/ Metabolisme 2<br />

Ilmu<br />

Dalam<br />

Penyakit<br />

2. Gastroenterologi 2<br />

3. Ginjal/ Hipertensi 2<br />

4. Hematologi/ Onkologi 2<br />

5. Penyakit Infeksi Tropik 2<br />

6. Kardiovaskular I 2<br />

7. Kardiovakular II 2<br />

8. Pulmonologi 2<br />

9. Reumatologi 2<br />

JUMLAH 18<br />

Konsentrasi 1. Fisika Nuklir 2<br />

Ilmu<br />

Nuklir 2. Instrumentasi dan Deteksi Radiasi 2<br />

3. Dosimetri dan Proteksi Radiasi 2<br />

4. Radiobiologi dan Patologi Radiasi 2<br />

5. Model Kinetika dan Sistem Fidiologi 2<br />

6. Matematika, Statistika dan Komputer 2<br />

7. Radiokimia dan Radiofarmasi 2<br />

8. Pemeriksanaan in-vivo I 2<br />

9. Pemeriksanaan in-vivo II 2<br />

10. Pengobatan menggunakan radionuklida 2<br />

JUMLAH 20


400<br />

Konsentrasi 1. Infeksi dan Imunologi 2<br />

Ilmu<br />

Mata 2. Refraksi/ Lensa Kontak 2<br />

3. Katarak/ Bedah refraksi 2<br />

4. Glaukoma 2<br />

5. Strabismus 2<br />

6. Vitreoretina 2<br />

7. Orbita dan Okuloplastik 2<br />

8. Onkologi 2<br />

9. Neurooftalmologi 2<br />

10. Oftalmologi Komunitas 2<br />

JUMLAH 20<br />

Konsentrasi 1. Traumatologi pada Ortopedi 2<br />

Ilmu<br />

Orthopedi<br />

Bedah<br />

2. Kelainan bawaan pada Ortopedi 2<br />

3. Kelainan degeneratif pada Ortopedi 2<br />

4. Onkologi muskuloskeletal 2<br />

5. Kelainan neuromuskular 2<br />

6. Orthotic-prosthetic 2<br />

7. Kinesiologi dan fisioterapi 2<br />

8. Osteosintesis 2<br />

9. Sport injuries 2<br />

10. Rematologi/ artroplasti 2<br />

11. Leprosy surgery 2<br />

12. Joint surgery 2<br />

13. Rekonstruksi muskuloskeletal 2<br />

JUMLAH 26<br />

Konsentrasi 1. Anestesi regional 2<br />

Anestesi 2. Anestesi abdominal bawah 2<br />

3. Anestesi abdominal atas 2<br />

4. Anestesi pada ortopedi 2<br />

5. Anestesi pada pembedahan mata 2<br />

6. Anestesi pada THT 2


401<br />

7. Anestesi pada ginekologi 2<br />

8. Anestesi pada urologi 2<br />

9. Anestesi pada bedah anak 2<br />

10. Anestesi pada penyaki t endokrin 2<br />

11. Nutrisi enteral dan parenteral 2<br />

12. ICU 2<br />

JUMLAH 24<br />

Konsentrasi 1. Obstetri Fisiologi 2<br />

Obgin 2. Obstetri Patologi 2<br />

3. Ginekologi 2<br />

4. Obstetri Sosial dan Keluarga Berencana 2<br />

JUMLAH 8<br />

Konsentrasi 1. Bedah Toraks 2<br />

Ilmu Bedah 2. Bedah Vaskular 2<br />

3. Bedah Digestif 2<br />

4. Bedah Anak 2<br />

5. Bedah Urologi 2<br />

6. Bedah Ortopedi 2<br />

7. Bedah Onkologi 2<br />

8. Bedah Plastik 2<br />

JUMLAH 16<br />

Konsentrasi 1. Pengobatan sinar 2<br />

Ilmu Bedah<br />

Saraf<br />

2. Neurooftalmologi 2<br />

3. Neurootologi 2<br />

4. Neuroorthopedi 2<br />

5. Elektrodiagnostik saraf perifer 2<br />

6. Ekoensefalografi 2<br />

JUMLAH 12


402<br />

Konsentrasi 1. Hematologi Klinik 2<br />

Patologi Klinik 2. Mikrobiologi Klinik 2<br />

3. Imunologi Klinik 2<br />

4. Kimia Klinik 2<br />

5. Faal Klinik 2<br />

JUMLAH 10<br />

Konsentrasi<br />

KPenyakit<br />

I.Penyakit<br />

Syaraf<br />

1. Penyakit Serebrovaskular 2<br />

2. Neurotraumatologi 2<br />

3. Neurogeriatri 2<br />

4. Infeksi SSP 2<br />

5. Saraf tepi dan Neurofisiologi Klinik 2<br />

6. Epilepsi 2<br />

7. Fungsi Luhur 2<br />

8. Neuroimaging 2<br />

9. Nyeri Kepala 2<br />

10. Neuroepidemiologi 2<br />

11. Vertigo 2<br />

12. Neurooftalmologi 2<br />

13. Neuropediatri 2<br />

14. Nyeri 2<br />

15. Gangguan Gerak (Movement Disorder) 2<br />

16. Neurotoksikologi 2<br />

17. Neuroimunologi 2<br />

18. Neuroemergensi/ Intensive Care 2<br />

JUMLAH 36<br />

Konsentrasi<br />

Penyakit<br />

Kedokteran<br />

Jiwa<br />

Jiwa<br />

1. Psikodinamika 2<br />

2. Psikopatologi Fenomenologik deskriptif 2<br />

3. Psikopatologi 2<br />

4. Gangguan Mental Organik 2


4<strong>03</strong><br />

Konsentrasi<br />

Kulit<br />

Ilmu<br />

Kesehatan<br />

Kulit &<br />

Kelamin<br />

5. Gangguan Mental Psikotik 2<br />

6. Gangguan Neurotik dan Gangguan 2<br />

7. Gangguan<br />

Kepribadian<br />

Masa Kanak-Remaja dan 2<br />

Perkembangan<br />

8. Psikogeriatri 2<br />

9. Gangguan Penggunaan Zat 2<br />

10. Terapi Psikiatrik 2<br />

11. Kedaruratan Psikiatrik 2<br />

12. Gangguan Fungsi Luhur 2<br />

13. Konsultasi Liaison 2<br />

14. Psikiatri Komunitas dan Sosial 2<br />

15. Rehabilitasi/ Mental Health Care 2<br />

16. Psikiatri Transkultural 2<br />

17. Kesehatan Jiwa Industri 2<br />

18. Kesehatan Jiwa Militer 2<br />

JUMLAH 36<br />

1. Dermatoimmunologi 2<br />

2. Dermatopatologi 2<br />

3. Dermatomikrobiologi 2<br />

4. Mikrobiologi venereologi 2<br />

5. Penyakit Kulit Umum 2<br />

6. Infeksi Menular Seksual 2<br />

7. Tumor Kulit 2<br />

8. Dermatologi Anak 2<br />

9. Kosmetik Medik 2<br />

10. Bedah Kulit 2<br />

JUMLAH 20<br />

III. Semester Ketiga<br />

No Sandi Nama Mata Kuliah SKS<br />

1 C20U122 Ujian Naskah Tesis<br />

2 UNX20.010 Tesis 6


404<br />

B. URAIAN MATA KULIAH<br />

I. Ilmu Kedokteran Dasar (Konsentrasi Anatomi Histologi; Biokimia Kesehatan<br />

; Ilmu Faal da Kesehatan Olah Raga; Farmakologi; Mikrobiologi dan<br />

Parasitologi; Patobiologi, Anti-Aging dan Kedokteran Gigi)<br />

C20C.101<br />

C20B.102<br />

STRUKTUR DAN FUNGSI ORGAN TUBUH<br />

Structure and Function of Organs<br />

Struktur dan fungsi otot dan saraf, jantung dan peredaran<br />

darah, paru-paru, hepar, saluran pencernaan, kelenjar<br />

endokrin, ginjal dan cairan tubuh.<br />

A. Purba, Setiawan, Reni Farenia, Vita Murniati T<br />

BIOLOGI SEL<br />

Cell Biology<br />

Pendahuluan; ultrastruktur dan fungsi organel sel; sifat<br />

kimia fisik sel; unit membran; lisosom dan fisiologi sel;<br />

pergerakan sel; inti sel; sitogenetika, siklus dan reproduksi;<br />

regulasi dan koordinasi; sel mena dan kematian, dasardasar<br />

biologi molekular.<br />

M. Nurhalim Shahib, Achadiyani<br />

3(3-0) I<br />

2(2-0) I<br />

C20B.1<strong>03</strong> PENGELOLAAN DAN TEKNIK LABORATORIUM<br />

BIOMEDIKA<br />

Management and Techniques of Biomedical Laboratory<br />

Perencanaan suatu lab biomedika; pengelolaan, organisasi,<br />

dan tata kerja bekerja yang baik di laboratorium; prinsipprinsip<br />

melakukan suatu eksperimen serta peran dan<br />

tanggung jawab para penelitinya; perundang-undangan<br />

yang seyogianya berlaku di dalam suatu lab biomedika;<br />

penanganan bahan dan material yang berbahaya, binatang<br />

percobaan dan mikro-organisme; pemeliharaan, pembibitan<br />

dan teknik eksperimentasi binatang percobaan; pengukuran<br />

fenomena biologis; instrumentasi dan praktek beberapa<br />

teknik analisis; seleksi dan evaluasi metode analisis;<br />

percobaan-percobaan klinis; analisis data; presentasi dan<br />

pembuatan laporan hasil eksperimen untuk dipublikasikan.<br />

R. Hadiman, Ahmad Faried<br />

2(2-0) I<br />

C20C.004<br />

CEDERA OLAHRAGA DAN REHABILITASI<br />

Sport Injury and Rehabilitation<br />

Macam-macam cedera olahraga; pertolongan pertama<br />

cedera olahraga; pencegahan cedera olahraga; rehabilitasi<br />

cedera olahraga; biomekanika cedera olahraga, cell injury.<br />

M. Purba, Reni Farernia, Vita Murniati T<br />

2(2-0) I, II


405<br />

C20C.005<br />

C20B.006<br />

C20B.207<br />

C20C.008<br />

C20C.009<br />

C20C.010<br />

FUNGSI TUBUH I<br />

Fungsi Sistem Organ I<br />

Otot dan saraf; jantung dan pembuluh darah; sistem<br />

pengawasan; sistem pengawasan saraf; darah dan limfe;<br />

ginjal dan pengaturan cairan tubuh dan elektrolit.<br />

M. Purba, Setiawan, Reni Farenia<br />

FUNGSI TUBUH II<br />

Fungsi Sistem Organ II<br />

Pernapasan; pencernaan; sistem pengawasan humoral;<br />

energi dan pengaturan suhu; penglihatan, pendengaran,<br />

dan pengecap.<br />

M. Purba, Ieva B. Akbar, Setiawan, Reni Farenia, Vita<br />

Murniati T<br />

FAAL OLAHRAGA DAN EVALUASI FUNGSIONAL<br />

Physiology of the Sport and Functional Evaluation<br />

Bioenergetika dan kontraksi otot; tipe aktivitas fisik dan<br />

kekhususan faal bermacam-macam olahraga; reaksi dan<br />

adaptasi berbagai kerja fisik; kapasitas kemampuan fisik<br />

atlet. Parameter penilaian kapasitas atlet; uji ergospirometri<br />

pemanduan bakat; klasifikasi olahraga; pemilihan<br />

ergometer.<br />

M. Purba<br />

ANTROPOMETRI DAN BIOMEKANIKA<br />

Anthropometry and Biomechanical<br />

Fisik anatomi atlet; konsep dasar biomedika; kontraksi otot<br />

sebagai dasar gerak manusia; aplikasi kinesiologi pada<br />

berbagai penampilan olahraga.<br />

M. Purba, Setiawan<br />

ILMU FAAL KERJA/ERGONOMI<br />

Work Physiology Sciences/Ergonomy<br />

Batasan kerja dan prestasi kerja; jenis kerja, kerja statis<br />

dan dinamis; beban kerja; kapasitas kerja; kerja fisik, dan<br />

derajat beban. Peran ilmu faal dalam ergonomi.<br />

Wahyu Kahiwikarta, A. Purba, Setiawan<br />

ILMU FAAL ADAPTASI TERHADAP LINGKUNGAN<br />

Adaptation Physiology/Pathophysiology<br />

Sejarah dan terminologi; radiasi cahaya, sistem biologi,<br />

fisiologi iklim, hibernasi, barofisiologi, getaran dan bising,<br />

fisiologi kekurangan kalori<br />

M. Purba, Setiawan<br />

3(3-0) I, II<br />

3(3-0) I<br />

4(3-I) II<br />

2(2-0) I<br />

2(2-0) I, II<br />

2(2-0) I, II


406<br />

C20C.011<br />

C20C.112<br />

GIZI OLAHRAGA DAN DOPING<br />

Sport Nutrition and Doping<br />

Nilai biologi makanan; waktu makan atlet; penyusunan<br />

menu atlet; nilai kalori berbagai macam makanan dan<br />

aktivitas olahraga. Batasan doping; bahaya doping;<br />

berbagai jenis doping; pengawasan doping.<br />

M. Purba, Gaga Irawan, Abdullah Firmansyah<br />

PSIKOLOGI DAN SOSIOLOGI OLAHRAGA<br />

Psychology and Sociology of the Sport<br />

Evaluasi psikologi atlet; beberapa uji psikologi atlet;<br />

organisasi ahli psikologi olahraga. Sejarah dan arti<br />

sebenarnya sport, tujuan masyarakat; gerakan olimpiade;<br />

organisasi-organisasi olahraga.<br />

Nitya Wismaningsih<br />

2(2-0) I, II<br />

3(3-0) I<br />

C20C.013<br />

C20B.014<br />

TEORI LATIHAN OLAHRAGA<br />

Theory of Exercise of the Sport<br />

Faktor yang menentukan kualitas latihan, prinsip dasar<br />

latihan, sistem dan metode latihan, latihan endurans,<br />

latihan interval, latihan sirkit, latihan kelentukan, latihan<br />

kecepatan, latihan kelincahan, latihan pliometrik, latihan<br />

beban, kontraksi dinamis eksentrik-kosentrik dan kontraksi<br />

statis, latihan pemanasan dan penenangan, kelelahan<br />

latihan, pemulihan dan periodisasi latihan. Peran sports<br />

medicine dalam periodisasi latihan.<br />

Reni Farenia, A. Purba, Vita Murniati T<br />

BIOMEMBRAN<br />

Biomembrane<br />

Komponen membran dan organisasinya; mobilitas lipid dan<br />

protein membran; interaksi lipid protein; asimetri membran<br />

biologi; proses transpor biomembran; transpor dengan<br />

vesikel; kinetika transpor biomembran; macam ATP-ase,<br />

macam proses transpor dalam tubuh manusia.<br />

M. Nurhalim Shahib, Ani Melani M<br />

2(2-0) I, II<br />

2(2-0) I, II<br />

C20B.015 PROSES PENGENDALIAN DAN KOORDINASI<br />

METABOLISME<br />

Guidance Process and Metabolism Coordination<br />

Mekanisme kerja enzim, pengendalian aktivitas enzim,<br />

enzim dan haemostasis, pembentukan dan penyimpanan<br />

3(3-0)<br />

I, II


407<br />

energi metabolisme serta proses pengaturan dan<br />

koordinasinya; biosintesis makromolekul (protein, asam<br />

nukleat); peran hormon metabolisme.<br />

M. Nurhalim Shahib<br />

C20B.016<br />

C20B.117<br />

C20B.113<br />

C20B.019<br />

CELL SIGNALING<br />

Target and Discovery, Chromatin Regulation/acetylation.<br />

Map kinase Signaling, Apoptosis Signaling, AKT Signaling<br />

Pathways, Translation Control, PKC and Phospholipase<br />

Signaling, Cell Cycle/Checkpoint Control, Cytokine<br />

Signaling, Neuroscience, Tyrosine Kinases/Docking<br />

Proteins, Cytoskeletal Regulation, Glucose/Energy<br />

Metabolism, Lymphotic Signaling, WNT Signaling/Nuclear<br />

Receptor and other Signaling Pathway.<br />

M. Nurhalim Shahib<br />

GANGGUAN METABOLISME DAN PENGENALANNYA I<br />

Metabolic Disturbance I<br />

Gangguan metabolisme karbohidrat, lipid, protein, asam<br />

nukleat, vitamin, dan mineral, gangguan keseimbangan<br />

asam basa, gangguan pembekuan darah. Semua ditinjau<br />

dari sebab-sebabnya, akibatnya, cara pengenalannya, serta<br />

kemungkinan memperbaikinya.<br />

M. Nurhalim Shahib, Koeswadji, Nugraha Sutadipura<br />

PATOGENESIS MOLEKULAR I<br />

Molecular Pathogenesis I<br />

Mekanisme rudapaksa (Injury) selular, sitokin dan<br />

peradangan, fungsi netrofil pada inflamasi dan infeksi,<br />

regulasi respons imun molekular dan selular, respons imun<br />

molekular dan selular, respons inflamasi dan sel-sel<br />

endotel, pertumbuhan dan perkembangan sistem<br />

reproduksi, biogenesis organel dan sekresi protein,<br />

pengaturan perkembangan organisme tingkat gen, interaksi<br />

selular pada perkembangan organ/tubuh, Genomic<br />

Imprinting dan Penyakit, polimorfisme DNA dan penyakit,<br />

ekspresi gen dan penyakit, aktivitas telomerase dan<br />

penyakit.<br />

M. Nurhalim Shahib<br />

BIOKIMIA REPRODUKSI<br />

Biochemistry of Reproduction<br />

Pertumbuhan dan perkembangan plasenta, transpor nutrien<br />

melalui plasenta, peran DNA sebagai pembawa sifat<br />

orangtua kepada keturunannya, evolusi, mutasi dan faktor-<br />

3(3-0)<br />

I, II<br />

2(2-0)<br />

I<br />

2(2-0)<br />

I<br />

2(2-0)<br />

I, II


408<br />

faktor penyebabnya, kemampuan individu dalam<br />

memperbaiki kesalahan proses replikasi, mitosis, cacat<br />

bawaan, hormon kelamin, peran hormon kelamin pada<br />

proses reproduksi, biokimia siklus sel.<br />

M. Nurhalim Shahib, Koeswadji<br />

C20B.020<br />

C20G.121<br />

C20G.022<br />

ONKOLOGI MOLEKULAR<br />

Molecular Oncology<br />

Siklus sel dan regulasinya, onmogen, Tumor Supressor<br />

Genes, karsinogen, DNA repair, mekanisme resistensi,<br />

kaitan imprinting gene dengan keganasan, kaitan circadian<br />

clock dengan neoplasma, Throphoblastic Neoplasm, kaitan<br />

infeksi dengan neoplasma<br />

M. Nurhalim Shahib, Ani Melani M<br />

HEMATOLOGI DAN IMUNOHEMATOLOGI<br />

Haematology and Immunohaematology<br />

Patofisiologi dan patokimia sistem eritropoietik; patofisiologi<br />

dan patokimia sistem leukopoietik; patofisiologi dan<br />

patokimia sistem trombopoietik dan pembekuan darah;<br />

imunohematologi.<br />

Ponpon Idjradinata<br />

ENZIMOLOGI KLINIK<br />

Clinical Enzymology<br />

Perubahan patokimia sistem organ; enzimologi klinik.<br />

M Nurhalim S, Nugraha Sutadipura<br />

2(2-0)<br />

I, II<br />

3(3-0)<br />

I<br />

2(2-0)<br />

I, II


409<br />

C20A.023<br />

C20A.024<br />

C20A.125<br />

C20A.126<br />

METODE PENELITIAN ANATOMI PERKEMBANGAN<br />

Research Methods of Developmental Anatomy<br />

Mikrokinetik sayat/utuh, mikrofotografi, teknik perlakuan,<br />

deseksi hewan, pemeliharaan hewan percobaan dan<br />

penangkapannya, biakan jaringan.<br />

Hermawan Nagar Rasyid, Darmadji Ismono<br />

MORFOGENESIS ORGAN TUBUH<br />

Morphogenesis of Organs<br />

Perkembangan berbagai organ penting dan faktor-faktor<br />

penentuannya.<br />

Herry Herman, Achadiyani<br />

MIKROSTRUKTUR ORGAN TUBUH I<br />

Microstructure of Organs I<br />

Jantung, paru-paru, hepar, lambung dan usus, ginjal, kulit,<br />

regenerasi otot dan tulang.<br />

Achadiyani<br />

MIKROSTRUKTUR ORGAN TUBUH II<br />

Microstructure of Organs II<br />

Hipofisis dan hipotalamus, testis, ovarium, organ limfoid.<br />

Achadiyani<br />

3(3-0) I, II<br />

3(3-0) I, II<br />

2(2-0) I<br />

2(2-0) I<br />

C20A.127<br />

C20A.228<br />

NEUROANATOMI<br />

Neuroanatomy<br />

Embriologi khusus dan embriologi perbandingan; anatomi<br />

mikroskopik; berkas sensorik, berkas motorik, berkas<br />

autonom dan berkas kesan khusus, daerah kortikal<br />

penting beserta daerah subkortikal yang bersangkutan;<br />

anatomi mikroskopik korteks serebri; hubungan serta<br />

peralihan antara susunan humoral dan susunan neural;<br />

inervasi permukaan badan sesuai radiks, segmen dan<br />

pleksus; lokasi dan peran; praktikum/demonstrasi.<br />

Kahdar Wiradisastra, M Nurhalim Shahib<br />

KINESIOLOGI<br />

Kinesiology<br />

Pendahuluan, anatomi mikroskopik sistem gerak<br />

neuromuskuloskeletal (tulang, sendi otot, susunan saraf),<br />

alat gerak (sistem gerak) tubuh, ergonomi dan rehabilitasi,<br />

praktikum/demonstrasi.<br />

A. Purba<br />

3(3-0) I<br />

2(2-0) II


410<br />

C20A.029<br />

C20A.<strong>03</strong>0<br />

C20D. 1<br />

C20D. 2<br />

C20D. 3<br />

SITOGENETIKA<br />

Cytogenetics<br />

Kelainan genetika pada gen dan kromosom dengan faktor<br />

penyebabnya, struktur DNA dalam hubungannya dengan<br />

genetika, diagnosis, kelainan genetik dan prospek<br />

pencegahan, rehabilitasi dan pengobatannya, teknik<br />

analisis gen, teknik analisis kromosom, sasaran analisis,<br />

sitogenetika dan konseling genetika, imunogenetika.<br />

Syarief Effendi, M Nurhalim S<br />

TERATOLOGI<br />

Teratology<br />

Pengantar teratologi, prinsip-prinsip teratologi,<br />

mekanisme teratogenesis, patogenesis, teratologi<br />

eksperimental.<br />

Achadiyani<br />

FARMAKOKINETIK (2 SKS)<br />

Pendahuluan. Kinetika absorpsi. Kinetika transport.<br />

Kinetika distribusi. Kinetika metabolisme. Kinetika<br />

ekskresi. Parameter farmakokinetik, Farmakokinetik pada<br />

kondisi khusus (neonatus, kehamilan, laktasi, geriatri).<br />

Farmakokinetik pada gangguan organ. Penentuan<br />

regimen dosis. Interaksi obat. Polifarmasi. Therapeutic<br />

drug Monitoring<br />

Herri S. Sastramihardja, Rovina Ruslami<br />

FARMAKODINAMIK (2 SKS)<br />

Pendahuluan. Prinsip-prinsip mekanisme kerja obat.<br />

Farmakomolekular reseptor. Mekanisme aktivasi reseptor<br />

dan implikasinya. Hubungan dosis –konsentrasi dan efek<br />

obat. Hubungan mekanisme dengan efek dan efek<br />

samping obat. Interaksi farmakodinamik, Penanda<br />

fisiologis dan laboratoris obat. Farmakogenetik.<br />

Herri S. Sastramihardja, Rovina Ruslami<br />

FARMAKOLOGI KLINIK (2 SKS)<br />

Pendahuluan. Prinsip-prinsip terapi farmakologi.<br />

Patogenesis-patofisiologi dan intervensi farmakologi.<br />

Penggunaan terapi rasional. Prinsip pemilihan obat.<br />

Intervensi farmakologi pada berbagai penyakit (asma dan<br />

alergi, hipertensi esensial, anti diabetic dan anti lipid,<br />

kemoterapi, antibiotik: resistensi antibiotik, PK-PD<br />

antibiotik, penggunaan antibiotic yang rasional di rumah<br />

sakit dan di komunitas).<br />

Herri S. Sastramihardja, Rovina Ruslami<br />

2(2-0) I, II<br />

2(2-0) I, II


411<br />

C20D. 4<br />

C20D.5<br />

C20D.6<br />

TOKSIKOLOGI KLINIK<br />

Pendahuluan. Zat toksik. Farmakokinetik zat toksik<br />

(Toksikinetik). Identifikasi dan penilaian intoksikasi.<br />

Antidotum. Dekontaminasi. Intoksikasi organofosfat.<br />

Intoksikasi asetaminofen. Intoksikasi CNS depressant dan<br />

CNS stimulant.<br />

Herri S. Sastramihardja, Rovina Ruslami<br />

METODE RISET FARMAKOLOGI (2 SKS)<br />

Pendahuluan. Pengembangan obat. Identifikasi bahan<br />

aktif. Metode penarikan zat aktif. Bioskrining. Animal<br />

diseases model. Uji preklinik (uji efek dan uji toksisitas).<br />

Uji klinik (fase 1 s/d fase 4). Farmako epidemiologi.<br />

Farmakogenomik, Farmakoekonomi.<br />

Herri S. Sastramihardja, Rovina Ruslami<br />

FARMAKOLOGI EKSPERIMENTAL (2SKS)<br />

Pendahuluan. Penelitian inflamasi/infeksi secara in vitro<br />

tingkat seluler. Penelitian mekanisme<br />

imunologi/inflamasi local (in vivo). Penelitian onkologi<br />

secara in vivo (cell-line): mekanisme apoptosis dan<br />

mekanisme imunologi kanker. Penelitian<br />

inflamasi/infeksi organ hepar, paru, ginjal, kulit (luka),<br />

sepsis. Penelitian konsep umum onkologi. Penelitian<br />

onkologi in vivo (Ca mammae, Ca otak). Penelitian<br />

teratogenik.<br />

Herry Herman, Achadyani, M. Faried<br />

C20H.7<br />

HERBAL MEDICINE (HM) (2 SKS)<br />

Pendahuluan. Potensi/prospek pengembangan HM.<br />

Bahan/tanaman HM di Indonesia. Jamu/obat herbal<br />

terstandar di Indonesia. Zat aktif dalam HM. Metode<br />

ekstraksi zat aktif. Pengembangan HM, Interaksi HMobat<br />

(secara farmakokinetik dan farmakodinamik).<br />

Peranan HM di bidang klinis. HM dan industry. Regulasi<br />

HM di Indonesia.<br />

Herri S. Sastramihardja, Rovina Ruslami<br />

------ ASPEK FARMAKOLOGI PADA AGING (2 SKS)<br />

Pendahuluan. Perubahan farmakokinetik dan<br />

farmakodinamik pada aging. Interaksi obat. Polifarmasi.<br />

Penentuan dosis regimen pada aging. Terapi sulih


412<br />

C20E.040<br />

C20E.041<br />

C20E.042<br />

C20E.043<br />

C20E.144<br />

hormone (estrogen, progesteron, testosterone, growth<br />

hormone). Evidence-based pharmacology<br />

Rovina Ruslami<br />

BIOLOGI DAN MIKROORGANISME<br />

Biology and Microorganism<br />

Mikroorganisme dan mikrobiologi, mikromolekul, biologi<br />

sel, nutrisi dan metabolisme. Pertumbuhan<br />

mikroorganisme, genetik, konsep imunologi.<br />

Usep Abdullah Husin, Heda Melinda<br />

DIAGNOSTIK MIKROBIOLOGI DAN IMUNOLOGI<br />

Diagnostical microbiology and Immunology<br />

Isolasi patogen dari bahan klinik, tes kepekaan antibiotika,<br />

imunodiagnostik, Elisa, PCR, prosedur imunoblot, probe<br />

asam nukleat dalam diagnostik klinik, diagnostik mikologi,<br />

diagnostik virologi, keamanan dalam laboratorium<br />

mikrobiologi.<br />

Sunarjati Sudigdoadi, Heda Melinda, Edhyana<br />

Sahiratmadja<br />

MIKROBIOLOGI MOLEKULAR<br />

Molecular Microbiology<br />

Mikromolekul dan informasi genetik, struktur DNA,<br />

elemen-elemen genetik, restriksi dan modifikasi DNA,<br />

replikasi DNA, transkripsi, RNA processing and<br />

Ribozymes, kode genetik, transfer RNA, translasi,<br />

genetika antibakteri dan resistensi, faktor dan religius gen<br />

virulensi pada bakteri, biologi molekul virus eukariot,<br />

kemoterapi antivirus, rekayasa genetik.<br />

Imam Megantara, Ida Parwati, Ani Melani M<br />

BAKTERIOLOGI KHUSUS<br />

Special Bacteriology<br />

Kokus, bakteri anaerob, bakteri penyakit pernapasan,<br />

pencernaan dan saluran kemih, bakteri penyakit kelamin,<br />

bakteri penyebab keracunan makanan, mikoplasma,<br />

klamidia, rikettsia.<br />

Sadeli Masria, Ida Parwati<br />

MIKOLOGI KHUSUS<br />

Special Mycology<br />

Dermatomycosis, khamir patogen, mikosis subkutan,<br />

mikosis sistemik, mikotoksikosis.<br />

Ramlan Sadeli<br />

2(1-3) I, II<br />

3(1-3) I, II<br />

3(3-0) I, II<br />

3(3-0) I, II<br />

2(2-0) I


413<br />

C20E.145<br />

C20E.146<br />

VIROLOGI KHUSUS<br />

Special Virology<br />

Diferensiasi di antara bakteri, rikettsia, dan virus; virus<br />

saluran pencernaan; virus saluran pernapasan;<br />

eksantemal virus penyakit menular seksual; virus penyakit<br />

tumor; isolasi dan bahan-bahan klinik; diagnosis serologi<br />

dan penemuan infeksi virus secara imunologi.<br />

Sunaryati Sudigdoadi<br />

PARASIT DAN LINGKUNGAN SOSIAL<br />

Parasite and Special Environment<br />

Pengertian dasar, pengaruh tingkat sosial-ekonomi pada<br />

perjalanan penyakit; faktor pola kebiasaan hidup yang<br />

positif dan negatif; antropologi medika sebagai sudut<br />

pendekatan dalam penanggulangan zoonosis.<br />

Ridad Agoes<br />

2(2-0) I<br />

3(3-0) I


414<br />

C20E.147<br />

C20E.048<br />

C20F.049<br />

C20F.050<br />

LABORATORIUM DASAR PARASITOLOGI DAN<br />

HELMINTOLOGI MEDIK<br />

Principle of Parasitology Laboratory and Medicine<br />

Helminthology<br />

Model laboratorium dasar; model laboratorium<br />

lapangan; laboratorium diagnostik; laboratorium<br />

riset/kuantitatif; perkembangan mutakhir dalam<br />

laboratorium parasitologi, soil transmitted helminths;<br />

peran malakologi dalam siklus hidup; reservoar dan<br />

hospes; serangga vektor.<br />

Ridad Agoes<br />

ENTOMOLOGI MEDIK<br />

Medicine Entomology<br />

Mikrofauna serangga; serangga sebagai vektor<br />

penyakit; bionomika serangga; dinamika penularan.<br />

Ridad Agoes<br />

PATOLOGI UMUM<br />

General Pathology<br />

Kuliah: perubahan patobiologi dan proses terjadinya<br />

penyakit, faktor ekstrinsik dan intrinsik, gangguan<br />

fungsi, mikroorganisme, reaksi imunologi, kelainan<br />

metabolisme, faktor genetik dan onkogen, perubahan<br />

neoplastik dan proses penuaan, patologi<br />

eksperimental, patologi lingkungan.<br />

Praktikum: pengamatan sediaan patologis dengan<br />

pulasan rutin.<br />

Ismet M. Nur, Bethy S, Hernowo, Sunardhi<br />

Widyaputra, Achmad Sjawqie<br />

HISTOPATOLOGI<br />

Histopathology<br />

Kuliah: dasar-dasar histopatologi, pengambilan dan<br />

pengawetan jaringan, alat-alat laboratorium<br />

histopatologi, pengelolaan jaringan, bahan-bahan<br />

pulasan histopatologi, teori pulasan dasar untuk sel,<br />

pulasan dasar untuk jaringan, pulasan khusus, potong<br />

beku, alat-alat potong beku.<br />

Praktikum: teknik penanganan jaringan, teknik<br />

pulasan jaringan<br />

Ismet M. Nur, Bethy S Hernowo, Silvi Kintawati, Sri<br />

Suryanti<br />

3(2-3) I<br />

2(2-0) I, II<br />

3(2-3) I, II<br />

2(1-3) I<br />

C20F.051 MIKROSKOPI DAN HISTOKIMIA TERAPAN 3(3-3) I, II


415<br />

C20F.152<br />

C20F.053<br />

Apllied Histochemistry and Microscopy<br />

Kuliah: Mikroskopi: dasar-dasar penggunaan<br />

mikroskop, teknik mikrofotografi untuk penulisan dan<br />

presentasi karya ilmiah. Histokimia: aktivitas zat-zat<br />

kimia dalam sel dan jaringan, teknik pulasan<br />

histokimia.<br />

Praktikum: pengenalan jenis-jenis mikroskop dan<br />

penggunaannya, teknik mikrofotografi, pulasan<br />

histokimia, teknik pulasan histokimia.<br />

Ismet M. Nur, Bethy S Hernowo, Murnisari Darjan,<br />

Irene G.S, Abdul Hadi<br />

SITOPATOLOGI DAN IMUNOPATOLOGI DASAR<br />

Principle of Immunopathology and Cytopathology<br />

Sitopatologi dasar: dasar-dasar sitologi, gambaran sel<br />

sitologi normal, perubahan sel yang disebabkan oleh<br />

radang, gangguan hormonal dan neoplasma, cara<br />

pengambilan bahan sediaan, teknik pulasan sediaan<br />

apus.<br />

Imunopatologi dasar: dasar-dasar imunopatologi,<br />

imunitas, reaksi hipersensitifitas, respons sel terhadap<br />

jejas.<br />

Lasma R. Silitonga, Achmad Sjawqie, Abdul Hadi<br />

Hassan, Sri Suryanti<br />

SITOPATOLOGI DAN IMUNOPATOLOGI TERAPAN<br />

Applied Immunopathology and Cytopathology<br />

Kuliah: Sitopatologi terapan: sitopatologi jaringan<br />

patologis dan cairan tubuh patologis, pemanfaatan<br />

jaringan tubuh dan cairan tubuh patologis.<br />

Imunopatologi terapan: pemanfaatan imunopatolog<br />

dalam penelitian kedokteran.<br />

Praktikum: teknik pengambilan apusan dan<br />

penanganannya, teknik pulasan imunohistokimia<br />

untuk sediaan apus.<br />

Ismet M. Nur, Bethy S Hernowo, Lasma R. Silitonga,<br />

Sri Suryanti<br />

2(2-0) I<br />

2(2-3) I, II


416<br />

C20F.054<br />

C20F.055<br />

C20B.056<br />

PATOBIOLOGI UMUM DAN HISTOKIMIA<br />

General Pathobiology and Histochemistry<br />

Batasan patobiologi, hubungan patobiologi dengan ilmu<br />

kedokteran lainnya, proses patobiologi dan kaitannya<br />

dengan perubahan secara histologis, biokimia dan<br />

patologi klinik. Histokimia: identifikasi dan lokasi zat kimia<br />

dan aktivitasnya dalam jaringan, dasar histokimia,<br />

susunan kimia sel dan jaringan.<br />

Ismet M. Nur, Sunardhi Widyaputra, Bethy S. Hernowo,<br />

Irene GS, Sri Suryanti<br />

IMUNOBIOLOGI<br />

Immunobiology<br />

Spesifisitas dan antigenisitas; limfosit imunokompeten<br />

dan jaringan limfoid; respons imun dan interaksi sel-sel<br />

imunokompeten; struktur dan pengaturan genetik<br />

antibodi, antibodi sekretori, sistem HLA dan<br />

penggenetiknya; reaksi antigen antibodi; sel-sel fagositik<br />

sistem komplemen; mediator imunologi; hipersensitifitas.<br />

Bethy S Hernowo, Edhyana Sahiratmadja<br />

IMUNOHISTOKIMIA<br />

Immunochemistry<br />

Prasyarat: C20F.055<br />

Teknik-teknik kimia dan konsep yang ditetapkan dalam<br />

imunologi. Spesifisitas; antigen; deteksi interaksi antigen<br />

antibodi dalam larutan dan pada sel; pengukuran interaksi<br />

antigen antibodi; pengukuran interaksi hapten antibodi;<br />

determinan antigenik dan tempat pengikat antibodi dan<br />

antigen; isolasi reseptor sel; heterogenitas dan struktur<br />

kimia antibodi; teknik-teknik imunodilusi;<br />

imunoelektroforesis; imunofluoresensi; ELISA; RIA<br />

Koeswadji, Bethy S Hernowo, Edhyana Sahiratmadja<br />

2(2-0) I, II<br />

2(2-0) I, II<br />

2(2-0) I, II<br />

C20B.057 RADIKAL BEBAS DALAM BIOLOGI DAN<br />

<strong>KEDOKTERAN</strong><br />

Free Radicals in Biology and Medicine<br />

An introduction to oxygen and free radical, protection<br />

against oxidants and radical damage in biological<br />

systems, radical chain reaction, lipid peroxidation,<br />

inflammation, ischemia/reoxygenation injury, lung damage<br />

and ARDS, aging, cancer. Antioxidant status in human,<br />

effect of diet in antioxidants status, laboratory techniques<br />

to acces oxidant status.<br />

Tri Hanggono, Nugraha, Sadiah Ahmad, Nurhalim Shahib<br />

2(3-0) I, II


417<br />

C20B.058<br />

C20B.059<br />

C20D.063<br />

NEUROBIOLOGI<br />

Neurobiology<br />

Komunikasi antar sel; reaksi rangsangan sel; sel saraf;<br />

transmisi impuls saraf; interaksi neurotropik; sel glia dan<br />

interaksinya dengan saraf; sinapsis; neuron GABA-ergik;<br />

transmisi neuromuskular, neurotransmiter dalam<br />

kedudukannya sebagai sinyal komunikasi; peran molekul<br />

MAP2 dalam plastisitas perkembangan otak.<br />

Kahdar Wiradisastra, M Nurhalim Shahib<br />

BIOLOGI PERKEMBANGAN<br />

Developmental Biology<br />

Gametogenesis; fertilisasi; pembelahan; induksi; asosiasi<br />

sel; regenerasi; metamorfosis; teratologi; fungsi gen<br />

diferensial; regulasi ekspresi gen selama diferensiasi.<br />

Sri Soedarwati, Lien Sutasurya, Tono Djuantono<br />

BIOTEKNOLOGI <strong>KEDOKTERAN</strong> DAN FARMASI<br />

Medical Biotechnology and Pharmacy<br />

Teknik-teknik DNA rekombinan, kerja enzim, produksi<br />

enzim dan zat lainnya oleh mikroorganisme, pemanfaatan<br />

bahan alam dalam bidang kedokteran dan farmasi, terapi<br />

gen dan monoklonal antibodi, pemanfaatan manipulasi<br />

DNA untuk diagnostik, terapi dan pencegahan penyakit.<br />

M. Nurhalim Shahib<br />

2(2-0) I, II<br />

2(2-0) I, II<br />

2(2-0) I, II<br />

C20D.064<br />

BIOLOGI MOLEKULAR MEDIK<br />

Medical Molecular Biology<br />

Tujuan pendidikan Biologi Molekular Medik: Tujuan<br />

umum: memahami struktur dan fungsi masing-masing<br />

komponen sel dalam kaitannya dengan proses biologik<br />

untuk mempertahankan keutuhan dan integrasi sel,<br />

sehingga dapat mempertahankan homeostasis. Tujuan<br />

khusus: memahami struktur molekular jasad hidup, baik<br />

prokariot maupun eukariot, mengetahui peran masingmasing<br />

komponen sel dalam kaitannya dengan proses<br />

biologik, memahami perubahan dan regulasi secara<br />

molekular dalam pertumbuhan dan perkembangan sel,<br />

mengenal metode-metode laboratorium biologi molekular<br />

dan aplikasinya dalam bidang kedokteran, mengetahui<br />

konsep bioteknologi agar dapat dikembangkan dalam<br />

bidang kedokteran, mengetahui perubahan-perubahan<br />

molekular dalam sel manusia terhadap perubahan<br />

3(3-0) I, II


418<br />

C20E.065<br />

C20E.066<br />

C20E.067<br />

lingkungan dan keadaan patologis.<br />

Materi perkuliahan: konsep molekular dan komposisi<br />

kimia jaringan manusia: komposisi kimia dan fungsi<br />

biologis, organisasi senyawa pada masing-masing<br />

komposisi selular. Organisasi dan regulasi siklus sel.<br />

Struktur dan fungsi DNA: replikasi, mutasi, dan DNA<br />

repair, transkripsi. Struktur dan fungsi RNA. Sintesis<br />

protein ekspresi dan pengaturannya. Sinyal transduksi.<br />

Kelainan ekspresi gen dan kanker, aspek imunologis.<br />

M. Nurhalim Shahib,Ahmad Faried<br />

MIKROBIOLOGI LINGKUNGAN<br />

Environmental Microbiology<br />

Mikrobiologi tanah, mikrobiologi air, mikrobiologi limbah,<br />

mikrobiologi makanan, mikrobiologi industri, epidemiologi<br />

penyakit infeksi.<br />

Ramlan Sadeli, M Nurhalim S<br />

MIKROBIOLOGI PANGAN<br />

Food Microbiology<br />

Ekologi mikroorganisme pada makanan, mekanisme<br />

terhadap ketahanan pangan dan kerusakan subletal<br />

mikroorganisme selama pengolahan. Mikrobiologi dalam<br />

pengemasan aseptik dan metode pengendalian<br />

mikroorganisme dan analisis mikroorganisme makanan.<br />

Biokontrol bakteri pada makanan.<br />

Sadeli Masria<br />

MIKROBIOLOGI PENCEGAHAN<br />

Prevention Microbiology<br />

Pengendalian mikroorganisme; mekanisme pertahanan<br />

tubuh; antibiotika profilaksis, vaksinasi.<br />

Usep Abdullah Husin, Heda Melinda, Kusnandi<br />

2(2-0) I, II<br />

2(2-0) I, II<br />

2(2-0) I, II<br />

C20B.068<br />

TEKNIK LABORATORIUM MODEREN PADA<br />

BIOMEDIKAL EKSPERIMENTAL<br />

Modern Laboratory Techniques in Experimental<br />

Biomedicine<br />

General laboratory procedures, separation and<br />

purification techniques of biomolecules, spectroscopic<br />

analysis of biomolecules, radioisotopes in biomedical<br />

research, cell and tissue culture, DNA analysis, methods<br />

in signal transduction assay, ligand binding assay,<br />

immunohistochemistry, enzymimmunoassay, animal<br />

2(3-0) I, II


419<br />

C20E.069<br />

C20O.069<br />

experiments.<br />

Tri Hanggono, Nurhalim Shahib, Bethy S. Hernowo<br />

PROTOZOA PATOGEN<br />

Pathogen Protozoa<br />

(Silabus dan pengajar ditentukan kemudian)<br />

MASASE OLAHRAGA<br />

Sport Masage<br />

Tujuan: untuk kebugaran, mencegah cedera, dan<br />

pengobatan.<br />

A. Purba, Albert Hutapea<br />

2(3-0) I, II<br />

2(2-0) I, II<br />

B. KONSENTRASI IKK PENYELENGGARA FAKULTAS <strong>KEDOKTERAN</strong><br />

UNX20.111<br />

C20H.180<br />

C20H.181<br />

FILSAFAT ILMU<br />

Ilmu (sains) sebagai pengetahuan yang dipandu secara<br />

normatif dari Tuhan Yang Maha Esa. Pencarian atau<br />

penguasaan ilmu (the quest for knowledge). Manusia<br />

yang berkemampuan untuk mengetahui, nalar dan hasil<br />

nalar, sejarah perkembangan filsafat dan ilmu. Dunia<br />

rasio dan rasa, ikhtiar versus takdir.<br />

Sains empiris: anatomi. Penalaran deduktif dan induktif.<br />

Hubungan di antara filsafat, sains, dan metodologi<br />

(metode dan teknik). Persamaan dan perbedaan antara<br />

ilmu-ilmu alamiah dengan ilmu-ilmu sosial-kemanusiaan.<br />

Perintisan ilmu (sains) berdasarkan agama. Pokok-pokok<br />

bahasan yang sama yang dikembangkan dari silabus<br />

ringkas di atas dibahas oleh tim pengajar mahasiswa<br />

dalam beberapa kelompok/kelas paralel.<br />

Taufik S. Boesorie, Sadeli Masria<br />

<strong>KEDOKTERAN</strong> MOLEKULAR A<br />

(Untuk peserta kajian preklinik)<br />

M. Nurhalim Shahib, Ida Parwati<br />

<strong>KEDOKTERAN</strong> MOLEKULAR B<br />

(Untuk peserta kajian klinik)<br />

Tri Hanggono Achmad, M. Nurhalim Shahib<br />

2(2-0) I<br />

2(2-0)<br />

2(2-0)<br />

C20H.132<br />

CEDERA OLAHRAGA DAN REHABILITASI<br />

Macam-macam cedera olahraga, pertolongan pertama<br />

cedera olahraga, pencegahan cedera olahraga,<br />

2(2-0) I, II


420<br />

C20H.102<br />

C20H.1<strong>03</strong><br />

C20H.104<br />

C20H.105<br />

C20H.106<br />

C20H.134<br />

C20H.135<br />

rehabilitasi cedera olahraga, biomekanika cedera<br />

olahraga.<br />

A. Purba<br />

FUNGSI SISTEM TUBUH I<br />

Otot dan saraf, jantung dan pembuluh darah, sistem<br />

pengawasan saraf, darah dan limfe, ginjal dan<br />

pengaturan cairan tubuh, pengaturan cairan tubuh.<br />

A. Purba, Albert Hutapea, Neng Tine, Setiawan<br />

FUNGSI SISTEM TUBUH II<br />

Pernapasan; pencernaan, sistem pengawasan humoral;<br />

energi dan pengaturan suhu, penglihatan, pendengaran<br />

dan pengecap.<br />

A. Purba, Albert Hutapea, Neng Tine, Setiawan<br />

FAAL OLAHRAGA DAN EVALUASI FUNGSIONAL<br />

Bioenergetika dan kontraksi otot; tipe aktivitas fisik dan<br />

kekhususan faal bermacam-macam olahraga, reaksi dan<br />

adaptasi; berbagai kerja fisik; kemampuan fisik atlet.<br />

Parameter penilaian kapasitas atlet; uji ergospirometri<br />

pemanduan bakat, klasifikasi olahraga; pemilihan<br />

ergometer.<br />

A. Purba<br />

ANTROPOMETRI DAN BIOMEKANIKA<br />

Fisik anatomi atlet; konsep dasar biomekanika, kontraksi<br />

otot sebagai dasar gerak manusia; aplikasi kinesiologi<br />

pada berbagai penampilan olahraga.<br />

A. Purba, Setiawan<br />

ILMU FAAL KERJA/ERGONOMI<br />

Batasan kerja dan prestasi kerja; jenis kerja, kerja statis<br />

dan dinamis beban kerja. Kapasitas kerja fisik dan derajat<br />

beban. Peran ilmu faal dalam ergonomi.<br />

Wahyu Karhiwikarta, A. Purba<br />

ILMU FAAL ADAPTASI TERHADAP LINGKUNGAN<br />

Sejarah dan terminologi; radiasi cahaya, sistem biologi,<br />

fisiologi iklim hibernasi, barofisiologi, getaran dan bising,<br />

fisiologi kekurangan kalori.<br />

A. Purba, Setiawan<br />

GIZI OLAHRAGA DAN DOPING<br />

Nilai biologi makanan; waktu makan atlet; penyusunan<br />

3(3-0) I, II<br />

3(3-0) I<br />

3(3-0) II<br />

3(2-0) I<br />

3(2-0) I, II<br />

2(2-0) I<br />

2(2-0) I, II


421<br />

menu atlet; nilai kalori berbagai macam makanan dan<br />

aktivitas olahraga. Batasan doping; berbagai jenis doping;<br />

pengawasan doping.<br />

A. Purba, Gaga Irawan, Abdullah Firmansyah<br />

C20H.136<br />

C20H.137<br />

C20H.138<br />

PSIKOLOGI DAN SOSIOLOGI OLAHRAGA<br />

Evaluasi psikologi atlet, beberapa uji psikologi diet,<br />

organisasi ahli psikologi olahraga. Sejarah dan arti<br />

sebenarnya olahraga, tujuan masyarakat; gerakan<br />

olimpiade; organisasi-organisasi olahraga.<br />

Nitya Wismaningsih<br />

TEORI LATIHAN<br />

Prinsip umum latihan, metode latihan, latihan-latihan<br />

endurans, internal, sirkit, kecepatan, eksentrik, beban;<br />

pemanasan dan cooling down; periode latihan.<br />

A.Purba, Tarigan<br />

BIOMEMBRAN<br />

Komponen membran dan organisasi, mobilitas lipid dan<br />

protein membran; interaksi lipid-protein; asimetri<br />

membran biologi; proses transpor biomembran; transpor<br />

dengan vesikel; kinetika transpor biomembran; macam<br />

ATP-ase, macam proses transpor dalam tubuh manusia.<br />

M Nurhalim Shahib<br />

2(2-0) I<br />

2(2-0) I, II<br />

2(2-0) I, II<br />

C20H.107 PROSES PENGENDALIAN DAN KOORDINASI<br />

METABOLISME<br />

Mekanisme kerja enzim, pengendalian aktivitas enzim,<br />

enzim dan hemostasis, pembentukan dan penyimpanan<br />

energi metabolisme serta proses pengaturan dan<br />

koordinasinya, biosintesis makromolekul (protein, asam<br />

nukleat), peran hormon metabolisme.<br />

M. Nurhalim Shahib<br />

3(3-0) I, II<br />

C20H.108<br />

C20H.109<br />

PROSES BIOKIMIA DALAM SEL JARINGAN TUBUH<br />

Transpor senyawa melalui membran sel; proses biokimia<br />

dalam sel-sel hepar, ginjal, jantung, paru-paru, saraf<br />

organ reproduksi dan sel-sel darah; biokimia sistem<br />

kekebalan; kontraksi otot dan gerakan sel.<br />

Alfred A. Djajakusumah, M. Nurhalim Shahib<br />

GANGGUAN METABOLISME DAN PENGENALANNYA<br />

I<br />

3(3-0) I, II<br />

3(3-0) I


422<br />

Gangguan metabolisme karbohidrat, lipid, protein, asam<br />

nukleat, vitamin, dan mineral, gangguan keseimbangan<br />

asam basa, gangguan pembekuan darah. Semua ditinjau<br />

dari sebab-sebabnya, akibatnya, cara pengenalannya,<br />

serta kemungkinan memperbaikinya.<br />

M. Nurhalim Shahib, Koeswadji<br />

C20H.110<br />

C20H.139<br />

C20H.140<br />

C20H.142<br />

C20H.112<br />

C20H.113<br />

C20H.114<br />

GANGGUAN METABOLISME DAN PENGENALANNYA<br />

II<br />

Proses biokimia dan berbagai keracunan logam berat,<br />

alkoholism, xenobiokimia, biokimia karsinogen dan<br />

onkogen.<br />

M. Nurhalim Shahib<br />

BIOKIMIA REPRODUKSI<br />

Peran DNA sebagai pembawa sifat orangtua kepada<br />

keturunannya; replikasi; transkripsi, kode genetika,<br />

hubungan kode genetika dengan susunan dan struktur<br />

protein, evolusi, mutasi, dan faktor-faktor penyebabnya,<br />

kemampuan individu dalam memperbaiki kesalahan<br />

proses replikasi, mitosis, cacat bawaan, hormon kelamin,<br />

peran hormon kelamin pada proses reproduksi, biokimia<br />

siklus sel.<br />

M. Nurhalim Shahib, Koeswadji<br />

BIOKIMIA NEOPLASMA<br />

Biosintesis DNA dan proses pengaturannya, biosintesis<br />

protein dan pengaturannya; faktor-faktor penyebab<br />

neoplasma; peran radiasi dalam proses menghambat<br />

pertumbuhan neoplasma dan siklus sel.<br />

M. Nurhalim Shahib, Koeswadji<br />

ENZIMOLOGI KLINIK<br />

Pertumbuhan patokimia sistem organ; enzimologi klinik.<br />

M. Nurhalim Shahib<br />

METODE PENELITIAN ANATOMI PERKEMBANGAN<br />

Mikrokinetik sayat/utuh, mikrofotografi, teknik perlakuan,<br />

deseksi hewan, pemeliharaan hewan percobaan dan<br />

penangkapannya, biakan jaringan.<br />

MORFOGENESIS ORGAN TUBUH<br />

Herry Herman<br />

MIKROSTRUKTUR ORGAN TUBUH I<br />

Jantung, paru-paru, hepar, lambung dan usus, ginjal,<br />

kulit, regenerasi otot dan tulang.<br />

3(3-0) I, II<br />

2(2-0) I, II<br />

2(2-0) I, II<br />

3(3-0) I<br />

3(3-0) I, II<br />

2(2-0) I


423<br />

C20H.115<br />

Achadiyani<br />

MIKROSTRUKTUR ORGAN TUBUH II<br />

Hipofisis dan hipotalamus, testes, ovarium, organ limfoid.<br />

Achadiyani<br />

2(2-0) I<br />

C20H.116<br />

C20H.144<br />

C20H.145<br />

C20H.146<br />

C20H.151<br />

C20H.122<br />

NEUROANATOMI<br />

Embriologi khusus dan embriologi perbandingan; anatomi<br />

mikroskopik, berkas sensorik, berkas motorik, berkas<br />

autonom dan berkas kesan khusus, daerah kortikal<br />

penting beserta daerah subkortikal yang bersangkutan<br />

anatomi mikroskopik korteks serebri; hubungan serta<br />

peralihan antara susunan humoral dengan susunan<br />

neural; inervasi permukaan badan, sesuai radiks,<br />

segmen, dan pleksus; lokasi dan peran;<br />

praktikum;demonstrasi.<br />

Kahdar Wiradisastra<br />

KINESIOLOGI<br />

Anatomi mikroskopik; alat gerak, ergonomi dan<br />

rehabilitasi praktikum/demonstrasi.<br />

A. Purba, Setiawan<br />

SITOGENETIKA<br />

Kelainan genetika pada gen dan kromosom dengan faktor<br />

penyebabnya, struktur DNA dalam hubungannya dengan<br />

genetika, diagnosis, kelainan genetik dan prospek<br />

pencegahan, rehabilitasi dan pengobatannya, teknik<br />

analisis gen, teknik analisis kromosom, sasaran analisis,<br />

sitogenetika dan konseling genetika, imunogenetika.<br />

TERATOLOGI<br />

Pengantar teratologi, prinsip prinsip teratologi,<br />

mekanisme teratogenesis, patogenesis, teratoloti<br />

eksperimental<br />

Achadiyani<br />

PROTOZOA PATOGEN<br />

Protozoa usus, protozoa rongga tubuh; protozoa darah<br />

dan jaringan.<br />

Ridad Agoes, Tjahjono Djatie<br />

MIKROBIOLOGI <strong>KEDOKTERAN</strong> DASAR<br />

Klasifikasi dan identifikasi kuman, genetika jasad renik,<br />

flora normal; bakteriofag; zat anti jasad renik, hubungan<br />

inang parasit, imunologi penyakit infeksi (selular/imunal).<br />

Imam Supardi, Usep Abdullah Husin<br />

3(3-0) I<br />

2(2-0) I, II<br />

2(2-0) I, II<br />

2(2-0) I, II<br />

2(2-0) I<br />

3(3-0) I, II


424<br />

C20H.124<br />

C20H.125<br />

C20H.152<br />

C20H.126<br />

C20H.123<br />

INFEKSI NOSOKOMIAL<br />

Pencegahan infeksi nosokomial (IN); epidemiologi IN,<br />

surveilus IN. Antibiotika dan IN, hubungan rumah sakit<br />

dan masyarakat IN, endemik dan Epidemik.<br />

Imam Supardi, Imam Megantara<br />

MIKROBIOLOGI MOLEKULAR<br />

Struktur dan fungsi bagian sel mikroba, proses molekul<br />

dalam sel mikroba, genetika antibakteri dan resistensil<br />

inhibitor biosintesis peptidoglikan sebagai model, faktor<br />

virulensi pada bakteri, regulasi gen virulensi pada bakteri,<br />

biologi molekul virus eukariot, kemoterapeutik antivirus,<br />

rekayasa genetika.<br />

Imam Supardi, Mieke F. Satari<br />

MIKROBIOLOGI DIAGNOSTIK<br />

Dasar-dasar diagnosis bakteriologik, cara pengambilan<br />

dan pengiriman bahan pemeriksaan, isolasi dan<br />

identifikasi bakteri patogen, penentuan kepekaan<br />

antibakteri, serodiagnostik dan imunologi, interpretasi<br />

hasil. Diagnosis labaratori infeksi jamur dan virus, kualitas<br />

kontrol laboratorium mikrobiologi klinik.<br />

Imam Supardi, Sunarjati Sudigdoadi<br />

BAKTERIOLOGI KHUSUS<br />

Kokus gram positif dan gram negatif, bakteri anaerob,<br />

bakteri penyakit saluran pernapasan, pencernaan, dan<br />

saluran kemih; bakteri penyakit kelamin; bakteri<br />

penyebab keracunan makanan, mikoplasma, klamidia,<br />

riketsia.<br />

Imam Supardi, Sadeli Masria<br />

VIROLOGI DAN MIKOLOGI<br />

Diferensiasi di antara bakteri, riketsia, virus; virus saluran<br />

pencernaan, virus saluran pernapasan, eksantema, virus<br />

penyakit menular seksual, virus penyakit tumor, isolasi<br />

dan bahan-bahan kimia klinik, diagnosis serologi dan<br />

penemuan infeksi virus secara<br />

imunologi.<br />

Imam Supardi, Sunarjati Sudigdoadi, Ramlan Sadeli<br />

3(3-0) I<br />

2(2-0)<br />

2(1-3) I, II<br />

3(3-0) I, II<br />

3(3-0)<br />

C20H. 153<br />

PARASIT DAN LINGKUNGAN SOSIAL<br />

Pengertian dasar, pengaruh tingkat sosial ekonomi pada<br />

3(3-0) I


425<br />

perjalanan penyakit, faktor pola kebiasaan hidup yang<br />

positif dan negatif, antropologi medika sebagai sudut<br />

pendekatan dalam penanggulangan zoonosis.<br />

Ridad Agoes<br />

C20H.154 LABORATORIUM DASAR PARASITOLOGI DAN<br />

HELMINTOLOGI KLINIK<br />

Model laboratorium dasar, model laboratorium lapangan,<br />

laboratorium diagnostik, laboratorium riset/kuantitatif,<br />

perkembangan mutakhir dalam laboratorium parasitologi,<br />

soil transmitted helminths, peran malakologi dalam siklus<br />

hidup, reservoar dan hospes, serangga vektor.<br />

Ridad Agoes<br />

3(2-3) I<br />

C20H.155<br />

C20H.127<br />

C20H.128<br />

ENTOMOLOGI MEDIK<br />

Mikrofauna serangga, serangga sebagai vektor penyakit,<br />

bionomika serangga, dinamika penularan.<br />

Ridad Agoes, Salmah Kodijat<br />

PARASITOLOGI UMUM<br />

Kuliah: perubahan patobiologi dan proses terjadinya<br />

penyakit faktor intrinsik dan ekstrinsik, gangguan fungsi,<br />

mikroorganisme, reaksi imunologi, kelainan metabolisme,<br />

faktor genetik dan onkogen, perubahan neoplastik dan<br />

proses penuaan, patologi eksperimental, patologi<br />

lingkungan.<br />

Praktikum: pengamatan sediaan patologis dengan<br />

pulasan rutin.<br />

Bethy S. Hernowo, Sunardhi Widyaputra, Achmad<br />

Sjawqie.<br />

HISTOPATOLOGI<br />

Kuliah: dasar-dasar histopatologi, pengambilan dan<br />

pengawetan jaringan, alat-alat laboratorium histopatologi,<br />

pengelolaan jaringan bahan-bahan pulasan histopatologi,<br />

teori pulasan dasar untuk sel, pulasan dasar untuk<br />

jaringan, pulasan khusus, potong beku, alat-alat potong<br />

beku.<br />

Praktikum: teknik penanganan jaringan, teknik pulasan<br />

jaringan.<br />

Bethy S. Hernowo, Silvi Kintawati, Sri Suryanti<br />

2(2-0)<br />

3(2-3) I, II<br />

3(2-3) I<br />

C20H.129<br />

MIKROSKOPI DAN HISTOKIMIA TERAPAN<br />

Kuliah: mikroskopi: dasar-dasar penggunaan mikroskop,<br />

3(2-3) I, II


426<br />

C20H.130<br />

C20H.131<br />

C20H.157<br />

C20H.158<br />

teknik mikropatologi untuk penulisan dan presentasi karya<br />

ilmiah. Histokimia: aktivitas zat-zat dalam sel dan<br />

jaringan, teknik pulasan histokimia.<br />

Praktikum: pengenalan jenis-jenis mikroskop dan<br />

penggunaannya, teknik mikrofotografi, pulasan<br />

histokimia, teknik pulasan histokimia.<br />

Sunardhi Widyaputra, Silvi Kintawati, Murnisari Darjan,<br />

Sri Suryanti<br />

SITOPATOLOGI DAN IMUNOPATOLOGI DASAR<br />

Sitopatologi dasar; dasar-dsar sitologi, gambaran sel<br />

sitologi normal, perubahan sel yang disebabkan oleh<br />

radang, gangguan hormonal dan neoplasma, cara<br />

pengambilan bahan sediaan, teknik pulasan sediaan<br />

apus. Imunopatologi dasar, dasar-dasar imunopatologi,<br />

imunitas, reaksi hipersensitivitas, respons sel terhadap<br />

jejas.<br />

Achamd Sjawqie, Silvi Kintawati, Murnisari Darjan, Sri<br />

Suryanti<br />

SITOPATOLOGI DAN IMUNOPATOLOGI TERAPAN<br />

Kuliah: sitopatologi terapan, sitopatologi jaringan<br />

patologis dan cairan tubuh patologis, pemanfaatan<br />

jaringan tubuh dan cairan tubuh patologis. Imunopatologis<br />

terapan: pemanfaatan imunopatologi dalam penelitian<br />

kedokteran.<br />

Praktikum: teknik pengambilan apusan dan<br />

penanganannya, teknik pulasan imunohistokimia untuk<br />

sediaan apus.<br />

Bethy S. Hernowo, Achmad Sjawqie, Sri Suryanti<br />

PATOBIOLOGI UMUM DAN HISTOKIMIA<br />

Batasan patobiologi, hubungan patobiologi dengan ilmu<br />

kedokteran lainnya, proses patobiologi dan kaitannya<br />

dengan perubahan secara histopatologis, biokimia dan<br />

patologi klinik. Histokimia; identifikasi dan lokasi zat kimia<br />

dan aktivitasnya dalam jaringan, dasar histokimia,<br />

susunan kimia sel dan jaringan.<br />

Sunardhi Widyaputra, Silvi Kintawati, Murnisari Darjan,<br />

Sri Suryanti<br />

IMUNOBIOLOGI<br />

Spesifisitas dan antigenisitas; limfosit imunokompeten<br />

dan jaringan limfoid, respons imun dan interaksi sel-sel<br />

imunokompeten; struktur dan pengaturan genetik<br />

3(3-0) I<br />

3(2-3) I, II<br />

2(2-0) I, II<br />

2(2-0)


427<br />

antibodi, antibodi sekretori, sistem HLA dan<br />

penggenetiknya, reaksi antigen antibodi, sel-sel fagositik<br />

sistem komplemen, mediator imunologik,<br />

hipersensitivitas.<br />

C20H.159<br />

C20H.160<br />

C20H.161<br />

C20H.165<br />

C20H.166<br />

IMUNOHISTOKIMIA<br />

Teknik-teknik kimia dan konsep yang ditetapkan dalam<br />

imunobiologi. Spesifisitas; antigen; deteksi interaksi<br />

antigen antibodi dalam larutan dan dalam sel;<br />

pengukuran interaksi antigen antibodi; pengukuran<br />

interaksi hapten antibodi, determinan antigenik dan<br />

tempat pengikat antibodi dan antigen, isolasi reseptor sel,<br />

heterogenitas dan struktur kimia antibodi, teknik-teknik<br />

imunodilusi, imunoelektroforesis, imunofluoresensi,<br />

ELISA, RIA.<br />

Bethy S. Hernowo<br />

NEUROBIOLOGI<br />

Komunikasi antar sel; reaksi rangsangan sel; sel saraf;<br />

transmisi impuls saraf; interaksi neurotropik; sel glia dan<br />

interaksinya dengan saraf; sinapsis; neuron GABA-ergik;<br />

transmisi neuromuskular, neurotransmiter dalam<br />

kedudukannya sebagai sinyal komunikasi; peran molekul<br />

MAP2 dalam plastisitas perkembangan otak.<br />

BIOLOGI PERKEMBANGAN<br />

Gametogenesis; fertilisasi; pembelahan; induksi; asosiasi<br />

sel; regenerasi; metamorfosis; teratologi; fungsi gen<br />

diferensial; regulasi ekspresi gen selama diferensiasi.<br />

Sri Soedarwati, Lien Sutasurya<br />

BIOTEKNOLOGI <strong>KEDOKTERAN</strong> DAN FARMASI<br />

Teknik-teknik DNA rekombinan, kerja enzim, produksi<br />

enzim dan zat lainnya oleh mikroorganisme, pemanfaatan<br />

bahan alam dalam bidang kedokteran dan farmasi, terapi<br />

gen dan antibodi monoklonal, pemanfaatan manipulasi<br />

DNA dan diagnostik, terapi dan pencegahan penyakit.<br />

M. Nurhalim Shahib, Sidik<br />

BIOLOGI MOLEKULAR MEDIK<br />

Aspek biologi molekular penyakit genetik dan berbagai<br />

cacat bawaan. Secara mendetil dibicarakan teknik-teknik<br />

topik sebagai berikut: aspek molekular sel dan<br />

komponennya, gen serta proses fisiologi tanaman,<br />

hewan, dan manusia; struktur dan fungsi molekul sel;<br />

2(2-0) I, II<br />

2(2-0) I, II<br />

2(2-0) I, II<br />

2(2-0)<br />

2(2-0)


428<br />

C20H.167<br />

C20H.168<br />

C20H.170<br />

C20H. 172<br />

C20H.174<br />

struktur dan fungsi DNA; RNA serta sintesis protein,<br />

pengaturan ekpresi gen, reseptor; komunikasi antar sel<br />

dan sinyal transduksi, siklus sel dan pengaturannya, sel<br />

saraf, hantaran impuls, onkogen dan neoplasma dan<br />

kaitannya dengan penyakit.<br />

M. Nurhalim Shahib<br />

MIKROBIOLOGI LINGKUNGAN<br />

Mikrobiologi tanah, mikrobiologi air, mikrobiologi limbah,<br />

mikrobiologi makanan, mikrobiologi industri, epidemiologi<br />

penyakit infeksi.<br />

Imam Supardi, Dewi Harjani<br />

MIKROBIOLOGI PENCEGAHAN<br />

Pengendalian mikroorganisme; mekanisme pertahanan<br />

tubuh; antibiotika profilaksis; vaksinasi.<br />

Imam Supardi, Usep Abdullah Husin<br />

MAKRONUTRIEN<br />

Pendahuluan. Karbohidrat (klasifikasi, fungsi,<br />

bioavailabilitas, metabolisme penyakit yang berhubungan,<br />

diskusi kasus), serat (klasifikasi, sifat fisik, kepentingan<br />

nutrisi, penyakit yang berhubungan, diskusi kasus),<br />

protein (metabolisme, bioavailabilitas, metabolisme<br />

penyakit yang berhubungan, diskusi kasus).<br />

Gilang Nurjanah, Abdullah Firmansyah<br />

AIR, ELEKTROLIT DAN KESEIMBANGAN<br />

Pendahuluan, kontrol volume dan osmolaritas air,<br />

ketidakseimbangan elektrolit, ketidakseimbangan asam<br />

basa, penyakit yang berhubungan, diskusi kasus.<br />

Gilang Nurjanah, Abdullah Firmansyah<br />

METABOLISME ENERGI<br />

Pendahuluan, bioenergetika selular, mekanisme kerja<br />

enzim, metabolisme karbohidrat, metabolisme lipid,<br />

metabolisme protein, interelasi zat gizi mikro, regulasi<br />

hormonal, interelasi interorgan metabolisme nutrien,<br />

diskusi kasus.<br />

Gilang Nurjanah, Abdullah Firmansyah<br />

2(2-0) I, II<br />

2(2-0) I, II<br />

2(2-0)<br />

2(2-0)<br />

2(2-0)<br />

C20H.175<br />

PENILAIAN STATUS GIZI<br />

Pendahuluan, penilaian asupan makanan (presisi,<br />

validitas, kesalahan pengukuran), penilaian antropometris<br />

2(2-0)


429<br />

(pertumbuhan dan komposisi tubuh), penilaian<br />

laboratoris, penilaian klinis, penilaian imunologis,<br />

penilaian status vitamin, penilaian status mineral, diskusi<br />

kasus.<br />

Gilang Nurjanah, Abdullah Firmansyah<br />

C20H.176<br />

C20H.177<br />

C20H.178<br />

GIZI PADA DAUR HIDUP<br />

Gizi pada kehamilan, gizi pada laktasi, gizi pada bayi, gizi<br />

pada perinatologi, gizi pada toddler, gizi pada usia<br />

prasekolah, gizi pada anak usia sekolah, gizi pada<br />

remaja, gizi pada usia lanjut, diskusi kasus.<br />

Dadang A. Primana, Gilang Nurjanah, Abdullah<br />

Firmansyah<br />

NUTRISI ANTIOKSIDAN<br />

Pendahuluan, radikal bebas pada stres oksidatif, efek<br />

oksidan pada makromolekul, antioksidan selular,<br />

antioksidan plasma, penyakit dan stres oksidatif, efek<br />

nutrisi pada stres oksidatif, diskusi kasus.<br />

Dadang A. Primana, Gilang Nurjanah, Abdullah<br />

Firmansyah<br />

GIZI DAN OLAHRAGA<br />

Pendahuluan, fisiologi dan perubahan biokimia pada<br />

olahraga, peran gizi untuk atlet, peranan makronutrien<br />

pada olahraga, peranan mikronutrien pada olahraga,<br />

penilaian status gizi. Olahraga endurans, ergogenix aids,<br />

food fads and fallacies pada olahraga, diskusi kasus.<br />

Gilang Nurjanah, Abdullah Firmansyah<br />

2(2-0)<br />

2(2-0)<br />

2(2-0)


430<br />

2. Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat (S2 IKM)<br />

VISI<br />

Menjadi penyelenggara Program Studi Pascasarjana bidang Ilmu Kesehatan<br />

Masyarakat yang terkemuka di kawasan Asia dan Pasifik dalam pengembangan<br />

inovasi dan teknologi kesehatan masyarakat yang berlandaskan kearifan lokal<br />

bangsa Tahun 2021<br />

MISI<br />

1. Menyelenggarakan penelitian yang berorientasi pada pengembangan inovasi<br />

dan teknologi kesehatan masyarakat yang menjunjung nilai-nilai kearifan lokal<br />

untuk kemaslahatan masyarakat<br />

2. Mengembangkan dan menerapkan kurikulum pendidikan pascasarjana<br />

kesehatan masyarakat yang menitikberatkan pada pengayaan pengalaman<br />

riset dan pengembangan intervensi kesehatan masyarakat<br />

3. Kapasitasi insan akademik yang berbudi luhur dan berdaya saing global<br />

4. Memperkuat kemitraan yang stratejik dengan berbagai pamangku<br />

kepentingan di tingkat nasional dan kawasan<br />

TUJUAN<br />

Setelah mengikuti Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat<br />

Pascasarjana Fakultas Kedokteran Universitas Pasdjadjaran setiap peserta harus<br />

mampu :<br />

1. Mampu mengidentifikasi masalah kesehatan masyarakat dan berbagai<br />

determinan yang mempengaruhinya<br />

2. Mampu mengembangkan konsep pemecahan masalah kesehatan<br />

masyarakat dengan berbasis teori dan bukti-bukti ilmiah yang bersifat inter<br />

atau multidisiplin<br />

3. Mampu mengambangkan sikap profesional yang menungjung tinggi nilai-nilai<br />

kearifan lokal<br />

4. Mampu mengelola riset dan atau pengembangan intervensi kesehatan<br />

masyarakat<br />

5. Mampu melakukan komunikasi ilmiah dibidang kesehatan masyarakat<br />

PENYELENGGARAAN PROGRAM<br />

Pelaksanaan Program Akademis :<br />

1. Perkuliahan<br />

2. Kegiatan mandiri dan lapangan pada hari hari senin-kamis<br />

3. Total beban kredit yang harus ditempuh adalah sebesar 43 SKS yang dapat<br />

diselesaikan dalam waktu minimal 2 semester, maksimal 8 semester.<br />

METODE PEMBELAJARAN<br />

Merupakan gabungan dari :<br />

1. Kuliah dan Diskusi


431<br />

2. Praktek lapangan (Magang)<br />

3. Praktikum<br />

4. Studi kasus<br />

5. Elective Course<br />

6. Seminar<br />

KONSENTRASI KAJIAN<br />

Dapat dipilih sesuai kebutuhan peserta :<br />

1. Epidemiologi<br />

2. Manajemen dan Kebijakan Kesehatan<br />

3. Ekonomi Kesehatan<br />

4. Administrasi Rumah Sakit<br />

5. Perencanaan Pembangunan Kesehatan<br />

6. Kesehatan Lingkungan dan Kesehatan Kerja<br />

7. Promosi Kesehatan<br />

8. Kesehatan Reproduksi<br />

9. Gizi Masyarakat<br />

10. Kesehatan Jiwa Masyarakat<br />

KOMPETENSI KELULUSAN<br />

Peserta yang telah berhasil lulus Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat<br />

berhak mendapat gelar Magister Kesehatan Masyarakat (MKM).<br />

PERSYARATAN MAHASISWA BARU<br />

1. Berstatus sebagai Warga Negara Indonesia atau Warga Negara Asing yang<br />

mendapat ijin mengikuti pendidikan tinggi di Indonesia sesuai dengan<br />

peraturan perundang-undangan yang berlaku.<br />

2. Memiliki ijazah S-1 dengan IPK > 2,75 (skala 4) dari institusi pendidikan<br />

tinggi yang memiliki ijin operasional dari Departemen Pendidikan dan<br />

Kebudayaan RI.<br />

3. Memiliki pengalaman kerja dalam bidang pendidikan kesehatan dan/atau<br />

pelayanan kesehatan atau kependudukan sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun<br />

(khusus bagi calon mahasiswa yang memiliki ijazah S-1 dalam rumpun<br />

bidang ilmu non-kesehatan).<br />

4. Persyaratan lain sesuai dengan ketentuan dan kebijakan yang berlaku di<br />

Fakultas Kedokteran dan Universitas Padjadjaran.<br />

Penyelenggaraannya Mahasiswa dilaksanakan oleh suatu kepanitiaan di tingkat<br />

universitas melalui mekanisme Seleksi Mahasiswa Universitas Padjadjaran<br />

(SMUP), Informasi mengenai persyaratan dan prosedur pendaftaran secara<br />

lengkap serta hasil seleksi penerimaan mahasiswa baru dapat diperoleh melalui<br />

website: www.smup.unpad.ac.id atau www.pendaftaran.unpad.ac.id.


432<br />

Beban<br />

MATA KULIAH PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KESEHATAN<br />

MASYARAKAT<br />

DISTRIBUSI BEBAN AKADEMIK<br />

SEMESTER-1<br />

• MKB Pascasarjana<br />

FK Unpad<br />

(13 SKS)<br />

• MKB Prodi Magister<br />

IKM<br />

(6 SKS)<br />

SEMESTER-2<br />

• MK Pilihan Magister<br />

IKM<br />

(16 SKS)<br />

• Magang<br />

Klaster/Praktikum<br />

Manajemen &<br />

Analisis Data<br />

(1 SKS)<br />

• Seminar Usulan<br />

Penelitian Tesis<br />

(1 SKS)<br />

SEMESTER-3<br />

• Tesis<br />

(6 SKS)<br />

Mentoring<br />

MK Pascasarjana<br />

Mentoring/bimbingan<br />

UP<br />

Mentoring/bimbingan<br />

Tesis<br />

Research & education Excellences for Society to Promote Nation Competitiveness (RESPeCt)<br />

Kelompok Mata<br />

Kuliah<br />

KURIKULUM<br />

INTI<br />

PROGRAM<br />

STUDI<br />

(Semester 1)<br />

Sandi Mata Kuliah SKS<br />

C20H-1011<br />

Pengantar Promosi dan Perilaku<br />

Kesehatan<br />

C20H-1012 Pengantar Kesehatan Lingkungan 1<br />

C20H-1013<br />

Bioetik, Humaniora & Hukum<br />

Kesehatan<br />

C20H-1014 Pengantar Manajemen Kesehatan 1<br />

C20H-1015 Pengantar Kebijakan Kesehatan 1<br />

C20H-1016 Pengantar Ekonomi Kesehatan 1<br />

1<br />

1


433<br />

Kelompok Mata<br />

Kuliah<br />

Sandi Mata Kuliah SKS<br />

C20H-3010 Seminar Usulan Penelitian 1<br />

JUMLAH 7*<br />

Kurikulum<br />

Konsentrasi<br />

(Semester 2)<br />

C20H-1101 Desain Studi Epidemiologi 3<br />

C20H-1102<br />

Epidemiologi & Pengendalian<br />

Penyakit<br />

C20H-21<strong>03</strong> Surveilans Epidemiologi 2<br />

3<br />

Konsentrasi<br />

Epidemiologi<br />

Komunitas<br />

C20H-2104 Telaah Kritis 2<br />

C20H-2105 Investigasi Wabah 3<br />

C20H-2106 Statistika Lanjut 2<br />

C20H-2107 Sistem Informasi Geografis 3<br />

C20H-2108 Kebijakan Kesehatan Berbasis Bukti 2<br />

C20H-3109<br />

C20H-1201<br />

Praktik Lapangan Bidang<br />

Epidemiologi<br />

Jumlah 21*<br />

Sistem Kesehatan & Reformasi<br />

Sektor Kesehatan<br />

C20H-1202 Sistem Informasi Kesehatan 2<br />

1<br />

2<br />

Konsentrasi<br />

Manajemen<br />

dan Kebijakan<br />

Kesehatan<br />

C20H-12<strong>03</strong> Analisis Kebijakan Kesehatan 2<br />

C20H-2204<br />

Manajemen Program & Proyek<br />

Kesehatan<br />

C20H-2205 Manajemen Operasi 2<br />

C20H-2206<br />

Manajemen Mutu & Regulasi<br />

Kesehatan<br />

C20H-2207 Manajemen Logistik 2<br />

2<br />

2<br />

C20H-2208 Manajemen Sumberdaya Manusia 2<br />

C20H-2209 Manajemen Keuangan 2<br />

C20H-2210 Manajemen Pemasaran 2<br />

C20H-3211 Praktik Lapangan Bidang 1


434<br />

Kelompok Mata<br />

Kuliah<br />

Konsentrasi<br />

Ekonomi<br />

Kesehatan<br />

Konsentrasi<br />

Administrasi<br />

Rumah Sakit<br />

Sandi Mata Kuliah SKS<br />

Manajemen Kesehatan<br />

Jumlah 21*<br />

C20H-1221 Akuntansi Kesehatan 2<br />

C20H-1222 Pengendalian Biaya 2<br />

C20H-1223 Diagnostic Related Groups 2<br />

C20H-2224 Pembiayaan Kesehatan 2<br />

C20H-2225<br />

C20H-2226<br />

Fungsi Produksi Pelayanan<br />

Kesehatan<br />

Evaluasi Ekonomi Pelayanan<br />

Kesehatan<br />

C20H-2227 Asuransi Kesehatan & Managed Care 2<br />

C20H-2228 Manajemen Pemasaran 2<br />

C20H-2229<br />

Riset Operasional & Manajemen<br />

Logistik<br />

C20H-2230 Etika & Hukum Asuransi Kesehatan 2<br />

C20H-1241<br />

C20H-1242<br />

Jumlah 21*<br />

Organisasi, Manajemen & Badan<br />

Hukum RS<br />

Manajemen Pelayanan & Penunjang<br />

Medik & Masalah Hukum RS<br />

C20H-1243 Manajemen Keuangan RS 2<br />

C20H-2244 Manajemen Sumberdaya Manusia RS 2<br />

C20H-2245<br />

C20H-2246<br />

C20H-2247<br />

C20H-2248<br />

C20H-2249<br />

Manajemen Operasional & Logistik<br />

RS<br />

Evaluasi Ekonomi dalam Pelayanan<br />

RS<br />

Perencanaan Fisik, Arsitektur &<br />

Lingkungan RS<br />

Mutu Pelayanan Kesehatan & Health<br />

Care Acquired Infection<br />

Sistem Informasi Manajemen RS &<br />

Kewirausahaan<br />

C20H-2250 Manajemen Keperawatan 2<br />

2<br />

2<br />

3<br />

2<br />

2<br />

2<br />

2<br />

3<br />

2<br />

2


435<br />

Kelompok Mata<br />

Kuliah<br />

Sandi Mata Kuliah SKS<br />

C20H-1261<br />

Jumlah 21*<br />

Health System and Health Sector<br />

Reform<br />

C20H-1262 Information Management 2<br />

C20H-1263 Health Policy Analysis 2<br />

2<br />

C20H-2264 Health Planning 2<br />

Konsentrasi<br />

Perencanaan<br />

Pembangunan<br />

Kesehatan<br />

C20H-2265 Human Resources Planning 2<br />

C20H-2266 Financial & Budget Planning 2<br />

C20H-2267 Logistics Planning 2<br />

C20H-2268 Operational Planning 2<br />

C20H-2269 Introduction to Medical Sciences 2<br />

C20H-2270 Introduction to Clinical Sciences 2<br />

C20H-3271<br />

Apprenticeship in Health Program &<br />

Project Planning<br />

1<br />

C20H-1301<br />

Jumlah 21*<br />

Epidemiologi Kesehatan Lingkungan<br />

& Kerja<br />

C20H-1302 Prinsip-prinsip Kesehatan Lingkungan 2<br />

C20H-13<strong>03</strong> Prinsip-prinsip Kesehatan Kerja 2<br />

C20H-2304 Higiene Industri 2<br />

2<br />

Konsentrasi<br />

Kesehatan<br />

Lingkungan &<br />

Kesehatan<br />

Kerja<br />

C20H-2305 Ergonomi & Kecelakaan Kerja 2<br />

C20H-2306 Penyakit Akibat Kerja 2<br />

C20H-2307<br />

C20H-2308<br />

Kebijakan & Aspek Hukum Kesling &<br />

Kesehatan Kerja<br />

Pengendalian Pencemaran<br />

Lingkungan<br />

C20H-2309 Isu-isu Aktual Kesling & Kesja 2<br />

C20H-2310<br />

Penilaian & Pengelolaan Risiko<br />

Kesehatan Keselamatan Kerja &<br />

Lingkungan<br />

2<br />

2<br />

2


436<br />

Kelompok Mata<br />

Kuliah<br />

Sandi Mata Kuliah SKS<br />

C20H-3311<br />

Praktik Lapangan Bidang Kesling &<br />

Kesja<br />

Jumlah 21*<br />

C20H-1401 Dasar-dasar Promosi Kesehatan 2<br />

C20H-1402<br />

Pemasaran Sosial & Media Promosi<br />

Kesehatan<br />

C20H-14<strong>03</strong> Komunikasi Kesehatan 2<br />

1<br />

2<br />

C20H-2404<br />

Perencanaan & Penilaian Program<br />

Promosi Kesehatan<br />

2<br />

Konsentrasi<br />

Promosi<br />

Kesehatan<br />

Konsentrasi<br />

Kesehatan<br />

Reproduksi<br />

C20H-2405 Promosi Kesehatan Berbasis Bukti 2<br />

C20H-2406 Advokasi & Manajemen Pelatihan 2<br />

C20H-2407<br />

C20H-2408<br />

Pemberdayaan & Pengembangan<br />

Masyarakat<br />

Pendekatan Perilaku dalam<br />

Pengendalian Penyakit<br />

C20H-2409 Metode Riset Promosi Kesehatan 3<br />

C20H-3410<br />

Praktik Lapangan Bidang Promosi<br />

Kesehatan<br />

Jumlah 21*<br />

C20H-1501 Dasar-dasar Kesehatan Reproduksi 2<br />

C20H-1502 Kesetaraan Jender 2<br />

C20H-15<strong>03</strong> Kebijakan Kesehatan Reproduksi 2<br />

C20H-1504 Keluarga Berencana 2<br />

C20H-1505 Menopause 2<br />

C20H-2506 Infeksi Menular Seksual & HIV 2<br />

C20H-2507 Kesehatan Reproduksi Remaja 2<br />

C20H-2508 Onkologi Reproduksi 2<br />

C20H-2509 Kesehatan Ibu & Anak 2<br />

C20H-2510 Andropause 2<br />

C20H-3511 Praktikum Statistik 1<br />

Jumlah 21*<br />

2<br />

3<br />

1


437<br />

Kelompok Mata<br />

Kuliah<br />

Sandi Mata Kuliah SKS<br />

C20H-1521 Ilmu Gizi Dasar & Daur Hidup 3<br />

C20H-1522<br />

Ilmu Bahan Makanan & Ketahanan<br />

Pangan Komunitas<br />

2<br />

Konsentrasi<br />

Gizi<br />

Masyarakat<br />

C20H-1523 Food Culture 1<br />

C20H-2524<br />

Perencanaan Program Gizi<br />

Masyarakat<br />

C20H-2525 Analisis Kebijakan Gizi Masyarakat 2<br />

C20H-2526 Advokasi & Promosi Gizi Masyarakat 2<br />

C20H-2527 Epidemiologi Gizi Masyarakat 3<br />

2<br />

C20H-2528 Malnutrisi & Komorbiditas 3<br />

C20H-2529 Isu-isu Gizi Komunitas Mutakhir 2<br />

C20H-3530<br />

Praktik Lapangan Bidang Gizi<br />

Masyarakat<br />

Jumlah 21*<br />

Keterangan :<br />

* Mata kuliah dan jumlah SKS disesuaikan dengan Topik penelitian yang akan<br />

diambil.<br />

1<br />

URAIAN MATA KULIAH<br />

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KESEHATAN MASYARAKAT<br />

PENYELENGGARA FAKULTAS <strong>KEDOKTERAN</strong><br />

C20H-1011<br />

Pengantar Promosi & Perilaku Kesehatan/Introduction to<br />

Health Promotion & Behavior<br />

Mata kuliah ini terdiri atas 2 (dua) bagian. Pada bagian pertama,<br />

dibahas mengenai dasar-dasar ilmu dan pendekatan kesehatan<br />

masyarakat, sejarah perkembangan kesehatan masyarakat di<br />

tingkat global dan nasional, pengertian dan konsep-konsep dasar<br />

kesehatan masyarakat, teori-teori penyebab penyakit dan<br />

perjalanan alamiah suatu penyakit, pencegahan dan<br />

pengendalian penyakit, model-model dan determinan kesehatan,<br />

sistem kesehatan, pengukuran derajat kesehatan masyarakat;<br />

serta interaksi globalisasi dan kesehatan. Bagian kedua dari mata<br />

kuliah ini meliputi berbagai konsep-konsep dasar promosi dan


438<br />

perilaku kesehatan yang mencakup pengertian/definisi dan ruang<br />

lingkup dari promosi dan perilaku kesehatan, model-model atau<br />

teori-teori dasar perilaku kesehatan; serta determinan sosial<br />

kesehatan.<br />

C20H-1012<br />

C20H-1013<br />

C20H-1014<br />

C20H-1015<br />

Pengantar Kesehatan Lingkungan/<br />

Introduction to Environmental Health<br />

Mata kuliah Pengantar Kesehatan Lingkungan akan dibahas<br />

mengenai dasar-dasar kesehatan lingkungan dan kesehatan<br />

kerja . Mata kuliah ini membahas tentang pengertian kesehatan<br />

lingkungan, hubungan antara manusia dan lingkungan serta isuisu<br />

pencemaran lingkungan. Selain itu, juga membahas tentang<br />

pengertian kesehatan kerja, faktor-faktor yang mempengaruhi<br />

kesehatan kerja serta isu-isu pada kesehatan dan keselamatan<br />

kerja<br />

Bioetika & Hukum Kesehatan Masyarakat/<br />

Bioethics & Public Health Laws<br />

Setelah mengikuti mata kuliah etika dan hukum kesehatan<br />

masyarakat, mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan<br />

konsep dan prinsip etika dan hukum serta aplikasinya dalam<br />

penyelenggaraan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat<br />

dengan pendekatan sistem kesehatan nasional.<br />

Pengantar Manajemen Kesehatan/Introduction to Health<br />

Management<br />

Manajemen merupakan suatu proses mendesain dan mengelola<br />

suatu lingkungan dimana berbagai individu bekerja bersama<br />

dalam kelompok untuk mencapai tujuan tertentu. Seorang<br />

magister kesehatan yang bekerja dalam suatu organisasi atau<br />

lingkungan harus mengetahui dan memahami teori dasar<br />

manajemen dalam berbagai organisasi pelayanan atau<br />

lingkungan kesehatan sehingga dapat mengoptimalkan perannya<br />

tersebut.<br />

Pengantar Kebijakan Kesehatan/Introduction to Health Policy<br />

Mata kuliah pengantar kebijakan kesehatan mempelajari tentang<br />

pengantar kebijakan kesehatan, kerangka segitiga kebijakan,<br />

pengaruh power dan proses kebijakan, model pengambilan<br />

keputusan dalam kebijakan, model dan pendekatan dalam<br />

analisis kebijakan, peran negara dan sektor swasta dalam<br />

kebijakan. Mahasiswa melakukan diskusi membahas beberapa<br />

kasus yang dapat diangkat menjadi masalah kebijakan, selain itu<br />

juga membahas kebijakan JKN yang akan diimplementasikan<br />

pada tanggal 1 Janurai 2014.


439<br />

C20H-1016<br />

Pengantar Ekonomi Kesehatan/<br />

Introduction to Health Economics<br />

Peserta Pendidikan Pascasarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat<br />

Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (Unpad) mampu<br />

mengenal dan memahami upaya penerapan ilmu ekonomi dalam<br />

kebijakan, manajemen, dan atau penyelenggaraan pelayanan<br />

kesehatan.<br />

Mata Kuliah Konsentrasi/ Konsentrasi Epidemiologi Komunitas<br />

C20H-1101 Desain Studi Epidemiologi/<br />

Epidemological Study Design<br />

Mahasiswa akan dapat memahami dan mempunyai keterampilan<br />

dalam mempergunakan metode, alat dan teknik epidemiologi<br />

yang sering dipakai dalam penelitian bidang epidemiologi.<br />

C20H-1102<br />

C20H-21<strong>03</strong><br />

C20H-2104<br />

C20H-2105<br />

Epidemiologi & Pengendalian Penyakit/<br />

Disease Control<br />

Mata kuliah ini membahas Epidemiologi dan pengendalian pada<br />

Penyakit Menular dan Penyakit Tidak Menular. Penyakit menular<br />

mencakup Epidemiologi Penyakit Bersumber Binatang,<br />

Epidemiologi Penyakit Menular Langsung, Epidemiologi Penyakit<br />

yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi. Penyakit tidak menular<br />

mencakup epidemiologi Kanker, Penyakit degenerative, Kelainan<br />

Jiwa dan epidemiologi kecelakaan.<br />

Surveilans Epidemiologi/<br />

Epidemiological Surveillance<br />

Mata kuliah ini meliputi pengantar surveilans, definisi surveillans,<br />

jenis-jenis surveillans, teknik pelaksanaan monitoring penyakit;<br />

pemahaman mengenai perbedaan epidemi, pandemi dan endemi,<br />

pemahaman tentang pengertian istilah Kejadian Luar Biasa<br />

(KLB), wabah dan bencana.<br />

Telaah Kritis /Critical Appraisal<br />

Mata kuliah ini meliputi : Pengantar telaah kritis; Daftar<br />

Pertanyaan untuk suatu artikel; Identifikasi jenis penelitian yang<br />

tertulis dalam artikel; penilaian terhadap metoda statistik yang di<br />

gunakan; Pertanyaan standar telaah kritis; Telaah Kritis untuk<br />

Survey; Telaah Kritis untuk kasus kontrol; Telaah Kritis untuk<br />

kohor; Telaah Kritis untuk uji klinik; Telaah Kritis untuk hasil<br />

review penelitian; Pengantar Meta Analisis.<br />

Investigasi Wabah/Outbreak Investigation<br />

Mata kuliah ini merupakan mata kuliah Investigasi Wabah ,/ KLB/<br />

Bencana yang mencakup Investigasi Wabah/KLB, Investigasi


440<br />

Bencana, Penyusunan Perencanaan/Persiapan Investigasi<br />

Bencana, Praktek Lapangan Investigasi Wabah/KLB dan<br />

Seminar hasil Praktek lapangan Investigasi Wabah/KLB.<br />

C20H-2106<br />

Statistika Lanjut/Advanced Statistics<br />

Mata kuliah ini bertujuan agar mahasiswa memahami dan mampu<br />

menjelaskan analisis regresi, statistik nonparametik, survey<br />

cepat, statistik epidemiologi, confounding dan interaklisi,<br />

clustering (space/ time analysis), ridit analysis, mengukur interater<br />

agreement, regresi logistik, regresi cox dan kapita selekta.<br />

C20H-2107 Sistem Informasi Geografis/<br />

Geographical Information System<br />

Mata kuliah ini mempelajari tentang Pengantar GIS dan Spatial<br />

Analisis; Teori dan Praktik GPS; Teori dan praktik pemetaan<br />

kesehatan; Sistem Surveilans dan Respons berbasis masyarakat;<br />

Manajemen Informasi; Teori dan praktik penggunaan teknologi<br />

komunikasi dan informasi dalam epidemiologi.<br />

C20H-2108 Kebijakan Kesehatan Berbasis Bukti/<br />

Evidence-based Health Policy<br />

Mata kuliah ini mempelajari tentang Pengantar Teori Analisis<br />

Kebijakan; Proses kebijakan; Agenda Setting; Formulasi<br />

Kebijakan; Implementasi Kebijakan; Evaluasi Kebijakan; Praktik<br />

Evaluasi Kebijakan DBD, kebijakan program Filariasis, kebijakan<br />

program TB, kebijakan HIV, kebijakan Avian Flu dan kebijakan<br />

penyakit tidak menular<br />

C20H-3109 Praktik Lapangan Bid. Epidemiologi/<br />

Field Work in Epidemiology<br />

Mata Kuliah Konsentrasi/ Konsentrasi Manajemen dan Kebijakan<br />

Kesehatan<br />

C20H-1201<br />

C20H-1202<br />

Sistem Kesehatan & Reformasi Sektor Kesehatan/Health<br />

System & Health Sector Reform<br />

Mata kuliah ini terdiri dari Overview Sistem Kesehatan; Tujuan<br />

dan Fungsi – fungsi Sistem Kesehatan; Pengukuran Kinerja<br />

Sistem Kesehatan; Pengembangan Sistem Kesehatan Daerah;<br />

Teori Reformasi Sektor Kesehatan; Tombol-tombol Kebijakan<br />

dalam reformasi sektor kesehatan: regulasi pembiayaan,<br />

payment, organisasi, perilaku. Analisis Pohon Masalah.<br />

Perencanaan reformasi sektor kesehatan<br />

Sistem Informasi Kesehatan/<br />

Health Information System<br />

Mata kuliah ini terdiri dari Pengantar Sistem Informasi Kesehatan;<br />

Health Metric Network Assessment; Teknologi Komunikasi dan<br />

Informasi; Pengembangan SIKDA; Sistem Informasi Pelayanan<br />

Dasar; Sistem Informasi Pelayanan Rujukan; Sistem Surveilans


441<br />

Respon berbasis Masyarakat; GIS dan Analysis Spatial; Riset<br />

dalam SIK; Sistem Informasi dalam Bencana.<br />

C20H-12<strong>03</strong><br />

C20H-2204<br />

C20H-2205<br />

C20H-2206<br />

Analisis Kebijakan Kesehatan/<br />

Health Policy Analysis<br />

Mata kuliah ini mempelajari tentang Teori Kebijakan & Analisis<br />

Kebijakan Kesehatan; Power and Policy; Agenda Setting;<br />

Formulasi Kebijakan; Implementasi Kebijakan; Evaluasi<br />

Kebijakan; Exercise Analisis Kebijakan; Praktik Evaluasi<br />

Kebijakan; Kebijakan Penanggulangan Kemiskinan; Teori dan<br />

praktik penyusunan Naskah Akademik; Kebijakan Pelayanan<br />

Kesehatan; Kebijakan Pembiayaan Kesehatan; Kebijakan<br />

Desentralisasi Kesehatan.<br />

Manajemen Program & Proyek Kesehatan/<br />

Management of Health Program and Project<br />

Mata kuliah ini mempelajari tentang Overview program dan<br />

proyek kesehatan; logic model; strategizing, designing dan<br />

leading serta business plan dalam program/ proyek kesehatan;<br />

aktivitas pendukung manajemen program dan proyek kesehatan;<br />

landscape analysis, studi kasus manajemen program dan proyek<br />

kesehatan.<br />

Manajemen Operasi/Operation Management<br />

Mata Kuliah ini mempelajari tentang Pengantar MO, Fungsi-fungsi<br />

Organisasi Bisnis, Pola Kegiatan Usaha Industri Jasa,<br />

Pendekatan Sistem Produksi, Perkembangan Kebutuhan, Jasa di<br />

Dalam Masyarakat, Definisi dan Karakteritik dari Jasa, Konsumen<br />

Fokus dari Manajemen Jasa, Behaviour Consumer, Perancangan<br />

Produk, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perancangan Produk,<br />

Langkah-Langkah Mendesain Jasa, Langkah-Langkah Produk<br />

Development, Process Desain Jasa dan Faktor-Faktor yang<br />

Mempengaruhi, Pemilihan Peralatan dan Mesin, Strategi Capacity<br />

Planning, Decission Teori Memilih Capacity, Pemilihan Lokasi<br />

Perusahaan Jasa, Pengaturan Tata Letak, Aggregate Planning di<br />

Perusahaan Jasa, Scheduling Penggunaan Peralatan/Mesin dan<br />

Tenaga Kerja, Project Management, Teori Antrian, Quality Jasa.<br />

Manajemen Mutu & Regulasi Kesehatan/Quality Management<br />

and Health Regulation<br />

Mata Kuliah ini mempelajari tentang konsep mutu, pendidikan<br />

kesehatan dan ilmu perilaku dalam mutu pelayanan, kerangka<br />

kerja mutu, manajemen mutu, indikator dan pengukuran mutu,<br />

Regulasi kesehatan, Patient safety, integrated clinical pathway,<br />

budaya mutu dalam pelayanan kesehatan.


442<br />

C20H-2207<br />

C20H-2208<br />

C20H-2209<br />

C20H-2210<br />

Manajemen Logistik/Logistics Management<br />

Mata Kuliah ini mempelajari tentang Pendahuluan, Pemilihan<br />

lokasi yang strategis dengan metode-metode : penilaian, skoring,<br />

pembobotan, Pemilihan lokasi yang strategis dengan metodemetode<br />

: gravitas, titik impas, Pemilihan lokasi yang strategis<br />

dengan metode jarak beban, Kasus pertama, Pemilihan pemasok<br />

yang terbaik, Perencanaan dan pengendalian persediaan<br />

independen : sistem P, sistem Q, dan Klasifikasi ABC, Model<br />

EOQ, model EPQ, dan model ROP, Perencanaan tata letak<br />

gudang penyimpanan, dan penanganan material, Perencanaan<br />

dan pengendalian persediaan dependen : sistem MRP, dan lot<br />

sizing, Penentuan jalur pengiriman yang optimal, Pull and Push<br />

system, aspek keuangan dalam logistik, Studi kasus.<br />

Manajemen Sumberdaya Manusia/<br />

Human Resource Management<br />

Mata kuliah ini mempelajari pengantar, ruang lingkup Manajemen<br />

Sumber Daya Manusia di bidang kesehatan, Peran Psikologi<br />

Industri dan Manajemen Personalia, Peran Pengembangan SDM<br />

dan Hubungan Industri, Kiat-kiat dan keputusan Strategik,<br />

Memaksimalkan produktivitas SDM, Strategi memelihara SDM,<br />

Mengadakan hubungan dengan serikat sekerja, Pemutusan<br />

hubungan kerja, Analisis SWOT, Pengukuran Efektifitas,<br />

Pengembangan di dalam Manajemen SDM di bidang kesehatan.<br />

Manajemen Keuangan/Finance Management<br />

Mata kuliah ini membahas tujuan dan ruang lingkup manajemen<br />

keuangan, penentuan tarif pelayanan, penganggaran modal,<br />

teori dan teknik capital budgeting, biaya kapital, manajemen<br />

modal kerja, kebijakan dividen, leverage & capital structure,<br />

laporan keuangan, analisis laporan keuangan, perencanaan<br />

keuangan.<br />

Manajemen Pemasaran/ Marketing Management<br />

Mata kuliah ini mempelajari tentang Peranan Pemasaran dalam<br />

Organisasi Bisnis, non Bisnis dan Masyarakat (POB), Manajemen<br />

Pemasaran Jasa dan Manajemen Pelayanan (PJP), Pemasaran<br />

Relasional bagi Organisasi Sosial (PRS), Perilaku Konsumen<br />

Pengguna Jasa (PKJ), Segmentasi dan Target Pasar Jasa (STP),<br />

Mengelola Bauran Produk Jasa dan Kualitas Jasa (MBP), Proses<br />

Penyampaian Jasa dan Pelayanan (PPJ), Komunikasi<br />

Pemasaran Jasa dan Pelayanan (KPJ), Implementasi dan<br />

Pengendalian Pemasaran Jasa (IPJ)


443<br />

C20H-3211<br />

Praktik Lapangan Bid. Manajemen Kesehatan/<br />

Apprenticeship in Health Management<br />

Mata Kuliah Konsentrasi/ Konsentrasi Ekonomi Kesehatan<br />

C20H-1221<br />

C20H-1222<br />

C20H-1223<br />

C20H-2224<br />

Akuntansi Kesehatan/Accounting<br />

Mata kuliah ini mempelajari Akuntabilitas keuangan organisasi<br />

dan manajemen keuangan pada pelayanan kesehatan; Berbagai<br />

keputusan yang berkaitan dengan keuangan dan penerapannya<br />

pada unit usaha di bidang pelayanan kesehatan, termasuk<br />

keputusan perolehan dana dan pengunaannya serta pembagian<br />

laba untuk mencapai tujuan organisasi; Overview akuntansi,<br />

persamaan akuntansi, penyelesaian laporan keuangan dalam<br />

bentuk membuat neraca, laporan laba-rugi, cash flow pada<br />

pelayanan kesehatan; melakukan analisis laporan keuanganmenganalisis<br />

neraca, laporan laba rugi, laporan harga pokok<br />

penjualan, leverage analysis (daya ungkit) dan penyusunan<br />

rencana keuangan pada pelayanan kesehatan, manajemen<br />

modal kerja dan analisis leverage operasi.<br />

Pengendalian Biaya/Cost Containment<br />

Mata kuliah ini mempelajari Konsep dasar dan penerapan dari<br />

cost containment pada penyelenggaraan pelayanan kesehatan<br />

yang bermutu; Perencanaan stratejik dengan cost containment,<br />

logistic management, maintenance management, manajemen<br />

sumber daya manusia dengan cost containment, produktivitas<br />

serta proses dan pengorganisasian cost containment.<br />

Diagnostic Related Groups<br />

Mata kuliah ini mempelajari Konsep dasar dan penerapan DRG’s<br />

dan case mix dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan pada<br />

sarana pelayanan kesehatan tertentu. Konsep dasar dan<br />

pengertian diagnosis keperawatan. Introduksi, pengertian dan<br />

konsep dasar diagnosis medik, ICD X. Biaya satuan pelayanan<br />

medik dan asuhan keperawatan berdasarkan metode activity<br />

based costing.<br />

Pembiayaan Kesehatan/Health Financing<br />

Mata kuliah ini mempelajari Konsep biaya: cost behaviour;<br />

perhitungan unit cost & tarif; break even point, cost recovery;<br />

serta alokasi biaya pada pelayanan kesehatan; merencanakan<br />

biaya yang diperlukan untuk pelayanan kesehatan (analisis biaya;<br />

cost behaviour, perhitungan unit cost & tarif, break even point,<br />

cost recovery dan cost varians analysis, responsibility center dan


444<br />

pengukuran kinerja keuangan). Konsep dan tujuan dari product<br />

line costing serta internal audit.<br />

C20H-2225<br />

C20H-2226<br />

C20H-2227<br />

C20H-2228<br />

Fungsi Produksi Pelayanan Kesehatan/Production Functions<br />

of Health Care<br />

Mata kuliah ini mempelajari Fungsi pelayanan kesehatan dalam<br />

jangka pendek dan jangka panjang; Karakteristik pasar;<br />

pelayanan kesehatan pada organisasi profit dan organisasi non<br />

profit; Kaitan antara fungsi produksi dengan mutu pelayanan<br />

kesehatan; Perilaku konsumen, perilaku organisasi pelayanan<br />

kesehatan; medical care service; environment; public health<br />

condition; random factors, government policy, health insurance;<br />

perilaku dokter dan rumah sakit; regulasi pada sektor kesehatan.<br />

Evaluasi Ekonomi Pelayanan Kesehatan/Economic<br />

Evaluations of Health Care<br />

Mata kuliah ini mempelajari tentang teori evaluasi & ekonomi dan<br />

penerapanya pada pelayanan kesehatan, study design pada<br />

penelitian ekonomi, studi kelayakan dan rencana investasi,<br />

metode pembandingan rencana investasi, analisis varians biaya,<br />

metode evaluasi ekonomi pada pelayanan kesehatan, metode<br />

decision analysis, QALYs dan DALYs, review rencana bisnis;<br />

studi kelayakan; berbagai cara investasi.<br />

Asuransi Kesehatan & Managed Care/<br />

Health Insurance & Managed Care<br />

Mata kuliah ini mempelajari konsep dasar dari suatu asuransi dan<br />

asuransi kesehatan, penerapan asuransi kesehatan serta<br />

managed care dalam pembiayaan penyelenggaraan suatu<br />

pelayanan kesehatan, kemampuan dan kemauan masyarakat<br />

untuk membayar pelayanan kesehatan yang diterimanya (ATP<br />

dan WTP); Permintaan dan penawaran terhadap pelayanan<br />

kesehatan dan asuransi kesehatan; Pemasaran dan penjualan<br />

asuransi kesehatan, biaya terselubung pada pelayanan<br />

kesehatan; Teknik mengontrol biaya, mutu dan akreditas;.<br />

Pendanaan kesehatan dan SJSN; Aspek-aspek hukum yang<br />

berkaitan dengan asurasi kesehatan.<br />

Manajemen Pemasaran/<br />

Marketing Management<br />

Mata kuliah ini mempelajari tentang Peranan Pemasaran dalam<br />

Organisasi Bisnis, non Bisnis dan Masyarakat (POB); Manajemen<br />

Pemasaran Jasa dan Manajemen Pelayanan (PJP); Pemasaran<br />

Relasional bagi Organisasi Sosial (PRS); Perilaku Konsumen<br />

Pengguna Jasa (PKJ); Segmentasi dan Target Pasar Jasa (STP);


445<br />

Mengelola Bauran Produk Jasa dan Kualitas Jasa (MBP); Proses<br />

Penyampaian Jasa dan Pelayanan (PPJ); Komunikasi<br />

Pemasaran Jasa dan Pelayanan (KPJ); Implementasi dan<br />

Pengendalian Pemasaran Jasa (IPJ).<br />

C20H-2229<br />

C20H-2230<br />

Riset Operasional & Manajemen Logistik/<br />

Operation Research & Logistic Management<br />

Mata kuliah ini mempelajari pengantar riset operasional dan<br />

manajemen logistik; Linear Programming: Graphic Methode;<br />

simplex methode; min case: big M methode; transportation<br />

problem; assignment problem; sensitivity analysis & case;<br />

software for simplex & transportation; analysis hierarchy process;<br />

waiting line; supply chain management.<br />

Etika & Hukum Asuransi Kesehatan/<br />

Ethics and Laws in Health Insurance<br />

Mata kuliah ini mempelajari pengantar etika dan hukum asuransi;<br />

kaidah sosial; Etika dan hukum asuransi yang diterapkan pada<br />

penyelenggaraan pelayanan kesehatan, ditinjau dari sudut<br />

pandang badan pengelola asuransi, pemberi pelayanan<br />

kesehatan dan pengguna pelayaan kesehatan.<br />

Mata Kuliah Konsentrasi/ Konsentrasi Administrasi Rumah Sakit<br />

C20H-1241<br />

C20H-1242<br />

Organisasi, Manajemen & Badan Hukum RS/ Hospital<br />

Organization & Management<br />

Mata kuliah ini mempelajari fungsi organisasi dan manajemen;<br />

rumah sakit sebagai sistem; unit-unit di rumah sakit; desain<br />

organisasi dalam rumah sakit; analisis kebijakan otonomi dalam<br />

pelayanan rumah sakit; rumah sakit publik dan swasta; rumah<br />

sakit berbadan hukum; peraturan perundangan rumah sakit;<br />

kebijakan rumah sakit.<br />

Manajemen Pelayanan & Penunjang Medik & Masalah Hukum<br />

RS/<br />

Management of Medical Services & Infrastructures<br />

Manajemen Pelayanan Medik mempelajari tentang General<br />

Pelayanan Medik; Manajemen Rawat Inap / Rawat Jalan;<br />

Manajemen Rawat Darurat; Manajemen Rawat Bedah;<br />

Manajemen Rawat Khusus.<br />

Masalah Hukum Rumah Sakit mempelajari tentang UU Praktek<br />

Kedokteran, UU Konsumen, UU Malpraktek; Etika Rumah Sakit<br />

(umum), Etika Profesi (Dokter, Perawat), Hospital by Laws, Hak


446<br />

dan Kewajiban Pasien; Hukum dalam perumahsakitan.<br />

Penunjang Medik mempelajari tentang Penunjang Medik;<br />

Manajemen Ilmu Rekam Medik; CSSD & Rehabilitasi Medik;<br />

Manajemen Ilmu Radiologi & Ilmu Laboratorium; Manajemen Ilmu<br />

Farmasi & Manajemen Ilmu Anestesi; Manajemen IPSRS &<br />

Manajemen Ilmu Gizi.<br />

C20H-1243<br />

C20H-2244<br />

C20H-2245<br />

Manajemen Keuangan RS/<br />

Management of Hospital Finance<br />

Manajemen keuangan Rumah Sakit mempelajari konsep<br />

akunting finansial; sistem akunting biaya; BEP dan analisis kas;<br />

konsep pembiayaan kesehatan; sistim perencanaan dan<br />

penganggaran; forecasting pembiayaan; analisis biaya inventory;<br />

modal kerja; sumber pembiayaan pelayanan kesehatan;<br />

investasi kesehatan; sistem pelayanan kesehatan operasional;<br />

analisis kebijakan kredit; analisis laporan keuangan; auditing dan<br />

pelaporan pembiayaan kesehatan.<br />

Manajemen Sumberdaya Manusia RS/<br />

Management of Hospital Human Resources<br />

Mata kuliah ini mempelajari pengantar, ruang lingkup Manajemen<br />

Sumber Daya Manusia di bidang kesehatan, Peran Psikologi<br />

Industri dan Manajemen Personalia, Peran Pengambangan SDM<br />

dan Hubungan Industri, Kiat-kiat dan keputusan Strategik,<br />

Memaksimalkan produktivitas SDM, Strategi memelihara SDM,<br />

Mengadakan hubungan dengan serikat sekerja, Pemutusan<br />

hubungan kerja, Analisis SWOT, Pengukuran Efektifitas,<br />

Pengembangan di dalam Manajemen SDM di bidang kesehatan.<br />

Manajemen SDM;<br />

Manajemen Operasional & Logistik RS/<br />

Management of Hospital Operation and Logistics<br />

Sejarah perkembangan manajemen operasi, peramalan<br />

permintaan jasa dan logistik, perencanaan kapasitas,<br />

perencanaan agregat, perancangan produk, perancangan proses<br />

dan produk. Tata letak fasislitas berdasarkan garis dan<br />

keseimbangan lintas produksi. Tata letak berdasarkan fungsi dan<br />

minimasi jarak perpindahan. Penjadwalan operasi, pengurutan<br />

operasi dan enjadwalan proyek agar tidak tumpang tindih.<br />

Definisi logistik, peramalan permintaan dalam logitik, koordinasi<br />

logistik, saluran distribusi, layanan pelanggan logistik,<br />

penanganan aliran material, manajemen gudang, strategi<br />

persediaan, strategi pembelian dan keputusan penjadwalan<br />

pemasokan barang.


447<br />

C20H-2246<br />

C20H-2247<br />

C20H-2248<br />

C20H-2249<br />

C20H-2250<br />

Evaluasi Ekonomi dalam Pelayanan RS/<br />

Economic Evaluations in Hospital Service<br />

Konsep dasar evaluasi dan evaluasi ekonomi serta penerapannya<br />

pada berbagai program kesehatan, evaluasi suatu rencana<br />

investasi pada suatu pelayanan kesehatan dam studi kelayakan<br />

suatu pelayanan kesehatan. Penerapan konsep time value for<br />

money dan melakukan penilaian terhadap berbagai rencana<br />

investasi pada pelayanan kesehatan dan menentukan rencana<br />

investasi yang paling menguntungkan. Evaluasi ekonomi pada<br />

berbagai program kesehatan ditinjau dari minimasi biaya, efisiensi<br />

dan efektivitas program serta utilisasi pelayanan kesehatan yang<br />

diselenggarakan. Konsep dari QALYs dan DALYs.<br />

Perencanaan Fisik, Arsitektur & Lingkungan RS/<br />

Hospital Architecture and Design<br />

Perencanaan Fisik Rumah Sakit memberikan pemahaman<br />

tentang program induk dan program fungsi yang didasarkan pada<br />

Visi, Misi, dan Tujuan Rumah Sakit, serta menjadi landasan<br />

dalam pembangunan fisik serta sarana prasarana lainnya sebagai<br />

salah satu upaya dalam memberikan pelayanan strata 2 dan 3<br />

yang bermutu dan profesional.<br />

Mutu Pelayanan Kesehatan & Health Care Acquired Infection/<br />

Health Care Quality<br />

Mutu pelayanan kesehatan di Rumah Sakit merupakan topik yang<br />

sangat penting untuk dibahas. Dengan adanya mutu pelayanan,<br />

maka diharapkan dapat menjamin pasien akan terlayani dengan<br />

baik berdasarkan standar dan etika profesi.<br />

Sistem Informasi Manajemen RS & Kewirausahaan/<br />

Hospital Information Management & Enterpreunership<br />

Mata kuliah ini mempelajari tentang Penjelasan Umum SAP;<br />

Sistem Informasi Manajemen; Sistem Informasi Manajemen –<br />

Rumah Sakit; Rekap Medis; Rekap Medis Sistem Operasional;<br />

Konsep Pemasaran Rumah Sakit; Grafis Bahan; RM & GBJ;<br />

Grand Design & Road Map Sistem Informasi Manajemen Rumah<br />

Sakit.<br />

Manajemen Keperawatan/Nursing Management<br />

Manajemen Keperawatan mempelajari tentang What is Nursing;<br />

Concept of Nursing Management; Organizing Nursing Services;<br />

Patient Classifications System; Strategy of Nursing Delivery ;<br />

Nursing Scheduling; Nursing Negligence; Concept of Patient<br />

Safety; Customer Satisfaction; Nursing Professionalization;<br />

Nursing Personnel Management; Evaluation of Nurses Work


448<br />

Performance; Professional Nursing Practice Concept; Nursing<br />

Leadership and Communication; Conflict Management; Nursing<br />

Staff Development; Nursing Accreditation; Nursing Care<br />

Management; Nursing Documentation; Nursing Quality<br />

Management; Nursing Logistic; Nursing Issues; Nursing Excellent<br />

Care Issues.<br />

Mata Kuliah Konsentrasi/ Konsentrasi Perencanaan Pembangunan<br />

Kesehatan<br />

C20H-1261<br />

C20H-1262<br />

C20H-1263<br />

C20H-2264<br />

Health System and Health Sector Reform<br />

Mata kuliah ini terdiri dari Overview Sistem Kesehatan; Tujuan<br />

dan Fungsi – fungsi Sistem Kesehatan; Pengukuran Kinerja<br />

Sistem Kesehatan; Pengembangan Sistem Kesehatan Daerah;<br />

Teori Reformasi Sektor Kesehatan; Tombol-tombol Kebijakan<br />

dalam reformasi sektor kesehatan: regulasi pembiayaan,<br />

payment, organisasi, perilaku. Analisis Pohon Masalah.<br />

Perencanaan reformasi sektor kesehatan .<br />

Information Management<br />

Mata kuliah ini terdiri dari Pengantar Sistem Informasi Kesehatan;<br />

Health Metric Network Assessment; Teknologi Komunikasi dan<br />

Informasi; Pengembangan SIKDA; Sistem Informasi Pelayanan<br />

Dasar; Sistem Informasi Pelayanan Rujukan; Sistem Surveilans<br />

Respon berbasis Masyarakat; GIS dan Analysis Spatial; Riset<br />

dalam SIK; Sistem Informasi dalam Bencana<br />

Health Policy Analysis<br />

Mata kuliah ini mempelajari tentang Teori Kebijakan & Analisis<br />

Kebijakan Kesehatan; Power and Policy process; Agenda Setting;<br />

Formulasi Kebijakan; Implementasi Kebijakan; Evaluasi<br />

Kebijakan; Praktik Analisis Kebijakan; Praktik Evaluasi Kebijakan;<br />

Kebijakan Penanggulangan Kemiskinan; Penyusunan Naskah<br />

Akademik; Kebijakan Pelayanan Kesehatan; Kebijakan<br />

Pembiayaan Kesehatan; Kebijakan Desentralisasi Kesehatan.<br />

Health P lanning<br />

Mata kuliah ini mempelajari overview perencanaan kesehatan;<br />

proses perencanaan kesehatan; perencanaan stratejik lanjut;<br />

perencanaan operasional; model-model perencanaan kesehatan;<br />

perencanaan program dan proyek kesehatan; strategi dan desain<br />

dalam perencanaan program/ proyek kesehatan; business plan;<br />

evaluasi perencanaan program/ proyek kesehatan; penganggaran<br />

program/ proyek kesehatan


449<br />

C20H-2265<br />

C20H-2266<br />

C20H-2267<br />

C20H-2268<br />

C20H-2269<br />

Human Resources Planning<br />

Mata kuliah ini mempelajari pengantar HR planning; perencanaan<br />

sumberdaya manusia kesehatan; langkah-langkah dalam strategi<br />

dan perencanaan SDM Kesehatan; forecasting tools; instrumen<br />

perencanaan SDM Kesehatan; WISN, Kasus : perencanaan SDM<br />

untuk penyakit spesifik (HIV/AIDS), MDG’s; Perencanaan SDM<br />

Kesehatan dalam praktik.<br />

Financial & Budget Planning<br />

Mata kuliah ini mempelajari tentang Overview pembiayaan dan<br />

anggaran kesehatan; Perencanaan pembiayaan dan anggaran;<br />

Proses perencanaan dan penganggaran; Evaluasi ekonomika;<br />

Problematika perencanaan dan penganggaran kesehatan; Studi<br />

kasus pembiayaan HIV/AIDS; Pengukuran dan aplikasi ATP dan<br />

WTP; Implementasi CUM; Internalitas, eksternalitas dan cost<br />

saving.<br />

Logistics Planning<br />

Mata Kuliah ini mempelajari tentang pengantar manajemen<br />

logistik; strategi pemilihan lokasi; pemilihan pemasok;<br />

pengendalian inventori; model EPQ , discount dan ABC;<br />

inventory probabilistic; latihan kasus; material requirement<br />

planning; EOQ untuk multi item; MRP; DRP; pull and push<br />

system; keuangan dalam logistik; model transportasi.<br />

Operational Planning<br />

Mata kuliah ini mempelajari tentang pengantar manajemen<br />

operasi; penjadwalan satu pusat kerja; penjadwalan pusat kerja<br />

seri; penjadwalan paralel; penjadwalan tenaga kerja; reviw<br />

modifikasi Monroe; manajemen proyek; metoda CPM; Metoda<br />

PERT; crash program; pemerataan sumberdaya; pengendalian<br />

proyek; aplikasi pengendalian proyek; studi kasus pengendalian<br />

proyek.<br />

Introduction to Basic Sciences<br />

Mata kuliah Introduction to Medical Science mempelajari tentang<br />

Introduction to Basic Medical Science; Micronutrient and Basic<br />

Health Concept; Concept of the Normal Function of the Human<br />

Body (cell tissues and organs); Concept of the Normal Stucture of<br />

the Human Body (cell tissues and organs); Molecular Concept of<br />

Biochemistry and Health; Molecular Concept of Cell Death and<br />

Aging Process (apoptosis); Basic Concept of Genomic in Public<br />

Health; Microbiology and Public Health Concept; Parasitology and<br />

Infectious Disease Concept; Development in the Study of Stem<br />

Cell; Fundamental Concept of Nano Technology in Public Health;


450<br />

Modern Concept of Pharmacology and Public Health; Drug<br />

Resistance; Summary.<br />

C20H-2270<br />

C20H-3271<br />

Introduction to Clinical Sciences<br />

Mata kuliah Introduction to Clinical Science mempelajari tentang<br />

Overview of Clinical Science: Understanding Mechanism of<br />

Disease, CD, NCD Promoting Health and Health Maintenance,<br />

surgery and non surgery, tropical medicine NTD; Cardiovascular<br />

Disorder; Diseases of the Respiratory System; Nutritional and<br />

Digestive Disorder; Gynecologic Disorders and Disorders of<br />

Pregnancy, Childbirth, and the Puerperium; Mental Disorders;<br />

Diseases of the Nervous System and Special Senses;<br />

Immunologic Disorders; Hematology and Oncology; Disorders of<br />

Renal and Urinary System; Disorders of the Skin and<br />

Subcutaneous Tissues; Diseases of the Musculoskeletal System<br />

and Connective Tissue; Endocrine and Metabolic Disorders; ORL<br />

and Ophtalmology.<br />

Apprenticeship in Health Program & Project Planning<br />

Mata Kuliah Konsentrasi/ Konsentrasi Kesehatan Lingkungan &<br />

Kesehatan Kerja<br />

C20H-1301<br />

Epidemiologi Kesehatan Lingkungan & Kerja/<br />

Enirontmental & Occupational Epidemiology<br />

Mata kuliah ini mempelajari pengantar epidemiologi kesehatan<br />

lingkungan dan kesehatan kerja; penyakit wabah; epidemiologi<br />

dalam lingkungan; pengukuran paparan dan efek; pengendalian<br />

dan pencegahan wabah; isu terbaru dalam kesehatan lingkungan;<br />

penelitian epidemiologi dalam kesehatan lingkungan; terjadinya<br />

penyakit dalam lingkungan kerja; karakteristik lingkungan kerja;<br />

hazard, risk and outcome; surveilans kesehatan kerja; desain<br />

penelitian dalam kesehatan kerja; confounding dalam penelitian<br />

kesehatan kerja; penerapan epidemiologi dalam kesehatan kerja.<br />

C20H-1302<br />

Prinsip-prinsip Kesehatan Lingkungan/Principles of Env.<br />

Health<br />

Mata kuliah ini membahas pengantar dan dasar-dasar kesehatan<br />

lingkungan; lingkungan dan kesehatan manusia; dasar-dasar<br />

toksikologi; prakiraan paparan, higiene industri dan manajemen<br />

lingkungan; genetik dan kesehatan lingkungan; pencemaran<br />

lingkungan; penyebab pencemaran; pencegahan pencemaran<br />

dan remediasi; kesehatan dan bencana alam; etika kesehatan<br />

lingkungan; environmental justice; pembangunan kesehatan<br />

berkelanjutan;


451<br />

C20H-13<strong>03</strong><br />

C20H-2304<br />

C20H-2305<br />

C20H-2306<br />

Prinsip-prinsip Kesehatan dan Kesehatan Kerja/<br />

Principles of Occup. Health<br />

Mata kuliah ini akan membahas mengenai Perkembangan<br />

kesehatan kerja; Hiperkes dan keselamatan kerja; Lingkunan<br />

kerja dan penyakit akibat kerja; Faal kerja; Gizi kerja; Psikologi<br />

kerja; surveilans kesehatan kerja; pelayanan kesehatan kerja;<br />

standar kesehatan dan keselamatan kerja; kebijakan pemerintah<br />

dalam kesehatan dan keselamatan kerja; manajemen kesehatan<br />

dan keselamatan kerja; pencagahan dan perlindungan kerja;<br />

pendidikan dan promosi kesehatan kerja; rehabilitasi kerja.<br />

Higiene Industri/Industrial Hygiene<br />

Matakuliah Higiene Industri membahas konsep dasar dan peran<br />

hygiene industri; NAB dan lingkungan kerja; Polutan fisik<br />

(kebisingan, penerangan, getaran, iklim kerja dan radiasi);<br />

asesmen dan monitoring pencemaran fisik; toksikologi<br />

perlindungan kualitas kesehatan; polutan kimia; studi kasus;<br />

pengendalian bahaya lingkungan kesehatan kerja; hygiene<br />

industri; efek toksik di lingkungan (logam, gas dll); efek toksik di<br />

lingkungan kerja; ventilasi industri.<br />

Ergonomi & Kecelakaan Kerja/<br />

Ergonomics & Occup. Accident<br />

Matakuliah Ergonomi dan Kecelakaan Kerja membahas konsep<br />

dan aplikasi ergonomi; evaluasi permasalahan ergonomi di<br />

tempat kerja; antropometri; gizi kerja; desain stasiun kerja; beban<br />

kerja; penilaian risiko ergonomi; konsep dasar kecelakaan kerja,<br />

teori dan pencegahan kecelakaan kerja; statistik dan pelaporan<br />

kecelakaan kerja; konsep penyelidikan kecelakaan kerja;<br />

perencanaan respon emerjensi; ergonomik dan kecelakaan;<br />

sistem manajemen K3;<br />

Penyakit Akibat Kerja/<br />

Occupational Diseases<br />

Mata kuliah ini membahas mengenai pengertian (pengenalan)<br />

Penyakit Akibat Kerja, Faktor Penyebab Penyakit Akibat Kerja,<br />

Hazard and Risk dalam Deteksi Penyakit Akibat Kerja,<br />

Pendeteksian Penyakit Akibat Kerja, Jenis Penyakit Akibat Kerja<br />

Akibat Faktor Fisik, Jenis Penyakit Akibat Kerja Akibat Faktor<br />

Kimia, Pencegahan Penyakit Akibat Kerja, Perbedaan Penyakit<br />

Akibat Kerja dengan Penyakit Lainnya, Aspek Peraturan<br />

Perundangan dan Kompensasi.


452<br />

C20H-2307<br />

C20H-2308<br />

C20H-2309<br />

C20H-2310<br />

Kebijakan & Aspek Hukum Kesling & Kesehatan Kerja/Policy<br />

& Legal Aspects of Environmental and Occupational Health<br />

Mata kuliah kebijakan-kebijakan dan aspek hukum dalam<br />

kesehatan lingkungan dan kesehatan kerja mencakup pengantar<br />

hukum kesehatan lingkungan dan kesehatan kerja; hak atas<br />

kesehatan dalam perspektif HAM; politik dan kebijakan<br />

kesehatan; kebijakan dan hukum dalam kesja; strategi<br />

pembangunan kesehatan; aspek hukum kesehatan kerja;<br />

pengantar hukum lingkungan; penerapan aspek hukum dalam<br />

berbagai masalah kesehatan lingkungan; kebijakan<br />

pembangunan berwawasan lingkungan; masalah hukum dalam<br />

kesehatan kerja; pengelolaan dan pemantauan lingkungan;<br />

penerapan aspek hukum dalam masalah kesehatan kerja;<br />

Pengendalian Pencemaran Lingkungan/ Env. Pollut Control<br />

Mata kuliah ini membahas pengantar lingkungan; sumber sumber<br />

dan penyebab pencemaran udara dan air; dampak-dampak dan<br />

upaya pengendalian pencemaran udara dan air; studi kasus<br />

pencemaran udara dan air; identifikasi dan karakteristik limbah<br />

padat dan B3; pengendalian limbah padat dan B3; studi kasus<br />

limbah padat; prinsip dan identifikasi peluang minimisasi limbah;<br />

studi kasus minimikasi limbah; strategi dan kebijakan<br />

pengendalian pencemaran lingkungan; kebijakan dan peraturan<br />

lingkungan.<br />

Isu-isu Aktual Kesling & Kesja/ Recent Issues in Env. &<br />

Occup. Health<br />

Mata kuliah ini membahas pengantar kesehatan lingkungan dan<br />

kesehatan kerja; issue kesehatan lingkungan( batubara,<br />

pengelolaan sampah, limbah, food additive); issue kesehatan<br />

kerja ( shift, pekerja anak, wanita, konstruksi, industri semen); isu<br />

kesehatan lingkungan (pemanasan global, efek rumah kaca,<br />

indoor air quality, sick building syndrome). Issue kesehatan kerja<br />

(pekerja kontrak, informal, lembur, stres akibat kerja, bebean<br />

kerja); kunjungan lapangan.<br />

Penilaian & Pengelolaan Risiko Kesehatan Keselamatan<br />

Kerja & Lingkungan/Assessment and Management of Occup.<br />

& Env. Risks<br />

Mata kuliah Penilaian dan Pengelolaan Risiko Kesehatan Kerja<br />

dan Lingkungan membahas pengantar risiko, wacana dasar<br />

prosedur penilaian dan pengelolaaan risiko; penilaian dan<br />

pengendalian risiko keselamatan kerja dan kesehatan kerja serta<br />

kesehatan lingkungan; Pengelolaan risiko; kaji terapan perkara di<br />

lingkungan kerja dan di lingkungan luar serta khusus;


453<br />

C20H-3311<br />

Praktik Lapangan Bid. Kesling & Kesja/Fieldwork in<br />

Environmental & Occupational Health<br />

Mata Kuliah Konsentrasi/ Konsentrasi Promosi Kesehatan<br />

C20H-1401<br />

C20H-1402<br />

C20H-14<strong>03</strong><br />

C20H-2404<br />

Dasar-dasar Promosi Kesehatan/<br />

Foundations of Health Promotion<br />

Mata kuliah ini mempelajari dasar-dasar teori promosi kesehatan<br />

dan perilaku kesehatan di berbagai tingkatan, baik di tingkat<br />

individu, antar individu, maupun komunitas. Berbagai modelmodel<br />

implmentasi konsep promosi dan perilaku kesehatan akan<br />

didiskusikan, yang meliputi pemasaran sosial, PRECEDE-<br />

PROCEED Model; dan Intervention Mapping Model. Demikian<br />

pula berbagai faktor penghambat dan pendorong serta model<br />

intervensi perubahan perilaku akan didiskusikan dalam kuliah ini.<br />

Pemasaran Sosial & Media Promosi Kesehatan/<br />

Social Marketing & Health Promotion Media<br />

Mata kuliah ini mempelajari Pengantar pemasaran sosial; desain<br />

pemasaran sosial; analisis situasi; segmentasi sasaran; tujuan<br />

perubahan perilaku; pendekatan strategi; penyusunan pesan;<br />

media dan alat bantu promosi kesehatan; media promosi<br />

kesehatan dalam pendekatan COMBI; rencana manajemen;<br />

rencana evaluasi; strategi pemasaran sosial; analisis kasus<br />

pemasaran sosial.<br />

Komunikasi Kesehatan/Health Communication<br />

Komunikasi Kesehatan membahas tentang Pengantar<br />

Komunikasi Kesehatan, sejarah komunikasi kesehatan; ruang<br />

lingkup; pendekatan umum;pendekatan dengan konteks sosial<br />

budaya; Jenis dan Sasaran Komunikasi Kesehatan, Strategi<br />

Komunikasi Kesehatan, Teknik Penulisan Karya Ilmiah Populer,<br />

langkah- langkah proses komunikasi kesehatan; studi kasus;<br />

evaluasi dampak dan masa depan komunikasi kesehatan.<br />

Perencanaan & Penilaian Program Promosi Kes./<br />

Health Promotion Program Planning & Evaluation<br />

Mata kuliah ini mencakup pengantar perencanaan dan pelayanan<br />

promosi kesehatan; model- model perencanaan promosi<br />

kesehatan; proses perencanaan, penilaian kebutuhan; teori-teori<br />

perubahan perilaku; intervensi promosi kesehatan; organisasi


454<br />

komunitas, sumber daya , pemasaran, implementasi program<br />

promosi kesehatan; model evaluasi dan rancangan evaluasi.<br />

C20H-2405<br />

C20H-2406<br />

C20H-2407<br />

C20H-2408<br />

Promosi Kesehatan Berbasis Bukti/Evindence-based Health<br />

Promotion<br />

Mata kuliah Promosi Kesehatan Berbasis Bukti meliputi konsep<br />

promosi kesehatan berbasis bulti; identifikasi masalah; teknik<br />

formulasi pertanyaan; penilaian validitas intenal; penilaian<br />

validitas eksternal; langkah-langkah telaah kritis artikel ilmiah;<br />

pengenalan systematic review dan meta analysis; penelusuran<br />

ilmiah danpenyusunan referensi; praktek telaah kritis; advokasi<br />

kesehatan berbasis bukti.<br />

Advokasi & Manajemen Pelatihan/Advocacy & Training<br />

Management<br />

Mata Kuliah Manajemen Advokasi dan Pelatihan mengupas<br />

mengupas ruang lingkup manajemen advokasi dan pelatihan;<br />

konsep advokasi dan persiapan; perencanaan advokasi; simulasi<br />

advokasi; perencanaan pelatihan; fasilitasi pembelajaran; metode<br />

dan teknik pelatihan; manajemen dan evalusi pelatihan.<br />

Pemberdayaan & Pengembangan Masyarakat/Community<br />

Empowerment & Development<br />

Mata kuliah ini mempelajari latar belakang dan toeri promkes;<br />

sumber daya berbasis tatanan; analisis dan perencanaan,<br />

pemberdayaan sumber daya berbasis tatanan; analisis dan<br />

perencanaan, pemberdayaan sumber daya berbasis tatanan<br />

rumah tangga; promosi kesehatan tatanan instansi pendidikan,<br />

instansi kesehatan; tempat kerja dan tempat umum; konsep PPM;<br />

organisasi komunitas dan difusi inovasi; jenis dan kegiatan PPM;<br />

analisis kritis dan manajemen rencana pemberdaaan model (<br />

desa siaga) PPM; rencana pengembangan PPM penyehatan<br />

lingkungan, rencana pengembangan PPM kesehatan ibu<br />

anakdan gizi ; rencana pengembangan PPM pencegahan dan<br />

pengendalian penyakit.<br />

Pendekatan Perilaku dalam Pengendalian Peny./<br />

Behavioural Approaches in Disease Control<br />

Mata kuliah ini membahas mengenai masalah – masalah<br />

kesehatan masyarakat yang sedang berkembang seperti masalah<br />

kesehatan jiwa dan ketergantungan, masalah kesehatan<br />

reproduksi, masalah penyakit menular dan penyakit tidak menular<br />

serta masalah gizi masyarakat, pengendalian tembakau dan henti<br />

merokok; prokes dan HIV AIDS; tinjauan gizi kesehatan; promkes<br />

dalam lingkup siklus hidup; kebijakan kesehatan reproduksi di


455<br />

Indonesia; program KIA dan KB; determinan sosial dalam kespro;<br />

perspektif gender dalam kespro.<br />

C20H-2409<br />

C20H-3410<br />

Metode Riset Promosi Kesehatan/Research Methods in<br />

Health Promotion<br />

Mata kuliah ini membahas tentang latar belakang masalah<br />

penelitian; tipe pengukuran perilaku; pengukuran eror dan<br />

pengembangan survey; pengembangan kuesioner; pengukuran<br />

pengetahuan; pengukuran reliabilitas alat; disain, pengumpulan<br />

data - analisis – interpretasi – pelaporan riset promosi kesehatan<br />

dengan menggunakan mixed methods (campuran kualitatif dan<br />

kuantitatif).<br />

Praktik Lapangan Bid. Promosi Kesehatan/Fieldwork in<br />

Health Promotion<br />

Mata Kuliah Konsentrasi/ Konsentrasi Kesehatan Reproduksi<br />

C20H-1501<br />

C20H-1502<br />

C20H-15<strong>03</strong><br />

C20H-1504<br />

Dasar-dasar Kesehatan Reproduksi/Basics of Reproductive<br />

Health<br />

Mata kuliah ini mempelajari pelayanan obstetri neonatal<br />

emergensi dasar; pelayanan obstetri neonatal emergensi<br />

komprehensip kebijakan reproduksi; perkembangan obstetri<br />

ginekologi sosial; profesionalisme dalam perkembangan<br />

reproduksi; program KIA di daerah dan sistem rujukan.<br />

Kesetaraan Jender/ Gender Equity<br />

Mata kuliah ini mempelajari gender dan hak perempuan;<br />

determinan kesehatan; hak reproduktif; gender dan sistem<br />

kesehatan; kekerasan terhadap perempuan; kekerasan dalam<br />

rumah tangga; dan studi kasus.<br />

Kebijakan Kesehatan Reproduksi/Reprod. Health Policy<br />

Mata kuliah ini memepelajari kebijakan dan strategi nasional<br />

kespro di indonesia; program kespro; analisis situasi; peran<br />

sektor terkait; desentralisasi; kerja sama internasional; indikator<br />

program; monitoring dan evaluasi; pendanaan; perumusan<br />

kebijakan kespro.<br />

Keluarga Berencana/ Family Planning<br />

Mata kuliah ini mempelajari revolusi reproduktif; mengapa<br />

keluarga berencana; kontrasepsi remaja dewasa;unmet need;<br />

bantuan pengambilan keputusan; pedoman konseling; pedoman<br />

baru; fokus kesehatan reproduksi baru; strategi pengembangan<br />

klien berkelanjutan; pengukuran keberhasilan.


456<br />

C20H-1505<br />

C20H-2506<br />

C20H-2507<br />

C20H-2508<br />

C20H-2509<br />

C20H-2510<br />

Menopause/Menopause<br />

Mata kuliah ini mempelajari menopause dan pasca menopause di<br />

indonesia; abnormalitas; hak kesehatan reproduksi wanita;<br />

kesehatan reproduksi remaja; aging dan anti aging, HRT;<br />

kehamilan remaja; andropause.<br />

Infeksi Menular Seksual & HIV/Sexually-transmitted<br />

Infections & HIV<br />

Mata kuliah ini mempelajari Epidemiologi IMS/HIV/ AIDS;<br />

Kebijakan Pemerintah dalam Penanggulangan IMS/HIV/ AIDS;<br />

Stigma dan dikriminasi; Kewaspadaan Universal; Prenatal care:<br />

konseling, VCT; Persalinan, ASI; Infeksi HPV; Patosiologi HPV<br />

pada Bid. Obgin; Dampak Infeksi HPV, Masalah Etika,<br />

medokolegal & dampak IMS pada Kehamilan.<br />

Kesehatan Reproduksi Remaja/Adolescent Reproductive<br />

Health<br />

Mata Kuliah ini mempelajari tentang kesehatan & hak remaja<br />

dalam kesehatan reproduksi, remaja perempuan & gender equity,<br />

risiko remaja perempuan terhadap PMS; kontrasepsi; abosi tidak<br />

aman; hak pelayanan kespro pada remaja perempuan.<br />

Onkologi Reproduksi/ Reproductive Oncology<br />

Mata kuliah ini membahas tentang wawasan onkologi, kanker<br />

rahim, Trofoblast, kanker leher rahim dan ovarium, pengobatan<br />

kanker pada wanita, kebijakan pemerintah; jaringan<br />

penanganan penyakit kanker, deteksi dini kanker pada wanita;<br />

penapisan kanker leher rahim.<br />

Kesehatan Ibu & Anak/ Maternal & Child Health<br />

Mata kuliah ini membahas tentang Kesehatan reproduksi; Save<br />

Motherhood; Making Pregnancy Safer, Sistem Rujukan; Asuhan<br />

Antenatal; Kesehatan Anak; Strategi Penurunan AKI, Morbiditas<br />

dan Mortalitas Anak; Strategi Pendekatan Resiko;<br />

Penatalaksanaan bayi lahir dari resiko; Interval Care, post partum<br />

care; Pencegahan Infeksi, dan Resusitasi Bayi Baru Lahir<br />

Andropause<br />

Mata kuliah ini membahas tentang pengantar dan epidemiologi<br />

andropause, pola dan fungsi hormone reproduksi pria, proses<br />

menua/ aging pada pria dan disfungsi seksual pada pria,<br />

sindroma andropause, hormon seks steroid pria dan penanganan<br />

non hormonal, penanganan hormonal, mekanisme interaksi poros<br />

hipotalamus pituitary gonad dan hak kesehatan reproduksi pria,<br />

pola hormonal remaja, testossterone dan fungsi seks dan


457<br />

kelainan organ/fungsi reproduksi remaja & kontrasepsi remaja<br />

dan pendidikan seks/pendidikan kesehatan reproduksi remaja.<br />

C20H-3511<br />

Magang : Praktikum Statistik<br />

Mata Kuliah Konsentrasi/ Konsentrasi Gizi Masyarakat<br />

C20H-1521<br />

C20H-1522<br />

C20H-1523<br />

C20H-2524<br />

Ilmu Gizi Dasar & Daur Hidup<br />

Mata kuliah Gizi dasar dan daur hidup mempelajari tentang<br />

pengantar ilmu gizi dasa; zat gizi makro (karbohidrat, protein dan<br />

lemak); zat gizi mikro (vitamin dan mineral); metabolisme dan<br />

keseimbangan energi; pengantar gizi daur hidup; gizi masa hamil;<br />

gizi masa menyusui; gizi masa bayi; gizi masa anak; gizi masa<br />

remaja; gizi masa dewasa; gizi masa tua dan literatu review.<br />

Ilmu Bahan Makanan & Ketahanan Pangan Komunitas<br />

Mata kuliah ini mempelajari overview Ilmu Bahan Makanan;<br />

bahan - bahan sumber karbohidrat; sumber serap pangan dan<br />

karakteristiknya; bahan makanan sumber lemak; bahan makanan<br />

sumber protein; bahan sumber vitamin; bahan makanan sumber<br />

mineral; functional food; pengaruh pengolahan terhadap<br />

perubahan karakteristik dan komposisi bahan makan sumber;<br />

bahan tambahan makanan dan perannya terhadap kualitas bahan<br />

makanan sumber; interaksi obat dan makanan; karakteristik pola<br />

makan, komposisi bahan makanan penyusun menu dan makanan<br />

jajanan; hygiene dan keracunan makanan, kehalalan dan<br />

keamanan pangan; perkembangan bahan makanan sumber di<br />

masa yang akan datang.<br />

Food Culture<br />

Mata kuliah ini membahas tentang konsep dasar<br />

budaya(sosiologi dan antropologi kesehatan); anatomi dan<br />

fisiologi berdasarkan budaya; makanan dalam konteks sosial dan<br />

budaya; adaptasi fisik, budaya, makanan dan evolusi; klasifikasi<br />

makanan bersadarkan budaya; hubungan antara makanan,<br />

budaya dan kesehatan; masalah gizi dihubungkan dengan<br />

budaya; makanan, gender dan budaya; masalah gizi di Indonesia;<br />

kelaparan dan ketahanan makanan; pengembangan studi untuk<br />

pemenuhan nutrisi; studi kasus food culture dibeberapa daerah.<br />

Perencanaan Program Gizi Masyarakat<br />

Mata kuliah ini membahas tentang ruang lingkup perencanaan<br />

program dan proyek gizi masyarakat; Strategi dalam


458<br />

perencanaan program dan proyek gizi masyarakat; Desain dan<br />

program dan proyek gizi masyarakat; Fungsi kepemimpinan<br />

dalam perencanaan program dan proyek; Pengambilan<br />

keputusan dalam perencanaan program dan proyek; Evaluasi<br />

program dan proyek; perencanaan program gizi masyarakat<br />

dengan model landscape analysis dan DTPS (Distric Team<br />

Problem Solving), Budgeting serta Bussines Plan.<br />

C20H-2525<br />

C20H-2526<br />

C20H-2527<br />

C20H-2528<br />

Analisis Kebijakan Gizi Masyarakat<br />

Mata kuliah ini mempelajari tentang Ruang lingkup teori analisis<br />

kebijakan, agenda setting, formulasi kebijakan, implementasi<br />

kebijakan dan evaluasi kebijakan. Mahasiswa mampu melakukan<br />

praktik analisis dan evaluasi kebijakan penanggulangan<br />

kemiskinan, kebijakan pelayan gizi masyarakat, kebijakan<br />

pembiayaan program gizi masyarakat kebijakan SDM gizi<br />

masyarakat, Kebijakan MDG 1 dan dampaknya terhadap<br />

pembangunan kesehatan serta kebijakan desentralisasi<br />

kesehatan dan dampaknya terhadap health performance.<br />

Advokasi & Promosi Gizi Masyarakat<br />

Mata kuliah ini mempelajari tentang ruang lingkup advokasi dan<br />

promosi kesehatan; konsep advokasi dan promosi kesehatan;<br />

teori advokasi; teori perilaku; metode, strategi dan produksi<br />

program; logic model perubahan perilaku; penggunaan toeri<br />

perilaku dalam precede – proceed model; perencanaan<br />

pelaksanaan advokasi, penerapan komunikasi dalam advokasi;<br />

perencanaan evaluasi advokasi; pembuatan prioritas masalah<br />

perilaku; pembuatan matriks determinan dari perilaku; pembuatan<br />

matriks metode, strategi dan produksi program; perencanaan<br />

evaluasi program intervensi perubahan perilaku.<br />

Epidemiologi Gizi Masyarakat<br />

Mata kuliah Epidemiologi Gizi & Nutritional Survey mempelajari<br />

pengantar epidemiologi gizi; identifikasi pengaruh ginetik dan<br />

lingkungan sebagai penyebab penyakit; skrining diagnosis dan<br />

pemaknaan; survailans gizi; outbreak; modul of prognosis;<br />

indikator laboratorium konsumsi makanan; dietary assesment;<br />

penilaian status gizi bayi dan balita; penilaian status gizi dewasa<br />

dan lansia; introduction of evidence based public health; telaah<br />

kritis studi potong lintang; telaah kritis studi kohort dan<br />

eksperimen.<br />

Malnutrisi & Komorbiditas<br />

Pada kuliah ini mempelajari pengantar masalah gizi di<br />

Indonesia; kurang energi kronik; anemia defisiensi besi; defisiensi


459<br />

C20H-2529<br />

C20H-3530<br />

vitamin A; defisiensi Iodium; defisiensi makro mineral dan mikro<br />

mineral; kelebihan berat badan dan obesitas; komorbiditas<br />

obesitas; diabetes melitus; dislipidemia; hipertensi; penyakit<br />

jantung koroner; hiperuricemia; isu gizi komunitas.<br />

Isu-isu Gizi Komunitas Mutakhir<br />

Mata kuliah Issue Gizi Komunitas Mutakhir mempelajari<br />

pengantar penulisan ilmiah dan perkembangan terkini isu gizi<br />

komunitas; case study masalah gizi kurang dan relevansinya<br />

dengan makro nutrient, mikro nutrient, penyakit kronis dan<br />

keamanan pangan; case study masalah gizi lebih dan<br />

relevansinya dengan makro nutrient; mikro nutrient, penyakit<br />

kronis dan kemanan pangan; case studi masalah gizi salah dan<br />

relevansinya dengan makro nutrient, mikro nutrient, penyakit<br />

kronis dan kemanan pangan.<br />

Praktik Lapangan Bid. Gizi Masyarakat<br />

Prasyarat dan Catatan Mengikuti Seminar Usulan Penelitian (SUP),<br />

Penelitian, Ujian Naskah Tesis (UNT) dan Ujian Tesis (UT)<br />

1. Syarat Melaksanakan Seminar Usulan Penelitian (SUP)<br />

1. Mahasiswa program magister dapat menempuh Seminar Usulan<br />

Penelitian (SUP) jika telah memenuhi persyaratan :<br />

- Telah mengikuti Kuliah Perdana di Universitas;<br />

- Telah menghadiri SUP minimal lima kali dalam bidang ilmu yang<br />

sesuai, yang diketahui oleh pimpinan SUP;<br />

2. Penelitian<br />

1. Penelitian dilaksanakan setelah mahasiswa lulus SUP dan telah<br />

melakukan perbaikan UP yang disetujui Tim Pembimbing.<br />

2. Tim Pembimbing dapat melakukan supervisi terhadap mahasiswa di<br />

lokasi penelitian.<br />

3. Mahasiswa program magister dapat menempuh Ujian Naskah Tesis (UNT)<br />

jika telah memenuhi persyaratan berikut :<br />

1. Telah lulus perangkat mata kuliah dengan IPK sekurang-kurangnya<br />

2,75;<br />

2. Telah melaksanakan Seminar Usulan Penelitian dan dinyatakan lulus;<br />

3. Telah menghadiri UNT minimal 5 kali dalam bidang ilmu yang sesuai<br />

dan diketahui oleh pimpinan UNT;<br />

4. Naskah tesis telah disetujui oleh tim pembimbing


460<br />

5. Menyerahkan surat keterangan bukti tulisan yang dipublikasikan (yang<br />

ditulis selama mengikuti kuliah program magister) dengan mengikuti<br />

Prosedur Operasional Baku (POB) yang tersaji dalam lampiran<br />

6. Telah memiliki bukti tulisan artikel ilmiah dengan ketentuan sebagai<br />

berikut :<br />

- Menyerahkan bukti tulisan dalam jurnal termuat/diterima oleh jurnal<br />

yang memiliki ISSN atau termuat dalam buku yang relevan dengan<br />

bagian ilmunya yang memiliki ISBN atau diunggah (upload) di<br />

pustaka ilmiah Unpad (CISRAL)<br />

- Artikel merupakan hasil karya ilmiah mahasiswa dan tim pembimbing<br />

dengan mahasiswa sebagai penulis mahasiswa<br />

- Pengajuan naskah artikel dilakukan oleh dan merupakan tanggung<br />

jawab peserta didik<br />

- Naskah artikel yang diajukan harus mendapatkan bukti persetujuan<br />

tertulis dari pembimbing → buat form persetujuan → setuju buat<br />

dipublikasikan<br />

- Artikel dapat berupa kajian literature atau kajian metodologi atau<br />

sebagian dari hasil penelitian.<br />

4. Seorang calon magister boleh menempuh Ujian Tesis (UT) apabila :<br />

1. Telah lulus UNT dan telah memenuhi seluruh persyaratan<br />

administrasi.<br />

2. Naskah tesis harus sudah dijilid tebal (hard cover) berwarna hitam.<br />

3. Mahasiswa mengikuti Ujian Tesis pada waktu yang ditetapkan. Bila<br />

hasil ujian dinyatakan tidak lulus, yang bersangkutan diberi kesempatan<br />

untuk menempuh Ujian Tesis (UT) ulangan sebanyak satu kali dalam<br />

kurun waktu studi.<br />

4. Bobot untuk materi penilaian Ujian Tesis adalah :<br />

- Signifikansi latar belakang penilaian, bobot 10 persen<br />

- Relevansi dan kemutakhiran kajian pustaka/kajian literatur/tinjauan<br />

pustaka, bobot 10 persen<br />

- Ketepatan Formulasi kerangka pemikiran, premis/proposisi dan<br />

hipotesis/ fokus penelitian/ pernyataan masalah, bobot 5 persen.<br />

- Kesesuaian metode penelitian bobot 10 persen<br />

- Tingkat originalitas penelitian, bobot 15 persen<br />

- Ketajaman analisis dan keutuhan pemikiran, bobot 15 persen<br />

- Sumbangan terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi<br />

dan pembangunan, bobot 10 persen<br />

- Kemantapan dan mutu peyimpulan serta saran-saran yang diajukan,<br />

bobot 5 perssen<br />

- Kemampuan komunitas dalam ujian lisan, bobot 10 persen<br />

5. Nilai pada Ujian Tesis diberikan dalam bentuk skor dengan kisaran 0-<br />

100. Mahasiswa dinyatakan lulus ujian tesis apabila memperoleh<br />

sekurang-kurangnya skor ≥ 75


461<br />

6. Skor dari tim penguji dijumlahkan dengan persentase tim pembimbing<br />

60% dan tim penelaah 40% tanpa terlebih dahulu dikonversikan ke<br />

dalam huruf mutu.<br />

7. Skor akhir tesis adalah nilai rata-rata UNT dengan UT.<br />

Nilai UNT + Nilai UT<br />

2<br />

8. Nilai angka yang diperoleh kemudian dikonversikan kedalam angka<br />

mutu sebagaimana tabel konversi niali dalam lampiran<br />

9. Yudisium kelulusan didasarkan pada IPK akhir, yaitu rata-rata gabungan<br />

angka mutu (AM) perangkat mata kuliah dengan angka mutu (AM) tesis.<br />

2,75 – 3,40 Memuaskan<br />

3,41 – 3,70 Sangat Memuaskan<br />

3,71 – 4,00 Dengan Pujian*)<br />

*) lihat penjelasan bagian J<br />

10. Predikat kelulusan dengan pujian, memiliki syarat tambahan lain, yaitu :<br />

- Waktu kelulusan program magister (tanggal ujian tesis)<br />

memperhatikan masa studi terjadwal ditambah satu semester (0,5<br />

tahun)<br />

- Memiliki minimal satu publikasi ilmiah di jurnal nasional terakreditasi.<br />

Struktur Kurikulum S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat<br />

KEGIATAN<br />

P<br />

MP<br />

MG<br />

UP<br />

K<br />

T<br />

SEMESTER<br />

0 I II III IV V VI VII VIII<br />

19<br />

SKS<br />

Keterangan :<br />

P : Prapasca<br />

MP : Modul Pembelajaran<br />

UP :Usulan Penelitian<br />

MG : Magang<br />

K : Kolokium<br />

T : Tesis<br />

17<br />

SKS<br />

1<br />

SKS<br />

1<br />

SKS<br />

6<br />

SKS


462<br />

3. Program Studi Magister Ilmu Kebidanan (S2 Kebidanan)<br />

Program Studi Magister Ilmu Kebidanan Fakultas Kedokteran UNPAD memiliki<br />

Visi dan Misi sebagai berikut:<br />

Visi<br />

Menjadi penyelenggara pendidikan Magister Ilmu Kebidanan yang berkualitas<br />

prima berwawasan global untuk mewujudkan Indonesia Sehat 2015.<br />

Menghasilkan lulusan yang mampu melaksanakan tugas kebidanan yang<br />

bertanggung jawab mandiri dalam aspek manajerial, pendidikan dan penelitian<br />

sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang<br />

kebidanan.<br />

Misi<br />

1. Menyelenggarakan pendidikan, pelatihan, penelitian dan pengabdian pada<br />

masyarakat untuk menghasilkan bidan pengelola, pendidik dan peneliti yang<br />

berkualitas setingkat Magister-S2 sesuai dengan kebutuhan masyarakat.<br />

2. Menjalankan kebijakan pendayagunaan dan pengembangan karir bidan yang<br />

terpola di Indonesia.<br />

3. Melakukan kolaborasi dengan masyarakat terinstitusi (Stakeholder:<br />

Puskesmas, IBI, POGI, PPSDM, PEMDA, dan Rumah Sakit)<br />

Pendidikan magister kebidanan<br />

Program Studi Magister Ilmu Kebidanan memberi kesempatan kepada peserta<br />

program sehingga lulusan menguasai kemampuan dalam melaksanakan<br />

pekerjaan yang kompleks, dengan dasar pelayanan kebidanan yang profesional,<br />

termasuk keterampilan merencanakan, melaksanakan kegiatan, memecahkan<br />

masalah dengan tanggung jawab yang mandiri pada tingkat tertentu, memiliki<br />

keterampilan dalam penelitian dan manajerial, serta mampu mengikuti<br />

perkembangan pengetahuan dan teknologi di dalam bidang keahliannya.<br />

Tujuan<br />

Tujuan utama Program Studi Magister Ilmu Kebidanan adalah pengembangan<br />

tenaga bidan yang mampu melaksanakan upaya pelayanan kebidanan yang<br />

berkualitas tinggi untuk mewujudkan paradigma sehat yang:<br />

1. Mampu mendidik bidan menjadi sumber daya manusia yang berkualitas<br />

sesuai dengan kebutuhan masyarakat<br />

2. Mampu menjalankan kebijakan pendayagunaan karier bidan yang terpola<br />

selaras dengan wewenangnya<br />

3. Mampu melakukan kolaborasi dengan masyarakat terinstitusi (stakeholder)<br />

dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi bidan guna<br />

memecahkan masalah kesehatan ibu dan anak di Indonesia


463<br />

4. Mampu melakukan pengintegrasian sumber-sumber daya manusia dan<br />

perangkat keras untuk pengelolaan suatu unit kerja atau aktivitas yang<br />

berkaitan dengan pelayanan, pendidikan, dan penelitian<br />

5. Mampu secara langsung melakukan analisis ilmu kebidanan yang<br />

dikembangkan dari kasus-kasus khusus sebagai bagian dari konsentrasi<br />

program<br />

6. Memiliki kemampuan khusus dalam bidang manajerial klinik kebidanan<br />

secara mandiri<br />

7. Mampu melakukan penelitian dalam bidang kebidanan dengan<br />

menggunakan metode ilmiah yang tepat dan teruji.<br />

Bahasa pengantar<br />

Bahasa pengantar yang dipergunakan dalam menyampaikan dan mendiskusikan<br />

materi adalah bahasa Indonesia, sedangkan referensi bisa dalam segala bahasa.<br />

Lama studi<br />

Program Studi Magister Ilmu Kebidanan dengan beban studi 49 SKS (tidak<br />

termasuk matrikulasi 28 SKS) ditempuh dalam 4 semester, tetapi memungkinkan<br />

untuk dapat ditempuh kurang dari 4 semester, dan paling lama 8 semester<br />

termasuk tesis.<br />

Penerimaan mahasiswa<br />

1. Cara penerimaan mahasiswa<br />

Program Studi Magister Ilmu Kebidanan merupakan mono entry dari lulusan<br />

D-4 Kebidanan atau S1 Kebidanan dan menerima mahasiswa baru setiap<br />

tahun akademik. Mulai dari Angkatan (TA 2009/2010) dan seterusnya<br />

pendaftaran melalui :<br />

http://pendaftaran.unpad.ac.id atau http://www.smup.unpad.ac.id<br />

E-mail : smup@unpad.ac.id<br />

Informasi lainnya dapat diperoleh pada jam kerja di Sekretariat Program<br />

Studi Magister Ilmu Kebidanan Pascasarjana Fakultas Kedokteran<br />

Universitas Padjadjaran Jl. Eijkman No. 38 Bandung<br />

2. Syarat penerimaan mahasiswa<br />

1) (Hanya) Lulusan D-4 Kebidanan atau S1 Kebidanan dan pengalaman<br />

kerja minimal 2 tahun setelah lulus dari D4 Kebidanan atau S1<br />

Kebidanan<br />

2) IPK 2,75<br />

3) Lulus seleksi akademik yang ditetapkan<br />

3. Persyaratan pendaftaran:


464<br />

1) Biaya pendaftaran Rp. 600.000,00<br />

2) Pendaftar telah lulus D4 atau S1 Kebidanan minimal 2 tahun<br />

3) Fotokopi ijazah dan transkrip prestasi akademik D4 atau S1 Kebidanan<br />

yang telah dilegalisasi oleh PTN atau PTS asal.<br />

4) Pas foto terbaru berwarna ukuran 4x6 sebanyak 4 buah<br />

5) Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) daerah asal<br />

6) Surat Keterangan sehat dari dokter pemerintah<br />

7) Surat ijin dari suami untuk mengikuti pendidikan bagi yang telah<br />

menikah<br />

8) Surat ijin dari atasan untuk mengikuti pendidikan bagi yang telah bekerja<br />

9) Surat rekomendasi akademik dari dua orang Guru Besar/Dosen<br />

Senior/Profesional/Akademisi yang telah<br />

mengenal baik<br />

10) Surat kesanggupan di atas materai untuk membayar biaya pendidikan<br />

dan biaya hidup sendiri selama<br />

pendidikan bagi pelamar tanpa sponsor<br />

11) Biaya penyelenggaraan pendidikan Rp. 7.000.000,00/semester<br />

Peserta<br />

1. Program hanya dapat diselenggarakan bila jumlah mahasiswa tiap kelas<br />

minimal 20 (dua puluh) orang.<br />

2. Kegiatan akademik diselenggarakan setiap hari Senin - Jumat<br />

Lulusan<br />

1. Lulusan Program Studi Magister Ilmu Kebidanan berhak menyandang gelar<br />

Magister Kebidanan (disingkat M.Keb.)<br />

2. Lulusan Program Studi Magister Ilmu Kebidanan dengan IPK ≥ 3,25 dapat<br />

melanjutkan ke strata – 3 untuk mendapatkan gelar Doktor dalam bidang<br />

Ilmu Kesehatan.<br />

Bentuk kegiatan akademik<br />

1. Prinsip pembelajaran adalah “SPICES” (Student centered; Problem based;<br />

Integrated; Community based; Elective; Systematic)<br />

2. Metode pembelajaran adalah Problem Based Learning<br />

3. Bentuk pengajaran tutorial discussion dan bila perlu minilecture<br />

4. Kegiatan pembelajaran untuk setiap mata kuliah/setiap semester<br />

diselenggarakan dengan waktu yang dipadatkan sesuai besarnya SKS dan<br />

diselesaikan (diakhiri dengan ujian) satu per satu mata kuliah<br />

Matrikulasi (bridging course)<br />

1. Bagi calon mahasiswa yang diterima diwajibkan mengikuti Bridging course<br />

(matrikulasi) sebesar 28 SKS (tidak dimasukkan sebagai beban studi), yang<br />

diakhiri ujian untuk menilai dapat tidaknya melanjutkan studi<br />

2. Matrikulasi (bridging course) merupakan kegiatan akademik yang memuat<br />

sejumlah mata kuliah prasyarat yang harus diambil terlebih dahulu sebelum


465<br />

mengambil mata kuliah – mata kuliah pokok selanjutnya dan harus sudah<br />

dinyatakan lulus (dengan nilai minimal huruf mutu B) oleh pengampu mata<br />

kuliah bersangkutan paling lambat pada akhir semester kesatu<br />

3. Matrikulasi dianggap lulus bila Indeks Prestasi (IP) ≥ 2,75, nilai C tidak<br />

melebihi 20 % (6 SKS), dan tidak ada nilai D atau E<br />

4. Kegiatan pembelajaran setiap mata kuliah dalam matrikulasi diselesaikan<br />

(diakhiri dengan ujian) satu per satu<br />

5. Metode pembelajaran matrikulasi adalah tatap muka dan kegiatan mandiri.<br />

Tugas mandiri ditetapkan oleh pengampu mata kuliah bersangkutan. Setiap<br />

mahasiswa wajib membuat laporan tugas mandirinya dan diserahkan kepada<br />

pengampu mata kuliah untuk mendapat nilai atau umpan balik<br />

Pengampu mata kuliah<br />

1. Pengampu mata kuliah berkualitas Profesor, Doktor, atau Magister yang<br />

sudah/dianggap senior<br />

2. Pengampu mata kuliah bisa hanya seorang atau berupa tim<br />

3. Pengampu bisa mengajar pada kelas A atau kelas B saja atau pada keduaduanya<br />

Tugas pengampu mata kuliah<br />

1. Pengampu membuat silabus mata kuliah (MK) yang diasuhnya<br />

2. Pengampu MK membuat general learning objectives untuk MK yang<br />

diasuhnya<br />

3. Pengampu MK membuat specific learning objectives untuk setiap Pokok<br />

Bahasan dan problem (masalah)<br />

4. Pengampu MK membuat problem (masalah) sebagai bahan diskusi<br />

mahasiswa berdasarkan general and specific learning objectives yang<br />

disusunnya dan yang harus didiskusikan dan dipelajari oleh mahasiswa.<br />

Tergantung dari kompleksitas mata kuliah, untuk setiap mata kuliah dapat<br />

dibuat lebih dari satu problem (masalah). Usahakan jumlah problem dapat<br />

mewakili semua isi MK yang harus dipelajari. Problem (masalah) merupakan<br />

trigger pembelajaran mahasiswa, apa dan sejauh mana (sesuai learning<br />

objectives) yang harus dipelajari mahasiswa, bukan merupakan masalah<br />

sebenarnya yang harus dipecahkan<br />

5. Pengampu MK menjadi tutor pada tutorial discussion (diskusi kelompok)<br />

6. Pengampu MK menguji mata kuliah yang dibimbingnya sesuai jadwal yang<br />

ditentukan<br />

7. Pengampu MK menyerahkan hasil ujian kepada sekretaris setiap akhir<br />

kegiatan akademik mata kuliah bersangkutan dengan bentuk huruf mutu<br />

masing-masing mahasiswa selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari sesudah<br />

ujian<br />

8. Pengampu MK mewajibkan sekurang-kurangnya satu textbook referensi dan<br />

menyarankan satu macam jurnal yang dapat dipergunakan untuk belajar dan<br />

memecahkan problem bersangkutan


466<br />

Kewajiban mahasiswa dalam menjalankan kegiatan akademik<br />

1. Mahasiswa wajib mempelajari materi ajar (topik) berdasarkan problem<br />

(masalah) yang akan didiskusikan sebelum diskusi dilaksanakan dengan<br />

memperhatikan kepada sejauh mana learning objectives yang diinginkan/<br />

ditentukan pengampu<br />

2. Mahasiswa wajib mengikuti seluruh kegiatan pembelajaran<br />

3. Tidak mengikuti diskusi hanya boleh apabila karena sakit atau karena<br />

musibah (surat sakit atau keterangan musibah harus sudah diterima dalam<br />

waktu 48 jam sejak mulai sakit atau musibah) dan untuk setiap MK<br />

sebanyak-banyaknya 2 (dua) kali. Ketidakhadiran ini harus diganti dengan<br />

tugas yang diberikan oleh pengampu MK<br />

4. Bagi mereka yang tidak mengikuti kegiatan pembelajaran atau waktu diskusi<br />

3 (tiga) kali atau lebih, dengan alasan apapun, maka untuk MK bersangkutan<br />

dianggap mengundurkan diri, dan harus mengulang seluruh kegiatannya<br />

pada tahun ajar yang akan datang serta mendapat huruf mutu T (tidak<br />

lengkap dan tidak diperhitungkan dalam penghitungan IPK)<br />

5. Harus aktif dalam mengikuti diskusi dan memberikan kontribusi hasil bacaan<br />

ilmiah yang benar (berdasarkan kaidah ilmiah yang lojik dengan referensi<br />

textbook)<br />

6. Membuat laporan hasil setiap diskusi atau setiap masalah (tergantung<br />

kebijakan pengampu MK) secara berkelompok atau perorangan (tergantung<br />

kebijakan pengampu MK) dan menyerahkannya kepada pengampu MK<br />

untuk mendapat umpan balik atau penilaian<br />

7. Mengikuti Ujian secara lengkap untuk setiap MK<br />

8. Setiap mahasiswa sangat dianjurkan memiliki textbook wajib setiap MK<br />

Tim pembimbing<br />

1. Selama mengikuti pendidikan, setiap mahasiswa diarahkan dan dibimbing<br />

oleh tim pembimbing yang ditunjuk oleh ketua program<br />

2. Tim pembimbing harus berkualifikasi Profesor atau Doktor<br />

3. Tim pembimbing bertugas sebagai pengarah penelitian untuk tesis<br />

Karya ilmiah / artikel<br />

1. Selama mengikuti pendidikan, mahasiswa diwajibkan membuat karya tulis<br />

ilmiah yang dipublikasikan atau siap dipublikasikan sekurang-kurangnya 1<br />

(satu) buah.<br />

2. Bentuk publikasinya berupa simposium, pertemuan ilmiah yang mempunyai<br />

nilai akreditasi, majalah, atau jurnal yang terakreditasi.<br />

3. Karya ilmiah ini merupakan prasyarat untuk mengikuti ujian tesis, dengan<br />

demikan harus sudah selesai sebelum ujian tesis<br />

Test of english as a foreign language (toefl)<br />

Mahasiswa diwajibkan mendapat sertifikat TOEFL yang masih berlaku sebesar<br />

450 yang diselenggarakan oleh Universitas Padjadjaran


467<br />

A. Penilaian mata kuliah<br />

1. Nilai akhir (NA) merupakan gabungan dari Ujian Tengah Semester<br />

(UTS), Ujian Akhir Semester (UAS) dan semua tugas yang diberikan<br />

selama semester berlangsung, masing-masing dengan bobot sendirisendiri.<br />

2. Nilai Akhir diberikan dalam bentuk huruf mutu berdasarkan skor mentah<br />

(raw score) menggunakan kisaran antara 0-100, dengan pedoman<br />

sebagai berikut :<br />

NA = 80 Huruf Mutu A Angka Mutu 4<br />

68 = NA < 80 Huruf Mutu B Angka Mutu 3<br />

56 = NA < 68 Huruf Mutu C Angka Mutu 2<br />

45 = NA < 56 Huruf Mutu D Angka Mutu 1<br />

NA < 45 Huruf Mutu E Angka Mutu 0<br />

3. Dalam penghitungan indeks prestasi (IP) dan indeks prestasi kumulatif<br />

(IPK), maka huruf mutu (HM) ini diubah menjadi angka mutu (AM)<br />

dengan memperhatikan pedoman di atas, yaitu :<br />

A = 4,00<br />

B = 3,00<br />

C = 2,00<br />

D = 1,00<br />

4. Perolehan nilai dibawah C pada semester I, semester II, dan/atau<br />

semester III akan berakibat mahasiswa terkena sanksi pemutusan studi.<br />

5. Mahasiswa yang akan memperbaiki nilai mata kuliah dapat<br />

melaksanakannya pada semester percepatan (Juli-Agustus) dengan<br />

biaya per SKS sesuai dengan ketentuan yang berlaku, atau semester<br />

berikutnya dengan menempuh kembali perkuliahaan.<br />

B. Seminar usulan penelitian<br />

1. Seminar Usulan Penelitian (SUP) merupakan rencana kerja mahasiswa<br />

dalam rangka penyusunan tesis. Dengan perkataan lain SUP adalah<br />

suatu kerangka tesis yang setelah diisi dengan data empirik yang teruji<br />

menjadi sebuah tesis.<br />

2. SUP dilaksanakan pada semester III sampai dengan maksimum akhir<br />

semester V.<br />

3. SUP dilaksanakan satu kali, apabila tidak lulus diulang dan paling<br />

banyak satu kali. Batas waktu pengulangan adalah maksimum 3 (tiga)<br />

bulan sejak SUP pertama.


468<br />

4. Penguji SUP terdiri atas 2 (dua) orang Tim Pembimbing, 3 (tiga) orang<br />

pembahas dan dipimpin oleh 1 (satu) orang pimpinan SUP. Dua orang<br />

pembahas merangkap sebagai penguji akademik dan etika penelitian.<br />

5. SUP dapat dilaksanakan apabila hadir sekurang-kurangnya 3 (tiga)<br />

orang penguji (tim pembimbing dan pembahas terwakili) dan ditambah 1<br />

(satu) orang pimpinan SUP.<br />

6. Pimpinan SUP adalah Ketua/Sekretaris Pengelola Program Studi/S2<br />

atau Ketua Tim Pembimbing.<br />

7. Pimpinan SUP tidak otomatis sebagai pembahas, kecuali sesuai dengan<br />

bidang ilmu mahasiswa yang diuji, atau sebagai Ketua Tim Pembimbing.<br />

C.Penilaian seminar usulan penelitian<br />

1. Nilai pada seminar usulan penelitian (SUP) diberikan dalam bentuk skor<br />

mentah (raw score) dengan kisaran 0-100.<br />

NA = 80 Huruf Mutu A Angka Mutu 4<br />

68 = NA < 80 Huruf Mutu B Angka Mutu 3<br />

56 = NA < 68 Huruf Mutu C Angka Mutu 2<br />

45 = NA < 56 Huruf Mutu D Angka Mutu 1<br />

NA < 45 Huruf Mutu E Angka Mutu 0<br />

2. Tim Penguji mengevaluasi materi/substansi naskah usulan penelitian<br />

yang diajukan mahasiswa. Artinya, sebelum dilakukan SUP setiap<br />

anggota penguji sudah memilki penilaian bahwa naskah usulan<br />

penelitian tersebut layak/tidak layak sebagai cikal-bakal karya ilmiah<br />

tingkat magister dan sudah tampak kesiapannya untuk dilaksanakan<br />

dilapangan.<br />

3. Dalam SUP ini Tim Penguji mengevaluasi pertanggungjawaban<br />

mahasiswa atas pertanyaan yang bersifat mengkritisi maupun mencari<br />

klarifikasi terhadap materi/substansi usulan penelitian itu.<br />

4. Pada akhir SUP Tim Penguji memeberikan penilaian sebagai berikut :<br />

(a) Mahasiswa dinyatakan Lulus apabila memperoleh nilai rata-rata<br />

sekurang-kurangnya 68<br />

(b) Mahasiswa dinyatakan Tidak Lulus apabila memperoleh nilai ratarata<br />

< 68<br />

5. Rata-rata nilai SUP ini diubah menjadi huruf mutu (HM) menggunakan<br />

pedoman yang berlaku<br />

6. Apabila dinyatakan tidak lulus SUP, maka mahasiswa diharuskan<br />

mengulang kembali usulan penelitiannya<br />

7. Kesempatan mengulang SUP ini hanya diberikan satu kali (paling lama 3<br />

(tiga) bulan sesudah SUP yang pertama), apabila sampai dua kali SUP<br />

dinyatakan tidak lulus, maka mahasiswa dikenakan sanksi pemutusan<br />

studi.


469<br />

D. Penelitian<br />

1. Penelitian dilaksanakan setelah mahasiswa lulus SUP dan telah<br />

dilakukan perbaikan yang disetujui para Pembimbing dan Pembahas<br />

serta dapat dipertanggungjawabkan sebagai usulan penelitian untuk<br />

tesis.<br />

2. Pembimbing jika diperlukan dapat melakukan supervisi ke lokasi<br />

penelitian untuk melihat keabsahan penelitian yang dilakukan oleh<br />

mahasiswa yang bersangkutan.<br />

E. Karya ilmiah akhir (tesis)<br />

1. Tesis adalah karya ilmiah akhir mahasiswa, dibuat berdasarkan hasil<br />

penelitian dengan menggunakan metode dan kaidah keilmuan yang<br />

berlaku.<br />

2. Tesis harus mempunyai nilai manfaat untuk pengembangan ilmu, baik<br />

teiri maupun aplikasinya.<br />

3. Tesis adalah karya ilmiah asli mahasiswa yang ditunjukan dengan<br />

pernyataan bermaterai tentang keasliannya.<br />

4. Penulisan tesis mengikuti pedoman penelisan tesis yang berlaku.<br />

F. Penilaian tesis<br />

1. Penilaian tesis dilakukan melalui kolokium (seminar naskah tesis)<br />

dan Ujian Tesis (UT)<br />

2. Sebelum UT, Tim Pembimbing dan Tim Pembahas mengevaluasi<br />

materi/Substansi naskah yang diajukan melalui seminar naskah tesis<br />

(Kolokium).<br />

3. Penguji Tesis (Kolokium dan UT) terdiri atas 2 (dua) orang Tim<br />

Pembimbing, 3 (tiga) orang pembahas dan dipimpin oleh 1 (satu)<br />

orang pimpinan UT.<br />

4. Kolokium dan UT dapat dilaksanakan apabila hadir sekurangkurangnya<br />

3 (tiga) orang penguji (tim pembimbing dan pembahas<br />

terwakili) dan ditambah 1 (satu) orang pimpinan UT.<br />

5. Kolokium dan UT dipimpinan oleh Ketua/Sekretaris Pengelola<br />

Program Studi/S2 atau Ketua Tim Pembimbing.<br />

6. Pimpinan Kolokium dan UT tidak otomatis sebagai pembahas,<br />

kecuali sesuai dengan bidang ilmu mahasiswa yang diuji, atau<br />

sebagai Ketua Tim Pembimbing.<br />

7. Apabila Ketua Tim Pembimbing berhalangan dapat melimpahkan<br />

wewenang secara tertulis kepada anggota Tim Pembimbing.<br />

Kolokium<br />

1. Mahasiswa program magister dapat menempuh kolokium jika telah<br />

memenuhi persyaratan sebagai berikut :<br />

a. Telah lulus perangkat mata kuliah dengan IPK sekurang-kurangnya<br />

2,75


470<br />

b. Telah melaksanakan Seminar Usulan Penelitian dan dinyatakan<br />

lulus<br />

c. Naskah tesis telah disetujui oleh Tim Pembimbing.<br />

d. Menyerahkan bukti tulisan yang dipublikasikan (yang ditulis selama<br />

mengikuti kuliah program magister) berupa artikel ilmiah berupa<br />

jurnal yang relevan dengan bidang ilmunya, sekurang-kurangnya<br />

memiliki ISSN, atau buku yang relevan dengan bidang ilmunya,<br />

sekurang-kurangnya memiliki ISBN atau diunggah (upload) di<br />

Pustaka Ilmiah Unpad.<br />

2. Kolokium dapat dilaksanakan apabila dihadiri oleh paling sedikit 3<br />

(tiga) orang penguji (tim pembimbing dan pembahas terwakili) dan<br />

ditambah 1 (satu) orang Ketua Sidang.<br />

3. Nilai pada kolokium diberikan dalam bentuk skor dengan kisaran 0-<br />

100. Mahasiswa dinyatakan lulus kolokium apabila memperoleh<br />

sekurang-kurangnya skor 68.<br />

4. Skor dari Tim Penguji dijumlah dengan persentase Tim Pembimbing<br />

60%, Tim Penelaah 40%, tanpa terlebih dahulu dikonversikan kedalam<br />

huruf mutu.<br />

5. Hasil Kolokium dapat berupa :<br />

a. Lulus tanpa perbaikan dan dapat menempuh Ujian Tesis dalam<br />

waktu paling cepat 2 (dua) minggu setelah pelaksanaan Kolokium.<br />

b. Lulus dengan perbaikan minor dan dapat menempuh Ujian Tesis<br />

paling cepat 1 (satu) bulan setelah pelaksanaan Kolokium.<br />

c. Lulus dengan perbaikan mayor dan dapat menempuh Ujian Tesis<br />

paling cepat 3 (tiga) bulan setelah pelaksanaan Kolokium.<br />

d. Tidak Lulus dan harus memperbaiki serta mengulang Kolokium<br />

paling cepat 6 (enam) bulan kemudian. Apabila hasil kolokium<br />

ulangan tetap dinyatakan Tidak Lulus, maka yang bersangkutan<br />

Tidak Lulus (drop out) dalam Program Universitas Padjadjaran.<br />

6. Perbaikan di atas harus mendapat persetujuan tertulis dari seluruh<br />

anggota Tim Penguji yang dibuktikan dengan tandatangan anggota Tim<br />

Penguji pada lembar persetujuan.<br />

Ujian Tesis (UT)<br />

1. Seorang calon magister boleh menempuh ujian tesis apabila telah lulus<br />

Kolokium<br />

2. Telah menyerahkan seluruh persyaratan administrasi dan keuangan<br />

3. Mahasiswa hanya diberi kesempatan untuk menempuh Ujian Tesis (UT)<br />

masing-masing sebanyak 2 (dua) kali dalam kurun waktu yang<br />

disepakati dengan memperhitungkan batas waktu studi.<br />

4. Nilai pada Ujian Tesis (UT) diberikan dalam bentuk skor dengan kisaran<br />

0-100. Mahasiswa dinyatakan Lulus Ujian Tesis (UT) apabila<br />

memperoleh sekurang-kurangnya skor 68.


471<br />

5. Skor dari Tim Penguji dijumlah dengan persentase Tim Pembimbing<br />

60%, Tim Penelaah 40%, tanpa rterlebuh dahulu dikonversikan ke<br />

dalam huruf mutu.<br />

6. Skor akhir Tesis adalah nilai rata-rata Kolokium dengan UT.<br />

7. Ujian Tesis (UT) dan ujian kuliah diubah menjadi huruf mutu (HM)<br />

dengan pedoman sebagai berikut :<br />

NA = 80 Huruf Mutu A Angka Mutu 4<br />

68 = NA < 80 Huruf Mutu B Angka Mutu 3<br />

56 = NA < 68 Huruf Mutu C Angka Mutu 2<br />

45 = NA < 56 Huruf Mutu D Angka Mutu 1<br />

NA < 45 Huruf Mutu E Angka Mutu 0<br />

8. Yudisium kululusan didasarkan pada IPK akhir, yaitu rata-rata gabungan<br />

angka mutu (AM) perangkat mata kuliah dengan angka mutu (AM)<br />

Tesis.<br />

2,75 – 3,40 Memuaskan<br />

3,41 – 3,70 Sangat Memuaskan<br />

3,71 – 4,00 Dengan Pujian<br />

9. Predikat Kelulusan Dengan pujian, memiliki syarat tambahan lain, yaitu<br />

: waktu kelulusan program studi magister (tanggal Ujian Tesis)<br />

memperhatikan masa studi terjadwal ditambah 0,5 tahun (waktu<br />

kelulusan maksimum semester V).<br />

10. Setelah Ujian Tesis dinyatakan, tidak ada lagi perbaikan naskah Tesis.<br />

G. Prestasi akademik dan perubahan status mahasiswa<br />

Prestasi Akademik dinyatakan dalam bentuk IP (Indeks Prestasi) dan IPK<br />

(Indeks Prestasi Kumulatif). Perhitungan IP dan IPK dilakukan tiap akhir<br />

semester<br />

H. Peringatan akademik<br />

Peringatan akademik diberikan kepada :<br />

a. Mahasiswa yang pada akhir semester I atau II memperoleh IPK<br />

dibawah 2,75.<br />

b. Mahasiswa yang pada akhir semester I atau II memperoleh huruf mutu<br />

D atau E suatu mata kuliah.<br />

c. Mahasiswa yang pada akhir semester IV belum melakukan Seminar<br />

Usulan Penelitian.<br />

d. Mahasiswa yang pada akhir semester VII belum menempuh Ujian<br />

Tesis.


472<br />

e. Tidak melakukan pendaftaran ulang (herregistrasi) selama satu<br />

semester.<br />

I. Pemutusan studi<br />

Pemutusan studi dikenakan terhadap mahasiswa yang :<br />

1. Pada akhir semester III memperoleh IPK dibawah 2,75<br />

2. Pada akhir semester III memperoleh Huruf Mutu dibawah C.<br />

3. Mahasiswa yang pada akhir semester V belum melakukan Seminar<br />

Usulan Penelitian atau Tidak Lulus Seminar Usulan Penelitian untuk<br />

kedua kalinya.<br />

4. Tidak dapat menyelesaikan studi pada akhir semester VIII<br />

5. Dua semester berturut-turut (atau tidak berturut-turut) tidak melakukan<br />

her-registrasi, tidak mengikuti kegiatan belajar mengajar, tidak mengisi<br />

KRS atau mengundurkan diri dari kegiatan belajar mengajar.<br />

6. Meninggal dunia<br />

7. Melakukan hal-hal yang bersifat mencemarkan nama baik almamater<br />

(Universitas Padjadjaran) atau melanggar etika keilmuan (misalnya<br />

melakukan plagiat)<br />

J. Sanksi akademik<br />

1. Sanksi akademik dikenakan kepada mahasiswa yang melakukan<br />

tindakan tidak terpuji dalam proses belajar-mengajar baik akademik<br />

maupun non akademik atau melanggar hukum (misalnya melakukan<br />

tindakan kriminal) atau melakukan perbuatan tak bermoral.<br />

2. Jenis sanksi akademik untuk kasus-kasus tertentu ditetapkan<br />

(berdasarkan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku) oleh<br />

suatu Dewan Pertimbangan yang terdiri atas Rektor, Wakil Rektor<br />

Bidang Akademik, Direktur Program Pascasarjana dan Asisten<br />

Direktur Bidang Program Pascasarjana. Apabila diperlukan dapat<br />

mengundang Dekan dan/atau Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas<br />

terkait, Ketua Tim Pembimbing, Ketua Program Studi/S2. Hasil<br />

ketetapan Dewan Pertimbangan kemudian dapat diteruskan melalui<br />

Keputusan Rektor Universitas Padjadjaran. Pelaksanaan Sidang<br />

Dewan Pertimbangan dibawah koordinasi Program Pascasarjana.<br />

K. Wisuda dan gelar akademik<br />

1. Untuk dapat mengikuti wisuda, mahasiswa program magister yang<br />

dinyatakan lulus, harus segera menyerahkan buku tesis yang telah<br />

diperbaiki dan ditandatangani oleh Tim Pembimbing, serta dijilid tebal<br />

(hard cover) berwarna hitam, telah menyerahkan artikel, abstrak, CD<br />

Tesis dan artikel dalam bentuk format PDF, 2 buku sumbangan dengan<br />

ketebalan minimal 500 halaman terbitan 2 (dua) tahun terakhir dan lainlain<br />

yang telah ditetapkan.


473<br />

2. Bagi mahasiswa program magister yang telah dinyatakan lulus tetapi<br />

masih belum menyerahkan buku tesis, selama 3 (tiga) bulan sejak<br />

dinyatakan lulus, maka kelulusan yang bersangkutan dibatalkan.<br />

Kepada Lulusan Program Studi Magister Kebidanan diberi hak<br />

menggunakan gelar akademik Magister Kebidanan (M.Kebid).<br />

Kelompok Mata<br />

Kuliah<br />

MODUL<br />

PEMBELAJARAN<br />

Daftar Mata Kuliah S2 Ilmu Kebidanan<br />

Sandi Mata Kuliah SKS<br />

Health Statistics 2 (1)<br />

Health Research Methodology and Ethics 2<br />

Laboratory Technique 2 (1)<br />

(Semester I) Relevant Basic or Applied Science 2<br />

Relevant Basic or Applied Science 2<br />

Relevant Basic or Applied Science 2<br />

MODUL APPLIED<br />

SCIENCE<br />

JUMLAH 12<br />

Analisis Statistika Nonparametrik 2<br />

Pengetahuan & Filosofi Kebidanan 2<br />

Metode Penelitian Ilmu-Ilmu Alam 2<br />

Infertilitas dan Endokrin Reproduksi 2<br />

Perencanaan dan Penilaian Program<br />

Promosi dan Komunitas Kesehatan<br />

2<br />

Etika dan Hukum Kesehatan 2<br />

Manajemen Sumber Daya Manusia<br />

Kesehatan<br />

2<br />

Analisis Statistika Parametrik 2<br />

Pengkajian Hasil Penelitian dan Meta<br />

Analisis<br />

2<br />

Onkologi dan Uroginekologi 2<br />

Manajemen Pendidikan Kesehatan 2<br />

Manajemen Logistik dan Keuangan 2<br />

Manajemen Rumah Sakit 2<br />

Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi<br />

dalam Pelayanan Kesehatan<br />

2<br />

Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan 2<br />

Penapisan dan Deteksi Dini Keganasan 2


474<br />

Kelompok Mata<br />

Kuliah<br />

Sandi Mata Kuliah SKS<br />

Perinatologi 2<br />

Obstetri dan Ginekologi Sosial 2<br />

JUMLAH 36<br />

No Nama Mata Kuliah SKS<br />

1 Seksualitas & Kesehatan Seksual 2<br />

2 Ekonomi Kesehatan 2<br />

3 Obstetri Perinatal 2<br />

4 Nutrisi & Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi 2<br />

5 Biologi Molekular dalam Kebidanan 2<br />

6 Keluarga Berencana & Permasalahannya 2<br />

7 Sistem Informasi Pendidikan Kesehatan 2<br />

8 Aplikasi Internet & E-learning 2<br />

9 Manajemen Kesehatan Masyarakat 2<br />

10 Sistem & SOP dalam Kebidanan 2<br />

11 Anatomi dan Fisiologi 2<br />

12 Hukum kesehatan 2<br />

13 Kewirausahaan 2<br />

14 Pendidikan Bidan dari Vokasi menuju Wawasan Master 2<br />

15 Pelatihan TOEFL<br />

Jumlah 28<br />

SEBARAN MATA KULIAH POKOK<br />

SEMESTER – I : September – Desember (Kuliah)<br />

No Nama Mata Kuliah SKS<br />

1 Filsafat Ilmu 2<br />

2 Biostatistik 2<br />

3 Epidemiologi 2<br />

4 Evidence Based Kebidanan 2<br />

5 Filosofi Kebidanan 2<br />

6 Aspek Psikologis & Sosiobudaya Dalam Kehamilan & Persalinan 2<br />

7 Obstetri & Ginekologi Terkini 2<br />

8 Obstetri & Ginekologi Sosial 2<br />

9 Feto Maternal 2<br />

10 Manajemen Pendidikan Kesehatan 2<br />

11 Gender & Kesehatan Reproduksi*) *Pilih Salah 2<br />

12 Menopause & Permasalahannya*) Satu<br />

2


475<br />

No Nama Mata Kuliah SKS<br />

Jumlah 24<br />

REGISTRASI SEMESTER II: AWAL BULAN JANUARI<br />

SEMESTER – II: Januari – April (Kuliah + Penyusunan UP)<br />

No Nama Mata Kuliah SKS<br />

1 Topik Khusus 1<br />

2 Metodologi Penelitian Berorientasi Tesis 2<br />

3 Pengkajian Hasil Penelitian & Meta Analisis 2<br />

4<br />

Perencanaan & Penilaian Program Promosi & Komunikasi<br />

Kesehatan.<br />

5 Etika Penelitian 2<br />

6 Kajian Dalam Asuhan Kebidanan 2<br />

7 Infertilitas & Endokrinologi 2<br />

8 Manajemen SDM Kebidanan 2<br />

9 Manajemen Mutu Pelayanan Kebidanan 2<br />

10 Onkologi & Uroginekologi*)<br />

*Pilih<br />

2<br />

11 Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi dalam Salah Satu 2<br />

Jumlah 21<br />

2<br />

SEMESTER ALIH: Mei – Juli<br />

(Seminar Topik Khusus + Seminar Usulan Penelitian)<br />

NO Nama Mata Kuliah SKS<br />

1 Seminar Topik Khusus 1<br />

2 Seminar Usulan Penelitian 1<br />

Jumlah 2<br />

REGISTRASI SEMESTER III: AWAL BULAN AGUSTUS<br />

SEMESTER – III: Agustus – Desember<br />

(Penelitian + Ujian Tesis)<br />

NO Nama Mata Kuliah SKS<br />

1 Tesis (dan Kolokium) 6<br />

Jumlah 6


476<br />

REGISTRASI SEMESTER IV: AWAL BULAN JANUARI<br />

WISUDA<br />

Februari<br />

SEMESTER – IV: Januari – April<br />

(Penelitian & Ujian Tesis bila semester III belum selesai)<br />

NO Nama Mata Kuliah SKS<br />

1 Tesis (dan Kolokium) 6<br />

Jumlah 6<br />

WISUDA<br />

Mei<br />

URAIAN MATA KULIAH<br />

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KEBIDANAN<br />

UNX20.111 Filsafat Ilmu 2 SKS<br />

Membahas mengenai pengertian ilmu, filsafat dan cara<br />

menelaah ilmu kesehatan.<br />

Biostatistika<br />

2 SKS<br />

Membahas mengenai pengumpulan data teknik sampling<br />

dan sumber kekeliruan, pengolahan dan penyajian data,<br />

teori peluang, distribusi normal, hipotesis statistik, uji<br />

statistik, dan analisis regresi korelasi pada bidang<br />

kesehatan masyarakat dan kebidanan.<br />

C20I.102 Epidemiologi 2 SKS<br />

Mata Kuliah ini membahas mengenai ruang lingkup<br />

epidemiologi, riwayat perjalanan alamiah dari penyakit,<br />

tingkatan pencegahan penyakit, proses penyebaran<br />

penyakit menular dan pencegahan penyakit, ukuran-ukuran<br />

epidemiologi, epidemiologi deskriptif dan analitik, studi<br />

observasional, skrining, studi intervensi; uji klinik dan uji<br />

lapangan.<br />

UNX20.206 Metodologi Penelitian Kesehatan 2 SKS<br />

Memberikan pengertian tentang cara-cara melakukan<br />

penelitian, mengolah data, menyusun hasil penelitiannya<br />

serta diuji didalam ujian sidang.


477<br />

C20I.202<br />

Pengkajian Hasil Penelitian & Meta Analisis 2 SKS<br />

Mengkaji hasil-hasil penelitian yang telah dipublikasikan di<br />

dalam hasil karya ilmiah, jurnal dan membuat analisis dan<br />

kesimpulan akhir dari keseluruhan hasil penelitian tersebut.<br />

C20I.1<strong>03</strong> Evidence Based Kebidanan 2 SKS<br />

Membahas mengenai hal-hal supaya mahasiswa<br />

mengetahui dan mengenal hasil penelitian kasus-kasus<br />

kebidanan yang telah diakui secara internasional dan<br />

mengaplikasikan hasil penelitian tersebut pada kasuskasus<br />

yang sedang dikelola.<br />

C20I.2<strong>03</strong><br />

Perencanaan & Penilaian Promosi & Komunikasi<br />

Kesehatan<br />

2 SKS<br />

Membahas mengenai membuat perencanaan serta<br />

penilaian program-program untuk mempromosikan dan<br />

mengkomunikasikan upaya-upaya kesehatan bagi<br />

masyarakat.<br />

C20I.104 Filosofi & Ilmu kebidanan 2 SKS<br />

Membahas mengenai konsep, hakekat, maksud dan tujuan<br />

profesi bidan, melalui kajian pengetahuan, sikap dan<br />

keterampilan serta evidence based dalam praktek<br />

kebidanan.<br />

C20I.204 Kajian Dalam Asuhan Kebidanan 2 SKS<br />

Membahas dan menganalisis mengenai kasus-kasus<br />

kebidanan, melihat dan membahas persoalan yang timbul<br />

pada kasus tersebut serta membahas tindakan asuhan<br />

kebidanan yang perlu dilakukan untuk menanggulanginya<br />

dan mengembangkan usaha penatalaksanaannya yang<br />

sesuai dengan kasus tersebut.<br />

C20I.205 Gender & Kesehatan Reproduksi 2 SKS<br />

Membahas mengenai pengertian gender, permasalahan<br />

yang ada saat ini dan cara-cara serta usaha-usaha untuk<br />

lebih meningkatkan peran gender wanita dan kaitannya<br />

dengan bidang kesehatan khususnya kesehatan<br />

reproduksi.<br />

C20I.105<br />

Aspek Psikologis & Sosiobudaya Dalam Kehamilan &<br />

Persalin<br />

2 SKS<br />

Membahas mengenai faktor-faktor psikososial dan faktor<br />

sosial budaya yang ada di masyarakat yang memengaruhi<br />

derajat kesehatan wanita pada umumnya terutama pada


478<br />

periode kehamilan, persalinan dan nifas serta bagaimana<br />

usaha untuk penanggulangannya.<br />

C20I.106 Obstetri Ginekologi Terkini 2 SKS<br />

Membahas mengenai konsep embrio dan fetus sebagai<br />

pasien, dan hasil luaran janin pada kelompok ibu dengan<br />

golongan risiko tinggi serta usaha untuk meningkatkan<br />

kualitas dan umur harapan hidup khususnya yang<br />

berhubungan dengan obstetri dan ginekologi<br />

C20I.107 Feto-Maternal 2 SKS<br />

Membahas mengenai hal-hal yang berhubungan dengan<br />

penelitian epidemiologi dalam bidang obstetri dan dalam<br />

penurunan kematian ibu dan peningkatan kualitas<br />

hidupnya.<br />

C20I.301 Onkologi & Uroginekologi 2 SKS<br />

Membahas mengenai hal-hal yang berhubungan dengan<br />

pembuatan rancangan usaha untuk deteksi dini tumor<br />

ginekologi, dan rujukan kasus-kasus onkologi dan<br />

uroginekologi serta usaha untuk meningkatkan kualitas dan<br />

harapan hidup bagi pasien onkologi dan uroginekologi.<br />

C20I.106 Obstetri & Ginekologi Sosial 2 SKS<br />

Membahas mengenai pengertian, masalah-masalah<br />

obstetri & ginekologi yang ada di masyarakat dan cara-cara<br />

serta usaha-usaha untuk menanggulanginya, khususnya<br />

dalam penurunan angka kematian ibu dan anak di<br />

Indonesia.<br />

C20I.207 Menopause & Permasalahannya 2 SKS<br />

Membahas mengenai pengertian, keluhan, gejala serta<br />

komplikasi yang bisa timbul dan usaha-usaha untuk<br />

penanggulangannya.<br />

UNX20.002<br />

Topik Khusus Untuk Seminar Penelitian Kebidanan<br />

2 SKS<br />

Membahas mengenai berbagai topik dalam bidang<br />

kebidanan secara individu dengan bahan-bahan berasal<br />

dari literatur-literatur mutakhir sesuai dengan judul tesis<br />

yang akan ditulisnya terutama ditujukan untuk penulisan<br />

tinjauan pustaka (BAB II) dalam tesis yang akan<br />

disusunnya.


479<br />

UNX20.010 Tesis 6 SKS<br />

Kegiatan penyusunan tesis didasari oleh penelitian yang<br />

merupakan kegiatan yang terencana, terarah, sistematik<br />

dan terkendali untuk mengolah data dan informasi tentang<br />

masalah kebidanan dengan menggunakan metode ilmiah<br />

dan pengujian hipotesis serta penarikan kesimpulannya.<br />

UNX20.008 Seminar Penelitian 1 SKS<br />

Mempresentasikan usulan penelitian (proposal penelitian)<br />

sebelum penelitian lapangan dilakukan.<br />

C20I.304 Manajemen SDM Bidang Kesehatan 2 SKS<br />

Membahas mengenai SDM yang ada yang diperlukan dan<br />

mengelolanya untuk suatu kegiatan di bidang kesehatan.<br />

Struktur Kurikulum S2 Ilmu Kebidanan<br />

KEGIATAN<br />

M<br />

MP<br />

UP<br />

P<br />

T<br />

S E M E S T E R<br />

0 I II III IV V VI VII VIII IX X<br />

18<br />

sks<br />

12<br />

sks<br />

4<br />

sks<br />

16<br />

sks<br />

8<br />

sks<br />

Keterangan :<br />

M : Matrikulasi<br />

MP : Modul Pembelajaran<br />

UP : Usulan Penelitian<br />

P : Peneliian<br />

T : Tesis dan Kolokium<br />

3. PROGRAM STUDI DOKTOR


480<br />

A. Jalur Penerimaan<br />

Seleksi Calon Mahasiswa<br />

1. Seleksi calon mahasiswa Program Studi Doktor dilakukan melalui<br />

mekanisme Seleksi Mahasiswa Universitas Padjadjaran (SMUP).<br />

2. Seleksi terdiri atas :<br />

a. Seleksi Administrasi<br />

b. Wawancara<br />

3. Seleksi Administrasi harus memenuhi persyaratan umum:<br />

a. Foto kopi Ijazah dan transkip dengan IPK S2/Spesialis minimal 3,25<br />

b. Rekomendasi dari 2 orang profesor atau dosen bergelar minimal<br />

doktor sesuai bidang ilmunya yang mengenal kemampuan akademik<br />

calon peserta yang disampaikan dalam amplop tertutup.<br />

c. Melampirkan nilai bahasa Inggris Institusional TOEFL minimal 475<br />

atau nilai IELTS yang setara.<br />

d. Draft proposal penelitian.<br />

4. Wawancara pendalaman draft proposal penelitian dilakukan oleh calon<br />

promotor.<br />

5. Seleksi administrasi dilaksanakan oleh panitia SMUP, sedangkan seleksi<br />

wawancara difasilitasi oleh Program Studi masing-masing dan<br />

berkoordinasi dengan panitia SMUP.<br />

6. Untuk calon pendaftar, pendaftaran dilakukan melalui:<br />

http://pendaftaran.unpad.ac.id dan http://www.smup.unpad.ac.id, Email:<br />

smup@unpad.ac.id<br />

Persyaratan calon pelamar untuk Program Studi Doktor Program Pascasarjana<br />

selanjutnya diperinci seperti dibawah ini:<br />

1. Foto kopi Ijazah dan Transkrip Akademik S-1 dan S-2 yang telah dilegalkan<br />

oleh Pimpinan Perguruan Tinggi asal. Bagi Ijazah luar negeri harus sudah<br />

memperoleh penyesuaian dari DIKTI<br />

2. Lulusan Program Magister atau Lulusan Program Spesialis I dan Magister<br />

Profesi dan/atau persyaratan latar belakang pendidikan sesuai dengan<br />

Bidang Ilmu/Program Studi yang dipilihnya<br />

3. Dua Surat Referensi/Rekomendasi dari Guru Besar/Dosen Senior atau dari<br />

Pimpinan Instansi tempat bekerja. Surat Referensi/Rekomendasi ini<br />

dimasukkan dalam amplop tertutup<br />

4. Disarankan untuk menyertakan satu karya ilmiah sebagai hasil tulisan dari<br />

calon peserta (tentatif)<br />

5. Menyertakan proposal usulan penelitian (tentatif)<br />

6. Surat kesanggupan di atas materai untuk membayar biaya pendidikan dan<br />

biaya hidup selama pendidikan<br />

7. Surat Keterangan sehat dari Dokter atau Rumah Sakit Pemerintah<br />

8. Pas foto berwarna terbaru ukuran dua lembar ukuran 4 x 6 cm<br />

9. Surat Keterangan tidak butawarna dari Dokter Spesialis Mata Keputusan<br />

penerimaan didasarkan syarat-syarat yang ditentukan (kelengkapan


481<br />

administrasi dan seleksi akademik) dan hasil rapat Panitia Penerimaan<br />

Mahasiswa Baru Program Pascasarjana Universitas Padjadjaran<br />

10. Bagi pelamar yang mengajukan beasiswa BPPS, diwajibkan melengkapi<br />

persyaratan dengan ketentuan sebagai berikut :<br />

a. Formulir lamaran BPPS dapat diperoleh dari Perguruan Tinggi pengirim<br />

b. Diberikan kepada dosen PTN/PTS (Dosen PNS diperbantukan, Dosen<br />

Tetap Yayasan yang telah mempunyai NIP Yayasan serta telah<br />

memenuhi angka kredit jabatan akademik dosen minimal Asisten Ahli<br />

100)<br />

c. Formulir lamaran BPPS bagi pelamar dosen PTS harus diketahui/<br />

disetujui oleh kopertis setempat<br />

d. Diberikan kepada mahasiswa program reguler dengan batas usia pada<br />

waktu mendaftar maksimal 55 tahun<br />

Pengumuman penerima BPPS, sesuai surat dari DIKTI<br />

B. Metode Pembelajaran<br />

Sejalan dengan prinsip Student centered learned, integrasi, relevansi,<br />

apprenticeship, mentorship serta sebagai upaya peningkatan suasana akademik<br />

(academic atmosphere), maka metode pembelajaran (by research) yang<br />

digunakan meliputi:<br />

1. Mini Lecture<br />

2. Seminar<br />

3. Lab activity<br />

4. Self-study<br />

5. Literature review dan critical appraisal<br />

6. Konsultasi pembimbing<br />

7. Penulisan ilmiah<br />

8. Presentasi ilmiah<br />

9. Penelitian.<br />

1. Tahapan Akademik<br />

Pra Pascasarjana/Pramentoring<br />

Sebelum kegiatan akademik mahasiswa Program Studi Doktor<br />

diwajibkan mengikuti program prapascasarjana/ pramentoring yang<br />

terdiri atas<br />

a. Etika Penelitian<br />

b. Statistik Kesehatan<br />

c. Filsafat Ilmu<br />

d. Metodologi Penelitian<br />

e. Human Biology and Medicine<br />

2. Kegiatan Akademik (Kegiatan Modul Pembelajaran Terintegrasi)


482<br />

Kegiatan Modul Pembelajaran Terintegrasi dilaksanakan dengam memperhatikan<br />

aspek teknis sebagai berikut:<br />

a. Modul Pembelajaran Terintegrasi dibagi dalam 3 Siklus, setiap siklus<br />

dilaksanakan selama 4 minggu, setiap minggu dilaksanakan 2 kali setiap hari<br />

Senin dan Selasa pukul 07.00 s.d. 15.00 di Kampus FK Unpad Jl. Eijkman<br />

No. 38 Bandung<br />

b. Setiap mahasiswa mempunyai waktu 2 jam setiap minggu dengan waktu yang<br />

tetap dalam satu siklus untuk bertemu dengan mentor/pembimbing atau<br />

pengampu materi khusus (4 orang). Pada jam tersebut mahasiswa harus<br />

memberikan presentasi dan berdiskusi mengenai hal-hal yang telah<br />

dipersiapkan sebelumnya sebagai hasil belajar mandiri sesuai dengan tingkat<br />

pencapaian masing-masing mahasiswa dan diharapkan tercapai target 16 kali<br />

pertemuan untuk menghasilkan Usulan Penelitian dan Proposal Penelitian<br />

c. Mahasiswa yang tidak dijadwalkan pada hari tertentu diwajibkan tetap hadir<br />

untuk memberikan masukan dan mendapatkan manfaat dari diskusi dengan<br />

mahasiswa yang memberikan presentasi ataupun pembimbing dan<br />

pengampu materi khusus yang hadir<br />

d. Disamping Modul Pembelajaran Terintegrasi, pada setiap hari Senin dan<br />

Selasa diberikan Materi Mini Lecture pada jam 07.00 s.d. 08.00 dan pukul<br />

13.00 – 15.00 diberi kesempatan diskusi yang lebih teknis berkenaan dengan<br />

Metodologi Penelitian dan Statistik serta Teknik Laboratorium yang sesuai<br />

dengan Usulan Penelitian<br />

e. Prinsip penyelenggaraan Modul Pembelajaran Terintegrasi dan Diskusi<br />

Teknis adalah Student-centered, Dissertation-oriented dan terintegrasi<br />

sehingga akan bersifat Tailor-made<br />

f. Pada kondisi khusus yang tidak memungkinkan pertemuan sesuai dengan<br />

jadwal yang telah ditetapkan, maka komunikasi ilmiah dapat terjalin melalui E-<br />

mail dengan para pembimbing. Untuk ini harus diadakan kesepakatan terlebih<br />

dahulu dengan tim pembimbing dan pengelola Prodi Doktor. Pengecualian ini<br />

diberikan dengan tetap memperhatikan target pendidikan 6 bulan pertama<br />

untuk menghasilkan usulan penelitian dan proposal penelitian<br />

g. Mentor/Fasilitator yang hadir pada setiap pertemuan adalah 4 orang bagi<br />

setiap mahasiswa. Unsur yang ada adalah 1 (satu) orang yang akan<br />

merupakan salah satu Tim Pembimbing (Pembimbing Utama atau<br />

Pembimbing Pendamping), serta 3 orang mentor lainnya akan berubah<br />

dalam setiap siklus. Tiga orang pembimbing materi khusus akan bertugas<br />

selama 4 minggu (4 kali pertemuan) untuk memantau kemajuan mahasiswa<br />

dalam waktu tersebut. Dengan kondisi ini maka seorang mahasiswa dalam<br />

pendidikan selama 3 bulan akan dibimbing oleh 10 orang Guru Besar dan<br />

atau Doktor. Sejumlah pembimbing ini akan termasuk dalam pembimbing dan<br />

penelaah sehingga akan memperlancar penyelesaian Usulan Penelitian dan<br />

Disertasi Mahasiswa.<br />

h. Pada setiap pertemuan, Mentor akan memberikan penilaian performance<br />

mahasiswa dalam pengajuan dan penyampaian Usulan Penelitian pada<br />

lembar penilaian dan mencatat hasil kemajuan studi mahasiswa pada lembar


483<br />

kehadiran yang disediakan Prodi. Aspek yang dinilai antara lain: A.<br />

Substansi/Materi yang meliputi: 1) Filsafat ilmu dan permasalahan kesehatan,<br />

2) Dasar-dasar molekular dan selular dari patogenesis penyakit, 3)<br />

Metodologi penelitian, 4) Etika penelitian, 5) Statistik, 6) Teknik Laboratorium,<br />

B. Usaha dan Perubahan yang dilakukan, C. Waktu penyerahan draft<br />

proposal yang akan dipresentasikan. Selain itu Mentor menandatangani buku<br />

Log Mahasiswa yang hadir.<br />

i. Setiap akhir Siklus (setiap bulan) akan dilaksanakan pertemuan Pembimbing<br />

untuk memantau kemajuan setiap mahasiswa dan membicarakan usulan<br />

perbaikan kegiatan Modul Pembelajaran Terintegrasi serta sistem<br />

penilaiannya. Demikian pula setiap bulan atau apabila diperlukan akan<br />

diadakan pertemuan antara Pengelola Prodi Doktor dengan Mahasiswa untuk<br />

mengevaluasi dan memperbaiki proses pendidikan serta memfasilitasi<br />

kemajuan proses pendidikan mahasiswa<br />

NILAI AKHIR PROGRAM STUDI DOKTOR<br />

(KANDIDAT DOKTOR LULUSAN S2 DARI BIDANG YANG SAMA)<br />

Nama Mahasiswa :<br />

Nomor Pokok Mahasiswa :<br />

No. Mata Kuliah SKS<br />

Huruf Mutu<br />

HM<br />

Angka Mutu<br />

AM<br />

Nilai<br />

(SKS x AM)<br />

A Modul Pembelajaran<br />

1 Etika Penelitian 1<br />

2 Metodologi Penelitian 2<br />

3 Filsafat Ilmu 2<br />

4 Teknik Laboratorium 2<br />

5 Statistik 2<br />

6 Pilihan *) 2<br />

7 Pilihan *) 2<br />

8 Publikasi Ilmiah **) 2<br />

9 Hibah Penelitian**) 1<br />

10 Presentasi Ilmiah***) 2<br />

B Seminar Usulan Penelitian 1<br />

C Disertasi 30<br />

Jumlah sks 49<br />

Indeks Prestasi Kumulatif (IPK)<br />

*) Pilihan disesuaikan/berkaitan dengan topik penelitian (a. Kelainan<br />

Kongenital dan Genetika, b. Inflamasi dan Infeksi, c. Neoplasma, d.<br />

Degeneratif, e. Trauma, f. Kesehatan Komunitas, g. Kesehatan Olah<br />

Raga)<br />

**) 2 Publikasi Ilmiah di Jurnal Nasional Terakreditasi atau 1 Publikasi Ilmiah di<br />

Jurnal Internasional<br />

***) 2 kali Presentasi Ilmiah Nasional/Internasional<br />

Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) = SKS x AM


484<br />

SKS<br />

Predikat Kelulusan :<br />

IPK<br />

Predikat Kelulusan<br />

3.00 – 3.49 Memuaskan<br />

3.50 – 3.79 Sangat memuaskan<br />

3.80 – 4.00 Cum Laude *)<br />

*) Masa studi tidak melebihi 8 semester dan mempunyai 2 Publikasi Ilmiah di<br />

Jurnal Nasional Terakreditasi atau Masa studi 9-10 semester tetapi<br />

Mempunyai Publikasi Ilmiah di Jurnal Internasional yang berhubungan<br />

dengan topik disertasinya.<br />

NILAI AKHIR PROGRAM STUDI DOKTOR<br />

(KANDIDAT DOKTOR LULUSAN S2 BUKAN DARI BIDANG YANG SAMA)<br />

Nama Mahasiswa :<br />

Nomor Pokok Mahasiswa :<br />

Nomor Mata Kuliah SKS<br />

A Modul Pembelajaran<br />

1 Etika Penelitian 1<br />

2 Metodologi Penelitian 2<br />

3 Filsafat Ilmu 2<br />

4 Teknik Laboratorium 2<br />

5 Statistik 2<br />

6 Pilihan *) 2<br />

7 Pilihan *) 2<br />

8 Publikasi Ilmiah **) 2<br />

9 Hibah Penelitian**) 1<br />

10 Presentasi Ilmiah***) 2<br />

11 Topik Khusus I 5<br />

12 Topik Khusus II 5<br />

B<br />

Seminar Usulan<br />

Penelitian<br />

1<br />

C Disertasi 30<br />

Jumlah sks 59<br />

Indeks Prestasi Kumulatif (IPK)<br />

Huruf Mutu<br />

HM<br />

Angka Mutu<br />

AM<br />

Nilai<br />

(SKS x AM)<br />

*) Pilihan disesuaikan/berkaitan dengan topik penelitian (a.Kelainan Kongenital<br />

dan Genetika, b. Inflamasi dan Infeksi, c. Neoplasma, d. Degeneratif,<br />

e. Trauma, f. Kesehatan Komunitas, g. Kesehatan Olah Raga)


485<br />

**) 2 Publikasi Ilmiah di Jurnal Nasional Terakreditasi atau 1 Publikasi Ilmiah di<br />

Jurnal Internasional<br />

***) 2 kali Presentasi Ilmiah Nasional/Internasional<br />

Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) = SKS x AM<br />

SKS<br />

Predikat Kelulusan :<br />

IPK<br />

Predikat Kelulusan<br />

3.00 – 3.49 Memuaskan<br />

3.50 – 3.79 Sangat memuaskan<br />

3.80 – 4.00 Cum Laude *)<br />

*) Masa studi tidak melebihi 8 semester dan mempunyai 2 Publikasi Ilmiah di<br />

Jurnal Nasional Terakreditasi atau Masa studi 9-10 semester tetapi<br />

mempunyai Publikasi Ilmiah di Jurnal Internasional yang berhubungan<br />

dengan topik disertasinya.<br />

NILAI AKHIR PROGRAM STUDI DOKTOR<br />

(KANDIDAT DOKTOR BUKAN LULUSAN S2)<br />

Nama Mahasiswa :<br />

Nomor Pokok Mahasiswa :<br />

Nomor Mata Kuliah SKS<br />

Huruf Mutu Angka Mutu Nilai<br />

HM AM (SKS x AM)<br />

A Modul Pembelajaran<br />

1 Etika Penelitian 1<br />

2 Metodologi Penelitian 2<br />

3 Filsafat Ilmu 2<br />

4 Teknik Laboratorium 2<br />

5 Statistik 2<br />

6 Pilihan *) 2<br />

7 Pilihan *) 2<br />

8 Publikasi Ilmiah **) 2<br />

9 Hibah Penelitian**) 1<br />

10 Presentasi Ilmiah***) 2<br />

11 Topik Khusus I 5<br />

12 Topik Khusus II 5<br />

13 Topik Khusus III 5<br />

14 Topik Khusus IV 5<br />

B Seminar Usulan Penelitia 1<br />

C Disertasi 30<br />

Jumlah sks 69<br />

Indeks Prestasi Kumulatif (IPK)


486<br />

*) Pilihan disesuaikan/berkaitan dengan topik penelitian (a.Kelainan Kongenital<br />

dan Genetika, b. Inflamasi dan Infeksi, c. Neoplasma, d.<br />

Degeneratif, e. Trauma, f. Kesehatan Komunitas, g. Kesehatan Olah<br />

Raga)<br />

**) 2 Publikasi Ilmiah di Jurnal Nasional Terakreditasi atau 1 Publikasi Ilmiah di<br />

Jurnal Internasional<br />

***) 2 kali Presentasi Ilmiah Nasional/Internasional<br />

Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) = SKS x AM<br />

SKS<br />

Predikat Kelulusan :<br />

IPK<br />

Predikat Kelulusan<br />

3.00 – 3.49 Memuaskan<br />

3.50 – 3.79 Sangat memuaskan<br />

3.80 – 4.00 Cum Laude *)<br />

*) Masa studi tidak melebihi 8 semester dan mempunyai 2 Publikasi Ilmiah di<br />

Jurnal Nasional Terakreditasi atau Masa studi 9-10 semester tetapi<br />

mempunyai Publikasi Ilmiah di Jurnal Internasional yang berhubungan<br />

dengan topik disertasinya.<br />

Struktur Kurikulun Prodi S3 Kedokteran 2011<br />

KEG.<br />

PM<br />

MP<br />

UP<br />

TK<br />

ML<br />

D<br />

SEMESTER<br />

0 I II III IV V VI VII VIII IX X<br />

0 SKS<br />

13 SKS<br />

1 SKS<br />

10-20 sks<br />

5<br />

SKS<br />

30<br />

SKS<br />

Keterangan :


487<br />

PM<br />

MP<br />

UP<br />

TK<br />

ML<br />

D<br />

: Pra Mentoring<br />

: Modul Pembelajaran<br />

: Usulan Penelitian<br />

: Topik Khusus<br />

: Muatan Lokal (Hibah Penelitian, Presentasi Ilmiah, dan Publikasi Ilmiah)<br />

: Disertasi<br />

Kode Mata Kuliah :<br />

Kode Mata Kuliah Topik<br />

Khusus :<br />

KUD902 Etika Penelitian UNX759a Topik Khusus I<br />

KUD901 Metodologi Penelitian UNX759b Topik Khusus II<br />

KUD692 Filsafat Ilmu UNX759c Topik Khusus III<br />

KUD9<strong>03</strong> Teknik Laboraoptium UNX759d Topik Khusus IV<br />

KUD904<br />

Statistika<br />

Kode Mata Kuliah Pilihan<br />

KUD905a Kongenial dan Genetik UNX796 SUP<br />

KUD905b Inflamasi dan Infeksi UNX999 Disertasi<br />

KUD905c<br />

KUD905d<br />

KUD905e<br />

KUD905f<br />

KUD905g<br />

KUD910<br />

KUD911<br />

KUD912<br />

Neoplasma<br />

Degeneratif<br />

Trauma<br />

Community Health<br />

Sport Science<br />

Publikasi Ilmiah<br />

Hibah Penelitian<br />

Presentasi Ilmiah<br />

C. Evaluasi Hasil Belajar<br />

Untuk memperbaiki proses pembelajaran yang berlangsung di Prodi Doktor<br />

Fakultas Kedokteran Unpad, maka setelah selesai ujian kualifikasi/ujian akhir<br />

semester Prodi meminta informasi dan pendapat mengenai proses pembelajaran.<br />

Pendapat tersebut diminta dalam bentuk umpan balik (tracer study) bagi<br />

mahasiswa dan dosen.<br />

Contoh formulir umpan balik sebagai berikut :<br />

Penilaian dilakukan oleh Mahasiswa


488<br />

i. Identitas Dosen yang dinilai:<br />

a. Nama Dosen :<br />

b. Mata kuliah yang diampu :<br />

c. Prodi :<br />

2. Skala Penilaian:<br />

5= baik sekali, 4 = baik, 3 = cukup, 2 = kurang, 1 = kurang sekali,<br />

Standar Proses<br />

NO<br />

Pembelajaran<br />

1. Standar<br />

Pelaksanaan<br />

Proses<br />

Pembelajaran<br />

Aspek yang dinilai<br />

a. Penyampaikan silabus kepada<br />

mahasiswa dan meminta setiap<br />

mahasiswa memilikinya<br />

b. Membuat kontrak perkuliahan<br />

antara dosen dengan mahasiswa<br />

(agenda perkuliahan, kehadiran,<br />

tujuan mata kuliah, penilaian dan<br />

tugas pada awal perkuliahan)<br />

c. Kesuaian perkuliahan yang<br />

disampaikan dengan silabus dan<br />

materi yang telah ditetapkan<br />

d. Dosen memberikan tugas<br />

terstruktur dan tugas mandiri pada<br />

mahasiswa serta memberikan<br />

hasil feed backnya<br />

e. Ketepatan waktu dosen dalam<br />

melaksanakan perkuliahan<br />

SKOR<br />

5 4 3 2 1<br />

NO<br />

Standar<br />

Proses<br />

Pembelajaran<br />

2. Standar<br />

Penilaian<br />

Pembelajaran<br />

Aspek yang dinilai<br />

f. Dosen melakukan absensi kehadiran<br />

mahasiswa setiap pertemuan<br />

(termasuk log book)<br />

g. Dalam proses pembelajaran, dosen<br />

melakukan dengan cara student<br />

center learning<br />

h. Ketepatan waktu pelaksaksanaan UTS<br />

dan UAS (sesuai dengan kalender<br />

akademik)<br />

i. Dosen menyampaikan hasil penialian<br />

(UTS, UAS, Tugas, dsb) secara<br />

transparan kepada mahasiswa.<br />

j. Dosen memberikan tes formatif untuk<br />

memantau tingkat penyerapan materi<br />

kuliah oleh mahasiswa<br />

k. Kesuaian soal UTS dan UAS dengan<br />

silabus dan materi yang telah<br />

disampaikan<br />

l. Dosen menerapkan peraturan bahwa<br />

SKOR<br />

5 4 3 2 1


489<br />

NO<br />

Standar<br />

Proses<br />

Pembelajaran<br />

Aspek yang dinilai<br />

mahasiswa yang boleh mengikuti UAS<br />

adalah yang jumlah kehadiran nya<br />

dalam perkuliahan sekurangkurangnya<br />

80% dari jumlah tatap<br />

muka<br />

SKOR<br />

5 4 3 2 1<br />

NO<br />

Standar Proses<br />

Pembelajaran<br />

Aspek yang dinilai<br />

m. Dosen melayani mahasiswa<br />

yang tidak hadir pada saat<br />

ujian karena alasan yang kuat,<br />

dan memberikan ujian susulan<br />

kepada mahasiswa, sesuai<br />

aturan yang ditetapkan Prodi<br />

n. Penetapan waktu ujian susulan<br />

mata kuliah selambatlambatnya<br />

satu minggu setelah<br />

mahasiswa meminta ujian<br />

susulan<br />

o. Penyelenggaraan ujian ulang<br />

bagi mahasiswa yang<br />

memperoleh nilai D dan E,<br />

selambat-lambatnya satu<br />

minggu setelah nilai akhir mata<br />

kuliah diumumkan<br />

SKOR<br />

5 4 3 2 1<br />

p. Dosen mengumumkan nilai<br />

mahasiswa peserta ujian<br />

selambat-lambatnya 2 minggu<br />

setelah pelaksanaan ujian<br />

melalui papan pengumuman di<br />

Prodi<br />

NO<br />

Standar Proses<br />

Pembelajaran<br />

Aspek yang dinilai<br />

q. Dosen tidak keberatan, jika ada<br />

mahasiswa<br />

yang<br />

menyampaikan ketidak puasan<br />

atas nilai ujian<br />

r. Dosen memberikan konsultasi<br />

kepada mahasiswa yang<br />

mengalami masalah dalam<br />

perkuliahan<br />

s. Dosen menerima saran dan<br />

kritik dari mahasiswa tentangtentang<br />

upaya-upaya perbaikan<br />

kualitas pembelajaran.<br />

SKOR<br />

5 4 3 2 1


490<br />

Penilaian dilakukan oleh Prodi<br />

a. Identitas Dosen yang dinilai:<br />

a. Nama Dosen :<br />

b. Mata kuliah yang diampu :<br />

c. Prodi :<br />

2. Skala Penilaian:<br />

5= baik sekali, 4 = baik, 3 = cukup, 2 = kurang, 1 = kurang sekali,<br />

Standar Proses<br />

NO<br />

Pembelajaran<br />

1. Standar<br />

Perencanaan<br />

Proses<br />

Pembelajaran<br />

Aspek yang dinilai<br />

a. Dosen menyusun SAP,<br />

silabus, materi perkuliahan<br />

dan alat bantu pembelajaran<br />

b. Materi perkuliahan<br />

mempertimbangkan<br />

perkembangan keilmuan, baik<br />

secara nasional maupun<br />

internasional<br />

c. Materi kuliah yang disusun<br />

dosen di –benchmark<br />

dengan materi kuliah yang<br />

sama di PT lain<br />

d. Dosen melakukan review<br />

atau revisi silabus, SAP dan<br />

materi yang disampaikan<br />

setiap tahun<br />

SKOR<br />

5 4 3 2 1<br />

Standar Proses<br />

NO<br />

Pembelajaran<br />

2. Standar<br />

Pelaksanaan<br />

Proses<br />

Pembelajaran<br />

Aspek yang dinilai<br />

e. Kesuaian perkuliahan yang<br />

disampaikan dengan silabus<br />

dan materi yang telah<br />

ditetapkan<br />

f. Dosen memberikan tugas<br />

terstruktur dan tugas mandiri<br />

pada mahasiswa serta<br />

memberikan hasil feed<br />

backnya<br />

g. Ketepatan waktu dosen dalam<br />

melaksanakan perkuliahan<br />

h. Pengisian dan<br />

penandatanganan berita acara<br />

perkuliahan oleh dosen<br />

SKOR<br />

5 4 3 2 1


491<br />

NO<br />

Standar Proses<br />

Pembelajaran<br />

Aspek yang dinilai<br />

i. Penyerahan berita acara<br />

perkuliahan ke Prodi melalui<br />

sekretariat Prodi<br />

j. Penyampaikan silabus kepada<br />

mahasiswa dan meminta<br />

setiap mahasiswa memilikinya<br />

k. Dosen melakukan sosialisasi<br />

tentang pengelolaan agenda<br />

perkuliahan, kehadiran, tujuan<br />

mata kuliah, penilaian dan<br />

tugas pada awal perkuliahan.<br />

SKOR<br />

5 4 3 2 1<br />

NO<br />

Standar Proses<br />

Pembelajaran<br />

3. Standar Penilaian<br />

Pembelajaran<br />

Aspek yang dinilai<br />

l. Dosen melakukan absensi<br />

kehadiran mahasiswa setiap<br />

pertemuan<br />

m. Dalam proses pembelajaran,<br />

dosen melakukan dengan<br />

cara student center learning<br />

n. Ketepatan waktu<br />

pelaksaksanaan UTS dan<br />

UAS (sesuai dengan<br />

kalender akademik)<br />

o. Dosen mengadministrasikan<br />

secara baik terhadap setiap<br />

komponen penilaian (UTS,<br />

UAS, Tugas, dsb) serta<br />

menyampaikannya secara<br />

transparan kepada<br />

mahasiswa.<br />

p. Dosen memberikan tes<br />

formatif untuk memantau<br />

tingkat penyerapan materi<br />

kuliah oleh mahasiswa<br />

q. Kesuaian soal UTS dan UAS<br />

dengan silabus dan materi<br />

yang telah disampaikan<br />

SKOR<br />

5 4 3 2 1<br />

NO<br />

Standar Proses<br />

Pembelajaran<br />

Aspek yang dinilai<br />

r. Dosen menerapkan<br />

peraturan bahwa<br />

mahasiswa yang boleh<br />

SKOR<br />

5 4 3 2 1


492<br />

NO<br />

NO<br />

Standar Proses<br />

Pembelajaran<br />

Standar Proses<br />

Pembelajaran<br />

Aspek yang dinilai<br />

mengikuti UAS adalah<br />

yang<br />

jumlah<br />

kehadirannya dalam<br />

perkuliahan sekurangkurangnya<br />

80% dari<br />

jumlah tatap muka<br />

s. Dosen melayani<br />

mahasiswa yang tidak<br />

hadir pada saat ujian<br />

karena alasan yang kuat,<br />

dan memberikan ujian<br />

susulan kepada<br />

mahasiswa, sesuai aturan<br />

yang ditetapkan Prodi<br />

t. Penetapan waktu ujian<br />

susulan mata kuliah<br />

selambat-lambatnya satu<br />

minggu setelah<br />

mahasiswa meminta ujian<br />

susulan<br />

u. Penyelenggaraan ujian<br />

ulang bagi mahasiswa<br />

yang memperoleh nilai D<br />

dan E, selambatlambatnya<br />

satu minggu<br />

setelah nilai akhir mata<br />

kuliah diumumkan<br />

v. Dosen mengumumkan<br />

nilai mahasiswa peserta<br />

ujian selambat-lambatnya<br />

2 minggu setelah<br />

pelaksanaan ujian melalui<br />

papan pengumuman di<br />

Prodi<br />

Aspek yang dinilai<br />

w. Dosen tidak keberatan,<br />

jika ada mahasis wa yang<br />

menyampaikan<br />

ketidakpuasan atas nilai<br />

ujian<br />

x. Dosen memberikan<br />

SKOR<br />

5 4 3 2 1<br />

SKOR<br />

5 4 3 2 1


493<br />

NO<br />

Standar Proses<br />

Pembelajaran<br />

Aspek yang dinilai<br />

konsul tasi kepada<br />

mahasis wa yang<br />

mengalami masalah<br />

dalam perkuliahan<br />

y. Dosen menerima saran<br />

dan kritik dari mahasiswa<br />

tentang-tentang upayaupaya<br />

perbaikan kualitas<br />

pembelajaran.<br />

SKOR<br />

5 4 3 2 1<br />

D. Pedoman Ujian<br />

Setelah mahasiswa selesai kegiatan mentoring siklus I sampai dengan siklus<br />

III, akan dilaksanakan ujian sebagai berikut :<br />

1. Ujian Kualifikasi<br />

a. Ujian Kualifikasi merupakan ujian komprehensif yang harus<br />

ditempuhseorang mahasiswa program doktor untuk memperoleh status<br />

kandidat doktor.<br />

b. Ujian Kualifikasi dilaksanakan selambat-lambatnya akhir semester ke-5<br />

untuk yang sebidang dan akhir semester ke-6 untuk yang tidak<br />

sebidangdengan syarat telah menempuh prapascasarjana di Universitas,<br />

serta lulus seluruh mata kuliah dengan IPK minimal 3,00.<br />

c. Ujian Kualifikasi dilaksanakan secara tertulis (bersifat tertutup atau<br />

terbuka) yang dapat diambil oleh mahasiswa mulai semester ke-3 secara<br />

terjadwal dan dilaksanakan oleh suatu tim yang ditetapkan oleh<br />

Fakultas/Program Pascasarjana. Materi Ujian Kualifikasi terdiri atas:<br />

a. Filsafat Ilmu (3 soal)<br />

b. Bidang Ilmu (8 soal)<br />

c. TopikPenelitian untuk penyusunan disertasi (5 soal).<br />

d. Untuk Ujian Kualifikasi mahasiswa perlu lebih dahulu berkonsultasi<br />

dengan ketua Tim Promotor dalam rangka menentukan topik disertasi dan<br />

menyusun konsep awal usulan penelitian yang mencakup<br />

topik/temasentral dan metode penelitian.<br />

e. Mahasiswa dinyatakan lulus Ujian Kualifikasi doktor apabila minimal<br />

dua belas dari enam belas soal tersebut di atas memperoleh nilai<br />

minimal 75 dari rentang 0-100. Untuk masing-masing bagian materi ujian,<br />

paling sedikit satu soal yang lulus. Apabila salah satu bagian materi tidak<br />

lulus, maka seluruhnya dinyatakan tidak lulus. Mahasiswa yang tidak<br />

lulus diwajibkan mengulang keseluruhan Ujian Kualifikasi. Kelulusan Ujian<br />

Kualifikasi ditetapkan oleh Tim yang terdiri atas Dekan/Direktur Program<br />

Pascasarjana (Ketua), Pembantu Dekan I/Asisten Direktur (Sekretaris),<br />

dan Ketua Prodi, Sekretaris Prodi, serta wakil dosen (anggota).


494<br />

f. Apabila mahasiswa tidak lulus dalam Ujian Kualifikasi, diberikan<br />

kesempatan mengulang ujian 1 kali.<br />

g. Apabila setelah menempuh dua kali Ujian Kualifi-kasi, mahasiswa<br />

tidak lulus, akan dibentuk panitia khusus yang bertugas<br />

menyelenggara-kan Ujian Kualifikasi secara lisan bagi mahasiswa yang<br />

bersangkutan. Mahasiswa dikenakan sanksi pemutusan studi bila tidak<br />

lulus Ujian Kualifikasi ketiga.<br />

h. Mahasiswa yang lulus Ujian Kualifikasi secara administratif<br />

berstatus kandidat doktor, dan bukti kelulusan Ujian Kualifikasi<br />

dikeluarkan oleh Program Pascasarjana.<br />

A. Penyusunan Disertasi<br />

1. Pengertian<br />

a. Disertasi adalah karya ilmiah akhir mahasiswa program doktor, dibuat<br />

berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan metode dan kaidah<br />

keilmuan yang berlaku.<br />

b. Disertasi harus mempunyai nilai manfaat untuk pengembangan ilmu,<br />

baik teori maupun aplikasinya.<br />

c. Disertasi merupakan karya ilmiah asli mahasiswa yang ditunjukkan<br />

dengan pernyataan bermaterai tentang keasliannya. Selanjutnya<br />

pembuktian validasi keaslian disertasi dilakukan dengan menggunakan<br />

software anti plagiat.<br />

d. Penulisan Disertasi mengikuti pedoman penulisan disertasi yang<br />

berlaku.<br />

2. Tim Promotor<br />

Pembimbingan dilaksanakan oleh sebuah Tim Promotor yang terdiri<br />

atas seorang promotor sebagai Ketua Tim Promotor dan dua Kopromotor<br />

sebagai anggota tim promotor.<br />

Ketua Tim Promotor harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:<br />

(1) Dosen tetap Unpad yang masih aktif dan<br />

(2) Kualifikasi akademik doktor, dan<br />

(3) Jabatan akademik profesor, dan<br />

(4) Kualifikasi bidang ilmu yang sebidang dengan program studi atau<br />

bidang ilmu yang ditempuh mahasiswa, dan<br />

(5) Pada kondisi tertentu, misalnya karena beban profesor atau<br />

spesialisasi keilmuan, diperbolehkan kualifikasi akademik doktor dan<br />

jabatan akademik lektor kepala.<br />

Ko-promotor harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:<br />

a. Dosen tetap Unpad dengan kualifikasi akademik doktor dan jabatan<br />

akademik sekurang-kurangnya lektor, atau<br />

b. Dosen tidak tetap Unpad dengan kualifikasi:<br />

(1) Pendidikan akademik doktor, atau<br />

(2) Profesor emeritus, atau<br />

(3) Pendidikan akademik doktor yang telah mengakhiri jabatan<br />

akademik profesor.


495<br />

c. Dosen tetap perguruan tinggi lain yang terakreditasi minimal setara<br />

Unpad dengan jabatan akademik Profesor/kualifikasi akademik doktor<br />

yang dipilih berdasarkan spesialisasi/ kepakaran ilmunya.<br />

d. Pakar/ahli di luar perguruan tinggi dengan kualifikasi akademik doktor<br />

yang dipilih berdasarkan bidang ilmunya.<br />

e. Ahli yang dipilih berdasarkan pengakuan spesialisasi/ kepakarannya.<br />

3. Penentuan Ketua dan Anggota Tim Promotor<br />

a. Tim Promotor diusulkan oleh Program Studi melalui Fakultas kepada<br />

Program Pascasarjana selambat-lambatnya pada awal semester ke<br />

dua.<br />

b. Penetapan Tim Promotor dilakukan dengan Surat Keputusan Direktur<br />

Program Pascasarjana atas nama Rektor.<br />

c. Tim Promotor berjumlah tiga orang terdiri atas Ketua Tim Promotor<br />

dan dua Anggota Tim Promotor.<br />

d. Jika salah seorang Tim Promotor berhalangan tetap (misalnya<br />

meninggal dunia, tugas di dalam dan di luar negeri dalam waktu lebih<br />

dari 6 bulan, pensiun atau mengundurkan diri), berlaku ketentuan<br />

sebagai berikut:<br />

(1) jika terjadi sebelum SUP, maka boleh dilakukan penggantian,<br />

(2) jika terjadi sesudah SUP, maka tidak boleh dilakukan penggantian,<br />

kecuali jika ketiga-tiganya berhalangan tetap,<br />

(3) jika terjadi sesudah SUP, Ketua Tim Promotor berhalangan tetap,<br />

maka salah seorang Anggota Tim Promotor menggantikannya,<br />

tanpa perlu penambahan anggota tim.<br />

(4) penggantian seorang anggota Tim Promotor tidak diperkenankan,<br />

jika tidak ada pernyataan tertulis dari anggota Tim Promotor lama<br />

(kecuali meninggal dunia).Apabila setelah enam bulan tidak ada<br />

pernyataan tertulis dari Tim Promotor lama maka Ketua Program<br />

Studi berhak mengajukan penggantian Tim Promotor.<br />

e. Promotor dipilih berdasarkan spesialisasi keahlian (substansi) dan<br />

bertanggungjawab atas proses pembimbingan disertasi mahasiswa<br />

yang dibimbingnya.<br />

4. Pembimbingan<br />

a. Pembimbingan dapat dimulai sejak ditetapkan hingga penyelesaian<br />

disertasi.<br />

b. Proses pembimbingan harus tercatat dalam buku kemajuan studi<br />

sebagai suatu bukti proses pembelajaran.<br />

c. Pembimbingan dan pembahasan hasil penelitian dilaksanakan minimal<br />

12 kali, yang dicatat pada buku kemajuan studi.<br />

5. Seminar Usulan Penelitian (SUP)<br />

a. Seminar Usulan Penelitian (SUP)


496<br />

(1) Seminar Usulan Penelitian (SUP) merupakan rencana kerja<br />

mahasiswa dalam rangka penyusunan Disertasi.<br />

(2) SUP dilaksanakan paling lambat akhir semester ke-6 untuk yang<br />

sebidang dan semester ke-7 untuk yang tidak sebidang.<br />

(3) Mahasiswa program doktor dapat menempuh SUP jika telah<br />

memenuhi persyaratan:<br />

a) Telah mengikuti Kuliah Perdana di Universitas.<br />

b) Telah menghadiri SUP minimal enam kali dalam bidang ilmu<br />

yang sesuai, yang diketahui oleh pimpinan SUP dan tercatat<br />

dalam buku kemajuan studi.<br />

c) Telah mempresentasikan usulan proposal penelitian dihadapan<br />

Tim Promotor, minimal dua kali.<br />

d) Telah lulus Ujian Kualifikasi.<br />

(4) Penguji SUP terdiri dari tiga orang tim promotor, tiga orang oponen<br />

ahli, dan dipimpin oleh satu orang pimpinan SUP, yang ditetapkan<br />

berdasarkan Surat Keputusan Dekan/ Direktur Pascasarjana.<br />

(5) SUP dapat dilaksanakan apabila dihadiri sekurang-kurangnya lima<br />

orang penguji yang mewakili Tim Promotor dan Tim Oponen ahli,<br />

ditambah satu orang pimpinan SUP.<br />

(6) Pimpinan SUP adalah Pimpinan Program Studi Program S3 atau<br />

Ketua Tim Promotor.<br />

(7) Pimpinan SUP tidak otomatis sebagai penguji, kecuali sesuai<br />

dengan bidang studi mahasiswa yang diuji atau sebagai Ketua Tim<br />

Promotor.<br />

(8) SUP dilakukan secara terbuka dan dapat dihadiri oleh mahasiswa<br />

dan dosen.<br />

(9) Apabila SUP mahasiswa dinyatakan tidak lulus, mahasiswa yang<br />

bersangkutan diberi kesempatan untuk mengulang SUP satu kali<br />

yang dilaksanakan paling lama tiga bulan sesudah SUP yang<br />

pertama. Sanksi pemutusan studi akan diberikan, apabila SUP<br />

yang kedua dinyatakan tidak lulus.<br />

b. Penilaian Seminar Usulan Penelitian<br />

(1) Penilaian SUP diberikan dalam bentuk skor mentah (raw score)<br />

dengan kisaran 0-100.<br />

(2) Dalam SUP ini, pembahas mengevaluasi isi UP,mengajukan<br />

pertanyaan dan mengevaluasi jawaban yang diberikan mahasiswa,<br />

serta memberikan saran untuk perbaikan UP.<br />

(3) Dalam SUP ini Tim Penguji mengevaluasi pertanggungjawaban<br />

mahasiswa atas pertanyaan yang bersifat mengkritisi maupun<br />

mencari klarifikasi terhadap materi/substansi usulan penelitian itu<br />

dengan bobot penilaian :<br />

a) Latar Belakang Penelitian, bobot 15 persen.<br />

b) Kajian Pustaka/ Kajian Literatur/ Tinjauan Pustaka, bobot 15<br />

persen.


497<br />

c) Kerangka Pemikiran, Premis/Proposisi dan Hipotesis/ Fokus<br />

Penelitian/ Pernyataan masalah,bobot 15 persen.<br />

d) Metode Penelitian, bobot 10 persen.<br />

e) Tingkat originalitas penelitian bobot 15 persen.<br />

f) Sumbangan terhadap perkembangan ilmu pengetahuan,<br />

teknologi dan pembangunan, bobot 10 persen.<br />

g) Kemampuan penulisan ilmiah, bobot 10 persen.<br />

h) Kemampuan komunikasi dalam ujian lisan, bobot 10 persen.<br />

(4) Pada akhir seminar Tim Penguji memberikan penilaian sebagai<br />

berikut:<br />

a) mahasiswa dinyatakan lulus apabila memperoleh nilai ratarata≥75<br />

b) mahasiswa dinyatakan tidak lulus apabila mahasiswa<br />

memperoleh nilai rata-rata


498<br />

mengikuti Prosedur Operasional Baku yang tersaji dalam<br />

Lampiran.<br />

(7) Tulisan ilmiah dapat berupa:<br />

a) Artikel ilmiah berupa tulisan yang relevan dengan bidang ilmu<br />

yang sedang ditekuni atau merupakan bagian dari disertasi,<br />

sebagai penulis utama, diutamakan pada jurnal internasional<br />

atau jurnal nasional terakreditasi, atau sekurang-kurangnya<br />

pada jurnal yang memiliki ISSN dan bisa diakses secara on<br />

line; atau<br />

b) Artikel Ilmiah di Prosiding Seminar yang telah diterbitkan,<br />

pada lingkup internasional yang memiliki ISSN; atau<br />

c) Artikel ilmiah yang diunggah (upload) di e-jurnal Unpad<br />

atau Pustaka Ilmiah Unpad, yang sudah disetujui oleh Tim<br />

Promotor dan Program Pascasarjana; atau<br />

d) Bukuajar atau buku teks, yang relevan dengan bidang<br />

keilmuannya dan memiliki ISBN.<br />

(8) Menyerahkan Naskah Disertasi untuk ditelaah oleh 3 orang<br />

oponen ahli yang jika diperlukan salah seorang di antaranya dapat<br />

berasal dari luar Unpad dalam bidang/sub-bidang ilmu yang sama.<br />

(9) Memperbaiki Naskah Disertasi berdasarkan telaahan yang<br />

dilakukan para oponen ahli. Perbaikan Naskah Disertasi<br />

didiskusikan dengan dan disetujui oleh Tim Promotor. Naskah<br />

Disertasi yang telah disetujui diserahkan kembali untuk diujikan<br />

dalam UND.<br />

b. Pelaksanaan UND<br />

(1) Sidang UND dapat dilaksanakan di fakultas terkait atau di Program<br />

Pascasarjana.<br />

(2) Panitia Ujian Naskah Disertasi ditetapkan oleh Surat<br />

Keputusan Dekan / Direktur Program Pascasarjana, terdiri atas:<br />

a) Ketua dan Sekretaris Sidang<br />

b) Tiga orang Promotor<br />

c) Tiga orang Oponen Ahli<br />

d) Satu orang representasi Profesordi Unpad yang masih aktif.<br />

(3) Pimpinan Sidang UND:<br />

a) Ketua Sidang adalah Direktur Program Pascasarjana atau<br />

Dekan yang memiliki jabatan akademik Profesor.<br />

b) Sekretaris Sidang adalah Dekan, Asisten Direktur Program<br />

Pascasarjana atau Ketua Program Studi terkait.<br />

(4) Tugas Pimpinan Sidang dan Tim Penguji (Tim Promotor,Tim<br />

Oponen (Oponen Ahli dan Representasi Profesor di Unpad yang<br />

masih aktif):<br />

a) Pimpinan Sidang bertugas memandu seluruh acara sidang.<br />

b) Tim Promotor selain bertugas mengantarkan promovendus<br />

mempertanggungjawabkan disertasinya di hadapan Tim


499<br />

Penguji juga memberikan penilaian tentang performa akademik<br />

promovendus.<br />

c) Tim Oponen bertugas memberikan penilaian secara<br />

komprehensif tentang performa akademik promovendus.<br />

(5) Sidang UND dapat dilaksanakan, apabila dihadiri sekurangkurangnya<br />

tujuh orang terdiri atas lima orang Tim Penguji yang<br />

mewakili Tim Promotor dan Tim Oponen(Oponen Ahli dan<br />

Representasi Profesor di Unpad yang masih aktif) dan dua orang<br />

pimpinan sidang (Ketua dan Sekretaris Sidang).<br />

(6) Sidang UND dilaksanakan secara tertutup yang dapat dihadiri oleh<br />

mahasiswa program doktor.<br />

(7) Promovendus menyajikan dan mempertahankan hasil-hasil<br />

penelitian dan kelayakan naskah disertasinya atas pertanyaan dan<br />

sanggahan dari Tim Penguji. Susunan acara sidang UND adalah<br />

sebagai berikut:<br />

a) Penyampaian ringkasan disertasi oleh promovendus.<br />

b) Tanya jawab.<br />

c) Rapat Panitia UND untuk menilai hasil penelitian dan kelayakan<br />

disertasi promovendus untuk diajukan pada Sidang Promosi<br />

Doktor (SPD).<br />

d) Pengumuman hasil UND.<br />

(8) Sidang UND berlangsung maksimal tigajam.<br />

c. Penilaian UND<br />

(1) Bobot untuk materi penilaian UND adalah :<br />

a) Latar Belakang Penelitian, bobot 10 persen.<br />

b) Kajian Pustaka/ Kajian Literatur/ Tinjauan Pustaka, bobot 10<br />

persen.<br />

c) Kerangka Pemikiran, Premis/Proposisi dan Hipotesis/ Fokus<br />

Penelitian/ Pernyataan masalah, bobot 5 persen.<br />

d) Metode Penelitian, bobot 10 persen.<br />

e) Tingkat originalitas penelitian, bobot 15 persen.<br />

f) Ketajaman analisis dan keutuhan pemikiran, bobot 15<br />

persen.<br />

g) Sumbangan terhadap perkembangan ilmu pengetahuan,<br />

teknologi dan pembangunan, bobot 10 persen.<br />

h) Kemantapan dan mutu penyimpulan, serta saran-saran<br />

yang diajukan, bobot 5 persen.<br />

i) Kemampuan penulisan ilmiah, bobot 10 persen.<br />

j) Kemampuan komunikasi dalam ujian lisan, bobot 10 persen<br />

(2) Nilai pada Ujian Naskah Disertasi diberikan dalam bentuk skor<br />

dengan kisaran 0-100. Mahasiswa dinyatakan lulus Ujian Naskah<br />

Disertasi apabila memperoleh sekurang-kurangnya skor75.<br />

(3) Bobot nilai untuk Ujian Naskah Disertasi (UND) adalah 60%<br />

untuk nilai dari Tim Promotor dan 40% untuk nilai dari Tim


500<br />

Oponen Ahli dan Representasi Profesor di Unpad yang masih<br />

aktif.<br />

(4) Hasil UND dapat berupa :<br />

a) Lulus tanpa perbaikan dan dapat menempuh Sidang<br />

Promosi Doktor (SPD) dalam waktu paling cepat dua<br />

minggu setelah pelaksanaan UND.<br />

b) Lulus dengan perbaikan minor dan dapat menempuh SPD<br />

paling cepat satu bulan setelah pelaksanaan UND.<br />

c) Lulus dengan perbaikan mayor dan dapat menempuh SPD<br />

paling cepat tiga bulan setelah pelaksanaan UND.<br />

d) Tidak lulus dan harus memperbaiki serta mengulang UND<br />

paling cepat enam bulan kemudian.<br />

e) Apabila hasil UND ulangan tetap dinyatakan tidak lulus,<br />

maka yang bersangkutan dinyatakan tidak lulus (drop out)<br />

dalam Program Doktor Universitas Padjadjaran.<br />

8. Sidang Promosi Doktor (SPD)<br />

a. Syarat SPD<br />

Mahasiswa program doktor dapat menempuh Sidang Promosi Doktor<br />

(SPD) apabila telah memenuhi persyaratan berikut:<br />

(1) Telah melaksanakan Ujian Naskah Disertasi (UND) dan dinyatakan<br />

lulus dengan nilai 75.<br />

(2) Telah memperbaiki Naskah Disertasi berdasarkan masukan dari<br />

sidang UND. Naskah yang telah diperbaiki disetujui oleh Tim<br />

Penguji dan kemudian diajukan untuk diuji pada Sidang Promosi<br />

Doktor (SPD).<br />

(3) Naskah Disertasi harus sudah dijilid tebal (hard cover) berwarna<br />

kuning.<br />

b. Pelaksanaan SPD<br />

(1) SPD dilaksanakan secara terbuka untuk diketahui masyarakat<br />

ilmiah dan umum tentang kelayakan promovendus mendapatkan<br />

gelar doktor sesuai dengan disiplin ilmunya.SPD dapat dihadiri<br />

oleh keluarga, kerabat, mahasiswa, sivitas akademika dan<br />

anggota masyarakat lain yang diundang secara khusus.<br />

(2) SPD berlangsung maksimal dua jam.<br />

(3) Panitia SPD ditetapkan oleh Surat Keputusan Direktur, terdiri<br />

atas:<br />

a) Ketua dan Sekretaris Sidang<br />

b) Tiga orang Promotor<br />

c) Tiga orang Oponen Ahli<br />

d) Seorang Representasi Profesor di Unpad yang masih aktif<br />

(4) Pimpinan Sidang Promosi Doktor adalah:


501<br />

a) Ketua Sidang adalah Rektor/Ketua Senat Universitas<br />

Padjadjaran atau pejabat lain yang diberi kewenangan yaitu<br />

Sekretaris Senat, Wakil Rektor I, Direktur Program<br />

Pascasarjana atau Dekan yang memiliki jabatan akademik<br />

Profesor.<br />

b) Sekretaris Sidang adalah Sekretaris Senat Universitas<br />

Padjadjaran, Asisten Direktur Program Pascasarjana<br />

Universitas Padjadjaran, Dekan atau Pimpinan Program Studi<br />

terkait.<br />

(5) Tugas Pimpinan Sidang dan Tim Penguji (Tim Promotor dan Tim<br />

Oponen):<br />

a) Pimpinan Sidang bertugas memandu seluruh acara sidang.<br />

b) Tim Promotor selain bertugas mengantarkan promovendus<br />

mempertanggungjawabkan disertasinya di hadapan Tim<br />

Penguji juga memberikan penilaian tentang performa akademik<br />

promovendus.<br />

c) Tim Oponen(Oponen Ahli dan Representasi Profesor di Unpad<br />

yang masih aktif) bertugas memberikan penilaian secara<br />

komprehensif tentang performa akademik promovendus.<br />

(6) Setelah SPD dan kandidat dinyatakan lulus, tidak ada lagi<br />

perbaikan naskah disertasi.<br />

(7) Susunan acara SPDadalah sebagai berikut :<br />

a) Kata pengantar dari Ketua Tim Promotor tentang latar belakang<br />

dan kelayakan disertasi promovendus untuk dipertahankan di<br />

depan SPD.<br />

b) Penyampaian ringkasan disertasi oleh promovendus.<br />

c) Tim Penguji menyampaikan pertanyaan atau sanggahan<br />

secara komprehensif sesuai dengan alokasi waktu yang<br />

disepakati Panitia Ujian.<br />

d) Tanya jawab tidak bersifat polemik ataupun arahan yang<br />

bersifat bimbingan.<br />

e) Pertanyaan, komentar atau saran terhadap hal-hal yang tidak<br />

bersifat substantif disampaikan secara tertulis kepada<br />

promovendus.<br />

f) Tanggapan Tim Penguji terhadap jawaban promovendus dapat<br />

dinyatakan dengan kata-kata pujian/persetujuan atau<br />

ketidaksetujuan.<br />

g) Rapat Panitia SPD untuk menilai kelayakan promovendus<br />

menjadi Doktor dan pengumuman hasil ujian SPD.<br />

h) Pesan, kesan, dan harapan dari Ketua Tim Promotor.<br />

i) Ungkapan rasa syukur dari promovendus berkenaan dengan<br />

selesainya pendidikan pada Program Pascasarjana Universitas<br />

Padjadjaran.<br />

j) Penyerahan Sertifikat Tanda Kelulusan SPD, yang<br />

ditandatangani Ketua Sidang dan Ketua Tim Promotor.


502<br />

k) Pemberian ucapan selamat.<br />

l) Promovendus yang telah lulus ujian promosi doktor,dapat<br />

mengikuti upacara wisuda yang telah ditetapkan untuk dilantik<br />

sebagai lulusan Unpad.<br />

c. Penilaian SPD<br />

(1) Bobot untuk materi penilaian SPD adalah :<br />

a) Latar Belakang Penelitian, bobot 10 persen.<br />

b) Kajian Pustaka/ Kajian Literatur/ Tinjauan Pustaka, bobot 10<br />

persen.<br />

c) Kerangka Pemikiran, Premis/Proposisi dan Hipotesis/ Fokus<br />

Penelitian/ Pernyataan masalah, bobot 5 persen.<br />

d) Metode Penelitian, bobot 10 persen.<br />

e) Tingkat originalitas penelitian, bobot 15 persen.<br />

f) Ketajaman analisis dan keutuhan pemikiran, bobot 15 persen.<br />

g) Sumbangan terhadap perkembangan ilmu pengetahuan,<br />

teknologi dan pembangunan, bobot 10 persen.<br />

h) Kemantapan dan mutu penyimpulan, serta saran-saran yang<br />

diajukan, bobot 5 persen.<br />

i) Kemampuan penulisan ilmiah, bobot 10 persen.<br />

j) Kemampuan komunikasi dalam ujian lisan, bobot 10 persen.<br />

(2) Penilaian Sidang Promosi Doktor (SPD) dalam bentuk raw skor<br />

dengan kisaran 0-100.<br />

(3) Skor dari Tim Penguji dijumlahkan dengan persentase Tim<br />

Promotor 60% dan dari Tim Oponen Ahli serta Representasi<br />

Profesor 40%.<br />

d. Penilaian Disertasi<br />

Penilaian Disertasi dilakukan dengan formula:<br />

Nilai UND+ Nilai SPD<br />

----------------------------<br />

2<br />

Nilai angka yang diperoleh kemudian dikonversikan ke dalam angka<br />

mutu sebagaimana Tabel konversi nilai dalamLampiran.<br />

e. Yudisium<br />

(1) Yudisium kelulusan didasarkan pada Indeks Prestasi Kumulatif<br />

(IPK) promovendus sebagai berikut :<br />

3,00 - 3,49 Memuaskan<br />

3,50 - 3,79 Sangat Memuaskan<br />

3,80 – 4,00 Cum laude*)


5<strong>03</strong><br />

E. Tata Tertib<br />

*) lihat penjelasan no 2.<br />

(2) Predikat kelulusan Cumlaude, memiliki persyaratan tambahan lain<br />

yaitu:<br />

a) Masa studi tidak melebihi delapan semester dan minimal dua<br />

artikel pada jurnal ilmiah berskala nasional yang terakreditasi.<br />

b) Masa studi sembilan sampai 10 semester dan minimal satu<br />

artikel pada jurnal ilmiah berskala internasional.<br />

c) Tidak terdapat mata kuliah yang bernilai C dan tidak ada<br />

pengulangan mata kuliah.<br />

(3) Penentuan keputusan yudisium berdasarkan rapat sidang<br />

keputusan penguji yang memungkinkan adanya perubahan<br />

keputusan yudisium tidak sesuai tabel yudisium kelulusan. Dengan<br />

pertimbangan kualifikasi performa akademik pada saat sidang<br />

UND (Ujian Naskah Disertasi) dan SPD (Sidang Promosi Doktor).<br />

Yudisium untuk kesepakatan penguji hanya diperbolehkan naik<br />

atau turun satu peringkat predikat.<br />

Tata Busana<br />

1. Pada Sidang Ujian Naskah Disertasi, Ketua dan Sekretaris Sidang, serta<br />

anggota Panitia Ujian Naskah Disertasi,priamenggunakan kemeja,celana<br />

panjang warna gelapdan dasi, sedangkan untuk wanita menyesuaikan.<br />

2. Pada Sidang Promosi Doktor, Panitia Promosi Doktor yang memiliki<br />

jabatan:<br />

a) Profesor: memakai toga, baret, dan kalung jabatan sesuai dengan<br />

atribut Senat Universitas.<br />

b) Profesor dari luar Unpad: memakai toga dan baret sesuai atribut<br />

Perguruan Tinggi asal atau bila perlu dapat menggunakan toga dan<br />

baret Universitas Padjadjaran tanpa kalung Senat Universitas;.<br />

c) Panitia non-profesor: memakai toga dan baret tanpa memakai kalung<br />

Senat Universitas;<br />

3. Pada Sidang UND maupun SPD, promovendus pria memakai jas,celana<br />

panjang warna gelapdan dasi, sedangkan untuk promovendus wanita<br />

menyesuaikan.<br />

F. Jenis Pelanggaran dan Sanksi<br />

i. Peringatan Akademik<br />

Peringatan akademik diberikan kepada :<br />

1. Mahasiswa Program Doktor/Kandidat Doktor yang melalaikan kewajiban<br />

administrasi (tidak melakukan pendaftaran ulang) untuk satu semester.<br />

2. Mahasiswa yang pada akhir semester ke-3 tidak mencapai IPK 3,00.


504<br />

3. Mahasiswa yang belum lulus ujian kualifikasi pada akhir semester ke-<br />

4untuk yang sebidang dan akhir semester ke-5 untuk yang tidak sebidang.<br />

4. Kandidat Doktor yang belum melaksanakan Seminar Usulan Penelitian<br />

pada akhir semester ke-5 untuk yang sebidang dan akhir semester ke-6<br />

untuk mahasiswa yang tidak sebidang.<br />

5. Kandidat Doktor yang belum melaksanakan ujian naskah disertasipada<br />

akhir semester ke-7 untuk yang sebidang dan akhir semester ke-8 untuk<br />

yang tidak sebidang.<br />

ii. Pemutusan Studi<br />

Putus studi (drop out) berarti mahasiswa dikeluarkan dari Pogram<br />

Doktor karena hal-hal sebagai berikut:<br />

1. Tidak mengikuti kegiatan proses belajar-mengajar pada semester ke-<br />

1 dan/atau semester ke-2;<br />

2. Tidak mengisi KRS (tidak mengikuti kegiatan belajar mengajar) dua<br />

semester berturut-turut atau secara terpisah;<br />

3. Mengundurkan diri dari satu atau beberapa mata kuliah setelah lewat<br />

batas waktu perubahan KRS dua semester berturut-turut atau secara<br />

terpisah;<br />

4. Menghentikan (tidak herregistrasi) studi dua semester berturut-turut atau<br />

dalam waktu berlainan;<br />

5. Tidak mencapai IPK 3.00pada akhir semester ke-4 untuk yang sebidang<br />

dan akhir semester ke-5 untuk yang tidak sebidang;<br />

6. Belum lulus Ujian Kualifikasi pada akhir semester ke-5untuk yang<br />

sebidang, dan akhir semester ke-6 untuk yang tidak sebidang;<br />

7. Belum lulus Seminar Usulan Penelitian pada akhir semester ke-<br />

6untuk yang sebidang dan akhir semester ke-7 yang tidak sebidang;<br />

8. Belum melaksanakan SPD pada akhir semester ke-10bagi yang<br />

sebidang dan semester ke-11 bagi yang tidak sebidang;<br />

9. Melakukan hal-hal yang bersifat mencemarkan nama baik almamater<br />

(Universitas Padjadjaran) atau melanggar etika keilmuan (misalnya<br />

melakukan plagiat);<br />

10. Meninggal dunia.<br />

iii.<br />

Sanksi Akademik<br />

1. Sanksi akademik dikenakan kepada mahasiswa yang melakukan tindakan<br />

tidak terpuji dalam proses belajar-mengajar, baik akademik maupun nonakademik,<br />

atau melanggar hukum (misalnya, melakukan tindak kriminal)<br />

atau melakukan perbuatan tidak bermoral.<br />

2. Jenis sanksi akademik untuk kasus-kasus tertentu ditetapkan<br />

(berdasarkan peraturan dan perundangan yang berlaku) oleh suatuKomisi<br />

Pertimbangan yang terdiri atas perwakilan universitas (Rektor, Wakil<br />

Rektor Bidang Pembelajaran dan Kemahasiswaan,Direktur Program


505<br />

Pascasarjana dan Asisten Direktur Program Pascasarjana) danperwakilan<br />

institusi penyelanggara program studi studi (Dekan dan/atau Wakil Dekan<br />

Bidang Pembelajaran dan Kemahasiswaan Fakultas yang terkait, Ketua<br />

Tim Pembimbing, Ketua/Sekretaris Program Studi S2). Hasil kesepakatan<br />

Komisi Pertimbangan kemudian ditindaklanjuti dengan penandatanganan<br />

Berita Acara sebagai dasar untuk menetapkan keputusan.<br />

J. Ijazah, Wisuda dan Gelar Akademik<br />

1. Mahasiswa program doktor yang telah dinyatakan lulus untuk mendapat<br />

Surat Keterangan Kelulusan, Transkrip Akademik, dan Ijazah, diwajibkan:<br />

a. Menyerahkan buku disertasi.<br />

b. Menyerahkan surat pengantar sudah menyelesaikan administrasi dari<br />

Program Studi.<br />

c. Menyerahkan bukti publikasi ilmiah dari disertasinya.<br />

2. Lulusan dapat mengikuti wisuda apabila telah memenuhi kewajiban<br />

seperti yang tercantum pada nomor satu.<br />

Lulusan Program Doktor diberikan hak menggunakan gelar akademik<br />

Doktor, disingkat Dr., yang ditempatkan di depan nama, sejak dinyatakan<br />

lulus pada sidang promosi doktor.


1<br />

BAB III<br />

SARANA DAN PRASARANA


506<br />

BAB III<br />

SARANA DAN PRASARANA<br />

A. Fasilitas Bangunan<br />

Fakultas Kedokteran memenpati beberapa kampus yang terletak di<br />

Jatinangor, Kampus Jalan. Eijkman yang menempati Gedung Rumah Sakit<br />

Pendidikan<br />

Kampus di Jatinangor diperuntukan bagi kegiatan pembelajaran Program S1<br />

dan Program Diploma Kebidanan, Kampus di Jalan Eijkman yang bertempat<br />

di Gedung Rumah Sakit Pendidikan diperuntukan untuk kegiatan<br />

pembelajaran Program Profesi Dokter (PSPD), Program Pendidikan Dokter<br />

Spesialis (PPDS) serta Program Pascasarjana.<br />

3.1. Kampus Jatinangor<br />

Fasilitas bangunan di kampus Jatinangor dengan tuas area sekitar 1941.8<br />

m 2 terdiri atas beberapa gedung sebagai berikut : Kampus Jatinangor terdiri<br />

dari 6 gedung utama (A1, A2, A3, A4, A5 dan A6) yang digunakan untuk<br />

Program Sarjana Kedokteran dan Program Diploma Kebidanan terdiri dari :<br />

Gedung A1 digunakan untuk Ruang Pimpinan Fakultas serta untuk<br />

:menjalankan proses pelayanan administrasi pendidikan.<br />

Gedung A2 terdapat 10 ruang tutorial, ruang staf dan praktikum bagian<br />

Fisiologi, Farmakologi, Biokimia, Kimia, Biologi Medik dan Patologi Klinik.<br />

Gedung A3 digunakan untuk ruang kuliah interaktif dengan kapasitas 300<br />

orang, perpustakaan yang ditunjang oleh sistem informasi digital dan<br />

<br />

ruang staf bagian epidemiologi.<br />

Gedung A4 digunakan sebagai ruang staf dan praktikum bagian Anatomi,<br />

Parasitologi, Mikrobiologi, Patologi Anatomi dan Histologi serta 30 ruang<br />

tutorial yang dilengkapi komputer yang terhubung intra-internet, dan alat<br />

– alat untuk menunjang diskusi.<br />

Gedung A5 digunakan sebagai ruangan perkuliahan umum, 50<br />

laboratorium ketrampilan klinik, 30 ruang tutorial, serta dan satu ruangan<br />

laboratorium komputer untuk mengaplikasikan ilmu statistik computer.<br />

Gedung A6 (Studentt Centre), digunakan untuk kegiatan kemahasiswaan.<br />

Terdiri dari Kantin, Book Store, Mushola, Ruang Senat Mahasiswa,<br />

Ruang Unit Kegiatan Mahasiswa serta Sport Hall.<br />

Prasarana lahan parkir seluas 8152 m 2 .<br />

Ruang yang digunakan dilengkapi dengan sarana multimedia (komputer dan<br />

LCD) serta koneksi jaringan internet


507<br />

Gambar :<br />

Sarana Penunjang pada proses Pembelajaran<br />

3.2 Kampus Eijkman<br />

Kampus di Jalan Eijkman yang menempati gedung Rumah Sakit Pendidikan<br />

(RSP) Unpad-RSHS, digunakan untuk kegiatan Program Profesi Dokter,<br />

Program Pendidikan Dokter Spesialis dan Program Pascasarjana<br />

Kedokteran.<br />

Di gedung RSP selain fasilitas untuk ruang kuliah dan ruang administrasi juga<br />

terdapat ruang auditorium yang representative.<br />

Sebagai fasilitas penunjang pendidikan, penelitian dan pelayanan dalam<br />

bidang kesehatan gedung RSP dilengkapi dengan berbagai laboratorium<br />

penelitian seperti :


508<br />

1. Laboratorium Biologi Molekuler<br />

2. Laboratorium Culture & Genetic<br />

3. Laboratorium Patologi & Biokimia<br />

4. Laboratorium Immunologi & Farmakologi<br />

5. Laboratorium Bakteriologi<br />

6. Laboratorium Parasitology<br />

7. Laboratorium Mikologi<br />

B. Perpustakaan<br />

Sarana Perpustakaan Fakultas Kedokteran UNPAD terdiri dari perpustakan<br />

pusat yang terletak di Kampus Jatinangor dan RSHS serta perpustakaan<br />

bagian-bagian yang tersebar di seluruh bagian baik di Jatinangor maupun di<br />

RSHS,<br />

Perpustakaan elektronik yang telah dikembangkan bertujuan untuk<br />

memenuhi kebutuhan akan informasi sumber-sumber literatur yang cepat dan<br />

tepat, yang memberikan kesenpatan kepada para civitas untuk mencari dan<br />

memperoleh jurnal-jurnal terbaru dari berbagai cabang ilmu kedokteran<br />

secara lengkap. Perpustakaan fakultas terletak di gedung A3 dengan<br />

menempati areal sekitar 800 m 2 menyediakan koleksi sebanyak 30.836 buah<br />

yang terbagi dalam bentuk Buku teks, jurnal ilmiah nasional dan<br />

internasional, bulletin, majalah dan disertasi/tesis/skripsi. Namun yang tidak<br />

kalah berperannya dalam melengkapi koleksi adalah tersedianya fasilitas<br />

jurnal elektronik yang dapat diakses oleh para civitas akademika, seperti :<br />

Pustaka Ilmiah UNPAD<br />

Jama & Archives<br />

KARGER<br />

Wolter Kluwer Health<br />

OvidSP, SpringerLink<br />

Keberadaan perpustakaan dengan sarana standar kualitas mutakhir yang<br />

dimiliki oleh Fakultas Kedokteran Unpad saat ini, baik untuk kepentingan<br />

pendidikan maupun penelitian, dimaksudkan untuk mendukung tercapainya<br />

VMT khususnya dalam menjawab tantangan kemajuan iptekdok dan<br />

perkembangan pendidikan kedokteran modern.<br />

C. Teaching Hospital<br />

Rumah sakit pendidikan utama bagi Fakultas Kedokteran Unpad adalah<br />

Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) yang juga merupakan Rumah Sakit<br />

Pendidikan Percontohan di Indonesia. RSHS memiliki kapasitas sebanyak<br />

1100 tempat tidur dengan hampir 2000 tenaga medis dalam penyediaan<br />

seluruh pelayanan kesehatan baik tradisional, alternatif maupun modern<br />

termasuk Kedokteran Nuklir dan Program Bayi Tabung.


509<br />

Gambar :<br />

Rumah Sakit<br />

Hasan Sadikin<br />

Gambar :<br />

Gedung<br />

Pusat Mata Nasional<br />

Rumah Sakit Cicendo<br />

Prasarana yang terdapat di Rumah<br />

Sakit Dr. Hasan Sadikin (RSHS)<br />

sebagai rumah sakit pendidikan<br />

utama dan Pusat Mata Nasional<br />

Rumah Sakit Mata Cicendo.<br />

sebagai rumah sakit pendidikan<br />

afiliasi, memanfaatkan ruanganruangan<br />

yang terdapat di bagianbagian<br />

dan menyatu dengan<br />

gedung pelayanan rumah sakit.<br />

Akses pemanfaatan gedung dan<br />

ruangannya yang terdapat di<br />

dalamnya berdasarkan adanya<br />

kerja sama yang erat antara FK<br />

Unpad, RSHS dan PMN RS<br />

Cicendo. Dalam menunjang proses<br />

pendidikan, RSHS dan PMN RSM Cicendo menyediakan fasilitas tempat<br />

praktik bagi peserta didik yang telah mencapai tahap profesi.<br />

Dalam upaya peningkatan kualitas proses pendidikan, penelitian dan<br />

pelayanan kesehatan maka Depkes dan Depdiknas telah mendorong<br />

pendirian Pusat Ilmu Kesehatan. Untuk itu telah dibangun gedung Rumah<br />

Sakit Pendidikan (Teaching Hospital) di jalan Eijkmann dengan luas 24.000<br />

m 2 dalam waktu 3 tahun.


510<br />

Gambar :<br />

Teaching Hospital UNPAD-RSHS<br />

D. Sistem Informasi<br />

Kebutuhan akan kecepatan dan keakuratan informasi merupakan modal yang<br />

mutlak diperlukan oleh Fakultas Kedokteran Unpad dalam menjalankan<br />

proses pendidikan yang sejalan dengan visi dan misi institusi, khususnya<br />

dalam menghadapi persaingan global dan menjawab tantangan<br />

perkembangan iptek kedokteran serta tantangan pelayanan kesehatan. MIR<br />

Center telah menjalankan beberapa program yang bertujuan untuk<br />

memperkenalkan FK Unpad kepada dunia global tanpa batasan ruang dan<br />

waktu, yang dikenal sebagai Web Based Medical Education and Information<br />

Management. Terdapat 5 program yang tengah dijalankan oleh MIR Center<br />

untuk mewujudkan tujuan diatas, yaitu Pengembangan Jaringan, Pembuatan<br />

Situs instusional, Pengembangan Perpustakaan Elektronik, Pengembangan<br />

Sistem Administrasi Terpadu serta Multi media dalam pendidikan.<br />

Kampus FK Unpad yang tersebar di beberapa tempat sudah terintegrasi<br />

dengan adanya pengembangan jaringan dan pemberian fasilitas koneksi<br />

jaringan e-mail bagi seluruh staf di lingkungan FK Unpad, sehingga<br />

perpindahan data dan pembaharuan informasi yang terjadi tetap dapat<br />

diketahui di beberapa tempat


511<br />

Gambar :<br />

Ruang TeleMedicine<br />

Situs www.fk.unpad.ac.id<br />

merupakan<br />

situs<br />

institusional<br />

yang<br />

memungkinkan penyebaran<br />

informasi bagi kalangan<br />

civitas dan umum tanpa<br />

adanya batasan tempat dan<br />

waktu. Hal ini sekaligus<br />

sebagai media komunikasi<br />

bagi mahasiswa dan dosen<br />

dalam menunjang<br />

berjalannya<br />

dan<br />

transparansi proses<br />

pendidikan.


512<br />

E. Sarana penelitian<br />

Unit Penelitian Kesehatan (UPK) didirikan untuk menunjang pelaksanaan dan<br />

koordinasi penelitian di FK Unpad dan RSHS. Dengan peralatan mutakhir dan<br />

modern unit ini bisa memfasilitasi penelitian tingkat molekuler sampai<br />

penelitian lapangan. Kerja sama dengan berbagai institusi baik dari luar<br />

maupun dalam negeri telah mempercayakan unit ini untuk melaksanakan<br />

penelitian seperti penelitian HIV-AIDS, Avian Influenza, dan sebagainya.<br />

F. Asrama Mahasiswa<br />

Asrama Bale Padjadjaran dibangun pertama kali pada tahun 2006 yang terdiri<br />

dari 3 lantai dengan 50 kamar tidur khusus untuk mahasiswa Twinning<br />

Program. Selanjutnya pada tahun 2007 dikembangkan dengan<br />

pembangunan Bale Padjadjaran II untuk menampung 100 orang mahasiswa<br />

internasional. Dengan pengalaman positif pembangunan ini, selanjutnya<br />

pada tahun 2008 dibangun kembali Bale Padjadjaran III dan IV untuk 200<br />

mahasiswa reguler, sehingga seluruh mahasiswa tahun pertama dapat<br />

ditampung dalam asrama. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan<br />

kesempatan kepada mahasiswa melakukan adaptasi selama tahun pertama<br />

mereka di FK Unpad. Selain menyediakan tempat tinggal yang nyaman,<br />

prasarana ini dimaksudkan agar mahasiswa memiliki rasa tanggung jawab<br />

dan kebersamaan serta kerja sama dengan mahasiswa lain dengan suku,<br />

agama, kebudayaan serta lingkungan yang berbeda. Dengan tinggal di<br />

asrama maka semua mahasiswa dapat berperan aktif dalam berbagai<br />

aktivitas kemahasiswaan serta membangun disiplin yang tinggi. Oleh karena<br />

itu di asrama ini disediakan pula berbagai fasilitas untuk kegiatan olahraga<br />

dan kesenian.<br />

Fasilitas yang tersedia di Bale Padjadjaran selain tempat tidur, ruang diskusi,<br />

ruang pertemuan, juga fasilitas yang telah tersedia di Bale Padjadjaran,<br />

seperti fitness centre, tenis meja studio musik, fasilitas karoke serta fasilitas<br />

jogging track di seputar asrama.<br />

Gambar :<br />

Fasilitas Asrama<br />

Bale Padjadjaran


513<br />

G. Fasilitas Kegiatan Kemahasiswaan<br />

Secara umum ketersediaan fasilitas kegiatan kemahasiswaan dapat<br />

dikategorikan dalam rangka pengembangan minat bakat olahraga dan<br />

kesenian dan Penalaran, fasilitasi kegiatan kemahasiswaan di Fakultas<br />

Kedokteran telah membangun Gedung Student Center yang cukup<br />

representative dan dapat digunakan untuk kegiatan kemahasiswaan untuk<br />

berbagai jenis olah raga, seperti Futsal, Basket, Tenis Meja, Bulu Tangkis,<br />

Gambar :<br />

Gedung Student Centre<br />

Selain untuk kegiatan olah raga, fasilitas lain di Gedung Student Centre<br />

adalah, Kantin, Masjid “As-SyIfa” ruang untuk Unit Kegiatan Mahasiswa,<br />

Foto copy, mini market serta Toko Alat Tulis.


1<br />

BAB IV<br />

PENELITIAN DAN KERJASAMA


514<br />

BAB IV<br />

PENELITIAN DAN KERJASAMA<br />

a. Penelitian<br />

Sebagai salah satu tolok ukur sebuah lembaga pendidikan adalah jumlah<br />

penelitian yang telah dihasilkan oleh sivitas akademikanya. Hasil-hasil yang telah<br />

dicapai oleh Fakultas Kedokteran Unpad dalam kurun waktu ini memberikan<br />

hasil yang yang cukup baik. Pencapaian produk-produk penelitian yang<br />

dihasilkan merupakan strategi pencapaian yang telah dituangkan pada Renstra<br />

FK-Unpad 2008-2012, sebagai salah satu indikator utama, yaitu penelitian yang<br />

difokuskan pada hasil riset yang berbasis produk bagi masyarakat.<br />

Fakultas Kedokteran Unpad memiliki Unit Penelitian Kesehatan (UPK) sebagai<br />

salah satu unit kerja yang memiliki tugas dan fungsi di bidang penelitian,<br />

sehingga perannya sangat membantu sivitas akademika FK dalam melakukan<br />

penelitian. Sumber pembiayaan untuk penelitian berasal dari berbagi sumber,<br />

seperti : a). Biaya Mandiri, b) Biaya PT atau Fakultas c) Departemen Pendidikan<br />

Nasional seperti PHK-PKPD d) Instirusi dalam dan Luar Negeri (IMPACT, Avian<br />

Influenza, KNAW)<br />

Beberapa penelitian yang dilakukan dan telah memperoleh Patent atau Hak<br />

Kekayaan Intelektual (HAKI) :<br />

Metoda pengolahan limbah cair infeksius rumah sakit oleh Prof. Dr. dr.<br />

M. Nurhalim Shahib, No Paten ID 0 000 235<br />

Proses transport Nutrient melalui membran sel tanpa radioaktif oleh<br />

Prof. Dr. dr. M. Nurhalim Shahib, No Paten ID 0 019 992<br />

Komposisi ekstrak kering carica papaya linn, phyllantus neruri linn, dan<br />

curcuma xanthorrhiza roxb untuk anti demam berdarah oleh Prof. Dr. dr.<br />

M. Nurhalim Shahib, No Paten ID 0 022 171<br />

Makanan ringan yang menurunkan berat badan, kolesterol dan<br />

mencegah kerusakan sel-sel otak oleh Prof. Dr. M. Nurhalim Shahib<br />

(dalam proses hasil), No Paten 00200900094<br />

Peran lem Fibrin Otologus Terhadap Penempelan Tandur Konjungtiva<br />

Bulbi Melalui Ekspresi Gen Fibronektin dan Integrin pada Mata Kelinci<br />

(10 Agustus 2009) oleh Dr. dr. Sutarya Enus, SP.M(K)., M.Kes,<br />

Vitrifikasi hematopoietic stem cell dari darah tali pusat manusia dalam<br />

upaya pembangunan Bank stem cell darah tali pusat di Indonesia (2009-<br />

dalam proses)oleh Dr. TonoDjuwantono, SpOG(K), M.Kes


515<br />

Sejalan dengan visi untuk menjadi institusi kedokteran yang menempatkan<br />

keunggulan penelitian dan pendidikan, Selain menyediakan sumber pembiayaan<br />

untuk penelitian, FK Unpad terus melakukan pengembangan laboratoriun beserta<br />

peralatan penunjang lainnya.<br />

Gambar :<br />

Salah satu Laboratorium dan contoh beberapa Peralatan<br />

Penunjang yang dimiliki FK Unpad.


516<br />

b. Pengabdian Masyarakat<br />

FK Unpad sebagi unsure lembaga perguruan tinggi, dalam menjalankan<br />

fungsinya dari Tri Darma Perguruan Tinggi, selain pendidikan, penelitian juga<br />

pengabdian kepada masyarakat. Beberapa program yang telah dilakukan oleh<br />

sivitas akademika FK Unpad, antara lain :<br />

Donor Darah<br />

Pengobatan<br />

Khitanan Masal<br />

Penyuluhan Kesehatan<br />

Jatinangor Peduli<br />

Pembangunan Kesehatan Jawa Barat Selatan<br />

Gambar :<br />

Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat<br />

di Desa Karangwangi Jawa Barat Selatan


517<br />

c. Kerjasama<br />

Salah satu bentuk keunggulan Fakultas Kedokteran Unpad di Indonesia tampak<br />

dari berbagai perjanjian dan kerjasama yang terjalin dengan institusi baik dari<br />

dalam maupun luar negeri, antara lain :<br />

• Kerjasana antar Universitas : Universiti Kebangsaan Malaysia, Gunma<br />

University, the Utrecht University, Nijmegen University, Leiden<br />

University, Tübingen University, the British Columbia University,<br />

University Health Sciences of Colorado<br />

• Kerjasama antar Lembaga Pemerintah : Departmen Kesehatan, Dinas<br />

Kesehatan Tingkat Propinsi dan Daerah, Kementrian RISTEK<br />

• Kerjasama antar Rumah Sakit dan Pusan Kesehatan : RSUP Dr. Hasan<br />

Sadikin, RSN Mata Cicendo, RS Cibabat, RS Ujungberung, RS<br />

Majalaya.<br />

• Kerjasama dengan Lembaga Kesehatan Dunia : WHO, WB, ADB<br />

Bentuk Kerjasama yang telah dilakukan dengan berbagai lembaga dalam dan<br />

luar negeri, antara lain :<br />

No. Nama Instansi Bentuk Kerjasama<br />

1 RS Hasan Sadikin RS Pendidikan<br />

2<br />

Pusat Mata Nasional RS Mata Cicendo<br />

Bandung<br />

RS Pendidikan<br />

3 RSUD Dr. Slamet / Garut RS Pendidikan<br />

4 RSUD Sumedang RS Pendidikan<br />

5 RSD Majalaya RS Pendidikan<br />

6 RSU. Swadaya Cibabat Cimahi RS Pendidikan<br />

7 RSUD.Kota Bandung RS Pendidikan<br />

8 RS. R.Syamsudin / Sukabumi RS Pendidikan<br />

9 RSUD. Cianjur RS Pendidikan<br />

10 RSUD Subang RS Pendidikan<br />

11 RSD Soreang RS Pendidikan<br />

12 RS Bhayangkara Sartika Asih RS Pendidikan<br />

13 RS Sariningsih RS Pendidikan<br />

14 RS TNI AU T.K II Dr. Salamun RS Pendidikan<br />

15 Dinkes Kab.Bandung Pendidikan<br />

16 Dinkes Kab.Sumedang Pendidikan<br />

17 Dinkes Kota Bandung Pendidikan<br />

18 F.K. UNJANI / Cimahi<br />

Penyelenggaraan<br />

Pendidikan<br />

19 Universitas Lampung (UNILA)<br />

Penyelenggaraan<br />

Pendidikan<br />

20 UNISBA / Bandung<br />

Penyelenggaraan<br />

Pendidikan<br />

21 FK Universitas Sumatera Utara Pendidikan Berbasis KBK


518<br />

No. Nama Instansi Bentuk Kerjasama<br />

22 FK Universitas Jenderal Soedirman Pendidikan Berbasis KBK<br />

23 FK Hang Tuah Surabaya Pendidikan Berbasis KBK<br />

24 Universitas Nijmegen (Belanda) Penelitian<br />

25 Universitas Maastricht (Belanda) Penelitian<br />

26 Universitas Antwerpen (Belgia) Penelitian<br />

27 Gunma University, Japan Pendidikan dan Penelitian<br />

28 Maastricht University, Netherlands Pendidikan dan Penelitian<br />

29 Eberhard-Karls-universitat Tubingen Pendidikan<br />

30 Leiden University, Netherlands Pendidikan dan Penelitian<br />

31 Erasmus University, Netherlands Pendidikan dan Penelitian<br />

32<br />

Osaka University Graduate School of<br />

Medicine<br />

Pendidikan dan Penelitian<br />

33 University Kebangsaan Malaysia, Malaysia Pendidikan dan Penelitian<br />

34. Universitas Lambung Mangkurat Pendidikan<br />

35.<br />

Faculty of Medicine, Otago University, New<br />

Zealand<br />

Penelitian<br />

36. SingHealth, Singapore Pendidikan<br />

37.<br />

Miller School of Medicine, Univ. of Miami,<br />

Florida, USA<br />

Pendidikan, Penelitian<br />

38.<br />

The research Institute of the Mc Gill<br />

University health centre<br />

Penelitian<br />

39.<br />

The research Institute of the Mc Gill<br />

University health centre<br />

Penelitian<br />

40.<br />

Prevention Control and Treatment of<br />

HIV/AIDS<br />

Penelitian<br />

41.<br />

American Academy of Anti Aging and<br />

Regenretaive Medicine and World Anti Aging<br />

Academy Pf medicine USA<br />

Pendidikan dan Penelitian


519<br />

Gambar :<br />

Penandatanganan Piaga Ejika bentuk perjanjian<br />

kerjasama beberapa institusi kesehatan<br />

Kerjasama Bidang Kemahasiswaan.<br />

Kerjasama dalam bidang kemahasiswaan telah lama berjalan dan dilakukan<br />

berkesinambungan pada setiap tahunnya dengan melakukan pertukaran<br />

mahasiswa antar kedua universitas, diantaranya ke Gunma Univerity Jepang<br />

bagi mahasiswa program sarjana dan ke Nijmegen Universiteit (Belanda)<br />

untuk mahasiswaan program profesi.<br />

Delegasi Mahasiswa FK Unpad ke Gunma Univerity Jepang


1<br />

BAB V<br />

PRESTASI FAKULTAS


520<br />

BAB V<br />

PRESTASI FAKULTAS<br />

Kiprah Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran yang telah menginjak usia<br />

55 tahun, telah banyak prestasi yang diperoleh, baik tingkat nasional maupun<br />

internasional.<br />

Beberapa prestasi yang telah dicapai oleh dosen Fakultas Kedokteran adalah<br />

sebagai berikut:<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

Prof.Dr A. Himendra Wargahadibrata,dr.,SpAn-KIC,KNA sebagai Doktor<br />

Falsafah Pengurusan Pendidikan dari Universitas Kebangsaan<br />

Malaysia.<br />

Rovina,dr.,SpPD., PhD berhasil menjadi “Young Investigation Awards-<br />

AFES” pada kongres ASIA PACIFIC ENDRORINELOGY SOCIETY<br />

tahun 2009.<br />

Herry Herman,dr.,PhD meraih predikat “The Best European Molecular<br />

Biology Organization Award” tahun 2009.<br />

Ahmad Farid, dr., PhD atas prestasinya Sebagai Pemenang Ketiga<br />

Ristek-Kalbe Science Awards 2010 kategori Best Research dengan<br />

Judul Penelitian: ‘Clinical Potential of a Novel Chemically Synthesized<br />

Sugar-Cholestanol Coumpounds Targeting Multiple Signaling Pathways<br />

to Induced Cell Death in Malignancy’<br />

Fakultas Kedokteran Unpad melalui Unit Penelitian Kesehatan dengan<br />

Program HEBAT, berhasil mendapatkan MDGS Award tahun 2013.<br />

dr. Kiki Lukman, SpB-KBD., M.Sc., Sebagai Ketua Program Studi<br />

Berprestasi Peringkat I Tingkat Universitas Padjadjaran Tahun 2013.<br />

Mahasiswa FK juga meraih prestasi baik di tingkat nasional maupun tingkat<br />

internasional. Pencapaian prestasi yang diraih antara lain :<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

Juara I Band FORSI tahun 2009 tingkat Universitas.<br />

Juara I Catur FORSI tahun 2009 tingkat Universitas.<br />

Best Essay PIM tahun 2009 tingkat Universitas.<br />

Best Essay LKMM (Latihan Ketrampilan Manajemen Mahasiswa) tahun<br />

2009 wilayah 2 ISMKI(Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia).<br />

Juara I Lomba Menulis Kritis Stove Ex 2009 pada ISMKI EXPO.<br />

Juara I Paper Competition pada Kongres AMSA International tahun<br />

2009.


521<br />

The Best Delegation on Harvard Project For Asia and International<br />

Relations di Harvard University tahun 2009 di Amerika Serikat.<br />

Juara I Mahasiswa Berprestasi tahun 2010 tingkat universitas<br />

Juara II Mahasiswa Berprestasi tahun 2010 Tingkat Nasional di Jakarta<br />

Juara I Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional ke XXIII, tahun 2010 di<br />

Denpasar<br />

Delegasi Pertukaran Pelajar Unpad-Tenri Universiti (jepang), Arief<br />

Rahman Hakim (FK 2007)<br />

Juara I “Literature Review Science Programme” Liga Medika tahun<br />

2011di Jakarta<br />

Juara I “Literature Review Science Programme” Liga Medika tahun<br />

2012 di Jakarta<br />

Juara I Tingkat Nasional Karya Tulis Ilmiah “Cancer” (2011)<br />

Finalis, “Scientific Essay Competition” tahun (2011) di UKM Malaysia<br />

Penghargaan sebagai “Best Paper” Dalam kegiatan Konferensi<br />

Internasional “Green Economy for Sustainable Development in<br />

Indonesia: Challanges and opportunities from Multidiciplinary Approach”<br />

Diselenggarakan oleh: Indonesian Scholars International Convention<br />

(ISISC), tanggal 9-11 November 2012 di London Inggris oleh Sri<br />

Hudaya Widihastha (FK 2009)<br />

Penghargaan “Best Of The Section” Youth Organizations: Problems &<br />

Coorperation Perspectives”, dalam kegiatan: Konferensi International<br />

“Altai-Asia Students Forum-Russia diselenggarakan oleh Altai State<br />

University Russia , pada bulan juni 2012 di Altai Mountain Russia, diraih<br />

oleh R. Muhammad Tanri A (FK 2007)<br />

UKM Paduan Suara Mahasiswa Senat Mahasiswa FK Unpad menjadi<br />

Juara II, Bass Terbaik dan Konduktor Terbaik tingkat Universitas<br />

Padjadjaran Tahun 2012, dalam kegiatan Harmoni Suara MAYDRASIA-<br />

Lomba Paduan Suara Antar Fakultas (LPSMAF) Unpad yang<br />

diselenggarakan oleh BEM Fakultas Ilmu Budaya Unpad, pada tanggal<br />

9 Mei 2012<br />

Paduan Suara Mahasiwa Kema Kebidanan , sebagai Juara I Tingkat<br />

Provinsi Jawa Barat tahun 2012, dalam kegiatan Lomba Paduan Suara<br />

Mahasiswa Institusi Pendidikan Kesehatan se-Jawa Barat.<br />

Diselenggarakan oleh ISMAKES Jabar, tanggal 19 Februari 2012 di<br />

Balai Pengelolaan Taman Budaya (Tea House) Bandung.<br />

Prestasi yang diraih oleh Kafilah MTQ FK Unpad menjadi Juara Umum<br />

III dalam kegiatan lomba MTQ tingkat Universitas Padjadjaran tahun<br />

2012) di Grha Sanusi Unpad Bandung<br />

Muhammad Marikar Arsy (FK 2008) sebagai Jajaka Harapan III pada<br />

pemilihan Mojang dan Jajaka Tahun 2012 Tingkat Jawa Barat.


522<br />

<br />

<br />

Suci Nurhadhiah (Dipl. Kebid) sebagai Mojang Lingkungan Hidup pada<br />

pemilihan Mojang dan Jajaka Tahun 2012 Tingkat Jawa Barat.<br />

Tim PKM Diploma Kebidanan dengan ketua FITRI NURMALASARI<br />

berhasil lolos seleksi dan didanai oleh Dirjen Pendidikan Tinggi tahun<br />

2013.<br />

Beberapa mahasiswa FK memiliki prestasi dalam bidang penulisan buku,<br />

diantaranya buku yang ditulis dan telah diterbitkan antara lain “buku saku<br />

Bahasa Sunda Untuk Praktek Kedokteran” adalah sebuah buku saku yang<br />

sangat bermanfaat dikala mereka melakukan magang di rumah sakit,<br />

puskesmas atau pusat layanan kesehatan lain di daerah. Pada buku tersebut<br />

memberikan tuntunan bagi mahasiswa dalam melakukan anamesis atau<br />

pemeriksaan kepada pasien serta iltilah kedokteran dalam bahasa sunda. Serta<br />

sebuah buku berjudul “Menjemput Takdir Sejarah Mahasiswa Kedokteran”.


523<br />

Muhammad Marikar Arsy<br />

sebagai Jajaka Harapan III Tingkat<br />

Jawa Barat<br />

Suci Nurhadhiah menyerahkan<br />

Tropi sebagai Mojang Lingkungan Hidup<br />

tingkat Jawa Barat Kepada Dekan FK<br />

Prestasi FK dalam bidang penelitian memperoleh hasil yang cukup baik, dengan<br />

diperolehnya berbagai penghargaan baik tingkat nasional maupun tingkat<br />

internasional, perolehan prestasi yang diraih tidak terlepas dengan dukungan<br />

sarana dan prasarana laboratorium yang memadai serta komitmen dari pimpinan<br />

fakultas dalam mendorong staf maupun mahasiswa dalam bidang penelitiaan<br />

antara lain :<br />

<br />

<br />

Ahmad Farid, dr., Ph.D (ketiga dari kiri) sebagai pemenang ketiga<br />

penghargaan Ristek-Kalbe Farma Science Award 2010<br />

Unit Penelitian Kesehatan FK Unpad dengan Program “HEBAT”<br />

memperoleh penghargaan MDG Award di Denpasar Bali 2013


524<br />

Ahmad Farid, dr., Ph.D (ketiga dari kiri) sebagai pemenang ketiga<br />

penghargaan Ristek-Kalbe Farma Science Award 2010<br />

Dekan FK (kedua dari kiri ) beserta staf Unit Penelitian Kesehatan FK<br />

Unpad saat menerima Penghargaan MDG Award di Denpasar Bali 2013


FAKULTAS <strong>KEDOKTERAN</strong><br />

UNIVERSITAS PADJADJARAN<br />

Jl. Raya Bandung-Sumedang KM.21<br />

Kabupaten Sumedang-Jawa Barat<br />

Indonesia<br />

Tlp. +62-22-7795595, 7796373<br />

Fax. +62-22-7795595<br />

Jl. Eijkman No. 38 Bandung 40161<br />

Jawa Barat – Indonesia<br />

Website : www.fk.unpad.ac.id<br />

e-mail : dean@fk.unpad.ac.id

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!